skripsi kajian surat an-nur ayat 3 menurut qurash …

93
KAJIAN SURA INSTITU SKRIPSI AT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURAS DALAM TAFSIR AL-MISBAH Oleh: VERANITA NPM. 14117603 Jurusan Akhwalus Syakhsiyah (AS) Fakultas Syari’ah UT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) MET TAHUN 1940 H/2019 M SH SIHAB TRO

Upload: others

Post on 17-Oct-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

SKRIPSI

KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH SIHAB

DALAM TAFSIR AL-MISBAH

Oleh:

VERANITA

NPM. 14117603

Jurusan Akhwalus Syakhsiyah (AS)

Fakultas Syari’ah

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO

TAHUN 1940 H/2019 M

SKRIPSI

KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH SIHAB

DALAM TAFSIR AL-MISBAH

Oleh:

VERANITA

NPM. 14117603

Jurusan Akhwalus Syakhsiyah (AS)

Fakultas Syari’ah

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO

TAHUN 1940 H/2019 M

SKRIPSI

KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH SIHAB

DALAM TAFSIR AL-MISBAH

Oleh:

VERANITA

NPM. 14117603

Jurusan Akhwalus Syakhsiyah (AS)

Fakultas Syari’ah

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO

TAHUN 1940 H/2019 M

Page 2: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

ii

KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURAISY SIHAB

DALAM TAFSIR AL-MISBAH

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh

Gelar Strata Satu (SI)

OLEH:

VERANITA

NPM: 14117603

Pembimbing I : Dra. Hj. Siti Nurjanah, M.Ag

Pembimbing II : Elfa Murdiana M.Hum

JURUSAN AKHWALUS SYAKHSIYAH (AS)

FAKULTAS SYARI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO

TAHUN 1940 H/2019 M

Page 3: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

iii

Page 4: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

iv

Page 5: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

vvv

Page 6: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

vi

KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT PENDAPAT M. QURAISHSHIHAB DALAM TAFSIR AL-MISBAH

OLEH:

VERANITA

ABSTRAK

Suatu pernikahan dalam Islam dianjurkan untuk memilih calon pasanganhidup yang setara terutama dalam hal keimanan dan Akhlak. Dengandianjurkannya memilih pasangan hidup yang setara dalam hal agama, didalam Al-Qur’an surat An-Nur ayat 3 memiliki makna yang terandung didalamnya yaituseorang muslim atau muslimah tidak perbolehkan memilih pasangan hidupnyaatau menikah dari golongan orang pezina dan musyrik. Peneliti inginmengetahuiKajian Al-Qur’an Surat An-Nur Ayat 3 menurut pendapat M. QuraishShihab dalam Tafsir Al-Misbah tentang muslim yang menikahi pezina.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Jenispenelitian kepustakaan (library research) dan yang bersifat deskriptifanalisis,Sumber data yang digunakan merupakan sumber data skunder(tidaklangsung memberikan data kepada pengumpul data), Teknik pengumpulan datayang diperlukan dalam penelitian ini adalah tehnik dokumentasi, Analisis datayang digunakan adalah analisa data kualitatif dan Penelitian ini menggunakanpendekatan yuridis normatif.

Menurut M. Quraish Shihab pernikahan merupakan hal yang fitrah bagisetiap manusia yang bertujuan untuk melangsungkan kehidupan. Banyak yangmemahami surat An-Nur ayat 3 dalam arti galibnya, seorang yang cenderung dansenang berzina, enggan menikahi siapa yang taat beragama. Demikian juga wanitapezina tidak diminati kepada laki-laki yang taat beragama. Ini karena masing-masing ingin mencari pasangan yang sejalan dengan sifat-sifatnya.

Berbicara mengenai surat An-Nur ayat 3 yakni keharusan menghindaripezina, apalagi ingin dijadikan pasangan hidup. Ayat ini menyatakan bahwa laki-laki pezina, yakni yang kotor dan kebiasaan berzina tidak wajar mengawinimelainkan perempuan pezina yang kotor dan terbiasa berzina pula. Adapunmengenai kebolehan atau larangan menikahi pezina, ini lebih menjelaskan kepadaburuknya perbuatan zina. hukum yang terdapat dalam kandungan surat An-Nurayat 3 yaitu bukan hanya tertuju pada pada kasus.

Namun ayat ini berlaku untuk umum, sebagaimana terdapat kata itu padapenghujung ayat ini menunjukkan pada perzinahan bukan perkawinan, sehinggaayat ini berarti “perzinahan diharanmkan bagi orang-orang mukmin”. Juga untukmencegah orang-orang Islam yang jiwanya lemah, hatinya mudah tertarikmenikahi perempuan-perempuan jalang dengan mengharapkan harta kesenanganhidup.

Page 7: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

vii

Page 8: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

viii

MOTTO

Artinya: “laki-laki yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan yang

berzina, atau perempuan yang musyrik; dan perempuan yang berzina tidak

dikawini melainkan oleh laki-laki yang berzina atau laki-laki musyrik, dan yang

demikian itu diharamkan atas oran-orang yang mukmin.”1

1 Departemen RI, Qur’an Dan Terjemah, (Magfiroh Pustaka, Jakarta, 2002), h. 350.

Page 9: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

ix

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan

karunia dan hidayah-Nya, maka akan saya persembahkan skripsi ini kepada:

1. Kedua orang tuaku tercinta, Bapak Ngatrif Arintoko dan Ibu Siti Badriyah

yang telah mendidik serta mendoakan demi keberhasilanku.

2. Adik kandungku tercinta, Robby Yadzi yang selalu mendoakan serta

memberikan support.

3. Guru sekaligus orang tua, Ibunda Hj. Umi Salamah Syuhadak dan Romo

Yai Syaikhul Ulum Syuhadak beserta keluarga besar, yang selalu

memberikan bimbingan, nasihat, dan ilmu yang sangat luar biasa.

4. Dosen pembimbing skripsi Ibu Dr. Hj. Siti Nurjanah,M. Ag dan Ibu Elfa

Murdiana, M.Hum yang selalu memberikan bimbingan serta motivasi

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Almamater tercinta IAIN Metro yang menjadi tempat peneliti menuntut

ilmu dan memperdalam ilmu Ahwal As-Syakhsiyah.

Page 10: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

x

Page 11: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .................................................................................. i

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iii

NOTA DINAS................................................................................................. iv

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ v

ABSTRAK ...................................................................................................... vi

ORISINAL PENELITIAN ............................................................................ vii

MOTTO .......................................................................................................... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... ix

KATA PENGANTAR.................................................................................... x

DAFTAR ISI................................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah........................................................... 1

B. Pertanyaan Penelitian ............................................................... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 6

D. Penelitian Relevan.................................................................... 6

E. Metode Penelitian..................................................................... 9

BAB II BIOGRAFI M. QURAISH SHIHAB

A. Riwayat Kehidupan M. Quraish Shihab................................. 14

B. Riwayat Pendidikan Dan Kerya-karya M.Quraish Shihab .... 15

C. Pemikiran M.Quraish Shihab tentang Pernikahan ................. 19

Page 12: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

xii

BAB III PENAFSIRAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT M.

QURAISH SIHAB DALAM TAFSIR AL-MISBAH

A. Isi dan Kandungan Surat An-Nur Ayat.................................. 27

B. Metode Pemikiran M. Quraish Shihab dalam Menafsirkan

Al-Qur’an .............................................................................. 31

C. Pemikiran M. Quraish Shihab Tentang Hukum Menikahi

Pezina dalam Tafsir Al-Misbah ............................................. 34

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................ 52

B. Saran....................................................................................... 53

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 13: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam merupakan agama yang diatur secara rinci didalam Al-

Qur’an. Mulai dari iman, akhlak, ibadah, bermasyarakat, kepemimpinan,

hal-hal yang diperbolehkan maupun yang tidak diperbolehkan. Hal

tersebut memudahkan manusia untuk menjadikan Al-Qur’an sebagai

petunjuk atau pedoman hidup untuk berprilaku sesuai dengan Al-Qur’an.

Kurangnya pemahaman agama memicu masyararakat untuk

berubah sesuai dengan kemauannya. Maka kurang pahamnya manusia dari

agama memicunya paham skularisme dan liberalisme yang mana manusia

bebas untuk berekspresi tanpa berkaitan dengan agama.

Berkaitan dengan hal tersebut didalam Islam terdapat ajaran

kepada umatnya supaya saling menjaga silaturakhim dan menjaga

keharmonisan antar sesama umat Islam dengan cara membentuk ikatan

yang menjadikannya lebih erat antar sesama (saudara) umat Islam dengan

cara menikah. Dalam prihal menikah Islam meberi anjuran terhadap

muslim/muslimah yang akan melakukan sebuah pernikahan hendaknya

memilih calon pasangan hidup yang sepadan/sekufu’ baik dalam tingkat

sosial, kekayaan, nasab, terutama dalam hal agama, keimanan dan ahklak.

Tidak dapat diragukan lagi bahwa kedudukan calon kedua mempelai

Page 14: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

2

sebanding (kafa’ah), merupakan faktor yang menentukan dalam kehidupan

rumah tangga.2

Berkenaan dengan hal tersebut didalam Al-Qur’an surat An-Nur

ayat 3 memiliki makna yang terandung didalamnya yaitu seorang muslim

atau muslimah tidak perbolehkan memilih pasangan hidupnya atau

menikah dari golongan orang musrik dan pezina. Sebagaimana terdapat

pada firman Allah Q.S. An-Nur ayat 3:

Artinya: “laki-laki yang berzina tidak menikahi melainkan perempuan

yang berzina, atau perempuan yang musyrik, dan perempuan yang berzina

tidak dinikahi melainkan oleh laki-laki yang berzina atau laki-laki

musyrik, dan yang demikian itu diharamkan atas oran-orang yang

mukmin.” (Qur’an Surat An-Nur Ayat 3). 3

Menurut Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy dalam

tafsirnya An-Nur bahwa maksud ayat ini adalah hukuman orang yang

berzina, lelaki ataupun perempuan. Orang-orang yang berbuat serong

tentulah tidak ingin menikahi wanita-wanita yang shalehah. Demikian pula

2 Hakim Rahmat, Hukum Perkawinan Islam, Dikutib Oleh Siti Zulaikha, Fiqih

Munakahat 1, (Yogyakarta:Idea Press Yogyakarta,2005), h. 36.3 Departemen RI, Qur’an Dan Terjemah, (Magfiroh Pustaka , Jakarta, 2002), h. 350.

Page 15: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

3

perempuan yang berbuat serong tidaklah ingin dinikahi oleh orang-orang

yang saleh.

Hal ini adalah suatu hukum yang umum. Akan tetapi hal ini

tidak memberikan pengertian bahwa pezina sama sekali tidak boleh

menikahi perempuan shaleh dan juga tidak berarti bahwa semua

perempuan pezina tidak boleh dinikahi oleh seorang lelaki yang saleh

begitu pun sebaliknya. Menikahi pezina dan menggolongkan diri ke dalam

barisan orang-orang yang serong hukumnya haram bagi orang mukmin.

Sebab pernikahan itu menyebabkan orang mukmin menjadi satu golongan

dengan orang-orang yang perjalanan hidupnya tidak lurus.

Akan tetapi ayat ini tidak bermakna bahwa akad yang dilakukan itu

haram dan tidak sah. Makna haram disini adalah tidak layak dan tidak

wajar dilakukan oleh seorang mukmin. Jika dilakukan dengan seorang

pezina, maka akad itu sah menurut hukum syara’.4

Dalam tafsir ibnu katsir menjelaskan maksud ayat tersebut

ialah tidak pantas orang yang beriman menikah dengan pezina, demikian

pula sebaliknya kecuali mereka telah bertaubat.5

M. Quraish Shihab menjelaskan dalam tafsinya Al-Misbah

bahwa maksud ayat tersebut ialah keharusan menghindari pezina, apalagi

jika ingin dijadikan pasangan hidup. Ayat ini menyatakan: laki-laki yang

berzina, yakni yang kotor dan terbiasa berzina tidak wajar mengawini

4 Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Tafsir Al-Qur’an Majid An-Nur,(Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2000), h. 2785-2789.

