risalah-ahlussunnah

41
Risalah Ahlussunnah - Syaikh Muhammad Hasyim Asy’ari Ebook Gratis - www.kangridho.blogspot.com 1 Terjemah ﺗﺮRisalah Ahlussunnah Oleh : Ust. A. Zainul Hakim, SEI Layout : Ali Ridlo www.kangridho.blogspot.com

Upload: imamtarmuji

Post on 30-Dec-2015

19 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Risalah-Ahlussunnah

Risalah Ahlussunnah - Syaikh Muhammad Hasyim Asy’ari

Ebook Gratis - www.kangridho.blogspot.com

1

Terjemah

تر�ة

Risalah Ahlussunnah

Oleh : Ust. A. Zainul Hakim, SEI

Layout : Ali Ridlo

www.kangridho.blogspot.com

Page 2: Risalah-Ahlussunnah

Risalah Ahlussunnah - Syaikh Muhammad Hasyim Asy’ari

Ebook Gratis - www.kangridho.blogspot.com

2

MUKADDIMAH / PENGANTAR

Segala Puji dan Keagungan senantiasa kita curahkan kepada Dzat yang telah

berfirman di dalam kitabnya Al - Qur'an yang berfungsi sebagai pemberi

penjelasan, ialah Dzat yang paling benar Qoulnya.

هو ا�ى ارسل رسو� با�دى ودين ا�ق �ظهره � ا�ين �ه و�و�ره ا���ون

Dialah Dzat yang mengutus rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama

yang haq, agar dimenangkannya terhadap semua agama, sekalipun orang-

orang musyrik membencinya

Rahmad ta’dzim dan keselamatan mudah-mudahan tetap terlimpah curahkan

kepada junjungan kita, nabi yang menjanjikan syafa'at-nya kepada kita, Rasul

yang menjadi wasilah kita untuk menuju Tuhan, ialah Nabi Muhammad Saw

yang telah bersabda :

إن اصدق ا�ديث كتاب اهللا وخ� ا�دي هدي �مد و�اال�ور �د ثاتها و� .

.و� ضاللة � ا�ار, و� بدعة ضاللة, �دثة بدعة

Page 3: Risalah-Ahlussunnah

Risalah Ahlussunnah - Syaikh Muhammad Hasyim Asy’ari

Ebook Gratis - www.kangridho.blogspot.com

3

Sungguh sebenar-benarnya hadits / ucapan adalah kitabullah "Al-Qur'an".

Sebaik-baiknya petunjuk adalah petunjuk Rasulullah Muhammad Saw, dan

seburuk-buruknya perkara adalah perkara baru yang tidak berdasar agama,

setiap perkara yang baru adalah bid'ah, segala bid'ah adalah penyimpangan,

dan setiap penyimpangan adalah bermuara pada Neraka.

Risalah ini adalah merupakan karya besar yang memuat beberapa doktrin

ajaran yang sangat berfaidah, juga beberapa pembahasan yang sangat

dibutuhkan oleh kaum Muslim dalam rangka mengokohkan Aqidah

agamanya, agar mereka masuk dalam bingkai Firqah al-Najiyah, golongan

yang selamat yakni Ahlu al-Sunnah wa al-Jama'ah. Dalam kitab ini penulis

melakukan counter terhadap para ahli Dlolalah / para pembuat bid’ah yang

merupakan sumber dari segala sumber kebohongan.

Dari itulah kitab ini merupakan Hujjah, argumentasi dan dalil, serta penjelasan

yang sangat mendasar bagi kemuliaan kaum muslimin, untuk kemudian dapat

mengantarkan keselamatan dan kebahagiaan mereka, dengan ini pula penulis

melakukan indoktrinasi melalui beberapa aqidah yang benar 'Ala thariqati

Ahli Sunnah Wal Jama'ah.

Saat ini, kaum muslimin sangat membutuhkan doktrin-doktrin ajaran yang

benar, karena sungguh telah terjadi pencampuradukan ajaran dikalangan

orang-orang yang mulia (para pemegang otoritas keagamaan) dengan orang-

orang awam yang merendahkan martabat keagamaan, hingga tampak terjadi

pembiasan, kesamaran antara yang "Haq" dan yang "Bathil". Banyak orang

yang bodoh mulai berani maju berfatwa, padahal wawasan dan pemahaman

Page 4: Risalah-Ahlussunnah

Risalah Ahlussunnah - Syaikh Muhammad Hasyim Asy’ari

Ebook Gratis - www.kangridho.blogspot.com

4

mereka terhadap kitabullah dan sunnah Rasulillah SAW. sangat cupet dan

kerdil.

Al-Qur'an telah datang untuk memberi penjelasan segala permasalahan secara

detail dan terhindar dari segala pencampuradukan dan penyimpangan. Dengan

demikian sangatlah memungkinkan dan seharusnya kaum Muslimin dapat

terselamatkan dari kebodohan dan kesesatan, hingga apa yang mereka

ucapkan Muwafiq/selaras dengan apa yang mereka perbuat.

Penulis kitab ini Hadratus Syaikh al-'Allamah Muhammad Hasyim Asy'ari,

adalah salah seorang ulama terkemuka Indonesia dan termasuk pencetus

berdirinya jam'iyah Nahdlotul Ulama yakni sebuah Organisasi

kemasyarakatan yang telah dengan konsisten memegangi "Sunnata Khatamin

Nabiyyiin", menjaga dan membentengi thariqah atau jalan hidup yang telah

dibangun oleh Salafuna al-Sholih.

Mudah-mudahan Allah Swt. melimpahkan segala kebaikan dan ampunan-Nya

kepada beliau, semua orang tua beliau dan seluruh keturunan beliau.

Engkaulah Dzat yang Maha Pengampun. Mudah-mudahan Allah SWT.

memberikan kemanfaatan atas kitab dan keilmuwan beliau bagi seluruh kaum

Muslimin dan menjadikannya sebagai cahaya yang menghidupkan sunnah

Rasulillah Saw.

