sifat-20

Upload: zizothehiro

Post on 07-Mar-2016

24 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

qq

TRANSCRIPT

  • Sifat 20

    Bermula Mualim hamba [Buya Abdul Karim bin Muhammad Nur Kerinci Indonesia menyusunsebuah kitab yang menjadi pegangan seluruh murid beliau yang ditulis menggunakan huruf jawi(Arab Melayu), mudah-mudahan Allah meredhai dan mengizinkan hamba mengutarakannyadalam forum ini tanpa melanggar adab. Bismillahirrahmanirrahiim Adapun Mubadi ilmu tauhid itu sepuluh perkara:1. Nama ilmu ini yaitu ilmu Tauhid, ilmu Kalam, ilmu Sifat, ilmu Ussuluddin, ilmu Aqidul Iman2. Tempat ambilannya : yaitu diterbitkan daripada Quran dan Hadits3. Kandungannya yaitu mengandung pengetahuan dari hal membahas ketetapan pegangankepercayaan kepada Tuhan dan kepada rasul-rasulNya, daripada beberapa simpulan atauikatan kepercayaan dengan segala dalil-dalil supaya diperoleh Itikad yang yakin (kepercayaanyang putus/Jazam sekira-kira menaikkan perasaan/Zauk untuk beramal menurut bagaimanakepercayaan itu.4. Tempat bahasannya atau Maudunya kepada empat tempat: - Pada Zat Allah Taala dari segi sifat-sifat yang wajib padanya, sifat-sifat yang mustahilpadaNya dan sifat-sifat yang harus padaNya. - Pada zat rasul-rasul dari segi sifat-sifat yang wajib padanya, sifat-sifat yang mustahilpadanya dan sifat-sifat yang harus padanya - Pada segala kejadian dari segi jirim dan jisim dan aradh sekira-kira keadaannya itu jadipetunjuknya dan dalil bagi wujud yang menjadikan dia - Pada segala pegangan dan kepercayaan dengan kenyataan yang didengar daripadaperkhabaran rasul-rasul Allah seperti hal-hal surga dan neraka dan hari kiamat 5. Faedah ilmu ini yaitu dapat mengenal Tuhan dan percaya akan rasul dan mendapatkebahagian hidup didunia dan hidup di akhirat yang kekal.6. Nisbah ilmu ini dengan lain-lain ilmu, yaitu ilmu ini ialah ilmu yang terbangsa kepada agamaislam dan yang paling utama sekali dalam agama islam.7. Orang yang menghantarkan ilmu ini atau mengeluarkannya yaitu, yang pertama merekayang menghantarkan titisan ilmu tauhid dengan mendirikan dalilnya untuk menolak perkataanmeraka yang menyalahi ialah dari pada ulama-ulama yang mashur yaitu Imam Abu Al hasan AlAsyari dan Imam Abu Mansur At Maturidi tetapi mereka pertama yang menerima ilmu tauhiddaripada Allah Taala ialah nabi Adam alaihissalam, dan yang akhir sekali Nabi Muhammad

    1 / 25

  • Sifat 20

    SAW.8. Hukumnya, yaitu fardhu ain bagi tiap-tiap orang yang mukallaf laki-laki atau perempuanmengetahui sifat-sifat yang wajib, yang mustahil dan yang harus pada Allah Taala dengan jalanIjmal atau ringkasan begitu juga bagi rasul-rasul Allah dan dengan jalan tafsil atau uraian9. Kelebihannya yaitu semulia-mulia dan setinggi-tinggi ilmu daripada ilmu yang lain-lain,karena menurut haditsnya nabi: Inallahataala lam yafrid syaian afdola minattauhid wasshalatiwalaukana syaian afdola mintu laf tarodohu ala malaikatihi minhum raakitu wa minhum sajidu,artinya, Tuhan tidak memfardukan sesuatu yang terlebih afdhol daripada mengEsakan Tuhan.Jika ada sesuatu terlebih afdhol daripadanya niscaya tetaplah telah difardhukan kepadamalaikatnya padahal setengah daripada malaikatnya itu ada yang ruku selamanya dansetengah ada yang sujud selamanya dan juga ilmu tauhid ini jadi asal bagi segala ilmu yanglain yang wajib diketahui dan lagi karena mulia , yaitu Zat Tuhan dan rasul dan dari itu makajadilah maudunya semulia-mulia ilmu dalam agama islam.10. Kesudahan ilmu ini yaitu dapat membedakan antara Itikad dan kepercayaan syah denganyang batil dan dapat pula membedakan antara yang menjadikan dengan yang dijadikan atauantara yang Qadim dengan yang muhadasNya Ilmu Tauhid Adapun pendahuluan masuk pada menjalankan ilmu tauhid itu berhimpun atas tiga perkara:1. Khawas yang lima yaitu, Pendengar, Penglihat, Pencium, Perasa lidah dan Penjabat2. Khabar Mutawatir, yaitu khabar yang turun menurun. Adapun khabar mutawatir itu duabahagi:a. Khabar Mutawatir yang datang daripada lidah orang banyakb. Khabar Mutawatir yang datang daripada lidah rasul-rasul3. Kandungannya yaitu mengandung pengetahuan dari hal membahas ketetapan pegangankepercayaan kepada Tuhan dan kepada rasul-rasulNya, daripada beberapa simpulan atauikatan kepercayaan dengan segala dalil-dalil supaya diperoleh Itikad yang yakin (kepercayaanyang putus/Jazam sekira-kira menaikkan perasaan/Zauk untuk beramal menurut bagaimanakepercayaan itu. Aqal Adapun Aqal itu dua bahagi :1. Aqal Nazori, yaitu aqal yang berkehendak kepada fikir dan keterangan.

    2 / 25

  • Sifat 20

    2. Aqal Doruri, yaitu aqal yang tiada berkehendak kepada fikir dan keterangan.Adapun Hukum Aqal itu tiga bahagi:1. Wajib Aqal, yaitu barang yang tiada diterima oleh aqal akan tiadanya maka wajib adanya(Zat, Sifat dan Afal Allah)2. Mustahil Aqal, yaitu barang yang tiada diterima oleh aqal akan adanya maka mustahiladanya (Segala kebalikan daripada sifat yang wajib, sekutu)3. Harus Aqal, yaitu barang yang diterima oleh akal akan adanya atau tiadanya (Alam dansegala isinya yang baharu/diciptakan) Mumkinun (Baharu Alam) Adapun yang wajib bagi Alam mengandung empat perkara:1. Jirim, yaitu barang yang beku bersamaan luar dan dalam seperti, batu, kayu, besi dantembaga2. Jisim, yaitu barang yang hidup memakai nyawa tiada bersamaan luar dalam seperti manusiadan binatang3. Jauhar Farad, barang yang tiada boleh dibelah-belah atau dibagi-bagi seperti asap, abu dankuman yang halus-halus4. Jauhar Latief, yaitu Jisim yang halus seperti ruh, malaikat, jin, syaiton dan nurWajib bagi Jirim, Jisim, Jauhar Farad dan Jauhar Latief bersifat dengan empat sifat:1. Tempat, maka wajib baginya memakai tempat seperti kiri atau kanan, atas atau bawah,hadapan atau belakang2. Jihat, maka wajib baginya memakai jihat seperti utara atau selatan, barat atau timur, jauhatau dekat3. Berhimpun atau bercerai4. Memakai arad, yaitu gerak atau diam, besar atau kecil, panjang atau pendek dan memakairasa seperti manis atau masam, masam atau tawar dan memakai warna-warna seperti hitamatau putih, merah atau hijau dan memakai bau-bauan seperti harum atau busuk Hukum Adat Thobiat Adapun yang wajib bagi hukum adat Thobiat yang dilakukan didalam dunia ini sahaja, sepertimakan, apabila makan maka wajib kenyang sekedar yang dimakan begitu juga api apabilabersentuh dengan kayu yang kering maka wajib terbakar, dan pada benda yang tajam yangapabila dipotongkan maka wajib putus atau luka.

    3 / 25

  • Sifat 20

    Dan begitu juga pada air apabila diminum maka wajib hilang dahaga sekedar yang diminum.Adapun yang mustahil pada adat Thobiat itu tiada sekali-kali seperti makan tiada kenyang,minum tiada hilang dahaga, dipotong dengan benda yang tajam tiada putus atau luka dandimasukkan didalam api tiada terbakar. Akan tetapi yang mustahil pada adat itu sudah berlakupada nabi Ibrahim as di dalam api tiada terbakar dan pada nabi Ismail as dipotong denganpisau yang tajam diada putus atau luka .Adapun yang mustahil pada adat itu jika berlaku pada rasul-rasul dinamakan Mujizat, jikaberlaku pada nabi-nabi dinamakan Irhas, jika pada wali-wali dinamakan Karamah, dan jika padaorang yang taat dinamakan Maunah dan jika berlaku pada orang kafir atau orang fasik yaituada empat macam:1. dinamakan Istidraj pada Johirnya bagus dan hakikat menyalahi2. dinamakan Kahanah yaitu pada tukang tenung3. dinamakan Sauzah yaitu pada tukang sulap mata4. dinamakan Sihir yaitu pada tukang sihirMohon ampunan dan RedhaMu yaa Allah,Itulah yang telah terdahulu banyak hamba ungkapkan (terlanjur) di topik-topik yang ada dalamBSC ini, untuk selanjutnya hamba, Insya Allah, akan memohon izin dahulu kepada Mualimhamba, sebab ada beberapa huraian penting yang hamba wajib meminta izin dahulu padabeliau, diantaranya: Hukum Syara, Hakikat Makrifat beserta huraian dalil bagi Sifat-Sifat yangwajib bagi aqal tentang keTuhanan:-Sifat Nafsiyah-Sifat Salbiyah-Sifat Maani-Sifat Manawiyahlalu dibahagi menjadi dua bahagi:-Sifat Istighna (28 Aqaid)-Sifat Iftikhor (22 Aqaid)yang menghasilkan faham hakikat nafi mengandung isbat, isbat mengandung nafi (50 Aqaid),lalu berlanjut pada huraian Sifat-sifat bagi Rasul, ditambah empat perkara rukun iman (18Aqaid), menghasilkan penjelasan aqaidul iman yang 5 (lima jenis), aqaidul iman 50, aqaiduliman 60, aqaidul iman 64, aqaidul iman 66 dan aqaidul iman 68.

    4 / 25

  • Sifat 20

    Baharulah disimpulkan menjadi 4 rukun Syahadat dan adab-adabnya, serta menjelaskanpenjelasan zikir, serta makna asma ALLAHInsyaAllah. MARIFAT Adapun hakikat Marifat itu berhimpun atas tiga perkara:1. Itikad Jazam, yaitu Itikad yang putus tiada syak, dzon dan waham2. Muwafikulilhaq, yaitu Muafakat dengan yang sebenarnya mengikut Al Quran dan Hadits3. Muaddalil yaitu beserta dalilAdapun Dalil itu dua bahagi:1. Dalil naqal (naqli), yaitu Al Quran dan Hadits.2. Dalil aqal (aqli), yaitu aqal kita Adapun dalil wujud Allah Taala pada orang awam yaitu Baharu alam seperti firman AllahTaala dalam Al Quran : Allahu khaliqu kullu syaiin, artinya: Allah Taala yang menjadikantiap-tiap sesuatuAdapun Hakikat Marifat orang yang Khawas :1. Itikat jazam, tiada syak, dzon dan waham2. Muwafakat ilmunya, aqalnya dan hatinya dengan jalan Ilham Ilahi3. Dalil pada dirinya, seperti firman Allah Taala dalam Al Quran: wa fii amfusikum afalatubsiruun, artinya: pada diri kamu tiadakah kamu lihat, dan juga Hadits Rasullullah, Man arofanafsahu faqod arofa Robbahu, artinya barang siapa mengenal dirinya bahwasanya mengenalTuhannya.Adapun Hakikat Marifat orang yang Khawasul khawas:1. Itikad jazam, tiada sak, dzon dan waham2. Muwafakat Ilmunya, aqalnya dan hatinya dengan jalan kasaf Ilahi terkaya ia daripada dalilyakni tiada berkehendak lagi kepada dalil (Aqal dhoruri) terus ia marifat kepada Allah Taala.~~~~~~~ oOo ~~~~~~~

    5 / 25

  • Sifat 20

    Adapun Marifat itu tiga martabat:1. Ilmul yaqin, yaitu segala Ulama2. Ainul yaqin, yaitu segala Aulia3. Haqqul yaqin, yaitu segala Anbiya~~~~~~~ oOo ~~~~~~~SIFAT-SIFAT KETUHANANAdapun yang wajib bagi Ketuhanan itu bersifat dengan empat sifat:1. Sifat Nafsiyah, yaitu Wujud2. Sifat Salbiyah yaitu, Qidam, Baqa, Mukhalafatuhu lil khawaditsi, Qiyamuhu binafsihi danWahdaniat3. Sifat Maani, yaitu, Qudrat, Iradat, Ilmu, Hayat, Sami, Bashir dan Kalam4. Sifat Manawiyah, yaitu Qadirun, Muridun, Alimun, Hayyun, Samiun, Bashirrun danMuttaqalimuunDibahagi lagi menjadi dua sifat (Pendekatan secara nafi dan isbat)1. Sifat Istighna yaitu, Wujud, Qidam, Baqa, Mukhalafatuhulilkhawadits, Qiyamuhu binafsihi,Sami, Bashir, Kalam, Samiun, Bashirun dan Muttaqallimun2. Sifat Iftikor, yaitu Qudrat, Iradat, Ilmu, Hayat, Kodirun, Muridun, Alimun, Hayyun danWahdaniahSIFAT-SIFAT KETUHANANAdapun yang wajib bagi Ketuhanan itu bersifat dengan empat sifat:1. Sifat Nafsiyah, yaitu Wujud2. Sifat Salbiyah yaitu, Qidam, Baqa, Mukhalafatuhu lil khawaditsi, Qiyamuhu binafsihi danWahdaniat3. Sifat Maani, yaitu, Qudrat, Iradat, Ilmu, Hayat, Sami, Bashir dan Kalam4. Sifat Manawiyah, yaitu Qadirun, Muridun, Alimun, Hayyun, Samiun, Bashirrun danMuttaqalimuun

    6 / 25

  • Sifat 20

    Dibahagi lagi menjadi dua sifat (Pendekatan secara nafi dan isbat)1. Sifat Istighna yaitu, Wujud, Qidam, Baqa, Mukhalafatuhulilkhawadits, Qiyamuhu binafsihi,Sami, Bashir, Kalam, Samiun, Bashirun dan Muttaqallimun2. Sifat Iftikor, yaitu Qudrat, Iradat, Ilmu, Hayat, Kodirun, Muridun, Alimun, Hayyun danWahdaniah~~~~~~~ oOo ~~~~~~~Bahagian I: Sifat Nafsiyah:Wujud, artinya ada, yang ada itu dzat Allah Taala, lawannya Adum, artinya tiada yaitu mustahiltiada diterima oleh aqal sekali-kali dikatakan Allah Taala itu tiada karena jikalau Allah Taala itutiada niscaya tiadalah perobahan pada alam ini. Alam ini jadilah statis (tak ada masa, rasa dll),dan tiadalah diterima aqal jika semua itu (perobahan) terjadi dengan sendirinya.Jikalau alam ini jadi dengan sendirinya niscaya jadilah bersamaan pada suatu pekerjaan atauberat salah satu maka sekarang alam ini telah nyata adanya sebagaimana yang kita lihatsekarang ini dan teratur tersusun segala pekerjaannya maka menerimalah aqal kita wajibadanya Allah Taala dan mustahil lawannya tiada. Adapun dalilnya yaitu firmannya dalam AlQuran:Allahu kholiqu kullu syaiinartinya, Allah Taala jualah yang menjadikan tiap-tiap sesuatu.Adapun Wujud itu sifat Nafsiyah ada itulah dirinya hak Taala. Adapun tarif sifat nafsiyah itu:Hiya huwa wala hiya ghoiruku, artinya, sifat inilah dzat hak Taala, tiada ia lain daripadanyayakni sifat pada lafadz dzat pada maknaAdapun Hakikat sifat nafsiyah itu : Hiya lhalul wajibatu lizzati maadaamati azzatu ghoirumualalahi biillati, artinya: hal yang wajib bagi dzat selama ada dzat itu tiada dikarenakandengan suatu karena yakni adanya yaitu tiada karena jadi oleh sesuatu dan tiada Ia terjadidengan sendirinya dan tiada Ia menjadikan dirinya sendiri dan tiada Ia berjadi-jadian.Adapun Wujud itu dikatakan sifat Nafsiyah karena wujud menunjukkan sebenar-benar dirinyadzat tiada lainnya dan tiada boleh dipisahkan wujud itu lain daripada dzat seperti sifat yanglain-lain.Adapun Wujud itu tiga bahagi:1. Wujud Haqiqi, yaitu dzat Allah Taala maka wujud-Nya itu tiada permulaan dan tiadakesudahan maka wujud itu bersifat Qadimdan Baqa, inilah wujud sebenarnya2. Wujud Mujazi, yaitu dzat segala makhluk maka wujudnya itu ada permulaan dan ada

    7 / 25

  • Sifat 20

    kesudahan tiada bersifat Qadim dan Baqa, sebab wujudnya itu dinamakan wujud Mujazikarena wujudnya itu bersandarkan Qudrat Iradat Allah Taala3. Wujud Ardy, yaitu dzat Arodul wujud maka wujudnya itu ada permulaan dan tiadakesudahan seperti ruh, syurga, neraka, Arasy, Kursi dan lain-lainAdapun yang Mawujud selain Allah Taala dua bahagi1. Mawujud dalam alam sahadah, yaitu yang di dapat dengan khawas yang lima seperti langit,bumi, kayu, manusia, binatang dan lain-lain2. Mawujud didalam alam ghaib yang tiada didapat dengan khawas yang lima tetapi didapatdengan nur iman dan Kasaf kepada siapa-siapa yang dikaruniakan Allah Taala sepertiMalaikat, Jin, Syaitan, Nur dan lain-lain.Adapun segala yang Mawujud itu lima bahagi:1. Mawujud pada Zihin yaitu ada pada aqal2. Mawujud pada Kharij yaitu ada kenyataan bekas3. Mawujud pada Khayal yaitu seperti bayang-bayang dalam air atau yang didalam mimpi4. Mawujud pada Dalil yaitu ada pada dalil seperti asap tanda ada api5. Mawujud pada Marifat yaitu dengan pengenalan yang putus tiada dapat diselingi lagi terus IaMarifat kepada Allah TaalaMembicarakan Wujud-Nya dengan jalan dalil:1. Dalil yang didapat dari Khawas yang lima tiada dapat didustakan2. Dalil yang didapat dari Khabar Mutawatir tiada dapat didustakan3. Dalil yang didapat daripada Aqal tiada dapat didustakan4. Dalil yang didapat daripada Rasulullah tiada dapat didustakan5. Dalil yang didapat daripada firman Allah Taala tiada dapat didustakanSIFAT-SIFAT KETUHANANAdapun yang wajib bagi Ketuhanan itu bersifat dengan empat sifat:1. Sifat Nafsiyah, yaitu Wujud

    8 / 25

  • Sifat 20

    2. Sifat Salbiyah yaitu, Qidam, Baqa, Mukhalafatuhu lil khawaditsi, Qiyamuhu binafsihi danWahdaniat3. Sifat Maani, yaitu, Qudrat, Iradat, Ilmu, Hayat, Sami, Bashir dan Kalam4. Sifat Manawiyah, yaitu Qadirun, Muridun, Alimun, Hayyun, Samiun, Bashirrun danMuttaqalimuunDibahagi lagi menjadi dua sifat (Pendekatan secara nafi dan isbat)1. Sifat Istighna yaitu, Wujud, Qidam, Baqa, Mukhalafatuhulilkhawadits, Qiyamuhu binafsihi,Sami, Bashir, Kalam, Samiun, Bashirun dan Muttaqallimun2. Sifat Iftikor, yaitu Qudrat, Iradat, Ilmu, Hayat, Kodirun, Muridun, Alimun, Hayyun danWahdaniah~~~~~~~ oOo ~~~~~~~Bahagian II: Sifat SalbiyahAdapun hakikat sifat Salbiyah itu: wahiya dallat alallafiy maalaa khaliyqu billahi aza wajalla,artinya barang yang menunjukkan atas menafikan apa-apa yang tiada patut dan tiada layakpada dzat, pada sifat dan pada afal Allah Taala yaitu lima sifat:1. QIDAM, artinya Sedia2. BAQA artinya Kekal,3. MUKHALAFATUHULILKHAWADITS artinya Bersalahan Allah Taala dengan segala yangbaharu.4. QIYAMUHU BINAFSIHI, artinya Berdiri Allah Taala dengan sendiriNya.5. WAHDANIAH, artinya Esa~~~~~~~ oOo ~~~~~~~1. QIDAM, artinya SediaAdapun hakikat Qidam ibarat dari menafikan ada permulaan bagi Wujud-Nya yakni tiadapermulaan, lawannya Hudusy artinya baharu yaitu mustahil tiada diterima oleh aqal sekali-kalidikatakan Ia baharu karena jikalau Ia baharu niscaya jadilah Wujud-Nya itu wujud yang harus,tiadalah Ia wajibal wujud maka sekarang telah terdahulu wajibal wujud baginya makamenerimalah aqal kita wajib baginya bersifat Qadim dan mustahil lawannya baharu , adapundalilnya firmannya dalam Al Quran: huwal awwalu, artinya Ia juga yang awal.

    9 / 25

  • Sifat 20

    Adapun Qadim nisbah pada nama empat perkara:a. Qadim Haqiqi, yaitu dzat Allah Taalab. Qadim Sifati, yaitu sifat Allat Taalac. Qadim Idofi, yaitu Qadim yang bersandar seperti dahulu bapa daripada anakd. Qadim Zamani, yaitu masa yang telah lalu sekurang-kurangnnya setahun2. BAQA artinya KekalAdapun hakikat Baqa itu ibarat menafikan ada kesudahan bagi Wujud-Nya, yakni tiadakesudahan, lawannya Fana artinya binasa yaitu mustahil tiada diterima oleh aqal sekali-kalidikatakan Ia binasa, jikalau Ia binasa jadilah Wujud-Nya itu wujud yang baharu, apabila Iabaharu tiadalah Ia bersifat Qadim maka sekarang telah terdahulu bagi-Nya wajib bersifat Qadimmaka menerimalah aqal kita wajib bagi-Nya bersifat Baqa dan mustahil lawannya binasa,adapun dalilnya firman-Nya dalam Al Quran: wayabqo wajhu robbikauzuljalali wal ikrom, artinyakekal dzat Tuhan kamu yang mempunyai Kebesaran dan Kemuliaan.Adapun yang Kekal itu dua bahagi:a. Kekal Haqiqi, yaitu dzat dan sifat Allah Taalab. Kekal Ardy, yaitu kekal yang dikekalkan, menerima hukum binasa jikalau dibinasakan AllahTaala, karena ia sebahagian daripada mumkinun, tetapi tiada dibinasakan maka kekallah ia,maka kekalnya itu dinamakan kekal Ardy, seperti ruh, arasy, kursi, kalam, lauh mahfudh, surga,neraka, bidadari dan telaga nabi.3. MUKHALAFATUHULILKHAWADITSI artinya Bersalahan Allah Taala dengan segala yangbaharuAdapun Hakikat Mukhalafatuhulilhawadits itu diibaratkan menafikan dzat dan sifat dan afalAllah Taala dengan segala sesuatu yang baharu, yakni tiada bersamaan dengan segala yangbaharu, lawannya Mumassalatuhulilhawadits, artinya bersamaan dengan segala sesuatu yangbaharu. Tiada diterima oleh aqal dikatakan Allah Taala itu bersamaan dzat-Nya dan sifat-Nyadan afal-Nya dengan segala yang baharu, karena jikalau bersamaan dengan segala yangbaharu maka tiadalah Ia bersifat Qadim dan Baqa, sebab segala yang baharu menerimahukum binasa, maka sekarang telah terdahulu wajib bagi Allah Taala bersifat Qadim danBaqa, maka menerimalah aqal kita wajib bagi Allah Taala bersifat mukhalafatuhulilhawadits,dan mustahil lawannya Mumasalatu lilhawadits, adapun dalilnya firman-Nya dalam Al Quran:laisa kamislihi syaiin wa huwassamiul bashir, artinya tiada seumpama Allah Taala dengansegala sesuatu dan Ia mendengar dan melihat.Adapun bersalahan dzat Allah Taala dengan dzat yang baharu karena dzat Allah Taala bukan

    10 / 25

  • Sifat 20

    jirim atau jisim dan bukan jauhar atau aradh dan tiada dijadikan, tiada bertempat, tiada berjihat,tiada bermasa atau dikandung masa dan tiada beranak atau diperanakkan.Bersalahan sifat Allah Taala dengan sifat yang baharu karena sifat Allah Taala Qadim danAum takluknya, seperti Sami Allah Taala takluk pada segala yang mawujud.Adapun sifat yang baharu itu tiada ia Qadim dan tiada Aum takluknya, tetapi takluk padasetengah perkara jua seperti yang baharu mendengar ia pada yang berhuruf dan bersuara danyang tiada berhuruf dan bersuara tiada ia mendengar atau yang jauh atau yang tersembunyiseperti gerak-gerak yang dalam hati dan begitu jua sifat-sifat yang lain tiada serupa dengansifat Allah Taala.Adapun bersalahan perbuatan Allah Taala dengan perbuatan yang baharu karena perbuatanAllah Taala itu memberi bekas dan tiada dengan alat perkakas dan tiada dengan minta tolongdan tiada mengambil faedah dan tiada yang sia-sia.Adapun perbuatan yang baharu tiada memberi bekas dan dengan alat perkakas atau denganminta tolong dan mengambil faedah.4. QIYAMUHU BINAFSIHI, artinya Berdiri Allah Taala dengan sendirinyaAdapun hakikat Qiyamuhu binafsihi itu ibarat daripada menafikan berkehendak kepada tempatberdiri dan berkehendak kepada yang menjadikan dia, yakni tiada berkehendak kepada tempatberdiri dan tiada berkehendak kepada yang menjadikannya.Mustahil tiada diterima oleh aqal sekali-kali dikatakan tiada berdiri dengan sendiriNya, karena Iazat bukan sifat, jikalau Ia sifat, maka berkehendak kepada tempat berdiri karena sifat itu tiadaboleh berdiri dengan sendirinya.Dan tiada berkehendak kepada yang menjadikan Ia karena Ia Qadim, jikalau berkehendak Iakepada yang menjadikan Dia, maka jadilah Ia baharu, apabila ia baharu tiadalah ia bersifatQadim dan Baqa dan Mukhalafatuhulilhawadits.Maka sekarang menerimalah aqal kita, wajib diterima oleh aqal, bagi Allah Taala itu bersifatQiyamuhubinafsihi dan mustahil lawannya An-laayakuunu koimambinafsihi, adapun dalilnyafirman-Nya dalam Al Quran: Innallaha laghniyyun anil alamiin, artinya Allah Taala itu terkayadaripada sekalian alam.Adapun segala yang Mawujud menurut berkehendak kepada tempat berdiri dan berkehendakkepada yang menjadikan dia itu empat bahagi:a. Tiada berkehendak kepada yang menjadikan Dia dan tiada berkehendak kepada tempatberdiri, yaitu zat Allah Taalab. Berdiri pada zat Allah Taala dan tiada berkehendak kepada yang menjadikan Dia, yaitu sifatAllah Taala

    11 / 25

  • Sifat 20

    c. Tiada berkehendak kepada tempat berdiri dan berkehendak kepada yang menjadikan diayaitu segala jirim yang baharud. Berkehendak kepada tempat berdiri dan berkehendak kepada yang menjadikan dia yaitusegala aradh yang baharu5. WAHDANIAH, artinya EsaAdapun hakikat Wahdaniah itu ibarat menafikan kammuttasil (berbilang-bilang ataubersusun-susun atau berhubung-hubung) dan kammumfasil (bercerai-cerai banyak yangserupa) pada zat, pada sifat, dan pada afal.Lawannya An-yakunu wahidan, artinya tiada ia esa. Mustahil tiada diterima oleh akal sekali-kalidikatakan tiada Ia Esa, karena jikalau tiada Ia Esa tiadalah ada alam ini karena banyak yangmemberi bekas.Seperti dikatakan ada dua atau tiga tuhan, kata tuhan yang satu keluarkan matahari dari barat,dan kata tuhan yang satu lagi keluarkan dari timur, dan kata tuhan yang satu lagi keluarkan dariutara atau selatan, karena tiga yang memberi bekas. Tentu kalau tuhan yang satu itumengeluarkan matahari itu dengan sekehendakknya umpamanya disebelah barat, tentu pulatuhan yang lain meniadakkannya dan mengadakan lagi menurut kehendaknya umpamanyadisebelah timur atau utara atau selatan, karena tiga-tiga tuhan itu berkuasa mengadakan danmeniadakan maka kesudahannya matahari itu tiada keluar.Maka sekarang kita lihat dengan mata kepala kita sendiri bagaimana keadaan atau perjalanandidalam alam ini semuanya teratur dengan baiknya maka menerimalah aqal kita wajib diterimaaqal Wahdaniah bagi Allah Taala dan mustahil lawannya berbilang-bilang atau bercerai-cerai.Adapun dalilnya firman-Nya dalam Al Quran: Qul huwallahu ahad, artinya katakanlah oleh mu(Muhammad) Allah Taala itu Esa, yakni Esa zat dan Esa sifat dan Esa Afal.Adapun Wahdaniah pada zat menafikan dua perkara:a. Menafikan Kammuttasil, yaitu menafikan berbilang-bilang atau bersusun-susun sepertidikatakan zat Allah Taala itu berdarah, berdaging dan bertulang urat, atau dikatakan zat AllahTaala itu kejadian daripada anasir yang empat.b. Menafikan Kammumfasil, yaitu menafikan bercerai-cerai banyak yang sebangsa atau serupa,umpama dikatakan ada zat yang lain seperti zat Allah Taala yakni tiada sekali-kali seperti yangdemikian itu.Maka Kammuttasil dan Kammumfasil itulah yang hendak kita nafikan pada zat Allah Taala,apabila sudah kita nafikan yang dua perkara ini maka barulah dikatakan Ahadiyyatuzzat, yakniEsa dzat Allah Taala.Adapun Wahdaniah pada sifat menafikan dua perkara:

    12 / 25

  • Sifat 20

    a. Menafikan Kammuttasil, yaitu menafikan berbilang-bilang atau bersusun-susun sifat, sepertidikatakan ada pada Allah Taala dua Qudrat atau dua Ilmu atau dua Sami yakni tiada sekali-kaliseperti yang demikian itu.b. Menafikan Kammumfasil, yaitu menafikan bercerai-cerai banyak yang sebangsa atau serupaseperti dikatakan ada Qudrat yang lain atau Ilmu yang lain seperti Qudrat dan Ilmu Allah Taala.Maka Kammuttasil dan Kammumfasil inilah yang hendak kita nafikan pada sifat Allah Taala,apabila sudah kita nafikan yang dua itu maka baharulah dikatakan Ahadiyyatussifat, yakni Esasifat Allah Taala.Adapun Wahdaniah pada afal menafikan dua perkara:a. Menafikan Kammuttasil, yaitu menafikan berhubung atau minta tolong memperbuat suatuperbuatan, seperti dikatakan Allah Taala jadikan kuat pada nasi mengenyangkan dan kuatpada air menghilangkan dahaga dan kuat pada api membakar dan kuat pada tajammemutuskan yakni tiada sekali-kali seperti yang demikian itu.b. Menafikan Kammumfasil, yaitu menafikan bercerai-cerai banyak perbuatan yang memberibekas, seperti dikatakan ada perbuatan yang lain memberi bekas seperti perbuatan AllahTaala, yakni tiada sekali-kali seperti yang demikian itu.Maka Kammuttasil dan Kammumfasil inilah yang hendak kita nafikan pada afal Allah Taala,apabila sudah kita nafikan yang dua ini maka baharulah kita dikatakan Ahadiyyatull afal, yakniEsa perbuatan Allah Taala.Bahagian III: Sifat MaaniAdapun hakikat sifat Maani itu: wahiya kullu sifatu maujudatun qoimatun bimaujuudatunaujabat lahu hukman, artinya tiap-tiap sifat yang berdiri pada yang maujud (wajibalwujud / zatAllah Taala) maka mewajibkan suatu hukum (yaitu Manawiyah)Sifat Maani ini maujud pada zihin dan maujud pula pada kharij, ada tujuh perkara:1. QUDRAT artinya Kuasa, Takluk pada segala mumkinun2. IRADAT artinya Menentukan, takluk pada segala mumkinun3. ILMU artinya Mengetahui, takluk pada segala yang wajib, mustahil dan jaiz bagi aqal.4. HAYAT artinya Hidup, tiada takluk, tetapi syarat bagi aqal kita menerima adanya sifat-sifatyang lain.5. SAMA artinya Mendengar, takluk pada segala yang maujud.6. BASYAR artinya Melihat, takluk pada segala yang maujud.

    13 / 25

  • Sifat 20

    7. KALAM artinya Berkata-kata~~~~~~~ oOo ~~~~~~~1. Qudrat artinya KuasaAdapun hakikat Qudrat itu yaitu satu sifat yang Qadim lagi azali yang sabit berdiri pada zatAllah Taala, maka dengan Dia mengadakan dan meniadakan bagi segala mumkin muafakatdengan Iradat-Nya. Adapun arti mumkin itu barang yang harus adanya atau tiadanyaAdapun mumkin itu empat bahagi:a. Mumkin Maujuud badal adum, yaitu mumkin yang pada masa sekarang, dahulu tiada,seperti: langit, bumi dan kita semuanya.b. Mumkin Madum badal wujud, yaitu mumkin yang tiada pada masa sekarang ini dahulunyaada, seperti: nabi Adam as, dan datok-datok nenek kita yang sudah tiada.c. Mumkin sayuzad, yaitu mumkin yang akan datang seperti hari kiamat, syurga dan neraka.d. Mumkin Ilmu Allah annahu lamyujad, yaitu mumkin yang didalam Ilmu Allah Taala, tetapitiada dijadikan seperti hujan emas, Air laut rasanya manis, dan banyak yang lain lagi.Lawannya Ujdzun artinya lemah, yaitu mustahil tiada diterima oleh aqal sekali-kali dikatakanAllah Taala itu lemah, karena jikalau Ia lemah niscaya tiadalah ada alam ini karena yang lemahitu tiada dapat memperbuat suatu perbuatan. Maka sekarang alam ini telah nyata adanyabagaimana yang kita lihat sekarang ini, maka menerimalah aqal kita wajib diterima aqal,bagi-Nya bersifat Qudrat dan mustahil lawannya Ujdzun.Adapun dalilnya firman-Nya dalam Al Quran: wallahu ala kulli saiin-qodir, artinya Allah Taalaitu berkuasa atas tiap-tiap sesuatu.Tetaplah dalam Hakikat Qudrat itu difahami dengan memahami sifat Salbiyah terlebih dahuluuntuk menafikan apa-apa yang tiada patut dan tiada layak pada dzat, pada sifat dan pada afalAllah Taala.* Qudrat Allah Taala Qadim atau sedia, tiada diawali dengan lemah.* Qudrat Allah Taala Baqa atau Kekal, tiada diakhiri dengan lemah.* Qudrat Allah Taala itu Mukhalafatuhu lil hawadits, atau bersalahan dengan yang baharu,maha suci dari sekalian misal.* Qudrat Allah Taala itu Qoimumbizzatihi atau berdiri pada zat Allah Taala, tiada memintatolong pada sesuatu, dan tiada mengambil faedah.

    14 / 25

  • Sifat 20

    * Qudrat Allah Taala itu Wahdaniyah, atau Esa, tiada kamuttassil (Berhubung/bersusun) dantiada kamumfasil (tiada bercerai dengan sifat yang lain).2. Iradat artinya MenentukanAdapun hakikat Iradat itu satu sifat yang Qadim lagi azali yang sabit berdiri pada zat AllahTaala maka dengan Dia menentukan sekalian mumkin adanya atau tiadanya,muafakat denganIlmu-Nya.Adapun Iradat Allah Taala menentukan enam perkara:a. Menentukan mumkin itu Ada atau tiadanyab. Menentukan Tempat mumkin ituc. Menentukan Jihat mumkin itud. Menentukan Sifat mumkin itue. Menentukan Qadar mumkin ituf. Menentukan Masa mumkin ituLawannya Karahat artinya tiada menentukan atau tiada berkehendak, yaitu mustahil tiadaditerima oleh aqal sekali-kali dikatakan Allah Taala itu tiada menentukan atau tiadaberkehendak, karena jikalau tiada Ia menentukan atau tiada Ia berkehendak mengadakan alamini atau meniadakan alam ini niscaya tiadalah baharu (Berubah) alam ini maka sekarang alamini telah nyata adanya perubahan, ada siang ada malam, ada yang datang ada yang pergi,seperti yang telah kita lihat dengan mata kepala kita sendiri, maka menerimalah aqal kita wajibbagi Allah Taala bersifat Iradat dan mustahil lawannya Karahat.Adapun dalilnya firman-Nya dalam Al Quran: faallu limaa yuriy d, artinya berbuat Allah Taaladengan barang yang ditentukan-Nya.Adapun Iradat dengan amar dan nahi itu tiada berlazim karena:Ada kalanya disuruh tetapi tiada dikehendaki seperti Abu jahal, Abu lahab dan segalapengikutnya.Ada kalanya disuruh dan dikehendaki seperti Abu Baqar dan segala sahabat yang lain.Ada kalanya tiada disuruh dan tiada dikehendaki seperti kafir yang banyak.Adakalanya tiada disuruh tetapi dikehendaki seperti mengerjakan yang haram dan makruhseperti Nabi Adam as dan Hawa.

    15 / 25

  • Sifat 20

    Tetaplah dalam Hakikat Iradat itu difahami dengan memahami sifat Salbiyah terlebih dahuluuntuk menafikan apa-apa yang tiada patut dan tiada layak pada dzat, pada sifat dan pada afalAllah Taala.* Iradat Allah Taala Qadim atau sedia, tiada diawali dengan Karahat.* Iradat Allah Taala Baqa atau Kekal, tiada diakhiri dengan Karahat.* Iradat Allah Taala itu Mukhalafatuhu lil hawadits, atau bersalahan dengan yang baharu, mahasuci dari sekalian misal.* Iradat Allah Taala itu Qoimumbizzatihi atau berdiri pada zat Allah Taala, tiada memintatolong pada sesuatu, dan tiada mengambil faedah.* Iradat Allah Taala itu Wahdaniyah, atau Esa, tiada kamuttassil (Berhubung/bersusun) dantiada kamumfasil (tiada bercerai dengan sifat yang lain).3. Ilmu artinya MengetahuiAdapun hakikat Ilmu itu yaitu satu sifat yang Qadim lagi azali yang sabit berdiri pada zat AllahTaala maka dengan Dia Mengetahui pada yang wajib, pada yang mustahil, dan pada yangharus.Adapun yang wajib itu zat dan sifatNya, maka mengetahui Ia zatNya dan sifatNya yangKamalat.Adapun yang mustahil itu yaitu yang menyekutui ketuhanannya atau yang kekurangan baginyamaka mengetahui Ia tiada yang menyekutui bagi ketuhanan-Nya dan yang kekuranganpada-Nya.Adapun yang harus itu sekalian alam ini maka mengetahui Ia segala perkara yang ada padamasa sekarang ini, segala perkara yang sudah tiada dan segala perkara yang akan diadakanlagi dan tiada terdinding yang dalam Ilmu-Nya sebesar jarah jua pun, semuanya diketahui-Nyadengan Ilmu-Nya yang QadimLawannya Jahil, artinya bodoh, yaitu mustahil tiada diterima oleh aqal sekali-kali dikatakan IaJahil atau bodoh karena jikalau ia Jahil atau bodoh niscaya tiadalah teratur atau tersusunsegala pekerjaan didalam alam ini maka sekarang alam ini telah teratur dan tersusun denganbaiknya, maka menerimalah aqal kita wajib bagi Allah Taala bersifat Ilmu dan mustahillawannya Jahil atau bodoh.Adapun dalilnya firman-Nya dalam Al Quran: wallahu bikulli syaiin alimun, artinya Allah Taalamengetahui tiap-tiap sesuatu.Tetaplah dalam Hakikat Ilmu itu difahami dengan memahami sifat Salbiyah terlebih dahuluuntuk menafikan apa-apa yang tiada patut dan tiada layak pada dzat, pada sifat dan pada afal

    16 / 25

  • Sifat 20

    Allah Taala.* Ilmu Allah Taala Qadim atau sedia, tiada diawali dengan jahil.* Ilmu Allah Taala Baqa atau Kekal, tiada diakhiri dengan jahil.* Ilmu Allah Taala itu Mukhalafatuhu lil hawadits, atau bersalahan dengan yang baharu, mahasuci dari sekalian misal, dan tiada terdinding.* Ilmu Allah Taala itu Qoimumbizzatihi atau berdiri pada zat Allah Taala, tiada meminta tolongpada sesuatu.* Ilmu Allah Taala itu Wahdaniyah, atau Esa, tiada kamuttassil (Berhubung/bersusun) dan tiadakamumfasil (tiada bercerai dengan sifat yang lain).4. Hayat artinya HidupAdapun hakikat Hayat itu satu sifat yang Qadim lagi azali yang sabit berdiri pada zat AllahTaala, maka dengan Dia zohirlah sifat yang lain-lain.Lawannya maut artinya mati, yaitu mustahil tiada diterima oleh aqal sekali-kali dikatakan Ia matikarena jikalau Ia mati niscaya tiadalah ada sifat yang lain seperti Qudrat, Iradat dan Ilmu makamenerimalah aqal kita wajib bagi Allah Taala bersifat hayat dan mustahil lawannya maut.Adapun dalilnya firman-Nya dalam Al Quran: huwal hayyuladzii laa yamuut, artinya Dia yangHidup yang tiada mati.Tetaplah dalam Hakikat Hayat itu difahami dengan memahami sifat Salbiyah terlebih dahuluuntuk menafikan apa-apa yang tiada patut dan tiada layak pada dzat, pada sifat dan pada afalAllah Taala.* Hayat Allah Taala Qadim atau sedia, tiada diawali dengan maut.* Hayat Allah Taala Baqa atau Kekal, tiada diakhiri dengan maut.* Hayat Allah Taala itu Mukhalafatuhu lil hawadits, atau bersalahan dengan yang baharu, mahasuci dari sekalian misal.* Hayat Allah Taala itu Qoimumbizzatihi atau berdiri pada zat Allah Taala, tiada memintatolong pada sesuatu.* Hayat Allah Taala itu Wahdaniyah, atau Esa, tiada kamuttassil (Berhubung/bersusun) dantiada kamumfasil (tiada bercerai dengan sifat yang lain)5. Sami artinya Mendengar

    17 / 25

  • Sifat 20

    Adapun hakikat Sami itu yaitu satu sifat yang Qadim lagi azali yang sabit berdiri pada zat AllahTaala, maka dengan Dia mendengar segala yang mawujud sama ada yang mawujud itu Qadimatau Muhadas.Adapun mawujud yang Qadim yaitu dzat dan Sifat-Nya, maka mendengar Ia akan Kalam-Nyayang tiada berhuruf dan bersuara, dan yang muhadas yaitu sekalian alam ini maka mendengarIa akan segala perkara yang ada pada masa sekarang ini, segala perkara yang sudah tiada dansegala perkara yang akan diadakan lagi, maka tiada terdinding pendengarannya oleh sebabjauh atau tersembunyi.Lawannya Sumum, artinya pekak atau tuli yaitu mustahil tiada diterima oleh aqal sekali-kalidikatakan Ia pekak atau tuli karena jikalau Ia pekak atau tuli niscaya tiadalah dapat Iamemperkenankan seruan makhluk-Nya padahal Menyuruh Ia kepada sekalian makhluk-Nyadengan meminta seperti firman-Nya dalam Al Quran: uduunii astajib lakum, artinya mintalaholehmu kepadaKu niscaya Aku perkenankan.Maka menerimalah aqal kita wajib bagi Allah Taala bersifat Sami dan mustahil lawannyaSumum, pekak atau tuli, adapun dalilnya firman-Nya dalam Al Quran: wallahu samiun alimun,artinya Allah Taala itu yang mendengar dan yang mengetahui .Tetaplah dalam Hakikat Sami itu difahami dengan memahami sifat Salbiyah terlebih dahuluuntuk menafikan apa-apa yang tiada patut dan tiada layak pada dzat, pada sifat dan pada afalAllah Taala.* Sami Allah Taala Qadim atau sedia, tiada diawali dengan pekak.* Sami Allah Taala Baqa atau Kekal, tiada diakhiri dengan pekak.* Sami Allah Taala itu Mukhalafatuhu lil hawadits, atau bersalahan dengan yang baharu, mahasuci dari sekalian misal, dan tiada terdinding.* Sami Allah Taala itu Qoimumbizzatihi atau berdiri pada zat Allah Taala, tiada memintatolong pada sesuatu.* Sami Allah Taala itu Wahdaniyah, atau Esa, tiada kamuttassil (Berhubung/bersusun) dantiada kamumfasil (tiada bercerai dengan sifat yang lain).6. Bashir artinya MelihatAdapun hakikat Bashir itu satu sifat yang Qadim lagi azali yang sabit berdiri pada zat AllahTaala, maka dengan Dia melihat segala yang mawujud sama ada yang mawujud itu Qadimatau muhadas.Adapun mawujud yang Qadim itu dzat dan sifat-Nya, maka melihat Ia akan dzat-Nya yang tiadaberupa dan berwarna dan sifat-Nya yang kamalat.

    18 / 25

  • Sifat 20

    Adapun mawujud yang muhadas itu sekalian alam ini maka melihat Ia akan segala perkarayang ada pada masa sekarang ini, segala perkara yang sudah tiada dan segala perkara yanglagi akan diadakan.Tiada terdinding yang pada penglihatan-Nya oleh sebab jauh atau sangat halusnya atau sangatkelamnya.Lawannya Umyun, artinya buta, yaitu mustahil tiada diterima oleh aqal sekali-kali dikatakan Iabuta karena jikalau Ia buta maka jadilah Ia kekurangan. Maka menerimalah aqal kita wajib bagiAllah Taala itu bersifat Bashir dan mustahil lawannya Umyun atau butaAdapun dalilnya firman-Nya dalam AlQuran: wallahu bashirun bimaa tamaluun, artinya AllahTaala itu melihat apa yang kamu kerjakan.Tetaplah dalam Hakikat Bashir itu difahami dengan memahami sifat Salbiyah terlebih dahuluuntuk menafikan apa-apa yang tiada patut dan tiada layak pada dzat, pada sifat dan pada afalAllah Taala.* Bashir Allah Taala Qadim atau sedia, tiada diawali dengan buta.* Bashir Allah Taala Baqa atau Kekal, tiada diakhiri dengan buta.* Bashir Allah Taala itu Mukhalafatuhu lil hawadits, atau bersalahan dengan yang baharu,maha suci dari sekalian misal, dan tiada terdinding.* Bashir Allah Taala itu Qoimumbizzatihi atau berdiri pada zat Allah Taala, tiada memintatolong pada sesuatu.* Bashir Allah Taala itu Wahdaniyah, atau Esa, tiada kamuttassil (Berhubung/bersusun) dantiada kamumfasil (tiada bercerai dengan sifat yang lain).7. Kalam artinya Berkata-kataAdapun hakikat Kalam itu satu sifat yang Qadim lagi azali yang sabit berdiri pada zat AllahTaala, maka dengan Dia berkata-kata pada yang wajib seperti firman-Nya: falam annahulaailahaillalah, artinya ketahui oleh mu bahwasanya tiada tuhan melainkan Allah, danberkata-kata pada yang mustahil dengan firman-Nya: laukana fiyhima alihatun illallahlafasadatu, artinya jikalau ada tuhan yang lain selain daripada Allah maka binasalahsegala-galanya. dan berkata pada yang harus dengan firman-Nya: wallahu holaqokum wamaatamaluun, artinya Allah Taala jua Yang menjadikan kamu dan barang perbuatan kamu.Lawannya Bukmum, artinya kelu atau bisu yaitu mustahil tiada diterima oleh aqal sekali-kalidikatakan Ia bisu atau kelu karena jikalau Ia bisu atau Kelu tiadalah dapat Ia menyuruh ataumencegah dan menceritakan segala perkara seperti hari kiamat, syurga, neraka dan lain-lain.Maka sekarang suruh dan cegah itu ada pada kita seperti suruh kita sembahyang dan cegahkita berbuat masiat. Maka menerimalah aqal kita wajib bagi Allah Taala itu bersifat Kalam dan

    19 / 25

  • Sifat 20

    mustahil lawannya bukmum, kelu atau bisu. Adapun dalilnya friman-Nya dalam Al Quran: wakallamallaahu muusa taqlimaan, artinya berkata-kata Allah Taala dengan nabi Musa as dengansempurna kata.Adapun Kalam Allah Taala itu satu sifat jua tiada Ia berbilang tetapi berbagi-bagi dipandangdari segi perkara yang dikatakan-Nya apabila Ia menunjukkan kepada suruh maka dinamakanamar seperti suruh sembahyang dan puasa dan lain-lain, jika Ia menunjukkannya kepadacegah atau larangan maka dinamakan nahi seperti cegah berjudi., minum arak dan lain-lain, jikaIa menunjukkan pada cerita dinamakan akhbar, seperti cerita raja Firaun , Namrudz, danlain-lain. jika Ia menunjukkan pada khabar gembira dinamakan Waad seperti balas syurgapada orang beriman dan taat dan lian-lain, jika Ia menunjukkan pada khabar menakutkan makadinamakan Waid, seperti janji balas neraka dan azab bagi orang yang berbuat maksiat dankafir.Tetaplah dalam Hakikat Kalam itu difahami dengan memahami sifat Salbiyah terlebih dahuluuntuk menafikan apa-apa yang tiada patut dan tiada layak pada dzat, pada sifat dan pada afalAllah Taala.* Kalam Allah Taala Qadim atau sedia, tiada diawali dengan kelu.* Kalam Allah Taala Baqa atau Kekal, tiada diakhiri dengan kelu.* Kalam Allah Taala itu Mukhalafatuhu lil hawadits, atau bersalahan dengan yang baharu,maha suci dari sekalian misal, tiada terdinding dan tiada berhuruf atau bersuara.* Kalam Allah Taala itu Qoimumbizzatihi atau berdiri pada zat Allah Taala, tiada memintatolong pada sesuatu.* Kalam Allah Taala itu Wahdaniyah, atau Esa, tiada kamuttassil (Berhubung/bersusun) dantiada kamumfasil (tiada bercerai dengan sifat yang lain).Bahagian IV: Sifat ManawiyahAdapun hakikat sifat manawiyah itu: hiyal halul wajibatu lidzati madaamati lidzati muallalatibiillati, artinya hal yang wajib bagi dzat selama ada dzat itu dikarenakan suatu karena yaituMaani, umpama berdiri sifat Qudrat pada dzat maka baru dinamakan dzat itu Qadirun, artinyaYang Kuasa, Qudrat sifat Maani, Qadirun sifat Manawiah maka berlazim-lazim antar sifatMaani dengan sifat Manawiah, tiada boleh bercerai yaitu tujuh sifat pula:1. QADIRUN, artinya Yang Kuasa, melazimkan Qudrat berdiri pada dzat2. MURIIDUN, artinya Yang Menentukan maka melazimkan Iradat yang berdiri pada dzat3. ALIMUN, artinya Yang Mengetahui maka melazimkan Ilmu yang berdiri pada dzat4. HAYYUN, artinya Yang Hidup melazimkan Hayyat yang berdiri pada dzat

    20 / 25

  • Sifat 20

    5. SAMIUN, artinya Yang Mendengar melazimkan Sami yang berdiri pada dzat6. BASIRUN, artinya Yang Melihat melazimkan Basir yang berdiri pada dzat7. MUTTAKALLIMUN, artinya Yang Berkata-kata melazimkan Kalam yang berdiri pada dzatBahagian V: Sifat IstighnaArtinya sifat Kaya, Hakikat sifat Istighna: mustaghniyun angkullu maa siwahu, artinya KayaAllah Taala itu daripada tiap-tiap yang lain.Apabila dikatakan Kaya Allah Taala daripada tiap-tiap yang lain, maka wajib bagi-Nya bersifatdengan sebelas (11) sifat, jikalau kurang salah satu daripada sebelas (11) sifat itu makatiadalah dapat dikatakan Kaya Allah Taala daripada tiap-tiap yang lainnya.Adapun sifat wajib yang 11 itu ialah:Wujud, Qidam, Baqa, Mukhalafatuhu lil khawaditsi, Kiyamuhubinafsihi, Sami, Basir, Kalam,Samiun, Basirun dan Muttakalimun.Selain sebelas (11) sifat yang wajib itu ada tiga (3) sifat yang harus (Jaiz) yang termasuk padasifat Istighna yaitu1. Mahasuci dari pada mengambil faedah pada perbuatan-Nya atau pada hukum-Nya,lawannya mengambil faedah, yaitu mustahil tiada diterima oleh aqal sekali-kali karena jikalaumengambil faedah tiadalah Kaya Ia daripada tiap-tiap yang lainnya karena lazim diwaktu ituberkehendak Ia pada menghasilkan hajat-Nya2. Tiada wajib Ia menjadikan alam ini. Lawannya wajib yaitu mustahil tiada diterima oleh aqalsekali-kali karena jikalau wajib Ia menjadikan alam ini tiadalah Ia Kaya daripada tiap-tiap yanglainnya, karena lazim diwaktu itu berkehendak Ia kepada yang menyempurnakan-Nya3. Tiada memberi bekas suatu daripada kainat-Nya dengan kuatnya. Lawannya memberi bekasyaitu mustahil tiada diterima oleh aqal sekali-kali karena jikalau memberi sesuatu daripadakainat-Nya dengan kuatnya tiadalah Kaya Ia pada tiap-tiap yang lainnya karena lazim diwaktuitu berkehendak Ia mengadakan sesuatu dengan wasitohBahagian VI: Sifat IfthikhorArtinya sifat berkehendak: hakikat sifat Ifthikhor: wamuftaqirun ilaihi kullu maa adaahu, artinyaberkehendak tiap-tiap yang lainnya kepada-Nya.Apabila dikatakan berkehendak tiap-tiap yang lain kepada-Nya maka wajib bagi-Nya bersifatdengan sembilan (9) sifat, jikalau kurang salah satu daripada sembilan (9) sifat ini makatiadalah dapat berkehendak tiap-tiap yang lainya kepada-Nya,

    21 / 25

  • Sifat 20

    Adapun sifat wajib yang sembilan (9) itu adalah:1. Qudrat2. Iradat3. Ilmu4. Hayat5. Qodirun6. Muridun7. Alimun8. Hayyun9. WahdaniahSelain dari sembilan (9) sifat yang wajib itu ada dua (2) sifat yang harus termasuk pada sifatIfthikhor:1. Baharu sekalian alam ini. Lawannya Qodim yaitu mustahil tiada diterima oleh aqal sekali-kalikarena jikalau alam ini Qodim tiadalah berkehendak tiap-tiap yang lainnya kepada-Nya karenalajim ketika itu bersamaan derejat-Nya2. Tiada memberi bekas sesuatu daripada kainatnya dengan tobiat atau dzatnya. Lawannyamemberi bekas yaitu mustahil tiada diterima oleh aqal sekali-kali karena jikalau memberi bekassesuatu daripada kainat dengan tobiat niscaya tiadalah berkehendak tiap-tiap yang lainkepada-Nya karena lajim ketika itu terkaya sesuatu daripadaNya.Maka sekarang telah nyata pada kita bahwa duapuluh delapan (28) sifat Istighna dan duapuluhdua (22) sifat Ifthikhar maka jumlahnya jadi limapuluh (50) akaid yang terkandung didalamkalimah laa ilaha ilallaah, maka jadilah makna hakikat laa ilaha ilallaah itu dua: laamustaghniyun angkullu maasiwahu, artinya tiada yang kaya dari tiap-tiap yang lainnya dan wamuftaqirun ilaihi kullu maadahu, artinya dan berkehendak tiap-tiap yang lain kepadaNya.Ini makna yang pertama maka daripada makna yang dua itu maka jadi empat (4):1. Wajibal wujud, yaitu yang wajib adanya.2. Ishiqoqul ibadah, yaitu yang mustahak bagi-Nya ibadah3. Kholikul alam, yaitu yang menjadikan sekalian alam

    22 / 25

  • Sifat 20

    4. Maghbudun bihaqqi, yaitu yang disembah dengan sebenar-benarnya.Ini makna yang kedua maka daripada makna yang empat (4) itu jadi satu (1) yaitu:Laa ilaha ilallaah, Laa mabudun ilallah, artinya tiada Tuhan yang disembah dengan sebenarnyamelainkan Allah.Ini makna yang ketiga penghabisan maka jadilah kalimah laa ilaha ilallaah itu menghimpun nafidan isbatAdapun yang dinafikan itu sifat Istighna dan sifat Ifthikhor berdiri pada yang lain denganmengatakan: laa ilaha dan diisbatkan sifat Istighna dan sifat Ifthikhor itu berdiri pada dzat AllahTaala dengan mengatakan kalimah IlallaahLaa = nafi, Ilaha = menafi, ila = isbat, Allah = meng-isbatYang kedua kalimah laa ilaha ilallaah itu nafi mengandung isbat dan isbat mengandung nafisepeti sabda nabi : laa yufarriqubainannafi wal-isbati wamamfarroqu bainahumaa fahuwakaafirun, artinya Tiada bercerai antara nafi dan isbat dan barang siapa menceraikan kafir.Seperti asap dengan api. Asap itu bukan api dan asap itu tidak lain daripada api. Asap tetapasap dan api tetap api: tetapi asap itu menunjukkan ada api inilah artinya nafi mengandungisbat dan isbat mengandung nafi. Tiada bercerai dan tiada bersekutu.AQAIDUL IMANAdapun Aqaidul Iman itu lima bahagi:1. Aqaidul Iman 50, yaitu dengan ringkas untuk mengesahkan iman kita dan wajib diketahuibagi tiap-tiap orang islam yang baligh lagi beraqal laki-laki atau perempuan yang mula hendakmengerjakan ibadah kepada Allah Taala, jikalau tiada kita mengetahui Aqaidul Iman yangringkas ini maka tiadalah syah ibadah kita kepada Allah Taala yaitu 20 sifat yang wajib dan 20sifat yang mustahil dan 1 sifat yang harus maka dijumlahkan jadi 41 dan 4 sifat yang wajib bagirasul dn 4 sifat pula yang mustahil dan 1 sifat yang harus pada rasul maka jadi 9, makadijumlahkan dengan 41, jadi 50 Aqaid2. Aqaidul Iman 603. Aqaidul Iman 644. Aqaidul Iman 665. Aqaidul Iman 68Adapun Aqaidul Iman yang empat (4) kemudian ini untuk marifat yaitu untuk membedakandzat Allah Taala dengan dzat yang baharu, dan membedakan sifat Allah Taala dengan sifat

    23 / 25

  • Sifat 20

    yang baharu dan membedakan perbuatan Allah Taala dengan perbuatan yang baharu, makakesemuanya itu benar, hanya perselisihannya pada Rukun Iman sahaja, setengahnya tiadadimasukkan Rukun Iman yang 4 perkara, maka jadi 60, setengahnya dimasukkan Rukun Imantetapi tiada dimasukkan lawannya, maka jadi 64, dan setengahnya dimasukkan Rukun Imanyang 4 perkara dan lawannya , maka jadilah 68 dan yang 66 tiada masyhur sebab tiadadimasukkan satu (1) sifat yang wajib bagi Rasul dan lawannya maka inilah sebab menjadi 66.Maka baharulah jadi Syahadat itu dua (2) bahagi:1. Syahadat Tauhid, yaitu Ashadu anllaa ilaha ilallah2. Syahadat Rasul, yaitu Ashadu ana muhammadarrasuulullaahAdapun Fardhu Syahadat itu dua perkara:1. Diikrarkan dua kalimah itu dengan lidah2. Ditasdiqkan makna itu kedalam hatiSyarat Syahadat itu empat perkara:1. Diketahui apa isi didalam dua kalimah itu2. Diikrarkan dua kalimah itu dengan lidah3. Ditasdiqkan maknanya itu kedalam hati4. Diyakinkan sungguh-sungguh didalam hatiRukun Syahadat itu empat perkara:1. Mengisbatkan dzat Allah Taala dzat yang wajibal wujud2. Mengisbatkan sifat Allah Taala sifat yang kamalat atau sifat yang kesempurnaan3. Mengisbatkan afal Allah Taala memberi bekas dan yang berlaku dalam alam ini semuaperbuatannya4. Mengisbatkan kebenaran Rasulullah dan Muhammad itu benar-benar pesuruh AllahKesempurnaan Syahadat itu empat (4) perkara:1. Diketahui2. Diikrarkan dengan lidah

    24 / 25

  • Sifat 20

    3. Ditasdiqkan maknanya didalam hati4. Diamalkan dari dalam hati hingga melimpah keseluruh anggotaYang Membinasakan Syahadat itu empat (4) perkara:1. Syak hatinya pada Allah Taala2. Menduakan Allah Taala3. Menyangkal dirinya dijadikan Allah Taala4. Tiada mengisbatkan dzat, sifat dan afal Allah Taala dan kebenaran RasulAdapun dzikir itu tiga (3) bahagian1. Dzikir lidah yaitu: Laa ilaha ilallah2. Dzikir hati yaitu: Allah3. Dzikir sirr yaitu: HuwaAdapun Laa ilaha ilallaah dzikir orang SyariatAdapun Allah Allah dzikir orang TarikatAdapun Huwa Huwa dzikir orang HakikatLaa ilaha ilallaah itu makanan JasmaniAllah Allah itu makanan QalbuHuwa Huwa itu makanan RuhaniALLAHAlif = DzatLam = SifatLam = AfalHa = Asma

    25 / 25