siti lidya rahmi-fdk.pdf

98
PENGARUH BIMBINGAN AGAMA USTADZ BACHTIAR NASIR TERHADAP KEMAMPUAN COPING REMAJA DI AR-RAHMAN QUR’ANIC LEARNING ISLAMIC CENTER TEBET JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I) Oleh: Siti Lidya Rahmi NIM: 1111052000004 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436H/2015M

Upload: lamlien

Post on 31-Dec-2016

256 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

PENGARUH BIMBINGAN AGAMA

USTADZ BACHTIAR NASIR TERHADAP KEMAMPUAN COPING

REMAJA DI AR-RAHMAN QUR’ANIC LEARNING ISLAMIC CENTER

TEBET JAKARTA SELATAN

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)

Oleh:

Siti Lidya Rahmi

NIM: 1111052000004

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436H/2015M

Page 2: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf
Page 3: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf
Page 4: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf
Page 5: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

i

ABSTRAK

Siti Lidya Rahmi, NIM 1111052000004, Pengaruh Bimbingan Agama Ustadz

Bachtiar Nasir Terhadap Kemampuan Coping Remaja di Ar-Rahman

Qur’anic Learning Islamic Center Tebet Jakarta Selatan, di bawah

bimbingan Dra. Nasichah, MA.

Bimbingan Agama merupakan proses pemberian bantuan yang diberikan

oleh pembimbing kepada terbimbing, secara terus menerus, sistematis dan

menyentuh aspek kognitif, afektif dan psikomotorik dalam memecahkan masalah

yang dihadapi, agar tercapai self understanding, self acceptance, self realization

dan kemampuan untuk hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah sesuai

dengan potensi dalam mencapai penyesuaian diri dengan lingkungannya, baik

lingkungan keluarga maupun masyarakat, sehingga tercapainya kebahagiaan di

dunia dan di akhirat. Pada saat remaja mengikuti bimbingan Agama, kemudian

memahami dan mengimplementasikannya maka, kemampuan coping yang

dimiliki seseorang akan berbeda dengan sebelum mengikuti bimbingan Agama.

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh bimbingan

Agama Ustadz Bachtiar Nasir terhadap kemampuan coping remaja di Ar-Rahman

Qur’anic Learning Islamic Center dengan rumusan masalah Bagaimana

pelaksanaan bimbingan agama ustadz Bactiar Nasir di Ar-Rahman Qur’anic

Learning Islamic Center Tebet Jakarta Selatan?, Bagaimana kemampuan coping

remaja di Ar-Rahman Qur’anic Learning Islamic Center? Dan Bagaimana

pengaruh bimbingan agama ustadz Bachtiar Natsir terhadap kemampuan coping

remaja di Ar-Rahman Qur’anic Learning Islamic Center?.

Pendekatan penelitian ini dengan menggunakan metode kuantitatif dengan

jenis penelitian survey dan desain yang digunakan adalah pendekatan inferensial.

Pengambilan sampel sebanyak 50 orang dilakukan secara acak sederhana (simple

random sampling) dari populasi jama’ah di Ar-Rahman Qur’anic Learning

Islamic Center . Data diperoleh menggunakan kuesioner (skala likert), kemudian

dilakukan pengujian analisis data menggunakan uji regresi linier sederhana untuk

mengetahui pengaruh independen variabel terhadap dependen variabel, koefisien

korelasin bertujuan untuk mengetahui besarnya hubungan antara independen

variabel terhadap dependen variabel, koefisien determinasi bertujuan untuk

mengetahui seberapa besar kemampuan independen variabel menjelaskan

dependen variabel, uji t-tes betujuan untuk mengetahu besarnya pengaruh masing-

masing independen variabel secara individual (parsial) terhadap dependen

variabel. Analisis ini menggunakan bantuan Software SPSS 20.0 for Windows.

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah: Terdapat pengaruh positif dan

signifikan antara variabel bimbingan agama ustadz Bachtiar Nasir terhadap

kemampuan coping remaja.

Kata Kunci : Bimbingan Agama, Kemampuan Coping Remaja, Ar-Rahman

Qur’anic Learning Islamic Center

Page 6: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

ii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

الحمد اهلل رب العالمين.واللصالة والسالم علي سيدنا محمد سيد المرسلين وعلي اله و صحبه اخمعين.

Alhamdulillahhi robbil a’lamin,Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Allah

SWT. yang telah melimpahkan Nikmat kepada kita semua baik Nikmat Iman

maupun Nikmat Islam sehingga kita senantiasa diberikan perlindungan oleh Allah

untuk selalu beraktifitas.

Shalawat dan salam semoga selalu tetap tercurah limpahkan kepada

junjungan alam baginda Rasulullah SAW karena berkatnyalah kita semua dapat

menjalani kehidupan yang lebih baik dalam dunia yang sangat penuh dengan ilmu

pengetahuan. Kepada keluarganya, para sahabatnya. Tabiin tabiatnya, dan kepada

kita semua selaku umatnya yang semoga mendapatkan syafaatnya di yaumul

qiyyamah nanti.

Alhamdulillah, penulis telah dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Pengaruh Bimbingan Agama Ustadz Bachtiar Nasir Terhadap Kemampuan

Coping Remaja di Ar-Rahman Qur’anic Learning Islamic Center Tebet

Jakarta Selatan”. Penulis sadar, bahwa tanpa bantu dan motivasi serta

bimbingan dari pihak, sulit kiranya penulis menyelesaikan skripsi ini guna

memenuhi tugas persyaratan akademik guna mencapai gelar Sarjana Komunikasi

Islam Program Strata Satu (S1) Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan

terimakasih sedalam-dalamnya kepada Ibuhanda dan Ayahanda yang telah

membesarkan penulis dan senantiasa mencurahkan kasih sayang dan do’a yang

tiada henti kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dan skripsi

ini. Selain itu, penulis juga mengucapkan rasa terimakasih dan apresiasi yang

tinggi atas semua bantuan dan jasa yang diberikan dalam penyelesaian skripsi ini

terutama beberapa pihak, di antaranya:

Page 7: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

iii

1. Dr. Arif Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Wakil Dekan Bidang

Akademik, Suparto, M.Ed. Ph.D., Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum,

Drs. Jumroni, M.Si., Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Dr. H. Sunandar

Ibdu Nur, MA.

2. Drs. Rini Laili Prihatini, M.Si selaku Ketua Jurusan Bimbingan dan

Penyuluhan Islam, Drs. Sugiharto, MA, Selaku Sekertaris Jurusan Bimbingan

dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dra. Nasichah, MA, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

membimbing dengan penuh bijaksana mengarahkan dan memberikan masukan

serta saran disela-sela kesibukan beliau besedia membimbing dengan penuh

keikhlasan dan memberikan pengertian yang sangat besar kepada penulis.

4. Ir. Noor Bekti Neogoro. SE, M.Si yang telah meluangkan waktunya untuk

membimbing saya dalam bab Metodologi Penelitian dan Analisis Data.

5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah berjasa mendidik dan memeberikan ilmu

pengetahuan kepada penulis selama perkuliahan.

6. Segenap Pengurus Ar-Rahman Qur’anic Learning Islamic Center yang telah

meluangkan waktu dan mengizinkan penulis untuk melakukan studi kasus

yang merupakan objek penelitian pada skripsi ini.

7. Adinda tercinta Imam Muhajir, Alya Danisara, Abdah Afifah Azwa, Mandala

Ibnu Sabil yang senantiasa memberikan semangat dan motivasi kepada penulis

untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

8. Temen-teman Bimbingan dan Penyuluhan Islam angkatan 2011 yang selama

masa perkuliahan bersama-sama penulis berjuang dalam menuntut ilmu.

9. Untuk Winda Sari, Irma Fatwa Oktafianti, Lina Safitri, Nur Hasanah, Fajriah

Septiani, Muzayyanah, Marjoni, yang selama ini berjuang bersama penulis

dan turut memberikan motivasi serta inspirasi bagi penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Page 8: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

iv

Harapan penulis, semoga amal kebaikannya mendapatkan pahala dari Allah

SWT, dan semoga kesuksesan dan ridho Allah selalu mengiringi langkah kita

semua, Aamiin.

Jakarta, Safar 1435H

Desember 2014M

Siti Lidya Rahmi

Page 9: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK .............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... v

DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................................... 5

1. Pembatasan Masalah .................................................................. 5

2. Perumusan Masalah .................................................................... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................ 5

1. Tujuan Penelitian ....................................................................... 5

2. Manfaat Penelitian ...................................................................... 6

D. Tinjauan Pustaka .............................................................................. 7

E. Sistematika Penulisan ....................................................................... 8

BAB II LANDASAN TEORI

A. Bimbingan Agama ....................................................................... 11

1. Pengertian Bimbingan Agama ............................................... 11

2. Tujuan dan Fugsi Bimbingan Agama .................................... 15

a. Tujuan Bimbingan Agama ................................................ 15

b. Fungsi Bimbingan Agama ................................................ 16

3. Metode Bimbingan Agama .................................................... 16

4. Materi Bimbingan Agama ...................................................... 18

B. Coping ......................................................................................... 23

1. Pengertian Coping .................................................................. 23

2. Proses Coping ........................................................................ 25

3. Jenis dan Fungsi Coping ........................................................ 26

Page 10: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

vi

a. Jenis-Jenis Coping Terpusat Masalah .............................. 27

b. Jenis-jenis Coping Terpusat Emosi .................................. 28

C. Remaja.......................................................................................... 29

1. Definisi Remaja ...................................................................... 29

2. Ciri-Ciri Umum Remaja ......................................................... 31

3. Klasifikasi Remaja ................................................................. 34

4. Faktor yang Mempengaruhi Remaja ...................................... 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Desain Penelitian ................................................ 38

B. Waktu dan Tempat Penelitian ....................................................... 38

C. Populasi dan Sampel ..................................................................... 39

1. Populasi ................................................................................... 39

2. Sampel .................................................................................... 39

D. Variabel Penelitian ........................................................................ 40

E. Hipotesis Penelitian ...................................................................... 41

F. Definisi Oprasional dan Indikator Variabel ................................. 41

G. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 45

H. Uji Instrumen ................................................................................ 46

1. Uji Validitas ............................................................................ 46

2. Uji Reabilitas ........................................................................... 47

I. Teknis Analisis Data ..................................................................... 49

1. Uji Regresi Linier Sederhana .................................................. 50

2. Uji Koefisien Korelasi............................................................. 51

3. Uji Koefisien Determinasi ...................................................... 52

4. Uji T-test (Parsial) ................................................................... 53

BAB IV PROFIL AR-RAHMAN QUR’ANIC LEARNING ISLAMIC

CENTER

A. Sejarah ........................................................................................... 54

B. Visi dan Misi ................................................................................. 55

C. Asas, Prinsip dan Target Utama .................................................... 56

D. Divisi-Divisi ................................................................................. 57

Page 11: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

vii

BAB V TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A. Pelaksanaan Bimbingan Agama Ustadz Bachtiar Nasir di Ar-

Rahman Qur’anic Learning Islamic Center ................................. 60

B. Kemampuan Coping Remaja ........................................................ 63

C. Karakteristik Responden ............................................................... 64

D. Pengaruh Bimbingan Agama Ustadz Bachtiar Nasir Terhadap

Kemampuan Coping Remaja di Ar-Rahman Qur’anic Learning

Islamic Center ............................................................................... 65

1. Uji Regresi Linier Sederhana .................................................. 66

2. Uji Kofisien Korelasi .............................................................. 67

3. Uji koefisien Determinasi ....................................................... 68

4. Uji Parsial Pada Variabel Persamaan Regresi Linier (T-test). 69

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................. 70

B. Saran .............................................................................................. 71

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 72

LAMPIRAN

Page 12: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Definisi Oprasional dan Indikator Penelitian ..................................... 41

Tabel 2. Blue Print Skala Bimbingan Agama Ustadz Bachtiar Nasir ............... 47

Tabel 3. Blue Print Ustadz Bimbingan Agama Ustadz Bachtiar Nasir

(Setelah Validasi) ............................................................................. 48

Tabel 4. Blue Print Skala Kemampuan Coping Remaja .................................. 48

Tabel 5. Blue Print Skala Kemampuan Coping Remaja (Setelah Validitas) .... 49

Tabel 6. Skala Likert ......................................................................................... 50

Tabel 7. Interpretasi terhadap koefisien korelasi .............................................. 52

Tabel 8. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kemarin ........................ 64

Tabel 9. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ........................................ 64

Tabel 10. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ............................. 64

Tabel 11. Out Put Regresi Linier Bimbingan Agama Ustadz Bachtiar

Nasir Terhadap Kemampuan Coping Remaja..................................... 65

Tabel 12. Koefisien Regresi Linier Sederhana ................................................... 66

Tabel 13. Koefisien Korelasi .............................................................................. 67

Tabel 14. Koefisien Determinasi ......................................................................... 68

Page 13: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sesungguhnya setiap manusia yang ada di dunia ini ingin sekali

merasakan kenyamanan, kedamaian, ketentraman dan kebahagiaan dalam

hidupnya. Dengan beragama, manusia dapat hidup dengan damai, tentram,

aman dan bahagia.

Mahmud Syaltut menyatakan bahwa “agama” adalah ketetapan Illahi

yang diwahyukan kepada Nabi-Nya untuk menjadi pedoman hidup.

Sementara itu Syaikh M. Abdullah Badrun dalam bukunya Makhdal Ila Al-

Adyan, berupaya untuk manjelaskan arti agama dengan merujuk kepada al-

Qur’an ia memulai berbahasa dengan pendekatan kebahasaan. Jadi agama

adalah hubungan antara makhluk dan “Khaliknya”. Hubungan ini

mewujudkan dalam ibadah yang dilakukannya dan tercermin pula dalam

sikap kesehariannya.1

Dalam kamus sosiologi Pengertian agama (religion) mencangkup 3 hal:

(1) Kepercayaan kepada hal-hal spiritual, (2) Perangkat kepercayaan dan

praktek-praktek yang dianggap sebagai tujuan sendiri, (3) idiologi mengenai

hal-hal supranatural.2

Agama juga merupakan kebutuhan yang fitri bagi manusia sebagaimana

dijelaskan dalam al-Qur’an surat Ar-Ruum: 30

1 M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, (Jakarta: Mizan, 1995), hal. 209.

2 Soejono Soekanto, Kamus Sosiologi, (Jakarta: CV. Rajawali, 1990), h. 430.

Page 14: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

2

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah;

(tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah

itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi

kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS. Ar-Ruum: 30)

Islam memerintahkan setiap orang dalam ber-Islam mampu

menjalankan perintah-perintah agama dan menjauhi larangan-Nya dengan

penuh tanggung jawab. Orang yang memiliki kesadaran beragama secara

matang dan bertanggung jawab dengan keberagamaannya, akan mendapat

kebahagiaan dan ketenanggan yang bisa mematangkan kepribadian serta

kemampuan untuk menganalisa masalah-masalah.3

Mengingat semakin pesatnya usaha pembangunan, modernisasi dan

industrialisasi yang mengakibatkan semakin kompleksnya masyarakat, maka

banyak muncul masalah-masalah sosial dan gangguan mental di kota-kota

besar. Makin banyak masyarakat yang tidak mampu melakukan adjustmen

atau penyesuaian diri dengan cepat terhadap macam-macam perubahan sosial,

mereka banyak mengalami frustasi, konflik-konflik terbuka maupun tertutup,

ketenangan batin dan menderita gangguan mental.4 Banyak umat Islam

khususnya remaja yang belum bisa menyelesaikan masalah dalam hidupnya

dengan baik bahkan rela menyiksa dirinya sendiri dikarenakan masalah yang

dihadapinya. Tidak sedikit remaja yang bunuh diri akibat di tolak cintanya

olah kekasih, mabuk-mabukan, memakai NAPZA, tauran dan sebagainya.

