pendahuluan buku kabar kesukaan (e. j waggoner)

56
Glad Tidings Tuhan dalam kemurahan-Nya yang besar telah menyampaikan suatu pekabaran yang indah kepada umat-Nya melalui pendeta E.J. Waggoner dan A.T. Jones. Pekabaran ini harus disampaikan lebih tegas kepada dunia Juruselamat yang ditinggikan itu, korban untuk seluruh dunia. Pekabaran itu menyajikan pembenaran melalui iman dalam kepastian; pekabaran itu menghimbau orang banyak untuk menerima kebenaran Kristus, yang dinyatakan dalam penurutan terhadap semua hukum Allah. Banyak yang telah kehilangan pandangan terhadap Kristus. Mereka perlu mengarahkan mata mereka kepada pribadi Ilahi-Nya, jasa-jasa-Nya dan kasih-Nya yang tak pernah berubah untuk keluarga manusia. Segala kuasa telah diberikan ke dalam tangan-Nya, supaya Ia dapat membagikan karunia yang limpah kepada manusia, memberikan karunia yang tak ternilai dari kebenaran-Nya sendiri kepada manusia yang tak berdaya. Inilah pekabaran yang diperintahkan Allah untuk di berikan kepada dunia. Itu adalah pekabaran malaikat ketiga yang harus diberitakan dengan suara nyaring dan disertai dengan pencurahan Roh Kudus dengan sebesar-besarnya. TM 91 E.G.WHITE

Upload: christoper-tambanua

Post on 02-Jul-2015

360 views

Category:

Spiritual


40 download

DESCRIPTION

Judul asli: Glad Tidings Pengarang: E. J Waggoner Hak cipta (Indonesia): Yayasan Dwi Abdi Review pembahasan GALATIA 1 dan kompilasi dari tulisan-tulisan Roh Nubuat mengenai pekabaran 1888

TRANSCRIPT

Page 1: Pendahuluan Buku Kabar Kesukaan (E. J Waggoner)

Glad Tidings

Tuhan dalam kemurahan-Nya yang besar telah menyampaikan suatu

pekabaran yang indah kepada umat-Nya melalui pendeta E.J. Waggoner dan

A.T. Jones. Pekabaran ini harus disampaikan lebih tegas kepada dunia

Juruselamat yang ditinggikan itu, korban untuk seluruh dunia. Pekabaran itu

menyajikan pembenaran melalui iman dalam kepastian; pekabaran itu

menghimbau orang banyak untuk menerima kebenaran Kristus, yang

dinyatakan dalam penurutan terhadap semua hukum Allah. Banyak yang

telah kehilangan pandangan terhadap Kristus. Mereka perlu mengarahkan

mata mereka kepada pribadi Ilahi-Nya, jasa-jasa-Nya dan kasih-Nya yang tak

pernah berubah untuk keluarga manusia. Segala kuasa telah diberikan ke

dalam tangan-Nya, supaya Ia dapat membagikan karunia yang limpah

kepada manusia, memberikan karunia yang tak ternilai dari kebenaran-Nya

sendiri kepada manusia yang tak berdaya. Inilah pekabaran yang

diperintahkan Allah untuk di berikan kepada dunia. Itu adalah pekabaran

malaikat ketiga yang harus diberitakan dengan suara nyaring dan disertai

dengan pencurahan Roh Kudus dengan sebesar-besarnya. TM 91

E.G.WHITE

Page 2: Pendahuluan Buku Kabar Kesukaan (E. J Waggoner)

PENTINGNYA PEKABARAN 1888 OLEH E.G.WHITE

Apakah pekabaran yang harus diberitakan pada zaman ini?-itu

adalah pekabaran malaikat yang ketiga. Tetapi terang yang akan menerangi

bumi dengan kemuliaan-Nya telah diremehkan oleh beberapa orang yang

mengaku percaya akan kebenaran masa kini. Hati-hatilah bagaimana engkau

memperlakukannya. Nasihat Pada Pendeta dan Pelayan Injil hal 82

Pekabaran malaikat yang ketiga tidak akan dipahami, terang yang akan

menerangi bumi dengan kemuliaannya akan disebut terang palsu oleh

mereka yang menolak untuk berjalan di dalam kemuliaannya yang terus

maju. RH 27 May 1890

Beberapa orang telah menulis surat kepada saya apakah pekabaran

tentang Pembenaran Oleh Iman itu adalah pekabaran malaikat yang ketiga,

dan saya sudah menjawabnya,”itulah pekabaran malaikat ketiga yang

sebenarnya.” 1SM 372

Pembenaran Oleh Iman adalah pekerjaan Allah yang menurunkan

kemuliaan manusia kedalam debu tanah, dan melakukan kepada manusia

suatu hal yang tidak dapat dibuat oleh manusia itu untuk dirinya sendiri.

Pada saat manusia melihat ketidak-berdayaannya, maka mereka telah siap

untuk dikenakan dengan kebenaran Kristus. FLB 111.

Oh! sekiranya semua dapat melihat bahwa segala sesuatu penurutan,

pujian,ucapan syukur kita harus diletakkan pada api kebenaran Kristus, kalau

tidak semuanya tidak akan ada artinya di hadapan Allah. 1SM 344

Dari semua yang mengaku Kristen Masehi Advent Hari Ketujuh

haruslah menjadi yang nomor satu dalam meninggikan Kristus dihadapan

dunia. Pemberitaan pekabaran malaikat yang ketiga memerlukan penyajian

tentang kebenaran sabat. Kebenaran ini, dengan lain-lain yang termasuk

dalam pekabaran harus diberitakan; tetapi pusat perhatian yang besar,

Yesus Kristus tidak boleh ditinggalkan. Di Salib Kristus terdapat Rahmat dan

Page 3: Pendahuluan Buku Kabar Kesukaan (E. J Waggoner)

Kebenaran bertemu bersama-sama, dan kebenaran serta damai sejahtera

bercium-ciuman. Orang berdosa harus dituntun untuk memandang ke

Golgota; dengan iman sederhana seorang anak kecil ia harus percaya dalam

jasa-jasa Kristus, menerima kebenaran-Nya, percaya akan Rahmat-Nya.

Pelayan Injil hal 138

Kristus yang disalibkan, Kristus yang bangkit, Kristus yang naik ke

Surga, Kristus yang datang kembali, yang begitu lembut, yang

menggembirakan, itulah yang mengisi pikiran pendeta sehingga ia akan

menyajikan kebenaran ini kepada orang banyak dengan kesungguhan dan

kasih yang amat mendalam. Pelayan Injil hal 141

Hendaklah Ilmu Keselamatan itu menjadi beban setiap khotbah, tema

setiap nyanyian. Hendaklah itu dicurahkan dalam setiap permohonan.

Jangan bawa sesuatu dalam pemberitaanmu kecuali Kristus, hikmat dan

kuasa Allah. Pelayan Injil hal 141

Hanya ada satu jalan yang menuntun dari kegelapan ke atas kepada

terang sampai jalan itu menyentuh takhta Allah, – jalan iman. Jalan ini bukan

gelap dan tidak pasti; itu bukanlah jalan pikiran-pikiran yang fana, bukan

jalan yang dibuat oleh tangan manusia, dimana bebas hambatan berasal dari

setiap orang yang mengadakan perjalanan. Jalan masuk kedalamnya tidak

dapat diperoleh dengan amal sebagai tebusan dosa.

Jalan yang disediakan Allah begitu lengkap, begitu sempurna sehingga

manusia bukannya dengan amal menambah kesempurnaan ini. Jalan itu

cukup lebar untuk menerima orang berdosa sekalipun, jika ia benar-benar

bertobat, namun begitu sempit sehingga dosa tidak beroleh tempat. Inilah

jalan yang dibentangkan untuk dijalani oleh umat tebusan Tuhan. Pelayan

Injil hal 141

Allah tidak berdusta; Ia bertindak diatas satu garis lurus. E.G.White

Christ Triumphant Jan 5.2000

Page 4: Pendahuluan Buku Kabar Kesukaan (E. J Waggoner)

Pemikiran bahwa pembenaran Kristus diberikan kepada kita, bukan

oleh sebab suatu jasa dipihak kita, melainkan suatu pemberian cuma-cuma

dari Allah, adalah suatu pemikiran yang indah. Musuh Allah dan manusia

tidak rela supaya kebenaran ini disampaikan dengan jelas; karena ia

mengetahui jika orang menerimanya dengan sepenuhnya, maka kuasanya

akan hancur. Pelayan Injil hal 142

Jikalau kita mau memiliki roh dan kuasa pekabaran malaikat ketiga,

kita harus menyajikan hukum dan injil bersama-sama, karena keduanya

berjalan bergandengan tangan. Pelayan Injil hal 142

Kristus adalah domba tersembelih sejak permulaan dunia. Bagi banyak

orang hal itu telah menjadi misteri. Mengapa begitu banyak persembahan-

persembahan korban yang dituntut dalam perjanjian lama, mengapa begitu

banyak darah korban dicurahkan di altar. Tetapi kebenaran besar yang

harus tetap dipelihara dihadapan manusia, dan diukir dalam hari dan pikiran

adalah ini, ’Tanpa pencurahan darah tidak ada pengampunan dosa.’ Dalam

setiap darah korban dilambangkan ’Domba Allah yang mengangkut dosa

dunia.’ E.G.W.Comments, The SDA Bible Commentary, vol 7 p. 912.

Allah sendiri disalibkan bersama Kristus, karena Kristus adalah satu

dengan Bapa.

Hanya sedikit yang memikirkannya sehubungan dengan Allah. Sedikit saja

pikiran yang dicurahkan terhadap penderitaan dosa yang menyusahkan

Khalik kita. Seluruh sorga menderita dalam kesengsaraan Kristus; tetapi

penderitaan itu tidak dimulai dan berakhir dengan penjelmaan-Nya menjadi

manusia. Salib merupakan suatu kenyataan bagi kita atas perasaan yang

timbul terhadap rasa sakit tersebut yang sejak mulanya dibawa oleh dosa

kepada hati Allah. Setiap perpisahan dari kebenaran, setiap perbuatan yang

kejam, setiap kegagalan manusia untuk mencapai cita-cita-Nya, telah

menyebabkan kesusahan bagi-Nya…..”Dalam segala kepicikan mereka itu Ia

pun kepicikan sertanya.” E.G.W. God Amazing Grace, Jan 30, 1989.

Page 5: Pendahuluan Buku Kabar Kesukaan (E. J Waggoner)

Dari Penerbit

Dalam Rapat Komite Tahunan (Annual Council) tahun 1986, atau keputusan

telah diambil untuk memperingati ulang tahun ke-100 General Conference

dan pertemuan para pendeta pada tahun 1888. - (Lihat Adventist Review,

22 Januari 1987, hal.17

Sebab itu pada tahun 1988, Gereja Masehi Advent di seluruh dunia

akan memperingati peristiwa itu. Mengapa peristiwa pada tahun 1888,

yang diadakan di Minnesota, Amerika Serikat itu perlu diperingati?

Sebab pada tahun 1888, Kristus telah menyampaikan suatu pekabaran

kepada Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh yang dikenal sebagai “permulaan

dari terang malaikat yang kemuliaannya akan memenuhi seluruh bumi.”-

Selected Messeges I, 363. Jadi pekabaran itu merupakan permulaan dari

pekabaran yang akan menghasilkan kecurahan Roh Suci dalam peristiwa

hujan akhir. Ini berarti pekabaran itu membuka jalan bagi “kerja kuasa

Allah”agar Umat Masehi Advent Hari Ketujuh dapat menggenapi misinya

untuk memberitakan Injil di seluruh dunia. Pekabaran yang sama akan

mempersiapkan suatu umat yang “cemerlang tanpa cacat atau kerut atau

yang serupa dengan itu” (Ep 5:27) bagi kedatangan Kristus yang kedua kali.

Buku “Kabar Kesukaan” Ini diterbitkan sebagai peran serta penerbit

dalam memperingati ulang tahun yang ke-100 pekabaran itu. Buku ini

diterjemahkan dari buku “Glad Tidings” karangan dr.E.J.Waggoner yang

diterbitkan oleh Destiny Press, Australia. Mengapa dipilih buku “The Glad

Tidings”? karena buku ini merupakan transcript (catatan kata demi kata) dari

seri pelajaran yang diberikan oleh dr. E. J. Waggoner pada pertemuan para

pendeta yang diadakan di Minneapolis, Minnesota pada tahun 1888 itu.-

(Lihat pengantar buku The Glad Tidings yang diterbitkan oleh Pacific Press

Publishing Association dan juga “The Fascinating Story of Movement of

Destiny, karangan Dr.L.E.Froom hal.14)

Page 6: Pendahuluan Buku Kabar Kesukaan (E. J Waggoner)

Karenanya, penerbit merasa buku ini merupakan bagian yang penting dalam

memperingati 100 tahun sejarah peristiwa 1888.

Mudah-mudahan buku “Kabar Kesukaan” ini bermanfaat bagi hidup

kerohanian anggota gereja di seluruh Indonesia dan semoga Tuhan yang

Mahakasih memberkati para pembaca, sehingga sebagai satu jemaat kita

dapat menggenapi rencana-Nya.

Penerbit

Desember 1987

Page 7: Pendahuluan Buku Kabar Kesukaan (E. J Waggoner)

PENGANTAR

Dalam Rapat General Conference Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh

yang diadakan di Minneapolis pada tahun 1888, pengalaman gereja dan

umat, khususnya sikap dan pendirian para pemimpin terhadap doktrin

gereja telah diuji. Doktrin kebenaran oleh iman, pembenaran dan

penyucian yang telah dikemukakan oleh E.G.White sejak tahun 1881, telah

ditegaskan kembali lebih luas dan terinci oleh E.J.Waggoner dan A.T.Jones.

E.G.White memberikan dukungan penuh atas pembahasan itu dan

menyatakan bahwa pelajaran yang dikemukakan itu sebagai suatu

kebangkitan kembali akan kebenaran-kebenaran yang sebagian besar telah

hilang dari penglihatan. Sebagian peserta menerimanya dengan sukacita,

namun sebagian lagi belum mengambil pendirian dan yang lain menolak.

G.I.Butler, Ketua General Conference tidak hadir dalam rapat itu karena

sakit, tetapi ia sendiri mengambil pendirian tidak menerima pekabaran itu.

Seperti halnya J.H.Morrison, Ketua Conference Iowa, ia berpendapat bahwa

kebenaran oleh iman memang sudah menjadi kepercayaan Gereja Advent,

tetapi pelajaran yang dikemukakan oleh E.J.Waggoner, bisa berakibat

hilangnya arti penurutan akan hukum Allah.

Namun demikian beberapa pemimpin yang sebelumnya menolak,

akhirnya mengubah sikap dan menerima pelajaran itu, termasuk tokoh

gereja Uriah Smith dan W.W.Prescott. Pada tahun berikutnya yaitu

sepanjang tahun 1889, E. G. White, A. T. Jones dan E. J. Waggoner bersama-

sama menyampaikan pekabaran kebenaran oleh iman dan kebenaran oleh

Kristus itu diberbagai perkumpulan perkemahan yang pada umumnya

menerima dengan tidak banyak kesulitan.

Kemudian untuk pertama kali pada tahun 1900, buku GLAD TIDINGS,

oleh E.G.Waggoner yang berisi pelajaran tentang hukum dan kebenaran

oleh iman dalam kitab Galatia, diterbitkan oleh Pasific Press Publishing Co.