5 Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir 5, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 2004), h. 464.

Page 16: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

4

melainkan perempuan pezina yang kotor dan terbiasa pula berzina, atau

perempuan musyrik, dan demikian juga sebaliknya. Dan yang demikian itu

yskni perkawinan dengan pezina diharamkah yakni tidak pantas terjadi

atas orang yang mu’min. 6

Asbabun Nuzul : Amr Bin Syu’aib ra meriwayatkan bahwa suatu saat

Mazid lelaki dari al-anbar yang membawa barang dagangannya ke Mekah,

bertemu dengan teman wanitanya, ‘anaq, seorang pezina. Mazid meminta

izin kepada Rosulullah untuk menikahi ‘anaq. Akan tetapi, Rosul tidak

langsung menjawab. Setelah turun ayat ini, beliau bersabda: Mazid, kamu

jangan menikahi wanita itu. Hadis shahih riwayat Abu Daud, Tirmidzi,

Nasa’i, dan Hakim.7

Ayat tersebut diiperjelas dengan Hadis berikut:

كح الزاني ت لا " قال رسول الله صلي الله عليه وسلم : هريـرة قال عن ابي

)رواه احمدوابوداود" (المجلود الا مثـله

6 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), h. 285.7 Departemen RI, Qur’an Dan Terjemah, (Magfiroh Pustaka , Jakarta, 2002), h. 350.

Page 17: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

5

Artinya: Dari Abu Hurairah RA ia berkata: Rosulullah bersabda: “Tidak

menikah seorang laki-laki yang berzina yang menerima hukuman cambuk

kecuali dengan orang yang sepertinya.” 8

Memahami kandungan ayat tersebut kemudian diperjelas lagi

dengan hadis Rosulullah diatas bahwa seorang muslim tidak

diperbolehkan menikahi wanita pezina atau wanita musyrik. Dari asbabun

nuzulnya pun sudah sangat memperjelas terkait tentang larang seorang

muslim menikah dengan pezina.

Berdasarkan uraian tersebut peneliti merasa tertarik dan ingin tahu

lebih dalam mengenai makna yang terkandung dalam Q.S. An-Nur Ayat 3

kemudian dapat untuk dikaji sebagai pedoman atau sebuah pemahaman.

Maka peneliti akan menguraikan pembahasan mengenai pernikahan

sorang muslim dengan pezina atau musyrik dalam skripsi berjudul

KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURAISH SIHAB

DALAM TAFSIR AL-MISBAH.

B. Pertanyaan penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, yang menjadi

pertanyaan peneliti adalah Bagaimanakah pemikiran M. Quraish Shihab

tentang orang muslim yang menikahi pezina kajian Qur’an Surat An-Nur

Ayat 3 dalam Tafsir AL-Misbah ?

C. Tujuan Peneliti dan Manfaat Penelitian

8 Muhammad Nasruddin Al-Albani, Shahih Sunan Abu Daud, diterjemahkan oleh

Tajuddin Arief Abdul Syukur Abdul Razak Ahmad Rifa’i Utsman, dari judul asli Sunanu Abu

Daud (Jakarta, Pustaka Azzam, 2002), h. 797.

Page 18: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

6

1. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui Kajian Al-Qur’an Surat An-Nur Ayat 3

menurut pendapat M. Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Misbah tentang

orang muslim yang menikahi pezina.

2. Manfaat Penelitian

a. Penelitian ini secara teoritis, diharapkan dapat mengembangkan

pengetahuan mengenai hukum yang sesungguhnya terhadap

seorang muslim yang menikah dengan pezina digali dari pendapat

Quraisy Sihab dalam tafsir al-Miabah.

b. Penelitian ini secara praktis, dapat memberikan sumbangan

informasi dalam memperkaya hasanah hukum Islam, khususnya

tentang hukum seorang muslim yang menikah dengan pezina

dalam kajian al-Qu’an surat An-Nur ayat 3.

D. Penelitian Relevan

Penelitian mengenai kajian makna yang kandungan dalam surat

An-Nur ayat 3 telah dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu

diantaranya adalah Ranny Wijayanti dalam skripsinya yang berjudul

“kawin hamil dalam persepektif mufassir Indonesia (kajian surat an-nur

ayat 3)” dalam sekripsinya membahas mengenai pandangan ulama’ tafsir

yang memberikan keterangan terhadap ma’na Qur’an Surat an-Nur ayat 3,.

Bahwa menurut Buya Hamka “segala sesuatu yang ada didunia ini adalah

tidak semata-mata jahat dan tidak semata-mata baik. Dalam jahatnya

perempuan (pelacur) ada baiknya yaitu memperbaiki hidup mereka, tetapi

ada yang lebih dalam dari itu , yaitu nilai kejiwaan. Masyarakat bukan

Page 19: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

7

tergantung pada laba-rugi kebendaan, tetapi juga laba rugi kejiwaan.”

Menurut M. Quraisy Sihab bahwa “implikasi hukum yaitu perkawinan

yang didahului oleh kehamilan atau dengan kata lain perkawinanseseorang

yang telah berzina dengan wanita kemudian menikahinya dengan sah,

seperti ungkapan:

“mulanya perzinahan kemudian diakhiri dengan pernikahan sedang yang

haram tidak dapat mengharamkan yang halal.”

Bahwasannya berdasarkan kebiasaan wanita seorang wanita pezina

menikah dengan laki-laki yang berzina begitu sebaliknya. Namun ayat ini

tidak berbicara mengenai kebolehan atau larangan menikahi pezina akan

tetapi lebih menjelaskan kepada buruknya perbuatan zina.”

Sedangakan menurut Teungku Hasbi Ash-Siddieqy berpendapat

bahwa “ayat ini ditujukan kepada keburukan zina, bukan kepada

keharaman menikahi pezina. Akan tetapi ayat ini diturunkan untuk

mencegah terjadinya orang-orang Islam yang jiwanya lemah, hatinya

mudah tertarik menikahi perempuan-perempuan jalang dengan menikmati

harta kesenangan hidup.”9

Penelitian tentang kajian Surat An-Nur Ayat 3 juga telah dilakukan

juga oleh Muhammad Nasori, dalam sekripsinya berjudul “ Hukum

Menikahi Wanita Musyrik Atau Pezina Pendapat Ulama’ Fiqih dan

Ulama’ Tafsir (Kajian Sutar An-Nur Ayat 3)”. Dalam sekripsinya

membahas mengenai pendapat Ulama’ Fiqih dalam memaknai surat An-

Nur ayat 3 bahwa maksud dari ayat tersebut mayoritas Ulama’ Fiqih

9 Ranny Wijayanti, Kawin Hamil dalam Al-Quran Persepektif Mufasir Indonesia (KajianSurah An-Nur Ayat 3), Skripsi Diterbitkan Oleh Universitas Islam Negeri Maulana Malik IbrahimMalang, 2017.

Page 20: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

8

seperti Imam Ahmad, Ibnu Qudamah, Ibnu Taimiyah, As-Syaukani

berpendapat bahwa tidak sah pernikahan seorang mukmin dengan pezina,

kecuali setelah bertaubat. Imam Malik selain mensyaratkan bertaubat juga

harus telah melewati 3 kali masa menstruasi dan masa iddah apabila

perempuan tersebut dalam keadaan hamil. Ulama’ Syafi’i berpendapat

bahwa surat An-Nur ayat 3 ini telah dinasakh denganayat 32, sehingga

dibolehkan menikahi wanita pezina yang belummenikah. Mayoritas

Ulama’ Tafsir berpendapat bahwa larangan atau keharaman bagi seseorang

mukmin yang menikahi pezina dan musyrik, begitu juga sebaliknya,

sebagaimana ditegaskan dalam ungkapan terakhir sutar an-nur ayat 3 “

dan yang demikian itu diharamkan bagi seorang mukmin”.10

Berdasarkan kedua penelitian relvan tersebut peneliti dapat dipahami

bahwa Ulama’ Fiqih dengan Ulama’ Tafsir secara umum dalam memaknai

kandungan surat An-Nur ayat 3 ini sama, hanya saja dari segi penjelasan

makna surat yang secara rinci kemudian memerlukan pemahaman yang

lebih mendalam sehingga dapat benar-benar memahami apa yang

dijelaskan oleh para ulama’ terkait dengan kajian surat an-nur ayat 3.

Sehingga peneliti ingin mencoba menguak terkait permasalah seorang

muslim menikahi pezina dalam kajian surat an-nur ayat 3 menurut Ulama’

Tafsir Quraiys Sihab dalam Tafsir Al-Misbah.

E. METODE PENELITIAN

10 Muhammad Nasori, Hukum Menikahi Wanita Pezina atau Musyrik Pendapat Ulama’

Fiqih dan Ulama’ Tafsir, Sekripsi Tidak Diterbitkan Oleh Institut Agama Islam Ma’aif NU

Metro, 2010.

Page 21: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

9

1. Jenis dan Sifat Penelitian

a. Jenis penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library

research). Penelitian pustaka (library research) adalah suatu

penelitian yang dilakukan di ruang perpustakaan untuk

menghimpun dan menganalisis data yang bersumber dari

perpustakaan, baik berupa buku-buku periodikal-periodikal, seperti

majalah-majalah ilmiah yang diterbitkan secara berkala, kisah-

kisah sejarah, dokumen-dokumen, dan materi perpustakaan

lainnya, yang dapat dijadikan sumber rujukan untuk menyusun

suatu laporan ilmiah.11 Jenis penelitian ini adalah penelitian

normatif. Karena penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan

(library reserch) atau bisa disebut juga metode dokumentasi yaitu

penelitian terhadap data skunder.

b. Sifat penelitian

Sifat penelitian ini termasuk dalam penelitian yang bersifat

deskriptif analisis.12 Yaitu penelitian berusaha memaparkan secara

sistematis materi-materi pembahasan dari berbagai sumber untuk

dianalisis dengan cermat guna memperoleh hasil sebagai

kesimpulan dari kajian tentang menikahi wanita pezina.

2. Sumber Data

11 Abdurrahman Fatoni, Metodologi Penelitian dan Tehnik Penyusunan Skripsi, (Jakarta:Rineka Cipta, 2011), h. 95-96.

12 Cholid Narbuko et.al, Metode Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara,2013),h.53

Page 22: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

10

Sumber data dalam penelitian ini adalah subjek darimana data

dapat diperoleh.13 Penelitian Kepustakaan bidang hukum termasuk ke

dalam sumber data sekunder. Sumber data sekunder merupakan

sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data,

misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Sumber data sekunder

dalam penelitian hukum dibagi menjadi tiga yaitu sebagai berikut:

a. Bahan Hukum Primer

Bahan Hukum Primer adalah bahan yang isinya mengikat

karena dikeluarkan oleh pemerintah.14 Bahan hukum primer

merupakan bahan dasar yang langsung dikumpulkan oleh peneliti

dari buku-buku dan sumber pokok yang paling utama.15 Pada

penelitian ini, yang menjadi bahan hukum primer yaitu Al-Qur’an

surat An-Nur ayat 3, al-hadis, Undang-Undang No. 1 Tahun 1974

tentang perkawinan dan Tafsir Al-Misbah karya M. Quraish

Shihab.

b. Bahan Hukum Sekunder

13 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: RinekaCipta, 2013), h. 172 .

14 Burhan As- Shafa, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), h.103.15 Sumadi Suryabrata, Metode Penelitian, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h. 93.

