risalah muroqobah.pdf

255
1 ﺒ  ا ا   ر RISALAH  MUR OQOBAH     disusun oleh : Ir. HM. Munawir Diterbitkan oleh : Penerbit “Al-Ma’muriyah” Solo.

Upload: melwin-syafrizal

Post on 29-Oct-2015

474 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 1/255

1

 

RISALAH MUROQOBAH

(PESAN dalam RENUNGAN)

disusun oleh : Ir. HM. Munawir

Rangkuman Naskah Pengajian dan Khothbah

Diterbitkan oleh :Penerbit “Al-Ma’muriyah” Solo.

Page 2: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 2/255

2

Pengantar

ی ھ ,ھ ,ھ

: ,ھ Dengan memanjatkan Puji dan Syukur kehadirat Alloh SWT disertai Sholawat dan

Salam bagi Junjungan Kita Nabi Besar Muhammad SAW, k ami ber-Syukur bahwanaskah “Risalah Muroqobah” ini dapat tersusun dengan bentuk yang sederhana.

Insya-Alloh mudah dibaca. Naskah ini merupakan kumpulan dari sebagian naskah -

naskah yang berisi uraian/sajian yang pernah disampaikan oleh penyusun dalam

pengajian-pengajian dikalangan terbatas, yaitu untuk para sanak keluarga, para teman

sekerja (sebelum pensiun), tetangga dan para handai taulan yang lain. Selain itu,

beberapa diantaranya merupakan bahan khotbah yang disampaikan penyusun untuk 

 para jama’ah dimasjid-masjid dilingkungan tempat tinggal dan lingkungan kantor

tempat penyusun bertugas. Oleh karenanya bagi para sanak keluarga, teman sekerja,

tetangga dan handai taulan lain yang pernah mendengarkannya, maka naskah ini

sekedar melengkapi catatan yang pernah dimiliki.

Bagi yang baru pertama membaca, Insya -Alloh dapat ikut menambah pemahaman

yang sudah dimiliki sebelumnya. Muatan yang terkandung dalam naskah ini pada

umumnya kurang memiliki bobot keilmuan yang tinggi, dikarenakan dasar keilmuan

yang dimiliki penyusun sendiri masih sangat terbatas, baik dalam segi pendalamannya

maupun kemampuan profisinya dalam da’wah. Selain itu pengajian yang biasadiadakan dan khotbah-khotbah dimasjid umumnya memiliki topik yang menyesuaikan

kondisi masarakat saat uraian tersebut diberikan yang bersifat spontan. Tetapi

penyusun yakin para pembaca sangat memahami hal itu, untuk itu penyusun mohon

ma’af atas segala kekurangan yang ada. Penerbitan berikut ini merupakan penerbitan

yang kedua dan Insya-Alloh lebih sempurna, karena saran-saran perbaikan dan

koreksi para pembaca pada penrbitan pertama sudah diusahakan ditampung. Dan atassaran dan koreksi para pembaca kami ucapkan te rimakasih Jaza-kumullo-hu Khoiral-

 jaza'.

Dalam penyusunan naskah ini, penyusun sangat berter ima kasih dengan penuh rasa

hormat, kepada semua fihak, yang pertama para ‘Ulama yang telah membimbingdengan memberikan teladan, memberikan ‘ilmu dari tulisan dan uraian yangdisampaikan yang tertangkap oleh penyusun, kemudian para keluarga dekat, tetangg a,

teman kerja, handai taulan dan para jama’ah yang memberikan a.l: dorongan, bantuan

dan masukan untuk melengkapi naskah ini, sehingga Insya -Alloh lebih lengkap. Atas

segala bimbingan serta bantuan tersebut Insya -Alloh akan di-Anugerah-kan balasan

yang lebih baik dari Alloh SWT.

Akhirnya penyusun berharap mudah -mudahan naskah ini memberi manfaat bagi yang

membacanya. A-min.

  ی    ھ .یھ .ی 

Yogyakarta,11 Maret 2013

Penyusun,

M. Munawir.

Page 3: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 3/255

3

Daftar Isi :Halaman

P e n g a n t a r 2

BAB:

I. A Q I D A H 5(1). A l  –  I m a n. (2). At-Tauhi-d. (3) Al-Yaqi-n. (4) A l - H i d a y a h. (5) At-

Taqwa. (6) Syirik. (7) K u f u r. (8) N i f a q. (9) Iman Kepada Malaikat. (10)Fungsi yang dibebankan kepada Malaikat. (11) J i n n. (12) Iblis dan Syaithon. (13)

Al-Q u r a n. (14) Keutamaan Membaca dan Mempelajari Al-Quran. (15) Keutamaan

Surat al-Fatihah. (16) Tiga Golongan Pewaris Al-Quran. (17) Rosululloh. (18)

Tanda-tanda Kerosulan. (19) Ar-Risa-lah. (20) Qiyamat. (21) Kematian. (22) Hisab.

(23) Surga dan Neraka . (24) Syafa’at. (25) T a q d i r.

II. S Y A R I ’ A H 73(26) A d - D i-n. (27) A l – I s l a m. (28) Masuk dalam Islam secara Ka-ffah.(29) ‘I ba d a h. (30) N i a t. (31) Syaha-datain. (32) Bersuci. (33) A s h - S h o l a h. (34)

Keutamaan Sholat ber-Jama’ah. (35) Sholat Nafilah Setiap-hari. (36) Sholat Janazah.

(37) Memakmurkan Masjid. (38) D z i k i r. (39) Keutamaan Tahlil, Takbir, Tahmiddan Tasbih. (40) Keutamaan Istighfar. (41) D o ‘ a. (42 ) Shodaqoh. (43) Zakat. (44)

Zakat Fithrah. (45) Shoum (Puasa). (46) Amalan bulan Romadhon. (47) Lailatul-

Qodr. (48). Haji. (49) Qurban. (50) ‘Aqiqoh.

III. AKHLAQUL-KARIMAH 137(51) A l - I h s a n. (52) Al-I k h l a s h. (53) S y u k u r. (54) S h a b a r. (55) R i d l o.

(56) Tawakkal. (57) W a r a ‘. (58) Q o n a ’ a h. (59) Z u h u d. (60) Istiqomah.

(61) Berbakti kepada Kedua Orang-tua. (62) Tanggung-jawab Orang-tua terhadap

Keluarga. (63) A r  – R i a’. (64) ‘U j u b. (65) Takabbur. (66) M a r a h (Ghodlob).(67) Dengki (Hasad). (68) Dendam (Ghillu). (69) Pensucian Diri (Tazkiyah). (70) At-

Taubah.

IV. T A R B I Y A H 180(71). Peran Utama orang-tua Mendidik anak. (72).Kewajiban Syari’at Terhadap Anak Yang Lahir. (73) Nasihat Tentang Perkawinan. (74) Peningkatan Kemampuan Ilmu.

(75) Memperkuat keteguhan Jiwa dan Raga. (76) Mempertajam Kepekaan Sosial. (77)

Menggerakkan Da’wah “Islamiayah”. (78) Pendidikan Dengan Keteladanan. (79)

Pendidikan Dengan Adat Kebiasaan Yang baik. ( 80) Pendidikan Dengan Nasehat.

(81) Pendidikan Dengan Perhatian . (82) Pendidikan Dengan Memberi

Hukuman/Sangsi. (83) Sifat-sifat Asasi Pendidik. (84) Kaidah Pokok Dalam

Pendidikan Anak. (85) Washiat pada usia empat-puluh tahun

V. I M A M A H 225(86) Ummat Islam Wajib berjama’ah. (87 ) Larangan Berpecah- belah dan Ta’ashshub.(88) Ummat Islam Wajib Memilih Pemimpin. (89 ) Patuh dan Ta’at pada Pemimpin.

(90) Menasihati Pemimpin. (91) Keutamaan Pemimpin yang Adil. (92) Memilih

Orang Kepercayaan. (93) Tercelanya menuntut Kedudukan. (94) Pemimpin yang

tidak mengikuti Petunjuk. (95) Pemimpin yang Menyesatkan. (96) Pemimpin yang

Berkhianat. (97) Penghasilan Pemimpin. (98) Kedudukan W a n i t a . (99) Khilafah.

(100) Jihad fi Sabilillah.

Daftar Pustaka 252

Page 4: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 4/255

4

Muroqobah

Muroqobah berasal dari bahasa Arab Roqoba artinya menjaga atau mengawasi,

dapat pula berarti mengamati secara cermat. Sehingga Muroqobah adalah sikap

seseorang yang selalu menjaga diri dengan amalan-amalan Sholih yang dilakukannya

secara cermat dan teliti dengan kesadaran, bahwa Alloh SWT selalu mengamati dan

mengawasinya.

Dalam Surat An-Nisa' (4) Ayat 1 Alloh berfirman :

                        Artinya : "……Sesungguhnya Alloh selalu menjaga dan Mengawasi kamu".

Di Ayat lain dalam Surat Al- Ahzab (33) Ayat 52 di-Firmankan :

                           Artinya : "…. dan adalah Alloh Maha Mengawasi segala sesuatu".

Amalan yang Sholih yang harus kita cermati tsb meliputi amalan-amalan yang

menyangkut : Aqidah, Syari'ah, Akhlaq dan 'Amaliah Sholihah lain baik dalam bidang

Tarbiyah dan Imamah.

Page 5: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 5/255

5

BAB I

‘A Q I D A H

“‘A q i d a h” adalah bahasa Arab berasal dari kata kerja “‘aqada-ya’qidu” artinya

menyimpulkan tali atau mengikatkan tali dan berarti juga mengikatkan janji. Dalam

hal istilah “Aqidah Islamiah” , maka “Aqidah” berarti mengikatkan janji kepada

Alloh SWT. Selanjutnya dalam tata bahasa Arab, kalimat tsb dapat berubah (menurut

Ilmu Nahwu dan Shorf) menjadi I’tiqod yang dapat mempunyai arti mempercayaiatau meyaqini. Dengan demikian ‘Aqidah menjadi berarti keyaqinan ataukepercayaan kepada Alloh SWT, yang kemudian disebut sebagai “Aqidah-

Islamiah” atau dalam istilah lain disebut pula sebagai “al-Iman”.

Bagi seorang Muslim, maka ‘Aqidah adalah unsur yang paling assensial (dasar)

dalam Islam disamping adanya dua unsur pokok lain yaitu “Syari’at” dan

“Akhlaqul-karimah”. ‘Aqidah berkaitan dengan amalan yang terdapat dalam

hati (Ruhaniah), sedangkan Syari’at menyangkut amalan ‘Ibadah (dilakukan anggota

badan/jasmaniah dan hak milik), dan Akhlaqul -karimah berhubungan dengan soal

etika, moral dan lebih luas lagi tata pergaulan hidup, baik dengan sesama manusia

ataupun didalam alam lingkungannya. Sementara ‘Ulama menggambarkan hubunganketiganya dalam suatu bangunan, maka Aqidah adalah merupakan fondasi suatu

bangunan (Agama), Syari’at adalah bangunan itu sendiri, sedang Akhlaq adalah atap

dari bangunan tersebut dengan corak bangunan itu sendiri . Wallo-hu A’lam.

1. A l – I m a n“A l-I m a n” dari segi bahasa (Arab) berasal dari “A -mana  – Yu’minu – I-ma-nan”artinya : percaya, setia, aman, melindungi a tau berarti pula menempatkan sesuatu

(ditempat yang aman). Dalam pelajaran ‘Aqo’id (Ilmu ‘Aqidah) oleh para ‘Ulamadirumuskan pengertian “al-Iman” a.l sbb :

:ی یArtinya : al-Iman itu adalah adanya pernyataan dengan lisan tentang ke -Imanannya,

disertai pembenaran dalam hati dan peng’amalan dengan ragan ya, tentang apa yang

dipercayai (diyaqini)nya.

Sebagai contoh bagi orang yang ber -Iman kepada Alloh, maka ia selain menyatakan

Iman kepada Alloh dengan lisannya, selanjutnya ia juga membenarkan dalam hati

dan akan ta’at serta patuh meng’amalkan segala p erintah dan menjauhi segala

larangan- Nya. Ada pula “Ulama yang merumuskan, bahwa orang beriman adalahorang yang memiliki pengetahuan tentang “kebenaran” dari Alloh (al -Haq) dan

meyakini kebenaran itu dengan melaksanakan segala perintah -Nya dan menjauhi

segala larangan-Nya berdasar tuntunan Rosululloh SAW, yaitu dari ajaran yang

diyakini kebenarannya tersebut. Wallo-hu A’lam. Alloh ber -Firman dalam Surat Al-

Baqoroh (2) Ayat 177, sbb :

                                                                                                                          

Page 6: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 6/255

6

Artinya : "Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu

kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah ber -Iman kepada Alloh, hari

kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab dan nabi-nabi.."

Dalam Hadits riwayat dari Sayyidina ‘Umar bin Khoththob ra, dia berkata, “Suatuketika kami duduk disisi Rosululloh SAW disiang hari. Tiba -tiba muncullah ditengah

kami seorang lelaki yang sangat putih pakaiannya dan sangat hitam rambutnya, tidak terlihat bekas-bekas perjalanan padanya dan tiada seorangpun dari kami yang

mengenalnya. Sampai dia duduk didekat Nabi SAW. Dia menempelkan lututnya

kelutut Nabi SAW dan meletakkan dua t elapak tangannya pada dua paha beliau,

seraya bertanya a.l :…………………………

ھ :ی ھ ھ ھ ی  .:.ی 

Artinya : “Beritahukanlah kepadaku apakah Iman itu : Rosululloh SAW menjawab :“Bahwasanya engkau beriman kepada Alloh, malaikat -malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,

utusan-utusan-Nya, hari akhir dan engkau beriman kepa da taqdir, baik dan buruknya”.Dia berkata : ”Kamu benar”.

Dalam menguraikan “Iman”, maka para ‘Ulama mengartikan dengan istilah percaya(membenarkan) atau diartikan juga sebagai “Ma’rifat” (mengenal dengan sempurna).

Dalam pengertian “Ma’rifat” tsb, ter kandung maksud kesadaran mewajibkan diri

untuk memahami dan mencegah diri untuk tidak memahami, karena memahami dan

meng’amalkan memberi kehidupan yang berbahagia, sebaliknya tanpa memahami dantidak meng’amalkan akan berakibat buruk pada kehidupan dihari akhir (akhirat). Dari

Firman Alloh SWT dan dari sabda Rosululloh SAW tsb diatas, maka rumusan Iman

tersusun dari enam perkara, yaitu :

1)  Ma’rifat kepada Alloh SWT , dalam arti ma’rifat dengan Nama -nama-Nya yang

Mulia, Sifat-sifat- Nya yang Tinggi. Juga ma’rifa t dengan bukti-bukti Wujud dan

Ada-Nya serta kenyataan sifat ke-Agungan-Nya dalam alam semesta ataupundidunia ini.

2)  Ma’rifat dengan alam yan g ada dibalik alam semesta ini yaitu alam gaib(tidak dapat ditangkap oleh panca-indera). Demikian pula adanya kekuatan-

kekuatan kebaikan yang terkandung didalamnya yaitu yang berbentuk : Malaikat,

demikian pula kekuatan-kekuatan jahat yang berbentuk Iblis dengan bala

tentaranya yang berupa Syaithon. Serta Ma’rifat dengan apa yang ada didalamalam yang lain lagi, berupa Jin dan Ruh.

3)  Ma’rifat dengan Kitab-kitab Alloh Ta’ala yang diturunkan oleh-Nya kepada

para Rosul. Kepentingannya ialah dijadikan batas (pedoman) untuk mengetahui

antara yang hak dan yang bathil, yang baik dan yang buruk, yang halal dan yang

haram, juga antara yang bagus dan jelek.4)  Ma’rifat dengan para Nabi dan Rosul Alloh Ta’ala yang dipilih -Nya untuk 

menjadi Pembimbing kearah petunjuk yang hak serta sebagai Pemimpin seluruh

makhluq guna menuju yang hak.

5)  Ma’rifat dengan Hari-akhir dan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada saatitu, seperti kebangkitan dari Qubur (hidup sesudah mati), memperoleh balasan

pahala atau sisksa, mendapatkan tempat sorga atau neraka.

6)  Ma’rifat kepada taqdir (qodlo dan qodar) dimana diatas landasan inilah

berjalannya peraturan segala yang berada di alam semesta ini, baik dalam

penciptaannya ataupun cara mengaturnya.

Page 7: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 7/255

7

Karena pentingnya Iman ini, maka menurut Ahli Tafsir yang menghitung kalimat

“Iman” dalam berbagai bentuknya seperti a.l: “yu’minu”, “yu’minu-na”,”a-manu”,“mu’min”, “mukminun/mu’minin” dsb disebut dalam Al -Quran sebanyak 550 kali.

Iman seseorang ada beberapa tingkat ketebalan (kualitas)nya, karena Iman seseorang

setiap kali dapat bertambah (tebal) atau berkurang (menipis) kualitasnya, dalam Al -

Quran Alloh ber-Firman a.l Surat al-Fath (48) Ayat 4 :                                                             Artinya : "Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang -orang

mu'min supaya keimanan mereka bertamb ah di samping keimanan mereka (yang telah

dimiliki)".

Surat al-Muddatsir (74) Ayat 31 :

                                                Artinya : "…supaya orang-orang yang diberi Al-Kitab menjadi yakin dan supaya

orang yang beriman bertambah imannya"Dalam hal lain Rosululloh SAW bersabda, bahwa ada beberapa ranting dari Iman,

mulai yang paling bawah sampai pada yang paling atas dengan sabdanya, sbb :

ی ھ   .ھ   )ی (ی

Artinya : Iman itu lebih dari enampuluh ranting. Yang paling atas adalah kalimah “laila-ha il-Lalloh” yang paling bawah (rendah) adalah m embuangkan duri dari tengah

 jalan. (riwayat Imam Bukhori dan Muslim dari Abu Huroiroh).

Orang yang ber-Iman kalau hanya seorang disebut “al-Mukmin” (kata jama’nyamenjadi “al-Mukminun/al-Mukminin”), yang pengertiannya dirumuskan secara

lebih terinci dalam Al-Quran, a.l Surat al-Hujuro-t (49) Ayat 15, sbb :

                                                                                                            

Artinya : "Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang

beriman kepada Alloh dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu -ragu dan mereka

berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Alloh, mereka itulah orang-orang

yang benar". Selanjutnya dalam Surat al-Anfal (8) Ayat 2 – 4 sbb :

                                                                                                                                                            

                                                                          Artinya : "sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila

disebut nama Alloh gemetarlah hati mereka, dan apa bila dibacakan kepada mereka

ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka

bertawakkal, (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan

Page 8: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 8/255

8

sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka. Itulah orang -orang yang

beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat

ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezki (ni`mat) yang mulia ". A-min.

Dari uraian diatas sementara 'Ulama ada yang berpandangan, bahwa dalam proses

mencapai ke-Imanan seseorang ada tingkat-tingka ke-Imanan seseorang yang dapat

digolongkan dalam empat tingkat, yaitu :1) Iman bit-Taqlidi artinya Iman seseorang diperoleh melalui proses mengikuti

orang yang dipatuhi (orang tua) atau orang dianggap gurunya. Hal itu biasa

dimiliki oleh umumnya anak-anak para kaum Muslimin seperti di Indonesia

yang mayoritas penduduknya Muslim.

2) Iman bit-Ta'limi tingkat Iman dikarenakan dengan proses belajar secara

cermat untuk mendalami pengetahuan agama dengan sebaik-baiknya, sehingga

memahami arti Iman dengan peng-amalannya. Hal demikian biasanya juga

dicapai oleh yang semula hanya Taqlidi tetapi dengan mendalami ilmu tentang

Iman menjadi lebih Ta'limi (ilmiah).

3) Iman bit-Taklifi merupakan tingkat yang lebih tinggi dari Ta'limi, karena ybs

dengan ilmu yang dimilikinya, mencapai derajat kesadaran yang tinggi untuk 

berusaha memenuhi kewajiban secara bersungguh-sungguh desertai dengan

menjauhi segala larang seperti yang telah ditentukan hukum Syara'.

4) Iman bisy-Syahadah merupakan tingkat tertinggi, yaitu ybs merealisasikan

ke-Imanan bukan hanya untuk dirinya tetapi juga mewujudkan secara nyata

(dapat disaksikan) dalam masarakat dimana untuk itu dia harus rela berjuang

secara bersunguh-sungguh dengan pengurbanan yang diperlukan. Insya-Alloh.

2. At-Tauhi-dKata “at-Tauhi-d” berasal dari kata kerja bahasa Arab “Wahhada” dari akar kata

“Wahdah” artinya keesaan, menjadi “Tauhi-d” artinya meng-esakan. Meng-Esakan

yang dimaksud dalam kalimat ini adalah meyakini, bahwa Alloh adalah Esa dan tidak 

ada sekutu-Nya, seperti dalam Syahadat dirumuskan sebagai ھ ھ “La-ila-

ha illa Alloh”, artinya : "tidak ada Tuhan yang pantas disembah melainkan Alloh".

Kalimat ini disebut sebagai “Kalimat Tauhid”.Didalam Al-Quran Surat al-Baqoroh (2) Ayat 163, sbb :

                                           Artinya : "Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang

pantas disembah) melainkan Dia, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang ".

Ayat ini merupakan Pernyataan Alloh SWT atas kemutlakan ke -Esaan-Nya sebagai

Tuhan (yang wajib di-Sembah) yang tidak ada sekutu bagi -Nya, Dia-lah satu-satunyatempat bergantung. Selanjutnya dalam Ayat lain yaitu Surat al -Ikhlash (112) Ayat 1-

4, Alloh ber-Firman sbb :

                                                        Artinya : "Katakanlah: "Dia-lah Alloh, Yang Maha Esa, Alloh adalah Tuhan yang

bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanak -

kan, dan tidak ada seorangpun yang se tara dengan Dia".

Page 9: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 9/255

9

Dalam “Kalimat Tauhid” ھ ھ selain terkandung ma’na Tiada tuhan

melainkan Alloh juga terkandung Kalimat ھ ھartinya “tiada yang berhak disembah melainkan Alloh” dan “tiada yang benar  -benar

Maujud melainkan Alloh”. Dalam Surat Thoha (20) Ayat 14, Alloh ber -Firman :

 

  

 

  

 

 

 

 

  

 

 

 

 

  

 

  

  

 

  

  

 

  

 

  

  

  

   

 

 

  

 

  

Artinya : "Sesungguhnya Aku ini adalah All oh, tidak ada Tuhan (yang hak) selain

Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku ".

Selanjutnya dalam Surat adz-Dzariyat (51) Ayat 56 di-Firmankan :

                                  Artinya : "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya m ereka

menyembah-Ku".

Dalam Kalimat Tauhid tsb diatas tercakup tiga Kalimat yang menunjukkan, bahwa

Alloh adalah Esa dalam segi Zat-Nya, Sifat-Nya dan Perbuatan-Nya.Esa dalam segi Dzat-Nya (Tauhid Dzatiyah) maksudnya Alloh Ta’ala tidak tersusun dari beberapa bagian yang terpotong- potong dan bahwa Alloh Ta’ala tidak ada sekutu dalam Memerintah dan Menguasai Kerajaan -Nya. Dalam Al-Quran Surat

az-Zumar (39) Ayat 4 :

                              Artinya: "Maha Suci Alloh. Dia-lah Alloh Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan ".

Esa dalam segi Sifat-Nya (Tauhid Shifatiyah) artinya tiada seorangpun (satu

makhluqpun) yang sifatnya menyerupai Sifat Alloh. Dalam Firman -Nya pada Suratasy-Syuro (42) Ayat 11, sbb :

                                          Artinya : "Dia Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia -lah Yang

Maha Mendengar lagi Maha Melihat ".

Esa dalam segi Perbuatan-Nya (Tauhid Af’aliyah) maksudnya tiada seorang

makhluqpun yang mempunyai perbuata n seperti Perbuatan Alloh seperti di -Firman-

kan dalam Surat al-Ikhlash tsb diatas.

Diantara para ‘Ulama ada pula yang membagi antara lain berdasar Firman Alloh SWTSurat an-Nas (114) Ayat 1-3, sbb :

                             Artinya : "Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan

menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia ”.

Dari tiga Ayat tersebut maka, tauhid dibagi menjadi tiga :

o Pertama seperti dalam Ayat pertama yaitu “Tauhid Rububiah” artinya hanya

Alloh sajalah yang mencipta, memelihara serta mengatur seluruh makhluq dialam

ini.

Page 10: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 10/255

10

o Kedua dalam Ayat kedua yaitu “Tauhid Mulukiah” artinya hanya Alloh saja

yang mempunyai kekuasaan dan memiliki hukum dimana bagi siapa yang

menta’ati akan mendapat anugerah sedang bagi yang melanggar akan mendapat

sangsi dan Dialah yang berkuasa mengadili terutama nanti dihari Qiyamat.

o Ketiga dalam Ayat ketiga yaitu “Tauhid Uluhiah” artinya hanya Alloh sajalah

yang berhak diper-Tuhankan (disembah), atau seluruh manusia (makhluq)

berkewajiban bertuhan kepada-Nya, beribadat, memohon pertolongan, tunduk danpatuh hanya kepada-Nya dan bukan yang lain.

Dalam ber-Tauhid seorang Mukmin berusaha mencapai derajat Ma'rifat dalam tiga

hal yaitu :

o Ma'rifat al-Mubda' , yaitu mempercayai bahwa hanya Alloh SWT yang Mencipta

seluruh alam dan Wajib Wujud-Nya.

o Ma'rifat al-Washithoh , yaitu kepercayaan adanya Utusan Alloh yang membawa dan

menyiarkan ajaran-Nya.

o Ma'rifat al-Mabda' , yaitu kepercayaan adanya kehidupan kekal (akh irat) atas

kehendak Alloh SWT. Wallo-hu A'lam.

3. Al-Yaqi-n“Al-Yaqi-n” bahasa ‘Arab yang berarti merasa “pasti” atau rasa “ada kepastian”.“Yaqin” adalah tingkat pengetahuan tertinggi terhadap sesuatu, dan kebalikannyaadalah “Syakk” atau ragu -ragu. Urutan kebawah tentang pengetahuan seseorang

terhadap sesuatu sesudah Yaqin adalah :

1) Dzon  (dugaan), arti suatu dugaan adalah yang condong mendekati kebenaran,

2) Syakk  artinya masih sangsi atau ragu-ragu atas kebenarannya,

3) Wahm  (waham) atau samar-samar terhadap kebenaran sesuatu yang lebih condong

untuk tidak mengetahuinya,

4) Jahl    artinya tidak ada pengetahuan tentang sesuatu tersebut.

Menurut ‘Ulama bahasa ‘Arab mengartikan al -Yaqi-n sebagai “kepercayaan hati(I’tiqod) terhadap sesuatu obyek; bahwa obyek ter sebut berwujud seperti itu dan

wujudnya sesuai dengan kondisi obyektifnya”. Kepercayaan hati yang demikian sulituntuk berubah. Oleh karena itu “al -Yaqin” diartikan pula sebagai mantapnyapengetahuan, sehingga orang yang memilikinya tidak ingin berpaling dan berubah

haluannya. Ada pendapat, bahwa perasaan Yaqin seseorang tidak timbul dengan

sendirinya, akan tetapi ditimbulkan dengan adanya berbagai peristiwa atau sarana

yang membawanya, yaitu :

(1) Khabar  (berita), seperti keyaqinan adanya hari Qiyamat. Ke -Yaqinan itu datang

karena berita yang dibawakan oleh para Rosul Alloh.

(2) Dalil    (petunjuk), Ke-Yaqinan adanya api disesuatu tempat dikarenakan didapatnyaadanya asap.

(3) Musyahadah (kesaksian) terhadap sesuatu, semisal terhadap Kebesaran Alloh SWT

dengan adanya Baitulloh, maka dengan hadirnya seseorang di Tanah Suci, maka

ke-Yaqinan itu diperoleh, karena dengan mata -kepala dilihat suatu penyaksian

langsung adanya Ka’bah di Baitulloh dengan segala suasananya.

Sementara ‘Ulama Ahli hikmah berpendapat pengertian k esaksian (melihat) ke-

Agungan Alloh dapat pula diartikan sebagai melihat dengan mata -hati. Sementara

‘Ulama ada pula yang berpendapat, bahwa “al-Yaqin” itu hanya diperoleh seseorang

Page 11: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 11/255

11

karena semata-mata “Karunia” Alloh SWT yang di-Anugerahkan kepadanya.

Dengan uraian diatas dapat dirumuskan terdapat dua hal, yaitu : 1) “Ke-Yak inan” itudapat dicapai karena adanya usaha manusia untuk mencapai atau disebut sebagai “al -

Kasbi” 2) . “Ke-Yakinan” dapat diperoleh semata -mata Karunia Alloh SWT atau

disebut “al-Mauhibah”. Dapat pula dikatakan bahwa ke -Yaqinan itu merupakan buah

dari “ilmu yang diusahakan” (‘ilmul -mu’amalah). Akan tetapi bila manusia itu sudah

mencapai derajat puncak spiritual, maka ke -Yaqinan diperoleh sebagai “pengetahuanlangsung (dari Alloh) dengan kesaksian batin” (‘ilmul -mukasyafah) sebagai karunia

Alloh semata-mata. Wallohu-A’lam.

Berdasar uraian tsb diatas sementara ‘Ulama membagi tingkat -tingkat “Yaqin”,

menjadi tiga, yaitu :

1) “Ilmul-Yaqin” (ke-Yaqinan atas dasar ilmu), artinya menerima adanya

sesuatu kebenaran, baik nyata ataupun tidak nyata, dan tetap atas pendirian itu.

Dalam hal ini ke-Yaqinan seseorang didasarkan atas logika ilmu yang bersifat

relatif. Dengan demikian ke-Yaqinanpun terbatas, karena dibangun atas

praduga ilmu yang tidak sepenuhnya dapat menjadi pegangan. Hal itu dapat

dimisalkan keyaqinan seseorang atas adanya suatu buah -buahan dengankelezatan rasanya, maka dia dapat meyakini didasarkan atas pengalaman

seseorang yang pernah mendapatkan dan memakannya. Ilmul -Yaqin ini dalam

al-Quran tercantum dalam Surat at-Takatsur (102) Ayat 1-5, sbb :

                                                                                                   

Artinya : "Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke

dalam kubur. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu

itu), dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui. Janganlah begitu, jika kamu

mengetahui dengan pengetahuan yang yakin",

2) “‘Ainul-Yaqin” (ke-Yakinan didasarkan atas kesaksian mata -kepala).

Berbeda dengan ‘ilmul -yaqin, keyaqinan ditingkat “’ainul -yaqin” inididasarkan atas kesaksian mata -kepala secara langsung dapat melihat, dalam

contoh diatas dia dapat langsung melihat b uah yang lezat tersebut. Tingkat ke-

Yaqinan menjadi lebih tinggi (lebih pasti) karena Yaqin atas keberadaan buah

tersebut. Dalam Surat at -Takatsur (102) Ayat 6- 7 di-Firmankan:

                                           

Artinya : "niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim, dan sesungguhnyakamu benar-benar akan melihatnya dengan `ainul yaqin",

3) “Haqqul-Yaqin” (keYaqinan Haqiqi). Pada tingkat ini ke -Yaqinan dibangun

atas dasar pengalaman sendiri. Apabila dalam ‘ainul Y aqin kelezatan buah

baru didasarkan atas melihat keberadaan buah tersebut, maka pada tingkat

“Haqqul-Yaqin” orang ybs telah mencicipi kelezatan buah tersebut. Dal am

Surat al-Waqi’ah (56) Ayat 92 -95 dikisahkn tentang orang yang dusta, sbb:

Page 12: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 12/255

12

                                                                                          

Artinya : "Dan adapun jika dia termasuk golongan orang yang mendustakan lagi

sesat, maka dia mendapat hidangan air ya ng mendidih, dan dibakar di dalam neraka.Sesungguhnya (yang disebutkan ini) adalah suatu keyakinan yang benar (haqiqi)".

 Na’udzubillah.

Sementara ‘Ulama memberi kategori “al -Yaqin” adalah mempunyai tingkatan yanglebih tinggi dari “al-Iman”, didasarkan bahwa dalam al-Iman umumnya orang bersifat

menerima ajaran Islam dan mengamalkannya dengan cara yang lebih banyak 

mengikuti dari ilmu yang diberikan para pendahulunya. Sedang “al -Yaqin” lebihdidasarkan sekurang-kurangnya kepada salah satu dari “ilmu, kesak sian mata-kepala

dan kesaksian pengalaman”. Pendapat yang lebih banyak adalah, bahwa “al-Iman”merupakan bentuk umum dari “al-Yaqin”. Wallohu-A’lam.

4. A l - H i d a y a h“Al-Hidayah” berasal kata kerja bahasa Arab “Hada -, Yahdi-, Hudan” kemudianmenjadi Hidayah/Hidayat artinya “Petunjuk” dalam arti sesuatu yang menunjukkan(mengantar) kepada apa yang diharapkan. Kalimat Hidayah/Hidayat ada -kalanya

dikaitkan dengan rahmah atau sikap lemah lembut, sehingga kalimat hidayat sejalan

dengan sikap itu dan juga serumpun dengan kata Hadiyah yang digunakan dalam

bahasa Indonesia dengan arti suatu pemberian karena rasa cinta/sayang. Dalam Al -

Quran telah di-Firmankan, bahwa Alloh telah memberikan bermacam -macam

petunjuk kepada manusia, a.l:

Dalam Surat at-Toha (20) Ayat :50 :

                                     Artinya : "Musa berkata: "Tuhan kami ialah (Tuhan) yang telah memberikan kepada

tiap-tiap sesuatu bentuk kejadiannya, kemudian memberinya petunjuk ".

Dalam Surat al-A’la (87) Ayat 1-3 sbb :

                                                       Artinya : "Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Maha Tinggi, yang menciptakan dan

menyempurnakan (penciptaan-Nya), dan yang menentukan kadar (masing -masing)

dan memberi petunjuk",

Kita sebagai Ummat Islam diajarkn selalu mohon petunjuk kepada Allo h yang dalamSurat Al-Fatihah (1) Ayat 6, dimana kita wajib membacanya dalam Sholat kita, yaitu :

                   Artinya : "Tunjukilah kami jalan yang lurus",

Kepada orang yang diberi petunjuk dan selalu memohonnya Alloh akan selalu

menambah petunjuk-Nya, dalam Surat Maryam (19) Ayat (76) Alloh ber -Firman sbb:

                      

Page 13: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 13/255

13

Artinya : "Dan Alloh akan menambah petunjuk kepada mereka yang telah mendapat

petunjuk".

Dalam hal petunjuk ini sementara ‘Ulama Ahli Tafsir membagi ada empat tingkatanpetunjuk Alloh yang diberikan kepada manusia, yaitu :

1)  Naluri atau insting (Ghorizah) yang telah diperoleh sejak manusia lahir didunia.

Sebagai contoh tangis bayi saat dilahirkan menandakan dia hidup dan denganmemerlukan pertolongan baik untuk dibersihkan atau diselimuti. Demikian pula

tangisnya bila bayi tersebut merasa lapar. Tangis seorang bayi adalah petunjuk 

yang diberikan Alloh untuk menyampaikan maksudnya.

2)  Panca-indera (Syahsyiah). Pada petunjuk tingkat naluri (pertama), maka

petunjuk hanya menjangkau sebatas penciptaan dorongan pada perasaan untuk 

mendapatkan sesuatu yang diinginkan pemilik naluri, tetapi be lum dapat

mendatangkan yang diinginkan yang berada diluar dirinya. Untuk 

mendapatkannya diperlukan petunjuk yang mempunyai tingkat yang lebih tinggi

yaitu Panca-indera, terdiri dari mata untuk memandang, telinga untuk mendengar,

hidung untuk mencium, tangan untuk meraba dan lidah untuk merasa. Dengan

Panca-indera ini terjadi kontak dengan lingkungan diluar dirinya dan dapat

menangkap arti dari sesuatu yang berada disekelilingnya. Anugerah berupa Panca -

indera yang diberikan Alloh adalah sudah ditentukan, bah wa kemampuan Panca-

indera tsb, masing-masing individu manusia satu dengan lainnya kadang -kadang

berbeda tingkat kepekaan dan ketajamannya.

3)  Akal (al-‘Aqlu). Petunjuk yang diterima Panca -indera, kadang-kadang tidak 

sepenuhnya benar seperti kenyataannya, misa lnya sebuah bintang yang kita lihat

dilangit yang kelihatan kecil, sebenarnya sangat besar, bahkan mungkin besarnya

sama dengan bumi yang kita diami atau bahkan lebih besar. Oleh karenanya untuk 

menjelaskan kebenaran itu diperlukan pula dengan petunjuk yan g lebih tinggi

yaitu dengan Akal. Dengan Akal, maka informasi yang ada termasuk yang

ditangkap oleh Panca-indera disusun dan kemudian dianalisa, sehingga

mendapatkan suatu ke-simpulan yang mendekati kebenaran.4)  Hidayah Agama (Hidayah Diniah). Kebenaran yang dapat dicapai oleh Akal

manusia, terutama adalah yang bersifat fisik (secara fisik dapat dilihat atau

dirasakan). Sedang yang bersifat metafisik atau ruhani yang tidak terjangkau oleh

akal diperlukan petunjuk yang lebih tinggi yaitu Petunjuk dari Alloh ya ng berupa

Petunjuk Agama yang dapat meluruskan kekeliruan dalam hal ruhani.

Petunjuk atau Hidayah Agama menurut ‘Ulama Ahli tafsir dibagi menjadi dua, yaitu :Pertama , petunjuk yang lebih berisi ajaran yang menuju kepada kebahagiaan didunia

ataupun diakhirat. Dalam Al-Quran Alloh ber-Firman dalam Surat asy-Syura (42)

Ayat 52, sbb:

                                                                                                                                                    

Artinya : "Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Qur'an) dengan

perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al Qur'an)

dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, t etapi Kami menjadikan Al Qur'an itu

cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang Kami kehendaki di antara hamba -

Page 14: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 14/255

14

hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar -benar memberi petunjuk kepada jalan

yang lurus".

Kedua  adalah Petunjuk untuk memberi kemampuan untuk melaksanakan petunjuk 

pertama tsb, karena tidak semua manusia berkemampuan atau berkehendak 

melaksanakan ajaran Agama karena godaan syaiton atau nafsunya sendiri, dalam

Surat Fushshilat (41) Ayat 17 Alloh ber -Firman, sbb :

                                                                                                       

Artinya : "Dan adapun kaum Tsamud maka mereka telah Kami beri petunjuk tetapi

mereka lebih menyukai buta (kesesatan) dari petunjuk i tu, maka mereka disambar

petir azab yang menghinakan disebabkan apa yang telah mereka kerjakan ".

Selain penjelasan tentang Hidayah yang diuraikan Ahli Tafsir tsb diatas, sejalan

dengan itu oleh Ahli bahasa Al -Quran (Ar-Raghib Al-Asfahani) diuraikan, bahwa

olehnya Hidayah juga dibagi atas empat bagian, yaitu :1)  Hidayah yang meliputi manusia Mukallaf, berupa Hidayah dalam arti Akal,

dengan pengetahuan yang sifatnya umum sejauh kemampuan yang dimiliki

masing-masing individu. Dalam Surat Thaha (20) Ayat 50 di -Firmankan :

                                    Artinya : "Musa berkata: "Tuhan kami ialah (Tuhan) yang telah memberikan kepada

tiap-tiap sesuatu bentuk kejadiannya, kemudian memberinya petunjuk ".

2)  Hidayah dalam arti petunjuk yang berupa ajakan kepada manusia melalui para

Rasul-Nya dan Kitab Suci untuk mengikuti ajarannya, yang dalam Al -Quran

Surat al-Ambiya’ (21) Ayat 73, sbb :

                                                                                                              

Artinya : "Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin -pemimpin yang

memberi petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan kepada mereka

mengerjakan kebajikan, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan hanya

kepada Kamilah mereka selalu menyembah",

3)  Hidayah yang berarti Taufiq, yaitu kecocokan antara kehendak orang yang

mendapat Hidayah dengan kehendak Alloh. Orang yang demikian mendapati

 jalan dengan mudah sehingga apa yang diinginkan terkabul sesuai yangdiharapkan.

Orang yang mendapat Taufiq ini biasanya sudah dimulai mendapatkannya Hidayah

yang kedua tersebut diatas. Demikian pula Hidayah kedua biasanya diterima setelah

Hidayah yang pertama. Alloh berfirm an dalam Surat Maryam (19) Ayat 76, sbb :

                                                                                   

Page 15: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 15/255

15

Artinya : "Dan Alloh akan menambah petunjuk kepada mereka yang telah mendapat

petunjuk. Dan amal-amal saleh yang kekal itu lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu

dan lebih baik kesudahannya".

4)  Hidayah atau petunjuk di Akhirat bagi yang ber’amal sholeh untuk menuju ke -

Sorga. Digambarkan bagi orang yang gugur (Syahid) dalam berjuang di -Jalan

Alloh, di-Firmankan dalam Al-Quran Surat Muhammad (47) Ayat 4 -5, sbb :

                                                                 Artinya : "Dan orang-orang yang gugur pada jalan Alloh, Alloh tidak akan menyia-

nyiakan amal mereka. Alloh akan memberi pimpinan (petunjuk) kepada mereka dan

memperbaiki keadaan mereka"

Bagi orang-orang yang dholim diakhirat juga mendapat petunjuk dalam arti digiring

untuk menuju neraka. Na’udzubillah.

5. At-Taqwa“At-Taqwa” adalah bahasa ‘Arab dari kata kerja “ it -taqo-, yat-taqi, wiqoyatan”artinya “menjaga, memelihara atau berhati -hati”. Arti dalam istilah a gama (Islam)

menjaga diri dari Murka Alloh SWT dengan menjauhi tindakan ma’shiat denganmenta’ati perintah Alloh SWT yang telah digariskan dalam ajaran Rosululloh SAW.Dalam al-Quran banyak perintah Alloh kepada kaum Mukminin untuk ber -Taqwa

kepada Alloh, a.l:

Surat Ali-Imron (3) Ayat 102,sbb :

                                                                  Artinya : "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Alloh sebenar-benar

takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan

beragama Islam".

Surat al-Anfal (8) Ayat 29 :

                                                                                                       

Artinya : "Hai orang-orang yang beriman, jika kamu bertakwa kepada Alloh, niscaya

Dia akan memberikan kepadamu furqaan dan menghapuskan segala kesalahan -

kesalahanmu dan mengampuni (dosa-dosa) mu. Dan Alloh mempunyai karunia yang

besar".

Surat al-Ahzab (33) Ayat 70 :

                                              Artinya : "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada All oh dan

Katakanlah perkataan yang benar",

Surat al-Hadid (57) Ayat 28 :

                                                                                                                              

Page 16: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 16/255

16

Artinya : "Hai orang-orang yang beriman (kepada para rasul), bertakwalah kepada

Alloh dan berimanlah kepada Rasul-Nya, niscaya Alloh memberikan rahmat-Nya

kepadamu dua bagian, dan menjadikan untukmu cahaya yang dengan cahaya itu kamu

dapat berjalan dan Dia mengampuni kamu. Dan Alloh Maha Pengampun lagi Maha

Penyayang,"

Surat ath-Tholaq (65) Ayat 2-3 :

                                                            Artinya : "…barangsiapa bertakwa kepada Alloh niscaya dia akan mengadakan

baginya jalan keluar".

Dalam Ayat-ayat tersebut diatas perintah untuk ber-Taqwa selalu dialamatkan kepada

orang-orang mukmin, karena ke-Taqwa-an hanya dapat dimiliki oleh orang yang ber -

Iman yang melaksanakan/menta’ati perintah Alloh serta menjauhi larangan -Nya.

Dalam hal ini maka at-Taqwa dapat diartikan sebagai menjaga diri dengan cara :

Pertama agar terhindar diri dari kekufuran yaitu dengan ber -Iman,

Kedua  menjaga/memelihara diri agar tetap dapat melaksanakan/menta’ati p erintah-perintah Alloh dan yang

Ketiga  yang paling berat adalah menjaga/memelihar a diri agar terhindar dari

 perbuatan ma’shiat kepada Alloh SWT. Orang yang Taqwa disebut “ Muttaqi-n”.

Dalam riwayat dari Imam Ahmad, Al -Hakim dan At-Tirmidzi, diterangkan dalam

hadits dari Anas ra, Rosululloh SAW bersabda :

  ھ  , ی ,ی ھ .

Artinya : “Taqwalah kepada Alloh dimana saja kamu berada, ikutilah perbuatan

buruk dengan perbuatan baik, niscaya akan menghapusnya, dan gaulilah orang-orangdengan budi pekerti yang baik”.

Imam Ath-Thobroni meriwayatkan dari An- Nu’man bin Basyir, bahwa RosulullohSAW bersabda :

  ھ ی .ی Artinya : “Taqwalah kepada Alloh, berlaku adil -lah kepada anak-anakmu,

sebagaimana kamu menginginkan agar mereka semua berbakti kepadamu”.

Sayidina ‘Utsman bin ‘Afwan r.a menguraikan tentang tanda-tanda orang Taqwa sbb :

  ھ :ی   ی ی   ھ ی

,ی  ی ی ھ  ,ی   ھ  ھ,ی ی ی 

ھ  ھ,ی    ھ ی ی  .

Artinya : “Lima hal yang menjadi alamat orang yang bertaqwa : Pertama, tidak 

bermajlis kecuali dengan orang yang membawa mashlahat agamanya dan dapat

menundukkan nafsu birahi dan lisannya. Kedua , bila mendapatkan keduniaan yang

besar dianggap sebagai suatu bencana. Ketiga , bila memperoleh sedikit langkah agama

Page 17: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 17/255

17

memandangnya sebagai keuntungan yang besar. Keempat , tidak mengisi sepenuh

perutnya dengan barang yang halah khawatir tercampur barang yang haram. Kelima memandang seluruh manusia telah beruntung dan memandang dirinya telah binasa ”.

Dalam suatu riwayat lain disebutkan, bahwa ‘Umar bin Khottob menanyakan kepadaUbay bin Ka’ab mengenai Taqwa, katanya :

!ی "":ھ Artinya : Apakah kamu telah melalui jalan yang berduri ? Jawab Ubay :”Ya”. Kata‘Umar lagi :”Lalu apa yang kau lakukan ?”. Jawab Ubay :”Aku menghindar dan aku berusaha untuk menghindarkannya” ‘Umar berkata :”Itulah dia Taqw a”

Dari kisah ini dijelaskan, bahwa Taqwa adalah kesadaran hati, kejernihan rasa,

ketakutan (terhadap Murka Alloh) yang terus menerus dan kewaspadaan yang

konstan, dan menyingkirkan duri -duri jalan kehidupan yang berbentuk duri -duri

kesenangan dan syahwat, kelobaan, perasaan besar pada diri, kesedihan dan

kecemasan, harapan palsu kepada manusia, ketakutan palsu dari kekuasaan manusia

dan duri-duri kehidupan lainnya.

Ciri-ciri orang yang bertaqwa atau Muttaqin diuraikan dalam Surat al -Baqoroh (2)

Ayat 3-4, sbb :

                                                                                                                         

Artinya : "(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat

dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka, dan

mereka yang beriman kepada Kitab (Al Qur'an) yang telah diturunkan kepadamu danKitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya

(kehidupan) akhirat".

Dari Ayat tersebut diatas dapat diuraikan ciri -ciri Muttaqin dengan rinci, sbb :

Ke-Imanan terhadap yang Ghaib  yang merupakan jalan yang harus dilalui oleh manusia,

yang memiliki salah satu martabat yang lebih tin ggi dari binatang. Karena binatang

hanya dapat menangkap apa yang dicapai inderanya saja. Dengan demikian manusia

akan dapat mengakui, bahwa alam wujud ini jauh lebih luas dari apa yang dapat

dijangkau panca-inderanya, bahkan dengan menggunakan alat bantu panca-inderanya.

Ke-Imanan terhadap yang Ghaib merupakan loncatan jauh terhadap pikiran dan

pandangan hidup manusia terhadap hakekat alam wujud dan wujud dirinya sendiri.Mendirikan Sholat  yaitu peribadatan yang hanya semata -mata kepada Alloh, dalam arti

terhindar dari penghambaan kepada selain Alloh seperti penyembahan kepada sesama

manusia atau benda yang lain. Mereka mengarahkan wajahnya hanya kepada

kekuatan yang mutlak tak terbatas, hatinya bersujud dan berhubungan dengan -Nya

sepanjang hari dan malam, merasa dirinya telah menghubungkan dirinya kepada

Wajibul-Wujud, dan dia mendapatkan hidupnya berada dipuncak yang lebih tinggi

dari tenggelam di bumi dan tenggelam dalam kehidupan yang semata duniawi, dan

dia mendapatkan dirinya lebih kuat dari segala ma khluq karena dirinya dekat dengan

yang mencipta makhluq.

Page 18: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 18/255

18

Menafkahkan rezqi yang diterima dari Alloh. Mereka menyadari bahwa harta benda yang

ada pada dirinya itu adalah rezqi dari Alloh kepadanya, bukan ciptaannya sendiri.

Dengan pengertian terhadap ni’mat rezqi ini memancarkan kebaikan kepada makhluq

lemah, dan mencukupi tanggungan keluarganya, solidaritas, tenggang -rasa dan

kekeluargaan.

Ber-Iman kepada Kitab-suci , bukan hanya yang diturunkan kepada Rosululloh SAW, etapi juga 

ber-Iman kepada yang telah di turunkan kepada Rosul pendahulunya, dalam arti kesadaranpewarisan Aqidah Samawi, dan pewarisan ke -Rosulan/ke-Nabian sejak diciptakan

manusia dan menetapi ke-Imanan sampai akhir zaman. Hasilnya adalah ketenangan

dan ketenteraman jiwa pada perlindungan Allo h kepada kemanusiaan dari generasi

ke-generasi.

Keyaqinan terhadap alam akhirat  : hal ini adalah pemisah jalan antara orang yang hidup

dengan dibatasi oleh tembok panca -indera, dengan orang yang hidup didalam Wujud

yang terbentang luas. Atau antara orang y ang merasa hidupnya dibumi itulah seluruh

hartanya didalam dunia, dengan orang yang merasa, bahwa hidupnya diatas bumi ini

hanyalah ujian yang akan diberi balasan, dan yaqin bahwa haqikat kehidupan itu

adalah disana dibalik kehidupan dunia yang sempit dan terbatas ini yaitu alam akhirat.

Sifat-sifat tersebut diatas adalah sifat -sifat yang wajib dimiliki bagi seseorang yangberpredikat Muttaqin. Insya-Alloh.

6. Syirik“Syirik” adalah bahasa ‘Arab dari “asy-Syirku” artinya satu bagian dari sesuatu

yang lebih besar atau lebih banyak. Kata kerjanya “asyroka” artinya membagi. DalamIstilah Agama artinya adalah suatu perbuatan, anggapan atau I’tikad menyekutukanAlloh SWT dengan yang lain, seakan -akan ada lagi yang maha kuasa selain Alloh.

Atau seakan-akan Alloh adalah salah satu bagian dari tuhan -tuhan yang lain.

 Na’udzubillah. Orang yang mempunyai I’tikad demikian disebut “Musyrik”.Perbuatan “Syirik” dikatagorikan sebagai “dosa-besar”, artinya tidak mendapat

ampunan dari Alloh, dalam Surat an- Nisa’ (4) Ayat 48 di-Firmankan :

                                                                                    

Artinya : "Sesungguhnya Alloh tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia

mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki -

Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Alloh, maka sungguh ia telah berbuat dosa

yang besar".

Dari pengertian tersebut maka Syirik dibagi menjadi dua, yaitu Syirik Besar (Syirik Akbar) dan Syirik Kecil (Syirik Ashghor).

A. Syirik Besar (Asy-Syirkul Akbar) :

1) Menyembah dalam arti ber -‘ibadah pada manusia tertentu , yang dianggap sebagai tuhan,

dalam al-Quran di-Firman a.l: Surat at-Taubah (9) Ayat 31 :

                                                                                                                   

Page 19: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 19/255

19

Artinya : "Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib mereka sebagai

tuhan selain Alloh, dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putera Maryam;

padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan

(yang berhak disembah) selain Dia. Maha Suci Dia (Alloh) dari apa yang mereka

persekutukan".

2) Ber’ibadah/menyembah kepada berhala (benda yang dipertuhankan)  , dalam al-Quran di-

Firmankan a.l Surat Nuh (71) Ayat 23 :

                                                                  Artinya : "Dan mereka berkata: "Jangan sekali-kali kamu meninggalkan

(penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali -kali kamu meninggalkan

(penyembahan) wadd, dan jangan pula suwaa`, yaghuts, ya`uq dan nasr".

3) Mempertuhankan Hawa-nafsunya . Merupakan sifat dasar manusia y ang ondong

memperturutkan hawa nafsunya, sehingga dipertuhankan, dalam al -Quran di-

Firmankan Surat al-Furqon (25) Ayat 43 :

    

 

  

 

  

 

  

    

 

 

  

  

 

 

  

   

 

    

  

 

 

 

  

  

 

 

   

 

 

  

Artinya : "Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya

sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya? "4) Ber’ibadah dalam arti meyakini bertuahnya (akibat baik atau buruk) karena gejala alam  ,seperti : matahari, bumi, bulan dan bintang dll, dalam al -Quran di-Firmankan a.l Surat

an-Naml (27) Ayat 24 :

                                                                                         

Artinya : "Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Alloh; dansyaitan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan -perbuatan mereka lalu

menghalangi mereka dari jalan (Alloh), sehingga mereka tidak dapat petunjuk,

B. Syirik Kecil (Asy-Syirkul Ashghor) a.l:

1) R i a ‘  (Pamer) artinya berbuat sesuatu kebaikan agar dilihat orang lain dengan

harapan pujian yang melihatnya. Firman Alloh dalam Surat al-Kahfi (18) Ayat 110 :

                                                                          Artinya : "Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah

ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun

dalam beribadat kepada Tuhannya". Selanjutnya Rosululloh SAW bersabda :

ی ھ .ی ی ی  ی   ی   ھ ی 

 .).(Artinya : “Sesungguhnya sesuatu yang aku khawatirkan atas kamu adalah “syirik ashghor”, pamer.Pada hari qiyamat ketika umat manusia mendapatkan balasan amal,Alloh ber-Firman :”Pergilah kepada orang -orang yang kamu pamer kepada mereka

ketika didunia.lihatlah, adakah kamu mendapatkan balasan dari sisi mereka”. (riwayatImam Ahmad).

Page 20: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 20/255

20

2) Menggunakan Azimat, Mantera atau Guna -guna  dalam menanggulangi bahaya atau

untuk mencapai cita-citanya. Firman Alloh dalam Surat az-Zumar (39) Ayat 38:

                                                                        

 

 

  

  

 

  

 

 

 

  

  

 

 

 

  

 

    

  

   

   

  

 

 

  

  

 

  

 

 

  

 

   

 

 

 

                                                            Artinya : "Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: "Siapakah yang

menciptakan langit dan bumi?", niscaya mereka menjawab: "Alloh". Katakanlah:

"Maka terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu seru selain Alloh, jika Alloh

hendak mendatangkan kemudharatan kepadaku, apakah berhala -berhalamu itu dapat

menghilangkan kemudharatan itu, atau jika Alloh hendak memberi rahmat kepadaku,

apakah mereka dapat menahan rahmat Nya?. Katakanlah: "Cukuplah Alloh bagiku".

Kepada-Nyalah bertawakkal orang-orang yang berserah diri ".

3) Menggunakan sesaji (dengan menyembelih binatang ), bersumpah palsu dan bernazarbukan karena Alloh. Rosululloh SAW bersabda, a .l :

: ھ ::ھ ی ).(.ھ 

Artinya : Dari Imam Ali r a berkata : sesungguhnya Rosululloh SAW bersabda :

“Alloh mela’nat siapa yang menyembelih untuk selain Alloh”. (riwaya t Imam

Muslim).

:  :ھ ھ  )(ی 

Artinya : Dari ‘Umar bin Khottob r.a berkata sesungguhnya Rosululloh SAWbersabda :”Barang siapa bersumpah dengan selain Alloh, maka dia telah kfir atausyirik”. (riwayat Imam Tirmidzi).

4) Mempercayai Peramal, Dukun atupun Ahli Nujum. Dalam Surat an-Nur (24) Ayat 20

Alloh ber-Firman :

                                            Artinya : "Dan sekiranya tidaklah karena kurnia Alloh dan rahmat-Nya kepada kamu

semua, dan Alloh Maha Penyantun dan Maha Penyayang, (niscaya kamu akan

ditimpa azab yang besar)". Dalam suatu Hadits Rosululloh SAW bersabda :

:ھ:  :  ی  ی ). (ی Artinya : Dari Abi Mihjan r.a berkata : Rosululloh SAW bersabda :”Aku takut akanterjadinya pada ummatku sepeninggalku tiga hal : Kedzoliman para penguasa,

keyakinan pada bintang (nujum) dan pendustaan kepada taqdir:. (riwayat Imam Ibnu

‘Asakir).

5)  Mempercayai Isarat-isarat (Suara) makhluq yang disebut sebagai “Tiyaroh”, yaitu semisal

mempercayai suara-suara burung ataupun binatang lain, bahwa semua itu

mempunyai pertanda akan terjadinya sesuatu.

Page 21: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 21/255

21

Dalam Surat al-A’rof (7) Ayat 131, Alloh ber -Firman :

                                                                                                                                 

Artinya : "Kemudian apabila datang kepada mereka kemakmuran, mereka berkata:"Ini adalah karena (usaha) kami". Dan jika mereka ditimpa kesusahan, mereka

lemparkan sebab kesialan itu kepada Musa dan orang -orang yang besertanya.

Ketahuilah, sesungguhnya kesialan merek a itu adalah ketetapan dari Alloh, akan

tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui". Selanjutnya sabda Rosululloh SAW :

 :  :ھ ی   ی  ,ی  ,  ھ ھی .

) .(Artinya : Dari Ibnu Mas’ud r.a berkata : sesungguhnya Rosululloh SAW bersabda:”Tiyaroh adalah syirik, tiyaroh adalah syirik, tiyaroh adalah syirik, tiada seorangpundari kita bersih dari tiyaroh, tetapi kemudian Alloh membersihkannya dengan

tawakkal”.(riwayat Imam Abu Dawud dan Tirmidzi).

Akibat buruk dari Musyrik, selain merupakan dosa besar atau tidak diampuni

dosanya oleh Alloh, seperti diuraikan diatas, maka berarti juga a.l:

1) Mengingkari fitroh manusia, karena manusia secara naluri (memiliki Ghorizah), yaitu

meyakini adanya Tuhan, sedang Tuhan adalah Alloh yang Maha -Esa. Dalam Surat al-

Ankabut (29) Ayat 61 dan 63, Alloh ber-Firman :

                                                                            

                                                                                

                                Artinya : "Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: "Siapakah yang

menjadikan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan?" T entu mereka

akan menjawab: "Alloh", maka betapakah mereka (dapat) dipalingkan (dari jalan yang

benar) (61)".

Dan sesungguhnya jika kamu menanyakan kepada mereka: "Siapakah yangmenurunkan air dari langit lalu menghidupkan dengan air itu bumi sesudah matinya?"

"Tentu mereka akan menjawab: "Alloh". Katakanlah: "Segala puji bagi All oh", tetapi

kebanyakan mereka tidak memahami (nya) (63)".

Selanjutnya dalam Surat al -Baqoroh (2) Ayat 163 di-Firmankan :

                                          Artinya : "Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang

berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang ".

Page 22: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 22/255

22

2) Menghilangkan martabat kemanusiaannya sendiri, sehingga terjerumus kejurang

kebinasaan. Dalam Surat al -Hajj (22) Ayat 31, Alloh ber-Firman :

                                                                       

  

  

 

 

 

 

  

 

  

 

 

    

  

  

  

  

   

 

   

 

 

Artinya : "dengan ikhlas kepada Alloh, tidak mempersekutukan sesuatu dengan Dia.

Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan All oh, maka adalah ia seolah-olah

 jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang

 jauh".

3) Menimbulkan perpecahan dalam Jama’ah kaum Muslimin. Alloh ber-Firman dalam Surat

ar-Rum (30) Ayat 31-32, sbb :

.....                                                 

 

  

 

  

  

  

 

 

 

  

  

 

  

 

  

 

Artinya : "…….dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan

Alloh, yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi

beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada

golongan yang dimilikinya".

Penjelasan yang diuraikan pada Ayat diatas tampaknya merupakan hal yang selama

ini menimpa Kaum Muslimin diseluruh dunia sehingga sulit atau bahkan seperti tidak 

mungkin dipersatukan walaupun berbagai upaya dilakukan oleh para pemimpin yang

menyadarinya, Na’udzubillah.

7. K u f u rKufur adalah bahasa Arab berasal dari kata kerja Kafara, Yakfuru, Kufran artinya

ingkar atau menutupi (kebenara n.), orang yang kufur disebut “ka-fir”. Diawal Surat

Al-Baqoroh Alloh telah Firmankan adanya tiga kelompok besar manusia yaitu

pertama orang-orang yang bertaqwa kepada Alloh, kedua orang -orang yang kafir dan

ketiga adalah orang-orang munafiq. Orang kafir dalam Surat Al-Baqoroh (2) Ayat 6

di-terangkan dengan Firman-Nya, sbb:

                                                       Artinya : "Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri

peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak akan beriman ".

Orang yang telah kufur (Kafir) seperti diterangkan dalam Ayat tersebut tidak akan

berubah pendiriannya dalam menerima ajakan ber -Iman dikarenakan telah tertutup

hatinya untuk menerimanya. Menurut Ahli tafsir kata Kufur/ Kafir dengan kata -kata

 jadiannya (yang mempunyai akar kata sama) dalam Al -Quran disebut sebanyak 525

kali. Yang menurut jumhur ‘Ulama (pemimpin Madzhab), maka Kafir diartikansebagai “pendustaan atau pengingkaran” terhadap A lloh dan Rasulnya, khususnya

Rosululloh Muhammad SAW dengan ajaran -ajaran yang dibawanya. Dalam Al -Quran

Surat Ibrahim (14) Ayat 22, sbb :

Page 23: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 23/255

23

                                                                                                                                         

                                                                                                                   Artinya : "Dan berkatalah syaitan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan:

"Sesungguhnya Alloh telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan akupun telah

menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Sekali -kali tidak ada kekuasaan

bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi

seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku, akan tetapi cercalah dirimu

sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamupun sekali -kali tidak dapat

menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan

aku (dengan Alloh) sejak dahulu". Sesungguhnya orang -orang yang zalim itumendapat siksaan yang pedih".

Dalam Ayat ini kekufuran seorang manusia hakekatnya dikarenakan termakannya

 jebakan (godaan) dari syaitan yang kemudian diikutinya, dan dengan kekufuran itu

syaitan hakekatnya dan sifat dasarnya tidak bertanggung -jawab atas perbuatannya.

Selanjutnya dalam Surat ar-Room (30) Ayat 44, sbb :

                                                         Artinya : "Barangsiapa yang kafir maka dia sendirilah yang menanggung (akibat)

kekafirannya itu; dan barangsiapa yang beramal saleh maka untuk diri mereka

sendirilah mereka menyiapkan (tempat yang menyenangkan) ",

Dalam menyikapi orang-orang kafir, dalam Al-Quran secara utuh diturunkan satu

Surat al-Kafirun (109) sebanyak 6 Ayat, sbb :

                                                             

                                                         1

Artinya : "Katakanlah: "Hai orang-orang yang kafir, aku tidak akan menyembah apa

yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan akutidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah

(pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmulah agamamu, dan

untukkulah, agamaku".

Secara lebih mudah untuk difaham, maka Para ‘Ulama juga merumuskan, bahwaorang kafir adalah orang yang menolak, menentang, mendostakan, mengingkari

bahkan anti kebenaran yang diajarkan Rosululloh SAW. Diartikan pula, bahwa kafir

adalah kehilangan ke-Imanan, sedangkan Iman adalah suatu yang wajib dimiliki

seorang manusia sebagai makhluq Alloh. Konsekwensi seorang kafir, dalam Al -

Quran diancam dengan siksa yang keras baik didunia apalagi diakhirat nanti, a.l. :

Page 24: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 24/255

24

Surat Ali-Imran (3) Ayat 56, sbb :

                                                                        Artinya : "Adapun orang-orang yang kafir, maka akan Ku-siksa mereka dengan siksa

yang sangat keras di dunia dan di akhirat, dan mereka tidak memperoleh penolong ".

Surat Ar-Ra’ad (13) Ayat 34, sbb :

                                                                           Artinya : "Bagi mereka (orang-orang kafir) azab dalam kehidupan dunia dan

sesungguhnya azab akhirat adalah lebih keras dan tak ada bagi mereka seora ng

pelindungpun dari (azab) Alloh".

Dalam Inseklopedi Islam terdapat beberapa jenis Kafir yang disebut sbb : Kafir Harbi,

Kafir Inad, Kafir Inkar, Kafir Juhud, Kafir Kitabi, Kafir Mu’ahid, Kafir Musta’min,Kafir Zimmi, Kafir Nifaq, Kafir Ni’mah, Kafir Syirik dan Kafir Riddah.1)  Kafir Harbi. Kafir yang memusuhi Islam (harbi artinya perang) artinya selalu

ingin memerangi dan memecah belah Persatuan Kaum Muslimin. Dalam SuratBaroah (9) Ayat 107 di-Firmankan, sbb :

                                                                                                                                          

         Artinya : "Dan (di antara orang-orang munafik itu) ada orang -orang yang mendirikan

mesjid untuk menimbulkan kemudharatan (pada orang -orang mu'min), untuk 

kekafiran dan untuk memecah belah antara orang -orang mu'min serta menunggukedatangan orang-orang yang telah memerangi All oh dan Rasul-Nya sejak dahulu.

Mereka sesungguhnya bersumpah: "Kam i tidak menghendaki selain kebaikan." Dan

Alloh menjadi saksi bahwa sesungguhnya mereka itu adalah pendusta (dalam

sumpahnya)".

2)  Kafir ‘Inad. (‘Inad artinya menolak kebenaran). Kafir yang mengenal adanyaTuhan tetapi tidak menjadi keyakinan bahwa tuntun an yang diberikan adalah

kebenaran yang harus dianut. Dalam Al-Quran Surat Qaf (50) Ayat 24, sbb :

                             Artinya : "Alloh berfirman: "Lemparkanlah olehmu berdua ke dalam neraka semua

orang yang sangat ingkar dan keras kepala",

3)  Kafir Inkar. Kafir yang mengingkari adanya Tuhan, baik secara lahir ataupun

batin, juga mengingkari adanya Rosul serta ajaran yang dibawanya, juga ingkar

tehadap Hari Qiamat dan semua yang bersifat gaib. Dia hanya percaya pada yang

dapat dilihat dan dirasakannya (selama didunia ini), sehingga hidupnya hanya untuk 

memenuhi keinginan yang lebih didorong oleh nafsu (syahwat) pribadinya. Dalam Al -

Quran di-Firmankan pada Surat Al-Baqoroh (2) Ayat 212, sbb :

Page 25: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 25/255

25

                                                                                                                             

Artinya : "Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang -orang kafir, dan

mereka memandang hina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yangbertakwa itu lebih mulia daripada mereka di hari kiamat. Dan Alloh memberi rezki

kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas".

Kemudian Surat An-Nahl (16) Ayat 107, sbb :

                                                                      

Artinya : "Yang demikian itu disebabkan karena sesungguhnya mereka (orang-orang

kafir) mencintai kehidupan di dunia lebih d ari akhirat, dan bahwasanya Alloh tiada

memberi petunjuk kepada kaum yang kafir ".Dengan pandangan mereka tsb diatas, maka yang dijadikan Tuhan adalah nafsunya

sendiri, sedang yang dapat menghidupkan atau mematikan seseorang adalah masa

(waktu). Alloh ber-Firman dalam Surat Al-Jatsiah (45) Ayat 23-24, sbb :

                                                                                                                                                         

                                                                                         

Artinya : "Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa naf sunya

sebagai tuhannya, dan Alloh membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Alloh

telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas

penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah All oh

(membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tida k mengambil pelajaran? Dan

mereka berkata: "Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati

dan kita hidup dan tidak ada yang membinasakan kita selain masa", dan mereka

sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah

menduga-duga saja".

4)  Kafir Juhud. Kafir yang dalam hatinya membenarkan akan adanya Tuhan dan

Rosul-Rosul-Nya dengan ajarannya, tetapi tidak mau mengikrarkan dengan lidah

apalagi menjalankan/mentaati Syari’atnya. Pada dasarnya seperti Kafi r Inkar dan

ditambah dengan kesombongan seperti di -Firmankan Alloh dalam Surat An-Naml

(27) Ayat 14, sbb :

                                                                                   

Page 26: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 26/255

26

Artinya : "Dan mereka mengingkarinya karena kezaliman dan kesombongan

(mereka) padahal hati mereka meyakini (kebenaran) nya. Maka perhatikanlah betapa

kesudahan orang-orang yang berbuat kebinasaan".

5)  Kafir Kita-bi. Kafir ini yang didalam Al-Quran biasa disebut Ahli-Kitab, yang

mengimani sebagian Kitab yang diturunkan Alloh kepada Rosulnya. Tetapi tidak ber -

Iman kepada Al-Quran secara penuh. Para ‘Ulama Jumhur memasukkan kaumYahudi dan Nasrani dalam golongan ini. Dalam Al -Quran disebut a.l, dalam Surat Al-

Bayyinah (98) Ayat 6, sbb :

                                                                                              

Artinya : "Sesungguhnya orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang

musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu

adalah seburuk-buruk makhluk".

6)  Kafir Mu’a-hid. Kafir ini seperti halnya Kafir Harbi, hanya telah menyatakan

berdamai dengan Kaum Muslimin. Keberadaannya mempunyai hak dan kewajiban

yang ditentukan oleh Masyarakat Muslimin.

7)  Kafir Musta’min. Kafir yang sementara tinggal dalam Masyarakat Muslim yang

hidup dengan damai. Namun mereka tetap mengingkari Ajaran Islam.

8) Kafir Dzimmi. Kafir yang tinggal dan berdamai dalam Masyarakat Islam (berjanji

tidak akan memerangi Islam). Oleh Kaum Muslimin diwajibkan membayar jizyah

(pajak) sesuai yang ditentukan oleh Masyarakat Muslim.

9)  Kafir Ni’mah. Kafir yang dimiliki orang yang masih dapat tergolong sebagian

Muslimin yang tidak dapat mensyukuri atas ni’mat yang dianugerahkan Alloh

kepadanya. Sekalipun masih dalam golongan Muslimin tetapi Kafir demikian tetap

diancam pula dengan siksa seperti Firman Alloh Surat Ibrahi (14) Ayat 7, sbb :

                                                                   Artinya : Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu mema`lumkan: "Sesungguhnya jika

kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni`mat) kepadamu, dan jika kamu

mengingkari (ni`mat-Ku), maka sesungguhnya azab -Ku sangat pedih".

Oleh karena Syukur atas ni’mat yang dianugerahkan Alloh adalah wajib, yang mana

kala tidak dilakukan akan mengurangi/tidak sempurna Imannya. Seperti dalam HaditsRosululloh disebutkan, bahwa Iman adalah terdiri dari dua paruh : satu paruh adalah

Syukur sedang paruh lain adalah Shabar.

10)  Kafir Syirk. Kafir yang menyekutukan Alloh, suatu faham yang sangat

mendurhakai Sifat Alloh yang utama yaitu sifat Maha Esa. Suatu faham yang merusak 

ke-Mahasempurnaan Alloh. Meskipun mereka tidak mengingkari adanya Tuhan akan

tetapi mempercayai keberadaan Tuhan selain Alloh. Oleh karenanya dalam Al -Quran

ditegaskan, bahwa dosa Syirk tidak akan ada ampunan dari Alloh. Dalam Surat an -

 Nisa’ (4) Ayat 48 di-Firmankan, sbb:

Page 27: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 27/255

27

                                                                                    

Artinya : Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia

mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki -Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa

yang besar.

11)  Kafir Riddah. Kafir yang disebabkan murtad (keluar dari Islam). Seseorang

dinyatakan murtad adalah manakala seseorang yang secara sadar dan bebas dari

tekanan, ia keluar dari Islam dan/atau menganut ajaran lain atau menganut keyakinan

yang bertentangan dengan Islam. Orang yang telah keluar dari Ajaran Islam, maka

akan sia-sia segala amal baiknya yang telah dikerjakan selama didunia dan di akhirat

diancam dimasukkan dalam neraka selama-lamanya. Dalam Surat Al-Baqoroh (2)

Ayat 217 di-Firmankan, sbb :

                                                                                                                                                  

                          Artinya : "Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat)

mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup.

Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam

kekafiran, maka mereka itulah yang sia -sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan

mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya ". Na’udzubillah.

8. N i f a q“Nifaq” orangnya disebut “Munafiq” kata jama’nya “al -munafiqun” atau “al -

munafiqin” pengertian dasarnya adalah sifat seseorang yang diluarnya menampakkanke-Imanan, tetapi sebetulnya dalam hatinya disembunyikan sifat kekufuran. Sehingga

ucapan Iman yang dilontarkan lisannya akan selalu tidak sesuai dengan hati nurani

dan tindakannya yang justru menentang ke -Imanan. ‘Ulama tafsir menghitung, bahwadalam Al-Quran kata al-munafiqi(u)n disebut 27 kali. Bahkan secara khusus didalam

al-Quran diturunkan satu Surat yang disebut sebagai Surat “Al-Munafiqun”, yaitu

Surat ke 63, yang terdiri dari 11 Ayat, dimana 9 Ayat diantaranya menjelaskan sifat -

sifat orang munafiq sedang 2 Ayat yang lain mengandung arti peringatan bagi orangMukmin agar tidak lalai ke-Imanannya. Dalam Ayat 1 Surat tsb di-Firmankan :

                                                                                                   

Artinya : "Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata: "Kami

mengakui, bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Alloh". Dan Alloh

mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Alloh

Page 28: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 28/255

28

mengetahui bahwa sesungguhnya orang -orang munafik itu benar-benar orang

pendusta".

Sifat orang munafiq atau disebut nifaq, oleh para ulama dibuat dua kategori, yaitu

pertama nifaq besar atau disebut nifaq “I’tiqodi”, yaitu memberi pernyataan pada

halayak bahwa mereka beriman seperti dalam rukun Iman : Iman kepada Alloh,

Malaikat, Kitab Suci, Rasul, Hari Qiyamat dan Taqdir. Tapi dalam kenyataannyamereka mendustakan kesemua atau sebagian dari rukun Iman tsb. Sifat nifaq yang

demikian sudah ada sejak Rosululloh masih ada, yaitu yang ditokohi oleh Abdullah

bin Ubay yang dalam kehidupannya sering meny ebarkan fitnah dalam masarakat

Muslimin. Yang kedua nifaq kecil atau nifaq “‘amali”, berpura-pura berbuat baik,

sedang sejatinya ada maksud yang kurang baik. Perbuatan itu antara lain suka

berdusta, ingkar janji dan berkhianat. Tanda -tanda orang munafiq disebutkan dalam

riwayat Abu-Huroiroh r.a, dia berkata, bahwa rosululloh SAW bersabda :

ھ  ی  ھ :ی ھ    ی ھ ھ  ی ,ی  ی 

ھ , ی  ی  ی .ی ).(

Artinya : "Sesungguhnya bagi orang munafiq itu ada beberapa tanda untuk 

mengenalinya, yaitu : Salam mereka berupa kutuk an, makanan mereka seakan-akan

rampasan, keuntungan (ghonimah) mereka tipuan, tidak suka mendekati masjid

kecuali terpaksa dan tidak melakukan sholat kecuali pada akhir waktu (dan

dibelakang sendiri), sombong, tidak mau mengenal ataupun dikenal, diwaktu ma lam

bagaikan kayu yang mati, sedang diwaktu siang selalu banyak cakap dan rebut".

(riwayat Imam Ahmad).

9. Iman Kepada MalaikatIman kepada adanya Malaikat adalah merupakan salah satu dari Rukun Iman, Alloh

ber-Firman a.l dalam Surat al-Baqoroh (2) Ayat 177 dan 285, sbb :

                                                     Artinya : "akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari

kemudian, malaikat-malaikat",

                                                                                     

Artinya : "Rasul telah beriman kepada Al Qur'an yang diturunkan kepadanya dariTuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada

Alloh, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rosul-rosul-Nya".

“Malaikat” adalah kalimat Jama’ dari kalimat “Malak” yang yang menurut 'Ulama

bahasa Arab terambil dari kata "alaka" atau "ma'lakah" yang berarti "mengutus"

atau "perutusan", sehingga berarti m akhluk yang diutus menyampaikan sesuatu dari

Alloh. Dan secara umum diartikan sebagai Makhluq-makhluq langit (di’alam tinggi)atau disebut "Al-mala-ul a’la" (kelompok tinggi) yang tinggal dalam alam halus,

 juga termasuk makhluq gaib, yang tidak dapat dija ngkau oleh panca-indera, yang

Page 29: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 29/255

29

tugasnya hanya mengabdi kepada Alloh SWT. Mereka melaksanakan kewajiban atas

Perintah Alloh SWT semisal diutus untuk melaksanakan berbagai urusan sampai pada

tugas untuk memikul ‘Arsy Alloh. Seperti yang dijeslakan dalam Sura t Fathir (35 )

Ayat 1, sbb :

                                                                                                                                     

Artinya : "Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan

malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang

mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah

menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah

Maha Kuasa atas segala sesuatu".

Selanjutnya dalam Surat az-Zumar (39) Ayat 75 :

                                                                                                                   Artinya : "Dan kamu (Muhammad) akan melihat malaikat -malaikat berlingkar di

sekeliling `Arsy bertasbih sambil memuji Tuhannya; dan diberi pu tusan di antara

hamba-hamba Alloh dengan adil dan diucapkan: "Segala puji bagi Alloh, Tuhan

semesta alam".

Penciptaan Malaikat : Alloh SWT Menciptakan Malaikat dari Nur (cahaya) seperti

diuraikan dalam Hadits ‘Aisyah r.a, bahwa Rosululloh SAW bersabda :

 ,, .).(Artinya : “Malaikat itu diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari nyala api dan

Adam diciptakan dari apa yang telah diterangkan padamu semua”. (riwayat Imam

Muslim).

Malaikat diciptakan lebih dulu dari manusia, dalam Firman Alloh Surat al -Baqoroh

(2) Ayat 30, sbb :

                                                                            

                                                                              Artinya : Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya

Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa

Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat

kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih

dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berf irman: "Sesungguhnya

Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".

Page 30: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 30/255

30

Keutamaan Manusia melebihi Malaikat. Di-Firmankan Alloh dalam Quran, bahwa

dianugerahkan ilmu kepada manusia dimana M alaikat tidak memiliki ilmu tsb. Surat

al-Baqoroh (2) Ayat 31-34 :

                                                                                          

                                                                                                                                                                 

                                                                                                                                               

Artinya : "Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama -nama (benda-benda)

seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman:

"Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang -orang yangbenar!" Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain

dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang

Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. All oh berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah

kepada mereka nama-nama benda ini". Maka setelah diberitahukannya kepada mereka

nama-nama benda itu, Alloh berfirman: "Bukankah sudah Ku katakan kepadamu,

bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan menget ahui apa

yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?" Dan (ingatlah) ketika Kami

berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah

mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang -

orang yang kafir".

Tabi’at Malaikat. Malaikat mempunyai Tabi’at atau pembawaan, yaitu secarasempurna berbakti kepada Alloh, tunduk dan patuh pada ke -Kekuasaan dan ke-

Agungan  – Nya, melaksanakan semua Perintah-Nya dan mereka ikut mengatur hal-

ihwal alam semesta ini, dengan mengikuti Kehendak dan Irodah Alloh SWT. Atau

dengan istilah lain, atas kehendak Alloh para malikat diperintah untuk mengatur dan

menertibkan isi Kerajaan Alloh. Disebut dalam Surat an -Nahl (16) Ayat 50, sbb :

                                               Artinya : "Mereka takut kepada Tuhan mereka yang di atas mereka dan

melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka) ". Atau pada Surat at-Tahrim

(66) Ayat 6, sbb :

                                       Artinya : "tidak mendurhakai Alloh terhadap apa yang diperintahkan -Nya kepada

mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan ".

Perbedaan (tafawut) diantara Malaikat satu dengan yang lain. Dalam penciptaan

Malaikat terdapat perbedaan satu dengan lain dalam hal : kedudukan, pangkat dsb

yang hanya di-Ketahui oleh Alloh SWT. Firman -Nya Surat Fathir (35) Ayat 1 :

Page 31: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 31/255

31

                                                                                                                                     

Artinya : "Segala puji bagi Alloh Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan

malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yangmempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Alloh

menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Alloh

Maha Kuasa atas segala sesuatu".

Dalam Surat ash-Shoffat (37) Ayat 164-166 di-Firmankan :

                                                                Artinya : "Tiada seorangpun di antara kami (malaikat) melainkan mempunyai

kedudukan yang tertentu, dan sesungguhnya Kami benar -benar bershaf-shaf (dalam

menunaikan perintah Alloh). Dan sesungguhnya kami benar-benar bertasbih (kepada

Alloh)".

Dalam Ayat tersebut diatas digambarkan, bahwa Malaikat memiliki sayap yang

 jumlahnya tidak sama, dikarenakan perbedaan kedudukan, dalam arti yang lebih

banyak sayap sebagai berkedudukan lebih tinggi. Selain itu adanya penggambaran

mempunyai sayap, memberi isyarat, bahawa mereka diwajibkan bekerja dengan cepat.

Kedudukannya yang bershaf -shaf memberi arti tertib serta disiplin, selalu patuh dan

bertasbih (selalu me-Mahasucikan Alloh SWT). Wallo-hu A’lam.

Nama Malaikat yang termuat dalam Kitab Suci dan Hadits Nabi SAW . Berapa

 jumlah Malaikat diseluruh alam hanya Alloh SWT yang mengetahui, namun 'Ulama

sepekat, bahwa jumlah Malaikat merupakan jumlah yang paling banyak dibandingkeseluruhan makhluq yang ada diseluruh alam. Sedang nama-nama Malaikat yang

tercantum dalam Kitab Suci dan Hadits Nabi SAW, sekurang -kurangnya ada sepuluh

Malaikat yang wajib di-Imani, yaitu : Malaikat Jibril, Mikail, Isrofil, Izroil, Roqib, 'Atid,

Munkar, Nakir, Ridhwan dan Malik .

Malaikat Jibril  difahami sebagai yang memimpin seluruh Malaikat disamping itu juga

bertugas menerima wahyu dari Alloh kemudian menyampaikannya kepada para Nabi.

Malaikat Jibril kadang-kadang menampakkan dirinya dengan wujud seperti aslinya

dan kadang-kadang menampakkan diri dengan wujud manusia. Malaikat Mikail  

bertugas sebagai Malaikat yang membagikan risqi bagi seluruh makhluq; Malaikat

Isrofil   bertugas meniup sangkakala bila telah tiba saat Qiyamat. Malaikat 'Izroil  bertugas mencabut nyawa seluruh makhluq baik manusia, hewan, jin (setan) dan juga

malaikat itu sendiri bila sudah tiba saatnya (ajal). Malaikat Roqib  bertugas mencatat

segala amalan baik manusia. Sebaliknya Malaikat 'Atid  mencatat keburukannya.

Malaikat Munkar  dan Nakir  memberikan pertenyaan kepada manusia dikala dalam

kuburnya. Malaikat Malik  bertugas sebagai penjaga Neraka sedangkan Malaikat

Ridlwan adalah penjaga Surga.

Page 32: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 32/255

32

10. Fungsi yang dibebankan kepada MalaikatMalaikat sebagai makhluq yang diciptakan dari Nur mempunyai fungsi dalam tugas

yang meliputi : Tugas dalam “Alam Ruh”, tugas “menurunkan Wahyu” , tugas

dalam “Alam Semesta” yang termasuk didalamnya Alam Dunia diantaranya adalah

alam kehidupan manusia dan tugas “mencabut nyawa” , seperti diuraikan

sebelumnya.

Fungsi Malaikat dalam alam Ruh :1). Bertasbih (me-Mahasucikan) serta selalu patuh dan tunduk sepenenuhnya kepada

Alloh SWT, dalam al-Quran Surat al-A’rof (7) Ayat 206, di -Firmankan :

                                                                   Artinya : "Sesungguhnya malaikat-malaikat yang ada di sisi Tuhanmu tidak lah

merasa enggan menyembah Alloh dan mereka mentasbihkan-Nya dan hanya kepada-

Nyalah mereka bersujud". Selanjutnya dalam Surat az-Zumar (39) Ayat 75 :

   

  

  

  

  

 

   

   

  

 

 

  

 

  

  

  

 

  

  

 

  

 

   

   

   

 

 

    

 

 

 

 

  

    

  

 

   

  

  

 

 

                                  Artinya : "Dan kamu (Muhammad) akan melihat malaikat -malaikat berlingkar di

sekeliling `Arsy bertasbih sambil memuji Tuhannya; dan diberi putusan di antara

hamba-hamba Alloh dengan adil dan diucapkan: "Segala puji bagi Allah, Tuhan

semesta alam".

2). Memikul ‘Arsy; Firman Alloh SWT dalam al -Quran Surat Ghofir (40) Ayat 7 :

                                                                     Artinya : "(Malaikat-malaikat) yang memikul `Arsy dan malaikat yang berada disekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada -Nya".

Selanjutnya dalam Surat al-Haqqoh (69) Ayat 17, di-Firmankan :

                                                                        Artinya : "Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu

delapan orang malaikat menjunjung 'Arsy Tuhanmu di atas (kepala) mereka ".

