soalan 3.docx

11
5.0 MENGAPA RAMAI PEMIMPIN DUNIA MENGGUNAKAN ALIRAN UTILITARIAISME 5.1 PENGENALAN Aliran ini dipelopori oleh Jeremy Bentham (1748-1832), John Stuart Mill (1806-1873), dan Rudolf von Jhering (1818-1889). Bentham berpendapat bahwa alam memberikan kebahagiaan dan kesusahan. Manusia selalu berusaha memperbanyak kebahagiaan dan mengurangi kesusahannya. Kebaikan adalah kebahagiaan dan kejahatan adalah kesusahan. Tugas hukum adalah memelihara kebaikan dan mencegah kejahatan. Dengan kata lain, untuk memelihara kegunaan. Keberadaan hukum diperlukan untuk menjaga agar tidak terjadi bentrokan kepentingan individu dalam mengejar kebahagiaan yang sebesar-besarnya, untuk itu perlu ada batasan yang diwujudkan dalam hukum, jikas tidak demikian, maka akan terjadi homo homini lupus (manusia menjadi serigala bagi manusia yang lain). Oleh karena itu, ajaran Bentham dikenal sebagai utilitarianisme yang individual. Penulis lain yang tidak kalah pentingnya ialah John Stuart Mill yang lebih banyak dipengaruhi oleh pertimbangan psikologis. Ia menyatakan bahwa tujuan manusia ialah kebahagiaan. Manusia berusaha memperoleh kebahagiaan melalui hal-hal yang membangkitkan nafsunya. Mill juga menolak pandangan Kant yang mengajarkan bahwa individu harus bersimpati pada kepentingan umum. Kemudian Mill lalu menganalisis hubungan antara kegunaan dan keadilan. Pada hakikatnya, perasaan individu akan keadilan dapat membuat 36

Upload: sarah-clements

Post on 07-Feb-2016

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SOALAN 3.docx

5.0 MENGAPA RAMAI PEMIMPIN DUNIA MENGGUNAKAN ALIRAN

UTILITARIAISME

5.1 PENGENALAN

Aliran ini dipelopori oleh Jeremy Bentham (1748-1832), John Stuart Mill (1806-

1873), dan Rudolf von Jhering (1818-1889). Bentham berpendapat bahwa alam

memberikan kebahagiaan dan kesusahan. Manusia selalu berusaha

memperbanyak kebahagiaan dan mengurangi kesusahannya. Kebaikan adalah

kebahagiaan dan kejahatan adalah kesusahan. Tugas hukum adalah

memelihara kebaikan dan mencegah kejahatan. Dengan kata lain, untuk

memelihara kegunaan. Keberadaan hukum diperlukan untuk menjaga agar tidak

terjadi bentrokan kepentingan individu dalam mengejar kebahagiaan yang

sebesar-besarnya, untuk itu perlu ada batasan yang diwujudkan dalam hukum,

jikas tidak demikian, maka akan terjadi homo homini lupus (manusia menjadi

serigala bagi manusia yang lain). Oleh karena itu, ajaran Bentham dikenal

sebagai utilitarianisme yang individual.

Penulis lain yang tidak kalah pentingnya ialah John Stuart Mill yang lebih banyak

dipengaruhi oleh pertimbangan psikologis. Ia menyatakan bahwa tujuan manusia

ialah kebahagiaan. Manusia berusaha memperoleh kebahagiaan melalui hal-hal

yang membangkitkan nafsunya. Mill juga menolak pandangan Kant yang

mengajarkan bahwa individu harus bersimpati pada kepentingan umum.

Kemudian Mill lalu menganalisis hubungan antara kegunaan dan keadilan. Pada

hakikatnya, perasaan individu akan keadilan dapat membuat individu itu

menyesal dan ingin membalas dendam kepada tiap yang tidak

menyenangkannya.

Pendapat lain dilontarkan Rudolf von Jhering yang menggabungkan antara

utilitarianisme yang individual maupun yang sosial, kerana Jhering dikenal

sebagai pandangan utilitarianisme yang bersifat sosial,  jadi merupakan

gabungan antara teori yang dikemukakan oleh Bentham, Mill, dan positivisme

hukum dari John Austin. Bagi Jhering, tujuan hukum adalah untuk melindungi

kepentingan-kepentingan.

36

Page 2: SOALAN 3.docx

5.2 DEFINISI DAN CIRI ALIRAN UTILITARIANISM

Dalam mendefinisikan kepentingan, ia mengikuti Bentham, dengan

melukiskannya sebagai pengajaran kesenangan dan menghindari penderitaan

tetapi kepentingan individu dijadikan bagian dari tujuan sosial dengan

menghubungkan tujuan peribadi seseorang dengan kepentingan-kepentingan

orang lain. Utilitarianisme ialah idea atau fahaman dalam falsafah moral yang

menekankan prinsip manfaat atau kegunaan dalam menilai sesuatu tindakan

sebagai prinsip moral yang paling dasar. Dengan prinsip kegunaan dimaksudkan

prinsip yang menjadikan kegunaan sebagai tolok ukur pokok untuk menilai dan

mengambil keputusan apakah suatu tindakan itu secara moral dapat dibenarkan

atau tidak. Tindakan yang secara moral benar adalah tindakan yang berguna.

Suatu tindakan dinilai berguna kalau akibat tindakan tersebut, secara

keseluruhan, dengan memperhitungkan semua phak yang terlibat dan tanpa

membeza-bezakan,membawa akibatbaik nerupa kegembiraan atau kebahagiaan

yang semakin besar bagi semakin banyak orang.

Utilitarianisme atau Utilisme adalah aliran yang meletakkan kemanfaatan

sebagai tujuan utama hukum. Kemanfaatan ini diertikan sebagai kebahagiaan

(happiness). Jadi baik buruk atau adil tidaknya suatu hukum, bergantung kepada

apakah hukum itu memberikan kebahagiaan kepada manusia atau tidak. Oleh

karena itu tugas hukum adalah mengantarkan manusia menuju The Ultimate

Good. Sehingga esensi hukum harus bermanfaat, ertinya hukum yang dapat

membahagiakan sebagaian terbesar masyarakat.

Utilitarianisme terdiri daripada act utilitarianism dan hedonistic

utilitarianism. Act utilitarianism Ciri pertama adalah merekod akibat sesuatu

perbuatan sama ada bermoral atau sebaliknya berdasarkan kajian kes. Ciri ini

dipanggil act utilitarianism. Misalnya aktiviti riadah dengan menonton televisyen

mungkin dianggap tidak bermoral kerana masa tersebut sepatutnya digunakan

untuk kerja-kerja bermanfaat. dan Hedonistic utilitarianism pula ialah

mengambil kira kegembiraan, kesan daripada suatu tindakan dianggap bermoral.

Ini kerana Bentham berpendapat, untuk menentukan benar atau salah (moraliti )

tingkah laku individu, ianya perlu mengambil kira kesan dan akibatnya. Misalnya

tindakan yang meningkatkan ciri kesetiaan dalam persahabatan sehingga

mencetuskan ciri kegembiraan.

37

Page 3: SOALAN 3.docx

Secara lebih konkret, dalam kerangka etika utilitarianisme kita dapat

merumuskan tiga criteria objektif yang dapat dasar objektif sekaligus norma

untuk menilai suatu kebijaksanaan dan tindakan. Criteria pertama adalah

manfaat, yaitu bahwa kebijaksanaan atau tindakan itu mendatangkan manfaat

atau kegunaan tertentu. Jadi kebiasaan atau tindakan yang baik adalah yang

menghasilkan hal baik. Sebaliknya kebijaksanaan atau tindakan yang tidak baik

adalah yang mendatangkan kerugian tertentu.Criteria kedua adalah manfaat

terbesar yaitu bahwa kebijaksanaan atau tindakan itu mendatangkan manfaat

terbesar dibandingkan dengan tindakan yang lainnya.Criteria ketiga menyangkut

pertanyaan mengenai manfaat terbesar untuk siapa. Untuk saya atau

kelompokku, atau juga untuk semua orang yang terkait, terpengaruh dan terkena

kebijaksanaan atau tindakan yang akan saya ambil. Dengan demikian, criteria

yang sekaligus menjadi pegangan objektif etika utilitarianisme adalah : manfaat

terbesar bagi sebanyak orang mungkin.

5.3 MENGAPA UTILITARIANISME MENJADI PILIHAN?

5.3.1 Nilai positif yang terdapat dalam etika utilitarianisme

Nilai positif yang terdapat dalam etika utilitarianisme menyebabkan ramai

pemimpin dunia memilih aliran ini semasa mereka memerintah.

Pertama nilai rasional, Utilitarianisme tidak menerima saja norma moral yang

ada. Utilitarianisme ini bersifat rasional kerana ia mempertanyakan suatu

tindakan apakah berguna atau tidak.

Kedua, utilitarianisme sangat menghargai kebebasan setiap pelaku

moral.Ketiga, Universalitas,semboyan yang terkenal dari utilitarianisme adalah

sesuatu itu dianggap baik kalau dia memberi kegunaan yang besar bagi banyak

orang. Hal ini sering dipakai dalam politik dan negara.Sampai sekarang nilai

etika utilitarianisme mempunyai daya tarik sendiri, yang bahkan melebihi daya

tarik deontologist. yang paling mencolok etika utilitarianisme tidak memaksakan

sesuatu yang asing pada kita. Pemimpin banyak memilih untuk mengrealisasi

matlamat kepimpinannya menggunakan etika ini justru mensistemasikan dan

memformulasikan secara jelas menurut apa yang para penganutnya lakuka

dalam kehidupan seharian. Bahawa sesungguhnya dalam kehidupan kita,

38

Page 4: SOALAN 3.docx

dimana kita selalu dihadapkan pada berbagai alternative dan dilema moral, kita

hampir selalu menggunakan pertimbangan – pertimbangan tersebut di atas.

Selain,Prinsip Sikap Baik Kesedaran inti utilitarisme ialah bahwa kita

hendaknya jangan merugikan siapa saja, jadi bahwa sikap yang dituntut dari kita

sebagai dasar dalam hubungan dengan siapa saja adalah sikap yang positif dan

baik. Prinsip utilitarisme, bahwa kita harus mengusahakan akibat-akibat baik

sebanyak mungkin dan mengusahakan untuk sedapat-dapatnya mencegah

akibat-akibat buruk dari tindakan kita bagi siapa saja yang terkena olehnya

memang hanya masuk akal, kalau sudah diandaikan bahwa kita harus bersikap

baik terhadap orang lain.Dengan demikian prinsip moral dasar pertama dapat

kita sebut prinsip sikap baik. Prinsip itu mendahului dan mendasari semua

prinsip moral lain. Baru atas tuntutan dasar ini semua tuntutan moral lain masuk

akal. Kalau tidak diandaikan bahwa pada dasarnya kita harus bersikap positif

terhadap orang lain.Prinsip ini mempunyai erti yang amat besar bagi kehidupan

manusia. Hanya kerana prinsip itu memang kita resapi dan rupa-rupanya

mempunyai dasar dalam struktur psikis manusia, kita dapat bertemu dengan

orang yang belum kita kenal tanpa takut. Kerana sikap dasar itu kita dapat

mengandaikan bahwa orang lain tidak akan langsung mengancam atau

merugikan kita. Kerana sikap dasar itu kita selalu mengandaikan bahwa yang

memerlukan alasan bukan sikap yang baik melainkan sikap yang buruk. Jadi

yang biasa pada manusia bukan sikap memusuhi dan hendak membunuh,

melainkan sikap bersedia untuk menerima baik dan membantu. Oleh kerana itu

berulang kali kita dapat mengalami bahwa orang yang sama sekali tidak kita

kenal, secara spontan tidak membantu kita dalam kesusahan. Andaikata tidak

demikian, andaikata sikap dasar antara manusia adalah negatif, maka siapa saja

harus kita curigai, bahkan kita pandang sebagai ancaman. Hubungan antar

manusia akan mati.

Prinsip Keadilan,masih ada prinsip lain yang tidak termuat dalam

utilitarisme, yaitu prinsip keadilan. Bahawa keadilan tidak sama dengan sikap

baik, dapat kita pahami pada sebuah contoh : untuk memberikan makanan

kepada seorang ibu gelandangan yang menggendong anak, apakah saya boleh

mengambil sebuah kotak susu dari sepermarket tanpa membayar, dengan

pertimbangan bahwa kerugian itu amat kecil, sedangkan bagi ibu gelandangan

39

Page 5: SOALAN 3.docx

itu sebuah kotak susu dapat berarti banyak baginya. Tetapi kecuali kalau betul-

betul sama sekali tidak ada jalan lain untuk menjamin bahwa anak ibu itu dapat

makan, kiranya kita harus mengatakan bahwa dengan segala maksud baik itu

kita tetap tidak boleh mencuri. Mencuri melanggar hak milik pribadi dan dengan

demikian keadilan. Berbuat baik dengan melanggar hak pihak ketiga tidak

dibenarkan.

Hal yang sama dapat juga dirumuskan dengan lebih teoritis : Prinsip kebaikan

hanya menegaskan agar kita bersikap baik terhadap siapa saja. Tetapi

kemampuan manusia untuk bersikap baik secara hakiki terbatas, itu tidak hanya

berlaku pada benda-benda materiil yang dibutuhkan orang : uang yang telah

diberikannya kepada seseorang pengemis tidak dapat dibelanjakan bagi anak-

anaknya sendiri; melainkan juga dalam hal perhatian dan cinta kasih :

kemampuan untuk memberikan hati kita juga terbatas! Maka secara logis

dibutuhkan prinsip tambahan yang menentukan bagaimana kebaikan yang

merupakan barang langka itu harus dibagi. Prinsip itu prinsip keadilan.

Adil pada hakekatnya berarti bahwa kita memberikan kepada siapa saja apa

yang menjadi haknya. Dan karena pada hakekatnya semua orang sama nilainya

sebagai manusia, maka tuntutan paling dasariah keadilan ialah perlakuan yang

sama terhadap semua orang, tentu dalam situasi yang sama. Jadi prinsip

keadilan mengungkapkan kewajiban untuk memberikan perlakuan yang sama

dan untuk menghormati hak semua pihak yang bersangkutan. Suatu perlakuan

yang tidak sama adalah tidak adil, kecuali dapat diperlihatkan mengapa ketidak

samaan dapat dibenarkan (misalnya karena orang itu tidak membutuhkan

bantuan). Suatu perlakuan tidak sama selalu perlu dibenarkan secara khusus,

sedangkan perlakuan yang sama dengan sendirinya betul kecuali terdapat

alasan-alasan khusus. Secara singkat keadilan menuntut agar kita jangan mau

mencapai tujuan-tujuan, termasuk yang baik, dengan melanggar hak seseorang.

Prinsip Hormat Terhadap Diri Sendiri.Prinsip ini mengatakan bahwa kita

wajib untuk selalu memperlakukan diri sebagai suatu yang bernilai pada dirinya

sendiri. Prinsip ini berdasarkan faham bahwa manusia adalah person, pusat

berpengertian dan berkehendak yang memiliki kebebasan dan suara hati,

makhluk berakal budi. Oleh karena itu manusia tidak pernah boleh dianggap

40

Page 6: SOALAN 3.docx

sebagai sarana semata-mata demi suatu tujuan yang lebih lanjut. Ia adalah

tujuan yang bernilai pada dirinya sendiri, jadi nilainya bukan sekedar sebagai

sarana untuk mencapai suatu maksud atau tujuan yang lebih jauh. Hal itu juga

berlaku bagi kita sendiri. Maka manusia juga wajib untuk memperlakukan dirinya

sendiri dengan hormat. Kita wajib menghormati martabat kita sendiri.

Prinsip ini mempunyai dua arah. Pertama dituntut agar kita tidak membiarkan diri

diperas, diperalat, diperkosa atau diperbudak. Perlakuan semacam itu tidak

wajar untuk kedua belah pihak, maka yang diperlakukan demikian jangan

membiarkannya berlangsung begitu saja apabila ia dapat melawan. Kita

mempunyai harga diri. Dipaksa untuk melakukan atau menyerahkan sesuatu

tidak pernah wajar, karena berarti bahwa kehendak dan kebebasan eksistensial

kita dianggap sepi. Kita diperlakukan sama seperti batu atau binatang. Hal itu

juga berlaku apabila hubungan-hubungan pemerasan dan perbudakan dilakukan

atas nama cinta kasih, oleh orang yang dekat dengan kita, seperti oleh orang tua

atau suami. Kita berhak untuk menolak hubungan pemerasan, paksaan,

pemerkosaan yang tidak pantas. Misalnya ada orang yang didatangi orang yang

mengancam bahwa ia akan membunuh diri apabila dia itu tidak mau kawin

dengannya, maka menurut hemat saya sebaiknya diberi jawaban “silahkan!”

dengan resiko bahwa ia memang akan melalukannya (secara psikologis itu

sangar tidak perlu dikhawatirkan; orang yang sungguh-sungguh untuk

membunuh diri biasanya tidak agresif). Adalah tidak wajar dan secara moral

tidak tepat untuk membiarkan dia diperas, juga kalau kita mau diperas atas nama

kebaikan kita sendiri.

Yang kedua, kita jangan sampai membiarkan diri terlantar, kita mempunyai

kewajiban bukan hanya terhadap orang lain, melainkan juga terhadap diri kita

sendiri. Kita wajib untuk mengembangkan diri. Membiarkan diri terlantar berarti

bahwa kita menyia-nyiakan bakat-bakat dan kemampuan-kemampuan yang

dipercayakan kepada kita. Sekaligus kita dengan demikian menolak untuk

memberikan sumbangan kepada masyarakat yang boleh diharapkannya dari

kita.

41

Page 7: SOALAN 3.docx

5.3.2 Utilitarianisme sebagai proses dan standard penilaian.

Pemimpin dunia memilih aliran utilitarianism juga disebabkan etikanya

iaitu pertama etika utilitarianisme digunakan sebagai nproses untuk mengambil

keputusan,kebijaksanaan atau untuk bertindak .Disamping, etika utilitarianisme

sebagai standard penilaian bagi tindakan atau kebijaksanaan yang telah

dilakukan.

5.3.1 Analisis keuntungan dan kerugian

Dalam etika utilitarianisme, manfaat dan kerugian selalu dikaitkan dengan semua

orang yang terkait, sehingga analisis keuntungan dan kerugian tidak lagi semata

mata tertuju langsung pada keuntungan perusahaan.Analisis keuntungan dan

kerugian dalam kerangka etika bisnis. Pertama, keuntungan dan kerugian, kos

dan benefit yang dianalisis tidak dipusatkan pada keuntungan dan kerugian

perusahaan.Kedua,analisis, keuntungan dan kerugian tidak ditempatkan dalam

kerangka untuk jangka panjang.

Langkah konkret yang perlu diambil dalam membuat kebijaksanaan , berkaitan

dengan analisis keuntungan dan kerugian.

i. Mengumpulkan dan mempertimbangkan alternative kebijaksanaan

dan kegiatan bisnis sebanyak banyaknya.

ii. Seluruh alternative pilihan dalam analisis keuntungan dan kerugian,

dinilai berdasarkan keuntungan yang menyangkut aspek aspek moral.

iii. Analisis neraca keuntungan dan kerugian perlu dipertimbangkan

dalam kerangka jangka panjang.

Kesimpulannya Utilitarianisme berpegang kepada prinsip bahawa seseorang itu

sepatutnya melakukan sesuatu tindakan yang akan menghasilkan kebaikan yang

paling banyak kepada setiap orang atau kebahagiaan yang paling banyak

kepada sejumlah insan yang paling ramai.Kebahagiaan yang dimaksudkan ialah

keseronokan (sesuatu yang bukan bersifat moral).

42