Page 23: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

11

Bahan hukum sekunder adalah bahan-bahan yang membahas

bahan primer.16 Pada penelitian ini, yang menjadi bahan hukum

sekunder adalah sebagai berikut:

1) Kitab Bulughul Maram, pengarang Ibnu Hajar Al-Atsqolani

2) Buku Fiqih Munakahat, Abdul Rahman al-Ghazali

3) Buku fiqih sunnah, pengarang Sayyid Syabiq

4) Buku Perzinahan dalam Peraturan Perundang-Undangan di

Indonesia ditinjau dari Hukum Islam, Neng Jubaedah.

c. Bahan Hukum Tersier

Bahan hukum tersier adalah bahan-bahan yang bersifat

menunjang (penjelasan atau petunjuk) dari bahan primer dan

sekunder.17 Bahan hukum tersier pada penelitian ini di antaranya

yaitu kamus dan bahan dari internet.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini

adalah tehnik dokumentasi. Dokumentasi adalah mencari

keperpustakaan untuk membaca serta selektif buku-buku referensi,

catatan, dokumen-dokumen, naskah-naskah, laporan-laporan, majalah

dan materi informatif lain yang telah dibuat oleh penulis-penulis lain

dan ada kesinambungannya terhadap masalah yang tengah diteliti.18

Penelitian yang peneliti lakukan ini adalah penelitian pustaka (library

research). Sehingga dalam penelitian ini peneliti melakukan

16 Burhan As-Shafa, Metodologi Penelitian, h. 10317 Burhan Ashafa, Metodologi Penelitian, h. 291.18 Usman Rians, Metodologi Penelitian Sosial Dan Ekonomi, (Teori Aplikasi), (Bandung:

Cet. 2009), h, 43.

Page 24: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

12

pengumpulan data dengan membaca, mempelajari dan memahami isi-

isi dari buku-buku dan bahan bacaan lain yang berkaitan dengan

masalah yang tengah diteliti lakukan.

4. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh sehingga dapat mudah difahami dan

hasilnya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data yang

digunakan adalah analisa data kualitatif dengan menggunakan metode

deduktif yaitu analisis yang berawal dari pengetahuan yang bersifat

umum untuk mendapatkan kesimpulan khusus.19

Setelah diperoleh data-data yang dibutuhkan dari berbagai sumber

(buku-buku, kitab-kitab, majalah dan lain sebagainya). Data-data

tersebut selanjutnya diolah dan dianalisis secara kualitatif yaitu

dengan cara menguraikan dan merinci data-data yang ada sehingga

dapat diambil kesimpulannya. Adapun analisis kualitatif ini

menggunakan metode berfikir deduktif yang berpangkal pada

peristiwa umum, yang sebenarnya telah diketahui yang berakibat pada

suatu kesimpulan dan pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus.

5. Pendekatan

Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normatif.

Pendekatan ini merupakan apa yang tertulis didalam aturan undang-

19 Lexy J Meleong, Metode Penelitian Kualitatif (Jakarta: Remaja Rosda Karya, 1999),h. 3

Page 25: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

13

undang dan aturan hukum dijadikan sebagai norma yang menjadi

patokan manusia dalam berprilaku yang seharusnya. Pada penelitian

hukum normatif, pengelolaan data pada hakikatnya kegiatan untuk

mengadakan sistematisasi terhadap bahan-bahan hukum tertulis

tersebut untuk memudahkan analisis dan kontruksi. Yuridis normatif

pada hakikatnya adalah menekankan pada metode deduktif sebagai

pegangan utama, dan metode induktif sebagai tata kerja panjang.20

Oleh karena itu maka peneliti memecahkan suatu gejala dengan

menggunakan Undang-undang dan landasan hukum Islam sebagai

sumber utama dalam menyelesaikannya. Sehingga pendekatan ini

merupakan pendekatan terhadap bahan hukum tertulis berupa undang-

undang, Qur’an, hadis dan bahan tertulis lainnya.

20 Sugiono, Metode Penelitin Kualitatif, h, 230.

Page 26: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

14

BAB II

BIOGRAFI M. QURAISH SHIHAB

A. Riwayat Kehidupan M. Quraish Shihab

M. Quraish Shihab merupakan Ulama’ besar yang lahir, di Rapang

Sulawesi Selatan. Pada 16 februari 1944 ayahnya bernama Abdurrahman

Shihab dalah keluarga keturunan Arab yang terpelajar dan menjadi Ulama’

sekaligus guru besar Tafsir di IAIN Alaudin, Ujung Pandang. Sebagai

seorang yang berpikiran maju, Abdurrahman percaya bahwa pendidikan

adalah agen purubahan. Sikap dan pandangannya yang demikian maju itu

dapat dilihat dari latar belakang pendidikannya yaitu Jami’atul Khoir,

sebuah lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia. Murud-murid yang

belajar dilembaga ini diajari tentang gagsan-gagasan pembaharuan gerakan

dan pemikiran Islam. Hal ini terjadi karena lembaga ini memiliki

hubungna yang erat dengna sumber-sumber pembaharuan ditimur tengah

sperti Hadromaut, Haromain dan Mesir. Banyak guru yang didatangkan

kelembaga tersebut diantaranya Syeikh Ahmad Soorkati yang berasal dari

Sudan, Afrika.21

Sejak kecil M. Quraish Shihab telah menjalani pergumulan dan

kecintaan terhadap al-Qur’an. Pada umur 6-7 tahun, oleh ayahnya ia harus

mengikuti pengajian al-Qur’an yang diadakan oleh ayahnya sendiri. Pada

waktu itu, selain menyuruh membaca al-Qur’an ayahnya yang

menguraikan kisah-kisah dalam al-Qur’an. Disinilah menurut M.Quraish

21 Abudin Nata, Tokoh-Tokoh Pembaharuan Pendidikan Islam di Indonesia, ( Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada, 2005), h. 362-363.

Page 27: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

15

Shihab, benih-benih kecintaannya terhadap al-Qur’an mulai tumbuh. Bagi

M.Quraish Shihab ayahandanyalah yang memberikan dorongan kepadanya

sehingga ia memiliki semangat mencari ilmu yang luar biasa. Nasihat-

nasihat Abdurrahman Shihab (1905-1986) selalu ia ingat hingga ia dewasa,

bahkan hingga saat ini. 22

Dilihat dari riwayat kehidupan M. Quraish Shihab beliau adalah

seorang yang memang sangat suka dalam hal pendidikan khususnya Al-

Qur’an, selain cerdas juga sangat telaten dan giat didalam mengkaji

memahami Al-Qur’an dan suka mengikuti pengkajian Al-Qur’an. Ibrah

yang dapat diambil yaitu ketelatenan dan ketekunan beliau walaupun

beliau adalah putra seorang yang terpandang pengemuka agama, namun

tidak menjadikan alasan untuk mengandalkan semua itu pada orang

tuanya.

B. Riwayat Pendidikan dan Karya-KaryaM. Quraish Shihab

Tahun 1958, M. Quraish Shihab meninggalkan Indonesia untuk

berangkat ke Kairo Mesir dan diterima dikelas 2 Tsanawiyah Al-Azhar.

Setelah selesai menempuh Tsanawiyah ia melanjutkan kejenjang

perguruan tinggi dan mengambil jurusan Tafsir dan Hadis di Fakultas

Usuluddin Universitas Al-Azhar untuk mendalami ilmu Tafsir mendapat

cobaan yaitu tidak dapat masuk jurusan Tafsir dan Hadis karena adanya

persyaratan yang tinggi iapun rela mengulang 1 tahun demi dapat masuk

dijurusan tersebut.

22 M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, (Bndung, Mizan, 1994), h. 6

Page 28: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

16

Setelah 4 tahun kuliah,pada tahun 1967 menyelesaikan studynya di

Universitas Al-Azhar dan mendapatkan gelar Lc. (License; stara S1).

Selanjutnya M. Quraish Shihab mengambil progam Magister di

Universitas yang sama selama 2 tahun. Pada tahun 1969, berhasil meraih

gelar MA untuk spesialis bidang Tafsir Al-Qur’an dengan tesis yang

berjudul al-Ijaz at-Tasyri’i al-Qur’an al-Karim.Pada tahun 1980, M.

Quraish Shihab kembali ke Kairo dan melanjutkan pendidikannya di

almamaternya yang lama, Universitas Al-Azhar. Pada tahun 1982 dengan

desertasi yang berjudul Nazhm Al-Durar Li Al-Biqa’iy, Tahqiq Wa Dirasa,

beliau berhasil meraih gelar doctor dengan ilmu-ilmu Al-Qur’an dengan

yudisium Summa Cum Laude disertai penghargaan tingkat 1 ( mumtaz

ma’a martabat al-syaraf al-‘ula).23

Sekembalinya di Indonesia tahun 1984, M. Quraish Shihab

ditugaskan di Fakultas Usuluddin dan Fakultas Pasca Sarjana IAIN Syarif

Hidayatullah, Jakarta tahun 1984. Selain itu beliau juga dipercaya sebagai

ketua MUI pusat , Anggota Lajnah Pentashih Al-Qur’an Departemen

Agama pada tahun 1989, Anggota Badan Pertimbangan Pendidikan

Nasional pada tahun 1989, dan Ketua Lembaga Perkembangan serta beliau

juga banyak terlibat dalam beberapa organisasi profesional. Tidak kalah

pentingnya beliau juga aktif dalam tulis menulis surat kabar dalam rubik

“Pelita Hati”, beliau mengasuh rubik “Tafsir Al-Amanah” , selain itu juga

tercatat sebagai anggota Dewan Redaksi Majalah Ulumul Qur’an dan

Mimbar Ulama, kedua terbit di Jakarta. Selain itu berbagai buku suntingan

23M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, h. iv

Page 29: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

17

dan jurnal-jurnal ilmiah, hingga kini sudah 3 bukunya diterbitkan, yaitu

Tafsir Al-Manar, Keistimewaan dan Kelemahannya, (Ujung Padang: IAIN

Alaudin, 1984); Filsafat Hukum Islam (Jakarta: Departemen Agama,

1987); dan Mahkota Tuntunan Illahi (Tafsir Surat Al-Fatihah) (Jakarta:

Utama, 1988).24 Selain itu karya yang di terbitkan oleh M. Quraish Shihab

diantaranya yaitu:

1) Tafsir Al-Manar: Keistimewaan dan Kelemahannya, tahun 1984

diterbitkan di IAIN Alaudin Ujung Pandang.

2) Filsafat Hukum Islam, tahun 1987 diterbitkan Departemen

Agama RI di Jakarta.

3) Mahkota Tuntunan Ilahi: Tafsir Surat Al-Fatihah, tahun 1988

diterbitkan Untagama di Jakarta.

4) Membumikan Al-Qur’an: Fungsi dan Peranan Wahyu dalam

Kehidupan Masyarakat, tahun 1994 diterbitkan oleh penerbit

Mizan Bandung.

5) Studi Kritik Tafsir Al-Manar, 1994 diterbitkan oleh penerbit

Pustidaka Hidayah di Bandung.

6) Lentera Hati: Kisah dan Hikmah Kehidupan, tahun1994

diterbitkan oleh Mizan di Bandung.

7) Untaian Permata buat Anakku, Pesan Al-Qur’an untuk

Mempelai, tahun 1995 diterbitkan oleh Mizan di Bandung.

24M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, h. IV

Page 30: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

18

8) Tafsir Al-Qur’an Al-Karim: Tafsir Surat-Surat Pendek

Berdasarkan Urutan Turunnya Wahyu, tahun 1997 diterbitka

oleh Pustidaka Hidayah di Bandung.

9) Fatwa-Fatwa Seputar Al-Qur’an dan Hadis, tahun 1999

diterbitkan oleh Mizan di Bandung,

10) Tafsir Al-Misbah: Pesan Kesan dan Keserasian Al-Quran,

Volum II, III, tahun 2002 diterbitkan oleh Lentera Hati di Jakarta.

11) Tafsir Al-Misbah: Pesan Kesan dan Keserasian Al-Quran,

Volum XII, tahun 2003 diterbitkan oleh Lentera Hati di Jakarta.

12) Tafsir Al-Misbah: Pesan Kesan dan Keserasian Al-Quran,

Volum XV, tahun 2003 diterbitkan oleh Lentera Hati di Jakarta.

13) Logika Agama: Kedudukan Wahyu dan Batas-Batas Akal dalam

Islam, Tahun 2005 diterbitkan oleh Lentera Hati di Jakarta.

14) Dia di Mana-Mana “Tangan”Tuhan di Balik Setiap Fenomena,

tahun 2006 diterbitkan oleh Lentera Hati di Jakarta.

15) Perempuan, dari Cinta Sampai Sexs, dari Nikah Mut’ah Sampai

Nikah Sunnah, dari Biasa Lama Sampai Biasa Baru, tahun 2006

diterbitkan Lentera Hati dan Pusat Studi Al-Qur’an di Jakarta.

