selamatkan manusia dari pemanasan global

Upload: wanabaktimanunggal

Post on 07-Apr-2018

249 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/3/2019 Selamatkan Manusia Dari Pemanasan Global

    1/11

    LPPTM WANABAKTIMANUNGGAL PROGRAM PENGHIJUAN

    DS. PAPRINGAN RT 02 /04 KALIWUNGU KUDUS 59361 JAWA TENGAH INDONESIA Hal: 1

    SELAMATKAN MANUSIA DARI PEMANASAN

    GLOBAL

    LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PENGEMBANGAN TERPADU

    MASYARAKAT

    WANABAKTI MANUNGGALD/a.Papringan Rt 02 Rw 04 Kec. Kaliwungu Kab.Kudus 59361Jawa Tengah INDONESIA

    e-mail : [email protected]

    [email protected]

    HP :08542175865 / 08995974905

    mailto:[email protected]:[email protected]
  • 8/3/2019 Selamatkan Manusia Dari Pemanasan Global

    2/11

    LPPTM WANABAKTIMANUNGGAL PROGRAM PENGHIJUAN

    DS. PAPRINGAN RT 02 /04 KALIWUNGU KUDUS 59361 JAWA TENGAH INDONESIA Hal: 2

    DAMPAK PERUSAHAAN TERHADAP LINGKUNGAN

    Tidak bisa ditampikkan bahwa kehadiran perusahaan pada suatu daerah akan membawa angin segar bagi

    perkembangan daerah tersebut. Harapan akan peningkatan taraf hidup menjadi harapan penduduk sebagaidampak kehadiran perusahaan. Baik terkena dampaknya secara langsung maupun tidak langsung.

    Sehingga peran perusahaan dirasa memiliki peranan yang cukup tinggi terhadap perkembangan daerah

    dalam segi ekonomi dan sosial.

    Tapi juga tidak dapat dipungkiri dampak negatifnya terhadapdaerah. Contohnya

    Perusahaan-perusahaan tambang yang melakukan eksploitasi seperti

    di Kalimantan, Sumatra, Irian Jaya dan lainnya. Tidak terbayangkan

    oleh kita dampak ke depan yang ditimbulkan oleh perusahaan

    tersebut jika sudah tidak beroperasi lagi.

    Dampak ekonomi, sosialmaupun lingkungan yang

    terkena imbasnya secara

    langsung akibat operasional pertambangan. Entah bagaimana bentuk

    medan hasil operasional pertambangan mereka. Kawasan yang

    dulunya dipenuhi pepohonan kini musnah, hanya tinggal hamparantanah kosong yang tandus. Gunung-gunung yang pernah berdiri

    dengan kokoh kini hanya sebuah lubang laksana lautan yang kering

    tak terisi air, tunduk di bawah alat-alat berat yang menggerogoti tubuhnya dengan cakarnya yang besar

    dan tajam, diinjak-injak mobil-mobil pengangkut mineral-mineral hasil bumi.

    Mining ProcessMungkin bayangan seperti itu jarang terlintas dalam benak mereka

    yang merasakan dampak kehadiran perusahaan, atau lebih sedihnya lagi

    jika tidak pernah terpikirkan oleh mereka walau sedetik pun. Karena

    dibungkam uang yang mengisi kocek mereka setiap bulan, barang-

    barang mewah yang kini mengisi rumah mereka dan pakaian yang

    menghiasi tubuh mereka yang dulunya lusuh.

    http://peapazer.wordpress.com/2008/11/16/dampak-perusahaan-terhadap-lingkungan/http://peapazer.wordpress.com/2008/11/16/dampak-perusahaan-terhadap-lingkungan/http://peapazer.wordpress.com/2008/11/16/dampak-perusahaan-terhadap-lingkungan/
  • 8/3/2019 Selamatkan Manusia Dari Pemanasan Global