3). Memberi salam kepada para ahli Surga. Dalam Surat ar -Ro’ad (13) Ayat 23-24 :

                                                                                    

Artinya : "Malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka (ahli Surga) dari

semua pintu; (sambil mengucapkan): "Salamun `alaikum bima shabartum". Maka

alangkah baiknya tempat kesudahan itu ". Dalam Surat az-Zuma (39) Ayat 73 :

                                                                                                 

Page 33: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 33/255

33

Artinya : "Sehingga apabila mereka (ahli Surga) sampai ke surga itu sedang pintu -

pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penja ga-penjaganya (Malaikat):

"Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu, berbahagialah kamu! maka masukilah surga

ini, sedang kamu kekal di dalamnya".

4). Menyiksa ahli Neraka. Firman Alloh dalam Surat at -Tahrim (66) Ayat 6, sbb :

                                                                                                                                             Artinya : "Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari

api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat -

malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Alloh terhadap apa yang

diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan ".

Selanjutnya dalam Surat al-Muddatsir (74) Ayat 27-31, sbb :

                                                                           

                                             Artinya : "Tahukah kamu apa (neraka) Saqar itu? Saqar itu tidak meninggalkan dan

tidak membiarkan. (Neraka Saqar) adalah pembakar kulit manusia. Di atasnya ada

sembilan belas (malaikat penjaga). Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu

melainkan dari malaikat";

Fungsi Malaikat untuk Turun membawa Wahyu : Malaikat yang membawa

Wahyu adalah Malaikat Jibril as, disebut dalam Firman Alloh SWT Surat al-Baqoroh

(2) Ayat 97, sbb :

                                                                                        

Artinya : "Katakanlah: Barangsiapa yang menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu telah

menurunkannya (Al Qur'an) ke dalam hatimu dengan seizin Alloh; membenarkan apa

(kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi petunj uk serta berita gembira bagi orang-

orang yang beriman".

Nama lain dari Malaikat Jibril AS dalam membawa Wahyu ini disebut dalam al -

Quran, a.l: Ruh-ul Amin Surat asy-Syu’aro’ (26) Ayat 192 -194 :

                                                                     

Artinya : "Dan sesungguhnya Al Qur'an ini benar -benar diturunkan oleh Tuhan

semesta alam, dia dibawa turun oleh Ar -Ruh Al Amin (Jibril), ke dalam hatimu

(Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi

peringatan". Nama Ruh-ul-Qudus disebut dalam Surat an-Nahl (16) Ayat 102, sbb :

Page 34: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 34/255

34

                                                                          

Artinya : "Katakanlah: "Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan Al Qur'an itu dari

Tuhanmu dengan benar, untuk meneguhkan (hati) orang -orang yang telah beriman,dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang -orang yang berserah diri

(kepada Alloh)".

Sedang dalam riwayat disebut pula nama Malaikat Jibril as adalah namus seperti

diberitahukan oleh pendeta Naufal pada Rosululloh SAW, sbb :

.ھArtinya : “Engkau telah didatangi oleh Namus yang pernah diturunkan oleh Allohkepada Musa”.

Fungsi Malaikat dalam mengatur Alam Dunia (Semesta) dan hal -hal yang ada

hubungannya dengan Manusia. Didalam alam dunia (semesta) Malaikat selainberfungsi mengatur alam semesta seperti : mengirimkan angin (udara), mendatangkan

hujan, menggiring awan, menumbuhkan (memelihara) tanaman dan hewan dll, ada

beberapa hal yang tidak dapat disaksikan dengan mata tetapi dapat dijangkau pikiran,

maka Malaikat selalu menyertai manusia dalam kehidupannya. Rosululloh SAW

bersabda :

    ی   ی

Artinya : “Sesungguhnya ada makhluq yang selalu menyertai kamu semua dan tidak memisahkan diri dari padamu melainkan diwaktu kamu semua dikamar kecil (buang

air besar dan kecil), juga saat kamu bersetubuh. Oleh karenanya bersikap malulah

kepada mereka dan muliakanlah mereka”. (Makhluq yang dimaksud adalah Malaikat).Dalam hal-hal yang berhubungan dengan manusia, a.l:

Menggiatkan kekuatan rohani dalam diri manusia dengan mengilhamkankebaikan dan kebenaran. Sabda Rosululloh SAW riwayat Ibnu Mas’ud r.a :

ی ,.  ی ی   ی ,ی ی   ی

ھ ھ  ھ ی ی   ,ی   ی :,ی 

  ی   ی  ,ی  ھ ھ  ی

Artinya :”Syaitan itu dapat menggetarkan hati (mengajak) anak Adam danی ھ, Malaikat-pun dapat menggerakkan hati pula. Adapun ajakan syaitan ialah untuk 

mengulangi kejahatan dan mendustakan kebenaran, sedangkan ajakan Malaikat ialah

mengulangi kebaikan dan mempercayai kebenaran. Maka barang siapa menemukan

sesuatu dari ajakan Malaikat, hendaklah ia mengerti, bahwa yang demik ian itu adalah

Karunia Alloh, maka hendaklah memuji kepada Alloh. Tetapi barang siapa yang

menemukan yang lainnya (ajakan syaitan), hendaklah memohon perlindungan kepada

Alloh dari godaan syaitan.

Page 35: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 35/255

35

Selanjutnya Rosululloh SAW membaca Ayat (al -Baqoroh Ayat 268), yang artinya :

Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu

berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan dari pada-Nya

dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia -Nya) lagi Maha Mengetahui.

Do’a Malaikat untuk orang -orang mukmin : Sifat Alloh SWT yang Maha-

Pengampun dan Maha Mencintai kepada hamba -Nya, maka memberi kepada paraMalaikat agar supaya mereka selalu merendahkan diri kepada - Nya dan berdo’a sertamemohon Rahmat-Nya yang luas bagi seluruh yang maujud, dan bermohon agar

Alloh SWT Memberi Ampunan kepada orang -orang yang bertaubat dan dimasukkan

kedalam golongan hamba-Nya yang sholih. Dalam Surat al-Mukmin (40) Ayat 7-9 :

                                                                                                                                                        

                                                                                                                                                                                                                      

Artinya : "(Malaikat-malaikat) yang memikul `Arsy dan Malaikat yang berada di

sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada -Nya serta

memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan): "Ya

Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau melipu ti segala sesuatu, maka berilah ampunan

kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah

mereka dari siksaan neraka yang bernyala -nyala, ya Tuhan kami, dan masukkanlahmereka ke dalam surga `Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-

orang yang saleh di antara bapak -bapak mereka, dan isteri -isteri mereka, dan

keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha

Bijaksana, dan peliharalah mereka dari (balasan) kejahatan. Dan orang -orang yang

Engkau pelihara dari (pembalasan) kejahatan pada hari itu, maka sesungguhnya telah

Engkau anugerahkan rahmat kepadanya dan itulah kemenangan yang besar".

Dalam Hadits riwayat Imam Muslim r.a, Rosululloh SAW bersabda :

ی ھ ی  ,ی ی ھ:ی   .  ھ:ی  .).(

Artinya : Pada setiap pagi para hamba Tuhan pasti disertai dua Malaikat yang

 berdo’a. Yang satu berkata :”Ya Alloh, berikanlah kerusakan terhadap orang yangenggan membelanjakan hartanya (untuk sedekah)”, sedang yang lain berkata :”YaAlloh berikanlah penggantian terhadap orang yang gemar membelanj akan hartanya

(untuk kebaikan)”. (riwayat Imam Muslim).

Bacaan “A-min” Malaikat bersama -sama orang yang sholat. Didalam jama’ahsholat, maka Malaikat mengikuti bacaan “A -min” diakhir al-Fatihah yang dibaca

keras oleh Imam sholat. Dalam Hadits riwayat Ima m Bukhori r.a, Rosululloh SAW

bersabda :

Page 36: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 36/255

36

 " :  ی ی ھ  ,"ی :""ی      ,"ی :"ی  ,"ی :"ی

ھ  ھ ھ  ی ).(.ی Artinya : Jikalau Imam mungucapkan “ghoiril maghdlubi ‘alaihim waladldlo -llin”maka ucapkanlah “A -mi-n”. Karena sesungguhnya Malaikat itupun mengucapkan “A -

mi-n”. Sesungguhnya Imam - pun mengucapkan “A -mi-n”. Maka barang siapa yangbacaan A-mi-n-nya bersamaan bacaan A-mi-n Malaikat, maka akan diampunkanlah

untuknya dosa-dosa yang telah lalu. (riwayat Imam Bukhori).

Maksud Hadits tersebut adalah agar bacaan A -mi-n makmum dibuat tepat bersamaan

dengan bacaan Imam, karena itu Imam hendaknya mengeraskan bacaan A -mi-n-nya.

Kehadiran Malaikat dalam sholat shubuh dan ‘ashar. Menurut riwayat Imam

Bukhori dan Muslim, Rosululloh SAW b ersabda :

  ھ  ی ی  ی  ی ی ,    ی ی ی ,ی   ,ھ ھ

  ی :ھ  :ی  ی ی ی ).ھی (.

Artinya : “Berganti-gantilah dalam mengawasi kamu semua itu antara Malaikat yang

bertugas malam dengan Malaikat yang bertugas siang. Tetapi mereka itu sama -sama

 berkumpul (bertemu) diwaktu sholat shubuh dan ‘ashar, kemudian naiklah Malaikatyang semalaman menyertaimu, lalu Tuhan ber -Tanya kepada hamba-hamba-Nya

:”Bagaimanakah ketika kamu semua tinggalkan hamba -hamba-Ku itu?” Merekamenjawab :”Kita meninggalkan mereka diwaktu mereka sedang sholat dan kitadatangi mereka diwaktu mereka sedang sholat”. (riw ayat Imam Bukhori dan Muslim).

Kehadiran Malaikat diwaktu ada bacaan al-Quran. Dalam sebuah Hadits yang

diriwayatkan Imam Bukhori dan Muslim :”Diceritakan dari Abu Sa’id al -Khudlri r.a,

bahwa Usaid bin Hudloir, pada suatu malam sedang membaca al -Quran disuatu

tempat dekat kandang kudanya, tiba-tiba kudanya melompat, kemudian ia diam,

kemudian membaca lagi dan melompat lagi”.

Dalam ceritanya pagi hari :”Paginya saya mendatangi Rosululloh SAW dan bertanya:”Ya Rosululloh, diwaktu malam hari tadi saya membaca al -Quran disuatu tempat

dekat kandang kudaku, tiba -tiba kudaku melompat”. Jawaban Rosululloh dalamHadits yang panjang yang a.l sbb :

 , :ھ ).ھی (.ھ ی 

Artinya : Rosululloh SAW bersabda :”Itu adalah Malaikat yang mendengarkan

bacaanmu. Andaikata engkau membacanya terus sampai pagi, niscaya orang -orangdapat melihat sesuatu yang hingga kini masih terselubung bagi mereka”. (mutafaq‘alaih).

Kehadiran Malaikat dalam majlis dzikir. Malaikat selalu mencari majlis dzikir

yaitu majlis yang diadakan untuk berdzikir kepada Alloh termasuk didalamnya

pengajian-pengajian. Maksudnya untuk memberikan dorongan rohaniah para

hadirinnya. Dalam Hadits riwayat Imam Muslim Rosululloh SAW bersabda :

Page 37: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 37/255

37

  ھ ی ی   ھ   ,ی ھ   ھ

  ھ  ی  ھ  ی    ).(.ی Artinnya : “Sesungguhnya Alloh yang Maha Suci dan Luhur mempunyai Malaikatyang berkeliling utama sifatnya. Mereka itu mencari majlis -majlis dzikir (pengajian

atau hal-hal keagamaan yang lain). Apabila mereka menemukan suatu majlis yangdidalamnya berisi dzikir kepada Alloh, lalu merekapun duduklah beserta hadirin yang

ada didalamnya. Mereka berbaris antara sebagian dengan lainya dengan merapikan

letak sayapnya, sehingga memen uhi tempat-tempat yang ada diantara mereka dan

langit”. (riwayat Imam Muslim).

Permohonan Rahmat dan Ampunan dari Malaikat kepada Alloh SWT, danmengokohkan hati untuk kaum Mukminin. Dalam al-Quran di-Firmankan pada

Surat al-Ahzab (33) Ayat 43, sbb :

                                                                              

               Artinya : "Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat -Nya (memohonkan

ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya

(yang terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang -orang yang beriman".

Dalam Surat asy-Syuro (42) Ayat 5, sbb :

                                                                           

                                              Artinya : "Hampir saja langit itu pecah dari sebelah atasnya (karena kebesaran

Tuhan) dan malaikat-malaikat bertasbih serta memuji Tuhannya dan memohonkan

ampun bagi orang-orang yang ada di bumi. Ingatlah, bahwa sesungguhnya All oh Dia-

lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang ".

Dalam Surat al-Anfal (8) Ayat 12, sbb :

                                                               Artinya : "(Ingatlah), ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat: "Sesung -

guhnya Aku bersama kamu, maka teguhkanlah (pendirian) orang -orang yang telahberiman".

Malaikat mencatat ‘amal perbuatan manusia. Dalam Surat Qo-f (50) Ayat 17-18

                                                                       :

Page 38: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 38/255

38

Artinya : "(yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang

duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk d i sebelah kiri. Tiada suatu ucapanpun

yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir

(Roqib dan ‘Atid)". Dalam Surat al-Infitlor (82) Ayat 10-12, sbb :

                                                              Artinya : "Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat -malaikat) yangmengawasi (pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Alloh) dan yang mencatat (pekerjaan -

pekerjaanmu itu), mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan ".

Malaikat memberikan keteguhan hati bagi Mukminin. Malaikat ada yang ditugasi

untuk memperkokoh atau meneguhkan hati Mukminin dalam mempertahankan

ajarannya. Firman Alloh dalam Surat al-Anfal (8) Ayat 12, sbb :

                                                               Artinya : "(Ingatlah), ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat: "Se -

sungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkanlah (pendirian) orang -orang yangtelah beriman".

Malaikat ada yang bertugas mencabut nyawa. Dalam al-Quran Surat al-An’am (6)Ayat (61) Alloh ber-Firman sbb :

                                                                                                  

Artinya : Dan Dialah yang mempunyai kekua saan tertinggi di atas semua hamba -

Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila datang

kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat -malaikat

Kami, dan malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan kewa jibannya. Allo-hu

Akbar.

11. J i n n

Kata “Jinn” terambil dari bahasa Arab “Janana” artinya tersembunyi. Dalam istilahAgama “Jinn” adalah makhluk halus (tidak memiliki tubuh kasar) yang berakal danmempunyai keinginan seperti manusia. Oleh karenanya ti dak dapat dilihat bentuk 

aslinya, kepadanya ada perintah taklifi (menjalankan Syari’at agama). Kita manusia

dapat mengetahui dan meyakini keberadaannya dari al -Quran (Wahyu Alloh), karenahanya Alloh saja yang Mengetahuinya. Makhluk ini diciptakan dari api yang sangat

panas dan telah tercipta sebelum manusia diciptakan Alloh, Firman Alloh dalam Surat

al-Hijr (15) ayat 26-27 :

                                                                                    

Page 39: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 39/255

39

Artinya : "Dan sesungguhnya Kami telah meciptakan manusia (Adam) dari tanah liat

kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Dan (ingatlah), ketika

Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan

seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi

bentuk. Dan Jin itu kami jadikan lebih dulu, dari api yang beracun ".

Golongan yang ada dalam masarakat Jin. Ulama merinci, bahwa dalam masarakatJin terdapat beberapa golongan, a.l:

Golongan yang dinilai sempurna istiqomahnya dibanding golongan yang lain

(berpendirian teguh) dalam agama, berperangai bagus dan juga kelakuannya.

Golongan yang baik tetapi tidak seteguh yang pertama diatas.

Golongan yang bodoh, lemah akal serta pikirannya d an lalai terhadap agama.

Golongan yang kafir yang dengan sendirinya perangainya juga tidak baik,

menurut para ‘Ulama golongan ini adalah yang merupakan golongan yangpaling besar jumlahnya diantara para jin.

Dalam al-Quran Surat Jin (72) Ayat 11, di -Firmankan :

                                             Artinya : "Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang (jin) yang saleh dan di

antara kami ada (pula) yang tidak demikian halnya. Adalah kami menempuh jalan

yang berbeda-beda". Kemudian dalam Ayat 14 -15 di-Firmankan :

                                                                                                             

Artinya : "Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang ta`at dan ada

(pula) orang-orang yang menyimpang dari kebenaran. Barangsiapa yang ta`at, makamereka itu benar-benar telah memilih jalan yang lurus. Adapun orang -orang yang

menyimpang dari kebenaran, maka mereka menjadi k ayu api neraka Jahannam".

Jin tidak mengetahui hal-hal yang ghoib. Sekalipun jin adalah makhluq yang tidak 

dapat dilihat oleh mata, tetapi dia tidak pula dapat mengetahui hal -hal yang ghoib

yang hanya Alloh saja yang Mengetahui atau Rosululloh yang diberi wahyu. Firman

Alloh dalam al-Quran Surat al-Jin (72) Ayat 26-27 :

                                                                 

                            Artinya : "(Dia adalah Tuhan) Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak 

memper-lihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu. Kecuali kepada rasul

yang diridhai-Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga -penjaga (malaikat)

di muka dan di belakangnya".

Dizaman Nabi Sulaiman AS, Alloh pernah menundukkan jin untuk kepentinganNabi Sulaiman AS. Firman Alloh dalam al-Quran Surat Saba’ (34) Ayat 12 -13 :

Page 40: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 40/255

40

                                                                                                                                                                  

                                                    Artinya : "Dan sebahagian dari jin ada yang beke rja di hadapannya (dalam

kekuasaan Nabi Sulaiman AS) dengan izin Tuhannya. Dan siapa yang menyimpang di

antara mereka dari perintah Kami, Kami rasakan kepadanya azab neraka yang apinya

menyala-nyala. Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang dikehendaki nya dari

gedung-gedung yang tinggi dan patung-patung dan piring-piring yang (besarnya)

seperti kolam dan periuk yang tetap (berada di atas tungku). Bekerjalah hai keluarga

Daud untuk bersyukur (kepada Alloh). Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang

berterima kasih". Wallo-hu A'lam.

12. Iblis dan Syaithon“Iblis” merupakan kalimat yang oleh sementara ‘Ulama ada yang menganggap bukandari bahasa ‘Arab dan sebagian ada pula yang menganggap dari bahasa ‘Arab yaitudari asal kata “Iblas” yang artinya putus-asa (dari Rahmat Alloh), atau “balasa”artinya tidak ada kebaikan yang dimiliki. Sedang “Syaithon” adalah kalimat yang

mempunyai arti “jauh” atau jauh dari kebenaran. Dalam kelompok makhluq Alloh,maka keduanya adalah sama yaitu dari makhluq Alloh golonga n jin (makhluq halus).

Makhluq ini diciptakan dari api dan kerjanya adalah merangsang nafsu manusia untuk 

 berbuat ma’shiat kepada Alloh. ‘Ulama ‘Aqoid berpendapat Iblis adalah nenek moyang Syaithon. Dalam Surat al-Kahfi (18) Ayat 50 Alloh ber-Firman :

 

   

  

 

 

 

   

 

   

   

  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

  

   

 

 

 

     

  

 

  

   

   

  

 

 

   

   

  

 

  

 

  

 

        Artinya : "Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah

kamu kepada Adam", maka sujudlah mereka kecua li iblis. Dia adalah dari golongan

 jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya ".

Disini telah jelas, bahwa Iblis sudah ada sebelum Adam AS dan hidup dalam

kalangan para Malaikat. Peran iblis dan juga syaithon untuk menggoda manusia agar

 berbuat ma’shiat k epada Alloh adalah setelah diciptakannya manusia. Dalam Surat

an-Nahl (16) Ayat 63 Alloh ber-Firman :

                                                                                                      

Artinya : "Demi Allah, sesungguhnya Kami telah mengutus rasul -rasul Kami kepada

umat-umat sebelum kamu, tetapi syaithon menjadikan umat-umat itu memandang

baik perbuatan mereka (yang buruk), maka syait hon menjadi pemimpin mereka di

hari itu dan bagi mereka azab yang sangat pedih".

Page 41: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 41/255

41

Dengan upaya syaithon yang akan selalu menggoda, maka merupakan suatu tantangan

bagi manusia untuk berbuat baik agar tidak tergoda oleh syaithon. Dan dalam Surat

az-Zukhruf (43) Ayat 36 -37, sbb:

                                                                        

                                Artinya : "Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah

(Al Qur'an), Kami adakan baginya sy aithon (yang menyesatkan) maka syaithon itulah

yang menjadi teman yang selalu menyertainya. Dan sesungguhnya syait hon-syaithon

itu benar-benar menghalangi mereka dari jalan yang benar dan mereka menyangka

bahwa mereka mendapat petunjuk".

Kalimat syaithon bila ditulis dalam bentuk tunggal (asy -syaithon) biasanya

mempunyai arti sebagai makhluq halus sebangsa jin, tetapi bila ditulis dalam bentuk 

 jama’ (asy-syaya-thin), maka menjadi tidak hanya makhluq sebangsa jin tetapi juga

termasuk manusia yang mempunyai sifat seperti syaithon. Dalam Surat al-An’am (6)Ayat 112 di-Firmankan :

                                                                                    

Artinya : "Dan demikianlah Kami jadikan bag i tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu

syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebahagian mereka

membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan -perkataan yang indah-indah

untuk menipu (manusia)". Dalam Surat Fatir (35) Ayat 6 juga di-Firmankan :

                                                                           

Artinya : "Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia

musuh(mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya

supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala -nyala"

Agar manusia dapat terhindar dari godaan syaithon seperti yang diajarkan oleh

Rosululloh SAW, maka kaum Muslimin hendaknya selalu bertaqwa dan berdzikir

kepada Alloh seperti dalam Surat al-A’rof (7) Ayat 201, sbb :

                                                           Artinya : "Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was -was

dari syaithon, mereka ingat kepada Alloh, maka ketika itu juga mereka melihat

kesalahan-kesalahannya".

Atau dalam Ayat lain Surat an-Nahl (16) Ayat 98-100 orang Mukmin tidak dapat

diperintah oleh syaithon, seperti sbb :

Page 42: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 42/255

42

                                                                                                                                             

                  Artinya : "Apabila kamu membaca Al Qur'an, hendaklah kamu meminta

perlindungan kepada Alloh dari syaitan yang terkutuk. Sesungguhnya syait hon ini

tidak ada kekuasaannya atas orang -orang yang beriman dan bertawakkal kepada

Tuhannya. Sesungguhnya kekuasaannya (syait hon) hanyalah atas orang-orang yang

mengambilnya jadi pemimpin dan atas orang -orang yang mempersekutukannya

dengan Alloh". Na’udzubillah.

13. Al-Q u r a n

“Al-Quran” adalah wahyu Alloh SWT yang telah diturunkan kepada RosulullohSAW sebagai kitab suci terakhir untuk dijadikan pedoman dan petunjuk dalam hidup

dalam rangka mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Dalam Surat Ali -Imron (3)

Ayat 2-4 Alloh ber-Firman :

                                                                                                                          

Artinya : "Alloh, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Yang

Hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk -Nya. Dia menurunkan Al Kitab

(Al Qur'an) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkansebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil. Sebelum (Al Qur'an), menjadi petunjuk 

bagi manusia, dan Dia menurunkan Al Furqaan ".

Sementara ‘Ulama Ahli Tafsir memberikan defi nisi “Al-Quran” a.l, sbb :

 :  ھ ھ  ھ ی ھ    ی ھ ھ .ی ی 

ھ  ھ  ھ ھ ی   ھ ی ی 

    ی

ی   ی ی ی  ی  ھ  ھ ھ :ی ھ .)9.(

Artinya : "Al-Quran adalah Kalam Alloh SWT yang diturunkan oleh Alloh SWT

dengan perantaraan Malaikat Jibril kedalam hati Rosululloh Muhammad bin Abdulloh

dengan lafadz (kata-kata) bahasa Arab dan dengan ma’na yang benar, agar menjadiHujjah bagi Rosululloh SAW dan Undang-undang bagi manusia yang mengambilnya

sebagai petunjuk dan dengan membacanya sebagai amal Ibadah, dia ditakwinkan

diantara dua tepian mushhaf, dimulai dengan Sur at Al-Fatihah diakhiri dengan Surat

An-Na-s, dinukilkan kepada kita dengan jalan mutawatir baik dengan bentuk tulisan

Page 43: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 43/255

43

atau lisan dari satu generasi ke generasi berikutnya, terpelihara dari segala perubahan

dan penggantian, hal ini telah dibenarkan dalam Fi rman-Alloh Ta’ala didalamnyayang artinya “Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al -Quran, dan sesungguhnya

Kami benar-benar memeliharanya. (Al-Hijr : 9)"q.

Dari Ayat dan definisi tsb diatas Al -Quran sebagai Kitab Suci terakhir mempunyai

keistimewaan-keistimewaan a.l, sbb :Pertama, Al-Quran memuat ringkasan dari ajaran suci yang pernah dimuat dalam

kitab suci sebelumnya. Selain itu juga mengokohkan kebenaran yang pernah diajarkan

oleh para Rosul sebelumnya.antara lain : Ber -Iman dan ber-Ibadat kepada Alloh

SWT, beriman kepada Rosul, membenarkan adanya balasan dihari akhir (Qiyamat),

menegakkan haq dan keadilan dan berakhlaq yang mulia. Seperti Firman dalam Surat

al-Maidah (5) Ayat 48 :

                                                                                 

   

 

     

          

          

     

 

  

     

 

        

  

           

    

 

    

  

                           Artinya : "Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Q ur'an dengan membawa

kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab -kitab (yang diturunkan

sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab -kitab yang lain itu; maka putuskanlah

perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti

hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu.

Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang ".

Kedua. Ajaran-ajaran yang termuat dalam Al-Quran adalah Pesan Alloh yang

terakhir untuk memberikan petunjuk dan bimbingan yang benar kepada ummatmanusia yang merupakan Kehendak dari Alloh dan agar lestari sepanjang masa. Oleh

karenanya Al-Quran akan selalu terjaga dari kekotoran tangan -tangan yang sengaja

hendak mengotori kesuciannya. Dalam Surat Fus h-shilat (41) Ayat 41-42 di-

Firmankan:

                                                                               

Artinya : "…dan sesungguhnya Al Qur'an itu adalah kitab yang mulia. Yang tida k 

datang kepadanya (Al Qur'an) kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya,yang diturunkan dari Tuhan Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji ".

Selanjutnya dalam Surat al -Hijr (15) Ayat 9, Alloh ber-Firman :

                                          Artinya : "Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur'an, dan sesungguhnya

Kami benar-benar memeliharanya".

Page 44: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 44/255

44

Dengan Firman Alloh tersebut tidak akan mungkin terjadi suatu fenomena yang akan

bertentangan dari hakekat kejadian yang telah ditentukan dalam Al-Quran. Bahkan

yang akan terjadi adalah kemajuan pengetahuan akan memperkokoh kebenaran Al -

Quran. Dalam Surat Fush-shilat (41) Ayat 53, Alloh ber-Firman :

                                                                                                                   

Artinya : "Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda -tanda (kekuasaan)

Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka

bahwa Al Qur'an itu adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu)

bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu? "

Ketiga. Kalimat-kalimat dalam Al-Quran adalah dimudahkan oleh Alloh SWT dan

untuk itu menjadi kewajiban Ummat Islam untuk selalu ber usaha secara bertahap agar

dapat mendalami dan menyebarkan kepada seluruh ummat manusia, Insya -Alloh.

Dalam Surat al-Qomar (54) Ayat 17 Alloh ber-Firman :                                         Artinya : "Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Qur'an untuk pelajaran,

maka adakah orang yang mengambil pelajaran? ". Insya-Alloh.

14. Keutamaan Membaca dan Mempelajari Al -Quran

Perintah membaca dan mempelajari al -Quran telah banyak disabdakan Rosululloh

SAW, a l:

ھ :   :ی ھ  ی  ی  ی ھ  ).(.ی Artinya : Dari Abu Umamah r. a berkata :”Aku telah mendengar Rosulul loh SAW

 bersabda :’Bacalah al -Quran, karena ia akan datang pada hari Qiyamat sebagai

 pembela pada orang yang mempelajari dan mentaatinya”. (riwayat Imam Muslim).

 :ھ: ھ  ,""ھ ,ھ  ,ھ

 ,  ).(.ی Artinya : Dari Ibnu Mas’ud r . a berkata :”Rosululloh SAW bersabda :’Barang -siapa

membaca saru huruf dari al-Quran, maka mendapat hasanat dari Alloh dan tiaphasanat mempunyai pahala berlipat sepuluh kali. Saya tidak berkata : Alif Lam Mim

itu satu huruf, tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf. (riwayat

Imam at-Tirmidzi).

ھ :ھ:   ی   ی  ).(.ی 

Artinya : Dari Ibnu ‘Abbas r. a berkata :”Rosululloh SAW bersabda :’Sesungg uhnya

seseorang yang didalam dadanya tiada Quran, maka ia bagaikan rumah yang rusak 

kosong”. (riwayat Imam at -Tirmidzi).

Page 45: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 45/255

45

ھ ی :   ,ی

  ). (.ی Artinya : Dari Abdulloh bin ‘Amru bin al -‘Ash berkata :”Barsabda Nabi SAW:’Akan diperintahkan kepa da orang ahlul-Quran pada hari Qiyamat : Bacalah dan

terus naik, dan bacalah dengan tartil sebagai -mana dahulu kau baca didunia,sesungguhnya tempatmu pada akhir Ayat yang kau baca”. (riwayat Imam Abu Dawuddan at-Tirmidzi).

Lebih mulia lagi bila seseorang mampu menghafal al-Quran, dalam hadits Rosululloh

Saw bersabda :

(.ی :).ھی

Artinya : Nabi SAW bersabda :”Ummatku yang paling muliya adalah orang yanghafal al-Quran”. (riwayat Imam at-Thobaroni dan al-Baihaqiy dar ibnu Abbas r. a).

Selain membaca dan menghafal secara sendiri -sendiri, kaum Muslimin dianjurkanuntuk berjama’ah mengadakan tadarus dan mepelajari al -Quran secara lebih cermat,

dalam hadits Rosululloh Saw bersabda :

ی:ھ:ی  ھ  ی ھ ی  ھ   ی ھی ھ  ی  ی 

    ھی   ھی ھ  ی  .).(

Artinya : Dari Abi Huroiroh r. a, ia berkata :”Rosululloh SAW bersabda : “Bukanlahberkumpul kaum didalam rumah dari Rumah Al loh (Masjid) membaca Kitab Alloh

(al-Quran) dan mempelajarinya diantara mereka, kecuali turunlah kepada mereka

ketenteraman, dicurahkanlah kepada mereka Rohmat Alloh, dan para Malaikatmengelilingi mereka dan Alloh selalu Mengingat, bahwa mereka termasuk o rang

yang berada disisinya. (riwayat Imam Bukhori).

ی:ھ:,    ).(.ھ

Artinya : Hadits dari ‘Utsman bin ‘Affwan r.a berkata : Rosululloh SAW bersabda:”Sebaik -baik diantara kamu adalah orang yang mempelajari Al -Quran dan mengajar-

kannya”. (riwayat Imam Bukhori)

Dalam mendidik generasi muda diwajibkan bagi orang -tua untuk mendidik anak-

anaknya membiasakan membaca al -Quran disamping dididik untuk mengerjakan amalbaik yang lain Rosululloh SAW bersabda :

:  ھ ,ی    ,ی .).(

Artinya : “Didiklah anak -anakmu dalam tiga perkara : Cinta kepada Nabimu, cinta

kepada keluarga dan membaca al-Quran”. (riwayat Imam Thobaroni). Insya-Alloh.

Page 46: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 46/255

46

15. Keutamaan Surat al-FatihahSurat al-Fatihah adalah Surat yang pertama dalam Mushhaf al -Quran yang sering pula

disebut “Ummul-Quran”, sbb :

                                                     

                                                                                                               

Artinya : "Dengan menyebut nama Alloh Yang Maha Pemurah lagi Maha

Penyayang. Segala puji bagi All oh, Tuhan semesta alam, Maha Pemurah lagi Maha

Penyayang, Yang menguasai hari pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami

menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan, Tunjukilah kami

 jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang -orang yang telah Engkau anugerahkan ni`mat

kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka

yang sesat".

Dalam sejarah Tafsir, maka ada sementara ‘Ulama berpendapat bahwa al -Fatihah

turun sebagai Wahyu pertama sebelum surat Iqro’, tetapi mayoritas ‘Ulama tidak sependapat dan Iqro’ adalah wahyu pertama. Dari kandungan ayat-ayatnya oleh Ahli

Tafsir (Syeh M. ‘Abduh), berpendapat bahwa al -Fatihah mempunyai kandungan yang

lengkap seperti dalam kandungan seluruh al -Quran, yang terdiri dari : 1) Tauhid, 2)

Janji dan Ancaman, 3) ‘Ibadah yang menghidupkan Tauhid, 4) Penjelasan tentang jalan kebahagiaan dan cara mencapainya didunia dan diakhirat dan 5) Pemberi taan

tentang kisah generasi masa yll, bahkan hal -hal yang akan terjadi dimasa datang.

Untuk lebih jelas diuraikan a.l, sbb : Tauhid diuraikan pada Ayat kedua dan kelima,

 janji dan ancaman pada Ayat pertama, ketiga dan ketujuh, ‘Ibadah juga pada Ayatkelima dan ketujuh, sedang sejarah pada Ayat yang terakhir. Disebut pula dalam al -

Quran nama al-Fatihah sebagai “Sab’an minal Matsani” yang artinya sebagai “tujuhAyat yang diulang-ulang”.1) Ar-Ruqyah (mantera), sebagai isyarat bahwa pembacaan dan pengamalan

kandungannya dapat mengantarkan kepada kesembuhan dapat dijadikan sebagai

mantera untk segala persoalan.

2) Al-Asas (asas atau dasar), karena kandungan surat ini merupakan asas dan dasar

bagi segala perilaku terpuji didunia dan akhirat.

3) Al-Waqiyah (pemelihara), karena melalui bacaan dan pengamalannya seseorang

akan memperoleh pemeliharaan Alloh SWT (dari segala macam bencana).

Secara lebih terinci al-Fatihah disebut (diartikan), sbb :4) Al-Fatihah (pembuka yang sangat sempurna), sebagai isyarat, bahwa ia ad alah

pembuka al-Quran dan juga pembuka yang sangat sempurna bagi segala macam

kebajikan.

5) Asy-Syifah (penyembuh), dalam sabda Rosululloh SAW dikatakan sbb :.

ھی( )ی Artinya : Pembuka al-Kitab (Surat al-Fatihah) adalah obat dari segala penyakit

(Hadits riwayat Imam Baihaqiy, dari Abdul Malik bin Umair r. a).

6) Al-Kanz (bekal), karena dia adalah bekal yang sangat berharga untuk masa

depan..

Page 47: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 47/255

47

7) Ad-Du’a (do’a) untuk segala hal yang diharapkan.

8) As-Syukr (syukur) terhadap segala ni’mat yang di anugerahkan.

9) Al-Hamd (pujian), pujian bagi Alloh SWT.

10) Ash-Sholat (permohonan) yang kesemuanya menggambarkan pengakuan dan

kelayakan Alloh SWT untuk dipuja, dipuji, dimohon pertolo ngan serta diakui

kekuasaan-Nya didunia dan di akhirat.

11) Al-Wafiyah (yang amat sempurna), karena surat ini adalah s urat yang palingsempurna dalam berbagai seginya.

Dalam mendirikan Sholat, seseorang wajib membaca al -Fatihah, bila tidak, maka

sholatnya tidak sah. Dalam sabda Rosululloh SAW disebutkan :

ی :.

Artinya : Dari Ubadah bin as-Shamit, bahwa Rosululloh SAW bersabda : “Tidak adaSholat (tidaklah shah Sholat) bagi s iapa yang tidak membaca Fatihatil Kitab”(Dirawikan oleh al-Jama’ah).

Selama dalam bacaan al -Fatihah (saat Sholat) Alloh SWT selalu menjawabnya sepertidalam hadits (Hadits riwayat Imam Ahmad, Muslim, Abu Dawud, At -Tirmidzi, An-

Nasa-i dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah), sbb :

 :ھ: ی    ی ھ : ,ی  .ی

 : . ھ :ھ.یی : .  .:,ی

 ی: ی,ی ی ی ی : , ھی    ی ی

 ھی  : Artinya. :,ی “Alloh Ta’a-la ber-Firman, ‘Aku membagi Sholat antara Aku dan hamba -

Ku menjadi dua paruh, dan b agi hamba-Ku apa yang ia minta. Apabila hamba

mengucap “Alhamdulillahirabbil’alamin” , Alloh ber-Firman :”hamba-Ku memuji-Ku”.Apabila hamba mengucap : ”Arrohma-nirrohim” , Alloh ber-Firman : ”hamba-Ku

menyanjung-Ku”. Apabila hamba mengucap : ”Malikiyaumiddin” , Alloh ber-Firman :

”hamba-Ku memuliakan Aku”. Apabila hamba mengucap : ”Iyyaka na’budu wa iyyaka 

nasta’in”  Alloh ber-Firman :”Ini adalah antara Aku dengan hamba -Ku dan bagi

hamba-Ku apa yang diminta”. Apabila hamba-Ku mengucap: ”Ihdinash -shiro  -

tolmustaqiem, shirotolladzina an’amta ‘alaihim, ghoiril maghdlubi ‘alaihim waladldlollin ” , Alloh

ber-Firman :”Ini adalah untuk hamba-Ku dan bagi hamba-Ku apa yang ia pinta” .

Dalam hadits lain melalui riwayat dari Sayyidina Ali bin Abi Tholib r.a yang artinya

sbb : Sesungguhnya aku mendengar dari Rosululloh SAW bersabda, bahwa Alloh

SWT ber-Firman :”Aku membagi Surat al -Fatihah menjadi dua bagian, setengahnya

untuk-Ku dan setengahnya buat hamba-Ku, apa yang dimintanya akan Ku -

 perkenankan”. Apabila ia membaca “bismilla-hirrohma-nirrohim”  Alloh ber-Firman :”Hamba-Ku

mulai pekerjaannya dengan menyebut nama-Ku, maka menjadi kewajiban-Ku

untuk menyempurnakan seluruh pekerjaannya serta memberkati seluruhnya”.

Page 48: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 48/255

48

Apabila ia membaca “alhamdulilla-hi robbil ‘a-lamin” , Alloh menyambut-nya dengan

ber-Firman :”Hamba-Ku mengetahui, bahwa seluruh ni’mat yan g dirasakannya

bersumber dari-Ku dan bahwa ia telah terhindar dari malapetaka karena

kekuasaan-Ku, Aku mempersaksikan kamu (hai para Malaikat) bahwa Aku akan

menganugerahkan kepadanya ni’mat -ni’mat diakhirat disamping ni’mat -ni’matduniawi dan akan Ku-hindarkan pula ia dari malapetaka ukhrowi dan duniawi”.

Apabila ia membaca “ar-rahma-n ar-rahi-m” , Alloh menyambutnya dengan ber-Firman :”Aku diakui oleh hamba -Ku sebagai Pemberi rahmat dan sumber dari

segala rahmat. Ku-persaksikan kamu (hai para malaikat) ba hwa akan Ku-curahkan

rahmat-Ku kepadanya sampai sempurna dan akan Ku -perbanyak pula anugerah-

Ku untuknya”. Apabila ia membaca “ma-liki yaumid-din” , Alloh menyambutnya dengan Firman :

”Ku-persaksikan kamu (wahai malaikat) sebagaimana diakui oleh hamba -Ku,

bahwa Aku-lah Raja /Pemilik hari kemudian, maka pasti akan Ku -permudah

baginya perhitungan pada hari itu, akan Ku -terima kebajikan-kebajikannya dan

Ku-ampuni dosa-dosanya.

Apabila ia membaca “iyya-ka na’budu”  Alloh menyambut dengan ber-Firman :

”Benar apa yang diucapkan hamba-Ku hanya Aku yang disembahnya. Ku -persaksikan kamu semua (wahai malaikat), akan Ku -beri ganjaran atas segala

pengabdiannya, ganjaran yang menjadikan semua yang berbeda ibadah dengannya

akan merasa iri dengan ganjaran itu”. Apabila ia membaca “wa iyya-ka nasta’i-n” , Alloh ber-Firman : “kepada-Ku hamba-

Ku meminta pertolongan dan perlindungan. Ku -persaksikan kamu (wahai

malaikat), pasti akan Ku-bantu ia dalam segala urusannya, akan kutolong ia dalam

segala kesulitannya, dan akan Ku-bimbing ia dalam saat-saat krisisnya.

Apabila ia membaca “ihdinashshirotol-mustaqiem  hingga akhir Ayat”, Allohmenyambutnya dengan Firman :”Inilah permintaan hamba -Ku, dan bagi hamba-

Ku apa yang dimintanya. Telah Ku-perkenankan bagi hamba-Ku permintaannya,

Ku-beri harapannya dan Ku-tenteramkan jiwanya dan segala yangmengkhawatirkannya.

Bila kita membaca al-Fatihah dan dikaitkan dengan kandungan surat tersebut serta

hadits (Qudsi) yang diuraikan diatas, dimana kita telah memahami apa yang

dijanjikan Alloh SWT, kita melanjutkan bacaan itu dengan A -min, yang artinya

“perkenankanlah semua itu ya Alloh, jangan kecewakan kami”. Wallo -hu a’lam.

16. Tiga Golongan Pewaris Al-Quran

Al-Quran sebagai Kitab-Suci telah dijamin Alloh akan tetap terpelihara sampai akhir

zaman. Oleh karenanya mutlak adanya generasi yang mampu untuk mewarisi dan me -meliharanya. Dalam Al-Quran Surat Fa-thir (35) Ayat 31-32, Alloh ber-Firman :

                                                                                                                                                                                                                    

Page 49: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 49/255

49

Artinya : "Dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu yaitu Al Kitab (Al Qur'an)

itulah yang benar, dengan membenarkan kitab -kitab yang sebelumnya. Sesungguhnya

Alloh benar-benar Maha Mengetahui lagi Maha Melihat (keadaan) hamba -hamba-

Nya.(31) Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang -orang yang Kami pilih di

antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka

sendiri (dho-limun li nafsih)  dan diantara mereka ada yang pertengahan (muqtashid)  dan

di antara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan (sa-biqun bil khoira-t) dengan izin Alloh. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar. (32) "

Dalam Ayat 31 Alloh Berfirman tentang kebenaran Al -Quran bagi Ummat Islam dan

membenarkan pada Kitab-Kitab yang diturunkan sebelumnya. Kemudian pada Ayat

32 Alloh ber-Firman, bahwa Al-quran diwariskan hanya kepada hamba -hamba-Nya

yang terpilih, yang diantaranya terdapat tiga golongan (klasifikasi) :

o Yang pertama, adalah Golongan Ummat yang masih suka menganiaya dirinya

sendiri (dho-limun li nafsih), yaitu golongan Ummat yang sekalipun berbuat

kebaikan namun masih juga suka melakukan hal -hal yang seharusnya tidak boleh

dilakukannya, sihingga dia harus berbuat dosa (dholim). Dalam tafsir Imam Al-

Maroghi disebut sebagai orang ya ng suka lalai, sehingga masih seringmeninggalkan yang wajib dan juga melakukan hal -hal yang diharamkan.

o Yang kedua, dalam terjemah diatas disebut sebagai golongan pertengahan

(muqtashid) , dalam tafsir lain (tafsir Al-Azhar/Buya Hamka), maka kalimat

Muqtashid diartikan sebagai golongan yang cermat memahami ajaran Islam untuk 

dapat di’amalkannya menurut kadar yang ia mampu, sihingga terhindar dariperbuatan dholim pada dirinya.

o Yang ketiga, dalam terjemah disebut sebagai golongan yang lebih dahulu berbuat

kebaikan (sa-biqun bil khaira-t) , yang berarti pula telah berbuat kebaikan yang

melampaui yang semestinya atau melampaui dari yang hanya sekedar ke -

mampuannya. Dalam tafsir Imam Al -Maroghi disebut sebagai berlomba berbuat

baik bukan hanya yang wajib (fardlu) saja, tetapi diamalkan juga ibadat yang sunah(nafilah), dan meninggalkan bukan hanya yang diharamkan saja, tetapi

ditinggalkan juga hal-hal yang bersifat makruh.

Tentang ketiga Golongan Ummat (klasifikasi) tersebut telah banyak diuraikan Ahli

tafsir dengan berbagai kriteria, dengan menggunakan acuan a.l. adalah sebuah

riwayat yang disampaikan Abu Dawud dari ‘Aisyah r. a Isteri Rasululloh SAW ,

 bahwa ‘Uqbah bin Shahban Al -Hanaai bertanya kepada Beliau (Siti ‘Aisyah r.a)

tentang arti Ayat ini dan maksud yang terkandung didalamnya.lalu Beliau (Ummul

Mu’minin) menjawab : “Wahai anakku! Semua orang yang beriman itu masuk surgakelaknya. Yang mendahului berbuat baik (sa -biqun bil khairo-t) ialah orang-orang

yang hidup sezaman dengan Rosululloh SAW, yang telah diberi kesaksian olehRosululloh SAW dengan kehidupan dan rezqi.

Adapun yang dimaksud orang yang cermat (muqtashid) ialah shahabat -shahabat

Beliau yang telah mengikuti jejak Beliau sampai mereka menuruti Beliau. Adapun

yang dimaksud orang yang dholim ial ah orang semacam aku dan engkau ini”.

Selanjutnya Ibnu Shahban menjelaskan :”Beliau letakkan dirinya dalam golonganorang yang dholim ialah karena tawadhu’ (merendah diri). Pada hal Beliau adalah

termasuk orang yang melangkah kemuka mendahului yang lain dalam berbuat

berbagai kebajikan (sabiqun bil khairot), hal ini karena kelebihan Beliau dari sekalian

Page 50: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 50/255

50

 perempuan laksana kelebihan roti dari sekalian makanan lain”. Acuan lain dari Ahlitafsir zaman Rosululloh Abdulloh ibnu Abbas r. a . mengatakan : “Mereka itu adalah

Ummat Muhammad SAW, yang diwariskan kepadanya Kitab -kitab Alloh yang

diturunkan kepada Rosul-rosul-Nya. Mereka terdiri atas tiga golongan, yaitu golongan

yang menganiaya dirinya yang akan memperoleh pengampunan, golongan kedua yang

secara sederhana patuh kepada ajaran agama yang akan menghadapi hisab yang

ringan, dan golongan ketiga yang sangat rajin berbuat kebajikan akan dimasukkankedalam sorga tanpa dihisab.”.

Uraian lebih lanjut dari berbagai riwayat dan atsaar yang telah disebut dimuka, s alah

satu contohnya diantara banyak para Ahli Tafsir dan para Ahli hikmah yang member i

kriteria-kriteria sendiri, a.l : Imam Ibnu’Athaillah menyebut hal yang menyangkutkehidupan dunia, sbb : “Orang yang dholim adalah orang yang mencintai Alloh,karena keni’matan dunia yang telah diterimanya; sedang orang yang cermat adalahorang yang mencintai Alloh karena masih adanya kehidupan Akhirat setelah

kehidupan dunia, dan orang yang melampaui kebaikannya adalah orang yang lebih

senang menggugurkan keinginan dunian ya, semata-mata untuk mendapatkan Ridl o

Alloh.”. Dalam hal ‘Ibadat disebutkan:”Orang yang dholim adalah orang yangberibadat karena takut masuk neraka menerima siksa karena dosanya, sedang orang

yang cermat adalah orang yang beribadat, karena mengharap pah ala dan masuk sorga

dan orang yang melampaui kebaikannya adalah orang yang beribadat semata karena

cintanya kepada Alloh dan mengharap berjumpa dengan -nya dihari kemudian.”

Dalam hal Keilmuan disebutkan : “Orang yang dholim adalah orang yang hanya sukamembaca Al-Quran tetapi tanpa mempelajari untuk memahami dan meng’amalkandengan baik, sedang orang yang cermat adalah orang yang selain membaca kemudian

dicermati dalam memahami untuk di’amalkan, dan orang yang melampauikebaikannya selain membaca memahami secara baik dan meng’amalkan juga

 berusaha mengajarkan kepada orang lain.”

Dari uraian diatas bagi kita yang umumnya masih dalam kriteria yang paling bawah,

berkewajiban selalu berusaha memperbaiki/meningkatkan derajat pemahaman dan

 peng’amalan yang lebih sempurna, sehingga secara bertahap dapat mencapai derajad

yang lebih tinggi. Insya-Alloh.

17. Rosululloh

“Rosul” atau “ar-Rosul”adalah bahasa Arab yang artinya “utusan atau kurir”, dapatdisebut pula “al-mursal”, dengan demikian “Rosululloh” berarti “Utusan Alloh”.Sementara ‘Ulama berpendapat Rosul sama -dengan Nabi dalam arti sama -sama

menerima wahyu dari Alloh. Sementara ada yang membedakan, yaitu bila wahyutersebut diperintahkan oleh Alloh agar diajarkan pada manusia, maka baru disebut

Rosul, dan bila tidak diperintahkan untuk diajarkan pada manusia disebut Nabi.

Wahyu yang diterima Rosul yang diperintahkan untuk diajarkan kepada manusia

disebut sebagai “Syari’at”  atau “Risalah” , sedang wahyu yang diterima Nabi disebut

sebagai “Nubuwwah” . Alloh ber-Firman dalam Surat al-Baqoroh (2) Ayat 285, sbb :

Page 51: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 51/255

51

                                                                                                                                                        

               Artinya : "Rasul telah beriman kepada Al Qur'an yang diturunkan kepadanya dari

Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada

Alloh, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka

mengatakan): "Kami tidak membeda -bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain)

dari rasul rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami ta`at".

(Mereka berdo`a): "Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaula h tempat

kembali".

Dari sejumlah Rosul dan Nabi yang diutus Alloh tidak semua diterangkan dalamal-Quran seperti Firman Alloh dalam Surat an -Nisa (4) Ayat 164, sbb :

                                                Artinya : "Dan (kami telah mengutus) rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan

tentang mereka kepadamu dahulu, dan rasul -rasul yang tidak Kami kisahkan tentang

mereka kepadamu".

Kepada setiap Ummat, oleh Alloh SWT pasti diutus seorang Rosul atau bahkanmungkin lebih dari satu, yang dalam beberapa Firman-Nya disebut, a.l:

Surat an-Nahl (16) Ayat 63 :

                                     Artinya : "Demi Allah, sesungguhnya Kami telah mengutus rasul -rasul Kami kepada

umat-umat sebelum kamu". Surat Fathir (35) Ayat 24 :

                      Artinya : Dan tidak ada suatu umatpun melainkan telah ada padanya seorang pemberi

peringatan. Surat Yunus (10) Ayat 47 :

,Artinya : Tiap-tiap umat mempunyai rasul;

Para Rosul Alloh sekalipun dalam hal keutamaan dan kelebihannya mungkin adaperbedaan, namun mereka semuanya telah sama-sama dapat mencapai puncak keluhuran,kesucian, dan ketinggian ruhaniahnya disamping memiliki hubungan yang sangat erat sekali 

dengan Alloh SWT  . Dalam Surat al-Baqoroh (2) Ayat 253 sbb :

                                                                                                                                         

Page 52: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 52/255

52

Artinya : "Rasul-rasul itu Kami lebihkan sebagian mereka atas sebagian yang lain .

Di antara mereka ada yang All oh berkata-kata (langsung dengan dia) dan sebagiannya

Allah meninggikannya beberapa derajat. Dan Kami berikan kepada `Isa putera

Maryam beberapa mu jizat serta Kami perkuat dia dengan Ruhul Qudus ".

Kepada para Rosul Alloh SWT sendiri yang Memimpin dan Membimbingnya, di -

Firmankan dalam Surat al-An’am (6) Ayat 89-90, sbb :                                                                                                                                                                 

Artinya : "Mereka itulah orang-orang yang telah kami berikan kepada mereka kitab,

hikmat (pemahaman agama) dan kenabian. Jika orang -orang (Quraisy) itu

mengingkarinya (yang tiga macam itu), maka sesungguhnya Kami akan

menyerahkannya kepada kaum yang sekali -kali tidak akan mengingkarinya. Mereka

itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Alloh, maka ikutilah petunjuk 

mereka". Insya-Alloh.

18. Tanda-tanda ke-Rosulan

Seorang Nabi atau Rosul Alloh adalah merupakan seseorang (manusia) yang terpilih

dan terjaga dari k ema’shiatan, dalam al-Quran Alloh ber-Firman dalam Surat Ali

Imron (3) Ayat 33 :

ی   ھ ,ی Artinya : Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, k eluarga Ibrahim dan

keluarga `Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing -masing),

Dalam Surat Thoha (20) Ayat 39 di-Firmankan :

                                                      Artinya : "Dan Aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang dari -

Ku; dan supaya kamu diasuh di bawah pengawasan -Ku". A-mien.

Karena tugasnya untuk membawa syari’at dan wajib mengajarkan kepada manusia(ummatnya), maka kepadanya diberi bukti atau tanda-tanda ke-Rosulan atau ke-

Nabian yang dapat diyaqini seluruh ummatnya. Tanda-tanda atau bukti keistimewaan

ini yang sering disebut sebagai “Mu’jizat” . Dalam bahasa Arab “al-Mu’jizat”  diartikan

sebagai “luar biasa” dalam arti tida k ada yang dapat menandingi atau semua dapat

dikalahkan. Menurut Imam az-Zarqoni, Mu’jizat diartikan sebagai sesuatu yangmelemahkan manusia atau makhluq lain, baik secara indivi du ataupun kelompok,

yang berusaha mendatangkan sesuatu yang lain yang dibuat oleh mereka untuk 

menandingi mu’jizat tsb.

Mu’jizat di-Anugerahkan oleh Alloh untuk membuktikan ke -Rosulan (ke-Nabian) ybs

disamping memperkuat keyaqinan para pengikutnya. Dalam da’wah mu’jizat tersebutdimaksud untuk menyeru umma t lain untuk mengikuti ajaran Tauhid . Menurut

 pandangan para ‘Ulama, unsur yang wajib dimiliki dalam Mu’jizat antara lain :

(1)  Kejadian tersebut merupakan hal yang diluar kebiasaan. (2)  Nampak pada diri

Page 53: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 53/255

53

seorang Rosul (Nabi). (3)  Merupakan reaksi dari adanya tantangan bagi orang yang

sengaja menentang atau menyangsikan ke -Rosulan (ke-Nabian). (4)  Tantangan

tersebut terkalahkan (gagal) oleh Mu’jizat tsb.

Mu’jizat  bagi setiap Rosul (Nabi) berbeda seperti yang telah banyak diuraikan dalam

al-Quran, antara lain : Nabi Ibrohim AS yang tidak termakan api, Nabi Sulaiman AS

yang dapat berkomunikasi dengan hewan, Nabi Musa As memiliki tongkat yang dapatberubah menjadi ular yang dapat mengalahkan ular buatan ahli sihir Firaun dsb.

 Namun Mu’jizat yang terbesar adalah Mu’jizat yang dimiliki Rosululloh SAW yaitu“ al-Quran ” yang disebut sebagai “Ummul Mu’jizat” (Induk dari semua Mu’jizat).

Dalam al-Quran di-Firmankan dalam Surat al-Isro’ (17) Ayat 88 :

                                                                                                 

Artinya : “Katakanlah: "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang

serupa dengan Dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang

lain".

Kemu’jizatan al-Quran bukan hanya terjadi disaat hayatnya Rosululloh SAW, tetapi

tetap dapat dibuktikan walau beliau telah wafat bahkan sampai akhir zaman. Allohu

Akbar.

19. Ar-Risa-lah

Arti ar-Risa-lah . Dari segi bahasa, maka Risa-lah adalah Surat yang dikirim atau KaryaTulis. Dalam Istilah (Agama), “ar-Risa-lah”  adalah Ajaran-ajaran Alloh yang

disampaikan kepada manusia melalui perantaraan seorang atau beberapa orang Rasul

untuk mengatur kehidupan manusia dalam hubungan dengan Alloh SWT, deng an

sesama manusia atau makhluq hidup yang lain dan dengan alam lingkungannya.

Perlunya Risalah bagi manusia. Sekalipun manusia dalam hidup telah dianugerahi

hidayah oleh Alloh termasuk akal, namun manusia tidak mampu menentukan jalan

hidupnya sendiri secara baik (dengan selamat), manakala mereka dibiarkan bertindak 

begitu saja menurut keinginannya, karena keterbatasan akal itu sendiri. Untuk itu

perlu adanya bimbingan dari Alloh melalui Rasulnya berupa hidayah Diniyah.

Didalam Al-Quran Alloh ber-Firman Surat al-Baqoroh (2) Ayat 136. :

                                                                                                                                                           

                      

Page 54: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 54/255

54

Artinya : "Katakanlah (hai orang-orang mu'min): "Kami beriman kepada Allah dan

apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail,

Ishaq, Ya`qub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta

apa yang diberikan kepada nabi -nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda -bedakan

seorangpun di antara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada -Nya".

Dalam Surat Jin (72) Ayat 22-23 dan 28 Alloh Berfirman :

                                                                                                                                      

Artinya : "Katakanlah: "Sesungguhnya a ku sekali-kali tiada seorangpun yang dap at

melindungiku dari (azab) Alloh dan sekali-kali tiada akan memperoleh tempat

berlindung selain daripada-Nya".Akan tetapi (aku hanya) menyampaikan (peringa tan)

dari Alloh dan risalah-Nya. Dan barangsiapa yang mendurhakai Alloh dan Rasul-Nya

maka sesungguhnya baginyalah neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya selama -

lamanya".

Selanjutnya dalam Ayat 28 Alloh ber -Firman :

                                                                             Artinya : "Supaya Dia mengetahui, bahwa sesungguhnya rasul -rasul itu telah

menyampaikan risalah-risalah Tuhannya, sedang (sebenarnya) ilmu -Nya meliputi apa

yang ada pada mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu satu persatu ".

Bila kita menyimak kehidupan Manusia pada umumnya, dengan akal dan hatinya,

mereka dapat menangkap adanya Ilham (p erasaan yang muncul dalam hati yang

memberi kepercayaan) dari Alloh, bahwa dalam dirinya dirasa terdapat sesuatu yang

disebut nyawa atau “Ruh” yang kekal adanya. Sehingga setelah kematiannya didunia(terpisahnya jasad dengan Ruh), manusia dengan Ruh -nya yang kekal akan menjalani

kehidupan lebih lanjut. Dalam kehidupan lanjut tersebut kebanyakan manusia

menyadari, bahwa bagi manusia yang ber’amal baik  akan menerima kebahagiaan,

sedang bagi yang jahat akan mendapatkan kesengsaraan.

Kehidupan setelah mati adalah merupakan hal yang “Ghoib” yang hanya dapatdiketahui dari tuntunan dari yang Maha -Tahu, melalui Utusan-Nya yang

membawakan ajaran yang disebut “ar-Risa-lah”. Hanya sebagian saja dari manusia

yang tidak menangkap Ilham tersebut yaitu orang -orang yang sengaja menganut

ajaran Atheis (menolak kepercayaan terhadap adanya Tuhan), yang umumnya

mempunyai kebiasaan untuk berbuat menurut kehendaknya sen diri tanpamemperdulikan norma kebaikan (secara spiritual) dan tidak peduli pada nilai

kejahatan; perbuatan ini menyebabkan hatinya betul -betul tertutup dari petunjuk 

Alloh SWT, sekalipun bagi yang menangkap ilham untuk mempercayai adanya

Tuhanpun tidak selalu mampu mentaati ajaran-ajaran yang membawanya kedalam

kehidupan berbahagia dihari kemudian.

Hajat manusia terhadap adanya ar -Risa-lah merupakan tabi’at manusia , hal itu

dapat ditelusuri a.l sbb :

Page 55: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 55/255

55

1)  Manusia yang masih primitif dalam mencapai keni’matan h idup, yang karena

keadaan jumlahnya yang masih sangat langka cenderung untuk hidup secara

sendiri-sendiri (individual).

2)  Setelah jumlah itu makin banyak dan berkembang, maka manusia cenderung

untuk hidup dengan berkelompok dan membentuk masarakat. Dengan

bermasarakat itulah manusia berusaha melestariakan keni’matan -keni’matan yang

telah dicapainya secara bersama-sama dengan membuat berbagai kese-pakatanuntuk dipatuhinya baik itu dengan terpaksa ataupun dengan sukarela.

3)  Dalam kesepakatan itu pada dasarnya a dalah harus saling mencintai (tidak 

bermusuhan) dan mendapatkan hak yang layak atau mendapat perlakuan yang

adil, disamping adanya kewajiban yang harus dilakukan. Sehingga dengan

demikian sekalipun belum tersusun secara tertulis sudah ada aturan yang me -

nyangkut adat (etika) dan ketentuan hukum yang mungkin sudah memberikan

sangsi (hukuman) bagi yang melanggarnya.

4)  Peraturan atau hukum yang disusun (dianut) umumnya merupakan ketentuan -

ketentuan yang menyangkut kehidupan dalam limgkungannya sendiri, yang

disusun sesuai kemampuan nalarnya; walaupun belum sempurna, namun didalam

hal yang menyangkut hal diluar lingkungannya terlebih ketentuan moral yang

berhubungan dengan kehidupan sesudah mati, maka tidak mungkin akan dapat

membuatnya tanpa adanya tuntunan dari Alloh, sehingga dengan demikian

tuntunan dari Alloh yang disebut “ar-Risa-lah”  mutlak adanya dan dengan

sendirinya merupakan kebutuhan assensial.

Memberikan Risalah kepada manusia apakah merupakan kewajiban bagi Alloh.Untuk menilai keberadaan ar-Risalah untuk manusia, apakah kewajiban bagi Alloh

untuk menurunkannya terdapat pandangan sbb :

1)  Kaum Mu’tazilah (Golongan Rasional) berpendapat, bahwa menurunkan Risalah

adalah Wajib bagi Alloh, karena dengan ar -Risa-lah tersebut terdapat hukum

Syara’ yang mempunyai sangsi (hukuman) bagi yang melanggarnya.

2)  Kaum Asy’ariyah (Golongan Ahlus Sunah) berpendapat, bahwa tidak wajib bagiAlloh untuk menurunkan Risalah, tetapi keberadaan ar -Risa-lah tidak lain adalah

kebutuhan manusia yang ingin mendapatkan Rahmat dari Alloh.

3)  Kaum Muslimin umumnya tidak memperdulikan tentang wajib tidaknya bagi

Alloh menurunkannya, akan tetapi ar -Risa-lah adalah suatu yang sudah nyata

keberadaannya yang wajib untuk dipatuhi. Namun Alloh sendirilah yang

mewajibkan dirinya untuk memberikan Rahmat pada makhluqnya, yang dalam

Surat An’am (6) Ayat 12 Alloh ber -Firman :

                                                                            

                                                 Artinya : "Katakanlah: "Kepunyaan siapakah apa yang ada di langit dan di bu mi?"

Katakanlah: "Kepunyaan Alloh". Dia telah menetapkan (mewajibkan) atas diri-Nya

kasih sayang (Memberikan Rohmat). Dia sungguh-sungguh akan menghimpun kamu

pada hari kiamat yang tidak ada keraguan terhadapnya. Orang -orang yang merugikan

dirinya, mereka itu tidak beriman".

Dari Ayat ini berarti adanya Risalah adalah tanda kasih sayang Alloh pada hambanya

dengan memberi penuntun bagi manusia a gar dapat mencapai kebahagiannya didunia

dan akhirat. Insya-Alloh.

Page 56: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 56/255

56

Kandungan ar-Risa-lah. Bagi Kaum Muslimin maka tuntunan yang diberikan Alloh

adalah Al-Quran yang dalam menjabarkan diberi pedoman oleh Junjungan kita Nabi

Besar Muhammad SAW berupa Sunnah (Hadits). Untuk dapat memahami dan juga

meng’amalkan tuntunan yang ada, maka para ‘Ulama telah memberi Pedoman berupa‘Ilmu yang menjabarkannya, antara lain : Untuk Al-Quran ada Ilmu Tafsir sedang

untuk Hadits ada Ilmu Hadits atau Mustholahul -Hadits. Bahkan untuk lebih dapat

memahami lebih terinci telah tersusun beberapa ilmu sebagai pedoman, a.l: Untuk penentuan hukum ada Ilmu Fiqh dan untuk aqidah ada Ilmu Kalam dsb. Secara garis

besar kandungan Kitab Suci Al-Quran terdiri:

1)  Pembinaan Aqidah yang memiliki dua hal yang paling mendasar ialah ke -

Imanan kepada Alloh dan ke-Imanan kepada Hari Kebangkitan (Qiamat). Sedang

Rukun Iman dalam Pelajaran ‘Aqoid ada enam, yaitu : Iman kepada Alloh, Imankepada Malaikat, Iman kepada Rasul dan Nabi, Iman kepada Kitab, I man kepada

Hari Qiyamat dan Iman kepada Qodlo dan Taqdir.

2)  Hukum Syari’at yaitu ketentuan-ketentuan Hukum dan tata cara menjalankan

Ibadah. Dasar Syari’at adalah Rukun Islam yang lima, yaitu : Syahadat, Sholat,Zakat, Puasa dan Haji.

3)  Tuntunan Akhlaq Mulya (Akhlaqul-Karimah) yaitu sikap dan perilaku mulia

dalam menegakkan ‘amalan ‘Ibadah agar seseorang dapat berusaha lebihmensucikan dan mendekatkan diri kepada Alloh SWT.

4)  Sejarah (Qishshah) masa lalu, antara lain Qishshah Nabi -Nabi masa lalu,

Qishshah kehidupan orang-orang yang Sholeh ataupun orang-orang yang durhaka

terhadap Nabi mereka, dimasa lalu dengan akibat -akibatnya, sehingga diterangkan

pula apa yang akan terjadi dimasa y.a.d diakhirat nanti.

Tiga butir yang pertama yaitu ‘Aqidah, Syari’ah  dan  Akhlaqul-Karimah  sering pula

disebut sebagai Iman, Islam  dan Ikhsan  atau sering juga diistilahkan sebagai

Nadhori/’Ilmu  (Penalaran) , ‘Amali  (Pengamalan) dan  Ahwali  (Sikap dan Perilaku).

Sementara ‘Ulama menyebutnya dengan “Al-‘Ilmu bil A’ma-li wal Ahwal”. Wallo-hu

A’lam.

20. Q i y a – m a t

(Hari-Akhir)

“Qiya-mat” (Yaumul-Qiya-mah ) yang dalam bahasa Indonesia biasa diterjemahkan

sebagai “Hari Akhir” atau “Hari Pembalasan”. Umumnya manusia tidak ada yangmeragukan akan terjadinya Qiyamat pada suatu saat. Keperc ayaan akan terjadinya

Qiyamat adalah merupakan salah satu Rukun-Iman. Firman Alloh dalam Surat al-

Baqoroh (2) Ayat 8 dijelaskan :

                                                    Artinya : “Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada All oh

dan Hari kemudian", padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang -orang yang

beriman”.

Menurut Ahli tafsir terdapat 71 Ayat dalam Al -Quran yang menerangkan hal -hal

tentang Qiyamat. Dalam al -Quran disebutkan, ba hwa saat terjadinya Qiyamat ditandai

dengan tiupan terompet (sangka-kala) oleh Malaikat Isrofil seperti di -Firmankan

Alloh dalam Surat an-Naml (27) Ayat 87, sbb :

Page 57: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 57/255

57

                                                                                  

Artinya : “Dan (ingatlah) hari (ketika) ditiup sangkakala, maka terkejutlah segala

yang di langit dan segala yang di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Dansemua mereka datang menghadap-Nya dengan merendahkan diri”.

Tanda-tanda akan terjadi Qiyamat. Dalam banyak sabda Rosululloh SAW telah

disebutkan, bahwa menjelang datangnya Qiyamat ditampakkan tanda -tanda yang

dapat disaksikan manusia. Oleh sementara ‘Ulama dari banyak sabda RosulullohSAW, maka tanda-tanda tersebut dibuat dua kategori, yaitu kategori kecil (as-sughro) yaitu, tampak adanya atau terjadinya a.l:

(1)  hamba sahaya perempuan yang dikawini majikannya,

(2)  ilmu agama sudah tidak dianggap penting lagi

(3)  meraja-lelanya perzinaan karena legalisasi penguasa yang ada,

(4)  meraja-lelanya minuman keras,(5)   jumlah wanita melebihi jumlah pria,

(6)  dua golongan yang besar yang mengaku memperjuangkan Islam, tetapi pada

kenyataannya saling bermusuhan dan bahkan sampai hati melakukan

pembunuhan,

(7)  lahirnya tukang “dusta” yang dalam al-Quran disebut “dajjal”  yang mengaku

sebagai utusan Alloh,

(8)  gempa bumi timbul dimana-mana,

(9)  fitnah muncul dimana-mana,

(10) pembunuhan meraja-lela,

(11) banyak manusia sudah bosan dengan hidupnya dan bertindak agar dirinya segera

mati.

Sedang kategori yang besar (al-kubro)  dlm pengertian Qiamat sudah sangat dekat, a.l :

(1)  matahari terbit dari arah barat,

(2)  munculnya binatang ajaib yang dapat berbicara,

(3)  keluarnya “Imam al-Mahdi” ,

(4)  keluarnya “Ya’juj dan Ma’juj” ,

(5)  rusaknya Ka’bah,(6)  lenyapnya al-Quran dari “Mushhaf” (lembaran tulisan) dan lenyap dari hati

manusia,

(7)  seluruh manusia kufur. Na’udzubillah.

Dalam menyebut Qiyamat, maka istilah yang banyak disebut dalam al -Quran adalah

“Hari-Qiyamat” atau “Hari-Akhir”, namun karena pada saat Qiamat terjadilah banyak 

 peristiwa yang dahsyat, sehingga dalam menyebut “Hari Qiyamat” sering juga disebutdengan nama hari yang sesuai dengan peristiwa dahsyat tersebut, a. n : (1)  Hari al-

Zal-zalah (hari-bergoncang), Surat al -Zal-zalah (99) Ayat1 :

                        

Page 58: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 58/255

58

Artinya : “Apabila bumi digoncangkan dengan se-goncang-goncangnya (yang sangat

dahsyat)”, (2)  Hari al-Ba’ts (hari kebangkitan), karena merupakan hari dimanamanusia dibangkitkan dari alam qubur. Dalam Surat al -Mukminun (23) Ayat 16 :

                            Artinya : “Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari

kuburmu) di hari kiamat”. (3)  Hari al-Hisab (hari perhitungan ‘amal). Hari itu semuamanusia akan diadili oleh Alloh SWT. Dalam Surat Ibrohim (14) Ayat 41 :

                                                  Artinya : "Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapakku dan sekalian

orang-orang mu'min pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)". Masih lebih dari

sepuluh istilah dalam al-Quran digunakan untuk menyebut hari qiyamat sesuai

kejadian yang akan terjadi pada hari itu.

Bila menyimak tanda-tanda akan terjadinya Hari-Qiyamat seperti telah diuraikan

diatas, maka masa kehidupan yang kita ala mi sekarang hakekatnya sudah banyak 

diantara tanda-tanda yang telah dapat kita saksikan, sehingga pada dasarnya saat inisudah memasuki zaman yang disebut zaman akhir menjelang Qiyamat. Oleh

karenanya kita wajib selalu ber-doa kepada Alloh agar diberi kekuatan dalam

memenuhi amalan ‘Ibadah dengan secara sungguh -sungguh dalam memelihara Iman

dan Taqwa kita kepada Alloh SWT, menjemput hadirnya akhir dari kehidupan kita

didunia. Insya-Alloh.

21. K e m a t i a n“Mati” atau “Maut” biasa diartikan sebagai terpisahnya “Jasad” atau “Jasmani”dengan “Ruh” atau “Nyawa”. Secara singkat “Mati” diartikan sebagai ketiadaan“Hidup” (lawan kata dari “Mati”). Jadi kematian adalah datangnya peristiwa “Mati”

tersebut. Kata “Maut” atau “Mati” disebut pula dalam al -Quran, a.l Surat an- Nisa’ (4)Ayat 78 dan Surat al-Mukmin (40) Ayat 11 :

                                                         Artinya : "Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu,

kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh",

                                                                                               Artinya : "Mereka menjawab: "Ya Tuhan kami Engkau telah mematikan kami dua

kali dan telah menghidupkan kami dua kali (pula), lalu kami mengakui dosa -dosa

kami. Maka adakah sesuatu jalan (bagi kami) untuk keluar (dari neraka)?"

Dalam al-Quran kata “Maut”  ada-kalanya disebut juga dengan istilah “Ajal”  a.l dalam

Surat Yunus (10) Ayat 49, dan disebut pula d engan istilah “Wafat” a.l dalam Surat as-

Sajadah (32) Ayat 11 :

                                                                                              

Page 59: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 59/255

59

Artinya : “Katakanlah: "Aku tidak berkuasa mendatangkan kemudharatan dan tidak 

(pula) kemanfa`atan kepada diriku, mel ainkan apa yang dikehendaki Alloh." Tiap-tiap

umat mempunyai ajal. Apabila telah datang ajal mereka, maka mereka tidak dapat

mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukan (nya) ”.

                                                           Artinya : “Katakanlah: "Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa) mu(wafat) akan mematikan kamu; kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan di -

kembalikan”.

Setiap manusia menyadari bahwa semua yang hidup akan menemui kematiannya,

Firman Alloh dalam Surat Ali-Imron (3) Ayat 185 :

                                                           Artinya : "Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. dan sesungguhnya pada hari

kiamat sajalah disempurnakan pahalamu". Kemudian dalam Surat al-Anbiya' (21)

Ayat 35 di-Firmankan :

                                                                            Artinya : "Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. kami akan menguji kamu

dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar -benarnya). dan Hanya

kepada kamilah kamu dikembalikan".

Mati memberi kesan yang tidak menyenangkan bagi manusia, oleh karenanya Iblis 

(Syaithon)  menggoda agar manusia berbuat dosa dengan iming -iming untuk hidup

kekal. Godaan Syaithon kepada manusia ditulis dalam Surat Thoha (20) Ayat 120 :

          

 

   

    

 

     

        

     

       

      

 

  

    

  

   

 

       

  

Artinya : “Kemudian syaitan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata:

"Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi (hidup kekal) dan

kerajaan yang tidak akan binasa?"

Keengganan manusia dalam menghadapi mati dikarenakan jangkauan akal manusia

menilai mati adalah akhir dari kehidupan yang kini sedang dialami. Dengan demikian

akan terpisahlah dirinya dengan segala yang dimiliki termasuk anggota kelu arganya.

Suatu hal yang wajar bahwa kematian seseorang dikatakan sebagai suatu musibah.

Pemikiran demikian tentulah dapat dikatakan sebagai hal yang wajar pula. Hanya

perlu disadari, bahwa hal demikian cerminan kehidupan kita yang berorietasi pada

dunia. Namun secara nalar bila kita perhatikan seseorang yang telah berusia sangat

lanjut sebenarnya terdapat makin banyak kesulitan yang dihadapi dan bahkan diderita,

baik dari segi fisik ataupun psikologis bahkan juga komunikasi. Dengan sendirinya

mana-kala seseorang akan hidup terus menerus justru dapat mendapatkan lebih

banyak kesulitan dan penderitaan. Sehingga dengan demikian kematian dengan

tenang adalah merupakan suatu solusi sekalipun menyedihkan.

Agama memberi petunjuk pada manusia. Bagi manusia yang memahami dan

bahkan mendalami agama (Islam), terdapatlah petunjuk yang jelas bagi yang meng -

Imaninya diluar kemampuan akal mereka, bahwa setelah kematian masih ada suatu

kehidupan yaitu kehidupan “Akhirat”.

Page 60: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 60/255

60

Orang beragama (Islam) berkeyakinan, bahwa kematian adalah merupakan awal dari

suatu kehidupan yang baru yang lebih kekal, sedang kehidupan dunia adalah

kehidupan yang sangat terbatas. Dalam Surat an - Nisa’ (4) Ayat 77 dan Surat al -

‘Ankabut (29) Ayat 64, Alloh ber -Firman :

                                                            Artinya : "Katakanlah: "Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebihbaik untuk orang-orang yang bertakwa dan kamu tidak akan dianiaya sedikitpun ".

                                                                                    

Artinya : "Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main -main.

Dan sesungguhnya kehidupan akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, kalau

mereka mengetahui".

Dalam penjelasan sebelumnya istilah mati disebut pula sebagai “Wafat” atau berartipula suatu proses penyempurnaan, dalam Surat az -Zumar (39) Ayat 42 disebutkan :

                                                                                                                                                     

Artinya : “Alloh mewafatkan (menyempurnakan proses) jiwa (orang) ketika matinya

dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah

 jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain

sampai waktu yang ditentukan. Sesungguhnya pada yang demikian itu ter dapat tanda-

tanda kekuasaan Alloh bagi kaum yang berfikir ”.

Dengan pemahaman agama (Islam) yang demikian, akan menjadi tenteram seorang

Muslim dalam menghadapi segala yang akan terjadi termasuk kematian. Dalam Surat

Fushshilat (41) Ayat 30 Alloh ber -Firman :

                                                                                                                           

Artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah All oh"

kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepadamereka (dengan mengatakan): "Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu

merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah

dijanjikan Alloh kepadamu". Insya-Alloh.

Sebaliknya perasaan takut terhadap kematian yang mengerikan hanya menghantui hati

orang dzolim, seperti Firman Alloh dala Surat al -An’am (6) Ayat 93 :

Page 61: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 61/255

61

                                                                                                                                                          

                       Artinya : “Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang -orang yang

dzolim (berada) dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, sedang para malaikat

memukul dengan tangannya, (sambil berkata): "Keluarkanlah nyawamu". Di hari ini

kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu

mengatakan terhadap Alloh (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu

menyombongkan diri terhadap ayat -ayat-Nya”. Na’udzubillah.

Alam Qubur. Orang yang meninggal dunia (mati) berarti telah meninggalkan dunia

dan sebelum memasuki alam akhirat, maka manusia tersebut diamasukkan dalam

alam diantara dunia dan akhirat yaitu alam Qubur sebagai awal dari alam akhirat,

Rosululloh SAW bersabda :

ھ    ھ  ,ی ھ  ھ ).ھ . (ی 

Artinya : "Sesungguhnya Qubur adalah tahap pertama dari beberapa tahapan akhirat;

Jika sukses diquburnya, maka tahap selanjutnya lebih mudah untuk dihadapi, dan jika

gagal diqubur, maka tahap selanjutnya lebih berat lagi dihadapinya". (riwayat Imam

Ath-Thirmidzi, Ibnu Majah dan Al -Hakim).

Sebagai Muslim manakala mendengar berita atas kematian sesama Muslim, maka

diajarkan oleh Rosululloh SAW untuk mendoakan yang baik dengan sabdanya :

ھ   ھ ی ھ  ی ھ ). . (ی ی Artinya : "Barang siapa mendengar berita kematian seorang Muslim lalu mendo'ak an

baik kepadanya, maka Alloh mencatat untuk orang itu (yang mendo'akan) pahala

sebesar jumlah orang yang menjenguknya dikala masih hidup ditambah jumlah orang

yang mengantar jenazahnya setelah mati". (riwayat Imam Ad -Daruquthniy). Insya-

Alloh.

22. H i s a b“H i s a b”  berasal dari kata bahasa Arab “Hasiba” artinya menduga, menghitung ataumengira. Dalam hal ini “Hisab”  dapat berarti “perhitungan” amal yang telah dijalaniseseorang dalam hidupnya didunia. Sering Hisab diartikan Qiyamat , hari Qiyamat sama

dengan hari Hisab. Alloh ber-Firman dalam Surat Ibrahim (14) Ayat 41 :

                                                  Artinya : “Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapakku dan sekalian

orang-orang mu'min pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)".

Dalam Surat Shod (38) Ayat 26 di -Firmankan :

Page 62: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 62/255

62

                                                      Artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Alloh akan mendapat

azab yang berat, karena mereka melupakan hari hisab (perhitungan)”.

Dalam penentuan Hisab pada dasarnya seluruh manusia terbagi menjadi dua golongan

yaitu golongan yang berbakti kepada Alloh SWT dan golongan yang durhaka kepadaAlloh. Masing-masing akan mendapat balasan yang sesuai atas amalannya secara adil.

Alloh ber-Firman dalam Surat al-Jatsiah (45) Ayat 21 :

                                                                                                                          

Artinya : “Apakah orang-orang yang membuat kejahatan itu menyangka bahwa

Kami akan menjadikan mereka seperti orang -orang yang beriman dan mengerjakan

amal yang saleh, yaitu sama antara kehidupan dan kema tian mereka? Amat buruklah

apa yang mereka sangka itu”.

Dalam perlakuan Hisab digambarkan sebagai : Bagi yang mempunyai amal yang baik 

akan menerima bukunya dengan tangan kanannya berarti Hisabnya dimudahkan,

sedang yang buruk akan menerima bukunya dari arah belakang, dan akan diperoleh

Hisab yang sulit, seperti Firman Alloh dalam Surat al -Insyiqoq (84) Ayat 7-12, sbb :

                                                                                                                                                 

                Artinya : “Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia

akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah, dan dia akan kemb ali kepada

kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira. Adapun orang yang diberikan

kitabnya dari belakang, maka dia akan berteriak: "Celakalah aku".Dan dia akan masuk 

ke dalam api yang menyala-nyala (neraka)”.

Sebagai manusia tidak ada kemampuan unt uk memahami apa yang terjadi, semuanya

hanya dalam Pengetahuan Alloh. Dalam Surat al -Ambiya’ (21) Ayat 47 di -Firmankan

:

                                                                                                                   

Artinya : “Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka

tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat

biji sawipun pasti Kami mendatangkan (pahala) nya. Dan cukuplah Kami sebagai

Pembuat perhitungan”. Wallo-hu A’lam.

Page 63: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 63/255

63

23. N e r a k a dan S u r g a“Neraka” dalam bahasa Arab sering disebut sebagai “an-Na-r” artinya api. Dalam

agama diartikan sebagai tempat penyiksaan diakhirat sebagai balasan bagi hamba

Alloh yang durhaka, setelah melalui Pengadilan Alloh (Hisab). Banyak ayat al -Quran

yang menguraikan tentang Neraka dan siapa penghuninya, a.l:

Surat al-Baqoroh (2) Ayat 257 :

                                                                                                   

Artinya : “Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang

mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah

penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya ”.

Sebutan atau nama dari Neraka ada beberapa tingkat, yang sementara ‘Ulama

memberi kategori tujuh tingkat sesuai beratnya siksaan didalamnya :1) Neraka W a i l  , dianggap yang paling ringan siksanya. Dalam al -Quran disebut pada

Surat al-Humazah (104) Ayat 1-2 :

                                      Artinya : “Kecelakaan (Neraka Wail) bagi setiap pengumpat lagi pencela, yang

mengumpulkan harta dan menghitung -hitungnya”.

2) Neraka Ha-wiyah , yang teletak paling dalam. Dalam al -Quran disebut pada Surat al -

Qori’ah (101) Ayat (8-11) :

                                                          Artinya : “Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan) nya, maka

tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. Dan tahukah kamu apakah neraka

Hawiyah itu? (Yaitu) api yang sangat panas ”.

3) Neraka La-dho . Neraka yang bergejolak apinya dan dapat mengelupaskan kulit.

Dalam al-Quran Surat (70) Ayat 15-18 disebut :

                                                                     Artinya : “Sekali-kali tidak dapat. Sesungguhnya neraka itu adalah api yang

ber-gejolak, Yang mengelupaskan kulit kepala, Yang memanggil orang yang me mbe-

lakang dan yang berpaling (dari agama). Serta mengumpulkan (harta benda) lalu

menyimpannya”.

4) Neraka Sa’i-r . Neraka yang menyala-nyala dan menyediakan pelempar syaitan.

Dalam al-Quran disebut dala Surat al-Mulk (67) Ayat 5 :

                                                                                               

Page 64: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 64/255

64

Artinya : “Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang -

bintang dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar syaitan, dan Kami

sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala -nyala”.

5) Neraka Saqor . Neraka yang membakar manusia dan mengoyak kulitnya, kemudian

mengganti kulit tersebut yang kemudian dikoyak lagi. Dalam al -Quran Surat al-

Muddatstsir (74) Ayat 26-30 disebut :

                                                                

                        Artinya : “Aku akan memasukkannya ke dalam (neraka) Saqar. Tah ukah kamu apa

(neraka) Saqor itu? Saqar itu tidak meninggalkan da n tidak membiarkan. (Neraka

Saqor) adalah pembakar kulit manusia. Di atasnya ada sembilan belas (malaikat

penjaga)”.

6) Neraka Huthomah. Neraka yang membakar manusia sampai keulu -hatinya. Dalam al-

Quran disebut dalam Surat al-Humazah (104) Ayat 4-9 :

                                                                                                                        

Artinya : “Sekali-kali tidak! Sesungguhnya dia benar -benar akan dilemparkan ke

dalam Huthamah. Dan tahukah kamu apa Huthamah itu? (yaitu) api (yang disediakan)

Allah yang dinyalakan, yang (membakar) sampai ke hati. Sesungguhnya api itu

ditutup rapat atas mereka, (sedang mereka itu) diikat pada tiang -tiang yang panjang”.

7) Neraka Jahannam  dan Neraka Jahim . Neraka yang paling dalam dan berat siksaannya.

Orang yang telah masuk akan kekal didalamnya dan tidak akan keluar lagi. Dalam al -

Quran disebut Surat al-A’rof (7) Ayat 179 :                                                                                                                                                      

                     Artinya : “Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan

dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk 

memahami (ayat-ayat Alloh) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak 

dipergunakannya untuk mel ihat (tanda-tanda kekuasaan Alloh), dan merekamempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat -ayat

Alloh). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka

itulah orang-orang yang lalai”.

