skd 131311056 laporan akhir

60
PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM KENDALI KONTINYU & DIGITAL PADA PLANT DEBIT AIR DENGAN METODE ZIEGLER-NICHOLS & COOHEN-COON MENGGUNAKAN MATLAB DAN ARDUINO Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan mata kuliah Sistem Kendali Digital Semester 4 DIPLOMA III PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRONIKA JURUSAN ELEKTRO Oleh : Rahmawati Zakiyah 131311056 POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 2015

Upload: rahmaawzakiyahh

Post on 11-Sep-2015

39 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM KENDALI KONTINYU & DIGITAL PADA PLANT DEBIT AIR DENGAN METODE ZIEGLER-NICHOLS & COOHEN-COON MENGGUNAKANMATLAB DAN ARDUINO

TRANSCRIPT

  • PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM KENDALI

    KONTINYU & DIGITAL PADA PLANT DEBIT AIR

    DENGAN METODE ZIEGLER-NICHOLS &

    COOHEN-COON MENGGUNAKAN

    MATLAB DAN ARDUINO

    Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan mata kuliah

    Sistem Kendali Digital Semester 4

    DIPLOMA III PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRONIKA

    JURUSAN ELEKTRO

    Oleh :

    Rahmawati Zakiyah

    131311056

    POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

    2015

  • MOTTO

    Seseorang akan dikatakan berhasil didunia ini adalah jika

    seseorang tersebut selalu berbuat kebaikan kepada diri sendiri

    dan orang lain

    "Jika kita berfikir bisa!

    Maka akan ada jalan untuk meraihnya.

  • i

    ABSTRAKSI

    Kontroler PID adalah kontroler yang sampai sekarang masih banyak

    digunakan di dunia industri. Sehingga di dunia pendidikan juga mempelajari

    sistem kontrol. Suatu sistem yang dirancang tidak selalu menghasilkan respon

    atau output yang sesuai dengan perancangan. Dibutuhkan suatu pengendalian

    untuk mengurangi error yang didapat agar sistem bisa stabil sesuai dengan hasil

    output yang diharapkan. Contohnya menggunakan Kontroler PID. Hal yang

    penting pada desain kontroler PID ini ialah menentukan parameter kontroler atau

    tuning . Beberapa metode yang digunakan untuk mendesain sistem kendali yang

    menggunakan tiga parameter yaitu Popotional Integratif Derivatif (PID) adalah metode Ziegler-Nichols dan Cohen-Coon. Selain itu, Skrip Matlab dan

    Skrip Arduino (Stand Alone) adalah metode pengembangan sistem kendali yang

    lebih efektif. Skrip pada Matlab digunakan untuk menjalankan sistem yang telah

    stabil, dalam artian sudah mengandung harga Kp, Ki dan Kd yang sesuai.

    Sehingga respon yang didapat dari sistem memiliki rise time, settling time,

    overshoot dan steady state error yang kecil. Sedangkan untuk pemrograman PID

    pada Arduino memungkinkan Arduino dapat menggerakkan sistem tanpa

    bantuan/dihubungkan ke komputer. Misal dalam mengendalikan sitem kendali

    debit air dapat diaplikasikan pada industri-industri seperti, pengukuran debit pada

    saluran irigasi dan menghitung waktu untuk mengairi lahan sawah, daalam

    pengukuran sirkulasi bendungan, pengisian tangki air/minyak dan sebagainya.

    Kata Kunci : Kontrol PID, Sistem Kendali, Ziegles Nichols, Cohen Coon, Skrip

    Matlab, Skrip Arduino, Debit Air.

    iii

  • ii

    ABSTRACTION

    PID controller is a controller that is still widely used in industry. So in the

    world of education is also studying the control system. A system that was designed

    does not always produce a response or output in accordance with the design. It

    takes a control to reduce the error obtained for the system can be stabilized in

    accordance with the results expected output. For example using a PID controller.

    It is important at this PID controller design is to determine the parameters of the

    controller or tuning. Some methods used to design the control system which uses

    three parameters, namely Popotional - Integrative - Derivative (PID) is a method

    of Ziegler-Nichols and Cohen-Coon. In addition, Matlab scripts and script

    Arduino (Stand Alone) is a method of developing a more effective control system.

    Matlab scripts used to run the system that has been stable, in the sense that

    already contains a price Kp, Ki and Kd appropriate. So the response obtained

    from the system have a rise time, settling time, overshoot, and steady-state error is

    small. As for the PID programming allows Arduino Arduino can move without

    assistance systems / connected to a computer. For example in controlling water

    flow control system can be applied to industries such as discharge measurements

    in irrigation and calculate the time to irrigate the paddy fields, daalam circulation

    measurement dams, filling water tank / oil and etc.

    Keywords : PID Control, Control Systems, Ziegles-Nichols, Cohen-Coon, Script

    Matlab, Script Arduino, Debit Water.

    iiii

  • iii

    KATA PENGANTAR

    Alhamdulillah rasa puji dan syukur yang sangat mendalam, penulis

    panjatkan kepada Allah SWT. Karena atas ijin dan ridho-Nya telah memberikan

    kepada penulis untuk dapat menyelasaikan Laporan Akhir Mata Kuliah Sistem

    Kendali dan Digital (SKD) yang berjudul Perancangan Dan Realisasi Sistem

    Kendali Kontinyu & Digital Pada Plant Debit Air dengan Metode Ziegler-

    Nichols & Coohen-Coon menggunakan Matlab dan Arduino. Sholawat

    beserta salam semoga tetap dicurah limpahkan kepada jungjunan kita semua Nabi

    Muhammad SAW, kepada keluarga-Nya, sahabat-Nya, serta kita selaku umat-

    Nya.

    Pembuatan laporan ini bertujuan untuk memenuhi salah satu satu syarat

    menyelesaikan mata kuliah SKD. Penulis juga menyadari dan yakin tidak sedikit

    bahasa dari uraian penulis yang kurang lengkap dan jauh dari kata sempurna,

    untuk itu penulis selaku penyusun mengharapkan kritik maupun saran yang

    membangun baik dari tim pengajar, dan rekan-rekan pembaca semuanya guna

    meningkatkan pengetahuan penulis dan perbaikan dimasa yang akan datang serta

    demi sempurnanya laporan ini.

    Berbagai bantuan dari berbagai pihak, sangat penulis rasakan dalam

    pembuatan Laporan Akhir SKD ini. Maka pada kesempatan ini, penulis ingin

    mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada :

    1. Keluargaku tercinta, terutama Ayah dan Ibu yang sangat penulis hormati dan

    banggakan, yang selalu mendoakan, memberi dukungan baik moril maupun

    materil.

    2. Bapak Feriyonika, S.T., M.Sc. Eng. Selaku dosen pembimbing yang

    memberikan nasihat dan bimbingan yang sangat bermanfaat kepada penulis

    dalam menyelesaikan laporan akhir ini.

    3. Ibu Iyom. Selaku teknisi laboraturium elektronika yang selalu membantu

    dalam penyediaan peralatan yang dibutuhkan selama praktikum.

    iiiii

  • iv

    4. Bapak Tete. Selaku penjaga laboraturium elektronika yang selalu sabar

    menunggu penulis dan rekan lainnya selama praktikum.

    5. Mohammad Iqbal Tri Wijaya. Selaku partner selama praktikum SKD.

    6. Rekan-rekan Ec-2B 2013 yang selalu memberikan dukungan dan semangat

    kalian kepada penulis.

    7. Seluruh pihak yang membantu dan mendukung yang tidak dapat disebutkan

    satu persatu.

    Akhir kata, penulis berdoa semoga segala bantuan, bimbingan dan

    dorongan yang diberikan pihak-pihak diatas bisa mendapat imbalan yang berlipat

    ganda dari Allah SWT dan Laporan Akhir SKD ini bisa bermanfaat bagi kita

    semua, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca.

    Garut, Juli 2015

    Penulis

    i

  • v

    DAFTAR ISI

    Halaman

    COVER

    MOTTO

    ABSTRAKSI ......................................................................................................i

    ABSTRACTION ...............................................................................................ii

    KATA PENGANTAR ......................................................................................iii

    DAFTAR ISI ......................................................................................................v

    DAFTAR TABEL ............................................................................................vii

    DAFTAR GAMBAR . .. ...................................................................................viii

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang ......................................................................................1