    3/11

    LPPTM WANABAKTIMANUNGGAL PROGRAM PENGHIJUAN

    DS. PAPRINGAN RT 02 /04 KALIWUNGU KUDUS 59361 JAWA TENGAH INDONESIA Hal: 3

    Proses Reklamasi Lahan Hingga Kembali Pada Ekosistem Awal

    Sesungguhnya, hal-hal negatif yang akan terjadi akibat operasional pertambangan dapat diminimalisir

    sedini mungkin jika ada antisipasi dari awal. Hendaknya pemerintah daerah maupun organisasi

    masyarakat dapat menekan perusahaan agar melaksanakan pengelolaan dan pengendalian lingkungan

    yang baik dan ikut melakukan pengawasan serta evaluasi. Sehingga ada lingkungan baru sebagai

    pengganti lingkungan yang terkena dampak eksploitasi. Walaupun hal ini tidak dapat menggantikankondisi awal, tapi setidaknya hal yang nampak kecil ini dapat menjadi awal terbentuknya kesadaran

    terhadap lingkungan demi masa depan kita.

    CONTOH HASIL REKLAMASI LAHAN

  • 8/3/2019 Selamatkan Manusia Dari Pemanasan Global

    4/11

    LPPTM WANABAKTIMANUNGGAL PROGRAM PENGHIJUAN

    DS. PAPRINGAN RT 02 /04 KALIWUNGU KUDUS 59361 JAWA TENGAH INDONESIA Hal: 4

    I. Latar BelakangReklamasi adalah kegiatan yang bertujuan memperbaiki atau menata kegunaan lahan

    yang terganggu sebagai akibat kegiatan usaha pertambangan, agar dapat berfungsi dan berdaya

    guna sesuai peruntukannya. Pembangunan berwawasan lingkungan menjadi suatu kebutuhan

    penting bagi setiap bangsa dan negara yang menginginkan kelestarian sumberdaya alam. Oleh

    sebab itu, sumberdaya alam perlu dijaga dan dipertahankan untuk kelangsungan hidup manusia

    kini maupun untuk generasi yang akan datang. Manusia merupakan penyebab utama terjadinya

    kerusakan lingkungan (ekosistem).

    Dengan semakin bertambahnya jumlah populasi manusia, kebutuhan hidupnya pun

    meningkat, akibatnya terjadi peningkatan permintaan akan lahan seperti di sektor pertanian dan

    pertambangan. Sejalan dengan hal tersebut dan dengan semakin hebatnya kemampuan teknologi

    untuk memodifikasi alam, maka manusialah yang merupakan faktor yang paling penting dan

    dominan dalam merestorasi ekosistem rusak.

    Kegiatan pembangunan seringkali menyebabkan kerusakan lingkungan, sehingga

    menyebabkan penurunan mutu lingkungan, berupa kerusakan ekosistem yang selanjutnya

    mengancam dan membahayakan kelangsungan hidup manusia itu sendiri. Kegiatan seperti

    pembukaan hutan, penambangan, pembukaan lahan pertanian dan pemukiman, bertanggung

    jawab terhadap kerusakan ekosistem yang terjadi. Akibat yang ditimbulkan antara lain kondisi

    fisik, kimia dan biologis tanah menjadi buruk, seperti contohnya lapisan tanah tidak berprofil,

    terjadi bulk density (pemadatan),

    kekurangan unsur hara yang penting,

    pH rendah,

    pencemaran oleh logam-logam berat pada lahan bekas tambang, serta penurunan populasi

    mikroba tanah. Untuk itu diperlukan adanya suatu kegiatan sebagai upaya pelestarian

    lingkungan agar tidak terjadi kerusakan lebih lanjut. Upaya tersebut dapat ditempuh dengan cara

    merehabilitasi ekosistem yang rusak. Dengan rehabilitasi tersebut diharapkan akan mampu

    memperbaiki ekosistem yang rusak sehingga dapat pulih, mendekati atau bahkan lebih baik

    dibandingkan kondisi semula.

    Kegiatan pertambangan bahan galian berharga dari lapisan bumi telah berlangsung sejak

    lama. Selama kurun waktu 50 tahun, konsep dasar pengolahan relatif tidak berubah, yang

    berubah adalah sekala kegiatannya. Mekanisasi peralatan pertambangan telah menyebabkansekala pertambangan semakin membesar. Perkembangan teknologi pengolahan menyebabkan

    ekstraksi bijih kadar rendah menjadi lebih ekonomis, sehingga semakin luas dan semakin dalam

    mencapai lapisan bumi jauh di bawah permukaan. Hal ini menyebabkan kegiatan tambang

    menimbulkan dampak lingkungan yang sangat besar dan bersifat penting. Pengaruh kegiatan

  • 8/3/2019 Selamatkan Manusia Dari Pemanasan Global

    5/11

    LPPTM WANABAKTIMANUNGGAL PROGRAM PENGHIJUAN

    DS. PAPRINGAN RT 02 /04 KALIWUNGU KUDUS 59361 JAWA TENGAH INDONESIA Hal: 5

    pertambangan mempunyai dampak yang sangat signifikan terutama berupa pencemaran air

    permukaan dan air tanah.

