surat kabar guru belajar 1 daring - kampusgurucikal.com · cerita di atas salah satu gambaran...

36
SURAT KABAR Guru Belajar | 1 Guru Belajar 10 Desember 2015 Menularkan Kegemaran Belajar Edisi 1 Tahun I | GuruBelajar.org RUANG BELAJAR RAKSASA Ruang kelas Bu Hesti sangat besar. Begitu besarnya, kelas di Soroako itu mampu menampung danau dan hutan di dalamnya. Seperti apa? MENEMUKAN PANGGILAN JIWA Masih ingat pengalaman pertama memutuskan untuk menjadi guru? Pasti seru, seseru dengan kisah dari Pak Rizqy dari Pekalongan BELAJAR DARI TEMAN SENDIRI Belajar kok dari teman sendiri, dari seorang ahli dong. Tapi Bu Lany Rh di Timika justru mematahkan keyakinan itu. Bagaimana ceritanya? 20 MENIT YANG MEMUKAU Berapa lama harusnya orangtua mendampingi anak? Cukup 20 menit/hari kata Pak Ivan dari Lampung. Kok bisa? Ketika Guru Bercerita Surat kabar ini berisi kisah yang diceritakan para guru. Kisah memang kalah mewah dibandingkan teori dalam dunia pendidikan formal. Tapi sejak jaman batu, kisah yang merawat nilai dan tradisi dari generasi ke generasi. Karena kisah membawa pelajaran hidup dalam bentuk yang mudah dan renyah. Setiap guru itu istimewa. Setiap guru menghadapi pelajar dan tantangan yang beragam serta menyelesaikannya dengan berbagai cara. Guru merasa puas ketika ia berhasil membantu pelajar menjadi yang lebih baik. Lika-liku pengalaman guru dalam mengajar dan mendidik, yang kami sebut Praktik Cerdas, yang disajikan dalam surat kabar Guru Belajar. Pemuatan kisah-kisah para guru yang penuh spirit belajar merupakan bagian dari misi surat kabar ini, Menularkan Kegemaran Belajar, dari guru ke guru yang lain. Karena kami percaya, kegemaran belajar tidak bisa diajarkan. Kegemaran belajar hanya bisa ditularkan dari mereka yang mengidap virus kegemaran belajar pada orang-orang lain. Dan hanya guru yang gemar belajar yang bisa menularkan kegemaran belajar pada pelajar :) Pada akhirnya, selamat membaca, selamat berpetualang ke berbagai penjuru nusantara, ke berbagai gagasan baik. Bila memang baik, silahkan sebarkan :) [email protected] Facebook: KapusGuruCikal Twitter: @KampusGuruCikal

Upload: trancong

Post on 03-Mar-2019

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Surat Kabar Guru Belajar 1 Daring - kampusgurucikal.com · Cerita di atas salah satu gambaran suasana belajar kami. ... orang dewasa. Dan saya ... mengamati bentuk daun pohon

SURAT KABAR Guru Belajar | 1

Guru Belajar 10 Desember 2015

Menularkan Kegemaran BelajarEdisi 1 Tahun I | GuruBelajar.org

RUANG BELAJAR RAKSASA

Ruang kelas Bu Hesti sangat besar. Begitu besarnya, kelas

di Soroako itu mampu menampung danau dan hutan

di dalamnya. Seperti apa?

MENEMUKAN PANGGILAN JIWA Masih ingat pengalaman

pertama memutuskan untuk menjadi guru? Pasti seru,

seseru dengan kisah dari Pak Rizqy dari Pekalongan

BELAJAR DARI TEMAN SENDIRI

Belajar kok dari teman sendiri, dari seorang ahli dong. Tapi Bu Lany Rh di Timika justru mematahkan keyakinan itu.

Bagaimana ceritanya?

20 MENIT YANG MEMUKAU

Berapa lama harusnya orangtua mendampingi anak? Cukup 20 menit/hari kata Pak Ivan dari Lampung. Kok bisa?

Ketika Guru BerceritaSurat kabar ini berisi kisah yang diceritakan para guru. Kisah memang kalah mewah dibandingkan teori dalam dunia pendidikan formal. Tapi sejak jaman batu, kisah yang merawat nilai dan tradisi dari generasi ke generasi. Karena kisah membawa pelajaran hidup dalam bentuk yang mudah dan renyah.

Setiap guru itu istimewa. Setiap guru menghadapi pelajar dan tantangan yang beragam serta menyelesaikannya dengan berbagai cara. Guru merasa puas ketika ia berhasil membantu pelajar menjadi yang lebih baik. Lika-liku pengalaman guru dalam mengajar dan mendidik, yang kami sebut Praktik Cerdas, yang disajikan dalam surat kabar Guru Belajar.

Pemuatan kisah-kisah para guru yang penuh spirit belajar merupakan bagian dari misi surat kabar ini, Menularkan Kegemaran Belajar, dari guru ke guru yang lain. Karena kami percaya, kegemaran belajar tidak bisa diajarkan. Kegemaran belajar hanya bisa ditularkan dari mereka yang mengidap virus kegemaran belajar pada orang-orang lain. Dan hanya guru yang gemar belajar yang bisa menularkan kegemaran belajar pada pelajar :)

Pada akhirnya, selamat membaca, selamat berpetualang ke berbagai penjuru nusantara, ke berbagai gagasan baik. Bila memang baik, silahkan sebarkan :)

[email protected] Facebook: KapusGuruCikal Twitter: @KampusGuruCikal

Page 2: Surat Kabar Guru Belajar 1 Daring - kampusgurucikal.com · Cerita di atas salah satu gambaran suasana belajar kami. ... orang dewasa. Dan saya ... mengamati bentuk daun pohon

SURAT KABAR Guru Belajar | 2

Ruang Belajar RaksasaKetika banyak yang mengeluhkan kondisi ruang kelas yang buruk, Bu Hesti justru mengajak pelajar-pelajarnya meninggalkan ruang kelas yang nyaman untuk belajar di ruang belajar raksasa, alam semesta.

Saya dan murid-murid saya berdiri di tepian Pantai Ide, sisi selatan Danau Matano, memandang jauh ke seberang. Saya mengajukan pertanyaan pada anak-anak usia 5-6 tahun itu, bagaimana caranya supaya kita bisa sampai ke seberang sana? Beragam jawaban pun terucap, ada yang mengatakan naik perahu, naik kapal, naik raft, naik katinting, berenang, dan lain sebagainya. Saya pun mengajak mereka untuk merasakan naik katinting, perahu tradisional lokal yang sudah jarang dikendarai masyarakat. Riuh rendah suasana di atas katinting yang panjang namun padat terisi oleh anak-anak. Ada yang sangat gembira, ada yang masih takut-takut, ada yang bergerak ingin merasakan berada di setiap sudut katinting, hingga kemudian saya pun meminta pengemudi katinting menyalakan mesinnya. Berisik sekali memang tetapi senyum gembira terukir lama di wajah anak-anak itu apalagi melihat gelombang air yang

terbentuk di bagian belakang katinting akibat putaran kecil baling-baling di air.

Setelah puas merasakan berada di atas katinting (meskipun tidak berjalan), anak-anak kembali berjalan

kembali ke sekolah, berdiskusi mengenai katinting: Mengapa bentuk katinting seperti itu? Mengapa katinting menggunakan mesin? Mengapa ada dayung di katinting padahal sudah ada mesin? Mengapa bagian tengah katinting ada atapnya? Bagaimana rasanya naik katinting?

Diskusi kami mengalir bagaikan anak-anak ini sudah membaca buku mengenai katinting.

Cerita di atas salah satu gambaran suasana belajar kami. Kami tinggal di Sorowako, sebuah kota kecil di tepi Danau Matano di ujung utara Propinsi Sulawesi Selatan. Letaknya kurang lebih 600 km dari kota Makassar yang biasa ditempuh sekitar 12-13 jam perjalanan darat atau sekitar 50 menit menggunakan pesawat yang memuat

Belajar di Mana SajaBu Hesti mengajak anak ke taman yang ditumbuhi pohon yang menjulang tinggi. Mereka pun tenggelam dalam keasyikan bercerita. Belajar tak pernah dibatasi oleh ruang maupun waktu. Terlebih di Indonesia raya yang dianugerahi ruang belajar raksasa, yang kaya dengan beragam media belajar.

Diskusi kami mengalir bagaikan anak-anak ini sudah membaca buku mengenai katinting.

Guru Belajar 10 Desember 2015

Menularkan Kegemaran Belajar

Page 3: Surat Kabar Guru Belajar 1 Daring - kampusgurucikal.com · Cerita di atas salah satu gambaran suasana belajar kami. ... orang dewasa. Dan saya ... mengamati bentuk daun pohon

SURAT KABAR Guru Belajar | 3

hanya 40-an penumpang. Walaupun letaknya di tengah hutan pegunungan Verbeck, Sorowako merupakan melting pot perpaduan beragam suku bangsa dari seluruh nusantara bersama dengan warga dunia lainnya yang berkarya di perusahaan tambang nikkel terbesar di Indonesia, PT. Vale Indonesia (Sebelumnya PT Inco, Tbk).

Tiga tahun terakhir ini saya diberi kepercayaan menjadi guru di Taman Kanak-Kanak setelah sebelumnya selama tujuh tahun menjadi guru di Sekolah Dasar di Yayasan Pendidikan Sorowako (YPS). Sekolah tempat saya mengajar, TK YPS Lawewu, merupakan representasi dari kota kecil kami. Peserta didiknya yang beragam namun berbaur menjadi satu warga sekolah. Menghadapi keragaman sebenarnya sudah menjadi hal yang biasa dalam keseharian tetapi selalu saja ada tantangan yang menarik untuk diatasi, terutama ketika bersama anak-anak kecil usia 5-6 tahun. Saya pun mulai menjalani tanggung jawab untuk memfasilitasi anak-anak senang untuk belajar, menumbuhkan kebiasaan baik, mandiri, dan siap untuk masuk ke Sekolah Dasar.

Seperti lazimnya di kelas lain, setiap anak di kelas saya mempunyai keunikan masing-masing. Saya tidak ingin menghilangkan keunikan mereka, sepertinya kehadiran mereka saling melengkapi satu sama lain untuk menyemarakkan kelas.

Tantangan lain yang biasa muncul berasal dari waktu pembelajaran dan konsentrasi anak untuk belajar menyimak. Bagaimana ya mengemas semuanya menjadi paket yang menarik? Bagi saya, kunci

pembelajaran menjadi menyenangkan di TK adalah bermain serta berlimpahnya media dan sumber belajar.

Sebelum saya menjadi seorang guru, saya melalui masa belajar saya di bangku kuliah mempelajari psikologi di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta. Teori perkembangan Piaget yang beraliran konstruktivis kognitif yang saya ketahui menekankan bahwa anak-anak akan belajar dengan lebih baik jika mereka aktif dan mencari solusi sendiri. Implikasinya pada setiap kelas, murid-murid akan lebih baik diajak untuk membuat penemuan, memikirkannya, dan

mendiskusikannya. Saya sebagai guru sebatas memfasilitasi murid-murid untuk belajar dengan mendengar, mengamati, dan mengajukan pertanyaan yang relevan untuk mereka berpikir

hingga mendapatkan pemahaman yang baik. Pembelajaran anak harus berjalan secara alamiah, mereka tidak datang ke sekolah dengan kepala kosong, mereka punya banyak gagasan dan ide yang biasanya berbeda dengan orang dewasa. Dan saya sebagai guru pun harus menghargai setiap ide yang tercetus.

Keyakinan saya mengenai cara anak-anak menemukan pengetahuannya sendiri ini di kelas melalui proses belajar yang panjang. Awalnya saya berada di tengah-tengah pendapat umum di kalangan guru dan orangtua bahwa

idealnya sebelum anak masuk SD mereka sudah dapat membaca dan menulis. Saya sering mendengarkan curahan hati orang tua mengenai anak mereka yang belum dapat membaca, yang menuliskan nama sendiri masih banyak huruf yang lepas. Padahal saya sendiri tidak fokus agar mereka bisa membaca. Apakah tidak pandainya saya mengajari murid-murid saya membaca membuat saya guru yang tidak becus?

Saya tidak menentang anggapan bahwa membaca merupakan salah satu gerbang mendapatkan pengetahuan. Tujuan saya berbeda,

Guru Belajar 10 Desember 2015

Menularkan Kegemaran Belajar

Page 4: Surat Kabar Guru Belajar 1 Daring - kampusgurucikal.com · Cerita di atas salah satu gambaran suasana belajar kami. ... orang dewasa. Dan saya ... mengamati bentuk daun pohon

SURAT KABAR Guru Belajar | 4

bukan untuk membuat murid-murid kecil saya pandai membaca tetapi gemar membaca dahulu. Saya lebih senang ketika saya membacakan anak-anak cerita dari buku dimana ada proses interaksi saya dengan mereka, menebak ceritanya tentang apa dari ilustrasi, menebak bagaimana kelanjutan cerita, mengulang cerita dengan gaya bahasa mereka sendiri. Saya juga lebih merasa bermanfaat sebagai guru ketika saya mengajak anak-anak melakukan pengamatan langsung terhadap apapun yang mereka lihat, berusaha mendorong mereka mengamati bukan sekedar melihat sambil lalu. Karena saya tidak ingin menjadi sumber informasi tunggal bagi murid-murid saya. Saya sadar pengetahuan yang saya miliki terbatas, tetapi tidak menyurutkan saya untuk menjadi guru yang baik. Saya sangat terbantu dengan tersedianya media dan sumber belajar yang bertaburan di sekitar kami. Bagi saya, melakukan pengamatan membuat kita kaya dengan informasi.

Dengan tema yang berbeda, saya kembali mengajak murid-murid saya ke Pantai Ide, ruang belajar mereka juga selama di TK. Kali ini kami akan membahas mengenai pohon Dengen. Jarak yang jauh dari kota di mana banyak klaim lebih baiknya sekolah di kota karena ketersediaan media dan sumber belajar yang lebih

lengkap daripada sekolah yang jauh di tengah hutan seperti sekolah kami ini membuat saya dan rekan-rekan guru selalu berusaha untuk lebih berinovasi. Kami berusaha memilih tema yang sederhana, dekat dengan murid-murid kami, dan mengangkat kekhasan lokal.

Kali ini kami duduk di depan sebuah pohon dengen. Saya memberikan tantangan pada anak-anak, siapakah yang ingin bercerita mengenai pohon ini? Anak-anak mengacungkan tangan bersemangat. Kesepakatan kami di kelas, bila ingin menyampaikan pendapat harus mengangkat tangan dulu, berbicara ketika dipersilakan dan belajar mendengar guru, teman, atau siapapun yang sedang berbicara. Bergantian anak-anak maju menceritakan mengenai pohon di depan mereka berdasarkan apa yang

mereka lihat. Kalau mendengarkan guru bercerita mengenai sebuah pohon itu sudah biasa, mendengarkan teman-teman sendiri bercerita mengenai pohon itu tidak biasa. Bagi anak-anak yang tidak biasa malah menarik. Saat itu pohon dengen masih satu dua yang berbuah, sehingga untuk pohon di depan kami ini diceritakan sebagai

pohon yang besar tetapi belum berbuah oleh seorang anak. Ada juga yang mengatakan akarnya besar, batang pohonnya besar, daunnya banyak berwarna hijau dan yang jatuh ke tanah berwarna coklat. Menariknya ketika seorang murid saya yang berkebutuhan khusus juga ikut berpartisipasi, dia tiba-tiba maju ke depan dan malah memilih menceritakan buah dengen yang saya pegang untuk

diceritakannya. Dia menghitung banyak kelopak buah dengen (selubung atau kulit buah dengen memang menyerupai kelopak bunga). Tadinya saya berencana untuk menunjukkan buah dengen kepada anak-anak dan menceritakannya tetapi keduluan olehnya. Saya semakin senang karena setiap anak terlibat dalam pembelajaran.