    1.2 Rumusan Masalah .................................................................................2

    1.3 Tujuan ...................................................................................................2

    1.4 Sistematika Laporan..............................................................................3

    BAB II PEMBAHASAN

    2.1 Debit Air ..............................................................................................4

    2.2 Sistem Kendali PID ...............................................................................4

    2.3 Matlab ...................................................................................................6

    2.4 Metode Ziegler-Nichols ........................................................................7

    2.4.1 Metode Ziegler-Nichols Tipe 1 ..................................................7

    2.4.2 Metode Ziegler-Nichols Tipe 2 . ................................................8

    2.5 Metode Cohen-Coon .............................................................................9

    2.6 Metode PID Skrip Matlab dan Skrip Arduino ......................................10

    2.7 Arduino UNO ........................................................................................11

    BAB III METODA DAN PROSES PENYELESAIAN

    3.1 Diagram Blok Sistem ............................................................................13

    3.2 Alat dan Modul yang Digunakan ..........................................................13

    3.3 Uraian Materi ........................................................................................14

    3.3.1 Modul Catu Daya (PS-1) ............................................................14

    3.3.2 Modul Reverence Variabel Generator (RVG-1) .......................15

    i

    vi

  • vi

    3.3.3 Modul PID (PID-1) ....................................................................15

    3.3.4 Modul Penguat Daya (PA-1) ......................................................16

    3.3.5 Modul Sistem Kendali Debit Air (Twp-4) ..................................17

    3.4 Perancangan ..........................................................................................17

    3.4.1 Sistem Kendali Ziegler-Nichols Tipe 1.......................................17

    3.4.2 Sistem Kendali dengan Skrip Matlab .........................................20

    3.4.3 Sistem Kendali Ziegler-Nichols Tipe 2.......................................22

    3.4.4 Sistem Kendali Cohen Coon .......................................................24

    3.4.5 Sistem Kendali Skrip Arduino (Stand Alone) ............................26

    BAB IV HASIL PEMBAHASAN

    4.1 Sistem Kendali Debit Air dengan Ziegler-Nichols Tipe 1 ....................29

    4.2 Sistem Kendali Debit Air dengan Skrip PID ........................................31

    4.3 Sistem Kendali Debit Air dengan Ziegler-Nichols Tipe 2 ....................35

    4.4 Sistem Kendali Debit Air dengan Cohen Coon ....................................39

    4.5 Sistem Kendali Debit Air menggunakan Arduino dengan Metode

    Stand Alone Controller .........................................................................41

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan ...........................................................................................46

    5.2 Saran .....................................................................................................47

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................48

  • vii

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel II.1 Respon Kendali PID terhadap Perubahan Konstanta Parameter ........6

    Tabel II.2 Penalaan Parameter PID dengan Metode Cohen Coon ......................10

    Tabel III.1 Parameter Kp, Ki, Kd ........................................................................20

    vii

  • viii

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar II.1 Simbol Matlab ................................................................................6

    Gambar II.2 Kurva S ...........................................................................................7

    Gambar II.3 Penentuan parameter L dan T .........................................................8

    Gambar II.4 Blok Diagram Sistem Close Loop ..................................................9

    Gambar II.5 Kurva Respon Quarter Amplitude Decay ......................................9

    Gambar II.6 Respon Awal pada Metode Cohen Coon ........................................9

    Gambar II.7 Sistem Kendali pada Metode Cohen Coon ....................................10

    Gambar II.8 Grafik Nilai gp, d dan ..............................................................10

    Gambar II.9 Tampilan Sistem Kendali Debit Air pada LCD .............................11

    Gambar II.10 Kofigurasi Arduino Uno ..............................................................12

    Gambar III.1 Diagram Blok Sistem Kendali Debit Air .....................................13

    Gambar III.2 Modul Catu Daya .........................................................................14

    Gambar III.3 Modul Setpoint (RVG-1) ...............................................................15

    Gambar III.4 Modul PID-1 .................................................................................16

    Gambar III.5 Modul Penguat Daya (PA-1) .........................................................16

    Gambar III.6 Modul Debit Air (TwP-4) .............................................................17

    Gambar III.7 Rangkaian untuk Sistem Kendali Debit Air .................................18

    Gambar III.8 Skematik Rangkaian Pembagi Tegangan .....................................18

    Gambar III.9 Rangkaian Pembagi Tegangan ......................................................18

    Gambar III.10 Rangakain Modul Debit Air ........................................................19

    Gambar III.11 Rangkaian Modul Debit Air dengan PID ....................................20

    Gambar III.12 Rangkaian Modul Kendali Debit Air dengan Menggunakan

    Skrip Matlab dan Arduino Uno ...................................................21

    Gambar III.13 Arduino Uno saat Koneksi dengan Modul ..................................21

    Gambar III.14 Simulik untuk Sistem Kendali Debit Air dengan Metoda

    Ziegler-Nichols Tipe 2 ................................................................23

    Gambar III.15 Rangkaian Modul Debit Air dengan Feedback ..........................23

    Gambar III.16 Simulik untuk Sistem Kendali Debit Air dengan Cohen Coon ...25

    Gambar III.17 Rangkaian Pembagi Tegangan ....................................................25

    Gambar III.18 Rangkaian Modul Debit Air dengan Metode Cohen Coon ........26

    viii

  • ix

    Gambar III.19 Rangkaian Sistem Kendali Debit Air ..........................................27

    Gambar III.20 Langkah Upload Skrip ...............................................................27

    Gambar III.21 Rangkaian Sistem Kenali Debit Air yang Terhubung dengan

    Shield, Arduino dan Laptop ................................................ 28

    Gambar IV.1 Respon Awal saat Menentukan Waktu Asli ................................29

    Gambar IV.2 Proses Desain dengan Metode ZN-1 .............................................29

    Gambar IV.3 Hasil Perhitungan di Exel .............................................................30

    Gambar IV.4 Gelombang Keluaran di Scope dengan menggunakan PID ..........30

    Gambar IV.5 Gelombang Keluaran setelah dilakukan Tuning Manual ..............31

    Gambar IV.6 Skrip yang menentukan pin output arduino, time sampling dan

    parameter PID (nilai terdapat pada praktikum sebelumnya) .........31

    Gambar IV.7 Skrip yang menentukan Proses Value dan Perhitungan Error secara

    berulang menggunakan while .......................................................32

    Gambar IV.8 Skrip yang menentukan nilai PID agar tidak > dari 10, < dari 0 dan

    membulatkan nilai hasil keluaran dari PID ....................................32

    Gambar IV.9 Skrip yang membaca input hasil PID pada Arduino, menentukan

    Plot Respon dan Setpoint dan Skrip penutup pada Program ........33

    Gambar IV.10 Grafik Keluaran Kondisi Awal ...................................................33

    Gambar IV.11 Grafik Keluaran saat Potensio dirubah-rubah ............................34

    Gambar IV.12 Grafik Keluaran Saat Kondisi Ts = 0,051809 ...........................34

    Gambar IV.13 Grafik hasil dari Metoda Manual Tunning ................................34

    Gambar IV.14 Hasil Respon Steady State saat Respon Mulai Osilasi ...............35

    Gambar IV.15 Hasil Respon Steady State saat Respon Kondisi Osilasi ............35

    Gambar IV.16 Hasil Perhitungan saat Respon Mulai Osilasi ............................36

    Gambar IV.17 Hasil Perhitungan saat Respon Berosilasi ..................................... 36

    Gambar IV.18 Kondisi Awal saat Respon Mulai Osilasi ...................................36

    Gambar IV.19 Kondisi saat Setpoint dirubah (Sebelum Osilasi) ........................37

    Gambar IV.20 Kondisi Awal saat Respon Osilasi ..............................................37

    Gambar IV.21 Kondisi saat Setpoint dirubah (Saat Osilasi) ...............................38

    Gambar IV.22 Hasil Perhitungan saat Metode Manual Tuning ..........................38

    Gambar IV.23 Hasil Desain Manual Tunning saat Respon Osilasi 3 .................9

    Gambar IV.24 Hasil Respon Awal Cohen Coon ................................................39

    Gambar IV.25 Proses Desain dengan Metode Cohen Coon ..............................40

    Gambar IV.26 Hasil Perhitungan saat Menentukan Parameter PID ..................40

  • x

    Gambar IV.27 Hasil Respon Akhir Metode Cohen Coon ..................................41

    Gambar IV.28 Skrip pada Aplikasi Arduino Untuk menentukan Pin I/O Arduino,

    Time Sampling dan Parameter PID (nilai berdasarkan praktikum

    Unit 6) .........................................................................................42

    Gambar IV.29 Hasil Proses Perbandingan Setpoint dan Feedback di Serial

    Monitor .......................................................................................43

    Gambar IV.30 Skrip Untuk Menampilkan di LCD ............................................45

    Gambar IV.31 Hasil Display Debit Air pada LCD ............................................45

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Perkembangan teknologi yang semakin pesat telah membawa banyak

    pengaruh dalam berbagai aspek kehidupan terutama di industri. Sehingga hampir

    semua alat di setting secara otomatis dan dikendalikan oleh sebuah sistem[1]

    .

    Sebagai contoh sistem kendali debit air, digunakan untuk mengetahui banyak air

    yang mengalir persatuan waktu. Contoh aplikasi diantaranya, dalam pengukuran

    debit pada saluran irigasi dan menghitung waktu untuk mengairi lahan sawah,

    daalam pengukuran sirkulasi bendungan, dalam pengisian tangki air/minyak bumi

    dan sebagainya.

    Salah satu cara untuk sistem kendalinya yaitu kontroler PID, dimana

    kontroler PID adalah kontroler berumpan balik yang paling populer di dunia

    industri. Selama lebih dari 50 tahun, kontroler PID terbukti dapat memberikan

    performansi kontrol yang baik meski mempunyai algoritma sederhana yang

    mudah dipahami. Hal krusial dalam desain kontroler PID ialah tuning atau

    pemberian parameter P, I, dan D agar didapatkan respon sistem yang kita

    inginkan.

    Pada praktikum yang telah dilakukan, penulis melakukan perancangan

    yaitu menggunakan software Matlab. Matlab dapat digunakan untuk simulasi

    sebagai alat untuk mempelajari dasar-dasar kendali PID sebelum dihubungkan

    langsung pada plant. Matlab yang dilengkapi Control Toolbox, membantu

    perancang untuk melihat respon berbagai kombinasi konstanta dengan variasi

    input yang berbeda. Penggunaan MatLab ini sangat membantu perancang dalam

    menentukan kombinasi di antara P, I, dan D Controller untuk menghasilkan

    sistem pengaturan yang baik dan sederhana.

