teknologi bioremediasi dalam mengatasi · pdf filedan industri tentang ... terjadinya...

9
Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 – ISBN : 978-979-028-550-7 Surabaya, 25 Pebruari 2012 C - 22 TEKNOLOGI BIOREMEDIASI DALAM MENGATASI TANAH TERCEMAR HIDROKARBON (THE BIOREMEDIATION AS SOLUTION OF HYDROCARBON CONTAMINATED SOIL) Prasetyo Handrianto 1 , Yuni Sri Rahayu 2 , Yuliani 3 1 Mahasiswa S2 Biologi Universitas Airlangga Surabaya email: [email protected] 2,3 Dosen Biologi FMIPA Universitas Negeri Surabaya PENDAHULUAN Lumpur limbah minyak bumi merupakan produk yang tidak mungkin dihindari oleh setiap perusahaan pertambangan minyak bumi dan menyebabkan pencemaran terhadap lingkungan (Sumastri, 2005). Sebab lumpur limbah minyak bumi mempunyai komponen hidrokarbon atau TPH yaitu senyawa organik yang terdiri atas hidrogen dan karbon contohnya benzene, toluene, ethylbenzena dan isomer xylema (Nugroho, 2006). Menurut Nugroho, 2006 Total petroleum Hydrocarbon (TPH) ialah merupakan pengukuran konsentrasi pencemar hidrokarbon minyak bumi dalam tanah atau serta seluruh pencemar hidrokarbon minyak dalam suatu sampel tanah yang sering dinyatakan dalam satuan mg hidrokarbon/kg tanah. Tambang Minyak Bumi dan Gas Alam di Kabupaten Bojonegoro yang terdapat di wilayah kecamatan Kadewan adalah 74 unit sumur meliputi desa wonocolo 44 sumur dengan kapasitas produksi 25.771 liter/hari, desa Hargomulyo 18 sumur dengan kapasitas produksi 12.771 liter/hari dan desa Beji 12 sumur dengan kapasitas produksi 8.249 liter/hari. Pada setiap kegiatan penambangan di sumur bor (cutting) tersebut, terdapat tumpahan minyak pada lahan sekitar akibat proses pengangkutan minyak, baik melalui pipa, alat angkut, maupun ceceran akibat proses pemindahan (Nugroho, 2006). Pada tanah yang tercemar minyak bumi di daerah pertambangan Bojonegoro mengandung unsur makro yaitu karbon (C) 8,53% (sedang), Nitrogen (N) 0,20% (rendah), Fosfor (P) 0,01% (sangat rendah), Kalium (K) 0,22 % (sedang) dan kadar TPH yaitu 41.200 mg/kg (Oktavia, 2008). Dari hasil analisis ini, tanah tidak baik untuk pertanian karena hara N tergolong rendah dan senyawa hidrokarbon tergolong tinggi (Hardjowigeno, 2003). Salah satu upaya secara biologis dalam mengatasi akibat pencemaran hidrokarbon pada tanah adalah dengan melakukan bioremediasi (Nugroho, 2006). Pada teknik bioremediasi tumpahan minyak bumi terdapat dua pendekatan yang dapat digunakan yaitu bioaugmentasi, di mana mikroorganisme pengurai ditambahkan untuk melengkapi populasi mikroba yang telah ada, dan biostimulasi, di mana pertumbuhan pengurai hidrokarbon asli dirangsang dengan cara menambahkan nutrien (Venosa dan Zhu, 2003 dalam munawar dkk, 2005). Pada penelitian ini menggunakan metode biostimulasi dengan penambahan nutrien pada proses bioremediasi tumpahan minyak

Upload: dinhhanh

Post on 07-Feb-2018

219 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 – ISBN : 978-979-028-550-7 Surabaya, 25 Pebruari 2012

C - 22

TEKNOLOGI BIOREMEDIASI DALAM MENGATASI TANAH TERCEMAR HIDROKARBON

(THE BIOREMEDIATION AS SOLUTION OF HYDROCARBON CONTAMINATED SOIL)

Prasetyo Handrianto1, Yuni Sri Rahayu2, Yuliani3

1 Mahasiswa S2 Biologi Universitas Airlangga Surabaya email: [email protected]

2,3Dosen Biologi FMIPA Universitas Negeri Surabaya PENDAHULUAN

Lumpur limbah minyak bumi merupakan produk yang tidak mungkin dihindari oleh setiap perusahaan pertambangan minyak bumi dan menyebabkan pencemaran terhadap lingkungan (Sumastri, 2005). Sebab lumpur limbah minyak bumi mempunyai komponen hidrokarbon atau TPH yaitu senyawa organik yang terdiri atas hidrogen dan karbon contohnya benzene, toluene, ethylbenzena dan isomer xylema (Nugroho, 2006).

