soalan 5.docx

11
8.0 PRINSIP MORAL ALIRAN EKSISTENSIALISME 8.1 KONSEP DAN PENGERTIAN EKSISTENSIALISME Eksistensialisme kewujudan berasal dari kata ex yang bererti keluar dan sister bererti berdiri atau meletakkan, jadi secara luas kewujudan boleh ditafsirkan sebagai berdiri dengan keluar dari diri sendiri. Falsafah eksistensialisme tidak sama dengan kewujudan tetapi ada kesepakatan diantara keduanya yaitu sama-sama meletakkan cara wujud manusia sebagai tema pokok. Secara umum eksistensialisme merupakan suatu aliran falsafah yang lahir kerana rasa tidak puas hati beberapa ahli falsafah yang memandang bahawa falsafah pada masa Yunani hingga moden, seperti protes terhadap rasionalisme Yunani, khususnya pandangan tentang spekulasi mengenai manusia. Intinya adalah penolakan untuk mengikuti suatu aliran, penolakan terhadap kemampuan suatu kumpulan keyakinan, khususnya kemampuan sistem, rasa tidak puas terhadap falsafah tradisional yang bersifat cetek, akademik dan jauh dari kehidupan, juga pemberontakan terhadap alam yang bersifat peribadi yang memandang manusia terbelenggu dengan aktiviti teknologi yang membuat manusia kehilangan hakekat hidupnya sebagai manusia yang bereksistensi. Eksistensialisme merupakan suatu aliran dalam ilmu falsafah yang menekankan pada manusia yang bertanggung jawab atas kemahuannya yang bebas tanpa memikirkan secara mendalam mana yang benar dan mana yang tidak benar. Sebenarnya bukannya tidak mengetahui mana yang benar dan mana yang tidak benar, 50

Upload: sarah-clements

Post on 18-Nov-2015

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

8.0PRINSIP MORAL ALIRAN EKSISTENSIALISME8.1KONSEP DAN PENGERTIAN EKSISTENSIALISMEEksistensialisme kewujudan berasal dari kataexyang bererti keluar dansisterbererti berdiri atau meletakkan, jadi secara luas kewujudan bolehditafsirkansebagai berdiri dengan keluar dari diri sendiri.Falsafah eksistensialisme tidak sama dengan kewujudan tetapi ada kesepakatan diantara keduanya yaitu sama-sama meletakkan cara wujud manusia sebagai tema pokok.Secara umum eksistensialisme merupakan suatu aliran falsafah yang lahir kerana rasa tidak puas hati beberapa ahli falsafah yang memandang bahawa falsafah pada masa Yunani hingga moden, seperti protes terhadap rasionalisme Yunani, khususnya pandangan tentang spekulasi mengenai manusia.Intinya adalah penolakan untuk mengikuti suatu aliran, penolakan terhadap kemampuan suatu kumpulan keyakinan, khususnya kemampuan sistem, rasa tidak puas terhadap falsafah tradisional yang bersifat cetek, akademik dan jauh dari kehidupan, juga pemberontakan terhadap alam yang bersifat peribadi yang memandang manusia terbelenggu dengan aktiviti teknologi yang membuat manusia kehilangan hakekat hidupnya sebagai manusia yang bereksistensi.Eksistensialisme merupakan suatu aliran dalam ilmu falsafah yang menekankan pada manusiayang bertanggung jawab atas kemahuannya yang bebas tanpa memikirkan secara mendalam mana yang benar dan mana yang tidak benar.Sebenarnya bukannya tidak mengetahui mana yang benar dan mana yang tidak benar, tetapi seorang eksistensialis sedar bahawa kebenaran bersifat relatif, dan dengan itu masing-masing individu bebas menentukan sesuatu yang menurutnya benar.Manusia juga dipandang sebagai suatu makhluk yang harus bereksistensi, mengkaji cara manusia berada di dunia dengan kesedaran.Jadi boleh dikatakan pusat renungan eksistensialisme adalah manusia yang konkrit.Ada beberapa ciri eksistensialisme, iaitu, selalu melihat cara manusia berada, kewujudan ditafsirkan secara dinamik sehingga ada unsur berbuat dan menjadi, manusia dipandang sebagai suatu realiti yang terbuka dan belum selesai, dan berdasarkan pengalaman yang konkrit.Jadi dapat disimpulkan bahawa eksistensialisme memandang manusia sebagai suatu yang tinggi, dan keberadaannya itu selalu ditentukan oleh dirinya, kerana hanya manusialah yang dapat bereksistensi, yang sedar akan dirinya dan tahu bagaimana cara meletakkan dirinya.Adapun ilmu-ilmu lain yang berkaitan dengan eksistensialisme adalah ilmu-ilmu yang berkaitan dengan manusia seperti sosiologi (berkaitan dengan manusia dan keberadaannya di dalam persekitaran sosial), antropologi (berkaitan antar manusia dengan persekitaran budaya).Eksistensialisme mempersoalkan kewujudan manusia, dan kehadiran itu dihadirkan melalui kebebasan.Namun, menjadi eksistensialis bukan selalu harus menjadi seorang yang lain dari pada yang lain, sedar bahawa kewujudan dunia merupakan sesuatu yang berada diluar kawalan manusia, tetapi bukan membuat sesuatu yang unik ataupun yang baru yang menjadi intipati dari eksistensialisme.Membuat sebuah pilihan atas dasar keinginan sendiri, dan sedar akan tanggungjawabnya dimasa depan adalah inti dari eksistensialisme.Sebagai contoh, mau tidak mau kita akan terjun ke pelbagai profesion seperti doktor, pereka, jurutera, ahli perniagaan dan sebagainya, tetapiyang dipersoalkan oleh eksistensialisme adalah, apakah kita menjadi doktor atas keinginan orang tua, atau keinginan sendiri.8.2Tokoh-tokoh Eksistensialisme1)Soren Aabye Kiekeegaard

