serumenyala! - biofarmaka.ipb.ac.idbiofarmaka.ipb.ac.id/biofarmaka/2013/lomba blog 16 meramu...
TRANSCRIPT
9/18/13 SERUMENYALA!: Meramu Jamu Menjadi Mahakarya Negeri Bernilai Mutu
serumenyala.blogspot.com/2013/08/meramu-jamu-menjadi-mahakarya-negeri_8.html 1/5
berseru untuk menyala
SERUMENYALA!
Kamis, 08 Agustus 2013
Meramu Jamu Menjadi Mahakarya Negeri Bernilai Mutu
Meramu Jamu Menjadi Mahakarya Negeri Bernilai Mutu
Ferry Gunawan[1]
Indonesia merupakan negeri di garis khatulistiwa dengan kekayaan yang melimpah dan
beragam. Kekayaan negeri ini tak hanya berada pada ranah tradisi kultural masyarakatnya, tapi
juga pada keanekaragaman hayatinya. Terutama pada melimpahnya rempah-rempah yang
memiliki banyak khasiat. Keanekaragaman rempah menjadi motif primer mengapa bangsa Eropa
melakukan perjalanan laut hingga setengah bentangan dunia.
Indonesia tercatat memiliki tidak kurang dari 15.000 tanaman herbal yang dapat tumbuh di
Bumi Pertiwi ini[2]. Dari total kuantitas sebanyak itu, tanaman herbal yang kemudian diolah
menjadi jamu memiliki beragam khasiat. Mengutip publikasi bertajuk Jamu as Traditional
Medicine in Jave, Indonesia[3], jamu dikelompokkan ke dalam lima kategori, yaitu sebagai
obat, kecantikan, minuman, penjaga daya tahan tubuh, dan pemelihara kesehatan.
Sebagai salah satu pusat keanekaragaman herbal di dunia, Indonesia harus memiliki
langkah yang konkrit dan terarah untuk melakukan ‘ekskavasi’ besar-besaran terhadap salah satu
warisan budaya ini. Tak bisa dipungkiri bahwa, semakin maju teknologi yang ada, masyarakat
cenderung memilih pengobatan medis mutakhir dan menjadilkan jamu atau obat herbal yang ada
sebagai opsi sekunder.
Maka, opsi untuk mengembangkan jamu pada ranah yang lebih modern dianggap perlu.
Upaya memasyarakatkan jamu bukan hanya dilihat sebagai prospek menggali keuntungan, an
sich. Ini lebih kepada upaya untuk melestarikan kekayaan hayati dan kearifan lokal Indonesia.
Karena sesuai dengan apa yang dikatakan orang bijak bahwa, bangsa besar adalah mereka yang
senantiasa paham dan melestarikan warisan budayanya.
Sumber gambar di sini
SERUMENYALA
I AM CREATIVITY-ADORER!
reading-material enthusiast.
Program Diploma Institut
Pertanian Bogor Program
Keahlian Perkebunan Kelapa
Sawit :) @ferryg1 @serumenyala
Lihat profil lengkapku
About Me
I AM PART OF
VIVAcoid
0Bagikan Lainnya Blog Berikut» Buat Blog Masuk
9/18/13 SERUMENYALA!: Meramu Jamu Menjadi Mahakarya Negeri Bernilai Mutu
serumenyala.blogspot.com/2013/08/meramu-jamu-menjadi-mahakarya-negeri_8.html 2/5
Sehingga, untuk memastikan potensi produk herbal Indonesia lestari, diperlukan arah
pengembangan yang komprehensif dan holistik. Ibaratnya, untuk melestarikan jamu, maka
diperlukan cara dan pendekatan yang sebaik dan selaik kala produk herbal ini akan diramu
menjadi jamu. Pasti dan terarah dengan tujuan yang jelas. Maka, mari kita mendedahkan per
tahap, apa yang harus dilakukan agar jamu tak hanya ‘bermasyarakat’ pada ranah regional, tapi
juga global.
Pusat Studi Jamu Integratif
Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) mencatat bahwa,
terdapat 4 miliar penduduk dunia yang mengkonsumsi produk herbal dalam hidupnya[4]. Fakta ini
harus dianggap sebagai tantangan, bukan hanya sebagai kabar baik untuk mengeruk ceruk
ekonomi. Indonesia sebagai salah satu pemimpin dalam hal produksi obat herbal di dunia harus
memiliki pusat riset dan pengembangan (Research and Development/ R&D) jamu dan produk
herbal lainnya yang terintegratif.