Page 8: Pendahuluan Buku Kabar Kesukaan (E. J Waggoner)

dan telah menjadi bahan bacaan pelajaran yang sangat penting dan

menarik bagi umat Tuhan dan masyarakat luas. Kini dimana-mana timbul

keinginan umat Tuhan untuk dapat menimati kembali bacaan pelajaran yang

telah dikhotbahkan oleh para pemimpin gereja kita di zaman permulaan

sejarah Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, khususnya oleh E.J.Waggoner

san A.T.Jones.

Kita sambut dengan gembira buku GLAD TIDINGS oleh E.J.Waggoner

yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul KABAR

KESUKAAN, dengan tujuan kiranya umat Tuhan mendapat kesempatan

menikmati kembali pelajaran-pelajaran doktrin yang mulai dikemukakan

oleh para pemimpim gereja kita seratus tahun yang lalu dan yang terus

ditekankan hingga sekarang ini. Semoga para pembaca memperoleh berkat

rohani yang limpah dan kekuatan iman dari tiap halaman buku ini.

-

M.H.Wauran

Page 9: Pendahuluan Buku Kabar Kesukaan (E. J Waggoner)

PENDAHULUAN

Surat kepada Jemaat Galatia bersama-sama kepada Jemaat Roma

merupakan sumber reformasi yang digerakkan oleh Roh, pada abad keenam

belas. Kebenaran pokok yang ditekankan ialah “orang benar akan hidup

oleh iman.”

Reformasi yang telah dimulai itu masih belum selesai, kebenaran yang

sama perlu diserukan sekarang seperti pada waktu itu. Jika umat Allah rela

dipenuhi oleh kebenaran yang dengan sangat terang dikemukakan dalam

surat GALATIA ini, maka gereja maupun dunia akan digerakkan dengan

semangat yang mendalam sebagaimana pada zaman Luther. Kiramya hal ini

segera terjadi, sehingga pemulihan segala sesuatu akan dipercepat.

Page 10: Pendahuluan Buku Kabar Kesukaan (E. J Waggoner)

KABAR KESUKAAN

Adalah biasa dalam menulis tentang sebuah buku dalam Alkitab, untuk

menggunakan sebagian waktu bagi “pendahuluan” – mengemukakan

sifatnya, keadaan-keadaan pada waktu buku itu ditulis, dan kemungkinan

tujuan penulisnya serta banyak hal yang lain; sebagian merupakan terkaan-

terkaan dan sebagian merupakan kutipan-kutipan dari buku itu sendiri.

Semua pernyataan dalam “pendahuluan “itu diterima oleh si pembaca atas

dasar pengetahuan dari yang membuat pernyataan tersebut, karena

sebelum membaca bukunya, ia belum dapat membuat kesimpulan sendiri.

Jalan yang terbaik adalah memperkenalkan pembaca langsung kepada

bukunya, dan apabila ia rajin dan setia, segera ia akan mengetahui segala

sesuatu yang diungkapkan oleh buku itu. Kita belajar lebih banyak tentang

seseorang dengan bercakap-cakap dengan orangnya sendiri daripada

dengan mendengarkan orang lain berbicara tentang dia. Dengan demikian

kita akan segera belajar dari SURAT KEPADA ORANG-ORANG GALATIA, dan

membiarkan surat itu berbicara tentang dirinya sendiri.

Tidak ada sesuatu yang dapat mengambil tempat Alkitab. Apabila

semua orang mau mempelajari Alkitab dengan doa dan kesungguh-

sungguhan sebagaimana mestinya, memperhatikan setiap kata dan

menerimanya sebagai yang datang dari Allah, tidak akan ada kebutuhan

untuk buku agama lain. Apapun yang ditulis harus ditujukan untuk

mengarahkan perhatian orang kepada kata-kata Alkitab; semua karangan

manusia yang menggantikan Alkitab sehingga olehnya manusia menjadi

puas dan tidak lagi mempunyai keinginan untuk mempelajari Alkitab itu

sendiri, adalah lebih dari sia-sia. Oleh sebab itu, para pembaca dianjurkan

dengan sangat untuk terlebih dahulu membaca ayat-ayat Alkitabnya dengan

rajin dan teliti, sehingga setiap pengarahan kepadanya akan menjadi

pengarahan kepada sesuatu yang telah dikenal dengan akrab.

Page 11: Pendahuluan Buku Kabar Kesukaan (E. J Waggoner)

Semoga Allah berkenan agar buku yang kecil ini boleh membawa

pembaca lebih mengenal seluruh Alkitab yang akan menjadikannya

bijaksana bagi keselamatan.

Page 12: Pendahuluan Buku Kabar Kesukaan (E. J Waggoner)

GALATIA I

Wahyu Yesus Kristus, Injil Yang Benar

“(1) Dari paulus, seorang rasul, bukan karena manusia, juga bukan

oleh seorang manusia, melainkan oleh Yesus Kristus dan Allah, Bapa, yang

telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, (2) dan dari semua

saudara yang ada bersama-sama dengan aku, kepada jemaat-jemaat di

Galatia: (3) kasih karunia menyertai kamu dan damai sejahtera dari Allah,

Bapa kita dan dari Tuhan Yesus Kristus, (4) yang telah menyerahkan dirinya

bagi dosa-sosa kita, untuk melepaskan kita dari dunia jahat yang sekarang

ini, menurut kehendak Allah dan Bapa kita. (5) Bagi-Nyalah kemuliaan

selama-lamanya!” Amin.

“(6) Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang

oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil

lain, (7) yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan

kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus. (8) Tetapi

sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada

kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan

kepadamu, terkutuklah dia. (9) Seperti yang pernah kami katakan dahulu,

sekarang kukatakan sekali lagi: jikalau ada orang yang memberitakan

kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima,

terkutuklah dia. (10) Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan

manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia?

Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku

bukanlah hamba Kristus.”

(11) Sebab aku menegaskan kepadamu, saudara-saudaraku, bahwa

Injil yang kuberitakan itu bukanlah injil manusia. (12) Karena aku bukan

menerimanya dari manusia, dan bukan manusia yang mengajarkannya

9

Page 13: Pendahuluan Buku Kabar Kesukaan (E. J Waggoner)

kepadaku, tetapi aku menerimanya oleh penyataan Yesus Kristus. (13)

Sebab kamu telah mendengar tentang hidupku dahulu dalam agama Yahudi:

tanpa batas aku menganiaya Jemaat Allah dan berusaha membinasakannya.

(14) Dan di dalam agama Yahudi aku jauh lebih maju dari banyak teman

yang sebaya dengan aku di antara bangsaku, sebagai orang yang sangat rajin

memelihara adat istiadat nenek moyangku. (15) Tetapi waktu Ia, yang telah

memilih aku sejak kandungan ibuku dan memanggil aku oleh karena kasih

karunia-Nya, (16) berkenan menyatakan Anak-Nya di dalam aku, supaya aku

memberitakan Dia di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi, maka sesaat pun

aku tidak meminta pertimbangan kepada manusia; (17) juga aku tidak pergi

ke Yerusalem mendapatkan mereka yang telah menjadi rasul sebelum aku,

tetapi aku berangkat ke tanah Arab dan dari situ kembali lagi ke Damsyik.

(18) Lalu, tiga tahun kemudian, aku pergi ke Yerusalem mengunjungi Kefas,

dan aku menumpang lima belas hari di rumahnya. (19) Tetapi aku tidak

melihat seorangpun dari rasul-rasul yang lain, kecuali Yakobus, saudara

Tuhan Yesus. (20) Di hadapan Allah kutegaskan: apa yang kutuliskan

kepadamu ini benar, aku tidak berdusta.

(21) Kemudian aku pergi ke daerah–daerah Sirea dan Kilikia. (22)

Tetapi rupaku tetap tidak dikenal oleh jemaat-jemaat Kristus di Yudea. (23)

Mereka hanya mendengar, bahwa ia yang dahulu menganiaya mereka,

sekarang memberitakan iman, yang pernah hendak dibinasakannya. (24)

Dan mereka memuliakan Allah karena aku.” Galatia 1.

Salam Kerasulan (:1-5)

Lima ayat pertama merupakan suatu salam yang, dengan

pengecualian ayat-ayat pertama dalam buku Roma, tidak akan ditemukan di

manapun dalam Alkitab, dengan demikian tidak terdapat di manapun di

dunia. Itu berisi segenap Injil. Jikalau tidak ada bagian lain dari Alkitab yang

dapat diperoleh, maka ini sudah cukup untuk menyelamatkan dunia. Jikalau

10

Page 14: Pendahuluan Buku Kabar Kesukaan (E. J Waggoner)

kita mau mempelajari bagian yang kecil ini dengan rajin, dan menghargainya

setinggi-tingginya seakan-akan tidak ada lagi yang melebihinya maka kita

akan mendapati bahwa iman dan pengharapan serta kasih kita dikuatkan

dengan tidak terbatas, dan pengetahuan kita tentang bagian-bagian lain

dalam Alkitab akan sangat bertambah. Ketika membacanya, biarlah orang-

orang Galatia tidak dipikirkan dan tiap orang mengganggapnya sebagai suara

Allah yang berbicara kepadanya sekarang melalui rasul-Nya.

Suatu Tugas Yang Baik (: 1)

Rasul adalah seorang yang diutus. Paulus adalah rasul Yesus Kristus

dan Allah Bapa, yang telah membangkitkan Dia dari antara orang mati. Ia

mempunyai pendukung yang kuat. Keyakinan seorang utusan adalah

sebanding dengan kewibawaan yang mengutusnya dan imannya dalam

kewibawaan dan kuasa pengutusnya itu. Paulus tahu bahwa ia telah diutus

oleh Tuhan dan ia tahu bahwa kuasa Allah adalah kuasa yang dapat

membangkitkan dari antara orang mati. Sekarang, “siapa yang diutus Allah,

Dialah yang menyampaikan Firman Allah.” Yohanes 3:34. Dengan demikian

Paulus berbicara dengan penuh kuasa dan kata-kata yang diucapkannya

adalah perintah-perintah Allah. I Korintus 14:37. Jadi ketika membaca surat

ini atau Alkitab bagian lain, kita tidak boleh memperhitungkan sifat -sifat

atau kesukaan-kesukaan pribadi si penulis. Memang benar bahwa setiap

penulis mempertahankan kepribadiannya sendiri, karena Allah memilih

orang yang berlain-lainan untuk melakukan pekerjaan yang berbeda-beda

semata-mata karena kepribadian mereka yang berbeda-beda itu; tetapi

seluruhnya adalah firman Allah dan tidak ada yang perlu dianggap kurang

dari kewibawaan pekabaran itu lalu direndahkan seolah-olah telah

dipengaruhi oleh kepribadian atau pendidikan penulisnya.

Sebaiknyalah diingat bahwa bukan hanya para rasul tetapi masing-

masing orang di dalam gereja ditugaskan untuk “berbicara sebagai orang

11

Page 15: Pendahuluan Buku Kabar Kesukaan (E. J Waggoner)

yang menyampaikan firman Allah.” I Petrus 4:11. Semua orang yang berada

di dalam Kristus adalah ciptaan yang baru, karena telah didamaikan dengan

Allah oleh Yesus Kristus, dan semua orang yang telah didamaikan diberi

Firman dan pelayanan pendamaian, dengan demikian mereka menjadi

utusan-utusan untuk Kristus, seakan-akan Allah melalui mereka, seperti

melalui Kristus, sedang menghimbau manusia untuk didamaikan dengan

Diri-Nya. II Korintus 5:17-20. Ini merupakan suatu alasan yang luar biasa

untuk tidak merasa putus asa atau takut dalam memberitakan pekabaran

Allah. Para utusan pemerintah duniawi memiliki kewibawaan sebanding

dengan kekuasaan raja atau penguasa yang mereka wakili; tetapi orang-

orang Kristen mewakili Raja segala raja dan Tuan segala tuan.

Para Rasul Berasal Dari Allah

“Dan Allah telah menetapkan beberapa orang dalam jemaat: pertama

sebagai rasul, kedua sebagai nabi, ketiga sebagai pengajar. Selanjutnya

mereka yang mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, untuk

menyembuhkan”, dan lain-lain. I Korintus 12:28. Biarlah selalu diingat

bahwa semua ini ditetapkan di dalam jemaat oleh Allah sendiri. Tidak

seorangpun yang dapat melakukannya. Tidak mungkin bagi manusia

membuat seseorang menjadi rasul atau nabi yang benar. Ada orang-orang

tertentu dalam dunia yang berkata, mengapa engkau tidak mempunyai rasul

dan nabi dan lain-lain dalam jemaat? Tanpa menyadari bahwa Allah

mempunyai rasul dan nabi di dalam jemaat-Nya sampai hari ini. Walaupun

seringkali mereka tidak dikenal, sebagaimana kerasulan Paulus dan yang

lain-lainnya sering ditolak. Kemudian ada beberapa golongan manusia yang

mengaku memiliki semua ini di antara mereka. Membaca bahwa Allah telah

menetapkan mereka di dalam jemaat, mereka menyadari bahwa gereja

Allah yang benar harus mempunyai rasul, nabi dan lain-lain. Untuk itu

mereka mengangkat beberapa orang menjadi rasul, yang lain menjadi nabi,

dan yang lain menjadi pengajar, kemudian mereka menyatakan hal ini

12

Page 16: Pendahuluan Buku Kabar Kesukaan (E. J Waggoner)

sebagai gereja Allah yang benar. Tetapi sesungguhnya inilah bukti yang

terkuat bahwa mereka bukanlah gereja Allah. Jikalau mereka adalah gereja

Allah, maka para rasul dan nabi akan ditetapkan di antara mereka oleh Allah

sendiri; tetapi kenyataan bahwa mereka sendirilah yang mengangkat rasul -

rasul dan nabi-nabi, menunjukkan bahwa mereka sebenarnya tidak

mempunyai apapun. Mereka hanya sekedar menetapkan sesuatu yang

palsu untuk menyembunyikan tidaknya ada yang benar; tetapi adanya yang

palsu, hanyalah meneguhkan kenyataan bahwa yang benar sungguh-

sungguh tidak ada.

Bukan Dari Manusia

Semua pengajaran Injil didasarkan dan mengalaskan kewibawaanya

pada kenyataan ke-Ilahian Kristus. Rasul-rasul dan para nabi begitu penuh

diilhami dengan kebenaran ini sehingga hal itu muncul di mana saja dalam

tulisan-tulisan mereka. Pada ayat pertama surat ini kita dapati dalam

pernyataannya bahwa Paulus bukanlah seorang rasul karena manusia, juga

bukan oleh seorang manusia, melainkan oleh Yesus Kristus, yang “adalah

gambar Allah yang tidak kelihatan” (Kolose 1:15), “cahaya kemuliaan Allah

dan gambar wujud Allah (Ibrani 1:1-30; “Ia pada mulanya bersama-sama

dengan Allah, dan adalah Allah, sebelum dunia ada” Yohanes 1:1; 17:5. “Ia

ada terlebih dahulu dari segala sesuatu ada di dalam Dia.” Kolose 1:17.