Inti pemikiran dari tokoh ini adalah kewujudan manusia bukanlah sesuatu yang statik tetapi sentiasa menjadi, manusia selalu bergerak dari kemungkinan menuju suatu kenyataan, dari cita-cita menuju kenyataan hidup saat ini.Jadi ditekankan harus ada keberanian dari manusia untuk mewujudkan apa yang ia cita-citakan atau apa yang ia anggap kemungkinan.2)Friedrich Nietzsche

Menurutnya manusia yang bereksistensi adalah manusia yang mempunyai keinginan untuk berkuasa (will to power), dan untuk berkuasa manusia harus menjadi manusia super (uebermensh) yang mempunyai mental majikan bukan mental budak.Dan kemampuan ini hanya boleh dicapai dengan penderitaan kerana dengan menderita orang akan berfikir lebih aktif dan akan mencari dirinya sendiri.3)Karl Jaspers

Memandang falsafah bertujuan mengembalikan manusia kepada dirinya sendiri.Eksistensialismenya ditandai dengan pemikiran yang menggunakan dan mengatasi semua pengetahuan objektif, sehingga manusia sadar akan dirinya sendiri.4)Martin Heidegger

Inti pemikirannya adalah kewujudan manusia diantara kewujudan yang lain, segala sesuatu yang berada diluar manusia selalu dikaitkan dengan manusia itu sendiri, dan benda-benda yang ada diluar manusia, baru mempunyai makna apabila dikaitkan dengan manusia kerana benda-benda yang berada diluar itu selalu digunakan manusia pada setiap tindakan dan tujuan mereka.5)Jean Paul Sartre

Menekankan pada kebebasan manusia, manusia setelah diciptakan mempunyai kebebasan untuk menetukan dan mengatur dirinya.Konsep manusia yang bereksistensi adalah makhluk yang hidup dan berada dengan sedar dan bebas bagi diri sendiri.

8.3Nilai moral Dalam EksistensialismeEksistensialisme meliputi makna/aspek kehidupan manusia di dunia. Seorang manusia lahir untuk mencari sendiri makna hidupnya di dunia. Hal ini dilakukan dengan melakukan perjalanan ke berbagai tempat untuk mencari makna hidup. Jika manusia banyak bepergian dan menemukan banyak peristiwa dalam perjalanannya, maka ia juga dapat menangkap makna dari peristiwa tersebut. Pada umumnya peristiwa hidup yang dialami manusia dalam kaca mata Eksistensialisme mengandung elemen ateis, kebebasan, tanggung jawab dan kematian. Berikut penjelasan dari tiap elemen tersebut. 8.3.1Kekebebasan Para eksistensialis secara umum menekankan pentingnya kebebasan manusia dan pilihan kreatif yang bebas. Kebebasan manusia ini muncul dalam eksistensialisme sebagai konsekuensi logis dari pernyataan existence precedes essence yang berarti penegasan subyektifitas yang tidak didahului oleh sesuatu yang disebut human nature atau juga skema rasional tentang realitas. Seluruh konsep-konsep yang deterministis baik oleh hukum-hukum biologis, fisiologis, social dan historis ditolak oleh para eksistensialis. Manusia sendiri yang menentukan esensinya. Kebebasan bukan suatu yang harus dibuktikan atau dibicarakan, tetapi suatu realiti yang harus dialami. Kebebasan manusia iaitu bebas memilih diantara kemungkinan-kemungkinan yang ada, menetapkan keputusan-keputusan serta bertanggung jawab tentang semua itu. Dalam diskursus mengenai kebebasan diantara kaum eksistensialis, Sartre adalah yang paling radikal dalam merumuskan doktrin kebebasan. Bahkan dalam sejarah pemikiran Barat. Manusia adalah bebas, manusia adalah kebebasannya. Tidak ada yang membatasi dan membelenggu manusia. Keberadaan manusia yang sejati merupakan produk dari perbuatan-perbuatan bebas sendiri. Menjadi diri sendiri hanya mungkin kalau manusia memilih sendiri dan menentukan sendiri bentuk baik eksistensinya. Kebebasan pada prinsipnya dibebankan pada manusia dalam situasi tertentu di dunia dan bukan merupakan pilihannya. Manusia bebas sebebas-bebasnya untuk memaknai situasinya itu melalui perbuatan-perbuatan dan usaha-usaha yang dipilih dan ditentukan oleh dirinya sendiri.8.3.2BertanggungjawabDalam aliran eksistensi ini juga,dimana manusia mempunyai kesedaran terhadap dirinya sendiri. Hal ini tidak dapat diganti dengan orang lain. Keberadaan manusia berbeza dengan benda-benda yang tidak mempunyai kesedaran sendiri. Bagi manusia ada merupakan keterbukaan. Berbeza dengan benda lain yang keberadaanya dengan esensinya. Bagi manusia keberadaan mendahului esensi. Manusia bukan apa-apa tapi di menciptakakan dirinya sendiri. Seperti utama eksistensialisme. Dasar pertamanya mengetahui manusia berusaha mendekati subyektifitas. Manusia pencipta dirinya sendiri tidak pernah berhenti mencuba dengan usaha. Kemudian menusia merencanakan segalanya untuk dirinya sendiri sebagai keberadaanya untuk menghadapi masa depan. Manusia bukan bererti apa-apa tapi rencananya yang perlu. Ia ada hanya untuk menegaskan bahwa ia dapat memenuhi kebutuhannya sendirinya. Oleh sebab itu ia tidak berarti daripada tindakannya, tidak berarti daripada hidupnya. Ini berarti bahwa manusia bertanggung jawab atas dirinya sendiri. Manusia dimanapun keberadaanya serta apapun makna keberadaanya tidak ada yang bertanggung jawab kecuali dirinya sendiri. Dalam membentuk dirinya sendiri.Apa-apa yangbterjadi dengankehidupannya merupakan tanggungjawab manusia itu secara total.Jadi,untuk menjadikan seseorang itu hidupnya sempurna sama ada aspek kekayaan,kesempurnaan dan kehormatan maka seseorang itu perlu berusaha segigih-gigihnya untuk mencapainya.Moralnya disini kita perlu berusaha untuk menjadikan diri kita sesuatu yang kita hendak corakkan.Kita tidak boleh bergantung atau menyalahkan orang lain sekiranya sesuatu