Dalam Neraka Jahannam terdapat tujuh pintu seperti dalam Surat Al-Hijr (15) Ayat

43-44 dijelaskan :

                                                                    

Page 65: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 65/255

65

Artinya : "Dan Sesungguhnya Jahannam itu benar -benar tempat yang Telah

diancamkan kepada mereka (pengikut -pengikut syaitan) semuanya. (43) Jahannam

itu mempunyai tujuh pintu. tiap-tiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan yang

tertentu dari mereka (44)".

Selanjutnya dalam Surat Qo-f (50) Ayat 30 diterangkan :

                                      Artinya : “(Dan ingatlah akan) hari (yang pada hari itu) Kami bertanya kepada

Jahannam: "Apakah kamu sudah penuh?" Dia menjawab : "Masih adakah tambahan?"

Tentang Neraka Jahim dari hadits Abu Hurairoh r.a diceritakan, bahwa Rosululloh

SAW bersabda :

ھ ی    ھ ,ی   ی ی  ی ھ ھ ,ی  ی ھ    ,ی ی

 .).(Artinya : “Sesungguhnya siksa dalam neraka Jahim itu ialah, diatas kepala orang -

orang durhaka itu dituangkan air yang mendidih, kemudian masuk kedalam sehinggamenembus dalam perut mereka, kemudian keluarlh segala isi yang ada dalam perut

itu, sehingga tampak meleleh dari kedua tapak kakinya. Inilh yang mencair dari isi

 perut itu. Selanjutnya dikembalikan lagi sebagaimana semulanya”. (riwayat ImamTirmidzi).

Kisah perjalanan orang yang masuk neraka dalam Surat az -Zumar (39) Ayat 71-72

dikisahkan sbb :

                                                                         

  

   

   

 

   

  

 

 

 

 

  

 

 

 

  

 

  

  

  

  

 

 

 

  

 

   

 

    

 

 

 

  

  

  

 

  

 

 

  

  

 

  

  

 

  

  

 

                                                                                                                              

Artinya : “Orang-orang kafir dibawa ke neraka Jahannam berombong -rombongan.

Sehingga apabila mereka sampai ke neraka itu dibukakanlah pintu -pintunya dan

berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: "Apakah belum pernah datang

kepadamu rasul-rasul di antaramu yang membacakan kepadamu ayat -ayat Tuhanmu

dan memperingatkan kepadamu akan pertemuan dengan hari ini?" Mereka menjawab:

"Benar (telah datang)". Tetapi telah pasti berlaku ketetapan azab terhadap orang -orangyang kafir. Dikatakan (kepada mereka): "Masukilah pintu -pintu neraka Jahannam itu,

sedang kamu kekal di dalamnya". Maka neraka Jahannam itulah seburuk -buruk 

tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri ”. Na’udzubillah.

“Surga”. Dalam bahasa Arab sering disebut sebagai “al-Jannah”  atau berarti pula

Taman. Sedang kalimat Jannah dari kata Jinan yang artinya tertutup atau tidak dapat

dilihat seperti kata Jin. Dalam hal taman ini pengertiannya adalah taman yang tertutup

 pohon yang rindang sehingga teduh dan terasa sejuk. Arti “Surga” dalam istilahagama adalah suatu tempat yang penuh keni’matan yang luar -biasa diakhirat yang di-

Page 66: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 66/255

66

Anugerahkan Alloh SWT kepada hambanya yang ta’at sebagai balasan atas ‘amalbaiknya didunia. Seperti didalam Surat as-Sajadah (32) Ayat 19 :

                                                                         Artinya : “Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal -amal saleh,

maka bagi mereka surga-surga sebagai tempat kediaman, sebagai pahala terhadap apa

yang telah mereka kerjakan”.

Adapun luas Surga digambarkan dalam Surat Ali -Imron(3) Ayat 133, sbb :

                                     Artinya : “surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang -

orang yang bertakwa”,

Keni’matan yang disediakan didalam Surga digambarkan a.l dalam Surat Muhammad

(47) Ayat 15 :

                                                                                                                                                                                                      

Artinya : “perumpamaan surga yang dijanjikan kepada orang -orang yang bertakwa

yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya,

sungai-sungai dari air susu yang tiada berubah rasanya, sungai -sungai dari khamar

(arak) yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai -sungai dari madu yang

disaring; dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah -buahan danampunan dari Tuhan mereka ”,

Gambaran keni’matan lain dalam al-Quran selain tsb diatas masih banyak,misalnya :

Surat Fathir (35) Ayat 33 :

                                                                                    Artinya : “(Bagi mereka) surga `Adn, mereka masuk ke dalamnya, di dalamnya

mereka diberi perhiasan dengan gelang -gelang dari emas, dan dengan mutiara, dan

pakaian mereka di dalamnya adalah sutera ”.

Surat az-Zukhruf (43) Ayat 71 :

                                                                                                

Artinya : “Diedarkan kepada mereka piring-piring dari emas, dan piala-piala dan di

dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang)

mata dan kamu kekal di dalamnya."

Page 67: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 67/255

67

Selain masih banyaknya keni’matan yang dianugerahkan, namun ‘Ulama Ahli hikmahmenganggap “Ni’mat yang paling tinggi adalah dapatnya memandang WajahAlloh SWT” seperti yang di-Firmankan dalam Surat al-Qiyamah (75) Ayat 22-23 :

                                   Artinya : “Wajah-wajah (orang-orang mu'min) pada hari itu berseri -seri. Kepada

Tuhannyalah mereka melihat”.

Dengan berbagai derajat keni’matan tsb, didalam al -Quran nama Surga diberi

berbagai sebutan a.l: Jannah al-Ma’wa  (Surga tempat kembali), Jannah ‘Adn  (Surga

sebagai tempat tinggal yang kekal), Da-r al-Khulu-d  (Negeri yang kekal), Da-r al-Maqo- 

mah  (Negeri yang tenang), Da-r as-Salam  (Negeri yang sejahtera), Jannah an-Na’im 

(Surga keni’matan) dlsb.

Perjalanan orang-orang yang ber-Taqwa yang masuk Surga dikisahkan dalam Surat

az-Zumar (39) Ayat 73-75, sbb :

                                                                                                                                                            

                                                                                                                                                                   

 

  

 

 

    

 

 

 

  

  

 

   

  

 

Artinya : “Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya dibawa ke dalam surga

berombong-rombongan (pula). Sehingga ap abila mereka sampai ke surga itu sedang

pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga -penjaganya:

"Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu, berbahagialah kamu! maka masukilah surga

ini, sedang kamu kekal di dalamnya".Dan mereka mengucapkan: "Segala puji bagi

Alloh yang telah memenuhi janji-Nya kepada kami dan telah (memberi) kepada kami

tempat ini sedang kami (diperkenankan) menempati tempat dalam surga di mana saja

yang kami kehendaki." Maka surga itulah sebaik -baik balasan bagi orang-orang yang

beramal. Dan kamu (Muhammad) akan melihat malaikat -malaikat berlingkar di

sekeliling `Arsy bertasbih sambil memuji Tuhannya; dan diberi pu tusan di antara

hamba-hamba Alloh dengan adil dan diucapkan: "Segala puji bagi Alloh, Tuhansemesta alam". A-min. Insya-Alloh.

24. S y a f a ‘a t

“Syafa’at” adalah bahasa Arab yang artinya “pertolongan” atau ada pula arti yang

lain yaitu hitungan yang genap (tidak ganjil ). Pertolongan yang dimaksud adalah

pertolongan yang diberikan seseorang kepada orang lain yang membutuhkannya.

Dalam al-Quran Surat an- Nisa’ (4) Ayat 85, di-Firmankan :

Page 68: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 68/255

68

                                                                                                                      

Artinya : “Barangsiapa yang memberikan syafa'at (pertolongan) yang baik, niscaya ia

akan memperoleh bahagian (pahala) dari padanya. dan barangsiapa memberi syafa'atyang buruk, niscaya ia akan memikul bahagian (d osa) dari padanya. Alloh Maha

Kuasa atas segala sesuatu”.

Menurut ‘Ulama (Ilmu Kalam), Syafa’at diartikan sebagai pertolongan yang diberikan

oleh Rosululloh SAW kepada ummatnya pada hari Qiyamat untuk mendapatkan

keringanan atau pembebasan dari hukuman Alloh SWT. Syafa ’at tersebut akan

berhasil semata-mata bila di-Ijinkan Alloh SWT. Alloh ber-Firman dalam Surat Al-

Baqoroh (2) Ayat 255, sbb :

                              Artinya : “tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Alloh tanpa izin-Nya!” DalamSurat lain di-Firmankan pula antara lain : Surat Thoha (20) Ayat 109 dan Surat az -

Zumar (39) Ayat 44, sbb :

                                                         Artinya : “Pada hari itu tidak berguna syafa'at, kecuali (syafa'at) orang yang Alloh

Maha Pemurah Telah memberi izin kepadanya, dan dia telah meridloi perkataannya”.

                                                          Artinya : “Katakanlah: "Hanya kepunyaan Alloh syafaat itu semuanya. Kepunyaan-

Nya kerajaan langit dan bumi. Kemudian kepada - Nyalah kamu dikembalikan" .Ada sementara golongan Mu'tazilah (rasional) tidak mempercayai adanya Syafa'at

seperti tsb diatas didasarkan pada Ayat 48 Surat al -Baqoroh, sbb :

                                                                                      

Artinya : "Dan jagalah dirimu dari (azab) hari (kiamat, yang pada hari itu) seseorang

tidak dapat membela orang lain, walau sedik itpun; dan (begitu pula) tidak diterima

syafa'at dan tebusan dari padanya, dan tidaklah mereka akan ditolong". Namun Ulama

umumnya berpendapat, bahwa yang tidak dapat menerima Syafa'at adalah kaum yangtidak ber-Taqwa seperti disebutkan dalam Ayat tsb. Wal lo-hu A'lam.

Menurut ‘Ulama antara lain Imam Nawawi membagi Syafa’at atas lima bentuk :

(1)  Syafa’at khusus bagi Rosululloh SAW, yaitu ad a kelapangan dihari Qiyamat dan

segera diadakan perhitungan (hisab). (2)  Syafa’at berupa masuknya suatu kaum

kedalam surga tanpa hisab. (3)  Syafa’at yang diberikan kepada mereka yang

seharusnya masuk neraka , tetapi karena syafa’at Rosululloh SAW mereka selamat . (4) Syafa’at bagi orang yang berdosa dan telah masuk neraka, tetapi karena syafa’at

Rosululloh SAW mereka dike luarkan dari neraka. (5)  Syafa’at berupa peningkatan

derajat bagi penghuni surga. Wallo-hu A’lam.

Page 69: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 69/255

69

Dari uraian tsb diatas, maka untuk dapat mengupayakan kemungkinkan mendapatkan

syafa’at dihari Qiyamat, terdapat amalan-amalan sehari-hari yang perlu secara tekun

diperbanyak antara lain : membaca sholawat untuk Nabi SAW dan membaca al-

Quran seperti Firman Alloh dalam Surart al-Ahzab (33) Ayat 56 :

                                                                                         

Artinya : “Sesungguhnya Alloh dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi .

Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlah

salam penghormatan kepadanya ” .

Dalam hadits Nabi SAW disabdakan :

: ھ ,ی    ,ی .).(

Artinya : “Didiklah anak -anakmu dalam tiga perkara : Cinta kepada Nabimu, cinta

kepada keluarga dan membaca al-Quran”. (riwayat Imam Thobaroni). : ی

)ی.(Artinya : “Setiap doa terdinding, sampai dibacakan Sholawat atas Nabi SAW ”.

(riwayat Imam Dailami dari Anas r. a). Dalam hadits lain disabdakan :

ھ :   :ی ھ  ی  ی  ی ھ  ).(.ی

Artinya : Dari Abu Umamah r. a berkata :”Aku telah mendengar Rosululloh SAW bersabda :’Bacalah al -Quran, karena ia akan datang pada hari Qiyamat sebagai

pembela (syafa’at) pada orang yang mempelajari dan mentaatinya”. (riwayat Imam

Muslim). Insya-Alloh.

Syafa’at Rosululloh SAW dapat pula diperoleh seseorang pada yang membaca do’asetelah mendengar adzan seperti dalam hadits dari Jabir r.a, yaitu Rosululloh SAW

bersabda, Barang-siapa membaca setelah mendengar adzan :

ھ  ,  ی   ھ .ی  .ھ

Artinya : “Ya Alloh Penguasa panggilan (adzan) yang sempurna dan s holat yang

didirikan, berilah Muhammad “Washilah” dan keutamaan dan bangunkan tempat

yang terpuji, yang telah Engkau janjikan ”.

Dalam lanjutan hadits tersebut Rosululloh SAW bersabda :

  ی    ھ ).ھ (.ی Artinya : “Maka ia akan memperoleh syafa ’atku nanti pada hari Qiyamat ”. (riwayat

Imam empat). Insya-Alloh.

25. T a q d i r“Taqdir”  atau “Qodar”  adalah bahasa Arab yang artinya a.l: “Ketetapan, ketentuan atauukuran”. Dalam al-Quran beberapa kali disebut a.l:

Surat al-Ya-sin (36) Ayat 38-39 :

Page 70: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 70/255

70

                                                                                                      

Artinya : “dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan

Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. Dan telah Kami tetapkan bagi bulanmanzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir)

kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua ”.

Dalam Surat al-Qomar (54) Ayat 49 di-Firmankan :

                            Artinya : “Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran ”.

Kewajiban untuk Iman kepada Taqdir. Dalam hadits yang diriwayatkan Imam

Muslim ada kissah dari Sayidina ‘Umar bin Khoththob yang berisi jawaban

Rosululloh SAW atas pertanyaan Malaikat Jibril tentang apakah al-Iman itu ? BeliauSAW menjawab :

ھ ھ ھ ھ ی ).(.:.ی 

Artinya : “Hendaklah engkau ber -Iman kepada Alloh, malaikat-Nya, kitab-kitab-

Nya, rosul-rosul-Nya, hari akhir dan ber-Iman pula pada Qodar (Taqdir) yang

baik ataupun yang buruk. Jawab Jibril : "Engkau benar". (riwayat Imam Muslim).

Dalam perjalanan nasib seseorang, maka Rosululloh SAW bersabda :

   ھ :,ھ

ھ ": ھ ی ی  ی , ی ,ی

ی ھ ,    ھی ی ی :ی ھ .ی ,ھ ,ھ ,ھ ھ

,ی    ھ ی ھ  ی ی    ی   ھ ,ی ھ ی   ی ,ی 

ھ  ھ  ی ی  ی  ی ی ھ ھ ی  ی  ی . ("ی  ).ھ

Artinya : Dari 'Abdurrahman 'Abdullah bin Mas'ud r .a , ia berkata :"Telah bersabda

kepada kami Rosululloh SAW dan beliaulah yang selalu benar dan yang juga

dibenarkan.'Sesungguhnya setiap orang diantara kamu dikumpulkan kejadiannya

didalam rahim ibunya dalam empat puluh hari berupa nutfah (air mani), kemudian

menjadi segumpal darah selama itu juga (empat puluh hari) , kemudian menjadi

segumpal daging selama itu juga, kemudian diutus malaikat kepadanya, lalu malaikat

itu meniupkan ruh padanya dan diperintahkan dengan empat kalimat : Menetapkan

rezkinya, ajalnya, celakanya dan keberuntungannya . Maka demi Alloh yang tiada

Tuhan selain Dia, sesungguhnya ada seseorang diantara kamu melakukan amalan ahli

surga dan amal itu mendekatkannya ke surga hingga kuarang satu hasta, karena takdir

yang telah ditetapkan bagi dirinya, lalu dia melakukan amalan ahli neraka sehingga ia

Page 71: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 71/255

71

masuk kedalamnya. Dan sesungguhnya ada seseorang diantara kamu melakukan

amalan ahli neraka dan amal itu mendekatkannya ke neraka hingga kurang satu hasta,

karena takdir yang telah ditetapkan bagi dirinya, lalu dia melakukan amalan ahli surga

sehingga ia masuk kedalamnya". (Mutafq 'Alaih)

Kebebasan Manusia dalam menentukan dirinya. Dalam benak pikiran manusia,

sejak adanya kehidupan baginya , maka terlintas dalam pikirannya, bahwa merekaselalu merasa memiliki suatu kehendak (keinginan) untuk mendapatkan sesuatu dan

memilih jalan mana yang ditempuh untuk mencapai nya. Namun dibalik itu dalam hal -

hal tertentu manusia harus menerima kenyataan tanpa dapat memilih, misalnya

terciptanya dirinya dengan warna kulitnya dengan kebangsaan atau suku tertentu,

siapakan kedua orang tua kandungnya dan kapan harus mati. Oleh sebab itu dalam

perkembangan ilmu terdapat tiga golongan yang mempunyai rumusan yang berbeda :

Pertama, Manusia adalah makhluq “Muyassar”  artinya apa yang akan diterima (nasib)

dirinya hakekatnya sudah ditentukan oleh yang Maha -Kuasa, sehingga manusia hanya

tinggal menerima tanpa dapat memilihnya. Faham ini yang diikuti oleh golongan yang

disebut madzhab “Jabariyah” 

Kedua, Manusia adalah makhluq “Mukhoyyar”  artinya apa yang ingin dicapainya,mereka dapat memilih menurut yang dikehendaki. Golongan ini disebut se bagai

madzbhab “Mu’tazilah” atau “Imamiyah” .

Ketiga, yang disebut golongan atau madzhab “Asy’ariyah” , yaitu manusia adalah

makhluq pelaku dari apa yang dia ingin capai, namun Alloh -lah yang menentukan

pencapaian usahanya. Yang digambarkan sebagai, seseora ng akan menjadi kenyang

perutnya bila orang tsb melakukan makan. Demikian pula seseorang akan menjadi

pandai bila orang tsb berusaha dengan belajar memiliki ilmu. Wallo -hu A’lam.

Sebagai orang yang ber-Iman tentu lebih tepat menyimak apa yang ada d alam al-

Quran a.l dalam Surat asy-Syams (91) Ayat 7-9, sbb :

                                                                           Artinya : “dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka All oh meng-

ilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya, sesungguhnya

beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sungguh merugilah orang yang

mengotorinya”.

Kemudian dalam Surat Fushshilat (41) Ayat 46, sbb :

                                                                        Artinya : “Barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh maka (pahalanya) untuk 

dirinya sendiri dan barangsiapa yang berbuat jahat maka (dosanya) atas dirinya

sendiri; dan sekali-kali tidaklah Tuhanmu menganiaya hamba-hamba (Nya)”.

Kemudian dalam Surat Ath-Thur (52) Ayat 21 :

                             Artinya : “Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya ”.

Dari Ayat-ayat dalam al-Quran tersebut diatas, maka diantara beberapa 'Ulama T afsir

memberi rumusan sbb :

(1)  Manusia wajib merasa sadar bahwa segala sesuatu yang timbul berasal dari apa

yang ada pada dirinya masing-masing..

Page 72: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 72/255

72

(2)  Manusia wajib mengakui, bahwa amalan -amalan yang dilakukannya adalah

timbul dari kemauan dan kehendak yang ada p ada dirinya. Ia marasa berhak 

melakukannya sejalan yang dikehendaki dan berhak menjalaninya sejalan apa

yang dipilihnya.

(3)  Manusia dapat sekendak hati untuk mengerjakan atau tidak mengerjakan segala

perbuatan yang baik atau buruk, benar atau salah.

(4)  Bila manusia mengerjakan perbuatan yang baik dan bermanfaat , dia berhak untuk mendapat pujian atau penghargaan yang lain.

(5)  Sebaliknya bila mengerjakan perbuatan yang berbahaya yang dapat mendatangkan

kerusakan, maka akan dapat berakibat mempeoleh celaan dan bahkan siksa.

Dengan demikian manusia sebagai makhluq Alloh dengan akal yang dimilikinya pada

hakikatnya mempunyai kebebasan dalam memilih sendiri perbuatan yang akan ia

lakukan. Untuk menentukan langkahnya sebagai makhluq didapati isyarat atau ilham

baginya apakah cenderung untuk berbuat yang baik atau berbuat fasik tergantung

tingkat kesucian hatinya untuk menangkap Isyarat dari Alloh . Alloh ber-Firman

dalam Surat Asy-Syamsu (91) Ayat 8-10, sbb :

                                                                          Artinya : "Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ke -

takwaannya (8). Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu (9),

Dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya (10) ". Wallo-hu A’lam.

Page 73: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 73/255

73

BAB. II

S Y A R I ‘ A TSyari’at atau Syari’ah dari sudut bahasa (Arab) berasal dari kata kerja Syara’a yangberarti menggambar atau menandai jalan menuju suatu sumber (mata air). Dalam

 pengertian Agama, maka Syari’at (Islam) adalah ketentua n-ketentuan yang mengikuti

tuntunan Agama (ad-Din) yang telah diridloi Alloh (al-Islam) , yang kemudian disebut

sebagai “Syari’ah Islamiyah ”, secara lebih lengkap dirumuskan sebagai “SegalaTuntunan yang diturunkan oleh Alloh SWT kepada Nabi Muhammad SAW be rbentuk 

Wahyu dalam Al-Quran dan Sunah yang diajarkan Rosululloh SAW untuk diikuti

Ummatnya”.

26. A d - D i-n“Ad-Di-n” adalah bahasa ‘Arab yang sering diartikan dalam bahasa Indonesia sebagaiAgama. Dalam bahasa ‘Arab, kalimat yang mempunyai huruf -huruf yang sama

dengan “Di-n”  yaitu “dal” , “ya” dan “nun”  seperti kalimat “Dain”  yang artinya hutang,

“Da-na, Yadi-nu”  artinya menghukum, kesemuanya menggambarkan hubungan antara

dua fihak, dimana salah satu mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dari yang lain.

Dalam hal “ad-Di-n” yang diartikan sebagai Agama ini, maka mempunyai arti adanyaTuhan (berkedudukan tinggi) yang menurunkan Agama bagi makhluq -Nya

(kedudukannya lebih rendah) yang harus menta’atinya.Kepada manusia Alloh Mensyari’atkan Agama seperti dalam Al-Quran Surat asy-

Syuro-(42) Ayat 13 di-Firmankan :

                                                                                                                                                         

                                             Artinya : “Dia telah mensyari atkan kamu tentang agama (ad-Din ) apa yang telah

diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Ka mi wahyukan kepadamu dan apa

yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama

dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang -orang musyrik 

agama yang kamu seru mereka kepadanya. Alloh menarik kepada agama itu orang

yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada agama-Nya orang yang kembali

(kepada-Nya)”.

Dari uraian tentang ad-Din tersebut diatas menurut Syed Naquib Al -Attas dapat di

rumuskan pengertian ad-Din dalam 4 hal, yaitu :

1. Keberhutangan2. Kepatuhan (orang yang berhutang kepada pemberi piutang)

3. Kekuasaan bagi yang berpiutang

4. Kecenderungan untuk bersosialisasi.

Secara singkat diterangkan, bahwa dengan adanya keberhutangan maka orang itu

harus menundukkan dirinya dalam arti menyerah pada hukum yang m engatur hutang,

dan berarti pula kepada yang berpiutang. Dalam hubungan ini akan ada kewajiban -

kewajiban (dayn), untuk itu ada aturan-aturan atau pertimbangan (daynunah)  dan ada

pula keputusan-keputusan (idanah) .

Page 74: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 74/255

74

Dengan demikian tata hubungan orang yang b erhutang dengan yang berpiutang

tersusun suatu konsep aturan yang lengkap dan tertib. Bentuk kata lain yang

berhubungan ad-Din tersebut adalah “Maddana”  yang berarti : mendirikan atau

membangun kota-kota (Mudun, Mada-in), yang dapat diartikan sebagai memba ngun

kemajuan masarakat (perkotaan), berhubungan pula dengan kata “Tamaddun”  yang

artinya peradaban dan penataan pergaulan, sosial dan budaya. Untuk itu diperlukan

seorang penguasa atau “Dayyan”.

Dalam al-Quran Surat an-Nisa (4) Ayat 125, Alloh berfirman :

                                                 Artinya : “Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas

menyerahkan dirinya kepada Alloh (Islam), sedang diapun mengerjakan kebaikan ”,

Dalam Surat Ali-Imron (3) Ayat 83 Alloh ber-Firman :

  

  

  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

  

  

  

   

   

  

  

 

   

  

 

 

 

 

   

 

  

  

 

  

  

 

 

 

 

  

      Artinya : “Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama All oh, padahal

kepada-Nya-lah berserah diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka

maupun terpaksa dan hanya kepada All ohlah mereka dikembalikan”.

Sedang agama Alloh yang mana yang harus dipeluk untuk keselamat manusia baik 

didunia ataupun diakhirat, maka Alloh SWT berfirm an dalam Surat Ali-Imron (3)

Ayat 85, sbb :

                                                                 Artinya : “Barangsiapa mencari agama (ad-Din)  selain Islam (al-Islam) , maka sekali-

kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat akan termasuk 

orang-orang yang rugi”.

Demikian kurang lebih pengertian ad-Din  yang kemudian berbentuk Syari’at yangharus ditaati dan sekaligus disosialisasikan dalam membangun peradaban manusia

dan lingkungannya secara harmonis, tidak lain semua itu semata -mata untuk ber-

‘Ibadat kepada Alloh SWT, selanjutnya secara jelas disebut dalam al -Quran yaitu “al- 

Islam” . Wallo-hu A’lam.

27. A l – I s l a m“A l –I s l a m”  berasal dari kata (bahasa Arab) : “  Aslama, yuslimu, Isla -m(an)”  yang

mempunyai beberapa arti, a.l: ketaatan dan kepatuhan (berserah diri), kedamaian / 

keamanan dan melepaskan diri dari penyakit lahir dan batin. Dari segi Istilah maka al -

Islam adalah Agama Samawi yang diturunkan oleh Alloh S WT melalui utusan-Nya

Junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang ajarannya terdapat dalam K itab Suci Al-

Quran dan Sunnah Rosul dalam bentuk perintah-perintah, larangan-larangan, dan

petunjuk-petunjuk untuk kebaikan manusia didunia dan akhirat atau sebagai tuntunan

yang berisi tuntunan dalam mengatur hubungan antara manusia dengan Alloh,

Page 75: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 75/255

75

hubungan dengan manusia lain dan hubungan dengan makhluk lain termasuk 

lingkungan sekitar manusia tersebut. Ketentuan -ketentuan tersebut tersusun dalam

 bentuk Syari’at yang dalam Al-Quran Surat asy-Syuro-(42) Ayat 13 di-Firmankan :

                                                                       

                                                                                                                               

Artinya : “Dia telah mensyari`atkan kamu tentang agama apa yang telah

diwasiat-kan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wa hyukan kepadamu dan apa

yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama

dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang -orang musyrik 

agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang

yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang

kembali (kepada-Nya)”.

Dalam Ayat tersebut sejak diturunkannya Agama (ad -Din) yang telah dibawakan oleh

 para Nabi/Rosul sebelum Rosululloh SAW, telah diajarkan Syari’at sesuai dengan

Zaman diturunkannya Syari’at tsb. Agama (ad -Din) yang di-Ridloi oleh Alloh

didalam al-Quran adalah “al-Islam” , secara jelas/tegas Alloh SWT berfirman dalam

Surat Ali-Imran (3) Ayat 19, sbb :

               Artinya : “Sesungguhnya agama (yang diridhoi) di sisi Alloh hanyalah “al-Islam” .

Dan Agama Islam (dinul-Islam) tersebut sajalah yang diperintahkan untuk dianut olehmanusia dibumi yang diciptakan -Nya, selanjutnya Alloh SWT ber -Firman dalam

surat yang sama pada Ayat (85), sbb :

                                                                 Artinya : “Barangsiapa mencari (memeluk) agama selain “ al-Islam” , maka sekali-kali

tidaklah akan diterima (agama itu) dari padanya, dan dia di akhirat termasuk orang-

orang yang rugi”.

Setiap pemeluk Agama dalam hal ini kita sebagai orang yang mengaku Muslim,

wajib melaksanakan Syari’at semata-mata karena Alloh dan disebut sebagai ‘Ibadat .

Agar ‘Ibadat dapat diterima disisi Alloh SWT dip erlukan syarat a.l: Niat , selanjutnyaamalan itu dilakukan secara Benar (sesuai tuntunan Rosululloh SAW) dan dengan hati

yang Ikhlash. Secara garis besar Pokok- pokok Syari’at (Islam) adalah yang telahdirumuskan sebagai Rukun Islam (Arkan al-Islam ) yang lima, yaitu : 1) Syahadat, 2) 

Sholat, 3) Zakat, 4) Shaum  (puasa), 5) Ibadat Haji  bagi yang mampu. Dalam Hadits

Rosululloh SAW disebut :

 :ھ:ھھ: ھ ھ ھ 

) (.ی 

Page 76: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 76/255

76

Artinya : Hadits dari Ibnu ‘Umar RA berkata : Bersabda Rasululloh SAW : didirikan“al-Islam”  (Agama Islam) atas lima : Bersaksi bahwa tidak ada Tuhan kecuali Alloh

dan sungguh Muhammad adalah utusan Alloh, mendirika n Sholat, membayar Zakat,

menunaikan Ibadah Hajji dan berpuasa dibulan Romadhon. (riwayat Imam Ahmad).

Dalam Hadits lain al-Islam diuraikan, sbb :

ھ:  ھ  ھ :ھ  :,ی   ھ ی (ھ ).ی 

Artinya : Dari Mu’adh bin Jabal r.a berkata : Bersabda Rosululloh SAW :”Tidakkahlebih baik aku beri khabar padamu, tentang pokok/ sumber segala perkara, sesuatu

tiangnya, dan ujung/puncaknya ? Aku (Mu’adh) menjawab : Baiklah ya Rosululloh,maka bersabdalah :”pokok/sumber segala perkara adalah “al-Islam” , tiangnya adalah

“ash-Sholat”  dan puncaknya adalah “al-Jihad” . (hadits hasan/shohih).

Menurut Ahli tafsir ada sebanyak delapan Ayat dalam Al -Quran yang menyebutkan

al-Islam, dari salah satu Ayat yang menunjukkan kesempurnaan Agama Islam adalahditegaskan dalam Firman-Nya yaitu dalam Surat Al-Maidah (5) Ayat 3, sbb :

                                                                        Artinya : “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agam amu, dan telah Ku-

cukupkan kepadamu ni`mat-Ku, dan telah Ku-ridhoi “al-Islam”  itu jadi agama bagimu.

Dalam Ayat ini sudah dijelaskan kesempurnaan agama tersebut, disamping telah

dijamin keni’matan bagi pemeluknya yang mendapat ke -Ridloan Alloh SWT

Sedang orang yang memeluk  “ Dinul-Islam”  disebut sebagai “ al-Muslim”  yang kalimat

 jama’nya menjadi “al-Muslimun”  atau “al-Muslimin”, istilah ini telah ada sebelum

Nabiyu-lloh Ibrahim AS yang disebutkan dalam Al -Quran Surat al-Haj (22) Ayat 78,sbb :

                                                                                                                                                                                                                                          

                                      Artinya : “Dan berjihadlah kamu pada jalan Alloh dengan jihad yang sebenar-

benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu

dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agam a orang tuamu Ibrahim. Dia (Alloh)

telah menamai kamu sekalian orang -orang muslim (al-Muslimin)  dari dahulu, dan

(begitu pula) dalam (Al Qur'an) ini, supaya Rasu l itu menjadi saksi atas dirimu dan

supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah

sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Alloh. Dia adalah

Pelindungmu, maka Dialah sebaik -baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong”.

Mudah-mudahkan kita termasuk didalamnya. Insya -Alloh.

Page 77: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 77/255

77

28. Masuk dalam Islam secara Ka-ffahDalam al-Quran Surat al-Baqoroh (2) Ayat 208, Alloh berfirman:

                                                                      

           Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara

keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah -langkah syaitan. Sesungguhnya

syaitan itu musuh yang nyata bagimu ”.

Dalam riwayat diterangkan, turunnya Ayat ini ada sebab terjadinya sahabat Nabi a.l :

Abdullah bin Salam yang semula Yahudi, dimana mereka masi h memperpegangi adat

Yahudi a.l: memuliakan hari Sabtu, pantang makan daging unta dan air susunya. Oleh

sebab itu Ayat ini memperingatkan agar dalam amalan Islam dilakukan secara

sempurna tanpa mencampurkan adat yang bukan dari ajaran Islam.

Untuk memahami kalimat dalam Ayat tersebut diatas disebutkan perintah masuk as -Silmi dengan Ka-ffah.:

 As-Silmi  mempunyai beberapa arti, a.l: Islam, ta’at, berserah diri (kepada Alloh),kedamaian atau tidak mengganggu. Ada yang mengartikan as-Silmi  dari as-Sulam  yang

berarti tangga artinya dengan Islam seseorang akan meningkat derajatnya menjadi

lebih tinggi (terhormat). Dengan demikian dalam Ayat tersebut diatas, maka seorang

yang Mukmin diwajibkan untuk sepenuh hati ta’at memenuhi keseluruhan hukumIslam dengan selalu berserah diri sepenuhnya kepada Alloh, dengan mencipta -kan

kedamaian dan tidak pernah mengganggu dalam kehidupan bermasa rakat dengan

derajat yang lebih tinggi. Perintah itu ditujukan kepada Mukminin, karena pada

hakekatnya seorang Mukmin dari waktu -kewaktu tidak selalu dalam kondisi Imanyang penuh, artinya ada-kalanya dapat kurang (lemah) atau lebih (kuat) Imannya dst.

Ka-ffah mempunyai arti :

1)  Bila ditinjau dari keberadaan keseluruhan kaum Mukminin, maka Ka-ffah 

mempunyai arti kaum Mukminin seluruhnya berusaha, sehingga tanpa kecuali atau

tidak ada yang boleh ketinggalan dalam menta’ati hukum Alloh tsb. Oleh karenany a

 perlunya da’wah, sehingga tidak terjadi adanya anggota keluarga, masarakatlingkungan dan bahkan untuk penduduk diseluruh wilayah yang tidak termasuk dalam

masarakat Muslimin.

2)  Bila ditinjau dari pelaksanaan ‘amalan, maka Ka-ffah  mempunyai arti kewajiban

menta’ati Syari’at Islam dengan sepenuhnya tanpa ada kecuali, seperti digambarkanpada keadaan keimanan kaum Yahudi yang tidak sepenuhnya, yang disebut dalam

Surat al-Baqoroh (2) Ayat 85, sbb :

                                                                                                                                           

            

Page 78: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 78/255

78

Artinya : “Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab (Taurat) dan ingkar

terhadap sebahagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian

daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat

mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Alloh tidak lengah dari apa

yang kamu perbuat”. Na’udzubillah.

Dengan pemikiran dan pemahaman demikian, maka dalam Surat al -Baqoroh Ayat 208tsb kepada setiap Mukmin diperintah untuk dapat memenuhi kewajiban masuk dalam

Islam secara Ka-ffah , yaitu berupaya agar menyimak Perintah Alloh dalam Al-Quran

yang dapat dirumuskan dalam ‘amalannya, a.l selalu :1) Dalam Islam (Fil-Islam),2) Dengan berlandaskan Islam (bil -Islam),3) Untuk kepentingan Islam (lil -Islam),4) Menuju kepada kebenaran Islam (ilal -Islam) dan 5) Selalu diatas rel Islam (‘alal-Islam).

Ayat-ayat tsb dalam Al-Quran a.l :

1. Fil-Islam Surat Asy-Syuro- (42) Ayat 13 :

                                                                                                                                                         

                                             Artinya : “Dia telah mensyari`atkan kamu tentang agama apa yang telah diw asiatkan-

Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telahKami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan

 janganlah kamu berpecah belah didalamnya (fil-Islam). Amat berat bagi orang-orang

musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Alloh menarik kepada agama itu

orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama) -Nya orang yang

kembali (kepada-Nya)”.

Surat Ash-Shoff (61) Ayat 11 :

                                                                       

                          Artinya : “(yaitu) kamu beriman kepada Alloh dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan

Alloh (fil-Islam) dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika

kamu mengetahuinya”,

2. Bil-Islam 

Surat Ali-Imran (3) Ayat 103 :

Page 79: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 79/255

79

                                                                                                                                                                 

                                                   Artinya : “Dan berpeganglah kamu semuanya dengan tali (agama) Alloh (bil-Islam),dan janganlah kamu bercerai bera i, dan ingatlah akan ni`mat Alloh kepadamu ketika

kamu dahulu (masa Jahili yah) bermusuh musuhan, maka All oh mempersatukan

hatimu, lalu menjadilah kamu karena ni`mat All oh orang-orang yang bersaudara; dan

kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Alloh menyelamatkan kamu dari

padanya. Demikianlah Alloh menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu

mendapat petunjuk ”.

Surat Ashshof (61) Ayat 9 :

                                                                                       

Artinya : “Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk  (bil-Islam) dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama -agama

meskipun orang-orang musyrik benci”.

3. Lil-Islam Surat Al-An’am (6) Ayat 125 :

                                                                                                                                  

        Artinya : “Barangsiapa yang Alloh menghendaki akan memberikan kepadanya

petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam (lil-Islam) .Dan barangsiapa yang dikehendaki All oh kesesatannya, niscaya Alloh menjadikan

dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki ke langit. Begitulah Alloh

menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman.

Surat Az-Zumar (39) Ayat 22 :

                                                                                                              

Artinya : “Maka apakah orang-orang yang dibukakan Alloh hatinya untuk 

(menerima) agama Islam (lil-Islam)  lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama

Page 80: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 80/255

80

dengan orang yang membatu hatinya)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka

yang telah membatu hatinya untuk mengingat All oh. Mereka itu dalam kesesatan

yang nyata”.

4. Ilal-Islam Surat Ash-Shof (61) Ayat 7 :

                                                                                    

Artinya : “Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada -adakan

dusta terhadap Alloh sedang dia diajak kepada agama Islam (ilal-Islam) ? Dan Alloh

tiada memberi petunjuk kepada orang -orang yang zalim.

5. ‘Alal-Islam Surat Ya-sin (36) Ayat 3-4 :

                                    Artinya : sesungguhnya kamu salah seorang dari rasul -rasul, (yang berada) di atas

 jalan yang lurus (‘alal-Islam) , A-min.

29. ‘I b a d a h“’Ibadah”  dari bahasa ‘Arab : "‘ Abada…, Ya’budu, ‘Iba -datan, ‘Ubu-diyyatan” , artinya

“beribadat, menyembah, mengabdi kepada…”. Menurut ‘Ulama Ahli Tauhid,maka Istilah “Ibadah”  diartikan sebagai Menyembah dan meng -Esakan Alloh dengan

sungguh-sungguh serta menundukkan diri, setunduk-tunduknya kepada-Nya, seperti

di-Firmankan Alloh dalam Al-Quran Surat An- Nisa’ (4) Ayat 36, sbb :

                                                                                                                                                                

                                               Artinya : “Sembahlah Alloh dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan

sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu -bapa, karib-kerabat, anak-anak 

yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman

sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Alloh tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri”,

Secara Hakiki setiap manusia bahkan juga jin diwajibkan oleh Alloh SWT untuk ber -

Ibadat kepada-Nya seperti dalam Al-Quran Surat adz-Dza-ria-t (51) Ayat 56 di-

Firmankan, sbb :

                                  Artinya : “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka

ber-Ibadat (menyembah) kepada-Ku”.

Page 81: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 81/255

81

Dengan demikian manusia bahkan juga jin, tidak dapat mengabaikan kewajiban

tersebut dan selanjutnya dalam Surat al -Bayyinah (98) Ayat 5, Alloh ber-Firman sbb :

                                                                                  

   

 

  

 

 

  

 

  

 

Artinya : “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Alloh dengan

memurnikan keta`atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan

supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah

agama yang lurus”.

Secara garis besar ‘Ibadah ada dua macam, yaitu :

Pertama , I badah Khosshoh (Khusus) yaitu, ‘Ibadah yang disebut pula dengan istilah‘Ibadah Makhdhoh  (ketentuannya sudah pasti) berupa ‘Ibadah yang ketentuan sertaamalan pelaksanaannya sudah dimuat dalam Nas (Firman Alloh dan/atau Sabda

Rosululloh), seperti antara la in : Sholat, Puasa, Zakat dan Haji.‘Ibadah yang termasuk didalamnya adalah ‘Ibadah seperti dalam Qo’idah (Pedoman)ilmu Fiqh dirumuskan, sbb :

یArtinya : Yang menjadi dasar dalam ‘Ibadah (Makhdhoh) ialah tunggu perintah(Rosululloh) dan mengikuti (perbuatan Rosululloh). 'Ulama Fiqh merumuskan Ibadah

antara lain sebagai :

ھ    ھ ی ھ , ::

ھ  ی ,    ی ی

 .Artinya : Ibadah adalah mendekatkan diri kepada Alloh SWT dengan mengikuti

segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan -Nya, dan mengerjakan apa yang

diizinkan oleh syari'at agama. Ibadah demikian dibagi menjadi dua bagian, yaitu :

yang umum dan yang khusus. Adapun Ibadah yang umum adalah semua pekerjaan

yang diizinkan oleh syari'at, sedang Ibadah yang khusus adalah apa yang telah

ditentukan oleh syari'at tentang rincian cara amalannya, waktu dan rincian lain sesuai

tuntunan syari'at.

Dalam suatu Hadits disabdakan :

ھ  ی ھ )(.ی Artinya : “Barang siapa mengerjakan suatu ‘amal yang tidak ada (contoh) pada kami(Rosululloh SAW) maka ia tertolak”. (riwayat Imam Muslim).

Kedua, ‘Ibadah ‘Ammah (bersif at umum), yang disebut pula dengan istilah Ghoiru 

Makhdhoh  (tidak secara pasti/terinci) dengan ketentuan serta amalan pelaksanaannya

bersifat umum, antara lain : makan, minum, mencari nafkah, bergaul dengan sopan

dsb. Dalam ‘Ibadah ini dapat secara umum di sebut sebagai segala perbuatan baik 

(‘amal sholeh) yang ditujukan untuk mendapatkan ridlo Alloh SWT, pengertian‘Ibadah tsb dalam Surat an -Nahl (16) Ayat 97 di-Firmankan, sbb :

Page 82: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 82/255

82

                                                                                                                

Artinya : “Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki -laki maupun

perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikankepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada

mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan ”.

Selanjutnya dalam Surat al -Baqoroh (2) Ayat 21, Alloh ber-Firman, sbb :

                                                                       Artinya : “Hai manusia, sembahlah Tuhanmu Yang telah menciptakanmu dan orang -

orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa.

Dari segi bentuk dan pelaksanaannya dapat pula ‘Ibadat dibagi menjadi lima

macam, a.l sbb : :1)  ‘Ibadah dalam bentuk perkataan dan lisan (ucapan), seperti Dzikir, Do’a, Tahmid

(memuji), Tasbih (mensucikan) dan membaca Al -Quran.

2)  ’Ibadah yang berbentuk Perbuatan yang telah ditentukan tatacaranya menurut Al -

Quran dan Hadits (Ibadah Makhdhoh), seperti Sholat, Puasa, Zakat dan Haji.

3)  ’Ibadah yang berbentuk Perbuatan yang dilakukn secara lebih bebas (GhoiruMakhdzoh) seperti mencari nafkah, membantu dan menolong orang yang sedang

memerlukan, dsb.

4)  ‘Ibadah yang berbentuk Menahan diri untuk tidak berbuat sesuatu, misalnya

Puasa (tidak makan dan minum), I’tikaf dan Ihrom.5)  Bersedia Menggugurkan hak pribadi, misalnya memaafkan kesalahan orang,

membebaskan dari mengembalikan hutang orang kepadanya. Wallo -hu A’lam.

30. N i a tSeseorang yang ber-Ibadat, agar syah menurut Syara’ dan diterima disisi Alloh SWTadalah wajib adanya “N i a t” untuk melakukan Ibadat tsb. Sementara ‘Ulamamemandang Niat sebagai syarat sementara ‘Ulama lain memandang sebagai rukun.Tapi mereka sepakat mutlak adanya Niat dalam melaksanakan Ibadat.

Kalimat “Niat”  berasal dari bahasa Arab “an-Niyyah”  artinya ber-Maksud atau “al-Qoshdu” atau sengaja. Menurut al -Muhasibi, Niat dirumuskan sebagai : “Keinginanseseorang untuk mengerjakan sesuatu (dalam hal ber -Ibadat) dikarenakanmengikuti perintah Alloh SWT” . Sedang Imam Syafi’i lebih menjelaskan bahwakeinginan mengerjakan (Niat) menjadi Syah bila diikuti dengan melaksanakanyang di-Niatkan. Dengan demikian Niat adalah Syarat/Rukun pertama yang harus

dilakukan sebelum dilaksanakannya ‘amalan (Ibadah). Rosululloh SAW bersabdamenurut riwayat Bukhori/Muslim :

ھ : ی ھ :ی ی    ی

ھ  ھھ ھ ھ ھ  ھ ھ ھ  ی ھ    ھ ھ  ی ی  ی  , )ی ھ (.ی

Page 83: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 83/255

83

Artinya : Dari Umar ibnu Khottob r.a berkata : Saya mendengar Rosululloh SAW

 bersabda : “Wahai manusia sesungguhnya segala amal perbuatan (‘Ibadah) itu(sahnya) harus dengan Niat. Dan bagi setiap orang hanyalah apa yang diniatkan.

Barang siapa yang hijrahnya kepada Alloh dan Rosulnya maka (imbalan) hijrahnya

kepada Alloh dan Rosulnya, dan barang siapa hijrahnya kepada dunia yang ia akan

memperolehnya atau wanita yang ia akan mengawininya, maka hijrahnya itu menurut

apa yang ia hijrahi”. (riwayat Imam Bukhori dan Muslim).Karena Niat adalah ‘amalan yang dikerjakan sejak sebelum yang lain, maka nilai dariNiat kadang-kadang dapat menjadi lebih utama dari ‘amalan pokoknya sendiri, dandapat menjadi lebih utama dari amalan yang tidak disertai suatu Niat. Rosululloh

SAW dalam Sabdanya :

ھ    ی ی Artinya : “Niat seorang Mukmin lebih baik dari ‘amalannya ”, (riwayat Ath-Thabroni

dari Sahal bin Sa’ad).

Menjadi lebih baiknya niat adalah mana -kala dibandingkan dengan beramal yang

dilakukan tanpa niat. Niat yang mempunyai nilai demikian terutama untuk Niatseseorang untuk berbuat kebajikan, yang dalam Sabda Rosululloh SAW, sbb :

ھ ھ    )ھی (.ی Artinya : “Barang siapa bercita-cita (berniat) untuk mengerjakan kebaikan dan belum

dikerjakannya, niscaya telah dituliskan kebaikan itu baginya ”.

Sebaliknya dalam Atsar lain disebutkan niat buruk belum akan ditulis keburukannya

sebelum dikerjakan. Alloh ber-Firman dalam Surat al-Qoshosh (28) Ayat 84 :

                                                                             

                        Artinya : "Barangsiapa yang datang dengan niat (membawa) kebaikan, m aka

baginya (pahala) yang lebih baik daripada kebaikannya itu; dan barangsiapa yang

datang dengan niat (membawa) kejahatan, m aka tidaklah diberi pembalasan kepada

orang-orang yang telah mengerjakan kejahatan itu, melainkan (seimbang) dengan apa

yang dahulu (telah) mereka kerjakan".

Hanya ada suatu niat dapat dibenarkan sewaktu ‘amalan sudah mulai dilakukan yaituniat puasa sunah, itupun dianjurkan agar niat sudah dilakukan sebelum ‘amalan‘Ibadatnya. Selain Niat, maka dalam ‘Ibadah, seseorang wajib mengikuti tuntunan

sesuai dengan Syari’at yang telah diajarkan, dengan tata cara yang tertib (urut) dandengan hati yang Ikhlash (murni semata-mata karena Alloh).

Dalam Surat Al-Bayyinah (98) Ayat 5, Alloh ber-Firman :

                                                                                                 

Page 84: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 84/255

84

Artinya : “Padahal mereka tidak disuruh kec uali supaya menyembah Alloh dengan

memurnikan keta`atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan

supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah

agama yang lurus”.

Letak Niat didalam hati. Dalam mengerjakan Niat, maka perbuatan tersebut

hakikatnya ada didalam hati. Karena apa yang didalam hati itulah hakikat yang dibacaAlloh SWT, seperti dalam Sabda Rosululloh SAW (menurut Riwayat Muslim dari

Abu Hurairah), sbb :

 ھ ی,ی Artinya : “Sesungguhnya Alloh SWT tidak melihat kepada tubuh dan bentuk kamu,

melainkan Dia melihat pada hati kamu.”

Adapun perluanya amalan itu harus Ikhlash seperti pada Ayat tersebut diatas,

Rosululloh SAW bersabda (Riwayat Nasai dari Abu Umamah), sbb :

  ھ ھ ھ,ی ھ Artinya : “Sesungguhnya Alloh tidak menerima amalan kecuali yang murni, yangdilakukan semata-mata karena Alloh”.

Adapun bagi yang melakukan Niat disertai ucapan dengan lisan, maka hakikatnya

adalah untuk lebih menguatkan apa yang didalam hati, sedang contoh dari R osululloh

SAW tentang Niat yang diucapkan, a.l ketika Beliau menyembelih hewan dengan

suatu bacaan, dimana bacaan itu lebih merupakan do’a sebelum melakukannya.

Hikmah atau kegunaan disyari’atkannya Niat a.l ialah :

1)  Untuk membedakan antara Ibadah yang secara Khusus disyari’atkannya(Makhdhoh) dan Ibadat yang tidak khusus (Ghoiru Makhdhoh) atau bukan

‘Ibadah tetapi perbuatan lain yang hanya bersifat kebiasaan, misalnya antara

mencegah makan karena (niat) puasa dengan mencegah makan sekedar karenamenjaga kesehatan...

2)  Untuk membedakan antara Ibadah Makhdhoh satu dengan Makhdhoh yang lain,

misalnya antara Sholat wajib dengan Sholat sunnah.

3)  Untuk membedakan apakah suatu perbuatan itu karena Alloh ataukah karena

yang lain, misalnya mengeluarkan harta untu k Shodaqoh (karena Alloh) atau

adanya adat kebiasaan masarakat mengadakan gotong -royong (yang tidak 

ma’shiat).

Dalam memberikan bantuan kepada seseorang dapat terjadi adanya satu amalan

namun dapat terkandung dua niat, misalnya memberikan Shodaqoh kepad a kerabat

dekat, maka dalam hal ini selain memberi Shodaqoh untuk yang memerlukannya, jugaberarti pula mempererat Silaturrahmi sebagai kerabat yang diajarkan pula dalam

Syariat Islam. Kedua-duanya karena Alloh.

Niat seorang Muslim dalam hidup bermasaraka t. Selain dalam ber-’Ibadat sehari-hari baik itu Sholat, Puasa atau ‘Ibadah yang lain, maka ada beberapa Niat yang wajibdimiliki oleh seorang Muslim dalam menunaikan suatu ‘amalan kemasyarakatan.Dalam hidup bermasyarakat, maka untuk dapat menegakkan Sya ri’at Islam danmembangun masyarakat Muslim, diwajibkan bagi setiap Muslim memiliki “Niat”dalam hati yang kemudian ditindak lanjuti dengan upaya yang merupakan amalan

Page 85: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 85/255

85

‘Ibadah, yaitu a.l : Niat menghidupkan Ilmu, Niat untuk meng’amalkan PerintahAlloh dan Tajdid, Niat untuk Memelihara Sunnah Rosululloh SAW dengan Menjauhi

Bid’ah, dan Niat menghidupkan Sunnah Rosul SAW.

1) Niat untuk menghidupkan Ilmu . Kaum Muslimin pastilah kaum yang memiliki

ilmu, karena agar dapat ber’ibadah tentulah wajib memiliki ‘il mu bagaimana

 ber’ibadat tsb. Derajat keilmuan merupakan indikasi dari ketinggian derajat Muslimtersebut. Dalam Surat al- Mujadalah (58) Ayat 11, Alloh ber-Firman :

                                                                                 Artinya : “niscaya Alloh akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu

dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Alloh Maha

Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Sedangkan terhadap Kitab Suci kecermatan

dalam memahaminya adalah merupakan upaya yang wajib dikerjakan ”.

Dalam Surat Ali Imron (3) Ayat 79 Alloh ber -Firman :

                                                                 Artinya : “Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu

mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya ”. Kesadaran yang

harus dimiliki setiap Muslim adalah berusaha selalu menambah ilmu dan bagi yang

dapat dinilai sebagai memiliki ilmu wajib mengajar kan kepada yang lain.

Dalam sabda Rosululloh SAW sbb :

ی ھ :ی  :ی ی ھ ھ ).(.ی ھ 

Artinya : Dari Abu Hurairoh r.a berkata :"Saya mendengar dari Rosululloh SAW

 bersabda :”Ingatlah! Sesungguhnya dunia itu dilaknati, dilaknati pula apa yangdidalamnya; kecuali dzikir/ingat kepada Alloh, hal yang mendekat kepada -Nya, orang

‘Alim dan dan orang yang belajar (ilmu)”. (riwayat Imam Tirmidzi).

Sabda Rosululloh SAW berikutnya :

ی :ھ: ھ    ی ھ   ی ).ھی (.ی

Artinya : Dari Abu Umamah r.a berkata : Rosululloh SAW bersabda :”Akan terjadiadanya fitnah, seseorang yang sewaktu pagi menjadi Mukmin kemudian diwaktu sore

menjadi kafir, kecuali orang yang Alloh menghidupkan dia dengan ilmu”. (riwayat

Imam Baihaqi).

Dalam sabda lain :

: ی   ھ ھ :ی  ھ

ی:ی  ی ھ  ی ).(.ی 

Artinya : Dari ‘Iyadl bin Himar Al -Muja-syi’i r.a berkata, “sungguh RosulullohSAW bersabda pada suatu hari dalam khutbahnya :”Ingat! Sungguh Tuhanku

Page 86: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 86/255

86

Memerintahkan kepadaku supaya aku mengajarkan kepada kalian sesuatu yang kalian

tidak tahu dari sesuatu yang telah Dia ajarkan kepadaku pada hari ini, serta (Alloh

ber-Firman) Aku turunkan kepada kamu suatu kitab, yang air tidak dapat

membasuhnya, engkau bacakan kepada orang dalam keadaan tidur dan dalam keadaan

bangun. (riwayat Imam Muslim).

2) Niat Mengamalkan Perintah Alloh dan mengadakan Tajdid dalam Agama.Dalam Surat Asy-Syuro (42) Ayat 13 Alloh ber-Firman :

                                                                                                                                                         

                                             Artinya : “Dia telah mensyari`atkan kamu tentang agama apa yang telah

diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa

yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama

dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang -orang musyrik 

agama yang kamu seru mereka kepadanya. Alloh menarik kepada agama itu orang

yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama) -Nya orang yang

kembali (kepada-Nya)”.

Dalam Hadits, Rosululloh SAW bersabda :

ی ی :ی  ھ

.).(Artinya : Dari Khudzaifah bin al-Yamani r.a : “Rosululloh menceritakan kepadakami, bahwa amanat turun dari langit kelubuk hati orang dan al -Quran turun, maka

mereka membaca al-Quran dan mereka tahu (mempelajari dari) Sunnah ”. (riwayat

Imam Bukhori).

Dalam Hadits lain Rosululloh SAW bersabda :

ھ ھ:ی    ی ھ ھ    ھ ی   .) (.ی

Artinya : Dari Abu Huroiroh r.a dari Rosululloh SAW, bersabda :”Sungguh AllohMengutus/Membangkitkan untuk ummatku ini, pada awal setiap seratus tahun,

seorang untuk memperbaharui agama buat ummatku (mujaddid)”. (riwayat Imam AbuDawud).

3) Niat Memelihara Sunnah Rosul SAW dengan menjauhi Bid’ah. Sabda

Rosululloh SAW:

ھ ی  ی:ی  ی ھ ی  ھ:ی  ی 

ھ  ).(.ی 

Page 87: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 87/255

87

Artinya : Dari Hudzaifah bin Al-Yamani r.a, bahwa Rosululloh SAW bersabda :

”Akan datang suatu zaman kepada kalian, yang pada zaman itu tiada sesuatu yang

lebih mulia dari tiga perkara : dirham (uang) yang halal, saudara yang akrab, dan

sunnah yang di’amalkan”. (riwayat Imam Ath -Tobaroni).

Dalam hadits lain :

ی :ھ:ھ ھ ھ (.ی ھ :). ھ   ی

ھ .

Artinya : Dari Jabir bin Abdulloh r.a berkata : Rosululloh SAW bersabda :”Sungguhaku meninggalkan kepadamu sesuatu yang jika berpegang teguh kepadanya, kalian

tidak akan sesat selamanya, yaitu Kitab Alloh dan kalian ditanya dari aku (Nabi)”.(riwayat Imam Muslim).

Dalam Sunan Imam Nasa’i : bahwa sebenar -benarnya hadits adalah Kitab Alloh dansebaik-baik petunjuk, petunjuk Muhammad SAW, sedang sejelek -jelek perkara adalah

perkara yang baru (diada-adakan) dan perkara yang baru tsb adalah bid’ah, setiap bid’ah adalah sesat dan segala kesesatan itu dineraka.

4) Niat menghidupkan Sunnah Rosululloh SAW. Dalam sabdanya :

:ھ:  ی ی  ,.: ی 

ی )..(

Artinya : Dari Anas bin Malik r.a berkata : Rosululloh SAW bersabda :”Wahaianakku, jika kau dapat berpagi-pagi dan bersore-sore tidak ada dalam hatimu menipu

bagi seseorang, kerjakanlah. Kemudian Nabi bersabda kepadaku : Wahai anakku

itulah sebagian dari sunnahku, barang siapa menghidupkan sunnahku itulah orang

yang cinta kepadaku, dan barang siapa yang mencintai aku, maka dia akan bersamaku

disurga”. (riwayat Imam Tirmidzi).Insya -Alloh.

31. Syaha-datain(Dua Kalimah Syahadat)

“Syaha-dat”  adalah dari bahasa Arab “Syahida, Yasyhadu, Syuhu -dan, Syaha-datan”  yang

Artinya “Kesaksian, kehadiran”. Atau dal am Agama berarti pula suatu Ikrar yang bagiseorang Muslim wajib diucapkan, yang tersusun dari Dua Kalimat Syahadat (Syaha -

datain) yang lengkapnya berbunyi :

ھ ھ ھ  ھ ھ Artinya : “aku bersaksi sesungguhnya tiada Tuhan melainkan Alloh dan aku bersaksisesungguhnya Muhammad adalah Rosululloh”.

Dua Kalimah Syahadat adalah Rukun Islam yang pertama dari kelima Rukunnya

seperti yang disabdakan Rosululloh SAW, sbb :

Page 88: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 88/255

88

 :ھ:ھ  ھ: ھ ھ ھ 

) (.ی Artinya : Hadits dari Ibnu ‘Umar RA berkata : Bersabda Rasululloh SAW : didirikan“al-Islam”  (Agama Islam) atas lima : Bersaksi bahwa tidak ada Tuhan kecuali Alloh

dan sungguh Muhammad adalah utusan Alloh, mendirikan Sholat, membayar Zakat,menunaikan Ibadah Hajji dan berpuasa dibulan Romadhon. (riwayat Imam Ahmad).

Dua kalimah Syahadat tersebut adalah suatu pengakuan yang menandakan bagi yang

melakukan ikrar adalah orang yang ber-Islam atau seorang Muslim, sedang bagi orang

yang tidak pernah berikrar (tidak ber -Syahadat) adalah orang Kafir (kufur).

Dari sabda Rosululloh SAW tersebut, maka dua kalimah Syahadat yang dimaksud

adalah Syahadat atas ke-Esaan Alloh atau disebut “Syahadat Tauhid” dan Syahadat

ke-Rosulan Mahammad SAW atau disebut sebagai “Syahadat Rosul”.

Syahadat Tauhid, ھ“ ھ ھ  ” Syahadat ini merupakan ikrar yang

wajib dilaksanakan seorang Muslim atas ke -Esaan Alloh SWT, Alloh ber-Firmandalam Surat Ali-Imran (3) Ayat 18, sbb :

                                                                                       

Artinya : “Alloh menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan (yang berhak disembah)

melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang -orang yang

berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan (yang berhak 

disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana ”.

Dalam Syahadat ھ ھ yang merupakan Ikrar atas ke-Esaan Alloh, selain

mengandung arti Tidak ada Tuhan selain Alloh, maka menurut para ‘Ulamaterkandung pula kalimat :

ھ ھArtinya : tiada yang berhak untuk disembah kecuali Alloh dan tiada yang maujud/ 

benar keberadaannya melainkan Alloh.

ھ ھ merupakan Ikrar untuk mengajarkan, bahwa ke -Esaan Alloh itu

adalah dari segi “Zat-Nya”, “Sifat-Nya” dan “Perbuatan-Nya”.

Ke-Esaan Alloh dari segi Zat-Nya berarti : Tidak ada Wujud Zat Tuhan lain yang sebenarnya selain Alloh SWT. Yang

selanjutnya dalam al-Quran Alloh ber-Firman :

Surat al-Ikhlash (112) Ayat 1 :

             Artinya : “Katakanlah (wahai Muhammad) "Dia-lah Alloh, Yang Maha Esa”,

Kemudian dalam Surat al-Baqoroh (2) Ayat 163 di -Firmankan :

Page 89: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 89/255

89

                                           Artinya : “Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang

berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang ”.

Zat Tuhan yang Tunggal tidak serupa dengan zat makhluq yang tersusun dari

berbagai unsur, sedangkan Alloh tidak serupa dan tidak ada bandingan -Nya.

Dalam al-Quran di-Firmankan Surat asy-Syuro (42) Ayat 11 :

                                          Artinya : “Dia Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia -lah Yang

Maha Mendengar lagi Maha Melihat ”.

Ke-Esaan Alloh dari segi Sifat-Nya berarti :Alloh mempunyai sifat yang tidak 

sama dengan makhluq, dapat dicontohkan a.l tentang Kekuasaan (al -Qudroh), maka

bagi Alloh sifat-Nya mutlak (tidak terbatas) sedang manusia sangat tertbatas.

Ke-Esaan Alloh dari segi Perbuatan-Nya berarti : hanya Alloh yang mencipta

segala sesuatu yang adaDalam al-Quran Alloh ber-Firman Surat al-Fatihah (1) Ayat 5 :

                       Artinya : “Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah

kami mohon pertolongan”.

ھ Kesaksian ini berarti hanya Alloh SWT-lah yang wajib disembah.

ھ Kesaksian ini umumnya ditemukan dalam pelajaran Tashouf yang

mengartikan Wujud yang sebenarnya (Haqiqi) adalah Wuju d Alloh SWT sedang yang

lain wujudnya tergantung dari Wujud Alloh. Hal tersebut juga diuraikan dalammembahas tauhid.

Syahadat Rosul. Kesaksian bahwa Muhammad SAW adalah Rosul Alloh.

ھ ھ Artinya : Aku bersaksi bahwa Muhammad Utusan Alloh

Hal ini berarti setiap Muslim wajib bersaksi (ber -Iman) bahwa Muhammad SAW

adalah Rosul-Alloh. Dalam Firman Alloh Surat Ali -Imron (3) Ayat 144 :

ھ ,Artinya : “Muhammad itu tidak lain adalah semata-mata seorang rasul, sungguh telah

berlalu sebelumnya beberapa orang rasul ”.

Pengakuan terhadap ke-Rosulan Muhammad SAW mempunyai konsekwensi, bahwa

seorang Muslim dituntut untuk :

1)  Mengakui dan mengikuti risalah atau ajaran yang dibawanya, seperti di -

Firmankan Alloh dalam Surat al -Hasyr (59) Ayat 7, sbb :

                                                                            

Page 90: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 90/255

90

Artinya ; “Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang

dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah ; dan bertakwalah kepada Alloh. Sesungguh-

nya Alloh sangat keras hukuman-Nya”.

2)  Mengakui bahwa ajaran yang dibawanya telah sempurna, universal, sesuai

untuk segala generasi dan abadi sepanjang masa. Dalam al -Quran di-

Firmankan Surat Maidah (5) Ayat 3 sbb :

                                                                        Artinya : “Pada hari ini telah Kusempurnakan u ntuk kamu agamamu, dan telah Ku-

cukupkan kepadamu ni`mat-Ku, dan telah Ku-ridloi Islam itu jadi agama bagimu ”.

3)  Mengakui bahwa ia adalah Rosul terakhir, penutup segala Nabi. Di -Firmankan

dalam al-Quran Surat al-Ahzab (33) Ayat 40, sbb :

                                                                                     

Artinya : “Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki -laki di antarakamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup n abi-nabi. Dan adalah Allah Maha

Mengetahui segala sesuatu”.

4)  Mengakui bahwa ia diutus untuk seluruh Ummat dan menjadi Rahmat bagi

seluruh alam. Firman Alloh dalam Surat Saba’ (34) Ayat 28 dan Surat al -

Ambiya’ (21) Ayat 107, sbb :

                                                                Artinya : “Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia

seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi

kebanyakan manusia tiada mengetahui”.

                                 Artinya : “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat

bagi semesta alam”. A-min.

32. At-Thoharoh“At-Thoharoh”  adalah bahasa ‘Arab yang artinya “bersu ci” berasal dari kata “tho-hirun” 

artinya suci; merupakan salah satu syarat agar shah, mana -kala seseorang melakukan

sholat atau ‘ibadah lain semisal Thowaf  , yang mensyaratkan suci badannya. Suci yang

dimaksud disini adalah “suci dari Najis  dan suci dari Hadats ”, amalannya adalahmembasuh/mencuci dengan air yang suci dengan cara wudlu atau mandi sesuai yang

diajarkan Rosululloh SAW. Dalam al -Quran Surat al-Maidah (5) Ayat 6 :

                                                                                                                                                      

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat,

maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu

Page 91: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 91/255

91

dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka

mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang

air (kakus) atau menyentuh perempuan ”,

Adapun yang dimaksud: 1) “Suci dari “Najis” .Dalam kitab Fiqh sudah diuraikan tentang adanya Najis (Suatu yang Kotor) yang

mungkin dapat ditemui pada tempat-tempat ibadat, bejana-bejana, pakaian dan padadiri manusia sendiri. Najis dibagi dalam tiga kategori :

a) Najis   yang ringan (Najis Mukhoffafah ) seperti dicontohkan dengan Najisnya air

kencing bayi laki-laki yang masih menyusu (belum makan makanan padat), yang

dalam pensuciannya cukup dipercik -percik air saja.

b) Najis   yang sedang ( Najis Mutawashshithoh ), yaitu Najis atau sesuatu yang

umumnya kita anggap kotor seperti air kencing, kotoran, darah dsb, yang baru

dapat suci bila telah dibasuh (dicuci) dengan air secara sempurna.

c) Najis   yang berat (Najis Mugholladhoh ), dicontohkan sebagai jilatan anjing, yang

baru suci bila telah dibasuh (dicuci) dengan air tujuh kali dimana salah satunya

dengan menggosoknya dengan pasir.

2) “Suci dari Hadats”. Pengertian “Hadats” bersifat abstrak artinya kondisi tidak sucikarena seseorang melakukan/menanggung hal -hal yang mendatangkan hadats tsb,

sekalipun orang ybs sudah bersih dari barang yang kotor menurut ukuran adat. Hadats

mempunyai dua kategori yaitu : Hadats kecil dan Hadats besar.

a) Hadats kecil    adalah hadats yang dikarenan seseorang mengeluarkan kotoran dari

kubul dan dubur : baik padat, cair ataupun gas. Untuk mensucikan wajib

berwudlu.

b) Hadats besar  adalah hadats yang baru dapat disucikan dengan mandi besar

(sempurna), dikarenakan seseorang dalam empat keadaan :

i) Janabat (keluar sperma atau berkumpul suami/isteri) ,

ii) Haid  (datang bulan),iii) Nifas (keluar darah sehabis melahirkan) dan

iv) memandikan jenazah  (pendapat sebagian 'Ulama)

33. A s h - S h o l a h

“Ash-Sholah”  adalah dari bahasa ‘Arab “Sholla-, Yusholli, Shola-tan”  sama dengan bahasa

‘Arab “da’a-“  artinya “berdo’a atau sembahyang” . Secara istilah Sholat diartikan

sebagai “‘Ibadat yang terdiri dari ucapan -ucapan dan perbuatan-perbuatan tertentu

dengan syarat-syarat dan rukun tertentu pula, yang dimulai dengan Takbirotul Ihrom 

(ucapan “  Allo-hu Akbar” ) dan diakhiri dengan salam (ucapan “  Assala-mu’alaikum 

warohmatulloh” ). Diantara Sholat yang wajib ditegakkan oleh setiap Muslim yang

mukallaf (dewasa dan sehat akal) adalah Sholat Fardlu atau Sholat Wajib (Lima

waktu). Karena dengan menegakkan Sholat i nilah yang membedakan seseorang

Muslim dengan orang yang kufur. Rosululloh SAW bersabda :

ی  (ی )ھ 

Artinya : “Batas antara seseorang Muslim dengan kekafiran adalah Sholat”. (riwayat

dari Imam Ahmad, Muslim Abu Dawud, Turmudzi dan Ibnu Majah).

Page 92: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 92/255

92

Ash-Sholah diartikan pula sebagai “Do’a” untuk mendapatkan kebaikan dari AllohSWT atau ucapan “Sholawat” bagi Nabi kita Muhammad SAW.

Sholat-Wajib sebagai ‘Ibadat yang wajib yang dalam Hukum termasuk  “Fardlu ‘Ain” 

artinya wajib dijalankan setiap orang Mukallaf (pria dan wanita) dan tidak boleh

ditinggalkan dalam keadaan apapun serta tidak dapat digantikan dengan ‘Ibadat yang

lain. Dalam al-Quran banyak Ayat yang di-Firmankan a.l:Surat al-Baqoroh (2) Ayat 43 dan 110 :

                                                         

                                                                                               

Artinya : “Dan dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat dan ruku`lah beserta orang -orang

yang ruku (Ayat 43). Dan dirikanlah sholat dan tunaikanlah zakat. Dan kebaikan apa

saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tent u kamu akan mendapat pahalanya pada sisiAlloh. Sesungguhnya Alloh Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan (Ayat 110)”.

Dalam kedua Ayat tesebut diatas Sholat dan Zakat terkait secara berurutan, karena

pentingnya kedua Rukun Islam itu, dan Ahli tafsir yan g menghitung jumlah Ayat

yang demikian dalam Al-Quran terdapat 26 Ayat. Keutamaan Sholat juga disabdakan

Rosululloh dalam Hadits lain, sbb :

ھ ی  ھ  ی   ,ی  ,,ھ ھ )(.ھ

Artinya : “Yang mula-mula dihisab (dihitung) dari seorang hamba padahri Qiyamat

adalah Sholatnya, maka jika Sholatnya diterima, akan diterimalah seluruh ‘amalnya,tetapi jika Sholatnya ditolak, akan ditolaklah seluruh ‘amalnya ”. (riwayat Tlobaroni)

Di-Firmankan pula oleh Alloh adalah mencegah perbua tan keji dan munkar, dalam

Surat al-‘Ankabut (29) Ayat 45 :

                                         Artinya : “Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar ”.

Waktu Sholat Fardlu atau Sholat wajib ditetapkan sesuai Perintah Alloh SWT dalam

Firman- Nya Surat Nisa’ (4) Ayat 103, sbb :

                                                Artinya : “Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas

orang-orang yang beriman”. Kemudian lebih terinci di-Firman Alloh SWT dalam

Surat al-Isro’ (17) Ayat 78, sbb :

                                                                             

Page 93: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 93/255

93

Artinya : “Dirikanlah sholat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam

dan (dirikanlah pula shalat) subuh (fajar). Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan

(oleh malaikat)”. Dengan Firman Alloh tsb diatas, maka dengan bimbingan Malaikat

Jibril dicontohkan Sholat lima waktu seperti dalam sabda Rosululloh SAW, sbb :

ھ ھ :ی  ھ ھ ی ھ ھ ھ  ی ھ  ی ھ  ی   ی ی  ی

ھی ھ ی Artinya : Diriwayatkan dari pada Abi Mas'ud r.a katanya: “Aku mendengar

Rasululloh SAW bersabda: Jibril telah turun sholat dengan mengimami aku. Lalu aku

sholat bersamanya. Baginda menghitung dengan jari bag inda semuanya sebanyak 

lima kali sholat”. Yang dimaksud Sholat lima-waktu tsb adalah seperti yang

diamalkan Kaum Muslimin sampai sekarang, yaitu : Shubuh, Dhuhur, ‘Ashar,Maghrib dan ‘Isyak.

Kepada orang yang dapat menepati waktu Sholat wajib seperti yang dicontohkan

Rosululloh SAW, maka beliau bersabda :

  ھ  ی    ھ ھ  ھ  ھ  ی  ھ  ھ ).(.ھ

Artinya : “Barang siapa yang mendirikan Sholat tepat waktunya dan menyempurna -

kan wudlunya dan menyempurnakan berdirinya dan khusyu’nya, ruku’nya dansujudnya, keluarlah Sholat itu putih berseri -seri seraya berkata : Semoga Alloh

memelihara engkau sebagaimana engkau telah memeliharaku ”. (riwayat Imam

Tlobaroni).

Dari Firman Alloh SWT dan Hadits -hadits Rosululloh SAW tersebut diatas, maka

mudah-mudahan kita lebih cermat dalam menunaikannya. Insya -Alloh.

Sholat Fardlu yang bukan Fardlu ‘Ain  adalah “Fardlu Kifayah” , yaitu Sholat yang wajibditunaikan oleh Kaum Muslimin sekalipun tidak harus semuanya, artinya bila sudah

ada yang menunaikan maka bagi Kaum Muslimin lain tidak wajib tetapi tetap

dianjurkan untuk menunaikannya yait u “ Sholat Janazah” 

Selain Sholat wajib ada “Sholat Nafilah”  (Sunnah ) yaitu Sholat yang dianjurkan untuk 

dilaksanakan setiap Muslimin sesuai tuntunan Rosululloh SAW. Diantara Sholat

Nafilah ada yang sangat dianjurkan dilaksanakan setiap hari sesuai tuntunan , a.l:

Sholat malam, Sholat Dluha, Sholat Sunah Rowatib yaitu Sholat Sunah yang

mengiringi (sebelum atau sesudah) Sholat wajib.

34. Keutamaan Sholat ber-Jama’ahDalam menunaikan (Menegakkan) Sholat Wajib secara hukum sudah sah walaupun

dilakukan sendiri-sendiri, tetapi sangat diutamakan dilakukan secara bersama (ber -

Jama’ah) artinya salah seorang bertindak sebagai Imam sedang lainnya menjadima’mum. Rosululloh SAW bersabda :

  ھ  ھ :ی  ھ ھ ی ھ     ی

Artinya : Diriwayatkan daripada Ibnu Umar r.a katanya: Sesungguhnya R osululloh

SAW bersabda: “Sholat berjemaah itu lebih baik dari mendirika n Sholat secara

bersendirian sebanyak dua puluh tujuh derajat lebih tinggi ganjarannya”.

Page 94: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 94/255

94

Sedang bagi yang tidak berjama’ah Rosululloh SAW memberikan ancaman dalamsabdanya :

ھ ھ ی  :ی ھ ھ ی ھ   ی

ھ  ی    ھی ی  ھ    ھ ی ھ ی 

ھ  : Artinyaی ی  Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a katanya : “Sesungguhnya Rosululloh

s.a.w tidak melihat beberapa orang sahabatnya dalam beberapa waktu s holat jama’ah.

Lalu baginda bersabda : Sesungguhnya aku sudah kehendaki untuk menyuruh

seseorang supaya menunaikan sholat secara berjama’ah bersama orang ramai

(didalam masjid). Kemudian aku pergi kepada beberapa orang yang tidak menunaikan

sholat berjama’ah. Lalu baginda menyuruh supaya membakar rumah mereka dengan

seikat kayu. Sekiranya salah seorang daripada mereka mengetahui bahawa dia akan

mendapat segumpal daging yang gempal, pasti dia akan menunaikan s holat itu yaitu

sholat ‘Isyak ”.

Sedang keutamaan Sholat berj ama’ah dimasjid Rosululloh SAW bersabda :ھ ھ ی  :ی ھ ی ھ ھ ھ

Artinya : Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a katanya: “Dari Nabi s.a.w bersabda:

Siapa yang pergi ke masjid pada waktu pagi atau pada waktu petang All oh akan

menyediakan untuknya satu tempat tinggal di Syurga apabila dia pergi pada waktu

pagi atau petang”.

Dalam hadits lain Rosululloh SAW bersabda :

ھ:ی    ھ ی

ھ  ھ ھ  ی ی ی  ی  ,  ).( ,ی Artinya : Dari Abu Hurairoh r. a. berkata : Bersabda Rosululloh SAW “Siapa yangbersuci dirumahnya kemudian berjalan kemasjid untuk menunaikan Sholat fardlu,

maka semua langkahnya dihitun g yang satu untuk menghapus dosa dan yang kedua

untuk menaikkan derajat”. (riwayat Imam Muslim).

Dari Sholat lima waktu ada yang lebih diutamakan untuk berjam’ah dimasjid yaituSholat ‘Isya’ dan Shubuh, dari sabda Rosululloh SAW, sbb :

ھ :  :ی

    ,ی   ).(.ھ ی ی  :ھ: ھ 

ی  ھ  ھ ,ی ی  .ی 

Artinya : Dari ‘Utsman bin ‘Affan r.a berkata : Saya telah mendengar dari RosulullohSAW bersabda :”Siapa yang Sholat ‘Isya’ berjama’ah seolah -olah bangun setengah

malam, dan siapa yang Shol at Shubuh berjama’h bagaikan Sholat satu malam penuh”.(riwayat Imam Muslim).

Page 95: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 95/255

95

Dalam riwayat Imam Tirmizhi dari ‘Utsman r.a : “Siapa yang mengikuti Sholat ‘Isya’ berjama’ah, bagaikan Sholat setengah malam, dan siapa yang Sholat ‘Isya’ danShubuh berjama’ah, maka mendapat pahala bagaikan orang bangun semalam suntuk ”.

Wallo-hu A’lam.

35. Sholat Nafilah Setiap hari“Sholat Nafilah”  yaitu Sholat yang hukumnya Sunanh (bukan wajib) diantara yang

dianjurkan terdapat tiga yang sangat dianjurkan untuk di’amalkan setiap Muslim

setiap hari, yaitu Sholat Sunnah Rowatib, Sholat Malam dan Sholat Dhuha :

1) “Sholat Sunnah Rowatib”  yaitu Sholat Sunnah yang dilakukan mengiringi Sholat

wajib baik sebelumnya atau sesudahnya.

Pada Sholat Shubuh : Diterangkan dalam Hadits a.l sbb :

 : ی ی ).ھی (ھ 

Artinya : dari ‘Aisyah r. a berkata :”Tiadalah kerajinan Nabi SAW menepati sholat

sunnah melebihi dari ketepatannya (kerajinannya) dalam sholat dua roka’at sebelum

Shubuh”. (Bukhori, Muslim).Sholat Sunnah Rowatib untuk Sholat Shubuh dilakukan (di’amalkan) sebanyak duaroka’at sebelum sholat shubuh,

Pada Sholat Dhuhur : Diterangkan dalam Hadits sbb :

 :  ھ  ی ی   ی  ).ھی (.ھ 

Artinya : Dari Ibnu ‘Umar r.a berkata : “Saya telah sholat bersama Nabi SAW duaroka’at sunnah sebelum sholat Dhuhur dan dua roka’at sesudahnya. (Bukhori,Muslim).

Dalam riwayat lain diterangkan dari Hadits Rosululloh SAW, sbb :

    ھ:ی ھ ھ  (ھ 

.(Artinya : Dari Ummi Habibah r.a berkata : Rosululloh SAW bersabda :”Barang siapayang rajin melakukan sebelum Dhuhur dan sesudah Dhuhur emp at roka’at-empat

roka’at Alloh akar meng -haramkannya dari api neraka. (riwayat Imam Abu Dawud

dan Imam At-Tirmidzi).

Sholat Sunnah Rowatib untuk sholat Dhuhur dilakukan dua roka’at sebelum sholatdan dua roka’at sesudahnya atau empat roka’at sebelum dan empat roka’at

sesudahnya. Pada Sholat ‘Ashar : Hadits Rosululloh SAW sbb :

:    ی   ی   ی ھ  ی  ی 

ی ھ  ).(ی Artinya : Dari ‘Ali bin Abi Tlolib r a berkata : “Adalah Rosululloh SAW biasa sholatempat roka’at sebelum sholat ‘Ashar dipisah dengan salam (dua salam), memberi

salam kepada Malaikat muqorrobin dan pengikut mereka dari kaum Muslimin dan

Mukminin”. (riwayat dari Imam at -Tirmidzi).

Page 96: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 96/255

96

Dalam riwayat lain :

ی ). (ی 

Artinya : Dari ‘Ali bin Abi Tlolib r.a berkata : “Sesungguhnya Nabi SAW sholatsunnat sebelum ‘Ashar dua roka’at”. (riwayat Imam abu Dawud).

Sholat Sunnah Rowatib sholat ‘Ashar dilakukan empat roka’at atau dua roka’ at

sebelumnya.

Pada Sholat Maghrib : Hadits Rosululloh SAW :

ھ :.).(

Artinya : Dari Abdulloh bin Mughoffal r.a ber kata : Bersabda Nabi SAW :”Sholatlahsebelum Maghrib, dan dan pada perintah yang ketiga : bagi siapa yang suka

mengerjakannya”. (riwayat Imam Bukhori).

Hadits lain :

ھ:     ھ ی  ھ   :ی   ھ  ھ  ی ی ی )(.ی 

Artinya : Dari Anas berkata :”Kami dimasa Rosululloh SAW biasa sholat sunnat duaroka’at sesudah terbenam matahari dan sebelum sholat Maghrib. Dan ketika ditanya :Apakah Rosululloh SAW berbuat demikian : Jawab Anas : Adanya kami berbuat itu,

maka beliau tidak menyuruh dan tidak melarangnya”.(riwayat Imam Muslim).

Hadits berikutnya :

ھ ھ ی

ی  ی  ھ  ی  .) (.ی  ھ Artinya : Dari Abdulloh bin ‘Umar berkata : “Saya ingat (hafal) dari RosulullohSAW dua roka’at sebelum Dhuhur, dua roka’at sesudah Dhuhur, dua roka’at sesudahMaghrib dua roka’at sesudah ‘Isya’ dan dua roka’at sebelum Shubuh. (riwayat ImamBukhori dan Muslim).

Dari Hadits tersebut diatas, maka sholat Sunnah Rowatib untuk sholat Maghrib yang

dianjurkan adalah dua roka’at sesudah sholat Maghrib sedangkan dua roka’atsebelumnya, hanya bagi yang suka mengerjakannya, pengertian ini menurut

sementara ‘Ulama, karena singkatnya waktu Maghrib sehingga dikawatirkan terlewat(terlambat) waktu Maghrib.

Pada Sholat ‘Isya’ : seperti diterangkan dalam Hadits Rosululloh SAW

tersebut diatas maka sholat Sunn ah Rowatibnya dua roka’at sesudah sholat‘Isya’.

2) Sholat Malam (Qiyamul-Lail). Sabda Rosululloh SAW a.l, sbb :

  :ھ:ی ی  )ھ (.ی 

Page 97: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 97/255

97

Artinya : Dari Abu Hurairoh r.a berkata : Rosululloh SAW bersbda :”Sholat yang paling utama setelah Sholat Fardlu adalah Sholat Malam”.(dikeluarkan oleh ImamMuslim).

Saat dan banyaknya Roka’at dalam suatu Hadits Rosululloh SAW disebu tkan :

 : ی ی   ی

  ی ی   ی ی )ھ ی (.

Artinya : Dari ‘Aisyah r. a : “Adalah Nabi SAW sholat diantara habis sholat ‘Isya’dan terbit fajar (Shubuh) sebelas roka’at. Beliau memberi salam setiap dua roka’atdan yang penghabisannya witir satu roka’at”.(mutafaq ‘alaih).

Ada pula diantaranya yang melaksanakan dengan jumlah roka’at yang sama yaitusebelas roka’at, tetapi dengan rincian empat -empat salam, kemudian tiga roka’at witir,dengan bersandar pada Hadits Rosululloh SAW sbb :

ھ :  ی ی

ھ ی  ی ,ھ    ھ   ھی , )(.ی 

Artinya : Dari ‘Aisyah r. a ia berkata :”Tidak pernah Rosululloh SAW melakukansholat (sunnah) pada bulan Romadlon dan diluarnya lebih dari sebelas roka’at : beliausholat empat roka’at, jangan eng kau tanyakan tentang bagusnya dan lamanya,

kemudian sholat (lagi) empat roka’at jangan engkau tanyakan tentang bagusnya danlamanya, kemudian beliau sholat tiga roka’at. (riwayat Imam Ahmad).

Sholat malam yang utama dilakukan tengah malam atau menjelang shubuh setelah

tidur dan disebut sebagai sholat tahajjud  . Al-Quran Surat Isro’(17) Ayat 79 :                                                                 Artinya : "Dan pada sebahagian malam hari sholat tahajjudlah kamu sebagai suatu

ibadah tambahan bagimu : mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkatmu ketempat

yang terpuji".

Bila sholat tahajjud dilakukan setelah tertidur, maka dianjurkan sholat dua roka’atlebih dahulu yang disebut “sholat iftitah”  (pembukaan) sesuai anjuran Rosululloh

SAW, sbb :

:ی ی :  ی ی ی  )(.ی 

Artinya : Dari Abu Hurairoh r. a : Sesungguhnya Nabi SAW ber sabda :”Jika bangunsalah satu dari kamu untuk sholat malam hendaknya memulai (iftitah) dengan sholat

dua roka’at yang ringan bagi kamu”. (riwayat Imam Muslim).3). Sholat Dluha  : yaitu sholat sunnah dua roka’at atau lebih, sebanyak -banyaknya dua-

belas rok a’at, waktu dluha yaitu pagi hari sewaktu matahari naik satu tombak (jam8.00-9.00 pagi) sampai tergelincirnya matahari.

