skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47115/1/reny...
TRANSCRIPT
STRATEGI KOMUNIKASI PERSUASIF
GURU TAMAN KANAK-KANAK (TK)
ISLAMIC GREEN SCHOOL HIJAU DAUN
DALAM MEMBENTUK KARAKTER PEDULI
TERHADAP SAMPAH PADA SISWA DI KEDIRI
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial
(S.Sos)
Oleh
Reny Nur Aini
NIM 1113051000184
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440H / 2018M
i
STRATEGI KOMUNIKASI PERSUASIF
GURU TAMAN KANAK-KANAK (TK)
ISLAMIC GREEN SCHOOL HIJAU DAUN
DALAM MEMBENTUK KARAKTER PEDULI
TERHADAP SAMPAH PADA SISWA DI KEDIRI
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial
(S.Sos)
Oleh
Reny Nur Aini
NIM 1113051000184
Pembimbing
Ade Rina Farida, M. Si
NIP 19770513 200701 2 018
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440H / 2018M
ii
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : Reny Nur Aini
NIM : 1113051000184
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul STRATEGI
KOMUNIKASI PERSUASIF TAMAN KANAK-KANAK (TK)
ISLAMIC GREEN SCHOOL HIJAU DAUN DALAM
MEMBENTUK KARAKTER PEDULI TERHADAP SAMPAH
PADA SISWA DI KEDIRI JAWA TIMUR adalah benar
merupakan karya saya sendiri dan tidak melakukan tindakan
plagiat dalam penyusunannya. Adapun kutipan yang ada dalam
penyusunan karya ini telah saya cantumkan sumber kutipannya
dalam skripsi. Saya bersedia melakukan proses yang semestinya
sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku jika ternyata
skripsi ini sebagian atau keseluruhan merupakan plagiat dari karya
orang lain. Demikian pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan
seperlunya.
Jakarta, 13 November 2018
Reny Nur Aini
1113051000184
ABSTRAK
Reny Nur Aini
Strategi Komunikasi Persuasif Guru Taman Kanak-kanak (TK) Islamic Green
School Hijau Daun dalam Membentuk Karakter Peduli terhadap Sampah pada Siswa
di Kediri Jawa Timur
Peran strategi komunikasi persuasif dalam dunia pendidikan sangatlah penting.
Hadirnya strategi komunikasi persuasif memudahkan guru dalam proses belajar mengajar
di kelas. Di Islamic Green School Hijau Daun memiliki program pemanfaatan sampah
sebagai alat untuk pembayaran sekolah. Hal ini perlu adanya strategi komunikasi persuasif
untuk mempersuasi anak agar mau menabung sampah serta peduli terhadap sampah di
sekitarnya. Mengingat sampah masih menjadi masalah besar di Indonesia, untuk itu perlu
sekali adanya penanaman karakter peduli terhadap sampah pada anak sejak dini. Adanya
pemanfaatan sampah sebagai pembayaran sekolah diharapkan mampu membentuk karakter
anak yang peduli terhadap sampah juga membantu mengurangi jumlah sampah yang ada
di Indonesia.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka muncul pertanyaan, pertama,
bagaimana strategi komunikasi persuasif yang dilakukan guru dalam membentuk karakter
peduli terhadap sampah pada Siswanya? Kemudian, apa saja bentuk komunikasi yang
digunakan guru untuk mempersuasi siswanya? Ketiga, apa saja faktor pendukung
keberhasilan strategi komunikasi persuasif yang diterapkan oleh guru?
Teori yang digunakan adalah model Elaboration Likelihood yang dikembangkan
oleh Richard E Petty dan John T. Cacioppo yang memiliki asumsi dasar bahwa setiap orang
dapat memproses pesan persuasif dengan cara yang berbeda. Teori lainnya adalah teori
Icek Ajzen yang mengatakan bahwa tujuan dari komunikasi persuasif adalah untuk
mengubah sikap, pendapat dan perilaku.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode penelitian deskriptif.
Peneliti melakukan wawancara, observasi langsung, dan mencari sumber data pendukung
seperti dokumentasi foto, dokumen dan berbagai literatur yang mendukung oenelitian.
Paradigma yang digunakan adalah paradigma konstruktivisme, dimana pengetahuan
merupakan konstruksi manusia yang tidak dapat dipertanggungjawabkan sebagai
kebenaran yang tetap.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa komunikasi yang dilakukan guru
dengan murid dalam membentuk karakter peduli terhadap sampah adalah mengubah sikap
anak secara kognitif, afektif, dan konatif. Bentuk komunikasi yang digunakan adalah
komunikasi interpersonal, komunikasi diadik, komunikasi verbal dan juga nonverbal.
Faktor pendukung keberhasilan strategi komunikasi persuasif adalah kredibilitas guru dan
cara guru membangun kepercayaan pada anak.
Kata Kunci: Strategi Komunikasi Persuasif, Karakter Peduli, Sampah, Perubahan
Sikap, Siswa.
iv
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillahirobbilalamin, puji syukur kehadirat Allah
Subhanahu wata`ala atas limpahan Rahman dan RahimNya
kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian
ini dengan sebaik-baiknya.
Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada
baginda Nabi Muhammad Sholallahu `alaihi wassalam yang
semoga kita semua mendapatkan syafaatnya di Yaumul Qiamah
nanti.
Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Untuk itu penulis menghaturkan terima
kasih yang begitu besar kepada pihak-pihak yang telah
mendukung.
1. Dr. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Dakwah
dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan
v
kemudahan akses serta penggunaan fasilitas yang
mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Suparto, M. Ed, Ph.D selaku Wakil Dekan 1 Bidang
Akademik Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi. Dr. Hj. Roudhonah, MA. Selaku Wakil
Dekan II Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
Serta Dr. Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan III Bidang
Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi.
3. Drs. Masran, MA. Selaku Ketua Jurusan serta Fita
Fathurohman, M.Si selaku Sekretaris Jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam.
4. Ade Rina Farida, M.Si selaku dosen pembimbing
penulis yang telah banyak meluangkan waktu dan
senantiasa membimbing juga mengarahkan peneliti
dengan sabar dan teliti.
5. Dr. Wahyu Prasetyawan, MA selaku dosen
Pembimbing Akademik KPI D yang membantu penulis
dalam merumuskan masalah skripsi ini.
vi
6. Kepada seluruh Dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi yang telah mendidik dan memberikan
banyak ilmu kepada penulis.
7. Seluruh karyawan serta Staf Tata Usaha dan
Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
dan juga Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Dra. Endang Pertiwi, Ustadzah Rofah dan juga Bunda
Ria selaku narasumber penulis yang telah banyak
meluangkan waktu untuk penulis. Terima kasih atas
kesediaan waktunya. Semoga Allah senantiasa
membalas semua kebaikan yang telah dilakukan.
9. Kedua orangtua penulis, Bapak Abdul Karmin yang
senantiasa mendoakan dan mendukung penulis dan
juga Almarhumah Ibu Bibit Mujayani yang masih
sempat memberikan doa dan juga dukungan luar biasa
kepada penulis di sisa-sisa akhir hayatnya. Serta kedua
kakak Penulis, Muhammad Arif dan Jauharul Muttaqin
dan juga kakak ipar penulis Betty Ervita dan Susilowati
vii
yang selalu memberikan dukungan terbaiknya untuk
penulis.
10. Suami tercinta, Ferdiansyah, terima kasih atas doa,
kasih sayang, waktu, dukungan dan motivasi yang
selalu diberikan untuk penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan penelitian ini. Semoga Allah membalas
semua kebaikannya dengan sebaik-baik balasan.
11. Kepada seluruh teman-teman seperjuangan penulis di
jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI),
khususnya KPI D terima kasih atas segala dukungan
dan kerjasamanya selama menjadi mahasiswa.
12. Putri Dwi Pangestiningtyas, Aldinah Rosmi, Syaviera
Dena Ananda, Mutiara Annisa dan teman-teman
seperjuangan penulis yang telah memberikan waktunya
untuk berdiskusi dan bertukar gagasan bersama penulis.
13. Sahabat-sahabat penulis di Komunitas Sekolah
Bersama, Forum Lingkar Pena Ciputat, Tim Motion,
Komunitas Rumah Penyuluhan Kreatif, Sahabat Muda,
Teras KPI, FWN Business and Motivator School, KKN
Sahabat 2016, Al Azkar Writing Club yang namanya
viii
tidak bisa penulis sebutkan satu per satu, terima kasih
atas dukungan dan ilmu juga pengalaman yang telah
diberikan untuk penulis.
14. Terima kasih untuk Sahabat SEFIR (Sedhu, Ferdi, Ian,
Reny) yang sudah menjadi tempat penulis untuk
belajar, berdiskusi dan berbagi pengalaman.
Terimakasih atas semua ilmu dan pengalaman yang
telah diberikan.
15. Serta seluruh pihak yang namanya tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu. Terimakasih atas doa, dukungan
dan motivasi kepada penulis sehingga penulis berhasil
menyelesaikan penelitian ini. Semoga Allah senantiasa
membalas semua kebaikan yang telah diberikan.
Demikian ucapan terimakasih yang penulis berikan.
Semoga Allah senantiasa membalas semua kebaikan
mereka dengan sebaik-baiknya balasan. Penulis memohon
maaf, apabila ada salah kata atau penulisan dalam skripsi
ini yang sekiranya kurang berkenan. Semoga penelitian
skripsi ini dapat bermanfaat.
Jakarta, 08 November 2018
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................... i
LEMBAR PERNYATAAN ....................................................................ii
ABSTRAK ............................................................................................ iii
KATA PENGANTAR ........................................................................... iv
DAFTAR ISI .......................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. x
BAB I ...................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Batasan Masalah ........................................................................ 12
C. Rumusan Masalah ..................................................................... 13
D. Tujuan Penelitian ....................................................................... 13
E. Manfaat Penelitian ..................................................................... 14
1. Manfaat Akademis ................................................................14
2. Manfaat Praktis .....................................................................14
F. Metodologi Penelitian ............................................................... 14
1. Paradigma Penelitian ............................................................14
2. Pendekatan dan Jenis Penelitian ...........................................15
3. Subjek dan Objek Penelitian .................................................16
4. Tempat dan Waktu Penelitian ...............................................16
5. Teknik Pengumpulan Data ....................................................16
6. Teknik Analisa Data .............................................................19
G. Tinjauan Pustaka ....................................................................... 20
H. Pedoman Penulisan .................................................................... 22
I. Sistematika Penulisan ................................................................ 22
vii
BAB II ................................................................................................... 26
KAJIAN TEORI DAN KONSEP ......................................................... 26
A. Komunikasi Interpersonal ......................................................... 26
B. Strategi Komunikasi Persuasif................................................... 32
C. Perencanaan Komunikasi Persuasif ........................................... 39
D. Fungsi Komunikasi Persuasif ....................................................... 40
E. Teori Komunikasi Persuasif ...................................................... 42
1. Elaboration Likelihood Model (ELM) ..................................43
F. Komunikasi Persuasif dalam Pendidikan Anak Prasekolah ...... 46
G. Pandangan Islam tentang Kebersihan ........................................ 49
BAB III ................................................................................................. 53
GAMBARAN UMUM ......................................................................... 53
A. Latar Belakang Berdirinya Islamic Green School Hijau Daun
Kediri ......................................................................................... 53
B. Profil Taman Kanak-kanak (TK) Islamic Green School Hijau
Daun Kediri ............................................................................... 58
C. Karakteristik Islamic Green School Hijau Daun Kediri ............ 62
D. Kiat Mendidik Anak ala Islamic Green School Hijau Daun
Kediri diadopsi dari pernyataan Dorothy Nolte ........................ 64
E. Nilai-nilai yang ditanamkan Islamic Green School Hijau Daun
Kediri ......................................................................................... 65
F. Visi dan Misi Islamic Green School Hijau Daun Kediri ........... 65
G. Sarana dan Prasarana Islamic Green School Hijau Daun Kediri
66
H. Bank Sampah Hijau Daun ......................................................... 67
I. Struktur Kepengurusan Islamic Green School Hijau Daun ....... 69
BAB IV ................................................................................................. 71
HASIL TEMUAN DAN ANALISA DATA ........................................ 71
A. Analisis Strategi Komunikasi Persuasif Guru TK Islamic Green
School Hijau Daun dalam Membentuk Nilai-nilai Kepedulian
terhadap Sampah Plastik di Kediri ............................................ 71
viii
PENUTUP .......................................................................................... 105
A. Kesimpulan .............................................................................. 105
B. Saran ........................................................................................ 115
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 117
LAMPIRAN ........................................................................................ 124
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbedaan-perbedaan penting dalam Cara (Model)
Komunikasi .................................................................... 30
Tabel 3.1 Struktur Kepengurusan Islamic Green School Hijau Daun
........................................................................................ 70
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Logo Islamic Green School Hijau Daun ........................... 69
Gambar 4.1 Kegiatan Menabung Sampah di Bank Sampah Hijau Daun
.............................................................................................................. 83
Gambar 4.2 Kegiatan Pengenalan Binatang ........................................ 86
Gambar 4.3 Kegiatan Belajar Mengajar di Ruangan Terbuka ............. 86
Gambar 4.4 Tempat Sampah Islamic Green School ............................ 89
Gambar 4.5 Foto Kegiatan Membuat Bros dari Sampah ..................... 96
Gambar 4.6 Bank Sampah Hijau Daun ................................................ 97
Gambar 4.7 Kegiatan Pengurus Bank Sampah Hijau Daun Menimbang
Sampah Hasil Tabungan Anak TK Islamic Green School
Hijau Daun ....................................................................... 98
Gambar 4.8 Kegiatan Pengurus Bank Sampah Hijau Daun dalam
Memilah Sampah Tabungan Siswa ................................ 98
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Komunikasi merupakan aktivitas yang tidak lepas dari
kehidupan manusia. Hasil penelitian pakar komunikasi
menunjukkan bahwa sekitar 70% waktu bangun manusia
digunakan untuk berkomunikasi, dengan urutan
mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis.1
Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin
berhubungan dengan manusia lainnya. Rasa ingin tahu inilah
yang memaksa manusia untuk berkomunikasi, karena
komunikasi merupakan kebutuhan yang fundamental bagi
kehidupan bermasyarakat.2
Menurut Everett M. Rogers komunikasi merupakan sebuah
proses pengalihan ide dari suatu sumber ke penerima dengan
1 Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Persuasif (Jakarta: Universitas Terbuka,
2007), h. 1.3. 2https://www.kompasiana.com/elisigiro/552af7c1f17e61145bd623cc/pentingn
ya-komunikasi-dalam-kehidupan-manusia, diakses pada tanggal 8 Oktober
2018, pukul 16:00 WIB.
2
tujuan untuk mengubah tingkah laku mereka. 3 Schramm
mendefinisikan komunikasi sebagai proses penggunaan pesan
oleh dua orang atau lebih dimana semua pihak saling berganti
peran, sebagai pengirim dan penerima pesan hingga muncul
pemahaman atas pesan yang disampaikan oleh kedua belah
pihak.4
Ditinjau dari ruang lingkup ilmu komunikasi, komunikasi
persuasif masuk ke dalam ranah teknik komunikasi, yang
memiliki tujuan untuk merubah sikap, merubah pendapat,
merubah perilaku dan merubah sosial.5
Komunikasi persuasif merupakan komunikasi khusus
dengan tujuan untuk mempengaruhi sikap, pendapat dan
perilaku orang lain, baik melalui verbal maupun nonverbal.6
Sudah sejak lama Komunikasi persuasif digunakan oleh
banyak orang. Simons (1979) menjelaskan bahwa studi tentang
persuasi berasal dari zaman Yunani Kuno. Saat itu, persuasi
3 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2012), h. 69. 4 Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Persuasif (Jakarta: Universitas Terbuka,
2007), h. 1.19. 5 Burhan Bungin , Sosiologi Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Grup, 2006), h, 35. 6 Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Persuasif (Jakarta: Universitas Terbuka,
2007), h. 6.1.
3
telah digunakan orang untuk berbagai kepentingan, seperti
untuk mengadukan masalah-masalah yang dihadapi
masyarakat di ruang pengadilan, menyampaikan pidato dalam
upacara-upacara khusus, serta untuk perdebatan mengenai
masalah-masalah kebijakan umum.7
Kini penggunaan komunikasi persuasif telah meluas ke
berbagai aspek, salah satunya adalah aspek pendidikan.
Melalui komunikasi persuasif, guru dapat mengajak anak didik
untuk menerapkan sistem atau aturan yang ada pada sekolah.
Melalui komunikasi persuasif pula guru dapat memanfaatkan
sebagai metode pengajaran agar anak didik mengikuti apa yang
guru sampaikan.8
Dalam hal ini, berkaitan dengan adanya komunikasi
persuasif yang masuk dalam ranah pendidikan, peneliti tertarik
untuk meneliti TK Islamic Green School Hijau Daun Kediri.
Peneliti melihat adanya sikap yang menarik untuk diteliti yakni
mengenai pembentukan karakter peduli terhadap sampah
7 Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Persuasif (Jakarta: Universitas Terbuka,
2007), h. 1.30. 8 Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Persuasif (Jakarta: Universitas Terbuka,
2007), h. 1.30.
4
melalui program pemanfaatan sampah untuk pembayaran
sekolah.
Program pemanfaatan sampah untuk pembayaran sekolah
belum ada pada sekolah lain, misalnya pada Sekolah Alam
Indonesia. Pada sekolah ini focus pada akhlakul karimah (sikap
hidup), latihan kepemimpinan (leadership), dan falsafah ilmu
pengetahuan (logika berpikir). 9 Jadi program pemanfaatan
sampah untuk pembayaran sekolah hanya ada di Islamic Green
School Hijau Daun Kediri Jawa Timur.
Dalam pemanfaatan sampah untuk pembayaran sekolah,
tentunya melibatkan guru, anak, dan orang tua. Dalam hal ini
peneliti melihat adanya komunikasi persuasif guru TK Islamic
Green School Hijau Daun dalam mengajarkan anak tentang
kepedulian terhadap sampah, yang salah satunya dengan cara
mengajak anak untuk menabung sampah di bank sampah yang
ada di sekolah.
Kegiatan menabung sampah dilakukan setiap hari, anak
dibiasakan untuk membawa sampah dari rumah yang sudah
9 https://harga.web.id/kisaran-biaya-sekolah-alam-indonesia-cabang-depok.info, diakses pada 5 Desember 2018, pukul 04:30 WIB.
5
disiapkan oleh anak bersama orang tua. Hal ini dilakukan agar
rasa peduli terhadap sampah muncul.
Rentang usia anak didik di TK Islamic Green School
berkisar antara tiga sampai enam tahun. Rentang usia ini
dikatakan sebagai usia dini. Usia dini merupakan masa
perkembangan dan pertumbuhan yang sangat menentukan
perkembangan masa selanjutnya. Berbagai studi para ahli
menyimpulkan bahwa pendidikan anak sejak usia dini dapat
memperbaiki prestasi dan meningkatkan produktivitas kerja
masa dewasa.10
Mengajarkan anak mengenai kepedulian terhadap sampah
sejak dini sangat penting sekali. Karena usia dini merupakan
usia keemasan, dimana usia ini merupakan usia yang
mengalami perkembagan intelegensi yang paling optimal.
Oleh karena itu pada usia keemasan inilah modal yang tak
ternilai untuk membina dan membangun karakter anak, dimana
kelak dia mampu mengingat apa saja yang sudah dipelajari
diwaktu kecil.11
10 Syamsul Yusuf & Nani Sugandhi, Perkembangan peserta didik, (Jakarta:
Rajawali Pers), h. 47-48. 11 https://suparlan.org/1581/usia-keemasan-the-golden-ages-dan-generasi-
emas, diakses pada 3 Oktober 2018, pukul 20:50 WIB.
6
Berbicara mengenai sampah memang tidak ada habisnya.
Penggunaan kantong plastik, sterofoam, botol minuman
kemasan dan masih banyak lagi memang terus mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun. Alhasil jumlah sampah pun
ikut bertambah. Menteri Kelautan dan Perikanan Susi
Pudjiastuti mengatakan bahwa indonesia merupakan
penyumbang sampah plastik terbesar kedua di dunia yang
dibuang ke laut.12 Sampah masih menjadi permasalahan besar
di negara Indonesia ini. Hal ini harus segera ditangani secara
tepat, agar dampak yang ditimbulkan pada lingkungan dapat
diminimalisir. Sampah merupakan sesuatu yang
keberadaannya sangat dekat dengan manusia, namun jarang
sekali manusia peduli terhadap sampah-sampah yang ada
disekitarnya.13
Islam adalah agama yang erat kaitannya dengan kebersihan
dan kesucian. Setiap muslim diwajibkan untuk senantiasa
12 Rosyid Azhar, Indonesia Penyumbang Sampah Plastik Terbesar Kedua di
Dunia, https://megapolitan.kompas.com/read/2018/08/19/21151811/indonesia-
penyumbang-sampah-plastik-terbesar-kedua-di-dunia diakses pada tanggal 18
September 2018, pukul 14:00 WIB. 13 http://www.netizenia.com/2016/02/fakta-fakta-tentang-sampah-plastik-yang-
patut-jadi-renungan.html. Diakses pada tanggal 10 Oktober 2017, pukul 15:05
WIB.
7
menjaga kebersihan badan maupun lingkungan. Allah
berfirman dalam surah Al-A`raf ayat 56:14
وال تفسدوافي األرض بعدإصال حها وادعوه خو فا و طمعا
قر يب من المحسنين إن ر حمت ا لل
Artinya:
“Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi
setelah (diciptakan dengan baik). Berdoalah kepadaNya
dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat
Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan.” (Al-
A`raf:56)
Dalam ayat ini, Allah melarang manusia untuk berbuat
kerusakan di muka bumi. Larangan berbuat kerusakan ini
mencakup semua bidang, seperti merusak pergaulan, jasmani
dan rohani orang lain, kehidupan dan sumber-sumber
penghidupan (pertanian, perdagangan dan lain-lain), dan
merusak lingkungan. Allah menciptakan bumi dengan segala
kelengkapannya, seperti gunung, lembah, sungai, hutan,
lautan, daratan dan semuanya ditujukan untuk keperluan
14 https://tafsirq.com/7-al-araf/ayat-56, diakses pada tanggal 26 September
2018, pukul 19:30 WIB.
8
manusia agar dapat dimanfaatkan sebaik-bainya. Oleh karena
itu Allah melarang manusia untuk berbuat kerusakan.15
Allah berfirman dalam surah Ar-Ruum ayat 41:16
سبت أيدي الناس ليذيقهم بعض ظهر الفسا د في البر والبحر بما ك
الذي عملوا لعلهم يرجعو ن
Artinya:
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan
karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar
mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka,
agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”
Dalam hadist diriwayatkan:
رواه احمد() النظا فة من االيما ن:
Artinya:
“Kebersihan itu sebagian dari iman.” (HR. Ahmad)17
15 Kementerian Agama RI, Al-Quran dan Tafsirnya (Edisi yang
Disempurnakan), (Jakarta: Widya Cahaya, 2011), h. 364-365. 16 https://quran.com/30, diakses pada tanggal 8 Oktober 2018, pukul 19:40
WIB. 17 https://www.fiqihmuslim.com/2015/09/kumpulan-hadist-tentang-
kebersihan.html, diakses pada 4 Juni 2018, Pukul 12:22 WIB.