Demikian, Rahmad Keagungan Allah Swt mudah-mudahan terlimpah

curahkan pada baginda nabi besar Muhammad Saw, seluruh keluarganya, dan

Sahabat-Sahabatnya, wa Alhamdulillah 'Alamin.

Page 5: Risalah-Ahlussunnah

Risalah Ahlussunnah - Syaikh Muhammad Hasyim Asy’ari

Ebook Gratis - www.kangridho.blogspot.com

5

Tebuireng, 1 Rajab 1418 H

Pengantar dari cucu penulis

Muhammad Ishom Hadziq

Page 6: Risalah-Ahlussunnah

Risalah Ahlussunnah - Syaikh Muhammad Hasyim Asy’ari

Ebook Gratis - www.kangridho.blogspot.com

6

MUKADDIMAH

Bismillahi al - Rahman al - Rahiem

Segala puji bagi Allah, 'Al-Hamdulillah sebagai sebuah ungkapan rasa syukur

atas segala anugerah - Nya, Rahmat ta'dzim dan keselamatan mudah-

mudahan terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW dan seluruh

keluarganya. Apa yang akan hadir dalam kitab ini, saya tuturkan beberapa hal

antara lain : Hadits hadits tentang kematian dan tanda-tanda hari Qiamat,

penjelasan tentang Al - Sunnah dan Al Bid'ah dan beberapa hadits yang berisi

nasehat-nasehat agama

Kepada Allah Dzat Yang Maha Mulia kutengadahkan jari-jemari dengan

penuh kekhusyu'an, kumohonkan agar kitab ini memberikan manfaat untuk

diri kami dan orang-orang bodoh semisal kami. Mudah-mudahan Allah

menjadikan amal kami sebagai amal shalihah Liwajhillah al - Kariem, karena

Ia-lah Dzat yang Maha dermawan penuh kasih sayang. Dengan segala

pertolongan Allah Dzat yang disembah, penyusunan kitab ini dimulai.

Page 7: Risalah-Ahlussunnah

Risalah Ahlussunnah - Syaikh Muhammad Hasyim Asy’ari

Ebook Gratis - www.kangridho.blogspot.com

7

PASAL

PENJELASAN TENTANG AL - SUNNAH DAN AL-BID'AH

Lafadz Al - Sunnah dengan dibaca dlammah sinnya dan diiringi dengan

tasydid, sebagaimana dituturkan oleh Imam Al - Baqi dalam kitab Kulliyat-

nya secara etimologi adalah Al - Thariqah, jalan, sekalipun yang tidak diridloi.

Menurut terminologi syara' : Al - Sunnah merupakan Al - Thoriqoh, jalan

atau cara yang diridloi dalam menempuh agama sebagaimana yang telah

ditempuh oleh Rosulillah Saw atau selain beliau, yakni mereka yang memiliki

otoritas sebagai panutan di dalam masalah agama seperti pada para sahabat

R.A.

Hal ini didasarkan pada sabda nabi :

دين من بعدىا�راشفا ء ا�لنة وسعلي�م �س��

"Tetaplah kalian untuk berpegang teguh pada Sunnahku dan Sunnahnya Al -

Khulafaur Rasyidin, setelahku".

Sedangkan menurut terminologi Urf adalah pengetahuan yang menjadi jalan

atau pandangan hidup yang dipegangi secara konsisten oleh tokoh yang

menjadi panutan, apakah ia sebagai nabi ataupun wali. Adapun istilah Al =

Sunny merupakan bentuk penisbatan dari lafadz Al - Sunnah dengan

membuang ta' marbuthah.

Page 8: Risalah-Ahlussunnah

Risalah Ahlussunnah - Syaikh Muhammad Hasyim Asy’ari

Ebook Gratis - www.kangridho.blogspot.com

8

Lafadz Al – Bid’ah sebagaimana dikatakan oleh Al - Syekh Zaruq di dilam

kitab Iddati al - Murid menurut terminologi syara' adalah : "Menciptakan hal

perkara baru dalam agama seolah-olah ia merupakan bagian dari urusan

agama, padahal sebenarnya bukan, baik dalam tataran wacana, penggambaran

maupun dalam hakikatnya. Hal ini didasarkan pada sabda nabi SAW :

نه فهو ردممن احدث � ا�رنا هذا ما ل�س

"Barang siapa menciptakan perkara baru didalam urusanku {yakni masalah

agama}, padahal bukan merupakan bagian daripadanya, maka hal itu ditolak"

Dan sabda Rasul :

ة بدعةدث�و�

"Dan segala bentuk perkara yang baru adalah bid'ah"

Para ulama menjelaskan tentang esensi dari makna dua hadits tersebut di atas

yakni, perkara baru yang menjadi bid'ah adalah segala sesuatu yang dijadikan

rujukan bagi perubahan suatu hukum dengan mengukuhkan sesuatu yang

sebenarnya bukan merupakan ibadah tetapi diyakini sebagai konsepsi ibadah.

Jadi bukanlah segala bentuk pembaharuan yang bersifat umum karena

kadang-kadang bisa jadi perkara baru itu berlandaskan dasar-dasar syari’ah

secara asal sehingga ia menjadi bagian dari syari’at itu sendiri, atau

berlandaskan Furu' al - Syari'ah sehingga ia dapat dikiaskan atau dianalogkan

kepada syari'at.

Page 9: Risalah-Ahlussunnah

Risalah Ahlussunnah - Syaikh Muhammad Hasyim Asy’ari

Ebook Gratis - www.kangridho.blogspot.com

9

Al - Syekh Zaruq lantas membuat tiga ukuran (mizan) dalam hal ini yakni :

pertama harus dilihat keberadaan perkara baru tersebut, jika didalamnya

didapati termasuk dalam koridor hukum syari'at dengan dukungan dalil atau

dasar yang mengukuhkannya, maka bukanlah dinamakan bid'ah. Namun bila

didalamnya terdapat beberapa dalil yang tampaknya kontradiktif sehingga

terjadi kesamaran, dan muncul beberapa interpretasi dalam beberapa

pandangannya, maka beberapa pandangan itu harus ditelaah ulang, mana

yang paling unggul untuk dijadikan rujukan dasar.

