strategi guru dalam membimbing perkembangan … (1).pdfistilah strategi mula-mula dipakai dikalangan...
TRANSCRIPT
1
STRATEGI GURU DALAM MEMBIMBING PERKEMBANGAN
KOGNITIF ANAK DI TK KECAMATAN TELANAIPURA KOTA JAMBI
Oleh:
Nurleni
A1f113020
Program S1 Pgpaud Fkip Universitas Jambi
ABSTRAK
Nurleni. 2017.Strategi g u r u da l a m m em b i m b i n g p e r kem b a n g a n
ko g n i t i f a n a k d i TK K eca m a t a n T e l an a i p u r a K o t a Ja m bi Tahun
Ajaran2016/2017. Skripsi,Jurusan Pendidikan GuruPendidikanAnakUsia Dini
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Jambi. Pembimbing I Drs. Tumewa
Pangaribuan,M.Pd Pemimbing II. Dr.K.A.Rahman,M.Pd
Kata kunci: Strategi Guru,Kognitif.
Strategi merupakan segala usaha yang dilakukan oleh guru dalam proses
pembelajaran disekolah demi mencapai tujuan tertentu. Sedangkan perkembangan
kognitif adalah perkembangan otak dimana digunakan untuk berfikir berkembang
secara bertahap dan berjalan sesuai dengan perkembangan fisik manusia.
Fokus permasalah dalam penelitian ini untuk mengetahui berada pada
kualitas mana dari (6) strategi guru.Penelitian ini bertujuan untuk(1)
Mendeskripsikan strategi guru dalam membimbing perkembangan kogitif anak
melalui strategi pembelajaran yang berpusat pada anak (2) Mendeskripsikan
strategi guru dalam membimbing perkembangan kogitif anak melalui strategi
pembelajaran melalui bermain (3) Mendeskripsikan strategi guru dalam
membimbing perkembangan kogitif anak melalui strategi pembelajaran bercerita
(4) Mendeskripsikan strategi guru dalam membimbing perkembangan kogitif anak
melalui strategi pembelajaran bernyanyi (5) Mendeskripsikan strategi guru dalam
membimbing perkembangan kogitif anak melalui strategi pembelajaran terpadu
(6) Mendeskripsikan strategi guru dalam membimbing perkembangan kogitif anak
melalui strategi pembelajaran majemuk.Penelitian ini dilaksanakan dari tangal 28
Juli sampai 28 September 2017. Metode penarikan sampel menggunakan total
sampling yaitu jika populasi <100 maka sampel diambil seluruhnya. Dalam
penelitian ini menggunakan skala Guttman dan menggunakan rumus persentase.
2
Jenis penelitian ini bersifat deskriptif melalui pendekatan kuantatif. Dalam
Penelitian ini adalah guru di TK Pertiwii II, TK Al- muttaqin,TK Al-falah,TK Al-
aqsha,TK Nurul ilmi,TK An-nahl,dan TK Al-azhar kecamatan Telanaipura Kota
Jambi. Pengambilan data dalam penelitian ini dengan menggunakan angket yang
berisi 30 pertanyaan dan disebarkan kepada 88 responden.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diolah secara keseluruhan,dapat
dihasilkan bahwa strategi guru dalam membimbing perkembangan kognitif anak
di TK Kecamatan Telanaipura Kota Jambi berada pada kualitas “ Baik”. Terbukti
dari hasil rata-rata bobot 69,7%. Dari hasil analisis data tersebut berdasarkan
indikator,maka dapat disimpulkan bahwa strategi guru dalam membimbing
perkembangan kognitif anak yang berhubungan dengan strategi pembelajaran
berpusat pada anak berada pada kualitas “Baik” (72,35%), strategi pembelajaran
melalui bermain berada pada kualitas “Baik” (70,08%),strategi pembelajaran
melalui bercerita berada pada kualitas “Baik” (73,0%), strategi pembelajaran
melalui bernyanyi berada pada kualitas “Baik” (72,2%), strategi pembelajaran
terpadu berada pada kualitas “Baik” (66,7%), dan strategi pembelajaran melalui
kecerdasan majemuk berada pada kualitas “Baik” (66,9%).
Dari hasil penelitin ini diharapkan dapat memberi masukan kepada pihak
sekolah dan guru,hendaknya membuat pembelajaran disekolah menjadi lebih
menyenangkan bagi anak dan kualitas strategi guru meningkat menjadi lebih baik.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan anak usia dini PAUD adalah jenjang pendidikan sebelum
jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang bertujuan
bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur normal, nonformal, dan
informal.
Dunia anak-anak sarat dengan pembelajaran. Tidak heran jika mereka
berperilaku salah. Tugas orangtua adalah membimbing dan melatih anak agar
anak bisa menjadi anak yang cerdas, hal itu juga terkait dengan pembentukan
3
perkembangan kognitif anak. Perkembangan kognitif merupakan salah satu topik
yang sering dibicarakan dan diperdebatkan oleh banyak orang, berbagai cara yang
dilakukan supaya perkembangan kognitif anak berkembang optimal.
Perkembangan kognitif juga meliputi perkembangan dalam hal pemikiran,
intelengi. Dalam kamus besar bahasa indonesia, kognisi diartikan sebagai sesuatu
hal yang berhubungan dengan atau melibatkan kognisi berdasarkan kepada
pengetahuan faktual yang empiris, Desmita mengungkapkan jika kata kognitif
digunakan oleh ahli psikologi untuk menjelaskan semua aktifitas mental yang
berhubungan dengan persepsi, pikiran, ingatan, dan pengolahan informasi yang
memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan, memecahkan masalah, dan
merencakan masa depan atau semua proses psikologi yang berhubungan dengan
bagaimana individu mempelajari, memperhatikan, mengamati, membayangkan,
memperkirakan, menilai, dan memikirkan lingkungannya. Sedangkan Menurut
Wiyani (2014:61), perkembangan kognitif pada anak usia dini dapat diartikan
sebagai perubahan psikis yang berpengaruh terhadap kemampuan berfikir anak
usia dini. Dengan kemampuan berfikirnya, anak usia dini dapat mengeksplorasi
dirinya sendiri, orang lain, hewan dan tumbuhan serta berbagai benda yang ada
disekitarnya sehingga mereka dapat memperoleh berbagai pengetahuan.
Guru adalah sebagai moderator pertama di dalam kelas dimana semua
guru yang mengatur anak, guru sangat berperan penting. Strategi guru sangatlah
penting untuk membimbing anak pada saat pembelajaran berlangsung berhasil
atau tidaknya tergantung dari bagaimana strategi yang dilakukan atau diterapkan
oleh guru kepada anak. Sedangkan tugas guru adalah sebagai pengganti orangtua
disekolah yang mana seorang guru bisa melatih anak didiknya bisa menjadi anak
yang cerdas yang menjadi kebanggaan orangtua dan orang lain nantinya, maka itu
4
seorang guru harus banyak memiliki strategi untuk mengahadapi masalah pada
anak pada saat proses belajar.
Permasalahan atau fokus masalah yang akan diamati oleh peneliti adalah
untuk mengetahui bagaiamana kualitas strategi guru dalam membimbing
perkembangan kognitif anak melalui enam (6) strategi pembelajaran. Dari
permasalahan diatas maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebuah masalah
yang berjudul yaitu “Strategi Guru Dalam Membimbing Perkembangan
Kognitif Anak Di TK Kecamatan Telanai Pura Kota Jambi”.
B. Batasan Masalah
Berdasarkan dari uraian sebelumnya, maka peneltian ini perlu membatasi
permasalahan dalam penelitian ini yaitu:
1. Strategi guru dalam membimbing perkembangan kognitif anak yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah strategi pembelajaran yang berpusat pada anak,
strategi pembelajaran melalui bermain, strategi pembelajaran melalui bercerita,
strategi pembelajaran melalui bernyanyi, strategi pembelajaran terpadu, dan
strategi pembelajaran mengembangkan 8 kecerdasan majemuk.
2. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah guru di TK Pertiwii II, Tk al-
Muttaqin, TK Al-falah, TK Al-aqsha, TK Nurul ilmi, TK An-nahl, dan TK al-
Azhar kecamatan telanaipura kota jambi.
C. Pertanyaan Penelitian
Dari uraian latar belakang diatas, maka pertanyaan dari penelitian adalah sebagai
berikut :
1. Pada kualitas manakah strategi guru dalam membimbing perkembangan
kognitif anak melalui strategi pembelajaran yang berpusat pada anak?
5
2. Pada kualitas manakah strategi guru dalam membimbing perkembangan
kognitif anak melalui strategi pembelajaran melalui bermain?
3. Pada kualitas manakah strategi guru dalam membimbing perkembangan
kognitif anak strtaegi melalui pembelajaran bercerita?
4. Pada kualitas manakah strategi dalam membimbing perkembangan kognitif
anak melalui strategi pembalajaran bernyanyi?
5. Pada kualitas manakah strategi guru dalam membimbing perkembangan
kognitif anak melalui strategi pembelajaran terpadu?
6. Pada kualitas manakah strategi guru dalam membimbing perkembangan
kognitif anak melalui strategi pembelajaran kecerdasan majemuk?
D. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahannya adalah
sebagai berikut :
1. Rumusan Masalah Umum :
Bagaimana strategi guru di TK kecamatan telanaipura kota jambi dalam
membimbing perkembangan kognitif anak?
2. Rumusan Masalah Khusus:
1. Bagaimana strategi guru dalam membimbing perkembangan kognitif
anak melalui strategi pembelajaran yang berpusat pada anak?
2. Bagaiamana strategi guru dalam membimbing perkembangan kognitif
anak melalui strategi pembelajaran melalui bermain?
3. Bagaimana strategi guru dalam membimbing perkembangan kognitif
anak melalui strategi pembelajaran bercerita?
4. Bagaiamana strategi dalam membimbing perkembangan kognitif anak
melalui strategi pembalajaran bernyanyi?
6
5. Bagaiamana strategi guru dalam membimbing perkembangan kognitif
anak melalui strategi pembelajaran terpadu?
6. Bagaiamana strategi guru dalam membimbing perkembangan kognitif
anak melalui strategi pembelajaran kecerdasan majemuk?
E. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah yang telah dikemukakan ,maka tujuan penelitian ini
adalah
1. Tujuan Penelitian umum :
Untuk mendeskripsikan bagaimana strategi guru di TK kecamatan
telanaipura kota jambi dalam membimbing perkembangan kognitif anak.
2. Tujuan Penelitian khusus :
1. Untuk mendeskripsikan strategi guru dalam membimbing
perkembangan kognitif anak melalui pembelajaran yang berpusat
pada anak.
2. Untuk mendeskripsikan strategi guru dalam membimbing
perkembangan kogitif anak melalui pembelajaran melaui bermain.
3. Untuk mendeskripsikan strategi guru dalam membimbing
perkembangan kogitif anak melalui pembelajaran bercerita.
4. Untuk mendeskripsikan strategi guru dalam membimbing
perkembangan kogitif anak melalui pembelajaran bernyanyi.
5. Untuk mendeskripsikan strategi guru dalam membimbing
perkembangan kogitif anak melalui pembelajaran terpadu.
6. Untuk mendeskripsikan strategi guru dalam membimbing
perkembangan kogitif anak melalui pembelajaran majemuk.
7
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapakan dapat memperoleh wawasan pengetahuan
yang lebih mendalam tentang strategi guru.
2. Manfaat praktis
Bagi sekolah/guru dan orangtua, penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah
satu sumber untuk pengetahuan dan masukan bagi guru untuk meningkatkan
kualitas strategi guru dalam proses megajar dan membimbing kognitif
anak,serta orangtua juga ikut mendukung dapat bekerjasama dengan guru
agar perkembangan kognitif anak berkembang sesuai usinya.
G. Anggapan Dasar
1. Strategi guru dalam membimbing perkembangan kognitif anak perlu
ditingkatkan.