    Reklamasi lahan bekas tambang selain merupakan upaya untuk memperbaiki kondisi

    lingkungan pasca tambang, agar menghasilkan lingkungan ekosistem yang baik dan diupayakan

    menjadi lebih baik dibandingkan rona awalnya, dilakukan dengan mempertimbangkan potensibahan galian yang masih terttinggal.

    II.Ruang Lingkup Dan Sasaran Reklamasi RUANG LINGKUP:

    Pemulihan lahan bekas tambang untuk memperbaiki lahan yang terganggu ekologinyaMempersiapkan lahan bekas tambang yang sudah diperbaiki ekologinya untuk

    pemanfaatan selanjutnya

    SASARAN:Terciptanya lahan bekas tambang yang kondisinya aman, stabil dan tidak mudah tererosisehingga dapat dimanfaatkan kembali seusai dengan peruntukannya.

    III. Upaya Reklamasi Dan Revegetasi Tambang BatubaraDeifinisi Reklamasi yang berkaitan tentang kegiatan Pertambangan yaitu suatu usaha

    memperbaiki atau memulihkan kembali lahan dan vegetasi dalam kawasan hutan yang rusak

    sebagai akibat kegiatan usaha pertambangan dan energi agar dapat berfungsi secara optimalsesuai dengan peruntukannya.

    Istilah lain yang berkaitan dengan reklamasi yaitu rehabilitasi lahan dan revegetasi.

    Rehabilitasi lahan adalah usaha memperbaiki, memulihkan kembali dan meningkatkan kondisilahan yang rusak (kritis), agar dapat berfungsi secara optimal, baik sebagai unsur produksi,

    media pengatur tata air maupun sebagai unsur perlindungan alam lingkungan. Revegetasi

    merupakan suatu usaha atau kegiatan penanaman kembali lahan bekas tambang.

    Pada prinsipnya kawasan atau sumberdaya alam yang dipengaruhi oleh kegiatan

    pertambangan harus dikembalikan ke kondisi yang aman dan produktif melalui

    reklamasi/rehabilitasi. Kondisi akhir reklamasi diarahkan untuk mencapai kondisi sepertisebelum ditambang atau kondisi lain yang telah disepakati. Kegiatan ini dilakukan secara terus

    menerus/berlanjut sepanjang umur pertambangan sampai pasca tambang.

    Tujuan jangka pendek reklamasi adalah membentuk bentang alam (landscape) yang

    stabil terhadap erosi. Selain itu juga bertujuan untuk mengembalikan lokasi tambang ke kondisi

    yang memungkinkan untuk digunakan sebagai lahan produktif. Bentuk lahan produktif yang

    akan dicapai menyesuaiakan dengan tataguna lahan pasca tambang. Penentuan tataguna lahanpasca tambang sangat tergantung pada berbagai faktor antara lain potensi ekologis lokasi

  • 8/3/2019 Selamatkan Manusia Dari Pemanasan Global

    6/11

    LPPTM WANABAKTIMANUNGGAL PROGRAM PENGHIJUAN

    DS. PAPRINGAN RT 02 /04 KALIWUNGU KUDUS 59361 JAWA TENGAH INDONESIA Hal: 6

    tambang dan keinginan masyarakat serta pemerintah. Bekas lokasi tambang yang telah

    direklamasi harus dipertahankan agar tetap terintegrasi dengan ekosistem bentang alamsekitarnya.

    Tujuan reklamasi/restorasi suatu ekosistem, terdiri dari 3 hal, yaitu:

    1)

    Protektif; dalam hal ini memperbaiki stabilitas lahan, mempercepat penutupan tanah danmengurangi surface run off dan erosi tanah.