Menurut Nugroho, 2006 Total petroleum Hydrocarbon (TPH) ialah merupakan pengukuran konsentrasi pencemar hidrokarbon minyak bumi dalam tanah atau serta seluruh pencemar hidrokarbon minyak dalam suatu sampel tanah yang sering dinyatakan dalam satuan mg hidrokarbon/kg tanah.

Tambang Minyak Bumi dan Gas Alam di Kabupaten Bojonegoro yang terdapat di wilayah kecamatan Kadewan adalah 74 unit sumur meliputi desa wonocolo 44 sumur dengan kapasitas produksi 25.771 liter/hari, desa Hargomulyo 18 sumur dengan kapasitas produksi 12.771 liter/hari dan desa Beji 12 sumur dengan kapasitas produksi 8.249 liter/hari. Pada setiap kegiatan penambangan di sumur bor (cutting) tersebut, terdapat tumpahan minyak pada lahan sekitar akibat proses

pengangkutan minyak, baik melalui pipa, alat angkut, maupun ceceran akibat proses pemindahan (Nugroho, 2006).

Pada tanah yang tercemar minyak bumi di daerah pertambangan Bojonegoro mengandung unsur makro yaitu karbon (C) 8,53% (sedang), Nitrogen (N) 0,20% (rendah), Fosfor (P) 0,01% (sangat rendah), Kalium (K) 0,22 % (sedang) dan kadar TPH yaitu 41.200 mg/kg (Oktavia, 2008). Dari hasil analisis ini, tanah tidak baik untuk pertanian karena hara N tergolong rendah dan senyawa hidrokarbon tergolong tinggi (Hardjowigeno, 2003).

Salah satu upaya secara biologis dalam mengatasi akibat pencemaran hidrokarbon pada tanah adalah dengan melakukan bioremediasi (Nugroho, 2006). Pada teknik bioremediasi tumpahan minyak bumi terdapat dua pendekatan yang dapat digunakan yaitu bioaugmentasi, di mana mikroorganisme pengurai ditambahkan untuk melengkapi populasi mikroba yang telah ada, dan biostimulasi, di mana pertumbuhan pengurai hidrokarbon asli dirangsang dengan cara menambahkan nutrien (Venosa dan Zhu, 2003 dalam munawar dkk, 2005).

Pada penelitian ini menggunakan metode biostimulasi dengan penambahan nutrien pada proses bioremediasi tumpahan minyak

Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 – ISBN : 978-979-028-550-7 Surabaya, 25 Pebruari 2012

C - 23

mentah diasumsikan mampu menstimulasi pertumbuhan mikroba tanah. Dalam waktu tertentu, bioremediasi dengan teknik ini mampu menurunkan konsentrasi minyak (Munawar dkk, 2005). Pertumbuhan mikroba alami pada tanah tercemar tersebut akan mendegradasi TPH tanah tercemar minyak bumi.

Penambahan nutrien khususnya kadar hara N, P, K pada tanah tercemar minyak bumi akan menambah konsentrasi kadar hara pada tanah. sehingga kadar hara pada tanah menjadi tercukupi. Meningkatnya konsentrasi kadar hara tanah dapat menstimulasi pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba (Udiharto, 2005 dan Setyowati, 2008), salah satunya bakteri hidrokarbonoklastik. Tercukupinya kebutuhan nutrisi untuk perkembangbiakan bakteri ini akan menambahah jumlah bakteri tersebut. Pertambahan jumlah dari bakteri ini akan memaksimalkan proses degradasi hidrokarbon minyak bumi, dengan demikian penurunan konsentrasi hidrokarbon lebih optimal (Suharni, 2008).

Tujuan bioremidiasi lumpur limbah minyak bumi dengan penambahan kompos kacang tanah (Arachis hypogaea L.) dalam penelitian ini adalah: 1. mendiskripsikan kandungan unsur

hara N, P, K pada kompos kacang tanah (Arachis hypogaea L.).