Pertimbangan kedua adalah dengan melihat beberapa kaidah-kaidah

perundangan yang telah dibakukan oleh para imam mujtahid dan pengamalan

para Salafuna al - Sholih sebagai tuntunan Thariqah al - Sunnah, jika ternyata

perkara itu bertentangan dengan dasar-dasar di atas melalui beberapa

pertimbangan, maka jelas tidak dapat diterima. Namun bila terjadi kecocokan

dalam pandangan kaidah-kaidah perundang-undangan maka dapatlah

diterima, sekalipun dikalangan para Imam Mujtahid sendiri terjadi perbedaan

pendapat baik secara far maupun asal. Segala sesuatu itu mengikuti pada

asalnya berikut dalilnya, sehingga apapun yang diamalkan oleh para Salafuna

al - Sholih dengan berlandaskan pada kaidah-kaidah para Imam dan diikuti

oleh kelompok Khalaf, maka tidaklah sah bila hal itu dianggap sebagai bid’ah

madzumah, dan segala bentuk prilaku yang tidak dilakukan atau ditinggalkan

oleh para Salafuna al - Shalih dengan kerangka pandangan yang jelas maka

tidaklah sah pula hal itu dianggap sebagai tuntunan atau sunnah, dan bukan

pula harus dianggap sebagai perkara yang terpuji.

Page 10: Risalah-Ahlussunnah

Risalah Ahlussunnah - Syaikh Muhammad Hasyim Asy’ari

Ebook Gratis - www.kangridho.blogspot.com

10

Berkaitan dengan suatu dasar yang telah ditetapkan oleh Salafuna al -Shalih

tetapi tidak menjadi prilaku hidup mereka, maka Imam Malik berpendapat

bahwa hal itu dianggap sebagai bid'ah dengan dalih bahwa mereka tidak akan

meninggalkan segala sesuatu perbuatan apapun kecuali didalamnya ada

perintah untuk meninggalkan perkara tersebut. Imam Al - Syafi'i

berpandangan lain, bahwa hal itu tidaklah dianggap sebagai bid'ah, walaupun

Salafuna al - Shalih tidak mengerjakannya, karena bisa jadi mereka

meninggalkan perbuatan tersebut dikarenakan ada udzur yang menimpa

mereka untuk melakukan hal itu pada suatu waktu, atau mereka

meninggalkannya karena ia memilih untuk melakukan sesuatu yang lebih

utama dari ketetapan tersebut. Dan karena segala bentuk hukum itu bisa jadi

diambil atas dasar dzatiah persoalan terkait, atau dipengaruhi oleh kondisi

psikologi dan sosio historis orang yang mensyari'atkannya.

Para ulama juga berbeda pendapat dalam menyikapi persoalan yang tidak

termasuk dalam kerangka sunnah, namun tidak ada dalil yang menentangnya

bahkan juga tidak ada kesamaran di dalamnya. Imam Malik menganggap hal

itu sebagai bid’ah, dan Imam Syafi'i menyatakan hal itu bukanlah bid'ah.

Dalam hal ini Imam Syafi'i berlandaskan pada sebuah hadits :

ما تر�ته ل�م فهو عفو

"Segala sesuatu yang aku tinggalkan karena belas kasihan terhadap kalian

semua adalah diampuni"

Page 11: Risalah-Ahlussunnah

Risalah Ahlussunnah - Syaikh Muhammad Hasyim Asy’ari

Ebook Gratis - www.kangridho.blogspot.com

11

Syekh Zaruq berpandangan bahwa : berkaitan dengan mizan yang kedua ini,

beliau mencontohkannya dengan terjadinya perbedaan pandangan diantara

para ulama tentang hukumnya membuat kepengurusan jamiyyah, membaca

dzikir dengan keras, dan melangsungkan do'a bersama. Karena didalam hadits

ada semacam support atau al - Targhib di dalam hal ini,sekalipun Salafuna al -

Sholih tidak melakukannya sehingga dengan hal ini tidaklah setiap orang yang

menyepakati hal itu dianggap sebagai pembuat bid'ah dalam pandangan orang

yang berpendapat lain, jika ternyata pendapat tersebut bertolak belakang

dengan dalil-dalil hukum yang diambil sebagai hasil ijtihadnya, selagi tidak

melampui batas wilayah yang diperkenankan baginya. Dan tidaklah sah pula

perkataan seseorang yang memiliki pendapat berbeda itu dipergunakan untuk

membatalkan pendapat lain yang bertolak belakang karena adanya kesamaran

dalam memproses kesimpulan hukumnya. Bila dalam persoalan ini dilegalkan

segala bentuk upaya pembatalan pendapat orang lain, maka yang terjadi

adalah klaim pembid'ahan terhadap seluruh prilaku umat.

Sebagaimana telah diketahui bahwa sesungguhnya hukum Allah Ta'ala dalam

kerangka yang bersifat ijtihadiyah dan pada wilayah furu'iyah, bagi seorang

mujtahid akan sangat memungkinkan untuk dimunculkan ijtihad baru, baik

hasil ijtihad baru itu mendapatkan pembenaran dari hanya seorang saja atau

lebih.

Rasulullah Saw bersabda :

Page 12: Risalah-Ahlussunnah

Risalah Ahlussunnah - Syaikh Muhammad Hasyim Asy’ari

Ebook Gratis - www.kangridho.blogspot.com

12

فقال بعضهم ا�رنا ,ر�ق الطاليصل� احد الع� إال � ب� قر�ظة فادر�هم الع��

ا�رنا با�صالة هناك فاخروا و�م يعب ص� : ر�ق وقال أخرون الطبالعجلة وصلوا �

اهللا عليه وسلم � واحد منهم

.

