syarif hidayatullah jakarta -...

105
PERANAN SYEIKH DAUD BIN ABDULLAH Al-FATANI DALAM MEMAJUKAN INTELEKTUAL ISLAM DI PATANI SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Humaniora Oleh: Taufan Prasetyo NIM: 108022000008 PROGRAM STUDI SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015 M/1436 H

Upload: buitu

Post on 17-May-2018

249 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,

PERANAN SYEIKH DAUD BIN ABDULLAH Al-FATANI DALAM

MEMAJUKAN INTELEKTUAL ISLAM DI PATANI

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora

untuk Memenuhi Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana (S1) Humaniora

Oleh:

Taufan Prasetyo

NIM: 108022000008

PROGRAM STUDI SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015 M/1436 H

Page 2: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,
Page 3: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,
Page 4: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,

ii

ABSTRAK

Taufan Prasetyo

Peranan Syeikh Daud Bin Abdullah Al-Fatani Dalam Memajukan Intelektual Islam Di

Patani

Patani adalah sebuah provinsi di Thailand Selatan. Wilayahnya meliputi seperti

provinsi Patani, Yala, Narathiwat, dan Songhkla yang mayoritas penduduknya beragama

Islam dengan berkebudayaan Melayu. Namun secara keseluruhan kaum Muslim di Thailand

Selatan, khususnya, Patani berkembang pesat setelah sebelumnya Thailand Selatan

merupakan daerah berpenduduk minoritas.

Perkembangan Islam di Thailand Selatan khususnya Patani berkembang pesat setelah

tersyi’arnya agama Islam. Islam mulai menjadi agama yang mayoritas di wilayah tersebut.

Adanya jalur perdagangan dunia membuka jalan bagi para pedagang dari luar masuk untuk

berniaga. Dengan begitu pedagang Muslim seperti Ulama mensyi’arkan agam Islam ke

penduduk lokal. Dampaknya agama Islam pun tersebar ke pelbagai wilayah di Patani dan

juga dilingkungan kerajaan.

Pada saat itu banyak sekali Ulama-ulama yang bermunculan di wilayah Nusantara

untuk berda’wah tak terkecuali diPatani. Di Patani agama Islam mencapai puncaknya ketika

kehadiran Syeikh Daud bin Abdullah al-Fatani. Beliau adalah ulama terkemuka dari Patani.

Dari karya-karyanyalah beliau berda’wah memberikan nafas baru dalam intelektual Islam

kepada masyarakat Patani. Karena pada saat itu tidak memungkinkan beliau untuk berda’wah

secara langsung, karena Patani sedang dijajah oleh Siam.

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan peran Syeikh Daud Bin Abdullah al-Fatani

dalam memajukan intelektual Islam di wilayah Patani. Menerangkan setiap pemikiran yang

beliau tulis dalam setiap karyanya. Penelitian ini bersifat deskriptif-analitis dengan metode

pendekatan sejarah – sosial – intelektual. Tahapan yang di tempuh dalam penelitian ini

terdapat 4 tahapan, diantaranya: Heuristik (Pengumpulan data), Verifikasi (Kritik Sumber),

Interpretasi (Analisis sejarah) dan Laporan

Page 5: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, dengan nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,

segala puji dan syukur bagi Allah SWT. Shalawat serta salam semoga Allah limpahkan

kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, yang telah membimbing umat manusia melalui

risalah agung yang dibawanya, yakni agama Islam yang akan menyelamatkan serta

mengantarkan pemeluknya menuju kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

Skripsi yang berjudul “SYEIKH DAUD BIN ABDULLAH AL-FATANI DALAM

MEMAJUKAN INTELEKTUAL ISLAM DI PATANI, ditulis dalam rangka

menyelesaikan studi Strata satu (S1) pada Fakultas Adab dan Humaniora, Jurusan Sejarah

dan Kebudayaan Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna, banyak mengandung

kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu penulis mengharapkan masukan, saran dan kritik

untuk perbaikan ke depannya.

Tentunya dalam menyelesaikan skripsi ini saya tidak semata berhasil dengan tenaga

dan upaya sendiri namun banyak pihak yang telah berpartisipasi dalam terselesaikannya

penulisan skripsi ini baik yang bersifat moril maupun materil, maka dengan ini sepatutnya

penulis menyampaikan banyak terima kasih atas kerjasamanya dan dorongannya. Rasa

terimah kasih yang begitu tinggi saya sampaikan kepada :

1. Prof. Sukron Kamil, MA selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. H. Nurhasan MA, selaku Ketua Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam dan Shalikatus

Sa’diyah, M.Pd selaku Sekretaris Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Page 6: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,

iii

3. Prof. Dr. M. Dien Madjid selaku Dosen Pembimbing yang banyak sekali membantu

dalam menyelesaikan penelitian ini.

4. Kepada Dosen-dosen Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam yang memberikan

sumbangsih ilmu dan pengalamannya. Khususnya Bunda Tati Hartimah yang

memberikan sumbangsih buku tentang Pattani dan Thailand Selatan, serta Bapak Saidun

Derani yang juga memberikan pinjaman buku yang berkaitan tentang Syeikh Daud bin

Abdullah Al-Fatani.

5. Kepada Prof. Nik Rakib bin Nik Hasan dari Universitas Prince of Shongkhla yang telah

mengirimkan buku khusus tentang Syeikh Daud bin Abdullah Al-Fatani.

6. Kepada kedua orang tua saya, mamah yang tak pernah lelah memberikan motivasi baik

moril maupun materiil, papah yang memberikan nasehat-nasehat. Untuk nenek dan

kakek, yang sudah membesarkan saya. Memberikan curahan kasih sayangnya selama 25

tahun saya tinggal bersama.

7. Kepada teman-teman SPI angkatan 2008, khususnya Konsentrasi Asia Tenggara. Asep

Dewantara, M. Hasan Sahru Ramadlan, Imam Mukorobin, Imam Agung Firdaus, Tri

Aprilianto Amir, Sofwan Hilmi, M. Syukri, Dede Maulana, Asrul, Ahmad Supandi.

Terima kasih atas segala pengalaman dan kenangan yang pernah dilakukan bersama-

sama. Kritik dan saran dalam penulisan skripsi ini. Serta teman-teman SPI yang

tongkrongan besment Fakultas Adab yang penulis tidak bisa sebutkan hal-hal yang sudah

pernah kita lakukan bersama selama saya kuliah di SPI.

8. Terakhir untuk Gerombolan Sakron yang selalu memberikan dorongan semangat secara

spiritual kepada saya. Master Guret, Patih Didin, Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi

Jamil, dan anggota setia Syarifudin Srg dan Valentinus Lucky. Terima kasih banyak atas

dukungan-dukungan kalian.

Page 7: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,

iv

DAFTAR ISI

Lembar Pernyataan ............................................................................................ i

Abstrak .............................................................................................................. ii

Kata Pengantar.……..……...………………………………..............................iii

Daftar Isi ............................................................................................................ iv

Daftar Lampiran ................................................................................................ v

BAB I: PENDAHULUAN………………….…………………..................... 1

A. Latar Belakang Masalah………....…………………................... 1

B. Permasalahan……….....………………………........................... 7

1. Identifikasi Masalah……………..…………................... 7

2. Pembatasan Masalah…………………………................. 8

3. Perumusan Masalah………………………...................... 8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian...…………………….................. 8

D. Tinjauan Pustaka………....………………………....................... 9

E. Kerangka Teori…………………………………......................... 11

F. Metode Penelitian…………….......………………...................... 12

G. Sistematika Penulisan…….....……………………...................... 18

BAB II: Biografi Singkat Syeikh Daud bin Abdullah Al-Fatani............... 20

A. Latar Belakang Kehidupan Syeikh Daud bin Abdullah Al-

Fatani........................................................................................... 20

B. Latar Belakang Pendidikan Syeikh Daud bin Abdullah Al-

Fatani ……………………………….......................................... 23

Page 8: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,

iv

BAB III: Keadaan Islam sebelum Syeikh Daud bin Abdullah Al-Fatani.. 29

A. Perkembangan Islam di Patani Sebelum Daud bin Abdullah bin

Al-Fatani....................................................................................... 29

B. Pondok Sebagai awal perkembangannya Islam di

Patani............................................................................................. 33

BAB IV Kegiatan Intelektual Syeikh Daud bin Abdullah Al-Fatani…...... 45

A. Aktivitas Syeikh Daud bin Abdullah Al-Fatani sebagai Ulama... 45

B. Penjelasan karya-karya Daud bin Abdullah Al-

Fatani........................................................................................... 54

C. Pandangan Syeikh Daud Bin Abdullah Al-Fatani Terhadap

Ilmu Pengetahuan......................................................................... 58

D. Sebagai mursyid tarekat Syatariyah………………....…………. 68

BAB V: PENUTUP………...………………………...................................... 75

A. Kesimpulan …………………………………........................... 75

B. Saran…………………………………....................................... 76

Daftar Pustaka……...……………....…………….......................................... 78

Lampiran.......................................................................................................... 79

Page 9: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setelah tersyiarnya Islam di wilayah Patani maka dengan seketika Islam

mulai menjadi agama yang mayoritas di wilayah tersebut. Namun keadaan Islam

pada saat itu masih bisa dikatakan sebatas memeluk agama saja belum mengenal

secara lebih dalam lagi tentang keintelektualan Islam lainnya. Namun munculah

seorang ulama bernama Syeikh Daud bin Abdullah Al-Fatani yang membawa

nafas baru dalam keintelektualan islam di wilayah Patani. Dalam skripsi ini saya

ingin membuktikan bahwa kehadiran Syeikh Daud bin Abullah al-Fatani

membawa dampak yang signifikan bagi perkembagan intelektual Islam di Patani.

Ada beberapa ulama Nusantara yang berasal dari berbagai wilayah dan

kelompok etnik di Nusantara pada masa akhir abad 18 M hingga awal 19 M.

sebagian mereka datang dari wilayah Palembang, Sumatera Selatan di antara

ulamanya adalah Syihab Al-Din bin Abdullah Muhammad, Kemas Fakhr Al-Din,

Abdul Al-Shamad Al-Palimbani, Kemas Muhammad bin Ahmad dan Muhammad

Muhyi Al-Din bin Syihab Al-Din. Kalimantan Selatan di antara ulamanya adalah

Muhammad Arsyad Al-Banjari dan Muhammad Nafis Al-Banjari; dari Betawi'

antara lain ulamanya adalah Abdul Al-Rahman Al-Mashri Al-Batawi; dari

Sulawesi Abdul Wahhab Al-Bugisi, dan terkahir dari Patani seperti Syeikh Daud

bin Abdullah Al-Fatani, Tuan Guru Syeikh Wan Ahmad Al- Fatani, Syeikh

Zainal Abidin Al-Fatani, Syeikh Ali Ishak Al-Fatani, Syeikh Muhammad Salleh

bin Abddurahman Al-fatani dan banyak lagi. Dari sekian banyak ulama

Page 10: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,

2

terkemuka di Melayu-Nusantara saya akan mengambil dari salah satu ulama

tersebut yaitu Syeikh Daud bin Abdullah al-fatani dari wilayah Patani dia

bukanlah yang pertama ataupun satu-satunya yang terlibat dalam jaringan ulama.

Perkembangan ulama Patani dan kitab-kitab yang di karang oleh mereka

sejajar dengan peranan Patani sebagai pusat pembelajaran tentang Islam pada

akhir abad 18 M dan sepanjang abad 19 M. Jika dilihat dari perkembangan Ulama

di daerah Patani bisa saja di awali dengan berkembangnya pondok1 pesantren di

wilayah Patani itu sendiri. Daerah Mekkah menjadi tempat lanjutan pengajian

pondok dalam masyarakat Melayu-Nusantara bukan lagi hanya sebagai kiblat

shalat umat Islam namun menjadi pusat pendidikan tertinggi para ulama di

Nusantara termasuk Daud bin Abdullah Al-Fatani yang belajar di Mekkah selama

30 tahun. Mata pelajaran yang di ajar ialah ilmu fiqh, usuluddin, tasawuf, tafsir,

hadis, nahu, sharaf, mantik, balaghah, dan arud2. Dengan begitu maka banyaklah

lahir-lahir cendikiawan dan pujangga baru Patani yang menghasilkan pelbagai

tulisan dalam bahasa Melayu hingga kini, dan yang mempeloporinya adalah

Syeikh Daud bin Abdullah al-Fatani karena karya-karya yang dihasilkan oleh

beliau.. Sebelum ini masyarakat Islam Melayu-Patani khususnya hanya mengenal

dan mengamalkan Islam secara harfiah atau luaran saja. Namun dengan adanya

kitab-kitab terjemahan dan juga ide penulisan beliau sendiri telah memperjelas

keilmuan Islam itu secara keseluruhan. Pencapaian perkembanagan Islam di

Melayu-Patani dapat kita telusuri melalui karangan kitab-kitab beliau yang

1Azyumardi Azra, The Rise and Decline of the Minangkabau Surau (Tesis MA Columbia

University, 1988), h. 19-21. (Tesis ini telah diterjemahkan ke Dalam Bahasa Indonesia, dengan

judul Surau: Pendidikan Islam Tradisional dalam Transisi dan Modernisasi (Ciputat: Logos

Wacana Ilmu, 2003). 2Ismail Hamid, Masyarakat dan Budaya Melayu (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan

Pustaka, 1988), h. 137

Page 11: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,

3

berkisar pada perkara fiqh, usuluddin, kalam, sifat 20, dan i'tiqad. Beliau

menspesifikan sebagai berikut:

1) Fiqh: ilmu hukum yang merangkumi ibadat, peraturan, dan tata cara

agama serta mu'amalat, yaitu semua perundangan dalam kehidupan

bermasyarakat.

2) Kalam: teologi ulama atau perbincangan di tatanan intelek tentang prinsip-

prinsip yang berhubungan dengan akidah dan ketuhanan yang meliputi:

a) Usuludin : asal usul agama

b) Akidah : iman dan kemusykilan

c) I'tiqad : prinsip keimanan

d) Tauhid : kepercayaan terhadap Tuhan

e) Sifat : sifat 20, sifat mulai bagi Tuhan

f) Tassawuf : mistik

g) Tafsir : tafsir al-Quran

h) Tajwid : pembetulan nahun al-Quran

i) Nahu : tata bahasa Arab

j) Pelbagai : riwayat hidup Nabi Muhammad SAW

Nama sebenarnya Al-Alim Allamah Ar-Rabbani Syeikh Wan Daud bin

Syeikh Abdullah bin Syiekh Wan Idris al-Fatani. Ibunya bernama Wan Fatimah

anak dari Wan Salamah binti Tok Banda Wan Su bin Tok Kaya Rakna Diraja bin

Andi (Faqih). Ayahnya bernama Syeikh Abdullah bin Syeikh Wan Idris bin Tok

Wan Abubakar bin Tok kaya Pandak bin Andi (Faqih) Ali Datok Maharajalela3

3Wan Shaghir Abdullah, Syeikh Daud bin Abdullah al-Fathani: Penulis Islam Produktif

Asia Tenggara (Solo: Ramadhani, 1987), h. 13.

Page 12: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,

4

Beliau mempunyai lima bersaudara; 1. Syeikh Wan Abdul Qadir, 2. Syeikh Wan

Abdul Rasyid, 3. Syeikh Wan Idris, dan 4. Haji Wan Nik bin Abdullah al-Fatani4,

5. Siti Khadijah binti Abdullah al-Fatani. Beliau dilahirkan di kampung Parit

Marhum, Kerisik, Patani pada tahun 1133 H atau 1721 M5. Keresik adalah sebuah

nama desa di Patani yang terletak di tepi pantai. Daerah tersebut berdekatan

dengan Kesultanan Patani waktu itu kira-kira jaraknya sekitar satu kilometer.

Dengan jarak yang dekat seperti itu keluarga beliau berperan penting dalam

kegiatan Islam pada Kesultanan Patani. Syeikh Abdullah bin Syeikh Wan Idris bin

Tok Wan 'Abubakar bin Tok kaya Pandak bin Andi (Faqih) Ali Datok

Maharajalela (ayahnya) dan Syeikh Wan Idris (kakeknya) adalah seorang ulama

terkenal di daerahnya. Melihat dari pertama kali beliau mendapat pelajaran sudah

bisa kita lihat bahwa beliau sejak kecil orang tuanya mendidik dan menanamkan

keilmuan agama yang cukup, mengingat ayah dan kakeknya aadalah ulama

terkenal di wilayah setempat. Karena tradisi keagamaan di wilayah Melayu-Patani

pada saat itu para orang tua sudah menanamkan ilmu pengetahuan Islam kepada

anak-anaknya. Tradisi ini tak lepas dari pengaruh para saudagar-ulama dari

wilayah Arab yang singgah di wilayah Patani. Letak antara pantai dan Patani

hanyalah satu kilometer jadi sudah pasti banyak para saudagar-ulama yang

bertempat tinggal di wilayah tersebut. Wilayah Patani pada saat itu adalah pusat

perdagangan di wilayah Asia tenggara sebelum akhirnya jatuh ketangan Siam

sebagai penjajah dan dibukanya pelabuhan baru yang berada di wilayah

Singapura-Indonesia (Banten). Kemudian beliau melanjutkan belajarnya di

4Diperoleh dari Wan Ismail keturunanya di Jambu, Patani. silsilahnya: Wan Ismail bin

Wan Abdullah bin Wan Ishaq bin Wan Umar bin Haji Wan Nik al-fatani. 5Terdapat beberapa pendapat tentang tahun kelahiran beliau yaitu tahun 1153 H atau 1740

M, 1183 H atau 1769 M

Page 13: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,

5

pondok-pondok lokal yang berada di Patani. Bisa dikatakan Patani mulai

mengalami peningkatan jumlah masyarakat muslim dan jumlah ulama ketika

pondok-pondok mulai bermunculan. Salah satu faktor Islam mengalami

peningkatan adalah jika di suatu tempat telah terdapat pondok. Setelah itu

kemudian beliau melanjutkan belajarnya di Aceh selama dua tahun lamanya.

Antara Aceh dan Patani ini memiliki suatu hubungan dekat karen kedua wilayah

tersebut pada saat itu menjadi basis ilmu pengetahuan Islam di Nusantara. Setelah

itu beliau melanjutkan belajarnya di Mekkah selama tiga puluh tahun dan di

Madinah selama lima tahun. Penjajahan Siam dan sekutu terhadap Patani yang

mendesak beliau untuk pergi ke Mekkah dan Madinah guna menambah ilmu

pengetahuannya. Beliau yang pemikirannya cerdas berfikir kalau Patani tidak bisa

melawan hanya menggunakan kekuatan saja tapi harus juga dengan sisi ilmu

pengetahuannya.

Bagi beliau ilmu pengetahuan itu penting gunanya untuk mampu melawan

setiap kedzaliman yang tengah terjadi. Dalam pemikiran beliau “barang siapa

yang memiliki ilmu pengetahuan maka ia bisa menguasai sesuatu tanpa harus

menggunakan senjata” itulah yang menjadi tekad beliau dalam membebaskan

Patani terhadap penjajah. Dalam setiap ilmu pengetahuan yang beliau dapati

selalu ada sudut padang dari beliau sendiri terhadap ilmu yang didapatkannya.

Pernah suatu kali beliau kembali ke Melayu-Patani bersama dengan Syekh

Palimbani, beliau mencoba untuk berjuang secara fisik namun kenyatannya beliau

mengalami kekalahan dan akhirnya kembali ke Mekkah. Dari setiap keilmuan

yang beliau dapat selalu beliau tuangkan kedalam sebuah karya tulis yang berupa

kitab-kitab. Ada sekitar kurang lebih enam puluh enam karya beliau yang telah di

Page 14: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,

6

hasilkan dan hampir semuanya menjadi karya yang banyak dipakai di wilayah

Patani khususnya dan Nusantara umumnya bahkan dunia Arabpun mengakui

karyanya beliau. Kehadiran beliau membawa nafas baru terhadap ilmu

pengetahuan dan pendidikan di wilayah Patani. Sebelumnya masyarakat setempat

hanya mengenal Islam secara harfiah atau luaran saja, dengan karya-karya beliau

maka bertambahlah ilmu pengetahuan dan pendidikan di Patani.

Dengan bangkitnya ulama pada akhir abad 18 M dan sepanjang abad 19 M

yang semakin jelas kedudukannya dalam peta pengetahuan dan keilmuan Islam di

Patani maka kita tidak sekedar mengamati perkembangan tradisi pengetahuan

Islam, tetapi penyebaran gerakan pembaharuan diwilayah Patani. Dengan

datangnya para ulama ke wilayah Patani khususnya dan Nusantara umumnya

dibuat sadar akan adanya perkembangan-perkembangan dalam gagasan Islam

serta lembaga-lembaga keagamaan di wilayah Melayu-Nusantara.

