teori belajar perilaku

5
9/27/2013 1 1. Pengertian Belajar 2. Evolusi Teori Belajar Perilaku 3. Beberapa Prinsip Belajar Perilaku IKHTIAR SARI TILAWA 137895005 TEORI BELAJAR PERILAKU 1. PENGERTIAN BELAJAR Apa belajar itu ? Belajar adalah perubahan di dalam diri seseorang yang disebabkan oleh pengalaman (Mazur,1990;Rock In,1987). (I KETUT BUYASA, IKIP SURABAYA (1998), Hal. 4) BELAJAR BUKAN BELAJAR BELAJAR (I KETUT BUYASA, IKIP SURABAYA (1998), Hal. 5) Disengaja Tak disengaja. Hipotesis deduktif : Bahwa belajar adalah perubahan seseorang yang terjadi berdasarkan pengalaman orang tersebut. Pertanyaan : 1. Kenapa pengalaman merangkak dan berjalan pada bayi tidak dapat disebut belajar? 2. Mengapa takut pada anak ketika melihat jarum suntik dokter dapat dikatakan belajar?

Upload: ista

Post on 27-Oct-2015

125 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: TEORI BELAJAR PERILAKU

9/27/2013

1

1. Pengertian Belajar2. Evolusi Teori Belajar Perilaku3. Beberapa Prinsip Belajar Perilaku

IKHTIAR SARI TILAWA 137895005

TEORI BELAJAR PERILAKU

1. PENGERTIAN BELAJAR

Apa belajar itu ?

Belajar adalah perubahan di dalam diri seseorang yang disebabkan olehpengalaman (Mazur,1990;Rock In,1987).

(I KETUT BUYASA, IKIP SURABAYA (1998), Hal. 4)

BELAJAR BUKAN BELAJAR

BELAJAR

(I KETUT BUYASA, IKIP SURABAYA (1998), Hal. 5)

Disengaja

Tak disengaja.

Hipotesis deduktif : Bahwa belajar adalah perubahan seseorang yang terjadi berdasarkan pengalaman orang tersebut.

Pertanyaan :

1. Kenapa pengalaman merangkak dan berjalan pada bayi tidak dapatdisebut belajar?

2. Mengapa takut pada anak ketika melihat jarum suntik dokter dapatdikatakan belajar?

Page 2: TEORI BELAJAR PERILAKU

9/27/2013

2

2. EVOLUSI TEORI BELAJAR PERILAKU

1. Ivan Pavlov (Pembiasaan Klasik) 1849-1936

Contoh :

Sebelum kondisi : menyodorkan stimulus takterkondisi (daging) menghasilkan respon takterkondisi (mengeluarkan air liur); menampilkanstimulus netral (bunyi bel), anjing tidakmengeluarkan air liur

Selama pengkondisian : Bel dibunyikan bersamaandengan daging ditaruh dekat mulut anjing; yang mula-mula stimulus netral (bel), akhirnya menjadistimulus terkondisi

Setelah pengkondisian : Memperdengarkanstimulus terkondisi (suara bel), menghasilkanrespon terkondisi (meneteskan air liur)

(I KETUT BUDAYASA, IKIP SURABAYA (1998), Hal. 7-9)

2. Edward L. Thorndike (Hukum Pengaruh)

Hukum pengaruh Thorndike menyatakan bahwa :

“jika suatu tindakan diikuti oleh hal yang memuaskan(menyenangkan) dalam lingkungan, makakemungkinan tindakan itu akan di ulangi dalamsuasana serupa, akan meningkat. Sebaliknya, jikasuatu perilaku di ikuti oleh hal yang tidakmenyenangkan dalam lingkungan, maka kemungkinantindakan itu di ulangi lagi, akan menurun.”

Contoh :

Kucing yang ditempatkan dalam suatu kotak dankucing tersebut harus keluar kotak itu untukmendapatkan makanan, kucing tersebut belajarbagaimana keluar dari kotak lebih cepat dengancara mengulangi perilaku-perilaku yang dapatmenggiringnya keluar dari kotak, dan tidakmengulangi perilaku yang tidak efektif .