Sungguh seseorang tidak akan dapat melaksanakan sholat fardu Ashar kecuali

diperkampungan Bani Quradloh, lantas para sahabat mendapati masuknya

waktu sholat Ashar ketika masih diperjalanan, sebagian dari mereka berkata :

kita diperintahkan untuk bergegas (dalam melakukan / mendirikan sholat)

dan mereka melakukan sholat diperjalanan. Sebagian dari sahabat yang lain

berkata : kita diperintahkan untuk melakukan sholat di sana (perkampungan

Bani Quraidloh), lantas mereka mengakhirkan sholat, dan Rasulullah Saw.

tidak mencaci maki kepada salah seorangpun diantara mereka.

Sikap Rasululah yang sedemikian begitu menyejukkan, dan menunjukkan

keabsahan untuk melakukan sesuatu amal sesuai dengan apa yang dapat

mereka pahami dari sabda Nabi sebagai Al - Syari, sumber persyari'atan,

karena pemahaman tersebut tidaklah dilandasi oleh hawa nafsu.

Mizan yang ketiga adalah pertimbangan yang bersifat membedakan yang

didasarkan pada beberapa kriteria hukum yang otentik, hal ini akan bersifat

tafsili, atau terperinci. Dengan mizan ini sebuah persoalan akan dapat

diklasifikasikan dalam enam bentuk hukum syari'at yakni : wajib, sunnah,

haram, makruh, khilaful aula dan mubah. Segala bentuk persoalan itu

diilhaqkan dengan dalil tersebut, dan jika tidak memiliki dalil maka dapatlah

Page 13: Risalah-Ahlussunnah

Risalah Ahlussunnah - Syaikh Muhammad Hasyim Asy’ari

Ebook Gratis - www.kangridho.blogspot.com

13

dikatakan sebagai bid'ah. Melalui mizan ini, banyak dari hukum yang

kemudian mengistilahkan identitas hukum dari sebuah persoalan tersebut

dengan bid'ah wajibah, nadbiah, tahrimah, karohah, khilafal aula dan bid'ah

ibadah tetapi hanya dalam istilah kebahasaan saja untuk memberikan

kemudahan.

Lebih spesifik lagi Syekh Zaruq membagi bid'ah kedalam tiga kelompok yakni

Bid'ah Shorihah yaitu suatu persoalan yang ditetapkan tanpa berlandaskan

dalil syari' dan tidak mencocoki pada sebuah masalah yang telah mendapatkan

ketetapan hukum syara' apakah wajib, sunnah, mandub atau yang lainnya.

Bid'ah ini pada akhirnya membunuh potensi sunnah dan membatalkan

perkara yang haq, bentuk ini adalah seburuk-buruknya bid'ah, meskipun

daripadanya dikemukakan sejumlah alasan pada kerangka usul maupun furu'

tetaplah tidak dapat mempengaruhi keshorihan bid'ah-nya. Kedua Al – bid’ah

al - Idlofiyah yaitu bid'ah yang disandarkan pada sebuah perintah dimana bila

perintah itu diterima sebagai sandaran bid'ah tersebut maka tidaklah sah

terjadinya saling mempertentangkan keberadaan perkara tersebut, apakah

sebagai sunnah ataupun bid'ah tanpa perselisihan sebagaimana tersebut di

muka.

Ketiga, Al - Bid'ah al - Khilafiyah, yaitu bid'ah yang dilandasi oleh dua dalil

yang saling tarik menarik diantara keduanya, disatu sisi dia berkata : ini

didasarkan pada sumber ini, dan pendapat yang lain menyatakan bid'ah, dan ia

menyangkal dengan dalil yang bertolak belakang, dan ia menyatakan sunnah,

Page 14: Risalah-Ahlussunnah

Risalah Ahlussunnah - Syaikh Muhammad Hasyim Asy’ari

Ebook Gratis - www.kangridho.blogspot.com

14

sebagaimana contoh kasus di atas yakni tentang membuat kepengurusan

jam'iyyah atau majlis dzikir dan do'a bersama.

Al -'Allamah Imam Muhammad Waliyuddin al - Syibtsiri dalam Syarah Al -

Arba'in al - Nawawiyah memberikan komentar atas sebuah hadits nabi :

نة اهللالعيه فعلدثا �من احدث حدثا او آوى

Barang siapa membuat persoalan baru atau mengayomi atau setidaknya

mendukung seseorang yang membuat pembaharuan, maka ditimpakan

kepadanya laknat Allah.

Masuk dalam kerangka interpretasi hadits ini yaitu berbagai bentuk

transaksi/akad-akad fasidah, menghukumi dengan kebodohan, berbagai

bentuk penyimpangan terhadap ketentuan syara' dan lain-lain. Keluar dari

bingkai pemahaman terhadap hadits ini yakni segala hal yang tidak keluar dari

dalil syara' terutama yang berkaitan dengan masalah-masalah ijtihadiyah

dimana tidak terdapat korelasi yang tegas antara masalah-masalah tersebut

dengan dalil-dalilnya kecuali sebatas dhon, persangkaan mujtahid. Seperti

menulis Mushaf, meluruskan pendapat-pendapat Imam madzhab, menyusun

kitab Nahwu, ilmu hisab dan lain-lain. Karena itulah Imam Ibnu Abdi al -

Salam membagi perkara-perkara yang baru itu ke dalam hukum-hukum yang

lima. Beliau lantas membuat batasan ; Bid'ah adalah melakukan sesuatu yang

tidak disaksikan dizaman Rasulullah Saw, apakah beridentitas wajib seperti

mengajar ilmu Nahwu, dan mempelajari lafadz-lafadz yang gharib (jarang

ditemui dan maknanya sulit dipahami), baik yang terdapat didalam Al-Qur'an

ataupun Al- Sunnah dimana pemahaman terhadap syari’ah menjadi

Page 15: Risalah-Ahlussunnah

Risalah Ahlussunnah - Syaikh Muhammad Hasyim Asy’ari

Ebook Gratis - www.kangridho.blogspot.com

15

tertangguhkan pada sejauhmana seseorang dapat memahami maknanya,.

ataupun berstatus haram seperti paham madzhab Qodariah, Jabariah dan

Majusiah, atau juga berstatus mandlubah seperti memperbaharui sistem

pendidikan pondok pesantren dan madrasah-madrasah, juga segala bentuk

kebaikan yang tidak disaksikan pada zaman generasi pertama Islam. Dan bid’ah

yang berstatus makruhah seperti menghiasi Masjid dan memperindah Mushaf,

bid'ah yang beridentitas Mubahah seperti bersalam-salaman atau mushofahah

setelah sholat Shubuh dan Ashar, berlebih-lebihan dalam menyajikan menu-

menu makanan dan minuman yang serba nikmat, bernecis-necis dalam

berpakaian , dan lain-lain.