Hal-hal tersebut di atas, mendasari penulis untuk lebih jauh mengetahui:

PERANAN SYEIKH DAUD bin ABDULLAH AL-FATANI DALAM

MEMAJUKAN INTELEKTUAL ISLAM DI PATANI. Adapun alasan dari

pemilihan judul tersebut adalah sebagai berikut:

1. Penulis ingin mengetahui silsilah keluarga dan nasab keguruan

serta keadaan Islam sebelum hadirnya Syeikh Daud bin Abdullah

al-Fatani di Patani

2. Penulis ingin mengetahui peranan Syeikh Daud bin Abdullah al-

Fatani dalam memajukan intelektual Islam di patani dan apakah

beliau berperan secara langsung atau tidak sebagai ulama.

Page 15: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,

7

B. Permasalahan

a) Identifikasi Masalah

Dengan latar belakang masalah di atas penulis mengidentifikasi

permaslahannya ada dua hal yang perlu diungkapkan. Pertama, latar belakang

kehidupan dan silsilah keluarganya, latar belakang pendidikan dan guru-gurunya,

karya-karya yang telah beliau hasilkan dan keadaan Islam sebelum hadirnya

Syeikh Daud bin Abdullah al-Fatani.

Kedua peranan Syeikh Daud bin Abdullah al-Fatani sebagai ulama yang

memberikan nafas baru akan ilmu pengetahuan Islam. Karena sebelumnya

keadaan Islam di Patani masih bercampur dengan sinkretisme. Selain itu wilayah

Patani yang menjadi basis ilmu pengetahuan di wilayah Nusantara selain Aceh.

Hal ini karena banyak munculnya pondok-pondok pesantren sebagai sarana

pembelajaran Islam. Maka dari itu banyak pula ulama-ulama yang berasal dari

Patani salah satunya adalah beliau. Karena dari sekian banyak ulama yang berasal

dari Patani hanya Syeikh Daud bin Abdullah al-Fatani yang bisa menelurkan

banyak karya sebagai buah dari ilmu pengetahuan yang beliau miliki. Beliau juga

yang meniupkan ruhul jihad kepada masyarakat Patani saat di jajah oleh Siam,

beliau menuipkan ruhul jihad di setiap karya-karya yang di hasilkan sehingga bagi

yang membaca dan mempelajarinya akan merasakan ruhul jihad yang ditanamkan

oleh beliau. Mungkin beliaulah yang pertama kali menuipkan ruhul jihad dalam

ilmu pengetahuannya dari sekian banyaknya jaringan ulama Nusantara yang ada.

Page 16: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,

8

b) Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini akan di batasi pada, peranan Syeikh Daud bin

Abdullah al-Fatani dalam memajukan intelektual Islam di Patani dan karya-karya

yang telah dihasilkan serta dampak perkembangan ilmu pengetahuan Islam

setelah kehadiran Syeikh Daud bin Abdullah al-Fatani.

c) Perumusan Masalah

Persoalan inti dalam skripsi ini adalan peranan Syeikh Daud bin Abdullah

al-Fatani dalam memajukan intelektual Islam di Patani. adapun perumusannya

adalah sebagai berikut:

1. Siapa Syeikh Daud bin Abdullah al-Fatani?

2. Bagaimana keadaan intelektual islam sebelum Syeikh Daud bin

Abdullah al-Fatani?

3. Apa saja peranan beliau dalam memajukan intelektual islam di

Patani?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan latar belakang kehidupan

Syeikh Daud bin Abdullah al-Fatani dan latar belakang pendidikannya beserta

karya-karya yang di hasilkan, peranan beliau dalam memajukan Intelektual Islam

di Patani dan untuk membuktikan bahwa Syeikh Daud bin Abdullah al-Fatani

sebagai pelopor kemajuan intelektual Islam di Patani melalui sumber literatur.

Page 17: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,

9

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Agar dapat memberikan wawasan kepada mahasiswa ataupun masyarakat

umum tentang peranan Syekh Daud bin Abdullah al Fatani dalam

memajukan intelektual Islam di wialayah Patani.

2. Dapat dijadikan bahan kajian dan memperkaya khazanah tokoh-tokoh

yang berpengaruh dalam memajukan intelektual Islam di wilayah Patani

khususnya dan Nusantara umumnya.

D. Tinjauan Pustaka

Dengan penulisan skripsi ini merupakan bahasan yang masuk kedalam

sejarah Perkembangan Ulama Islam di Asia Tenggara khususnya di wilayah

Patani. Buku-buku yang dapat dijadikan sumber selain yang berasal dari

Indonesia atau tulisan-tulisan yang dibuat oleh penulis Indonesia dapat juga di

peroleh dari penulis asal Malaysia sebagai contoh Ibrahim Syukri H. Wan. Muh.

Shaghir Abdullah, ataupun asli dari orang Patani itu sendiri sebagai contoh,

Achmad Fathy Fatani. Kajian mengenai ulama-ulama Melayu-Nusantara memang

banyak namun untuk wilayah Melayu-Patani masih sedikit. Sebagai contoh yang

suka menulis tokoh ulama Nusantara adalah H. Wan. Shaghir Abdullah. Salah

satu buku beliau yang menulis tentang Syekh daud bin Abdullah al Fatani adalah

―SYEKH DAUD bin ABDULLAH al FATANI: PENULIS ISLAM PRODUKTIF

ASIA TENGGARA, buku ini terbitan dari C.V Ramadhani. Buku ini juga bisa

menjadi pengantar dalam menulis Syekh Daud bin Abdullah al-Fatani, buku ini

juga menjelaskan biografi beliau, pemikiran beliau tentang ilmu yang didapatnya

selama belajar, silsilah keguruannya, serta karya beliau yang telah ditulisnya.

Page 18: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,

10

Setidaknya buku ini bisa memberikan gambaran tentang siapakah Syekh Daud bin

Al-Fatani itu, peranan beliau dalam memberikan ilmu pengetahuan dan

pendidikan Islam, serta karya-karya apa saja yang telah beliau hasilkan.

Buku ini menjelaskan tentang asal usul beliau dalam hubungan

kekerabatannya, ilmu pengetahuan yang beliau dapati serta dengan siapa beliau

mempelajari ilmu-ilmu tersebut, karya-karya yang beliau hasilkan, serta pandagan

beliau terhadap ilmu pengetahuannya. Buku ini juga menjelaskan sesuai dengan

tulisan yang saya tulis yaitu “Peranan Syeikh Daud Bin Abdullah Al-Fatani

Dalam Memajukan Intelektual Islam Di Patani”. Dalam buku ini menjelaskan

mengapa Syekh Daud bin Abdullah al-fatani mendapatkan sebuah gelar ulama

besar dari wilayah Patani. Selain itu juga memberikan penjelasan tentang berita-

berita yang menjadi perdebatan kapankah beliau itu wafat dan apakah beliau

mempunyai istri dan keturunannya, juga menjelaskan tentang kepada siapa-siapa

beliau belajar hingga dapat memberikan pengaruh dan pembaharuan dalam jarigan

ulama Melayu-Nusantara6. Dalam bukunya Azyumardi Azra yang berjudul

―Jaringan Ulama: Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII dan

XVIII (edisirevisi). Menjelaskan proses perkembangan ulama-ulama di wilayah

Melayu-Nusantara yang di mulai dengan siapa, masa perkembangan dan puncak

kejayaan ulama Nusantara. Namun buku ini memberikan sedikit masukan tentang

pada abad keberapakah masa perkembangan dan puncak dari ulama Nusantara,

dan pada abad berapakah Syekh Daud bin Abdullah al-Fatani itu berada. Sangat

sedikit sumber yang menjelaskan pada masa siapakah Syekh Daud bin Abdullah

6Menurut saya buku ini cukup mumpuni untuk menjelaskan tentang Syeikh Daud bin

Abdullah al-Fatani dakam perjalanan hidup beliau. Namun kekurangan buku ini terletak pada tidak

menjelaskan secara rincian maksud dari nafi dan isbat yang terkandung dalam ayat tersebut.

Page 19: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,

11

al-Fatani itu berada. Penulis sudah mencoba mencari di buku Patani Dalam

Tamadun Melayu karya Moh. Zamberi A Malek7, namun tidak membahas tentang

masa-masa beliau berada begitu pula dengan karya Ahmad Fathy al Fatani yang

berjudul Pengantar Sejarah Patani penulis juga tidak menemukan pada masa

siapakah beliau berada. Tapi jika dilihat dari tahun hidup sampai wafat, beliau

berada pada masa Patani di pegang oleh ratu-ratu. Sedangkan buku yang berjudul

Syeikh Daud bin Abdullah al-Fatani: Satu Analisis Peranan dan Sumbangannya

Terhadap Khazanah Islam di Nusantara yang di tulis oleh Engku Ibrahim Ismali

berisi tentang hubungan yang terjalain antaran Patani dengan Timur Tengah dan

Patani dengan Kelantan, buku ini tak jauh berbeda dengan buku-buku yang pernah

membahas Syeikh Daud bin Abdullah al-Fatani yakni berisi tentang latar belakang

kehidupan, latar belakang pendidikan, karya-karya yang dihasilkan. Namun yang

menarik dalam buku ini adalah adanya pohon silsilah yang pertalian nasabnya

sampai kepada Rasulullah SAW dan penjelasan karya yang berisi tahun terbit dan

penerbit yang menerbitkan karya-karya beliau.

E. Kerangka Teori

Seperti permasalahan di atas peranan adalah kata kunci dalam penulisan

skripsi ini. Dengan demikian penulis menggunakan teori peran serta sebagai

landasan kerangka teori untuk menjawab permasalahan di atas. Menurut kozier

barbara8, peran adalah seperangkat tingkah laku yang di harapkan oleh orang lain

terhadap seseorang sesuai dengan kedudukannya dalam suatu system. Maka dapat

7 Karena buku ini lebih banyak menjelaskan asal usul Patani, raja-raja yang memerintah

Patani dan hubungannya dengan kesultanan Kelantan 8 Kozier Barbara, Peran dan mobilitas kondisi masyarakat (Jakarta: Gunung Agung,

1995), h. 21.

Page 20: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,

12

di simpulkan bahwa teori peran adalah sudut pandang dalam kehidupan

bermasyarakat sebagai bentuk dari perilaku yang di harapakan seseorang pada

situasi sosial tertentu (contoh ibu, dosen, anak murid).

Dalam teori ini, sebenarnya sudah ada skrip atau skenario yang di susun

oleh masyarakat, yang mengatur apa dan bagaimananya setiap peran di dalam

masyarakat tersebut. Dalam skrip atau skenario sudah ―tertulis‖ seorang ulama

harus bagaimana, seorang presiden harus bagaimana dan begitu seretrusnya sesuai

dengan peran yang kita terima dan kita jalankan. Maka dalam permasalahan di

atas peran dapat diartikan dengan keikutsertaan Syeikh Daud bin Abdullah al-

Fatani sebagai ulama dalam memajukan intelektual islam di Patani.

F. Metode Penelitian

1. Pendekatan

Adapun metode pendekatan penelitian yang digunakan penulis dalam

penyusunan skripsi ini adalah metode pendekatan sejarah – sosial - intelektual

dengan penjelasan yang bersifat deskriptif-analitis.

Sejarah sebagaimana ilmu sosial, mempunyai penceritaan (description) dan

penjelasan (explanation). Dalam penceritaannya, sejarah bersifat menuturkan

gejala tunggal, sedangkan ilmu sosial menarik hukum umum9. Di lain pihak, ilmu

sosial ilmu sosial memperhatikan secara mendasar kejadian-kejadian sosial

dengan mendasarkan pada data-data seperti sejarah untuk informasinya10

. Hal ini

berarti dalam korelasi sejarah dengan ilmu sosial adalah bahwa ilmu sosial

9Kuntowijoyo, Penjelasan Sejarah (Historical Explanation) (Yogyakarta: Tiara Kencana,

2008), h. 7,117-118. 10

M. Hotman Siahaan, Pengantar Ke Arah Sejarah dan Teori Sosiologi (Jakarta: Penerbit

Erlangga, 1986), h. 46.

Page 21: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,

13

merupakan ilmu yang menjelaskan hukum-hukum atau teori-teori penceritaan

sejarah.

Selain itu, kajian penelitian ini lebih menekankan kepada sejarah biografi,

dimana fokus utama dari penulisan sejarah biografi adalah menangkap dan

menguraikan jalan hidup seseorang dalam hubungannya dengan lingkungan

sosial-historis yang mengitarinya. Bagaimana subyek yang diteliti mengatasi

berbagai hambatan, baik itu hambatan sosial, ekonomi, kultural ataupun

psikologis yang mengitari dirinya. Apa yang dicita-citakan, apa yang dilakukan

dan bagaimana dia melakukannya serta sampai dimana sukses yang bisa dicapai,

bagi dirinya dan perjuangannya11

Sedangkan pemahaman keintelektualan sebagai metode pendekatan

penelitian sejarah menyangkut kepada semua fakta yang berasal dari apa yang

dihasilkan oleh pemikiran manusia12

. Semua fakta itu merupakan ekspresi dari

mental seseorang yang berupa ide, gagasan, kepercayaan, dan sebagainya yang

bisa menggerakkan fakta sejarah lainnya13

.

2. Metodologi pengumpulan data

Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan metode library research,

penulis mencari buku-buku yang berkaitan dengan judul. Sumber-sumber tertulis

tersebut ditemukan di Perpustakaan utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora, Perpustakaaan Nasional RI,

Perpustakaan FIB UI, perpustakaan pribadi milik Drs. Tati Hartimah (Dosen SPI),

11

Taufik Abdullah, ―Manusia dalam Kemelut Sejarah, Sebuah Pengantar‖, Taufik

Abdullah dkk, ed., Manusia dalam Kemelut Sejarah, ( Jakarta, LP3ES, 1983), cet-4, h. 10. 12

Sartono Kartodirjo, Pendekatan Ilmu Sosial, h. 178. 13

Kartodirjo, Pendekatan Ilmu Sosial, h. 176-177.

Page 22: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,

14

perpustakaan pribadi milik Drs. Saidun Derani (Dosen SKI), buku pribadi milik

Dida Nuraida. S.Hum (Alumni SKI), Perpustakaan Iman Jama Lebak Bulus,

dosen dari Prince of Songkhla University Prof. Dr. Nik Abdul Rakib bin Nik

Hasan, buku-buku dari perpustakaan-perpustakaan, penulis juga mendownlod

artikel dari Internet. Adapun sumber-sumber sebagai berikut:

3. Jenis dan sumber

Sumber-sumber yang saya pakai dalam penulisan ini adalah berupa

buku,artikel, dan naskah yang ditulis oleh Syeikh Daud bin Abdullah al-Fatani

sebagai buah hasil dari keilmuannya, serta dari beberapa artikel yang saya cari di

internet. Penulis menemukan kesulitan dalam menemukan sumber primer yang

terkait tentang karya-karya beliau maka penulis hanya mampu menemukan

sumber sekunder yang menuliskan tentang beliau. Berkut sumber-sumber

sekunder yang menuliskan tentang beliau

Sumber Sekunder

1. Shaghir, Abdullah. Syeikh Daud bin Abduliah Al-Fatani: Penulis

Islam Produktif Asia Tenggara. Solo: Ramadhani, 1987.

2. Binci, Arifin dkk. Patani Darussalam. Yala: Center Of Southern Thai

Islamic Culture. 2000.

3. Fatani, Ahmad Fathy. Pengantar Sejarah Patani. Kedah: Pustaka

Darussalam. 1994.

4. Syukri, Ibrahim. Sejarah Kerajaan Melayu Patani. Malaysia: UKM.

2002.

5. Teeuw, A dan Wyaat. Hikayat Patani. Jakarta: KITLV. 1970

Page 23: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,

15

6. Bashah, Abdul Salim. Raja Campa dan Dinasti Jembal dalam

Patani Besar (Patani, kelantan dan Trengganu). Cet I. )Kelantan:

Pustaka Reka, 1994).

7. Shaghir, Abdullah. Penyebaran Islam dan Silsilah Ulama Sejagat

Dunia Melayu. Kuala Lumpur: Pusat Penyelidikan dan

Penyebaran Kazanah Islam Kalsik dan Dunia Modern, 1999.

8. Al-Habib Alwi bin Thahir al-Hadad, Sejarah Masuknya Islam di Timur

Jauh. (Jakarta: PT Lentera Basritama, 2001).

9. Azra, Azyumardi. Jaringan Ulama: Timur Tengah dan Kepulauan

Nusantara Abad XVII dan XVIII (edisirevisi). (Jakarta: Prenada Media,

2004).

10. Kettani, Ali M. Minoritas muslim di dunia dewasa ini. Terj, Zarkowi

Soejoeti. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005).

11. Asia Tenggara Konsentrasi Baru kebangkitan Islam. Ed. Moeflich

Hasbullah. Cet ke-I (Fokusmedia, 2003).

4. Langkah penelitian

Sedangkam proses penulisan proposal skripsi ini penulis membagi menjadi

empat tahapan:

Heruistik

Heruistik adalah kegiatan mencari dan menemukan sumber yang

diperlukan. Berhasil-tidaknya pencarian sumber, pada dasarnya tergantung dari

wawasan peneliti mengenai sumber yang diperlukan dan keterampilan teknis

penelusuran sumber. Bedasarkan bentuk penyajiannya sumber-sumber sejarah

terdiri atas arsip, dokumen, buku, majalah/jurnal, surat kabar, dan lain-lain.

Berdasarkan sifatnya sumber sejarah terdiri atas sumber primer dan sumber

Page 24: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,

16

sekunder. Sumber primer adalah sumber yang pembuatannya tidak jauh dari

waktu terjadinya peristiwa. Sumber sekunder adalah sumber yang waktu

pembuatannya jauh dari waktu terjadinya peristiwa. Peneliti harus mengetahui

benar, mana sumber primer dan mana sekunder. Dalam pencarian sumber sejarah,

sumber primer harus ditemukan, karena penulisan sejarah ilmiah tidak cukup

hanya menggunakan sumber sekunder.

Agar pencanrian sumber berlangsung secara efektif, dua unsur penunjang

heruistik harus diperhatikan.

a) Pencarian sumber harus berpedoman pada bibliografi kerja dan

kerangka tulisan. Dengan memperhatikan permasalahan-

permasalahan yeng tersirat dalam kerangka tulisan (bab dan

subbab), peneliti akan mengetahui sumber-sumber yang belum

ditemukan.

b) Dalam mencari sumber di perpustakaan, peneliti wajib memahami

sistem katalog perpustakaan.

Kritik Sumber

Sumber untuk penulisan sejarah ilmiah bukan sembarang sumber, tetapi

sumber-sumber itu terlebih dahulu harus dinilan melalui kritik ekstern dan kritik

intern. Kritik ekstern menilai, apakan sumber itu benar-benar sumber yang

diperlukan? Apakah sumber itu asli, turunan atau palsu? Dengan kata lain, kritik

ekstern menilai keakuratan sumber. Kritik intern menilai kredibilitas data dalam

sumber tersebut.

Page 25: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,

17

Tujuan utama kritik sumber adalah untuk menyeleksi data, sehingga

diperoleh fakta. Setiap data sebaiknya dicatat dalam lembaran lepas, agar

memudahkan mengklasifikasikannya bedasarkan kerangka tulisan.

Intepretasi (analisa)

Setelah fakta untuk mengungkap dan membahas masalah yang diteliti cukup

memadai, kemudian dilakukan intepretasi, yaitu penafsiran akan makna fakta dan

hubungan antara satu fakta dengan fakta lain. Penafsiran atas fakta harus dilandasi

oleh sikap objektif. Kalaupun dalam hal tertentu bersikap subjektif, harus

subjektif rasional, tidak subjektif emosional. Rekontruksi peristiwa sejarah harus

menghasilkan sejarah yang benar atau mendekati kebenaran.

Laporan

Kegiatan terakhir dari penelitian sejarah (metode sejarah) adalah

merangkaikan fakta berikut maknanya secara kronologis/diakronis dan sistematis,

menjadi tulisan sejarah sebagai kisah. Kedua sifat uraian itu harus benar-benar

tampak, karena kedua hal tersebut merupakan bagian dari ciri karya sejarah

ilmiah, sekaligus ciri sejarah sebagai ilmu.

Selain kedua hal tersebut, penulisan sejarah, khususnya sejarah yang bersifat

ilmiah, juga harus memperhatikan kaidah-kaidah penulisan karya ilmiah

umumnya.

a) Bahasa yang digunakan harus bahasa yang baik dan benar

menurut kaidah bahasa yang bersangkutan. Karya ilmiah dituntut

untuk menggunakan kalimat efektif.

b) Memperhatikan konsistensi, antara lain dalam penempatan tanda

baca, penggunaan istilah dan penunjukan sumber.