2. Strategi Guru dalam membimbing perkembangan kognitif anak berbeda
disetiap sekolah.
H. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi perbedaan dan kesalah pahaman tentang judul yaitu“
Strategi Guru Dalam Membimbing Perkembangan Kognitif Anak Di TK
Kecamatan Telanaipura Kota Jambi”. Dari penelitian ini maka definisi
opersional yang perlu dijelaskan adalah sebagai berikut :
1. Stategi merupakan sebuah perencanaan yang panjang untuk berhasil
dalam mencapai suatu keuntungan. Demikian juga strategi sebagai
sesuatu garis besar haluan bertindak untuk mencapai sasaran yang
telah ditetapkan.
8
2. Perkembangan kognitif merupakan suatu proses pola berfikir anak
seperti kemampuan individu anak untuk menilai dan menghubungkan
juga mempertimbangkan suatu kejadian anak. Potensi kognitif
ditentukan pada saat konsepsi (perubahan) namun terwujud atau
tidaknya suatu potensi kognitif tergantung dari lingkungan dan
kesempatan yang diberikan.
I. Kerangka Konseptual
Sesuai dengan judul penelitian yang telah dikemukakan maka
dapat disusun kerangka konseptual sebagai berikut: : Sumber :Teori dari
Mursid (2015:101-108)
BA
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Strategi Guru
Perkembangan Kognitif
Anak
Strategi
pembelajaran
yang berpusat
pada anak
Stategi
pembelajaran
melalui
bermain
Strategi
pembelajar-
an melalui
bercerita
Strategi
pembelajar-
an melalui
bernyanyi
Strategi
pembelaja
-ran
terpadu
Strategi
pembelajar
an melalui
kecerdasan
majemuk
9
A. Strategi Guru Dalam Membimbing Perkembangan Anak
1. Pengertian Strategi Guru
Istilah strategi mula-mula dipakai dikalangan militer diartikan sebagai seni dalam
merancang peperangan, terutama yang erat kaitannya dengan gerakan pasukan
dan navigasi ke dalam posisi perang untuk memperoleh kemenangan. Sedangkan
strategi dalam bidang pengajaran, termasuk dalam stategi mendidik anak usia dini,
strategi dapat diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan orangtua dalam
mendidik anak usia dini untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.
Menurut Masitoh dkk., (2005:6.3) dalam Mursid (2015:98) stategi guru sebagai
segala usaha guru dalam menerapkan berbagai stategi pembelajaran untuk
mencapai tujuan yang diharapkan. Menurut Dick dan Carrey, bahwa strategi
pembelajaran adalah semua komponen materi dan prosedur pembelajaran yang
digunakan untuk membantu anak dalam mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
Sedangkan Hilda Taba,strategi pembelajaran adalah pola dan urutan tingkah laku
guru untuk menampung semua variabel pembelajaran secara sadar dan sistematis.
Sedangkan menurut pendapat Prajudi Atmosudijo (1982:94) dalam buku Martinis
Yamin (2012:64), membedakan stategi dengan taktik. Taktik adalah gerakan
siasat yang bertujuan menarik keuntungan yang sebesar-besarnya dari kesempatan
nyata yang sedang dihadapi di dalam rangka menyusekseskan apa yang harus di
capai secara jangka pendek.
Sedangkan strategi adalah sebagai perencanaan, muslihat, pola kegiatan dan
sebagai perspektif dimana strategi dalam membentuk misi, misi menggambarkan
persepektif kepada semua aktivitas.
Menurut Samsu Yusuf (2014:139) , Guru sebagai pelaku utama dalam
implementasi atau penerapan program pendidikan disekolah memiliki peranan
10
yang sangat strategis dalam mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Dalam
hal ini guru dipandang sebagai faktor determinan terhadap pencapaian mutu
prestasi belajar anak. Dari menurut pendapat Samsu Yusuf (2014:139) ada
perbedaan pendapat seperti menurut Depdiknas (2003) dalam Darmansyah
(2010:18), yang merumuskan strategi pembelajaran sebagai cara pandang dan
pola pikir guru dalam mengajar agar pembelajaran menjadi efektif. Artinya
rumusan yang dibuat Depdiknas lebih spesifik dengan tujuan yang jelas yaitu
meningkatkan efektifitas pembelajaran. Menurut Abizar (1995) menyatakan
bahwa strategi pembelajaran diartikan sebagai pandangan yang bersifat umum
dari tindakan untuk menentukan metode yang akan dipakai dengan tujuan utama
agar pemerolehan oleh siswa lebih optomal.
Sedangkan menurut pendapat Wina Sanjaya (2008:125) dalam Maisah
(2012:134), istilah strategi digunakan dalam dunia militer yang diartikan sebagai
cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu peperangan.
Seseorang yang akan berperan dalam mengatur strategi untuk memenangkan
peperangan sebelum melakukan tindakan ia akan menimbangkan bagaimana
kekuatan pasukan yang dimilikinya baik dilihat dari kuantitas maupun kualitas.
Dari pengertian menurut para ahli secara umum strategi didefinisikan sebagai
suatu acuan tepat, terpola, terencana sehingga tercipatanya standar pembelajaran
yang bermutu dan tercapai tujuan pembelajaran yang dikehendaki.
2. Jenis-Jenis Strategi Pembelajaran di Taman Kanak-Kanak
Menurut Mursid ( 2015:101-110), strategi guru terdiri sebagai berikut :
1. Strategi pembelajaran yang berpusat pada anak
Anak merupakan individu yang sedang tumbuh dan berkembang.anak juga
merupakan mahkluk yang aktif. Pembelajaran yang berpusat pada anak memiliki
11
karakteristik sebagai berikut Masitoh dkk (2005:85-86) . (1) Prakarsa kegiatan
tumbuh dari anak, (2) anak memilih bahan-bahan dan memusatkan apa yang akan
dikerjakan, (3) anak mengekspresikan bahan-bahan secara aktif dengan seluruh
indranya, (4) anak menemukan sebab akibat melalui pengalaman langsung dengan
objek, (5) anak menstranformasi dan menggabungkan bahan-bahan, (6) anak
menggunakan otot kasarnya.
2. Strategi pembelajaran melalui bermain
Bermain merupakan kebutuhan anak, bermain merupakan aktifitas yang menyatu
dengan dunia anak yang dialaminya terkandung beberapa macam fungsi seperti
pengembangan kemampuan fisik motorik, kognitif, efektif, sosial, dengan bermin
akan mengalami suatu proses yang mengantarkan pada pengembangan
kemampuan manusiawi. Sebagai berikut: (1) menarik perhatian dan
membangkitan minat anak tentang aspek-aspek penting dalam membangun
sesuatu, seperti mengulas bentuk-bentuk geometri yang dibentuk anak dan
sebagainya. (2) menghubungkan pengalaman anak dalam bermain yang baru saja
dengan dilakukan dengan pengalaman lain (3) menunjukan aspek-aspek penting
dalam bekerja secara kelompok (4) menekankan pentingnya kerja sama.
Karakteristik pembelajaran melalui bermain
3. Strategi pembelajaran melalui bercerita
Pencapaian tujuan pendidikan anak usia dini dapat ditempuh dengan strategi
pembelajaran melalui bercerita seperti yng diungkapkan masitoh dkk. (2005:10.6)
mengidentifikasikan manfaat cerita bagi anak sebagai berikut : (1) bagi anak
mendengarkan cerita yang menarik dan dekat dengan lingkunganya merupakan
kegiatan yang mengasikkan. (2) guru dapat memanfaatkan kegiatan bercerita
untuk menanamkan nilai-nilai positif pada anak.
12
(3) kegiatan bercerita juga memberikan sejumblah pengetahuan sosial, nilai-nilai
moral dan agama. (4) pembelajaran melalui bercerita memberikan pengalaman
belajar untuk mendengarkan. (5) membantu anak untuk membangun bermacam
peran yang mungkin dipilih anak dan bermacam layanan jasa yang ingin
disumbangkan anak kepada masyarakat.
4. Strategi pembelajaran melalui bernyanyi
Dalam strategi bernyanyi memiliki banyak manfaat, bernyanyi bersifat
menyenangkan, bernyanyi dapat dipakai untuk mengatasi kecemasan,
bernyanyanyi merupakan media untuk mengekspresikan perasaan, bernyanyi
dapat membantu daya ingatan anak, bernyanyi dapat membantu membangun rasa
percaya diri anak, dan bernyanyi dapat mengembangkan rasa humor, bernyanyi
dapat membantu pengembangan keterampilan berfikir dan kemampuan motorik
anak, bernyanyi dapat meningkatkan keeratan dalam sebuah kelompok.
5. Strategi pembelajaran terpadu
Anak adalah mahluk seutuhnya yang memiliki berbagai aspek kemampuan yang
semuanya perlu dikembangkan berbagai kemampuan yang dimiliki oleh anak
dapat berkembang jika ada stimulasi untuk hal tersebut.dengan pembelajaran
terpadu pembelajaran yang mengintegrasikan kedalam semua bidang kurikulum
atau bidang-bidang pengembangan, berbagai kemampuan anak yang ada pada
anak diharapkan dapat berkembang secara optimal.
Karakteristik pembelajaran terpadu adalah sebagai berikut : (1) dilakukan melalui
kegiatan pengalam langsung, (2) sesuai dengan kebutuhan dan minat anak, (3)
memberikan kesempatamn kepada anak untuk menggunakan semua pemikiranya,
(4) menggunakan bermain sebagai wahana belajar, (5) menghargai perbedaan
13
individu dan, (6) melibatkan orangtua atau keluarga untuk mengoptimalkan
pembelajaran Masitoh dkk (2005:12 .10)
6. Strategi pembelajaran mengembangkan 8 kecerdasan
spasial-visual, linguistik-verbal, kecerdasan interpersonal, musikal-ritmik,
kecerdasan naturalis, kecerdasan kinestetik, intrapersonal, dan logis matematis.
(1) Kecerdasan spasial-visual adalah ditandai dengan kepekaan mempersepsi
dunia visual-spasial secara akurat dan mentransformasi persepsi awal. Seseorang
yang memiliki kecerdasan ini cendrung menyukai arsitektur, bangunan, dekorasi,
apresiasi seni, desain, atau denah. (2) kecerdasan linguistik-verbal adalah
ditunjukkan dengan kepekaan bunyi, stuktur, makna fungsi kata, dan bahasa. (3)
kecerdasan interpersonal adalah ditandai dengan kemampuan merespon dan
mencerna secara tepat suaana hati, temperamen, motivasi, dan keinginan
oranglain. (4) kecerdasan musikal-ritmik adalah ditandai dengan kemapuan
menciptakan dan mengapresiaikan irama pola titik nada, dan warna nada, juga
mengekspresikan bentuk-bentuk ekspresi musikal. (5) kecerdasan naturalis adalah
ditandai dengan keahlian membedakan anggota-anggota suatu species, mengenali
eksistensi spesies lain, dan pemetaan hubungan antara beberapa spesies baik
secaraformal dan informal. (6) kecerdasan kinestetik adalah ditandai dengan
kemampuan mengontrol gerak tubuh dan kemahiran mengelola objek. (7)
kecerdasan intrapersonal adalah ditandai dengan kemampuan memahami perasaan
sendiri dan kemampuan membedakan emosi, serta mengetahuan tentang kekuatan
dan kelemahan sendiri. (8) dan kecerdasan logis matematis adalah ditandai
dengan kepekaan ada pola-pola logis dan memiliki kemampuan mencerna pola-
pola tersebut, termasuk juga numerik serta mampu mengolah alur pemikiran alur
yang panjang.
