skripsi diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

139
PENGEMBANGAN PROTOTIPE NASKAH SOSIODRAMA BERBASIS PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS V SD TEMA 3 SUBTEMA 2 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Oleh: Kristophorus Divinanto Adi Yudono NIM: 151134019 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 01-Oct-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

PENGEMBANGAN PROTOTIPE NASKAH SOSIODRAMA

BERBASIS PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM

PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS V SD

TEMA 3 SUBTEMA 2

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Kristophorus Divinanto Adi Yudono

NIM: 151134019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

iii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini peneliti persembahkan untuk:

1. Kedua orang tua, Johanes Haryo Yudono dan Maria Roseline Endah Lestari

Widi Sumiwi, yang selalu menjadi alasan di balik seluruh proses perjuangan

dan penggalian diri untuk terus menjadi manusia yang baik bagi diri sendiri,

keluarga dan sesama.

2. Ketiga adik, almarhum Maria Lidwina Putri Yudono, Katharina Dwinta

Putri Yudono dan almarhum Marcellus Denta Putra Yudono, yang selalu

menjadi sumber motivasi untuk terus gigih dan pengingat agar tidak mudah

menyerah dalam proses belajar.

3. Sahabat-sahabat jurusan Bahasa SMA Bruderan Purworejo tahun 2013,

yang memberikan banyak pelajaran tentang kehidupan mulai dari soal

persahabatan, saling menjaga perasaan sampai arti jarak dan merindukan.

4. Rekan-rekan seperjuangan di program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

angkatan 2015, terutama dari kelas D, yang selama tiga tahun lebih menjadi

kawan berproses dan menjalani segala kesan perkuliahan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

iv

MOTTO

“Ketika kamu mengalami kesulitan untuk melakukan sesuatu,

bukan berarti kamu tidak bisa melakukannya sama sekali.”

(Kristophorus Divinanto Adi Yudono)

“Seberapa indah mimpi jika tetap mimpi?”

(Seno Gumira Ajidarma, dalam Kitab Omong Kosong)

“Jadilah manusia yang cerdas, dengan begitu

kamu tidak akan mudah dibodohi.”

(Johanes Haryo Yudono)

“Guru adalah mereka yang selalu menjadi murid.”

(M. Bayu Tejo Sampurno)

“Biar peluru menembus kulitku

Aku tetap meradang menerjang”

(Chairil Anwar, dalam puisi Aku)

“Karya itu berangkat dari keresahan.”

(Raditya Dika)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 21 Januari 2019

Peneliti

Kristophorus Divinanto Adi Yudono

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Kristophorus Divinanto Adi Yudono

Nomor Mahasiswa : 151134019

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

“PENGEMBANGAN PROTOTIPE NASKAH SOSIODRAMA BERBASIS

PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMBELAJARAN

TEMATIK KELAS V SD TEMA 3 SUBTEMA 2”

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,

mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan

mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis

tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya

selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 21 Januari 2019

Yang menyatakan

Kristophorus Divinanto Adi Yudono

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

vii

ABSTRAK

PENGEMBANGAN PROTOTIPE NASKAH SOSIODRAMA BERBASIS PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM

PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS V SD TEMA 3 SUBTEMA 2

Kristophorus Divinanto Universitas Sanata Dharma

2019

Menurut data FAO tahun 2017, Indonesia ada di peringkat kedua penghasil limbah makanan akibat kebiasaan menyisakan dan membuang makanan. Penumpukan limbah makanan merupakan salah satu bentuk pemicu kerusakan lingkungan. Permasalahan tersebut dibahas dalam Ensiklik Laudato Si’ nomor 22 dan ditegaskan Uskup Agung Semarang pada tahun 2018 melalui Surat Gembala Peringatan Hari Pangan Sedunia Ke-36. Pentingnya menghabiskan makanan sebagai sumber kesehatan tubuh menjadi materi pembelajaran tematik di kelas V tema 3, subtema 2. Berdasarkan hasil angket yang dibagikan kepada 25 peserta didik kelas V, peneliti mendapat data: 76% peserta didik memiliki kebiasaan menyisakan makanan. Dari angket yang diberikan kepada empat guru SD, ada tiga guru yang memerlukan sosiodrama untuk dijadikan metode pembelajaran tematik kelas V materi “Pentingnya Makanan Sehat Bagi Tubuh Manusia”. Data tersebut mendorong peneliti mengembangkan prototipe sosiodrama “Menghilangnya Sepiring Nasi” agar peserta didik memiliki kebiasaan menghabiskan makanan. Prosedur pengembangan prototipe menggunakan langkah penelitian menurut Borg & Gall (2003), 1) penggalian potensi dan masalah, 2) pengumpulan data, 3) desain produk, 4) validasi desain, 5) revisi desain, 6) uji coba produk. Tujuannya adalah mengetahui kualitas prototipe. Prototipe naskah sosiodrama dinilai oleh empat guru sekolah dasar dan seniman pertunjukan. Skor rata-rata hasil validasi 3.73 (rentang 1-4). Uji coba sosiodrama dilakukan di kelas V-B SDK Sang Timur Yogyakarta yang diikuti oleh 26 peserta didik. Hasil refleksi peserta didik terkait kebiasaan menghabiskan makanan yang menjadi salah satu cara untuk merawat lingkungan memperoleh skor rata-rata 3.84. Kata kunci : sosiodrama, pendidikan lingkungan hidup, pembelajaran tematik kelas V

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

viii

ABSTRACT

DEVELOPING THE PROTOTYPE OF SOSIO-DRAMA SCRIPT BASED ENVIROMENTAL EDUCATION FOR THEMATIC LEARNING

CLASS V THEME 3 SUB THEME 2

Kristophorus Divinanto Sanata Dharma University

2019 According to FAO data the year 2017, Indonesia was the second producer of food waste due to habit leaves and discard food. The buildup of food waste is one form of trigger environmental damage. These problems are discussed in the Encyclical Laudato Si ' number 22 and confirmed the Archbishop of Semarang in the year 2018 through Shepherd's Letter Warning World Food Day To-36. The importance of food as a source of health spent body into thematic learning material in class V theme 3, subtema 2. Based on the results of the question form distributed to 25 students of class V, researchers got data: 76% of learners have a habit of leaving food. From the now given to four primary school teachers, there are three teachers who are requiring a script sosiodrama to be thematic learning method of class V materials "The Importance of Healthy Food for the Human Body". The data encourages researchers develop a prototype script sosiodrama "Menghilangnya Sepiring Nasi" in order that students have a habit of spending food. Procedure for the development of a prototype using the research according to Borg & Gall (2003), 1)extracting potential and problems, 2)data collection, 3) product design, 4)design validation, 5)design revision and 6) testing products. The aim is to know the quality of the prototypes. The sosiodrama prototype was assessed by four primary school teachers and performing artists. An average score of 3.73 validation results (range 1-4). Sosiodrama test is done in class V-B in Sang Timur Catholic Elementary School, followed by 26 students. The results of the reflection the learners spend habits related food becomes one of the ways to take care of the environment obtained an average score of 3.84. Key words: socio-drama, environmental education, thematic learning class V

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan ucapan terima kasih peneliti panjatkan kepada Tuhan Yesus,

yang telah memberikan berkat penyertaan serta kekuatan sehingga skripsi berjudul

“PENGEMBANGAN PROTOTIPE NASKAH SOSIODRAMA BERBASIS

PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMBELAJARAN

TEMATIK KELAS V SD TEMA 3 SUBTEMA 2” ini dapat diselesaikan

dengan baik dan maksimal. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini telah selesai karena bimbingan dan

dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati dan penuh

cinta, peneliti hendak mengucapkan terimakasih kepada semua pihak secara

langsung maupun tidak langsung dalam proses penelitian dan penyusunan skripsi.

Ucapan terimakasih peneliti panjatkan kepada:

1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan.

2. Christiyanti Aprinastusi, S.Si., M.Pd., selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

3. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd., selaku Wakil Ketua Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

4. Dra. Ignatia Esti Sumarah, M.Hum., selaku dosen pembimbing skripsi

yang telah membimbing, memberi motivasi dan dukungan kepada

peneliti dalam proses pengerjaan penelitian dan skripsi ini.

5. Kelima validator yang membantu peneliti menilai kualitas prototipe

sosiodrama “Menghilangnya Sepiring Nasi”.

6. Sr. Beatta Maria PIJ, selaku Kepala Sekolah SDK Sang Timur

Yogyakarta yang telah memberikan izin untuk melaksanakan

penelitian.

7. Bapak Robertus Indarto, S.Pd., selaku wali kelas V-B SDK Sang

Timur Yogyakarta yang telah memberikan izin untuk melaksanakan

penelitian bersama peserta didik kelas V-B.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

x

8. Peserta didik kelas V-B SDK Sang Timur Yogyakarta tahun ajaran

2018/2019 yang terlibat dalam penelitian.

9. Sekretariat Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang

membantu dalam proses perizinan pelaksanaan skripsi.

10. Kedua orangtua, Johanes Haryo Yudono dan Maria Roseline Endah

Lestari Widi Sumiwi, yang selalu memberikan kesempatan,

kepercayaan, pelajaran, cinta, saran, motivasi, teguran, doa dan

semangat, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.

11. Ketiga adik kandung, almarhum Maria Lidwina Putri Yudono,

Katharina Dwinta Putri Yudono dan almarhum Marcellus Denta Putra

Yudono, yang selalu menjadi sumber semangat peneliti untuk terus

belajar.

12. Rekan seperjuangan, Daniel Pandu Christian, yang selalu menjadi

teman bertukar pikiran dan diskusi dalam proses pengerjaan skripsi.

13. Margareth Jenny S, B.A., selaku pelukis gambar ilustrasi pada sampul

naskah sosiodrama dan Andreas Sotya Priatmaka Pribadi yang

membantu dokumentasi selama penelitian.

14. Sahabat yang tinggal bersama dalam satu kos selama di Yogyakarta,

Yustinus Edo dan Yohanes Benny, yang selalu memberi dukungan

dengan menciptakan suasana yang kondusif ketika proses belajar di

kos.

Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih memiliki banyak

kekurangan. Peneliti meminta maaf apabila ditemukan kesalahan baik dalam

sistematika penulisan, isi, penyajian data dan kesalahan lainnya. Akhir kata,

peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfat bagi pembaca.

Yogyakarta, 21 Januari 2019

Peneliti

Kristophorus Divinanto Adi Y

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................. -

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................ i

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. iii

HALAMAN MOTTO ................................................................................ iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................................... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .................................................... vi

ABSTRAK .................................................................................................. vii

ABSTRACT ................................................................................................. viii

KATA PENGANTAR ................................................................................ ix

DAFTAR ISI .............................................................................................. xi

DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiv

DAFTAR BAGAN ...................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xvi

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xvii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 4

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 4

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................. 5

1.5 Definisi Operasional .......................................................................... 5

1.6 Spesifikasi Produk ............................................................................. 6

BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................... 7

2.1 Kajian Pustaka ................................................................................... 7

2.1.1 Keprihatinan Gereja Tentang Kerusakan Lingkungan Hidup ......... 7

2.1.1.1 Ensiklik Laudato Si’ ................................................................ 7

2.1.1.2 Surat Gembala Peringatan Hari Pangan ................................... 9

2.1.2 Pendidikan Lingkungan Hidup ..................................................... 11

2.1.2.1 Pengertian Pendidikan Lingkungan Hidup ............................... 11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

xii

2.1.2.2 Etika Lingkungan Hidup ......................................................... 12

2.1.2.3 Tujuan Pendidikan Lingkungan Hidup .................................... 15

2.1.2.4 Target Pelaksanaan Pendidikan Lingkungan Hidup ................. 16

2.1.2.5 PLH Dalam Pemebelajaran Tematik SD .................................. 18

2.1.3 Pembelajaran Tematik Kelas V ..................................................... 21

2.1.3.1 Pengertian Pembelajaran Tematik ........................................... 21

2.1.3.2 Materi Pembelajaran Tematik Kelas V Tema 3 Subtema 2 ...... 22

2.1.4 Sosiodrama ................................................................................... 26

2.1.4.1 Pengertian Sosiodrama & Bibliodrama ..................................... 27

2.1.4.2 Tujuan Sosiodrama .................................................................. 29

2.1.4.3 Unsur-Unsur Sosiodrama ........................................................ 29

2.1.4.4 Jenis Naskah & Dramaturgi ...................................................... 31

2.1.4.5 Langkah Pelaksanaan Sosiodrama ........................................... 33

2.1.4.6 Kelebihan dan Kelemahan Sosiodrama .................................... 34

2.1.5 Karakteristik Perkembangan Peserta Didik Kelas V ...................... 37

2.2 Penelitian Yang Relevan .................................................................... 39

2.3 Kerangka Berpikir ............................................................................. 41

2.4 Pertanyaan Penelitian ........................................................................ 42

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 43

3.1 Jenis Penelitian .................................................................................. 43

3.2 Setting Penelitian ............................................................................... 43

3.2.1 Lokasi Penelitian ..................................................................... 43

3.2.2 Subyek Penelitian .................................................................... 44

3.2.3 Obyek Penelitian ...................................................................... 44

3.2.4 Waktu Penelitian ...................................................................... 45

3.3 Prosedur Pengembangan Penelitian ................................................... 45

3.3.1 Penggalian Potensi & Masalah .................................................. 46

3.3.2 Pengumpulan Data ................................................................... 46

3.3.3 Desain Produk ......................................................................... 48

3.3.4 Validasi Desain ........................................................................ 49

3.3.5 Revisi Desain ........................................................................... 49

3.3.6 Uji Coba Produk ...................................................................... 50

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

xiii

3.4 Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 50

3.4.1 Kuisioner ................................................................................. 50

3.4.2 Wawancara .............................................................................. 51

3.5 Instrumen Penelitian .......................................................................... 51

3.5.1 Instrumen Analisis Kebutuhan ................................................. 51

3.5.1.1 Pedoman Wawancara .......................................................... 52

3.5.1.2 Pedoman Kuisioner ............................................................. 53

3.5.2 Instrumen Validasi Produk ....................................................... 53

3.5.3 Instrumen Penilaian Uji Coba Terbatas .................................... 54

3.6 Teknik Analisis Data ......................................................................... 54

3.6.1 Analisis Data Kualitatif ................................................................. 55

3.6.2 Analisis Data Kuantitatif ............................................................... 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 58

4.1 Hasil Penelitian ................................................................................. 58

4.1.1 Prosedur Pengembangan ................................................................ 58

4.1.1.1 Penggalian Potensi dan Masalah ............................................. 58

4.1.1.2 Pengumpulan Data .................................................................. 59

4.1.1.3 Desain Produk ........................................................................ 64

4.1.1.4 Validasi Desain Produk ........................................................... 67

4.1.1.5 Revisi Desain Produk .............................................................. 69

4.1.1.6 Uji Coba Produk ..................................................................... 73

4.1.2 Kualitas Produk ............................................................................. 79

4.2 Pembahasan ....................................................................................... 80

4.3 Kelebihan dan Kekurangan Produk .................................................... 83

4.3.1 Kelebihan Produk .......................................................................... 83

4.3.2 Kelemahan Produk ........................................................................ 84

BAB V PENUTUP ..................................................................................... 85

5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 85

5.2 Keterbatasan Penelitian ..................................................................... 86

5.3 Saran Penelitian ................................................................................. 86

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 87

LAMPIRAN ............................................................................................... 91

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 PLH Dalam Pembelajaran Tematik SD ......................................... 18

Tabel 2.2 Tahap Pelaksanaan Sosiodrama .................................................... 33

Tabel 2.3 Kelebihan dan Kelemahan Sosiodrama ......................................... 34

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Prototipe Sosiodrama .................................................... 48

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Wawancara Guru ........................................................... 52

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Kuisioner Peserta Didik Kelas V ................................... 53

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Validasi Produk ............................................................. 54

Tabel 3.5 Aspek Penilaian Uji Coba Terbatas .............................................. 54

Tabel 3.6 Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif ........................................ 56

Tabel 4.1 Rangkuman Hasil Wawancara Guru ............................................. 60

Tabel 4.2 Rangkuman Hasil Kuisioner ......................................................... 63

Tabel 4.3 Kisi-Kisi Pembuatan Prototipe Sosiodrama .................................. 64

Tabel 4.4 Hasil Validasi Desain Produk ....................................................... 68

Tabel 4.5 Rangkuman Saran Revisi .............................................................. 69

Tabel 4.7 Rekap Hasil Uji Coba Produk ....................................................... 77

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

xv

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Penelitian yang Relevan .............................................................. 41

Bagan 3.1 Langkah Penelitian dan Pengembangan Borg & Gall ................... 45

Bagan 3.2 Langkah Penelitian dan Pengembangan yang Dilakukan Peneliti .. 47

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Ilustrasi isi Ensiklik Laudato Si’ ................................................ 8

Gambar 2.2 Porsi Makanan Seimbang ‘Empat Sempurna’ ........................... 24

Gambar 4.1 Sampul Prototipe Naskah Sosiodrama ........................................ 66

Gambar 4.2 Pelaksanaan Uji Coba-1 Adegan “Warung Nyai Jinawi” ........... 73

Gambar 4.3 Pelaksanaan Uji Coba-2 Adegan “Penyiar Berita” ..................... 74

Gambar 4.4 Pelaksanaan Uji Coba-2 Adegan “Adi & Bunda” ....................... 75

Gambar 4.5 Pelaksanaan Uji Coba-2 Adegan “Mimpi Adi” .......................... 75

Gambar 4.6 Pelaksaan Uji Coba-2 Adegan “Warung Nyai Jinawi” ............... 75

Gambar 4.7 Pelaksanaan Uji Coba-2 Adegan “Adi Terbangun” .................... 76

Gambar 4.8 Pelaksanaan Uji Coba-2 “Peserta Didik Menulis Refleksi” ........ 76

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Instrumen Analisis Kebutuhan

Lampiran 1.1 Rekap Lembar Hasil Wawancara Guru SD .............................. 91

Lampiran 1.2 Lembar Hasil Wawancara Guru SD 1 ...................................... 93

Lampiran 1.3 Lembar Hasil Wawancara Guru SD 2 ...................................... 94

Lampiran 1.4 Rekap Lembar Kuisioner Peserta Didik .................................. 95

Lampiran 2 : Validasi Produk

Lampiran 2.1 Lembar Hasil Validasi Produk Guru Kelas V.1 ...................... 96

Lampiran 2.2 Lembar Hasil Validasi Produk Guru Kelas V.2 ...................... 99

Lampiran 2.3 Lembar Hasil Validasi Produk Guru Kelas V.3 ....................... 102

Lampiran 2.4 Lembar Hasil Validasi Produk Guru Kelas V.4 ....................... 105

Lampiran 2.5 Lembar Hasil Validasi Produk Seniman Pertunjukan ............... 108

Lampiran 3 : Uji Coba Produk

Lampiran 3.1 Kriteria Penilaian Jawaban Refleksi Uji Coba ......................... 111

Lampiran 3.2 Rekap Jawaban Hasil Refleksi Peserta Didik ........................... 113

Lampiran 3.3 Hasil Refleksi Uji Coba Peserta Didik 1 ................................. 116

Lampiran 3.4 Hasil Refleksi Uji Coba Peserta Didik 2 ................................. 117

Lampiran 4 Surat Penelitian

Lampiran 4.1 Surat Izin Pelaksanaan Penelitian ............................................ 118

Lampiran 4.2 Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian ................................ 119

Lampiran 5 Biodata Penulis ....................................................................... 120

Lampiran 6 Produk yang Dikembangkan ................................................. 121

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

1

BAB I

PENDAHULUAN

Uraian dalam bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi produk, dan definisi operasional.

1.1 Latar Belakang Masalah

Keberadaan lingkungan hidup sangat penting bagi kehidupan manusia.

Salah satunya adalah lingkungan berperan sebagai sumber bahan makanan.

Apabila terjadi kerusakan lingkungan hidup, kehidupan manusia dan mahluk

hidup lainnya dipastikan akan terganggu. Namun dewasa ini permasalahan

lingkungan hidup bukan menjadi sebuah permasalahan yang asing.

Kegelisahan tentang masalah lingkungan hidup disampaikan melalui Ensiklik

Laudato Si’ (LS) yang diterbitkan di tahun 2015 dan ditulis oleh Paus

Fransiskus. Salah satu keprihatinan yang dituliskan oleh Bapa Paus Fransiskus

adalah bahwa bumi telah menjadi tempat pembuangan sampah raksasa (LS,

no. 21). Penggambaran ini dikarenakan banyaknya sampah yang sulit untuk

didaur ulang seperti plastik, alat kosmetik, alat-alat medis dan berbagai bentuk

jenis kebiasaan membuang lainnya, salah satunya adalah kebiasaan membuang

makanan. Kebiasaan membuang makanan yang telah mewarnai kebudayaan

manusia juga menjadi salah satu bentuk polusi lingkungan (LS, no. 22).

Keprihatinan tentang kebiasaan membuang makanan juga diangkat dalam

Surat Gembala Peringatan Hari Pangan Sedunia Ke-36 Keuskupan Agung

Semarang. Di dalam Surat Gembala, Mgr. Rubi selaku uskup Keuskupan

Agung Semarang menegaskan setiap manusia perlu menanamkan sikap

ngopeni atau merawat makanan yang telah menjadi pemberian alam, dengan

cara tidak membuang atau menyisakan makanan yang disediakan

(Rubiyatmoko, 2018: alinea 10). Bahkan Bapa Uskup juga menegaskan

tentang: 1) pentingnya berterima kasih kepada para petani, peternak, nelayan,

dan semua orang yang dengan tekun dan sabar telah mengupayakan

ketersediaan bahan makanan, 2) membangun habitus/kebiasaan yang baik

terkait dengan makanan dengan cara membiasakan diri untuk berdoa sebelum

dan sesudah makan dan mengusahakan pola makan makanan yang sehat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

2

Amsyari (2012: 10-11) menyatakan jika Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH)

perlu ditanamkan sejak usia dini atau di bangku sekolah dasar karena

pembiasaan manusia hidup untuk menghormati dan menjaga lingkungan

ditentukan dari pembelajaran yang diterimanya sejak mengenyam pendidikan

awal yaitu di masa sekolah dasar.

Berdasarkan beberapa hal tersebut, peneliti tertarik mengembangkan

sebuah prototipe naskah sosiodrama yang terkandung isi tentang perlunya

memiliki kebiasan tidak menyisakan dan membuang makanan di dalam

naskah tersebut. Prototipe naskah ditujukan kepada peserta didik kelas V.

Selain berangkat dari kegelisahan tentang kerusakan lingkungan yang ada di

Laudato Si’, ajakan habitus baik di Surat Gembala dan pembelajaran PLH

untuk sekolah dasar, kebiasaan untuk menghabiskan makanan sesuai dengan

pembelajaran tematik kelas V tema 3 “Makanan Sehat” Subtema 2

“Pentingnya Makanan Sehat Bagi Manusia”. Hal ini ditambah dengan

berdasarkan penelitian tentang kebiasaan makan anak yang dilakukan

Judarwanto di tahun 2017, ia menyatakan jumlah anak yang menghabiskan

makanan hanya mencapai jumlah 27.5%. Untuk mengetahui kebenaran

tersebut di tingkat sekolah dasar, peneliti kemudian memberikan angket

kepada 25 peserta didik kelas V-B di SDK Sang Timur Yogyakarta. Dari

angket tersebut, peneliti mendapatkan data bahwa 76% peserta didik di kelas

V-B memiliki kebiasaan tidak menghabiskan makanan. Data ini menunjukkan

kebiasaan menyisakan dan membuang makanan masih sering terjadi dan

dilakukan oleh peserta didik. Kebiasaan ini berlawanan dengan isi Laudato Si’

dan ajakan dalam Surat Gembala, sebab membuang makanan akan

menyebabkan penumpukan sampah limbah pangan yang berdampak pada

kerusakan lingkungan dan pencemaran alam.

Berdasarkan informasi tersebut, peneliti terdorong untuk melakukan

penelitian dan pengembangan (Research & Development). Peneliti

mengembangkan prototipe sosiodrama berjudul “Menghilangnya Sepiring

Nasi” yang disusun berdasarkan materi tematik kelas V Tema 3 “Makanan

Sehat” Subtema 2 “Pentingnya Makanan Sehat” dan pembelajaran Pendidikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

3

Lingkungan Hidup (PLH). Pendidikan Lingkungan Hidup merupakan

pengetahuan, muatan pelajaran dan kompetensi ajar yang mengandung cara –

cara penanganan permasalahan lingkungan yang ditujukan kepada peserta

didik Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (Lansh, 2016: 2). Pendidikan

lingkungan hidup mempunyai tiga target ketercapaian pembelajaran yaitu, 1)

sukses kognitif, 2) sukses afektif, dan 3) sukses psikomotor (Suaedi, 2016:

50). Ketiga tujuan ini relevan dengan tujuan pembelajaran pendidikan karakter

yang termuat dalam pembelajaran tematik kurikulum 2013. PLH juga

memiliki tujuan untuk membentuk peserta didik memiliki etika lingkungan

hidup. Tujuan dan etika pendidikan lingkungan hidup menjadi acuan peneliti

dalam mengembangkan prototipe sosiodrama dalam penelitian.

Peneliti memberikan instrumen wawancara kepada empat guru kelas V

SD, yang terdiri dari dua guru dari regional Yogyakarta dan dua guru dari

regional Jawa Tengah. Angket wawancara diberikan dengan tujuan

menanyakan pendapat tentang pengemasan pembelajaran tematik tema 3

subtema 2 dalam bentuk sosiodrama. Dari hasil wawancara guru, tiga (3) dari

empat (4) guru mengatakan pembelajaran tematik dapat dikemas dengan

metode sosiodrama karena akan memunculkan ketertarikan pada peserta didik

dan guru juga membutuhkan naskah untuk melaksanakan pembelajaran

dengan menggunakan metode sosiodrama. Roestiyah (2001: 90) menyatakan,

sosiodrama adalah sebuah proses bermain peran yang mendramatisasikan

tingkah laku, gerak-gerik ataupun ekspresi wajah berkaitan dengan kehidupan

sosial sehari-hari. Selain sebagai metode pembelajaran di dunia pendidikan,

drama juga digunakan gereja sebagai pengenalan dan pendalaman Kitab Suci

yang dikenal dengan Bibliodrama. Bibliodrama adalah sebuah pendalaman

tentang ajaran Kitab Suci yang dikemas secara kreatif dengan mengadaptasi

dari seni pertunjukan. Dalam hal ini, terdapat dua persamaan di dalam lingkup

pendidikan dan gereja yaitu keduanya sama-sama menggunakan drama atau

permainan peran sebagai cara untuk menanamkan kesadaran untuk

menanggapi suatu permasalahan atau peristiwa (Pitzele, 1998: 2). Hal ini

semakin mendorong peneliti untuk mengembangkan prototipe naskah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

4

sosiodrama dalam penelitian dan pengembangan yang dapat digunakan dalam

pembelajaran tematik SD kelas V dan berisi pesan untuk memiliki kebiasaan

baik yaitu menghabiskan makanan.

Peneliti terinspirasi oleh penelitian sebelumnya yang dilakukann

Mardiyatun (2011), yang berjudul “Metode Sosiodrama Dalam Pembelajaran

IPS di Sekolah Dasar Kelas IV”. Penelitian Mardiyatun mengembangkan

metode sosiodrama dalam muatan pembelajaran IPS kelas IV. Perbedaannya

dengan penelitian yang dilakukan peneliti adalah, peneliti melakukan

sosiodrama dalam pembelajaran tematik kelas V pada tema 3 subtema 2. Hasil

penelitian Mardiyatun menunjukkan bahwa metode sosiodrama yang

diterapkan dengan langkah-langkah yang benar dapat meningkatkan kualitas

pembelajaran, keaktifan peserta didik, keterampilan proses, serta pemahaman

peserta didik terhadap materi yang dipelajari. Dengan adanya prototipe naskah

sosiodrama, guru memiliki pengetahuan memberikan pembelajaran tematik

dengan menggunakan metode sosiodrama dan peserta didik memiliki

pengalaman bermain peran dalam proses pembelajaran.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana mengembangkan sosiodrama berbasis Pendidikan

Lingkungan Hidup sebagai metode pembelajaran tematik kelas V

Tema 3 “Makanan Sehat” Subtema 2 “Pentingnya Makanan Sehat

Bagi Tubuh”?