    2) Produktif; yang mengarah pada peningkatan kesuburan tanah (soil fertility) yang lebihproduktif, sehingga bisa diusahakan tanaman yang tidak saja menghasilkan kayu, tetapi juga dapat menghasilkan produk non-kayu (rotan, getah, obat-obatan, buah-buahan dan

    lain-lain), yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat di sekitarnya,

    3) Konservatif; yang merupakan kegiatan untuk membantu mempercepat terjadinya suksesisecara alami kearah peningkatan keanekaragaman hayati spesies lokal; sertamenyelamatkan dan pemanfaatan jenis-jenis tumbuhan potensial lokal yang telah langka .

    Mengacu pada tiga tujuan tersebut maka kegiatan revegetasi yang selama ini dilakukan di

    areal bekas tambang batubara dapat dikategorikan masih pada tahap awal. Untuk

    mencapai atau mendekati kondisi ekosistem seperti sebelum dilakukan pertambangan,maka diperlukan beberapa fase utama dalam kegiatan revegetasi yang harus direncanakan

    secara holistik dalam keseluruhan kegiatan pertambangan.

    Sebagaimana kita ketahui, pada tahap awal revegetasi pada umumnya menggunakan jenis-jenis

    tanaman pioner yang memiliki sifat cepat tumbuh dan adaptif terhadap kondisi lahan bekas

    tambang yang sangat marjinal. Akan tetapi jenis pioner ini memiliki batas usia produktif yang

    relatif pendek, misalnya jenis akasia yang memiliki umur produktif lebih kurang 8 tahun.Setelah masa tersebut, tanaman akan mulai mati secara alami sehingga menyebabkan areal

    revegetasi menjadi terbuka kembali dari tutupan vegetasi. Kondisi tersebut akan menyebabkan

    melonjaknya pertumbuhan jenis gulam dan rumputan yang pada akhirnya akan menjadi bahanbakar yang potensial dalam kebakaran lahan. Apabila proses di atas dibiarkan makan proses

    suksesi secara keseluruhan akan terganggu sehingga suksesi klimaks tidak akan tercapai atau

    fungsi revegetasi menjadi tidak tercapai.

    Setelah fase-fase tersebut dilakukan, tentunya diperlukan pengelolaan secara menyeluruh yang

    dapat menjaga areal revegetasi dari gangguan, misalnya pemantaua pertumbuhan tanaman dan

    pemeliharaan tanaman secara berkala, menjaga tanaman dari bahaya kebakaran sehinggakegiatan reklamasi dan revegetasi ini menjadi suatu kegiatan yang menyeluruh dan tertata

    dengan baik.

    Secara ekologi, spesies tanaman lokal dapat beradaptasi dengan iklim setempat tetapi tidak untukkondisi tanah. Untuk itu diperlukan pemilihan spesies yang cocok dengan kondisi setempat,

    terutama untuk jenis-jenis yang cepat tumbuh, misalnya Sengon atau Trembesi, yang telah

    terbukti adaptif untuk tambang. Dengan dilakukannya penanaman sengon minimal dapatmengubah iklim mikro pada lahan bekas tambang tersebut. Untuk menunjang keberhasilan

    dalam merestorasi lahan bekas tambang, maka dilakukan langkah-langkah seperti perbaikan

    lahan pra-tanam, pemilihan spesies yang cocok, dan penggunaan pupuk.

  • 8/3/2019 Selamatkan Manusia Dari Pemanasan Global

    7/11

    LPPTM WANABAKTIMANUNGGAL PROGRAM PENGHIJUAN

    DS. PAPRINGAN RT 02 /04 KALIWUNGU KUDUS 59361 JAWA TENGAH INDONESIA Hal: 7

    Untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan pertumbuhan tanaman pada lahan bekas tambang,

    dapat ditentukan dari persentasi daya tumbuhnya, persentasi penutupan tajuknya,pertumbuhannya, perkembangan akarnya, penambahan spesies pada lahan tersebut, peningkatan

    humus, pengurangan erosi, dan fungsi sebagai filter alam. Dengan cara tersebut, maka dapat

    diketahui sejauh mana tingkat keberhasilan yang dicapai dalam merestorasi lahan bekas

    tambang.

    Revegetasi areal tambang harus dilihat secara menyeluruh (holistik) karena yang diharapkan dari

    kegiatan ini adalah kelestarian fungsi dari lahan sesuai peruntukkannya. Wacana yangdikemukakan dalam kerangka holistik ini adalah pembentukan kantong-kantong pelestarian

    vegetasi yang dilakukan sebelum kegiatan pertambangan berlangsung; pemantapan fase

    revegetasi yang meliputi penanaman prakondisi menggunakan jenis cepat tumbuh/pioner yang

    dilanjutkan dengan fase introduksi jenis-jenis klimaks; dan pengelolaan areal revegetasi untukmenjaga keberlangsungan proses suksesi dari ancaman seperti kebakaran hutan dan lahan.

    Adapun tahapan atau kegiatan yang dilakukan dalam reklamasi lahan pertambangan ialah :

    - Melakukan penimbunan lahan kemudian menempelkan lapisan tanah yg subur (top soil) di

    lahan yang akan direklamasi. Ini bertujuan untuk memberikan lapisan penyubur sehingga

    memudahkan tanaman untuk tumbuh dan memberikan kekuatan menyangga tanah karena lahaneks tambang umumnya miskin unsur hara, memiliki porositas tinggi dan penyerapan air rendah.

    1. Tahap persiapan lahan yaitu dengan perataan lahan (contour leveling). Tahapan ini adalahmeratakan sehingga nantinya memudahkan penimbunan top soil, menguatkan porositasda menyerap air. Reklamasi memang dapat dilakukan di lahan miring atau lereng

    meskipun akan ditemui banyak kesulitan. Lahan yang kemiringannya sudah diratakan

    akan memudahkan proses lanjut reklamasi. Pemadatan lapisan tanah untuk menstabilkanlereng ini dilakukan dengan tractor, grader atau bulldozer (sheep foot roller). Di beberapa

    lokasi lahan yang curam, maka pemadatan ini ditarik dengan bulldozer. Setelah tanah

    dipadatratakan, maka selanjutnya perlu dibuat saluran drainase untuk mengatur

    penyaliran.

    2. Hydroseeding adalah aktivitas penyebaran atau penyemaian lahan reklamasi dengan bibittanaman perintis (umumnya yang digunakan adalah centrocema) yang sebelumnya telahdicampurkan dengan fertilizer dan aditif lainnya. Penyebaran dilakukan dengan truck

    hydro seeder. Hydro seeding ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas tanah sehingga

    tanaman akan mendapatkan lingkungan yang baik.

    3. Tahap selanjutnya bisa dilakukan penanaman pohon,Untuk penanaman pohon, makadisusun pembuatan lubang tanam untuk anakan dengan dimensi disesuaikan dengan

    kebutuhan. Media tanam yang diperlukan umumnya adalah tanah top soil, pupuk(kompos) dan fertilizer lainnya. Jarak tanam juga disesuaikan. Untuk memperkuat lahan

    maka biasanya ditambahkan jarring (mesh) di selanjang lokasi juga untuk mencegah

    longsor.

  • 8/3/2019 Selamatkan Manusia Dari Pemanasan Global

    8/11

    LPPTM WANABAKTIMANUNGGAL PROGRAM PENGHIJUAN

    DS. PAPRINGAN RT 02 /04 KALIWUNGU KUDUS 59361 JAWA TENGAH INDONESIA Hal: 8

    IV.Penanganan Potensi Air Asam TambangPembentukan air asam cenderung intensif terjadi pada daerah penambangan, hal ini dapat

    dicegah dengan menghindari terpaparnya bahan mengandung sulfida pada udara bebas. Secara

    kimia kecepatan pembentukan asam tergantung pada pH, suhu, kadar oksigen udara dan air,kejenuhan air, aktifitas kimia Fe

    3+, dan luas permukaan dari mineral sulfida yang terpapar pada

    udara. Sementara kondisi fisika yang mempengaruhi kecepatan pembentukan asam, yaitu cuaca,

    permeabilitas dari batuan, pori-pori batuan, tekanan air pori, dan kondisi hidrologi. Penanganan

    air asam tambang dapat dilakukan dengan mencegah pembentukannya dan menetralisir air asam

    yang tidak terhindarkan terbentuk.