14
Menurut Made Wena (2009:5), strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang
berbeda untuk mencapai hasil pembelajaran yang berbeda dibawah kondisi yang
berbeda (Reigeluth,1993 Degeng,1989), variabel strategi pembelajaran
diklasifikasikan menjadi tiga yaitu:
1. Strategi pengorganisasian, merupakan cara untuk menata isi
suatu bidang studi dan kegiatan ini berhubungan dengan
tindakan pemilihan isi/ materi, penataan isi, pembuatan
diagram format dan sejenisnya.
2. Strategi penyampampaian pembelajaran, yaitu uraian
mengenai stategi penyampaian pembelajaran menekankan
pada media apa yang akan digunakan atau yang dipakai untuk
menyampaikan pembelajaran, kegiatan belajar apa yang akan
dilakukan anak dan struktur belajar mengajar yang
bagaimana yang digunakan. Seperti yang diungkap kan oleh
Degeng (1989) dalam MadeWena (2009:9) secara lengkap
ada tiga komponen yang perlu diperhatkan dalam
mempreskripsikan strategi penyampaiana yaitu: sebagai
berikut:
Media pembelajaran adalah komponen strategi penyampaian yang dapat dimuati
pesan yang akan disampaikan kepada siswa baik berua orang ataupun bahan.
Strategi pengelolaan pembelajaran Strategi pengelolaan pembelajaran sangat
penting dalam sistem strategi pembelajaran secara keseluruhan. Bagaimanapu
baiknya perencanaan strategi pengorganisasian dan strategi penyampaian
pembelajaran, namun jika strategi tidak diperhatikan maka efektifitas
pembelajaran tidak bisa optimal.
15
B. Perkembangan Kognitif Pada Anak Usia Dini
1. Pengertian Perkembangan Kognitif
Potensi kognitif ditentukan pada saat konsepsi (pembuahan) namun terwujud atau
tidaknya suatu potensi kognitif tergantung dari lingkungan dan kesempatan yang
diberikan. Potensi kognitif yang dibawa sejak lahir atau merupakan faktor
keturunan yang akan menentukan batas perkembangan tingkat intelegensi atau
perilaku. Menurut Piaget dalam Hasnida (2014: 46) mengatakan bahwa ketika
sesorang anak mulai membangun pemahamanya tentang dunia, otak yang
berkembangpun akan membangun skema. Ini merupakan tindakan atau represtasi
mental yang mengorganisasi pengetahuan. Dalam teori piaget skema perilaku
aktifitas fisik mencirikan masa bayi dan skema mental aktifitas kognitif yang
berkembang pada masa kanak-kanak. Menurut Piaget seperti yang dikuti Jamaris
dalam Hendra Sofyan (2014:37), pengertian dari perkembangan kognitif adalah:
Perkembangan kognitif adalah proses yang terjadi secara internal didalam otak
pada waktu manusia sedang berfikir, kemampuan kognitif berkembang secara
bertahap dan berjalan dengan perkembangan fisik dan perkembangan saraf-saraf
yang berda didalam susunan saraf pusat otak. Teori yang menjelaskan
perkembangan kognitif adalah teori yang disusun dan dikembangkan oleh Jen
Piaget.
Dari menurut pendapat Piaget seperti yang dikuti Jamaris dalam Hendra Sofyan
(2014:37) ada perbedaan pendapat seperti :
Menurut Novan Ardy Wiyani (2014:61) kognitif diartikan sebagai suatu hal yang
berhubungan dengan atau melibatkan kognisi berdasarkan kepada pengetahuan
faktual yang empiris. Desmita mengungkapkan jika kata kognisi digunakan oleh
para ahli psikologi untuk menjelaskan semua aktifitas mental yang berhubungan
16
dengan persepsi, pikiran, ingatan, dan pengelolaan informasi yang memungkinkan
seseorang memperoleh pengetahuan, memecahkan masalah dan merencanakan
masa depan atau semua proses psikologi yang berhubungan bagaimana individu
mempelajari, memperhatikan, mengamati, membayangkan, memikirkan, menilai,
dan memikirkan lingkunganya. Jadi perkembangan kognitif pada anak usia dini
dapat diartikan sebagai perubahan psikis yang berpengaruh terhadap kemampuan
berfikir anak usia dini.
Marianne Moore dalam (Didith Pramunditya Ambara, 2014) mengatakan bahawa
pikiran adalah sesuatu yang bernyanyi. Pada dasarnya kemampuan anak sangat
ditentukan oleh kualitas otak. Otak adalah posta kehidupan, segala aktivitas
kehidupan, sehingga sekecil-kecilnya, hanya bisa terjadi melalui mekanisme yang
diatur oleh otak. Dalam waktu yang bersamaan otak harus menjalankan beribu-
ribu aktivitas sekaligus. Kognitif lebih bersifat pasif atau statis yang merupakan
potensi atau daya untuk memahami sesuatu.
Potensi kognitif ditentukan pada saat konsepsi, namun terwujud atau tidaknya
potensi kognitif tergantung pada lingkungan dan kesempatan yang diberikan.
Kogntif sangat erat kaitannya dengan intelegensi. Intelegsi lebih bersifat aktif
yang merpakan aktualisasi atau perwujudan dari daya atau potensi tersebut berupa
aktifitas atau prilaku. Intelegnsi adalah kemampuan mental, kemampuan
kecerdasan, serta kemampuan memecahkan masalah atau untuk menciptakan
karya yang dihargai dalam suatu kebudayaan atau lebih.
Menurut Pamela Minat dalam Hasnida( 2014:43) mendefenisikan bahwa
perkembangan intelektual adalah sama dengan perkembangan mental, sedangkan
perkembangan kognitif adalah perkembangan pikiran. Pikiran adalah bagian dari
17
proses berpikir dari otak, pikiran yang digunakan untuk mengenali, memberi
alasan rasional, mengatasi dan memahami kesempatan penting.
2. Pentingnya Perkembangan Kognitif Anak
Pada dasarnya pengembangan kognitif dimaksudkan agar anak mampu melakukan
eksplorasi terhadap dunia sekitar melalui panca indra sehingga dengan
pengetahuan yang didapatnya tersebut anak akan dapat melangsungkan hidupnya
dan menjadi manusia yang utuh sesuai dengan kodratnya sebagai makhluk tuhan
yang harus memberdayakan apa yang ada didunia ini untuk kepentingan dirinya
dan orang lain.
Proses kognisi meliputi berbagai aspek, seperti persepsi, ingatan, pikiran, symbol,
penalaran dan pemecahan masalah. Berdasarkan pendapat piaget, adalah
pentingnya guru mengembangkan kemampuan kognitif pada anak sebagi berikut:
1. Agar anak mampu mengembangkan daya persepsinya berdasarkan apa yang ia
lihat, ia dengar dan ia rasakan, sehingga anak akan memiliki pemahaman yang
utuh dan komprehensif.
2. Agar anak mampu melatih ingatannya terhadap semua peristiwa dan kejadian
yang pernah dialaminya.
3. Agar anak mampu mengembangkan pemikiran-pemikirannya dalam rangka
menghubungkan satu peritiea dengan peristiwa lain.
3. Agar anak memahami berbagai symbol-symbol yang tersebar didunia
sekitarnya.
4. Agar anak mampu melakukan penalaran-penalaran, baik yang terjadi
melaluai proses alamiah (spontan) ataupun melalui proses ilmiah
(percobaan).
18
5. Agar anak mampu memecahkan persoalan hidup yang dihadapinya
sehingga pada akhirnya ia akan menjadi individu yang mampu
menolong dirinya sendiri.
3. Tingkat Pencapaian Perkembangan Kognitif Anak
Untuk dapat menentukan serta mengalisis tingkat pencapaian kognitif anak usia
dini, maka terlebih dahulu harus mengkaji teori mengenai tahapan perkembangan
kognirif pada anak usia dini. Menurut Wiyani (2014:79) tingkat pencapaian
perkembangan kognitif anak usia dini.
Tabel 1. Tingkat Pencapaian Perkembangan Kognitif Anak
Usia Perkembangan Kognitif
0-3
bulan
- Mampu membedakan apa yang diinginkan
-Berhenti menangis setelah digendong atau diberi susu
3-6
bulan
-Memperhatikan dan memilih permainan yang diinginkan
-Mengulurkan kedua tanganya untuk digendong
6-9
bulan
-Mengamati benda-benda yang bergerak
-Berpaling kearah sumber suara
-Mengamati benda-benda yang kemudian dipegang dan dijatuhkan
9-12
bulan
-Memahami perintah sederhana
-Menunjukkan reaksi saat namanya dipanggil
-Mencoba mencari benda yang disembunyikan
-Mencoba membuka atau melepaskan benda yang ditutup
12-18 -Menyebutkan beberapa nama benda
19
bulan -Menanyakan nama benda yang belum dikenal
-Membedakan ukuran benda (besar-kecil)
-Mengenal beberapa warna primer
-Menyebut nama sendiri dan orang-orang yang dikenalkan
18-24
bulan
-Mempergunakan alat permainan dengan cara semaunya
-Meniru wajah orang
-Memahami konsep angka dan berhitung sederhana
-Memahami prinsip milik orang lain
2-3
tahun
-Menyebut bagian-bagian suatu gambar wajah orang, mobil,
binatang, dan lainnya
-Memahami prinsip ukuran besar, kecil, panjang, pendek
-Mengenal kembali bagian-bagian tubuh
-Mengenal tiga macam bentuk geometri, seperti lingkaran, segitiga,
dan persegi empat
3-4
tahun
-Menempatkan benda dalam urutan berdasarkan ukuran
-Menemukan/mengenali bagian yang hilang dari suatu pada gambar
-Mengekspresikan diri
-Memahami perbedaan antara dua hal dari jenis yang sama misalnya
buah rambutan dan buah pisang
4-5
tahun
-Mengklasifikasikan benda berdasarkan bentuk,warna atau ukuran
-Menyebutkan beberapa angka dan huruf
-Menggunakan beberapa benda-benda sebagai permainan simbolik
-Mengenal sebab akibat tentang alam sekitar
20
5-6
tahun
-Mengklasifikasikan benda berdasarkan fungsinya (misalnya pensil
untuk menulis)
-Menunjukan kegiatan bersifat eksploratif dan meyedik
-Menyusun perencanaan kegiatan yang akan dilakukan bersama
teman-temanya.
Menurut Wiyani (2014:79)
Tingkat pencapaian kognitif diatas yang terkait dengan strategi adalah:
Strategi Tingkat pencapaian kognitif
Strategi pembelajaran yang berpusat
pada anak
-Anak memperhatiakn dan memilih
permainan yang diinginkan
-Anak mengekspresikan bahan-bahan
secara aktif dengan panca indranya
Strategi pembelajaran melalui bermain - Mempergunakan alat permainan
dengan cara semaunya
- Menggunakan beberapa benda-
benda sebagai permainan simbolik
Strategi pembelajaran melalui
bercerita
- menanyakan nama benda yang
belum dikenal
Strategi pembelajaran melalui
bernyanyi
-menyebutkan beberapa benda
-menyebutkan beberapa angka dan
huruf
Strategi pembelajaran terpadu -mengklasifikasikan benda-benda
berdasarkan bentuk,warna atau
ukuran
21
-menemukan/mengenali bagian yang
hilang dari suatu pada gambar
Strategi pembelajaran melalui 3
kecerdasan majemuk, kecerdasan
linguistik verbal,kecerdasan logis
matematis,kecerdasan naturalis.
-mencoba mencari benda yang
disembunyikan
-mengenal tiga macam bentuk
geometri,seperti
lingkaran,segitiga,dan persegi empat
4. Teori Perkembangan Kognitif Anak
Teori perkembangan kognitif menurut Piaget dalam Singgih (2012:162) adalah
sebagai berikut :
Piaget dengan teori-teorinya bermaksud menerangkan perkembangan kognisi
pada anak-anak yang baru dilahirkan dan seterusnya lebih menghendakinya
sebagai sumbangannya terhadap pengetahuan tentang kemanusian dari pada
sebagai penerapan teori-teorinya didalam ruangan-ruangan kelas. Tidak
bertentangan dengan Roussearu Atau Montessori, Piaget mengganggap hal belajar
sebagai suatu proses yang aktif dan harus disesuaikan dengan tahap-tahap
perkembangan anak.