Hal ini harus dilakukan mengingat bahwa, sudah menjadi rahasia umum bahwa masih
sering ditemukan jenis produk dan jamu dengan kualitas substandar yang beredar di kalangan
masyarakat. Dengan mengembangkan riset integratif, maka akan tercipta produk herbal yang
memiliki keunggulan komparatif pun kompetitif di pasaran regional maupun global. Riset dan
pengembangan perlu untuk menciptakan iklim usaha yang sehat, karena produsen akan berlomba
dalam melakukan inovasi atau R&D untuk mencapai harga yang murah dan kualitas barang yang
tinggi (Soemardi, 2010).
Salah satu lembaga riset herbal yang ada di Indonesia adalah Pusat Studi Biofarmaka
Institut Pertanian Bogor (PSB IPB). Sebagai pelopor dalam hal studi herbal di Indonesia, PSB
IPB harus selalu melakukan terobosan terkini dalam mneghasilkan produk herbal nomor wahid.
Bukan hanya pada ranah standar mutu atau produksi yang baik saja. Secara holistik harus ada
pengembangan dalam hal pemasaran, pengemasan yang baik dan premium, serta riset, publikasi,
dan seminar terkini mengenai herbal Indonesia.
Pusat studi jamu yang integratif merupakan salah satu cara agar upaya meramu jamu
menjadi mahakarya negeri yang bernilai mutu terlaksana dengan baik. Selain itu, pusat studi jamu
Sumber gambar di sini
Pengacara:
Vanny DijebakPria di Hotel
Mercure
VIDEO: Usai Diresmikan Jokowi, Blok
G Tanah Abang Sepi Pembeli
VIDEO: Mengintip Gaya Unik 6 Nenek
Trendi
VIDEO: Iklan Ini Bikin Jutaan Orang
Menangis
Manual Gerilya Kota Beredar di Internet,Panduan Teroris?
Demokrat Ancam Kader yang GabungPPI Anas
© viva.co.id
View My Stats
TRAFIK
sains (27) INDONESIA (20)refleksi (12) uncategorized (11) biology(10) opini (10) fisika (9) recently news(9) kontemplasi (8) MY REVIEWS (6) IPB
(5) kimia (5) ecology (4) global warming (4)
LABEL
Vivalog (3) Vivanew s (3) ecodesign (3) inovasi (3)
kreativitas (3) lomba blog (3) progresif (3) review s
(3) Enfagrow A+ (2) Enjoy Jakarta (2) Sampoerna
School of Education (2) architecture (2) ecoliving
(2) edukasi (2) esai (2) going beyond (2) inspirative
(2) kelapa saw it (2) review (2) tumbuh kembang
anak (2) #KlikLiputan6 (1) #airjernih (1) 70 tahun
Grup Bakrie (1) AkudanPLN (1) Anies Baswedan (1)
Apapun Keinginan Anda Mandiri Saja (1) Asuransi
Syariah (1) Ayo Melek Gizi (1) Bank Mandiri (1)
Belanda (1) Berita Hari Ini (1) Berita Terbaru (1)
Berita Terkini (1) Biofarmaka IPB (1) Blogdetik (1)
Citra Night Whitening (1) Dwitunggal (1) Edukasi
Syariah (1) Ekonomi Hijau (1) Ganesha Hijau (1)
Gerakan Antikorupsi (1) Gerakan Indonesia Mengajar
(1) Harapanku Untuk PLN (1) Hari Lingkungan Hidup
Sedunia (1) INSPIRATIF (1) ITS (1) Ilmu (1)
Indonesia Bersinar (1) Industri Kreatif (1) Jelajah Gizi
(1) Jika aku sebagaia CEO (1) KOPERASI (1)
Kearifan Lokal (1) Kelestarian Sumber air Minum (1)
Kompetisi Web Kompas MuDA dan Pertamina (1)
Korupsi (1) LUKMAN M BAGA (1) Langgapayung (1)
Liputan6 (1) Lomba Blog Pureit (1) Lontong Kupang
(1) Mandiri Saja (1) Newton (1) Nobel Kedokteran
2012 (1) Nurse (1) Nutrisi Untuk Bangsa (1) Pemuda
(1) Pengajar Muda (1) Prasetiya Mulya Business
School (1) Rancang Agung (1) Religi (1) Royal
Society (1) Safe Haven (1) Sehat (1) Socio (1) Surat
terbuka (1) Susu Inovasi Yang Sehat dan Halal Untuk
Pertumbuhan Anak (1) Syariah (1) UNEP (1) Wajah
Baru Vivacoid (1) alternative medicine (1) astronomi
(1) awam (1) bahan alami dan Rumah Cantik Citra
(1) beasiswa (1) body lotion (1) buku (1) dikti (1)
fiosofi (1) health medicine (1) idealis (1) ideas (1)
info (1) inspirasi (1) jawapos (1) jurnal (1) kekerasan
(1) kriptografi (1) l ife (1) magang (1) menjadi
pendidik (1) minyak bij i anggur (1) mulberry (1)
9/18/13 SERUMENYALA!: Meramu Jamu Menjadi Mahakarya Negeri Bernilai Mutu
serumenyala.blogspot.com/2013/08/meramu-jamu-menjadi-mahakarya-negeri_8.html 3/5
integratif perlu melakukan kampanye kepada generasi muda terkait dengan kebiasaan meminum
produk herbal atau jamu.
Pusat studi jamu integratif tidak hanya bekerja di atas kertas untuk melakukan riset
mutakhir mengenai produk herbal dan jamu, tapi juga harus sebagai pelopor kegiatan minum jamu
sebagai kebiasaan yang baik. Karena tak bisa dipungkiri bahwa, penyakit degeneratif yang
banyak diderita angkatan usia muda disebabkan oleh asupan tubuh yang tak laik dan sehat.
‘Memasyarakatkan’ Jamu pada Ranah Global
Upaya meramu jamu agar menjadi maha karya bernilai tinggi adalah dengan
‘memasyarakatkan’ jamu dan produk herbal lainnya pada ranah global. Hal ini terkait dengan
globalisasi yang sedang terjadi di dunia yang akan membuat dunia tak lagi bersekat. Globalisasi
tak bisa dipungkiri merupakan ‘eksportir’ utama budaya global.
Memasyarakatkan jamu pada ranah global dianggapp perlu karena WHO pun mencatat
lebih dari setengah penduduk Bumi mengkonsumsi obat herbal. Berarti kesadaran global mengenai
pentingnya produk herbal sudah tercipta. Sekarang hanya masalah upaya mengemas produk
herbal tersebut menjadi lebih variatif, elegan, dan premium.
Pada aras global, dunia mencatat Republik Cheska sebagai salah satu gerbang primer
produk jamu untuk daratan Eropa[5]. Fakta ini menunjukkan bahwa, kesadaran global konsumsi
produk herbal di daratan Eropa sudah ada. Hal ini harus disambut baik oleh Indonesia dengan
terus meningkatkan kualitas produk herbal sehingga mampu bersaing pada ranah global.
Integrasi produk herbal pada ajang kompetisi duta Indonesia melalui kontes kecantikan
dirasa perlu digiatkan lagi. Digiatkan dalam artian, proporsi untuk pengenalan terhadap histori,
kultur hingga pengembangan produk herbal Indonesia harus menjadi fokus utama. Ini penting
mengingat produk herbal Indonesia, untuk mampu bersaing, juga perlu dikemas dengan apik dan
menarik.
Selain itu, pemerintah juga harus memiliki program rutin pengenalan produk herbal kepada
duta luar negeri melalui kerja sama bilateral, misalnya. Karena sudah terlampau galib jika para
duta asal negara lain datang ke Indonesia disambut dengan batik, kebaya, atau angklung. Sudah
saatnya kala masa reses kunjungan, atau istirahat rapat, disediakan produk minuman herbal yang
berkhasiat untuk memulihkan stamina. Ini sebagai salah satu kampanye pemerintah.
Bahwa, Indonesia itu terlalu beragam untuk ‘hanya’ dikenal melalui batik, kebaya, atau
angklung. Produk olahan herbal juga layak dijadikan cendera mata untuk duta negara tersebut.
Dengan ini, diharapkan duta negara tersebut ikut mengabarkan ke negaranya mengenai keunggulan
produk herbal Indonesia (pay it forward). Dengan begini, diharapkan produk herbal Indonesia
akan memiliki banyak konsumen. Karena, sekitar 90 persen bahan baku produk herbal dan jamu
berasal dari Indonesia[6].