2. mendiskripsikan konsentrasi kompos kacang tanah (Arachis hypogaea L.) yang optimal dalam menurunkan kadar TPH tanah tercemar minyak bumi.

3. mendiskripsikan konsentrasi kompos kacang tanah (Arachis

hypogaea L.) yang optimal dalam meningkatkan kadar nitrogen pada tanah tercemar minyak bumi. Dari penelitian ini diharapkan

diperoleh manfaat dari segi keilmuan maupun dari segi praktisnya. Dari segi keilmuan hal ini penting bagi penerapan ilmu khususnya di bidang ekofisiologi dan mengurangi pencemaran lingkungan hidup. Dari segi praktis hasil penelitian ini dapat sebagai informasi kepada masyarakat dan industri tentang salah satu alternatif cara bioremidiasi terhadap tanah yang tercemar oleh limbah minyak bumi.

METODOLOGI PENELITIAN 1. Alat dan Bahan Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Timba 5 liter, 16 buah; neraca, 1 buah; cangkul, 1 buah; cetok, 1 buah; soiltester, 1 buah, termometer. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tanah yang tercemar minyak bumi, kotoran ternak 10 kg, tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) 5 kg, dedak 250 gr, sekam padi 5 kg, molases (tetes tebu) 5 ml, EM4 (bokashi) 20 ml, air 4 liter. 2. Tempat Penelitian Tempat penelitianya dilakukan di green house jurusan Biologi Universitas Negeri Surabaya. Uji TPH dan kadar N di laboratorium teknik lingkungan ITS. 3. Variabel Penelitian Pada penelitian tahap pertama tidak terdapat variabel penelitian. Pada Penelitian tahap kedua variabel manipulasi yang digunakan adalah konsentrasi kompos kacang tanah (Arachis hypogaea L.), variabel respon berupa kadar TPH dan kadar hara N pada tanah tercemar minyak

Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 – ISBN : 978-979-028-550-7 Surabaya, 25 Pebruari 2012

C - 24

setelah dilakukan penambahan kompos kacang tanah (Arachis hypogaea L.) dan variabel kontrol yang digunakan adalah konsentrasi kadar TPH dan N tanah tercemar minyak bumi sebelum dilakukan perlakuan, ukuran dan bentuk timba (tempat proses bioremediasi), berat tanah, dan kadar hara kompos kacang tanah. 4. Prosedur Penelitian

Tahap penelitian pertama yaitu pembuatan media kompos kacang tanah (Arachis hypogaea L.) dengan bantuan aktivator EM4 (bokashi). Tahap penelitian kedua yaitu penambahan kompos kacang tanah (Arachis hypogaea L.) dicampurkan ke masing-masing timba berisi tanah tercemar minyak bumi.

Data pada akhir penelitian yaitu hari ke-30, pada tahap pertama berupa kadar hara kompos kacang tanah (Arachis hypogaea L.) meliputi

uji N, P, K, C/N rasio, suhu dan pH, sedangkan pada tahap kedua yaitu kadar TPH tanah sebelum dan sesudah perlakuan, Kadar unsur hara N tanah, sebelum dan sesudah perlakuan. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian bioremediasi tanah tercemar minyak bumi dengan metode biostimulasi kompos kacang tanah (Arachis hypogeal L.) terdapat 2 tahapan. Hasil yang di peroleh adalah berupa data pada penelitian tahap pertama dan data penelitian tahap kedua. Pada tahap pertama data berupa kadar N, P, K pada kompos kacang tanah. Pada tahap kedua data berupa kadar TPH (Total Petroleum Hydrocarbon) dan kadar hara nitrogen (N) pada tanah tercemar minyak bumi yaitu sebelum dan sesudah perlakuan. Untuk data awal tanah tercemar minyak bumi sebelum perlakuan yaitu:

Tabel 1. Hasil uji awal kadar TPH dan N tersedia pada tanah tercemar minyak bumi

Parameter Kadar pada tanah Satuan

TPH 41.200 mg/kg

N tersedia 0.20 %

Berdasarkan data pada Tabel 4.1

tersebut menunjukkan bahwa kadar TPH tanah awal ialah melebihi standart baku mutu nilai akhir hasil pengolahan limbah yang disyaratkan oleh Menteri Lingkungan Hidup, yaitu sebesar 10.000 ppm (lampiran) dan kadar N-tersedia pada tanah tergolong rendah sesuai dengan kriteria penelitian kandungan unsur hara tanah yang ditentukan oleh Staf Pusat Penelitian Tanah maka berdasarkan data awal ini dilakukan penelitian bioremediasi dengan metode biostimulasi kompos kacang tanah