Page 26: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,

18

c) Istilah dan kata-kata tertentu harus digunakan sesuai dengan

konteks permasalahannya.

d) Format penulisan harus sesuai dengan kaidah atau pedoman yang

berlaku termasuk format penulisan bibliografi/daftar pustaka/

daftar sumber.

Kaidah-kaidah tersebut harus benar-benar dipahami dan diterapkan, karena

kualitas karya ilmiah bukan hanya terletak pada masalah yang dibahas tetapi

ditunujkan pula oleh format penyajiannya. Adapun teknik penulisan skripsi ini

disesuaikan dengan Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis dan

Disertasi14

yang diterbitkan oleh CeQDA Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2007.

G. Sistematika Penulisan

Penulis akan membagi penulisan skripsi dalam lima bab, adapun bagian-

bagian dari bab tersebut adalah sebagai berikut:

Bab I PENDAHULUAN

Adalah Latar belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan

Masalah, Tujuan dan Kegunaan Penelitian, Tinjauan Pustaka,

Landasaan Teori, Metode Penelitian, Sistematika Penulisan.

Bab II MENGENAL BIOGRAFI SINGKAT SYEIKH DAUD bin

ABDULLAH al-FATANI

14

Hamid Nasuhi dkk., Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Jakarta: CeQDA, 2007).

Page 27: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,

19

Mengenal biografi singkat Syeikh Daud bin Abdullah Al-Fatani

yang meliputi: latar belakang kehidupan, latar belakang

pendidikan.

Bab III KEADAAN ISLAM SEBELUM SYEIKH DAUD BIN

ABDULLAH al-FATANI

Berisi tentang kondisi atau keadaan Islam di Patani sebelum

Syeikh daud bin Abdullah Al-Fatani

Bab IV KEGIATAN INTELEKTUAL SYEIKH DAUD BIN ABDULLAH

al-FATANI

adalah kegiatan intelektual atau peranan Daud bin Abdullah Al-

Fatani sebagai Ulama yang meliputi pemikiran terhadap ilmu

pengetahuan dan karya-karyanya.

Bab V KESIMPULAN DAN SARAN

berisi tentang masukan, kesimpulan penelitian serta saran-saran

untuk penelitian lanjutan.

Page 28: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,

20

BAB II

MENGENAL BIOGRAFI SINGKAT SYEIKH DAUD bin ABDULLAH Al-

FATANI

A. Latar Belakang Kehidupan

Nama lengkapnya adalah Al-alim Allamah Al-arif Ar-rabbani Syeikh Wan

Daud bin Syeikh Abdullah bin Syeikh Wan Idris Al-Fatani15

. Ibunya bernama

Wan Fatimah, merupakan anak dari Wan Salamah binti Tok Banda Wan Su Bin

Tok Kaya Rakna Diraja bin Andi (Faqih) Ali Datok Maharajalela bin Mustafa

Datuk Jambu (Sultan abdul Hamid Syah) bin Sultan Muzzafar Waliullah bin

Sultan Abu abdullah Umadatuddin (Wan Abu atau Wan Bo Teri-teri atau

Maulana Israil Raja Champa 1471 M16

. Ayahnya bernama Syeikh Abdullah bin

Syeikh Wan Idris bin Tok Wan Abubakar bin Tok kaya Pandak bin Andi (Faqih)

Ali Datok Maharajalela17

.

Faqih Ali Datok Maharajalela bin Mustafa Datok Jambu (Sultan Abdul

hamid) bin Sultan Muzzafar Syah Waliullah, merupakan saudara kandung dari

Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati). Beliau juga bersaudara dengan Sultan

Babullah (Sultan Ternate) dimana ayah dari sultan Muzzafar Syah Waliulllah,

Sultan Babullah dan Syarif Hidayatullah adalah Sultan Abdullah Umadatuddin.

Kakek mereka bertiga ialah Sayyid Ali bin Sayyid NurAlam bin Maulana Syeikh

Jamaluddin Al-Akbari Al-Husayni (Sulawesi) bin Sayyid Ahmad Syah (India) bin

15

Gelar tersebut di dapat karena lamanya beliau menuntut ilmu agama 16

Engku Ibrahim Ismail, Syeikh Daud bin Abdullah al-fatani: Peranan dan

Sumbangannya terhadap Khazanah Islam di Nusantara. Cet 1 (Kuala Lumpur: Akademi

Pengajian Melayu University Malaya, 1992), h. 21. 17

Shaghir Abdullah, Syeikh Daud bin Abduliah Al-Fatani: Penulis Islam Produktif Asia

Tenggara (Solo: Ramadhani, 1987), h. 13.

Page 29: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,

21

Sayyid Abdull Malik Abdul Muluk (India) bin Sayyid Alwi (Hadramaut) bin

Sayyid Muhammad Sahib Mirbat bin Asyyid Al-Khali Qasam (Hadramaut) Imam

Isa Naqib (Basrah) bin Muhammad Naqib (Basrah) bin Imam Ali Uraidi

(Madinah) bin Ja‘far Sadiq bin Imam Muhammad Baqir bin Imam Baqir bin

Imam Ali Zayn Al-Abidin bin Imam Husein bin Ali, dari Ibunda Sayidah Fatimah

Az-Zahrah binti Muhammad SAW18

.

Dengan sebagian penjelasan nasabnya tersebut maka Syeikh Daud bin

Abdullah Al-Fatani memiliki pertalian darah dengan Rasulullah SAW baik dari

pihak Ayah maupun dari pihak Ibu. Syeikh Daud bin Abdullah Al-Fatani lahir di

kampung Parit Marhum dekat Keresik di Patani pada Tahun 1133 H atau 1721

M19

. Keresik adalah sebuah daerah yang terletak di pesisir pantai. Pada zaman

kebesaran patani Keresik menjadi bandar pelabuhan yang disinggahi para

saudagar-saudagar yang berasal dari tanah Arab. Keresik juga merupakan ibu

kota kerajaan Islam Patani. Ustadz Wan Shaghir Abdullah menuturkan, ketika

mendengar kata Keresik dan keturunan Syeikh Daud bin Abdullah Al-Fatani,

beliau menyatakan.

“Keresik adalah suatu pelabuhan yang sekaligus menjadi satu dengan

bandar Patani sekarang. Dikatakan bahwa dimasa dahulu Keresik adalah

sebagai ibu kota kerajaan Islam Patani yang terkenal itu. Bahwa

kemungkinan dari Keresik Patani tempat pertama di injak oleh Maulana

Malik Ibrahim yang sempat tinggal dan mengajar sebelum akhirnya

meneruskan perjalan demi menyebarkan Islam ke Jawa Timur, sehingga

beliau dimakamkan di geresik (perhatikan hanya berbeda satu huruf awal

saja yaitu di Patani bernama “Keresik” sedangkan di Jawa Timur

dinamakan “Geresik”). Maulana Malik Ibrahim adalah silsilah keturunan

dengan Syeikh Daud bin Abdullah al-Fatani bertemu pada Syeikh

18

Lihat lampiran susurgalur 19

Terdapat beberapa pendapat tentang tahun kelahiran beliau yaitu tahun 1153 H atau

1740 M, 1183H atau 1769 M

Page 30: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,

22

Jamaluddin al-Akbari al-Husayni. Silsilah Maulana Malik Ibrahim ialah

ayahnya bernama Barakat Zainul Alam bin Syeikh Jamaluddin al-Akbari al-

Husayni. Tidaklah dapat dinafikan pertalian da‟wah Islam Syeikh Daud bin

Abdulllah al-Fatani dengan, para Wali di Jawa lainnya, karena masih satu

puncak kekeluargaan yang besar dan luas”.

Kemudian Ustadz Wan Shaghir Abdullah menyatakan kembali.

“Di Patani ada tempat bernama „Teluban‟ sedangkan di Jawa ada tempat

bernama „Tuban‟ (hanya dihilangkan huruf „E‟ dan „L‟ saja). Di malaysia

ada tempat bernama „Kelantan‟, dekat Patani, di Jawa ada pula daerah

„Klaten‟. Orang-orang Patani menyebut Kelantan adalah „Klate‟ hampir

sama sebutan untuk kedua daerah tersebut”.

Syeikh Daud bin Abdullah Al-Fatani adalah anak pertama dari lima

bersaudara adik-adiknya Syeikh Wan Abdul Qadir, Syeikh Wan Abdul Rasyid,

Syeikh Wan Idris dan seorang wanita bernama Siti Khadijah binti Abdullah Al-

Fatani. Beliau merupakan seorang putra yang cerdas dan pandai dibandingkan

dengan teman-teman sepermainannya pasa masa kecilnya. Memiliki akhlak yang

baik kepandaiannya bisa dikatakan luar biasa. Saat Syeikh Daud bin Abdullah

membaca dan hanya sekali mendengarkan langsung hafal, dan tak perlu susah

payah untuk mengahafal seperti kebanyakan orang-orang yang sedang belajar.

Dari ke lima bersaudara beliaulah yang paling alim, bahkan dalam keluarga besar

beliau belum ada yang sealim dirinya. Bahkan ada sebuah riwayat yang

disampaikan oleh seorang nenek yang mengatakan

“sewaktu Syeikh Daud bin Abdullah Al-fatani masih kecil, pernah datang

seorang Ulama yang berasal dari Yaman ke Keresik. Ketika anak-anak

sedang bermain dan Syeikh Daud bin Abdullah Al-fatani juga bersama

anak-anak lainnya Ulama besar ahli sufi tersebut asik memperhatikan

Syeikh Daud bin Abdullah Al-Fatani sedangkan anak-anak lainnya tak

menjadi perhatian Ulama tersebut. Kemudain ulam tersebut datang

menghampiri Syeikh Daud bin Abdullah Al-Fatani dan di usap-usaplah

kepalah Syeikh Daud bin abdullah Al-Fatani dan Ulama itupun

mendoakannya. Banyak orang-orang yang melihat menjadi heran

Page 31: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,

23

mengapa Syeikh Daud bin Abdullah Al-Fatani saja yang menarik

perhatian Ulama tersebut. Lalu Ulama tersebut menjelaskan : „mudah-

mudahan di Takdirkan Allah anak ini menjadi bintang berkilauan, bulan

purnama, matahari bersinar dan Ulama teragung di tanah Jawi”.

Syeikh daud bin Abdullah Al-Fatani wafat di Thaif pada tahun1265 H atau

1850 M dan berumur +/- 80 tahun. Dari Nik Tikat Syeikh Daud bin Abdullah Al-

Fatani wafat pada tahun 1263 H atau 1847 M, namun tak bisa dipastikan dengan

pasti kapan Syeikh Daud bin Abdullah Al-Fatani wafat. Dibutuhkan penelitian

lanjutan dari penelitan sebelumnya. jenazah Syeikh Daud bin Abdullah Al-Fatani

dikebumikan bersebelahan dengan Abdullah Ibn Abbas (Thaif) kemudian oleh

Syeikh Muhammad bin Ismail Al-Fatani (Syeikh Nik Mat Kecik) dipindahkan

dari Thaif ke Mekkah karena Syeikh Nik Mat Kecik ini mengetahui bahwa

wahabi akan datang dan menghancurkan kuburan-kuburan keramat termasuk

makam Syeikh Daud bin Abdullah Al-Fatani yang di anggap keramat oleh

penduduk setempat.

B. Latar Belakang Pendidikan

Pendidikan awal tentang kelslaman di dapat dari ayah dan kakeknya yang

merupakan Ulama terkenal di daerahnya. Ayah dan kakeknya sangat displin

dalam menjaga dan mendidik beliau sejak kecil. Ditambah tradisi di Patani di

waktu itu senantiasa menanamkan dan memperkenalkan Islam sejak masik kanak-

kanak. Pada sekitar umur lima sampai tujuh tahun dipaksakan supaya mengenal

pengetahuan tentang Allah (Ilmu tauhid). Apabila telah hafal dan tidak lupa lagi

maka akan di tambah pelajaran lagi seperti nahwu dan sharaf. Semua system

pendidikan tradisional di Patani telah beliau lalui. Beliau termasuk anak yang

pandai dan istimewa pada masanya. Selain itu beliau juga mempelajari Islam di

Page 32: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,

24

pondok di daerah Keresik selama lima tahun. Karena Keresik merupakan tempat

tumpuan pembelajaran Islam setempat dan luar daerah untuk memperdalam usaha

dakwah Islamiah, dan membincangkan tentang hukum-hukum Islam. Ketika itu

banyak Ulama. dari Timur Tengah, terutama dari Yaman yang mengajar di Patani.

Beranjak remaja kecintaanya pada ilmu pengetahuan serta rasa tanggung jawab

untuk belajar semakin tertanam dibenak beliau. Hampir semua orang alim yang

berada di wilayah Patani pernah beliau kunjungi. Guru beliau yang terkenal ketika

masih belajar di Patani adalah Syeikh Abdurrahman Pauh Bok Al-Fatani.

Setelah itu beliau menyambung keilmuannya di Aceh, Sumatra Utara

selama dua tahun karena pada waktu itu ada hubungan yang erat antara Patani

dengan Aceh sebagai pusat pembelajaran Islam Melayu-Nusantara sebelum

mereka melanjutkan pembelajaran di Mekkah. Di Aceh beliau belajar kepada

Muahammad Zayn bin Faqih Jalal Al-Din al-Asyi20

. Muhammad Zayn Al-Asyi

adalah seorang Ualam terkemuka di Kesultanan Aceh pada masa pemerintahan

Sultan Alaudin Mahmud Syah (1174-95/1760-81)21

. Penjahan Siam terhadap

Patani mendesak beliau melanjutkan pembelajarannya ke Mekkah selama tiga

puluh tahun dan di Madinah selama lima tahun22

lamanya. Sesampainya di

Mekkah beliau segera bergabung dengan kalangan murid Jawiyang telah ada di

sana. Di antaranya adalah Muhammad Shalih bin Abdul Ar-Rahman Al-Fatani,

Ali bin Ishaq Al-Fatani, Al-Palimbani, Muhammad Arsyad bin Abdullah Al-

20

Shaghir Abdullah, Syeikh Daud bin Abduliah Al-Fatani: Penulis Islam Produktif Asia

Tenggara (Solo: Ramadhani, 1987), h. 32. 21

A. Hasjmi, pendidikan Islam di Aceh dalam Perjalanan Sejarah (Sinar Darussalam), h.

32. 22

H.W. Muhd. Shaghir Abdullah, Syeikh Abash Shamad al-Palimbani (Al-Fathanah,

1983), h. 5-6, Syeikh Muhd Arsyad al-Banjari ( Al-Fathanah , 1983), h. 13, Syeikh Ismail al-

Minangkabaui (Solo: Ramdhani, 1985), .h. 13-14

Page 33: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,

25

Banjari, Abdul Al-Wahhab Al-Bugisi, Abdul Ar-Rahman Al-Batawi dan

Muhammad Al-Nafis. Di antara murid-murid itu, beliau yang paling muda

sehingga mereka-mereka di jadikan guru oleh beliau untuk membantunya belajar

ketika dengan guru non-Melayu. Beliau, Al-Palimbani, Muhammad Arsyad,

Abdul Rahman Al-Batawi, dan Abdul Al-Wahhab Al-Bugisi, mendapatkan

pelajaran langsung dengan Al-Sammani. Di antara ulama Patani yang telah

dii'itiraf dan diperbolehkan mengajar di Masjidii Haram antara lain ialah Syeikh

Muhammad Shaleh bin Abdur Rahman Al-Fatani. Syeikh Muhammad Shaleh

adalah seorang tokoh ahli Sya'riat dan Haqiqat yang lebih banyak terjun ke dunia

kesufiaan.

Beliau juga di riwayatkan belajar dengan Isa bin Ahmad Al-Barawi (w.

1182H/1768M)23

, tujuh tahun sebelum beliau belajar kepada Al-Sammani (w.

1189H/1775M). Dengan demikian, ketika beliau belajar kepada Al-Barawi,

mungkin pada masa-masa akhir kehidupannya, sedangkan Al-Sammani berada

pada masa puncak dari karirnya. Karena banyak di antara murid Melayu-

Nusantara telah belajar dengan Al-Sammani, maka dengan mendapat berita

seperti itu beliau bergegas bergabung dengan mereka yang terlebih dahulu

berguru dengan Al-Sammani. Kepada Al-Barrawi beliau mendapatkan ilmu

tentang Ushuludin, al-Barrawi sendiri mempunyai keahlian khusus dalam hadist-

hadist hukum Islam dan dalam terhadap telaah komparatif atas mahzab-mahzab

hukum Islam. Al-Barrawi menerima hadist melalui isnad-isnad yang mencakup

seperti Abdullah Al-Bashri, Alaudin Al-Babili, Syams Al-Din Al-Ramli, dan

Zakarya Al-Anshari.

23

Shaghir Abdullah, Syeikh Daud bin Abduliah Al-Fatani: Penulis Islam Produktif Asia

Tenggara (Solo: Ramadhani, 1987), h.. 39.

Page 34: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,

26

Di samping belajar dengan Al-Barrawi dan Al-Sammani beliau

melanjutkan pembelajarannya dengan Al-Syarqawi, Syeikh Al-Azhar, dan

Muhammad Nafis. Al-Syarqawi adalah pakar dari ilmu-ilmu hadist, syariat,

kalam, dan tasawuf maka beliau mendapatkan pembelajaran seperti itu. Guru

beliau berikutnya setelah Al-Syarqawi adalah Al-Syanwani (W.12J3H/1818M)

Al-Syarwani merupakan Rektor Universitas Al-Azhar setelah meninggalnya Al-

Syarqawi. Dalam pembelajarannya Al-Syanwani belajar kepada beberapa ulama

Mesir yaitu Ahmad Al-Damanhuri, Al-Barrawi, Al-Syarqawi, dan Murtadha Al-

Zabidi. Al-Syanwani adalah pakar dalam ilmu-ilmu hadist, fiqh, tafsir, dan kalam.

Dari Al-Syanwani beliau menambah pengetahuannya dalam bidang fiqh dan

kalam. Selain dari guru-guru yang telah tersebut di atas beliau juga berguru

kepada Muhammad As'ad, Alimad Al-Marzuqi, dan Ibrahim Al-Ra'is al-Zamzami

Al-Makki24

. Mereka juga adalah guru dari Al-Palimbani. Dari Ibrahim Al-Ra'is

beliau mendapat pelbagai disiplin ilmu dan pembelajaran tentang tarekat

Syadziliyah. Ibrahim Al-Ra'is mendapatkan tarekat itu dari Shalih Al-Fullani,

yang mendapatkan dari gurunya Ibn Sina25

.

Selanjutnya Muhammad As'ad dimungkinkan bernama Muhammad As'ad

Al-Hanafi Al-Makki, seroang muhaddis yang memiliki sebuah Isnad hadis yang

diketahui ke belakang hingga Abdullah Al-Bashri. Beliau tidak mengambil Isnad

dari Muhammad As'ad itu sendiri melainkan mengambil tarekat Syatariyah.

Kemudian beliau mempelajari tentang tarekat Samaniyah oleh Syeikh Ali bin

24

Shaghir Abdullah, Syeikh Daud bin Abduliah Al-Fatani: Penulis Islam Produktif Asia

Tenggara (Solo: Ramadhani, 1987), h. 34-35 dan39. 25

Lihat, silsilah tarekat Syadziliyah al-Fatani dalam Abdullah, h.41. tentang Shalih al-

Fullani dan Ibn Sina.

Page 35: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,

27

Ishaq Al-Fatani. Namun riwayat lain menyebutkan bahwa beliau belajar langsung

kepada Syeikh Muhammad bin Abdul Karim Samman Al-Madani pelopor tarekat

Samaniyah. Berikut tentang silsilah guru beliau mengenai tarekat Syatariyah dan

Samaniyah yang di pelajarinya26

. Sebagai Ulama yang memiliki banyak guru dan

pelbagai ilmu pengatahuan yang di dapati pasti ada karya-karya yang di ciptakan

sebagai aplikasi dari ilmu yang di dapat oleh beliau. Ada sekitar kurang lebih 66

karya27

yang pemah di tulis beliau baik dengan bahasa Arab ataupun Melayu.

Semua karya-karya yang beliau tulis jarak waktunya sangat berdekatan. Hal

tersebut membuktikan betapa besarnya dedikasi beliau terhadap penulisan tentang

Islami. Semua itu sebagai wujud rasa tanggung jawab beliau untuk menyebar

luaskan ilmu pengetahuan. Semua karyanya beliau merupakan intisari dari hasil-

hasil pemikiran beliau. Dalam penuliasan beliau tidak menulisnya dengan sendiri

namun di Bantu para murid-muridnya. Beliau hanya menceritakan semua apa

yang ingin di tulis lalu muridnya itu menyalin setiap perkataan beliau dengan

baik, setelah itu di koreksi jika ada sedikit kesalahan dalam penulisan.