(I KETUT BUDAYASA, IKIP SURABAYA (1998), Hal. 10-11)

(I KETUT BUDAYASA, IKIP SURABAYA (1998), Hal. 11-13)

3. B. F. Skinner (Pengkondisian Operan)

Jika perilaku seseorang segera diikutioleh konsekuensi-konsekuensi yangmenyenangkan, maka orang tersebutcenderung akan lebih seringmengulangi perilaku tersebut (B.F .Skinner, 1904-1936)

Contoh :

Dalam kotak Skinner berisi batangan yang mudah ditekan dan tempat makanan.Kotak ini dirancang hingga tikus tidak dapat melihat atau mendengar sesuatu yangada di luar kotak. Bila tikus menekan batangan secara tidak sengaja maka akanmendapatkan makanan, selanjutnya bila tikus menekan lebih sering dan setiapmenekan maka akan mendapatkan makan. Perilaku tikus telah terkondisi, menguatkanperilaku menekan batangan dan melemahkan semua perilaku lain (berkeliling dalamkotak)

• Hipotesis deduktif:

• Pertanyaan :

Bagaimana penerapan teori pembelajaran Skinner pada proses pembelajaran di sekolah?

PENCETUS TEORI KONSEP

PavlovPengkondisian

KlasikAsosiasi dari suatu rangsangan netral dengan suatu rangsangantak terkondisi untuk menghasilkan respon terkondisi

ThorndikeHukum

Pengaruh

Apabila suatu tindakan diikuti oleh suatu perubahan yang menyenangkan di dalam lingkungan itu, peluang bahwatindakan itu akan diulang dalam situasi yang serupa bertambahbesar

SkinnerPengkondisian

OperanKonsekuensi dari perilaku seseorang memegang perananpenting dalam penentuan perilaku seseorang di kemudian hari

Page 3: TEORI BELAJAR PERILAKU

9/27/2013

3

3. BEBERAPA PRINSIP TEORI BELAJAR PERILAKU

Konsekuensi

Suatu kondisi yang mengikuti suatu perlakuan dan mempengaruhi frekuensi perilaku yangakan datang.

Konsekuensi-konsekuensi yang menyenangkan akan “memperkuat” perilaku Konsekunsi-konsekuensi yang tidak menyenangkan akan “memperlemah” perilaku

Penguat (reinforcer)

Suatu konsekuensi menyenangkan yang dapat mempertahankan atau

meningkatkan suatu perilaku

a. Penguat Primer : Konsekuensi yang memuaskan kebutuhan dasar (makanan, air)

b. Penguat Sekunder : Konsekuensi yang diketahui ada nilainya setelah diasosiasikandengan penguat lain (uang)

c. Penguat Positif : Konsekuensi yang diberikan untuk menguatkan perilaku

d. Penguat Negatif : Pembebasan dari situasi yang tak menyenangkan untuk menguatkanperilaku

Prinsip Premack

Menggunakan aktivitas yang disenangi untuk menguatkan partisipasi dalam aktivitas-aktivitas yang kurang disenangi

Contoh : Pelajaran matematika di SD dikaitkan dengan pelajaran musik yang menyenangkan

Pelaksanaan Penguatan dalam Praktek di Kelas

Prinsip ini nampaknya sederhana, tetapi dalam pelaksanaannya tidak mudah. Misalnyabeberapa guru bersikap bahwa penguatan tidak perlu. Prinsip utama dari penggunaanpenguatan untuk meningkatkan perilaku yang diinginkan dalam kelas, adalah sebagaiberikut :

1. Tetapkanlah perilaku apa yang anda inginkan dari para siswa, dan perkuat perilaku ituapabila perilaku itu muncul. Misalnya beri pujian atau penghargaan bila seorangsiswa berhasil menyelesaikan pekerjaan dengan baik.

2. Beritahu siswa perilaku-perilaku apa yang anda ingnkan untuk dilakukan mereka danbila mereka melakukannya katakanlah pada meraka mengapa hal itu anda lakukan.

II KETUT BUDAYANA, IKIP SURABAYA (1998) HAL. 17

• Hukuman

Penggunaan konsekuensi yang tak menyenangkan untuk memperlemahperilaku

a. Hukuman Paksaan ( Presentation Punishment)

Hukuman dengan menggunakan konsekuensi-konsekuensi yang tidakmenyenangkan.