1.2.2 Bagaimana kualitas sosiodrama berbasis Pendidikan Lingkungan

Hidup sebagai metode pembelajaran tematik kelas V Tema 3

“Makanan Sehat” Subtema 2 “Pentingnya Makanan Sehat Bagi

Tubuh”?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Mengembangkan sosiodrama berbasis Pendidikan Lingkungan Hidup

sebagai metode pembelajaran tematik kelas V Tema 3 “Makanan

Sehat” Subtema 2 “Pentingnya Makan Sehat Bagi Tubuh”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

5

1.3.2 Mengetahui kualitas sosiodrama berbasis Pendidikan Lingkungan

Hidup sebagai metode pembelajaran tematik kelas V Tema 3

“Makanan Sehat” Subtema 2 “Pentingnya Makan Sehat Bagi Tubuh”.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Peneliti

Peneliti memperoleh pengetahuan serta pengalaman dalam

mengembangkan metode sosiodrama berbasis Pendidikan Lingkungan

Hidup yang ditulis berdasarkan materi tematik kelas V dan digunakan

sebagai metode pembelajaran.

1.4.2 Bagi Guru

Guru memperoleh pengetahuan tentang metode sosiodrama yang dapat

diterapkan dalam pembelajaran tematik kelas V Tema 3 “Makanan

Sehat” Subtema 2 “Pentingnya Makanan Sehat Bagi Tubuh”.

1.4.3 Bagi Peserta Didik

Peserta didik memiliki kebiasaan menghabiskan makanan sebagai salah

satu cara untuk menjaga lingkungan.

1.5 Definisi Operasional

1.5.1 Prototipe adalah bentuk awal atau rancangan sebuah produk sebelum

disempurnakan.

1.5.2 Sosiodrama adalah proses belajar kelompok atau individu dengan

memberikan sebuah alur cerita yang berkaitan dengan materi

pembelajaran untuk diperankan.

1.5.3 Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) adalah sebuah pendidikan yang

bertujuan untuk menanamkan kesadaran pentingnya menjaga dan

merawat lingkungan.

1.5.4 Tematik Tema 3 “Makanan Sehat” Subtema 2 “Pentingnya Makanan

Sehat Bagi Tubuh” adalah salah satu materi tematik yang terdapat di

kelas V semester ganjil yang mengandung muatan pembelajaran IPS,

PKn, Bahasa Indonesia, IPA dan SBdP.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

6

1.6 Spesifikasi Produk

Produk yang dikembangkan adalah sosiodrama berbasis Pendidikan

Lingkungan Hidup (PLH) yang disusun berdasarkan materi tematik kelas V

Tema 3 Subtema 2. Prototipe naskah ini dapat digunakan dalam pembelajaran

di kelas maupun pengembangan diri dalam lomba atau acara khusus bertajuk

kesenian yang diadakan oleh. Adapun spesifikasi produk sebagai berikut.

1.6.1 Sosiodrama dikembangkan berdasarkan materi tematik kelas V Tema 3

“Makanan Sehat” Subtema 2 “Pentingnya Makanan Sehat Bagi Tubuh”

dan kegelisahan kerusakan lingkungan akibat kebiasaan menyisakan

makanan yang dibahas dalam Laudato Si’ nomor 22 dan ditegaskan

dalam Surat Gembala Peringatan Hari Pangan Sedunia Ke-36 tahun

2018.

1.6.2 Sampul naskah sosiodrama memuat judul “Menghilangnya Sepiring

Nasi” dengan ilustrasi sampul berupa lukisan karya Margareth Jenny S,

B.A yang berjudul “Maaf”. Lukisan diciptakan di tahun 2018 dan

menggambarkan kedekatan seorang ibu dan anak sebagai

penggambaran relasi manusia dengan alam. Halaman sampul dicetak

menggunakan kertas Buffalo.

1.6.3 Naskah sosiodrama dilengkapi dengan desain latar tempat yang

diharapkan dalam cerita. Kemudian berisi keterangan jumlah aktor dan

aktris, penjelasan penokohan masing-masing karakter, dan peran kru di

balik panggung.

1.6.4 Naskah sosiodrama berbentuk buku dengan ukuran 21,0 x 29,7 cm

(A4). Jenis font yang digunakan adalah Times New Roman dengan

ukuran font 12.

1.6.5 Naskah sosiodrama dilengkapi dengan satu CD berisikan instrumen dan

suara yang digunakan sebagi pendukung sosiodrama “Menghilangnya

Sepiring Nasi”. CD tersebut dapat digunakan guru sebagai pendukung

pelaksanaan sosiodrama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

7

BAB II

LANDASAN TEORI

Uraian dalam bab ini terdiri dari kajian pustaka, penelitian yang relevan,

dan kerangka berpikir.

2.1 Kajian Pustaka

Uraian dalam bab ini menjelaskan beberapa teori yang digunakan sebagai

pendukung dalam penelitian. Adapun beberapa teori tersebut ialah

keprihatinan gereja tentang lingkungan hidup, pendidikan lingkungan hidup,

pembelajaran tematik kelas V SD, sosiodrama dan karakteristik peserta didik

kelas V.

2.1.1 Keprihatinan Gereja Tentang Kerusakan Lingkungan Hidup

Uraian dalam subbab ini menjelaskan keprihatinan gereja sebagai wadah

umat Kristiani, dalam menanggapi permasalahan-permasalahan lingkungan

hidup melalui seruan dalam Ensiklik Laudato Si’ yang ditulis Paus Fransiskus

dan Surat Gembala Peringatan Hari Pangan Sedunia Ke-36 yang ditulis Mgr.

Rubiyatmoko.

2.1.1.1 Ensiklik Laudato Si’

Kerusakan lingkungan hidup yang terjadi di bumi sudah sangat

mengkhawatirkan. Permasalahan ini telah mengundang perhatian semua

kalangan untuk menemukan solusi dan pencegahan, salah satunya adalah

gereja sebagai wadah umat Kristiani. Chang (2001: 62) menyatakan bahwa

gereja selalu terlibat dalam memberikan perhatian kepada segala jenis

bidang kehidupan seperti moral, perdamaian antar bangsa dan lain-lain.

Gereja pun memiliki perhatian terhadap bidang lain yakni tentang

lingkungan hidup. Salah satu tokoh gereja terdahulu yang sangat

memperhatikan lingkungan hidup adalah Paus Paulus VI. Beliau

merupakan paus pertama yang sungguh-sungguh mengangkat keprihatinan

tentang lingkungan hidup dan ditulis ke dalam teks-teks penting gereja

seperti dalam Ensiklik Populorum Progressio di tahun 1967 dan pesan

pada Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia ke V yang diperingati di

tahun yang sama. Keprihatinan tentang krisis lingkungan hidup terus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

8

menerus gereja angkat melalui ensiklik-ensiklik dan dokumen gereja

sampai saat ini. Salah satunya adalah Ensiklik Laudato Si’ di tahun 2015.

Ensiklik Laudato Si’ adalah ensiklik yang ditulis Paus Fransiskus dan

diterbitkan pada 18 Juni 2015. Laudato Si’ mengangkat tentang perawatan

rumah kita bersama sebagai tajuknya. Paus Fransiskus memberikan

gambaran bumi telah menjadi tempat pembuangan sampah raksasa (LS:

no. 21). Seruan dari Paus Fransiskus mengenai kerusakan lingkungan

mengarisbawahi beberapa hal penting seperti polusi, limbah, budaya

buang sampah, masalah air, kualitas hidup manusia, kemerosotan sosial,

ketimpangan global, tanggapan-tanggapan yang lemah, dan keragaman

pendapat. Isi dari Ensiklik Laudato Si’ yang ditulis oleh Paus Fransiskus

secara garis besar digambarkan dalam gambar ilustrasi berikut.

Gambar 2.1: Ilustrasi isi Ensiklik Laudato Si’

Berdasarkan ilustrasi yang dibuat oleh Divisi Lingkungan Hidup dari

Komisi Keadilan Perdamaian Keuskupan Agung Jakarta, dari sekian

permasalahan yang disoroti oleh LS, salah satu bentuk kerusakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

9

lingkungan adalah polusi pangan. Di dalam ilustrasi gambar, polusi

pangan terdapat pada bagian dari permasalahan solidaritas pangan. Di

dalam Ensiklik Laudato Si’, Paus Fransiskus menekankan polusi pangan

yang terjadi akibat kebiasaan membuang makanan atau “throw away

culture”. Polusi pangan akibat menumpuknya sisa makanan telah menjadi

masalah yang serius. Hal ini dikatakan oleh Bapa Paus Fransiskus bahwa

sepertiga makanan yang telah diproduksi di seluruh dunia terbuang

percuma (LS: no. 50). Angka ini dikonfirmasi kebenarannya dan

disebutkan pula oleh Badan Pangan PBB (Food and Agriculture

Organization of The United Nations/FAO). Badan Pangan PBB

mengutarakan bahwa makanan terbuang ini terjadi selama proses produksi,

distribusi, dan karena perilaku konsumsi manusia. Meskipun terlihat

sederhana, sampah makanan ini menyumbang 10% dari gas emisi yang

dapat menyebabkan terjadinya efek rumah kaca. Efek rumah kaca sendiri

berakibat pada perubahan iklim yang ekstrem, meningkatnya permukaan

air laut dan meningkatnya suhu bumi yang mengakibatkan pemanasan

global/global warning (FAO & FMH, 2017: 6-8). Mengingat

berbahayanya dampak kebiasaan membuang makanan tersebut, Paus

Fransiskus memberikan seruan sebagai antisipasi atau cara yang

mengurangi dampak dari kerusakan lingkungan akibat polusi pangan

adalah adalah dengan cara tidak menyisakan makanan. Keprihatinan

tentang kebiasaan menyisakan makanan yang menjadi salah satu faktor

penyebab kerusakan lingkungan, bukan hanya diungkapkan dalam

Ensiklik Laudato Si’ saja, melainkan dipertegas kembali dan menjadi

pembahasan yang lebih spesifik dalam Surat Gembala Peringatan Hari

Pangan Sedunia ke-36 Keuskupan Agung Semarang di tahun 2018.

2.1.1.2 Surat Gembala Peringatan Hari Pangan

Maraknya food waste atau terbuangnya makanan juga terjadi di

Indonesia. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Perwakilan FAO untuk

Indonesia dan Timor Leste, Mark Smulders. Beliau mengungkapkan, di

Indonesia sendiri sebanyak 13 juta metrik ton makanan terbuang di setiap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

10

tahunnya. Mark Smulders menambahkan jika jumlah tersebut mampu

memberi makan 11% populasi Indonesia atau sekitar 28 juta penduduk

setiap tahunnya. Angka-angka ini menunjukkan betapa tingginya

kebiasaan manusia dalam menyisakan makanan yang bersumber dari

lingkungan. Keprihatinan pangan yang diungkapkan dalam Laudato Si’

kemudian diangkat oleh Keuskupan Agung Semarang dalam Surat

Gembala Peringatan Hari Pangan Sedunia Ke-36.

Surat Gembala ini ditulis oleh Mgr. Rubiyatmoko selaku uskup

Keuskupan Agung Semarang. Surat ini dibacakan dalam perayaan ekaristi

di seluruh Keuskupan Agung Semarang pada tanggal 27 September 2018.

Di dalamnya, Mgr. Rubi mengajak umat sekalian untuk mensyukuri

profesi petani, pelayan, peternak dan melihat profesi itu sebagai profesi

yang sangat bermanfaat karena jasanya dalam penanam, pengolah dan

perantara makanan yang berasal dari lingkungan. Tanpa profesi-profesi itu

manusia tidak akan memenuhi kebutuhan makanan pokok. Kemudian

ajakan selanjutnya adalah ajakan untuk menghargai profesi-profesi

tersebut dengan cara tidak menyisakan dan membuang makanan. Perilaku

ini merupakan ajakan yang diteruskan dari Ensiklik Laudato Si’ tentang

kecenderungan throw-away culture atau “budaya membuang” yang sedang

marak di dalam kehidupan sehari-hari yang memiliki dampak yang besar

dalam kerusakan lingkungan hidup. Ajakan dalam Surat Gembala adalah

membiasakan diri memiliki habitus (kebiasaan) yang baik, diantaranya: 1)

membiasakan diri untuk berdoa sebelum dan sesudah makan sebagai

wujud ucapan syukur atas makanan yang telah diberikan alam dan Tuhan,

2) mengusahakan pola makan yang sehat, 3) mengadakan gerakan

mengkonsumsi makanan lokal, dan 4) membangun kebiasaan untuk tidak

menyisakan dan membuang-buang makanan (Rubiyatmoko: alinea 10).

Ensiklik Laudato Si’ dan Surat Gembala yang membahas tentang

kebiasaan buruk menyisakan makanan sebagai bentuk perilaku tidak

mencintai lingkungan, telah menunjukkan keprihatinan tentang kerusakan

lingkungan hidup bukan lagi hanya sebuah keresahan segelintir orang saja,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

11

melainkan oleh seluruh elemen masyarakat domestik maupun

mancanegara. Diperlukan sebuah usaha untuk melakukan penanggulangan

dan pencegahan mengenai kerusakan lingkungan hidup dari semua lini,

mulai dari cara pandang, cara berpikir, kebijakan, gaya hidup, spiritualitas

dan program pendidikan (LS: no. 111). Pendidikan menjadi salah satu cara

alternatif untuk menumbuhkan kesadaran dan budaya menjaga lingkungan

(LS: no. 209). Berdasarkan hal tersebut, munculah sebuah cabang ilmu

baru yang mengandung ilmu perawatan lingkungan hidup yang dikenal

sebagai Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH).

2.1.2 Pendidikan Lingkungan Hidup

Uraian dalam subbab ini akan menjelaskan teori-teori yang digunakan

dalam penelitian terkait dengan Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH).

Pembahasan dalam subbab ini terdiri dari pengertian pendidikan

lingkungan hidup, etika lingkungan hidup, tujuan pendidikan lingkungan

hidup, target ketercapaian pendidikan lingkungan hidup dan pendidikan

lingkungan hidup dalam pembelajaran tematik SD.

2.1.2.1 Pengertian Pendidikan Lingkungan Hidup

Akar kemunculan pendidikan lingkungan hidup berawal dari Konvensi

UNESCO di Tbilisi pada tahun 1977 (Simbolon, 2010: 6) yang

menyebutkan, bahwasanya pendidikan lingkungan hidup merupakan

sebuah proses belajar yang membentuk suatu masyarakat yang peduli

terhadap lingkungan kemudian memiliki kemampuan, keinginan dan

pengetahuan guna mengatasi permasalahan lingkungan dan mencegah

permasalahan lingkungan yang baru.

Pengertian selanjutnya menyatakan bahwa pendidikan lingkungan

hidup adalah upaya perubahan perilaku dan sikap yang dilakukan di

berbagai elemen masyarakat tanpa mengenal elemen usia untuk

menanamkan keterampilan, pengetahuan dan kesadaran tentang nilai-nilai

lingkungan dan isu permasalahan lingkungan, yang nantinya akan

mengarah pada gerakan pelestarian dan keselamatan lingkungan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

12

kepentingan generasi sekarang dan yang akan datang (Tim PLH Uness,

2014: 4).

Pengertian pendidikan lingkungan hidup dalam lingkup sekolah dasar

berasal dari pernyataan Baharudin (2009: 11), yakni pendidikan yang

menanamkan kesadaran, nilai-nilai, sikap, keterampilan dan tanggung

jawab terhadap masalah lingkungan hidup sebagai keperihatinan bersama,

dalam pembelajaran keseharian baik secara spesifik maupun integratif.

Dari uraian pengertian yang telah disebutkan, dapat ditarik kesimpulan

bahwa pendidikan lingkungan hidup adalah sebuah proses pembelajaran

yang menanamkan keprihatinan dan kepedulian terhadap lingkungan hidup

melalui pengetahuan, perasaan dan keterampilan. Dalam penelitian ini,

proses pembelajaran ditekankan untuk mengajak peserta didik untuk

mencintai lingkungan dan menghargai alam sebagai penyedia bahan

makanan mentah. Selain itu, menanamkan kesadaran kepada peserta didik

tentang pentingnya menghabiskan makanan. Proses pembelajaran dari

pendidikan lingkungan hidup diarahkan agar manusia menyadari dan

kembali memiliki etika lingkungan hidup (Stanford, 2008: 3).

2.1.2.2 Etika Lingkungan Hidup

Etika lingkungan hidup merupakan pedoman-pedoman yang digunakan

sebagai dasar merumuskan tujuan pelaksanaan pendidikan lingkungan

hidup (Stanford, 2008: 4). Etika lingkungan hidup mencakup pembahasan

mengenai perilaku manusia dalam berelasi dengan alam, baik secara

langsung maupun tindakan-tindakan yang berdampak pada alam. Keraf

(2005: 143-159) menjabarkan empat (4) etika lingkungan hidup yang

harus dimiliki setiap manusia sebagai individu yang terlibat secara

langsung dengan alam. Empat etika lingkungan hidup itu antara lain:

1. Sikap Hormat terhadap Alam (Respect for Nature)

Lingkungan memiliki hak untuk dihormati. Bukan hanya karena

manusia membutuhkan alam, melainkan karena manusia sendiri

merupakan bagian dari alam itu sendiri. Manusia sebagai makhluk

yang mempunyai kedudukan paling tinggi, mempunyai kewajiban

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

13

menghargai hak semua mahkluk hidup untuk berada, hidup, tumbuh,

dan berkembang secara alamiah sesuai dengan tujuan penciptanya.

Manusia menghormati lingkungan dengan memelihara, merawat,

menjaga, melindungi, dan melestarikan lingkungan beserta seluruh

isinya. Manusia tidak diperbolehkan merusak, menghancurkan, dan

sejenisnya bagi lingkungan alam sekitar beserta seluruh isinya. Sikap

hormat kepada alam ini pun dapat diwujudkan dalam bentuk karya

seperti lukisan, patung, poster atau karya yang bercerita tentang

lingkungan. Dengan adanya karya-kerya tersebut, manusia akan

merasa dirinya dekat dan memiliki kecintaan pada alam itu sendiri

yang diwujudkan dalam bentuk karya seni. Dalam kaitannya dengan

pembelajaran, etika ini berkaitan dengan aspek kognitif/pengetahuan

dan afektif/perasaan.

2. Tanggung Jawab kepada Alam (Responsibility for Nature)

Tanggung jawab disini bukan hanya manusia sebagai individu,

melainkan juga dalam sebuah kelompok. Setiap manusia perlu

memiliki sikap bertanggung jawab kepada alam melalui rasa memiliki

yang tinggi. Rasa memiliki pun bukan berarti seluruh alam bebas

untuk dikuasai. Manusia perlu menyadari bahwa alam bukanlah milik

individu atau segelintir orang terdekat, melainkan milik bersama.

Melalui rasa memiliki inilah yang akan muncul dorongan untuk

memelihara, merawat, melestarikan lingkungan yang menjadi rumah

huni manusia bersama. Selain itu, sikap merawat, memelihara dan

melestarikan akan membawa dampak baik kepada alam itu sendiri dan

orang-orang sekitar yang bergantung pada alam sebagai alat

pemenuhan kebutuhan. Sebagai contoh adalah petani. Menghabiskan

makanan yang berasal dari jerih payah petani ketika menanam dan

menjaganya menjadi salah salah satu bentuk sikap tanggung jawab

manusia terhadap alam berdampak baik pada orang di sekitarnya.

Dalam kaitannya dengan pembelajaran, etika ini berkaitan dengan

aspek afektif/perasaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

14

3. Kepedulian kepada Alam (Caring for Nature)

Keraf menyatakan peduli terhadap lingkungan menjadi sebuah

prinsip moral yakni memberi apapun untuk pelestarian alam untuk

kepentingan alam itu sendiri, bukan kepentingan pribadi. Ketika

hendak mengambil keputusan yang berkaitan dengan alam, manusia

perlu juga memikirkan dampak yang terjadi pada alam. Bukan hanya

memikirkan kepentingan dan ambisi pribadi dalam pemenuhan

kebutuhan. Manusia perlu menyadari tindakannya sehari-hari akan

berpengaruh kepada alam. Contoh sederhana ialah ketika manusia

memiliki kebiasaan membuang sampah sembarangan, sampah yang

lambat laun menumpuk akan menimbulkan bau tidak sedap dan

mengganggu manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, manusia perlu

memiliki kepedulian terhadap alam dengan berpikir secara matang

sebelum bertindak terkait dengan dampak yang akan terjadi di alam.

Dalam kaitannya dengan pembelajaran, etika ini berkaitan dengan

aspek pengetahuan/kognitif dan perasaan/afektif.

4. Prinsip Hidup Selaras dengan Lingkungan (Living with Nature)

Prinsip hidup terkait dengan kebiasaan, gaya hidup, kualitas hidup

dan persepsi akan kehidupan itu sendiri. Prinsip hidup akan

berpengaruh pada etika manusia menyikapi alam. Perilaku egois,

budaya konsumtif dan berlebih akan cenderung merugikan alam dan

lingkungan. Pola hidup konsumtif yang berlebihan akan berpengaruh

pada budaya ‘membuang’ yang berlebihan pula. Sebagai contoh

budaya konsumsi makanan berlebihan menyebabkan menumpuknya

timbunan sisa-sisa makanan yang akhirnya terbuang percuma.

Manusia perlu memiliki prinsip hidup yang tidak merugikan alam.

Manusia juga perlu memiliki kesadaran bahwa dirinya merupakan

individu bagian dari alam itu sendiri. Keraf menyatakan, kesadaran

manusia yang hidup selaras dengan alam diwujudkan salah satunya

dalam bentuk dinamisme dalam masyarakat, seperti adanya upacara

melarung sesaji untuk menghormati laut di Cilacap dan tarian Dewi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

15

Sri yang menggambarkan pujian syukur para petani kepada dewi

pelindung tanah pertanian.

Etika lingkungan hidup menjadi acuan pedoman manusia dalam

bertindak melestarikan dan menjaga alam melalui beragam cara, salah

satunya dengan pendidikan. Etika lingkungan hidup pula menjadi dasar

dalam penyusunan tujuan pendidikan lingkungan hidup yang menjadi

salah satu program menjaga dan melestarikan lingkungan di ranah

pendidikan (Keraf, 2005: 160).

2.1.2.3 Tujuan Pendidikan Lingkungan Hidup

Pendidikan lingkungan hidup secara sederhana bertujuan untuk

membentuk manusia yang bertanggung jawab memelihara, merawat dan

melestarikan alam. Sejalan dengan Fien (1997: 7-8), yang menyatakan jika

pendidikan lingkungan hidup memiliki tujuan memperbaiki upaya

peningkatan, pemeliharaan, pelestarian alam dimulai dari dasar yaitu

penanaman pola pikir (filosofis). Khoirunnisa merangkum tujuan

pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup sebagai berikut (2016: 16-22) :

1) Meningkatkan Kesadaran (Awareness)

Pendidikan lingkungan hidup akan membentuk sikap dan perilaku

sadar lingkungan. Pembentukan sikap dan perilaku inilah yang akan

memicu kepekaan peserta didik untuk berpikir kritis terhadap setiap isu

lingkungan, baik dalam mengurangi permasalahan lingkungan maupun

melakukan pencegahan. Penelitian dan pengembangan sosiodrama ini

juga bertujuan membantu peserta didik melihat dan memikirkan

tentang salah satu permasalahan lingkungan berkaitan dengan adanya

kebiasaan manusia menyisakan makanan sehingga terjadi pencemaran

lingkungan.

2) Memantapkan Ilmu dan Wawasan (Science & Knowledge)

Pendidikan lingkungan hidup bertujuan untuk meningkatkan dan

mengembangkan ilmu lingkungan itu sendiri, meskipun dalam dalam

bentuk yang masih sederhana. Hal ini akan menambah pengalaman

peserta didik untuk mempelajari lingkungan secara utuh dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

16

menyeluruh. Salah satu alasan kurangnya kepedulian dan kesadaran

peserta didik tentang lingkungan disebabkan lantaran tidak tersedianya

informasi tentang adanya dampak dari tindakan manusia terhadap

lingkungan. Informasi yang peneliti sampaikan dalam sosiodrama

adalah: a) manfaat makanan bagi kesehatan manusia, b) kebiasaan

menyisakan makanan dapat menjadi limbah yang mencemari

lingkungan

3) Pembentukan Keterampilan (Skill)

Khoirunnisa (2016: 18) berpendapat keterampilan memecahkan

masalah sangat ditekankan dalam Pendidikan Lingkungan Hidup

(PLH). Keterampilan memecahkan masalah bertujuan untuk mengatasi

permasalahan serta mengetahui upaya pencegahan agar permasalahan

tersebut tidak muncul kembali. Dalam sosiodrama ini, peneliti hendak

membantu peserta didik memiliki kebiasaan untuk mengambil

makanan secukupnya dan bertanggung jawab menghabiskan makanan

tersebut. Dengan demikian, penumpukan sisa makanan tidak akan

terjadi.

4) Memunculkan Partisipasi dan Kontribusi (Participation and

Contribution)

Pendidikan lingkungan hidup bertujuan untuk membentuk karakter

peduli secara nyata, bukan hanya teoritis belaka. Hal ini diwujudkan

dalam keterlibatan (partisipasi) peserta didik dalam mengikuti

kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pemeliharaan lingkungan

dan mengatasi masalah lingkungan. Sosiodrama ini menumbuhkan

partisipasi peserta didik untuk menghargai semua profesi yang

berkaitan dengan pangan.

2.1.2.4 Target Ketercapaian Pelaksanaan Pendidikan Lingkungan Hidup

Etika lingkungan hidup telah membawa pendidikan lingkungan hidup

untuk menyusun target ketercapaian pembelajarannya. Tiga target

pencapaian yang menjadi tolak ukur ketercapaian pendidikan lingkungan

hidup adalah sebagai berikut (Suaedi, 2016: 50) :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

17

1. Sukses kognitif; yang artinya peserta didik mampu mengetahui dan

memahami berbagai permasalahan lingkungan hidup serta dampak-

dampaknya. Sebagai contoh, peserta didik mampu memahami

kebiasaan menyisakan dan membuang makanan yang menjadi

bentuk pencemaran lingkungan karena penumpukan makananan

menjadi salah satu pemicu kerusakan alam. Selain itu, prototipe

sosiodrama yang dikembangkan oleh peneliti memiliki tujuan untuk

memberikan pengetahuan tentang kebiasaan menyisakan makanan

sebagai bentuk tindakan yang tidak menghargai makanan, manfaat

memiliki pola makan teratur bagi tubuh dan penyakit akibat

gangguan pencernaan.

2. Sukses afektif, yaitu peserta didik dapat menumbuhkan kebiasaan

dalam dirinya untuk memiliki kesadaran, sikap, dan perilaku, serta

membangkitkan keinginan berpartisipasi aktif di dalam pemecahan

permasalahan lingkungan hidup. Dalam sosiodrama yang

dikembangkan, peserta didik akan memiliki kesadaran untuk

menghargai jasa petani sebagai penanam dan penyedia bahan

makanan mentah yang berasal dari alam dan merefleksikan

kebiasaan tidak menghabiskan makanan melalui jalan cerita

sosiodrama.

3. Sukses psikomotor; artinya peserta didik dapat memiliki

keterampilan dalam upaya menanggapi permasalahan lingkungan

hidup. Dengan memiliki pengetahuan (kognitif), kesadaran sikap

dan perilaku (afektif), peserta didik akan bertindak untuk mengatasi

atau mencegah permaslahan lingkugnan hidup yang ada di

sekitarnya. Dalam prototipe sosiodrama, peserta didik dibentuk

untuk memiliki tindakan yang selaras dengan alam melalui

tindakan, seperti mengambil makanan secukupnya, menghabiskan

makanan dan tidak memiliki kebiasaan menyisakan makanan.

Ketercapaian dari pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup ini sesuai

dengan prinsip pendidikan karakter yang saat ini terkandung dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

18

kurikulum 2013 SD. Setiap unsur kognitif, afektif dan psikomotor

kemudian dikelompokkan ke dalam empat kelompok kompetensi yang

dikenal sebagai KI. Dimulai dari KI-1 spiritual, KI-2 sosial, KI-3

pengetahuan dan KI-4 keterampilan (Sutrisno, 2014: 28). Keseluruhan

aspek ketercapaian pendidikan lingkungan hidup dan aspek pendidikan

karakter dalam kurikulum 2013 saat ini terintegrasi dan diajarkan dalam

pembelajaran tematik sekolah dasar.

