tata cara penggunaan perpustakaan digital bagi masyarakat€¦ · kementerian riset dan teknologi...
TRANSCRIPT
i
ii
Tata Cara Penggunaan Perpustakaan Digital Bagi
Masyarakat
Karya :
Aditia, S.Kom.,M.Si
Dr. Retnowati WD Tuti, M.Si
Editor :
Nida Handayani, SIP, M.Si
ii
Tata Cara Penggunaan Perpustakaan Digital Bagi
Masyarakat
Cetakan ke-1, Jakarta Oktober 2019
Hak cipta dilindungi Undang-Undang
Hak Penerbitan pada UM Jakarta Press
Penulis :
Aditia, S.Kom., M.Si.
Dr. Retnowati WD Tuti, M.Si
Desain Sampul :
Gusti Rahmad Rizaldy, S.Kom
Pengetikan Naskah :
Devia Andiani, S.AP
Penerbit :
UM Jakarta Press
(Anggota IKAPI)
Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) Press
Jl.KH.Ahmad Dahlan, Cirendeu, Ciputat
Tangerang Selatan 15419
Telp : 021-7492862, 7401894
ISBN : 978-602-0798-35-6
No.HKI : 000157642
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan ke Hadirat Allah SWT
yang telah memberikan karunianya, sehingga buku
referensi berjudul Tata Cara Penggunaan Perpustakaan
Digital bagi Masyarakat dapat terselesaikan.
.Perpustakaan Digital adalah sistem yang
memiliki berbagai layanan dan obyek informasi yang
mendukung akses obyek informasi tesebut melalui
perangkat digital. Untuk mempermudah akses warga
Jakarta mendapatkan buku bacaan maka pemerintah DKI
Jakarta memberikan pelayanan perpustakaan digital DKI
Jakarta yang dinamai iJakarta (Peraturan Gubernur
Provinsi DKI Jakarta Nomor 2 Tahun 2016). iJakarta
adalah aplikasi perpustakaan elektronik yang berisi bahan
pustaka elektronik yang dapat diakses melalui berbagai
jenis perangkat keras dan lunak.
Selain itu, diucapkan terimakasih kepada
Kementerian Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi
yang telah memfasilitasi Dana Penelitian Tesis Magister
2019. Demi kesempurnaan buku ini diharapkan masukan
dari bapak/ibu serta diucapkan terimakasih kepada
seluruh pihak yang telah membantu. Semoga kebaikan
dan partisipasinya mendapatkan balasan yang sesuai dari
Allah SWT
Akhirul kata, semoga buku ini bermanfaat dan
menjadi amal baik dalam rangka menyampaikan ilmu
pengetahuan kepada masyarakat..
Jakarta, Agustus 2019
Penulis
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................ iii
DAFTAR ISI .............................................................................. iv
BAGIAN 1 .................................................................................. 1
Sejarah Perpustakaan Digital....................................................... 1
BAGIAN 2 .................................................................................. 8
PENGGUNA PERPUSTAKAAN DIGITAL ............................. 8
2.1 Pelayanan Publik ................................................................... 8
2.2 Perpustakaan Digital ........................................................... 17
2.3 Peran Perpustakaan Digital ................................................. 22
BAGIAN 3 ................................................................................ 48
PERPUSTAKAAN DIGITAL DKI JAKARTA ....................... 48
3.1 Perpustakaan Digital DKI Jakarta (iJakarta) ....................... 48
3.2 Panduan Penggunaan iJakarta ............................................. 57
Feature, dibawah ini adalah welcome screen iJakarta setelah
melakukan insalasi iJakarta di smartphone. .............................. 57
BAGIAN 4 KESIMPULAN ...................................................... 84
v
4.1 Kesimpulan .......................................................................... 84
DAFTAR PUSTAKA ............................................................... 88
1
BAGIAN 1
Sejarah Perpustakaan Digital
Perpustakaan merupakan pranata masyarakat. Oleh
karena itu jika kita berbicara tentang perkembangan
perpustakaan, khususnya di Indonesia, maka ini tidak
dapat dipisahkan dari perkembangan masyarakat dan
peradabannya. Sesuai dengan sejarah peradaban
perpustakaan di Indonesia tergolong masih mudah
dibanding dengan di negara-negara Eropa dan Arab.
Awal mula perpustakaan di Indonesia tidak dapat
diketahui secara pasti, namun ada yang menyatakan
bahwa lahirnya perpustakaan di Indonesia seiring dengan
dikenalnya sistem tulisan, tapi pada akhirnya pernyataan
tersebut tidak dapat dibuktikan kebenarannya. Perjalanan
panjang sejarah telah mencatat bahwa Indonesia
mengalami pasang surut dalam membangun
peradabannya. Diawali dengan adanya hubungan dagang
antara Indonesia dengan negara-negara lainnya terutama
2
India Selatan dan Cina. Hubungan ini membawa
pengaruh yang sangat besar terhadap Indonesia baik dari
segi ekonomi, budaya, maupun agama.
Terjalinnya hubungan dagang tersebut, yang
menyebabkan masyarakat Indonesia mulai mengenai
agama Hindu da Budha yang berasal dari India Selatan.
Hal ini dibuktikan dengan adanya kerajaan-kerajaan
Hindu Budha di beberapa wilayah di Indonesia.
Tingginya peradaban dan besarnya kekuatan Nusantara
pada waktu itu, telah membawa pengaruh yang kuat
terhadap perkembangan kebudayaan, dan perkembangan
kebudayaan inilah yang mendorong embiro-embrio
perpustakaan di Nusantara. Karena pada saat itu
kebutuhan akan pelestarian budaya dan keagungan
bangsa mulai untuk dirasakan sehingga usaha-usaha
untuk menuangkan budaya dan keagungan itu dalam
bentuk tertulis mulai dilakukan.
3
Membahas tentang sejarah perpustakaan di Indonesia
tidalah mudah karena ternyata perkembangannya seiiring
dengan sejarah perjuangan bangsa Indonesia dapat
dibedakan dalam lim (5) periode yaitu: pertama, periode
sebelum zaman penjajahan (kerajaan-kerajaan lokal),
Kedua periode penjajahan Hindia Belanda, Ketiga
periode penjajahan Jepang, keempat periode sesudah
kemerdekaan, dan kelima perionde orde baru.
Setelah perpustakaan konfensional tumbuh dan
tersebar di Indonesia beriringan dengan perkembangan
teknologi yang semakin pesat, mendorong perubahan
akan perpustakaan yang lebih mudah unutk dijangkau
masyarakat. Maka dari iru muncul lah perpustakaan
digital yang diharapan mampu mempermudah
masyarakat untuk membaca buku tanpa perlu repot-repot
untuk pergih ke perpustakaan.
Gagasan yang muncul pertama kali sebagai dasar
konsep perpustakaan digital muncul pada tahun 1945
4
oleh Vannevar Bush. Bush mengeluhkan penyimpanan
informasi manual yang menghambat akses terhadap
penelitian yang sudah dipublikasikan. Oleh karena itu,
Bush ingin agar informasi atau ilmu pengetahuan yang
ada dalam berbagai bentuk dan format tersebut dapat
diorganisasikan supaya dapat dengan mudah disimpan
dan ditemuukan kembali apabila diperlukan.
Perpustakaan digital dimulai dengan otomasi
perpustakaan dimana fungsi-fungsi perpustakaan
dikerjakan dengan bantuan komputer. Otomasi
perpustakaan ini mulai berkembang pada tahun 1980-an.
Namun, pada saat itu hanya perpustakaan-perpustakaan
besar saja yang menerapkan otomasi perpustakaan
mengingat biaya investasinya yang begitu besar.
Pada awal 1990-n berkembang perangkat lunak yang
meng-otomasi hampir seluruh fungsi perpustakaan
seperti OPAC (Online Public Access Catalgue), kontrol
sirkulasi, pengadaan bahan perpustakaan, interlibrary
loan (ILL) atau pinjam antar perpustakaan, manajemen
5
koleksi, manajemen keanggotan, dan lain-lain. Dengan
pengembangan jaringan lokal (LAN) dan jaringan yang
lebih luas (Wide Area Network/WAN). Pada periode ini
komunikasi antarperpustakaan dapat dilakukan dengan
mudah dan lancar. Pada tahun 1994, Library of Congress
mengeluarkan rancangan National Digital Library dengan
menggunakan tampilan dokumen elektronik,
penyimpanan dan penelusuran teks secara elektronik, dan
teknologi lainnya terhadap koleksi cetak dan non-cetak
tertentu. Selanjutnya pada September 1995, enam
universitas di Amerika diberi dana untuk melakukan
proyek penelitian perpustakaan digital. Penelitian yang
didanai NSF/ARPA/NASA ini melibatkan peneliti dari
berbagai bidang, organisasi penerbit dan percetakan,
perpustakaan-perpustakaan, dan pemerintah Amerika
sendiri. Proyek ini cukup berhasil dan menjadi dasar
penelitian perpustakaan digital di dunia.