9
Dalam hadist lain juga disebutkan
تعا لي طي ب الطي ب نظيف يحب النظافة كريم يحب إن للا
فوا أفنيتكم )رواه التيرمدى( الكرم جواد: يحب الجود فنظ
Artinya:
“Sesungguhnya Allah Ta`ala menyukai kebaikan, bersih
(dan) menyukai kebersihan, mulia (dan) menyukai kemuliaan,
bagus (dan) meyukai kebagusan, oleh sebab itu bersihkanlah
lingkunganmu” (H. At Turmudzi)18
Hadist dan ayat tersebut telah jelas bahwa Allah tidak
menyukai orang yang berbuat kerusakan dan Allah menyukai
orang yang menjaga kebersihan. Membuang sampah
sembarang dan tidak peduli lingkungan itu merupakan bagian
dari perbuatan merusak di atas muka bumi. Tidak hanya itu,
berlebihan dalam penggunaan bahan-bahan yang sulit terurai
oleh lingkungan juga termasuk dalam kategori merusak
lingkungan.
Bahan-bahan yang sulit terurai oleh lingkungan
diantaranya, sampah kertas yang membutuhkan waktu dua
18 http://www.asmaul-husna.com/2016/11/kumpulan-hadist-tentang-
kebersihan.html, diakses pada tanggal 8 Oktober 2018, pukul 19:15 WIB.
10
sampai enam bulan untuk bisa terurai, kantong plastik
membutuhkan waktu 12 tahun, botol plastik membutuhkan
waktu 20 tahun, dan yang lebih parah lagi adalah sterofoam
yang membutuhkan waktu 500 tahun untuk bisa hancur
sempurna.19
Untuk itu penanaman karakter peduli terhadap sampah
sangat penting diterapkan pada setiap anak sejak usia dini. Jika
sejak usia dini anak dididik untuk peduli terhadap
lingkungannya maka karakter yang akan terbentuk adalah
seperti apa yang sudah tertanam sejak kecil.
Islamic Green School Hijau Daun merupakan sekolah alam
yang berbasis islami dengan jargon “Belajar dari alam untuk
menuai tebaran ilmu Allah”. Islamic Green School Hijau Daun
fokus pada penanaman akidah islami dan menanamkan
kecintaan terhadap alam dan seisinya. Anak dituntut untuk
menjadi pribadi yang berkarakter, berperilaku islami dan cinta
terhadap alam.
19 https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20150314083106-255-
39061/jenis-sampah-dan-lama-proses-penghancurannya, diakses pada tanggal
8 Oktober 2018 pukul 19:50 WIB.
11
Islamic Green School Hijau Daun memiliki cara yang unik
untuk membentuk karakter peduli sampah pada anak, yakni
dengan cara memanfaatkan sampah untuk membayar biaya
sekolah. Disini anak dibiasakan untuk menabung sampah di
Bank Sampah Hijau Daun yang ada di sekolah. Setiap hari anak
diwajibkan membawa sampah ke sekolah. Sampah yang
ditabung adalah sampah-sampah anorganik. Pembiasaan ini
dilakukan untuk melatih anak agar cinta terhadap sampah yang
ada di lingkungannya.
Dalam hal ini, peneliti melihat adanya strategi yang
dilakukan guru untuk membentuk karakter anak agar peduli
terhadap sampah. Tentunya guru membutuhkan strategi agar
anak didik menerapkan apa yang guru sampaikan, dalam hal
ini mengenai kepedulian terhadap sampah. Yang terpenting
adalah komunikasi guru Islamic Green School Hijau Daun
terhadap anak didik sangat berperan dalam membantu
pembentukan karakter peduli terhadap sampah pada anak.
Di sekolah ini terdapat dua jenjang pendidikan, yakni
jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Taman
Kanak-kanak (TK). Usia PAUD kisaran antara usia tiga sampai
12
empat tahun, sedangkan TK-A usia lima tahun dan TK-B usia
enam tahun. Peneliti memilih untuk meneliti jenjang TK
dikarenakan dilihat dari kesiapan menerima informasi dari
orang lain Anak TK lebih mudah menerima dibandingkan anak
PAUD. Untuk itu peneliti akan meneliti bagaimana strategi
komunikasi persuasif guru TK Islamic Green School Hijau
Daun terhadap anak didiknya dalam membentuk karakter
peduli terhadap sampah pada anak di Kediri. Adapun judul
penelitian ini adalah Strategi Komunikasi Persuasif Guru
Taman Kanak-kanak (TK) Islamic Green School Hijau
Daun dalam Membentuk Karakter Peduli terhadap
Sampah pada Siswa di Kediri Jawa Timur.
B. Batasan Masalah
Pada penelitian ini, berdasarkan latar belakang yang sudah
dijelaskan diatas, maka peneliti membatasi masalah agar
penelitian lebih fokus dan terarah. Adapun batasan masalahnya
adalah:
1. Berfokus pada strategi komunikasi persuasif yang
dilakukan guru TK Islamic Green School Hijau Daun
13
dalam membentuk karakter peduli terhadap sampah
pada anak didik.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, rumusan
masalah pada penelitian ini adalah:
1. Bagaimana strategi komunikasi persuasif guru TK
Islamic Green School Hijau Daun dalam membentuk
karakter peduli terhadap sampah pada Siswa di Kediri
Jawa Timur?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan batasan serta rumusan masalah di atas,
maka tujuan penulisan ini adalah:
1. Untuk mengetahui strategi komunikasi persuasif Guru
TK Islamic Green School Hijau Daun dalam
membentuk karakter peduli terhadap sampah terhadap
siswa di Kediri.
14
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya dan
mengembangkan ilmu pengetahuan yang diterapkan di
bidang ilmu dakwah dan ilmu komunikasi, khususnya pada
tataran kajian komunikasi persuasif.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan
kontribusi yang positif dalam perkembangan studi tentang
komunikasi persuasif saat ini, khususnya bagi peneliti dan
akademisi serta umumnya bagi masyarakat luas dan juga
sekolah-sekolah di seluruh Indonesia.
F. Metodologi Penelitian
1. Paradigma Penelitian
Pada penelitian ini paradigma yang digunakan
adalah paradigma konstruktivisme. Konstruktivisme
menurut Guba adalah suatu pengetahuan yang tidak tetap
yang artinya bahwa pengetahuan merupakan konstruksi
manusia yang tidak dapat dipertanggungjawabkan sebagai
15
kebenaran yang tetap, akan tetapi selalu terus
berkembang.20
2. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif,
yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata yang tertulis atau lisan dari
orang-orang atau prilaku yang diamati.21
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang
berusaha untuk mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa
ataupun kejadian yang terjadi sekarang. Penelitian
deskriptif dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut: diawali masalah, menentukan jenis informasi yang
diperlukan, menentukan prosedur pengumpulan data
melalui observasi, pengolahan data dan menarik
kesimpulan.22
20 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif. Teori dan Praktik, (Jakarta:
PT. Bumi Aksara, 2013), h. 48. 21 Lexy, J. Moeloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2007), h. 4. 22 Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi dan Karya
Ilmiah (Jakarta: Kencana, 2014), h 34-35.
16
3. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah Guru TK
Islamic Green School Hijau Daun yakni Endang Pertiwi
selaku pengurus sekaligus pendiri TK Islamic Green
School Hijau Daun. Sedangkan objek penelitiannya adalah
strategi komunikasi persuasif yang dilakukan guru TK
Islamic Green School Hijau Daun dalam membentuk
karakter peduli terhadap sampah pada siswa.
4. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksankan di TK Islamic Green
School Hijau Daun Jl. Terusan Anjasmoro, No. 80 RT
06/RW 03, Kelurahan Bujel, Kabupaten Mojoroto,
Provinsi Jawa Timur. Sedangkan waktu penelitian dimulai
bulan Juni 2018 sampai dengan Oktober 2018.
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara penulis
untuk mendapatkan data yang lengkap dan tepat untuk
penelitian ini. Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah sebagai berikut:
17
a. Observasi
Metode observasi adalah metode pengumpulan data
yang digunakan untuk menghimpun data penelitian
melalui pengamatan dan pengindraan.23 Adapun teknik
observasi yang dilakukan adalah observasi partisipan,
dimana peneliti terjun langsung ke lapangan dan
mengamati fenomena-fenomena yang terjadi di
lapangan.
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan
pengamatan langsung dalam kegiatan belajar mengajar
guru TK Islamic Green School Hijau Daun Kediri.
b. Wawancara Mendalam
Dalam penelitian kali ini peneliti menggunakan
wawancara mendalam (dept interview). Wawancara
mendalam secara umum adalah proses memperoleh
keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya
jawab dan bertatap muka antara pewawancara dengan
orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa
23 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan
Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup,
2011), h. 118.
18
menggunakan pedoman (guide) wawancara, dimana
pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan
sosial yang relatif lama. Dengan demikian, kekhasan
wawancara mendalam adalah keterlibatannya dalam
kehidupan informan.24
Dalam hal ini peneliti melakukan kegiatan
wawancara mendalam dengan Ibu Endang Pertiwi
seebagai ketua Yayasan Hijau Daun, Ibu Rofah sebagai
Guru Tk Islamic Green School Hijau Daun, dan Arjuna
sebagai orangtua murid.
c. Dokumen
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah
berlalu. Dokumen dapat berupa tulisan, gambar atau
karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen
yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah
kehidupan, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen
yang berbentuk gambar misalnya foto, gambar, sketsa
dan lain-lain.25
24 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan
Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya , h. 108. 25 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif. (Bandung: Alfabeta, 2010), h.
82.
19
Dalam hal ini peneliti menjadikan buku profil
sekolah dan juga foto-foto kegiatan sebagai data-data
untuk memperkuat hasil penelitian.
6. Teknik Analisa Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun
secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,
catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara
mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan
ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam
pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari,
dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh
diri sendiri maupun orang lain26.
Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis data kualitatif, mengikuti
konsep yang diberikan Miles dan Huberman, yang
mengemukakan bahwa aktivitas dalam analissi data
kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus menerus pada setiap tahapan penelitian
26 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif. (Bandung: Alfabeta, 2010), h.
89
20
sehingga sampai tuntas dan datanya sampai jenuh. Adapun
tahapannya adalah reduksi data (data reduction), paparan
data (data display) dan penarikan kesimpulan (conclusion
drawing/verification).27
G. Tinjauan Pustaka
Dalam menyusun skripsi, peneliti menggunakan buku
sebagai literatur untuk menyelesaikan penelitian ini. Buku
tersebut adalah buku Komunikasi Persuasif karya Soleh
Soemirat, H. Hidayat Satari dan Asep Suryana yang terbit
pada tahun 2007. Di dalam buku tersebut dijelaskan semua hal
mengenai komunikasi persuasif yang kemudian dijadikan
oleh peneliti sebagai sumber informasi mengenai teori-teori
yang digunakan dalam penelitian ini.
Selain itu, peneliti juga melakukan tinjauan pustaka
untuk mengkaji skripsi-skripsi terdahulu yang mempunyai
judul dan pembahahasannya hampir sama dengan penelitian
ini. Maksud dari pengkajian ini adalah untuk membuktikan
bahwa penelitian ini belum pernah diteliti dan bukan dari hasil
27 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif. (Bandung: Alfabeta, 2010), h.
91
21
plagiarisme. Tiga skripsi terdahulu yang mempunyai judul
dan pembahasannya hamper sama dengan penelitian ini
adalah:
1. Skripsi Bustomi Aripin NIM 1111051000082 (2016)
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi yang berjudul Strategi Komunikasi
Persuasif Volunteer Earth Hour Tangerang dalam
Hemat Energi (Studi Kasus Masyarakat di Kota
Tangerang).
Persamaan penelitian terdapat pada subjek yang
digunakan yaitu Strategi Komunikasi Persuasif. Sedangkan
perbedaannya terdapat pada objek yang diteliti.
2. Skripsi Ihat Solihat NIM 1113051000011 (2018)
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi yang berjudul Strategi Komunikasi
Persuasif Pengurus Gerakan Pemuda Hijrah dalam
Berdakwah.
22
Persamaan penelitian terdapat pada subjek yang
digunakan yaitu Strategi Komunikasi Persuasif. Sedangkan
perbedaannya terdapat pada objek yang diteliti.
3. Skripsi Deny Wiharyati NIM 3301412031 (2016)
Mahasiswa Universitas Negeri Semarang Jurusan Politik
Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial yang berjudul
Pembinaan Karakter Peduli Lingkungan Melalui
Pengelolaan Sampah Anorganik Menjadi Kerajinan di
Gugus Depan 03.061-03.062 SMP Negeri 13 Semarang.
Persamaan penelitian ini terdapat pada konsep
karakter peduli yang digunakan. Sedangkan perbedaannya
terdapat pada objek yang diteliti.
H. Pedoman Penulisan
Penulisan skripsi ini menggunakan Pedoman Penulisan
Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) dalam surat
keputusan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor
507 tahun 2017.
I. Sistematika Penulisan
Agar penulisan skripsi ini bersifat sistematis dan
mempermudah tahapan demi tahapan maka penulis
23
membaginya menjadi lima bab dimana setiap babnya terdiri
dari beberapa sub bab, adapun sistematikanya adalah sebagai
berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Membahas tentang latar belakang masalah,
batasan masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, metode penelitian, tinjauan
pustaka dan sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan landasan teori yang
digunakan dalam penelitian yaitu teori
strategi komunikasi persuasif dari Melvin L.
Defleur dan sandra J-Ball Roceach yang
membagi strategi komunikasi persuasif
menjadi tiga bagian yakni strategi
psikodinamika, strategi sosikultural dan
strategi the meaning construction serta
konsep mengenai strategi komunikasi
24
persuasif, ruang lingkup sampah, karakter
dan sekolah alam.
BAB III GAMBARAN UMUM LATAR
PENELITIAN
Membahas tentang sejarah, visi, misi,
tujuan. struktur kepengurusan juga profil
TK Islamic Green School Hijau Daun, serta
gambaran umum tentang Bank Sampah
Hijau Daun yang ada di TK Islamic Green
School Hijau Daun.
BAB IV HASIL TEMUAN DAN ANALISA
DATA
Mengurai hasil temuan di lapangan dari data
hasil wawancara, observasi dan
dokumentasi yang diperoleh dari pengurus
TK Islamic Green School Hijau Daun
berupa strategi komunikasi persuasif dalam
membentuk karakter peduli terhadap
sampah pada siswa.
BAB V PENUTUP
25
Menyajikan saran dan kesimpulan
berdasarkan hasil penelitian.
26
BAB II
KAJIAN TEORI DAN KONSEP
A. Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal (Interpersonal
Communication) adalah komunikasi tatap muka yang
memungkinkan setiap pelaku komunikasi menangkap reaksi
secara langsung baik secara verbal maupun nonverbal.28
Komunikasi antar pribadi berlangsung secara tatap
muka (Face to Face), karena komunikator dengan komunikan
saling bertatap muka. Feedback yang terjadi adalah feedback
secara langsung, komunikator langsung mengetahui respon
yang diberikan oleh komunikan. Karena komunikasi ini
mampu mengubah sikap, kepercayaan, perilaku dan opini
komunikan, maka dari itu seringkali komunikasi ini digunakan
untuk melancarkan komunikasi persuasif.29
Menurut McDavid dan Harari (1999) komunikasi
interpersonal merupakan komunikasi yang ber-setting pada
objek-objek sosial untuk mengetahui pemaknaan suatu
stimulus yang berupa informasi atau pesan. Menurut DeVito
(1989) komunikasi interp1`ersonal adalah penyampaian pesan
28 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2012), h. 81 29 http://arti-definisi-pengertian.info/pengertian-komunikasi-berlangsung-tatap-muka/, diakses pada tanggal 26 Februari 2019, pukul 5:30 WIB.
27
oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau
sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan
dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera. Dari
definisi tersebut pada hakikatnya komunikasi interpersonal
adalah komunikasi antara komunikator dengan komunikan,
komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang
memungkinkan setiap pelaku komunikasinya menangkap
respon orang lain secara langsung, baik secara verbal maupun
nonverbal.30
Bentuk khusus dalam komunikasi ini adalah
komunikasi diadik (Dyadic Communication) yang melibatkan
hanya dua orang, seperti suami-istri, guru-murid, teman
sejawat, dan sebagainya. Ciri-ciri komunikasi diadik adalah:
jarak pelaku komunikasi dekat, pelaku komunikasi mengirim
dan menerima pesan secara simultan atau spontan, baik secara
verbal maupun nonverbal.31
Komunikasi diadik adalah sebuah proses komunikasi
yang berlagsung antara dua orang dalam situasi tatap muka.
Dalam komunikasi diadit terdapat tiga bentuk komunikasi
yakni percakapan, dialog, dan wawancara. Percakapan
berlangsung secara informal. Dialog berlangsung secara lebih
dalam, dan lebih personal. Wawancara sifatnya lebih serius,
30 Herdiyan Maulana dan Gumgum Gumelar, Psikologi Komunikasi dan Persuasi, (Jakarta: Akademia Permata, 2013), h. 75. 31 Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss. Human Communication. Edisi ke-2.
(New York: Random House, 1997), h. 8.
28
yakni adanya pihak yang dominan pada posisi bertanya dan
yang lainnya pada posisi menjawab. 32
Keberhasilan komunikasi menjadi tanggungjawab para
peserta komunikasi. Kedekatan hubungan antar pihak-pihak
yang berkomunikasi akan tercermin pada jenis-jenis pesan atau
respon nonverbal mereka, seperti tatapan mata yang ekspresif,
sentuhan, dan jarak fisik yang sangat dekat. Meskipun dalam
komunikasi antar pribadi setiap orang dapat merubah topik
pembicaraan, namun pada kenyataannya komunikasi antar
pribadi bisa didominasi oleh satu pihak. Misalnya dalam
komunikasi suami-istri didominasi oleh suami, komunikasi
guru-murid didominasi oleh guru, komunikasi atasan-bawahan
didominasi oleh atasan.33
Pendengaran dan penglihatan merupakan indera yang
penting dalam melakukan komunikasi, namun sentuhan dan
penciuman juga sama pentingnya dalam menyampaikan pesan-
pesan yang bersifat intim.34 Dalam hal ini, jelas sekali bahwa
komunikasi antar pribadi berpotensi mampu mempersuasi atau
membujuk orang lain, karena dengan menggunakan kelima alat
indera tersebut mempertinggi daya bujuk pesan.35
32 Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2014), hlm. 32-33. 33 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2012), h. 81 34 Mary B. Cassata dan Moelefi K. Asante. Mass Communiction: Principle and
Practice, (New York: Macmillan, 1979), h. 6. 35 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2012), h. 81
29
Sebagai komunikasi yang paling lengkap dan paling
sempurna, komunikasi antar pribadi berperan penting sampai
kapan pun selama manusia masih mempunyai emosi. Pada
kenyataannya, komunikasi tatap muka membuat manusia lebih
akrab dengan sesamanya, berbeda dengan komunikasi lewat
teknologi komunikasi, skalipun itu tercanggih seperti telepon
genggam atau E-Mail, justru membuat manusia merasa asing.36
Interpersonal Massa Medio
Komunikator
Pesan
Saluran
Khalayak
Umpan balik
Independen
Pribadi atau
Terbatas
Vokal
Individu atau
kelompok
kecil
Segera
Organisasi
kompleks
Umum
Elektronik
dan cetak
Massa
Tertunda
Individu atau
organisasi
Pribadi atau
terbatas
Vokal dan
elektronik
Individu,
kelompok
kecil atau
massa
Segera atau
tertunda
36 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2012), h. 81
30
Kontak
Contoh
Primer
Diskusi
Keluarga
Sekunder
Berita TV
Primer atau
sekunder
Telepon
Tabel 2.1 Perbedaan-perbedaan penting dalam Cara (Model)
Komunikasi
Sumber: Mary B. Cassata dan Moelefi K. Asante. Mass
Communiction: Principle and Practice, (New York:
Macmillan, 1979), h. 10.
Tujuan dari komunikasi interpersonal antara lain:37
1. Untuk mendapat respon atau umpan balik. Sebagai tanda
efektivitas proses komunikasi.
2. Untuk melakukan antisipasi setelah mengevaluasi umpan
balik. Contohnya, saat orang menceritakan kesedihan atas
musibah yang menimpanya, kita tau bagaimana untuk
merespon.
3. Untuk melakukan control terhadap lingkungan sosial, yaitu
kita dapat melakukan modifikasi perilaku orang lain
37 Herdiyan Maulana dan Gumgum Gumelar, Psikologi Komunikasi dan Persuasi, (Jakarta: Akademia Permata, 2013), h. 75.
31
dengan cara persuasif. Missal, memberikan nasihat kepada
anak ketika dia melakukan kesalahan.
Tujuan komunikasi interpersonal menurut DeVito
(1995) menyatakan bahwa komunikasi interpersonal memiliki
sedikitnya lima tujuan. Tujuan tersebut bisa jadi disadari, tanpa
disadari atau disengaja. Kelima tujuan tersebut adalah:38
a. Proses belajar
Dalam proses komunikasi interpersonal, kita
belajar mengenai banyak hal yang terjadi di lingkungan,
belajar tentang orang lain dan juga diri sendiri. Komunikasi
interpersonal membantu untuk mengerti, memahami dan
merespon lingkungan di sekitar, seperti peraturan, norma-
norma dan etika yang berlaku. Melalui komunikasi
interpersonal, kita dapat mengetahui bagaimana pendapat
orang lain mengenai suatu hal ataupun peristiwa, dan juga
mengetahui bagaimana oranglain menilai atau merespon
diri dan tingkah laku kita.
b. Untuk membangun hubungan
Setiap orang ingin membangun dan
mempertahankan sebuah hubungan. Banyak waktu yang
digunakan untuk melakukan komunikasi interpersonal
guna untuk membangun dan mempertahankan hubungan
38 Herdiyan Maulana dan Gumgum Gumelar, Psikologi Komunikasi dan Persuasi, (Jakarta: Akademia Permata, 2013), h. 77.
32
sosial. Karena hubungan sosial menghindarkan diri dari
kesendirian dan depresi.
c. Untuk memengaruhi
Dalam komunikasi interpersonal, kita sering
mencoba untuk memengaruhi sikap dan perilaku orang
lain.
d. Untuk bermain
Mendiskusikan hobi dan menceritakan lelucon
merupakan hal yang sangat penting. Hal ini mampu
menyeimbangkan hidup dan membuat pikiran beristirahat
sejenak dari hal-hal yang serius. Bermain meliputi segala
hal yang dapat dinikmati.
e. Untuk menolong
Melalui komunikasi interpersonal kita dapat
menenangkan, menghibur, dan memberi saran kepada
teman. Baik secara professional atau tidak keberhasilan
untuk menolong seseorang tergantung pada
keterampilan komunikasi interpersonal seseorang.