2.1.2.5 PLH Dalam Pembelajaran Tematik SD

Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) dapat diintegrasikan pada

berbagai muatan pelajaran SD seperti IPS, Bahasa Indonesia, IPA,

Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes), Seni Budaya

dan Keterampilan (SBdP). Muatan pelajaran yang akan saling berkaitan

satu sama lain dalam pembelajaran tersebut, memiliki ruang lingkup yang

luas dan menguatkan antara materi satu muatan pembelajaran dengan

muatan pembelajaran yang lain (Hamlah, 2013: 24-25).

Barlia (2010: 12-16) menyatakan pendidikan lingkungan hidup telah

terkandung dalam materi pembelajaran tematik SD di setiap jenjang dari

kelas I sampai VI, baik semester ganjil maupun semester genap.

Pendidikan lingkungan hidup terintegrasi bersama dengan muatan-muatan

pelajaran yang lain dan bergabung ke dalam dalam tema-tema yang

memiliki subtema di setiap judul temanya. Berikut adalah tabel rangkuman

materi pembelajaran tematik edisi revisi 2017 yang terkandung muatan

pendidikan lingkungan hidup di dalamnya.

Tabel 2.1: PLH dalam Pembelajaran Tematik SD

Kelas Semester Tema Materi Pembelajaran Tentang

Lingkungan Hidup

I

Ganjil

Tema 2 “Kegemaranku”

Membuat sampul buku dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada di alam seperti ranting pohon dan daun kering.

Tema 3 “Kegiatanku”

Membuat kerajinan dari biji-bijian, daun atau bahan alam yang ada di lingkungan sekitar sekolah.

Genap

Tema 6 “Lingkungan

Bersih, Sehat dan Asri”

Kegiatan kerja bakti dalam upaya membersihkan lingkungan agar bersih, sehat dan asri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

19

Tema 7 “Benda, Hewan dan Tanaman Di Sekitarku”

Mengenali hewan dan tumbuhan sebagai mahluk hidup yang harus dijaga dan dipelihara dengan baik melalui kegiatan mewarnai, menggambar, berkunjung ke kebun binatang dan lain-lain.

Tema 8 “Peristiwa Alam”

Mempelajari perilaku-perilaku yang berpengaruh pada peristiwa alam seperti membuang sampah mengakibatkan banjir, dan melakukan sikap-sikap yang sesuai dengan keadaan alam seperti tidak membuang-buang air ketika kemarau.

II

Ganjil

Tema 2 “Bermain Di Lingkunganku”

Menggunakan bahan-bahan yang terdapat di alam sebagai media atau properti permainan

Tema 4 “Hidup Bersih dan Sehat”

Menciptakan kondisi lingkungan sekitar yang bersih dan tidak menimbulkan penyakit.

Genap Tema 6 “Merawat

Hewan Dan Tumbuhan”

Langkah-langkah menanam dan memberi pupuk pada tanaman agar tanaman tidak layu dan dapat dimanfaatkan untuk kehidupan sehari-hari, mengenal jenis-jenis hewan peliharaan dan cara merawatnya.

III

Ganjil

Tema 1 “Pertumbuhan dan

Perkembangan Mahluk Hidup”

Pertumbuhan tanaman (metamorfosis, anatomi tubuh tumbuhan), jenis-jenis tumbuhan dan daur hidup mahluk hidup.

Tema 2 “Menyayangi

Tumbuhan dan Hewan”

Cara-cara pelestarian tumbuhan melalui stek, mencangkok dan lain-lain, permasalahan perburuan liar yang tidak menunjukkan sikap cinta hewan.

Genap

Tema 7 “Energi dan

Perubahannya”

Bacaan tentang mencairnya es di kutub akibat meningkatnya suhu bumi yang merupakan dampak dari pemanasan global.

Tema 8 “Bumi dan Alam Semesta”

Bumi sebagai planet tempat tinggal manusia dari berbagai daerah, bermacam mahluk hidup dan sumber daya alam yang perlu dijaga bersama.

IV Ganjil

Tema 2 “Berhemat Energi”

Kebiasaan-kebiasaan sederhana menghemat energi, seperti mematikan lampu ketika tidak digunakan, yang berdampak baik bagi pengurangan efek rumah kaca. Mengurangi kebiasaan tergantung pada energi bumi dan mengubahnya menjadi energi alternatif.

Tema 3 “Peduli Mahluk Hidup”

Mengenali sikap-sikap yang mencerminkan ketidakpedulian pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

20

mahluk hidup (hewan dan tumbuhan).

Genap Tema 8“Daerah

Tempat Tinggalku”

Mengeksplorasi keunikan tempat tinggal masing-masing berkaitan dengan rumah adat, kebun, taman bunga atau kenampakan alam lain ya dan upaya-upaya menjaganya agar tetap bersih dan terawat.

V

Ganjil

Tema 2 “Udara Bagi Kesehatan”

Kebakaran hutan di Kalimantan yang menimbulkan penyakit pernafasan sebagai salah satu bentuk polusi udara, gerakan menanam pohon yang menghasilkan oksigen untuk mengimbangi kadar karbondioksida di udara.

Tema 3 “Makanan Sehat”

Kebiasaan makan makanan yang bergizi dan memiliki pola makan teratur.

Tema 5 “Ekosistem”

Mempelajari tentang ragam ekosistem alami dan buatan.

Genap

Tema 7 “Peristiwa dalam Kehidupan”

Mengenali peristiwa alam yang disebabkan perilaku dan kebiasaan manusia seperti menebang hutan yang menyebabkan banjir.

Tema 8 “Lingkungan Sahabat Kita”

Pemanfaatan lingkungan dalam kehidupan manusia.

VI Ganjil

Tema 1 “Selamatkan

Mahluk Hidup”

Upaya-upaya untuk mencegah kepunahan tumbuhan dan hewan.

Genap Tema 8 “Bumiku” Jenis-jenis kenampakan alam.

Berdasarkan paparan data tentang muatan materi PLH yang ada di

pembelajaran tematik SD dari kelas I sampai kelas VI, dapat diketahui jika

materi ajar tentang PLH yang ada di pembelajaran tematik memiliki

keterkaitan dengan refleksi ekologis ajakan Paus Fransiskus dalam

ensiklik Laudato Si’. Keterkaitan tersebut terletak pada capaian ajar yang

hendak disampaikan kepada peserta didik. Sebagai salah satu contoh, di

kelas atas terdapat pembelajaran tematik kelas IV tema 2 “Berhemat

Energi” yang sesuai dengan ajakan Paus Fransiskus dalam Laudato Si’

untuk memiliki kebiasaan menyalakan lampu seperlunya dan mematikan

lampu ketika tidak perlu untuk dinyalakan. Hal ini menunjukkan secara

tidak langsung bahwa Laudato Si’ yang ditulis Paus Fransiskus, materi

Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) dan materi pembelajaran tematik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

21

kurikulum 2013 telah memiliki keterkaitan dan memiliki tujuan yang sama

yakni menumbuhkan kesadaran untuk bertanggungjawab merawat dan

menjaga lingkungan demi masa depan yang lebih baik.

Dalam pembelajaran tematik kelas V tema 3 subtema 2, peserta didik

mempelajari tentang memiliki kebiasaan dan pola makan yang mencegah

penyakit gangguan pencernaan. Pembelajaran ini sesuai dengan etika

lingkungan hidup tentang keselarasan hidup manusia dengan alam. Hasil

angket yang diberikan kepada peserta didik telah mendorong peneliti

untuk memfokuskan pengembangan prototipe sosiodrama berdasarkan

materi tematik kelas V Tema 3 “Makanan Sehat” Subtema 2 “Pentingnya

Makanan Sehat Bagi Tubuh”. Hal ini dikarenakan masih banyaknya

kebiasaan peserta didik yang memiliki kebiasaan membuang makanan dan

tidak memiliki pola makan yang teratur dalam sehari. Selain

memperhatikan unsur pangan, prototipe sosiodrama akan mencakup

tentang muatan pembelajaran yang terintegrasi dalam tematik kelas V

tema 3 subtema 2 ini antara lain IPA, IPS, PKn, SBdP dan Bahasa

Indonesia.

2.1.3 Pembelajaran Tematik Kelas V

Uraian dalam subbab ini akan menjelaskan teori-teori yang digunakan

dalam penelitian terkait dengan Pembelajaran Tematik Kelas V.

Pembahasan dalam subbab ini terdiri dari pengertian pembelajaran tematik

dan materi pembelajaran tematik kelas V Tema 3 Subtema 2.

2.1.3.1 Pengertian Pembelajaran Tematik

Rusman (2011: 254) berpendapat, pembelajaran tematik merupakan

salah satu model pembelajaran yang memungkinkan peserta didik aktif

menggali dan menemukan konsep-konsep keilmuan yang bermakna.

Kebermaknaan dalam pembelajaran tematik juga disampaikan dalam

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud).

Pembelajaran nomor 57 menyatakan. tematik merupakan salah satu model

belajar yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata

pelajaran sehingga memberikan pengalaman yang bermakna bagi peserta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

22

didik (Permendikbud, 2014: 220). Perpaduan dalam pembelajaran tematik

disampaikan dalam pendapat Windiyana tentang pembelajaran tematik itu

sendiri yaitu (2005: 1), pembelajaran tematik adalah sebuah pendekatan

belajar yang memadukan beberapa pokok bahasan, sub-pokok bahasan,

topik antar bidang studi yang dipadukan ke dalam sebuah tema

pembelajaran.

Berdasarkan pengertian beberapa ahli tentang pembelajaran tematik,

disimpulkan bahwa pembelajaran tematik merupakan pembelajaran

dengan memadukan beragam muatan pembelajaran ke dalam sebuah tema

yang membuat pembelajaran menjadi bermakna bagi peserta didik. Tema-

tema tersebut dijabarkan dalam pembelajaran tematik di setiap jenjang,

salah satunya pembelajaran tematik kelas V tema 3 subtema 2.

2.1.3.2 Materi Pembelajaran Tematik Kelas V Tema 3 Subtema 2

Materi pembelajaran kelas V tema 3 subtema 2 terdiri atas 5 muatan

pembelajaran yang terintegrasi dalam satu judul subtema “Pentingnya

Makanan Sehat Bagi Tubuh”. Kelima muatan pembelajaran tersebut

adalah IPA, IPS, PPKn, Bahasa Indonesia dan SBdP. Muatan

pembelajaran, IPS mempelajari tentang bentuk interaksi manusia terhadap

lingkungan, PPKn mengajarkan tentang keberagaman sosial dalam

masyarakat, IPA mempelajari tentang gangguan organ pencernaan

manusia dan cara memelihara kesehatan organ pencernaan manusia,

Bahasa Indonesia yang mempelajari tentang iklan dan SBdP yang

mempelajari tentang tari kreasi. Berikut adalah uraian materi ajar dalam

setiap muatan pembelajaran yang menjadi isi sosiodrama yang

dikembangkan:

1. Keberagaman Sosial dan Bentuk Interaksi Manusia Terhadap

Lingkungan (IPS & PPKN). Materi pembelajaran IPS dan PPKn

dalam subtema 2 menjadi penguat materi pembelajaran terkait

dengan aspek afektif peserta didik. PPKn dan IPS disisipkan dalam

pembelajaran 4 bersama materi iklan Bahasa Indonesia. Tidak ada

materi spesifik seperti muatan pembelajaran lainnya untuk PPKn

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

23

dan IPS dalam subtema 2. PPKn menekankan mengenai

keberagaman sosial dalam kehidupan sehari-hari terkait dengan

keberagaman bahasa, pekerjaan dan budaya. Sedangkan IPS

menekankan pada sikap manusia yang berpengaruh dengan

lingkungan dalam kegiatan interaksi sehari-hari. Muatan

pembelajaran IPS ini nantinya akan menjadi jembatan penghubung

dalam prototipe sosiodrama antara pembelajaran tematik dengan

perilaku manusia terhadap makanan yang menjadi unsur pendidikan

lingkungan hidup.

2. Maag Sebagai Salah Satu Penyakit Gangguan Pencernaan Akibat

Pola Makan (IPA). Maag adalah penyakit yang menyerang

lambung dikarenakan kelebihan kadar asam lambung hingga

menyebabkan sakit, mulas dan perih pada perut serta perasaan

terbakar pada ulu hati (Rehan, 2009: 4). Warmbrand menyebutkan

(2000: 8), maag muncul akibat pola makan yang tidak sesuai

dengan yang dianjurkan yaitu makan tiga kali sehari. Warmbrand

menambahkan bahwa pola makan yang dianjurkan adalah dengan

memulai sarapan pagi sebelum beraktifitas, makan siang sebelum

ada rangsangan lapar dan makan malam sebelum tidur.

Selain pola makan yang tidak teratur, maag juga dapat terjadi

akibat kandungan gizi makanan yang dikonsumsi (Khasanah, 2012:

25). Auliana (2012: 30-33) mengungkapkan, anak usia sekolah

membutuhkan makanan sehat yang mengandung gizi yang cukup.

Hal ini dikarenakan anak tersebut sedang berada dalam masa

perkembangan. Rio (2018: 8-9) mengungkapkan, jika gizi cukup

tidak lagi dikenal dengan sebutan ‘empat sehat lima sempurna’,

melainkan hanya ‘empat sehat’ saja. Kandungan makanan seimbang

untuk peserta didik tersebut antara lain mengandung karbohidrat,

protein, vitamin (yang ada di dalam buah dan sayur) dan lemak.

Berikut merupakan ilustrasi dari program gizi makanan seimbang

‘empat sempurna’ yang dikenal dengan program “Isi Piringku”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

24

Gambar 2.2 Porsi makanan seimbang ‘empat sempurna’

Berdasarkan ilustrasi tersebut, susu tidak lagi menjadi pelengkap

dalam menu makanan sehari-hari. Empat sumber nutrisi yang

seimbang dan baik untuk dikonsumsi peserta didik terdiri dari

makanan pokok, lauk pauk, sayur dan buah.

3. Iklan (Bahasa Indonesia). Kamus Besar Bahasa Indonesia (2016:

421) menyatakan, iklan didefinisikan sebagai: 1) berita pesanan

untuk mendorong, membujuk khalayak ramai agar tertarik pada

barang dan jasa yang ditawarkan, 2) pemberitahuan kepada

khalayak mengenai barang atau jasa yang dijual, di media massa

seperti koran, majalah, di media elektronik seperti televisi atau di

tempat umum. Kasali (1992: 9) menyatakan bahasa dalam iklan

sebagai penyampaian ide, pesan, dan maksud atau informasi dari

pengiklan dalam rangka menarik dan meraih simpati pembaca

menggunakan ragam bahasa persuasif atau yang bersifat ajakan.

Unsur-unsur iklan dapat dilihat dari 2 segi, dari segi isi iklan dan

segi bahasa iklan (Widyatama, 2007: 4). Berdasarkan segi isi iklan,

iklan perlu memuat kejujuran, mudah dipahami, tidak menyinggung

pihak lain dan menarik perhatian orang banyak. Sedangkan

berdasarkan segi bahasa iklan, iklan perlu menggunakan bahasa

yang sopan dan logis, menggunakan ungkapan yang mengajak dan

menarik, menggambarkan produk atau sesuatu yang ditawarkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

25

Iklan yang digunakan dalam prototipe sosiodrama berjudul

“Menghilangnya Sepiring Nasi” adalah iklan yang ditampilkan

dalam tayangan televisi. Iklan memuat ajakan tentang pola makan

teratur, penyakit maag dan penawaran tentang obat yang

mengandung vitamin pengganti buah. Iklan dalam sosiodrama

menjadi salah satu alternatif dan ajakan agar kebutuhan manusia

terhadap vitamin senantiasa terpenuhi.

4. Tari Kreasi “Bondan Kendi” & “Dewi Sri” (SBdP). Tari kreasi

adalah bentuk garapan/karya tari yang muncul setelah bentuk-

bentuk tari tradisi telah lama berkembang di masyarakat

(Soedarsono, 2012: 78). Jika R.M Soedarsono melihat tari kreasi

melalui sudut perkembangannya, lain halnya dengan Setyowati

yang melihat tari kreasi melalui proses penciptaannya. Setyowati

(2007: 9) menyebutkan tari kreasi adalah tari ciptaan seseorang

berdasarkan pengalaman berkeseniannya sendiri tanpa terikat pada

pembakuan kaidah estetis tertentu tetapi tetap mempertahankan ciri

khas kesenian tradisonal.

Dalam prototipe sosiodrama yang disusun, tarian menjadi unsur

visualisasi awal dan akhir dari mimpi yang dialami oleh Adi.

Terdapat dua pilihan tarian yang ditawarkan yaitu tari Bondan

Kendhi dan tari Dewi Sri. Pemilihan tari kreasi ini berdasarkan dua

hal yaitu: 1) memperhatikan keterkaitan cerita yang terkandung

dalam kedua tarian tersebut dan, 2) kedua tarian ini merupakan tari

kreasi yang diajarkan kepada peserta didik dalam jenjang sekolah

dasar (SD) terutama di sekolah yang terletak di lingkup Jogja dan

Jawa Tengah (Setyowati, 2007: 15). Jika naskah digunakan di luar

region Yogyakarta atau Jawa Tengah bahkan di luar Pulau Jawa,

tarian dapat digantikan dengan tarian asal daerah masing-masing

dengan tema serupa yaitu ungkapan syukur pada panen atau kisah

kehidupan petani.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

26

Tarian Dewi Sri merupakan tarian yang menceritakan seorang

dewi yang menjadi simbol kelahiran dan kehidupan yang

mengendalikan bahan makanan di bumi terutama padi. Dewi Sri

juga disebut-sebut sebagai dewi kesuburan oleh masyarakat Sunda.

(Sri, 2010: 47). Tarian selanjutnya adalah Tari Bondan Kendhi.

Terdapat tiga jenis tarian Bondan Kendhi, yaitu Bondan Cindogo,

Bondan Mardsiwi dan Bondan Pegunungan. (Sri, 2010: 41).

Bondan Cindogo dan Bondan Mardsiwi memiliki kemiripan cerita

yaitu tentang kasih sayang ibu kepada anaknya. Sedangkan tarian

Bondan Pegunungan menceritakan keseharian seorang petani.

Tarian yang digunakan dalam prototipe sosiodrama fokus pada

tarian Bondan Pegunungan. Hal ini dikarenakan tarian Bondan

Pegunungan yang menceritakan tentang kegiatan gadis desa yang

menggarap ladang dan bertani. Tarian ini didukung dengan

menggendong bayi, memakai caping atau payung, membawa kendi

dan alat pertanian. Persamaan dari ketiga tari Bondan adalah

gerakan menggendong anak. Pemilihan tarian Bondan Pegunungan

dikarenakan tarian Bondan Pegunungan selalu digunakan oleh

masyarakat Sunda terutama, untuk merayakan pembukaan dari

masa panen (Sri, 2010: 50). Pemilihan Bondan Pegunungan

menjadi bentuk dinamisme masyarakat Sunda yang berkaitan

dengan etika lingkungan hidup tentang bentuk penggambaran

keselarasan hidup manusia dengan alam. Makna kasih sayang ibu

terhadap anak menjadi ilustrasi relasi manusia dengan alam di

kehidupan sesungguhnya (Sri, 2010: 52).

2.1.4 Sosiodrama

Uraian dalam subbab ini menguraikan tentang teori yang digunakan dalam

penelitian terkait dengan sosiodrama. Teori-teori tersebut antara lain

pengertian sosiodrama, sosiodrama dan bibiliodrama dalam ragam drama,

tujuan sosiodrama, unsur-unsur sosiodrama, penyusunan naskah sosiodrama,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

27

langkah pelaksanaan metode sosiodrama, kelebihan dan kelemahan

penggunaan metode sosiodrama.

2.1.4.1 Pengertian Sosiodrama & Bibliodrama

Metode sosiodrama pertama kali diperkenalkan oleh George Shaftel,

dengan berasumsi bahwa pembelajaran dengan keterlibatan spontan

melalui bermain peran dapat mendorong peserta didik untuk

mengekspresikan perasaannya serta menumbuhkan empati sosial dan

lingkungan (Uno, 2009: 25). Sosiodrama atau bermain peran merupakan

sebuah metode yang melakukan penakanan pada unsur-unsur

kenyataan/realistis dimana para peserta didik diikutsertakan dalam

permainan peran dalam mendemonstrasikan permasalahan sosial. (Abu,

2005: 65). Pengertian lain datang dari Roestiyah (2001: 90), yang

mengatakan bahwa sosiodrama ialah sebuah proses bermain peran yang

mendramatisasikan tingkah laku, gerak-gerik ataupun ekspresi wajah

berkaitan dengan kehidupan sosial sehari-hari.

Berdasarkan beberapa pengertian dari ketiga ahli di atas, maka

disimpulkan jika sosiodrama merupakan sebuah metode belajar melalui

bermain peran yang melibatkan peserta didik untuk mengekspresikan

permasalahan atau peristiwa sosial melalui gerak-gerik atau ekspresi

wajah, dengan tujuan menumbuhkan empati sosial. Sosiodrama yang

dikembangan oleh peneliti menumbuhkan empati sosial berkaitan dengan

kebiasaan menghabiskan makanan sebagai wujud menghargai dan

mencintai lingkungan.

Wiyanto (2011: 32-33) menyebutkan, sosiodrama dan bermain peran

atau drama merupakan sebuah kesamaan. Keduanya memiliki persamaan

yaitu menggunakan penggambaran melalui permainan peran atau sering

disebut dramatisasi. Dengan begitu, sosiodrama bisa dikatakan sama

dengan metode role playing atau metode bermain peran. Istilah

sosiodrama diciptakan dengan tujuan memberi spesifikasi tentang konten

cerita yang akan dibawakan dalam dramatisasi, yaitu keterkaitan dan

penghayatan tentang sosial. Penceritaan sosiodrama kemudian dikemas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

28

dengan ragam gaya drama (Efendi, 2005: 56), seperti drama komedi

(drama yang dominan dengan unsur komedi yang mengundang gelak tawa

penonton), opera (drama yang menekankan unsur musik dan biasanya

dialog antar tokoh disampaikan dengan cara dinyanyikan), operet (drama

yang dikemas seperti opera namun memiliki durasi waktu yang lebih

pendek dan tidak semua dialog dinyanyikan), pantomim (drama yang

ditampilkan dalam bentuk gerakan tubuh atau bahasa isyarat tanpa

pembicaraan), wayang (drama yang ditampilkan dengan menggunakan

wayang baik dalam bentuk boneka, wayang kulit maupun wayang orang),

tablo (drama yang seperti pantomim hanya saja terdapat dialog tokoh yang

diucapkan) dan passie (drama yang sangat dominan akan keterkaitannya

dengan unsur religi). Pemilihan pengemasan sosiodrama disesuaikan

dengan kebutuhan cerita dan nilai-nilai pendidikan yang disampaikan

melalui sosiodrama

Selain dunia pendidikan, gereja juga mengadaptasi metode bermain

peran untuk menanamkan ajaran tentang kitab suci. Metode bermain peran

yang dikembangkan gereja dikenal dengan nama Bibliodrama.

Bibliodrama dikenalkan sebagai salah satu bentuk drama passie di tahun

1998 oleh Peter Pitzele, dengan pengertian bibiliodrama adalah sebuah

cara atau metode mengeksplorasi isi dari Kitab Suci, dengan

mengaplikasikan seni teater atau seni drama dan mengkaitkannya dengan

nilai-nilai kehidupan sehari-hari (Peter, 1998: 3). Hal ini membuat

bibliodrama menjadi drama passie karena mengandung nilai-nilai tentang

religiusitas. Krondorfer, (1992: 12) menganggap gereja perlu memiliki

inovasi dalam memperkenalkan ajaran Kitab Suci kepada orang-orang.

Peter menambahkan, bibliodrama dapat disampaikan dengan

menggunakan dua cara yaitu: 1) hanya membaca narasi, dan 2) membaca

narasi dan penggambaran dengan dramatisasi. Drama yang digunakan baik

di pendidikan, di kesenian dan di gereja sebagai pengenalan Kitab Suci

menjadi alasan peneliti untuk mengembangkan sosiodrama dalam

penelitian dan pengembangan ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

29

2.1.4.2 Tujuan Sosiodrama

Saifullah (2006: 88-82) menyatakan, tujuan-tujuan dari pelaksanaan

metode sosiodrama dalam pembelajaran antara lain: 1) agar peserta didik

dapat menghayati dan menghargai perasaan orang lain, 2) belajar

mengambil keputusan dalam dinamika kelompok secara spontan, 3)

belajar mengembangkan keterampilan-keterampilan reaktif dan interaktif

melalui peran-peran yang diperoleh berdasarkan pembagiannya, 4) belajar

untuk menirukan suatu objek atau seseorang sebagai salah satu proses

mengamati lingkungan sekitar serta proses menempatkan diri sesuai

dengan keadaan yang diharapkan, 5) peserta didik mampu mempelajari

watak dan sikap orang lain melalui cara bergaul, cara mengobrol dan cara

menjawab pertanyaan atau menyelesaikan masalah. Roestiyah (2012: 90)

menambahkan tujuan pelaksanaan sosiodrama adalah agar peserta didik

mengerti dan menerima pendapat orang lain.

Dapat ditarik kesimpulan dari kedua ahli tersebut jika sosiodrama

memiliki tujuan untuk mengembangkan bakat, minat dan kreatifitas

peserta didik dengan cara menghayati perasaan orang lain atau peristiwa

tertentu untuk dituangkan dalam sebuah permainan peran atau metode

belajar sosiodrama.

2.1.4.3 Unsur-Unsur Sosiodrama

Sebagai metode belajar yang mengadaptasi dari seni pertunjukan,

sosiodrama pun tidak lepas dari unsur-unsur seni pertunjukan yang

terkandung di dalamnya. Supriyadi (2006: 70-73) menjabarkan unsur-

unsur sosiodrama adalah sebagai berikut.

1. Tema

Tema merupakan sebuah pondasi dalam sebuah cerita. Tema sering

disebut juga dengan ide pokok. Ide pokok inilah yang nantinya akan

dikembangkan menjadi satu cerita utuh dalam bentuk dialog-dialog

antar tokoh dan narasi.Setiap dialog akan mencakup dalam setiap

potongan-potongan adegan yang setiap potongan adegan dikumpulkan

menjadi sebuah babak-babak yang membentuk keutuhan cerita dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

30

awal sampai akhir. Prototipe sosiodrama “Menghilangnya Sepiring

Nasi” mengangkat tema tentang pencemaran lingkungan. Secara

spesifik yaitu tentang polusi pangan tentang kebiasaan menyisakan dan

membuang makanan.

2. Alur

Alur merupakan rangkaian kisah dalam sebuah cerita yang dikemas

secara sistematis untuk membangun dan menyelaraskan pola pikir

pemain dan penonton. Alur merupakan lintasan dalam sebuah cerita,

dimana sebuah cerita perlu memiliki alur yang konvensional dimulai

dari pengenalan setiap tokoh dan karakter, asal-muasal masalah,

konfliks klimaks dan penyelesaian masalah. Dalam pembagian umum,

terdapat dua jenis alur; alur maju dan alur mundur. Alur yang

digunakan dalam prototipe sosiodrama “Menghilangnya Sepiring

Nasi” adalah alur maju, dimana setiap cerita diceritakan secara

berurutan tanpa menceritakan kejadian yang telah terjadi atau peristiwa

lampau.

3. Latar

Latar merupakan unsur pendukung cerita yang berkaitan dengan

artistik pada pelaksanaannya. Latar merupakan keterangan yang

digunakan dalam cerita dengan tujuan agar cerita yang dibangun

menjadi logis dan kontras sesuai dengan yang diharapkan. Terdapat

tiga jenis latar yang sering digunakan yaitu latar tempat, latar waktu

dan latar suasana.

4. Tokoh dan Penokohan

Tokoh merupakan orang, binatang, tumbuhan ataupun benda mati

yang akan menjadi pengisi dalam sebuah cerita. Pengisi cerita

tergantung dengan apa yang akan diimajinasikan penulis cerita dan

sesuai dengan kebutuhan cerita. Penokohan adalah sifat, karakteristik,

keberpihakan atau cara berpikir yang akan dimainkan oleh para tokoh

pelaku dalam cerita. Terdapat dua penokohan secara umum yaitu

protagonis dan antagonis. Beberapa tokoh utama dalam sosiodrama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

31

yang sedang dikembangkan adalah Adi, Bunda dan Nyai Jinawi.