Bapa dan Anak

“Yesus Kristus dan Allah Bapa, yang telah membangkitkan Dia dar i

antara orang mati”, dihubungkan dalam derajat yang sama. “Aku dan Bapa

adalah satu” Yohanes 10:30. Keduanya duduk di atas satu takhta, Ibrani 1:3;

8:1; Wahyu 3:21. Permufakatan tentang damai ada di antara mereka

berdua, Zakharia 6:12, 13. Yesus adalah Anak Allah selama hidup-Nya,

13

Page 17: Pendahuluan Buku Kabar Kesukaan (E. J Waggoner)

walaupun Ia adalah benih Daud menurut daging; tetapi oleh kebangkitan

dari antara orang mati, yang dilakukan oleh kuasa Roh kekudusan, maka

keadaannya sebagai Anak telah dinyatakan kepada semua orang. Roma 1: 3,

4. Surat ini mempunyai kewibawaan yang sama sebagaimana kerasulan

Paulus, ialah dari Dia yang mempunyai kuasa membangkitkan dari antara

orang mati, dan dari Dia yang di bangkitkan dari antara orang mati.

Gereja-gereja di Galatia (:2)

Galatia adalah sebuah propinsi di Asia kecil, yang diberi nama

demikian karena propinsi itu didiami oleh orang-orang Gaul, -yaitu orang

orang yang datang dari negeri yang kini dikenal sebagai Prancis. Mereka

menetap di wilayah yang namanya diambil dari nama mereka (Gaul-atia –

Galatia), pada abad ketiga sebelum Kristus. Tentu saja mereka adalah

orang-orang kafir yang menyembah berhala, agama mereka mirip dengan

agama orang-orang Druid, di Inggris. Paulus adalah orang yang mula-mula

mengajarkan keristenan kepada mereka, sebagaimana kita baca dalam Kisah

16:6; 18:23. Galatia juga mencakup Ikonium, Listra dan Derbe, yang

dikunjungi Paulus dan Barnabas, pada perjalanan missionarisnya yang

pertama. Kisah 14.

Kasih Karunia dan Damai Bagi Kamu (:3)

Ingat, ini adalah perkataan Tuhan, sebab itu mempunyai arti lebih dari

sekedar perkataan manusia. Tuhan tidak mengutarakan ucapan-ucapan

yang hampa. Perkataan-Nya itu berbobot, itu menyatakan apa yang

dimaksudkannya. Perkataan Allah itu mampu menciptakan, dan disinilah

kita menjumpai sifat perkataan yang sungguh-sungguh berkuasa untuk

menjadikan.

14

Page 18: Pendahuluan Buku Kabar Kesukaan (E. J Waggoner)

Allah berfirman, “Jadilah terang; lalu terang itu jadi” dan begitulah

yang terjadi. “Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan manusia

sudah nyata.” Titus 2:11. “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu, Damai

Sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti

yang diberikan oleh dunia kepadamu.” Yohanes 14:27. “Damai, damai

sejahtera bagi mereka yang jauh dan bagi mereka yang dekat, Firman

Tuhan.” Yesaya 57:19. Allah telah mengirimkan kasih karunia dan damai

sejahtera, memberikan kebenaran dan keselamatan kepada semua manusia

bahkan kepada anda, siapapun anda, dan juga kepadaku. Apabila anda

membaca ayat yang ketiga dalam Galatia pasal pertama ini, janganlah

membacanya hanya sebagai ucapan biasa, - sebagai ucapan salam sepintas

untuk membuka persoalan yang sesungguhnya, tetapi terimalah sebagai

perkataan yang mendatangkan segala berkat damai sejahtera Allah kepada

anda pribadi yang melebihi segala pengertian. Kepada kita diucapkan

pernyataan yang sama sebagaimana perkataan Yesus yang diucapkan

kepada perempuan itu: “Dosamu telah diampuni.” “Pergilah dengan

selamat.” Lukas 7:48-50. Damai sejahtera telah diberikan kepadamu; sebab

itu, “hendaklah damai sejahtera Allah tinggal di dalam hatimu.”

Pemberian Kristus (:4)

Kasih karunia dan damai sejahtera ini datang dari Kristus, “yang

menyerahkan diri-Nya sendiri karena dosa kita.” “Tetapi kepada kita masing-

masing telah dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian

Kristus.” Efesus 4:7. Tetapi kasih karunia ini adalah “kasih karunia dalam

Kristus Yesus.” II Timotius 2:1. Itulah sebabnya kita mengetahui bahwa

Kristus sendiri telah dikaruniakan kepada masing-masing kita. Kenyataan

bahwa manusia hidup adalah suatu bukti bahwa Kristus telah dikaruniakan

kepada mereka karena Kristus adalah “hidup” dan hidup itu terang manusia,

dan terang kehidupan ini “yang menerangi setiap orang, sedang datang ke

15

Page 19: Pendahuluan Buku Kabar Kesukaan (E. J Waggoner)

dalam dunia”. Yohanes 1:4, 9; 14:6. Di dalam Kristus segala sesuatu ada

(Kolose 1:17), dan demikianlah jadinya karena Allah “tidak menyayangkan

Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua,” Ia tidak

dapat berbuat lain, selain daripada “mengaruniakan segala sesuatu kepada

kita bersama-sama dengan Dia,” dengan cuma-cuma. Roma 8:32. “Kuasa

Ilahi-Nya” telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna

untuk hidup yang saleh.” II Petrus 1:3. Segenap semesta alam telah

diberikan kepada kita di dalam Kristus, dan kepenuhan kuasa yang ada di

dalam-Nya telah menjadi bagian kita untuk mengalahkan dosa. Allah

menilai setiap jiwa sama besar harganya sebagaimana semua ciptaan.

Kristus, oleh kasih karunia Allah, telah mengalami maut bagi semua manusia

(Ibrani 2:9), sehingga dengan demikian semua manusia di dunia menerima

“karunia-Nya, yang tak terkatakan itu” (II Korintus 9:15). Kasih karunia Allah

dan karunia-Nya, yang dilimpahkan-Nya atas semua orang; karena “sama

seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman,

demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh

pembenaran untuk hidup.” Roma 5:15, 18.

Kristus Tidak Terbagi-bagi

Pertanyaan dikemukakan, “Adakah Kristus terbagi-bagi? Adakah

Paulus disalibkan karena kamu?” (I Korintus 1:13), dengan jelas jawabannya

adalah tidak. Karena Kristus telah diberikan kepada semua manusia, maka

masing-masing orang memperoleh segala-galanya daripada-Nya. Kasih Allah

merangkul seluruh dunia, tetapi kasih itu juga berlaku bagi setiap orang

secara pribadi. Kasih seorang ibu tidak terbagi-bagi di antara anak-anaknya,

sehingga masing-masing hanya menerima sepertiga, sepermpat, atau

seperlima daripada kasihnya itu; melainkan masing-masing adalah sasaran

seluruh kasih sayangnya. Betapa lebih benarnya hal itu dengan Allah yang

kasih-Nya lebih sempurna dari kasih ibu yang manapun, bahkan Dia sendiri

16

Page 20: Pendahuluan Buku Kabar Kesukaan (E. J Waggoner)

adalah kasih? Yesaya 49: 15. Kristus adalah terang dunia, Matahari

Kebenaran. Tetapi terang tidak dibagi-bagi di antara manusia. Jikalau

sebuah ruangan yang penuh dengan orang diterangi dengan cahaya yang

terang, masing-masing orang meperoleh keuntungan dari seluruh terang itu,

sama seperti bilamana ia sendirian di ruangan itu. Begitulah kehidupan

Kristus menerangi setiap manusia yang lahir di dunia ini dan di dalam setiap

hati yang percaya, Kristus tinggal dengan segala kepenuhan-Nya. Taburlah

benih di dalam tanah, dan engkau akan mendapat banyak benih, masing-

masing memiliki hidup sama dengan satu benih yang mula-mula ditaburkan.

Begitulah Kristus, Benih yang sejati itu, dari mana segala sesuatu yang

berharga berasal, kepada semua diberikan-Nya seluruh kehidupan-Nya.

Dosa Kita Sudah Dibayar

Kristus “menyerahkan diri-Nya karena dosa kita”. Dapat dikatakan, Ia

membelinya dan telah membayar harganya. Ini merupakan pernyataan

sederhana dari suatu kenyataan; Bahasa yang digunakan adalah yang biasa

digunakan dalam soal jual beli. “Berapa yang telah engkau bayar?” atau,

“Berapa yang engkau inginkan? Merupakan pertanyaan-pertanyaan yang

sering muncul. Bilmana kita mendengar seorang berkata bahwa ia telah

membayar sekian untuk suatu barang, apakah yang segera kita ketahui? Kita

mengetahui bahwa barang itu telah menjadi miliknya, oleh sebab ia telah

membelinya. Jadi bilamana Roh Kudus mengatakan kepada kita bahwa

Kristus menyerahkan Diri-Nya sendiri karena dosa kita, dari hal apakah kita

harus juga merasa yakin? Bahwa Ia telah membeli dosa kita, dan itu adalah

milik-Nya, dan bukan milik kita lagi. Kita tidak berhak atasnya. Setiap kali

kita berbuat dosa kita merampok Tuhan, karena kita harus ingat bahwa

Kristus telah membeli bukan hanya dosa-dosa tertentu yang kita lakukan,

dan yang diperbuat pada waktu yang lalu tetapi dosa-dosa yang ada di

17

Page 21: Pendahuluan Buku Kabar Kesukaan (E. J Waggoner)

dalam diri kita yang selalu tampil. Di dalam keyakinan ini terdapat

kebenaran.

Ia Telah Membeli Kita Juga

Hal ini muncul dari kenyataan bahwa Ia telah membeli dosa kita untuk

melepaskan kita dari diri kita sendiri. Dosa kita merupakan bagian dari diri

kita bahkan lebih dari itu, dosa-dosa itu merupakan keseluruhan dari diri

kita, karena kehidupan alamiah kita tidak lain adalah dosa. Itulah sebabnya

Kristus tidak dapat membeli dosa-dosa kita tanpa membeli diri kita juga.

Mengenai kebenaran ini kita memiliki banyak pernyataan-pernyataan yang

jelas. Ia “telah meyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari

segala kejahatan.” Titus 2:14, “Bahwa kamu bukan milik kamu sendiri; sebab

kamu telah di beli dengan harganya telah lunas dibayar.” I Korintus 6:19

“Bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi

dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula

dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah

Kristus, yang sama seperti darah Anak domba yang tak bernoda dan tak

bercacat.” I Petrus 1:18, 19.

“Diterima di Dalam Yang Kekasih”

Betapa sering pekerja Injil mendengar seorang berkata, “ saya sangat

berdosa sehingga saya takut Tuhan tidak akan menerima saya”, bahkan

orang-orang yang sudah lama mengaku sebagai orang Kristen, sering dengan

berduka cita mengira bahwa mereka tidak mempunyai kepastian tentang

penerimaan mereka oleh Allah. Tuhan tidak lagi memberikan alasan untuk

keragu-raguan seperti itu. Keragu-raguan tentang penerimaan sudah

diselesaikan untuk selama-lamanya oleh apa yang baru saja kita baca.

Kristus telah membeli kita bersama-sama dengan segala dosa kita, dan telah

18

Page 22: Pendahuluan Buku Kabar Kesukaan (E. J Waggoner)

membayar lunas harganya. Hal itu menunjukkan bahwa Ia telah menerima

kita. Mengapa seorang pergi ke toko dan membeli suatu barang? Oleh

sebab ia menginginkannya. Jikalau ia telah membayar harganya, setelah

memeriksanya sedemikian rupa untuk mengetahui apa yang dibelinya,

apakah si penjual merasa khawatir bahwa si pembeli tidak akan menerima

barang itu? Sama sekali tidak; si penjual menyadari bahwa kewajibannya

untuk menyampaikan barang itu kepada si pembeli secepat mungkin. Jika ia

tidak menyerahkan barang itu kepada si pembeli, maka ia bersalah karena

penipuan. Si pembeli tidak akan dengan tenang berkata, “Baik, saya sudah

melakukan bagian saya, dan ia tidak mau melakukan bagiannya, tidak apa-

apa – itu saja; ia boleh menyimpan barang itu jika ia mau.” Tidak, ia akan

pergi ke toko itu, dan berkata, “mengapa anda tidak menyerahkan apa yang

telah menjadi milik saya?” Ia akan berusaha sekuat tenaga agar dapat

memiliki barangnya. Lebih-lebih, masalahnya bukanlah masalah yang tidak

berarti bagi Yesus apakah kita menyerahkan diri kita kepada-Nya atau tidak.

Ia rindu dengan suatu kerinduan yang tidak terbatas akan jiwa-jiwa yang

telah dibeli-Nya dengan darah-Nya sendiri. “Sebab Anak Manusia datang

untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.” Lukas 19:10. Allah telah

“memilih kita di dalam Dia sebelum dunia dijadikan”, dan dengan demikian

Ia telah menerima kita di dalam Dia, yang dikasih-Nya. Efesus 1:4-6.

“Dunia Jahat Yang Sekarang Ini”

Kristus menyerahkan diri-Nya karena dosa kita, “untuk melepaskan

kita dari dunia jahat yang sekarang ini.” Ia akan mengambil dari kita apa

yang telah dibeli-Nya, yaitu dosa kita. Dengan berbuat demikian, Ia

melepaskan kita dari “dunia jahat yang sekarang ini”. Itu menunjukkan

kepada kita bahwa “dunia jahat sekarang ini” tidak lain adalah diri kita

sendiri yang berdosa. Ia tahu keinginan daging dan keinginan mata serta

keangkuhan hidup.” I Yohanes 2:16. Kita sendirilah yang melakukan segala

19

Page 23: Pendahuluan Buku Kabar Kesukaan (E. J Waggoner)

kejahatan yang ada di dunia ini. Manusialah yang menjadikan dunia itu

jahat. “Sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan

oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut telah menjalar kepada semua

orang, karena semua orang telah berbuat dosa.” Roma 5:12. Kita tidak perlu

melemparkan kesalahan kepada orang lain; kita sendirilah yang melakukan

segala kejahatan yang dapat menghancurkan diri kita.

Diceritakan tentang seorang yang dosanya adalah suatu sifat keras dan

pemarah. Ia seringkali menjadi sangat marah, tetapi ia melontarkan

kesalahan itu kepada orang-orang di sekelilingnya, yang begitu

menjengkelkan. Ia menyatakan, tidak akan ada orang yang dapat berbuat

benar di antara orang-orang seperti itu. Maka ia mengambil keputusan,

sebagaimana banyak orang lain telah melakukan, untuk “meninggalkan

dunia” dan menjadi seorang pertapa. Ia memilih sebuah gua di hutan untuk

menjadi tempat tinggalnya, jauh dari manusia yang lain. Pada pagi hari ia

membawa buyung ke suatu mata air yang tidak jauh dari tempatnya, guna

mengambil air untuk minum sarapan paginya. Batu-batu di mata air itu

ditumbuhi lumut dan aliran air yang terus menerus membuat batu itu

sangat licin. Ketika ia meletakkan buyungnya pada batu-batu di sungai itu,

buyung itu jatuh tergelincir. Ia meletakkannya lagi, dan kembali buyung itu

jatuh. Dua atau tiga kali hal itu diulanginya, dan setiap kali diletakkannya

buyung itu dengan lebih keras. Akhirnya kesabaran pertapa itu habis sama

sekali, dan dengan berseru, “aku mau tahu apakah engkau tidak akan tinggal

berdiri”, ia mengangkat buyung itu dan meletakkannya dengan begitu keras,

sehingga pecah berkeping-keping. Tidak ada orang lain yang dapat

dipersalahkan kecuali dirinya sendiri, dan ia mengerti bahwa bukanlah dunia

di sekitarnya, tatapi dunia di dalam dirinya yang membuat ia berdosa. Tidak

diragukan bahwa banyak orang akan melihat pengalaman mereka sendiri

dalam cerita yang pendek ini.