Saya lalu meminta murid-murid untuk menemukan buah dengen yang jatuh di tanah. Kami pun belajar berhitung dengan buah dengen tersebut, belajar membandingkan lebih banyak, lebih

Guru Belajar 10 Desember 2015

Menularkan Kegemaran Belajar

Page 5: Surat Kabar Guru Belajar 1 Daring - kampusgurucikal.com · Cerita di atas salah satu gambaran suasana belajar kami. ... orang dewasa. Dan saya ... mengamati bentuk daun pohon

SURAT KABAR Guru Belajar | 5

Bersama-sama kami menemukan ternyata banyak kelopak buah dengen semuanya sama yaitu sebanyak lima kelopak. Bukan hanya itu, kami juga menemukan ternyata banyak irisan dengen yang seperti jeruk itu berbeda-beda, dari rentang 16 hingga 19. Selain itu kami juga melihat siaran langsung beberapa ekor lebah yang masuk ke dalam kelopak bunga dengen di pohon yang lain, melihat buah dengen yang masih muda terbungkus rapat oleh kelopaknya yang hijau hingga nyaris tidak terlihat di antara dedaunan, mengamati bentuk daun pohon dengen yang menyirip dan berbeda dengan daun pohon kelapa di dekatnya. Kami juga bermain mengadopsi permainan ‘Simon Says’, permainan dimana anak-anak bergerak melakukan apa kata ibu guru, seperti,”Pegang daun berwarna hijau.” “Pegang batang pohon”. Anak-anak berlarian sambil tertawa merasakan keseruan permainan.

Ketika kami kembali ke kelas, kami mencicipi buah dengen yang sempat terkumpul. Anak-anak menemukan kalau rasa buah dengen itu masam,

dan karena saya meminta mereka mengamati juga wajah temannya

saat sedang mencicipi buah dengen, mereka menemukan ekpresi wajah yang berbeda dengan mata menyipit. Murid-murid seakan-akan telah menuntaskan membaca buku mengenai dengen melalui pengamatan langsung mereka.

Setiap anak dengan gaya belajar berbeda terfasilitasi melalui pembelajaran ini. Anak yang biasanya

di kelas tidak betah duduk, sangat bersemangat berlari ke sana kemari untuk menemukan buah dengen, bersemangat untuk menghitung irisan buah dengen miliknya dan membandingkan dengan milik temannya, ada anak yang bersama-sama menghitungnya perlahan, ada yang cepat. Semuanya berjalan secara alamiah dihibur hembusan angin di antara pepohonan. Informasi yang didapatkan memang sangat banyak, biasanya masing-masing hanya akan menyimpan yang mereka sukai dan butuhkan saja. Saya mengetahuinya ketika kami melakukan refleksi dengan pertanyaan apa saja yang kita telah lakukan hari ini. Target saya terpenuhi, mereka bisa belajar bersabar menunggu giliran bercerita, berkomunikasi secara lisan, menambah kosa kata, dan berhitung 1 hingga 20. Hal seperti ini yang

selalu saya sampaikan ke orangtua mereka untuk meyakinkan bahwa anak-anak mereka baik-baik saja.

Dengan pengalaman langsung ini, anak-anak menemukan sendiri pengetahuan dan membangun pemahaman sesuai dengan gaya mereka. Kami mempunyai ruang belajar raksasa yang menyediakan sumber dan media belajar luar biasa lengkap. Sumber dan media belajar yang sangat murah, mudah, dan mengakomodasi kebutuhan setiap anak. Terbukti dengan tema yang berbeda, anak-anak dapat bersenang-senang memperkaya diri dengan informasi dari pengalaman langsung mereka. Letak sekolah tidak menentukan seberapa menarik murid belajar, tetapi aplikasi strategi yang tepat dan pemanfaatan sumber dan media belajar yang sesuai lebih berperan.

Guru Belajar 10 Desember 2015

Menularkan Kegemaran Belajar

Kami mempunyai ruang belajar raksasa yang menyediakan sumber dan media belajar luar biasa lengkap. Sumber dan media belajar yang sangat murah, mudah, dan mengakomodasi kebutuhan setiap anak.

Hesti Wulandari Andi Djiwa

Guru TK YPS, Penggerak Komunitas Guru Belajar

Soroako.

Page 6: Surat Kabar Guru Belajar 1 Daring - kampusgurucikal.com · Cerita di atas salah satu gambaran suasana belajar kami. ... orang dewasa. Dan saya ... mengamati bentuk daun pohon

SURAT KABAR Guru Belajar | 6

#CeritaGuru

Menemukan Panggilan JiwaSetiap guru mempunyai kisah mengapa dirinya memilih untuk menjadi guru. Rizqy Rahmat Hani, guru SMA Negeri di Pekalongan, menceritakan 4 kisah menarik.

Awal Petualangan Aku tersenyum-senyum sendiri di dalam bus Nusantara ungu yang melaju dengan kencang. Membayangkan apa yang akan terjadi nanti jika aku mendapatkan pekerjaan ini.

“Ah, nanti kalau aku menjadi pegawai bank gajiku lumayan banyak.”

“Ehm... bakal seperti teman-temanku yang sudah memiliki mobil”

“Gajinya pasti lebih dari empat juta”

Bayang-bayang gaji banyak dan m em i l i k i b a n y a k m a t e r i membuatku tersenyum sendiri dalam perjalanan tes menjadi sebagai pegawai salah satu bank swasta. Seperti teman-temanku lainnya, walaupun memiliki ijazah pendidikan namun lebih memilih menjadi pegawai bank ka r ena g a j i y ang me reka tawarkan.

Akhirnya sampailah aku di sebuah gedung yang amat tinggi di bilangan Simpang Lima Semarang. Para calon pegawai bank berjalan cepat memasuki gedung tersebut. Memakai pakaian keren dengan kemeja ekslusif, dasi, sepatu yang ‘necis’ dan enak dipandang membuatku tak sabar menjadi pegawai bank.

Tes demi tes aku lewati, dan saatnya tes terakhir, yaitu tes wawancara sekaligus tanda tangan kontrak.

Ada sesuatu yang membuat hatiku goyah, ada sesuatu yang membuatku tiba-tiba terdiam.

Diam.

Waktu seakan berhenti.

Semua terlihat berbeda.

“Kalau aku menjadi pegawai bank memang akan memiliki gaji banyak, tapi....”

“Apakah aku bisa menerapkan ilmuku yang aku dapatkan sewaktu kuliah”

“Apa hanya uang yang dicari?”

“Apa aku akan bahagia jika menjadi pegawai bank”

Perasaan-perasaan itu menghantui sepanjang menunggu waktu interview. Entah apa yang menggerakkan hatiku menjadi goyah dan kuambil telepon di sakuku lalu kutelepon bapakku.

“Pak, kalau aku tak mengambil pekerjaan ini bagaimana?” tanyaku

“Apapun pekerjaan mas Kiki, kalau itu membuat mas Kiki bahagia, ambillah, nikmatilah”

Mendengar jawaban bapak, memantapkan keputusanku. Bissmilah.

L a l u k u p u t u s k a n u n t u k mengangkat tas dan meninggalkan ruangan wawancara begitu saja. Terlihat para calon pegawai bank melihatku dengan aneh.

Mungkin ini keputusan berat, namun aku lebih memilih menjadi GURU.

Aku pun pulang dengan perasaan yang lega, tanpa beban.

“Jika aku menjadi pegawai bank, tak akan banyak waktu untuk membuat film, jika aku menjadi pegawai bank tak akan bisa membuat pementasan drama, antologi puisi, berinteraksi dengan anak-anak, bernyanyi di sawah sambil menikmati semilir angin. Jika aku menjadi pegawai bank akan sibuk dengan rekening, giro, yang entah aku tak tahu apa itu artinya”.

Mungkin ini adalah panggilan jiwa. Panggilan jiwa untuk menjadi GURU.

Guru Belajar 10 Desember 2015

Menularkan Kegemaran Belajar

Rizqy Rahmat HaniGuru SMK Negeri di Pekalongan.

Penggerak Komunitas Guru Belajar Pekalongan.

Page 7: Surat Kabar Guru Belajar 1 Daring - kampusgurucikal.com · Cerita di atas salah satu gambaran suasana belajar kami. ... orang dewasa. Dan saya ... mengamati bentuk daun pohon

SURAT KABAR Guru Belajar | 7

Menjadi Guru itu Sulit

Aku tetapkan pilihanku untuk menjadi guru, guru SMA 1 Sragi Pekalongan. Masih teringat benar kapan pertama kalinya aku memasuki ruang kelas, yaitu hari Senin 11 Juli 2010. Kubuka kelas dengan salam “Assalamualaikum”, namun hanya beberapa gelintir siswa yang jawab. Kebanyakan sibuk dengan kesibukannya sendiri, yang belakang bermain telepon genggam, tertawa, yang depan memperhatikanku sambil kadang mengobrol dengan teman sebangkunya. Kelasku menjadi riuh. Aku tak dihargai.

“Bagaimana ini mengatasinya?”

Keringatku bercucuran, pulpen yang aku pegang jatuh, aku ambil, terlihat tanganku bergetar hebat.

“Aku harus bagaimana?”

“Bayang-bayang menjadi guru yang bisa bernyanyi, menari sirna sudah”

“Kesanku terhadap guru dihancurkan oleh siswa-siswa yang tak menganggapku ada di depan kelas”

Sepulang mengajar aku benar-benar frustasi. Ternyata sulit menjadi guru. Mengondisikan siswa saja aku tak bisa.

Hari-hari penuh derita pun aku jalani saja.

Masuk kelas ‒ menyampaikan materi ‒ dicuekin siswa ‒ memberikan tugas ‒ pulang.

Begitu seterusnya, tiap hari, tiap bulan.

Sampai akhirnya ada seorang muridku yang nyletuk “Bisa ngajar nggak Pak!”.

Kata-katanya walau terdiri atas beberapa kata saja, menukik dan menancap dalam hatiku. Ia membuatku tertusuk.

Aku tak boleh seperti ini, aku harus berubah.

Kubaca-baca lagi buku-buku pengajaran, kutonton beberapa film tentang pendidikan Tarre Zame Pyar, Dead Poet Society, Dragon Zakura, Great Teacher Onizuka, Freedom Writing. Aku mulai menerapkan pola berbeda.

Memasuki kelas kupasang wajah ceria, dengan membawa cerita-cerita inspiratif. Sebelum mengajar aku bercerita.

AJAIB!

Cerita ternyata mampu membawa kesan berbeda di kelas,

siswa-siswaku menjadi antusias, jadi memperhatikanku. Sedikit ada perubahan, walau setelah mamasuki materi siswa-siswa kembali bercanda, kembali bermain

telepon genggam, kembali sibuk dengan

keasyikannya sendiri.

Tidak apa-apa yang terpenting aku sudah bisa mengambil perhatian

siswa yaitu dengan cerita. Tugasku sekarang adalah membuat penyampaian materiku menjadi mengasyikkan. Menjadi kelasku menjadi menyenangkan, seperti taman.

Maka kuikuti forum-forum diskusi pendidik di twitter, facebook, dan sebagainya.

Banyak ilmu yang aku dapatkan setelah mengikuti forum diskusi tersebut.

Dan perubahan itu pun dimulai ...

Guru Belajar 10 Desember 2015

Menularkan Kegemaran Belajar

Page 8: Surat Kabar Guru Belajar 1 Daring - kampusgurucikal.com · Cerita di atas salah satu gambaran suasana belajar kami. ... orang dewasa. Dan saya ... mengamati bentuk daun pohon

SURAT KABAR Guru Belajar | 8

Duplikasi program televisi

Satu tahun sudah aku menjadi guru, tanpa apa yang aku dapat. Di akhir pembelajaran aku meminta siswa-siswaku menulis refleksi terhadapku.

“Kritiklah, nilailah pak guru Nak!”

Tulisan-tulisan sungguh jujur, dan dalam setelah aku baca. Banyak sekali kritikan terhadapku.

“Kalau mengajar jangan cepat-cepat dong Pak!”

“Plis deh Pak jangan marah-marah kalau ngajar”

“Tulisan di papan tulis kalau bisa diperbesar Pak, tidak terlihat di belakang”

Kritikan-kritikan tersebut aku selami, aku pelajari. Layaknya cermin, refleksi tersebut aku gunakan untuk bercermin dan mencari obat mencari solusi agar aku menjadi guru yang lebih baik lagi.

Tahun pelajaran baru pun bergulir, aku mencoba metode lain yaitu menerapkan program televisi ‘Reportase’ di pembelajaran menulis paragraf ekposisi. Siswa aku minta untuk membuat liputan mengenai ‘apa saja’ yang bisa memberikan informasi. Siswa nampak antusias, telepon genggam yang mereka gunakan dalam kelas yang biasanya hanya untuk main-main, kali ini berguna sebagai kamera dan perekam suara.

Satu kelompok terdiri atas beberapa anggota yang dibagi sebagai kameramen, penulis skenario, reporter, presenter, perekam suara dan editor. Kelas nampak hidup, penulis skenario bekerja di dalam kelas. Reporter dan kameramen mencari berita di luar kelas. Setelah informasi didapat dari tim reporter dan kameramen. Tim

penulis skenario membuat narasi untuk reportasenya, hasil reportase direkam menggunakan handphone lalu semua data diedit bersama di kelas. Kelas menjadi hidup, aku bukan hanya mengambil perhatian mereka, juga mengambil hati mereka, mereka mulai menyukai pembelajaranku.

Tidak hanya dalam pembelajaran menulis paragraf ekposisi, di komptensi dasar lain aku mencoba menerapkan metode tersebut. Pembelajaran pantun menjadi PANTUN IDOL, pembelajaran karya ilmiah

menjadi INOVATION AWARD, pembelajaran menulis biografi menjadi JIKA AKU MENJADI, pembelajaran drama menjadi FESTIVAL FILM PENDEK, paragraf argumentasi/ekposisi menjadi ON THE SPOT, pembelajaran hikayat menjadi KUIS HIKAYAT.

Tahunku menjadi guru menjadi menyenangkan, siswa-siswa mulai menyukaiku, menyukai cara mengajarku. Duplikasi program televisi berhasil mengambil hati mereka.

Ide dari Keterbatasan

“Setiap perjuangan ada pengorbanan”

Di tahun ketiga menjadi guru ternyata banyak masalah yang aku hadapi. Waktu itu di kelas XI IPA 3 aku dan muridku sedang berdendang dalam pembelajaran PANTUN IDOL. Gendang bersaut dengan bunyi desiran pasir dalam botol air mineral bersamaan petikan gitar dan suara lembut siswaku.

“Jalan-jalan ke Pekalongan,

Membeli batik di Pasar Setono

....”

Guru Belajar 10 Desember 2015

Menularkan Kegemaran Belajar

Page 9: Surat Kabar Guru Belajar 1 Daring - kampusgurucikal.com · Cerita di atas salah satu gambaran suasana belajar kami. ... orang dewasa. Dan saya ... mengamati bentuk daun pohon

SURAT KABAR Guru Belajar | 9

Menjadi guru adalah Panggilan Jiwa

Sebenarnya di pertengahan mengajar aku ingin sekali mengundurkan diri menjadi guru. Semua teman-temanku telah mapan. Aku belum apa-apa. Malah calon istriku meninggalkanku karena aku belum memiliki apa-apa. Hampir saja aku mengambil pekerjaan menjadi programer di televisi lokal, hampir saja aku mengambil pekerjaan di Kalimantan yang bergaji lebih tinggi. Namun lagi-lagi di detik-detik terakhir, hatiku selalu bergetar, tak rela rasanya keluar menjadi guru demi materi.