Piaget (1969) mengatakan bahwa tugas guru bukan memberikan pengetahuan
yang diberikan kepada anak, melainkan mencarikan, menunjukkan atau
memberikan alat-alat atau cara-cara yang menimbulkan minat serta merangsang
anak untuk memecahkan masalah atau mengatasi persoalan-persoalan sendiri.
Tugas-tugas guru atau pendidik memang tidak semudah yang dibayangkan.
Pengetahuan mengenai perkembangan kognitif dengan penahapannya bisa
membantunya. Disamping itu guru atau pendidik harus zcukup peka dan luwes,
22
seperti juga dikemukakan oleh Ginsburg & opper (1969), terhadap aktivitas anak,
ia belajar dari anak dan diarahkan oleh anak. untuk mengajar anak angka-angka,
harus diperlihatkan bentuk-bentuk benda yang dapat dihitung. Untuk mengajar
warna anak dibutuhkan, dan guru tidak memperlihatkan warna tertentu terhadap
anak untuk dipelajari.
Teori Piaget ini adalah mengenai tugas-tugas mengkonservasikan angka-angka
yang diberikan kepada anak pada masa pra-operasional. Suatu pendapat yang
salah, jika proses belajar diartikan sebagai mempercepat proses perkembangan
kognitif, dengan antara lain mempercepat memberikan tugas-tugas
mengkonservasikan angka-angka pada anak-anak. Sedangkan tugas-tugas
mengkonservasikan angka-angka baru bisa dilakukan anak-anak pada masa
konkrit-operasional.
Dari penjelasan teori diatas, penulis lebih menfokuskan kepada poin “b” dan poin
“c”. Karena memperlihatkan bagaimana seharusnya seorang guru kepada anak
didiknya dalam proses pembelajaran dalam membimbing kognitif anak.
5. Aspek-aspek Perkembangan Kognitif Anak
Adapun aspek-aspek perkembangan kognitif anak menurut Piaget dalam Singgih
(2012:141) adalah sebagai berikut :
1. Kematangan, kematangan ini merupakan pengembangan dari
susunan syaraf. Misalnya kemampuan melihat atau mendengar
disebabkan oleh kematangan yang sudah dicapai oleh susunan
syaraf yang bersangkutan.
2. Pengalaman, yaitu hubungan timbal balik antara organisme
dengan lingkungannya, dengan dunianya.
23
3. Transmisi sosial, yaitu pengaruh-pengaruh yang diperoleh
dalam hubungannya denganlingkungan sosial, misalnya cara
pengasuhan dan pendidikan dari orang lain yang diberikan
kepada anak.
4. Equilibrasi, yaitu adanya kemampuan yang mengatur dalam
diri anak, agar ia selalu mampu mempertahankan
keseimbangan dan penyesuaian diri terhadap lingkungannya.
6. Tahap-tahap Perkembangan Kognitif Anak
Menurut Piaget dalam Singgih (2012:146-159) proses belajar seseorang Pola dan
tahap-tahap ini bersifat hirarkhis, artinya harus dilalui berdasarkan urutan tertentu
dan seseorang tidak dapat belajar sesuatu yang berada di luar tahap kognitifnya.
Piaget membagi tahap-tahap perkembangan kognitif ini menjadi empat, yaitu :
1. Tahapan sensori motor / 0-2 tahun
pada masa ini merupakan masa yang mana ketika bayi mempergunakan sistem
pengindraan dan aktivitas-aktivitas motorik untuk mengenal lingkungannya
mengenal obyek-obyek. Meskipun ketika dilahirkan seorang bayi masih sangat
tergantung dan tidak berdaya, tetapi sebagaian alat-alat indrinya sudah langsung
bisa berfungsi. Fungsi-fungsi lainnya juga sudah bisa diperlihatkan seperti
terhadap suara, sentuhan-sentuhan yang menimbulkan rasa sakit dan bau-bauan.
Bayi bukan saja secara pasif menerima rangsangan terhadap alat-alat indra,
melainkan juga bisa memberikan jawaban terhadap rangsangan yakni refleks-
refleks, jelas bahwa refleks yang diperlihatkan bayi bukan sesuatu kemampuan
yang timbul dari hasil belajar dalam hubungan dengan lingkungan atau
rangsangan yang timbul dari lingkungan, melainkan sesuatu keammpuan yang
sudah ada ketika bayi dilahirkan.
24
Refleks-refleks pada bayi umumnya mempunyai tujuan untuk memungkinkan ia
bisa melangsungkan hidupnya, gerak pada mulut untuk memperoleh makan,
bersin untuk mengeluarkan benda-benda yang tidak dibutuhkan oleh tubuh dan
lainnya.Dengan berfungsi alat-alat indra serta kemampuan melakukan gerak-gerak
motorik dalam bentuk refleks-reflek si bayi berada dalam keadaan siap untuk
mengadakan hubungan dengan dunianya.
2. Tahap Pra-Oprasional /2-7 tahun
Perkembangan yang jelah terlihat pada tahap ini bahwa berbeda dengan tahap
sebelumnya ialah kemampuan mempergunakan simbol. Fungsi simbolik, yakni
kemampuan untuk mewakilkan sesutau yang tidak ada, tidak terlihat dengan
sesuatu yang lain atau sebaliknya sesuatau hal mewakili sesutau yang tidak ada.
Fungsi simbolik ini bisa nyata atau abstrak. Sebagaimana diketahui, pada akhir
masa sensori-motor, anak sudah mulai mempergunakan fungsi simbolik, antara
alain, terlihat dengan kemampuannya untuk melakukan hal-hal yang sudah lewat,
sebagai hasil mengamati sesuatu misalnya gerak-gerik motorik. Pada anak sudah
mulai ada kegiatan-kegiatan mental berupa rangkaian simbol-simbol, jadi untuk
mewakili sesuatu yang tidak ada, meskipun masih sangat sederhana.
Pada masa pra oprasional ini, anak bisa menemukan obyek-obyek yang tertutup
atau tersembunyi. Untuk bisa melakukan ini, anka harus bisa melakukan
simbolisasi terhadap obyek yang tidak ada atau tidak diketahuinya ketika terjadi
pemindahan obyek. Anak juga sudah bisa melakukan sesuatu sebagai hasil meniru
dan mengamati suatu model tingkah laku. Ia memperlihatkan suatu tingkah laku
sebagaimana tingkah laku yang sama diperlihatkan oleh anak atau orang lain pada
waktu yang sudah lewat. Agar bisa melakukan ini anak harus membentuk
tanggapan internal terhadap sesuatu tingkah laku yang dilihatnya, sebab anak
25
tidak langsung meniru model tingkah laku, melainkan ia mengamati, menyimpan
dan pada saat lain memperlihatkan sesuaru (memproduksi).
Pada masa ini pula anak mulai mengerti dasar-dasar mengelompokkan sesuatu,
mula-mula dengan satu dimensi, misalnya menelompokkan benda atas dasar
warnanya atau ukuran dan bentuknya saja. Semakin lama semakin mampu
memperkembangkan kemampuan mengelompokkan ini atas dasar dua, tiga
dimensi dan seterusnya. Pada masa pra-oprasional ini, dasar-dasar
mengelompokkan benda atas dasar sifat-sifat khusus dengan satu dimensi saja.
Piaget Singgih Gunarsa (2012) mengatakan bahwa anak-anak pada masa pra-
oprasional belum bisa memusatkan perhatian pada dua dimensi yang berbeda
secara serempak.
3.Tahap Konkrit Operasional / 7-11 tahun
Pada masa ini anak-anak sudah mulai bisa melakukan bermacam-macam tugas,
misalnya tugas untuk menyusun tongkat-tongkat dan menjawab pertanyaan
mengenai konservasi angka maupun isi dengan benar. Menurut Peaget Singgih
Gunarsa (2012) anak-anak pada masa ini konkrit operasional ini bisa melakukan
tugas-tugas konservasi dengan baik, karena anak-anak ada masa ini telah
mengembankan tiga macam proses yang disebut dengan operasi-operasi yaitu: 1.
Negasi 2. Hubungan timbal balik (resiprokasi) 3. Identitas
4.Tahap Formal Operasional / 11- dewasa
Seorang anak memperkembangkan kemampuan kognitif untuk berpikir abstrak
dan hipotesis. Pada masa ini anak bisa memikirkan hal-hal apa yang akan atau
mungkin terjadi, sesuatu yang abstrak dan menduga apa yang terjadi. Ia bisa
mengambil kesimpulan dari suatu pernyataan. Perkembangan lain pada masa anak
26
atau bisa disebut masa remaja ini ialah kemampuan untuk berpikir sistematik, bisa
memikirkan semua kemungkinan secara sistematik untuk memecahkan sesuatu
persoalan. Dengan melakukan bermacam-macam penggabungan dan dilihat
hasilnya, sehingga berhasilnya, sehingga berhasilah apa yang ditugaskan. Pada
masa remaja juga sudah bisa memahami adanya bermacam-macam aspek pada
suatu persoalan yang dapat dislesaikan seketika, sekaligus. Tidak lagi dari satu
persatu yang bisa dilakukan anak-anak pada maa konkrit operasional. Dari ini
terlihat pula bahwa perkembangan kognitif pada masa formal operasional
mencapai tingkat tertinggi pada keseimbangan dalam hubungan dengan
lingkungan.
7. Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Kognitif
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif anak Menurut
Hasnida (2014:45) sebagai berikut :
1. Faktor Hereditas atau Keturunan
Teori hereditas atau nativisme pertama kali dipelopori oleh seorang ahli ernama
schopenhauer. Dia berpendapat bahwa manusia lahir sudah membawa potensi-
potensi tertentu yang tidak dapat dipengaruhi oleh lingkungan. Berdasarkan
teorinya, taraf intelegnsi sudah ditentukan sajak anak dilahirkan, sejak faktor
lingkungan tidak berarti pengaruhnya.
Para ahli psikologo Loehlin, Lindzey dan Spuhler berpendapat bahwa taraf
intelegnsi 75-80% merupakan warisan atau faktor keturunan. Pembawaan
ditentukan oleh ciri-ciri yang dibawa sejak lahir (batasan kesanggupan), meskipun
menerima latihan dan pelajaran yang sama perbeda-perbedaan itu masih tetap ada.
2. Faktor Lingkungan
27
Teori lingkungan atau empirisme dipelopori oleh Jhon Locke, dia berpendapat
bahwa manusia dilahirkan sebenarnya suci atau tabularasa. Menurut pendapatnya,
perkembangan manusia sangatlah ditentukan oleh lingkungannya. Berdasarkan
Jhon Locke tersebut perkembangan taraf intelegensi sangatlah ditentukan oleh
pengalaman dna pengetahua yang diperoleh dari lingkungan.
3. Kematangan
Tiap orang (fisik maupun psikis) dapat dikatakan telah matang apai kesanggupan
menjalankan fungsinya masing-masing. Kematangan berhubungan erat dengan
usia kronologis (usia kalender).
4. Pembentukan
Pembentukan adalah segala keadaan yang diluar diri seseorang yang
mempengaruhi perkembangan intelegensi. Pembentukan dapat dibedakan menjadi
pembentukan sengaja (sekolah, formal) dan pembentukan tidak ruh alam sekitar
atau informal), sehingga manusia berbuat intelijen karena untuk mempertahankan
hidup ataupun dalam bentuk penyesuaian diri.
5. Bakat
Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi
perbuatan itu. Minat mempengaruhi proses dan hasil belajar tak usah
dipertanyakan lagi, jika seseorang tidak berminta untuk mempelajari sesuatu tidak
dapat diharapkan bahwa dia akan berhasil dengan baik dalam mempelajari hal
tersebut, sebaliknya jika seseorang belajar dengan penuh minat maka dapat
diharapkan bahwa hasilnya akan lebih baik.