yang kurang baik berlaku pada kita.8.3.3KematianMaut merupakan sesuatu diluar eksistensi. Seseorang mati maka kematian itu bukan untuk dia sendiri, tapi untuk mereka yang ditinggalkan. Kematian memberikan makna bagi orang lain. Merekalah yang memberi erti pada kematian seseorang bukan orangnya sendiri. Selain itu,moral juga kita dapati daripada pandangan eksistensialisme adalah:Menurut metafisika: (hakekat kenyataan) peribadi manusia tak sempurna, boleh diperbaiki melalui kesedaran diri dengan menerapkan prinsip & standard pembangunan ke pribadianEpistimologi: (hakekat pengetahuan), data-dalaman-peribadi, acuannya kebebasan individu memilih Logik:(hakekat penaakulan), mencari pemahaman tentang keperluan & dorongan dalaman melaui penganalisis & introfeksi diri \Aksiologi (hakikat nilai), Standard dan prinsip yang berbeza-beza pada tiap individu bebas untuk dipilih-diambilEtika (hakekat kebaikan), tuntutan moral bagi kepentingan peribadi tanpa menyakiti yang lain estetika (hakikat keindahan), keindahan ditentukan secara individual pada tiap orang oleh dirinya.Tujuan hidup menyempurnakan diri melalui pilihan standard secara bebas oleh tiap individu, mencari kesempurnaan hidup8.4PenutupPenilaian kritis adanya kaedah Eksistensialisme dalam kehidupan manusia seharusnya tidak perlu dijalankan, kerana pada dasarnya Manusia merupakan politicon (makhluk sosial) pasti memerlukan kehadiaran orang lain dalam menjalani kehidupannya.Dalam agama Islam istilah tersebut dimaknai dengan hablum min annas.yang artinya manusia itu harus ada hubungan dengan orang lain dalam menapaki dunia yang sangat luas ini.Ibadah-pun ada dua macam, yakni ibadah mahdah dan ghairu mahdah.Ibadah mahdah adalah ibadah Menegak (kepada Allah SWT), sedangkan ibadah gahiru mahdah adalah ibadah yang ada sangkut paut dengan persekitaran sekitar, boleh di sebut dengan masyarakat, komuniti, organisasi, dll.Islam sebagai agama fitrah beranggapan bahawa pergantungan manusia terhadap Tuhan pada hakikatnya pergantungan manusia pada puncak kesempurnaan.Justru ketergantunganya pada Tuhanlah yang menyebabkan ia mencari hakikat dan jati dirinya, bukan malah lalai pada dirinya sebagaimana anggapan kaum eksistensialis.John Paul Sartre (1905-1980), dalam bukunya "Asas Falsafah Eksistensialisme" menjelaskan humanisme eksistensialis mempunyai kekhusussan-kekhususan pada keutamaan kewujudan manusia dari quiditasnya dan prinsip liberitas manusia sebagai sebuah kesempurnaan.Kesalahan fatal para eksistensialis adalah mereka telah mencampuradukkan antara tujuan dan sarana mencapai tujuan.Diakui bahawa kebebasan yang dimiliki oleh mannusia adalah satu bentuk kesempurnaan bagi dirnya, tapi kesempurnaan dalam wacana, sarana dan prasarana dan bukan tujuan.Sehingga dengan kesempurnaan cara manusia boleh mampu menggapai kesempurnaan tujuan.Tapi para eksistensialis menganggap bahawa kebebasan itu sendiri adalah kesempurnaan mutlak bagi manusia, sehingga ketika manusia berjaya melawan dan menentang kuasa yang ingin menguasai dan menghadkan ruang lingkup gerak dirinya, termasuk melawan kewajiban ilahiyah, mereka menganggap hal itu merupakan bentuk kesempurnaan dan norma-norma kemanusiaan.3.2 Kesimpulan Jika agenda dari eksistensialisme, agar manusia boleh mencari jati dirinya, maka hal itu juga didorong oleh Islam selama masih berada dalam ruang lingkup Islam.Manusia tidak dibenarkan untuk berbangga diri dan memupuk sifat egois agar tidak keluar dari jalur misi risalah yang telah digariskan.Dalam hal ini, eksistensialisme merupakan aliran falsafah yang menimbulkan kegelisahan dan kebingungan terhadap tujuan kewujudan manusia dalam paradigma yang lurus.Walau bagaimanapun para eksistensialis menggilap paham ini tapi ia akan tetap dianggap sebagai musuh dari agama-agama, moral dan nilai-nilai etika.57