3 Tusuf Burhanuddin, Kesehatan Mental, (Bandung: Pustaka Setia, 1999), hal. 23.

4 Kartini Kartono, Patologi Sosial, (Jakarta: Rajawali Press 1992), cet ke-4, h. 232.

Page 15: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

3

Guru Besar bidang psikiatri Universitas Sebelas Maret Syamsul Hadi,

dalam seminar berjudul "Meningkatkan Kepedulian terhadap Gangguan

Bipolar di Indonesia" di Hotel Grand Aston, Yogyakarta, Selasa, 25 Maret

2014 menyatakan bahwa :

“Angka bunuh diri di Indonesia tergolong tinggi, sebanding dengan

Jepang. Pada peringkat angka bunuh diri seluruh dunia, Indonesia dan

Jepang Menempati posisi yang sama di urutan ke sembilan. Di Indonesia,

angka bunuh diri diperkirakan setiap tahun mencapai 50 ribu orang dari

250 juta total penduduk Indonesia. Alasan paling dominan bunuh diri

adalah faktor sosial dan ekonomi. Ada juga faktor depresi yang memicu

orang nekat bunuh diri”.5

Menurut Zakiah Daradjat, bahwa remaja adalah masa pertumbuhan

fisik cepat dan prosesnya terus berjalan ke depan sampai titik tertentu.

Perubahan yang berlangusng cepat dan tiba-tiba mengakibatkan terjadinya

perubahan lain pada segi sosial dan kejiwaannya, remaja semakin peka dan

sikapnya berubah-ubah, tidak stabil kelakuannya demikian pula kadang ia

patut, ragu, cemas dan sering melontarkan kritikan, kadang-kadang pada

keluarga, masyarakat atau terhadap adat kebiasaan.6

Oleh sebab itu, pentingnya remaja memperdalam ilmu agama agar

dapat menyelesaikan semua masalah sesuai dengan syariat Islam. Untuk

memahami dan memperdalam agama Islam dan menjadikan remaja hidup

aman, tentram dan damai diperlukan adanya upaya-upaya bimbingan agama

yang sungguh-sungguh utamanya pada kemampuan penyelesaian masalah

(kemampuan coping). Kegiatan ini dapat dilakukan di lingkungan keluarga,

lembaga, maupun masyarakat.

5Tempo, “angka bunuh diri semakin meningkat”pada 5 Oktober 2014 dari

http://www.tempo.co/read/news/2014/03/26/173565394/Angka-Bunuh-Diri-Indonesia-Setara-

Jepang. 6 Zakiah daradjat, Remaja Harapan dan Tantangan, (Jakarta: Ruhama, 1995), cet. Ke-2,

hal.14.

Page 16: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

4

Sesuai dengan firman Allah SWT:

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan

pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.

Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang

tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang

mendapat petunjuk.” (Q.S. An-Nahl:125)

Melihat betapa pentingnya agama dalam kehidupan manusia terutama

remaja, Ar-Rahman Qur’anic Learning Islamic Center menyelenggarakan

fasilitas keagamaan berupa Bimbingan Agama yang dinamakan Tadabbur Al-

Qur’an Kamis Malam. Dimana Ar-Rahman Qur’anic Learning Islamic

Center ini memiliki empat target utama yang menjadi strategi Ar-Rahman

Qur’anic Learning Islamic Center, yakni:

a. Mencerahkan umat (Insight) agar sadar dan perlu kepada Al Qur’an

b. Mampu mewarnai cara pandang (Mindset) umat dengan Al Qur’an.

c. Membangun sikap mental (Attitude) umat dalam berinteraksi dengan Al

Qur’an.

d. Membentuk perilaku (Behavior) umat melalui kebiasaan,

ketergantungan dan perasaan terancam jika mengabaikannya.

Dalam penelitian ini, penulis akan membahas lebih lanjut tentang

kegiatan bimbingan agama serta pengaruhnya terhadap kemampuan coping

remaja di Ar-Rahman Qur’anic Learning Islamic Center. Kemudian, penulis

Page 17: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

5

akan menuangkan dalam sebuah penelitian yang berjudul “Pengaruh

Bimbingan Agama Ustadz Bachtiar Nasir Terhadap Kemampuan

Coping Remaja di Ar-Rahman Qur’anic Learning Islamic Center Tebet

Jakarta Selatan”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Merujuk pada judul skripsi di atas, maka penulis membatasi

permasalahan seputar kegiatan bimbingan agama yang dilaksanakan oleh

Ustadz Bactiar Nasir di Ar-Rahman Qur’anic Learning Islamic Center

Tebet Utara I No. 40 dan bagaimana pengaruhnya terhadap kemampuan

coping remaja di Ar-Rahman Qur’anic Learning Islamic Center .

2. Perumusan Masalah

Dari batasan penelitian di atas, maka rumusan masalah yang akan

penulis kaji:

a. Bagaimana pelaksanaan bimbingan agama ustadz Bactiar Nasir di Ar-

Rahman Qur’anic Learning Islamic Center?

b. Bagaimana kemampuan coping remaja di Ar-Rahman Qur’anic

Learning Islamic Center?

c. Bagaimana pengaruh bimbingan agama ustadz Bachtiar Natsir

terhadap kemampuan coping remaja di Ar-Rahman Qur’anic Learning

Islamic Center?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Page 18: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

6

a. Untuk mengetahui pelaksanaan bimbingan agama ustadz Bachtiar

Nasir di Ar-Rahman Qur’anic Learning Islamic Center.

b. Untuk mengetahui kemampuan coping remaja di Ar-Rahman

Qur’anic Learning Islamic Center.

c. Untuk mengetahui pengaruh bimbingan agama ustadz Bachtiar Nasir

terhadap kemampuan coping remaja di Ar-Rahman Qur’anic Learning

Islamic Center.

2. Manfaat Penelitian

a. Memberikan sumbangan keilmuan dan pengetahuan yang meliputi

Ilmu Bimbingan Penyuluhan Islam dan keagamaan khususnya

berkaitan dengan pengaruh bimbingan agama Ustadz Bachtiar Nasir

terhadap kemampuan coping remaja di Ar-Rahman Qur’anic Learning

Islamic Center.

b. Memberikan kontribusi positif bagi pengembangan keilmuan dan

kurikulum Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas

Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

c. Dijadikan evaluasi bagi anggota Ar-Rahman Qur’anic Learning

Islamic Center tentang pengaruh bimbingan agama ustadz Bachtiar

Nasir terhadap kemampuan coping remaja di Ar-Rahman Qur’anic

Learning Islamic Center Center Tebet Utara I no. 40.

Page 19: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

7

D. Tinjauan Kepustakaan

Setelah melakukan penelusuran skripsi pada Perpustakaan Utama dan

Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, penulis mengadakan tinjauan kepustakaan

terhadap beberapa skripsi yang memiliki kemiripan judul untuk menghindari

bentuk plagiat, mereview hasil penelitian terdahulu, antara lain:

1. Abdullah, Program Studi Bimbingan Dan Penyuluhan Islam Fakultas

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Jakarta angkatan 2006 dengan

judul “Hubungan Bimbingan Agama Habib Hasan Bin Ja’far Assegaf

Dalam Pembinaan Akhlak Remaja di Majlis Ta’lim Nurul Musthofa

Cigunjur Jakarta Selatan”. Skripsi ini berisikan tentang kegiatan

bimbingan agama Habib Hasan Bin Ja’far Assegaf dalam Pembinaan

Akhlak remaja di Majlis Ta’lim Nurul Musthofa Cigunjur Jakarta Selatan.

Akhlak remaja yang dimaksud adalah gambaran jiwa yang muncul saat

manusia akan mengerjakan suatu perbuatan tanpa memerlukan pemikiran

dan pertimbangan. Skripsi ini menggunakan penelitian kuantitatif.

2. Taufik Syah Putra, Program Studi Fakultas Psikologi, UIN Jakarta

angkatan 2008 dengan judul “Gambaran Perilaku Coping Wanita Yang

Mengalami Peleceha Seksual Di Tempat Kerja”. Penelitian ini berisikan

tentang deskripsi atau gambaran perilaku coping seorang wanita yang

pernah mengalami pelecehan seksual di tempat kerjanya. Pelecehan yang

dimaksud bukan hanya sekedar hubungan seksual tetapi pelecehan

seksual bisa verbal maupun non verbal. . Skripsi ini menggunakan

penelitian kualitatif.

Page 20: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

8

3. Emma Noor Habibah, Program Studi Psikologi, UIN Jakarta angkatan

2008 dengan judul “Coping Religius Terhadap Kecemasan Pada Residen

Ketergantungan NAPZA”. Penelitian ini berisikan tentang bagaimana

coping religius terhadap kecemasan pada residen ketergantungan

NAPZA. Coping religius yang dimaksud adalah satu bentuk coping yang

menggunakan bentuk agama dalam mengatasi permasalahan yang sedang

dihadapi oleh seorang individu. . Skripsi ini menggunakan penelitian

kualitatif.

4. Arnintya Wilma Pertiwi, program Studi Psikologi, UIN Jakarta angkatan

2008 dengan judul “Gambaran Stress & Perilaku Coping Ibu dalam

Menghadapi Anak Hiperaktif”. Penelitian ini berisikan tentang deskripsi

atau gambaran stress dan perilaku coping ibu dalam mengahdapi anak

yang hiperaktif. . Skripsi ini menggunakan penelitian kualitatif.

Dari keempat hasil penelitian di atas, penulis menyatakan bahwa hasil

penelitian penulis sangat berbeda dengan hasil penelitian sebelumnya.

Peneliti ini berfokus pada pengaruh bimbingan agama ustadz Bachtiar Natsir

terhadap kemampuan coping remaja di Ar-Rahman Qur’anic Learning

Islamic Center Tebet Utara 1 no. 40.

E. Sistematika Penulisan

Dalam penelitian skripsi ini peneliti mengacu pada Pedoman Penulisan

Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi) karya Hamid Nasuhi dkk yang

diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality Development and Assurance)

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Cetakan I,

Januari 2007.

Page 21: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

9

Untuk memudahkan penlisan, maka penulis membagi pembahasan skripsi

ini menjadi enam bab dengan sitematika pembahasan sebagai berikut:

BAB I :Pendahuluan. Bab ini berisi latar belakang masalah, pembahasan

dan perumusan masalah,tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan

kepustakaan dan sistematika penulisan.

BAB II :Landasan Teori. Dalam bab ini menjelaskan mengenai

pengertian, tujuan, fungsi, materi dan metode bimbingan Agama

serta pengertian, proses, jenis dan fungsi kemampuan coping,

serta definisi, proses dan karakteristik remaja.

BAB III : Metodologi Penelitian. Pada bab ini memuat tentang pendekatan

dan desain penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi dan

sample, variabel penelitian, hipotesis penelitian, definisi

oprasional dan indikator penelitian, teknik pengumpulan data, uji

instrumen meliputi uji validitas dan uji reliabilitas, teknik analisis

data meliputi uji regresi linear sederhana, uji koefisien korelasi,

uji koefisien determinasi dan uji t-test.

BAB IV :Profil Ar-Rahman Qur’anic Learning Islamic Center . Bab ini

berisi sejarah, visi dan misi, unit-unit, asas, prinsip dan target.

BAB V :Temuan dan Analisis Data. Bab ini menjelaskan mengenai

pelaksanaaan bimbingan Agama Ustadz Bachtiar Nasir di Ar-

Rahman Qur’anic Learning Islamic Center, kemampuan coping

remaja, karakteristik responden, hasil dan pembahasan yang

meliputi deskripsi data responden, uji regresi linier sederhana, uji

Page 22: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

10

koefisien regresi linier, uji parsial pada variabel persamaan regresi

linier (T-test), uji koefisien korelasi dan koefisien determinasi.

BAB VI : Penutupan. Pada bab ini berisi kesimpulan hasil penelitian dan

saran-saran.

Page 23: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

11

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Bimbingan Agama

1. Pengertian Bimbingan Agama

Secara etimologi kata bimbingan merupakan terjemahan dari

bahasa Inggris “Guidance” yang berasal dari kata kerja “to guide” yang

berarti “menunjukkan”. Sedangkan pengertian harfiahnya bimbingan

adalah menunjukkan, memberi jalan atau menuntun orang lain, karena

tujuan yang bermanfaat bagi hidupnya dimasa kini dan masa mendatang.1

Dalam kamus Bimbingan dan Konseling, Bimbingan adalah proses

bantuan dan pertolongan. Bimbingan adalah bantuan yang ditujukan untuk

membantu individu dalam memahami diri (bakat, minat, kemauan) dan

lingkungan agar mampu membuat keputusan sehingga tercapai

perkembangannya secara maksimal untuk kepentingan dirinya dan

masyarakat. Kata bimbingan mengandung pengertian : menolong,

membantu, menunjukkan jalan, memimpin, memberikan nasehat, dan

memberikan pengarahan.2

Para ahli memberikan pengertian yang berbeda-beda sesuai dengan

pandangan masing-masing. Untuk mendapatkan pengertian yang jelas,

dibawah ini penulis mengutip beberapa definisi dari para tokoh antara lain

sebagai berikut :

1 Hallen A, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta : Ciputat Pres, 2002), Cet. Ke-1, h. 3

2 Tantawy R, Kamus Bimbingan dan Konseling (Jakarta : PT. Pamator, 1997) h. 13

Page 24: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

12

a. Menurut Djumhur dan Moh. Surya, Bimbingan adalah suatu

pemberian bantuan yang terus - menerus, sistematis kepada individu

dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, agar tercapai

kemampuan untuk memahami diri sendiri (self understanding),

kemampuan untuk menerina diri sendiri (self acceptance), kemampuan

untuk merealisasikan diri sendiri (self realization), sesuai dengan

potensi atau kemampuan dalam mencapai penyesuaiaan diri dengan

lingkungannya, baik lingkungan keluarga maupun masyarakat.3

b. Arthur J. Jones yang dikutip oleh Dewa ketut Sukardi bahwa :

“Bimbingan adalah bantuan yang diberikan seseorang kepada orang

lain dalam menetapkan pilihan dan penyesuaian diri serta dalam

memecahkan masalah-masalah, bimbingan diarahkan untuk membantu

penerimaan secara bebas dan mampu bertanggung jawab terhadap

dirinya sendiri”.4

c. Menurut Auntur Rahim Fahmi, Bimbingan Agama adalah proses

pemberian bantuan terhadap individu atau kelompok agar mampu

hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga dapat

mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.5

d. Sedangkan dalam konsep Islam bimbingan adalah “Proses Pemberian

bantuan terhadap individu agar mampu hidup selaras dengan ketentuan

3 M. Lutfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan Islam, (Jakarta: Lembaga Penelitian

UIN Syarif Hidayatullah, 2008), Cet. Ke -1, h. 7. 4 Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di

Sekolah, (Jakarta : Rineka Cipta, 2000), Cet. Ke-1, h. 8. 5 M. Lutfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan Islam, h. 7.

Page 25: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

13

dan petunjuk Allah SWT, sehingga mencapai kebahagiaan hidup

didunia dan diakhirat”.6

Kata “agama” dalam Bahasa Indonesia berarti sama dengan kata

Din dalam Bahasa Arab semit, atau dalam bahasa-bahasa Eropa sama

dengan bahasa Religion (Inggris), Ia Religion (Prancis), De Religie

(Belanda), De Religian (Jerman), secara bahasa, perkataan “agama”

berasal dari Bahasa Sansekerta tidak pergi, tetap ditempat, diwarisi turun-

menurun. Adapun kata Din mengandung arti menguasai, menundukkan,

patuh, utang balasan, atau kebiasaan.7

Pada dasarnya agama mengandung pengertian tentang tingkah laku

manusia, yang dijiwai oleh nilai-nilai keagamaan, berupa getaran batin

yang dapat mengatur dan mengarahkan tingkah laku tersebut kepada pola

hubungan dengan masyarakat serta alam sekitarnya. Dari aspek inilah

manusia dengan tingkah lakunya itu merupakan perwujudan dari pola

hidup yang membudaya dalam batinnya. Dimana nilai-nilai keagamaan

telah membentuknya menjadi rujukan (referensi) dari sikap orientasi hidup

sehari-hari.

