studi instalasi penerangan swiss-belhotel …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905163246.pdf ·...

181
STUDI INSTALASI PENERANGAN SWISS-BELHOTEL BORNEO SAMARINDA LANTAI 1 SAMPAI LANTAI 5 TUGAS AKHIR Oleh : DEDY JUNIANSYAH NIM 14612016 KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK 2017

Upload: vunguyet

Post on 01-May-2019

238 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

STUDI INSTALASI PENERANGAN

SWISS-BELHOTEL BORNEO SAMARINDA

LANTAI 1 SAMPAI LANTAI 5

TUGAS AKHIR

Oleh :

DEDY JUNIANSYAH

NIM 14612016

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK

2017

STUDI INSTALASI PENERANGAN

SWISS-BELHOTEL BORNEO SAMARINDA

LANTAI 1 SAMPAI LANTAI 5

Diajukan sebagai persyaratan untuk memenuhi derajat Ahli Madya (Amd) pada

Program Studi Teknik Elektro

Jurusan Teknik Elektro

Politeknik Negeri Samarinda

Oleh :

DEDY JUNIANSYAH

NIM 14612016

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK

2017

ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Dedy Juniansyah

NIM : 14612016

Jurusan : Teknik Elektro

Program Studi : Teknik Listrik

Jenjang : Diploma III

Judul Tugas Akhir : Studi Instalasi Penerangan

Swiss-Belhotel Borneo Samarinda

Lantai 1 Sampai Lantai 5

Dengan ini menyatakan bahwa Laporan Tugas Akhir ini adalah hasil karya saya

sendiri dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan

benar.

Jika dikemudian hari terbukti ditemukan unsur plagiarisme dalam Laporan Tugas

Akhir ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

Samarinda, 7 Juli 2017

Dedy Juniansyah

NIM. 14612016

iii

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING

STUDI INSTALASI PENERANGAN

SWISS-BELHOTEL BORNEO SAMARINDA

LANTAI 1 SAMPAI LANTAI 5

NAMA : DEDY JUNIANSYAH

NIM : 14 612 016

JURUSAN : TEKNIK ELEKTRO

PROGRAM STUDI : TEKNIK LISTRIK

JENJANG STUDI : DIPLOMA III

Laporan Tugas Akhir ini telah disahkan

Pada tanggal 11 Juli 2017

Menyetujui:

Pembimbing I, Pembimbing II,

Ir. H. Bahtiar, MT

NIP. 19611223 199003 1 002

Rusda, ST., MT

NIP. 19700527 199601 2 001

Mengesahkan,

Direktur Politeknik Negeri Samarinda

Ir. H. Ibayasid, M.Sc

NIP. 19590303 198903 1 002

Lulus Ujian Tanggal : 11 Juli 2017

iv

HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI

STUDI INSTALASI PENERANGAN

SWISS-BELHOTEL BORNEO SAMARINDA

LANTAI 1 SAMPAI LANTAI 5

NAMA : DEDY JUNIANSYAH

NIM : 14612016

JURUSAN : TEKNIK ELEKTRO

PROGRAM STUDI : TEKNIK LISTRIK

JENJANG STUDI : DIPLOMA III

Laporan Tugas Akhir ini telah diuji dan disetujui

Pada tanggal, 11 Juli 2017

Dewan Penguji:

Penguji I,

Nama : L. Handri Gunanto, ST., MT

NIP : 19630107 199103 1 001

Penguji II,

Nama : Ir. H. Masing, MT

NIP : 19681231 199403 1 014

Penguji III,

Nama : Sunu Pradana, ST., M ENG

NIP : 19780108 200604 1 002

Mengetahui:

Ketua Jurusan Teknik Elektro Ketua Program Studi D3 Teknik Listrik

Ir. Bustani, MT Rusdiansyah, ST., MT

NIP. 19610712 199303 1 003 NIP.19600727 198903 1 002

v

ABSTRAK

Dedy Juniansyah, Studi Instalasi Penerangan Swiss-Belhotel Borneo Samarinda

Lantai 1 Sampai Lantai 5 (dibimbing oleh Bapak Ir. H. Bahtiar sebagai pembimbing I

dan Ibu Rusda, sebagai pembimbing II).

Instalasi Penerangan bertujuan untuk menghasilkan energi cahaya yang dapat

memberikan sebanyak mungkin cahaya pada setiap watt energi yang dialirkan. Apabila

dilihat dari lingkungan dan penggunaan penerangan listrik dibagi dua yaitu penerangan

indoor dan penerangan outdoor. Dimana penerangan indoor lebih membutuhkan

penyinaran atau pemancaran yang lebih optimal dibandingnkan dengan penerangan

outdoor, karena penerangan indoor dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti warna

langit-langit, warna dinding, warna bidang kerja, tinggi ruangan, bentuk ruangan dan

lain-lain. Oleh karena itu terciptanya suatu sistem instalasi listrik yang baik dan sesuai

standar penggunaan maka haruslah memenuhi ketentuan-ketentuan ataupun syarat-syarat

yang sudah ditetapkan, yaitu pembagian beban yang harus seimbang, penentuan kuat

penerangan di dalam ruangan harus sesuai. Penentuan kuat penerangan ini harus

disesuaikan dengan objek yang akan diterangi. Penerangan yang digunakan diatas sangat

diperlukan. Dengan demikian perlu diperhatikan kuat penerangannya, yaitu harus dapat

mencapai nilai yang telah di tentukan agar hasilnya dapat memberikan suasana yang lebih

menyenangkan. Penentuan intensitas penerangan suatu ruangan ditentukan berdasarkan

fungsi dari ruanagan tersebut, sedangkan untuk menentukan jumlah lampu yang

diperlukan, maka terlebih dahulu mengetahui panjang ruangan, lebar ruangan, tinggi

ruangan dan tinggi bidang kerja bila ada, sehingga dapat menentukan dengan tepat

kebutuhan lampunya.

Kata kunci : Instalasi Penerangan, Jumlah Lampu

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

Rahmat, Taufik serta Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaiakan tugas akhir

ini. Adapun judul tugas akhir ini adalah

“STUDI INSTALASI PENERANGAN SWISS-BELHOTEL BORNEO

SAMARINDA LANTAI 1 SAMPAI LANTAI 5”

Tujuan dari penyusunan tugas akhir ini adalah membandingkan ilmu yang

diperoleh di bangku kuliah dan mengaplikasikannya kelapangan serta sebagai

persyaratan untuk menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Jurusan Teknik

Elektro Politeknik Negeri Samarinda.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas akhir ini tidak lepas dari

kekurangan dan kesalahan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik serta

saran-saran yang membangun dari pembaca sekalian, sehingga tugas akhir ini menjadi

berguna dan bermanfaat.

Tugas akhir ini dapat terselesaikan tidak lepas dari bantuan, saran dan kritik dari

berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung. Oleh sebab itu pada kesempatan

ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Ir.H.Ibayasid,M.Sc selaku direktur Politeknik Negeri Samarinda.

2. Bapak Ir.Bustani,MT. selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro.

3. Bapak Subir,ST.,MT. selaku Sekertaris Jurusan Teknik Elektro.

4. Bapak Rusdiansyah,ST.,MT. Selaku Ketua Prodi Diploma 3 Jurusan Teknik

Elektro.

vii

5. Kepada kedua Orang Tua Bahar dan Sanawati beserta keluarga tercinta yang

telah memberikan banyak dorongan, moral maupun materi, doa dan perhatian

sehingga penulisan tugas akhir ini dapat terselesaikan.

6. Kepada Koordinator Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri

Samarinda.

7. Bapak Ir.H.Bahtiar,MT. selaku pembimbing I yang telah membimbing dan

meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan

pengarahan pada penulis.

8. Ibu Rusda,ST.,MT. selaku pembimbing II yang telah membimbing dan

meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan

pengarahan pada penulis.

9. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Teknik Elektro yang memberikan bimbingan

dan nasehat yang bermanfaat dan mendukung dalam proses belajar mengajar

dan administrasi selama perkuliahan.

10. Seluruh pegawai HOTEL SWISS-BELHOTEL BORNEO SAMARINDA

khususnya bagian engenering yang telah banyak membantu menyelesaikan

tugas akhir.

11. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Teknik Elektro yang memberikan bimbingan

dan nasehat yang bermanfaat dan mendukung dalam proses belajar mengajar

dan administrasi selama perkuliahan.

12. Teman – Teman sekelas yang selalu memberikan semangat dan waktu untuk

sharing dan saling tukar pikiran.

Harapan penulis Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat sebagai referensi

bagi mahasiswa dalam proses pembelajaran, bermanfaat pula bagi para pembaca

lainnya. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Laporan

viii

Tugas Akhir ini, oleh karena itu penulis berharap adanya masukan-masukan serta

saran dari berbagai pihak agar Laporan Tugas Akhir ini dapat lebih baik. Akhir

kata semoga Laporan Tugas Akhir ini yang dibuat penulis dapat bermanfaat dan

berguna bagi kita semua.

Samarinda, 7 Juli 2017

Penulis

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ....................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI ............................................................... iv

ABSTRAK .............................................................................................................. v

KATA PENGANTAR ............................................................................................. vi

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ................................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xvii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1

1.2 Latar Belakang ................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 2

1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................................. 2

1.4 Manfaat dan Kegunaan ..................................................................................... 3

1.5 Batasan Masalah ............................................................................................... 3

1.6 Sistematika Penulisan ....................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 5

2.1 Pengertian Instalasi Penerangan ....................................................................... 5

2.1.1 Prinsip Dasar Instalasi Listrik ................................................................ 5

2.1.2 Ketentuan Rancangan Instalasi Listrik ........................................,.......... 7

2.2 Instalasi Penerangan ......................................................................................... 9

2.2.1 Satuan-Satuan Dalam Instalasi Penerangan ........................................... 9

2.2.2 Intensitas Cahaya ................................................................................... 9

x

2.2.3 Flux Cahaya ............................................................................................ 10

2.2.4 Intensitas Peneranagan ............................................................................ 11

2.2.5 Luminansi ................................................................................................ 12

2.3 Cara Menghitung Penerangan Dalam ................................................................ 13

2.3.1 Intensitas Penerangan .............................................................................. 14

2.3.2 Efisiensi Penerangan ............................................................................... 18

2.3.3 Efisiensi Armatur .................................................................................... 19

2.3.4 Faktor – Faktor Refleksi .......................................................................... 20

2.3.5 Indeks Ruangan atau Indeks Bentuk ....................................................... 21

2.3.6 Faktor Penyusutan dan Faktor Depresiasi ............................................... 21

2.4 Sistem Penerangan dan Armatur ............................................................ ........... 22

2.4.1 Armatur .................................................................................................... 23

2.4.2 Tipe -Tipe Penerangan ............................................................................ 24

2.4.3 Menentukan Jumlah Armatur .................................................................. 28

2.4.4 Menentukan Jumlah Lampu .................................................................... 28

2.5 Komponen Instalasi Penerangan ....................................................................... 29

2.5.1 Pengaman ................................................................................................. 30

2.5.1.1 MCB (Miniatur Circuit Breaker) ................................................ 31

2.5.1.2 MCCB (Moulded Case Circuit Breaker) .................................... 33

2.5.1.3 ACB (Air Circuit Breaker) ......................................................... 34

2.5.2 Penghantar ............................................................................................... 35

2.5.2.1 Kabel ........................................................................................... 36

2.5.2.2 Jenis – Jenis Kabel ...................................................................... 37

2.5.2.3 Luas Penampang Penghantar ...................................................... 38

2.5.2.4 Kemampuan Hantar Arus (KHA) ............................................... 39

xi

2.5.3 Macam - Macam Lampu Listrik .............................................................. 40

2.5.3.1 Lampu Fluoresen / TL .................................................................. 41

2.5.3.2 Lampu LED .................................................................................. 42

2.5.4 Sakelar ...................................................................................................... 44

2.5.4.1 Sakelar Tunggal ............................................................................ 44

2.5.4.2 Sakelar Seri ................................................................................... 45

2.5.4.1 Saklar Tukar ................................................................................. 45

2.5.5 Kotak Kontak ............................................................................................ 46

2.5.6 Armatur ..................................................................................................... 47

2.5.7 Pipa Instalasi ............................................................................................. 47

2.5.7.1 Pipa Union .................................................................................... 48

2.5.7.2 Pipa Paralon atau PVC ................................................................. 48

2.5.7.3 Pipa Fleksibel ............................................................................... 49

2.5.8 Perlengkapan Hubung Bagi ...................................................................... 50

2.5.9 Pembagian Beban ...................................................................................... 51

BAB III METODELOGI PENELITIAN ................................................................. 54

3.1 Waktu dan Lokasi ............................................................................................. 54

3.2 Jenis dan Sumber Data ..................................................................................... 54

3.3 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................... 54

3.4 Desain Penelitian .............................................................................................. 64

3.5 Analisa Data ..................................................................................................... 65

3.6 Data - Data Lapangan ....................................................................................... 57

BAB IV PEMBAHASAN ....................................................................................... 66

4.1 Penetuan Jumlah Titik Lampu ......................................................................... 67

4.1.1 Ruangan Pada Lantai 1 ............................................................................ 67

xii

4.1.2 Ruangan Pada Lantai 2 ............................................................................ 70

4.1.3 Ruangan Pada Lantai 3 ............................................................................ 72

4.1.4 Ruangan Pada Lantai 4 dan Lantai 5 ....................................................... 74

4.2 Jumlah Beban dan Total Beban Setiap Ruangan .............................................. 95

4.2.1 Jumlah Beban dan Total Beban Lantai 1 ................................................. 95

4.2.2 Jumlah Beban dan Total Beban Lantai 2 ................................................. 95

4.2.3 Jumlah Beban dan Total Beban Lantai 3 ................................................. 95

4.2.4 Jumlah Beban dan Total Beban Lantai 4 dan Lantai 5 ............................ 96

4.3 Menentukan Pengaman dan Penghantar ........................................................... 118

4.3.1 Pengaman dan Penghantar Sirkit Akhir Pada Lantai 1 ............................ 118

4.3.2 Pengaman dan Penghantar Sirkit Akhir Pada Lantai 2 ............................ 119

4.3.3 Pengaman dan Penghantar Sirkit Akhir Pada Lantai 3 ............................ 121

4.3.4 Pengaman dan Penghantar Sirkit Akhir Pada Lantai 4 dan Lantai 5 ....... 122

4.4 Pengaman dan Penghantar Cabang ................................................................... 133

4.4.1 Pengaman dan Penghantar Cabang Pada Lantai 1 ................................... 133

4.4.2 Pengaman dan Penghantar Cabang Pada Lantai 2 ................................... 134

4.4.3 Pengaman dan Penghantar Cabang Pada Lantai 3 ................................... 135

4.4.4 Pengaman dan Penghantar Cabang Pada Lantai 4 dan Lantai 5 .............. 136

4.5 Pengaman dan Penghantar Group ..................................................................... 139

4.5.1 Pengaman dan Penghantar Group Pada Lantai 1 ..................................... 139

4.5.2 Pengaman dan Penghantar Group Pada Lantai 2 ..................................... 140

4.5.3 Pengaman dan Penghantar Group Pada Lantai 3 ..................................... 141

4.5.4 Pengaman dan Penghantar Group Pada Lantai 4 dan Lantai 5 ................ 142

BAB V PENUTUP ................................................................................................... 145

5.1 Simpulan ........................................................................................................... 145

xiii

5.2 Saran-Saran ........................................................................................................ 146

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Standar Luminansi Pada Bidang Kerja Menurut IES .............................. 13

Tabel 2.2 Standar Penerangan dalam Ruangan ....................................................... 15

Tabel 2.3 Efisiensi Penerangan ............................................................................... 19

Tabel 2.4 Faktor-Faktor Refleksi ............................................................................ 20

Tabel 2.5 Sistem Penerangan .................................................................................. 23

Tabel 2.6 Arus Pengenal MCB ............................................................................... 33

Tabel 2.7 Arus Pengenal MCCB ............................................................................. 34

Tabel 2.8 Arus Pengenal ACB ................................................................................ 35

Tabel 2.9 KHA Kabel NYM ................................................................................... 39

Tabel 2.10 KHA Kabel NYY .................................................................................. 40

Tabel 2.11 Perbandingan Lumen dan Efisiensi Lampu ........................................... 43

Tabel 3.1 Data Ruangan Lantai 1 ............................................................................ 57

Tabel 3.2 Data Ruangan Lantai 2 ............................................................................ 59

Tabel 3.3 Data Ruangan Lantai 3 ............................................................................ 60

Tabel 3.4 Data Ruangan Lantai 4 ............................................................................ 62

Tabel 3.5 Data Ruangan Lantai 5 ............................................................................ 64

Tabel 4.1 Jumlah Armatur Pada Ruangan Lantai 1 .................................................. 78

Tabel 4.2 Jumlah Armatur Pada Ruangan Lantai 2 .................................................. 80

Tabel 4.3 Jumlah Armatur Pada Ruangan Lantai 3 .................................................. 81

Tabel 4.4 Jumlah Armatur Pada Ruangan Lantai 4 .................................................. 83

Tabel 4.5 Jumlah Armatur Pada Ruangan Lantai 5 .................................................. 85

Tabel 4.6 Perbandingan Jumlah Lampu / Armatur Hasil Penghitungan Dengan Data

lapangan Pada Lantai 1 ............................................................................................. 87

xv

Tabel 4.7 Perbandingan Jumlah Lampu / Armatur Hasil Penghitungan Dengan Data

lapangan Pada Lantai 2 ............................................................................................. 88

Tabel 4.8 Perbandingan Jumlah Lampu / Armatur Hasil Penghitungan Dengan Data

lapangan Pada Lantai 3 ............................................................................................. 89

Tabel 4.9 Perbandingan Jumlah Lampu / Armatur Hasil Penghitungan Dengan Data

lapangan Pada Lantai 4 ............................................................................................. 91

Tabel 4.10 Perbandingan Jumlah Lampu / Armatur Hasil Penghitungan Dengan Data

lapangan Pada Lantai 5 ............................................................................................. 93

Tabel 4.11 Jumlah Beban dan Total Beban Setiap Ruangan Lantai 1 ..................... 97

Tabel 4.12 Jumlah Beban dan Total Beban Setiap Ruangan Lantai 2 ..................... 99

Tabel 4.13 Jumlah Beban dan Total Beban Setiap Ruangan Lantai 3 ..................... 100

Tabel 4.14 Jumlah Beban dan Total Beban Setiap Ruangan Lantai 4 ..................... 102

Tabel 4.15 Jumlah Beban dan Total Beban Setiap Ruangan Lantai 5 ..................... 104

Tabel 4.16 Perbandingan Jumlah Beban dan Total Beban Hasil Penghitungan dan Data

Lapangan Tiap Ruangan Lantai 1 ............................................................................ 106

Tabel 4.17 Perbandingan Jumlah Beban dan Total Beban Hasil Penghitungan dan Data

Lapangan Tiap Ruangan Lantai 2 ............................................................................. 108

Tabel 4.18 Perbandingan Jumlah Beban dan Total Beban Hasil Penghitungan dan Data

Lapangan Tiap Ruangan Lantai 3 ............................................................................. 109

Tabel 4.19 Perbandingan Jumlah Beban dan Total Beban Hasil Penghitungan dan Data

Lapangan Tiap Ruangan Lantai 4 ............................................................................. 112

Tabel 4.20 Perbandingan Jumlah Beban dan Total Beban Hasil Penghitungan dan Data

Lapangan Tiap Ruangan Lantai 5 ............................................................................. 115

Tabel 4.21 Pengaman dan Penghantar Sirkit Akhir Pada Lantai 1 ........................... 124

Tabel 4.22 Pengaman dan Penghantar Sirkit Akhir Pada Lantai 2 ........................... 126

xvi

Tabel 4.23 Pengaman dan Penghantar Sirkit Akhir Pada Lantai 3 ........................... 127

Tabel 4.24 Pengaman dan Penghantar Sirkit Akhir Pada Lantai 4 ........................... 129

Tabel 4.25 Pengaman dan Penghantar Sirkit Akhir Pada Lantai 5 ........................... 131

Tabel 4.26 Pengaman dan Penghantar Cabang Pada Lantai 1 .................................. 137

Tabel 4.27 Pengaman dan Penghantar Cabang Pada Lantai 2 ................................. 137

Tabel 4.28 Pengaman dan Penghantar Cabang Pada Lantai 3 .................................. 137

Tabel 4.29 Pengaman dan Penghantar Cabang Pada Lantai 4 ................................. 138

Tabel 4.30 Pengaman dan Penghantar Cabang Pada Lantai 5 ................................. 138

Tabel 4.31 Pengaman dan Penghantar Group Pada Lantai 1 ................................... 143

Tabel 4.32 Pengaman dan Penghantar Group Pada Lantai 2 ................................... 143

Tabel 4.33 Pengaman dan Penghantar Group Pada Lantai 3 ................................... 143

Tabel 4.34 Pengaman dan Penghantar Group Pada Lantai 4 ................................... 144

Tabel 4.35 Pengaman dan Penghantar Group Pada Lantai 5 ................................... 144

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Intensitas Cahaya ................................................................................. 10

Gambar 2.2 Flux Cahaya ......................................................................................... 11

Gambar 2.3 Intensitas Penerangan .......................................................................... 12

Gambar 2.4 Armatur Pancaran Lebar ..................................................................... 25

Gambar 2.5 Armatur Pancaran Terbatas ................................................................. 25

Gambar 2.6 Armatur Palung ................................................................................... 25

Gambar 2.7 Armatur Rok ........................................................................................ 26

Gambar 2.8 Armatur Dinding ................................................................................. 27

Gambar 2.9 Armatur Gantung ................................................................................. 27

Gambar 2.10 MCB 1 Fasa (a) dan MCB 3 Fasa (b) ................................................ 32

Gambar 2.11 Moulded Case Circuit Breaker .......................................................... 33

Gambar 2.12 Air Circuit Breaker ............................................................................ 34

Gambar 2.13 Kabel NYM ....................................................................................... 37

Gambar 2.14 Kabel NYY ........................................................................................ 38

Gambar 2.15 Lampu Fluoresen / TL ....................................................................... 42

Gambar 2.16 Lampu LED ....................................................................................... 43

Gambar 2.17 Sakelar Tunggal ................................................................................. 44

Gambar 2.18 Sakelar Seri ........................................................................................ 45

Gambar 2.19 Sakelar Tukar ..................................................................................... 45

Gambar 2.20 Kotak Kontak ..................................................................................... 46

Gambar 2.21 Armatur .............................................................................................. 47

Gambar 2.22 Pipa Union ......................................................................................... 48

Gambar 2.23 Pipa Paralon/PVC .............................................................................. 49

xviii

Gambar 2.24 Pipa Fleksibel .................................................................................... 49

Gambar 2.25 Perlengkapan Hubung Bagi ............................................................... 50

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Energi listrik mempunyai peranan yang sangat penting sebagai salah satu unsur

pembangunan. Hal ini dapat kita aplikasikan peranannya di kehidupan sehari-hari.

Misalnya gedung-gedung bertingkat, sekolah, rumah penduduk, gedung pertemuan,

perkantoran, tempat-tempat industri, dan lain-lain. Dimana pada tempat-tempat itu

memerlukan atau membutuhkan instalasi listrik yang tidak hanya baik dan sesuai dengan

bentuk, kegunaan dari suatu ruangan serta memberikan rasa aman dan nyaman bagi para

pemakai juga untuk menunjang kelancaran suatu kegiatan yang dilakukan dalam

kehidupan sehari-hari.

Penerangan itu sendiri bertujuan untuk menghasilkan energi cahaya yang dapat

memberikan sebanyak mungkin cahaya pada setiap watt energi yang dialirkan. Apabila

dilihat dari lingkungan dan penggunaan penerangan listrik dibagi dua yaitu penerangan

indoor dan outdoor. Dimana penerangan indoor lebih membutuhkan penyinaran atau

pemancaran yang lebih optimal dibandingnkan dengan penerangan outdoor, karena

penerangan indoor dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti warna langit-langit, warna

dinding, warna bidang kerja, tinggi ruangan, bentuk ruangan dan lain-lain.

Oleh karena itu terciptanya suatu sistem instalasi listrik yang baik dan sesuai

standar penggunaan maka haruslah memenuhi ketentuan-ketentuan ataupun syarat-syarat

yang sudah ditetapkan yaitu pembagian beban yang mana harus seimbang, penentuan

kuat penerangan di dalam ruangan yang harus sesuai. Penentuan kuat penerangan ini

harus disesuaikan dengan objek yang akan diterangi. Penerangan yang digunakan diatas

sangat diperlukan. Dengan demikian perlu diperhatikan kuat penerangannya, yaitu harus

2

dapat mencapai nilai yang telah di tentukan agar hasilnya dapat memberikan suasana

yang lebih menyenangkan.

Berlatar belakang dari keadaan tersebut, maka timbul ide dari penulis dan

bermaksud untuk belajar dan mengaplikasikan ilmu kelistrikan yang sudah penulis

dapatkan, dengan cara melakukan studi instalasi penerangan pada suatu bangunan

dengan judul “Studi Instalasi Penerangan Swiss-Belhotel Borneo Samarinda Lantai

1 Sampai Lantai 5”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka timbul rumusan masalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana menentukan jumlah titik lampu pada masing-masing ruangan

Swiss-Belhotel Berneo lantai 1 sampai lantai 5 ?

2. Bagaimana menentukan kapasitas pengaman dan luas penampang penghantar

yang akan digunakan Swiss-Belhotel Berneo lantai 1 sampai lantai 5 ?

3. Bagaimana menentukan rekapitulasi daya pada instalasi Swiss-Belhotel

Berneo lantai 1 sampai lantai 5 ?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan tugas akhir ini sebagai berikut :

1. Mampu menentukan jumlah lampu yang sesuai dengan fungsi ruangan Swiss-

Belhotel Berneo lantai 1 sampai lantai 5.

2. Dapat menentukan kapasitas pengaman dan luas penampang penghantar pada

Swiss-Belhotel Berneo lantai 1 sampai lantai 5.

3

3. Dapat menghitung rekapitulasi daya pada instalasi Swiss-Belhotel Berneo

lantai 1 sampai lantai 5.

1.4 Manfaat dan Kegunaan

Diharapkan nantinya hasil tugas akhir ini memiliki manfaat dan kegunaan sebagai

berikut :

1. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang instalasi penerangan

yang diperoleh selama kuliah dan di lapangan.

2. Sebagai bahan perbandingan antara teori yang didapatkan selama di bangku

perkulihan dengan penerapan langsung ke lapangan.

3. Memberikan sistem instalasi penerangan yang sesuai dengan standar.

4. Sebagai saran bagi pihak Swiss-Belhotel Berneo.

1.5 Batasan Masalah

Untuk menghindari kemungkinan meluasnya permasalahan ini, maka dalam

penulisan tugas akhir ini hanya membahas :

1. Menentukan jumlah titik lampu sesuai kebutuhan.

2. Menentukan besar pengaman hanya untuk beban instalasi penerangan.

3. Menentukan jenis penghantar dan luas penghantar hanya untuk beban

instalasi penerangan.

4. Menghitung rekapitulasi daya hanya untuk beban instalasi penerangan.

4

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah

sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Berisikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan,

manfaat dan kegunaan, batasan masalah dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berisikan tentang pembahasan mengenai teori atau persyaratan umum

mengenai instalasi listrik dan penerangan serta penggunaan rumus.

BAB III METODELOGI PENELITIAN

Berisikan tentang metode – metode yang dilakukan untuk melakukan

penelitian seperti waktu dan lokasi, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan

data, data-data lapangan, desain penelitian (flow chart) dan analisa data.

BAB IV PEMBAHASAN

Berisikan tentang pembahasan mengenai perhitungan jumlah titik lampu

dan armatur untuk tiap ruangan, sistem pembagian beban, menentukan kapasitas

pengaman yang digunakan dan menentukan luas penampang penghantar yang

digunakan.

BAB V PENUTUP

Berisikan tentang simpulan, saran – saran

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Instalasi Listrik

Instalasi listrik adalah suatu kumpulan komponen yang membentuk suatu

rangkaian atau sistem dan mempunyai tujuan yaitu menyalurkan energi listrik dari

pembangkit hingga dapat di manfaatkan oleh konsumen (Modul Instalasi listrik 1).

2.1.1 Prinsip Dasar Instalasi Listrik

Beberapa prinsip instalasi listrik yang harus menjadi pertimbangan pada

pemasangan suatu instalasi listrik dimaksudkan agar instalasi yang dipasang dapat

digunakan secara optimum, efektif dan efisien (Sumardjati dkk., 2008).

Adapun prinsip dasar tersebut ialah sebagai berikut :

a. Keamanan

Instalasi harus dibuat sedemikian rupa, sehingga tidak menimbulkan kecelakaan.