Karya-karya beliau sangat popular di daerah Arab umumnya dan Melayu

khususnya. Setengahnya menjadi kitab-kitab rujukan sampai sekarang-sekarang

ini di wilayah Arab dan Melayu, diantaranya adalah kitab Ad-Durrus Stamiin,

Minhajul Abidin, Munyatul Mustalli, dan lain-lain. Dalam karya beliau mengenai

fiqh juga menjadi buku teks di beberapa pondok-pondok, dan setengahnya masih

di pakai sampai sekarang seperti furuu'ul Masa'il yang mendetail isinya, Fathul

Mannan, juga sebuah kitab hukum Islam yang popular yakni Bughyatul Thullab.

26

Lihat lampiran silsilah tarekat 27

Lihat, Lampiran karya

Page 36: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,

28

Munyatul Mushalli yang membicarakan tentang shalat bukan hanya dari segi

hukum sah dan batalnya tetapi dari segi kekayaan rohanian yang banyak

diinspirasikan oleh tasawuf. Kemudian kemudian Sullamul Mubtadi, lidhaahul

Baab tentang perkawinan dan kitab Ghanyatut Taqriin tentang Al-Fara'id.

Page 37: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,

29

BAB III

KEADAAN ISLAM SEBELUM SYEIKH DAUD BIN ABDULLAH AL-

FATANI

A. Perkembangan Islam di Patani Sebelum Daud bin Abdullah Bin Al-Fatani

Untuk bagaimana Islam masuk di Patani tidak perlu di jelaskan kembali

karena sudah ada sumber-sumber lain yang membahasnya. Syeikh Daud bin

Abdullah Al-Fatani juga bukan ulama pertama yang melakukan pengajaran Islam

didaerah Patani. Banyak ulama-ulama terdahulu yang telah memberikan

pengajaran Islam di daerah Patani salah satunya adalah keluarga dari Syeikh Daud

bin Abdullah al-Fatani itu sendiri. Kedatangan Islam sudah ada dan bersiar pada

masa pemerintahan kerajaan Sukothai di abad ke tiga belas, yang terjalin dari

hubungan dagang dengan saudagar muslim. Kemudian muncul kerajaan

Ayutthaya sebabagi pengganti kerajaan Sukothai yang runtuh pada abad ke empat

belas, yang pada saat itu Islam telah memiliki kekuatan politik. Kemudian banyak

para muslim tersebut di angkat oleh Raja untuk di jadikan perdana menteri dan

pejabat penting di kerajaannya. Peran orang-orang muslim sebagai menteri,

pejabat tinggi dan saudagar yang dekat dengan Raja menjadikan mereka

kelompok yang berpengaruh di istana28

.

Islam mungkin saja sudah menyebar secara luas tak hanya di kalangan

istana saja namun sudah ke pelosok-pelosok daerah baik di pesisir pantai atau

dalam pedesaan. Dalam kegiatan keagamaannya bercampur dengan keagamaan

28

Ibnu Muhammad Ibrahim, The Ship of Sulaiman ter. John O‘Kane (London: Routledge

and keagen Paul, 1972), h. 94-97. Ikhtisar tentang peran Muslim periode ini, lihat Omar Farouk

Shaeik Ahmad, Muslim in the Kingdom Ayutthaya (JEBAT: Journal of the History Departement

University Kebangsaan Malaysia, 1980-1), bil 10, h. 206-214.

Page 38: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,

30

terdahulu yang sinkretisme. Praktek magis (permohonan) di antara rakyat desa

adalah hal yang berbeda dari agama, yang merupakan Islam ortodoks. Kata Magi

sendiri di definisikan sebagai ―agama rakyat Melayu‖ hidup di antara orang-orang

Melayu, baik yang berkuasa ataupun yang dikuasai. Sebagai contoh pentingnya

kegiatan magi sendiri bagi kalangan kerajaan adalah keyakinan kuat terhadap

upacara tabal pusaka (atau secara bahasa, pelantikan leluhur) yang dilakukan pada

sore hari hingga tengah malam. Kemudian harinya dilakukan tabal adat (yang

bisa disebut sebagai pengukuhan) yang di laksanakan pada hari upacara

pelantikan suatu penguasa. Tentu saja kedua acara tersebut dilaksanakan dengan

cara Islam, misalnya dengan pembacaan do‘a dalam bahasa Arab. Magi sendiri

terbagi dalam pelbagai macam bentuk seperti kegiatan ekonomi ( menanam padi,

menangkap ikan-nelayan melakukan upacara tahunan yang disebut basemah, yang

merupakan bentuk sesajian untuk terhindar dari ruh-ruh jahat), kontruksi

bangunan (bangunan rumah atau sebagainya), siklus hidup manusia (kehamilan,

kelahiran, pernikahan, dan kematian), pengobatan tradisional, hiburan (permainan

bayang-bayang. Nyabung ayam, adu kerbau), ramal-ramalan (membaca tanda-

tanda dari dunia ruh), kehidupan pribadi (memikat lawan jenis), dan hubungan

antar pribadi lainnya ( magi cinta atau black magic).

Selain hal di atas tersebut masyarakat memiliki kepercayaan terhadap

sesuatu yang keramat. Kata ‗keramat‘ sendiri bisa diartikan sebagai ‗hal yang

sakral‘. Baik berbentuk benda mati atau benda hidup lainnya. Bebebrapa contoh

keramat adalah batuan karang yang berbentuk aneh, pohon-pohon besar yang tua

umurnya dan sudah tidak utuh lagi bentuknya, kuburan yang ditemukan di tengah

hutan, hewan-hewan yang berbentuk aneh (hewan albino, berkaki ganjil, dsb), dan

Page 39: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,

31

terutama sesepuh pendiri desa yang memiliki pengetahuan lebih soal agama29

.

Aspek-aspek budaya dan keagamaan kehidupan daerah Patani sebelum

kemunculan Syeikh Daud bin Abdullah Al-Fatani adalah gabungan dari dua

tradisi pra-Islam dan Islam yang datang dari Timur Tengah, walaupun masyarakat

Patani sudah memeluk Islam sejak abad 15 yang lalu.

Selain di kalangan masyarakat Patani, kegiatan atau praktek magis masih

di jalankan oleh raja-raja di kerajaan Patani. Mungkin karena pengaruh Buddha-

Mahayana yang begitu kuat dan turun temurun di dalam istana sehingga ke dua

ajaran tersebut bercampur aduk menjadi sebuah agama sinkretisme. Ahli-ahli

sejarah terdahulu berpendapat bahwasannya raja Patani sebelum Sultan Ismail

Syah30

adalah raja-raja yang belum memeluk Islam walaupun agama Islam sudah

ada dan mulai berkembang. Seperti contohnya pada tahun 1412 (pada masa Phya

Tu Kurub Mahajana) ada seorang dari ulama Patani yang pergi ke Pulau Buton

dan menyebarkan Islam. Raja setempat yang bernama Mulaesi-Gola

menyambutnya dengan baik. Kemudian datang seorang Syeikh yang bernama

Syeikh Said Barsisa seorang bomoh atau tabib yang berasal dari Pasai pada tahun

1457 barulah raja di kerajaan Patani memeluk Islam. Raja pertama kali memeluk

Islam adalah Phya Tu Nakpa keturunan dari Sultan Sulaiman Syah yang

memerintah di negeri Langkasuka (Wurawari). Sebagai bentuk rasa syukurnya

karena telah memeluk Islam dan sebagi bentuk rasa tanggjung jawab untuk

mensyiarkan Islam maka Sultan Ismail Syah mendirikan sebuah masjid yang di

beri nama Masjid Kerisek yang berasiterktur masjid-masjid di Asia Barat.

29

, Saifull Mujani, ed., Pembagunan dan Kebangkitan Islam di Asia Tenggara terj, Saiful

Mujani dan Abduh Hisyam. Cet I. (Jakarta: Pustaka LP3ES, 1993), h. 170. 30

Nama aslinya adalah Phya Tu Nakpa. Kemudian setelah masuk Islam di ganti menjadi

Sultan Ismail Zilullah fil-Alam atau yang di kenal Sultan Ismail Syah

Page 40: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,

32

Setelah kewafatan Sultan Ismail Syah kemudian takhta kerajaan di berikan

kepada cucu dari saudaranya yang bernaman Phya Tu Intira yang merupakan cucu

dari Sultan Muhammad Tohir, Raja Ligor yang menikah dengan Dewi Cahaya.

Dalam ‗Sejarah Kerajaan Melayu Patani‘ disebutkan bahwa Syeikh Saifuddin

yang mengajarkan Islam dan mengIslamkan raja Phya Tu Intira (Raja Indra) yang

memerintah di Pada kurun waktu 1500 M-1532 M, kemudian setelah memeluk

agama Islam namanya berubah menjadi Sultan Muhammad Syah. Sebagai balas

jasa karena mengajarkan Islam kepada dirinya maka Sultan Muhammad Syah

mengangkat Syeikh Safiuddin sebagai pembesar istana (mengajarkan hukum-

hukum Islam di kalangan Istana) serta dianugrahi gelar Dato Seri Raja Pakeh.

Dikatakan bahwa para raja-raja Patani hanya meninggalkan makan babi

dan tidak menyembah berhala tetapi masih memakai tradisi terdahulu dalam

segala hal, seperti masih mempercayai ramalan dukun, jika ada yang meninggal

hendaknya jangan melakukan kegiatan yang menimbulkan kegaduhan

(menumbuk, bernyanyi, menari) karena akan menganggu yang sudah mati dan

penuh dengan amalan-amalan khufarat dan bid‘ah. Dalam buku hikayat Patani

(hlm 74)31

menyebut, „adapun raja itu sungguh pun ia membawa agama Islam,

yang menyembah berhala dan makan babi itu juga yang di tinggalkan; lain

daripada itu segala pekerjaan kafir itu suatu pun tiada diubahnya‟. Pada masa

pemerintahan Sultan Muzzafar Syah (1532 M-1565 M) amalan-amalan tersebut

masih tetap berjalan. Sultan Mansur Syah membuat batu nisan yang terbuat dari

emas untuk putrinya yang meninggal dunia saat masih berumur 5 tahun dan

selama 40 hari orang-orang tidak diperbolehkan menumbuk, konon akan

31

Bashah Abdul Halim, Raja campa Dinasti Jembal dalam Patani Besar (Kelantan:

Pustaka Reka, 1994), h. 51.

Page 41: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,

33

terganggu ruh anaknyan yang meninggal itu. Kemudian seorang ahli ramal nasib

yang bernama Along In menjadi seorang pengasuh anak dari Raja Bahadur dan

menjadi ahli ramal nasib di istana. Raja Mas cayam (keturunan raja Kelantan)

telah mengasingkan anak angkat dari Long Yunus (pendiri keluarga Kerajaan

Kelantan Modern) yang selama 15 tahun di asuh olehnya namun menurut ramalan

ahli rama akan membawa kesialan dalam pemerintahannya, maka dari itu di

asingkanlah anak angkatnya itu.

Islam pada masa sebelum Daud bin Abdullah Al-Fatani dikatakan masih

Islam secara agamanya saja tidak keseluruhan dalam menjalankan syariatnya.

B. Pondok Sebagai awal berkembangannya Islam di Patani

Dalam dunia pendidikan dan pengajaran kehadiran unsur-unsur pra-Islam

tak bisa di lepaskan begitu saja. Dalam kebudayaan Hindu-Buddha di wilayah

Nusantara (termasuk Patani), peranan tokoh agama atau guru dalam masyarakat

sudah dikenal dengan luas. Dalam masyarakat Patani Buddha tokoh keagamaan di

sebut dengan Khu Ba (guru yang terhormat) dan Phrakhru (guru yang

dimuliakan). Para pengikutnya mengikuti pelajaran tersebut di daerah-daerah yang

terpencil dan jauh dari kota. Pada akhirnya murid-murid yang sedang menimba

ilmu tersebut mendirikan sebuah gubuk-gubuk kecil di sekitar tempat tinggal

gurunya dan mengikuti pelajaran keagamaannya untuk jangka waktu tertentu.

Tempat belajar tersebut (pondok yang kita sebut dalam agama Islam) disebut

ashram. Tempat tersebut menjadi sebuah lembaga keagamaan yang berfungsi

menyebar luaskan pengetahuan keagamaan dan menjadi tempat perlindungan bagi

Page 42: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,

34

mereka yang masih awam soal keagamaan serta ingin mempelajari agama dengan

baik. Dengan demikian ashram secara bahasa berarti ―pondokan spiritual‖.

Saat kawasan Asia Tenggara berubah menjadi dunia Islam, sistem

kebudayaan dan lembaga tradisonal masih tetap utuh dan berjalan. Lembaga-

lembaga itu hanya perlu beralih dan diberi ciri-ciri Islam. Di wilayah Timur

Tengah lembaga pendidikan Islam tradisional di sebut (Dayah) yang berkaitan

dengan masjid-masjid sebagai lembaga pendidikan32

materi yang dipelajarinya

adalah Al-Quran dan kitab klasik yang membahas fiqih, tauhid, tasawuf dan lain-

lain. Pendidikan ini juga berlangsung bersamaan dengan proses Islamisasi di

wilayah Asia Tenggara melalui jaringan ulama yang memunculkan semangat

baru. Sebelumnya belum ada masjid yang berdiri sebagai pusat dakwah dan

sarana pendidikan, maka didalam lingkup kehidupan masyarakat Melayu

(termasuk Patani) tak ada lembaga yang memberikan pengajaran tentang agama

Islam hal ini di karenakan masyarakat muslim belumlah terbentuk dan terstruktur

dengan baik. Namun dalam perkembangannya masyarakat muslim ini sedikit

demi sedikit mulai terbentuk, sehingga memerlukan wadah untuk ibadah, belajar

dan berkumpulnya para pemuda yang telah baligh agar bisa melaksanakan ibadah

shalat sekaligus media pendidikan keagamaan bisa terselenggara maka bangunan

kecil yang bernama surau dipergunankan untuk itu. Bangunan surau ini

merupakan akulturasi budaya lokal yang telah ada sebelumnya. Dalam

kegunaannya terdahulu surau merupakan tempat pemujaan terhadap nenek

moyang mereka yang menganut Hindu-Buddha, animisme, dan dinamisme.

Dalam proses Islamisasi, surau tidak mengalammi perubahan makna dan fungsi

32

Haidar Putra Daulay, Sejarah Pertumbuhan dan Pembaruan Pendidikan Islam di

Indonesia (Jakarta: Kencana, 2007), h. 25.

Page 43: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,

35

yakni tempat ibadah namun fungsi sebagai lembaga keagamaan lebih di tekankan.

Sebagai sarana untuk pendidikan maka surau memiliki peranan penting dalam

kemajuan intelektual Islam di wilayah Nusantara. Di dalam surau inilah para

murid yang belajar mendapatkan pendidikan dasar keagamaan. Pelajaran awal

yang diberikan adalah memebaca huruf hijaiyyah (iqra) dan setelah menguasai

baru membaca al-Quran. Setelah itu juga mempelajari tata cara beribadah dengan

baik dan benar (fiqih), serta masalah keimanan. Pendidikan tingkat al-Quran

dibedakan menjadi dua macam, yaitu: 1. Tingkat rendah, merupakan tingkat

pemula, yaitu mengenal huruf al-Quran, pengajian ini dilakukan setelah Shalat

maghrib hingga Isya dan setelah shalat subuh. 2. Tingkat atas, pengajian tersebut

di tambah dengan pelajaran tajwid, hukum baca, kitab barzanji. Lambat laun

pengajian dan rutinitas ibadah shalat yang di adakan disuaru tidak lagi cukup

untuk menampung para murid dan jamaah yang belajar dan menunaikan ibadah

shalat, maka seiring perkembangan waktu tempat tersebut diubah ke bangunan

yang lebih besar lagi daya tampungnya. Maka berdirilah bangunan yang lebih

bessar dari surau yaitu, masjid. Kata masjid berasal dari kosakata bahasa Arab

yakni Sajada yang artinya tempat sujud. Masjid ini didirikan guna menampung

jumlah jamaah dan murid yang bertambah seiring pesatnya pertumbuhan Islam di

suatu daerah. Fungsi utamanya tetap menjadi tempat untuk beribadah shalat lima

waktu dan shalat Jumat. Masjid juga merupakan lembaga pendidikan seperti surau

namun kapasitasnya lebih banyak dan luas, sehingga dalam pembelajarannya

dapat di bagi-bagi menjadi beberapa kelompok belajar. Sistem pengajaran di

masjid memakai sistem halaqah, yaitu seoarang guru atau kyai membaca dan

menerangakan pelajaran sedangkan para murid mendengarkan setiap ucapan yang

Page 44: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,

36

dikeluarkan oleh guru atau kyai. Sebelumnya para murid diminta untuk

mempelajari kitab tertentu untuk dibahas sehingga murid bisa memahami setiap

materi yang akan di sampaikan oleh guru. Dalam sistem pengajaran tersebut ada

metode yang digunakan yaitu bandongan, sorogan dan wetonan. Metode

bandongan adalah dimana seorang guru membaca dan menjelaskan isi sebuah

kitab kemudian para murid mengelilingi gurunya dan membawa kitab yang sama,

mendengarkan dan mencatat penjelasan yang diberikan gurunya berkenaan

dengan bahasan yang ada dalam kitab tersebut pada lembara kitab atau kertas

catatan. Kemudian metode sorogan merupakan metode dimana murid

menyodorksn kitab kepada gurunya, kemudian guru memberikan penjelasan

bagaimana cara membaca, menghafal dan bagaimana cara menterjemahkan kitab.

Sedangkan metode weton berasal dari bahas jawa yang memiliki arti berkala atau

waktu tertentu. Metode weton bukan merupakan pengajian rutin harian namun

pada saat tertentu misalnya pada waktu setiap selesai shalat jumat atau waktu

lainnya. Para murid yang belajar tersebut berasal dari pelbagai daerah sekitar, ada

yang singgah untuk sementara waktu di rumah kyai atau yang pergi pulang.

Karena jumlah murid yang berasal dari luar daerah semakin banyak maka tidak

mungkin tinggal di rumah sang kyai karena keterbatasan tempat. Maka untuk

mengatasi hal itu para murid membangun sebuah bagunan yang sedang untuk di

tinggali selama mereka menuntut ilmu. Bangunan tersebut didirikan tidak jauh

dari lingkungan masjid. Sebetulnya model bangunan tersebut merupakan asimilasi

kebudayaan terdahulu dengan kebudayaan yang baru yakni Islam. Bangunan

tersebut dinamakan ashram, maka ashram sendiri diberi nama dari bahasa Arab

Page 45: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,

37

Funduq (motel, hotel, singgah)33

. Huruf Fa dalam tulisan Arab diucapkan sebagai

‗P‘ oleh orang-orang Melayu. Dengan adanya hal tersebut Islamisasi ashram yang

berasal dari kebudayaan Hindu-Buddha menghasilkan lembaga pendidikan agama

baru yang bernafaskan dan bercirikan Islam dalam masyarakat Melayu yang

kemudian di kenal dengan nama pondok (dari funduq atau fondoq).

Banyak pula sejarawan terdahulu telah menyebutkan lembaga pendidikan

seperti pondok, namun diantara para sejarawan itu belum ada yang bisa

memberikan penjelasan yang memuaskan mengenai asal usulnya pondok tersebut.

Guru dalam pondok atau pesantren (di Jawa) di kenal sebagai kiyai yang berasal

dari kata orang yang bijaksana dalam bahasa Jawa34

. Sedikit penjelasan diatas

memungkinkan menjadi landasan dari lembaga pendidikan Islam tradisional yang

dikenal sebagai pondok. Orang-orang yang telah menunaikan ibadah haji tentunya

juga ingin menyerap lembaga-lembaga sosial yang sudah ada agar mudah diterima

dan tetap ada hubungannya dengan rakyat yang masih terikat kepada tradisi. Peran

orang bijaksana dan tempat mereka mengajar di ashram sangat dihargai dalam

kebudayaan India, dan para penyebar agama Islam tinggal memindahkannya saja

dan memberikan sentuhan Arab. Dengan demikian orang bijaksana itu menjadi

alim atau Kiyai dan ashram atau tempat pemondokan religius menjadi pondok

pesantren. Ini merupakan hal yang baik dalam penyesuaian kebudayaan atau

akulturasi yang terjadi apabila dua kebudayaan saling bertemu.

Khususnya di daerah Patani, lembaga pondok tumbuh menjadi sebuah

lambang kebangaan bagi orang-orang Melayu muslim untuk beraspirasi dalam

33

Surin Pitsuwan, Islam di Muangthai Nasionalisasi Melayu Masyarakat Patani (Jakarta:

LP3ES, 1989), h. 37. 34

Clifford Geertz, Agama Jawa: Abangan, Santri dan Priyayi. Cet 2 (Jakarta: Dunia

Pustaka Jaya, 1983), h. 177-178.

