sistem pelumasan dan pendinginan motor diesel

49

Click here to load reader

Upload: sadambasiran

Post on 11-Jul-2016

180 views

Category:

Documents


19 download

DESCRIPTION

Penjelasan singkat tentang sistem pelumasan dan pendinginan motor diesel

TRANSCRIPT

Page 1: Sistem Pelumasan Dan Pendinginan Motor Diesel

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangSebuah motor diesel dapat dikatakan berfungsi dengan baik apabila suatu

motor atau mesin diesel dapat bekerja secara normal, semua komponen dan sistem yang mengatur motor diesel juga harus dalam keadaan baik. Namun, apabila suatu motor diesel tidak dapat bekerja normal, pasti terdapat suatu permasalahan atau trouble pada sistem maupun komponennya, seperti mesin cepat panas dan sering mengeluarkan asap. Keadaan seperti itu bisa terjadi akibat kegagalan dari beberapa sistem, seperti sistem pendingin dan pelumas pada mesin tersebut. Sistem pendingin dan pelumas pada mesin diesel harus bekerja secara normal untuk menjaga suhu dan kestabilan kerja mesin. Oleh karena itu dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai sistem pelumas dan sistem pendingin pada motor diesel.

1.2 TujuanSetelah mengkaji makalah ini, diharapkan agar pembaca bisa

mendapatkan penjelasan mengenai hal-hal berikut ini.1) Memahami sifat-sifat minyak pelumas,2) memahami fungsi-fungsi minyak pelumas,3) memahami fungsi sistem pelumasan,4) mengetahui komponen penyusun sistem pelumasan,5) memahami prinsip kerja sistem pelumasan,6) memahami fungsi sistem pendinginan,7) mengetahui komponen penyusun sistem pendinginan,8) serta, memaahami prinsip kerja sistem pendinginan.

1

Page 2: Sistem Pelumasan Dan Pendinginan Motor Diesel

BAB IIPEMBAHASAN SISTEM PELUMASAN

Pelumas memegang peranan penting dalam desain dan operasi semua mesin otomotif. Umur dan service yang diberikan oleh mobil tergantung pada perhatian yang kita berikan pada pelumasannya. Pada motor bakar,  pelumasan bahkan lebih sulit dibanding pada mesin-mesin  lainnya, karena di sini terdapat panas terutama di sekitar torak dan silinder, sebagai akibat leadakan dalam ruang pembakaran.

2.1 Minyak PelumasMinyak pelumas merupakan fluida cair yang berfungsi untuk

melumasi permukaan komponen-komponen engine terutama yang terbuat dari logam dengan tujuan-tujuan tertentu sesuai dengan sifat-sifat dari minyak pelumas tersebut.

Engine memerlukan oli dengan tipe, kekentalan dan jumlah yang tepat agar dapat beroperasi dengan baik (Tim Penulis Caterpillar Service Technician Module, 2003: 67). Oli harus dapat melumasi, membersihkan, mendinginkan dan menyekat komponen engine pada kondisi operasi yang berbeda. Dalam engine diesel modern, oli engine harus dapat melakukan beberapa tugas dasar tanpa berdampak negatif pada performa engine dan usia pakai engine.

2.1.1 Fungsi Minyak PelumasMenuru Sunaryo (2008) sistem pelumasan berfungsi untuk:

membentuk oil film untuk mengurangi gesekan, aus dan panas, mendinginkan bagian-bagian yang dilewati, sebagai seal antara piston dengan dinding silinder, mengeluarkan kotoran dari bagian-bagian motor, mencegah karat pada bagian-bagian motor.

Menurut Tim Penulis Caterpillar Service Technician Module (2003: 67-68), masing-masing fungsi dasar minyak pelumas akan dijelaskan sebagai berikut.1) Sebagai pelumas, oli engine menghasilkan lapisan tipis sebagai

pelindung antara komponen komponen yang bergerak pada engine. Lapisan tipis ini (oil film) akan mengurangi gesekan, keausan dan panas pada engine. Untuk memper-tahankan ketebalan yang tepat dari lapisan oil fim ini, engine harus bekerja dalam suhu yang benar, pompa oli engine harus menghasilkan tekanan yang tepat dan oli harus memiliki viskositas yang benar.

2) Pembakaran yang berlangsung pada engine menghasilkan panas yang sangat tinggi, khususnya pada pisfon. Oli engine merupakan

2

Page 3: Sistem Pelumasan Dan Pendinginan Motor Diesel

pendingin utama untuk piston. Sejumlah panas diserap oleh oli yang berada antara dinding cylinder dan piston dan oleh oli yang dicipratkan oleh komponen-komponen yang bergerak. Sebagai tambahan, sebagian besar engine mempunyai piston cooling jet yang menyemprotkan oli ke bagian bawah dari piston, hanya jika pendinginan yang lebih diperlukan oleh piston.

3) Pada saat engine bekerja akan terjadi kebocoran kompresi atau yang disebut blowby yang normal. Juga akan terdapat sejumlah partikel kotoran pada engine akibat dari gesekan. Oli engine dalam hal ini juga bertanggung jawab untuk membawa kotoran atau kontaminan ini dari komponen-komponen yang bergerak, sehingga nantinya kotoran-kotoran ini dapat dipisahkan dari oli oleh filfer.

4) Oli engine menghasilkan lapisan tipis antara ring plston dan dinding cylinder. Lapisan ini tidak hanya melumasi, tetapi juga membantu menyekat ruang pembakaran pada engine dengan crankcase. Ini membantu mencegah kebocoran kompresi (bIowby).

5) Sebagai pencegah karat, saat oli melumasi permukaan komponen-komponen engine yang dilaluinya, maka lapisan oli akan melindungi permukaan komponen tersebut agar tidak mudah berkarat.

2.1.2 ViskositasViskositas/kekentalan (viscosity) adalah ukuran dari hambatan

cairan untuk mengalir atau ketebalan dari oli pada temperatur tertentu (Tim Penulis Caterpillar Service Technician Module, 2003: 68). Aliran sangat berhubungan secara langsung dengan seberapa baik oli menyekat dan melindungi komponen.

Cairan akan mudah mengalir jika mempunyai kekentalan rendah. Kekentalan di dalam oli sangatlah penting karena jika oli menjadi sangat encer (kekentalan rendah pada temperatur tinggi), mengakibatkan bocor pada seal, sambungan, bagian dalam pompa, valve, kebocoran di bagian dalam motor. Terlalu banyak kebocoran dapat berpengaruh terhadap performa sistem.