Sabda Rosululloh SAW, sbb :

Page 98: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 98/255

98

ی :ی:ی-1    . ,,ی ھ

).ھی (

2- : ھ  ی ھ  ی  ).(.ی

3- : ھ ی ).ی , (.

:ھ: -4 ھ ھ .) ,(.

Artinya :1)  Dari Abu Hurairoh r.a berkata : “Telah berpesan kekasihku (Rosululloh SAW)

tiga macam pesan yaitu : puasa tiga hari tiap bulan, sholat dluha dua roka’atdan sholat witir sebelum tidur”. (mutafaq ‘alaih).

2)  Dari ‘Aisyah r. a , ia berkata :”Adalah Rosululloh SAW sholat dluha em pat

roka’at dan beliau tambah sebanyak yang dikendaki Alloh”3)  Dari ‘Aisyah r. a , ia berkata :”Rosululloh SAW pernah masuk rumahku, lalu

 beliau sholat dluha delapan roka’at. (riwayat Ibnu Hibban,Hadits shohih).

4)  Dari Anas r. a, ia berkata :”Rosululloh SAW be rsabda : Barang siapa yang

sholat dluha dua- belas roka’at, niscaya Alloh dirikan gedung baginyadisurga”. (riwayat Imam Tirmidhi, Hadits ghorib/lemah).

Selain sholat nafilah tsb diatas masih banyak sholat nafilah yang lain diantaranya

yang penting, bagi yang memasuki masjid adalah sholat Tahiyyatul -masjid, dalam

sabda Rosululloh SAW :

 :ھ:   ی ی  .) (.ی

Artinya : Dari Abu Qotadah r.a berkata : Rosululloh SAW bersabda : ” Apabilaseorang dari kamu masuk ke -masjid hendaklah ia jangan duduk sebelum

melakukan sholat dua roka’at lebih dahulu”. (riwayat Imam Bukhori dan Muslim).

Dengan sejumlah roka’at baik sholat wajib ataupun sholat nafilah, maka sementar  a

‘Ulama menganjurk an agar setiap Muslimin dapat melakukan sholat dalam setiap

sehari semalm lima- puluh roka’at, antara lain menurut mereka terdiri dari : sholatwajib 17 roka’at , sholat malam 11 roka’at , sholat sunnah rowatib masing-masing sholat

wajib minimal dua roka’at s ehingga jumlahnya 10 roka’at , sholat tahiyyatul masjid

lima kali dua roka’at, sehingga jumlahnya 10 roka’at , sholat dluha minimal 2 roka’at .

Jumlah seluruhnya 17 + 11 + 10 + 10 + 2 = 50 roka’at. Bila ada kekurangan dari masing -masing sholat nafilah dalam mengerjakan, sehingga jumlahnya kurang dari 50 roka’at,maka dapat menambahnya dari menambah sholat rowatib atau sholat dluha lebih dari

dua roka’at. Insya-Alloh.

36. Sholat Janazah“Sholat Janazah”  hukumnya Fardlu Kifayah  artinya Wajib dilakukan walaupun tidak 

harus keseluruhan Muslim yang hadir, atau Kewajiban tsb sudah dapat gugur bila

diantara Muslimin sudah ada yang melakukannya. Sekalipun tidak wajib bagi

Page 99: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 99/255

99

keseluruhan akan tetapi tetap dianjurkan agar yang hadir ditempat jenazah berada

melaksanakannya. Rosululloh SAW bersabda :

)ھ (.:ھArtinya : Bersabda Rosululloh SAW :“Sholatkanlah olehmu akan orang -orang mati”.(riwayat Imam Ibn Majah). Dalam Hadits lain Rosululloh SAW bersabda :

 :ھ  ھ )(.ھ Artinya : Rosululloh SAW bersabda :”Sholatkanlah olehmu akan orang -orang yang

membaca ‘La Ila-ha Illalloh’” (riwayat Imam ad -Daro Qutlni).

Cara melakukan Sholat Janazah  : Setelah berwudlu dan Niat, maka sholat terdiri dari

4 takbir termasuk takbirotul-Ihrom dengan bacaan :

Setelah Takbir pertama al -Fatihah, setelah Takbir kedua Sholawat Nabi, setelah

Takbir ketiga do’a untuk Janazah dan setelah takbir ke -empat do’a bagi yangditinggalkan. Hadits Rosululloh SAW yang menerangkan a.l:

ھ  ی ھ ی    ی

ی ھ ی   ھ ھ ی ھ  ی ی    ی (.ی .(

Artinya : Dari Abu Amamah bin Sahl :”Sesungguhnya menjadi sunnah RosulullohSAW, pada sholat Janazah, ialah : Supaya Imam takbir kemudian membaca Fatihah

sesudah takbir pertama dengan suara rendah, kemudian membaca sholawat atas Nabi

SAW (setelah takbir kedua), dan m eng-ikhlashkan do’a bagi Janazah pada takbir -takbir itu dan tidak membaca apa -apa dalam takbir-takbir itu, kemudian ia memberi

salam dengan suara yang rendah. (riwayat Iman Syafi’i).

Dalam Hadits lain do’a untuk Janazah yang dibaca setelah takbir ketiga yang

diajarkan Rosululloh SAW :

 :  ھ    :ی  ھ ھ ھ ھ ھ ھ 

ھ  ھ ھ ی ی ھ  ی    ھ ی ھ ی 

.).(Artinya : Dari ‘Auf bin Malik berkata : Telah me -nyolatkan Nabi SAW pada

Janazah, saya mendengar beliau membaca :

ھ ھ ھ ھ ھ ھ ھ

    ی ھ  ھ ی ی   ھ ھ ی ھ ی 

.Artinya : (Ya Alloh ampunilah ia, dan kasihanilah ia, sejahterakanlan ia dan

ma’afkanlah kesalahannya, hormatilah kedatangannya dan luaskan lh tempat

kediamannya, bersihkanlah ia dengan air,salju dan embun, bersihkanlah ia dari dosa

sebagaimana kain putih dibersihkan dari kotoran, gantilah rumahnya dengan rumh

yang lebih baik pada rumahnya, dan gantilah ahli keluarganya dengan yang lebih baik 

Page 100: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 100/255

100

daripada ahli keluarganya yang dulu, dan peliharalah ia dari huru -hara kubur, dan

siksaan neraka). Riwayat Imam Muslim.

Dalam hal  jenazah adalah bayi (kanak-kanak yang belum dianggap berdosa), maka

doa yang diajarkan Rosululloh SAW :

).ھی (ھ ھ

Artinya : “Ya Alloh jadikanlah ia bagi kami sebagai titipan, pendahuluan danganjaran”. (riwayat Imam Baihaqi).Do’a-do’a tsb diatas adalah do’a setelah Takbir ketiga, da n setelah selesai do’adilanjutkan dengan Takbir keempat. Adapun do’a sesudah Takbir keempat sebelumsalam adalah :

ھ ).(.ھ Artinya : “Ya Alloh  janganlah Engkau rugikan kami dari mendapat phalanya, dan

 janganlah Engkau beri fitnah sepeninggalnya, dan ampunilah kami dan dia”. (riwayatImam al-Hakim). Kemudian ditutup dengan Salam.

37. Memakmurkan MasjidMemakmurkan Masjid artinya meramaikan masji d dengan kegiatan ‘ibadah sesuaidengan fungsinya, termasuk didalamnya kegiatan pemeliharaannya. Masjid dalam

istilah agama disebut juga sebagai Rumah Alloh atau dalam istilah Rosululloh adalah

“Baitun min buyutillah” salah satu rumah dari Rumah -rumah Alloh. Dalam Surat at-

Taubah (9) Ayat 18 Alloh ber -Firman :

                                                                           

  

 

  

    

   

   

 

 

 

   

    

  

 

   

 

   

 

 

 

 

  

  

  

 

   

 

 

  

 

 

 

Artinya : “Hanyalah yang memakmurkan mesjid-mesjid Alloh ialah orang-orang

yang beriman kepada Alloh dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat,

menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Alloh, maka

merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang -orang yang

mendapat petunjuk ”.

Untuk lebih memulyakan masjid, maka Kaum muslimin diajarkan agar berpenampilan

yang rapi (indah) dan menjaga ketertiban diri sewaktu berkunjung kemasjid. Dalam

Surat al-A’rof (7) Ayat 31 di-Firmankan :

                  

                                                                     Artinya : “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki)

mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Alloh

tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan”.

Dalam Hadits dari Imam at-Tirmidzi, ad-Darimi, dan Ahmad, sbb :

Page 101: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 101/255

101

ی ی :ھ  : ھ  ی ھ     : ,ی ی

ھ .ی ..ھArtinya : Dari Abu Sa’id al-Khudriy r.a dia berkata : “Rosululloh SAW bersabda :Apabila kalian melihat seseorang lelaki yang membiasakan diri ke Masjid maka

persaksikanlah bahwa dia adalah ber -Iman. Alloh Ta’ala ber -Firman : “Orang-orangyang memakmurkan Masjid hanyalah orang yang ber -Iman……al-Ayah”.

Dalam Hadits lain dari Imam Bukhori dan Ahmad, sbb :

ی : ھ ھ ھ .

Artinya : Dari Abu Hurairoh r.a dari Nabi SAW, beliau bersabda :”Barang siapayang berpagi-pagi dan bersore-sore pergi kemasjid (untuk Sholat jama’ah), Allohakan menyediakan hidangan dari surga setiap kali dia berpagi -pagi dan bersore-sore”.Insya-Alloh.

38. D z i k i r“Dzikir”  adalah berasal dari kata bahasa ‘Ara b “dzakara”  yang artinya “menyebut,mengingat, atau mengerti”. Dalam istilah Agama diartikan sebagai : “Segala Ucapanlisan, Gerakan raga, maupun Getaran hati, yang diamalkan sesuai tuntunan Agama

(Islam) dalam rangka mendekatkan diri kepada Alloh SWT: atau upaya untuk 

menyingkirkan keadaan lupa dan lalai kepada Alloh SWT dengan selalu mengingat

kepada-Nya; berarti juga untuk keluar dari suasana lupa untuk kemudian masuk pada

suasana musyahadah  (saling menyaksikan) dengan mata hati, karena rasa cinta kepada

Alloh SWT.” Alloh SWT ber -Firman dalam Al-Quran yang merupakan Perintah

untuk ber-Dzikir, a.l:

Surat al-Baqoroh (2) Ayat 152 :

                                       Artinya : “Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu,

dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (ni`mat) -Ku.”Surat al-Ahzab (33) Ayat 41-42 :

                                                                    Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama)

Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi

dan petang”.

Sebaliknya bagi yang tidak berdzikir kepada Alloh SWT, maka diancam dengan

Firman-Nya, a.l:

Surat ath-Thoha (20) Ayat 124 :

                                                                Artinya : “Dan barangsiapa berpaling dari peringatan -Ku, maka sesungguhnya

baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari

kiamat dalam keadaan buta".

Page 102: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 102/255

102

Surat az-Zukhruf (43) Ayat 36 :

                                                       Artinya : “Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran (berdzikir kepada) Tuhan

Yang Maha Pemurah (dengan Al Qur'an), Kami adakan baginya syaitan ( yang

menyesatkan) maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya ”.

Dari Abu Huroiroh r. a, diterangkan :

ھ:.  :ی  ھ ھ, ھ

ھ ھ  ,ی   ھ  ,ی  ھ ی ھ ,ی ی  ی 

) (.ھ Artinya : Nabi SAW bersabda : “Alloh Ta’ala ber -Firman : Aku menurut

persangkaan hamba-Ku kepada Ku dan Aku selalu bersamanya bila ia berdzikir

(menyebut, mengingat) kepada-Ku. Jika ia berdzikir kepada-Ku dalam dirinya, makaAku-pun mengingatnya dan Dzat-Ku. Dan kalau ia berdzikir kepada -Ku dalam

kelompok, maka Aku menyebutnya dalam kelompok yang lebih baik dari

kelompoknya. Jika ia menmdekat kepada -Ku sejengkal, maka Aku mendekat

kepadanya sehasta. Dan jika ia dating kepada -Ku dengan berjalan, maka Aku data ng

kepadanya dengan berlari” .(Hadits riwayat Imam Ahmad, al-bukhori dan Muslim).

Menurut ‘Ulama Ahli Hikmah, maka Dzikir dibagi menjadi tiga :1. Dzikir Jahri (jelas, nyata), yaitu perbuatan mengingat Alloh SWT dengan lisan

yang mengandung Pujian ataupun Do’a, dengan suara yang jelas (terde ngar) hal

itu dimaksud untuk menuntun gerak hati dalam mengingat -Nya. Misal : membaca

Tahlil, Tahmid, Takbir ataupun Istighfar. Dzikir ini ada yang sifatnya Muqoyyad

(terikat sesuatu) pada waktu-waktu tertentu, misalnya saat Sholat atau tidak terikat

atau Ghoiru Muqoyyat..

2. Dzikir Kho-fi ( tidak terdengar jelas) yaitu Dzikir yang dilakukan secara lebih

khusyu’ oleh ingatan hati, walaupun ada gerakn lisan ataupun tanpa gerakan lisan.3. Dzikir Haqiqi, (Dzikir yang sebenarnya) yaitu Dzikir tingkat yang paling ti nggi,

dalam arti orang yang telah dapat melakukannya, mempunyai tingkat, bahwa

dimanapun dan sedang apapun, seluruh jiwaraga, lahiriah dan batiniah merasa

Terawasi oleh Alloh SWT, sehingga terhindar dari segala kema’shiatan. Untuk mencapainya dengan berlatih secara cermat kedua Dzikir sebelumnya.

Bacaan Dzikir dan Do’a yang paling utama dalam Hadits Rosululloh SAWdisabdakan yang diriwatkan: at -Tirmidhi, an-Nasa-I, Ibnu Majah, Ibnu hibban dan al -Hakim, sbb :

ھ ھ .ھArtinya: “Dzikir paling Utama adalah Laa ilaaha illalloh  dan Do’a yang paling Utamaadalah  Alhamdulillah ”.Bacaan Dzikir yang sangat mudah dan hampir kita semua selalu meng’amalkanadalah : membaca Subhanalloh  33 kali,  Alhamdulillah  33 kali dan  Allo-hu Akbar  33 kali,

sehingga jumlahnya 99 kali kemudian dilengkapi menjadi 100 dengan bacaan “La ala- ha illa Alloh wahdahu la-syarikalahu lahu lmulku walahu lhamdu wa hua ‘ala kulli syain qodi -r”.

Page 103: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 103/255

103

Dalam Hadits Rosululloh SAW: disabdakan, bahwa dengan bacaan tersebut, bagi

yang membacanya akan dianugerahkan seribu kebajikan atau dihapus dari padanya

seribu keburukan.

Sholat selain merupakan ‘Amal ‘Iba dah yang formal, karena juga untuk mengingat

Alloh SWT, maka termasuk pula sebagai Dzikir, seperti dalam Firman Alloh SWT

Surat Thoha (20) ayat 14, sbb :                                                    Artinya : “Sesungguhnya Aku ini adalah Alloh, tidak ada Tuhan (yang hak) selain

Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku ”.

Selain Sholat, Membaca Al-Quran juga termasuk ber-Dzikir kepada Alloh SWT.

‘Ulama berpendapat, bahwa seseorang yang sedang Sholat (yang khusyu’) dianggapsebagai sedang berbicara dengan Alloh SWT, sedang seseorang yang sedang

membaca Al-Quran (yang khusyu’) sebagai sedang diajak bicara oleh Alloh SWT,Wallo-hu A’lam.

39. Keutamaan Tahlil, Takbir, Tahmid dan Tasbih

“Tahlil”  adalah mengucapkan kalimat ھ" "ھ (La-Ila-ha Illa Alloh) artinya

“tiada Tuhan selain Alloh”. Kalimat tersebut juga disebut “Kalimat Tauhid”, karenamengandung arti “Kemaha Esaan Alloh” yang wajib bagi setiap Muslim untuk mengucapkannya. Dalam ilmu ‘Aqoid disebut sebagai kalimat “Nafi Itsbat”  artinya

ungkapan yang meniadakan segala Tuhan kecuali hanya Alloh SWT. Ke -Esaan Alloh

ini wajib di-Imani dan diyakini setiap Muslim dengan arti meng -Esakan dalam

menyembah-Nya (Tauhid Uluhiah ), meng-Esakan dalam Penciptaan-Nya (Tauhid  

Rububiyah ) dan meng-Esakan dalam Kekuasaan-Nya (Tauhid Mulukiah ).

Rosululloh SAW bersabda :

ھ  ,ھ  (.ھ ).ھ 

Artinya : “Dzikir yang paling utama adalah ”La ila-ha Illalloh”  dan do’a yang palingutama adalah “Al-Hamdulillah” . (riwayat Imam at-Tirmidzi, an- Nasa’i, Ibnu Majah,Ibnu Hibban dan Hakim dari Jabir r.a).

ھ ھ ھ

.)  ).ی 

Artinya : “Seorang yang mengucapkan “La ila-ha Illalloh”  dengan memurnikan niat,

pasti dibukan untuknya pintu-pintu langit, sampai ucapannya itu dibawa ke -Arsy,

selagi dosa-dosa besar dijauhi”. (riwayat Imam at -Tirmidzi dari Abu Huroiroh r. a).

ھ ھ  ی ھ  ی ی  ی  ھ  ,ی

ھ ). . (

Page 104: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 104/255

104

Artinya : “Pada orang-orang yang suka mengucap kalimat “La Ila-ha Illa Alloh”  tidak 

ada duka cita menjelang mati, tidak pula didalam kubur, dan tidak juga pada hari

Qiamat. Seolah-olah aku melihat mereka-ketikaada bentakan mengguntur -

menggoyangkan kepala mereka sera ya berkata :”Segala Puji bagi Alloh yang telahmenghilangkan duka-cita dari kami”. (riwayat Imam Thobaroni dari Ibnu ‘Umar r. a).

ھ ھ ھ ھ ی ی   ی ھ  ی ی ھ ی ی ھ ) . (.ھ

Artinya : “Tidak ada seorang hambapun yang mengucap “La-Ila-ha Illa-Allohu” seratus

kali, kecuali Alloh Ta’ala membangkitkannya pada hari Qi yamat, dalam keadaan

berwajah laksana bulan malam purnama. Dan ketika itu tidak dilaporkan amal

seseorang yang lebih utama dari -pada amal orang yang mengucap seperti ucapannya

atau lebih”. (riwayat Imam Thobaroni dari Abu Darda’ r.a).

“Takbir”  dalam bahasa Arab berarti Mengagungkan (Alloh) , dalam istilah adalah

mengucap kalimat "ھ" yang artinya “Alloh Maha Agung”. Ucapan inimerupakan Pujian kepada Alloh untuk mengagungkan dan banyak dibaca dalam

sholat yaitu dalam memulai gerakan-gerakan tertentu dalam sholat. Takbir wajib

dibaca dalam memulai sholat yang disebu t “Takbirotul Ihrom”  artinya Takbir yang

mengharomkan bagi orang yang sholat untuk melakukan sesuatu selama sholat,

misalnya makan, berbicara atau menggerak -gerakkan anggota badan yang dapat

membatalkan sholat.

“Tahmid”  dalam bahasa Arab artinya “Memuji” kepada Alloh. Dalam istilah adalah

mengucapkan "ھ" dalam memanjatkan Puji kepada Alloh SWT. Memuji

kepada Alloh adalah disyari’atkan dalam Islam yang dalam al -Quran Surat an-Naml

(27) Ayat 59 di-Firmankan :

                                                              Artinya : "Katakanlah: "Segala puji bagi Allah dan kesejahteraan atas hamba -

hamba-Nya yang dipilih-Nya. apakah Allah yang lebih baik, ataukah apa yang mereka

persekutukan dengan Dia?".

Kemudian dalam Surat Isro ’ (17) Ayat 111, sbb :

                                                                                                  

Artinya : “Dan Katakanlah: "Segala puji bagi Alloh yang tidak mempunyai anak dan

tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan -Nya dan dia bukan pula hina yang

memerlukan penolong dan agungkanlah dia dengan pengagungan yang sebesar -

besarnya”.

“Tasbih”  berasal dari kata “Sabbaha, yusabbihu”  artinya “mensucikan”, dalam amalanmempunyai arti menyakini ke-Sucian Alloh SWT dari segala sesuatu yang tidak layak 

Page 105: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 105/255

105

bagi-Nya dan dari segala sifat kekurangan. Kalimat Tasbih yang biasa diucapkan

adalah “Subhana Alloh”  (Maha Suci Alloh).

Pentingnya Tasbih dapat dicermati antara lain dalam al -Quran terdapat tujuh Surat

yang diawali dengan Tasbih. Selain Tasbih dalam mengawali Surat, banyak sekali

Ayat-ayat Tasbih yang diturunkan, sehingga kitapun berharap dan berusaha agar

termasuk hambanya yang selalu ber -Tasbih dan Memuji-Nya. Insya-Alloh.

Alloh ber-Firman a.l: Surat al-Isro’ (17) Ayat 44 :

                                                                                                                    

Artinya : “Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada d i dalamnya bertasbih

kepada Alloh. dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji -Nya, tetapi

kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya dia adalah Maha

Penyantun lagi Maha Pengampun ”.

Kemudian dalam Surat Thoha (20) Ayat 130 :

                                                                                                                             

Artinya : “Maka sabarlah kamu atas apa yan g mereka katakan, dan bertasbihlah

dengan memuji Tuhanmu, sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya dan

bertasbih pulalah pada waktu-waktu di malam hari dan pada waktu -waktu di siang

hari, supaya kamu merasa senang ”, Insya-Alloh.

40. Keutamaan Istighfar“Istighfar”  adalah mengucapkan kalimat "ھ " artinya mohon Ampunan

dari Alloh SWT atas segala dosa yang diperbuat, bagi kaum Muslimin diperintahkan

agar selalu melakukannya. Firman Alloh dalam Surat Muhammad (47) Ayat 19 , sbb:

                                                                                                   

Artinya : “Maka Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan,

Tuhan) selain Alloh dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) o rang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. dan Alloh mengetahui tempat kamu

berusaha dan tempat kamu tinggal ”.

Dalam Surat Nuh (71) Ayat 10-12, sbb :

                                                          

                                                                       

Page 106: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 106/255

106

Artinya : “Maka Aku katakan kepada mereka: 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -

sesungguhnya dia adalah Maha Pengampun-(10), Niscaya dia akan mengirimkan

hujan kepadamu dengan lebat (11), Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan

mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu

sungai-sungai (12)”.

Dalam Surat az-Zumar (39) Ayat 53, sbb :                                                                                                   

Artinya : “Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri

mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Alloh. Sesungguhnya Alloh

mengampuni dosa-dosa semuanya”. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun

lagi Maha Penyayang.

Dalam Surat adz-Dzariyat (51) Ayat 17-18 :                                                         Artinya : “Di dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam (17). Dan selalu

memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar (18)”.

Dalam hadits, Rosululloh SAW bersabda :

ھ یی ھ ھ .ی ).ی (

Artinya : “Demi Alloh ! Sungguh, aku ber -Istighfar (memohon ampun) kepada Alloh

dan bertaubat kepada-Nya dalam sehari lebih banyak dari 70 kali ”. (riwayat Imam

Bukhori dari Abu Huroiroh r. a).

ھ: ی .)  ).ی 

Artinya : “Barang siapa memohonkan ampunan bagi orang-orang Mukmin laki-laki

dan perempuan, maka dicatat baginya satu kebaikan dengan setiap orang Mukmin

itu”. (riwayat Imam ath-Thobaroni dari Ubadah r.a).

ھ ھ ی     ھ ی ھ(.ی

.(Artinya : “Barang siapa menetapi Istigfar, maka Alloh menjadikan baginya jalan

keluar dari setiap kesempitan dan kelapangan dari setiap kesusahan, serta memb erinya

rizki dari arah yang ia tidak sangka”. (riwayat dari Imam Abu Dawud dan I bnu

Majah, hadits dari Ibnu Abbas r. a).

:  ی  ھ ی ھ ھ   ,ی ھ ی ھ ھ , , 

,  ). (.ی ی

Page 107: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 107/255

107

Artinya : “Barang-siapa mengucap ketika menuju tempat tidurnya “Astaghfirulloh-ha 

lladzie la-Ila-ha Illa HuwalHayyal Qoyyu-ma waAtu-bu Ilaih”  tiga kali, maka Alloh

Mengampuni dosa-dosanya, meskipun dosanya sebanyak buih lautan, meskipun

dosanya sebanyak hitungan daun pepohonan, meskipun dosanya sebanyak pasir

dipadang pasir ‘Alij, meskipun dosanya sebanyak hari didunia. (riwayat Imam Ahmad

dan at-Tirmidzi, dari Abi Sa ’id r. a).

:ی: ھ ھ  ھ  .

ھ  ھ .ی ھ  ھ ھی  ھ  ھ.ی

ھ  ھ  ی (.ی  .(

 Artinya : Bersabda Nabi SAW :”Pokok Istighfar ialah engkau mengucap : ”Allo-humma Anta Robbi La-Ilaha Illa Anta Kholaqtani- Wa ana ‘Abduka Wa ana ‘ala -‘Ahdika wa Wa’dika Mastatho’tu A’u-dzu bika Min Syarri ma-Shona’tu Abu-u laka bi Ni’matika ‘alayya wa Ab u-u bi 

Dzambi- fa aGhfirli- fa Innahu la- Yaghfiru Dzdzunuba Illa Anta”. (Ya Alloh! Engkaulah

Tuhanku, Tiada Tuhan selain Engkau. Engkau menciptakan aku dan aku adalah

hamba-Mu. Aku tetap pada janji dan prasetia kepada -Mu, sekuat kemampuanku. Aku

berlindung kepada-Mu, dari keburukan yang aku perbuat. Aku mengakui -Mu dengan

ni’mat yang Engkau limpahkan kepadaku dan aku mengakui dosaku. Karena itu

berkenanlah Engkau mengampuniku, sebab tiada yang dapat mengampuni dosa -dosa

selain Engkau). Barang siapa menguc apkannya disiang hari dengan yaqin, lalu ia mati

pada hari itu sebelum masuk petang, maka ia termasuk ahli Surga. Dan barang -siapa

mengucapkan diwaktu malam, sedangkan ia yaqin pada ucapannya itu, dan ia mati

sebelum memasuki waktu pagi, maka ia termasuk a hli Surga. (riwayat Imam Bukhri

dan an-Nasa’i dari Saddad bin Aus r. a).

41. D o ‘ a“Do’a” adalah dari bahasa ‘Arab “Da -‘a” artinya “memanggil” atau juga berarti“menyeru”, yang didalam perbuatan sehari -hari berbentuk “Ucapan permohonan/permintaan ke pada Alloh SWT” atau oleh Para ‘Ulama diungkapkan sebagai “upayamenampakkan atas adanya kebutuhan sesuatu dihadapan Alloh SWT”. Do’a diajarkan

 berangkai dengan Dzikir, sebaliknya Dzikir biasanya diikuti dengan Do’a, sehinggaantara Dzikir dan Do’a merupakan kesatuan ‘amalan.Dalam Al-Quran di-Firmankan antara lain :

1) Surat al-Baqoroh (2) Ayat 186, sbb:

                                                                                               

Artinya : “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka

(jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang

yang berdo`a apabila ia memohon kepada -Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi

(segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada -Ku, agar mereka selalu

berada dalam kebenaran”.

Page 108: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 108/255

108

2) Surat al-A’rof (7) Ayat 55, sbb:

                                                Artinya : “Berdo`alah kepada Tuhanmu dengan bere ndah diri dan suara yang lembut.

Sesungguhnya Alloh tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas ”.

3) Surat al-Isra’ (17) Ayat 52, sbb :

                                                Artinya : “yaitu pada hari Dia memanggil kamu, lalu kamu mematuhi -Nya sambil

memuji-Nya dan kamu mengira, bahwa kamu tidak berdiam (di dalam kubur) kecuali

sebentar saja”.

4) Surat al-Isra’ (17) Ayat 111, sbb:

                                                                    

         

 

    

  

     

      

    

Artinya : “Dan katakanlah: "Segala puji bagi Allah Yang tidak mempunyai anak dan

tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan -Nya dan Dia bukan pula hina yang

memerlukan penolong dan agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebesar -

besarnya. (Pada Ayat ini Do’a berbentuk pujian berbeda dengan sebelumnya, bahwaDo’a berbentuk Permohonan dan Seruan/Panggilan) ”.

Do’a adalah merupakan Ibadah yang sangat penting yang dise butkan dalam Hadits

riwayat Imam Empat yang disahkan at- Tirmidzi, Rosululloh SAW bersabda :

Artinya : “sesungguhnya Do’a itu adalah ‘Ibadah “.

Lebih lanjut dalam riwayat Imam Bukhori dan Muslim, Rosululloh SAW bersabda :

Artinya : “Do’a adalah sumsum (intisari) ‘Ibadah”.

Selain do’a adalah intisari ‘Ibadah Rosululloh SAW bersabda :

ی )(Artinya : “Do’a dapat menangkis ketetapan Alloh”. (riwayat al-Hakim).

Pengertiannya adalah ketetapan yang kurang menguntungkan dapat diupayaka n

dihindari dengan membaca do’a yang khusyuk. Wallo -hu A’lam.

Sehingga dengan demikian maka Jumhur ‘Ulama sepakat, bahwa Do’a adalah wajibdilakukan oleh seorang Mukmin sebagai ‘Ibadah (diperintahkan oleh Alloh SWT)dan sebagai sarana memohon kebaikan ke pada Alloh SWT; Alloh ber-Firmankan a.l :

Surat al-A’rof (7) Ayat 180, sbb :

                                                                                       

Page 109: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 109/255

109

Artinya : “Hanya milik Alloh asma-ul husna, maka bermohonlah kepada -Nya dengan

menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang -orang yang menyimpang dari

kebenaran dalam (menyebut) nama -nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan

terhadap apa yang telah mereka kerjakan ”.

Dalam Surat al-Mukmin (40) Ayat 60 Alloh ber-Firman :

                                                                                  

Artinya : “Dan Tuhanmu berfirman: "Berdo`alah kepada -Ku, niscaya akan

Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang -orang yang menyombongkan diri dari

menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina".

Dalam Hadts Rosululloh SAW disabdakan :

ھ ھ   ی ھ ی

ی  ھ  ھ ی  ).(.ھ :

Artinya : “Tidak ada seorang Muslim dimuka bumi ini yang berdo’a meminta sesuatukepada Alloh, melainkan Alloh mengabulkannya sebagaimana yang dimintanya atau

dipalingkan Alloh darinya sesuatu bencana, selama ia tidak berdo’a atau memutuskansilaturrohmi. Maka berkata seseorang kalau begitu baiklah kami memperbanyak do’a.Nabi menjawab : “Alloh menerima do’a hamba -Nya lebih baik lagi”. (HRTurmudzi).

Dalam berdo’a hendaknya dilakukan dengan Ikhlash , dalam Surat al-Mukmin (40)

Ayat 65 difirmankan, sbb :

                                                            Artinya : “Dialah Yang Hidup Kekal, tiada Tuhan (yang berhak disembah)

melainkan Dia; maka sembahlah Dia dengan memurnikan ibadat k epada-Nya. Segala

puji bagi Alloh Tuhan semesta alam”.

Adab berdo’a. ‘Ulama’ Ahli Hikmah Imam al -Ghazali merumuskan, bahwa adab

 berdo’a adalah sepuluh macam :1. mencari waktu yang baik, a.l: hari Jum’at, hari ‘Arofah, bulan Romadhon,

sepertiga akhir malam, waktu sahur,.

2. mengambil kesempatan keadaan tertentu, misalnya : ketika sujud, ketika perang,

ketika hujan lebat, ketika iqomat menjelang Sholat dan setelah sholat.3. menghadap kiblat, mengangkat tangan, dan menyapukan tangan kemuka setelah

selesai.

4. merendahkan suara, antara berbisik dan nyaring.

5. tidak memaksakan diri dengan bersajak, lebih diutamakan merujuk kepada do’a -

do’a yang ma’tsur (berdasar Al -Quran dan Sunnah).

6. tadlorru’, khusyu’ dan rasa takut kepada Alloh.7. bersungguh-sungguh dalam bermohon dan berharap a kan dikabulkannya do’a tsb.

8. do’a dibaca dan bahkan diulang sampai tiga kali dibagian yang sangat penting.

Page 110: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 110/255

110

9. memulai do’a dengan dzikir kepada Alloh SWT (membaca Ta’awudz, Basmalah,Hamdalah) dan membaca Sholawat Nabi SAW.

10. yang dianggap yang terpenting, ialah : bertaubat terhadap kedholiman yang telah

diperbuat dan kembali kepada Alloh SWT. Insya -Alloh.

42. Shodaqoh

“Shodaqoh”  adalah bahasa Arab yang serumpun dengan kata Shodaqo artinya benar,nyata; Yusoddaqu artinya dapat dipercaya ; Sho -daqo artinya bersahabat. Dan dalam

bahasa Indonesia sering diterjemahkan dengan “Sedekah”, yang berarti pemberianseorang Muslim kepada orang lain baik secara terencana ataupun spontan dan dengan

sukarela semata-mata mengharap Ridlo dari Alloh SWT. Pemberian demikian sangat

dianjurkan dan diutamakan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang sangat

diperlukan bagi yang diberi.

Dalam Surat an- Nisa’ (4) Ayat 114 Alloh ber -Firman :

                                                                                                                          

Artinya : “Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan -bisikan mereka, kecuali

bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat

ma`ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang

berbuat demikian karena mencari kered laan Alloh, maka kelak Kami memberi

kepadanya pahala yang besar”.

Dalam Ilmu “Fiqh” (hukum Islam) diantara Shodaqoh ada yang merupakan perintahwajib ( fardlu ‘ain ) dengan batasan-batasan tertentu baik dari jumlah, bentuk ataupun

waktunya bahkan ditentukan pula siapa -siapa yang berhak menerimanya, yaitu yangdisebut Zakat yang artinya suci, dalam al-Quran Surat at-Taubah (9) Ayat 103 sbb :

                                                                                                       

Artinya : “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, den gan zakat itu kamu

membersihkan dan mensucikan mereka, dan me ndo`alah untuk mereka. Se-

sungguhnya do`a kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa b agi mereka. Dan Allah

Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.

Pengertian membersihkan dan mensucikan dalam Ayat tersebut selain bagi orangnya

yang melakukan (muzakki) berarti juga bagi harta yang dimiliki untuk disucikan dari

harta yang haram.

Selain zakat ada pula perintah Alloh kepada kaum Muslimin untuk memberikan atau

membelanjakan hartanya untuk ‘amal Ibadah yang disebut sebagai “Infaq”  atau

nafaqoh  yang dalam bahasa Indonesia disebut juga sebagai nafkah (belanja), dimana

diantaranya ada yang bersifat wajib dan berkesinambungan a.l: kewajiban seorang

Muslim (suami) memberi nafkah keluarga atau pengeluaran seorang Muslim dalam

Page 111: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 111/255

111

membantu kebutuhan ummat Islam dalam hal tert entu, hanya saja secara hukum tidak 

seketat pada Zakat. Dalam Surat al -Baqoroh (2) Ayat 195 di-Firmankan :

                                                                      

  

 

 

 

 

 

Artinya : “Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Alloh, dan janganlah kamu

menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat b aiklah, karena

sesungguhnya Alloh menyukai orang-orang yang berbuat baik ”. Kemudian dalam

Ayat 215 Alloh ber-Firman :

                                                                                                                                         

Artinya : “Mereka bertanya kepadamu tentang apa yang mereka nafkahkan.

Jawablah: "Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu -bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang

sedang dalam perjalanan." Dan apa saja kebajikan yang k amu buat, maka

sesungguhnya Alloh Maha Mengetahuinya”.

Rosululloh SAW bersabda :

).ھی (ھ Artinya : “Belanja seorang (suami) yang diberikan kepada keluarganya adalahShodaqoh”. (riwayat Imam Bukhori dan Muslim).Adakalanya seseorang Muslim sekalipun secara tidak sengaja memberik an sesuatu,

atau karena suatu hal, kehilangan hartanya, maka mana -kala ikhlash akan menjadi

Shodaqoh pula, dalam sabda Rosululloh SAW :

  ھ ھ ھ ھ ی  ھ  ھ  ی ھ  ھ ھ ھ ).(.ی 

Artinya : “Tidaklah seorang Muslim -pun menanam sebatang tanaman kecuali apa

yang ia makan untuk dirinya merupakan Shodaqoh, apa yang dicuri dari tanaman itu

maka baginya merupakan Shodaqoh, apa yang dimakan binatang buas dari tanaman

itu, maka baginya Shodaqoh, dan apa yang dimakan burung darinya, mak a baginya

 juga Shodaqoh. Dan tak seorang -pun yang dapat terperciki sedikit saja dari hasil

tanamannya, kecuali baginya (Muslim tsb) juga Shodaqoh. (riwayat Imam Muslim).

Wallo-hu A’lam.

43. Z a k a t“Z a k a t”  dari bahasa ‘Arab “Zakka-, Yuzakki-, Zaka-tan”  artinya “Tumbuh,

 berkembang, suci (bersih), baik”. Dalam istilah hukum Agama (Islam) berartisejumlah harta tertentu yang wajib diserahkan kepada orang yang berhak (mustahaq).

Ketentuan Zakat adalah wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim yang telah me menuhi

ketentuan dalam hukum Zakat , hal itu agar ybs dan hartanya menjadi bersih (suci),

Firman Alloh dalam al-Quran Surat at-Taubah (9) Ayat 103, sbb :

Page 112: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 112/255

112

                                                                                                       

Artinya : “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu

membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendo`alah untuk mereka. Sesungguh -nya do`a kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Alloh Maha

Mendengar lagi Maha Mengetahui ”.

Ancaman bagi orang yang tidak menunaikan Zakat di-Firmankan Alloh pada Surat at -

Taubah (9) Ayat 34-35, sbb :

                                                                                                                                                     

                                        Artinya : “Dan orang-orang yang menyimpan emas dan per ak dan tidak menafkah-

kannya pada jalan Alloh, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan

mendapat) siksa yang pedih, pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka

Jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lal u

dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu

sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu”.

Dalam Hadits Rosululloh SAW bersabda, sbb :

  ھ  ی  ی ھ   ھ ی   ھ  ی ھ  ی ی  ھ  ).(.ی 

Artinya : “Tiap-tiap orang yang menyimpan harta dengan tidak mengeluarkanzakatnya, tak dapat tiada akan dibakar harta itu dineraka jahannam lalu dijadikan

keping-keping, kemudian disetrikakan didua rusuknya dan dahinya hingga (hari yang)

Alloh memberi keputusan antara hamba -hambanya”. (riwayat Imam Muslim)

Hukum Zakat sudah ada sejak adanya risalah dari Alloh SWT yang dibawa oleh Nabi

sebelum Rosululloh SAW, dalam al-Quran Surat al-Ambiya’ (21) Ayat 73, sbb:

                                                                                                              

Artinya : “Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin -pemimpin yangmemberi petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan kepada mereka

mengerjakan kebajikan, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan hanya

kepada Kamilah mereka selalu menyembah ”,

Perintah Zakat seperti dalam Ayat tsb diatas sering dikaitkan dengan perintah Sholat,

karena begitu pentingnya kaitan keduanya. Menurut Ahli Tafsir yang menghitung nya,

maka Ayat demikian ada 26 Ayat tercantum dalam al -Quran. Dalam sejarah perintah

untuk melaksanakan Zakat  bagi Kaum Muslimin, secara jelas dan tegas mulai pada

tahun kedua setelah Rosululloh SAW hijrah, dengan demikian perintah tsb dimuat

dalam Ayat-ayat yang turun di Madinah, a.l: Surat al-Baqoroh (2) Ayat 110 :

Page 113: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 113/255

113

                                                                                              

Artinya : “Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan kebaikan apa saja yang

kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan m endapat pahalanya pada sisi All oh.Sesungguhnya Alloh Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan ”.

Surat al-A’rof (7) Ayat 156 :

                                                                                                                                          

                                         Artinya : “Dan tetapkanlah untuk kami kebajikan di dunia ini dan di akhirat; se -

sungguhnya kami kembali (bertaubat) kepada Engkau. Alloh berfirman: "Siksa-Kuakan Kutimpakan kepada siapa yang Aku kehendaki dan rahmat -Ku meliputi segala

sesuatu. Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertakwa, yang

menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat -ayat Kami".

Harta yang wajib di-Zakati disyaratkan :

Dalam Syari’at Islam Zakat Maal  (bukan Zakat Fitrah ), Harta yang wajib di-Zakati ada

beberapa syarat-syarat sbb :

1)  Menjadi milik secara penuh, yaitu kekayaan yang berada dibawah

kekuasaan pemilik secara penuh dalam arti tidak tersangkut didalamnya hak 

orang lain. Dalam al-Quran disebut a.l pada Surat al-Baqoroh (2) Ayat 254 :

                                                                                                         

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Alloh)

sebagian dari rezki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang

pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi persahabatan yang akrab

dan tidak ada lagi syafa`at. Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang zalim”.

2)  Dapat berkembang atau mempunyai potensi berkembang, produktif ataudapat memberikan pendapatan (keuntungan) bagi pemiliknya. Dalam al -Quran

disebut pada Surat ar-Rum (30) Ayat 39 sbb :

                                                            

Artinya : “……dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudk an

untuk mencapai keridloan Alloh, maka (yang berbuat demikian) itulah orang -orang

yang melipat gandakan (pahalanya) ”.

Page 114: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 114/255

114

3)  Telah mencapai Nishob  dan Haul  . (ketentuan minimum jumlah dan jangka

waktu pemilikan menurut Hukum Zakat).

Dalam hal Nishob , Rosululloh SAW a.l bersabda :

 :ھ: ی 

ی    ی ھ  ی    ,ی ی  ھی  )(.ی 

Artinya : dari Ali berkata : bersabda Rosululloh SAW “Sesungguhnya saya telahmema’afkan kamu dari sedekah kuda dan sahaya, maka bayarlah Zakat  perak tiap

empatpuluh dirham satu dirham dan 190 dirham belum wajib Zakat -nya, dan apabila

telah mencapai 200 dirham Zakat -nya 5 dirham”.(riwayat Imam Ahmad).

Sedang dalam hal Haul, Rosululloh SAW bersabda :

 :ھ ی

.ی ھ ) .(

Artinya : Dari Ibnu ‘Umar berkata : Rosululloh SAW bersabda : Tidaklah ada wajibZakat harta seseorang sebelum satu tahun dimiliki. (riwayat Imam ad - Da-ro Qutlni).

4)  Diluar kebutuhan hidup sehari-hari yang diperlukan bagi pemiliknya(agar tidak memberatkan). Rosululloh bersbda :

1(  )(.ھ

2(    ).(.ی ھ Artinya : 1. Zakat hanya dibebankan diatas pundak orang kaya ( Imam Bukhori)

2. Bayarlah Zakat  kekayaan kalian yang dengannya anda memperoleh

kesenangan. (riwayat Imam Tlobroni).

5)  Bebas dari hutang. Separti diuraikan pada no.1 ada syarat Pemilikan penuh,artinya termasuk bebas dari hutang yang dapat mengurangi pemilikan

sejumlah satu Nishob. Karena bagi orang yang punya hutang yang akan dapat

mengurangi atau bahkan menghabiskan milik nya yang telah dihitung dalam

Nisob -nya, karena berkewajiban membayar hutang. Ybs dapat menjadi lebih

susah dari orang yang miskin. Kesulitan itu tidak dapat diabaikan. Dalam

Hadits Rosululloh SAW bersabda (tulisan dalam al -Maghni) :

Artinya : “Dahulukan dirimu, kemudian baru orang yang berada dibawahtanggunganmu”.

Sumber harta yang harus di-Zakat -i a.l:Surat al-Baqoroh (2) Ayat 267 :

                                                                                                                                                  

           

Page 115: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 115/255

115

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Alloh) sebagian

dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari

bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk -buruk lalu kamu

nafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambil nya melainkan

dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Alloh Maha Kaya

lagi Maha Terpuji”.

Dalam kitab tuntunan Zakat dari ‘Ulama Mutaakhkhirin  (saat sekarang) tercantumlebih lengkap, yaitu : Emas dan Perak, Harta perniagaan, Ternak, Ta naman (biji-bijian

dan buah-buahan), Harta Rika-z  dan Ma’din , Harta (Pendapatan ) Profesi dan Harta

Investasi. Dalam tulisan ini hanya diuraikan yang sering kita temui sehari -hari dalam

masarakat kebanyakan, yaitu a.l:

a) Emas dan Perak  : Semua ‘Ulama sepakat bahwa pemilikan emas dan perak wajib di -

Zakati bila telah mencapai Nishob  dan Haul  -nya (1 tahun). Nishob  Emas adalah 20

dinar atau kira-kira 96 gram, sedang perak 200 dirham atau 672 gram. Adapun Zakat -

nya 2,5 persen.

b) Harta perniagaan . Semua ‘Ulama juga sepakat untuk di-Zakat -i bila telah mencapai

Nishob dan Haul  . Adapun Nishob , Haul  dan Zakat -nya sama dengan Emas dan perak.

c) Hasil tanaman atau buah -buahan .Rosululloh SAW bersabda :

ی .). (ی  :  ی  ھ  ی 

   ی  ) (.ی Artinya : “Tidak ada sedekah (Zakat ) pada biji-biji dan buah-buahan sehingga sampai

banyaknya lima wasaq ”. (riwayat Imam Muslim).

Dari Jabir dari Nabi SAW bersabda “ Pada biji yang di-airi dengan air sungai dan

hujan, Zakat -nya sepersepuluh, dan yang diairi dengan kincir yang ditarik binatang,

Zakat -nya seperduapuluh”.(riwayat Imam Ahmad, Muslim dan Nasa’i).Jadi untuk tanaman baik biji- bijian atau buah-buahan Nishob -nya adalah 5 wasaq  atau

930 liter atau 653 kg. Sedang Haul  -nya setiap panen. Sedang Zakat -nya bagi yang

tumbuh secara ‘Alami (karena air hujan dan sungai) 10 persen, bagi yangmenggunakan tehnologi dalam pemeliharaannya adalah 5 persen.

d) Zakat Harta Profesi . Zakat Harta Profisi (Penghasilan seseorang karena profesinya),

sementara ‘Ulama berpendapat termasuk dalam kelompok  Zakat Maal   (al-Maal al- 

Musthofaat ) atau kekayaan yang diperoleh Kaum Muslimin melalui bentuk usaha

 profesional yang sesuai Syari’at Is lam a.l : Tenaga Medis, Konstruksi ataupun

Pengacara dll. Ada pula pendapatan yang diperoleh secara rutin yang disebut sebagai

al-A’thoyaat . Mengikuti ‘Ulama salaf, mereka sependapat wajib dikeluarkannya Zakat .

Adapun Nishob  dan Zakat -nya, sebagian ‘Ulama berpendapat seperti pada Emas dan

Perak, maka Hau l-nya satu tahun. Sedang sebagian lain ada yang berpendapat Haul  -

nya setiap saat menerima pendapatan, adapun Nishob -nya seperti tanaman (terutama

untuk  al-Malul Musthofaat ) dan Zakat -nya seperti perniagaan yaitu tetap 2,5 persen.

Dalam riwayat Abu ‘Ubaid menceritakan, bahwa “’Umar bin Abdul ‘Aziz mengambilZakat  pula selain  A’thoyaat  adalah dari Jawaiz  (hadiah) dan al-Madholim  (barang

ghosob yang dikembalikan).

e) Zakat Investasi . Sebagian ‘Ulama (al-Mutaakhkhirin ) berpendapat perlunya membayar

Zakat  pada hasil Investasi : sewa gedung, bus (kendaraan angkutan umum) atau

bangunan/kendaraan lain. Namun ada perbedaan dalam memandang kekayaan

Page 116: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 116/255

116

tersebut, apakah dalam mengihitung Zakat  (prosentasi Zakat -nya) setiap kali (setiap

tahun) cukup dari hasil keuntungan investasi ataukah dihitung seluruh modal

investasinya. Adapun Nisob  serta prosentasinya sama dengan Emas dan Perak 2,5

persen. Bagi yang berpendapat mengambil Zakat setiap tahun dari keuntungan

investasinya, maka Zakat  Investasi (gedung dan kendaraan)nya diambil Zakat -nya

sekali pada saat memilikinya bila cukup Nishob -nya.

Penerima Zakat. .Dalam Surat at-Taubah (9) Ayat 60 Alloh ber-Firman, sbb :

                                                                                                                                                        

Artinya : “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-

orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk 

(memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Alloh dan orang-

orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai sesuat u ketetapan yang diwajibkan

Alloh; dan Alloh Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana ”.

Dalam Ayat tersebut diatas dirinci adanya delapan  golongan (yang biasa disebut

“delapan Ashnaf” ) yang berhak menerima Zakat :

1-2) Orang Fakir dan Orang Miskin. Secara umum para ‘Ulama m erumuskan, bahwa

Orang Fakir  adalah orang tidak berpunya, karena tidak mempunyai penghasilan tetap

dan oleh karenanya apa yang diperoleh sangat tidak memadahi untuk hidupnya

termasuk untuk yang menjadi tanggungannya. Sedang Orang Miskin adalah orang yang

pada dasarnya mempunyai pendapatan/pekerjaan yang tetap, hanya pendapatan itu

tidak cukup memenuhi kebutuhannya dan orang yang menjadi tanggungannya.

Orang yang berkecukupan Haram menerima Zakat. Sabda Rosululloh SAW:

.) .(Artinya : “Tidak Halal sedekah (Zakat) bagi orang kaya”.(riwayat Imam Abu Dawuddan Nasa-i).

3) ‘Amil Zakat. Orang yang melaksanakan segala sesuatu yang berkaitan dengan

kegiatan Zakat, yang terdiri a.l: mengumpulkan, menghitung, mencatat, menjaga dan

membagikan kepada yang berhak. Alloh SWT memberi imbalan kepada mereka dari

bagian yang dikumpulkan itu. Dalam menentukan siapa -siapa yang dapat dibenarkan

untuk menjadi ‘Amil Zakat, maka para ‘Ulama menentukan Syarat-syarat a.l sbb : 1) 

Muslim, 2)  Mukallaf yaitu dewasa dan ber’akal sehat, 3)  Jujur/dapat dipercaya, 4) 

Dapat memahami Hukum-hukum Zakat, 5)  Sanggup memikul tugas-tugas sebagai

‘Amil. Sementara ‘Ulama menambah syarat yaitu harus lak i-laki dan merdeka.4) Muallaf. Orang-orang yang dapat diharapkan kecenderungan hatinya atau

keyakinannya dapat bertambah terhadap Islam, atau dapat dimanfaatkan bagi Ummat

Islam, atau orang yang dapat terhalang niat jahatnya terhadap kaum Muslimin. Oleh

karenanya para Ahli Fiqhi secara garis besar membagi Muallaf menjadi 2 golongan :

Yaitu Muallaf golongan Muslim dan Muallaf golongan kafir. Muallaf golongan

Muslim adalah orang-orang yang baru masuk (memeluk) Islam, sehingga dengan

mendapat bagian Zakat dapat tetap mempertahankan Agamanya. Termasuk golongan

tersebut adalah para tokoh masyarakat yang Muslim tetapi lemah Imannya, atau

seorang tokoh Muslim yang dapat bermanfaat dalam membantu kegiatan Kaum

Page 117: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 117/255

117

Muslimin. Muallaf golongan kafir adalah orang kafir yan g dengan pemberian Zakat

akan dapat menghalangi keinginan mereka dalam mengganggu kegiatan Kaum

Muslimin.

5) Budak. Golongan ini mungkin tidak terdapat dinegeri kita saat ini.

6) Al-Ghorim. Yaitu orang yang karena terpaksa mempunyai hutang, atau menjamin

hutang orang lain tidak mampu membayarnya. Mereka dapat menerima Zakat untuk 

membantu melunasinya. Termasuk golongan ini adalah para pedagang kecil yangmeminjam untuk modal dari pelepas uang yang menekannya.

7) Sabilillah. Menurut Jumhur ‘Ulama (Empat Madz hab), arti kata Sabilillah  adalah

Perang membela Agama (Islam), sehingga yang berhak mendapat bagian Zakat

adalah para Sukarelawan perang (tentara) yang tidak mendapat gaji secara tetap dari

Pemerintah Islam ybs, sekalipun diantaranya adalah orang kaya. Ad a diantaranya

yang berpendapat bukan hanya untuk orangnya, tetapi dapat pula untuk perlengkapan

 perang seperti senjata dan perlengkapan lain. Selain perlengkapan perang para ‘UlamaAngkatan tua ada yang membolehkan Sabilillah ini untuk Jama’ah Haji terutam a yang

kehabisan biaya atas dasar Sabda Rosululloh SAW yang artinya : Haji dan ‘Umroh ituadalah Sabilillah”.

Para ‘Ulama yang datang Akhir  semisal Sayyid Rosyid Ridlo (Tafsir al -Manar)

mengartikan Sabilillah ini dimaksud untuk kemashlahatan Umum dan just ru tidak 

termasuk Haji, karena Haji adalah Fardlu ‘Ain bagi orang per orang yang mampu.Keperluan Haji yang dapat dibayar dengan Zakat adalah keperluan untuk Syi’ar Haji,misalnya memperlancar perjalanan Haji dan keamanannya.. Tetapi dalam

menggunakan Zakat Sabilillah didahulukan untuk kepentingan untuk Perang (bila

terjadi) seperti pembelian senjata, makanan dan keperluan lain dalam Perang fi

Sabilillah. Selanjutnya Syeh al -Azhar Muhammad Syaltut menafsirkan Sabilillah

sebagai kemashlahatan Umum yang bukan menjadi milik perorangan, yang tidak 

hanya dimanfaatkan oleh seseorang, pemiliknya hanya Alloh sedang manfaatnya

untuk Makhluq Alloh.

Dalam tafsir karangan ‘Ulama Indonesia seperti Tafsir “Al -Furqon” karangan UstadzA. Hassan, Tafsir “Al-Azhar” karangan Prof. Dr. HAMKA, Tafsir “Al-Mishbah”karangan Prof. Dr.M.Quraish Shihab, diuraikan dimungkinkannya Zakat Sabilillah

untuk kemashlahatan Ummat, a.l : pembangunan Masjid, Madrasah, Rumah Sakit dan

sarana-sarana pengembangan dan pendidikan dalam Da’wah lainny a, termasuk 

peningkatan kemampuan Sumber Daya Manusianya.

8) Ibnu Sabil. ‘Ulama umumnya sependapat bahwa, yang dimaksud Ibnu Sabil adalahorang-orang yang kehabisan bekal dalam perjalanannya, dan kepadanya dapat

diberikan sebagian Zakat sekedar dapat mencu kupi kebutuhan selama perjalanan.

Imam Malik dan Imam Ahmad berpendapat hanya bagi orang yang pergi keluar

negeri. Karena kebutuhan seperti tsb diatas dalam masarakat sangat terbataskeadaannya, maka ‘Ulama yang mempunyai pandangan pragmatis memasukkankategori Ibnu Sabil menjadi sebagai : 1)  mengirim mahasiswa keluar negeri, 2) 

mengirim missi ilmiah, 3)  mengirim utusan konferensi Islam, 4)  membiayai

 pendidikan du’afa dan anak yatim, 5)  penyediaan pemondokan, 6)  memperbaiki dan

memelihara jalan umum.

Selain harta yang harus dizakati yang telah diuraikan diatas masih ada beberapa jenis

harta yang bersifat khusus a.l:

Page 118: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 118/255

118

 f) Harta Rika-z dan Ma’din. Harta Rika-z  adalah harta yang terpendam atau tersimpan.

Termasuk didalamnya adalah harta benda yang disimpan oran g dahulu dalam tanah,

seperti : Emas, perak, tembaga atau pundi -pundi yang berharga. Adapun Ma’din adalah pemberian dari tambang dalam bumi yang berupa emas, perak, timah, besi,

intan, batu permata, batu bara dan minyak bumi. Orang yang menemukan benda -

benda tersebut diwajibkan membayar Zakatnya 1/5 bagian.

Zakat Rika-z  wajib dibayar tanpa syarat Nishob  dan tanpa Haul  . Sedangkan Zakat Ma’din  ditentukan Nisob -nya yaitu sama dengan emas dan perak, dan Zakat -nya 2,5

persen. Zakat dibayar saat ditemukan barang tersebut tidak harus nunggu satu tahun.

 g) Hasil laut. Jumhur ‘Ulama berpendapat, bahwa hasil laut semacam merjan, mutiara,manik-manik ataupun ikan tidak perlu di -Zakati. Namun Imam Ahmad bin Hambal

berpendapat perlunya dibayar Zakat -nya, bila telah mencapai Nishob . Hal itu lebih

sesuai perkembangan zaman yang menjadikan usaha itu sebagai usaha penghidupan.

Adapuan Nishob -nya dihitung setara dengan emas atau perak. Sedang jumlah Zakat- 

nya seperti dalam perhitungan pada Zakat Tanaman . Wallo-hu A’lam.

44. Zakat FitrahKalimat “Fitrah”  dalam bahasa Arab mempunyai arti Suci dan dapat pula berasal dari

kalimat Futur  artinya berbuka puasa. Kedua -duanya sesuai dengan kedudukan Zakat 

Fitrah , yaitu untuk mensucikan diri orang yang berpuasa dan wajib dibayarkan

menjelang Iedul Fitri . Berkata Abdullah Ibnu Abbas ra :

"ھ ھ    ھ ی 

) ("ھ Artinya : “Mewajibkan Rosululloh SAW untuk menunaikan zakat fitrah yaitu untuk 

mensucikan orang yang berpuasa (Romadhon) dari perbuatan sia -sia dan onar dan

memberi makan kepada orang y ang miskin. Barang siapa menunaikannya sebelum

sholat (sholat Ied), maka itulah dia zakat yang maqbul   , barang siapa yang menunaikan

setelah sholat, maka itu adalah shodaqoh  biasa (tidak termasuk  zakat fitrah )”. (riwayat

Imam Abu-Dawud dan Ibnu Majah).

Berbeda dengan Zakat Maal  yang ditentukan berdasar adanya Nishob  (batas pemilikan

harta wajib zakat) dan Haul   (jangka waktu pemilikan harta), maka Zakat Fitrah 

diwajibkan setiap pribadi Muslim disegala umur untuk membayarnya. Bentuk  Zakat 

Fitrah adalah makanan pokok yang dalam Sabda Rosululloh SAW, sbb:

ھ:    ,ی

  ی - -) (.ی ی  ی  .ی

Artinya : Dari Ibnu ‘Umar katanya : “Rosululloh SAW mewajibkan zakat fitrahbulan Romadhon sebanyak satu Sho’ (3,1 liter) tamar atau gandum atas tiap orangMuslim yang merdeka atau hamba, laki -laki atau perempuan”. (riwayat ImamBukhori dan Muslim). Dalam Hadits Imam Bukhori berikutnya : “dan (Zakat Fitrahitu) diberikan sebelum Iedul -Fitri sehari atau dua hari”.

Page 119: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 119/255

119

Zakat Fitrah akan memberi penilaian terhadap amalan seseorang yang puasa, apakah

puasa tsb dapat maqbul atau tidak sebagai dalam sabdanya :

  ی ی )ی (.

Artinya : "Puasa Romadlon bergantungan antara langit dan bumi, tidak akan

terangkat kecuali dengan Zakat Fitra h".(riwayat Imam Hafsh bin Syahin). Dengan

demikian kesempurnaan amal Ibadah Shoum Romadlon sangat berkaitan dengan

pelaksanaan Zakat Fitrah.

Yang berhak menerima Zakat Fitrah. Karena bentuk yang diberikan yaitu bahan

makanan pokok dan diberikan pada menj elang Iedul Fitri, maka sasaran yang diberi

adalah para fakir miskin, sesuai sabda Rosululloh SAW :

  ی Artinya : “Cukupilah mereka hari ini (Iedul Fitri), supaya jangan sampai merekameminta-minta”.Dalam uraiannya sementara da’i ada yang mengaitkan pelaksanan zakat Fitrah yangditeruskan sholat Iedul-Fitri dengan menyitir Surat al -A’la (87) Ayat 14-15 sbb :

                                               Arti yang diuraikan menjadi : "Sungguh beruntunglah orang yang membersihkan

diri (dengan membayar zakat fitrah), dan dia ingat (berdzikir) dengan nama Tuhannya

(ber-Takbir), lalu dia sholat (sholat Ied)".

Pandangan tsb didasarkan hadits dari Ibnu ‘Umar yang menjelaskan :

           "ی  

           ,                           "

Artinya : “Ayat ini (Surat al-A'la Ayat 15 dan 16) hanya turun menerangkan ten tang

 pemberian “zakat Fithrah sebelum Sholat ’Ied”. Wallo-hu A’lam.

45. S h o u m (Puasa)“Shoum”  atau “Shiam”  adalah bahasa Arab yang sama artinya dengan “Imsak” yangdalam bahasa Indonesia berarti puasa atau menahan (diri). Menurut istilah Agama

diartikan sebagai bentuk ‘ibadah yang berupa amalan menahan diri dari perbuatan -

perbuatan yang membatalkannya mulai dari terbitnya fajar (sinar putih diufuq timur)

sampai dengan terbenamnya matahari. Perbuatan membatalkan puasa antara lainmakan, minum dan syahwat farj (kemaluan). Bagi wanita dilakukan mana -kala tidak 

dalam haidl atau nifas. Pengertian Shoum tersebut diatas adalah pengertian umum

dalam Ayat-ayat al-Quran. Hanya ada satu Ayat yang mempunyai pengertian, bahwa

Shoum adalah tidak bicara yaitu dalam al-Quran Surat Maryam (19) Ayat 26, sbb:

                                                                                         

                       

Page 120: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 120/255

120

Artinya : “Maka makan, minum dan bersenang h atilah kamu. Jika kamu melihat

seorang manusia, maka katakanlah: "Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa

untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang

manusiapun pada hari ini".

Shoum Wajib. Shoum yang merupakan kewajiban (Fardlu-‘Ain) yakni:

a) Shoum Romadhon  yang merupakan Rukun Islam yang keempat setelah Zakat .b) Shoum sebagai Kifarat  untuk membayar suatu denda (khusus bagi orang tertentu)

c) Shoum wajib karena Nadzar  (bagi orang yang telah berjanji untuk berpuasa bila

diperoleh sesuatu).

Shoum Sunnah. Shoum yang bersifat Sunnah banyak jenisnya yang merupakan Shoum

yang dianjurkan, antara lain :

(1) enam hari pada bulan Syawal,

(2) hari Tarwiah dan ‘Arofah (tanggal 8 dan 9 bulan Haji),(3) tanggal 9 dan 10 (Tasu’a dan ‘Asyura ) bulan Muharrom,

(4) hari Senen dan Kamis  tiap minggu

(5) tanggal 13, 14 dan 15  tiap bulan Qomariah.

(6) puasa Nabi Dawud AS yaitu sehari puasa dan sehari tidak puasa (jika memungkinkan)

Sabda Rosululloh SAW yang menjelaskan Shoum Sunnah  tsb, a.l:

1) Shoum enam hari pada bulan Syawal  :

ھ ی ھ ی .).(

Artinya : Dari Abu Aiyub r. a : Rosululloh SAW ber sabda :”Barang siapa puasa padabulan Romadlon kemudian ia puasa pula enam hari pada bulan Syawal seperti puasa

sepanjang masa”. (riwayat Imam Muslim).

2) Shoum pada hari ‘Arofah (tanggal 9 bulan Haji) :   ی ی  ی

).(.ی Artinya : Dari Abu Qotadah r. a, bersabda Nabi SAW :”Puasa pada hari ‘Arofah itumenghapus dosa dua tahun, satu tahun yang telah lalu dan satu tah un yang akan

datang”. (riwayat Imam Muslim).

3) Shoum tanggal 10 Muharom :

    ی   ی ی .).(

Artinya : Dari Abu Qotadah r. a, Nabi bersabda : ”Puasa pada hari ‘Asyuro (tanggal10 Muharom) dapat menghapuskan dosa satu tahun yang lalu”. (riwayat ImamMuslim). Dalam suatu riwayat dijelaskan adanya anjuran berpuasa mulai tanggal 9

Muharom, berdasar sabda Rosululloh SAW :

)..(یArtinya : "Insya-Alloh tahun depan saya juga akan berpuasa mulai tanggal 9 bulan

Muharom". (riwayat Imam Muslim) . Hanya Rosululloh SAW telah wafat sebelum

datangnya tahun yang dimaksud.

4) Shoum hari Senen dan Kamis tiap minggu :

Page 121: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 121/255

121

ی ی    ی   (.ی .(

Artinya : Dari ‘Aisyah r. a, :”Adalah Nabi SAW memilih waktu puasa hari Senendan Kamis”. (riwayat Imam Tirmidzi).

5) Shoum tiga hari tiap tengah bulan (tanggal 13, 14 dan 15) bulan Qomariyah :

ھ ھ  ی .) .(

Artinya : Dari Abu Dzar r. a, bersabda Rosululloh SAW :”Hai Abu Dzar apabilaengkau hendak berpuasa hanya tiga hari dalam satu bulan, hendaklah engkau puasa

pada tanggal 13, 14 dan 15”. (riwayat Imam Ahmad dan Nasa’i). Diantara Shoum

Sunnah tsb diatas yang sangat dianjurkan (Muaqqod) adalah Shoum pada hari

‘Arofah (tanggal 9 bulan Dzul -Hijjah) bagi yang tidak sedang ibadat haji dan Shoum

‘Asyura (tanggal 10 bualan Muharrom).

6) Shoum Nabi Dawud AS , yaitu sehari puasa dan sehari tidak puasa secara berturut -

turut. Puasa Sunnah Nabi Dawud AS ini adalah puasa yang paling maksimal yang

dapat diamalkan, artinya Nabi SAW tidak membenarkan puasa S unnah yang lebih

banyak dari puasa tersebut. Dalam jawaban R osululloh SAW terhadap Abdulloh bi n

‘Amr bin Al-‘Ash yang ingin berpuasa lebih banyak :

ھ :ی  ی  ,ی   ی  ی .ی

Artinya : Maka menjawab Rosululloh SAW :”Tidak diperbolehkan melebihi puasaNabi Dawud selama setengah tahun, yaitu sehari puasa dan sehari berbuka”.

Shoum Romadhon. Shoum ini dilakukan secara berturut -turut selama bulan

Romadhon yang merupakan salah satu “Rukun Islam”.

Dalam al-Quran secara jelas di-Firmankan dalam Surat al -Baqoroh Ayat 183 – 184 :

                                                                                                                                                                                                                       

                                        

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasasebagaimana diwajibkan atas orang -orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, (yaitu)

dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barang siapa di antara kamu ada yang sakit

atau dalam perjalanan (lalu ia berbuk a), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak 

hari yang ditinggalkan itu pada hari -hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang

berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu):

memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang de ngan kerelaan hati mengerjakan

kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika

kamu mengetahui”.

Selanjutnya dalam Ayat 185 :

Page 122: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 122/255

122

                                                                                                                                              

                                                                                             Artinya : “(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di

dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan

penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu da n pembeda (antara yang hak dan yang

bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di

bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau

dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah b aginya berpuasa), sebanyak hari

yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Alloh menghendaki kemudahan

bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu men -cukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Alloh atas petunjuk-Nya

yang diberikan kepadamu”, supaya kamu bersyukur.

Pada Ayat 187 sbb:

                                                                                                                                                     

                                                                                                                               

Artinya : “Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan Puasa bercampur dengan

isteri-isteri kamu; mereka itu adalah pakaian bagimu, dan kamu pun adalah pakaian

bagi mereka. Alloh mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu,

karena itu Alloh mengampuni kamu dan memberi ma`af kepadamu. Maka sekarang

campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan

minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar.

Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam ”,

Dalam Ayat-ayat tsb diatas telah diuraikan pokok Shoum, mulai dari hukum

wajibnya, tujuan, jangka waktu, kemudahan -kemudahan bagi orang yang sedang

Shoum (Puasa) ataupun bagi yang karena sesuatu tidak mampu untuk melakukannya.

Tujuan Shoum adalah mencapai derajat “at-Taqwa” . Dalam Ayat 183 tsb diatas

secara tegas diuraikan wajibnya seorang Mukmin untuk ber -Puasa dengan tujuan

untuk mencapai derajat at-Taqwa. Namun upaya untuk mencapai itu harus dilakukan

secara bersungguh-sungguh dan tidak mudah dikarenakan banyaknya godaan yang

dihadapi para shoimin terutama godaan hati untuk berbuat dosa dan godaan mulut

untuk bicara yang kurang benar. Rosululloh SAW bersabda :

Page 123: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 123/255

123

ھ ھ  ی   ).ی ھ(ی Artinya : “Banyak diantara orang yang berpuasa tidak beroleh sesuatu dari puasanya

melainkan lapar”. (riwayat Imam an - Nasa’i, Ibnu Majah dari Abi Hurairoh). Oleh

karenanya banyak sabda Rosululloh SAW yang memberi iming -iming (harapan) agar

seseorang secara bersungguh-sungguh dalam melaksanakannya, a.l:

ھ ھ )ھی (ی Artinya : Barang siapa berpuasa karena Iman dan Ihtisab (bersungguh -sungguh

karena Alloh), maka akan diampuni segala dosanya yang telah lalu. Dalam Hadits lain

disebutkan :

)() :.(ھArtinya : Bersabda Rosululloh SAW : “Bagi sese orang yang berpuasa sampai saat

 berbukanya, doanya adalah merupakan do’a yang terkabul”. (riwayat Abu Dawud).

  :ھ:ھ:).(ی   ,ھ ی 

 :ھ ی ھ ). (.ھ Artinya : Dari Abi Hurairoh r. a berkata :”Bersabda Rosululloh SAW, Alloh ‘Azzawa Jalla berfirman :”Setiap ‘amalan Bani Adam dilipatkan kebaikannya sepuluh kalilipat hingga tujuh-ratus kali lipat, Alloh ber-Firman : “Kecuali Puasa, karenasesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Aku yang akan meng-Anugerahi atasnya”.(riwayat Imam Muslim, Ahmad da n Nasa’i). Pengertian hadits tersebut, bahwaanugerah amalan puasa tidak hanya sekedar kelipatan dari kebaikan yang diamalkan.

Tetapi lebih dari itu semua. Wallo-hu A’lam.

 At-Taqwa. Sementara ‘Ulama mengatakan berasal dari kata “Wiqoyah”  artinya menjaga

diri atau menghindar dari bahaya. Taqwa bagi seorang yang ber-Iman berarti dia selalu

mampu menjaga dirinya untuk tetap ta’at melakukan perintah Alloh dan Rosulnya danmenjauhi larangannya. Dengan begitu dia akan selalu terjaga dari mala -petaka dunia

dikarenakan melanggar Sunatulloh (hukum sebab akibat) dan terhindar dari mala - petaka akhirat karena melanggar hukum Syara’. Sebaliknya dengan keta’atannya diaberhak mendapat Anugerah dari Alloh SWT.

Tata-cara Puasa dan kemudahannya. Dalam Ayat 184-185 telah diuraikan, bahwa

Puasa dilakukan dengan hitungan (jumlah) yang tepat. Namun mana -kala seseorang

karena sesuatu seperti yang diuraikan dalam Ayat tsb, kurang sehat atau sedang

bepergian, sehingga mendapat kesulitan untuk berpuasa, maka kepadanya dapat

diberikan kemudahan untuk tidak berpuasa, namun wajib menggantinya diwaktu yang

lain. Bahkan ada kemudahan lain, mana -kala untuk mengganti pada waktu lainpun

mendapat kesulitan, maka kepadanya dapat diberi kemudahan untuk mengganti

dengan memberi makan seorang fa kir setiap harinya satu mud   (3/4 kg beras), yangdisebut Fidyah. Dalam Ayat 187 diuraikan, bahwa berhubungan suami -isteri dapat

dilakukan disaat sudah tidak berpuasa (malam hari).

Yang perlu dicatat dalam Ayat-ayat tersebut telah diuraikan, bahwa walau ad a

kemudahan untuk tidak berpuasa, yang lebih utama pada bulan Romadhon adalah

menunaikan Ibadah Shoum dengan keutaman yang akan diberikan. Wallo -hu A’lam.

Page 124: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 124/255

124

46. Amalan Bulan Romadhon

Bulan Romadhon secara jelas disebut dalam al -Quran dan dalam Ayat tersebut juga

dengan jelas diwajibkan bagi setiap Mukmin yang memasukinya untuk berpuasa,

yaitu dalam Surat al-Baqoroh (2) Ayat 185 sbb :

                                                                                             

Artinya : “bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al

Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan -penjelasan mengenai petunjuk 

itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena i tu, barangsiapa di antara

kamu melihat bulan itu hendaklah berpuasa”,

Keutamaan bulan Romadhon pernah dikhotbah kan Rosululloh SAW dalam haditsnya:

 :ھ..  ی ھ ی  ی    ھ ,ھ ی  ھ  ھ ,ی ی

  ھ  ی ی ھ ھی ی ھ  ی ھ  ی ی ی  ی ی 

ی .ی  ھ , ھ ھ . ی  ھی .ھی ی  ھ

ھ , ھ  ی ی )ی (

Artinya : Dari Sulaiman r. a berkata : Telah memberi khotbah Rosululloh SAW pada bulan Sya’ban, beliau bersabda : “Wahai manusia sungguh telah menaungi kamusekalian suatu bulan yang agung dengan membawa barkah, didalamnya ada satu

malam yang nilainya lebih baik dari seribu bu lan, bulan dimana puasanya diwajibkan

dan sholat-malamnya disunatkan, barang siapa mendekatkan diri dengan satu amal

kebaikan (yang disunatkan), akan dinilai sebagai mengerjakan amalan serupa yang

diwajibkan kepadanya. Barang siapa mengamalkan satu kewajib an dalam bulan

tersebut akan mempunyai dinilai tujuh puluh kali lipat amalan kewajiban tersebut.

Dan bulan tsb adalah bulan kesabaran, sedangkan sabar balasannya adalah sorga. Dan

bulan tsb adalah bulan dimana didalamnya akan ditambah rizki bagi mukmin. Ba rang

siapa memberi buka kepada seorang yang berpuasa akan diampuni dosanya dan

dihindarkan dari neraka. Dan baginya akan mendapat pahala sebesar pahala yang

diberi buka tanpa mengurangi pahala bagi yang diberi buka”. (riwayat AbuHuzaimah).

Atas khotbah Rosululloh SAW, maka Kaum Muslimin berusaha mencapai

keutamaan-keutamaan seperti yang telah disabdakannya dengan ‘amalan -‘amalan a.l:1) Puasa dan Sholat Malam/Tarowih .

 :ھ ھ ی ی:ی ,)ھی (ھ  

) .ھی (ھ ھ 

Page 125: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 125/255

125

Artinya : Rosululloh SAW bersabda :” Barang si apa berpuasa dalam bulan

Romadhon karena Iman dan Ihtisab (karena Alloh), maka akan diampuni segala

dosanya yang telah lalu”. Bersabda pula :”Barang siapa sholat malam (sholatul -

qiyam) dibulan Romadhon karena Iman dan karena Alloh, maka akan diampuni

segala dosanya yang telah lalu”. (riwayat Imam Bukhori dan Muslim).

2) Baca al-Quran dan mempelajarinya. :  ی   ی ی ھ ) (.ی 

Artinya : Hadits dari Ibnu Abbas r.a, berkata : “Sesungguhnya Malaikat Jibrilbertemu Nabi SAW setiap malam (bulan Romadhon) untuk b er-Tadarrus ( membaca

dengan disemak) Al-Quran. (riwayat Imam Bukhori dan Muslim).Dalam Hadits lain :   :ھ:ی  ی 

 ی  ھی ھ  ی  ھ  ی ھ  ی ھ  ی ھ   ھی ھ  ی    ی

 )..(Artinya : Dari Abi Huroiroh r. a, ia berkata :”Rosululloh SAW bersabda : “Bukanlahberkumpul kaum didalam rumah dari Rumah Alloh (Masjid) membaca Kitab Alloh

(al-Quran) dan mempelajarinya diantara mereka, kecuali turunlah kepada mereka

ketenteraman, dicurahkanlah kepada mereka Rohmat Alloh, dan para Malaikat

mengelilingi mereka dan Alloh selalu Mengingat, bahwa mereka termasuk orang yang

berada disisinya. (riwayat Imam Bukhori).

:ھ:,  ی   ).(.ھ

Artinya : Hadits dari ‘Utsman bin ‘Affwan r.a berkata : Rosululloh SAW bersabda:”Sebaik -baik diantara kamu adalah orang yang mempelajari Al -Quran dan mengajar-

kannya”. (riwayat Imam Bukhori)

3) Sholat ber-Jama’ah di-Masjid.

Sholat ber-Jama’ah dimasjid yang sangat dianjurkan adalah Sholat -Wajib (Sholat

Lima Waktu). Diantara sholat lima waktu yang ada yang lebih diutamakan yaitu :

Pertama, Sholat ‘Isya’ dan Shubuh, Rosululloh SAW bersabda :

ھ : :ی     ,ی

ھ    ).(.ی Artinya : Dari ‘Utsman bin ‘Affan r.a berkata : “Saya telah mendengar dari

Rosululloh SAW bersabda :”Siapa yang Sholat ‘Isya’ berjama’ah seolah -olah bangun(sholat) setengah malam, dan siapa yang Sholat Shubuh  berjama’h bagaikan Sholatsatu malam penuh”. (riwayat Imam Muslim) .

Kedua, Sholat ‘Ashar. Sabda Rosululloh SAW :

  ھ  ی ی  ی  ی ی ,    ی ی ھ ,ی   ھ  ,ی 

  ی :ھ  :ی  ی ی  ).ھی (.ی 

Page 126: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 126/255

126

Artinya : “Berganti-gantilah dalam mengawasi kamu semua itu antara Malaikat yang

bertugas malam dengan Malaikat yang bertugas siang. Tetapi mereka itu sama -sama

 berkumpul (bertemu) diwaktu sholat Shubuh dan ‘Ashar , kemudian naiklah Malaikat

yang semalaman menyertaimu, lalu Tuhan ber -Tanya kepada hamba-hamba-Nya :

”Bagaimanakah ketika kamu semua tinggalkan hamba -hamba-Ku itu?” Merekamenjawab :”Kita meninggalkan mereka diwaktu mereka sedang sholat dan kita

datangi mereka diwaktu mereka sedang sholat”. (riwayat Imam Bukhori dan Muslim).4) I’ t i k a f   I'tikap atau al-'Ukuuf  adalah bahasa 'Arab dari kalimat 'akafa-ya'kufu artinya

berdiam (tetap) disuatu tempat (dimasjid) serta menahan diri untuk beribadat. Dalam

hadits Rosululloh SAW disebutkan :

 :ھ:ی)ی (.ی 

Artinya : Hadits dari Sa’id al -Khudzri r.a berkata : Rosululloh SAW bersabda :

“Siapa yang akan ber -I’tikaf bersama saya, maka waktunya adalah sepuluh haridiakhir Romadhon”. (riwayat Imam Bukhori).

5) Memperbanyak “amal baik dan Shodaqoh” Seperti diuraikan dalam hadits yll, a.l:

......  ی    ھی ی ی   ھ  ی ی   ی ی  ,ی  ھ

ھ, ھی . ی  ھ  .ی ی ھ ھ ھ ھ ,

ی  )ی (ی Artinya : Barang siapa mengamalkan satu kewajiban dalam bulan tersebut akan

mempunyai nilai tujuh puluh kali lipat amalan kewajiban seperti tersebut. Dan bulan

tsb adalah bulan kesabaran, sedangkan sabar bala sannya adalah sorga. Dan bulan tsb

adalah bulan dimana didalamnya akan ditambah rizki bagi mukmin. Barang siapa

memberi buka kepada seorang yang berpuasa akan diampuni dosanya dan dihindarkan

dari neraka. Dan baginya akan mendapat pahala sebesar pahala yan g diberi buka

tanpa mengurangi pahala bagi yang diberi buka. (riwayat Abu Huzaimah).

Insya-Alloh.

47. Lailatul Qodr“Lailatul Qodr”  yang artinya “malam Qodr”  (malam kemulyaan) secara jelas disebut

dalam al-Quran dalam Surat al-Qodr (97) Ayat 1-5, sbb:

                                                                                                                                                                   

Artinya : “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur'an) pada malam

kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu

lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat -malaikat dan malaikat

Page 127: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 127/255

127

Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh)

kesejahteraan sampai terbit fajar”.

Sekalipun dalam Surat tersebut diterangkan mengenai turunnya al -Quran, dan kaum

Muslimin meyakini bahwa Ayat pertama yang turun adalah permulaan Surat al -‘Alaq(Iqro’), namun ahli tafsir menjelaskan bahwa Surat al -Qodr turun lama sesudah Surat

al-‘Alaq.Kata “al-Qodr” atau Qodar mempunyai arti a.l:

1) Ketetapan atau pengaturan, sehingga Lailatul-qodr berarti malam “ketetapanAlloh” bagi perjalanan hidup ma nusia, seperti Firman Alloh dalam Surat ad -Dukhon

(44) Ayat 3-5 :

                                                                                                        

Artinya : "Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi

dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskansegala urusan yang penuh hikmah, (yaitu) urusan yang besar dari sisi Kami.

Sesungguhnya Kami adalah Yang mengutus rasul -rasul",

2) Kemuliaan. Dikatakan sebagai malam yang sangat mulia seperti disebutkan dalam

Surat al-Qodr lebih baik dari seribu bulan. Arti Qodar yang berarti mulia juga

ditemukan dalam Surat al -An’am (6) Ayat 91 sbb :

                                                          Artinya : “Dan mereka tidak menghormati Alloh dengan penghormatan yang

semestinya dikala mereka berkata: "All oh tidak menurunkan sesuatupun kepada

manusia".

3) Ada juga yang mengartikan al -Qodr berarti sempit atau berdesakan, karena para

Malaikat berdesakan turun kebumi untuk membawakan Rahmat Alloh SWT. Istilah

sempit disebut dalam Surat at-Tlolaq (65) Ayat 7 :

......                  ...........

Artinya : …..dan orang yang disempitkan baginya ………

Pendapat Jumhur ‘Ulama menyatakan, bahwa “Lailatul Qodr”  selalu hadir setiap

Romadhon, walaupun sementara ulama ada yang berpendapat, bahwa hanya terjadi

saat al-Quran turun lima abad yang lalu. Pandangan yang menyatakan turun tiap tahun

didasarkan sabda Rosululloh SAW :

).(ی Artinya : “Hendaklah kamu mengintai Lailatul Qodr pada malam ganjil disepuluhhari terakhir dari bulan Romadhon” (riwayat Imam B ukhori).

Kehadiran Lailatul Qodr  bagi seseorang tentulah merupakan dambaan bagi setiap

Muslim, tetapi mungkinkah setiap Muslim yang berjaga malam dapat mencapainya?

Sejalan dengan logika spiritual, bahwa seseorang akan dapat mencapai derajat

Page 128: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 128/255

128

spiritual yang lebih tinggi, mana-kala ybs hakikatnya sudah dalam kondisi siap untuk 

memiliki derajat tersebut (hadirnya malaikat yang membawakannya). Dalam hal ini

mungkin pandangan Imam al-Ghozali dapat dipakai acuan, a.l: “Setiap manusia yangsehat ruhani dan jasmaninya, dapat merasakan bahwa dalam jiwanya selalu ada dua

bisikan, yaitu baik dan buruk. Manusia selalu dihadapkan pada pertarungan keduanya

dalam hati. Bisikan baik diindikasikan sebagai bisikan Malaikat sedang bisikan buruk 

adalah dari syaitan”. Turunny a malaikat pada lailatul-qodr  pada seseorang, tentulahhanya kepada manusia yang selalu siap menerima bisikan baik (memilih kebaikan)

dan dengan demikian bisikan baik itu akan selalu disertai Malaikat tersebut. Bisikan

baik serta amalan mengikuti bisikan b aik akan menyertainya mencapai keselamatan

(sala-mun ) atau kesuksesan. Yang dalam Surat al -Qodr (97) Ayat 5 disebutkan :

Artinya : “Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar ”. Insya-Alloh.

48. H a j i“H a j i “  berasal dari bahasa Arab “Hajja”  artinya bermaksud, sengaja atau menuju

ketempat tertentu. Dalam istilah Syara’ “H a j i”  atau Ibadah Haji artinya sengaja

menuju atau mengunjungi Baitulloh (Tanah suci) untuk melakukan ‘amal ibadatdengan syarat-syarat serta rukun tertentu sebagaimana diajarkan Rosululloh SAW.

Dalam sejarah perkembangan Agama Islam, sementara ‘Ulama berpendapat, bahwaketentuan wajib Haji bagi Muslimin dimulai pada tahun ke -enam dan sementara ada

yang berpendapat pada tahun ke-sembilan Hijriyah. Haji diwajibkan dan merupakan

“Rukun Islam yang kelima”  yang dalam Firman Alloh SWT Surat Ali -Imron (3) Ayat 97

di-Firmankan :

                                          Artinya : “mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Alloh, yaitu (bagi)

orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah ”; Dalam Surat al-Haj (22)Ayat 27, Alloh Memerintah kepada Nabi Ibrohim AS untuk menyeru manusia untuk 

menunaikan Haji, sbb :

                                                            Artinya : “Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka

akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang

datang dari segenap penjuru yang jauh”. Selanjutnya sabda Rosululloh SAW :

ھ ھ ھ  ی ی ی ی ھ ,   ,ی

,ھ  . .Artinya : Dari Abu Hurairoh : Rosululloh SAW telah berkata dalam pidatonya :”Haimanusia! Sesungguhnya Alloh telah mewjibkan atas kamu menunaikan ibadah Haji,

maka hendaklah kamu tunaikan. Seorang sahabat bertanya : Apakah setiap tahun, ya

Rosululloh? Beliau diam tidak menjawab dan yang bertanya mendesak sampai tiga

kali. Kemudian Rosululloh SAW menjawab : kalau saya menjawab “Ya” “sudah tentumenjadi wajib tiap tahun, sedang kamu tidak akan kuasa menunaikannya, biarkanlah

saja apa yang saya tinggalkan”. Artinya jangan tanyakan karena boleh jadi jawabnyamemberatkan kamu. (riwayat Imam Ahmad, Mus lim dan Nasa’i).