“Kalau aku menjadi programer televisi apakah aku bisa lagi bercerita di depan kelas, kalau aku bekerja di Kalimantan apakah aku bisa bersendau gurau dengan muridku. Aih rasanya berat sekali meninggalkan profesi guru”

Di tengah siswa lah aku menemukan jati diriku, di tengah siswalah aku mampu berkembang menjadi lebih baik. Karena menjadi guru adalah panggilan jiwa.

Belum selesai siswa-siswaku berdendang, tiba-tiba di balik pintu muncul guru.

“Pak tolong jangan berisik!”

“Menganggu kelas sebelah!|”

Ada seorang guru yang menasehatiku, tak boleh terlalu berisik. Lalu kusuruh siswa-siswaku memelankan suara saat tampil di depan.

Namun lagi-lagi guru itu datang. Menasehati lagi.

Awalnya aku ingin marah dengan guru tersebut, karena membatasi kreativitas siswa. Tapi aku pikir untuk apa aku marah, toh tak akan menyelesaikan masalah. Akhirnya aku berpikir, bagaimana agar pembelajaran

tak menganggu kelas lain namun bisa tetap menyenangkan.

“Kalau di dalam kelas menganggu kelas lain”

“Kalau di luar nanti kepanasan”

Tiba-tiba ide muncul.

Akhirnya keesokan harinya aku meminta siswaku untuk membawa payung, karena setiap kelas ada 40 anak, maka semua siswa aku suruh bawa. Payung-payung itu aku sambung menggunakan tali dan aku gantungkan di atas. Indah. Siswa-siswaku tambah antusias. Tidak kepanasan juga.

Aku mendapatkan ide dari keterbatasan.

10 Desember 2015

Menularkan Kegemaran BelajarGuru Belajar

Page 10: Surat Kabar Guru Belajar 1 Daring - kampusgurucikal.com · Cerita di atas salah satu gambaran suasana belajar kami. ... orang dewasa. Dan saya ... mengamati bentuk daun pohon

SURAT KABAR Guru Belajar | 10

Belajar dari Teman SendiriApakah guru belajar harus belajar dari ahli pendidikan? Apakah bisa guru belajar dari teman sendiri? Apa bisa ya?

Saya mengajar di sebuah sekolah yang ketika saya sebutkan lokasinya, biasanya membuat banyak orang bereaksi, “Wah, jauh sekali!” atau “Wah, hebat ya mau di tempat seperti itu”. Iya, Papua masih menjadi salah satu lokasi yang di pikiran kebanyakan orang Indonesia (baca: dekat ibukota) adalah wilayah yang sulit digambarkan dalam benak. Tapi saya rasa, ini hanya karena banyak sekali orang Indonesia yang masih “Jawa-sentris”, berpikir bahwa segalanya berpusat di Jawa. Sementara, dari pengamatan saya, sekolah saya dapat disejajarkan dengan beberapa sekolah terbaik lain di pusat negara ini dalam hal materi dan pengembangan diri staf pengajarnya. Namun demikian, saya tidak menutup mata bahwa saat saya memulai berkarya di tempat ini, beberapa rekan kerja saya berpikir sama seperti kebanyakan orang lain, yang melihat pada betapa terbatasnya kami.

Beberapa tahun yang lalu, sekolah saya bermaksud meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris para pengajar, untuk membuka kesempatan kami mengembangkan wawasan dan meningkatkan penggunaan Bahasa Inggris dalam kelas. Sekolah menyediakan kursus Bahasa Inggris yang diisi oleh sebuah lembaga pengembangan

bahasa. Program yang ditawarkan sangat bagus, namun belum menunjukkan peningkatan penggunaan Bahasa Inggris dalam keseharian di sekolah secara nyata. Sementara saya sendiri cukup beruntung bisa terpilih mendapatkan kesempatan magang di sekolah internasional di lingkungan kami.

Melihat hal ini, saya berinisiatif membuat sebuah kelompok belajar pada unit TK tempat saya berkarya, sekembalinya saya dari periode magang untuk mendukung rekan-rekan saya. Saya membicarakan ide ini pada pimpinan dan rekan-rekan guru. Semua menyambut dengan antusias. Saya tahu, dalam benak mereka saya yang akan “mengajar”. Saat saya tegaskan bahwa bukan saya yang akan mengajar, mereka malah berpikir saya akan mendatangkan “guru tamu” dari sekolah internasional tersebut.

Reaksi-reaksi tersebut muncul karena dalam pemikiran mereka, belajar itu ketika mereka menjadi murid & ada pengajar yang bertanggung jawab pada proses pembelajaran.

Pertemuan awal saya gunakan untuk membuat kesepakatan dengan semua rekan kerja, termasuk kepala sekolah saya saat itu yang menjadi

‘peserta’. Saya kemukakan bahwa kelas ini adalah kelompok belajar, bukan “kelas” seperti yang mereka bayangkan ada guru yang mengajar di depan. Dalam kelompok belajar, setiap peserta diharapkan aktif, tidak hanya mengikuti kegiatan, namun juga menentukan bentuk kegiatan dan cara belajar yang diinginkan, serta target pencapaian masing-masing.

Saya hadir sebagai fasilitator, membantu mewujudkan ide mereka, termasuk jika ada

materi yang perlu disiapkan. Setiap orang boleh mengikuti kegiatan, namun tidak perlu meminta ijin jika ternyata tidak hadir dengan alasan apapun. Tidak ada kewajiban untuk mengikuti program ini, dan oleh karenanya saya tidak bersedia menjadikan kegiatan ini sebagai program resmi dari sekolah. Saya tidak bermaksud untuk melepaskan diri dari institusi tempat saya bekerja, saya hanya lebih memilih untuk menumbuhkan inisiatif pribadi dalam mengembangkan diri.

Guru Belajar 10 Desember 2015

Menularkan Kegemaran Belajar

Saat semua orang sudah sepaham, satu per satu mulai mendapat kesempatan melontarkan ide. Setelah beberapa stimulasi, ternyata ide yang muncul sangat beragam, mulai dari membaca cerita (yang ini pasti sering dilakukan di sekolah ya), menganalisa artikel pendidikan, belajar teks lagu, karaoke, sampai ke.....rujakan....Iya, rujakan!

Page 11: Surat Kabar Guru Belajar 1 Daring - kampusgurucikal.com · Cerita di atas salah satu gambaran suasana belajar kami. ... orang dewasa. Dan saya ... mengamati bentuk daun pohon

SURAT KABAR Guru Belajar | 11

Saat semua orang sudah sepaham, satu per satu mulai mendapat kesempatan melontarkan ide. Setelah beberapa stimulasi, ternyata ide yang muncul sangat beragam, mulai dari membaca cerita (yang ini pasti sering dilakukan di sekolah ya), menganalisa artikel pendidikan, belajar teks lagu, karaoke, sampai ke.....rujakan....Iya, rujakan!

Di unit TK kebanyakan guru memiliki hobi memasak dan makan. Jadilah salah satu kegiatan kami yang paling repot namun paling menyenangkan adalah membuat rujak uleg. Bumbunya harus dihaluskan dengan cobek batu besar, dengan isi lengkap. Di sini kami mulai belajar menggunakan kata-kata spesifik sampai kalimat sederhana, yang penting mau bicara. Kegiatan berlangsung sangat ramai. Kami saling melempar kata-kata bahasa Inggris, yang sering terlihat lucu ketika harus diterjemahkan dari kosakata bahasa Indonesia atau bahasa daerah. Sementara itu dalam kegiatan menyanyi, meskipun lagunya panjang, ada teks yang mengalir lewat. Jadi masing-masing dari kami sempat belajar pronunciation yang lebih baik, tanpa harus tertekan.

Saat itu sekolah saya baru saja mempunyai 2 orang warga negara asing yang berperan sebagai konsultan pendidikan. Saya informasikan mengenai kegiatan ini kepada mereka. Saya ajak mereka berdiskusi, namun tidak selalu saya undang secara khusus dalam setiap kegiatan. Salah satu hambatan belajar bahasa asing adalah ketika berhadapan betul-betul dengan penutur asli, rekan-rekan saya cenderung bersikap pasif. Mereka lebih memilih belajar dari mendengarkan, dan kurang mencoba berbicara. Saya berusaha meminimalkan benturan ini. Namun saya tetap melibatkan beliau dalam beberapa aktifitas yang kami pertimbangkan perlu ada penutur asli. Inipun harus merupakan respon dari usulan kegiatan rekan-rekan saya.

Program ini berlangsung sepanjang satu tahun, bersamaan dengan kelas pelatihan Bahasa Inggris resmi yang diselenggarakan sekolah. Dari pernyataan rekan-rekan, mereka merasa lebih rileks belajar ketika bentuknya santai, apalagi saat mereka sendiri yang menentukan cara belajarnya. Hasilnya, kami lebih berani menggunakan Bahasa Inggris dalam aktifitas sehari-hari. Salah satu bentuknya adalah saat pertemuan pagi, masing-masing dari kami yang bertugas piket

menyampaikan hasil observasi dalam Bahasa Inggris. Awalnya dengan menyebut beberapa kata yang spesifik, berikutnya mulai berani menggunakan kalimat lengkap. Pertemuan yang tadinya selalu berlangsung sangat resmi menjadi lebih mengalir dan nyaman karena kadang kami saling mentertawakan kesalahan dan memperbaiki tanpa ada yang tersinggung. Kami tertawa bukan untuk merendahkan, tapi lebih terasa senang telah berhasil menemukan sesuatu untuk diperbaiki. Kami sadar

sepenuhnya, seperti inilah cara kami belajar bersama.

Dalam kelas, lebih banyak rekan yang berani membacakan buku berbahasa Inggris untuk anak. Tampilan-tampilan kelas mulai menggunakan 2 bahasa dengan lebih baik, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Puncaknya, rekan-rekan saya berinisiatif merancang doa pembukaan dan penutup kelas dalam Bahasa Inggris yang bisa berlaku untuk pemeluk agama berbeda. Sampai saat ini doa buatan kami di unit TK akhirnya digunakan juga di unit SD.

Saya pindah ke unit SD pada tahun berikutnya. Meskipun program yang saya inisiasi tidak langsung dilanjutkan, rekan-rekan saya setidaknya sudah berbekal kepercayaan diri untuk menggunakan Bahasa Inggris. Sehingga ketika pada tahun-tahun berikutnya salah satu konsultan asing kami ditempatkan di unit TK, perbedaan bahasa tidak lagi menjadi penghalang yang berarti.

Guru Belajar 10 Desember 2015

Menularkan Kegemaran Belajar

Lany RhGuru SD Yayasan Pendidikan Jayawijaya Kuala Kencana. Penggerak Komunitas

Guru Belajar Timika.

Page 12: Surat Kabar Guru Belajar 1 Daring - kampusgurucikal.com · Cerita di atas salah satu gambaran suasana belajar kami. ... orang dewasa. Dan saya ... mengamati bentuk daun pohon

SURAT KABAR Guru Belajar | 12

Menerbangkan TisyaBuat apa belajar Bahasa Inggris kalau anda tinggal di kota kecil? Pertanyaan itu yang ada di benak para pelajar. Hingga Pak Riyadi menunjukkan manfaatnya.

“Pak Riyadi, terima kasih mengajarkan Tisya Bahasa Inggris. Kemampuan berbahasa Inggris dari bapak adalah ilmu pertama yang bisa Tisya tunjukkan di setiap tes dan wawancara, entah ketika melamar kuliah atau kerja, keduanya menuntut Bahasa Inggris. Di tempat kerja Tisya sekarang ini, Bahasa Inggris digunakan setiap hari, bertemu dengan orang-orang berbeda negara”

Teks tersebut di atas adalah pesan dari Alumni yang baru saja saya terima di Messenger, beberapa menit setelah saya menulis status di sosial media facebook seperti ini: “Hai alumni, Adakah kalian terbantu dengan apa yang kita kerjakan bersama selama di sekolah?” Tisya adalah anak desa dari kecamatan pelosok Jember bernama Kalisat, yang saat ini bekerja sebagai Vice Manager Spa Therapy di Maldive. Setelah lulus SMK jurusan UPW (Usaha Perjalanan Wisata), dua tahun lalu, ia mengikuti kegiatan pelatihan beasiswa hospitality industry di Bali selama 4 bulan (tidak jadi kuliah di STP Bali). Setelah pelatihan itu, ia terbang ke Maldive menjemput mimpi yang pernah ia ceritakan kepada saya: bisa naik pesawat terbang dan berkarir di tempat yang melibatkan orang-orang dari berbagai negara. Sebelumnya, Tisya berada dalam

cerita pembelajaran Bahasa Inggris berikut ini:

Usaha Perjalanan Wisata (UPW) adalah program keahlian (jurusan) yang kurang diminati di sekolah tempat saya mengabdi, di SMK Negeri 1 Jember. Setiap PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru), paket keahlian ini selalu mendapat

jumlah pendaftar yang sangat kurang. Pagu (jumlah kuota) yang disediakan 40 biasanya hanya terisi 8 sampai 12 pendaftar yang benar-benar memilih paket keahlian ini. Salah satu alasannya adalah para pendaftar takut atau juga sering meyebut tidak suka Bahasa Inggris karena pariwisata menurut mereka identik dengan bahasa Inggris. Kekurangan pagu ini biasanya diisi oleh pendaftar yang tidak diterima di program keahlian lain sepert Akuntansi, Mutimedia, Administrasi Perkantoran, Penjualan dan

Broadcasting dengan alasan daripada tidak bersekolah. Keadaan seperti ini berlangsung terus-menerus yang kemudian menciptakan rendahnya motivasi peserta didik untuk mengikuti mata pelajaran dalam program keahlian ini, termasuk mata pelajaran yang saya ampu, Bahasa Inggris.

Anak-anak didik saya umumnya memiliki motivasi yang sangat rendah untuk mengikuti Mata Pelajaran Bahasa Inggris. Peran serta mereka didalam aktivitas belajar di dalam kelas sangat rendah. Mata pelajaran Bahasa Inggris hampir tidak bisa berjalan sama sekali kecuali kegiatan mengerjakan lembar-lembar kerja yang diisi sekenanya dan atau latihan-latihan soal menghadapi ujian. Sesi speaking, writing, oral presentation, comprehension

sangat sulit menarik keterlibatan aktif peserta didik. Mereka memilih diam, pasif, sehingga kegiatan belajar mengajar Bahasa Inggris semakin kehilangan gairahnya dan kemudian menimbulkan sebuah kesan besar bagi anak-anak bahwa belajar Bahasa Inggris itu sulit dan sama sekali tidak ada gunanya.

Dalam kondisi yang seperti itu, sebagai guru saya berusaha terus mencari tahu tentang alasan-alasan mereka tidak menyukai belajar Bahasa Inggris. Saya memberikan

Guru Belajar 10 Desember 2015

Menularkan Kegemaran Belajar

Kami benar-benar merevolusi kegiatan pembelajaran yang selama ini berbasis

ceramah rumus-rumus bahasa menjadi kegiatan

belajar berbasis proyek dan melayani keperluan

masyarakat Jember.

Page 13: Surat Kabar Guru Belajar 1 Daring - kampusgurucikal.com · Cerita di atas salah satu gambaran suasana belajar kami. ... orang dewasa. Dan saya ... mengamati bentuk daun pohon

SURAT KABAR Guru Belajar | 13

beberapa pertanyaan tertulis seputar minat mereka terhadap Mata Pelajaran Bahasa Inggris. Sayajuga melakukan kunjungan ke rumah-rumah anak untuk mengetahui kebiasaan-kebiasaan otentik belajar mereka dan latar belakang keluarga dan masyarakat sekitarnya. Dalam serangkaian kegiatan tersebut, saya bertemu dengan jawaban yang sangat mengejutkan bahwa tidak satupun dari anak-anak itu yang menjawab atau menganggap tidak perlu atau tidak butuh belajar Bahasa Inggris. Hampir semuanya mengatakan bahwa mereka akan senang bila bisa atau menguasai Bahasa Inggris walaupun hampir semuanya juga menjawab tidak tahu apa gunanya, apa manfaatnya bila bisa Bahasa Inggris.