Page 24: Pendahuluan Buku Kabar Kesukaan (E. J Waggoner)

Luther, di dalam biaranya, tempat ke mana ia pergi supaya terlepas

dari dunia, mendapati dosa-dosanya lebih mencekam daripada sebelum dia

ke sana. Ke mana saja kita pergi, kita membawa dunia dengan kita, dunia itu

ada di dalam hati kita dan di atas punggung kita, suatu beban yang berat dan

meremukkan. Kita mendapati bahwa bilamana kita hendak berbuat baik,

“yang jahat itu ada” bersama kita. Roma 7:21. “Dunia jahat yang sekarang

ini” selalu muncul sampai kita putus asa dan berseru, “aku, manusia celaka!

Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?” bahkan Kristus

menemui pencobaan-pencobaan-Nya yang terbesar di padang gurun, jauh

dari keramaian manusia. Semua ini mengajar kita bahwa pertapa dan padri

bukanlah rencana Allah. Umat Allah adalah garam di bumi; dan garam

betapapun baiknya, tidak berguna jika hanya disimpan di dalam sebuah peti;

itu harus bercampurkan dengan apa yang harus diawetkannya.

Kelepasan

Apa yang telah dijanjikan Allah, Ia “juga dapat melakukan”. Ia “dapat

melakukan jauh lebih banyak daripada yang kita doakan atau pikirkan. “

Efesus 3:20. Ia “berkuasa menjaga supaya jangan kamu tersandung dan

yang membawa kamu dengan tak bernoda dan penuh kegembiraan di

hadapan kemuliaan-Nya.” Yudas 24. Ia menyerahkan diri-Nya sendiri karena

dosa kita, supaya Ia dapat melepaskan kita, dan Ia tidak mati dengan sia-sia.

Kelepasan adalah milik kita. Kristus diutus “untuk membuka mata yang

buta, untuk mengeluarkan orang hukuman dari tempat tahanan dan

mengeluarkan orang-orang yang duduk dalam gelap dari rumah penjara.”

Yesaya 42:7. Ia memberikan kelepasan kepada orang-orang yang tertawan.

Kepada mereka yang sedang terkurung Ia memaklumkan bahwa pintu-pintu

penjara sudah terbuka. Yesaya 61:1. Kepada semua orang yang terpenjara,

Ia berkata, “keluarlah.” Yesaya 49:9. Jika mau, setiap jiwa dapat berkata,

“Ya Tuhan, aku hamba-Mu; aku hamba-Mu, anak dari hamba-Mu

20

Page 25: Pendahuluan Buku Kabar Kesukaan (E. J Waggoner)

perempuan; Engkau telah membuka ikatan-ikatanku.” Mazur 116:16. Hal itu

adalah benar apakah kita percaya atau tidak. Kita adalah hamba-hamba

Tuhan, walaupun dengan keras hati kita menolak untuk melayani -Nya,

sebab Ia telah membeli kita dan karena telah membeli kita Ia telah

membuka setiap ikatan yang menghalangi kita untuk melayani Dia. Jika saja

kita mau percaya, kita memiliki kemenangan yang telah mengalahkan dunia.

I Yohanes 5:4; Yohanes 16:33. Pekabaran bagi kita ialah bahwa

“perhambaan kita sudah berakhir”; ”kesalahan kita telah diampuni” Yesaya

40:2. Yang harus kita lakukan hanyalah berseru, sebagaimana yang Israel

lakukan di Yerikho, untuk melihat bahwa Allah telah memberikan

kemenangan kepada kita. Allah “melawat umat-Nya dan membawa

kelepasan baginya.” Lukas 1:68. “Dari Sion akan datang Penebus, Ia akan

menyingkirkan segala kefasikan dari pada Yakub.” Roma 11:26. “Syukur

kepada Allah, yang memberi kita kemenangan melalui Yesus Kristus Tuhan

kita.”

“Dosaku – Alangkah bahagianya pikiran yang mulia ini! Dosaku,

bukan hanya sebagian, malainkan seluruhnya, telah dipakukan

di salib-Nya, dan aku tidak menanggungnya lagi, Puji Tuhan,

pujilah Tuhan, hai jiwaku!”

Kehendak Allah

Seluruh kelepasan ini adalah “menurut kehendak Allah dan Bapa kita”

Kehendak Allah adalah pengudusan kita. I Tesalonika 4:3. Ia menghendaki

supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan dari hal

kebenaran. I Timotius 2:4. Dan Ia “di dalam segala sesuatu bekerja menurut

keputusan kehendak-Nya.” Efesus 1:11. “Bagaimana! Apakah anda

mengajarkan keselamatan untuk semua orang tanpa syarat?” kami hanya

bermaksud mengajarkan apa yang diajarkan firman Allah, bahwa, “kasih

karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata.” Titus 2:11.

21

Page 26: Pendahuluan Buku Kabar Kesukaan (E. J Waggoner)

Allah telah menyediakan keselamatan bagi setiap orang, dan telah

memberikannya kepada mereka; tetapi sebagian besar menolaknya, dan

membuangnya. Penghakiman akan mengungkapkan kenyataan bahwa

keselamaan yang penuh dan lengkap telah diberikan kepada setiap manusia,

dan bahwa mereka yang hilang telah dengan sengaja membuang hak waris

mereka. Dengan demikian setiap mulut akan didiamkan.

Oleh sebab itu, kehendak Allah adalah sesuatu yang menyukakan hati,

bukan sesuatu yang harus diterima dengan wajah murung dan sesuatu

hanya untuk dipikul. Walaupun mencakup penderitaan, itu adalah demi

kebaikan kita, dan direncanakan untuk mengerjakan “bagi kami kemuliaan

kekal yang melebihi segala-galanya.” Roma 8:28; II Korintus 4: 17.

Kehendak-Nya itu dinyatakan dalam hukum-Nya, Roma 2:18, oleh sebab itu

kita harus mempelajarinya, sambil berkata bersama-sama dengan Kristus,

“aku suka melakukan kehendak-Mu, ya Allahku” Mazmur 40:9

Inilah penghiburan sebab mengetahui kehendak Allah, Kehendak-Nya

ialah kelepasan kita dari perhambaan dosa; oleh karena itu kita dapat

berdoa dengan penuh keyakinan, dan dengan mengcap syukur, karena

“Inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan

doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya.

Dan jikalau kita tahu, bahwa Ia mengabulkan apa saja yang kita minta, maka

kita juga tahu, bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu yang telah kita

minta kepada-Nya. I Yohanes 5:14,15. Suatu jaminan kepastian yang

berbahagia! Biarlah kita dengan gembira dan rendah hati berdoa, “Jadilah

kehendak-Mu di bumi, seperti di dalam sorga”.

Kemuliaan Bagi Allah (:5)

Bukan hanya “bagi-Nya kemuliaan”, tetapi juga kemuliaan bagi

mereka yang percaya. “Engkaulah yang empunya kerajaan, dan kuasa, dan

22

Page 27: Pendahuluan Buku Kabar Kesukaan (E. J Waggoner)

kemuliaan.” Segala kemuliaan adalah bagi Allah, apakah manusia mau

mengakui atau tidak. Memberi kemuliaan kepada-Nya bukan berarti

memberikan sesuatu kepada-Nya, tetapi hanyalah mengakui suatu

kenyataan. Kita memberikan kemuliaan kepada-Nya dengan mengakui

bahwa Ia berkuasa. “Dialah yang menjadikan kita dan bukan kita sendiri.”

Mazmur 100:3. Kuasa dan kemuliaan adalah sama, sebagaimana yang kita

pelajari dari Efesus 1:19:20, yang mengatakan bahwa Kristus telah bangkit

dari antara orang mati oleh kebesaran kuasa Allah yang melebihi segala-

galanya, dan dari Roma 6:4, yang memberitahukan bahwa “Kristus telah

dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa.” Juga ketika Yesus

dengan kuasa-Nya yang luar biasa mengubah air menjadi anggur, kepada

kita dikatakan bahwa dalam melakukan mujizat itu, Ia “telah menyatakan

kemuliaan-Nya” Yohanes 2:11. Jadi bilamana kita mengatakan bahwa bagi

Allahlah kemuliaan, kita mengatakan bahwa semua kuasa berasal dari Dia.

Kita tidak dapat menyelamatkan diri kita sendiri karena kita “tidak berdaya”.

Tetapi Allah itu Mahakuasa, Ia dapat dan akan menyelamatkan. Jika kita

mengaku bahwa segala kemuliaan itu adalah milik Allah, maka kita tidak

akan mengangan-angankan kemuliaan yang sia-sia atau menyombongkan

diri, lalu menyangka bahwa Allah akan dimuliakan di dalam diri kita.

“Hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat

perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.” Matius

5:16.

Pemberitaan “Injil yang kekal,” pada tahap yang terakhir yang

mengumumkan saa penghukuman Allah sudah tiba, mengemukakan pokok

berita. “Takutlah akan Allah, dan muliakanlah Dia” ; “dan sembahlah Dia

yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air. Wahyu

14:6, 7. Jadi kita melihat bahwa surat yang dikirimkan kepada orang-orang

Galatia, yang mengatakan, “Bagi-Nyalah kemuliaan,” adalah Injil yang kekal

itu. Inilah sesungguhnya merupakan pekabaran untuk zaman akhir. Marilah

kita mempelajarinya, memperhatikannya, supaya kita boleh menolong

23

Page 28: Pendahuluan Buku Kabar Kesukaan (E. J Waggoner)

melekaskan waktu bilamana “bumi akan penuh dengan pengetahuan

tentang kemuliaan Tuhan, seperti air yang menutupi dasar laut.” Habakuk

2:14.

Suatu Keadaan Yang Kritis (:6)

Ketergesa-gesaan dengan mana rasul itu memasuki pokok

pembicaraannya menunjukkan betapa mendesaknya masalah yang

menyebabkan ia menulis suratnya. Rohnya seolah-olah terbakar dengan

api, dan dengan mengambil penanya, ia menulis bagaimana hanya seorang

saja yang dapat menulis yang merasakan dalam hatinya beban bagi jiwa-jiwa

yang dengan cepat sedang menuju kebinasaan.

Siapa Yang Memanggil Manusia?

“Allah, yang memanggil kamu kepada persekutuan dengan Anak-Nya

Yesus Kristus, Tuhan kita, adalah setia.” I Korintus 1:9. “Dan Allah, sumber

segala kasih karunia, yang telah memanggil kamu dalam Kristus kepada

kemuliaa-Nya yang kekal,” dan seterusnya, I Petrus 5:10. “Sebab bagi

kamulah janji itu dan bagi anak-anakmu dan bagi orang yang masih jauh,

yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita." Kisah 2:39.

Mereka yang dekat dan mereka yang jauh, termasuk semua orang yang ada

di dunia; oleh karenanya, Allah memanggil semua orang. Namun, tidak

semua datang.” Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu

seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna

dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita. Ia yang

memanggil kamu adalah setia, Ia juga akan menggenapinya.” I Tesalonika

5:23, 24. Tuhanlah yang memanggil manusia.

24

Page 29: Pendahuluan Buku Kabar Kesukaan (E. J Waggoner)

Berpisah Dari Allah

Karena saudara-saudara di Galatia sedang berpisah dari Dia yang telah

memanggil mereka, sedangkan Tuhanlah yang memanggil mereka dengan

kasih karunia, maka nyatalah bahwa mereka sedang bepisah dari Allah.

Dengan demikian kita melihat bahwa bukanlah suatu masalah yang ringan

yang menyebabkan surat ini ditulis. Saudara-saudara, Paulus berada dalam

bahaya yang sangat besar, dan ia tidak dapat menggunakan waktu hanya

untuk memberikan salam, tetapi harus dengan segera menuju pokok

pembicaraan, dan mengemukankannya dengan sejelas dan selangsung

mungkin.

Mungkin ada baiknya apabila kita dengan sekilas memperhatikan

suatu pendapat yang kadang-kadang muncul, yang meyatakan bahwa Paulus

menunjuk kepada dirinya sendiri sebagai orang yang telah memanggil

saudara-saudara di Galatia, karena dari dialah mereka telah berpisah.

Sedikit penjelasan akan meyakinkan setiap orang tentang kekeliruan

pendapat ini. Pertama, perhatikanlah kenyataan yang ada, yang sebagian

kecil telah dikemukakan, bahwa Allah itulah yang memanggil. Ingat juga

bahwa Paulus sendirilah yang mengatakan bahwa kemurtadan adalah akibat

dari usaha manusia untuk murid-murid kepada diri mereka sendiri (Kisah

20:30); ia, sebagai hamba Kristus, akan menjadi orang terakhir yang akan

menarik orang kepada dirinya sendiri. Memang benar bahwa Allah

menggunakan wakil-wakil untuk memanggil manusia, salah satunya adalah

Paulus, tetapi bagaimanapun, Allah itulah yang memanggil. “Allah di dalam

Kristus, mendamaikan dunia dengan Dia sendiri; kita adalah para duta bagi

Kristus, dengan dimikian sekarang Allah memanggil manusia melalui kita

gantinya melalui Kristus, untuk mendamaikan dengan Dia sendiri. Boleh saja

terdapat banyak mulut, tetapi hanya ada satu suara dengan satu pekabaran.

Adalah suatu masalah yang kecil untuk bergabung atau berpisah dari

manusia, tetapi merupakan suatu masalah / hal yang sangat penting untuk

25

Page 30: Pendahuluan Buku Kabar Kesukaan (E. J Waggoner)

bergabung dengan Allah. Kelihatannya banyak yang mengira bahwa kalau

mereka sudah menjadi ”anggota yang baik” di gereja ini atau gereja itu,

mereka sudah aman. Tetapi satu-satunya yang patut dipikirkan ialah,

sudahkah saya bergabung dengan Allah dan berjalan di dalam kebenaran-

Nya? Jika seseorang telah bergabung dengan Tuhan, dengan segera ia akan

menemukan tempatnya di antara umat Allah, karena mereka yang bukan

umat Allah tidak akan memiliki pengikut-pengikut Tuhan yang tekun dan

bersungguh-sungguh untuk waktu yang cukup lama. Lihat Yesaya 66:5;

Yohanes 9:22, 33, 34; 15:18-21; 16:1-3; II Timotius 3:1-5, 12. Ketika Barnabas

pergi ke Antiokhia, ia mendesak saudara-saudara di sana agar dengan

segenap hati “bergantung pada Tuhan.” Kisah 11:22,23. Hanya itulah yang

dibutuhkan. Jikalau kita melakukan hal tersebut, maka kita dengan pasti

akan bersama-sama dengan umat Allah.

Tanpa Allah

Mereka yang meninggalkan Allah adalah “tanpa Allah di dunia,” dalam

arti kata bahwa mereka terpisah dari Allah. Mereka yang berada dalam

keadaan tersebut adalah orang kafir, atau penyembah-penyembah berhala.