B. Strategi Komunikasi Persuasif
Persuasi merupakan aspek penting dalam
mempengaruhi orang lain. Ilardo menegaskan persuasion is in
sum an inescapable fact of life. Yang artinya secara
keseluruhan persuasi merupakan sebuah fakta yang tidak bisa
dielakkan. Persuasi dapat dilakukan secara rasional maupun
33
emosional. Jika dilakukan secara rasional maka komponen
kognitif pada diri seseorang dapat dipengaruhi. Aspek-aspek
yang dipengaruhi dapat berupa ide ataupun konsep sehingga
tidak terbentuk keyakinan pada orang.39
Menurut Kenneth E. Anderson, komunikasi persuasif
adalah sebuah proses komunikasi antar individu dengan
menggunakan simbol-simbol untuk mempengarui pikiran
audiens dengan tujuan untuk merubah tingkah laku dan
perbuatan audiens. Erwin P. Betinghaus menyatakan bahwa
komunikasi persuasif dapat mempengaruhi pemikiran dan
perbuatan audiens, komunikator mempengaruhi pikiran dan
tingkah laku komunikan dengan perantara pendengaran dan
penglihatan.40
Sering kita jumpai dalam sebuah organisasi atau di
tempat kerja. Ada salah satu teman yang memiliki ide dan
gagasan yang bagus dan ia menyampaikan dengan penuh
semangat dan antusias. Inilah salah satu aktivitas komunikasi
persuasif. Namun, sering kali gagasan yang disampaikan oleh
teman kita menguap begitu saja, tidak membekas. Mengapa
demikian? Demikianlah Nothstine menjawab bahwa
“Komunikasi Persuasif” bukanlah hal yang mudah. Banyak
faktor yang harus diperhatikan agar audien mau mengubah
39 Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Persuasif (Jakarta: Universitas Terbuka,
2007), h. 1.23. 40 https://pakarkomunikasi.com/komunikasi-persuasif, diakses pada tanggal 13
Agustus 2018, pukul 23:42 WIB.
34
sikap, pendapat dan perilakunya. Diantara faktor-faktor
tersebut adalah.41
1. Kejelasan tujuan
Kita tahu bahwa tujuan kita melakukan komunikasi
karena adanya suatu tujuan. Tujuan komunikasi persuasif
yakni untuk mempengaruhi sikap, pendapat dan perilaku
audien.
Ketika tujuannya adalah untuk mengubah pendapat,
maka yang perlu diperhatikan adalah hal-hal yang
berkaitan dengan aspek kognitif seperti kepercayaan, ide
dan konsep. Dalam hal ini, terjadinya perubahan pada diri
audien berkaitan dengan pikirannya. Intelektual yang
dijadikan fokus.
Ketika tujuannya untuk mengubah sikap, maka
berkaitan dengan aspek afektif. Dalam hal ini, mencakup
kehidupan emosional audien. Yang dijadikan fokus dalam
konteks ini adalah menggerakkan hati, menimbulkan
perasaan, senang dan setuju terhadap ide yang
dikemukakan.
Ketika tujuannya untuk mengubah perilaku, maka
berkaitan dengan aspek konasi. Audien didorong untuk
berbuat sesuatu atau melakukan suatu tindakan.
Ranah afeksi adalah materi yang yang berkaitan
dengan emosi seperti penghargaan, nilai, perasaan,
41 Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Persuasif (Jakarta: Universitas Terbuka,
2007), h. 1.20-1.29.
35
semangat, minat, dan sikap terhadap sesuatu hal. Pada
ranah afeksi, Bloom menyusun pembagian kategorinya
dengan David Krathwol yaitu:42
a. Penerimaan (Receiving/Attending). Mengacu kepada
kemampuan untuk memperhatikan dan merespon
stimulasi yang tepat. Dalam ranah afektif, penerimaan
merupakan hasil belajar yang paling rendah.
Contohnya, mendengarkan pendapat orang lain.
b. Responsif (Responsive). Ranah ini berada pada satu
tingkat di atas penerimaan, dan ini akan terlihat ketika
siswa menjadi terlibat dan tertarik terhadap suatu
materi. Anak memiliki kemampuan berpartisipasi aktif
dalam suatu pembelajaran dan selalu memiliki motivasi
untuk bereaksi dan mengambil tindakan. Contoh, ikut
berpartisipasi dalam diskusi kelas mengenai suatu
pelajaran.
c. Penilaian (Value). Ranah ini mengacu pada
pentingnya nilai atau keterikatan diri terhadap sesuatu,
seperti penerimaan, penolakan atau tidak menyatakan
pendapat. Juga kemampuan untuk menyatakan mana
hal yang baik dan yang kurang baik dari suatu kegiatan
atau kejadian dan mengekspresikannya ke dalam
perilaku. Contoh, mengusulkan kegiatan kelompok
untuk suatu materi pelajaran.
42 https://dosenpsikologi.com/kognitif-afektif-dan-psikomotorik, diakses pada 3 April 2019, pukul 01:15 WIB.
36
d. Organisasi (Organization). Tujuan dari ranah
organisasi adalah penyatuan nilai, sikap yang berbeda
yang membuat anak lebih konsisten dan membentuk
sistem nilai internalnya sendiri, dan menyelesaikan
konflik yang timbul diantaranya. Juga
mengharmonisasikan berbagai perbedaan nilai yang
ada dan menyelaraskan berbagai perbedaan.
e. Karakterisasi (Characterization). Ranah ini adalah
karakter seseorang dan daya hidupnya. Kesemua hal ini
akan tercermin dalam sebuah tingkah laku yang ada
hubungannya dengan keteraturan pribadi, sosial, dan
emosi. Nilai – nilai telah berkembang sehingga tingkah
laku lebih mudah untuk diperkirakan.
2. Memikirkan secara cermat orang-orang yang dihadapi
Setiap sasaran komunikasi itu kompleks dan
beragam. Keberagaman tersebut dapat dilihat dari
karakteristik demografis, seperti umur, jenis kelamin,
status sosial, status ekonomi, status pendidikan. Dari level
pekerjaan seperti pegawai negeri, wiraswasta, petani,
pengrajin dan lain sebagainya. Dari gaya hidup seperti
aktivitas, minat, pendapatan, dan lain sebagainya. Dari
suku bangsa, ada batak, sunda, jawa, padang dan masih
banyak aspek-aspek lainnya.
Efektivitas komunikasi persuasif juga ditentukan
oleh strategi yang direncanakan. Strategi komunikasi
persuasif merupakan perpaduan antara perencanaan
37
komunikasi persuasif dengan manajemen komunikasi
untuk mencapai suatu tujuan, yakni mempengaruhi sikap,
perilaku atau pendapat seseorang/audiens. Dalam hal ini
penting sekali menentukan siapa sasarannya, apa pesan
yang disampaikan, mengapa harus disampaikan, dimana
lokasinya dan apakah waktu yang digunakan cukup tepat.
Komunikator memiliki peran penting untuk
menentukan keberhasilan dalam memengaruhi komunikan.
Sebelum melakukan persuasi, komunikator harus
memperhitungkan apakah komunikan mampu menangkap
pesan yang disampaikannya. Komunikator juga harus bisa
menentukan media yang akan digunakan untuk melakukan
persuasi sehingga lebih efisien dalam mencapai sasaran.
Selain kemampuan dalam menyampaikan pesan,
kredibilitas komunikator juga mempengaruhi keberhasilan
dalam mempersuasi komunikan.43
Kredibilitas komunikator adalah tingkat
kepercayaan komunikan kepada isi pesan yang
disampaikan oleh komunikator. Jika kredibilitas
komunikator buruk maka segala pesan yang disampaikan
tidak dapat dipercaya dan cenderung asal bicara. Untuk itu
tingkat kredibilitas suatu pesan atau informasi cenderung
akan meningkat jika komunikator adalah orang yang
43 Jurnal Icek ajzen, Persuasive Communication Theory in Social Psychology A Historical Perspective. University of Massachusetts: Amherst. Print
38
kredibel yakni orang yang ahli, dapat dipercaya dan
menarik.44
Kredibilitas itu mengacu pada tiga komponen yakni
keahlian, kepercayaan, dan eksistensi.45
- Keahlian merupakan komponen utama yang mampu
memengaruhi kesan komunikan terhadap komunikator.
Komunikator akan memberikan kesan bagi komunikan
jika ia adalah seorang yang ahli dalam topik yang
sedang dibicarakan. Jika komunikator bukan orang
yang ahli, maka sulit bagi komunikan untuk dapat
terpengaruh pada persuasi yang disampaikan
komunikan.
- Kepercayaan merupakan komponen yang perlu ada
dalam membangun kredibilitas komunikator.
Kepercayaan berhubungan dengan kesan komunikan
terhadap watak komunikator. Karenanya, penting bagi
komunikator untuk dapat menunjukkan watak dan
sikap yang baik sehingga dapat dipercaya saat
melakukan persuasi.
- Eksistensi komunikator. Tidak dapat dipungkiri,
seorang komunikator yang telah memiliki “nama” akan
lebih mudah mendapatkan perhatian dari komunikan
44 http://www.pengertianmenurutparaahli.net/pengertian-kredibilitas-dan-contohnya/, diakses pada tanggal 22 April 2019, pukul 15:10 WIB 45 https://www.dictio.id/t/mengapa-karakter-seseorang-mempunyai-peranan-yang-sangat-penting-dalam-melakukan-persuasi/4885/2, diakses pada tanggal 22 April 2019, pukul 15:15 WIB
39
dibandingkan komunikator yang tidak pernah diketahui
oleh publik saat melakukan persuasi. Karena hal itu,
faktor eksistensi komunikator perlu juga menjadi
pertimbangan untuk memperoleh keberhasilan dalam
komunikasi persuasif.
C. Perencanaan Komunikasi Persuasif
Dampak dari komunikasi persuasif lebih tinggi
dibanding dengan komunikasi informatif, yakni, dampak
kognitif, dampak afektif, dan dampak behavioral.46
Perlu adanya perencanaan yang matang agar
komunikasi persuasif mencapai tujuan dan sasaran.
Perencanaan tersebut dilakukan berdasarkan komponen-
komponen proses komunikasi. Komponen komunikasi adalah
komunikator, pesan, media, dan komunikan. Lalu, apa yang
harus dilakukan oleh komunikator? Bagi seorang komunikator,
pesan yang dikomunikasikan harus jelas isinya dan terkelola.
Artinya pesan yang disampaikan harus ditata dan disesuaikan
dengan diri komunikan atau sasaran.
Struktur sebuah pesan yang memiliki uraian umum dan
bukti pendukung akan memperkuat argumen sehingga pesan
akan mudah diterima karena memiliki kreadibilitas tinggi.
Namun dalam berkomunikasi, komunikan harus mengetahui
46 Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), h. 22.
40
beberapa aspek yang menjadi konteks dari persuasi sebagai
sumber, pesan, saluran, dan faktor penerima.47
Dalam pesan terdapat struktur. Struktur pesan adalah
susunan agar pesan lebih efektif. Struktur yang baik akan
meningkatkan efektifitas. Misalnya susunan yang sistematis
membuat pembaca lebih mudah paham. Struktur pesan
berbagai intensitas komunikasi perlu dipikirkan untuk
memperoleh hasil yang diinginkan.48
D. Fungsi Komunikasi Persuasif
Menurut Simon terdapat tiga fungsi utama komunikasi
persuasif, diantaranya:49
a. Control Function atau fungsi pengawasan
Dalam komunikasi persuasif, Control Function
digunakan untuk mengonstruksi pesan dan membangun citra
diri guna untuk mempengaruhi orang lain. Dalam hal ini
komunikasi persuasif dapat dimanfaatkan untuk berbagai
kepentingan, baik kepentingan pribadi maupun kepentingan
organisasi dan juga masyarakat. Komunikasi persuasif untuk
kepentingan pribadi dapat digunakan untuk membujuk teman
agar ia membeli produk yang kita jual. Sedangkan untuk
kepentingan organisasi atau masyarakat seperti mengajak
47 Jurnal Icek ajzen, Persuasive Communication Theory in Social Psychology A Historical Perspective. University of Massachusetts: Amherst. Print 48http://ueu5398.weblog.esaunggul.ac.id/wpcontent/uploads/sites/2357/2014/11/Pesan-komunikasi.ppt, diakses pada tanggal 22 April 2019, pukul 15:25 WIB 49 Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Persuasif (Jakarta: Universitas Terbuka,
2007), h. 1.31-1.33.
41
masyarakat untuk ikut menyumbang korban bencana alam
melalui kegiatan galang dana yang kita lakukan.
b. Consumer Protection Function
Komunikasi persuasif merupakan media untuk
menyaring pesan dalam artian pengkajian komunikasi
persuasif memudahkan untuk lebih cermat dalam menyaring
pesan-pesan persuasif yang banyak berkeliaran di media.
Seperti televisi, radio, surat kabar, media sosial dan lainnya.
Iklan-iklan yang dikemas secara profesional, berita yang me
narik, isu atau gosip yang ditayangkan, semuanya
mengandung pesan persuasi yang harus disaring dengan baik.
Ada dua fungsi yang dari komunikasi persuasif untuk
konsumen yakni (1) Pesan-pesan yang diterima hendaknya
diuji, dengan cara membandingkan dengan berbagai pendapat
terutama para ahli yang dipercaya, (2) mengkritisi setiap
pesan yang diterima.
c. Knowledge Function
Komunikasi persuasif sebagai Knowledge Function
yang artinya dengan mempelajari ini kita akan memperoleh
wawasan tentang peranan persuasi dalam masyarakat dan
tentang dinamikanya. Persuasi banyak menimbulkan masalah
namun melalui komunikasi persuasif pula masalah dapat
terpecahkan.
Untuk itu, penting sekali mempelajari komunikasi
persuasif, karena tidak hanya bermanfaat untuk melindungi
42
diri sendiri saja namun juga bermfaat untuk membantu orang
lain, organisasi dan masyarakat yang terjebak persuasi.
Menurut Simon, kemampuan untuk menyaring pesan persuasi
membutuhkan ketekunan dalam mempelajari teknik persuasi
yang dilakukan orang untuk membujuk kita. Kemampuan ini
membutuhkan antisipasi, pengertian dan juga pemahaman
mengenai sifat dan prosedur persuasi yang ada di masyarakat.
E. Teori Komunikasi Persuasif
Komunikasi persuasif merupakan komunikasi yang
melibatkan penggunaan pesan verbal untuk memengaruhi
sikap dan perilaku. Pesan verbal sendiri digunakan untuk
membujuk pikiran dan perasaan penerima pesan.50
Pesan verbal adalah semua jenis simbol yang
menggunakan satu kata atau lebih. Hampir semua komunikasi
yang terjadi secara sadar atau disengaja secara lisan termasuk
ke dalam kategori pesan verbal. Bahasa merupakan pesan
verbal, karena ia merupakan sarana utama untuk
menyampaikan pikiran, perasaan dan maksud komunikator.51
Jadi inti dari komunikasi persuasif adalah untuk
mempengaruhi keyakinan, sikap dan perilaku. Sikap adalah
bagian yang penting di dalam kehidupan sosial, karena
kehidupan manusia tidak lepas dari interaksi dengan orang lain.
50 Jurnal Icek ajzen, Persuasive Communication Theory in Social Psychology A Historical Perspective. University of Massachusetts: Amherst. Print 51 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2012), h. 260.
43
Menurut pendapat beberapa pakar, sikap menentukan perilaku
seseorang. Misalnya Mitchell (1990) berpendapat bahwa sikap
sekelompok orang terhadap orang lain dapat mempengaruhi
kehidupan dan keberhasilan orang lain Pendapat yang
dikemukakan oleh Mitchell ini didukung oleh penelitian yang
dilakukan oleh Cockcoft (1982); dan NSW Department of
School Education (1989) yang menemukan bahwa sikap guru
terhadap murid sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
belajar murid-muridnya.52
Menurut Saifuddin Azwar secara struktur sikap terdiri
dari tiga komponen yaitu: komponen kognitif (cognitive),
komponen afektif (affective), dan komponen konatif
(conative). Komponen kognitif berupa apa yang dipercayai
oleh subyek pemilik sikap, komponen afektif berhubungan
dengan perasaan yang menyangkut aspek emosional, dan
komponen konatif berhubungan dengan aspek kecenderungan
berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki
subyek.53
1. Elaboration Likelihood Model (ELM)
Elaboration likelihood model (ELM) atau model
kemungkinan elaborasi merupakan salah satu teori persuasi
yang paling populer. Berbeda dengan teori pertimbangan
52 Neila Ramdhani, Pembentukan dan Perubahan Sikap, Yogyakarta:
Fakultas Psikologi UGM, 2008. Scholar Artikel.
53 http://ejournal.upnjatim.ac.id/index.php/rebis/article/view/38, diakses pada tanggal 22 April 2019, pukul 15:35WIB.
44
sosial yang menyatakan bahwa seseorang membuat
keputusan berdasarkan referensi atau acuan, ELM
menjelaskan bahwa keputusan dibuat bergantung pada
jalur yang ditempuh dalam memproses sebuah pesan. Teori
ini pertama kali dikembangkan oleh Richard E Petty dan
John T. Cacioppo, pakar komunikasi persuasif dari Ohio
State University AS, pada tahun 1980. Asumsi yang
mendasari teori ini adalah bahwa setiap orang dapat
memproses pesan persuasif dengan cara yang berbeda.
Pada suatu saat orang dapat menilai sebuah pesan secara
mendalam, penuh kehati-hatian dan dengan pemikiran
yang kritis, namun pada suatu kondisi yang lain orang
dapat menilai pesan sambil lalu saja tanpa
mempertimbangkan argumentasi apa yang mendasari isi
pesan tersebut. Dapat di artikan bahwa kemungkinan untuk
memahami pesan persuasif secara mendalam bergantung
pada cara seseorang memroses pesan (Griffin, 2012).
Model ini dikemukakan oleh Richard Petty & John
Cacioppo (1986) yang menyatakan bahwa proses
perubahan sikap perlu mempertimbangkan faktor
pemediasi dari proses persuasi, yaitu bobot (valence) dan
jumlah pesan yang berkaitan dengan respon kognitif. Oleh
karena itu, proses elaborasi yang berkaitan dengan
kesesuaian objek sikap dengan informasi yang sudah
dimiliki oleh individu menjadi langkah yang amat penting.
Keunggulan model ini ada pada langkah-langkah yang
digunakan dalam memandang persuasi, yaitu
45
a. Menemukan kondisi persuasi yang perlu dimediasi oleh
pemikiran yang berhubungan dengan pesan (specifies
the conditions under which persuasion shoud be
mediated by message-related thinking).
b. Mempostulatkan bahwa mekanisme pheriperal
alternatif dapat diterapkan terhadap persuasi apabila
kondisi yang disyaratkan tidak dapat terpenuhi. Petty &
Cacioppo mengemukakan ada 7 postulat mengenai
sikap, yaitu: (1) Manusia sesungguhnya mempunyai
dorongan untuk menganut sikap yang benar, (2)
Walaupun manusia ingin menganut sikap yang benar,
jumlah isu relevan yang dibutuhkan individu untuk
mengevaluasi pesan yang berkaitan dengan sikap,
bervariasi antara individu. Dalam hal ini motivasi dan
kemampuan individu akan sangat menentukan, (3)
Variabel-variabel yang mempengaruhi jumlah dan arah
sikap dapat berupa: argumen-argumen persuasif,
pheriperal cues, dan motivasi dan kemampuan
individu, (4) Variabel mempengaruhi motivasi dan
kemampuan dalam memproses pesan yang dapat
mempengaruhi keinginan merubah sikap, baik ke arah
positif maupun negative, (5) Bila motivasi menurun
dibutuhkan peripheral cues, sebaliknya bila motivasi
meningkat maka peripheral cues sudah tidak
dibutuhkan lagi, (6) Variabelvariabel yang
mempengaruhi proses pembentukan sikap akan
berdampak negatif atau positif terhadap motivasi, (7)
46
Perubahan sikap yang dihasilkan dari proses
argumentasi yang relevan dengan topik akan
memberikan dampak perubahan yang lebih dapat
memprediksi perilaku daripada perubahan sikap yang
diperoleh daripada peripheral cues. Apabila individu
menerima pesan dalam keadaan nyaman
(nondistracting) maka pesan akan dihantarkan
melewati central route persuasion sehingga akan lebih
kuat. Sebaliknya, apabila pesan diterima pada keadaan
yang tidak nyaman (distracting) atau tidak relevan
dengan individu maka pesan akan dihantarkan melalui
pheriperal route persuasion yang sifatnya lebih lemah
daripada central route persuasion.
Salah satu faktor yang menentukan kesiapan
individu dalam menerima pesan adalah kejelasan
informasi yang diterima. Penelitian yang dilakukan
oleh Fabrigar, et.al., (2006) menyatakan bahwa jumlah
informasi atau luasnya knowledge yang dimiliki
individu sebelumnya mengenai objek sikap
menentukan kekuatan perubahan sikap yang dialami
individu.54
F. Komunikasi Persuasif dalam Pendidikan Anak Prasekolah
Friedrich Froebel mengibaratkan anak seperti bunga
yang tengah berkembang di taman, maka dari itu munculnya
istilah “Taman Kanak-kanak (Kindergarten)” (Dryden dan Vos
54 https://www.coursehero.com/file/13024344/MODEL-KEMUNGKINAN-ELABORASI/, diakses pada 11 Maret 2019, pukul 14:00 WIB.
47
2000:105). Setiap anak itu unik dan mereka berkembang sesuai
potensinya masing-masing. Prinsip dasar Taman Kanak-kanak
adalah bukan menuntut anak untuk menjadi seperti yang orang
dewasa inginkan akan tetapi menjadikan anak menjadi diri
sendiri yang apa adanya. (Tangyong, dkk., 1994:56).
Jean Jaques Rousseau, Filsuf Perancis pada masa
Ranesans menyarankan Pendidikan anak yang kembali ke alam
(Back ti Nature) dan pendekatan yang bersifat alamiah dalam
Pendidikan anak. Anak akan berkembang tanpa hambatan, hal
ini akan memicu berkembangnya kualitas kebahagiaan,
spontanitas dan rasa ingin tahu anak. Proses belajar merupakan
proses internalisasi, bukan melulu transfer pengetahuan. Pada
dunia anak, proses internalisasi ini sangat efektif ketika anak
menyenangi apa yang ia pelajari.
Dengan rasa senang, sense of belonging terhadap apa
yang dipelajari anak akan tercipta. Dengan kondisi demikian,
maka proses belajar akan mengalir dengan penuh penghayatan
dan penjiwaan bukan sekedar hanya mengetahui.
Rousseau, Froebe, Piaget, Pestalozzi, juga montesori
mengungkapkan bahwa perlunya proses dan suasana bermain
untuk mendukung penciptaan suasana belajar yang
menyenangkan. Bermain adalah naluri dan fitrah alamiah pada
anak. Bermain adalah sarana anak untuk mengenali dirinya,
melatih kemampuan indera dan motoriknya, membangun
kehidupan sosial dan membentuk kepribadian dirinya.
48
Metode pengajaran yang menyenangkan yakni dengan
memberi materi yang menjadikan anak “merasa memiliki”, hal
ini dapat merangsang munculnya kreatifitas. Misalnya dengan
metode pengajaran yang sugestif yakni dengan menerapkan
metode komunikasi persuasif oleh guru dan juga kedekatan
antara guru dan anak. (Dryden dan Vos 2000:305).
Ketika anak mangalami proses belajar yang
menyenangkan, maka akan memberikan pengaruh positif pada
diri anak yakni sejak dini anak berhasil menemukan minat
belajar pada dirinya. Minat belajar ini dipahami sebagai
dorongan belajar yang tumbuh dari dalam dirinya. Jika anak
sudah memiliki minat belajar makai a akan suka mengamati
sekelilingnya, menanyakan banyak hal, dan mencoba banyak
hal baru. 55
Anak usia prasekolah memiliki kreativitas alamiah
yang terlihat dari perilaku mereka yang sering bertanya, senang
menjajaki lingkungan, sering mencoba hal baru dan memiliki
khayalan yang tinggi. Elizabeth Hurlock menjelaskan bahwa
bermain memberikan pengaruh terhadap kreativitas anak dan
juga memberikan kesempatan kepada anak untuk menemukan
sesuatu dengan cara yang baru (Hurlock, 1999: 10-11).