    Pencegahan pembentukan air asam tambang dengan melokalisir sebaran mineral sulfida

    sebagai bahan potensial pembentuk air asam dan menghindarkan agar tidak terpapar pada udara

    bebas. Sebaran sulfida ditutup dengan bahan impermeable antara lain lempung, serta dihindari

    terjadinya proses pelarutan, baik oleh air permukaan maupun air tanah.

    Produksi air asam sulit untuk dihentikan sama sekali, akan tetapi dapat ditangani untuk

    mencegah dampak negatif terhadap lingkungan. Air asam diolah pada instalasi pengolah untuk

    menghasilkan keluaran air yang aman untuk dibuang ke dalam badan air. Penanganan dapatdilakukan juga dengan bahan penetral, umumnya menggunakan batugamping, yaitu air asam

    dialirkan melewati bahan penetral untuk menurunkan tingkat keasaman.

    V. Pengaturan DrainaseDrainase pada lingkungan pasca tambang dikelola secara seksama untuk menghindari efekpelarutan sulfida logam dan bencana banjir yang sangat berbahaya, dapat menyebabkan rusak

    atau jebolnya bendungan penampung tailing serta infrastruktur lainnya. Kapasitas drainase harus

    memperhitungkan iklim dalam jangka panjang, curah hujan maksimum, serta banjir besar yang

    biasa terjadi dalam kurun waktu tertentu baik periode waktu jangka panjang maupun pendek.

    Arah aliran yang tidak terhindarkan harus meleweti zona mengandung sulfida logam, perlupelapisan pada badan alur drainase menggunakan bahan impermeabel. Hal ini untuk

    menghindarkan pelarutan sulfida logam yang potensial menghasilkan air asam tambang.

    VI.Tataguna Lahan Pasca TambangLahan bekas tambang tidak selalu dekembalikan ke peruntukan semula. Hal ini tertgantung pada

    penetapan tata guna lahan wilayah tersebut. Pekembangan suatu wilayah menghendaki

    ketersediaan lahan baru yang dapat dipergunakan untuk pengembangan pemukiman atau kota.Pemilihan spesies untuk revegetasi terkait juga tataguna lahan pasca tambang. Perkembangan

    harga minyak bumi akhir-akhir ini, memberikan peluang untuk pengembangan bio-energi,

    diantaranya dengan pengembangan tanaman jarak pagar untuk menghasilkan minyak. Sebagian

  • 8/3/2019 Selamatkan Manusia Dari Pemanasan Global

    9/11

    LPPTM WANABAKTIMANUNGGAL PROGRAM PENGHIJUAN

    DS. PAPRINGAN RT 02 /04 KALIWUNGU KUDUS 59361 JAWA TENGAH INDONESIA Hal: 9

    lahan bekas tambang telah dicanangkan untuk program pengembangan bio-energi tersebut ,

    Kelebihan jarak pagar adalah selain mampu mereklamasi bekas lahan tambang dalam waktusingkat, tanaman ini juga menghasilkan sumber energi terbarukan biodisel

    Untuk mencapai tujuan restorasi perlu dilakukan upaya seperti rekonstruksi lahan dan

    pengelolaan tanah pucuk. Pada kegiatan ini, lahan yang masih belum rata harus terlebih dahuluditata dengan penimbunan kembali (back filling) dengan memperhatikan jenis dan asal bahan

    urugan, ketebalan, dan ada tidaknya sistem aliran air (drainase) yang kemungkinan terganggu.

    Pengembalian bahan galian ke asalnya diupayakan mendekati keadaan aslinya. Ketebalan

    penutupan tanah (sub-soil) berkisar 70-120 cm yang dilanjutkan dengan re-distribusi tanah

    pucuk. Lereng dari bekas tambang dibuat bentuk teras, selain untuk menjaga kestabilan lereng,

    diperuntukan juga bagi penempatan tanaman revegetasi.