Efesus 2:11, 12. Nyatalah bahwa saudara-saudara di Galatia sedang kembali

kepada kekafiran. Suatu hal yang tidak dapat dihindarkan, karena apabila

seorang Kristen kehilangan pegangannya pada Allah, maka mau atau tidak

bahkan tanpa sadar ia akan jatuh kembali ke dalam kehidupan yang lama

dari mana ia pernah diselamatkan. Setiap orang yang murtad akan kembali

kepada kebiasaan-kebiasaannya yang tertentu yang dulu

memperhambanya. Tidak ada keadaan di dunia ini yang lebih tidak

berpengharapan dari pada keadaan tanpa Allah.

26

Page 31: Pendahuluan Buku Kabar Kesukaan (E. J Waggoner)

Injil Yang Lain

Injil adalah “kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang

percaya.” Roma 1:16. Allah sendiri adalah kekuatan, jadi berpisah dengan

Allah berarti berpisah dengan Injil Kristus, yang merupakan kekuatan Allah.

Tidak ada yang dapat disebut Injil kecuali yang memberikan keselamatan.

Apa yang tidak dapat memberikan sesuatu yang lain kecuali maut, tidak

dapat disebut injil. “Injil” artinya “kabar gembira”, “kabar baik” dan janji

kematian tidak memberikan gambaran tersebut. Agar suatu doktrin palsu

dapat diterima sebagai Injil, ia harus berpura-pura sebagai jalan kehidupan;

bila tidak ia tidak dapat menipu manusia. Nyatalah, bahwa orang-orang

Galatia sedang dibujuk supaya meninggalkan Allah, oleh sesuatu yang

menjanjikan kehidupan dan keselamatan, tetapi oleh kekuatan yang bukan

dari Allah, yaitu kekuatan mereka sendiri. Injil yang lain ini semata-mata

adalah injil manusia. Pertanyaannya adalah, manakah Injil yang benar?

Apakah yang dikhotbahkan Paulus? Atau yang dikemukakan oleh orang-

orang yang lain? Itu sebabnya kita melihat bahwa surat ini haruslah

merupakan suatu ketegasan dari hal Injil yang benar sebagaimana berbeda

dari setiap injil yang palsu.

Tidak Ada Injil Lain (:7)

Sama seperti Yesus Kristus adalah satu-satunya kuasa Allah, dan tidak

ada nama lain yang diberikan kepada manusia, selain Yesus, di mana

keselamatan dapat diperoleh, begitu juga hanya ada satu Injil. “Kuasa itu

dari Allah asalnya”, dan hanya ada pada-Nya saja. Lihat Mazmur 62:9-12.

Suatu tiruan tidak ada artinya. Sebuah topeng bukanlah manusia. Begitulah

injil yang lain ini, yang olehnya saudara-saudara di Galatia sedang terpikat,

hanyalah injil yang menyelewengkan, suatu pemalsuan, suatu kepura-

puraan dan sama sekali bukan Injil yang benar. Beberapa terjemahan

mengemukakan ayat 6 dan 7 sebagai berikut “Aku heran, bahwa kamu

27

Page 32: Pendahuluan Buku Kabar Kesukaan (E. J Waggoner)

begitu lekas dialihkan … dan mengikuti suatu injil lain, walaupun sebenarnya

tidak ada injil yang lain. Tidak akan pernah ada injil yang lain, karena Allah

itu tidak berubah. Jadi Injil yang diberitakan Paulus kepada orang-orang

Galatia, sebagaimana juga kepada orang-orang di Korintus. –“Yesus Kristus

dan Ia disalibkan”,-adalah Injil yang diberitakan oleh Henokh, Nuh,

Abraham, Musa dan Yesaya.” Tentang Dialah semua nabi bersaksi bahwa

barang siapa percaya kepada-Nya, ia akan mendapat pengampunan dosa

oleh karena nama-Nya.” Kisah 10:43.

“Terkutuk” (:8, 9)

Jikalau ada orang, ataupun seorang malaikat dari sorga yang

memberitakan suatu injil yang berbeda dengan Injil yang diberitakan Paulus,

maka terkutuklah ia. Tidak ada dua standar untuk yang benar dan yang

salah. Apa yang akan mendatangkan kutuk sekarang, sudah pasti

menghasilkan hal yang sama lima ribu tahun yang silam. Dengan demikian

kita mengetahui bahwa jalan keselamatan itu sungguh-sungguh sama untuk

setiap zaman. Injil itu diberitakan kepada Abraham (Galatia 3:8), malaikat-

malaikat diutus kepadanya; dan para nabi memberitakan Injil itu (I Petrus

1:11, 12). Tetapi jikalau injil yang diberitakan mereka berbeda dengan yang

diberitakan Paulus, maka mereka pastilah dikutuk.

Mengapa orang harus dikutuk bila memberitakan injil yang lain? –

Oleh sebeb ia adalah penyebab yang mengikat orang lain di dalam kutuk,

dengan membawa mereka percaya bahwa keselamatan mereka ada di

dalam apa yang diakui sebagai kuasa, tetapi yang sebenarya bukanlah kuasa.

Karena orang-orang Galatia undur dari Allah, nyatalah bahwa mereka telah

mempercayai kuasa manusia – Kuasa mereka sendiri – untuk keselamatan.

Tetapi tidak ada orang dapat menyelamatkan orang lain (Mazmur 49:8),

sebab itu, “terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang

mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya jauh dari pada

28

Page 33: Pendahuluan Buku Kabar Kesukaan (E. J Waggoner)

Tuhan.” Yeremia 17:5. Orang yang memimpin manusia ke dalam kutuk

tentu saja ia sendiri juga mendapat kutuk.

“Terkutuklah orang yang membawa seorang buta ke jalan yang sesat.”

Ulangan 27:18. Jikalau hal ini benar untuk orang yang menyebabkan

seorang buta secara jasmani tersesat, betapa lebih benarnya hal itu harus

berlaku bagi orang yang menyebabkan satu jiwa tersesat kepada kebinasaan

yang kekal! Menyesatkan orang dengan suatu pengharapan palsu terhadap

keselamatan, membuat mereka mempercayai sesuatu yang tidak mungkin

dapat menyelamatkan mereka adalah suatu tindakan yang paling jahat. Hal

itu membuat manusia membangun rumah mereka di atas lubang yang tiada

terduga dalamnya. Itulah sebabnya rasul itu dengan leluasa mengulangi

pernyataan kutuknya. Sekali lagi kita melihat gawatnya keadaan yang

menyebabkan surat ini ditulis.

“Seorang Malaikat Dari Sorga”

Tapi apakah ada suatu bahaya, suatu kemungkinan, bahwa seorang

malaikat dari sorga akan memberitakan suatu injil yang berbeda dengan Injil

yang benar itu? Sudah pasti, walaupun malaikat itu bukan baru saja datang

dari sorga. Sebab, kita membaca tentang “malaikat-malaikat yang berbuat

dosa” II Petrus 2: 4, dan “tidak taat pada batas-batas kekuasaan mereka,

tetapi yang meninggalkan tempat kediaman mereka” (Yudas 6) dan tempat

kediaman dari mana mereka diusir dari sorga (Wahyu 12:7-9). Nah,

“Iblispun menyamar sebagai malaikat Terang. Jadi bukanlah suatu hal yang

ganjil, jika pelayan-pelayannya menyamar sebagai pelayan-pelayan

kebenaran.” II Korintus 11: 14, 15. Adalah malaikat-malaikat ini yang datang

dengan mengaku bahwa mereka adalah roh-roh orang yang sudah

meninggal, dan membawakan pekabaran yang langsung dari kerajaan di atas

(di mana orang yang sudah meninggal sebenarnya tidak berada), dan tanpa

kekecualian memberitakan “Injil yang lain” daripada Injil Kristus.

Page 34: Pendahuluan Buku Kabar Kesukaan (E. J Waggoner)

Waspadalah terhadap mereka. “Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah

percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal

dari Allah.” I Yohanes 4:1. “Carilah pengajaran dan kesaksian; Siapa yang

tidak berbicara sesuai dengan perkataan itu, maka baginya tidak terbit fajar.

Yesaya 8:20. Tidak seorangpun perlu tertipu, selama ia memiliki Firman

Allah. Sesungguhnya, tidaklah mungkin seseorang tertipu sementara ia

memegang Firman Allah. Itu adalah terang pada jalan kita.

Tidak Menyenangkan Manusia (:10)

Sudah diakui oleh umat Kristen bahwa pada tiga abad pertama jemaat

Kristen telah dipengaruhi oleh kekafiran, sehingga meskipun telah terjadi

reformasi-reformasi, masih ada banyak pengaruh kekafiran yang tinggal.

Inilah akibat dari usaha untuk menyenangkan manusia. Para pemimpin

gereja mengira bahwa mereka dapat mempengaruhi orang-orang kafir

dengan melonggarkan beberapa prinsip Injil yang ketat, dan mereka telah

melakukan hal itu dengan akibat bahwa gereja telah diselewengkan. Cinta

diri selalu melandasi usaha-usaha untuk berdamai dengan menyenangkan

manusia. Para pemimpin gereja berkeinginan (seringkali tanpa kesadaran)

untuk menarik murid-murid kepada diri mereka sendiri (Kisah 20:30).

Supaya disenangi orang banyak, mereka harus mengadakan kompromi dan

menyelewengkan kebenaran. Inilah yang telah dan sedang dilakukan di

Galatia; manusia menyelewengkan Injil Kristus. Tetapi Paulus bukanlah dari

golongan tersebut, ia berusaha menyenangkan Allah, dan bukan manusia. Ia

adalah hamba Allah, dan Allah adalah satu-satunya yang perlu ia senangkan.

Barangsiapa yang barusaha menyenangkan manusia, adalah hamba

manusia, dan bukan hamba Allah.

Prinsip ini adalah benar dalam setiap macam pelayanan. Para pelayan

di rumah atau pelayan di toko yang bekerja hanya untuk menyenangkan

manusia, tidak akan menjadi hamba-hamba yang setia, karena mereka akan

29

Page 35: Pendahuluan Buku Kabar Kesukaan (E. J Waggoner)

melakukan pekerjaan yang baik hanya apabila mereka dilihat, tetapi akan

meremehkan suatu tugas yang tidak dilihat oleh majikan mereka. Jadi

Paulus menasihatkan: “Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia ini

dalam segala hal, jangan hanya di hadapan mereka saja untuk

menyenangkan mereka, melainkan dengan tulus hati karena takut akan

Tuhan. Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap

hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kamu tahu, bahwa

dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai

upah. Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya.” Kolose 3:22-24. Barang

siapa tidak mempedulikan apapun kecuali melayani dan menyenangkan

Allah, akan menyajikan pelayanan yang terbaik kepada manusia.

Ini adalah hal yang perlu ditekankan kepada semua orang. Para

pekerja Kristen terutama memerlukannya. Ada suatu kecenderungan untuk

menumpulkan ketajaman kebenaran, agar kita tidak kehilangan kebaikan

beberapa orang kaya atau yang berpengaruh. Berapa banyak yang telah

memerangi keyakinannya karena takut kehilangan uang atau kedudukan!

Hendaklah kita masing-masing ingat akan hal ini: “Jikalau aku hanya

menyenangkan manusia, maka aku tidak akan menjadi hamba Kristus.”

Tetapi ini tidak berarti bahwa kita harus berlaku keras dan tidak sopan. Itu

tidak berarti bahwa kita sesuka hati membuat orang lain tersinggung. Allah

itu baik bagi semua orang. Ia baik kepada yang tidak berterima kasih dan

yang cemar. Yesus bekerja melakukan kebaikan, mengucapkan kata-kata

kasih dan penghiburan. Kita harus menjadi pemenang jiwa-jiwa, jadi dengan

demikian harus memilih suatu pembawaan yang menawan hati tetapi kita

harus memenangkan jiwa bagi Allah, itu sebabnya, kita harus menunjukkan

hanya penarikan dari Dia yang mengasihi dan yang disalibkan itu. “kita

melayani Kristus dengan membiarkan Roh-Nya mengendalikan kita.

Siapa yang terbaik

Memikul kuk-Nya yang ringan, merekalah yang terbaik melayani-Nya”

30

Page 36: Pendahuluan Buku Kabar Kesukaan (E. J Waggoner)

“Bukan Dari Manusia” (:11)

Perhatikan bagaimana surat ini menekankan kenyataan bahwa Injil

adalah dari Allah dan bukan dari manusia. Dalam ayat pertama rasul itu

menyatakan bahwa ia bukan diutus oleh manusia, atau mewakili manusia.

Kembali ia mengatakan bahwa ia tidak ingin menyenangkan manusia, tetapi

hanya Kristus dan sekarang dengan sangat jelas dikemukakan bahwa

pekabaran yang ia bawa seluruhnya berasal dari sorga. Dari kelahiran dan

pendidikannya ia melawan Injil itu, tetapi ketika ia dipertobatkan, hal itu

telah terjadi dengan suara dari sorga. Bacalah cerita tentang pertobatannya

dalam kisah 9:1-22; 22:3-16; 26:9-20. Tuhan sendiri muncul padanya di jalan

ketika ia sedang melontarkan ancaman-ancaman pembunuhan terhadap

umat kesucian Allah.

Tidak ada dua orang yang akan mempunyai pengalaman pertobatan

yang sama, namun prinsip umumnya adalah sama. Jadi, setiap orang

seharusnya dipertobatkan sebagaimana Paulus. Pengalamannya mungkin

tidak akan begitu menakjubkan, tetapi jika pertobatan itu tulen, itu akan

merupakan suatu penyataan dari sorga seperti halnya dengan pengalaman

Paulus. “Semua anakmu akan menjadi murid Tuhan.” Yesaya 54:13;

Yohanes 6:45.

“Setiap orang yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari

Bapa, datang kepada-Ku.” “Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan

yang telah kamu terima dari pada-Nya. Karena itu tidak perlu kamu diajar

oleh orang lain. Tetapi sebagaimana pengurapan-Nya mengajar kamu

tentang segala sesuatu--dan pengajaran-Nya itu benar, tidak dusta--dan

sebagaimana Ia dahulu telah mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu

tetap tinggal di dalam Dia.” 1 Yohanes 2:27.