Page 46: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,

38

bidang pendidikan Islam serta melambangkan sebuah institusi pendidikan yang

unggul dan menjadi kebangaan umat Islam, sistem pendidikan tersebut tak

langsung serentak dengan datangnya Islam di wilayah tersebut. Dalam sistem

pendidikannya para ulamalah yang memberikan bimbingan serta pengajaran Islam

kepada santri-santrinya dalam upaya menunaikan kewajiban agama, dan pondok

juga berfungsi sebagai model segala keutamaan Islam dan wawasan-wawasan

yang baik serta etis bagi para santri yang belajar dan masyarakat muslim diluar

pondok35

. Para santri-santri yang menempuh pendidikan di pondok akan

dihormati oleh masyarakat setempat karena merekalah yang akan pertama kali di

ajak untuk menghadiri acara syukuran di samping acara-acara Islam lainnya

seperti pembacaan tahlil, pembacaan maulid. Kegiatan-kegiatan yang mereka

lakukan dapat menghindari mereka dari hal-hal yang kurang baik, seperti

berkumpuk-kumpul, berjalan-jalan tak ada tujuan dan sebaginya. Bagi masyarakat

melayu Muslim (termasuk Patani), pondok dan penghuninya merupakan

komunitas yang sakral yang misinya adalah menyampaikan Islam sejati kepada

masyarakat marginal. Seperti di daerah Jawa36

, orang-orang Melayu-Muslim di

Thailand Selatan pun terbagi kedalam golongan abangan (golongan Muslim

marginal yang mengutamakan ritual dan praktek animis) dan santri golongan

muslim yang lebih berpengetahuan dan menaruh perhatian terhadap kemurnian

ajaran agama).

Santri pondok (dek pondok) dianggap sebagai orang miskin dan musafir

yang mencari ilmu Islam yang diwajibkan kepada mereka. Untuk mendapatkan

35

Surin Pitsuwan, Islam di Muangthai Nasionalisasi Melayu Masyarakat Patani (Jakarta:

LP3ES, 1989), h. 138. 36

Clifford Geertz, Agama Jawa: Abangan, Santri dan Priyayi. Cet 2 (Jakarta: Dunia

Pustaka Jaya, 1983), h. 121-130.

Page 47: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,

39

penghasilan para santri (dek pondok) membantu masyarakat sekitar dengan

melakukan ritual-ritual keagamaan yang berkaitan dengan kelahiran, kematian,

perkawinan, dan peristiwa-peristiwa amal dan kebaikan lainnya. Sumbangan yang

paling bermanfaat bagi para santri (dek pondok) walaupun mereka masih belajar

adalah kegiatan da‘wah di kalangan masyarakat Muslim yang tinggal jauh dari

pusat kegiatan keagamaan dan masih suka melakukan kegiatan atau praktek

animistik. Maka setiap bulan puasa dan hari-hari besar Islam lainnya seperti

Maulid Nabi, Idul Adha, dan pada waktu panen, santri-santri ini berkeliling ke

seluruh pelosok pedesaan untuk berda‘wah dan menerima sedekah dari

masyarakat37

. Dengan begitu maka tercipta hubungan yang sangat akrab antara

lembaga pondok dan masyarakat Muslim-Melayu pada umumnya. Para

santrimelakukan fungsi-fungsi sosial dan keagamaan, sementara mereka juga

memperoleh pendapatan dari masyarakat.

Hampir semua Kiyai atau Guru (To‘Khru – Guru Kehormatan) adalah

bergelar Haji. Tapi tidak semua Haji di wilayah Thailand Selatan (termasuk

Patani) memiliki pondok sendiri. Orang yang telah menunaikan ibadah Haji (di

kenal sebagai To‘Hajji) memiliki otoritas moral atas penduduk di desa. Tapi Kiyai

atau Guru yang juga Haji memiliki pengaruh moral yang jauh lebih besar, sebab

ilmu agama yang mereka miliki dianggap berasal langsung dari sumbernya dan

karena lebih murni serta lebih mendekati ajaran dan sunnah Nabi. Kebanyakan

Kiyai atau Guru menguasai bahasa Arab klasik dan Jawi (bahasa Melayu dengan

aksara Jawi). Semua buku pelajaran ditulis dalam bahasa Arab klasik atau Jawi.

Pada saat pemerintahan Siam-Thai menlancarkan upaya intergrasi, bahasa Thai

37

Surin Pitsuwan, Islam di Muangthai Nasionalisasi Melayu Masyarakat Patani (Jakarta:

LP3ES, 1989), h. 140.

Page 48: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,

40

tidak digunakan apalagi diajarkan di pondok. Kiyai atau Guru tetap menerapkan

sistem pendidikan tradisonal dan tidak mengubahnya menjadi lembaga pendidikan

yang sekuler di mana bahasa Thai menjadi bahasa pengantar dan pendidikan

agama hanya menjadi bagian kecil dari kurikulum. Pondok-pondok yang ada di

wilayah Thailand Selatan (termasuk Patani) lebih menyukai metode tradisional,

yakni membaca dan mengomentari buku-buku pelajaran klasik, daripada cara

mengajar dalam ruang kelas menurut jadwal waktu yang sudah ditentukan.

Pendidikan agama itu sendiri dianggap sebagai ibadah oleh orang Melayu-

Muslim, maka pelajarannya berlangsung diantara waktu-waktu shalat dan ibadah-

ibadah lainnya. Maka Masjid yang berada di lingkungan pondok juga berfungsi

sebagai tempat belajar, dimana begitu selesai shalat berjamaah dimana Kiyai atau

Guru menjadi imamnya kemudian setelah selesai shalat maka Kiyai atau Guru itu

menghadap kepada ma‘mum yang juga para santri untuk memulai pengajaran

yakni mengutip dan mengomentari nash-nash dari buku klasik sampai waktu

shalat berikutnya. Pada umumnya yang diajarkan dalam pondok adalah mengaji

al-Quran (Qira‘at), tafsir, hadits, asas-asas ilmu hukum (Ushul al-Fiqh), hukum

Islam (Fiqh), tata bahasa dan konjungsi (Nahwu dan Sharaf), teologi (Tauhid atau

Ushuludin), logika (mantiq), sejarah (Tarikh), mistik (tassawuf) dan etika

(Akhlak)38

. Tidak ada ujian dan batasan waktu bagi santri untuk belajar dan

menguasai salah satu dari ilmu tersebut yang telah di ajarkan oleh Kiyai atau

Gurunya. Pada gilirannya santri-santri tersebut akan mengajar santri-santri yang

baru atau membantu santri-santri yang kurang cepat tanggap. Kemudian santri-

38

Surin Pitsuwan, Islam di Muangthai Nasionalisasi Melayu Masyarakat Patani (Jakarta:

LP3ES, 1989), h. 143

Page 49: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,

41

santri senior tersebut yang telah memiliki keilmuan yang cukup akan menjadi

seorang pemimpin ta‟liyat yakni pemimpin para santri. Para santri-santri yang

belajar biasanya membentuk sebuah lingkaran atau halaqoh di tiap-tiap pelajaran

dan masih berada di dalam lingkungan pondok. Kemudian para santri-santri

senior ini akan memulai karir sebagai calon guru di bawah bimbingan Kiyai atau

Gurunya dalam setiap mata pelajaran yang telah dipilih serta dikuasainya. Setelah

cukup waktu mengajar kemudian para santri-santri senior yang juga pemimpin

ta‟liyat in akan pergi menunaikan ibadah Haji dan melanjutkan studi mereka di

Mekkah sebelum kembali ke Patani untuk mendirikan pondok sendiri.

Melalui Kiyai atau Guru yang berfungsi sebagai penghubung dengan

dunia Islam yang lebih luas serta berinteraksi dengan perubahan-perubahan di

dunia yang lebih luas. Di dalam masyarakat Melayu-Muslim pondok berfungsi

sebagai agen perubahan, baik pada tingkat budaya maupun pada tingkat agama,

yang berarti bahwa proses pemurnian agam akan berlangsung terus menerus dan

perubahan tak bisa dihindari lagi dalam sebuah masyarakat yang dimana masih

terdapat unsur-unsur kepercayaan animisme yang harus dihilangkan. Kedudukan

pondok yang unik di dalam masyarakat Melayu-Muslim telah menyebabkan

pondok dianggap keramat dan harus diperlakukan dengan hati-hati sekali. Pada

waktu yang bersamaan pemerintahan Thailand sudah bertekad untuk

mengintegrasikan penduduk Melayu-Muslim yang mayoritas penduduknya

bermukim di wilayah Patani dan sekitarnya ke dalam pemerintahan Thailand,

maka hal yang harus diperhatikan palin utama adalah masalah pondok. Karena

pemerintahan Thailand akan mengupayakan merubah lembaga-lembaga

pendidikan keagamaan ini menjadi lembaga pendidikan semi-sekuler yang

Page 50: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,

42

memberikan pendidikan modern disamping pendidikan agama, dan latihan

kejujuran menggantikan praktek-praktek ibadah dan mistik.

Kedatangan cucu dari Wan Husein (anak dari Sultan Qumbul)39

yang

berasal dari pesantren Gresik, Jawa Timur pada tahun 1467 telah membuka jalan

baru dalam memberikan pengajaran tentang Islam yang dahulunya hanya

tertumpu di dalam istana. Selama belajar di Gresik Wan Husein adalah murid dari

Sunan Ampel yang merupakan sepupunya. Dengan pelbagai pengajaran yang

didapat dan sistem pengajaran selama di Gresik maka Wan Husein

memperkenalkan pengajaran cara pondok yang serupa dengan yang ada di Gresik.

Jika Sunan Maulana Malik Ibrahim adalah pendiri pondok (pesantren) yang

pertama di Jawa, maka yang pertama di Patani adalah Wan Husein. Dengan

didirikannya pondok (pesantren) Para raja-raja Islampun memberikan ruang

seluas-luasnya kepada Ulama dalam menda‘wahkan Islam dan rajapun

menempatkan mereka di tempat yang sewajarnya40

. Kemudian pada akhir abad

ke-18 M hingga sepanjang abad 19 M, wilayah Patani bukan saja berperan

sebagai tamadun Islam namun juga sebagai pusat kegiatan kesusastraan Melayu

yang bernafaskan Islam melanjutkan perjuangan ulama terkenal dan kitab-kitab

mereka yang mashyur. Para ulama tesebut bukan saja dikenal di wilayah Patani

saja namun juga diakui sebagai Alim ulama di negara-negara Arab, Turki , dan

Afrika Utara. Sebagian dari Ulama itu menjadi tauliah untuk mengajar di Masjidil

Haram, Mekkah. Kala itu Patani mendapat julukan sebagai ―Cermin Mekkah‖

karena ramai dikunjungi oleh pelajar-pelajar Islam yang berasal dari Sri Langka,

39

Nama sebenarnya adalah Ali Nurul Alam seorang perdana mentri dari kesultanan

Kelantan pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Syah 40

Sepanjang pemerintahan raja-raja Islam Patani kegiatan agama mendapatkan tempat

walapun di kalangan Istana masih terdapat unsure-unsur sinkretisme

Page 51: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,

43

Burma, Kamboja, Vietnam, Filipina, negeri tanah Melayu, Sumatra terutama,

Aceh, Sulawesi, Kalimantan, Jawa, dan Brunei.

Puncak kejayaan pengajian pondok adalah pada abad ke-19 M. Pada

zaman tersebut Islam telah berkembang dengan pesatnya di mana aktivitas

penterjemahan dan penyusunan buku-buku giat dilakukan. Kitab-kitab yang

berbahasa Arab Jawi telah diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu dan di

sebarluaskan ke setiap pondok-pondok yang berada di Patani dan menjadi

pedoman utama dalam pengajaran. Hal ini karena semakin banyak masyarakat

Muslim yang pergi menunaikan ibadah haji di Mekkah dan mereka semakin

mengerti dan peka terhadap perkembangan Islam dan kemaslahatan umat41

.

Dalam periode abad ke-19 M ini keilmuan Islam mencapai puncak kejayaannya

dengan hadirnya Syeikh Daud bin Abdullah Al-Fatani dan ulama lainnya yang

sezaman. Di samping itu juga banyak karya sufi dan tauhid telah diterjemahkan

kedalam bahasa Melayu. Syeikh Daud bin Abdullah Al-Fatani bersama Syeikh

Abush Shamad Al-Palimbani bertanggung jawab membangkitkan kembali

kegemilangan Imam Al-Ghazali di alam Melayu. Karya agung mereka adalah

Minhaj al-Abidin ila jannat Rab al-Alamin yang di terbitkan di Mekkah pada

tahun 1824 M merupakan koleksi terjemahan dari tiga buah karya Imam al-

Ghazali yaitu Ihya Ulumuddin, Kitab Asrar, dan kitab Qurbah Ilallah. Kitab

Minhaj al-abidin tersebut telah tersebar ke seluruh kepulauan Melayu dan karya

tersebut begitu terkenal di kalangan tarikat Ikhwan Naqshabandiyah.

Walaupun tidak banyak penjelasan mengenai perkembangan pondok

secara luas oleh sejarawan terdahulu, tetapi bedasarkan jumlah buku-buku yang

41

Wan Kamal Mujani, Minoriti Muslim: Cabaran dan Harapan Menjelang Abad Ke-21.

Cet I (Bangi: Persatuan Bekas Mahasiswa Islam Timur Tengah, 2002), h. 229.

Page 52: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,

44

dihasilkan oleh Ulama-ulama Patani, baik yang telah hilang ataupun yang masih

dipergunakan hingga sekarang jelas telah menunjukan bahwa pengajian pondok di

Patani telah berkembang pesat dan mencapai puncaknya. Pekembangan ini selaras

dengan kedudukan Patani yang dahulu pernah berjuluk ―Serambi Mekkah dan

―Cermin Mekkah‖42

.

42

Wan Kamal Mujani, Minoriti Muslim: Cabaran dan Harapan Menjelang Abad Ke-21.

Cet I (Bangi: Persatuan Bekas Mahasiswa Islam Timur Tengah, 2002), h. 231.

Page 53: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,

45

BAB IV

KEGIATAN INTELEKTUAL SYEIKH DAUD BIN ABDULLAH AL-

FATANI

A. Kegiatan Syeikh Daud Bin Abdullah Al-Fatani Sebagai Ulama

Syeikh Daud bin Abdullah Al-Fatani merupakan salah satu dari banyaknya

ulama-ulama termasyhur di kawasan Melayu. Syeikh daud bin Abdullah aA-

Fatani adalah ulama yang paling produktif di antara ulama-ulama Melayu lainnya,

di karenakan banyaknya karya yang telah beliau telurkan lebih dari lima puluh

buah karya. Selama tiga puluh tahun beliau menuntut ilmu di Mekkah, kemudian

lima tahun di madinah. Serta dua tahun di Aceh pada masa awal pendidikannya.

Dengan lamanya beliau menuntut ilmu maka beliau di gelari ―Al-Alim Allamah

Al-Arif Ar-Rabbani‖. Tak banyak memang ulama-ulama dari Jawi/Asia Tenggara

yang boleh menyandang gelar ―Al-Arif Ar-Rabbani‖.

Pada saat di Mekkah Syeikh Daud bin Abdullah al-Fatani langsung

berbaur dengan para pelajar-pelajari lainnya. Kemudian beliau bertemu dengan

ulam-ulama yang berasal dari Patani yang lama bermukim di Mekkah, seperti

Syeikh Muhammad Salih bin Abdurrahman Al-Fatani seorang ahli syariat dan

haqekat yang mengajar di Masjidil haram. Kemudian Syeikh Daud bin Abdullah

Al-Fatani diangkat menjadi ketua kumpulan pelajar Asia Tenggara atau yang di

kenali dengan sebutan ―Syeikh Haji‖(selepas kembali dari Patani). kesibukan

beliau selama menuntut ilmu di Mekkah adalah menulis maka tak heran jika

banyak karya-karya yang telah beliau telurkan, selain menulis beliau juga

menyempatkan diri unutk mengajar di Masjdidil Haram walapun beliau juga

masih menjadi seorang pelajar. Karya-karyanya di tulis dalam dua bahasa yakni

Page 54: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,

46

bahasa Arab dan bahasa Melayu, tak banyak karya beliau yang berbahasa Arab

tersebar di wilayah Melayu. Berbeda dengan yang berbahasa Melayu karya beliau

tersebar luar di wilayah Melayu walapun karya-karya tersebut masih dalam

bentuk tulisan belum di cetak. Jika ada yang memerlukan karya beliau maka ada

seseorang di dibayar untuk menyalinkan karya tersebut. Untuk memperbanyak

tuliasan-tulisannya beliau telah mempersiapkan juru tulis untuk menyalin setiap

karya-karyanya.

Sekian lama menuntut ilmu beliau pernah kembali ke Patani. Beliau

berfikir untuk bisa berda‘wah di Patani. Namun beberapa tahun di Patani

muncullah suatu krisis peperangan antaran Patani dengan Siam. Beliau di

riwayatkan memimpin langsung dalam peperangang jihad fi sabilillah. Lalu dalam

peperangan tersebut beliau mundur ke wilayah Pulau Duyung (Terengganu) untuk

menyusun strategi perang43

Dalam peperangan tersebut beliau kehilangan teman

seperjuangannya selama pendidikan di Mekkah yakni Syeikh Abus Shamad al-

Palimbani, dikatakan beliau hilang ketika khalwat di Masjid Legor.

Bangsa Siam sendiri berasal dari kawasan China Selatan, bangs ini

awalnya tinggal di kawasan kecil di sepanjang Sungai Yangtse kemudian pada

pertengahan abad ke 7 M mereka akhirnya bisa mendirikan sebuah negeri di Barat

Daya China-Nancho. Tempat itu terletak di satu kawasan tanah datar yang terletak

600 kaki di pegunung Yunan. Bangsa Siam ini adala bangsa penjajah, berawal

kedudukan asal mereka di Nancho. Kemudian bangsa Siam mengembangkan

wilayah kekuasaan mereka ke arah Selatan dan Timur. Di bagian Selatan mereka

menyera negeri-negeri Melayu seperti Grahi (Chaiya), Gharbi (Krabi), Thambra

43

Wan Kamal Mujani, ―Minoriti Muslim: Cabaran dan Harapan Menjelang Abad Ke-

21‖ , h. 231

Page 55: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,

47

Lingga (Surat Tani), Ligor (Nkhorn Sri Thamarat), dan Senggora (Songkhla). Di

sebelah Timur mereka menyerang wilayah bangsa Mon dan Khmer, mereka juga

menyerang wilayah Annam. Pada tahun 1253 M maharaja Mongol Kubilai Khan

menaklukan Nancho. Sejak saat orang Siam meninggalkan Nancho dan pindah ke

Selatan. Di Selatan akhirnya mereka mendirikan kerajaan Sukothai, negeri yang

sebelumya pernah di taklukan oleh bangsa Khmer pada tahun 1238 M. Disini

orang Siam cukup terpengaruhi dengan kebudayaan Khmer. Penjelasan singkat

diatas merupakan asal mula sifat karakter kepejajahan bangsa Siam atas Melayu

(khususnya Patani).

Pada tahun 1603 M merupakan awal upaya Siam ingin menaklukan Patani,

entah merasa tersinggung atas penyerangan Patani terhadap Ayuthaya pada tahun

1563 atau ketidaksenangan bangsa Siam atas Islam yang mengalami kemajuan

dalam bidang perekonomian yang dibantu juga karena faktor geografis wilayah

Patani yang berada di Selatan dekat dengan pesisir pantai sehingga memudahkan

dalam perdagangan serta wilayah yang subur berbeda dengan wilayah bangsa

Siam yang terletak 700 mil dari Teluk Siam, sehingga kapal-kapal tak mungkin

singgah karena letaknya yang sangat menjorok ke dalam. Di lain sisi lain ada

ancaman bagi bangsa Siam yakni mulai banyak penduduknya yang menikah

dengan saudagar-saudagar muslim sehingga ada ketakutan bahwa nantinya bangsa

Siam akan punah karena hal tersebut. Hal itulah yang membuat bangsa Siam ingin

menaklukan wilayah Patani.

Serangan pertamapun di lancarkan pada tahun1603 M, waktu itu Patani di

pimpin seorang Raja perempuan atau yang di sebut Ratu, yakni Ratu Hijau.

Dalam serangan tersebut Siam di pimpin oleh panglima Okya Dicha. Armada laut

Page 56: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,

48

Siam lengkap dengan ribuan prajurit dan perlengkapan perang bertolak dari

Ayuthaya untuk memenuhi keinginan Raja Siam yang kala itu di pimpin oleh Phra

Naresuan untuk menaklukan Patani. Serangan pertama ini mengalami kegagalan

karena Patani mendapatkan bantuan dari saudagar yang berniaga di Patani waktu

itu.