Aman dalam hal ini berarti tidak membahayakan jiwa manusia dan terjaminnya

per-alatan listrik dan benda-benda disekitarnya dari suatu kerusakan akibat

adanya gangguan-ganguan seperti hubung singkat, arus lebih, tegangan lebih dan

sebagai-nya. Oleh karena itu pemilihan peralatan yang digunakan harus

memenuhi standar dan teknik pemasangannya sesuai dengan peraturan yang

berlaku.

b. Keandalan

Keandalan atau kelangsungan kerja dalam mensuplai arus listrik ke beban atau

konsumen harus terjamin dengan baik. Untuk itu pemasangan instalasi

listriknya harus dirancang sedemikian rupa, sehingga kemungkinan terputusnya

6

aliran listrik akibat gangguan ataupun karena untuk pemeliharaan dapat dilakukan

sekecil mungkin.

c. Ketersediaan

Artinya kesiapan suatu instalasi dalam melayani kebutuhan pemakaian listrik

lebih berupa daya, peralatan maupun kemungkinan pengembangan / perluasan

instalasi, apabila konsumen melakukan perluasan instalasi, tidak mengganggu

sistem instalasi yang sudah ada, dan mudah menghubungkannya dengan sistem

instalasi yang baru (tidak banyak merubah dan mengganti peralatan yang ada).

d. Ketercapaian

Penempatan dalam pemasangan peralatan instalasi listrik relatif mudah

dijangkau boleh pengguna, mudah mengoprasikannya dan tidak rumit.

e. Keindahan

Pemasangan komponen atau peralatan instalasi listrik dapat ditata sedemikian

rupa, selagi dapat terlihat rapi dan indah dan tidak menyalahi aturan yang

berlaku.

f. Ekonomis

Perencanaan instalasi listrik harus tepat sesuai dengan kebutuhan dengan

menggunakan bahan dan peralatan seminim mungkin, mudah pemasangannya

maupun pemeliharaannya, segi-segi daya listriknya juga harus diperhitungkan

sekecil mungkin. Dengan demikian hanya keseluruhan instalasi listrik tersebut

baik untuk biaya pemasangan dan biaya pemeliharaannya bisa dibuat semurah

mungkin.

7

2.1.2 Ketentuan Desain Instalasi Listrik

Desain instalasi listrik ialah berkas gambar rancangan dan uraian teknik, yang

digunakan sebagai pedoman untuk melaksanakan pemasangan suatu instalasi listrik.

Desain instalasi listrik harus dibuat dengan jelas, serta mudah dibaca dan dipahami oleh

para teknisi listrik. Untuk itu harus diikuti ketentuan dan standar yang berlaku (PUIL

2011).

Desain instalasi listrik terdiri dari :

a. Gambar situasi, yang menunjukkan dengan jelas letak gedung atau bangunan

tempat instalasi tersebut akan dipasang dan rancangan penyambungannya dengan

sumber tenaga listrik.

b. Gambar instalasi yang meliputi :

- Desain tata letak yang menunjukkan dengan jelas letak perlengkapan listrik

beserta sarana kendalinya ( pelayanannya ), seperti titik lampu, kotak kontak,

sakelar, motor listrik, PHBK dan lain-lain.

- Desain hubungan perlengkapan listrik dengan gawai pengendalinya seperti

hubungan lampu dengan sakelarnya, motor dengan pengasutnya, dan dengan

gawai pengatur kecepatannya, yang merupakan bagian dari sirkit akhir atau

cabang sirkit akhir.

- Gambar hubungan antara bagian sirkit akhir tersebut dalam butir b dan PHBK

yang bersangkutan, ataupun pemberian tanda dan keterangan yang jelas

mengenai hubungan tersebut.

- Tanda atapun keterangan yang jelas mengenai setiap perlengkapan listrik.

c. Diagram garis tunggal, yang meliputi :

- Diagram PHBK lengkap dengan keterangan mengenai ukuran dan besaran

pengenal komponennya.

8

- Keterangan mengenai jenis dan besar beban yang terpasang dan

pembagiannya.

- Pembumian sistem

- Ukuran dan jenis konduktor yang dipakai.

d. Gambar rinci yang meliputi :

- Perkiraan ukuran fisik PHBK

- Cara pemasangan perlengkapan listrik

- Cara pemasanga kabel

- Cara kerja instalasi kendali

e. Perhitungan teknis bila dianggap perlu, yang meliputi antara :

- Drop voltase

- Perbaikan faktor daya

- Beban terpasang dan kebutuhan maksimum

- Arus hubung pendek dan daya hubung pendek

- Tingkat pencahayaan

- Keseimbangan beban

f. Tabel bahan instalasi, yang meliputi :

- Jumlah dan jenis kabel, Konduktor dan perlengkapan

- Jumlah dan jenis perlengkapan bantu

- Jumlah dan jenis PHBK

- Jumlah dan jenis luminer lampu

g. Uraian teknis, yang meliputi :

- Ketentuan tentang sistem proteksi

- Ketentuan teknis perlengkapan listrik yang dipasang dan cara pemasangannya

- Cara pengujian

9

- Jadwal waktu pelaksanaan

h. Perhitungan biaya

2.2 Instalasi Penerangan

Cahaya adalah suatu gejala fisis, suatu sumber cahaya memancarkan energi.

Sebagian dari energi ini diubah menjadi cahaya tampak. Perambatan cahaya di ruang

bebas dilakukan oleh gelombang – gelombang elektromagnetik. Jadi cahaya itu suatu

gejala getaran. Instalasi penerangan dalam suatu ruangan sangat dipengaruhi oleh

intensitas cahaya, flux cahaya, intensitas penerangan, dan luminasi (Harten dkk., 1981).

2.2.1 Satuan – Satuan dalam Instalasi Listrik Penerangan

Adapun satuan – satuan yang terpenting dan digunakan dalam teknik penerangan

ialah (Harten dkk., 1981) :

a. Satuan untuk intensitas cahaya : kandela (cd)

b. Satuan untuk flux cahaya : lumen (lm)

c. Satuan untuk intensitas penerangan atau iluminasi : lux (lx)

2.2.2 Intensitas Cahaya

Kawat tahanan yang dialiri arus listrik akan berpijar dan memancarkan cahaya.

Sumber cahaya demikian, misalnya lampu pijar, dinamakan pemancar suhu. Lampu pijar

memancarkan energi cahaya ke semua jurusan. Tetapi energi radiasinya tidak merata.

Jumlah energi radiasi yang dipancarkan sebagai cahaya ke suatu jurusan tertentu

disebut intensitas cahaya dan dinyatakan dalam satuan kandela (cd), dengan lambang I.

seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.1 :

10

(Sumber: Instalasi Listrik Arus Kuat 2 halaman 6)

Gambar 2.1 Intensitas Cahaya

Untuk menentukan satuan kandela ini, digunakan apa yang dinamakan badan

hitam. Dalam alat ini terdapat suatu ruang kosong bersinar dari torlumoksida, dengan

lubang yang kecil sekali. Ruang kosong ini berada dalam platina cair (Harten dkk., 1981).

Rumus Intensitas Cahaya yaitu :

I =φ

ω ............................................................................................................... (2.1)

Keterangan :

I = Intensitas cahaya (cd)

𝝋 = Flux cahaya (lm)

𝜔 = Sudut ruang (steradian)

2.2.3 Flux Cahaya

Flux cahaya yang dipancarkan oleh suatu sumber cahaya ialah seluruh jumlah

cahaya yang dipancarkan dalam satu detik. Kalau sumber cahayanya, misalkan sebuah

lampu pijar ditempatkan dalam reflektor, maka cahayanya akan diarahkan, tetapi jumlah

atau flix cahayanya tetap (Harten dkk., 1981).

Seperti sudah diketahui, satuan untuk flux cahaya adalah lumen dan ditunjukkan

pada Gambar 2.2 :

11

(Sumber: Instalasi Listrik Arus Kuat 2 halaman 7)

Gambar 2.2 Flux Cahaya

Untuk mencari flux cahaya yang dipancarkan oleh sumber cahaya yang ada di

dalam suatu ruangan dapat dihitung dengan menggunakan rumus 2.2:

φ =ExA

η ….......................................................................................................(2.2)

Keterangan :

𝝋 = Flux cahaya (lm)

E = Intensitas penerangan yang diperlukan di bidang kerja (lux)

A = Luas bidang kerja (m2)

η = Efisiensi

2.2.4 Intensitas Penerangan

Intensitas penerangan atau iluminasi di suatu bidang ialah flux cahaya yang jatuh

pada 1 m2 dari bidang itu. Satuan untuk intensitas penerangan ialah lux (lx) dan

lambangnya E. Pada Gambar 2.3 iluminasi di buku dan di meja sama kuatnya (Harten

dkk., 1981).

12

(Sumber: Instalasi Listrik Arus Kuat 2 halaman 8)

Gambar 2.3 Intensitas penerangan di permukaan buku A dan meja B sama

besarnya

Jika suatu bidang yang luasnya A m2, diterangi dengan lumen maka intensitas

penerangan rata-rata di bidang itu dapat dihitung dengan menggunakan rumus 2.3:

Erata−rata =φ

A ….............................................................................................(2.3)

Keterangan :

Erata−rata= intensitas penerangan rata-rata (lux)

φ = flux cahaya (lm)

A = luas bidang kerja (m2)

2.2.5 Luminansi

Luminansi ialah suatu ukuran untuk terang suatu benda. Luminansi yang terlalu

besar akan menyilaukan mata, seperti misalnya sebuah lampu pijar tanpa armatur.

Luminansi (L) suatu sumber cahaya atau suatu permukaan yang memantulkan

cahaya ialah intensitas cahayanya dibagi dengan luas semu permukaan. Dalam bentuk

rumus 2.4:

13

L =I

As ….........….............................................................................................(2.4)

Keterangan :

L = luminansi (cd/cm2)

I = intensitas cahaya (cd)

As = luas semu permukaan (cm2)

Untuk menentukan standar luminansi pada bidang kerja menurut IES dapat dilihat

pada tabel 2.1 sebagai berikut:

Tabel 2.1 Standar Luminansi pada bidang kerja menurut IES

Kategori Rentang luminansi (lux) Jenis kegiatan A 20-30-50 Area publik berlingkungan gelap

B 50-75-100 Tempat kunjungan singkat

C 100-150-200 Ruang publik, tugas visual jarang

D 200-300-500 Tugas visual berkontras tinggi

E 500-750-1000 Tugas visual berkontras sedang

F 1000-1500-2000 Tugas visual berkontras rendah

G 2000-3000-5000 Tugas visual berkontras rendah dalam

waktu lama

H 5000-7500-10000 Tugas visual sangat teliti dalam waktu

sangat lama

I 10000-15000-20000 Tugas visual khusus berkontras sangat

rendah dan kecil (Sumber: elib.unikom.ac.id)

Faktor refleksi suatu permukaan ikut menentukan luminansinya. Luas semu

permukaan ialah luas proyeksi sumber cahaya pada suatu bidang rata yang tegak lurus

pada arah pandang, jadi bukan luas permukaan seluruhnya (Harten dkk., 1981).

2.3 Cara Menghitung Penerangan Dalam

Penerangan suatu ruangan kerja pertama – tama harus tidak melelahkan mata

tanpa guna. Karena itu perbedaan intensitas penerangan yang terlalu besar antara bidang

kerja dan sekelilingnya harus dihindari, karna akan memerlukan daya penyesuaian mata

yang terlalu besar sehingga melelahkan. Perbandingan antara intensitas penerangan

14

minimum dan maksimum di bidang kerja harus sekurang – kurangnya 0,7. Perbandingan

dengan sekelilingnya harus sekurang – kurang nya 0,3 (Harten dkk., 1981).

Dalam menghitung penerangan dalam terdiri dari:

1. Intensitas Penerangan

2. Efisiensi penerangan

3. Efisiensi armatur

4. Faktor refleksi

5. Indeks ruangan atau indeks bentuk

6. Faktor penyusutan atau faktor depresiasi

2.3.1 Intensitas Penerangan

Intensitas penerangan harus ditentukan di tempat di mana pekerjaanya akan

dilakukan. Bidang kerja umumnya diambil 80 cm di atas lantai. Bidang kerja ini mungkin

sebuah meja atau bangku kerja, atau juga suatu bidang horizontal khayalan, 80 cm di atas

lantai.

Intensitas penerangan yang diperlukan ikut ditentukan oleh sifat pekerjaan yang

harus dilakukan. Suatu bagian mekanik halus misalnya, akan memerlukan intensitas

penerangan yang jauh lebih besar daripada yang diperlukan suatu galangan kapal (Harten

dkk., 1981).

Untuk menentukan standar kuat penerangan dalam ruangan dapat dilihat pada

tabel 2.2 sebagai berikut:

15

Tabel 2.2 Standar penerangan dalam ruangan

No. Jenis bangunan atau tempat Lux

1 2 3

1 Industri pesawat terbang, pabrikasi bagian :

Pengeboran, pengerasan sekrup, pengelingan

Asembling akhir

Hanggar untuk perbaikan pesawat

Asembling :

Kasar

Sedang

Halus

750

1000

1000

300

1000

2000

2 Penjilidan buku :

Pemotongan, penjahitan, pelubangan

Embosing, pemeriksaan

750

2000

3 Industri Kimia :

Area pabrik

Ruang pencampuran

Injeksi dan kalendering (industri plastik)

Ruang pengendali

Laboratorium

Ruang pemeriksaan warna

200

300

500

500

750

1000

4 Pabrik keramik :

Pencetakan, pengepresan, pembersihan, dan kelengkapan

Pewarnaan

300

1000

5 Industri kelistrikan :

Penggulungan (pembelitan)

Pekerjaan asembling :

Halus

Sangat halus

500

1500

200

6 Garasi mobil :

Tempat perbaikan (reparasi)

Area untuk lalu lalang

Tempat parkir :

Jalan masuk

Jalur lintasan

Gudang

1000

200

500

100

50

7 Usaha pencucian dan penyeterikaan pakaian :

Pencucian

Penyeterikaan

Mesin, penekanan akhir, sortir

300

500

750

8 Pabrik kulit :

Pembersihan, pementangan, penyamakan

Pekerjaan akhir, scarfing

300

1000

16

Lanjutan Tabel 2.2

No. Jenis bangunan atau tempat Lux

9 Bengkel bermesin :

Pengelasan

Pekerjaan kasar

Pekerjaan setengah halus

Pekerjaan halus

300

500

1000

2000

10 Bengkel pengecatan :

Penyemprotan

Pengecatan halus dengan tangan

Poles dan pengeringan

500

1000

500

11 Industri percetakan :

Pemeriksaan warna

Komposisi

Pengepresan

Pembacaan/koreksi

2000

1000

750

1600

12 Pabrik kaca :

Ruang pencampuran bahan

Ruang pembentukan dan peniupan

Ruang dekorasi

Ruang Etsa

200

300

500

750

13 Kantor dan Bank

Lobi

Tellers, penyimpanan

Tempat Umum

Koridor, tangga berjalan

Ruang Direktur

Ruang kerja

Ruang komputer

Ruang rapat

Ruang gambar

Ruang arsip aktif

Gudang arsip

500

1500

150

200

350

350

350

300

750

300

150

14 Hotel dan Motel

Kamar mandi (secara umum)

Ruang bercermin pada kamar mandi

Tempat tidur : tidur/membaca

Lobi depan

Ruang untuk umum

Ruang pelayanan

Dapur

Tempat lain

100

300

50/200

750

200-400

100-200

200-400

300

17

Lanjutan Tabel 2.2

No. Jenis bangunan atau tempat Lux

15 Sekolah

Tempat membaca :

Buku cetakan

Tulisan pensil

Hasil fotocopy yang bagus

Hasil fotocopy yang jelek

Kelas :

Papan Tulis

Ruang Gambar

Laboratorium

Ruang Kuliah :

Umum

Kelas baca, peragaan, dan demonstrasi

Bengkel

Aula

Koridor

Perpustakaan

300

750

300

1000

1600

1000

1000

750

1600

1000

750

200

750

16 Kantor pos :

Lobi

Ruang sortir surat

Gudang

Koridor

300

1000

200

200

17 Restoran :

Ruang makan dan kasir

Penerangan sekeliling ruang makan

Ruang berpenerangan remang-remang

Dapur

500

200

30

200-400

18 Teater :

Auditorium

Selama waktu jedah (intermission)

Foyer

Lobi masuk

Permukaan berwarna terang

Permukaan berwarna agak gelap

Permukaan berwarna gelap

Bendera

50

1

50

200

50-150

150-300

200-500

500

19 Toko dan tempat pamer :

Toko Konvensional

Swalayan

Supermarket

Ruang pamer

300

500

750

500

20 Tempat Ibadah :

Ruang untuk Jamaah

Mimbar (untuk khotbah)

100

150

(Sumber: Teknologi Pencahayaan halaman 143-146)

18

Intensitas penerangan E dinyatakan dalam satuan lux, sama dengan jumlah

lm/𝑚2. Jadi flux cahaya yang diperlukan untuk suatu bidang kerja seluas A 𝑚2 dengan

rumus 2.5:

E =φ

A …...........................................................................................................(2.5)

Keterangan :

Erata−rata = intensitas penerangan rata-rata (lux)

φ = flux cahaya (lm)

A = luas bidang kerja (m2)

2.3.2 Efisiensi Penerangan

Efisiensi atau rendemen penerangannya dapat ditentukan dengan persamaan

rumus dari flux cahaya yang berguna yang mencapai bidang kerja langsung atau tak

langsung setelah dipantulkan oleh dinding dan langit-langit (Harten dkk., 1981).

Rumus flux cahaya sebagai berikut :

φg = E x A (lm) .............................................................................................. (2.6)

Dan dari persamaan diatas maka didapat rumus flux cahaya yang dipancarkan

lampu dalam suatu ruangan yang dinyatakan dengan persamaan rumus sebagai berikut:

φ0 = E x A

η (lm) ............................................................................................... (2.7)

Dan rumus efisiensi penerangan nya adalah sebagai berikut:

η =φgφ0

............................................................................................................. (2.8)

Keterangan:

φg = flux cahaya yang berguna yang mencapai bidang kerja langsung atau tak

langsung setelah dipantulkan oleh dinding dan langit-langit (lm)

19

φ0 = flux cahaya yang dipancarkan oleh semua sumber cahaya yang ada dalam

ruangan (lm)

E = intensitas penerangan yang diperlukan dibidang kerja (lux)

A = luas bidang kerja (m2)

η = efisiensi

Untuk menentukan efisiensi penerangan dapat dilihat pada tabel 2.3 sebagai

berikut :

Tabel 2.3 Efisiensi Penerangan

(Sumber: Instalasi Listrik Arus Kuat 2 halaman 45)

2.3.3 Efisiensi Armatur

Efisiensi armatur (v) dibagi atas bagian flux cahaya di atas dan di bawah bidang

horizontal. Efisiensi sebuah armatur ditentukan oleh konstruksinya dan bahan yang

digunakan. Dalam efisiensi penerangan selalu sudah diperhitungkan efisiensi armaturnya

(Harten dkk., 1981).

Berikut adalah cara menentukan efisiensi armatur (v) seperti pada rumus 2.9

𝑉 =flux cahaya yang dipancarkan oleh armatur

flux cahaya yang dipancarkan oleh sumber cahaya ............................................(2.9)

20

2.3.4 Faktor-faktor Refleksi

Faktor-faktor refleksi rw dan rp masing-masing menyatakan bagian yang

dipantulkan dari flux cahaya yang diterima oleh dinding dan langit-langit, dan kemudian

mencapai bidang kerja.

Faktor refleksi semu bidang pengukuran atau bidang kerja rm , ditentukan oleh

refleksi lantai dan refleksi bagian dinding antara bidang kerja dan lantai. Umumnya untuk

rm ini diambil 0,1. Langit-langit dan dinding berwarna terang memantulkan 50-70%, dan

yang berwarna gelap 10-20%.

Pengaruh dinding dan langit-langit pada sistem penerangan langsung jauh lebih

kecil daripada pengaruhnya pada sistem-sistem penerangan lainnya. Sebab cahaya yang

jatuh di langit-langit dan dinding hanya sebagian kecil saja dari flux cahaya (Harten dkk.,

1981).

Silau karena cahaya yang dipantulkan dapat dihindari dengan cara-cara berikut

ini :

a. Menggunakan bahan yang tidak mengkilat untuk bidang kerja.

b. Menggunakan sumber-sumber cahaya yang permukaannya luas dan

luminansinya rendah.

c. Penempatan sumber cahaya yang tepat.

Tabel 2.4 Faktor-faktor refleksi

Warna Faktor refleksi

Putih

Sangat Muda

Muda

Sedang

Gelap

0,8

0,7

0,5

0,3

0,1

(Sumber : digilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-sripringat-5948-4-8.bab-i.pdf)

21

2.3.5 Indeks Ruangan atau Indeks Bentuk

Indeks ruangan atau indeks bentuk (k) menyatakan perbandingan antara ukuran-

ukuran utama suatu ruangan berbentuk bujur sangkar. Besar indeks ruangan dinyatakan

dengan persamaan rumus 2.10:

k =p.l

h(p+l) …............................................................................................(2.10)

Keterangan :

k = indeks ruangan atau indeks bentuk

p = panjang ruangan (m)

l = lebar ruangan (m)

h = tinggi sumber cahaya diatas bidang kerja (m)

Bidang kerja adalah suatu bidang horizontal khayalan, umumnya 0,80 m di atas

lantai. Jika nilai (k) yang diperoleh tidak terdapat dalam tabel, efisiensi penerangannya

dapat ditentukan dengan interpolasi (Harten dkk., 1981).

2.3.6 Faktor Penyusutan atau Faktor Depresiasi

Faktor penyusutan atau faktor depresiasi d ialah pada rumus 2.11:

d =𝐸 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑎𝑑𝑎𝑎𝑛 𝑑𝑖𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖

E dalam keadaan baru …...........................................................(2.11)

Intensitas penerangan E dalam keadaan dipakai ialah intensitas penerangan rata

– rata suatu instalasi dengan lampu – lampu dan armatur – armatur, yang daya gunanya

telah berkurang karena kotor, sudah lama dipakai atau karena sebab – sebab lain.

Faktor depresiasi ini dibagi atas tiga golongan utama, yaitu untuk :

1. Pengotoran ringan, terjadi di toko – toko, kantor – kantor dan gedung – gedung

sekolah yang berada di daerah – daerah yang hampir tidak berdebu.

2. Pengotoran biasa, terjadi di perusahaan – perusahaan lainnya.

22

3. Pengotoran berat, akan terjadi di ruangan – ruangan misalnya di perusahaan –

perusahaan cor, pertamabangan dan sebagainya.

Kalau tingkat pengotorannya tidak diketahui, digunakan faktor depresiasi 0,8. Di

samping pengaruh pengotoran, dalam faktor depresiasi juga di perhitungkan pengaruh

usia lampu – lampunya. Pengaruh ini tergantung pada jumlah jam nyalanya. Untuk lampu

TL diperhitungkan 1500 jam nyala per tahun dan untuk lampu pijar 500 jam nyala per

tahun (Harten dkk., 1981).

2.4 Sistem Penerangan dan Armatur

Penyebaran cahaya dari suatu sumber cahaya tergantung pada kostruksi sumber

cahaya itu sendiri dan konstruksi armatur yang digunakan. Konstruksi armaturnya antara

lain ditentukan oleh :

1. Cara pemasangannya pada dinding atau langi-langit.

2. Cara pemasangan fiting atau fiting – fiting dalam armatur

3. Perlindungan sumber cahayanya

4. Penyesuaian bentuknya dengan lingkungan

5. Penyebaran cahayanya.

Sebagian besar cahaya yang ditangkap oleh mata,tidak datang langsung dari

sumber cahaya, tetapi setelah dipantulkan oleh lingkungan. Karena besarnya luminansi

sumber-sumber cahaya modern, cahaya langsung dari sumber cahaya biasanya akan

menyilaukan mata. Oleh karena itu, bahan-bahan armatur harus dipilih sedemikian rupa

sehingga sumber cahayanya terlindung dan cahayanya terbagi secara tepat (Harten dkk.,

1981).

23

Berdasarkan pembagian flux cahayanya oleh sumber cahaya dan armatur yang

digunakan, dapat dibedakan sistem – sistem penerangan berdasarkan tabel 2.5 di bawah

ini:

Tabel 2.5 Sistem Penerangan

Sistem Penerangan Langsung kebidang kerja

Penerangan langsung 90 – 100 %

Terutama penerangan langsung 60 – 90 %

Penerangan campuran atau baur (difus) 40 – 60 %

Terutama penerangan tak langsung 10 – 40 %

Penerangan tak langsung 0 – 10 %

(Sumber: Instalasi Listrik Arus Kuat 2 halaman 23)

2.4.1 Armatur

Bentuk sumber cahaya dan armatur harus sedemikian rupa sehingga tidak

menyilaukan mata. Bayang-bayang harus ada, sebab bayang-bayang ini diperlukan untuk

dapat melihat benda-benda sewajarnya. Akan tetapi, bayang-bayang itu tidak boleh

terlalu tajam.

Selain itu konstruksi armatur harus sedemikian rupa sehingga ada cukup sirkulasi

udara untuk menyingkirkan panas yang ditimbulkan oleh sumber cahaya. Karena itu

harus ada cukup banyak lubang di bagian bawah dan bagian atas armatur. Suhu armatur

sekali-kali tidak boleh menjadi semakin tinggi hingga dapat menimbulkan kebakaran

atau merusak isolasi (Harten dkk., 1981).

24

2.4.2 Tipe-tipe Penerangan

Penyebaran cahaya dari sumber cahaya tergantung dari konstruksi sumber cahaya

itu sendiri dan pada konstruksi armatur yang digunakan. Sebagian besar cahaya yang

ditangkap oleh mata tidak datang langsung dari sumber cahaya, tetapi setelah dipantulkan

oleh dinding.

Cahaya yang datang langsung dari sumber cahaya dapat menyilaukan mata,

karena itu bahan-bahan armatur harus dipilih sedemikian rupa sehingga sumber

cahayanya terlindung dan cahayanya terbagi secara tepat (Harten dkk., 1981).

Adapun tipe-tipe penerangan nya sebagai berikut :

a. Penerangan Langsung

Efisiensi penerangan langsung sangat baik. Cahaya yang dipancarkan sumber

cahaya seluruhnya diarahkan ke bidang yang harus diberi penerangan, langit – langit

hampir tidak ikut berperan. Akan tetapi sistem penerangan ini menimbulkan bayang

– bayang yang tajam. Keberatan ini dapat dikurangi dengan menggunakan sumber –

sumber cahaya bentuk tabung (Lampu TL).

Penerangan langsung terutama digunakan pada ruangan – ruangan yang tinggi,

misalnya di pabrik, bengkel, dan penerangan luar. Armatur yang digunakan ialah

armatur pancaran lebar (untuk penerangan umum dalam bengkel) dan armatur

pancaran terbatas (untuk penerangan setempat, di atas mesin perkakas). Selain itu,

ada juga armatur palung (untuk penerangan industri) dan armatur rok (untuk

penerangan luar).

25

(Sumber: Instalasi Listrik Arus Kuat 2 halaman 30)

Gambar 2.4 Armatur Pancaran Lebar

(Sumber: Instalasi Listrik Arus Kuat 2 halaman 30)

Gambar 2.5 Armatur Pancaran Terbatas

(Sumber: Instalasi Listrik Arus Kuat 2 halaman 31)

Gambar 2.6 Armatur Palung

26

(Sumber: Instalasi Listrik Arus Kuat 2 halaman 45)

Gambar 2.7 Armatur Rok

b. Terutama Penerangan Langsung

Efisiensi penerangan yang sebagian besar langsung ini cukup baik. Dibandingkan

dengan penerangan langsung, pembentukan bayang – bayang dan kilaunya agak

kurang. Sejumlah kecil cahaya dipancarkan keatas karena itu kesan mengenai ukuran

ruangannya menjadi lebih baik. Sistem penerangan ini digunakan pada gedung –

gedung ibadah, untuk tangga dalam rumah, gang dan sebagainya.

c. Penerangan Difus

Efisiensi penerangan difus lebih rendah daripada efisiensi kedua sistem yang

telah dibahas lebih dahulu. Sebagian dari sumber – sumber cahaya sekarang

diarahkan ke dinding dan langit – langit. Pembentukan bayang – bayang dan kilaunya

banyak berkurang. Penerangan difus digunakan pada ruangan – ruangan sekolah,

kantor, dan tempat kerja. Adapun armaturnya menggunakan armatur gantung pakai

pipa.

d. Terutama Penerangan Tak Langsung

Bayang – bayang dan kilau yang timbul pada sistem penerangan ini hanya

sedikit. Sebagian besar dari cahaya sumber –sumber cahaya sekarang diarahkan ke

27

atas. Penerangan ini digunakan pada rumah sakit, ruangan baca, toko, dan kamar

tamu. Adapun armaturnya menggunakan armatur dinding, seperti pada Gambar 2.8

dan juga armatur gantung bentuk gelang pada Gambar 2.9:

(Sumber: http://architectaria.com/berkreasi-dengan-rumah-lampu-atau-armatur.html)

Gambar 2.8 Armatur Dinding

(Sumber: http://architectaria.com/berkreasi-dengan-rumah-lampu-atau-armatur.html)

Gambar 2.9 Armatur gantung

e. Penerangan Tak Langsung

Pada sistem penerangan tak langsung cahayanya dipantulkan oeleh langit – langit dan

dinding - dinding ini harus terang. Bayang – bayang hampir tidak ada lagi.