    Lebih lanjut dijelaskan, untuk mencapai tujuan tersebut maka perlu dilakukan beberapa

    upaya seperti : rekonstruksi lahan dan manajenem top soil. Pada kegiatan ini, lahan yang masihbelum rata harus terlebih dahulu ditata dengan penimbunan kembali (back filling) dengan

    memperhatikan jenis dan asal bahan urugan, ketebalan, dan ada tidaknya sistem aliran air

    (drainase) yang kemungkinan terganggu. Sebaiknya bahan-bahan galian dikembalikan keasalnyamendekati keadaan aslinya. Ketebalan penutupan tanah (sub-soil) disarankan berkisar 70-120 cm

    yang dilanjutkan dengan re-distribusi top-soil. Untuk memperoleh kwalitas top-soil yang baik,

    maka pada saat pengerukan, penyimpanan dan re-distribusinya harus dilakukan pengawasanyang ketat. Re-alokasi top-soil pada lahan tanam bisa dilakukan secara lokal (per-lubang) ataudisebarkan merata dengan kedalaman yang memadai. selain itu juga dilakukan revegetasi lahan

    kritis.

    Penerapan kaedah suksesi menciptakan keseimbangan antara intervensi manusia dengan

    usaha ekosistem untuk mendisain lingkungannya sendiri (self design). Self design ini

    memberikan keuntungan dalam hal memberikan daya tahan hidup pada kondisi awal terjadinya

  • 8/3/2019 Selamatkan Manusia Dari Pemanasan Global

    10/11

    LPPTM WANABAKTIMANUNGGAL PROGRAM PENGHIJUAN

    DS. PAPRINGAN RT 02 /04 KALIWUNGU KUDUS 59361 JAWA TENGAH INDONESIA Hal: 10

    suksesi, pemantapan kondisi hutan setelah fase awal suksesi, dan memerlukan sedikit biaya.

    Pada kegiatan revegetasi lahan bekas tambang ini, fenomena alam tersebut akan dicobauntuk dimodifikasi supaya tahapan suksesi (nudation, migrasi, ecesis, agregation, evolution of

    community relationship, invation, reaction, stabilization, dan klimaks) dapat berlangsung dengan

    cepat. Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan menanam jenis tanaman tertentu

    secara berurutan seperti halnya yang terjadi pada fase-fase dari suksesi alami.

    Dalam kegiatan reklamasi areal bekas tambang, prinsip-prinsip dan pengetahuan ekologi

    merupakan sesuatu yang sangat penting untuk diperhatikan, seperti pengetahuan tentang spesies,komunitas dan ekosistem, ekotype, substitusi spesies, interaksi antar individu, spesies danekosistem, serta suksesi . Pemilihan jenis adalah tahap yang paling penting dalam upaya

    revegetasi lahan bekas tambang. Pemilihan ini bertujuan untuk memilih spesies tanaman yang

    disesuaikan dengan kondisi lahan tersebut. Pemilihan jenis pohon yang akan ditanam didasarkanpada adaptabilitas, cepat tumbuh, diketahui eknik silvikultur, ketersediaan bahan tanam, dan

    dapat bersimbiosis dengan mikoriza.

    Kesimpulan

    Kegiatan utama pada lahan pasca tambang Reklamasi lahan yang dilakukan denganmengurug kembali lubang tambang serta melapisinya dengan tanah pucuk, dan

    revegetasi lahan serta diikuti dengan pengaturan drainase dan penanganan/pencegahanair asam tambang.

    Penataan lahan bekas tambang disesuaikan dengan penetapan tataruang wilayah bekastambang. Lahan bekas tambang dapat difungsikan menjadi kawasan lindung ataupunbudidaya.

    Lahan pasca tambang memerlukan penanganan yang dapat menjamin perlindunganterhadap lingkungan, khsususnya potensi timbulnya air asam tambang, yaitu dengan

    mengupayakan batuan mengandung sulfida tidak terpapar pada udara bebas, sertamengatur drainase.

    Diupayakan agar tidak ada bahan tambang ekonomis yang masih tertinggal. Hal initerutama bahan galian yang potensial mengundang masyarakat atau PETI untuk

    memanfaatkannya, sehingga akan mengganggu proses reklamasi, maka perlu disterilkan

    terlebih dahulu dengan menambang dan mengolahnya.

  • 8/3/2019 Selamatkan Manusia Dari Pemanasan Global

    11/11

    LPPTM WANABAKTIMANUNGGAL PROGRAM PENGHIJUAN

    DS. PAPRINGAN RT 02 /04 KALIWUNGU KUDUS 59361 JAWA TENGAH INDONESIA Hal: 11