    Pada tahun 1942, Ziegler-Nichols mengembangkan metode kurva reaksi

    (open loop tuning ) di mana kita bisa mendapatkan parameter P, I, D dari respon

    open loop sistem (tidak perlu mengetahui model plant). Sementara Cohen Coon

    1

  • 2

    juga mengembangkan metode eksperimental dimana hasilnya akan memberikan

    overshoot yang meluruh seperempat bagian[2]

    .

    Kemudian muncul metode tuning yang berdasar model plant. Untuk

    mengamati performansi suatu sistem, parameter-parameter berikut sering

    digunakan : maximum overshoot, error steady state , rise time dan settling time.

    Sehingga dalam prakteknya apabila metode ZN 1,2 dan CC terdapat error maka

    dapat dilakukan manual tuning.

    Selain itu, MATLAB dan arduino dapat saling berhubungan melalui

    komunikasi serial. Arduino UNO merupakan mikrokontroler yang digunakan

    untuk mengkomunikasikan skrip dan simulink yang telah dirancang oleh matlab

    sebelumnya, dengan modul kendali debit air. Arduino yang telah menerima

    perintah dari Matlab akan memberikan perintah-perintah terbut pada modul/plant

    yang dihubungkan dengan Arduino UNO. Selain dari itu, dengan tanpa

    menggunakan skrip matlab dan hanya menggunakan skrip arduino juga bisa

    menjalankan sebuah sistem kendali debit air yaitu dengan menggunakan metode

    stand alone controller dimana suatu sistem kendali sudah tidak dilibatkan dengan

    piranti seperti laptop, komputer dan alat-alat yang mungkin membuat sistem

    kendali itu terlihat menarik dan simpel (Embedded System).

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang dan tujuan yang ingin dicapai, berikut

    merupakan beberapa masalah yang akan dibahas pada laporan ini.

    1. Bagaimana respon sistem debit air sebelum dan sesudan menggunakan PID.

    2. Metode apa yang sesuai untuk diterapkan pada sistem kendali debit air.

    3. Bagaimana perbandingan hasil respon dari masing-masing metoda yang

    digunakan.

    1.3 Tujuan

    Tujuan dari percobaan ini adalah melakukan pengujian dan penerapan

    sistem kendali PID pada suatu modul sistem kendali debit air dengan

  • 3

    menggunakan metoda Ziegler Nichols tipe 1 dan 2, Cohen Coon, Skrip PID dan

    Stand Alone.

    1.4 Sistematika Laporan

    Adapun sistematika penulisan Laporan Akhir ini adalah :

    BAB I PENDAHULUAN

    Dalam bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, rumusan masalah,

    tujuan, dan sistematika penulisan.

    BAB II LANDASAN TEORI

    Dalam bab ini akan dibahas secara umum mengenai teori dasar yang

    mendukung pelaksanaan praktikum seperti : Sistem Kendali, PID, Matlab, Metode

    Ziegler Nichols, Metode Cohen Coon, Metode PID Script, Metode Stand Alone,

    Manual Tunning, dan Arduino.

    BAB III METODA DAN PROSES PENYELESAIAN

    Dalam bab ini diuraian rincian tentang langkah-langkah dan metodologi

    penyelesaian masalah, bahan dan alat yang dipergunakan, metoda pengambilan

    data, proses pengerjaan dan masalah yang dihadapi disertai dengan cara

    penyelesaiannya.

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

    Dalam bab ini berisikan tentang hasil dari praktikum dan pembahasannya.

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

    Dalam bab ini berisikan kesimpulan secara keseluruhan dari hasil yang

    telah dicapai dari tujuan laporan. Saran dibuat berdasarkan pengalaman penulis

    ditujukan kepada para mahasiswa/peneliti dalam bidang sejenis yang ingin

    melanjutkan atau mengembangkan penelitian yang sudah dilaksanakan.

  • 4

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1 Debit Air

    Debit adalah besaran yang menyatakan volum fluida yang mengalir

    melalui suatu penampang tertentu dalam satuan waktu tertentu. Sehingga debit air

    adalah kecepatan aliran zat cait per satuan waktu. Pengendalian debit air pada

    dasarnya dapat dilakukan dengan berbagai cara, namun yang terpenting adalah

    mempertimbangkan secara keseluruhan dan mencari sistem yang paling optimal[3]

    .

    Kegiatan pengendalian debit air berdasarkan daerah pengendalian dapat

    dikelompokkan menjadi dua, yaitu [3]

    :

    1. Bagian hulu, yaitu dengan membuat bangunan pengendali debit air yang

    dapat memperlambat waktu tiba debit air dan menurunkan besarnya debit air,

    dan pembuatan waduk lapangan atau kolam penampungan air yang dapat

    merubah pola hidrograf debit air serta penghijauan di Daerah Aliran Sungai

    (DAS).

    2. Bagian hilir, yaitu dengan melakukan normalisasi sungai dan tanggul, sudetan

    pada aliran kritis, pembuatan alur pengendalian debit air, serta pemanfaatan

    daerah genangan untuk retarding basin.

    2.2 Sistem Kendali PID

    Sistem Kendali merupakan hubungan antara komponen yang membentuk

    sebuah konfigurasi sistem, yang akan menghasilkan tanggapan sistem yang

    diharapkan. Jadi harus ada yang dikendalikan, yang merupakan suatu sistem fisis,

    yang biasa disebut dengan kendali (plant) .

    Pada sistem kendali terdapat 2 sistem :

    1. Sistem Loop Terbuka

    2. Sistem Loop Tertutup

    Sedangkan dalam sistem kontrol terdapat banyak macam jenis. Salah

    satunya yang sekarang dipelajari adalah kendali PID. Sistem kontrol PID

    (Propotional-Integral-Derivative Controller) merupakan controller untuk

    menentukan presisi suatu sistem instrumentasi dengan adanya umpan balik

    4

  • 5

    (feedback) pada controller. Dalam mendesain controller kita dapat mengatur

    pengaturan PID untuk mendapatkan sinyal yang kita inginkan. Parameter-

    parameter pengendalian sistem :

    1. Set point, merupakan elemen yang digunakan untuk menyatakan nilai yang

    dikehendaki atau nilai referensi dari variabel dinamik atau variabel yang

    dikendalikan dari suatu sistem.

    2. Respon, bisa dikatakan sebagai plant karena respon adalah sebuah tanggapan

    atau balasan terhadap sebuah rangsangan.

    3. Overshoot, merupakan nilai yang dipakai sistem kontrol ketika pertama kali

    mencapai nilai set point, dan selalu lebih besar dari nilai set point.

    4. Rise time, adalah ukuran waktu yang diukur mulai dari respon t=0 sampai

    dengan respon memotong sumbu steady state.

    5. Settling Time, waktu yang dibutuhkan bagi sistem kontrol untuk kembali

    kepada nilai set point.

    6. Steady-state, merupakan kondisi dimana sewaktu sifat-sifat suatu sistem tak

    berubah dengan berjalannya waktu (konstan).

    7. Error Steady-state, merupakan jarak antara set point dengan nilai respon

    ketika keadaan dalam keadaan steady-state.

    Pengaruh perubahan konstanta parameter-parameter PID sangat

    berpengaruh pada respon. Adapun penjelasannya sebagai berikut [4]

    :

    1. Kontrol Proporsional

    Penggunaan kontrol P memiliki berbagai keterbatasan karena sifat kontrol

    yang tidak dinamik ini. Walaupun demikian dalam aplikasi-aplikasi dasar

    yang sederhana kontrol P ini cukup mampu untuk memperbaiki respon

    transien khususnya rise time dan settling time.

    2. Kontrol Integratif

    Kontrol I dapat memperbaiki sekaligus menghilangkan respon steady-state,

    namun pemilihan Ki yang tidak tepat dapat menyebabkan respon transien

    yang tinggi sehingga dapat menyebabkan ketidak stabilan sistem. Pemilihan

    Ki yang sangat tinggi justru dapat menyebabkan output berosilasi karena

    menambah orde sistem.

  • 6

    3. Kontrol Derivatif

    Kontrol Derivatif hanya berubah saat ada perubahan error sehingga saat error

    statis kontrol ini tidak akan bereaksi, hal ini pula yang menyebabkan

    kontroler Derivative tidak dapat dipakai sendiri.

    Tabel II.1 Respon Kendali PID terhadap Perubahan Konstanta Parameter

    2.3 Matlab

    MATLAB merupakan bahasa canggih untuk komputasi teknik. MATLAB

    merupakan integrasi dari komputasi, visualisasi dan pemograman dalam suatu

    lingkungan yang mudah digunakan, karena permasalahan dan pemecahannya

    dinyatakan dalam notasi matematika biasa. Kegunaan MATLAB secara umum

    adalah untuk [5]

    :

    1. Matematika dan komputasi

    2. Pengembangan dan algoritma

    3. Pemodelan, simulasi dan pembuatan prototype

    4. Analisa data, eksplorasi dan visualisasi

    5. Pembuatan apilikasi termasuk pembuatan graphical user interface

    Gambar II.1 Simbol Matlab [5]

    Perintah MATLAB dapat dituliskan langsung pada prom pt

    commandwindow atau dalam bentuk M-file. Penulisan pada command window

    dilakukan hanya untuk operasi komputasi yang sederhana. Sementara untuk

    operasi komputasi yang panjang dan kompleks lebih sering dituliskan dalam M -

    file dimana file ini dapat diedit dan dipanggil setiap saat oleh MATLAB.

  • 7

    MATLAB telah berkembang menjadi sebuah environment pemrograman

    yang canggih yang berisi fungsi-fungsi built-in untuk melakukan tugas

    pengolahan sinyal, aljabar linier, dan kalkulasi matematis lainnya. MATLAB juga

    berisi toolbox yang berisi fungsi-fungsi tambahan untuk aplikasi khusus.

    MATLAB bersifat extensible, dalam arti bahwa seorang pengguna dapat menulis

    fungsi baru untuk ditambahkan pada library ketika fungsi-fungsi built-in yang

    tersedia tidak dapat melakukan tugas tertentu. Kemampuan pemrograman yang

    dibutuhkan tidak terlalu sulit bila telah memiliki pengalaman dalam pemrograman

    bahasa lain seperti C, PASCAL, atau FORTRAN. [5]

    2.4 Metoda Ziegler-Nichols

    Metode Ziegler Nichols merupakan pengembangan dari metoda trial and

    error. Metode ini digunakan sebagai point awal untuk memulai manual tunning.

    Ziegler Nichols ini akan menentukan parameter-parameter PID yang akan

    digunakan untuk mendapatkan respon yang baik.

    Metoda ini merupakan metoda tuning PID kontroler untuk menentukan

    nilai proporsional gain Kp, integral time Ti, dan derivative time Td berdasarkan

    karakteristik respon transient dari sebuah plant atau sistem [6]

    .

    2.4.1 Metode Ziegler Nichols Tipe 1

    Dilakukan pada plant yang bersifat sistem terbuka (open loop). Plant yang

    akan dikendalikan diberi input step dan responnya akan dianalisa dengan metode

    Ziegler Nichols tipe 1 dimana perhitungannya akan menghasilkan parameter-

    parameter PID.

    Gambar II.2 Kurva S

    [6].

    Nilai PID diperoleh dari hasil percobaan dengan masukan unit-step,

    hasilnya nanti akan terbentuk kurva berbentuk huruf S, seperti pada gambar II.2.

    Kurva berbentuk S memiliki karakteristik dengan 2 buah konstanta, yaitu waktu

    tunda L dan time constant T.

  • 8

    Gambar II.3 Penentuan parameter L dan T

    [6]

    Kedua parameter tersebut diperoleh dengan menggambar garis tangensial

    pada titik infleksi kurva S, seperti pada gambar II.3. Garis tangensial tersebut akan

    berpotongan dengan garis time axis dan garis c(t) = K [6].

    Berdasarkan parameter

    tersebut, didapatkan cara untuk menghitung parameter Kp, Ti dan Td.

    Kp = 1,2 ( ) ................ (1)

    Ti = 2 x L ................. (2)

    Td = 0,5 x L ................ (3)

    Apabila harga Ti dan Td sudah diketahui, maka konstanta Ki dan Kd dapat

    ditentukan.

    Ki =

    .................. (4)

    Kd= Kp x Td ............... (5)

    2.4.2 Metode Ziegler Nichols Tipe 2

    Pada metode Ziegler Nichols tipe 2 ini proses penentuan parameter PID

    dihitung menggunakan respon yang diatur menggunakan slider gain sehingga

    respon berosilasi. Metode ini diaplikasikan pada sistem loop tertutup (close loop).

    Gambar II.4 Blok Diagram Sistem Close Loop

    Pada metode kedua ini, percobaan dilakukan dengan menggunakan

    proportional band. Nilai Kp dinaikkan dari 0 hingga tercapai nilai Kp yang

    menghasilkan osilasi yang konsisten. Nilai slider gain ini disebut sebagai critical

    gain (Kcr). Jika harga Kp terlalu kecil, sinyal output akan teredam mencapai nilai

  • 9

    titik keseimbangan setelah ada gangguan, Sebaliknya, jika harga Kp terlalu besar,

    osilasinya akan tidak stabil dan membesar [6]

    .

    2.5 Metode Cohen-Coon

    Karena tidak semua proses dapat menoleransi keadaan osilasi dengan

    amplitudo tetap, Cohen-Coon berupaya memperbaiki metode osilasi dengan

    menggunakan metode quarter amplitude decay. Respon sistem close loop, pada

    metode ini, dibuat sehingga respon berbentuk quarter amplitude decay. Quarter

    amplitude decay didefinisikan sebagai respon transien yang amplitudonya dalam

    periode pertama memiliki perbandingan sebesar seperempat (1/4) [2]

    . Untuk lebih

    jelasnya dapat dilihat pada Gambar II.5.

    Gambar II.5 Kurva Respon Quarter Amplitude Decay [2]

    Kontroler proportional Kp ditala hingga diperoleh tanggapan quarter

    amplitude decay, periode pada saat tanggapan ini disebut Tp dan parameter Ti dan

    Td dihitung dari hubungan KP dengan TP. Sedangkan penalaan parameter

    kontroler PID adalah sama dengan yang digunakan pada metode Ziegler-

    Nichols[2]

    .

    Untuk lebih jelasnya berikut adalah tahapan Mendesain dengan CC adalah:

    1. Plant diberi input step, lalu respon dibiarkan sampai mencapai steady-state.

    Gambar II.6 Respon Awal pada Metode Cohen Coon

  • 10

    2. Step input ditambah, lalu respon dibiarkan sampai mencapai steady-state.

    Sinyal perubahan inilah yang akan dipakai untuk mendesain kendali.

    Gambar II.7 Sistem Kendali pada Metode Cohen Coon

    Parameter :

    - Proses gain (gp)

    - Deadtime d

    - Time constant ()

    Gambar II.8 Grafik Nilai gp, d dan

    3. Menentukan parameter PID (Kp, Ti, Td) berdasarkan perhitungan rumus yang

    tercantum pada tabel II.2..

    Tabel II.2 Penalaan Paramater PID dengan Metode Cohen-Coon

    2.6 Metode PID Skrip Matlab dan Skrip Arduino (Stand Alone)

    Sistem kendali dikendalikan menggunakan sebuah arduino yang di

    program di Matlab, dengan menterjemahkan algoritma PID ke script, kita dapat

    mengendalikan sistem kendali agar lebih praktis, lebih efisien dan lebih handal

  • 11

    dalam realisasinya. Selain dengan PID script, dalam merealisasikan script dapat

    juga menggunakan program-program seperti visual basic, delphi, java, c, python

    dan lain-lain.

    Selanjutnya, selain metode PID script ada metoda sistem kendali yang

    lebih efektif lagi yaitu menggunakan metode stand alone controller yang dimana

    suatu sistem kendali sudah tidak dilibatkan dengan piranti seperti laptop,

    komputer dan alat-alat yang mungkin membuat sistem kendali itu terlihat menarik

    dan simpel (Embedded System).

    Untuk menunjang metode stand alone ini maka digunakan piranti shield

    arduino yang keluarannya ditampilkan di LCD.

    Shield arduino adalah sebutan untuk modul tambahan dengan berbagai

    fungsinya yang kebanyakan pinnya cocok dengan arduino, sehingga cara

    menghubungkannya dengan arduino dengan menyusunnya diatas board arduino.

    Gambar II.9 Tampilan Sistem Kendali Debit Air pada LCD

    2.7 Arduino Uno

    Arduino Uno sebenarnya adalah salah satu kit mikrokontroler yang

    berbasis pada ATmega28. Modul ini sudah dilengkapi dengan berbagai hal yang

    dibutuhkan untuk mendukung mikrokontroler untuk bekerja, tinggal colokkan ke

    power suply atau sambungkan melalui kabel USB ke PCmu Arduino Uno ini

    sudah siap sedia. Arduino Uno ini memilki 14 pin digital input/output, 6 analog

    input, sebuah resonator keramik 16MHz, koneksi USB, colokan power input,

    ICSP header, dan sebuah tombol reset.[7]

    .

  • 12

    Gambar II.10 Kofigurasi Arduino Uno[7]

    Spesifikasi Arduino Uno Mikrokontroler ATmega328 :

    1. Catu Daya 5V

    2. Teganan Input (rekomendasi) 7-12V

    3. Teganan Input (batasan) 6-20V

    4. Pin I/O Digital 14 (of which 6 provide PWM output1

    5. Pin Input Analog 6

    6. Arus DC per Pin I/O 40 mA

    7. Arus DC per Pin I/O untuk PIN 3.3V 50 mA

    8. Flash Memory 32 KB (ATmega328) dimana 0.5 KB digunakan oleh

    bootloader

    9. SRAM 2 KB (ATmega328)

    10. EEPROM 1 KB (ATmega328)

    11. Clock Speed 16 MHz

    Salah satu kelebihan dari arduino Uno ini adalah didukung oleh software

    Arduino IDE (Integrated Development Enviroment) untuk melakukan penulisan

    pemrograman. Bahasa pemrogramannya pun berdasarkan bahasa C yang mudah

    untuk dpelajari dan sudah didukung oleh library yang lengkap[7]

    .

  • 13

    BAB III

    METODA DAN PROSES PENYELESAIAN

    Bab ini menjelaskan mengenai metode-metode yang digunakan dalam

    proses penelitian serta hasil pengujian alat-alat yang akan digunakan dalam proses

    percobaan.

    3.1 Diagram Blok Sistem

    Diagram blok sistem kendali Debit Air dapat dilihat pada gambar III.1

    Gambar III.1 Diagram Blok Sistem Kendali Debit Air

    Keterangan:

    1. Blok Input

    Blok input terdiri dari modul catu daya dimana catu daya menyuplai tegangan

    untuk seluruh modul sebesar +15V.

    2. Blok Proses

    Blok proses terdiri dari modul Setpoint, modul PID dan modul Penguat Daya.

    3. Blok Output

    Blok output merupakan output dari plant yang merupakan modul kendali Debit

    Air.

    3.2 Alat dan Modul yang Digunakan

    Modul dan alat yang digunakan untuk melakukan praktikum sistem kendali

    debit air ini, yaitu:

    1. Modul Catu Daya/Power Supply (PS-1)

    2. Modul Reverence Variabel Generator (RVG-1)

    3. Modul PID (PID-1)

    4. Modul Penguat Daya (PA-1)

    5. Modul Sistem Kendali Debit Air (TwP-4)

    6. Arduino UNO dan Shield Arduino

    7. Protoboard

    13

  • 14

    8. LCD (Sebagai display keluaran output)

    9. Multimeter Digital

    10. Kabel dan Konektor

    11. Komputer/Laptop

    Sistem dirancang menggunakan beberapa software pendukung seperti berikut:

    1. Matlab R2013a

    2. Arduino

    3. Microsoft Excel 2010

    3.3 Uraian Materi

    3.3.1 Modul Catu Daya (PS-1)

    Power supply adalah sebuah perangkat keras bertugas menyalurkan

    tegangan listrik secara langsung kepada perangkat keras.

    Power Supply akan bekerja sebagai sumber tegangan apabila power

    ON/OFF diubah ke posisi ON. Pada catu daya terdapat potensiometer U untuk

    mengubah tegangan yang diinginkan. Apabila arah panahnya diputar kekiri maka

    nilai tegangannya 0 volt. Sebaliknya apabila diputar kearah yang berlawanan

    maka harga tegangannya maksimal. Potensiometer digunakan untuk mengatur

    besarnya tegangan.

    Gambar III.2 Modul Catu Daya

    Dengan demikian, hasil pengujian Power Supply yang dilakukan dapat

    dikatakan berjalan dengan baik, hal ini dibuktikan dengan pengetesan

  • 15

    menggunakan multimeter. Pada variable maksimal, input +15 V, output yang

    dihasilkan juga adalah +15V.

    3.3.2 Modul Reverence Variabel Generator (RVG-1)

    Modul setpoint berfungsi untuk memberikan nilai input yang digunakan

    kepada sistem kendali sesuai yang diinginkan dan nantinya nilai setpoint ini akan

    dijadikan acuan untuk hasil output sistem kendali. Pada modul setpoint ini

    memiliki nilai range (-10) Volt sampai (+10) Volt atau 0 Volt sampai (+10) Volt.

    Kedua pilihan tersebut dapat diatur dengan memindah jumper penghubung.

    Gambar III.3 Modul Setpoint (RVG-1)

    Setelah melakukan proses pengujian setpoint dinyatakan berjalan dengan

    baik, hal ini dibuktikan dengan pengetesan menggunakan multimeter. Setpoint

    digunakan untuk menentukan nilai setpoint yang ingin dicapai. Ketika setpoint

    diberi tegangan 5V maka output nya juga 5V.

    3.3.3 Modul PID (PID-1)

    Modul PID berfungsi sebagai kontrol atau pengendali pada sistem kendali

    Debit Air. Pada modul PID ini terdapat parameter-parameter nilai yang dapat

    diatur, yaitu Kp, Ti, dan Td. Pada penggunaan modul PID ini ketiga nilai

    parameter tersebut dapat digunakan salah satunya atau dapat juga digunakan

    ketiganya.

  • 16

    Gambar III.4 Modul PID-1

    Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan bahwa modul PID berjalan

    dengan baik, hal ini dibuktikan dengan pengetesan menggunakan multimeter.

    Ketika PID diberi input 1V, harga Kp dikali 1, maka output dari PID = 1V.

    3.3.4 Modul Penguat Daya (PA-1)

    Modul power amplifier atau modul penguat daya berfungsi untuk

    menguatkan arus atau daya yang keluar dari modul PID agar dapat digunakan

    untuk mengendalikan plant. Penguat daya ini mendapatkan tegangan input berasal

    dari hasil output modul PID yang dihubungkan dengan modul penguat dengan

    menggunakan konektor. Pada modul penguat daya terdapat dua keluaran, yaitu

    tegangan positif dan tegangan negatif dengan besar tegangan yang sama.

    Gambar III.5 Modul Penguat Daya (PA-1)

  • 17

    Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan bahwa modul Penguat berjalan

    dengan baik, hal ini dibuktikan dengan menghubungkan modul penguat dengan

    modul setpoint dan pengetesan menggunakan multimeter. Ketika setpoint diatur

    tegangannya 5V maka keluaran dari penguat (+) dan (-) akan menghasilkan 2x

    lipat dari setpoint sehingga nilainya menjadi 10V.

    3.3.5 Modul Sistem Kendali Debit Air (TwP-4)

    Modul sistem kendali debit air terdiri dari dua buah pipa (selang air) yang

    terhubung kedalam tangki dimana tangki pertama yang terhubung dengan input

    yang akan menggerakkan seberapa besar motor akan berputar untuk memompa air

    menuju tangki kedua melalui selang air.

    Gambar III.6 Modul Debit Air (TwP-4)

    Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan menunjukkan bahwa

    modul Debit Air berjalan dengan baik, hal ini dibuktikan dengan mengalirnya air

    melalui selang air saat dihubungkan semua modul dan dinyalakan dengan sumber

    listrik.

    3.4 Perancangan

    3.4.1 Sistem Kendali Ziegler Nichols Tipe 1

    Langkah-Langkah Perancangam Sistem Kendali PID dengan Ziegles

    Nichols Tipe 1 adalah Sebagai Berikut :

    1. Buka program simulink Matlab R2013a

    2. Koneksikan Arduino Uno dengan Laptop dan Matlab.

    3. Setelah Arduino terkoneksi dan terinstal, cabut kembali arduino tersebut.

  • 18

    4. Kemudian buat rangkaian pada simulink seperti gambar dibawah ini.

    Gambar III.7 Rangkaian untuk Sistem Kendali Debit Air

    5. Selanjutnya, tes masing-masing modul dan tegangan setiap outputnya, setelah

    modul terukur sesuai dengan yang telah ditentukan.

    6. Atur masing-masing modul : Power supply dengan output 15V, setpoint

    dengan pilihan (0 s.d 10V), penguat daya dan modul debit air.

    7. Buat juga rangkaian pembagi tegangan pada protoboard yang dihubungkan

    ke Arduino dan modul Debit Air. Dimana input dari arduino terhubung ke

    konektor yang terpasang antara set point dengan penguat dan output dari

    arduino-Analog IN5 terpasang ke keluaran dari modul debit air. Dapat dilihat

    pada gambar dibawah ini :

    Input 6V

    R1

    6V

    3V R2

    Gambar III.8 Skematik Rangkaian Pembagi Tegangan

    Gambar III.9 Rangkaian Pembagi Tegangan

  • 19

    8. Berikut adalah gambar lengkap dari modul debit air yang telah terpasang

    dengan pembagi tegangan arduino uno.

    Gambar III.10 Rangakain Modul Debit Air

    9. Setelah terhubung dengan arduino dan rangkaian pembagi tegangan. Pasang

    arduino dengan laptop kemudian hubungkan power supply dengan sumber

    kemudian nyalakan switch pada modul.

    10. Selanjutnya siapkan stopwatch dan jalankan simulink pada matlab. Klik

    scope setelah muncul tampilan scope, On-kan switch pada setpoint dan saat

    itu juga stopwatch mulai dijalankan.

    11. Setelah gelombang terlihat dan sudah dikatakan seimbang dan baik maka

    matikan simulink dan matikan juga stopwach. Sehingga didapat waktu asli.

    12. Buat garis potong dan tentukan nilai L, T, waktu gelombang rise time dan

    gelombang pengambilan terakhir.

    13. Setelah mendapat nilai L, T, waktu gelombang pertama rise time, gelombang

    terakhir dan waktu asli yang didapat dari stopwatch. Hitung di program excel

    dengan rumus sebagai berikut :

    L = Wreal/Wmatlab x Lmatlab

    T = Wreal/Wmatlab x Tmatlab

    Kp = 1,2 x (T / L), Ti = 2 x L, Td = 0,5 x L,

    Ki = Kp / Ti Kd = Kp x Td

    14. Setelah didapat hasilnya, hubungkan modul PID dengan rangkaian modul

    debit air yang tadi menggunakan konektor. Pemasangannya setelah modul set

    point.

    15. Pada saat pemasangan PID jangan lupa matikan simulink, cabut arduino dari

    laptop kemudian matikan switch pada modul power supply.

  • 20

    16. Setelah PID terpasang. Hubungkan input pembagi tegangan ke konektor yang

    terpasang antara modul set point dan modul PID. Kemudian pasang keluaran

    modul debit air dengan modul PID (feedback) dan juga output dari arduino-

    Analog IN5. Lalu atur tombol Kp, Ti dan Td pada modul PID sesuai hasil

    perhitungan di excel yang telah dibuat. Seperti gambar dibawah ini :

    Gambar III.11 Rangkaian Modul Debit Air dengan PID

    17. Kemudian hubungkan lagi arduino dengan laptop, dan jalankan simulink.

    18. Tahap selanjutnya adalah mengamati gelombang tersebut dimulai dari rise

    time, steady-state dan overshoot. Jika masih terdapat sedikit error dan ingin

    mengecilkan Ki maka yang di set kembali adalah dengan membesarkan Ti.

    Atau dapat dilakukan dengan melihat tabel parameter dibawah ini :

    Tabel III.1 Parameter Kp, Ki, Kd

    19. Namun, jika gelombang rise time, steady-state dan overshoot-nya mendekati

    atau sama, maka tidak perlu dilakukan manual tunning.

    20. Jika tetap menggunakan tuning manual dan menghasilkan gelombang yang

    baik, maka proses desain sistem kendali telah selesai dilakukan.

    3.4.2 Sistem Kendali dengan Skrip Matlab

    Langkah-Langkah Perancangam Sistem Kendali dengan skrip matlab

    adalah Sebagai Berikut :

  • 21

    1. Pertama, mengetes masing-masing modul dan tegangan setiap outputnya,

    setelah modul terukur sesuai dengan yang telah ditentukan lalu lanjutkan ke

    tahap penghubungan setiap modul menggunakan konektor.

    2. Selanjutnya, meng-set Modul PID (Kp On, Ti dan Td Off) hingga

    keluarannya 2x dari Setpoint dengan bantuan modul Setpoint.

    3. Kemudian, lepaskan modul Setpoint (digantikan melalui script Matlab

    menggunakan Arduino dan potensiometer) dan memasang kembali modul

    menggunakan konektor. Lalu, koneksikan Arduino UNO dan Laptop juga

    telah terhubung dengan Matlab.

    Gambar III.12 Rangkaian Modul Kendali Debit Air dengan Menggunakan Skrip

    Matlab dan Arduino Uno

    4. Selanjutnya membuat script di Matlab

    5. Kemudian menghubungkan potensio pada Arduino sebagai Setpoint (A0)

    juga VCC, GND, analog input (analogRead) , analog output (analogWrite)

    arduino dengan modul PID dan PLANT.

    Gambar III.13 Arduino Uno saat Koneksi dengan Modul

    6. Menjalankan skrip program sistem kendali pada arduino yang dibuat dengan

    meng-klik tombol Run di Matlab. Maka secara otomatis akan muncul figure

  • 22

    (scope) yang merupakan hasil keluaran gelombang dari plant yang telah

    dibuat.

    7. Lakukan pengamatan dan analisa pada grafik keluarannya.

    8. Setelah itu, gelombang dirubah rubah dengan mengatur potensio yang

    berfungsi untuk menguji keandalan kendali yang telah di program.

    9. Selanjutnya, mencari nilai Ts menggunakan intruksi tic (dibawah intuksi

    While) dan tac (diatas instruksi end).

    Sampai .......

    10. Kemudian, mengubah nilai Ts pada skrip sesuai dengan Ts yang didapat dan

    amati hasil responnya, conto :

    11. Langkah selanjutnya yaitu mengamati gelombang tersebut, Jika masih

    terdapat delay, steady-state, dan overshoot maka dilakukan metoda manual

    tunning dengan merubah nilai Kp, Ti dan Td pada skrip program. Pada sistem

    ini, nilai yang dirubah adalah Td menjadi 0 agar frekuensi tidak terlalu

    besar, dan mengubah nilai Ti menjadi 0.3.

    3.4.3 Sistem Kendali Ziegler Nichols Tipe 2

    Langkah-Langkah Perancangam Sistem Kendali PID dengan Ziegles

    Nichols Tipe 2 adalah Sebagai Berikut :

    1. Membuka program simulink Matlab R2013a.

    2. Mengoneksikan Arduino Uno dengan Laptop dan Matlab.

    3. Setelah Arduino terkoneksi dan terinstal, maka arduino dicabut kembali.

  • 23

    4. Kemudian membuat rangkaian pada simulink seperti gambar 2.1.

    Gambar III.14 Simulik untuk Sistem Kendali Debit Air dengan Metoda

    Ziegler-Nichols Tipe 2

    5. Selanjutnya mengetes masing-masing tegangan keluaran setiap modul. Dan

    mengatur masing-masing modul : Power supply dengan output 15V, setpoint

    dengan pilihan (0 s.d 10V), penguat daya dan modul debit air.

    6. Setelah itu menghubungkan semua modul dengan menggunakan jumper dan

    menghubungkan juga dengan arduino.

    7. Kemudian memasang arduino dengan laptop dan menghubungkan power

    supply dengan sumber dan menyalakan switch pada modul yang dapat dilihat

    pada gambar 3.2.

    Gambar III.15 Rangkaian Modul Debit Air dengan Feedback

    8. Selanjutnya menyiapkan stopwatch untuk menghitung waktu sebenarnya

    yang nanatinya dibandingkan dengan waktu yang ada di matlab. Lalu,

    menjalankan simulink pada matlab dengan cara mengklik scope setelah

  • 24

    muncul tampilan scope, mengOn-kan switch pada setpoint dan saat itu juga

    stopwatch mulai dijalankan.

    9. Setelah gelombang terlihat dan sudah dikatakan seimbang dan baik maka

    matikan simulink dan matikan juga stopwach. Sehingga didapat waktu asli

    dan kemudian set point diputar-putar sampai menghasilkan respon mendekati garis

    set point dan mulai berisolasi. Kemudian hasilnya di design sampai menghasilkan

    nilai X dan Y.

    10. Setelah X dan Y didapat, maka selanjutnya menghitung nilai Pcr, Kp, Ti, Td,

    Ki, Kd.

    11. Setelah perhitungan didapat makan nilai Kp, Ti dan Td nya diset pada modul set

    point. Lalu simulink dijalankan kembali dan mengamati hasilnya.

    12. Karena proses design saat respon kondisi mulai osilasi sudah selesai, maka

    proses selanjutnya yaitu mendesign saat respon kondisi osilasi.

    13. Langkah kerjanya hampir sama dengan kondisi saat mulai osilasi. Yang

    pertama dicari yaitu respon berisolasi.

    14. Kemudian mendesain dan didapat nilai X dan Y. Dan selanjutnya menghitung

    nilai Pcr, Kp, Ti, Td, Ki, Kd. Dan untuk Kcr didapat dari rumus berikut ini :

    Kcr = Nilai Pengukuran Keluaran PID / Pengukuran Keluaran di Setpoint

    15. Setelah perhitungan didapat makan nilai Kp, Ti dan Td nya diset pada modul

    set point. Lalu simulink dijalankan. Dan didapat hasil respon saat kondisi

    awal atau kondisi steady state dan saat nilai set point dirubah-rubah.

    16. Jika hasil akhir dari respon yang osilasi masih terdapat error dan tidak

    sebagus hasil saat kondisi awal osilasi maka untuk memperbaiki respon

    tersebut diperlukan metode manual tunning.

    3.4.4 Sistem Kendali Cohen-Coon

    Langkah-Langkah Perancangam Sistem Kendali dengan metode Cohen

    Coon adalah Sebagai Berikut :

  • 25

    1. Pertama membuat rangkaian pada simulink seperti gambar III.16.

    Gambar III.16 Simulik untuk Sistem Kendali Debit Air dengan Cohen Coon

    2. Selanjutnya mengetes masing-masing tegangan keluaran setiap modul. Dan

    mengatur masing-masing modul : Power supply dengan output 15V, setpoint

    dengan pilihan (0 s.d 10V), penguat daya dan modul debit air.

    3. Setelah itu menghubungkan semua modul dengan menggunakan jumper dan

    menghubungkan juga dengan arduino.

    4. Kemudian memasang arduino dengan laptop dan menghubungkan power

    supply dengan sumber.

    5. Buat juga rangkaian pembagi tegangan pada protoboard yang dihubungkan

    ke Arduino dan modul Debit Air. Dimana input dari arduino terhubung ke

    konektor yang terpasang antara setpoint dengan penguat dan output dari

    arduino-Analog IN5 terpasang ke keluaran dari modul debit air.

    Gambar III.17 Rangkaian Pembagi Tegangan

    6. Selanjutnya menyalakan switch pada modul yang dapat dilihat pada gambar

    III.18.

  • 26

    Gambar III.18 Rangkaian Modul Debit Air dengan Metode Cohen Coon

    7. Setelah itu, menjalankan simulink dengan cara mengklik tombol Run pada matlab

    dan menghasilakan respon keluaran. Untuk mendapatkan respon yang dapat didesain

    untuk metode CC ini, maka setpoint diatur.

    8. Setelah itu mengetik editscope agar dapat mengedit gambar respon yang tadi

    untuk menghasilkan nilai parameter gp, d dan . Lalu mengatur garis/line

    dan kemudian menentukan data cursor di masing-masing titik perpotongan

    yang ditandai dengan nilai X dan Y.

    9. Kemudian menetukan parameter PID (Kp, Ti, Td) dan Ki, Kd berdasarkan

    perhitungan rumus ini. Dan gunakan excel untuk membantu dalam

    perhitungan.

    10. Setelah semua perhitungan didapat. Maka langkah selanjutnya adalah menset

    pada PID dan memasukan nilai Kp, Ti, Td.

    3.3.5 Sistem Kendali dengan Skrip Arduino (Stand Alone)

    Langkah-Langkah Perancangam Sistem Kendali dengan metode stand

    alone adalah Sebagai Berikut :

    1. Pertama, mengecek setiap modul, apakah berjalan dengan baik atau tidak.

    Dan dicatat dilembar kertas yang telah disediakan.

    2. Menghubungkan modul Power Supply, SP, PID (Kp on, Ti dan Td off) dan

    tegangan inputnya dari setpoint dikalikan 2, sehingga output dari modul PID

    jadi 2 kali lipat tegangannya.

  • 27

    3. Kemudian hubungkan semua modul dari PS sampai TwP dengan

    menggunakan jumper. rangkaian penguat dan kendali debit air dapat dilihat

    pada gambar III.19.

    Gambar III.19 Rangkaian Sistem Kendali Debit Air

    4. Selanjutnya, mengkoneksikan Arduino UNO pada laptop yang telah terinstal

    aplikasi arduino.

    5. Membuat skrip di arduino.

    6. Selanjutnya menghubungkan potensio pada arduino sebagai Set point, VCC,

    GND, Analog input (analogRead), analog output (analogWrite) arduino

    dengan PID dan Plant.

    7. Setelah skrip dipastikan telag benar, langkah selanjutnya adalah proses

    upload skrip dengan cara mengklik button Upload pada arduino.

    Gambar III.20 Langkah Upload Skrip

    8. Tunggu sampai proses upload selesai. Pada saat proses mengupload skrip

    jangan sekali-sekali melakukan perubahan rangkaian atau mencabut arduino

    dari laptop karena dapat membuat proses upload gagal bahkan bisa merusak

    pada arduinonya sendiri.

    9. Pada saat skrip telah selesai di upload, lihat pada tools Serial Monitor pada

    aplikasi arduino, yang akan menampilkan proses keadaan setpoint (SP) dan

    feedback (PV) dan lakukan perubahan setpoint dengan memutar potensio, jika

    sistem bekerja maka nilai feedback akan mengikuti setpoint.

  • 28

    10. Amati nilai proses Setpoint dan Feedback, jika nilai keduanya mendekati

    sama dan feedbanck mengikuti setpoint dengan perbandingan yang tidak

    terlalu jauh, berarti error pada sistem kendali itu kecil dan sistem kendali

    tersebut bisa dikatakan bagus.

    11. Selanjutnya, melakukan pengaplikasian secara terpisah dengan laptop yaitu

    dengan menggunakan Shield arduino dan LCD (Liquid Crystal Display).

    12. Lalu, Memasang Shiels arduino pada arduino dan terakhir memasang LCD

    pada tumpukan shield dan arduino tadi. Jangan lupa menghubungkan kembali

    potensio dan semuanya dihubungkan dengan laptop.

    Gambar III.21 Rangkaian Sistem Kenali Debit Air yang Terhubung dengan

    Shield, Arduino dan Laptop

    13. Selanjutnya membuat skrip yang baru untuk sistem kendali embedded.

    14. Kemudian mengecek skrip dengan cara mengklik button Verify pada

    aplikasi arduino bagian atas, ketika sudah Done Compiling lakukan upload

    skrip tersebut dengan mengklik button Upload pada aplikasi arduino

    bagian atas.

    15. Dan tunggu hinggal proses Upload selesai.

    16. Pada saat skrip telah selesai di upload, lihat keadaan plant kendali debit air

    apakah bekerja sesuai dengan yang semestinya atau tidak dan melihat juga

    nilai setpoint dan feedback pada LCD.

    17. Saat sistem kendali bekerja dengan baik, sehingga nilai feedback mengikuti

    nilai setpoint. Maka tahap selanjutnya dapat melepaskan arduino dari laptop

    dan menghubungkannya dengan Power Bank, jika dengan Power Bank plant

    tetap bekerja dengan baik maka dengan begitu sistem kendali debit air dapat

    dikendalikan hanya dengan menggunakan arduino atau stand alone.

  • 29

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Pada bagian ini terdapat data dan pembahasan yang telah dilakukan pada

    praktikum sistem kendali debit air, yang terdiri dari sistem kendali debit air

    menggunakan Ziegler-Nichols tipe 1, skrip matlab, Ziegler-Nichols tipe 2, Cohen

    Coon, dan yang terakhir menggunakan skrip pada Arduino Uno.

    4.1 Sistem Kendali Debit Air dengan Ziegler Nichols Tipe 1

    Hasil respon yang didapat saat mengukur waktu asli. Dapat dilihat pada

    gambar IV.1 :

    Gambar IV.1 Respon Awal Saat Menentukan Waktu Asli

    Kemudian membuat garis potong dan menentukan nilai L, T, waktu

    gelombang rise time dan gelombang pengambilan terakhir. Seperti pada gambar

    IV.2.

    Gambar IV.2 Proses Desain dengan Metode ZN-1

    29

  • 30

    Setelah mendapat nilai L, T, waktu gelombang pertama risetime,

    gelombang terakhir dan waktu asli yang didapat dari stopwatch. Hitung di

    program excel dengan rumus sebagai berikut :

    L = Wreal/Wmatlab x Lmatlab

    T = Wreal/Wmatlab x Tmatlab

    Kp = 1,2 x (T / L), Ti = 2 x L, Td = 0,5 x L,

    Ki = Kp / Ti Kd = Kp x Td

    Gambar IV.3 Hasil Perhitungan di Exel

    Setelah didapat hasilnya, hubungkan modul PID dengan rangkaian modul

    debit air yang tadi menggunakan konektor. Pemasangannya setelah modul

    setpoint. dan menjalankan kembali simulink, maka setelah di-play akan

    menghasilkan gelombang seperti ini dibawah ini.

    Gambar IV.4 Gelombang Keluaran di Scope dengan menggunakan PID

    Karena masih terdapat error maka dilakukan manual tunning. Gambar

    IV.5 adalah gambar hasil dari tuning manual.

  • 31

    Gambar IV.5 Gelombang Keluaran setelah dilakukan Tuning Manual

    4.2 Sistem Kendali Debit Air Menggunakan Skrip Matlab

    Berikut adalah skrip yang digunakan pada praktikum ini, adalah sebagai

    berikut.

    Gambar IV.6 Skrip yang menentukan pin output arduino, time sampling dan

    parameter PID (nilai terdapat pada praktikum sebelumnya)

  • 32

    Gambar IV.7 Skrip yang menentukan Proses Value dan Perhitungan Error secara

    berulang menggunakan while

    Gambar IV.8 Skrip yang menentukan nilai PID agar tidak > dari 10, < dari 0 dan

    membulatkan nilai hasil keluaran dari PID

  • 33

    Gambar IV.9 Skrip yang membaca input hasil PID pada Arduino, menentukan

    Plot Respon dan Setpoint dan Skrip penutup pada Program

    Selanjutnya menjalankan skrip program sistem kendali pada arduino

    tersebut dengan meng-klik tombol Run di Matlab. Maka secara otomatis respon

    akan muncul pada scope. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar IV.10.

    Gambar IV.10 Grafik Keluaran Kondisi Awal

    Kemudian untuk menguji keandalan kendali yang telah di program maka

    potensio dirubah-rubah dan menghasilkan respon seperti gambar IV.11.

  • 34

    Gambar IV.11 Grafik Keluaran saat Potensio dirubah-rubah

    Gambar IV.12 Grafik Keluaran Saat Kondisi Ts = 0,051809

    Karena masih terdapat error maka dilakukan metoda manual tunning

    dengan merubah nilai Kp, Ti dan Td pada skrip program. Pada sistem ini, nilai

    yang dirubah adalah Td menjadi 0 agar frekuensi tidak terlalu besar, dan

    mengubah nilai Ti menjadi 0.3. Hasilnya dapat dilihat pada Gambar IV.13.

    Gambar IV.13 Grafik hasil dari Metoda Manual Tunning

  • 35

    4.3 Desain Kendali Debit Air dengan Ziegles-Nichols Tipe 2

    Berikut adalah hasil design ZN-2 saat respon mulai berosilasi dapat dilihat

    pada gambar IV.14 dan respon saat berisolasi dapat dilihat pada gambar IV.15.

    yang mana keduanya didesain untuk menghasilkan nilai X dan Y.

    Gambar IV.14 Hasil Respon Steady State saat Respon Mulai Osilasi

    Gambar IV.15 Hasil Respon Steady State saat Respon Kondisi Osilasi

    Setelah X dan Y didapat, maka selanjutnya menghitung nilai Pcr, Kp, Ti,

    Td, Ki, Kd dan ntuk Kcr didapat dari perhitungan sebagai berikut :

    Perhitungan Sebelum Osilasi

    Kcr = Nilai Pengukuran Keluaran PID / Pengukuran Keluaran di Setpoint

    = 9,94/0,578 = 17,197231

    Time= 0,081s

  • 36

    Inilah hasil perhitungan di Exel :

    Gambar IV.16 Hasil Perhitungan saat Respon Mulai Osilasi

    Perhitungan Saat Osilasi

    Kcr = Nilai Pengukuran Keluaran PID / Pengukuran Keluaran di Setpoint

    =9,37/0,2226 = 42,093441

    Time=0,0854s

    Inilah hasil perhitungan di Exel :

    Gambar IV.17 Hasil Perhitungan saat Respon Berosilasi

    Saat perhitungan didapat makan nilai Kp, Ti dan Td diset pada modul

    setpoint. Lalu simulink dijalankan dan hasilnya :

    Kondisi Sebelum Osilasi

    Dapat dilihat pada gambar IV.18 untuk kondisi awal atau kondisi steady state

    dan seperti gambar IV.19 saat nilai setpoint dirubah-rubah.