16) Ensiklopedia Al-Qur’an Kajian Kosakata, Jilid I,II,III, tahun

2007 diterbitkan Mizan PSQ dan Lentera Hati dan Yayasan

Paguyban Iklas di Jakarta.

Page 31: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

19

17) Al-Lubab: Makna dan Tujuan dan Pelajaran dari Al-Fatihah

dan Juz Amma, tahun 2008 diterbitkan oleh Lentera Hati.25

Banyak karya yang telah di buat oleh M. Quraish Shihab

sebagaimana yang tertera diatas, itu merupakan suatu usaha dan kerja

keras beliau sebagai sosok yang hebat dalam berkiprah didunia

pendidikan khususnya seputar pendidikan Al-Qur’an. Dengan tujuan

menggali potensi diri juga untuk pemahaman banyak orang agar

mudah dalam memahami seluruh isi kandungan dalam Al-Qur’an

yang mana semua itu terkait dalam seluruh kegiatan manusia dalam

kehidupan bahkan tujuan ke akhirat sekalipun.

C. Pemikiran M. Quraish Shihab Tentang Pernikahan

Allah menciptakan mahluk yang saling berpasangan, dengan

berlawanan keadaanya. Seperti siang dan malam, suka dan duka, langit

dan bumi, semua itu supaya manusia dapat mengambil dari pelajarannya.

Demikian dapat dipahami bahwa manusiapun sama, saling berpasangan

dengan landasan diberikan cinta dan kasih untuk keduannya oleh Allah.

Semua manusia sangat mendambakan setiap pasangannya dan dapat hidup

dengan pasangannya tersebut, sehingga dalam mengarungi kehidupan

tidak merasa sendiri, melainkan ada yang menemani dan mendampingi

baik dalam suka maupun duka.

Menurut M. Quraish Shihab pernikahan merupakan hal yang

fitrah bagi setiap manusia yang bertujuan untuk melangsungkan

25 Atik Wartini, “Tafsir Feminis M. Quraish Shihab: Telaah Ayat-Ayat Gender dalam Al-Misbah”, PALASTREN, (Yogyakarta: Universitas Negri Yogyakarta dan Penerbit Hadi Ari),Volume No. 6, 2 Desember 2013, h. 482.

Page 32: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

20

kehidupan. Allah menciptakan mahluk dengan berpasang-pasangan,

dengan naluri mahluk masing-masingmemiliki pasanagan dan berupaya

bertemu dengan pasangannya.26

Sedangkan menurut para Ulama’ tentang pengertian Nikah

diantaranya yaitu :

1. Kitab fathul qorib karya Muhammad bin Qosim Al-Ghazali

mengemukakan :

.العقد, الضم والوطء: النكاح لغه

Artinya: nikah menurut bahasa artinya الضم (dikumpulkan), والوطء

(hubungan suami istri), العقد (akad).27 Yang berarti perkumpulan dan

hubungan suami istri yang bentuk oleh adanya suatu akad yaitu ijab

dan qobul.

2. Menurut Ulama’ Syafi’iyah mendefnisikan nikah yaitu:

.يج و ز ت ـوال ا اح ك ن لا ا ظ ف ل ب ه ح ا ن م ض ت ي ــد ق ع

Artinya: akad atau perjanjian yang mengandung maksud

membolehkan hubungan kelamin dengan menggunakan lafadz na-ka-

ha atau za-wa-ja.Maksudnya iyalah suatu akad yang dengannya

menjadi halal hubungan seksual antara pria dengan wanita sebagai

suami dan istri.28

26 M. Quraish Shihab, Pengantin Al-Qur’an, Kalung Permata Buat Anak-Anakku,(Cet.III, Lentera Hati, 2007), h. 2

27Muhammad Bin Qosim Al-Ghazali, Syarah Fathu Al-Qorib, (Indonesia: Daru Ihya’ulKutub Al-Arobiyah), h. 43

28Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam Di Indinesia Antara Fiqih Dan Undang-Undang Perkawinan, (Jakarta: Kencana, 2007), h. 36

Page 33: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

21

Dalam Kompilasi Hukum Islam dijelaskan “Perkawinan

yang sah menurut hukum Islam merupakan pernikahan, yaitu akad

yang kuat atau mitsaqan ghalidon untuk mentaati perintah Allah dan

melaksanakannya merupakan ibadah”.29

Menurut undang-undang No. 1 Tahun 1974 dinyatakann

bahwa. “Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang wanita

dan seorang pria sebagai suami istri dengan tujuan membentuk

keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan

ketuhanan Yang Maha Esa”.30

Kata nikah bukan diartikan sebagai hubungan seksual saja,

tetapi pernikahan juga diartikan sebagai akad yang menghalalkan

pergaulan dan membatasi hak dan kewajiban serta tolong-menolong

antara seorang laki-laki dan perempuan yang bukan mahrom.31

Adanya suatu akad dalam perkawinan berarti seorang laki-

laki dan perempuan memiliki kewajiban untuk memikul tanggung

jawab secara bersama-sama. Selain itu perkawinan memiliki manfaat

yang sangat penting terhadap kepentingan sosial yaitu memelihara

kelangsungan jenis manusia, memelihara keturunan, menjaga

keselamatan masyarakat dari segala macam yang dapat

membahayakan termasuk penyakit, dan menjaga ketentraman jiwa.

Pernikahan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam

kehidupan manusia dan itu merupakan suatu yang sakral adanya. Oleh

29Kompilasi Hukum Islam, Bab II Pasal 2 (Bandung: 2008, Nuansa Aulia), h. 230Undang-undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan pasal 1 ayat 1.31 Sulaiman Rasyid, Fiqih Islam, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2011), h. 373.

Page 34: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

22

karenanya terdapat beberapa unsur yang harus ada dalam suatu

pernikahan, yaitu:

1. Rukun dan Syarat Nikah

a. Rukun nikah

Rukun merupakan bagian dari hakikat sesuatu, rukun

masuk didalam subtansinya, adanya sesuatu itu karena adanya

rukun dan tidak adanya karena tidak ada rukun. Artinya rukun

itu adalah sesuatu yang harus ada yang menentukan sah dan

tidaknya suatu pekerjaan (ibadah), dan termasuk dalam

rangkaian pekerjaan tersebut.32 Dalam pernikahan juga ada

rukunya, karena menikah adalah suatu pekerjaan ibadah yang

di anjurkn oleh Allah.

Menurut jumhur Ulama’ rukun nikah terdiri dari :

1) Adanya calon suami dan istri yang akan melakukan

pernikahan

2) Adanya wali dan pihak calon pengantin wanita

Pernikahan dianggap sah apabila ada sorang wali atau

wakinya yang akan menikahkannya. Dalam hadis lain

Rosulullah SAW bersabda:

قال قال رسول الله صلي الله عليه : وعن ابي هريرة زواه (المرأة نـفسها ولا تـزوج , لا تـزوج المرأة المرأة : وسلم

)ابن ماجه32Abdul Aziz Muhammad Azzam, Abdulwahhab Syayyed Hawwas, Fikih Munakahat

Khitbah, Nikah dan Talak, (Jakatra, Amzah, 2011), h, 59.

Page 35: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

23

Artinya: “Janganlah seorang perempuan menikahkan

seorang perempuan lainnya, dan janganlah seorang

perempuan menikahnkan dirinya sendiri.” (HR. Ibnu

Majjah).33

3) Adanya dua orang saksi

Pelaksanaan akad nikah akan sah apabila dua orang saksi

yang menyaksikan akad nikah tersebut.

4) Sighot akad nikah

Ijab qobul yang diucapkan oleh wali atau wakilnya dari

pihak wanita, dan dijawab oleh pengantil laki-laki. 34

Menurut Imam Syafi’i rukun nikah ada 5:

1) calon pengantin laki-laki

2) calon pengantin perempuan

3) wali

4) dua orang saksi

5) sighot akad nikah

Menurut Imam Malik rukun nikah ada 5:

1) calon pengantin laki-laki

2) calon pengantin perempuan

3) mahar

4) wali dari pihak perempuan

5) sighot akad nikah.

b. Syarat Nikah

33 Ibnu Hajar Al-Asqolani, h. 21034 Abdul Rahman Ghozali, Fiqih Munakahat, (Jakarta, Kencana Prenada Media, 2003),

h.46

Page 36: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

24

Syarat nikah adalah sesuatu yang harus ada pada saat

pelaksanaan nikah, baik itu rukunnya maupun dasar-dasar

rukun sehingga jika tertinggal sedikit bagian dari syarat

tersebut maka rukun tidak terpenuhi. Apabila syarat-syarat

perkawinan terpenuhi maka pernikahan bisa berlangsung dan

menimbulkan adanya segala hak dan kewajiban sebagai suami

istri atau sah.35

Secara garis besar syarat nikah ada dua:

1) Calon mempelai perempuan halal dinikahi oleh laki-

laki yang ingin menikahinya, bukan wanita yang haram

untuk dinikahi untuk sementara maupun selamanya.

2) Akad nikahnya dihadiri para saksi.36

c. Tujuan dan Hikmah Nikah

1. Tujuan pernikahan menurut agama Islam adalah untuk

memenuhi petunjuk agama dan mengikuti sunah Nabi

dalam rangka mendirikan keluarga yang harmonis,

sejahtera, tenang dan tentraman lahir batin, memperoleh

keturunan yang shaleh dan shalehah, sehingga timbul

kebahagiaan antar keluarga manusia).37

2. Hikmah yaitu ketika keturunan banyak maka proses

kemakmuran bumi berjalan dengan mudah, dan

keturunanlah yang tidak terputus amalnya dan doanya

35 Abdul Aziz Muhammad Azzam, Fikih Munakahat, h, 96.36 Sayyid sabiq, fiqih sunah, . h 7837 Slamet Abidin, Fiqih Munakahat, (Bandung, Pustaka Setia, 1999), h. 13-18

Page 37: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

25

untuk orang tuanya ketika sudah tidak ada. Menjalin

silaturahmi antara dua keluarga.38

d. Batalnya Nikah

Batalnya pernikahan adalah rusak (fasakh) atau tidak

sahnya pernikahan karena tidak memenuhi salah satu syarat

atau salah satu rukunnya, atau sebab lain yang dilarang dan

diharamkan oleh agama, seperti saudara sepersusuan.39

Suatu pernikahan merupakan hal yang skaral dimana

bagi setiap orang yang sudah memenuhi syarat dan ketentuan

diaanjurkan untuk menjalankannya.Pernikahan sudah bukan

hal yang asing lagi bagi manusia, semua aturan sudah

tercantum didalam Al-Qur’an dan hadis kemudian diperjelas

oleh dalil dan undang-undang yang menjadikan suatu

pernikahan itu merupakan hal yang benar-benar harus

dilakukan oleh umat manusia, supaya kehidupan ini tertib,

bermoral dan beretika. Karena dengan adanya suatu

pernikahan kehudupan akan menjadi sempurna, hati merasa

tentram, kehidupan terarah dan jiwa merasa damai

sebagaimana yang sudah dijanjijan oleh Allah SWT.

38 Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah Jilid 5, (Bandung, Al-Maarif, 1995), h. 4539 Abdul Rahman Ghazali,Fiqih Munakahat, h. 141

Page 38: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

26

BAB III

PENAFSIRAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT M. QURAISH

SHIHAB DALAM TAFSIR AL-MISBAH

A. Isi Kandungan Surat An-Nur Ayat 3

Beberapa ayat selain ayat ini sudah banyak yang menerangkan

tentang larangan Allah mendekati perbuatan-perbuatan keji, dosa-dosa

besar ataupun perbuatan-perbuatan yang tidak baik lainnya. Adapun

perbuatan dosa besar berbagai macamnya, salah satu diantaranya adalah

perbuatan zina yang mana dengan perbuatan tersebut akan menimbulkan

berbagai macam mudhorot (bahaya/kerusakan) terhadap pelakunya baik

dalam kehidupan didunia maupun didalam akhiratnya. Sebagaimana

terdapat didalam Surat An-Nur Ayat 3 yang memiliki kandungan makna

didalamnya yaitu larangan orang muslim menikah dengan pezina secara

terperinci.