Page 129: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 129/255

129

Ibadah Haji sebagai ibadah Makhdhoh , maka seperti ibadah Makhdhoh  yang lain, sudah

ada ketentuan yang berupa syarat dan rukun sesuai tuntunan Rosululloh SAW.

Syarat Wajib Haji : Islam, berakal, baligh (sudah dewasa), merdeka (bukan hamba

sahaya) dan kuasa melaksanakan. Pengertian “Kuasa” memiliki kriteria :

1)  secara fisik mampu melakukan amalan -amalan haji.2)  memiliki biaya sebagai bekal perjalanan Haji dan bekal bagi keluarga yang

ditinggalkan.

3)  kondisi aman baginya baik dalam perjalanan ( tersedia transnport yang memadahi)

dan aman baginya selama melakukan ibadah.

4)  bagi wanita ada yang mendampingi (muhrim).

Syarat bagi wanita wajib didampingi muhrim didasarkan sabda Rosululloh SAW yang

dituturkan Abu Sa’id Al -Khudri, Abu Huroiroh, Ibnu ‘Abbas dan Ibnu ‘Umar :

ی   ھ .ی Artinya : “Seorang perempuan yang beriman kepada Alloh dan hari akhir tidak boleh

bepergian kecuali bersama muhrimnya ”.

Dalam kitab Bidayatul Mujtahid (Ibnu Rusyd) diterangkan, bahwa menurut Imam

Syafi’i dan Maliki berpendapat bahwa : Bila wanita tersebut sudah dalam suaturombongan yang terpercaya, yang dapat menjamin keamanannya maka syarat adanya

muhrim tidak diwajibkan. Wallo-hu A’lam.

Pelaksanaan Ibadah Haji  pada dasarnya adalah terdiri dari Ibadah Haji  itu sendiri dan

Ibadah ‘Umroh . Bagi yang mampu melaksanakan Ibadah Haji  dilakukan lebih dulu,

baru kemudian melaksanakan Umroh , maka Ibadah Haji yang demikian disebut “ Haji 

Ifrod”  (sendiri-sendiri). Mendahulukan Ibadah Haji  kemudian ‘Umroh  sesuai Firman

Alloh dalam Surat al-Baqoroh (2) Ayat 196 : ,ھ

Artinya : “Dan sempurnakanlah ibadah haji dan `umrah karena Alloh”.

Haji Ifrod   ini oleh sebagian besar jama’ah dipandang lebih memberatkan dibandingdengan Ibadah Haji  dengan melakukan Umroh  lebih dulu. Oleh karenanya banyak 

diantara jama’ah yang memilih melakukan Ibadat ‘Umroh  lebih dahulu, baru kemudian

melaksanakan Haji. Kondisi yang lebih meringankan ini, bagi jama’ah ybs dikenakanbeban dengan membayar “Dam” (semacam denda).

Kalimat “dam”  sementara ulama mengartikan sebagai “darah” artinya mengalirkandarah atau memotong hewan. Pelaksanaannya diujudkan dalam bentuk memotong

seekor kambing. Pelaksanaan Haji demikian disebut “Haji Tamatthu’”  (bersenang-

senang), cara demikian inilah yang dilakukan oleh sebagian besar jama’ah HajiIndonesia.

Dalam hal seseorang mempunyai keterbatas waktu maka Ibadah Haji  dan Umroh 

dilakukan secara bersamaan dan untuk Jama’ah ybs juga dikenakan Dam . Haji

demikian disebut “Haji Qiron” . (bersamaan). Sebagai ‘Ibadah Makhdhoh  secara Syara’

Page 130: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 130/255

130

ditentukan selain syarat yang telah disebut dahulu, maka ditentukan Rukun -rukunnya

yang meliputi rukun Haji dan rukun Umroh.

Rukun Haji  terdiri :

(1) ihrom,(2) wuquf dipadang ‘Arofah,

(3) thowaf (ifadhoh),(4) sa’i (lari-lari) antara bukit Shofa dan Marwa ,

(5) mencukur rambut , dan

(6) tertib .

Bila diantara rukun (1) s/d (5) ada yang ditinggalkan, maka menur ut hukum Syara’hajinya menjadi tidak sah.

Selain rukun tsb dalam melaksanakan ibadah Haji  terdapat amalan yang wajib

dikerjakan, yaitu :

(1) memulai ihrom dari miqot  (waktu & tempat yang telah ditentukan) bolehnya memulai,

(2) melempar jumroh ,(3) mabit (menginap) di Muzdalifah ,

(4) mabid di Mina ,

(5) thowaf Wada’  (perpisahan).

Bila amalan wajib tsb ada yang ditinggalkan, maka hajinya sah tetapi wajib bayar

dam.

Rukun ‘Umroh terdiri :(1) ihrom,(2) thowaf,

(3) sa’i,(4) mencukur rambut,

(5) tertib .

Sedang amalan yang wajib dilakukan hanya waktu ihrom mengambil miqot .

Karena pelaksanaan Haji bagi bangsa Indonesia menyangkut kepentingan ummat

yang jumlahnya sangat besar setiap tahunnya, maka Pemerintah RI membentuk 

institusi khusus yang mengurus penyelenggaraan Ibadah tsb . Didalamnya termasuk 

pengaturan dan penyusunan tuntunan pelaksanaan ( manasik haji ) dibagikan kepada

masing-masing jama’ah secara terinci. Sudah barang tentu terlibat didalamnya para‘Ulama yang kompeten, sehingga tuntunan yang disusun dibuat sedemikian, agar

mudah difahami oleh setiap jama’ah ybs. Secara mudah dikatakan, bahwa Institusi tsbbertanggung-jawab dalam segala hal, dalam arti menjamin keamanan, kenyamanan

dan keabsahan haji para jama’ah. Dengan upaya Pemerintah yang sungguh-sungguh

Insya-Alloh dapat diharapkan para jama’ah akan lebih mudah mencapai suasana dan perasaan yang khusyu’ dan dapat mendapat yang dicita -citakan setiap Muslim, yaitu

predikat “Haji Mabrur” . Insya-Alloh.

Sabda Rosululloh SAW :

ی ھ    ی  ,ی  ھ    ی .) .(

Page 131: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 131/255

131

Artinya : “Haji Mabrur (penuh kebajikan) adalah lebih baik dari dunia dan apa yangada didalamnya. Haji Mabrur tidak ada baginya balasan kecuali surga”. (riwayatImam Bukhori dan Muslim).

Dalam ke-khusyu’an Ibadatnya, mudah -mudahan para jama’ah dapat menangkapisyarat-isyarat atau hikmah yang dikandung dalam setiap langkah amalannya, a.l:

1) Niat  dengan memulai dari Miqot  yang ditentukan dan melepas segala bentuk pakaian dan hanya mengenakan pakaian ”Ihrom” . Hal tsb merefleksikan, bahwa

sebagai hamba Alloh dalam menghadap-Nya, hakekatnya semua manusia sama dan

segala bentuk pakaian baik yang nyata seperti berbagai perhiasan dan pakian yang

berarti kiasan seperti pangkat, jabatan dan kekayaan duniawi tidak ada artinya untuk 

ditampilkan dihadapan Alloh. Selain itu dengan ber-ihrom dilarang menganiaya

apalagi membunuh binatang, dilarang menumpahkan dar ah dan mencabut pepohonan

karena manusia diciptakan untuk memeliharanya. Dilarang pula menggunakan

wewangian, bercumbu kasih dan berhias, karena hiasan yang sebenarnya adalah hati

yang selalu mengingat Alloh. Dilarang pula memotong kuku atau rambut agar ja ti diri

yang sebenarnya tidak berobah. Pakaian ihrom yang hanya dua helai kain putih (bagi

pria) merupakan bentuk pakaian yang memberi kesadaran, bahwa pada saatmeninggal akan dikenakannya (dibungkus) dengan kain kafan seperti demikian.

2)  Berkunjung ke-Ka’bah dan mengelilinginya yang disebut “Thowaf” , yang

merupakan lambang perjalanan manusia kemanapun dia berkeliling didunia ini hanya

satu yang menjadi pusat tempat berpegang (bersandar) adalah pemilik Ka’bah tersebutyaitu Alloh SWT. Perintah Alloh SWT dalam al-Quran Surat al-Haj (22) Ayat 29 :

                         Artinya : “dan hendaklah mereka melakukan thawaf  sekeliling rumah yang tua itu

(Baitullah )".

Selain Ka’bah masih terdapat Hijr Isma’il   yang artinya “pangkuan Ismail” denganpengertian disanalah Ismail AS yang ikut membangun Ka’bah pernah dalam pangkuan

ibunya Siti Hajar, yang dengan ketabahan sebagai hamba Alloh yang sangat

sederhana yang diperisteri Nabi Ibrahim AS, karena keta’atannya kepada Allohdianugerahi dengan martabat yang sangat tinggi.

3) Setelah menyelesaikan Thowaf  jama’ah haji melakukan “Sa’i”  (berlari-lari). Amalan

ini masih mengingatkan lagi kisah Siti Hajar yang dalam mengasuh Ismail AS

berusaha keras untuk mendapatkan air dengan keyakinan pada ke besaran Alloh SWT

akan meng-Anugerahinya. Dimulailah usaha pencarian itu dari bukit “Sho-fa”  artinya

“kesucian dan ketegaran”, hal ini sebagai lambang, bahwa keberhasilan dalammenjalani hidup haruslah dengan usaha sungguh -sungguh dimulai dengan kesucin

dan ketegaran. Kemudian diakhiri dibukit “Marwa” yang artinya “sikap bermurah hati,menghargai dan memaafkan orang lain”.

4)  Dipadang “‘Arofah”  yang merupakan padang luas dan terbuka, seluruh jama’ahmelakukan “Wuquf” artinya berhenti disiang hari sampai terbenamnya matahari. Dapat

dibayangkan jutaan manusia dengan pakaian ihrom yang tidak ada beda satu dengan

yang lain dengan kedudukan yang sama hanya berdo’a mengharapkan Rahmat danRidho dari Alloh. Ditempat ini para jama’ah seharusnya mencapai yang dis ebut

Page 132: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 132/255

132

Ma’rifat  (serumpun dari kata ‘Arofah ) yang artinya “pengetahuan sejati mengenai jatidirinya, akhir dari perjalanan hidupnya dan menyadari terhadap langkah -langkah

hidupnya yang harus dipertanggung- jawabkan dihadapan Alloh SWT”. Salah satugambaran diakhirat nanti manusia kan dikumpulakan dipadang makhsyar. Dengan

gambaran yang terlihat secara nyata, maka Insya -Alloh seseorang akan menjadi orang

yang sadar dan ‘Arif  . (Serumpun pula dengan kata ‘Arofah ), artinya mengetahui segala

sesuatunya yang terjadi dan mengetahui bagaiman harus bertindak.

5)  Dari ‘Arofah  jama’ah menuju Muzdalifah  untuk  “ mabid”  dan mengumpulkan batu

pelempar Jamarot  sebagai lukisan eksistensi setan. Perjalanan dilanjutkan ke “Mina” 

dan disinilah pelemparan dilakukan sebagai kebencia n dan pengusiran terhadap setan.

Prosesi tersebut diharapkan memberi kesadaran tentang keberadaan setan yang harus

dihadapi dimana saja manusia berada dan untuk memeranginya diperlukan upaya

persiapan baik perbekalan ataupun mental yang sempurna. Bahkan p engumpulan

batu tersebut dilakukan malam hari sebagai isyarat bahwa persiapan itu dilakukan

secara rahasia agar tidak diketahui oleh musuh yaitu setan.

Dengan Ibadah Haji yang dilukiskan dalam bebagai simbul yang harus difahami, dan

menuntut adanya kesadaran yang penuh, maka Haji sebagai rukun Islam yang kelimadapat benar-benar merupakan kesempurnaan dari keempat rukun yang lain bagi yang

meng’amalkan. Insya-Alloh.

49. ‘Iedul Qurban“Iedul Qurban”  atau hari raya Qurban atau disebut juga “Iedul Adlha”  jatuh pada tanggal

10 Dzul-Hijjah. Kalimat “Qurban”  serumpun dengan kata Qorib  artinya dekat, maksud

dalam Ibadat Qurban adalah mendekatkan diri kepada Alloh. Sedang kalimat “Adlha” 

dari kata Udlhiah  atau penyembelihan, karena pada saat hari raya Qurban dilak ukan

penyembelihan hewan qurban. Hari raya ini adalah merujuk pada kisah Nabi Ibrahim

AS tatkala mendapat wahyu dari Alloh dengan bermimpi diperintah untuk 

menyembelih (mengorbankan) putranya Isma’il AS, seperti yang dimuat dalam al -Quran Surat ash-Shoffat (37) Ayat 102 :

                                                                                                                                                  

Artinya : “Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama -

sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi

bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai

bapakku, kerjakanlah apa yang diperint ahkan kepadamu; insya Alloh kamu akan

mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar". Dan perintah penyembelihan Qurbanmengacu pada Firman Alloh dalam Surat al -Kautsar (108) Ayat 1-3, sbb :

                                                                  Artinya : “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu ni`mat yang banyak.

Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah. Sesungguhnya orang -

orang yang membenci kamu dialah yang terputus ”. Dalam Ayat tsb secara jelas,

perintah penyembelihan setelah Sholat (Ied) Dalam sabda Rosululloh SAW :

Page 133: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 133/255

133

  ھ ی  ی   ھ ).(ی

Artinya : “Barang siapa menyembelih qurban sebelum melakukan sholat Ied, makasesungguhnya ia menyembelih untuk dirinya, barang siapa menyembelih qurban

sesudah sholat Ied dengan dua khotbahnya, sesungguhn ya ia telah menyempurnakan

ibadatnya dan ia telah menjalani aturan Islam”. (riwayat Imam Bukhori).Waktu penyembelihan Qurban mulai Iedul-Qurban  sampai tiga hari berikutnya yang

disebut hari Tasyriq (menjemur daging). Rosululloh SAW bersabda :

ی   ).(یArtinya : “Semua hari tasyriq  (tanggal 11-13 Dzul-Hijjah) waktu menyembelih

qurban”. (riwayat Imam Ahmad). Sesuai ketentuan syara’, maka hewan qurbandisyaratkan memenuhi kriteria selain sehat dan tidak cacat su dah berganti gigi. Sabda

Rosululloh SAW sbb :

ی :ھ     ی .)(

Artinya : Dari Jabir bersabda Rosululloh SAW :”Janganlah kamu menyembelihuntuk qurban melainkan yang “mussinah”  (sudah berganti gigi) kecuali bila sukar

didapat, maka boleh “jaz’ah” (yang berumur lebih dari 1 tahun) dari biri - biri”. (riwayatImam Muslim).

Keutamaan melakukan penyembel ihan Qurban disabdakan Rosululloh SAW, sbb:

  :ی  ھ ھ ی  ھ (ی )ھ

Artinya : Dari Abi Hurairoh r.a. berkata :”bersabda Rosululloh SAW: ”Barang siapayang berkemampuan dan tidak menyembelih qurban, maka jangan mendekat tempat

sholatku”. (riwayat Imam Ahmad, Ibnu Majah dan dishohihkan Hakim).

Dalam hadits lain Rosululloh SAW bersabda :

.).(Artinya : “Saya disuruh qurban dan itu sunnah bagi kamu”. (riwayat Imam Tirmidzi)

Dengan hadits tersebut disimpulkan, bahwa menyembelih Qurban sekalipun bukan

wajib tetapi sangat dianjurkan ( muaqqad  ). Sedang hewan qurban yang dianjurka n

adalah kambing atau sapi dan/atau yang serupa, misalnya onta d i Arab atau kerbau di

Indonesia. Seekor kambing adalah merupakan Qurban untuk seorang shohibul Qurban sedang seekor sapi atau yang serupa mempunyai nilai tujuh ekor kambing. Rosululloh

SAW bersabda :

ی :  ھ  ی .).(

Artinya : “Kami telah menyembelih qurban besama -sama Rosululloh SAW pada

tahun Hudaibiyah , seekor unta untuk tujuh orang dan seekor sapi untuk tujuh orang”.(riwayat Imam Muslim).

Qurban untuk orang lain : Dari hadits riwayat yang disampaikan Siti 'Aisyah :

Page 134: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 134/255

134

 :, :ھ .ھ

Artinya : Berkata Siti 'Aisyah ra : "Kami pernah di Mina, lalu ada seseorang

membawakan kami daging sapi". Kami bertanya : "Apa itu?". Para Sahabat menjawab

: "Rosululloh SAW berkurban untuk Isteri-isterinya".

Tata-cara menyembelih Qurban yang dinjurkan oleh para ‘Ulama selain harusdengan pisau yang sangat tajam, maka hewan Qurban dihadapkan ke -Qiblat dan

dibacakan Basmalah dan Takbir .

Sabda Rosululloh SAW, sbb :

ی   ھ  ی  ی  ھ  ی ). (.ی 

Artinya : Dikabarkan oleh Anas, bahwa Rosululloh SAW telah berkorban dengan

dua ekor kambing yang baik-baik, beliau sembelih sendiri beliau baca Bismillah dan

beliau baca Takbir. (riwayat Imam Bukhori dan Muslim).

Hikmah dari Qurban bagi yang melakukannya adalah seperti tersebut diatas adalah :

1)  mematuhi sunnah Rosululloh .

2)  baginya merupakan amalan yang dapat mencegah keburukan dunia dan akhirat

(‘amalan Munjiat ), sabda Rosululloh SAW :

ی ھ  ی    ی .

Artinya : “Ketahuilah, bahwasanya penyembelihan qurban itu termasuk amalanpenyelamat, yang menyelamatkan pelakunya dari ke burukan dunia dan akhirat”.

3) melatih dan menghayati jiwa berkorban dalam bertaqwa dengan mendekatkan diri

kepada Alloh SWT. Dalam Surat al -Hajj (22) Ayat 37 Alloh ber-Firman :

                                                        Artinya : “Daging-daging unta (qurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat

mencapai (keridloan) Alloh, tetapi ketakwaan dari kamulah yang mencapainya”.

Karena daging dari hewan yang disembelih selain dimakan sendiri juga dibagi pada

yang berhak seperti dalam Firman Alloh Surat al-Haj (22) Ayat 28 :

                                         Artinya : “Maka makanlah sebahagian dari-padanya dan (sebahagian lagi) berikanlah

untuk dimakan orang-orang yang sengsara lagi fakir”. Selanjutnya dalam Ayat 36 :

                                        Artinya : “maka makanlah sebahagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan

apa yang ada padanya (yang tidak meminta -minta) dan orang yang meminta”.

Pembagian daging hewan Qurban seperti tersebut dalam Ayat -ayat diatas tidak ada

ketententuan yang sangat mengikat, hal itu memberi hikmah :

Page 135: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 135/255

135

1)  boleh sebagian dimakan sendiri, hal ini menunjukkan perbedaan dengan korban

arang jahiliah (sesaji) dimana tidak boleh dimakan sendiri.

2)  sebagian dibagi kepada yang dipandang memerlukan atau kepada sanak kerabat,

sekalipun mereka tidak menunjukkan sangat memerlukan. Dalam pelaksanan ini

lebih meningkatkan kepekaan sosial dan memper -erat silatur-rahmi didalam

masarakat. Insya-Alloh.

50. ‘AqiqohIbadah yang dilakukan oleh masarakat dengan menyembelih binatang (kambing)

selain Qurban pada sa’at ‘Iedul-Adlha , adalah “‘Aqiqoh”  dari bahasa Arab dengan akar

kata “‘aqqo”  artinya “membelah” atau “memotong”. Dalam Istilah Syara’ , berarti

“menyembelih hewan sebagai qurban atas kelahiran anak, sesuai tuntunan dari

Rosululloh SAW”. Hukum ‘Aqiqoh  menurut para ‘Ulama ada berbeda pendapat,antara lain : Menurut Imam Hasan Al -basri menetapkan sebagai “wajib” . Sedang

Jumhur ‘Ulama seperti Imam Malik, Imam Syafi’i, Imam Hambali menetapkansebagai “Sunnah Muaqqad” . Hanya Imam Abu Hanifah yang menetapkan “tidak wajibdan juga bukan Sunnah hanya “Tathowwu’”  atau sukarela.

Dalam Hadits Rosululloh SAW diterangkan, a.l sbb :

1-: ی .)(

Artinya : dari Ibnu ‘Abbas r.a “bahwasanya Nabi SAW ber’aqiqoh untuk Hasan danHusain masing-masing satu kambing”.(riwayat Ima m Abu Dawud)

2-   ھ ی )(ی 

Artinya : dari ‘Aisyah r. a : “bahwasanya Rosululloh SAW memerintah orang -orang

agar supaya anak laki-laki di’aqiqohi dengan dua ekor kambing dan anak perempuanseekor”. (riwayat Imam Tirmidhi)

3 –  ھ :ھ ی    ھ   ,ھ ی ھ  ی  )(ی

Artinya : dari Samuroh r. a. : bahwasanya Rosululloh SAW bersabda : “Tiap -tiap

anak itu tergadai dengan ‘Aqiqohnyq yang disembelih pada hari ketujuh, dan dicukur rambutnya dan diberi nama”. (riwayat Imam Ahm ad).

4 –   ,ھ  ,ھ .).(

Artinya : Jangan engkau meng’aqiqahinya, tetapi cukurlah rambut kepalanya danbersedekahlah dengan perak seber at timbangan rambutnya itu. (riwayat Imam

Ahmad).

Kalimat melarang ‘aqiqah dalam hadits ini difaham sebagai penetapan hukum tidak wajib, dalam menyambut kelahiran bayi disamping ‘aqiqoh masih perlu adanyashodaqoh seharga perak seberat rambut bayi ybs. Sementara orang yang lebih

darmawan menggunakan emas.

Dari hadits tersebut diatas, maka ‘aqiqoh merupakan amalan yang menjadi tanggung jawab orang tua. Dalam hal Rosululloh SAW sebagai kakek untuk cucunya.

Page 136: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 136/255

136

Hikmah ‘Aqiqoh  a.l:

o Merupakan Qurban yang diha rapkan mendekatkan anak kepada Alloh SWT sejak 

masa dilahirkannya.

o Merupakan Qurban bagi anak, hingga do’a orang tua agar anak  terhindar dari

berbagai malapetaka hidup dikabulkan.

o Merupakan tebusan bagi anak yang akan memberikan Syafa’at pada hari akhir 

kepada orang tuanya.o Merupakan penampakan rasa gembira dengan ditegakkannya syari’at Islam dan

bertambahnya jumlah Muslim.

o Mengokohkan tali Silatur-Rahmi antara para warga masyarakat dan keluarga.

o Merupakan sarana merealisasi prinsip keadilan sosial dengan membagi bagian

dari “aqiqah bagi para fakir miskin. Wallo -hu A’lam.

Page 137: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 137/255

137

BAB III

AKHLAQUL-KARIMAH

 Akhlaq  adalah bahasa Arab yang merupakan bentuk jama’ dari al-khuluq  yang

mempunyai arti :

1) tabi’at atau budi-pekerti,

2) kebiasaan atau adat,

3) agama,

4) ke-satriaan (sikap satria), tapi dapat pula berarti

5) kemarahan (al-ghodlob ).

Akhlaq melekat pada jiwa manusia, yang dapat melahirkan perbuatan dengan mudah

tanpa proses pertimbangan, pemikiran dan penelitian. Bila hal tersebut melahirkan

perbuatan- perbuatan yang mulia (terpuji) menurut ‘Aqidah dan Syari’at Islam, makadisebut sebagai Akhlaq Mulia (terpuji) atau “  Akhla-qul Kari-mah”  dalam Al-Quran

disebut juga dengan istilah “Khuluqin’adhim”  artinya Akhlaq yang Agung.

Sementara ‘Ulama berpendapat, bahwa “  Akhla-qul Kari-mah”  merupakan salah satu

dari tiga pilar yang dipakai sebagai pedoman dalam menilai seberapa seseorang

dikatakan mentaati Agama Islam dengan baik. Dua pilar yang lain adalah “Aqidah” 

dan “Syari’at” .

Sikap dasar yang dimiliki seor ang Muslim dalam “akhlaq yang mulya” atau “Akhla-qul  

Kari-mah” , ialah sikap dasar yang disebut “al-Ihsan” ; selanjutnya orang yang memiliki

sifat tsb dinamakan “al-Muhsin”  kata jama’nya “al-Muhsinin” . Kebalikan dari akhlaq

mulia yaitu akhlaq yang melahirka n perbuatan yang buruk, maka disebut akhlaq yang

buruk atau disebut “Akhla-qus-sayyiah”.

51. A l - I h s a n

“Al-Ihsan”  adalah berasal dari bahasa ‘Arab “Ahsana, yuhsinu, Ihsa-nan”  artinya berbuat

baik, berarti pula dermawan dalam arti suka membantu yan g diperlukan orang lain,

sekalipun kadang-kadang hal-hal yang dilakukannya sebetulnya bukan b eban yang

diwajibkan kepadanya. Dalam Hadits Rosululloh SAW (Imam Bukhori), al-Ihsan didefinisikan dalam dialog antara Malaikat Jibril dengan Rosululloh SAW; dari Abu

Huroiroh berucap: ……

ھ ھ ی ھ ی Artinya : Malaikat Jibril bertanya “apakah al -Ihsan itu ?” Rosululloh SAW

menjawab :” (yaitu) apabila kamu beribadat kepada Al loh SWT seakan-akan engkau

melihat-Nya, maka apabila kamu tidak dapat melihat -Nya, sesungguhnya Ia (Alloh)

melihatmu”.

Dalam al-Quran menurut pengamatan Ahli Tafsir, karena pentingnya Ihsan ini,

kalimat Ihsan disebut dalam 11 tempat sedang pelaku Ihsan (Muhsinin) disebut 40

kali. Ayat-ayat yang menyebut kalimat Ihsan a.l:

Surat al-Baqoroh (2) Ayat 178, sbb :

Page 138: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 138/255

138

                                                                                                                                                                            

                                   Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash berkenaan

dengan orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka, hamba

dengan hamba dan wanita dengan wanita. Maka barangsiapa yang mendapat suatu

pema`afan dari saudaranya, hendaklah (yang mema`afkan) mengikuti dengan cara

yang baik, dan hendaklah (yang diberi ma`af) membayar (diat) kepada yang memberi

ma`af dengan cara yang baik (pula). Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari

Tuhan kamu dan suatu rahmat ”.

Arti Ihsan  dalam Ayat tersebut adalah perbuatan baik dalam arti kesediaan keluarga

qurban pembunuhan dapat memberi maaf kepada orang yang membunuh sekalipun

dalam hukum agama, ybs berhak untuk menuntutnya. Dalam kasus demikian,sementara ‘Ulama merumuskan “Ihsan” sebagai kesediaan mengorbankan haknyauntuk orang lain. Hal demikian dinilai lebih tinggi sat u tingkat dari “Adil” yangmemberikan atau menuntut sesuatu sesuai haknya. Wallo -hu A’lam.

Surat an- Nisa’ (4) Ayat 36, sbb :

                                                                                                                                                                

                                               Artinya : “Sembahlah Alloh dan janganlah kamu mempersekutukan -Nya dengan

sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu -bapa, karib-kerabat, anak-anak 

yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman

sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Alloh tidak menyukai orang-

orang yang sombong dan membangga-banggakan diri”,

Ihsan dalam Surat ini adalah perbuatan -perbuatan baik kepada kedua orang-tua, sanak 

kerabat, tetangga dan teman sejawat, sekalipun kadang -kadang dalam melakukan

perbuatan tersebut perlu pengorbanan yang dipe rlukan.

Selain Ihsan  mempunyai arti perbuatan baik seperti dalam Ayat diatas, maka Ihsan disetarakan pula dengan sikap yang ’Adil, seperti dalam surat an -Nahl (16) Ayat 90 :

                                                                                                    

Page 139: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 139/255

139

Artinya : “Sesungguhnya Alloh menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat

kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Alloh melarang dari perbuatan keji,

kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat

mengambil pelajaran”.

Perintah berbuat Ihsan  dalam al-Quran adalah perintah yang mendasari agar Kaum

Muslimin memiliki Akhlaq yang mulia atau  Akhla-qul Karimah , yaitu membantusesama makhluq dalam mencapai Ridlo Alloh SWT. Istilah “Akhla-qul Kari-mah” 

dinukil oleh ‘Ulama dari Sabda Rosululloh SAW, yang berbunyi :

)ھی (Artinya : “Aku diutus untuk menyempurnakan perangai -perangai (Akhlaq) yang

mulia” (riwayat Imam Baihaqi dan al -Hakim).

Selain dengan istilah  Akhla-qul Kari-mah disebut pula Akhlaq yang baik sebagai “Akhla- 

qul Hasana-t” dari Sabda Rosululloh SAW, sbb :

)(

Artinya : “Berperangailah (ber -Akhlaq) kepada manusia dengan perangai yang baik”(riwayat Imam Tirmidhi).

Dalam al-Quran Akhlaq Rosululloh SAW seperti disebut diatas sebagai Akhlaq yang

Agung (Khuluqin ‘Adhim ), Surat al-Qolam (68) Ayat 4, sbb :

                          Artinya : “Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung”.

Akhlaq Agung yang dimiliki Rosululloh SAW ini yang biasa disebut juga sebagai

“  Akhlaq Islami” , karena bersumber dari Wahyu Alloh seperti tsb diatas.

Orang yang berbuat Ihsan atau disebut “al-Muhsinin”  disebut dalam al-Quran a.l:

Surat al-Baqoroh (2) Ayat 112, sbb :

                                                                                            

Artinya : “(Tidak demikian) bahkan barangsiapa y ang menyerahkan diri kepada

Alloh, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pah ala pada sisi Tuhannya dan

tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati ”.

Surat an- Nisa’ (4) Ayat 125, sbb :

                                                                                                        

Artinya : “Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas

menyerahkan dirinya kepada All oh, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia

mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Alloh mengambil Ibrahim menjadi ke-

sayangan-Nya”.

Page 140: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 140/255

140

Selanjutnya agar seseorang mencapai derajat al -Muhsinin, Alloh ber-Firman dalam

surat Ali-Imron (3) Ayat 133-135 dijelaskan lebih rinci, sbb :

                                                           

  

 

  

 

 

  

 

 

 

  

 

  

 

  

 

 

  

 

 

 

  

 

  

  

 

   

  

 

  

  

 

  

 

  

 

  

 

  

  

 

                                                                                                                                                    

Artinya : “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga

yang luasnya seluas langit dan bumi ya ng disediakan untuk orang-orang yang

bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang

maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan me ma`afkan(kesalahan) orang. Alloh menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Dan (juga)

orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri,

mereka ingat akan Alloh, lalu memohon ampun terhadap dosa -dosa mereka dan siapa

lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Alloh? Dan mereka tidak 

meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui ”.

Dalam Ayat diatas dijelaskan untuk mencapai derajat al -Muhsinin mula pertama

adalah segera mohon ampun kepada Alloh agar dapat meningkatkan tataran ke -

Taqwa-annya, yang dijelaskan dengan amalan -amalan sbb : menafkahkan hartanya

baik dalam keadaan lapang ataupun sempit, mengendalikan diri untuk tidak marah

dan memaafkan kepada orang yang berbuat salah kepadanya, dengan amalan tersebutditunjukkan kecintaan Alloh SWT pada orang tsb yang dikategorikan sebagai

Muhsinin. Pada Ayat berikutnya Alloh menjelaskan sifat baik yang dimilikinya, yaitu

dengan selalu ingat kepada Alloh dan mohon ampun manakala berbuat dosa dan tidak 

berlanjut dengan dosanya. Kepada orang Muhsinin ini Alloh menjanjikan balasan -

Nya pada Ayat berikutnya (136), sbb:

                                                                                                            

Artinya : “Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yangdi dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah

sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal”. Insya-Alloh.

52. Al-I k h l a s h“Al-Ikhlash”  menurut bahasa (Arab), artinya adalah bersih dalam pengertian murni

tidak tercampur sesuatu apapun. Dalam ber-‘Ibadah menurut Agama (Islam),pengertian orang yang Ikhlash  ber’ibadah adalah dia ber’ibadah murni semata -mata

karena Alloh, tidak tercampur kepentingan yang selain Alloh. Orang demikian disebutMukhlish.

Page 141: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 141/255

141

Kebalikannya bila orang tersebut dalam ber’ibadat ada terbetik dalam hatinya untuk kepentingan selain Alloh, a.l untuk pamer, maka hal demikian termasuk dalam

kategori Isyrok  (tercampur), orang yang demikian disebut Musyrik  (condong untuk 

menyekutukan Alloh). Sedang Perintah Alloh agar Ummat Islam ber-Ibadat dengan

Iklash di-Firmankan dalam Surat al-Bayyinah (98) Ayat 5, sbb :

                                                                                                  Artinya : “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyem bah Alloh dengan

memurnikan keta`atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan

supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah

agama yang lurus”.

Selain Ayat diatas, Alloh SWT memerintahkan agar manusia bertindak Adil serta

Sholat serta berdoa dengan Ikhlash dengan Firmannya, Surat al-A’rof (7) Ayat 29 :

                                                                                           

Artinya : “Katakanlah: "Tuhanku menyuruh menjalankan keadilan". Dan

(katakanlah): "Luruskanlah muka (diri) mu di setiap shalat dan sembahlah Alloh

dengan mengikhlaskan keta`atanmu kepa da-Nya. Sebagaimana Dia telah menciptakan

kamu pada permulaan (demikian pulalah) kamu akan kembali kepadaNya)".

Dalam Ayat tersebut diatas, bahwa Ikhlash  (mukhlish) adalah perintah Alloh yang

wajib dilaksanakan dalam melakukan ‘Ibadah selain bertindak Adi l dalam hidup.Oleh karenanya “Ulama’ Fiqih merumuskan, bahwa “Ibadah kepada Alloh hanyadapat diterima Alloh, manakala memenuhi tiga syarat, yaitu : pertama Niat  (Niat

melaksanakan Ibadat hanya karena ta’at kepada Alloh), kedua Benar  dalam arti

melakukannya menurut tuntunan Rasululloh SAW dan ketiga Ikhlash  tidak tercampur

kepentingan yang selain Alloh. Pengertian Ibadat disini adalah sesuai dengan Qo’idahTauhid ialah “dengan kerendahan diri tunduk dan patuh menjalankan PerintahAgama”, dimana ‘Ibadat ter sebut terdiri dari : Ibadat Khushus (‘Ibadat Makhdhoh )

yaitu ‘Ibadah yang tatacaranya secara terinci sudah ditetapkan dalam Syari’at Islam,seperti : Sholat, Puasa, Haji dsb. Selain itu ada ‘Ibadat yang sifatnya Umum( Ammah/Ghoiru Makhdhoh ) yaitu semua perbuatan baik yang bermanfaat bagi dirinya

ataupun masyarakat, sesuai Tuntunan Rasululloh SAW, seperti makan, minum,bekerja mencari nafkah, bergaul sopan dsb.

Pentingnya Ikhlash sering pula di-Sabdakan Rosululloh SAW a.l dalam Hadits Qudsi,

yang diriwayatkan oleh An-Nasa-i dari Hasan, Rosululloh ber-Sabda :

ھ ھ ی  )(

Artinya : “Alloh Ta’ala ber -Firman : “Ke-Ikhlasan  itu rahasia dari rahasia-Ku, Aku

simpan dia dalam hati orang yang Aku cintai dari hamb -hamba-Ku”.

Page 142: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 142/255

142

Dalam Hadits lain Rosululloh SAW ber -Sabda kepada Mu’adz bin Jabal :

ھ  ی )ی(ی Artinya : “ikhlashkanlah ‘amal itu, niscaya mencukupilah bagi engkau olehsedikitnya dari padanya”.

Sikap Ikhlash  merupakan sikap tidak mudah, karena godaan syaithon yang selalu

ditujukan kepada setiap manusia. Dikarenakan selain manusia selalu tergo da olehkehendak hawa nafsunya sendiri dalam melakukan sesuatu kebaikan, yang cenderung

lebih dikaitkan kepada kepentingan dirinya; atau setidaknya ingin kebaikan itu dilihat

orang lain. Ada pula diantaranya yang mengharapkan agar kebaikannya dapat imbalan

dari orang lain, setidak-tidaknya dapat pujian. Sikap demikian termasuk perbuatan

seseorang menjadi tidak  Ikhlash . Termasuk pula seseorang dikatakan menjadi tidak 

Ikhlash manakala saat dia melakukannya mengatakan pada orang lain bahwa dia

melakukannya dengan Ikhlash, karena perkataan tsb bermaksud agar orang lain tahu

bahwa dia Ikhlash.

Ke-Ikhlashan seseorang yang dikotori oleh godaan syaithon/dorongan nafsu pribadi

yang membujuk dalam hati, maka menurut Ahli Hikmah sekurang -kurangnya dapatdirinci dalam tiga tahap, yang dapat dicontohkan dengan mudah difaham a.l. dalam

hal yang terjadi pada orang yang menegakkan Sholat :

Pertama  “R i a ’”  pamer atau ingin dipuji, seperti diungkapkan sebelumnya, godaan

syaiton yang dihembuskan kedalam hati orang yang Sh olat agar berkeinginan

sholatnya dilihat orang lain, yang dinilai oleh yang melihat, demikian khusyu’nyadengan harapan mendapat pujian atau penghormatan yang lain.

Kedua “ Rasa bangga dalam hati ”, orang yang sudah menyadari untuk mencegah “Ria’”,namun karena telah merasa sholatnya khusu’, maka timbul dalam hatinya syaithonmenanamkan perasaan berbangga diri karena ke -khusu’annya terasakan oleh dirinya,bahwa telah lebih dari orang lain, yaitu orang yang menyaksikannya.

Ketiga  Akibat kedua hal tersebut diatas, maka orang tersebut didalam menegakkansholat digoda oleh syaithon agar kadar ke -khusu’annya ternyata menjadi dilakukanberbeda pada saat sendirian dibanding dengan pada saat bersama orang lain.

Tetapi manakala manusia tsb dapat mengatasi godaan baik dari syaiton atau dorongan

keinginan buruk hatinya, maka terbebaslah dia dari godaan, dan kemudian dapat

mencapai kondisi dimana segala perbuatan baiknya semata -mata karena Alloh

(Ikhlash ). Dengan Ikhlash maka selain ‘Ibadatnya diterima Alloh, dijami n oleh Alloh,

bahwa orang tersebut tidak akan dapat tergoda oleh syaithon. Dalam Al -Quran

dituliskan sumpah syaithon untuk akan selalu menggoda manusia kecuali bila

manusia tersebut dapat mencapai derajat Ikhlash . Firman Alloh SWT dalam Al-Quran

Surat As-Shaad (38) Ayat 82-83, sbb:

                                              Artinya : “Iblis menjawab: "Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka

semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka”. Insya-Alloh.

Page 143: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 143/255

143

53. S y u k u rKata Syukur (“asy-Syukru” ) menurut bahasa (bahasa Arab) disamakan artinya dengan

kata “al-Hamdu ” (memuji). Menurut Istilah dalam Qo’idah Ushul diartikan sebagai :

ھ ی  ھ ھ ی Artinya : “Menggunakannya si hamba kepada semua Ni’mat yang dianugerahkanAlloh kepadanya untuk berbuat sesuatu yang justru untuk Ni’mat itu di -Anugerahkan

oleh Alloh kepadanya”.

Sebagai contoh : Hamba Alloh yang bersyukur adalah yang menggunakan seluruh

anggota badan, rezki, ilmu dan lainnya sebagai kemudahan yang telah dianugerahkan

Alloh, kesemuanya itu untuk beribadat hanya kepada Alloh. Karena semua anugerah

dari Alloh yang diberikan k epada hambanya tidak lain hanya untuk ber’ibadat.Bersyukur kepada Alloh SWT adalah wajib bagi manusia yang ber -Iman baik 

ditinjau dari segi Fithrohnya ataupun dari segi ketentuan Syara’. Bagi yang tidak bersyukur, maka berarti dapat disebut dalam Al -Quran sebagai kufur (ni’mat)  sebagai

sikap yang dimurkai Alloh, Firman Alloh Surat Ibrahim (14) Ayat 7, sbb :

                                                                   Artinya : “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu mema`lumkan: "Sesungguhnya jika

kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni`mat) kepadamu, dan jika kamu

mengingkari (ni`mat-Ku), maka sesungguhnya azab -Ku sangat pedih".

Selain itu dalam Qo’idah Agama, Iman  dapat dimisalkan sekeping mata uang (c oin),

yang satu sisinya adalah Syukur  sedang sisi lainnya Shobar . Dalam kehidupan sehari-

hari orang ber-Iman kedua sisi keping tsb harus selalu terangkai dalam ‘amalan.Seperti yang dikemukakan Ibnu Mas’ud r. a. :” Iman  itu dua paruh (nishfu ), separuh

Shobar  dan separuh Syukur” . Bahkan karena Syukur  kepada Alloh adalah bagian dari

Iman , maka kepada orang yang beriman, dalam Al -Quran diajarkan untuk selalu berdo’a kepada Alloh SWT, untuk memohon agar diberi kemampuan untuk senantiasa dapat bersyukur kepada-Nya; bukan hanya karena ni’mat yang diberikankepadanya saja, tetapi juga kepada kedua orang -tuanya seperti dalam Surat Al -Ahqof 

(46) Ayat 15 dimana bagi yang berdo’a demikian diberi anugerah seperti yang dimuatdalam Ayat – 16-nya, sbb :

                                                                                                                                                                                                                                                                                    

                                                                                                                                              

Artinya : “Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang

ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya

Page 144: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 144/255

144

dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh

bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia

berdo`a: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri ni`mat Engkau yang telah

Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapak ku dan supaya aku dapat berbuat amal

yang sholih yang Engkau Ridhoi; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi

kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan

sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri". Mereka itulah orang-orang yang Kami terima dari mereka amal yang baik yang telah mereka kerjakan dan

Kami ampuni kesalahan-kesalahan mereka, bersama penghuni -penghuni surga,

sebagai janji yang benar yang telah dijanjikan kepada mereka ”.

Keni’matan yang harus disyuk uri dapat dibagi dua bagian :  pertama  yang bersifat

sementara (diterima didunia) yang merupakan ni’mat yang bagi seorang Muslimdigunakan sebagai alat mencapai tujuan yang lebih tinggi yaitu ni’mat kedua  yang

kekal (ni’mat di-Akhirat).

Mengapa untuk bersyukur diperlukan upaya dengan sungguh-sungguh yang termasuk 

didalamnya berdo’a kepada Alloh agar oleh -Nya diberikan kemampuan? Karenaterhadap orang yang mendapat keni’matan (dunia) yang banyak, misalnya : harta yangmelimpah, kedudukan yang tinggi, derajat keilmuan yang tinggi, tubuh yang sehat,

anggota sanak keluarga yang berpangkat dan terhormat dll, sulit baginya untuk 

menghindarkan diri dari godaan perbuatan ma’shiat, misalnya : pamer, sombong/takabbur dsb yang merupakan sikap yang sangat dimurkai Allo h. Sedang hakekatnya

semua itu adalah Anugerah dari Alloh yang harus dikembalikan kepada -Nya. Sikap

bersyukur demikian yang dinilai sebagai lebih tinggi dari sikap shabar bagi yang

sedang ditimpa kehidupan sengsara. Dengan bersyukur akan terhindar dari mur ka

Alloh seperti dalam Surat (14) Ayat 70, sebaliknya bila selalu bersyukur disertai

‘amal sholeh akan dijamin anugerah seperti dalam Surat (46) Ayat 16 tsb diatas.

Namun kadang-kadang seseorang yang ber'amal sholeh tergoda untuk memuji diri,

sehingga hal itu dapat menggugurkan rasa Syukur, sabda Rosululloh SAW sbb :

ھ (.ھ ).ی 

Artinya : "Barang siapa memuji diri sendiri atas keberhasilannya mela kukan 'amal

sholih, maka sungguh telah sesat syukurnya dan rusak amalnya". (riwaya t Imam Abu

Nu'aim). Na'udzu billah.

54. S h o b a r“Shabar”  dari segi bahasa sering diartikan sebagai menahan diri (perasaan) dalam

menanggung suatu penderitaan, dikarena kan menghadapi sesuatu yang tidak diinginiatau karena kehilangan suatu yang disenangi.

Menurut Istilah, oleh ‘Ulama Ahli Hikmah (Al -Ghazali) menuliskan Shabar  adalah

suatu kondisi (tingkat, maqom) mental seseorang yang berkemampuan dalam me -

ngendalikan nafsu, dimana kondisi itu tumbuh atas dorongan ajaran Agama (Islam).

Atau dapat dikatakan Shabar  adalah sebagai menahan kehendak hawa nafsu demi

mencapai sesuatu yang baik/lebih baik menurut norma Syariat Islam . Dengan demikian

orang yang Shabar  adalah orang yang telah menduduki suatu tingkat ( maqom ), dimana

dia telah mampu mengendalikan nafsunya, sehingga dia selalu dalam kondisi

Page 145: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 145/255

145

melaksnakan Syari’at Islam  yang sempurna. Atau dalam kata lain bila kita ingin

menjadi Muslim yang konsisten (teguh) melaksanaka n Syari’at Islam , maka derajat

yang harus kita capai adalah Shabar . Begitu pentingnya Shabar , maka Ahli Tafsir telah

menghitung kalimat Shabar  tersebut dalam Al-Quran terulang 103 kali. Dalam hal

Shabar  ini terdapat hadits yang disampaikan oleh Ibnu Mas’ud r. a., Rosululloh SAW

bersabda :

  ی Artinya :”Shabar  itu adalah separuh dari Iman ”. Dalam atsar disebutkan bahwa Iman

diibaratkan sebagai satu keping mata uang (coin) yang satu sisinya adalah Shabar 

sedang sisi lain adalah Syukur . Seperti yang telah dikatakan oleh Shohabat Rosululloh

SAW Ibnu Mas’ud r. a : “ Iman  itu terdiri dari dua paruh ( nishfu ), separuh Syukur dan

separuh Shobar ”. Perkataan Ibnu Mas’ud ini sering disebutkan sebagai Hadits yangpernah diucapkan Rosululloh SAW.

Keutamaan Shabar dalam Al-Quran a.l. Surat An-Nahl (16) Ayat 96. sbb :

                                              

 

                                           Artinya : “Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Alloh adalah

kekal. Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang -orang yang

shabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan ”.

Surat Az-Zumar (39) Ayat 10, sbb :

                                                                             

                                                    Artinya : “Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertakwalah kepada

Tuhanmu". Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan

bumi Aloh itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang -orang yang bershabarlah yang

dicukupkan pahala mereka tanpa batas ”.

Adapun perintah untuk Shabar di -Firmankan dalam Surat Anfal (8) Ayat 46, sbb :

                                                                                      

         Artinya : “Dan ta`atlah kepada Aloh dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah -

bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilan g kekuatanmu dan

bersabarlah. Sesungguhnya Alloh beserta orang-orang yang shabar”.

Dalam menghadapi cobaan, Ahli Hikmah membagi kesabaran dalam empat tingkat

sesuai dengan cobaan yang dihadapi :

Tingkat pertama kesabaran dalam menghadapi cobaan yang diper buat orang lain

seperti adanya ketidak-samaan pandangan atau bahkan perbedaan ‘Aqidah, sehinggadapat dikeluarkan kata-kata yang tidak enak didengar. Untuk itu Alloh ber -Firman

dalam Surat Al-A’raf (7) Ayat 87, sbb :

Page 146: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 146/255

146

                                                                                                              

Artinya : “Jika ada segolongan daripada kamu beriman kepada apa yang aku diutus

untuk menyampaikannya dan ada (p ula) segolongan yang tidak beriman, makabershabarlah, hingga Alloh menetapkan hukumnya di antara kita; dan Dia adalah

Hakim yang sebaik-baiknya”.

Tingkat kedua kesabaran dalam menghadapi musibah yang terjadi karena Taqdir 

 Alloh . Sebagai contoh musibah karena kehilangan harta, anggota keluarga, sakit atau

kegagalan dalam usahanya (seperti tidak panen untuk orang tani). Dalam hal ini Alloh

ber-Firman dlam Surat Al-Baqoroh (2) Ayat 155, sbb :

                                                                                         

         Artinya : “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit

ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah -buahan. Dan berikanlah berita

gembira kepada orang-orang yang shabar”,

Tingkat ketiga kesabaran dalam menjalankan Perintah Alloh dan menolak yang

dilarang-Nya. Artinya bersabar dengan selalu taat menjalankan Syari’at Islam sekalipun

dianggap berat, semisal Sholat atau ‘Ibadah lain seperti membayarkan Zaka t, Puasa,

Haji dsb. Dalam hal Sholat atau berdo’a Alloh ber -Firman dalam Surat Thoha (20)

Ayat 132, sbb :

                                                                                              Artinya : “Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan

bershabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu,

Kamilah yang memberi rezki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang

yang bertakwa”.

Tingkat yang keempat yang dianggap paling langka dapat dilaksanakan adalah

bershabar untuk tidak tergoda berbuat Ma’shiat  yang bersifat menyenangkan buat

dirinya (keluarganya), sekalipun pada dirinya memiliki kemampuan baik dalam harta

atau kekuasaan untuk melakukan kema’shiatan tsb. Ke sabaran demikian hanya dapat

dimiliki seseorang diantara kaum Muslimin semata -mata karena Pertolongan Alloh,sehingga dapat mengendalikan nafsunya, karena menyadari hal itu tidak dibenarkan

oleh Syari’at Islam. Keshabaran demikian akan bertalian erat deng an kemampuan

orang untuk dapat ber-Syukur atas ni’mat yang dianugerahkan kepadanya, sehinggadia memahami bahwa Anugerah Alloh hanya dapat digunakan semata -mata untuk ber

‘Ibadat. Artinya ketidak mampuan untuk ber-syukur terhadap ni’mat yang diterimaseperti tersebut diatas, berakibat kehilangan keshabaran, sehingga menyimpang dari

Syari’at Islam. Wallo-hu A’lam.

Page 147: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 147/255

147

55. R i d l o“Ridlo”  adalah kalimat ‘Arab yang berasal dari “Rodlia, Ridlo, wa Ridlwanan , wa 

Mardlotan”  artinya “Senang, Setuju, Rela atau Men erima”. Dalam Islam “Ridlo” 

diartikan sebagai “Dengan senang hati (bergembira) menerima Qodlo  atau Ketetapan

dari Alloh SWT”. Alloh ber -Firman dalam al-Quran Surat Bayyinah (98) Ayat 8 :

                                                 Artinya : “Alloh ridlo terhadap mereka dan merekapun rid lo kepadaNya. Yang

demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya ”.

Dalam Surat at-Taubah (9) Ayat 72 Alloh ber-Firman :

                                                                                                                                                

Artinya : “Alloh menjanjikan kepada orang-orang yang mu'min lelaki dan

perempuan, (akan mendapat) syurga yang di bawahnya mengalir sungai -sungai, kekalmereka di dalamnya, dan (mendapat) tempat -tempat yang bagus di syurga `Adn. Dan

keridloan Alloh adalah lebih besar; itu adalah keberuntungan yang besar ”.

Rosululloh SAW bersabda dalam Hadi tsnya :

ھ )(.ھ Artinya : “Berbahagialah orang yang diberi petunjuk kepada Islam, adalah rezkinyamencukupi dari meminta orang dan ia ridlo dengan keadaan yang dem ikian”. (riwayatImam Muslim).

Dalam Hadits lain Rosululloh SAW bersabda :

    ھ ھ ی ھ  ی

)ھی(.Artinya : “Siapa yang ada perasaan ridlo  dari pada Alloh Ta’ala dengan sedikit daririzqi yang diterima, niscaya Alloh Ta’ala Ridlo  dari padanya dengan sedikit dari

‘amal”.(riwayat Baihaqi dari ‘Ali).

Ridlo adalah merupakan puncak ketenangan seseorang, Karen a adanya rasa tetap

gembira terhadap ujian yang diberikan oleh Alloh SWT betapapun beratnya. Oleh

karenanya para ‘Ulama Ahli Hikmah menilai Ridlo  adalah tingkat yang lebih tinggi

dari Shobar . Karena Shobar dinilai sebagai dapat menerima ujian dari Alloh SWT

walaupun dalam perasaan yang kadang-kadang hatinya merasa susah. Perbandingan

antara Shobar dan Ridlo ada nukilan Atsar (al-Qaul) Hadits Rosululloh SAW : .ھ Artinya : “Apabila Alloh Ta’ala mencintai seorang hamba, niscaya diuji -Nya. Kalau

orang itu Shobar , niscaya dipilih-pilih-Nya. Dan kalau ia Ridlo , niscaya dia akan

menjadi pilihan-Nya”.

Orang yang telah tertanam rasa Ridlo dalam hatinya, maka a kan dibalas-Nya dengan

Ridlo pula oleh Alloh SWT seperti dalam Firman -Nya dalam Surat al-Fajr (89) Ayat

27-30, sbb :

Page 148: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 148/255

148

                                                                                    

Artinya : “Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang

Ridlo  lagi di-Ridloi -Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba -hamba-Ku, danmasuklah ke dalam surga-Ku”.

Dalam Surat al-Bayyinah (98) Ayat 7-8 sbb :

                                                                                                                                                              

                     Artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal s holih

mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah

surga `Adn yang mengalir di bawahnya sungai -sungai; mereka kekal di dalamnya

selama-lamanya. Alloh ridlo terhadap mereka dan merekapun ridho kepada-Nya. Yang

demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya ”.

Didalam menerima ketetapan Alloh ( Qodlo ) seperti tersebut diatas, maka Ridlo adalah

pilihan yang terbaik. Namun bila pe rangai kufur atau ma’shiat yang dimilikiseseorang ybs, maka perlu adanya kesadaran untuk mencegahnya. Karena pada

dasarnya Alloh SWT tidak akan Me-Ridloi kufur dan ma’shiat. Wallo -hu A’lam.

56. TawakkalDalam bahasa Arab “Tawakkal  ” berasal dari kata “Wakkala ” yang artinyamenyerahkan atau mewakilkan suatu urusan kepada orang lain. Menurut Istilah, maka

dalam inseklopedi Islam Tawakkal diartikan sebagai : Menyerahkan segala perkara,

ikhtiar dan usaha yang dilakukannya, kepada Alloh SWT serta berserah diri

sepenuhnya kepada-Nya untuk mendapat manfaat atau menolak yang madlorot. Atau

dapat dipahami pula, bahwa Tawakkal  merupakan sikap dan perilaku seorang Muslim

untuk berserah diri kepada Alloh yang merupakan sikap seorang yang ber -Iman

kepada Alloh dan kemudian disusul dengan mengerjakan ‘Amal Sholih.

Dalam Al-Quran banyak Firman-Nya yang menyebut dan menjelaskan tentang

Tawakkal  tsb, a.l: Surat Ali-Imran (3) Ayat 159-160, sbb :

                                                                                                                                                                                                                            

                                             

Page 149: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 149/255

149

Artinya : “Maka disebabkan rahmat dari Alloh-lah kamu berlaku lemah-lembut

terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka

menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma`afkanlah mereka, mohonkanlah

ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu.

Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka ber -tawakkal- lah kepada

Alloh. Sesungguhnya Alloh menyukai orang-orang yang ber-tawakkal  kepada-Nya.

Jika Alloh menolong kamu, maka tak adalah orang yang d apat mengalahkan kamu; jika Alloh membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan

yang dapat menolong kamu (selain) dari Alloh sesudah itu? Karena itu hendaklah

kepada Alloh saja orang-orang mu'min ber-tawakkal  ”.

Surat Ibrahim (14) Ayat 12, sbb :

                                                                                                                      

Artinya : “Mengapa Kami tidak akan bertawakkal kepada All oh padahal Dia telahmenunjukkan jalan kepada kami, dan kami sungguh -sungguh akan ber-shabar terhadap

gangguan-gangguan yang kamu lakukan ke pada kami. Dan hanya kepada Alloh saja

orang-orang yang ber-tawakkal  itu berserah diri".

Surat Al-Ankabut (29) Ayat 58-59, sbb:

                                                                                                                                                             

Artinya : “Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang sholih,

sesungguhnya akan Kami tempatkan mereka pada tempat -tempat yang tinggi di dalamsurga, yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya. Itulah

sebaik-baik pembalasan bagi orang-orang yang beramal, (yaitu) yang bersabar dan

ber-tawakkal  kepada Tuhannya”.

Dalam Surat Ali-Imran Ayat 159-160 yang latar belakang turunnya adalah situasi

setelah Perang Uhud yang banyak menelan korban difihak kaum Muslimin, maka

kalimat Tawakkal tercantum setelah uraian tentang usaha -usaha yang sangat cermat

dilakukan termasuk sikap dan perilaku terpuji, yaitu sikap Rosululloh sendiri yang

lemah lembut terhadap semua yang mer asa bersalah sehingga mengakibatkan banyak 

korban, disusul kemudian dengan bermusyawarah bersama Para Shahabat sebelum

melaksanakan perang dan mencapai sepakat tentang apa yang harus dilakukan dalamperang. Setelah itulah Kaum Muslimin ber -Tawakkal  kepada Alloh.

Sedang dalam Surat Ibrahim Ayat 12 Tawakkal kepada Alloh merupakan sikap dalam

meneguhkan mental agar mampu menangkis ancaman dari kaum musyrikin yang

ditujukan kepada Kaum Muslimin. Firman Alloh dalam Surat Ankabut Ayat 58-59

menjelaskan jaminan Alloh yang dijanjikan untuk mendapatkan sorga bagi kaum

Mukminin yang selain ber’amal Sholeh dan ber -Sabar juga selalu ber-Tawakkal

kepada Alloh. Dalam Sabda Rosululloh SAW sifat Tawakkal  digambarkan seperti sifat

burung dalam kehidupan sehari-harinya, sbb:

Page 150: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 150/255

150

ی   ھ ھ ی .)(

Artinya : “Seandainya kamu dapat bertawakkal kepada Alloh dengan Tawakka l yang

sungguh, maka Alloh akan memberi rizki kepadamu seperti burung yang dipagi hari

berangkat dengan tembolok kosong dan akan pulang sore hari dengan tembolok 

 penuh, dan dengan Do’amu segala rintangan akan hilang wala u setinggi gunung.

(riwayat Imam Ahmad).

Dalam Sabda Rosululloh SAW yang lain menurut riwayat At -Tirmidzi disebutkan :

dizaman Rosululloh SAW ada seorang yang ingin meninggalkan ontanya didepan

masjid tanpa mengikatnya, karena merasa telah cukup dengan be tawakkal kepada

Alloh, maka ketika Rosululloh SAW mengetahuinya lalu bersabda : “Ikatlah ontamulebih dulu baru bertawakkal kepada Alloh.” Dengan demikian Tawakkal  adalah sikap

seseorang yang ber-Iman untuk berserah diri kepada Alloh setelah melakukan

Ikhtiar dengan sungguh-sungguh dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam

kitab Ihya ‘Ulumuddin oleh Imam Al -Ghozali di-terangkan, bahwa orang baru dapat

dikatakan ber-tawakkal  (berserah diri), setelah dapat dibuktikan adanya empat usaha

dalam ikhtiarnya yang telah dilakukan ialah :1)  Berusaha memperoleh sesuatu yang bermanfaat (yang lebih baik) yang selama

ini belum pernah dimiliki.

2)  Berusaha memelihara kebaikan yang selama ini sudah dimiliki sehingga tidak 

hilang serta tetap bermanfaat.

3)  Berusaha mencegah atau menghindari suatu madlorot (keburukan) yang belum

pernah dilakukan sebelumnya.

4)  Berusaha menghilangkan keburukan yang selama ini masih dilakukan,

sihingga lambat laun keburukan itu hilang dari dirinya.

Adapun tingkat pencapaian sikap Tawakkal   seseorang Muslim dapat dirumuskan

dalam tiga tingkat, yaitu :a) Tingkat Pertama/Pemula (Bidayah ) yaitu tingkat yang seharusnya sudah dimiliki

oleh setiap diri Muslim/Mukmin, artinya secara realistis dapat menerima

kenyataan yang seharusnya diterima. Tingkat ini adal ah tingkat yang terbawah.

b) Tingkat Kedua/Tengah-tengah (Mutawassith ) yaitu dengan kesadaran untuk 

menyerahkan urusan hanya kepada Alloh ( Taslim ), karena hanya Alloh yang

mengetahui segala sesuatu mengenai dirinya. Tawakkal demikian hanya dimiliki

oleh orang Mukmin tingkat tertentu ( al-Khowash ). Untuk ini diperlukan adanya

pemahaman dan pelatihan tentang keridloan hati menerima segala cobaan.

c) Tingkat ketiga/tertinggi (Tafwid  ), yaitu tawakkal yang hanya dimiliki orang

terpilih diantara  Al-Khowash  (Khowash-al Khowash ), yang terdiri dari kaum

Mukminin yang sangat terpilih diantara yang terpilih yang hatinya disucikan dari

godaan nafsu disamping secara sadar Ridlo menerima terhadap segala apapun

yang diberikan Alloh SWT.

Tawakkal   digambarkan sebagai derajat ke -Imanan yang tertinggi bagi seorang

Mukmin, karena dengan Tawakkal  akan dimiliki keyakinan penuh dalam hati, bahwa

hanya atas ke-Maha Kekuasaan dan Kebesaran Alloh SWT, segala sesuatu dapat

terjadi baik itu akan memberi kegembiraan kepadanya atau bahkan yang menurutnya

kurang menggembirakan pada kehidupannya. Segala sesuatunya dari Alloh SWT

diterimanya dengan Ridlo .

Page 151: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 151/255

151

Perlu pula difahami bahwa dalam menempuh kehidupan didunia, pada dasarnya kaum

Muslimin selalu mengikuti Sunah-Alloh yaitu adanya proses yang me ngikuti hukum

sebab-akibat. Akan tetapi hasil akhir dari segala usaha adalah apa yang dikehendaki

Alloh. Artinya sekalipun sebab yang terjadi dapat sama tetapi hasil akhir tidak harus

sama, terserah kepada Alloh.

Hikmah dari Tawakkal   adalah tertanamnya rasa kepercayaan dalam diri kaumMuslimin yang hanya melekat kepada Alloh dan bukan yang lain ( at-Tauhid  ).Wallo-hu A’lam.

57. W a r a ‘“W a r a ‘”  berasal dari bahasa ‘Arab kata kerja “Wara’a”  artinya sholih dan menjauhi

(perbuatan dosa) atau menjauhi p erkara Syubhat (perkara yang belum jelas

kehalalannya). Diartikan pula bukan hanya menjauhi perkara syubhat tetapi juga

meninggalkan segala gebutuhan harta yang sifatnya tidak pokok (sekunder). Dengan

demikian orang dituntut untuk berhati -hati dan tidak memandang enteng (ringan)

terhadap sesuatu yang mempunyai pengaruh (buruk) yang besar dikemudian hari.

Alloh ber-Firman dalam al-Quran Surat an-Nur (24) Ayat 15, sbb :

                                    Artinya : “dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal dia pada sisi

Alloh adalah besar”.

Perilaku demikian sebagai hal yang menunjukkan berhati -hati, karena ada perasaan,

bahwa Alloh SWT selalu mengawasi, seperti dalam Surat al -Fajr (89) Ayat 14 :

                   

Artinya : “ sesungguhnya Tuhanmu benar -benar mengawasi”.

Menurut Ulama Ahli Hikmah, Wara’ dibagi menjadi tiga tingkat :

1) Wara’ Umum , yaitu Wara’  orang kebanyakan yang meninggalkan perkara syubhat.

Rosululloh SAW bersabda (riwayat dari an -Nu’man bin Baasyir r.a :

ھ ھ  ی ھ     ی  ی ی ھ , ھ   ھ  ,ی

  ھ ی ی ی ھ  ,ی  ,  ھ (ھ

)ھی Artinya : “Sesungguhnya halal telah jelas dan yang haram juga telah jelas, dan

diantara keduanya ada hal menyerupai/meragukan ( Syubhat ) tidak banyak diketahui

oleh kebanyakan manusia. Maka siapa yang berhati -hati dari Syubhat  akan bersih

agamanya dan kehormatannya, dan siapa yang terjerumus dalam Syubhat  akan

terjerumus dalam haram , bagaikan gembala yang menggembala disekitar tempat

terlarang mungkin terjerumus kedalamnya. Ingatlah tiap raja mempunyai tempat

larangan. Ingatlah larangan Alloh itu yang diharamkan dst ”. (mutafaq-alaih)

Page 152: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 152/255

152

2) Wara’ Khusus , yaitu Wara’  orang-orang tertentu yang terhadap perkara yang

umumnya orang menganggap halal-pun masih menjauhi, karena dalam hatinya masih

belum secara penuh menerima kehalalan umumnya orang. Sabda Rosululloh SAW

dari al-Hasan bin Ali r. a, dia berkata :

ی :ھ ی ی ی )(ی ی

Artinya : Saya telah ingat dari ajaran Rosululloh SAW : “Tinggalkan apa yang kauragukan dan kerjakan apa yang tidak kamu ragukan , karena hal yang benar itu

membuat ketenangan hati, sedang kebohongan membawa keraguan”. (riwayat ImamAt-Tirmudzi).

3) Wara’ Khusus al Khusus , tingkat Wara’ orang ‘Arif   yaitu menjauhkan diri dari

tindakan-tindakan yang bukan mengarah pada mendekatkan diri (mengingat) kepada

Alloh SWT. Dalam Surat Ali-Imron (3) Ayat 191, sbb :

                                                                       

                                                            Artinya : “(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau

dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi

(seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia -sia.

Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka ”.

Dalam Ayat tersebut diatas merupakan penjelasan Ayat sebelumnya yang menyebut -

kan “Ulul-Albab”  atau orang yang dapat berpikir secara se mpurna, yaitu orang yang

dapat menghayati kehidupan dengan segala aneka peristiwa dalam lingkungannya,

sehingga ia dapat menentukan pilihan antara yang baik dan buruk menurut Syari’atIslam dan ia tidak pernah lupa mengingat Alloh SWT.

Dari uraian tsb diatas, maka pengertian “Wara’”  adalah terjauhnya manusia dari

sesuatu yang dapat memalingkan dirinya dari ingatannya kepada Alloh SWT.

Karenanya permasalahan Halal   dan Haram -nya sesuatu yang akan dipergunakan

olehnya, harus selalu mendapat perhatian yang s ungguh-sungguh, manakala ybs ingin

selalu dekat kepada Alloh SWT. Mereka sangat menolak terhadap sesuatu yang

diragukan kehalalannya (agar tidak terjerumus Haram ), karena sesuatu yang Haram selain mendatangkan dosa, juga akan membutakan hati dan menutupin ya dari ingat

kepada Alloh SWT. Wallo-hu A’lam.

58. Q o n a ’ a h“Qona’ah”  adalah berasal dari bahasa ‘Arab “Qoni’a, Qona-‘an, wa Qona-’atan”  artinya

merasa cukup, merasa puas atas bagian (harta kekayaan) yang diterimanya. Ahli

Hikmah mengartikan juga sebagai berhentinya keinginan seseorang terhadap apa yang

sudah diberikan kepadanya. Tidak ada lagi keinginan untuk menambah apa yang

sudah ada. Qona’ah adalah suatu sikap yang dituntut oleh para Ahli Hikmah agar dapat menjauhkan diri dari ajakan nafsu terh adap berbagai tipu daya kehidupan dunia,

untuk tidak membuat lupa kepada Alloh SWT dan lalai atas kewajiban sebagai

hamba-Nya dan lalai mempersiapkan diri untuk menuju kehidupan akhirat kelak.

Page 153: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 153/255

153

Akibat godaan nafsu yang kuat, manusia tidak takut terhadap an caman yang diajarkan

Alloh SWT, sehingga sikap dan perilakunya melampaui batas -batas norma Ila-hiah.

Hal itu karena Fitroh  manusia dalam pandangannya terhadap dunia seperti di -

Firmankan oleh Alloh SWT dalam Surat A li-Imron (3) Ayat 14, sbb :

                                                                                                                                                       

Artinya : “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa -apa

yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas,

perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan

hidup di dunia dan di sisi Alloh-lah tempat kembali yang baik (surga) ”.

Dalam Haditsnya (dari Ibnu ‘Abbas ra) Rosululloh SAW bersabda :

ھ ی ی    )ھی (.ی Artinya : “Kalau adalah bagi anak Adam dua buah lembah daripada emas, masihlah

dia menginginkan yang ketiga. Tapi tidaklah yang akan memenuhi perut anak Adam

selain tanah. Dan Alloh akan memberi taubat kepada yang bertaubat ”.(Hadits

Bukhori /Muslim)

Bagi seorang Muslim dituntut untuk berusaha memiliki sikap Qona’ah  agar terhindar

dari godaan nafsu seperti tsb diatas. Sedangkan secara sadar kehidupan manusia harus

diyaqini, bahwa sudah dijamin rezqi untuk setiap makhluq y ang melata diatas bumi

oleh Alloh SWT. Dalam al -Quran Surat Hud (11) Ayat 6 di -Firmankan sbb :

                                                                                      Artinya : “Dan tidak ada suatu binatang melatapun di bumi melainkan Alloh-lah

yang memberi rezkinya, dan Dia mengeta hui tempat berdiam binatang itu dan tempat

penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh) ”.

Dalam Surat al-Furqon (25) Ayat 67 di-Firmankan sbb :

                                                           Artinya : “Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah -

tengah antara yang demikian ”.

Dalam Hadits dari Abu Hurairoh, Rosululloh SAW bersabda :

: ی )ھی ( 

Artinya : dari Rosululloh SAW Abu Hurairoh berkata : “Bukannya kekayaan itu

karena banyaknya harta benda, tetapi kekaya an yang sebenarnya adalah kaya hati ”.

(Bukhori Muslim).

Page 154: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 154/255

154

Dalam hal Qona’ah disabdakan oleh Rosululloh SAW a.l :

 .ھ  : .ھ  ھ  ھ )(.ھ

Artinya : dari Abdullah bin Amir ra. bahwasanya Rosululloh SAW bersabda :

“Sungguh beruntung orang yang Islam, karena rizqinya cukup dan Alloh membuatnyaQona’ah ”. (riwayat Imam At-Tirmidzi). Dalam Hadits lain Rosululloh SAW bersabda :

  ی  ) (.ی Artinya : Qona’ah  itu adalah harta yang tak kan hilang, pura (simpanan) yang tak kan

lenyap. (riwayat Imam At-Tobaroni dari Jabir)

Pengertian Qona’ah  seperti tersebut diatas dalam kehidupan sehari -hari yang bersifat

pragmatis bukan berarti bahwa seseorang dalam usaha mencari suatu tanpa usaha

yang sungguh-sungguh (bermalas-malas saja), akan tetapi Qona’ah  diartikan dapat

menerima dengan senang dari hasil usaha yang sungguh -sungguh tanpa mengeluh.

Insya-Alloh.

59. Z u h u d“Zuhud”  adalah dari bahasa Arab “Zahida  atau Zahada, Zuhdan ” yang artinyameninggalkan atau tidak suka sesuatu. Yang sering dalam rangkaian kata “Zahida fid- 

Dunia ” artinya menjauhkan diri dari kese nangan dunia untuk ber’ibadat. Oleh ‘UlamaAhli Hikmah, Zuhud  diartikan sebagai berpaling dan meninggalkan sesuatu yang

disayangi yang bersifat meterial atau kemewahan kehidupan duniawi dengan

mengharapkan dan menginginkan sesuatu kondisi kehidupan yang lebih baik dan

bersifat spiritual atau kebahagiaan akhiroti. Didalam al -Quran Alloh ber-Firman

dalam Surat al-Hadid (57) Ayat 23 sbb:

                                               

                                   Artinya : “(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita

terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap

apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Alloh tidak menyukai setiap orang yang

sombong lagi membanggakan diri ”,

Dalam Ayat tersebut dapat diartikan, bahwa harta benda tidak dilarang untuk dimiliki,

akan tetapi tidak boleh mempengaruhi atau memperbudak manusia dalam usaha

mendekatkan diri kepada Alloh. Rosululloh SAW bersabda dalam Haditsnya :

ی :   ی    ی  ی

ھ  ی ی  ی ی ی  ھ  ی ھ  )ھ ,(.ھ 

Artinya : Dari Abu Dzar al-Ghifariy ra, dari Nabi SAW, beliau bersabda :” Zuhud  

pada dunia bukanlah mengharamkan barang yang halal dan menyia -nyiakan harta,

akan tetapi Zuhud   terhadap dunia adalah bahwasanya engkau tidak menjadikan

sesuatu yang ada ditanganmu lebih kokoh da ri sesuatu yang ada ditangan Alloh dan

bahwasanya engkau selalu mendapatkan pahala musibah tatkala engkau tertimpa

musibah, lebih menyukai bila musibah itu dikekalkan terhadapmu ”. (riwayat Imam

At-Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Page 155: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 155/255

155

Dalam Hadits lain Rosululloh SAW bersabda :

ھ ی :ھ ھ ھ ,

 :ھ ھ ی ی   ی ی .)ھ (.ی 

Artinya : Dari Sahl bin Said as-Sa’idiy r.a, dia berkata :”Seseorang mendatangi NabiSAW, lalu bertanya : ”Wahai Rosululloh ! Tunjukkanlah kepada saya suatu ‘amalyang jika saya mengerjakannya Alloh akan mencintai saya dan manusia juga

mencintai saya ?”. Rosululloh SAW bersabda :”Bur -zuhud  -lah kamu pada dunia

niscaya Alloh akan mencintaimu dan b er-zuhud  -lah kamu dari sesuatu yang dimiliki

orang lain, maka mereka akan mencintaimu”. ( riwayat Imam Ibnu Majah)

Menurut ‘Ulama Ahli Hikmah, bahwa yang dipandang sebagai tingkat ( Maqom ) yang

harus ditempuh dalam mendekatkan diri kepada Alloh SWT, adalah Zuhud  . Dalam hal

Zuhud  oleh sementara Ahli Hikmah dibagi menjadi tiga tingkat, yaitu :

1)  Tingkat Mubtadi’  (Pemula) yakni orang tidak memiliki sesuatu dan tidak ingin

memilikinya.

2)  Tingkat Mutahaqqiq  (Mengenal Haqiqot) yakni sikap orang yang tidak mau

mengambil keuntungan pribadi dari harta benda duniawi, karena dia tahu, bahwa

dunia ini tidak mendatangkan keuntungan yang haqiqi baginya.

3)  Tingkat ‘Alim Muyaqqin , yaitu orang yang tidak memandang dunia ini mempunyai

nilai.

Sedang Imam al-Gazali juga membagi Zuhud  dalam tiga tingkatan, yaitu :

1)  Meninggalkan sesuatu karena menginginkan sesuatu yang lebih baik dari padanya.

2)  Meninggalkan keduniaan karena mengharap sesuatu yang bersifat keakhiratan.

3)  Meninggalkan segala sesuatu selain Alloh SWT karena kecintaannya kepa da

Alloh.

Dari pandangan tsb diatas disimpulkan oleh sementara para Ahli Hikmah, bahwa

dunia dipandang sebagai sesuatu yang harus dihindarkan, karena dianggap dapat

membuat hati berpaling dari tujuan seorang yang berhati Suci, yaitu agar hanya

mengingat Alloh SWT. Selain itu dunia dianggap sebagai penuh tipu -daya.

Tetapi dari kenyataan sejarah, bahwa kemajuan perjuangan Islam adalah didukung

oleh para Shohabat Rosululloh SAW yang memiliki kekayaan yang sangat memadahi

a.l Sayyidina Abu-Bakar as-Shidiq, ‘Usman bin ‘Afwan dan ‘Abdurrahman bin Auf yang dalam kualifikasinya dinilai sebagai Shohabat yang sangat Zuhud  . Oleh

karenanya maka dalam memandang tentang pemilikan harta, kembali pada Ayat 23Surat al-Hadid (57) tertulis diatas secara pragmatis diartikan sebagai : harta benda

tidak dilarang untuk dimiliki, tetapi harta tersebut tidak boleh mempengaruhi atau

memperbudak, sehingga mengganggu pemiliknya dalam mendekatkan diri ke pada

Alloh SWT. Wallo-hu A’lam.

60. Istiqomah“Istiqomah”  berasal dari bahasa ‘A rab “Istaqoma, Yastaqimu, Istiqomatan”  artinya

“menjadi lurus” atau menjadi benar atau teguh. Dalam Istilah Agama diartikan

Page 156: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 156/255

156

sebagai “Tetap teguh mengikuti jalan lurus (ajaran Islam) yang telah ditunjukkan olehRosululloh SAW”. Kemudian berubah menjadi kata benda “Mustaqim”  artinya lurus

atau benar, dan dikatakan pula orang yang Istiqomah adalah orang yang mengikuti

“Shirotlol Mustaqim” , seperti dalam Surat al-Fatihah (1) Ayat 6 dimana setiap Muslim

dalam Sholatnya wajib membacanya, yaitu :

                   Artinya : “Tunjukilah kami jalan yang lurus ”,

Dalam al-Quran Alloh ber-Firman dalam Surat Fushilat (401) Ayat 30, sbb :

                                                                                                                           

Artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah All oh"

kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka (Istiqomah), maka malaikat akan

turun kepada mereka (dengan mengatakan): "Janganlah kamu merasa takut dan

 janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surgayang telah dijanjikan Alloh kepadamu".

Dalam Hadits Rosululloh SAW diterangkan :

ھ ھ:ی  ی ھ:,ھ  .

),(Artinya : Dari Sufyan bin Abdullah ats -Tsaqofi ra, dia berkata :”Aku bertanya :”Wahai Rosululloh ! Katakanlah kepada saya didalam Islam suatu perkataan yangsaya tidak perlu lagi bertanya kepada seseorang sesudah Engkau”. Rosulululloh SAWmenjawab :”K atakanlah aku ber-Iman kepada Alloh, lalu ber-Istiqomahlah”. (Hadits

Muslim dan ad-Dailami).

Kalimat Istiqomah  dalam Ayat serta Hadits sering dikaitkan dengan kalimat Iman,

sehingga pengertian Istiqomah  yang berarti teguh (benar), maka keteguhan yang

dimaksud adalah dalam mempertahankan ke -Imanan seseorang. Kedudukan orang

yang Istiqomah digambarkan dalam Firman Alloh Surat Yunus (10) Ayat 89 sbb:

                                                           Artinya : “Alloh berfirman: "Sesungguhnya telah diperkenankan permohonan kamu

berdua, sebab itu tetaplah kamu berdua pada jalan yang lurus (Istiqomah ) dan

 janganlah sekali -kali kamu mengikuti jalan orang -orang yang tidak mengetahui".

Lebih lanjut dalam Surat asy-Syuro (42) Ayat 15 di-Firmankan :

                                                                                                                                                                   

                                                          

Page 157: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 157/255

157

Artinya : "Maka karena itu serulah (mereka kepada agama ini) dan tetaplah (ber-

Istiqomah ) sebagai mana diperintahkan kepadamu dan janganlah m engikuti hawa nafsu

mereka dan katakanlah: "Aku beriman kepada semua K itab yang diturunkan Alloh

dan aku diperintahkan supaya berlaku adil diantara kamu. Allo h-lah Tuhan kami dan

Tuhan kamu. bagi kami amal-amal kami dan bagi kamu amal -amal kamu. tidak ada

pertengkaran antara kami dan kamu, Allo h mengumpulkan antara kita dan kepada-

Nyalah kembali (kita)".

Selain Istiqomah  memberikan pengaruh tidak ada kekawatiran dan diperkenankan

do’anya oleh Alloh SWT, maka Istiqomah juga dapat mencegah perbuatan yangma’shiat , Firman Alloh dalam surat Fushshulat (41) Ayat 6 :

                                                                                                         

Artinya : “Katakanlah: "Bahwasanya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu,

diwahyukan kepadaku bahwasanya Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa, makatetaplah pada jalan yang lurus (Istiqomah ) menuju kepada-Nya dan mohonlah ampun

kepada-Nya. Dan kecelakaan yang besarlah bagi orang yang mempersekutukan (Nya),

Dengan Ayat-ayat serta sabda Rosululloh SAW tersebut diatas maka “ Istiqomah ”adalah sifat yang harus diusahakan dimiliki oleh seorang yang ber -Iman, sehingga

selalu bersikap konsisten terhadap pengakuan Iman dan Islamnya secara tulus/ ikhlash

mengabdikan diri kepada Alloh SWT, atau juga dikatakan dengan konsisten

mengikuti pedoman yang disebut “ Shirotlol Mustaqim ”, dalam akhir Surat al -Fatihah

(1) Ayat 7 dijelaskan lebih rinci, yaitu :

                                                          Artinya : “(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan ni`mat kepada

mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang

sesat”.

Anugerah ni’mat yang diberikan kepa da hamba Alloh seperti tersebut dalam Ayat

diatas sangat bermacam-macam, akan tetapi anugerah ni’mat dari Alloh yangdianggap paling tinggi adalah anugerah ni’mat yang berupa ni’mat keagamaan(menta’ati Ajaran Islam). Orang -orang tsb di-Firmankan dalam Surat an- Nisa’ (4)Ayat 69, sbb :

  

 

  

 

 

 

 

  

  

 

  

   

 

   

 

 

  

 

  

 

  

 

 

 

  

  

 

 

  

 

  

   

 

   

   

 

  

 

  

 

 

 

  

                                                 Artinya : “Dan barangsiapa yang menta`ati Alloh dan Rasul (Nya), mereka itu akan

bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni`mat oleh Allah, yaitu: Nabi -

nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Dan

mereka itulah teman yang sebaik-baiknya”.

Dari Firman Alloh tsb, maka orang yang mencapai derajat “Istiqomah”  dan

mendapatkan keni’matan dari Alloh terdapat empat kelompok, yaitu :

Page 158: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 158/255

158

Kelompok pertama  adalah para Nabi , yaitu mereka yang dipilih oleh Alloh SWT untuk 

memperoleh wahyu guna menuntun manusia menuju kebenaran Ilahi. Mereka selalu

berucap dan bersikap benar, memiliki kesungguhan, amanah, cerdas, terbuka,

sehingga mereka dapat menyampaikan apa yang seharusnya disampaikan. Meraka

terpelihara integritasnya sehingga tidak melakukan dosa ataupun pel anggaran apapun.

Kelompok kedua  adalah para Shiddiqin , yaitu orang-orang yang dengan pengertian

apapun selalu berkata atau bertindak benar dan jujur. Mereka tidak ternodai olehkebatilan, tidak pula mengambil sikap yang bertentangan dengan kebenaran. Tampa k 

pada pelupuk mata mereka segala sesuatu yang haq. Mereka mendapat petunjuk dan

bimbingan dari Alloh SWT, walau bukan dalam bentuk wahyu seperti pada Nabi.

Kelompok ketiga  adalah para Syuhada’ , yaitu mereka yang bersaksi atas kebenaran dan

kebajikan yang sebenarnya, melalui ucapan dan tindakannya, walaupun mungkin

harus mengorbankan nyawa sekalipun; dan/atau mereka yang disaksikan kebenaran

dan kebajikannya oleh Alloh SWT, para M alaikat serta oleh masarakat

lingkungannya.

Kelompok keempat  adalah ash-sholihin  yaitu kelompok orang-orang sholeh artinya orang-

orang yang tangguh dalam hal kebajikan, yang selalu berusaha mewujudkan

kebajikan dalam seluruh hidupnya. Kalau mereka ada kedapatan melakukanpelanggaran, maka pelanggaran itu sangat kecil (tidak berarti) dibanding kebajikan

yang telah dilakukannya.

Dalam kehidupan kaum Muslimin sehari -hari ada pula yang merumuskan secara

sederhana, bahwa orang yang “Istiqomah”  adalah Muslim yang meng’amalkan ‘amalanAgama baik yang wajib ataupun nafilah, sekalipu n yang paling ringan tetapi secara

teratur dan berkesinambungan (Ajeg).

Dengan uraian tsb diatas kita berusaha mencapai derajat “Istiqomah”  mengacu pada

kelompok-kelompok pilihan tsb diatas. Insya -Alloh.

61. Berbakti kepada Kedua Orang -tuaBerbakti kepada kedua Orang-tua adalah merupakan ajaran secara umum baik dalam

pergaualan umumnya maupun dalam pendidikan keluarga yang dilakukan oleh semua

bangsa apalagi dalam tuntunan Agama.

Didalam Al-Quran Alloh ber-Firman a.l :

1) Surat Bani-Israil (17) ayat 23-24 :

                                                                                                                                                 

                                                                     Artinya : “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah

selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik -

baiknya. Jika salah seo rang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur

lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali -kali janganlah kamu mengatakan kepada

keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah

kepada mereka perkataan yang mulia. Dan renda hkanlah dirimu terhadap mereka

berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah

mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil".

Page 159: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 159/255

159

2) Surat Luqman (31) Ayat 14-15 :

                                                                                                                                                            

                                                                                                                   

Artinya : “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang

ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-

tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada -Ku dan kepada dua

orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu

untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang

itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia

dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada -Ku, kemudian hanyakepada-Kulah kembalimu, maka Ku-beritakan kepadamu apa yang telah kamu

kerjakan”.

3) Surat Al-Ahqof (46) Ayat 15-16 :

                                                                                                                                                                                                                                                                                    

                                                                                                                                              

Artinya : “Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang

ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya

dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh

bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia

berdo`a: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri ni`mat Engkau yang telah

Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat a mal

yang saleh yang Engkau rid loi; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberikebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan

sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri".Mereka itulah orang-

orang yang Kami terima dari mereka amal yang baik yang telah mereka kerjakan dan

Kami ampuni kesalahan-kesalahan mereka, bersama penghuni -penghuni surga,

sebagai janji yang benar yang telah dijanjikan kepada mereka ”.