Hal ini mengejutkan karena asumsi dasar saya ataupun guru-guru Bahasa Inggris lainnya di sekolah ini bahwa anak-anak tidak berminat belajar Bahasa Inggris oleh karena Bahasa Inggris dipandang oleh anak-anak sebagai mata pelajaran sulit dan sama sekali tidak ada gunanya kecuali hanya untuk lulus ujian nasional. Kami, guru-guru Bahasa Inggris melihat kesan bahwa anak-anak tidak memiliki harapan bahwa penguasaan Bahasa Inggris akan dapat membantu hidup mereka kelak setelah lulus dari sekolah ini. Mereka tidak akan melanjutkan kuliah dan tidak akan bekerja pada

bidang-bidang yang memerlukan penguasaan Bahasa Inggris.

Sampai saya dan guru-guru Bahasa Inggris lainnya, menemukan tanda-tanda yang lebih nyata bahwa kesunyian Mata Pelajaran Bahasa Inggris ini sesungguhnya disebabkan oleh kegiatan pembelajaran di dalam kelas yang tidak mampu terhubung dengan makna atau nilai-nilai yang

bisa diperjuangkan oleh anak untuk hidupnya kelak. Anak-anak juga tidak bisa menemukan relevansinya dengan kehidupan sekitar, pengalaman nyata, atau manfaat penguasaan Bahasa Inggris di lingkungan kerja untuk kota sekecil Jember ini.

Menerapkan Pembelajaran Kontekstual dan Bermakna

Bersama dengan guru-guru Bahasa Inggris lainnya di sekolah ini, kami berkolaborasi mendesain ulang pembelajaran Bahasa Inggris kami dengan menggunakan pendekatan kontekstual dan pembelajaran bermakna. Pendekatan kontekstual yang kami pahami dari Johnson

(2007), bahwa pembelajaan seharusnya sejalan dengan prinsip cara kerja alam yang universal yakni, diferensiasi, kesalingbergantungan dan pengaturan diri sendiri. Pembelajaran kontekstual juga dapat dipahami sebagai pengajaran yang menghubungkan subyek-subyek yang dipelajari peserta didik dengan kehidupan kesehariannya.

Dengan menerapkan pembelajaran kontekstual ini, sumber-sumber pembelajaran Bahasa Inggris sekarang ini tidak lagi hanya seputar tentang benar-salah tata bahasa atau sesuatu yang harus dihafalkan, tetapi telah berubah dengan menggunakan semakin

banyak sumber-sumber belajar di mana penggunaan Bahasa

Inggris ditemukan di kota ini. Kami benar-benar merevolusi kegiatan pembelajaran yang selama ini berbasis ceramah rumus-rumus bahasa menjadi kegiatan belajar berbasis proyek dan melayani keperluan masyarakat Jember.

Guru Belajar 10 Desember 2015

Menularkan Kegemaran Belajar

Riyadi AriyantoGuru SMK Negeri 1 Jember. Penggerak

Komunitas Guru Belajar Jember

Page 14: Surat Kabar Guru Belajar 1 Daring - kampusgurucikal.com · Cerita di atas salah satu gambaran suasana belajar kami. ... orang dewasa. Dan saya ... mengamati bentuk daun pohon

SURAT KABAR Guru Belajar | 14

Anak-anak sekarang mengumpulkan apapun yang berbahasa Inggris, yang bisa mereka temukan sehari-hari dalam kehidupan mereka sendiri. Struk belanja, brosur/leaflet hotel atau restoran, buku-buku manual, tiket, majalah/koran, jadwal penerbangan/kereta dll. Kemudian, kegiatan belajar Bahasa Inggris sering berlangsung di luar kelas, di bandara, di stasiun, di bank dan juga bisa di supermarket. Anak-anak sesuai dengan minatnya menggunakan Bahasa Inggris dengan mendesain brosur restoran/hotel/biro perjalanan, memahami buku manual barang, berita/pengumuman, menulis teks-teks iklan di kota kami yang biasanya menggunakan Bahasa Inggris atau menu-menu restoran dan yang lainnya, sebagai proyek kelompok atau individu.

Kegiatan yang tak kalah menariknya adalah juga keterlibatan siswa kami sekarang sebagai volunteer, belajar menggunakan Bahasa Inggris mereka

di dua event internasional tahunan di kota kami, JFC (Jember Fashion Carnaval) dan JOMCC (Jember Open Marching Competition). Anak-anak bekerja sebagaian relawan, menulis berita dalam Bahasa Inggris, menjadi liasson officer, membuat pengumuman-pengumuman berbahasa Inggris di area event dan conference, juga menjadi pemandu bagi pengunjung yang datang dari berbagai negara dan yang lainnya.

Hasilnya, kegiatan belajar Bahasa Inggris di sekolah saya telah benar-benar berubah menjadi sesuatu yang sangat menyenangkan dan ditunggu oleh peserta didik. Kegiatan pembelajaran Bahasa Inggris yang awalnya menjadi suatu yang sangat tidak disukai sekarang menjadi kegiatan yang sangat diharapkan. Terlebih setelah beberapa tahun ini, beberapa alumni berbagi pengalaman internasionalnya di sekolah atau alumni yang bercerita atau mengabarkan pentingnya

Bahasa Inggris di dunia kerja mereka.

Saya dan guru-guru Bahasa Inggris di sekolah kami belajar bahwa desain kegiatan belajar yang melibatkan minat peserta didik sejak awal akan mendatangkan ketertarikan yang solid selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Ketika menyadari tujuan belajarnya, peserta didik jadi gemar belajar dan tangguh menghadapi kesulitan-kesulitan belajar. Pendekatan kontekstual juga memungkinkan peserta didik bisa belajar sesuai dengan keunikannya masing-masing. Kami terus memperbaiki beberapa kelemahannya yang kami temui terkait soal manajemen waktu, pengelompokan dan koordinasi antar mata pelajaran.

Johnson, B. Elaine. (2007). Contextual Teaching & Learning. Jakarta: MLC

Tentang Surat Kabar Ini

Guru Belajar 10 Desember 2015

Menularkan Kegemaran Belajar

Guru Belajar adalah surat kabar dua bulanan yang

diterbitkan Komunitas Guru Belajar dengan misi Menularkan Kegemaran Belajar. Surat Kabar ini menyajikan praktik

cerdas pengajaran (#PraktikCerdas), cerita hidup guru (#CeritaGuru) dan foto hasil karya anak (#KaryaAnak)

Bila anda berminat, kirimkan tulisan tentang #PraktikCerdas,

#CeritaGuru atau #KaryaAnak. Kami akan menjadi teman belajar anda dengan memberi masukan. Tulisan yang sudah

direvisi, akan diterbitkan di surat kabar Guru Belajar.

Info lebih jelas, email kami di [email protected]

Dewan Redaksi: Najelaa Shihab

Bukik Setiawan

Editor Tamu:

Lany Rh & Ivan Bonang

GuruBelajar.org Grup Facebook: Komunitas

Guru Belajar

Page 15: Surat Kabar Guru Belajar 1 Daring - kampusgurucikal.com · Cerita di atas salah satu gambaran suasana belajar kami. ... orang dewasa. Dan saya ... mengamati bentuk daun pohon

SURAT KABAR Guru Belajar | 15

Serunya PresentasiJangankan presentasi, bicara di depan kelas pun membuat banyak orang yang mulas perutnya, keluar keringat dingin. Tapi Bu Dian membuat presentasi menjadi seru.

Sewaktu SD, saya termasuk orang yang bisa mendadak sakit perut saat gugup berbicara di depan orang banyak. Saat itu kesempatan saya tampil di depan kelas hanyalah saat menyanyikan lagu wajib nasional. Sayangnya menyanyi bukanlah hal yang saya sukai pada waktu itu. Jadi, pengalaman tampil di depan kelas saat SD adalah pengalaman buruk bagi saya.

Pengalaman buruk saat SD ternyata sangat mempengaruhi kepercayaan diri saya berbicara di depan banyak orang. Padahal di tingkat pendidikan yang lebih tinggi, saya dituntut untuk lebih banyak melakukannya. Jadi membiasakan berbicara di depan banyak orang dengan menyenangkan memang perlu dilakukan.

Sekarang saya adalah guru SD. Tentu saja, saya tak ingin menciptakan pengamalaman buruk bagi murid saya. Saya harap yang mereka ingat tentang tampil di depan kelas adalah keriangan. Berbicara di depan orang banyak adalah keseruan.

Namun ternyata bukanlah hal mudah untuk menemukan metode yang tepat. Keluar dari zona nyaman dan terus menggali ide adalah

sebuah kebutuhan. Kesulitan bukan menjadi penyurut langkah. Darinya lah diharapkan muncul kreativitas pendukung langkah. Kreativitas tak selalu muncul dari kemudahan. Terkadang malah kesulitan yang membuahkan ide segar.

Sebagai guru, menjumpai tema yang mirip atau sama adalah pertanda saatnya menyalakan tombol kreativitas lebih kencang. Tahun lalu saya menjumpai tema yang sama dengan tahun sebelumnya. Tema tersebut adalah hemat energi. Tahun sebelumnya mereka berhasil membuat poster ajakan menghemat energi melalui pemakaian alat-alat elektronika. Poster tentu saja bukan pilihan yang tepat lagi.

Hasil dari memutar otak, saya ajak mereka bermain peran. Siswa-siswa

dibagi menjadi beberapa kelompok. Tiap kelompok akan mewakili sebuah perusahaan eletronika. Mereka diperbolehkan membuat nama untuk perusahaan mereka masing-masing. Tugas dari tiap kelompok adalah membuat petunjuk penghematan dari tiap alat

elekronika yang diproduksi. Alat-alat elektronika yang diproduksi tiap perusahaan berbeda-beda. Petunjuk dapat digambar atau ditulis dalam lembaran kertas bekas. Tiap satu lembar kertas akan berisi satu alat alektronika berikut cara menghemat energi penggunaannya.

Setelah itu, mereka saya minta mempresentasikannya di depan kelas. Hanya saja

kali ini agak berbeda. Saat mereka menjelaskan tiap lembar yang mereka buat, saya minta mereka membayangkan mereka tengah menggunakan LCD. Saya berdiri dengan memampangkan lembar-lembar kertas berpura-pura sebagai layar. Tiap siswa yang menjelaskan akan membawa pensil atau bolpoin sebagai pointer. Saat ingin berganti lembar kertas, mereka akan memberi kode dengan mengatakan ceklik.

Guru Belajar 10 Desember 2015

Menularkan Kegemaran Belajar

Page 16: Surat Kabar Guru Belajar 1 Daring - kampusgurucikal.com · Cerita di atas salah satu gambaran suasana belajar kami. ... orang dewasa. Dan saya ... mengamati bentuk daun pohon

SURAT KABAR Guru Belajar | 16

Model presentasi seperti itu saya pakai juga saat kami belajar tentang kehidupan zaman praaksara. Saat review, alih-alih saya minta menjawab soal-soal saya minta mereka membuat lembar-lembar presentasi dengan tema yang berbeda tiap kelompok.

Ada tiga kelompok pada saat itu, yaitu kelompok pemimpin, pedagang dan pendidik. Sebelum sampai pada pembagian kelompok, saya minta mereka membayangkan sedang hidup di zaman pra aksara. Tiap kelompok saya minta menggambarkan kira-kira jika mereka menjadi pemimpin, pedagang dan pendidik apa sih yang akan mereka lakukan? Apa yang perlu pemimpin zaman praaksara lakukan? Apa yang kira-kira pedagang pada zaman pra aksara jual? Bagaimana cara masyarakat zaman pra aksara berjual beli? Apa yang guru-guru ajarkan jika pada zaman pra aksara sudah ada sekolah? Mereka juga diminta memberi nama untuk desa, pasar atau sekolah yang mereka buat.

Nah, kali ini yang menjadi layar adalah teman sekelompok mereka. Hal itu malah membuat mereka makin bersemangat. Presentasi pun berlangsung makin riang gembira. Saat teman yang memegang pointer sudah bilang ceklik, terkadang teman yang menjadi layar tidak segera mengganti lembar kertasnya. Jadi perlu diulang kadang menjadi dua kali, ceklik ceklik. Bahkan mungkin tiga kali, ceklik ceklik ceklik. Diiringi tawa panjang dan lepas mereka.

Dari kedua presentasi tersebut, kesungguhan mereka dalam berperan patut diacungi jempol. Ketika menjadi pemilik perusahaan eletronika, dengan tenang dan percaya diri mereka mempresentasikan produk-produk mereka. Meski kadang tertawa saat mendengar kata ceklik. Saat menjadi pemimpin, penjual atau pendidik pada zaman pra aksara pun mereka cukup yakin mempresentasikan hasil diskusinya.

Sebenarnya bisa saja saya memakai pointer dan layar LCD yang nyata. Namun saya rasa keseruannya akan berbeda. Tak akan ada imajinasi yang memperkaya presentasi tersebut. Imajinasi yang mampu mengubah kertas menjadi slide-slide presentasi. Imajinasi yang menyulap bolpoin/pensil menjadi pointer. Imajinasi yang mengajak mereka melompat dari satu waktu ke waktu yang lain dengan ringan. Imajinasi yang menuntun

mereka pada kegembiraan khas anak-anak. Imajinasi yang merobohkan tembok bertuliskan “SULIT”. Imajinasi yang memunculkan kepercayaan diri. Imajinasi yang meniadakan beban yang terasa berat. Imajinasi yang menuntun pada keseruan-keseruan penuh makna.

Jika perlu memberi nilai pada presentasi mereka, jelas mereka mendapat A plus plus. A untuk lembar-lembar presentasi yang mereka buat. Plus plus untuk semangat, kreativitas, keceriaan dan keseriusan mereka saat berdiskusi dengan teman-teman mereka. Plus plus untuk kesediaan mereka mengajarkan pada saya bahwa kewajiban manusia untuk belajar tak seharusnya dijadikan beban. Proses yang kadang nampak berat sebenarnya bisa tetap dilalui dengan penuh keriangan. Kerut kening dapat diganti dengan deretan gigi-gigi putih pada wajah yang ceria.

Jogja, 26 November 2015

Guru Belajar 10 Desember 2015

Menularkan Kegemaran Belajar

Dian NofitasariGuru Yogya Green School.

Penggerak Komunitas Guru Belajar Yogyakarta.

Page 17: Surat Kabar Guru Belajar 1 Daring - kampusgurucikal.com · Cerita di atas salah satu gambaran suasana belajar kami. ... orang dewasa. Dan saya ... mengamati bentuk daun pohon

SURAT KABAR Guru Belajar | 17

Guru Belajar 10 Desember 2015

Menularkan Kegemaran Belajar

Petualangan belajar murid-murid SD Negeri 1 Cisarua, Tegalwaru, Purwakarta dibawah asuhan Pak Dian Misastra. Beliau yang juga menjadi Penggerak Guru Belajar Purwakarta mempunyai impian anak-anak kembali mencintai bumi mereka, bumi pertanian.

Page 18: Surat Kabar Guru Belajar 1 Daring - kampusgurucikal.com · Cerita di atas salah satu gambaran suasana belajar kami. ... orang dewasa. Dan saya ... mengamati bentuk daun pohon

SURAT KABAR Guru Belajar | 18

Ketika Siswa Belajar BertanyaTugas murid adalah menjawab pertanyaan. Eits tunggu dulu, Pak Rudi justru mengubahnya, tugas murid justru bertanya. Bagaimana kisahnya?