Sedangkan bakat diartikan sebagai kemmapuan bawaan, sebagai potensi yang
masih perlu dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud. Disamping
intelegensi, bakat merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap proses dan
28
hasil belajar seseorang, hampir tidak ada orang yang membantah bahwa anak
yang belajar pada bidang yang sesuai dengan bakatnya memperbesar
kemungkinan berhasilnya usaha tersebut.
6. Kebebasan
Kebebasan yaitu kebebasan manusia berpikir devergen (menyebar) yang berarti
bahwa manusia itu dapat memilih metode-metode yang tertentu dalam
memecahkan masalah-masalah,juga bebas dalam memilih masalah sesuai
kebutuhannya.
C. Penelitian Relevan
1. Rahmawati (2014) dalam penelitiannya yang berjudul “Strategi guru
dalam mengembangkan nilai moral anak dikelompok B TK
AisyiyahV Palu”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan
guru dalam mengembangkan nilai moral anak di kelompok B
TK Aisyiyah V Palu, Adapun teknik yang digunakan pada
pengumpulan data yaitu dokumentasi dan observasi. Berdasarkan
hasil penelitan yang telah dilaksanakan, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa guru sangat berperan terhadap perkembangan
nilai-nilai moral anak didik di kelompok B TK Aisyiyah Palu.
Kesimpulan tersebut terbukti dengan adanya peningkatan moral anak
pada hasil pengamatan perkembangan nilai-nilai moral anak yaitu
45,3% yang masuk kategori berkembang sangat baik, 39,1% yang
masuk kategori berkembang sesuai harapan, 7,8% yang masuk
kategori mulai berkembang dan 7,8% yang masuk kategori belum
berkembang dapat disimpulkan bahwa hasil pengamatan pada aspek
perkembangan nilai- nilai moral anak yaitu 83,34% dengan kategori
29
berkembang sesuai harapan. Dengan demikian dapat dilihat bahwa
peranan guru sangat berpengaruh terhadap perkembangan nilai-nilai
moral anak di TK AsyiyahV Palu.
2. AdityasariPramitha, Skripsi yang berjudul
”StrategiPembelajaranNilai-nilaiAgamaIslampadaAnak Usia 4-5
Tahun di KB-TK Siti Sulaechah 04 Semarang Tahun
Ajaran2013/2014”. Penelitianini bertujuan untuk mendeskripsikan
tentang pelaksanaan strategi pembelajarannilai-nilai agama Islam dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini menggunakan
metode penelitian kualitatif, yaitu dalam mengumpulkan data
peneliti menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Keabsahan data diukur dengan menggunakan teknik triangulasi
metode dan sumber. Analisis data dilakukan secara interaktif dan
terus menerus hingga datanya jenuh, yaitu dengan langkah-langkah
reduksi data, penyajiandata, dan penarikan kesimpulan . Hasil
penelitian menunjukkan bahwa strategi pembelajaran nilai-nilaiagama
Islamyang dilakukan diKB-TKSiti Sulaechah04 Semarang meliputi
perencanaan pembelajaran, strategi pengorganisasian, strategi
penyampaian, dan strategi pengelolaan. Perencanaan pembelajaran
yang disusun meliputi Prota ,Promes, RKM, dan RKH.
3. Megawati Tyas Saffa, Skripsi yang berjudul” Strategi guru dalam
menanamkan nilai-nilai pendidikan agama islam pada anak usia dini
di TK plus al-kautsar malang”. Tujuan penelitian ini adalah untuk :
(1) mendeskripsikan tentang strategi guru dalam dalam
menanamkan nila-nilai pendidikan agama islam pada anak usia dini,
30
(2) mengetahui dampak dari penerapan penanaman nilai-nilai
pendidikan agama islam pada anak usia dini .Untuk mencapai
tujuan diatas, digunakan pendekatan penelitian kualitatif
fenomenologis dan berbentuk deskriftip. Teknik pengumpulan data
yang digunakan adalah metode interviw,observasi,dokumentasi.
Teknik analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
yang lazim digunakan dalam penelitian eksploratif yaitu metode
deskriftip. Interpretasi ini untuk menginterpretasikan data-data yang
bersifat kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa : (1) strategi
dalam menanamkan nilai pendidikan agama islam yakni
mengunakan metode pembiasaan, metode keteladanan, metode
cerita, metode bernyanyi, metode tanya jawab, metode bermain,
metode ceramah. (2) dampak perubahan prilaku pada anak usia dini
yakni akan lebih terbuka, mencontoh, menceritakan, sedangkan
dampak hubungan orangtua dengan anak yakni orangtua lebih
terbuka, perhatian mengontrol prilaku anak dan antusias.
Dari ketiga penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa banyak metode
penelitian yang dapat digunakan, ada yang menggunakan metode deskriptif
dengan pendekatan kuantitatif, ada yang menggunakan pendekatan kualitatif.
Teknik pengumpulan datanya juga berbeda-beda, ada yang menggunakan angket,
teknik wawancara, observasi dan dokumentasi, dan mempunyai populasi dan
sampel serta tempat penelitian yang berbeda-beda.
Sementara penelitian yang akan penulis lakukan adalah penelitian deskriptif
dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
enam (6) strategi guru dalam membimbing perkembangan kognitif anak di TK
31
Kecamatan Telanai Pura Kota Jambi dalam bentuk persentatif. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini mengunakan angket . Sumber data dalam
penelitian ini adalahguru di TK Nurul ilmi, TK Al-aqsha, TK Pertiwi 11, TK Al-
muttaqin, TK Al-azhar, TK Al-falah, TK dan TK An-nahl Kecamatan Telanai
Pura Kota Jambi.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Menurut Sutja,A dkk (2012:78) penelitian deskriftif adalah
penelitian yang berusaha menggambarkan keadaan subjek saat itu, atau
menggambarkan lapangan sebagaimana adanya. Sedangkan Menurut
Suharsimi Arikunto (2014:3) istilah “deskriptif” berasal dari istilah bahasa
inggris to describe yang berarti memaparkan atau menggambarkan sesuatu
hal, misalnya keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan, dan lain-lain.
Dengan demikian yang dimasuksudkan untuk menyelidiki keadaan,
kondisi dan lain-lain yang sudah disebutkan,yang hasilnya dipaparkan
dalam bentuk laporan penelitian.
Berdasarkan permasalahan yang akan diteliti, penelitian yang akan
dilakukan mengunakan metode deskriptif murni atau survei. Menurut
Suharsimi Arikunto (2014:3) penelitian deskriptif ini merupakan
penelitian yang benar-benar hanya memaparkan apa yang terdapat atau
terjadi dalam sebuah lapangan atau wilayah tertentu.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2008:14) “ metode penelitian
32
kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan
pada filsafat positifisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau
sample tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,
analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang telah diterapkan.”
Dengan demikian, penelitian ini akan menggambarkan keadaan
yang sebenarnya Strategi Guru dalam Membimbing Perkembangan
Kognitif Anak Di TK Kecamatan Telanai Pura Kota Jambi dengan
pengumpulan data dengan menggunakan instrumen penelitian, analisis
data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis
yang telah diterapkan.
B. Populasi Dan Sampel
1. Populasi
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Sugiyono
(2013:80)
Adapun populasi penelitian ini adalah guru TK Kecamatan
Telanai Pura Kota Jambi . Sebagaimana tercantum pada tabel dibawah ini :
Tabel 2. Polulasi guru yang mengajar di TK Kecamatan Telanai Pura
Kota Jambi
NO Nama TK Jumblah Guru
1. TK Pertiwi II 10
2. TK Al-falah 11
3. TK Al-azhar 23
4. TK Al-muttaqin 12
5. TK Al-Aqsa 11
6. TK Nurul Ilmi 11
7. TK An-nahl 10
Jumlah 88 Sumber : kantor kecamatan telanai pura kota jambi 2017
33
2. Sampel
“Sampel adalah bagian dari jumblah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi.” Sugiyono (2013:80). Berdasarkan jumlah populasi
yang diketahui, dilakukanya penarikan sampel pada penelitian ini yaitu
mengunakan Total sampling karna populasi <100 seperti yang tertera pada
tabel berikut.
Tabel 3. Sampel guru di Kecamatan Telanai Pura Kota Jambi
NO Nama TK Jumblah Guru
1. TK Pertiwi II 10
2. TK Al-falah 11
3. TK Al-azhar 23
4. TK Al-muttaqin 12
5. TK Al-Aqsa 11
6. TK Nurul Ilmi 11
7. TK An-nahl 10
Jumblah 88 Sumber : kantor kecamatan telanai pura kota jambi 2017
C. Jenis Dan Sumber Data
1. Jenis Data
a. Data Primer
Data primer dalam penelitian ini menggunakan angket yang disebar
kepada responden.
b. Data Skunder
Data skunder sebagai tambahan,yaitu berupa buku-buku berkaitan.
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah guru di TK Kecamatan Telanai
Pura Kota Jambi.
D. Teknik Pengumpulan Data
34
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling
strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka
penenliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang
ditetapkan.
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data ini adalah :
1. Metode Angket
Angket adalah memberi beberapa pertanyaan kepada responden
dan akan dikelola dalam bentuk presentatif. Angket digunakan untuk
memperoleh data strategi guru. Adapun jumlah butir soal angket ini
berjumlah 30 butir pertanyaan/pernyataan dari angket pengaruh tingkat.
E. Instrumen Penelitian
Tabel 5. Kisi-kisi Strategi guru
Variabel Indikator Deskriptor Nomor
Item
Strategi
Guru
1. Strategi
pembelajaran yang
berpusat pada anak
1. Anak memilih bahan dan
memusatkan yang dikerjakan
2. Anak mengekspresikan seluruh
pancaraindranya
3. Anak dapat pengalaman
langsung dengan objek
1,2
3,4
5,6
2. Strategi
pembelajaran melalui
bermain
1. Menarik perhatian anak dan
Membangkitkan minat anak
2. Menghubungkan pengalaman
anak
3. Menunjukkan aspek-aspek
penting dalam bekerja kelompok
7,8
9,10
11,12
3. Strategi
pembelajaran melalui
bercerita
1. Anak mendengarkan cerita yang
menarik
2. Guru memanfaatkan kegiatan
bercerita
13,14
15,16
4. Strategi
pembelajaran melalui
bernyanyi
1. Bernyanyi dapat membantu daya
ingat anak
17,18
5. Strategi 1. Sesuai kebutuhan dan minat 19,20
35
pembelajaran terpadu anak
2. Memberkan kesempatan kepada
anak
3. Bermain wahana belajar
21,22
23,24
6. Strategi
pembelajaran melalui
kecerdasan majemuk
1. Kecerdasan linguistik verbal
2. Kecerdasan logis matematis
3. Kecerdasan Naturalis
25,26
27,28
29,30
Sumber:Mursid 2015:101-110
F. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, setelah angket diberikan kepada responden maka
langkah selanjutnya adalah menganalisis data sesuai dengan pertanyaan
peneliti yang telah ditetapkan dan diinterprestasikan. Analisa data
dilakukan sebagai berikut :
1. Menganalisa jawaban responden pada masing-masing nomor untuk
pernyataan positif, bila menjawab setuju = 1 dan Tidak setuju = 0,
sedangkan menjawab negatif, bila menjawab setuju = 0 dan bila
menjawab Tidak setuju = 1. Sesuai dengan pendapat Sugiyono
(2008:139), peneliti menggunakan skala Guttman skala pengukuran
ini akan didapat jawaban tegas yaitu “Setuju” atau “Tidak Setuju”.
2. Mencari perhitungan persentase data yang diperoleh dari masing-
masing jawaban sebagaimana yang dikemukakan oleh Sutja A,dkk
(2012:106).