Penerangan ini digunakan pada ruangan untuk membaca, menulis, dan untuk

melakukan pekerjaan halus lainnya.

28

2.4.3 Menentukan Jumlah Armatur

Untuk menentukan jumlah armatur yang digunakan, maka dapat menggunakan

persamaan berikut dengan rumus 2.12 (Harten dkk., 1981) :

narmatur = φ0

φarmatur =

E x A

φarmatur x η x d ……………………………………. ( 2.12)

Keterangan:

φarmatur = flux cahaya per armatur (lm)

d = faktor depresiasi

E = intensitas penerangan yang diperlukan dibidang kerja (lux)

A = luas bidang kerja (m2)

η = efisiensi

2.4.4 Menentukan Jumlah Lampu

Dalam menentukan banyak lampu digunakan metode interpolasi. Pada metode

interpolasi dapat diketahui efisiensi suatu penerangan melalai tabel, tetapi jika nilai

indeks ruangan ( k ) yang kita peroleh tidak terdapat didalam tabel maka untuk mencari

nilai efisiensinya diambil nlai tengah antara nilai-nilai untuk indeks ruangan satu tingkat

diatasnya dan satu tingkat dibawahnya (Harten dkk., 1981).

Jika telah diketahui efisiensi penerangan untuk nilai tertentu dari indeks ruangan

maka dapat dihitung jumlah lampu yang diperlukan dengan menggunakan rumus 2.13 :

nlampu = φ0

φlampu

= E x A

φlampu

x η x d ............................................................... .(2.13)

Flux cahaya yang diperlukan jika dalam keadaan baru dengan menggunakan

persamaan rumus sebagai berikut:

φ0 = E x A

η. ................................................................................................... .(2.14)

29

Sedangkan pada keadaan terpakai dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

φ0 = E x A

η x d ..................................................................................................... .(2.15)

Keterangan:

φlampu

= flux cahaya per lampu (lm)

d = faktor depresiasi

E = intensitas penerangan yang diperlukan dibidang kerja (lux)

A = luas bidang kerja (m2)

η = efisiensi

2.5 Komponen Instalasi Penerangan

Dalam suatu instalasi penerangan dibutuhkan suatu peralatan berstandar dimana

dapat menunjang proses kerja sistem penerangan tersebut. Oleh karena itu, semua

peralatan pelengkap dari instalasi penerangan yang berfungsi melengkapi instalasi

memiliki standarisasi, sehingga mampu melaksanakan fungsinya dengan baik. Adapun

yang tergolong komponen instalasi penerangan adalah :

a. Pengaman

b. Penghantar

c. Lampu

d. Sakelar

e. Kontak kontak

f. Armatur

g. Pipa instalasi

h. PHB (Panel Hubung Bagi)

30

2.5.1 Pengaman

Pengaman adalah suatu peralatan listrik yang digunakan untuk melindungi

komponen listrik dari kerusakan yang diakibatkan oleh gangguan seperti arus beban lebih

ataupun arus hubung singkat (Sumardjati dkk., 2008).

Fungsi dari pengaman dalam instalasi listrik adalah:

1. Isolasi, yaitu untuk memisahkan instalasi atau bagiannya dari catu daya listrik untuk

alasan keamanan.

2. Kontrol, yaitu untuk membuka atau menutup sirkit instalasi selama kondisi operasi

normal untuk tujuan operasi dan perawatan.

3. Proteksi, yaitu untuk pengamanan kabel, peralatan listrik dan manusianya terhadap

kondisi tidak normal seperti beban lebih, hubung singkat dengan memutuskan arus

gangguan dan mengisolasi gangguan yang terjadi.

Untuk mengetahui besar pengaman yang digunakan dapat menggunakan

persamaan rumus:

a. Untuk pengaman satu fasa menggunakan rumus 2.16:

In =S

V …........................................................................................................(2.16)

Keterangan :

In = arus nominal (A)

S = daya semu (VA)

V = tegangan (line to netral) (V)

b. Untuk pengaman tiga fasa menggunakan rumur 2.17

In =S

√3 x V ….................................................................................................(2.17)

31

Keterangan :

In = arus nominal (A)

S = daya semu (VA)

V = tegangan (line to line) (V)

2.5.1.1 MCB (Miniatur Circuit Breaker)

MCB adalah suatu rangkaian pengaman yang dilengkapi dengan komponen

thermis (bimetal) untuk pengaman beban lebih dan juga dilengkapi relay elektromagnetik

untuk pengaman hubung singkat. MCB banyak digunakan untuk pengaman sirkit satu

fasa dan tiga fasa. Keuntungan menggunakan MCB, yaitu:

1. Dapat memutuskan rangkaian tiga fasa walaupun terjadi hubung singkat pada

salah satu fasanya.

2. Dapat digunakan kembali setelah rangkaian diperbaiki akibat hubung singkat atau

beban lebih.

3. Mempunyai respon yang baik apabila terjadi terjadi hubung singkat atau beban

lebih.

Pada MCB terdapat dua jenis pengaman yaitu secara thermis dan elektromagnetis,

pengaman termis berfungsi untuk mengamankan arus beban lebih sedangkan pengaman

elektromagnetis berfungsi untuk mengamankan jika terjadi hubung singkat. Pengaman

thermis pada MCB memiliki prinsip yang sama dengan thermal overload yaitu

menggunakan dua buah logam yang digabungkan (bimetal), pengamanan secara

thermis memiliki kelambatan, ini bergantung pada besarnya arus yang harus diamankan,

sedangkan pengaman elektromagnetik menggunakan sebuah kumparan yang dapat

menarik sebuah angker dari besi lunak.

32

MCB dibuat hanya memiliki satu kutub untuk pengaman satu fasa, sedangkan untuk

pengaman tiga fasa biasanya memiliki tiga kutub dengan tuas yang disatukan, sehingga

apabila terjadi gangguan pada salah satu kutub maka kutub yang lainnya juga akan ikut

terputus (Sumardjati dkk., 2008).

Berdasarkan penggunaan dan daerah kerjanya, MCB dapat digolongkan menjadi

lima jenis ciri yaitu :

a. Tipe Z (rating dan breaking capacity kecil)

Digunakan untuk pengaman rangkaian semikonduktor dan trafo-trafo

yang sensitif terhadap tegangan.

b. Tipe K (rating dan breaking capacity kecil)

Digunakan untuk mengamankan alat-alat rumah tangga.

c. Tipe G (rating besar) untuk pengaman motor.

d. Tipe L (rating besar) untuk pengaman kabel atau jaringan.

e. Tipe H untuk pengaman instalasi penerangan bangunan.

Konstruksi MCB dapat dilihat pada Gambar 2.10 dan arus pengenal MCB dapat

dilihat pada Tabel 2.6 :

(a) (b)

(Sumber: Teknik pemanfaatan tenaga listrik jilid 1 Halaman 46)

Gambar 2.10 MCB 1 fasa (a) dan MCB 3 fasa (b)

33

Tabel 2.6 Arus Pengenal MCB

Pengaman 1 kutub

(A)

Pengaman 2 kutub

(A)

Pengaman 3 kutub

(A)

2 2 -

4 4 -

6 6 6

10 10 10

16 16 16

20 20 20

25 25 25

32 32 32

40 40 40

50 50 50

63 63 63 (Sumber : Schneider Electric)

2.5.1.2 MCCB (Moulded Case Circuit Breaker)

MCCB merupakan salah satu alat pengaman yang dalam proses operasinya

mempunyai dua fungsi yaitu sebagai pengaman dan sebagai alat untuk penghubung.

Jika dilihat dari segi pengaman, maka MCCB dapat berfungsi sebagai pengaman

gangguan arus hubung singkat dan arus beban lebih. Pada jenis tertentu pengaman ini,

mempunyai kemampuan pemutusan yang dapat diatur sesuai dengan yang diinginkan

(Sumardjati dkk., 2008).

Konstruksi MCCB dapat dilihat pada Gambar 2.11 dan arus pengenal MCCB

dapat dilihat padaTabel 2.7 :

34

Keterangan :

1. Bahan BMC untuk bodi dan tutup

2. Peredam busur api

3. Blok sambungan untuk pemasangan ST dan

UVT

4. Penggerak lepas-sambung

5. Kontak bergerak

6. Data kelistrikan dan pabrik pembuat

7. Unit magnetik trip

(Sumber: Teknik pemanfaatan tenaga listrik jilid 1 Halaman 47)

Gambar 2.11 Moulded Case Circuit Breaker

Tabel 2.7 Arus Pengenal MCCB (Compact NS100N – NS160N)

Arus Pengenal MCCB (A)

13

16

20

25

32

40

50

63

80

100

125

160 (Sumber : Schneider Electric)

2.5.1.3 ACB (Air Circuit Breaker )

ACB (Air Circuit Breaker) merupakan jenis circuit breaker dengan sarana

pemadam busur api berupa udara. ACB dapat digunakan pada tegangan rendah dan

tegangan menengah. Udara pada tekanan ruang atmosfer digunakan sebagai peredam

busur api yang timbul akibat proses switching maupun gangguan.

35

Konstruksi ACB dapat dilihat pada Gambar 2.12 dan arus pengenal ACB dapat

dilihat padaTabel 2.8 :

(Sumber: Teknik pemanfaatan tenaga listrik jilid 1 Halaman 47)

Gambar 2.12 Air Circuit Breaker

Tabel 2.8 Arus Pengenal ACB (Masterpact NW tipe H1)

Arus Pengenal ACB (A)

800

1000

1250

1600

2000

2500

3200

4000

5000

6300 (Sumber : Schneider Electric)

Air Circuit Breaker dapat digunakan pada tegangan rendah dan tegangan

menengah. Rating standar Air Circuit Breaker (ACB) yang dapat dijumpai dipasaran

seperti ditunjukkan pada data diatas. Pengoperasian pada bagian mekanik ACB dapat

dilakukan dengan bantuan solenoid motor ataupun pneumatik (Sumardjati dkk., 2008).

36

Perlengkapan lain yang sering diintegrasikan dalam ACB adalah :

a. Over Current Relay

(OCR)

b. Under Voltage Relay

(UVR)

2.5.2 Penghantar

Penghantar adalah suatu komponen utama yang penting dalam instalasi listrik,

yang berfungsi untuk menyalurkan energi listrik dari satu titik ke titik lain. Penghantar

yg lazim digunakan antara lain aluminium dan tembaga.

Kawat pejal yang digunakan dalam ukuran penghantaran sampai dengan 16 mm2.

Untuk penghantar yang mempunyai fleksibilitas yang tinggi maka dipergunakan kawat

serabut, yakni suatu jumlah tertentu kawat-kawat pejal yang dipilin bersama-sama

sehingga membentuk ukuran serabut yang besar (Modul Instalasi Listrik 1).

Ada dua jenis penghantar listrik adalah sebagai berikut (Sumardjati dkk., 2008):

a. Kawat : suatu penghantar tanpa isolasi yang terbuat dari tembaga dan

aluminium misalnya : kawat BC, A2C, A3C, ACSR.

b. Kabel : suatu penghantar berisolasi ada yang berinti tunggal atau banyak, ada

yang pejal atau serabut, ada yang dipasang di saluran udara atau di dalam

tanah tergantung kondisi pemasangannya. Jenis kabel yang banyak digunakan

pada rumah tinggal yaitu NYA dan NYM. Sedangkan pada gedung

perkantoran umumnya menggunakan kabel NYM. Dalam menggunakan

kabel NYA sebaiknya dilapisi oleh pipa instalasi agar melindungi secara

mekanis maupun dari kelembaban yang dapat mengurangi fungsi dari isolasi

kabel tersebut.

37

2.5.2.1 Kabel

Kabel adalah media untuk menghantarkan arus listrik. Bahan dari kabel ini

beraneka ragam, khusus sebagai penghantar arus listrik, umumnya terbuat dari tembaga

dan umumnya dilapisi dengan pelindung. Selain tembaga, ada juga kabel yang terbuat

dari serat optik, yang disebut dengan fiber optic cable (Modul Instalasi Listrik 1).

Penghantar atau kabel yang sering digunakan untuk instalasi listrik penerangan

umumnya terbuat dari tembaga. Ada tiga hal pokok dari kabel adalah sebagai berikut :

1. Konduktor merupakan bahan untuk menghantarkan arus listrik.

2. Isolator merupakan bahan dielektrik untuk mengisolasi dari penghantar satu

dengan yang lain dan juga terhadap lingkungannya.

3. Pelindung luar merupakan bahan pelindung kabel dari kerusakan mekanis,

pengaruh bahan-bahan kimia, api atau pengaruh-pengaruh luar lainnya yang

dapat merugikan.

2.5.2.2 Jenis – Jenis Kabel

a. Kabel NYM

Kabel NYM adalah kabel yang memiliki beberapa penghantar dan memiliki isolasi

luar sebagai pelindung. Konstruksi dari kabel NYM terlihat pada gambar. Penghantar

dalam pemasangan pada instalasi listrik, boleh tidak menggunakan pelindung pipa.

Namun untuk memudahkan saat peggantian kabel / revisi, sebaliknya pada pemasangan

dalam dinding / beton menggunakan selongsong pipa (Sumardjati dkk., 2008).

38

Konstruksi kabel NYM pada Gambar 2.13:

Penghantar tembaga

Isolasi PVC

Lapisan pembungkus inti

Selubung

(Sumber: Teknik pemanfaatan tenaga listrik jilid 1 Halaman 50)

Gambar 2.13 Kabel NYM

b. Kabel NYY

Kabel tanah thermoplastik tanpa perisai seperti NYY, biasanya digunakan untuk

kabel tenaga pada industri. Kabel ini juga dapat ditanam dalam tanah, dengan syarat

diberikan perlindungan terhadap kemungkinan kerusakan mekanis. Perlindungannya

bisa berupa pipa atau pasir dan diatasnya diberi batu (Sumardjati dkk., 2008).

Konstruksi kabel NYY pada Gambar 2.14:

Penghantar tembaga

Isolasi PVC

Lapisan pembungkus inti

Selubung

(Sumber: Teknik pemanfaatan tenaga listrik jilid 1 Halaman 50)

Gambar 2.14 Kabel NYY

39

2.5.2.3 Luas penampang penghantar

Luas penampang penghantar yang akan digunakan ditentukan oeh kemampuan

hantar arus (KHA) yang diperlukan. Selain itu harus mempertimbangkan kemungkinan

perluasan instalasi yang dikemudian hari serta kekuatan mekanis dari penghantar

tersebut.

Pada instalasi penerangan rumah tinggal biasanya menggunakan penghantar

yang minimal 1,5 mm2. Untuk saluran dua kawat, penghantar netralnya harus sama

dengan luas penampang fasanya. Sedangkan untuk saluran fasa semua penghantar

fasanya harus memiliki luas penampang yang sama (Modul Instalasi Listrik 1).

2.5.2.4 Kemampuan Hantar Arus (KHA)

Kemampuan hantar arus adalah arus yang dihantarkan oleh setiap konduktor

untuk periode berkesinambungan selama operasi normal harus sedemikian sehingga

batas suhu insulasi tidak dilampaui (PUIL 2011).

Berikut ini persamaan rumus kemampuan hantar arus:

KHA = 125% x In ........................................................................................ .(2.18)

Keterangan: In = arus nominal

40

Untuk menentukan KHA kabel NYM dapat dilihat pada tabel 2.9 sebagai berikut:

Tabel 2.9 KHA Kabel NYM

Jenis kabel Luas penampang

mm2

KHA terus menerus

(A)

KHA pengenal

(A)

1 2 3 4

NYIF

NYIFY

NYPLYw

NYM/NYM-0

NYRAMZ

NHYRUZY

NHYRUZYr

NYBUY

NYLRZY, dan

Kabel Fleksibel

Berisolasi PVC

1,5

2,5

4

6

10

16

25

35

50

70

95

120

150

185

240

300

400

500

18

26

34

44

61

82

108

135

168

207

250

292

335

382

453

504

-

-

10

20

25

35

50

63

80

100

125

160

200

250

250

315

400

400

-

-

(Sumber: PUIL 2011 halaman 523)

41

Untuk menentukan KHA kabel NYY dapat dilihat pada tabel 2.10 sebagai berikut:

Tabel 2.10 KHA kabel NYY

Jenis Kabel

Luas

Penampang

mm2

KHA Terus Menerus

Berinti

Tunggal

Berinti

Dua

Berinti

Tiga dan

Empat

Di

Tanah

(A)

Di

udara

(A)

Di

Tanah

(A)

Di

udara

(A)

Di

Tanah

(A)

Di

udara

(A)

1 2 3 4 5 6 7 8

NYY

NYBY

NYFGbY

NYRGbY

NYCY

NYCVY

NYSY

NYKY

NYKBY

NYKFGBY

NYKRGbY

1,5

2,5

4

6

10

16

25

35

50

70

95

120

150

185

240

300

400

500

40

54

70

90

122

160

206

249

296

365

438

499

561

637

743

843

986

1125

26

35

46

58

79

105

140

174

212

269

331

386

442

511

612

707

859

1000

31

41

54

68

92

121

153

187

222

272

328

375

419

475

550

525

605

-

20

27

37

48

66

89

118

145

176

224

271

314

361

412

484

590

710

-

26

34

44

56

75

98

128

157

185

228

279

313

353

399

464

524

600

-

18,5

25

34

43

60

80

106

131

159

202

244

282

324

371

436

481

560

- (Sumber: PUIL 2011 halaman 524)

2.5.3 Macam-Macam Lampu Listrik

Berdasarkan prinsip kerjanya, lampu listrik dibedakan menjadi dua macam, yaitu

lampu pijar dan lampu tabung / neon sign. Cahaya dari lampu pijar merupakan pemijaran

dari filamen pada bohlam, sedangkan lampu tabung cahaya yang dihasilkan berbeda

dengan filament lampu pijar, tetapi melalui proses eksitasi gas atau uap logam yang

terkandung dalam tabung lampu yang terletak diantara 2 elektroda yang bertegangan

cukup tinggi (Sumardjati dkk., 2008).

42

2.5.3.1 Lampu Fluoresen / TL

Lampu fluoresen (TL = tubelair lamp) termasuk lampu merkuri tekanan rendah

(0.4 Pa) yang dilengkapi dengan bahan fluoresen. Cahaya yang dipancarkan dari dalam

lampu adalah ultraviolet (termasuk sinar tak tampak). Untuk itu bagian dalam lampu

tabung dilapisi dengan bahan fluoresen yang fungsinya mengubah ultraviolet menjadi

sinar tampak. Pada awal kerja, arus mengalir melalui dan memanaskan elektroda, arus

juga melalui ballast dan starter. Kemampuan arus mengalir melalui tabung dikarenakan

ballast menghasilkan tegangan induksi yang tinggi. Namun tegangan induksi yang tinggi

ini akan kembali normal ketika arus sudah mengalir melalui tabung. Sesaat setelah

waktu kerja awal starter (yang berupa bimetal) memutuskan rangkaian. Tegangan

kembali normal dan lampu menyala normal.

Fungsi balast ada 2 yaitu sebagai :

a. Pembangkit tegangan induksi yang tinggi (dipengaruhi kerja stater) agar terjadi

pelepasan elektron di dalam tabung.

b. Membatasi arus yang melalui tabung setelah lampu bekerja normal.

Balast Kapasitor disebut juga lampu stabilisasi karena bentuknya memang seperti

lampu pijar. Balast ini hampir tanpa kerugian, balast kapasitor digunakan pada

pemakaian frekuensi tinggi. Balast induktor paling sering digunakan untuk lampu

tabung, kerugian daya yang ditimbulkan lebih kecil dari pada balast resistor. Balast ini

dipadukan dengan starter dapat menimbulkan tegangan induksi yang tinggi.

Balast elektronik tergolong lebih mahal dari balast lainnya, tetapi mempunyai

beberapa keunggulan antara lain : memperbaiki sistem dan menaikkan efikasi, tidak ada

ficker atau efek stroboskopis, tidak memerlukan starter, tidak menimbulkan interferensi

radio, dan dapat digunakan ac sekaligus dc (Muhaimin, 2001).

43

Seperti pada Gambar 2.15:

(Sumber: Teknik penerangan listrik Halaman 17)

Gambar 2.15 Lampu Fluoresen / TL

2.5.3.2 Lampu LED

LED adalah bahan semikonduktor yang mengeluarkan cahaya ketika arus listrik

melaluinya. Sebagaimana dioda lainnya LED terdiri dari pasangan bahan

semikonduktor P dan N. Bila sumber arus searah diberikan kepada LED (Kutub negatif

dihubungkan dengan N dan kutub positif dengan P) maka lobang (hole) akan mengalir

ke arah N dan elektron mengalir ke arah P. Cahaya yang dihasilkan LED bermacam-

macam tergantung bahan semikonduktor yang digunakan (Muhaimin, 2001).

Lampu ini merupakan sirkuit semikonduktor yang memancarkan cahaya ketika

dialiri listrik. Sifatnya bebeda dengan filamen yang harus dipijarkan (dibakar) atau

lampu TL yang merupakan pijaran partikel. Lampu LED memancarkan cahaya lewat

aliran listrik yang relatif tidak menghasilkan banyak panas. Karena itu lampu LED terasa

dingin dipakai karena tidak menambah panas ruangan seperti lampu pijar. Lampu LED

juga memiliki warna sinar yang beragam, yaitu putih, kuning, dan warna-warna lainnya.

Satu varian bentuk lampu LED, dimana bentuk lampu LED yang menggantikan bohlam

bisa bermacam-macam. Yang pasti lampu LED merupakan lampu berisi kumpulan LED

kecil dengan warna putih atau kuning.

44

Lampu LED merupakan lampu yang paling hemat energi diantara jenis lampu

lainnya, meskipun harganya relatif mahal. Lampu LED 4 watt kualitas bagus yang setara

dengan lampu pijar 25 watt meski demikian, lampu LED disarankan memperhatikan

energi (watt) yang dipakai sangat kecil sehingga menggunakan lampu LED sama dengan

menghemat listrik hingga 1/5 dari biasanya. Lampu LED juga bisa bertahan sangat lama

hingga 20an tahun. Bila dibandingkan dengan menggunakan lampu pijar, maka dalam

20 tahun harus membeli atau mengganti sekitar 60an lampu pijar (P4TK, 2014).

Adapun bentuk fisik dari lampu LED seperti pada gambar 2.16 sebagai berikut:

(Sumber: https://www.tokopedia.com/mitraled/lampu-led-philips-125-watt)

Gambar 2.16 Lampu LED

Tabel 2.11 Perbandingan Lumen dan Efisiensi Lampu

No Lumen Lampu

Pijar

Lampu

Neon

Lampu

LED

1 450 40 watt 9 watt 8 watt

2 800 60 watt 14 watt 13 watt

3 1100 75 watt 19 watt 17 watt

4 1600 100 watt 23 watt 20 watt

5 Efisiensi - 75% 80%

(Sumber: https://socialenemy.com/post/tabel-perbandingan-watt-antara-lampu-pijar-neon-dan-led)

45

2.5.4 Sakelar

Sakelar harus memenuhi persyaratan antara lain sebagai berikut:

1. Jumlahnya sedemikian sehingga semua pekerjaan pelayanan, pemeliharaan dan

perbaikan dapat dilakukan dengan aman.

2. Dalam keadaan terbuka, bagian sakelar yang bergerak harus tidak bertegangan.

3. Harus tidak dapat menghubungkan dengan sendirinya karena pengaruh gaya berat.

4. Kemampuan sakelar sekurang-kurangnya harus sesuai dengan daya alat yang

dihubungkannya, tetapi tidak boleh kurang dari 5 A.

5. Harus dapat dilayani secara aman tanpa memerlukan alat bantu.

Sakelar digunakan untuk memutuskan dan menghubungkan rangkaian listrik

dalam keadaan berbeban. Sakelar ada kalanya juga disebut sakelar beban yang memiliki

pemutusan sesaat, pada saat sakelar akan membuka untuk memutuskan rangkaian,

sebuah pegas akan direnggangkan. Jadi kecepatan pemutusan ditentukan oleh pegas dan

tidak tergantung pada pelayanan (gerak tangan) (Harten dkk., 1981).

2.5.4.1 Sakelar Tunggal

Sesuai dengan namanya sakelar ini berfungsi tunggal artinya hanya dapat

menyalakan dan memadamkan sebuah lampu (Rusmadi 2005).

Adapun bentuk fisik sakelar tunggal seperti pada gambar 2.17 sebagai berikut:

(Sumber: https://www.tokopedia.com/butiklampu/saklar-tunggal-k-hotel-panasonic-style-silve)

Gambar 2.17 Sakelar tunggal

46

2.5.4.2 Sakelar Seri

Saklar seri adalah sakelar yang dapat berfungsi ganda yaitu dapat memutuskan

dan menghubungkan sebuah lampu atau lebih secara bergantian atau bersama-sama

(Rusmadi 2005).

Adapun bentuk fisik sakelar seri seperti pada gambar 2.18 sebagai berikut:

(Sumber : http://instalasilistrikshare.com/mengenal-jenis-jenis-saklar-listrik-2/)

Gambar 2.18 Bentuk Fisik Sakelar Seri

2.5.4.3 Sakelar Tukar

Sakelar tukar biasanya disebut juga sakelar hotel, sakelar ini hanya dapat

menghubungkan lampu atau kelompok lampu secara bergantian (Rusmadi 2005).

Adapun bentuk fisik sakelar tukar seperti pada gambar 2.19 sebagai berikut:

(Sumber: schneider-electric.co.id/id/home/house-electrical-products/switches-and-sockets/)

Gambar 2.19 Sakelar Tukar

47

2.5.5 Kotak Kontak

Kotak kontak digunakan untuk menghubungkan alat pemakai listrik yang dapat

dipindah-pindahkan dengan saluran yang dipasang tetap atau tidak tetap. Sebuah kotak

kontak selalu terdiri dari bagian yang memberi aliran, dan bagian yang menerima aliran.

Kotak kontak harus dibuat dari bahan yang tidak dapat terbakar dengan mudah

dan tahan lembab, serta harus cukup kuat (Harten dkk., 1981).

Mengenai penggunaan dan pemasangan kotak kontak masih ada beberapa

ketentuan yang perlu diperhatikan, antara lain sebagai berikut:

1. Kotak kontak dinding fasa satu harus dipasang sedemikian hingga kontak netralnya

berada disebelah kanan.

2. Kotak kontak dinding yang dipasang kurang dari 1,25 meter diatas lantai, harus

dilengkapi dengan penutup.

3. Kemampuan kotak kontak harus sekurang-kurangnya sesuai dengan daya alat yang

dihubungkan padanya, tetapi tidak boleh kurang dari 5 A.

Adapun bentuk fisik kotak kontak biasa dan kotak kontak khusus dapat dilihat

pada gambar 2.20 sebagai berikut:

(Sumber : http://instalasilistrikshare.com/model-dan-fungsi-stop-kontak/)

Gambar 2.20 Kotak kontak

48

2.5.6 Armatur

Armatur Lampu Downlight E27 adalah rumah lampu jenis down light fitting 1 x

E27 model bulat pilihan ukuran 3 inch, 4 inch dan 5 inch untuk lampu hemat energi,

downlight 1 x E27 untuk lampu hemat energy 13W - 23W Essensial Philips atau Osram,

atau Led Bulb.Terbuat dari bahan berkualitas, pilihan ukuran diameter 4 inchi, reflektor

kilap, biasa digunakan untuk desain interior lampu rumah, perkantoran, gedung dan

hotel (http://sinarglodok.com/index.php/semua-produk/downlight-e27-mr16/armatur-

lampu-downlight-e27-detail).

Bentuk Armatur E27 pada Gambar 2.21:

(Sumber : http://sinarglodok.com/index.php/semua-produk/downlight-e27-mr16/armatur-lampu-

downlight-e27-detail )

Gambar 2.21 Armatur

2.5.7 Pipa Instalasi

Penggunaan pipa pada instalasi listrik dapat dipasang didalam tembok / beton

maupun diluar dinding / pada permukaan papan kayu, sehingga terlihat rapi.

Pemasangan didalam tembok sangat bermanfaat disamping sebagai pelindung

penghantar juga saat dilakukan penggantian penghantar dikemudian hari akan mudah

dan efisien. Pekerjaan pipa ini meliputi memotong, membengkok dan menyambung

(Sumardjati dkk., 2008).

49

Adapun jenis pipa yang sering digunakan pada instalasi listrik ada tiga macam,

yaitu : pipa paralon/PVC, dan pipa fleksibel.

2.5.7.1 Pipa Union

Pipa union adalah pipa dari bahan plat besi yang diproduksi tanpa menggunakan

las dan biasanya diberi cat meni berwarna merah. Pipa union dalam pengerjaannya

mudah dibengkok dengan alat pembengkok dan mudah dipotong dengan gergaji besi.

Jika lokasi pemasangannya mudah dijangkau tangan, maka harus dihubungkan dengan

pentanahan, kecuali bila digunakan untuk menyelubungi kawat pentanahan (arde).

Umumnya dipasang pada tempat yang kering, karena untuk menghindari terjadi korosi

atau karat (Sumardjati dkk., 2008).