Setelah kita mengetahui apa yang telah dituturkan di muka kita tahu bahwa

adanya klaim bahwa ini adalah bid'ah, seperti memakai tasbih, melapatkan

niat, tahlilan ketika kirim do’a dan sedeqah setelah kematian karena tidak ada

larangan untuk bersedeqah, menziarahi makam dan lain-lain, maka

kesemuanya bukanlah merupakan bid’ah. Dan sesungguhnya perkara-perkara

baru seperti penghasilan manusia yang diperoleh dari pasar pasar malam,

bermain undian pertunjukan tinju, gulat dan lain-lain adalah termasuk

seburuk- buruknya bid'ah.

Page 16: Risalah-Ahlussunnah

Risalah Ahlussunnah - Syaikh Muhammad Hasyim Asy’ari

Ebook Gratis - www.kangridho.blogspot.com

16

PASAL

MENJELASKAN TENTANG :

BAGAIMANA MASYARAKAT JAWA BERPEGANG TEGUH PADA

MADZHAB AHLI AL SUNNAH WA AL JAMA’AH

TENTANG KAPAN LAHIRNYA BID’AH DAN PENYEBARANNYA

DITANAH JAWA

TENTANG MACAM-MACAM PERILAKU AHLI BID’AH YANG TERJADI

DI ZAMAN INI

Masyarakat Muslim di pulau Jawa tempo dulu memiliki pandangan dan

madzhab yang sama, memiliki satu reverensi dan kecenderungan yang sama.

Semua masyarakat Jawa ketika itu menganut dan mengidolakan satu madzhab

yakni Imam Muhammad bin Idris Al- Syafi’i dan didalam masalah teologi

atau aqidahnya mengikuti madzhab Imam Abu Hasan al ‘Asy’ari dan di

bidang Tasawuf mengikuti madzhab Imam al - Ghazali dan Imam Abi al

Hasan al Syadili, Rodiallahu Anhum Ajmain.

Pada perkembangan selanjutnya di tahun 1330 H. muncul beberapa golongan

yang bermacam-macam, dan mulai timbul berbagai pendapat yang saling

bertentangan, isu yang bertebaran, dan pertikaian dikalangan para pemimpin.

Diantara mereka ada yang beraviliasi pada kelompok Salafiyyin, golongan

Tradisional yang tetap eksis berpegang teguh pada doktrin ajaran yang

diinginkan Salafuna al - Shalih , bermadzhab kepada satu madzhab tertentu,

berpegang kepada kitab-kitab mu’tabarah yang beredar, mencintai ahlul bait,

Page 17: Risalah-Ahlussunnah

Risalah Ahlussunnah - Syaikh Muhammad Hasyim Asy’ari

Ebook Gratis - www.kangridho.blogspot.com

17

para wali dan orang-orang yang sholih, mengharap berkah mereka baik yang

masih hidup maupun yang telah wafat, melakukan ritus ibadah berupa ziarah

kubur, mentalqin mayit, shadaqah untuk mayit dan menyakini adanya syafaat

atau pertolongan, kemanfaatan doa, mengerjakan tawassul dan lain-lain.

Sebagian dari masyarakat kita terdapat kelompok yang mengikuti pendapat

Muhammad Abduh dan Rasyid Ridlo, yang menyepakati pendapat yang

menyatakan bidahnya beberapa hal diatas sebagaimana dikemukakan oleh

Abdul Wahab al - Nadji dan Ahmad bin Taimiyah dan dua muridnya yakni

Ibnu al-Qoyyim dan Ibnu Abdi al - Hadi, kelompok kedua ini secara tegas

mengharamkan apa yang telah menjadi kesepakatan kaum muslimin sebagai

bentuk ibadah sunnah, yakni pergi untuk menziarahi makam Rasulullah SAW.

Firqoh ini secara terus menerus melakukan penentangan keras terhadap kaum

muslimin atas rutinitas yang mereka jalankan.

Imam Ibnu Taimiyah berkata di dalam kitab Fatawinya : Ketika seseorang itu

bepergian untuk ziarah, dan ia menyakini bahwasanya menziarahi makam

Rasulillah Saw itu adalah merupakan perbuatan taat, maka hal itu diharamkan

menurut Ijma atau konsensus para ulama'. Konsekwensi dari pengharaman ini

diharapkan menjadi sesuatu yang mampu memutuskan aktifitas tersebut. Al-

‘Allamah Syaikh Muhammad Bakhit al - Hanafi al – Mut’i di dalam kitab

risalahnya yang berjudul Thahiru al - Fuad min Danasi al tiqod mengatakan :

Kehadiran firqoh atau sekte-sekte pemecah belah ini memberikan cobaan

tersendiri pada mayoritas kaum muslimin baik mereka yang salaf, kelompok

tradisionalis maupun generasi khalaf, atau kelompok modernis, sehingga

kaum muslimin ketika itu semacam tertimpa musibah keretakan dan

Page 18: Risalah-Ahlussunnah

Risalah Ahlussunnah - Syaikh Muhammad Hasyim Asy’ari

Ebook Gratis - www.kangridho.blogspot.com

18

perpecahan dikalangan mereka. Ibarat anggota tubuh terkena penyakit yang

menular, kemudian ia harus memotongnya agar tidak menjalar atau menular

pada anggota tubuh yang lain. Firqoh ini seolah-olah seperti penyakit lepra

yang harus kita hindari sejauh mungkin.

Sungguh sekte ini merupakan segolongan kaum Muslim yang

mempermainkan agama mereka sendiri, mereka mencaci maki para ulama

salaf dan Khalaf, kelompok agama yang mempermainkan agama ini berkata :

"Mereka semua para ulama adalah bukanlah orang-orang yang ma’sum,

tersucikan, terhindar dari kesalahan dan dosa, maka tidaklah selayaknya untuk

taqlid kepadanya, sama saja apakah mereka saat ini masih hidup ataukah sudah

wafat". Selalu saja mereka mencaci maki para ulama dan mengobarkan

shubhat, mereka sebarluaskan kesamaran tersebut dihadapan dhu’afa, dan

mereka berupaya untuk membutakan pandangan orang-orang yang lemah

agamanya tersebut atas diri mereka. Kesemuanya itu dimaksudkan untuk

mengobarkan permusuhan dan saling membenci, mereka berusaha mencari

simpati dan popularitas sehingga dengan leluasa mereka dapat berbuat

kerusakan di muka bumi. Mereka berkata : Kebohongan harus

dipertanggungjawabkan dihadapan Allah SWT, padahal mereka semua

mengetahui, bahwa apa yang mereka katakan adalah untuk mengelabuhi

masyarakat awam, agar orang orang awam ini menyangka bahwa merekalah

orang orang yang mengemban tugas Amar Ma’ruf Nahi Mungkar, merekalah

orang-orang yang senantiasa memotivasi dan meyakinkan kepada manusia

untuk tetap mengikuti syara dan menjauhi bid’ah. Berkaitan dengan ini

Allahlah Dzat yang menjadi saksi bahwa sesungguhnya sekte inilah yang pada

Page 19: Risalah-Ahlussunnah

Risalah Ahlussunnah - Syaikh Muhammad Hasyim Asy’ari

Ebook Gratis - www.kangridho.blogspot.com

19

hakikatnya merupakan komplotan orang-orang yang menempuh jalan bid’ah

dan menuruti hawa nafsu.

Al-Qodli ‘Iyad di dalam kitab Al Syifa berkata : Kerusakan yang terbesar

akibat ulah firqah ini adalah terjadinya distorsi pemahaman agama, dan

kerusakan itupun merambah ke dalam persoalan-persoalan dunia sebagai

akibat dari provokasi mereka terhadap kaum muslimin untuk bersengketa di

dalam masalah agama yang kemudian merambat ke dalam urusan-urusan

dunia.

Imam AlAllamah Mulla uddin Aly al Qariy mengisyaratkan problematika ini

di dalam kitab syarahnya :

انما ير�د ا�شيطان ان يوقع : ذه العلة قال تعا� �وقد حرم اهللا تعا� ا�مر وا��س�

ب�ن�م العداوة وا�ضاء � ا�مر وا���

Sungguh Allah Ta’ala mengharamkan khomer dan perjudian karena alasan ini,

sebagaimana ditegaskan dalam firman Allah : Sesungguhnya Syaitan

bermaksud untuk mendatangkan sikap permusuhan dan saling membenci

diantara kalian semua melalui khomer dan perjudian.

Termasuk dalam katagori gerakan baru yang muncul di pulau Jawa adalah

sekte Syi’ah Rafidloh, yakni golongan yang mencela sahabat Abu Bakar al -

Shiddiq dan Sayyidina Umar Bin Khattab RA, golongan ini juga membenci

para sabahat RA, dan berlebih-lebihan dalam mencintai dan fanatik terhadap

Sayyidina Ali RA dan Ahli bait. Sayyid Muhammad Di dalam syarah Al -

Page 20: Risalah-Ahlussunnah

Risalah Ahlussunnah - Syaikh Muhammad Hasyim Asy’ari

Ebook Gratis - www.kangridho.blogspot.com

20

Qomus al - Munith berkata : sebagian dari mereka telah beridentitas sebagai

kafir Zindiq, mudah-mudahan Allah menjaga kita dan kaum Muslimin

semuanya.

Al - Qodli ‘Iyad di dalam kitab Al - Syifa juga meriwayatkan sebuah hadits

dari Abdullah bin Mughoffah RA ia berkata, Rasulullah SAW. bersabda :

ومن , فمن احبهم فبح� أحبهم, اهللا اهللا � اصحا� ال تتخذوهم غرضا بعدى

ومن اذا� فقد اذى اهللا ومن اذى , ومن اذاهم فقد اذآ�, غضهم فببغ� ابغضهمبا

ذهيأخاهللا يوشك ان

Takutlah kalian semua kepada Allah SWT, takutlah kalian semua kepada Allah

SWT dan berhati-hatilah kalian semua dalam menyikapi para sahabatku,

mudah-mudahan Allah memberikan penjagaan kepada para sahabatku,

janganlah kalian semua bermaksud buruk dan menganiaya mereka setelah

kematianku. Barang siapa mencintai mereka maka dengan sepenuh hati aku

mencintainya, Barang siapa membenci mereka maka dengan segala

kebencianku pula aku membencinya. Barang siapa membenci dan menyakiti

mereka berarti ia menyakitiku, barang siapa menyakitiku maka berarti

menyakiti Allah, dan barang siapa menyakiti Allah maka bersiaplah untuk

menerima adzhab Allah".

Dan Rasulullah Saw bersabda :

Page 21: Risalah-Ahlussunnah

Risalah Ahlussunnah - Syaikh Muhammad Hasyim Asy’ari

Ebook Gratis - www.kangridho.blogspot.com

21

فال تصلوا عليهم وال ا�اصحبون �سبوا اصحا� فانه �ئ قوم � أخرا�زمان ال�س

فان رضوا فالتعودوهم تصلوا معهم والتناكحوهم وال �ا�سوهم

Janganlah kalian semua mencaci maki para sahabatku, karena sesungguhnya

akan datang di akhir zaman nanti, sekelompok kaum yang mencela sahabat-

sahabat ku, maka janganlah kalian semua mensholati janazah mereka,

janganlah kalian semua sholat bersama mereka, janganlah kalian semua

menjalin pernikahan dengan mereka. Jangan pula kalian berdiskusi bersama

mereka, jika mereka sakit, maka jangan jenguk mereka.