Dengan adanya serangan Siam atas Patani, Ratu Patani yang ke dua yakni

Ratu Biru (1616-1624 M) mengerahkan kawalan yang ketat atas Patani guna

menjaga kemerdekaan dan kedaulatan Patani. Dalam masa kawalan tersebut usaha

yang di lakukan dalam menjaganya adalah dengan membuat meriam-meriam yang

berjumlah tiga buah laras meriam, masing-masing di beri nama (Seri Negara, Seri

Patan dan Mahalela). Meriam-meriam ini dibuat oleh ahli senjata yang di ketuai

oleh orang China yang bernama Lim Tau Kin. Segala persiapan dan kawalan

sudah siap, namun Siam tak kunjung kembali menyerang hingga 30 tahun setelah

serangan pertama tahun 1603 M. Hingga Ratu Biru wafat dan kemudian di

gantikan oleh Ratu selanjutnya yakni Ratu Ungu.

Kemudian datanglah serangan yang ke dua tahun 1632 M sejak serangang

pertama pada tahun 1603 M penyerangan ini masih di pimpin oleh Okya Dicha.

Namun sebelum lencarkan serangan Siam terlebih dahulu menghubungi pihak

Belanda guna mendapatkan bantuan dan Belanda menyetujuinya. Hingga

serangan di lancarkan terhadap Patani bantuan tersebut tak kunjung databg. Di

lain pihak Patani mampu mematahkan serangan Siam yang ke dua karena tiga

buah meriam yang sejak dulu telah di persiapkan oleh Ratu Biru dan di bantu oleh

tiga ribu rakyat Trengganu yang berada di Patani karena ikut dalam rombongan

Page 57: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,

49

Yang diPertuan Muda Johor untuk meminang putri Ratu Ungu yang bernama

Ratu Kuning.

Kecewa dengan serangan ke dua, Siam kembali menyerang Patani pada

Tahun 1633 M (sebagian riwayat pada tahun 1634 M). Penyerangan kali ini di

pimpin oleh Phya Phara Khlang. Raja Siam yang terdahulu sudah di gantikan

dengan Pharasat Thong, seorang yang di anggap ―perampas‖ seorang Raja dan

masih memiliki ambisi untuk menaklukan Patani. Serangan kali ini jaraknya dekat

dari serangan sebelumnya, karena menganggap Patani belum pulih dari serangan

sebelumnya. pihak Siam kembali menghubuni belanda yang berada di Batavia

untuk memperkuat serangannya terhadap Patani. Perang yang ke tiga pun terjadi

dan kembali mengalami kegagalan. Kegagalan tersebut di sebabkan karena

pertahanan Patani yang kuat, kurangnya perbekalan makanan serta wabah

penyakit yang mendera Siam waktu itu serta lambanya bantuan dari pihak

Belanda yang datang setelah Siam akan kembali ke wilayahnya. Sebaliknya

Patani di bantu oleh Johor dan Pahang.

Pada tahun 1635 M Ratu Ungu wafat dan di gantikan oleh anaknya Ratu

Kuning. Baginda adalah seorang Ratu yang bijak dalam sejarah kesultanan Patani.

Pada masa Ratu Kuning banyak perubahan, kemajuan dan perbaharuan kepada

masyarakat serta, melibatkan diri langsung dalam urusan perniagaan dan

merupaka Ratu terakhir dalam dinasti kesultanan Patani. Kemajuan yang

membekas di masyarakat Patani adalah memperdalam Kuala Sungai Patani guna

memperbolehkan kapal-kapal besar masuk dan berlabuh membawa dan

mengangkut dagangan. Pada masa Ratu Kuning juga terjadi serangan Siam yang

ke empat, penterangan kali ini di pimpin oleh seorang pesuruh jaya (pengawal

Page 58: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,

50

kepercayaan Raja) yang memerintah Ligor dan bergelar Okya Sena Phimok.

Pesuruh jaya ini asalnya dari Jepang bernama Yamada, karena lama menetap di

Siam dan menjadi tentara yang mengabdi kepada Raja Siam. Karena jasanya yang

banyak maka Raja melantiknya menjadi pengawal kepercayaan Raja di Ligor.

Serangan ke empat inipun kembali gagal.

Setelah serangan ke empat mengalami kegagalan Patani aman dari

serangan Siam selama hampir kurang lebih satu setengah abad lamanya. Selama

masa tersebut dan selepas masa-masa gemilang yang telah di capai pada masa

pemerintahan ke empat Ratu dan terutama Ratu Kuning yang masanya relatif

panjang. Sampai Ratu Kunig wafat dan pada akhirnya Patani jatuh ke tangan

Siam, menjadi waktu yang tidak menentu bagi rakyat Patani. Selama masa itu

Patani tak memiliki Raja yang tetap. Raja di lantik silih berganti namun keadaan

ini membuat Patani semakin turun dalam kemajuan dan ekonomi, melemahnya

pertahanan. Kurun waktu tersebut habis dalam selisih paham dan saling berebut

kekuasaan, sehingga terjadi pemberontakan dan pembunuhan antar anggota

keluarga kerajaan. Menurut sumber ada sekitar sebelas orang raja yang

memerintah Patani selepas masa Ratu-ratu (termasuk Raja Mas Chayam yang

menjadi seorang Raja dua kali) antara tahun 1651 M sampai dengan 1785 M.

Penjelasan singkat diatas sedikit menjelaskan asal mual bangsa Siam dan

beberapa alasan kenapa Siam ingin sekali menaklukan Patani untuk menjadi

bagian dari wilayah Siam serta jatuhnya Patani ke tangan Siam akibat tak lagi

memilik pemimpin yang cakap selepas masa Ratu-ratu dan terjadinya selisih

paham dalam pemerintahan yang melibatkan anggota keluarga kerajaan.

Page 59: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,

51

Penjajahan Siam atas Patani yang berlangsung selama kurang lebih 200

tahun lamanya mendesak Syeikh Daud bin Abdullah al-Fatani untuk hijrah dari

Patani ke Aceh, Mekkah dan Madinah untuk menuntut ilmu agama. Beliau

seorang yang cerdas, melihat Semakin kuat dengan bantuan sekutu maka tak

cukup jika perjuangan hanya menggunakan senjata. Menurut beliau ilmu

pengetahuan jugalah tak kalah penting untuk bisa melawan kedzaliman. Dalam

pemeikiran beliau yang telah di sebutkan pada bagian sebelumnya bahwa

“Barang siapa yang memiliki ilmu pengetahuan maka ia bisa menguasai

sesuatu tanpa harus menggunakan senjata”. Artinya beliau lebih

mengutamakan pendidikan dalam berjuang dan mempertahankan kedaulatan

Patani sebagai negeri yang merdeka atas penjajah, serta keinginan beliau untuk

mencerdaskan umat dan menjadikan ilmu agama sebagai sandaran hidup.

Beda masa beda pula perjuangan yang di lakukan dalam melawan dan

mengakhiri ke penjajahan Siam atas Patani. Syeikh Daud bin Abdullah Al-Fatani

lebih memilih jalan da‘wah dalam perjuangannya. Patani dalam masa Syeikh

Daud bin Abdullah Al-Fatani tak sekuat pada masa ke empat Ratu yang

memimpin, karena pada masa beliau Patani sudah di bagi-bagi menjadi beberapa

wilayah kecil. Dalam keadaan seperti itu rakyat mulai melemah dan berkecil hati

untuk bisa melawan Siam. Dalam masa menuntut ilmu di Mekkah dan Madinah,

beliau banyak menulis karya-karya yang berkaitan dengan ilmu-ilmu yang di

pelajarinya. Karya-karya ini beliau harapkan bermanfaat bagi umat dan rakyat

Patani untuk lebih giat lagi belajar mengenal dan mendalami agama Islam. Beliau

menyadari bawah gerakan yang di lakukan tak terlalu signifikan di bandingkan

pada masa sebelum beliau namun gerakan yang di usahakan beliau ini jauh lebih

Page 60: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,

52

bermakna, karena umat dan rakyat jauh lebih mengerti arti sebuah perjuangan

yang selama ini di lakukan yakni jihad fi‘sabilillah.

beliaulah yang menyerukan perkara jihad fi sabilillah, karena pengertian

Islam kata beliau ialah, pada lughat (bahasa) artinya menyerahkan dan mengikuti.

Sedangkan dalam syaia artinya bahwa sekalian semua mengamalkan semua aspek

ketaatan yang terdapat dalam ketentuan Islam, hal itu yang membuat beliau

menekankan pada aspek jihad fi sabillilah. Sebab pada masa yang bersamaan

Patani sedang dijajah oleh Siam, maka dari itu beliau menyerukan sekalian

masyarakat Patani untuk berjihad seperti yang beliau katakan ialah, "Wajib orang

Islam memelihara agamanya, bahwa Allah memerintahkan bagi kalian semua

untuk jangan merusakkan agamanya dengan kekufuran sehingga menjadi

murtad, juga jangan melakukan mak'siat yang mengakibatkan menjadi fasiq

dan sebab itulah kita disuruh memerangi sekalian kafir harbi atau yang

lainnya". Mempertahankan Islam dengan arti kata yang sesungguhnya sehingga

tercapainya "Darul Islam" yang menghendaki berlakunya undang-undang Islam

dalam arti keseluruhan seperti yang dikehendaki al-Quran dan Allah.

Tentang masalah jihad, beliau pernah ditanyai oleh seseorang apakah jihad

itu wajib atau sunnah. Beliau menjawab "jihad itu adalah fardu ain jika kafir itu

datang ke negeri Islam”. Oleh sebab itu tidak ada suatu alasan umat Islam semua

khususnya Patani berpangku tangan untuk tidak berjuang, berjihad pada jalan

Allah melepaskan diri dari penjajahan bangsa kafir. Di dalam karya-karya beliau

juga menghimbau untuk melakukan jihad fi sabilillah, walapun beliau tidak

menuliskan sebuah karya yang khusus mengenai jihad.

Page 61: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,

53

Sebagai ulama yang terkemuka tentunya Syeikh Daud bin Abdullah Al-

Fatani memiliki murid yang meneruskan perjuangan dawah yang telah beliau

sampaikan, beberapa diantaranya ialah:

1) Sultan Muhammad Shaifuddin (Sultan Sambas). Beliau merupakan

murid Syeikh Daud yang menjadi Sulltan di daerah Sambas. Pada

masa Sultan tersebut Islam mencapai puncaknya, dengan

didirikannya Masjid Agung sebagai pusat penyebaran Islam di

kesultanannya. Masjid tersebut terletak di samping tiga airan

sungai sambas.

2) Haji Wan Musa Al-Fatani. Beliau merupakan pendamping Syeikh

Daud dan menggantikan posisi beliau sebagai Syeikh Haji di

Mekkah.

3) Abdul Halim. Beliau berguru kepada Syeikh Daud padaa saat

beliau di Mekkah. Setelah lama belajar dan memperoleh banyak

ilmu dari Syeikh Daud kemudian beliau kembali ke Kelantan dan

menjadi penasehat Sultan Muhammad I. Beliau merupakan orang

pertama yang menggajar di Kelantan dengan metode pengajian

pondok.

4) Sheikh Wan Muhammad Zain. Aktivitasnya sebagai murid Syeikh

Daud adalah menyalin kitab-kitab Syeikh Daud. Beliau bersama

adik Syeikh Daud yang bernama Sheikh Wan Abdul Qadir bin Al-

Fatani melanjutkan perkaderan Islam di Pondok Bendang Daya,

iaitu pondok yang terkenal dan paling banyak muridnya di Asia

Tenggara pada abad 19 M.

Page 62: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,

54

5) Sheikh Abdul Qadir bin Abdur Rahman Al-Fatani. Beliau

merupakan murid Syeikh Daud yang menjadi guru Ilmu Tasawuf

di Mekah dan sekaligus mengajar berbagai tarekat terutama

Thariqat Syathariyah.

B. Penjelasan Karya-karya Syeikh Daud Bin Abdullah Al-Fatani

Syeikh daud bin Abdullah Al-Fatani merupakan seorang ulama yang

produktif dalam menuliskan karya-karya tentang pengetahuan Islam. Banyak

karya yang telah beliau telurkan selama menimba ilmu di Mekkah. Beliau merasa

perduli terhadap ilmu pengetahuan Islam di tanah kelahirannya yaitu Patani,

ketika itu Patani sedang melawan kepenjajahan Siam. Dalam karya-karya yan

Syeikh Daud bin Abdullah Al-Fatani menjelaskan tentang isi dari karya tersebut.

Berikut adalah karya-karyanya dan sedikit penjelasan mengenai karya-karyanya:

1. Bughyat al Tullab

Bughyat al-Tullab awalnya di terbitkan dalam dua jilid, pertama memuat

244 halaman. Jilid kedua berisi 236 halaman44

. Bughyat at-Tullab diterbitkan oleh

percetakan Al-Ma‘arif, Pinang. Di cetak Matba‘ah al-Miriyah, Makkah, 1310 H/

1892 M.

Judul lengkap karya ini adalah Bughyat al Tullab li Murid Marifat al-

Ahkam bi al-Sawab. Karya ini merupakan lanjutan dari karya Syeikh Muhammad

Arsyad bin Abdullah al-Banjari yang berjudul ( sabil al-Muhtadin fi Amr al-Din ).

Syeikh Daud memulakan karyanya dengan mukadimah. Antara kalimat beliau:

44

Engku Ibrahim Ismail, Syeikh Daud bin Abdullah al-fatani: Peranan dan

Sumbangannya terhadap Khazanah Islam di Nusantara. CET. 1 (Kuala Lumpur: Akademi

Pengajian Melayu University Malaya, 1992), h. 34.

Page 63: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,

55

"Bahawasanya beberapa nafsu (diri) yang cerdik yang menuntut bagi beberapa

martabat yang tinggi sentiasa perangainya itu di dalam menghasilkan beberapa

ilmu syarak. Dan setengah daripadanya mengetahui akan furu‟ ilmu fiqh. Kerana

bahawasanya dengan dia menolakkan akan wiswas yang syathaniyah. Dan

mengesahkan akan jual beli dan segala ibadat yang diredakan..." Masih dalam

mukadimah, Syeikh Daud memperkenalkan pelbagai hadis mengenai ilmu

pengetahuan. Selepas itu, memperkenalkan riwayat ringkas Imam al-Syafie.

Kandungan keseluruhan Bughyah ath-Thullab adalah membicarakan fiqh bagian

ibadat dalam mazhab Syafie.

2. Ad-Durrust Stamin

Karya ini selesai di tulis oleh Syeikh Daud bin Abdullah al-Fatani di

Mekkah pada tanggal 17 Syawal tahun 1231H/1816-17M. Karya ini terbit tak

hanya di Asia Tenggara saja tetapi, juga diterbitkan di Mekkah, Mesir, Turki, dan

Bombay.

Judul lengkap karya ini adalah al-Durr al-Thamin fi Aqa‘id al-Mumini.

Karya ini Syeikh daud bin Abdullah al-Fatani menguraikan asas-asas kepercayaan

(akidah) Islam, ketauhidan menurut i‘tiqad ahlus sunnah wal jama‘ah, yaitu

menyederhanakan maksud dan tujuan mengenai qada dan qadar serta ikhtiyar

hamba45

. Karya ini merupakan yang paling banyak di cetak ulang dan banyak di

kaji oleh orang-orang Melayu.

45

Engku Ibrahim Ismail, Syeikh Daud bin Abdullah al-fatani: Peranan dan

Sumbangannya terhadap Khazanah Islam di Nusantara. CET. 1 (Kuala Lumpur: Akademi

Pengajian Melayu University Malaya, 1992), h. 35

Page 64: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,

56

3. Furu Masa’il

Karya ini merupakan nukilan fatwa Syaikh Jamaluddin Ahmad ar-Ramli

al-Kabir, yakni ayah dari pada Syaikh Syamsuddin Muhammad ar-Ramli (Imam

Ramli). Karya ini terbit di Mekah pada tahun 1257 H/1841M.

Judul lengkap dari karya ini adalah furu al-Masa il wa Usul al-Masa il,

merupakan sebuah karya utama Syeikh Daud bin Abdullah al-Fatani. Karya ini

menjelaskan perundang-undangan dan pemikiran Islam Syeikh daud bin Abdullah

al-Fatani. Dalam karya ini menjelaskan bahwa kita sebagai manusia hendaklah

berperantara kepada anbiya, mursalin, solihin dan awliya karena mu‘jizat para

nabi dan karamah para wali tidak putus dengan matinya.

4. Kalfiat Khatmi Quran

Para penghafal doa sangat mengenal kitab ini, karena banyak sudah cukup

banyak dicetak oleh beberapa percetakan baik di Mesir, Mekkah, Turki, Bombay

dan semua percetakan-percetakan di Asia Tenggara pernah mencetak kitab ini.

Dalam karya Syeikh Daud bin Abdullah Al-Fatani ini di dalamnya berisi

tentang tata cara melakukan khatam Quran dan pelbagai doa. Kitab ini merupakan

yang pertama mengenai tata cara pelaksanaan berdoa, serta belum ada kitab yang

sejenis pada masa beliau.

5. Idah al-Bab

Syeikh Daud bin Abdullah al-Fatani juga menyediakan buku ini dalam

bahasa Melayu pada tahun 1224 H/1809 M46

. Karya ini tersebar di sekitar

semenanjung Melayu.

46

Engku Ibrahim Ismail, Syeikh Daud bin Abdullah al-fatani: Peranan dan

Sumbangannya terhadap Khazanah Islam di Nusantara. CET. 1 (Kuala Lumpur: Akademi

Pengajian Melayu University Malaya, 1992), h. 39.

Page 65: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,

57

Judul keseluruhannya adalah Idah al-Bab Li Murid al-Nikah bi al-Sawab.

Adalah sebuah buku panduan kecil dengan 60 halaman ini memuat tentang tata

cara pernikahan, talaq, maskawin dan sebagainya. Naskah ini juga tersimpan di

Pulau Kendur, Riau. Di bawah pengawasan Naskah Kuno Daerah Riau.

6. Faidatun Muhimmatun Mathlubatun Fi Kaifiyati Shalatit

Tarawih

Dalam karya Syeikh Daud bin Abdullah al-Fatani ini berisi tentang metode

shalat tarawih. Mulai dari doa tarawih sampai doa witirnya, serta hal-hal yang

berkaitan dengan shalat tarawih dan witir. Bahkan masih banyak wilayah Asia

Tenggara yang berpedoman dan menghafal doa-doa ynag terkandung di dalam

kitab tersebut.

Dalam karya ini Syeikh Daud bin Abdullah al-Fatani menjelaskan bahwa

yang dinamakan shalat tarawih itu adalah dua puluh rakaat di bulan Ramadhan.

Dua puluh rakaat itu dilakukan dengan sepuluh kali salam. Apabila shalat tarawih

di lakukan dengan satu kali salam, atau tiga, empat atau lima rakaat satu salam

maka itu bukanlah yang dinamakan shalat tarawih. Serta di dalam setia empat

rakaat terdapat salam yang artinya berhenti beberapa saat dan kemudian

memulainya kembali hingga sepuluh salam47

.

7. Al- Jawahir al-Saniyyah

Kitab ini di tulis oleh Syeikh Daud bin Abdullah Al-Fatani di Thaif pada

tanggal 16 Jumadil awwal 1252 H/1836 M.

Dalam saduran H. Wan. Moh. Shaghir kitab ini berisi tentang perundangan

Islam (Fiqh) yang lengkap dengan semua bab-babnya. Lain hal menurut V.

47

Kaifayat Khatam Quran (Mekkah: Darus Sa‘adat, Mathbaah Usmaniyah), h. 84-85.

Page 66: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,

58

Matheson dan M.B Hooker, menurutnya karya ini berisi tentang perkara

Ushuludin yang menjelaskan tentang hari pembalasan, malaikat, tazkiyah

(pembersihan), shalat, puasa, haji, waqf, pembagian warisan, dan semua yang

berkaitan tentang perkawinan, talaq, jual-beli dan untung rugi perniagaan.

8. Kifayat al-Muhtaj

Beliau menyelsaikan tulisan ini di Mekkah pada tahun 1224 H/ 1809 M.

Kitab ini berisi tentang perjalanan Isra dan Mi‘raj Nabi S.A.W, karya ini

berdasarkan karya dari Al-Ghaiti (1540 M) yang berujudul Mi‟raj al-Nabi dan

sebagian lagi dari pandangan-pandangan Al-Kalyubi (1658 M). Dalam kitab ini

juga terdapa mengenai pelbagai jenis surga dan neraka.

9. Mutaallim

Karya ini di selesaikan oleh Syeikh Daud bin Abdullah Al-Fatani pada

tanggal 12 Jumadil Tsani pada tahun 1244 H/1826 M.

