strategi pengembangan pelabuhan perikanan ...digilib.unila.ac.id/60303/2/tesis tanpa bab...

89
STRATEGI PENGEMBANGAN PELABUHAN PERIKANAN PANTAI LEMPASING LAMPUNG MENJADI PELABUHAN PERIKANAN BERWAWASAN LINGKUNGAN (ECO FISHING PORT) (Tesis) Oleh ZAINAL K PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU LINGKUNGAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2019

Upload: others

Post on 20-Oct-2020

13 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • STRATEGI PENGEMBANGAN PELABUHAN PERIKANAN PANTAILEMPASING LAMPUNG MENJADI PELABUHAN PERIKANAN

    BERWAWASAN LINGKUNGAN

    (ECO FISHING PORT)

    (Tesis)

    Oleh

    ZAINAL K

    PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU LINGKUNGANPROGRAM PASCASARJANA

    UNIVERSITAS LAMPUNGBANDAR LAMPUNG

    2019

  • ABSTRAK

    STRATEGI PENGEMBANGAN PELABUHAN PERIKANAN PANTAILEMPASING LAMPUNG MENJADI PELABUHAN PERIKANAN

    BERWAWASAN LINGKUNGAN (ECO FISHING PORT )

    Oleh :

    ZAINAL K

    Pelabuhan perikanan dalam pengelolaannya tidak hanya memperhatikan aspekekonomi dan sosial, tetapi aspek ekologi juga penting di perhatikan dalampengelolaan pelabuhan perikanan, perpaduan aspek ekologi, ekonomi dan sosialmerupakan suatu strategi pengelolaan pelabuhan perikanan berwawasanlingkungan (Eco Fishing Port) demi keberlanjutan pembangunannya. PelabuhanPerikanan Pantai Lempasing Lampung merupakan salah satu pelabuhan tipe Cyaitu,memiliki fasilitas pelabuhan perikanan yang memadai terdiri dari fasilitaspokok,fasilitas fungsional dan fasilitas penunjang namun dalam pengelolaannyabelum memperhatikan lingkungan dan menerapkannya di Pelabuhan Perikanan.Tujuan penelitian ini (1) Menganalisis tingkat rasio dan optimalisasi pemanfaatandan keberadaan kebutuhan fasilitas pokok,fungsional dan penunjang di pelabuhanperikanan pantai lempasing lampung (2) Mengetahui tingkat kelaikan pelabuhanperikanan pantai lempasing lampung sebagai pelabuhan perikanan berwawasanlingkungan (Eco Fishing Port). (3) Merumuskan Strategi Pengembangan danPengelolaan Pelabuhan Perikanan Pantai Lempasing Lampung menjadi PelabuhanPerikanan Yang Berwawasan Lingkungan (Eco Fishing Port). Metode yangdigunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif yaitu surveylangsung kelapangan,wawancara dengan Pemilik kapal perikanan/Nakhoda/Pedagang/UPTD Pelabuhan Perikanan Wilayah I,Bappeda,DinasLingkungan Hidup, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Lampung, DirektoratJenderal Perikanan Tangkap KKP RI,Walhi. Adapun langkah - langkah yangdilakukan dalam penelitian yaitu pengamatan dan perbandingan serta dokumentasiterhadap kondisi dan pemanfaatan fasilitas yang meliputi kondisi laik pakai,melampaui kapasitas, rusak, dan fasilitas ada dan diperlukan (ADP), ada namunbelum diperlukan (ANBP), belum ada namun diperlukan (BANP) serta fasilitasbelum ada namun belum diperlukan (BANBP). Data yang diperoleh dianalisisberdasarkan analisis rasio, analisis kelaikan pelabuhan perikanan pantai lempasinglampung sebagai pelabuhan perikanan berwawasan lingkungan (Eco Fishing Port)dan menentukan strategi pengembangan dan pengelolaan pelabuhan perikananpantai lempasing lampung menjadi pelabuhan perikanan berwawasan lingkungan(Eco Fishing Port)

  • Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelabuhan perikanan pantai lempasinglampung dari tingkat rasio dan optimalisasi pemanfaatan dan keberadaankebutuhan fasilitas pokok yang seharusnya 8(delapan) fasilitas, sedangkanfasilitas pokok yang ada di pelabuhan perikanan pantai lempasing hanya ada 6(enam) dengan persentasi 75%, dan Belum Ada Namun Diperlukan (BANP)mendapatkan persentasi 12,5%, dan Belum Ada Namun Belum Diperlukan(BANBP) mendapatkan persentasi 12,5%. Fasilitas fungsional yang seharusnya20 sementara fasilitas yg ada di pelabuhan perikanan pantai lempasing hanya ada18 dengan persentasi 90% dan untuk fasilitas fungsional Belum Ada NamunDiperlukan (BANP) mendapatkan persentasi 10%., dan fasilitas penunjang yangseharusnya 8 (delapan) sementara di Pelabuhan Perikanan Pantai Lempasinghanya ada 6 (enam) fasilitas penunjang degan persentasi 75%., untuk kategoriBelum Ada Namun Diperlukan (BANP) mendapatkan persentasi 25%.Darianalisis kelaikan Pelabuhan Perikanan Pantai Lempasing Lampung belummemenuhi persyaratan sebagai Eco Fishing Port. Hal ini terlihat dari indikator-indikator sebagai berikut: (1) Belum memiliki dokumen pengelolaan lingkungandan menerapkannya dalam pengelolaan pelabuhan perikanan, (2) Belum memilikifasilitas pengolahan limbah terpadu,(3) Belum mencukupi komponen fasilitasprasarana pelayanan umum (tempat sampah/drainase/tata kelolakios/kantin/toko/restoran),(4)Belum sepenuhnya memperhatikan lingkungandalam pengelolaan pelabuhan perikanan (ekologi, sosial, ekonomi, danpertumbuhan ekonomi pelabuhan), dan (5) Belum sepenuhnya memperhatikansanitasi dan higienis tempat pemasaran ikan (TPI) (lokasi konstruksi dan tataruang gedung tempat pemasaran ikan sesuai dengan Sanitation StandartOperasional Prosedure (SSOP).Dari analisis SWOT dan Analisis Hirarcy Proses(AHP) dapat dirumuskan “Strategi Pengelolaan Pelabuhan Perikanan PantaiLempasing Lampung Berwawasan Lingkungan (Eco Fhising Port)” adalahMemiliki dokumen pengelolaan lingkungan dan menerapkannya dalampengelolaan pelabuhan perikanan, Memiliki fasilitas pengolahan limbah terpadu(IPAL).Memiliki komponen fasilitas prasarana pelayanan umum (Tempat sampah/drainase/Tata kelola kios /Kantin /Toko /Restoran), memperhatikan lingkungandalam pengelolaan pelabuhan perikanan (ekologi, sosial ,ekonomi, danpertumbuhan ekonomi pelabuhan), memperhatikan sanitasi dan higienis tempatpemasaran ikan (lokasi konstruksi dan tata ruang gedung tempat pemasaran ikansesuai dengan sanitation standart operasional prosedure), dan“Strategipengembangan pelabuhan perikanan pantai lempasing untuk dijadikanpelabuhan perikanan berwawasan lingkungan (Eco Fishing Port)” antara lain,perencanaan dan anggaran untuk Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) danperawatan drainase, pembuatan dokumen lingkungan terhadap pengelolaanpelabuhan perikanan, dan menerapkan manajemen berbasis lingkungan,pemantauan rutin terhadap kualitas air untuk mengendalikan pencemaran,menjalin kerjasama dengan instansi terkait dalam pengelolaan lingkungan,perumusan standar opersioanl prosedur (SOP) dalam pengelolaan lingkungan dipelabuhan perikanan lempasing, dan mengoptimalkan pelaksanaan standarkebersihan, ketertiban,keindahan (K3) serta kelengkapan fasilitas di PelabuhanPerikanan.

  • Kata kunci : Eco Fishing Port, Pelabuhan Perikanan Pantai Lempasing Lampung,Rasio, SWOT, AHP, Management Environmentally

    ABSTRACT

    STRATEGY FOR THE DEVELOPMENT OF LEMPASING BEACHFISHING PORT BECOME A FISHING PORT WITH THE

    ENVIRONMENT COMPREHENSION (ECO FISHING PORT)

    ByZAINAL K

    In the management of fishing port not only pay attention with economic andsocial aspect, but also ecology aspect need attention and the fusion of economic,social, and ecology aspect are strategy for the management fishing port withenvironment comprehension (Eco Fishing Port) for the sake of sustainabledevelopment. Lempasing Beach Fishing Port is one of port type c that hasadequate facilities consist of basic facilities, functional facilities, and supportingfacilities. But in its management has not yet paid attention to the environment andapplied it in the fishing port. The purpose of this research (1) analyzing the levelof ratio and optimizing the utilization and existence of the needs for basic,functional and supporting facilities at the Lempasing Beach Fishing Port ofLampung (2) know the feasibility of Lempasing Beach Fishing Port as a fishingport with environment comprehension (Eco Fishing Port) (3) formulating thedevelopment and management strategies of Lempasing Beach Fishing Portbecome fishing port with environment comprehension (Eco Fishing Port). Themethod used in this research is descriptive method. Descriptive method is directsurvey to the area, interview with the owner of ship/captain/trader/UPTD fishingport region I, Bappeda, Living Environment Official, Fisheries and MarineOfficial, Directorate Ggeneral of Fisheries KKP RI, Walhi. The steps undertakenin the research are observation and comparison as well as documentation of theconditions and utilization of the facilities which include conditions of use,exceeding capacity, damage, and existing and necessary facilities (ADP), but notyet required (ANBP), not yet but required (BANP) and facilities not yet availablebut not yet needed (BANBP). The data obtained were analyzed based on ratioanalysis and feasibility analysis of the Lempasing Beach Fishing Port Lampung asa fishing port with environment comprehension (Eco Fishing Port) and determinethe development and management strategies of Lempasing Beach Fishing Port asa fishing port with environment comprehension (Eco Fishing Port).

    The results showed that the Lampung Lempasing Beach Fishing Port from thelevel of the ratio and optimization of the utilization and existence of the needs ofthe basic facilities that should have been 8 Facilities, while the main facilitiesavailable at the Lempasing Beach Fishery Port were only 6 with the percentage75%, and None Yet Required (BANP) get a percentage of 12,5%, and Not YetYet Not Required (BANBP) get a percentage of 12,5%. Functional facilities thatshould be 20 while existing facilities at the Lempasing Beach Fishing Port areonly 18 with a percentage of 90% and functional facilities not yet available but

  • required (BANP) to get a percentage of 10% and supporting facilities that shouldbe 8 while at the Lempasing Beach Fishing Port there are only 6 supportingfacilities with a percentage of 75%, for the category of None but Required(BANP) get a percentage of 25%. From the feasibility analysis, Lempasing BeachFishing Port Lampung has not met the requirements as an Eco Fishing Port. Thiscan be seen from the following indicators: (1) does not have an environmentalmanagement document and applies it in the management of a fishing port (2) doesnot have integrated waste treatment facilities (3) insufficient components of publicservice infrastructure facilities (trash/drainage/kiosk/canteen/shop/restaurantgovernance) (4) not yet fully paying attention to the environment in themanagement of fishing ports (ecology, social, economy, and port economicgrowth) (5) not yet fully paying attention to sanitation and hygiene of fishmarketing places (TPI) (construction sites and spatial planning of fish marketingbuildings in accordance with the Sanitation Operational Procedure Standard(SSOP). From the SWOT analysis and the Hirarcy Analysis Process (AHP) it canbe formulated "Environmental Management Strategy of Lempasing BeachFishing Port Lampung with environment comprehension (Eco Fishing Port) is tohave an environmental management document and apply it in the management ofthe fishing port and have an integrated waste treatment facility (WWTP). Havinga component of public service infrastructure facilities (Trash / Drainage / Kioskmanagement / Canteen / Shops / Restaurants), paying attention to the environmentin the management of fishing ports (Ecology, social, economic, and economicgrowth of the port), paying attention to sanitation and hygiene of Fish MarketingPlaces (construction site and building layout of the Fish Marketing Place inaccordance with the Sanitation Operational Procedure Standard), and thedevelopment strategies of Lempasing Beach Fishing Port become fishing portwith environment comprehension among others planning and budgeting for theWastewater Treatment Plant (WWTP) and drainage treatment, makingenvironmental documents for the management of fishing ports, and implementingenvironmental-based management, routine monitoring of water quality to controlpollution, establishing cooperation with relevant agencies in environmentalmanagement, Formulation of Operational Standards Procedures (SOPs) forenvironmental management at the Lempasing Beach Fishing Port, and optimizethe implementation of cleanliness, order, beauty standards (K3) and completenessof facilities at the Lempasing Beach Fishing Port.

    Keywords: Eco Fishing Port, Lempasing Beach Fishing Port Lampung, Ratio,SWOT, AHP, Management Environmentally - insight.

  • STRATEGI PENGEMBANGAN PELABUHAN PERIKANAN PANTAILEMPASING LAMPUNG MENJADI PELABUHAN PERIKANAN

    BERWAWASAN LINGKUNGAN

    (ECO FISHING PORT)

    OLEH

    ZAINAL K

    TESIS

    Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai GelarMAGISTER SAINS

    Pada

    Program Studi Magister Ilmu LingkunganUniversitas Lampung

    PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU LINGKUNGANPROGRAM PASCASARJANA

    UNIVERSITAS LAMPUNGBANDAR LAMPUNG

    2019

  • RIWAYAT HIDUP

    Penulis dilahirkan pada tanggal 5 April 1971 di Kenagarian

    Koto Langang Kecamatan Linggo Sari Baganti Kabupaten

    Pesisir Selatan Provinsi Sumatera Barat. Penulis menempuh

    pendidikan Sekolah Dasar SD Negeri Koto Langang lulus

    tahun1984, kemudian melanjutkan pendidikan di SMP Negeri

    Air Haji lulus tahun 1987, selanjutnya melanjutkan pendidikan di Sekolah

    Pertanian Pembangunan (SPP–SUPM) lulus tahun 1990, Pada tahun 1990 penulis

    kemudian menempuh pendidikan di Fakultas Perikanan Universitas Bung Hatta

    Padang Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Lulus tahun 1994.

    Setelah lulus penulis berwiraswasta selama dua tahun, pada tahun 1996 penulis

    bekerja di Dinas Perikanan Lampung Tengah sampai tahun 2000, pada tahun 2001

    pindah tugas ke Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lampung Timur sampai

    dengan 2005, setelah itu pindah tugas ke Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi

    Lampung sampai 2010, pada tahun 2011 pindah tugas di Badan Koordinasi

    Penyuluhan Pertanian,Perikanan dan Kehutanan Provinsi Lampung sampai tahun

    2012.

    Pada tahun 2013 sampai dengan sekarang penulis bekerja di Dinas Kelautan dan

    Perikanan Provinsi Lampung, pada tahun 2017 penulis melanjutkan Studi Magister

    Ilmu Lingkungan Universitas Lampung dan sebagian hasil penelitian di

    presentasikan pada Seminar Internasional The - 4th Shield International Conference

    di Bandar Lampung 27 August 2019 , dengan judul paper : Studi Kelaikan

    Pelabuhan Perikanan Pantai Lempasing Lampung Sebagai Pelabuhan Perikanan

    Berwawasan Lingkungan (Eco Fishing Port) .

  • Dengan menyebut nama Allah

    yang maha pengasih lagi maha penyayang dan dengan

    penuh rasa syukur kepada Allah,

    aku persembahkan karyaku ini kepada:

    Kedua orang tuaku yang telah membesarkan,

    mendidik dan mendo’akanku dengan segenap limpahan

    kasih sayang, kesabaran, keihklasan, nasehat serta

    motivasi yang selalu menguatkan dan mendukung

    dalam langkah kaki menuju kesuksesan dan

    kebahagiaan dunia dan akhirat.

    Istri dan anak-anakku tercinta yang selalu

    mendampingi dan menyertai setiap langkah hatiku dan

    do’a dukungan dan semangat yang

    saling menguatkan dalam suka maupun duka.

    Guru-guruku yang telah banyak memberikan

    ilmu,nasehat dan pengalaman hidup yang sangat

    berharga untuk bekal dalam perjalanan panjang.

  • MOTTO:

    Maha sesungguhnya bersama kesulitan itu ada

    kemudahan.

    Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada

    kemudahan

    ( QS. Al Insyrah: 5-6)

    “ Barang siapa keluar untuk mencari ilmu maka

    dia berada di Jalan Allah”

    (HR.Turmudzi)

  • SANWACANA

    Puji syukur penulis panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas

    limpahan berkat dan pertolongan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis

    yang berjudul “Strategi Pengembangan Pelabuhan Perikanan Pantai Lempasing

    Lampung Menjadi Pelabuhan Perikanan Berwawasan Lingkungan (Eco Fishing

    Port)”.

    Tesis ini dibuat untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar Magister Sains

    pada Program Studi Magister Ilmu Lingkungan, Universitas Lampung, dalam

    kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

    1. Bapak Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P. selaku Rektor Universitas

    Lampung.

    2. Bapak Prof. Drs. Mustofa, M..A., Ph.D. selaku Direktur Program Pascasarjana

    Universitas Lampung

    3. Ibu Prof. Dr. Lindrianasari, S.E, M.Si, Akt. selaku Wakil Direktur Bidang

    Akademik, Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Lampung.

    4. Bapak Dr. M. Fakih, S.H, M.S. selaku Wakil Direktur Bidang Umum

    Universitas Lampung.

    5. Bapak Dr. Ir. Samsul Bakri, M.Si. selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu

    Lingkungan Universitas Lampung.

  • 6. Bapak Dr. Indra Gumay Febryano, S.Hut., M.Si. selaku Pembimbing Utama

    atas kesediaannya untuk memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses

    penyelesaian tesis ini.

    7. Ibu Dr. Nuning Nurcahyani, M.Sc. selaku Pembimbing Kedua atas

    kesediaannya untuk memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses

    penyelesaian tesis ini.

    8. Bapak Dr. Endro Prasetyo Wahono, S.T., M.Sc. selaku Pembimbing Ketiga

    atas kesediaannya untuk memberikan bimbingan,saran dan kritik dalam proses

    penyelesaian tesis ini.

    9. Bapak Dr. Ir. Abdullah Aman Damai, M.Si. selaku Penguji Utama atas

    kesediaannya untuk memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses

    penyelesaian tesis ini.

    10. Bapak Dr. Ir Zainal Abidin, M.E.S. selaku Penguji Anggota atas kesediaannya

    untuk memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses penyelesaian tesis

    ini.

    11. Seluruh dosen Magister Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana Universitas

    Lampung yang telah banyak memberikan ilmu yang sangat bermanfaat dan

    telah mendidik penulis.

    12. Bapak dan Ibu staf administrasi Magister Ilmu Lingkungan Universitas

    Lampung.

    13. Bapak Dr. Toga Mahaji, A.Pi., M.M selaku Plt. Kepala Dinas Kelautan dan

    Perikanan Provinsi Lampung.

  • 14. Pemerintah Provinsi Lampung yang telah memberikan izin belajar di

    Universitas Lampung.

    15. Orang tua, istri anak – anak tercinta beserta keluarga besar atas dorongan dan

    motivasi selama ini.

    16. Pihak-pihak yang telah membantu penulis selama menyusun tesis ini yang

    tidak dapat disebutkan satu persatu.

    Penulis berharap semoga tesis ini bisa bermanfaat bagi semua pihak, amiin .

    Bandar Lampung, Desember 2019

    Zainal K.

  • DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL............................................................................... iABSTRAK.............................................................................................. iiLEMBAR PENGESAHAN .................................................................... iiiLEMBAR PERNYATAAN.................................................................... ivDAFTAR RIWAYAT HIDUP................................................................ vSANWACANA....................................................................................... viDAFTAR ISI........................................................................................... xDAFTAR TABEL................................................................................... xiiDAFTAR GAMBAR .............................................................................. xvDAFTAR LAMPIRAN........................................................................... xvii

    I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1A. Latar Belakang dan Masalah....................................................... 1B. Tujuan Penelitian......................................................................... 5C. Kerangka Pemikiran ................................................................... 6

    II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 7A. Keadaan Umum Wilayah Penelitian ........................................... 7B. Pengertian Pelabuhan Perikanan ................................................. 21C. Klasifikasi Pelabuhan Perikanan ................................................. 22D. Fasilitas Pelabuhan Perikanan..................................................... 25E. Pelabuhan Perikanan Berwawasan Lingkungan

    (Eco Fishing Port) ...................................................................... 40F. Kajian Penelitian Terdahulu ........................................................ 43

    III. METODE PENELITIAN ............................................................. 46A. Tempat dan Waktu Penelitian .....................................................B. Alat Dan Bahan .......................................................................... 46C. Metode Penelitian........................................................................ 46D. Metode Pengambilan Sampel...................................................... 47E. Pengumpulan Data ...................................................................... 48

    1. Data Primer ............................................................................. 482. Data Sekunder ......................................................................... 49

    F. Analisis Data................................................................................ 491. Analisis Rasio.......................................................................... 502. Analisis Kelaikan Pelabuhan Perikanan Pantai Lempasing

    Sebagai Pelabuhan Perikanan Berwawasan Lingkungan(Eco Fishing Port)................................................................. 51

    3. Strategi Pengembangan Pelabuhan Perikanan PantaiLempasing menjadi Pelabuhan Perikanan BerwawasanLingkungan (Eco Fishing Port )............................................ 57a. Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity,Threat.. 95b. Analisis AHP (Analitycal Hierarchy Proses)..................... 97

  • IV. HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................... 61

    A. Rasio Antara Keberadaan, dan Kebutuhan Seluruh FasilitasDalam Menunjang Aktivitas di Pelabuhan Perikanan............... 61

    1. Fasilitas Pelabuhan Perikanan Pantai Lempasing ................. 61a. Fasilitas Pokok.................................................................. 61b. Fasilitas Fungsional .......................................................... 64c. Fasilitas Penunjang........................................................... 71

    2. Keberadaan Fasilitas Pelabuhan Perikanan .......................... 753. Keberadaan Kebutuhan dan Kondisi Fasilitas dalam

    Menunjang Aktivitas Bongkar Muat................................ 814. Keberadaan dan Kebutuhan Fasilitas dalam Menunjang

    Aktivitas Pendaratan Ikan .................................................... 825. Keberadaan, Kebutuhan, dan Kondisi Fasilitas dalam

    Menunjang Aktivitas Penanganan Ikan............................. ... 836. Keberadaan dan Kebutuhan, Fasilitas dalam Menunjang

    Aktivitas Pengolahan Ikan .................................................... 847. Keberadaan, Kebutuhan dan Kondisi Fasilitas dalam

    Menunjang Aktivitas Pemasaran Ikan .................................. 858. Keberadaan, Kebutuhan dan Kondisi Fasilitas dalam

    Menunjang Aktivitas Pemeliharaan dan Perbaikan ............. 879. Keberadaan, Kebutuhan dan Kondisi Fasilitas dalam

    Menunjang Aktivitas Administrasi dan Penyuluuhan........... 8710. Keberadaan, Kebutuhan, dan Kondisi Fasilitas Dalam

    Penunjang Aktivitas Penyaluran Perbekalan ........................ 8811. Rasio Antara Keberadaan, dan kebutuhan Seluruh Fasilitas

    dalam Menunjang Aktivitas di Pelabuhan Perikanan .......... 89

    B. Kelaikan Pelabuhan Perikanan Pantai LempasingSebagai Pelabuhan Perikanan Berwawasan Lingkungan(Eco Fishing Port).................................................................... 94

    C. Strategi Pengembangan Pelabuhan Perikanan PantaiLempasing Lampung Menjadi Pelabuhan PerikananBerwawasan Lingkungan (Eco Fishing Port) ............................ 95a. Analisis SWOT (Strength,Weakness,Opportunity,Threat ....... 102b. Analisis AHP (Analitycal Hierarchy Proses) ......................... 115

    V. SIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 130

    A. Simpulan ..................................................................................... 130B. Saran............................................................................................ 133

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 134

    LAMPIRAN....................................................................................... 136

  • DAFTAR TABEL

    Tabel Halaman

    1. Jumlah Alat Penangkapan Ikan di Pelabuhan Perikanan PantaiLempasing .............................................................................................. 16

    2. Jumlah Kapal Sesuai dengan Gross Tonage (GT) di PelabuhanPerikanan Pantai Lempasing .................................................................. 16

    3. Perkembangan Jumlah ikan yang Didaratkan di Pelabuhan PerikananPantai Lempasing ................................................................................... 17

    4. Fasilitas Pokok, Fungsional dan Penunjang........................................... 18

    5. Jumlah kapal yang memperoleh Surat PersetujuanBerlayar (SPB) ....................................................................................... 19

    6. Logistik Kapal Perikanan....................................................................... 19

    7. Klasifikasi Pelabuhan Perikanan............................................................ 23

    8. Koefisien untuk Gaya Disebut Angin .................................................... 31

    9. Kriteria dan Indikator Pengelolaan Pelabuhan Perikanan PantaiLempasing.............................................................................................. 51

    10. Strategi Pengembangan dan Pengelolaan Pelabuhan Perikanan PantaiLempasing Lampung menjadi Pelabuhan Perikanan BerwawasanLingkungan (Eco Fishing Port).......................................................... 52

    11. Matriks SWOT ........................................................................................ 56

    12. Skala Nilai Penilaian .............................................................................. 57

    13. Keberadaan Fasilitas di Pelabuhan Perikanan Pantai Lempasing.......... 75

    14. Kategori yang telah di tetapkan Berdasarkan Jumlah Fasilitas yang adadi Pelabuhan Perikanan Pantai Lempasing ............................................ 77

    15. Kondisi Fasilitas di Pelabuhan Perikanan Pantai Lempasing ................ 78

  • 16. Kondisi perkelompokkan fasilitas dengan kategori yang telah ditetapkanberdasarkan persenase yang diperoleh di Pelabuhan Perikanan PantaiLempasing .............................................................................................. 80

    17. Keberadaan dan kebutuhan fasilitas dalam menunjang aktivitaspendaratan ikan ...................................................................................... 82

    18. Keberadaan kebutuhan kondisi fasilitas dalam menunjang aktvitaspenanganan ikan..................................................................................... 83

    19. Keberadaan dan kebutuhan fasilitas dalam menunjang aktivitaspengolahan ikan ..................................................................................... 85

    20. Keberadaan kebutuhan dan kondisi fasilitas dalam menunjang aktivitaspemasaran............................................................................................... 86

    21. Keberadaan dan kebutuhan fasilitas dalam menunjang aktivitaspemeliharaan dan perbaikan................................................................... 87

    22. Keberadaan kebutuhan dan kondisi fasilitas dalam menunjang aktivitasAdministrasi Penyuluhan ....................................................................... 88

    23. Keberadaan Kebutuhan dan kondisi Fasilitas dalam MenunjangPenyaluran Perbekalan ........................................................................... 89

    24. Keberadaan dan Kebutuhan Seluruh Fasilitas di Pelabuhan Perikanan. 90

    25. Rasio Antara Keberadaan Fasilitas dan Kebutuhan Fasilitas................. 92

    26. Matrik Keberadaan dan Kebutuhan Fasilitas Pelabuhan Perikanan PantaiLempasing Dalam Menunjang Aktivitas ............................................... 93

    27. Kriteria dan Indikator Pengelolaan Pelabuhan Perikanan Lempasing... 94

    28. Indikator Strategi Pengembangan dan Pengelolaan PelabuhanPerikanan Lempasing............................................................................. 96

    29. Internal Factor Analysis Summary (IFAS) ............................................. 103

    30. Eksternal Factor Analysis Summary (EFAS) ......................................... 104

    31. Penjelasan Faktor Internal Pelabuhan Perikanan Pantai Lempasing ..... 104

    32. Penjelasan Faktor Eksternal Pelabuhan Perikanan Pantai Lempasing... 106

    33. Analisis IFAS Dan EFAS Pengembangan Pelabuhan PerilakanLempasing.............................................................................................. 108

  • 34. Matrik Analisis SWOT .......................................................................... 113

    35. Hasil Alternatif Strategi Pengembangan Pelabuhan Perikanan PantaiLempasing menjadi Pelabuhan Perikanan Berwawasan Lingkungan(Eco Fishing Port).................................................................................. 114

    36. Matrik Perbandingan Berpasangan antar Kelompok SWOT .................. 117

    37. Matrik Evaluasi Perbandingan Berpasangan antar Kelompok SWOT ... 117

    38. Matrik Evaluasi Faktor SWOT ............................................................... 118

    39. Matrik Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif Strategi ................ 122

    40. Nilai Eigen Vektor dari Alternatif Strategi............................................. 122

  • DAFTAR GAMBAR

    Gambar Halaman

    1. Kerangka Pemikiran.............................................................................. 6

    2. Struktur Organisasi UPTD Pelabuhan Perikanan Wilayah I DinasKelautan dan Perikanan Provinsi Lampung (Berdasarkan PeraturanGubernur Lampung Nomor 3 Tahun 2017)........................................... 11

    3. Lay out dan Master Plant Pelabuhan Perikanan Pantai Lempasing ..... 20

    4. Contoh dua model fender ...................................................................... 28

    5. Contoh kontruksi fender bentur ............................................................ 29

    6. Keadaan saat kapal merapat dan benturan dengan fender .................... 30

    7. Contoh kontruksi Bollard...................................................................... 31

    8. Dermaga Pelabuhan Perikanan Pantai Lempasing................................ 62

    9. Kolam Pelabuhan Perikanan Pantai Lempasing ................................... 62

    10. Jalan komplek Pelabuhan Perikanan Pantai Lempasing ....................... 63

    11. Drainase Pelabuhan Perikanan Pantai Lempasing ................................ 64

    12. Kantor Administrasi UPTD Pelabuhan Perikanan Wilayah I ............... 65

    13. Tempat Pemasaran Ikan (TPI) di Pelabuhan Perikanan PantaiLempasing ............................................................................................. 65

    14. SPBN di Pelabuhan Perikanan Pantai Lempasing ................................ 66

    15. Bengkel di Pelabuhan Perikanan Pantai Lempasing............................. 67

    16. Slipway / Docking di Pelabuhan Perikanan Pantai Lempasing............. 68

    17. Gedung Pasar Ikan Higienis Pelabuhan Perikanan PantaiLempasing ............................................................................................. 70

    18. Tempat Pembuangan Sementara (TPS) Pelabuhan Perikanan PantaiLempasing ............................................................................................. 71

    19. Balai Pertemuan Nelayan Pelabuhan Perikanan PantaiLempasing ............................................................................................. 72

    20. Mushola Pelabuhan Perikanan Pantai Lempasing ................................ 73

    21. MCK Pelabuhan Perikanan Pantai Lempasing ..................................... 73

    22. Pos Pelayanan Terpadu Pelabuhan Perikanan Pantai Lempasing......... 74

    23. Pos Jaga Pelabuhan Perikanan Pantai Lempasing ................................ 74

  • 24. Hasil Analisa Kuadran........................................................................... 111

    25. Struktur Hirarki Evaluasi Strategi ......................................................... 116

    26. Hasil Perhitungan AHP terhadap Kriteria SWOT ................................. 118

    27. Hasil Perhitungan AHP terhadap Kelompok Strenghts ........................ 119

    28. Hasil Perhitungan AHP terhadap Kelompok Weakness........................ 120

    29. Hasil Perhitungan AHP terhadap Kelompok Oppurtunities ................. 121

    30. Hasil Perhitungan AHP terhadap Kelompok Threats ........................... 121

    31. Hasil Perhitungan AHP terhadap Alternatif StrategiPengembangan ...................................................................................... 123

  • DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran Halaman

    1. Peta Lokasi Penelitian ........................................................................... 137

    2. Kwisioner Analisis Rasio...................................................... ................ 138

    3. Kwisioner Analisis SWOT...................................................................... 141

    4. Kwisioner Analisis Hirarcy Procces (AHP) ......................................... 144

    5. Hasil Pembobotan Faktor Internal......................................................... 153

    6. Hasil Pembobotan Faktor Ekternal........................................................ 154

    7. Persentasi Hasil Rekapitulasi Kusioner Analisis Rasio di PelabuhanPerikanan Pantai Lempasing ................................................................. 155

    8. Rekapitulasi Analisis Rasio................................................................... 157

    9. Hasil Input Kuesioner AHP ke software Expertchoiche 11 ................. 160

    10. Matrik berpasangan pada software Expertchoiche 11........................... 168

    11. Perhitungan AHP terhadap Kriteria SWOT .......................................... 169

    12. Perhitungan AHP terhadap Kelompok Strengths.................................. 170

    13. Perhitungan AHP terhadap Kelompok Weaknesses.............................. 171

    14. Perhitungan AHP terhadap Kelompok Opportunity ............................. 172

    15. Perhitungan AHP terhadap Kelompok Threats..................................... 173

    16. Perhitungan AHP berdasarkan Alternatif Strategi ................................ 174

  • I. PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang dan Masalah

    Berdasarkan UNCLOS (1982), total luas wilayah laut Indonesia menjadi 5,9

    juta km2, terdiri atas 3,2 juta km2 perairan teritorial dan 2,7 km2 perairan Zona

    Ekonomi Eksklusif, luas perairan ini belum termasuk landas kontinen

    (Continental Shelf). Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara kepulauan

    terbesar di dunia (The Biggest Archipelago In The World). Menurut Lasabuda

    (2013) Indonesia sebagai negara tropis, kaya akan sumberdaya hayati, yang

    dinyatakan dengan tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi. Dari 7000 spesies

    ikan di dunia, 2000 jenis diantaranya terdapat di Indonesia. Potensi lestari

    sumberdaya perikanan laut Indonesia kurang lebih 6,4 juta ton per tahun, terdiri

    dari : ikan pelagis besar (1,16 juta ton), pelagis kecil (3,6 juta ton), demersal (1,36

    juta ton), udang penaeid (0,094 juta ton), lobster (0,004 juta ton), cumi-cumi

    (0,028 juta ton), dan ikan-ikan karang konsumsi (0,14 juta ton),semua jenis ikan

    yang di ekploitasi didaratkan di pelabuhan perikanan. Sejalan dengan hal tersebut

    Provinsi Lampung memiliki titik Pelabuhan Perikanan sebanyak 22 titik yaitu

    dari perbatasan dengan Provinsi Bengkulu sampai dengan Sumatera Selatan

    pantai timur Lampung yang salah satunya berada di Pelabuhan Perikanan Pantai

    Lempasing Kota Bandar Lampung.

    Berdasarkan Undang – Undang RI Nomor 45 tahun 2009 perubahan atas

    Undang – Undang RI Nomor. 31 tahun 2004 tentang perikanan bahwa Pelabuhan

  • 2

    Perikanan memiliki dua fungsi yaitu sebagai fungsi Pemerintahan dan fungsi

    Pengusahaan yaitu sebagai berikut :

    a. Pelayanan tambat dan labuh kapal perikanan;

    b. Pelayanan bongkar muat;

    c. Pelayanan pembinaan mutu dan pengolahan hasil perikanan;

    d. Pemasaran dan distribusi ikan;

    e. Pengumpulan data tangkapan dan hasil perikanan;

    f. Tempat pelaksanaan penyuluhan dan pengembangan masyarakat nelayan;

    g. Pelaksanaan kegiatan operasional kapal perikanan;

    h. Tempat pelaksanaan pengawasan dan pengendalian sumber daya ikan;

    i. Pelaksanaan kesyahbandaran;

    j. Tempat pelaksanaan fungsi karantina ikan;

    k. Publikasi hasil pelayanan sandar dan labuh kapal perikanan dan kapal

    pengawas kapal perikanan;

    l. Tempat publikasi hasil riset kelautan dan perikanan;

    m. Pemantauan wilayah pesisir dan wisata bahari;dan/atau

    n. Pengendalian lingkungan.

    Keberhasilan pengembangan sektor perikanan tidak terlepas dari dukungan

    prasarana pendukungnya dimana dalam hal ini adalah pelabuhan perikanan

    merupakan interface (penghubung) antara aktivitas perikanan di laut

    (penangkapan) dengan aktivitas perikanan di darat (pengolahan dan pemasaran),

    dan disamping itu pelabuhan perikanan merupakan tempat penyediaan bahan

    perbekalan, perbengkelan, pengolahan hasil tangkapan dan lain-lain. Hal ini dapat

    dilihat secara nyata bahwa keberhasilan pembangunan dan pengelolaan pelabuhan

    perikanan dapat menimbulkan pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan

  • 3

    kesejahteraan masyarakat, dengan kata lain Pelabuhan Perikanan dapat

    memajukan ekonomi disuatu wilayah dan sekaligus dapat meningkatkan

    penerimaan negara dan pendapatan asli daerah (Yuspardianto, 2006).

    Menurut Direktoral Jenderal Perikanan Tangkap (2001), aktivitas-aktivitas

    pada tahap pengoperasian pelabuhan perikanan yang berdampak pada lingkungan

    adalah kegiatan perkapalan di kolam pelabuhan, kegiatan di tempat pemasaran

    ikan, kegiatan di galangan kapal/DOK, kegiatan industri, kegiatan warung,

    restoran, kantor, perumahan nelayan, kegiatan transportasi, serta mobilisasi tenaga

    kerja.

    Untuk mengetahui optimalisasi pemanfaatan suatu pelabuhan perikanan

    adalah dengan cara mengamati fasilitas-fasilitas yang terdapat pada pelabuhan

    perikanan, yaitu fasilitas pokok, fasilitas fungsional, dan fasilitas penunjang, dan

    bagaimana fasilitas-fasilitas tersebut dimanfaatkan lebih optimal dan cara

    pengelolaannya,serta program apa saja yang akan dilaksanakan kedepannya, dan

    seberapa jauh tingkat pemanfaatan fasilitas-fasilitas tersebut (Yahya dan

    Suherman, 2013 ).

    Pelabuhan perikanan pantai lempasing lampung yang dilakukan dalam

    penelitian ini adalah mengetahui tingkat rasio dan pemanfatannya fasilitas pokok,

    fungsional dan penunjang, mengamati kelaikan pelabuhan perikanan pantai

    lempasing lampung menjadi pelabuhan perikanan berwawasan lingkungan (Eco

    Fishing Port) dan Strategi Pengembangan dan Pengelolaan Pelabuhan Perikanan

    Pantai Lempasing Lampung Menjadi Pelabuhan Perikanan berwawasan

    lingkungan (Eco Fishing Port). Dari pengamatan dan tata operasional pelabuhan

    perikanan pantai pempasing pampung terdapat aktivitas kapal perikanan, lapak

    pedagang ikan, tempat pemasaran ikan (TPI), perumahan nelayan, dan

  • 4

    transportasi umum tidak teratur, bangunan yang tidak berfungsi dan bermanfaat

    yang tidak sesuai dengan peruntukannya, dan lingkungan pelabuhan perikanan

    yang tidak bersih, dan berdampak kepada kesehatan lingkungan, ekosistem

    dikolam pelabuhan perikanan, sejalan dengan itu ada masalah lain yaitu

    kebersihan di kawasan pelabuhan perikanan, keindahan, keselamatan kerja,

    potensi pencemaran lingkungan perairan di kolam pelabuhan perikanan berupa

    limbah padat dan cair, polusi udara, kebisingan, drainase, selokan air buangan

    yang tidak mengalir di sekitar pelabuhan perikanan sehingga menimbulkan bau di

    sekitar kios pedagang ikan.

    Berdasarkan hal ini penulis tertarik melakukan penelitian tentang “Strategi

    Pengembangan Pelabuhan Perikanan Pantai Lempasing Lampung Menjadi

    Pelabuhan Perikanan Berwawasan Lingkungan (Eco Fishing Port)” agar dalam

    Pengembangan dan Pengelolaan Pelabuhan Perikanan dapat optimal serta

    bermanfaat dan berkelanjutan, dengan kondisi dan permasalahan tersebut di atas

    dapat dirumuskan sebagai berikut:

    1. Bagaimana mengetahui tingkat rasio dan optimalisasi pemanfaatan dari

    keberadaan kebutuhan fasilitas pokok, fungsional dan penunjang di pelabuhan

    perikanan pantai lempasing.

    2. Bagaimana mengetahui kelaikan pelabuhan perikanan pantai lempasing

    sebagai pelabuhan perikanan berwawasan lingkungan (Eco Fishing Port)”

    3. Bagaimana mengetahui Strategi Pengembangan dan Pengelolaan Pelabuhan

    Perikanan Pantai Lempasing Lampung menjadi Pelabuhan Perikanan

    Berwawasan Lingkungan (Eco Fishing Port).

    B. Tujuan Penelitian

    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sebagai berikut :

  • 5

    a. Tingkat rasio dan optimalisasi pemanfaatan dari keberadaan kebutuhan

    fasilitas pokok, fungsional dan penunjang di pelabuhan perikanan pantai

    lempasing lampung.

    b. Tingkat kelaikan pelabuhan perikanan pantai lempasing lampung sebagai

    pelabuhan perikanan berwawasan lingkungan (Eco Fishing Port).

    c. Strategi pengembangan dan pengelolaan pelabuhan perikanan pantai

    lempasing lampung menjadi pelabuhan perikanan yang berwawasan

    lingkungan (Eco Fishing Port).

    C. Kerangka Pemikiran

    Keberhasilan pembangunan dan pengelolaan pelabuhan perikanan dapat

    menimbulkan pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan

    masyarakat. Dengan kata lain pelabuhan perikanan dapat memajukan ekonomi

    disuatu wilayah dan sekaligus dapat meningkatkan penerimaan negara dan

    pendapatan daerah (Yuspardianto, 2006). Sejalan dengan hal tersebut pelabuhan

    perikanan pantai lempasing disamping pelayanan kepada masyarakat nelayan juga

    sebagai andalan dalam penerimaan daerah di Dinas Kelautan dan Perikanan

    Provinsi Lampung, dan saat ini terlihat telah mengalami banyaknya aktivitas

    kapal perikanan, lapak pedagang ikan, tempat pemasaran ikan (TPI), sehingga

    menimbulakn kawasan pelabuhan perikanan yang kumuh, transportasi umum

    yang tidak teratur, lingkungan pelabuhan perikanan yang tidak bersih, dan

    berdampak kepada kesehatan manusia dan ekosistem lainya, sejalan dengan itu

    ada masalah lain yaitu Kebersihan di kawasan pelabuhan perikanan, Keindahan,

    Keselamatan kerja, Potensi pencemaran lingkungan perairan di kolam pelabuhan

    oleh limbah padat dan cair, polusi udara, kebisingan, drainase/selokan buangan air

    yang tidak mengalir di sekitar Pelabuhan Perikanan yang menimbulkan bau di

  • 6

    sekitar kios pedagang ikan dilingkungan pelabuhan perikanan, kegiatan di

    galangan kapal/DOK, kegiatan warung, kegiatan pedagang ikan, kantor dan

    perumahan nelayan, dengan latar belakang dan masalah tersebut timbul

    pemikiran untuk dilakukan penelitian di pelabuhan perikanan pantai lempasing

    lampung.

    Adapun alur kerangka pemikiran dalam penelitian ini disajikan dalam

    gambar di bawah ini :

    Gambar 1. Kerangka Pemikiran

    OptimalisasiPelabuhanPerikanan

    Fasilitas Pokok

    Fasilitas Fungsional

    Fasilitas Penunjang

    PengelolaanFasilitas

    Tingkat rasiodan Pemanfaatan

    SWOTanalisis danAHP

    Strategi PengembanganPelabuhan PerikananBerwawasan Lingkungan(Eco Fishing Port)

    Masalah

    Efektifitas

  • II. TINJAUAN PUSTAKA

    A. Keadaan Umum Wilayah Penelitian

    Provinsi Lampung memiliki wilayah pesisir yang luas dengan garis pantai

    lebih kurang 1.105 km2 dan 69 pulau – pulau kecil dengan beragam jenis habitat

    yang berbeda, termasuk lingkungan yang dibuat manusia, seperti tambak udang

    dan perkotaan. Luas wilayah pesisir sekitar 440.010 ha dan luas perairan laut

    dalam batas 12 mil adalah 24.820,0 km2 yang merupakan bagian wilayah

    Samudera Hindia (Pantai Barat Lampung), Selat Sunda (Teluk Lampung dan

    Teluk Semangka), dan Laut Jawa (Pantai Timur Lampung). Dengan jumlah

    wilayah kelautan yang luas dan lahan perairan yang banyak, potensi perikanan di

    Provinsi Lampung juga merupakan salah satu potensi unggulan bagi peningkatan

    ekonomi Provinsi Lampung (Laporan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi,

    2018).

    Teluk Lampung merupakan salah satu dari dua teluk di ujung paling selatan

    pulau Sumatera yang terletak di ibu kota Provinsi Lampung. Kota Bandar

    Lampung terletak pada pangkal teluk dan bagian mulut teluk (arah Selatan-

    Tenggara) berhadapan langsung dengan Selat Sunda yang merupakan perairan

    penghubung antara Laut Jawa di sebelah Utara dan Samudera Hindia di Selatan

    (Laporan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi , 2018).

  • 8

    Dasar laut di sisi utara teluk (pangkal teluk) relatif landai, dengan

    kedalaman 5m - 20m LWS. Semakin ke arah selatan, kedalaman dasar laut

    semakin meningkat, cenderung semakin curam, di Tanjung Tua dan arah selatan

    Pulau Legundi (Kabupaten Pesawaran), dasar laut menjadi sangat curam dengan

    kedalaman mencapai 100 m LWS pada jarak sekitar 1 km dari pantai. Provinsi

    Lampung merupakan daerah yang memiliki potensi yang cukup besar bagi

    kegiatan perikanan serta prospek yang baik bagi perkembangan dimasa yang akan

    datang. Salah satu kegiatan perikanan tangkap di Provinsi Lampung terletak di

    daerah Lempasing, terletak pada lokasi yang strategis sehingga merupakan

    persinggahan yang banyak disukai oleh kapal-kapal perikanan dari berbagai

    daerah yang melakukan penangkapan diperairan Selat Sunda dan laut Jawa.Selain

    nelayan setempat, kapal-kapal perikanan yang singgah juga berasal dari wilayah

    luar Lampung. Dalam perencanaan pembangunan kedepan Pelabuhan Perikanan

    Pantai Lempasing dapat didesain sebagai kawasan industri perikanan terpadu

    yang letaknya sangat strategis, mudah dijangkau dan memiliki akses distribusi

    yang cukup luas keberbagai wilayah dan kota-kota besar diseluruh Pulau

    Sumatera dan Jawa (Laporan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi , 2018).

    Secara Geografis lokasi Penelitian terletak pada kedudukan Timur - Barat

    Kota Bandar Lampung yang berada antara 103o40’ - 105o 50’ Bujur Timur, Utara

    - Selatan berada antara 6o45’-3o45’ Lintang Selatan. Secara umum Provinsi

    Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 km2 ter-masuk pulau-pulau

    yang terletak pada bagian sebelah paling ujung tenggara Pulau Sumatera, dan

    dibatasi oleh Provinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu, di Sebelah Utara, Selat

  • 9

    Sunda di Sebelah Selatan,Laut Jawa di Sebelah Timur, Samudra Indonesia,

    di Sebelah Barat (BPS Lampung , 2018).

    Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung yang

    terletak di wilayah yang strategis karena merupakan daerah transit kegiatan

    perekonomian antar pulau Sumatera dan pulau Jawa, sehingga menguntungkan

    bagi pertumbuhan dan pengembangan Kota Bandar Lampung sebagai pusat

    perdagangan , industri dan pariwisata. Secara geografis kota bandar lampung

    terletak pada 5o 20’ sampai dengan 5o 30’ lintang selatan dan 105o 28’ sampai

    dengan 105o 37’ bujur timur, secara administratif Kota Bandar Lampung dibatasi

    oleh:

    1. Bagian Utara: Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan

    2. Bagian Selatan: dengan Teluk Lampung

    3. Bagian barat: Kecamatan Gedung Tataan dan Padang Cermin Kabupaten

    Pesawaran.

    4. Bagian Timur: Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan

    Kota Bandar Lampung memiliki luas wilayah 197,22 km2 yang terdiri dari

    20 Kecamatan dan 126 Kelurahan. Kecamatan yang terluas di Kota Bandar

    Lampung yaitu Kecamatan Kemiling dengan jumlah penduduk sebanyak 77.098

    jiwa dan kecamatan yang memiliki luas areal terkecil yaitu kecamatan enggal

    dengan jumlah penduduk sebanyak 43.212 Jiwa, sementara kepadatan penduduk

    paling tinggi terdapat dikecamatan Tanjung Karang Timur yakni 24.549 jiwa/km2

    sedangkan kecamatan yang paling rendah kepadatan penduduk adalah kecamatan

    sukabumi yaitu 1.235 jiwa/km2.

  • 10

    Sejalan dengan pertumbuhan industri perikanan dikawasan Pelabuhan

    Perikanan Pantai Lempasing, maka Pemerintah Provinsi Lampung melalui Dinas

    Kelautan dan Perikanan Provinsi telah melakukan pembentukan struktur

    organisasi sebagai lembaga pengelola Pelabuhan Perikanan antara lain: Unit

    Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pelabuhan Perikanan Wilayah I Dinas Kelautan

    dan Perikanan Provinsi Lampung

    Pembentukan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Dinas Kelautan dan

    Perikanan tentang Pelabuhan Perikanan (UPTD–PP) ditetapkan berdasarkan

    Peraturan Gubernur Lampung Nomor 3 Tahun 2001 dan Peraturan Gubernur

    Lampung Nomor 62 Tahun 2014 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja

    Unit Pelaksana Teknis Daerah pada Dinas - Dinas dalam lingkup Provinsi

    Lampung dengan perubahan terakhir nomor 3 Tahun 2017 tentang Pembentukan

    Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) pada Dinas

    Daerah Provinsi Lampung , maka UPTD Pelabuhan Perikanan Wilayah I berada

    dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan ,

    serta berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor.

    12/Men/2004 semula Pangkalan Pendaratan Ikan Lempasing ditingkatkan

    statusnya menjadi Pelabuhan Perikanan Pantai (Pelabuhan Perikanan Type C),

    dan telah di tetapkan 4 (empat) Pelabuhan Perikanan Pantai di Provinsi Lampung

    yaitu :

    a. Pelabuhan Perikanan Pantai Lempasing Kota Bandar Lampung dengan titik

    koordinat :05° 29’ 15” LS dan 05° 15’ 12.5” BT.

    b. Pelabuhan Perikanan Pantai Labuhan Maringgai Kabupaten Lampung Timur

    dengan titik koordinat : 05° 21’ 31,8” LS dan 105° 49’ 12,8” BT.

  • 11

    c. Pelabuhan Perikanan Pantai Kota Agung Kabupaten Tanggamus dengan titik

    koordinat 05° 29’ 59” LS dan 104° 37’ 13,7” BT.

    d. Pelabuhan Perikanan Pantai Teladas Kabupaten Tulang Bawang dengan titik

    koordinat 04o 26’ 25” LS dan 105o 49’ 50” BT.

    Berdasarkan Peraturan Gubernur Lampung yang terakhir yaitu Nomor 3

    Tahun 2017 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana

    Teknis Dinas (UPTD) pada Dinas Daerah Provinsi Lampung maka UPTD

    Pelabuhan Perikanan Wilayah I berada dibawah dan bertanggung jawab kepada

    Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Lampung dengan Struktur

    Organisasi Visi dan Misi sebagai berikut:

    Gambar 2. Struktur Organisasi UPTD Pelabuhan Perikanan Wilayah I DinasKelautan Dan Perikanan Provinsi Lampung (Berdasarkan PeraturanGubernur Lampung Nomor 3 Tahun 2017).

    Kelompok Jabatan Fungsional

    Kepala

    Ka Sub-BagianTataUsaha

    Kasi Pengusahaan Kasi Sarana & Prasarana

  • 12

    “Visi dan Misi UPTD Pelabuhan Perikanan Wilayah I Dinas Kelautan danPerikanan Provinsi Lampung”

    “Visi UPTD. Pelabuhan Perikanan (PP) Wilayah I yaitu :

    “Terwujudnya Pelabuhan Perikanan Pantai sebagai pusat pelayanan dan bisnis

    perikanan secara terpadu”,sejalan dengan visi Dinas Kelautan dan Perikanan

    Provinsi Lampung yaitu : “Terwujudnya Kelautan dan Perikanan yang unggul

    dan berdaya saing serta berkelanjutan”, maka untuk mewujudkan visi tersebut,

    UPTD Pelabuhan Perikanan (PP) Wilayah I memiliki misi. MISI sebagai

    berikut :

    1) Meningkatkan pelayanan dan menjadikan sentra bisnis usaha perikanan

    terpadu dalam peningkatan konsumsi ikan, penyediaan bahan baku industri;

    2) Meningkatkan kualitas mutu dan harga ikan yang didaratkan dan distribusi

    ke daerah pendaratan;

    3) Memberikan kesempatan berusaha yang sama dan searah serta iklim yang

    kondusif;

    4) Meningkatkan mutu, pemasaran, distribusi dan nilai tambah hasil perikanan;

    5) Mewujudkan pusat data dan informasi perikanan;

    6) Meningkatkan pengawasan dan pengendalian sumberdaya Kelautan dan

    Perikanan yang bertanggung jawab;

    7) Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah.

    Dari Visi dan Misi organisasi tersebut serta mempunyai tujuan pembangunan

    pelabuhan perikanan pantai lempasing sebagai berikut :

    1) Pemanfaatan sumberdaya perikanan yang berkelanjutan;

    2) Peningkatan pelayanan dan pemberdayaan masyarakat perikanan;

  • 13

    3) Peningkatan investasi swasta, menciptakan lapangan kerja dan kesejahteraan

    nelayan;

    4) Meningkatkan kualitas dan harga jual ikan;

    5) Penyediaan data dan informasi perikanan;

    6) Meningkatkan kepatuhan dan kesadaran hukum masyarakat nelayan dalam

    pemanfaatan sumberdaya ikan;

    7) Meningkatkan realisasi Pendapatan Asli Daerah.

    Unit Pelaksana Teknis Dinas Pelabuhan Perikanan mempunyai tugas pokok

    dan fungsi pengembangan, pembangunan, pengelolaan Pelabuhan Perikanan,

    pengawasan penangkapan ikan dan pelayanan teknis kapal perikanan. Untuk

    menyelenggarakan tugas pokok tersebut Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)

    Pelabuhan Perikanan mempunyai fungsi sebagai berikut:

    1. Perencanaan dan pengendalian pelaksanaan pembangunan pengembangan dan

    pemeliharaan serta pengelolaan sarana pelabuhan perikanan;

    2. Pelayanan teknis kapal perikanan dan kesyahbandaran di pelabuhan perikanan;

    3. Pengawasan penangkapan ikan

    4. Pengkoordinasian pelaksanaan urusan keamanan, ketertiban dan kebersihan;

    5. Pengkoordinasian pengawasan mutu hasil perikanan;

    6. Pelaksanaan urusan ketatausahaan.

    Uraian tugas pokok dan fungsi organisasi UPTD Pelabuhan Perikanan

    sesuai Peraturan Gubernur Nomor 3 Tahun 2017 adalah sebagai berikut :

    1. Kepala UPTD Pelabuhan Perikanan Wilayah I.

    Kepala mempunyai tugas memimpin, mengendalikan dan mengkoordinasikan

    pelaksanaan tugas sesuai kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Kepala Dinas

  • 14

    Kelautan dan Perikanan Provinsi Lampung serta ketentuan peraturan

    perundang-undangan yang berlaku.

    2. Sub Bagian Tata Usaha.

    Mempunyai tugas melaksanakan urusan Ketata-usahaan, keuangan,

    kepegawaian, perencanaan, dan rumah tangga UPTD Pelabuhan Perikanan.

    3. Seksi Pengusahaan.

    Mempunyai tugas melaksanakan penyiapan, perancanaan, dan pengendalian,

    pelayanan jasa pelabuhan dan retribusi pengolahan ikan, pengamanan,

    ketertiban dan koordinasi pengawasan mutu hasil perikanan serta

    melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.

    4. Seksi Sarana dan Prasarana.

    Mempunyai tugas melaksanakan penyiapan, perencanaan, dan pengendalian

    pelaksanaan pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan sarana

    pelayanan, kebersihan lingkungan Pelabuhan dan melaksanakan tugas-tugas

    lain yang diberikan oleh pimpinan

    Landasan hukum dalam operasional pengelolaan Pelabuhan Perikanan

    Pantai Lempasing pada UPTD Pelabuhan Perikanan Wilayah I sebagai berikut:

    1) Undang-undang RI Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perikanan perubahan atas

    Undang-undang RI Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan;

    2) Undang-undang RI Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;

    3) Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor PER.08/MEN/2012

    tentang Kepelabuhan Perikanan;

    4) Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 13 /PERMEN-KP/2012

    tentang Sertifikasi Hasil Tangkapan Ikan.

  • 15

    5) Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 3/PERMEN-KP/2013

    tentang Kesyahbandaran di Pelabuhan Perikanan.

    6) Peraturan Menteri Perhubungan RI Nomor PM 82 tahun 2014 tentang Tata

    Cara Penerbitan Surat Persetujuan Berlayar.

    7) Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 1/PERMEN-KP/2017

    tentang Surat Laik Operasi Kapal Perikanan.

    8) Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor

    13/Permen-KP/2015 tentang Petunjuk Pelaksana Penerbitan Surat

    Rekomendasi Pembelian Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu Untuk Usaha

    Perikanan Tangkap.

    9) Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 32 Tahun 2014 tentang

    Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 3 Tahun 2011

    tentang Retribusi Daerah.

    10) Peraturan Gubernur Lampung Nomor 3 Tahun 2017 tentang Pembentukan

    Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Daerah pada Dinas-Dinas

    dalam Lingkup Provinsi Lampung.

    11) Peraturan Direktur Jenderal Perikanan Tangkap No. 84/PER-DJPT/2013

    tentang Sertifikasi Cara Penanganan Ikan Yang Baik Pada Kapal Penangkap

    Ikan dan/atau Kapal pengangkut Ikan.

    12) Keputusan Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Nomor 18/KEP-DJPT/2013

    tentang Petunjuk Pelaksana Inspeksi Pembongkaran Ikan di Pelabuhan

    Perikanan.

  • 16

    13) Keputusan Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Nomor 16/KEP-DJPT/2013

    tentang Petunjuk Pelaksana Kebersihan, Keamanan dan Ketertiban (K3) di

    Pelabuhan Perikanan

    14) Peraturan Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Nomor 7/PER-DJPT/2017

    tentang Petunjuk Teknis Tempat Pemasaran Ikan (TPI) Higienis di Pelabuhan

    Perikanan.

    Jumlah Alat Penangkapan Ikan di Pelabuhan Perikanan Pantai Lempasing

    yang beroperasi di perairan teluk lampung dan sekitarnya yang didaratkan pada

    Pelabuhan Perikanan Pantai Lempasing dapat di lihat pada tabel dibawah ini :

    Tabel 1. Jumlah Alat Penangkapan Ikan di Pelabuhan Perikanan PantaiLempasing

    No Nama Alat Tangkap Jumlah

    1 Purse seine 192 Bagan 673 Rampus 254 Pancing 245 Payang 396 Arad 637 Pelele / Pengangkut 27

    Jumlah 264Sumber : Laporan Tahun UPTD Pelabuhan Perikanan Wilayah I 2018

    Berdasarkan Goss Tonagge (GT) kapal perikanan yang berada di

    Pelabuhan Perikanan Pantai < 5 GT berjumlah 137, dan 5-10 GT berjumlah 49,

    10-30 GT berjumlah 78, dengan jumlah total kapal perikanan sebanyak 264

    dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

    Tabel 2. Jumlah Kapal Sesuai dengan Gross Tonage (GT) di Pelabuhan PerikananPantai Lempasing

    No GT Kapal Jumlah

    1 < 5 1372 5-10 493 10-30 78

    Jumlah 264Sumber: Laporan Tahun UPTD Pelabuhan Perikanan Wilayah I 2018

  • 17

    Perkembangan jumlah ikan yang didaratkan di pelabuhan perikanan pantai

    lempasing dapat dilihat bahwa yang paling banyak terdapat di tahun 2013 dengan

    sebanyak 1.438.288, dan dari tahun 2013 sampai tahun 2017 terdapat penurunan

    yang cukup besar.

    Tabel 3. Perkembangan Jumlah Ikan yang Didaratkan di Pelabuhan PerikananPantai Lempasing

    No Tahun Jumlah Ikan Yang Didaratkan (kg)

    1 2013 1.438.2882 2014 937.3323 2015 592.9944 2016 406.8835 2017 470.855

    Jumlah 3.846.352Rata - rata pertahun 7693.270

    Sumber : Laporan Tahun UPTD Pelabuhan Perikanan Wilayah I 2018

    Pelabuhan Perikanan Pantai Lempasing terletak di UPTD Pelabuhan

    Perikanan Wilayah I Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi yang berada di Jalan

    RE. Martadinata km. 6 Bandar Lampung di Kecamatan Teluk Betung Barat Kota

    Bandar Lampung. Pelabuhan Perikanan Pantai Lempasing memiliki titik

    koordinat 05° 29’ 15” LS dan 105° 15’ 12.5” BT dengan kondisi bercuaca

    iklim tropis. Adapun deskripsi dan gambaran Pelabuhan Perikanan Pantai

    Lempasing Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Lampung adalah Pelabuhan

    Perikanan tipe C, Gambar Lay Out dan Master Plan Pelabuhan Perikanan,

    Jumlah kedatangan dan keberangkatan kapal perikanan, data logistik di

    Pelabuhan Perikanan Pantai Lempasing, daftar fasilitas Pokok, fungsional dan

    penunjang, data Jumlah Kapal Yang Memperoleh Surat Persetujuan Berlayar

    (SPB). data Logistik Kapal Perikanan (Tabel 4 - 6 ) sebagai berikut :

  • 18

    Tabel 4. Fasilitas Pokok, Fungsional dan Penunjang

    NO Fasilitas Pokok Volume/Luas/Unit

    1 Dermaga 441 m2

    2 Kolam Pelabuhan 27.500 m2

    3 Jalan Komplek 400 m4 Drainase 800 m5 Lahan 35.778 m2

    6 Turap (revetment)

    Fasilitas Fungsional Volume/Luas

    1 Mess Operator 22 Tempat peribadatan 13 Fasilitas Mandi Cuci Kakus (MCM) 36 m2

    4 Pertokoan 2

    No Fasilitas Penunjang Volume/Luas/Unit

    1 Telepon 1 Unit2 Internet 150 Mbps3 Radio Komunikasi (SSB) 9 Unit4 Rambu-rambu 4 Unit5 Air Bersih 2 Unit6 Instalasi BBM 42 m7 Lapak Es 36 m2

    8 Instalasi Listrik 6,6 KVA9 Dock/Slipway 420 m10 Bengkel 1 Unit11 Tempat Perbaikan Jaring 339 m2

    12 Tempat Penanganan dan pengolahan Limbah 4.875 m2

    13 Transit Shed 400 m2

    14 Gedung Unit Pengolahan dan Pemasaran Ikan 1.187 m2

    15 Kantor Administrasi Pelabuhan 15 m2

    16 Tempat Pemasaran Ikan Higienis 442 m2

    17 Gedung Kesyahbandaran 145 m2

    18 Transportasi 1 unit mobil,3 unit motor

    19 Tempat Pembuangan Sementara 11 Unit

    Sumber : Laporan Tahunan UPTD.Pelabuhan Perikanan Wilayah I. 2018

    Jumlah Kunjungan Kapal Perikanan di Pelabuhan Perikanan Pantai

    Lempasing dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

  • 19

    Tabel 5. Jumlah Kapal Yang Memperoleh Surat Persetujuan Berlayar (SPB).

    No Bulan SPBKeberangkatan

    KapalKedatangan

    KapalSKPIUnit

    1 Januari 539 298 2602 Februari 323 323 2973 Maret 395 395 3564 April 368 368 291 45 Mei 444 444 4186 Juni 239 239 1857 Juli 390 390 3468 Agustus 301 301 2999 September 336 336 218 1110 Oktober 313 313 30211 November 322 322 323 1112 Desember 297 297 312

    Jumlah 4.267 4.026 3.607 26Sumber : Laporan Tahunan UPTD.Pelabuhan Perikanan Wilayah I. 2018

    Jumlah dan Kebutuhan Logistik Kapal Perikanan di Pelabuhan Perikanan

    Pantai Lempasing dapat dilihat sebagai berikut;

    Tabel 6. Logistik Kapal Perikanan.

    No BulanJ u m l a h

    Es (Balok) Garam (Kg) Air Bersih (Ltr) Ikan (Ton)

    1 Januari 143.150 6.000 108.300 251.4002 Februari 375.650 2.500 68.400 411.0003 Maret 388.700 9.000 96.900 190.5754 April 459.850 4.700 108.300 266.4005 Mei 458.150 3.000 57.000 355.1006 Juni 441.450 6.400 51.300 387.5007 Juli 276.100 - 74.100 383.0008 Agustus 350.100 5.000 119.700 200.6009 September 429.000 - 96.900 281.25010 Oktober 457.050 3.000 57.000 346.00011 November 426.500 4.000 57.000 374.40012 Desember 402.300 8.000 125.400 242.100

    Jumlah 4.608.000 51.600 1.020.300 3.689.325Sumber : Laporan Tahunan UPTD.Pelabuhan Perikanan Wilayah I. 2018

  • 20

    Lay Out dan Master Plant Pelabuhan Perikanan Pantai Lempasing dapat

    dilihat pada gambar dibawah ini sebagai berikut;

    Sumber : Laporan Tahunan UPTD.

    Gambar 3 . Lay out dan Master Plant Pelabuhan Perikanan Pantai Lempasing.

    A. WASERDAA.1 . KIOS NELAYAN

    B. PASAR . IKAN HIGIENISC . LAPAK. PENGECER IKAND . GD. PENGEPAKANE . GD.PSDKPF . GD.KUPT. 2 LANTAIG . MUSHOLAH . GD. PERTEMUAN+ MESS.3LT

    H.1 . GD. UPTPENGAWASANI . COLD STORAGEJ . GRASI TRAVEL LIFTK . G.BENGKEL

    K1 . G.ADMN.DOCKING

    L. SPBN

    M . KUD

    N . G. LAPAKESO . TOWER AIRTAWARP . TOWER AIRLAUTQ . GD.PELELANGANR . GD. PENANGANANIKANS . POSKOTERPADUT . MCK .AULAV . POS TNIALW . UPL-KLX . DERMAGA TAMBAT LABUH1 . POS JAGA2 . PABRIK ES3 . GUDANG ES

  • 21

    B. Pengertian Pelabuhan Perikanan

    Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No : 08/MEN/2012

    Tentang Kepelabuhan Perikanan, defenisi Pelabuhan Perikanan adalah tempat

    yang terdiri dari daratan dan perairan disekitarnya dan batas – batas tertentu

    sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan sistem bisnis perikanan yang

    dipergunakan sebagai tempat kapal perikanan bersandar, berlabuh dan/bongkar

    muat ikan yang dilengkapi dengan fasillitas keselamatan pelayaran dan kegiatan

    penunjang pelabuhan perikanan.

    Wilayah Pengelolaan Pelabuhan Perikanan adalah suatu tempat yang

    merupakan bagian daratan dan perairan yang menjadi wilayah kerja dan

    pengoperasian pelabuhan perikanan. wilayah pelabuhan perikanan terdiri dari

    wilayah kerja dan wilayah pengoperasian (Kementerian Kelautan dan Perikanan,

    2012).

    Pelabuhan Perikanan adalah pelabuhan khusus sektor perikanan dan

    kelautan dalam pemanfaatan sumberdaya ikan, diperlukan adanya fasilitas

    pendaratan kapal atau pelabuhan perikanan. Pelabuhan tersebut khusus melayani

    industri dan perdagangan ikan dan umumnya yang dilayani adalah kegiatan

    perdagangan perikanan tangkap dilaut. Dalam hal ini pelabuhan memiliki fasilitas

    pendaratan (dermaga) tempat berlabuh, tempat tambat, penanganan ikan,

    pengolahan, distribusi dan pemasaran hasil perikanan dan sebagai pangkalan

    (home base) bagi kapal – kapal perikanan yang melakukan operasi penangkapan

    ikan di laut.

    Menurut Lubis (2000), Pelabuhan Perikanan dapat diklasifikasikan menurut

    letak dan jenis usaha perikanannya. Pelabuhan Perikanan bila dilihat dari

  • 22

    banyaknya faktor yang ada, pengklasifikasiannya dapat dipengaruhi oleh berbagai

    parameter antara lain :

    1. Luas lahan, letak dan konstruksi bangunannya.

    2. Tipe dan ukuran kapal yang masuk ke pelabuhan perikanan

    3. Jenis perikanan skala usahanya.

    4. Distribusi dan tujuan ikan hasil tangkapan.

    C. Klasifikasi Pelabuhan Perikanan

    Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor:

    08/MEN/2012 tentang Kepelabuhanan Perikanan, dimana Pelabuhan Perikanan

    dapat dikategorikan menurut kapasitas dan kemampuan masing-masing pelabuhan

    untuk menangani kapal yang datang dan pergi serta letak dan posisi pelabuhan.

    Pelabuhan Perikanan sesuai Pasal 5 diklasifikasikan menjadi (empat) kelas yaitu :

    1) Pelabuhan Perikanan kelas A, yang selanjutnya disebut Pelabuhan Perikanan

    Samudera (PPS)

    2) Pelabuhan Perikanan kelas B, yang selanjutnya disebut Pelabuhan Perikanan

    Nusantara (PPN)

    3) Pelabuhan Perikanan kelas C, yang selanjutnya disebut Pelabuhan Perikanan

    Pantai (PPP)

    4) Pelabuhan Perikanan kelas D, yang selanjutnya disebut Pangkalan Pendaratan

    Ikan (PPI).

    Adapun kriteria masing-masing pelabuhan perikanan tersebut dapat di lihat

    pada tabel dibawah ini.

  • 23

    Tabel 7. Klasifikasi Pelabuhan Perikanan.

    Tipe Luas Syarat Kriteria

    Samudera(A)

    20 ha

    Ikan yang didaratkansebagian untuktujuan ekspor;

    Terdapat aktivitasbongkar muat ikandan pemasaran hasilperikanan rata-rata50 ton/hari atau ;

    Terdapat industripengolahan ikan danindustri penunjanglainnya

    Mampu melayani kapal perikanan yangmelakukan kegiatan perikanan di perairanIndonesia, Zona Ekonomi EksklusifIndonesia (ZEEI), dan laut lepas;

    Memiliki fasilitas tambat labuh untukkapal perikanan berukuran sekurang-kurangnya 60 GT;

    Panjang dermaga sekurang-kurangnya 300m, dengan kedalaman kolam sekurang-kurangnya minus 3m;

    Mampu menampung sekurang-kurangnya100 unit atau jumlah keseluruhansekurang-kurangnya 6.000 GT; dan

    Nusantara

    (B)

    10 ha

    Ikan yang didaratkansebagian untuktujuan ekspor;

    Terdapat aktivitasbongkar muat ikandan pemasaran hasilperikanan rata-rata50 ton/hari atau

    Terdapat industripengolahan ikan danindustri penunjanglainnya

    Mampu melayani kapal perikanan yangmelakukan kegiatan perikanan di perairanIndonesia dan ZEEI

    Memiliki fasilitas tambat labuh untukkapal perikanan berukuran sekurang-kurangnya 30 GT.

    Panjang dermaga sekurang-kurangnya 150m, dengan kedalaman kolam sekurang-kurangnya minus 3 m.

    Mampu menampung kapal perikanansekurang-kurangnya 75 unit atau jumlahkeseluruhan sekurang-kurangnya 2.250GT dan

    Pantai (C) 5 ha

    Terdapat aktivitasbongkar muat ikandan pemasaran hasilperikanan rata-rata 5ton per hari; danTerdapat industripengolahan ikan danindustri penunjanglainnya

    Mampu melayani kapal perikanan yangmelakukan kegiatan perikanan di perairanIndonesia.

    Memiliki fasilitas tambat labuh untukkapal perikanan berukuran sekurang-kurangnya 10 GT;

    Panjang dermaga sekurang-kurangnya 100m, dengan kedalaman kolam sekurang-kurangnya minus 2 m;

    Mampu menampung kapal perikanansekurang-kurangnya 30 Unit atau jumlahkeseluruhan sekurang-kurangnya 300 GT;

  • 24

    PPI (D) 1 ha

    Terdapat aktivitasbongkar muat ikan danpemasaran hasilperikanan rata – rata 2ton per hari.

    Mampu melayani kapal perikanan yangmelakukan kegiatan perikanan diperariran indonesiaMemiliki fasilitas tambat labuh untukkapal perikanan berukuran sekurang –kurangnya 5 GTPanjang dermaga sekurang – kurangnya50 m, dengan kedalaman kolam sekurang– kurangnya minus 1m.

    Mampu menampung kapal perikanansekurang – kurangnya 15 unit atau jumlahkeseluruhan sekurang – kurangnya 75 GT;dan

    Sumber. Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2012

    Pelabuhan perikanan ideal harus mempunyai sifat dan fasilitas-fasilitas

    sehingga pelabuhan tersebut dapat berfungsi dengan baik. Beberapa sifat alami

    harus dimiliki agar pembangunan pelabuhan perikanan dapat dilakukan dengan

    biaya yang relatif kecil. Menurut Lubis (2000), pelabuhan perikanan yang ideal

    memiliki karakteristik sebagai berikut: a) jarak tidak terlalu jauh dari fishing

    ground, b) lokasi berhubungan dengan daerah pemasaran ikan, c) memiliki daerah

    yang luas untuk pendaratan ikan dan industri penunjang lainnya, d) tempatnya

    menarik untuk tempat tinggal nelayan, penjual ikan dan pengusaha ikan, e) aman

    dalam segala cuaca, f) aman secara alami dan buatan bagi kapal yang berlabuh

    dari segala cuaca waktu, g) biaya masuk akal untuk mendapatkan kedalaman air

    yang memadai pada alur pelabuhan dan pangkalan pelabuhan, h) biaya untuk

    pengerukan pelabuhan murah, i) daerah cocok untuk membangun pemecah

    gelombang, pangkalan pelabuhan, dan sarana di pantai menjadi satu unit yang

    disesuaikan dengan perencanaan terpadu, j) daerah luas sehingga tidak

    menyulitkan pengembangan pelabuhan.

  • 25

    D. Fasilitas Pelabuhan Perikanan

    Sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Peraturan Menteri Kelautan dan

    Perikanan Nomor 08/MEN/2012 tentang Kepelabuhanan Perikanan pasal 4

    bahwa dalam rangka menunjang fungsi pelabuhan perikanan maka setiap

    pelabuhan perikanan memiliki fasilitas : a.Fasilitas Pokok, b.Fasilitas Fungsional

    dan, c. Fasilitas Penunjang.

    a. Fasilitas Pokok

    Fasilitas dasar yang diperlukan dari suatu pelabuhan perikanan yang

    berguna untuk melindungi pelabuhan dari gangguan alam, sebagai tempat bongkar

    muat ikan/keperluan lain dan memberikan keadaan bagi kapal perikanan yang

    datang dan pergi. Yang termasuk kedalam fasilitas pokok antara lain :Tanah

    Pelabuhan Perikanan, Pemecah/ Penahan gelombang (breakwater), Tembok

    penahan tanah, Jetty, dermaga, Kolam pelabuhan, kanal (alur masuk dan keluar

    kapal) dan daratan pelabuhan dan jalan.

    1) Pemecah/ Penahan Gelombang (Breakwater)

    Breakwater atau dalam bahasa kita disebut pemecah gelombang atau ada

    pula yang memakai istilah penahan gelombang adalah bangunan pantai yang

    dibuat dengan tujuan memperkecil hempasan gelombang atau ombak yang

    menuju kearah jalur masuk pelabuhan agar kapal dapat keluar masuk pelabuhan

    perikanan dengan aman.

    Bentuk dasar dan persyaratan teknis bagi bangunan pemecah gelombang

    antara lain adalah sebagai berikut:

    a) Breakwater berbentuk tumpukan batu dengan kemiringan tertentu (rubble

    mounds). Bentuk seperti ini, energi gelombang dapat dihilangkan atau

  • 26

    dikurangi secara bertahap sesuai kemiringan tumpukan batu, gelombang yang

    datang akan pecah baik di permukaan tumpukan batu atau setelah melalui

    celah-celahnya.

    b) Breakwater terbuat dari suatu dinding tegak vertical dengan ketebalan dan

    tinggi tertentu (wall type breakwater). Ketebalan dan ketinggian bangunan

    dinding tersebut harus cukup kuat dan dapat memecah atau mendefraksikan

    gelombang laut, karena gelombang akan menabrak dinding bangunan

    pemecah gelombang dengan energi penuh. Bangunan ini terbuat dari macam

    bahan atau bentuk sperti dinding beton, bangunan silindris kaison (caissons)

    dan dinding kotak (box) yang diisi material.

    c) Breakwater yang dibuat dari tumpukan batu buatan (artificial stones) dengan

    bahan beton bertulang berbentuk seperti tetrapods, quadripods, tribars, dolos

    atau modified cubes dan sebagainya. Batu buatan ini diperlukan atau dipakai

    apabila di daerah yang dekat dengan lokasi pelabuhan yang akan dibangun

    tidak terdapat atau sukar diperoleh batu alam yang ukuran dan beratnya dapat

    memenuhi kebutuhan persyaratan teknis atau karena pertimbangan lain.

    d) Breakwater dibangun dengan kombinasi tumpukan batu dan dinding vertical

    yang diletakkan di atas tumpukan batu tersebut. Bangunan semacam ini

    diperlukan karena berbagai pertimbangan yang bersifat teknis maupun

    ekonomis.

    Menurut ( Berfil W.Johnson 1977 dalam Yuspardianto, 2006 ), maksud

    dibangun breakwater adalah untuk melindungi daerah pelabuhan yaitu

    memperkecil tinggi gelombang sehingga kapal dapat berlabuh dengan tenang.

  • 27

    Tinggi gelombang di pengaruhi oleh : Tinggi gelombang luar, Lebar muara, Lebar

    perairan pelabuhan dan Panjang perairan.

    2) Dermaga

    Dermaga adalah suatu struktur untuk memungkinkan kapal dapat merapat

    dan tambat untuk dapat membongkar atau memuat barang-barang. Dalam

    merencanakan suatu dermaga perlu ditentukan atau diperkirakan : (a) Jumlah dan

    ukuran kapal yang akan mendaratkan hasilnya per tahun, perbulan dan perhari, (b)

    Estensi produksi yang akan didaratkan, (c) Komposisi dan jenis ikan yang

    didaratkan, (d) Metode penjualan, ( Berfil W. Johnson 1977 dalam Yuspardianto,

    2006). Dari segi konstruksi, dermaga terdiri dari 2 macam :

    a) Wharf (Quay)

    Adalah dermaga yang sejajar /dekat dengan pantai atau garis air.Apabila

    bagian belakang konstruksi ini sejenis dengan tanah, maka disebut juga tembok

    penahan (bulkhead) atau quaywall.

    b) Pier (Jetty)

    Adalah dermaga yang mencolok ke luar, letaknya tegak lurus garis air

    sehingga kedua sisi dan ujungnya dan ujungnya dapat digunakan sebagai

    dermaga. Kadang-kadang pier/jetty juga sejajar dengan garis air dan dihubungkan

    dengan jembatan sehingga terbentuk T dan L. Hal ini dimaksudkan untuk

    mendapatkan kedalaman tertentu yang cukup aman bagi kapal yang berlabuh di

    tempat itu.

    Berfil W.Johnson 1977 dalam Yuspardianto,(2006) untuk menunjang

    kelancaran kegiatan di dermaga, maka dermaga dilengkapi dengan berbagai

    macam kelengkapan seperti fender :

  • 28

    c) Fender

    Berfungsi untuk menghindari kerusakan kapal yang berlabuh pada

    pelabuhan yang berukuran kecil, biasanya memakai kayu atau ban mobil bekas.

    Untuk pelabuhan perikanan besar harus dipakai fender yang kapasitas

    peredamnya lebih besar yaitu dari bahan khusus terbuat dari bahan karet.

    Pada saat merapat kecepatan gerak kapal masih dapat menimbulkan gaya

    impak benturan yang mungkin dapat merusak bagian badan kapal yang terbentur

    maupun dinding dermaga. Untuk meredam gaya benturan tersebut maka dermaga

    dilengkapi dengan penahan benturan atau system fender . Hanya sebagian saja

    dari gaya yang bekerja pada kapal dan dermaga yang dapat diredam fender

    tersebut. Gaya yang dapat ditangkal oleh fender terutama adalah gaya yang sejajar

    dengan dinding dermaga, sedang gaya yang tegak lurus dermaga harus ditahan

    oleh dinding dermaga itu. Pada umumnya sistem fender ini dapat dibedakan

    menjadi dua kelompok utama.

    Gambar 4. Contoh dua model fender

    Kapal

    Rubbing timbers

    h.w.l

    Apron dermaga

    Dasar perairan

    Tiang fender

    l.w.l

    pemberat

    Tiang fender

    h.w.l

    camel

  • 29

    Gambar 5. Contoh konstruksi fender Bentur

    a. Fender Pelindung (Protective Fender).

    Konstruksi fender ini akan berfungsi sebagai bantalan pelindung untuk

    meredam enersi benturan antara badan kapal dan dinding dermaga setiap saat.

    Biasanya dibuat dari kayu atau karet.(Gambar 3)

    b. Fender Bentur (Impact Fender)

    Konstruksi fender ini akan berfungsi untuk menahan benturan pada saat

    kapal merapat ke dermaga. Ada tiga macam fender bentur yaitu fender hidrolis

    karetkaret

    Lantai dermaga

    Tampak muka

    A Fender pipa karet

    Irisan melintang

    Tiang fender

    B Fender blok karet

    Rubber block

    Lord fender after buckling

    Auxiliaryrubber fender

    C Lord fender dengan peredam karet (dari Norway)

  • 30

    (hydraulic fender), fender per baja (Steel Spring Fender) dan fender karet (Rubber

    Fender).(Gambar 4).

    Sebagaimana telah diterangkan di atas bahwa sistem fender berfungsi untuk

    meredam enersi atau menyerap sebagian tenaga benturan kapal pada dermaga

    sewaktu mooring.Sebagian tenaga benturan dipikul oleh konstruksi dermaga (

    Berfil W. Johnson 1977 dalam Yuspardianto, 2006).

    Gambar 6. Keadaan saat kapal merapat dan benturan dengan fender

    c .Bollard

    Adalah suatu bentuk konstruksi untuk menambatkan kapal secara sederhana

    bentuknya seperti patok besi atau patok beton yang umumnya berfungsi sebagai

    peletak / pengikat.

    Untuk pelabuahan besar umumnya dibuat dari bahan beton, besi atau baja.

    bollard harus dapat menahan kapal dari tenaga angin dan arus yang menggerakkan

    kapal yang sedang tambat. Gaya-gaya yang bekerja pada bollard disebabkan

    karena pergerakan kapal selama berlabuh akibat pengaruh angin, arus dan

    gelombang. Yang dominan adalah gaya akibat dorongan angin dan arus.

    d/ 2

    α E /2

    V

    W

    fender

  • 31

    Gambar 7. Contoh Konstruksi Bollard.

    Tabel 8. Koefisien untuk gaya akibat angin

    Arah anginCw

    Maksimal Minimal Rata-rataTegak lurus(Crosswise)BowStern

    1,40

    1,041,02

    0,80

    0,620,64

    1,11

    0,820,77

    Faktor – faktor yang diperhatikan dalam pemilihan type dermaga yaitu :

    a) Pemakaian bersifat permanen atau temporer

    Apabila bersifat temporer dapat dipakai jetty terbuat dari kayu atau tumpukan

    karang atau batu.

    b) Arah angin, gelombang dan arus

    Sangat berpengaruh terutama: sisi dermaga tidak boleh menentang arah angin,

    gelombang atau arus. Apabila daerahnya terbuka akan sulit bagi kapal

    berlabuh dengan tenang dan menyulitkan aktifitas bongkar buat atau

    perambatan dari kapal.

    c) Kondisi tanah, berfungsi untuk memancang tiang dermaga.

    Tampak dariatas

    Tampak darisamping

    Tampak darimuka

  • 32

    d) Kemiringan dasar pantai pantai dengan kemiringan yang agak landai lebih

    cocok untuk dermaga bentuk pier/jetty, karena kapal dapat bersandar,

    sedangkan kemiringan pantai yang terjal lebih cocok untuk sistem

    wharf/quays.

    3) Kanal (Alur Pelayaran)

    Kanal adalah mulut pelabuhan (jarak antara pier heads/ ujung luar break

    water) harus cukup lebar agar kapal dapat berpapasan dengan aman, tetapi jangan

    terlalu lebar sehingga mengakibatkan pengaruh gelombang ke dalam pelabuhan

    menjadi besar.Alur pelayaran harus dibuat dengan memperhatikan berbagai faktor

    yang berkaitan dengan fasilitas lainnya. Faktor-faktor yang menentukan ukuran

    alur pelayaran ini antara lain:

    a) Dimensi kapal yang dilayani di pelabuhan (Principal Dimension,Draft,

    Speed).

    b) Jalur lalu lintas kapal (satu arah atau dua arah)

    c) Dimensi tempat putar kapal (Turning Cycle) dan lokasinya.

    d) Arah angin, arah arus dan gerakan perambatan gelombang.

    e) Stabilitas pemecah gelombang

    f) Arah kapal pada saat merapat pada dermaga.

    Dalam Standar Rencana Induk dan pokok-pokok desain untuk pelabuhan

    perikanan diberikan persyaratan lebar kanal adalah sebagai berikut :

    a. Untuk kapal sampai 50 GT, lebar bersih 8 – 10 kali lebar kapal terbesar.

    b. Untuk kapal berukuran 50 – 200 GT, lebar bersih 6 – 8 kali lebar kapal

    terbesar.

  • 33

    c. Untuk kapal lebih dari 200 GT, lebar bersih lebih besar dari 6 kali lebar kapal

    terbesar.

    4) Kedalaman Pelabuhan

    Kedalaman pelabuhan merupakan salah satu faktor yang penting untuk

    diperhatikan karena menyangkut keamanan manuver kapal. Kedalaman Pelabuhan

    ditentukan oleh beberapa faktor :

    a. Draft kapal (d) terbesar dengan muatan penuh yang akan mempergunakan

    pelabuhan tersebut.

    b. Tinggi (t) gelombang, maximum di dalam kolam pelabuhan (max.50 cm)

    c. Tinggi ayunan kapal yang berlayar (S = Squat)

    d. Clearence sebagai pengaman antara lunas kapal (kecil) dan dasar perairan (C)

    antara 25 – 100 cm, tergantung lunak atau kerasnya dasar perairan.

    5) Kolam Pelabuhan

    Kolam pelabuhan adalah bagian perairan yang menampung kegiatan kapal

    perikanan untuk bongkar muat, berlabuh mengisi persedian operasi dan memutar

    kapal. Syarat-syarat kolam pelabuhan adalah sebagai berikut :

    a. Cukup luas sehingga dapat menampung semua kapal yang berlabuh dan masih

    bergerak dengan bebas.

    b. Cukup lebar sehingga kapal berputar dengan bebas kalau memungkinkan

    merupakan gerak melingkar yang tidak putus.

    c. Cukup dalam sehingga kapal terbesar masih dapat masuk ke dalam kolam

    pelabuhan di saat surut.

    d. Terlindung dari angin, gelombang, arus yang berbahaya.

    6) Turning Basin

  • 34

    Turning Basin adalah suatu daerah dalam kolam pelabuhan dimana kapal

    dapat memutar haluan. Bentuknya tergantung dari ukuran pelabuhan dan jumlah

    kapal yang akan berlabuh. Radius turning circle yang ideal adalah dua kali dari

    panjang kapal terbesar (r = 2 l) dan ukuran radius minimum adalah panjang kapal

    terbesar (r = l). Pada radius minimum ini manuvering kapal harus dilakukan

    berhati-hati.

    7) Daratan Pelabuhan

    Daratan pelabuhan adalah bagian darat yang menampung seluruh letak

    fasilitas pelabuhan tersebut.Biasanya bagian darat ini dibatasi oleh air dan pagar

    pelabuhan.Luas daratan pelabuhan biasanya 2 – 4 kali luas seluruh fasilitas yang

    dibangun di atas kompleks pelabuhan.Luasan diperhitungkan pula berdasarkan

    prospek jangka panjang sehingga tidak menimbulkan kesulitan perluasan

    pelabuhan nantinya.

    Tinggi daratan pelabuhan sekurang-kurangnya 50 cm diatas HWS (hight

    water surface), sedangkan dermaga dan pinggiran lainnya 50 – 70 diatas HWS

    tergantung tinggigelombang di kolam pelabuhan.

    b. Fasilitas Fungsional

    Fasilitas fungsional merupakan pelengkap fasilitas pokok yang memberikan

    pelayanan guna memperlancar pekerjaan atau pemberian jasa di pelabuhan

    perikanan serta meningkatkan nilai guna dari pelabuhan perikanan, yang berfungsi

    untuk menjalankan kegiatan operasional di pelabuhan perikanan. Tanpa adanya

    fasilitas fungsional kegiatan operasional pelabuhan perikanan seperti bongkar

    muat hasil tangkapan dan sebagainya tidak akan berjalan dengan baik.

  • 35

    Menurut Lubis (2000), fasilitas fungsional dapat dikelompokkan menjadi

    tempat bagian berdasarkan fungsinya, yaitu :

    a. Untuk penanganan hasil tangkapan dan pemasarannya, yang terdiri dari

    Tempat Pelelangan Ikan (TPI), pemeliharaan dan pengolahan hasil tangkapan,

    pabrik es, gudang es, refrigrasi/fasilitas pendingin dan gedung-gedung

    pamasaran.

    b. Untuk pemeliharaan dan perbaikan armada alat penangkapan ikan, ruang

    mesin, tempat penjemuran alat penangkapan ikan, bengkel, slipways dan

    gudang jaring.

    c. Untuk perbekalan yang terdiri dari: tangki dan instalasi air bersih serta BBM.

    d. Untuk komunikasi yang terdiri dari: stasiun jaringan telepon, radio SSB.

    e. Gedung Pemasaran (Fish Market)

    Gedung pemasaran ikan adalah tempat pertemuan nelayan / pemilik kapal

    dengan pedagang/ agen. Gedung ini terdiri dari :

    a. Ruang sortir

    b. Ruang pemasaran

    c. Ruang pengepakan

    d. Ruang administrasi, terdiri dari : loket-loket untuk menawarkan dan membeli,

    gudang peralatan lelang dan ruang untuk peserta lelang.

    Adapun Luas gedung pemasaran ditentukan beberapa faktor :

    a. Jumlah produksi yang harus ditampung oleh gedung pemasaran tersebut

    b. Jenis ikan yang ditangkap

    c. Cara penempatan ikan untuk perdagangan

  • 36

    1. Slipways adalah tempat memperbaiki kapal yang rusak atau perlu perawatan

    (dokhing), bentuknya merupakan lantai miring dan di atasnya ada plat beton

    /rel. Kapasitasnya tergantung dari jumlah kapal doching pertahun dan waktu

    doching tiap jenis kapal. Untuk menarik kapal digunakan winch baik dengan

    tenaga manusia maupun listrik sesuai dengan gaya tarik yang diperlukan. Di

    beberapa pelabuhan perikanan juga ada kendaraan (Vessel Life) yang

    berfungsi untuk mengangkat kapal dari dermaga atau air, selanjutnya kapal

    tersebut akan diletakkan di lokasi docking atau perbaikan kapal.

    2. Pabrik Es

    Pabrik es berfungsi membuat es untuk pengawetan pada saat penangkapan

    dan pengangkutan ke pasar/pabrik bukan keperluan untuk konsumsi nelayan.Jadi

    kualitas airnya boleh lebih rendah dari air minum. Bentuk es yang dihasilkan

    dapat berupa balok/es pecah.Bangunan pabrik es ini terdiri dari : ruang mesin,

    kompesor, produksi, penyimpanan dan ruang operator.

    3. Ice Storage

    Bangunan ice storoge diperlukan apabila letaknya jauh dari dermaga/jetty

    atau kemungkinan masih harus mendatangkan es dari luar. Fungsinya sebagai

    gudang perbekalan yang letaknya sangat dekat dengan dermaga out fitting

    (perbekalan) sehingga setiap saat mudah menyalurkan es untuk perbekalan selama

    penagkapan ikan. Apabila suatu pelabuhan perikanan telah tersedia pabrik es dan

    ice storoge, maka kapasitas ice storage adalah 500 balok dari kapasitas produksi

    es per hari.

  • 37

    4. Cold Storage

    Fasilitas ini dapat disediakan apabila diperkirakan akan ada kelebihan

    produksi yang harus diawetkan oleh pelabuhan tersebut. Berfungsi juga sebagai

    tempat pengumpulan ikan sebelum dipasarkan. Temperature di dalam ruangan ini

    diperhatikan maximum 15oC dibawah 0oC.

    5. Tangki Bahan Bakar / SPBN/SPDN

    Kapsitas tangki solar disesuaikan dengan kebutuhan kapal yang

    mempergunakan pelabuhan tersebut. Hal ini ditentukan oleh : jumlah kapal,

    ukuran kapal, jarak berlayar/fishing ground dan periode pengisian BBM.

    6. Air Tawar

    Merupakan unsur yang penting sekali dalam pelabuhan perikanan.Tidak

    adanya air tawar dapat menghambat peranan suatu pelabuhan perikanan. Fungsi

    Air tawar ini di pelabuhan perikanan antara lain :

    a. Perbekalan kapal perikanan

    b. Pabrik es

    c. Rumah dan kantor

    d. Membersihkan ikan

    e. Membersihkan dermaga/TPI

    7. Instalasi Listrik

    Listrik dibutuhkan oleh hampir semua fasilitas yang ada dipelabuhan

    perikanan.Daya yang dibutuhkan tergantung kebutuhan untuk pabrik, bengkel,

    dan lain-lain. Sumber instalasi listrik berasal dari PLN selain punya sendiri

    sebagai cadangan terutama untuk pabrik es dan cold storage.

  • 38

    8. Terminal Parkir

    Luas parkir ditentukan oleh jumlah produksi rata-rata per hari dalam satu

    tahun dan jenis kendaraan yang digunakan.

    9. Bangunan Kantor

    Bangunan kantor ini meliputi kantor administrasi