Pengalaman ini terjadi sekitar 5 tahun yang lalu, dimana saya mulai menjadi seorang guru mata pelajaran TIK di salah satu SMA Negeri di Kabupaten Pekalongan.

Saya sempat terkejut dan kaget ternyata kondisi siswa pada saat KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) tidak lah sesuai dengan bayangan atau gambaran saya sebelumnya..dimana suasana kelas sangat hidup, terjadi interaksi antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa yang lainnya. Apa yang saya lihat justru sebaliknya, suasana kelas terasa mati, sunyi dan sangat pasif yang artinya hanya terjadi komunikasi searah saja yaitu dari guru ke siswa saja. Dan itu tidak hanya terjadi di kelas saya juga, ternyata terjadi hampir di semua kelas.

Sekitar sebulanan lebih saya menghadapi kondisi kelas seperti itu, dan akhirnya saya mulai berfikir, “ini pasti ada yang salah dengan minat dan keingintahuan siswa“. Akhirnya saya coba melakukan tes sederhana, bisa disebut “testing the water” pada saat KBM di semua kelas, saya selalu sedikit melempar pertanyaan pengetahuan yang sangat umum, misal :

• Apa portal berita yang sering kalian baca?

• Nama situs yang sering kalian buka?

• Apa itu Google?

• Siapa nama Menteri pendidikan saat itu?

Dan hasilnya sangat mengherankan, hampir 90% pertanyaan yang sifatnya umum tadi sulit mereka jawab.

Dari kejadian tersebut, saya sedikit bisa mengetahui seperti apa siswa yang saya hadapi, rata-rata siswa di sekolah saya sangat kurang sekali berminat untuk mencari informasi, apapun itu, apalagi yang menyangkut mata pelajaran.

Untuk bisa menghidupkan suasana kelas dengan kondisi siswa seperti

itu memang sangat sulit. Kondisi yang memaksa saya untuk memutar otak mencari metode/cara mengajar yang tepat dalam KBM. Untuk mengawali langkah, saya sedikit melakukan survey dengan melibatkan semua siswa yang saya ajar. Saya meminta para siswa

menuliskan apa tujuan mereka bersekolah. Dan hasilnya adalah...

90% keatas tujuan mereka untuk LULUS UJIAN NASIONAL, dan sisanya butuh ijasah SMA untuk Bekerja.

Setelah melihat hasil survey saya kesimpulan awal bahwa kebanyakan siswa mau membaca/belajar hanya menjelang ada ulangan dan saya beranggapan hal inilah yang menyebabkan suasana KBM sehari-hari menjadi tidak hidup.

Oleh sebab itu, saya coba menggunakan cara yang mungkin kurang lazim digunakan dan cara ini juga sempat dicibir oleh guru lain karena untuk penilaian katanya metodenya serampangan tidak akurat dsb, walaupun demikian tetap saya lakukan, karena tujuan prioritas saya adalah untuk menumbuhkan hasrat para siswa untuk menggali informasi.

Saya berusaha menggunakan metode terbalik dari kebiasaan umum di

Guru Belajar 10 Desember 2015

Menularkan Kegemaran Belajar

Pak…..jam istirahatnya lanjut aja,, gak usah istirahat… -__-“ *lemes.

“Pak, besok bapak masuk kan? besok kan ada kelas saya”

“Pak Rudy, semalem aku baca artikel tentang bab ini… tapi kok saya belum begitu paham tentang istilah ini”.

Page 19: Surat Kabar Guru Belajar 1 Daring - kampusgurucikal.com · Cerita di atas salah satu gambaran suasana belajar kami. ... orang dewasa. Dan saya ... mengamati bentuk daun pohon

SURAT KABAR Guru Belajar | 19

kelas. Biasanya agar siswa memperoleh skor/nilai siswa harus bisa menjawab pertanyaan/soal yang guru ajukan, yang saya lakukan ini adalah sebaliknya. Dimana kalau ingin dapat nilai siswa tersebut haruslah mengajukan pertanyaan pada saya selaku guru.

Ketika di kelas sebelum suatu pertemuan selesai, saya memberitahukan kepada para siswa tentang materi yang akan menjadi topik pertemuan yang akan datang. Saya meminta para siswa untuk mencari informasi mengenai topik tersebut di rumah, entah melalui buku maupun internet. Kemudian saya meminta kalau ada hal-hal yang kurang bisa dipahami bisa ditanyakan di pertemuan yang akan datang.

Pada pertemuan berikutnya, bagi siswa yang bertanya tadi akan mendapatkan skor/nilai dari saya, sesuai dengan bobot/kualitas pertanyaan tadi. Kemudian saya tidak akan menjawab pertanyaan yang diajukan tadi secara langsung, saya lemparkan pertanyaan tadi ke siswa yang lain dikelas. Apabila ada siswa yang bias menjawab, maka kedua anak tersebut (yang bertanya dan menjawab) akan memperoleh skor/nilai dari saya. Apabilka tidak ada yang menjawab terpaksa saya yang akan menjawab sekaligus menerangkan hal yang ditanyakan tadi.

Terkadang pernah terjadi tidak ada siswa yang bertanya maupun menjawab pertanyaan, untuk menghindari suasana kelas yang mati, akhirnya saya membentuk kelompok belajar kecil (terdiri 2-3 siswa) kelompok kecil tersebut saya suruh diskusi dan mencari hal-hal yang harus ditanyakan kepada saya, dan seperti sebelumnya, pertanyaan tersebut tidak akan saya jawab langsung tetapi saya lempar ke kelompok lain. Dan walaupun cara ini tidak bisa berhasil 100% akan tetapi hampir semua semua kelas bisa hidup dan aktif pada saat KBM.

Untuk itulah sampai saat ini saya masih terus mencari dan mengembangkan metode belajar yang sesuai dengan kondisi dan karakter siswa yang beraneka ragam, agar suasana kelas bisa menjadi hidup dan siswa mau belajar hanya pada saat akan ada tes atau ujian saja.

Hasil atau tujuan yang ingin saya capai dengan menggunakan cara ini adalah bukan untuk menuntut siswa biar bisa dapat nilai atau skor tinggi pada saat ujian akan tetapi untuk merangsang dan menumbuhkan hasrat

siswa pada rasa keingintahuan pada hal apapun termasuk ke materi pelajaran.

Apa yang bisa membuat saya puas dan bangga adalah bukan karena siswa saya memperoleh skor tinggi pada ulangan, akan tetapi respon positif siswa terhadap suasana KBM yang coba saya kembangkan. Seperti rasa antusias siswa pada saat kegiatan belajar mengajar seperti Pak…..jam istirahatnya lanjut aja,, gak usah istirahat… -__-“ *lemes. Respon siswa pun positif jauh-jauh hari, yang terlihat ketika siswa bertanya tema yang akan dibahas minggu depan atau memastikan ada jam pelajaran dengan pertanyaan seperti “Pak, besok bapak masuk kan.. besok kan ada kelas saya”. Siswa pun bangga menunjukkan kesiapan belajarnya yang terlihat dari pertanyaan “Pak Rudy, semalem aku baca artikel tentang bab ini… tapi kok saya belum begitu paham tentang istilah ini”.

Guru Belajar 10 Desember 2015

Menularkan Kegemaran Belajar

Rudi PermanaGuru SMK Negeri di Pekalongan. Penggerak

Komunitas Guru Belajar Pekalongan.

Page 20: Surat Kabar Guru Belajar 1 Daring - kampusgurucikal.com · Cerita di atas salah satu gambaran suasana belajar kami. ... orang dewasa. Dan saya ... mengamati bentuk daun pohon

SURAT KABAR Guru Belajar | 20

Belajar Mencintai PertanianKetika orang muda satu per satu meninggalkan desa membuatnya gundah. Pak Dian Misastra pun tergugah, mengajar anak-anak untuk mencintai kembali pertanian.

Peran seorang guru sangat vital sekali dalam proses pembelajaran. Suatu proses pembelajaran akan berhasil jika guru dapat merubah kemampuan siswa baik pengetahuan maupun sikap kearah yang lebih baik. Strategi pembelajaran merupakan hal yang harus diterapkan dalam proses belajar, seperti kita ketahui bahwa setiap individu siswa berbeda, baik cara berpikir, bakat, keluarga dan lingkungan bahkan cara belajarnya pun berbeda. Penerapan strategi pembelajaran setiap sekolah akan berbeda disesuaikan dengan situasi dan kondisi sekolah.

Sekolah tempat saya mengajar berada di Desa Cisarua Kecamatan Tegalwaru Kabupaten Purwakarta, sekolah yang berada di perkampungan tepatnya di kaki Gunung Bongkok. Desa saya berjarak sekitar 30 Km dari kota Kabupaten, kontur tanah yang berbukit naik turun menyebabkan jarang ada lahan atau lapangan luas, hampir persawahan berbentuk sengkedan agar tidak terjadi longsor. Rute jalanpun di buat berkelok dan melingkar untuk meminimalisir tanjakan tajam.

Suhu di daerah saya lebih dingin di bandingkan dengan daerah sekitar karena persis dibawah gunung. Sebagian besar penduduk desa bermata pencaharian sebagai petani

khususnya mengolah sawah. Dewasa ini jumlah warga desa yang turun ke sawah jauh berkurang. Kecakapan bertani pada generasi muda sudah hampir hilang bahkan untuk mencari jasa mencangkul juga susah. Sekarang ini untuk mendapatkan kuli cangkul harus menunggu giliran, akhirnya proses menanam padi tidak bersamaan sehingga lebih rentan terkena hama dan gagal panen.

Berkurangnya minat untuk bertani (mengolah sawah) disebabkan minimnya regenerasi dari orang tua

terhadap anak-anaknya. Banyak dari anak-anak muda di daerah saya pergi ke kota bahkan hingga bekerja keluar pulau jawa (Padang, Jambi atau Kalimantan). Mereka

kebanyakan bekerja sebagai kuli bangunan agar mendapatkan penghasilan yang lebih besar. Mereka tahu jika mengandalkan hasil dari bertani tidak akan meningkatkan penghidupan mereka, karena modal untuk bertani hampir berimbang dengan hasil yang diperoleh.

Berkaca dari hal diatas, saya merasa tertantang untuk memperbaiki

kondisi yang ada yaitu bagaimana supaya pengetahuan sesuai kurikulum

dapat saya sampaikan dan misi mencintai lingkungan dapat dirasakan bahkan dipraktikan oleh siswa. Tantangan yang saya hadapi, kurikulum tidak menyebut secara jelas mengenai potensi daerah khususnya pertanian sebagaimana yang ada di lingkungan saya. Tantangan lain adalah menggabungkan ilmu pengetahuan dengan pertanian. Tantangan ini cukup sulit karena materi yang disampaikan sesuai kurikulum sudah terprogam. Jika saya tambah dengan

Guru Belajar 10 Desember 2015

Menularkan Kegemaran Belajar

Dian MisastraGuru SD Negeri 1 Tegalwaru. Penggerak

Komunitas Guru Belajar Purwakarta.

Page 21: Surat Kabar Guru Belajar 1 Daring - kampusgurucikal.com · Cerita di atas salah satu gambaran suasana belajar kami. ... orang dewasa. Dan saya ... mengamati bentuk daun pohon

SURAT KABAR Guru Belajar | 21

bidang pertanian maka akan mengurangi waktu untuk menuntaskan program sesuai kurikulum, secara otomatis untuk meningkatkan misi pertanian jadi tidak maksimal.

Dalam proses pembelajaran, sebagian besar saya lakukan di luar ruangan. Siswa saya ajak untuk lebih mengenal lingkungan persawahan. Apalagi pada musim tanam seperti ini merupakan kesempatan yang sangat baik sekali karena siswa secara langsung bisa menyaksikan proses membajak, menyemai, menanam, merawat hingga memanen padi. Selain itu, saya jelaskan pula manfaat yang bisa diambil dari setiap inchi lahan pertanian, contoh kecil adalah bahan makanan yang bisa diperoleh dari sawah dari mulai jamur, lalapan, ikan, belut bahkan hingga jenis belalang.

Agar proses belajar ini berjalan baik saya awali dengan persiapan perencanaan pembelajaran, kemudian metode saya gunakan metode discovery learning. Untuk satu mata pelajaran (misalnya IPA) ciri khusus pada hewan saya ajak siswa untuk mengidentifikasi hewan yang ada di sawah, siswa diarahkan untuk menangkap jenis hewan yang mereka temui dari mulai macam-macam belalang, ikan, serangga hingga katak. Setelah mendapatkan hewan yang ditemui, mereka mendiskusikan nama, ciri fisik, makanan dan cara berkembang biak. Mereka antusias sekali mengikutinya. Bahkan dua jam pelajaran sangat kurang. Setelah selesai saya kaitkan apa yang mereka lakukan pada saat itu dengan materi yang sedang di dalami, tanpa disadari mereka telah mendapatkan satu bahkan lebih pengetahuan tentang IPA.

Selain mengidentifikasi hewan yang berhubungan dengan materi, siswa diarahkan juga untuk berkomunikasi dengan petani yang sedang melakukan aktivitas mengolah lahan, mulai bertanya nama, alamat,

dan manfaat membajak menggunakan sapi atau kerbau. Kebetulan saat itu ada petani yang sedang membajak sawah. Siswa dengan seksama memperhatikan petani yang sedang membajak bahkan ada siswa yang ikut menaiki bajak hingga badannya berbalut lumpur. Mereka mengetahui bagaimana cara untuk mengatur tanah agar merata. Kebiasaan ngahaleuang eok (seni suara khusus dalam membajak sawah di daerah saya) menjadi salah satu daya tarik bagi anak-anak. Petani merasa senang karena merasa terhibur juga dengan adanya anak-anak, mereka juga dapat bercengkrama ketika mereka beristirahat.

Pada akhir proses pembelajaran, saya lakukan refleksi bersama siswa tentang pembelajaran hari itu mulai dari

awal hingga akhir pembelajaran. Kami meluruskan pemahaman yang berhubungan dengan materi ajar salah satunya siswa belum faham tentang daur hidup pada belalang yaitu metamorfosis. Banyak pertanyaan yang muncul dari siswa

salah satunya ada pertanyaan “ pa dupi simeut aya manfaatna teu? Pan sok ngarusak pare! (Apa belalang itu ada manfaatnya? Kan suka merusak padi!) meski diluar materi namun harus dijawab. Salah satu jawabannya adalah belalang bisa dijadikan teman nasi karena mengandung protein yang dibutuhkan oleh tubuh kita. Selain itu belalang juga bisa dijadikan makanan hewan peliharaan baik burung ataupun ayam.

Penerapan cara belajar seperti ini khususnya di daerah sangat cocok sekali, meskipun setiap hari mereka melihat namun jika diaktifkan dengan proses belajar akan terjadi pemahaman yang lebih, karena mereka akan tahu bukan hanya dari segi fisik saja tentang lingkungan namun akan lebih memahami makna lebih dalam lagi hingga dalam diri mereka timbul cinta dan rasa memiliki akan lingkungan mereka sendiri.

Guru Belajar 10 Desember 2015

Menularkan Kegemaran Belajar

Page 22: Surat Kabar Guru Belajar 1 Daring - kampusgurucikal.com · Cerita di atas salah satu gambaran suasana belajar kami. ... orang dewasa. Dan saya ... mengamati bentuk daun pohon

SURAT KABAR Guru Belajar | 22

20 Menit yang MemukauBerapa lama harusnya orangtua mendampingi anak? Menurut Pak Ivan, Pendongeng dari Lampung, "Cukup 20 menit/hari". Kok bisa? Inilah kisahnya penemuannya.