Kampanye ‘Tiada Hari Tanpa Herbal’
Pada ranah nasional, perlu dilakukan program kampanye massa perihal kembali ke
produk herbal. Kalau biasanya sudah umum ada kampanye jalan sehat, kerja bakti, hingga senam
kebugaran, maka kampanye konsumsi produk herbal bisa disubtitusikan ke salah satu kegiatan
tersebut. Jadi, misalnya, selesai kegiatan jalan sehat rutin, diakhiri dengan gerakan minum jamu
nasional. Upaya ini dirasa tepat mengingat dalam acara tersebut, terdapat banyak massa beragam
usia. Mulai generasi muda hingga generasi tua. Untuk menjadikan jamu sebagai salah satu warisan
budaya dunia (world heritage)[7] diperlukan upaya untuk menjadikan jamu dan produk herbal
lainnya sebagai sebuah kebiasaan baik. Jamu harus ‘memasyarakat’.
pendidik (1) perubahan (1) putra terbaik (1)
ramadhan (1) resensi (1) sebar hadiah (1) sepeda (1)
serumenyala (1) teman (1) ter (1) tulisan (1) tulisan
keren (1) ucapan terima kasih (1) “perawatan kulit
tubuh malam hari (1)
MENGINSPIRASI
Greenpeace newsFukushima Nuclear Crisis Update for
September 13th to September 16th, 2013
Indonesia MengglobalMelanjutkan Studi Master di Australia lew at
Australian Aw ards Scholarship
/\/\ o + u |_ z : creativesite
Crow ded Table
Ndoro Kakung
Vicky Pecas Ndahe
I'm ImanSaya Mencoba
BeradadisiniWhat if you already know all there is you
need to know ?
Bukik Ideas
Atasan Rew el? Inilah 5 Cara Mengatasinya
The Laughing Phoenix
Mengapa Gw Terusik Dengan “Tes
Keperaw anan”
Indonesia's SketchersSketchw alk & Gathering Agustus 2013
...Ancient Mover of Action in the
Computational Age...Pendidikan Tinggi Masyarakat Asli
Mensiasati Modernisme Bablas?
Nguping Jakarta
Jangan ditelen ya tapi.
Treeatwork
on Egypt and an Exit Clause
nurrahman's blogDaftar Kampus Teknik Industri di Jaw a
Timur
In BetweenToday
My Green Blog
Tahukah Anda? (1)
Komunitas Kompas MuDA, Update
Info HUT MuDA di sini!MuDA dalam Semangat Bersama Berbagi
Overheard in New YorkSister Mary Catherine Will Be Disappointed
Energy Champion Indonesia
Santa Laurensia: “Time for the young
generation to take action”
nan tak (kalah) pentingPindah ke rumah sendiri
corat-coret...
Tentang Defisit Pemerintah, Utang, Uang
dan Bank Sentral
Whatever Things on My MindWhat Makes a Human?
nickdennis.comVideo from Lapsafe at the BETT Show
2012
Dee IdeaLuna Bukan Kopaja
Doug Belshaw (dajbelshaw) on
9/18/13 SERUMENYALA!: Meramu Jamu Menjadi Mahakarya Negeri Bernilai Mutu
serumenyala.blogspot.com/2013/08/meramu-jamu-menjadi-mahakarya-negeri_8.html 4/5
Selain itu, saat ini, untuk mengkonsumi produk herbal cenderung terdapat stigma bahwa
herbal itu identik dengan generasi tua. Tidak keren. Ketinggalan era. Stereotip semacam ini patut
diubah sepenuhnya. Pun, produsen produk hebal juga harus mau turun dan ikut tenggelam dalam
upaya meramaikan pasar minuman penambah energi yang siap minum dalam kemasan mudah
dibawa. Apalagi, untuk produk herbal atau jamu yang memang pasti memiliki khasiat. Jelas
berbeda dengan produk minuman penambah energi yang sering kita jumpai dengan berbagai
bahan yang tak bisa dipertanggung jawabkan itu.
Sehingga, dengan hadirnya produk minuman herbal dalam kemasan yang menarik, mudah
dibawa, dan tak repot untuk menikmati khasiatnya, banyak generasi muda yang secara sadar ikut
mengkonsumsi dan melestarikan warisan kultural negerinya. Untuk tahap ini, seperti yang
dijelaskan di atas, para produsen harus mau ikut meluangkan sedikit waktunya dalam hal R&D
untuk menghasilkan inovasi terkini.
Pada akhirnya, upaya untuk meramu jamu sebagai mahakarya negeri bernilai mutu,
diperlukan upaya semua pihak untuk mengarifi kembali warisan budaya kita. Bangsa yang besar
adalah bangsa yang tak lupa akan budayanya. Bangsa yang besar juga merupakan bangsa yang
bangga menjadikan kultur negerinya sebagai kebiasaan sehari hari. Meramu jamu sebagai
mahakarya negeri bernilai mutu untuk satu, dua, hingga tiga dekade ke depan merupakan
keniscayaan sebuah bagi Indonesia. Mari melestarikan jamu. Mari meramu jamu!