Jangan salah mengira bahwa hal ini meniadakan perlunya peranan

manusia dalam pemberitaan Injil. Jikalau benar demikian, maka rasul-rasul

akan dipersalahkan oleh diri mereka sendiri, sebab mereka adalah pekabar-

31

Page 37: Pendahuluan Buku Kabar Kesukaan (E. J Waggoner)

pekabar Injil itu. Allah telah menetapkan rasul-rasul, nabi-nabi, guru-guru,

dan lain-lain, di dalam gereja (I Korintus 12:28); tetapi Roh Allahlah yang

bekerja melalui orang-orang ini. “Siapa yang diutus Allah, Dialah yang

menyampaikan firman Allah.” Yohanes 3:34. Itulah sebabnya tidak menjadi

soal dari siapakah seseorang pertama-tama mendengar kebenaran itu, ia

harus menerimanya sebagai datang langsung dari sorga. Roh Kudus

menyanggupkan mereka yang ingin melakukan kehendak Allah untuk

mengenal kebenaran begitu mereka melihat atau mendengarnya, dan

mereka menerimanya, bukan berdasarkan orang yang telah menyampaikan

kebenaran itu kepada mereka, melainkan berdasarkan Allah sumber

kebenaran itu. Kita harus yakin seperti Paulus, tentang kebenaran yang kita

pegang dan ajarkan. Tetapi bilamana seseorang menyebut nama seorang

pendeta yang dihormati atau nama seorang doktor teologia untuk

membenarkan kepercayaannya, atau untuk mempengaruhi orang lain yang

hendak ia yakinkan, kita boleh memastikan bahwa ia sendiri tidak

memahami kebenaran yang dipegangnya itu. Ajarannya mungkin

merupakan kebenaran, tetapi ia tidak mengetahui bagi dirinya sendiri

bahwa hal itu adalah benar. Adalah kesempatan setiap orang untuk

mengenal kebenaran (Yohanes 8:31, 32); dan bilamana orang memegang

suatu kebenaran langsung dari Allah, sepuluh ribu kali sepuluh ribu nama

yang besar yang setuju dengan kebenaran tersebut tidak menambah

kewibawaan kebenaran itu walaupun seberat sehelai bulu sekalipun;

sebaliknya keyakinannya tidak akan bergoncang sedikitpun jikalau setiap

orang besar di bumi menentang kebenaran itu. Adalah suatu hal yang luar

biasa untuk dibangun dalam kekokohan Batu Karang itu.

Penyataan Yesus Kristus (:12)

Perhatikan bahwa itu bukan hanya sekedar suatu penyataan dari

Yesus Kristus, tetapi “penyataan Yesus Kristus”. Bukan hanya sekedar bahwa

32

Page 38: Pendahuluan Buku Kabar Kesukaan (E. J Waggoner)

Kristus mengatakan sesuatu kepada Paulus tetapi bahwa Kristus

menyatakan diri-Nya sendiri kepada Paulus, dan di dalam Dia dan Dialah

kebenaran itu. Bahwa inilah yang dimaksudkan dapat dilihat dari ayat 16, di

mana kita membaca bahwa Allah menyatakan Anak-Nya dalam diri Paulus,

supaya ia dapat memberitakan-Nya di antara orang kafir. Rahasia Injil ialah

Kristus di dalam diri orang percaya, pengharapan kemuliaan. Kolose 1:25-27.

Roh kudus adalah wakil pribadi dari Kristus. Kristus mengutus-Nya, supaya Ia

boleh tinggal dengan kita selama-lamanya. Dunia tidak menerima-Nya, oleh

sebab dunia tidak mengenal-Nya; “tetapi kamu mengenal Dia”, kata Kristus;

“sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu,” Yohanes 14:16,

17. Hanya dengan jalan demikian kebenaran Allah dapat dikenal dan

diperkenalkan. Kristus tidak berdiri jauh-jauh lalu meletakkan prinsip-

prinsip yang benar untuk kita ikuti; tetapi Ia menanamkan diri-Nya sendiri di

dalam diri kita, memiliki kita manakala kita menyerahkan diri kita kepada-

Nya, dan menyatakan kehidupan-Nya di dalam daging kita yang fana. II

Korintus 4:11. Tanpa kehidupan ini memancarkan sinar, tidak akan ada

pemberitaan Injil. Perhatikan bahwa Yesus dinyatakan di dalam diri Paulus,

supaya Paulus dapat memberitakan Dia di antara orag kafir. Ia bukan saja

memberitakan tentang Kristus, tetapi memberitakan dan menyatakan

Kristus sendiri “bukan diri kami yang kami beritakan, tetapi Yesus Kristus

sebagai Tuhan.” II Korintus 4:5.

Allah menunggu dan rindu menyatakaan Kristus kepada setiap

manusia. Kita membaca tentang orang-orang “yang menindas kebenaran

dengan kelaliman”, dan bahwa “apa yang dapat mereka ketahui tetang Allah

nyata bagi mereka”, bahkan sebagaimana dalam segala sesuatu yang telah

dijadikan Allah “kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya” telah nampak

dengan nyata. Roma 1:18-20. Sekarang Kristus adalah kebenaran (1

Korintus 1:24), dan ke-Ilahian Allah (Yohanes 1:1). Itulah sebabnya,

Kristuslah sesungguhnya yang ditindas oleh orang-orang berdosa. Ia adalah

Firman Allah yang Ilahi, yang bersemayam dalam manusia, supaya mereka

33

Page 39: Pendahuluan Buku Kabar Kesukaan (E. J Waggoner)

dapat melakukannya. Ulangan 30:14; Roma 10:6-8. Bahwa Kristus ada di

dalam semua orang terbukti dari kenyataan bahwa mereka hidup; tetapi Ia

begitu diabaikan dan disembunyikan sehingga sulitlah untuk melihat Dia.

Pada kebanyakan orang tabiat yang berlawanan dengan tabiat Kristus yang

dinyatakan dan satu-satuya tanda bahwa Kristus masih ada ialah bahwa

mereka hidup dan bernafas. Sesungguhnya Ia ada, menunggu dengan sabar

untuk dinyatakan –merindukan datangnya waktu bilamana Firman Allah

dapat bekerja tanpa rintangan dan dimuliakan, dan kehidupan Yesus dari

Nazaret yang sempurna itu dinyatakan di dalam daging yang fana. Hal ini

dapat terjadi pada “barang siapa yang mau”, tidak peduli betapa bedosa dan

merosotnya keadaannya sekarang. Allah senang melakukannya sekarang;

sebab itu berhenti melawan.

Sejarah Pribadi (: 13)

Dari ayat dua belas pasal pertama sampai pertengahan pasal kedua,

kita mendapati cerita tetang sejarah pribadi, yang diceritakan untuk suatu

maksud tertentu. Dalam pengalaman Paulus kita melihat kebenaran Injil itu,

bagaiman ia tidak mengambil sesuatupun dari manusia, tetapi memberikan

segala sesuatu kepadanya. Rasul ini menunjukkan bahwa segenap

kehidupannya yang mula-mula adalah bertentangan dengan Injil. Karena ia

mempelajari apa yang bertentangan dengan Injil itu.. Ia menentangnya

dengan sengit. Kemudian ia bertobat ketika tidak ada orang Kristen di

dekatnya, dan ia hampir-hampir tidak berhubungan dengan orang Kristen

selama bertahun-tahun selanjutnya. Semua ini, walaupun telah diberitakan

kepada orang-orang Galatia, perlu diulangi suapaya jelas bagi semua bahwa

Paulus tidak menyampaikan kepada mereka suatu penemuan manusia yang

lain.

34

Page 40: Pendahuluan Buku Kabar Kesukaan (E. J Waggoner)

“Tentang Kegiatan, Menganiaya Gereja”

Inilah yang Paulus katakan mengenai dirinya sendiri, dalam suratnya

kepada orang-orang Filipi. Filipi 3:6. Betapa besar kegiatan yang

diceritakannya sendiri. Ia mengatakan bahwa ia menganiaya gereja Allah

“dengan luar biasa, dan “menyia-nyiakannya”, atau sebagaimana dalam

terjemahan lain “membinasakannya”. Lihat Kisah 8:3. Di hadapan Agrippa

ia berkata: “Bagaimanapun juga, aku sendiri pernah menyangka, bahwa aku

harus keras bertindak menentang nama Yesus dari Nazaret. Hal itu

kulakukan juga di Yerusalem. Aku bukan saja telah memasukkan banyak

orang kudus ke dalam penjara, setelah aku memperoleh kuasa dari imam-

imam kepala, tetapi aku juga setuju jika mereka dihukum mati. Dalam

rumah-rumah ibadat aku sering menyiksa mereka dan memaksanya untuk

menyangkal imannya dan dalam amarah yang meluap-luap aku mengejar

mereka, bahkan sampai ke kota-kota asing.” Kisah 26:9-11. Dalam suatu

pembicaraan kepada orang-orang Yahudi di Yerusalem, yang mengetahui

kehidupannya, ia berkata, “aku telah menganiaya pengikut-pengikut jalan

Tuhan sampai mereka mati; laki-laki dan perempuan kutangkap dan

kuserahkan ke dalam penjara.” Kisah 22:4. Hal ini dilakukannya oleh sebab

sebagaimana yang dikatakan dalam ayat sebelumnya, ia “giat terhadap

Allah.” Begitulah ia dipenuhi dengan semangat ini sehingga tidak ada yang

lain yang direncanakkanya kecuali “mengancam dan membunuh” Kisah 9:1

Tampaknya hampir tidak masuk akal bahwa ada orang yang mengaku

berbakti kepada Allah yang benar, namun mempunyai pendapat-pendapat

yang salah tentang Dia dengan mengira bahwa Ia merasa senang dengan

corak pelayanan seperti itu; tetapi Saul dari Tarsus, salah seorang dari para

penganiaya orang Kristen yang paling ganas dan tidak kenal lelah yang

pernah hidup, dapat berkata bertahun-tahun kemudian, “sampai kepada

hari ini aku tetap hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah.

Kisah 23:1. Walaupun ia melawan bujukan-bujukan Roh (Kisah 9:5) dan

35

Page 41: Pendahuluan Buku Kabar Kesukaan (E. J Waggoner)

berusaha mematikan keyakinan yang makin mendesaknya ketika ia

menyaksikan kesabaran orang-orang Kristen, dan mendengarkan kesaksian-

kesaksian mereka bagi kebenaran tatkala mereka menghadapi kematian,

Saul sebetulnya tidak dengan sengaja melumpuhkan suara hati nuraninya.

Sebaliknya ia sedang berusaha memelihara hati nurani yang murni, dan

begitu dalam ia telah diindoktrinasi dengan tradisi-tradisi Farisi, sehingga ia

merasa pasti bahwa perasaan-perasaan yang tidak menyenangkan yang

timbul dalam dirinya itu pastilah merupakan bujukan-bujukan roh jahat,

yang wajib ia tindas. Jadi bujukan-bujukan Roh Allah untuk sesuatu saat

hanya membuatnya melipat gandakan kegiatannya menentang orang-orang

Kristen. Dari semua orang di dunia, Saul, orang Farisi yang merasa benar diri

itu, tidak mempunyai kecenderungan apapun untuk menyukai Kekristenan.

Namun, kegiatannya yang salah arah adalah suatu “kegiatan untuk Allah,

dan kenyataan ini telah menjadikan dia bahan yang baik untuk diolah

sebagai seorang pekerja Kristen.

Kelebihan Paulus (:14)

“Kelebihan” Paulus ialah karena kemajuannya “dalam agama Yahudi”

yang melebihi rekan-rekannya, yaitu mereka yang sebaya dengan dia di

antara orang-orang senegerinya. Ia memiliki semua kelebihan yang mungkin

di dapati pada seorang pemuda Yahudi. Orang Ibrani asli (Filipi 3:5), namun

Ia juga adalah seorang yang dilahirkan sebagai warga Negara Roma (Kisah

22:26-28). Cekatan dan cerdas secara alamiah, ia telah memperoleh

pendidikan dari Gamaliel salah satu doktor hukum yang paling bijaksana dan

telah “dididik dengan teliti dalam hukum nenek moyang.” Kisah 22:3.

Sebagai golongan yang paling teguh di atara orang-orang Yahudi, ia hidup

sebagai orang Farisi, dan memang “seorang Farisi yang sejati, dengan

demikian ia adalah orang yang lebih dalam hal tradisi” nenek moyangnya

dibandingkan dengan orang lain segolongannya. Setelah menjadi dewasa ia

36

Page 42: Pendahuluan Buku Kabar Kesukaan (E. J Waggoner)

menjadi seorang anggota dari badan tertinggi di kalangan orang Yahudi –

Sanhedrin - sebagaimana terbukti bahwa ia memberikan suaranya (Kisah

26:10) ketika orang-orang Kristen dijatuhi hukuman mati. Lebih daripada

itu, ia mendapat kepercayaan dari imam besar, yang bersedia memberinya

surat-surat perkenalan kepada semua penguasa rumah ibadah di seluruh

negeri, dengan kekuasaan untuk menangkap dan memenjarakan orang yang

di dapati bersalah karena “kemurtadan”. Sesungguhnya ia adalah seorang

pemuda yang sedang menanjak, dan para penguasa Yahudi memandangnya

dengan bangga dan penuh pengharapan, percaya bahwa ia akan banyak

memberikan sumbangan untuk memulihkan bangsa dan agama Yahudi

kepada kebesaran yang semula. Dari segi duniawi, terbentang masa depan

yang gemilang di hadapan Saulus, tetapi apa yang merupakan keuntungan

baginya, semua itu dianggapnya suatu kerugian bagi Kristus, untuk siapa ia

telah kehilangan segala sesuatu. Filipi 3:7,8

Tradisi Nenek Moyang, Bukan Agama Kristen

Paulus mengatakan, “di dalam agama Yahudi aku jauh lebih maju dari

banyak teman yang sebaya dengan aku di antara bangsaku, sebagai orang

yang sangat rajin memelihara adat istiadat nenek moyangku. “ Jelaslah

bahwa “Agama Yahudi”, bukanlah agama Allah dan Yesus Kristus, tetapi

adalah tradisi manusia. Orang-orang membuat kesalahan besar dengan

menganggap “Agama Yahudi” sebagai agama Perjanjian Lama. Agama

Perjanjian Lama adalah agama Yesus Kristus. Roh-Nyalah yang ada di dalam

diri para nabi yang menggerakkan mereka untuk menyatakan Injil yang sama

yang kemudian diberitakan para rasul. I Petrus 1:10-12. Ketika Paulus masih

di “dalam Agama Yahudi” ia tidak percaya Perjanjian Lama, yang ia baca dan

dengarkan dan dibaca setiap hari, sebab ia tidak mengerti tul isan itu. Jikalau

sekiranya ia mengerti, maka ia akan percaya pada Kristus. “Sebab penduduk

Yerusalem dan pemimpin-pemimpinnya tidak mengakui Yesus. Dengan

37

Page 43: Pendahuluan Buku Kabar Kesukaan (E. J Waggoner)

menjatukan hukuman mati atas Dia, mereka menggenapi perkataan nabi-

nabi yang dibacakan setiap hari Sabat. Kisah 13:27

Tradisi-tadisi nenek moyang menyebabkan pelanggaran terhadap

hukum-hukum Allah. Matius 15:3. Allah berfirman tentang orang-orang

Yahudi (secara keseluruhan): “Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya,

padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku,

sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia.” Ayat 8:9.

Pada hari-hari Sabat para pemimpin membaca Kita Suci di rumah-rumah

ibadah, dan hal ini tidak salah. Yesus berkata: “Ahli-ahli taurat dan orang-

orang Farisi telah menduduki kursi Musa. Sebab itu turutilah dan lakukanlah

segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi jangalah kamu turuti

perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkan tetapi tidak

melakukannya.” Matius 23:2,3. Yesus tidak pernah menyalahkan Musa dan

tulisan-tulisannya. Ia berkata kepada orang-orang Yahudi, “Jikalau kamu

percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga kepada-Ku, sebab ia

telah menulis tentang Aku.” Yohanes 5:46. Oleh sebab itu, segala sesuatu

yang dibaca dan diperintahkan para pemimpin dari tulisan-tulisan Musa

harus diikuti; tetapi contoh para pemimpin harus ditolak, karena mereka

tidak menurut kitab Suci. Kristus berkata tentang mereka, “Mereka

mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi

mereka sendiri tidak mau menyentuhnya.” Matius 23:4. Ini bukanlah

perintah-perintah Allah, karena perintah-perintah-Nya itu tidak berat” (I

Yohanes 5:3); dan tanggungan-tanggungan itu bukan dari Kristus, karena

beban-Nya ringan (Matius 11:30).