Kitab ini berjudul Hidayat al-Mutaallim wa Umdat al-Muallim. Kitab ini

merupakan rangkuman tentang aqidah, tassawuf, dan fiq. Kemudian di cetak oleh

perusahaan Matbaah al-Miriyah, Mekkah pada tahun 1312 H/1893 M, setelah di

sunting ulang oleh Syeikh ahmad bin muhammad Zayn bin Mustafa al_fatani

dengan bantuan muridnya dan anak dari saudaranya Syeikh Daud bin Ismail al-

Fatani. Judu Mutaallim didapati dari hasyah kitab Al-Miftah al-Murid fi Ilm al-

Tauhid yang berisi penjelasan tentang aqidah Islam.

C. Pandangan Syeikh Daud Bin Abdullah Al-Fatani Terhadap Ilmu

Pengetahuan

Sebagai ulama yang produktif dalam menghasilkan banyak karya maka tak

heran jika Syeikh Daud bin Abdullah Al-Fatani memiliki pandangan sendiri

Page 67: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,

59

terhadap karya-karyanya yang meliputi pelbagai macam bidang ilmu pengetahuan,

berikut adalah pandangan Syeikh Daud bin Abdullah Al-Fatani.

a) Pandangannya Tentang Politik:

Seseorang pernah bertanya kepada beliau tentang pengenalan batas-batas

pekerjaan agama, maka beliau menjawab dengan menggunakan septong surat al-

Quran yang artinya: "Apa yang diperintahkan Rasul kepada kalian maka

peganglah dia, dan apa yang dilarangnya maka tinggalkanlah"48

Kemudian beliau menafsirkan ayat tersebut bahwa 'meliputi sekalian

pengertiannya ialah Islam, Iman, dan Ikhsan, menyuruh kebaikan, mencegah

kemungkaran, mengerjakan shalat, mnegeluarkan zakat, puasa bulan Ramadhan,

haji dan umroh, termasuk perang sabil dan apa saja yang telah diperintahkan dan

apa saja yang telah dilarang. Beliau juga berkata bahwa orang yang tidak

melakukan salah satu dari perkara yang telah terdapat dalam Islam masih

terhitung orang jahil (bodoh) terhadap kewajiban agamanya. Dalam pandangan

politiknya beliau menekankan pada aspek jihad fi sabillilah. Sebab pada masa

yang bersamaan Patani sedang dijajah oleh Siam, maka dari itu beliau

menyerukan masyarakat Patani untuk mempertahankan Islam dengan arti kata

yang sesungguhnya sehingga tercapainya "Darul Islam" yang menghendaki

berlakunya undang-undang Islam, dalam arti keseluruhan seperti yang

dikehendaki al-Quran dan Allah. Ini menjadi ideologi semua Ulama termasuk

beliau, sehingga beliau pernah ikut terlibat dalam perang melawan Siam. Dalam

karya beliau mengenai fiqh sebagaimana juga Ulama lainnya dapat dibaca

perundang-undangan mengenai Islam termasuk jihad fi'sabilillah yang begitu

48

Wan Shaghir Abdullah, Syeikh Daud bin Abduliah Al-Fatani: Penulis Islam Produktif

Asia Tenggara (Solo: Ramadhani, 1987), h. 63.

Page 68: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,

60

yakin bahwa orang Islam harus menggunakan hukum yang telah Allah turunkan.

Dari tulisan beliau tentang fiqh bisa diambil beberapa pelajaran tentang negeri

Islam yang dijajah termasuk Patani yang dijajah oleh Siam menghendaki

perjuangan seluruh umat Islam terutama umat Islam Patani dan sekitarnya.

Tentang masalah jihad, beliau pernah ditanyai oleh seseorang apakah jihad

itu wajib atau sunnah. Beliau menjawab "jihad itu adalah fardu ain jika kafir itu

datang ke negeri Islam. Oleh sebab itu tidak ada suatu alasan umat Islam semua

khususnya Patani berpangku tangan untuk tidak berjuang, berjihad pada jalan

Allah melepaskan diri dari penjajahan bangsa kafir”.

b) Pandangan Beliau Tentang Fiqh:

Dari banyaknya karya-karya beliau tidak ada yang bisa menyamai

keproduktifitasan beliau dalam menulis sebuah karya fiqh. Dari penulisan kitab

fiqh sejak kebesaran kerajaan Aceh dimulai oleh Syeikh Nuruddin ar-Raniri

dengan Shiratul Mustaqimnya, kemudian disambung Syeikh Muhammad Arsyad

al-Banjari dengan Sabilul Muhtadinya sampai pada masa itu belum ada yang

menulis sebanyak beliau. Kemasyhuran beliau di bidang penulisan fiqh diakui

oleh semua lapisan Ulama di wilayah Melayu-Nusantara bahkan Ulama-ulama

Arab sendiri. Karya-karya beliau tentang fiqh sanagat banyak seperti, Bughyatut

Thullab, Furu'ul Masaali, Hidayatul Mutaalim (1244 H), Fat'hul Mannan (1249

H), dan Jawahirus Saniniayah (1252 H). kitab-kitab tersebut adalah kelengkapan

dari kitab Bughyatut Thullab yang menlengkapi bab-bab fiqh dan kitab tersebut

adalah kitab yang tebal-tebal.

Selain itu juga ada kitab-kitab fiqh yang tipis dan membicarakan bab

tertentu saja di dalam fiqh seperti, Kifayatul Mubtadi (bab yang cukup lengkap,

Page 69: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,

61

tapi untuk tingkat awal mempelajari fiqh), As Saidu Waz Zabaih (membicarakan

penyembelihan), As-Risalatus Sail (membicarakan perkara Jum'at), lidhahul Baab

(membicarakan soal perkawinan). Saking produktifhya beliau menulis setiap

tahun dan kadang-kadang dalam setahun itu bisa menulis dua buah judul seperti,

Idhahul Baab dan Kifayatul Muhtaj sama-sama ditulis pada tahun 1224 H. Nahjuz

Raghibin dan Ghavatut taqrib sama-sama ditulis pada tahun 1226 H. Selang

setahun kemudian beliau menulis kitab Bulughul Maraam (1227 H), lalu

Manasikul Hajji wal Umroh (1229 H).

c) Pandangan Beliau Tentang Ushuluddin:

Selain ilmu fiqh beliau juga ahli dalam ilmu ushuluddin. Tentang ilmu

ushuluddin beliau menulis kitab-kitab yang tidak sedikit jumlahnya dan tebal-

tebal. Belum ada lagi kitab mengenai ushuluddin yang dikarang ulama Melayu-

Nusantara melebihi karya-karya beliau seperti, Warduz Zawahir walapun bersifat

terjemahan selain itu Aqidatun Najin karangan Syeikh Zainal Abidin bin

Muhammad al-Fatani. Karya yang paling banyak tersebar dan masih dicari

ditoko-toko kitab adalah Ad Durrus Stamin (1232 H). Karya-karya tersebut

membicarakan masalah teologi selain itu di setiap kitab fiqh yang pernah

ditulisnya beliau suka memuat hal tersebut.

Beliau telah memperkenalkan pula mengenai cabang-cabang iman selain

dari enam rukun iman yang selalu disinggung dalam setiap ilmu tauhid baik karya

beliau ataupun karya yang lain. Dalam kitab Jawahirus Saniyah beliau

menjelaskan bahwa jalan yang sebenarnya itu hanya satu yaitu mengikuti Ahlus

Sunnah Wal Jamaah karena empat imamnya itu walaupun pada fu'ru syarat

terdapat perbedaan namun sependapat dalam ushuluddin.

Page 70: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,

62

d) Pandangan Beliau Tentang Hadist:

Dari sekian banyak kitab yang pernah ditulis oleh beliau jarang sekali

membicarakan tentang hadist. Bukan berarti beliau tidak ahli hadist namun pada

saat itu masalah hadist belum banyak dibicarakan karena seringnya mempelajari

kitab mahzab Syafi'i di bidang fiqh dan paham dari Syeikh Abul Hasan al-Asy'ari

dan Abu Mansur al-Maturidi yang tebal-tebal sehingga mereka mengikut kepada

haluan Mahzab dengan berpedoman pada Ahlus Sunnah Wal Jama'ah lebih

menjamin keselamatan.

Dari hampir semua karya beliau yang meliputi tentang fiqh, ushuluddin

dan tasawuf jika terdapat tentang hadist jarang sekali membahas tentang sanad

dan rawi, menurut beliau cukup memakai istilah 'hadist' atau 'sabda Rasulullah

SAW' saja. Masyarakat pada masa beliau tidak banyak berkomentar tentang ini

dan itu, juga pada masa beliau masyarakat cukup percaya kepada Ulamanya

sehinga terlihat bahwa beliau juga ahli hadist. Dalam kitab beliau yang berjudul

Jam'ul Fawaid beliau berpendapat bahwa beramal dengan hadist dhaif bahkan

hadist bathil sekalipun akan mendapat pahala apabila bersifat fadhailul amal.

e) Pandangan Beliau Tentang Tasawuf:

Hampir dalam setiap karya beliau tentang fiqh di bagian akhir

dicantumkan perkara tasawuf. Kitab tasauf beliau yang tebal dan luas

pembahasanya ialah "Jam'ul Fawaid". Dari berbagai kitab yang pernah ditulis oleh

beliau lalu disortir nampak jelas bahwa beliau bukan saja tokoh fiqh dan

ushuluddin namun bisa diklasifikasikan kedalam tokoh sufi yang ulung. Kesufian

beliau mengikuti haluan Sunnah dari Imam Ghazali namun beliau dalam aliran

Page 71: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,

63

tasawufnya tidak sealiran dengan al-Hallaj, Syeikh Hamz^h al-Fanshuri, dan

Syeikh Syamsuddin as-Sumatrani.

Dalam kitab beliau yang berjudul Manhalus Shafi beliau memebahas

tentang istilah-istilah percakapan orang-orang sufi mengikuti aliran tasawuf

Syeikh Muhyiddin Ibnu Arabi, al-Hallaj dan lain-lain. Ada satu keterangan dalam

kitab Manhalus Shafi yang mendalam seakan-akan beliau membela golongan

tasawuf extream. Namun dalam kitab beliau yang berjudul Warduz Zawahir

beliau membantah dengan keras tentang paham ittihad yang timbul dari kalangan

sufi. Dalam kitab Warduz Zawahir beliau memaksudkan untuk suatu sanggahan

terhadap golongan awam yang berlagak seperti seperti seorang sufi, perkataan

bagai seorang sufi namun mereka sendiri tidak mengerti dengan perkataan dan

perbuatan mereka sendiri.

Sekitar tahun 1240 H beliau telah menerjemahkan dua buah kitab yang

paling penting dalam dunia Islam, yang pertama adalah "Minhajul Abidin"

karangan sang hujrjatul Islam Imam Ghazali dan yang kedua adalah "Kanzul

Minan" karagan Ibnu Madyan. Terjemahan kitab Minhajul Abidin itu banyak di

kaji di Melayu-Nusantara pada masa itu. Sedangkan tejemahan kitab Kanzul

Minan banyak di kaji oleh muslim Melayu di Mekkah, namun kurang berkembang

di daerah Melayu-Nusantara. Pada terjemahan Minhajul Abidin dalam

muqaddimahnya beliau mengguratkan kecintaan terhadap tokoh sufi terkenal

sebagaimana yang beliau katakan: " Dan adapun kemudian daripada itu maka

inilah terjemaha bagi mu'allif radhiallahu anhu yaitu penghulu kami Imam yang

Alim Rabbani dan Arif Samadani ialah Quthbul Wujud yang memiliko kasyaf dan

syuhud dengan "Hujjatul Islam" dia adalah Abu Hamid bin Muhammad al-

Page 72: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,

64

Ghazali ath Thusi. Al-Ghazali adalah seorang Imam yang besar kemuliaan

namanya, karangarmya dan lain-lain. Dalam ilmu fiqh dialah asal yang pokok, dia

juga rujukan dari kitab-kitab fiqh yang ada, dia adalah asal kitab 'Syeikhani' (dua

orang Syeikh) — Imam Nawawi dan Imam Rafi'I dan yang paling istimewa

adalah Ihya Ulumuddinya yang menghidupakan hati yang mati. Sebegitu besarnya

kekaguman beliau terhadap Imam Ghazali Karen keilmuan yang tingi yang

membuat beliau mengagguminya. Beliau juga mengaggumi Syeikh Abdul

Wahhab asy-Sya'rani walapun Syeikh tersebut dipandang remeh oleh masyarakat

pada waktu itu. Dalam kitab terjemahan awal beliau di tulis, 'Dan demikian apa

yang, disebutkan oleh Arif Billah lagi yang memberi petunjuk kepada jalan Allah

yang memiliki kasyaf dan tahqiq yaitu penghulu kami Syeikh Abdul Wahhab asy-

Sya 'rani Radhiallahu anhu'.

f) Pandangan Beliau Tentang Akhlak:

Walaupun Ilmu Akhlak sudah termasuk bagian dari Ilmu Tasawuf namun

beliau membuat suatu pemisahan. Dari kitab beliau berjudul Jam'ul Fawaid

membicarakan tentang beberapa adab dan hak antara golongan dengan golongan

lainnya, kaitan pribadi dengan pribadi atau dengan masyarakat. Namun

sebelumnya dalam kitab beliau yang berjudul Hidayatul Muta'allim yang

hubungannya dengan berkaitan dengan kitab Jam'ul Fawaid.

.

g) Nama-Nama Kalimah Nafi Dan Isbat

Sebagai tokoh sufi Syeikh Daud bin Abdullah Al-Fatani mempelajari

tarekat syatariyah, dalam masa mempelajari dan mendalami tarekat tersebut beliau

Page 73: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,

65

memberikan penjelasan tentang kalimat nafi dan isbat menurut beliau dalam

tarekat syatariyah. Kalimat tersebut beliau tuangkan dalam salah satu karya

tulisan beliau berjudul kitab Dhiyaa'ul Murid. Bagian terakhir karyanya itu beliau

tulis nama-nama kalimat Laa ilahaa illallah49

. Menurut beliau kalimat Laa ilaaha

illallah itu mempunyai banyak nama yang disebut dalam kitab suci al-Quran,

diantaranya seperti berikut:

1) Kalimah takwa, dalam surah al-Fath ayat 26. Maksudnya: Dan

biasakanlah mereka itu dengan takwa. Takwa tersebut adalah La

ilaaha illallah50

.

2) Kalimah Thaiyibah (kalimat yang baik) dalam surah Ibrahim ayat

24. Maksudnya: Allah telah membanding seumpama kalimat yang

baik yaitu La ilaaha illallah seperti pohon kayu yang baik asalnya

terhunjam pada bumi dan cabang-cabangnya menjulang ke

langit51

.

3) Kalimah Sabit (kalimat keteguhan) dalam surah Ibrahim ayat 27.

Maksudnya: Allah telah menetapkan sekalian orang-orang yang

beriman dengan perkataan yang tetap dalam hidup di dunia dan

akhirat yaitu perkataan Laa ilaaha illallah52

. Kalimatul 'Ulya (

kalimat yang tinggi) dalam surah at-Taubah ayat 40. Maksudnya:

perkataan atau kalimat yang paling tinggi ialah Allah (Laa illaha

illallah: tiada Tuhan selain Allah)53

. Kalimah Stabat (kalimat

49

Wan Shaghir Abdullah, Syeikh Daud bin Abduliah Al-Fatani: Penulis Islam Produktif

Asia Tenggara (Solo: Ramadhani, 1987), h.105. 50

Tafsir al-aisar, h. 882. 51

Tafsir ibn-katsir, h. 953. 52

Tafsir ibn katsir, h. 956. 53

Tafsir ibn katsir jilid 2, h. 608.

Page 74: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,

66

yang teguh) dalam surah Muhammad ayat 19. Kalimah Husna

(kalimat kebaikan) dalam surah Yunus ayat 26. Maksudnya:

perkataan atau kalimat yang menyerukan kebaikan (balasan bagi

kebaikan melainkan kebaikan pula yakni ‗surga‘)54

. Kalimah 'Adli

(kalimat seimbang) dalam surah an-Nahl ayat 90. Maksudnya:

Allah menerangkan bahwa Dia menyuruh hambaNya berlaku adil

dan seimbang55

. Kalimah Istiqamah (kalimat pendirian) dalam

surah Fussilat ayat 30. Maksudnya: ambilah sesuatu berdasarkan

qawamnya (kelurusan dan kebenaran) yang di inginkan Allah

disini adalah kelurusan tindakan, baik sejak melakukan proses

(fase kehidupan) hingga pada tujuanya (akhirat)56

. Kalimah 'Ahdi

(kalimat perjanjian) dalam surah Maryam ayat 87. Maksudnya:

perjanjian dengan Allah untuk menjalankan perintah Allah

dengan beriman dan bertakwa (perjanjian ini berupa kesaksian,

Tiada Tuhan Selain Allah, berserah diri dan tidak berharap selain

Allah)57

. Kalimah Maqalid (kalimat pembendaharaan) dalam

surah Zumar ayat 63. Maksudnya: maqalid jamak dari miqlad

atau maqlid. Adalah memiliki, mengatur, menjaga dan

memelihara. Dengan demikian hanya Allah yang memiliki langit

dan bumi. DIA memiliki kuasa mutlak untuk mengatur apa yang

terjadi di antara keduanya. DIA juga yang memelihara dan

54

Tafsir ibn katsir jilid 2, h. 713. 55

Tafsir ibn katsir jilid, 2 h. 1056. 56

Tafsir sya‘rawi, h. 779. 57

Tafsir ibn katsir jilid 3, h. 221.

Page 75: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,

67

menjaganya58

. Kalimah Tasydid (kalimat percakapan yang benar)

dalam surah al-Ahzab ayat 70. Maksdunya: hendaklah seorang

hamba berkata benar dan jujur. Kelak akan mengantarkan kepada

nikmat Allah. (kata syadid berarti tepat sasaran tidak melenceng

dari hakikat kebenaran)59

. Kalimah Haq (kalimat tauhid) dalam

surah az-Zukhruf ayat 86. Maksudnya: Allah mengecualikan

orang yang mengakui serta meyakini dengan mantab bahwa tiada

Tuhan yang HAK selain Allah60

. Kalimah Shiratal Mustaqim

(kalimat jalan yang lurus) dalam surah al-An'am ayat 15.

Maksudnya: Allah berfirman kepada hamba dan RasulNya yang

diutus membawa agama tauhid yang agung dan syariat yang lurus

serta dipeerintahkan untuk menyerukan kepada manusia kejalan

yang lurus61

. Kalimah Sidqi (kalimat membawa kebenaran) dalam

surah az-Zumar ayat 33. Maksudnya: yang telah menerima pesan

dari Allah dan disampaikan pada umatNya. (Allah telah

menurunkan Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa kebenaran

dan bagi mereka yang membenarkan, merekalah orang-orang

yang bertaqwa62

.

Kalimah Iman dinamakan juga Kalimatul Khulud fi Jannah. Sabda Nabi

Muhammad S.A.W bermaksud: Barangsiapa yang adalah pada penghabisan

perkataannya Laa ilaaha illallah hal keadaannya suci hatinya lagi jernih

58

Tafsir sya‘rawi, h. 559. 59

Tafsir sya‘rawi, h. 65. 60

Tafsir al-aisar, h. 682. 61

Tafsir ibn katsir, h. 197. 62

Tafsir sya‘rawi, h. 546.

Page 76: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,

68

daripada hatinya, masuk syurga itu bersama-sama orang-orang yang mendapat

kemenangan tiada terdahulu seksa.

1) Kalimatus Ishmati wan Najah

Sabda nabi Muhammad s.a.w yang bermaksud: "Apabila mereka

mengatakan Laa ilaaha illallah terpelihara daripadaku darah dan hartanya."

2) Kalimatu Miftahil Jannah yaitu Laa ilaaha illallah.

3) Kalimatu Stamanil Jannah yaitu Laa ilaaha illallah.

4) Kalimatul Ikhlas yaitu Laa ilaaha illallah.

5) Kalimatu Da'watil Haq yaitu Laa ilaaha illallah.

6) Kalimatu 'Urwatil wustqa yaitu Laa ilaaha illallah.

Masih banyak amalan beliau yang tidak dapat dibicarakan keseluruhannya,

yang tentunya amalan wirid beliau sangat banyak. Di antara yang tidak pernah

beliau tinggalkan adalah membaca selawat "Dalailaul Khairat" dan lain-lain63

.

D. Syeikh Daud Bin Abdullah Al-Fatani Sebagai Tokoh Penyiar Tarekat

Syatariyah

Dalam bidang fiqh Syeikh Daud bin Abdullah Al-Fatani diakui oleh para

ulama di Melayu-Nusantara yang memahami dan mengkaji sejarah Islam di

wilayah tersebut. Di bidang lainnya seperti usuluddin, tauhid dan ilmu kalam

beliau juga tidak diragukan lagi sisi keilmuannya. Dalam tarekat Syatariyah beliau

adalah salah seorang "SYEIKH MURSYID KAMIL MUKAMMIL"nya. Pada

masa itu di wilayah Melayu-Nusantara hanya memiliki dua orang tokoh pada

63 Wan Shaghir Abdullah, Syeikh Daud bin Abduliah Al-Fatani: Penulis Islam Produktif

Asia Tenggara (Solo: Ramadhani, 1987), h. 100-121.