Dalam Sabda Rasululloh SAW disebutkan, a.l:

Page 160: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 160/255

160

:ھ :  : )(ھ :,ھ

  :,ی  :  ھ ی  .)ھی (.ھ Artinya : Dari Abdir-Rahman Abdullah bin Mas’ud (r.a) berkata : “Saya bertanyakepada Rasululloh SAW : Apakah ‘Amal perbuatan yan g lebih disukai oleh Alloh

SWT ? Jawab Nabi : Menegakkan Sholat tepat waktunya, Saya bertanya : kemudianapa lagi ? Jawabnya : Berbakti kepada kedua Orang -tua. Saya bertanya lagi :

kemudian apa lagi ? Jawabnya : Jihad/berjuang di jalan Alloh.”

Selain itu seorang anak hendaknya selalu berdoa untuk memohonkan ampunan dari

Alloh kepada kedua Orang-tua, seperti yang dalam Sabda Rosululloh SAW

diterangkan sbb :

    ی   ھ :ی ی )(.ی

Artinya : Alloh akan mengangkat derajat hamba yang sholeh disurga nanti, dan dia

akan mengatakan, “Wahai Tuhanku, dengan apa aku mendapatkan ini? Maka Alloh

SWT menjawab, Dengan permohonan ampunan anakmu untukmu”.Dalam Ayat-ayat tersebut diatas ada disebut-sebut betapa berat beban seorang Ibu

baik dalam mengandung ataupun menyusuinya anaknya, sehing ga disebut dalam

suatu Hadits Rosululloh SAW, berbaktinya kepada Ibu sebagai tiga kali lipat dari

kepada Ayahnya, sbb :

  :ی   :ھ ھ ی , :.:.

).ھی (.: .: Artinya : Dari Abu Hurairah r. a. berkata : “Data nglah seorang kepada Rosululloh

SAW bertanya : Siapakah yang berhak kulayani dengan sebaik -baiknya ? Jawab

Beliau : Ibumu. Kemudian siapa ? Jawab Beliau : Ibumu. Kemu dian Siapa lagi ?Jawab Beliau : Ibumu. Kemudian siapa lagi ? Jawab Beliau : Ayahmu.

Kepada Orang-tua kita yang sholih kita harus berusaha mengikuti jejak amal

sholihnya seperti dalam Firman Alloh pada Surat ath -Thur (52) Ayat 21, sbb :

                                                                                                                             

Artinya :”Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti

mereka dalam keimanan, Kami hubungkan (pertemukan) anak cucu mereka denganmereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap -tiap

manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya ”. Dari Ayat ini, maka seseorang yang

memiliki orang-tua yang sholih, manakala dapat berusaha mengikuti amalan sholih

orang-tuanya akan terangkat pula berjumpa orang -tuanya diakhirat walaupun dalam

mengikuti amalan orang-tuanya tidak sebaik orang-tuanya. Insya-Alloh.

62. Tanggung-jawab Orang-tua terhadap Keluarga

Page 161: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 161/255

161

Dalam kehidupan keluarga ada kewajiban bagi Orang -tua terutama seorang Ayah

untuk membina dalam arti memelihara kehidupan ber -Agama dan kehidupan sehari-

hari dalam keluarga, Alloh berfirman dalam Surat at -Tahrim (66) Ayat (6), sbb :

                                                                                                 

                                           Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan kelu argamu dari

api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat -

malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Alloh terhadap apa yang

diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan ”.

Dalam tafsir diriwayatkan tatkala turun Ayat tersebut Sayidina ‘Umar r.a bertanya

kepada Rosululloh SAW :’Wahai Rosulloh, kita menjaga diri kita sendiri. Tetapi bagaimana kita menjaga keluarga?” Rosululloh SAW menjawab, “Kamu larangmereka mengerjakan apa yang di larang Alloh untukmu, dan kamu perintahkan kepada

mereka apa yang diperintahkan Alloh kepadamu. Itulah penjagaan antara diri merekadengan neraka”.

Mendidik anak agar menjadi anak yang Shol ih yang selalu mendoakan kebaikan

kepada kedua Orang-tuanya adalah merupakan milik yang akan dapat memberikan

kebaikan secara terus menerus baik saat masih hidup ataupun setelah mati. Dalam

Sabda Rosululloh SAW, sbb :

ھ ھ: ی  ی ھ, )(.ی 

Artinya : “Bila anak Adam meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecualitiga hal, yaitu : sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, dan anak sholih yang selalu

mendoakannya.Selain dalam Surat Tahrim, dalam Surat Thoha (20) Ayat 132, di-Firmankan sbb :

                                                                                              Artinya : “Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan sholat dan bersabarlah

kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu, Kamilah yang

memberi rezki kepadamu. Dan akibat (yang ba ik) itu adalah bagi orang yang

bertakwa”.

Selain adanya tanggung-jawab Orang-tua untuk membina dan memelihara keluarga

dalam berkehidupn ber-Agama (Islam), Orang-tua diberi tanggung-jawab dalam

memberikan nafkah pada keluarga (Isteri dan anak). Alloh ber -Firman dalam Surat al-

Baqoroh (2) Ayat 233, sbb :

                                                                                                                        

Artinya : “Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan

cara yang ma`ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupan -

nya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan juga seorang

ayah karena anaknya”,

Page 162: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 162/255

162

Didalam membelanjai keluarga Alloh selanjutnya ber-Firman dalam Surat ath-

Tholaaq (65) Ayat 7, sbb :

                                                                       

 

 

 

 

  

  

   

  

 

   

  

 

  

 

 

 

  

 

 

  

  

 

  

   

Artinya : “Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya.

Dan orang yang disempitkan rezkinya hendaklah memberi nafka h dari harta yang

diberikan Alloh kepadanya. Alloh tidak memikulkan beban kepada seseorang

melainkan (sekedar) apa yang Alloh berikan kepadanya. Alloh kelak akan

memberikan kelapangan sesudah kesempitan ”.

Selanjutnya terhadap nafkah yang diberikan, maka Alloh akan menggantinya, didalam

Al-Quran Alloh ber-Firman pada Surat as-Saba’ (34) Ayat 39, sbb :

                                                                                                         

Artinya : “Katakanlah: "Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezki bagi siapa yang

dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang

dikehendaki-Nya)". Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka All oh akan

menggantinya dan Dia lah Pemberi rezki yang sebaik -baiknya”.

Nafaqoh  yang diberikan kepada keluarga adalah nafaqoh yang paling besar pahalanya,

seperti yang di-Sabdakan Rosululloh SAW, sbb :

:ی ھ :ھ ی ی 

ھ,ھ  ,ی  ھ ی ی ,ی  ,ھ  ھ )(.ھ Artinya : Abu Hurairah r.a berkata :”ber -Sabda Rosululloh SAW : Satu dinar kau

dermakan dalam perjuangan Fi -Sabilillah dan satu dinar untuk mem erdekakan budak,

dan satu dinar kau sedekahkan pda orang miskin, dan satu dinar kau belanjakan pada

keluargamu, yang terbesar pahalanya adalah yang kau belanjakan kepda keluargamu”.(hadits riwayat Muslim). Wallo-hu A’lam.

63. A r – R i a’“Ar-Ria’”  adalah bahasa Arab yang artinya menyatakan sesuatu yang tidak sesuai

dengan kenyataannya. Imam M uhammad al-Barkawi (ahli Hikmah) mangartikan, “ar- Ria’”  adalah mencari manfaat duniawi  dengan cara menampilkan amalan ukhrowi (akhirat). Segala hal yang ditampilkan sengaja dimaksud agar dilihat oleh orang lain

(pamer). Menurut Imam al-Ghozali dikatakan, bahwa ar-Ria  adalah penampilan

amalan seseorang dalam bentuk ibadat dengan tujuan supaya diperhatikan orang lain,

sehingga ia mendapat tempat didalam hatinya. Dari ke terangan Imam Ghozali

tersebut diatas, ada yang berpendapat ada kalanya orang yang Ria’ , tampak sebagai

ahli ‘ibadat, hanya saja bukan diniatkan karena Alloh tetapi karena manusia. Wallohu -

A’lam. Firman Alloh dalam Surat al-Ma’un (107) Ayat 4-7, sbb :

Page 163: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 163/255

163

                                                  

                Artinya : “Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang sholat, (yaitu) orang-orang

yang lalai dari sholatnya, orang-orang yang berbuat riya. dan enggan (menolongdengan) barang berguna”. Dalam Surat al-Baqoroh (2) Ayat 264 Alloh ber -Firman :

                                                                                                                                                            

                                                      

  

  

   

   

 

Artinya : “Hai orang-orang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala)

sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan sipenerima), seperti

orang yang menafkahkan hartanya karena riya ’ kepada manusia dan dia tidak beriman

kepada Alloh dan hari kemudian. Maka perumpamaan ora ng itu seperti batu licin

yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia

bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari ap a yang mereka

usahakan; dan Alloh tidak memberi petunjuk kepada orang -orang yang kafir”.

Dalam suatu Hadits Qudsi Rosululloh SAW bersabda :

ھ ھ ی  ھ ھ  ھ  ی ی

ھ  ).(.ی Artinya : Alloh ‘Azza wa Jalla ber -Firman :”Siapa yang berbuat ‘amal bagi -Ku, yang

dipersekutukannya padanya dengan yang lain dari pada -Ku, maka ‘amal itu baginyasemuanya. Dan Aku terlepas dari padanya dan Aku itu yang terkaya dari segala yang

kaya dari yang disekutukan”. (riwyat Imam Muslim).

Dari sudut perbuatan “Ria’” yang dilakukan, maka Ria’ dibagi menjadi dua, yaitu :

(1) Ria’  yang nyata (Ria’ jalli ) artinya Ria’  yang diperbuat sejak semula semata -mata

untuk mendapatkan pujian atau keuntungan yang bersifat duniawi . (2) Ria’ 

tersembunyi (Ria’ Kho-fi) , dimana maksud semula tidak semata -mata untuk pamer

namun dalam perjalannnya, karena suatu sebab, maka yang dituju menjadi keinginan

untuk mendapat pujian atau keuntungan dunia yang lain.

Dari sudut niat dari orang yang berbuat “Ria’” , maka Ria  mempunyai empat

tingkatan : (1)  Semata-mata untuk memikat hati orang. Ria’  demikian adalah

merupakan Ria  yang mempunyai nilai paling buruk. (2)  Selain untuk memikat hati

orang, maka orang yang berbuat masih berusaha mendapatkan pahala. Akan tetapi

kadar keinginan memikat orang lebih besar dari upaya mendapatkan pahala. (3) Ria’ 

mempunyai nilai lebih tinggi dari no. 2, yaitu keinginan memikat orang sama kuat

dengan untuk mendapatkan pahala. (4) Ria’  yang mempunyai nilai tertinggi (lebih -

Page 164: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 164/255

164

baik) adalah bila keinginan untuk mendapat pahala lebih besar dari keinginan

memikat hati orang lain. Sekalipun lebih baik , perbuatan Ria’ wajib dihindarkan.

Dari sudut penampilan orang yang berbuat, maka Ria’  dibagi menjadi empat ,

yaitu a.l: (1)  secara lahir (nampak) selalu mempertunjukkan penampilan seolah-olah

seperti orang ‘alim ataupun ahli ‘ibadah a.l: tubuh yang lunglai seperti ahli puasa,

 berpakaiannya dengan penampilan pakaian orang ‘alim, menunjukkan bekas sujudpada dahi seakan ahli sholat dsb. (2) Ria   dalam perkataan, seperti seseorang yang

selalu berbicara soal agama dan soal ibadat namun tidak dijalankan dalam amalan. (3) 

Ria  dalam perbuatan a.l. didepan halayak ramai selalu menunjukkan banyak 

melakukan ‘amalah baik (sholat sunnah). (4) Ria  dalam pergaulan a.l. memaksakan

diri untuk selalu tampak mengiring i atau berdampingan dengan orang-orang ‘alimdan para ahli ‘ibadah yang lain. Wallo -hu A’lam.

64. ‘U j u b“‘Ujub”  serumpun dengan kata ta’ajub artinya mengagumi. Dalam hal ‘ujub  berarti

mengagumi tetapi terhadap diri sendiri, karena merasa memiliki keunggulan

dibanding yang lain. Dalam bahasa Indonesia sering diterjemahkan sebagai

“Congkak”. Perasaan ‘Ujub  didasari atas adanya perasan, bahwa dalam dirinya, ia

memiliki suatu tingkat kemampuan yang lebih at au keunggulan dari orang yang lain.

Perasaan kagum pada diri sendiri condong menghilangkan kesadaran, bahwa

keunggulannya terhadap orang lain itu hakekatnya adalah karunia Alloh, yang harus

disyukuri. Salah satu Firman dalam Surat at -Taubah (9) Ayat 25, disebutkan sbb :

                                                                                                                                    

Artinya : “Sesungguhnya Alloh telah menolong kamu (hai para mu'minin) di medan

peperangan yang banyak, dan (ingatlah) peperangan Hunain, yaitu di waktu kamu

menjadi congkak karena banyaknya jumlahmu, maka jumlah yang banyak itu tidak 

memberi manfa`at kepadamu sedikitpun, dan bumi yang luas i tu telah terasa sempit

olehmu, kemudian kamu lari ke belakang dengan bercerai -berai”. Dalam Hadits

Rosululloh SAW bersabda a.l:

ھ  ی ی ی .).(

Artinya : “Apabila engkau melihat kikir yang dituruti, hawa nafsu yang diikuti danmasing-masing yang mempunyai pendapat mengagumi dengan pendapat sendiri,

maka engkau harus menjaga diri engkau”. (riwayat Im am Thobaroni). Hadits lain : :ھ (.ھ

).ھی  Artinya : “Tiga perkara yang membinasakan, yaitu : kikir yang diikuti orang, hawa -

nafsu yang dituruti dan mengagumi ( ‘Ujub ) pada dirinya sendiri”. (riwayat Imam al -

Bazzar, Imam ath-Thobaroni dan al -Baihaqi).

Keunggulan seseorang yang mendorong untuk menjadi ‘Ujub , a.l: 1) Penampilan fisik 

yang berupa kecantikan atau ketampanan yang dimiliki seseorang. Orang yang cantik 

atau tampan secara kasat mata dapat disaksikan siapapun dan pengertian seseorang itu

cantik atau tampan sudah jelas da pat diketahui semua orang tentang kriterianya.

Page 165: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 165/255

165

Sehingga seseorang yang memiliki kriteria tersebut wajar untuk merasai, hanya tidak 

harus terlarut untuk mengagumi diri. 2) Keperkasaan atau ketangkasan olah fisik. Hal

tersebut dapat diuraikan seperti pada n o.1. 3) Kecerdasan dan kepandaian yang dapat

diuji dari kemampuan ilmunya, atau dalam dunia pendidikan modern dapat

dinyatakan dalam bentuk gelar akademis. 4)  Kekayaan kadang-kadang dapat dilihat

kasat mata. 5)  Kepangkatan atau kedudukan dalam masarakat. 6)  Keturunan yang

diperoleh dari kebangsawanan atau ketokohan leluhurnya. 7)  Luasnya pergaulan danbanyaknya kerabat dan handai taolan terutama bila terdiri dari para orang yang

terhormat. Perasaan lebih tinggi dari orang lain bila dibiarkan berkembang dala m hati

dapat menimbulkan kesombongan atau takabbur . Sifat demikian merupakan sifat yang

dimiliki Iblis dalam menjawab pertanyaan tsb dalam al -Quran Surat al-A’rof (7)Ayat 12, di-Firmankan sbb :

                                                                                      

Artinya : “Alloh berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepadaAdam) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis: "Saya lebih baik daripadanya :

Engkau ciptakan saya dari ap i sedang dia Engkau ciptakan dari tanah". Na’udzubillah.

Keburukan 'Ujub kadang-kadang hanya dalam hati, sehingga disabdakan Rosululloh

SAW dalam hadits a.l :

ھ  ھ  ی  ی .) (.ھ ی 

Artinya : "Tidak termasuk amal kebajikan, menampakkan ucapan pada lisannya dan

ujub dalam hatinya. (riwayat Imam Ad-Daruquthniy). Dalam hadits lain :

).ی (.ی ی Artinya : "Sesungguhnya 'Ujub itu dapat merusakkan amal kebajikan tujuh -puluh

tahun". (riwayat Imam Ad-Dailamiy). Na'udzubillah.

65. Takabbur“Takabbur”  adalah bahasa Arab yang berasal dari “Kibru”  artinya “kemuliaan” atau“kebesaran”. Orang takabbur adalah orang yang merasa lebih mulia atau lebih sebagai

orang besar dari pada yang lain. Dalam bahasa Indonesia sering diterjemahkan

sebagai “Sombong” atau”Angkuh”. Orang yang takabbur disebut “mutakabbir” . Dalam

al-Quran sifat mutakabbir yang positif hanya dimiliki Alloh, di-Firmankan dalam Surat

al-Hasyr (59) Ayat 23, sbb :

   

 

 

  

 

 

 

  

 

 

 

   

 

  

  

  

 

  

 

 

 

 

   

 

 

  

  

 

 

 

 

  

 

 

  

  

  

 

                                     Artinya : “Dia-lah Alloh Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Raja,

Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan keamanan, Yang Maha

Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki s egala

keagungan, Maha Suci, Alloh dari apa yang mereka persekutukan ”. Pengertian sifat

Alloh yang Mutakabbir ini adalah perbuatan baik Alloh yang serba melimpah yang

ditunjukkan kepada makhluq. Sedang bagi manusia memberi penilaian yang negatif 

berupa kesombongan dan keangkuhan terhadap sesama manusia.

Page 166: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 166/255

166

Menurut sabda Rosululloh SAW pengertian sombong adalah :

ھ .) .(Artinya : “Orang yang mengingkari kebenaran dan menghina manusia”. (riwayatIbnu Mas’ud). Takabbur  adalah sifat dasar yang dimiliki Iblis, seperti dalam firman

Alloh Surat al-Baqoroh (2) Ayat 34 :

                                                                                        Artinya : “Dan (ingatlah) ketika Kami (Alloh) berfirman kepada para malaikat:

"Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan

takabur dan adalah ia termasuk golongan orang -orang yang kafir”. Bagi manusia sifat

demikian sangat dikecam dalam al -Quran, a.l:

Surat az-Zumar (39) Ayat 60 dan 72 :

       

     

 

        

 

    

               

 

  

 

 

    

      

     

     

     

   

  

            Artinya : “Dan pada hari kiamat kamu akan melihat orang -orang yang berbuat dusta

terhadap Alloh, mukanya menjadi hitam. Bukankah dalam neraka Jahannam itu ada

tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri? ”

                                                               Artinya : “Dikatakan (kepada mer eka): "Masukilah pintu-pintu neraka Jahannam itu,

sedang kamu kekal di dalamnya". Maka neraka Jahannam itulah seburuk -buruk 

tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri ”.

Surat al-Mukmin (40) Ayat 60 :

                                                      Artinya : "Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah -

Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina".

Beberapa hal yang menyebabkan seseorang menjadi Takabbur, a.l:

Pertama, merasa memiliki a.l: ilmu, kecantikan/ketampanan, harta/kekayaan atau

handai taulan/pendukung yang banyak dan terdiri dari orang terhormat lebih dari

orang lain ; dalam hal pemilikan ilmu, disebutkan disebutkan dalam atsar :

  :Artinya.ی  “Bahaya memiliki ilmu itu adalah sombong ”.

Sedang seharusnya semakin bertambahnya ilmu seseorang seharusnya semakin

tawadlou’. Hal itu dapat terjadi karena ilmu yang dimiliki tidak menyentuh haqiqottentang Alloh dan dirinya. Bila dalam memiliki ilm upun dapat mendatangkan

takabbur apalagi memiliki yang lain.

Kedua  karena godaan setan yang menyebabkan jiwa dan akhlaq seseorang menjadi

rendah mutunya dan kemudian takabbur. Kepada Rosulpun setan menggoda, dalam

al-Quran Alloh ber-Firman pada Surat al-Haj (22) Ayat 52, sbb :

Page 167: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 167/255

167

                                                                                                                               

Artinya : “Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang r osulpun dan tidak 

(pula) seorang nabi, melainkan apabila ia mempunyai sesuatu keinginan, syaitanpunmemasukkan godaan-godaan terhadap keinginan itu, Alloh menghilangkan apa yang

dimasukkan oleh syaitan itu, dan Alloh menguatkan ayat-ayat-Nya. Dan Alloh Maha

Mengetahui lagi Maha Bijaksana ”,

Tercelanya seseorang yang sombong dan dirinya merasa lebih tinggi dari pada orang

lain didunia, maka Rosululloh SAW bersabda :

ھ ی ی ھ  ھ  ,ی ھ ی     ی ھ  ی ی  ھ  ھ ی ,ی

 : ی ھ  ھ ی  ھ ). (.ی ی

Artinya : "Barang siapa meninggikan diri sendiri didunia, maka dihari Qiyamat Allohakan menjatuhkannya; barang siapa tawadlu' didunia karena Alloh, maka dihari

Qiyamat Alloh mengutus Malaikat kepadanya untuk kemudian membangkitkan/ 

mengangkatnya sebagai Al-Jam'u (Mukhoyyar) atau hamba terpilih, lalu berkata :

"Wahai hamba yang sholih, Alloh ber -Firman kepadaku, bahwa sesungguhnya engkau

termasuk golongan mereka yang tidak dicekam ketakutan lagi pula tidak kesusahan".

(riwayat Imam Ibnu 'Asa-kir). Insya-Alloh.

Untuk menghilangkan sifat takabbur diperlukan keberanian dan intero -speksi secara

berkelanjutan dalam diri sendiri. Atau disebut sebagai mujahadah, yakni “perjuanganbatin untuk menundukkan hawa-nafsu angkara-murka”. Upaya itu antara lain :

1)  Perasaan atas kekayaan ilmu harus disadari bahwa ilmu yang dimiliki manusiaadalah sangat sedikit dan Alloh -lah yang Maha-Mengetahui, seperti dalam Firman

Alloh Surat Bani-Isroil (17) Ayat 85 dan Surat Yusuf (12) Ayat 76 :

                           Artinya : “dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit".

                    Artinya : “dan di atas tiap-tiap orang yang berpengetahuan itu ada lagi Yang Maha

Mengetahui”.

2)  Perasaan diri, bahwa dirinya yang paling ta’at kepada Alloh, hendaknya diukur dengan keikhlashan yang teramat tinggi dalam ber’ibadat.3) Perasaan tingginya derajat dan keutamaan melebihi orang lain dihilangkan dengan

kesadaran, bahwa kemuliaan diukur oleh Alloh dengan ke -Taqwaan. Firman Alloh

dalam Surat al-Hujurot (49) Ayat 13 :

                                           Artinya : “Sesungguhnya yang lebih mulia disisi Alloh adalah yang lebih taqwa

diantara kamu, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”.

Page 168: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 168/255

168

4)  Perasaan atas kekayaan yang banyak melebihi orang lain hendaknya disadarkan,

bahwa manusia adalah mislkin sedang yang Maha -Kaya adalah Alloh dalam al -Quran

Surat Fathir (35) Ayat 15, sbb :

                                                            Artinya : “Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Alloh; dan Alloh Dia-lah

Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji ”.

Dengan ber-mujahadah  ( berupaya secara sungguh-sungguh) dan menyadari semua tsb

mudah-mudahan dapat terhindar dari sifat takabbur , Insya-Alloh.

66. M a r a h (al-Ghodlob)“Marah” atau “al-Ghodlob”  secara umum mempunyai arti “keras”, hatinya panas dantidak mudah reda. Bila hal itu diperankan oleh manusia mempunyai arti memiliki

perasaan tidak puas disertai tindakan emosional yang mengarah pada keburukan.

Karena marah hakekatnya adalah godaan syaiton. Rosululloh SAW bersabda :

ی   .ی Artinya : “Sesungguhnya kemarahan itu adalah dari syaiton dan syaiton diciptakandari api dst”. (riwayat Imam Abu Dawud).

Dalam hadits lain Rosululloh SAW bersabda :

ی ھ . ی  ی  ,ھ  ).. (ی ی

Artinya : “Ingatlah bahwa kemarahan adalah bara api yang menyala -nyala dalam hati

anak Adam dapat kamu lihat pada merah matanya dan urat lehernya yang membesar.

Barang siapa merasakan hal tersebut, hend aklah mereka menempelkan dirinya pada

bumi". (riwayat Imam Turmudzi). Dari hadits tersebut diatas dan dari pengalaman

pergaulan dapat secara jelas indikasi kemarahan seseorang dapat diketahui mulai dari

yang nampak a.l: matanya yang merah, bicara secara ke ras dengan urat lehernya yang

membesar dan tindakannya yang kasar. Selain itu dapat diduga dalam hati menyala

 bara yang diindikasikan sebagai godaan syaiton. Na’udzubillah.Dalam hadits lain Rosululloh SAW bersabda :

  ی   ,ی!ی ی ی ی ,)ھی (.

Artinya :"Wahai Mu'awiyah! Janganlah marah -marah, karena kemarahan dapat

merusak Iman seperti sebagaimana batrawali merusak madu (karena pahitnya)".

Hadits riwayat Imam Baihaqi.

Agar seseorang dapat meredam kemarahan, maka Rosululloh SAW bersabda :

).(.ی 

Artinya : “Apabila marah seseorang dari kamu, maka hendaklah ia mengambilwudlu, sesungguhnya marah itu dari api”. (riwayat Imam Turmudzi). Dalam haditslebih lanjut disabdakan :

  .ی ی Artinya : “Bila saat marah kamu berdiri, maka duduklah. Sedang bila daat marahduduk maka berdirilah”.Sikap terpuji yang wajib dilakukan bagi seorang Muslim adalah mengendalikan

marah serta mudah memaafkan. Mudah memaafkan a rtinya memberikan maaf tanpa

menunggu permintaan maaf bagi orang yang dianggap salah. Alloh ber -Firman dalam

Surat Ali Imron (3) Ayat 134 dan Surat al-A’rof (7) Ayat 199, sbb :

Page 169: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 169/255

169

                                                    Artinya : “dan orang-orang yang menahan amarahnya dan me ma`afkan (kesalahan)

orang. Alloh menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan ”.

 

 

   

 

  

 

  

 

  

 

  

 

  

 

 

  

 

  

  

 

 

  

  

    

 

 

Artinya : “Jadilah engkau pema`af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma`ruf,

serta berpalinglah daripada orang-orang yang bodoh”. Insya-Alloh.

67. Dengki (al-Hasad)

“Dengki” atau “al-Hasad”  adalah salah satu sifat buruk seseorang dimana dia merasa

tidak senang bila orang lain men dapat kebahagiaan. Buruknya sifat dengki (al-hasad  )digambarkan Rosululloh SAW dengan sabdanya :

). (یArtinya : “Dengki (al-hasad) memakan kebaikan, sebagaimana api memakan kayu

kering”. (riwayat Imam Abu Dawud).Dalam al-Quran sifat dengki kaum musyrikin t erhadap kaum Mukminin, digambarkan

dalam Firman Alloh pada Surat Ali -Imron (3) Ayat 120, sbb :

                                                          Artinya : “Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, teta pi jika

kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya ”. Selanjutnya terdapat pula

dalam sabda Rosululloh SAW tentang keburukan dengki, sbb :

ی ).ھی (ی Artinya : “Hampirlah kemiskinan itu menjadi kufur dan hampirlah kedengkian itu

mengalahkan taqdir”. (riwayat Imam Baihaqi). Pengertian mengalahkan taqdir dalamhadits tersebut adalah hilangnya ke -Imanan terhadap adanya taqdir. Seperti sabda

Rosululloh SAW, sbb :

  ی  ).ی . (ی,ی Artinya : Pebuatan dengki dapat merusak Iman, sebagaimana tumbuhan siber (karena

paitnya) dapat merusakkan madu. (riwayat Imam Dailamiy) . Na'udzubillah.

68. Dendam (al-Ghillu)

“Dendam” atau “al-Ghillu”  adalah perasaan marah atau rasa tidak senang terhadap

seseorang yang berkepanjangan tersimpan dalam hati. Perangai ini adalah sangatburuk dan perasaan demikian hanya akan hilang bila ada kesadaran dan upaya untuk 

menghilangkannya. Untuk dapat hilang hanya Kuasa Alloh saja yang dapat meng -

hilangkannya, yaitu dengan selalu meningkatkan ket a’atan untuk mengingat-Nya,

ber-silatur-rahim dengan sesama dan bermohon petunjuk kepada-Nya dengan

sungguh-sungguh. Kepada orang yang sadar Alloh menjanjikan dalam Surat Al -A’rof 

(7) Ayat 43 :

Page 170: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 170/255

170

                                                                                                                                                  

                                                 Artinya : “Dan Kami cabut segala macam dendam yang berada di dalam dada

mereka; mengalir di bawah mereka sungai -sungai dan mereka berkata: "Segala puji

bagi Alloh yang telah menunjuki kami kepada (surga) ini. Dan kami sekali -kali tidak 

akan mendapat petunjuk kalau Alloh tidak memberi kami petunj uk. Sesungguhnya

telah datang rosul-rosul Tuhan kami, membawa kebenaran". Dan diserukan kepada

mereka: "Itulah surga yang diwariskan kepadamu, disebabkan apa yang dahulu kamu

kerjakan." Kemudian dalam Surat Al-Hijr (15) Ayat 47-48 Alloh ber-Firman :

                                                                                                

Artinya : “Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam ha ti mereka,

sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadap -hadapan di atas dipan-dipan.

Mereka tidak merasa lelah di dalamnya dan mereka sekali -kali tidak akan dikeluarkan

daripadanya”. A-min.

69. Pensucian Diri (Tazkiyah )

Rosululloh SAW diutus Alloh unt uk memimpin ummatnya untuk melaksankan ajaran

suci ( Al-Islam 

) dengan membawa kitab (al-Quran), untuk dibacakan selanjutnya

diajarkan agar dapat mensucikan ummatnya dengan memahami kandungan dan

hikmah kitab tsb. Dalam Firman- Nya pada Surat Jum’at (62) Ayat 2 sbb :

                                                                                                                            

Artinya : “Dia-lah yang mengutus kepada kaum y ang buta huruf seorang Rasul di

antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka

dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah ( As Sunnah ). Dan sesungguhnya

mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata ”,

Dalam melakukan ‘Ibadah  dipersyaratkan pula seseorang dalam keadaan Suci atau

telah bersuci. Pengertian seseorang menjadikan dirinya sebagai seseorang Suci adalah

terhindar dari segala dosa atau hal yang kotor dalam dirinya. Oleh karenanya dalam

tuntunan Agama diberikan tata-cara yang wajib diusahakan agar dilakukan seseorang

Muslim, sesuai yang diajarkan Rosululloh SAW untuk mencapai kesucian tsb.

Pensucian Lahiriah  yang didalam pelajaran Fiqh disebut “Thoharoh”  artinya “bersuci” berasal dari kata “tho-hirun” ar tinya suci; merupakan salah satu syarat agar shah,

Page 171: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 171/255

171

mana-kala seseorang melakukan sholat. Suci yang dimaksud disini adalah “suci dari Najis dan suci dari Hadats”, amalannya adalah membasuh/mencuci dengan air yangsuci dengan cara wudlu atau mandi sesuai yan g diajarkan Rosululloh SAW. Dalam al -

Quran Surat al-Maidah (5) Ayat 6 :

                                                                                                                                                      

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan sholat,

maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu

dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, d an jika kamu junub maka

mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang

air (kakus) atau menyentuh perempuan ”,

Adapun yang dimaksud:1) “Suci dari “Najis”.

Dalam kitab Fiqh sudah diuraikan tentang adanya Najis  (Suatu yang Kotor) yangdapat ditemui pada tempat-tempat ibadat, bejana-bejana, pakaian dan pada diri

manusia sendiri.

Najis dibagi dalam tiga kategori :

a) Najis  yang ringan (Najis Mukhoffafah ) seperti dicontohkan dengan Najisnya air

kencing bayi laki-laki yang masih menyusu (belum makan makanan padat), yang

dalam pensuciannya cukup dipercik -percik air saja.

b) Naji s yang sedang (Mutawashshithoh ), yaitu Najis atau sesuatu yang umumnya kita

anggap kotor seperti air kencing, kotoran, darah dsb, yang baru dapat suci bi la

telah dibasuh (dicuci) dengan air secara sempurna.

c) Najis  yang berat (Najis Mugholladhoh ), dicontohkan sebagai jilatan anjing, yang

baru suci bila telah dibasuh (dicuci) dengan air tujuh kali dimana salah satunyadengan menggosoknya dengan pasir.

2) “Suci dari Hadats”.

Pengertian “Hadats”  bersifat abstrak artinya kondisi tidak suci karena seseorang

melakukan/menanggung hal-hal yang mendatangkan hadats tsb, sekalipun orang ybs

sudah bersih dari barang yang kotor menurut ukuran adat. Hadats  mempunyai dua

kategori yaitu : Hadats kecil dan Hadats besar.

a) Hadats  kecil adalah hadats  yang dikarenan seseorang mengeluarkan kotoran dari

kubul dan dubur : baik padat, cair ataupun gas.

b) Hadats  besar adalah hadats yang baru dapat disucikan dengan mandi besar

(sempurna), dikarenakan seseorang dalam empat keadaan :i) Janabat (keluar sperma atau berkumpul suami/isteri),

ii) Haid  (datang bulan),

iii) Nifas (keluar darah sehabis melahirkan) dan

iv) memandikan jenazah.

Suci harta bendanya. Seorang Muslim yang memiliki harta benda perlu disucikan

dengan mengeluarkan sebagian hartanya untuk Shodaqoh. Shodaqoh terdiri dari :

1) Shodaqoh yang wajib  yang disebut Zakat  (Suci), yaitu bila harta seorang Muslim

sudah cukup jumlahnya ( Nishob ) dan jangka waktunya (Haul  ) menurut Syara’, maka

Page 172: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 172/255

172

wajib dikeluarkan sebagian (sesusai dengan Syara’) untuk diberikn kepada yangberhaq. Selain Zakat Harta  tsb ada pula yang wajib, yaitu Zakat Fitrah  yang wajib

dibayar setiap menjelang ‘Iedul Fitri oleh setiap (jiwa) Muslim yang mampu berupa

bahan makanan pokok sebanyak  satu sho’ (setara dua setengah kg beras).

2) Shodaqoh tidak wajib  (Sunah ) merupakan amal yang sangat dianjurkan kepada yang

memiliki harta sekalipun pengeluaran dan jumlahnya suka -rela dan kapan saja.

Dengan demikian bagi seorang Muslim sekalipun ybs mencari harta secara halal,namun ada sebagian hartanya haram dimakan sendiri, yaitu harta yang wajib

dikeluarkan sebagai Zakat . Dalam Surat At-Taubah (9) Ayat 103 Alloh ber-Firman

sbb :

                                                                                                       

Artinya : “Ambillah zakat  dari sebagian harta mereka, dengan zakat  itu kamu

bersihkan dan sucikan mereka, dan mendo`al ah untuk mereka. Sesungguhnya do`a

kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Alloh Maha Mendengar lagiMaha Mengetahui”.

Suci Jiwa/Hati-nya (Ruhaninya). Setiap manusia terdiri dari Jasmani ( al-Jamad  atau al- 

Basyar ) dan Ruhani (ar-Ruh ). Hal yang menyangkut dengan kesucian Lahir atau

Jasmani sudah diuraikan diatas termasuk harta bendanya. Ruhani manusia secara garis

besar terdiri dari Ruh Kehidupan ( Ruhul-Hayah ) atau sering disebut sebagai Nyawa

dan Ruh Kemanusiaan (Ruhul-Insan ). Pada Ruhul-Insan  terdapat tiga komponen, yaitu :

Nafsu (an-Nafs ), Akal (al-‘Aqlu ) dan Hati-nurani (al-Qolbu ).

1) Nafsu (an-Nafs)  manusia mempunyai ciri selalu cenderung untuk berbuat

kejahatan, seperti dalam Firman Alloh dalam Surat Yusuf (12) Ayat 53, sbb :

                                                                       Artinya : “Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena

sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang dibe ri

rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha

Penyayang”.

Sekalipun Nafsu  kencenderungannya berbuat jahat, namun bila dapat terkendali akan

sangat besar artinya dalam kehidupan manusia. Misalnya Nafsu makan bila terkendali

sangat berarti untuk kekuatan dan kelangsungan hidup manusia. Demikian pula Nafsu seksual akan sangat berarti dalam melanjutkan keturunan.

Pengertian Nafsu  dalam Ayat tersebut biasa disebut “Nafsu Amaroh”, yaitu nafsu  yang

menggoda manusia untuk berbuat dosa. Nafsu manusia yang lebih dapat dikendalikan

adalah yang disebut “Nafsu Lawwamah”  yang artinya Nafsu  yang bersifat senang

mencela. Namun dalam kesadaran manusia dapat pula mau mencela dirinya

(menyesali diri atas kesalahannya). Dala m Surat al-Qiyamah (75) Ayat 1-2 :

                                  

Page 173: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 173/255

173

Artinya : "Aku bersumpah dengan hari kiamat, dan Aku bersumpah dengan jiwa

yang selalu menyesali" .

Jenis Nafsu manusia yang telah dengan sempurna terkend ali atau telah tersucikan

adalah “Nafsu Muthmainnah”  artinya telah dengan tenteram dan ta’at dengan sadar hanya untuk mengikuti Perintah Alloh, dalam Surat al-Fajr (89) Ayat 27-30 :

                                                                                    

Artinya : “Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang

puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba -hamba-Ku, dan

masuklah ke dalam surga-Ku”.

2) Akal (al-‘Aqlu)  sering pula diartikan sebagai daya pikir, sehingga dalam al -Quran

pengertian berakal juga disebut dengan berpikir ( tafakkur ), memahami ( faqiha ),

menalar (nadhoro ), memberi kejelasan ( tadabbur ) dan mengingat (dzikr ). Manusiayang tidak menggunakan akal dianggap sebagai makhluq yang terburuk. Firman

Alloh dalam Surat al-Anfal (8) Ayat 22, sbb :

                                  Artinya : “Sesungguhnya binatang (makhluk) yang seburuk-buruknya pada sisi Alloh

ialah orang-orang yang pekak dan tuli yang tidak menggunakan akal”.

3) Hati-nurani (al-Qolbu). Komponen ini sering dianggap sebagai inti dari Ruhani

manusia bahkan dianggap sebagai penghubumg antara manusia dengan Alloh.

Firman Alloh dalam Surat al-Anfal (8) Ayat 24, sbb :

                                                                                                                        

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Alloh dan seruan Rosul

apabila Rosul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu,

dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Alloh membatasi antara manusia dan hatinya dan

sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan”.

Selanjutnya setiap Muslim wajib mengendalikan hati dari godaan nafsu tersebut diats

untuk mencapai kesuciannya. Dalam Surat asy -Syu’aro’ (26) Ayat 88 -89 di-

Firmankan :

                                           Artinya : “(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-

orang yang menghadap Alloh dengan hati yang bersih ”.

Mensucikan Ruhani manusia dengan sendirinya berarti mensucikan ketiga komponen

tersebut. Mensucikan disini maksudnya adalah mencegah atau menghilangkan segala

kekotoran dalam Nafsu ( an-Nafs ), demikian pula pada Akal ( al-‘Aqlu ) ataupun Hati-

nurani (al-Qolbu ).

Page 174: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 174/255

174

Dalam penciptaan manusia pada dasarnya, keaslian manusia adalah suci. Ketidak -

sucian manusia adalah karena godaan syaithon. Dalam Firman Alloh Surat ar -Rum

(30) Ayat 30 a.l:

                                      Artinya : “ fithroh Alloh yang telah menciptakan manusia menurut  fithroh itu”.

Artinya manusia pada dasarnya diciptakan dalam keadaan suci. SelanjutnyaRosululloh SAW bersabda :

ھ   ھ ی   ھ ی  ھ  ی ی ).ھی (

Artinya : “Semua anak itu dilahirkan diatas Fithroh  (suci), bapa-ibunya yang

menjadikan mereka yahudi, nasron i atau majusi”. (mutafaq ‘alaih).

Oleh karenanya dalam upaya mencapai kesucian atau mensucikan diri (Ruhaninya),

 jalan yang ditempuh :

Pertama : Mempertahankan kesucian yang secara potensial telah dimiliki, yaitu dengan

selalu mohon kepada Alloh (ber-Munajah) “agar ditunjukkan kepada jalan yang benar ”dan mengawasi/mawas diri (ber-Muroqobah)  “merenungi perbuatan yang lampau ” dan

menjaga agar tidak terjebak kepada kekotoran. Rosululloh SAW bersabda :

ھ  ی  ی ی .  :ی 

).ھ (ی ھ Artinya : Orang bertanya kepada Rosululloh SAW : ”Wahai Rosululloh siapakahmanusia yang terbaik?”. Rosululloh SAW menjawab :”Tiap -tiap orang mukmin yang

hatinya “makhmum ”. Lalu orang itu bertanya pula :”Apakah hati yang makhmum itu?”Rosululloh SAW menjawab :”Yaitu : orang yang taqwa , hatinya bersih, tidak ada

 padanya penipuan, kedurhkaan, pengkhianatan, kedengkian dan hasutan”. (riwayatImam Ibnu Majah).

Dalam hadits Qudsi Rosululloh SAW bersab da, bahwa Alloh ber-Firman :

  ی  ,ی   ی 

ی , ی   ی ی ھ  ی  ).(.ی 

Artinya : “Wahai putra Adam, sesungguhnya engkau jika berdo’a kepada -Ku dan

mengharap kepada-Ku niscaya aku akan mengampunimu dari dosa -dosa yang ada

padamu dan Aku tidak peduli. Wahai putra Adam, jika engkau datang kepada -Kudengan dosa-dosa sepenuh bumi, kemudian bertemu dengan -Aku dan tidak 

menyekutukan diri-Ku dengan sesuatu, niscaya Aku datang kepadamu dengan

ampunan sebanyak itu”. (riwayat Imam Tirmidzi).

Kedua  : Ber’amal baik sebanyak -banyaknya atau bekerja keras (ber-Mujahadah)  sesuai

dengan syari’at Islam, selain untuk mendekatkan diri kepada Alloh, juga untuk dapa t

menghapus (mendapat ampunan) segala dosa yang pernah diperbuat. Alloh ber -

Firman dalam Surat an- Nisa’ (4) Ayat 95-96 :

Page 175: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 175/255

175

                                                                                                                                                   

                                                                                                                           

Artinya : “Tidaklah sama antara mu'min yang duduk (yang tidak turut berperang)

yang tidak mempunyai uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Alloh dengan

harta mereka dan jiwanya. All oh melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta

dan jiwanya atas orang-orang yang duduk satu derajat. Kepada masing-masing

mereka Alloh menjanjikan pahala yang baik (surga) dan All oh melebihkan orang-

orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar, (yaitu)

beberapa derajat daripada-Nya, ampunan serta rahmat. Dan adalah Alloh Maha

Pengampun lagi Maha Penyayang ”. Dalam Surat Hud (11) Ayat 114 di-Firmankan :                                               Artinya : “Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa)

perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang -orang yang ingat”.

Walaupun seseorang selalu ber-mujahadah untuk mencapai kesucian dirinya namun

sangat dilarang merasa dirinya telah suci, teta pi tetap berusaha dengan ber -mujahadah

untuk lebih mensucikan dirinya. Firman Alloh dalam Surat an -Najm (53) Ayat 32 :

                                             

Artinya : “maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah (Alloh) yang palingmengetahui tentang orang yang bertakwa ”. Wallo-hu A’lam. Insya-Alloh.

70. At-Taubah

“At-Taubah”  berasal dari bahasa ‘Arab dengan kata kerja “Ta-ba, Yatu-bu, Taubatan” artinya kembali atau rujuk. Pengertian kembali adalah kembali dari perbuata n

ma’shiat kepada ta’at atau kembali dari jalan yang sesat kejalan yang di -Ridloi Alloh

SWT. ‘Ulama secara umum mengartikan “ at-Taubah ” sebagai membersihkan hati darisegala dosa, atau diartikan pula sebagai meninggalkan keinginan untuk kembali

(mengulang) melakukan kejahatan seperti yang pernah dilakukan, karena ketaatannya

kepada Alloh SWT dan menjauhkan diri dari kemurkaan Al loh SWT. Dalam Surat al-A’rof (7) Ayat 153 Alloh ber-Firman :

                                                                         Artinya : “Orang-orang yang mengerjakan kejahatan, kemudian bertaubat sesudah itu

dan beriman; sesungguhnya Tuhan kamu, sesudah taubat  yang disertai dengan iman

itu adalah Maha Pengampun lagi Maha Pen yayang”. Selanjutnya dalam Surat an-

 Nisa’ (4) Ayat 17 Alloh ber -Firman, sbb :

Page 176: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 176/255

176

                                                                                                                      

Artinya : “Sesungguhnya taubat di sisi Alloh hanyalah taubat bagi orang-orang yang

mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan, yang kemudian mereka bertaubat dengansegera, maka mereka itulah yang diterima Alloh taubatnya; dan Alloh Maha

Mengetahui lagi M aha Bijaksana”.

Dalam Surat Hud (11) Ayat 3, di-Firmankan, sbb :

                                                                                                                                                 

Artinya : “..dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat

kepada-Nya. (Jika kamu, mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi

kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang tela hditentukan dan Dia akan memberi kepada tiap -tiap orang yang mempunyai keutamaan

(balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu

akan ditimpa siksa hari kiamat ”.

Selanjutnya dalam Surat at-Tahrim (66) Ayat 8, sbb :

                                                                                                                                                     

                                                                                                                 Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada All oh dengan taubat

yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan -

kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya

sungai-sungai, pada hari ketika Alloh tidak menghinakan Nabi dan orang -orang yang

beriman bersama dengan dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di

sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Tuhan kami, sempurnakanlah

bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas

segala sesuatu".

Rosululloh SAW dalam Haditsnya bersabda :

ھ :ی ھ:ی ی  ھ  ھ ی ).(.ی

Artinya : Dari Abu Hurairoh r.a berkata : Saya mendengar Rosululloh SAW

 bersabda : “Demi Alloh, sesungguh -nya saya membaca Istighfar dan ber -Taubat

kepada Alloh tiap hari, lebih dari tujuh puluh kali”. (Riwayat Imam Bukhori).

  ھ:ی ھ  ی ی ھ  )(.ی

Page 177: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 177/255

177

Artinya : Dari Al-Aghozz bin Yasar Al-Muzanni r.a berkata : Rosululloh SAW

bersabda :”Hai sekalian manusia, ber -Taubatlah kamu kepada Alloh dan Istighfarlah

kepada-Nya, maka sesungguhnya saya ber-Taubat/Istighfar setiap hari seratus kali”.(Riwayat Imam Muslim)

ھ:ھ : ھ .)ھی (.ی 

Artinya : Dari Anas bin Malik r.a berkata : Bersabda Rosululloh SAW :”Sesungguh -

nya Alloh lebih suka menerima Taubat seorang hamba -Nya, melebihi dari kesenangan

seseorang yang menemukan kembali dengan tiba -tiba, untanya yang telah hilang dari

padanya ditengah-tengah hutan. (Mutafaq ‘alaih).

Dari Ayat-ayat dan Sabda Rosululloh SAW tersebut diatas dapa t diartikan, bahwa

Taubat bukan hanya dilakukan oleh seseorang karena berbuat suatu dosa, tetapi

diajarkan oleh Rosululloh SAW agar selalu ber -Istighfar dan ber-taubat kepada Alloh,

bahkan Rosululloh SAW sendiri melakukan antara tujuh puluh atau seratus ka li

sehari. Menurut ‘Ulama golongan  Ahlussunah waljama’ah  mengatakan, bahwa syarat

Taubat bagi orang yang berbuat dosa (ma’shiat ) untuk menjadi sah adalah tiga :

1)  Menyesal terhadap perbuatan dosa ( ma’shiat ) yang telah dilakukan.2)  Meninggalkan perbuat tersebut.

3)  Bercita-cita untuk tidak akan mengulang lagi.

Syarat-syarat tersebut bila menyangkut dosa terhadap Alloh SWT. Kalau dosa itu

terhadap sesama manusia, maka masih harus ditambah lagi syarat yang keempat ,

yaitu : kalau ada sangkut paut dengan harta, maka harta tsb agar dikembalikan kepada

siempunya atau ahli warisnya yang berhak, kalau menyangkut kehormatan harus

meminta maaf pada orang ybs.

‘Ulama Ahli Hikmah al -Ghozali dll membagi Taubat menjadi tiga macam, yaitu :

1) Taubat  yang berarti Kembali , yaitu kembali dari ma’shiat kepada ta’at .

2) Taubat  yang berati Firor  atau lari dari ke-ma’shiat -an kepada ke-ta’at -an atau

dari yang baik kepada yang lebih baik karena mengharap mendapat pahala.

3) Taubat   yang berarti Inabat  yaitu ber-Taubat  berkali-kali (berulang-kali)

walaupun tidak berbuat dosa.

Dalam al-Quran Alloh ber-Firman Surat Qof (50) Ayat 32 -33, sbb :

                                                                         

Artinya : “Inilah yang dijanjikan kepadamu, (yaitu) kepada setiap hamba yang selalu

kembali (kepada Alloh) lagi memelihara (semua peraturan -peraturan-Nya). (Yaitu)orang yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah sedang Dia tidak kelihatan

(olehnya) dan dia datang dengan hati yang ber -taubat ”.

Surat Shod (38) Ayat 30, sbb :

                                             Artinya : “Dan Kami karuniakan kepada Daud, Sulaiman, dia adalah sebaik -baik 

hamba. Sesungguhnya dia amat ta`at (kepada Tuhannya) ”.

Page 178: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 178/255

178

Dalam ber-Taubat  kepada Alloh, maka kepada seseorang yang ber -Taubat , apakah

diterima oleh Alloh SWT atau t idak, hanya Alloh yang Maha Mengetahuinya. Bagi

kita manusia baik yang melakukan Taubat  atau orang lain yang memperhatikannya

dapat mengamati atau mencermati ta nda-tanda dari apa yang diperbuatnya apakah

sudah berubah seperti dalam Firman Alloh Surat al-Furqon (25) Ayat 70 :

                                                                                           Artinya : Kecuali orang-orang yang ber-Taubat , beriman dan mengerjakan amal

sholih; Maka itu kejahatan mereka diganti Alloh dengan kebajikan. dan adalah Alloh

Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Insya-Alloh.

Selain ber-Taubat oleh Rosululloh SAW diajarkan pula, agar Ummat Islam selalu ber -

Istighfar  kepada Alloh SWT dan selanjutnya kepada orang yang ber -Istighfar  akan

dianugerahkan keni’matan atau kedudukan yang terhormat dari Alloh SWT, a.l dalam

Firman-Nya : Surat Ali-Imron (3) Ayat 193 :

                                                                                                                             

Artinya : “Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) y ang menyeru

kepada iman (yaitu): "Berimanlah kamu kepada Tuhan -mu", maka kamipun beriman.

Ya Tuhan kami ampunilah bagi kami dosa -dosa kami dan hapuskanlah dari kami

kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang -orang yang berbakti”.

Selanjutnya dalam Surat al-Hasyr (59) Ayat 10 :

                                                                                                                       

Artinya : “Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin  dan  Anshor ),mereka berdoa: "Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara -saudara kami yang

telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian

dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Tuhan kami, sesungguhnya

Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang". A-min.

Dalam pesan yang lebih terinci yang disampaikan oleh para Hukama' (Ulama' Ahli

Hukum) terdapat 10 amalan yang dinasehatkan dan harus dilakukan agar seseorang

dapat mencapai derajat At-Taubah, yaitu sbb:

,:یی , ,

 ,,ی   ,ی ,   .ی

Page 179: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 179/255

179

Artinya : "Seyogyanya bagi orang yang berakal yang ingin bertaubat hendaknya

melaksanakan 10 hal, ialah : 1) Lisan membaca Istighfar, 2) hati menyesali dosa yang

sudah-sudah, 3) badan menebus/mencabut kembali dosa, 4) bertekad untuk selamanya

tidak akan mengulangi dosa lagi, 5)  menggemari akhirat, 6)  membenci duniawi, 7) 

berbicara sedikit saja, 8)  makan minum sedikit, sehingga dapat 9)  mencurahkan

kesempatan untuk ilmu dan Ibadat, dan 10)  tidurpun sedikit saja". Insya -Alloh.

Page 180: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 180/255

180

BAB IV.

TARBIYAH

Dalam Tabloid Harian Republika (Dialog Jum’ at) tanggal 3 Februari 2006, pernah

dimuat tentang pengertian Tarbiah, yaitu dari bahasa ‘Arab yang artinya antara lain :Pertama berasal dari kalimat “Rab, Yarbuu” yang artinya tumbuh dan berkembang.

Kedua  berasal dari kalimat “Rabiya, Yarbaa ”  yang mempunyai arti yang sama yaitu

tumbuh dan kemudian berkembang.

Ketiga  berasal dari kata ”Rabba, yaRubbu”  yang berarti memperbaiki, mengurusi

kepentingan, mengatur, menjaga dan memperhatikan. Pengertian -pengertian tsb

adalah yang merupakan dasar konsep yang di pakai dalam pengertian Pendidikan.

Dalam bab ini Tarbiyah  banyak diuraikan tentang Pendidikan Anak dalam Islam

seperti banyak diuraikan oleh ahli pendidikan Islam (Dr. A. Nashih ‘Ulwan), karenamerupakan dasar dari pembinaan Ummat dan menjadi tanggung -jawab para Pendidik 

Islam yang secara fungsional dan professional wajib melaksanakanny a.lebih dari itu

 juga menjadi tanggung jawab dari para Orang -tua anak yang bersangkutan sebagai

yang menerima Amanat dari Alloh SWT. Pendidikan yang dimaksud adalah meliput i

persoalan Iman, moral, mental, fisik, spiritual dan sosial.

71. Peran Utama Orang-tua Dalam Mendidik Anak

Dalam kehidupan satwa terutama yang termasuk mamalia (binatang menyusui) yang

lebih mudah kita amati, maka peri -laku anak sangat diwarnai oleh pe ri-laku induknya.

Hal ini menggambarkan, bahwa peri -laku induk lebih cepat terserap dan dengan

mudah teradopsi oleh anak ybs, karena begitu dekatnya jarak antara anak dan induk 

dalam segala hal dalam kehidupan sehariannya. Manusia sebagai makhluq tertingg i

dalam hal kemampuan menangkap isarat dari peri -laku orang-tuanya (yang diharap-

kan selalu menjadi orang terdekat dengan anaknya), maka peran orang -tua dalam

mendidik anak akan menjadi secara langsung berjalan efektif. Selain itu anak dalam

keluarga merupakan keturunan sebagai buah pernikahan yang sah, secara wajar

menjadi tanggung-jawab orang-tua dalam mengasuh dan mendidiknya, yang tidak 

dapat diabaikan, seperti Firman Alloh Surat an -Nahl (16) Ayat 72 :

                                                                                                                                 

Artinya : “Alloh menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan

menjadikan bagimu dari isteri-isteri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan

memberimu rezki dari yang baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada

yang bathil dan mengingkari ni`mat Alloh?".

Bahkan dalam tuntunan al-Quran pada saat seorang isteri masih mengandung, kedu a

orang-tua sudah dibimbing untuk selalu berdoa, dimana harapan dalam doa tsb adalah

langkah pendidikan awal bagi bayi yang dikandungnya, seperti dalam Surat al -A’rof (7) Ayat 189 di-Firmankan :

Page 181: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 181/255

181

                                                                                                                                                                       

                 Artinya : “Dialah Yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan daripadanya Dia

menciptakan isterinya, agar dia merasa senang kepadanya. Maka setelah dicampuri -

nya, isterinya itu mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah dia merasa ringan

(beberapa waktu). Kemudian tatkala dia merasa berat, keduanya (suami isteri)

bermohon kepada Alloh, Tuhannya seraya berkata: "Sesungguhnya jika Engkau

memberi kami anak yang sempurna, tentulah kami termasuk orang -orang yang

bersyukur".

Demikian itulah proses yang terjadi secara wajar mulai dikandungnya seorang bayi ,

hingga dilahirkannya. Seorang anak (bayi) yang terlahir tsb hakikatnya adalah suci

dari segala pengaruh apapun, dan tergantung bagaimana mereka dididik oleh keduaorang-tuanya. Rosululloh SAW bersabda :

 ی ھ   ھ ی   ھ ی ی ھ )(

Artinya : “Setiap anak yang dilahirkan, ia dilahirkan dalam fithroh (kesucian), makakedua orang-tuanyalah yang akan menjadikan ia sebagai seorang Yahudi, Nasrani

atau Majusi. (riwayat Imam Bukhori).

Dalam hadits diatas orang-tua disebut dengan “ abawa-hu ” bukan “wa-lidaihi ”,sementara ‘Ulama berpendapat, bahwa “ wa-lidaihi ” berarti orang-tua kandung, sedang

“abawa-hu ” selain berarti orang-tua kandung, juga berarti orang-tua yang mengasuh

membesarkan baik dalam arti fisik, yaitu mengasuh dari kecil (bayi), sehingga dewasa

atau dalam arti yang lebih luas, yaitu mengasuh (mendidik) dari sebagai orang kecil

(masih sedikit ilmunya dan rendah derajatnya) hingga m enjadi orang lebih terhormat

(banyak ilmu dengan tinggi derajatnya). Dalam hadits lain Rosululloh SAW bersabda

:

ی   ). (ی Artinya : “Ajarilah anak -anak dan keluargamu dengan ajaran yang baik dan didiklah

mereka”. (riwayat Imam Abdur -Rozaq dan Sa’id bin Manshur).

Untuk keberhasilan dalam pendidikan kadang -kadang masih sangat perlu adanya

sarana yang cukup yang dalam Ayat 82 Surat an -Nahl disebut sebagai rizqi yang baik.Pemenuhan rizqi merupakan tanggung jawab orang tua untuk keluarga secara umum

di-Firmankan dalam Surat al-Baqoroh (2) Ayat 233, sbb :

                                                                                                                                                                                                   

Page 182: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 182/255

182

Artinya : “Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu den gan

cara yang ma`ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupan -

nya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan juga seorang

ayah karena anaknya”,

Seberapa jauh kendala perlunya sarana untuk mencapai tingkat pendidi kan yang

diharapkan merupakan masalah yang kadang -kadang sangat menghambat pendidikanini, oleh karenya sudah sewajarnya perlu pemikiran agar dapat diselesaikan bukan

hanya pada tingkat individu Muslim, akan tetapi menjadi tanggung -jawab bersama

Muslimin seluruhnya, bahkan tidak boleh berlepas diri bagi siapa saja yang kebetulan

menjadi penguasa (Pemerintah) yang mengatur pendidikan tsb. Insya -Alloh.

72. Kewajiban Syari’at Terhadap Anak Yang Lahir

Tanggung-jawab orang-tua terhadap anak yang dilahirkan m eliputi banyak hal, antara

lain : Memenuhi hajat hidup, pendidikan ( Aqidah, Syariah  dan  Akhlaq ) dan pembinaan

secara keseluruhan. Diantara kewajiban tsb, menurut tuntunan syari’at  bagi orang-tua

agar juga berupaya melakukan atau mengadakan : “  Aqiqoh”  dan “ Khitanan” untuk anak yang baru lahir (belum dewasa), selanjutnya “ Pernikahan” bagi yang telah dewasa.

1. “‘Aqiqoh”  . Dalam Bab II (Syari’at ) butir 50 telah diuraikan tentang ‘Aqiqoh  yang

secara garis besar  berarti “menyembelih hewan sebagai qurban at as anak yang baru

lahir sesuai tuntunan Rosululloh SAW”. Hukum ‘Aqiqoh  menurut para ‘Ulama adaberbeda pendapat, antara lain : Menurut Imam Hasan Al -Basri menetapkan sebagai

“wajib” . Sedang Jumhur ‘Ulama seperti Imam Malik, Imam Syafi’i, Imam Hambalimenetapkan sebagai “Sunnah Muaqqad” . Hanya Imam Abu Hanifah yang menetapkan

“tidak wajib dan juga bukan Sunnah hanya “ Tathowwu’ ” atau sukarela.

Dalam Hadits Rosululloh SAW diterangkan, a.l sbb :

: ی .)(

Artinya : dari Ibnu ‘Abbas r.a “bahwasanya Nabi SAW ber’aqiqoh untuk Hasan danHusain masing-masing satu kambing”.(riwayat Imam A bu Dawud)

  ھ ی )(ی 

Artinya : dari ‘Aisyah r. a : “bahwasanya Rosululloh SAW memerintah orang -orang

agar supaya anak laki-laki di’aqiqohi dengan dua ekor kambing dan anak perempuan

seekor kambing”. (riwayat Imam Tirmidzi).

Dari hadits tersebut diatas, maka ‘Aqiqoh merupakan amalan yang menjadi tanggung -

 jawab orang-tua tsb diatas.

Hikmah ‘Aqiqoh a.l:

1)  Merupakan Qurban  yang diharapkan mendekatkan anak kepada Alloh SWT sejak 

masa dilahirkannya.

2)  Merupakan Qurban  bagi anak, hingga do’a orang tua agar anak terhindar dariberbagai malapetaka hidup dapat dikabulkan.

Page 183: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 183/255

183

3)  Merupakan tebusan bagi anak yang akan membe rikan Syafa’at  pada hari akhir

kepada orang tuanya.

4)  Merupakan penampakan rasa gembira dengan ditegakkannya syari’at  Islam dan

bertambahnya jumlah Muslim.

5)  Mengokohkan tali Silatur-Rahmi antara para warga masyarakat dan keluarga.

6)  Merupakan sarana merealisasi prinsip keadilan sosial dengan membagi bagian

dari “aqiqah bagi para fakir miskin. Wallo-hu A’lam.

2. "Khitanan". Khitanan  atau pelaksanaan khitan  yang dalam istilah hukum, maka

diartikan sebagai memotong kulit dari ujung penis (kemaluan pria) yang dal am

hukum syari’at mempunyai pengaruh terhadap sahnya amalan yang di jalaninya. Dalam

hadits Rosululloh SAW diterangkan :

,,: :ھ).ھی (. ,ی ,

Artinya : Rosululloh SAW bersabda :”Fitroh itu ada lima : Khitan , mencukur bulu

sekitar kemaluan, memotong kumis, memotong kuku dan mencabut bulu ketiak ”.

(muttafaq ‘alaih).Khitan  bagi priya seperti tsb diatas, menurut hukum umumnya Ulama berpendapat

Wajib dan walau sementara ada yang menganggap Sunnah , namun umumnya lebih

condong pada wajib, seperti dalam pendapat Imam Malik dari sementara hadits

disebutkan :

  ھ ,ھ ی  .ھ Artinya : “Barang siapa yang belum Khitan, maka tidak boleh menjadi Imam (sholat)

dan tidak diterima syahadatnya ”.

Khitan  memiliki hikmah  yang besar bagi yang menjalaninya, selain keabsahan amalan

‘ibadah , juga dalam kesehatan ybs.

3) "Pernikahan". Istilah pernikahan adalah terlaksananya “Aqad Nikah”  yaitu aqad  yang

menghalalkan pergaulan dengan saling mengatur hak dan kewajiban, serta hidup

tolong menolong antara seorang pria dan seorang wanita yang bukan muhrim . Alloh

ber-Firman dalam al-Quran Surat an-Nur (24) Ayat 32 :

                                                                                              

Artinya : “Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang -

orang yang layak (berkawin) dari hamba -hamba sahayamu yang lelaki dan hamba -hamba sahayamu yang perempuan. jika mereka miskin Alloh akan memampukan

mereka dengan kurnia-Nya. dan Alloh Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha

Mengetahui”.

Dalam hadits Nabi SAW dari Abu Horoiroh r.a, disabdakan :

ھ ی    ھ ھ ی  ی ی ).(.ی

Page 184: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 184/255

184

Artinya : “Ada tiga orang yang berhak mendapat pertolongan Alloh : Orang yang

berjuang dijalan Alloh, hamba sahaya yang berniat menebus dirinya dan orang yang

menikah untuk menjaga kehomatannya ”. (riwayat Imam Tirmidzi).

Dalam tuntunan Perkawinan ( Nikah ) disebutkan adanya Rukun (yang wajib dipenuhi)

agar Perkawinan tsb sah (sesuai Syariat ), yaitu : adanya mempelai priya dan wanita,

wali, dua saksi dan pernyataan ijab-qobul  . Yang dinikahkan adalah wanita oleh walinya

(Ayah kandung). Disinilah pentingnya kedudukan orang -tua. Walaupun seandainyaAyah kandung tidak memungkinkan, maka ybs dapat mewakilkan kepada orang yang

berhak mewakili, baik dari keluarga ayah kandung tersebut atau hakim yang sah.

Dengan uraian tsb diatas, maka orang -tua sebagai yang bertanggung jawab keluarga

diwajibkan untuk mengupayakan terlaksananya tuntunan yang telah diajarkan diatas ,

yaitu dalam memenuhi tuntunan Syari’at dalam keluarganya. Insya -Alloh.

73. Nasihat Tentang PernikahanProses kehidupan manusia secara alami berjalan sesuai Sunnatulloh  dimana seorang

pria yang telah dewasa mencintai pasangannya yaitu wanita. Untuk melanjutkan

kehidupan bersama antara pria dan wanita secara syara’  sudah diatur dengan suatu

perikatan yang disebut “Pernikahan”  yang merupakan amalan yang diperintahkan AllohSWT seperti dalam Surat an-Nur (24) Ayat 32 di-Firmankan :

                                                                                              

Artinya : “Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-

orang yang layak (berkawin) dari hamba -hamba sahayamu yang lelaki dan hamba -

hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Alloh akan memampukan

mereka dengan kurnia-Nya. Dan Alloh Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha

Mengetahui”. Selain itu juga merupakan Sunnah Rosululloh SAW seperti dalamsabdanya :

:   ی Artinya : Nabi SAW bersabda :”Me -nikah  atau berumah-tangga adalah termasuk 

sunnahku (ajaranku), siapapun yang sengaja membencinya berarti membenci

k epadaku, oleh karenanya bukan termasuk golongan/ummatku”.

Dalam sabdanya yang lain :

ھ ,Artinya : “Ketahuilah sesungguhnya Alloh SWT sungguh hanya menghalalkan

pergaulan pria dengan wanita sebagai suami-isteri dengan melalui nikah  dan,sebaliknya Alloh mengharamkan pergaulan suami -isteri diluar nikah”.

Sedangkan berkembangnya manusia dikarenakan perjodohan diantara pria dan wanita

seperti dalam Surat an- Nisa’ (4) Ayat 1 :

Page 185: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 185/255

185

                                                                                                                                                                

               Artinya : “Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan -mu yang telah

menciptakan kamu dari diri yang satu, dan dari -padanya Alloh menciptakan isterinya;

dan dari-pada keduanya Alloh memperkembang biakkan laki -laki dan perempuan

yang banyak. Dan bertakwalah kepada Alloh yang dengan (mempergunakan) nama-

Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim.

Sesungguhnya Alloh selalu menjaga dan mengawasi kamu.

Selanjutnya kedudukan hukum pernikahan dalam Ayat 21 disebut sebag ai “Mitsaqon 

Gholidho ” :

                                                               Artinya : “Bagaimana kamu akan mengambilnya kembali, padahal sebagian kamu

telah bergaul (bercampur) dengan yang lain sebagai s uami-isteri. Dan mereka (isteri-

isterimu) telah mengambil dari kamu perjanjian yang kuat (Mitsaqon Gholi-dho ).

Mitsaqon Gholi-dho  ini dalam al-Quran disebut tiga kali, yaitu : selain Ayat tsb diatas

yang merupakan perjanjian antara suami -isteri, kemudian Surat an-Nisa Ayat 154:

                                                                                   

                              Artinya : “Dan telah Kami angkat ke atas (kepala) mereka bukit Thursina untuk 

(menerima) perjanjian (yang telah Kami ambil dari) mereka. Dan kami perintahkan

kepada mereka: "Masukilah pintu gerbang itu sambil bersujud", dan Kami

perintahkan (pula), kepada mereka: "Janganlah kamu melanggar peraturan me ngenai

hari Sabtu", dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang kokoh (Mitsaqon 

Gholi-dho )”.

Ayat ini merupakan pejanjian Alloh dengan manusia dalam melaksanakan perintah -

Nya dan yang ketiga dalam Surat al -Ahzab (33) Ayat 7 :

                                                                                                    

Artinya : “Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari nabi -nabi dan dari

kamu (sendiri), dari Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa putera Maryam, dan Kami telah

mengambil dari mereka perjanjian yang teguh (Mitsaqon Gholi-dho )”.

Page 186: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 186/255

186

Ayat ini merupakan perjanjian antara Alloh dengan Rosul -Nya dalam kewajiban

menyampaikan risalah. Dengan tiga Ayat tersebut diatas, mak a perjanjian dalam

pernikahan adalah tidak semata -mata perjanjian antar orang, tetapi lebih sakral dari itu

yaitu merupakan perjanjaian yang terkait pada hubungan dengan Alloh dan ajaran

Rosululloh, yang tidak cukup dibatasi hanya didunia saja. Artinya sea ndainya

pasangan suami/isteri tsb telah terpisahkan karena salah seorang meninggal, maka

diakhir zaman (diakhirat) masih akan berlanjut. Wallohu A’lam.Per-nikah -an sebagai amalan ‘Ibadah  tidak lain yang dituju adalah keridloan Alloh

serta dapat dicapainya kebahagiaan dalam kehidupan dunia dan akhirat. Alloh ber -

Firman dalam Surat ar-Rum (30) Ayat 21 sbb :

                                                                                                                   

Artinya : “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu

isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteramkepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan say ang. Sesungguhnya pada

yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir ”.

Dalam ayat tersebut disebutkan kebahagian seseorang dalam perkawinan adalah dapat

dicapainya : sakinah, mawadah dan rohmah.

Sakinah  berarti tenang setelah terjadinya perasaan yang goncang, atau kondisi tenang

karena telah dapat menemukan jalan keluar untuk mengatasi persoalan yang dihadapi.

Ahli ‘ibadat mengartikan sakinah sebagai thuma’ninah dalam ber‘ibadah ataukhusyu’ sehingga tanpa pernah tergoda.

Mawaddah  suatu anugerah dari Alloh yang memiliki sifat al-Wadud  artinya sangat

mencintai. Sementara ahli tafsir mengartikan mawaddah dalam perkawinan ini adalah

cinta kasih yang timbul pada kedua makhluq dikarenakan keduanya memiliki tuntutan

untuk saling memerlukan keberadaannya. Ada pula yang mengartikan sebagai cinta

kasih yang semula menjadi lamunan dengan keindahannya kemudian menjadi

kenyataan. Bagi manusia mawaddah kadang -kadang berubah sesuai dengan tuntutan

kebutuhan manusia sendiri yang juga beru bah-rubah.

Oleh karena perlu adanya ar-Rohmah  yang merupakan anugerah Alloh yang

mempunyai sifat ar-Rohman  yaitu kasih sayang Alloh kepada hambanya tanpa

mengenal apakah hamba itu ta’at atau tidak. Sifat rohmah  bagi manusia wajib

dipelihara agar tetap tidak berubah sepanjang hidup didalam kelestarian perkawinan.

Kasih sayang demikian telah bersama kita ni’mati, berupa kasih sayang kedua orang -

tua kita kepada kita dalam mendidik dan membesarkan kita. Sekalipun arti atau

pemahaman soal sakinah, mawaddah  dan rohmah  dapat dicerna secara sederhana, tetapi

ketiganya tidak dapat dicapai tanpa ijin dari Alloh SWT.

Selain dalam pernikahan diharapkan keberhasilan kehidupan keluarga seperti

diuraikan diatas, maka dalam pernikahan juga mempunyai maksud agar manusia

mempunyai keturunan dalam rangka kelestarian kehidupan manusia. Dalam segi

perkembangan manusia Muslim (Muslimin) akan berarti berkembangnya ajaran Islam

Page 187: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 187/255

187

dalam arti tetap diamalkannya ajaran Islam. Doa harapan itu telah dibaca sejak saat

seorang isteri masih mengandung bayinya yang dalam al -Quran telah diajarkan dalam

Surat al-A’rof (7) Ayat 189 di-Firmankan:

                                                                                     

                                                                                                   

Artinya : “Dialah Yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan daripadanya Dia

menciptakan isterinya, agar dia merasa senang kepadanya. M aka setelah dicampuri-

nya, isterinya itu mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah dia merasa ringan

(beberapa waktu). Kemudian tatkala dia merasa berat, keduanya (suami isteri)

bermohon kepada Alloh, Tuhannya seraya berkata: "Sesungguhnya jika Engkau

memberi kami anak yang sempurna, tentulah kami termasuk orang -orang yang

bersyukur".

Selanjutnya terhadap anak yang telah lahir tidak boleh diabaikan agar tidak terjerumas

dalam kekafiran, dalam Surat an-Nahl (16) Ayat 72 di-Firmankan :

                                                                                                                                 

Artinya : “Alloh menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan

menjadikan bagimu dari isteri-isteri kamu itu, anak anak dan cucu -cucu, dan

memberimu rezki dari yang baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada

yang bathil dan mengingkari ni`mat Alloh?".

Dalam Ayat tersebut selain adanya jaminan A lloh tentang tersedianya rizqi, dalam arti

wajib berusaha ketersediaannya, maka bagi orang -tua dituntut untuk memberikan

perhatian dalam arti pendidikan penanaman aqidah . Dengan demikian anak sebagai

amanah dari Alloh akan selamat.

Oleh karenanya per-nikah- an mempunyai konsekwensi selain dicapai kehidupan

rumah tangga yang dirumuskan dalam istilah sakinah, mawaddah  dan rohmah , maka

wajib adanya upaya membina generasi penerus dalam menegakkan Kalimah Alloh.

Namun kesemuanya hanya mungkin karena Izin dari Alloh SWT, sehingga mutlak 

wajib untuk berusaha (berjuang) agar selalu dalam kondisi dekat kepada Alloh.Dengan kata lain secara disiplin dan konsisten ( Istiqomah ) selalu ta’at menjalankanperintah dan menjauhi larangan-Nya. Tanpa itu mustahil akan mencapainya, seperti

perintah dalam Surat an-Nisa Ayat 1 tsb diatas agar kita selalu bertaqwa. Insya -Alloh.

74. Meningkatkan Kemampuan IlmuKaum Muslimin merupakan masarakat yang berilmu. Artinya tidak mungkin seorang

Muslim (pemeluk agama Islam) tidak mempunya i Ilmu. Karena agama adalah

tuntunan dari Alloh yang sekaligus adalah ilmu, sehingga yang dapat menerimanya,

dengan sendirinya berarti menerima ilmu atau orang tsb adalah orang yang berilmu.

Page 188: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 188/255

188

Namun untuk mencapai derajat yang lebih tinggi, maka Kemampuan I lmu wajib

ditingkatkan. Alloh ber-Firman dalam Surat Mujadalah (58) Ayat 11, sbb :

                                                                                Artinya : “Alloh akan meninggikan martabat orang-orang yang beriman di antaramu

dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan dengan beberapa derajat. dan Alloh

Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan ”. Sedang orang yang berilmu denganorang yang tidak berilmu tidak dapat disamakan, dalam Surat az -Zumar (39) Ayat 9

di-Firmankan :

                                                                        Artinya : “Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui (berilmu)

dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah

yang dapat menerima pelajaran ”.

Dari Firman Alloh tsb diatas maka mutlak adaya upaya Peningkatan Kemampuan

Ilmu bagi Kaum Muslimin, selain agar dapat meningkatkan martabatnya diantaramasarakat seluruhnya, juga dalam penguasaan terhadap keseluruhan permasalahan.

Dengan menempuh jalan Belajar dan Mengajar. Alloh ber-Firman dalam Surat al-

‘Alaq (96) Ayat 1-5 :

                                                                         

                                            Artinya : “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan (1), Dia

Telah menciptakan manusia dari segumpal darah (2). Bacalah, dan Tuhanmulah yang

Maha pemurah (3), Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam (4), Dia

mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya (5) ”.

Dalam hadits dari Anas r.a, riwayat Imam Ibnu Majah, Rosululloh SAW bersabda :

ی .Artinya : “Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap Muslim baik pria ataupun wanita ”.

Dalam hadits lain dari Abu Huroiroh r.a, riwayat Imam Muslim :

ھ  ی ی  ھ Artinya : ”Barang siapa yang keluar untuk mencari ilmu, maka ia berada dijalan

Alloh hingga ia kembali”.

Dalam hadits lebih lanjut dari Abu Huroiroh r.a, riwayat Imam Tirmidzi :

    ,ی , ,ھ ی ھ .

Artinya : ”Dunia ini terkutuk dan terkutuklah apa yang didalamnya, kecuali orang

yang mengingat Alloh dan yang ta ’at kepada-Nya serta orang yang ‘alim (berilmu)

dan pelajar (yang belajar)”.

Page 189: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 189/255

189

Dari hadits tersebut diatas maka bagi setiap Muslim (Muslimah) wajib mencari ilmu

dan juga mengajarkan ilmu yang dimiliki. Orang memiliki ilmu dan tidak mengajar -

kannya, Rosululloh SAW bersabda (riwayat Ibnu Majah dari Abu Sa ’id Al-Khudri) :

ی ی ھ  ھ  ھ ی   ی .

Artinya : “Barang siapa menyembunyikan suatu ilmu yang dimanfaatkan Alloh

kepada manusia dalam urusan ad-Din, maka Alloh akan memborgolnya dihari

Qiyamat dengan borgol api ”.

Dalam tingkat kewajiban belajar dan mengajar untuk setiap Muslim sementara

‘Ulama berpendapat, bahwa dalam hal ilmu yang menyangkut ‘Aqidah  dan Syari’at ,

maka hukumnya Fardlu ‘Ain , Wajib bagi setiap Muslim. Sedang dalam hal ilmu yang

menyangkut mu’amalah , a.l: kesehatan, ekonomi dan kepentingan kesejahteraan lain

hukumnya Fardlu Kifayah , artinya bila diantara kaum Muslimin sudah ada yang

melaksanakannya dan dinilai secara o byektif sudah memadahi tidak wajib bagi yang

lain dan hanya dianjurkan. Wallo-hu A’lam.

75. Memperkuat Keteguhan Jiwa dan RagaDalam pengamalan agama (Islam), maka seorang Muslim wajib memiliki keteguhan

 jiwanya atas kebenaran agama. Yang perlu diperhatik an dan wajib dihindari adalah

kelemahan jiwa dan rasa rendah-diri (merasa lebih rendah dari yang lain), karena

hakikatnya Islam adalah yang tertinggi tidak ada yang melebihi tingginya, sesuai

sabda Rosululloh SAW (riwayat Imam Daru Quthni dan Baihaqi) :

ی ھ  ی  ی Artinya :”Islam itu adalah yang paling tingg i, tidak ada yang melebihi tingginya ”.

Hanya saja perasaan lebih tinggi tsb wajib disertai dengan bukti pada diri Muslim

tersebut tanpa kesombongan, karena kes ombongan adalah sifat iblis. Untuk itu perlu

paling tidak dengan memperteguh Iman, mengamalkan Syari ’at dengan lengkap danIkhlash serta Akhlaq yang luhur.

Upaya dalam memperteguh jiwa, maka yang dilakukan dimulai dengan sifat hati-

hati atau tidak ceroboh, agar tidak terperosok pada godaan setan. Alloh ber -Firman

dalam Surat an-Nur (24) Ayat 15 :

                                   Artinya : “..dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal dia pada sisi

Alloh adalah besar”.

Selanjutnya dalam menjalani kehidupan tidak tergoda gemerlapan dunia , sepertiFirman Alloh dalam Surat al-Hadid (57) Ayat 23 :

                                                                                  Artinya : “(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita

terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap

apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Alloh tidak menyukai setiap orang yang

sombong lagi membanggakan diri”,

Page 190: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 190/255

190

Upaya tersebut adalah untuk mencegah sifat kesombongan ataupun takabur yang

dalam sabda Rosululloh SAW (riwayat Ibnu Mas’ud) dirumuskan sebagai :

ھ .Artinya : “Orang yang mengingkari kebenaran dan me nghina manusia”. Dan

kesombongan inilah yang diancam oleh Alloh untuk masuk jahanam. Na’udzubillah.Firman Alloh dalam Surat al-Mukmin (40) Ayat 60 :

                                                      Artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah -

Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina".

Bila harus menjadi seorang pemimpin wajib dengan keramahan dalam memimpin,

seperti di-Firmankan Alloh dalam Surat Ali -Imron (3) Ayat159 :

                                                                        

                                                                                                     Artinya : “Maka disebabkan rahmat dari Alloh-lah kamu berlaku lemah-lembut

terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka

menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma`afkanlah mereka, mohonkanlah

ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu.

Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakka llah kepada

Alloh. Sesungguhnya Alloh menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya”.

Namun keteguhan jiwa saja tidak cukup bila tidak disertai dengan suatu keberaniandengan kesehatan atau kekuatan jasmani (raga). Rosululloh SAW bersabda dalam

hadits riwayat Imam Muslim:

  ھ ی   )(.ی Artinya : “Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Alloh dari pada Mukmin

yang lemah”. (riwayat Imam Muslim).

Dalam menempuh perjuangan Islam wajib dipersiapkan yang memadahi baik baik 

mental ataupun fisik (Jiwa dan Raga) seperti dalam Firman Alloh dalam Surat al -

Anfal (8) Ayat 60 :

                           Artinya : “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka keku atan apa saja yang kamu

sanggupi”. Insya-Alloh.

76. Mempertajam Kepekaan SosialKepekaan sosial adalah kemampuan untuk memelihara hak -hak orang lain dengan

membatasi hak dirinya sendiri. Dalam kehidupan masarakat, maka setiap anggota

masarakat selalu memiliki yang disebut hak dan kewajiban. Kewajiban seseorang

Page 191: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 191/255

191

secara obyektif wajib difahami dan dilakukan, dengan mengikuti norma baku dari

keagamaan masing-masing yang dianut dan norma yang telah berjalan dalam

masarakat dimana ia berada. Atas dasar kewajiban tersebut setiap anggota masarakat

berhak mendapat perlakuan yang sewajarnya dari masarakat ybs, baik dari segi

keamanan dan kehormatannya.

Kemampuan memelihara hak orang lain dengan membatasi hak dirinya dapatterlaksana bila didasari rasa persaudaraan dan kasih sayang sesamanya.

Rosululloh SAW dalam riwayat Imam At-Tirmidzi dan lain, bersabda :

ھ :,  ,ی  ی :.ی ھ,ھ   .

Artinya : “Tidaklah kalian akan beriman sebelum kalian mengasihi”. Mereka berkata:”Wahai Rosululloh, masing -masing kami adalah orang yang mengasihi”. Beliau

 bersabda :”Kasih sayang itu bukanlah kasih sayan g seseorang diantara kamu kepada

sahabatnya (yang Mukmin) saja, tetapi kasih sayang yang menyeluruh” (seluruh umatmanusia).

Dalam hadits lain dari Imam Tirmidzi, Abu Dawud dan Ahmad :

ھ  ی,ی .

Artinya : “Orang yang mengasihi akan dikasihi oleh Yang Maha Pengasih. Kasihilaholeh kalian siapa yang ada dibumi, niscaya kalian akan dikasihi oleh siapa yang

dilangit”.

Dalam pergaulan sehari-hari seseorang dengan orang lain harus berusaha mampu

mengendalikan diri dari rasa marah dan tidak susah memberi maaf kepada orang lain,

seperti di-Firman Alloh dalam Surat Ali-Imron (3) Ayat 134, sbb :

                                                    

Artinya : “..dan orang-orang yang menahan amarahnya dan me ma`afkan (kesalahan)

orang. Alloh menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan ”.

Dalam sejarah hijrahnya Kaum Muslimin dari Makkah ke Madinah telah ditunj ukkan

betapa pengorbanan Kaum Anshor di Madinah untuk memmbantu para Muhajirin

yang dalam Firman Alloh disebut dalam Surat al-Hasyr (59) Ayat 9 :

                                                                       

                                                                                               

Artinya : “Dan orang-orang yang Telah menempati kota Madinah dan Telah beriman

( Anshor ) sebelum (kedatangan) mereka ( Muhajirin ), mereka ( Anshor ) 'mencintai' orang

yang berhijrah kepada mereka ( Muhajirin ). dan mereka ( Anshor ) tiada menaruh

keinginan dalam hati mereka terhadap apa -apa yang diberikan kepada mereka

(Muhajirin ); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin ), atas diri mereka

Page 192: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 192/255

192

sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan dan siapa yang dipelihara dari kekikiran

dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung “.

Dari rasa kasih sayang dengan saling membantu selalu dipelihara, m aka kepekaan

sosial akan terpelihara pula. Insya-Alloh.

77. Menggerakkan “Da’wah-Islamiah”“Da’wah”. Berasal dari bahasa ‘Arab “Da’a-, yad’u-“  artinya menyeru atau kegiatan

yang sifatnya mengajak. Kalimat tersebut biasa dirangkaikan dengan kalimat

Islamiah, sehingga menjadi “Da’wah Islamiayah ”, yaitu rangkaian kegiatan yang

mengajak kepada ummat agar mau menganut, menyetujui dan/atau melaksanakan

tuntunan Islam seperti yang seharusnya. Muslim yang melaksanakan disebut sebagai

“Da’i” . Menjadi kewajiban bagi Muslimin untuk ikut bersama bergerak d alam Da’wah 

atau menyiarkan Agama Islam. Dalam Surat Ali-Imron (3) Ayat 104 di-Firmankan:

                                                                                        

         Artinya : “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada

kebajikan, menyuruh kepada yang ma`ruf dan mencegah dari yang munkar;

merekalah orang-orang yang beruntung”.

Dalam Surat An-Nahl (16) Ayat 125 di-Firmankan :

                                                                                      

                              

                                 Artinya : “Serulah (manusia) kepada jalan Robb- mu dengan hikmah  dan pelajaran

(nasehat) yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik.Sesungguhnya

Robb- mu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan -Nya dan

Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”.