3. Formula Persentase :
Keterangan :
P = Persentase yang dihitung
∑ƒᵪ = Jumlah frekuensi yang diperoleh dari yang menjawab
∑ƒn = Jumblah ferkuensi dari data keseluruhan
P =∑𝑓𝑥
∑𝑓𝑛 ᵡ 100%
36
3. Presentase data dengan formulasi kriteria penafsiran menurut Sutja,A
dkk.
Tabel 5. Kriteria penafsiran persentase
ASPEK YANG DINILAI
Presentase Kualitas
89-100 Sangat baik
60-88 Baik
41-59 Sedang
12-40 Kurang baik
˂12 Tidak baik
Sumber: Sutja,A dkk 2012
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Data yang diperolah dari penyebaran angket kepada 88 orang responden, setelah
di hitung persentase frekuensi menjawab “Setuju” dan “Tidak Setuju” terhadap 30
item pertanyaan indikator Strategi Guru Dalam Membimbing Perkembangan
Kognitif Anak Di TK Kecamatan Telanai Pura Kota Jambi yang disajikan dalam
tabel 4.1.
Tabel 4.1. Deskripsi Data Strategi Guru Dalam Membimbing Perkembangan
Kognitif Anak Di TK Kecamatan Telanai Pura Kota Jambi
No
item
Jawaban No
item
jawaban
Setuju Tdk s Jml setuju Tdk s jml
1 76 12 88 16 41 47 88
37
2 39 49 88 17 78 10 88
3 75 13 88 18 39 49 88
4 40 48 88 19 77 11 88
5 84 4 88 20 42 46 88
6 38 50 88 21 51 37 88
7 85 3 88 22 41 47 88
8 37 51 88 23 83 5 88
9 77 11 88 24 40 48 88
10 42 46 88 25 79 9 88
11 63 25 88 26 42 46 88
12 40 48 88 27 75 13 88
13 83 5 88 28 42 46 88
14 30 49 88 29 77 11 88
15 78 10 88 30 42 46 88
Jumlah 1736 895
Sumber : Olahan Data Primer 2017
Jadi, dari pengolahan data,maka dapat disimpulkan jumlah jawaban “Setuju”
adalah 1736, dan jawaban “Tidak Setuju ” adalah 895
B. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pengumpulan data yang diperoleh dari hasil penyebaran angket
dari 88 orang responden, kemudian dioleh dengan mengunakan tehnik statistik,
maka diperolah hasil penelitian yang disajikan pada tabel 4.2.
1. Strategi Guru Dalam Membimbing Perkembangan Kognitif Anak
Di TK Kecamatan Telanai Pura Kota Jambi
Tabel 4.2. distribusi hasil penelitian Deskripsi Data Strategi Guru Dalam
Membimbing Perkembangan Kognitif Anak Di TK Kecamatan Telanai Pura
Kota Jambi
No
item Jawaban No
ite
m
jawaban
stj % Tdk
s
% B % stj % Tdk
s
% B %
1 76 86,4 12 13,6 76 86,4 16 41 46,6 47 53,4 47 53,4
2 39 44,3 49 55,7 49 55,7 17 78 88,6 10 11,4 78 88,6
3 75 85,2 13 14,8 75 85,2 18 39 44,3 49 55,7 49 55,7
4 40 45,5 48 54,5 48 54,5 19 77 87,5 11 12,5 77 87,5
5 84 95,5 4 4,5 84 95,5 20 42 47,7 46 52,3 46 52,3
6 38 43,2 50 56,8 50 56,8 21 51 58 37 42 51 58
7 85 96,6 3 3,4 85 96,6 22 41 46,6 47 53,4 47 53,4
38
8 37 42 51 58 51 58 23 83 94,3 5 5,7 83 94,3
9 77 87,5 11 12,5 77 87,5 24 40 45,5 48 54,5 48 54,5
10 42 47,7 46 52,3 46 52,3 25 79 89,8 9 10,2 79 89,8
11 63 71,6 25 28,4 63 71,6 26 42 47,7 46 52,3 46 52,3
12 40 45,5 48 54,5 48 54,5 27 75 85,2 13 14,8 75 85,2
13 83 94,3 5 5,7 83 94,3 28 42 47,7 46 52,3 46 52,3
14 30 44,2 49 55,7 49 55,7 29 77 87,5 11 12,5 77 87,5
15 78 88,6 10 11,4 78 88,6 30 42 47,7 46 52,3 46 52,3
Jumlah 2110
Rata – rata 69,74
Sumber : Olahan Data Primer 2017
Menurut hasil penelitian berdasarkan pada tabel 4.2 tentang ketagori
strategi guru dalam membimbing perkembangan kognitif anak secara umum
berada pada kualitas “Baik”. terbukti dari hasil rata-rata bobot 69,74%.
Selanjutnya sesuai dengan indikator dan pertanyaan penelitian bahwa hasil
penelitian adalah sebagai berikut :
1. Strategi Guru dalam Membimbing Perkembangan Anak Pada
Indikator Strategi Pembelajaran Yang Berpusat Pada Anak
Berdasarkan distribusi data secara umum melalui indikator-indikator tentang
strategi guru, maka gambaran mengenai strategi pembelajaran yang berpusat pada
anak dapat diperhatikan pada tabel berikut ini:
Tabel 4.3. Strategi guru dalam membimbing perkembangan kognitif anak
pada indikator strategi pembelajaran yang berpusat pada anak
No item Jawaban bobot
Setuju % Tdk s % B %
1 76 86,4 12 13,6 76 86,4
2 39 44,3 49 55,7 49 55,7
3 75 85,2 13 14,8 75 85,2
4 40 45,5 48 54,5 48 54,5
5 84 95,5 4 4,5 84 95,5
6 38 43,2 50 56,8 50 56,8
Jumlah 434,1
rata-rata 72,35
39
Sumber : Olahan Data Primer 2017
Pada tabel 4.3 terlihat bahwa persentase frequensi jawaban responden dari
6 item pertanyaan strategi pembelajaran yang berpusat pada anak berada pada
kualitas “Baik” (72,35%). Hal ini dinuktikan dengan pengolahan angket
sebagaimana telah dijabarkan pada tabel diatas. Strategi guru dalam membimbing
perkembangan kognitif anak di TK Kecamatan Telanaipura Kota Jambi pada
indikator strategi pembelajaran yang berpusat pada anak meliputi anak memilih
bahan dan memusatkan yang dikerjakan, anak mengekspresikan seluruh
pancaraindranya dan anak dapat pengalaman langsung dengan objek.
Item pertanyaan 1 terbukti bahwa guru yang menjawab “Setuju” guru mampu
menyediakan bahan-bahan supaya anak memusatkan apa yang akan dikerjakan
berada pada kualitas “Baik”. Pada item 2 terbukti bahwa guru yang menjawab
“Tidak Setuju” bahwa guru membiarkan anak menyediakan bahan-bahan yang
akan dikerjakannya berada pada kualitas “Sedang”. Pada item 3 terbukti yang
menjawab “Setuju” bahwa guru mengamati anak mengekspresikan seluruh
pancaindranya berada pada kualitas “Baik. Pada item 4 terbukti guru yang
menjawab “ Tidak setuju”, pada pernyataan guru mengabaikan alat dan bahan
yang akan digunakan anak berada pada kualitas “Sedang”. Pada item no 5 guru
yang menjawab “Setuju” bahwa guru peduli terhadap anak dalam menemukan
sebab akibat melalui pengalaman langsung dengan objek berada pada kualitas
“Sangat Baik”. Pada item no 6 guru membiarkan anak menemukan sebab akibat
melalui pengalam langsung dengan objek berada pada kualitas “Sedang”.
Berdasarkan hasil temuan tersebut diatas,maka strategi guru dalam membimbing
perkembangan kognitif anak yang terlihat dari strategi pembelajaran yang
berpusat pada anak berada pada kualitas “ Baik”.
40
2. Strategi Guru dalam Membimbing Perkembangan Kognitif Anak
Pada Indikator Strategi Pembelajaran Melalui Bermain
Berdasarkan distribusi data secara umum melalui indikator-indikator
tentang strategi guru dalam pembelajaran melalui bermain dapat diperhatikan
pada tabel berukut ini:
Tabel 4.4 strategi guru dalam membimbing perkembangan kognitif anak
pada indikator strategi pembelajaran melalui bermain
No
item
Jawaban Bobot
Setuju % Tdk s % B %
7 85 96,6 3 3,4 85 96,6
8 37 42 51 58 51 58
9 77 87,5 11 12,5 77 87,5
10 42 47,7 46 52,3 46 52,3
11 63 71,6 25 28,4 63 71,6
12 40 45,5 48 54,5 48 54,5
Jumlah 420,5
rata-rata 70,08 Sumber : Olahan Data Primer 2017
Pada tabel 4.4 diatas terlihat bahwa rata-rata persentase frequensi jawaban
responden dari 6 item pertanyaan strategi guru dalam membimbing perkembangan
kognitif anak di TK Kecamatan Telanaipura Kota Jambi dilihat dari strategi
pembelajaran melalui bermain berada pada kualitas baik dengan hasil presentase
70,8%. Hal ini dibuktikan dengan penyebaran angket sebagaimana telah
dijabarkan pada tabel diatas. Strategi guru dalam membimbing perkembangan
kognitif anak di TK kecamatan telanaipura kota jambi pada indikator strategi
pembelajaran melalui bermain meliputi menarik perhatian anak dan
membangkitkan minat anak, menghubungkan pengalaman anak, menunjukkan
aspek-aspek penting dalam bekerja kelompok.
Pada item no 7 terbukti bahwa guru yang menjawab “Setuju” guru menarik
perhatian anak dan membangkitkan minat tentang aspek-aspek penting dalam
membangun sesuatu seperti bentuk geometri berada pada kualitas ” Sangat Baik”.
41
Item no 8 terbukti bahwa guru yang menjawab “Tidak setuju” guru membiarkan
anak memilih minat nya sendiri berada pada kualitas “Sedang”.
Item no 9 terbukti bahwa guru yang menjawab “Setuju” guru menghubungkan
pengalaman anak dalam bermain yang baru saja dilakukan berada pada kualitas
“Baik”. Item no 10 bahwa guru yang menjawab “Tidak setuju” guru membiarkan
anak menceritakan pengalamanya didepan teman-temanya berada pada kualitas
“Sedang”. Item no 11 terbukti bahwa guru yang menjawab “Setuju” guru
menunjukkan aspek-aspek penting dalam bekerja secara kelompok berada pada
kualitas “Baik”. Item no 12 bahwa guru yang menjawab “Tidak setuju” guru
hanya mengamati saat anak bekerja kelompok berada pada kualitas “Sedang”.
Berdasarkan hasil temuan tersebut diatas, maka strategi guru dalam membimbing
perkembangan kognitif anak di TK Kecamatan Telanipura kota Jambi dilihat pada
indikator strategi pembelajaran melalui bermain tersebut berada pada kualitas
“Baik”
3. Strategi Guru dalam Membimbing Perkembangan Kognitif Anak
Pada Indikator Strategi Pembelajaran Melalui Bercerita
Berdasarkan distribusi data secara umum melalui indikator-indikator
tentang strategi guru, maka gambaran strategi guru dalam membimbing
perkembangan kognitif anak pada indikator strategi pembelajaran melalui
bercerita dapat dilihat pada tabel berikut ini
Tabel 4.5 strategi guru dalam membimbing perkembangan kognitif anak
pada indikator strategi pembelajaran melalui bercerita
No item Jawaban Bobot
Setuju % Tdk s % B %
13 83 94,3 5 5,7 83 94,3
14 30 44,2 49 55,7 49 55,7
15 78 88,6 10 11,4 78 88,6
42
16 41 46,6 47 53,4 47 53,4
Jumlah 292
rata-rata 73,0 Sumber : Olahan Data Primer 2017
Dari tabel 4.5 terangkap bahwa presentase frekuensi responden 4 item
pertanyaan strategi guru dalam membimbing perkembangan kognitif anak dilihat
dari strategi pembelajaran melalui bercerita berada pada kualitas “Baik” dengan
presentase (73%). Hal ini dibuktikan dengan pengolahan angket sebagaimana
telah dijabarkan pada tabel diatas. Strategi guru dalam membimbing
perkembangan kognitif anak di TK Kecamatan Telanaipura Kota Jambi pada
indikator anak mendengarkan cerita yang menarik dan guru memanfaatkan
kegiatan melalui bercerita.
Item pertanyaan no 13 terbukti bahwa guru yang menjawab “Setuju” bahwa guru
mengajak anak dekat dengan lingkungan agar anak asik mendengarkan cerita
yang menarik berada pada kualitas “Sangat Baik”. Item pertanyaan no 14 terbukti
bahwa guru yang menjawab “Tidak setuju” guru hanya didalam ruangan sehingga
anak kurang tertarik dengan cerita berada pada kualitas “Sedang”. Item no 15
terbukti bahwa guru yang menjawab “Setuju” guru dapat memanfaatkan kegiatan
bercerita untuk menanamkan nilai-nilai positif pada anak berada pada kualitas “
Sangat Baik”. Item no 16 terbukti bahwa guru yang menjawab “Tidak setuju”
guru belum mengaitkan kegiatan bercerita anak untuk menanamkan nilai-nilai
positif berada pada kualitas “Kurang”.
Berdasarkan hasil temuan tersebut diatas, maka strategi guru dalam membimbing
perkembangan kognitif anak di TK Kecamatan Telanaipura Kota Jambi pada
indikator strategi pembelajaran melalui bermain berada pada kualitas “Baik”.
43
4. Strategi Guru dalam Membimbing Perkembangan Kognitif Anak
Pada Indikator Strategi Pembelajaran Melalui Bernyanyi.
Berdasarkan distribusi data secara umum melalui indikator-indikator tentang
strategi guru, maka mengambarkan mengenai strategi pembelajaran melalui
bernyanyi dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.6 Strategi guru dalam membimbing perkembangan kognitif anak
pada indikator strategi pembelajaran melalui bernyanyi
No item Jawaban Bobot
Setuju % Tdk s % B %
17 78 88,6 10 11,4 78 88,6
18 39 44,3 49 55,7 49 55,7
Jumlah 144,3
rata-rata 72,2 Sumber : Olahan Data Primer 2017
Dapat kita lihat pada tabel 4.6 bahwa strategi guru dalam membimbing
perkembangan kognitif anak di TK Kecamatan Telanaipura Kota Jambi pada
indikator strategi pembelajaran melalui bernyanyi berada pada kualitas “ Baik”
dengan presentase 72,2%. Hal ini dibuktikan dengan pengolahan angket
sebagaimana telah dijabarkan pada tabel diatas. Strategi guru dalam membimbing
perkembangan kognitif anak di TK kecamatan Telanaipura Kota Jambi pada
indikator strategi pembelajaran melalui bernyanyi meliputi bernyanyi dapat
mengingat daya ingat anak.
Item pernyataan no 17 terbukti bahwa guru yang menjawab “Setuju” pada saat
kegiatann pembelajaran melalui bernyanyi guru berperan aktif supaya membantu
daya ingat anak berada pada kualitas “ Sangat Baik”. Item no 18 terbukti bahwa
guru yang menjawab “Tidak setuju” guru membiarkan anak berfikir sendiri dalam
pembelajaran melalui bernyanyi berada pada kuaitas “Kurang”.
Dari hasil temuan tersebut diatas,maka strategi guru dalam membimbing
perkembangan kognitif anak di TK kecamatan Telanaipura Kota Jambi dilihat dari
strategi pembelajaran melalui bernyanyi berada pada kualitas “Baik”.
44
5. Strategi Guru dalam Membimbing Perkembangan Kognitif Anak Pada
Indikator Strategi Pembelajaran Terpadu
Berdasarkan distribusi data secara umum melalui indikator-indikator
tentang strategi guru dalam membimbing perkembangan kognitif anak pada
indikator strategi pembelajaran terpadu dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.7 Strategi guru dalam membimbing perkembangan kognitif anak
pada indikator strategi pembelajaran terpadu
No
item
Jawaban Bobot
Setuju % Tdk s % B %
19 77 87,5 11 12,5 77 87,5
20 42 47,7 46 52,3 46 52,3
21 51 58 37 42 51 58
22 41 46,6 47 53,4 47 53,4
23 83 94,3 5 5,7 83 94,3
24 40 45,5 48 54,5 48 54,5
Jumlah 400
rata-rata 66,7 Sumber : Olahan Data Primer 2017
Dapat kita lihat pada tabel 4.7 bahwa strategi guru dalam membimbing
perkembangan kogitif anak di TK kecamatan Telanaipura Kota Jambi pada
indikator strategi pembelajaran terpadu berada pada kualitas “Baik” dengan
presentase 66,7%. Hal ini dapat dibuktikan dengan pengolahan angket
sebagaimana telah dijabarkan pada tabel diatas. strategi guru dalam membimbing
perkembangan kogitif anak di TK kecamatan Telanaipura Kota Jambi pada
indikator strategi pembelajaran terpadu meliputi sesuai kebutuhan dan minat anak,
memberikan kesempatan kepada anak dan wahana belajar.
Item pada no 19 terbukti bahwa guru yang menjawab “Setuju” guru memfasilitasi
sesuai dengan kebutuhan dan minat anak berada pada kualitas “Baik”. Item no 20
terbukti bahwa guru yang menjawab “Tidak setuju” guru hanya menyediakan
fasilitas yang ada disekolah berada pada kualitas “Sedang”. Item no 21 terbukti
bahwa guru yang menjawab “Setuju” guru memberikan kesempatan kepada anak
untuk menggunakan semua pemikiranya berada pada kualitas “Sedang”. Item no
45
22 terbukti bahwa guru yang menjawab “Tidak setuju” guru membiarkan anak
untuk menggunakan semua pemikirannya berada pada kualitas “Sedang”. Item no
23 terbukti bahwa guru yang menjawab “Setuju” guru menggunakan bermain
wahana tempat belajar anak berada pada kualitas “ Sangat Baik”. Item no 24
terbukti bahwa guru yang menjawab “Tidak Setuju” guru memberikan kebebasan
kepada anak bermain ditempat wahan belajar berada pada kualitas “Sedang”.
Berdasarkan hasil temuan tersebut diatas, maka strategi guru dalam membimbing
perkembangan kognitif anak di TK Kecamatan Telanaipura Kota Jambi dilihat
dari strategi pembelajaran terpadu berada pada kualitas “Baik”.
6. Strategi Guru dalam Membimbing Perkembangan Kognitif Anak
Pada Indikator Strategi Pembelajaran Melalui Kecerdasan
Majemuk
Berdasarkan distribusi data secara umum melalui indikator-indikator tentang
strategi guru, maka gambaran mengenai strategi pembelajaran melalui kecerdasan
majemuk dapat diperhatikan pada tabel berikut ini:
Tabel 4.8 Strategi guru dalam membimbing perkembangan kognitif anak
pada indikator strategi pembelajaran melalui kecerdasan majemuk
No
item
Jawaban Bobot
Setuju % Tdk s % B %
25 79 89,8 9 10,2 79 89,8
26 42 47,7 46 52,3 46 52,3
27 75 85,2 13 14,8 75 85,2
28 42 47,7 46 52,3 46 52,3
29 77 87,5 11 12,5 77 87,5
30 42 47,7 46 52,3 46 52,3
Jumlah 419,4
rata-rata 69,9 Sumber : Olahan Data Primer 2017
Dapat kita lihat pada tabel 4.8 bahwa strategi guru dalam membimbing
perkembangan kognitif anak di TK Kecamatan Telanaipura Kota Jambi pada
indikator strategi pembelajaran melalui kecerdasan majemuk berada pada kualitas
46
“Baik” dengan presentase 69,9%. Hal ini terbukti dengan pengolahan angket
sebagaimana telah dijabarkan pda tabel diatas. Strategi guru dalam membimbing
perkembangan kognitif anak di TK Kecamatan Telanaipura Kota Jambi pada
indikator strategi pebelajaran melalui kecerdasan majemuk meliputi kecerdasan
linguistik verbal, kecerdasan logis matematis dan kecerdasan naturalis.
Item pernyataan no 25 terbukti bahwa guru yang menjawab “Setuju” guru
mengembangkan kecerdasan linguistik verbalanak pada saat pembelajaran berada
pada kualitas “Baik”. Item no 26 terbukti bahwa guru yang menjawab “Tidak
setuju” masih banyak anak yang belum mengerti karena guru mengembangkan
kecerdasan linguistik verbal belum kesemua anak berada pada kualitas “Sedang”.
Item no 27 terbukti bahwa guru yang menjawab “Setuju” dalam proses
pembelajaran guru melibatan anak agar kecerdasan logis matematis anak
berkembang berada pada kualitas “Baik”. Item no 28 terbukti bahwa guru yang
menjawab “Tidak Setuju” guru melibatkan kecerdasan logis matematis belum
kesemua anak berada pada kualitas “Sedang”. Item no 29 terbukti bahwa guru
yang menjawab “Setuju” guru mengenalkan bentuk-bentuk alam melalui
kecerdasan naturalis berada pada kualitas “Baik”. Item no 30 terbukti bahwa guru
yang menjawab “Tidak Setuju” dalam proses pembelajaran guru membiarkan
anak membuat bentuk-bentuk alam sesuai yang dilihatnya berada pada kualitas
“Sedang”.
Berdasarkan hasil temuan tersebut diatas ,maka strategi guru dalam membimbing
perkembangan kognitif anak di TK Kecamatan Telanaipura Kota Jambi dilihat
dari strategi pembelajaran melalui kecerdasan majemuk berada pada kualitas
“Baik”.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Strategi Guru dalam Membimbing Perkembangan Kognitif Anak
47
Berdasarkan hasil pengolahan data yang diperoleh dari penyebaran angket
terhadap 88 responden, kemudian diolah dengan menggunakan teknik statistik,
maka diperoleh hasil penelitian yang disajikan pada tabel 4.2 dimana terlihat
bahwa rata-rata presentase frekuensi jawaban responden dari 30 item pernyataan
strategi guru dalam membimbing perkembangan kognitif anak di TK Kecamatan
Telanaipura Kota Jambi berada pada kualitas “Baik”dengan presentase 69,74%.
Ini sesuai dengan pendapat Masitoh dkk., (2005:6.3) dalam Mursid (2015:98)
bahwa stategi guru adalah sebagai segala usaha guru dalam menerapkan berbagai
stategi pembelajaran untuk mencapai tujuan yang diharapkan,dan seterusnya.
Pendapat Dick dan Carrey, bahwa strategi pembelajaran adalah semua komponen
materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan untuk membantu anak dalam
mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
Strategi guru dalam membimbing perkembangan kognitif anak di TK Kecamatan
Telanaipura Kota jambi untuk masing-masing indikator dapat diperhatikan pada
tabel sebagai berikut:
Tabel 4.9 : Rekapitulasi hasil strategi guru
No Indikator Jawaban Aspek
kualitas
Setuju Tidak setuju
1 Strategi pembelajaran
yang berpusat pada anak
72,35 27,65 Baik
2 Strategi pemelajaran
melalui bermain
70,08 29,92 Baik
3 Strategi pembelajaran
melalui bercerita
73,0 27 Baik
4 Strategi pembelajaran
melalui bernyanyi
72,2 27,8 Baik
5 Strategi pembelajaran
terpadu
66,7 33,3 Baik
6 Strategi pembelajaran
melalui kecerdasan
majemuk
69,9 30,1 Baik
Rata-rata 69,7 30,3 Baik
48
Sumber : Olahan Data Primer 2017
1. Strategi guru dalam membimbing perkembangan kognitif anak
pada indikator strategi pembelajaran yang berpusat pada anak
Berdasarkan hasil pengolahan data yang diperoleh dari hasil penyebaran angket
kepada 88 responden, kemudian diolah dengan menggunakan teknik statistik
maka terlihat bahwa rata-rata persentase frekuensi jawaban responden dari 6 item
pernyataan strategi guru dalam membimbing perkembanagn kognitif dalam
strategi pembelajaran yang berpusat pada anak berada pada kualitas “Baik”
dengan hasil persentase 72,35%. Ini sesuai dengan pendapat Mursit (2015:101)
Strategi pembelajaran yang berpusat pada anak, Anak merupakan individu yang
sedang tumbuh dan berkembang.anak juga merupakan mahkluk yang aktif.