(Arachis hypogea L.) untuk menurunkan kadar TPH tanah dan meningkatkan kadar hara N-tersedia dalam tanah dan pada akhir penelitian diperoleh data sebagai berikut:

1. Kadar Hara N, P, K pada kompos kacang tanah (Arachis hypogea L.)

Berdasarkan hasil analisis kadar hara N, P, K pada kompos kacang tanah (Arachis hypogea L.), diperoleh data kadar N, P, K pada kompos kacang tanah pada Tabel 2 sebagai berikut:

Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 – ISBN : 978-979-028-550-7 Surabaya, 25 Pebruari 2012

C - 25

Tabel 2. Kadar hara N, P, K pada kompos yang berbahan dasar kacang tanah (Arachis hypogea L.)

Parameter Hasil Satuan Kriteria Hardjowigeno (2003)

N-tersedia 1.15 % Tinggi

P (HNO3+HCLO4) 0.10 % -

K (HNO3+HCLO4) 0.73 % -

Berdasarkan hasil analisis data hasil penelitian (Tabel 2) bahwa hasil analisis kadar hara pada kompos kacang tanah adalah N sebesar 1,15%, P sebesar 0,1, %, K sebesar 0,73 %. Menurut kriteria penilaian sifat kimia tanah (Staf Penelitian Tanah, 1983) berdasarkan nilai N yang di peroleh adalah tergolong tinggi.

Kompos kacang tanah merupakan pupuk yang berasal dari tanaman kacang tanah. Kacang tanah merupakan tanaman legum. Karena kemampuan tanaman legum mengikat N udara dengan bantuan bakteri penambat N menyebabkan kadar N dalam tanaman legum reiatif tinggi. Kompos kacang tanah berperan sebagai bahan untuk menstimulasi peningkatan aktifitas bakteri dalam tanah tercemar minyak bumi dan memberikan tambahan kadar hara dalam tanah.

Penambahan nutrien khususnya kadar hara N, P, K pada tanah tercemar minyak bumi akan menambah konsentrasi kadar hara pada tanah. sehingga kadar hara pada tanah menjadi tercukupi. Meningkatnya konsentrasi kadar hara tanah dapat menstimulasi

pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroorganisme.

Nutrien digunakan oleh bakteri sebagai sumber materi dan energi untuk menyusun komponen sel seperti organel sel, membran plasma, dan dinding sel (Suharni dkk, 2008). Pada proses metabolisme bakteri, hara N digunakan sebagai penyusun protein, asam nukleat dan koenzim; hara P digunakan sebagai penyusun asam nukleat, pospolipid dan koenzim; hara K digunakan sebagai kofaktor beberapa enzim (Anonim, 2010). Unsur C digunakan bakteri sebagai penyusun makromolekul sel misalnya protein, karbohidrat, asam nukleat, dan lipid. Semua molekul yang mengandung karbon ini terlibat dalam proses metabolisme (Suharni dkk, 2008).

2. Kadar TPH (Total Petroleum

Hidrocarbon) Tanah Berdasarkan hasil analisis

kadar TPH tanah setelah perlakuan dengan penambahan kompos kacang tanah (Arachis hypogea L.) pada tanah tercemar minyak bumi, diperoleh hasil TPH tanah sebagai berikut:

Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 – ISBN : 978-979-028-550-7 Surabaya, 25 Pebruari 2012

C - 26

Tabel 3. Pengaruh Konsentrasi Kompos Kacang Tanah (Arachis hypogea L.) Dalam Menurunkan Kadar TPH Tanah Tercemar Minyak Bumi

Konsentrasi kompos

kacang tanah (gr)

Kadar TPH awal

(mg/kg)

Kadar TPH (mg/kg) setelah perlakuan

Persentase Penurunan (%)

Kontrol

41.200

20.110,0±0 51,2±0

A 14.932,5±2.603 63,2±6,3

B 13.667,5±1.878 66,8±4,6

C 15.957,5±2.544 61,3±6,2

Penyajian data dengan grafik dapat dilihat pada grafik 1 dibawah ini.

Grafikl 1. Pengaruh Konsentrasi Kompos Kacang Tanah (Arachis hypogea L.) Dalam Menurunkan Kadar TPH Tanah Tercemar Minyak Bumi

Berdasarkan analis dari data hasil

penelitian (Tabel 3) dapat diketahui terjadi peningkatan kadar N di dalam tanah. Peningkatan kadar N tertinggi terjadi pada tanah dengan penambahan kompos pada perlakuan C. Kadar N pada tanah tanpa penambahan kompos mengalami peningkatan menjadi 0,39. Kadar N 0,39 % menurut Hardjowigeno (2003) termasuk dalam kriteria sedang. Peningkatan kadar N terendah pada akhir penelitian terjadi pada tanah dengan penambahan kompos kacang pada perlakuan B, namun menurut Hardjowigeno (2003) adalah masih termasuk dalam kriteria sedang. Dari

data yang diperoleh menunjukkan bahwa penambahan kompos kacang tanah berpengaruh terhadap kadar TPH dan persentase penurunan TPH.

Penurunan TPH disebabkan karena proses degradasi terhadap senyawa-senyawa hidrokarbon oleh bakteri yang telah distimulasi pertumbuhanya oleh kompos yang telah ditambahkan kedalam tanah tercemar minyak bumi tersebut. Perbedaan hasil TPH yang telah didegrasasi pada akhir penelitian dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi antara lain adalah nutrien organik untuk menstimulasi

51.263.2 66.8

61.3

0

20

40

60

80

Kontrol A B C

Penu

runa

n ka

dar T

PH

(%)

Konsentarsi kompos kacang tanah (gr)

Persentase Penurunan TPH(%)

Persentase Penurunan TPH(%)

Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 – ISBN : 978-979-028-550-7 Surabaya, 25 Pebruari 2012

C - 27

bakteri indigenaous dan faktor lingkungan yang mendukung kelangsungan proses degradasi senyawa hidrokarbon yang dilakukan oleh bakteri.

Penambahan nutrien dalam penelitian ini adalah menggunakan nutrien dari kompos kacang tanah. Dilakukan penambahan nutrien pada proses bioremediasi ini sebab nutrien diperlukan oleh semua jasad hidup untuk melakukan pertumbuhan dan reproduksinya. Nutrien merupakan sumber materi dan energi untuk membentuk komponen sel dan melakukan segala kegiatan hidup dalam sel (Suharni dkk, 2008).

Seperti halnya dengan jasad hidup pada umumnya, mikroorganisme memerlukan energi dan bahan-bahan untuk membangun tubuhnya (sintesa protoplasma dan bagian-bagian sel yang lain) yang disebut nutrien. Untuk dapat menggunakan energi dari nutrien maka sel melakukan kegiatan yang menyebabkan terjadinya perubahan kimia dalam sel (metabolisme). Metabolisme dibagi atas anabolisme/asimilasi (proses sintesa untuk membentuk bahan protoplasma dan bagian sel lain) dan katabolisme/disimilasi (proses perombakan bahan makanan menjadi bahan lebih sederhana disertai pelepasan energi) (Anonim, 2010).

Mikroorganisme membutuhkan seperti nitrogen dan fosfor untuk menunjang kehidupan dan metabolismenya, namun jumlah nutrien dalam tanah umumnya terbatas sehingga menghambat proses degradasi minyak dalam tanah (Nugroho, 2006). Penambahan nutrien

khususnya kadar hara N, P, K pada tanah tercemar minyak bumi akan menambah konsentrasi kadar hara pada tanah. sehingga kadar hara pada tanah menjadi tercukupi. Meningkatnya konsentrasi kadar hara tanah dapat menstimulasi pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroorganisme.

Mikroorganisme yang banyak hidup dan berperan di lingkungan yang mengandung hidrokarbon adalah bakteri, sedangkan kehadiran jenis yang lain tidak terlalu dominan tetapi cukup berperan yaitu fungi, ragi, alga dan aktinomisetes. Bakteri dalam aktifitas hidupnya memerlukan molekul karbon sebagai salah satu sumber nutrisi dan energi untuk melakukan metabolisme dan perkembangbiakanya. Secara khusus, kelompok mikroorganisme yang mampu menggunakan sumber karbon yang berasal dari senyawa hidrokarbon disebut mikroorganisme hidrokarbonoklastik (Nugroho, 2006).

Krakteristik mikroorganisme hidrokarbonoklastik yang tidak dimiliki oleh mikroorganisme lain adalah kemampuanya mengekskresikan enzim hidroksilase, yaitu enzim pengoksidasi hdrokarbon, sehingga bakteri ini mampu mendegradasi senyawa hidrokarbon minyak bumi dengan memotong rantai hidrokarbon tersebut menjadi lebih pendek (Nugroho, 2006).

Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 – ISBN : 978-979-028-550-7 Surabaya, 25 Pebruari 2012

C - 28

3. Kadar Hara N di tanah Berdasarkan analisis kadar N ditanah diperoleh hasil seperti pada tabel 4.4

berikut ini: Tabel 4. Pengaruh Konsentrasi Kompos Kacang Tanah (Arachis hypogea L.) Dalam Meningkatkan N Diukur Setelah Hari ke-30

Konsentrasi kompos kacang

tanah (gr)

Kadar N awal

(%)

Kadar N (%) setelah

perlakuan

Persentase Peningkatan

(%)

Kriteria Hardjowigeno

(2003)

Kontrol

0,20

0,39±0 95±0 Sedang

A 0,31±0,11 55±56,64 Sedang

B 0,27±0,07 35±34,74 Sedang

C 0,36±0,05 80±23, 45 Sedang

Berdasarkan analisis data hasil

penelitian (Tabel 4.) menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan kadar N didalam tanah. Peningkatan kadar N tertinggi terjadi pada tanah dengan penambahan kompos dengan konsentrasi C. Kadar N pada tanah tanpa penambahan kompos mengalami peningkatan menjadi 0,39. Kadar N 0,39 % menurut Hardjowigeno (2003) termasuk dalam kriteria sedang. Peningkatan kadar N terendah pada akhir penelitian terjadi pada tanah dengan penambahan kompos kacang tanah dengan konsentrasi B, namun menurut Hardjowigeno (2003) adalah masih termasuk dalam kriteria sedang. Dari hasil ini menunjukkan bahwa penambahan kompos pada tanah tercemar minyak bumi dapat meningkatkan kadar hara pada tanah.

Peningkatan kadar hara N pada tanah mengalami peningkatan pada akhir penelitian dikarenakan adanya dekomposisi bahan organik tanah, pengikatan oleh mikroorganisme yaitu bakteri nonsimbiotik/hidup bebas dan adanya penambahan kompos.

Mekanisme dekomposisi bahan organik menjadi nitrogen dalam tanah adalah melalui proses aminasi, amonifikasi dan nitrifikasi. Aminasi adalah pembentukan asam amino dari bahan organik (protein) oleh bermacam-macam (heterogenous) mikroorganisme. Amonifikasi adalah pembentukan ammonium dari senyawa-senyawa amino oleh mikroorganisme. Nitrifikasi adalah perubahan dari ammonium (NH4

+) menjadi nitrat (oleh bakteri nitrosomonas) kemudian menjadi nitrat (nitrobacter).

4. Faktor lingkungan

Pada penelitian bioremediasi tanah tercemar minyak bumi dengan metode biostimulasi kompos kacang tanah (Arachis hypogeal L.) ini diperoleh faktor lingkungan meliputi suhu, pH dan kelembaban tanah.

Berikut ini adalah data faktor lingkungan yang diperoleh pada awal penelitian yang ditunjukkan pada Tabel 5

Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 – ISBN : 978-979-028-550-7 Surabaya, 25 Pebruari 2012

C - 29

Tabel 5. Hasil analisis Faktor Lingkungan Pada Awal Penelitian

Parameter Satuan Nilai

pH - 7

Suhu tanah 0C 29

Kelembaban % 1

Sedangkan pada akhir penelitian diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 6. Hasil Analisis Faktor Lingkungan Pada Akhir Penelitian