Kekentalan sebuah cairan dipengaruhi oleh temperatur. Ketika cairan berubah menjadi lebih panas, kekentalan cairan tersebut berubah menjadi menjadi lebih encer. Sama halnya ketika cairan dingin, kekentalan bertambah tinggi. Minyak nabati adalah sebuah contoh yang baik bagaimana kekentalan berubah dengan perubahan pada temperatur. Ketika minyak nabati dalam keadaan dingin akan lebih kental dan lambat untuk mengalir, ketika dia dipanaskan, pelumas menjadi lebih encer dan mengalir lebih lancar.

3

Page 4: Sistem Pelumasan Dan Pendinginan Motor Diesel

a) Viscosity indexViscosity lndex (Vl) adalah sebuah ukuran dari perubahan

kekentalan sebuah cairan berhubungan dengan perubahan temperatur. Jika konsistensi cairan relatif sama dengan perubahan temperatur, cairan tersebut memiliki Vl yang tinggi. Jika sebuah cairan berubah menjadi kental pada temperatur rendah dan sangat encer pada temperatur tinggi, cairan tersebut memiliki Vl yang rendah. Oli yang encer tidak menyediakan perlindungan yang cukup untuk mencegah keausan.

Gambar 2.1 Viscosity Index

b) Klasifikasi SAEUS Sociefy of Automotive Engineers (SAE) telah

mengembangkan sebuah sistem klasifikasi untuk menggambarkan kemampuan oli untuk bertahan pada kondisi ekstrim tanpa mengalami kerusakan. Oli digambarkan sesuai dengan tipe dan kekentalannya.

Gambar 2.2 Indeks kekentalan oli.

c) Multi-viscosity oilOli-oli ini telah diubah secara kimia untuk memperpanjang

kisaran operasinya. Base stock dengan viskositas yang lebih rendah

4

Page 5: Sistem Pelumasan Dan Pendinginan Motor Diesel

dicampur dengan bahan aditif yang mengentalkan oli jika temperatur naik. Ini membuat sistem bekerja dengan benar, baik pada saat oli dingin maupun pada saat panas. Bila oli ini rusak, viskositas akan kembali ke nilai lebih rendah oli dasar.

2.1.3 Simbol Minyak Pelumas Motor DieselAda dua tipe API, S (Service) atau bisa juga (S) diartikan Spark-

plug ignition (pakai busi) untuk mobil bermesin bensin. C (Commercial) diaplikasikan pada truk heavy duty dan mesin diesel. Contohnya kategori C adalah CF, CF-2, CG-4. Bila menggunakan mesin diesel pastikan memakai kategori yang tepat karena oli mesin diesel berbeda dengan oli mesin bensin karena karakter diesel yang banyak menghasilkan kontaminasi jelaga sisa pembakaran lebih tinggi. Oli jenis ini memerlukan tambahan aditif dispersant dan detergent untuk menjaga oli tetap bersih

Sebagai tambahan, bila oli yang digunakan sudah tipe sintetik maka tidak perlu lagi diberikan bahan aditif lain karena justru akan mengurangi kinerja mesin bahkan merusaknya.

Gambar 2.3 Kategori kode API motor diesel.

5

Page 6: Sistem Pelumasan Dan Pendinginan Motor Diesel

2.1.4 Zat AditifOli dasar dihasilkan melalui pengilangan minyak mentah. Oli

dasar itu sendiri tidak dapat memberikan perlindungan dan pelumasan yang dibutuhkan oleh engine kinerja tinggi yang modern. Aditif membantu memberikan prioritas yang diperlukan yang dibutuhkan dari suatu bahan pelumas. Seiring dengan waktu, aditif rusak dan kemampuan oli untuk melumasi akan berkurang. Jika tidak mengganti oli sesuai dengan masa pakainya, maka oli akan mengoksidasi dan sludge (lumpur) akan terbentuk.

Aditif yang umum digunakan terdiri atas:1) Detergents untuk menjaga kebersihan oli.2) Anti Wear Agents (bahan anti aus) mengurangi friksi.3) Dispersant, menjaga kontaminan tetap dalam bentuk suspense.4) Alkalinity Agents (bahan alkalinitas) mengontrol keasaman oli.5) Oxidation Inhibitors (penghambat oksidasi) mencegah oksidasi oli

bila terpapar pada udara.6) Pour point suppressants (bahan penekan pour point) menjaga fluida

oli pada tekanan.7) rendah dan mencegah kristalisasi lilin di dalam minyak bumi.8) Viscosity improver menjaga oli agar tidak menjadi terlalu encer

pada temperatur tinggi.

2.1.5 Total Base NumberBahan aditif oli yang paling umum meningkatkan total base

number (TBN). Ini dihasilkan dengan menambahkan alkalinitas pada base stock. Semakin banyak alkaline pada oli, semakin tinggi TBN dan semakin banyak asam yang dapat dinetralisirnya. Asam-asam ini dihasilkan dari sulfur yang terkandung di dalam bahan bakar diesel. Bila bahan bakar ini dibakar, bahan bakar ini akan menimbulkan asam sulfur yang mengkontaminasi oli. TBN membantu menetralisir asam dan melindungi engine dari korosi yang disebabkan oleh asam sulfur.

Karena bahan bakarnya berbeda mengandung jumlah sulfur berbeda, hal yang penting adalah menggunakan oli dengan TBN yang cukup tinggi. Ikuti petunjuk perusahaan pembuat.

2.2 Fungsi Sistem PelumasanFungsi dari sistem pelumasan itu sendiri adalah untuk menyediakan

oli yang bersih dan pada temperatur stabil, serta mengalirkannya pada komponen-komponen engine yang membutuhkan pelumasan.

2.3 Komponen Sistem Pelumasan2.3.1 Pompa Oli

6

Page 7: Sistem Pelumasan Dan Pendinginan Motor Diesel

Suatu komponen yang berfungsi untuk menarik oli yang berada di Oil Pump dan memompa oli tersebut ke seluruh bagian mesin mobil. Menurut Tim Penulis (1995: 326) Pompa Oli menghisap oli dari bak oli kemudian menekan dan menyalurkan ke bagian-bagian mesin yang bergerak. Pompa oli ada yang digerakkan dengan poros engkol dan ada juga yang digerakkan oleh sumbu nok (camshatt), timing belt dan sebagainya. Saringan oli terpasang pada inlet pompa oli fungsinya untuk menyaring kotoran dari oli. Pompa roda gigi (gear pump) dan pompa trochoid biasanya banyak digunakan. Jenis - jenis oil pump :1) Internal gear.

Roda gigi yang digerakkan (driven gear) pada pompa oli digerakkan oleh gigi penggerak (drive gear) yang dihubungkan langsung ke chamsaft. Ruang volume dibentuk oleh dua gigi yang berubah-ubah pada saat  berputar. Oli dihisap dalam pompa oli bila volume bertambah, dan oli akan keluar bila volume berkurang. Pompa oli tipe internal (internal gear type) kontruksinya sederhana dan kemampuannya dapat diandalkan.

Gambar 2.4 Internal Gear Type

2) Trochoid.Pompa oli model trochoid dilengkapi 2 rotor (rotor

penggerak dan rotor yang digerakkan) didalam rumah pompa. Bila rotor penggerak berputar seperti pada gambar, rotor yang digerakkan langsung ikut sama-sama berputar. Poros rotor penggerak tidak satu titik pusat (offset) dengan rotor yang digerakkan.

Oleh karena itu besarnya ruangan dibentuk oleh kedua rotor berputar, oli terhisap ke pompa ketika ruangan membesar dan oli tertekan keluar ketika ruangannya mengecil. Tipe ini lebih sederhana dibandingkan dengan model gigi dan lebih dapat diandalkan. Selain itu juga, volume oli yang keluar lebih besar

7

Page 8: Sistem Pelumasan Dan Pendinginan Motor Diesel

untuk setiap kali berputar. Ini berarti ukuran atau bentuk pompa dapat diperkecil.

Gambar 2.5 Trochoid gear type

3) External gear.Pompa oli tipe external gear terdiri dari dua roda gigi

seperti diperlihatkan pada gambar dibawah ini. Roda gigi penggerak (drive gear) digerakkan oleh chamshaft. Karena tidak adanya ruangan didalam housing seperti halnya dengan inlet dan saluran keluar (discharge opening) serta kecilnya ruangan antara gigi dan housing, saat gigi berputar oli tertekan keluar dari housing ke saluran keluar. Pompa oli tipe external gear sudah lama digunakan, sebab kontruksinya lebih sederhana serta lebih akurat.

Gambar 2.6 External gear type

2.3.2 Sistem Pengatur Tekanan OliKetika pompa oli digerakkan oleh motor maka tekanan oli akan

naik, pada kecepatan tinggi tekanan oli akan berlebihan dan hal ini dapat menyebabkan kebocoran pada seal-seal oli.

Untuk mencegah hal ini diperlukan semacam pengatur yang menjaga tekanan oli agar tetap konstan tanpa terpengaruh putaran motor. Komponen yang melakukan hal ini adalah relief valve.

8

Page 9: Sistem Pelumasan Dan Pendinginan Motor Diesel

Gambar 2.7 Pengatur tekanan oli

2.3.3 Saringan OliOli mesin berangsur-angsur akan menjadi kotor bercampur

dengan logam-logam, endapan, karbon, dan lain-lain. Bila bagian yang bergerak dilumasi oleh oli yang kotor akibatnya komponen-komponen akan menjadi cepat aus. Untuk mencegah hal ini, maka dipasang saringan oli (oil filter) pada sistem pelumasan untuk memisahkan kotoran-kotoran oli. Pada saringan oli juga dipasang relief valve. Bila elemen saringan tersumbat oleh kotoran-kotoran, maka akan terjadi pebedaan tekanan antara saluran masuk (inlet) dan saluran keluar (discharge) dan bila melebihi tekanan yang ditetapkan, maka katup by pass akan membuka dan menyalurkan oli ke by pass elemen saringan dan oli disalurkan langsung ke bagian mesin yang bergerak untuk menghindari kerusakan dan keausan yang lebih fatal. Sebagai catatan, saringan oli perlu diganti secara teratur pada servis berkala.

Gambar 2.8 Filter Oli

9

Page 10: Sistem Pelumasan Dan Pendinginan Motor Diesel

2.3.4 Oil StrainerKomponen yang berupa saringan oli dan terpasang di saluran

masuk oli untuk memisahkan partikel yang besar dari oli.

Gambar 2.9 Oli strainer

2.3.5 Oil panSebagai tempat penampungan minyak pelumas pada mesin.

Gambar 2.10 Oli pan/karter

10

Page 11: Sistem Pelumasan Dan Pendinginan Motor Diesel

2.3.6 Lampu Tanda Tekanan OliLampu tanda tekanan oli (oil pressure warning lamp) berfungsi

untuk memberi peringatan ke pengemudi bahwa sistem pelumasan tidak normal dan dipasang pada blok silinder untuk mendeteksi tekanan pada oil gallery.1) Tekanan Oli Rendah

Gambar 2.11 Tekanan Oli Rendah

Saat motor mati atau tekanan oli rendah titik kontak di dalam switch tekanan oli menutup sehingga lampu peringatan hidup (menyala).

2) Tekanan Oli Tinggi

Gambar 2.12 Tekanan Oli Tinggi

Saat motor hidup dan tekanan oli naik, maka tekanan oli ini mendorong diapragm sehingga titik kontak membuka dan lampuperingatan mati.

2.3.7 Nozel OliNosel oli (oil nozzle) berfungsi untuk mendinginkan bagian dalam piston. Pada oil nozzle terdapat check valve yang berfungsi untuk mencegah tekanan oli dalam sirkuit pelumasan turun terlalu rendah (1,4 kg/cm2).

11

Page 12: Sistem Pelumasan Dan Pendinginan Motor Diesel

Gambar 2.13 Nozel Oli

2.3.8 Oil CoolerPendingin oli (oil cooler) yang digunakan pada motor diesel adalah tipe pendingin air. Oil cooler berfungsi untuk mendinginkan oli agar kekentalannya tetap.

Gambar 2.14 Oil Cooler

12

Page 13: Sistem Pelumasan Dan Pendinginan Motor Diesel

2.4 Cara Kerja Sistem Pelumasan

Gambar 2.15 Sistem pelumasan motor diesel

Oli dalam oil pan dipompa menggunakan oil pump, mengalir melalui strainer untuk disaring dari kotoran/kontaminan yang berukuran relatif besar dan kemudian masuk ke oil pump. Jika tekanan oli dalam sistem berlebih, maka sejumlah oli akan dialirkan kembali ke oil pan untuk menjaga kestabilan tekanan oli. Lalu oli dialirkan ke dalam oil cooler untuk didinginkan. Kemudian dialirkan ke dalam oil filter untuk disaring dari kotoran/kontaminan partikel kecil. Kemudian oli dialirkan ke dalam oil gallery untuk melumasi bagian-bagian engine yang membutuhkan pelumasan. Setelah melumasi komponen-komponen engine, oli mengalir kembali menuju oil pan, dan oli akan terus bersirkulasi selama engine beroperasi.

13

Page 14: Sistem Pelumasan Dan Pendinginan Motor Diesel

BAB IIIPEMBAHASAN SISTEM PENDINGINAN

3.1 Pengertian Sistem PendinginMenurut Yuwono (3:2013) Pada proses pembakaran udara dan bahan

bakar di dalam ruang bakar akan menghasilkan panas dengan temperatur yang sangat tinggi. Panas tersebut akan diserap oleh dinding cylinder, cylinder head dan piston. Oleh sebab itu sistem pendingin harus mampu menjaga temperatur kerja sehingga komponen – komponen tersebut tidak menerima panas yang berlebihan (overheat).

Sistem pendingin tidak hanya berfungsi untuk melindungi komponen – komponen engine tetapi juga menjaga kondisi oli yang dipakai pada sistem pelumasan bisa tetap pada kondisi temperatur kerja sehingga pelumasan terhadap komponen – komponen engine tetap terjaga. Sistem pendingin yang menyerap terlalu banyak panas juga tidak baik karena akan menurunkan thermal efficiency dari engine serta menurunkan energi yang dihasilkan.

3.2 Sistem Pendingin AirSistem pendinginan berfungsi untuk mendinginkan motor dan mencegah

panas yang berlebihan. Umumnya motor didinginkan oleh sistem pendinginan air dan udara. Motor mobil banyak menggunakan sistem pendinginan air. Sistem pendingin air mempunyai kerugian konstruksi rumit dan biaya mahal dan mempunyai keuntungan lebih aman dan berfungsi sebagai peredam bunyi juga dapat digunakan sebagai sumber panas untuk heater (pemanas ruangan). Sistem pendinginan air dilengkapi oleh water jacket, pompa air (water pump), radiator, thermostat, kipas (fan), slang karet (hose), fan clutch dan lain-lain.

A. Cara Kerja Sistem Pendingin Air1. Motor Dingin

Ketika motor dalam keadaan dingin, air pendingin juga masih dingin dan termostat masih tertutup, sehingga aliran air pendingin adalah water pump ke water jacket ke by pass hose kembali ke water pump.

14

Page 15: Sistem Pelumasan Dan Pendinginan Motor Diesel

Gambar 3.1 cara kerja saat pendinginan saat dingin

2. Motor PanasSetelah motor menjadi panas, thermostat terbuka sehingga aliran air pendingin adalah radiator ke lower hose ke water pump ke water jacket ke upper hose kem-bali ke radiator.

B. Komponen utama pada system pendingin yang menggunakan media air yaitu: Jacket water di sekitar sampai dengan bagian atas engine Water temperatur regulator (thermostat) Radiator (atau heat exchanger yang menggunakan media air laut untuk mentrasfer panas ke udara sekitar) Pressure cap Water pump untuk mensirkulasikan coolant Hose

Pada beberapa Engine yang menggunakan komponen lain sebagai tambahan yang didinginkan seperti aftercooler, oil cooler, hydraulic oil cooler ataupun transmission oil cooler, dimana hal tersebut untuk meningkatkan performa kinerja Engine. Beberapa aplikasi engine yang tetap (diam) seperti genset, Kapal laut (Marine Engine) ataupun engine yang digunakan untuk menggerakkan pompa, semuanya memiliki sistim pendingin engine yang berbeda dengan unit yang bergerak, yaitu dengan heat exchanger sebagai pengganti radiator.

15

Gambar 3.2 cara kerja saat pendinginan saat panas

Page 16: Sistem Pelumasan Dan Pendinginan Motor Diesel

Gambar 3.3 memperlihatkan komponen-komponen system pendingin dan skema aliran coolant di dalam system pendingin. Water pump (1) menghasilkan aliran (flow) di dalam system pendingin. Water pump menghisap coolant yang lebih dingin dari bagian bawah radiator (5) kemudian mengalirkannya ke seluruh system. Pada sebagian besar high performance diesel engine dilengkapi dengan sebuah engine oil cooler (2) dimana coolant akan dialirkan melalui oil cooler dan kemudian ke cylinder block (3).

Water temperatur regulator atau thermostat (4) mengatur aliran coolant menuju radiator. Saat engine dalam kondisi dingin, thermostat menutup aliran air menuju radiator (5) dimana terpasang pressure cap (6) untuk mengatur tekanan di dalam system pendingin dan coolant dari engine akan dialirkan menuju water pump melalui bypass tube lalu kembali ke engine. Ini akan membantu agar engine dapat mencapai suhu kerja dengan cepat.

Saat engine panas, thermostat akan mengalirkan air menuju radiator untuk didinginkan sebelum memasuki engine. Thermostat tidak secara penuh membuka atau menutup, tetapi berada dalam posisi keduanya untuk mempertahankan agar suhu engine tetap konstan. Suhu engine yang tepat sangatlah penting.

Engine yang terlalu dingin tidak akan bekerja menghasilkan suhu yang cukup tinggi untuk mendapatkan pembakaran yang effisien dan akan menyebabkan munculnya endapan pada sistem pelumasan engine. Engine yang terlalu panas akan menyebabkan engine panas (overheat) dan menyebabkan kerusakan yang serius pada engine. Hose (7) digunakan sebagai saluran penghubung yang fleksibel dari radiator dengan engine.

16

Gambar 3.3 Komponen Sistem Pendingin

Gambar 3.4 Jacket Water

Page 17: Sistem Pelumasan Dan Pendinginan Motor Diesel

Pandangan potongan dari engine block Gambar 3.4 memperlihatkan saluran bagian dalam dari system pendingin yang disebut jacket water sebagai saluran untuk mendinginkan cylinder liner.

17

Page 18: Sistem Pelumasan Dan Pendinginan Motor Diesel

Komponen Sistem Pendingin Air.1. Water Pump

Gambar 3.5 water pump

Water pump yang terpasang pada diesel engine adalah jenis centrifugal pump Gambar 3.5 kiri. Impeller berbentuk kipas yang akan menghasilkan area bertekanan rendah pada bagian tengan hub ketika impeller berputar (Gambar 2.19 kanan).

Gambar 3.6 Bagian-bagian water pump

Ket: 1. Curved blade2. Impeller3. Housing and outlet4. Input shaft 5. centre of housing

Water pump biasanya terpasang pada bagian depan dari cylinder block. Water pump terdiri dari sebuah housing dengan saluran inlet dan outlet Ketika impeller berputar, coolant terhisap masuk ke bagian inlet dari pompa (pada bagian tengah shaft (4) dari pompa), menuju blade (1) dan terlempar keluar oleh gaya sentrifugal (3) dan didorong menuju outlet pompa (3) kemudian menuju cylinder block. Saluran inlet pompa terhubung dengan sebuah hose ke bagian bawah dari radiator, dan coolant dari radiator masuk menuju pompa menggantikan coolant yang didorong ke sisi outlet. Shaft yang mengikat impeller menggunakan bearing. Oleh karena itu shaft tersebut membutuhkan pelumasan oli engine. Drive shaft mungkin terpasang dengan Vee Belt atau secara langsung digerakkan oleh timing gear.

Sebuah spring loaded khusus, carbon faced seal (terpasang antara impeller dan housing) digunakan untuk mencegah coolant bocor. Water pump memiliki sebuah lubang pada shaft housing (secara umum pada bagian belakang pompa)

18

Page 19: Sistem Pelumasan Dan Pendinginan Motor Diesel

yang membiarkan kebocoran coolant mengalir ke bagian luar jika carbon face seal rusak.

2. Radiator

Radiator terdiri dari dua buah tanki yang di dalamnya dilengkapi dengan core. Core terdiri dari pipa sebagai saluran coolant ketika mengalir melalui radiator untuk didinginkan (Gambar 3.7).

Pada sekitar bagian core pada radiator dilengkapi dengan sirip – sirip (fins). Berdasarkan rancangannya ada dua jenis core yaitu: core dengan center fin (Gambar 2.20.) dan core dengan horizontal fin (Gambar 3.8). Sebagian besar untuk aplikasi alat - alat berat menggunakan jenis radiator dengan horizontal fin. Fin berfungsi agar proses perpindahan panas lebih bagus. Udara yang dihembuskan karena pergerakan machine atau dihembuskan oleh kipas akan melewati pipa (tube) dan sirip (fin) akan menyerap panas dari coolant. Proses perpindahan panas coolant pada radiator sangat dipengaruhi oleh kecepatan aliran udara yang melewati pipa (tube) dan sirip (fin) yang ada pada radiator.

Aliran Coolant

19

Gambar 3.7 radiator

Gambar 3.9 aliran coolant

Gambar 3.8 sirip radiator

Page 20: Sistem Pelumasan Dan Pendinginan Motor Diesel

Pada gambar 3.9 di atas menunjukkan komponen – komponen dasar dan aliran coolant pada system pendingin. Thermostat berfungsi untuk mengatur aliran coolant yang akan mengalir ke radiator atau ke bypass valve. Ketika temperatur coolant belum mencapai temperatur kerja operasi engine , thermostat akan akan mengalirkan coolant ke saluran bypass dan menutup aliran coolant yang menuju radiator. Ketika temperatur kerja operasi telah tercapai maka thermostat akan mengalirkan coolant ke radiator. Hal ini membuat coolant engine yang panas dialirkan melewati radiator, akan didinginkan.

Selama engine beroperasi, udara dapat masuk ke system pendingin jika coolant level terlalu rendah atau bila terjadi aliran turbulensi pada system akibat dari seal water pump yang aus, clamp hose yang kendor pada sisi low pressure dari system atau karena kesalahan prosedur pada saat pengisian coolant ke sistem. Udara yang terjebak dapat menyebabkan panas yang berlebihan (overheat) pada ruang bakar sehingga dapat menyebabkan kerusakan atau crack pada cylinder head.

Gambar 3.10 shunt line

Engine yang terpasang pada machine untuk transportasi darat umumnya menggunakan system pendingin jenis ―shunt (Gambar 3.10). Sistem pendingin jenis ini cara kerjanya sama saja dengan jenis yang menggunakan radiator, tetapi pada jenis ―shunt memiliki tambahan ruang pada bagian atas radiator yaitu sebuah tube shunt yang menghubungkan ruang bagian atas radiator dengan saluran inlet pompa.

Saluran ini berfungsi untuk menjaga agar pada saluran inlet pompa tidak kekurangan aliran coolant jika terjadi perubahan rpm engine yang tiba – tiba pada saat perpindahan gigi (downshift). Tanpa saluran shunt, pompa dapat menghisap negative pressure selama perpindahan gigi (downshift) sehingga dapat mengakibatkan timbulnya kavitasi.

20

Page 21: Sistem Pelumasan Dan Pendinginan Motor Diesel

Radiator yang terpasang pada vehicle yang bergerak didesain untuk menghasilkan perpindahan panas yang optimal pada ambient temperatur maksimum yang ditentukan dan dapat tahan lama.Beberapa syarat desain untuk radiator alat berat adalah:

Sudut dan kemiringan tube untuk memaksimalkan perpindahan panas sampai hambatan udara yang terendah.

Bentuk rancangan fin dan tube yang dirancang untuk memaksimalkan perpindahan panas ke fin.

Konstruksi yang kuat dari tube header solder joint untuk perlindungan terhadap beban berat dan tekanan yang terjadi pada system pendingin sehingga dapat mencegah terjadinya retak (crack) dan bocor agar life time dari radiator lebih lama.

Hose

Hose radiator menghubungkan water pump dan engine block (umumnya pada thermostat housing). Fungsinya adalah sebagai saluran penghubung aliran (flow) coolant yang akan ke radiator dan yang akan mengalir dari radiator ke water pump.

Bentuk dari hose dan sambungan lain biasanya identik dengan kondisinya. Jika sebuah hose yang lunak dan kenyal serta mudah melipat ketika ditekan, hal ini mengindikasikan bahwa hose mengalami kerusakan pada bagian dalam dan harus diganti. Jika sebuah hose yang keras dan tidak fleksibel lagi sebagai akibat dari panas, hose harus diganti. Beberapa hose mempunyai penguat pada bagian dalamnya (spring) untuk mencegah hose terlipat ketika temperatur di dalam system pendingin turun (drop). Clamp hose harus diperiksa secara berkala dari kebocoran atau kekencangan pengikatannya.

21

Gambar 3.11 hose

Page 22: Sistem Pelumasan Dan Pendinginan Motor Diesel

Cooling Fan

Kipas (fan) yang terpasang pada machine ada dua tipe yaitu conventional suction fan atau blower type fan (Gambar 3.12). Pada tipe Suction fan (1) udara luar akan dihisap dan aliran udara akan melewati fin dan core yang ada pada radiator, terhembus ke engine dan exhaust melalui sisi ruangan pada bagian belakang atau bagian bawah machine.

Blower type fan (2) beroperasi dengan cara yang berbeda yaitu dengan cara udara yang di hisap dari bagian belakang kipas dihembuskan melewati engine kemudian melalui radiator untuk mendinginkan coolant di dalam radiator. Blower type fan digunakan pada machine yang beroperasi pada daerah operasi yang sangat berdebu. Blower type fan juga berfungsi untuk membantu mengurangi kemungkinan tersumbatnya radiator dan kerusakan core akibat pengikisan.

Vehicle pada aplikasi jalan raya umumnya menggunakan conventional suction type fan karena kecepatan gerak vehicle dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan aliran udara yang melewati radiator.

Tidak direkomendasikan menggunakan Blower type fan yang hanya dirubah posisi pemasangannya sehingga diharapkan dapat menjadi suction fan karena pitch dari blade akan berbeda dan tidak sama dengan tipe suction fan yang sebenarnya. Jika hal ini dilakukan dapat mengakibatkan menurunnya kapasitas aliran udara.

Umumnya fan yang dipakai pada alat berat bahannya terbuat dari baja (steel) tetapi ada beberapa jenis fan yang menggunakan bahan plastik. Dengan bahan plastik keuntungannya adalah karena bahannya ringan sehingga blade menjadi fleksibel pada putaran kecepatan tinggi. Dan hal ini juga akan mengurangi tenaga yang dibutuhkan untuk menggerakkan fan. Penggunaan fan dengan bahan plastik juga meningkatkan umur dari drive belt dan bearing serta suara atau tingkat kebisingan yang ditimbulkan tidak terlalu tinggi. Dari segi jenis putaran fan umumnya adalah jenis fixed drive yaitu beroperasi secara terus menerus (continuously). Tetapi ada juga pada beberapa aplikasi ada yang menggunakan variable speed fan drive dimana fan akan berputar sesuai dengan

22

Gambar 3.12 tipe fan

Page 23: Sistem Pelumasan Dan Pendinginan Motor Diesel

kapasitas pendinginan sehingga tenaga yang dibutuhkan untuk menggerakan fan dapat tidak selalu sama pada setiap kondisi. Fan ini dikontrol dengan referensi informasi input dari temperatur coolant dan efisiensi tenaga untuk menggerakkan fan lebih baik jika dibandingkan dengan jenis fix fan drive.

Electric Fan

Gambar 3.13 electric fan

Ket:1. Fan Shroud ; 2. Fan; 3. Motor; 4. Relay; 5. Fan Switch; 6. Fuses; 7. Connector

Susunan rangkaian elektrik dari jenis electrical fan dan kontrolnya ditunjukkan pada Gambar 2.26. Pada beberapa aplikasi sebuah single fan di pasang di belakang radiator tetapi ada juga yang memakai dua fan yaitu dipasang pada bagian depan dan bagian belakang radiator. Rangkaian terbagi menjadi dua rangkaian elektrik yaitu fan switch circuit dan fan circuit yang terdiri dari fan motor dan fan relay. Cara Kerja

Motor fan dikontrol oleh fan relay (4) dan relay akan dikontrol oleh fan switch (5) yang terpasang pada thermostat housing. Switch ini merupakan heat-sensitive switch yang cara kerjanya adalah ketika temperatur sekitar 100ºC switch akan tertutup (closed) dan jika temperatur kurang dari 100ºC maka switch akan terbuka (open). Switch ini berjenis normally open.

Temperatur sensor tidak akan mengaktifkan relay jika temperatur coolant kurang dari 100°C sehingga arus dari battery tidak mengalir ke fan motor sehingga fan tidak akan berputar, hal ini akan menghemat tenaga engine. Temperatur sensor akan mengaktifkan relay jika temperatur coolant lebih dari 100°C sehingga arus dari battery dapat mengalir ke fan motor sehingga fan akan berputar dan mengalirkan udara ke radiator untuk pendinginan.

23

Page 24: Sistem Pelumasan Dan Pendinginan Motor Diesel

Hydraulic Motor

Jenis yang lain adalah fan yang menggunakan penggerak hydraulic motor yang dikontrol dengan sebuah thermostatic valve. Fan akan di putar ketika coolant telah mencapai temperatur yang ditentukan. Ketika Thermostatic valve aktif maka oli akan di alirkan untuk menggerakan fan hydraulic motor. Sistem ini kebanyakan digunakan pada unit-unit alat berat.

Multiplate Fan DriveSebuah bentuk fan drive yang berbeda adalah multi plate fan clutch, di

mana dihubungkan oleh tekanan spring dan menyebabkan fan berputar. Terlepasnya hubungan ke fan adalah oleh karena adanya udara bertekanan yang menekan spring keluar dari clutch plate. Tipe ini adalah ON atau OFF jenis lain. Jenis fan drive yang menggunakan multi plate fan clutch akan aktif (engaged) oleh tekanan spring sehingga fan dapat berputar. Untuk menon-aktifkan clutch dengan cara memberi tekanan udara untuk melawan tekanan spring sehingga clutch plate tidak aktif (released). Fan drive ini tipenya on – off.

Radiator Shroud

Desain fan dan radiator pada engine dengan power tinggi biasanya di lengkapi dengan sebuah pelindung (fan shroud). Fan shroud adalah pelindung yang terbuat dari logam atau plastik untuk mencegah agar udara tidak menyebar kearah luar dan juga mengarahkan aliran udara ke dalam fan.

24

Gambar 3.14 hydaraulic motor

Gambar 3.15 pelindung fan

Page 25: Sistem Pelumasan Dan Pendinginan Motor Diesel

Penggunaan shroud bertujuan untuk memaksimalkan jumlah udara yang dihembuskan oleh fan agar mengalir melewati radiator. Tanpa adanya shroud, udara mungkin bersirkulasi hanya pada tip dari fan blade. Posisi fan terhadap shroud sangat mempengaruhi keefektifan shroud.

3. Water Temperatur Regulator /Thermostat

Water temperatur regulator atau thermostat akan mengatur aliran coolant menujuradiator. Design dari Water temperatur regulator pada setiap engine dapat berbeda – beda tetapi prinsip kerjanya sama saja .

Water temperatur regulator atau thermostat akan mengatur aliran coolant menuju radiator. Saat engine dalam kondisi dingin, thermostat menutup aliran air menuju radiator dan coolant dari engine akan dialirkan menuju water pump melalui bypass tube lalu kembali ke engine. Ini akan membantu agar engine dapat mencapai suhu kerja dengan cepat.

Saat engine panas, thermostat akan mengalirkan air menuju radiator untukdidinginkan sebelum memasuki engine. Thermostat tidak secara penuh membuka atau menutup, tetapi berada dalam posisi keduanya untuk mempertahankan agar suhu engine tetap konstan. Suhu engine yang tepat sangatlah penting.

Engine yang terlalu dingin tidak akan bekerja menghasilkan suhu yang cukup tinggi untuk mendapatkan pembakaran yang effisien dan akan menyebabkan munculnya endapan pada sistem pelumasan engine, karbon dan

25

Gambar 3.16 water temperature regulator

Gambar 3.17 aliran water temperature regulator

Page 26: Sistem Pelumasan Dan Pendinginan Motor Diesel

lapisan deposit pada dinding liner serta dapat menimbulkan engine blowby. Jika temperatur terlalu rendah dapat menyebabkan timbulnya kondensasi di ruang bakar dan membentuk asam pada daerah sekitar ring piston. Engine yang terlalu panas akan menyebabkan engine panas (overheat) dan menyebabkan kerusakan yang serius pada engine.