2. Strategi guru dalam membimbing perkembangan kognitif anak
pada indikator strategi pembelajaran melalui bermain
Berdasarkan hasil pengolahan data yang diperoleh dari hasil penyebaran angket
kepada 88 responden, kemudian diolah dengan menggunakan teknik statistik
maka terlihat bahwa rata-rata persentase frekuensi jawaban responden dari 6 item
pernyataan strategi guru dalam membimbing perkembanagn kognitif dalam
strategi pembelajaran melalui bermain berada pada kualitas “Baik” dengan hasil
persentase 70,08%. Sesua dengan pendapat Mursid (2015:102) bermain
merupakan kebutuhan anak, bermain merupakan aktifitas yang menyatu dengan
dunia anak yang dialaminya terkandung beberapa macam fungsi seperti
pengembangan kemampuan fisik motorik, kognitif, efektif, sosial, dengan bermin
akan mengalami suatu proses yang mengantarkan pada pengembangan
kemampuan manusiawi.
49
3. Strategi guru dalam membimbing perkembangan kognitif anak
pada indikator strategi pembelajaran melalui bercerita
Berdasarkan hasil pengolahan data yang diperoleh dari hasil penyebaran angket
kepada 88 responden, kemudian diolah dengan menggunakan teknik statistik
maka terlihat bahwa rata-rata persentase frekuensi jawaban responden dari 4 item
pernyataan strategi guru dalam membimbing perkembanagn kognitif dalam
strategi pembelajaran melalui bercerita berada pada kualitas “Baik” dengan hasil
persentase 73,0%.
4. Strategi guru dalam membimbing perkembangan kognitif anak
pada indikator strategi pembelajaran melalui bernyanyi
Berdasarkan hasil pengolahan data yang diperoleh dari hasil penyebaran angket
kepada 88 responden, kemudian diolah dengan menggunakan teknik statistik
maka terlihat bahwa rata-rata persentase frekuensi jawaban responden dari 2 item
pernyataan strategi guru dalam membimbing perkembanagn kognitif dalam
strategi pembelajaran melalui bernyanyi berada pada kualitas “Baik” dengan hasil
persentase 72,2%. Sesuai dengan pendapat Honig dalam Masitoh dkk(2005:11.3)
dalam Mursid (2015:104), menyatakan bahwa bernyanyi banyak manfaat untuk
praktik pendidikan dan pengembangan pribadinya seperti: bernyanyi dapat
membantu daya ingat anak.
5. Strategi guru dalam membimbing perkembangan kognitif anak
pada indikator strategi pembelajaran melalui terpadu
Berdasarkan hasil pengolahan data yang diperoleh dari hasil penyebaran angket
kepada 88 responden, kemudian diolah dengan menggunakan teknik statistik
maka terlihat bahwa rata-rata persentase frekuensi jawaban responden dari 6 itam
pernyataan strategi guru dalam membimbing perkembanagn kognitif dalam
50
strategi pembelajaran melalui terpadu berada pada kualitas “Baik” dengan hasil
persentase 66,7%. Ini sesuai dengan pendapat Mursit (2015:105) Anak adalah
mahluk seutuhnya yang memiliki berbagai aspek kemampuan yang semuanya
perlu dikembangkan berbagai kemampuan yang dimiliki oleh anak dapat
berkembang jika ada stimulasi untuk hal tersebut.
6. Strategi guru dalam membimbing perkembangan kognitif anak
pada indikator strategi pembelajaran melalui kecerdasan
majemuk
Berdasarkan hasil pengolahan data yang diperoleh dari hasil penyebaran angket
kepada 88 responden, kemudian diolah dengan menggunakan teknik statistik
maka terlihat bahwa rata-rata persentase frekuensi jawaban responden dari 6 itam
pernyataan strategi guru dalam membimbing perkembanagn kognitif dalam
strategi pembelajaran melalui kecerdasan majemuk berada pada kualitas “Baik”
dengan hasil persentase 69,9%. Ini sesuai dengan pendapat Tadkiroatun Musfiroh,
kecerdasan linguistik verbal dapat diartikan sebagai kemampuan menyelesaikan
masalah,mengembangkan masalah, dan menciptakan sesuatu. Kecerdasan logika
matematis, merupakan kecerdasan menggunakan angka dengan baik dan
melakukan penalaran yang benar. Seperti menciptakan angka, menyelesaikan
masalah, mengembangkan masalah, dan seterusnya kecerdasan naturalis leslie
owen wilson dalam Tadkiroatun Musfiroh, mengatakan kecerdasan naturalis
berkaitan dengan wilayah otak yang peka terhadap pengenalan bentuk atau pola.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
51
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang strategi guru dalam
membimb ing perkembangan kognitif anak di TK Kecamatan Telanaipura
Kota Jambi, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Kesimpulan Secara umum
Strategi guru dalam membimbing perkembangan kognitif anak
secara keseluruhan (umum) berada pada kategori “Baik” dengan hasil
persentase sebesar 69,7% .
2. Kesimpulan Secara Khusus
1. Strategi guru dalam membimbing perkembangan kognitif anak diTK
Kecamatan Telanaipura Kota Jambi berdasarkan indikator strategi
pembelajaran yang berpusat pada anak berada pada kualitas “Baik”
dengan hasil persentase 72,35%.
2. Strategi guru dalam membimbing perkembangan kognitif anak di
TK Kecamatan Telanaipura Kota Jambi berdasarkan indikator
strategi pembelajaran melalui bermain berada pada kualitas “Baik”
dengan hasil persentase 70,08%.
3. Strategi guru dalam membimbing perkembangan kognitif anak di
TK Kecamatan Telanaipura Kota Jambi berdasarkan indikator
strategi pembelajaran bercerita berada pada kualitas “Baik” dengan
hasil persentase 73,0 %.
4. Strategi guru dalam membimbing perkembangan kognitif anak di
TK Kecamatan Telanaipura Kota Jambi berdasarkan indikator
strategi pembelajaran melalui bernyanyi berada pada kualitas “Baik”
dengan hasil persentase 72,2 %.
52
5. Strategi guru dalam membimbing perkembangan kognitif anak di
TK Kecamatan Telanaipura Kota Jambi berdasarkan indikator
strategi pembelajaran terpadu berada pada kualitas “Baik” dengan
hasil persentase 66,7 %.
6. Strategi guru dalam membimbing perkembangan kognitif anak di
TK Kecamatan Telanaipura Kota Jambi berdasarkan indikator
strategi pembelajaran melalui kecerdasan majemuk berada pada
kualitas “Baik” dengan hasil persentase 69,9 %.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh maka
saran penelitian pada akhir penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pihak sekolah dan guru, hendaknya membuat pembelajaran disekolah
menjadi lebih menyenangkan bagi anak.
2. Guru dan orangtua, hendaknya guru lebih meningkatkan kualitas
dalam pembelajaran agar 6 strategi guru memiliki kualitas sangat baik
sesuai harapan, dan bagi orangtua juga ikut mendukung dan bisa
bekerjasama dengan guru supaya perkembangan kognitif anak
berkembang sesuai usianya.
C. Implikasi Penelitian
1. Penelitian ini bertujan secara umum:
Untuk mendeskripsikan strategi guru dalam membimbing
perkembangan kognitif anak di TK kecamatan telanaipura kota jambi.
2. Secara khusus:
53
1. Untuk mendeskripsikan strategi guru dalam membimbing
perkembangan kogitif anak melalui pembelajaran yang berpusat
pada anak.
2. Untuk mendeskripsikan strategi guru dalam membimbing
perkembangan kogitif anak melalui pembelajaran melaui bermain.
3. Untuk mendeskripsikan strategi guru dalam membimbing
perkembangan kogitif anak melalui pembelajaran bercerita.
4. Untuk mendeskripsikan strategi guru dalam membimbing
perkembangan kogitif anak melalui pembelajaran bernyanyi.
5. Untuk mendeskripsikan strategi guru dalam membimbing
perkembangan kogitif anak melalui pembelajaran terpadu.
6. Untuk mendeskripsikan strategi guru dalam membimbing
perkembangan kogitif anak melalui pembelajaran majemuk.
Berdasarkan hasil penelitian pada strategi guru dalam membimbing
perkembangan kognitif anak di TK Kecamatan Telanaipura ternyata strategi guru
memiliki strategi yang berbeda-beda namun secara umum strategi guru dalam
membimbing perkembangan kognitif anak sudah baik. Disetiap sekolahnya guru
sudah menjalankan 6 srtategi namun masih belum maksimal, hal ini tentu akan
menjadi masukan yang bermanfaat serta motivasi untuk guru untuk meningkatkan
kualitas strategi pembelajaran guru disekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Adisusilo,Sutarjo. 2012. Pembelajaran nilai karakter. Jakarta: PT
Grafindo Persada.
Ambara P. Didith, Dkk. 2014. Asesmen Anak Usia Dini. Singaraja: Graha
Ilmu.
54
Darmansyah. 2010. Strategi Pembelajaran Menyenangkan Dengan
Humor. Jakarta: Bumi Aksara
Gurnarsa D. Singgih. 2012. Dasar & Teori Perkembangan Anak. Jakarta:
PT BPK Gunung Muli
Hasan,Maimunah.2009. Pendidikan anak usia dini . Jogjakarta: Diva Pres
Anggota IKAPI.
Hasnida. 2014. Analisis Kebutuhan Anak Usia Dini. Jakarta: PT luxima
Media.
Majid,Abdul. 201. Strategi Belajar. Bandung: Pt Remaja Rusdakarya.
Martinis,Yamin. 2012. Strategi Pembelajaran Bebasis Kompetensi.
Referensi (GP Pres Group):Ciputan Mega Mall.
Mursid. 2015. Pengembangan Pembelajaran PAUD.Bandung: PT
REMAJA ROSDAKARYA
Musfiroh,Tadkiroatun. Pengembangan Kecerdasan Majemuk,Penerbit
Universitas Terbuka
Silver, Harvey F DKK. 2012. Strategi-Strategi Pengajaran.Jakarta: PT
Indeks.
Sofyan,Hendra.2014. Perkembangan Anak Usia Dini dan Cara Praktis
Peningkatanya . Jakarta: CV Infomedika.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian PendidikanPendekatan Kuantitatif
Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sutja Akmal,dkk. 2012. Panduan penulisan skripsi program ekstensi
bimbingan konseling –FKIP UNJA
Umar, 2005. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. PT. Raja
Grafundo Persada, Jakarta
Wiyani,A,Novan. Psikologi perkembangan anak usia dini .Jakrata :Gava
Media. (2009),hlm 6.
Yamin,Martinis. Desain Baru Pembelajaran Kontrutivision, Relevensi
Ciputat Mega Mal: Jakarta (2012), hlm 64.
Yamin,Martinis. Manajen Pembelajaran Kelas, Gaung Persada (GP Pres):
Jakarta. (2009),hlm 134.
55
Yusuf,Syamsu. Perkembangan Peserta Didik,PT RAJA GRAFINDO
PERSADA: Jakarta. (2014),hlm136.