Menurut M. Quraish Shihab, banyak yang memahami surat An-

Nur ayat 3 dalam arti galibnya, seorang yang cenderung dan senang

berzina, enggan menikahi siapa yang taat beragama. Demikian juga wanita

pezina tidak diminati kepada laki-laki yang taat beragama. Ini karena

masing-masing ingin mencari pasangan yang sejalan dengan sifat-sifatnya,

sedang keshalehan dan perzinaan adalah dua hal yang bertolak belakang.

Perkawinan antara lain bertujuan melahirkan ketenangan,

kebahagiaan dan kelanggengannya cerita kasih antara suami istri bahkan

semua keluarga. Bagaimana mungkin hal-hal tersebut terpenuhi bila

Page 39: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

27

perkawinan itu terjalin antara seseorang yang memelihara kehormatan

dengan yang tidak memeliharanya.40

M. Quraish Shihab juga mengatakan bahwa, firman Allah SWT:

ـن ي ن م ـؤ م ي ال ل ع ك ل ذ م ر ح و

Artinya: “dan yang demikian itu diharamkan atas orang-orang

mukmin.”

Diperselisihkan juga oleh para ulama’. Ada yang berpendapat

bahwa sabab nuzul ayat ini khusus bagi kasus Marstad dan ‘Anaq, yang

ketiaka itu disamping pezina juga bersetatus sebagai wanita kafir, tidak

bagi pezina yang muslimah. Ada juga yang mengartikan bahwa kata itu

pada penutup ayat ini, menunjuk kepada perzinaan bukan perkawinan,

sehingga ayat ini berarti: “perzinaan diharamkan bagi orang-orang

mumin.”41

Terdapat pula yang memahami kata diharamkan bukan dalam

pengertian hukum, tetapi dalam pengertian kenasahan yakni telarang dan

dengan demikian ayat ini bearti bahwa itu tidak wajar dan kurang baik.42

Menurut Muhammad Yunus lelaki yang berzina tidak boleh kawin,

melainkan pada perempuan pezina begitu pula sebaliknya.43 Arti kawin

disni merupakan hubungan seksual laki-laki dengan perempuan bukan

pelaksanaan pernikahannya.

40 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan, Dan Keserasian Al-Qur’an,(Jakarta: Lentera Hati, 2002), h. 286-287

41 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan, Dan Keserasian Al-Qur’an, h.287

42 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan, Dan Keserasian Al-Qur’an, h.287

43 Muhamad Yunus, Tafsir Qur’an Karim, (Jakarta: PT. Hidakarya Agung Jakarta,2004), H. 510

Page 40: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

28

Terdapat juga didalam tafsir ibnu katsir mengenai makna surat

An-Nur ayat 3 yaitu tidak pantas orang yang beriman kawin dengan

pezina, demikinan sebailiknya. Dengan dalih pada ayat ini Imam Ahmad

bin Hanbal berpendapat ahwa tidak sahlah pernikahan seorang pria yang

baik-baik dengan seorang perempuan pezina (pelacur) selama ia belum

bertaubat, demikan pula pernikahan seorang perempuan baik-baik dan

bersih dengan seorang laki-laki pezina atau hidung belanga kecuali kalau

tidak bertaubat.44

Menurut M. Quraish Shihab berbicara mengenai ayat ketiga surat

An-Nur yakni keharusan menghindari pezina, apalagi ingin dijadikan

pasangan hidup. Ayat ini menyatakan bahwa laki-laki pezina, yakni yang

kotor dan kebiasaan berzina tidak wajar mengawini melainkan perempuan

pezina yang kotor dan terbiasa berzina pula.

Imam syafi’i mengemukakan bahwa pakar-pakar tafsir berbeda

pendapat tentang ayat ini kemudian beliau mengemukakan suatu riwayat

yang menyatakan bahwa ayat ini turun berkenaan dengan waita tuna susila

yang pada masa jahiliah memasang tanda-tanda/bendera didepan rumah

mereka. Nah, ketika itu ada sementara kaum muslimin yang berencana

kawin dengan mereka. Maka ayat ini mengharamkan perkawinan tersebut.

Lebih jauh Imam madzhab itu mengemukakan riwayat lain yang

menyatakan bahwa ayat ini bukan hanya berkaitan dengan kasus diatas

tetapi bersifat umum, namun dibatalkan keberlakuan hukumnya melalui

ayat 32 surah ini.

44 Terjemah Tafsir Ibnu Katsir 5, Surabaya, 2004 PT. Bina Ilmu, h. 464

Page 41: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

29

Ulama’ bermadzhab Hanbali dan Zahiri menetapkan bahwa

perkawinan dengan pelaku zina (laki-laki atau perempuan) tidak dianggap

sah sebelum ada pernyataan taubat. Imam Ahmad dan sekelompok ulama’

lain berpendapat bahwa perkawinan pezina pria kepada wanita yang

memelihara diri/baik-baik atau sebaliknya tidaklah sah.

Salah satu alasan tidak disahkan antara perkawinan dengan pelaku

zina (laki-laki atau perempuan) adalah ayat yang ditafsirkan ini. Salah

satu implikasi dari ayat ini adalah perkawinan yang didahului oleh

kehamilan. Banyak ulama’ yang menilainya sah. Sahabat Rosulullah SAW

Ibnu Abbas berpendapat bahwa hubungna dua jenis kelamin yang tidah

didahului oleh pernikahan yang sah lalu dilaksanakan sesudah pernikahan

yang sah, menjadikan hubungna tersebut awalnya haram dan akhirnya

halal.

Perkawinan seorang yang telah berzina dengan wanita kemudian

menikahinya dengan sah adalah seperti keadaan orang yang mencuri buah

dari kebun seseorang, kemudian dia membeli dengan sah kebun tersebut

bersama seluruh buahnya. Apa yang dicurinya (sebelum pembelian itu)

haram, sedang yang dibelinya setelah pencurian itu adalah halal. Inilah

pendapat imam Syafi’i dan abu hanifah. Sedang Imam Malik menilai

bahwa siapa yang berzina dengan seseorang kemudian dia menikahinya

maka hubungan seks keduanya adalah haram, kecuali ia melakukan akad

Page 42: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

30

nikah yang baru, setelah selesai iddah dari hubungan seks yang tidah sah

itu. 45

Menurut M. Quraish Shihab hukum yang terdapat dalam

kandungan surat An-Nur ayat 3 yaitu bukan tertuju pada pada kasus yang

terdapat pada asbabun nuzul saja atau kasus terhadap lelaki miskin yang

ingin menikahi janda kaya supaya ia dapat numpang hidup, akan tetapi

ayat ini berlaku untuk umum yang man terdapat kata itu pada penghujung

ayat ini menunjukkan pada perzinahan bukan perkawinan, sehingga ayat

ini berarti “perzinahan diharanmkan bagi orang-orang mukmin”.

B. Metodologi Pemikiran M. Quraish Shihab dalam Menafsirkan Al -

Qur’an.

Menurut M. Quraish Shihab Tafsir adalah penjelasan ayat al-

Qur’an yang disesuaikan dengan kondisi kekinian atau saat ini (tafsir

kontemporer). Pengertian seperti ini sejalan dengan pengertian tajdid

yakni upaya untuk menyesuaikan ajaran agama dengan kehidupan

kontemporer, dengan jalan mentakwilkan atau menafsirkan sesuai dengan

perkembangan ilmu pengetahuan serta kondisi sosial masyarakat.46

Namun, definisi tersebut apabila tidak dipahami dengan teliti

dapat membuahkan pengertian yang tidak sejalan atau tidak sepaham.

Maka diartikan secara rinci maksud dari tafsir modern adalah

merekontruksi kembali produk-produk tafsir klasik yang sudah tidak

memiliki relevansi dengan kehidupan modern.47

45 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan, Dan Keserasian Al-Qur’an, h.287

46 M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, h. 9347 Rosikhan Anwar, Samudra Al-Qur’an, h. 283

Page 43: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

31

Diawal abad ke-3 Hijriyah merupakan era perkembangan ilmu

tafsir yang terbagi menjadi dua macam metode penafsiran, yaitu tafsir

bira’yi (berdasarkan logika) dan tafsir bil ma’tsur (berdasarkan riwayat).

Munculnya metode tafsir kontemporer diantaranya dipicu oleh

kekhawatiran yang akan ditimbulkan ketika penafsiran Al-Qur’an

dilakukan secara tekstual, dengan mengabaikan situasi dan latar belakang

turunnya suatu ayat sebagai data sejarah yang penting.

Mufassir kontemporer di Indonesia yaitu M. Quraish Shihab

yang telah menyusun tafsir Al-Misbah, Buya Hamka yang telah menyusun

tafsir Al-Azhar dan mengeluarkan beberapa fatwanya yang kekinian.

Kemudian juga ada Teungku Muhammad Hasby Ash-Siddieqy yang

mengeluarka buku mengenai ilmu-ilmu Al-Qur’an dan tafsir An-Nur.

Adapun metode temuan ulama’ kontemporer yang dipopulerkan

oleh M. Quraish Shihab yang dianut sebagai Ulama’ ahli Al-Qur’an

adalah:

1. Metode Ijmali (global)

2. Metode Tahlili (analisis)

3. Metode Muqarin (perbandingan)

4. Metode Maudlu’i (tematik) dan

5. Metode Kontekstual (berlandaskan pertimbangan latar belakang

sejarah, sosiologi, budaya, adat istiadat dan pranata-pranata yang

terjadi dan berkembang dalam masyarakat Arab sebelum dan sesudah

turunnya Al-Qur’an).48

48 M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, h.100

Page 44: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

32

Adapun corak penafsiran M. Quraish Shihab dalam tafsir Al-

Misbah yaitu menggunakan urutan Mushaf Usmani yaitu dimulai dari

surah al-fatihah sampai dengan surah An-Nass, pembahasan dimulai

dengan memberikan pengantar dalam ayat-ayat yang akan ditafsirkannya.

Dalam uraian tersebut meleputi :

1. Penyebutan nama-nama surat (jika ada) serta alasan-alasan

penamanya, jika disertai dengan keterangan tentang ayat-ayat diambil

untuk dijadikan ayat surat.

2. Jumlah ayat dan tempat turunnya, misalnya, apakah ini dalam kategori

surah makkiyya atau dalam kategori surah madaniyyah dan ada

pengecualian ayat-ayat tertentu jika ada.

3. Penomoran surat berdasarkan penurunan dan penulisan mushaf kadang

juga disertai dengan nama surat sebelum atau sesudahnya surat

tersebut.

4. Menyebutkan tema pokok dan tujuan serta menyertakan pendapat para

ulama’ tentang tema yang dibahas.

5. Menjelaskan hubungan antara ayat sebelum dan sesudah.

6. Menjelaskan tentang sebab-sebab turunnya surat atau ayat, jika ada.

Beberapa cara yang telah dijelaskan di atas adalah upaya M.

Quraish Shihab dalam memberikan kemudahan pembaca Tafsir Al-Misbah

yang pada akhirnya pembaca dapat diberikan gambaran secara menyeluruh

tentang surat yang akan dibaca, kemudian setelah itu M. Quraish Shihab

membuat kelompok-kelompok kecil untuk menjelaskan tafsirnya.

Page 45: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

33

Adapun beberapa prinsip yang dapat diketahui dengan melihat

corak Tafsir Al-Misbah adalah karena karyanya merupakan satu kesatuan

yang tak terpisahkan. Dalam Tafsir Al-Misbah, beliau tidak pernah luput

dari pembahasan ilmu munasabah yang tercermin dalam enam hal, yaitu:

1. keserasian kata demi kata dalam setiap surah.

2. keserasian antara kandungan ayat dengan penutup ayat.

3. keserasian hubungan hubungan ayat dengan ayat sebelumnya atau

sesedahnya.

4. keserasian uraian muqoddimah satu surat dengan penutupnya.