55 Ike Junita Triwardhani, Komunikasi Persuasif pada Pendidikan Anak, Mediator: Jurnal Komunikasi, 2006. Scholar Artikel.
49
Bermain disini bukan bermain yang tanpa arahan,
karena menurun Froebel bermain tanpa arahan dan bimbingan
akan mengarahkan kepada proses belajar yang salah.
Anak yang terkategori para sekolah adalah anak dengan
usia 3-5 tahun, seorang ahli psikologi Elizabeth B. Hurlock
mengatakan bahwa kurun usia pra sekolah disebut sebagai
masa keemasan (the golden age). Di usia ini anak mengalami
banyak perubahan baik fisik dan mental, dengan karakteristik
yakni; Berkembangnya konsep diri, Munculnya egosentris,
Rasa ingin tahu yg tinggi, Imanjinasi yang tinggi, Belajar
menimbang rasa, munculnya control internal, Belajar dari
lingkungannya, berkembangnya cara berpikir, berkembangnya
kemampuan berbahasa.56
G. Pandangan Islam tentang Kebersihan
Islam adalah agama yang erat kaitannya dengan
kebersihan dan kesucian. Setiap muslim diwajibkan untuk
senantiasa menjaga kebersihan badan maupun lingkungan.
Allah berfirman dalam surah Al-A`raf ayat 56:57
إن ر وال تفسدوافي األرض بعدإصال حها وادعوه خو فا و معا
قر يب من المحسنين حمت ا لل
56 http://www.salingsapa.com/blog/read/uncategorize/11837/karakteristik-anak-pra-sekolah.html, diakses pada tanggal 12 Maret 2019 pukul 20: 40 WIB. 57 https://tafsirq.com/7-al-araf/ayat-56, diakses pada tanggal 26 September
2018, pukul 19:30 WIB.
50
Artinya:
“Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka
bumi setelah (diciptakan dengan baik). Berdoalah
kepadaNya dengan rasa takut dan penuh harap.
Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang
yang berbuat kebaikan.” (Al-A`raf:56)
Dalam ayat ini, Allah melarang manusia untuk
berbuat kerusakan di muka bumi. Larangan berbuat
kerusakan ini mencakup semua bidang, seperti merusak
pergaulan, jasmani dan rohani orang lain, kehidupan dan
sumber-sumber penghidupan (pertanian, perdagangan dan
lain-lain), dan merusak lingkungan. Allah menciptakan
bumi dengan segala kelengkapannya, seperti gunung,
lembah, sungai, hutan, lautan, daratan dan semuanya
ditujukan untuk keperluan manusia agar dapat
dimanfaatkan sebaik-bainya. Oleh karena itu Allah
melarang manusia untuk berbuat kerusakan.58
Allah berfirman dalam surah Ar-Ruum ayat 41:59
58 Kementerian Agama RI, Al-Quran dan Tafsirnya (Edisi yang
Disempurnakan), (Jakarta: Widya Cahaya, 2011), h. 364-365. 59 https://quran.com/30, diakses pada tanggal 8 Oktober 2018, pukul 19:40
WIB.
51
سبت أيدي الناس ليذيقهم بعض ظهر الفسا د في البر والبحر بما ك
الذي عملوا لعلهم يرجعو ن
Artinya:
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut
disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah
menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari
(akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan
yang benar).”
Dalam hadist diriwayatkan:
)رواه احمد( النظا فة من االيما ن:
Artinya:
“Kebersihan itu sebagian dari iman.” (HR.
Ahmad)60
Dalam hadist lain juga disebutkan
تعا لي طي ب الط ي ب نظيف يحب النظافة كريم يحب الكرم إن للا
فوا أفنيتكم )رواه التيرمدى( جواد: يحب الجود فنظ
Artinya:
60 https://www.fiqihmuslim.com/2015/09/kumpulan-hadist-tentang-
kebersihan.html, diakses pada 4 Juni 2018, Pukul 12:22 WIB.
52
“Sesungguhnya Allah Ta`ala menyukai kebaikan,
bersih (dan) menyukai kebersihan, mulia (dan) menyukai
kemuliaan, bagus (dan) meyukai kebagusan, oleh sebab itu
bersihkanlah lingkunganmu” (H. At Turmudzi)61
Hadist dan ayat tersebut telah jelas bahwa Allah
tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan dan Allah
menyukai orang yang menjaga kebersihan. Membuang
sampah sembarang dan tidak peduli lingkungan itu
merupakan bagian dari perbuatan merusak di atas muka
bumi. Tidak hanya itu, berlebihan dalam penggunaan
bahan-bahan yang sulit terurai oleh lingkungan juga
termasuk dalam kategori merusak lingkungan.
61 http://www.asmaul-husna.com/2016/11/kumpulan-hadist-tentang-
kebersihan.html, diakses pada tanggal 8 Oktober 2018, pukul 19:15 WIB.
53
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Latar Belakang Berdirinya Islamic Green School
Hijau Daun Kediri
Kualitas pendidikan tidak selalu berjalan dengan
mulus dan sempurna dengan fasilitas yang memadai.
Padahal alam menyediakan segala yang kita inginkan.
Alam adalah sumber pengetahuan yang luas dan berlimpah,
tiada terbatas. Beberapa penemu terkenal dunia mampu
menghasilkan karya-karya fenomenal lantaran manfaat
alam. Semisal Isaac Newton yang berhasil menemukan ide
tentang teori gravitasi hanya karena duduk di bawah pohon
apel yang buahnya terjatuh didekatnya.62
Berkaca dari hal tersebut, kini banyak sekolah
mempunyai konsep kembali ke alam back to nature dan
pemanfaatan alam sebagai bagian dari metode
pembelajaran. Salah satunya adalah Islamic Green School
62 Wawancara peneliti dengan Ibu Endang Pertiwi, pada Seniin 27 Agustus
2018, pukul 08:00 WIB di Teras Rumah Informan.
54
Hijau Daun yang memiliki konsep menyatu dengan alam.
Islamic Green School Hijau Daun berlokasi di tengah
puluhan pohon besar, lokasi ini mirip hutan. Dengan udara
yang segar hawa yang sejuk, serta lingkungan alam yang
hijau, akan memberikan kesempatan tak terbatas bagi anak-
anak untuk belajar dan mengekspresikan diri. Fasilitas
alam inilah yang mengakibatkan anak-anak bisa dengan
leluasa bebas bereksplorasi, menjelajahi imajinasi,
mengembangkan minat dan bakat yang tak terbendungkan.
Karena alam memberi banyak inspirasi dan merangsang
pemikiran pemikiran yang cemerlang. Dengan belajar dari
alam, anak-anak diharapkan bisa menciptakan rumus-
rumus baru bukan menghafal rumus-rumus yang
menumpuk.63
Berawal dari keprihatinan yang mendalam akan
pendidikan akhlak dan karakter anak, tingginya biaya
sekolah pada sekolah-sekolah yang berkategori Islamic
School yang tidak dapat dijangkau oleh kaum menengah ke
bawah. Hal inilah yang melatar belakangi berdirinya
63 Buku Profil Islamic Green School Hijau Daun
55
Islamic Green School Hijau Daun. Islamic Green School
Hijau Daun ditujukan untuk anak-anak dhuafa, fakir
miskin, yatim, piatu dan anak-anak terlantar, terkhusus
untuk golongan ekonomi menengah ke atas berlaku subsidi
silang. Keberadaan Hijau daun diharapkan bisa
memeberikan pendidikan alternatif dengan metode
pembelajaran alam. Dengan konsep alam sebagai media
untuk belajar, obyek untuk belajar dan sebagai bahan
pembelajaran. Sehingga menimbulkan kesadaran dan
kecintaan akan alam.64
Islamic Green School Hijau Daun berdiri sejak
tanggal 11 Juni 2011. Didirikan oleh Ibu Endang Pertiwi
yang saat itu menjabat sebagai Ketua Rukun Tetangga (RT)
di Mojoroto Kediri dan Ibu Yuyun sebagai sekretaris
Forum Komunikasi Pendidikan Al-Quran (FKPQ) Kediri
dan Ibu Zuna yang sampai saat ini masih memberi
kontribusi kepada Islamic Green School Hijau Daun, dan
sekarang beliau menjabat sebagai Kepala Sekolah Islamic
64 Wawancara peneliti dengan Ibu Endang Pertiwi, pada Seniin 27 Agustus
2018, pukul 08:00 WIB di Teras Rumah Informan
56
Green School Hijau Daun. Ketiganya merupakan
pemerhati anak.
Secara geografis, Kota Kediri terletak di antara
111,05 derajat-112,03 derajat Bujur Timur dan 7,45
derajat-7,55 derajat Lintang Selatan dengan luas 63,404
Km2. Dari aspek topografi, Kota Kediri terletak pada
ketinggian rata-rata 67 m diatas permukaan laut, dengan
tingkat kemiringan 0-40%. Struktur wilayah Kota Kediri
terbelah menjadi 2 bagian oleh sungai Brantas, yaitu
sebelah timur dan barat sungai. Wilayah dataran rendah
terletak di bagian timur sungai, meliputi Kecamatan
Kota dan Kecamatan Pesantren, sedangkan dataran
tinggi terletak pada bagian barat sungai yaitu Kecamatan
Mojoroto yang mana di bagian barat sungai ini
merupakan lahan kurang subur yang sebagian masuk
kawasan lereng Gunung Klotok (472 m) dan Gunung
Maskumambang (300 m) sedang dibagian timur sungai
57
merupakan lahan yang relatif subur dengan relief tanah
yang datar.65
Letak Desa Bujel Kecamatan Mojoroto yang
tidak jauh dari sungai. Hal inilah yang membuat sungai
jadi alternatif warga sebagai tempat pembuangan
sampah, tidak hanya sampah kecil, kasur yang sudah
tidak layak pakai pun turut dibuang ke sungai. Inilah
yang kemudian menjadi latar belakang berdirinya Bank
Sampah Hijau Daun. Untuk memaksimalkan visi dan
misi Bank Sampah Hijau Daun, maka bank sampah
berinisiasi untuk menjadi salahsatu program yang ada di
Islamic Green School Hijau Daun. Dengan mengajak
anak dan orang tua, diharapkan misi untuk
meminimalisir adanya sampah tercapai dan juga
berharap sungai menjadi bersih dan warga cinta terhadap
lingkungan.66
Pada tahun 2011, nama Islamic Green School
Hijau Daun adalah Sekolah Alam Hijau Daun. Pada
65 https://www.kedirikota.go.id/read/Profil/10/1/32/Geografi.html, diakses
pada tanggal 2 Oktober 2018, pukul 13: 44 WIB 66 Wawancara peneliti dengan Ibu Endang Pertiwi, pada Seniin 27 Agustus
2018, pukul 08:00 WIB di Teras Rumah Informan.
58
tahun 2015, nama Sekolah Alam Hijau Daun berubah
menjadi Islamic Green School Hijau daun. Alasan
merubah nama adalah karena ada kesamaan nama pada
sekolah alam yang ada di Mojokerto Jawa Timur.
Meskipun secara program tidak sama, namun untuk
menghindari plagiarisme maka pihak yayasan merubah
nama tersebut.67
Islamic Green School Hijau Daun berada di bawah
naungan Yayasan Hijau Daun, dimana yayasan ini
membawahi Islamic Green School Hijau Daun dan juga
Bank Sampah Hijau Daun.68
B. Profil Taman Kanak-kanak (TK) Islamic Green
School Hijau Daun Kediri
Islamic Green School Hijau Daun merupakan
sekolah alam yang berbasis islami dengan jargon “Belajar
dari alam untuk menuai tebaran ilmu Allah”. Islamic Green
School Hijau Daun fokus pada penanaman akidah islami
67 Wawancara peneliti dengan Ibu Endang Pertiwi, pada Seniin 27 Agustus
2018, pukul 08:00 WIB di Teras Rumah Informan. 68 Wawancara peneliti dengan Ibu Endang Pertiwi, pada Seniin 27 Agustus
2018, pukul 08:00 WIB di Teras Rumah Informan.
59
dan membentuk kecintaan terhadap alam dan seisinya.
Anak dituntut untuk menjadi pribadi yang berkarakter dan
berperilaku islami dengan cara mencintai Allah Subhanahu
wataala, meneladani kepribadian Rasulullah Sholallahu
alaihi wasallam, menghormati orangtua, mematuhi
perintahNya, mencintai alam dan seisinya, menghormati
guru, menyayangi dan menghargai teman, berkata jujur,
berjiwa pemberani, berbahasa santun, berhati ikhlas, dan
bertanggung jawab. Semua itu diterapkan pada anak setiap
kali pertemuan juga didukung oleh perilaku guru setiap
harinya.69
Sekolah ini tidak memiliki kelas. Anak belajar di
alam terbuka, dengan alasan ketika anak belajar di alam
terbuka anak dapat berekspresi tanpa ada batas. Anak lebih
banyak berekspresi, berimajinasi dan bereksplorasi tanpa
adanya batasan atau sekat dinding ruangan. Selain itu anak
juga merasakan lebih dekat dengan alam dan
69 Buku Profil Islamic Green School Hijau Daun.
60
menumbuhkan rasa cinta kepada Sang Pencipta Alam
dengan nilai-nilai yang diajarkan guru kepada anak.70
Di sekolah ini terdapat dua jenjang pendidikan,
yakni jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan
Taman Kanak-kanak (TK). Usia PAUD kisaran antara usia
tiga sampai empat tahun, sedangkan TK-A usia lima tahun
dan TK-B usia enam tahun. Jumlah keseluruhan anak
hanya 50 anak saja, dikarenakan sekolah ini lebih
mengutamakan kualitas dari pada kuantitas.71
Di sekolah ini terdapat kurang lebih 250 jenis
tanaman obat dan juga tanaman langka. Ini merupakan
salah satu media dan objek pembelajaran untuk anak. Jenis-
jenis tanaman ini diharapkan mampu untuk dijadikan
media pengamatan bagi anak. Islamic Green School Hijau
Daun berkonsep menjadikan alam sebagai ruang belajar,
bahan pengajaran, dan objek pembelajaran. Alam berfungsi
sebagai sarana pendidikan, sebagai sarana mengenal Sang
Pencipta dan CiptaanNya. Dengan demikian dapat
70 Buku Profil Islamic Green School Hijau Daun. 71 Wawancara peneliti dengan Ibu Endang Pertiwi, pada Seniin 29 September
2018, pukul 08:00 WIB di Bandara Soekarno Hatta.
61
meningkatkan kecintaan pada Allah dan ciptaanNya.
Meningkatkan kesadaran anak-anak akan kebesaran Allah
Subhanahu wata`ala, sehingga menambah dan
memperkuat keimanan.72
Islamic Green School Hijau Daun mimiliki syarat
mutlak yang harus ditaati, yaitu mematikan rokok, dan
mematikan mesin kendaraan. Sekolah ini berkomitmen
bahwa lingkungan Islamic Green School Hijau Daun harus
tercipta menjadi lingkungan yang benar-benar memiliki
atmosfer yang bersih. Karena karbon monoksida
(CO2/berasal dari mesin-mesin penggerak transportasi),
nitrogen dioksida (NO2/knalpot kendaraan), chlorofluoro
carbon (CFC/ berasal dari AC,) dan timbal (berasal dari gas
buangan kendaraan). Hal tersebut dapat menimbulkan
gangguan pada saluran pernapasan (inspa akut), paru-paru,
meracuni sistem metaboliasme tubuh manusia. Juga sangat
mempengaruhi perkembangan psikis, daya tangkap, daya
pikir anak, dan secara keseluruhan mengganggu
perkembangan otak anak (mengurangi kecerdasan).
72 Buku Profil Islamic Green School Hijau Daun
62
Karbon-karbon tersebut sangat beracun. Bagaimana anak-
anak akan tumbuh sempurna bila sarana untuk hidup (yaitu
atmosfernya) saja beracun? Bagaimana bisa anak-anak
tumbuh dan berkembang secara optimal? padahal mereka
adalah para calon pemimpin bangsa masa depan.73
C. Karakteristik Islamic Green School Hijau Daun
Kediri
Islamic Green School Hijau Daun memiliki komitmen,
diantaranya:74
1. Memicu potensi dan bakat anak, dengan cara berusaha
menjadi faktor eksternal yang dapat memicu
munculnya bakat dan potensi anak sesuai dengan
kecerdasan masing-masing. Karena faktor eksternal
sangatlah penting, guna memunculkan bakat dan
potensi anak yang terpendam.
2. Sekolah yang unggul adalah sekolah yang
memanusiakan manusia. Yakni, sekolah yang mampu
memahami dan menghargai setiap potensi yang ada
73 Buku Profil Islamic Green School Hijau Daun 74 Buku Profil Islamic Green School Hijau Daun
63
pada diri anak didik tanpa pandang bulu, baik yang
pandai maupun yang kurang sekalipun.
3. Setiap anak memiliki pribadi yang unik. Tidak ada anak
yang tidak pandai, sebab setiap anak terlahir dengan
potensi masing-masing. Tugas guru Islamic Green
School Hijau Daun adalah mendeteksi kelebihan
masing-masing anak dan memunculkan potensi-potensi
mereka.
4. Menjadikan Islamic Green School Hijau Daun sekolah
yang unggul, yakni sekolah yang guru-gurunya mampu
menjamin semua anak didik akan dibimbing ke arah
yang lebih baik, secara akademik, moral maupun
karakteristik.
5. Guru harus kreatif dalam mengajar, agar pesan yang
disampaikan sampai dengan baik kepada anak didik.
6. Mempunyai strategi pembelajaran yang meyenangkan
untuk anak didik.
7. Menjadikan Islamic Green School Hijau Daun sebagai
fasilitator dan pemicu kreatifitas anak didik.
64
D. Kiat Mendidik Anak ala Islamic Green School Hijau
Daun Kediri diadopsi dari pernyataan Dorothy Nolte75
1. Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki
2. Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar
berkelahi
3. Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, ia belajar
rendah diri
4. Jika anak dibesarkan dengan penghinaan, ia belajar
menyesali diri
5. Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar
menahan diri
6. Jika anak dibesarkan dengan dorongan, ia belajar
percaya diri
7. Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baiknya perlakuan,
ia belajar keadilan
8. Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang, ia berlajar
menemukan cinta dalam kehidupan
75 Buku Profil Islamic Green School Hijau Daun
65
E. Nilai-nilai yang ditanamkan Islamic Green School
Hijau Daun Kediri
1. Sholat, mengaji dan beramal
2. Patuh, taat, santun, berbakti kepada ayah dan ibu
3. Menghormati guru
4. Menyayangi teman dan makhluk ciptaan Allah
5. Berpribadi santun, jujur, ikhlas dan bertanggunjawab
F. Visi dan Misi Islamic Green School Hijau Daun
Kediri76
Islamic Green School Hijau Daun memiliki visi
yakni mengembalikan anak pada porsinya sebagai anak,
mengingat akhir-akhir ini banyak sekali anak-anak yang
memiliki kecenderungan lepas dari karakter kekanak-
kanakannya karena arus globalisasi.
Dari visi tersebut, maka Islamic Green School
Hijau Daun memiliki misi yakni membentuk akidah akhlak
yang diajarkan agama dan yang dituntunkkan oleh
Rasulullah Sholallahu alaihi wassalam dalam kehidupan
sehari-hari. Dari bangun tidur hingga tidur kembali.
76 Buku Profil Islamic Green School Hijau Daun
66
Dengan demikian Islamic Green School Hijau Daun bisa
menyiapkan generasi yang Islami, calon pemimpin yang
berkarakter kuat yang siap menghadapi arus globalisasi
tanpa meninggalkan jatidirinya sebagi seorang muslim dan
muslimah yang kuat dan taat. Serta sadar akan kecintaanya
terhadap alam. Alam dan manusia tidak dapat terpisahkan,
saling ketergantungan dan tidak boleh saling menyakiti.
G. Sarana dan Prasarana Islamic Green School Hijau
Daun Kediri77
Islamic Green School Hijau daun memberikan
fasilitas yang natural. Tempat belajarnya hanya pada
gubuk-gubuk tanpa batas, bukan dalam kelas-kelas yang
terkungkung tembok-tembok megah. Belajarnya pun
terkadang sambil duduk di tanah tanpa alas, bersimpuh
diatas kolam ikan, dibawah pohon dengan selembar tikar.
Situasi seperti inilah yang membuat anak didik akan
banyak memperoleh inspirasi, mengembangkan imajinasi,
dan bereksplorasi dengan alam tanpa batas.
77 Buku Profil Islamic Green School Hijau Daun
67
Islamic Green School Hijau Daun juga memiliki
arena bermain yang luas dan fasilitas outbond beserta
mentor outbond, mushola untuk tempat praktik beribadah,
lapangan sepak bola. Selain itu sekolah alam ini juga
bekerjasama dengan puskesmas setempat yang secara
periodik dapat memberikan pemeriksaan kesehatan pada
anak didik. Para guru yang profesional, sabar dan juga
berjiwa pendidik.
H. Bank Sampah Hijau Daun
Bank sampah Hijau Daun merupakan sarana atau
media untuk membantu kegiatan maupun membantu secara
administratif sekolah. Bukan hanya untuk sekolah namun
juga untuk anak didik dan wali murid. Bank Sampah Hijau
Daun sebagai tempat mereka (baca: Anak didik dan wali
murid) untuk menabung. Semakin banyak mereka
menabung sampah semakin banyak pula uang yang
terkumpul. Secara finansial keuntungan lebih pada wali
murid, namun semakin banyak yang menabung sampah,
misi Bank Sampah Hijau Daun tercapai yakni
meminimalisir adanya sampah plastik. Misi sekolah pun
68
tak jauh berbeda dengan misi bank sampah, karena misi
sekolah berdampingan dengan misi bank sampah.78
Selain sebagai sarana pembantu kegiatan di
sekolah, bank sampah Hijau Daun memiliki agenda
kegiatan tersendiri. Agenda kegiatannya disesuaikan
dengan agenda lingkungan. Di Kediri terdapat sekitar 110
bank sampah dan mereka membentuk sebuah paguyuban.
Kegiatan yang sering kali dilakukan bank sampah Hijau
Daun bersama mereka adalah membersihkan sungai,
membersihkan pasar, sosialisasi penggunaan plastik dan
bagaimana memperlakukan sampah. Sosialisasi ini
memberikan dampak positif pada masyarakat. Yakni
menumbuhkan rasa peduli terhadap lingkungan sehingga
ada keinginan masyarakat untuk andil dalam menjaga
lingkungan.
“Semakin banyak bank sampah, semakin banyak
yang menabung sampah, semakin berkurang
sampah, semakin bertambah rupiah”.79
78 Wawancara peneliti dengan Ibu Endang Pertiwi, pada Seniin 27 Agustus
2018, pukul 08:00 WIB di Teras Rumah Informan 79 Wawancara peneliti dengan Ibu Endang Pertiwi, pada Seniin 27 Agustus
2018, pukul 08:00 WIB di Teras Rumah Informan
69
1. Logo Sekolah
Gambar 3.1 Logo Islamic Green School Hijau Daun
I. Struktur Kepengurusan Islamic Green School Hijau
Daun
Salah satu yang menjadi bagian terpenting dari
keberadaan sekolah sebagai sistem adalah adanya struktur
kepengurusan sekolah. Adanya pembentukan
kepengurusan sekolah merupakan bagian dari pedoman
kepemimpinan yang menunjukkan adanya pembagian
tugas dan kewenangan dalam jabatan. Berdasarkan data
yang diperoleh dari pengurus Islamic Green School Hijau
70
Daun Kediri, maka dapat dikemukakan struktur
kepengurusan pada sekolah tersebut sebagai berikut:
*APE= Alat Peraga Edukasi
Tabel 3.1 Struktur Kepengurusan Islamic
Green School Hijau Daun
Ka
Dra. Endang
Pertiwi
Dewan Pembina
Ustadz Drs.