Dari dua Ayat tsb diatas ‘Ulama sepakat wajibnya ada gerakan Da’wah , hanya bagi

masing-masing Muslim, maka sementara ada yang menilai sebag ai  fardlu ‘Ain  dan

sementara ada yang menyebut sebagai  fardlu Kifayah , sepanjang secara nyata sudah

ada yang melaksanakan secara memadahi. Pahala da’wah disabdakan RosulullohSAW :

ھ ھ ی ).(.ی 

Artinya : “Barang siapa menyeru kepada petunjuk, baginya disediakan pahala seperti

pahala orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun ”.

(riwayat Imam Muslim).

Dalam pelaksanaan Da’wah , maka para Da’i mengacu pada tafsir yang ada pada Ayat

tsb diatas. Salah satu tafsir yang agak lebih terinci tentang Surat an-Nahl ayat (125)

tertulis dalam Kitab Tafsir Ibnu Qayyum yang uraiannya, a.l dikatakan, bahwa dalam

Page 193: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 193/255

193

Da’wah  ada tiga kelompok penerima Da’wah (Mad’u)  yaitu pertama kelompok kaum

yang sudah sadar keimanannya namun sangat mementingkan tambahan keilmuan

dalam mempertebal Imannya, kelompok yang kedua adalah kelompok dari orang

yang tingkat keimanannya masih belum mantap, sehingga untuk menerima da’wahmasih memerlukan tuntunan keteladanan dari para Da’i , sedang kelompok ketiga

merupakan kelompok yang paling rendah kesadar annya sehingga banyak hal belum

dapat diterima dalam hatinya, sehingga kadang -kadang membantah dan diperlukanperdebatan diantara mereka ataupun dengan para Da’i . Atas tiga Kelompok tadi perlu

disusun Materi Da’wah yang sesuai, a.l:

Kelompok pertama, Da’wah dengan memberi  Al-Hikmah , karena para Mad’u  yang terdiri

para pemerhati Da’wah  yang sudah penuh kesadaran, yang selain secara bersungguh -

sungguh menerima Da’wah  tersebut juga ingin lebih mendalaminya berarti derajat

keilmuan yang diberikan harus tinggi.  Al-Hikmah  menurut Ibnu ‘Abbas r. a. artinya

“Al-Fiqhu fil Quran”. Atau lebih dari cukup dalam memahami tentang Al-Quran. Dalam

hal ini seorang Da’i  wajib bersungguh-sungguh dalam mempersiapkan diri sebagai

seorang yang telah benar-benar mendalami Al-Quran sehingga dapat menyampaikan

pembahasan materi dengan derajat keilmuan yang cukup sesuai seperti yangdiinginkan Mad’u yang juga telah dalam pefahamannya.

Kelompok kedua , ialah para Mad’u  yang sekalipun umumnya dapat menerima Da’wah 

akan tetapi belum mantap dan tidak sepenuhnya patuh, bahkan sekali waktu

melupakan terhadap ajakan dalam Da’wah  yang seharusnya di’amalkan. Untuk itumaka seorang Da’i  dalam memberi Da’wah  harus mampu memberikan nasehat yang

baik (wal mau’idzotil hasanah ) yang disertai memberi contoh dan teladan yang baik 

dalam peri kehidupan Da’i itu sendiri.

Kelompok ketiga , yang terdiri para Mad’u  yang dalam akal pikiran mereka belum

sepenuhnya menerima Da’wah  yang diberikan, bahkan cenderung memberikan

bantahan, sehingga para Da’i  harus berusaha memiliki kemampuan memberikan

 jawaban yang baik agar diterima. Untuk mengartikan (wa ja-dilhum billati- hia ahsan ),

kadang-kadang Da’i harus mengupayakan sarana dan prasarana yang diperlukan demi

kebaikan bagi kehidupan para Mad’u.

Dalam praktek dimasyarakat, mungkin tiga kelompok yang dijelaskan dalam Tafsir

Ibnu Qoyyim tersebut tidak secara nyata tampak (dapat dilihat), namun perlu

identifikasi atas model masarakat yang hakekatnya mencerminkan adanya karakter

yang mendekati atau percampuran antara ketiga kelompok tersebut.

Pendekatan Rasional dan Pendekatan Kultural . Selain pedoman dalil Naqli 

tersebut diatas, dalam pelaksanaan Da’wah diperlukan pendekatan terhadap para Mad’u 

(orang yang diberi Da’wah ), a.l:

Pendekatan Rasional. Banyak diantara Mad’u  yang dalam menerima Da’wah  selalu

mendasarkan pada penerimaan dalam akalnya (rasional), sehingga materi yang

diberikan sejauh mungkin sesuai pengetahuan yang didasari dengan kaidah ilmiah

sesuai zaman yang berlaku.

Page 194: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 194/255

194

Pendekatan Kultural. Selain adanya kelompok masarakat yang dalam menerima

sesuatu selalu didasarkan jalan pikirannya, terdapat pula masarakat yang dalam

bersikap dan berperilaku agama selalu dikaitkan dengan budaya yang dimilikinya.

Dengan pendekatan tersebut para Da’i  membuat indentifikasi dan melengkapi diri

dengan ilmu yang cukup dan lebih tepat. Insya-Alloh.

78. Pendidikan Dengan KeteladananKeteladanan dalam pendidikan adalah suatu metoda (upaya) influentif yang paling

meyakinkan keberhasilannya dalam mempersiapkan dan membentuk anak dalam

moral, spiritual dan mental. Hal ini karena pendidik dan/atau orang -tua adalah contoh

terbaik dalam pandangan anak yang akan ditirunya dalam tindak -tanduknya serta

sopan santunnya, dan disadari atau tidak, akan tercetak dalam jiwa atau perasaan.

Alloh SWT telah mengajarkan bahwa Rosululloh SAW yang diutus membimbing

Ummat harus menjadi teladan a.l di-Firmankan dalam Surat al-Ahzab (33) Ayat 21 :

                                                                             

       Artinya : “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasululloh itu suri teladan yang baik 

bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Alloh dan (kedatangan) hari

kiamat dan dia banyak menyebut Alloh”.

Perangai Rosululloh SAW ya ng dimiliki adalah seperti ucapan Sayyidah ‘Aisyah rasaat ditanya, tentang akhlaq Rosululloh SAW :

ھArtinya : “Akhlaqnya adalah Al -Quran”

Dalam Hadits riwayat Al-Asakari dan Ibnu As-Sam’an Rosululloh SAW bersabda :  ی

Artinya :”Tuhanku telah mendidikku dengan pendidikan yang baik”

Dari hal perangai Rosululloh SAW yang diteladankan, hendaknya menjadi acuan

untuk dimiliki oleh para Pendidik dan Orang-tua untuk di’amalkan dan diteladankan

kepada anak-anak kita. Keteladanan-keteladanan yang dicontohkan Rosululloh SAW

dimana kita sebagai pendidik dan/atau orang -tua diharapkan berusaha memiliki sifat

terpuji yang dimiliki Rosululloh SAW, yang biasa disebut dalam pelajaran Akhlaq

sebagai : Shidiq  (Jujur),  Amanah  (Dapat dipercaya), Fathonah  (Cerdas) dan Tabligh 

(Mengajak kepada kebaikan). Secara lebih terinci ‘Amalan -‘amalan yang dapatdiamati dan diteladani , a.l:

1) Keteladanan dalam Ber-‘Ibadah  : Keteladanan yang meliputi semua ‘Ibadah dimulaidari yang wajib (sholat wajib, shaum romadlon) sampai ‘amalan nafilah semisaldalam melakukan Sholat-malam, membaca Al-Quran dan Berdzikir kepada Alloh

SWT, seperti dalam Firman-Nya, Surat al-Muzammil (73) Ayat 1-6 :

Page 195: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 195/255

195

                                                                                                                      

                Artinya : “Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk sembahyang)

di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari

seperdua itu sedikit, atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Qur'an itu dengan

perlahan-lahan. Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang

berat. Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan

bacaan di waktu itu lebih berkesan ”.

2) Keteladanan dalam bermurah hati . Rosululloh selalu memberikan sesuatu ta npa rasa

takut kekurangan atau kemiskinan. Dalam Hadits dari Anas diriwayatkan :

ھ  .:,ی Artinya : Rosululloh SAW tidak pernah dimintai sesuatu dan berkata “tidak ”(menolak).

3) Keteladanan dalam Zuhud  : Hidup dengan sangat sederhana. Dalam Hadits riwayat al-

Baihaqi dari ‘Aisyah r. a, berkata :

ھ   ھ ی ی .ھ ی 

Artinya : “Selama tiga hari berturut-turut Rosululloh SAW tidak pernah membuat

dirinya kenyang. Dan bila kami inginkan kami dapat mengenyangkan beliau, tetapi

beliau lebih mengutamakan kepentingan orang lain ”.

Firman Alloh SWT dalam Surat Hud (11) Ayat 29, sbb :

                                             Artinya : “Dan (dia berkata): "Hai kaumku, aku tiada meminta harta benda kepada

kamu (sebagai upah) bagi seruanku. Upahku hanyalah dari Alloh”

4) Keteladanan dalam kerendahan hati  : Beliau selalu mengucapkan salam kepada

sahabatnya. Perintah Alloh dalam Surat asy-Syu’aro’ (26) Ayat 215, sbb :

                                       Artinya : “..dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu

orang-orang yang beriman”.

5) Keteladanan dalam sikap santun terhadap musuh yang telah dikalahkan  . Dalam sejarah

sudah diuraikan bagaimana santunnya Rosululloh SAW (tidak dendam) terhadap

kaum yang telah ditaklukkan setelah dap at merebut kembali kota Makkah (Fathu

Makkah). Dalam Al-Quran Alloh ber-Firman Surat al-A’rof (7) Ayat 199 :

Page 196: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 196/255

196

                                          Artinya : “Jadilah engkau pema`af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma`ruf,

serta berpalinglah daripada orang-orang yang bodoh”.

Surat al-Hijr (15) Ayat 85:

                     Artinya : “…maka maafkanlah (mereka) dengan cara yang baik ”.

6) Keteladanan dalam kekuatan Fisik . Rosululloh SAW telah pernah mencontohkan dan

memuji baik pada diri juara-juara gulat dan orang-orang yang mempunyai Fisik yang

kuat, dalam sabdanya :

  ھ ی   )(.ی Artinya : “Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Alloh dari pada Mukmin

yang lemah”. (riwayat Imam Muslim).

Dalam Al-Quran di-Firmankan Surat al-Anfal (8) Ayat 60, sbb :

                           Artinya : “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu

sanggupi”

7) Keteladanan dalam hal keberanian . Tidak ada seorangpun yang menandingi keb eranian

Rosululloh SAW, ditandai dengan keberaniannya mendatangi tempat yang berbahaya

sebelum ada yang berani mendatanginya. Alloh ber -Firman dalam Surat an- Nisa’ (4)

Ayat 84 :                                                       Artinya : “Maka berperanglah kamu pada jalan Alloh, tidaklah kamu dibebani

melainkan dengan kewajiban kamu sendiri. Kobarkanlah semangat para mu'min

(untuk berperang)”.

Dalam Surat at-Taubah (9) Ayat 13 di -Firmankan :

                                                    

Artinya : “Mengapakah kamu takut kepada mereka padahal All oh-lah yang berhak untuk kamu takuti, jika kamu benar-benar orang yang beriman”.

8) Keteladanan dalam berpolitik . Beliau telah menjadi contoh untuk ummat manusia, baik 

bagi masyarakat kecil ataupun luas, baik itu kaum Mukminin atau kafir. Rosululloh

telah berhasil dalam segala sesuatu, karena beliau dikaruniai akhlaq mulia, dalam ber -

politik dan meletakkan segala masalah secara proporsional. Firman Alloh dalam

Surat Ali-Imron (3) Ayat 159 :

Page 197: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 197/255

197

                                                                                                                                                      

                      Artinya : “Maka disebabkan rahmat dari Alloh-lah kamu berlaku lemah-lembut

terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka

menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma` afkanlah mereka, mohonkanlah

ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu.

Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada

Alloh. Sesungguhnya Alloh menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya”.

9) Keteladanan dalam keteguhan hati. Sifat ini merupakan salah satu yang sangat

menonjol yang dimiliki Rosululloh SAW. Sebagai salah satu contoh adalah ucapan

 beliau kepada pamannya seandainya diminta untuk berhenti berda’wah :

ھ ی ی :   ی,ی ھ  ھ ھ  ھ  .ی

Artinya : “Demi Alloh, wahai pamanku, jika mereka meleta kkan matahari ditangan

kananku dan bulan ditangan kiriku, agar aku meninggalkan kewajiban berda’wah ini,aku tidak akan meninggalkannya, hingga Alloh menampakkannya atau kau binas a

dalam membelanya”.

Dari teladan yang diuraikan diatas adalah hanya sebagi an kecil akhlaq mulia dari

keagungan Rosululloh SAW yang oleh Alloh SWT telah dianugerahkan kepadanya

sebagai akhlaq yang agung yang disebu t dalam Firman Alloh Surat al-Qolam (68)

Ayat 4, sbb :                           Arinya : ”Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung ”.

Oleh karena dalam memberikan teladan pada anak -anak dan anak didik kita,tentulah

harus mengacu selain kepada teladan Rosululloh SAW, juga mengacu kepada teladan

para Shohabat Rosululloh SAW, dalam sabdany a yang diriwiyatkan oleh Imam

Baihaqi dan Dailami :

ھ   ی .ی Artinya : “Para sahabatku adalah bagaikan bintang -bintang. Dengan siapa saja dari

antara mereka ikut, niscaya kamu dapat petunjuk”. Dalam Atsar lain disebutkanAbdullah bin Mas’ud ra be rkata :

ھ ی  .....ی Artinya : “Barang siapa mencari ikutan, maka hendaklah ia menjadikan shahabatRosululloh SAW sebagai ikutan…..”

Didalam memberi teladan, maka baik orang -tua atau pendidik tentulah harus lebih

dulu melakukan ‘amalan baik seperti yang diteladankan tsb,seperti dalam Firman -Nya

Surat al-Baqoroh (2) Ayat 44, sbb :

Page 198: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 198/255

198

                                                                              Artinya : “Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedang kamu

melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab (Taurat)?

Maka tidakkah kamu berpikir? ”. Wallo-hu A’lam.

79. Pendidikan Dengan Adat Kebiasaan Yang baik.Menurut Syari’at  pada dasarnya manusia (sang anak), sejak lahir secara Fithroh  telah

memiliki Tauhid  yang murni, agama yang lurus dan Iman kepada Alloh, dalam Surat

ar-Rum (30) Ayat 30 di-Firmankan :

                                                                                                           

Artinya : “(tetaplah atas) fitrah Alloh yang telah menciptakan manusia menurut fitrah

itu. Tidak ada perubahan pada fitrah All oh. (Itulah) agama yang lurus; tetapikebanyakan manusia tidak mengetahui ”.

Rosululloh SAW bersabda :

  ھ ی   ھ ی  ھ  ی  ی ھ)(

Artinya : “Setiap anak yang dilahirkan, ia dilahirkan dalam  fithroh  (kesucian), maka

kedua orang-tuanyalah yang akan menjadikan ia sebagai seorang Yahudi, Nasrani  atau

Majusi .” (riwayat Imam Bukhori).

Dengan demikian terbentuknya pribadi yang beriman tergantung dari pembiasaan

tindak laku yang diajarkan oleh orang -tuanya atau pengasuhnya. Pembiasaan yangwajib diberikan pada anak setidaknya adalah : Pembiasaan dalam ‘amalan Islam sertalingkungan keluarga (pergaulan) yang terti b (tidak bertentangan dengan Islam).

Dalam sabda Rosululloh SAW disebutkan :

ی    ). (ی Artinya : “Ajarilah anak -anak dan keluargamu dengan ajaran yang baik dan didiklah

mereka”. (riwayat Imam Abdur -Rozaq dan Sa’id bin Munshur).

Dalam Hadits lain :

:  ھ ,ی    ,ی .).(

Artinya : “Didiklah anak -anakmu dalam tiga perkara : Cinta kepada Nabimu, cinta

kepada keluarga dan membaca al-Quran”. (riwayat Imam Thobaroni).

Bahkan dalam pergaulan dengan teman -temannya terdapat pengaruh kepada dirinya

seperti yang disabdakan Rosululloh SAW, sbb :

ھ ی  ی ).(.ی ی Artinya : “Seseorang berada pada tuntunan temannya, maka hendaklah salah seorangdari kamu melihat siapa yang menjadi temannya”. (riwayat Imam Thirmidzi).

Page 199: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 199/255

199

Dengan cara mengasuh dan mengawasi pergaulan yang demikian hakekatnya anak 

akan tumbuh dalam Iman yang Haq, akan dihiasi dengan Akhlaq (Etika) Islami,

bahkan dapat mencapai puncak keutamaan spiritual dan berpribadi yang mulia.

Dari beberapa uraian diatas, maka dalam mendidik anak (yang sudah mulai dewasa)

dengan cara :

Pertama, Mengikatkannya dengan ‘Aqidah Islamiah, dengan cara pendekatan yang baik,dalam arti anak dapat disadarkan, bahwa Alloh SWT, dimana dan kapan saja akan

selalu mengawasi gerak-gerik dan ucapan kita, bahkan apa saja yang sudah terdetak 

dalam hati kita dapat diketahui-Nya. Dengan demikian anak akan selalu merasa takut

untuk berbuat yang dimurkai-Nya dan akan berbuat yang diperintahkan-Nya, baik 

secara terang-terangan ataupun secara sembunyi.

Kedua, Menerangkan cela/kejelekan tindak kemungka ran dan kekejian . Dengan pendekatan

yang baik, maka pemahaman atas cela/jeleknya kemungkaran dan kekejian akan

membawa ketenteraman dalam berbuat baik dan menjauhi segala yang mungkar dan

kehinaan.

Ketiga, Menciptakan dan kalau perlu merubah lingkungan so sial untuk menjadi baik. Hal itu

dimaksud agar dapat menciptakan suasana yang baik dengan kehidupan yang mulia

sesuai ajaran Islam.

Dalam upaya tersebut para orang-tua/ pendidik mengambil jalan dalam memperbaiki

anak asuh agar dicapai keamanan dan ketent eraman masing-masing individu diantara

mereka, Alloh SWT ber-Firman dalam Surat Yusuf (12) Ayat 108 :, sbb :

                                                                                 

         Artinya :”Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang -orang yang

mengikutiku mengajak (kamu) kepada All oh dengan hujjah yang nyata, Maha Suci

Alloh, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik".

Adapun methoda yang digunakan adalah bertum pu pada pengajaran dan pembiasaan.

Yang dimakdud pengajaran adalah upaya yang agak teoritis mengajarkan sesuatu

pada anak, sedang pembiasaan adalah pengajaran praktis untuk melakukan yang

diajarkan. Rosululloh SAW bersabda :

ھ ھ ). (.ی 

Artinya : “Ajarkan kepada anak -anakmu kata-kata pertama ‘La-ila-ha Illa-lloh”.(riwayat Imam Al-Hakim dari Ibnu ‘Abbas).

Dalam Hadits lain Rosululloh SAW bersabda :

,,  ھ  ی .) .(

Artinya : “..suruhlah anak -anakmu mentaati perintah-perintah dan menjauhi

larangan-larangannya, maka itu adalah penjagaan mereka dan dirimu dari api neraka”.(riwayat Ibnu Jarir dan Ibnu Al-Mundzir dari Ibnu ‘Abbas). Insya -Alloh.

Page 200: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 200/255

200

80. Pendidikan Dengan NasehatKewajiban dari seorang pengasuh atau orang tua memberikan nasehat kepada anak 

asuh atau anak sendiri tentang segala hal yang dianggap membawa kebaikan anak 

tersebut dimasa depannya. Nasehat kepada anak dapat membukakan mata hati dari

anak ybs, dan pada hakekatnya dari situ ada sesuatu yang dapat mendorong kepada

sesuatu yang luhur yang menjadi cita -citanya, dan dapat pula menghiasinya dengan

akhlaq yang luhur. Dalam Al-Quran terdapat serangkaian Ayat tentang nasehat yangdiberikan a.l :

Pertama, Nasehat dengan kelembutan orang tua kepada anaknya untuk beriman kepada Alloh 

dengan tanpa menyekutukan-Nya, berbakti kepada orang tua, sholat dan sopan santun, yang

didalam Al-Quran antara lain pada Surat Luqman (31) Ayat 13 -15, sbb :

                                                              

                                                                                                                                                            

                                                                                                                   

Artinya : “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia

memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, jang anlah kamu mempersekutukan

(Alloh) sesungguhnya mempersekutukan (Alloh) adalah benar-benar kezaliman yang

besar".Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-

bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah -

tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada -Ku dan kepada dua

orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu

untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang

itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia

dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada -Ku, kemudian hanya

kepada-Kulah kembalimu, maka Ku-beritakan kepadamu apa yang telah kamu

kerjakan”. Selanjutnya dalam Ayat 16-17 :

                                                                               

                                                                                                                            

Artinya : (Luqman berkata): "Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan)

seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya

Alloh akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya All oh Maha Halus lagi

Maha Mengetahui. Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan

yang baik dan cegahlah (mereka) da ri perbuatan yang mungkar dan bersabarlah

Page 201: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 201/255

201

terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk ha l-hal

yang diwajibkan (oleh Alloh)”.

Kedua, Nasehat untuk tidak berlaku sombong dan angkuh dalam pergaulan dengan orang lain 

dan dengan masarakat sekitarnya , dalam Surat Luqman (31) Ayat 18-19, sbb :

                                                                                                                                   

Artinya : “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena

sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya

Alloh tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Dan

sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk -

buruk suara ialah suara keledai ”.

Ketiga, Nasehat dengan menceritakan suatu kisah dengan Tamsil dan Ibarat. Dalam kisah

tentulah diberikan argumen-argumen yang logis menurut akal fikiran a nak ybs. Dalam

Al-Quran a.l Surat Hud (11) Ayat 120, sbb :

                                                                                                  

Artinya : “Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah -

kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang

kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang -orang yangberiman”. Selanjutnya dalam Surat Yusuf (12) Ayat 3 , sbb :

                                                                                                    

Artinya : “Kami menceriterakan kepadamu kisah yang paling baik dengan

mewahyukan Al Qur'an ini kepadamu, dan sesu ngguhnya kamu sebelum (Kami

mewahyukan) nya adalah termasuk orang -orang yang belum mengetahui ”.

Keempat, Nasehat dengan wasiat untuk ber’ibadat dan berperi -laku kepada orang-tua dan orang- orang disekelilingnya , Surat an- Nisa’ (4) Ayat 36, sbb :

                                                                                                                                                                

                                               

Page 202: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 202/255

202

Artinya : “Sembahlah Alloh dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan

sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu -bapa, karib-kerabat, anak-anak 

yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman

sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Alloh tidak menyukai orang-

orang yang sombong dan membangga-banggakan diri”,

Kelima, Nasehat dengan memberikan Hikmah, nasehat (mau’idhoh) dan dialog, dalam Surat an-Nahl (16) Ayat 125, sbb :

                                                                                                                                                     

Artinya : “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah  dan mau’idhoh (pelajaran yang baik) dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya

Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan -Nya

dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk ”.

Dalam Tafsir pengertiannya adalah : 1) menasehati dengan memberi hikmah

dimaksud adalah nasehat kepada anak yang memang sudah cukup faham mengenai

kebaikan sehingga dapat dinasehati dengan memperkaya ilmunya dengan penge rtian

yang lebih dalam, 2)  pemberian nasehat dengan mau’idhoh mempunyai arti nasehatkepada anak yang telah faham kebaikan tetapi perlu nasehat yang disertai teladan dari

penasehat, 3)  nasehat dengan berbantah merupakan nasehat kepada anak yang belum

sepenuhnya faham atas kebaikan, sehingga selain berbantah sering diperlukan

tindakan tertentu yang dibenarkan Islam. Wallo -hu A’lam.

81. Pendidikan Dengan Perhatian

Yang dimaksud Pendidikan dengan Perhatian adalah mencurahkan perhatian dansenantiasa mengikuti perkembangan anak dalam pembinaan ‘Aqidah, Akhlaq  (moral

spiritual) dan sosial, disamping perhatian terhadap Jasmani dan Daya pikirnya.

Islam mengajarkan pada para orang-tua dan pendidik pada umumnya untuk selalu

memperhatikan, senantiasa mengikuti perkem bangan, melakukan pengawasan

terhadap ank-anaknya dalam segi kehidupan dan pendidikan secara menyeluruh.

Dalam Al-Quran Alloh ber-Firman Surat (66) Ayat 6, sbb :

                                                    Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari

api neraka”

Pengertian “Qu-amfusakum…”  oleh Sayidina ‘Ali ra diartikan sebagai “Didiklah danajarilah…” sedang menurut Sayyidina ‘Umar ra mengartikan sebagai “laranglah dariperbuatan yang dimurkai Alloh dan ajarilah dengan yang diperintahkan Alloh..”.

Termasuk dalam perhatian adalah mencukupi kebutuhan hidup dan kebutuhan lain,

dalam Al-Quran Alloh ber-Firman Surat al-Baqoroh (2) Ayat 233, sbb :

                                                        

Page 203: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 203/255

203

Artinya : “Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan

cara yang ma`ruf (pantas)”.

Secara praktis seorang pendidik atau orang -tua memberi perhatian secara saksama

dalam hal-hal, a.l. :

Pertama, Perhatian dalam Segi ke-Imanan pada anak. Kepada anak agar diperhatikan padaprinsip apa yang telah dianut anak, pikiran dan keyakinan yang ada. Bila apa yang

telah dimiliki telah sejalan dengan ke -Imanan maka bersyukurlah orang-tua/pendidik 

sehingga tinggal memupuknya. Bila ada kecenderungan penyimpangan terhadap

prinsip Iman, maka harus diambil tindakan dalam menanamkan jiwa Tauhid dan

mengokohkan fondasi Iman dengan pendekatan kesadaran anak yang tulus. Untuk 

lebih mendalami keadaan anak perlu diperhatikan pula pada : 1) media yang berbentuk 

cetak ataupun elektronik yang menjadi kegemaran anak tersebut. 2)  kawan bergaul

sehari-hari dengan segala kegiatannya. 3)  bentuk klompok-klompok pergaulan yang

bagaimana yang digumuli bersama dengan teman akrabnya, yang denga n sendirinya

akan tampak kegiatan bersama yang dilakukan setiap waktu.

Kedua, Perhatian dalam Segi moral. Perhatian dalam segi moral ini terfokus pada

kejujuran anak ybs. Jika kenyataan anak menunjukkan, bahwa dia suka berdusta

dalam ucapan atau janji, berbicara dengan cara berbelit-belit dan dalam penampilan

menunjukkan penampilan yang kurang wajar berbeda dari kawan sebayanya, maka

orang tua wajib berusaha membimbingnya dengan secara bijaksana. Upaya itu

dimulai dengan menjelaskan kejelekan sifat -sifat dusta dan ketidak wajaran

penampilannya.lebih penting pula dicari tahu perihal apa yang telah membawa sifat

tersebut. Bila hal tersebut dirasa sudah agak melibihi yang sewajarnya sebaiknya

perlu bantuan pada ahli jiwa yang lebih dapat mendalaminya.

Ketiga, Perhatian dalam Segi mental dan intelektual anak.Orang-tua berkewajiban

memperhatikan daya intelektual anaknya dan pembentukan mental budaya dalam

anak yang bersangkutan. Dalam hal intelektual dapat dilihat dari kemampuan pikir

tehadap pelajaran yang sedang diikuti, sedang pembentukan mental dan budaya dapat

dilihat dari sikap dalam menghadapi persoalan, serta perilaku kesehariannya. Dalam

norma pendidikan Islam, maka kewajiban orang-tua harus sudah mengenalkan untuk 

melaksanakan yang dikategorikan seba gai “Fardlu ‘Ain”  seperti Sholat Fardlu yang

wajib dijalankan anak ybs dan dikenalkan juga yang bersifat “Fardlu kifayah”. Bagi

anak yang sudah lebih dewasa (mahasiswa) dapat pula dicari tahu tentang pandangan

terhadap mentalitas dan tindakan para penguasa yang dikenalnya dalam masyarakat.

Keempat, Perhatian dari Segi Jasmani anak. Dari penampilan anak dapat diketahui kondisi

kesehatan anak, dan perlunya upaya untuk mencapai kondisi (kesehatan) yang

seharusnya (fit). Manakala menunjukkan kondisi tidak lay ak, maka anak perlu

dibimbing dalam memelihara kesehatannya dengan cara yang wajar sesuai norma -

norma kesehatan kemampuan keluarga. Perintah Rosululloh SAW dari Imam Ahmad

dan An-Nasai sbb :

ھ ,ی  ھ   ھ .ی Artinya : “Wahai hamba-hamba Alloh, berobatlah kalian, karena sesungguhnya

Alloh ‘Azza wa Jalla tidaklah menciptakan adanya peny akit kecuali Dia menciptakan

penyembuhannya”.

Page 204: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 204/255

204

Kelima, Perhatian dalam Segi Psikhologi anak. Untuk memberikan perhatian tentang jiwa

anak dapat diamati pada gejala-gejala pada anak antara lain :

o Gejala malu atau juga rendah diri , bahkan tidak berani mengahadapi orang lain, maka

sebaiknya orang-tua menumbuhkan keberanian dengan membiasakan berkumpul

dengan orang lain dalam pegaulan yang sopan.

o Gejala takut (penakut). Gejala ini dapat dihilangkan dengan meneguhkan hati untuk menghadapi segala sesuatu dan dib eri keyakinan akan kemampuannya. Yang

perlu dihindarkan adalah jangan sampai anak selalu ditakut -takuti.

o Gejala merasa tidak puas. atau merasa diperlakukan tidak seperti yang dikehendaki.

Perasaan tidak puas atau diperlakukan tidak adil yang dapat disebabk an antara

lain: Sering mendapat penghinaan, kebetulan menjadi seorang yang yatim dan

adakalanya merasa fakir atau miskin, manja, iri atau dengki dan marah; Untuk 

mengatasi hal yang demikian, maka anak dianjurkan untuk didekati dengan cara

melakukan panggilan yang dapat didengar dengan lebih menyenangkan, dengan

pembicaraan yang menyenangkan pula yang dapat membesarkan hati, memberi

perlakuan yang adil dan memberikan kesadaran untuk membangun pribadi dan

kesabaran. Dalam hal anak manja hendaknya tidak dibias akan adanya perlakuanistimewa dan bagi yang senang marah perlu dihilangkan hal -hal yamg menjadi

penyebabnya.

Ke-enam, Perhatian dalam segi Sosial anak. Dalam pergaulan masarakat dapat dilihat

apakah seseorang dapat selalu memberikan hak -hak orang lain yang harus diberikan

kepada orang tersebut, misalnya memberikan salam waktu ketemu, menjawab

 pertanyaan orang, menengok teman yang sakit atau berta’ziah. Bila hal tersebut tidak tampak pada diri seseorang yang menjadi asuhannya, maka hendaknya orang -tua

mengajarkan kepada anaknya agar melakukannya, karena disamping seseorang

mempunyai hak yang perlu dilayani, sebaliknya adanya hak orang lain yang harus

dipenuhi. Sifat-sifat egoistis seseorang (anak) agar dicegah dengan melatih untuk suka

mendahulukan kepentingan orang lain terutama kepada yang lebih dituakan.

Ketujuh, Perhatian dalam segi Spiritual   . Perhatian kepada anak seberapa dia memahami,

bahwa haqiqatnya Alloh selalu mengawasi dalam gerak -gerik kehidupan kita,

sehingga apapun yang kita perbuat Alloh me ngetahuinya. Kemampuan itu hanya

dapat dimiliki karena ke-Imanan  yang di-Anugerahkan kepadanya. Oleh karenanya

upaya peningkatan Iman merupakan langkah yang tidak dapat diabaikan dengan

bimbingan amalan ‘Ibadah  yang baik dan khusyu’ . Seperti halnya Sholat, hendaknya

dibiasakan sejak kecil. Dalam sabda Rosululloh SAW yang diriwayat Imam Abu

Dawud dan Al-Hakim :

: Artinya......ی “Suruhlah anak -anakmu sholat ketika mereka berusia 7 tahun………”.

Insya-Alloh.

82. Pendidikan Dengan Memberi Hukuman/SangsiPemberian hukuman atau sangsi didasarkan pada pemberian pengertian kepada anak,

bahwa untuk dapat dicapainya suasana kehidupan yang tenteram dan harmonis yang

merupakan kebutuhan seluruh masarakat, perlu ditegakkan suatu tatanan (hukum),

dimana siapa yang melanggarnya dikenakan suatu hukuman atau sangsi sesuai

ketentuan dalam hukum tersebut. Oleh karenanya pada setiap anak diberi pengertian

Page 205: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 205/255

205

lebih dahulu, bahwa dalam hidup ada suatu t atanan (aturan main) yang dikenal

sebagai hukum. Untuk dapat memberikan pengertian demikian diperlukan tahapan -

tahapan sesuai dengan usia atau pertumbuhan akal anak ybs. Pemahaman terhadap

hukum tidak lain agar seseorang dapat melaksanakan yang disebut: ”al-kulliyyatu l- 

khomsu”  atau “lima-keharusan” , yaitu :”1) Menjaga Agama, 2) menjaga jiwa, 3) menjaga 

kehormatan, 4) menjaga ‘akal dan 5) menjaga harta -benda ”.

Sedangkan ketentuan Hukum yang harus difahamkan kepada anak adalah :

“Hudud”  yaitu hukum yang menjadi ketentuan Alloh SWT, misalnya : dilarangnya

kufur atau murtad, berzina, mencuri, minum khomr dsb. Dalam pelanggarannya ada

sangsi hukuman yang ditentukan secara jelas yang diatur dalam Syara’ dan tegasbahkan kadang-kadang sangat berat, misalnya haru s dibunuh, dicambuk, dipotong

tangan dsb.

“Ta’dzir”  yaitu hukum yang tidak merupakan hukum yang seketat seperti hudud dan

merupakan hukum yang lebih menyangkut kepantasan dalam kehidupan kaum

Muslimin, misalnya berpakaian atau berpenampilan yang kurang pan tas dsb.

Sehingga hukuman yang diberikan a.l. berupa kecaman atau perampasan barang yang

kurang pantas.

Beberapa metoda yang dipakai Islam dalam upaya memberi hukuman kepada anak 

sesuai dengan tahapan-tahapannya a.l:

1) Memberikan teguran yang lemah lemb ut dan kasih sayang adalah dasar mu’amalat dengan 

anak :

Imam Bukhori meriwayatkan :

ی ی .Artinya : “Hendaknya kamu bersikap lembah lembut, kasih sayang, dan hindarilahsikap keras dan keji”

Imam Al-Ajiri meriwayatkan :

Artinya :”Bersikap ‘Ariflah (baik) dan janganlah kalian bersikap keras”.Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Musa Al -Asy’ari bahwa Rosululloh SAWmengutusnya bersama Mu’adz kenegeri Yaman, dan Rosululloh SAW bersabdakepada mereka :

ی Artinya :”Permudahlah jangan kalian persukar. Ajarkan ilmu dan janganlah berlakutidak simpati”.

2) Dalam memberikan teguran selalu menjaga tabi’at anak seseuai kecerdasan dan kepekaannya  .

Mungkin ada yang cukup dengan isyara t atau pandangan mata. Sedapat mungkin

dihindarkan dengan kekerasan. Pendapat Ibnu Khaldun a.l:”Pendidikan yang bersikapkeras baik terhadap anak (murid) atau orang lain (hamba sahaya, pembantu), maka

pendidikan itu telah menyempitkan jiwanya dalam hal per kembangan, menghilangkan

semangat, menyebabkan malas, dan menyeretnya untuk berdusta kare takut

mendapatkan pukulan yang keras dan kejam pada mukanya. Hal itu berarti telah

mengajarkan anak untuk berbuat makar dan tipu daya yang berkem -bang menjadi

pembinasaannya.

3) Dalam upaya memperbaiki perilaku anak, hendaknya dilakukan secara bertahap, a.l:

Page 206: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 206/255

206

a) Menunjukkan kesalahan dengan pengarahan. Artinya dengan nasehat yang baik dan

pengarahan yang membekas.

b) Menunjukkan kesalahan dengan tegas tapi tetap ramah. Misalnya memberikan suatu

hidangan yang seharusnya didahulukan kepada yang lebih tua dan keliru,

maka secara jelas dinasehatkan agar untuk tidak keliru lagi.

c) Menunjukkan kesalahan dengan kecaman. Dalam riwayat Rosululloh SAW pernah

mengecam terhadap Abu Dzar yang merendahkan seseorang anak kulit Hitamdengan kata :”kamu anak orang hitam”, maka Rosululloh mengcam dengan

 perkataan :”Sesungguhnya engkau masih berperilaku jahiliyah”.d) Menunjukkan adanya kesalahan dengan memutus hubungan. Misalnya meninggalkan

tempat

e) Menunjukkan kesalahan dengan memukul. Dalam hadits Rosululloh SAW yang

diriwayatkan Imam Abu-Dawud dan Al-Hakim, sbb :

 ,ی ی ھ ,  ھ    .ی

Artinya : “Suruhlah anak -anak kalian mengerjakan shola t sejak mereka berusia tujuh

tahun, dan pukullah mereka jika melalaikannya, ketika mereka berusia sepuluh tahun,

dan pisahkan tempat tidurnya”. f) Menunjukkan kesalahan dengan hukuman yang me mbuat jera. Hukuman itu kalau

perlu (kadang-kadang) dapat dilakukan didepan orang lain. Dalam Al -Quran

a.l Surat an-Nur (24) Ayat 2 :

                                                                                                                                                        

Artinya : “Perempuan yang berzina dan laki -laki yang berzina, maka deralah tiap -

tiap seorang dari keduanya seratus kali dera, dan janganlah belas kasihan kepada

keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Alloh, jika kamu beriman

kepada Alloh, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka

disaksikan oleh sekumpulan dari orang-orang yang beriman”. Wallo-hu A’lam.

83. Sifat-Sifat Asasi PendidikAgar dapat terlaksanakannya pendidikan yang efektif dan harmonis maka sifat dasar

(asasi) yang dimiliki pendidik itu sendiri a.l adalah :

1) Ikhlash , artinya Pendidik hendaknya dalam melakukan tugas mendidik semata -mata

karena Alloh dalam seluruh kegiatan baik berupa perintah, laranga n, nasehat,

pengawasan ataupun hukuman bila diperlukan kepada anak didiknya.Alloh ber-Firman dalam Surat al-Bayyinah (98) Ayat 5 sbb :

                                                                                                 

Artinya : “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah All oh dengan

Ikhlash (memurnikan keta`atan hanya kepada-Nya) dalam (menjalankan) agama

Page 207: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 207/255

207

dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menu naikan zakat; dan yang

demikian itulah agama yang lurus ”. Dalam Surat al-Kahfi (18) Ayat 110 sbb :

                                                                       

    Artinya : “Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah

ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun

dalam beribadat kepada Tuhannya". Ke-Ikhlasan dimulai pada niat seseorang dalam

 ber’amal dan Rosululloh SAW bersabda menurut riwayat Bukhori  /Muslim :

  )ی ھ (...ی

Artinya : Sesungguhnya segala amal perbuatan (‘Ibadah) itu harus dengan Niat. Dan

sesungguhnya setiap orang memiliki niat sendiri -sendiri….Dalam Hadits yang diriwatkan oleh Imam Abu Dawud dan Nasa-i, sbb :

ھ ھ   ھ ی .ھ ھ

Artinya : “Sesungguhnya Alloh ‘Azza wa Jalla tidak me nerima ‘amal perbuatan,kecuali yang dikerjakan secara tulus, semata -mata untuk-Nya, yang dengan perbuatan

itu mengharapkan ke-Ridloan Alloh”.

Dengan uraian diatas, maka seorang pendidik hendaklah memurnikan niatnya dan

bermaksud mendapatkan ke-Ridloan Alloh semata dalam setiap amal berbuatan yang

yang dikerjakan, agar diterima Alloh, dicintai anak atau muridnya. Disamping apa

yang dinasehatkan dapat membekas pada diri anak didiknya.

2) T a q w a , selain Ikhlas seperti tsb diatas, sifat terpenting lainn ya adalah Taqwa

yang didefinisikan para ‘Ulama, sbb :”Alloh tidak akan melihat kamu mengerjakanapa yang Dia larang, dan meninggalkan apa yang Dia perintahkan”. Dalam definisilain ‘Ulama merumuskan dengan kata -kata lain, sbb :”Menjaga diri dari’adzab Allo h

dengan mengerjakan ‘amal sholeh, dan merasa takut kepada -Nya, baik secara

sembunyi-sembunyi atau terang-terangan”.

Kedua perumusan tsb pada hakikatnya sama, yaitu menjaga diri dari ‘adzab Allohdengan merasakan muroqobah kepada Alloh, bahwa Alloh senant iasa Mengawasi

perbuatannya. Dan perbuatannya senantiasa berjalan dalam jalan yang digariskan

Alloh, baik secara terang ataupun secara tersembunyi dan berusaha semaksimalmungkin untuk menempuh jalan yang halal dan menjauhkan yang haram.

Alloh ber-Firman dalam Surat al-Ahzab (33) Ayat 70, sbb :

                                              Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Alloh dan

katakanlah perkataan yang benar”,

Selanjutnya dalam Surat a t-Thalaq (65) Ayat 2-3, sbb :

Page 208: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 208/255

208

                                                              Artinya : “Barangsiapa yang bertakwa kepada Alloh niscaya Dia akan mengadakan

baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezki dari arah yang ti ada disangka-

sangkanya”.

Imam Muslim meriwayat dari Rosululloh SAW, bahwa beliau bersabda :

ی ,ی ی   ھ  ھ ی  ,  ,ی ,  ی

.Artinya : “Sesungguhnya dunia ini manis hijau, dan sesungguhnya Allohmenjadikan kamu hidup didalamnya. Dia melihat bagaimana kamu berbuat. Maka

 jagalah dirimu dari fitnah dunia, dan jagalah dirimu dari fitnah wanita, karena

sesungguhnya fitnah pertama yang menimpa Bani Israil adalah wanita”.

Imam Ahmad, Al-Hakim dan At-Tirmidzi meriwayatkan dari Anas ra, Rosululloh

SAW bersabda :    ھ  ,ی ,ی ھ

.Artinya : “Taqwalah kepada Alloh dimana saja kamu berada, ikutilah perbuatanburuk dengan perbuatan baik, niscaya akan menghapusnya, dan gaulilah orang -orang

dengan budi pekerti yang baik”.

Imam Ath-Thobroni meriwayatkan dari An- Nu’man bin Basyir, bahwa RosulullohSAW bersabda :

    ھ ی   .ی Artinya : “Taqwalah kepada Alloh, berlaku adil -lah kepada anak-anakmu,sebagaimana kamu menginginkan agar mereka semua berbakti kepadamu”.

Dengan Ayat-ayat serta Hadits Rosululloh tersebut diatas, maka seorang pendidik dan

pula orang-tua yang juga bertanggung-jawab kepada anak-didik serta anaknya sendiri

dituntut untuk memiliki sifat-sifat Taqwa seperti Firman dan sabda Rosululloh tsb

diatas, karena akan menjadi contoh serta panutan bagi anak didik dan anaknya sendiri.

3) Ber-Ilmu. Suatu hal yang sangat difahami oleh masarakat, bahwa seorang Pendidik 

haruslah ber-Ilmu. Ilmu pengetahuan yang setidak-tidaknya dimiliki adalah pokok-

pokok pendidikan yang sejalan dengan Syari’at Islam , menguasai hukum-hukum

tentang halal-haram, prinsip-prinsip etika Islam dan pengetahuan Islam yang bersifatumum dengan ka’idah -ka’idah syari’atnya. Karena den gan memiliki pengetahuan

(Ilmu) seperti tersebut, pendidik akan menjadi seorang ‘alim yang bijak, meletakkansegala sesuatu pada tempat yang benar, mendidik anak dengan berpijak pada ajaran

kokoh dari ajaran al-Quran dan petunjuk Rosululloh SAW. Tentang pe nguasaan

terhadap ‘Ilmu, maka syari’at Islam sangat besar memberikan perhatiannya, sebesar  perhatian dalam pembentukan sikap ‘ilmiah. Dalam Surat az -Zumar (39) Ayat 9, sbb :

                                                                        

Page 209: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 209/255

209

Artinya : “Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-

orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat

menerima pelajaran”.

Kemudian dalam Surat al-Mujadalah (58) Ayat 11, sbb :

                                                                                 Artinya : “Alloh akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan

orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beb erapa derajat. Dan Alloh Maha

Mengetahui apa yang kamu kerjakan ”.

Kemudian sabda Rosululloh SAW, sbb :

ھ ھ ی ھ  ی ھ ی  (.ی (

Artinya : “Barang siapa berjalan mencari ilmu pengtahuan, niscaya Alloh memudah -

kan jalan kesurga”.(riwat Imam Muslim ).

Dalam Hadits lain disabdakan

ھ ی ھ    ی.).(

Artinya : “Dunia terkutuk dan tekutuk pula segala yang ada didalamnya, kecuali

yang berdzikir kepada Alloh, dan ta’at kepada -Nya, yang mempunyai ilmu

pengetahuan atau yang mencari ilmu pengetahuan. (riwayat Imam at -Tirmidzi).

Sabda berikutnya :

)ھ (.ی Artinya : “Mencari ilmu pengetahuan adalah wajib bagi setiap Muslim (riwayatImam Ibnu Majah).

Dengan pesan-pesan Ayat dan Sabda Rosululloh SAW tsb, maka pendidik hendaknya

membekali diri dengan segala ilmu pengetahuan yang bemanfaat dengan me toda-

metoda pendidikan yang sesuai, untuk mendidik generasi muda Muslim.

4) Bersifat Santun . Dari sifat-sifat pokok yang menolong keberhasilan pendidik dalam

tugasnya, disamping memberikan pengetahuan adalah sifat “Santun” . Dengan sifat itu,

maka anak didik akan memberi tanggapan yang baik terhadap perkataan -

perkataannya. Dengan sifat santun seorang pendidik, maka dapat memberi pengaruh,

bahwa anak didik akan berhias dengan akhlaq yang terpuji dan terjauh dari akhlaq

yeng tercela, Insya-Alloh. Oleh karenanya Islam sangat memberi perhatian pada sifatsantun. Beberapa Firman Alloh dalam al-Quran a l Surat Ali-Imron (3) Ayat 134 :

                                                    Artinya : “…dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema`afkan

(kesalahan) orang. Alloh menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan ”. Surat al-

A’rof (7) Ayat 199 :

                                          

Page 210: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 210/255

210

Artinya : “Jadilah engkau pema`af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma`ruf,

serta berpalinglah daripada orang-orang yang bodoh”.

Surat asy-Syuro (42) Ayat 43 :

                                           Artinya : “Tetapi orang yang bersabar dan mema`afkan sesungguhnya (perb uatan)yang demikian itu termasuk hal -hal yang diutamakan”.

Selanjutnya dalam Surat Fush-shilat (41) Ayat 34:

                                                                         Artinya : “Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba -tiba orang

yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah -olah telah menjadi teman yang

sangat setia”.

Dalam Hadits Rosululloh SAW bersabda :ھ ی :ی ی    ی ھ ھ  ).(. :ی 

Artinya : Rosululloh SAW bersabda kepada Asyaj ‘Abdul -Qois :”Sesungguhnyapada dirimu ada dua sifat yang disenangi Alloh :Kesantun an dan ketabahan”. (riwayatImam Muslim). Dalam Hadits lain Rosululloh SAW bersabda :

ھ ی ی ,  ی  ی ).(.ی, 

Artinya : “Sesungguhnya Alloh Maha Lemah Lembut, mencintai kelemah lembutan,memberi orang yang lemah lembut apa yang tidak diberikan kepada orang yang keras,

dan apa yang tidak diberikan kepada orang lain”. (riwayat Imam Muslim).Oleh karenanya pendidik hendaknya menghiasi dirinya dengan santun, lemah lembut

dan tabah. Pengertian harus berlemah lembut tidak berarti, bahwa pendidik tidak 

dapat melakukan suatu hukuman kepada anak didik yang telah menyimpang dari

tatana pendidikan yang telah diuraikan sebelumnya.

5) Rasa Tanggung-jawab Pendidik. Hal lain yang harus dimiliki seorang pendidik atau

orang-tua anak adalah rasa tanggung-jawab yang besar terhadap anak-didik/anak 

sendiri meliputi ke-Imanan, perangai, pemeliharaan jasmani dan ruhani, per siapan

mental dan sosial. Rasa tanggung-jawab ini selamanya akan mendorong secara

keseluruhan dalam mengawasi anak dan memperhatikannya, mengarahkannya,

mengikutinya, membiasakan melakukan hal yang baik dan melatihnya. Sebab bila

terjadi kelalaian pad seorang pendidik/orang-tua, maka akan dapat berakibat, bahwa

anak akan terjerumus kejurang kerusakan. Na’udzubillah.

Tentang tanggung jawab seseorang yang mendapat amanat untuk megasuh anak atau

sesuatu tanggung jawab yang lain dalam Firman Alloh disebutkan a.l:

Surat Tho-ha (20) Ayat 132 :

                                           

Page 211: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 211/255

211

Artinya : Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah

kamu dalam mengerjakannya.

Surat at-Tahrim (66) Ayat 6 :

                                                    Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari

api neraka”Surat al-Hijr (15) Ayat 92-93 :

                                                   Artinya : “Maka demi Tuhanmu, Kami pasti akan menanyai mereka semua, tentang

apa yang telah mereka kerjakan dahulu ”.

Surat Ashsha-ffat (37) Ayat 24 :

                    Artinya : “Dan tahanlah mereka (di tempat perhentian) karena ses ungguhnya mereka

akan ditanya”.Sedang dalam sabda Rosululloh SAW disebutkan :

ھ  )ھی (....یArtinya : “Kaum lelaki adalah penggembala, dan bertanggung jawab atas gembala -

nya….. .(muttafaq ‘alaih)

...  ی ھ )ھی (.ی Artinya :”…..dan wanita adalah penggembala, dan bertanggung jawab terhadapgembalaannya…” (muttafaq ‘alaih).

ی  .ی Artinya : “Ajarilah anak -anakmu dan keluargamu kebaikan dan didik lah mereka

….(riwayat Imam Abdur-Razaq dan Sa’id bin Manshu r) .)(

Artinya : “Tidak ada pemberian orang -tua kepada anaknya yang lebih utama dari -

pada budi- pekerti yang baik” (riwayat Ima m At-Tirmidzi).

  ھ ,ی   یھ )(ی 

Artinya : “Sesungguhnya Alloh akan bertanya kepada setiap penggembala tentanggembalaannya, apakah dipelihara atau disia -siakannya, sehingga bertanya kepada

laki-lakitentang keluarganya”. (riwayat Imam Ibnu Hibban).

Bertitik tolak pada Firman Alloh dan sabda Rosululloh SAW tsb diatas, maka seorangpendidik (orang-tua) yang Mukmin, berakal sehat dan bijaksana wajib menunaikan

tanggung-jawab dengan sesempurna mungkin dan dengan kesadaran, agar terhindar

dari Murka Alloh SWT. Insya-Alloh.

84. Kaidah-pokok Dalam Pendidikan AnakKaidah-kaidah pokok dalam pendidikan anak (Islam) berpusat pada dua kaidah :

Pertama : Kaidah Ikatan.

Kedua : Kaidah Peringatan

Page 212: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 212/255

212

A. Kaidah Ikatan.Sudah menjadi keyakinan, bahwa anak, ketika usia dini, yaitu usia kesadaran dan

sudah dapat membedakan (mumayyiz), diupayakan telah dapat terjalin dengan ikatan

‘Aqidah, ikatan ruhani, ikatan pemikiran, ikatan sejarah, ikatan sosial dan ikatan jasmani hingga tumbuh menjadi orang dewasa yang sehat. Dengan demikian anak 

akan memiliki benteng Iman, keyakinan dan Taqwa yang membekalinya untuk 

menanggulangi segala bentuk ke-Jahiliah-an yang membawanya kepada kesesatan. Iaakan dapat memiliki sifat yang menolak segala upay a yang menghalangi berlakunya

sistem Islam atau segala yang memusuhi Islam. “Kaidah ikatan” ini terdiri dari :

Pertama : Ikatan ‘Aqidah . Dalam pembahasan yll tentang tanggung-jawab pendidik 

(orang-tua), maka kepada anak wajib sudah ditanamkan tentang Rukun Iman yang

sangat mendasar, yaitu Iman kepada Alloh, Iman kepada para Malaikat, kepada Kitab,

kepada Rosul, Iman kepada Qodho dan Qodar, kepada Hari A khir dan hal-hal Ghoib

yang lain. Diberikan dengan cara yang baik tetapi sederhana (mudah diterima anak),

dengan menanamkan disertai terus menerus menjalin ikatan antara anak dengan

‘Aqidah Ketuhanan, maka Insya -Alloh anak akan mempunyai rasa “muroqobah”

dengan Alloh SWT , artinya : ada rasa bahwa Alloh SWT selalu mengawasinya, dantakut kepada-Nya, berserah-diri kepada-Nya, mentaati segala perintah -Nya dan

menjauhi larangan-Nya.

Kedua : Ikatan Ruhani. Yang dimaksud “Ikatan Ruhani” adalah, jiwa anak hend aknya

mempunyai sifat yang jernih dan bercahaya, penuh Iman dan ke -Ikhlasan. Dalam

Syari’at Islam terdapat cara agar seorang Muslim tetap mempunyai ikatan ruhani,sehingga ia berada dalam kejernihan dan cahaya ruhani. Cara (metode) yang

dimaksud adalah:

a) Mengikat anak dengan Ibadah  : antara lain dengan tekun mendirikan sholat,

Rosululloh SAW bersabda :

 ,ی ی ھ  ,  ھ    .ی Artinya : “Suruhlah anak -anak kalian mengerjakan shola t sejak mereka berusia tujuh

tahun, dan pukullah mereka jika melalaikannya, ketika mereka berusia sepuluh tahun,

dan pisahkan tempat tidurnya”.

b) Mengikat anak dengan Al -Qur-a-nul Karim , dalam sabda Rosululloh SAW, al :

 :  ھ ,ی    ,ی .).(

Artinya : “Didiklah anak -anakmu dalam tiga perkara : Cinta kepada Nabimu, cinta

kepada keluarga dan membaca al-Quran”. (riwayat Imam Thob aroni).

c) Mengikat anak dengan Rumah Alloh (Masjid  ), Alloh berfirman dalam Surat at -Taubah

(9) Ayat 18, sbb :

                                                                                                                                     

Page 213: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 213/255

213

Artinya : "Hanyalah yang memakmurkan mesjid-mesjid Alloh ialah orang-orang

yang beriman kepada Alloh dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat,

menunaikan zakat dan tidak takut (kep ada siapapun) selain kepada Alloh, maka

merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang -orang yang

mendapat petunjuk".

d) Mengikat anak dengan Dzikir kepada Alloh , dalam Firman Alloh SWT Surat al -Ahzab(33) Ayat 41-42, sbb :

                                                                    Artinya : "Hai orang-orang yang ber-Iman, berzikirlah (dengan menyebut nama)

Alloh, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada -Nya di waktu pagi

dan petang".

e) Mengikat anak dengan pekerjaan -pekerjaan Sunnah (Nafilah) . Pekerjaan-pekerjaan yang

besifat Sunnah (tidak wajib tapi lebih baik dikerjakan) yang kita ajarkan pada anak 

meliputi pekerjaan -pekerjaan Sunnah yang termasuk didalamnya adalah : Sholat

Sunnah, Puasa Sunnah, Shodaqoh Sunnah dan amalan lain yang di perintahkan dalamSyari’at. Amalan tsb hakikatnya adalah untuk mendekatkan diri (taqorrub) kepadaAlloh SWT. Dalam sabda Rosululloh SAW riwayat Imam Bukhori dan Muslim, sbb :

 ھ.. ,ی  ھ   ,ی .ی  

Artinya : “.. barang siapa mendekatkan diri kepada-Ku sejengkal, Aku mendekatkan

diri kepadanya sehasta,. Dan barang siapa mendekatkan diri kepada -Ku sehasta, Aku

mendekatkan diri kepadanya sedepa, dan jika ia dating kepada -Ku dengan berjalan,

Aku datang kepadanya dengan berlari”.

 f) Mengikat anak dengan rasa Muroqobah kepada Alloh SWT  . (rasa bahwa Alloh selalu

mengawasi) diri kita. Dalam Al -Quran Surat asy-Syu’aro (26) Ayat 218 -219, di-

Firmankan sbb :

                                         Artinya : "Yang melihat kamu ketika kamu berdiri (untuk sembahyang), dan (melihat

pula) perobahan gerak badanmu di antara orang -orang yang sujud". Selanjutnya

dalam Surat al-Hadid (57) Ayat 4 di-Firman, sbb :

                                                      Artinya : "Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Alloh Maha

Melihat apa yang kamu kerjakan ". Seseorang yang selalu merasa dirinya diawasi oleh

Alloh SWT adalah seorang Muhsin (mempunyai jiwa Ihsan) yang dalam sabda

Rosululloh SAW (riwayat Imam Muslim), sbb :

ھ ھ .ی Artinya : “Al-Ihsan adalah, kamu menyembah Alloh seolah -olah kamu melihat-Nya,

dan jika kamu memang tidak dapat melihat- Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu”

Ketiga : Ikatan Pikiran. Yang dimaksud Ikatan pikiran adalah terjalinnya antara seorang

Muslim sejak kecil, hingga dewasa dan tua, dengan tatanan Islam sebagai Agama

Page 214: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 214/255

214

yang mengatur hidup dan aturan bernegara sesuai ajaran Al-Quran sebagai pedoman

(undang-undang) dan Syari’at sebagai metode dan sebagai hukumnya. Alloh ber -Firman dalam Surat (5) Ayat 44, sbb :

                                                        Artinya : "Barangsiapa yang tidak memutuskan (menetapkan hukum) menurut apa

yang diturunkan Alloh, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir". Kemudiandalam Surat al-Ja-tsiyah (45) Ayat 18 Alloh ber-Firman, sbb :

                                                                           Artinya : "Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari

urusan (agama) itu, maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu

orang-orang yang tidak mengetahui".

Keempat : Ikatan Sosial. Dalam uraian bahwa pendidikan mempunyai tanggung -jawab

yang besar dalam mendidik anak sejak kecil membiasakan diri mengikuti (mentaati)

etika sosial yang mulia, membiasakan pokok -pokok kemuliaan spiritual yangbersumber dari ‘aqidah Islam yang abadi, tersirat dengan rasa persaudaraan yangdalam dan tampil dengan akhlaq baik.

Dalam uraian yang telah lalu dapat dirumuskan untuk mencapai pendidikan sosial

yang yang sempurna a.l:

1)  Menanamkan pokok-pokok spiritual yang mulia.

2)  Menjaga hak orang lain.

3)  Mentaati etika sosial.

4)  Pengawasan dan kritik sosial.

Untuk dapat mencapai pendidikan sosial yang sempurna, maka dengan sendirinya

anak harus diupayakan dapat dididik dalam lingkungan (milieu) yang baik sesuai

tujuan tsb. Lingkungan yang baik yang diperlukan dengan membuat ikatan dengan

anak, meliputi :

a)  Ikatan anak dengan pembimbing.

b)  Ikatan anak dengan teman baik.

c)  Ikatan anak dengan da’wah dan da’i.

a) Ikatan anak dengan pembimbingnya . Dapat difahami oleh seluruh masarakat, b ahwa

untuk mencapai ikatan sosial anak yang baik, diperlukan adanya ikatan anak tersebut

dengan pembimbing yang baik yang dapat membawanya kearah hidup bermasarakat

yang baik. Dengan demikian seorang anak harus dapat dipertemukan dengan orang

yang ‘alim yang dapat membimbingnya. Orang ‘alim yang tulus sesuai dengansyari’at pasti akan memberikan ilmunya kepada anak yang memerlukannya. DalamAl-Quran Alloh ber-Firman Surat al-Baqoroh (2) Ayat 174 :

                                                                                                                                                  

Page 215: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 215/255

215

Artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah

diturunkan Alloh, yaitu Al Kitab dan menjualnya dengan harga yang sedikit (murah),

mereka itu sebenarnya tidak memakan (tidak menelan) ke dalam perutnya melainkan

api, dan Alloh tidak akan berbicara kepada mereka pada hari kiamat dan tidak akan

mensucikan mereka dan bagi mereka siksa yang amat pedih ”.

Selanjutnya Rosululloh SAW bersabda (riwayat Imam Ibnu Majah dari Abu Sa’id Al -Hudri) :

ھ  ھ ھ  ھ ی   ی ی ی  .

Artinya : “Barang siapa menyembunyikan ilmu yang dengannya Alloh memberikanmanfa’at dalam urusan agama, maka Alloh akan mencambuknya pada har  i qiyamat

dengan cambuk dari ap i”.

b) Ikatan anak dengan t eman baik . Untuk dapat membentuk ke-Imanan dan budi pekerti

luhur anak dalam mempersiapkan dasar moralita dan jiwa sosialnya, maka upayanya

adalah menjalin ikatan sejak kecil dengan teman yang Mu’min yang sholeh. Dengandemikian akan dapat menumbuhkan pers onalitasnya berupa : ruhani yang bersih, ilmuyang manfa’at, akhlaq yang luhur dan etika social yang mulya. Teman yang biasabergaul dngan anak adalah :

Pertama  : Teman dirumah kediaman.

Kedua  : Teman sekampung.

Ketiga  : Teman dalam Masjid.

Keempat  : Teman sekolah/sekerja.

Alloh ber-Firman dalam Surat az-Zukhruf (43) Ayat 67 :

  

 

 

 

 

 

  

 

  

 

 

 

 

   

 

  

 

 

 

 

 

 

  

 

 

Artinya : “Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi

sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa”. Selanjutnya dalam Surat Qo-

f (50) Ayat 27, sbb :

                                                      Artinya : “Yang menyertai dia berkata (pula): "Ya Tuhan kami, aku tidak 

menyesatkannya tetapi dialah yang berada dalam kesesatan yang jauh". Selanjutnya

Rosululloh SAW bersabda (riwayat Imam At -Tirmizhi), sbb :

ھ ی  ی ,ی  .ی Artinya : “Seseorang berada (tergantung ) kepada agama temannya. Maka hendaknya

salah seorang kalian melihat siapa yang menjadi temannya”.

c) Ikatan anak dengan Da’wah. Agama Islam adalah agama da’wah, artinya setiapMuslim ada kewajiban ber-da’wah (mengajak) orang lain ber -amar ma’ruf dan nahi

munkar. Dengan demikian setiap anak diberi pengertian yang mengikat dan berusaha

bertanggung- jawab untuk berda’wah, dengan lebih dulu meningkatkan pemahamanterhadap agama dalam rangka meninggikan agama Alloh.

Firman Alloh dalam Surat Ali -Imron (3) Ayat 104 :

Page 216: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 216/255

216

                                                                                                 

Artinya : “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada

kebajikan, menyuruh kepada yang ma`ruf dan mencegah dari yang munkar;merekalah orang-orang yang beruntung”. Selanjutnya dalam Ayat 110 :

                                                                         

Artinya : “Kamu adalah ummat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,

menyuruh kepada yang ma`ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada

Alloh”. Dalam riwayat Imam Muslim, Rosululloh SAW bersabda :

 ھ ھ ی

.ی Artinya : “Barang siapa menyeru kepada petunjuk, baginya disediakan pahala seperti

pahala orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sediki tpun”.

Untuk dapat terlaksananya seorang anak mempunyai ikatan dengan da’wah, makakepadanya diperlukan bimbingan dari seorang Da’i yang berpengalaman.

Kelima : Ikatan dengan pembinaan jasmani. Faktor yang dapat memberikan manfaat, yang

telah diletakkan Islam dalam mendidik individu -individu masarakat yang

berhubungan dengan pembinaan jasmani, ialah pada saat ada waktu kosong disela -

sela kegiatan yang bersifat ruhani, diisi kegiatan untuk memelihara kesehatannya,

latihan-latihan olah raga dan latihan-latihan jasmani yang lain yang bermanfaat yang

sesuai ajaran Islam. Firman Alloh dalam Surat al -Anfal (8) Ayat 60, sbb :

                                                          

Artinya : “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu

sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan

itu) kamu menggentarkan musuh All oh dan musuhmu”.

Dalam riwayat Imam Muslim, Rosululloh SAW bersabda :

    ھ ی   .ی Artinya : “Orang Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Alloh dari

 pada orang Mukmin yang lemah”.

B. Kaidah Peringatan.Kaidah peringatan ini bertujuan untuk secara terus menerus memberikan peringatan

pada anak agar dapat selalu berusaha menjauhi dan mempunyai rasa benci terhadap

hal-hal yang keji dan merusak, dan berusaha meningggalkan serta menjauhi segala

Page 217: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 217/255

217

penyimpangan kaidah-kaidah agama. Dalam Surat Isro’ (17) Ayat 22 Alloh SWT ber-

Firman, a.l:

                                        Artinya : “Janganlah kamu adakan tuhan yang lain di samping Alloh, agar kamu

tidak menjadi tercela dan tidak ditinggalkan (Alloh)”. Kemudian dalam Ayat 36 nya :

                                                                                

Artinya : “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai

pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya

itu akan diminta pertanggungan jawabnya ”.

Dalam Surat al-Hasyr (59) Ayat 7 di-Firmanka sbb :

                                                                            

Artinya : “Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang

dilarangnya bagimu maka tinggalkan lah; dan bertakwalah kepada All oh.

Sesungguhnya Alloh sangat keras hukuman-Nya”. Dalam Hadits Rosululloh SAW

bersabda (riwayat Abu Dawud) :

ھ ھ   .ی Artinya : “Ketahuilah, sesungguhnya aku telah diberi Al -Kitab dan seperti pula ia

 bersamaku”.

Dari beberapa Firman Alloh tersebut seorang pendidik atau arang -tua selalu waspada

terhadap anak didiknya agar tidak menyimpang apalagi meninggalkan syari’at Islam.Peringatan yang wajib dibarikan kepada anak didik adalah :

Pertama : Peringatan terhadap Kemurtadan . Yang dimaksud Kemurtadan (murtad) adalah

meninggalkan agama Islam, sebagai agama ya ng di-Ridloi Alloh untuknya, kemudian

mengikuti ajaran lain atau aqidah lain yang bertentangan dengan Syari’at Islam. Salahsatu ajakan yang membawa orang berpaling dari Islam adalah ajakan untuk berfanatik 

secara sempit kepada golongan yang dianutnya. Ros ululloh SAW bersabda :

    ی  ,ی  ی ,ی     ی )(.ی 

.Artinya : “Bukanlah dari golongan kami, ora ng yang menyerukan fanatisme

golongan/suku. Bukan golongan kami, orang yang berperang untuk fanatisme

golongan /kesukuan. Bukan golongan kami orang yang mati dalam fanatisme

golongan/kesukuan. (riwayat Imam Abu Dawud). Termasuk pula orang dianggap

murtad atau kufur bila orang cenderung menganut hokum yang tidak didasarkan pada

Syari’at Islam, dalam Al -Quran Alloh ber-Firman Surat al-Maidah (5) Ayat 44, sbb :

                                                        

Page 218: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 218/255

218

Artinya : “Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Alloh,

maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir”.

Kedua : Peringatan Terhadap Kekufuran. Yang dimaksud kekufuran adalah pengingkaran

tehadap Dzat Tuhan, pengingkaran terhadap “Syari’at Samawi”  yang dibawa para Nabi,

dan menolak setiap keutamaan dan nilai -nilai yang bersumber dari wahyu Ilahi. Alloh

ber-Firman dalam Surat al-Baqoroh (2) Ayat 6, sbb :                                                        Artinya : “Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri

peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak akan beriman ”. Kemudian

dalam Surat Muhammad (47) Ayat 8 -9, sbb :

                                                                                               

Artinya : “Dan orang-orang yang kafir maka kecelakaanlah bagi mereka dan Allohmenghapus amal-amal mereka. Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya

mereka benci kepada apa yang diturunkan Alloh (Al Qur'an) lalu Alloh hapuskan

(pahala-pahala) amal-amal mereka”.

Kaum Muslimin diwajibkan memberikan tindakan yang tegas (keras) terhadap orang

yang murtad ataupun kufur, dengan alasan :

1)  Orang-orang yang lemah Iman tidak terbujuk dengan rayuan orang-orang yang

murtad dan kufur untuk mengikutinya.

2)  Orang-orang munafiq tidak berpikiran untuk masuk Islam kemudian dengan

mudah keluar lagi, untuk memberi stimulan dalam gerakan murtad dan kufur,

dan tidak membuat kekacauan dalam masarakat Muslimin.3)  Agar klompok kafir tidak menjadi lebih kuat dan akan membahayakan kaum

Muslimin.

Dengan peringatan-peringatan terhadap kemurtadan dan kekufuran tsb dapat

diharapkan adanya kondisi yang tenang dikalangan Muslimin dan anak didik tumbuh

dengan ke-Imanan yang kokoh, Islam yang kuat dan Istiqomah.

Ketiga  : Peringatan terhadap Permainan yang Diharamkan . Kaum Muslimin dengan

Syari’atnya yang luhur meng -Haramkan kepada para pemeluknya beberapa hiburan

dan permainan tertentu, karena dipandang dapat membahayakan terhadap moral

individu, ekonomi masarakat, eksistensi negara, kehormatan bangsa dan ketenteramandalam kehidupan keluarga. Dalam Hadits yang diriwayatkan Ibnu Hibban dari Abu

Hurairoh, Rosululloh SAW bersabda :

 ی :,ی ھ :  ھ ھ ی ھ  ,ی 

ھ:  ھ   :ی ی ھ ,)(, ھ 

Page 219: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 219/255

219

Artinya : “Diakhir zaman, segolongan kaum dari umatku akan berubah menjadi kera

dan babi”. Mereka bertanya :”Ya, Rosululloh apakah mereka orang -orang Muslim ?

Beliau menjawab :”Ya, dan mereka membca dua kalimah syahadat dan berpuasa”.Mereka bertanya :”Kenapa mereka demikian, Ya Rosululloh?”. Beliau menjawab :”Mereka mendengarkan penyanyi -penyanyi wanita, musik dan rebana, mereka

minum-minum yang memabukkan, hingga jauh malam mereka minum -minum dan

menghibur diri dengan penyanyi wanita dan musik itu, hingga pagi, ketika merekabangun mereka telah berubah”.

Secara umum permainan yang berbau ma’shiyat termasuk judi diharamkan sepertidalam Firman Alloh SWT dalam Surat al_maidah (5) Ayat 90 -91, sbb :

                                                                                                                                                 

                                                                                 Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar,

berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan

keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan -perbuatan itu agar kamu

mendapat keberuntungan. Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan

permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi

itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Alloh dan sembahyang; maka berhentilah

kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).

Sedangkan permainan yang bersifat latihan ketangkasan ada yang dibolehkan, dalam

Hadits Rosululloh SAW (riwayat Imam ath -Thobaroni a.l , sbb :

ھ  ھ  ھ  ھ   : ی   ی    ھ ,ی ھ ھ ,ی  ھ ,ھ ی 

.Artinya : “Segala sesuatu yang didalamnya tidak ada dzikru ‘l-Loh, mengingat Alloh,

maka ia adalah permainan yang melalaikan, kecuali empat macam : memanah,

melatih kudanya, berhibur dengan keluarga dan belajar berenang..”

Keempat  : Peringatan untuk Tidak Mengikuti seseorang secara Membabi -buta. Pengertian

mengikuti secara membabi-buta adalah mengikuti seseorang dengan tidak 

berdasarkan akal yang sehat.

Mengikuti seseorang secara membabi -buta memberi akibat yang buruk terhadap diriseseorang antara lain :

a)  Menunjukkan kekalahan ruhani dan kejiwaan, kehilangan kepercayaan diri,

bahkan didalamnya terdapat gejala cair (tidak pekatnya) kepribadian,

kehilangan identitas dan hanya tenggelam dalam kecintaan sesorang yang

menjadi pujaannya.

b)  Bila hal menimpa pada sekelompok umat, maka umat tersebut akan hancur

dan hilang eksistensinya dalam masar akat.

c)  Kelompok yang mengikut akan terbawa arus kebiasaan, model atau moral

yang asing yang mengakibatkan kelalikan dalam melaksanakan kewajiban

Page 220: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 220/255

220

agama dan tanggu-jawab sosialdalam masaralat. Sabda Rosululloh SAW

(riwayat Imam at-Tirmidzi), sbb :

ی ,,:ی  . , 

.ھ 

Artinya :”Hendaklah diantara kamu tidak ada yang bersikap apportunis (tidak punya pendirian), yang berkata :”Saya bersama orang -orang, jika merka berbuat baik,

sayapun berbuat baik, dan jika mereka berbuat jelek m aka sayapun berbuat jelek.

Akan tetapi tegarlah dirimu, jika mereka berbuat baik, maka hendaklah kamu berbuat

 baik, dan jika mereka berbuat jelek, maka jauhilah perbuatan jelek mereka”.

Kelima  : Peringatan untuk Tidak Ketempat orang Jahat. Dalam bab sebelumnya sudah

diuraikan tentang betapa bahayanya bergaul dengan orang yang banyak melakukan

kejahatan. Salah satu upaya untuk itu, orang -tua atau pendidik hendaknya dapat

mencegah, agar anak didik tidak terperosok memasuki tempat -tempat dimana orang

yang biasa melakukan kejahatan berkumpul, misalnya tempat perjudian atau tempat

orang minum minuman keras dan yang lebih berbahaya lagi tempat pelacuran. Hal itu

sangat penting bagi anak yang dalam pengamatan, dengan melihat perilakunya dapat

menunjukkan adanya k arakter yang dikawatirkan ‘aqidahnya lemah dan mudah kenapengaruh lingkungan bergaulnya.

Keenam  : Peringatan untuk Tidak mengalami Dekadensi Moral   . Karakter anak perlu selalu

diamati agar tidak terjadi Dekandensi Moral (merosotnya moral). Pengamatan dapa t

secara langsung melihat kebiasaan anak, antra lain dari pergaulan (berbicara),

misalnya : Adanya gejala suka berdusta, mencuri atau lebih suka mengecam orang

tanpa suatu argumen yang logis. Dalam pengamatan fisik, misalnya : suka merokok,

minum (mabuk) dan suka bergaul yang mengarah pada perzinaan.

Ketujuh  : Peringatan dari perbuatan yang Haram. Dalam uraian sebelumnya sudah pula

dijelaskan perlunya mencegah anak didik dari perbuatan yang Haram. Hal yang

Haram yang perlu diamati antara lain : Barang yan g dimakan, cara berpakaian, cara

berpenampilan, dan permainan yang dilakukan anak tersebut. Dalam uraian

sebelumnya telah diterangkan berbagai hal tentang perbuatan haram serta dalil yang

mendasarinya. Wallo-hu A’lam.

85. Washiat pada usia empat-puluh tahunPerjalanan hidup manusia mengikuti perjalanan usianya dan orang dapat mencapai

kemulyaan bila dianugerahi usia yang panjang dipenuhi dengan amalan yang Sholih,

seperti sabda Rosululloh SAW :

ھ ,ی  ).(.ھ 

Artinya : “Sebaik -baik manusia ialah orang yang diberi panjang umur dan umur

panjang itu dia gunakan untuk berbuat kebaikan sebanyak banyaknya, dan sejahat -

 jahat manusia ialah orang yang dibe ri Tuhan umur panjang tetapi umu r panjang itu

untuk berbuat kejahatan dan kerusuhan” (riwayat Imam Ahmad).

Usia dewasa dimaksud adalah usia mencapai jenjang kehidupan yan g boleh dikatakan

mencapai pertumbuhan fisik dan akal yang sudah cukup sempurn a.lebih dari itu selain

Page 221: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 221/255

221

kedewasaan, maka seseorang memerlukan lebih dari sekadar kedewasaan tetapi juga

kematangan. Dari perjalanan usia, maka usia empat -puluh merupakan usia

kematangan yang perlu dicermati seperti sabda Rosululloh SAW yang menjelaskan :

ھ   ی ی  ھ  .ی ی ).(

Artinya : ”Barang-siapa yang sudah masuk umurnya empat-puluh tahun, tetapi

kebaikannya belum dapat mengalahkan kejahatannya, maka lemparkanlah sajakedalam api neraka”.

Lebih dari itu dalam al-Quran secara jelas juga disebut usia empat-puluh tahun tsb

yang berarti tingkat usia itu sangat penting bagi manusia. Mungkin kita dapat lebih

mencermati keadaan umumnya manusia dalam usia empat-puluh tahun tsb, yaitu rata-

rata manusia ybs sudah berkeluarga dan memiliki putra atau putri yang sudah cukup

dewasa, selain itu banyak diantara mereka masih me mpunyai orang-tua yang sudah

berusia lanjut yang perlu perhatian, sehingga masuk akal apabila ada suatu Wasiat

Alloh kepada manusia saat mencapai usianya yang keempat-puluh tahun, dalam Al-

Quran Surat Al-Ahqof (46) Ayat 15 dan 16, secara khusus a.l :

                                                                                                                                                                                                                                                                                    

                                                                                      

                                                        Artinya : “Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang

ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya

dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh

bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai mencapai empat puluh

tahun ia berdo`a: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri ni`mat Engkau

yang telah Engkau berikan kepada ku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat

berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan

(memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada

Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri".

Mereka itulah orang-orang yang Kami terima dari mereka amal yang baik yang telahmereka kerjakan dan Kami ampuni kesalahan -kesalahan mereka, bersama penghuni-

penghuni surga, sebagai janji yang benar yang telah dijanjikan kepada mereka ”.

Dalam wasiat tersebut Alloh mengajarkan kepada manusia agar berbakti kepada

kedua orang-tuanya terutama Ibu yang dengan susah payah telah mengandung dan

menyusuinya. Kemudian setelah mencapai usia empat -puluh tahun agar berniat secara

bersungguh-sungguh memohon kepada Alloh SWT (dengan berdoa) agar mendapat

anugerah kemampuan :

o Mampu bersyukur  terhadap keni’matan yang telah di -Anugerahkan kepada

dirinya dan kepada kedua orangtuanya.

Page 222: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 222/255

222

o Ber’amal sholeh yang diridloi Alloh bagi dirinya.

o Kepada anak cucunya mampu mendidik untuk menjadi generasi yang Sholih.

o Selalu bertaubat  kepada Alloh dari segala dosa yang dilakukan dan selalu

bertawakal  (berserah diri) kepada Alloh.

Dengan permohonan tersebut bila dikabulkan, maka dijanjikan oleh Alloh akan

diterima segala ‘amal bai knya dan dihapuskan segala dosanya yang telah lalukemudian dijanjikan akan menjadi penghuni sorga. Insya -Alloh.

Bersyukur baik untuk dirinya ataupun untuk kedua orangtua, membina diri dan

keluarga untuk menjadi orang yang Sholih, bertaubat dan berserah diri kepada Alloh

adalah merupakan pokok pangkal kebahagiaan dunia dan akhirat dan tanp a diberi

kekuatan oleh Alloh SWT sulit bagi manusia untuk mencapainya. Oleh karena secara

khusus didalam al-Quran diwashiatkan, agar kita usahakan dan ‘amalkan sebaik-

baiknya setidak-tidaknya Do’a tersebut hendaknya selalu kita baca agar terkabul.

Beberapa Indikasi (gejala) yang terjadi dalam kehidupan manusia Muslim.Dalam menjalani tahap-tahap usianya, manusia diindikasikan ada isyarat-isyarat yang

dapat dibaca dalam perjalanan hidupnya, hal itu tersebut dalam sabda RosulullohSaw (hadits Riwayat Abu Ya’la dari Anas bin Malik), sbb :

ی ھی   .ھی ی ھی

ھ  ھ ی  ی ھ ی .   ھ ھ ی :ی 

 .  ھ ھ ی .ی  ھ  ھ ھی ھ.ی .ی 

 ھ ھ ھ ی ی .ی 

  ھ ھ ھ ھ ی ی  ھ ھ   ھ  .ی ی  ی ھ  ھ ی ی ی 

 (.ھ ی  ).ی Artinya : ”Seorang anak yang dilahirkan apabila telah mulai bertumbuh pengertian -

nya, jika dia beramal yang baik, ditulislah pahala untuk ayahnya atau kedua orang

tuanya. Dan jika dia berbuat salah, tidaklah ditulis untuk dirinya dan tidak untuk 

orang tuanya. Apabila dia telah berkesadaran, mulailah berjalam Qolam (pena)

Tuhan, diperintah Tuhan dua Malaikat yang selalu menyertainya agar anak i tu dijaga

baik-baik dan diawasi, selanjutnya :

Apabila telah mencapai usia Empatpuluh tahun  dalam Islam, diamankanlah dia olehAlloh dari bala bencana yang 3 macam: Junun (ingatan), Judzam (penyakit kulit)

dan barosh (balak).

Apabila dia telah mencapai usia Limapuluh tahun , diringankan oleh Allohlah

hisabnya (perhitungan amalnya).

Apabila telah mencapai usia Enampuluh tahun  diberi Allohlah dia kesukaan

kembali kepada Alloh (Inabah) dengan amalan -amalan yang disukai Alloh.

Apabila dia telah mencapai Tujuhpuluh tahun , jatuh cintalah kepadanya seluruh isi

langit.

Page 223: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 223/255

223

Apabila telah mencapai Delapanpuluh tahun  dituliskan Allohlah segala kebaikannya

dan dilewatkan saja oleh Tuhan kesalahan -kesalahannya.

Apabila dia mencapai Sembilanpuluh tahun  diampuni Allohlah dosa-dosanya yang

terdahulu dan yang terkemudian, dan menjadi syafaatlah dia pada kalangan ahli

rumahnya dan ditulislah dia sebagai Aminulloh (Kepercayaan Alloh) dan adalah

dia peliharaan Alloh dimuka bumiNya.

Apabila dia telah mencapai  Ardzaril-‘umuri  (Usia sangat lanjut) sehingga dia tidak mengetahui apa-apa lagi setelah sebelumnya sebagai orang yang cerdas, akan

dituliskan Alloh tentang dirinya yang baik -baik saja, sebagaimana yang

diamalkannya diwaktu sehatnya dahulu, dan bila dia berbuat salah, tidaklah

dituliskan apa-apa”.

Secara garis besar dalam tahap -tahap usianya, kehidupan seorang Muslim (yang

melaksanakan Syari’at Islam) dapat memiliki implikasi denga n tanda-tanda dalam

kehidupan ruhani (mental) dan jasmani (fisik), berat / ringannya beban yang menjadi

tanggung jawab dalam hidup, bahkan berpengaruh pada lingkungan termasuk sikap

dan perilaku masarakat dimana mereka berada seperti yang diuraikan dengan indikasi -

indikasi tersebut diatas, atau bila kita mencermatinya lagi, kurang lebih, sbb :1)  Antara empatpuluh s/d limapuluh tahun diindikasikan sebagai memiliki

implikasi terhadap kesehatan mental dan fisik yang disebut sebagai terhindar

dari penyakit ingatan (Junun) dan penyakit kuli t/lepra (Judzam dan Baros).

Diisyaratkan sebagai penyakit mental yang mungkin tidak kasat mata dan

fisik yang kasat mata.

2)  Pada usia antara limapuluh dan enampuluh tahun, mempunyai implikasi

diringankan hisabnya (perhitungan ‘amalnya), secara duniawi dapat pulameringankan beban yang menjadi tanggung jawabnya, dapat pula mempunyai

arti diringankan beban untuk dapat mengamalkan segala amalan agamanya

yang menjadi kewajibannya. Diiasyaratkan, bahwa seseorang yang berumur

diatas lima-puluh sudah cukup berpengalaman menghadapi persoalan disertai

dengan pergaulannya yang lebih luas.

3)  Pada usia antara enampuluh dan tujuhpuluh tahun, mempunyai implikasi pada

kesadaran akan kembali kepada Alloh (Inabah), sehingga mempunyai

kecintaan mendekatkan diri kepada Alloh dengan lebih taat dalam pengamalan

ibadatnya, dan lebih menjauhi perbuatan yang menjauhkan diri dari Alloh.

4)  Pada usia antara tujuhpuluh dan delapanpuluh tahun mempunyai implikasi

dicintai seluruh isi langit, dalam arti terasa dalam kehidupannya yang

kondusif, tidak ada rasa kesepian karena sentuhan lingkungan isi langit yang

bersahabat pada dirinya.

5)  Pada usia antara delapanpuluh dan sembilanpuluh tahun mempunyai implikasi

ditulislah oleh Alloh segala amal baik yang dilakukannya tetapi dilampaui saja

amalan yang tidak baik. Berarti dalam kehidupan sehari -hari, segala hal yangdinilai kurang baik yang diperbuatnya dalam pergaulannya, maka masarakat

dapat menerima saja dan memaafkannya.

6)  Lebih dari usia tersebut maka bagi orang yang ber -Iman merupakan Syafaat 

bagi lingkungannya dalam arti keberadaannya merupakan berkah  yang

membawa ketenteraman lingkungannya.

Dengan sabda Rosululloh SAW tersebut yang merupakan beberapa indikasi namun

demikian bagi kita perlu lebih mencermati terhadap diri kita masing -masing, sehingga

mudah-mudahan segala indikasi-indikasi baik yang disebutkan dapat me njadi

Page 224: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 224/255

224

perhatian kita bersama, sehingga kita lebih mempersiapkan kondisi lebih baik yang

diterangkan untuk kehidupan yang akan kita jalani disertai upaya melakukan koreksi

terhadap segala hal yang telah lalu yang kurang sesuai. Insya -Alloh.

Dalam perjalanan hidup tsb juga perlu mencermati dengan upaya sehari-hari secara

berkelanjutan seperti disabdakan Rosululloh SAW sbb :

 ) :1().2(  ی)5. ( )4. ( )3.().ی ھ (. 