    Gambar IV.18 Kondisi Awal saat Respon Mulai Osilasi

  • 37

    Gambar IV.19 Kondisi saat Setpoint dirubah (Sebelum Osilasi)

    Kondisi Respon Osilasi

    Dapat dilihat pada gambar IV.20 untuk kondisi awal atau kondisi steady state

    dan seperti gambar IV.21 saat nilai setpoint dirubah-rubah.

    Gambar IV.20 Kondisi Awal saat Respon Osilasi

  • 38

    Gambar IV.21 Kondisi saat Setpoint dirubah (Saat Osilasi)

    Setelah dibandingakan antara respon saat kondisi mulai osilasi dan kondisi saat

    osilasi hasilnya yaitu :

    - Untuk kondisi respon osilasi menghasilkan respon yang sudah baik sehingga

    tidak memerlukan metode manual tuning. Sebaliknya,

    - Untuk kondisi respon saat osilasi masih terdapat error yang cukup besar

    antara setpoint dan respon memiliki jarak yang cukup jauh sehingga

    diperlukan metode manual tuning. Dalam hal ini, nilai yang dirubah yaitu

    nilai Kp = 20 dan Ti = 0,45. Agar lebih jelasnya dapat dilihat pada hasil

    perhitungan di exel yang terdapat pada gambar IV.22 dan hasil responnya

    pada gambar IV.23.

    Gambar IV.22 Hasil Perhitungan saat Metode Manual Tuning

  • 39

    Gambar IV.23 Hasil Desain Manual Tunning saat Respon Osilasi

    4.4 Desain Kendali Debit Air dengan Cohen Coon

    Untuk mendapatkan respon yang dapat didesain untuk metode CC ini,

    maka setpoint diatur sehingga akhirnya menghasilkan respon seperti gambar

    IV.24.

    Gambar IV.24 Hasil Respon Awal Cohen Coon

    Proses selanjutnya adalah mendesain. Untuk menghasilkan nilai parameter

    gp, d dan sebelumnya cari nilai X dan Y yaitu dengan cara membuat

    garis/line dan kemudian menentukan data cursor di masing-masing titik

    perpotongan yang ditandai dengan nilai X dan Y.

  • 40

    Rumus perhitungan :

    gp = Perubahan PV/Perubahan CO

    = 11,67 7,607 / 4,3 = 0,94488372

    d = 68,8 66,03= 0,236558

    = 0,63*(11,67 7,607) = 2,55969

    Jika diukur dari Y = 0 7,607 + 2,55969 = 10,16669

    Maka nilai = 72,4 68,8 = 3,6 (3,6 x waktu asli)

    = 3,6 x 0,0854

    = 0,030744

    Inilah hasil responnya dapat dilihat pada gambar IV.25.

    Gambar IV.25 Proses Desain dengan Metode Cohen Coon

    Kemudian menentukan parameter PID (Kp, Ti, Td) dan Ki, Kd. Hasil

    perhitungan dapat dilihat pada gambar IV.26

    Gambar IV.26 Hasil Perhitungan saat Menentukan Parameter PID

    Setelah nilai-nilai diatas didapat maka nilai Kp, Ti, dan Td dimasukan ke

    PID. Dan inilah hasil respon akhir dapat dilihat pada gambar IV.27.

  • 41

    Gambar IV.27 Hasil Respon Akhir Metode Cohen Coon

    4.5 Sistem Kendali Debit Air menggunakan Arduino dengan Metode Stand Alone Controller

    Berikut adalah program skrip di arduino.

  • 42

    Gambar IV.28 Skrip pada Aplikasi Arduino Untuk menentukan Pin I/O

    Arduino, Time Sampling dan Parameter PID

    (nilai berdasarkan praktikum Unit 6)

  • 43

    Berikut adalah perbandingan feedback dengan setpoint yang dihasilkan

    dari skrip yang telah dibuat dan hasil perhitungan Kp, Ti dan Td. Hasil dapat

    dilihat pada gambar IV.29.

    Gambar IV.29 Hasil Proses Perbandingan Setpoint dan Feedback di Serial

    Monitor

    Hasil dari perbandingan tersebut sudah dikatakan baik karena selisih antara

    setpoint dan feedback sangat kecil. Dan selanjutnya masuk ke metode stand alond

    dengan menggunakan LCD sebagai display untuk keluarannya.

    Berikut adalah skrip untuk menampilkan di LCD. Dapat dilihat pada

    gambar IV.30.

  • 44

  • 45

    Gambar IV.30 Skrip Untuk Menampilkan di LCD

    Untuk hasil keluaran di LCD dapat dilihat pada gamabr IV.31.

    Gambar IV.31 Hasil Display Debit Air pada LCD

    Saat sistem kendali bekerja dengan baik, sehingga nilai feedback

    mengikuti nilai setpoint. Maka tahap selanjutnya dapat melepaskan arduino dari

    laptop dan menghubungkannya dengan Power Bank, jika dengan Power Bank

    plant tetap bekerja dengan baik maka dengan begitu sistem kendali debit air dapat

    dikendalikan hanya dengan menggunakan arduino atau stand alone.

  • 46

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan

    Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan mengenai Sistem Kendali PID

    pada Sistem Kendali Debit Air, dapat disimpulkan bahwa:

    1. Sistem Kendali Debit Air dapat menggunakan sistem kendali PID Dengan

    Metode Ziegler Nichols 1 dan 2, Cohen Coon, Skrip PID, dan Stand Alone.

    2. Saat Sistem Kendali Debit Air menggunakan metode ZN tipe 1 hasil dari respon

    terlihat sudah stabil. Dimana, metode ZN tipe-1 merupakan metoda tuning PID

    controller untuk menentukan nilai proporsional gain Kp, integral time Ti,

    dan derivative time Td berdasarkan karakteristik respon transient dari sebuah

    plant atau sistem.

    3. Untuk metode ZN tipe-2 mendapatkan dua hasil respon yang berbeda yaitu

    saat respon mulai osilasi (dibawah set point) dan saat kondisi respon

    berosilasi (diantara titik set point). Setelah dibandingkan dari 2 kondisi

    tersebut ternyata hasil desain yang mendekati sempurna yaitu hasil dari

    respon saat mulai berisolasi karena pada hasil akhirnya mendapatkan nilai

    respon yang bagus dan memuaskan sehingga tidak perlu dilakukan manual

    tunning. Namun untuk kondisi saat berisolasi, desain akhirnya masih terdapat

    sedikit error sehingga perlu dilakukan perbaikan respon dengan cara manual

    tunning.

    4. Saat metode Cohen Coon, respon telah memenuhi kriteria dan menghasilkan

    respon yang bagus sehingga tidak membutuhkan metode manual tuning.

    5. Dengan menggunakan skrip PID sistem kendali terlihat lebih efektif. Namun

    untuk hasil respon masih terdapat sedikit error sehingga perlu dilakukan

    scalling dan dengan merubah nilai Ts pada skrip. Jika dengan scalling respon

    belum baik maka lakukan manual tuning.

    6. Yang terakhir yaitu metode stand alone, Untuk data yang dihasilkan terdapat

    osilasi sehingga tidak mendapatkan nilai yang permanen namun mendapat

    nilai setpoint dan feedback yang berubah-rubah dan respon pada feedback

    sangat lambat sehingga pada saat setpoint dirubah, proses penyesuaian nilai

    46

  • 47

    feedback agar mendekati setpoint sangat lambat. Namun meskipun respon

    yang dihasilkan lambat, sistem kendali debit air dikatakan bekerja karena

    nilai selisih antara setpoint dan feedback sangat kecil.

    5.2 Saran

    Untuk penyempurnaan kekurangan dan pengembangan laporan ini, maka

    penulis memberikan beberapa saran, sebagai berikut :

    1. Melakukan prosedur praktikum sesuai dengan yang diberikan oleh dosen agar

    praktikum berjalan dengan baik.

    2. Pastikan laptop/netbook kita dalam kondisi baik.

    3. Lakukan pengecekan setiap modul dengan benar jangan mengada-ngada demi

    kelancaran kegiatan praktikum yang kita lakukan.

    4. Lebih teliti dan jeli dalam melakukan tunning terutama pada saat menentukan

    parameter-parameter PID.

  • 48

    DAFTAR PUSTAKA

    [1] Wahyudi, Indra.Bakhtiar, Setiawan.Iwan, Perancangan Sistem Pengendalian Debit Aliran Masukan Pada Tandon Air Dengan Menggunakan

    Mikrokontroler Atmega 8535, Jurnal, Universitas Diponegoro Semarang, 2005.

    [2] Wicaksoo, Handi, Analisa Performansi dan Robustness Beberapa Metode

    Tuning Kontroler PID pada Motor DC, Jurnal, Universitas Kristen

    Petra, 2004.

    [3] Hairani. Putri Mina, Pengukuran Debit Air Saluran Terbuka dan Menghitung

    Lama Waktu Irigasi, Laporan Laporan Praktikum, Universitas

    Bengkulu, 2014.

    [4] Pengertian Kendali PID, http://catatan-elektro.blogspot.com/2011/11/pengertian-kendali-pid.html.

    Diakses 5 Juli 2015.

    [5] Matlab,

    https://herirustamaji.files.wordpress.com/2011/12/bab-1-memulai.pdf.

    Diakses 6 Juli 2015.

    [6] Metoda Tuning Ziegler Nichols,

    http://instrumentationsystem.blogspot.com/2011/05/metoda-tuning-

    ziegler-nichols.html. Diakses 5 Juli 2015.

    [7] Arduino, http://ndoware.com/apa-itu-arduino-uno.html. Diakses 5 Juli 2015.

    48