Amin
Ustadz Drs.
Dewan Pengawas
Dra. Hj. Umi Istiqomiati
Dra. Hj. Nurul Amanati, S.Kom.
Dra. Budi Utami
Drs, Mujono,
MM
Drs, Kus
Event
Dedik
Pembina &
Pelindung
Sumarsono
Dra. Yulva
Savitri
Suroso
Ustadzah
Yuniarti
Ustadzah
Wati
Ustadzah
Dian
Ketua Yayasan
Dewan
Penasehat
Dewan Pengawas
Dewan Pembina
Public
Relation Pembina
APE
Pembina
dan
Pelaksana
Outbound
Event
Organizer
Dewan
Pengajar
71
BAB IV
HASIL TEMUAN DAN ANALISA DATA
A. Analisis Strategi Komunikasi Persuasif Guru TK Islamic
Green School Hijau Daun dalam Membentuk Nilai-nilai
Kepedulian terhadap Sampah Plastik di Kediri
Dalam menganalisa komunikasi persuasif guru terhadap
murid, diperlukan beberapa alat ukur untuk mengukur bagaiamana
strategi-strategi komunikasi persuasif yang terjadi ketika
berkomunikasi berlangsung. Salah satunya yakni dengan
komunikasi interpersonal (Interpersonal Communication).
Komunikasi interpersonal adalah komunikasi tatap muka yang
memungkinkan setiap pelaku komunikasi menangkap reaksi
secara langsung baik secara verbal maupun nonverbal.
Komunikasi ini digunakan oleh guru TK Islmic Green
School Hijau Daun dalam menyampaikan pesan verbal maupun
nonverbal kepada muridnya ketika di lingkungan sekolah, baik di
ruang belajar, di mushola, di aula atau di ruang terbuka.
Komunikasi ini cukup efektik digunakan karena dilakukan secara
tatap muka (Face to Face), yang artinya komunikator (guru)
dengan komunikan (murid) saling bertatap muka. Feedback yang
terjadi adalah feedback secara langsung. Guru dapat langsung
mengetahui respon yang diberikan oleh murid-muridnya. Terbukti
bahwa secara tatap muka pesan itu sampai kepada murid dengan
baik.
72
Persuasi merupakan ilmu untuk mempengaruhi orang lain.
Dalam hal ini dimanfaatkan guru untuk mempengaruhi muridnya
untuk turut peduli terhadap sampah yang ada di lingkungannya.
Sampah yang dimaksud adalah sampah organik dan anorganik.
Kedua sampah ini memberikan dampak buruk terhadap
lingkungan. Maka dari itu, upaya untuk meminimalisir sampah
yang ada dilakukan dengan menanamkan rasa peduli terhadap
sampah pada anak sejak dini akan membentuk menjadi sebuah
karakter di kemudian hari. Jika karakter anak bangsa sudah
terbentuk menjadi karakter yang peduli terhadap sampah, maka
permasalahan-permasalahan sampah kedepannya akan semakin
berkurang.
Menurut pendapat Icek Ajzen tujuan dari komunikasi
persuasif yakni untuk mengubah sikap, pendapat dan perilaku.
Namun dalam hal ini, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan,
yakni:
Kejelasan tujuan. Tujuan dari komunikasi persuasif adalah
untuk mengubah sikap, perilaku dan pendapat. Dalam hal ini yang
paling utama difokuskan adalah mengubah sikap dan perilaku anak
didik dari yang tidak peduli terhadap sampah menjadi peduli
terhadap sampah.
Komunikasi ini diyakini mampu mengubah sikap,
kepercayaan, perilaku dan opini komunikan, maka dari itu
seringkali komunikasi ini digunakan untuk melancarkan
komunikasi persuasif. Bentuk khusus dalam komunikasi ini adalah
komunikasi diadik (Dyadic Communication) yang melibatkan
73
hanya dua orang, seperti guru dengan murid. Berdasarkan hasil
penelitian yang telah peneliti lakukan, komunikasi yang dilakukan
oleh guru dan murid Islmic Green School Hijau Daun adalah
komunikasi diadik.
Dalam komunikasi diadik terdapat tiga bentuk komunikasi
yakni percakapan, dialog, dan wawancara. Di dalam Islmic Green
School Hijau Daun komunikasi berlangsung dengan percakapan,
dialog dan juga wawancara. Percakapan dilakukan guru dan murid
untuk mengingatkan kembali pesan-pesan kepedulian terhadap
sampah pada anak. Dialog berlangsung dalam situasi yang lebih
akrab, lebih dalam, dan lebih personal. Wawancara sifatnya lebih
formal, yakni adanya pihak yang dominan pada posisi bertanya dan
yang lainnya pada posisi menjawab.80
“Ustadzah ini sampah apa ya?” dan kami pun tidak langsung
menjawab, tetapi memancing anak untuk menjawab sendiri.
Karena sebenarnya anak sudah tahu, hanya saja ingin
memastikan.81
Dengan seringnya berkomunikasi dengan percakapan
membuat anak semakin paham dan ingat pesan-pesan yang
disampaikan oleh guru. Karena posisi komunikan lebih dekat
dengan komunikator.
80 20 Hardjana, Komunikasi Intrapersonal & Komunikasi
Interpersonal, (Yogyakarta: Kanisius, 2003), h. 22 81 Wawancara peneliti dengan Ustadzah Rofah, pada Seniin 29 Agustus 2018,
pukul 09:00 WIB di Ruang Kantor Islamic Green School Hijau Daun Kediri
74
Pendengaran dan penglihatan juga memberikan peran
penting dalam berkomunikasi. Dengan menggunakan panca indera
pesan-pesan persuasi yang disampaikan akan semakin mengena
pada anak. Pelibatan guru dalam pemanfaatan sampah secara
langsung membuat anak semakin paham apa dampak negatif dan
positifnya sampah. Seperti pelibatan anak dalam kegiatan
menabung sampah yang secara panca indera anak lebih dekat
dengan sampah tersebut.
“Anak menyetor sampah setiap hari, namun sampah yang sudah
terkumpul dipilih dan ditimbang oleh pengurus Bank Sampah
setiap hari Minggu saja. Sampah yang sudah disetor anak-anak
itu ditumpuk dan diberi nama sesuai pemiliknya. Misal Naila
menyetor sampah, dengan kantong yg tertulis “Naila”, ketika
hari minggu sampah-sampah yang terkumpul itu kemudian
ditimbang.”82
Tidak hanya mengumpulkan dan menyetorkan sampah.
Anak didik Islmic Green School Hijau Daun juga dilibatkan aktif
dalam proses pembuatan hasta karya dari sampah plastik. Jadi
panca indera anak berperan dalam proses pemanfaatan sampah,
sehingga pesan mengenai nilai-nilai kepedulian terhadap sampah
semakin mengena pada anak.
“Kami ajak mereka untuk membuat bros dari kantong plastik
bekas. Kami kenalkan mereka bagaimana memanfaatkan
82 Wawancara peneliti dengan Ibu Endang Pertiwi, pada Seniin 27 Agustus
2018, pukul 08:00 WIB di Teras Rumah Informan.
75
sampah dengan baik sehingga menjadi barang yang bernilai jual.
Setelah jadi brosnya mereka senang sekali. “Ustadzah, aku bawa
pulang ya brosnya, mau aku kasih ke Ayah” hahaha inilah
lucunya anak-anak. Tidak peduli bros ini untuk laki-laki atau
perempuan, saking bangganya mereka dengan hasil karya yang
sudah mereka buat, ya ingin menghadiahkan itu untuk orang
yang mereka sayang.”83
Pelibatan panca indera ini membuat anak semakin paham
manfaat-manfaat dari sampah yang terlihat kotor. Sehingga
terbentuklah sikap positif yakni sikap peduli terhadap sampah.
Menurut Prof. Dr. Anna Alisjahbana Sp.Ak. (dokter anak dan
pendiri Yayasan Suryakanti), melalui pancaindera, anak dapat
meningkatkan kepekaan dan memungkinkan untuk mengenal
geometri dan mengerti komunikasi non-verbal. Contohnya melalui
pancaindera kulit, anak tidak hanya mengenal geometri dan fisik
saja tetapi juga menyadari apa yang terjadi di luar, semua karena
sentuhan anak dengan lingkungan.84
83 Wawancara peneliti dengan Ibu Endang Pertiwi, pada Seniin 29 September
2018, pukul 08:00 WIB di Bandara Soekarno Hatta. 84 http://news.unpad.ac.id/?p=15147, diakses pada 22 April 2019 pukul 15:00 WIB
76
Selain panca indera, kredibilitas guru juga memiliki
pengaruh besar dalam upaya untuk mempersuasi anak didik.
Seorang guru harus memiliki keahlian. Di Islmic Green School
Hijau Daun guru memiliki keahlian dalam mendongeng dan
menarik perhatian anak. Pesan mengenai kepedulian terhadap
lingkungan dikemas dengan oleh guru melalui dongeng.
Komunikasi yang baik antara guru dengan murid,
merupakan hal yang penting agar pesan yang disampaikan
komunikator (guru) dapat dengan mudah diterima oleh komunikan
(murid). Di Islmic Green School Hijau Daun guru memanfaatkan
dongeng sebagai media untuk menyampaikan pesan. Dongeng
merupakan sebuah sarana penyampaian pesan yang sampai saat ini
masih disukai oleh anak-anak. Pesan yang disampaikan dengan
melalui dongeng mampu menarik perhatian anak. Karakter suara
si pendongeng dan juga ekspresi pendongeng ketika bercerita
mampu membuat anak nyaman dan menarik perhatiannya. Rasa
nyaman inilah yang kemudian membuat pesan itu sampai kepada
anak. Guru merasa bahwa dongeng mampu mempersuasi anak
dengan baik. Tidak hanya menangkap pesan yang disampaikan,
77
namun anak juga mau untuk ikut mempraktikan sesuai dengan
cerita dongeng yang disampaikan.
“Kami biasanya dengan mendongeng, kadang juga
menyampaikan materi secara langsung. Kalau dongeng, anak-
anak lebih fokus dengan menggunakan alat peraga, seperti
boneka dan alat peraga lainnya. Misal ada anak yang masih suka
membuang sampah sembarang, masih suka nangis, itu yang
biasa dijadikan topik dongeng. Efeknya sangat bagus ke anak.
Anak lebih mudah mengingat pesan-pesan yang kami
sampaikan.”85
Menurut psikolog Monica Sulistiawati mendongeng
memiliki banyak manfaat, yakni dapat menambah wawasan anak,
menjadi media yang baik untuk menyampaikan pesan-pesan moral
melalui tokoh yang ada dalam cerita dongeng, mempererat ikatan
anak dengan orangtua termasuk guru dengan anak,
mengembangkan daya imajinasi, meningkatkan ketrampilan
berbahasa, dan membangkitkan minat baca.86
Dongeng merupakan aktivitas menyenangkan bagi anak.
Kata Dalillah Nur Hasanah (pendongeng muda), ongeng itu buat
85 Wawancara peneliti dengan Ustadzah Rofah, pada Seniin 29 Agustus 2018,
pukul 09:00 WIB di Ruang Kantor Islamic Green School Hijau Daun Kediri. 86 https://edukasi.kompas.com/read/2018/06/17/21492131/6-manfaat-mendongeng-untuk-anak?page=all, diakses pada tanggal 22 April 2019 pukul 16:00 WIB
78
anak-anak bisa membantu menenangkan, bisa membantu belajar
mengenal binatang. Kalau anak-anak kecil biasanya sukanya
binatang, kalau cerita tentang manusia kurang ngerti.87
Selain keahlian guru, membangun kepercayaan pada anak
juga penting. Anak bisa percaya pada guru jika yang disampaikan
guru juga diterapkan dalam kehidupan sehari-harinya. Di Islmic
Green School Hijau Daun semua materi yang disampaikan ke
murid sudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari guru-
gurunya. Sehingga setiap pesan yang disampaikan bisa tepat
sasaran dan diterima dengan baik oleh anak, karena yang
menyampaikan pesan adalah orang yang patut dicontoh oleh
mereka.
“Iya, semua ustadzah anggota atau nasabah bank sampah
membuang sampah pada tempatnya ya pastilah. Karena ustadzah
adalah pribadi yang dicontoh.”88
Eksistensi komunikator juga berpengaruh terhadap pesan
persuasi yang disampaikan oleh komunikator.
“Iya, bahkan ustadzah lebih didengar daripada orang tua.”89
87https://www.haibunda.com/parenting/20180128080432-61-14425/mengajarkan-sesuatu-pada-anak-melalui-dongeng-bisa-banget, diakses pada tanggal 22 April 2019 pukul 16:05 WIB. 88 Wawancara peneliti dengan Ibu Endang Pertiwi, pada Seniin 27 Agustus
2018, pukul 08:00 WIB di Teras Rumah Informan. 89 Wawancara peneliti dengan Ibu Endang Pertiwi, pada Seniin 27 Agustus
2018, pukul 08:00 WIB di Teras Rumah Informan.
79
Di Islmic Green School Hijau Daun murid lebih mendengar
pesan yang disampaikan oleh guru, itu berarti eksistensi guru yang
lebih sering memberikan atau menyampaikan pesan-pesan
mengenai kepedulian terhadap sampah lebih didengar oleh anak.
Karena guru sudah memiliki “nama” dihadapan anak. Sehingga
terbentuklah pemikiran bahwa guru lebih banyak tahu
dibandingkan orangtuanya.
Inti dari komunikasi persuasif adalah untuk mempengaruhi
keyakinan, sikap dan perilaku orang lain. Di Islmic Green School
Hijau Daun komunikasi persuasif guru dilakukan untuk
mempengaruhi keyakinan, sikap dan perilaku anak didik. Anak
usia dini, belum banyak pengetahuan mengenai pentingnya
membuang sampah pada tempatnya, menjaga lingkungan hidup
dan tidak membuang sampah terutama sampah plastik disungai.
Untuk itu tugas guru di Islmic Green School Hijau Daun mengubah
sikap, perilaku dan keyakinan anak dengan cara mempersuasinya.
Yang pertama dilakukan adalah mengubah sikap. Menurut
pendapat beberapa pakar, sikap itu menentukan perilaku
seseorang. Menurut Saifuddin Azwar secara struktur sikap terdiri
80
dari tiga komponen yaitu: komponen kognitif (cognitive),
komponen afektif (affective), dan komponen konatif (conative).
Komponen pertama adalah komponen kognitif yakni guru
memberikan pemahaman baru kepada anak-anak sehingga
membentuk sebuah keyakinan bahwa setiap kita harus menjaga
kebersihan lingkungan dengan tidak membuang sampah
sembarangan. Pesan yang efektif sangat berperan penting dalam
mengubah sikap anak. Pesan-pesan yang disampaikan dikemas
dengan baik oleh guru melalui dongeng, cerita-cerita, menonton
film-film atau animasi tentang dampak membuang sampah
sembarangan dan kegiatan di kelas lainnnya.
Pengetahuan-pengetahuan mengenai sikap yang baik
dalam memperlakukan sampah dan dampak negatifnya membuang
sampah sembarangan merupakan pengetahuan baru bagi anak. Jika
ini terus disampaikan anak akan dengan baik merekamnya.
Sehingga terbentuklah sikap peduli terhadap sampah. Karena usia
dini merupakan usia keemasan, dimana usia ini merupakan usia
yang mengalami perkembagan intelegensi yang paling optimal.
Oleh karena itu pada usia keemasan inilah modal yang tak ternilai
81
untuk membina dan membangun karakter anak, dimana kelak dia
mampu mengingat apa saja yang sudah dipelajari diwaktu kecil.90
Di Islamic Green School Hijau Daun Guru menceritakan
dampak negatif dari membuang sampah sembarangan, selain
mengakibatkan banjir juga membuat ekosistem di laut mati.
Kenapa banyak hewan laut yang mati? Karena dalam beberapa
tahun terakhir, banyak hewan memakan plastik. Hewan yang
menjadi korban tersebut diantaranya penyu, ikan dan burung.
Burung senang sekali memakan Kril atau Udang Geragau. Ketika
ganggang laut rusak, ia akan mengeluarkan bau belerang dan bau
belerang tersebut menempel pada Kril. Ketika burung mencari
Kril, dia memanfaatkan bau belerang. Namun sayangnya, plastik-
plastik yang ada di lautpun ditumbuhi ganggang laut. Saat
ganggang mati, aroma belerang keluar. Burungpun mendekat dan
memakannya. Dia mengira itu Kril padahal plastik. Tidak hanya
itu, ikan dan penyu juga banyak memakan plastik. Kantong plastik
yang mengambang di laut akan terlihat seperti ubur-ubur dan
akhirnya dimakan oleh penyu. Lalu, plastik berukuran kecil yang
90 https://suparlan.org/1581/usia-keemasan-the-golden-ages-dan-generasi-
emas, diakses pada 3 Oktober 2018, pukul 20:50 WIB.
82
terpecah oleh sinar matahari akan terlihat seperti plankton dan
akhirnya dimakan oleh ikan.91
Cerita-cerita seperti inilah yang kemudian membuat anak
was-was ketika ia hendak membuang sampah. Tidak hanya itu,
dengan mengajak anak menonton video banjir, video ikan yang
mati karena makan serpihan plastik dan lainnya, membuat anak
tahu bahwa ketika mereka membuang sampah sembarangan
berdampak buruk pada lingkungan sekitarnya.
Di sekolah ini Guru tidak hanya mengedukasi anak saja,
namun guru juga mengedukasi orangtua murid. Kegiatan
pengedukasian ini dilakukan pada saat agenda parenting. Agenda
ini dilakukan satu kali dalam semester. Selain penyampaian
mengenai perkembangan anak di sekolah, guru juga
menyampaikan mengenai bagaimana memperlakukan dan
mengolah sampah dengan baik. Salah satu solusi yang diberikan
guru yakni dengan cara mengajak orangtua murid untuk menabung
sampah di Bank Sampah Hijau Daun.
91 Yomi hanna, http://bobo.grid.id/read/08682685/banyak-hewan-laut-makan-
plastik-kenapa?page=all, diakses pada tanggal 04 Oktober 2018, pukul 16:30
WIB
83
“Silakan Pak/Bu sampah-sampah yang ada di rumah yang
seharusnya dibuang dan tidak diperlukan silakan dibawa ke
sekolah untuk bisa membantu biaya kegiatan anak di
sekolahan.”92
Kegiatan menabung sampah ini dilakukan selain untuk
membantu mengurangi jumlah sampah yang ada, juga membantu
meringankan biaya sekolah anak. Kebiasaan anak yang dilatih
membawa sampah setiap hari ke sekolah memberikan efek positif
kepada anak, sehingga ia terbiasa untuk tidak membuang sampah
sembarangan.
Gambar 4.1 Kegiatan Menabung Sampah di Bank Sampah
Hijau Daun93
92 Wawancara peneliti dengan Ibu Endang Pertiwi, pada Seniin 27 Agustus
2018, pukul 08:00 WIB di Teras Rumah Informan 93https://www.facebook.com/epertiwisetiawan.158?lst=100001101115916%3
A100013265054580%3A1540214204, diakses pada 23 Oktober 2018, pukul
19:30 WIB
84
Dampak positif dari pembiasaan menabung sampah di
Bank Sampah ini berdampak pada sikap anak terhadap sampah
dimanapun dia berada. Pembiasaan menabung sampah ini
dilakukan setiap hari, sekolah berharap dengan pembiasaan ini
membentuk karakter peduli terhadap sampah pada diri anak.
“Wali murid melaporkan, waktu itu beliau sedang bermain di
luar bersama anaknya, dan anaknya melihat sampah yang
terbuang sembarangan ia ambil dan ia masukkan ke dalam
tasnya atau tas orangtuanya. Dan ketikadia makan pun dia akan
membuang bungkus makanannya ke dalam tempat sampah, jika
tidak menemukan dia akan menyimpan di tasnya atau tas
orangtuanya. Dia bilang “Ma, aku nitip di tas ya sampahnya,
nanti kalau sudah ketemu tempat sampah baru aku buang.”
Orang tua mana yang tidak bangga ketika melihat anaknya
seperti ini.”94
Guru mengukur keberhasilan mengenai pembentukan
karakter peduli terhadap sampah pada anak melalui laporan
orangtua murid kepada pihak sekolah. Hal ini menandakan bahwa
94 Wawancara peneliti dengan Ustadzah Rofah, pada Seniin 29 Agustus 2018,
pukul 09:00 WIB di Ruang Kantor Islamic Green School Hijau Daun Kediri
85
pesan yang disampaikan guru dengan menggunakan strategi
komunikasi sampai dengan baik ke anak.
Islamic Green School Hijau Daun tidak mempunyai kelas
seperti sekolah pada umumnya, anak-anak diajak langsung ke
tempat terbuka dan didekatkan dengan apa yang menjadi objek
pembelajaran.
“Kami mengajarkan ke anak dengan langsung melihatkan wujud
obyek yang sedang dipelajari. Kalau pelajarannya tentang
pengenalan tumbuhan ya kita tunjukan tumbuhannya, kami
kenalkan bagian-bagian tumbuhan dari daun, ranting, batang
hingga akar. Kalau tentang binatang, tentang ayam misalnya ya
kami tunjukan wujud ayamnya, tidak hanya melalui gambar.”95
95 Wawancara peneliti dengan Ibu Endang Pertiwi, pada Senin 27 Agustus
2018, pukul 08:00 WIB di Teras Rumah Informan
86
Gambar 4.2 Kegiatan Pengenalan Binatang96
Gambar 4.3 Kegiatan Belajar Mengajar di
Ruangan Terbuka97
96https://www.facebook.com/epertiwisetiawan.158?lst=100001101115916%3
A100013265054580%3A1540214204, dikases pada 23 Oktober 2018 pukul
09:30 WIB 97https://www.facebook.com/epertiwisetiawan.158?lst=100001101115916%3
A100013265054580%3A1540214204, diakses pada 23 Oktober 2018, pukul
09:30 WIB
87
Dengan cara mendekatkan anak pada objek seperti pada
foto kegiatan di atas, memudahkan anak untuk menerima informasi
dan lebih mengerti apa yang disampaikan oleh guru, tidak hanya
dengan membayangkan wujudnya saja tapi melihat langsung
wujudnya seperti apa. Hal ini juga dimanfaatkan guru untuk
mengenalkan anak tentang sampah, apa itu sampah? Apa
bahayanya? Bagaimana cara bersikap ketika melihat sampah? Dan
lain sebagainya.
“Cara kami mengedukasi anak tentang kepedulian terhadap
sampah yakni dengan cara kami kenalkan tempat sampah yang
disediakan di sekolah. Ketika anak selesai makan makanan yang
terbungkus, maka mereka sudah paham dimana harus
membuangnya. Jika ada yang lupa, langsung kami dekati dan
kami ingatkan. Kebanyakan dari mereka bilang “Maaf Ust
(Baca: Ustadzah) saya lupa”. Setiap ada yang lupa selalu kami
ingatkan, dan lupanya anak karena orangtua belum
membiasakan di rumah. Dengan seringnya kami ingatkan, secara
tidak langsung anak akan terbiasa dengan sendirinya.”98
98 Wawancara peneliti dengan Ustadzah Rofah, pada Senin 29 Agustus 2018,
pukul 09:00 WIB di Ruang Kantor Islamic Green School Hijau Daun Kediri
88
Penting sekali mengajarkan kepada anak mengenai
kepedulian terhadap sampah sejak dini. Karena usia dini
merupakan usia keemasan, dimana usia ini merupakan usia yang
mengalami perkembagan intelegensi yang paling optimal. Oleh
karena itu pada usia keemasan inilah modal yang tak ternilai untuk
membina dan membangun karakter anak, dimana kelak dia mampu
mengingat apa saja yang sudah dipelajari diwaktu kecil.99
Islamic Green School Hijau Daun menyediakan 5 jenis
tempat sampah yang dibedakan berdasarkan warna. Warna kuning
untuk sampah plastik, warna hijau untuk sampah kertas, warna
abu-abu untuk sampah logam, dan warna biru untuk sampah daun
atau sampah organik. Dengan dilatih setiap hari, anak akan terbiasa
tidak hanya terbiasa membuang sampah pada tempatnya namun
juga terbiasa membuang sampah sesuai kategorinya. Sehingga,
ketika mereka makan apa saja yang berbungkus, guru memberitahu
mengenai jenis bungkus makanan yang dimakan oleh anak-anak.
Apakah itu dari plastik atau kertas? Dari situ anak jadi tahu dan
bisa membedakan mana yang kertas dan mana yang plastik.
99 https://suparlan.org/1581/usia-keemasan-the-golden-ages-dan-generasi-
emas, diakses pada 3 Oktober 2018, pukul 20:50 WIB
89
“Selama di sekolah anak akan cenderung ingin tahu dan terus
bertanya. “Ustadzah ini sampah apa ya?” dan kami pun tidak
langsung menjawab, tetapi memancing anak untuk menjawab
sendiri. Karena sebenarnya anak sudah tahu, hanya saja anak
ingin memastikan apa yang dilakukan sudah benar atau
belum.”100
Gambar 4.4 Tempat Sampah Islamic Green School
Hijau Daun
Komponen kedua adalah komponen afektif. Dalam hal ini
berkaitan dengan emosi seperti penghargaan, nilai, perasaan,
semangat, minat, dan sikap terhadap sesuatu hal. Pada ranah afeksi,
100 Wawancara peneliti dengan Bu Rofah, pada Seniin 29 Agustus 2018, pukul
09:00 WIB di Ruang Kantor Islamic Green School Hijau Daun Kediri
90
Bloom menyusun pembagian kategorinya dengan David
Krathwol yaitu:101
Pertama: Penerimaan (Receiving/Attending), yakni
mengacu pada kemampuan anak untuk merespon. Di sekolah
ini anak memperhatikan dengan baik apa yang disampaikan
oleh gurunya.
“Anak-anak merespon dengan baik dan mampu untuk
mengungkap kembali apa yang sudah disampaikan oleh
ustadzah. Kalau ditanya pun cepat tanggap, ingat apa yang
disampaikan ustdzah meski mereka sambil melakukan kegiatan
bermain. Seolah-olah tidak mendengar tapi mereka merekam
pesan-pesan yang disampaikan ustadzah dengan baik dan itu dia
lakukan sambil mainanan.”102
Kedua: Responsif (Responsive), yakni kemampuan
anak aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Di Islmic
Green School Hijau Daun menganut sistem pembelajan fun
learning yang artinya pembelajaran dilakukan
semenyenangkan mungkin. Salah satunya yakni dengan
bermain. Disini anak berperan aktif dalam proses
101 https://dosenpsikologi.com/kognitif-afektif-dan-psikomotorik, diakses pada 3 April 2019, pukul 01:15 WIB. 102 Wawancara peneliti dengan Ibu Endang Pertiwi, pada Seniin 27 Agustus
2018, pukul 08:00 WIB di Teras Rumah Informan.
91
pembelajaran. Dengan cara bermain guru menyampaikan
materi tentang kepedulian terhadap sampah dan anak
langsung merespon setiap materi-materi yang diberikan oleh
guru.
“Ustadzah ini sampah apa ya?” Kami pun tidak langsung
menjawab, tetapi memancing anak untuk menjawab sendiri.
Karena sebenarnya anak sudah tahu, hanya saja ingin
memastikan. Di sekolah kami menyediakan 5 jenis tempat
sampah yang dibedakan berdasarkan warna. Warna kuning
untuk sampah plastik, warna hijau untuk sampah kertas, warna
abu-abu untuk sampah logam, dan warna biru untuk sampah
daun atau sampah organik. Dengan dilatih setiap hari, anak akan
terbiasa tidak hanya terbiasa membuang sampah pada tempatnya
namun juga mampu membuang sampah sesuai kategorinya.”103
Ketiga: Karakterisasi (Characterization) merupakan
sebuah cerminan dari tingkah laku yang ada hubungannya
dengan keteraturan pribadi, sosial, dan emosi. Nilai – nilai telah
berkembang sehingga tingkah laku lebih mudah untuk
diperkirakan. Penanaman nilai-nilai kepedulian terhadap sampah
akan membentuk menjadi sebuah karakter yang melekat pada
anak. Jika anak terbiasa dengan nilai-nilai kepedulian terhadap
sampah tersebut, maka dimanapun dia berada tanpa harus disuruh
karakter itu akan tertanam pada diri anak dengan sendirinya. Di
103 Wawancara peneliti dengan Ustadzah Rofah, pada Seniin 29 Agustus 2018,
pukul 09:00 WIB di Ruang Kantor Islamic Green School Hijau Daun Kediri
92
Islmic Green School Hijau Daun anak terus ditanamkan mengenai
kepedulian terhadap sampah. Hasil yang diharapkan terlihat dari
respon-respon yang orangtua berikan.
“Ketika mereka melihat sampah di jalan mereka akan
mengambil dan memasukannya ke kantong atau tasnya kadang
juga tas orangtuanya. Dengan mengatakan “Ma, aku nitip di tas
ya sampahnya, nanti kalau sudah ketemu tempat sampah baru
dibuang.”104
Komponen ketiga adalah komponen konatif yakni
berhubungan dengan aspek kecenderungan berperilaku tertentu
sesuai dengan sikap yang dimiliki subyek. Kecenderungan anak
untuk bisa berperilaku sesuai nilai yang diterapkan di sekolah
membutuhkan bantuan orang tua. Di Islamic Green School Hijau
Daun tidak hanyak anak saja yang terlibat aktif peduli terhadap
sampah namun juga orang tuanya. Adanya keterlibatan orangtua
dalam mendukung anak untuk peduli terhadap sampah,
menguntungkan bagi guru TK islamic Green School Hijau Daun.
Hal ini memudahkan anak untuk terlatih membuang sampah pada
tempatnya, mengambil sampah di jalan, aktif menabung sampah di
bank sampah, bijak memperlakukan sampah dan mencintai
lingkungannya.
Selain pembiasaan di sekolah, pembiasaan di rumah juga
sangat penting dilakukan karena waktu anak lebih lama di rumah
104 Wawancara peneliti dengan Ustadzah Rofah, pada Seniin 29 Agustus 2018,
pukul 09:00 WIB di Ruang Kantor Islamic Green School Hijau Daun Kediri
93
dari pada di sekolah. ketika di rumah, orangtua berperan penting
dalam pembentuka perilaku anak.
“Yang sudah terbukti pada anak-anak didikan kami, ketika
mereka melihat sampah di jalan mereka akan mengambil dan
memasukannya ke kantong atau tasnya kadang juga tas
orangtuanya. Dengan mengatakan “Ma, aku nitip di tas ya
sampahnya, nanti kalau sudah ketemu tempat sampah baru aku
buang”. Melihat seperti ini orang tua pasti bangga, dan orangtua
menyampaikan hal ini pada kami ketika pertemuan bulanan
dengan orangtua murid (Parenting) kadang juga
menyampaikannya melalui grup Whatsapp.”105
Agar pesan yang disampaikan kepada anak maksimal maka
perlu sekali dukungan dari orangtua, itulah pentingnya
mengedukasi orangtua. Pada umumnya orang-orang
memperlakukan sampah dengan cara dibakar atau dibuang ke
sungai. Keduanya merupakan cara yang tidak tepat. Melihat
kondisi sungai yang sudah miris sekali saat ini. Dimana-mana
penuh dengan sampah. Dengan adanya kerjasama guru dan anak
juga orang tua untuk menabung sampah di bank sampah, secara
105 Wawancara peneliti dengan Ibu Endang Pertiwi, pada Senin 27 Agustus
2018, pukul 08:00 WIB di Teras Rumah Informan
94
tidak langsung orantua sudah ikut membantu menjaga lingkungan.
Dengan ini diharapkan, lingkungan tetap terjaga kebersihannya.
“Penting sekali mengedukasi ibu-ibu untuk andil dalam menjaga
lingkungan. Karena pelaku utama yang membuang sampah
sembarangan atau di sungai ya ibu-ibu. Sampah-sampah yang
dibuang disungai itu akan bermuara ke laut dan akan merusak
ekosistem di laut, termasuk merusak habitat ikan.”106
Anak dituntut untuk menjadi pribadi yang berkarakter dan
berperilaku islami dengan cara mencintai Allah Subhanahu
wataala, meneladani kepribadian Rasulullah Sholallahu alaihi
wasallam, menghormati orangtua, mematuhi perintahNya,
mencintai alam dan seisinya, menghormati guru, menyayangi dan
menghargai teman, berkata jujur, berjiwa pemberani, berbahasa
santun, berhati ikhlas, bertanggung jawab, mencintai alam dan
seisinya. Semua itu diterapkan pada anak setiap kali pertemuan
juga didukung oleh perilaku guru setiap harinya.107
“Di Islamic Green School Hijau Daun, hanya ada 50 anak.
Banyak sekali orangtua yang ingin menyekolahkan anaknya di
106 Wawancara peneliti dengan Ibu Endang Pertiwi, pada Senin 27 Agustus
2018, pukul 08:00 WIB di Teras Rumah Informan 107 Buku Profil Islamic Green School Hijau Daun
95
sekolah kami, tapi disini kami memperhatikan kualitas daripada
kuantitas.”108
50 anak yang ada di sekolah ini, semua dibiasakan untuk
peduli terhadap sampah. Pembiasaan membuang sampah pada
tempatnya dan pembiasaan untuk menabung sampah di Bank
Sampah terus diterapkan. Dengan pembiasaan setiap hari
diharapkan perilaku yang terbentuk pada anak juga demikian.
Setelah anak mulai menerima dengan baik materi tentang
kepedulian terhadap sampah, perlahan mereka akan merubah dari
perilaku buruk membuang sampah sembarangan ke perilaku yang
baik membuang sampah pada tempatnya.
“Alhamdulillah anak saya sudah terbiasa untuk membuang
sampah pada tempatnya, karena di sekolah sudah
dibiasakan”.109
Pengenalan bank sampah pada anak juga penting, karena
selain agar mereka paham bahwa ada bank sampah di sekolahnya
juga mampu memotivasi anak untuk lebih semangat menabung
108 Wawancara peneliti dengan Ibu Endang Pertiwi, pada Sabtu 29 September
2018, pukul 08:00 WIB di Ruang Tunggu Bandara Soekarno Hatta 109 Wawancara dengan Bunda Ria (Wali Murid) via Whatsapp pada tanggal 8
November 2018, pukul 18:00 WIB.
96
sampah. Di bank sampah sendiri disediakan tempat untuk setiap
tabungan anak-anak, hal ini dilakukan agar hasil tabungan dari
setiap anak dapat dilihat seberapa banyak tabungan si A, si B dan
seterusnya. Banyak sedikitnya tabungan sampah berpengaruh pada
hasilnya yang kemudian di kali dengan harga per kilo sampah
sesuai dengan jenisnya.
Selain itu, anak juga diajarkan untuk membuat kerajinan
tangan dari sampah-sampah yang ada. Pengajaran ini bertujuan
agar anak paham bahwasanya sampah memiliki nilai tinggi jika
diolah dengan baik yang kemudian muncullah rasa cinta terhadap
sampah dan berujung pada pembentukan karakter mereka.
Gambar 4.5 Foto Kegiatan Membuat Bros dari
Sampah110
110https://www.facebook.com/epertiwisetiawan.158?lst=100001101115916%3
A100013265054580%3A1540214204, dikases pada 23 Oktober 2018 pukul
10:20 WIB
97
Bank Sampah Hijau Daun memiliki peran penting untuk
menjadi figur yang mampu memberi pengaruh terhadap
lingkungan sekitar. Kegiatan-kegiatan positif Bank Sampah Hijau
Daun dilihat langsung oleh anak didik juga orangtua. Dengan
melihat karya-karya yang dihasilkan Bank Sampah juga kegiatan-
kegiatan positif yang dilakukan membaut anak dan orangtua
termotivasi untuk bisa mengikuti seperti apa yang sudah mereka
lakukan.
Gambar 4.6 Bank Sampah Hijau Daun
98
Gambar 4.7 Kegiatan Pengurus Bank Sampah Hijau
Daun Menimbang Sampah Hasil Tabungan Anak TK
Islamic Green School Hijau Daun
Gambar 4.8 Kegiatan Pengurus Bank Sampah Hijau
Daun dalam Memilah Sampah Tabungan Siswa
99
Analisis Model Elaboration Likelihood
Dalam model Elaboration Likelihood menjelaskan bahwa
keputusan dibuat bergantung pada jalur yang ditempuh dalam
memproses sebuah pesan. Asumsi dasar dari teori ini adalah bahwa
setiap orang dapat memproses pesan persuasif dengan cara yang
berbeda.
Pada suatu saat orang dapat menilai sebuah pesan secara
mendalam, penuh kehati-hatian dan dengan pemikiran yang kritis,
namun pada suatu kondisi yang lain orang dapat menilai pesan
sambil lalu saja tanpa mempertimbangkan argumentasi apa yang
mendasari isi pesan tersebut. Dapat di artikan bahwa kemungkinan
untuk memahami pesan persuasif secara mendalam bergantung
pada cara seseorang memroses pesan.
Agar anak mampu memahami pesan yang disampaikan
oleh guru tergantung bagaimana cara guru menyampaikan pesan-
pesan tersebut. Banyak cara yang dilakukan guru Islamic Green
School Hijau Daun dalam menyampaikan pesan-pesan kepedulian
terhadap sampah, diantaranya dengan cara kegiatan belajar
mengajar di ruangan, bermain, mendongeng dan kegiatan
observasi, lomba dan lainnya. Pengetahuan-pengettahuan
mengenai kepedulian terhadap sampah diberikan kepada anak
dengan tujuan agar terbentuk sebuah karakter peduli terhadap
sampah. Pengetahuan yang terus diberikan oleh guru dan juga
dicontohkan oleh guru dan orangtua, menimbulkan pemahaman
bagi anak untuk mengikuti apa yang figur-figur mereka contohkan.
100
Pemanfaatan sampah untuk pembayaran merupakan
salahsatu strategi yang dilakukan Islamic Green School dalam
upaya membentuk karakter peduli terhadap sampah pada anak. Hal
ini unik, karena sangat jarang sekali bahkan peneliti belum
menemukan pada sekolah-sekolah lainnya. Hal ini unik dan keren,
maka dari itu diharapkan mampu memberi pengaruh yang besar
pada sikap anak dan perilaku anak.
Dra. Mayke. S. Tedjasaputra, Msi, seorang psikolog
mengemukakan bahwa anak balita merupakan sosok yang mudah
bosan, sama seperti bosannya orang dewasa, dan ini wajar. 111
Untuk mengatasi kebosanan pada anak, dibutuhkan manipulasi
pengertian yang artinya mengubah hal yang tidak menarik menjadi
menarik tanpa merubah isi pesannya. Cara Islamic Green School
Hijau Daun memanipulasi pengertian adalah dengan cara
membungkus pesan kepedulian sampah ke dalam sebuah
permainan.
“Dengan cara bermain, anak-anak kami ajak langsung ke tempat
terbuka dan kami dekatkan dengan apa yang menjadi objek
pembelajaran pada hari itu. Jika tentang tanaman, kami kenalkan
tanaman ke anak. Kami sampaikan bagaimana memperlakukan
tanaman, apa saja fungsi tanaman. Dari batang, ranting, akar,
daun dan semua bagian dari tanaman kami langsung sampaikan
111 https://www.sahabatnestle.co.id/content/gaya-hidup-sehat/tips-
parenting/anakku-gampang-bosan.html, diakses pada tanggal 9 Oktober 2018,
pukul 19:19 WIB
101
ke anak bukan melalui gambar tapi wujud asli dari tanaman
tersebut.”112
Semua pesan yang disampaikan dikemas sedemikian rupa
oleh Islamic Green School Hijau Daun untuk menarik perhatian
anak dan menumbuhkan rasa semangat untuk mengikuti kegiatan
pembelajaran di sekolah. Hal ini memudahkan guru untuk
menyampaikan pesan peduli sampah pada anak. Selain melalui
permainan, guru juga mengemas pesan peduli sampah melalui
lomba. Lomba diadakan pada hari-hari besar.
“Biasanya kita adakan lomba memilah sampah. Kita siapkan
jenis-jenis sampahnya dan tempat sampahnya. Lombanya adalah
cepatan2 memasukan sampah pada tempat sampah sesuai jenis
dan warnanya. Kalau daun di tong sampahwarna biru, kalau
plastik di tong sampa warna kuning, dan seterusnya. Nah karena
mereka sudah terbiasa dan terus diingatkan setiap harinya,
mereka sudah hafal jenis-jenis sampah dan fungsi tong sampah
sesuai warnanya. Namun ketika dilombalkan, ada saja yang lupa
karena gugup, buru-buru, malu, grodi karena disorakin teman-
temannya. Macam-macamlah ekspresi mereka. Dan ini yang
112 Wawancara peneliti dengan Ibu Endang Pertiwi, pada Seniin 27 Agustus
2018, pukul 08:00 WIB di Teras Rumah Informan.
102
membuat lucu. Ketika mereka sendiri bisa, tapi ketika udah
lomba dan berkelompok biasanya mereka udah buyar fokusnya.
Disinilah kesempatan kami untuk mengingatkan kembali.”113
Selain melalui lomba, dongeng juga dijadikan sebagai
alternatif untuk mengemas pesan peduli lingkungan lebih menarik.
Guru TK Islamic Green School Hijau Daun menggunakan metode
pembelajaran sesuai dengan apa yang anak-anak sukai, seperti
mendongeng, bermain dan berlomba.
Komunikasi yang baik antara guru dengan murid,
merupakan hal yang penting agar pesan yang disampaikan
komunikator (guru) dapat dengan mudah diterima oleh komunikan
(murid). Di Islmic Green School Hijau Daun guru memanfaatkan
dongeng sebagai media untuk menyampaikan pesan. Dongeng
merupakan sebuah sarana penyampaian pesan yang sampai saat ini
masih disukai oleh anak-anak. Pesan yang disampaikan dengan
melalui dongeng mampu menarik perhatian anak. Karakter suara
si pendongeng dan juga ekspresi pendongeng ketika bercerita
mampu membuat anak nyaman dan menarik perhatiannya. Rasa
113 Wawancara peneliti dengan Bu Rofah, pada Seniin 29 Agustus 2018, pukul
09:00 WIB di Ruang Kantor Islamic Green School Hijau Daun Kediri.
103
nyaman inilah yang kemudian membuat pesan itu sampai kepada
anak. Guru merasa bahwa dongeng mampu mempersuasi anak
dengan baik. Tidak hanya menangkap pesan yang disampaikan,
namun anak juga mau untuk ikut mempraktikan sesuai dengan
cerita dongeng yang disampaikan.
“Kami biasanya dengan berdongeng, kadang juga
menyampaikan secara langsung. Kalau dongeng, anak-anak
lebih fokus. Dengan adanya alat peraga, seperti boneka, wayang-
wayangan dan alatperaga lainnya, menarik perhatian anak. Tema
yang kami gunakan sesuai dengan kebiasaan anak. Misal ada
anak yang masih suka membuang sampah sembarang, masih
suka nangis, itu yang biasa dijadikan topik dongeng. Efeknya
sangat bagus ke anak. Anak lebih mudah mengingat pesan-pesan
yang kami sampaikan.”114
Strategi ini sangatlah ampuh dalam mengajak anak untuk
peduli terhadap sampah. Tidak hanya pada anak saja, namun hal
ini berpengaruh juga terhadap orangtua anak. Karena guru juga
114 Wawancara peneliti dengan Bu Rofah, pada Seniin 29 Agustus 2018, pukul
09:00 WIB di Ruang Kantor Islamic Green School Hijau Daun Kediri.
104
mengajak orangtua untuk andil dalam menjaga kebersihan
lingkungan, terutama terhadap sampah.
Tidak hanya itu, mengajak anak untuk membuat hasta
karya dari sampah merupakan bentuk dari manipulasi pengertian.
Dari sampah yang identic dengan sesuatu yang kotor dan tidak
bernilai, dikemas menjadi sesuatu yang indah dan bernilai. Anak
menjadi bangga, bahwa sampah yang mereka kumpulkan, yang
tentunya sudah dipilah oleh pihak Bank Sampah, menghasilkan
sebuah karya yang indah.
105
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan temuan dan analisis data, maka peneliti
menyimpulkan tentang strategi komunikasi persuasif guru TK
Islamic Green School Hijau Daun dalam membentuk nilai-nilai
kepedulian terhadap sampah adalah sebagai berikut:
1. Bentuk komunikasi antara gutu dengan murid yang
diguanakan adalah:
a. Komunikasi interpersonal
Komunikasi interpersonal adalah komunikasi
tatap muka yang memungkinkan setiap pelaku
komunikasi menangkap reaksi secara langsung baik
secara verbal maupun nonverbal. Komunikasi ini
digunakan oleh guru TK Islmic Green School Hijau
Daun dalam menyampaikan pesan verbal maupun
nonverbal kepada muridnya ketika di lingkungan
sekolah, baik di ruang belajar, di mushola, di aula atau
di ruang terbuka. Komunikasi ini cukup efektik
digunakan karena dilakukan secara tatap muka (Face to
Face), yang artinya komunikator (guru) dengan
komunikan (murid) saling bertatap muka. Feedback
yang terjadi adalah feedback secara langsung. Guru
dapat langsung mengetahui respon yang diberikan oleh
106
murid-muridnya. Terbukti bahwa secara tatap muka
pesan itu sampai kepada murid dengan baik.
b. Komunikasi diadik
Komunikasi diadik adalah proses komunikasi
yang berlangsung antara dua orang secara tatap muka,
seperti guru dengan murid.
c. Komunikasi verbal dan non verbal dengan melibatkan
panca indera
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang
menggunakan kata-kata sedangkan komunikasi non
verbal adalah tidak menggunakan kata-kata namun
berupa tindakan, juga ekspresi. Pendengaran dan
penglihatan memberikan peran penting dalam
berkomunikasi. Dengan menggunakan panca indera
pesan-pesan persuasi yang disampaikan akan semakin
mengena pada anak. Pelibatan guru dalam pemanfaatan
sampah secara langsung membuat anak semakin paham
apa dampak negatif dan positifnya sampah. Seperti
pelibatan anak dalam kegiatan menabung sampah yang
secara panca indera anak lebih dekat dengan sampah
tersebut. Tidak hanya mengumpulkan dan menyetorkan
sampah, anak didik Islmic Green School Hijau Daun
juga dilibatkan aktif dalam proses pembuatan hasta
karya dari sampah plastik. Jadi panca indera anak
berperan dalam proses pemanfaatan sampah, sehingga
107
pesan mengenai nilai-nilai kepedulian terhadap sampah
semakin mengena pada anak.
2. Faktor-faktor pendukung keberhasilan strategi persuasive
yang diterapkan di Islmic Green School Hijau Daun
a. Kredibilitas Guru
Kredibilitas guru juga memiliki pengaruh besar
dalam upaya untuk mempersuasi anak didik. Seorang
guru harus memiliki keahlian. Di Islmic Green School
Hijau Daun guru memiliki keahlian dalam mendongeng
dan menarik perhatian anak. Pesan mengenai
kepedulian terhadap lingkungan dikemas dengan oleh
guru melalui dongeng.
b. Membangun kepercayaan pada anak
Membangun kepercayaan pada anak sangatlah
penting. Anak bisa percaya pada guru jika yang
disampaikan guru juga diterapkan dalam kehidupan
sehari-harinya. Di Islmic Green School Hijau Daun
semua materi yang disampaikan ke murid sudah
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari guru-gurunya.
Sehingga setiap pesan yang disampaikan bisa tepat
sasaran dan diterima dengan baik oleh anak, karena
yang menyampaikan pesan adalah orang yang patut
dicontoh oleh mereka.
3. Tujuan dari strategi-strategi komunikasi persuasive yang
dilakukan
a. Untuk mengubah sikap anak
108
Untuk dapat mengubah sikap anak, ada tiga komponen
yang perlu diperhatikan yakni: komponen kognitif
(cognitive), komponen afektif (affective), dan
komponen konatif (conative).
- Secara kognitif guru memberikan pemahaman baru
kepada anak-anak sehingga membentuk sebuah
keyakinan bahwa setiap kita harus menjaga
kebersihan lingkungan dengan tidak membuang
sampah sembarangan. Pesan yang efektif sangat
berperan penting dalam mengubah sikap anak.
Pesan-pesan yang disampaikan dikemas dengan
baik oleh guru melalui dongeng, cerita-cerita,
menonton film-film atau animasi tentang dampak
membuang sampah sembarangan dan kegiatan di
kelas lainnnya.
- Secara afektif ini berkaitan dengan emosi seperti
penghargaan, nilai, perasaan, semangat, minat, dan
sikap terhadap sesuatu hal. Pada ranah afeksi,
Bloom menyusun pembagian kategorinya dengan
David Krathwol yaitu: Penerimaan mengacu
pada kemampuan anak untuk merespon. Di
sekolah ini anak memperhatikan dengan baik
apa yang disampaikan oleh gurunya. Responsif
yakni kemampuan anak aktif berpartisipasi
109
dalam proses pembelajaran. Di Islmic Green
School Hijau Daun menganut sistem pembelajan
fun learning yang artinya pembelajaran
dilakukan semenyenangkan mungkin. Salah
satunya yakni dengan bermain. Disini anak
berperan aktif dalam proses pembelajaran.
Dengan cara bermain guru menyampaikan
materi tentang kepedulian terhadap sampah
dan anak langsung merespon setiap materi-
materi yang diberikan oleh guru. Karakterisasi
merupakan sebuah cerminan dari tingkah laku
yang ada hubungannya dengan keteraturan pribadi,
sosial, dan emosi. Nilai – nilai telah berkembang
sehingga tingkah laku lebih mudah untuk
diperkirakan. Penanaman nilai-nilai kepedulian
terhadap sampah akan membentuk menjadi sebuah
karakter yang melekat pada anak. Jika anak terbiasa
dengan nilai-nilai kepedulian terhadap sampah
tersebut, maka dimanapun dia berada tanpa harus
disuruh karakter itu akan tertanam pada diri anak
110
dengan sendirinya. Di Islmic Green School Hijau
Daun anak terus ditanamkan mengenai kepedulian
terhadap sampah. Hasil yang diharapkan terlihat
dari respon-respon yang orangtua berikan.
- Secara konatif yakni berhubungan dengan aspek
kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan
sikap yang dimiliki subyek. Kecenderungan anak
untuk bisa berperilaku sesuai nilai yang diterapkan
di sekolah membutuhkan bantuan orang tua. Di
Islamic Green School Hijau Daun tidak hanyak
anak saja yang terlibat aktif peduli terhadap sampah
namun juga orang tuanya. Adanya keterlibatan
orangtua dalam mendukung anak untuk peduli
terhadap sampah, menguntungkan bagi guru TK
islamic Green School Hijau Daun. Hal ini
memudahkan anak untuk terlatih membuang
sampah pada tempatnya, mengambil sampah di
jalan, aktif menabung sampah di bank sampah,
bijak memperlakukan sampah dan mencintai
lingkungannya.
4. Pembentukan nilai-nilai kepedulian terhadap sampah
berdasarkan model Elaboration Likelihood
Asumsi dasar dari teori ini adalah bahwa setiap
orang dapat memproses pesan persuasif dengan cara yang
berbeda. Untuk memahami pesan persuasif secara
111
mendalam bergantung pada cara seseorang memroses
pesan. Agar anak mampu memahami pesan yang
disampaikan oleh guru tergantung bagaimana cara guru
menyampaikan pesan-pesan tersebut. Banyak cara yang
dilakukan guru Islamic Green School Hijau Daun dalam
menyampaikan pesan-pesan kepedulian terhadap sampah,
diantaranya dengan cara kegiatan belajar mengajar di
ruangan, bermain, mendongeng dan kegiatan observasi,
lomba dan lainnya.
Pemanfaatan sampah untuk pembayaran
merupakan salahsatu strategi yang dilakukan Islamic Green
School dalam upaya membentuk karakter peduli terhadap
sampah pada anak. Hal ini unik, karena sangat jarang sekali
bahkan peneliti belum menemukan pada sekolah-sekolah
lainnya. Maka dari itu diharapkan mampu memberi
pengaruh yang besar pada sikap dan perilaku anak.
5. Berikut jenis-jenis kegiatan dan pengkategorian
berdasarkan bentuk komunikasinya
No Jenis-jenis Kegiatan Bentuk
Komunikasi
Keterangan
1. Menyampaikan pesan
mengenai kepedulian
terhadap sampah terus
disampaikan setiap
harinya.
Komunikasi
Verbal
Komunikasinya
dilakukan secara
langsung dan tatap
muka.
2. Memanfaatkan emosi
anak agar pesan yang
Komunikasi
Non Verbal
Komunikasi yang
dilakukan secara
112
disampaikan dapat
diterima, yakni pesan
mengenai dampak
negatif dari membuang
sampah sembarangan.
Baik melalui video atau
cerita-cerita langsung
dari Guru.
tidak langsung
yakni melalui cerita
dan film.
3. Memberi pemahaman
pada anak, bahwa
sampah dapat diolah
dan dijadikan sebuah
karya yang indah.
Komunikasi
Verbal
Komunikasinya
dilakukan secara
langsung dan tatap
muka.
4. Mengajarkan anak
dengan langsung
berdekatan dengan
objek, agar anak dapat
memahami langsung
apa itu sampah, apa saja
jenisnya dan bagaimana
pengolahannya agar
sampah menjadi barang
yang bermanfaat.
Komunikasi
Verbal
Komunikasinya
dilakukan secara
langsung dan tatap
muka.
113
5. Mengajak orangtua
untuk turut mendukung
program yang ada di
Sekolah yakni
mengajak orangtua
menabung sampah.
Komunikasi
Verbal
Komunikasinya
dilakukan secara
langsung dan tatap
muka.
6. Mengedukasi orangtua
mengenai cara
memperlakukan sampah
dengan baik. Jika
orangtua sudah
teredukasi maka
lingkungan anak di
rumah turut mendukung
program peduli
terhadap sampah,
sehingga karakter anak
yang terbentuk semakin
kuat.
Komunikasi
Verbal
Komunikasinya
dilakukan secara
langsung dan tatap
muka.
7. Memperkuat karakter
setiap anak yang ada di
sekolah dengan strategi
psikodinamika,
sehingga lingkungan
Komunikasi
Verbal
Komunikasinya
dilakukan secara
langsung dan tatap
muka.
114
pertemanan anak sama-
sama mendukung
program peduli
lingkungan.
8. Guru membiasakan
anak untuk berlatih
membuat hasta karya
dari sampah, sehingga
muncul kecintaan dan
kepedulian anak
terhadap sampah.
Komunikasi
Verbal
Komunikasinya
dilakukan secara
langsung dan tatap
muka.
9. Memanfaatkan dongeng
sebagai media belajar
yang disukai oleh anak.
Komunikasi
Verbal
Komunikasinya
dilakukan secara
langsung dan tatap
muka.
10. Memanfaatkan lomba
Memilah Sampah
sebagai media anak
untuk mempraktikan
materi mengenai
kepedulian terhadap
sampah.
Komunikasi
Verbal
Komunikasinya
dilakukan secara
langsung dan tatap
muka.
11. Memanfaatkan sampah
sebagai alat untuk
Komunikasi
Verbal
Komunikasinya
dilakukan secara
115
pembayaran sekolah
untuk merubah mindset
anak dan orangtua
bahwa sampah itu
adalah sesuatu yang
bernilai.
langsung dan tatap
muka.
B. Saran
Setelah melakukan penelitian mengenai strategi
komunikasi persuasif Guru TK Islamic Green School
Hijau Daun Kediri, maka peneliti memiliki beberapa
saran diantaranya:
1. Kepada Pengurus Islamic Green School Hijau Daun
Kediri yang saat ini Islamic Green School Hijau Daun
Kediri sudah banyak dikenal oleh masyarakat, maka
optimalkan sistem yang ada pada sekolah dan juga
Sumber Daya Manusia (SDM) agar dapat menampung
banyak anak didik, sehingga misi pembentukan
karakter peduli terhadap sampah pada anak dan juga
116
misi untuk membantu Indonesia dalam mengurangi
jumlah sampah akan lebih optimal.
2. Peneliti berharap pada sekolah yang ada di seluruh
Indonesia, agar menerapkan sistem pemanfaatan
sampah untuk pembayaran sekolah sehingga anak
bangsa kita memiliki karakter peduli terhadap sampah
karena hal tersebut sangat membantu Negara kita
dalam mengurangi jumlah sampah.
117
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku:
Buku Profil Islamic Green School Hijau Daun.
Bungin, Burhan, Sosiologi Komunikasi, Jakarta: Kencana Prenada
Media Grup, 2006.
Bungin, Burhan, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi,
Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta:
Kencana Prenada Media Grup 2011.
Cangara, Hafied, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2014.
Cassata, Mary B. dan Moelefi K. Asante, Mass Communiction:
Principle and Practice, New York: Macmillan, 1979.
Effendy, Onong Uchjana, Dinamika Komunikasi, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2004.
Gunawan, Imam, Metode Penelitian Kualitatif. Teori dan Praktik,
Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2013.
Kementerian Agama RI, Al-Quran dan Tafsirnya (Edisi yang
Disempurnakan), Jakarta: Widya Cahaya, 2011.
118
Maulana, Herdiyan dan Gumgum Gumelar, Psikologi Komunikasi
dan Persuasi, Jakarta: Akademia Permata, 2013.
Moeloeng, Lexy, J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2007.
Mulyana, Deddy, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2012.
Noor, Juliansyah, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi
dan Karya Ilmiah, Jakarta: Kencana, 2014.
Soemirat, Soleh, dkk, Komunikasi Persuasif, Jakarta: Universitas
Terbuka 2007.
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta
2010.
Tubbs, Stewart L. dan Sylvia Moss, Human Communication, Edisi
ke-2, New York: Random House, 1997.
Yusuf, Syamsul dan Nani Sugandhi, Perkembangan peserta didik,
Jakarta: Rajawali Pers, 2016.
Sumber Jurnal:
Ajzen, Jurnal Icek, Persuasive Communication Theory in Social
Psychology A Historical Perspective. University of
Massachusetts: Amherst. Print.
119
Ramdhani, Neila, Pembentukan dan Perubahan Sikap.
Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM, 2018. Scholar
Artikel.
Triwardhani, Ike Junita, Komunikasi Persuasif pada Pendidikan
Anak. Mediator: Jurnal Komunikasi, 2006. Scholar
Artikel.
Sumber Internet:
http://arti-definisi-pengertian.info/pengertian-komunikasi-
berlangsung-tatap-muka/, diakses pada tanggal 26
Februari 2019, pukul 5:30 WIB.
https://pakarkomunikasi.com/komunikasi-persuasif, diakses pada
tanggal 13 Agustus 2018, pukul 23:42 WIB.
https://dosenpsikologi.com/kognitif-afektif-dan-psikomotorik,
diakses pada 3 April 2019, pukul 01:15 WIB.
http://www.pengertianmenurutparaahli.net/pengertian-
kredibilitas-dan-contohnya/, diakses pada tanggal 22
April 2019, pukul 15:10 WIB
https://www.dictio.id/t/mengapa-karakter-seseorang-mempunyai-
peranan-yang-sangat-penting-dalam-melakukan-
120
persuasi/4885/2, diakses pada tanggal 22 April 2019,
pukul 15:15 WIB
http://ueu5398.weblog.esaunggul.ac.id/wpcontent/uploads/sites/2
357/2014/11/Pesan-komunikasi.ppt, diakses pada
tanggal 22 April 2019, pukul 15:25 WIB
http://ejournal.upnjatim.ac.id/index.php/rebis/article/view/38,
diakses pada tanggal 22 April 2019, pukul 15:35WIB
https://www.coursehero.com/file/13024344/MODEL-
KEMUNGKINAN-ELABORASI/, diakses pada 11
Maret 2019, pukul 14:00 WIB.
http://www.salingsapa.com/blog/read/uncategorize/11837/karakte
ristik-anak-pra-sekolah.html, diakses pada tanggal 12
Maret 2019 pukul 20: 40 WIB.
https://tafsirq.com/7-al-araf/ayat-56, diakses pada tanggal 26
September 2018, pukul 19:30 WIB.
https://quran.com/30, diakses pada tanggal 8 Oktober 2018, pukul
19:40 WIB.
https://www.fiqihmuslim.com/2015/09/kumpulan-hadist-tentang-
kebersihan.html, diakses pada 4 Juni 2018, Pukul 12:22
WIB.
121
http://www.asmaul-husna.com/2016/11/kumpulan-hadist-tentang-
kebersihan.html, diakses pada tanggal 8 Oktober 2018,
pukul 19:15 WIB.
http://news.unpad.ac.id/?p=15147, diakses pada 22 April 2019
pukul 15:00 WIB.
https://edukasi.kompas.com/read/2018/06/17/21492131/6-
manfaat-mendongeng-untuk-anak?page=all, diakses
pada tanggal 22 April 2019 pukul 16:00 WIB
https://www.haibunda.com/parenting/20180128080432-61-
14425/mengajarkan-sesuatu-pada-anak-melalui-
dongeng-bisa-banget, diakses pada 22 April 2019 pukul
16:05 WIB.
Yomi hanna, http://bobo.grid.id/read/08682685/banyak-hewan-
laut-makan-plastik-kenapa?page=all, diakses pada
tanggal 04 Oktober 2018, pukul 16:30 WIB.
https://suparlan.org/1581/usia-keemasan-the-golden-ages-dan-
generasi-emas, diakses pada 3 Oktober 2018, pukul 20:50
WIB.
122
https://www.kompasiana.com/elisigiro/552af7c1f17e61145bd623
cc/pentingnya-komunikasi-dalam-kehidupan-manusia,
diakses pada tanggal 8 Oktober 2018, pukul 16:00 WIB.
https://harga.web.id/kisaran-biaya-sekolah-alam-indonesia-
cabang-depok.info, diakses pada 5 Desember 2018,
pukul 04:30 WIB.
http://www.netizenia.com/2016/02/fakta-fakta-tentang-sampah-
plastik-yang-patut-jadi-renungan.html. Diakses pada
tanggal 10 Oktober 2017, pukul 15:05 WIB.
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20150314083106-
255-39061/jenis-sampah-dan-lama-proses-
penghancurannya, diakses pada tanggal 8 Oktober 2018
pukul 19:50 WIB.
Sumber Wawancara:
Wawancara peneliti dengan Bu Rofah, pada Seniin 29 Agustus
2018, pukul 09:00 WIB di Ruang Kantor Islamic Green
School Hijau Daun Kediri.
123
Wawancara peneliti dengan Ibu Endang Pertiwi, pada Seniin 27
Agustus 2018, pukul 08:00 WIB di Teras Rumah
Informan.
Wawancara peneliti dengan Ibu Endang Pertiwi, pada Seniin 29
September 2018, pukul 08:00 WIB di Bandara Soekarno
Hatta.
124
LAMPIRAN
125
HASIL WAWANCARA
Nama : Endang Pertiwi (Ketua Yayasan Hijau Daun)
Tempat : Teras Rumah Informan
Tanggal : 26 Agustus 2018
1. Apa yang membuat sekolah fokus pada kepedulian
terhadap lingkungan?
Islamic Green School Hijau Daun merupakan
sekolah yang berbasis sekolah alam. Didirkan oleh Endang
Pertiwi seorang tokoh lingkungan di Kediri. Tidak heran
jika konsep sekolah yang didirikan tidak jauh dari latar
belakang beliau sebagai penggiat lingkungan. Tujuan
berdirinya Islamic Green School Hijau Daun adalah untuk
mengedukasi anak usia dini agar dapat memperhatikan dan
peduli terhadap lingkungan di sekitarnya.
Saat ini, sampah masih menjadi persoalan besar di
Indonesia yang belum ditemukan solusinya. Langkah kecil
yang dilakukan oleh Islamic Green School Hijau
merupakan sebuah upaya untuk mencari solusi dari
persoalan sampah yang ada. Jika sejak kecil anak sudah
126
dibekali mengenai kepedulian terhadap lingkungan, maka
suatu saat nanti mereka paham bagaimana memperlakukan
lingkungan yang baik.
Permasalahan mengenai sampah itu seperti bola
salju, yang jika dibiarkan ia akan semakin membesar.
Melihat kondisi sampah saat ini sudah parah sekali, apalagi
nanti jika hal ini dibiarkan terus begini saja. Tentunya
semakin parah. Untuk itu perlu sekali memberikan bekal ke
generasi penerus (baca: anak) agar mereka dapat bijak
dalam menyikapi kondisi lingkungan nantinya. Apalagi
semua makanan kemasan kecil saat ini dikemas dengan
plastik, dan belum ada solusi untuk mengurangi
penggunaan plastik tersebut.
Banyak sekali beredar jajanan kemasan dengan
harga Rp 500, nilai gizi perkemasan sangat kecil sedangkan
dampak bungkusnya terhadap lingkungan sangatlah besar.
Plastik bungkus jajanan kemesan akan mereka buang
secara sembarangan, inilah tugas guru atau orangtua disini
untuk mengedukasi mereka. Hadirnya sekolah ini
diharapkan mampu mengedukasi anak dan orangtua dan
127
juga memberi teladan untuk sekolah- sekolah lain agar
mampu mengolah atau memperlakukan sampah dengan
baik. Dari anak dan orangtua yang diedukasi oleh Islamic
Green School Hijau Daun diharapkan dapat mengajak
saudara dan juga orang-orang disekitar mereka untuk ikut
andil dalam membantu mengurangi dan mengolah sampah
plastik yang ada.
2. Bagaimana respon anak setelah menerima materi-
materi mengenai kepedulian terhadap sampah plastik
di sekolah, apakah anak menerima dengan baik atau
sebaliknya?
Alhamdulillah responnya sangat baik. Yang sudah
terbukti pada anak-anak didikan kami, ketika mereka
melihat sampah di jalan mereka akan mengambil dan
memasukannya ke kantong atau tasnya kadang juga tas
orangtuanya. Dengan mengatakan “Ma, aku nitip di tas ya
sampahnya, nanti kalau sudah ketemu tempat sampah baru
dibuang”. Melihat seperti ini orang tua pasti bangga, dan
orangtua menyampaikan hal ini pada guru ketika
128
pertemuan bulanan guru dengan orangtua murid
(Parenting) kadang juga di grup Whatsapp.
3. Apa saja yang disampaikan guru ke orangtua murid
pada agenda parenting?
Selain laporan perkembangan anak, kami juga
mengedukasi orangtua murid bagaimana memperlakukan
dan mengolah sampah. Salah satunya dengan cara
mengajak orangtua murid untuk menabung sampah di Bank
Sampah.
“Silakan Pak/Bu sampah-sampah yang ada di
rumah yang seharusnya dibuang dan tidak diperlukan
silakan dibawa ke sekolah untuk bisa membantu biaya
kegiatan anak di sekolahan”.
Orang-orang awam pahamnya sampah itu kalau
tidak dibakar ya dibuang ke sungai, padahal kondisi sungai
kita suda miris sekali saat ini. Ini alasan kami kenapa kami
harus mengedukasi orangtuanya juga, agar orangtua juga
sadar dan ikut membantu menjaga lingkungan kita. Dengan
ini, diharapkan, lingkungan tetap terjaga kebersihannya.Di
sekolah ini kami melarang anak-anak untuk memakai
129
pamper. Karena pamper itu termasuk limbah B3 (Bahan
Beracun dan Berbahaya). Limbah B3 adalah suatu buangan
atau limbah yang sifat dan konsentrasinya mengandung zat
yang beracun dan berbahaya sehingga secara langsung
maupun tidak langsung dapat merusak lingkungan,
mengganggu kesehatan, dan mengancam kelangsungan
hidup manusia serta organisme lainya.115
Anak-anak yang terbiasa memakai pamper itu akan
menjadi anak yang bandel. Kenapa bisa seperti itu? Karena
dimana-mana mereka akan membawa najis, dan masa bodo
dengan hal itu. Mau pipis mau Buang Air Besar (BAB)
disitu juga. Kadang ketika anak sudah BAB, orang tua tidak
cepat tanggap untuk mengganti pampernya. Bahkan
dibiarkan sampai penuh. Itu yang membuat sensitivitas
anak menjadi hilang. Kadang anak dipanggil sampai 10
kali, jarang sekali langsung menanggapi, mereka asik
dengan dirinya sendiri. Inilah pentingnya edukasi tentang
lingkungan untuk orangtua. Kita dapat memberhentikan
115 https://logamjaya.co.id/pengertian-contoh-serta-sifat-dan-karakteristik-
limbah-b3/ diakses pada tanggal 12 September 2018, pukul 13:15 WIB.
130
pabrik pamper untuk tidak memproduksi lagi dengan cara
kita berhenti menggunakan pamper. Kita sebagai
konsumen harus mengurangi atau tidak sama sekali
menggunakan pamper lagi. Jika ini sudah dilakukan maka,
pabrik pamper akan berhenti memproduksi Karena tidak
ada konsumen yang menggunakan lagi.
Pelaku utama yang membuang sampah di sungai itu
adalah ibu-ibu. Untuk itu penting sekali mengedukasi ibu-
ibu untuk ikut andil dalam menjaga lingkungan. Sampah-
sampah yang dibuang disungai itu akan bermuara ke laut
dan akan merusak ekosistem di laut, termasuk merusak
habitat ikan. Dan ternyata pengetahuan tersebut mampu
membuka kesadaran orang tua. Dan perlu diketahui
keluarga yang tinggal di bantaran sungai, kebanyakan dari
mereka tidak memiliki septiktank sendiri di rumah. Dan
mereka menyalurkan selokan rumah mereka langsung ke
sungai dan ternyata obat KB yang diminum oleh ibu-ibu
dan air kencing mereka mengalir ke sungai dan bermuara
ke laut menyebabkan ikan-ikan mandul.
131
Padahal sungai-sungai itu merupakan sumber-
sumber yang dipakai PDAM yang nantinya digunakan
untuk perusahaan PDAM yang akan disalurkan ke rumah-
rumah warga. Itulah yang menjadi sebuah polemik dan
lingkaran setan yang akan berdampak bagi kita sendiri.