Tokoh protagonis dalam naskah ini adalah Ibu dan tokoh antagonisnya

adalah Adi yang memiliki kebiasaan tidak menghabiskan makanannya.

5. Dialog

Layaknya sebuah seni peran dalam seni pertunjukan, dialog ialah

unsur sosiodrama yang bersifat mutlak. Dialog tidak selalu dalam lisan

namun bisa dengan bahasa tubuh, melalui gerak-gerik, isyarat tangan

atau air muka. Dialog merupakan unsur penting untuk menyampaikan

ide dan jalan pikiran dalam cerita. Di dalam sosiodrama yang

dikembangkan, dialog disertai dengan penggambaran eskpresi, mimik

gestur tubuh sebagai penguat pengucapan dialog di setiap tokohnya.

6. Amanat

Amanat adalah nilai-nilai kebaikan, peringatan, kegelisahan, saran

perbuatan yang ingin disampaikan oleh penulis cerita melalui cerita

yang diperagakan. Amanat dalam cerita “Menghilangnya Sepiring

Nasi” adalah menanamkan kebiasaan untuk menghabiskan makanan

dan menghargai makanan sebagai wujud sikap cinta lingkungan.

Metode sosiodrama akan berjalan dengan baik apabila keenam unsur

tersebut diperhatikan dan dipenuhi, untuk kemudian disusun ke dalam

langkah-langkah pelaksanaan sosiodrama.

2.1.4.4 Penyusunan Naskah Berdasarkan Jenis Naskah dan Dramaturgi

Sebelum tahap penyusunan naskah sebuah karya dimulai, Seno (2000:

12-13) menyatakan terdapat tiga kategori naskah yaitu: naskah substansial,

naskah fungsional dan naskah gagal. Naskah substansial merupakan

naskah yang disusun dengan tujuan untuk kepuasan batin dan estetika

penulis naskah sebagai pencipta karya. Naskah substansial menekankan

naskah sebagai wujud pengekspspresian diri seseorang tentang suatu hal

yang diamatinya. Naskah substansial tidak bertujuan untuk disebarkan

atau ditampilkan kepada orang banyak dan lebih banyak digunakan

sebagai koleksi pribadi sebagai arsip kesenian. Naskah fungsional

merupakan naskah yang disusun dengan tujuan untuk disebarkan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

32

dipertontonkan guna memperoleh keuntungan atau sebagai metode

penyampaian informasi. Naskah fungsional biasanya disusun oleh penulis

yang bekerja sebagai penulis naskah sehari-hari. Naskah fungsional akan

digunakan sebagai alat pemenuhan kebutuhan dengan tujuan semua orang

akan mengetahui dan menyaksikan naskah tersebut. Kemudian kategori

selanjutnya adalah naskah gagal. Seno mengutarakan naskah gagal

merupakan naskah yang dibuat dan tidak memiliki kedua unsur substansial

maupun fungsional. Dengan begitu, naskah gagal merupakan naskah yang

tidak bisa dipertanggungjawabkan kegunaan dan nilai esensinya.

Dalam penelitian ini, prototipe naskah sosiodrama “Menghilangnya

Sepiring Nasi” merupakan jenis naskah fungsional. Hal ini disebabkan

prototipe naskah diciptakan berdasarkan faktor kegunaannya yaitu sebagai

metode pembelajaran tematik kelas V tema 3 subtema 2. Selain itu, fungsi

naskah fungsional nampak dengan konten naskah yang berisikan amanat

agar peserta didik memiliki kebiasaan menghabiskan makanan.Selain

memperhatikan tujuan naskah sebagai karya seni, penyusunan prototipe

naskah sosiodrama “Menghilangnya Sepiring Nasi” turut memperhatikan

teori tentang dramaturgi yang digagas oleh Erving Goffman. Goffman

(1955: 6) menyatakan, dramaturgi merupakan teori yang

mempresentasikan kehidupan berdasarkan dua sudut pandang yakni sudut

pandang panggung (front stage) dan sudut pandang di balik panggung

(back stage). Sudut pandang di sini merupakan sudut pandang penulis

sebagai orang yang hendak menuliskan cerita ke dalam sebuah naskah.

Seorang penulis naskah perlu memperhatikan cerita yang ditulisnya

dengan dua sudut pandang yaitu sebagai penonton dan sebagai pelaku

drama (aktor/aktris). Penulis naskah perlu memperhatikan naskah

berdasarkan sudut pandang penonton dengan menempatkan diri sebagai

penonton yang menyaksikan cerita yang sedang ditulisnya. Penghayatan

diri sebagai seorang penonton ini disebut dengan sudut pandang front

stage. Sedangkan penghayatan back stage merupakan penempatan diri

seorang penulis ketika menulis dengan mengandaikan dirinya sebagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

33

pemain yang akan membawakan tokoh sebagai penentu jalannya cerita.

Dengan melihat tulisan melalui dua sudut pandang, seorang penulis naskah

akan mengetahui kualitas naskah dari sisi penonton yang menyaksikan

pertunjukan dan dari sisi pemain yang memainkan pertunjukan.

2.1.4.5 Langkah Pelaksanaan Sosiodrama

Keberhasilan metode sosiodrama sangat ditentukan kepada langkah-

langkah dalam pelaksanaannya. Sanjaya (2006: 194-198), menyebutkan

pelaksanaan sosiodrama dikategorikan dalam tiga tahap. Tahap-tahap

tersebut yaitu, tahap persiapan, tahap pertunjukan dan tahap kesimpulan.

Berikut merupakan penjelasan setiap tahap pelaksanaan sosiodrama yang

digunakan dalam penelitian dan pengembangan ini.

Tabel 2.2: Langkah Pelaksanaan Sosiodrama

No. Tahap Pelaksanaan

Sosiodrama Deskripsi Kegiatan

1. Tahap Persiapan

1. Memberikan gambaran cerita dan situasi yang akan dibawakan.

2. Membagi peran dan tugas berkaitan dengan cerita. 3. Memberikan arahan setiap peran dan tugas yang

akan dibawakan 4. Memberikan kesempatan untuk bertanya tentang

masing-masing peran dan tugas sebelum pertunjukan dimulai.

2. Tahap Pertunjukan

5. Memainkan peran sesuai dengan naskah dan melakukan tugas-tugas teknis seperti menata setting atau properti.

6. Peserta didik yang kesulitan dibantu oleh guru atau teman yang lain.

7. Ketika konflik memuncak, guru menghentikan sosiodrama dengan memberikan pertanyaan lisan seputar konflik. Tujuannya untuk mendorong peserta didik berpikir tentang masalah yang terjadi dan menemukan cara untuk mengatasi permasalahan.

8. Pertunjukan dilanjutkan sampai akhir setelah peserta didik menjawab pertanyaan dari guru.

3. Tahap Kesimpulan

9. Guru mengajak peserta didik berkumpul dalam lingkaran untuk diskusi.

10. Diskusi membahas tentang hambatan, kesan-kesan atau kegagalan yang dialami selama jalannya cerita.

11. Merumuskan kesimpulan dari cerita sosiodrama terkait dengan kehidupan peserta didik sehari-hari.

12. Merumuskan kesimpulan dari cerita sosiodrama terkait dengan pembelajaran.

Langkah-langkah tersebut peneliti terapkan dalam pelaksanan

penelitian dan pengembangan prototipe sosiodrama “Menghilangnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

34

Sepiring Nasi”. Dalam tahap persiapan, peserta didik akan diberikan

penjelasan terlebih dahulu tentang cerita yang akan dibawakan dalam

sosiodrama terkait dan keterkaitannya dengan pembelajaran tematik.

Peneliti menjelaskan pula jika sosiodrama akan menceritakan sebuah

perbuatan kurang baik yang bisa berdampak pada kerusakan lingkungan.

Setelah tahap persiapan dirasa cukup dan peserta didik sudah siap untuk

bermain peran, sosiodrama dilanjutkan dengan setiap peserta didik

memerankan dan mengekspresikan tokoh-tokoh yang diberikan di tahap

pertunjukan. Setelah tahap pertunjukan berakhir, terdapat refleksi di tahap

kesimpulan. Dengan bantuan guru, peserta didik merefleksikan tentang

pengalaman, pendapat, kesan dan keterkaitan cerita sosiodrama dengan

pembelajaran tematik dan peristiwa yang relevan dengan kehiduapan

sehari-hari peserta didik. Peneliti tidak melakukan langkah refleksi dalam

posisi melingkar yang dilakukan dalam tahap kesimpulan sosiodrama. Hal

ini dilakukan mengingat keterbatasan ruang kelas yang digunakan untuk

sosiodrama. Dalam praktik pelaksanaannya, sosiodrama sebagai metode

pembelajaran juga memiliki kelebihan dan kelemahannya ketika

digunakan dalam pembelajaran.

2.1.4.6 Kelebihan dan Kelemahan Sosiodrama

Sama halnya dengan metode belajar lainnya, sosiodrama sebagai

metode belajar pun memiliki kelebihan dan kelemahan. Berikut ini ialah

kelebihan dan kelemahan sosiodrama menurut Syaiful (2010: 89-91), yang

peneliti rangkum dalam bentuk tabel.

Tabel 2.3 : Kelebihan dan Kelemahan Sosiodrama

No. Kelebihan Sosiodrama Kelemahan Sosiodrama

1.

Daya ingat peserta didik tajam dan kuat karena peserta didik sebagai pemain dan pelaku sosiodrama harus menghayati keseluruhan cerita serta bahan materi yang akan didramatisasikan.

Membutuhkan waktu yang lama, baik waktu persiapan untuk memahami naskah dan materi yang akan disampaikan, pembagian tokoh dan pembentukan karakternya, serta waktu pelaksanaan pertunjukan.

2.

Proses sosiodrama membentuk peserta didik menjadi inisiatif dan kreatif karena setiap peserta didik diberi kesempatan untuk menyampaikan sarannya berkaitan dengan pementasan.

Memerlukan ruangan luas atau tempat terbuka sebagai pelaksanaannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

35

3.

Membangun kerjasama dan kedekatan relasi antara satu peserta didik dengan peserta didik yang lain, baik dari satu angkatan ataupun antar angkatan yang berbeda.

4.

Pembiasaan dalam pembagian tugas, mengemban tanggung jawab dan bertukar pikiran dengan sesama pemain.

5.

Bahasa lisan peserta didik dapat dilatih agar mudah dipahami oleh orang lain serta membiasakan diri untuk berpikir terlebih dahulu sebelum berbicara.

Kelebihan-kelebihan dari sosiodrama sesuai dengan aspek-aspek

pendidikan lingkungan hidup yang akan memunculkan peserta didik

memiliki etika lingkungan hidup. Keterkaitan kelebihan drama yang

mendukung aspek Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) adalah sebagai

berikut:

1. Daya ingat peserta didik yang kuat akan sesuai dengan tujuan PLH

tentang memantapkan pengetahuan tentang lingkungan dan memenuhi

aspek sukses kognitif PLH.

2. Pembentukan karakter peserta didik yang kreatif dalam sosiodrama

akan mendukung munculnya ide kreatif dan inovasi dalam

bertanggung jawab untuk menghargai dan menjaga lingkungan.

3. Kedekatan peserta didik antar kelas atau antar angkatan dalam proses

sosiodrama seperti pembagian peran dan pembagian tugas, akan

mendorong sikap menghargai pendapat satu sama lain dan mendukung

sukses afektif di PLH dan pendidikan karakter dalam pembelajaran

tematik.

4. Pembiasaan berpikir sebelum berbicara menjadi salah satu bentuk

sukses psikomotor dan bermanfaat berkaitan dengan keselarasan hidup

manusia dengan lingkungan

Terdapat alternatif yang peneliti berikan untuk mengatasi kelemahan-

kelemahan dari sosiodrama antara lain sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

36

Kelemahan 1 : Pendeknya Waktu Persiapan

Perlunya banyak waktu dalam persiapan dapat ditanggulangi

dengan melakukan dramatic reading atau membaca naskah dengan

memperhatikan eskpresi waja, intonasi suara dan lontaran emosi setiap

karakternya. Dramatic reading sebenarnya adalah sebuah tahap latihan

pra-pementasan namun saat ini berkembang sebagai salah satu jenis

seni pertunjukan pula dengan membaca naskah di panggung untuk

disaksikan oleh penikmat seni pertunjukan (Sapardi, 1983: 292).

Alternatif yang diberikan ketika persiapan sosiodrama hanya memiliki

waktu yang singkat adalah melakukan dramatic reading. Proses

dramatic reading yaitu setiap peserta didik diberikan teks dan

membaca bergiliran sesuai dengan urutan dialognya dengan sedikit

peragaan yang tidak serumit drama ketika lepas teks.

Kelemahan 2 : Keterbatasan Ruangan

Tidak dapat dipungkiri, metode sosiodrama yang mengadaptasi dari

seni pertunjukan membutuhkan ruangan yang luas dan lapang untuk

pelaksanaannya seperti lapangan atau aula. Namun bukan berarti

sosiodrama tidak bisa dilakukan dalam ruang yang memiliki ukuran

yang tidak seluas aula atau lapangan. Sosiodrama bisa dilakukan di

dalam kelas sekalipun. Sosiodrama dapat dilakukan di kelas dengan

mengkoordinasi peserta didik untuk meletakkan bangku dan kursi ke

pinggir-pinggir kelas sehingga menciptakan ruang kosong di bagian

tengah kelas. Selain itu, bagian kosong di depan kelas juga dapat

digunakan sebagai panggung sehingga latar tempat selama cerita

sosiodrama digunakan secara bergantian sesuai dengan urutan latar

tempat dalam cerita sosiodrama.

Selain memperhatikan tujuan, unsur-unsur, kelebihan, alternatif

menanggulangi kelemahan sosiodrama dan isu tentang lingkungan hidup

berkaitan dengan pangan sebagai dasar penyusunan prototipe sosiodrama,

penyusunan sosiodrama juga memperhatikan karakteristik perkembangan

peserta didik kelas V.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

37

2.1.5 Karakteristik Perkembangan Peserta Didik Kelas V

Setiap jenjang kehidupan manusia senantiasa mengalami sebuah

perubahan, baik perubahan dalam hal fisik atau perubahan mental dan

psikologis. Perubahan-perubahan itu terjadi karena proses pertumbuhan

dan perkembangan yang terjadi dalam diri manusia. Pertumbuhan dan

perkembangan merupakan sebuah proses yang berbeda pengertiannya

meskipun keduanya memiliki kesamaan dalam tahap perubahan manusia.

Akbar (2002: 32) mengatakan pertumbuhan merupakan proses perubahan

psikologis dari proses kematangan secara perubahan fisik maupun psikis

seperti berat badan dan tinggi badan, sedangkan perkembangan merupakan

proses perubahan yang mengacu pada penyempurnaan fungsi psikologis.

Perubahan-perubahan dalam diri manusia saling terikat dan

berkesinambungan antara perubahan satu ke perubahan lainnya. Santrock

(dalam Akbar, 2002: 36) menyatakan terdapat tiga periode perkembangan,

anak (childhood), remaja (adolescence) dan dewasa (adulthood). Setiap

tahap memiliki perannya sendiri terutama dalam perkembangan intelektual

anak. Piaget (dalam Nurgiyantoro, 2005: 50) mengelompokkan

perkembangan intelektual anak dalam empat tahap. Empat tahap

perkembangan tersebut antara lain.

1. Tahap Sensorimotor

Tahap ini terjadi dalam rentan usia 0-2 tahun. Tahap ini merupakan

langkah awal dalam perkembangan kognitif anak. Tahap sensorimotor

terjadi berdasarkan proses penggalian pengetahuan melalui indera

(sense) dan bodi atau tubuh (motor). Anak menyukai aktivitas atau

permainan bunyi yang mengandung pengulangan ritmis. Permainan

bunyi disini dimaksudkan salah satu contohnya adalah nyanyian

(Nurgiyantoro, 2005: 50).

2. Tahap Praoperasional

Tahap ini terjadi dalam periode usia 2-7 tahun. Karakteristik dari

tahap ini adalah anak mulai belajar dengan bermain, menggambar,

mencorat-coret di kertas. Anak pun mulai berkomunikasi melalui

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

38

gerakan-gerakan dan akan beranjak ke bahasa dalam pembicaraan.

Selain itu anak masih melihat segala sesuatu berdasarkan sudut

pandangnya tanpa mempertimbangkan atau mencoba menempatkan

diri dalam sudut pandang orang lain. Hal ini dikarenakan jalan pikiran

anak masih bersifat egosentris, yakni anak masih menganggap dirinya

sebagai pusat perhatian. (Nurgiyantoro, 2005: 51).

3. Tahap Operasional Konkret

Tahap ini terjadi pada periode usia 7-11 tahun. Karakteristik dalam

tahap ini ialah anak mulai memahami logika secara stabil yang

memicu anak untuk mampu membuat klarifikasi sederhana seperti

membedakan warna. Anak juga mampu untuk mengurutkan angka dan

abjad. Dalam perkembangan pola pikir, anak mampu mengidentifikasi

sebuah permasalahan atau persoalan berdasarkan sudut pandang lain

dan menggunakan imajinasinya. Anak juga mampu memberikan

argumen dan memecahkan permasalahan sederhana. Namun, dalam

tahap ini anak belum mampu berpikir atau memecahkan sesuatu

berkaitan dengan hal-hal abstrak karena pikirannya masih terbatas

pada hal-hal nyata/konkret (Nurgiyantoro, 2005: 52).

4. Tahap Operasi Formal

Tahap ini terjadi pada periode usia 11-12 tahun ke atas.

Karakteristik dalam tahap ini adalah anak telah mampu berpikir dan

memecahkan masalah berkaitan dengan hal-hal abstrak. Selain itu,

anak telah mampu berpikir secara ilmiah, teoritis, berargumentasi dan

menguji hipotesis yang mengutamakan kemampuan berpikir.

Pemecahan masalah pun dilakukan secara logis dengan melibatkan

berbagai masalah-masalah yang terkait melalui sudut pandang yang

berbeda (Nurgiyantoro, 2005: 53).

Peserta didik kelas V SD berusia sekitar 10-11 tahun yang berdasarkan

tahap perkembangan berada dalam fase transisi dua tahap antara

operasional konkret dan operasi formal. Transisi ini menyebabkan anak

telah mampu membuat klarifikasi, argumen serta berimajinasi. Ditambah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

39

anak mampu berpikir secara abstrak, yaitu mengimajinasikan peristiwa

tentang menghilangnya nasi sebagai kebutuhan pangan manusia sehari-

hari dan memecahkan masalah secara logis, yaitu melakukan kebiasaan

untuk selalu menghabiskan makanan yang disediakan. Hal ini mendukung

pelaksanaan sosiodrama dalam pembelajaran sebagai sebuah pembelajaran

dengan melakukan penghayatan terkait lingkungan dan peristiwa sosial.

2.2 Penelitian Yang Relevan

Uraian dalam subbab ini terdiri dari beberapa penelitian terdahulu yang

relevan dan bersangkutan dengan penelitian tentang penggunaan sosiodrama

dan Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) dalam pembelajaran tematik.

Penelitian-penelitian itu adalah sebagai berikut.

2.2.1 Penelitian tentang Penggunaan Sosiodrama

Penelitian tentang sosiodrama yang peneliti jadikan refrensi penelitian

adalah penelitian yang dilakukan Mardiyatun (2011) yang berjudul “Metode

Sosiodrama Dalam Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar Kelas IV”.

Penelitian ini mengembangkan metode sosiodrama dalam muatan

pembelajaran IPS kelas IV. Penelitian ini menggunakan metode penelitian

tindakan kelas yang dilaksanakan dalam tiga siklus, masingmasing siklus

mencakup tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa metode sosiodrama yang diterapkan

dengan langkah-langkah yang benar dapat meningkatkan kualitas

pembelajaran, keaktifan peserta didik, keterampilan proses, serta pemahaman

peserta didik terhadap materi yang dipelajari, yaitu materi permasalahan

sosial. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti dapat mengemukakan saran-

saran agar sosiodrama dapat diterapkan dengan baik dan benar, yaitu:

hendaknya guru mempertimbangkan materi dan mata pelajaran apa yang

cocok disampaikan melalui sosiodrama, hendaknya guru memahami secara

tepat langkah-langkah penggunaan metode sosiodrama serta tidak terlalu

sering ataupun terus menerus menggunakan metode sosiodrama karena dapat

memunculkan kebosanan pada diri peserta didik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

40

2.2.2 Penelitian tentang Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) di SD

Penelitian yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian tentang

Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) adalah penelitian Kusuma

Wisangnuari, Secundina (2017), yang berjudul “Pengembangan Buku Cerita

Bergambar Berbasis Pendidikan Lingkungan Hidup Untuk Pembelajaran

Membaca Siswa Kelas III SD Kanisius Kumendaman Yogyakarta”. Penelitian

ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research &

Development). Hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini adalah

validasi keseluruhan memperoleh skor rata-rata 4.15 dengan kategori ‘sangat

baik’. Hal ini menunjukkan buku cerita bergambar yang disusun telah

menggambarkan isi cerita yang memberikan pengenalan tentang menjaga

kebersihan lingkungan hidup agar tetap terasa nyaman dan sebagai cara untuk

menjaga kehidupan di masa yang akan datang. Materi Pendidikan

Lingkungan Hidup (PLH) yang dikembangkan dalam buku cerita bergambar

Secundina menekankan pada ajakan kepada peserta didik untuk merawat

lingkungan dengan cara menjaga kebersihan.

Berdasarkan literatur penelitian relevan di atas, peneliti belum

menemukan penelitian yang berkaitan dengan pengembangan prototipe

sosiodrama dengan kandungan materi tentang Pendidikan Lingkungan Hidup

(PLH) yang digunakan untuk pembelajaran tematik kelas V tema 3 subtema

2. Peneliti juga belum menemukan Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH)

yang diajarkan kepada peserta didik yakni tentang kesadaran tentang

pentingnya menghabiskan makanan. Penelitian di atas masih terbatas pada

penggunaan PLH untuk menciptakan buku cerita bergambar dan metode

sosiodrama yang digunakan untuk meningkatkan satu muatan pelajaran saja.

Peneliti belum menemukan sebuah produk sosiodrama yang bisa digunakan

untuk mempelajari materi pembelajaran tematik yang mencakup dan

terangkum materi ajar dari satu subtema sekaligus. Oleh karena itu, peneliti

akan mengembangkan prototipe sosiodrama berbasis Pendidikan Lingkungan

Hidup (PLH) tentang kesadaran untuk menghabiskan makanan sebagai salah

satu cara untuk menjaga lingkungan yang digunakan dalam pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

41

tematik kelas V tema 3 subtema 2. Inspirasi peneliti melakukan penelitian dan

pengembangan berdasarkan penelitian yang relevan sebelumnya tentang

sosiodrama dan Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH), disajikan dalam bagan

berikut.

Bagan 2.1 Penelitian yang Relevan

2.3 Kerangka Berpikir

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti merupakan hal baru karena

sebelumnya belum ada yang melakukan penelitian dan pengembangan

prototipe sosiodrama tentang pendidikan lingkungan hidup dan pendidikan

tematik kelas V pada Tema 3 Subtema 2. Berdasarkan hasil angket

pernyataan, 76% peserta didik memiliki kebiasaan tidak menghabiskan

makanan ketika makan. Hal ini menunjukkan anak-anak sekolah dasar masih

memiliki kecenderungan tidak mencintai lingkungan karena kebiasaan

Penelitian Mardiyatun (2011)

“Metode Sosiodrama Dalam Pembelajaran IPS di Sekolah

Dasar Kelas IV”.

Penelitian Secundina (2017)

“Pengembangan Buku Cerita

Bergambar Berbasis

Pendidikan Lingkungan

Hidup Untuk Pembelajaran

Membaca Siswa Kelas III SD

Kanisius Kumendaman

Yogyakarta”.

Peneliti terinspirasi dari penelitian Mardiyatun tentang

pengembangan metode sosiodrama

Peneliti terinspirasi dari penelitian Secundina tentang

pengajaran Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH)

kepada peserta didik.

Pengembangan Prototipe Sosiodrama Berbasis Pendidikan Lingkungan Hidup dan Pembelajaran Tematik Kelas V Tema 3

Subtema 2.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

42

membuang makanan merupakan salah satu bentuk polusi lingkungan (LS: no.

22).

Berdasarkan permasalahan yang terjadi di lapangan, peneliti termotivasi

untuk mengembangkan prototipe sosiodrama dengan judul “Menghilangnya

Sepiring Nasi”. Prototipe sosiodrama ini mengandung materi pendidikan

lingkungan hidup dengan ajakan untuk tidak menyisakan makanan dan

pembelajaran tematik kelas V tema 3 subtema 2 tentang membentuk pola

makan teratur sebagai pencegahan gangguan organ pencernaan. Selain itu,

dalam prototipe naskah juga mengandung muatan pembelajaran lain antara

lain Bahasa Indonesia dan SBdP. Guru dapat menggunakan prototipe

sosiodrama ini dalam pembelajaran tematik kelas V tema 3 subtema 2 atau

digunakan dalam kegiatan ekstrakurikuler seni pertunjukan di sekolah sebagai

program pengembangan diri peserta didik.

2.4 Pertanyaan Penelitian

2.4.1 Bagaimana prosedur pengembangan prototipe sosiodrama

“Menghilangnya Sepiring Nasi”?

2.4.2 Bagaimana kualitas pengembangan prototipe sosiodrama

“Menghilangnya Sepiring Nasi” menurut validator?

2.4.3 Apa amanat yang peserta didik peroleh setelah melakukan aktivitas

bermain peran menggunakan prototipe naskah sosiodrama

“Menghilangnya Sepiring Nasi”?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

43

BAB III

METODE PENELITIAN

Uraian dalam bab ini terdiri dari jenis penelitian, setting penelitian,

prosedur pengembangan penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen

penelitian dan teknik analisis data.

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian dan

pengembangan atau dikenal dengan research and development (R&D). Borg

& Gall (2003: 3-5) menjelaskan penelitian dan pengembangan dalam

pendidikan adalah model pengembangan berbasis industri berupa hasil

penelitian yang kemudian digunakan untuk merancang produk pembelajaran.

Produk pembelajaran dikembangkan kemudian diujicobakan di lapangan,

dievaluasi dan disempurnakan sampai menghasilkan produk yang yang efektif,

efisien dan berkualitas. Borg and Gall dalam Sugiyono (2012: 298)

menyatakan ada sepuluh (10) langkah penelitian dan pengembangan sebagai

berikut: 1) penggalian potensi dan masalah, 2) pengumpulan data, 3) desain

produk, 4) validasi desain produk, 5) revisi desain produk, 6) uji coba produk,

7) revisi produk, 8) uji coba pemakaian, 9) revisi produk, dan 10) produksi

masal. Peneliti mengembangkan penelitian dan pengembangan karena peneliti

menghasilkan dan mengembangkan suatu ptoduk berupa prototipe sosiodrama

berbasis pendidikan lingkungan hidup dan pembelajaran tematik kelas V SD

(tema 3 subtema 2). Peneliti akan menguji keefektifan produk tersebut di

sekolah dasar.

3.2 Setting Penelitian

Setting penilaian akan menguraikan tentang lokasi penelitian, subyek

penelitian, obyek penelitian dan waktu penelitian yang dilaksanakan dalam

proses mengembangkan prototipe sosiodrama.

3.2.1 Lokasi Penelitian

Pengambilan data yang digunakan untuk penelitian dilakukan di SDK

Sang Timur Yogyakarta, yang terletak di Jalan Batikan No.7 Pandeyan,

Umbulharjo, Kota Yogyakarta. Peneliti memilih SDK Sang Timur Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

44

sebagai lokasi uji coba terbatas berdasarkan beberapa alasan yaitu, 1) SDK

Sang Timur telah menggunakan kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran,

2) SDK Sang Timur merupakan salah satu sekolah Adiwiyata. Sekolah

Adiwiyata yaitu program untuk membentuk sekolah yang peduli dan

berbudaya lingkungan melalui kurikulum, kegiatan dan sarana prasarana

(Barlia, 2010: 28-32), 3) SDK Sang Timur memiliki tim Adiwiyata sekolah

yang bertugas untuk menyelenggarakan kegiatan-kegiatan tentang pendidikan

lingkungan hidup seperti pemilahan sampah organik dan non-organik,

penanaman apotek hidup, pembuatan pupuk organik, pembuatan tanaman

gantung, penanaman tanaman pembersih udara, membuat pot dari bahan

bekas, dan 4) SDK Sang Timur memiliki kegiatan ekstrakurikuler tentang

pengembangan bakat seni pertunjukan dengan nama “Harmoni Budaya”.

