analisis keputusan ipo pt garuda indonesia tbk

43
Analisis Keputusan IPO PT Garuda Indonesia Tbk. Tugas Makalah Perilaku Organisasi FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS JURUSAN MANAJEMEN Oleh: Aditya Saputra 1110081000062 Dwi Cahya Putra 1110081000136 Fauzan Hakim 1110081000059 Lian Firmana Malo 1110081000030 Muhammad Arifuddin 1110081000075

Upload: lian-firmana-malo-lubis

Post on 13-Aug-2015

1.434 views

Category:

Documents


48 download

DESCRIPTION

Analisis terhadap keputusan IPO Garuda

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Keputusan IPO PT Garuda Indonesia Tbk

Analisis Keputusan IPO PT Garuda Indonesia Tbk.

Tugas Makalah Perilaku Organisasi

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

JURUSAN MANAJEMEN

Oleh:

Aditya Saputra 1110081000062

Dwi Cahya Putra 1110081000136

Fauzan Hakim 1110081000059

Lian Firmana Malo 1110081000030

Muhammad Arifuddin 1110081000075

Wahyuddin Akhmad 1110081000065

Page 2: Analisis Keputusan IPO PT Garuda Indonesia Tbk

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. atas

limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian

yang berjudul Analisis keputusan IPO Garuda Indonesia menurut studi analisis data-

data dan sumber pustaka yang berkaitan. Penelitian ini bertujuan untuk menilai baik atau

tidaknya keputusan PT Garuda Indonesia dalam melakukan IPO yang nantinya hasil dari

analisis kami dapat bermanfaat bagi BUMN yang lainnya dan juga bagi perusahaan

swasta dalam melakukan IPO.

Ucapan terimakasih juga kami sampaikan khususnya kepada dosen mata

kuliah kami, Pak Bahrul Yaman S.sos, M.Si yang telah membimbing kami dalam

mendalami ilmu mata kuliah yang bersangkutan dan juga memberi kami pencerahan –

pencerahan yang bermakna dalam penulisan makalah kami ini. Semoga apa yang kami

sampaikan dalam makalah ini dapat bermanfaat di kemudian harinya dalam

pengambilan keputusan bagi kami khususnya dan bagi perusahaan-perusahaan lain pada

umumnya.

Ciputat, November 2012

Penulis

i

Page 3: Analisis Keputusan IPO PT Garuda Indonesia Tbk

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I : PENDAHULUAN 1

I.1 Latar Belakang Masalah 2

I.2 Rumusan Masalah 2

I.3 Metodologi Penulisan 2

I.4 Maksud dan Tujuan Penulisan 2

I.5 Sistematika Penulisan 2

BAB II : LANDASAN TEORI 3

II.1 Definisi Initial Public Offering (IPO) 3

II.2 Tahapan IPO 7

II.3 Cara Menentukan Saham pada saat IPO 8

II.4 Pengalaman IPO beberapa Perusahaan

BAB III : FAKTA DAN DATA OBSERVASI 10

III.1 Profil Perusahaan Garuda Indonesia 10

III.2 Sumber Dari Kompas 12

III.3 Ringkasan IPO PT Garuda Indonesia Tbk. Dari Dinasakti Securities 17

BAB IV : STUDI ANALISA 19

IV.1 Analisa Kasus 19

BAB V : KESIMPULAN 21

DAFTAR PUSTAKA 22

ii

Page 4: Analisis Keputusan IPO PT Garuda Indonesia Tbk

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Pasar modal Indonesia saat ini sedang berkembang dengan pesat seiring

dengan perkembangan teknologi. Teknologi yang semakin pesat ini ditandai dengan

mulai dipakainya system online di bursa saham. Hal ini mengakibatkan bursa saham

dapat lebih luas dalam menjaring investor baik investor lokal maupun dalam negeri.

Perkembangan ini memicu banyaknya perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

untuk go public. Salah satunya contohnya adalah PT. Krakatau Steel yang melakukan

penawaran saham perdana. Pada saat itu PT. Krakatau Steel berhasil melakukan

penawaran saham perdananya November 2010 lalu, dengan harga jual saham

perlembar pada saat itu sebesar Rp 850. Harga saham PT. Krakatau Steel yang relatif

murah, kinerja perusahaan yang cukup baik, dan adanya peningkatan minat

masyarakat terhadap saham di industri pertambangan membuat PT Krakatau Steel

menuai keberhasilan penawaran perdananya.

Keberhasilan penawaran saham perdana PT. Krakatau Steel mendorong

perusahaan BUMN lain, yaitu Garuda Indonesia untuk melakukan saham perdananya.

Pada awalnya, Garuda Indonesa telah memiliki rencana untuk go   public, namun

rencana itu tertunda karena berbagai kendala. Tetapi kendala tersebut tidak

mengurungkan niat Garuda Indonesia untuk melakukan penawaran saham perdana,

terutama setelah melihat keberhasilan dari PT. Krakatau Steel.

Setelah banyaknya isu dan kontroversi dalam penerbitan saham perdananya,

akhirnya pada tanggal 11 Februari 2011 PT Garuda Indonesia menerbitkan saham

perdananya dengan harga jual saham per lembar yang ditetapkan oleh Kementrian

Badan Usaha Milik Negara (Kementrian BUMN) sebesar Rp750. Proses penawaran

saham ini dipegang oleh 3 underwriter yaitu dari PT. Mandiri Sekuritas, PT. Bahana

Sekuritas, dan PT. Dara Reksa yang merupakan perusahaan yang memiliki kredibilitas

tinggi dan kepercayaan dari masyarakat. Harga saham perdana PT Garuda Indonesia ini

iii

Page 5: Analisis Keputusan IPO PT Garuda Indonesia Tbk

mengambil harga terendah dari yang ditawarkan yaitu Rp 750- Rp 1.100. Para

pengamat dan masyarakat menganggap bahwa harga jual saham perdana PT Garuda

Indonesia ini mahal. Oleh karena itu, dalam makalah ini kami akan menganalisis dan

menilai keputusan PT. Garuda Indonesia dalam menerbitkan penawaran saham

perdananya.