5. keserasian dalam penutup surah dengan muqoddimah surah

sesudahnya dan

6. keserasian tema surah dengan nama surah.49

C. Pemikiran M. Quraish Shihab Tentang Hukum Menikahi Pezina.

Tela’ah pemikiran mufassir Indonesia M. Quraish Sihab,

merupakan analisis hasil dari penelitian. Agar penelitian ini dapat

dipahami dengan baik maka peneliti membagi menjadi dua sub analisis

M. Quraish Sihab yaitu analisis dilihat dari asbab an-Nuzul dan analisis

dilihat dari kandungan hukum. Berikut ini penjelasannya:

1. Dilihat dari Asbabunnuzul

Asbabun nuzun dari surah An-Nur ayat 3 adalah:

Pertama At-Titmidzi berkata, Abu bin Humaid menceritakan kepada

kami, Rauh bin Ubadah menceritakan kepada kami dari Ubaidillah bin

49 Atik Wartini, Corak Penafsiran M. Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Misbah, StudiaIslamika, (Yogyakarta: KMIP UNY Colombo Diterbitkan Oleh Hunfa ), Volume 11, No. 1/ Juni2014, h. 119-120.

Page 46: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

34

Al-Akhnas, Amr bin Syu’aib mengabarkan kepadaku dari ayahnya,

dari kakeknya, ia berkata: ada seorang laki-laki bernama Martsad bin

Abu Martsad, dan dia yang pernah membawa tawanan dari Mekah

sampai ke Madinah. 50

Terdapat seorang wanita tuna susila di Mekkah bernama

‘Anaq, ia adalah teman kenalan Martsad. Ia menjanjikan salah satu

tawanan Mekkah yang akan dibawa, ia berkata, “Martsad?”. Aku

berkata, “ aku Martsad.” Anaq berkata.” Selamat datang, marilah tidur

bersama kami.” Aku berkata,” Wahai Anaq, Allah Swt.

mengharamkan zina.”

Setelah Martsad berkata demikian kemudian ‘Anaq

berkata.” Wahai para penghuni kemah, orang ini membawa tawanan

kalian.” Delapan orang mengikutiku, aku melalui jalan kebun, berakhir

di sebuah gua, aku memasuki gua itu, mereka juga tiba dan tidur diatas

kepalaku, mereka buang air kecil, dekat kepalaku, Allah Swt.

membutakan mereka dariku. 51

Delapan orang yang mengikuti Marstad kembali dan akupun

kembali ke tempat sahabatku, lalu aku membawanya, ia adalah

seorang yang berat, hingga aku ketempat penyimpanan, aku melepas

tali ikatannya, aku membawanya, ia membantuku hingga sampai di

Madinah. Aku mendatangi Rasulullah Saw. dan berkata,” Wahai

50 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan, Dan Keserasian Al-Qur’an, h.297

51 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan, Dan Keserasian Al-Qur’an, h.297

Page 47: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

35

Rosulullah Saw. apakah boleh aku menikahi ‘Anaq, apakah boleh aku

menikahi ‘Anaq?.

Rasulullah Saw. hanya terdiam, terhadap pertanyaan Marstad

tidak membalas satu katapun, hingga turunlah ayat 3 dalam surat an-

Nur: “laki-laki yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan

yang berzina, atau perempuan yang musyrik; dan perempuan yang

berzina tidak dikawini melainkan oleh laki-laki yang berzina atau laki-

laki musyrik, dan yang demikian itu diharamkan atas oran-orang yang

mukmin.”(QS.An-Nur [24]:3).52

Turunnya ayat tersebut kemudian Rasullah Saw. bersabda,”

wahai Martsad, pezinalaki-laki hanya menikahi pezina perempuan

atau wanita musyrik. Dan pezina perempuan hanya menikahi pezina

laki-laki atau orang musyrik, oleh sebab itu janganlah engkau

menikahi ‘Anaq.” Setatus hadits: Hasan: At-Tirmidzi, Abu Daud dan

An-Nasai.53

Kedua, diriwayatkan juga bahwa ayat tersebut diturunkan

sehubungan dengan Ahlus Suffah (orang-orang muhajirin yang miskin

atau fakir yang tinggal di sebuah ruanga di Masjid Nabawi di

Madinah). Mereka tidak memiliki tempat tinggal dan keluarga, lalu

mereka menempati sebuah ruangan di Masjid Nabawi.

Mereka yang berjumlah 400 orang laki-laki. Pada siang hari

mereka mencari rizki, dan dimalam hari mereka keambali ke suffah.

52 Nurcholis, Asbabun Nuzul Sejarah Turunnya Ayat-Ayat Al-Qur’an, (Surabaya: PustakaAnda Surabaya, 1997), h. 372.

53 Muhammad Nashiruddin Al-Bani, Derajat Hadis-Hadis Dalam Tafsir Ibnu Katsir(Tafsir Al-Qur’an Al-‘Adzim), Diterjemahkan Oleh ATC Mumtaz Arabia, (Jakarta: PustakaAzzam, 2008), h. 610-6011

Page 48: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

36

Sedang di Madinah, (pada saat itu), banyak para wanita pelacur dengan

pakaian-pakain mewah yang mengambil laki-laki lain sebagai

piaraannya.54 Lalu, sebagian mereka bermaksud mengawini

perempuan-perempuan itu untuk bisa tinggal dirumah mereka dan ikut

numpang hidup. Kemudian turunlah ayat tersebut.55

Dilihat dari segi asbab an-Anuzul mufassir Indonesia ayat

tersebut mengacu kepada riwayat At-Tirmizi, Abu Daud, dan An-

Nasa’i, yang status hadistnya hasan. Oleh karena itu kandungan asbab

an-Nnuzul disini cukup kuat untuk menjadi analisis kandungan hukum.

Dengan demikian peneliti menguraikan pendapat asbabun nuzul dari

mufassir Indonesia M. Quraish Shihab yakni:

M. Quraish Shihab dalam pendapat beliau ada yang mengacu

pada Imam Madzhab bahwa ayat ini bukan hanya berkaitan denga

kasus di atas tetapi bersifat umum, namun telah dibatalkan keberlakuan

hukumnya melalui ayat 32 surat An-Nur.

Artinya: “dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu,

dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu

yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. jika

54 Moh. Syamsi, Asbabun Nuzul Sebab-Sebab Turunnya Ayat Al-Qur’an, (Surabaya:Amelia Surabaya, 2014), h. 493.

55 Syekh Muhammad Ali As-Shabuni, Rawa’i’u Al-Bayan Tafsir Ayat Al-Ahkam, h. 11

Page 49: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

37

mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya.

dan Allah Maha Luas lagi Maha mengetahui.”

( مي من( كموانكحوا الأ “dan nikahkanlah orang-orang yang

sediriandiantara kamu” kata مي( ) الأ adalah bentuk jamak dari kata

( مي ـأ ), yakni wanita yang tidak bersuami baik gadis maupun janda, dan

laki-laki yang tidak beristri, dan ini berlaku bagi kaum laki-laki dan

wanita yang merdeka (bukan budak), ( لحينوالصا ) “ dan orang-orang

yang shalih”, yakni orang-orang yang beriman, (من عبادكم وإمائكم),

“diantara hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba

sahayamu yang perempuan”. Kata (عباد) adalah salah satu bentuk

jamak dari kata ( دعب ,”jika mereka“ (إنيكونو) .( yakni orang-orang

merdeka itu (فقراءيغنهم الله ) “miskin,niscaya Allah akan memberi

mereka kekayaan” melalui pernikahan itu

.”dari karunia-Nya“(من فضلة والله واسع) Dan Allah Maha Luas bagi

mahluknya (علیم) “ lagi maha mengetahui” keadaan mereka. 56

Adanya asbabun nuzul yang telah diceritakan diatas memiliki

tujuan bahwa muslim tidak boleh menikahi pezina karena memiliki

keturunan yang baik yaitu dengan memilih pasangan hidup yang baik

56 Imam Jalaluddin Muhammad Al- Mahalli, Imam Jalaluddin Abdurrahman As-Suyutihi,Tafsir Jalalain, ( Surabaya, Pustaka Elba Fitrah Mandiri Sejahtera, 2011 h. 609.

Page 50: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

38

pula. Namun hal tersebut tidak serta merta mengharamkan atas

pernikahannya jika tujuan nikah itu untuk menjadikan lebih baik pada

pezina tersebut. Semua tergantung pada niatnya, bila niatnya adalah

baik untuk merubah kebaikan dari keburukan itu akan ternilai baik.

2. Kandungan Hukum

Maksud hukum umum disini adalah bahwasnnya hukum

umum ini dimaksud untuk semua orang tidak kepada seorang yang

disebutkan dalam asbabun nuzul saja. Karena hukum yang terdapat

pada ayat tersebut jika dikaitkan dengan hukum yang terdapat dalam

negara Indonesia yang hukumnya bersifat fleksible, apalagi dengan

melihat keadaan dan kondisi sekarang ini khususnya pada negara

Indonesia banyak orang yang melakukan suatu perzinahan yang

kemudian tidak dihukumi untuk haram dinikahi. Ini semua karena

hukum di Indonesia adalah negara hukum yang dapat diterima oleh

berbagai penganut agama, bukan terpihak pada agama Islam saja.

Penerapan hukum yang terdapat pada surat An-Nur ayat 3

tersebut pada pembaharuan hukum Islam memang belum ada secara

segnifikan di Indonesia, akan tetapi ayat ini sebagai wacana yang

bernilai menakut-namuti bagi para umat muslim supaya tidak untuk

mendekati zina, karena bilamana terjerumus kedalam perzinahan yang

kemudian akan menyusahkan dan merugikan diri sendiri, yaitu

termasuk didalamnya mempersulit diri dalam mencari pasangan hidup

(menikah) karena telah dinilai oleh orang perbuatan yang dilakukan

itu tidak baik dan kotor. Sehingga orangpun beranggapan akan tidak

Page 51: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

39

baik pula jika orang yang taat beragama menikah dengan orang yang

telah melakukan dosa berar dalam artian telah melakukan perbuatan

keji (zina).

Menurut M. Quraish Shihab ini tidak memberi hukum boleh

atau tidaknya. Akan tetapi lebih memberi keterangan bahwasannya

berdasarkan kebiasaan seorang wanita pezina itu menikah dengan

laki-laki yang berzina begitu juga sebaliknya seorang laki-laki pezina

menikah dengan wanita pezina juga. Karena seorang wanita pezina itu

dia enggan menikah dengan laki-laki yang mukmin. Jadi dia mencari

orang yang menyandang status sederajat dengannya. Namun hukum

ini tidak menutup kemungkinan wanita pezina menikah dengan laki-

laki yang mukmin atau sebaliknya. M. Quraish Shihab memahami

kata diharamkan, bukan dalam pengertian hukum, tetapi dalam

pengertian kebahasaan yakni terlarang dan dengan ayat ini berkata

bahwa itu tidak wajar dan kurang baik. 57

Al-Qur’an sebagai sebagai sumber utama dalam pengambilan

keputusan hukum memberikan berbagai aturan yang berkaitan dengan

seluruh kehidupan umat manusia. Salah satu diantaranya yaitu

terdapat suatu hukum larangan menikahi pezina sebagaimana firman

Allah SWT dalam Al-Qur’an dalam surat An-Nur ayat 3:

57 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan, Dan Keserasian Al-Qur’a n,h. 287

Page 52: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

40

Artinya: laki-laki yang berzina tidak mengawini melainkan

perempuan yang berzina, atau perempuan yang musyrik; dan

perempuan yang berzina tidak dikawini melainkan oleh laki-laki yang

berzina atau laki-laki musyrik, dan yang demikian itu dihar amkan

atas oran-orang yang mukmin.