Para ulama sebagai pewaris para Nabi (Waratsat Al-anbiya)

bertugas menjadi mu’allim (guru) dan muhazzdib (pendidik) atau sebagai

mubassyir dan nadhir (penghibur dan petunjuk jalan) sebagaimana halnya

6 Thohari Musnawar, Dasar Konseptual Bimbingan dan Konseling Islam, (Yogyakarta :

UII Press, 1992), h. 76. 7 Ensiklopedi Islam Penyusun Dewan Redaksi Ensiklopedia Islam (Jakarta : Ichtiar Baru

Van horve, 1997), Cet. Ke-4, h. 102.

Page 26: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

14

fungsi dan tujuan Nabi Muhammad SAW yang diutus menjadi Mu’allim

(guru) dan pendidik akhlak al-karimah sebagaimana sabda beliau :8

Artinya : “Saya diutus untuk memyempurnakan akhlak yang mulia”.

Jadi dapat kita ketahui bahwa bimbingan agama adalah proses

bimbingan yang diarahkan kepada agama, baik tujuan materi ataupun

metode yang diterapkan. Bimbingan tersebut berupa pertolongan dibidang

mental spiritual, yang bertujuan agar dapat mengembangkan potensi fitrah

yang dibawa sejak lahir secara optimal dengan rasa menginternalisasikan

nilai-nilai yang terkandung dalam al-Qur’an dan hadits Rasulullah dalam

dirinya, sehingga ia hidup sesuai dengan apa yang dianjurkan Allah dan

Rasulullah.

Dengan berkembangnya fitrah beragama tiap individu secara

optimal, maka akan dapat menciptakan hubungan dengan Allah SWT,

dengan manusia, dengan alam sekitar dan lainnya sebagai manifestasi dari

perannya sebagai khalifah Allah dibumi yang sekaligus juga berfungsi

sebagai penyembah pengabdi kepada Allah SWT. 9

Dengan demikian, maka Nabi Muhammad SAW menduduki fungsi

sebagai counselor agung di tengah umatnya, yang di teladani oleh para

sahabatnya dan para ulama sepanjang zaman.

8 H. M Umar, Tartono, Bimbingan dan Penyuluhan (Bandung : PT. Pustaka Setia, 1998)

Cet. Ke-1, h. 77. 9 Ibid., h. 79

Page 27: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

15

Fenomena yang seperti inilah peran serta para ulama’ sangat

dibutuhkan sebagai orang yang memahami agama Islam secara mendalam,

dan yang akan membimbing manusia ke jalan yang diridhoi Allah SWT.

2. Tujuan dan Fungsi Bimbingan Agama

a. Tujuan Bimbingan Agama10

Tujuan Bimbingan menurut Ainu Rahim Faqih dalam bukunya

Bimbingan dan konseling Islam dibagi menjadi dua, yaitu tujuan

umum dan khusus, sebagai berikut :

1) Tujuan Umum

Membantu individu guna mewujudkan dirinya menjadi manusia

seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup didunia dan di akhirat

kelak.

2) Tujuan Khusus

a) Membantu individu agar tidak menghadapi masalah,

maksudnya pembimbing berusaha membantu mencegah jangan

sampai individu menghadapi atau menemui masalah. Dengan

kata lain membantu individu mencegahnya timbul masalah

bagi dirinya sendiri.

b) Membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi

dan kondisi.

10

Ainur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, (Yogyakarta : UII Press,

2001), h. 36.

Page 28: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

16

c) Membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi

dan kondisi yang baik atau telah lebih bagik agar tetap baik

atau menjadi lebih baik.

b. Fungsi Bimbingan Agama 11

Menurut Dewa Ketut Sukardi, bila ditinjau dari sifatnya,

layanan bimbingan dapat berfungsi sebagai :

1) Fungsi preventif yaitu layanan bimbingan ini dapat berfungsi

sebagai pencegahan, artinya merupakan usaha pencegahan

terhadap timbulnya masalah.

2) Fungsi Pemahaman yaitu fungsi bimbingan yang akan

menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak

tertentu.

3) Fungsi perbaikan yaitu fungsi bimbingan yang akan menghasilkan

terpecahnya atau teratasinya berbagai permasalahan yang dialami

individu (terbimbing).

4) Fungsi pemeliharaan dan pengembangan yaitu fungsi ini berarti

bahwa layanan bimbingan ini dapat membantu para individu dalam

memelihara dan mengembangkan pribadinya secara menyeluruh,

mantap, terarah dan berkelanjutan.

3. Metode Bimbingan Agama

Pengertian harfiah, metode adalah jalan yang harus dilalui

untuk mencapai suatu tujuan. 12

Metode berasal dari kata “meta” yang

11

Ainur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, h. 26-27.

Page 29: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

17

berarti melalui dan “hodos” berarti jalan. Namun pengertian hakikat dari

“metode” tersebut adalah segala sarana yang dapat digunakan untuk

mencapai tujuan yang diinginkan, baik sarana tersebut bersifat fisik

seperti alat peraga, alat administrasi yang menunjang pelaksanaan

kegiatan, bahkan pembimbing juga termasuk metode media.

Dengan penjelasan tentang “metode” di atas maka kita dapat

memahami tentang metode bimbingan agama adalah segala jalan atau

sarana yang dapat digunakan dalam proses bimbingan agama. Maka

metode yang dipakai dalam proses bimbingan agama itu adalah sebagai

berikut :

a. Wawancara

Wawancara adalah melakukan dialog dengan mereka untuk

mendapatkan gejala-gejala kejiwaan mereka. Dengan melakukan

dialog pembimbing akan masuk dalam kehidupan mereka, dan segera

akan mengetahui sebab-sebab mereka melakukan perbuatan yang

dianggap menyimpang oleh agama dan oleh masyarakat.

Wawancara baru akan bisa berjalan dengan baik bilamana

pembimbing memiliki persyaratan yang lain :

1) Pembimbing harus bersifat komunikatif kepada klien.

2) Pembimbing harus dapat dipercaya sebagai penyimpan rahasia.

3) Pembimbing harus bias memberikan pertanyaan yang bersifat

tidak menyinggung perasaan.

12

H M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta : PT>

Golden Terayon Press, 1998), Cet. Ke-6, h. 43

Page 30: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

18

4) Pembimbing harus menunjukkan etika baiknya dan menjadi

tauladan yang baik agar dapat dipahami dengan rasional.

b. Metode Group Guidance (Bimbingan Secara Berkelompok)

Bimbingan kelompok adalah cara pengungkapan jiwa atau

batin serta pembinaannya melalui kegiatan kelompok. Dalam hal ini

para pembimbing atau ulama mengajak mereka bersama-sama dalam

kegiatan yang berhubungan dengan orang lain, berkelompok dengan

masyarakat lain.

Metode tersebut diatas menghendaki agar setiap individu

terbimbing melakukan komunikasi timbal balik dengan

teman-temannya melakukan hubungan satu sama lain dan bergaul

melalui kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi pembinaan pribadi

masing-masing. Dan sekaligus juga menghendaki individu

terbimbing melakukan pernyataan hidup, muhasabah, muraqobah

(melakukan pendekatan diri) kepada Allah SWT. Melalui ritual

spiritual yang diajarkan dan dijelaskan oleh pemimpin Majlis

Ta’lim/ulama.

4. Materi Bimbingan Agama

Bimbingan agama merupakan salah satu bidang terpenting

seseorang di dalam menjalani kehidupannya baik itu yang sifatnya

ke imanan dan juga kehidupan sehari-hari. Yang mana memiliki materi

sebagai berikut :

Page 31: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

19

a. Aqidah : ialah iman atau keyakinan, kepercayaan, sumbernya adalah

al-Quran. Hakekatnya iman sebagaimana yang di tuangkan oleh

seorang laki-laki dan ternyata malaikat Jibril yang menanyakan :

apakah iman itu? Nabi menjawab :

Artinya : … terangkanlah kepadaku tentang Iman? Rasulullah

SAW menjawab : yaitu engkau beriman kepada Allah,

kepada para malaikatnya, kitab-kitabnya, para

Rasulnya, dan hari akhirnya, serta engkau beriman

kepada baik dan jeleknya takdir … (HR. Muslim).13

Dengan demikian antara iman dan Islam adalah suatu kesatuan

yang saling terkait satu sama lain. Abdul A’ala al Mauhudi

mengatakan : hubungan antara iman dan islam laksana hubungan pohon

dan akarnya, sebatang pohon tak akan tumbuh tanpa akar. Mustahil

seorang yang tidak memiliki iman untuk memulai dirinya menjadi

seorang muslim.14

Masalah aqidah merupakan hal yang fundamental.

Aqidah sebagai motor penggerak bagi seorang muslim. Dengan kata

lain bahwa kepercayaan harus menjadi keyakinan yang mutlak dan

bulat, keyakinan yang mutlak kepada Allah dengan membenarkan dan

mengakui wujud (eksistensi) Allah, sifat, hukum-hukum Allah,

kekuasaannya, hidayah dan taufik Allah.

13

Salim Bahreisj, Riyadhus Shalihin, (Bandung : PT. Al-Ma’arif, 1987), Cet. Ke-10, h.

34. 14

Moh. Rifai, Aqidah Akhlak, (Semarang : CV. Wicaksana, 1994), Cet. Ke-2, h. 32

Page 32: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

20

Kepercayaan kepada Allah, termasuk kepercayaan kepada

malaikat, rasul-rasulnya, kitabnya, hari kemudian dan takdir unsur

tersebut dalam Islamologi disebut “Arkanul Islam”.15

Dan juga “Rukun

Islam” yang mana di dalamnya mengungkapkan anatara lain :

mengucapkan dua kalimat syahadat, mengerjakan shalat, membayar

zakat, puasa dan juga haji. Bagi seorang muslim kedua rukun ini sudah

menjadi kewajiban yang harus dijalankan dan diamalkan. Seorang

muslim baru dapat dikatakan sempurna iman setelah melaksanakan

kewajibannya dan hendaknya disertai dengan keikhlasan serta

kejujuran, akhlak yang baik tanpa itu semua segala amal perbuatan

seorang akan menjadi sia-sia dan tidak akan memperoleh pahala.

b. Ibadah

Menurut bahasa ibadah berarti patuh, tunduk. Ubudiya artinya

tunduk dan merendahkan diri. Menurut al-Azhari kata ibadah tidak

dapat disebutkan kecuali untuk kepatuhan kepada Allah.16

Sebagaimana Hadits Rasullullah:

15

Ibid., h. 33 16

Ibn Manzur, Al-Ifrig Lisan Al-Arab, (Birut : Dar Sadir, 1994), Cet. Ke-2, h. 273

Page 33: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

21

Artinya: … Seraya berkata : Wahai Muhammad, terangkan

kepadaku tentang Islam? Rasulullah SAW menjawab :

Islam adalah hendaknya engkau bersaksi bahwa tiada

Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah,

mendirikan shalat, memberikan zakat, berpuasa di bulan

Ramadhan, dan melakukan ibadah haji ke Baitullah jika

memenuhi syaratnya, dia berkata : engkau benar? Kami

keheranan karenanya, dia bertanya tetapi

membenarkannya ….. (HR. Muslim).17

Dari beberapa keterangan yang dikutip Yusuf Al-Qadrawi

menyimpulkan bahwa : ibadah yang di syariatkan oleh Islam itu

harus memenuhi dua unsur :

1) Mengingat diri (Iltizam) dengan syariat Allah yang diserukan

oleh para rasulnya meliputi perintah, larangan, penghalalan dan

pengharaman sebagai perwujudan ketaatan kepada Allah.

2) Ketaatan itu harus tumbuh dari kesucian dari kecintaan hati

kepada Allah, karena sesungguhnya dialah yang paling berhak.18

c. Akhlak

Akhlak adalah suatu keadaan yang melekat pada jiwa manusia,

yang lahir perbuatan-perbuatan dengan mudah, tanpa melalui proses

pemikiran, pertimbangan atau penelitian. Jika keadaan (hal) tersebut

melahirkan perbuatan yang baik dan terpuji menurut pandangan akal

dan syarak (hukum Islam) disebut akhlak yang baik, sedangkan jika

17

Salim Bahreisj, Riyadhus Shalihin, (Bandung : PT. Al-Ma’arif, 1987), Cet. Ke-10, h.

34. 18

Yusuf Al-Qardawi, Al-Ibadah Fi al-Islam, (Beirut : Muasasah Al-risalah, 1997), Cet.

Ke-6, h. 32-33

Page 34: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

22

perbuatan-perbuatan yang timbul itu tidak baik dinamakan akhlak

yang buruk. Akhlak merupakan suatu keadaan yang melekat di dalam

jiwa, maka suatu perbuatan baru disebut akhlak kalau terpenuhi

beberapa syarat.

Sebagaimana firman Allah dalam Surat Al-Maidah ayat 8:

“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu Jadi orang-orang

yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi

dengan adil. dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap

sesuatu kaum, mendorong kamu untuk Berlaku tidak adil. Berlaku

adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah

kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu

kerjakan.” (Al-Maidah : 8)

Akhlak menempati tempat yang sangat penting dalam Islam,

sehingga setiap aspek dari ajaran agama ini selalu berorientasi pada

pembentukan dan pembinaan akhlak yang mulia yang disebut dengan

Al-Akhlak Al-Karimah.

Di antara akhlak madzmumah itu adalah sebagai berikut :

1) Berbohong, adalah memberikan atau menyampaikan informasi

yang tidak sesuai, tidak cocok dengan sebenarnya. Bohong itu

ada 3 macam, yaitu:

a) Bohong dengan perbuatan,

Page 35: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

23

b) Bohong dengan lisan

c) Bohong dengan hati.

2) Takabur (sombong), adalah merasa atau mengaku diri besar,

tinggi mulia, dan melebihi orang lain.

3) Hasad (dengki), adalah rasa atau sikap tidak senang atas

kenikmatan yang diperoleh orang lain dan berusaha untuk

menghilangkan kenikamatan itu dari orang tersebut.

4) Bakhil (kikir), adalah orang yang sangat hemat dengan apa yang

menjadi miliknya, tetapi hematnya dari apa yang dimilikinya itu

untuk diberikan kepada orang lain. Dan masih banyak lagi sifat-

sifat madzmumah yang harus kita ketahui dan hindari.

B. Coping

1. Pengertian Coping

Coping dalam kamus psikologi yaitu tingkah laku atau tindakan

penanggulangan; sembarang perbuatan; dalam mana individu melakukan

interaksi dengan lingkungan sekitarnya, dengan tujuan menyelesaikan

masalah.19

“The process by which people try to manage the perceived

discreprancy the demand and resources they appraise in a stressful

situation”.20

Coping adalah suatu proses dimana individu mencoba untuk

mengelola jarak yang ada antara tuntunan-tuntunan (baik itu tuntunan yang

19

JP. Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), cet

ke-9, h. 112. 20

Richard S. Lazarus dan Susan Folkman, Stress Appraisal and Coping (New York:

Spiring Publishing Company, 1984), h. 141.

Page 36: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

24

berasal dari individu maupun tuntunan yang berasal dari lingkungan)

dengan sumber daya yang mereka gunakan dalam mengahadapi situasi

stressful.