Harmoni Budaya diikuti oleh peserta didik kelas 3,4 dan 5 dan dilatih oleh

guru dari SDK Sang Timur. Selain alasan-alasan tersebut, terkait hal teknis,

SDK Sang Timur letaknya mudah dijangkau oleh peneliti.

3.2.2 Subyek Penelitian

Subyek dari penelitian ini adalah 1 guru kelas V-B dan 26 peserta didik

kelas V-B SDK Sang Timur Yogyakarta. Guru dipilih karena guru kelas V-B

menjadi bagian dari tim Adiwiyata SDK Sang Timur dan menganggap bahwa

sosiodrama menjadi metode menarik dalam pembelajaran lingkungan hidup

dan dapat diintegrasikan ke dalam tematik kelas V tema 3 subtema 2. Peneliti

memilih guru tersebut berdasarkan rekomendasi kepala sekolah dan guru

bidang kurikulum. Selain itu terdapat 3 guru sekolah dasar lainnya yang

menjadi narasumber tentang ketertarikan dan kebutuhan naskah sosiodrama

dalam metode pembelajaran tematik dalam tahap pengumpulan data.

3.2.3 Obyek Penelitian

Obyek dari penelitian ini adalah produk berupa prototipe naskah

sosiodrama berjudul “Menghilangnya Sepiring Nasi”. Sosiodrama tersebut

dikembangkan berdasarkan kegelisahan kebiasaan membuang makanan yang

tidak sesuai dengan nilai-nilai pembelajaran lingkungan hidup dan

pembelajaran tematik kelas V tema 3 subtema 2.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

45

3.2.4 Waktu Penelitian

Penelitian dan pengembangan ini dilakukan pada bulan Agustus 2018

sampai Januari 2018. Secara keseluruhan, penelitian dan pengembangan

prototipe sosiodrama ini dilakukan selama kurang lebih enam bulan.

3.3 Prosedur Pengembangan Penelitian

Prosedur yang digunakan peneliti dalam penelitian dan pengembangan

prototipe sosiodrama adalah tahapan menurut Borg & Gall dalam Sugiono

(2012:298), yang mencakup sepuluh (10) langkah yaitu: 1) penggalian potensi

dan masalah, 2) pengumpulan data, 3) desain produk, 4) validasi desain

produk, 5) revisi desain produk, 6) uji coba produk, 7) revisi produk, 8) uji

coba pemakaian, 9) revisi produk, dan 10) produksi masal. Berikut adalah

ilustrasi gambar tahap pelaksanaan penelitan dan pengembangan menurut

Borg & Gall.

Bagan 3.1 : Langkah Penelitian dan Pengembangan Borg & Gall

Penelitian ini hanya akan menggunakan enam langkah yaitu: 1) penggalian

potensi dan masalah, 2) pengumpulan data, 3) desain produk, 4) validasi

desain produk, 5) revisi desain produk, 6) uji coba pemakaian. Langkah-

langkah ini akan peneliti gunakan untuk mengembangkan prototipe

sosiodrama “Menghilangnya Sepiring Nasi”. Langkah-langkah pelaksanaan

Penggalian

Potensi dan

Masalah

Pengumpulan

Data

Desain

Produk

Validasi

Desain

Produk

Revisi Desain

Produk

Uji Coba

Pemakaian Uji Coba

Produk Revisi Desain

Revisi Produk Produksi

Masal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

46

penelitian pengembangan yang dilakukan peneliti berdasarkan teori Borg &

Gall akan diilustrasikan dalam bagan 3.2. Berikut adalah pembahasan pada

setiap tahap yang dilakukan untuk mengembangkan prototipe sosiodrama

3.3.1 Langkah Pertama: Penggalian Potensi & Masalah

Penelitian ini diawali dengan adanya penggalian atau pencarian potensi

dan masalah terlebih dahulu. Peneliti melakukan studi pustaka dengan

membaca dan mengumpulkan banyak informasi tentang bentuk-bentuk

kerusakan lingkungan. Permasalahan lingkungan hidup telah menjadi

keperihatinan seluruh elemen masyarakat dan perlu adanya sebuah solusi

pencegahan dan pemecahan. Salah satu sumber yang memuat berbagai macam

kerusakan lingkungan hidup, seperti polusi, krisis pangan, kerusakan alam,

terangkum dalam Ensiklik Laudato Si’ yang ditulis oleh Paus Fransiskus di

tahun 2015. Salah satu bentuk kerusakan lingkungan yang dibahas adalah

kebiasaan menyisakan dan membuang makanan. Limbah sisa makanan telah

menjadi salah satu aspek penyumbang dalam kerusakan lingkungan dan perlu

memperoleh perhatian secara khusus. Oleh sebab itu, pembentukan kesadaran

menjaga lingkungan melalui kebiasaan tidak menyisakan makanan perlu

ditanamkan sejak dini. Hal ini sesuai dengan ajakan Paus Fransiskus dalam isi

Laudato Si’ nomor 209 yang menyatakan pendidikan sebagai salah satu

perantara menanamkan kesadaran untuk menjaga dan merawat lingkungan.

Penanaman kesadaran untuk menjaga dan merawat lingkungan bukan hanya

terdapat di dalam ensiklik Laudato Si’ saja melainkan terdapat pula dalam

capaian ajar pembelajaran tematik di setiap jenjangnya dan Surat Gembala

Peringatan Hari Pangan Ke-36 yang ditulis oleh Mgr. Rubiyatmoko selaku

Uskup Keuskupan Agung Semarang.

3.3.2 Langkah Kedua: Pengumpulan Data

Peneliti melakukan wawancara kepada empat guru kelas V yang berasal

dari sekolah yang berbeda. Dua guru dari daerah Yogyakarta dan dua guru

dari Jawa Tengah. Peneliti juga membagikan angket kepada 25 peserta didik

kelas V-B dari SDK Sang Timur Yogyakarta. Pengumpulan data bertujuan

untuk mengetahui kebiasaan makan peserta didik dan ketertarikan penggunaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

47

sosiodrama baik di peserta didik itu sendiri dan guru, dalam mengemas

pembelajaran dengan sosiodrama. Dengan demikian sosiodrama bisa sesuai

dan digunakan dalam pembelajaran tematik atau digunakan dalam kegiatan

bertajuk kesenian di sekolah.

Bagan 3.2 : Langkah Penelitian dan Pengembangan yang Dilakukan Peneliti

Pengembangan Prototipe Sosiodrama Berbasis Pendidikan Lingkungan Hidup dan

Pembelajaran Tematik Kelas V Tema 3 Subtema 2

Langkah 1: Penggalian Potensi

dan Masalah

Potensi : manusia memiliki kewajiban untuk menjaga dan menghargai alam. salah satunya adalah menghabiskan makanan.

Masalah : masih banyak peserta didik yang memiliki kebiasaan tidak menghabiskan makanan yang disediakan.

Langkah 2: Pengumpulan Data

Wawancara dengan empat guru kelas V. Pembagian angket pernyataan kepada 25 peserta didik

kelas V.

Langkah 3: Desain Produk

Membuat kisi-kisi prototipe naskah sosiodrama yang mengandung muatan pendidikan lingkungan hidup dan pembelajaran tematik kelas V SD tema 3 subtema 2.

Langkah 4: Validasi Desain

Prototipe naskah sosiodrama telah disusun dan divalidasi oleh guru kelas V, ahli teater dan bahasa dan tim Adiwiyata sekolah.

Langkah 5: Revisi Desain

Revisi naskah sosiodrama yang telah disusun berdasarkan kritik, saran dan masukan dari para validator ahli.

Langkah 6: Uji Coba Pemakaian

Uji coba terbatas prototipe sosiodrama sosiodrama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

48

3.3.3 Langkah Ketiga: Desain Produk

Peneliti menyusun produk berupa prototipe sosiodrama dengan judul

“Menghilangnya Sepiring Nasi” dengan mengkolaborasikan muatan

pendidikan lingkungan hidup (PLH) dan pembelajaran tematik kelas V tema 3

subtema 2. Prototipe sosiodrama mengisahkan tentang seorang anak bernama

Adi yang memiliki kebiasaan menyisakan makanan dan hanya makan

makanan yang menurutnya enak. Suatu ketika Adi dihadapkan dengan

keadaan bahwa beras sangat sulit diperoleh bahkan menghilang dari

peredaran. Peristiwa ini berdampak pada pola makan Adi yang tidak teratur.

Adi hanya berkeingingan untuk makan nasi. Meskipun menghilangnya nasi

dari kehidupan ini adalah mimpi yang dialami Adi ketika tidur siang, dampak

yang ditimbulkan sangatlah bermanfaat. Adi menyesali perbuatannya yang

sering menyisakan makanan dan berjanji tidak akan melakukannya lagi. Di

dalam cerita disisipkan sebuah tari kreasi anak yang mengisahkan tentang

relasi antara manusia dengan alam lingkungannya. Pendidikan lingkungan

hidup (PLH) yang termuat dalam konten ceritanya adalah tentang menghargai

dan mencintai alam melalui kebiasaan tidak menyisakan makanan. Materi

pembelajaran tematik kelas V yang terintegrasi dalam sosiodrama antara lain:

interaksi manusia dengan lingkungan, makanan sehat, penyakit gangguan

organ pencernaan, toleransi perbedaan sosial dan budaya, iklan dan tari kreasi.

Berikut adalah tabel kisi-kisi pembuatan prototipe sosiodrama

“Menghilangnya Sepiring Nasi.”

Tabel 3.1: Kisi-kisi prototipe sosiodrama Bagian

Sosiodrama Keterangan atau konten isi

(dalam bentuk narasi, ilustrasi atau dialog)

Sampul Naskah

- Berisi judul, gambar ilustrasi dan nama penulis naskah. - Ilustrasi naskah menggambarkan tentang adanya keterkaitan antara

manusia dengan alam (LS, nomor.15)

1

- Latar belakang pembuatan sosiodrama : Laudato Si’ nomor 22, Data FAO tahun 2017, Surat Gembala Uskup Semarang tentang Hari Pangan Sedunia Ke-36 tahun 2018, pembelajaran tematik “Makanan Sehat”.

- Sinopsis sosiodrama : memberikan penjelasan pendidikan lingkungan hidup dalam lingkup mengembangkan kesadaran menjaga lingkungan dalam aspek pengetahuan, perasaan dan keterampilan.

- Sukses kognitif PLH dan pendidikan berbasis karakter. - Penjelasan tentang etika lingkungan hidup.

2 - Keterangan tokoh, penokohan dan kru pementasan. - Sukses psikomor PLH dan pendidikan berbasis karakter

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

49

3 - Tematik Kelas V Tema 3 Makanan Sehat Subtema 2: PKn. - Data FAO tentang banyaknya jumlah limbah makanan di Indonesia.

4

- Tematik Kelas V Tema 3 Makanan Sehat Subtema 2: Bahasa Indonesia & IPS

- Etika lingkungan hidup tentang pentingnya memelihara lingkungan dengan tidak membuang makanan.

- Ensiklik Laudarto Si’ nomor 22 : ajakan untuk mencegah budaya membuang makanan.

5 - Tematik Kelas V Tema 3 Makanan Sehat Subtema 2: SBdP. - Etika lingkungan hidup tentang hidup selaras dengan lingkungan. - Sukses kognitif PLH dan pendidikan berbasis karakter.

6 Cerita tentang Adi yang memasuki dunia dalam mimpi.

7 - Tematik Kelas V Tema 3 Makanan Sehat Subtema 2: IPA & Bahasa

Indonesia.

8

- Tematik Kelas V Tema 3 Makanan Sehat Subtema 2: IPS & PKn. - Etika lingkungan hidup tentang menghargai, memperhatikan dan

dengan tidak membuang makanan. - Sukses afektif PLH dan pendidikan berbasis karakter: tidak membuang

makanan. - Isi Surat Gembala Peringatan Hari Pangan Sedunia Ke-36 Keuskupan

Agung Semarang : membangun kebiasaan untuk tidak menyisakan dan membuang-buang makanan.

9 - Jenis-jenis makanan sehat yang berasal dari alam/lingkungan sekitar. 10 - Tematik Kelas V Tema 3 Makanan Sehat Subtema 2: SBdP. 11 - Tematik Kelas V Tema 3 Makanan Sehat Subtema 2: IPA & IPS.

3.3.4 Langkah Keempat: Validasi Desain

Desain produk prototipe sosiodrama “Menghilangnya Sepiring Nasi” yang

telah dibuat akan divalidasi terlebih dahulu oleh lima validator sebelum

diujicobakan. Para validator yang memberikan validasi produk prototipe

sosiodrama dalam penelitian ini terdiri dari dua guru kelas V SD, dua guru SD

pengampu ekstrakurikuler kesenian (gamelan dan drama) dan satu pegiat

drama yang memiliki rekam jejak dalam dunia seni pertunjukan dan sekaligus

menjadi penilai aspek kebahasaan. Validasi desain bertujuan memperoleh

kritik, saran serta penilaian produk yang sedang dikembangkan oleh peneliti.

Penilaian yang diberikan melalui validasi akan bermanfaat untuk mengetahui

aspek yang dirasa masih kurang tepat dan perlu ditambahkan dalam

sosiodrama yang sedang dikembangkan.

3.3.5 Langkah Kelima: Revisi Desain

Revisi desain merupakan perbaikan ulang yang dilakukan untuk

mendapatkan desain produk yang lebih baik dan layak. Revisi dilakukan

berdasarkan kritik dan saran yang disampaikan oleh kelima validator yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

50

menilai prototipe sosiodrama “Menghilangnya Sepiring Nasi”. Dengan proses

revisi atau perbaikan ini, diharapkan prototipe yang sedang dikembangkan

menjadi lebih menarik, bermakna daan mudah dipahami oleh guru dan peserta

didik ketika hendak dipraktikkan dalam pembelajaran atau dalam pementasan

acara kesenian di sekolah.

3.3.6 Langkah Keenam: Uji Coba Produk

Uji coba produk dilakukan setelah prototipe sosiodrama “Menghilangnya

Sepiring Nasi” telah melalui proses revisi atau perbaikan. Uji coba produk

bertujuan untuk mengetahui kebermaknaan dan fungsi naskah sebagai metode

pembelajaran tematik serta menciptakan kesadaran untuk menghabiskan

makanan. Uji coba produk membuat produk yang dikembangkan oleh peneliti

benar-benar teruji secara empiris. Teruji secara empiris dimaksudkan teruji

melalui indera manusia sehingga dapat diketahui dan diamati oleh orang lain,

bukan hanya melalui data berupa angka (Sugiyono, 2013: 12). Uji coba

produk dilakukan di SDK Sang Timur Yogyakarta dan diikuti oleh peserta

didik kelas V.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Diandaikan sebuah rumah, pengumpulan data merupakan sebuah pondasi

dari rumah itu sendiri. Sugiyono (2015: 200) mengatakan, pengumpulan data

merupakan hal paling utama dalam sebuah penelitian karena tujuan dalam

sebuah penelitian itu sendiri ialah untuk memperoleh data. Pengumpulan data

dibutuhkan untuk menentukan valid atau tidaknya sebuah penelitian yang

dilakukan. Penelitian dan pengembangan yang dilakukan peneliti

menggunakan dua teknik pengumpulan data yaitu kuisioner dan wawancara.

3.4.1 Kuisioner

Kuisioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

memberikan beberapa pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden

(Sugiyono, 2009: 142). Kuisioner yang digunakan peneliti dalam penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui rutinitas peserta didik terkait kebiasaan

menyisakan makanan, makan makanan bergizi, pola makan bergizi dan lain-

lain. Kuisioner analisis kebutuhan diberikan kepada 25 peserta didik kelas V-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

51

B di SDK Sang Timur Yogyakarta dan kuisioner validasi untuk menguji

kelayakan produk prototipe sosiodrama diberikan kepada 4 guru SD dan 1

seniman pertunjukan dan ahli dalam bidang bahasa.

3.4.2 Wawancara

Arifin (2011: 233) menyatakan, wawancara adalah sebuah teknik

pengumpulan data yang dilakukan melalui tanya jawab dengan cara langsung

atau tidak langsung untuk memperoleh sebuah informasi tertentu. Dalam

sebuah penelitian, wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data

apabila peneliti ingin merumuskan sebuah permasalahan yang akan diteliti dan

apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal yang mendalam melalui jumlah

responden yang sedikit (Sugiyono, 2009: 137).

Peneliti melakukan wawancara kepada empat guru kelas V yang berasal

dari sekolah yang berbeda. Dua guru dari daerah Yogyakarta dan dua guru

dari region Jawa Tengah. Peneliti juga membagikan angket kepada 25 peserta

didik kelas V-B dari SDK Sang Timur Yogyakarta. Pengumpulan data

bertujuan untuk mengetahui kebiasaan makan peserta didik dan ketertarikan

guru dalam mengemas pembelajaran dengan sosiodrama. Dengan demikian

sosiodrama bisa sesuai dan digunakan dalam pembelajaran tematik atau

dipentaskan dalam pentas seni sekolah.

3.5 Instrumen Penelitian

Penelitian pengembangan yang dilakukan peneliti dalam mengembangkan

prototipe sosiodrama “Menghilangnya Sepiring Nasi”, menggunakan beberapa

instrumen diantaranya instrumen analisis kebutuhan dan instrumen validasi

produk.

3.5.1 Intrumen Analisis Kebutuhan

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kisi-kisi kuisioner dan

wawancara dalam analisis kebutuhan. Setiap teknik pengumpulan data

memiliki kisi-kisi untuk menyusun tiap item soal dan pernyataan yang

diberikan kepada peserta didik dan guru.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

52

3.5.1.1 Pedoman Wawancara

Wawancara dilakukan kepada empat guru SD kelas V dalam tahap

penggalian potensi dan masalah. Pedoman wawancara berisikan garis

besar topik yang akan ditanyakan kepada narasumber. Kisi-kisi wawancara

yang dilakukan dengan guru SD kelas V terdapat dalam tabel berikut.

Tabel 3.2: Kisi-kisi wawancara guru

No. Topik Wawancara Pertanyaan Wawancara Nomor Item

1 Ensiklik Laudato Si’

Ensiklik Laodato Si yang dikeluarkan oleh Paus Fransiskus pada tahun 2015 menegaskan tentang pentingnya Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) agar peserta didik dapat memiliki kesadaran akan pelestarian lingkungan dan merawat bumi sebagai rumah kita bersama. Menurut pendapat Bapak/Ibu sendiri, apakah Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) itu sendiri?

1

2 Pendidikan

Lingkungan Hidup (PLH)

Jelaskan menurut Bapak/Ibu, mengenai keterkaitan materi tematik kelas V Tema 3 “Makanan Sehat” Subtema 2 “Pentingnya Makanan Sehat Bagi Tubuh”, dengan salah satu usaha menjaga dan melestarikan Pendidikan Lingkungan Hidup serta memiliki intisari tentang ketergantungan manusia kepada alam berkaitan dengan kebutuhan pangan !

2

Jelaskan berdasarkan pengalaman Bapak/Ibu guru, tentang proses, cara atau metode dalam mengajarkan materi tematik kelas V Tema 3 “Makanan Sehat” Subtema 2 “Pentingnya Makanan Sehat Bagi Tubuh” !

3

3 Sosiodrama

Menurut Bapak/Ibu guru, dapatkah pembelajaran tematik kelas V Tema 3 “Makanan Sehat” Subtema 2 “Pentingnya Makanan Sehat Bagi Tubuh”, dikemas dan disajikan dalam bentuk sosiodrama? Mengapa demikian?

4

Apakah Bapak/Ibu guru membutuhkan naskah drama untuk mengajarkan pembelajaran tematik kelas V Tema 3 “Makanan Sehat” Subtema 2 “Pentingnya Makanan Sehat Bagi Tubuh” pada Pembelajaran, ketika mengajarkannya menggunakan metode sosiodrama?

5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

53

3.5.1.2 Pedoman Kuisioner

Kuisioner analisis kebutuhan diberikan kepada 25 peserta didik kelas

V-B di SDK Sang Timur Yogyakarta untuk mengetahui rutinitas peserta

didik terkait kebiasaan menyisakan makanan, makan makanan bergizi,

pola makan bergizi dan lain-lain. Kisi-kisi kuisioner terdapat dalam tabel

berikut.

Tabel 3.3: Kisi-kisi kuisioner peserta didik kelas V

No. Kisi-Kisi Kuisioner Nomor Item

1. Kebiasaan menghargai alam dengan menghabiskan makanan yang disediakan.

1

2. Kebiasaan makan makanan sehat (sayur mayur) peserta didik. 2

3. Pengalaman mengalami sakit perut akibat pola makan tidak teratur dan memahami maag sebagai salah satu penyakit akibat gangguan organ pencernaan manusia.

3,4

4. Pengetahuan tentang iklan. 5

5. Pengalaman dan ketertarikan peserta didik dalam melakukan pembelajaran tematik dengan kesenian tari atau drama.

6,7

3.5.2 Intrumen Validasi Produk

Instrumen validasi produk yang disusun peneliti dalam penelitian dan

pengembangan prototipe sosiodrama “Menghilangnya Sepiring Nasi” berupa

kuisioner, dengan pilihan jawaban berskala Linkert. Rentang skala yang

disediakan yaitu 1-4 dengan keterangan setiap skala yaitu: (1) tidak baik, (2)

kurang baik, (3) baik, (4) sangat baik. Validasi produk dilakukan oleh 2 guru

SD kelas V yang merupakan bagian dari tim Adiwiyata sekolah, 2 guru SD

yang mengampu ekstrakurikuler seni pertunjukan dan 1 pegiat drama

sekaligus ahli kebahasaan. Kuisioner berisi 21 butir pernyataan. Aspek

validasi produk prototipe sosiodrama “Menghilangnya Sepiring Nasi” dapat

dilihat dalam tabel 3.4 berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

54

Tabel 3.4: Kisi-kisi Validasi Produk

No. Aspek Validasi Prototipe Sosiodrama

“Menghilangnya Sepiring Nasi” Nomor

Soal 1. Halaman Sampul 1,2,3 2. Penggunaan Bahasa 4,5,6 3. Isi Sosiodrama

- Tema - Alur - Latar / Setting - Tokoh dan Penokohan - Dialog - Amanat

7,8,9,10,11,12

4. Kesesuaian isi sosiodrama dengan pembelajaran tematik SD kelas V Tema 3 “Makanan Sehat” - IPS - PKn - Bahasa Indonesia - IPA - SBdP

13,14,15,16,17

3.5.3 Instrumen Penilaian Uji Coba Terbatas

Penilaian uji coba terbatas dilakukan oleh pengamat untuk mengetahui

prototipe sosiodrama dilaksanakan sesuai langkah-langkah atau tidak.

Kuisioner terdiri dari enam (6) pertanyaan isian tentang cerita sosiodrama

yang berkaitan dengan muatan pembelajaran yang terdapat dalam tematik

tema 3 dan subtema 2. Aspek-aspek yang dinilai dalam penilaian uji coba

terbatas terangkum dalam tabel berikut ini.

Tabel 3.5: Aspek Penilaian Uji Coba Terbatas

No. Aspek Penilaian Uji Coba Terbatas

1. Tematik Kelas V Muatan Pembelajaran PKn & Surat Gembala Peringatan Hari Pangan Ke-36 Keuskupan Agung Semarang.

2. Tematik Kelas V Muatan Pembelajaran IPS & Laudato Si’ nomor 22.

3. Tematik Kelas V Muatan Pembelajaran SBdP & IPA.

4. Tematik Kelas V Muatan Pembelajaran IPS.

5. Tematik Kelas V Muatan Pembelajaran Bahasa Indonesia & IPA.

6. Refleksi tentang sosiodrama “Menghilangnya Sepiring Nasi”

3.6 Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis data, yaitu:

data kualitatif dan data kuantitatif. Sugiyono (2010: 16), menyatakan data

kualitatif adalah data yang tersaji dalam bentuk kata-kata sedangkan data

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

55

kuantitatif adalah data yang terjadi dalam bentuk angka. Dalam penelitian

pengembangan ini, data kualitatif berasal dari hasil wawancara guru,

komentar, kritik dan saran dari validator. Data kuantitatif berasal dari skor

penilaian yang diberikan ketika melakukan validasi. Berikut adalah

pembahasan dari masing-masing teknik analisis data yang digunakan dalam

penelitian dan pengembangan ini.

3.6.1 Analisis Data Kualitatif

Data kualitatif berupa rangkuman jawaban oleh peneliti berdasarkan hasil

wawancara peneliti dengan empat guru kelas V SD untuk mengetahui

keterkaitan antara pendidikan lingkungan hidup dengan pembelajaran tematik

kelas V tema 3 subtema 2. Data kualitatif hasil validasi pun menjadi catatan

bagi peneliti untuk memperbaiki dan menambahkan sesuatu yang masih

kurang dari prototipe sosiodrama guna memperbaiki kualitas serta mengetahui

kelayakan produk ketika diuji coba kepada peserta didik.

3.6.2 Analisis Data Kuantitatif

Data kuantitatif yang diperoleh dari penelitian ini berasal dari hasil

validasi produk oleh validator dan rangkuman data hasil uji coba terbatas yang

dilakukan oleh pengamat. Analisis data validasi produk menggunakan skala

penilaian Linkert kriteria 1-4. Setiap kriteria terdapat penjelasan agar validator

tidak kesulitan dalam memberikan penilaian. Data validasi yang diperoleh

dianalisis untuk mengetahui kelayakan produk yang dikembangkan oleh

peneliti. Peneliti menggunakan pedoman penskoran skala 1-4. Penskoran skala

1-5 tidak digunakan dengan pertimbangan menghindari adanya jawaban dari

responden pada angka 3, yaitu jawaban setengah-setengah atau jawaban

mencari aman (Arikunto, 2010: 284). Penjelasan dari setiap skala penilaian

adalah sebagai berikut, (1) tidak baik, (2) kurang baik, (3) baik, (4) sangat

baik. Setelah validator memberikan penilaian, maka rerata skor diperoleh

melalui rumus sebagai berikut.

������ ���� =�����ℎ ���� ���� �������

Jumlah item

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

56

Skor yang diperoleh kemudian dikonversi menjadi data kualitatif

berdasarkan tabel konversi skala 4 Likert. Konversi data kuantitatif ke

kualitatif nilai skala 4 Likert yang digunakan dalam penelitian disajikan dalam

tabel berikut ini (Widoyoko, 2014: 144).

Tabel 3.6: Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif Interval Skor Kategori Keterangan Instrumen

3,26 - 4,00 Sangat Baik Keseluruhan instrumen sudah layak digunakan.

2,51 – 3,25 Baik Keseluruhan instrumen sudah layak digunakan namun perlu perbaikan.

1,76 – 2,50 Kurang Keseluruhan instrumen kurang layak digunakan. 1,00 – 1,75 Sangat Kurang Keseluruhan instrumen tidak layak digunakan.

Berdasarkan konversi data kuantitatif ke kualitatif di atas, penentuan

rumus kualitatif pada validasi ditetapkan sebagai berikut.

Jumlah skor maksimal yang diperoleh : 84

Skor maksimal ideal : 4

Ditanyakan :

Perhitungan rata-rata skor kategori “sangat baik”

Jawab :

Kategori sangat baik 3,26 – 4,00

= ������ ���� ���� �������

������ ����

= ��

��

= 4 Kategori “sangat baik”

Di tahap uji coba produk, peneliti memperoleh data berdasarkan

pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. Terdapat lima (6) pertanyaan

yang berkaitan dengan pembelajaran tematik tema 3 subtema 2 yang

terkandung dalam alur cerita sosiodrama “Menghilangnya Sepiring Nasi”.