Daftar Pustaka
Soemardi, TP. 2010. MDGs Sebentar Lagi: Sanggupkah Kita Menghapus Kemiskinan di
Dunia. Sulistyo, Budi, et al, editor. Jakarta. KOMPAS.http://biofarmaka.ipb.ac.id/publication/journal diakses 06 Agustus 2013
http://biofarmaka.ipb.ac.id/brc-upt/brc-ukbb/bccs-collection diakses 06 Agustus 2013
Sumber gambar dari sini, pengolahan oleh penulis.
about.me
Join this sitew ith Google FriendConnect
Members (12)More »
Already a member?
Sign in
Pengikut
▼ 2013 (12)
▼ Agustus (4)
Of Life and ItsSo-ForthUps andDowns
Meramu JamuMenjadiMahakaryaNegeriBernilaiMutu...
Safe Haven,not reallythat‘ordinary’ ingenre (a...
Teman Ter-(you todecide)
► Juni (2)
► Februari (2)
► Januari (4)
► 2012 (28)
► 2011 (6)
► 2010 (24)
► 2009 (61)
► 2008 (7)
SERUMENYALA's
Archive
9/18/13 SERUMENYALA!: Meramu Jamu Menjadi Mahakarya Negeri Bernilai Mutu
serumenyala.blogspot.com/2013/08/meramu-jamu-menjadi-mahakarya-negeri_8.html 5/5
Posting Lebih Baru Posting LamaBeranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Posted by SERUMENYALA
Labels: Biofarmaka IPB at 21.58
http://biofarmaka.ipb.ac.id/brc-news/brc-info/501-info-jamu-as-world-cultural-heritage-2013 diakses 06
Agustus 2013
http://cpi.kagoshima-u.ac.jp/publications/southpacificstudies/sps/sps23-1/SouthPacificStudies23(1)pp1-10.pdf
diakses 06 Agustus 2013
http://www.tempo.co/read/news/2012/07/09/090415747/Ceska-Pintu-Masuk-Jamu-ke-Eropa diakses 07
Agustus 2013
http://www.tempo.co/read/news/2013/01/27/058457166/Jamu-Diusulkan-Jadi-Warisan-Budaya-Dunia diakses
07 Agustus 2013
http://www.tempo.co/read/news/2012/11/22/090443510/Bahan-Baku-Jamu-90-Persen-dari-Dalam-Negeri diakses
07 Agustus 2013
[1] Mahasiswa Diploma 3 Program Keahlian Perkebunan Kelapa Sawit, Program Diploma Institut Pertanian
Bogor. Penerima beasiswa penuh SMART Diploma IPB Batch V/2011.
[2] IPB Kembangkan “Database” Jamu.
http://health.kompas.com/read/2012/10/02/09260977/IPB.Kembangkan.Database.Jamu. diakses 07 Agustus
2013.
[3] Soedarsono, Riswan dan Harini, Sangat-Roemantyo. Jamu as Traditional Medicine in Java,
Indonesia.http://cpi.kagoshima-u.ac.jp/publications/southpacificstudies/sps/sps23-
1/SouthPacificStudies23(1)pp1-10.pdf diunduh 06 Agustus 2013.
[4] 4 Miliar Penduduk Dunia Konsumsi Herbal. Bisnis.com. 30 Juli 2013. http://www.bisnis.com/m/4-miliar-
penduduk-dunia-konsumsi-herbal diakses 07 Agustus 2013.
[5] Ceska, Pintu Masuk Jamu ke Eropa. http://www.tempo.co/read/news/2012/07/09/090415747/Ceska-Pintu-
Masuk-Jamu-ke-Eropa Tempo. Diakses 06 Agustus 2013.
[6] Bahan Baku Jamu 90 Persen dari Dalam Negeri.
http://www.tempo.co/read/news/2012/11/22/090443510/Bahan-Baku-Jamu-90-Persen-dari-Dalam-Negeri diakses
07 Agustus 2013
[7] Jamu Diusulkan Jadi Warisan Budaya Duni. http://www.tempo.co/read/news/2013/01/27/058457166/Jamu-
Diusulkan-Jadi-Warisan-Budaya-Dunia diakses 07 Agustus 2013
Poskan Komentar
Buat sebuah Link
Tidak ada komentar:
Links to this post
Template Simple. Gambar template oleh gaffera. Diberdayakan oleh Blogger.