Page 77: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,

69

tarekat Syatariyah mereka adalah Syeikh Abdur Rauf Al-Fansuri dan Syeikh Daud

bin Abdullah al-Fatani. Syeikh Abdur Rauf Al-Fansuri mempunyai murid yang

bernama Syeikh Burhanuddin Ulakan, beliau menyebarkan tarekat Syatariyah ke

daerah Pariaman, Minangkabau. Pada masa itu tarekat Syatariyah pernah memegang

peranan yang penting dalam dawah Islamiyah di alam Melayu-Nusantara.

Sebelumnya terekat Syatariyah memiliki banyak pengikutnya di Melayu-

Nusantara hingga pada akhimya tarekat Qadiriyah dan Naqsabandiyah masuk dan

berkembang. Tarekat Syatariyah yang berkembang dan banyak pengikutnya di

pulau Jawa terdapat di daerah Cirebon, Jawa Barat. Penyebaraya yang terkenal

ialah Sheikh Abdul Muhyi Pamijahan, murid dari Syeikh Abdur Rauf al-Fansuri64

.

Di mana saja tarekat Syatariyah berkembang nama Syeikh Daud bin Badullah Al-

Fatani yang paling dikenal, nama beliau bahkan lebih dikenali oleh pengikut

tarekat Syatariyah yang berada di Campa dan Burma. Silsilah tarekat Syatariyah

di Melayu-Nusantara semua bersambungan dengan beliau. Di alam Melayu-Patani

dari beliau juga banyak Ulama-ulama besar sebagai khalifah-khalifah mursyid

tarekat Syatariyah seperti, Syeikh Zainal Abidin bin Muhammad Al-Fatani,

Syeikh Ahmad bin Muhammad Zain bin Mustafa al-Fatani, Syiekh Ismail bin

Abdul Qadir bin Mustafa al-Fatani, dan lain-lain.

Beliau yang telah di anggap Syeikh Mursyid dalam tarekat Syatariyah

maka para pengikutnya maka ada tata caranya sebagai berikut;

1. Membaca al-Fatihah kepada Nabi Muhammad SAW

2. Membaca al-Fatihah kepada ahlis silsilah

3. Membaca al-Fatihah kepada beliau

64

Wan Shagliir Abdullah, perkembanagn ilmu tasawuf, (Surabaya: al-Ikhlas t.t.), h. 49-

53. Perkembangan ilmu fiqh jilid I ( Ramadhani, 1985), h. 31-46.

Page 78: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,

70

Tata cara berzikir pula yang disalin dari kitab tulisan tangan beliau adalah

sebagai berikut: "Duduk bersila menghadap ke arah kiblat. Kedua tangan

diletakkan di atas kedua lutut. Mata dipejamkan. Setelah itu diawali dengan lafaz

'Laa' dari bawah susu sebelah kiri, yang terletak hati 'sanubari', qasadnya ialah

menarikkan pada hati sanubari daripada 'aghyar dan maa siwaljaahi Taala".

Ditarik terus hingga memanjang bunyi lafaz 'Laa' hingga sampai ke bahu

sebelah kanan, terus dilemparkan dengan lafaz 'ilaaha' dengan meniatkan bahawa

melemparkan sekalian yang tersebut ke belakang. Sesudah itu lalu lafaz 'ilia' di

atas bahunya yang kanan. Terakhir sekali memukulkan lafaz 'Allah' dengan

sekeras-kerasnya ke dalam hati. Demikianlah zikir pada setiap kalinya, bahawa

tiada Tuhan yang disembah dengan sebenar-benarnya melainkan Allah. Dengan

memuji kepada Allah telah talkinkan zikir Syathariyah ini serta dengan baiahnya

dan 'Labsul Khirqati' dan kaedah yang tersebut itu oleh faqir ilallahi Taala Sheikh

Daud bin Abdullah Al-Fatani. Beliau berpendapat bahawa pimpinan seorang

sheikh Mursyid sangat penting, beliau menulis sebagai berikut : "Ketahuilah!

Kadang-kadang seorang Salih yang belajar itu melihat bahawa tiada sesuatu

jalan untuk sampai kepada Allah, dia ragu dengan bermacam-macam amalan

yang sangat banyak. Kadang-kadang dia tercengang dengan banyak ilmu

pengetahuan yang telah dikuasainya. Apabila murid yang Salik itu mempunyai

sheikh yang Arif Billah (AMU Hakikat), maka hendaklah dia kembali kepada

sheikhnya dan berpegang teguh atas petunjuknya".

Dalam bagian lain beliau menulis: "Dan dengan benar orang yang

berzildr yaitu benar murid serta sheikhnya sampai ia pada Martabat Siddiqiyah,

Page 79: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,

71

hendaklah ia mengemukakan apa-apa yang terlintas di hatinya dari perkara yang

jahat dan yang baik".

Berkata sebagian orang yang arif: "Tiada syarat sheikh itu mengetahui dan

melihat atas batin murid, tetapi sebahagian dari syarat murid ialah bahawa

memberitahu kepada sheikhnya sekelian yang terlintas pada hatinya...".

Beliau menulis selanjutnya: "Bahawa dia (sheikh) adalah penolongnya

dari pertolongan Nabi Muhammad s.a.w. Selamanya berhadap ke hadrat

Tuhannya, apabila dikerjakan maka limpah pertolongan Ilahiyah daripada Allah

pada hati penghulu kita dan dari hatipenghulu kita — Nabi Muhammad s.a.w -

kepada sekelian hati pada sheikh (Masyaikh), dari satu kepada satu sampai

kepada hati yang melakukan zikir. Bahawa yang demikian itu menjadi

pertolongan dan pemberian Allah". Perlu diketahui oleh setiap penganut tarekat,

terutama tarekat Syathariyah adalah mengenai adabnya. Beliau mengatakan

bahawa adab zikir itu terbahagi kepada tiga yaitu:

a. Adab sebelum melakukan zikir.

b. Adab ketika berzildr.

c. Adab setelah berzikir.

Keterangan beliau yang diringkaskan dalam kitab Dyiaa'ul Murid

mengenai adab-adab berzikir adalah sebagai berikut:

- Adab Sebelum Melakukan Zikir:

a) Taubat nasuha, yaitu taubat daripada sesuatu yang tidak memberi

faedah kepada agama yang tersalah dari perkataan, perbuatan dan

kehendak yang tidak muafakat dengan syarak.

Page 80: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,

72

b) Suci badan daripada hadas-hadas besar dan hadas kecil dan

kekotoran pada tubuh dan pakaian. Hendaklah mandi dan

mengambil air sembahyang serta membersihkan pakaiannya.

c) Mengharumkan pakaian dengan bau-bauan dan menyucikan

mulut dengan bersugi (siwak).

d) Dengan niat menegakkan perintah Allah bukan kerana lainnya

kerana mengambil faedah dunia dan keinginan hawa nafsu.

e) Membesarkan Allah. Ketika menyebut Allah terasa benar akaa

kebesaran dan kehebatan-Nya.

-Adab Ketika Berzikir

Adapun adab yang dituntut ketika berzikir itu lima belas perkara, yaitu :

a) Hendaklah dia duduk di tempat yang suci seperti duduk dalam

sembahyang bagi orang yang mubtadi, duduk bersila bagi orang

yang muntahi.

b) Meletakkan kedua telapak tangan di atas kedua lutut.

c) Menghadap ke kiblat kalau dia berzikir seorang diri, jika

berjemaah hendaklah membuat lingkaran keliling.

d) Memakai wangi-wangian di tempat duduknya kerana tempat

berzikir adalah tidak sunyi daripada Malaikat dan jin yang

beriman.

e) Berkekalan ikhlas yaitu semata-mata kerana perintah Allah bukan

kerana lainnya.

Page 81: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,

73

f) Benar zikirnya pada zahir dan batin hingga bersamaan antara

keduanya. Juga benar hati terhadap sheikhnya pada zahir dan

batin.

g) Sedapat-dapatnya hendaklah sekelian yang dimakan dan yang

dipakai adalah halal.

h) Duduk di tempat yang kelam yaitu antara terang dan gelap.

i) Memejamkan mata.

j) Menghadirkan makna zikimya setiap kali mengucapkannya.

k) Dinafikan tiap-tiap yang maujud pada hatinya selain daripada

Allah.

l) Diucapkan dengan nyaring (jahar).

m) Dengan kuat yang sempurna. laitu ditarikkan dari tengah kepala

hingga ke anak jarinya.

n) Terkenang kepada sheilchnya.

o) Menjauhkan lafaz yang lahan yang mengubahkan maknanya.

- Adab Selepas Berzikir

Adapun adab kemudian daripada zikir itu lima perkara:

a) Menahan nafas beberapa kali kerana yang demikian itu lebih

cepat menerangkan hati dan membukakan hijab (dinding), dan

memutuskan khuatir nafas dan syaitan.

b) Jangan meminum air selepas dari berzikir hingga berselang

beberapa saat, kerana zikir itu bersifat panas, rindu dan

menaikkan kegemaran kepada yang diingat (Allah) iiiilah tujuan

zikir, sedangkan minum itu memadamkan yang demikian itu.

Page 82: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,

74

Juga kalau minum adalah bertentangan dengan ilmu kedoktoran

kerana boleh mengakibatkan penyakit muntah.

c) Diam beberapa ketika sesudah berzikir serta dengan khusyuknya.

Perkara ini ulama membahagikannya kepada tiga adab yaitu :

Seakan-akan dia berhadap dengan Tuhannya, bahawa

Tuhannya melihat kepadanya.

Mengheningkan cipta (menumpukan fikiran) seakan-akan sehelai

roma pun tidak bergerak seumpama kucing tatkala mengintai tikus.

Menafikan sekalian khuatir dan melaksanakan zikir itu di dalam

hati.

d) Meniatkan bagi wirid zikir. Mudah-mudahan menghidupkan hati

sehingga tercapai cahaya makrifatullah sehingga diperolehinya

sekalian sifat kamalat (kesempurnaan) seumpama zuhud dan lain-

lain.

e) Mensyukuri akan nikmat-nikmat Allah. Bahawa Allafi telah

memudahkannya melakukan suruhan-Nya dengan mengucap

istighfar daripada taqsir yang hasil

f) daripadanya tiga kali, seperti katanya: "Aku memohon

pengampunan dari Allah dari segala taqsirku pada ibadatku

sebilang-bilang nafasku".

Page 83: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,

75

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penjelsan di atas tidak diragukan lagi bahwa Syeikh Daud bin

Abduliah al-Fatani merupakan salah satu seorang Ulama yang terkenal dan paling

produktif di antara para Ulama Melayu-Nusantara lainya. Beliau menulis

kuranglebih ada 66 karya, yang membahas hampir semua disiplin ilmu Islam.

Beliau belajar dari banyak guru dan mempelajari banyak ilmu-ilmu dari gurunya

tersebut, maka jelas pendidikan dan pengetahuan beliau sangatlah lengkap serta

mumpuni. Beliau memiliki pengetahuan yang lebih dari cukup untuk membuat

beliau menjadi seorang Ulama yang besar di alam Melayu-Nusantara pada akhir

abad ke 18 hingga awal abad ke 19.

Beliau lahir dari keluarga Ulama ternama di kalangan istana dan mejadi

Ulama besar karena lamanya beliau menuntut ilmu serta banyaknya ilmu yang

beliau dapatkan, maka tak heran jika beliaupun dinyatakan sebagai tokoh Ulama

besar dalam sejarah Islam Melayu-Patani. Walaupun pada saat itu keadaan Patani

kurang kondusif karena ada penjajahan Siam atas Patani tak menyurutkan beliau

untuk berdakwah. Justru itu semakin meyakinkan beliau untuk menyebarkan

Islam semakin giat. Beliau mengharapkan dengan karya-karya yang beliau tulis

bermanfaat untuk perjuangan rakyat Patani yang membutuhkan sosok pemimpin

untuk di ikuti setelah jatuhnya Ratu-ratu yang memimpin perjuangan terdahulu.

Kehadiran beliau juga memberikan nafas baru dalam dunia intelektual Islam.

Salah satunya adalah meniupkan ruhul jihad di dalam setiap karya-karyanya,

Page 84: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,

76

walaupun beliau tidak secara spesifik menuliskan tentang makna jihad. Beliau

menuliskan tentang jihad ini pula dengan maksud, agar para muslimin yang

membacanya serta juga dalam perjuangan melawan Siam lebih memahami arti

perjuangan jihad fisabilillah supaya mereka mengerti bahwa perjuangan mereka

tidaklah sia-sia.

Sejak Syeikh Daud menjadi seorang tokoh Ulama besar, jaringan Ulama di

kalangan Ulama Melayu-Nusantara terus mengalami kemajuan. Semua ini

menunjukan penyebaran pembaharuan yang tak putus-putus dari pusat-pusat

pengetahuan dan kelslaman di Timur Tengah sampai ke pelbagai negeri Melayu-

Nusantara. Persebaran tulisan para Ulama Melayu-Nusantara ini mendorong lebih

jauh lagi pembaharuan Islam di alam Melayu-Nusantara khususnya dari wilayah

Patani. Hingga saat ini karya-karya Syeikh Daud bin Abdullah Al-Fatani masih di

gunakan dalam pembelajaran di pesantren-pesantren di wilayah Patani dan

Malaysia.

B. Saran

Hasil dari penelitian ini yang ada dalam kesimpulan merupakan sebuah

proses yang telah berjalan dari seorang ulama besar Patani Syeik Daud bin

Abdullah al-Fatani. Dalam penulisaan skripsi diakui penulis masih memiliki

kekurangan terutama masalah sumber primer, keterbatasan tersebut dikarenakan

keberadaan sumber yang tidak ada di Indonesia ini. Penulis mengetahui karya-

karya beliau tersimpan di Perpustakaan Nasional Malaysia dan di rumah sanak

keluarga beliau. Sejarah perjuangan rakyat muslim Patani merupakan sejarah yang

Page 85: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,

77

tak bisa di lupakan, karena melawan Siam atas penindasan yang di lakukan

mereka terhadap kaum mereka yang minoritas Muslim.

Maka penulis menyarakan agar penulis-penulis berikutnya menuliskan

tentang keterlibatan Ulama dalam membantu dan memajukan dunia pendidikan

serta perjuangan dakwah Islam di Negeri yang mayoritasnya non-muslim. Tidak

hanya sebatas di Patani saja namun juga di daerah lain seperti Moro di Filipina,

Rohingnya di Myanmar atau Negara kawasan Asia Tenggara lainnya. Seperti

yang kita ketahui bangsa Moro dan Rohingnya adalah kaum Muslimin minoritas

tertindas oleh kaum Mayoritas di negaranya masing-masing. Namun adakah sosok

Ulama yang berpengaruh untuk kaum tersebut dan melakukan perjuangan seperti

halnya yang di lakukan oleh Syeikh Daud bin Abdullah Al-Fatani di Patani

Thailand Selatan.

Selain itu perlu juga dilakukan penelitian lebih dalam tentang karya-karya

beliau ini, apakah dari sekian banyak karyanya lembaga pendidikan seperti

pesantren atau madrasah di Indonesia memakai karya beliau sebagai bahan

rujukan pembelajaran atau tidak. Upaya ini di lakukan agar kita dapat mengetahui

persamaan dan perbedaanny dari segi gaya bahasa dan penjelsan isi karya beliau

dengan karya yang di tulis oleh Ulama-ulama Indonesia, dan seberapa besarkah

pengaruh tulisan beliau di dunia pendidikan Islam di wilyah Patani khususnya dan

wilayah Nusantara lain pada umumnya.

Page 86: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,

78

DAFTAR PUSTAKA

Shaghir, Abdullah. Penyebaran Islam dan Silsilah Ulama Sejagat Dunia

Melayu. Kuala Lumpur: Pusat Penyelidikan dan Penyebaran Kazanah

Islam Kalsik dan Dunia Modern, 1999.

--------------------------. Syeikh Daud bin Abduliah Al-Fatani: Penulis Islam

Produktif Asia Tenggara. Solo: Ramadhani, 1987.

Fathy al-Patani, Ahmad. Ulama Besar Dari Patani. Cet I. Kuala Lumpur:

Universitas Malaysia, 2001.

Teeuw, A dan Wyaat. Hikayat Patani. Jakarta: KITLV. 1970

Al-Habib Alwi bin Thahir al-Hadad, Sejarah Masuknya Islam di Timur Jauh.

Jakarta: PT Lentera Basritama, 2001.

Azra, Azyumardi. Jaringan Ulama: Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara

Abad XVII dan XVIII (edisirevisi). Jakarta: Prenada Media, 2004.

------------------------------. Pengantar Sejarah Patani (Alor Setar: Pustaka

Darussalam), 1994.]

Malek, Mohd Zamberi A. Patani Dalam Tamadun Melayu. Kuala Lumpur:

Dewan Bahasa dan Pustaka, 1994.

------------------------------. Umat Islam Patani Sejarah dan Politik (Malaysia:

Hisbi Shah Alam), 1993.

Bashah, Abdul Salim. Raja Campa dan Dinasti Jembal dalam Patani Besar

(Patani, kelantan dan Trengganu). Cet I. Kelantan: Pustaka Reka, 1994.

Page 87: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,

78

Ibrahim Ismail, Engku. Syeikh Daud bin Abdullah al-fatani: Peranan dan

Sumbangannya terhadap Khazanah Islam di Nusantara. CET. 1, (Kuala

Lumpur: Akademi Pengajian Melayu University Malaya) 1992.

Syukri, Ibrahim. Sejarah Kerajaan Melayu Patani, (Kelantan: Majelis Agama

Islam Kelantan), tt.

Kuntowijoyo, Penjelasan Sejarah (Historical Explanation), (Yogyakarta:

Tiara Kencana), 2008

Hotman, M. Siahaan, Pengantar Ke Arah Sejarah dan Teori Sosiologi,

(Jakarta: Erlangga), 1986.

Mujani, Wan Kamal. Minoritas Muslim Cabaran dan Harapan Menjelang

Abad 21. Bangi: Fakulti Pengajian Islam-Universiti Kebangsaan

Malaysia. 2002.

Asia Tenggara Konsentrasi Baru kebangkitan Islam. Ed. Moeflich Hasbullah.

Cet ke-I (Fokusmedia, 2003).

Greertz, Clifford. Masyarakat Jawa: Abangan, Santri dan Priyayi. Cet II

(Jakarta: Dunia Pustaka Jaya),1983.

Daulay, Haidar Putra. Sejarah Pertumbuhan dan Pembaruan Pendidikan

Islam di Indonesia. (Jakarta: Kencana). 2007

Page 88: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,

v

Daftar Lampiran

Lampiran 1 : Matrix Penjelasan Karya Syeikh Daud bin Abdullah Al-Fatani

Lampiran 2 : Halaman Muka Bidayatul Hidayah Salinan Syeikh Daud

Lampiran 3 : Halaman Akhir Bidayatul Hidayah Salinan Syeikh Daud

Lampiran 4 : Halaman Terakhir Karya Syeikh Muhammad bin Ibrahim bin Ibadus Sa’ri

Az-Zandi Salinan Syeikh Daud

Lampiran 5 : Halaman Pertama Hikam Ibnu Ruslan Salinan Syeikh Daud

Lampiran 6 : Lembar Karya Syeikh Daud

Lampiran 7 : Peta Pusat Jaringan Ulama Nusantara Pada Abad 17 M dan 18 M Menurut

Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA

Lampiran 8 : Silsilah Jaringan Ulama Timur Tengah dan Meayu pada Abad 18 M Menurut

Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA

Lampiran 9 : Silsilah Pertalian Keluarga Syeikh Daud bin Abdullah Al-Fatani

Lampiran 10 : Silsilah Keguruan Tarekat Syatariyah Syiekh Daud

Lampiran 11 : Silsilah Keguruan Tarekat Samaniyah Syiekh Daud

Lampiran 12 : Peta Tanjung Dato

Lampiran 13 : Peta Wilayah Patani Setelah Terpecah

Lampiran 14 : Peta Wilayah Tujuh Negara Patani Kecil Setelah Tahun 1816

Page 89: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,
Page 90: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,
Page 91: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,
Page 92: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,
Page 93: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,
Page 94: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,
Page 95: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,
Page 96: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,
Page 97: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,
Page 98: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,
Page 99: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,
Page 100: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,
Page 101: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,
Page 102: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,
Page 103: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,
Page 104: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,
Page 105: SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29750/3/TAUFAN... · 2015 M/1436 H . ii ABSTRAK . ... Jendral Salman, Cang guru Budi Prasidi Jamil,