Data dari pengamat kembali dilakukan penghitungan dengan rumus sebagai

berikut:

������ ���� =�����ℎ ������ ���� �����

Jumlah item soal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

57

Perhitungan data-data kuantitatif dihitung berdasarkan rumus-rumus di

atas. Penentuan rumus kualitatif pada uji coba terbatas diterapkan sebagai

berikut.

Diketahui :

Jumlah seluruh peserta didik : 26

Ditanyakan :

Perhitungan skor rata-rata kategori “sangat baik”

Jawab :

Kategori sangat baik 3,26 - 4,00

= ������ ������ ���� �����

������ ���� ����

= �� � �

��

= 4 Kategori “sangat baik”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

58

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Uraian dalam bab ini akan menguraikan mengenai hasil penelitian,

pembahasan serta kelebihan dan kekurangan produk yang dikembangkan dalam

penelitian.

4.1 Hasil Penelitian

Hasil penelitian akan menguraikan mengenai prosedur pengembangan dan

kualitas produk prototipe sosiodrama.

4.1.1 Prosedur Pengembangan

Terdapat enam (6) prosedur pengembangan yang digunakan peneliti,

penggalian potensi dan masalah, pengumpulan data, desain produk, validasi

desain, revisi desain dan uji coba produk. Penjelasan setiap prosedur

dijabarkan berikut ini.

4.1.1.1 Penggalian Potensi dan Masalah

Tahap pertama dalam penelitian Research & Development (R&D)

adalah penggalian potensi dan masalah yang berkaitan dengan penelitian yang

dilakukan dan produk yang akan dikembangkan. Di awal penelitian, peneliti

melakukan studi literatur tentang bentuk-bentuk kerusakan lingkungan akibat

perilaku manusia. Manusia yang seharusnya menjaga, merawat dan

melestatikan lingkungan tidak lagi memiliki kesadaran seperti itu dengan

perilakunya saat ini. Peneliti mengumpulkan berita, artikel, video tentang

kerusakan lingkungan hidup yang menjadi keresahan masyarakat bersama.

Dari proses studi literatur, peneliti menemukan berbagai macam ajakan

kepada manusia untuk memperhatikan tentang kerusakan lingkungan hidup.

Ajakan-ajakan itu muncul melalui poster, slogan, acara-acara instansi, buku

dan salah satunya berada di dalam Ensiklik Laudato Si’. Ensiklik Laudato Si’

adalah surat yang ditulis Paus Fransiskus di tahun 2015 dan berbicara

mengenai krisis lingkungan hidup, ajakan untuk memiliki kepekaan terhadap

lingkungan, jenis-jenis pencemaran dan polusi. Salah satu yang dibahas

dalam jenis-jenis polusi dalam ensiklik tersebut adalah polusi pangan atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

59

makanan. Polusi makanan muncul dalam bentuk kebiasaan manusia

menyisakan makanan yang telah disediakan.

Keprihatinan tentang kebiasaan membuang makanan ternyata muncul

pula dalam Surat Gembala Peringatan Hari Pangan Sedunia Ke-36

Keuskupan Agung Semarang, yang ditulis oleh Mgr. Robertus Rubiyatmoko.

Di dalam Surat Gembala tersebut, Mgr. Rubi mengajak manusia untuk

menghargai alam dengan cara tidak menyisakan makanan yang telah alam

sediakan. Dunia pendidikan juga telah merespon dan menyikapi kerusakan

lingkungan hidup dengan melahirkan pembelajaran Pendidikan Lingkungan

Hidup (PLH). Pendidikan Lingkungan Hidup terintegrasi dalam pembelajaran

di sekolah sejak 2006. Setelah membaca keseluruhan materi tematik kelas I-

VI SD, peneliti menemukan materi pembelajaran yang berkaitan dengan

pangan dan lingkungan hidup terdapat dalam pembelajaran tematik kelas V

SD Tema 3 Subtema 2. Pendidikan Lingkungan Hidup itu sendiri merupakan

materi ajar yang bertujuan untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang

mencintai alam dan lingkungan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Laudato Si’

artikel nomor 209 yang menyatakan pendidikan merupakan salah satu

alternatif penyampaian pendidikan lingkungan hidup mulai dari usia dasar

melalui pembelajaran-pembelajaran. Salah satu cara dalam proses

pembelajaran adalah sosiodrama. Sosiodrama memiliki manfaat dalam

pembelajaran terutama membangun penghayatan dan memaknai materi

pembelajaran. Peneliti memutuskan untuk menciptakan sosiodrama yang

memuat materi pembelajaran tematik dan pendidikan lingkungan hidup dalam

konten ceritanya. Peneliti membagikan instrumen wawancara kepada guru

kelas V dan kuisioner pernyataan kepada peserta didik kelas V.

4.1.1.2 Pengumpulan Data

Subbab ini akan menampilkan dan membahas data-data yang

diperoleh peneliti sebagai pendukung penelitian dan pengembangan. Data

penelitian diperoleh dari wawancara guru dan kuisioner yang dibagikan

kepada peserta didik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

60

1. Wawancara

Data yang diperoleh berasal dari melakukan wawancara kepada empat

(4) guru kelas V. Dua (2) guru berada di region Yogyakarta dan dua (2) guru

lainnya berada di region Jawa Tengah. Guru pertama yang menjadi

narasumber peneliti adalah Pak Indarto, beliau adalah guru kelas V-B di SDK

Sang Timur Yogyakarta. Selain guru kelas V-B, Pak Indarto merangkap

sebagai bagian dari tim Adiwiyata SDK Sang Timur Yogyakarta dan guru

pengampu ekstrakurikuler Pengelolaan Tanaman Hidup. Guru kedua yang

menjadi narasumber adalah Pak Ongko, beliau adalah guru kelas V dan VI di

SD Pangen Gudang Purworejo. Guru ketiga bernama Ibu Angel yang

merupakan guru bantu kelas atas (kelas 4,5 dan 6) di SD Maria Immaculata

Cilacap dan guru keempat bernama Ibu Nurul, guru kelas V dan VI di SD

Muhammadiyah Kronggahan. Selain itu, Ibu Nurul sedang menjalani studi

magister di Universitas Sarjana Wiyata.

Wawancara dilakukan untuk mengetahui pengetahuan guru SD tentang

Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH), keterkaitan antara pembelajaran

tematik kelas V tema 3 subtema 2 dengan lingkungan atau alam, cara guru

dalam mengemas pembelajaran tematik kelas V tema 3 subtema 2, pendapat

guru jika pengemasan pembelajaran tematik kelas V tema 3 subtema 2

disampaikan dengan sosiodrama dan perlunya naskah yang berisi materi

pembelajaran terkait untuk menerapkan metode sosiodrama. Rangkuman

hasil wawancara akan ditampilkan dalam bentuk tabel berikut ini.

Tabel 4.1: Rangkuman hasil wawancara guru

Item Soal SDK Sang

Timur Yogyakarta

SD Muhhammadiyah

Kronggahan

SD Maria Immaculata

Cilacap

SD Pangen Gudang

Purworejo Menurut pendapat Bapak/Ibu sendiri, apakah Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) itu?

PLH adalah bentuk pembelajaran kepadada anak didik yang memberi bekal agar anak didik mempunyai kepekaan untuk lebih mencintai lingkungan hidupnya

Pembelajaran membentuk anak yang peduli, cinta, menghargai dan menjaga lingkungan.

Sebuah pembelajaran yang menekankan tentang nilai-nilai lingkungan hidup dan memuat ajakan-ajakan untuk memiliki

Pendidikan tentang lingkngan hidup sekitar berkaitan dengan cara merawat, menanam dan menggunakan dengan bijak serta bertanggungjawab agar tetap seimbang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

61

sehingga mampu bersikap baik dan bertindak untuk melestarikan lingkungan hidup/

keprihatinan dan kepedulian lebih terhadap alam beserta permasalahannya,

Jelaskan menurut Bapak/Ibu, mengenai keterkaitan materi tematik kelas V Tema 3 “Makanan Sehat” Subtema 2 “Pentingnya Makanan Sehat Bagi Tubuh”, dengan salah satu usaha menjaga dan melestarikan berkaitan dengan kebutuhan pangan !

Kita dapat menyadarkan anak akan pentingnya lingkungan hidup sebagai sumber kehidupan manusia terutama pangan. Oleh sebab itu, kita dituntut untuk bersikap dan bertindak lebih memperhatikan lingkungan kita, kalau lingkungan kita rusak maka ketersediaan pangan juga terancam.

Pembelajaran tematik tema 3 dan subtema 2 memiliki keterkaitan soal pangan terutama tentang sumber makanan sehat. Makanan sehat yang masuk ke dalam tubuh akan bisa menjadi nutrisi dan membantu tumbuh kembang anak jika bahan alam pun sehat. Jika alam terkontaminasi seperti penggunaan pupuk kimia berlebihan, maka nutrisi jahat akan masuk dan menjadi penyakit dalam tubuh kita.

Jelas sekali jika makanan yang kita makan tidak lepas dari alam sebagai sumber utamanya. Jadi kita tidak dapat makan makanan yang sehat jika tidak ada alam.

Makanan yang dimakan sehari-hari oleh anak-anak berasal dari alam, ketika alam sebagai penyedia bahan mentah musnah kebutuhan pangan tidak terpenuhi dan mekanan sehat tidak akan dirasakan.

Jelaskan berdasarkan pengalaman Bapak/Ibu guru, tentang proses, cara atau metode dalam mengajarkan materi tematik kelas V Tema 3 “Makanan Sehat” Subtema 2 “Pentingnya Makanan Sehat Bagi Tubuh”!

Sebagai guru, saya belum menemukan pengemasan pembelajaran yang menarik. Saya hanya melakukan berdasarkan Buku Pegangan Guru.

Saya perlihatkan video tentang proses pembuatan makanan dari alam sampai tersedia di meja makan (video tentang membuat lotek).

Meminta siswa membawa makanan 4 sehat 5 sempurna ke kelas dan makan bersama-sama.

Membawa sayur mayur segar ke kelas agar siswa memahami dan mensyukuri sayuran yang masih segar sebelum diolah, membawa makanan 4 sehat 5 sempurna untuk makan bersama-sama.

Menurut Bapak/Ibu

Sangat bagus dan menari.

Pada dasarnya semua materi dapat

Sebenarnya akan menarik

Sangat bisa. Karena drama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

62

guru, dapatkah pembelajaran tematik kelas V Tema 3 “Makanan Sehat” Subtema 2 “Pentingnya Makanan Sehat Bagi Tubuh”, dikemas dan disajikan dalam bentuk sosiodrama? Mengapa demikian?

Model pembelajaran ini akan membuat anak didik semakin mendalami materi pembelajaran dan tentunya akan lebih menarik serta berkesan.

dipelajari dengan metode drama dengan membuatnya ke dalam narasi dengan dialog-dialog pada setiap tokoh. Bulan lalu saya menerapkan drama dalam pelajaran IPS.

bagi siswa, namun sepertinya pembelajaran drama akan sulit diterapkan di sini karena keterbatasan waktu dan saya harus mengejar materi pembelajaran.

adalah sebuah metode belajar yang menyenangkan dan menggugah siswa untuk terlibat penuh dalam pembelajaran..

Apakah Bapak/Ibu guru membutuhkan naskah drama untuk mengajarkan pembelajaran tematik kelas V Tema 3 “Makanan Sehat” Subtema 2 “Pentingnya Makanan Sehat Bagi Tubuh”, ketika mengajarkannya menggunakan metode sosiodrama?

Terima kasih banyak kalau bersedia memberi naskah drama, dengan tangan terbuka saya menerima.

Sangat membutuhkan, karena jarang sekali saya menemukan naskah drama untuk anak dan untuk pembelajaran, atau bahkan belum pernah ada.

Ketika itu diciptakan sepertinya akan bagus dan menarik karena metode drama jarang sekali digunakan dalam pembelajaran.

Membutuhkan karena selama ini pengembangan model drama masih jarang dditemukan berikut dengan naskah dan propertinya.

Berdasarkan hasil wawancara kepada empat guru tersebut, peneliti

menarik kesimpulan guru kelas V telah mengetahui tentang Pendidikan

Lingkungan Hidup (PLH) dan memahami adanya keterkaitan antara materi

pembelajaran tematik SD kelas V Tema 3 subtema 3 dengan PLH. Keempat

guru kelas V yang menjadi narasumber belum pernah menerapkan metode

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

63

sosiodrama dalam pembelajaran tematik. Tiga guru merasa metode

sosiodrama dapat diterapkan dalam pembelajaran tematik karena dapat

menarik peserta didik untuk terlibat secara aktif, namun Ibu Angel merasa

penerapan sosiodrama tidak bisa berjalan dengan efektif mengingat

keterbatasan waktu dan guru perlu mengejar materi pembelajaran. Keempat

guru narasumber juga menyatakan jika naskah sosiodrama yang memuat

pembelajaran tematik dibutuhkan untuk memperkaya pengemasan

pembelajaran.

2. Kuisioner

Peneliti membuat pernyataan yang ditujukan kepada peserta didik kelas

V, dengan tujuan untuk mengetahui kebiasaan peserta didik dalam

menghabiskan makanan, pola makan, jenis makanan yang dimakan dan

pengetahuan tentang seni pertunjukan. Pernyataan ini berkaitan dengan

muatan pembelajaran pada tematik kelas V tema 3 subtema 2. Kuisioner diisi

oleh 25 peserta didik dan dirangkum dalam tabel berikut ini.

Tabel 4.2: Rangkuman Hasil Kuisioner

No. Kesimpulan Pernyataan

1. 76% peserta didik memiliki kebiasaan tidak menghabiskan makanan.

2. 60% peserta didik tidak rutin makan nasi dengan sayur mayur.

3. 52% peserta didik tidak rutin makan tiga kali sehari.

4. 92% peserta didik pernah mengalami sakit perut karena terlambat makan.

5. 64% peserta didik belum pernah melihat iklan di koran dan televisi tentang obat untuk menyembuhkan penyakit maag atau penyakit lain yang berkaitan dengan gangguan pencernaan.

6. 96% peserta didik belum pernah belajar dengan menonton atau mempraktikkan pelajaran dengan tarian atau drama dalam pembelajaran tematik bersama guru.

7. 84% peserta didik peserta didik tertarik untuk belajar di kelas dalam pembelajaran tematik sambil melakukan sebuah tarian atau drama.

Berdasarkan kuisioner yang dibagikan kepada peserta didik, dapat

diketahui bahwa masih banyak peserta didik yang memiliki kebiasaan

menyisakan makanan yang disediakan. Hal ini menunjukkan, kebiasaan

menyisakan makanan yang menjadi salah satu bentuk polusi lingkungan

dalam Laudato Si’ dan keprihatinan Surat Gembala Hari Pangan Sedunia Ke-

36 Keuskupan Agung Semarang telah merambah sampai usia sekolah dasar.

Hanya sedikit peserta didik makan nasi dengan sayur mayur yang sangat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

64

berseberangan dengan kandungan makanan sehat. Pola makan teratur tiga kali

sehari hanya ditemui tidak lebih dari separuh jumlah peserta didik di dalam

kelas tersebut. Masih banyak dari mereka yang tidak rutin makan tiga kali

sehari dan menyebabkan sakit perut akibat terlambat makan. Di kelas tersebut

pula, jarang melakuka pembelajaran dengan melakukan kesenian pertunjukan,

sedangkan materi kesenian tersebut terdapat dalam tematik kelas V Tema 3

dan Subtema 2.

Dari hasil pengumpulan data inilah yang menjadi acuan peneliti untuk

menciptakan produk dalam penelitian dan pengembangan. Produk yang

dikembangkan berupa prototipe sosiodramadrama berjudul “Menghilangnya

Sepiring Nasi”. Penyusunan sosiodrama berdasarkan data yang diperoleh

guru dan peserta didik, dengan tujuan agar sosiodrama yang diciptakan sesuai

dengan pembelajaran tematik, dapat digunakan oleh guru dalam pembelajaran

atau pengembangan diri peserta didik berkaitan dengan seni peran melalui

kegiatan ekstrakurikuler, serta memberikan kesadaran kepada peserta didik

untuk mencintai lingkungan dengan menghabiskan makanan yang telah

disediakan.

4.1.1.3 Desain Produk

Hasil wawancara guru dan kuisioner peserta didik menjadi catatan-

catatan peneliti dalam mendesain prototipe sosiodrama. Prototipe sosiodrama

mengambil judul “Menghilangnya Sepiring Nasi”. Sebelum penyusunan

prototipe sosiodrama, peneliti menciptakan kisi-kisi yang berisi kandungan

materi yang akan disampaikan dalam narasi dan dialog pada alur cerita,

gambar sampul dan bagian-bagian naskah secara umum.

A. Kisi-Kisi Pembuatan Prototipe Sosiodrama

Tabel 4.3: Kisi-kisi pembuatan prototipe sosiodrama Isi

Sosiodrama Keterangan atau konten isi

(dalam bentuk narasi, ilustrasi atau dialog)

Sampul Naskah

- Berisi judul, gambar ilustrasi dan nama penulis naskah. - Ilustrasi pada sampul naskah sosiodrama menggambarkan tentang

adanya keterkaitan antara manusia dengan alam (LS, nomor.15)

1

- Latar belakang pembuatan sosiodrama : Laudato Si’ nomor 22, Data FAO tahun 2017, Surat Gembala Uskup Semarang tentang Hari Pangan Sedunia Ke-36 tahun 2018, pembelajaran tematik “Makanan Sehat”.

- Sinopsis sosiodrama : memberikan penjelasan pendidikan lingkungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

65

hidup dalam lingkup mengembangkan kesadaran menjaga lingkungan dalam aspek pengetahuan, perasaan dan keterampilan.

- Sukses kognitif PLH dan pendidikan berbasis karakter. - Penjelasan tentang etika lingkungan hidup.

2 - Keterangan tokoh, penokohan dan kru pementasan. - Sukses psikomor PLH dan pendidikan berbasis karakter

3 - Tematik Kelas V Tema 3 Makanan Sehat Subtema 2: PKn. - Data FAO tentang banyaknya jumlah limbah makanan di Indonesia.

4

- Tematik Kelas V Tema 3 Makanan Sehat Subtema 2: Bahasa Indonesia & IPS

- Etika lingkungan hidup tentang pentingnya memelihara lingkungan dengan tidak membuang makanan.

- Ensiklik Laudarto Si’ nomor 22 : ajakan untuk mencegah budaya membuang makanan.

5 - Tematik Kelas V Tema 3 Makanan Sehat Subtema 2: SBdP. - Etika lingkungan hidup tentang hidup selaras dengan lingkungan.

6 Cerita tentang Adi yang memasuki dunia dalam mimpi.

7 - Tematik Kelas V Tema 3 Makanan Sehat Subtema 2: IPA & Bahasa

Indonesia.

8

- Tematik Kelas V Tema 3 Makanan Sehat Subtema 2: IPS & PKn. - Etika lingkungan hidup tentang menghargai, memperhatikan dan

dengan tidak membuang makanan. - Sukses afektif PLH dan pendidikan berbasis karakter: tidak membuang

makanan. - Isi Surat Gembala Peringatan Hari Pangan Sedunia Ke-36 Keuskupan

Agung Semarang : membangun kebiasaan untuk tidak menyisakan dan membuang-buang makanan.

9 - Jenis-jenis makanan sehat yang berasal dari alam/lingkungan sekitar. 10 - Tematik Kelas V Tema 3 Makanan Sehat Subtema 2: SBdP. 11 - Tematik Kelas V Tema 3 Makanan Sehat Subtema 2: IPA & IPS.

B. Sampul Prototipe Sosiodrama

Sampul prototipe sosiodrama terdiri dari tiga bagian, judul sosiodrama,

gambar sampul dan nama penulis sosiodrama. Judul sosiodrama ditulis

menggunakan huruf kapital pada awal kata, berwarna putih dengan warna

latar hitam untuk memperjelas penulisan judul, menggunakan font huruf

Times New Roman dengan ukuran 40. Gambar sampul adalah lukisan karya

Jenny Satri berjudul “Maaf” yang dibuat di tahun 2018. Lukisan ini

menggambarkan kedekatan seorang ibu dan anak yang merupakan simbol

relasi manusia dengan alam yang memiliki kedekatan dan saling memiliki

keterkaitan. Pada bagian bawah terdapat nama penulis sosiodrama,

Kristophorus Divinanto, dengan font huruf Cedarville berukuran 21. Secara

keseluruhan, sampul naskah didesain oleh Jenny Satri berdasarkan arahan

dari peneliti. Nama desainer sampul tidak dicantumkan dalam naskah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

66

berdasarkan permintaan dan persetujuan desainer. Berikut adalah gambar

prototipe sosiodrama “Menghilangnya Sepiring Nasi”.

Gambar 4.1: Sampul prototipe sosiodrama

C. Bagian-Bagian Naskah Sosiodrama Secara Umum

Naskah ini memiliki lima (5) bagian secara umum yaitu, latar belakang

pembuatan naskah, sinopsis naskah, keterangan tokoh dan penokohan, cerita

dan catatan naskah. Penjelasan dari setiap bagian adalah sebagai berikut:

a. Latar Belakang Pembuatan Naskah

Bagian ini berisi penjelasan materi pembelajaran tematik dan

pendidikan lingkungan hidup tentang menghargai makanan yang

terkandung dalam naskah dan sebagai acuan dalam penyusunan

naskah. Pada bagian ini juga terdapat keterangan penggunaan naskah

yang bukan hanya bisa digunakan dalam pembelajaran saja,

melainkan dapat digunakan dalam kegiatan pentas seni sekolah dan

ekstrakurikuler drama.

b. Sinopsis Naskah

Bagian ini masih tergabung dalam satu halaman yang sama dengan

latar belakang pembuatan naskah. Bagian sinopsis naskah

menerangkan tentang garis besar keseluruhan alur cerita dari awal

pengenalan tokoh-tokoh, pengenalan konflik, konflik memuncak dan

tahap penyelesaian cerita. Dapat dikatakan bagian ini menceritakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

67

keseluruhan naskah dalam bentuk narasi atau cerita pendek tanpa

dialog.

c. Keterangan Tokoh dan Penokohan

Bagian ini berisi penjelasan tokoh yang terlibat dalam sosiodrama

dan penjelasan tentang pembawaan atau penokohan dari setiap tokoh

yang akan diperankan oleh peserta didik. Bagian ini akan

memudahkan sutradara cerita (baik itu guru atau peserta didik),

ketika memberikan pengarahan kepada pemeran tokoh pada tahap

persiapan sosiodrama.

d. Cerita

Keseluruhan alur cerita terdapat dalam naskah ada dalam bagian

ini. Cerita dalam naskah terdiri dari narasi dan dialog. Narasi memuat

keterangan suasana, keterangan tempat dan arahan-arahan pemain

untuk berpindah tempat dan keluar-masuk panggung. Narasi ini

memudahkan guru atau peserta didik yang menjadi sutradara atau

pengarah cerita, dalam memberikan arahan ketika tahap persiapan.

Dialog yang diucapkan para tokoh juga terdapat pada bagian ini,

disertai penjelasan gestur, intonasi dan ekspresinya.

e. Catatan Naskah

Catatan naskah memiliki fungsi sebagai opsional pelaksanaan

sosiodrama. Bagian ini memberikan pilihan dan kemungkinan lain

ketika sosiodrama tidak dapat digunakan seutuhnya dan mengalami

beberapa hambatan, seperti keterbatasan ruang dan kebebasan

improvisasi dialog. Selain itu, pada catatan naskah dijelaskan bahwa

naskah tidak hanya bisa digunakan dalam pembelajaran melainkan

bisa dikembangkan dalam kegiatan ekstrakurikuler.

4.1.1.4 Validasi Desain Produk

Setelah desain produk selesai dibuat, desain produk yang dikembangkan

dalam penelitian ini diberikan kepada validator untuk divalidasi. Proses

validasi bertujuan untuk mengetahui kualitas desain produk yang dibuat.

Validasi yang dilakukan dalam penelitian ini ialah memberikan validator

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

68

berupa satu amplop berisikan sosiodrama dan instrumen validasi serta alat

tulis. Terdapat beberapa aspek dalam penilaian validasi desain produk antara

lain halaman sampul, penggunaan bahasa, isi sosiodrama dan kesesuaian

naskah dengan pembelajaran tematik kelas V tema 3.

Dalam penelitian ini, desain produk divalidasi oleh lima (5) orang yang

terdiri dari empat (4) guru SD dan satu (1) orang pegiat seni pertunjukan dan

ahli bahasa. Kelima validator tersebut adalah Agustinus Nugrahanto, S.Pd

(guru kelas V SD Pangudi Utami Temanggung), Robertus Indarto, S.Pd (guru

kelas V SDK Sang Timur Yogyakarta dan anggota tim Adiwiyata sekolah),

Ni Ayu Nevita Monatara, S.S (pegiat seni pertunjukan dan ahli bahasa, yang

saat ini bekerja di Titimangsa Foundation di bawah naungan Happy Salma

dan anggota dari Teater Mandiri sejak tahun 2014 di bawah asuhan Putu

Wijaya), Florentina Pradita Setyaningsih, S.Pd (guru kelas V di SD Krista

Gracia Klaten) dan Yoseph Sumaryanto, S.Pd (guru kelas III dan

pembimbing ekstrakurikuler seni pertunjukan di SDK Sang Timur

Yogyakarta). Hasil validasi dari kelima validator terangkum dalam tabel

sebagai berikut.

Tabel 4.4: Hasil validasi desain produk Guru SD Skor Kategori

Agustinus Nugrahanto, S.Pd. 3,90 “Sangat Baik” Robertus Indarto, S.Pd. 3,80 “Sangat Baik”

Florentina Pradita Setyaningsih, S.Pd. 3,95 “Sangat Baik” Yoseph Sumaryanto, S.Pd. 3,38 “Sangat Baik”

Rata-rata Guru 3.75 “Sangat Baik”

Ahli Bahasa dan Seni Pertunjukan Skor Kategori Ni Ayu Nevita Monatara, S.S. 3.71 “Sangat Baik”

Total nilai rata-rata validator 3.73 “Sangat Baik”

Berdasarkan rangkuman data dalam tabel di atas, skor rata-rata dari

validasi guru adalah 3.75 artinya “Sangat Baik”. Beberapa saran juga

diberikan guru untuk memperbaiki kualitas prototipe sosiodrama. Saran yang

diberikan mengenai keseuaian isi sosiodrama dengan pembelajaran tematik

antara lain 1) pada muatan pembelajaran IPS perlu menambahkan dialog

tentang manfaat nasi dan sayuran yang dihasilkan dari petani, 2) pada muatan

pembelajaran SBdP memberi keterangan nama tari kreasi Bondan Kendhi dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

69

Dewi Sri yang digunakan dalam visualisasi Adi memasuki dunia mimpi serta

keterangan bahwa Adi sedang bermimpi, 3) pada muatan pembelajaran IPA

menambahkan dialog tentang efek dari maag dan cara mengobatinya.

Selain guru, validasi dari ahli bahasa dan seni pertunjukan juga

memberikan penilaian dengan skor 3.71 dengan kategori “Sangat Baik”.

Saran yang diberikan antara lain, 1) untuk penulisan perlu diteliti kembali

karena masih ditemukan beberapa kesalahan penulisan, 2) dialog disesuaikan

dengan bahasa anak kelas V SD, 3) untuk amanat sosiodrama perlu

memunculkan dialog yang berisi ungkapan syukur manusia kepada Tuhan

atas karunia yang diberikan alam sebagai sumber makanan, 4) perlu

memunculkan ciri khas kerja petani yang menghasilkan beras dan sayuran

sebagai bahan makanan pokok. Nilai rata-rata dari validator ahli bahasa, seni

pertunjukan dan guru SD adalah 3.73 yang artinya prototipe “Sangat Baik”

dan bisa diuji setelah peneliti melakukan revisi sesuai dengan saran mereka.

4.1.1.5 Revisi Desain Produk

Peneliti melakukan revisi desain produk prototipe sosiodrama

“Menghilangnya Sepiring Nasi” berdasarkan saran yang diberikan empat

guru dan satu ahli bahasa, seni pertunjukan sebagai validator. Beberapa saran

dari kelima validator peneliti rangkum ke dalam tabel berikut.

Tabel 4.5: Rangkuman Saran Revisi No. Saran Validator Guru SD Revisi

1. Perlu menambahkan dialog tentang manfaat nasi dan sayuran yang dihasilkan dari petani.

Menambahkan dialog tentang manfaat nasi dan sayutan yang dihasilkan oleh petani dalam adegan makan siang Bunda bersama Adi.