Artinya : “Pergunakan lima kesempitan sebelum datangnya lima kesempitan :1. Pergunakan kesempatan sehatmu sebelum datang sakitmu.

2. Pegunakan kesempatan lapangmu sebelum datang kesempitanmu.

3. Pergunakan hari mudamu sebelum datang hari tuamu.

4. Pegunakan kesempatan masa-hidupmu sebelum datang saat kematianmu.

(riwayat Imam Baihaqi).

Hal demikian tidak dapat lepas dari tanggung jawab amalan setiap manusia dimasa

akhir (Akhirat) seperti sabda Rosululloh SAWsbb :

  ھ  ی ی    ی ھ  ھ ی ھ  ی ھ  (.ی

.(Artinya : “Belum lagi hilang jejak kaki pada hari Qiyamat, sehingga kepadanya telahdiajukan pertanyaan :

1. Dari hal umurnya kemana dihabiskan.

2. Dari hal tubuhnya untuk apa dipakainya.

3. Dari hal ilmunya apa yang sudah diamalkan dengan ilmunya tsb.

4. Dari hal harta dari-mana diperolehnya dan dibelanjakan apa". (riwayat Imam

Tirmidzi).Wallo-hu A'lam.

Page 225: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 225/255

225

BAB V.

IMAMAH“Imamah”  dari kalimat “Imam”  yang artinya pemimpin atau orang yang diikuti,

sehingga “imamah”  diartikan sebagai “kepemimpinan”. Ada yang lebih luas dalam

mengartikan “Imamah”  dimasarakat Muslim yaitu sebagai suatu “Lembaga” yang

mengatur kegiatan Ummat yang menyangkut Keduniaan ( Iya-sah ) dan Keagamaan(Di-niyyah ). Termasuk didalamnya mengatur ketata -negaraan dimana penduduknya

sebagian besar adalah Ummat Islam.

86. Ummat Islam Wajib berjama’ahDalam kehidupan bermasarakat, maka Ummat Islam diwajibkan agar selalu bersama -

sama dalam bentuk  jama’ah . Artinya wajib berhimpun dengan sesamanya (Muslimin),

dimana didalamnya terdapat seorang Imam  yang memimpin atau sekelompok 

Pimpinan yang membina Ummat ybs dalam lingkungan masyarakatnya sebagai

Makmum , hal itu dimaksud agar masyarakat Muslim tsb dapat melaksanakan ajaran

Islam secara benar, baik untuk kepentingan dunia ataupun akhirat. Alloh ber -Firman

dalam Surat Ali-Imron (3) Ayat 103, sbb :

                                       Artinya : “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Alloh, dan

 janganlah kamu bercerai berai ”, Dalam sabda Rosululloh SAW disebutkan :

ھ : :  ی :ھ  ھ    ھ

)..(ھ Artinya : Dari Al-Harits al-Asy’ari r.a, dari Nabi SAW bersabda :”Aku perintah

kepadamu lima hal : Alloh telah Memerintah kepadaku kelima hal tsb : ber -Jama’ah ,sanggup Mendengar , Ta’at , Hijroh , dan Jihad   dalam jalan Alloh”.(riwayat ImamAhmad). Dengan kalimat lain Rosululloh SAW bersabda :

ی  . ,ی Artinya : “Wajib bagimu ber -Jama’ah  dan awas jangan ber-Firqoh  (pecah-belah),

bahwa ber-Jama’ah adalah Rohmat dari Alloh, sedang Firqoh itu adalah ‘Adzab ”.

Bila dilihat kehidupan kaum Muslimin selama ini pada umumnya telah terhimpun

dalam kelompok-kelompok dengan maksud membentuk  Jama’ah  tsb. Apakah

kelompok atau yang lebih besar lagi sering disebut organisasi kaum Muslimin dalam

berbagai bentuk sudah sesuai dengan kaidah dalam hadits Rosululloh SAW tsb, maka

beberapa hal perlu diuji.

Dalam Jama’ah  selalu ada Imam atau Imamah  beserta Jama’ah -nya (Ma’mum ) itu sendiri

dan tentu saja menjalankan  Amalan Ibadah  dalam mencapai ke-Ridloan Alloh SWT   .

Untuk mencapai derajat atau kualitas suatu  jama’ah sesuai tuntunan Rosululloh SAW,

maka yang pertama adalah kemampuan keilmuan dalam imamah yang menyangkut

kaidah dalam Islam (aqidah, syari’ah  dan akhlaq ), yang kedua derajat kesadaran,

pemahaman dan ke-ikhlasan  baik dalam tingkat imamah  ataupun pada keseluruhan

anggota  jama’ah dalam melaksanakan amalan ibadah -nya.

Page 226: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 226/255

226

Kemudian yang ketiga kemampuan dalam melaksanakan fungsi imamah -nya yang

didukung kepatuhan  jama’ah  terhadap imamah  yang ada. Agar Jama’ah  tetap mengacu

pada tuntunan Rosululloh SAW, maka satu pimpinan dengan pimpinan yang lain,

atau antara sesama anggota saling menesahati untuk ber -sabar dan melaksanakan yang

haq , seperti Perintah dalam Surat al -‘Ashr (103) Ayat 3 :

                                       Artinya : “dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat

menasehati supaya menetapi kesabaran ”.

Dengan demikian Muslimin dalam Jama’ah  tsb dapat melaksanakan tuntunan atau

pedoman yang tetap berpegang pa da kaidah berjama’ah sebagai perhimpunan diantarakaum Muslimin, sepert Firman Alloh dalam Surat Maidah (5) Ayat 2 :

                                                                         Artinya : “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan

takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Danbertakwalah kamu kepada Alloh, sesungguhnya Alloh amat berat siksa-Nya”.

Ancaman bagi orang yang meninggalkan Jama’ah  disabdakan Rosululloh SAW,

sebagai lanjutan Hadits dari Harits al-Asy’ari tsb diatas :

ھ... ی ی  ھ  ی ھ  .ھ 

ھ :  ,:,ی ھ ھ  ,ی ,ی :ی

ھ .).(Artinya : “Barang-siapa keluar dari Jama’ah  (Muslimin) walaupun sejengkal, berarti

dia melepaskan tali (ikatan) Islam dari lehernya sampai dia kembali. Dan barang siapa

menyeru dengan seruan jahiliah, maka mereka termasuk penduduk jahannam”.Mereka bertanya :” Ya Rosululloh walaupun dia puasa dan sholat?”. Rosulullohmenjawab :”Walaupun mereka berpuasa, sholat dan dia mengira bahwa dia seorang

Muslim, dengan seruan seperti Alloh menamakan nya : Muslimin, Mukminin, hamba

Alloh ‘Azza wa Jalla. (riwayat Imam Ahmad). Na’u -dzubillah.

87. Larangan Berpecah-belah dan Ta‘ashshubBerpecah-belahnya Ummat Islam dapat terjadi dikarenakan setelah terbentuknya

kelompok-keompok dalam Ummat Islam, diman a karena godaan setan dan ambisi(nafsu pribadi) masing-masing pribadi pemimpin atau anggota dalam satu kelompok 

dengan yang lain saling berbangga diri, merasa dirinya lebih tinggi dari yang lain dan

berebut pengaruh dengan tujuan yang sifatnya mencari kesenangan dunia, Alloh ber-

Firman dalam Surat al-An’am (6) Ayat 159, sbb :

                                                                                                   

Page 227: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 227/255

227

Artinya : "Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agamanya dan mereka

(terpecah) menjadi beberapa golongan, tidak ada sedikitpun tanggung jawabmu

(Rosululloh) terhadap mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah (terserah)

kepada Alloh, kemudian Alloh akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah

mereka perbuat". Kalimat Rosululloh SAW dalam sabdanya :

ی . ,ی Artinya : “Wajib bagimu ber -Jama’ah dan awas jangan ber -Firqoh  (pecah-belah),bahwa ber-Jama’ah adalah Rohmat dari Alloh, sedang Firqoh itu adalah ‘Adzab ”.

Dalam Ayat 159 Surat Al-An’am tsb diatas, kelompok -kelompok yang berpecah

belah disebut dengan istilah “Syia’an”  yang dalam bahasa Arab sebagai kata jama’ dariSyi’ah, artinya : sekelompok orang yang mempunyai kesamaan ide untuk dibel anya.

Dalam ayat tsb diartikan sebagai kelompok yang merasa benar sendiri tidak bersedia

bekerja-sama dengan kelompok lain, yang dianggapnya tidak benar. Kelompok 

demikian merupakan sumber pemecah belah dengan tujuan yang negatip. Hal

demikian karena godaan dalam hati para pimpinan dan anggota untuk berbangga

terhadap kelompok sendiri dan selalu menganggap kelompoknya selain paling benar

 juga merasa lebih terhormat, sedang kelompok lain, selain dianggap salah, jugadianggap lebih rendah martabatnya.

Dalam istilah lain sifat demikian sering disebut sebagai fanatik terhadap kelompok 

(golongan), dalam bahasa Arab disebut “al-ashobiyyah”  atau “Ta’ashshub”  terhadap

golongan-nya. Sifat ta’ashshub pada golongan sendiri sangat dikecam dalam al -

Quran Surat ar-Rum (30) Ayat 31-32 sbb :

                                                   

                     Artinya : “…dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan

Allah (musyrik), yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka

menjadi beberapa golongan (syia’an). Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa

yang ada pada golongan yang dimilikinya” .

Sikap tidak senangnya pada golongan lain dapat menimbulkan tindakan y ang saling

merugikan atau saling menghancurkan dengan cara tidak baik. Hal demikian sangat

dimungkinkan terjadinya dalam masarakat yang membiarkan diri berpecah belah.

Surat al-An’am (6) Ayat 65 sbb :

                                                                                                             Artinya : "Katakanlah: "Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu,

dari atas kamu atau dari bawah kakimu atau Dia mencampurkan kamu dalam

golongan-golongan (yang saling bermusuhan) dan merasakan kepada sebahagian

kamu keganasan sebahagian yang lain ”.

Page 228: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 228/255

228

Kebanggaan yang menggoda yang biasanya mereka miliki antara lain : perasaan

memiliki jumlah anggota yang banyak dan bahkan terdiri orang-orang yang

terhormat, merasa mempunyai pengaruh besar dalam masarakat umum, merasa

memiliki kekayaan atau kekuasaan yang lebih besar dari -pada yang lain dsb.

Ancaman orang yang Ta’ashshub disabdakan Rosululloh, sbb :

ھ:ھ

  ی ی ی  ی ).(.ی Artinya : Dari Jundab bin Abdullah al -Bajali r.a berkata :”Bersabda RosulullohSAW: “Barang-siapa terbunuh dibawah panji -pamji kesesatan, mereka menyeru

kepada ashobiyah (ta’ashshub), maka kematiannya jahiliyah”. (riwayat Imam Muslim).

Penderitaan dengan kebanggaan merasa mempunyai golongan yang banyak telah

dialami oleh Ummat Islam masa lalu dalam perang Hunain yang dalam al -Quran

Surat at-Taubah (9) Ayat (25), sbb:

                                                                            

                                                        Artinya : "Sesungguhnya Alloh telah menolong kamu (hai para mu'minin) di medan

peperangan yang banyak, dan (ingatlah) peperangan Hunain , yaitu di waktu kamu

menjadi congkak karena banyaknya jumlahmu, maka jumlah yang banyak itu tidak 

memberi manfa`at kepadamu sedikitpun, dan bumi yang luas itu telah terasa sempit

olehmu, kemudian kamu lari ke belakang dengan bercerai -berai".

Dalam Ayat tsb secara tegas Alloh ber -Firman, jumlah yang banyak apa-lagi disertai

dengan kecongkaan tidak ada artinya bagi Alloh. Kemudian dalam Surat at -Takatsur

(102) Ayat 1-2 di-Firmanka sbb :

                                      Artinya : “Saling memperbanyak (berlomba untuk l ebih banyak) telah melengahkan

kamu, sampai kamu menziarahi kubur -kubur”.

Arti “taka-tsur”  mengindikasikan sedikitnya ada dua fihak atau lebih yang saling

bersaing untuk merasa lebih banyak dari yang lain. Persaingan itu bila secara individu

adalah dalam hal banyaknya harta atau kerabat yang membawa kehormatan dan

kebanggaannya. Sedang kalau pada kelompok atau golongan, maka “taka-tsur”  yang

biasa terjadi adalah bersaing dalam hal banyaknya pengikut, kekayaan, luasnya

pengaruh atau kedudukan dalam masara kat. Dalam Ayat tersebut, maka sikap itumempunyai indikasi kelengahan pada diri dalam arti termakan godaan setan dan

nafsu pribadi pada tingkat pimpinan atau anggota, yang berkembang menjadi

“ta’ashshub” . Godaan setan dan ambisi tsb dikarenakan pikiran y ang berorientasi pada

keduniaan. Atau berarti pula ketidak waspadaan pimpinan dalam mengendalikan diri

dan anggotanya dari godaan dalam memenuhi ambisi dunia. Wallo-hu A’lam. Dalamaqidah, maka sikap kelengahannya telah membawa diri seakan -akan lebih

mempertuhankan pada hawa-nafsu dan ambisinya yang ada dalam kelompok atau

golongannya, sehingga dalam Surat ar -Rum Ayat 31 disebutkan sebagai berpotensi

masuk dalam golongan orang musyrik. Na’udzubillah.

Page 229: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 229/255

229

88. Ummat Islam Wajib mempunyai PemimpinDalam kehidupan kelompok manusia (Ummat)  terdapat berbagai kepentingan diantara

ummat tersebut, dimana ada-kalanya saling bertentangan satu dengan yang lain yang

bahkan dapat saling bermusuhan. Oleh karenanya agar tercipta kehidupan yang

harmonis diperlukan adanya atur an yang dipakai, yang wajib dipatuhi bersama dan

wajib adanya pemimpin (Imam) atau pimpinan yang dipatuhi yang mengawasi dan

mengatur mereka. Kewajiban memilih pemimpin ini disabdakan Rosululloh SAW :

1- ھ ی : ی  ھ  ).(.ی

Artinya : Dari Abdullah bin ‘Amr r.a, bahwa Nabi bersabda : “Tidak halal bagi tigaorang yang berada dihamparan dari bumi kecuali hendaklah salah satu mereka

memimpin mereka”. (riwayat Imam Ahmad)

2- :ی   :ھ ).(.ی 

Artinya : Dari Abu Sa’id al-Khudriy, bahwa Rosululloh SAW bersabda :”Apabilatiga orang diantara kamu keluar dalam bepergian, maka hendaklah mereka

mengangkat salah seorang men jadi pemimpin”.(riwayat Imam Abu -Dawud).

3-  ی   :ھ:ی ی  ی  ) .(.ی 

Artinya : Dari Mu’awiyah bin Abi Su fyan r.a berkata : Rosululloh SAW bersabda :

“Barang siapa mati dengan tanpa Imam (Pemimpin) maka dia mati dengan keadaan jahiliyah”.(riwayat Imam Ahmad).

Siapakah pemimpin yang harus dipilih ? Jawabnya tentu saja tidak sederhana. Akan

tetapi setiap komunitas umumnya sudah mempunyai sistem atau mekanisme yang

telah disepakati bersama, dalam memilih pemimpim masing -masing. Sebagai UmmatIslam meyakini, bahwa siapakah pemimpin (Imam)  yang seharusnya, adalah Alloh

yang Maha-Tahu untuk menentukannya. Oleh seb ab itu dengan sistem dan/atau

mekanisme yang disepakati bersama tsb Ummat Islam wajib mencermati pada isarat -

isarat yang diberikan oleh Alloh SWT untuk dilaksanakan, a.l:

                                                                      Artinya : “Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin -pemimpin yang

memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka

meyakini ayat-ayat Kami”.

Dalam Ayat tersebut kriteria yang disebut, meliput i : kemampuan memimpin berdasar

ajaran yang di-Perintahkan Alloh dengan memiliki kesabaran dan selalu meyakini

kebenaran ajaran Alloh.

Surat an- Nisa’ (4) Ayat 58, sbb :

                                                                                                                      

Page 230: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 230/255

230

Artinya : “Sesungguhnya Alloh menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang

berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetap kan hukum di antara

manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesung guhnya Alloh memberi

pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya All oh adalah Maha

Mendengar lagi Maha Melihat”.

Dalam Ayat ini diisyaratkan, pemimpin hendaknya : 1)  amanah  (melaksanakanamanat dengan jujur), sehingga akan tepat mencapai siapa yang berhak, 2)  a d i l   artinya dengan kekuasaannya mampu menegakkan hukum dengan tidak membedakan

antara suku, agama kelompok dll.

Kemudian dalam Surat al-Ambiya’ (21) Ayat 73, sbb :

                                                                                                              

Artinya : “Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin -pemimpin yang

memberi petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan kepada merekamengerjakan kebajikan, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan hanya

kepada Kamilah mereka selalu menyembah ”.

Ayat tsb diatas mengisyaratkan, bahwa pemimpin selain memimpin berdasa r Perintah

Alloh dengan kesucian jiwanya selalu dapat Bimbingan dari Alloh untuk membawa

kebaikan Ummat, dengan teguh menegakkan Sholat dan memberikan zakat serta ta’atdalam ber’ibadat.

Dengan kriteria dalam Ayat -ayat tersebut diatas akan dimungkinkan beberapa latar

belakang dari pemimpin yang memenuhi. Namun secara umum kemampuan seorang

pemimpin yang dimiliki setidaknya memerlukan penguasaan dalam tiga hal :Penguasaan atas Perintah Alloh atau ajaran Islam umumnya, Penguasaan penegaan

hukum secara adi l dan keteladanan ber’ibadat selain sholat adalah pembayaran zakatsecara memadahi. Dengan dasar kemampuan yang harus dimiliki, maka pemimpin

ybs dapat dimungkinkan berlatar belakang : Ulama, Umara’ dan Aghnia’. Kriteria dankemampuan harus dimiliki mungki n sulit dipenuhi dengan sempurna, artinya bagi

yang memilih, maka kriteria yang ada tetap menjadi pedoman dengan pemikiran,

bahwa pilihan akan jatuh pada yang lebih mendekatinya.

Sebaliknya bagi seseorang yang dipilih, maka menjadi kewajiban untuk berupa ya

dengan sungguh-sungguh memenuhi kriteria dan ke mampuan yang diperlukan, karena

semuanya adalah Amanat dalam Al-Quran. Mana-kala sampai terjadi, bahwa isyarat

untuk memilih Imam (Pemimpin) yang baik bagi pemilih, kamudian bagi yang

dipilih tidak pernah mengindahkannya, maka apa yang akan terjadi adalah

diangkatnya Pemimpin yang mendatangkan mala -petaka dan membawa Ummat

keneraka, dalam Surat al-Qoshosh (28) Ayat 41 sbb:

                                                  Artinya : "Dan Kami jadikan mereka pemimpin -pemimpin yang menyeru (manusia)

ke neraka dan pada hari kiamat mereka tidak akan ditolong ". Na’udzubillah.

Page 231: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 231/255

231

89. Patuh dan Ta’at pada Pemimpin (Imam)Kepemimpinan seseorang akan berjalan dengan baik bila terjadi keharmonisan antara

kemampuan yang dimiliki pemimpin ( Imam ) memenuhi syarat yang diperlukan,

dengan didukung oleh ketaatan yang wajar oleh para pengikutnya ( Umma t). Alloh ber-

Firman dalam Surat an- Nisa’ (4) Ayat 59 :

                                                             Artinya : "Hai orang-orang yang beriman, ta`atilah Alloh dan ta`atilah Rasul (Nya),

dan ulil amri di antara kamu". Dalam hadits Rosululloh SAW, disabdakan :

 :ھ:  ی   ھ ی ).ھ (.ی 

Artinya : Dari Anas bin Malik r. a. berkata :”Rosululloh SAW ber sabda :”Dengarlahdan taatlah walaupun kamu diperintah oleh seorang hamba dari Habsyi yang kepala -

nya seakan-akan bagaikan buah anggur”. (riwayat Imam Bukhori, Ibnu Majah danAhmad).

Dalam membaca Ayat tsb diatas secara tegas disebu tkan untuk Alloh dan Rosulullohagar menta’ati, sedang untuk ulil -amri tidak disebut secara tegas. Sementara Ulama

tafsir memahami, bahwa untuk Alloh SWT dan Rosululloh SAW ada kemutlakan

dalam menta’atinya, sedang kepada ulil -amri ada pendapat, bahwa untuk ulil- amri

diperlukan syarat yang mewajibkan menta’atinya. Dalam hadits lain Rosululloh SAWbersabda :

    ھ ی ی   ی   ھ :ی ی  ی

). (.ی Artinya : Dari Umi Hushoini al-Ahmasiyah r. a , bahwa dia mendengar Nabi SAW

 berkhotbah pada saat Haji Wada’ :”Se andainya kamu dipimpin oleh seorang hambayang membimbing dengan Kitab Alloh, maka dengarkanlah dan patuhilah”. (riwayatImam Muslim dan Ahmad).

Dalam hadits ini Ulil-amri yang wajib dita’ati adalah yang membimbing berdasar Kitab-Alloh. Kepemimpinan seseorang apakah berpedoman pada Kitab Alloh

dimungkinkan dapat dideteksi dengan sikap dan perilaku pemimpin ybs apakah sesuai

dengan yang dicontohkan Rosululloh SAW yang dalam Surat Ali Imron (3) Ayat

159-160 di-Firmankan :

                                                                                                                                                                                                                            

                                             Artinya : “Maka disebabkan rahmat dari Alloh-lah kamu (Muhammad) berlaku

lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar,

Page 232: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 232/255

232

tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma`afkanlah mereka,

mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermu syawarahlah dengan mereka dalam

urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkal lah

kepada Alloh. Sesungguhnya Alloh menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-

Nya. Jika Alloh menolong kamu, maka tak adalah orang yang d apat mengalahkan

kamu; jika Alloh membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah

gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Alloh sesudah itu? Karena ituhendaklah kepada Alloh saja orang-orang mu'min bertawakkal”.

Hubungan antara seorang pemimpin dan yang dipimpin wajib diciptakan suasana

saling mencintai dan saling mendo’akan yang baik, Rosululloh SAW bersabda :

ی :ھ    ھ  ی   ی   ھ ی ی   .ی

ھ  ھ  ی   یھ .ی  ی   ,ی   ,:ی

ھ.ی  ی  ی 

ھ  ). (.ی Artinya : Dari ‘Auf bin Makil al -Asyja’I r. a dari Rosululloh SAW bersabda :”Sebaik -baik pemimpinmu adalah orang yang kalian cintai dan mereka mencintai

kalian, mereka mendo’akan kalian dan kalian mendo’akan mereka. Sejelek  -jelek 

 pemimpin adalah orang yang kalian benci dan membenci kalian”. Ditanyakan:”Wahai Rosululloh apakah tidak sebaikn ya mereka diperangi dengan pedang ?”,Rosul bersabda :”Jangan! Selama mereka menegakkan sholat diantara kalian. Apabilakalian melihat pejabat berbuat sesuatu yang tidak kalian senangi, maka bencilah

 perbuatannya dan jangan kalian menarik diri dari keta’at an”. (riwayat Imam Muslimdan Darimi). Insya-Alloh.

90. Menasehati PemimpinKaum Muslimin diwajibkan memilih pemimpin dan menta’ati pemimpinnya sejauhmereka memimpin dengan dasar-dasar Kitab Alloh. Namun baik pemimpin dan juga

yang dipimpin semuanya adalah manusia, sihingga ada-kalanya salah satu atau

keduanya melakukan penyimpangan terhadap hal -hal yang sudah disepakati bersama

dan bahkan menyimpang dari ajaran Suci. Dalam hal penyimpangan terjadi pada yang

dipimpin tentulah seharusnya secara otomatis pe mimpin wajib segera mengingatkan

bahkan melakukan tindakan yang diperlukan, karena merupakan tanggung -jawab

mutlak baginya. Tetapi dalam hal penyimpangan itu terjadi pada tingkat pemimpin

atau pimpinan tidak selalu secara otomatis dilakukan oleh mereka yan g dipimpin

apalagi bila bentuk masarakat yang ada bersifat feodalistis. Penyimpangan yang

dimaksud dalam uraian diatas tentulah penyimpangan terhadap ajaran Islam. Dalamajaran Suci telah diperintahkan pada setiap Muslim untuk “saling menasehati” dan“amar ma’ruf serta nahi munkar”. Dalam Surat al -A’rof (7) Ayat 62 disebutkan :

                                                           Artinya : "Aku sampaikan kepadamu amanat-amanat Tuhanku dan aku memberi

nasehat kepadamu, dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui".

Rosululloh SAW bersabda :

Page 233: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 233/255

233

ھ :ی  ی ,ی , ی ھ:. :ی 

 ھ ھ ھ  ھ  (.ی .(

Artinya : Dari Abu Huroiroh r. a dari Rosululloh SAW bersabda : “Sesungguhnya

Agama itu adalah nasehat (3X), Mereka berkata :”Untuk siapa ya Rosulu lloh?” beliaumenjawab :”Untuk Alloh, kitab -Nya, rosul-Nya, dan para pemimpin kaum Muslimin

 beserta ummatnya”.(riwayat Imam Nasa’i, Thirmidzi dan Ahmad). Dalam Hadits lain:

:ھ  ھ  ی ی  : ھ

ھ  ی  ھ  ).(.ی Artinya : Dari Anas bin Malik r.a dari Rosululloh SAW bersabda :”Tiga hal yangdada setiap Muslim tidak akan mendengkinya yaitu ikhlash  ber’amal hanya kepadaAlloh, memberi nasehat kepada pemimpin serta tetap berada dalam jama’ahMuslimin. Maka jika mendoakan mereka, berarti kamu selalu menjaga dari belakang

mereka”.(riwayat Imam Ahmad).

Dengan Firman Alloh serta sabda Rosululloh SAW tsb diatas, maka dalam melakukan

amar ma’ruf nahi munkar , ada kewajiban bagi seorang Muslim memberi nasehat kepada

pemimpin dalam jama’ah, sekelipun kedudukannya dalam jama’ah lebih rendah;namun dalam melaksanakannya tidak cukup dengan suatu spontanitas, tanpa diatur,

tetapi wajib memenuhi ketentuan seperti dalam perintah Rosululloh, yaitu dengan hati

yang tulus dan ikhlash semata-mata karena Alloh, bukan karena adanya kepentingan

pribadi atau kelompoknya. Oleh karenanya dalam sistem dan mekanisme kemimpinan

Ummat Islam dalam jama’ah wajib diciptakan oleh forum menejemen, yangmemungkinkan adanya peluang tsb, yaitu agar jajaran dibawah dapat sempat

menyampaikan nasehat (saran) pada pimpinan, tanpa adanya ganjalan prosedural yang

menghambatnya. Insya-Alloh.

91. Keutamaan Pemimpin yang Adil“Adil” sudah merupakan bahasa Indonesia yang dalam bahasa Arab dibaca al-‘Adlu 

mempunyai banyak arti antara lain tidak berat sebelah, berpegang pada yang benar,

tidak sewenang-wenang atau dholim, merupakan sifat yang wajib dimiliki seorang

pemimpin. Oleh karenanya menegakkan keadilan adalah tuntutan amal ibadat, yang

wajib bagi seorang yang menjadi pemimpin (Imam) dalam melaksanakan tugas pokok 

dan fungsinya. Alloh ber-Firman dalam Surat Ali-Imron (3) Ayat 18 :

                                                                                        Artinya : "Alloh menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan (yang berhak disembah)

melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang -orang yang

berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan (yang berhak 

disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana ". Kemudian

dalam Surat an- Nisa’ (4) Ayat 58 Alloh ber -Firman, sbb :

Page 234: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 234/255

234

                                                                                                                      

Artinya : "Sesungguhnya Alloh menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada

yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum diantara manusia supaya kamu meneta pkan dengan adil. Sesungguhnya Alloh memberi

pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya All oh adalah Maha

Mendengar lagi Maha Melihat".

Keadilan bagaimana wajib ditegakkan, maka dalam Surat Ali -Imron Ayat 18 tsb

diatas diajarkan, bahwa Alloh adalah yang menjadi Saksi atas yang menegakkan

keadilan baik malaikat atau manusia, sedang dalam Surat an - Nisa’ Ayat 58, lebihdirinci mana-kala ada suatu amanat, maka wajib disampaikan kepada yang berhak 

(yang memiliki), bila itu adalah keadilan, maka waji b diterapkan untuk keseluruhan

manusia (an-nas) tidak memandang suku, bangsa dan agama.

Kewajiban pemimpin memberi keputusan yang adil ditegaskan Firman Alloh dalam

Surat Maidah (5) Ayat 42 :

                                                    Artinya : "Dan jika kamu memutuskan perkara mereka, maka putuskanlah (perkara

itu) di antara mereka dengan adil, sesungguhnya All oh menyukai orang-orang yang

adil". Keutamaan pemimpin yang adil disabdakan Rosululloh SAW :

:ھ:ھی ھ ی ی ھ  ی

ی  ی ھی  ھ  : Artinya). (.ی  Dari Abdulloh bin Amr r.a berkata :“Rosululloh SAW bersabda :”Sesungguhnya orang yang berbuat adil disisi Alloh akan berada disebuah menarayang terbuat dari cahaya disebelah kanan Alloh Azza wa Jalla. Itulah kedua tangan

orang yang berlaku adil terhadap hukum, keluarga dan terhadap perkara yang mereka

urusi. (riwayat Imam Muslim dan Nasa’i). Sabda Rosululloh SAW dalam hadits lain :

:ھ:ی:, ی , ی 

  ی ). (.ی Artinya : Dari Iyad bin Himar al-Mujasyiti r. a berkata :”Rosululloh SAW bersabda :

”Penghuni surga ada tiga, yaitu penguasa yang berlaku adil, orang yang shodaqohsecara tepat dan seorang yang mempunyai sifat belas kasih terhadap keluarga dekat

lagi muslim, serta orang miskin yang menjaga dan dijaga kehormatannya”. (riwayatImam Muslim dan Ahmad). Dalam hadits yang panjang disabdakan :

ی ی" ی ھ  ھ  ی   ھ ھ:ی ھ 

ھ  ھی     ھ ھ :ھ

ھ ھ

Page 235: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 235/255

235

ھ ی  ھ:.ی    ھ ی ),,,, (.ی ھ 

Artinya : Dari Abu Hurairoh r.a da ri Nabi SAW bersabda :”Ada tujuh orang/golongan yang akan memperoleh perlindungan pada hari qiamat yang tidak ada

perlindungan kecuali perlindungan Alloh, yaitu : Pemimpin yang adil, seorang

pemuda yang tumbuh dengan beribadat kepada Alloh, seorang yang m engingat

(dzikir) kepada Alloh saat sendirian (maka mengalirlah air matanya), seorang hatinya

tergantung dimasjid, orang yang saling bercinta/bersahabat karena Alloh, seorang

laki-laki yang diajak wanita yang punya kedudukan dan cantik untuk menggaulinya i a

menjawab ‘aku takut kepada Alloh’, seorang yang memberi shodaqoh danmerahasiakannya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diperbuat

tangan kanannya”. Imam Muslim:”dua orang laki -laki besahabat karena Alloh,

bersama-sama karena Alloh dan berp isah karena Alloh”. (riwayat Imam Bukhori,Muslim, Tirmidzi, Malik dan Nasa -i). Insya-Alloh.

92. Memilih Orang KepercayaanDalam melakukan suatu amalan kemasarakatan, terdapat banyak kegiatan yang tidak 

dapat atau tidak mungkin dilakukan sendirian , sihingga perlu memilih orang-orang

kepercayaan tertentu yang dapat membantunya. Terlebih bila amalan itu ditujukan

untuk kepentingan ‘ibadah, maka bagi ybs masih perlu kualifikasi a.l adanya

 pemahaman terhadap kebenaran cara peng’amalannya sesuai syari ’at dan ke-ikhlasan

dalam ber’amal. Alloh ber -Firman dalam Surat Ali-Imron (3) Ayat 118 :

                                                                                                                                           

        Artinya : "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman

kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti -

hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang

menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang

disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan

kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya".

Menurut sementara ahli tafsir, Ayat tsb diturunkan agar Rosululloh tidak mengambil

orang kepercayaan dari orang-orang Yahudi, namun umumnya ahli tafsir berpendapat

yang isinya lebih bersifat umum, yaitu jangan sampai pemimpin Muslimin memilihorang kepercayaan diluar kalangan Muslim dan yang diyakini dapat dipercaya.

Rosululloh SAW bersabda :

   :ھ:ی  ھ ,   ,ھ 

 ھ  ی ).(.ھ 

Artinya : Dari Abu Huroiroh r.a berkata :”Rosululloh SAW bersabda :”Tidak adasatu pemimpin-pun kecuali selalu disertai dua kepercayaan, satu k epercayaan yang

Page 236: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 236/255

236

menyuruh kepada yang ma’ruf dan dan mencegahnya dari kemunkaran, satukepercayaan lagi yang membuat kerusakan. Barang -siapa terjaga dari kejahatannya

berarti dia akan terjaga. Dia termasuk orang yang dapat mengalahkannya (keburukan).

(riwayat Imam Nasa’i).

Dalam Firman Alloh dan sabda Rosululloh SAW tersebut diatas adalah nasehat untuk 

menyadarkan kepada seorang pemimpin kaum Muslimin, bahwa dalam masarakatselalu terdapat adanya kekuatan yang dimiliki oleh kelompok manusia yang

mendorong kepada kebaikan yaitu dari kalangan Muslimin yang taat, tetapi dilain

fihak terdapat kekuatan dari kelompok yang mendorong kearah kejahatan yaitu

musuh-musuh kaum Muslimin yang membahayakan. Kepandaian mereka dalam

menyusup dalam masarakat Islam, kadang -kadang menyebabkan pemimpin kaum

Muslimin tidak cermat dalam identifikasinya, apalagi bila dalam menyusup selalu

menggunakan kedok-kedok yang mempesona kaum Muslimin. Norma kebaikan yang

dapat digunakan dalam identifikasi tentu saja kecermatan mengamati dan meneliti

 pelaksanaan “amar ma’ruf dan nahi munkar” dari ybs. Wallo -hu A’lam.

93. Tercelanya Ambisi menuntut KedudukanKedudukan terhormat didalam masarakat, umumnya merupakan dambaan dari setiap

anggotanya. Oleh karenanya sementara orang dalam hidup berma sarakat, ada yang

dalam hal mendapat kedudukan dijadikannya sebagai suatu tujuan pokok. Sedang

sebetulnya dalam kehidupan wajar diperolehnya kedudukan (terhormat) seseorang

dalam masarakat merupakan tahapan proses pembinaan masarakat tersebut, yang

merupakan kesepakatan yang diciptakan oleh masarakat ybs. Alloh ber -Firman dalam

Surat Ali-Imron (3) Ayat 26 :

                                                                       

                                                           Artinya : "Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan

kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang

yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau

hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan.

Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu ". Rosululloh SAW bersabda :

 :ھ: . ی ھ   ی

  ی  ھ  ی   .ی ھ ی ھ 

ی    ی ی ھ  ی  ی  ی  ی ). (.ی Artinya : Dari Abdur-Rahman bin Samuroh r.a berkata :”Bersabda kepadakuRosululloh SAW :”Wahai Abdur -Rahman bin Samuroh, janganlah kamu meminta

 jadi pemimpin, sebab apa -bila kamu diberi atas dasar permintaan, kamu kan dibebani,

tetapi apa-bila kamu diberi jabatan pemimpin tidak karena minta, kamu akan dito long.

Apa-bila kamu telah bersumpah (sebagai pemimpin), kemudian melihat ada orang

yang lebih baik, datangilah orang yang lebih baik itu (untuk mengganti) dan ber -

kafaratlah (membayar denda) untuk sumpahmu. (riwayat Imam Bukhori, Muslim,

 Nasa’i dan Ahmad). Dalam hadits lain Rosululloh SAW bersabda :

Page 237: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 237/255

237

ی :ی ,ی 

) (.ھ:Artinya : Dari Abu Huroiroh r.a dari Nabi SAW bersabda :”Sesungguhnya kamuakan berambisi menjadi pemimpin dan akan menjadi penyesalan pada h ari Qiyamat.

(Kekuasaan) ibarat sebaik-baik pemberi susuan dan sejelek- jelek penyapih”. Menurutriwayat Imam Nasa’i :”Sesungguhnya kepemimpinan (jabatan pemimpin) ini akanmenjadi penyesalan dan kerugian (pada hari Qiyamat)”.(riwayat Imam Bukhori,nasa’i dan Ahmad).

Dari Firman Alloh serta Sabda Rosululloh tsb diatas menuntut kesadaran, bahwa

hakikatnya kedudukan (jabatan) adalah milik Alloh dan kepada siapa diberikan atau

dicabut adalah hak-Nya. Meminta atau menuntut untu mendapat -kannya merupakan

hal yang sangat tidak dikehendaki Rosululloh SAW, karena hakikatnya kedudukan itu

suatu beban yang harus dipertanggung-jawabkan diakhirat nanti. Wallo-hu a’lam.

94. Pemimpin yang Tidak Mengikuti PetunjukKepemimpinan yang sedang berjalan biasanya adalah kelanju tan dari kepemimpinan

sebelumnya. Bila kepemimpinan sebelumnya diakui dalam hal kebaikannya, biasanya

kepemimpinan berikutnya akan mengikutinya. Kepemimpinan yang dikatakan baik 

dalam norma kaum Muslimin adalah yang mengikuti petunjuk agama (al -Quran dan

Sunah Rosul). Alloh ber_firman dalam Surat al -A’rof (7) Ayat 169 :

                                                                                                                                                        

                                                            Artinya : "Maka datanglah sesudah mereka generasi (yang jahat) yang mewarisi

Taurat, yang mengambil harta benda dunia yang rendah ini, dan berkata: "Kami akan

diberi ampun". Dan kelak jika datang kepada mereka harta benda dunia sebanyak itu

(pula), niscaya mereka akan mengambilnya (juga). Bukankah perjanjian Taurat sudah

diambil dari mereka, yaitu bahwa mereka tidak akan mengatakan terhadap Alloh

kecuali yang benar, padahal mereka telah mempelajari apa yang tersebut di

dalamnya?. Dan kampung akhirat itu lebih bai k bagi mereka yang bertaqwa. Maka

apakah kamu sekalian tidak mengerti?" Dalam Surat Maryam (19) Ayat 59-60 :

                                                                                                                                                          

Artinya : "Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia -

nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan

menemui kesesatan. kecuali orang yang b ertaubat, beriman dan beramal sholih, maka

mereka itu akan masuk surga dan tidak dianiaya (dirugikan) sedikitpun".

Rosululloh SAW bersabda :

Page 238: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 238/255

238

ھ :  ھ  ھ ی :ھ ی ی 

ھ  ھ  ھ    ھ ی ھ ی  ی  ھ ی 

ی    ھ ھ  ھ  ھ  ی  .).(

Artinya : Dari Jabir bin Abdullah r. a , bahwa Rosululloh SAW bersabda kepada

Ka’ab bin ‘Ujroh :”Semoga Alloh melindungimu dari pemimpin yang badoh”. Dia bertanya :”Apakah pemimpin yang bodoh itu?”.Jawab Rosululloh :”Akan adasesudahku nanti pemimpin yang membimbing tidak dengan petunjukku dan tidak me -

laksanakan sunnahku. Barang-siapa membenarkan kebohongannya dan menolong

mereka berbuat dholim, mereka itu bukan golonganku dan aku bukan dari golongan -

nya dan mereka tidak datang ditelagaku. Barang -siapa tidak membenarkan kebo-

hongannya dan tidak menolong mereka dalam kedholiman, maka mereka itu termasuk 

golonganku dan aku termasuk golongannya serta mereka dating padaku ditelaga”.(riwayat Imam Ahmad). A-min.

95. Pemimpin yang Menyesatkan“Sesat” dalam istilah al-Quran disebut “dlollun” mempunyai beberapa kategori, a.l :

1) Tidak mengenal ajaran agama (Islam), sehingga tata -kerja yang diikuti sekalipun

dianggap benar tidak merujuk pada ajaran agama, tidak mustahil menyimpang dari

tuntunan agama (sesat). 2) Mempunyai pengetahuan tentang agama tetapi sangat

kurang, sehingga pemahaman dalam memutuskan perkara yang menurutnya sesuai

dengan agama ternyata tidak tepat seperti yang seharusnya. 3) Orang yang terputus

dari Rohmat Alloh. Bila seorang pemimpin termasuk dalam kategori diatas, maka

akan membawa ummatnya kepada jalan yang menyesatkan. Firman Alloh dalam

Surat al-An’am (6) Ayat 116-117, sbb :

                                                                                                                      

         Artinya : "Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang -orang yang di muka bumi ini,

niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan All oh. Mereka tidak lain hanyalah

mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tid ak lain hanyalah berdusta (terhadap

Alloh). Sesungguhnya Tuhanmu, Dia -lah yang lebih mengetahui tentang orang yangtersesat dari jalan-Nya dan Dia lebih mengetahui tentang orang -orang yang mendapat

petunjuk". Rosululloh SAW bersabda :

:ھ:    ی  ھ  ی ی  ی ی

    ی   ی   ھ ھ  ی

ھ ی  ی   ی

Page 239: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 239/255

239

ھ   ھ ی   ی ی .).(

Artinya : Dari Tsauban r. a berkata :”Rosululloh SAW bersabda :”Sesungguhnyayang paling aku takutkan atas ummatku adalah adanya pemimpin yang menyesatkan.

Yaitu apabila pedang diletakkan atas ummatku tidak diangkat dari mereka hingga hari

Qiya-mat. Hari Qiyamat tidak terjadi sehingga setelah sekelompok ummatku

bergabung dengan orang musyrik, dan sekelompok ummatku menyembah berhala.

Sungguh akan ada tiga-puluh pendusta dalam ummatku semua mengaku sebagai nabi

sesudahku. Tetapi senantiasa ada sekel ompok ummatku yang menampak al -Haq; dan

tidaklah akan membahayakan mereka yang menyelisihi sehingga datang urusan Alloh

Azza wa Jalla”. (riwayat Imam Darimi dan Ahmad).

Dari Firman Alloh SWT dan sabda Rosululloh SAW diatas perlu kehati -hatian ummat

dalam mengikuti pimpinan yang ada, karena didunia ini lebih banyak pemimpin yang

menyesatkan dari-pada yang dengan teguh mengikuti ajaran Suci. Indikasi tersesatnya

ummat antara lain lemahnya tekad untuk memperjuangkan kebenaran (Islam), selain

itu dalam masarakat telah berbaur (bergabung) dalam kehidupan bersama antara

ummat Islam dengan kaum yang musyrik bahkan sebagian ummat Islam ikut sertadalam penyembahan berhala dalam arti lebih mengagungkan kehidupan dunia dari

akhirat. Na’u-dzubillah.

96. Pemimpin yang ber-Khianat“Khianat” atau Khiyanah dari bahas Arab Khona-Yakhunu –Khiya-natan  disebut pula

dengan kalimat “gholla”  artinya a.l curang, tidak jujur atau culas, untuk seorang

pemimpin merupakan sifat yang sangat tidak terpuji bahkan tercela. Perilaku tida k 

 jujur tersebut dilakukan baik untuk dirinya sendiri, orang lain bahkan kepada Alloh

SWT dan Rosul-Nya. Sementara Ulama menyamakan khianat dengan nifaq

(munafiq). Bedanya khianat mempunyai kecenderungan tidak -jujurnya terhadap

amanat dan janji, sedang nifaq kepada ajaran agama. Alloh ber -Firman dalam Surat

Al-Imron (3) Ayat 161,sbb :

                                                                                                 

Artinya : "Tidak mungkin seorang nabi curang (berkhianat) dalam urusan harta

rampasan perang. Barangsiapa yang berkhianat dalam urusan rampasan perang itu,

maka pada hari kiamat ia akan datang membawa apa yang dikhianatkannya itu;

kemudian tiap-tiap diri akan diberi pembalasan tentang apa yang ia kerjakan dengan

(pembalasan) setimpal, sedang mereka tidak dianiaya ". Rosululloh SAW bersabda :

ھ :  ,ی  : ی  ی 

ھ  ی  ھ  ی ی ی ی  ی  .).(

Artinya : Dari Mu’adz bin Jabal r.a berkata :”Rosululloh SAW mengutusku keYaman, setelah aku berjalan, beliau mengutus (seseorang) pada jejak pejalananku,

Page 240: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 240/255

240

maka aku kembali, beliau bersabda :”Tahukah kamu, mengapa aku mengutu smu?

Janganlah kamu mengambil sesuatu tanpa izinku, (apabila mengambil tanpa izinku),

maka sesungguhnya hal itu adalah pengkhianatan, barang -siapa berkhianat dia akan

datang dengan khianatnya itu pada hari qiyamat. Untuk inilah akau memanggilmu,

teruskan tugasmu”. (riwayat Imam Tirmidzi).

Dalam hadits lain disabdakan : : ی ھ ی  ی ھ  ).(.ی

Artinya : Dari Sa’ad bin Ubadah r. a dari Nabi SAW bersabda :”Tidak seorangpundari sepuluh pemimpin kecuali Alloh ‘Azza wa Jalla mendatangkan pada hari qiyamatsebagai pengkhianat, tidak melepaskanny a dia kecuali keadilan” (riw. Imam Ahmad).

Dari Firman Alloh SWT serta sabda Rosu lulloh SAW telah dijelaskan buruknya

berkhianat, namun pada kenyataannya diakhirat nanti semua pemimpin dikategorikan,

sebagai telah berkhianat sebab mereka meninggalkan sifat adil dalam memimpin.

 Na’udzubillah.

97. Penghasilan sebagai Pemimpin (Imam)Salah satu tugas-pokok dalam membina kehidupan dunia adalah memenuhi kebutuhan

hidup (makan, pakaian dan tempat tinggal) bagi dirinya sendiri dan keluarganya, yang

disebut sebagai nafkah (nafaqoh). Mana-kala seseorang dijadikan Imam (pemimpin

ummat) dan ybs wajib mencurahkan tenaga dan pikirannya untuk memimpin, maka

tugas mencari nafkah akan menjadi hilang atau setidak -tidaknya terkurangi. Bagi

orang yang kenyataannya memerlukan dan perlu untuk dicukupi, secara nalar perlu

pemikiran bagi ummat yang dipimpin , bagaimana pimpinan dapat hidup kecukupan.

Dalam Surat al-Qoshos (28) Ayat 77 di-Firmankan sbb :

                                                                                                                          

Artinya : "Dan carilah pada apa yang telah di anugerahkan Alloh kepadamu

(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari

(keni`matan) duniawi dan berbuat baiklah (kep ada orang lain) sebagaimana Alloh

telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.

Sesungguhnya Alloh tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan".

Sementara ahli tafsir menilai, bahwa dalam Ayat tsb, seorang Muslim hendaknya

berusaha mencari keseimbangan dalam mencukupi kebutuhan hidup antara dunia dan

akhirat. Namun sementara penafsir mengartikan, untuk kebutuhan akhirat mempunyaibentuk perintah (wajib) sedang untuk dunia bersifat sebagai khobar artinya suka -rela.

Wallo-hu A’lam. Dalam hadits diterangkan :

    ی :ی ھ  ی ھ : ھ ھ  :,ی

ھ ,,ی .  ھ:ھ:ی 

   .ھ ,,ی 

Page 241: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 241/255

241

 : .ھ ی   ی ی  :.ی ھ ی ھ

ھ, ھ ھ ھ  ی ی ی  ی

  ھ .ی  ی ھ    : .ی ی

ھ ی  ی  ی  ی   (.ی .(

Artinya : Dari Umar bin Khoththob r.a  berkata :”Bahwa Rosululloh S AW memberi

sesuatu kepadaku, ak u berkata, “Berikan (barang) itu kepada seseorang yang lebihmelarat dari pada-ku. Sabda Rosul :”Ambillah. Apabila ada sesuatu harta datangkepadamu sementara kamu tidak mengharap -harap dan tidak minta, maka ambillah

dan jangan memperturutkan dirimu”. Dalam riwayat Muslim : Rosululloh menyuruhkepada Umar :”Ambillah barang itu, kamu dapat menyimpannya atau men -shodaqoh-

kannya. Apabila kamu diberi harta (barang) pada -hal kamu tidak mengharap-harap

dan tidak meminta, ambillah dan jangan memperturutkan dirimu”. Berkata Salim :”Dari peristiwa itu, Ibnu Umar tidak pernah meminta sesuatu kepada seseorangpun, juga tidak pernah mengembalikan pemberian orang orang lain”. Menurut riwayatMalik, bahwa Rosululloh SAW mengirim sesuatu hadiah kepada Umar bin Khoththob

tetapi Umar mengembalikannya. Maka sabda Rosululloh SAW kepada Umar :

”Mengapa kamu kembalikan barang itu?”. Jawab Umar :”Wahai Rosululloh SAW,bukankah engkau telah memberi -tahu kami, bahwa sebai-baik orang adalah yang

tidak mau mengambil sesuatu dari orang lain.”. Sabda Rosululloh SAW :”Yangdimaksud mengambil dari orang lain tsb adalah meminta, selama tidak meminta -

minta, maka barang itu termasuk rizqi yang telah dianugerahkan oleh Alloh

kepadamu”. Umar berkomentar :”Demi zat yang diriku dalam kekuasaan -Nya, aku

tidak akan pernah minta kepada orang lain; serta semua barang (harta) yang sampai

kepadaku tanpa aku mintanya, akan aku ambil”. (riwayat Imam Bukhori, Muslim,ad -

Darimy, Malik dan Nasa’i). Da lam Firman Alloh SWT serta Sabda Rosululloh SAW

bila kita kaji bersama, maka kehidupan dunia dan akhirat haruslah tidak timpang.

Dalam pendapatan seorang pemimpin karena kedudukannya sebagai pemimpin dapat

dianggap wajar, sejauh tidak meminta (menuntut) at as penghasilan tsb. Yang wajib

dihindari adalah penyalah gunaan kedudukannya untuk mendapatkan sesuatu yang

melampaui kewajaran yang telah ditentukan . Rosululloh SAW bersabda :

:  ھ :ی ھ ھ  ھ  ی   ی ,ی 

یی  ی ).(.ھ Artinya : Dari Ali bin Abu Tholib r.a berkata :”Aku mendengan Rosululloh SAW

 bersabda :”Tidak halal bagi Kholifah mempergunakan harta Alloh kecuali dua piring

besar, satu piring untuk dia makan beserta kelu arganya, satu piring diberikan pada

orang-orang”. (riwayat Imam Ahmad). Dalam hadits lain :

ھ:ی ی   ی ی  ھ  ی   ی ھ  ی

  ھ    ی ھ  ی ی ). (.ھ:ی .

Page 242: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 242/255

242

Artinya : Dari Masturidi bin Syidad r.a berkata :”Aku mendengar Rosululloh SAW bersabda :”Barang siapa mewakili urusan kami (menjadi pemimpin) dan dia belumpunya rumah, buatkan rumah; belum punya isteri, carikan isteri; b elum punya

pembantu carikan pembantu; bila belum punya kendaraan carikan kendaraan. Barang

siapa melampaui kebutuhan itu dia termasuk pengkhianat”. Dalam riwayat lain “Diatermasuk pengkhianat dan pencuri”. (riwayat Imam Ahmad dan Abu Dawud).

Dari hadits yang disabdakan Rosululloh SAW tersebut diatas, adalah suatu kewajaran

seorang pemimpin untuk mendapatkan kemudahan dalam memenuhi kebutuhan hidup

sehari-hari baik berupa bahan kebutuhan pokok, tempat tinggal (perumahan), alat

transportasi dan pelayan yang membantunya. Kebutuhan tersebut merupakan sarana

untuk melaksanakan tugas kepemimpinan, tetapi bukan merupakan tujuan dalam

mendapatkannya. Segala yang diperoleh tetap dalam batas -batas kepantasan yang

berlaku dalam masarakat lingkungan dalam tugasnya. Da lam hal melampaui batas

kewajaran, maka dalam hadits tsb sangat dikecam dan dinilai sebagai pengkhianat

atau bahkan sebagai pencuri. Wallo-hu A’lam.

98. Kedudukan W a n i t aDalam sejarah peradapan manusia yang besar dimasa lampau (sebelum turunnya Al -

Quran), seperti Yunani, Romawi, India ataupun Cina, diinformasikan, bahwa

kedudukan Wanita dinilai sebagai tidak disamakan dengan Pria. Bahkan dalam ajaran

Yahudi, martabat Wanita disamakan sebagai pembantu. Ajaran mereka menganggap

Wanita adalah sebagai laknat, karena dialah yang menyebabkan Adam diusir dari

Surga. Sementara pemuka Agama Nasrani beranggapan, bahwa Wanita adalah senjata

Iblis untuk menyesatkan Manusia. Pandangan mereka tidak sesuai dengan Firman

Alloh dalam Al-Quran Surat Al-Hujurat (49) Ayat 13 sbb :

                                                                                                                                 

Artinya : "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptak an kamu dari seorang laki -

laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa -bangsa dan bersuku-

suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di

antara kamu di sisi Alloh ialah orang yang paling bertakwa d i antara kamu.

Sesungguhnya Alloh Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal".

Dalam Ayat tersebut Al-Quran menjelaskan, bahwa semua manusia baik Pria ataupun

Wanita adalah sama kedudukannya, sedang yang membedakan, sehingga dianggap

lebih mulia, tergantung pada derajat ke -Taqwaannya kepada Alloh.

Kejadian Wanita. Alloh berfirman dalam Surat An- Nisa’ (4) Ayat 1, sbb :

                                                                                                                                                                               

Artinya : "Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan -mu yang telah mencipta

kan kamu dari diri yang satu, dan dari padanya Alloh menciptakan isterinya; dan dari

pada keduanya Alloh memperkembang biakkan laki -laki dan perempuan yang

Page 243: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 243/255

243

banyak. Dan bertakwalah kepada Alloh yang dengan (mempergunakan) nama -Nya

kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim.

Sesungguhnya Alloh selalu menjaga dan mengawasi kamu".

Para Ahli Tafsir dalam memahami Ayat tersebut (pada kalimat……menciptakankamu dari diri yang satu, dan dari padanya Alloh menciptakan Isterinya……), maka

Para Jumhur berpendapat arti …dari diri yang satu…adalah Nabi Adam AS, dari d iriNabi Adam diciptakan Isterinya (Siti Hawa). Dengan penafsiran demikian seorang

penafsir yang terkemuka a.l. Al-Qurthubi berpendapat bahwa Siti Hawa diciptakan

dari salah satu tulang rusuk Nabi Adam AS yang bengkok. Hal itu kemungkinan

didasarkan atas pemahaman yang bersifat harfiah dari Hadits Rasululloh SAW

(riwayat At-Tirmidzi dari Abi Hurairah), sbb :

ھ    (ی )ی 

Artinya : Saling berpesanlah untuk berbuat baik kepada Wanita karena mereka

diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok.( Imam Timidzi dari Abu Huroiroh)

Para ‘Ulama umumnya memahami hadits tesebut secara lebih luas condong memberi

arti sebagai nasehat kepada Priya agar lebih bijaks ana dan lebih berhati-hati dalammenghadapi Wanita (terutama Isterinya) yang dianggap susah diluruskan. Sementara

‘Ulama terhadap kejadian Wanita dari tulang rusuk Pria dinilai sebagai kurang yakinatas keshohihan hadits tersebut. Wallo-hu A’lam.

Sebagian besar Para ‘Ulama yang mendalami teks -teks keagamaan lebih cenderung

berfaham, bahwa terdapat adanya persamaan unsur atas kejadian Adam dan Hawa

serta kedudukan yang sama-sama dimuliakan Alloh, seperti a.l. dalam Firman Alloh

Surat Al-Isra’ (17) Ayat 70, sbb:

                                                                                                                      

Artinya : "Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak -anak Adam, Kami angkut

mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik -baik dan

Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk 

yang telah Kami ciptakan."

Dalam Ayat tersebut anugerah kehormatan yang diberikan Alloh kepad a anak Adam

tercakup baik Pria ataupun Wanita dengan tidak menyia -nyiakan ‘amalannya, yangsecara tegas diterangkan dalam Firman Alloh, Surat Ali-‘Imron (3) Ayat 195 , sbb:

                                                                                                                                                                                                                                 

                

Page 244: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 244/255

244

Artinya : "Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan

berfirman), "Sesungguhnya Aku tidak menyia -nyiakan amal orang-orang yang

beramal di antara kamu, baik laki -laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu

adalah turunan dari sebagian yang lain. Maka orang -orang yang berhijrah, yang diusir

dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan -Ku, yang berperang dan yang

dibunuh, pastilah akan Ku -hapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan pastilah Aku

masukkan mereka ke dalam surga yang mengalir sungai -sungai di bawahnya sebagaipahala di sisi Alloh. Dan Alloh pada sisi-Nya pahala yang baik."

Ayat tersebut diatas adalah penjelasan Al -Quran (Islam) yang menghilangkan

perasaan yang bersifat membedakan der ajat antara Pria dan Wanita dalam kehidupan

mereka sebagai manusia.

Kesamaan Hak Wanita dengan Pria. Seperti dikemukakan dalam penjelasan

tersebut diatas, bahwa keutamaan yang dianugerahkan oleh Alloh tidak dibedakan

antara Pria dan Wanita, atau secara h ukum disamakan, seperti dalam Firman Alloh

Surat Ali-‘Imran (3) Ayat 195 tersebut diatas, selanjutnya Alloh juga ber-Firman

dalam Surat at-Taubah (9) Ayat 71 Alloh sbb :

                                                                                                                                             

                              Artinya : "Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, s ebahagian mereka

(adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh

(mengerjakan) yang ma`ruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan sembahyang,

menunaikan zakat, dan mereka ta`at kepada All oh dan Rasul-Nya. Mereka itu akandiberi rahmat oleh Alloh; sesungguhnya Alloh Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana ".

Ada Satu derajat Suami yang dilebihkan. Adapun adanya pandangan, bahwa Pria

lebih tinggi derajatnya terhadap Wanita (Isterinya), dirujuk dari Ayat yang

menjelaskan, bahwa seorang Suami ad a kewajiban untuk membinanya, seperti dalam

Surat An-Nisa (4) Ayat 34 :

                                                                

 

  

   

 

      

  

  

 

  

 

    

  

 

 

     

  

   

  

  

 

  

 

 

  

 

  

 

  

 

 

   

    

 

  

  

  

    

  

                                                                                                   

Artinya : "Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Alloh

telah melebihkan sebahagian mereka (laki -laki) atas sebahagian yang lain (wanita),

dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab

itu maka wanita yang saleh, ialah yang ta`at kepada Alloh lagi memelihara diri ketika

Page 245: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 245/255

245

suaminya tidak ada, oleh karena Alloh telah memelihara (mereka). Wanita -wanita

yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah

mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka

menta`atimu, maka janganlah kamu mencari -cari jalan untuk menyusahkannya.

Sesungguhnya Alloh Maha Tinggi lagi Maha Besar".

Selain Ayat diatas disebut pula adanya satu derajat lebih tinggi seorang laki -laki(Suami) dari Isterinya, dalam Surat Al -Baqoroh (2), akhir Ayat 228 :

ی ھ Artinya : "..bagi laki-laki ada satu derajat lebih tinggi..".

Hal itu disebabkan adanya nafkah dari Suami yang wajib diberikan kepada Isterinya,

kewajiban melindungi Isteri dan berperang, sedang bagi Isteri tidak ada kewajiban

tersebut. Dalam suatu Atsar disebut a.l sbb :

  ی   ھی   ھ ی ھی  ی  ی 

Artinya : Para Priya (Suami) diberi hak kepemimpinan, karena berkewajiban

memberi nafkah kepada Wanita (Isterinya) dan membela keselamatannya, juga

menjadi penguasa dan berperang, dimana kewajiban itu tidak ada pada Wanita.

Sementara Ulama berpendapat, bahwa kasus demikian dipandang sebagai kasus yang

lebih menyangkut pembinaan rumah tangga yang mengatur hubungan Suami /Isteri.

Dalam pelaksanaannya akan terjadi berbagai ragam bentuk tergantung dari keadaan

rumah tangga masing-masing keluarga Muslim, sehingga dengan demikian sekalipun

adanya perbedaan derajat, tetapi terbatas dalam hubungan Suami/Isteri ybs dan tidak 

sampai berpengaruh terhadap nilai dalam ber’ibadah dihadapan Alloh SWT.

Adapun pandangan, bahwa Wanita tidak dapat menjadi Penguasa (Raja), Para Ahli

merujuk riwayat tatkala ada seseorang yang melaporkan kepada Rosululloh SA W,bahwa masyarakat Parsi mengangkat Putri Kisra (Raja) menggantikan Ayahnya,

kemudian Rosululloh SAW Bersabda :

:ھ  (.ی (

Artinya : Rosululloh SAW bersabda :"Tidak akan beruntung suatu Kaum yang

menyerahkan urusan mereka kepada Wanita ". (riwayat Imam Bukhori,. Nasa-i,

Tirmidzi dan Ahmad).

Sedang bagi yang tidak melarang terhadap berkuasanya seseorang Wanita, maka

Hadits tersebut dianggap sebagai suatu kasus, yang hanya menyangkut orang Parsi

saat itu. Wallo-hu A’lam.

99. Khilafah“Khilafah”  adalah bahasa Arab dari kata “ kholafa, kholfan, khila-fatan”  artinya

mengganti, menempati tempatnya atau “mewakili”, kemudian menjadi kalimat“Khilafah”  atau perwakilan (kelompok yang dianggap mewakili); Dan “JabatanKholifah” adalah jabatan pemimpin dalam khi lafah, atau sebagai Penguasa dalam

Pemerintahan Islam yang pernah ada. Sejarah timbulnya istilah “Kholifah”  dan dengan

sendirinya juga istilah “Khilafah”  muncul sejak terpilihnya Abu -Bakar Ash-Shiddiq

menjadi pemimpin ummat menggantikan Rosululloh SAW seha ri setelah Rosululloh

Page 246: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 246/255

246

SAW wafat. Kemudian berturut-turut terpilih sebagai penggantinya adalah : ‘Umar  bin Khoththob, ‘Usman bin Affan dan Ali bin Abu Tholib, yang kemudian disebutsebagai “Khulafa-ur Ro-syidin” .

Dalam masa itu khilafah berarti lembaga ya ng mengatur pemerintahan (“assiya -sah”)atau urusan politik pemerintahan dalam negara. Dizaman akhir sementara ‘Ulama ada

yang berpendapat, bahwa khilafah menjadi tanggung -jawab masarakat yangmemikirkan pembinaan ummat agar dapat berkehidupan sesuai denga n pelaksanaan

syari’at Islam. Dengan demikian khilafah adalah lembaga pengganti sebagai penentu(yang memberi keputusan) tentang hukum syara’ yang wajib dijalankan, dimanadizaman Rosululloh SAW kewenangan itu berada ditangan Rosululloh SAW sendiri.

Sejalan dengan uraian diatas, maka orang yang memimpin sebagai pelaksana dalam

Khilafah disebut “Kholifah” .

Beberapa Ayat dalam al-Quran yang menyebut istilah Kholifah atau Khilafah a.l: Surat

al-Baqoroh (2) Ayat 30 :

                                                 Artinya : Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya

Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi".

Al-An’am (6) Ayat 165:

                                                                      Artinya : Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa -penguasa di bumi dan Dia

meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat . Surat

Yunus (10) Ayat 14 :

                                                             

Artinya : "Kemudian Kami jadikan kamu pengganti -pengganti (mereka) di mukabumi sesudah mereka, supaya Kami memperhatikan bagaimana kamu berbuat ".

Surat an-Nur (24) Ayat 55 :

                                                                                                                                                    

                Artinya : "Dan Alloh telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamudan mengerjakan amal yang saleh bahwa Dia sungguh -sungguh akan menjadikan

mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang -orang yang

sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama

yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar -benar akan menukar (keadaan)

mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa ".

Dalam Ayat-ayat tersebut diatas, maka keberadaan Khilafah dipandang sementara

‘Ulama, sebagai hal yang perlu diupayakan dalam rangka menjamin kelangsungan

 pelaksanaan penerapan Syari’at Islam dimana ummat Islam berada. Bagi yang

Page 247: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 247/255

247

berpendirian demikian, maka dapat ditegakkannya “Khilafah”  (Islamiayah) tentulah

memerlukan perjuangan Ummat Isl am yang sungguh-sungguh dan terprogram sesuai

dengan keadaan dan tempat masing -masing dalam batas-batas kewilayahan bangsa

yang telah ada. Menurut kesepakatan ‘Ulama terbanyak ( al-ijma’ al-mu’tabar ) yang

didalamnya terdapat ‘Ulama yang dapat dikategorikan sebagai ‘Ulama yang moderat,maka mereka berpendapat, bahwa pembentukan Khilafah  (Islamiah) hukumnya Fardlu 

Kifayah  (tanggung jawab bersama/bukan orang per -orang dari Ummat). Sedangkanistilah Khilafah  sementara pendapat mereka, disandarkan pada pemerin-tahan zaman

Khulafa-ur Ro-syidin  tsb.

Proses pengangkatan Kholifah -nya kemudian dicermati dan dapat ditela’ah secaralebih jelas oleh para ‘Ulama. Dari proses yang telah terjadi, maka proses penggantianSayyidina ‘Umar bin Khoththob dianggap dapat menjadi rujukan pemikiran para

‘Ulama, a.l: sebelum wafatnya, beliau menunjuk enam orang sahabat Nabi SAW yang

diberi kewenangan menentukan dalam penggantiannya, yaitu : Usman bin ‘Affan, Ali bin Abi Tholib, Tholhah bin ‘Ubaidillah, Zubair bin al -Awwam, Sa’ad bin Abi

Waqqos dan Abdur-Rahman bin Auf. Mereka mempunyai kewenangan penuh d alam

memutuskan, memilih dan sekali-gus berhak dipilih.

Kemudian Sayyidina Umar menambahkan putranya Abdullah bin Umar yang hanya

memiliki hak memilih tetapi tidak untuk dipilih. Me reka yang ditunjuk Sayyidina

‘Umar tersebut merupakan satu kelompok penentu pengangkatan Kholifah yangdisebut sebagai “Ahlul Halli wal ‘Aqdli” . Proses selanjutnya, dalam musyawarah “Ahlul  

Halli wal ‘Aqdli” , Abdur-Rahman bin Auf mohon ijin untuk diperboleh kan

mengundurkan diri, dan diijinkan tetapi diberi pesan agar membantu dan berusaha

bermusawarah (mensosialisasikan) proses tersebut dengan lapisan kaum Muslimin

yang ada. Kelanjutan dari proses tsb berakhir dengan terpilihnya Usman bin Affan

dan Ali bin Abu Tholib dan karena Usman bin Affan dianggap lebih tua, maka

ditetapkanlah Usman sebagai Kholifah .

Dalam pemikiran para ulama’ zaman akhir, maka terdapat hal yang penting yaitupenetapan kholifah dilakukan dengan membentuk kelompok yang mempunyai

kekuasaan menentukan khilafah yang dalam sejarah disebut sebagai “Ahlul Halli wal   

‘Aqdli”  dan ditetapkan oleh penguasa yang sah saat itu (Sayyidina ‘Umar) . Dizaman

akhir dipertanyakan siapakah yang berkualifikasi sebagai “Ahlul Halli wal ‘Aqdli” ,

seandainya harus dibentuk. Dizaman Umar sudah jelas bahwa mereka adalah para

sahabat Rosululloh SAW yang tidak diragukan lagi reputasinya baik perannya dalam

kekholifahan dan penguasaan hukum agama, sementara Abdur -Rahman bin Auf 

adalah seorang yang dikenal sebagai aghni a’ (hartawan).

Dizaman akhir, maka kualifikasi dapat dicermati dengan tetap merujuk pada hal yang

diterangkan diatas, sehingga tidak berlebihan bila sementara ‘Ulama dizaman akhir ada yang berpendapat, bahwa untuk dipilihnya “Ahlul Halli wal ‘Aqdli” , maka

kualifikasi minimal setidaknya para tokoh yang sangat berpengaruh dalam masarakat

dan menguasai salah satu bidang atau lebih dari : 1) Pemerintahan ( Umara’ ), 2)

Bidang ilmu (‘Ulama ) dan 3) Hartawan ( Aghnia’ ), dan bila harus sesuai dengan zaman

Umar, maka penetapannya selain melalui jalan musyawarah, juga oleh penguasa yang

sah yang ada. Wallo-hu A’lam. Kepada Khilafah  yang terbentuk, maka Amanat yang

Page 248: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 248/255

248

tetap wajib diemban dalam pelaksanaan tugas, yaitu mengacu pada Firman Alloh

dalam Surat an- Nisa’ (4) Ayat 58-59 :

                                                                         

 

  

  

 

  

 

 

  

  

 

  

  

 

 

 

 

 

  

 

 

 

  

    

  

 

  

   

 

  

   

   

  

   

 

  

 

 

 

  

 

 

 

                                                                                                                                      

Artinya : "Sesungguhnya Alloh menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada

yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di

antara manusia supaya kamu menetapka n dengan adil. Sesungguhnya Alloh memberi

pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya All oh adalah Maha

Mendengar lagi Maha Melihat. Hai orang -orang yang beriman, ta`atilah Alloh dan

ta`atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainanpendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Alloh (Al Qur'an) dan Rasul

(sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Alloh dan hari kemudian. Yang

demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. Dalam kedua Ayat

tersebut mencakup disatu fihak, bahwa pemimpin yang terpilih wajib memiliki sifat :

1) amanah artinya wajib jujur menyampaikan sesuatu kepada yang berhak. 2) adil  dalam

arti penerapan hukum bagi manusia tidak membedakan baik dari jenis, suku, bangsa

dan agama. Difihak lain ummat yang dipimpin wajib mematuhinya sejauh pemimpin

ybs tetap taat dalam hukum Islam. Wallo-hu A’lam.

100. J i h a d fi-Sabilillah

“Jihad”  berasal dari bahasa Arab “Jahada-Jahdan”  artinya berusaha dengan sungguh -sungguh, menjadi kata Jihad  yang artinya perjuangan. Ada pula yang mengartikan

“Jahada” dengan arti “memberi beban yang berat”, sedang “Jahida” berarti “sukar atausulit”, sehingga “Jihad”  adalah perjuangan yang berat serta tidak sedikit kesulitannya

namun wajib dilakukan dengan sungguh -sungguh. Kalimat Jihad sering dirangkai

dengan kalimat “fi-sabilillah” (dijalan Alloh) a.l dalam Surat Al-Baqoroh (2) Ayat 218 :

                                                                                      

Artinya : "Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah danber- jihad fi sabillah (di jalan Alloh), mereka itu mengharapkan rahmat Alloh, dan

Alloh Maha Pengampun lagi Maha Penyayang ".

Pengertian Jihad ini menjadi sangat luas seperti dalam al -Quran Surat at-Taubah (9)

Ayat 73 Alloh ber-Firman :

                                                                                              

Page 249: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 249/255

249

Artinya : "Hai Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang

munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka ialah neraka

Jahannam. Dan itulah tempat kembali yang seburuk -buruknya".

Dalam memberikan tafsir Ayat tersebut terdapat setidaknya tiga kelompok penafsir :

1)  Ahli tafsir atsari ( berdasar riwayat turunnya), maka Jihad  diartikan sebagai perang

(qital) dengan memanggul senjata melawan orang kafir dan munafiq. 2) Tafsir bir-ro’yi (tafsir secara analitis), yaitu mengartikan bahwa jihad (dengan membaca Ayat -ayat

lain), diberi tafsir yang lebih luas, yaitu untuk menaklukkan kaum kafir dan m unafiqin

ditempuh dengan memperkuat kedudukan dan kemampuan kaum Muslimin disegala

bidang a.l: pendidikan, ekonomi, kesejahteraan dan pertahanan, keamanan dll,

sehingga dapat memenangkan disegala bidang perjuangan . 3) Tafsir isyari  (isyarat),

yaitu dengan cara memahami lebih dalam apa yang tersirat dari -pada sekedar apa

yang tersurat. Yaitu setiap kaum Muslimin wajib memerangi sifat -sifat kufur dan

munafiq dalam hati masing-masing.

Ketiga-tiganya mengandung kebenaran, sehingga pe ngertian Jihad  mencakup seluruh

aspek tersebut.

Jihad dengan memanggul senjata . Pengertian Jihad dengan berperang memanggul senjata

(qital) dilakukan Rosululloh SAW setelah turunnya Ayat yang mengizinkan berperang,

satu tahun setelah hijrah di Madinah (Surat al -Hajj (22) Ayat 39), sbb :

                                                      Artinya : "Telah diizinkan (berperang) bagi orang -orang yang diperangi, karena

sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya All oh, benar-benar Maha

Kuasa menolong mereka itu". Dalam Ayat tersebut, maka diizinkannya berperang

dikarenakan kaum Muslimin diperangi serta dianiaya. Dalam Ayat lain Suran al -

Baqoroh (2) Ayat 190 Alloh ber-Firman sbb:

                                                             Artinya : "Dan perangilah di jalan Alloh orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi)

 janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya All oh tidak menyukai orang -

orang yang melampaui batas". Untuk berperang ummat Islam diwajibkan memper -

siapkannya dengan sempurna karena dalam peperangan banyak hal yang tidak dapat

diketahui, Alloh ber-Firman dalam Surat al -Anfal (8) Ayat 60 :

                                                  

                                                                                                    Artinya : "Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu

sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan

itu) kamu menggentarkan musuh Alloh, musuhmu dan orang-orang selain mereka

yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Alloh mengetahuinya. Apa saja yang kamu

nafkahkan pada jalan Alloh niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu

Page 250: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 250/255

250

tidak akan dianiaya (dirugikan) ". Sampai kapan peperangan itu dilakukan? Sampai

penganiayaan dihentikan. Alloh ber-Firman dalam Surat al-Baqoroh (2) Ayat 193 :

                                                                          Artinya : "Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga)

ketaatan itu hanya semata-mata untuk Alloh. Jika mereka berhenti (dari memusuhi

kamu), maka tidak ada permusuhan (lagi), kecu ali terhadap orang-orang yangdzolim". Selanjutnya dalam Surat al-Anfal (8) Ayat 61-62 Alloh ber-Firman :

                                                                                                                                    

Artinya : "Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah

kepadanya dan bertawakkallah kepada All oh. Sesungguhnya Dialah Yang Maha

Mendengar lagi Maha Mengetahui. Dan jika mereka bermaksud hendak menipumu,

maka sesungguhnya cukuplah All oh (menjadi pelindungmu). Dialah yang

memperkuatmu dengan pertolongan -Nya dan dengan para mu'min",

Jihad dalam arti umum . Jihad hakikatnya adalah perjuangan ummat Islam yang bersifat

umum (menyangkut seluruh aspek) pembangunan ummat dan merupakan ujian dalam

 peng’amalan ibadah. Para Ahli Tafsir yang menghitung Ayat yang menguraikan Jihaddalam arti umum ini terdapat ada 39 Ayat, beberapa Ayat antara lain Ayat yang

mengajarkan kesabaran. Dalam Surat Ali -Imron (3) Ayat 142 sbb:

                                                                           Artinya : "Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padaha l belum

nyata bagi Alloh orang-orang yang berjihad di antaramu, dan belum nyata orang -

orang yang sabar". Selanjutnya dalam Surat an-Nahl (16) Ayat 110 :

                                                                             

Artinya : "Dan sesungguhnya Tuhanmu (pelindung) bagi orang -orang yang berhijrah

sesudah menderita cobaan, kemudian mereka berjihad dan sabar; sesungguhnya

Tuhanmu sesudah itu benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang ".

Dalam melaksanakan Jihad orang Mukmin wajib melakukan dengan niat masing -

masing secara sadar, Firman Alloh Surat at-Taubah (9) Ayat 44 :

                                                                                      

Artinya : "Orang-orang yang beriman kepada Alloh dan hari kemudian, tidak akan

meminta izin kepadamu untuk (tidak ikut) berjihad dengan harta dan diri mereka. Dan

Alloh mengetahui orang-orang yang bertakwa. Perjuangan tsb wajib dilakukan

dengan penuh disiplin", Firman Alloh dalam Surat an -Nur (24) Ayat 53 :

Page 251: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 251/255

251

                                                                                                 

Artinya : "Dan mereka bersumpah dengan nama All oh sekuat-kuat sumpah, jika

kamu suruh mereka berjihad, pastilah mereka akan pergi. Katakanlah: "Janganlahkamu bersumpah, (karena ketaatan yang diminta ialah) ketaatan yang sudah dikenal.

Sesungguhnya Alloh Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." Selain berdisiplin,

maka dalam Jihad wajib disertai hati yang sungguh -sungguh karena Alloh, dalam

Perintah Alloh Surat al-Hajj (22) Ayat 78 :

                       Artinya : "Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar -

benarnya". Dalam pelaksanaan perjuangan kaum Muslimin memang ada tingkat -

tingkat kemampuan yang dimiliki masing -masing, seperti sabda Rosululloh SAW :

ھ   ی ی ی ی ھ  ی ).(.ی 

Artinya : “Siapa melihat kemungkaran hendakla h dicegahnya dengan tangannya, bila

ia tidk mampu maka dengan lidahnya, dan bila ia tidak mampu dengan hatinya dan

yang dengan ini merupakan selemah -lemah iman”. (riwayat Imam Muslim).

Jihad melawan Setan dan Hawa -nafsu. Musuh orang beriman yang selalu be rusaha

menghalangi perbuatan Sholeh adalah selain setan juga hawa nafsu dari manusia itu

sendiri. Setan atau Syaithon ada yang mengatakan berasal dari Sya -tho artinya hancur

atau terbakar ada yang mengatakan dari Syathotho artinya melampauai batas. Kedua -

duanya sesuai dengan peri-laku setan yang menghancurkan (terbakar dineraka) dan

membawa manusia untuk melampaui batas. Dalam Perintah Alloh secara jelas dalamSurat al-Baqoroh (2) Ayat 168 :

                                          Artinya : "…dan janganlah kamu mengikuti langkah -langkah syaitan; karena

sesungguh-nya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu ".

Selain setan maka hawa-nafsu manusia termasuk yang harus diperangi (dalam jihad),

karena cenderung mengarah kepada yang jahad. Surat Yusuf (12) Ayat 53 :

                                   Artinya : "Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya

nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan". Dalam hal keinginan atau dalam istilah

al-Quran disebut Hawa wajib diperangi. Dalam Surat al -Qoshosh (28) Ayat 50 :

                                       Artinya : "Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa

nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Alloh sedikitpun".

Page 252: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 252/255

252

Godaan setan dan hawa-nafsu yang berupa bisikan halus dalam hati manusia dapat

melemahkan jihad manusia untuk melawannya, yang a.l adalah : 1)  Manusia

mempunyai sifat “ria’” suka dipuji baik sebelum ataup un sesudah berbuat sesuatu,

sehingga amalan lebih ditujukan kepada untuk mendapat pujian bukan karena Alloh

SWT. 2)  Kecintaan kepada dunia yang berlebihan, sehingga upaya lebih ditujukan

untuk mendapat dunia bukan akhirat. 3)  Merasa serba lebih dari orang lain yang

membawa kesombongan dan meremehkan orang lain (takabur). 4)  Meremehkanadanya dosa walau kecil, sehingga dengan ringan melakukan dosa, dengan alasan

dosa kecil. 5)  Terlalu ambisius terhadap kedudukan dan berburuk sangka kepada

Alloh sehingga tidak menyadari bahwa kedudukan adalah milik Alloh. Jihad melawan

godaan setan dan hawa-nafsu ini merupakan jihad wajib dilakukan setiap saat oleh

pribadi-pribadi Muslim, karena godaannya yang tidak mengenal waktu dan tempat.

Dalam sabda Rosululloh yang sangat kita kenal setelah menang dalam Perang Badar :

ھ ,ھ  .ھ Artinya : “Kita kembali dari jihad terkecil menuju jihad terbesar, yakni jihadmelawan hawa-nafsu”. Dalam hal ini, maka perang dengan senjata melawan musuh

dianggap perang yang kecil sedang yang besar adalah perang melawan hawa nasfu

yang lebih penting dimenangkan oleh setiap Muslim . Insya-Alloh.

P E N U T U P

Alhamdulillah naskah ini telah tesusun walaup un sederhana, menyadari terbatasnya

pengetahuan penyusun, maka mudah-mudahan dapat diberikan koreksi disana-sini,

sehingga menjadi lebih sempurna dan bermanfaat bagi yang membaca. Insya-Alloh.

     ,ی   ی ھ ھ  ی

    .ی ,ی ,ی ھ  .ی .ی

Page 253: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 253/255

253

Daftar Pustaka :

Al-Quran al-Karim

Tafsir al-Quran :

 A. Hasan, Tafsir “Al-Furqon”, Persatuan Islam Bangil 1406 H.

 Abu Muhammad Ma’muri, Imam Ghozali bin Hasan Ustadz , Tafsir “Al-Quran Wa Sunnatu

Sayyidil A-nam”, Al-Ma’muriyah, Solo 1936. Al-Maroghi , Ahamad Mustafa, Tafsir “Al -Maroghi”, Mustafa al-Babi al-Halabi Mesir.

HAMKA, Prof. DR , Tafsir “Al-Azhar”, Pustaka Panjimas, Jakarta 1982.

Ibnu Katsir , Abu al-Fida I, Tafsir “Al-Quran al-‘Adhim”, Isa al-Babi al-Halabi Mesir.

Quraish Shihab, Prof. DR. M , Tafsir “Al-Mishbah”, Lentera Hati, Jakarta 1999.Quthb, Sayyid  . “Fi Zhilal al-Quran”, Dar al-Syuruq, Kairo-Beirut, 1978.

Al-Hadits

 Al-Bukhori, Ibnu Abdillah , “Shohih al-Bukhori”, Dar wa Matabi’ al-Sya’b, Kairo.

Muslim, Abu Hasan , “Shohih Muslim”, Dar Ihya al-Turats al-Arabi, Beirut.

Pustaka lain Abduh, Muhammad Syeh , “Risalah at-Tauhid” (Terjemah), Bulan Bintang, Jakarta 1979.

 Abu Muhammad Ma’muri, Imam Ghozali bin Hasan Ustadz , “Kitab Al-Imamah”, Al-

Ma’muriyah, Solo 1968.

------------”-------------------, “At-Tijan fi Syu’ab al-Iman”, Al-Ma’muriyah Solo 1968.------------”-------------------, “Al-Islam wal-Muslim”, Al-Ma’muriyah Solo 1968.

 Akhdlori, Imam, “Ilmu Balaghoh” (Tarjamah Jauhar maknun), Al -Ma’arif Bandung

1979.

 Al-Asyqolani, Al-Hafidh Ibnu Hajar, ”Bulugh al-Marom” min Adillah al-Ahkam

(Terjemah), Al-Ma’arif , Bandung 1978.

 Al-Attas, Syed Muhammad al -Naquib , “Islam Dan Sekularisme”, Penerbit Pustaka,Bandung 1981. Al-Ghozali, Abu Hamid  , “Ihya’ Ulum ad-Din”, Dar al-Fikr, Beirut 1975.

 Amanah, Dra. H. St , “Pengantar Ilmu Al -Quran dan Tafsir”, CV. Asyifa, Semarang1991.

 An-Nawawi, Syeih Muhyiddin Abi Zakaria, Yahya Ibnu Syorof  , “Riadhus-Sholihin”(Terjemah), Al-Ma’arif Bandung 1978.------------”-----------------, “Al-Adzkar” (Terjemah), Al -Ma’arif Bandung 1984.Haekal, Dr. Muhammad Husein PhD , “Hayat Muhammad” (Terjemah), PT DuniaPustaka, 1984.

HAMKA, Prof. DR, “Tasauf Modern”, Djaja Murni, Jakarta. 1970.Hanafi, A. MA , “Usul Fiqh”, Penerbit Widjay a, Jakarta, 1987.

Ibnu Rusyd  , “Bidayatul-Mujtahid” (Terjemah), Pustaka Amani, Jakarta 1995.Latif Osman, A. “Ringkasan Sejarah Islam”, Penerbit Widjaya, Jakarta 1992.Nashih Ulwan, Dr. Abdullah , “Tarbiyatu l-Aulad fi l-Islam” (Terjemah), CV Asy -Sifa’Semarang 1993.

Qardawi,, Prof Dr. Yusuf, “Fiqhuz-Zakat” (Terjemah), PT Letera Antar Nusa, Jakarta1991

Qardawi,, Prof Dr. Yusuf, “Fi-Fiqhil Aulawiyat” (Terjemah), Robbani Press, Jakarta

1996.

Page 254: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 254/255

254

Quraish Shihab, Prof. DR. M, “Membumikan Al-Quran”, Penerbit Mizan, Bandung

1994.

------------”------------------, “Wawasan Al-Quran”, Penerbit Mizan, Bandung 1997.Sayid Sabiq , “Al-‘Aqaid Al-Islamiyyah” (Terjemah), CV Diponegoro, Bandung 1978.------------------, “Insiklopedi Islam”, PT Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta 1994.------------------, “Insiklopedi Al-Quran”, PT Kharisma Ilmu, Jakarta 2005.

Riwayat Singkat Penyusun

Page 255: Risalah Muroqobah.pdf

7/14/2019 Risalah Muroqobah.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/risalah-muroqobahpdf 255/255

255

Nama : Ir . HM Munawir. Lahir pada tanggal 9 Muharom 1357H (11-03-1938 M)

dikota S o lo .

Pendidikan Umum : Pendidikan dasar s/d Menengah Atas dijalani dikota Solo.

Pendidikan Tinggi ditempuh di Fakultas Pertanian UGM Yogyakarta, Jurusan Kultur

Tehnik (Alat dan Mesin), selesai tahun 1964.

Pendidikan Agama diperoleh dengan mengaji dirumah, di Pondok Pesantren dan

 belajar di Madrasah “A l-Islam” Surakarta 1944-1957..Pendidikan Khusus dijalani dalam tugas mengikuti Kursus dan Pelatihan Pegawai