Tafsir Ayat: (الزاني لاينكح) ”laki-laki yang berzina tidak menikahi”, yakni

tidak mengawini (الازانية أومشركة والزانية لاينكحها إلازان أومشرك) “melainkan

perempuan yang berzina, atau perempuan yang musyrik”. Dan

perempuan yang berzina tidak dinikahi melainkan oleh laki-laki yang

berzina atau laki-laki musyrik.” Yang pantas bagi masing-masing dari

keduanya adalah paangan tersebut. (وحرم ذلك) “dan yang demikian itu

diharamkan”, maksudnya menikahi wanita-wanita pezina (علي المؤمنين)

“bagi orang-orang yang beriman” yang baik-baik. Ayat ini diturunkan

tatkala orang-orang kafir dari kalangan muhajirin berniat menikahi

pelacur-pelacur musyrik yang kaya agar wanita-wanita bisa menafkahi

mereka. Maka ada yang berpendapat bahwa larangan itu hanya berlaku

Page 53: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

41

pada para pelacur tersebut. Tetapi ada pula yang berpendapat bahwa

larangan itu berlaku secara umum dan dinasakh dengna firman Allah. .58

Kemudian diperkuat dengan hadis yaitu:

يـنكح الزاني لا " الله صلي الله عليه وسلم قال رسول : عن ابي هريـرة قال

مثـله ٥٩)ورجاله ثقات رواه احمدوابوداود("المجلودالا

Artinya: Dari Abu Hurairah RA ia berkata:Rosulullah bersabda: “Tidak

menikah seorang laki-laki yang berzina yang menerima hukuman cambuk

kecuali dengan orang yang sepertinya.” 60

Ibnu Mas’ud berpendapat bahwa seorang laki-laki yang berzina

dengan seorang wanita kemudian menikahinya, maka kedunya dianggap

berzina. Sebab ayat tersebut sebagai penegasan diharamkan menikahi

pezina.61

Jumhur ulama’ berpendapat bahwa kandungan ayat ini tidak

sampai mengharamkan perkawinan antara orang mukmin dengan orang

yang telah melakukan perzinahan. Alasan mereka ayat ini telah dinasakh

dengan ayat 32 surat yang sama.62

Imam Abu Hanifah juga berpendapat bahwa seorang yang berzina

dengan seorang wanita, dia boleh menikahinya dan orang lain juga boleh

58 Imam Jalaluddin Muhammad Al- Mahalli, Imam Jalaluddin Abdurrahman As-Suyutihi, h. 594-595

59 Ibnu Hajar Al-Asqolani, Bulughul Maram, (Haramain, 2011), h. 21760 Muhammad , Al-Albani, Shahih Sunan Abu Daud, (Jakarta, Pustaka Azzam, 2002),

h.797.61 As-Syaukani, Fath Qodir Al-Jami’ Baina Ar-Riwayahwa Ad-Dirayyah Min Ilmi Al-

Tafsir, Beirut: Dar Al-Fikr, Tth Jilid 4, h. 562 Al-Qurtubi, Al-Jami’ Li Ahkam Alqur’an, (Beirut: Dar Al-Fiqr, 2009), Jilid 2, h. 169

Page 54: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

42

menikahinya, bahkan jikalau ada seorang istri yang berzina, maka akad

nikahnya tidak batal demikian juga sebaliknya.63 Akan tetapi Hasan Al-

basri berpendapat bahwa perzinahan dapat membatalkan akad nikah.64

Selain itu jumhur ulama’ juga berlandasan dengan hadis riwayat

An-Nasa’i yang artinya: dari Ubaidillah ibnu Ubaid ibnu Umair, dari ibnu

Abbas keduanya berkata; ada seorang yang datang kepada Rosulullah

SAW. seraya berkata, aku mempunyai istri yang sangat aku cintai, tetapi

dia tidak bisa menolak setiap tangan penjamah, maka Rosulullah SAW.

bersabda: “ceraikan dia”, orang tersebut menjawab, aku tidak bisa sabar

tanpa dia, sehingga Rosulullah SAW. bersabda “bersenag-senanglah

dengannya”. (HR. An-Nasa’i).65

Zahri Hamid mengemukakan didalam bukunya “pokok pokok

hukum perkawinan islam dan undang-undang perkawinan indonesia”

memasukkan pezina sebagai golongan orang yang terhalang untuk

dinikahi yang berlaku sementara, artinya bahwa terdapat kemungkinan

penghalang yang termaksud berakhir dalam keadaan yang bersangkutan

masih hidup, sehingga dengan demikian dimungkinkan mereka melakukan

akad perkawinan, jadi perbuatan zina itu menjadi penghalang perkawinan

antara orang yang telah berzina dengan orang yang suci dari perbuatan

zina. Karena hukum islam bertujuan memelihara kesucian keturunan dan

mengutuk perbuatan zina sebab berzina itu menurunkan martabat manusia

63 Al-Zuhaili, Al-Tafsir Al-Munir Fi Al-Aqidah Wa Syariah Wa Al-Manhaj, (Beirut: DarAl-Fikr, 1991),Cet Ke 1 Jilid 18, h. 139.

64 Hermeneia, Jurnal Kajian Islam Interdisipliner, (Pascasarjana Uin Suka SunanKalijaga: Pascasarjana Uin Suka Kalijaga Yogyakarta), Vol 13, No. 1/Juni 2013, h. 95

65 An-Nasa’i, Sunan An-Nasa’i (Beirut, Dar Al-Ma’rifah, 1991), Cet Ke 1 Jilid 5, h. 375

Page 55: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

43

oleh karenanya perbuatan zina itu bertentangan dengan prinsip hukum

Islam serta bertentangan dengan rasa kemanusiaan yang beradab.66

Beberapa pendapat yang telah dikemukakan oleh para ulama’

dan para pakar ilmu tentang ketentuan hukum yang terkandung didalam

surat An-Nur ayat 3 semua bermakna sama, bahwa tujuan syariat Islam

terhadap adanya suatu hukum dalam setiap perbuatan yaitu untuk

kemaslahatan manusia termasuk diantara adalah larangan menikahi pezina.

Karena perzinahan itu akan membawa dampak yang tidak baik bukan

hanya pada satu sisi semata, namun bisa mempengaruhi pada sisi yang lain

juga sedangkan tujuan dari suatu pernikahan adalah untuk mewujudkan

kehidupan rumah tangga yang sakinah mawadah warohmah.

Sesuai dengan kaidah fiqhiyah bahwa jika terjadi perlawanan

antara kerusakan dan kemaslahatan pada suatu perbuatan, maka menolak

kerusakan lebih didahulukan.

ح ال ص م ال ب ل ي ج ل ع م د ق م د اس ف م ال ء ر د

Artinya: “Menolak kemadhorotan lebuh utama dari pada kemaslahatan”.67

Dengan kata lain, jika suatu perbuatan ditinjau dari satu segi

terlarang karena mengandung kerusakan dan ditinjau dari segi yang lain

mengandung kemaslahatan, maka segi larangannya yang harus

66 Zahri Hamid, Pokok Pokok Hukum Perkawinan Islam Dan Undang-UndangPerkawinan Indonesia, (Yogyakarta: Bina Cipta, 1978), h. 14-16.

67 Muhtar Yahya dan Fatchurrahman, Dasar-Dasar Pembinaan Hukum Islam, (Bandung:Al-Ma’rif, 1993), h. 513-514

Page 56: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

44

didahulukan. Hal itu desebabkan karena perintah meninggalkan larangan

lebih kuat dari pada perintah menjalankan kebaikan atau kamaslahatan.

Semua perintah dan larangan Allah didalam Al-Qur’an, begitupun

anjuran dan larangan Rosulullah SAW. didalam sunnah, akan terlihat

bahwa semuanya mempunyai tujuan tertentu dan tidak adayang sia-sia.

Semuanya mempunyai hikmah yang mendalam, yaitu sebagai rahmat bagi

umat manusia, sebagaimana yang ditegaskan dalam al-Qur’an dalam

beberapa ayat diantaranya dalam surat Al-Anbiyaa’ ayat 107 tentang

tujuan Nabi Muhammad SAW diutus:

Artinya: “dan Tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi)

rahmat bagi semesta alam.”

( ومآ) “Dan Tiadalah Kami mengutus kamu”, wahai

muhammad, ( رحمة( الا “melainkan sebagai rahmat”, maksudnya untuk

memberikan rahmat )للعالمين( “bagi semesta alam”, yakni bangsa manusia

dan jin melalui dirimu.68

Rahmat untuk seluruh alam dalam ayat tersebut diartikan dengan

kemaslahatan umat. Sedangkan secara sederhana maslahah itu dapat

diartikan sebagai sesuatu yang baik dan dapat diterima oleh akal yang

sehat. Diterima akal mengandung pengertian bahwa akal itu dapat

mengetahui dan memahami motif dibalik penetapan suatu hukum, yaitu

68 Imam Jalaluddin Muhammad Al- Mahalli, Imam Jalaluddin Abdurrahman As-Suyutihi, Tafsir Jalalain, ( Surabaya, Pustaka Elba Fitrah Mandiri Sejahtera, 2011 ), h. 516

Page 57: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

45

karena mengandung kemaslahatan bagi manusia, baik dijelaskan sendiri

oleh Allah atau dengan jalan rasional.

Maslahat menjadi bagian subtansi dari Maqosid Syariah.

Maslahat menurut Al-Ghazali dapat dicapai dengan cara menjaga lima

kebutuhan pokok manusia dalam kehidupannya yaitu; memelihara agama,

jiwa, akal, keturunan dan harta. Dari segi apa yang menjadi sasaran yang

dipelihara dalam penetapan hukum, maslahat ada lima sebagaimana

uraiannya yaitu sebagai berikut:

a. Memelihara agama (حفظ الدين)

Manusia sebagai mahluk Allah harus percaya kepada Allah

yang menciptakannya, menjaga dan mengatur kehidupan

manusia. Agama atau keberagamaan merupakan hal yang vital

bagi kehidupan manusia oleh karenanya harus dipelihara

dengan dua cara; yang pertama mewujudkan serta selalu

meningkatkan kualitas keberadaanya. Segala tindakan yang

membawa kepada terwujud atau lebih sempurnanya agama itu

pada diri seseorang disebut tindakan yang maslahat. Oleh

karena itu ditemukan dalam Al-Qur’an perintah Allah untuk

mewujudkan dan menyempurnakan agama itu, dalam rangka

jalbu manfa’atin. Diantaranya dalam surat al-hujarat ayat 15

yaitu:

...

Artinya; “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu

hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah

dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu ....”

b. Memelihara jiwa خفظ النفس) )

Page 58: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

46

Kehidupan atau jiwa itu merupakan pokok dari segalanya

karena segalanya didunia ini bertumpu pada jiwa. Oleh karena

itu, jiwa itu harus dipelihara eksistensi dan ditingkatkan

kualitasnya dalam rangka jalbu manfaatin. Didalam al-Qur’an

terdapat ayat-ayat yang memerintahkan memelihara jiwa dan

kehidupan itu. Diantaranya yaitu:

....

Artinya: “peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka

yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.”(QS. At-

Tahkrim: 6).

Disamping itu, terdapat pula ayat yang melarang

manusia dalam rangka daf ul mafsadah, untuk merusak diri

sendiri atau orang lain atau menjatuhkan diri dalam kerusakan

karena yang demikian adalah berlawanan dengan memelihara

diri. Dalam hal merusak dirinya terdapat larangan Allah dalam

surat Al-Baqarah ayat 195 yang berbunyi:

Artinya: “dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke

dalam kebinasaan.”

c. Memelihara akal (خفظ العقل)

Akal adalah unsur yang sangat penting bagi kehidupan

manusia karena akal itulah yang membedakan hakikat

manusia dari mahluk Allah liainnya.oleh karena itu Allah

memerintahkan kepada manusia supaya untuk dapat

memeliharanya. Segala bentuk wujud dan sempurnanya akalitu

adalah perbuatan baik atau maslahat dalam rangka jalbul

manfa’ah. Salah satu bentuk meningkatkan kualitas akal

adalah menuntut ilmu atau belajar. Sebagaimana dalama Al-

Page 59: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

47

Qur’an terdapat ayat yang mendorong manusia untuk

menuntut ilmu, yaitu QS. Al-Mujadalah ayat 11:

Artinya: “Allah akan meninggikan orang-orang yang

beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu

pengetahuan beberapa derajat. “

Dalam rangka daf’u madhoroh Allah melarang

segala usaha yang menyebabkan kerusakan akal, seperti

minum-minuman keras, khamar, yang dijelaskan dalam QS.