Kita banyak mendengar tentang “para guru yang mengajarkan ajaran

Yahudi”, yang berusaha menyesatkan orang-orang Galatia. Dan kita

mengatahui bahwa mereka yang mengajarkan “injil yang lain” adalah orang-

orang Yahudi. Tetapi kita tidak boleh mengira bahwa “guru-guru yang

mengajarkan ajaran Yahudi” ini sedang mengajarkan Alkitab atau sebagian

38

Page 44: Pendahuluan Buku Kabar Kesukaan (E. J Waggoner)

daripadanya, atau berusaha meminta orang-orang yang baru bertobat

mengikuti Kitab-kitab Suci yang ditulis oleh Musa. Jauh dari itu; mereka

sedang memimpin orang-orang Galatia itu menjauh dari Alkitab, dan

mengganti ajarannya dengan perintah-perintah manusia. Inilah yang

membangkitkan semangat Paulus “Agama Yahudi” itu sama sekali berbeda

dengan agama Allah, sebagaimana diajarkan dalam taurat, para nabi dan

Mazmur.

“Diasingkan Untuk Memberitakan Injil Allah” (: 15)

Inilah kata-kata yang digunakan oleh Paulus untuk melukiskan dirinya

sendiri di dalam suratnya kepada orang-orang di Roma: “Dipanggil menjadi

rasul dan dikuduskan untuk memberitakan Injil Allah” Roma 1:1. Jadi di sini

ia mengatakan bahwa Allah “memilih aku sejak kandungan ibuku dan

memanggil aku oleh kasih karunia-Nya.” Galatia 1:15. Bahwa Allah memilih

Saul menjadi seorang rasul, sebelum Saul sendiri mengira bahwa ia harus

menjadi seorang Kristen kelak, adalah jelas dari cerita ini. Dalam

perjalanannya ke Damaskus, ke mana ia sedang menuju sambil mengancam

hendak membunuh dengan membawa kekuasaan penuh untuk menagkap,

mengikat, dan menyeret semua orang Kristen ke dalam penjara, baik pria

maupun wanita, tiba-tiba Saul dihentikan bukan oleh tangan manusia, tetapi

oleh kuasa kemuliaan Tuhan. Tiga hari kemudian Tuhan berfirman kepada

Ananias, ketika menyuruhnya pergi untuk menyembukan penglihatan Saul,

“orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepada

bangsa-bangsa lain…” Kisah 9:15 Allah menahan Saul dalam karir gilanya

untuk menggantinya, oleh sebab Ia telah memilihnya menjadi seorang rasul.

Jadi kita melihat bahwa bisikan-bisikan yang diperangi oleh Saul adalah

usaha roh untuk mengalihkannya kepada pekerjaan untuk mana ia telah

dipanggil.

Page 45: Pendahuluan Buku Kabar Kesukaan (E. J Waggoner)

Tetapi berapa lama sebelum peristiwa ini Saul telah dipilih untuk

menjadi utusan Tuhan? – Ia sendiri mengatakan kepada kita bahwa ia

“diasingkan” – disendirikan – sejak ia dilahirkan. Ia bukanlah orang pertama

yang menyatakan bahwa sejak lahir ia telah di pilih untuk pekerjaannya.

Ingat Simson, Hakim-hakim 13:2-14. Yohanes Pembaptis diberi nama, dan

tabiatnya serta pekerjaannya telah dilukiskan, berulan-bulan sebelum

dilahirkan. Tuhan berkata kepada Yeremia: “Sebelum Aku membentuk

engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum

engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah

menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa.” Yeremia 1:5. Koresy

seorang raja kafir telah diberi nama lebih dari seratus tahun sebelum ia

dilahirkan, dan bagiannya dalam pekerjaan Allah telah di tetapkan baginya.

Yesaya 44:28; 45:1-4.

Ini bukanlah catatan-catatan yang tidak mempunyai arti, melainkan

telah ditulis dengan maksud agar kita mengetahui bahwa Allah

mengendalikan dunia ini. Adalah benar bahwa bagi semua orang

sebagaimana halnya bagi orang-orang Tesalonika, “Allah dari mulanya telah

memilih” mereka “untuk diselamatkan dalam Roh yang menguduskan kamu

dan dalam kebenaran yang kamu percayai.” II Tesalonika 2:13. Adalah

terserah pada setiap orang untuk menjadikan panggilan dan pilihan itu pasti.

Dan yang “menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan

memperoleh pengetahuan akan kebenaran.” (I Timotius 2:3, 4), juga telah

menetapkan “masing-masing dengan tugasnya”, (Markus 13:34). Ia yang

membuat bagian dunia ciptaan-Nya yang tidak bernyawa bersaksi bagi Dia

(Kisah 14:17; Roma 1:20) tentu menghendaki manusia, yang menjadi

ciptaan-Nya yang tertinggi, rela memberikan kesaksian bagi Dia dengan cara

yang hanya dapat dilakukan oleh manusia yang cerdas. Semua orang telah

dipilih untuk menjadi saksi bagi Allah, dan kepada masing-masing telah

ditetapkan pekerjaannya. Sepanjang hidup Roh bergumul dengan setiap

orang, untuk membujuknya supaya rela digunakan dalam pekerjaan kepada

39

Page 46: Pendahuluan Buku Kabar Kesukaan (E. J Waggoner)

mana Allah telah memanggilnya. Hanyalah Hari Penghakiman yang akan

mengungkapkan kesempatan-kesempatan mulia apakah yang telah di sia-

siakan oleh manusia. Saul, si penganiaya yang ganas, telah menjadi rasul

yang besar. Siapakah yang dapat membayangkan betapa besarnya kebaikan

yang dapat dilakukan oleh orang-orang yang memegang kuasa atas

sesamanya dan tidak menggunakan kuasa mereka untuk kejahatan jika

mereka mau menyerahkan diri kepada pengaruh Roh? Tidak semua orang

dapat menjadi seperti Paulus; tetapi pemikiran bahwa setiap orang, sesuai

dengan kesanggupan yang Allah berikan kepadanya, telah dipilih dan

dipanggil oleh Allah untuk bersaksi bagi Dia, akan memberikan suatu arti

yang baru pada kehidupan apabila perkara-perkara ini dimengerti.

Pengetahuan akan kebenaran ini bukan saja akan menjadikan hidup

lebih berarti bagi kita, membuat kita berusaha untuk mengetahui kehendak

Allah bagi kita secara pribadi, dan berserah sepenuhnya kepada-Nya supaya

Ia dapat menggunakan kita melaksanakan pekerjaan yang ditetapkan-Nya

bagi kita, tetapi itu akan cenderung membuat kita lebih memikirkan orang

lain, dan tidak memandang rendah yang lemah, yang kecil dan yang hina.

Betapa indahnya, menyenangkannya dan khidmatnya pemikiran ini,

bilamana kita melihat orang-orang bergerak, karena mereka masing-masing

melaksanakan pekerjaan yang telah diberikan oleh Allah untuk dikerjakan.

Mereka semua adalah hamba-hamba Allah yang Mahatinggi, masing-masing

ditetukan untuk suatu pekerjaan khusus. Itu adalah suatu kesempatan yang

indah, dan suatu tanggung jawab yang mulia. Betapa sedikitya orang

melakukan pekerjaan yang Allah menghendaki untuk dikerjakan! Kita harus

sangat berhati-hati supaya tidak menghalangi-halangi siapapun dalam hal-

hal yang kecil sekalipun, apabila ia sedang melakukan tugas yang ditetapkan

sorga baginya.

Hal ini yang harus kita ingat ialah bahwa Allah itulah yang memberikan

kepada setiap orang pekerjaannya. Masing-masing harus menerima

40

Page 47: Pendahuluan Buku Kabar Kesukaan (E. J Waggoner)

tugasnya dari Allah, dan bukan dari manusia. Oleh sebab itu kita harus

berhati-hati dalam mendikte orang mengenai kewajibannya. Allah dapat

menjelaskan tugas itu kepada mereka sama seperti kepada kita, dan jika

mereka tidak mau mendengar Dia, merekapun tidak akan mau mendengar

kita, meskipun kita dapat mengarahkan mereka ke jalan yang benar. “Orang

yang berjalan tidak berkuasa untuk menetapkan langkahnya” (Yeremia

10:23). Jika demikian bagaimanakah ia dapat menentukan langkah orang

lain?

Meminta Pertimbangan Manusia (: 16)

“Sesaatpun aku tidak minta pertimbangan kepada manusia”.

Pernyataan ini dibuat dengan maksud menunjukkan bahwa rasul itu tidak

menerima Injil dari manusia siapapun. Ia melihat Kristus dan menerima-Nya

kemudian ia pergi ke Arabia, lalu kembali ke Damaskus dan baru setelah

genap tiga tahun sejak pertobatannya ia pergi ke Yerusalem, dimana Ia

tinggal hanya lima belas hari dan hanya bertemu dengan dua rasul.

Lagipula, umat percaya takut kepadanya, dan pada mulanya tidak percaya

bahwa ia sudah menjadi seorang murid, jadi nyatalah bahwa ia tidak

menerima Injil itu dari manusia yang manapun.

Banyak yang dapat dijadikan pelajaran dari hal Paulus yang tidak

meminta pertimbangan manusia. Ia tidak perlu melakukan hal ini sebab

yang telah ia terima adalah sabda dari Tuhan langsung; tetapi apa yang

dialami Paulus bukanlah sesuatu yang pada umumnya terjadi. Sebagai

penjelasan, orang membaca sesuatu dalam Alkitab lalu meminta pendapat

orang lain sebelum ia berani mempercayainya. Apabila tidak ada

seorangpun di antara sahabat-sahabatnya yang mempercayainya, iapun

tidak berani menerimanya. Bila pendetanya atau salah satu komentar tidak

sependapat dengannya, lenyaplah apa yang telah dibacanya itu sehingga

pendapat manusia telah menang atas kuasa kerja Roh dan Firman.

41

Page 48: Pendahuluan Buku Kabar Kesukaan (E. J Waggoner)

Atau, ada kemungkian perintah itu sudah begitu jelas sehingga tidak

ada alasan yang wajar untuk menanyakan kepada seseorang apa artinya.

Pertanyaannya ialah, dapatkah saya melakukannya? Tidakkah hal itu

menuntut pengorbanan yang besar? Dalam hal ini, manusia yang paling

berbahaya yang dapat dimintai pertimbangan adalah dirinya sendiri.

Tidaklah cukup hanya tidak bergantung pada orang lain; dalam soal

kebenaran orang perlu tidak bergantung pada dirinya sendiri. “Percayalah

kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar pada

pengertianmu sendiri.” Amsal 3:5. “Siapa percaya kepada hatinya sendiri

adalah orang bebal.” Amsal 28:26.

Seorang “bapa agama” adalah seorang yang dianggap menduduki

tempat sebagai penasihat yang sebenarnya adalah hak Allah saja. Orang

yang membuat dirinya sendiri menjadi seorang “bapa agama”, dengan

mengikuti pertimbangannya sendiri, adalah sama buruknya dengan orang

yang mendikte orang lain; bahkan lebih besar kemungkinannya ia menjadi

tersesat dibandingkan dengan apabila ia mengikuti seorang “bapa agama”

selain dirinya sendiri. Sesungguhnya kita tidak memerlukan seorang “bapa

agama” karena kita memiliki Firman Allah. Bilamana Allah berfirman, adalah

bijaksana untuk segera mematuhinya, tanpa meminta nasihat dari hatinya

sendiri sekalipun. Nama Tuhan adalah “Penasihat” (Yesaya 9:6), dan Ia

adalah “penasihat ajaib”. Dengarlah Dia! “Ia akan menjadi Penuntun kita

selama-lamanya.”

“Dengan Segera”

Perhatikan perkataan itu. Paulus tidak berhenti untuk berunding. Ia

tidak menyia-nyiakan waktu. Ia mengira bahwa ia sedang melayani Allah

ketika ia menganiaya gereja, dan pada saat ia menyadari kesalahannya

iapun segera berbalik. Ketika ia melihat Yesus dari Nazaret, ia mengenal-

Nya sebagai Tuhannya, dan dengan segera berseru, “Tuhan, apakah yang

42

Page 49: Pendahuluan Buku Kabar Kesukaan (E. J Waggoner)

Kau kehendaki aku perbuat?” Ia siap untuk segera dipekerjakan dengan cara

yang benar. Itu adalah teladan yang patut dipikirkan. Seyogianya setiap

orang dapat dengan sungguh-sungguh berkata, “Aku bersegera dan tidak

berlambat-lambat untuk berpegang pada perintah-perintah-Mu.” Mazmur

119:60. “Aku akan mengikuti petunjuk perintah-perintah-Mu, sebab Engkau

melapangkan hatiku.” Ayat 32.

Kafir – Bangsa-Bangsa di Luar Umat Allah

Paulus mengatakan kepada kita bahwa Kristus dinyatakan di dalam

dirinya agar ia dapat memberitakan-Nya di antara orang kafir. Dalam

terjemahan yang lain kita menemukan perkataan “Bangsa-Bangsa Lain” yang

digunakan gantinya “Kafir”. Tidak ada bedanya. Kedua perkataan itu

digunakan secara bergantian dalam Alkitab bahasa Inggris, karena di mana

saja kata-kata itu ditemukan, kata-kata itu diterjemahkan dari hanya satu

kata bahasa Yunani, atau kalau itu di dalam Perjanjian Lama, dari kata

bahasa Ibraninya. Mari kita perhatikan beberapa contoh.

Dalam I Korintus 12:2 kita membaca, “Kamu, tahu bahwa pada waktu

kamu masih belum mengenal Allah, (yaitu masih kafir) kamu tanpa berpikir

ditarik kepada berhala-berhala yang bisu.” Ini berasal dari kata yang

digunakan untuk “kafir”, dan ayat itu sendiri menunjukkan bahwa kafir

adalah penyembah berhala. Perhatikan bahwa orang-orang Korintus

“adalah kafir”; mereka berhenti menyembah berhala ketika menjadi orang-

orang Kristen.

Efesus 2:11, 12 “Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu – sebagai

orang-orang bukan Yahudi menurut daging, yang disebut orang-orang tak

bersunat oleh mereka yang menamakan dirinya “sunat”, yaitu sunat lahiriah

yang dikerjakan oleh tangan manusia; bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus,

tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam

43

Page 50: Pendahuluan Buku Kabar Kesukaan (E. J Waggoner)

ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di

dalam dunia.” Sesungguhnya, menjadi seorang Kafir adalah berada dalam

keadaan yang tidak perlu dicemburui.

Kita diberi tahu bahwa “sejak semula Allah menun jukkan rahmat-Nya

kepada bangasa-bangsa lain yaitu dengan memilih suatu umat dari antara

mereka bagi nama-Nya.” Kisah 15:14. Dan Yakobus meunjuk kepada orang-

orang percaya di Antiokhia dan di mana saja sebagai orang-orang yang “dari

antar bangsa-bangsa lain berpaling kepada Allah”. Umat Allah diambil dari

antara orag-orag kafir. Tetapi setelah dikeluarkan, mereka berhenti menjadi

orang kafir. Abraham, nenek moyang Israel, diambil dari antara orang-rang

kafir, (Yosua 24:2), sehingga seluruh Israel telah diambil dari antara orang-

orang kafir. Dengan demikian “seluruh Israel akan diselamatkan” apabila

segenap jumlah orang-orang kafir sudah masuk. Roma 11:25, 26.