2.

Pada muatan pembelajaran SBdP memberi keterangan nama tari kreasi Bondan Kendhi dan Dewi Sri yang digunakan dalam visualisasi Adi memasuki dunia mimpi serta keterangan bahwa Adi sedang bermimpi.

Menambahkan keterangan nama tari kreasi Bondan Kendhi dan Dewi Sri yang digunakan dalam visualisasi Adi memasuki dunia mimpi, serta keterangan Adi sedang bermimpi.

3. Pada muatan pembelajaran IPA menambahkan dialog tentang efek dari maag dan cara mengobatinya.

Menambahkan dialog tentang efek dari maag dan cara mengobatinya dalam adegan berita yang dibacakan di televisi.

No. Saran Validator Ahli Bahasa & Seni

Pertunjukan Revisi

1. Dalam adegan Adi berdialog dengan Dewi, dialog disesuaikan dengan bahasa anak kelas V SD karena dirasa dialog dalam sosiodrama

Memperbaiki dialog agar sesuai dengan bahasa anak usia sekolah dasar sehari-hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

70

masih terlalu kaku dan formal untuk usia anak sekolah dasar.

2.

Dalam dialog perlu dimunculkan ungkapan syukur manusia kepada Tuhan atas karunia yang diberikan alam sebagai sumber makanan.

Menambahkan dialog tentang ungkapan syukur manusia kepada Tuhan atas karunia yang diberikan alam sebagai sumber makanan.

3.

Perlu memunculkan keluhan petani yang telah menghasilkan beras dan sayuran sebagai bahan makanan pokok, namun malah dijadikan bahan olok-olok di media sosial.

Menambahkan dialog tentang keluhan petani akibat dijadikan bahan olok-olok di media sosial, dalam berita yang dibacakan di televisi.

Berdasarkan saran-saran dari para validator, peneliti melakukan proses

revisi desain untuk memperbaiki kualitas ptototipe sosiodrama agar layak

digunakan dalam pembelajaran. Pembetulan atau revisi keseluruhan

sosiodrama peneliti rangkum dalam bentuk tabel dengan menampilkan

ptototipe produk ketika belum melalui proses validasi dan setelah direvisi

oleh peneliti. Berikut adalah tabel rangkuman revisi produk prototipe

sosiodrama “Menghilangnya Sepiring Nasi” berdasarkan saran yang

diberikan validator guru SD dan ahli bahasa, seni pertunjukan. Prototipe yang

telah direvisi berdasarkan dengan saran validator ditandai dengan adanya teks

yang diberi warna merah. Berikut adalah rekap revisi produk berdasarkan

saran dari kelima validator :

1. Revisi Berdasarkan Saran Validator – 1

o Saran validator : Perlu menambahkan dialog tentang manfaat nasi dan

sayuran yang dihasilkan dari petani.

o Revisi : Menambahkan dialog dialog tentang manfaat nasi dan sayuran

yang dihasilkan dari petani di halaman 5 dan menjadi dialog yang

diucapkan oleh penyiar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

71

2. Revisi Berdasarkan Saran Validator - 2

o Saran validator : Perlu ditambahkan keterangan nama tarian kreasi di

dalam naskah.

o Revisi : Menambahkan keterangan tarian kreasi di dalam keterangan

penata latar di dalam naskah halaman 7

3. Revisi Berdasarkan Saran Validator – 3

o Saran validator : Perlu memberi tambahan dialog atau keterangan

tentang efek dari maag dan alternatif pengobatannya.

o Revisi : Menambahkan keterangan efek dari maag dan alternatif

pengobatannya pada dialog yang disampaikan oleh penyiar berita di

naskah halaman 9.

4. Revisi Berdasarkan Saran Validator – 4

o Saran validator : Perlu ditambahkan dialog tentang ungkapan syukur

manusia kepada Tuhan atas karunia yang diberikan alam sebagai

sumber makanan.

o Revisi : Menambahkan dialog ungkapan syukur manusia kepada Tuhan

pada dialog yang diucapkan Dewi di halaman 11.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

72

5. Revisi Berdasarkan Saran Validator – 5

o Saran validator : Dialog antara Adi dan Dewi ketika di kelas perlu

diperbaiki karena dirasa terlalu kaku untuk bahasa komunikasi anak

SD.

o Revisi : Memperbaiki dialog Adi dan Dewi ketika adegan berdialog di

kelas pada naskah halaman 10.

6. Revisi Berdasarkan Saran Validator – 6

o Saran validator : Perlu memunculkan keluhan petani yang telah

menghasilkan beras dan sayuran sebagai bahan makanan pokok,

namun justru dijadikan bahan cemooh di media sosial.

o Revisi : Memunculkan keluhan petani di dalam berita yang dibacakan

oleh penyiar berita di dalam naskah halaman 4.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

73

4.1.1.6 Uji Coba Produk

Uji coba produk dilakukan setelah peneliti melakukan revisi desain

prototipe sosiodrama sesuai dengan saran yang diberikan oleh validator.

Peneliti melakukan uji coba produk di SDK Sang Timur Yogyakarta yang

yang terletak di Jalan Batikan No.7 Pandeyan, Umbulharjo, Kota Yogyakarta.

Uji coba terbatas diikuti oleh 26 peserta didik dari kelas V-B yang terdiri dari

12 peserta didik laki-laki dan 14 peserta didik perempuan. Uji coba terbatas

dilakukan dua kali di hari yang berbeda. Uji coba dilakukan dalam dua situasi

berbeda yaitu dilakukan ketika kegiatan ekstrakurikuler di luar jam

pembelajaran dan yang kedua dilakukan ketika kegiatan pembelajaran

tematik. Peneliti menerapkan dua peraturan yang berbeda dalam melakukan

uji coba, yaitu ketika uji coba di jam ekstrakurikuler, peserta didik

diperbolehkan untuk berdialog dengan membawa naskah. Sedangkan ketika

di dalam pembelajaran tematik, peserta didik perlu berdialog tanpa

memegang teks. Uji coba pertama dilakukan ketika jam ekstrakurikuler di

hari Kamis, 15 November 2018. Dari uji coba pertama, peneliti melihat

peserta didik kurang menghayati cerita karena sibuk memegang teks.

Dikarenakan fokus penelitian lebih ke penggunaannya di dalam pembelajaran

tematik, maka peneliti tidak melakukan refleksi ketika uji coba pertama.

Berikut merupakan dokumentasi ketika pelaksanaan uji coba pertama yaitu

ketika kegiatan ekstrakurikuler

Gambar 4.2 Pelaksanaan Uji Coba-1 Adegan “Warung Nyai Jinawi”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

74

Uji coba kedua dilakukan pada hari Senin, 19 November 2018. Tujuan

dari uji coba produk adalah mengetahui keefektifan dan kualitas, berkaitan

dengan produk sosiodrama dapat diterapkan dalam pembelajaran tematik

kelas V tema 3 subtema 2 atau tidak. Pada awal uji coba, peneliti menjelaskan

terlebih dahulu gambaran besar cerita sosiodrama berjudul “Menghilangnya

Sepiring Nasi”. Peneliti menyampaikan garis besar alur berjalannya cerita dan

peran-peran yang akan muncul dalam cerita. Setelah itu, peneliti membagi

peran-peran tersebut kepada peserta didik. Beberapa peserta didik

menawarkan diri untuk memainkan peran yang telah dijelaskan sebelumnya.

Setelah peserta didik menerima perannya masing-masing, peneliti dan

beberapa peserta didik mempersiapkan latar tempat dan properti yang

digunakan dalam sosiodrama. Setelah pemain dan latar siap digunakan,

pertunjukan sosiodrama dimulai. Setiap peserta didik memainkan peran

sesuai dengan arahan dalam naskah, dengan menambahkan beberapa dialog

improvisasi tambahan. Proses sosiodrama berjalan dengan lancar dan ceria.

Berikut merupakan beberapa gambar pelaksanaan sosiodrama

“Menghilangnya Sepiring Nasi” bersama peserta didik kelas V-B SDK Sang

Timur Yogykarta.

Gambar 4.3 Pelaksanaan Uji Coba-2 Adegan “Penyiar Berita”

Adegan pembacaan berita oleh reporter, tentang ajakan untuk tetap memiliki pola makan teratur dan makan makanan yang sehat untuk mencegah gangguan organ pencernaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

75

Gambar 4.4 Pelaksanaan Uji Coba-2 Adegan “Adi dan Bunda”

Adegan Bunda sedang mempersiapkan makan siang untuk Adi yang barusan pulang dari sekolah dan Bunda mengingatkan Adi untuk menghabiskan makanan yang telah disediakan.

Gambar 4.5 Pelaksanaan Uji Coba-2 Adegan “Adi Masuk Dunia Mimpi”

Adegan Adi yang memasuki dunia mimpi dengan visualisasi cuplikan gerakan tari kreasi Dewi Sri. Tarian tidak dilakukan secara utuh mengingat keterbatasan ruang dan waktu.

Gambar 4.6 Pelaksanaan Uji Coba-2 Adegan “Adi Makan di Warung Nyai Jinawi” Adegan Adi menemukan warung yang menjual nasi bernama Warung Nyai Jinawi. Adi

makan di sana dengan lahap dan Nyai Jinawi merasa senang karena Adi makan dengan lahap dan menghabiskan makanannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

76

Gambar 4.7 Pelaksanaan Uji Coba-2 Adegan “Adi Terbangun”

Adegan Adi setelah terbangun dari tidurnya dan bercerita kepada Bunda tentang mimpi yang barusan dialaminya. Adi menyesal dan berjanji kepada Bunda untuk menghargai makanan

dengan tidak memiliki kebiasaan menyisakan makanan yang disediakan.

Setelah kedua kelompok selesai bermain peran, peneliti membagikan

lembar refleksi yang berisi enam (6) buah pertanyaan berkaitan dengan

muatan pembelajaran tematik yang terkandung dalam tema 3 subtema 2.

Lima item soal bernilai 1 poin dan satu item soal bernilai 5 poin karena

menceritakan tentang amanat dan pesan-pesan dalam sosiodrama berkaitan

dengan pembelajaran tematik dan pendidikan lingkungan hidup.

Gambar 4.8 Pelaksanaan Uji Coba-2 “Peserta Didik Menulis Refleksi”

Peserta didik mengisi lembar refleksi secara mandiri berdasarkan kesan, pengalaman dan pemahaman tentang sosiodrama “Menghilangnya Sepiring Nasi”.

Setelah seluruh peserta didik di kelas V-B menuliskan refleksi tentang

proses pelaksanaan sosiodrama yang baru saja dilakukan, peneliti melakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

77

rekap terhadap jawaban yang dituliskan peserta didik. Berikut merupakan

hasil rekap refleksi dari proses uji coba prototipe sosiodrama.

Tabel 4.7: Rekap Hasil Refleksi Uji Coba Prototipe Sosiodrama

No Soal Jawaban

Jumlah peserta didik

dengan jawaban sejenis

Skor

Rerata skor tiap

nomor

1.

Sosiodrama berjudul “Menghilangnya Sepiring Nasi” mengingatkanmu untuk menghargai jasa para petani sebab ….

23 peserta didik menjawab sebab petani bekerja sebagai penyedia dan penanam bahan makanan mentah. 3 peserta didik menjawab petani bekerja untuk menanam dan menyediakan makanan mentah.

26 4 4

2.

Tokoh Adi memiliki kebiasaan tidak menghabiskan makanan yang disediakan Bundanya. Kebiasaan tersebut tidak baik karena …..

25 peserta didik menjawab Adi tidak menghargai makanan, kebiasaan tersebut adalah kebiasaan menyia-nyiakan makanan dan tidak menghargai Bunda

25 4 3.84

1 peserta didik menjawab kebiasaan Adi tidak dapat ditiru.

1 1 0.03

3.

Adi bermimpi melihat tarian Dewi Sri. Tarian kreasi tersebut menceritakan tentang puji syukur para petani atas hasil bumi yang melimpah dan tentang pentingnya manusia untuk merawat lingkungan sebagai sumber …..

23 peserta didik menjawab lingkungan sebagai sumber makanan mentah yang akan dimakan manusia untuk makanan sehari-hari. 1 peserta didik menjawab lingkungan sebagai sumber makanan. 2 peserta didik menjawab lingkungan sumber penghasil makanan mentah.

26 4 4

4.

Salah satu bentuk merawat lingkungan adalah dengan cara menghabiskan makanan, karena ….

21 peserta didik menjawab makanan yang berasal dari alam bermanfaat menyehatkan tubuh,. 3 peserta didik menjawab makanan dari alam berguna untuk tubuh kita agar tetap sehat.

25 4 3.84

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

78

1 peserta didik menjawab karena membuang makanan adalah perbuatan yang mencemari lingkungan.

1 peserta didik menjawab makanan sulit didapat.

1 1 0.03

5.

Dalam cerita sosiodrama, kebiasaan tidak menghabiskan makanan dan tidak memiliki pola makan teratur dapat mengakibatkan …

10 peserta didik menjawab tidak memiliki pola makan teratur bisa menyebabkan sakit maag. 9 peserta didik menjawab sakit gangguan pencernaan salah satunya adalah maag. 4 peserta didik menjawab memiliki pola makan tidak teratur menyebabkan gangguan organ pencernaan. 2 peserta didik menjawab tidak makan teratur menyebabkan sakit perut.

25 4 3.84

1 peserta didik menjawab kemarahan orang tua.

1 1 0.03

6.

Pesan yang kamu tangkap setelah memainkan/membacakan/menonton sosiodrama berjudul “Menghilangnya Sepiring Nasi” adalah ….

26 peserta didik menjawab menghargai makanan, menghabiskan makanan, tidak membuang makanan, menghargai Bunda, memiliki pola makan teratur, menghargai petani, jika kita membuang makanan sama saja dengan merusak lingkungan, tidak menghargai alam yang sudah menyediakan makanan dan tidak menghormati orang tua yang sudah bekerja keras menyediakan makanan. Setiap peserta didik bisa menyebutkan lima sampai enam amanat setelah melakukan dan menyaksikan sosiodrama.

26 4 4

Jumlah 23.6

Rata-rata uji coba = ������ ������ ���� �����

������ ���� ���� 3.93

Refleksi uji coba terbatas terdiri dari enam (6) pertanyaan dengan

masing-masing skor. Berdasarkan hasil rekap refleksi uji coba prototipe

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

79

sosiodrama yang diikuti oleh 26 peserta didik kelas di V-B di SDK Sang

Timur, diketahui bahwa prototipe sosiodrama “Menghilangnya Sepiring

Nasi” yang digunakan dalam pembelajaran tematik kelas V tema 3 subtema 2

membantu peserta didik untuk:

1. Memiliki kesadaran untuk menghabiskan makanan sebagai salah satu

bentuk upaya untuk tidak menambah perilaku buruk membuang makanan

seperti yang tercantum dalam Ensiklik Laudato Si’ nomor 22.

2. Menghargai petani sebagai penanam dan penyedia bahan makanan

mentah yang sesuai dengan ajakan Mgr. Rubiyatmoko dalam Surat

Gembala Peringatan Hari Pangan Ke-36.

3. Mensyukuri pekerjaan para petani sebagai penanam bahan makanan

mentah yang berperan penting dalam ketersediaan makanan yang

merupakan wujud dari toleransi tentang keberagaman pekerjaan yang ada

di lingkungan sekitar.

4. Memiliki kesadaran tentang manfaat penting untuk merawat lingkungan

yang merupakan salah satu etika lingkungan hidup sebab semua sumber

makanan berasal dari lingkungan.

5. Memahami materi dalam muatan pembelajaran tematik tema 3 subtema 2

yaitu mengetahui salah satu penyakit gangguan pencernaan akibat tidak

memiliki pola makan yang teratur, mengetahui iklan yang sering ditemui

dalam kehidupan sehari-hari dan memahami tari kreasi Dewi Sri yang

merupakan tarian tentang kisah para petani dan ungkapan syukur para

petani.

4.1.2 Kualitas Produk

Sosiodrama telah divalidasi oleh empat orang guru SD dan satu orang

ahli bahasa serta pegiat seni pertunjukan. Empat guru SD tersebut adalah Pak

Agus, Bu Dita, Pak Yoseph dan Pak Indarto. Validator ahli bahasa dan seni

pertunjukan adalah Nevita. Hasil dari masing-masing validator guru SD

adalah, Pak Agus dengan nilai 3.90, Bu Dita dengan nilai 3.95, Pak Yoseph

dengan nilai 3.38 dan Pak Indarto dengan nilai 3.80. Keseluruhan nilai dari

validator guru berada dalam kategori “Sangat baik” dengan rata-rata validasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

80

guru yaitu 3.75. Angka tersebut menunjukkan validasi guru tentang

sosiodramaberada dalam kategori “Sangat Baik”. Sedangkan Nevita

memberikan nilai 3.71 dengan kategori “Sangat Baik”. Secara keseluruhan,

skor rata-rata dari kelima validator adalah 3.73 dengan kategori “Sangat

Baik”.

Setelah melakukan proses revisi desain produk, prototipe sosiodrama

diujicobakan secara terbatas kepada 26 peserta didik kelas V di SDK Sang

Timur Yogyakarta. Perolehan skor pelaksanaan uji coba prototipe sosiodrama

adalah 3.93 yaitu masuk kategori “sangat baik”, dengan catatan terdapat tiga

peserta didik yang masih belum bisa memahami materi pembelajaran iklan

dan memahami kebiasaan membuang makanan menjadi salah satu bentuk

polusi lingkungan.

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil validitas produk yang dilakukan oleh kelima validator,

nilai rata-rata validasi produk prototipe sosiodrama adalah 3.73 dengan

kategori sangat baik sehingga prototipe sosiodrama layak untuk diujicobakan

kepada peserta didik. Uji coba dilakukan di SDK Sang Timur Yogyakarta

pada tanggal 19 November 2018 bersama 26 peserta didik kelas V-B sebagai

peserta pelaksanaan sosiodrama. Setelah melakukan uji coba, prototipe

memperoleh skor 3.93 yang masuk dalam kategori sangat baik yang berarti

peserta didik memahami isi dari sosiodrama “Menghilangnya Sepiring Nasi”

yang memuat materi Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) tentang kesadaran

menghabiskan makanan yang menjadi ajakan Paus Fransiskus dalam Laudato

Si’ dan dipertegas dalam Surat Gembala Peringatan Hari Pangan Ke-36 yang

ditulis oleh Mgr. Rubiyatmoko selaku Uskup Keuskupan Agung Semarang.

Prototipe sosiodrama dinilai baik sehingga dapat digunakan guru sebagai

metode belajar di SD sebab naskah sosiodrama disusun dengan:

a. Disusun sesuai dengan tujuan naskah fungsional dan memperhatikan

toeri dramaturgi

Naskah fungsional menurut Seno merupakan naskah yang disusun

dengan tujuan untuk disebarkan dan dipertontonkan guna memperoleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

81

keuntungan atau sebagai metode penyampaian informasi. Prototipe

naskah sosiodrama “Menghilangnya Sepiring Nasi” merupakan naskah

fungsional yang disusun untuk mengajarkan kepada peserta didik untuk

memiliki kebiasaan menghabiskan makanan. Selain itu, prototipe

sosiodrama menjadi sebuah metode untuk melakukan pembelajaran

tematik kelas V tema 3 subtema 2.

Selain memperhatikan tujuan penyusunan naskah, prototipe naskah

sosiodrama “Menghilangnya Sepiring Nasi” disusun berdasarkan teori

dramaturgi Goffman yang menekankan penulis naskah perlu menulis

naskahnya dengan melihat dari dua sudut pandang yaitu sudut pandang

penonton dan sudut pandang pemain. Di dalam prototipe naskah

“Menghilangnya Sepiring Nasi”, teori dramaturgi diterapkan pada

keterangan tentang penataan latar tempat yang berkaitan dengan titik para

pemain menempatkan diri dan arah pemain bergerak. Hal ini dilakukan

agar penonton dapat memahami jalannya cerita dan memudahkan para

pemain untuk berpindah tempat.

b. Memuat pembelajaran tematik kelas V tema 3 “Makanan Sehat”

subtema 2 “Pentingnya Makanan Sehat Bagi Tubuh”

Muatan-muatan pelajaran dalam tematik kelas V tema 3 subtema 2

antara lain adalah IPA, Bahasa Indonesia, SBdP, PKn dan IPS. Muatan

pelajaran IPA mempelajari gangguan organ pencernaan dan makanan

sehat, IPS tentang interaksi manusia dengan lingkungan, PKn

mempelajari keberagaman sosial terkait pekerjaan atau budaya dan

muatan pelajaran Bahasa Indonesia tentang muatan iklan dan SBdP

tentang tari kreasi.

Naskah sosiodrama yang dijadikan metode belajar membantu

untuk memunculkan kesadaran pada setiap peserta didik untuk memiliki

pola makan teratur yang menjadi salah satu cara untuk menghindari

penyakit akibat gangguan organ pencernaan seperti yang diajarkan pada

muatan pembelajaran IPA. Di dalam sosiodrama, adegan ini terlihat pada

teguran Dewi kepada Adi agar tetap makan dengan teratur meskipun tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

82

ada nasi. Materi pemahaman tentang iklan di muatan pembelajaran

Bahasa Indonesia terdapat dalam adegan penyiar berita yang membacakan

iklan tentang produk pengganti vitamin sehari-hari. Melalui adegan

tersebut, peserta didik akan belajar tentang unsur-unsur yang ada di dalam

sebuah iklan. Peserta didik yang memiliki kesadaran untuk memiliki pola

makan yang teratur dan tidak menyisakan makanannya menjadi sebuah

bentuk ungkapan syukur dan memberi penghargaan kepada profesi petani

yang ada di sekitar mereka. Keberagaman pekerjaan dan sikap

menghargai yang terkandung dalam sosiodrama, merupakan capaian

pembelajaran pada muatan pembelajaran IPS dan PKn dalam

pembelajaran tematik tentang sikap toleransi tentang keberagaman profesi

dan bentuk interaksi manusia kepada lingkungan sekitar. Salah satu

adegan dalam sosiodrama menceritakan tentang masuknya Adi ke dunia

mimpi ditandai dengan tarian Dewi Sri/Bondan Kendhi yang merupakan

contoh dari tari kreasi yang menjadi materi dalam muatan SBdP yang ada

dalam materi tematik yang sedang diajarkan. Muatan pelajaran yang ada

di dalam tema 3 subtema 2 digambarkan dalam sosidorama dan memiliki

perannya sendiri sebagai sebuah metode pembelajaran tematik untuk

kelas V.

c. Memuat pesan ensiklik Laudato Si’ dan ajakan dalam Surat Gembala

Peringatan Hari Pangan Ke-36 Keuskupan Agung Semarang tentang

ajakan untuk mengurangi kebiasaan membuang makanan / throw

away culture

Ensiklik Laudato Si’ adalah ensiklik yang ditulis Paus Fransiskus

dan diterbitkan pada 18 Juni 2015. Di dalam ensiklik Laudato Si’, Paus

Fransiskus menekankan polusi pangan yang terjadi akibat kebiasaan

membuang makanan atau “throw away culture”. Polusi pangan akibat

menumpuknya sisa makanan telah menjadi masalah yang serius. Hal ini

dikatakan oleh Bapa Paus Fransiskus bahwa sepertiga makanan yang telah

diproduksi di seluruh dunia terbuang percuma. Tokoh Adi dalam

sosiodrama “Menghilangnya Sepiring Nasi” merupakan penggambaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

83

sikap manusia saat ini yang memiliki kebiasaan menyisakan dan

membuang makanan yang menjadi cerminan kebiasaan buruk manusia

yang menjadi keprihatinan Paus Fransiskus dalam Laudato Si’. Di dalam

Laudato Si’, Paus Fransiskus mengajak seluruh umat manusia untuk

melakukan refleksi ekologis tentang beragam krisis lingkungan hidup

salah satunya refleksi tentang polusi pangan. Di dalam krisis polusi

pangan akibat maraknya kebiasaan membuang makanan yang menjadi

salah satu faktor penyebab kerusakan lingkungan, Paus Fransiskus

mengajak untuk setiap manusia memakan makanan yang disediakan

sampai habis tanpa ada sisa.

Ajakan ini kemudian menjadi esensi Mgr. Rubiyatmoko menulis

ajakan serupa dalam Surat Gembala Peringatan Hari Pangan Ke-36. Surat

ini dibacakan dalam perayaan ekaristi di seluruh Keuskupan Agung

Semarang pada tanggal 27 September 2018. Di dalamnya, Mgr. Rubi

mengajak umat sekalian untuk membiasakan diri memiliki habitus

(kebiasaan) yang baik salah satunya adalah membangun kebiasaan untuk

tidak menyisakan dan membuang-buang makanan.Di dalam sosiodrama

“Menghilangnya Sepiring Nasi”, amanat ini ditemukan di dalam dialog

Bunda yang meminta Adi untuk menghabiskan makanannya sebagai salah

satu cara untuk menghargai dan merawat lingkungan.

4.3 Kelebihan dan Kekurangan Produk

Data yang diperoleh peneliti dari validasi produk membantu peneliti untuk

mengetahui kelebihan dan kekurangan produk prototipe sosiodrama

“Menghilangnya Sepiring Nasi” yang disusun oleh peneliti. Kelebihan dan

kekurangan produk akan dijelaskan sebagai berikut.

4.3.1 Kelebihan Produk

Prototipe sosiodrama “Menghilangnya Sepiring Nasi” memiliki

beberapa kelebihan antara lain, 1) dikembangkan berdasarkan muatan

pembelajaran tematik SD kelas V tema 3 subtema 2 sehingga dapat

digunakan sebagai metode pembelajaran sebagai variasi kegiatan belajar

mengajar, 2) sesuai dengan aspek dalam etika lingkungan hidup yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

84

mendukung keselarasan hidup manusia dengan lingkungan sekitar, 3)

membahas salah satu kegelisahan tentang permasalahan lingkungan hidup

yang tertulis di Laudato Si’ secara khusus persoalan polusi pangan akibat

kebiasaan manusia menyisakan makanan yang menjadi salah satu

penyebab kerusakan lingkungan, dan 4) mendukung dan menerapkan

ajakan Mgr. Rubiyatmoko selaku Uskup Keuskupan Agung Semarang

agar setiap orang memiliki habitus baik terhadap pangan salah satunya

mengajak untuk tidak menyisakan makanan, dan 5) dikembangkan

berdasarkan teori tujuan penulisan naskah dan teori dramaturgi

4.3.2 Kekurangan Produk

Prototipe sosiodrama “Menghilangnya Sepiring Nasi” memiliki

beberapa kekurangan antara lain: 1) prototipe naskah hanya diujicobakan

di satu sekolah saja yaitu hanya di SDK Sang Timur Yogyakarta, 2)

prototipe sosiodrama hanya sesuai untuk digunakan untuk pembelajaran

kelas atas terutama kelas V, dan 3) naskah prototipe sosiodrama

“Menghilangnya Sepiring Nasi” disusun berdasarkan kebudayaan

lingkungan di sekitar peneliti yang kental dengan kultur budaya Jawa. Hal

ini menyebabkan beberapa unsur di dalam naskah merupakan

penggambaran masyarakat Jawa itu sendiri. Beberapa unsur naskah yang

kental dengan budaya Jawa antara lain seperti karakteristik Bunda Adi,

jenis makanan yang dimakan dan tindakan Bunda mengambilkan makanan

untuk Adi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

85

BAB V

PENUTUP

Uraian dalam bab ini terdiri dari kesimpulan, keterbatasan penelitian dan

saran penelitian.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang terdapat dalam

keseluruhan penelitian, kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

5.1.1 Prosedur pengembangan prototipe sosiodrama “Menghilangnya

Sepiring Nasi” menggunakan enam langkah penelitian

pengembangan menurut Borg & Gall yaitu: 1) mempelajari dampak

dari kebiasaan menyisakan makanan yang merupakan wujud dari

tindakan yang merusak lingkungan, 2) memberikan kuisioner kepada

peserta didik berkaitan dengan kebiasaan menghabiskan makanan dan

instrumen wawancara kepada empat guru sekolah dasar untuk

mengetahui minat guru menggunakan sosiodrama sebagai metode

pembelajaran tematik, 3) menyusun prototipe naskah berdasarkan

kisi-kisi yang telah disusun, 4) naskah divalidasi oleh 4 guru SD dan

1 seniman pertunjukan, 5) merevisi prototipe naskah berdasarkan

saran dari validator, dan 6) melakukan uji coba produk bersama

peserta didik kelas V-B di SDK Sang Timur Yogyakarta.