Pada awalnya komunitas Dakocan yang didirikan pada tahun 2002 dimaksudkan hanya untuk menghibur anak-anak di Bandar Lampung dan menjadi sumber penghasilan bagi beberapa penggiat sastra dan teater yang lebih fleksibel secara waktu. Setelah berjalan beberapa lama muncul kecintaan kami kepada dunia anak-anak, kami sangat senang melihat anak-anak tertawa mendengar lelucon di sela dongeng, kami senang melihat anak-anak bahagia bernyanyi dan mendengar lagu anak-anak. Pengalaman berharga yang mengubah secara menyeluruh tujuan komunitas kami. Menyelami dunia anak-anak bagi kami seperti berada di sebuah tempat yang kaya dengan oksigen, membuat kami menjadi jauh lebih hidup dan menemukan kebermaknaan.

Kami belajar lebih mengerti tentang dongeng, mengingat kami tidak memiliki latar belakang sebagai pendidik secara akademik. Kami membaca banyak referensi yang terkait dengan manfaat dan cara-

cara efektif melakukan dongeng. Kami menemukan banyak sekali manfaatnya untuk anak-anak dan menjadi semakin yakin untuk terus melakukannya kepada sebanyak mungkin anak.

Di lain sisi, kami memahami bahwa kami tidak akan pernah dapat mendongeng untuk anak-anak setiap hari dan juga tidak dapat mendongeng untuk setiap anak yang ada. Kami mencari cara agar semua anak dapat mendengarkan dongeng sesering mungkin. Kami menemukan dua peluang, yang pertama di

sekolah, melalui gurunya. Kedua, di rumah, melalui orangtuanya.

Lalu persoalan lainnya muncul, yaitu bagaimana cara melakukannya, maka kami mencari tahu tentang

metode pelatihan bercerita, baik dengan membaca buku maupun bertanya kepada beberapa orang yang memiliki kompetensi untuk itu. Hasilnya kurang memuaskan, tidak ada yang mengetahui dan mungkin memang belum pernah dibuat. Kami memutuskan untuk membuatnya sendiri. Kami melakukan riset skala kecil tentang dongeng di Bandar Lampung dengan guru dan orang tua sebagai sasarannya. Dari riset itu, kami mengetahui apa yang dibutuhkan.

Pada tahun 2007, kami mulai memberanikan diri melakukan pelatihan mendongeng untuk guru-guru PAUD/TK. Pelatihan tersebut terus kami lakukan sampai sekarang baik secara mandiri, bekerjasama dengan donatur/sponsor, pemerintah daerah baik provinsi

Guru Belajar 10 Desember 2015

Menularkan Kegemaran Belajar

Page 23: Surat Kabar Guru Belajar 1 Daring - kampusgurucikal.com · Cerita di atas salah satu gambaran suasana belajar kami. ... orang dewasa. Dan saya ... mengamati bentuk daun pohon

SURAT KABAR Guru Belajar | 23

maupun kabupaten/kota, serta lembaga profesi seperti IGTKI, GOPTKI, Forum PAUD, dan HIMPAUDI. Sampai saat ini kami telah melatih sekitar 8.000 guru di Lampung dan Sumatera Selatan.

Kami sangat senang melihat para guru yang mengikuti kegiatan ini dengan sungguh-sungguh. Kami sangat bahagia bisa berbagi dengan para guru yang ingin maju dan mengambangkan dirinya dalam keterampilan bercerita/mendongeng sehingga dapat melayani siswanya dengan lebih menyenangkan.

Untuk materi yang dibawakan di kelas pelatihan, workshop, atau hanya sharing, kami sempurnakan dari waktu ke waktu dengan harapan guru-guru dapat lebih mudah mencerna, lebih lengkap, dan mudah diaplikasikan di kelasnya.

Kami menyadari bahwa semakin sederhana materinya, maka peluang untuk dipraktekkan di kelas menjadi lebih baik. Proses penyempurnaannya juga tidak mudah, butuh banyak referensi baik secara tekstual maupun pengalaman. Kami menerapkan cara trial by error atau learning by doing karena kami tidak menemukan pilihan lain untuk melakukannya. Terus mencoba dan memperbaiki metode dari keberhasilan dan kesalahan yang kami buat. Akhirnya dengan kesungguhan yang sangat, kami berhasil menyusun sebuah standar modul pelatihan bercerita versi kami yang terbaik untuk saat ini.

Setelah 13 tahun, akhirnya kami memiliki sebuah standar materi pelatihan bercerita, yaitu sebagai berikut:

1. Teori Pemahaman Dasar-dasar Tumbuh Kembang Anak

2. Teori Teknik Dasar Mendongeng 3. Praktek menulis cerita 4. Praktek menganalisis kesesuaian teks dongeng

dengan usia anak

5. Praktek membuat alat bantu dongeng dan musik ilustrasi

6. Praktek memproduksi mimik emosi tertentu 7. Praktek memproduksi suara sesuai karakter tokoh

dalam dongeng 8. Praktek menirukan gesture karakter tertentu dalam

dongeng 9. Praktek mengintegrasikan keseluruhan elemen secara

menarik.

Setelah pelatihan mendongeng untuk guru berjalan dengan cukup baik, pekerjaan rumah kami selanjutnya

adalah mengajak para orang tua untuk mendongeng di rumahnya. Ini pekerjaan yang jauh lebih sulit. Asumsi kesulitan itu dilandasi oleh pemikiran bahwa pengetahuan orangtua pada ilmu pengasuhan sangat minim dan sepanjang pengetahuan kami, lebih banyak orang tua yang menganggap bahwa kalau anaknya sudah sekolah maka pendidikan adalah tanggung jawab sekolah sepenuhnya. Ini masalah lainnya.

Ada banyak referensi pengasuhan anak di rumah.

Kondisi yang membuat kami senang, tapi kami tertarik pada tiga referensi, yaitu Ki Hajar Dewantara dengan pola “Asah, Asih, Asuh”-nya, Teksuko Kuroyanagi dengan buku “Gadis Cilik Di Jendela”-nya, dan Laura Numeroff seorang penulis buku anak-anak dengan “Teori Mendongeng 20 menit”-nya.

Kami mempelajari ketiga karya itu dan berhasil meramunya dalam sebuah cara yang sederhana, yaitu “20 Menit Yang Memukau”. Metode ini sebenarnya secara intuitif sudah dilakukan oleh para orangtua jaman dahulu di Indonesia, yaitu dongeng sebelum tidur. Hanya saja, kami ingin menghidupkan tradisi Indonesia untuk menguatkan peran orangtua dalam mengasuh anak.

Kami menganalisisnya dan memperluas dengan beberapa aktivitas untuk mendukung dan melengkapinya. Secara

Guru Belajar 10 Desember 2015

Menularkan Kegemaran Belajar

Kadang kami merasa sangat lelah dan kesepian, merasa diabaikan,

dan tak memiliki banyak peluang......Tapi....kami

memutuskan, apapun yang terjadi kami akan tetap

melakukannya dan terus belajar dengan dengan sungguh-

sungguh untuk menjadi lebih baik demi anak-anak Indonesia.

Page 24: Surat Kabar Guru Belajar 1 Daring - kampusgurucikal.com · Cerita di atas salah satu gambaran suasana belajar kami. ... orang dewasa. Dan saya ... mengamati bentuk daun pohon

SURAT KABAR Guru Belajar | 24

sederhana “20 Menit Yang Memukau” dilakukan pada malam hari ketika anak menjelang tidur. Kegiatan yang dilakukan adalah mendongeng, saling bercerita, bercanda, permainan tebak-tebakan, pujian, usapan, bernyanyi, dan lainnya. Dua puluh menit adalah waktu minimal, lebih lama lebih baik. Pada saat melakukannya, orangtua harus mau fokus ke anak dan tidak diganggu oleh hal lain seperti gadget, komputer, televisi, dan lainnya. Metode ini mudah dan murah, yang membuatnya menjadi sangat sulit pada metode ini adalah komitmen orangtua untuk melakukannya setiap malam atau sesering mungkin, bergantian antara ayah dan ibu.

Sebagai langkah awal ujicoba, kami berdikusi dengan beberapa teman tentang 20 Menit, dan melakukan percobaan bersama di rumah masing-masing. Setelah beberapa waktu kami bertemu dan mendiskusikannya. Dari uji coba tersebut ada beberapa temuan. Hasil yang selalu mirip adalah reaksi anak. Anak menjadi lebih suka ditemani menjelang tidur oleh orang tuanya, terjadi perubahan perilaku dalam keseharian, misalnya ada seorang anak yang selalu meletakkan sepatunya sembarangan setelah sekolah, setelah diterapkan 20 Menit beberapa malam, mulai menaruh sepatunya di rak sepatu di rumahnya. Selain sikap, anak juga memperoleh banyak pengetahuan, langsung dari orang yang paling dekat dengannya.

Percobaan yang kami lakukan di rumah selama sekitar 3 tahun membuat anak-anak kami menjadi lebih bisa “mendengar”, dan secara emosi menjadi lebih dekat. Bila ada persoalan di sekolah atau lingkungan, anak-anak tidak ragu untuk bercerita lalu mendengar tanggapan, berdiskusi, dan belajar menerima saran.

Melihat hal ini berakibat sangat baik untuk anak-anak dan keluarga, maka kami memberanikan diri untuk mempresentasikannya di hadapan Dirjen Tumbuh Kembang Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan PKK DKI Jakarta pada tanggal 20 Mei 2011. Pemilihan tanggal 20 Mei itu kami sepakati dengan harapan semangat Kebangkitan Nasional menular menjadi Kebangkitan Keluarga. Meskipun sampai saat ini belum ada tanggapan yang kami harapkan.

Metode “20 Menit Yang Memukau” menurut kami sangat baik untuk diterapkan di keluarga di Indonesia. Metode ini bisa diintegrasikan dengan pembelajaran di sekolah

sehingga terjadi simultansi antara pendidikan di sekolah dengan di rumah. Sehingga anak-anak akan mendapat pendidikan secara lebih komprehensif di dua lingkungan utamanya, rumah dan sekolah.

Kami sadar bahwa kami bukanlah ahli dalam bidang ini, kami hanya praktisi. Kami tahu bahwa ide-ide ini belumlah sempurna dan perlu bantuan banyak pihak untuk memperbaikinya. Kami juga tahu bahwa selama 13 tahun kami melakukan ini seperti berteriak ditengah padang pasir, tidak banyak yang mendengar, meskipun kami

telah menyebarkan praktek baik ini melalui berbagai media.

Kadang kami merasa sangat lelah dan kesepian, merasa diabaikan, dan tak

memiliki banyak peluang. Tapi kalau kami teringat senyum dan tawa anak-anak ketika kami mendongeng, kalau kami teringat betapa para guru sangat senang berlatih bersama kami dan menerapkannya di sekolah, kalau kami teringat orang tua yang merasa bahagia karena anak-anak selalu menunggu di rumah pada malam hari; kami memutuskan, apapun yang terjadi kami akan tetap melakukannya dan terus belajar dengan dengan sungguh-sungguh untuk menjadi lebih baik demi anak-anak Indonesia.

Guru Belajar 10 Desember 2015

Menularkan Kegemaran Belajar

Ivan Sumantri BonangKoordinator Komunitas Dongeng Dakocan. Penggerak Komunitas

Guru Belajar Lampung

Page 25: Surat Kabar Guru Belajar 1 Daring - kampusgurucikal.com · Cerita di atas salah satu gambaran suasana belajar kami. ... orang dewasa. Dan saya ... mengamati bentuk daun pohon

SURAT KABAR Guru Belajar | 25

Kurikulum dari waktu ke waktu perlu disempurnakan, berbagai usaha sudah diupayakan, harapan terbesar terletak pada pembenahan kurikulum 2013, dan dalam masa Mentri Pendidikan yang memperjuangkan "Joyfull Learning baik bagi guru dan siswa, dengan sendirinya berdampak pada relasi orang tua dan sekolah". Kita harus mendukung penuh semangat dan visi misi yang dalam dari perjuangan Bapak Anis Baswedan.

Kurikulum tanpa "Roh" akan kehilangan makna dan arah, karena suasana pembelajaran baik sekolah maupun rumah akan kehilangan makna. Pembelajaran Usia Dini, sangat menentukan masa depan anak saat mereka meraih jenjang S2, S3, sedangkan bagi anak yang kurang beruntung, Pembelajaran usia dini akan memberikan kemampuan untuk keluar dari keterbatasan mereka, walau jenjang pendidikan yang mereka raih hanya tamat SMP sekalipun, sudah memiliki kemampuan segitiga dialogis.

Salah satu Roh yang mampu mengoptimalkan

kekuatan dan kekayaan kurikulum kita, adalah "Membangun Mesjid dihati anak/remaja". Sangat penting saat anak mengamati/membaca segala sesuatu, baik alam sekitar, beragam buku, maupun kehidupan nyata sekitar mereka( iqro dalam arti luas ), anak dibiasakan menuangkan gagasan melalui "Media Menggambar Ekspresif". Bagi anak usia dini "Menggambar Ekspresif adalah Menulis" dari sini kemampuan BAHASA UTUH (baca, tulis, bicara,dengar, konsep Whole langguage) secara tepat asas akan tumbuh karena termotivasi dari diri dalam anak sendiri.

Intinya anak dengan kemampuan Bahasa Utuh atau sebagai Pengarang Cilik akan mampu untuk Menuangkan Gagasan, bukan mampu baca tulis untuk Siap SD. dari sisi Membangun Mesjid di hati anak, dimaknakan anak mampu Menggambar Ekspresif menjadi Pengarang Cilik dengan PEKA HIDAYAH. kemampuan Bahasa Utuh tidak akan utuh, jika tidak di perkaya dipertajam dengan kemampuan "Kreator dan Ilmuwan Cilik". Karya anak terlampir baik TK maupun SD awal baik dari Anak Beruntung dan Kurang Beruntung jika disimak dalam memiliki keunikan yang khas,

ada karya yang menunjukan kekuatan otak kanannya, ada karya yang menunjukan kekuatan otak kirinya, ada karya yang menunjukan kepekaan dan kemampuan Transendental yang luar biasa (karya iqro membaca segala seuatu.., karya Subanalloh saya melihat..dan karya setelah tersentuh gambar buruh tani yang lagi duduk)

Karya ilmiah dari seorang anak yang datang diantar naik sepeda, tentang cicak dan suplir adalah anak masa depan yang akan mampu keluar dari kemiskinan. Target calistung tidak tepat asas, HARUS SECARA TEGAS DIHENTIKAN, dengan membiasakan anak menjadi "Kreator cilik, Ilmuwan,

Guru Belajar 10 Desember 2015

Menularkan Kegemaran Belajar

Kurikulum Jembatan Hati

Page 26: Surat Kabar Guru Belajar 1 Daring - kampusgurucikal.com · Cerita di atas salah satu gambaran suasana belajar kami. ... orang dewasa. Dan saya ... mengamati bentuk daun pohon

SURAT KABAR Guru Belajar | 26

Guru Belajar 10 Desember 2015

Menularkan Kegemaran Belajar

Page 27: Surat Kabar Guru Belajar 1 Daring - kampusgurucikal.com · Cerita di atas salah satu gambaran suasana belajar kami. ... orang dewasa. Dan saya ... mengamati bentuk daun pohon

SURAT KABAR Guru Belajar | 27

Pengarang, Musisi, Seniman Cilik". Bahkan di SD awal wajib ada jam "Bermain Bermakna/Merancang dan Proses kreatif". Kurikulum 2013 masih terfokus pada pendekatan ilmiah yang belum utuh.

Kemampuan Memecahkan Masalah sangat penting, merancang dengan balok, lego atau barang bekas sangat penting untuk anak bahkan sampai kelas 6 SD, pelajaran prakarya sudah tidak tepat karena karyanya menjadi kaku sekdar keterampilan meniru, proses menggali daya imajinasi dan daya analisa yang dalam ,serta ketekunan menuntaskan sebuah gagasan sangat penting dialami anak dari usia PG samapai kelas 6 SD. Jika keseimbangan segitiga dialogis terjadi, barulah kita memiliki anak anak SMP dan SMA yang SIAP UTUH, SMP adalah "Saat Mewujudkan Prestasi (tetap i berhati)", SMA adalah "Saat Mewujudkan Aktualisasi diri".

Tema Inspiratif Imajinatif juga sangat penting dikembangkan, yang bisa membawa anak bersama guru dan juga orang tua kedalam "Petualangan Pembelajaran" sambil menggali Segi Tiga Dialogis Prestasi, konsep Kuntum Mekar (dasar dasar Ki Hajar Dewantoro mengakar sangat mendalam dalam konsep tersebut diperkaya dengan konsep konsep lain dari negara maju). Konsep tersebut digambarkan secara sedehana agar saat mengajak anak mengalami Joyfull Learning, guru menghargai KEUTUHAN ANAK SESUAI KEHENDAK NYA, jika guru tumbuh menjadi peka karya anak, guru akan mengalami proses karitatif untuk kembali memiliki kemampuan segitiga dialogis, yang dahulu dirampas oleh target sekedar NEM.

LPA Kuntum Mekar sudah selama 18 tahun memperjuangkan "Mengembalikan Apa yang Menjadi Haknya Allah kepada Allah dan Apa yang Menjadi Haknya Pemerintah kepada Pemerintah, anak anak harus Antusias dalam berkarya meraih Prestasi dengan lambang hati pengganti titik diatas i. Dari waktu ke waktu lembaga kami memiliki keyakinan kuat...bahwa dengan penngambungan konsep diatas..anak anak Indonesia akan membawa "Keindahan Islam Mendunia" kelak mereka bukan dilindas Era Globalisasi tetapi MENGINSPIRASI, MEWARNAI, MEMBERI ROH ARAH ERA GLOBALISASI.

Makna keindahan agama apapun akan tersemai dalam setiap nafas pembelajaran bidang apapun, sesuai dengan keimanan masing masing anak, bukan sekedar terperangkap dalam pelajaran agama.

Jika anak TK maupun SD Mampu berkarya dengan "Peka Hidayah", Allah akan membuka jalanNYA seUTUH NYA untuk mereka kelak untuk bukan saja menginspirasi NYATA Indonesia Baru, tetapi wajah Dunia yang lebih adil dan berhati. Jembatan terdekat yang perlu segera dibangun adalah "Jembatan Sekolah Kaya dan Sekolah Desa serta Berbagai Komunitas Pembelajaran Alternatif"

Anak sekolah kaya sering terperangkap kurikulum asing, dan tumbuh terkurung, anak kurang beruntung terperangkap untuk tidak berani memiliki mimpi...yang kaya memiliki peluang untuk meraih S3 dimanapun.., anak kaya harus menjadi Raksasa baik hati, anak sederhana mampu menjadi "Petani yang Smart, atau karena kecerdasan dan daya juangnya akan juga mampu meraih S3 yang RINDU PULANG KAMPUNG. Jembatannya adalah raksasa baik ketemu Kancil Smart mewujudkan "Indonesia Inspiratif Nyata". Harus dimulai sekarang "Pertukaran Karya antar sekolah" adalah langkah yang sangat mungkin diwujudkan.

Perlu adanya "Akreditasi Alternatif" mendampingi Akreditasi yang sekarang, tetapi pertanyannya yang ALTERNATIF ADALAH YANG SEHARUSNYA TERJADI, sedangkan banyak sekolah tanpa disadari MENCIPTAKAN ALTERNATIF PENDERITAAN, yang sayangnya masih dikejar kejar orang tua. Sekolah dan orangtua harus bersama menciptakan suasana UNTUK MENEMUKAN KEINDAHAN ANAK, DAN RENCANA ALLAH UNTUK MASA DEPAN MEREKA. Sudah waktunya peran PENGAWAS diganti INSPIRATOR SEKOLAH, ya sama sama belajar memperkaya dan belajar, dengan tetap memberi "Pengawasan Yang Menumbuhkan"

Salam Kuntum Mekar...Kuingin Tumbuh Mewujudkan Karyaku, untuk Tuhan, sesama dan Indonesia..

Agus Moelijono. Penggagas Kuntum Mekar. Penggerak Komunitas Guru Belajar Bandung

Guru Belajar 10 Desember 2015

Menularkan Kegemaran Belajar

Page 28: Surat Kabar Guru Belajar 1 Daring - kampusgurucikal.com · Cerita di atas salah satu gambaran suasana belajar kami. ... orang dewasa. Dan saya ... mengamati bentuk daun pohon

SURAT KABAR Guru Belajar | 28

Menjadi seorang guru punya tuntutan jaman yang tidak terelakkan. Bukan hanya pengajaran tetapi pendidikan budi pekerti sangatlah penting. Kami adalah sekolah swasta baru di kota Cirebon, bahasa pengantar kami adalah bahasa Inggris. Untuk pengajaran kami seringkali mencoba berbagai macam metode. Tetapi yang paling sulit bagi kami dan tetap dirasa sangat penting adalah pembentukan karakter.

Siswa kami terbiasa dengan pembantu atau nanny yang siap 24 jam, orangtua yang sibuk dan sopir yang selalu mengantarkan mereka. Kadang mereka tidak tahu harus bagaimana apaila tidak ada pembantu? Seringkali bingung dan tidak bisa melakukan hal untuk dirinya sendiri misalnya buku pelajaran yang harus mereka bawa, seragam yang harus dikenakan mereka terbiasa disiapkan, project di sekolah seringkali tidak diselesaikan jika tidak ada bantuan pembantu.

Kami berpikir bagaimana caranya supaya peserta didik sadar terhadap bahwa mereka adalah individu yang mandiri, yang pada akhirnya harus berdiri sendiri dan menggerjakan segala sesuatu sendiri bahkan

memilih dan memutuskan sesuatu pun harus sendiri. Kesadaran akan hal tersebut dirasa sulit karena selalu ada orang yang siap mebantu padahal mereka sudah kelas 6 SD.

Di Kurikulum 2013 disebutkan bahwa PRAMUKA menjadi ekstra kurikuler wajib di tingkat SD. Dengan permasalahan diatas kami merasa bahwa kegiatan ini akan menjadi salah satu cara kami suatu program sekolah yang menyenangkan yang dapat membantu membangun dan membentuk pribadi siswa menjadi lebih mandiri, lebih tough, lebih bertanggungjawab berhadap dirinya sendiri dan masa depannya.

Melalui Pendidikan Kepramukaan, kami adakan kegiatan bermain, baris berbaris, disiplin memakai seragam pramuka dan semua atributnya, mereka belajar mandiri dan bermain dalam kelompok. Awal ada beberapa orangtua yang keberatan kenapa harus ada pramuka, kan “ga ngaruh ke nilai, malah buat anak-anak jadi cape?”. Kami merasa bahwa peserta didik perlu proses belajar mandiri yang progresif untuk mengembangkan diri mereka seutuhnya.

Awal di kegiatan Pramuka, kami

hanya mengenalkan kegiatan yang menyenangkan seperti games-games, dll.. Karena siswa kami semua masih anggota Pramuka Siaga, maka basic pendidikan adalah : hormat dan taat terhadap Pramuka itu sendiri dengan cara menghormati misalnya seragam pramuka dan semua atributnya tidak boleh ada yang terlupa dipakai ketika ada kegiatan. Apabila ada siswa yang tidak lengkap atributnya kami juga tidak menerapkan hukuman, mereka tetap bisa mengikuti kegiatan paling untuk games mereka akan kebagian terakhir. Mereka suka sekali bermain games, panas-panasam diluar ruangan kelas. Berulang kali kami terapkan bahwa untuk menyiapkan baju pramuka sebaiknya disiapkan sendiri sehingga tidak ada yang tertinggal. Saking sukanya kegiatan pramuka, mereka bilang sendiri sama orangtuanya bahwa mereka harus menyiapkan baju pramuka harus sendiri dan mereka melakukannya dirumah masing-masing. Pelan-pelan unsur “do it by my self” ini merambah ke hal lain termasuk menggerjakan PR/tugas sekolah, membereskan buku, menyiapkan bekal dll. Jadi kegiatan Pramuka sangat bermanfaat membantu membentuk karakter siswa yaitu mandiri. Kegiatan yang sederhana dan bermakna.

Guru Belajar 10 Desember 2015

Menularkan Kegemaran Belajar

Pramuka, Pendidikan Karakter

Intani Prajaswari. TK - SD Kinderfield Cirebon. Penggerak Komunitas Guru Belajar Cirebon

Page 29: Surat Kabar Guru Belajar 1 Daring - kampusgurucikal.com · Cerita di atas salah satu gambaran suasana belajar kami. ... orang dewasa. Dan saya ... mengamati bentuk daun pohon

SURAT KABAR Guru Belajar | 29

Matematika dalam Hidup KitaSiapa yang tidak pusing belajar matematika? Pengalaman pusing di masa kecil jadi pelecut buat Pak Hasto untuk mengubah pelajaran matematika menjadi menyenangkan.

Pada hari pertama saya mengajar, 14 tahun yang lalu, di sebuah SMA di ujung Barat Surabaya, saya dikejutkan oleh sebuah pertanyaan seorang siswa yang terus terngiang sampai sekarang dan menjadi pacuan buat saya untuk terus belajar … “Pak, buat apa saya harus belajar Matematika yang rumit & membingungkan”? Apa gunanya rumus matematika untuk hidup saya?” Pertanyaan ini membawa saya kembali ke masa lalu ketika seusia mereka dan sama-sama mengalami kegalauan tingkat dewa, kenapa saya merasa bahwa pelajaran Matematika diciptakan untuk membuat hidup siswa menderita dan membuat guru menjadi sosok paling ditakuti di sekolah.

Perasaan galau matematika berubah ketika saya bertemu dengan Pak Agus, guru yang membuat saya menjadi jatuh cinta kepada Matematika. Beliau mengajarkan matematika dengan bahasa yang lebih sederhana. Jika saya masih bingung, beliau selalu menunjukkan penggunaan rumus tersebut dalam kehidupan sehari-hari, sehingga saya dapat memikirkannya dengan lebih mudah dan utuh. Dari proses belajar bersama beliau, saya mengerti bahwa belajar Matematika tidaklah sesulit yang saya bayangkan ketika saya mendapatkan strategi yang tepat untuk mempelajarinya.

Suatu hari saya pernah menghitung jumlah rumus matematika yang harus diajarkan dalam kurikulum nasional, di level SMA adalah sekitar 150 rumus dan SMP 50 rumus (termasuk berbagai atributnya), sungguh merupakan jumlah yang

sangat banyak dibandingkan dengan berbagai kurikulum sejenis diluar negeri. Hal inilah yang menjadi pemicu saya secara pribadi untuk membuat proses belajar matematika menjadi lebih menyenangkan. Karena jika hanya terpaku pada acuan kurikulum, maka pelajaran matematika akan selalu menjadi penghalang buat siswa untuk menyenangi sekolah dan belajar. Dan kemungkinan akan muncul kembali pertanyaan diatas “”Apa gunanya rumus matematika untuk hidup saya?”

Ketika mengajar, saya mengawalinya dengan bercerita dan diskusi tentang penggunaan rumus yang akan saya ajarkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini memberi banyak ruang bagi saya dalam mengetahui pengetahuan awal siswa serta membuat suasana kelas menjadi lebih ramah terhadap rumus matematika. Siswa akan mendapatkan pemahaman terbaik ketika mereka melihat demontrasi langsung, berdikusi tentang isinya dan disediakan ruang untuk mendapatkan pengalaman (How Learning Profiles Can Strengthen Your Teaching." Edutopia, 2015)

Tujuan lainnya adalah saya ingin mendapatkan informasi mengenai gaya belajar mereka. Sebagai guru saya perlu mengakomodasi berbagai gaya belajar mereka. Gaya belajar adalah cara yang konsisten yang dilakukan oleh seorang murid dalam menangkap stimulus atau informasi, cara mengingat, berfikir dan memecahkan soal (Prof. DR Nasution, 2006). Selain itu, gaya belajar adalah cara yang lebih kita sukai dalam melakukan kegiatan berfikir, memproses dan mengerti suatu informasi (Gunawan, Adi W., 2004).

Ketika setiap siswa mempunyai pendekatan yang berbeda dalam proses belajar, maka menjadi penting untuk memberikan variasi tugas yang memungkinkan setiap siswa menunjukkan performa terbaiknya,

Guru Belajar 10 Desember 2015

Menularkan Kegemaran Belajar

Hasto Pidekso, Guru Sekolah Cikal, Penggerak Komunitas

Guru Belajar Surabaya

Page 30: Surat Kabar Guru Belajar 1 Daring - kampusgurucikal.com · Cerita di atas salah satu gambaran suasana belajar kami. ... orang dewasa. Dan saya ... mengamati bentuk daun pohon

SURAT KABAR Guru Belajar | 30

serta memberikan berbagai pengalaman belajar, sehingga siswa mampu beradaptasi dengan berbagai situasi belajar, tidak terpaku pada suatu gaya belajar tertentu.

Dari berbagai cerita dan diskusi dengan siswa, saya mendapatkan jawaban bahwa pendekatan belajar melalui proyek menjadi pilihan utama dalam mengerjakan suatu permasalahan. Menurut siswa, dengan mengetahui berbagai aspek dan aplikasi suatu rumus akan lebih memudahkan mereka dalam belajar. Dengan pendekatan belajar melalui proyek, siswa akan diajak untuk memecahkan masalah dengan metode yang runtut dan sistematis, dimulai dengan membuat perencanaan waktu (timeline), investigasi masalah, perencanaan solusi, pemilihan solusi yang paling tepat dan diakhiri dengan evaluasi dan refleksi. Belajar matematika tidak hanya belajar menyelesaikan soal melalui rumus-rumus yang ada, namun belajar menyelesaikan masalah yang nyata melalui serangkaian rumus yang sudah dipelajari.

Berdasar diskusi dengan siswa dan guru di sekolah kami, rata-rata penggunaan gawai selama 2-4 jam sehari (akumulasi), sebuah angka yang cukup lama untuk sebuah aktifitas yang dilakukan dalam sehari. Ketika ditanyakan apa yang diakses, ternyata banyak sekali jawaban yang diperoleh ; main games, melihat video artis, membaca buku-e, ngobrol bersama teman di

sosial media, serta sekedar membaca berita terkini. Untuk siswa, melakukan kegiatan bersamaan (multi-tasking) seperti mengerjakan tugas dan akses internet merupakan kegiatan yang jamak dilakukan.

Berdasarkan kebiasaan siswa menggunakan gawai, saya ingin

memadukan pelajaran matematika dengan teknologi informasi. Dalam proses belajar di kelas, kami menggunakan software berbasis web, yaitu aplikasi Google (docs/sheet/slide dan Edmodo (www.edmodo.com). Sebagai guru, saya terbantu dengan aplikasi itu, karena dapat langsung menginformasikan berbagai informasi ke siswa.

Diskusi mengenai penerapan matematika dalam kehidupan menjadi topik sehari-hari yang selalu seru dan membuat kami bersemangat. Untuk tugas maupun informasi pelajaran, saya selalu posting di kedua media tersebut, sehingga siswa dapat berinteraksi dengan saya dan teman-temannya

dalam kelas tersebut. Jadwal penilaian maupun project juga saya posting, sehingga siswa maupun orangtua dapat memantau kegiatan sekolah dengan baik.