Kita yang membuang, kita sendiri yang akan
menggunakannya kemlagi. Dengan dibekali pengetahuan-
pengetahuan seperti ini insya Allah mereka akan sadar
bahwa membuang sampah sembarangan terutama di sungai
itu sangat berbahaya. Di sekolah ini ada 50 anak dan 50
wali murid yang diharapkan dari 50 ini mampu menjadi
virus untuk yang lainnya dan itu akan berantai ke orang
lain. Secara tidak langsung mereka sudah menyebarkan
dakwah kebaikan.
4. Selain edukasi tentang sampah, materi apa saja yang
disampaikan ke anak yang berhubungan dengan
lingkungan?
Selain sampah kami juga mengajarkan bagaimana
memperlakukan makhluk-makhluk ciptaan Allah. Seperti
memperlakukan ular, cacing dan lainnya. Mereka tidak
132
membunuh karena mereka sadar itu termasuk bagian dari
makhluk Allah yang juga harus dijaga. Mereka sudah sadar
tidak membunuh binatang seperti cacing capung ulat dan
lainnya, karena mereka sadar bahwa makhluk-makhluk
tersebut juga bagian dari makhluk Allah.
Biasanya anak pada umumnya membunuh makhluk
tersebut tetapi anak di sekolah Alam tidak melakukannya.
Dan yang sering terjadi ketika mereka melihat makhluk
makhluk tersebut mereka mencarikan makanan. Bahkan
dibuatkan jalan untuk tempat cacing atau ulat berjalan. Dan
ketika mereka menemukan hewan yang sudah mati mereka
dengan sigap menguburnya. Anak-anak juga diberi tahu
untuk tidak memetik tumbuhan jika itu tidak bermanfaat.
Sehingga ketika mereka menemukan tumbuhan apapun itu
mereka tidak memetiknya.
Tujuan kami adalah agar anak mampu menjaga
ekosistem. Dulu anak-anak menggunakan daun untuk
mainan mereka yang kemudian dibuang dan tidak
dimanfaatkan. Seluruh tanaman yang ada di lingkungan
sekolah ini adalah tanaman herbal dan mereka tahu
133
bagaimana cara memperlakukan tanaman-tanaman
tersebut. Meskipun mereka masih kecil, tetapi bekal-bekal
pengetahuan dasar seperti ini akan menjadi pijakan atau
pedoman untuk mereka untuk di kemudian hari.
Katak, ayam, dan binatang apapun mereka
perlakukan dengan baik. Jadi tidak ada anak yang merusak
tanaman atau membunuh binatang. Inilah perbedaan yang
ada di sekolah ini dengan di sekolah lain.
5. Bagaimana cara menyampaikan materi-materi tentang
lingkungan ke anak?
Dengan cara bermain, kami tidak punya kelas,
anak-anak diajak langsung ke tempat terbuka dan
didekatkan dengan apa yang menjadi objek kita pada hari
itu. Kami mengenalkan tanaman ke anak. Kami sampaikan
bagaimana memperlakukan tanaman, apa saja fungsi
tanaman. Dari batang, ranting, akar, daun dan semua
bagian dari tanaman kami langsung sampaikan ke anak
bukan melalui gambar tapi wujud asli dari tanaman
tersebut.
134
Selain itu, mengenai sampah kita kenalkan tempat
sampah yang disediakan di sekolah. Bahwasanya ketika
setelah anak selesai makan jajan yang dibungkus plastik,
maka dia sudah paham dimana dia harus membuang. Jika
ada yang lupa, langsung kami dekati dan kami ingatkan.
Kebanyakan dari mereka selalu bilang “hehe.. Lupas Ust”.
Setiap ada yang lupa selalu kami ingatkan, lupanya anak itu
karena orangtua belum membiasakan di rumah. Dengan
seringnya kami ingatkan, secara tidak langsung anak akan
terbiasa dengan sendirinya.
6. Apa alasan guru membiasakan anak dengan panggilan
Mas dan Mbak?
Alasan kami membiasakan mereka untuk
memanggil dengan panggilan Mas dan Mbak, agar mereka
bisa menghargai satu sama lain. Kami pun sebagai pengajar
juga membiasakan untuk memanggil dengan panggilan
tersebut agar anak-anak juga terbiasa.
7. Apakah guru disini juga ikut membiasakan membuang
sampah pada tempatnya dan menabung sampah baik
di rumah maupun di sekolah?
135
Iya, semua ustadzah anggota atau nasabah bank sampah
membuang sampah pada tempatnya ya pastilah. Karena
ustadzah adalah pribadi yang dicontoh.
8. Apakah murid akan lebih mendengarkan pesan dari
guru yang sering mengajar dibandingkan guru yang
baru/kakak-kakak yang berkunjung dan ikut
mengajar disana?
Iya, bahkan ustadzah lebih didengar daripada orang tua.
9. Apakah ada hukuman atau denda bagi anak yang tidak
mau membuang sampah pada tempatnya?
Tidak pernah ada hukuman atau denda, itu tidak akan
mendidik. Anak-anak hanya dijelaskan dan diberi
pengertian sudah nurut.
10. Bagaimana respon anak ketika menerima materi yang
diberikan oleh guru ketika di kelas/ruang belajar?)
Anak-anak merespon dengan baik dan mampu untuk
mengungkap kembali apa yang sudah disampaikan oleh
ustadzah. Kalau ditanya pun cepat tanggap, ingat apa yang
disampaikan ustdzah meski mereka sambil melakukan
kegiatan bermain. Seolah-olah tidak mendengar tapi
136
mereka merekam pesan-pesan yang disampaikan ustadzah
dengan baik dan itu dia lakukan sambil mainanan.
137
Nama : Endang Pertiwi (Ketua Yayasan Hijau Daun)
Tempat : Ruang Tunggu Bandara Soekarno Hatta
Tanggal : 29 September 2018
1. Pada tanggal berapa Islamic Green School Hijau Daun
berdiri?
Islamic Green School Hijau Daun berdiri sejak
tanggal 11 Juni 2011. Didirikan oleh Ibu Endang Pertiwi
yang saat itu menjabat sebagai Ketua Rukun Tetangga (RT)
di Mojoroto Kediri dan Ibu Yuyun sebagai sekretaris
Forum Komunikasi Pendidikan Al-Quran (FKPQ) Kediri
dan Ibu Zuna yang sampai saat ini masih memberi
kontribusi kepada Islamic Green School Hijau Daun, dan
sekarang beliau menjabat sebagai Kepala Sekolah Islamic
Green School Hijau Daun. Ketiganya merupakan
pemerhati anak.
2. Apa saja kegiatan selain belajar mengajar?
Kegiatan di luar yang sering dilakukan. Misal
manasik haji ke Pondok Pesantren Gontor Kediri. Ke
sawah bercocok tanam. Ke sungai. Belajar membuat telor
138
asin / wirausaha. Semua sesuai dengan tema. Misal
temanya tentang air, anak-anak kita ajak ke sungai atau
kolam ikan. Kadang juga ada kunjungan ke radio kalau
temanya komunikasi, kantor pos, pemadam kebakaran,
berenang.
3. Islamic Green School Hijau daun bekerjasama dengan
lembaga apa saja?
Dengan Institut Ilmu Kesehatan, ada ahli gizi dan
juga dokter gigi. Karena setiap tahun ada agenda parenting
tentang kesehatan atau gizi, dan juga pemeriksaan
kesehatan. Semua gratis. Semua Allah yang berkehendak.
Alhamdulillah diberi jalan seperti ini. Semua dari relasi aja,
teman- ke teman, kayak Pak arwin, beliau dokter luar biasa
tpi beliau mau membantu. Ya Alhamdulillah, coba kalau
kita harus bayar berapa rupiah aja yang harus kita
keluarkan untuk itu. Dan kegiatan outing kelas
membutuhkan banyak biaya. Padahal anak-anak Cuma
bayar 800rb setiap tahun. Ada juga yang kurang dari itu,
semua biaya sekolah sesuai keikhlasan orangtuanya ajaa,
yang kurang mampu pun bisa ikut sekolah disini. Ada juga
139
yang tidak bayar sama sekali. Ya tapi alhamdulillah semua
dicukupkan sama Allah. Kita dimudahkan untuk
memutarkan dana yang sangat minim ini, tapi luar biasa
Allah yang mencukupkan.
4. Apa peran Bank Sampah di Islamic Green School Hijau
Daun?
Bank sampah itu sebagai sarana atau media untuk
membantu kegiatan maupun membantu secara
administratif sekolahan, bukan hanya untuk sekolah tapi
lebih pada pribadi ke pribadi. Pembayarn itu dampaknya ke
anak2. Kalau mereka nabung sampahnya banyak otomatis
tabunganya juga banyak. Makanya dampaknya lebih ke
anak-anak. Yang penting misinya bank sampah tercapai
yakni meminimalisir adanya sampah, namun secara
finansial keuntungannya lebih ke orantua dan anak. Setiap
hari anak dianjurkan untuk membawa sampah, setelah
terkumpul banyak bisa membantu finansial. Rumah mereka
bersih, beban biaya sekolah ringan. Misi sekalah pun tak
jauh beda dengan misi bank sampah, yakni meminimalisir
140
adanya sampah. Misi sekolah berdampingan sama misi
bank sampah.
5. Apa saja kegiatan yang ada di Bank Sampah?
Kegiatan di bank sampah disesuaikan dengan
agenda lingkungan. Di kediri ada sekitar 110 bank sampah
dan mereka membentuk paguyuban. Kegiatannya ya
seperti membersihkan, membersihkan pasar sungai, dan
sosialisasi mengenai dampak positif dan negatif adanya
sampah dan juga bagaimana memperlakukannya. Ini sangat
dibutuhkan karena emang seharusnya itu dilakukan oleh
komunitas bank sampah. Jika sosialisasi maksimal
dilakukan maka akan berdampak baik pada omset bank
sampah, semakin banyak orang yang nabung di bank
sampah semakin banyak tambahan rupiah, semakin
berkurang jumlah sampah.
6. Apa yang melatarbelakangi munculnya ide menabung
sampah?
Secara geografis warga sekitar hijau daun dekat
dengan sungai dan banyak warga membuang sampah ke
sungai, tidak hanya sampah namun juga kasur tidak layak
141
pakai dibuang juga ke sungai. Inilah yang menjadi alasan
saya mendirikan bank sampah. Waktu itu saya masih
menjabat sebagai ibu RT, dan mengajak ibu-ibu untuk
menabung sampah, dan alhamdulillahnya usulan ini
diterima oleh masyarakat setempat. Pertama nabung
sampahnya ketika arisan dan itu sebulan sekali. Lama-lama
nasabah jadi banyak, dan setiap seminggu sekali buka bank
sampah. Itu tahun 2012. Dan kemudian berinisiatif untuk
mengajak wali murid ikut andil juga dalam mendukung
kebersihan lingkungan.
7. Apa saja kegiatan yang sudah dilakukan Pihak Bank
Sampah dengan anak didik Islamic Green School Hijau
Daun?
Kegiatan anak dengan bank sampah hanya sekedar
mengenalkan bank sampah, tapi blom kami ajak untuk
bersih-bersih sungai karena cukup bahaya bagi mereka.
8. Kapan anak harus membawa sampah ke sekolah untuk
ditabung?
Anak menyetor sampah setiap hari, namun sampah
yang sudah terkumpul dipilih dan ditimbang oleh pengurus
142
Bank Sampah setiap hari Minggu saja. Sampah yang sudah
disetor anak-anak itu ditumpuk dan diberi nama sesuai
pemiliknya. Misal Naila menyetor sampah, dengan
kantong yg tertulis “Naila”, ketika hari minggu sampah-
sampah yang terkumpul itu kemudian ditimbang.
9. Setelah sampah terkumpul, sampah-sampah
dikemanakan?
Sebagian sampahnya kita jual, namun yang masih
bagus dan bisa dijadikan karya kita sendirikan. Kita buat
bunga, tas, tikar, bros dan lain sebagainya.
10. Sejak kapan nama Sekolah Alam Hijau Daun berubah
menjadi Islamic Green School Hijau Daun?
Pada tahun 2015, karena ada sekolah alam namanya
juga Hijau Daun meskipun program dan kegiatannya
berbeda tapi kami putuskan untuk berganti nama biar tidak
seperti cabangnya sekolah alam hijau daun yang ada
disana.
11. Bagaimana respon anak ketika menerima materi yg
disampaikan oleh guru saat belajar?
143
Rata-rata anak sekarang aktif-aktif dan sekolah
tidak membatasi gerak keaktifan mereka. Disetiap
pembelajaran anak-anak punya gaya sendiri-sendiri dalam
menerima ilmu dari ustadzah. Dan ustadzh tidak menekan
harus duduk manis lalu mendengarkan dengan seksama.
12. Apa saja kegiatan anak yang berhubungan dengan
proses pemanfaatan sampah?
Kami ajak mereka untuk membuat bros dari
kantong plastik bekas. Kami kenalkan mereka bagaimana
memanfaatkan sampah dengan baik sehingga menjadi
barang yang bernilai jual. Setelah jadi brosnya mereka
senang sekali. “Ustadzah, aku bawa pulang ya brosnya,
mau aku kasih ke Ayah” hahaha inilah lucunya anak-anak.
Tidak peduli bros ini untuk laki-laki atau perempuan,
saking bangganya mereka dengan hasil karya yang sudah
mereka buat, ya ingin menghadiahkan itu untuk orang yang
mereka sayang.
13. Sistem mengajar seperti apa yang diterapkan di
sekolah?
144
Di sekolah ini diterapkan sistem mengajar sesuai
dengan mood anak. Dengan alasan karena ada anak yang
moodnya sudah jelek ketika berangkat. Jika dilanjutkan
belajar seperti biasanya, akan mengganggu teman-teman
yang lainnya.
Ada anak yang ngambek pas sampai sekolah karena
Ayahnya berangkat ke kantor tapi tidak pamitan ke dia,
terus di rumah ngambek sampe sekolah juga masih
ngambek. Kalo 3 dari 15 anak ini ngambek, sudah bakal
jahilin temennya dan bikin sensasi di sekolah. dengan
kondisi seperti ini, Ustadzah lebih banyak mengajak anak
bermain dari pada belajar. Namun permainannya ini tidak
jauh dari materi yang harus diajarkan pada hari itu.
14. Bagaimana cara guru mengingatkan anak yang
membuang sampah tidak pada tempatnya ketika di
sekolah?
Ketika anak selesai makan jajan yang dibungkus plastik,
maka dia sudah paham dimana dia harus membuang. Jika
ada yang lupa, langsung kami dekati dan kami ingatkan.
Kebanyakan dari mereka selalu bilang “hehe.. Lupa Ust”.
145
Setiap ada anak yang lupa selalu kami ingatkan, lupanya
anak itu karena orangtua belum membiasakan di rumah.
Dengan seringnya kami ingatkan, secara tidak langsung
anak akan terbiasa dengan sendirinya.
146
Nama : Siti Sarofah Aluwi
(Pengajar TK Islamic Green School Hijau Daun)
Tempat : Kantor Islamic Green School Hijau Daun
Tanggal : 26 Agustus 2018
1. Bagaiamna cara guru menyampaikan materi ke anak?
Anak diajarkan mengenai kepedulian terhadap
lingkungan sejak dini, ketika mereka makan apa saja yang
berbungkus, kami memberitahu mengenai jenis bungkus
makanan yang dimakan oleh anak-anak. Apakah itu dari
plastik atau kertas? Dari situ anak jadi tahu dan bisa
membedakan mana yang kertasdan mana yang plastik.
Selama di sekolah anak akan cenderung ingin tau dan terus
bertanya.
“Ustadzah ini sampah apa ya?” dan kami pun tidak
langsung menjawab, tetapi memancing anak untuk
menjawab sendiri. Karena sebenarnya anak sudah tahu,
hanya saja ingin memastikan. Di sekolah kami
menyediakan 5 jenis tempat sampah yang dibedakan
berdasarkan warna. Warna kuning untuk sampah plastik,
147
warna hijau untuk sampah kertas, warna abu-abu untuk
sampah logam, dan warna biru untuk sampah daun atau
sampah organik. Dengan dilatih setiap hari, anak akan
terbiasa tidak hanya terbiasa membuang sampah pada
tempatnya namun juga mampu membuang sampah sesuai
kategorinya.
2. Bagaimana sistem pembayaran Sumbangan
Pembinaan Pendidikan (SPP) di sekolah ini?
Untuk pembayaran kami memanfaatkan tabungan
yang ada di bank sampah. Sekolah alam identik dengan
sekolah yang mahal, namun di Islamic Green School tidak
demikian. Sekolah ini dengan sengaja didirikan untuk
kalangan menengah ke bawah. Dengan tujuan agar
kalangan menengah ke bawah pun dapat menikmati
fasilitas pendidikan seperti kalangan menengah ke atas.
Sistem dan kurikulum di sekolah ini tidak jauh berbeda
dengan sekolah alam pada umumnya, bahkan dapat
dikatakan lebih baik karena memiliki bank sampah dan di
sekolah alam lain tidak memiliki.
148
Adanya bank sampah, sangat membantu orangtua
untuk meringankan biaya pendidikan anak. Kerjasama
anak dan orangtua pun terjalin, tidak hanya orangtua saja
yang mengumpulkan sampah namun juga anak turut
membantu mengumpulkan. Petugas bank sampah datang
setiap hari minggu untuk menimbang dan memilah. Orang
tua dapat melihat sudah terkumpul berapa tabungan
sampahnya? Jika diakumulasikan dalam sebulan sudah
dapat menutup biaya SPP per bulan belum? Jika belum
sesuai target pembayaran SPP per bulan, biasanya orangtua
langsung membayar kekurangannya dengan uang tunai.
3. Bagaimana respon dari orangtua mengenai sistem
peduli sampah yang diterapkan oleh Islamic Green
School Hijau Daun?
Alhamdulillah mereka sangat mendukung semua
program yang ada disini. Karena ketika melihat anak-anak
di rumah jadi hebat, orangtua senang sekali. Malah orang
tua yang jadi banyak belajar ke anak.
Orang tua menyampaikan responnya melalui grup
whatsapp. Banyak anak Islamic Green School Hijau Daun
149
yang sudah mandiri di rumah. Karena kami mengajarkan
anak untuk mandiri dimanapun ia berada. Ini respon yang
diberikan orangtua kepada kami. Ada anak yang sudah
tidak mau disuapin lagi, sudah mau mandiri sendiri, pakai
sepatu sendiri dan masih banyak lagi. Ketika orangtua mau
membantu anak, anak selalu bilang “Kata Ustadzah harus
mandiri ma”, kalimat itu yang melekat di ingatan anak.
Orang tua juga sering mengirim video kemandirian anak
ketika di rumah atau di luar rumah.
4. Media apa yang cocok untuk menyampaikan pesan-
pesan ke anak?
Kami biasanya dengan mendongeng, kadang juga
menyampaikan materi secara langsung. Kalau dongeng,
anak-anak lebih fokus dengan menggunakan alat peraga,
seperti boneka dan alat peraga lainnya. Misal ada anak yang
masih suka membuang sampah sembarang, masih suka
nangis, itu yang biasa dijadikan topik dongeng. Efeknya
sangat bagus ke anak. Anak lebih mudah mengingat pesan-
pesan yang kami sampaikan.
150
Selain itu anak-anak juga dikenalkan untuk
meraskaan 5 panca indra. Dengan melalui permainan
(game). Kami menyiapkan 2 kertas warna hijau dan hitam.
Kertas warna hijau ditempel di pohon yang kulitnya kasar
dan kertas yang warna hitam ditempel ke pohon yang
kulitnya halus. Ini dilakukan dengan mata terbuka, agar
selain merasakan anak juga melihat bentuk kulit batang
yang kasar dan halus itu seperti apa. Mereka meraba dan
menempelkan. Hal ini dilakukan untuk merangsang ke
pekaan anak.
15. Adakah kegiatan pengenalan Bank Sampah?
Ada. Biasanya anak2 kami ajak langsung ke tempat
Bank Sampah. Kami kenalkan mereka mengenai jenis-jenis
sampah yang dapat diolah kembali. Kami kenalkan juga
alat-alat yang ada di Bank Sampah, seperti timbangan
untuk menimbang sampah, tempat memisahkan sampah
plastik, kertas, besi dan logam. Dengan kegiatan ini
memancing anak untuk kritis tentunya banyak sekali
pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan. Dan mereka tahu
inilah Bank Sampah tempat untuk menabung sampah.
151
16. Apakah pernah mengikuti lomba antar sekolah ?
Lomba-lomba antar sekolah kita hanya sekali
dengan anak-anak lingkungan desa itu, yang lomba
mewarnai, itu saja. Karena kita masih belum terdaftar di
DEPAG atau DIKNAS, ini sedang dalam proses. Nanti
insya Allah jika sudah bisa terdaftar, kita bisa keluar, bisa
menunjukkan bagaimana kita. Selama ini kan gimana yang
luar itu melihatnya dari kita sekolahnya kok belum
terdaftar dan sebagainya. Tetapi sebenarnya ketika mereka
tahu kualitas anak-anak, insyaAllah mereka tau, “oh ini lho
Hijau Daun.”
Kalua lomba di sekolah sendiri, setiap hari besar kita
adakan lomba, biasanya kita adakan lomba memilah
sampah. Kita siapkan jenis-jenis sampahnya dan tempat
sampahnya. Lombanya adalah cepat-cepatan memasukan
sampah pada tempat sampah sesuai jenis dan warnanya.
Kalau daun di tong biru dst. Nah karena mereka
sudah terbiasa dan terus diingatkan setiap harinya, mereka
sudah hafal. Namun ketika dilombalkan, adalah yang lupa
karena gugup, buru-buru, malu, grodi karena disorakin
152
teman-temannya. Macam-macam ekspresi mereka. Dan ini
yang membuat lucu. Ketika mereka sendiri bisa, tapi ketika
udah lomba dan bergrup biasanya mereka udah uyar fokus,
karena fokusnya jadi ke banyak-banyakan masuk ke tong.
Dan disini yang salah diingatkan kembali, ketika mereka
diingatkan kebanyakan mereka bilang lupa knpa tau-tau
masuk situ. Karena pengennya cepet2 sampe.
FOTO WAWANCARA
153
Bersama: Dra. Endang Pertiwi, Ketua Yayasan Hijau Daun
Lokasi Foto: di Teran Rumah Informan Lokasi Foto: di
Bandara
Soekarno Hatta
Bersama: Siti Sarofah Aluwi (Ustadzah Rofah), Pengajar TK
Islamic Green School Hijau Daun Kediri
Lokasi Foto: di
Depan Kantor
Islamic Green
School Hijau Daun
Kediri
154
FOTO KEGIATAN ANAK
Lokasi Foto: di Depan Aula Sekolah
Lokasi Foto: di Depan Ruang
Kantor Sekolah
Lokasi Foto: di Dalam Ruang Belajar
Lokasi Foto: di Bawah Pohon
(Depan Ruang Belajar)
155
FOTO KEGIATAN ANAK
Lokasi Foto: di
Depan Kantor
Islamic Green
School Hijau Daun
Kediri
Lokasi Foto: Di Aula
Islamic Green Scool
Hijau Daun
156
FOTO KEGIATAN PENGURUS BANK SAMPAH
HIJAU DAUN
Foto Kegiatan Menimbang Tabungan Sampah
Foto Kegiatan Memilah Sampah