Di dalam Mazmur 2:1-3 kita boleh membaca dengan sah, “mengapa

rusuh bangsa-bangsa (yaitu kafir), mengapa suku-suku bangsa mereka-reka

perkara yang sia-sia? Raja-raja dunia bersiap-siap dan para pembersar

bermufakat bersama-sama (melawan Tuhan dan yang diurapi-Nya (yaitu

melawan Kristus, karena Kristus artinya “yang diurapi”), sambil mengatakan,

marilah kita memutuskan belenggu-belenggu mereka dan membuang tali-

tali mereka daripada kita.” Betapa sering kita melihat hal ini digenapi oleh

orang-orang yang dengan nada kemenangan berseru: “Tunjukkan kepadaku

dimana orang-orang kafir diperintahkan untuk memelihara sepuluh hukum!”

Ini berarti bahwa mereka menganggap diri mereka sebagai orang-orang

kafir, dan dengan berpikir demikian berharap dapat membuang hukum-

hukum Allah dari mereka. Orang-orang ini tidak menempatkan diri mereka

dalam golongan yang terhormat. Memang benar bahwa orang-orang kafir

tidak diperintahkan untuk memelihara hukum-hukum itu, karena hal

tersebut tidaklah mungkin. Tetapi setelah mereka menerima Kristus dan

hukum roh kehidupan di dalam Dia, mereka berhenti menjadi orang kafir.

44

Page 51: Pendahuluan Buku Kabar Kesukaan (E. J Waggoner)

Betapa besarnya keinginan Allah untuk menyelamatkan orang-orang dari

keadaan mereka yang kafir itu ditunjukkan-Nya dengan mengutus rasul

Paulus (belum lagi Kristus) untuk membawa mereka kepada-Nya sendiri.

Seorang Nabi Bagi Orang-Orang Kafir

Sehubungan dengan hal ini patutlah diperhatikan bahwa Allah sangat

merindukan pertobatan orang-orang kafir tiga ribu tahun yang lalu

sebagaimana kerinduan-Nya sekarang. Injil diberitakan kepada mereka

sebelum kedatangan Kristus yang pertama kali, dan juga sesudahnya.

Paulus bukanlah orang pertama yang memberitakan Injil kepada orang kafir

sesudah Kristus, walaupun ia khususnya diutus kepada mereka. Ia dikenal

sebagai rasul kepada orang kafir, namun ke mana saja ia pergi mula-mula ia

memberitakan Injil itu kepada orang-orang Yahudi, selama mereka mau

mendengarkannya. Demikian juga keadannya sebelum Kristus. Melalui

banyak wakil-wakil-Nya, Allah memperkenalkan diri-Nya sendiri di antara

bangsa-bangsa kafir, atau yang menyembah berhala. Dalam Yeremia 1:5,

“Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal

engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku menguduskan

engaku, Aku menetapkan engaku menjadi nabi bagi bangsa-bangsa”, kata

Ibrani dari mana perkataan “bangsa-bangsa” diterjemahkan adalah kata

yang sama yang biasanya diterjemahkan “kafir”. “Mengapa rusuh bangsa -

bangsa?” Mazmur 2:1 “Maklumkanlah hal ini di antara bangsa -bangsa:

Bersiaplah untuk peperangan,”… “Bergeraklah dan datanglah hai segala

bangsa dari segenap penjuru.” Yoel 3:9-11. Perkataan “kafir” dan “bangsa

lain” dalam ayat-ayat ini adalah sama dengan perkataan “bangsa-bangsa”,

dalam Yeremia 1:5. Ini dapat di lihat dengan membandingkan beberapa

terjemahan. Jadi Tuhan mengatakan kepada Yeremia, “Aku menguduskan

engkau. Aku menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa (yaitu

kafir)”. Biarlah tidak ada orang yang mengatakan bahwa Allah pernah

45

Page 52: Pendahuluan Buku Kabar Kesukaan (E. J Waggoner)

membatasi kebenaran-Nya kepada suatu bangsa saja, apakah orang Yahudi

atau kafir. “Tidak ada perbedaan antara orang Yahud i dan orang Yunani;

karena Allah yang satu itu adalah Tuhan dari semua orang, kaya bagi semua

orang yang beseru kepada-Nya.” Roma 10:12

Yang Baru Bertobat Berkhotbah

Segera setelah Paulus bertobat, “ketika itu juga ia memberitahukan

Yesus dirumah-rumah ibadat. “ Kisah 9:20. Bukankah ajaib bahwa ia dengan

sekejap mata sanggup berkhotbah dengan begitu berkuasa? – Memang

demikian, sama ajaibnya dengan setiap orang yang dapat memberitakan

Kristus. Bahwa ada orang yang dapat memberitakan Kristus dalam

kebenaran yang sesungguhnya, merupakan suatu rahasia yang sama dengan

rahasia penjelmaan Kristus. Tetapi janganlah ada yang menyangka bahwa

Paulus memperoleh pengetahuannya dengan tiba-tiba tanpa belajar. Ingat

bahwa selama hidupnya ia adalah seorang pelajar Kitab Suci yang rajin.

Bukanlah suatu hal yang luar biasa bagi seorang nabi untuk menghafal

sebagian besar atau segenap Kitab Suci Ibrani, dan kita boleh yakin bahwa

Paulus, yang lebih maju dari pada orang lain yang sebaya dengan dia,

mengenal perkataan-perkataan Kitab Suci sama seperti seorang murid yang

cerdas memahami daftar perkalian. Tetapi pikirannya dibutakan oleh

tradisi-tradisi nenek moyang yang secara bersamaan sudah ditanamkan ke

dalam dirinya. Kebutaan yang menimpa dirinya ketika cahaya bersinar

kepadanya dalam perjalanan ke Damaskus, hanyalah merupakan gambaran

kebutaan pikirannya, dan selaput yang seolah-olah gugur dari matanya

ketika Ananias berbicara kepadanya, menunjukkan Firman di dalam dirinya,

dan tersingkirnya kegelapan tradisi. Masalah Paulus sangat berbeda dengan

masalah seorang yang baru bertobat yang tidak pernah membaca atau

mempelajari Alkitab. Sesungguhnya orang seperti itu, dapat menceritakan

apa yang Kristus telah lakukan baginya, dan dengan demikian melakukan

46

Page 53: Pendahuluan Buku Kabar Kesukaan (E. J Waggoner)

banyak kebaikan; tetapi ia perlu banyak mempelajari Kitab Suci agar

sanggup menunjukkan kepada manusia jalan kehidupan dengan sempurna,

dan menuntun mereka pada jalan kebenaran.

Paulus di Arabia (:17)

Banyak yang mengira bahwa ketika di negeri Arab, Paulus

memperoleh penyataan-penyataan yang ajaib itu, dan dibawa ke sorga, di

mana ia mendengar “perkataan-perkataan yang tidak boleh diucapkan oleh

manusia”. Boleh jadi demikin, walaupun hal itu tidak berarti bawa khayal -

khayal tentang perkara-perkara sorgawi hanya diperoleh waktu itu saja.

Selama hidupnya sebagai rasul, ia memiliki persekutuan yang erat dengan

sorga, dan kita yakin bahwa “khayal-khayal sorgawi” tidak pernah

disembunyikan dari penglihatannya. Begitu juga kita boleh yakin bahwa ia

tidak menggunakan semua waktunya yang berbulan-bulan di Arabia hanya

untuk belajar dan merenung sebab memberitakan Injil adalah pekerjaannya.

Tadinya ia adalah seorang penganiaya yang keras, dan karena kasih karunia

Allah yang diterimanya itu begitu limpah, ia menghitung semua waktu

terbuang apabila ia tidak menyatakan kasih karunia itu kepada orang lain,

dengan merasa, “celakalah aku, jika aku tidak memberitaka Injil itu”. Segera

setelah ia bertobat dan sebelum ia pergi ke Arabia; ia membertakan Yesus

dirumah-rumah ibadat di Damaskus; jadi wajarlah untuk menarik

kesimpulan bahwa ia juga memberikan Injil kepada orang-orang Arab. Di

sana ia dapat memberitakan Injil tanpa adanya perlawanan yang selalu

diterimanya bilamana berada di antara orang Yahudi, dan itulah sebabnya

pekerjaannya tidak begitu menyita waktu renungannya tentang dunia baru

yang sekarang terbuka dihadapannya.

Page 54: Pendahuluan Buku Kabar Kesukaan (E. J Waggoner)

Si Penganiaya Berkhotbah (:23)

Sesungguhnya adalah ajaib mendengar bahwa “ia yang tadinya

menganiaya kita sekarang memberitakan iman yang ia tadinya hendak

binasakan.” Sehubungan dengan masalah Saul dari Tarsus, biarlah tidak

seorangpun yang akan menganggap bahwa orang-orang yang menentang

Injil tidak dapat diperbaiki. Mereka yang menentang harus diberi petujuk

dengan lemah lembut, siapa tahu Allah akan memberi mereka pertobatan

untuk mengakui kebenaran itu? Orang mungkin berkata tentang Paulus, ia

memiliki terang sejelas dengan setiap orang dapat miliki. Ia memiliki setiap

kesempatan; ia bukan saja mendengar kesaksian Stefanus yang diilhamkan,

tetapi juga kesaksian orang-orang sahid pada saat hendak menemui ajal

mereka; ia adalah orang malang yang keras, dari siapa tidak dapat

diharapkan suatu kebaikan. Namun Paulus telah menjadi pemberita Injil

yang terbesar, sama halnya seperti tadinya ia adalah penganiaya yang paling

sengit. Adakah seorang penentang yang bengis? Janganlah bermusuhan

dengan dia, dan jangan melawannya. Biarlah ia mengalami semua

kepahitan dan pergumulan dengan dirinya sendiri, sementara engkau

berpegang pada Firman Allah dan pada doa. Mungkin tidak akan lama

sebelum Allah yang kini dihujatnya akan dimuliakan dalam dirinya.

Memuliakan Allah (:24)

“Dan mereka memuliakan Allah karena aku.”Betapa bedanya masalah

Paulus dengan mereka kepada siapa ia berkata, “Sebab karena kamulah

nama Allah di hujat di antara bangsa-bangsa” (Roma 2:24)! Setiap orang

yang mengaku menjadi pengikut Allah harus menjadi alat yang akan

membawa kemuliaan bagi nama-Nya, namun banyak yang akan

menyebabkan nama itu dihujat; dan menyebabkan nama Allah dihujat

karena kita adalah sama buruknya seperti kita dengan nyata-nyata menjadi

47

Page 55: Pendahuluan Buku Kabar Kesukaan (E. J Waggoner)

penghujat-penghujat itu sendiri. Bagaimanakah kita dapat menyebabkan

nama-Nya dimuliakan? – “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di

depan orang supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan

memuliakan Bapamu yang di sorga.” Matius 5:16

Rekapitulasi/Ikhtisar

Sekarang mari kita melihat sejenak kepada pasal ini secara

keseluruhan. Ucapan salam yang mencakup lima ayat pertama

memperkenalkan kepada kita nama dan panggilan si penulis surat, dan

kewibawaannya. Secara sepintas juga diungkapkan kenyataan bahwa

Kristus adalah Ilahi. Suatu doa pemberkatan diucapkan dari Allah Bapa, dan

Yesus Kristus. Kristus menyerahkan diri-Nya untuk dosa kita – membelinya –

supaya dapat melepaskan kita dari dunia yang jahat sekarang ini. Dosa

kitalah yang merupakan dunia yang jahat sekarang ini. Dosa kita adalah

milik Kristus, bukan milik kita, sehingga dengan kuasa kematian dan

kebangkitan-Nya, di mana Ia menyerahkan diri-Nya sendiri karena dosa kita,

kita dapat dihindarkan dari dosa-dosa itu. Adalah kehendak Allah untuk

menyelamatkan kita, sehingga tidak ada lagi keragu-raguan tentang

penerimaan kita. Allahlah yang memiliki kemuliaan oleh sebab itu kerajaan

dan kuasa adalah milik-Nya.

Dua ayat berikutnya menunjukkan kepada kita keadaan gereja-gerja di

Galatia pada waktu surat ini ditulis, dan dengan demikian menyatakan

kepada kita mengapa surat ini ditulis. Mereka sedang berpisah dari Allah,

karena disesatkan oleh beberapa orang yang menyelewengkan Injil Kristus,

memberitakan injil yang palsu gantinya Injil satu-satunya yang merupakan

kuasa Allah untuk keselamatan bagi setiap orang percaya. Keheranan

perkara ini adalah sama dengan yang dinyatakan dalam Yeremia 2:12, 13:

“Tertegunlah atas hal itu, hai langit, menggigil dan gemetarlah dengan

sangat, demikianlah firman Tuhan, sebab dua kali umat-Ku berbuat jahat,

48

Page 56: Pendahuluan Buku Kabar Kesukaan (E. J Waggoner)

mereka meninggikan Aku, sumber air yang hidup, untuk menggali kolam

bagi mereka sendiri, yakni kolam yang bocor, yang tidak dapat menahan

air.”

Kemudian dalam dua ayat berikutnya (8,9) kita menemukan kutuk

yang dinyatakan kepada setiap orang, bahkan kepada rasul itu sendiri, atau

malaikat dari sorga, yang berani mengajarkan suatu injil lain dari pada yang

ia beritakan. Hal itu menunjukkan gawatnya perkara yang sedang dihadapi.

Saudara-saudara di Galatia ditempatkan di bawah kutuk oleh para penginjil

sial yang memberitakan injil palsu.

Selanjutnya dalam ayat 10-12, rasul itu menunjukkan dirinya sendiri

sebagai hamba Kristus, oleh sebab ia berusaha hanya menyenangkan Allah,

bukan manusia. Para penginjil yang menyesatkan jiwa manusia, akan

memberitakan hal-hal yang menyenangkan – hal-hal yang cocok dengan

sifat manusia – untuk menarik murid-murid datang kepada mereka; Paulus

hanya memberitakan kebenaran Allah yang terus terang, yang tidak

diterimanya dari manusia siapapun, melainkan langsung dari sorga.

Akhirnya kita menemukan permulaan dari suatu cerita pendek

mengenai pengalaman pribadi, yang dilanjutkan sampai lebih dari setengah

pasal yang kedua. Di sini Paulus menceritakan mengenai kehidupannya

sebelum pertobatannya, ketika ia menganiaya gereja; menyebutkan

pertobatannya, yang merupakan pernyataan Kristus di dalam dirinya,

memberitahukan mengapa ia dipanggil, dan betapa segeranya ia menjawab

panggilan itu, dan akhirnya menyatakan bagaimana ia tidak mendapat

kesempatan, kalaupun ia menginginkan hal itu, untuk memperoleh Injil dari

para rasul dan saudara-saudara yang telah menjadi orang-orang percaya

sebelum dia, sebab ia tidak mempunyai hubungan dengan mereka selama

bertahun-tahun setelah ia bertobat. Perkara ini akan menjadi lebih jelas

bilamana kita melanjutkan pelajaran kita.

49