Bentuk pipa union pada Gambar 2.22:

(Sumber: Teknik pemanfaatan tenaga listrik jilid 1 )

Gambar 2.22 Pipa Union

2.5.7.2 Pipa Paralon atau PVC

Pipa ini dibuat dari bahan paralon / PVC. Jika dibandingkan dengan pipa union,

keuntungan pipa PVC adalah lebih ring-an, lebih mudah pengerjaannya (dengan

pemanasan) dan merupakan bahan isolasi, sehingga tidak akan mengakibatkan hubung

singkat antar penghantar. Disamping itu penggunaannya sangat cocok untuk daerah

lembab, karena tidak me-nimbulkan korosi. Namun demikian, pipa PVC memiliki

50

kelemahan yaitu tidak tahan digunakan pada temperatur kerja diatas 60oC (Sumardjati

dkk., 2008).

Bentuk pipa paralon pada Gambar 2.23:

(Sumber: Teknik pemanfaatan tenaga listrik jilid 1 )

Gambar 2.23 Pipa Paralon/PVC

2.5.7.3 Pipa Fleksibel

Pipa fleksibel dibuat dari potongan logam / PVC pendek yang disambung

sedemikian rupa sehingga mudah diatur dan lentur. Pipa ini biasa digunakan sebagai

pelindung kabel yang berasal dari dak standar ke APP, atau juga digunakan sebagai

pelindung penghantar instalasi tenaga yang menggunakan motor listrik, misalnya mesin

press, mesin bubut, mesin skraf, dan lain-lain (Sumardjati dkk., 2008).

Bentuk pipa fleksibel pada Gambar 2.24:

(Sumber: Teknik pemanfaatan tenaga listrik jilid 1 )

Gambar 2.24 Pipa Fleksibel

51

2.5.8 Perlengkapan Hubung Bagi

Perlengkapan hubung bagi harus dibuat dari bahan yang tidak dapat terbakar,

tahan lembab dan kukuh. Pada setiap hantaran fasa, suatu perlengkapan hubung bagi

harus dipasang pengaman arus. Pada hantaran netral, tidak boleh dipasang pengaman

arus. Pada bagian luar atau dibagian yang mudah dilihat dari suatu perlengkapan hubung

bagi harus dipasang gambar bagan untuk memudahkan pelayanan dan pemeliharaan

instalasinya. Hanya perlengkapan hubung bagi rumah yang sederhana saja yang

dikecualikan dari ketentuan ini. Selain itu pada perlengkapan hubung bagi juga harus

dipasang tanda-tanda yang jelas dan tidak mudah terhapus, sehingga dapat dilihat

dengan rangkaian akhir mana setiap alat dihubungkan dan dengan terminal mana

masing-masing fasa dan hantaran netralnya dihubungkan.

Perlengkapan hubung bagi utama harus dipasang ditempat yang mudah dicapai

dari jalan masuk bangunan. Untuk gedung-gedung bertingkat, perlengkapan hubung

bagi utamanya harus dipasang dilantai jalan masuk gedung atau jika ini tidak

memungkinkan, dilantai satu tingkat diatasnya atau satu tingkat dibawahnya (Harten

dkk., 1981).

Adapun bentuk fisik perlengkapan hubung bagi dapat dilihat pada gambar 2.25

sebagai berikut:

(Sumber : http://www.sinar-srikandi.com/panel-box-listrik)

Gambar 2.25 Perlengkapan Hubung Bagi

52

2.5.9 Pembagian Beban

Untuk instalasi dihubungkan dengan tiga fasa, bebanya harus dibagi serata

mungkin atas masing-masing fasa. Instalasi di ruangan yang memerlukan aliran listrik

dengan gangguan sekecil mungkin, harus dihubungkan dengan lebih dari satu rangkaian

akhir dan sedapat mungkin dengan fasa yang berbeda. Ini terutama penting untuk

gedung-gedung, dimana padamnya penerangan secara tiba-tiba dapat menimbulkan

panik. Jumlah titik beban yang boleh dihubungkan dengan satu rangkaian akhir fasa satu

dengan pengaman tenaga dan pengaman lebur (Harten dkk., 1981).

Ketentuan – ketentuan jumlah titik beban pada rangkain akhir :

a. Jika ada dua sampai dengan enam rangkaian akhir dengan NYA / NYM 2,5 mm2

dalam pipa, jumlah beban yang boleh dihubungkan dengan satu rangkaian akhir

ialah:

- Maksimum 15 titik beban, yang dapat berupa lampu, kotak-kontak dan beban

lain, atau hanya beban kotak-kontak saja, asalkan kemampuan hantar arus tiap-tiap

kotak-kontak tidak melebihi 16 A.

- Maksimum hanya satu titik beban, kalau berupa kotak-kontak dinding dengan

kemampuan hantar arus lebih dari 16 A.

b. Jika ada dua sampai dengan enam rangkaian akhir dengan NYA / NYM 4 mm2 dalam

pipa, jumlah beban yang boleh dihubungkan dengan satu rangkaian akhir ialah :

- Maksimum 30 titik beban, yang dapat berupa lampu, kotak-kontak dan beban

lain, atau hanya beban kotak-kontak saja, asalkan kemampuan hantar arus tiap-tiap

kotak-kontak tidak melebihi 16 A.

- Maksimum tiga titik beban, berupa kotak-kontak dinding dengan kemampuan

hantar arus lebih dari 16 A.

53

c. Jika ada tujuh atau lebih banyak rangkaian akhir dengan NYA / NYM 2,5 mm2 dalam

pipa, jumlah beban yang boleh dihubungkan dengan satu rangkaian akhir ialah:

- Tidak terbatas, kalau hanya terdiri dari lampu saja dan jumlah beban maksimumnya

tidak melebihi 16 A.

- Maksimum 20 titik beban, yang dapat berupa lampu, kotak-kontak dan beban lain,

atau hanya kotak-kontak saja, asalkan kemampuan hantar arus tiap-tiap kotak-

kontak tidak melebihi 16 A.

- Maksimum hanya satu titik beban, kalau berupa kotak-kontak dengan kemampuan

hantar arus lebih dari 16 A.

d. Jika ada tujuh atau lebih banyak rangkaian akhir dengan NYA / NYM 4 mm2 dalam

pipa, jumlah beban yang boleh dihubungkan dengan satu rangkaian akhir ialah:

- Tidak terbatas, kalau hanya terdiri dari lampu saja dan jumlah beban maksimumnya

tidak melebihi 20 A.

- Maksimum 30 titik beban, yang dapat berupa lampu, kotak-kontak dan beban lain,

atau hanya kotak-kontak saja, asalkan kemampuan hantar arus tiap-tiap kotak-

kontak tidak melebihi 16 A.

- Maksimum tiga titik beban berupa kotak-kontak dengan kemampuan hantar arus

lebih dari 16 A.

54

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Lokasi

Waktu pengambilan data dilaksanakan mulai bulan Januari – Mei 2017 dan

lokasi bertempat pada Swiss-Belhotel Borneo, Jalan Mulawarman No. 6, Kel.Pelabuhan,

Kec.Samarinda Kota, Kota Samarinda, Kalimatan Timur 75112.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang dikumpulkan dalam proses studi ini adalah data hasil observasi

lapangan berupa gambar denah Swiss-Belhotel Borneo, data ruangan beserta ukurannya,

fungsi ruangan, data peralatan listrik yang digunakan, jenis penghantar dan pengaman

yang digunakan, serta sumber data melalui Website dan beberapa literature.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data pada Swiss-Belhotel Borneo penulis melakukan

interview kepada pihak yang berkompeten dibidangnya untuk mendapat data yang

diperlukan dan menanyakan hal-hal yang perlu diketahui dengan melakukan pengukuran

secara langsung ke lapangan untuk meninjau yang akan diteliti serta di dokumentasikan.

55

3.4 Desain Penelitian (flow chart)

Tidak

Ya

Mulai

Pengambilan Data Lapangan

- Data ruangan

- Data komponen yang terpasang

Pengolahan Data lapangan

- Perhitungan jumlah titik lampu di setiap ruangan

- Perhitungan besar pengaman yang digunakan

- Perhitungan jenis penghantar yang digunakan

- Menentukan rekapitulasi daya pada lantai 1 sampai

lantai 5 Swiss-Belhotel Borneo Samarinda

Hasil Perhitungan yang

di dapatkan

Analisa Data hasil

yang didapatkan

Pembuatan

Laporan

Selesai

56

3.5 Analisa Data

Analisa penelitian yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah sebagai

berikut :

a. Perhitungan jumlah titik armatur dapat diketahui dengan menggunakan

persamaan rumus 2.12 dengan terlebih dahulu mengetahui variabel seperti luas

bidang kerja, intensitas penerangan, efisiensi penerangan, dan faktor depresiasi.

b. Perhitungan besar pengaman dapat diketahui dengan mencari arus nominal

dengan menggunakan persamaan rumus 2.16 untuk pengaman 1 fasa dan untuk

persamaan rumus 2.17 untuk pengaman 3 fasa, dengan terlebih dahulu

menghitung jumlah titik beban yang terpasang pada suatu ruangan. Kemudian

menyesuaikan arus nominal pengaman yang diperoleh pada (Tabel 2.6 untuk

pengaman 1 fasa, Tabel 2.7 dan 2.8 untuk pengaman 3 fasa).

c. Perhitungan luas penampang pada penghantar atau kabel dapat diketahui dengan

mencari nilai Kemampuan Hantar Arus pada kabel dengan menggunakan

persamaan rumus 2.18, kemudian menyesuaikan besar KHA yang diperoleh

terhadap luas penampang kabel pada tabel luas penampang kabel (kabel 2.9 dan

2.10).

57

3.6 Data – Data Lapangan

Data Ruangan yang diperoleh dari Swiss-Belhotel Borneo berisikan tabel tentang

ruangan – ruangan pada lantai 1 sampai lantai 5 yang di tampilkan pada Tabel 3.1 dan

Tabel 3.5 berikut :

Tabel 3.1 Data Ruangan Lantai 1

No

Ruang

Panjang

( m )

Lebar

( m )

Tinggi

( m )

Jumlah Beban

LED

12,5

W

TL

1x36

W

Kotak

Kontak

200 VA

1 Teras Lobi 11 8 6 20 - 1

2 Lobi 14,17 8,30 10 30 - 6

3 Receptionis 11,60 7,15 10 23 - 2

4 Toilet Tamu Laki – Laki 3,60 3 3 2 - -

5 Toilet Tamu Perempuan 3,60 3 3 2 - -

6 Koridor Anggrek – Iris 27 3,40 3,5 21 - 2

7 Ruang Meeting ( Anggrek ) 8 4,6 3 6 - 2

8 Ruang Meeting ( Tulip ) 10,4 4,6 3 8 - 2

9 Ruang Meeting ( Iris ) 11,2 7,3 3 16 - 2

10 Koridor Restoran 12,60 4,20 3,20 12 - 2

11 Restoran 17,60 10 3,20 22 - 9

12 Lobi Kolam Renang 10 6 4 12 - 2

13 Lobi Ruang SPA 5,40 4,20 3,20 5 - 1

14 Koridor Ruang Fitnes 6 4 3,20 4 - 1

15 Ruang Fitnes 11,70 5,90 3,50 - 10 4

16 Ruang SPA 4,80 2,40 3,20 2 - 1

58

Lanjutan Tabel 3.1

No

Ruang

Panjang

( m )

Lebar

( m )

Tinggi

( m )

Jumlah Beban

LED

12,5

W

TL

1x36

W

Kotak

Kontak

200 VA

17 Ruang Ganti Laki – Laki 13,60 6 3 12 - 2

18 Ruang Bilas 1 2,50 1,50 3 1 - -

19 Ruang Bilas 2 2,50 1,50 3 1 - -

20 Ruang Bilas 3 2,50 1,50 3 1 - -

21 Toilet Ruang Ganti 1 3 2 3 1 - -

22 Toilet Ruang Ganti 2 3 2 3 1 - -

23 Toilet Ruang Ganti 3 3 2 3 1 - -

24 Ruang Ganti Perempuan 13,60 6 3 12 - 2

25 Ruang Bilas 1 2,50 1,50 3 1 - -

26 Ruang Bilas 2 2,50 1,50 3 1 - -

27 Ruang Bilas 3 2,50 1,50 3 1 - -

28 Toilet Ruang Ganti 1 3 2 3 1 - -

29 Toilet Ruang Ganti 2 3 2 3 1 - -

30 Toilet Ruang Ganti 3 3 2 3 1 - -

31 Ruang Dapur 7,10 3,48 3,10 - 4 4

32 Toilet Laki – Laki 3,40 3,20 3 2 - 1

33 Toilet Perempuan 3,40 3,20 3 2 - 1

34 Koridor Lily – Jasmine A 27 3,40 3,5 21 - 1

35 Koridor Lily – Jasmine B 27 3,40 3,5 21 - 1

36 Ruang Meeting ( Lily ) 13 6 3 23 - 10

37 Ruang Meeting ( Jasmine ) 18,4 5,3 3 29 - 6

59

Tabel 3.2 Data Ruangan Lantai 2

No

Ruang

Panjang

( m )

Lebar

( m )

Tinggi

( m )

Jumlah Beban

LED

12,5

W

TL

1x36

W

Kotak

Kontak

200 VA

1 Ruang Tamu 15 8 3 28 - 5

2 Toilet Laki – Laki 4 3 3 2 - -

3 Toilet Perempuan 4 3 3 2 - -

4 Ruang Peralatan 18 10 3 - 25 3

5 Ruang Meeting ( Lotus ) 8 8 3 17 - 4

6 Koridor Balroom 14 5,5 3 21 - 2

7 Balroom 20 10 10 47 - 13

8 Ruang Cuci Piring 10 8 3 - 10 -

60

Tabel 3.3 Data Ruangan Lantai 3

No

Ruang

Panjang

( m )

Lebar

( m )

Tinggi

( m )

Jumlah Beban

LED

12,5

W

TL

1x36

W

Kotak

Kontak

200 VA

1 Ruang Meeting ( Rose ) 11 8,5 3 22 - 5

2 Koridor Wing A 21 2 3 8 - 1

3 Koridor Wing B 29 2 3 11 - 2

4 Kamar Swich 7 5 3 6 - 7

5 Toilet 4 2,5 3 - 1 1

6 Kamar 301 6,65 3,7 3 3 - 6

7 Toilet 3 2,5 3 1 - 1

8 Kamar 302 6,65 3,7 3 3 - 6

9 Toilet 3 2,5 3 1 - 1

10 Kamar 303 6,65 3,7 3 3 - 6

11 Toilet 3 2,5 3 1 - 1

12 Kamar 304 6,65 3,7 3 3 - 6

13 Toilet 3 2,5 3 1 - 1

14 Kamar 305 6,65 3,7 3 3 - 6

15 Toilet 3 2,5 3 1 - 1

16 Kamar 306 6,65 3,7 3 3 - 6

17 Toilet 3 2,5 3 1 - 1

18 Kamar 307 6,65 3,7 3 3 - 6

19 Toilet 3 2,5 3 1 - 1

20 Kamar 308 6,65 3,7 3 3 - 6

61

Lanjutan Tabel 3.3

No

Ruang

Panjang

( m )

Lebar

( m )

Tinggi

( m )

Jumlah Beban

LED

12,5

W

TL

1x36

W

Kotak

Kontak

200 VA

21 Toilet 3 2,5 3 1 - 1

22 Kamar 309 6,65 3,7 3 3 - 6

23 Toilet 3 2,5 3 1 - 1

24 Kamar 310 6,65 3,7 3 3 - 6

25 Toilet 3 2,5 3 1 - 1

26 Kamar 311 6,65 3,7 3 3 - 6

27 Toilet 3 2,5 3 1 - 1

28 Kamar 312 6,65 3,7 3 3 - 6

29 Toilet 3 2,5 3 1 - 1

30 Kamar 313 6,65 3,7 3 3 - 6

31 Toilet 3 2,5 3 1 - 1

32 Kamar 314 6,65 3,7 3 3 - 6

33 Toilet 3 2,5 3 1 - 1

34 Kamar 315 6,65 3,7 3 3 - 6

35 Toilet 3 2,5 3 1 - 1

36 Kamar 316 6,65 3,7 3 3 - 6

37 Toilet 3 2,5 3 1 - 1

38 Kamar 317 6,65 3,7 3 3 - 6

39 Toilet 3 2,5 3 1 - 1

40 Kamar 318 6,65 3,7 3 3 - 6

41 Toilet 3 2,5 3 1 - 1

62

Tabel 3.4 Data Ruangan Lantai 4

No

Ruang

Panjang

( m )

Lebar

( m )

Tinggi

( m )

Jumlah Beban

LED

12,5

W

TL

1x36

W

Kotak

Kontak

200 VA

1 Koridor Wing A 21 2 3 8 - 1

2 Koridor Wing B 29 2 3 11 - 2

3 Kamar Swich 7 5 3 6 - 7

4 Toilet 4 2,5 3 - 1 1

5 Kamar 319 6,65 3,7 3 3

- 6

6 Toilet 3 2,5 3 1

- 1

7 Kamar 320 6,65 3,7 3 3

- 6

8 Toilet 3 2,5 3 1

- 1

9 Kamar 321 6,65 3,7 3 3

- 6

10 Toilet 3 2,5 3 1

- 1

11 Kamar 322 6,65 3,7 3 3

- 6

12 Toilet 3 2,5 3 1

- 1

13 Kamar 323 6,65 3,7 3 3

- 6

14 Toilet 3 2,5 3 1

- 1

15 Kamar 324 6,65 3,7 3 3

- 6

16 Toilet 3 2,5 3 1

- 1

17 Kamar 325 6,65 3,7 3 3

- 6

18 Toilet 3 2,5 3 1

- 1

19 Kamar 326 6,65 3,7 3 3

- 6

20 Toilet 3 2,5 3 1

- 1

21 Kamar 327 6,65 3,7 3 3 - 6

63

Lanjutan Tabel 3.4

No

Ruang

Panjang

( m )

Lebar

( m )

Tinggi

( m )

Jumlah Beban

LED

12,5

W

TL

1x36

W

Kotak

Kontak

200 VA

22 Toilet 3 2,5 3 1 - 1

23 Kamar 328 6,65 3,7 3 3

- 6

24 Toilet 3 2,5 3 1

- 1

25 Kamar 329 6,65 3,7 3 3

- 6

26 Toilet 3 2,5 3 1

- 1

27 Kamar 330 6,65 3,7 3 3

- 6

28 Toilet 3 2,5 3 1

- 1

29 Kamar 331 6,65 3,7 3 3

- 6

30 Toilet 3 2,5 3 1

- 1

31 Kamar 332 6,65 3,7 3 3

- 6

32 Toilet 3 2,5 3 1

- 1

33 Kamar 333 6,65 3,7 3 3

- 6

34 Toilet 3 2,5 3 1

- 1

35 Kamar 334 6,65 3,7 3 3

- 6

36 Toilet 3 2,5 3 1

- 1

37 Kamar 335 6,65 3,7 3 3

- 6

38 Toilet 3 2,5 3 1

- 1

39 Kamar 336 6,65 3,7 3 3

- 6

40 Toilet 3 2,5 3 1

- 1

64

Tabel 3.5 Data Ruangan Lantai 5

No

Ruang

Panjang

( m )

Lebar

( m )

Tinggi

( m )

Jumlah Beban

LED

12,5

W

TL

1x36

W

Kotak

Kontak

200 VA

1 Koridor Wing A 21 2 3 8 - 1

2 Koridor Wing B 29 2 3 11 - 2

3 Kamar Swich 7 5 3 6 - 7

4 Toilet 4 2,5 3 - 1 1

5 Kamar 337 6,65 3,7 3 3 - 6

6 Toilet 3 2,5 3 1 - 1

7 Kamar 338 6,65 3,7 3 3 - 6

8 Toilet 3 2,5 3 1 - 1

9 Kamar 339 6,65 3,7 3 3 - 6

10 Toilet 3 2,5 3 1 - 1

11 Kamar 340 6,65 3,7 3 3 - 6

12 Toilet 3 2,5 3 1 - 1

13 Kamar 341 6,65 3,7 3 3 - 6

14 Toilet 3 2,5 3 1 - 1

15 Kamar 342 6,65 3,7 3 3 - 6

16 Toilet 3 2,5 3 1 - 1

17 Kamar 343 6,65 3,7 3 3 - 6

18 Toilet 3 2,5 3 1 - 1

19 Kamar 344 6,65 3,7 3 3 - 6

20 Toilet 3 2,5 3 1 - 1

21 Kamar 345 6,65 3,7 3 3 - 6

65

Lanjutan Tabel 3.5

No

Ruang

Panjang

( m )

Lebar

( m )

Tinggi

( m )

Jumlah Beban

LED

12,5

W

TL

1x36

W

Kotak

Kontak

200 VA

22 Toilet 3 2,5 3 1 - 1

23 Kamar 346 6,65 3,7 3 3 - 6

24 Toilet 3 2,5 3 1 - 1

25 Kamar 347 6,65 3,7 3 3 - 6

26 Toilet 3 2,5 3 1 - 1

27 Kamar 348 6,65 3,7 3 3 - 6

28 Toilet 3 2,5 3 1 - 1

29 Kamar 349 6,65 3,7 3 3 - 6

30 Toilet 3 2,5 3 1 - 1

31 Kamar 350 6,65 3,7 3 3 - 6

32 Toilet 3 2,5 3 1 - 1

33 Kamar 351 6,65 3,7 3 3 - 6

34 Toilet 3 2,5 3 1 - 1

35 Kamar 352 6,65 3,7 3 3 - 6

36 Toilet 3 2,5 3 1 - 1

37 Kamar 353 6,65 3,7 3 3 - 6

38 Toilet 3 2,5 3 1 - 1

39 Kamar 354 6,65 3,7 3 3 - 6

40 Toilet 3 2,5 3 1 - 1

66

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Penentuan Jumlah Titik Lampu

Penerangan yang digunakan pada Swiss-Belhotel Borneo Samarinda yaitu

menggunakan tipe penerangan langsung dengan warna langit-langit putih dan dinding

bewarna putih. Penentuan intensitas penerangan suatu ruangan ditentukan berdasarkan

fungsi dari ruanagan tersebut, sedangkan untuk menentukan jumlah lampu yang

diperlukan, maka terlebih dahulu mengetahui panjang ruangan, lebar ruangan, tinggi

ruangan dan tinggi bidang kerja bila ada sehingga dapat menentukan dengan tepat

kebutuhan lampunya.

4.1.1 Ruangan Pada Lantai 1

1. Ruang Meeting ( Anggrek )

Pada Ruang Meeting Anggrek, memiliki intensitas penerangan ( E ) sebesar 200

Lux ( Tabel 2.2 ) untuk penerangan baik dengan data sebagai berikut :

Panjang Ruangan ( p ) = 8 m

Lebar Ruangan ( l ) = 4,6 m

Tinggi Ruangan ( t ) = 3 m

Tinggi Bidang Kerja ( tb ) = 0,8 m

Luas Ruangan ( A ) = p x l

= 8 m x 4,6 m

= 36,8 m2

67

Faktor refleksi :

rp ( langit – langit putih ) = 0,7

rw ( warna dinding putih ) = 0,5

rm ( warna lantai putih ) = 0,1

Untuk menentukan tinggi sumber cahaya diatas bidang kerja ( h ) :

h = t – tb

= 3 – 0,8

= 2,2

Efisiensi penerangan Lampu Led = 0,8 sesuai (Tabel 2.11)

Dan untuk menentukan jumlah armatur yang dibutuhkan dengan masa pemeliharaan per

2 tahun untuk pengotoran ringan 0,8 dan menggunakan lampu LED 12,5 watt dengan

flux cahaya 1055 lumen per lampu atau lumen per armatur, maka dapat dihitung dengan

persamaan sebagai berikut :

n = 𝐸 𝑋 𝐴

Фarmatur X ɳ x d

= 200 𝑥 36,8

1055 𝑋 0,8 𝑋 0,8

= 10,90 ( digenapakan menjadi 11 )

Jadi dari hasil perhitungan, maka jumlah armatur yang digunakan pada Ruang Meeting

Anggrek adalah 11 armatur, sedangakan yang terpasang dilapangan adalah 6 armatur

dengan menggunakan masing – masing lampu LED 12,5 watt.

68

2. Ruang Fitnes

Pada Ruang Fitnes , memiliki intensitas penerangan ( E ) sebesar 200 Lux

(Tabel 2.2 ) untuk penerangan baik dengan data sebagai berikut :

Panjang Ruangan ( p ) = 11,70 m

Lebar Ruangan ( l ) = 5,90 m

Tinggi Ruangan ( t ) = 3,50 m

Tinggi Bidang Kerja ( tb ) = 0,8 m

Luas Ruangan ( A ) = p x l

= 11,70 m x 5,90 m

= 69,03 m2

Faktor refleksi :

rp ( langit – langit putih ) = 0,7

rw ( warna dinding putih ) = 0,5

rm ( warna lantai putih ) = 0,1

Untuk menentukan tinggi sumber cahaya diatas bidang kerja ( h ) :

h = t – tb

= 3,50 – 0,8

= 2,7

Indeks ruangan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut :

k = 𝑝 𝑥 𝑙

ℎ ( 𝑝+𝑙 )

= 11,70𝑥 5,90

2,7 ( 17,70+5,90)

= 1,4

69

Karena pada (Tabel 2.3) untuk k = 1,4 tidak ada maka dapat kita lakukan dengan cara

interpolasi, yaitu dengan cara :

k = 1,4

untuk k = 1,2 efisiensi penerangannya yaitu ɳ = 0,47

untuk k = 1,5 efisiensi penerangannya yaitu ɳ = 0,51

Jadi ɳ = 0,47 + ( 1,4−1,2

1,5−1,2) x ( 0,51 – 0,47 )

= 0,49

Jadi efisiensinya adalah ( ɳ ) 0,49

Dan untuk menentukan jumlah armatur yang dibutuhkan dengan masa pemeliharaan per

2 tahun untuk pengotoran ringan 0,8 dan menggunakan lampu TL 1 X 36 watt dengan

fluks cahaya 2600 lumen per lampu atau lumen per armatur maka dapat dihitung dengan

persamaan sebagai berikut :

n = 𝐸 𝑋 𝐴

Фarmatur X ɳ x d

= 200 𝑥 69,03

2600 𝑋 0,49 𝑋 0,8

= 13,54 ( digenapkan menjadi 14)

Jadi dari hasil perhitungan, maka jumlah armatur yang digunakan pada Ruang Fitnes

adalah 14 armatur, sedangkan yang terpasang dilapangan adalah 10 armatur dengan

menggunakan masing – masing lampu TL 1 x 36 watt.

70

4.1.2 Ruangan Pada Lantai 2

1. Ruang Tamu

Pada Ruang Tamu, memiliki intensitas penerangan ( E ) sebesar 200 Lux

(Tabel 2.2 ) untuk penerangan baik dengan data sebagai berikut :

Panjang Ruangan ( p ) = 15 m

Lebar Ruangan ( l ) = 8 m

Tinggi Ruangan ( t ) = 3 m

Tinggi Bidang Kerja ( tb ) = 0,8 m

Luas Ruangan ( A ) = p x l

= 15 m x 8 m

= 120 m2

Faktor refleksi :

rp ( langit – langit putih ) = 0,7

rw ( warna dinding putih ) = 0,5

rm ( warna lantai putih ) = 0,1

Untuk menentukan tinggi sumber cahaya diatas bidang kerja ( h ) :

h = t – tb

= 3 – 0,8

= 2,2

Efisiensi penerangan Lampu Led = 0,8 sesuai (Tabel 2.11)

Dan untuk menentukan jumlah armatur yang dibutuhkan dengan masa pemeliharaan per

2 tahun untuk pengotoran ringan 0,8 dan menggunakan lampu LED 12,5 watt dengan

flux cahaya 1055 lumen per lampu atau lumen per armatur, maka dapat dihitung dengan

persamaan sebagai berikut :

71

n = 𝐸 𝑋 𝐴

Фarmatur X ɳ x d

= 200 𝑥 120

1055 𝑋 0,8 𝑋 0,8

= 35,54 ( digenapkan menjadi 36 )

Jadi dari hasil perhitungan, maka jumlah armatur yang digunakan pada Ruang Tamu

adalah 36 armatur, sedangkan yang terpasang dilapangan adalah 28 armatur dengan

menggunakan masing – masing lampu LED 12,5 watt.