Pengertian coping, yaitu bahwa coping merupakan (1) respon tingkah

laku atau pikiran terhadap situasi stres (yang menekan), (2) dengan

menggunakan sumber dalam dirinya (internal) maupun (eksternal), (3)

yang dilakukan secara sadar, (4) bertujuan untuk meningkatkan

perkembangan individu, seperti mengembangkan kontrol individu.

Sementara Weiten & Liyod mengemukakan bahwa coping merupakan

upaya-upaya untuk mengatasi, mengurangi atau mentoleransi ancaman

yang beban perasaan yang tercipta karena stres.21

Secara singkat dapat dijelaskan bahwa coping adalah proses yang

dilakukan individu dalam mengatasi dan mengatur perbedaan yang ada

antara tuntunan lingkungan dan sumber daya yang diterima dalam situasi

stressful atau usaha-usaha yang dilakukan individu untuk menghadapi

suatu situasi yang penuh stres, baik yang timbul dari dalam maupun dari

luar individu, tingkah laku yang ditimbulkan oleh situasi tersebut

diwujudkan dalam perilaku-perilaku tertentu.22

2. Proses Coping

Penggunaan istilah coping berdasarkan definisi dari Lazarus dan

Folkman di atas, perlu dibedakan antara coping sebagai suatu set proses

21

Widiyawati, ”Gambaran perilaku coping perempuan yang mnegalami kekerasan

dalam rumah tangga,”(Skripsi S1 Fakultas Psikologi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2009), h.

14. 22

Badru Zaman, “Coping stress orang tua yang memiliki anak kecanduan narkoba,”

(Skripsi S1 Fakultas Psikologi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2010), h. 18.

Page 37: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

25

(coping process) dan coping sebagai suatu set outcomes (coping

outcomes). Coping process adalah perbedaan strategi atau teknik yang

digunakan dalam menghadapi situasi yang stressful dan situasi yang dapat

memnculkan emosi, sedangkan coping outcomes adalah seberapa efektif

strategi yang digunakan dalam memenuhi tuntunan lingkungan atau

mengurangi emosi yang stressul. (Lazarus dan Folkman dalam Auerbach

dan Gramling, 1998)

Lazarus dan Folkman (dalam Auerbach dan Gramling, 1998)

menekankan bahwa coping adalah suatu proses transaksional di mana kita

secara berkelanjurtan menilai arti sebuah situasi (apakah situasi tersebut

mengingatkan kita pada suatu yang menyakitkan, menandakan sebuah

ancaman, menandakan keuntungan atau bersifat netral). Ia juga

menambahkan bahwa kesadaran individu sangat berpengaruh dalam proses

dan pilihan keputusan yang diambil. Selain itu level stres dan emosi yang

pernah dialami menentukan kesadaran dan efektivitas strategi coping yang

digunakan.

Dukungan soisal sangat diperlukan ketika seseorang menghadapi

masalah. Ada tiga bentu dukungan social yang mengarah kepada jenis

coping (Problem Focused Coping) yaitu berupa dorongan, pemberian

informasi dan berupa dukungan nyata.23

23

Istiqomah Wibowo, dkk., Psikologi Komunitas (Depok: LPSP3, 2011), h. 35.

Page 38: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

26

3. Jenis dan Fungsi Coping

Lazarus dan Folkman Menyatakan kategori umum dari prilaku

coping, yaitu: Ada dua kategori umum dari coping, yaitu coping terpusat

pada masalah (Problem-Focused Coping) dan coping terpusat pada emosi

(Emotion-Focused Coping). Coping terpusat pada masalah adalah jenis

perilaku coping yang dikarakteristikan dengan adanya tindakan-tindakan

yang diarahkan untuk mengontrol sumber stres, tujuannya adalah untuk

memecahkan suatu masalah atau mengubah suatu situasi yang menjadi

sumber stres. Sedangkan coping terpusat emosi adalah jenis perilaku

coping yang ditandai oleh tindakan-tindakan yang diarahkan untuk

memodifikasi fungsi emosional individu saat menghadapi suatu situasi

yang menimbulkan stres, tanpa berusaha untuk mengubah situasi yang

menjadi sumber stres secara langsung (Lazarus dan Folkman, 1988 dalam

Bert Smet, 1994)

a. Jenis-Jenis Coping Terpusat Masalah (Problem-Focused Coping)

Page 39: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

27

Dalam hal ini penulis merujuk pada pendapat Lazarus & Folkman

(dalam Smet, Bart, 1994) Problem-Focused Coping Terdiri dari

beberapa jenis, yaitu:24

1) Active Coping

Adalah suatu proses pengambilan langkah-langkah aktif

untuk mengatasi stressor atau memperbaiki akibat-akibat yang

telah ditimbulkan oleh stress tersebut dengan cara melakukan suatu

tindakan yang langusng sifatnya untuk mengatasi stressor,

meningkatkan usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi

stres atau melakukan tindakan-tindakan secara bertahap.

2) Planning

Aktifitas-aktifitas dalam planning berkaitan dengan

perencanaan mengenai hal-hal yang dapat dilakukan untuk

mengatasi situasi yang menimbulkan stres. Dengan cara

merancang untuk berpindah, memikirkan cara yang terbaik untuk

memecahkan suatu masalah atau merencanaakan langkah-langkah

yang dilakukan untuk mengatasi suatu sumber stres.

3) Suppression of Competing Activities

Yaitu mengesampingkan atau mengabaikan aktifitas lain,

menghindari terjadinya gangguan dari kejadian lain atau

membatasi ruang gerak dari aktifitas individu yang berhubungan

24

Emma Noor Habiebah, ”Coping Religius Terhadap Kecemasan Residen

Ketergantungan Napza,” h. 43.

Page 40: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

28

dengan masalah, dengan tujuan agar individu dapat berkonsentrasi

secara penuh dalam menghadapi suatu sumber stres.

4) Restraint Coping

Adalah suatu latihan untuk mengontrol atau

mengendalikan diri agar dapat mengatasi sumber stres secara

efektif (Strategi coping yang aktif), dalam arti tindakan individu

difokuskan untuk menangani sumber stres secara efektif).

5) Seeking Social Support for Instrumental Reasons

Adalah usaha-usaha yang dilakukana individu untuk

mendapatkan dukungan social dengan cara meminta nasihat,

bantuan, atau informasi dari orang lain, yang dapat membantu

individu dalam menyelesaikan masalah.

b. Jenis-Jenis Coping Terpusat Emosi (Emotional-Focused Coping)

Menurut Lazarus dan Folkman (dalam Neale, 2001) Emotional-

Focused Coping terdiri dari bebrapa jenis, yaitu:

1) Seeking Social Support for Emotional Reasons

Adalah usaha-usaha yang dilakukan untuk mendapat

dukungan social dengan cara meminta dukungan moral, simpati

atau pengertian dari orang lain. Kecendrungan individu untuk

mencari dukungan social untuk alas an-alasan emotional ini dapat

menyebabkan dirinya yang merasa tidak aman karena situasi yang

stressful, kembali merasa aman.

Page 41: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

29

2) Positive Reinterpretation and Growth

Dalam strategi coping ini, individu menilai kembali suatu

situasi yang menimbulkan stress secara lebih positif, yang dapat

mengarahkannya untuk tetap aktif sehingga memungkinkan

dilakukannya tindakan-tindakan coping terpusat masalah.

3) Denial

Adalah menolak kehadiran sumber stres atau bertindak

seakan-akan sumber stres tidak nyata.

4) Acceptance

Merupakan kebalikan dari denial, yaitu suatu perilaku

coping yang penting pada situasi di mana seseorang harus

menerima atau menyesuaikan diri dengan keadaan yang

dialaminya.

5) Turning to Religion

Dalam keadaan stres, individu dapat kembali pada agama,

karena agama dapat mengartikan suatu situasi secara positif.

Agama dapat menjadi suatu sumber dukungan emosional, sebagai

rode dari positive reinterpretation and growth, atau sebagai suatu

teknik dari coping yang aktif dalam mengahadapi sumber stres.

C. Remaja

1. Definisi Remaja

Ada banyak definisi yang dapat diambil untuk memperoleh

pengertian tentang remaja diantaranya :

Page 42: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

30

a. Save M. Dagon, menerangkan bahwa remaja merupakan tahap

pertumbuhan anak menuju dewasa yang terjadi mulai saat puber

sampai usia 17-18 tahun.25

b. WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) sebagaimana yang dikutip oleh

Sarlito Wirawan Sarwono, mendefinisikan bahwa remaja adalah suatu

masa dimana :

1) Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-

tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan

seksualnya.

2) Individu mengalami perkembangan psikologik dan pola

identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa.

3) Terjadi peralihan dari ketergantungan social ekonomi yang penuh

kepada keadaan yang relative lebih madiri. 26

c. M. Alisut Sabri, menerangkan bahwa masa remaja merupakan masa

yang penting dalam rentang kehidupan. Masa ini dikenal sebagai suatu

periode peralihan, suatu masa perubahan usia bermasalah saat di mana

individu mencari identitas usia yang menakutkan masa tidak realistis

dan masa ambang dewasa. 27

Dari beberapa definisi di atas dapat digaris besarkan bahwa remaja adalah

suatu masa transisi, yaitu masa peralihan dari kanak-kanak ke masa

dewasa yang didalamnya mengalami semua perkembangan sebagai

25

Save M Dagun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, (Jakarta : LPKN, 1997), h. 956 26

Sarlino Wirawan Sarwono, Psikologi Remaja, (Jakarta: Rajawali Press, 2000), Cet.

Ke-3, h.6. 27

M. Alisut Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan Anak dan Remaja,

(Jakart: Pedoman Ilmu Jaya, 1997), cet. Ke-2, h. 160.

Page 43: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

31

persiapan memasuki masa dewasa. Remaja adalah masa yang penuh

dengan perubahan-perubahan yang amat cepat menyangkut segi

pertumbuhan dan kejiwaan maupun yang bersifat sosial. Sehingga nampak

adanya perubahan-perubahan itu menyebabkan gejala-gejala kejiwaan dan

perilaku sehari-hari yang kadang-kadang terlihat normal dan kadang-

kadang bernilai menyimpang.

2. Ciri-ciri Umum Remaja28

Seorang remaja berada pada batasan peralihan kehidupan anak

dan dewasa. Tubuhnya kelihatan sudah “dewasa” akan tetapi bila

dilakukan seperti orang dewasa ini gagal menunjukan kedewasaannya.

Pengalaman mengenai alam dewasa masih belum banyak karena itu sering

terlihat pada mereka adanya:

a. Kegelisahan: keadaan yang tidak tenang menguasai diri si remaja.

Mereka mempunyai banyak macam keingginan yang tidak selalu dapat

dipenuhi. Di satu pihak ingin mencari pengalaman, karena diperlukan

untuk menambah pengetahuan dan keluwesan dalam tingkah laku. Di

pihak lain mereka merasa diri belum mampu melakukan berbagai hal.

Mereka ingin tahu segala peristiwa yang terjadi di lingkungan luas,

akan tetapi tidak berani mengambil tindakan untuk mencari

pengalaman dan pengetahuan yang langsung dari sumber-sumbernya.

Akhirnya mereka hanya dikuasai oleh perasaan gelisah karena

keinginan-keinginan yang tidak tersalurkan.

28

Singgih D. Gunarsa, Psikologi Remaja.(Jakarta: PT. BPK Gunung Mulya, 1983), cet.

Ke-5, h. 82.

Page 44: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

32

b. Pertentangan: pertentangan-pertentangan yang terjadi di dalam diri

mereka juga menimbulkan kebingungan baik bagi diri mereka sendiri

maupun orang lain. Pada umumnya timbul perselisihan dan

pertentangan pendapat dan pandangan antara si remaja dengan

orangtua. Selanjutnya pertentangan ini menyebebkan timbulnya

keinginan yang hebat untuk melepaskan diri dari orangtua. Akan tetapi

keinginan untuk melepaskan diri ini ditentang lagi oleh keinginan

memperoleh rasa aman di rumah. Mereka tidak berani mengambil

resiko dari tindakan meninggalkan lingkungan yang aman di antara

keluarganya. Tambahan pula keinginan melepaskan diri secara mutlak

belum disertai kesanggupan untuk berdiri sendiri, tanpa memperoleh

lagi bantuan dari keluarga dalam hal keuangan.

c. Berkeinginan besar mencoba segala hal yang belum diketahuinya.

Mereka ingin mengtahui macam-macam hal melalui usaha-usaha yang

dilakukan dalam berbagai bidang. Mereka ingin mencoba apa yang

dilakukan oleh orang dewasa. Remaja pria mencoba meroko secara

tersembunyi, seolah-olah ingin membuktikan apa yang dilakukan

orang dewasa dapat pula dilakukan oleh si remaja.

d. Keinginan mencoba seringpula diarahkan pada diri sendiri maupun

terhadap orang lain. Keinginan mencoba ini tidak hanya dalam bidang

penggunaan obat-obatan akan tetapi meliputi juga segala hal yang

berhubungan dengan fungsi-fungsi ketubuhannya. Akhirnya

Page 45: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

33

penjelajahan ketubuhan bisa menyebabkan pengalaman dengan akibat

yang tidak selalu menyenangkan, misalnya kehamilan.

e. Keinginan menjelajah ke alam sekitar pada remaja lebih luas. Bukan

hanya lingkungan dekatnya saja yang ingin diselidik, bahkan

lingkungan yang lebih luas lagi. Keingginan menjelajah dan

menyelidik, ini dapat disalurkan dengan baik ke penyelidikan yang

bermanfaat. Keinginan mereka menyelidik tidak selalu berarti

membuang tenaga dengan percuma.

f. Mengkhayal dan berfantasi. Keinginan menjelajah lingkungan tidak

selalu mudah disalurkan. Pada umumnya keinginan menjajah

mengalami pembatasan khususnya dari segi keuangan. Seorang remaja

yang ingin menjelajahi lingkungan alam sekitar, memerlukan biaya

yang tidak sedikit. Khayalan dan fantai pada remaja putera banyak

berkisar mengenai prestasi dan tangga karier. Pada remaja puteri

terlihat lebih banyak sifat perasa sehingga lebih banyak berintikan

romantika hidup. Khayalan dan fantasi tidak selalu bersifat negatif,

kerena di pihak lain dianggap suatu pelarian dari situasi dan suasana

yang tidak memuaskan remaja.

g. Aktifitas kelompok. Antara keinginan yang satu dengan keinginan

yang lain sering timbul tantangan, baik dari keinginan untuk berdiri

sendiri tetapi kenyataannya belum mampu hidup terlepas dari keluarga,

maupun dari keinginan menjelajah alam, menggali misteri yang ada

Page 46: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

34

dalam lingkungan alam tetapi terbatasnya biaya, materi serta

kesanggupan remaja.

3. Klasifikasi Remaja

Selanjutnya sering juga sebagai patokan pengertian remaja dikaitkan

dengan kata “Puber”sebutan puber berasal dari “pubertas” dari bahasa

latin. Pubertas berarti laki-laki yang menunjukkan kedewasaan yang

dilandasi oleh kematangan fisik yakni dari umur 12 tahun sampai 15

tahun, pada masa ini terutama terlihat perubahan-perubahan jasmaniyah

berkaitan dengan proses kematangan jenis kelamin.

Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa

yakni 12 tahun. Mengingat pengertian remaja menunjukkan ke masa

peralihan sampai tercapainya masa dewasa, maka sulit untuk menentukan

batas umurnya. Masa remaja mulai pada saat timbulnya perubahan-

peruabahan berkaitan dengan tanda-tanda kedewasaan fisik yakni pada

umur 11 tahun atau 12 tahun pada wanita dan laki-laki lebih tua sedikit.29

Dari uraian semua definisi yang telah dikemukakan diatas, dapat

disimpulkan bahwa pengertian remaja tidak dapat dipisahkan yaitu masa

remaja merupakan masa transisi (peralihan) dari anak-anak ke masa

dewasa yang mengalami semua perkembangan persiapan memasuki masa

dewasa. Masa yang penuh dengan perubahan-perubahan yang amat cepat

mengangkut segi kebutuhan, kejiwaan maupun bersifat pergaulan,

sehingga nampak adanya perubahan-perubahan itu menyebabkan gejolak-

29

M. Alisut Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan Anak dan Remaja, h.

12.

Page 47: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

35

gejolak kejiwaan yang terefeksikan dalam tingkah laku sehari-hari yang

seringkali terlihat aneh dan sulit dipahami oleh orang dewasa pada

umumnya.

Pada ahli berbeda pendapat mengenai batasan umur kapan seorang

anak dapat dikatakan sudah memasuki usia remaja. Disini akan penulis

kemukakan beberapa para ahli mengenai batasan usia remaja dari sudut

pandang yang berbeda-beda.

a. Dari sudut pandang psikologi, maka “Batasan usia remaja lebih banyak

tergantung kepada keadaan masyarakat di mana remaja itu hidup.

Yang dapat ditentukan dengan pasti adalah permulaannya, yaitu puber

pertama atau mulainya perubahan jasmani dari anak menjadi dewasa

kira-kira umur akhir 12 tahun atau permulaan 13 tahun”30

b. Dari sudut pandang hukum dan perundang-undangan, usia remaja

adalah “Di atas 12 tahun dan di bawah 18 tahun serta belum menikah”.

Artinya apabila terjadi suatu pelanggaran hukum dari seseorang dalam

usia tersebut, maka hukuman baginya tidak sama dengan orang

dewasa. 31

c. Dilihat dari analisa terhadap semua aspek perkembangan dalam usia

remaja, maka “Secara global masa remaja berlangsung antara umur 12

tahun dan 21 tahun, dengan pembagian usia 12-15 tahun, masa remaja

30

Zakiah Darajat, Pembinaan Remaja, (Jakarta: Bulan Bintang, 1976) Cet. Ke-2, h. 10 31

Ibid, h. 36.

Page 48: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

36

awal, usia 15-18 tahun; masa remaja pertengahan, dan usia 18-21

tahun; masa remaja akhir”32

Dari beberapa pendapat mengenai kapan seorang mulai memasuki

usia remaja terdapat kesamaan bahwa seseorang dikatakan sudah

memasuki usia remaja apabila telah mencapai usia 12 tahun, walaupun ada

yang berpendapat bahwa mulainya masa remaja pada umur 11 dan 13

tahun, hal ini dikarenakan mulainya masa remaja ditandai dengan

perubahan-perubahan fisik dan ada beberapa orang yang mengalami

perubahan lambat terhadap fisiknya ada pula yang mengalami perubahan

cepat.

Dalam hal ini dapat penulis simpulkan bahwa batasan usia remaja

adalah usia 12/13 tahun dan 21 tahun dengan pembagian masa remaja

awal: 12/13 sampai 17 tahun dan masa remaja akhir: 17/18 sampai 21

tahun.

4. Faktor yang Mempengaruhi Remaja33

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses perkembangan seorang

individu atau remaja dibagi dalam 2 kelompok utama:

a. Faktor-faktor di dalam diri individu sendiri meliputi: faktor-faktor

endogen yang terdiri dari: komponen hereditas (keturunan) dan faktor

konstitusi.

32

F.J Monks Et. Al, Psikologi Perkembangan: Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya,

(Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1994) Cet. Ke-9, h.203 33

Singgih D. Gunarsa, Psikologi Remaja.(Jakarta: PT. BPK Gunung Mulya, 1983), cet.

Ke-5, h. 35- 41.p

Page 49: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

37

faktor endogen bila ditinjau lebih dalam akan memperlihatkan

hubungan baik indvidu maupun ontologis.

1) Faktor endogen individu: semua sifat, bakat, kemampuan dalam

bentuk potensi, proses perkemangan dan kecepatannya ditentukan oleh

susunan gane (pembawa keturunan).

2) Faktor endogen umum, yang bersifat ontologis individu adalah

faktor kematangan.

b. Faktor-faktor berasal dari luar indivdu yang tercangkup dalam faktor

lingkungan: factor eksogen: terdiri dari berbagai komponen

lingkungan: lingkungan keluarga, lingkungan social, lingkungan

geografis dan fasilitas-fasilitas yang ada dalam lingkungan seperti

makanan dan kesempatan.

Faktor eksogen dapat dibagi dalam beberapa golongan:

1) Lingkungan (environment): lingkungan di sekitar individu yang

turut mempengaruhi proses perkembangan, yaitu:

a) Lingkungan Keluarga

b) Lingkungan Soial

c) Lingkungan Geografis

d) Lingkungan Sekolah

Page 50: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

38

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Desain Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan

kuantitatif. Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data yang berupa

angka, kemudian diolah dan dianalisis untuk mendapatkan suatu informasi

ilmiah dibalik angka-angka tersebut.1

Sedangkan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian survei, yaitu penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi

dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.2

Adapun desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

inferensial (dalam rangka pengujian hipotesis) dan menyandarkan kesimpulan

hasilnya pada suatu probabilitas kesalahan penolakan hipotesis nihil.

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitaian ini dilaksanakan dari bulan September sampai November 2014.

Adapun tempat penelitian yaitu Ar-Rahman Qur’anic Learning Islamic Center

yang beralamat di Jln. Tebet Utara I No. 40 Jakarta Selatan.

Adapun alasan pemilihan lokasi penelitian ini didasarkan atas

pertimbangan sebagai berikut:

1. Ar-Rahman Qur’anic Learning Islamic Center adalah institusi pendidikan

agama yang konsisten dalam melaksanakan kegiatan bimbingan agama

1 Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Data Skunder,

(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), cet. Ke-2, h. 20. 2Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: LP3ES,

1995), cet. Ke-2, h. 3.

Page 51: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

39

pada generasi muda (Remaja) yang dimana generasi muda sebagai Agen of

Change bagi bangsa Indonseia.

2. Peneliti mudah mengakses data yang dibutuhkan.

3. Bagi peneliti lokasi penelitian cukup strategis, mudah dijangkau dan hemat

biaya.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah sekumpulan unsur atau elemen yang menjadi objek

penelitian. Misalnya lembaga, individu, kelompok atau konsep.3 Menurut

Suharsini Arikunto “Apabila subjek kurang dari seratus orang, lebih baik

diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.

Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil 10-15% atau lebih

tergantung setidak-tidaknya dari segi waktu, tenaga dan dana”.4 Adapun

populasi penelitian adalah segenap para remaja yang terlibat langsung

dalam pelaksanaan bimbingan Agama Ustadz Bachtiar Nasir, 100 remaja

di Ar-Rahman Qur’an Learning Islamic Center.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari seluruh individu yang menjadi objek

penelitian.5 Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel acak

sederhana (sampel random sampling), yaitu teknik pengambilan sampel

3 Manase Malo, dkk., Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: Universitas Terbuka, 1997),

h. 149. 4 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 1996),

h. 107. 5 Madaris, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003),

h. 55.

Page 52: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

40

yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan stara yang ada dalam

populasi tersebut.6

Dari berbagi rumus yang ada, terdapat sebuah rumus yang bias

digunakan untuk menentukan besaran sampel yaitu rumus Slovin, rumus

dari Yamane Taro.7

n =

Keterangan: n =Jumlah sampel yang dicari

N =Jumlah Populasi

d =Nilai presisi (10%)

Berdasarkan rumus di atas, kemudian diperoleh jumlah sampel

sebagai berikut:

n =

jika jumlah populasi diatas dihitung dengan rumus tersebut, maka

jumlah sampel yang diteliti sebanyak 50 orang.

D. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti mencari pengaruh bimbingan agama ustadz

Bachtiar Nasir terhadap kemampuan coping remaja di Ar-Rahman Qur’anic

Learning Islamic Center sebagai berikut:

6 Nanang Martono, Metode penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Analisis Data Skunder,

(Jakarta: PT RajaGrafindo Prasada), cet. Ke-2, h. 75 7 Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan

Aplikasinya, (Jakarta: PT Raja Grafindo Perseda, 2006), h. 137.

Page 53: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

41

1. Variabel independen (variabel X): Bimbingan Agama Ustadz Bachtiar

Nasir.

2. Variabel dependen (variabel Y): Kemampuan Coping Remaja di Ar-

Rahman Qur’anic Learning Islamic Center.

E. Hipotesis Penelitian

Untuk melakukan uji hipotesis, ada beberapa ketentuan yang perlu

diperhatikan yaitu merumuskan hipotesis nol (Ho) dan harus disertai pula

dengan hipotesis alternative (Ha).8 Hipotesis ini dapat dirumuskan pertanyaan

yaitu sebagai berikut:

Ho : βo = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara bimbingan

agama ustadz Bachtiar Nasir terhadap kemampuan coping

remaja.

Ha : βo ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara bimbingan agama

ustadz Bachtiar Nasir terhadap kemampuan coping remaja.

F. Definisi Oprasional dan Indikator Penelitian

Definisi oprasional adalah sebuah konsep yang mempunyai variasi nilai

yang diterapkan dalam suatu penelitian dan sangat erat kaitannya dengan

indikator. Berikut ini adalah variabel-variabel yang akan diteliti, yaitu:

8 Singgih Santosa, SPSS: Mengola Data Statistik Secara Profesional, (Jakarta: PPM,

2002), cet. Ke-2, h. 22-23.

Page 54: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

42

Tabel 1

Definisi Operasional dan Indikator Variabel Penelitian

Variabel Teori Definisi Oprasional Indicator

Pengaruh

Bimbingan

Agama

Ustadz

Bachtiar

Nasir (X)

Teori Djumhur

dan Moh. Surya

Bimbingan adalah

suatu pemberian

bantuan yang

terus - menerus,

sistematis kepada

individu atau

kelompok dalam

memecahkan

masalah yang

dihadapinya, agar

tercapai

kemampuan

untuk memahami

diri sendiri (self

understanding),

kemampuan

untuk menerina

diri sendiri (self

acceptance),

kemampuan

untuk

merealisasikan

diri sendiri (self

realization),

sesuai dengan

potensi atau

kemampuan

dalam mencapai

penyesuaiaan diri

dengan

lingkungannya,

baik lingkungan

keluarga maupun

masyarakat.

Teori Auntur

Rahim Fahmi

Bimbingan

Agama adalah

proses pemberian

bantuan terhadap

Bimbingan Agama

adalah proses pemberian

bantuan yang diberikan

oleh pembimbing kepada

terbimbing, secara terus

menerus, sistematis dan

menyentuh aspek

kognitif, afektif dan

psikomotorik dalam

memecahkan masalah

yang dihadapi, agar

tercapai kemampuan

untuk memahami diri

sendiri (self

understanding),

kemampuan untuk

menerina diri sendiri

(self acceptance),

kemampuan untuk

merealisasikan diri

sendiri (self realization),

kemampuan untuk hidup

selaras dengan ketentuan

dan petunjuk Allah

sesuai dengan potensi

dalam mencapai

penyesuain diri dengan

lingkungannya, baik

lingkungan keluarga

maupun masyarakat,

sehingga tercapainya

kebahagiaan di dunia

dan di akhirat.

1.Mengetahui

Remaja mengetahui tujuan

dari proses bimbingan

Agama di Ar-Rahman

Qur’anic Learning Islamic

Center

2.Memahami

Remaja memahami apa

yang disampaikan

pembimbing dalam

bimbingan Agama di Ar-

Rahman Qur’anic

Learning Islamic Center

3. Merasakan

Remaja merasakan adanya

manfaat dari proses

bimbingan Agama di Ar-

Rahman Qur’anic

Learning Islamic Center

4.Menyukai

Remaja menyukai proses

bimbingan Agama di Ar-

Rahman Qur’anic

Learning Islamic Center

5.Menerima

Remaja menerima apa

yang disampaikan

pembimbing dalam

bimbingan Agama di Ar-

Rahman Qur’anic

Learning Islamic Center

6.Memperhatikan

Remaja memperhatikan

apa yang disampaikan

pembimbing dalam

bimbingan Agama di

Ar-Rahman Qur’anic

Learning Islamic Center

7.Menilai

Remaja menilai setiap apa

yang disampaikan

pembimbing dalam

Page 55: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

43

Variabel Teori Definisi Oprasional Indicator

individu atau

kelompok agar

mampu hidup

selaras dengan

ketentuan dan

petunjuk Allah,

sehingga dapat

mencapai

kebahagiaan

hidup di dunia

dan akhirat.

bimbingan Agama di Ar-

Rahman Qur’anic

Learning Islamic Center

8.Menanggapi/ respek

Remaja respek terhadap

proses bimbingan Agama

di Ar-Rahman Qur’anic

Learning Islamic Center

9. Merubah

Remaja merubah sikapnya

menjadi lebih baik setelah

merasakan proses

bimbingan Agama di Ar-

Rahman Qur’anic

Learning Islamic Center

10. Mengimplemantasikan

Remaja

mengimplementasikan

setiap ilmu yang di dapat

dalam proses bimbingan

Agama di Ar-Rahman

Qur’anic Learning Islamic

Center

Kemampuan

Coping

Remaja di

Ar-Rahman

Qur’anic

Learning

Islamic

Center

Teori Lazarus dan

Folkman

Coping adalah

suatu proses

dimana individu

mencoba untuk

mengelola jarak

yang ada antara

tuntunan-

tuntunan (baik itu

tuntunan yang

berasal dari

individu maupun

tuntunan yang

berasal dari

lingkungan)

dengan sumber

daya yang mereka

gunakan dalam

mengahadapi

situasi stressful.

Coping memliki 2

Kemampuan coping

ialah suatu potensi yang

dimiliki individu dalam

mengatasi berbagai

tuntunan yang ada, untuk

mengurangi tekanan dan

sifatnya dinamis.

Coping memliki 2 jenis,

yaitu:

a. Problem Focused

Coping (Coping

terpusat pada

masalah)

1. Active coping

2. Planning

3. Suppression of

Competing

Activities

4. Restraint Coping

5. Instrumental

Support

b. Emotion Focused

1. Active coping

-Mampu menceritakan

masalah pada orang lain

-Mampu menenangkan

emosi dalam diri sendiri

-berusaha menjalani

hidup seperti sebelum

ada masalah dan bias

berkomunikasi baik

dengan lingkungan

sekitar

2. Planning

-membuat rencana

penangganan masalah

-berani meminta saran

dan arahan dari orang

lain

-berusaha selalu

membangun komunikasi

baik dengan lingkungan

sekitar

-berusaha memeperluas

wawasan dan

Page 56: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

44

Variabel Teori Definisi Oprasioanal Indicator

jenis, yaitu:

a. Problem

Focused

Coping

b. Emotion

Focused

Coping

terpusat pada emosi)

1. Emotional

Support

2. Acceptence

3. Positiv

Reinteroretation

and Growht

4. Denial

5. Turning and

Religion

pengalaman sebagai

upaya untuk

meningkatkan

kemampuan dalam

menyelesaikan masalah

3. Suppression of Competing

Activities

-berusaha focus pada

masalah yang dihadapi

-membatasi kegiatan

yang bias menimbulkan

masalah baru

-berusaha mendapatkan

informasi yang berkaitan

dengan masalah yang

dialami

-berusaha berbagi dengan

teman atau orang lain

yang memiliki masalah

yang sama.

4. Restraint Coping

-menahan diri untuk

putus asa

-berusaha tidak

menyalahkan orang lain

-mampu mengontrol

kondisi emotional

5. Instrumental Support

-mengatasi masalah

dengan mencari bantuan,

nasehat atau informasi

6. Emotional Support

-mengatasi strees dengan

mencari dukungan moral,

simpati, emotional

7. Acceptence

-menerima kenyataan

dari situasi tersebut

8. Positive Reinteroretation

and Growht

-menyadari sisi positif

kesulitan menyelesaikan

masalah

-mengembangkan rasa

simpati

-menjadi lebih aktif

untuk mengembangkan

Page 57: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

45

Variabel Teori Definisi Oprasional Indikator

kemampuan diri baik

dalam segi fisik ataupun

psikis.

9. Denial

-menolak kenyataan dari

situasi yang terjadi

10. Turning and Religion

-sikap individu untuk

menyelesaikan masalah

dengan keagamaan

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

angket. Angket ialah alat pengumpulan data dalam bentuk pertanyaan, dengan

cara menyerahkan atau mengirim daftar pertanyaan untuk diisi sendiri oleh

responden.9 Angket yang digunakan adalah angket tertutup, dengan alternatif

jawaban telah tersedia oleh penulis dengan skala Likert. Angket ini diajukan

dengan pernyataan mengenai pengaruh bimbingan agama ustadz Bachtiar

Nasir terhadap kemampuan coping remaja di Ar-Rahman Qur’anic Learning

Islamic Center.

Penelitian ini juga menggunakan teknik observasi dan dokumentasi.

Observasi ialah pengamatan dengan menggunakan indera penglihatan tetapi

tidak mengajukan pertanyaan.10

Penulis mengobservasi langsung kegiatan

bimbingan Agama di Ar-Rahman Qur’anic Learning Islamic Center.

Dokumentasi adalah Hal ini dilakukan dengan cara mengumpulkan catatan-

9 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana, 2005), cet.

Ket-4, h.133. 10

Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik penelitian Bidang

Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), cet. Ke-

8, h. 69.

Page 58: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

46

catatan tertulis yang dapat menunjang pembahansan yang diperoleh dari

sumber utama mulai dari literatur-literatur yang berupa buku bacaan serta

dokumen lain yang menjelaskan kerangka teoritis dan sumber lain yang

berkaitan dengan judul skripsi.

H. Uji Instrumen

1. Uji Validitas

Validitas menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur itu

mengukur apa yang ingin diukur. Suatu instrumen yang valid akan

memiliki validitas yang tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid

berarti validitasnya rendah.

Jika instrumen itu valid, maka kriteria yang digunakan batas

minimum suatu instrumen atau angket atau bahan tes yang dinyatakan

valid, atau yang dianggap memenuhi syarat koefisien dengan n= 50 taraf

kesalahan 5% diperoleh 0.301 dan taraf kesalahan 1% = 0.389.11

2. Uji Realibilitas

Uji reabilitas merupakan pengujian yang mengajukan sejauhmana

alat ukur dipercaya atau dapat diandalkan. Instrument dikatakan reliabel

apabila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Suatu

kuisioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap

pertanyaan adalah konsisten meskipun diuji berkali-kali.

Jika hasil dari cronbach alpha > 0.60 maka data tersebut mempunyai

kehandalan yang tinggi.12

11

Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2011), cet. Ke-18, h. 373. 12

Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariant Dengan Program SPPS, (Semarang: BP,

UNDIP, 2003),h. 41-42.

Page 59: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

47

Peneliti menggunakan teknik Internal Consistency yang dilakukan

dengan cara mengukur instrument sekali saja, kemundian data yang

diproleh dianalisis dengan teknik tertentu. Hasil analisis dapat digunakan

untuk memprediksi rebilitas instrumen. Dalam uji reabilitas ini, peneliti

menggunakan realibility Analysis dengan metode Cronbach’s Alpha

dengan bantuan perangkat lunak SPSS 17.0 for Windows.

Adapun blue print untuk skala Bimbingan Agama Ustadz Bachtiar

Nasir sebelum dilakukan uji coba valisditas instrument terlihat pada tabel

2 sebagai berikut:

Tabel 2

Blue Print Skala bimbingan Agama Ustadz Bachtiar Nasir

No Dimensi Pengaruh Bimbingan

Agama

Favorable Unfavorable Jumlah

1 Afektif 1,2,3 4,5,6 6

2 Kognitif 7,8,9,10,11,

12,13,14,15,

16

17,18,19,20,2

1,22,23,24,25,

19

3 Psikomotorik 26,27,28 29,30 5

Jumlah 30

Selanjutnya setelah dilakukan uji validitas dengan teknik Product

moment pada skala Bimbingan Agama sebanyak 50 responden, dari 30 item

butir pertanyaan yang diuji cobakan terdapat 8 item butir pertanyaan yang

tidak valid. Banyaknya item yang gugur/tidak valid ini dikarenakan

pertanyaan yang kurang jelas atau kurang dipahami oleh responden.

Sehingga item yang valid atau yang dapat digunakan untuk penelitian

selanjutnya adalah sebanyak 22 butir pertanyaan seperti terlihat pada blue

Page 60: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

48

print Tabel 3. Blue Print Skala bimbingan Agama Ustadz Bachtiar Nasir

(Setelah Validasi Instrument).

Tabel 3

Blue Print Skala

bimbingan Agama Ustadz Bachtiar Nasir (Setelah Validasi Instrument)

No Dimensi Pengaruh Bimbingan

Agama

Favorable Unfavorable Jumlah

1 Afektif 1,2 2

2 Kognitif 3,4,5,6,7,8.9

,10

11,12,13,14,1

5,16,17,18,19

17

3 Psikomotorik 20,21 22 3

Jumlah 22

Adapun blue print untuk skala kemampuan coping remaja sebelum

dilakukan uji coba valisditas instrument terlihat pada tabel 4 sebagai

berikut:

Tabel 4

Blue Print Skala Kemampuan Coping Remaja

No Dimensi Kemampuan Coping favorable Unfavorable Jumlah

1 Problem Focused Coping 1,2,3,4,5,6,7

,8,9,10,11,1

2,13,14,15,1

6,17,18,19,2

0,21,

22,23,24 24

2 Emotional Focused coping 25,26,29,30,

31,32,38,39

27,28,34,35,3

6,37,40,41,42,

43,44

20

Jumlah 44

Selanjutnya setelah dilakukan uji validitas dengan teknik Product

moment pada skala Kemampuan Coping sebanyak 50 responden, dari 44

item butir pertanyaan yang diujicobakan terdapat 30 item butir pertanyaan

yang tidak valid. Banyaknya item yang gugur/tidak valid ini dikarenakan

pertanyaan yang kurang jelas atau kurang dipahami oleh responden.

Page 61: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

49

Sehingga item yang valid atau yang dapat digunakanuntuk penelitian

selanjutnya adalah sebanyak 14 butir pertanyaan seperti terlihat pada blue

print Tabel 5. Blue Print Skala Kemampuan Coping Remaja (Setelah

Validasi Instrument).

Tabel 5

Blue Print

Skala Kemampuan Coping Remaja (Setelah Validasi Instrumen)

No Dimensi Kemampuan coping Favorable unfavorable jumlah

1 Problem Focused Coping 1,2,3,4,5,6,7

,8,9

10 10

2 Emotional Focused coping 11,12,13,14 4

Jumlah 14

I. Teknik Analisi Data

Analisis data merupakan proses penyederhanaan data ke bentuk yang lebih

mudah dibaca dan diinterpretasikan. Dalam menganalisis data ini, peneliti

menggunakan metode analisis kauntitaif guna untuk mengetahui pengaruh

bimbingan agama ustadz Bachtiar Nasir terhadap kemampuan coping remaja

di Ar-Rahman Qur’an Learning Islamic Center dilakukan dengan sekala

Likert.

Tabel 6

Skala Likert

Sangat Setuju

(SS)

Setuju

(S)

Cukup

Setuju

(CS)

Tidak

Setuju

(TS)

Sangat Tidak

Setuju (STS

1 2 3 4 5

Page 62: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

50

Selanjutnya data yang diperoleh dengan menggunakan kuesioner, dimana

hasil analisisnya akan dipersentasikan dalam tabel. Keuntungan dan

penggunaan sekala Likert dari tingkatan kepentingan dan tingkat

keterlaksanaan yaitu adanya skor (valibility of score) sebagai akibat pengguna

sekala 1-5 dengan dimensi. Dari segi pendapatan statistik, skala dengan lima

tingkatan (1-5) lebih tinggi keandalan dibandingkan dengan dua tingkatan

yaitu “Ya” atau “Tidak”.

Kemudian data yang diproleh dengan menggunakan kuesioner, dimana

hasil analisisnya dipresentasikan dalam tabel dianalisis berdasarka variable

bimbingan Agama Ustadz Bachtiar Nasir dan pengaruhnya terhadap

kemampuan coping remaja di Ar-Rahman Qur’anic Learning Islamic Center.

Untuk menguji seberapa besar pengaruh terhadap kemmpuan coping remaja di

Ar-Rahman Qur’anic Learning Islamic Center dapat dianalisis dengan cara

sebagai berikut:

1. Uji Regresi Linear Sederhana

Regresi linear saderhana digunakan untuk mengetahui berapa besar

pengaruhnya terhadap kemampuan coping remaja di Ar-Rahman Qur’an

Learning Islamic Center. Regresi sederhana didasarkan pada hubungan

fungsional ataupun kausal satu variable independen dengan satu variable

dependen. Persamaan regersi linear sederhana adalah:13

13

Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2011), cet. Ke-18, h. 261.

Page 63: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

51

Keterangan:

Y = Variable Dependen (kemampuan coping remaja)

= Intersep (titik potong regresi dengan sumbu Y)

= Koefisien arah regrasi linear dan menyatakan perubahan rata-

rata

= Variabel Independen (pengaruh bimbingan Agama Ustadz

Bachtiar Nasir)

2. Uji Koefisien Korelasi

Uji koefisien ini berfungsi untuk melihat hubungan antara variable

bimbingan agama ustadz Bachtiar Nasir tehadap variebel kemampuan

coping remaja. Setelah data diklasifikasikan, kemudian diadakan analisa

data. Dengan penelaahan hubungan antara variabel-variabel pada situasi

atau kelompok subjek yang dilakukan untuk melihat hubungan antara

fenomena atau hubungan suatu variabel dengan variabel lain. Perumusan

masalah untuk regresi liniar sederhana (X,Y) yaitu: adakah hubungan yang

signifikan antara variabel X dengan variabel Y?

Sebelum mengetahui seberapa besar koefisien determinasi perlu

menghitung koefisien korelasinya terlebih dahulu dengan menggunakan

rumus sebagai berikut:14

√∑

Dimana :

14

Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2011), cet. Ke-18, h. 228.

Page 64: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

52

= korelasi antara variabel X dengan variabel Y

= selisih nilai X dengan rata-rata variabel X

= selisih nilai X dengan rata-rata variabel Y

Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien

korelasi yang ditemukan tersebut besar atau kecil, maka dapat berpedoman

pada ketentuan yang tertera pada tabel 3 sebagai berikut:15

Tabel 7. interpretasi terhadap koefisien korelasi

Interval koefisien Tingkat hubungan

0,00-0,199

0,20-0,399

0,40-0,599

0,60-0,799

0,80-1,000

Sangat rendah

Rendah

Sedang

Kuat

Sangat kuat

3. Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui seberapa besar

kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen, dalam

output spss 20,0 koefisien determinasi terletak pada tabel model summary

dan tertulis r square.

Nilai R square diketehui baik jika di atas 0,5 karena nilai R square

berkisar antara 0-1. Pada umumnya sample dengan data deret waktu (time

series) memilih R square maupun adjust R square dikatakan cukup tinggi

dengan nilai diatas 0,5.16

4. Uji T-test (parsial)

t-test bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-

masing variabel independen secara individual (parsial) tehadap variabel

15

Ibid., h. 231. 16

Siggih Santotsa, SPSS: Mengelola Data Statistik Secara Profesional, (Jakarta: PT. Elex

Media Komputindo, 1999), h. 50-51.

Page 65: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

53

dependen.17

Adapun nilai-nilai taraf signifikasinya sebesar α = 1% sampai

dengan 10%.

Untuk melakukan uji hipotesis ada beberapa ketentuan yang perlu

diperhatikan yaitu merumuskan hipotesis nol dan harus disertai pula

dengan hipotesis alternatif yaitu sebagai berikut:

a. tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara bimbingan

Agama ustadz Bachtiar Nasir terhadap kemampuan coping remaja di

Ar-Rahman Qur’anic Learning Islamic Center.

b. Terdapat pengaruh yang signifikan antara bimbingan

Agama ustadz Bachtiar Nasir terhadap kemampuan coping remaja di

Ar-Rahman Qur’anic Learning Islamic Center .

17

Ibid., h.54.

Page 66: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

54

BAB IV

GAMBARAN UMUM

A. Profil Ustadz Bachtiar Nasir, LC

Nama : Bachtiar Nasir

Tempat, tanggal & lahir : Jakarta, 26 Juni 1967

Pendidikan : Pondok Moderen Gontor Ponorogo.

Pondok Pesanteren Daarul Huffadz Bone Sulawesi

Selatan.

Madinah Islamic University, Arab Saudi.

Nama Istri : dr. Amelia Hidayati SpM

Organisasi : Sekjen majelis Intelektual dan Ulama Muda

Indonesia (MIUMI).

Pengurus Pusat Majelis Ulama Muda Indonesia

(MUI).

Anggota Pengurus Pusat Muhammadiyah,

Ketua Alumni Saudi Arabia se-Indonesia, Ketua

Alumni Madinah Islamic University se-Indonesia,

Pemimpin Ar-Rahman Qur’anic Learning Islamic

Center dan Pemimpin Pesantren Ar-Rahman

Qur’anic College.

Weset :http://ustadzbachtiar.wordpress.com

http://www.aqlislamiccenter.com.

Email : [email protected]

Page 67: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

55

Facebook :[email protected]

https://www.facebook.com/bachtiarnasir

Twitter : https://twitter.com/bachtiarnasir.

Acara TV yang diisi : Trans7 dalam acara Tadabbur Al-Qur’an

TVone dalam acara Damai Indonesia ku

B. Sejarah Ar-Rahman Qur’anic Learning Center

AQL (Ar-Rahman Qur’anic Learning Center) yang berdiri pada 1

Muharam 1429 H (29 Desember 2008) adalah sebuah lembaga yang memiliki

gerakan “islah”/perbaikan dan “Tajdid”/pembaharuan, bergerak dibidang

Dakwah, Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Kaderisasi yang bersemangat untuk

mengembalikan masyarakat umum kepada Al-Qur’an.1

Melihat kebanyakan Islamic Center selalu diidentikkan dengan gedung

yang megah. Tapi kehadiran Ar Rahman Qur’anic Learning (AQL) Islamic

Center yang dipimpin Ustadz Bachtiar Nasir ini justru jauh dari kesan megah.

Sejak awal didirikan, Islamic Center yang berlokasi di Jl. Tebet Utara I No.

40, Jakarta Selatan, lebih mengutamakan program.

Ar Rahman Qur’anic Learning (AQL) Islamic Center diresmikan. Dalam

peresmian tersebut juga ditandai dengan diluncurkannya Gerakan “Indonesia

Menulis Al Qur'an” melalui MushafQu. “AQL Islamic Center bermula dari

program, bukan bangun gedung dulu baru program,” kata Ustadz Bachtiar

Nasir, LC.

1 Ar-Rahman Qur’anic Learning Center (AQL), Bekerja Untuk Islam, Jakarta. h. 3.

Page 68: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

56

AQL pang semula bermarkas di Karang Asem, kawasan Kuningan-Jakarta

Selatan, kini berkembang menjadi (AQL) Islamic Center dengan membawa

peradaban Al Qur’an.

Dalam empat tahun perjalanannya, dengan program GentaQu dan

QakafQu, telah berkembang komunitas yang berada di beberapa kota besar

seperti Padang, Jakarta, Bandung, Purwokerto, Yogjakarta, Surabaya,

Denpasar, Makasar, Sumbawa, hingga Irian Jaya (meliputi Manokwari,

Sorong, Raja Ampat dan Fakfak).

Ar Rahman Qur’anic Learning (AQL) Islamic Center adalah sebuah

lembaga yang bergerak di bidang dakwah, pendidikan, kaderisasi, sosial,

ekonomi & kewirausahaan yang bersemangat untuk mengembalikan

masyarakat umum kepada Al Qur’an. Melihat misi dakwahnya, AQL

berupaya memberantas buta makna Al Qur’an, Berqur’an tak sekedar ritual

tapi juga fungsional, Membentuk pribadi-pribadi berkarakter Al Qur’an, dan

Mencari Kejayaan akhirat, bukan membangu kerajaan di dunia.

“AQL bersemangat dalam memfasilitasi umat untuk mentadabburi Al

Qur’an. Dengan tadabbur, diharapkan umat dapat ber-qur’an secara

fungsional. Sehingga terbentuklah pribadi-pribadi berkarakter Al Qur’an yang

siap membangun peradaban Islam berdasarkan sistem Al Qur’an,” ujar Ustadz

Bachtiar.

C. Visi dan Misi2

1. Visi

Membangun peradaban dengan Al-Qur’an

2 Ar-Rahman Qur’anic Learning Center (AQL), Bekerja Untuk Islam, h. 5.

Page 69: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

57

2. Misi

a. Mencari dan menebarkan rahmat terbesar Allah yaitu rahmat Al-

Qur’an.

b. Memberantas buta makna Al-Qur’an

c. Mengamalkan Al-Qur’an secara fungsional setelah memperindah ritual

Al-Qur’an

d. Membumikan konsep tadabbur Al-Qur’an

e. Membentuk pribadi-pribadi berkarakter Al-Qur’an

f. Mencari kejayaan akhirat bukan membangun kerajaan di dunia

D. Asas, Prinsip &Target Utama

1. Asas

a. Loyalitas kepada Islam dalam sesama mukmin (Wala)

b. Berlepas diri dari kafir dan kekufuran (Baro)

c. Cinta dan benci karena Allah dan Rasul-Nya

d. Memberi manfaat sebesar-besarnya kepada umat

2. Prinsip

a. Gerakan kami adalah gerakan “islah” / perbaikan dan “tajdid”

/pembahruan “tathwir”/ pengembangan dan pembangunan.

b. BerQur’an yang fungsional setelah memperindah berQur’an yang

ritual

c. Membangun peradaban dengan Al-Qur’an melalui gerakan

pemberantasan buta makna Al-Qur’an

d. Seluruh aset lembaga adalah wakaf milik umat Islam dunia.

3. Target Utama

Page 70: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

58

a. Insight/Pencerahan, mencerahkan umat manusia agar sadar/ aware dan

merasa perlu /need kepada Al-Qur’an.

b. Mindset/Cara pandang, mewarnai cara pandang umat terhadap Al-

Quran agar secara proposional memandang Al-Qur’an seperti Allah

memberikan nama pada Al-Qur’an.

c. Attitude/sikap mental, membangun attitude/sikap mental umat dalam

menyikapi Al-Qur’an agar secara proporsional berinteraksi dengan Al-

Qur’an sesuai dengan karakteristiknya yang Allah jelaskan dalam Al-

Qur’an.

d. Behavior/ Perilaku, membentuk perilaku umat agar menunjukan

kesungguhan iman mereka terhadap Al-Qur’an, melalui;

kebiasaan/habit, ketergantungan/addict dan perasaan terancam jika

mengabaikannya.

E. Divisi-Divisi

1. Divisi Dakwah

Bidang yang menginisiasi dan merancang kegiatan untuk

menunjang kegitan Dakwah Ar–Rahman Qur’anic Learning Islamic

Center secara berkesinambungan.

a. Gerakan Nasional Tadabbur A-Qur’an (GeNtaQu)

b. Wakaf Qur’an Untuk Indonesia (WakafQu)

c. Majelis Tadabbur Qur’an (MataQu)

d. Indonesia Menulis Qur’an (ImanQu)

e. Majelis Tadabbur Asmaul Husna

f. Dewan Kemakmuran Masjid Ar-Rahman

Page 71: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

59

g. Lembaga Amil Zakat Ar-Rahman

2. Divisi Pendidikan

Bidang yang menginisiasi dan merencang kegiatan untuk menunjang

kegitan Dakwah Ar–Rahman Qur’anic Learning Islamic Center

secara berkesinambungan.

a. AQC (Ar-Rahman Qur’anic college) / Pesantren tahfidzh Al-Quran

b. APWA (Ar-Rahman Pre Wedding Academy)

c. Madrasah Al-Qur’an Sabilia

d. Islamic Way

e. Konsultan Kewarisan Islam (Ar-Rahman Islamic Inheritance

Consultant)

f. Pesantren Ar-Rahman Ibnu Sabil

g. Pasca Sarjana

3. Divisi Sosial

Bidang yang menginisiasi dan merencang kegiatan untuk

menunjang kegitan Dakwah Ar–Rahman Qur’anic Learning Islamic

Center secara berkesinambungan.

a. AQL Tanggap Bencana

b. SoA (Spirit o Aqsa)

c. Kesehatan

4. Divisi Ekonomi & Kewirausahaan

Page 72: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

60

Bidang yang menginisiasi dan merencang kegiatan untuk

menunjang kegitan Dakwah Ar–Rahman Qur’anic Learning Islamic

Center secara berkesinambungan.

a. Safari Qur’ani (SafariQu)

b. Maida Resto

c. Koperasi Ar-Rahman

d. Ar-Rahman Dakwah Corner (ADC)

e. Five Radio

f. AQL TV

4. Divisi Kaderisasi

Bidang yang menginisiasi dan merencang kegiatan untuk

menunjang kegitan Dakwah Ar–Rahman Qur’anic Learning Islamic

Center secara berkesinambungan.

a. Q-Gen (Qur’anic Generation)

b. YI-Lead (Yaoung Islamic Leader)

c. Forum Kader AQL Islamic Center

d. Tim Pengajar Al-Qur’an (UstadzQu)

e. Ummahatul Mukminin Indonesia (UMI)

f. Khalifa Club

5. Divisi Wakaf & Aset Lembaga

Bidang yang menginisiasi dan merencang kegiatan untuk

menunjang kegitan Dakwah Ar–Rahman Qur’anic Learning Islamic

Center secara berkesinambungan.

a. Wakaf

Page 73: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

61

b. Asset lembaga

c. Perpustakaan

Page 74: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

60

BAB V

TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A. Pelaksanaan Bimbingan Agama Ustadz Bachtiar Nasir di Ar-Rahman

Qur’anic Learning Islamic Center

1. Pembimbing

Ustadz Bachtiar Nasir lahir di Jakarta, 26 Juni 1967. Sapaan akrab

beliau yaitu abi Bachtiar. Beliau pernah menempuh pendidikan di Pondok

Moderen Gontor Ponorogo, Pondok Pesanteren Daarul Huffadz Bone

Sulawesi Selatan kemudian dilanjutkan keperguruan tinggi di Madinah

Islamic University, Arab Saudi. Beliau memiliki istri yang bernama dr.

Amelia Hidayati SpM dan 3 putra.

Beliau aktif dalam berbagai organisasi, yaitu beliau aktif sebagai

Sekjen majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) tahun

2010 sampai sekarang, Pengurus Pusat Majelis Ulama Muda Indonesia

(MUI), Anggota Pengurus Pusat Muhammadiyah, Ketua Alumni Saudi

Arabia se-Indonesia, Ketua Alumni Madinah Islamic University se-

Indonesia, Pemimpin Ar-Rahman Qur’anic Learning Islamic Center dan

Pemimpin Pesantren Ar-Rahman Qur’anic College.

Beliau aktif dalam berbagai media webset beliau, yaitu Webset

http://ustadzbachtiar.wordpress.com,http://www.aqlislamiccenter.com.

Beliaupun memiliki alamat email, facebook, twitter, yaitu

[email protected], https://www.facebook.com/bachtiarnasir

https://twitter.com/bachtiarnasir.

Page 75: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

61

Kegiatan Bimbingan Agama beliau bertujuan untuk menambah

keta’atan mad’u kepada Allah SWT dengan mentadabburkan ayat-

ayatNya. Selain kegiatan rutin kelas tadabbur kamis malam, Ustadz

Bachtiar Nasir menyelenggarakaan:

a. Majelis Tadabbur Qur’an PI di Masjir Raya Pondok Indah diadakan

setaip hari selasa, pukul 09.30 – 11.30 WIB.

b. Kelas tadabbur kamis pagi di AQL Islamic Center setiap hari kamis

pukul Kelas Tadabbur Kamis Pagi pukul 10.00 – 12.00 WIB.

c. Tadabbur Asma’ul Husna di Masjid Baitul Ihsan-BI setiap pecan ke-3,

pada pukul 08.30 – 11.30 WIB.

Ustaz Bachtiar ini memiliki kata-kata mutiara, yaitu: “Manusia paling

berkualitas adalah yang mempelajari Al-Qur’an dan mengamalkan serta

mengajarkannya pada orang lain”.

2. Terbimbing

Terbimbing adalah manusia yang menjadi sasaran bimbingan Agama

atau manusia penerima dakwah, baik sebagai individu maupun kelompok.

Sasaran dalam bimbingan Agama Ustadz Bachtiar Nasir di Ar-Rahman

Qur’anic Learning Islamic Center yaitu terbuka untuk semua kalangan,

namum mayoritas yang mengikuti bimbingan Agama yaitu para remaja

akhir dan orang-orang dewasa. Sasaran bimbingan agama sejumlah 100

orang.

3. Materi Bimbingan Agama

Materi yang disampaikan Ustadz Bachtiar Nasir yaitu dengan

konsep tadabbur al-Qur’an (Al-Baqorah – An-Naas) yang dikaji setiap

Page 76: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

62

satu minggu sekali dua ayat secara Tematik. Materi yang disampaikan

dalam Tadabur Qur’an ini mencangkup Tahsin, Tahfidz, Asbabun Nuzul

Ayat yang dikaji dan mengkaitkan kepada kisah nyata atau orang-orang

terdahulu.

Materi yang disampaikan ustadz Bachtiar Nasir, Mencangkup:

a. Aqidah: ialah iman atau keyakinan, kepercayaan, sumbernya adalah

al-Quran.

b. Ibadah: Menurut bahasa ibadah berarti patuh, tunduk. Ubudiya

artinya tunduk dan merendahkan diri.

c. Akhlak: ialah suatu keadaan yang melekat pada jiwa manusia, yang

lahir perbuatan-perbuatan dengan mudah, tanpa melalui proses

pemikiran, pertimbangan atau penelitian. Jika keadaan (hal) tersebut

melahirkan perbuatan yang baik dan terpuji menurut pandangan akal

dan syarak (hukum Islam) disebut akhlak yang baik, sedangkan jika

perbuatan-perbuatan yang timbul itu tidak baik dinamakan akhlak

yang buruk.

4. Metode Bimbingan Agama

Metode yang digunakan dalam kegitan bimbingan Agama Ustadz

Bachtiar Nasir di Ar-Rahman Qur’anic Learning Islamic Center adalah

metode ceramah dengan materi yaitu mencerminkan serangkaian kaidah

dan nilai-nilai yang berintikan kepada keimanan dan ketaqwaan kepada

Allah SWT, serta implikasi dalam kehidupan sehari-hari.

Bimbingan Agama yang dilakukan Ustadz Bachtiar Nasir diberi

nama “Kelas tadabur kamis malam” yang dilaksanakan oleh pengurus

Page 77: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

63

kelas tadabur kamis malam setiap hari Kamis pukul 19.30 – 22.00 WIB di

Ar-Rahman Qur’anic Learning Islamic Center.

Kegitan ini dimulai dengan Shalat Magrib bersama, kemudian

dilanjutkan dengan belajar Tahsin untuk menunggu waktu shalat Isya,

ba’da Isya dimulai materi Tadabur Qur’an dan ditutup dengan pembacaan

do’a.

5. Media Bimbingan Agama

Media Bimbingan Agama adalah alat yang digunakan untuk

menyampaikan materi bimbingan. Media yang digunakan dalam

bimbingan Agama Ustadz Bachtiar Nasir adalah infocus, laptop, Striming,

AQL TV dan masih banyak lainnya. Materi yang disampaikan bukan

hanya sebatas disyiarkan di Ar-Rahman Qur’anic Learning Islamic

Center saja, akan tetapi diupload ke semua jejaring media social yaitu

yutube, facebook, email, twiter, bbm, webset AQL, AQLTV dan TV One

(Acara Damai Indonesia ku).

B. Kemampuan Coping Remaja

Adapun dengan kemampuan coping remaja di Ar-Rahman

Qur’anic Learning Islamic Center yaitu remaja mampu menghadapi

permasalahan dan menyelesaikan masalah yang ada dalam hidupnya

sesuai dengan ketentuan dan petunjuk Agama.

Sebagaimana hasil pengukuran menggunakan angket koesioner

bahwasannya remaja di Ar-Rahman Qur’anic Learning Islamic Center

memiliki kemampuan coping yang tinggi.

Page 78: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

64

C. Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian kali ini adalah jama’ah remaja di Ar-Rahman

Qur’anic Learning Islamic Center sebagnyak 50 orang yang dipilih secara

acak sederhana. Dari hasli analisis mengenai profil responden diperoleh data

responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini, antara lain:

Tabel 8

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Frekuensi Relatif

Laki-laki 15 30 %

Perempuan 35 70%

Jumlah 50 100%

Tabel 8. Merupakan tabel tentang deskripsi responden berdasarkan jenis

kelamin. Dari tabel 8 dapat diketahui bahwa responden perempuan lebih

banyak dari pada responden laki-laki.

Tabel selanjutnya merupakan tabel tentang deskripsi responden

berdasarkan usai.

Tabel 9

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

No Klasifikasi Remaja Usia jumlah %

1 Remaja Awal 12 – 15 3 6%

2 Remaja Pertengahan 15- 18 2 4%

3 Remaja Akhir 19-21 45 90%

Jumlah 50 100%

Berdasarkan tabel 9 dapat diketahui bahwa mayoritas responden berada

dikisaran usia 19 – 21 tahun dengan frekuensi 90%. Tabel selanjutnya

merupakan tabel tentang deskirpsi terbina berdasarkan pendidikan.

Page 79: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

65

Tabel 10

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

No Pendidikan Jumlah %

1 SMP 1 2%

2 SMA 6 12%

3 S1 41 82%

4 S2 2 4%

Jumlah 50 100%

Tabel 10 merupakan tabel responden berdasarkan pendidikan. Dari tabel

diketahui bahwa masyoritas responden yang berpendidikan S1 dengan

frekuensi 82 %.

D. Pengaruh Bimbingan Agama Ustadz Bachtiar Nasir Terhadap

Kemampuan Coping Remaja di Ar-Rahman Qur’anic Learning Islamic

Center

Untuk mengetahui hubungan antar variabel Bimbingan Agama terhadap

Kemampuan Coping Remaja, maka setelah dilakukan pengolahan data dengan

bantuan perangkat lunak program Software SPSS 20.0 for Windows

didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 11

Out Put

Regresi Linier Bimbingan Agama Terhadap Kemampuan Coping Remaja

Regression

[DataSet0]

Variables Entered/Removeda

Mode

l

Variables

Entered

Variables

Removed

Method

1 Xb . Enter

a. Dependent Variable: KC

b. All requested variables entered.

Model Summary

Page 80: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

66

Mode

l

R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 .579a .335 .322 5.05455

a. Predictors: (Constant), BA

ANOVAa

Model Sum of

Squares

Df Mean

Square

F Sig.

1

Regression 618.955 1 618.955 24.227 .000b

Residual 1226.325 48 25.548

Total 1845.280 49

a. Dependent Variable: KC

b. Predictors: (Constant), BA

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 9.123 9.980 .914 .365

X .475 .097 .579 4.922 .000

a. Dependent Variable: KC

1. Uji Regresi Linier Sederhana

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diolah dengan

menggunakan bantuan software SPSS 20.0 for Windows, maka didapatkan

hasil sebagai berikut:

Tabel 12

Koefisien Regresi linier Sederhana

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 9.123 9.980 .914 .365

X .475 .097 .579 4.922 .000

a. Dependent Variable: Y

Page 81: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

67

Dari tabel di atas diperoleh persamaan regresi linier sederhana sebagai

berikut:

KC = 9.123 + 0.475 BA

Dimana :

KC : Kemampuan Coping

BA : Bimbingan Agama

Dari persamaan ini terlihat hubungan positif antara Bimbingan

Agama Ustadz Bachtiar Nasir dengan Kemampuan Coping Remaja. Hal

ini berarti bahwa semakin besar Bimbingan Agama, semakin tinggi pula

Kemampuan Coping yang dimiliki remaja. Adapun angka 9.123 berarti

apabila nilai bimbingan agama nol, maka besarnya Kemampuan coping

9.123. sedangkan koefisien 0.475 pada variabel bimbingan agama, maka

akan terjadi penambahan kemampuan coping remaja sebesar 0.475 yang

berasal dari variabel bimbingan Agama.

2. Uji Koefisien Korelasi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diolah dengan

menggunakan bantuan software SPSS 20.0 for windows release, maka di

dapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 13

Koefisien Korelasi

Correlations

Y X

Pearson Correlation Y 1.000 .579

X .579 1.000

Sig. (1-tailed) Y . .000

X .000 .

N Y 50 50

X 50 50

Page 82: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

68

Pada tabel 13 diperoleh hasil bahwa korelasi anata variabel

bimbingan agama dengan kemampuan coping remaja adalah 0,579 dan

signifikan dengan nilai 0,000. Jadi dapat disimpulkan bahwa bimbingan

Agama memiliki hubungan positif dengan kemampan coping remaja:

3. Uji Koefisien Determinasi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diolah dengan

menggunakan bantuan software SPSS 20,0 for windows release, maka

didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 14

Koefisien Determinasi

Model Summary

b

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Change Statistics Durbin-Watson

R Square Change

F Change

df1 df2 Sig. F Chang

e

1 .579

a

.335 .322 5.05455 .335 24.227 1 48 .000 1.623

a. Predictors: (Constant), X

b. Dependent Variable: Y

Tabel 14 terlihat bahwa nilai Koefisien Determinasi (R. Square)

sebesar 0.335 dan koefisien determinasi yang telah disesuaikan (Adjusted

R Square) sebesar 0.322 artinya bahwa bimbingan agama berpengaruh

terhadap kemampuan coping remaja sebesar 33,5% sedangkan sisanya

66,5% dipengaruhi oleh variabel lain diluar model yang diteliti oleh

penulis.

Hasil penelitian ini mendapatkan R=0.579 menunjukan R hampir

mendekati angka 1, artinya antara variabel bimbingan Agama Ustadz

Page 83: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

69

Bachtiar Nasir terhadap kemampuan coping remaja mempunyai pengaruh

positif dan signifikan.

4. Uji Parsial Pada variabel Persamaan Regresi Linear (t-tes)

Berdasarkan hasil uji T-test pada tabel 11 dapat dijelaskan bahwa

nilai t hitung sebesar 4.922 dengan demikian t hitung > t tabel (4.922 >

2.011)dimana nilai signifikannya < 1 %, maka Ho ditolak. Sehingga

hipotesis yang berbunyi, terdapat pengaruh yang positif dan signifikan

antara varabel bimbingan agama ustadz Bachtiar Nasir terhadap

kemampuan coping remaja di Ar-Rahman Qur’anic Learning Islamic

Center.

Page 84: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

70

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasi dari penelitian, analisis data dan pembahasan yang telah

dilakukan, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Bimbingan Agama yang dilakukan Ustadz Bachtiar Nasir dilaksanakan

setiap hari Kamis pukul 19.30 – 22.00 WIB di Ar-Rahman Qur’anic

Learning Islamic Center yang dihadiri 100 Orang dari berbagai kalangan

dan berbagai karakteristik mad’u. Metode yang digunakan beliau adalah

metode ceramah dengan materi aqidah, ibadah dan akhlak. Materi yang

disampaikan Ustadz Bachtiar Nasir yaitu dengan konsep tadabbur al-

Qur’an (Al-Baqorah – An-Naas) yang dikaji setiap satu minggu sekali dua

ayat secara Tematik.

2. Mayoritas para remaja yang mengikuti bimbingan Agama di Ar-Rahman

Qur’anic Learning Islamic Center memiliki kemampuan Coping yang

tinggi setelah mengikuti bimbingan Agama Ustadz Bachtiar Nasir.

3. Bimbingan Agama ini berpengaruh positif terhadap kemampuan coping

remaja juga diperkuat dengan hasil uji T-test (Parsial) nilai signifikasinya

= 0,000 korelasi parsial bimbingan Agama terhadap kemampuan coping

remaja di Ar-Rahman Qur’anic Learning Islamic Center adalah sebesar

0.579 atau 57,6%. Dari hasil perhitungan tersebut bahwa nilai t hitung

besar dari t tabel dimana nilai signifikannya 0,000 < 0,01 sehingga

hipotesis yang berbunyi terdapat pengaruh yang signifikan antara

Page 85: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

71

bimbngan Agama terhadap kemampuan coping remaja di Ar-Rahman

Qur’anic Learning Islamic Center.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, analisis data dan pembahasan yang telah

dilakukan, maka peneliti memberikan saran agar Ar-Rahman Qur’anic

Learning Islamic Center Tebet Utara 1 Jakarta Selatan terus meningkatkan

kegiatan Bimbingan Agama secara rutin agar masyarakat menjadi individu

yang beradab, berakhlak mulia, beriman, bertakwa dan mengaplikasikan

semua syari’at Islam.

Page 86: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

72

DAFTAR PUSTAKA

Al, Monks. Psikologi Perkembangan: Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya.

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1994.

Al-Qardawi, Yusuf. Al-Ibadah Fi al-Islam. Beirut : Muasasah Al-risalah, 1997.

Arifin, M. Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama. Jakarta :

PT. Golden Terayon Press, 1998.

Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara,

1996.

Ar-Rahman Qur’anic Learning Center (AQL). Bekerja Untuk Islam. Jakarta.

Bahreisj, Salim. Riyadhus Shalihin. Bandung : PT. Al-Ma’arif, 1987.

Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Kuantitatif,. Jakarta: Kencana, 2005.

Burhanuddin, Tusuf. Kesehatan Mental. Bandung: Pustaka Setia, 1999.

Chaplin, JP. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004.

Dagun, Save M. Kamus Besar Ilmu Pengetahuan. Jakarta : LPKN, 1997.

Daradjat, Zakiah. Remaja Harapan dan Tantangan. Jakarta: Ruhama, 1995.

, Pembinaan Remaja. Jakarta: Bulan Bintang, 1976.

Ensiklopedi Islam Penyusun Dewan Redaksi Ensiklopedia Islam. Jakarta : Ichtiar

Baru Van horve, 1997.

Emma Noor Habiebah. ”Coping Religius Terhadap Kecemasan Residen

Ketergantungan Napza.” Skripsi S1 fakultas psikologi, Universitas Islam

Negeri, 2008.

Faqih, Ainur Rahim. Bimbingan dan Konseling dalam Islam. Yogyakarta : UII

Press, 2001.

Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariant Dengan Program SPPS.

Semarang: BP, UNDIP, 2003.

Hallen. Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Ciputat Pres, 2002.

Kartono, Kartini. Patologi Sosia. Jakarta: Rajawali Press 1992.

Lazarus, Richard. S & Susan Folkman.(1984). Stress Apprasial And Coping. New

York: Spring Publishing Company. Inc

Page 87: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

73

Lutfi, M. Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan Islam. Jakarta: Lembaga

Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2008.

Madaris. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara,

2003.

Malo, Manase. Dkk. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Universitas Terbuka,

1997.

Manzur, ibn. Al-Ifrig Lisan Al-Arab. Birut : Dar Sadir, 1994.

Martono, Nanang. Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Data Skunder.

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011.

Musnawar, Thohari. Dasar Konseptual Bimbingan dan Konseling

Islam.Yogyakarta : UII Press, 1992.

Prasetyo, Bambang , Jannah dan Lina Miftahul. Metode Penelitian Kuantitatif:

Teori dan Aplikasinya. Jakarta: PT Raja Grafindo Perseda, 2006.

R, Tantawy. Kamus Bimbingan dan Konseling. Jakarta : PT. Pamator, 1997.

Rifai, Moh. Aqidah Akhlak. Semarang : CV. Wicaksana, 1994.

Sabri, M. Alisuf. Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan Anak dan

Remaja. Jakart: Pedoman Ilmu Jaya, 1997.

Santotsa, Siggih. SPSS: Mengelola Data Statistik Secara Profesional. Jakarta: PT.

Elex Media Komputindo, 1999.

Sarwono, Sarlino Wirawan. Psikologi Remaja. Jakarta: Rajawali Press, 2000

Shihab, Quraish. Membumikan Al-Qur’an. Jakarta: Mizan, 1995.

Singarimbun, Masri dan Effendi, Sofian. Metode Penelitian Survei. Jakarta:

LP3ES, 1995.

Soekanto, Soejono. Kamus Sosiologi. Jakarta: CV. Rajawali, 1990.

Soehartono, Irawan. Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik penelitian Bidang

Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2011.

Sugiyono. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta, 2011.

Sukardi, Dewa Ketut. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan

Konseling di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta, 2000.

Tartono, Umar. Bimbingan dan Penyuluhan. Bandung : PT. Pustaka Setia, 1998

Page 88: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

74

Widiyawati. ”Gambaran perilaku coping perempuan yang mnegalami kekerasan

dalam rumah tangga.”Skripsi S1 Fakultas Psikologi, Universitas Islam

Negeri Jakarta, 2009.

Wibowo, Istiqomah. Dkk. Psikologi Komunitas. Depok: LPSP3, 2011.

Zaman, Badru. “Coping stress orang tua yang memiliki anak kecanduan

narkoba.” Skripsi S1 Fakultas Psikologi, Universitas Islam Negeri Jakarta,

2010.

DAFTAR WAWANCARA

Wawancara Pribadi dengan Ukhti Novi Pengurus Ar-Rahman Qur’anic Learning

Islamic Center, Jakarta Selatan, 06 Desember 2014.

Page 89: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

DAFTAR PUSTAKA

Al, Monks. Psikologi Perkembangan: Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya.

Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1994.

Al-Qardawi, Yusuf. Al-Ibadah Fi al-Islam. Beirut : Muasasah Al-risalah, 1997.

Arifin, M. Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama. Jakarta :

PT. Golden Terayon Press, 1998.

Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara,

1996.

Ar-Rahman Qur’anic Learning Center (AQL). Bekerja Untuk Islam. Jakarta.

Bahreisj, Salim. Riyadhus Shalihin. Bandung : PT. Al-Ma’arif, 1987.

Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Kuantitatif,. Jakarta: Kencana, 2005.

Burhanuddin, Tusuf. Kesehatan Mental. Bandung: Pustaka Setia, 1999.

Chaplin, JP. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004.

Dagun, Save M. Kamus Besar Ilmu Pengetahuan. Jakarta : LPKN, 1997.

Daradjat, Zakiah. Remaja Harapan dan Tantangan. Jakarta: Ruhama, 1995.

, Pembinaan Remaja. Jakarta: Bulan Bintang, 1976.

Ensiklopedi Islam Penyusun Dewan Redaksi Ensiklopedia Islam. Jakarta : Ichtiar

Baru Van horve, 1997.

Emma Noor Habiebah. ”Coping Religius Terhadap Kecemasan Residen

Ketergantungan Napza.” Skripsi S1 fakultas psikologi, Universitas Islam

Negeri, 2008.

Faqih, Ainur Rahim. Bimbingan dan Konseling dalam Islam. Yogyakarta : UII

Press, 2001.

Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariant Dengan Program SPPS.

Semarang: BP, UNDIP, 2003.

Page 90: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

Hallen. Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Ciputat Pres, 2002.

Kartono, Kartini. Patologi Sosia. Jakarta: Rajawali Press 1992.

Lazarus, Richard. S & Susan Folkman. (1984). Stress Appraisal And Coping. New

York: Spring Publishing Company. Inc

Lutfi, M. Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan Islam. Jakarta: Lembaga

Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2008.

Madaris. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara,

2003.

Malo, Manase. Dkk. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Universitas Terbuka,

1997.

Manzur, ibn. Al-Ifrig Lisan Al-Arab. Birut : Dar Sadir, 1994.

Martono, Nanang. Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Data Skunder.

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011.

Musnawar, Thohari. Dasar Konseptual Bimbingan dan Konseling

Islam.Yogyakarta : UII Press, 1992.

Prasetyo, Bambang dan Jannah, Lina Miftahul. Metode Penelitian Kuantitatif:

Teori dan Aplikasinya. Jakarta: PT Raja Grafindo Perseda, 2006.

R, Tantawy. Kamus Bimbingan dan Konseling. Jakarta : PT. Pamator, 1997.

Rifai, Moh. Aqidah Akhlak. Semarang : CV. Wicaksana, 1994.

Sabri, M. Alisut. Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan Anak dan

Remaja. Jakart: Pedoman Ilmu Jaya, 1997.

Santotsa, Siggih. SPSS: Mengelola Data Statistik Secara Profesional. Jakarta: PT.

Elex Media Komputindo, 1999.

Sarwono, Sarlino Wirawan. Psikologi Remaja. Jakarta: Rajawali Press, 2000

Shihab, Quraish. Membumikan Al-Qur’an. Jakarta: Mizan, 1995.

Singarimbun, Masri dan Effendi, Sofian. Metode Penelitian Survei. Jakarta:

LP3ES, 1995.

Soekanto, Soejono. Kamus Sosiologi. Jakarta: CV. Rajawali, 1990.

Page 91: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

Soehartono, Irawan. Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik penelitian Bidang

Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2011.

Sugiyono. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta, 2011.

Sukardi, Dewa Ketut. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan

Konseling di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta, 2000.

Tartono, Umar. Bimbingan dan Penyuluhan. Bandung : PT. Pustaka Setia, 1998

Wawancara Pribadi dengan Ukhti Novi Pengurus Ar-Rahman Qur’anic Learning

Islamic Center, Jakarta Selatan, 06 Desember 2014.

Widiyawati. ”Gambaran perilaku coping perempuan yang mnegalami kekerasan

dalam rumah tangga.”Skripsi S1 Fakultas Psikologi, Universitas Islam

Negeri Jakarta, 2009.

Wibowo, Istiqomah. Dkk. Psikologi Komunitas. Depok: LPSP3, 2011.

Zaman, Badru. “Coping stress orang tua yang memiliki anak kecanduan narkoba.”

Skripsi S1 Fakultas Psikologi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2010.

Page 92: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

LAMPIRAN

Page 93: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

FOTO USTADZ BACHTIAR NASIR LC

Page 94: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf
Page 95: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf

FOTO KELAS TADABBUR KAMIS MALAM

Page 96: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf
Page 97: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf
Page 98: SITI LIDYA RAHMI-FDK.pdf