Al-Maidah ayat 90:

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya

(meminum) khamar, berjudi, berkorban untuk berhala,

mengundi nasib dengan panah adalah perbuatan syaitan.

Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu

mendapat keberuntungan.”

d. Memelihara keturunanKeturunan disini adalah keturunan dalam lembaga keluarga.

Sedangakan yang dimaksud dengan keluarga yang dihasilkan

melalui perkawinan yang sah. Untuk memelihara keluarga

yang sahih itu adalah menghendaki manusia itu melakukan

perkawinan. Sebagaiman terdapat dalam QS. An-Nur ayat 32:

Page 60: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

48

Artinya: “dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian

diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari

hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba

sahayamu yang perempuan.”

Dalam rangka daful mafsadah, Islam melarang hidup

membujang, Allah melarang memperoleh keturunan diluar

pernikahan yang disebut zina, sebagaimana terdapat dalam QS.

Al-Israa’ ayat 32:

Artinya: “dan janganlah kamu mendekati zina;

Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji.

dan suatu jalan yang buruk.”

e. Memelihara harta (خفظ المال)

Harta adalah suatu yang sangat dibutuhkan manusia karena

tanpa harta (makan dan minum) manusia tidak mungkin

bertahan hidup. Dalam rangka jalbu manfa’ah Allah

memerintahkan mewujudkan dan memelihara harta. K

Sebagaimana ang dijelaskan dalam QS. Al-Jumu’ah ayat 10:

Artinya: “apabila telah ditunaikan shalat, Maka

bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah.

Page 61: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

49

Sebaliknya dalam rangka daf u madharah Allah melarang

merusak harta dan mengambil harta secara tidak hak. Terdapat

dalam QS. An-Nisa ayat 29:

Artinya: “janganlah kamu saling memakan harta sesamamu

dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan

yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. “

Menurut Wabah Az-Zuhairi dilihat dari aspek pengaruhnya

dalam kehidupan manusia maslahat dibagi tiga yaitu:

1. Dharuriyah (masalah yang bersifat primer) dimanakehidupan manusia sangat tegantung padanya baik agamamaupun duniawi.

2. Hajiyat ( masalah yang bersifat skunder) yang diperlukanoleh manusia untuk mempermudah dalam kehidupan danmenghilangkan kesulitan.

3. Tahsiniayat (masalah yang bersifat moral) yangdimaksudkan untuk kebaikan dan kemuliaan.69

Pembagian maslahat seperti yang dijelaskan diatas

dimaksudkan dalam rangka mempertegas maslahat mana yang boleh

diambil dan maslahat mana yang harus diprioritaskan diantara sekian

banyak maslahat, yang kemudian ditetapkan sesuai dengan kebutuhan

pokok hidup manusia.

Keterkaitan dalam Maslahah dalam Maqosid Syari’ah pada

pembahasan peniliti tentang muslim yang menikahi pezina yaitu

terdapat pada aspek tahsiniyah atau moral yang tentunya sangat

69 Wahbah Az-Zuhairi, Ushul Fiqih Al-Islami, (Beirut: Dar Al-Fikr, 1986), h. 1020-1023.

Page 62: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

50

berkaitan dengan lima pencapaian maslahat yaang telah dipaparkan

diatas terlebih cenderung terdapat pada pencapaian maslahat yang ke

tiga yaitu menjaga keturunan.

Adanya suatu hukum tentang tidak diperbolehkan orang muslim

menikahi pezina, ini tujuan untuk keduanya (laki-laki dan perempuan)

supaya mencari pasangan yang setara terutama agama, kebaikannya

dan akhlaknya, supaya mempunyai keturunan yang shalih dan

shalihah. Bagaimana mungkin terbentuknya jiwa-jiwa yang shalih dan

shalihah jika didasari dengan suatu hubungan yang kurang baik.

Tentunya dikemudian waktu mental sang anak akan terganggu dengan

perbuatan orang tuanya dahulu. Dan tujuan suatu pernikahan adalah

menjadikan rumah tangga yang sakinah mawadah warahmah tentram

damai dunia dan akhirat.

Page 63: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

51

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Menurut penafsiran M. Quraish Shihab didalam Tafsir Al-

Misbah tentang hukum yang terdapat dalam kandungan surat An-Nur

ayat 3 tentang muslim yang menikahi pezina yaitu bukan hanya

khusus tertuju pada kasus yang terdapat pada asbabun nuzul saja.

Akan tetapi ayat ini berlaku untuk umum, sebagaimana terdapat kata

itu pada penghujung ayat ini menunjukkan pada perzinahan bukan

perkawinan, sehingga ayat ini berarti “perzinahan diharanmkan bagi

orang-orang mukmin”. Bukan “pernikahnnya yang diharamkan bagi

seorang-orang mukmin”. Adanya seruan pada ayat tersebut supaya

orang-orang muslim lebih berhati-hati dalam menjaga diri dari

perbuatan zina.

Karena perzinahan itu akan membawa dampak yang tidak

baik bukan hanya pada satu sisi semata, namun bisa mempengaruhi

pada sisi yang lain juga termasuk berdampak pada keturunannya,

sedangkan tujuan dari suatu pernikahan adalah untuk mewujudkan

kehidupan rumah tangga yang sakinah mawadah warohmah dan

keturunan yang shalih shalihah.

Page 64: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

52

B. Saran

Mufassir Indonesia sebagai doktrin hukum seyogyanya menjadi

rujukan hakim dalam memutuskan suatu perkara. Karena mufassir

Indonesia juga mampu memberikan penafsirannya sesuai kondisi sosial

masyarakat Indonesia.

Page 65: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

53

DAFTAR PUSTAKA

Rahmat Hakim, Hukum Perkawinan Islam, Dikutib Oleh Siti Zulaikha,

Fiqih Munakahat 1, Yogyakarta:Idea Press Yogyakarta,2005.

Departemen RI, Qur’an Dan Terjemah, Jakarta: Magfiroh Pustaka , 2002.

Muhammad Teungku Hasbi Ash-Shiddieqy, Tafsir Al-Qur’an Majid An-

Nur, Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2000.

Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir 5, Surabaya: PT. Bina Ilmu, 2004.

M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Jakarta: Lentera Hati, 2002.

Nasruddin Muhammad Al-Albani, Shahih Sunan Abu Daud,

diterjemahkan oleh Tajuddin Arief Abdul Syukur Abdul Razak Ahmad Rifa’i

Utsman, dari judul asli Sunanu Abu Daud, Jakarta: Pustaka Azzam, 2002.

Abudin Nata, Tokoh-Tokoh Pembaharuan Pendidikan Islam di Indonesia,

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005.

M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, Bndung: Mizan, 1994.

Atik Wartini, “Tafsir Feminis M. Quraish Shihab: Telaah Ayat-Ayat

Gender dalam Al-Misbah”, PALASTREN, Yogyakarta: Universitas Negri

Yogyakarta dan Penerbit Hadi Ari, Volume No. 6, 2 Desember 2013.

M. Quraish Shihab, Pengantin Al-Qur’an, Kalung Permata Buat Anak-

Anakku, Cet.III, Lentera Hati, 2007.

Muhammad Bin Qosim Al-Ghazali, Syarah Fathu Al-Qorib, Indonesia:

Daru Ihya’ul Kutub Al-Arobiyah.

Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam Di Indinesia Antara Fiqih

Dan Undang-Undang Perkawinan, Jakarta: Kencana, 2007.

Kompilasi Hukum Islam, Bab II Pasal 2, Bandung: Nuansa Aulia, 2008.

Page 66: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

54

Undang-undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan pasal 1 ayat 1.

Sulaiman Rasyid, Fiqih Islam, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2011

Abdul Aziz Muhammad Azzam, Abdulwahhab Syayyed Hawwas, Fikih

Munakahat Khitbah, Nikah dan Talak, Jakatra, Amzah, 2011.

Slamet Abidin, Fiqih Munakahat, Bandung, Pustaka Setia, 1999.

Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah Jilid 5, Bandung: Al-Maarif, 1995.

M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan, Dan Keserasian Al-

Qur’an, Jakarta: Lentera Hati, 2002.

Muhamad Yunus, Tafsir Qur’an Karim, Jakarta: PT. Hidakarya Agung

Jakarta, 2004.

Terjemah Tafsir Ibnu Katsir 5, Surabaya: PT. Bina Ilmu, , 2004.

Atik Wartini, Corak Penafsiran M. Quraish Shihab dalam Tafsir Al-

Misbah, Studia Islamika, (Yogyakarta: KMIP UNY Colombo Diterbitkan Oleh

Hunfa ), Volume 11, No. 1/ Juni 2014.

Nurcholis, Asbabun Nuzul Sejarah Turunnya Ayat-Ayat Al-Qur’an,

Surabaya: Pustaka Anda Surabaya, 1997.

Muhammad Nashiruddin Al-Bani, Derajat Hadis-Hadis Dalam Tafsir

Ibnu Katsir (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Adzim), Diterjemahkan Oleh ATC Mumtaz

Arabia, Jakarta: Pustaka Azzam, 2008.

Moh. Syamsi, Asbabun Nuzul Sebab-Sebab Turunnya Ayat Al-Qur’an,

Surabaya: Amelia Surabaya, 2014.

As-Syaukani, Fath Qodir Al-Jami’ Baina Ar-Riwayahwa Ad-Dirayyah

Min Ilmi Al-Tafsir, Beirut: Dar Al-Fikr, Tth Jilid 4.

Al-Qurtubi, Al-Jami’ Li Ahkam Alqur’an, Beirut: Dar Al-Fiqr, 2009.

Page 67: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

55

Al-Zuhaili, Al-Tafsir Al-Munir Fi Al-Aqidah Wa Syariah Wa Al-Manhaj,

cet ke I, Beirut: Dar Al-Fikr, 1991.

Hermeneia, Jurnal Kajian Islam Interdisipliner, Pascasarjana Uin Suka

Sunan Kalijaga: Pascasarjana Uin Suka Kalijaga Yogyakarta, Vol 13, No. 1/Juni

2013.

An-Nasa’i, Sunan An-Nasa’i , Beirut: Dar Al-Ma’rifah, Cet Ke 1 Jilid 5,

1991.

Zahri Hamid, Pokok Pokok Hukum Perkawinan Islam Dan Undang-

Undang Perkawinan Indonesia, Yogyakarta: Bina Cipta, 1978.

Muhtar Yahya dan Fatchurrahman, Dasar-Dasar Pembinaan Hukum

Islam, Bandung: Al-Ma’rif, 1993.), h. 513-514

Wahbah Az-Zuhairi, Ushul Fiqih Al-Islami, Beirut: Dar Al-Fikr, 1986.

Page 68: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

565656

Page 69: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

575757

Page 70: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

58

Page 71: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

59

Page 72: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

60

Page 73: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

61

Page 74: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

62

Page 75: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

63

Page 76: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

64

Page 77: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

65

Page 78: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

66

Page 79: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

67

Page 80: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

68

Page 81: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

69

Page 82: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

70

Page 83: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

71

Page 84: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

72

Page 85: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

73

Page 86: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

74

Page 87: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

75

Page 88: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

76

Page 89: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

77

Page 90: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

78

Page 91: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

79

Page 92: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

80

Page 93: SKRIPSI KAJIAN SURAT AN-NUR AYAT 3 MENURUT QURASH …

81

RIWAYAT HIDUP

Veranita dilahirkan di Magelang Jawa Tengah pada tanggal

10 Desember 1995, anak pertama dari pasangan Bapak

Ngatrif Arintoko dan Ibu Siti Badriyah. Pendidikan Dasar

peneliti ditempuh di SDN 1 Bandar Agung Banjit Way Kanan, dan selesai pada

tahun 2008, kemudian melanjutkan ke MTS Baiturrahmah Donomulyo Banjit

Way Kanan, dan selesai pada tahun 2011, sedangkan pendidikan menengah atas

pada MA Wali Songo Suka Jadi Bumiratu Nuban Lampung Tengah, dan selesai

pada tahun 2014, Kemudian melanjutkan pendidikan di IAIN Metro Jurusan

Ahwal As-Syakhsiyah Fakultas Syariah dimulai pada TA. 2014.

V