Contoh : Seorang anak bercakap-cakap saat pelajaran sedang berlangsung, lalu anak itu diperintahkan untuk menulis 100 kali kalimat: “Saya tidak akanbercakap-cakap di dalam kelas”.

b. Hukuman Larangan (Removel Punishment)

Hukuman dalam bentuk penghapusan penguatan.

Contoh : Seorang anak tidak boleh ikut istirahat sewaktu jam istirahatberlangsung

II KETUT BUDAYANA, IKIP SURABAYA (1998) HAL. 19

Konsekuensi Dalam Pembelajaran Perilaku

Memperkuat Perilaku Memperlemah Perilaku

Penguatan PositifContoh : memberi hadiah atau pujian

Penguatan NegatifContoh : membebaskan diri dari tugas atau

dari situasi yang tidak diinginkan

Tidak ada penguatanContoh : Pengabaian

Hukuman LaranganContoh : Melarang melakukan tugas atau

situasi yang diinginkan

Hukuman PaksaanContoh : memaksa melakukan tugas atau

situasi yang tidak diinginkan

Pertanyaan :1. Apa perbedaan penguatan negatif dengan hukuman?2. Bagaimana penerapan prinsip premack di sekolah kejuruan ?

II KETUT BUDAYANA, IKIP SURABAYA (1998) HAL. 17

Page 4: TEORI BELAJAR PERILAKU

9/27/2013

4

Kesegaran Konsekuensi – Konsekuensi

Prinsip yang sangat penting dalam teori belajar adalah konsekuensi yang langsung

diberikan segera setelah perilaku tertentu, mempengaruhi perilaku lebih banyak, di

bandingkan dengan konsekuensi yang ditunda.

Satu penguatan lebih kecil, yang diberikan segera, pada umumnya mempunyai efek

yang jauh lebih besar dibandingkan dengan penguatan besar yang diberikan

tertunda (Kulik dan Lulik 1988).

Sementara itu Leach and Graves (1973) menunjukkan bahwa umpan balik segera

dapat merupakan penguyatan yang efektif dibandingkan umpan balik tertunda.

Umpan balik segera mempunyai paling sedikit dua tujuan, yaitu :

1. Umpan balik dapat membuat hubungan antara perilaku badan konsekuensi jelas.

2. Umpan balik segera meningkatkan nilai informasi umpan balik itu.

• Dalam studi Leach Graves (1973), umpan balik segera tidak hanyamotivasi anak-anak menulis kalimat boleh jadi juga memudahkanmerekan menggunakan informasi-informasi tentang pembetulan darikalimat-kalimat mereka untuk meningkatkan kemampuan menulismereka di masa mendatang

(I KETUT BUYASA, IKIP SURABAYA (1998), Hal.25)

PEMBENTUKAN

Kata pembentukan digunakan dalam teori belajar perilaku mengacu pada pelajaranketerampilan dan perilaku baru, dengan cara memberikan penguatan pada siswa untukmencapai perilaku akhir yang diinginkan.

Contoh: Mengajar anak untuk mengikat tali sepatunya, kita tidak hanya menunjukkan padaanak bagaimana cara mengikat tali sepatu, kemudian menunggu untukmemberikan penguatan pada saat anak itu berhasil meningikat sendiri talisepatunya. Lebih baik kita memberikan penguatan ketika anak itu berhasilmemasukkan tali tersebut kelubang pertama, kemudian saat berhasil memasukkantali kebeberapa lubang berikutnya dan seterusnya, sampai anak tersebut dapatmelakukan seluruh tugas tersebut. Dengan demikian, kita hendaknya membentukperilaku anak dengan cara memberikan penguatan pada semua langkah yang mengarah pada terciptanya tujuan akhir.

II KETUT BUDAYANA, IKIP SURABAYA (1998) HAL. 26

Dalam pembelajaran di kelas, pembentukan merupakan alat yang sangat penting.

Contoh : kita menginginkan siswa dapat menulis paragraf yang terdiri dari sebuah kalimattopik, tiga rincian pendukung, dan sebuah kalimat kesimpulan. Dalam hal inisebaiknya guru mengajarkan bagaimana menulis topik, kemudian rincianpendukung, dan kalimat kesimpulan.