2. Ruang Cuci Piring

Pada Ruang Cuci Piring, memiliki intensitas penerangan ( E ) sebesar 150 Lux

(Tabel 2.2 ) untuk penerangan baik dengan data sebagai berikut :

Panjang Ruangan ( p ) = 10 m

Lebar Ruangan ( l ) = 8 m

Tinggi Ruangan ( t ) = 3 m

Tinggi Bidang Kerja ( tb ) = 0,8 m

Luas Ruangan ( A ) = p x l

= 10 m x 8 m

= 80 m2

Faktor refleksi :

rp ( langit – langit putih ) = 0,7

rw ( warna dinding putih ) = 0,5

rm ( warna lantai putih ) = 0,1

Untuk menentukan tinggi sumber cahaya diatas bidang kerja ( h ) :

h = t – tb

= 3 – 0,8

= 2,2

72

Indeks ruangan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut :

k = 𝑝 𝑥 𝑙

ℎ ( 𝑝+𝑙 )

= 10 𝑥 8

2,2 ( 10+8 )

= 2

Efisiensi penerangan untuk k = 2 adalah 0,56 (Tabel 2.3)

Dan untuk menentukan jumlah armatur yang dibutuhkan dengan masa pemeliharaan per

2 tahun untuk pengotoran ringan 0,8 dan menggunakan lampu TL 1 X 36 watt dengan

fluks cahaya 2600 lumen per lampu atau lumen per armatur maka dapat dihitung dengan

persamaan sebagai berikut :

n = 𝐸 𝑋 𝐴

Фarmatur X ɳ x d

= 150 𝑥 80

2600 𝑋 0,56 𝑋 0,8

= 10

Jadi dari hasil perhitungan, maka jumlah armatur yang digunakan pada Ruang Cuci

Piring adalah 10 armatur, sedangkan yang terpasang dilapangan adalah 10 armatur

dengan menggunakan masing – masing lampu TL 1 x 36 watt.

4.1.3 Ruangan Pada Lantai 3

1. Ruang Meeting ( Rose )

Pada Ruang Meeting ( Rose ), memiliki intensitas penerangan ( E ) sebesar 200

Lux (Tabel 2.2 ) untuk penerangan baik dengan data sebagai berikut :

Panjang Ruangan ( p ) = 11 m

Lebar Ruangan ( l ) = 8,5 m

Tinggi Ruangan ( t ) = 3 m

73

Tinggi Bidang Kerja ( tb ) = 0,8 m

Luas Ruangan ( A ) = p x l

= 11 m x 8,5 m

= 93,5 m2

Faktor refleksi :

rp ( langit – langit putih ) = 0,7

rw ( warna dinding putih ) = 0,5

rm ( warna lantai putih ) = 0,1

Untuk menentukan tinggi sumber cahaya diatas bidang kerja ( h ) :

h = t – tb

= 3 – 0,8

= 2,2

Efisiensi penerangan Lampu Led = 0,8 sesuai (Tabel 2.11)

Dan untuk menentukan jumlah armatur yang dibutuhkan dengan masa pemeliharaan per

2 tahun untuk pengotoran ringan 0,8 dan menggunakan lampu LED 12,5 watt dengan

flux cahaya 1055 lumen per lampu atau lumen per armatur, maka dapat dihitung dengan

persamaan sebagai berikut :

n = 𝐸 𝑋 𝐴

Фarmatur X ɳ x d

= 200 𝑥 93,5

1055 𝑋 0,8 𝑋 0,8

= 27,69 ( digenapkan menjadi 28 )

Jadi dari hasil perhitungan, maka jumlah armatur yang digunakan pada Ruang Meeting

( Rose ), adalah 28 armatur, sedangkan yang terpasang di lapangan adalah 22 armatur

dengan menggunakan masing – masing lampu LED 12,5 watt.

74

4.1.4 Ruangan Pada Lantai 4 dan Lantai 5

1. Kamar Swich

Pada Kamar Swich, memiliki intensitas penerangan ( E ) sebesar 100 Lux

(Tabel 2.2 ) untuk penerangan baik dengan data sebagai berikut :

Panjang Ruangan ( p ) = 7 m

Lebar Ruangan ( l ) = 5 m

Tinggi Ruangan ( t ) = 3 m

Tinggi Bidang Kerja ( tb ) = 0,8 m

Luas Ruangan ( A ) = p x l

= 7 m x 5 m

= 35 m2

Faktor refleksi :

rp ( langit – langit putih ) = 0,7

rw ( warna dinding putih ) = 0,5

rm ( warna lantai putih ) = 0,1

Untuk menentukan tinggi sumber cahaya diatas bidang kerja ( h ) :

h = t – tb

= 3 – 0,8

= 2,2

Efisiensi penerangan Lampu Led = 0,8 sesuai (Tabel 2.11)

Dan untuk menentukan jumlah armatur yang dibutuhkan dengan masa pemeliharaan per

2 tahun untuk pengotoran ringan 0,8 dan menggunakan lampu LED 12,5 watt dengan

flux cahaya 1055 lumen per lampu atau lumen per armatur, maka dapat dihitung dengan

persamaan sebagai berikut :

75

n = 𝐸 𝑋 𝐴

Фarmatur X ɳ x d

= 100 𝑥 35

1055 𝑋 0,8 𝑋 0,8

= 5

Jadi dari hasil perhitungan, maka jumlah armatur yang digunakan pada Kamar Swich,

adalah 5 armatur, sedangkan yang terpasang di lapangan adalah 6 armatur dengan

menggunakan masing – masing lampu LED 12,5 watt.

2. Toilet Kamar Swich

Pada Toilet Kamar Swich, memiliki intensitas penerangan ( E ) sebesar 100 Lux

(Tabel 2.2 ) untuk penerangan baik dengan data sebagai berikut :

Panjang Ruangan ( p ) = 4 m

Lebar Ruangan ( l ) = 2,5 m

Tinggi Ruangan ( t ) = 3 m

Tinggi Bidang Kerja ( tb ) = 0,8 m

Luas Ruangan ( A ) = p x l

= 4 m x 2,5 m

= 10 m2

Faktor refleksi :

rp ( langit – langit putih ) = 0,7

rw ( warna dinding putih ) = 0,5

rm ( warna lantai putih ) = 0,1

76

Untuk menentukan tinggi sumber cahaya diatas bidang kerja ( h ) :

h = t – tb

= 3 – 0,8

= 2,2

Indeks ruangan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut :

k = 𝑝 𝑥 𝑙

ℎ ( 𝑝+𝑙 )

= 4 𝑥 2,5

2,2 ( 4+2,5 )

= 0,69

Karena pada (Tabel 2.3) untuk k = 0,69 tidak ada maka dapat kita lakukan dengan cara

interpolasi, yaitu dengan cara :

k = 0,69

untuk k = 0,6 efisiensi penerangannya yaitu ɳ = 0,30

untuk k = 0,8 efisiensi penerangannya yaitu ɳ = 0,38

Jadi ɳ = 0,30 + ( 0,69

3−2,5 ) x ( 0,38 – 0,30 )

= 0,33

Jadi efisiensinya adalah ( ɳ ) 0,33

Dan untuk menentukan jumlah armatur yang dibutuhkan dengan masa pemeliharaan per

2 tahun untuk pengotoran ringan 0,8 dan menggunakan lampu TL 1 X 36 watt dengan

fluks cahaya 2600 lumen per lampu atau lumen per armatur maka dapat dihitung dengan

persamaan sebagai berikut :

n = 𝐸 𝑋 𝐴

Фarmatur X ɳ x d

= 100 𝑥 10

2600 𝑋 0,33 𝑋 0,8

= 1

77

Jadi dari hasil perhitungan, maka jumlah armatur yang digunakan pada Toilet Kamar

Swich adalah 1 armatur, sedangkan yang terpasang dilapangan adalah 1 armatur dengan

menggunakan lampu TL 1 x 36 watt.

Berdasarkan dari hasil perhitungan maka diperoleh hasil jumlah titik lampu

untuk ruangan pada lantai 1 Sampai Lantai 5 seperti pada Tabel 4.1 Sampai Tabel 4.5.

Sedangkan untuk hasil perbandingan antara hasil perhitungan dengan data lapangan

seperti pada Tabel 4.6 Sampai Tabel 2.10:

78

Tabel 4.1 Jumlah Armatur Pada Ruangan Lantai 1

No Ruangan rp rw rm p

(m)

L

(m)

t

(m)

A

(m2) Tb h E k ɳ

d

narmatur

TL

1x36 W

narmatur

LED

12,5 W 1 Teras Lobi 0,7 0,5 0,1 11 8 6 88 0,8 5,2 200 - 0,8 0,8 - 26

2 Lobi 0,7 0,5 0,1 14,17 8,30 10 117 0,8 9,2 200 - 0,8 0,8 - 35

3 Receptionis 0,7 0,5 0,1 11,60 7,15 10 82,94 0,8 9,2 200 - 0,8 0,8 - 25

4 Toilet Tamu Laki – Laki 0,7 0,5 0,1 3,60 3 3 10,8 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 2

5 Toilet Tamu Perempuan 0,7 0,5 0,1 3,60 3 3 10,8 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 2

6 Koridor Anggrek – Iris 0,7 0,5 0,1 27 3,40 3,5 91,8 0,8 2,7 200 - 0,8 0,8 - 27

7 Ruang Meeting ( Anggrek ) 0,7 0,5 0,1 8 4,6 3 36,8 0,8 2,2 200 - 0,8 0,8 - 11

8 Ruang Meeting ( Tulip ) 0,7 0,5 0,1 10,4 4,6 3 47,84 0,8 2,2 200 - 0,8 0,8 - 14

9 Ruang Meeting ( Iris ) 0,7 0,5 0,1 11,2 7,3 3 81,76 0,8 2,2 200 - 0,8 0,8 - 24

10 Koridor Restoran 0,7 0,5 0,1 12,60 4,20 3,20 52,92 0,8 2,4 200 - 0,8 0,8 - 16

11 Restoran 0,7 0,5 0,1 17,60 10 3,20 176 0,8 2,4 100 - 0,8 0,8 - 26

12 Lobi Kolam Renang 0,7 0,5 0,1 10 6 4 60 0,8 3,2 200 - 0,8 0,8 - 18

13 Lobi Ruang SPA 0,7 0,5 0,1 5,40 4,20 3,20 22,68 0,8 2,4 100 - 0,8 0,8 - 3

14 Koridor Ruang Fitnes 0,7 0,5 0,1 6 4 3,20 24 0,8 2,4 200 - 0,8 0,8 - 7

15 Ruang Fitnes 0,7 0,5 0,1 11,70 5,90 3,50 69,03 0,8 2,7 200 1,4 0,49 0,8 14 -

16 Ruang SPA 0,7 0,5 0,1 4,80 2,40 3,20 11,52 0,8 2,4 100 - 0,8 0,8 - 2

17 Ruang Ganti Laki – Laki 0,7 0,5 0,1 13,60 6 3 81,6 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 12

18 Ruang Bilas 1 0,7 0,5 0,1 2,50 1,50 3 3,75 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 1

19 Ruang Bilas 2 0,7 0,5 0,1 2,50 1,50 3 3,75 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 1

20 Ruang Bilas 3 0,7 0,5 0,1 2,50 1,50 3 3,75 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 1

21 Toilet Ruang Ganti 1 0,7 0,5 0,1 3 2 3 3,75 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 1

22 Toilet Ruang Ganti 2 0,7 0,5 0,1 3 2 3 3,75 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 1

23 Toilet Ruang Ganti 3 0,7 0,5 0,1 3 2 3 3,75 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 1

79

Lanjutan Tabel 4.1

No Ruangan rp rw rm p

(m)

l

(m)

t

(m)

A

(m2) tb h E k ɳ

d

narmatur

TL

1x36 W

narmatur

LED

12,5 W 24 Ruang Ganti Perempuan 0,7 0,5 0,1 13,60 6 3 81,6 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 12

25 Ruang Bilas 1 0,7 0,5 0,1 2,50 1,50 3 3,75 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 1

26 Ruang Bilas 2 0,7 0,5 0,1 2,50 1,50 3 3,75 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 1

27 Ruang Bilas 3 0,7 0,5 0,1 2,50 1,50 3 3,75 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 1

28 Toilet Ruang Ganti 1 0,7 0,5 0,1 3 2 3 3,75 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 1

29 Toilet Ruang Ganti 2 0,7 0,5 0,1 3 2 3 3,75 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 1

30 Toilet Ruang Ganti 3 0,7 0,5 0,1 3 2 3 3,75 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 1

31 Ruang Dapur 0,7 0,5 0,1 7,10 3,48 3,10 24,708 0,8 2,3 200 1 0,43 0,8 6 -

32 Toilet Laki – Laki 0,7 0,5 0,1 3,40 3,20 3 10,88 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 2

33 Toilet Perempuan 0,7 0,5 0,1 3,40 3,20 3 10,88 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 2

34 Koridor Lily – Jasmine 0,7 0,5 0,1 27 3,40 3,5 91,8 0,8 2,7 200 - 0,8 0,8 - 27

35 Koridor Lily – Jasmine 0,7 0,5 0,1 27 3,40 3,5 91,8 0,8 2,7 200 - 0,8 0,8 - 27

36 Ruang Meeting ( Lily ) 0,7 0,5 0,1 13 6 3 78 0,8 2,2 200 - 0,8 0,8 - 23

37 Ruang Meeting ( Jasmine ) 0,7 0,5 0,1 18,4 5,3 3 97,52 0,8 2,2 200 - 0,8 0,8 - 29

80

Tabel 4.2 Jumlah Titik Armatur Pada Ruangan Lantai 2

No Ruangan rp rw rm p

(m)

l

(m)

t

(m)

A

(m2) tb h E k ɳ

d

narmatur

TL

1x36 W

narmatur

LED

12,5 W

1 Ruang Tamu 0,7 0,5 0,1 15 8 3 120 0,8 2,2 200 - 0,8 0,8 - 36

2 Toilet Laki – Laki 0,7 0,5 0,1 4 3 3 12 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 2

3 Toilet Perempuan 0,7 0,5 0,1 4 3 3 12 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 2

4 Ruang Peralatan 0,7 0,5 0,1 18 10 3 180 0,8 2,2 150 2,9 0,60 0,8 21 -

5 Ruang Meeting ( Lotus ) 0,7 0,5 0,1 8 8 3 64 0,8 2,2 200 - 0,8 0,8 - 18

6 Koridor Balroom 0,7 0,5 0,1 14 5,5 3 77 0,8 2,2 200 - 0,8 0,8 - 22

7 Balroom 0,7 0,5 0,1 20 10 10 200 0,8 9,2 200 - 0,8 0,8 - 59

8 Ruang Cuci Piring 0,7 0,5 0,1 10 8 3 80 0,8 2,2 150 2 0,56 0,8 10 -

81

Tabel 4.3 Jumlah Armatur Pada Ruangan Lantai 3

No Ruangan rp rw rm p

(m)

l

(m)

T

(m)

A

(m2) tb h E K ɳ

d

narmatur

TL

1x36 W

narmatur

LED

12,5 W

1 Ruang Meeting ( Rose ) 0,7 0,5 0,1 11 8,5 3 93,5 0,8 2,2 200 - 0,8 0,8 - 28

2 Koridor Wing A 0,7 0,5 0,1 21 2 3 42 0,8 2,2 200 - 0,8 0,8 - 12

3 Koridor Wing B 0,7 0,5 0,1 29 2 3 58 0,8 2,2 200 - 0,8 0,8 - 17

4 Kamar Swich 0,7 0,5 0,1 7 5 3 35 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 5

5 Toilet 0,7 0,5 0,1 4 2,5 3 10 0,8 2,2 100 0,69 0,33 0,8 1 -

6 Kamar 301 0,7 0,5 0,1 6,65 3,7 3 24,605 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 3

7 Toilet 0,7 0,5 0,1 3 2,5 3 7,5 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 1

8 Kamar 302 0,7 0,5 0,1 6,65 3,7 3 24,605 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 3

9 Toilet 0,7 0,5 0,1 3 2,5 3 7,5 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 1

10 Kamar 303 0,7 0,5 0,1 6,65 3,7 3 24,605 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 3

11 Toilet 0,7 0,5 0,1 3 2,5 3 7,5 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 1

12 Kamar 304 0,7 0,5 0,1 6,65 3,7 3 24,605 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 3

13 Toilet 0,7 0,5 0,1 3 2,5 3 7,5 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 1

14 Kamar 305 0,7 0,5 0,1 6,65 3,7 3 24,605 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 3

15 Toilet 0,7 0,5 0,1 3 2,5 3 7,5 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 1

16 Kamar 306 0,7 0,5 0,1 6,65 3,7 3 24,605 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 3

17 Toilet 0,7 0,5 0,1 3 2,5 3 7,5 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 1

18 Kamar 307 0,7 0,5 0,1 6,65 3,7 3 24,605 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 3

19 Toilet 0,7 0,5 0,1 3 2,5 3 7,5 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 1

20 Kamar 308 0,7 0,5 0,1 6,65 3,7 3 24,605 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 3

21 Toilet 0,7 0,5 0,1 3 2,5 3 7,5 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 1

22 Kamar 309 0,7 0,5 0,1 6,65 3,7 3 24,605 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 3

23 Toilet 0,7 0,5 0,1 3 2,5 3 7,5 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 1

24 Kamar 310 0,7 0,5 0,1 6,65 3,7 3 3,75 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 3

82

Lanjutan Tabel 4.3

No Ruangan Rp rw rm p

(m)

l

(m)

T

(m)

A

(m2) tb h E k ɳ

d

narmatur

TL

1x36 W

narmatur

LED

12,5 W

25 Toilet 0,7 0,5 0,1 3 2,5 3 7,5 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 1

26 Kamar 311 0,7 0,5 0,1 6,65 3,7 3 24,605 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 3

27 Toilet 0,7 0,5 0,1 3 2,5 3 7,5 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 1

28 Kamar 312 0,7 0,5 0,1 6,65 3,7 3 24,605 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 3

29 Toilet 0,7 0,5 0,1 3 2,5 3 7,5 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 1

30 Kamar 313 0,7 0,5 0,1 6,65 3,7 3 24,605 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 3

31 Toilet 0,7 0,5 0,1 3 2,5 3 7,5 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 1

32 Kamar 314 0,7 0,5 0,1 6,65 3,7 3 24,605 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 3

33 Toilet 0,7 0,5 0,1 3 2,5 3 7,5 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 1

34 Kamar 315 0,7 0,5 0,1 6,65 3,7 3 24,605 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 3

35 Toilet 0,7 0,5 0,1 3 2,5 3 7,5 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 1

36 Kamar 316 0,7 0,5 0,1 6,65 3,7 3 24,605 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 3

37 Toilet 0,7 0,5 0,1 3 2,5 3 7,5 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 1

38 Kamar 317 0,7 0,5 0,1 6,65 3,7 3 24,605 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 3

39 Toilet 0,7 0,5 0,1 3 2,5 3 7,5 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 1

40 Kamar 318 0,7 0,5 0,1 6,65 3,7 3 24,605 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 3

41 Toilet 0,7 0,5 0,1 3 2,5 3 7,5 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 1

83

Tabel 4.4 Jumlah Armatur Pada Ruangan Lantai 4

No Ruangan rp rw rm p

(m)

l

(m)

T

(m)

A

(m2) tb h E k ɳ

d

narmatur

TL

1x36 W

narmatur

LED

12,5 W

1 Koridor Wing A 0,7 0,5 0,1 21 2 3 42 0,8 2,2 200 - 0,8 0,8 - 12

2 Koridor Wing B 0,7 0,5 0,1 29 2 3 58 0,8 2,2 200 - 0,8 0,8 - 17

3 Kamar Swich 0,7 0,5 0,1 7 5 3 35 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 5

4 Toilet 0,7 0,5 0,1 4 2,5 3 10 0,8 2,2 100 0,69 0,33 0,8 1 -

5 Kamar 319 0,7 0,5 0,1 6,65 3,7 3 24,605 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 3

6 Toilet 0,7 0,5 0,1 3 2,5 3 7,5 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 1

7 Kamar 320 0,7 0,5 0,1 6,65 3,7 3 24,605 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 3

8 Toilet 0,7 0,5 0,1 3 2,5 3 7,5 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 1

9 Kamar 321 0,7 0,5 0,1 6,65 3,7 3 24,605 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 3

10 Toilet 0,7 0,5 0,1 3 2,5 3 7,5 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 1

11 Kamar 322 0,7 0,5 0,1 6,65 3,7 3 24,605 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 3

12 Toilet 0,7 0,5 0,1 3 2,5 3 7,5 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 1

13 Kamar 323 0,7 0,5 0,1 6,65 3,7 3 24,605 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 3

14 Toilet 0,7 0,5 0,1 3 2,5 3 7,5 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 1

15 Kamar 324 0,7 0,5 0,1 6,65 3,7 3 24,605 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 3

16 Toilet 0,7 0,5 0,1 3 2,5 3 7,5 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 1

17 Kamar 325 0,7 0,5 0,1 6,65 3,7 3 24,605 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 3

18 Toilet 0,7 0,5 0,1 3 2,5 3 7,5 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 1

19 Kamar 326 0,7 0,5 0,1 6,65 3,7 3 24,605 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 3

20 Toilet 0,7 0,5 0,1 3 2,5 3 7,5 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 1

21 Kamar 327 0,7 0,5 0,1 6,65 3,7 3 24,605 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 3

22 Toilet 0,7 0,5 0,1 3 2,5 3 7,5 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 1

23 Kamar 328 0,7 0,5 0,1 6,65 3,7 3 24,605 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 3

84

Lanjutan Tabel 4.4

No Ruangan rp rw rm p

(m)

l

(m)

T

(m)

A

(m2) tb h E k ɳ

d

narmatur

TL

1x36 W

narmatur

LED

12,5 W

24 Toilet 0,7 0,5 0,1 3 2,5 3 7,5 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 1

25 Kamar 329 0,7 0,5 0,1 6,65 3,7 3 24,605 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 3

26 Toilet 0,7 0,5 0,1 3 2,5 3 7,5 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 1

27 Kamar 330 0,7 0,5 0,1 6,65 3,7 3 24,605 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 3

28 Toilet 0,7 0,5 0,1 3 2,5 3 7,5 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 1

29 Kamar 331 0,7 0,5 0,1 6,65 3,7 3 24,605 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 3

30 Toilet 0,7 0,5 0,1 3 2,5 3 7,5 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 1

31 Kamar 332 0,7 0,5 0,1 6,65 3,7 3 24,605 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 3

32 Toilet 0,7 0,5 0,1 3 2,5 3 7,5 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 1

33 Kamar 333 0,7 0,5 0,1 6,65 3,7 3 24,605 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 3

34 Toilet 0,7 0,5 0,1 3 2,5 3 7,5 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 1

35 Kamar 334 0,7 0,5 0,1 6,65 3,7 3 24,605 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 3

36 Toilet 0,7 0,5 0,1 3 2,5 3 7,5 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 1

37 Kamar 335 0,7 0,5 0,1 6,65 3,7 3 24,605 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 3

38 Toilet 0,7 0,5 0,1 3 2,5 3 7,5 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 1

39 Kamar 336 0,7 0,5 0,1 6,65 3,7 3 24,605 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 3

40 Toilet 0,7 0,5 0,1 3 2,5 3 7,5 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 1

85

Tabel 4.5 Jumlah Armatur Pada Ruangan Lantai 5

No Ruangan rp rw rm p

(m)

l

(m)

t

(m)

A

(m2) tb h E k ɳ

d

narmatur

TL

1x36 W

narmatur

LED

12,5 W

1 Koridor Wing A 0,7 0,5 0,1 21 2 3 42 0,8 2,2 200 - 0,8 0,8 - 12

2 Koridor Wing B 0,7 0,5 0,1 29 2 3 58 0,8 2,2 200 - 0,8 0,8 - 17

3 Kamar Swich 0,7 0,5 0,1 7 5 3 35 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 5

4 Toilet 0,7 0,5 0,1 4 2,5 3 10 0,8 2,2 100 0,69 0,33 0,8 1 -

5 Kamar 337 0,7 0,5 0,1 6,65 3,7 3 24,605 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 3

6 Toilet 0,7 0,5 0,1 3 2,5 3 7,5 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 1

7 Kamar 338 0,7 0,5 0,1 6,65 3,7 3 24,605 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 3

8 Toilet 0,7 0,5 0,1 3 2,5 3 7,5 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 1

9 Kamar 339 0,7 0,5 0,1 6,65 3,7 3 24,605 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 3

10 Toilet 0,7 0,5 0,1 3 2,5 3 7,5 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 1

11 Kamar 340 0,7 0,5 0,1 6,65 3,7 3 24,605 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 3

12 Toilet 0,7 0,5 0,1 3 2,5 3 7,5 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 1

13 Kamar 341 0,7 0,5 0,1 6,65 3,7 3 24,605 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 3

14 Toilet 0,7 0,5 0,1 3 2,5 3 7,5 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 1

15 Kamar 342 0,7 0,5 0,1 6,65 3,7 3 24,605 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 3

16 Toilet 0,7 0,5 0,1 3 2,5 3 7,5 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 1

17 Kamar 343 0,7 0,5 0,1 6,65 3,7 3 24,605 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 3

18 Toilet 0,7 0,5 0,1 3 2,5 3 7,5 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 1

19 Kamar 344 0,7 0,5 0,1 6,65 3,7 3 24,605 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 3

20 Toilet 0,7 0,5 0,1 3 2,5 3 7,5 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 1

21 Kamar 345 0,7 0,5 0,1 6,65 3,7 3 24,605 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 3

22 Toilet 0,7 0,5 0,1 3 2,5 3 7,5 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 1

23 Kamar 346 0,7 0,5 0,1 6,65 3,7 3 24,605 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 3

86

Lanjutan Tabel 4.5

No Ruangan rp rw rm p

(m)

L

(m)

T

(m)

A

(m2) tb h E k ɳ

d

narmatur

TL

1x36 W

narmatur

LED

12,5 W

24 Toilet 0,7 0,5 0,1 3 2,5 3 7,5 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 1

25 Kamar 347 0,7 0,5 0,1 6,65 3,7 3 24,605 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 3

26 Toilet 0,7 0,5 0,1 3 2,5 3 7,5 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 1

27 Kamar 348 0,7 0,5 0,1 6,65 3,7 3 24,605 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 3

28 Toilet 0,7 0,5 0,1 3 2,5 3 7,5 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 1

29 Kamar 349 0,7 0,5 0,1 6,65 3,7 3 24,605 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 3

30 Toilet 0,7 0,5 0,1 3 2,5 3 7,5 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 1

31 Kamar 350 0,7 0,5 0,1 6,65 3,7 3 24,605 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 3

32 Toilet 0,7 0,5 0,1 3 2,5 3 7,5 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 1

33 Kamar 351 0,7 0,5 0,1 6,65 3,7 3 24,605 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 3

34 Toilet 0,7 0,5 0,1 3 2,5 3 7,5 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 1

35 Kamar 352 0,7 0,5 0,1 6,65 3,7 3 24,605 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 3

36 Toilet 0,7 0,5 0,1 3 2,5 3 7,5 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 1

37 Kamar 353 0,7 0,5 0,1 6,65 3,7 3 24,605 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 3

38 Toilet 0,7 0,5 0,1 3 2,5 3 7,5 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 1

39 Kamar 354 0,7 0,5 0,1 6,65 3,7 3 24,605 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 3

40 Toilet 0,7 0,5 0,1 3 2,5 3 7,5 0,8 2,2 100 - 0,8 0,8 - 1

87

Tabel 4.6 Perbandingan Jumlah Lampu/Armatur Hasil Penghitungan

Dengan Data Lapangan Pada Lantai 1

No Ruangan

Jumlah Lampu Hasil Data

Lapangan

Jumlah Titik Lampu Hasil

Penghitungan

LED 12,5 W TL 1x36 W LED 12,5 W TL 1x36 W

1 Teras Lobi 20 - 26 - 2 Lobi 30 - 35 -

3 Receptionis 23 - 25 -

4 Toilet Tamu Laki - Laki 2 - 2 -

5 Toilet Tamu Perempuan 2 - 2 -

6 Koridor Anggrek - Iris 21 - 27 -

7 Ruang Meeting ( Anggrek ) 6 - 11 -

8 Ruang Meeting ( Tulip ) 8 - 14 -

9 Ruang Meeting ( Iris ) 16 - 24 -

10 Koridor Restoran 12 - 16 -

11 Restoran 22 - 26 -

12 Lobi Kolam Renang 12 - 18 -

13 Lobi Ruang SPA 5 - 3 -

14 Koridor Ruang Fitnes 4 - 7 -

15 Ruang Fitnes - 10 - 14

16 Ruang SPA 2 - 2 -

17 Ruang Ganti Laki – Laki 12 - 12 -

18 Ruang Bilas 1 1 - 1 -

19 Ruang Bilas 2 1 - 1 -

20 Ruang Bilas 3 1 - 1 -

21 Toilet Ruang Ganti 1 1 - 1 -

22 Toilet Ruang Ganti 2 1 - 1 -

23 Toilet Ruang Ganti 3 1 - 1 -

24 Ruang Ganti Perempuan 12 - 12 -

25 Ruang Bilas 1 1 - 1 -

26 Ruang Bilas 2 1 - 1 -

27 Ruang Bilas 3 1 - 1 -

28 Toilet Ruang Ganti 1 1 - 1 -

29 Toilet Ruang Ganti 2 1 - 1 -

30 Toilet Ruang Ganti 3 1 - 1 -

31 Ruang Dapur - 4 - 6

32 Toilet Laki - Laki 2 - 2 -

33 Toilet Perempuan 2 - 2 -

34 Koridor Lily – Jasmine 21 - 27 -

35 Koridor Lily – Jasmine 21 - 27 -

36 Ruang Meeting ( Lily ) 23 - 23 -

37 Ruang Meeting ( Jasmine ) 29 - 29 -

88

Tabel 4.7 Perbandingan Jumlah Titik Lampu/Armatur Hasil Penghitungan

Dengan Data Lapangan Pada Lantai 2

No Ruangan

Jumlah Lampu Hasil Data

Lapangan

Jumlah Titik Lampu Hasil

Penghitungan

LED 12,5 W TL 1x36 W LED 12,5 W TL 1x36 W

1 Ruang Tamu 28 - 36 -

2 Toilet Laki – Laki 2 - 2 -

3 Toilet Perempuan 2 - 2 -

4 Ruang Peralatan - 25 - 21

5 Ruang Meeting ( Lotus ) 17 - 18 -

6 Koridor Balroom 21 - 22 -

7 Balroom 47 - 59 -

8 Ruang Cuci Piring - 10 - 10

89

Tabel 4.8 Perbandingan Jumlah Titik Lampu/Armatur Hasil Penghitungan

Dengan Data Lapangan Pada Lantai 3

No Ruangan

Jumlah Lampu Hasil Data

Lapangan

Jumlah Titik Lampu Hasil

Penghitungan

LED 12,5 W TL 1x36 W LED 12,5 W TL 1x36 W

1 Ruang Meeting ( Rose ) 22 - 28 - 2 Koridor Wing A 8 - 12 -

3 Koridor Wing B 11 - 17 -

4 Kamar Swich 6 - 5 -

5 Toilet - 1 - 1

6 Kamar 301 3 - 3 -

7 Toilet 1 - 1 -

8 Kamar 302 3 - 3 -

9 Toilet 1 - 1 -

10 Kamar 303 3 - 3 -

11 Toilet 1 - 1 -

12 Kamar 304 3 - 3 -

13 Toilet 1 - 1 -

14 Kamar 305 3 - 3 -

15 Toilet 1 - 1 -

16 Kamar 306 3 - 3 -

17 Toilet 1 - 1 -

18 Kamar 307 3 - 3 -

19 Toilet 1 - 1 -

20 Kamar 308 3 - 3 -

21 Toilet 1 - 1 -

22 Kamar 309 3 - 3 -

23 Toilet 1 - 1 -

24 Kamar 310 3 - 3 -

25 Toilet 1 - 1 -

90

Lanjutan Tabel 4.8

No Ruangan

Jumlah Lampu Hasil Data

Lapangan

Jumlah Titik Lampu Hasil

Penghitungan

LED 12,5 W TL 1x36 W LED 12,5 W TL 1x36 W

26 Kamar 311 3 - 3 -

27 Toilet 1 - 1 -

28 Kamar 312 3 - 3 -

29 Toilet 1 - 1 -

30 Kamar 313 3 - 3 -

31 Toilet 1 - 1 -

32 Kamar 314 3 - 3 -

33 Toilet 1 - 1 -

34 Kamar 315 3 - 3 -

35 Toilet 1 - 1 -

36 Kamar 316 3 - 3 -

37 Toilet 1 - 1 -

38 Kamar 317 3 - 3 -

39 Toilet 1 - 1 -

40 Kamar 318 3 - 3 -

41 Toilet 1 - 1 -

91

Tabel 4.9 Perbandingan Jumlah Titik Lampu/Armatur Hasil Penghitungan

Dengan Data Lapangan Pada Lantai 4

No Ruangan

Jumlah Lampu Hasil Data

Lapangan

Jumlah Titik Lampu Hasil

Penghitungan

LED 12,5 W TL 1x36 W LED 12,5 W TL 1x36 W

1 Koridor Wing A 8 - 12 -

2 Koridor Wing B 11 - 17 -

3 Kamar Swich 6 - 5 -

4 Toilet - 1 - 1

5 Kamar 319 3 - 3 -

6 Toilet 1 - 1 -

7 Kamar 320 3 - 3 -

8 Toilet 1 - 1 -

9 Kamar 321 3 - 3 -

10 Toilet 1 - 1 -

11 Kamar 322 3 - 3 -

12 Toilet 1 - 1 -

13 Kamar 323 3 - 3 -

14 Toilet 1 - 1 -

15 Kamar 324 3 - 3 -

16 Toilet 1 - 1 -

17 Kamar 325 3 - 3 -

18 Toilet 1 - 1 -

19 Kamar 326 3 - 3 -

20 Toilet 1 - 1 -

21 Kamar 327 3 - 3 -

22 Toilet 1 - 1 -

23 Kamar 328 3 - 3 -

24 Toilet 1 - 1 -

92

Lanjutan Tabel 4.9

No Ruangan

Jumlah Lampu Hasil Data

Lapangan

Jumlah Titik Lampu Hasil

Penghitungan

LED 12,5 W TL 1x36 W LED 12,5 W TL 1x36 W

25 Kamar 329 3 - 3 -

26 Toilet 1 - 1 -

27 Kamar 330 3 - 3 -

28 Toilet 1 - 1 -

29 Kamar 331 3 - 3 -

30 Toilet 1 - 1 -

31 Kamar 332 3 - 3 -

32 Toilet 1 - 1 -

33 Kamar 333 3 - 3 -

34 Toilet 1 - 1 -

35 Kamar 334 3 - 3 -

36 Toilet 1 - 1 -

37 Kamar 335 3 - 3 -

38 Toilet 1 - 1 -

39 Kamar 336 3 - 3 -

40 Toilet 1 - 1 -

93

Tabel 4.10 Perbandingan Jumlah Titik Lampu/Armatur Hasil Penghitungan

Dengan Data Lapangan Pada Lantai 5

No Ruangan

Jumlah Lampu Hasil Data

Lapangan

Jumlah Titik Lampu Hasil

Penghitungan

LED 12,5 W TL 1x36 W LED 12,5 W TL 1x36 W

1 Koridor Wing A 8 - 12 -

2 Koridor Wing B 11 - 17 -

3 Kamar Swich 6 - 5 -

4 Toilet - 1 - 1

5 Kamar 337 3 - 3 -

6 Toilet 1 - 1 -

7 Kamar 338 3 - 3 -

8 Toilet 1 - 1 -

9 Kamar 339 3 - 3 -

10 Toilet 1 - 1 -

11 Kamar 340 3 - 3 -

12 Toilet 1 - 1 -

13 Kamar 341 3 - 3 -

14 Toilet 1 - 1 -

15 Kamar 342 3 - 3 -

16 Toilet 1 - 1 -

17 Kamar 343 3 - 3 -

18 Toilet 1 - 1 -

19 Kamar 344 3 - 3 -

20 Toilet 1 - 1 -

21 Kamar 345 3 - 3 -

22 Toilet 1 - 1 -

23 Kamar 346 3 - 3 -

24 Toilet 1 - 1 -

94

Lanjutan Tabel 4.10

No Ruangan

Jumlah Lampu Hasil Data

Lapangan

Jumlah Titik Lampu Hasil

Penghitungan

LED 12,5 W TL 1x36 W LED 12,5 W TL 1x36 W

25 Kamar 347 3 - 3 -

26 Toilet 1 - 1 -

27 Kamar 348 3 - 3 -

28 Toilet 1 - 1 -

29 Kamar 349 3 - 3 -

30 Toilet 1 - 1 -

31 Kamar 350 3 - 3 -

32 Toilet 1 - 1 -

33 Kamar 351 3 - 3 -

34 Toilet 1 - 1 -

35 Kamar 352 3 - 3 -

36 Toilet 1 - 1 -

37 Kamar 353 3 - 3 -

38 Toilet 1 - 1 -

39 Kamar 354 3 - 3 -

40 Toilet 1 - 1 -

95

4.2 Jumlah Beban dan Total Beban Setiap Ruangan

Berikut adalah jumlah titik penerangan dan KKB, untuk setiap ruangan pada Swiss-

Belhotel Borneo Lantai 1 Sampai Lantai 5 :

4.2.1 Jumlah Beban dan Total Beban Lantai 1

1. Jumlah beban dan total beban pada Ruang Meeting Anggrek adalah sebagai

berikut :

Lampu LED x 12,5 watt dengan cos ⱷ 0,8

S = 𝑃

𝐶𝑜𝑠 ⱷ =

11 𝑥 12,5

0,8 = 172 VA

Kotak kontak 2 @ 200 VA

= 2 x 200 = 400 VA

4.2.2 Jumlah Beban dan Total Beban Lantai 2

1. Jumlah beban dan total beban pada Ruang Tamu adalah sebagai berikut :

Lampu LED x 12,5 watt dengan cos ⱷ 0,8

S = 𝑃

𝐶𝑜𝑠 ⱷ =

36 𝑥 12,5

0,8 = 562 VA

Kotak kontak 5 @ 200 VA

= 5 x 200 = 1000 VA

96

4.2.3 Jumlah Beban dan Total Beban Lantai 3

1. Jumlah beban dan total beban pada Ruang Meeting (Rose) adalah sebagai berikut :

Lampu LED x 12,5 watt dengan cos ⱷ 0,8

S = 𝑃

𝐶𝑜𝑠 ⱷ =

28 𝑥 12,5

0,8 = 437 VA

Kotak kontak 5 @ 200 VA

= 5 x 200 = 1000 VA

4.2.4 Jumlah Beban dan Total Beban Lantai 4 dan Lantai 5

1. Jumlah beban dan total beban pada Kamar Swich adalah sebagai berikut :

Lampu LED x 12,5 watt dengan cos ⱷ 0,8

S = 𝑃

𝐶𝑜𝑠 ⱷ =

5 𝑥 12,5

0,8 = 78 VA

Kotak kontak 7 @ 200 VA

= 7 x 200 = 1400 VA

Jadi dari hasil perhitungan, maka diperoleh hasil jumlah beban dan total beban untuk

ruangan pada Lantai 1 Sampai Lantai 5 seperti pada Tabel 4.11 Sampai Tabel 4.15.

Sedangkan untuk hasil perbandingan antara hasil perhitungan dengan data lapangan seperti

pada Tabel 4.16 Sampai Tabel 4.20:

97

Tabel 4.11 Jumlah Beban dan Total Beban Setiap Ruangan Pada Lantai 1

No

Ruangan

Jumlah Lampu Jumlah

Kotak

Kontak

200 VA

Beban Lampu

( VA )

Daya

Kotak

Kontak

200 VA

Jumlah

Beban

( VA ) LED

12,5 W

TL

1 X 36 W

LED

12,5 W

TL

1 X 36 W

1 Ruang Meeting ( Anggrek ) 11 - 2 172 - 400 572

2 Ruang Meeting ( Tulip ) 14 - 2 219 - 400 619

3 Ruang Meeting ( Iris ) 24 - 2 375 - 400 775

4 Koridor Lily – Jasmine B 27 - 1 422 - 200 622

5 Ruang Meeting ( Lily ) 23 - 10 359 - 2000 2359

6 Ruang Meeting ( Jasmine ) 29 - 6 453 - 1200 1653

7 Teras Lobi 26 - 1 406 - 200 606

8 Lobi 35 - 6 547 - 1200 1747

9 Receptionis 25 - 2 391 - 400 791

10 Restoran 26 - 9 406 - 1800 2206

11 Ruang Dapur - 6 4 - 270 800 1070

12 Lobi Kolam Renang 18 - 2 281 - 400 681

13 Koridor Anggrek – Iris 27 - 2 422 - 400 822

14 Toilet Tamu Laki – Laki 2 - - 31 - - 31

15 Toilet Tamu Perempuan 2 - - 31 - - 31

16 Ruang Fitnes - 14 4 - 630 800 1430

17 Ruang Ganti Laki – Laki 12 - 2 187 - 400 587

18 Ruang Bilas 1,2,3 3 - - 47 - - 47

19 Toilet Ruang Ganti 1,2,3 3 - - 47 - - 47

20 Lobi Ruang SPA 3 - 1 47 - 200 247

98

Lanjutan Tabel 4.11

No

Ruangan

Jumlah Lampu Jumlah

Kotak

Kontak

200 VA

Beban Lampu

( VA )

Daya

Kotak

Kontak

200 VA

Jumlah

Beban

( VA )

LED

12,5 W

TL

1 X 36 W

LED

12,5 W

TL

1 X 36 W

21 Ruang SPA 2 - 1 31 - 200 231

22 Koridor Ruang Fitnes 7 - 1 109 - 200 309

23 Koridor Restoran 16 - 2 250 - 400 650

24 Toilet Laki – Laki 2 - 1 31 - 200 231

25 Toilet Perempuan 2 - 1 31 - 200 231

26 Koridor Lily – Jasmine A 27 - 1 422 - 200 622

27 Ruang Ganti Perempuan 12 - 2 187 - 400 587

28 Ruang Bilas 1,2,3 3 - - 47 - - 47

29 Toilet Ruang Ganti 1,2,3 3 - - 47 - - 47

Jumlah 384 20 65 5998 900 13000 19898

99

Tabel 4.12 Jumlah Beban dan Total Beban Setiap Ruangan Pada Lantai 2

No

Ruangan

Jumlah Lampu Jumlah

Kotak

Kontak

200 VA

Beban Lampu

( VA )

Daya

Kotak

Kontak

200 VA

Jumlah

Beban

( VA ) LED

12,5 W

TL

1 X 36 W

LED

12,5 W

TL

1 X 36 W

1 Koridor Balroom 22 - 2 344 - 400 744

2 Balroom 59 - 13 922 - 2600 3522

3 Ruang Meeting ( Lotus ) 18 - 4 281 - 800 1081

4 Ruang Tamu 36 - 5 562 - 1000 1562

5 Ruang Peralatan - 21 3 - 945 600 1545

6 Ruang Cuci Piring - 10 - - 450 450

7 Toilet Laki – Laki 2 - - 31 - - 31

8 Toilet Perempuan 2 - - 31 - - 31

Jumlah 139 31 27 2171 1395 5400 8966

100

Tabel 4.13 Jumlah Beban dan Total Beban Setiap Ruangan Pada Lantai 3

No

Ruangan Jumlah Lampu

Jumlah

Kotak

Kontak

200 VA

Beban Lampu

( VA )

Daya

Kotak

Kontak

200 VA

Jumlah

Beban

( VA ) LED

12,5 W

TL

1 X 36 W

LED

12,5 W

TL

1 X 36 W

1 Kamar Swich 5 - 7 78 - 1400 1478

2 Kamar 301 3 - 6 47 - 1200 1247

3 Toilet Kamar 301 1 - 1 16 - 200 216

4 Kamar 302 3 - 6 47 - 1200 1247

5 Toilet Kamar 301 1 - 1 16 - 200 216

6 Toilet Kamar Swich - 1 1 - 45 200 245

7 Koridor Wing A 12 - 1 187 - 200 387

8 Koridor Wing B 17 - 2 266 - 400 666

9 Kamar 303 3 - 6 47 - 1200 1247

10 Toilet Kamar 303 1 - 1 16 - 200 216

11 Kamar 304 3 - 6 47 - 1200 1247

12 Toilet Kamar 303 1 - 1 16 - 200 216

13 R. Meeting (Rose) 28 - 5 437 - 1000 1437

14 Kamar 305 3 - 6 47 - 1200 1247

15 Toilet Kamar 305 1 - 1 16 - 200 216

16 Kamar 306 3 - 6 47 - 1200 1247

17 Toilet Kamar 306 1 - 1 16 - 200 216

18 Kamar 307 3 - 6 47 - 1200 1247

19 Toilet Kamar 307 1 - 1 16 - 200 216

20 Kamar 308 3 - 6 47 - 1200 1247

21 Toilet Kamar 308 1 - 1 16 - 200 216

101

Lanjutan Tabel 4.13

No

Ruangan Jumlah Lampu

Jumlah

Kotak

Kontak

200 VA

Beban Lampu

( VA )

Daya

Kotak

Kontak

200 VA

Jumlah

Beban

( VA ) LED

12,5 W

TL

1 X 36 W

LED

12,5 W

TL

1 X 36 W

22 Kamar 309 3 - 6 47 - 1200 1247

23 Toilet Kamar 309 1 - 1 16 - 200 216

24 Kamar 310 3 - 6 47 - 1200 1247

25 Toilet Kamar 310 1 - 1 16 - 200 216

26 Kamar 311 3 - 6 47 - 1200 1247

27 Toilet Kamar 311 1 - 1 16 - 200 216

28 Kamar 312 3 - 6 47 - 1200 1247 29 Toilet Kamar 312 1 - 1 16 - 200 216

30 Kamar 313 3 - 6 47 - 1200 1247

31 Toilet Kamar 313 1 - 1 16 - 200 216

32 Kamar 314 3 - 6 47 - 1200 1247

33 Toilet Kamar 314 1 - 1 16 - 200 216

34 Kamar 315 3 - 6 47 - 1200 1247

35 Toilet Kamar 315 1 - 1 16 - 200 216

36 Kamar 316 3 - 6 47 - 1200 1247

37 Toilet Kamar 316 1 - 1 16 - 200 216

38 Kamar 317 3 - 6 47 - 1200 1247

39 Toilet Kamar 317 1 - 1 16 - 200 216

40 Kamar 318 3 - 6 47 - 1200 1247

41 Toilet Kamar 318 1 - 1 16 - 200 216

Jumlah 134 1 142 2102 45 28400 30547

102

Tabel 4.14 Jumlah Beban dan Total Beban Setiap Ruangan Pada Lantai 4

No

Ruangan

Jumlah Lampu Jumlah

Kotak

Kontak

200 VA

Beban Lampu

( VA ) Daya

Kotak

Kontak

200VA

Jumlah

Beban

( VA )

LED

12,5 W

TL

1 X 36 W

LED

12,5 W

TL

1 X 36 W

1 Kamar Swich 5 - 7 78 - 1400 1478

2 Kamar 319 3 - 6 47 - 1200 1247

3 Toilet Kamar 319 1 - 1 16 - 200 216

4 Kamar 320 3 - 6 47 - 1200 1247

5 Toilet Kamar 320 1 - 1 16 - 200 216

6 Toilet Kamar Swich - 1 1 - 45 200 245

7 Koridor Wing A 12 - 1 187 - 200 387

8 Kamar 321 3 - 6 47 - 1200 1247

9 Toilet Kamar 321 1 - 1 16 - 200 216

10 Kamar 322 3 - 6 47 - 1200 1247

11 Toilet Kamar 322 1 - 1 16 - 200 216

12 Koridor Wing B 17 - 2 266 - 400 666

13 Kamar 323 3 - 6 47 - 1200 1247

14 Toilet Kamar 323 1 - 1 16 - 200 216

15 Kamar 324 3 - 6 47 - 1200 1247

16 Toilet Kamar 324 1 - 1 16 - 200 216

17 Kamar 325 3 - 6 47 - 1200 1247

18 Toilet Kamar 325 1 - 1 16 - 200 216

19 Kamar 326 3 - 6 47 - 1200 1247

20 Toilet Kamar 326 1 - 1 16 - 200 216

103

Lanjutan Tabel 4.14

No

Ruangan Jumlah Lampu

Jumlah

Kotak

Kontak

200 VA

Beban Lampu

( VA )

Daya

Kotak

Kontak

200 VA

Jumlah

Beban

( VA ) LED

12,5 W

TL

1 X 36 W

LED

12,5 W

TL

1 X 36 W

21 Kamar 327 3 - 6 47 - 1200 1247

22 Toilet Kamar 327 1 - 1 16 - 200 216

23 Kamar 328 3 - 6 47 - 1200 1247

24 Toilet Kamar 328 1 - 1 16 - 200 216

25 Kamar 329 3 - 6 47 - 1200 1247

26 Toilet Kamar 329 1 - 1 16 - 200 216

27 Kamar 330 3 - 6 47 - 1200 1247

28 Toilet Kamar 330 1 - 1 16 - 200 216

29 Kamar 331 3 - 6 47 - 1200 1247 30 Toilet Kamar 331 1 - 1 16 - 200 216

31 Kamar 332 3 - 6 47 - 1200 1247

32 Toilet Kamar 332 1 - 1 16 - 200 216

33 Kamar 333 3 - 6 47 - 1200 1247

34 Toilet Kamar 333 1 - 1 16 - 200 216

35 Kamar 334 3 - 6 47 - 1200 1247

36 Toilet Kamar 334 1 - 1 16 - 200 216

37 Kamar 335 3 - 6 47 - 1200 1247

38 Toilet Kamar 335 1 - 1 16 - 200 216

39 Kamar 336 3 - 6 47 - 1200 1247

40 Toilet Kamar 336 1 - 1 16 - 200 216

Jumlah 106 1 137 1665 45 27400 29110

104

Tabel 4.15 Jumlah Beban dan Total Beban Setiap Ruangan Pada Lantai 5

No

Ruangan Jumlah Lampu

Jumlah

Kotak

Kontak

200 VA

Beban Lampu

( VA )

Daya

Kotak

Kontak

200 VA

Jumlah

Beban

( VA ) LED

12,5 W

TL

1 X 36 W

LED

12,5 W

TL

1 X 36 W

1 Kamar Swich 5 - 7 78 - 1400 1478

2 Kamar 337 3 - 6 47 - 1200 1247 3 Toilet Kamar 337 1 - 1 16 - 200 216

4 Kamar 338 3 - 6 47 - 1200 1247

5 Toilet Kamar 338 1 - 1 16 - 200 216

6 Toilet Kamar Swich - 1 1 - 45 200 245

7 Koridor Wing A 12 - 1 187 - 200 387

8 Kamar 339 3 - 6 47 - 1200 1247

9 Toilet Kamar 339 1 - 1 16 - 200 216

10 Kamar 340 3 - 6 47 - 1200 1247

11 Toilet Kamar 340 1 - 1 16 - 200 216

12 Koridor Wing B 17 - 2 266 - 400 666

13 Kamar 341 3 - 6 47 - 1200 1247

14 Toilet Kamar 341 1 - 1 16 - 200 216

15 Kamar 342 3 - 6 47 - 1200 1247

16 Toilet Kamar 342 1 - 1 16 - 200 216

17 Kamar 343 3 - 6 47 - 1200 1247

18 Toilet Kamar 343 1 - 1 16 - 200 216

19 Kamar 344 3 - 6 47 - 1200 1247

20 Toilet Kamar 344 1 - 1 16 - 200 216

105

Lanjutan Tabel 4.15

No

Ruangan Jumlah Lampu

Jumlah

Kotak

Kontak

200 VA

Beban Lampu

( VA )

Daya

Kotak

Kontak

200 VA

Jumlah

Beban

( VA ) LED

12,5 W

TL

1 X 36 W

LED

12,5 W

TL

1 X 36 W

21 Kamar 345 3 - 6 47 - 1200 1247

22 Toilet Kamar 345 1 - 1 16 - 200 216

23 Kamar 346 3 - 6 47 - 1200 1247

24 Toilet Kamar 346 1 - 1 16 - 200 216

25 Kamar 347 3 - 6 47 - 1200 1247

26 Toilet Kamar 347 1 - 1 16 - 200 216

27 Kamar 348 3 - 6 47 - 1200 1247

28 Toilet Kamar 348 1 - 1 16 - 200 216

29 Kamar 349 3 - 6 47 - 1200 1247

30 Toilet Kamar 349 1 - 1 16 - 200 216

31 Kamar 350 3 - 6 47 - 1200 1247

32 Toilet Kamar 350 1 - 1 16 - 200 216

33 Kamar 351 3 - 6 47 - 1200 1247

34 Toilet Kamar 351 1 - 1 16 - 200 216

35 Kamar 352 3 - 6 47 - 1200 1247

36 Toilet Kamar 352 1 - 1 16 - 200 216

37 Kamar 353 3 - 6 47 - 1200 1247

38 Toilet Kamar 353 1 - 1 16 - 200 216

39 Kamar 354 3 - 6 47 - 1200 1247

40 Toilet Kamar 354 1 - 1 16 - 200 216

Jumlah 106 1 137 1665 45 27400 29110

106

4.2.6 Perbandingan Jumlah Beban dan Total Beban Hasil Penghitungan dan Data Lapangan

Tabel 4.16 Perbandingan Jumlah Beban dan Total Beban Hasil Penghitungan dan Data Lapangan

Tiap Ruangan Pada Lantai 1

No

Ruangan

Jumlah Beban dan Total Beban

Data Lapangan

Total Daya

( VA )

Jumlah Beban dan Total Beban

Hasil Penghitungan

Total Daya

( VA ) LED

12,5 W

TL

1 X 36 W

Jumlah

Kotak

Kontak

200 VA

LED

12,5 W

TL

1 X 36 W

Jumlah

Kotak

Kontak

200 VA

1 Ruang Meeting ( Anggrek ) 6 - 2 494 11 - 2 572

2 Ruang Meeting ( Tulip ) 8 - 2 525 14 - 2 619

3 Ruang Meeting ( Iris ) 16 - 2 650 24 - 2 775

4 Koridor Lily – Jasmine B 21 - 1 528 27 - 1 622

5 Ruang Meeting ( Lily ) 23 - 10 2359 23 - 10 2359

6 Ruang Meeting ( Jasmine ) 29 - 6 1653 29 - 6 1653

7 Teras Lobi 20 - 1 512 26 - 1 606

8 Lobi 30 - 6 1669 35 - 6 1747

9 Receptionis 23 - 2 759 25 - 2 791

10 Restoran 22 - 9 2144 26 - 9 2206

11 Ruang Dapur - 4 4 980 - 6 4 1070

12 Lobi Kolam Renang 12 - 2 587 18 - 2 681

13 Koridor Anggrek – Iris 21 - 2 728 27 - 2 822

14 Toilet Tamu Laki – Laki 2 - - 31 2 - - 31

15 Toilet Tamu Perempuan 2 - - 31 2 - - 31

16 Ruang Fitnes - 10 4 1250 - 14 4 1430

107

Lanjutan Tabel 4.16

No

Ruangan

Jumlah Beban dan Total Beban

Data Lapangan

Total Daya

( VA )

Jumlah Beban dan Total Beban

Hasil Penghitungan

Total Daya

( VA ) LED

12,5 W

TL

1 X 36 W

Jumlah

Kotak

Kontak

200 VA

LED

12,5 W

TL

1 X 36 W

Jumlah

Kotak

Kontak

200 VA

17 Ruang Ganti Laki – Laki 12 - 2 587 12 - 2 587

18 Ruang Bilas 1,2,3 3 - - 47 3 - - 47

19 Toilet Ruang Ganti 1,2,3 3 - - 47 3 - - 47

20 Lobi Ruang SPA 5 - 1 278 3 - 1 247

21 Ruang SPA 2 - 1 231 2 - 1 231

22 Koridor Ruang Fitnes 4 - 1 262 7 - 1 309

23 Koridor Restoran 12 - 2 587 16 - 2 650

24 Toilet Laki - Laki 2 - 1 231 2 - 1 231

25 Toilet Perempuan 2 - 1 231 2 - 1 231

26 Koridor Lily – Jasmine A 21 - 1 528 27 - 1 622

27 Ruang Ganti Perempuan 12 - 2 587 12 - 2 587

28 Ruang Bilas 1,2,3 3 - - 47 3 - - 47

29 Toilet Ruang Ganti 1,2,3 3 - - 47 3 - - 47

Jumlah 319 14 65 18610 384 20 65 19898

108

Tabel 4.17 Perbandingan Jumlah Beban dan Total Beban Hasil Penghitungan dan Data Lapangan

Tiap Ruangan Pada Lantai 2

No

Ruangan

Jumlah Beban dan Total Beban

Data Lapangan

Total Daya

( VA )

Jumlah Beban dan Total Beban

Hasil Penghitungan

Total Daya

( VA ) LED

12,5 W

TL

1 X 36 W

Jumlah

Kotak

Kontak

200 VA

LED

12,5 W

TL

1 X 36 W

Jumlah

Kotak

Kontak

200 VA

1 Koridor Balroom 21 - 2 728 22 - 2 744

2 Balroom 47 - 13 3334 59 - 13 3522

3 Ruang Meeting ( Lotus ) 17 - 4 1066 18 - 4 1081

4 Ruang Tamu ( Free Fungtion ) 28 - 5 1437 36 - 5 1562

5 Ruang Peralatan - 25 3 1725 - 21 3 1545

6 Ruang Cuci Piring - 10 - 450 - 10 - 450

7 Toilet Laki – Laki 2 - - 31 2 - - 31

8 Toilet Perempuan 2 - - 31 2 - - 31

Jumlah 117 35 27 8802 139 31 27 8966

109

Tabel 4.18 Perbandingan Jumlah Beban dan Total Beban Hasil Penghitungan dan Data Lapangan

Tiap Ruangan Pada Lantai 3

No

Ruangan

Jumlah Beban dan Total Beban

Data Lapangan

Total Daya

( VA )

Jumlah Beban dan Total Beban

Hasil Penghitungan

Total Daya

( VA ) LED

12,5 W

TL

1 X 36 W

Jumlah

Kotak

Kontak

200 VA

LED

12,5 W

TL

1 X 36 W

Jumlah

Kotak

Kontak

200 VA

1 Kamar Swich 6 - 7 1494 5 - 7 1478

2 Kamar 301 3 - 6 1247 3 - 6 1247

3 Toilet Kamar 301 1 - 1 216 1 - 1 216

4 Kamar 302 3 - 6 1247

3 - 6 1247

5 Toilet Kamar 302 1 - 1 216 1 - 1 216

6 Toilet Kamar Swich - 1 1 245 - 1 1 245

7 Koridor Wing A 8 - 1 325 12 - 1 387

8 Koridor Wing B 11 - 2 572 17 - 2 666

9 Kamar 303 3 - 6 1247 3 - 6 1247

10 Toilet Kamar 303 1 - 1 216 1 - 1 216

11 Kamar 304 3 - 6 1247 3 - 6 1247

12 Toilet Kamar 304 1 - 1 216 1 - 1 216

13 Ruang Meeting ( Rose ) 22 - 5 1344 28 - 5 1437

14 Kamar 305 3 - 6 1247 3 - 6 1247

15 Toilet Kamar 305 1 - 1 216 1 - 1 216

16 Kamar 306 3 - 6 1247 3 - 6 1247

17 Toilet Kamar 306 1 - 1 216 1 - 1 216

110

Lanjutan Tabel 4.18

No

Ruangan

Jumlah Beban dan Total Beban

Data Lapangan

Total Daya

( VA )

Jumlah Beban dan Total Beban

Hasil Penghitungan

Total Daya

( VA ) LED

12,5 W

TL

1 X 36 W

Jumlah

Kotak

Kontak

200 VA

LED

12,5 W

TL

1 X 36 W

Jumlah

Kotak

Kontak

200 VA

18 Kamar 307 3 - 6 1247 3 - 6 1247

19 Toilet Kamar 307 1 - 1 216 1 - 1 216

20 Kamar 308 3 - 6 1247

3 - 6 1247

21 Toilet Kamar 308 1 - 1 216 1 - 1 216

22 Kamar 309 3 - 6 1247 3 - 6 1247

23 Toilet Kamar 309 1 - 1 216 1 - 1 216

24 Kamar 310 3 - 6 1247 3 - 6 1247

25 Toilet Kamar 310 1 - 1 216 1 - 1 216

26 Kamar 311 3 - 6 1247 3 - 6 1247

27 Toilet Kamar 311 1 - 1 216 1 - 1 216

28 Kamar 312 3 - 6 1247 3 - 6 1247

29 Toilet Kamar 312 1 - 1 216 1 - 1 216

30 Kamar 313 3 - 6 1247 3 - 6 1247

31 Toilet Kamar 313 1 - 1 216 1 - 1 216

32 Kamar 314 3 - 6 1247 3 - 6 1247

33 Toilet Kamar 314 1 - 1 216 1 - 1 216

34 Kamar 315 3 - 6 1247 3 - 6 1247

35 Toilet Kamar 315 1 - 1 216 1 - 1 216

111

Lanjutan Tabel 4.18

No

Ruangan

Jumlah Beban dan Total Beban

Data Lapangan

Total Daya

( VA )

Jumlah Beban dan Total Beban

Hasil Penghitungan

Total Daya

( VA ) LED

12,5 W

TL

1 X 36 W

Jumlah

Kotak

Kontak

200 VA

LED

12,5 W

TL

1 X 36 W

Jumlah

Kotak

Kontak

200 VA

36 Kamar 316 3 - 6 1247 3 - 6 1247

37 Toilet Kamar 316 1 - 1 216 1 - 1 216

38 Kamar 317 3 - 6 1247 3 - 6 1247

39 Toilet Kamar 317 1 - 1 216 1 - 1 216

40 Kamar 318 3 - 6 1247 3 - 6 1247

41 Toilet Kamar 318 3 - 6 1247 1 - 6 216

Jumlah 119 1 142 30314 134 1 142 30547

112

Tabel 4.19 Perbandingan Jumlah Beban dan Total Beban Hasil Penghitungan dan Data Lapangan

Tiap Ruangan Pada Lantai 4

No

Ruangan

Jumlah Beban dan Total Beban

Data Lapangan

Total Daya

( VA )

Jumlah Beban dan Total Beban

Hasil Penghitungan

Total Daya

( VA ) LED

12,5 W

TL

1 X 36 W

Jumlah

Kotak

Kontak

200 VA

LED

12,5 W

TL

1 X 36 W

Jumlah

Kotak

Kontak

200 VA

1 Kamar Swich 6 - 7 1494 5 - 7 1478

2 Kamar 319 3 - 6 1247 3 - 6 1247

3 Toilet Kamar 319 1 - 1 216 1 - 1 216

4 Kamar 320 3 - 6 1247

3 - 6 1247

5 Toilet Kamar 319 1 - 1 216 1 - 1 216

6 Toilet Kamar Swich - 1 1 245 - 1 1 245

7 Koridor Wing A 8 - 1 325 12 - 1 387

8 Kamar 321 3 - 6 1247 3 - 6 1247

9 Toilet Kamar 321 1 - 1 216 1 - 1 216

10 Kamar 322 3 - 6 1247 3 - 6 1247

11 Toilet Kamar 322 1 - 1 216 1 - 1 216

12 Koridor Wing B 11 - 2 572 17 - 2 666

13 Kamar 323 3 - 6 1247 3 - 6 1247

14 Toilet Kamar 323 1 - 1 216 1 - 1 216

15 Kamar 324 3 - 6 1247 3 - 6 1247

16 Toilet Kamar 324 1 - 1 216 1 - 1 216

113

Lanjutan Tabel 4.19

No

Ruangan

Jumlah Beban dan Total Beban

Data Lapangan

Total Daya

( VA )

Jumlah Beban dan Total Beban

Hasil Penghitungan

Total Daya

( VA ) LED

12,5 W

TL

1 X 36 W

Jumlah

Kotak

Kontak

200 VA

LED

12,5 W

TL

1 X 36 W

Jumlah

Kotak

Kontak

200 VA

17 Kamar 325 3 - 6 1247 3 - 6 1247

18 Toilet Kamar 325 1 - 1 216 1 - 1 216

19 Kamar 326 3 - 6 1247

3 - 6 1247

20 Toilet Kamar 326 1 - 1 216 1 - 1 216

21 Kamar 327 3 - 6 1247 3 - 6 1247

22 Toilet Kamar 327 1 - 1 216 1 - 1 216

23 Kamar 328 3 - 6 1247 3 - 6 1247

24 Toilet Kamar 328 1 - 1 216 1 - 1 216

25 Kamar 329 3 - 6 1247 3 - 6 1247

26 Toilet Kamar 329 1 - 1 216 1 - 1 216

27 Kamar 330 3 - 6 1247 3 - 6 1247

28 Toilet Kamar 330 1 - 1 216 1 - 1 216

29 Kamar 331 3 - 6 1247 3 - 6 1247

30 Toilet Kamar 331 1 - 1 216 1 - 1 216

31 Kamar 332 3 - 6 1247 3 - 6 1247

32 Toilet Kamar 332 1 - 1 216 1 - 1 216

33 Kamar 333 3 - 6 1247 3 - 6 1247

34 Toilet Kamar 333 1 - 1 216 1 - 1 216

114

Lanjutan Tabel 4.19

No

Ruangan

Jumlah Beban dan Total Beban

Data Lapangan

Total Daya

( VA )

Jumlah Beban dan Total Beban

Hasil Penghitungan

Total Daya

( VA ) LED

12,5 W

TL

1 X 36 W

Jumlah

Kotak

Kontak

200 VA

LED

12,5 W

TL

1 X 36 W

Jumlah

Kotak

Kontak

200 VA

35 Kamar 334 3 - 6 1247 3 - 6 1247

36 Toilet Kamar 334 1 - 1 216 1 - 1 216

37 Kamar 335 3 - 6 1247 3 - 6 1247

38 Toilet Kamar 335 1 - 1 216 1 - 1 216

39 Kamar 336 3 - 6 1247 3 - 6 1247

40 Toilet Kamar 336 1 - 1 216 1 - 1 216

Jumlah 97 1 137 28970 106 1 137 29110

115

Tabel 4.20 Perbandingan Jumlah Beban dan Total Beban Hasil Penghitungan dan Data Lapangan

Tiap Ruangan Pada Lantai 5

No

Ruangan

Jumlah Beban dan Total Beban

Data Lapangan

Total Daya

( VA )

Jumlah Beban dan Total Beban

Hasil Penghitungan

Total Daya

( VA ) LED

12,5 W

TL

1 X 36 W

Jumlah

Kotak

Kontak

200 VA

LED

12,5 W

TL

1 X 36 W

Jumlah

Kotak

Kontak

200 VA

1 Kamar Swich 6 - 7 1494 5 - 7 1478

2 Kamar 337 3 - 6 1247 3 - 6 1247

3 Toilet Kamar 337 1 - 1 216 1 - 1 216

4 Kamar 338 3 - 6 1247

3 - 6 1247

5 Toilet Kamar 338 1 - 1 216 1 - 1 216

6 Toilet Kamar Swich - 1 1 245 - 1 1 245

7 Koridor Wing A 8 - 1 325 12 - 1 387

8 Kamar 339 3 - 6 1247 3 - 6 1247

9 Toilet Kamar 339 1 - 1 216 1 - 1 216

10 Kamar 340 3 - 6 1247 3 - 6 1247

11 Toilet Kamar 340 1 - 1 216 1 - 1 216

12 Koridor Wing B 11 - 2 572 17 - 2 666

13 Kamar 341 3 - 6 1247 3 - 6 1247

14 Toilet Kamar 341 1 - 1 216 1 - 1 216

15 Kamar 342 3 - 6 1247 3 - 6 1247

16 Toilet Kamar 342 1 - 1 216 1 - 1 216

116

Lanjutan Tabel 4.20

No

Ruangan

Jumlah Beban dan Total Beban

Data Lapangan

Total Daya

( VA )

Jumlah Beban dan Total Beban

Hasil Penghitungan

Total Daya

( VA ) LED

12,5 W

TL

1 X 36 W

Jumlah

Kotak

Kontak

200 VA

LED

12,5 W

TL

1 X 36 W

Jumlah

Kotak

Kontak

200 VA

17 Kamar 343 3 - 6 1247 3 - 6 1247

18 Toilet Kamar 343 1 - 1 216 1 - 1 216

19 Kamar 344 3 - 6 1247

3 - 6 1247

20 Toilet Kamar 344 1 - 1 216 1 - 1 216

21 Kamar 345 3 - 6 1247 3 - 6 1247

22 Toilet Kamar 345 1 - 1 216 1 - 1 216

23 Kamar 346 3 - 6 1247 3 - 6 1247

24 Toilet Kamar 346 1 - 1 216 1 - 1 216

25 Kamar 347 3 - 6 1247 3 - 6 1247

26 Toilet Kamar 347 1 - 1 216 1 - 1 216

27 Kamar 348 3 - 6 1247 3 - 6 1247

28 Toilet Kamar 348 1 - 1 216 1 - 1 216

29 Kamar 349 3 - 6 1247 3 - 6 1247

30 Toilet Kamar 349 1 - 1 216 1 - 1 216

31 Kamar 350 3 - 6 1247 3 - 6 1247

32 Toilet Kamar 350 1 - 1 216 1 - 1 216

33 Kamar 351 3 - 6 1247 3 - 6 1247

34 Toilet Kamar 351 1 - 1 216 1 - 1 216

117

Lanjutan Tabel 4.20

No

Ruangan

Jumlah Beban dan Total Beban

Data Lapangan

Total Daya

( VA )

Jumlah Beban dan Total Beban

Hasil Penghitungan

Total Daya

( VA ) LED

12,5 W

TL

1 X 36 W

Jumlah

Kotak

Kontak

200 VA

LED

12,5 W

TL

1 X 36 W

Jumlah

Kotak

Kontak

200 VA

35 Kamar 352 3 - 6 1247 3 - 6 1247

36 Toilet Kamar 352 1 - 1 216 1 - 1 216

37 Kamar 353 3 - 6 1247 3 - 6 1247

38 Toilet Kamar 353 1 - 1 216 1 - 1 216

39 Kamar 354 3 - 6 1247 3 - 6 1247

40 Toilet Kamar 354 1 - 1 216 1 - 1 216

Jumlah 97 1 137 28970 106 1 137 29110

118

4.3 Menentukan Pengaman dan Penghantar

Untuk menentukan pengaman dan luas penampang pengahntar yang digunakan untuk

suatu beban, maka terlebih dahulu harus diketahui arus nominall beban yang dilayani.

Selanjutnya untuk mengetahui luas penampang, menghitung KHA yaitu :

Arus Nominal untuk tegangan 1ɸ : In = 𝑆

𝑉 𝑙𝑖𝑛𝑒−𝑛𝑒𝑡𝑟𝑎𝑙

Arus Nominal untuk tegangan 3ɸ : In = 𝑆

√3 𝑥 𝑉 𝑙𝑖𝑛𝑒−𝑙𝑖𝑛𝑒

KHA : 125 % x In

Keterangan : V line - netral = Tegangan 1∅ ( V )

V line – line = Tegangan 3∅ ( V )

S = Daya Semu ( VA )

In = Arus Nominal ( A )

Dengan mengetahui kemampuan hantar arus maka dengan melihat tabel KHA dapat

ditentukan luas penampang penghantar yang akan digunakan.

4.3.1 Pengaman dan Penghantar Sirkit Akhir Pada Lantai 1

Pengaman dan pengahantar yang akan digunakan setiap sirkit akhir pada lantai 1

adalah:

Group 1 : Ruang Meeting ( Anggrek )

10 lampu LED dengan cos ⱷ 0,8

S = 𝑃

𝐶𝑜𝑠 ⱷ =

11 𝑥 12,5

0,8 = 172 VA

119

2 Kotak Kontak

( 2 x 200 VA )

= 400 VA

Jadi total daya pada group R adalah :

S ( VA ) = 172 + 400 VA

= 572 VA

Besar arus nominal dan KHA :

In ( A ) = 𝑆

𝑉 𝑙𝑖𝑛𝑒−𝑛𝑒𝑡𝑟𝑎𝑙

= 572

220

= 2,6 A

Dari hasil penghitungan arus nominal diperoleh In = 2,6 A berdasarkan Tabel 2.6

maka pengaman yang digunakan adalah MCB 1 fase 4 A sedangkan yang terpasang di

lapangan adalah MCB 1 fase 6 A.

KHA = 125 % x In

= 125 % x 2,6

= 3,2 A

Dari hasil penghitungan luas penampang penghantar yang diperoleh KHA = 3,2 A,

berdasarkan Tabel 2.9 maka penghantar yang digunakan kabel NYM 1,5 mm2 sedangkan

yang terpasang dilapangan adalah kabel NYM 2,5 mm2 .

120

4.3.2 Pengaman dan Penghantar Sirkit Akhir Pada Lantai 2

Pengaman dan pengahantar yang akan digunakan setiap sirkit akhir pada lantai 2

adalah:

Group 4 : Ruang Tamu

36 lampu LED dengan cos ⱷ 0,8

S = 𝑃

𝐶𝑜𝑠 ⱷ =

36 𝑥 12,5

0,8 = 562 VA

5 Kotak Kontak

( 5 x 200 VA )

= 1000 VA

Jadi total daya pada group S adalah :

S ( VA ) = 562 + 1000 VA

= 1562 VA

Besar arus nominal dan KHA :

In ( A ) = 𝑆

𝑉 𝑙𝑖𝑛𝑒−𝑛𝑒𝑡𝑟𝑎𝑙

= 1562

220

= 7,1 A

Dari hasil penghitungan arus nominal diperoleh In = 7,1 A berdasarkan Tabel 2.6

maka pengaman yang digunakan adalah MCB 1 fase 10 A sedangkan yang terpasang di

lapangan adalah MCB 1 fase 10 A.

121

KHA = 125 % x In

= 125 % x 7,1

= 8,8 A

Dari hasil penghitungan luas penampang penghantar yang diperoleh KHA = 8,8 A,

berdasarkan Tabel 2.9 maka penghantar yang digunakan kabel NYM 1,5 mm2 sedangkan

yang terpasang dilapangan adalah kabel NYM 2,5 mm2 .

4.3.3 Pengaman dan Penghantar Sirkit Akhir Pada Lantai 3

Pengaman dan pengahantar yang akan digunakan setiap sirkit akhir pada lantai 3

adalah:

Group 13 : Ruang Meeting ( Rose )

28 lampu LED dengan cos ⱷ 0,8

S = 𝑃

𝐶𝑜𝑠 ⱷ =

28 𝑥 12,5

0,8 = 437 VA

5 Kotak Kontak

( 5 x 200 VA )

= 1000 VA

Jadi total daya pada group T adalah :

S ( VA ) = 437 + 1000 VA

= 1437 VA

122

Besar arus nominal dan KHA :

In ( A ) = 𝑆

𝑉 𝑙𝑖𝑛𝑒−𝑛𝑒𝑡𝑟𝑎𝑙

= 1437

220

= 6,5 A

Dari hasil penghitungan arus nominal diperoleh In = 6,5 A berdasarkan Tabel 2.6

maka pengaman yang digunakan adalah MCB 1 fase 10 A sedangkan yang terpasang di

lapangan adalah MCB 1 fase 10 A.

KHA = 125 % x In

= 125 % x 6,5

= 8,1 A

Dari hasil penghitungan luas penampang penghantar yang diperoleh KHA = 8,1 A,

berdasarkan Tabel 2.9 maka penghantar yang digunakan kabel NYM 1,5 mm2 sedangkan

yang terpasang dilapangan adalah kabel NYM 2,5 mm2 .

4.3.4 Pengaman dan Penghantar Sirkit Akhir Pada Lantai 4 dan Lantai 5

Pengaman dan pengahantar yang akan digunakan setiap sirkit akhir pada lantai 4 dan

lantai 5 adalah:

Group 1 : Kamar Swich

10 lampu LED dengan cos ⱷ 0,8

S = 𝑃

𝐶𝑜𝑠 ⱷ =

5 𝑥 12,5

0,8 = 78 VA

123

7 Kotak Kontak

( 7 x 200 VA )

= 1400 VA

Jadi total daya pada group R adalah :

S ( VA ) = 78 + 1400 VA

= 1478 VA

Besar arus nominal dan KHA :

In ( A ) = 𝑆

𝑉 𝑙𝑖𝑛𝑒−𝑛𝑒𝑡𝑟𝑎𝑙

= 1478

220

= 6,7 A

Dari hasil penghitungan arus nominal diperoleh In = 6,7 A berdasarkan Tabel 2.6

maka pengaman yang digunakan adalah MCB 1 fase 10 A sedangkan yang terpasang di

lapangan adalah MCB 1 fase 10 A.

KHA = 125 % x In

= 125 % x 6,7

= 8,3 A

Dari hasil penghitungan luas penampang penghantar yang diperoleh KHA = 8,3 A,

berdasarkan Tabel 2.9 maka penghantar yang digunakan kabel NYM 1,5 mm2 sedangkan

yang terpasang dilapangan adalah kabel NYM 2,5 mm2 .

Adapun untuk hasil perbandingan antara penghitungan dengan data lapangan,

pengaman dan penghantar sirkit akhir pada ruangan Lantai 1 Sampai Lantai 5 dapat dilihat

pada Tabel 4.21 Sampai Tabel 4.25:

124

Tabel 4.21 Pengaman dan Penghantar Sirkit Akhir pada lantai 1

Gro

Up

Jumlah Lampu dan Kotak

Kontak Total Seluruh Beban

( VA )

Total Daya

( VA )

In

( A )

Pengaman

( MCB 1 ɸ A)

Penghantar

(NYM mm2)

TL

1 x 36 W

LED

12,5 W

Jumlah

Kotak

Kontak

TL

1 x 36 W

LED

12,5 W

Daya

Kotak

Kontak

R S T

Data

Lapangan

Hasil

Penghitung

an

Data

Lapangan

Hasil

Penghitung

an

1 - 11 2 - 172 400 572 - - 2,6 6 4 2,5 1,5

2 - 14 2 - 219 400 619 - - 2,8 6 4 2,5 1,5

3 - 24 2 - 375 400 775 - - 3,5 6 4 2,5 1,5

4 - 27 1 - 422 200 - 622 - 2,8 6 4 2,5 1,5

5 - 23 10 - 359 2000 - 2359 - 10,7 16 16 2,5 1,5

6 - 29 6 - 453 1200 - 1653 - 7,5 10 10 2,5 1,5

7 - 26 1 - 406 200 - - 606 2,7 6 4 2,5 1,5

8 - 35 6 - 547 1200 - - 1747 7,9 10 10 2,5 1,5

9 - 25 2 - 391 400 - - 791 3,5 6 4 2,5 1,5

10 - 26 9 - 406 1800 2206 - - 10 10 10 2,5 1,5

11 6 - 4 270 - 800 1070 - - 4,8 10 6 2,5 1,5

12 - 18 2 - 281 400 681 - - 3 6 4 2,5 1,5

13 - 27 2 - 422 400 - 822 - 3,7 6 4 2,5 1,5

14 - 2 - - 31 - - 31 - 0,1 2 2 2,5 1,5

15 - 2 - - 31 - - 31 - 0,1 2 2 2,5 1,5

16 14 - 4 630 - 800 - - 1430 6,5 10 10 2,5 1,5

17 - 12 2 - 187 400 - - 587 2,6 6 4 2,5 1,5

18 - 3 - - 47 - - - 47 0,2 2 2 2,5 1,5

19 - 3 - - 47 - - - 47 0,2 2 2 2,5 1,5

125

Lanjutan Tabel 4.21

Gro

Up

Jumlah Lampu dan Kotak

Kontak Total Seluruh Beban

( VA )

Total Daya

( VA )

In

( A )

Pengaman

( MCB 1 ɸ A)

Penghantar

(NYM mm2)

TL

1 x 36 W

LED

12,5 W

Jumlah

Kotak

Kontak

TL

1 x 36 W

LED

12,5 W

Daya

Kotak

Kontak

R S T

Data

Lapangan

Hasil

Penghitung

an

Data

Lapangan

Hasil

Penghitung

an

20 - 3 1 - 47 200 247 - - 1,1 6 2 2,5 1,5

21 - 2 1 - 31 200 231 - - 1 6 2 2,5 1,5

22 - 7 1 - 109 200 309 - - 1,4 6 2 2,5 1,5

23 - 16 2 - 250 400 - 650 - 2,9 6 4 2,5 1,5

24 - 2 1 - 31 200 - 231 - 1 4 2 2,5 1,5

25 - 2 1 - 31 200 - 231 - 1 4 2 2,5 1,5

26 - 27 1 - 422 200 - - 622 2,8 6 4 2,5 1,5

27 - 12 2 - 187 400 - - 587 2,6 6 4 2,5 1,5

28 - 3 - - 47 - - - 47 0,2 2 2 2,5 1,5

29 - 3 - - 47 - - - 47 0,2 2 2 2,5 1,5

Total 20 384 65 900 5998 13000 6710 6630 6558 ` Total Fasa R+S+T = 19898

126

Tabel 4.22 Pengaman dan Penghantar Sirkit Akhir pada lantai 2

Gro

Up

Jumlah Lampu dan Kotak

Kontak Total Seluruh Beban

( VA )

Total Daya

( VA )

In

( A )

Pengaman

( MCB 1 ɸ A)

Penghantar

(NYM mm2)

TL

1 x 36 W

LED

12,5 W

Jumlah

Kotak

Kontak

TL

1 x 36 W

LED

12,5 W

Daya

Kotak

Kontak

R S T

Data

Lapangan

Hasil

Penghitung

an

Data

Lapangan

Hasil

Penghitung

an

1 - 22 2 - 344 400 744 - - 3,3 6 4 2,5 1,5

2 - 59 13 - 922 2600 3522 - - 16 20 16 4 2,5

3 - 18 4 - 281 800 - 1081 - 4,9 10 6 2,5 1,5

4 - 36 5 - 562 1000 - 1562 - 7,1 10 10 2,5 1,5

5 21 - 3 945 - 600 - - 1545 7 10 10 2,5 1,5

6 10 - - 450 - - - 450 2 6 2 2,5 1,5

7 - 2 - - 31 - - - 31 0,1 6 2 2,5 1,5

8 - 2 - - 31 - - - 31 0,1 6 2 2,5 1,5

Total 31 139 27 1395 2171 5400 4266 2643 2057 Total Fasa R+S+T = 8966

19960

19960

19960

127

Tabel 4.23 Pengaman dan Penghantar Sirkit Akhir pada lantai 3

Gro

Up

Jumlah Lampu dan Kotak

Kontak Total Seluruh Beban

( VA )

Total Daya

( VA )

In

( A )

Pengaman

( MCB 1 ɸ A)

Penghantar

(NYM mm2)

TL

1 x 36 W

LED

12,5 W

Jumlah

Kotak

Kontak

TL

1 x 36 W

LED

12,5 W

Daya

Kotak

Kontak

R S T

Data

Lapangan

Hasil

Penghitung

an

Data

Lapangan

Hasil

Penghitung

an

1 - 5 7 - 78 1400 1478 - - 6,7 10 10 2,5 1,5

2 - 3 6 - 47 1200 1247 - - 5,6 16 6 2,5 1,5

3 - 1 1 - 16 200 216 - - 0,9 10 2 2,5 1,5

4 - 3 6 - 47 1200 1247 - - 5,6 16 6 2,5 1,5

5 - 1 1 - 16 200 216 - - 0,9 10 2 2,5 1,5

6 1 - 1 45 - 200 - 245 - 1,1 10 2 2,5 1,5

7 - 12 1 - 187 200 - 387 - 1,7 10 2 2,5 1,5

8 - 17 2 - 266 400 - 666 - 3 10 4 2,5 1,5

9 - 3 6 - 47 1200 - 1247 - 5,6 16 6 2,5 1,5

10 - 1 1 - 16 200 - 216 - 0,9 10 2 2,5 1,5

11 - 3 6 - 47 1200 - 1247 - 5,6 16 6 2,5 1,5

12 - 1 1 - 16 200 - 216 - 0,9 10 2 2,5 1,5

13 - 28 5 - 437 1000 - - 1437 6,5 10 10 2,5 1,5

14 - 3 6 - 47 1200 - - 1247 5,6 16 6 2,5 1,5

15 - 1 1 - 16 200 - - 216 0,9 10 2 2,5 1,5

16 - 3 6 - 47 1200 - - 1247 5,6 16 6 2,5 1,5

17 - 1 1 - 16 200 - 216 0,9 10 2 2,5 1,5

18 - 3 6 - 47 1200 1247 - - 5,6 16 6 2,5 1,5

19 - 1 1 - 16 200 216 - - 0,9 10 2 2,5 1,5

20 - 3 6 - 47 1200 1247 - - 5,6 16 6 2,5 1,5

21 - 1 1 - 16 200 216 - - 0,9 10 2 2,5 1,5

128

Lanjutan Tabel 4.23

Gro

Up

Jumlah Lampu dan Kotak

Kontak Total Seluruh Beban

( VA )

Total Daya

( VA )

In

( A )

Pengaman

( MCB 1 ɸ A)

Penghantar

(NYM mm2)

TL

1 x 36 W

LED

12,5 W

Jumlah

Kotak

Kontak

TL

1 x 36 W

LED

12,5 W

Daya

Kotak

Kontak

R S T

Data

Lapangan

Hasil

Penghitung

an

Data

Lapangan

Hasil

Penghitung

an

22 - 3 6 - 47 1200 - 1247 - 5,6 16 6 2,5 1,5

23 - 1 1 - 16 200 - 216 - 0,9 10 2 2,5 1,5

24 - 3 6 - 47 1200 - 1247 - 5,6 16 6 2,5 1,5

25 - 1 1 - 16 200 - 216 - 0,9 10 2 2,5 1,5

26 - 3 6 - 47 1200 - - 1247 5,6 16 6 2,5 1,5

27 - 1 1 - 16 200 - - 216 0,9 10 2 2,5 1,5

28 - 3 6 - 47 1200 - - 1247 5,6 16 6 2,5 1,5

29 - 1 1 - 16 200 - - 216 0,9 10 2 2,5 1,5

30 - 3 6 - 47 1200 1247 - - 5,6 16 6 2,5 1,5

31 - 1 1 - 16 200 216 - - 0,9 10 2 2,5 1,5

32 - 3 6 - 47 1200 1247 - - 5,6 16 6 2,5 1,5

33 - 1 1 - 16 200 216 - - 0,9 10 2 2,5 1,5

34 - 3 6 - 47 1200 - 1247 - 5,6 16 6 2,5 1,5

35 - 1 1 - 16 200 - 216 - 0,9 10 2 2,5 1,5

36 - 3 6 - 47 1200 - 1247 - 5,6 16 6 2,5 1,5

37 - 1 1 - 16 200 - 216 - 0,9 10 2 2,5 1,5

38 - 3 6 - 47 1200 - - 1247 5,6 16 6 2,5 1,5

39 - 1 1 - 16 200 - - 216 0,9 10 2 2,5 1,5

40 - 3 6 - 47 1200 - - 1247 5,6 16 6 2,5 1,5

41 - 1 1 - 16 200 - - 216 0,9 10 2 2,5 1,5

Total 1 134 142 45 2102 28400 10256 10076 10215 Total Fasa R+S+T = 30547

31741

129

Tabel 4.24 Pengaman dan Penghantar Sirkit Akhir Pada Lantai 4

Gro

Up

Jumlah Lampu dan Kotak

Kontak Total Seluruh Beban

( VA )

Total Daya

( VA )

In

( A )