I.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja dasar pengambilan keputusan IPO PT Garuda Indonesia?

2. Apakah keputusan-keputusan PT Garuda dalam menjalani IPO merupakan

keputusan yang tepat?

3. Bagaimana PT Garuda Indonesia menyikapi kontroversial seputar keputusannya

untuk melaksanakan IPO?

I.3 Metodologi Penulisan

Dalam penulisan makalah, kami menggunakan studi kasus pustaka yang di mana

kami melakukan analisis berdasarkan data-data pustaka yang tersedia, dan hasilnya

bisa menjawab rumusan-rumusan masalah yang ada.

I.4 Maksud dan Tujuan Penulisan

1. Mengetahui dadar-dasar dan tujuan PT Garuda Indonesia dalam melakukan IPO

2. Mengetahui apakah keputusan yang diambil PT Garuda Indonesia merupakan

keputusan yang tepat atau tidak

3. Mengetahui bagaimana PT Garuda Indonesia menanggapi kontroversial yang

terjadi pasca IPO perusahaan tersebut

I.5 Sistematika Penulisan

Penulisan makalah ini berdasarkan sistematika penulisan sebagai berikut:

1. BAB I Pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah,

metodologi penulisan, maksud dan tujuan penulisan, dan sistematika penulisan

2. BAB II Landasan Teori, yang memuat kerangka teori yang dikaitkan dengan

tema pembahasan

3. BAB III Fakta dan Data Observasi, memuat fakta-fakta dan data terkait tema

pembahasan

iv

Page 6: Analisis Keputusan IPO PT Garuda Indonesia Tbk

4. BAB IV Studi Analisa, memuat analisa-analisa penulis berdasarkan fakta-fakta

dan teori yang telah dituis sebelumnya

5. BAB V Kesimpulan, memuat kesimpulan penulis dari Studi analisa yang

dilakukan

v

Page 7: Analisis Keputusan IPO PT Garuda Indonesia Tbk

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Initial Public Offering (IPO)

Foester (2001) dalam salah satu catatannya, IPOs:The  Short  and  Long  of 

What We    Know,   menjelaskan bahwa IPO adalah salah satu event    dalam

pergerakan umur perusahaan, di mana secara alamiah sebuah perusahaan akan

berubah menjadi perusahaan publik dari perusahaan private. IPO memberikan

perusahaam beberapa keuntungan misalnya tambahan capital  untuk pertumbuhan

perusahaan.

Dalam http://en.wikipedia.org/wiki/IPO istilah Initial  Public  Offering  (IPO),

juga sering disebut “public  offering” adalah terminologi dalam dunia bisnis yang

digunakan ketika sebuah perusahaan mengeluarkan beberapa lembar saham

kepada publik untuk yang pertama kalinya. Kegiatan IPO bisa dilakukan oleh

perusahaan kecil, perusahaan yang baru muncul dan membutuhkan capital,

bahkan dilakukan oleh perusahaan privately-owned   companies  yang besar

sekalipun.

Menurut Geddes (2003, p. 1) ada tiga pihak utama yang berkepentingan

terhadap proses IPO, yaitu vendor, perusahaan dan investor.

Perusahaan

Dengan IPO perusahaan akan memperoleh manfaat sebagai berikut :

• Memaksimalkan nilai perusahaan

• Membangun kepemilikan yang lebih stabil dan lebih meluas

• Membangun image perusahaan

vi

Page 8: Analisis Keputusan IPO PT Garuda Indonesia Tbk

• Mempunyai fasilitas untuk bisa mendapatkan dana di masa yang akan datang.

• Menjamin bahwa ada likuiditas yang lebih baik di secondary merket trading

Brigham and Ehrhardt (2006 pg. 651) menjelaskan beberapa keuntungan

dan kerugian perusahaan yang melaukan IPO

Keuntungan IPO adalah :

1. Meningkatkan likuiditas perusahaan dan mempermudah pemilik

merealisasikan keuntungannya.

Perusahaan yang masih private adalah tidak liquid, di mana apabila salah satu

pemilik ingin menjual sahamnya sangat sulit menemukan calon pembelinya

yang siap untuk melakukan transaksi dan tidak ada harga pasti yang

wajar sesuai dengan pasar.

2. Mempermudah pemilik mendiversifikasi.

Dengan menjual stock  ke publik maka pada prinsipnya founder  dapat

membagi tanggungan resiko yang ada pada dirinya kepada para pemegang

saham yang lain.

3. Mempunyai kesempatan untuk mendapatkan dana lebih besar jika dibutuhkan.

Dengan IPO   maka perusahaan wajib mentaati seluruh aturan yang

disyaratkan oleh regulator (Bapepam), sehingga seluruh informasi penting

yang ada harus diungkapkan secara benar kepada publik. Hal ini akan

membuat publik tertarik untuk meng-invest dananya di perusahaan, sehingga

sangat mudah bagi perusahaan untuk mendapatkan dana apabila dibutuhkan.

4. Mempunyai kesempatan untuk melakukan merger.

Dengan adanya stock yang tersedia di bursa maka terbuka kesempatan untuk

melakukan merger atau akuisisi terhadap perusahaan lain dengan

vii

Page 9: Analisis Keputusan IPO PT Garuda Indonesia Tbk

cara pembayaran menggunakan saham yang beredar.

viii

Page 10: Analisis Keputusan IPO PT Garuda Indonesia Tbk

5. Meningkatkan potensial market.

Banyak perusahaan mersakan bahwa mereka lebih mudah untuk menjual produk

dan jasa apabila sudah melakukan IPO. Hal ini dikarenakan nama

perusahaan menjadi lebih terkenal.

Sementara itu beberapa kerugian IPO adalah :

1. Biaya untuk penerbitan laporan.

Sebagaimana diketahui bahwa dengan proses IPO  maka perusahaan harus

mematuhi aturan yang dibuat oleh regulator (Bapepam). Termasuk kewajiban

menyampaikan laporan secara kuartal dan tahunan serta beberapa formulir

yang wajib diisi. Hal ini tentunya meningkatkan cost  of  reporting, terutama

untuk perusahaan yang relatif kecil.

2.   Disclosure

Management  sebuah perusahaan pada dasarnya sangat tidak suka apabila

data- data operasional perusahaan dilihat / diketahui oleh para kompetitornya.

Juga keterbukaan berapa saham yang dipegang oleh direksi, mayoritas pemegang

saham, salary  executive. Namun dengan IPO  semua data-data tersebut harus

disajikan secara publik.

3.   Inactive market / low price

Perusahaan-perusahaan yang relatif tidak besar biasanya akan mengalami resiko

perdagangan di bursa yang tidak atraktif, sehingga stock  tidak begitu liquid

sehingga besar kemungkinan harga sebuah saham tidak menunjukkan nilai dari

saham tersebut.

9

Page 11: Analisis Keputusan IPO PT Garuda Indonesia Tbk

4.   Investor Relation

Untuk menjaga kesinambungan dengan para investor maka perusahaan harus

benar-benar me-maintain  keberadaaannya. Sehingga kegiatan-kegiatan harus

dilakukan dalam rangkan menjaga kesinambungan dengan investor.

Menurut Tom Taulli (2004) setidaknya ada 5 hal yang ingin dituju sebuah

perusahaan yang ingin melakukan IPO, yaitu :

1.   Prestige

Perusahaan yang melakukan go   public   pasti akan menunjukkan sebuah

perusahaan yang lebih bonafid daripada perusahaan private. Perusahaan ini

dalam perkembangannya di pasar saham akan selalu menjadi perhatian para

investor yang ingin melihat perkembangan harga saham atas perusahaan

tersebut. Dengan IPO juga otomatis menunjukkan adanya stabilitas perusahaan

yang lebih baik daripada perusahaan yang belum IPO.

2.   Getting Rich

Salah satu cara terbaik untuk mendapatkan dana adalah melalui IPO. Dengan IPO

yang dibarengi dengan pelepasan saham di pasar, maka investor akan

berbondong-bondong untuk membeli saham ini. IPO biasanya menawarkan

harga yang murah dan diharapkan dapat mengalami perkembangan harga yang

siginifikan di hari-hari yang akan datang. Sebagai contoh pada tahun 1994, C.

Klaus menemukan Internet Services System (ISS) dari tempat riset di rumahnya.

Dia adalah student   di Georgia   Institute   of   Technology. Dia mendirikan

perusahaan sambil kuliah, kemudian dia membuat software  yang disebut

Internet

10

Page 12: Analisis Keputusan IPO PT Garuda Indonesia Tbk

Scanner  di mana software  ini digunakan untuk mem-protect   network. Klien

pertama perusahaan Italia hanya membyar US$ 1,000 atas software  tersebut.

Kemudian dengan perkembangan perusahaannya pada tahun 1998 perusahaan C.

Klaus melakukan IPO, di mana Klaus memiliki 26.1 % of  stock, di mana dari

hasil IPO pada umur 24 tahun dia mempunyai kekeyaan US$ 160 million. Sebuah

hasil yang sangat fantastis. Hal ini juga akan dialami oleh perusahaan yang

melakukan IPO, di mana pada umumnya perusahaan akan menjadi lebih “kaya”.

3.   Cash Infusion

Pada umumnya IPO akan menaikkan cash  perusahaan secara signifikan. Uang

tersebut bukan untuk dikembalikan namun dapat digunakan oleh perusahaan

untuk membangun fasilitas baru, membeli peralatan yang baru, untuk melakukan

research and development, melakukan expansi bisnis dan lainnya. Artinya dengan

IPO banyak kesempatan yang dapat dilakukan oleh perusahaan.

4.   Liquidity

Secara langsung dengan adanya IPO maka jumlah uang masuk ke perusahaan

juga semakin bertambah besar, hal ini juga menaikkan kemampuan likuiditas

perusahaan. Atas efek IPO biasanya bank-bank lebih confident untuk memberikan

pinjaman kepada perusahaan-perusahaan yang sudah melakukan IPO, dan

beberapa bank juga berani memberikan perpanjangan waktu kredit dalam term

tertentu. Hal ini dikarenakan saham yang merupakan hasil IPO bisa menjadi

semacam jaminan dalam kerjasama dengan Bank tersebut. Di Indonesia apabila

perusahaan sudah melakukan IPO, maka perusahaan tersebut lebih mempunyai

nilai dimata para banker, karena likuiditasnya lebih baik daripada sebelum IPO.11

Page 13: Analisis Keputusan IPO PT Garuda Indonesia Tbk

5.   Stock as currency

Salah satu keuntungan lain daripada IPO adalah perusahaan dapat menggunakan

saham sebagai “currency” untuk membeli / akuisisi perusahaan lain baik yang

sejenis maupun berbeda. Hal ini sangat sulit apabila masih sebagai perusahaan

private, yang mana umumnya mengalami kesulitan dalam hal likuiditas. Dan

biasanya perusahaan yang akan dibeli sahamnya sebagian juga lebih confident 

apabila sahamnya dibeli oleh perusahaan yang sudah go public.

2.2. Tahapan IPO

Menurut Fakhruddin (2008) proses IPO dari masa persiapan hingga listing di

Bursa Efek dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat) tahap :

1. Tahap Persiapan

Tahapan ini merupakan tahapan awal dalam rangka mempersiapkan segala

sesuatu yang berkaitan dengan proses Penawaran Umum. Pada tahapan ini

biasana perusahaan mengadakan RUPS. Setelah mendapat persetujuan

selanjutnya melakukan penunjukkan penjamin emisi, lembaga dan profesi

penunjang pasar modal seperti akuntan, notaris dll.

2. Tahap Pengajuan Pernyataan Pendaftaran

Pada tahap ini, dilengkapi dengan dokumen-dokumen pendukung (laporan

keuangan yang telah diaudit, pendapat dari konsultan hukum dan lainnnya)

menyampaikan pendaftaran kepada BKPM hingga Bapepam menyatakan

Pernyataan Pendaftaran menjadi Efektif. Ini merupakan ‘tiket’ untuk melakukan

Penawaran Umum di Pasar Perdana.

3. Penawaran Umum (Pasar Perdana)

12

Page 14: Analisis Keputusan IPO PT Garuda Indonesia Tbk

Tahapan ini merupakan tahapan utama, karena pada waktu inilah emiten

menawarkan saham kepada masyarakat investor. Investor dapat membeli saham

tersebut melalui agen yang ditunjuk. Masa Penawaran Umum sekurang-

kurangnya tiga hari kerja (masyarakat mengisis formulir pemesanan).

4. Pencatatan saham di Bursa Efek

Setelah selesai penjualan saham di pasar perdana, selanjutnya saham tersebut

dicatatkan di Bursa Efek Indonesia. Setelah listing di Bursa Efek dan saham

diperdagangkan maka selanjutnya emiten akan menjalani kegiatan pelaporan atau

keterbukaan informasi. Keterbukaan informasi oleh emiten menjadi sumber

informasi bagi investor untuk mengambil keputusan berinvestasi baik jual, beli atau

menahan saham yang dipegangnya.

2.3 Cara menentukan nilai saham pada saat IPO

Dalam menentukan harga saham banyak hal yang dipertimbangkan, apalagi

pada saat IPO. Banyak kompromi yang harus dilakukan sehingga harga yang

ditawarkan ke pasar benar-benar telah mencerminkan kondisi yang optimal bagi

perusahaan. Salah satu metode yang umum dipakai dalam menentukan harga saham

adalah P/E ratio. harga yang dibayar untuk sebuah saham di pasar dibandingkan

dengan income atau profit yang dihasilkan dengan per lembar sahamnya. Dengan

kata lain P/E ratio adalah perbandingan antara harga pasar saham per lembar dibagi

dengan earning per lembar sahamnya.

Dalam pasar modal semakin tinggi nilai P/E maka perusahaan tersebut

semakin baik dan otomotis juga risikonya tinggi, sedangkan yang P/E rendah

menunjukkan hal yang sebaliknya.

13

Page 15: Analisis Keputusan IPO PT Garuda Indonesia Tbk

2.4 Pengalaman IPO beberapa perusahaan

Berikut kami sampaikan contoh beberapa perusahaan yang telah melakukan

IPO dan menggunakan dana IPO untuk berbagai tujuan.Google

Perusahaan ini didirikan pada Januari 1996 oleh Larry Page dan Sergey Brin,

keduanya adalah mahasiswa yang sedang mengambil gelar Ph.D. Google adalah

perusahaan yang bergerak dalam bidang perusahaan media online. Setelah

mengembangkan perusahaannya pada Oktober 2003 mereka mulai

mendiskusikan rencana untuk melakukan Initial Public Offering  (IPO), di mana

pada saat itu ada tawaran dari Microsoft untuk melakukan partnership  atau

merger. Namun pada Januari 2004 Google memilih melakukan IPO dengan

menggandeng konsultan Morgan Stanley dan Goldman Sach Group di mana

dana yang direncanakan diperoleh dari IPO sekitar US$ 4 billion.

Pada 29 April 2004 Google mulai melakukan proses IPO dengan

melengkapi beberapa formulir yang diminta oleh SEC (Securities and Exchange 

Commisions). Akhirnya Google melepas saham dalam IPO pada 19 Agustus 2004

dengan total saham yang ditawarkan 19.605.052 dengan harga US$ 85 per

lembar di mana pada akhir hari pertama perdagangan harganya ditutup pada

US$ 100.34 per lembar saham. Perusahaan ini listed di NASDAQ dengan simbol

GOOG. Sebagian besar kontrol masih berada dalam Google. Penjualan pada saat

IPO mencapai US$ 1.67 billion namun market  capitalization  yang dicapai oleh

Google lebih dari US$ 21 billion. Sehingga pada saat itu karyawan Google

14

Page 16: Analisis Keputusan IPO PT Garuda Indonesia Tbk

menjadi kaya mendadak. Setelah IPO saham Google mengalami peningkatan

empat kali lipat. Pada IPO Google membagi saham menjadi 2 kelas yaitu Kelas

A dan B di mana yang membedakan adalah kekuatan suara dalam

pengambilan keputusan.

Pada 18 Agustus 2005 (satu tahun setalah melakukan IPO) Google akan menawarkan

saham sebanyak 14.159.265 untuk mendapatkan dana tambahan. Google

mengatakan bahwa danda hasil penawaran kedua ini digunakan untuk akuisisi

beberapa bisnis yang berhubungan, pengembangan tehnologi dan asset yang lainnya.

Amazone

Ini adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang yang penjualan buku

secara online. IPO dilakukan pada 31 Desember 1996 di mana direncanakan IPO

dapat mendapatkan dana sebesar US$ 33.9 juta dengan total saham 2.5 juta.

Underwriter  yang ditunjuk adalah Deutsche Morgan Grenfell. Saham di listing di

NASDAQ dengan kode AMZN. Menurut Amazone dana dari IPO akan digunaan untuk

mengantisipasi operating loss, capital  expenditure dan beberapa tujuan perusahaan

yang lain. Perusahaan pada saat itu membukukan loss US$ 2.3 juta meskipun lebih

kecil apabila dibandingkan dengan kuartal sebelumnya sebesar US$ 2,4 juta. Dana

hasil IPO memang benar-benar akan dimanfaatkan untuk menanggulangi operating 

loss  yang terjadi.Pada Januari Amazone melakukan kontrak kerjasama dengan

America Online untuk menjadi penjual buku exclusive di web site yang ada. Di mana

juga strategi operasi untuk memeberikan diskon pada web tersebut.

15

Page 17: Analisis Keputusan IPO PT Garuda Indonesia Tbk

BAB III

FAKTA DAN DATA OBSERVASI

3.1 Profil Perusahaan Garuda Indonesia

Sejarah Perusahaan

Garuda Indonesia adalah sebuah perusahaan milik negara Republik Indonesia.

Garuda Indonesia berkantor pusat di Jakarta, Indonesia. Selain berpusat di Jakarta, Garuda

Indonesia juga memiliki kantor perwakilan yang tersebar di hampir seluruh kota besar di

Indonesia dan juga kota – kota di luar negeri.

Tepat pada tanggal 26 Januari 1949 – pesawat RI-001 Seulawah diterbangkan dari

Calcutta, India menuju Rangon, ibukota Burma sebagai penerbangan niaga. Untuk

mengabadikan dan mengenang misi komersial yang dilaksanakan oleh Seulawah tersebut,

kemudian peristiwa itu diperingati sebagai hari lahirnya Garuda Indonesia, yang ketika itu

bernama Indonesian Airways, maskapai penerbangan komersial pertama yang mengudara

membawa bendera Republik Indonesia.

Pada tanggal 1 Maret 1950 Garuda Indonesia baru dapat beroperasi dengan

sejumlah pesawat yang diterima pemerintah Republik Indonesia dari perusahaan

penerbangan KLM. Armada Garuda Indonesia yang pertama untuk melayani jaringan

penerbangan di dalam negeri terdiri dari 20 pesawat DC-3/C-47 dan 8 pesawat jenis PBY –

Catalina Amphibi. Untuk melebarkan sayapnya, Garuda kemudian mengadakan pembaruan

armadanya untuk melayani penerbangannya. Jaringan penerbangan Garuda Indonesia

16

Page 18: Analisis Keputusan IPO PT Garuda Indonesia Tbk

diperluas meliputi seluruh wilayah Republik Indonesia kecuali Irian Jaya sedangkan ke luar

negeri menjangkau kota – kota seperti Singapura, Bangkok dan Manila.

Garuda semakin berkembang dan seluruh pesawatnya kemudian terdiri dari

pesawat bermesin jet. Kekuatan armadanya berturut – turut ditambah dengan tipe – tipe

pesawat seperti DC-10, MD-11, Boeing 747, 737, Airbus 300 dan Airbus 330.

Garuda Indonesia saat ini tercatat sebagai perusahaan penerbangan terbesar ke tiga

puluh di dunia. Jumlah karyawan Garuda Indonesia saat ini mencapai 6.424 orang.

Sedangkan jumlah armadanya terdiri dari 49 pesawat yang terdiri dari : 3 pesawat

Boeing 747-400, 6 pesawat Airbus A330-300, 40 pesawat Boeing 737, seperti seri 400 (19),

seri 300 (14), seri 500 (5) dan seri 800 NG (2). Garuda Citilink beroperasi dengan Boeing 737

seri 300.

Garuda bukan hanya sebuah perusahaan penerbangan kecil tetapi merupakan

sebuah perusahaan yang besar dan juga memiliki beberapa anak perusahaan yang bergerak

dalam bisnis atau usaha pendukung bisnis penerbangan salah satunya seperti PT. GMF Aero

Asia (merupakan pusat pelayanan perawatan pesawat terbang). PT. Garuda Maintenance

Facility (GMF) merupakan pusat perawatan pesawat Garuda Indonesia. Fasilitas perawatan

pesawat ini dibangun di area seluas 115 Ha di kawasan Bandara Soekarno – Hatta

Cengkareng. GMF beroperasi 24 jam setiap harinya dengan mempekerjakan kurang lebih

1.600 karyawan.

Visi dan Misi Perusahaan

Sebagai perusahaan yang besar, Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMF AA) memiliki

visi dan misi dalam menjalankan organisasi perusahaannya. Visi dan misi tersebut adalah :

A. Visi Perusahaan

17

Page 19: Analisis Keputusan IPO PT Garuda Indonesia Tbk

Menjadi perusahaan global dalam jasa Maintenance, Repair, dan Overhaul pesawat

terbang, komponen, mesin dan produk pendukungnya secara kompetitif dalam quality,

cost, dan delivery.

B. Misi Perusahaan

Misi yang diemban perusahaan ini meliputi tiga buah hal, yaitu :

1. Bisnis, yaitu dengan meningkatkan profit dan pendapatan usaha serta dapat

tumbuh berkembang.

2. Servis, yaitu dapat memberikan solusi dengan lengkap kepada customer

melalui one stop service.

3. Sumber Daya Manusia (SDM), yaitu sebagai wahana aktualisasi

profesionalisasi.

Struktur Organisasi

Setelah status GMF berubah menjadi PT. GMF Aero Asia, maka secara otomatis

struktur organisasi dan manajemen yang semula menjadi satu bagian dari PT Garuda

Indonesia menjadi terpisah dan berdiri sendiri.

Struktur Organisasi PT. GMF Aero Asia:

Gambar 3.1. Struktur Organisasi GMF

18

Page 20: Analisis Keputusan IPO PT Garuda Indonesia Tbk

3.2 Sumber dari Kompas

JAKARTA, KOMPAS.com — Kemarin (26/01/2011), pemerintah akhirnya

mengumumkan harga penawaran perdana (initial public offering/IPO) PT Garuda Indonesia

sebesar Rp 750 per saham. Dengan harga sebesar itu, pemerintah akan mendapatkan dana

segar Rp 4,77 triliun dari penjualan 6,35 miliar saham perdana Garuda. Harga IPO tersebut

hanya berada di batas bawah kisaran harga yang diinginkan pemerintah, yakni Rp 750-Rp

1.100 per saham. Menteri BUMN Mustafa Abubakar mengatakan, ini adalah harga paling

optimal yang mampu diraih Garuda. Agaknya, karena rendahnya harga itulah, Garuda

hanya melepas 26 persen saham atau 6,35 miliar saham. Padahal tadinya Garuda

berencana melepas 36 persen atau 9,36 miliar sahamnya. Namun, Mustafa menandaskan,

nilai pelepasan tersebut sudah cukup, bahkan terjadi kelebihan permintaan sebanyak 1,3

kali.

Dalam IPO Garuda ini, minimal 80 persen saham akan dialokasikan untuk investor

domestik, baik ritel maupun institusional. Adapun investor asing akan mendapatkan jatah

20 persen saham atau senilai Rp 950 miliar. Meski porsi asing cukup mendominasi, Mustafa

19

Page 21: Analisis Keputusan IPO PT Garuda Indonesia Tbk

yakin investor asing tersebut akan berinvestasi jangka panjang di sini. Dia juga menjanjikan

harga saham Garuda di pasar sekunder bisa baik.

Analis E-Trading Securities, Tedy Dwitama, menduga IPO Garuda akan diserbu

peminat baru. Dus, harga saham Garuda juga bisa terbang tinggi di hari perdana

perdagangannya di bursa, seperti yang terjadi pada IPO PT Krakatau Steel Tbk (KRAS).

"Apalagi saham ini BUMN, dan kabarnya peminatnya banyak," kata dia. Karena itu,

menurut Tedy, investor yang suka berspekulasi bisa menjajal peruntungan di IPO Garuda

ini.

Belum bagikan dividen

Namun, ada beberapa hal yang harus dicermati oleh para investor. Meski dipasang

di target terendah, harga IPO Garuda Indonesia terbilang cukup mahal. Pada harga Rp 750

per saham, rasio harga terhadap laba per saham alias price to earning ratio (PER) Garuda

sudah mencapai 32,41 kali. Ini lebih tinggi dibandingkan PER industri yang hanya 32 kali.

Selain itu, menurut hitungan Tedy, rasio utang terhadap ekuitas Garuda juga cukup tinggi,

yaitu 3,52 kali. Mahalnya harga IPO Garuda juga menjadi sorotan Michael Hadisurya, analis

Valbury Asia Securities, dalam risetnya. Selain itu, "Hal yang perlu dipertimbangkan, Garuda

belum membagikan dividen karena kerugian akumulatif dari tahun sebelumnya," ujarnya.

Tapi, karena Garuda adalah maskapai terbesar di Indonesia, Michael menilai saham Garuda

layak untuk diinvestasikan jangka panjang. (Didik Purwanto, Avanty Nurdiana/Kontan)

Kasus IPO Garuda beberapa waktu lalu merupakan kesalahan yang tidak perlu

terjadi bila pasar modal lebih ketat mengawasi kinerja pasar modal. Angga Bratadharma

Jakarta–Pengamat ekonomi Tony A. Prasentiantono menilai, kasus IPO (Initial Public

20

Page 22: Analisis Keputusan IPO PT Garuda Indonesia Tbk

Offering) PT Garuda Indonesia beberapa waktu lalu merupakan kesalahan yang tidak perlu

terjadi bila pasar modal bila lebih ketat mengawasi kinerja. Pasalnya, kesalahan tersebut

merupakan kondisi yang tidak bertanggung jawab. “Itu sebenarnya kesalahan yang tidak

perlu. Maaf-maaf saja ya, saya itu tidak habis pikir. Itu kesalahan kolektif menurut saya.

Menteri Keuangan salah, Menteri BUMN apalagi, lurah sini (Direktur Bursa Efek Indonesia)

juga menurut saya salah”, tandas Tony, kepada wartawan, di Jakarta, Rabu, 14 Maret 2012.

Ia mengatakan, pada dasarnya tidak dibenarkan bila pihak Bursa Efek Indonesia hanya

mengajak perusahaan untuk go public tanpa ada tanggung jawab. Karena, hanya dengan

mengajak tanpa ada pengawasan yang ketat, maka akan merusak suasana dan kondisi yang

ada di Bursa Efek Indonesia. “Jujur saja, saya itu kalau mengadakan konser jazz di

Yogyakarta, saya tanya kapan saja jadwalnya, sehingga tidak tabrakan, dan agar semua

sukses. Jadi, menurut saya pasar modal kemarin kecolongan”, tegasnya.

Tony menambahkan, kasus IPO garuda kemarin menjadikan suasana pasar modal

menjadi tidak sehat. Karenanya, dirinya berharap agar kesalahan tersebut tidak kembali

terjadi. “Itu kan membuat investor capai, underwriter-nya capai dan juga membuat situasi

tidak enak. Apakah pengelola bursa tidak saling diskusi dan mengingatkan itu lho. Harusnya

ada koordinasi”, tutupnya. (*)

JAKARTA, KOMPAS.com — Citra Garuda Indonesia sebagai maskapai penerbangan

nasional tercoreng akibat kegagalan pemerintah dalam masa penawaran umum perdana

saham atau initial public offering. Selain harus segera dievaluasi, kegagalan ini juga harus

menjadi bahan pertimbangan untuk privatisasi badan usaha milik negara lainnya. ”Faktor

penyebab kegagalan itu ada beberapa dan saling bertautan, yakni pemilihan waktu, strategi

penawaran, dan pemilihan harga. Hal semacam ini harus jadi bahan evaluasi dan

21

Page 23: Analisis Keputusan IPO PT Garuda Indonesia Tbk

harapannya tidak terulang pada masa mendatang,” kata Wakil Ketua Komisi VI DPR dari

Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Aria Bima di Jakarta, Minggu (13/2/2011).

Harga saham PT Garuda Indonesia Tbk ditutup melorot ke Rp 620 dari harga

perdana Rp 750 atau turun sekitar 17,33 persen, tepat pada hari pertama pencatatan di

Bursa Efek Indonesia, Jumat pekan lalu. Dari total saham yang ditawarkan sebanyak 6,335

miliar saham, 3,008 miliar saham atau setara dengan Rp 2,25 triliun di antaranya harus

diserap oleh para penjamin pelaksana emisi (joint lead underwriters) yang notabene anak

perusahaan badan usaha milik negara (BUMN), yakni PT Bahana Securities, PT Danareksa

Sekuritas, dan PT Mandiri Sekuritas.

Total saham Garuda yang ditawarkan adalah 6,33 miliar lembar saham dengan total

dana yang dihimpun Rp 4,75 triliun. Aria Bima menilai, pemerintah sendiri yang pada

akhirnya harus membeli saham Garuda dan bukan investor.

Anggota Komisi XI DPR dari Fraksi PDI-P, Arif Budimanta, juga menilai, pemerintah

telah melanggar kesepakatan dengan DPR untuk memprivatisasi dengan harga saham

Garuda optimum per lembar pada momentum yang tepat. Oleh karena itu, Komisi XI DPR

berencana menyelidiki dan membahas strategi dan manajemen privatisasi Garuda ini

dengan pemerintah. ”Kalau melihat transaksi hari pertama, saham GIAA terkoreksi 17,33

persen. Potensi kerugian keuangan negara yang dialami anak perusahaan BUMN dan

Jamsosteksekitar Rp 347 miliar,” kata Arif.

Menurut Kepala Riset Recapital Securities Pardomuan Sihombing, strategi dan

kinerja tak memuaskan ketiga penjamin emisi itu selama penawaran umum perdana saham

22

Page 24: Analisis Keputusan IPO PT Garuda Indonesia Tbk

(IPO) menciptakan rasa pesimistis yang berlebihan terhadap Garuda di mata para investor.

”Fundamental Garuda sudah cukup baik. Sayangnya, hal itu tidak terekspose maksimal

selama proses IPO. Padahal, ada beberapa perusahaan yang fundamentalnya biasa-biasa

saja, tetapi di listing perdana harga sahamnya melonjak dari harga perdana,” kata

Pardomuan.

Managing Director Mandiri Sekuritas Kartika Wirjoatmodjo menyatakan,

penyerapan saham Garuda tidak menimbulkan dampak operasional yang berat bagi

perusahaannya. Hal itu karena modal Mandiri Sekuritas saat ini lebih dari Rp 700 miliar,

dengan kondisi likuiditas sangat baik. ”Tahun 2010, kami membukukan laba bersih yang

masih dalam proses finalisasi audit Rp 103 miliar atau meningkat sangat tajam dari laba

bersih tahun sebelumnya senilai Rp 46 miliar,”

Kartika optimistis, pihaknya akan segera menyelesaikan transaksi terkait right issue

(hak memesan efek terlebih dahulu) Bank Mandiri dengan baik. Apabila ada dampak terkait

saham Garuda di bursa pada pencatatan perdana, maka itu adalah hal biasa. Nilai saham

itu diharapkan akan meningkat seiring kenaikan kinerja fundamental Garuda dan pulihnya

sentimen pasar.

Menurut Pardomuan, berbekal kondisi fundamental Garuda yang baik, investor

akan tertarik membeli saham Garuda di pasar sekunder. Ketertarikan yang akhirnya

membuat harga saham Garuda meningkat itu akan lebih cepat jika didorong peningkatan

kinerja perusahaan. (BEN/IDR)

RTA: Hari ini para investor dag dig dug menunggu nasib apakah saham Garuda

Indonesia Akan ditutup hijau atau merah dalam pencatatan perdana di Bursa Efek

Indonesia. Bahkan, pemerintah disebut-sebut sudah menyiapkan skenario mengamankan

23

Page 25: Analisis Keputusan IPO PT Garuda Indonesia Tbk

harga saham PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, dengan mendorong asuransi BUMN

masuk ke pasar sekunder.

Skenario tersebut harus diambil setelah jumlah saham yang tak terserap lebih dari 3 miliar

lembar saham, setara dengan Rp2,25 triliun, dan itu harus ditanggung oleh tiga underwriter

(penjamin emisi).

Asuransi BUMN seperti Jamsostek tidak bisa mengambil porsi saham besar karena

maksimal hanya dapat mengambil 5% dari free float pada penawaran perdana. Akan tetapi

kalau mereka [asuransi BUMN] bisa membeli di pasar sekunder tentunya tidak dilarang,

dan Garuda memiliki fundamental yang bagus,“ ujar satu eksekutif di pasar modal. Sesuai

dengan rencana, saham maskapai penerbangan nasional tersebut akan mulai efektif

diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini dengan kode saham GIAA. Harga

perdana saham perseroan telah ditetapkan pada level Rp750 per lembar saham.

Dalam masa penawaran, investor lokal mendapatkan porsi 80% dan asing 20%.

Persoalannya, dari total porsi 20% bagi asing, mereka hanya menyerap Rp91 miliar atau

1,9% dari total saham yang dilepas. Adanya pembatalan dari investor asing juga

yangmenyebabkan ketiga underwriter harus menyerap saham yang tak terjual tersebut.

Menurut sumber lain yang mengetahui soal IPO Garuda, semua itu terjadi karena

Menteri BUMN Mustafa Abubakar `ngotot’ menetapkan harga di atas rentang usulan joint

lead underwriter (JLU)–PT Bahana Securities, PT Danareksa Sekuritas, PT Mandiri Securities

yang sejak awal konsisten mengusulkan kisaran harga IPO di level Rp550Rp650 per saham.

Siap menunggu return.

Menurut Head of Equity Sales Batavia Prosperindo Sekuritas Gurasa Siagian, hamper

tidak ada investor asing yang tertarik untuk membeli saham Garuda karena harganya yang

24

Page 26: Analisis Keputusan IPO PT Garuda Indonesia Tbk

tergolong mahal tersebut. “Investor baru akan tertarik membeli jika harganya berkisar

Rp500Rp550. Untuk investor yang sudah terlanjur membeli siap-siap untuk menunggu 1

sampai 2 tahun untuk memperoleh return,“ tandasnya.

Dalam kesempatan terpisah di sela-sela acara MoU akses data dan informasi secara

elektronik di Gedung BPK, kemarin, Menteri Keuangan Agus D. W. Martowardojo mengakui

mendengar adanya informasi seretnya penawaran saham maskapai pelat merah, dan tiga

underwriter yang harus menanggungnya.“Tentu nanti kami akan mendengar laporan dari

Menteri BUMN. Namun, saya melihat potensi dalam negeri cukup banyak,“ ujarnya.

Menurut dia, program Garuda seharusnya dilakukan dengan menggunakan sistem

yang kreatif sehingga hasilnya memadai. Intinya, Menkeu meng izinkan privatisasi

perusahaan pelat merah selama prosesnya dijalankan bersama oleh instansi-instansi yang

terkait. Sementara itu, Menteri BUMN Mustafa Abubakar enggan berkomentar lebih

banyak soal `rugi bandar’ yang diderita ketiga underwriter. Yang jelas, tambahnya,

maskapai penerbangan itu dipastikan mendapatkan tambahan modal sesuai dengan yang

diinginkan. “Para underwriter dan manajemen Garuda Indonesia sudah bertemu saya dan

sudah updating data serta kesiapan listing untuk besok [hari ini]. Tapi data rincinya seperti

apa bukan porsi saya untuk menjelaskan, tadi sudah kami sepakati,“ ungkapnya. Pendapat

Mustafa diperkuat dengan pernyataan Emirsyah Satar, Direktur Utama Garuda. “Pokoknya

kami fully subscribed. Kami [Garuda] dapat Rp3,3 triliun. Investor local dapat lebih banyak,

tetapi untuk data rinci, komposisinya bagaimana, belum tahu, besok [hari ini] saja,“ ujarnya

sambil berlalu.

Dalam kesempatan terpisah, ekonom Drajad Wibowo menilai Menteri BUMN dan

jajarannya harus lebih banyak belajar mengenai pasar modal agar kasus dua privatisasi

25

Page 27: Analisis Keputusan IPO PT Garuda Indonesia Tbk

BUMN yang dilaksanakan belakangan ini tidak terulang kembali. “Pada saat pasar bagus,

saham Krakatau Steel justru dijual murah. Namun, saat kondisi pasar kurang

menguntungkan seperti saat ini, harga saham untuk Garuda malah kurang disesuaikan.

Seharusnya Menteri BUMN dan jajarannya belajar,“ ujar Drajad.

3.3 Ringkasan IPO PT Garuda Indonesia Tbk. dari Danasakti Securities

26

Page 28: Analisis Keputusan IPO PT Garuda Indonesia Tbk

27

Page 29: Analisis Keputusan IPO PT Garuda Indonesia Tbk

28

Page 30: Analisis Keputusan IPO PT Garuda Indonesia Tbk

BAB IV

STUDI ANALISA

PT Garuda Indonesia merupakan BUMN yang bergerak di bidang transportasi udara.

Banyak hal yang mendorong perusahaan Negara ini melakukan IPO, antara lain, kebutuhan

perusahaan akan dana untuk menambah armada, ingin memperluas dan memperbesar

cakupan penerbangan luar negrinya. Oleh karena itu selain akan kebutuhan akan dana, IPO

PT Garuda ini bertujuan agar perusahaan dapat dikenal oleh dunia internasional. Dari

tujuan-tujuan suatu perusahaan melakukan IPO sebagaimana yang telah dipaparkan di BAB

II, tentunya PT Garuda Indonesia tidak ma ketingalan dari perusahaan-perusahaan

penerbangan milik Negara lainnya, seperti Singapore Airlines dan Air Asia. Namun apakah

perlu melakukan IPO ketika perusahaan tersebut masih bisa mendapatkan dana cair dari

pemerintah dan dari pemegang saham primary lainnya? Hal ini perlu dipertanyakan ketika

Singapore Airlines, yang berasal dari Negara berukuran yang tidak lebih dari Ibu Kota

Negara Indonesia, tersebut 100% sahamnya dimiliki oleh Kementrian Keuangan Singapura

dan selalu sukses tanpa merugi dalam puluhan tahun terakhir ini. Perusahaan Negara

memang patut diakui oleh Negara lain, namun yang membuat suatu perusahaan tersebut

diakui bukanlah hanya dari segi sistem keuangan dan pendanaan yang modern atau

sahamnya yang go public, tetapi juga performance perusahaan tersebut dalam

menjalankan bisnis.

Keputusan IPO ini memang mengundang banyak kontroversi, apalagi setelah merugi

miliayaran rupiah, para calon investor ragu untuk menanamkan sahamnya di PT Garuda

Indonesia. Disamping itu, harga yang dipatok untuk IPO ini terbilang sangat rendah dan

29

Page 31: Analisis Keputusan IPO PT Garuda Indonesia Tbk

memiliki PER yang lebih tinggi dibanding dengan PER perusahaan manufaktur, dalam kasus

ini resiko saham menjadi sangat tinggi. Harga saham PT Garuda yang berada di batas

bawah justru merupakan harga termahal bagi saham maskapai penerbangan. fenomena ini

menunjukkan bahwa keputusan IPO ini bisa dibilang kurang tepat, karena tidak berprospek

untuk memenuhi target penjualan. Akibatnya, perusahaan penjamin yang merupakan anak

perusahaan PT Garuda Indonesia pun ikut terkena Imbasnya dan merugi miliaran rupiah.

Sebagai perusahaan milik Negara pun, IPO ini memberikan lot yang banyak untuk investasi

asing, sehingga bisa dimungkinkan adanya intevensi asing atas perusahaan milik Negara

sendiri.

BAB V

KESIMPULAN

30