Dan dari Rasulullah Saw. Beliau bersabda :

وهفا�� اصحا�من سب

“ Barang siapa mencela sahabat-sahabatku maka bunuhlah dia “

Pernyataan keras nabi ini menjelaskan kepada kita bahwa siapa saja yang

menyakiti para sahabatnya maka berarti ia menyakiti nabi, dan menyakiti nabi

Saw adalah haram.

Rasulullah Saw bersabda :

وقال � فاطمة , وقال التؤذو� � العا�شة, التؤذو� � اصحا� ومن اذاهم فقد اذا�

ر� اهللا عنها بضعة م� يؤذي� مااذاها

Janganlah kalian semua menyakitiku melalui para sahabatku, barang siapa

menyakiti sahabat-sahabatku berarti ia menyakitiku, dan nabi juga bersabda,

jangalah kalian menyakitiku dengan cara menyakiti Aisyah dan nabi bersabda

Page 22: Risalah-Ahlussunnah

Risalah Ahlussunnah - Syaikh Muhammad Hasyim Asy’ari

Ebook Gratis - www.kangridho.blogspot.com

22

pula ; janganlah pula dengan cara menyakiti diri Fatimah RA karena ia adalah

keratan darah dagingku, menyakitiku segala yang menyakitkan dirinya

Muncul juga sekelompok kaum yang lantas disebut sebagai sekte Abahiyyun

yakni golongan yang memperkenankan untuk melakukan apa saja yang

disukai, mereka berkata Sesungguhnya seorang hamba, ketika ia telah sampai

kepada puncak rasa cintanya, dan hatinya telah suci dan terbersihkan dari sifat

lupa, dan dia telah memilih iman daripada kufur dan kekufuran, maka gugur

dan terbebaskanlah ia dari tuntutan perintah dan larangan. Dan tidaklah Allah

akan memasukkannya ke neraka sebab melakukan dosa-dosa besar.

Sebagian dari mereka juga berkata : Bagi seorang hamba yang telah sampai

pada puncak posisi mahabbah, maka gugurlah baginya kewajiban untuk

melaksanakan ibadah-ibadah yang dlohir, maka yang menjadi substansi

ibadahnya adalah bertafakkur dan mempercantik akhlaq batiniahnya. Syayid

Muhammad di dalam syarah ihya nya berkata : Pernyataan ini adalah kufur

zindik dan kesesatan, tetapi golongan Abahiyyun ini memang sudah ada sejak

zaman dulu, penganutnya adalah orang-orang bodoh dan sesat mereka tidak

memiliki pemimpin yang mengerti tentang ilmu syari’at sebaagimana

layaknya.

Muncul pula aliran yang lantas memproklamirkan diri sebagai Tanasukhil al

Arwah kelompok yang mengaku sebagai titisan ruh-ruh yang selalu

berpindah-pindah selama-lamanya dari satu jasad seseorang ke jasad yang lain

baik sejenis maupun berlainan jenis. Mereka menyangka bahwa siksaan dan

kenikmatan yang dirasakan oleh Arwah tersebut didasarkan atas pertimbangan

Page 23: Risalah-Ahlussunnah

Risalah Ahlussunnah - Syaikh Muhammad Hasyim Asy’ari

Ebook Gratis - www.kangridho.blogspot.com

23

bersih dan kotornya arwah tersebut. Imam al-Syihab al-Khofaji di dalam

syarahnya kitab Al-Syifa berkata : Sungguh ahli syari telah mengkafirkan

mereka karena muatan pendapat-pendapatnya ternyata melakukan

pembohongan terhadap Allah, Rasul nya, dan kitab suci - Nya.

Sebagian lagi ada yang menganut ajaran Hulul dan Ittihad, mereka adalah

orang-orang yang menjalankan tasawufnya dengan kebodohan, mereka

berkeyakinan bahwa Allah swt. adalah wujud yang mutlak. Sesungguhnya

selain dari pada Allah tidaklah ia memiliki sifat Al-Wujud sama sekali,

sehingga bila dikatakan Al-Insanu Maujudun maka makna yang dikehendaki

adalah bahwa manusia itu memiliki hubungan dengan Al Wujud al Mutlaq

yakni Allah Ta’ala. Al Allamah al Amir di dalam kitab Hasyiyah-nya Imam

Abdi al-Salam, beliau berkata : Ucapan dengan interpretasi di atas, merupakan

kufur yang shorih, karena tidaklah mungkin terjadi yang namanya hulul dan

ittihad. Bila hal tersebut benar terjadi pada diri para pembesar wali maka

kejadian itu harus dita’wili dengan sesuatu yang cocok dengan kondisi dan

derajat kewalian mereka. Sebagai mana faham Wahdati al Wujud yang

mereka anut. Seperti ucapan mereka

ما � ا�بة ا ال اهللا

(Tidak ada di dalam jubah ini kecuali Allah )

Mereka menghendakinya dengan makna bahwa apa saja yang ada di dalam

jubah bahkan apapun yang wujud di dalam seluruh alam ini, tidaklah ia

terwujud kecuali atas kehendak Allah, Syaikh Muhammad al Safarini berkata

di dalam kitab Lawaaihu al Anwar : Sebagian dari tanda sempurnanya kema

rifatan adalah kemampuan seorang hamba untuk menyaksikan Tuhannya .

Page 24: Risalah-Ahlussunnah

Risalah Ahlussunnah - Syaikh Muhammad Hasyim Asy’ari

Ebook Gratis - www.kangridho.blogspot.com

24

Setiap Arif (orang yang ma rifat) selama ia masih menafikan pengetahuan

atas Tuhannya pada waktu apapun maka bukanlah ia dinamakan sebagai Arif

tetapi hanya disebut sebagai Shohibul haali dimana Syuhudihi Robbahu -

nya, (penyaksiannya terhadap realitas tuhannya) hanya terjadi pada waktu-

waktu tertentu saja. Nah, keberadaan Shohibul haali ini sama dengan orang

yang mabuk, dimana pengetahuan spiritualnya belumlah cukup

mengukuhkan eksistensinya sebagai seorang Arif.