5.1.2 Dari hasil validasi yang dilakukan oleh empat guru sekolah dasar dan

seorang seniman pertunjukan, prototipe sosiodrama mendapatkan

skor rata-rata 3.73 yang artinya “sangat baik” serta para validator

memberikan beberapa catatan revisi untuk menyempurnakan

prototipe. Hasil refleksi yang dilakukan oleh 26 peserta didik kelas V

SDK Sang Timur Yogyakarta, prototipe mendapatkan skor 3.84

ketika melakukan refleksi tentang kesadaran peserta didik untuk

menghabiskan makanan yang disediakan. Dengan perolehan skor

yang diperoleh berdasarkan hasil refleksi setelah pelaksanaan

sosiodrama tersebut, prototipe naskah sosiodrama masuk dalam

kategori “sangat baik”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

86

5.2 Keterbatasan Penelitian

Prototipe sosiodrama yang dikembangkan peneliti dalam penelitian dan

pengembangan ini mempunyai keterbatasan, yakni:

5.2.1 Prototipe yang dikembangkan hanya bisa digunakan untuk peserta

didik SD kelas V.

5.2.2 Prototipe hanya diujicobakan hanya pada satu sekolah saja.

5.2.3 Prototipe naskah sosiodrama dikembangkan dengan latar belakang

peneliti yang ada di tengah kultur budaya Jawa sehingga cerita dalam

prototipe naskah kurang sesuai dengan kebudayaan di luar kebudayan

Jawa.

5.3 Saran Penelitian

Berdasarkan keterbatasan penelitian, saran yang diberikan kepada peneliti

selanjutnya yang akan mengembangkan produk Prototipe Sosiodrama

Berbasis Pendidikan Lingkungan Hidup dan Pembelajaran Tematik Kelas V

Tema 3 Subtema 2 antara lain:

5.3.1 Mengembangkan prototipe naskah agar bisa digunakan untuk peserta

didik kelas atas lainnya dan peserta didik kelas bawah.

5.3.2 Melakukan uji coba naskah di lebih dari satu sekolah.

5.3.3 Mengembangkan prototipe naskah sosiodrama dengan latar belakang

yang lebih umum secara latar belakang kultur budaya agar dapat

digunakan dan dipahami oleh peserta didik di luar kebudayaan Jawa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

87

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. (2005). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Akbar, R. (2002). Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: PT Grasindo.

Amsyari, F. (2012). Dasar-Dasar dan Metode Perencanaan Lingkungan Hidup Dalam

Pembangunan Nasional. Jakarta: Widya Medika.

Arifin, A. (2011). Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT

Rineka Cipta.

Auliana, R. (2012). Gizi Seimbang untuk Anak. Yogyakarta: UNY Press.

Baharudin Supardi. (2009). Berbakti untuk Bumi. Bandung: Rosadkarya.

Bahri Djamarah, Saifullah. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Barlia, Lily. (2008). Teori Pembelajaran Lingkungan Hidup di Sekolah Dasar. Subang:

Royyan Press.

Barlia, Lily. (2010). Mengajar dengan Pendekatan Lingkungan Alam Sekitar. Bandung:

Royyan Press.

Clark, N. (1990). Nutrition Guide Book: Eating and Full Your Active Lifestyle. USA:

Leesure Press.

Damayanti, D. (2011). Makanan Anak Usia Sekolah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama.

Djoko Damono, Sapardi. (1983). Sastra Lisan Indonesia. Jakarta: ASEAN Committee on

Culture and Information.

Efendi, Joko Santoso Anwar. (2005). Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia.

SMA XI. Surabaya: SIC.

Erving, Goffman. (1995). The Presentation of Self in Everyday Life. New Jersey: Upper

Sadle River.

Fien, John. (1997). Education for the Environment. Victoria: Deakin University.

Fransiskus. (2015). Ensiklik Laudato Si’. Jakarta: Obor.

Gumira Ajidarma, Seno. (2000). Layar Kata. Jakarta: Bentang.

Hamlah, Syukri. (2013). Seklumit Wawasan Pengantar Pendidikan Lingkungan.

Bandung: Refika Aditama.

Hamzah B, Uno. (2009). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.

Jati Kusuma, Rio. (2018). Empat Sehat, Lima Tak Lagi Sempurna. Yogyakarta: UGM

Press.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

88

Judarwanto, W. (2017). Mengatasi Kesulitan Makan pada Anak. Jakarta: Puspa Swara.

Kasali, Rhenald. (1992). Manajemen Periklanan: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia.

Jakarta: Pustaka Utama Grafity.

Keraf, A Sonny. (2005). Etika Lingkungan Hidup. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.

Khasanah, Nur. (2012). Waspadai Beragam Penyakit Degeneratif Akibat Pola Makan.

Yogyakarta: Laksana.

Krondorfer, Bjorn. (1992). Body & Bible. Austria: Trinity Press.

Kusuma Wisangnuari, Secundina. (2017). “Pengembangan Buku Cerita Bergambar

Berbasis Pendidikan Lingkungan Hidup Untuk Pembelajaran Membaca Siswa

Kelas III SD Kanisius Kumendaman Yogyakarta”. Yogyakarta: Universitas

Sanata Dharma.

Margareta, Windayana. (2005). Pembelajaran Tematik Terpadu. Jakarta: Balai Pustaka.

Nisa, Mardiyatun. (2013). “Metode Sosiodrama Dalam Pembelajaran IPS di Sekolah

Dasar Kelas IV”. Kebumen: Universitas Negeri Surakarta.

Nurgiyantoro, B. (2005). Sastra Anak Pengantar Pemahaman Dunia Anak. Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 57 Tahun 2014 Tentang Kurikulum

2013 Lampiran 3.

Pitzele, Peter. (1998). Scripture Windows: Towards a Practice of Bibliodrama. Los

Angeles: Alef Design Group.

Rehan. (2009). Penyakit Maag. Bandung: Pioneer Jaya.

Rejeki Merdekawaty, Sri. (2010). Tari Kreasi Baru Nusantara. Bogor: Horizon.

Roestiyah. (2001). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Rubiyatmoko. Robertus. (2018). Keluarga Sebagai Komunitas Berbagi Pangan. Surat

Gembala: Peringatan Hari Pangan Sedunia Ke-36 Keuskupan Agung Semarang.

Rusman (2011). Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru.

Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Setyowati. (2007). Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana.

Simbolon, Bintang Rumondang. (2010). Paket Materi Pembelajaran Inkuiri dalam

Pendidikan Lingkungan Hidup untuk Meningkatkan Perilaku Berwawasan

Lingkungan Siswa SD di Jakarta. Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembangunan

Berkelanjutan. Volume XI Nomor 02.

Soedarsono. (2012). Metode Pengembangan Fisik . Jakarta: Universitas Terbuka.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

89

Stanford, Encyclopedia of Psychology. (2008). Environmental Ethics. Standford

Education: Plato.

Suaedi, Tantu. (2016). Pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup. Bogor: IPB Press.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Research & Development (R&D). Bandung:

Alfabeta.

Sutrisno. (2014). Tematik Berbasis PLH, PLH Berbasis Tematik. Sidoarjo: Grafura.

Supriyadi. (2006). Pembelajaran Sastra yang Apresiasif dan Integratif di Sekolah Dasar.

Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Tim MKU PLH Unnes. (2014). Buku Ajar Pendidikan Lingkungan Hidup. Semarang:

Universitas Negeri Semarang.

Warmbrand. (2000). Public Health. Bandung: Pioneer Jaya.

Widyatama, Rendra. (2007). Pengantar Periklanan. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.

Widoyoko. (2014). Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Wina, Sanjaya. (2006). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Wiyanto, Asul. (2011). Terampil Bermain Drama. Jakarta: Grasindo.

Zain, Aswan, Syaiful Bahri Djamarah. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT

Rineka Cipta.

Sumber internet:

Divisi Lingkungan Hidup, Keuskupan Agung Jakarta (KAJ). (2016).

http://www.kaj.or.id/read/2016/04/19/9429/mereka-menerapkan-laudato-si.php

diakses pada tanggal 8 Desember 2018 pukul 23:12 WIB.

Food and Agriculture Organization of The United Nations/FAO. (2018).

https://finance.detik.com/wawancara-khusus/d-3317570/13-juta-ton-makanan-

terbuang-percuma-di-ri-setiap-tahun diakses pada tanggal 25 Oktober 2018 pukul

00:08 WIB.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

90

Judio, Khal G. (2011). Time To Eat Healthy Food. http://www.gracejudio.com/?p=446

diakses pada tanggal 24 September 2018 pukul 23:16 WIB.

Khoirunnisa, R. (2016). Ilmu Lingkungan dan Pendidikan Lingkungan.

https://www.academia.edu/19809601/ILMU_LINGKUNGAN_DAN_PENDIDI

KAN_LINGKUN GAN, diakses pada 25 Agustus 2018 pukul 03:12 WIB.

Lansh. (2016). Pendidikan Lingkungan Hidup dan Aplikasinya dalam Pembelajaran bagi

Siswa Sekolah Dasar. uap.unnes.ac.id/pkm-bidikmisi/511536863.doc diakses

pada 24 Agustus 2018 pukul 18:35 WIB.

Tim Penyusun KBBI (2016). Kamus Besar Bahasa Indonesia[Online]

http://kbbi.web.id/pusat diakses pada tanggal 8 Agustus 2018 pukul 00:14 WIB.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

91

Lampiran 1 : Instrumen Analisis Kebutuhan

Lampiran 1.1 Rekap Lembar Hasil Wawancara Guru SD

Item Soal SDK Sang Timur

Yogyakarta

SD Muhhammadiyah

Kronggahan

SD Maria Immaculata

Cilacap

SD Pangen Gudang Purworejo

Menurut pendapat Bapak/Ibu sendiri, apakah Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) itu?

PLH adalah bentuk pembelajaran kepadada anak didik yang memberi bekal agar anak didik mempunyai kepekaan untuk lebih mencintai lingkungan hidupnya sehingga mampu bersikap baik dan bertindak untuk melestarikan lingkungan hidup/

Pembelajaran membentuk anak yang peduli, cinta, menghargai dan menjaga lingkungan.

Sebuah pembelajaran yang menekankan tentang nilai-nilai lingkungan hidup dan memuat ajakan-ajakan untuk memiliki keprihatinan dan kepedulian lebih terhadap alam beserta permasalahan-permasalahannya.

Pendidikan tentang lingkngan hidup sekitar berkaitan dengan cara merawat, menanam dan menggunakan dengan bijak serta bertanggungjawab agar tetap seimbang.

Jelaskan menurut Bapak/Ibu, mengenai keterkaitan materi tematik kelas V Tema 3 “Makanan Sehat” Subtema 2 “Pentingnya Makanan Sehat Bagi Tubuh”, dengan salah satu usaha menjaga dan melestarikan berkaitan dengan kebutuhan pangan !

Kita dapat menyadarkan anak akan pentingnya lingkungan hidup sebagai sumber kehidupan manusia terutama pangan. Oleh sebab itu, kita dituntut untuk bersikap dan bertindak lebih memperhatikan lingkungan kita, kalau lingkungan kita rusak maka ketersediaan pangan juga terancam.

Pembelajaran tematik tema 3 dan subtema 2 memiliki keterkaitan soal pangan terutama tentang sumber makanan sehat. Makanan sehat yang masuk ke dalam tubuh akan bisa menjadi nutrisi dan membantu tumbuh kembang anak jika bahan alam pun sehat. Jika alam terkontaminasi seperti penggunaan pupuk kimia berlebihan, maka nutrisi jahat akan masuk dan menjadi penyakit dalam tubuh kita.

Jelas sekali jika makanan yang kita makan tidak lepas dari alam sebagai sumber utamanya. Jadi kita tidak dapat makan makanan yang sehat jika tidak ada alam.

Makanan yang dimakan sehari-hari oleh anak-anak berasal dari alam, ketika alam sebagai penyedia bahan mentah musnah kebutuhan pangan tidak terpenuhi dan mekanan sehat tidak akan dirasakan.

Jelaskan berdasarkan pengalaman Bapak/Ibu guru, tentang proses, cara atau metode dalam mengajarkan materi tematik kelas V Tema 3 “Makanan Sehat”

Sebagai guru, saya belum menemukan pengemasan pembelajaran yang menarik. Saya hanya melakukan berdasarkan Buku Pegangan Guru.

Saya perlihatkan video tentang proses pembuatan makanan dari alam sampai tersedia di meja makan (video tentang membuat lotek).

Meminta siswa membawa makanan 4 sehat 5 sempurna ke kelas dan makan bersama-sama.

Membawa sayur mayur segar ke kelas agar siswa memahami dan mensyukuri sayuran yang masih segar sebelum diolah, membawa makanan 4 sehat 5 sempurna untuk makan bersama-sama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

92

Subtema 2 “Pentingnya Makanan Sehat Bagi Tubuh”! Menurut Bapak/Ibu guru, dapatkah pembelajaran tematik kelas V Tema 3 “Makanan Sehat” Subtema 2 “Pentingnya Makanan Sehat Bagi Tubuh”, dikemas dan disajikan dalam bentuk sosiodrama? Mengapa demikian?

Sangat bagus dan menari. Model pembelajaran ini akan membuat anak didik semakin mendalami materi pembelajaran dan tentunya akan lebih menarik serta berkesan.

Pada dasarnya semua materi dapat dipelajari dengan metode drama dengan membuatnya ke dalam narasi dengan dialog-dialog pada setiap tokoh. Bulan lalu saya menerapkan drama dalam pelajaran IPS.

Sebenarnya akan menarik bagi siswa, namun sepertinya pembelajaran drama akan sulit diterapkan di sini karena keterbatasan waktu dan saya harus mengejar materi pembelajaran.

Sangat bisa. Karena drama adalah sebuah metode belajar yang menyenangkan dan menggugah siswa untuk terlibat penuh dalam pembelajaran..

Apakah Bapak/Ibu guru membutuhkan naskah drama untuk mengajarkan pembelajaran tematik kelas V Tema 3 “Makanan Sehat” Subtema 2 “Pentingnya Makanan Sehat Bagi Tubuh”, ketika mengajarkannya menggunakan metode sosiodrama?

Terima kasih banyak kalau bersedia memberi naskah drama, dengan tangan terbuka saya menerima.

Sangat membutuhkan, karena jarang sekali saya menemukan naskah drama untuk anak dan untuk pembelajaran, atau bahkan belum pernah ada.

Ketika itu diciptakan sepertinya akan bagus dan menarik karena metode drama jarang sekali digunakan dalam pembelajaran.

Membutuhkan karena selama ini pengembangan model drama masih jarang dditemukan berikut dengan naskah dan propertinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

93

Lampiran 1.2 Lembar Hasil Wawancara Guru SD 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

94

Lampiran 1.3 Lembar Hasil Wawancara Guru SD 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

95

Lampiran 1.4 Rekap Hasil Pengisian Angket Peserta Didik

No. Pernyataan Jawaban Persentase

1.

Setiap kali saya makan, saya menghabiskan makanan yang disediakan tanpa menyisakannya sedikitpun.

Dari 25 peserta didik, 19 peserta didik menjawab tidak pernah menghabiskan makanan yang disediakan.

76%

2. Selalu ada sayur mayur di dalam makanan yang saya makan sehari-hari.

Dari 25 peserta didik, 15 peserta didik menjawab makanan yang mereka makan tidak pernah ada sayur mayur.

60%

3. Saya selalu makan teratur tiga kali dalam satu hari.

Dari 25 peserta didik, 13 peserta didik tidak makan teratur tiga kali dalam satu hari.

52%

4. Saya pernah mengalami sakit perut ketika terlambat makan.

Dari 25 peserta didik, 23 peserta didik pernah mengalami sakit perut ketika terlambat makan.

92%

5.

Saya pernah melihat iklan di koran dan televisi tentang obat untuk menyembuhkan penyakit maag atau penyakit yang berkaitan dengan gangguan pencernaan.

Dari 25 peserta didik, 16 peserta didik belum pernah melihat iklan di koran dan televisi tentang obat untuk menyembuhkan penyakit maag atau penyakit lain yang berkaitan dengan gangguan pencernaan.

64%

6.

Saya pernah belajar di kelas bersama guru dalam pelajaran tematik sambil menonton video tarian / drama atau saya pernah belajar di kelas bersama guru dalam pembelajaran tematik sambil pertunjukan drama atau tari.

Dari 25 peserta didik, 24 peserta didik belum pernah belajar dengan menonton atau mempraktikkan pelajaran dengan tarian atau drama dalam pembelajaran tematik bersama guru.

96%

7.

Saya tertarik untuk belajar di kelas dalam pembelajaran tematik sambil melakukan sebuah tarian atau drama.

Dari 25 peserta didik, 21 peserta didik tertarik untuk belajar di kelas dalam pembelajaran tematik sambil melakukan sebuah tarian atau drama.

84%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

96

Lampiran 2 : Validasi Produk

Lampiran 2.1 Lembar Hasil Validasi Produk Guru Kelas V.1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

97

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

98

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

99

Lampiran 2.2 Lembar Hasil Validasi Produk Guru Kelas V.2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

101

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

102

Lampiran 2.3 Lembar Hasil Validasi Produk Guru Kelas V.3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

103

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

104

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

105

Lampiran 2.4 Lembar Hasil Validasi Produk Guru Kelas V

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

106

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

107

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

108

Lampiran 2.5 Lembar Hasil Validasi Produk Seniman Pertunjukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

109

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

110

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

111

Lampiran 3 : Uji Coba Produk

Lampiran 3.1 Kriteria Penilaian Jawaban Refleksi Uji Coba

No. Pertanyaan dan Jawaban Skor

1. Pertanyaan:

Sosiodrama berjudul “Menghilangnya Sepiring Nasi” mengingatkanmu

untuk menghargai jasa para petani sebab ….

Jawaban:

Petani bekerja sebagai penyedia dan penanam bahan makanan mentah.

Kriteria Jawaban

Jawaban dituliskan dengan lengkap dan jelas. 4

Jawaban dituliskan dengan lengkap namun tidak jelas. 3

Jawaban kurang lengkap dan tidak jelas. 2

Jawaban tidak jelas dan tidak lengkap. 1

2. Pertanyaan:

Tokoh Adi memiliki kebiasaan tidak menghabiskan makanan yang disediakan Bundanya. Kebiasaan tersebut tidak baik karena ….. Jawaban: Tidak menghargai makananan, tidak menghargai Bunda yang sudah menyiapkan makanan.

Kriteria Jawaban

Jawaban dituliskan dengan lengkap dan jelas. 4

Jawaban dituliskan dengan lengkap namun tidak jelas. 3

Jawaban kurang lengkap dan tidak jelas. 2

Jawaban tidak jelas dan tidak lengkap. 1

3. Pertanyaan:

Adi bermimpi melihat tarian Dewi Sri. Tarian kreasi tersebut menceritakan tentang puji syukur para petani atas hasil bumi yang melimpah dan tentang pentingnya manusia untuk merawat lingkungan sebagai sumber ….. Jawaban: Alam/lingkungan sebagai sumber bahan makanan.

Kriteria Jawaban

Jawaban dituliskan dengan lengkap dan jelas. 4

Jawaban dituliskan dengan lengkap namun tidak jelas. 3

Jawaban kurang lengkap dan tidak jelas. 2

Jawaban tidak jelas dan tidak lengkap. 1

4. Pertanyaan:

Salah satu bentuk merawat lingkungan adalah dengan cara menghabiskan makanan, karena …. Jawaban: Makanan menyehatkan tubuh, bermanfaat bagi tubuh, makanan berasal dari alam, membuang makanan berarti mencemari lingkungan, menghabiskan makanan merupakan cara menghargai alam.

Kriteria Jawaban

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

112

Jawaban dituliskan dengan lengkap dan jelas. 4

Jawaban dituliskan dengan lengkap namun tidak jelas. 3

Jawaban kurang lengkap dan tidak jelas. 2

Jawaban tidak jelas dan tidak lengkap. 1

5. Pertanyaan:

Dalam cerita sosiodrama, kebiasaan tidak menghabiskan makanan dan tidak memiliki pola makan teratur dapat mengakibatkan … Jawaban: Merusak lingkungan, tidak menghargai petani, tidak memiliki pola makan teratur bisa menyebabkan penyakit gangguan pencernaan seperti maag.

Kriteria Jawaban

Jawaban dituliskan dengan lengkap dan jelas. 4

Jawaban dituliskan dengan lengkap namun tidak jelas. 3

Jawaban kurang lengkap dan tidak jelas. 2

Jawaban tidak jelas dan tidak lengkap. 1

6. Pertanyaan:

Pesan yang kamu tangkap setelah memainkan/membacakan/menonton sosiodrama berjudul “Menghilangnya Sepiring Nasi” adalah …. Jawaban: Menghargai makanan, menghabiskan makanan, tidak membuang makanan, menghargai Bunda, memiliki pola makan teratur, menghargai petani, jika kita membuang makanan sama saja dengan merusak lingkungan, tidak menghargai alam yang sudah menyediakan makanan dan tidak menghormati orang tua yang sudah bekerja keras menyediakan makanan.

Kriteria Jawaban

Jawaban dituliskan dengan lengkap dan jelas. 4

Jawaban dituliskan dengan lengkap namun tidak jelas. 3

Jawaban kurang lengkap dan tidak jelas. 2

Jawaban tidak jelas dan tidak lengkap. 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

113

Lampiran 3.2 Rekap Jawaban Hasil Refleksi Peserta Didik

No Soal Jawaban

Jumlah

peserta

didik

dengan

jawaban

sejenis

Skor

Rerata

skor

tiap

nomor

1.

Sosiodrama berjudul “Menghilangnya Sepiring Nasi” mengingatkanmu untuk menghargai jasa para petani sebab ….

23 peserta didik

menjawab sebab petani

bekerja sebagai

penyedia dan penanam

bahan makanan mentah.

3 peserta didik

menjawab petani

bekerja untuk menanam

dan menyediakan

makanan mentah.

26 4 4

2.

Tokoh Adi memiliki kebiasaan tidak menghabiskan makanan yang disediakan Bundanya. Kebiasaan tersebut tidak baik karena …..

25 peserta didik

menjawab Adi tidak

menghargai makanan,

kebiasaan tersebut

adalah kebiasaan

menyia-nyiakan

makanan dan tidak

menghargai Bunda

25 4 3.84

1 peserta didik

menjawab kebiasaan

Adi tidak dapat ditiru.

1 1 0.03

3.

Adi bermimpi melihat tarian Dewi Sri. Tarian kreasi tersebut menceritakan tentang puji syukur para petani atas hasil bumi yang melimpah dan tentang pentingnya manusia untuk merawat lingkungan sebagai sumber …..

23 peserta didik

menjawab lingkungan

sebagai sumber

makanan mentah yang

akan dimakan manusia

untuk makanan sehari-

hari.

1 peserta didik

menjawab lingkungan

sebagai sumber

makanan.

2 peserta didik

menjawab lingkungan

sumber penghasil

makanan mentah.

26 4 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

114

4.

Salah satu bentuk merawat lingkungan adalah dengan cara menghabiskan makanan, karena ….

21 peserta didik

menjawab makanan

yang berasal dari alam

bermanfaat

menyehatkan tubuh,.

3 peserta didik

menjawab makanan dari

alam berguna untuk

tubuh kita agar tetap

sehat.

1 peserta didik

menjawab membuang

makanan perbuatan

tidak baik karena bisa

merusak lingkungan

sekitar kita.

1 peserta didik

menjawab karena

membuang makanan

adalah perbuatan yang

mencemari lingkungan.

26 4 4

5.

Dalam cerita sosiodrama, kebiasaan tidak menghabiskan makanan dan tidak memiliki pola makan teratur dapat mengakibatkan …

10 peserta didik

menjawab tidak

memiliki pola makan

teratur bisa

menyebabkan sakit

maag.

9 peserta didik

menjawab sakit

gangguan pencernaan

salah satunya adalah

maag.

4 peserta didik

menjawab memiliki pola

makan tidak teratur

menyebabkan gangguan

organ pencernaan.

2 peserta didik

menjawab tidak makan

teratur menyebabkan

sakit perut.

25 4 3.84

1 peserta didik

menjawab kemarahan

orang tua.

1 1 0.03

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

115

6.

Pesan yang kamu tangkap setelah memainkan/membacakan/menonton sosiodrama berjudul “Menghilangnya Sepiring Nasi” adalah ….

26 peserta didik

menjawab menghargai

makanan, menghabiskan

makanan, tidak

membuang makanan,

menghargai Bunda,

memiliki pola makan

teratur, menghargai

petani, jika kita

membuang makanan

sama saja dengan

merusak lingkungan,

tidak menghargai alam

yang sudah

menyediakan makanan

dan tidak menghormati

orang tua yang sudah

bekerja keras

menyediakan makanan.

Setiap peserta didik bisa

menyebutkan lima

sampai enam amanat

setelah melakukan dan

menyaksikan

sosiodrama.

26 4 4

Jumlah 23.7

Rata-rata uji coba = ������ ������ ���� �����

������ ���� ���� 3.93

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

116

Lampiran 3.3 Hasil Refleksi Uji Coba Peserta Didik 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

117

Lampiran 3.4 Hasil Refleksi Uji Coba Peserta Didik 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

118

Lampiran 4 Surat Penelitian

Lampiran 4.1 Surat Izin Pelaksanaan Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

119

Lampiran 4.2 Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

120

Lampiran 5 Biodata Penulis

BIODATA PENELITI

Kristophorus Divinanto Adi Yudono lahir di

Cilacap, 18 Maret 1997. Anak pertama dari empat

bersaudara. Pendidikan dasar ditempuh di SD Pius Bakti

Utama Kutoarjo hingga lulus di tahun 2009. Dilanjutkan

dengan pendidikan menengah di SMP Pius Bakti Utama

Kutoarjo dan lulus tahun 2012. Pendidikan menengah

atas diambil di SMA Bruderan Purworejo dengan

mengambil fokus studi jurusan bahasa, sastra dan seni

sampai lulus di tahun 2015.

Di tahun 2015 melanjutkan studi di perguruan tinggi di Universitas Sanata

Dharma, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar (PGSD). Selama menjalani masa studi di perguruan tinggi, peneliti

pernah menjadi pembicara dalam seminar internasional International Music &

Performance Arts Conference yang diadakan pada 13-15 November 2018, di

Universiti Pendidikan Sultan Idris, Malaysia. Dalam konferensi tersebut, peneliti

berbicara tentang penelitiannya yang berjudul “The Tarra Trees in Toraja-Indonesia

as Eco-Theatre for Children’s Ecology Education”. Peneliti juga terlibat dalam

kepanitiaan di dalam kampus antara lain, Dampok Parade Gamelan Anak 2015,

Divisi Acara Malam Kreatifitas PGSD 2016, Koordinator Acara Inisiasi FKIP

(INFISA) 2016, Ketua Umum Malam Kreatifitas PGSD 2017, Dampok Insisiasi

FKIP (INFISA) 2017, dan Master of Ceremony (MC) English Contest PGSD 2017.

Peneliti juga pernah terlibat dalam kegiatan kepanitiaan yang diselenggarakan di luar

kampus yaitu Festival Kesenian Yogyakarta (FKY), Jogja-Netpac Asian Film

Festival (JAFF), Parade Teater Nusantara, Kampung Buku Jogja (KBJ) dan Artjog.

Beberapa cerita pendek karya peneliti pernah meraih penghargaan dalam

lomba menulis cerita pendek antara lain “Kisah Hujan Di Hari Minggu” (2018) dan

“Tidak Ada Matahari di Sekolah Ini” (2016). Peneliti juga aktif menulis naskah

teater. Di tahun 2018 menjadi penulis naskah dan sutradara pementasan “Pesawat

Kertas” yang diperankan oleh mahasiswa dan mahasiswi PGSD Sanata Dharma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

121

Lampiran 6 Produk yang Dikembangkan

(Produk lengkap prototipe Naskah Sosiodrama Dicetak Terpisah)

6.1 Halaman sampul prototipe sosiodrama “Menghilangnya Sepiring Nasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI