pariatmono green technology

45
Kementerian Riset dan Teknologi REPUBLIK INDONESIA Tantangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam Pengembangan Teknologi Hijau oleh Dr. Ir. Pariatmono Asisten Deputi IPTEK Pemerintah Kementerian Riset dan Teknologi dipaparkan pada: Seminar Nasional “Green Technology Exhibition 2011” Himpunan Mahasiswa Teknik Industri Fakultas Teknik – Universitas Brawijaya

Upload: pariatmono

Post on 14-Dec-2014

739 views

Category:

Education


0 download

DESCRIPTION

Presentasi saya di Dies Natalis Fakultas Teknik Industri, Universitas Brawijaya tentang Teknologi Hijau, Malang, 15 November 2011

TRANSCRIPT

Page 1: Pariatmono   green technology

Kementerian Riset dan Teknologi REPUBLIK INDONESIA

Tantangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam Pengembangan Teknologi Hijau

oleh

Dr. Ir. Pariatmono Asisten Deputi IPTEK Pemerintah Kementerian Riset dan Teknologi

dipaparkan pada:

Seminar Nasional

“Green Technology Exhibition 2011” Himpunan Mahasiswa Teknik Industri

Fakultas Teknik – Universitas Brawijaya

Page 2: Pariatmono   green technology

Sistematika Paparan

Page 3: Pariatmono   green technology

Pendahuluan [email protected]

Page 4: Pariatmono   green technology

Pendahuluan

Page 5: Pariatmono   green technology

Teknologi Hijau dan Perubahan Iklim

1.  Isu terbesar dari perlunya teknologi Hijau adalah pada kenyataan terjadinya Perubahan Iklim

2.  Perubahan iklim telah menjadi salah satu isu penting dunia yang dikhawatirkan akan menimbulkan dampak yang membahayakan keberlanjutan ekosistem bumi yang disebabkan karena penumpukan Gas Rumah Kaca (GRK) akibat pembakaran energi fosil sejak masa pra-industri.

3.  Indonesia telah meratifikasi Kyoto Protokol mengenai Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa-bangsa tentang Perubahan Iklim, dengan Undang-undang no. 17 tahun 2004.

4.  Bali Action Plan (Desember 2007) mengisyaratkan adanya visi bersama jangka panjang untuk menangani penurunan emisi dengan prinsip Common But Differentiated Responsibility.

5.  RPJMN 2010-2014 mengamanatkan untuk menanggulangi dampak perubahan iklim, dimana diharapkan terjadi penurunan emisi GRK, terutama dari bidang-bidang pembangunan prioritas

6.  Diperlukan perubahan paradigma pembangunan dan tatanan ekonomi yang rendah karbon (low carbon economy) tanpa mengorbankan upaya peningkatan kesejahteraan rakyat.

7.  Untuk itu Pemerintah Indonesia (disampaikan Presiden RI pada pertemuan G20 di Pittsburgh, USA (November 2009) dan COP-15 (Desember 2009)) telah berkomitmen untuk menurunkan emisi gas rumah kaca pada tahun 2020 sebesar 26% dari BAU (bussiness as usual) dan sebesar 41% dengan bantuan internasional

Page 6: Pariatmono   green technology

Kebijakan Perubahan Iklim

[email protected]

Page 7: Pariatmono   green technology

Mitigasi dan Adaptasi

Kerugian akibat bencana iklim di tingkat global meningkat 14 kali dibanding tahun 1950an, yaitu mencapai 50-100 milyar USD per-tahun (World Disaster Report). Kerugian ekonomi akibat bencana iklim akan meningkat mencapai 300 milyar dolar per-tahun dan jumlah kematian bisa mencapai 100 ribu orang per-tahun pada tahun 2050 (SEI, IUCN, dan IISD, 2001). Upaya adaptasi yang dilakukan sejak dini akan dapat mengurangi kerugian akibat bencana secara signifikan. Setiap 1 USD yang dikeluarkan untuk melakukan upaya adaptasi dapat menyelamatkan sekitar 7 USD biaya yang harus dikeluarkan untuk pemulihan akibat dampak dari bencana iklim (Biemans et al., 2006).

Page 8: Pariatmono   green technology

Pembangunan yang mempertimbangkan Mitigasi dan Adaptasi

Tujuan adaptasi: -  Perencanaan yang lebih baik dengan mempertimbangkan

kondisi iklim (perubahan iklim) untuk mencapai pembangunan berkelanjutan (contoh: pengelolaan sumberdaya air, pertanian)

-  Mengurangi kemungkinan bencana dikarenakan iklim (contoh: banjir, kekeringan, kebakaran hutan, longsor)

Target Adaptasi: -  Rencana pembangunan

mendatang memasukkan perubahan iklim sebagai salah satu pertimbangan.

-  Mengurangi potensi dan kerugian akibat iklim ekstrim (variability of exposures)

Dampak

Respon

Adaptasi Mitigasi

Perubahan Iklim

Page 9: Pariatmono   green technology

Perkiraan Penambahan Emisi Indonesia

2,95

2,12 1,72

Em

isi (

Gto

nC

O2e

)

0  

0.5  

1  

1.5  

2  

2.5  

3  

2000   2005   2020  

Kehutanan  dan  Lahan  Gambut  

Limbah  

Pertanian  

Industri  

Energi  dan  Transportasi  

Page 10: Pariatmono   green technology

Skenario Pengurangan Emisi Indonesia

Komitmen Presiden pada G-20 Pittsburgh dan COP15

Menurunkan emisi gas rumah kaca pada tahun 2020

26%

15% Upaya sendiri

Upaya sendiri dan Dukungan internasional

RAN-GRK/ RAD-GRK

26% 41%

Page 11: Pariatmono   green technology

Skenario Pengurangan Emisi Indonesia

+15%

26%

KRITERIA: Dicapai melalui kegiatan yang mudah diukur (MRV*), jelas kontrak dan penanggung jawabnya,

KRITERIA: Dicapai melalui kegiatan yang mudah diukur (MRV), abatement cost rendah, termasuk dalam program RPJMN/RPJP, prioritas nasional, feasible secara ekonomi, tidak masuk CDM project

Page 12: Pariatmono   green technology

Penerapan Penurunan Emisi Indonesia

12  

q bagian dari sistem monitoring dan evaluasi dari aksi mitigasi yang akan didaftarkan oleh negara-negara kepada UNFCCC.

q harus mengikuti prinsip prinsip yang berlaku dalam Konvensi Perubahan Iklim dan Protokol Kyoto : common but differentiated responsibilities, respective capablities serta historical responsibilities

Disusun berdasarkan prinsip terukur, dapat dilaporkan dan dapat diverifikasi (measurable, reportable and verifiable/MRV)

Page 13: Pariatmono   green technology

Kebijakan Penurunan Emisi Indonesia

13  

RAN-GRK

2010 2020

Rencana Pembangunan

RPJP 2005 2025

RPJM 1 RPJM 2 RPJM 3 RPJM 4 2004 2009 2014 2019 2025

Page 14: Pariatmono   green technology

Strategi Penurunan Emisi Indonesia

A. Kegiatan Inti

Kegiatan yang dapat diperhitungkan kontribusinya dalam penurunan net-emisi GRK : - Penurunan deforestasi

(pengendalian kebakaran, illegal logging, konversi)

- Kegiatan peningkatan penyerapan karbon (penanaman)

- Pengelolaan lahan gambut, kehutanan dn tata air

- Energy mix - Pengelolaan sampah dan air

limbah

B. Kegiatan Pendukung

Kegiatan yang mendukung penurunan emisi GRK : - Pemetaan - Penelitian - Inventarisasi GRK - Penataan Ruang - MRV

Page 15: Pariatmono   green technology

Target Penurunan Emisi Indonesia Sektor Rencana Penurunan

Emisi (Giga ton CO2e) Rencana Aksi K/L Pelaksana

26% 41%

Kehutanan dan Lahan Gambut Limbah Pertanian Industri Energi dan Transportasi

0,672

0,048

0,008

0,001

0,038

1,039

0,078

0,011

0,005

0,056

Pengendalian kebakaran hutan dan lahan, Pengelolaan sistem jaringan dan tata air, Rehabilitasi hutan dan lahan, HTI, HR. Pemberantasan illegal logging, Pencegahan deforestasi, Pemberdayaan masyarakat. Pembangunan TPA, pengelolaan sampah dengan 3R dan pengolahan air limbah terpadu di perkotaan Introduksi varitas padi rendah emisi, efisiensi air irigasi, penggunaan pupuk organik Efisiensi energi, penggunaan renewable energi, dll Penggunaan biofuel, mesin dengan standar efisiensi BBM lebih tinggi, memperbaiki TDM, kualitas transportasi umum dan jalan, demand side management, efisiensi energi, pengembangan renewable energi

Kemenhut, KLH, Kemen.PU, Kementan Kemen.PU, KLH Kementan, KLH Kemenperin Kemenhub, Kemen.ESDM, Kemen.PU

0.767 1,189

Page 16: Pariatmono   green technology

ASUMSI yang digunakan: •  Emisi gross CO2e pada kondisi BAU sebesar 1,241 Gt CO2e dengan asumsi

laju deforestasi sebesar 1,125 juta hektar per tahun •  Absorpsi CO2e dari pembangunan hutan tanaman dan bekas tebangan di

hutan alam mencapai 0,707 Gt CO2e, untuk itu Nett Emission dari sektor ini adalah 0,534 Gt Co2e

Kehutanan dan Lahan Gambut

16  

BAPPENAS

Jumlah emisi yang harus diturunkan untuk skenario 26% dalam Gton CO2

Target (Gton) 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Total

Kehutanan dan Lahan Gambut 0,672 0,000 0,014 0,044 0,080 0,134 0,188 0,255 0,322 0,405 0,518 0,672 2,631

Kehutanan 0,392 0,000 0,000 0,01568 0,035 0,067 0,098 0,137 0,176 0,223 0,294 0,392  

Lahan gambut 0,280 0,000 0,014 0,028 0,0448 0,067 0,090 0,118 0,146 0,182 0,224 0,280  

Page 17: Pariatmono   green technology

KEBIJAKAN : 1.  Menurunkan emisi GRK dengan sekaligus meningkatkan kenyamanan lingkungan,

mencegah bencana, menyerap tenaga kerja, menambah pendapatan masyarakat dan negara

2.  Pengelolaan sistem jaringan dan tata air pada rawa 3.  Pemeliharaan jaringan reklamasi rawa (termasuk lahan bergambut yang sudah ada) 4.  Peningkatan produktivitas dan efisiensi produksi pertanian pada lahan gambut

dengan emisi serendah mungkin dan mengabsorbsi CO2 secara optimal STRATEGI : 1.  Menekan laju deforestasi dan degradasi hutan untuk menurunkan emisi GRK 2.  Meningkatkan penanaman untuk meningkatkan penyerapan GRK 3.  Melakukan perbaikan tata air (jaringan) dan blok-blok pembagi 4.  Menstabilkan elevasi muka air pada jaringan 5.  Optimalisiasi sumberdaya lahan dan air secara optimal tanpa melakukan deforestasi 6.  Penerapan teknologi pengelolaan lahan dan budidaya pertanian dengan emisi GRK

serendah mungkin dan mengabsorbsi CO2 secara optimal.

Kehutanan dan Lahan Gambut

17  

BAPPENAS

Page 18: Pariatmono   green technology

KEGIATAN UTAMA : 1.  Rehabilitasi  hutan,  lahan  gambut  dan  lahan  kriDs,  reklamasi  hutan  dan  lahan  gambut  di  DAS  prioritas,  melalui  

fasilitasi  dan  pelaksanaan  rehabilitasi  hutan  pada  DAS  prioritas,  fasilitasi  rehabilitasi  lahan  kriDs  pada  DAS  prioritas,  fasilitasi  pengembangan  hutan  kota,  konservasi  hutan  dan/lahan  rawan  terbakar  melalui  pemberian  insenDf  kepada  masyarakat,  rehabilitasi  lahan  rusak  rawan  terbakar  melalui  penanaman  tanaman  kayu  

2.  Pengembangan  perhutanan  sosial  melalui  fasilitasi  penetapan  areal  kerja  dan  pengelolaan  hutan  kemasyarakatan  (HKm),  fasilitasi  pembangunan  hutan  rakyat  kemitraan,  fasilitasi  penetapan  areal  kerja  hutan  desa,    

3.  Pengendalian  kebakaran  hutan  dan  pemberantasan  illegal  logging-­‐pencegahan  kehilangan  kayu  4.  Penanganan  perambahan  hutan  dan  lahan  gambut  dan  penanganan  konflik  kawasan  lindung  dan  konservasi  5.  Peningkatan  kesatuan  pengeolaan  hutan  6.  Peningkatan  pengelolaan  hutan  alam  produksi  melalui  pengelolaan  LOA  oleh  IUPHHK  pada  lahan  gambut  dan  

pengelolaan  LOA  oleh  IUPHHK-­‐RE  serta  Peningkatan  pengelolaan  hutan  tanaman  7.  Penerapan  penyiapan  lahan  tanpa  membakar,  perbaikan  tata  air  kawasan  lahan  gambut  secara  integraDf  antar  

pengguna  lahan  gambut  serta  pengelolaan  lahan  gambut  untuk  pertanian  berkelanjutan  8.  Kebijakan  rehabilitasi  kawasan  lahan  gambut  yang  rusak  melalui  reboisasi  dan  penghijauan,  perbaikan  kualitas  

pengelolaan  lahan  gambut  yang  rusak,  dan  pencegahan  dan  penanggulangan  kebakaran  lahan  gambut.    9.  Peningkatan  rehabilitasi  dan  pemeliharaan  jaringan  reklamasi  rawa  termasuk  lahan  bergambut    10.  Pengendalian  Tata  Ruang  melalui  penetapan  wilayah  KPHK  dan  konsolidasi  hutan  yang  berada  di  luar  kawasan  

hutan,  meningkatkan  konservasi  pada  lahan  gambut  yang  belum  diberikan  ijin  pemanfaatan,  penerapan  ‘land-­‐swap’  bagi  pemegang  ijin/hak  yang  berada  di  dalam  kawasan  lahan  gambut  dan  belum  memanfaatkannya  ke  lokasi  lain  di  luar  kawasan  lahan  gambut  (mineral  soil).    

11.  Pengendalian  kerusakan  ekosistem  lahan  gambut,  penyusunan  kriteria  baku  kerusakan  gambut,  dan  penyusunan  masterplan  pengelolaan  ekosistem  gambut  provinsi

•  Lokasi : Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, NTB, NTT

Kehutanan dan Lahan Gambut

18  

BAPPENAS

Page 19: Pariatmono   green technology

ASUMSI yang digunakan: •  Penduduk Indonesia (2005) 218,8 juta (BPS, 2006) •  Tingkat produksi sampah 0,6 kg/org/h (perkotaan) dan 0,3 kg/org/h (perdesaan)

à Jumlah sampah RT 33,5 juta ton/thn •  Transportasi/pengangkutan sampah (2005) tingkat pelayanan 50% dengan

peningkatan sebesar 2,5% per tahun •  Reduksi sampah tidak terjadi, timbulan sampah perkotaan meningkat dari 0,6 kg/

orang/hari pada 2005 menjadi 1,2 kg/orang/hari tahun 2030 dan untuk sampah perdesaan meningkat dari 0,3 kg/orang/hari pada 2005 menjadi 0,55 kg/orang/hari

•  Timbulan sampah yang dibuang di lokasi open dumping sebesar 45% dan tidak ada konvesi dari open dumping menjadi controlled atau sanitary landfill

•  Emisi GRK dari bidang limbah sendiri pada tahun 2010 diperkirakan sebesar 34.987 ribu ton CO2e, dan diperkirakan akan terus meningkat dengan kondisi tanpa Rencana Aksi (BAU) hingga 52.381 ribu ton CO2e pada tahun 2020

Limbah

19  

BAPPENAS

Jumlah emisi yang harus diturunkan untuk skenario 26% dalam Gton CO2

Target (Gton) 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Total

Limbah 0,048 0,00048 0,001 0,002 0,002880 0,005 0,009 0,014 0,020 0,027 0,036 0,048 0,166

Page 20: Pariatmono   green technology

KEBIJAKAN: •  Meningkatkan pengelolaan sampah dan air limbah

STRATEGI : 1.  Perbaikan proses pengelolaan sampah di TPA 2.  Pengurangan timbulan sampah melalui 3R (reduce, reuse, recycle) 3.  Pemanfaatan limbah/ sampah menjadi produksi energi yang ramah lingkungan 4.  Peningkatan pengelolaan air limbah di perkotaan 5.  Perluasan kelembagaan dan peraturan di daerah (Perda)

KEGIATAN UTAMA : 1.  Pembangunan/peningkatan sarana dan prasarana air limbah dengan sistem off site dan

on site untuk 16 kota (off-site) dan 11.000 lokasi (on-site) hingga tahun 2020 yang melayani hingga 70% penduduk

2.  Pembangunan/ peningkatan TPA dan pengelolaan sampah terpadu 3R di 240 kota 3.  Pemanfaatan limbah hasil pembukaan lahan sebesar 1800 Ha untuk bahan pembuatan

kompos, arang dan briket arang yang akan dilakukan di Jambi, Sumatera Selatan dan Kalimantan Timur.

Lokasi : Sumatera, Jawa, Kalimantan, Kepulauan Nusa Tenggara, Sulawesi, Kepulauan Maluku, Papua, Papua Barat

Limbah

20  

BAPPENAS

Page 21: Pariatmono   green technology

ASUMSI yang digunakan: •  Emisi kumulatif GRK di bidang pertanian bila tanpa dilakukan rencana aksi atau bussiness as

usual (BAU) adalah 117 juta ton CO2.

KEBIJAKAN : 1.  Pemantapan Ketahanan Pangan Nasional dan Peningkatan Produksi Pertanian dengan Emisi

GRK yang rendah 2.  Perbaikan dan pemeliharaan sistem irigasi

STRATEGI : 1.  Optimalisasi sumber daya lahan dan air secara optimal 2.  Penerapan teknologi pengelolaan lahan dan budidaya pertanian dengan emisi GRK serendah

mungkin dan mengabsorbsi CO2 secara optimal 3.  Menstabilkan elevasi muka air pada jaringan 4.  Memperlancar sirkulasi air pada jaringan  

Pertanian

21  

BAPPENAS

Jumlah emisi yang harus diturunkan untuk skenario 26% dalam Gton CO2

Target (Gton) 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Total

Pertanian 0,008 0,00008 0,00016 0,00032 0,00048 0,00088 0,00152 0,00232 0,003 0,0045 0,006 0,008 0,028

Page 22: Pariatmono   green technology

KEGIATAN UTAMA : 1.  Penyiapan lahan tanpa bakar dan optimalisasi pemanfaatan lahan terutama untuk lahan sebesar 300

ribu ha di Sumut, Riau, Jambi, Sumsel, Kalbar, Kalsel, Kaltim, Kalteng selama 10 tahun. 2.  Penerapan teknologi budidaya tanaman untuk mengurangi gas rumah kaca (GRK) di lahan seluas

2,026 juta ha 3.  Pemanfaatan pupuk organik dan bio-pestisida dalam budidaya tanaman untuk mencegah laju

peningkatan emisi GRK. Sebesar 10.000 unit 4.  Pengembangan areal perkebunan (sawit, karet, kakao) di lahan tidak berhutan/lahan terlantar/lahan

terdegradasi (APL) 5.  Pemanfaatan kotoran/urine ternak dan limbah pertanian untuk biogas, biofuel dan pupuk organik

dalam 1500 kelompok masyarakat 6.  Penerapan pembukaan lahan tanpa bakar (PLTB) melalui pembuatan kompos, arang dan briket arang

pada 1.800 Ha lahan di provinsi Riau, Sumatera Utara, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, kalimantan Barat

7.  Perbaikan dan pemeliharaan sistem irigasi seluas 1.342 Ha (perbaikan jaringan irigasi) dan 2.311 Ha (operasional dan pemeliharaan jaringan).

8.  Penelitian dan pengembangan teknologi rendah emisi, metodologi MRV bidang pertanian

9.  Penerapan pembukaan lahan tanpa bakar (PLTB) melalui pembuatan kompos, arang, dan briket arang pada 1800 ha di provinsi Riau, Sumatera Utara, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Timur,

Kalimantan Tengah, kalimantan Barat   LOKASI : 33 Provinsi

22  

Pertanian BAPPENAS

Page 23: Pariatmono   green technology

ASUMSI yang digunakan: •  Sektor ini mengkonsumsi energi final terbesar yaitu 46,83% •  Industri semen merupakan sumber emisi GRK terbesar dari sub-sektor

industri •  pertumbuhan industri semen per tahunnya diperkirakan 5%-8% hingga tahun

2025 dengan produksi meningkat dari 33,92 juta ton di tahun 2005 menjadi 74,13 juta ton tahun 2020.

•  Intensitas emisi GRK sebesar 0,833ton CO2/ton semen. •  Dalam skenario BAU, tidak ada perubahan pada proses produksi semen, akan

tetapi produksi semen diproyeksikan naik sebesar 4.5% sampai 6.0% p.a. Selain itu rasio rerata clinker-semen diambil 0.90t clinker/ t semen (2008).

Industri

23  

BAPPENAS

Jumlah emisi yang harus diturunkan untuk skenario 26% dalam Gton CO2

Target (Gton) 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Total

Industri 0,001 0,000 0,000 0,000 0,000050 0,0001 0,0002 0,0003 0,0004 0,00055 0,00075 0,001 0,003

Page 24: Pariatmono   green technology

KEBIJAKAN : •  Meningkatkan pertumbuhan industri dengan mengoptimalkan pemakaian

energi STRATEGI : •  Melaksanakan audit energi khususnya pada industri-industri yang boros

energi •  Pemberian insentif pada program efisiensi energi KEGIATAN UTAMA : •  Penyusunan kebijakan teknis pengurangan emisi CO2 di industri semen dan

baja; •  Fasilitasi dan insentif pengembangan teknologi low carbon dan ramah

lingkungan di industri semen dan baja di 25 perusahaan industri; •  Konservasi dan Audit Energi industri semen dan baja pada 50 perusahaan

industri Lokasi : Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi

Industri

24  

BAPPENAS

Page 25: Pariatmono   green technology

ASUMSI yang digunakan: •  Bidang transportasi mengkonsumsi 48% dari konsumsi nasional energi primer,

dimana 88% diserap oleh sub-sektor perhubungan darat, perhubungan udara (7%), perkeretaapian (4%), dan transportasi laut/sungai antar pulau (1%).

•  Emisi GRK yang dihasilkan bidang transportasi saat ini (2009) mencapai sekitar 67 juta ton, dan setiap tahunnya tumbuh dengan laju sekitar 8-12%.

•  Proyeksi kebutuhan energi tanpa mitigasi (BAU) adalah sebesar 8-8,7%. •  Pada skenario base-case pembangkitan energi akan didominasi oleh pembangkit

batu bara, dengan beberapa penggunaan pembangkit listrik tenaga gas alam dan sejumlah kecil energi terbarukan.

Energi dan Transportasi

25  

BAPPENAS

Jumlah emisi yang harus diturunkan untuk skenario 26% dalam Gton CO2

Target (Gton) 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Total

Energi dan Transportasi 0,038 0,000 0,001 0,001 0,003 0,006 0,009 0,013 0,018 0,023 0,029 0,038 0,141

Energy 0,030 0,0000 0,0006 0,0012 0,0024 0,0045 0,008 0,011 0,014 0,018 0,023 0,030  

Transportation 0,0080 0,0000 0,0000 0,0000 0,0004 0,00104 0,00184 0,00280 0,004 0,005 0,006 0,008  

Page 26: Pariatmono   green technology

KEBIJAKAN: 1.  Meningkatkan ketahanan energi bersamaan dengan upaya menurunkan

emisi CO2 2.  Pembangunan jaringan jalan nasional yang rendah emisi / energi dilengkapi

dengan RTH pada ROW/ Rumija

STRATEGI :

1.  Peningkatan efisiensi penggunaan energi 2.  Meningkatkan penggunaan EBT 3.  Menggunakan bahan bakar yang lebih bersih (fuel switching) 4.  Memanfaatkan teknologi energi bersih 5.  Penanaman pohon 6.  Pembangunan/ peningkatan dan preservasi jalan

Energi dan Transportasi

26  

BAPPENAS

Page 27: Pariatmono   green technology

KEGIATAN UTAMA : •  Pengembangan Efisiensi energi, Energi Baru Terbarukan, Fuel Switching, Teknologi

Bersih •  Pembangunan ITS (Inteligent Transport System), Transportasi Ramah Lingkungan,

Railway Electrifacation, Transportasi Massal (BRT/LRT/MRT), pengembangan Kereta Api, penanaman pohon di Jalan nasional di seluruh Indonesia, terutama di jalan perkotaan dan peningkatan preservasi jalan

LOKASI : •  Audit Energi : kota – kota besar seluruh Indonesia •  Energi Terbarukan : Seluruh Indonesia sesuai potensi daerah •  Penggunaan Gas Alam sebagai bahan bakar angkutan umum perkotaan :

Palembang, Surabaya, Balikpapan •  Peningkatan Sambungan Rumah yang Teraliri Gas Bumi melalui Pipa : Kota-

kota di Jawa, Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, Papua •  Pembangunan Kilang Mini LPG : Musi dan Banyuasin (Sumatera Selatan) •  Reklamasi Lahan Pasca Tambang : Seluruh Indonesia •  Penanaman Pohon dan preservasi jalan : Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali,

Sulawesi

ENERGI dan TRANSPORTASI

27  

BAPPENAS

Page 28: Pariatmono   green technology

Tantangan Pengembangan IPTEK

[email protected]

Page 29: Pariatmono   green technology

IPTEK: dari Penemuan hingga Ekonomi “Innovation  means  technologies  or  practices  that  are  new  to  a  given  society,  and  being  diffused  in  that  economy  or  society.  This  point  is  important:  what  is  not  disseminated  and  used  is  not  an  innovation.”    

(The  World  Bank,  Innovation  Policy,  2010).  

Page 30: Pariatmono   green technology

Indeks DAYA SAING Indonesia

Page 31: Pariatmono   green technology

PERMASALAHAN Indonesia

Page 32: Pariatmono   green technology

Sistem Inovasi Nasional

TRANSFO

RMASI  

EKOSISTEM  

NATION  

KNOWLEDGE-­‐BASED  NATION  (KBN)   /Lemlitbang   Kementrian  

/pengguna  /pengguna  

KBE  

KBS  

INOV.  

NATIO

N  

KOMPETISI  

PILAR  KEBIJAKAN  

NGO  

PRIV.SEC   PUB.SEC  

Sinergi  nasional  

32 (adapted from MEXT, 2002)

Page 33: Pariatmono   green technology

MODEL  1:  GOVERNMENT  PROCUREMENT  DRIVEN  MODEL  •  TARGETED  FOCUS  OF  AREA:  

–  Topics:  1.  NATIONAL  SECURITY  (DEFENSE,  ENERGY,  POTABLE  WATER,    FOOD  SECURITY,  CLIMATE  CHANGE,    DISASTER  MITIGATION)    2.  PUBLIC  SERVICES  (TRANSPORTATION,    ICT  &  HEALTH,  CLUSTER  4)  

 -­‐  LocaDon:  daerah  perbatasan,  terluar  dan  terDnggal  (+  daerah  rawan)  •  STRATEGY:    

–  CREATING  TECHNOLOGY—PRODUCT  &  SERVICES  VALUE  CHAIN  THROUGH  GOVERNMENT  SPENDING/PROCUREMENT  –  CONTINUOUS  TECHNOLOGY  UPGRADING  THROUGH  PRODUCT  &  SERVICES  DEVELOPMENT  AND  R&D  CYCLES  

•  KEY  INPUTS:  –  GOVERNMENT  SPENDING/PROCUREMENTS  FOR  NATIONAL  SECURITY/PUBLIC  SERVICES  –  R  &  D  INSTITUTIONS  INHERENT  COMPETENCE  

•  SUPPORTING  INPUTS  –  INCENTIVES  TO  SMEs  FOR  PARTICIPATION  IN  PRODUCT  DEVELOPMENT  AND  PRODUCTION  TO  SUPPORT    THE  GOV’T  LEAD  PROJECT  –  INCENTIVES  TO  RESEARCH  INSTITUTES  AND  UNIVERSITIES  TO  CONDUCT  RESEARCHES  TO  SUPPORT  TECHNOLOGY  UPGRADING  –  BUREAUCRACY  NETWORK  AMONG  GOVERNMENT  INSTITUTIONS  

•  MAIN  OBSTACLES:  –  HIGH-­‐COST/MAJOR  FUNDING  COMING  FROM  THE  GOVERNMENT  –  LOW  PRIVATE  PARTICIPATION  –  PRONE  TO  CORRUPTION  AND  MISCONDUCT  BY  LOW  MORALITY  STAFFS  –  OVERLAPS  AMONG  INSTITUTIONS’  MANDATES  

•  ADVANTAGES:  –  RELATIVELY  “EASY”  TO  BE  MANAGED  BY  THE  GOVERNMENT    

•  EXAMPLES  –  STRATEGIC  INDUSTRIES  REVITALIZATION  PROJECT  –  BANTUL  REGIONAL  INNOVATION  SYSTEM  DEVELOPMENT  PROJECT  –  INDONESIAN  TSUNAMI  EARLY  WARNING  SYSTEM  (INA-­‐TEWS)  –  WASTE  WATER  TREATMENT  AND  BIOGAS  PRODUCTION  –  MICROHYDRO  POWER  PLANT  –  LANDSLIDE  EARLY  WARNING  SYSTEM  –  POTABLE  WATER  BASED  ON  MEMBRANE  TECHNOLOGY    

Page 34: Pariatmono   green technology

MODEL  2:  FRAMEWORK  CONDITION  DRIVEN  MODEL  •  FOCUS  OF  AREA:  

–  BUILDING  INDUSTRIAL    COMPETITIVENESS  

•  STRATEGY:    –  INTRODUCING  INTERMEDIATION  FUNCTION  TO  STRENGTHEN  INTERACTION  S  AMONG  ACTORS  

TO  PROMOTE  PRODUCT  DEVELOPMENT  CYCLES  –  CREATING  TECHNOLOGY—PRODUCT  VALUE  CHAIN  CONSISTING  OF  ACTORS  

•  KEY  INPUT:  –  INTERMEDIATION  FUNCTION  WITH  STRONG  HUMAN  RESOURCES    

•  SUPPORTING  INPUTS  –  POLICY/FRAMEWORK  &  INCENTIVES  TO  INDUSTRIES  FOR  PRODUCT  RESEARCH  &  DEVELOPMENT  –  POLICY/FRAMEWORK  &  INCENTIVES  TO  RESEARCH  INSTITUTES  AND  UNIVERSITIES  TO  CONDUCT  

RESEARCHES  TO  SUPPORT  INDUSTRIAL  TECHNOLOGY  UPGRADING  

•  MAIN  OBSTACLES:  –  HIGH  MANAGEMENT  SKILL  AND  HIGHLY  TRAINED  INTERMEDIATORS  ARE  REQUIRED  –  HIGH  PRIVATE  PARTICIPATION  IS  REQUIRED  

•  ADVANTAGES:  –  RELATIVELY  LOW-­‐COST  

•  EXAMPLES  –  PUSPIPTEK  CENTER  REVITALIZATION  PROJECT  –  PALEMBANG  &  PADANG  REGIONAL  INNOVATION  SYSTEM  DEVELOPMENT  PROJECT  

Page 35: Pariatmono   green technology

Penerapan Teknologi Hijau dalam Kerangka

Sistem Inovasi

[email protected]

Page 36: Pariatmono   green technology

PHOTOBIOREACTOR ”Biological Carbon Capture and Storage Technology”

MITIGATION, ADAPTATION, AND TECHNOLOGY TRANSFER CONTROL PROGRAMS FOR CLIMATE CHANGE IMPACTS

Ministry of Research and Technology Republic of Indonesia and The Agency For the Assessment and Application Technology

Page 37: Pariatmono   green technology

PHOTOBIOREACTOR ”BIOLOGICAL CARBON CAPTURE AND STORAGE TECHNOLOGY”

CONTROL PROGRAM FOR CLIMATE CHANGE IMPACTS MINISTRY OF RESEARCH AND TECHNOLOGY REPUBLIC OF INDONESIA

and THE AGENCY FOR THE ASSESSMENT AND APPLICATION TECHNOLOGY (BPPT)

Carbondioxide (CO2) emission due to human activities (anthropogenic emission) has increased steadily since two centuries ago to reach more than 25 billion tons. All over the world. It has caused many diasadvantages to human life.

   Carbon      Capture  and  Storage/CCS  Technology  

Geological Biological

Carbon  dioxide  

Global  Warming  

Greenhouse  Gases  

Algae  name Chaetoceros  sp. Chlorella    sp.

Experiment  duraDon  (days) 13 14

IniDal  CO2  injected  (%  vol.) 11 14

CO2    output  (%  vol.) 1,375 1,4

AbsorbDon  Efficiency  (%) 87,5 90

O2  producDon  (%  vol.) 12 15

Growth  rate 0,21/day 0,67/day

Greenhouse gases non-CO2 (methane, nitrous oxides and fluorocarbon refrigerants) also increase continuosly until 30 billion tons in 2004. (CDIAC USA, 2004).

Deputy Minister of Research and Technology for Empowerment of Science and Technology BPPT Building II, 6th Floor, Jl. M. H. Thamrin No. 8 Jakarta

Phone. +62 21 3169169 Fax. +62 21 3101952, Website http://www.ristek.go.id

All efforts to manifest the indepence and the excellence of mitigation and adaptation technologies in climate change, especially in activate biological carbon sink, Ministry of Research and Technology Republic of Indonesia in cooperation with The Agency For The Assessment and Application Technology (BPPT) created a prototype of Multi Airlift Photobioreactor (MTAP). This innovation has optimal capability to support government program to reduce greenhouse gases emission.

Page 38: Pariatmono   green technology

Due to greenhouse gases emission increment and the broad impacts of climate change, a brilliant solution to reduce the amount of greenhouse gases emitted to the atmosphere is needed. One of the proper and advance technology for carbon sink is carbon capture and storage using microalgae. Microalgae needs CO2 for photosynthesis and cell reproduction.

Microalgae was choosen because in a small amount, it can absorb a large number of carbon which is used for photosynthesis. The amount of carbon absorbed by 0.05% biomass is similar with carbon fixed by usual plant (~50-100 PgC/year). At 2010, photobioreactor technology has been applied in the milk industry in Bogor.

0

0,5

1

1,5

2

2,5

0 5 10 15 20

Gas Mass (CO 2/liter)

TIme (day)

Reactor Capability to Absorb CO2 (gram/liter

media/day)

1,083 ± 0,734 gram/liter media/day

Multi Airlift Photobioreactor (MTAP) System

Deputy Minister of Research and Technology for Empowerment of Science and Technology BPPT Building II, 6th Floor, Jl. M. H. Thamrin No. 8 Jakarta

Phone. +62 21 3169169 Fax. +62 21 3101952, Website http://www.ristek.go.id

PHOTOBIOREACTOR ”Biological Carbon Capture and Storage Technology” CONTROL PROGRAM FOR CLIMATE CHANGE IMPACTS

MINISTRY OF RESEARCH AND TECHNOLOGY REPUBLIC OF INDONESIA and

THE AGENCY FOR THE ASSESSMENT AND APPLICATION TECHNOLOGY (BPPT)

Page 39: Pariatmono   green technology

Waste Water Treatment Plant (WWTP) for Tofu Industry Waste to Generate Biogas MITIGATION, ADAPTATION, AND TECHNOLOGY TRANSFER

CONTROL PROGRAMS FOR CLIMATE CHANGE IMPACTS

Ministry of Research and Technology Republic of Indonesia and The Agency For the Assessment and Application Technology

Page 40: Pariatmono   green technology

WASTE WATER TREATMENT PLANT (WWTP) FOR TOFU INDUSTRY WASTE TO GENERATE BIOGAS IN BANYUMAS REGENCY

The number of tofu industry in Indonesia is about 84.000 unit with production capacity more than 2,56 million tons/year. Tofu is a traditonal and unique food which is loved by most of Indonesian. But, in the process production, tofu industries emit the greenhouse gas emissions from fuel used and disposed of liquid waste into the environment . Large number of liquid waste (20 million cubic meters per year) was streamed to the river without any treatment. Based on research, total greenhouse gases emission from these industries is about 1 million CO2 equivalent per year. Data shown that approximately 80% of tofu industry is located in Java Island, hence greemhouse gases emission from tofu industries in Java reach 0.8 million tons of CO2 equivalent per year. The development of greenhouse gases mitigation model for small and medium industry for 600 industries in Purwokerto, East Java which is developed by Ministry of Research and Technology Republic of Indonesia has become an important effort in emission reduction. This program apllied by using Clean Production and Energy Effiecieny Method which is aimed to decrease greenhouse gases emission in tofu industry.

Deputy Minister of Research and Technology for Empowerment of Science and Technology BPPT Building II, 6th Floor, Jl. M. H. Thamrin No. 8 Jakarta

Phone. +62 21 3169169 Fax. +62 21 3101952, Website http://www.ristek.go.id

CONTROL PROGRAM FOR CLIMATE CHANGE IMPACTS MINISTRY OF RESEARCH AND TECHNOLOGY REPUBLIC OF INDONESIA

and THE AGENCY FOR THE ASSESSMENT AND APPLICATION TECHNOLOGY (BPPT)

Area of Study

Page 41: Pariatmono   green technology

Methodolgy: •  Clean Production and Energy Efficiency Method

for industry which is developed by GERIAP-UNEP, combined by Good House Keeping (GHK).

•  Direct application of waste water treatment from tofu industry using Fixed Bed Reactor model and community development by training and socialization.

Deputy Minister of Research and Technology for Empowerment of Science and Technology BPPT Building II, 6th Floor, Jl. M. H. Thamrin No. 8 Jakarta

Phone. +62 21 3169169 Fax. +62 21 3101952, Website http://www.ristek.go.id

WASTE WATER TREATMENT PLANT (WWTP) FOR TOFU INDUSTRY WASTE TO GENERATE BIOGAS IN BANYUMAS REGENCY CONTROL PROGRAM FOR CLIMATE CHANGE IMPACTS

MINISTRY OF RESEARCH AND TECHNOLOGY REPUBLIC OF INDONESIA and

THE AGENCY FOR THE ASSESSMENT AND APPLICATION TECHNOLOGY (BPPT)

Page 42: Pariatmono   green technology

MICROHYDRO POWER PLANT (PLTMH)

MITIGATION, ADAPTATION, AND TECHNOLOGY TRANSFER CONTROL PROGRAMS FOR CLIMATE CHANGE IMPACTS

Ministry of Research and Technology Republic of Indonesia and The Agency For the Assessment and Application Technology

Page 43: Pariatmono   green technology

MICROHYDRO POWER PLANT (PLTMH) IN CIANJUR REGENCY

CONTROL PROGRAM FOR CLIMATE CHANGE IMPACTS MINISTRY OF RESEARCH AND TECHNOLOGY REPUBLIC OF INDONESIA,

PROVINCIAL GOVERNMENT OF WEST JAVA and

THE INDONESIAN INSTITUTE OF SCIENCES (LIPI) Indonesia has many hilly landscape that is rich in water resources. Upon this natural water resources, Indonesia is predicted to have 7.500 MW energy from water, which has not been utilized optimally. Overall, only 2.5% from total potency in this water power plant that has been exploited. Hence, Indonesia still have a great energy resources to be developed. In line with national program of cheap electricity, Ministry of Research and Technology developed some activities to support national program related to energy and electricity. Based on formal request from Provincial Government of West Java, Ministry of Researh of Technology built and developed a prototype of microhydro power plant in Cikadu, Cianjur Regency, West Java with capacity 20 KW. This program involved active participation of local community since planning, implementation, operation, and maintenance by constituting Village Manager Unit for Microhydro Powerplant. The next program is generation of local economy potential to community welfare.

Deputy Minister of Research and Technology for Empowerment of Science and Technology BPPT Building II, 6th Floor, Jl. M. H. Thamrin No. 8 Jakarta

Phone. +62 21 3169169 Fax. +62 21 3101952, Website http://www.ristek.go.id

LocaDon   Demand-­‐Driven  from  Government  of  West  Java  

Purposes  of  AcDviDes   Series  of  AcDviDes  

Page 44: Pariatmono   green technology

From climate change view, microhydro technology belong to renewable energy which energy potential flow continuosly, has less environmental damages, and low greenhouse gases. Beside that, community who get advantages from microhydro powerplant will tend to preserve surroundings in order to maintain continuity of microhydro powerplant operation. So, this technology keep environmental sustainability from climate change threat. Cikadu Village is an isolated area with poor road access although it is only located 100 km from capital city of West Java Province. Therefore, designed microhydro power plant should be easily moved and transported from the workshop. With power output 20 KW, electricity from power plant distributed to 175 houses which live near power plant. Further development still allowable since this powerplant has actual capacity until 80 KW.

Deputi Bidang Pendayagunaan Iptek , Kementerian Riset dan Teknologi Republik Indonesia Gedung II BPPT Lantai 6, Jalan Mh. Thamrin No. 8, Jakarta 10340

Telp: (021) 3169121, 3169166-69 Faksimili: (021) 3101952 Website: www.ristek.go.id

Microhydro  Development  Process   Tranquilizer  Basin  

Microhydro  Technical  Scheme  

Penstock  and  DistribuDon  System   Turbine  House  and  Control  System  

Deputy Minister of Research and Technology for Empowerment of Science and Technology BPPT Building II, 6th Floor, Jl. M. H. Thamrin No. 8 Jakarta

Phone. +62 21 3169169 Fax. +62 21 3101952, Website http://www.ristek.go.id

MICROHYDRO POWER PLANT (PLTMH) IN CIANJUR REGENCY

CONTROL PROGRAM FOR CLIMATE CHANGE IMPACTS MINISTRY OF RESEARCH AND TECHNOLOGY REPUBLIC OF INDONESIA,

PROVINCIAL GOVERNMENT OF WEST JAVA and

THE INDONESIAN INSTITUTE OF SCIENCES (LIPI)

Page 45: Pariatmono   green technology

Terima kasih

[email protected]