Awalnya anak diminta mempertanggung jawabkan isi paragraf. Kemudian syarat untukpenguatan dapat ditingkatkan, meliputi tata bahasa dan tanda baca. Akhirnya pengejaandapat disertakan sebagai sebagai kriteria untuk sukses. Pada satiap tahap, siswa akan mempunyai kesempatan yang baik untuk memperolehpenguatan karena kriteria untuk memperoleh penguatan berada dalam jangakuanmereka. Prinsipnya disini adalah anak harus diberi penguatan untuk perilaku-perilakuyang berada dalam kemampuannya saat ini dan juga mengembangkan mereka kearahketerampilan-keterampilan baru.

Berikut adalah langkah-langkah yang ditempuh dalam pembentukkan suatu perilaku baru,

1. Tetapkan tujuan anda buat itu sekhusus mungkin

2. Dapatkan kedudukan siswa sekarang. Apa yang mereka ketahui ?3. Kembangkan suatau rangkaian langkah-langkah yang akan dapat digunakan sebagai

anak tangga untuk membawa mereka dari tempat mereka sekarang ketujuan anda.

4. Berilah umpan balik pada saat mereka melaksanakn langkah-langkah tadi.

II KETUT BUDAYANA, IKIP SURABAYA (1998) HAL. 28

Page 5: TEORI BELAJAR PERILAKU

9/27/2013

5

Pemunahan

• Menghilangkan atau mengurangi suatu perilaku dengan caramenghilangkan penguatan atas perilaku tersebut

• Contoh, seorang anak mungkin saja sangat takut pada hari pertama iamasuk sekolah. Jika tidak ada sesuatu yang terjadi untuk menguatkanperilaku anak tersebut, maka ketakutan itu lambat laun akan hilang.

II KETUT BUDAYANA, IKIP SURABAYA (1998) HAL. 29

JADWAL PENGUATAN

Jadwal Penguatan :Frekuensi penguatan yang diberikan, rentang waktu dilaluiantara kesempatan-kesempatan untuk memberikan penguatan, dan daya prediksi dari penguatan tersebut.

Rasio Tetap (Fixed Ratio) (FR) : Pemberian penguatan setelah sejumlah perilakuyang tetap.

Contoh : seorang guru berkata, “Setelah kamu menyelesaikan 10 soal kamu bolehmeninggalkan kelas!”.

Rasio Variabel (Variabel Ratio) : Pemberian penguatan menurut jumlah perilakubenar yang tidak dapat diramalkan

Contoh :

Jika guru sering mengadakan pengecekan secara acak terhadap pekerjaan

siswa, maka akan mendorong siswa selalu menyiapkan pekerjaaan atau

tugas sebaik-baiknya.

II KETUT BUDAYANA, IKIP SURABAYA (1998) HAL. 31

JADWAL PENGUATAN

Interval-tetap (fixed-interval) :

Pemberian penguatan untuk suatu perilakuyang muncul mengikuti suatu pola waktuyang tetap.

Contoh :

Individu santai-santai saja sampai waktupemberian penguatan (nilai ujian) tiba. Begitu ujian mendekat individu barubekerja keras menghadapi ujian tersebut.

Karakteristik jadwa interval-tetap seperti inimenganjurkan bahwa akan lebih baikapabila guru memberikan beberapa ujiansingkat daripada hanya sekali ujian utama(Crooks,1988)

Interval Variabel (Variabel Interval):

dalam penjadwalan interval variabel (VI), penguatan diberikan dalam suatau interval waktu acak, seseorang tidak tahu persiskapan suatu perilaku akan dikuatkan.

Contoh :

seorang guru menyuruh siswanya untukmengerjakan soal. Kemudian guru tersebutmendekati tempat duduk seorang anak. Dan anak tersebut mampu mengerjakansoal dengan langkah-langkah yang benar, kemudian guru memberikan penguatandengan mengatakan “bagus, kamu sudahmengerjakan dengan langkah-langkah yang benar”.

II KETUT BUDAYANA, IKIP SURABAYA (1998) HAL. 34

Pertanyaan :

1. Apa pengaruh penguatan dengan penjadwalan rasio-variabel?

2. Bagaimana penerapan penguatan penjadwalan interval tetap di sekolah kejuruan ?