Perlakuan

Faktor lingkungan

pH Suhu tanah

(0C) Kelembaban

Control 6,80 29 2

A 6,25 29 2

B 6,20 29 2

C 6,45 29 2

Berdasarkan data penelitian faktor

lingkungan (Tabel 5 dan 6) di atas terlihat telah terjadi penurunan pH dan peningkatan kelembaban namun untuk suhu tanah tadak mengalami perubahan. Penambahan air setiap 2 hari sekali menyebab kenaikan. Suhu tidak mengalami perubahan dan masih dalam batas sehu optimal untuk degradasi hidrokarbon yaitu 350C (Green and Trett 1989 dalam Armon and Arbel, 1998)

Penurunan pH dari 7 menjadi <7 dapat terjadi karena aktifitas metabolisme yang menghasilkan asam-asam organik. Asam organik yang dihasilkan dapat menyebabkan kondisi tanah menjadi asam dan pH menjadi turun. Dames and Moore (1996) menyebutkan bahwa degradasi akan mendekati Dames and Moore (1996) menyebutkan bahwa degradasi akan mendekati optimum pada pH 7-8 sehingga penurunan pH pada penelitian

ini dapat menjadi faktor penghambat degradasi TPH.

Suhu tanah tidak mengalami perubahan sebab tempat dilakukan penelitian merupakan tempat terbuka yaitu di green house. Waktu pengukuran dilakukan dengan jam yang sama yaitu siang hari.

Kelembaban tanah mengalami kenaikan karena penambahan air setiap 2 hari sekali. Penambahan dilakukan karena biodegradasi kontaminan tergantung pada suplai air pada lingkungan tanah. Kebutuhan air tidak hanya sebagai persyaratan untuk proses fisiologi mikroorganisme tetapi juga transport nutrient dan produk metabolic dari mikroorganisme dan untuk mengatasi keterbatasan oksigen pada lingkungan mikro tanah (Baker and Herson, 1994).

Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 – ISBN : 978-979-028-550-7 Surabaya, 25 Pebruari 2012

C - 30

SIMPULAN Berdasarkan data yang

diperolehdari penelitian Bioremediasi dengan metode biostimulasi kompos kacang tanah (Arachis hypogaea L.) pada tanah tercemar minyak bumi di Bojonegoro maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Kadar hara N, P, K pada kompos kacang tanah (Arachis hypogaea L.) berturut-turut adalah 1,15 %, 0,10 % dan 0,73 %.

2. Kompos kacang tanah (Arachis hypogaea L.) berpengaruh terhadap penurunkan kadar TPH tanah tercemar minyak bumi

3. Konsentrasi kompos kacang tanah (Arachis hypogaea L berpengaruh terhadap kenaikan kadar N tanah tercemar minyak bumi.

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis Mengucapkan terimaksih Ayah dan Ibu serta keluarga dan kepada Dr. Yuni Sri Rahayu,M.Si serta Dra. Yuliani,M.Si. yang telah berperan dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2010. Bakteri, Jamur (Fungi),

Dan Nutrisi Mikroorganisme. Tani Muda

Baker, K. H. And Herson. D. S. 1994. Bioremediation. New York: McGraw-Hill, Inc

Budianto, H. 2006. Perbaikan lahan terkontaminasi minyak bumi

secara bioremediasi Hadi, S N. 2003. Degradasi Minyak Bumi

via “Tangan” Mikroorganisme. Diaksesdari http://www.chemistry.org/artikel_kimia/kimia_material/degradasi_minyak_bumi_via_tangan_mikroorganisme/.

Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah. Jakarta: Akademika Pressindo

Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia. Jakarta: Yayasan Sarana Wana Jaya

Munawar dkk. 2005. Bioremediasi Tumpahan Minyak Mentah Dengan Metode Biostimulasi Di Lingkungan Pantai Surabaya Timur. Surabaya.

Diaksesdari: http://journal.discoveryindonesia.com/index.php/hayati/article/viewFile/105/132.

Nugroho, A. 2003. Bioremidiasi Hidrokarbon Minyak Bumi. Jakarta: Bumi Aksara

Suharni dkk. 2008. Mikrobiologi Umum. Yogyakarta: Universitas Atmajaya Yogyakarta

Sumastri. 2002. Bioremediasi Lumpur Minyak Bumi Secara Pengomposan Menggunakan Kultur Bakteri Hasil Seleksi. Bandung.

Udiharto, M. 2005. Pemanfaatan Bioreaktor Untuk Penanggulangan Lumpur Berminyak. Cepu: Yayasan Kesejahteraan Warga Migas.