Saat ini saya mengajar matematika di kelas 9 dengan topik barisan dan deret (sequence & series), fungsi

kuadrat (quadratic equation) dan geometri koordinat (coordinate geometry). Materi diatas diajarkan dalam waktu sekitar 10 minggu, termasuk didalamnya proses penilaian kecil (formative) dan penilaian akhir (summative).

Ada dua hal yang paling asyik menurut mereka :

1.Pengalaman mereka saat melakukan kunjungan belajar (field trip) ke Jogjakarta selama 4 hari dan melakukan berbagai kegiatan di Puncak Merapi, Gumuk Pasir, Gua

Pindul dan Keraton Jogja. Melakukan kegiatan bersama teman-teman dan guru dan mencoba petualangan baru, selalu menjadi bahan obrolan yang tak pernah habis.

2. Bercerita tentang film James Bond terbaru berjudul “Spectre”. Sebuah film bergenre action yang mampu memberikan gambaran jelas tentang dunia spionase. Menurut mereka banyak hal yang belum pernah terfikirkan sebelumnya tentang dunia yang penuh kamuflase, namun setelah menonton film ini, membuat imajinasi mereka semakin tinggi.

Guru Belajar 10 Desember 2015

Menularkan Kegemaran Belajar

Siswa tidak hanya diajarkan menghafal rumus, namun juga

belajar bagaimana menggunakannya dalam menyelesaikan persoalan

sehari-hari. Matematika itu ada dalam hidup kita, dan hidup

kita pun merupakan serangkaian persamaan

matematika yang selalu ingin dicari pola kebenarannya.

Page 31: Surat Kabar Guru Belajar 1 Daring - kampusgurucikal.com · Cerita di atas salah satu gambaran suasana belajar kami. ... orang dewasa. Dan saya ... mengamati bentuk daun pohon

SURAT KABAR Guru Belajar | 31

Dari kedua pengalaman menarik ini, saya mencoba merangkai sebuah tugas untuk diselesaikan dan digunakan untuk kelas 9. Di level ini, kegiatan penilaian berupa pencarian koordinat berdasarkan petunjuk tertentu. Jadi saya memberi ilustrasi seperti proses pencarian harta karun berdasarkan petunjuk gambar. Mereka harus menyelesaikan petunjuk dengan menggunakan rumus barisan dan deret untuk menunjukkan koordinat tertentu di suatu tempat. Sebagai titik awal saya menggunakan koordinat kota Jogjakarta (-70,1100) sebagai koordinat pusat (0,0). Setelah mendapatkan titik harta karun, siswa menggunakan aplikasi google earth dan mengkonversinya dalam koordinat bujur dan lintang, sehingga diketahui letaknya diatas bumi.

Kegiatan ini menarik dan seru, karena siswa seperti diajak dalam petualangan sesungguhnya. Mereka seolah-olah menjadi James Bond yang harus menemukan musuhnya dengan mendapatkan petunjuk dari berbagai tempat. Semua petunjuk mengacu kearah nama tempat dimana mereka mengunjunginya saat di kota Jogja, sehingga mampu memberi gambaran yang lebih

konkrit.Sebagai bagian dari tugas, mereka juga diwajibkan menuliskan laporan yang berisi runtutan

penyelesaian dan pencarian harta karun yang diharapkan. Mereka juga menuliskan evaluasi mengenai keseluruhan proses yang dilakukan, kesulitan yang dihadapi serta bagaimana mendapatkan solusi atas petunjuk-petunjuk yang diberikan.

Semua aplikasi yang dipakai dalam kedua tugas diatas dapat digunakan juga di gawai Android. Siswa dapat mengerjakan tugasnya dimana dan kapan saja. Proses pengiriman laporan juga dapat dikirimkan secara daring (online) dan langsung. Saya dapat memantau proses pengerjaannya dan memberi umpan balik secara langsung di mana pun saya berada. Sungguh merupakan loncatan teknologi yang luar biasa jika dibandingkan dengan kelas saya 10 tahun yang lalu.

Siswa tidak hanya diajarkan menghafal rumus, namun juga belajar bagaimana menggunakannya dalam menyelesaikan persoalan

sehari-hari. Matematika itu ada dalam hidup kita, dan hidup kita pun merupakan serangkaian persamaan

matematika yang selalu ingin dicari pola kebenarannya. Menggunakan gawai dan media internet mampu menjadikan belajar rumus matematika menjadi lebih ramah untuk siswa, karena mereka sudah terbiasa

menggunakannya secara berkala. Tantangan menjadi guru adalah terus belajar dan membuat materi pelajaran menjadi lebih membumi. Kebiasaan membaca, menonton film maupun mendengarkan musik yang disukai siswa jaman sekarang adalah salah satu cara buat saya untuk mengenal generasi ini, yang tentunya sangat jauh berbeda dengan generasi saya. Seorang guru harus mampu menjembatani celah antar generasi melalui kegiatan-kegiatan kelas yang lebih menarik, sehingga siswa menyenangi untuk belajar, dan harapannya mereka akan memahami kenapa harus mempelajari matematika.

Guru Belajar 10 Desember 2015

Menularkan Kegemaran Belajar

Page 32: Surat Kabar Guru Belajar 1 Daring - kampusgurucikal.com · Cerita di atas salah satu gambaran suasana belajar kami. ... orang dewasa. Dan saya ... mengamati bentuk daun pohon

SURAT KABAR Guru Belajar | 32

Asessmen adalah salah satu kegiatan utama yang secara rutin dilakukan dalam peran guru. Kita tahu betapa pentingnya proses ini, bukan hanya untuk pembelajaran pelajar terhadap materi, namun juga pembelajaran guru terhadap siswanya. Bentuk asesment perlu beragam, namun dalam kenyataannya lebih banyak yang seragam. Fungsi assesmen perlu menyeluruh, dari diagnosa sampai refleksi, namun seringkali untuk evaluasi melulu. Assesment yang otentik menjadi operasionalisasi dari tujuan belajar-mengajar, mendorong perencanaan dan aksi di

kelas yang baik. Di edisi surat kabar guru belajar berikutnya, akan Anda dapatkan upaya guru belajar merangkai potret-potret pembelajaran, BERSAMA pelajar membuat album utuh yang menggambarkan belajar bermakna dan menyenangkan.

Anda punya pengalaman atau #PraktikCerdas melakukan asesmen otentik? Simak caranya:

1. Unduh panduan Penulisan #PraktikCerdas di http://bit.ly/MenulisKGB

2. Tuliskan sesuai panduan dan simpan dalam file dengan nama #PraktikCerdas "Nama Penulis"

3. Emailkan file beserta foto diri dan foto aktivitas dengan subyek email #PraktikCerdas "Nama Penulis" ke [email protected] paling lambat kami terima tanggal 20 Januari 2016

Bila mempunyai foto #KaryaAnak Asesmen Otentik, anda jugsa bisa mengirimkan foto tersebut ke email [email protected] dengan subyek email #KaryaAnak "nama pengirim".

Guru Belajar 10 Desember 2015

Menularkan Kegemaran Belajar

Undangan Menulis: Asesmen Otentik

Komunitas Guru BelajarGuru Belajar adalah komunitas pendidik yang diinisiasi oleh Kampus Guru Cikal untuk berdiskusi dan berbagi praktik cerdas pengajaran dan pendidikan melalui Facebook dan Temu Pendidik. Praktik cerdas yang sudah dikurasi akan dipublikasikan di situs GuruBelajar.org, dalam bentuk surat kabar, buku atau media pembelajaran.

Prinsip Nilai Kami1. Mewujudkan pelajar sepanjang hayat. Kami bercita-

cita menumbuhkan pemahaman, pengetahuan, keterampilan dan sikap yang positif agar setiap insan terus mau dan mampu belajar.

2. Memberdayakan semua pelaku dan peran. Kami sadar bahwa perubahan hanya akan terjadi pada mereka yang merdeka, yang berada dalam lingkungan yang mendukung setiap insan untuk menjadi penggerak.

3. Menghargai keragaman. Kami yakin keunikan adalah kekuatan, yang harus didorong dan dimaknai, dihormati dan dirayakan.

4. Berkolaborasi dengan terbuka. Kami sadar bahwa kami bagian kecil dari jaringan perjuangan, yang akan berdampak optimal hanya bila berbagi tanggungjawab dengan semua yang peduli.

5. Mempraktekkan standar terbaik. Kami bekerja keras untuk menjadi teladan dalam setiap aksi, selalu menggunakan ilmu dan bukti dengan sepenuh hati.

Komunitas Guru Belajar mempunyai kegiatan berkala tiap 2 bulan yang disebut Temu Pendidik dan Temu Pendidik Nusantara yang diadakan tiap tahun. Dalam Temu Pendidik, guru berbagi praktik cerdas pengajaran dan pendidikan melalui presentasi bercerita.

Apa kelebihan Temu Pendidik? 1. Singkat

Temu Pendidik berdurasi maksimal 2 jam agar mudah diselenggarakan dan diikuti semua guru.

2. PraktisTemu Pendidik memfasilitasi guru berbagi pengalaman praktis dalam mengatasi tantangan di kelas/sekolah.

3. KonkretTemu Pendidik memfasilitasi guru untuk membicarakan rencana konkret untuk dilakukan di kelasnya.

Tertarik bergabung? Daftarkan email anda di

GuruBelajar.orgBergabung di

Grup FB Komunitas Guru Belajar

Page 33: Surat Kabar Guru Belajar 1 Daring - kampusgurucikal.com · Cerita di atas salah satu gambaran suasana belajar kami. ... orang dewasa. Dan saya ... mengamati bentuk daun pohon

SURAT KABAR Guru Belajar | 33

Guru Belajar 10 Desember 2015

Menularkan Kegemaran Belajar

DiferensiasiMemahami Pelajar untuk Belajar Bermakna dan Menyenangkan

Penerbit: Literati & Kampus Guru Cikal

Penulis: Najelaa Shihab & Komunitas Guru Belajar

Editor: Bukik Setiawan dan Siti Nur Andini

ISBN: 978-602-8740-52-4

Tebal: VI + 252 halaman

Dimensi: 14 x 21 cm

Anda seorang guru? Anda kebingungan mendesain pembelajaran yang

bermakna dan menyenangkan? Anda belum tahu merancang pembelajaran untuk

beragam anak di kelas anda? Atau, anda ingin memperkaya strategi mengajar anda agar lebih berdampak positif pada pelajar

anda? Buku Diferensiasi ini adalah buku yang tepat untuk menjawab kebutuhan anda.

Bagian pertama buku ini membahas mengenai konsep diferensiasi sebagai cara pandang dalam merancang pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna. Setelah itu dibahas keterkaitan diferensiasi dengan berbagai konsep penting pembelajaran seperti peran guru, disiplin positif, keragaman anak, teori belajar, pembelajaran inkuiri dan rencana pelaksanaan pembelajaran.

Tidak hanya berhenti di konsep, buku ini pun menyajikan pengalaman para guru dalam menerapkan diferensiasi di kelas mereka. Guru

yang berbagi pengalaman pun beragam, ada guru TK, SD dan SMP; ada guru Matematika, IPA, Seni hingga guru Agama. Dengan menceritakan beragam pengalaman guru, buku ini membantu anda untuk lebih mengenal dan memahami diferensiasi untuk merancang pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan bagi pelajar anda.

Bagian paling akhir buku menceritakan pengakuan orangtua mengenai dampak positif diferensiasi terhadap anaknya dan pengakuan para pelajar dalam mengikuti pembelajaran menggunakan pendekatan diferensiasi. Karena apapun, pilihan pendekatan dan metode pengajaran harus berdampak pada pelajar sebagai subyek pendidikan.

Untuk sementara, buku belum tersedia di toko buku. Bila ingin mendapatkannya, anda bisa membeli di TokoBuku.com melalui tautan ini

http://bit.ly/BukuDiferensiasi

Stok terbatas!

Page 34: Surat Kabar Guru Belajar 1 Daring - kampusgurucikal.com · Cerita di atas salah satu gambaran suasana belajar kami. ... orang dewasa. Dan saya ... mengamati bentuk daun pohon

SURAT KABAR Guru Belajar | 34

Guru Belajar 10 Desember 2015

Menularkan Kegemaran Belajar

Kehebohan Kelompok Pendongeng Dakocan ketika pentas mendongeng di depan anak-anak.

Setiap tempat adalah panggung

Kelompok Pendongeng Dakocan melatih guru PAUD untuk terampil dan ekspresif mendongeng.

Bayangkan dampaknya di kelas-kelas PAUD

Anak-anak Sekolah di Timika sedang belajar langsung dari sumber pengetahuan alaminya. Belajar jadi menyenangkan dan bermakna

Anak-anak TK YPS Soroako sedang belajar di ruang kelas raksasa mereka. Ruang kelas tak berdinding dan beratapkan langit

Page 35: Surat Kabar Guru Belajar 1 Daring - kampusgurucikal.com · Cerita di atas salah satu gambaran suasana belajar kami. ... orang dewasa. Dan saya ... mengamati bentuk daun pohon

SURAT KABAR Guru Belajar | 35

Guru Belajar 10 Desember 2015

Menularkan Kegemaran Belajar

Menteri Anies Baswedan di dialog pembukaan Temu Pendidik Nusantara yang dipandu oleh

anak-anak

Pengenalan Komunitas Guru Belajar di Temu Pendidik Nusantara 2015

Diskusi panel yang menghadirkan narasumber dari beragam profesi sebagai bagian pengayaan wawasan pada peserta di Temu Pendidik Nusantara 2015

Kelas lokakarya yang memberi kesempatan pada peserta Temu Pendidik Nusantara untuk memahami dan melakukan praktik beragam strategi dan metode pengajaran dan pendidikan

Page 36: Surat Kabar Guru Belajar 1 Daring - kampusgurucikal.com · Cerita di atas salah satu gambaran suasana belajar kami. ... orang dewasa. Dan saya ... mengamati bentuk daun pohon

SURAT KABAR Guru Belajar | 36

Kampus Guru Cikal adalah wahana seru bagi calon guru dan guru untuk menjadi pelajar sepanjang hayat dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Kampus Guru Cikal menyediakan solusi pendidikan berupa:

1. Pelatihan guru dan pengembangan kepemimpinan sekolah

2. Pengembangan Komunitas Guru Belajar sebagai ekosistem berbagi praktik cerdas

3. Penyediaan beasiswa bagi calon guru dan guru untuk mengembangkan diri

4. Pengembangan sekolah dampingan dan pertukaran guru

5. Penyediaan konten bermutu bagi guru dan pemimpin sekolah di GuruBelajar.org

6. Perintis pembentukan kampus guru yang bermakna dan seru untuk belajar

Bagaimana cara terlibat dengan Kampus Guru Cikal?

Menjadi guru pembelajar

Kami mengundang rekan calon guru dan guru di seluruh Indonesia untuk belajar bersama melalui berbagai

inisiatif maupun berbagai kanal media sosial Kampus Guru Cikal.

Menjadi penggerak komunitas

Kami mengundang rekan guru dan pendidik menjadi penggerak komunitas Guru Belajar yang mengembangkan ekosistem berbagi praktik cerdas.

Menjadi donatur

Kami mengundang individu dan lembaga yang peduli pendidikan Indonesia menjadi donatur beasiswa bagi guru dari berbagai daerah di Indonesia.

Menjadi mitra program

Kami mengundang perusahaan, yayasan, dan lembaga pemerintah untuk menjadi mitra program pendidikan guru, baik program berkala kami maupun program yang disesuaikan dengan kebutuhan organisasi Anda.

Bila tertarik, silahkan follow @KampusGuruCikal dan Like Facebook: Kampus Guru Cikal

Guru Belajar 10 Desember 2015

Menularkan Kegemaran Belajar

Belajar Menjadi Guru ProfesionalKembangkan Keterampilan Mengajar

Bermakna, Menyenangkan, Berkolaborasi