Perkembangan teknologi digital membawa
perubahan gaya hidup dan kebutuhan masyarakat,
6
khususnya masyarakat Jakarta sebagai kota Metropolitan
dalam mengakses informasi. Penemuan dan penggunaan
Internet sebagai media utama dalam industri digital telah
mengubah wajah dunia semakin dekat dan mudah
sehingga internet menjadi kebutuhan utama manusia
dewasa ini.
Pengguna Internet di Indonesia tumbuh bagai jamur
di musim hujan, sangat besar dari tahun ke tahun.
Menurut sumber eMarketer 2015 untuk pengguna
internet di Indonesia pada tahun 2014 sekitar 83,8 juta
sedangkan di tahun 2015 meningkat menjadi 93,4juta.
Menurut sumber Social Bakers 2013 Forbes (Digital In
Numbers Indonesia Compilation Presentation), Jakarta
menduduki peringkat kedua di dunia untuk pengguna
facebook yaitu sebesar 7,4 juta pengguna Sedangkan
pengguna facebook tertinggi adalah Bangkok sebesar 8,7
juta pengguna. Untuk pengguna twitter tertinggi adalah
Jakarta yaitu sebesar 2,4% tweet dunia, diikuti Tokyo
sebesar 2,3%, dan London 2,0%. Jakarta sebagai Ibu
7
Kota menjadi kota paling conected di dunia. Tujuan
dengan dibuatnya aplikasi iJakarta adalah memudahkan
masyarakat dalam mencari dan membaca buku dalam
genggaman. Tanpa harus macet, bayar parkir, naik
kendaraan, dll. Namun aneh nya, Jumlah pengunjung
perpustakaan digital menurun drastis. Saat Perpustakaan
Konvensional tahun 2017 perbulan 154.963 sekarang
menjadi 1.632 pengunjung perbulan. Oleh karena itu
timbul Quriousity untuk menelitinya, mungkinkah karena
kualitas pelayanan pada pengunjung kurang memadai
atau ada faktor lain.
8
BAGIAN 2
PENGGUNA PERPUSTAKAAN DIGITAL
2.1 Pelayanan Publik
Pemberian pelayanan yang baik oleh pemerintah
adalah wujud terciptanya suatu tata kelola pemerintahan
yang baik (good government). dengan demikian
diharapkan masyarakat memberikan nilai positif dalam
menciptakan dukungan penuh terhadap pemerintah.
Penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat
merupakan kewajiban utama bagi aparatur negara untuk
melaksanakannya. Dalam pelaksanaan pelayanan publik,
masyarakat sangat mengharapkan pelayanan yang
berkualitas yang diberikan oleh aparatur negara, tetapi
pada kenyataannya masyarakat masih mengeluhkan
pelayanan yang diberikan oleh aparatur negara.
Menguatnya peran Pemerintah tidak memunculkan
masalah. Persoalan baru timbul karena pada dasarnya
9
Pemerintah tidak sempurna. Kegagalan pemerintah
dalam memberikan layanan publik yang efisien, mereta
dan memuaskan disebabkan oleh berbagai faktor
(Starling, 1998). meningkatnya peran pemerintah tersebut
sangat terkait erat dengan penyediaan barang dan jasa
yang dibuthkan publik. Hal tersebut yang melahirkan
konsep barang publik dan meningkatkan kebutuhan akan
pelayanan publik.
Menurut Syarifuddin, dkk (2007;24) pelayanan
publik diartikan sebagai serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh para pejabat, penyelenggara negara atau
pemerintah mulai dari pemerintah pusat sampai
kelurahan/desa, dalam bentuk barang atau jasa, sifatnya
langsung mapun tidak langsung sesuai dengan perturan
perundang-undangan.
Kemudian pelayanan publik pada hakekatnya yaitu
pemberian pemenuhan pelayanan kepada masyarakat
yang merupakan perwujudkan kewajiban pemerintah
10
sebagai abdi masyarakat (LAN RI;2004).Sedangkan
menurut Hardiansyah (2011;15) pelayanan publik juga
diartikan sebagai pemberian layanan (melayani)
keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai
kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan
pokok dan tata cara yang telah ditetapkan.
Sementara pengertian pelayanan publik menurut
UU Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian
kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap
warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/ atau
pelayanan administrasi yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik. Secara tegas dalam
undang-undang Pelayanan Publik disebutkan tiga
pelayanan publik yaitu pelayanan barang, pelayanan jasa
dan pelayanan administrasi. Yang dimaksud Pelayanan
Barang yaitu pelayanan yang dihasilkan berbagai
bentuk/jasa barang yang menghasilkan berbagai jasa
yang dibutuhkan oleh publik; dan Pelayanan
11
Administratif adalah pelayanan yang menghasilkan
berbagai bentuk dokumen resmi yang dibutuhkan oleh
publik.
Pelayanan publik yang harus diberikan oleh
pemerintah dapat diklasifikasikan kedalam dua kategori
utama, yaitu: pelayanan kebutuhan dasar dan pelayanan
umum. Mahmudi (2005:205-210) menjelaskan sebagai
berikut:
1. Pelayanan Kebutuhan Dasar,
Pelayanan kebutuhan dasar yang harus diberikan oleh
pemerintah meliputi :
A. Kesehatan
Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar
masyarakat yang harus dipenuhi oleh pemerintah.
Kesehatan merupakan hal bagi setiap warga masyarakat
yang dilindung oleh Undang-Undang Dasar.
B. Pendidikan Dasar
Bentuk pelayanan dasar lainnya adalah pendidikan
dasar. Sama halnya dengan kesehatan, pendididkan
12
merupakan suatu bentuk investasi sumber daya manusia.
Masa depan suatu bangsa akan sangat ditentukan oleh
seberapa besar perhatian terhadap pendidikan
masyarakatnya. tingkat pendidikan juga merupakan salah
satu komponen utama dalam lingkaran kemiskinan. Oleh
karena itu, memotong lingkarang kemiskinan salah satu
caranya adalah melalui perbaikan kualitas pendidikan.
C. Bahan Kebutuhan Pokok
Selain kesehatan dan pendidikan, pemerintah juga
harus memperhatikan pelayanan kebutuhan dasar lainnya,
yaitu bahan kebutuhan pokok. Bahan kebutuhan pokok
masyarakat itu misalnya : beras, minyak goreng, minyak
tanah/gas dll. Dalam hal penyediaan bahan kebutuhan
pokok, pemerintah menjamin stabilitas harga kebutuhan
pokok masyarakat dan menjaga ketersediaan di pasar
maupun di gudang dalam bentuk cadangan atau
persediaan.
13
2. Pelayanan Umum
Selain pelayanan kebutuhan dasar, pemerintah
sebagai instansi penyedia pelayanan publik juga harus
memberiikan pelayanan umum kepada masyarakat.
Pelayanan umum yang harus diberikan pemerintah
terbagi dalam tiga kelompok, yaitu:
3. Pelayanan Administratif
Pelayanan administratif yaitu pelayanan berupa
penyediaan berbagai bentuk dokumen yang dibutuhkan
oleh publik, misalnya : pembuatan Kartu Penduduk,
Sertifikat Tanah, Akte Kelahiran, Akta Kematian, Izin
Mendidirkan Bangunan, Paspor dan sebagainya.
4. Pelayanan Barang
Pelayanan barang adalah pelayanan yang
menghasilkan berbagai bentuk/jasa barang yang menjadi
kebutuhan publik, misalnya: penyediaan tenaga listrik,
penyediaan air bersih, jaringan telepon.
14
5. Pelayanan Jasa
Pelayanan jasa adalah pelayanan yang menghasilkan
berbagai bentuk jasa yang dibutuhkan publik, misalnya :
pendididkan Tinggi dan Menengah, pemeliharaan
Kesehatan, Penyelenggaraan Transportasi, Jasa Pos,
Sanitasi Lingkunga, Persampahan, Pelayanan Sosial dan
sebaginya.
Di dalam menyelenggarakan pelayanan publik,
Lembaga Administrasi Negara dalam buku SANKRI
(2006:267) mengemukakan prinsip pelayanan publik.
Prinsip-prinsip tersebut yaitu mencangkup:
1. Kesederhanaan, yaitu meliputi prosedur pelayanan
publik tidak berbelit-belit, mudah dipahami, dan
mudah dilaksanakan; hal ini juga diungkapkan oleh
Ratminto dan Atik (2013:210) yang mengatakan
bahwa prosedur pelayanan publik harus sederhana,
tidak berbelit-belit, dan mudah dilaksakan, serta
diwujudkan dalam bangan alir yang dipampang
dalam runang pelayanan.