Pengaman

( MCB 1 ɸ A)

Penghantar

(NYM mm2)

TL

1 x 36 W

LED

12,5 W

Jumlah

Kotak

Kontak

TL

1 x 36 W

LED

12,5 W

Daya

Kotak

Kontak

R S T

Data

Lapangan

Hasil

Penghitung

an

Data

Lapangan

Hasil

Penghitung

an

1 - 5 7 - 78 1400 1478 - - 6,7 10 10 2,5 1,5

2 - 3 6 - 47 1200 1247 - - 5,6 16 6 2,5 1,5

3 - 1 1 - 16 200 216 - - 0,9 10 2 2,5 1,5

4 - 3 6 - 47 1200 1247 - - 5,6 16 6 2,5 1,5

5 - 1 1 - 16 200 216 - - 0,9 10 2 2,5 1,5

6 1 - 1 45 - 200 - 245 - 1,1 10 2 2,5 1,5

7 - 12 1 - 187 200 - 387 - 1,7 10 2 2,5 1,5

8 - 3 6 - 47 1200 - 1247 - 5,6 16 6 2,5 1,5

9 - 1 1 - 16 200 - 216 - 0,9 10 2 2,5 1,5

10 - 3 6 - 47 1200 - 1247 - 5,6 16 6 2,5 1,5

11 - 1 1 - 16 200 - 216 - 0,9 10 2 2,5 1,5

12 - 17 2 - 266 400 - - 666 3 10 4 2,5 1,5

13 - 3 6 - 47 1200 - - 1247 5,6 16 6 2,5 1,5

14 - 1 1 - 16 200 - - 216 0,9 10 2 2,5 1,5

15 - 3 6 - 47 1200 - - 1247 5,6 16 6 2,5 1,5

16 - 1 1 - 16 200 - - 216 0,9 10 2 2,5 1,5

17 - 3 6 - 47 1200 1247 - - 5,6 16 6 2,5 1,5

18 - 1 1 - 16 200 216 - - 0,9 10 2 2,5 1,5

19 - 3 6 - 47 1200 1247 - - 5,6 16 6 2,5 1,5

20 - 1 1 - 16 200 216 - - 0,9 10 2 2,5 1,5

130

Lanjutan Tabel 4.24

Gro

Up

Jumlah Lampu dan Kotak

Kontak Total Seluruh Beban

( VA )

Total Daya

( VA )

In

( A )

Pengaman

( MCB 1 ɸ A)

Penghantar

(NYM mm2)

TL

1 x 36 W

LED

12,5 W

Jumlah

Kotak

Kontak

TL

1 x 36 W

LED

12,5 W

Daya

Kotak

Kontak

R S T

Data

Lapangan

Hasil

Penghitung

an

Data

Lapangan

Hasil

Penghitung

an

21 - 3 6 - 47 1200 - 1247 - 5,6 16 6 2,5 1,5

22 - 1 1 - 16 200 - 216 - 0,9 10 2 2,5 1,5

23 - 3 6 - 47 1200 - 1247 - 5,6 16 6 2,5 1,5

24 - 1 1 - 16 200 - 216 - 0,9 10 2 2,5 1,5

25 - 3 6 - 47 1200 - - 1247 5,6 16 6 2,5 1,5

26 - 1 1 - 16 200 - - 216 0,9 10 2 2,5 1,5

27 - 3 6 - 47 1200 - - 1247 5,6 16 6 2,5 1,5

28 - 1 1 - 16 200 - - 216 0,9 10 2 2,5 1,5

29 - 3 6 - 47 1200 1247 - - 5,6 16 6 2,5 1,5

30 - 1 1 - 16 200 216 - - 0,9 10 2 2,5 1,5

31 - 3 6 - 47 1200 1247 - - 5,6 16 6 2,5 1,5

32 - 1 1 - 16 200 216 - - 0,9 10 2 2,5 1,5

33 - 3 6 - 47 1200 - 1247 - 5,6 16 6 2,5 1,5

34 - 1 1 - 16 200 - 216 - 0,9 10 2 2,5 1,5

35 - 3 6 - 47 1200 - 1247 - 5,6 16 6 2,5 1,5

36 - 1 1 - 16 200 - 216 - 0,9 10 2 2,5 1,5

37 - 3 6 - 47 1200 - - 1247 5,6 16 6 2,5 1,5

38 - 1 1 - 16 200 - - 216 0,9 10 2 2,5 1,5

39 - 3 6 - 47 1200 - - 1247 5,6 16 6 2,5 1,5

40 - 1 1 - 16 200 - - 216 0,9 10 2 2,5 1,5

Total 1 106 137 45 1665 27400 10256 9410 9444 Total Fasa R+S+T = 30304

131

Tabel 4.25 Pengaman dan Penghantar Sirkit Akhir Pada Lantai 5

Gro

Up

Jumlah Lampu dan Kotak

Kontak Total Seluruh Beban

( VA )

Total Daya

( VA )

In

( A )

Pengaman

( MCB 1 ɸ A)

Penghantar

(NYM mm2)

TL

1 x 36 W

LED

12,5 W

Jumlah

Kotak

Kontak

TL

1 x 36 W

LED

12,5 W

Daya

Kotak

Kontak

R S T

Data

Lapangan

Hasil

Penghitung

an

Data

Lapangan

Hasil

Penghitung

an

1 - 5 7 - 78 1400 1478 - - 6,7 10 10 2,5 1,5

2 - 3 6 - 47 1200 1247 - - 5,6 16 6 2,5 1,5

3 - 1 1 - 16 200 216 - - 0,9 10 2 2,5 1,5

4 - 3 6 - 47 1200 1247 - - 5,6 16 6 2,5 1,5

5 - 1 1 - 16 200 216 - - 0,9 10 2 2,5 1,5

6 1 - 1 45 - 200 - 245 - 1,1 10 2 2,5 1,5

7 - 12 1 - 187 200 - 387 - 1,7 10 2 2,5 1,5

8 - 3 6 - 47 1200 - 1247 - 5,6 16 6 2,5 1,5

9 - 1 1 - 16 200 - 216 - 0,9 10 2 2,5 1,5

10 - 3 6 - 47 1200 - 1247 - 5,6 16 6 2,5 1,5

11 - 1 1 - 16 200 - 216 - 0,9 10 2 2,5 1,5

12 - 17 2 - 266 400 - - 666 3 10 4 2,5 1,5

13 - 3 6 - 47 1200 - - 1247 5,6 16 6 2,5 1,5

14 - 1 1 - 16 200 - - 216 0,9 10 2 2,5 1,5

15 - 3 6 - 47 1200 - - 1247 5,6 16 6 2,5 1,5

16 - 1 1 - 16 200 - - 216 0,9 10 2 2,5 1,5

17 - 3 6 - 47 1200 1247 - - 5,6 16 6 2,5 1,5

18 - 1 1 - 16 200 216 - - 0,9 10 2 2,5 1,5

19 - 3 6 - 47 1200 1247 - - 5,6 16 6 2,5 1,5

20 - 1 1 - 16 200 216 - - 0,9 10 2 2,5 1,5

132

Lanjutan Tabel 4.25

Gro

Up

Jumlah Lampu dan Kotak

Kontak Total Seluruh Beban

( VA )

Total Daya

( VA )

In

( A )

Pengaman

( MCB 1 ɸ A)

Penghantar

(NYM mm2)

TL

1 x 36 W

LED

12,5 W

Jumlah

Kotak

Kontak

TL

1 x 36 W

LED

12,5 W

Daya

Kotak

Kontak

R S T

Data

Lapangan

Hasil

Penghitung

an

Data

Lapangan

Hasil

Penghitung

an

21 - 3 6 - 47 1200 - 1247 - 5,6 16 6 2,5 1,5

22 - 1 1 - 16 200 - 216 - 0,9 10 2 2,5 1,5

23 - 3 6 - 47 1200 - 1247 - 5,6 16 6 2,5 1,5

24 - 1 1 - 16 200 - 216 - 0,9 10 2 2,5 1,5

25 - 3 6 - 47 1200 - - 1247 5,6 16 6 2,5 1,5

26 - 1 1 - 16 200 - - 216 0,9 10 2 2,5 1,5

27 - 3 6 - 47 1200 - - 1247 5,6 16 6 2,5 1,5

28 - 1 1 - 16 200 - - 216 0,9 10 2 2,5 1,5

29 - 3 6 - 47 1200 1247 - - 5,6 16 6 2,5 1,5

30 - 1 1 - 16 200 216 - - 0,9 10 2 2,5 1,5

31 - 3 6 - 47 1200 1247 - - 5,6 16 6 2,5 1,5

32 - 1 1 - 16 200 216 - - 0,9 10 2 2,5 1,5

33 - 3 6 - 47 1200 - 1247 - 5,6 16 6 2,5 1,5

34 - 1 1 - 16 200 - 216 - 0,9 10 2 2,5 1,5

35 - 3 6 - 47 1200 - 1247 - 5,6 16 6 2,5 1,5

36 - 1 1 - 16 200 - 216 - 0,9 10 2 2,5 1,5

37 - 3 6 - 47 1200 - - 1247 5,6 16 6 2,5 1,5

38 - 1 1 - 16 200 - - 216 0,9 10 2 2,5 1,5

39 - 3 6 - 47 1200 - - 1247 5,6 16 6 2,5 1,5

40 - 1 1 - 16 200 - - 216 0,9 10 2 2,5 1,5

Total 1 106 137 45 1665 27400 10256 9410 9444 Total Fasa R+S+T = 29110

151

4.4 Pengaman dan Penghantar Cabang

4.4.1 Pengaman dan Penghantar Cabang Pada Lantai 1

Dalam menentukan besar pengaman dan penghantar cabang, maka harus

diketahui terlebih dahulu jumlah beban setiap fasa pada lantai 1.

Fasa R1

In fasa R1 = 𝑆

𝑉 𝑙𝑖𝑛𝑒−𝑛𝑒𝑡𝑟𝑎𝑙

= 572+619+775

220

= 8,9 A

Dari hasil penghitungan arus nominal maka diperoleh In = 8,9 A berdasarkan Tabel

2.6 maka pengaman yang digunakan adalah MCB 1 fase 10 A sedangkan yang

terpasang di lapangan adalah MCB 1 fase 20 A.

KHA = 125 % x In

= 125 % x 8,9

= 11,1 A

Dari hasil penghitungan luas penampang penghantar yang diperoleh KHA = 11,1

A, berdasarkan Tabel 2.9 maka penghantar yang digunakan kabel NYM 1,5 mm2

sedangkan yang terpasang dilapangan adalah kabel NYM 4 mm2 .

152

4.4.2 Pengaman dan Penghantar Cabang Pada Lantai 2

Dalam menentukan besar pengaman dan penghantar cabang, maka harus

diketahui terlebih dahulu jumlah beban setiap fasa pada lantai 2.

Fasa R

In fasa R1 = 𝑆

𝑉 𝑙𝑖𝑛𝑒−𝑛𝑒𝑡𝑟𝑎𝑙

= 744+3522

220

= 19,3 A

Dari hasil penghitungan arus nominal maka diperoleh In = 19,3 A berdasarkan

Tabel 2.6 maka pengaman yang digunakan adalah MCB 1 fase 20 A sedangkan yang

terpasang di lapangan adalah MCB 1 fase 20 A.

KHA = 125 % x In

= 125 % x 19,3

= 24,1 A

Dari hasil penghitungan luas penampang penghantar yang diperoleh KHA = 24,1

A, berdasarkan Tabel 2.9 maka penghantar yang digunakan kabel NYM 2,5 mm2

sedangkan yang terpasang dilapangan adalah kabel NYM 4 mm2 .

153

4.4.3 Pengaman dan Penghantar Cabang Pada Lantai 3

Dalam menentukan besar pengaman dan penghantar cabang, maka harus

diketahui terlebih dahulu jumlah beban setiap fasa pada lantai 3.

Fasa R1

In fasa R1 = 𝑆

𝑉 𝑙𝑖𝑛𝑒−𝑛𝑒𝑡𝑟𝑎𝑙

= 1478+1247+216+1247+216

220

= 20 A

Dari hasil penghitungan arus nominal maka diperoleh In = 20 A berdasarkan Tabel

2.6 maka pengaman yang digunakan adalah MCB 1 fase 20 A sedangkan yang terpasang

di lapangan adalah MCB 1 fase 20 A.

KHA = 125 % x In

= 125 % x 20

= 25 A

Dari hasil penghitungan luas penampang penghantar yang diperoleh KHA = 25 A,

berdasarkan Tabel 2.9 maka penghantar yang digunakan kabel NYM 2,5 mm2 sedangkan

yang terpasang dilapangan adalah kabel NYM 4 mm2 .

154

4.4.4 Pengaman dan Penghantar Cabang Pada Lantai 4 dan Lantai 5

Dalam menentukan besar pengaman dan penghantar cabang, maka harus

diketahui terlebih dahulu jumlah beban setiap fasa pada lantai 4 dan lantai 5.

Fasa R1

In fasa R1 = 𝑆

𝑉 𝑙𝑖𝑛𝑒−𝑛𝑒𝑡𝑟𝑎𝑙

= 1478+1247+216+1247+216

220

= 20 A

Dari hasil penghitungan arus nominal maka diperoleh In = 20 A berdasarkan Tabel

2.6 maka pengaman yang digunakan adalah MCB 1 fase 20 A sedangkan yang terpasang

di lapangan adalah MCB 1 fase 20 A.

KHA = 125 % x In

= 125 % x 20

= 25 A

Dari hasil penghitungan luas penampang penghantar yang diperoleh KHA = 25 A,

berdasarkan Tabel 2.9 maka penghantar yang digunakan kabel NYM 2,5 mm2 sedangkan

yang terpasang dilapangan adalah kabel NYM 4 mm2 .

Adapun untuk hasil perbandingan antara penghitungan dengan data lapangan,

pengaman dan penghantar cabang dari Lantai 1 Sampai Lantai 5 dapat dilihat pada Tabel

4.26 Sampai Tabel 4.30:

155

Tabel 4.26 Pengaman dan Penghantar Cabang Pada lantai 1

Group

fasa

Total

Beban

( VA )

In

( A)

Pengaman

MCB 1 ɸ ( A )

Penghantar

( NYM mm2 )

Data

Lapangan

Hasil

Penghitungan

Data

Lapangan

Hasil

Penghitungan

1

R 1966 8,9 20 10 4 1,5

S 4634 21 20 25 4 4

T 3144 14,2 20 16 4 1,5

2

R 3957 17,9 20 20 4 2,5

S 884 4 20 4 4 1,5

T 2111 9,5 20 10 4 1,5

3

R 787 3,5 20 4 4 1,5

S 1112 5 20 6 4 1,5

T 1303 5,9 20 6 4 1,5

Tabel 4.27 Pengaman dan Penghantar Cabang Pada lantai 2

Group

fasa

Total

Beban

( VA )

In

( A )

Pengaman

MCB 1 ɸ ( A )

Penghantar

( NYM mm2 )

Data

Lapangan

Hasil

Penghitungan

Data

Lapangan

Hasil

Penghitungan

1

R 4266 19,3 20 20 4 2,5

S 2643 12 20 16 4 1,5

T 2057 9,3 20 10 4 1,5

Tabel 4.28 Pengaman dan Penghantar Cabang Pada lantai 3

Group

fasa

Total

Beban

( VA )

In

( A )

Pengaman

MCB 1 ɸ ( A )

Penghantar

( NYM mm2 )

Data

Lapangan

Hasil

Penghitungan

Data

Lapangan

Hasil

Penghitungan

1

R 4404 20 20 20 4 2,5

S 4224 19,2 20 20 4 2,5

T 4363 19,8 20 20 4 2,5

2

R 2926 13,3 20 16 4 1,5

S 2926 13,3 20 16 4 1,5

T 2926 13,3 20 16 4 1,5

3

R 2926 13,3 20 16 4 1,5

S 2926 13,3 20 16 4 1,5

T 2926 13,3 20 16 4 1,5

156

Tabel 4.29 Pengaman dan Penghantar Cabang Pada lantai 4

Group

fasa

Total

Beban

( VA )

In

( A )

Pengaman

MCB 1 ɸ ( A )

Penghantar

( NYM mm2 )

Data

Lapangan

Hasil

Penghitungan

Data

Lapangan

Hasil

Penghitungan

1

R 4404 20 20 20 4 2,5

S 3558 16,1 20 20 4 2,5

T 3592 16,3 20 20 4 2,5

2

R 2926 13,3 20 16 4 1,5

S 2926 13,3 20 16 4 1,5

T 2926 13,3 20 16 4 1,5

3

R 2926 13,3 20 16 4 1,5

S 2926 13,3 20 16 4 1,5

T 2926 13,3 20 16 4 1,5

Tabel 4.30 Pengaman dan Penghantar Cabang Pada lantai 5

Group

fasa

Total

Beban

( VA )

In

( A )

Pengaman

MCB 1 ɸ ( A )

Penghantar

( NYM mm2 )

Data

Lapangan

Hasil

Penghitungan

Data

Lapangan

Hasil

Penghitungan

1

R 4404 20 20 20 4 2,5

S 3558 16,1 20 20 4 2,5

T 3592 16,3 20 20 4 2,5

2

R 2926 13,3 20 16 4 1,5

S 2926 13,3 20 16 4 1,5

T 2926 13,3 20 16 4 1,5

3

R 2926 13,3 20 16 4 1,5

S 2926 13,3 20 16 4 1,5

T 2926 13,3 20 16 4 1,5

157

4.5 Pengaman dan Penghantar Group

4.5.1 Pengaman dan Penghantar Group Pada Lantai 1

Dalam menentukan besar pengaman dan penghantar group, maka harus diketahui

terlebih dahulu jumlah beban setiap cabang pada lantai 1.

Group 1

In Group 1 = 𝑆

√3 𝑥 𝑉 𝑙𝑖𝑛𝑒−𝑙𝑖𝑛𝑒

= 𝑓𝑎𝑠𝑎 𝑅1+𝑓𝑎𝑠𝑎 𝑆1+𝑓𝑎𝑠𝑎 𝑇1

√3 𝑥 380

= 1966+4634+3144

√3 𝑥 380

= 14,8 A

Dari hasil penghitungan arus nominal maka diperoleh In = 14,8 A berdasarkan

Tabel 2.6 maka pengaman yang digunakan adalah MCB 3 fase 16 A sedangkan yang

terpasang di lapangan adalah MCB 3 fase 32 A.

KHA = 125 % x In

= 125 % x 14,8

= 18,5 A

Dari hasil penghitungan luas penampang penghantar yang diperoleh KHA = 18,5

A, berdasarkan Tabel 2.9 maka penghantar yang digunakan kabel NYM 2,5 mm2

sedangkan yang terpasang dilapangan adalah kabel NYM 6 mm2 .

Untuk pengaman dan penghatar group data lapangan beban nya adalah

Penerangan, lift dan AC, sedangakan untuk hasil perhitungan hanya menghitung

pengaman dan penghantar untuk beban instalasi penerangan.

158

4.5.2 Pengaman dan Penghantar Group Pada Lantai 2

Dalam menentukan besar pengaman dan penghantar group, maka harus diketahui

terlebih dahulu jumlah beban setiap cabang pada lantai 2.

Group 1

In Group 1 = 𝑆

√3 𝑥 𝑉 𝑙𝑖𝑛𝑒−𝑙𝑖𝑛𝑒

= 𝑓𝑎𝑠𝑎 𝑅1+𝑓𝑎𝑠𝑎 𝑆1+𝑓𝑎𝑠𝑎 𝑇1

√3 𝑥 380

= 4266+2643+2057

√3 𝑥 380

= 13,6 A

Dari hasil penghitungan arus nominal maka diperoleh In = 13,6 A berdasarkan

Tabel 2.6 maka pengaman yang digunakan adalah MCB 3 fase 16 A sedangkan yang

terpasang di lapangan adalah MCB 3 fase 32 A.

KHA = 125 % x In

= 125 % x 13,6

= 17 A

Dari hasil penghitungan luas penampang penghantar yang diperoleh KHA = 17

A, berdasarkan Tabel 2.9 maka penghantar yang digunakan kabel NYM 1,5 mm2

sedangkan yang terpasang dilapangan adalah kabel NYM 6 mm2 .

Untuk pengaman dan penghatar group data lapangan beban nya adalah

Penerangan, lift dan AC, sedangakan untuk hasil perhitungan hanya menghitung

pengaman dan penghantar untuk beban instalasi penerangan.

159

4.5.3 Pengaman dan Penghantar Group Pada Lantai 3

Dalam menentukan besar pengaman dan penghantar group, maka harus diketahui

terlebih dahulu jumlah beban setiap cabang pada lantai 3.

Group 1

In Group 1 = 𝑆

√3 𝑥 𝑉 𝑙𝑖𝑛𝑒−𝑙𝑖𝑛𝑒

= 𝑓𝑎𝑠𝑎 𝑅1+𝑓𝑎𝑠𝑎 𝑆1+𝑓𝑎𝑠𝑎 𝑇1

√3 𝑥 380

= 4404+4224+4363

√3 𝑥 380

= 19,7 A

Dari hasil penghitungan arus nominal maka diperoleh In = 19,7 A berdasarkan

Tabel 2.6 maka pengaman yang digunakan adalah MCB 3 fase 20 A sedangkan yang

terpasang di lapangan adalah MCB 3 fase 32 A.

KHA = 125 % x In

= 125 % x 19,7

= 24,6 A

Dari hasil penghitungan luas penampang penghantar yang didapat KHA = 24,6 A,

berdasarkan Tabel 2.9 maka penghantar yang digunakan kabel NYM 2,5 mm2 sedangkan

yang terpasang dilapangan adalah kabel NYM 6 mm2 .

Untuk pengaman dan penghatar group data lapangan beban nya adalah

Penerangan, lift dan AC, sedangakan untuk hasil perhitungan hanya menghitung

pengaman dan penghantar untuk beban instalasi penerangan.

160

4.5.4 Pengaman dan Penghantar Group Pada Lantai 4 dan Lantai 5

Dalam menentukan besar pengaman dan penghantar group, maka harus diketahui

terlebih dahulu jumlah beban setiap cabang pada lantai 4 dan lantai 5.

Group 1

In Group 1 = 𝑆

√3 𝑥 𝑉 𝑙𝑖𝑛𝑒−𝑙𝑖𝑛𝑒

= 𝑓𝑎𝑠𝑎 𝑅1+𝑓𝑎𝑠𝑎 𝑆1+𝑓𝑎𝑠𝑎 𝑇1

√3 𝑥 380

= 4404+3558+3592

√3 𝑥 380

= 17,5 A

Dari hasil penghitungan arus nominal maka diperoleh In = 17,5 A berdasarkan

Tabel 2.6 maka pengaman yang digunakan adalah MCB 3 fase 20 A sedangkan yang

terpasang di lapangan adalah MCB 3 fase 32 A.

KHA = 125 % x In

= 125 % x 17,5

= 21,8 A

Dari hasil penghitungan luas penampang penghantar yang diperoleh KHA = 21,8

A, berdasarkan Tabel 2.9 maka penghantar yang digunakan kabel NYM 2,5 mm2

sedangkan yang terpasang dilapangan adalah kabel NYM 6 mm2 .

Untuk pengaman dan penghatar group data lapangan beban nya adalah

Penerangan, lift dan AC, sedangakan untuk hasil perhitungan hanya menghitung

pengaman dan penghantar untuk beban instalasi penerangan.

Adapun untuk hasil perbandingan antara penghitungan dengan data lapangan,

pengaman dan penghantar group dari Lantai 1 Sampai Lantai 5 dapat dilihat pada Tabel

4.31 Sampai Tabel 4.35:

161

Tabel 4.31 Pengaman dan Penghantar Group Pada lantai 1

Group Total Beban

Group

( VA )

In ( A )

Pengaman

MCB 3ɸ ( A )

Penghantar

( NYM mm2 )

Data

Lapangan

Hasil

Penghitungan

Data

Lapangan

Hasil

Penghitungan 1 9744 14,8 32 16 6 2,5

2 6952 10,5 32 16 6 1,5

3 3202 4,8 32 6 6 1,5

Tabel 4.32 Pengaman dan Penghantar Group Pada lantai 2

Tabel 4.33 Pengaman dan Penghantar Group Pada lantai 3

Group Total Beban

Group

( VA )

In ( A )

Pengaman

MCB 3ɸ ( A )

Penghantar

( NYM mm2 )

Data

Lapangan

Hasil

Penghitungan

Data

Lapangan

Hasil

Penghitungan 1 12991 19,7 32 20 6 2,5

2 8778 13,3 32 16 6 1,5

3 8778 13,3 32 16 6 1,5

Group Total Beban

Group

( VA )

In ( A )

Pengaman

MCB 3ɸ ( A )

Penghantar

( NYM mm2 )

Data

Lapangan

Hasil

Penghitungan

Data

Lapangan

Hasil

Penghitungan 1 8966 13,6 32 16 6 1,5

162

Tabel 4.34 Pengaman dan Penghantar Group Pada lantai 4

Group Total Beban

Group

( VA )

In ( A )

Pengaman

MCB 3ɸ ( A )

Penghantar

( NYM mm2 )

Data

Lapangan

Hasil

Penghitungan

Data

Lapangan

Hasil

Penghitungan 1 11554 17,5 32 20 6 2,5

2 8778 13,3 32 16 6 1,5

3 8778 13,3 32 16 6 1,5

Tabel 4.35 Pengaman dan Penghantar Group Pada lantai 5

Group Total Beban

Group

( VA )

In ( A )

Pengaman

MCB 3ɸ ( A )

Penghantar

( NYM mm2 )

Data

Lapangan

Hasil

Penghitungan

Data

Lapangan

Hasil

Penghitungan 1 11554 17,5 32 20 6 2,5

2 8778 13,3 32 16 6 1,5

3 8778 13,3 32 16 6 1,5

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Setelah melaksanakan Studi Instalasi Penerangan di Swiss-Belhotel Borneo

Samarinda dari Lantai 1 Sampai Lantai 5, maka diambil simpulan sebagai berikut :

1. Hasil perhitungan jumlah titik lampu pada Swiss-Belhotel Borneo Samarinda dari

Lantai 1 Sampai Lantai 5 adalah 867 titik lampu sedangakan yang terpasang

dilapangan adalah 801 titik lampu.

2. Total daya yang terpasang pada Swiss-Belhotel Borneo Samarinda dari Lantai 1

Sampai Lantai 5 adalah 116634 VA sedangkan daya untuk data lapangan adalah

115666 VA.

3. Kapasitas pengaman group yang digunakan pada Swiss-Belhotel Borneo

Samarinda dari Lantai 1 sampai lantai 5 hasil perhitungan menggunakan MCB 3ɸ

( A ) = 20 , 16 , 6 , sedangkan yang terpasang dilapangan adalah MCB 3ɸ ( A ) =

32.

4. Besar penghantar group yang digunakan pada Swiss-Belhotel Borneo Samarinda

dari Lantai 1 Sampai Lantai 5 hasil perhitungan menggunakan ( NYM mm2) =

2,5 & 1,5 , sedangkan yang terpasang dilapangan adalah ( NYM mm2) = 6 .

5. Penggunaan pengaman dan penghantar untuk data lapangan dengan hasil

perhitungan terlihat perbedaan, untuk data lapangan menggunakan pengaman dan

penghantar tidak sesuai dengan bebanya, karena di lapangan mengantisipasi

apabila ada penamabahan beban sehingga tidak terjadi pengantian pengaman dan

penghantar, sedangkan untuk hasil perhitungan menggunakan pengaman dan

penghantar sesuai dengan beban nya.

164

5.2 Saran-saran

1. Agar pencahayaan sesuai dengan peruntukan ruangan maka sebaiknya

penggunaan lampu disesuaikan dengan hasil perhitungan sehingga setiap sudut

ruangan mendapatkan cahaya secara merata.

2. Penggunaan pengaman dan penghantar agar di sesuaikan dengan kegunaan atau

kebutuhan, seperti kebutuhan beban sehingga pemasangan pengaman tidak boleh

disamakan pada beban yang berbeda.

3. Perawatan panel serta komponen didalamnya supaya dilakukan secara rutin

dalam arti bahwa pada setiap bulan hendaknya dilakukan inspeksi sehingga

pemeriksaan tidak hanya dilakukan pada keadaan terjadi gangguan.

DAFTAR PUSTAKA

Sumardjati, P., Yahya, S., Mashar, A., & Soleh, M. (2008). Teknik Pemanfaatan

Tenaga Listrik Jilid 1. Jakarta: Macan Jaya Raya Cemerlang.

Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2011, Badan Standarisasi Nasional,

Jakarta, 2011.

Harten, P.V., & Setiawan, E. (1981). Instalasi Listrik Arus Kuat 1. Bandung: Bina

Cipta.

Harten, P.V., & Setiawan, E. (1985). Instalasi Listrik Arus Kuat 2. Bandung: Bina

Cipta.

P4TK BMTI. (2014). Teknik Penerangan Listrik. Bandung.

Rusmadi, D. (2005). Belajar Instalasi Listrik . Bandung: Pionir Jaya.

Muhaimin, (2001). Teknologi Pencahayaan. Bandung: PT Refika Aditama.

LAMPIRAN