Thermostat hanya mengontrol temperatur minimum coolant. Temperatur maksimal tergantung pada kapasitas coolant dan panas yang dihasilkan oleh pembakaran di dalam ruang bakar engine. Temperatur normal coolant diantara 71°C (160°F) dan 107°C (225°F). Temperatur pembukaan dari thermostat tertera pada thermostat seperti ditunjukkan pada Gambar 2.31. Thermostat merupakan komponen penting untuk menjaga engine beroperasi pada temperatur kerja operasi. Jangan pernah mengoperasikan engine tanpa thermostat pada sistem pendingin karena akan aliran coolant pada sistem pendingin akan selalu mengalir ke radiator akan menyebabkan engine akan bekerja di bawah temperatur kerja operasi terlalu lama.

Cara Kerja

Pada gambar 2.32 di atas menunjukkan Thermostat dalam kondisi terbuka (open) dan tertutup (closed). Jika temperatur meningkat, wax pellet akan memanjang dan menekan rubber diaphragm. Dengan begitu maka pin akan terdorong tetapi karena pin tersebut fixed dan tidak dapat bergerak sehingga pellet container akan bergerak ke bawah. Kondisi ini akan menggerakan valve off pada dudukannya, membuka valve dan mengijinkan coolant mengalir ke radiator. Ketika temperatur engine turun, wax pada pellet akan menyusut sehingga spring akan membuat valve menutup dan aliran coolant ke radiator akan tertutup.

Thermostat didesain untuk membuka pada temperatur tertentu. Contoh, desain thermostat pada 85°C unit akan mulai membuka antara 84°C (184°F) dan

26

Gambar 3.18 temperature pembukaan thermostat

Gambar 3.19 cara kerja thermostat

Page 27: Sistem Pelumasan Dan Pendinginan Motor Diesel

86°C (187°F) dan akan membuka penuh pada 100°C (212°F). Desain thermostat dengan lapisan lilin (wax) dimaksudkan bahwa jika thermostat rusak maka thermostat akan tetap berada pada posisi terbuka (open). Lapisan lilin akan cenderung tetap dalam keadaan mengembang dengan demikian menjaga valve tetap terbuka (open).

4. Radiator Pressure Cap

Pressure cap (Gambar 2.33) memiliki relief valve yang menjaga agar tekanan pada sistem pendingin tidak melebihi tekanan yang diinginkan. Pressure cap mempertahankan tekanan pada sistem pendingin. Dengan menaikkan tekanan sebesar 1 psi, titik didih air akan naik sebesar 1.8ºC (3,25 ºF), yang memungkinkan air tidak mendidih pada suhu 212ºF (100 ºC). Umumnya radiator cap memiliki relief valve yang sanggup menahan tekanan sistem pendingin bervariasi antara 48 -165 Kpa (7 – 24 psi). Ketika temperatur coolant naik makatekanan sistem pendingin juga akan naik karena sistem menggunakan sistem tertutup.

Cara Kerja

Didalam radiator cap terdapat pressure spring, pressure valve dan saluran ke resevoir (Gambar 3.21). Pada saat tekanan mencapai nilai pembukaan relief valve maka air dan udara yang bertekanan akan dibuang atau ditampung bila engine menggunakan reservoir. Proses ini berlangsung untuk mencegah tekanan yang berlebihan pada sistem pendingin.

27

Gambar 3.20 radiator pressure cap

Gambar 3.21 cara kerja radiator cap

Page 28: Sistem Pelumasan Dan Pendinginan Motor Diesel

Vacuum valve pada radiator cap berfungsi untuk mencegah terjadinya kevakumanpada sistem pendingin, valve membuka ketika tekanan di sistem lebih rendah 1 Psi dibawah tekanan atmosfer dan membiarkan udara masuk ke dalam sistem ataucoolant yang ditampung pada reservoir kembali masuk ke radiator. Vehicle menggunakan expansion tank (reservoir) yang dihubungkan dengan saluran ventilasi pada bagian kanan dari Gambar 3.22. Pada saat engine tidak dioperasikan dan sistem pendingin masih dingin maka coolant dari expansion tank akan mengalir ke dalam radiator melalui saluran yang ada pada radiator cap

Level pengisian coolant harus mencapai level pada filler pipe (Gambar 3.23). Jika sistem pendingin dilengkapi dengan coolant recovery system (expansion tank atau reservoir) untuk pengecekan level coolant dapat dilihat pada recovery container.

5. Expansion Plug (Frost Plug)

Expansion plug (Gambar 3.24) digunakan untuk menutup lubang-lubang pengecoran (casting holes) pada block engine yang biasanya sebagai saluran coolant. Expansion plug umumnya terbuat dari bahan alloy. Expansion plug memberi ruang jika coolant membeku pada aplikasi di daerah dingin. Pemuaian coolant pada saat panas dapat menyebabkan cylinder block mengalami retak

28

Gambar 3.22 cara kerja radiator cap

Gambar 3.23 level coolant

Gambar 3.24 expansion plug

Page 29: Sistem Pelumasan Dan Pendinginan Motor Diesel

dengan penggunaan expansion plug hal ini dapat dikurangi karena expansion plug dapat melenturkan atau menerima pemuaian dari block.

6. After-Cooler

Aftercooler (Gambar 3.25) dipasang setelah turbocharger pada engine untuk menurunkan suhu udara yang akan memasuki ruang bakar. Ini menyebabkan kerapatan udara menjadi meningkat, sehingga jumlah udara menjadi lebih banyak dan effisiensi dan tenaga yang dihasilkan engine meningkat. Beberapa pabrik engine mengistilahkan aftercooler sebagai intercooler.

7. Enginge Oil Cooler

Untuk efisiensi pelumasan, oli engine perlu untuk dijaga pada level temperaturtertentu. Temperatur oli engine tidak boleh melebihi 120°C. Sehubungan denganadanya friksi dan beban panas yang terjadi pada oli di dalam high performance engine ,heavy duty diesel engine , oli temperatur akan naik sehingga perlu untuk didinginkan secara terus menerus agar temperatur oli sesuai dengan temperatur kerja oli.

29

Gambar 3.25 after cooler

Gambar 3.26 engine oil cooler

Gambar 3.27 komponen oil cooler

Page 30: Sistem Pelumasan Dan Pendinginan Motor Diesel

Engine oil cooler terdiri dari sebuah metal housing yang memiliki sekumpulan tube tembaga yang mana terpisah oleh susunan sekat (buffle).

Coolant engine mengalir di dalam tube-tube dan oli engine yang panas mengalir di sekitar bagian luar dari tube (Gambar 3.28). Oil cooler mengurangi temperatur maksimum dari oli engine dan juga mempercepat tercapainya temperatur kerja engine dengan cara mensirkulasikan oli engine sampai mencapai temperatur kerja maksimum.

8. Water Cooled ExhaustExhaust manifold yang digunakan pada alat berat umumnya didinginkan oleh udara. Teknologi saat ini ada yang menggunakan shielded manifold untuk mencegah kerusakan karena panas yang dihasilkan dari radiasi.

9. Tali KipasKipas pendingin umumnya digerakkan oleh tali kipas. Tali kipas terbagi menjadi V-belt dan V ribbed belt.

a. V BeltDisebut V belt karena berbentuk V untuk menambah efisiensi pemindahan

tenaga. V belt terdapat 2 macam tipe conventional dan tipe cog.

30

Gambar 3.28 potongan oil cooler

Gambar 3.29 eatercooled exhaust

Gambar 3.30 V Belt

Page 31: Sistem Pelumasan Dan Pendinginan Motor Diesel

b. V Ribbed BeltV ribbed belt mempunyai keuntungan mempunyai efisiensi pemindahan

tenaga yang besar dan panas yang tinggi, tahan lama.

3.3 Sistem Pendingin UdaraPada aplikasi heavy dan medium duty diesel engine umumnya

menggunakan media pendingin cairan (coolant). Tetapi pada beberapa aplikasi seperti Deutz engine masih ada yang memakai media pendingin udara dimana pada aplikasi tersebut ukuran engine dan power yang di hasilkan tidak terlalu besar. Pada engine yang menggunakan media pendingin udara akan mengalirkan udara di sekeliling liner sehingga panas yang dihasilkan oleh hasil pembakaran engine akan diserap oleh udara yang akan dipindahkan dari engine ke udara sekitar. Pada system pendingin engine yang menggunakan media pendingin udara sangat bergantung pada: 1. Desain cooling fin 2. Kecepatan aliran udara yang melewati fin 3. Perbedaan temperatur antara udara dan permukaan fin.

Metode Pendingin Udara

Pada engine yang berukuran kecil dan multi-cylinder engine, fan flywheel digunakan untuk mendorong udara melewati saluran khusus pada cylinder head assembly. Pada engine besar (4 sampai dengan 8 cylinder), pendinginan engine menggunakan high-speed axial- flow fan dengan desain saluran yang khusus

31

Gambar 3.31 V Ribbed Belt

Gambar 3.32 Fan Flywheel

Page 32: Sistem Pelumasan Dan Pendinginan Motor Diesel

dimana konsentrasi aliran udara mengalir melalui daerah kritikal yang panas dari engine.

Temperatur kerja beberapa engine Deutz disesuaikan dengan penggunaan variable speed cooling fan. Dengan jenis desain ini, sebagian udara pendingin melewati engine secara langsung tergantung dari temperatur engine. Cooling fan digerakkan oleh timing gear melalui hydraulic coupling yang kecepatannya dikontrol secara otomatis. Sebuah electronic engine temperatur controller akan mendeteksi engine temperatur dan jika diperlukan sejumlah oil dapat dialirkan dengan bervariasi.

32

Gambar 3.33 Variable speed cooling fan

Page 33: Sistem Pelumasan Dan Pendinginan Motor Diesel

BAB IVPENUTUP

4.1 RangkumanSistem pelumasan dan pendinginan adalah sistem pendukung yang sangat

penting bagi suatu mesin agar bisa bekerja optimal dan memiliki daya tahan yang bagus, didalam komponen mesin banyak sekali persinggungan dua logam yang saling bergesekan dan juga panas yang dihasilkan dari panas proses pembakaran oleh karena itu dibutuhkan pelumasan dan pendinginan yang bagus untuk mendukung kinerjanya.

Pelumas memegang peranan penting dalam desain dan operasi semua mesin otomotif. Umur dan service yang diberikan oleh mobil tergantung pada perhatian yang kita berikan pada pelumasannya. Pada motor bakar,  pelumasan bahkan lebih sulit dibanding pada mesin-mesin  lainnya, karena di sini terdapat panas terutama di sekitar torak dan silinder, sebagai akibat leadakan dalam ruang pembakaran.

Minyak pelumas merupakan fluida cair yang berfungsi untuk melumasi permukaan komponen-komponen engine terutama yang terbuat dari logam dengan tujuan-tujuan tertentu sesuai dengan sifat-sifat dari minyak pelumas tersebut.

Fungsi dari sistem pelumasan itu sendiri adalah untuk menyediakan oli yang bersih dan pada temperatur stabil, serta mengalirkannya pada komponen-komponen engine yang membutuhkan pelumasan.

Sistem pendingin tidak hanya berfungsi untuk melindungi komponen – komponen engine tetapi juga menjaga kondisi oli yang dipakai pada sistem pelumasan bisa tetap pada kondisi temperatur kerja sehingga pelumasan terhadap komponen – komponen engine tetap terjaga. Sistem pendingin yang menyerap terlalu banyak panas juga tidak baik karena akan menurunkan thermal efficiency dari engine serta menurunkan energi yang dihasilkan.

Sistem pendinginan berfungsi untuk mendinginkan motor dan mencegah panas yang berlebihan. Umumnya motor didinginkan oleh sistem pendinginan air dan udara. Motor mobil banyak menggunakan sistem pendinginan air. Sistem pendingin air mempunyai kerugian konstruksi rumit dan biaya mahal dan mempunyai keuntungan lebih aman dan berfungsi sebagai peredam bunyi juga dapat digunakan sebagai sumber panas untuk heater (pemanas ruangan).

Pada aplikasi heavy dan medium duty diesel engine umumnya menggunakan media pendingin cairan (coolant). Tetapi pada beberapa aplikasi seperti Deutz engine masih ada yang memakai media pendingin udara dimana pada aplikasi tersebut ukuran engine dan power yang di hasilkan tidak terlalu besar. Pada engine yang menggunakan pendingin udara akan mengalirkan udara di sekeliling liner sehingga panas yang dihasilkan oleh hasil pembakaran engine akan diserap oleh udara yang akan dipindahkan dari engine ke udara sekitar.

33

Page 34: Sistem Pelumasan Dan Pendinginan Motor Diesel

DAFTAR RUJUKAN

Sunaryo. 2008. Mekanisme Motor Diesel. Bandung: FPTK UPI

Tim Penulis Caterpillar Service Technician Module. 2003. Fundamental Engine System. Terjemahan Tim Trakindo Utama Training Center Tembagapura. 2008. Papua: PT Trakindo Utama

Tim Penulis Toyota Astra Motor. 1995. New Step 1. Terjemahan oleh PT Toyota Astra Motor Indonesia. 1995. Jakarta:Penerbit.

Yuwono, Trisno. 2013. Perawatan Engine dan Unit Alat Berat. Jakarta: Direktorat Pembinaan SMK

34