15
2. Kejelasan, yaitu harus diketahui secara jelas
mengenai hal-bal yang berkaitan dengan:
a) Persyaratan teknis dan administrasi pelayanan;
b) Unit kerja/pejabat yang berwenang dan
bertanggung jawab dalam memberikan
pelayanan dan penyelesaian
keluhan/persoalan/sengketa dalam pelaksanaan
pelayanan;
c) Rincian biaya pelayanan dan tata cara
pembayaran.
3. Kepastian waktu, pelaksanaan pelayanan hendaknya
dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telat
ditentukan;
4. Akurasi, produk pelayanan hhendaknya diterima
dengan benar, tepat, dan sah;
5. Keamanan, proses dan produk pelayanan hendaknya
memeberikan rasa aman dan kepastian hukum;
6. Tanggung Jawab, pimpinan penyelenggara pelayanan
atau pejabat yang ditunjuk ajib bertanggung jawab
16
atas penyelenggaraan pelayanandan penyelesaian
keluhan dalam pelaksanaan pelayanan;
7. Kelengkapan sarana dan prasarana, yaitu
ketersedianya sarana dan prasarana kerja, perlatan
kerja, dan alat pendukung lainnya yang memadai
termasuk penyediaan sarana teknologio
telekomunikasi dan informatika (telematika);
8. Kemudahan akses, tempat dan lokasi serta arana
pelayanan harus memadai, mudah dijangkau oleh
masyarakat, dan dapat memenfaatkan teknolohi
telematika;
9. Kedisliplinan, Kesopanan dan Keramahan, yaitu
pemberi pelayanan harus bersikap disiplin, sopan dan
santun, ramah serta memberikan pelayanan dengan
ikhlas; disipin adalah kesadaran dan kesediaan
seseorang mentaati semua peraturan organisasi dan
norma-norma sosial yang berlaku (Fathoni
2006:172).
17
10. Kenyamanan, yaitu lingkungan pelayanan harus
tertib, teratur, disediakan ruang tunggu yang nyaman,
bersih, rapih, lingkungan yang indah dan sehat, serta
dilengkapi dengan fasilitas pendukung pelayanan.
11. Biaya pelayanan, dalam penetapan bersaran biaya
pelayanan perlu memperhatikan hal-hal berikut:
a) Tingkat kemampuan dan daya beli masyarakat;
b) Nilai atau hara yang berkualitas atas barang
dan/jasa;
c) Rincian biaya harus jelas pelayanan yang
memerlukan tindakan seperti penelitian,
pemeriksaanm pengukuran dan pengujian;
Ditetepkan oleh pejabat yang berwenang dengan
memperhatikan prosedur sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
2.2 Perpustakaan Digital
Pengertian perpustakaan digital berkembang menjadi
sebuah organisasi yang menyediakan sumber daya,
18
termasuk didalammya staff khusus, bertugas memilih,
menyusun, dan menawarkan akses intelektual,
menerjemahkan, mendistribusikan, memelihara integritas,
menjamin keutuhan dari waktu ke waktu hasil koleksi
digital sehingga karya – karya tersebut dapat dibaca dan
secara ekonomis tersedia untuk dimanfaatkan oleh
comunitas tertentu maupun sekumpulan komunitas.
(Waters,1998).
Disampaikan oleh Cleveland (1998), bersumber pada
beberapa jurnal dan hasil diskusi sebelumnya maka
definisi karakteristik perpustakaan digital antara lain :
1. Perpustakaan digital merupakan perpustakaan
yang mewakili perpustakaan traditional yang
menyediakan baik koleksi digital dan koleksi
tradisional, termasuk koleksi media. Sehingga
perpustakaan tersebut memangkas biaya koleksi
elektronik dan biaya kertas.
19
2. Perpustakaan digital juga termasuk didalamnya
adalah materi digital yang sebenarnya berada
diluar perpustakaan secara fisik namun memiliki
link dari perpustakaan digital lainnya.
3. Perpustakaan digital juga akan berisi segala proses
dan pelayanan yang menjadi tulang belakang dan
jaringan syaraf dalam perpustakaan digital. Walau
bagaimanapun, beberapa tradisional proses yang
akan membangun pola kerja perpustakaan digital,
yang akan disempurnakan dan ditingkatkan untuk
mengakomodasi perbedaan antara media digital
yang baru dan media tradisional.
Sushan Dhakal (2007), memfokuskan pada
pemanfaatan Open Digital Library pada rencana
pendidikan masa kini, dan deskripsi teknik dari
arsitekturnya. Paper tersebut berdasarkan pada penelitian
dan pembangunan Digital Library Research Lab
menggunakan OAI_PMH dan PHP based harvester
20
Pengertian Perpustakaan Digital Istilah yang
digunakan untuk perpustakaan digital (digital library)
sering dipertukarkan dengan perpustakaan elektronik
(e-library), dan perpustakaan maya (virtual library).
Menurut Saffady, seperti yang dikutip oleh Saleh (2014)
bahwa perpustakaan digital adalah perpustakaan yang
mengelola semua atau sebagian yang substansi dari
koleksi-koleksinya dalam bentuk komputerisasi sebagai
bentuk alternatif, suplemen atau pelengkap terhadap
cetakan konvensional dalam bentuk mikro material yang
saat ini didominasi koleksi perpustakaan.
The Digital Library Federation menyatakan bahwa
perpustakaan digital adalah organisasi-organisasi yang
menyediakan sumber-sumber, meliputi staf ahli, dengan
tujuan untuk menyeleksi, membentuk, menawarkan akses
intelektual, menginterpretaskan, mendistribusikan,
memelihara integritas, dan menjaga atau memastikan
secara terus-menerus koleksi digital dapat dimanfaatkan
sehingga selalu siap sedia dan ekonomis untuk digunakan
21
oleh masyarakat terbatas atau sekelompok masyarakat
(Pendit : 2005).
Sedangkan Brian Lang seperti yang dikutip dalam
buku Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan (2007),
mengemukakan bahwa perpustakaan digital merupakan
suatu istilah yang dipakai untuk menggambarkan
penggunaan teknologi digital untuk memperoleh,
menyimpan, melestarikan, dan menyediakan akses
terhadap informasi dan materi-materi yang diterbitkan
dalam bentuk digital atau didigitalisasikan dari bentuk
tercetak, audio-visual dan bentuk-bentuk lainnya. Tujuan
utamanya adalah untuk memberikan akses kepada
seluruh pengguna, yang tentu saja diorientaikan pada
cara penyampaian dan penyebaran informasi yang cepat,
tepat, akurat dan andal.
Dari ketiga definisi di atas, dapat dipahami bahwa
perpustakaan digital merupakan perpustakaan yang
menggunakan teknologi informasi dan koleksinya dalam
22
bentuk digital, dapat diakses kapan saja dan dimana saja
serta penyebaran informasinya sangat cepat, tepat, dan
akurat.
2.3 Peran Perpustakaan Digital
Keberadaan perpustakaan digital semakin penting
dalam pemenuhan kebutuhan informasi pengguna. Di
Indonesia, terutama di lingkungan perguruan tinggi (PT),
ketersediaan bahan jenis ini semakin dirasakan
manfaatnya oleh sivitas akademika yang sebelumnya
kurang memiliki akses terhadap publikasi mutakhir
dalam bidang mereka. Disamping itu, proses transfer
informasi dalam tingkat tertentu berubah karena produser
dan pengguna sudah saling terkoneksi melalui Internet.
Perpustakaan digital secara ekonomis lebih
menguntungkan dibandingkan dengan perpustakaan
tradisional. Ada empat alasan menyatakan bahwa
perpustakaan digital lebih menguntungkan, yaitu:
23
1. Institusi dapat berbagi koleksi digital, koleksi
digital dapat mengurangi kebutuhan terhadap
bahan cetak pada tingkat lokal.
2. Penggunaannya akan meningkatkan akses
elektronik.
3. Nilai jangka panjang koleksi digital akan
mengurangi biaya berkaitan dengan
pemeliharaan dan penyampaiannya.
3 Alasan Perpustakaan Digital
Ada beberapa hal yang mendasari pemikiran tentang
perlunya dilakukannya digitasi perpustakaan adalah
sebagai berikut:
a. Perkembangan teknologi informasi di Komputer
semakin membuka peluang-peluang baru bagi
pengembangan teknologi informasi perpustakaan yang
murah dan mudah diimplementasikan oleh perpustakaan
di Indonesia. Oleh karena itu, saat ini teknologi informasi
24
sudah menjadi keharusan bagi perpustakaan di Indonesia,
terlebih untuk mengahadapi tuntutan kebutuhan bangsa
Indonesia sebuah masyarakat yang berbasis pengetahuan
- terhadap informasi di masa mendatang.
b. Perpustakaan sebagai lembaga edukatif, informatif,
preservatif dan rekreatif yang diterjemahkan sebagai
bagian aktifitas ilmiah, tempat penelitian, tempat
pencarian data/informasi yang otentik, tempat
menyimpan, tempat penyelenggaraan seminar dan
diskusi ilmiah, tempat rekreasi edukatif, dan kontemplatif
bagi masyarakat luas. Maka perlu didukung dengan
sistem teknologi informasi masa kini dan masa yang akan
datang yang sesuai kebutuhan untuk mengakomodir
aktifitas tersebut, sehingga informasi dari seluruh koleksi
yang ada dapat diakses oleh berbagai pihak yang
membutuhkannya dari dalam maupun luar negeri.
c. Dengan fasilitas digitasi perpustakaan, maka
koleksi-koleksi yang ada dapat dibaca/dimanfaatkan oleh
25
masyarakat luas baik di Indonesia, maupun dunia
internasional.
d. Volume pekerjaan perpustakaan yang akan mengelola
puluhan ribu hingga ratusan ribu, bahkan bisa jutaan
koleksi, dengan layanan mencakup masyarakat sekolah
(peserta didik, tenaga kependidikan, dan masyarakat
luas), sehingga perlu didukung dengan sistem otomasi
yang futuristik (punya jangkauan kedepan), sehingga
selalu dapat mempertahanan layanan yang prima.
e. Saat ini sudah banyak perpustakaan, khususnya di
perguruan tinggi dengan kemampuan dan inisiatifnya
sendiri telah merintis pengembangan teknologi informasi
dengan mendigitasi perpustakaan (digital library) dan
library automation yang saat ini sudah mampu membuat
Jaringan Perpustakaan Digital Nasional (Indonesian
Digital Library Network).
f. Awal adanya perpustakaan digital di Indonesia adalah
eksperimen sekelompok orang di perpustakaan pusat
26
Institut Teknologi Bandung (ITB). Mereka memprakarsai
Jaringan Perpustakaan Digital Indonesia bekerja sama
dengan Computer Network Research Group (CNRG) dan
Knowledge Management Research Group (KMRG).
Proyek ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu
pendidikan tinggi, menumbuhkan semangat berbagi
pengetahuan antar pendidikan tinggi dan lembaga
penelitian melalui pengembangan jaringan nasional
perpustakaan. Proyek kecil ini kemudian mendapat
sambutan positif dari berbagai pihak sehingga marak.
Perpustakaan yang beralamat di www.indonesiadln.org
itu melibatkan seratus lembaga lebih untuk menjadi mitra
dalam penyebaran pengetahuan berupa koleksi file digital
melalui jaringan internet. Para anggota, di antaranya
Litbang Depkes, Universitas Muhammadiyah Malang
(UMM), Magister Manajemen (MM ITB), Institut
Agama Islam Negeri (IAIN), Universitas Cendrawasih
(Uncen), Papua, Universitas Tadulako (Untan), Sulawesi
27
Tengah, dan Universitas Yarsi, Jakarta, aktif melakukan
tukar-menukar data.
Selain itu ada beberapa ada hal yang menjadi alasan
perpustakaan digital dikembangkan, antara lan :
1. Perpustakaan konvensional mempunyai kelemahan
dalam melakukan layanan, dimana ada batas fisik
dalam arti ketika pemakai dokumen membutuhkan
atau ingin menggunakannya, dia harus datang ke
perpustakaan untuk mengambilnya. Selain itu, jika
dokumen tersebut sdang dipinjam atau digunakan
orang lain, maka pengguna tersebut tidak akan dapat
menggunakkannya.
2. Perpustakaan konvensional memiliki titik cari
(access point) yang sangat terbatas. Pengguna tidak
dapat mencari melalui kata yang merupakan bagian
dari judul kombinasi dua kata, bahkan membatasi
pencarian pada tahun terbit, dan lain-lain.
28
3. Perpustakaan konvensional memerlukan kontrol
yang rumit dalam penggunannya.
4. Pada perpustakaan konvensional banyak pekerjaan
yang bersifat fisik dan memerlukan banyak tenaga
kerja.
5. Perpustakaan konvensional dengan koleksi berupa
dokumn tercetak tentu memerlukan ruangan yang
luas.
Untuk membuat dokumen digital, ada beberapa
komponen yang perlu dipersiapankan agar dalam
pembuatan dokumen lancar. Komponen tersebut antara
lain adalah :
a. Perangkat keras, terdiri atas : komputer dan alat
pemindai (scanner)
b. Perangkat lunak. Fungsi perangkat lunak ini adalah
untuk menjalankan perangkat keras. Perangkat lunak
yang diperlukan adalah Operating System seperti
29
Windows atau O/S yang lain, perangkat lunak
aplikasi, seperti MSOffice, Adobe Acrobat, dan
perangkat lunak pendukung lainnya. Adapun
spesifikasi kedua komponen tersebut adalah :
a) Untuk memanfaatkan Sistem Perpustakaan Digital,
diperlukan persyaratan di server sebagai berikut :
PC Server (P4 Dual Core, RAM 2GB, HD
250GB, CDRW)
Sistem operasi Windows atau Linux
Web Server Apache
Database Server MySQL
PHP Engine
b) Sedangkan untuk klien, dapat menggunakan PC
dengan spesifikasi minimum sebagai berikut.:
30
PC Klien (P3-1 GHz, RAM 256MB, HD
40GB)
Sistem operasi Windows atau Linux
Internet Browser (IE, Mozilla, Netscape)
Adobe Acrobat Reader
MS Office (optional)
Sedangkan prasyarat Minimal Sistem adalah :
Untuk dapat menggunakan sistem Perpustakaan
Digital diperlukan prasyarat perangkat keras dan
perangkat lunak sebagai berikut :
Server
Perangkat Keras :
Processor : Pentium 4 – 2.0 GHz,
Memori : RAM 2 GB
31
Harddisk : 250 GB
Monitor : SVGA
Resolusi 1024 x 768.
Backup : CDWriter
Perangkat Lunak :
Sistem operasi : Windows/Linux
Web server : Apache
RDBMS : MySQL
Engine : PHP
Aplikasi : SISTEM PERPUSTAKAAN DIGITAL
Client Perangkat Keras :
Processor : Pentium 3 – 1 GHz
Memori : RAM 256 MB
32
Harddisk : 40 GB
Monitor : SVGA Resolusi 1024 x 768.
Perangkat Lunak :
Sistem operasi : Windows/Linux
Browser : MS Explorer/Netscape/Opera
Reader : Acrobat Reader, MS Office.
4 Pengelolaan Dokumen Elektronik
Pengelolaan dokumen elektronik memerlukan teknik
khusus yang memiliki perbedaan dengan pengelolaan
dokumen tercetak. Proses pengelolaan dokumen
elektronik melewati beberapa tahapan, yang dapat kita
rangkumkan dalam proses digitalisasi, penyimpanan dan
pengaksesan/temu kembali dokumen. Pengelolaan
dokumen elektronik yang baik dan terstruktur adalah
bekal penting dalam pembangunan sistem perpustakaan
digital (digital library).
33
a. Proses Digitalisasi Dokumen
Proses perubahan dari dokumen tercetak (printed
document) menjadi dokumen elektronik sering disebut
dengan proses digitalisasi dokumen. Dokumen mentah
(jurnal, prosiding, buku, majalah, dsb) diproses dengan
sebuah alat (scanner) untuk menghasilkan doumen
elektronik. Proses digitalisasi dokumen ini tentu tidak
diperlukan lagi apabila dokumen elektronik sudah
menjadi standar dalam proses dokumentasi sebuah
organisasi.
b. Proses Penyimpanan
Pada tahap ini dilakukan proses penyimpanan
dimana termasuk didalamnya adalah pemasukan data
(data entry), editing, pembuatan indeks dan klasifikasi
berdasarkan subjek dari dokumen. Klasifikasi bisa
menggunakan UDC (Universal Decimal Classification)
atau DDC (Dewey Decimal Classfication) yang banyak
digunakan di perpustakaanperpustakaan di Indonesia.
34
Ada dua pendekatan dalam proses penyimpanan, yaitu
pendekatan basis file (file base approach) dan pendekatan
basis data (database approach). Masing-masing
pendekatan memiliki kelebihan dan kelemahan dan kita
dapat memilih pendekatan mana yang akan kita gunakan
berdasarkan kebutuhan.
c. Proses Pengaksesan dan Pencarian Kembali
Dokumen
Inti dari proses ini adalah bagaimana kita dapat
melakukan pencarian kembali terhadap dokumen yang
telah kita simpan. Metode pengaksesan dan pencarian
kembali dokumen akan mengikuti pendekatan proses
penyimpanan yang kita pilih. Pendekatan database
membuat proses ini lebih fleksibel dan efektif dilakukan,
terutama untuk penyimpanan data sekala besar. Disisi
lain, kelemahannya adalah relatif lebih rumitnya sistem
dan proses yang harus kita lakukan. Dan menariknya,
karena sifat pendekatan database yang memiliki
35
kebebasan terhadap data (data independence), dengan
data yang sama kita bisa membuat interface ke berbagai
aplikasi lain baik yang berbasis standalone maupun web.
5 Keunggulan dan Kelemahan Perpustaaan Digital
Perpustakaan digital merupakan perpustakaan
alternatif yang dapat merespon setiap kebutuhan pencari
informasi. Perpustakaan ini diharapkan dapat
memulihkan image negatif terhadap perpustakaan,
sehingga dapat memerankan suatu fungsi yang sangat
signifikan dalam dunia informasi, baik yang bersifat
ilmiah, hiburan ataupun fungsi-fungsi lainnya. Ada
beberapa keunggulan dikembangkannya perpustakaan
digital antara lain adalah sebagai berikut :
a. Long distance service Perpustakaan yang
menyajikan koleksi atau materi yang bersifat digital
memberikan suatu kemudahan akses jrak jauh.
36
b. Akses yang mudah Pemanfaatan teknologi digital
memberikan keleluasaan bagi pencari informasi
karena mereka dapat melakukan berbagai metode
penelusuran.
c. Murah (cost-effective) Pada awalnya, perpustakaan
digital membutuhkan pengadaan infrastruktur dan
kolesi yang cukup mahal. Akan tetapi, kemudahan
akses dan keunggulan jasa yang diberikan kepada
pemakai sangat tinggi dibandingkan dengan koleksi
lainnya, sehingga kalau dibandingkan antara
pengeluaran biaya dan manfaat serta keuntungan
yang dihasilkan.
d. Pemeliharaan koleksi secara digital Koleksi dalam
bentuk digital sangat efektif dan efisien. Perputakaan
digital memiliki peluang besar untuk memiliki dan
menyimpan berjuta-juta informasi tanpa
kekhawatiran akan kekurangan tempat. Selain itu,
peestarian koleksi berupa digital sangat mudah
37
dilakukan karena penggandaannya sangat praktis dan
tidak membutuhkan banyak biaya dan waktu.
e. Jawaban yang tuntas Pada perpustakaan digital,
setiap pengaduan atau pertanyaan yang diajukan oleh
pemakai perpustakaan akan langsung dijawab oleh
sistem yang
f. Jaringan global Salah satu bentuk jaringan global
adalah pemnfaatan akses internet. Pengguna dapat
melakukan penelusuran dan komunikasi jarak jauh
dalam rangka mendapatkan informasi.
Beberapa keunggulan perpustakaan digital
diantaranya adalah sebagai berikut. Pertama, long
distance service, artinya dengan perpustakaan digital,
pengguna bisa menikmati layanan sepuasnya, kapanpun
dan dimanapun. Kedua, akses yang mudah. Akses
pepustakaan digital lebih mudah dibanding dengan
perpustakaan konvensional, karena pengguna tidak perlu
dipusingkan dengan mencari di katalog dengan waktu
38
yang lama. Ketiga, murah (cost efective). Perpustakan
digital tidak memerlukan banyak biaya. Mendigitalkan
koleksi perpustakaan lebih murah dibandingkan dengan
membeli buku. Keempat, mencegah duplikasi dan plagiat.
Perpustakaan digital lebih “aman”, sehingga tidak akan
mudah untuh diplagiat. Bila penyimpanan koleksi
perpustakaan menggunakan format PDF, koleksi
perpustakaan hanya bisa dibaca oleh pengguna, tanpa
bisa mengeditnya. Kelima, publikasi karya secara global.
Dengan adanya perpustakaan digital, karya-karya dapat
dipublikasikan secara global ke seluruh dunia dengan
bantuan internet. Selain keunggulan, perpustakaan digital
juga memiliki kelemahan. Pertama, tidak semua
pengarang mengizinkan karyanya didigitalkan. Pastinya,
pengarang akan berpikirpikir tentang royalti yang akan
diterima bila karyanya didigitalkan. Kedua, masih
banyak masyarakat Indonesia yang buta akan teknologi.
Apalagi, bila perpustakaan digital ini dikembangkan
dalam perpustakaan di pedesaan. Ketiga, masih sedikit
39
pustakawan yang belum mengerti tentang tata cara
mendigitalkan koleksi perpustakaan. Itu artinya butuh
sosialisasi dan penyuluhan tentang perpustakaan digital.
6 Pengaruh terhadap layanan perpustakaan
Dewasa ini terjadi perubahan dalam pengelolaan
sumberdaya informasi di perpustakaan. Berbagai
sumberdaya informasi berbasis kertas (paperbased), yang
selama ini merupakan primadona perpustakaan
tradisional, sekarang telah banyak tersedia dalam format
elektronik. Kemapanan sumberdaya informasi berbasis
kertas ditantang oleh sumberdaya informasi elektronik
yang menawarkan cara yang berbeda dalam
penyimpanan dan menemubalikkan informasi.
Beranekaragam sumberdaya informasi elektronik yang
dikembangkan oleh para pustakawan, perpustakaan dan
penerbit, terutama di negara maju. Sumberdaya informasi
berkembang biak dengan sangat cepat.
40
Perkembang biakan informasi ini didukung oleh
perkembangan yang pesat di bidang teknologi informasi
dan komunikasi (TIK). Aplikasi TIK memunculkan
sistem akses dan temu-balik terhadap informasi menjadi
semakin cepat. Transfer informasi dari sumber (lokasi)
ke pengguna (end user) menjadi cepat. Situasi ini
menjadikan akses informasi elektronik semakin penting
dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat akan informasi,
tanpa mengabaikan akses informasi yang telah
berlangsung selama ini secara konvensional.
Akses terhadap sumberdaya informasi elektronik
semakin mudah karena dapat diakses secara terbuka,
multi user, unlimited access, dan dapat diakses dari jarak
jauh (remote access) tanpa harus hadir ke perpustakaan.
Sumberdaya informasi yang banyak dikembangkan oleh
perpustakaan perguruan tinggi dewasa ini meliputi :
41
a. Jurnal Elektronik (e-journal)
Jurnal elektronik adalah solusi yang dapat diterapkan
dalam mengatasi masalah tersebut. e-Journal secara
sederhana dapat diartikan sebagai penyampaian informasi
dan komunikasi atau jurnal secara online. e-Journal
menyediaka]n seperangkat alat yang dapat memperkaya
nilai suatu jurnal konvensional (terbitan dan kajian secara
mendalam) sehingga dapat menjawab tantangan
globalisasi. e-journal tidak berarti menggantikan model
jurnal konvensional, tetapi memperkuat jurnal tersebut
melalui pengelolaan penulis, karya tulis dan tanggapan
atas karya tersebut, bahkan sampai pada tingkat
mendiskusikan secara tak terbatas. DIKTI melanggan
database journal online yang Aksesnya diberika ke
perguruan tinggi di Indonesia secara gratis. Journal yang
di langgan oleh DIKTI sebagai berikut : ProQuest
(http://search.proquest.com), Cenggage
(http://infotrac.galegroup.com), EBSCO
(http://search.epnet.com)
42
b. E-Resource
Perkembangan media digital berlangsung secara
progresif dan memengaruhi berbagai aspek kehidupan
manusia termasuk berperilaku belajar dan berkeputusan.
Kenyataan ini disadari sebagai peluang oleh beberapa
perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan informasi bagi
masyarakat. Tentunya, penyediaan bahan pustaka
berformat digital yang dimiliki perpustakaan tanpa
mengabaikan akses memperoleh informasi ala
konvensional yang telah berlangsung selama ini. Upaya
memenuhi kebutuhan pemustaka, saat ini Perpustakaan
Nasional Republik Indonesia melanggan berbagai bahan
perpustakaan digital online (e-Resources) seperti jurnal,
ebook,dan karya-karya referensi online lainnya dan bisa
dimanfaatkan secara bebas dan gratis oleh pemustaka.
Silakan kunjungi menu e-resources pada situs web
Perpusnas http://e-resources.pnri.go.id/. Badan
Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi DKI
Jakarta menyediakan layanan e-resource untuk akses
43
internasional e-books dan e-journal dengan nama Jakarta
e-library dengan alamat http://elibrary.bpadjakarta.net/.
Layanan ini bersifat gratis.
c. Repositori Insitutsi
Menurut artikel yang tertulis di
http://perpuspedia.pnri.go.id, Kata repository (simpanan)
sama populernya dengan kata akses, menunjukkan betapa
konsep perpustakaan digital merupakan kelanjutan tradisi
yang sudah mengakar dalam kepustakawanan
(librarianships) universal. Istilah Institutional Repository
atau “Simpanan Kelembagaan” merujuk ke sebuah
kegiatan menghimpun dan melestarikan koleksi digital
yang merupakan hasil karya intelektual dari sebuah
komunitas tertentu. Dengan segera kita dapat melihat
kaitan antara sebuah simpanan kelembagaan dengan
preservasi digital.
44
7 Sumberdaya Informasi Perpustakaan Digital
a. Digitalisasi Dokumen
Pembuatan perpustakaan digital tidak menemui
masalah selama dokumen yang diterima berupa file
elektronik. Masalah muncul pada saat dokumen yang
diterima berupa file non-elektronik, berupa kertas atau
buku. Hal ini merupakan masalah utama yang dibahas
pada proyek-proyek penelitian, khususnya dalam
pembuatan perpustakaan digital dengan dokumen dari
perpustakaan umum atau dari grey literature.
b. Penarikan Biaya
Masalah yang terjadi pada perpustakaan digital
swasta yang menarik biaya setiap mengakses dokumen.
Solusi masalah ini akan dikembangkan pada system
electronic money.
Internet sebagai media dimana bahan digital tersedia,
standar dan teknologinya akan terus mengalami
45
pertumbuhan dan perkembangan. Ada empat hal yang
akan terjadi yang membuat Internet semakin dominant
sebagai platformbisnis. Pertama, infrastruktur Internet
akan terus menguat dan meningkat untuk menyediakan
tulang punggung berkapasitas tinggi dan aman. Kedua,
Internet akan menghubungkan dan mengintegrasikan
sistem non-Internet seperti pertukaran data elektronik dan
pemrosesan transaksi. Ketiga, Internet akan
memungkinkan pengguna mengakses informasi dan
pelayanan dapat dilakukan dari mana saja pada waktu
kapan saja menggunakan peralatan pilihan mereka.
Keempat, dengan terjadinya ledakan informasi yang
tersedia melalui Internet akan tersedia berbagai
pendekatan baru untuk menemukan dan mengindeks
informasi.
Fenomena di atas sesungguhnya telah dan akan terus
berpengaruh pada profesi perpustakaan. Pengguna
perpustakaan akan semakin tergantung pada bahan digital
dengan beberapa alasan seperti biaya, ketersediaan dan
46
kecepatan pemerolehan. Bahkan pada tingkat tertentu,
kemungkinan ketergantungan pada bahan digital akan
lebih tinggi dibandingkan terhadap bahan cetak. Oleh
karena itu, paradigma bahwa suatu perpustakaan hanya
menyediakan informasi tercetak harus diubah ke
paradigma perpustakaan juga menyediakan informasi
digital terutama yang tidak tersedia dalam bentuk
tercetak. Dengan demikian, pelayanan perpustakaan saat
ini menjadi hibrid yaitu mencakup kedua jenis
sumberdaya tersebut.
Berkaitan dengan perubahan dan perkembangan di
atas, pustakawan sudah seharusnya menerima dan
berusaha menemukan cara untuk meresponsnya secara
efektif dan inovatif dalam rangka memenuhi harapan
pengguna. Tantangan yang ditimbulkan oleh
perkembangan ini sudah seharusnya pula ditanggapi
secara proaktif oleh pustakawan, bagaimana pustakawan
merespons, bagaimana peran mereka berubah, dan
bagaimana mereka menyiasati perkembangan tersebut.
47
Pengguna dapat melakukan sendiri penelusuran, atau
dengan memesan bahan yang mereka perlukan kepada
pustakawan. Dalam kaitan ini, pengetahuan dan
pengalaman pustakawan dalam penelusuran menjadi
sangat penting karena dapat meningkatkan efisiensi
pustakawan dan pengguna. Pustakawan sesuai dengan
peran dasarnya, dalam menyediakan akses dapat
bertindak sebagai pembimbing terutama bagi pengguna
baru, konsultan seperti layaknya fungsi pustakawan
referens, pengawas untuk penggunaan yang tidak
produktif, penelusur berdasarkan pesanan pengguna,
diseminator untuk penyebarluasan informasi tentang
bahan Web, dan organisator untuk mengorganisasikan
bahan-bahan Web.
48
BAGIAN 3
PERPUSTAKAAN DIGITAL DKI JAKARTA
3.1 Perpustakaan Digital DKI Jakarta (iJakarta)
Perpustakaan Elektronik adalah perpustakaan dengan
serangkaian perangkat dan prosedur elektronik yang
berfungsi mempersiapkan, mengumpulkan, mengolah,
menganalisis, menyimpan, menampilkan, mengumumkan,
mengirimkan dan/ atau menyebarkan informasi
elektronik. Menurut Peraturan Gubernur Provinsi DKI
Jakarta Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Perpustakaan
Elektronik iJakarta. iJakarta adalah aplikasi perpustakaan
elektronik yang berisi bahan pustaka elektronik yang
dapat diakses melalui berbagai jenis perangkat keras
(multi device) maupun perangkat lunak (multi platform).
Koleksi Elektronik adalah semua koleksi
perpustakaan dalam bentuk elektronik yang dibuat,
diteruskan, dikirimkan, diterima atau disimpan dalam
49
bentuk analog, digital, elektromagnetik optikal atau
sejenisnya, yang dapat dilihat, ditampilkan dan/ atau
didengar melalui komputer atau sistem elektronik,
termasuk tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto
atau ,sejenisnya, huruf, tanda, angka, kode akses, simbol
atau perforasi yang memiliki makna atau arti.
Bahwa dalam rangka peningkatan layanan dan
pengembangan perpustakaan sesuai kemajuan teknologi
informasi dan komunikasi sebagaimana dimaksud dalam
huruf a, perlu menyelenggarakan perpustakaan berbasis
teknologi informasi elektronik;
Maksud dari perpustakaan elektronik iJakarta antara
lain :
a. Memperluas akses perpustakaan;
b. Memberikan kemudahan pemustaka;
c. Menambah pilihan/alternatif; dan
50
d. Memanfaatkan potensi pengguna internet dan media
sosial dalarn, mengembangkan minat baca masyarakat.
Tujuan perpustakaan elektronik iJakarta adalah
untuk :
a. memberikan layanan kepada pemustaka;
b. meningkatkan kegemaran membaca; dan
c. memperluas wawasan dan pengetahuan untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa.
Menurt Perraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta
Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Perpustakaan Elektronik
iJakarta, penyelenggara perpustakaan elektronik iJakarta
meliputi :
a. aplikasi iJakarta;
b. ePustaka;
c. koleksi elektronik iJakarta;
51
d. pemustaka iJakarta; dan
e. infrastruktur iJakarta.
Perpustakaan elektronik iJakarta diselenggarakan
dan dikembangkan oleh BPAD (Badan Perpustakaan dan
Arsip Daerah) Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
dan dapat bekerja sama dengan pihak lain, Perpustakaan
elektronik iJakarta bersifat terbuka dan hanya dapat
diakses oleh Pemustaka yang berada di wilayah Provinsi
DKI Jakarta. Aplikasi iJakarta dapat diakses melalui
berbagai jenis perangkat keras (multi device) dan
perangkat lunak (multi platform). Aplikasi iJakarta
meliputi:
a. media baca elektronik (e-reader);
b. fitur; dan
c. manajemen hak elektronik.
52
ePustaka adalah fitur perpustakaan elektronik di
dalam aplikasi iJakarta merupakan kumpulan koleksi
elektronik yang dihimpun sedemikian rupa oleh penyedia.
ePustaka meliputi, ePustaka BPAD (Badan Perpustakaan
dan Arsip Daerah) dan ePustaka lainnya. ePustaka BPAD
berupa koleksi perpustakaan daerah yang dikelola BPAD.
ePustaka lainnya yang ada diatara lainnya, ePustaka
instansi pemerintah, lembaga, organisasi dan/ atau
komunitas dan ePustaka tokoh atau perorangan. ePustaka
terdiri dari paling sedikit 1.000 (seribu) judul dan
masing-masing 5 (lima) eksemplar koleksi dan ditambah
paling sedikit 10% (sepuluh persen) setiap tahun serta
menjadi kewajiban dan tanggung jawab penyedian.
Koleksi elektronik iJakarta diseleksi, diolah,
disimpan, dikembangkan dan dilayani oleh BPAD.
Koleksi elektronik iJakarta dilaksanakan sesuai prosedur
penyeleksian, pengolahan, penyimpanan, pengembangan
dan pelayanan. Prosedur penyeleksian, pengolahan,
53
penyimpanan, pengembangan dan pelayanan ditetapkan
dengan Keputusan Kepala BPAD.
Pemustaka iJakartamerupakan masyarakat yang
berada di wilayah Provinsi DKI Jakarta. Pemustaka dapat
mengunduh aplikasi iJakarta melalui sumber resmi
(market place) yang ditentukan oleh BPAD, pemustaka
harus menjadi anggota ePustaka yang ada pada iJakarta,
dan ketentuan lebih lanjut yang bersifat teknis mengenai
anggota ePustaka sebagaimana ditetapkan dengan
Keputusan Kepala BPAD.
Infrastruktur iJakarta menurut peraturan Gubernur
Provinsi DKI Jakarta Nomor 2 Tahun 2016 Tentang
Perpustakaan Elektronik iJakarta terdiri dari
a. server, yang terdiri atas :
1. server sistem, yang berfungsi untuk authentification,
antivirus, security, load balancing, certificate/opensource,
file, printing, communication, proxy.
54
2. server aplikasi, yang terdiri atas :
a) server sumber (source), yang berfungsi untuk database,
legacy, directory dan ftp;
b) server integrasi, yang berfungsi untuk EAI, directory,
wireless, business intelligence dan data wareho-use; dan
c) server bisnis, yang berfungsi untuk aplikasi (web
based atau GUI) kalender dan mail.
b. jaringan, yang meliputi :
1. Local Area Network (LAN);
2. Wide Area Network (WAN);
3. Layanan komunikasi data; dan
4. Media komunikasi data.
c. data center/ruang server; dan
d. ckoneksi internet.
55
Seleksi Koleksi Perpustakaan Elektronik atau iJakarta
dilakukan oleh Tim Seleksi, tim Seleksi dibentuk dan
ditetapkan dengan Keputusan Kepala BPAD. Kerja sama
atas pemeliharaan dan pengoprasian ePustaka dalam
iJakarta dapat dikerjasamakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan, meliputi :
a. pengembangan aplikasi;
b. pengaciaan dan pemeliharaan infrastruktur;
c. pengaciaan koleksi; dan
d. penyediaan ePustaka.
Pembiayaan pelaksanaan Peraturan Gubernur ini
deibebankan pada, Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan
Sumber lain yang sah dan tidak mengikat. Perpustakaan
elektronik iJakarta dibina oleh BPAD bersama KPAK di
Masing Kota/Kabupaten Administrasi melakukan
pembinaan terhadap penyelenggaraan perpustakaan
56
elektronik iJakarta, dalam melakukan pembinaan
terhadap penyelenggaraan perpustakaan elektronik
iJakarta dapat melibatkan SKPD/UKPD terkait. Dan
untuk pengendalian serta pengawasan dilakukan oleh
BPAD bersama KPAK di masing-masing
Kota/Kabupaten Administrasi melakukan pengendalian
dan pengawasan teknis terhadap penyelenggaraan
perpustakaan elektronik iJakarta. Dalam melakukan
pengendalian dan pengawasan teknis terhadap
penyelenggaraan perpustakaan elektronik iJakarta dapat
melibatkan SKPD/UKPD terkait, salah satu pengawasan
yang dilakukan yaitu:
1. Pengawasan fungsional terhadap penyelenggaraan
perpustakaan elektronik iJakarta dilaksanakan oleh :
a. Lembaga negara yang berwenang memeriksa
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara;
dan b. Aparat pengawasan internal pemerintah.
57
2. Pengawasan fungsional dilaksanakan sesuai dengan
tugas, fungsi, wewenang dan tanggung jawab
masing-masing berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
3.2 Panduan Penggunaan iJakarta
Feature, dibawah ini adalah welcome screen iJakarta
setelah melakukan insalasi iJakarta di smartphone.
Gambar 3.1 Tampilan Aplikasi iJakarta
58
Registrasi / Sign up
Untuk memulai menggunakan aplikasi iJakarta ini,
terlebih dahulu melakukan langkah seperti diatas, jika
belum terdaftar dalam aplikasi iJakarta maka langkah
selanjutnya setelah menekan tombol connect with
facebook dan connect with email makan setelah itu
masuk form registrasi.
Gambar 3.2 Dashboard, Profile Setting dan Edit
Photo
Dashboard terdiri dari beberapa fitur didalamnya
antara
59
lain profile, notification, balance, status badges, book to f
inish, listfollowers, list following. Profile Setting
merupakan pengaturan akun profile. Beberapa
pengaturan antara lain,
avatar, username, email address, live in, password, biogra
fi. Edit Photo digunakan untuk mengubah Photo profile
Gambar 3.3 Edit Password dan Notifkasi
60
Change Password digunakan untuk mengubah
password malam dengan yang baru. Notifikasi
merupakan informasi pemberitahuan yang bersifat
pribadi, informasi pemberitahuan yang akan masuk
kedalam notifikasi adalah :
- Comment
- Share-Recommend
- New Follower
- Status Badges
- Message
- Like Comment
Inbox merupakan fitur yang digunakan untuk
melakukan percakapan dengan user lain. Untuk memulai
percakapan dengan user yang belum pernah chat, bisa
dilakukan dengan cara masuk ke user profile yang akan
61
di ajak chat. klik tombol chat( ) yang ada di sebelah
kanan atas User Profile, maka akan masuk ke halaman
chat.
3.4 Status Badges
Status Badges merupakan level baca user , ada
beberapa level baca di iJakarta yaitu Newbie, Bookworm,
62
dan Socializer. Jika ingin naik level maka user harus
memenuhi beberapa persyaratan,
Newbie to Bookworm
- Complete Profile
- Posted > 5 Comments
- Download 10 books to shelf
- Open/Read 5 Books
- Topped Up Voucher
Bookworm to Socializer
- Follow 10 People
- Share 10 Times
- Recommend 5 Books
- Get 10 Followers
63
Book to Finish
Book to Finish merupakan kumpulan buku-buku
yang telah dimiliki. Di dalam book to finish terdapat
informasi persentase baca buku, serta batas akhir pinjam
buku (bila buku tersebut dipinjam dari ePustaka dan
rental di store)
List Followers/Following
List Followers/Following merupakan daftar user
yang sudah di mengikut anda atau yang anda ikuti.
64
Gambar 3.5 List Follower
Gambar 3.6 Store
65
Library merupakan katalog buku serta berperan
sebagai store dalam iJakarta. Library terdiri dari beberapa
fitur seperti kategori, search book, recommended book.
- Search Book
Search book digunakan untuk melakukan pencarian
buku. Untuk melakukan pencarian, silakan masukkan
kata kunci dari buku yang ingin dicari misal : buku yang
66
dicari dengan kata kunci “fisika”. Berikut tampilan
setelah dilakukan pencarian dengan kata kunci “fisika”.
Gambar 3.7 Books Category
Untuk mencari buku berdasarkan kategorinya, klik
salah satu kategori yang ada di samping kiri. Terdapat
kategori buku umum, magazine, dan komik ePustaka
67
ePustaka merupakan kumpulan instansi atau penerbit
yang sudah bekerjasama dengan iJakarta. Perhatikan
gambar diatas, didalam halaman ePustaka, terdapat
beberapa list penerbit/instansi yang sudah bekerjasama.
Untuk masuk ke halaman ePustaka silakan pilih tab
“ePustaka” yang ada di library.
68
Silakan pilih salah satu ePustaka misalkan :
Pustakamaya , setelah itu akan muncul detail ePustaka
yang didalamnya terdapat
beberapa,fitur,seperti Follow ePustaka, List Book, List F
ollowers, List Comment, Join ePustaka.
Gambar 3.8 Book Detail
69
Untuk mendapatkan detail dari suatu buku, pilih
salah satu cover buku yang ingin anda lihat detailnya.
Setelah itu akan muncul detail informasi, yaitu judul
buku, pengarang buku, ISBN, penerbit, tanggal terbit,
rating buku, dan harga buku, synopsis, Want List (List
yang menginginkan buku tersebut), is Read (yang sedang
membaca buku tersebut), has Read (yang selesai
membaca buku tersebut), review.
Share
Share merupakan fitur untuk berbagi info tentang
detail sebuah buku. User dapat membagikan info detail
buku lewat facebook, twitter, email, dan recommend.
Share – Recommend
Share recommend digunakan untuk membagikan
informasi buku dengan cara mengirimkan ke notifikasi
user yang sudah memfollow dan di follow oleh anda.
70
Follow/Unfollow
Follow digunakan untuk mengikuti dan mendapatkan
informasi terbaru dari user lain, ePustaka, Author.
Caranya bagaimana ? Silakan masuk ke user profile yang
terdiri dari informasi user (username, status badges,
deskripsi, want list, list follower, list following, dan list
71
reading serta tombol follow. Nah, tombol follow inilah
yang digunakan untuk memfollow user lain.
Shelf
Shelf merupakan kumpulan koleksi buku yang sudah
dimiliki (current), koleksi yang diinginkan (want), serta
koleksi yang sudah selesai dibaca(history).
- Current merupakan koleksi buku yang sudah
dimiliki dengan cara buy , rent maupun borrow. Pada
72
Current, user dapat menghapus koleksi buku yang
mungkin sudah tidak ingin dibaca lagi, cukup mudah
untuk melakukan penghapusan koleksi buku dengan
menggunakan tombol info yang ada di halaman current
- Want merupakan koleksi buku yang diinginkan
oleh user tetapi belum
melakukan buy, rent ataupun borrow.
- History merupakan koleksi buku yang sudah selesai
dibaca dengan persentase book finish 100%. Pada history,
user dapat juga menghapus koleksi buku-buku yang
sudah selesai dibaca tersebut.
73
eReader
eReader merupakan fitur baca buku yang dilengkapi
dengan TOC
(Table Of Content), Change Font Style, Change Font Typ
e, LineSpasing, Change Theme, Bookmark, Search.
TOC (Table Of Content)
74
Table Of Content merupakan Daftar Isi dari sebuah
buku, berikut tampilannya :
- Bookmark
Bookmark merupakan suatu penanda pada buku,
digunakan untuk menandai suatu halaman pada buku
sehingga memudahkan dalam membuka halaman tersebut
75
ketika ingin membaca kembali. Cukup mudah mengenali
halaman mana yang sudah ditandai.
Dalam tampilan diatas, terlihat sekali perbedaan
ketika buku di bookmark dan belum di bookmark.
- Change Style
76
Change Style merupakan fitur untuk merubah font
style, Font Size, Line Spasing.
- Change Theme
Change Theme merupakan fitur untuk
merubah theme background , brightnes.
77
Untuk thema background ada 3 macam jenis thema
yaitu white, sephia, night.
- Search
Search digunakan untuk mencari kata. Klik tombol
search( ) yang ada di sebelah kanan atas. Ketikkan
kata kunci yang akan di cari. Text yang sesuai dengan
78
kata kunci yang di masukkan akan terblok dengan warna
merah muda.
- Memo
memo digunakan untuk menandai kata - kata yang
penting dalam buku. Blok kata - kata yang penting, klik
kanan di area yang di blok. Akan keluar pilihan, yaitu
memo dan share. Klik memo maka kata - kata tersebut
telah masuk ke dalam memo.
- Share Facebook
Share Text dalam reader digunakan untuk
membagikan kata - kata yang ada di dalam buku. text
dapat dibagikan memalui 4 media, yaitu melalui
Facebook, twitter, Link In, dan Email. Blok kata yang
akan dibagikan. Klik kanan pada kata yang di blok. Klik
salah satu media untuk membagikan kata tersebut. Akan
muncul halaman browser yang berisikan kata - kata yang
telah di blok tadi.
79
Feeds
Feed merupakan kumpulan informasi yang bersifat
public (umum). Informasi yang termasuk kedalam feed
adalah:
- Followers menambahkan buku
- Followers join ePustaka
80
- Perubahan Status Badges User
- Buku-buku baru yang ditambahkan di ePustaka
yang diikuti
- Pemberitahuan dari admin IJakarta.
Author Profile
Author Profile merupakan halaman author yang
berisi profile singkat, tanggal lahir, umur serta buku-buku
yang ditulis oleh penulis. Pada author page disediakan
juga tombol follow sehingga user bisa langsung
berinteraksi dengan penulis buku.
User Profile
81
User Profile merupakan halaman user yang berisi
profile singkat, status badges (level baca), Kota
Tinggal, Want List, List Read, List Followers, Following.
Pada user profile disediakan juga tombol follow sehingga
user bisa berinteraksi dengan user lain.
82
Note
Note digunakan untuk menyimpan catatan.
Jakarta Offline
Aplikasi iJakarta ini selain dipergunakan dalam
kondisi terkoneksi dengan akses internet atau Online,
iJakarta ini bisa digunakan dalam keadaan tanpa koneksi
83
internet atau offline akan tetapi ada batasan akses saat
iJakarta tidak mendapatkan akses internet, adapun
iJakarta bisa digunakan hanya sebatas membaca buku
dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Sudah masuk dalam ke iJakarta ketika masih
menggunakan iJakarta
2. Sudah mendownload atau mengunduh buku.
84
BAGIAN 4 KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Awal mula perpustakaan di Indonesia tidak dapat
diketahui secara pasti, namun ada yang menyatakan
bahwa lahirnya perpustakaan di Indonesia seiring dengan
dikenalnya sistem tulisan, tapi pada akhirnya pernyataan
tersebut tidak dapat dibuktikan kebenarannya. Perjalanan
panjang sejarah telah mencatat bahwa Indonesia
mengalami pasang surut dalam membangun
peradabannya. Diawali dengan adanya hubungan dagang
antara Indonesia dengan negara-negara lainnya terutama
India Selatan dan Cina. Hubungan ini membawa
pengaruh yang sangat besar terhadap Indonesia baik dari
segi ekonomi, budaya, maupun agama.
Terjalinnya hubungan dagang tersebut, yang
menyebabkan masyarakat Indonesia mulai mengenai
agama Hindu da Budha yang berasal dari India Selatan.
Hal ini dibuktikan dengan adanya kerajaan-kerajaan
85
Hindu Budha di beberapa wilayah di Indonesia.
Tingginya peradaban dan besarnya kekuatan Nusantara
pada waktu itu, telah membawa pengaruh yang kuat
terhadap perkembangan kebudayaan, dan perkembangan
kebudayaan inilah yang mendorong embiro-embrio
perpustakaan di Nusantara.
Perkembangan teknologi digital membawa
perubahan gaya hidup dan kebutuhan masyarakat,
khususnya masyarakat Jakarta sebagai kota Metropolitan
dalam mengakses informasi. Penemuan dan penggunaan
Internet sebagai media utama dalam industri digital telah
mengubah wajah dunia semakin dekat dan mudah
sehingga internet menjadi kebutuhan utama manusia
dewasa ini.
Jakarta sebagai Ibu Kota menjadi kota paling
conected di dunia. Tujuan dengan dibuatnya aplikasi
iJakarta adalah memudahkan masyarakat dalam mencari
dan membaca buku dalam genggaman. Tanpa harus
86
macet, bayar parkir, naik kendaraan, dll. Namun aneh
nya, Jumlah pengunjung perpustakaan digital menurun
drastis. Saat Perpustakaan Konvensional tahun 2017
perbulan 154.963 sekarang menjadi 1.632 pengunjung
perbulan. Oleh karena itu timbul Quriousity untuk
menelitinya, mungkinkah karena kualitas pelayanan pada
pengunjung kurang memadai atau ada faktor lain.
Perpustakaan Digital adalah sebuah sistem yang memiliki
berbagai layanan dan obyek informasi yang mendukung
akses obyek informasi tesebut melalui perangkat digital.
Tetapi setelah dibuat perpustakan digital atau iJakarta
minat dari warga ibu kota untuk membaca malah
menurut dibandingan dengan sebelum adanya
perpustakaan digital, warga Jakarta masih senang
menggunakan fasilitas perpustakaan konfensional
dibanding dengan perpustakaan digital. Salah satu faktor
kurangnya minat dari warga ibu kota untuk mengakses
iJakarta salah satunya karena sosialisasi dari pemerintah
yang masih kurang banyak dari warga ibu kota yang
87
tidak mengetahui adanya layanan perpustakaan digital
yang dibuat oleh pemerintah untuk mempermudah akses
warga membaca.
88
DAFTAR PUSTAKA
Bafadal, Ibrahim. 2006. Pengelolaan Perpustakaan
Sekolah. Jakarta: Bumi
Aksara. Darmono. 2001. Manajemen dan Tata Kerja
Perpustakaan Sekolah.Jakarta: Gramedia
Widasarana Indonesia.
Darmono. 2007. Menjadi Pintar: Perpustakaan Sekolah
sebagai Sumber Belajar Siswa. Malang:
Penerbit Universitas Negeri Malang (UM
Press).
Wahono, Romi Satria. Teknologi Informasi untuk
Perpustakaan : Perpustakaan Digital adan
Sistem Otomasi Perpustakaan
Yani, Ahmad. 2014. Pengaruh Teknologi Informasi
Terhadap Mutu Layanan Perpustakaan
Perguruan Tinggi.
89
Yuadi, Imam. tt. Perpustakaan Digital : paradigma,
konsep dan teknologi informasi yang
digunakan.
http://journal.unair.ac.id/filerPDF/
PERPUSTAKAAN DIGITAL.pdf. diakses
tanggal, Juni 2015.
Cleveland, G. (1980). Digital Libraries: Definitions,
Issues And Challenges,
http://archive.ifla.org/vi/5/op/udtop8/udto
p8.htm
Donald, W. (1998). The Digital Library Federation:
Program Agenda. Washington, D.C.:
Council on Library and Information
Resources.
Retnowati Wd Tuti. 2004. Textbook of Public Service.
Jakarta. UMJ Press
90
Retnowati Wd Tuti. 2018. Penggaduan Penghuni
Rusunawa Perspektif Agama. Jakarta. UMJ
Pres.
https://ijakarta.id/howto.html
Jurnal
Eri Zuliarso dan Herny Februariyanti. Sistem Informasi
Perpustakaan Buku Elektronik Berbasis Web.
Jurnal Teknologi Informasi Dinamik
Volume 18, No.1, Januari 2013 : 46-54
ISSN : 0854-9524.
Retnowati Wd Tuti, 2013. Penyelenggaran Pelayanan
Publik di Kabupaten Bogor. Program
Doktor Ilmu Administrasi, Universitas
Brawijaya Malang.
Adit. Kualitas Pelayanan Perpustakaan Elektronik
(iJakarta) di DKI Jakarta. Tahun 2019
91
Dokumen
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 2
Tahun 2016 Tentang Perpustakaan
Elektronik iJakarta.