Menjadi jelaslah bahwa apa yang dimaksud dengan Wahdati al Wujud dan Al

Ittihad dalam madzhab tasawuf adalah bukanlah hanya sekedar menggunakan

parameter apa yang dhohir saja atau atas dasar persangkaan belaka. Dengan

demikian pernyataan/statemen para penyembah berhala yang mengatakan

bahwa : Kita tidak menyembah berhala ini kecuali hanya menjadikannya

sebagai lantaran agar kita dapat mendekatkan diri kepada Dzat Allah .

Bagaimana mungkin pelaku sedemikian (Wahdati Al-Wujud) dianggap

sebagai orang-orang yang ma rifat ( Arifin). Padahal makna yang subtansial

dari ittihad itu sendiri adalah sebagaimana dikatakan oleh Al- Aarif :

اد� باال ا�س�هو ا�ع� # وعلمك أن � أ�ر ا�ر ى

Pengetahuan anda atas segala sesuatu adalah urusan saya, inilah makna yang

sesungguhnya dinamakan sebagai Al-Ittihad.

Page 25: Risalah-Ahlussunnah

Risalah Ahlussunnah - Syaikh Muhammad Hasyim Asy’ari

Ebook Gratis - www.kangridho.blogspot.com

25

Untuk itu jelaslah bahwa setiap umat Islam memiliki kemampuan dan

kesempatan untuk meraih maqom ini walaupun pada tingkat yang berbeda-

beda.

Sengaja saya membahas secara panjang lebar terhadap sekte/golongan ini,

karena saya menyaksikan bahwa golongan inilah yang sesungguhnya paling

membahayakan terhadap kaum Muslimin dibandingkan bahaya yang

dimunculkan oleh kaum kafir dan mubtadi in, para ahli bid ah. Karena

mayoritas manusia mengagungkan golongan ini dan begitu antusiasnya ia

mendengarkan fatwa-fatwa mereka dengan ketidak mengertiannya terhadap

uslub-uslub atau gramatika bahasa arab.

Imam Asmu i meriwayatkan sebuah hadits dari Imam Kholil dari Abi Amrin

bin A la , beliau berkata :

اك�من تزندق بالعراق �هله بالعر بية وهم باعتقاده ا�لول واال�اد �فرة

Kebanyakan orang yang kafir zindik dari penduduk Irak adalah disebabkan

oleh ketidakmengertian mereka terhadap literatur Arab mayoritas dari mereka

menjadi kufur karena keyakinan mereka yang salah terhadap pemahaman

Hulul dan Ittihad .

Qodli Iyadh didalam kitabnya Al Syifa mewanti-wanti : Sesungguhnya setiap

bentuk perkataan yang secara sharih, terang-terangan menafikan atau

menghilangkan sifat ketuhanan dan ke Maha Esaannya, melakukan

penyembahan terhadap selain Allah atau mempersekutukan Allah pada

sesembahannya adalah merupakan bentuk kekufuran yang nyata. Seperti juga

Page 26: Risalah-Ahlussunnah

Risalah Ahlussunnah - Syaikh Muhammad Hasyim Asy’ari

Ebook Gratis - www.kangridho.blogspot.com

26

ucapan-ucapan yang dikeluarkan oleh Kaum Duhriyah, Nasrani, Majusi, dan

orang-orang yang mempersekutukan Allah dengan menyembah berhala,

Malaikat, Syetan, Matahari, bintang-bintang, dan menyembah api ataupun

selain daripada Allah. Demikian juga kekufuran itu terjadi pada orang-orang

yang menyakini adanya hulul (menempatnya Dzat Allah pada diri makhluk)

dan terjadinya Al - Tanasukh (Ruh Allah SWT menitis pada diri seorang

hamba).

Kekufuran itu dapat pula terjadi pada orang yang mengakui ketuhanan Allah

dan ke-Maha Esaannya tetapi ia menyakini bahwa Allah tidaklah hidup atau

bukanlah Dzat yang Qadim (terdahulu), atau sesungguhnya Allah adalah dzat

yang hadits (baru datang) dan memiliki bentuk, atau menyangka bahwa Allah

memiliki anak istri, dan bahkan ia terlahirkan dari sesuatu yang maujud

sebelum-Nya, atau sesungguhnya ada sesuatu selain Allah yang menyertai-

Nya di zaman Azali, atau menyakini bahwa ada Dzat lain selain Allah yang

menciptakan dan mengatur alam ini. Semua keyakinan dan anggapan

sebagaimana disebut di atas merupakan bentuk kekufuran menurut ijma

kaum muslimin.

Demikian juga kekufuran itu terjadi pada seseorang yang menganggap dirinya

dapat duduk bersama Allah, menyertai-Nya naik ke Arasy, berbincang-

bincang dengan-Nya dan meyakini dapat menyatunya Dzat Allah pada diri

seseorang sebagaimana yang difahami oleh sebagian kaum Tasawuf, aliran

kebatinan dan orang-orang Nasrani.

Page 27: Risalah-Ahlussunnah

Risalah Ahlussunnah - Syaikh Muhammad Hasyim Asy’ari

Ebook Gratis - www.kangridho.blogspot.com

27

Termasuk bentuk kekufuran yang lain adalah : seseorang yang menyakini sifat

ketuhanan dan ke Maha Esaan Allah tetapi ia menentang pokok-pokok

kenabian secara umum atau konsepsi-konsepsi kenabian kita Muhammad Saw

secara khusus. Atau salah satu dari para nabi, dimana hal itu terjadi setelah ia

mengetahui konsepsi konsepsi nash Nya, maka tanpa keraguan ia dihukumi

kafir. Demikian pula menjadi kafir seseorang yang menyatakan bahwa Nabi

kita Muhammad Saw adalah bukanlah ia yang berdomisili di Makkah dan

Hijaz.

Kekufuran itu juga akan terjadi sebab beberapa hal berikut ini, antara lain :

Seseorang yang mengakui terutusnya nabi yang lain bersamaan dengan

kenabian nabi Muhammad SAW atau masih akan ada nabi lagi setelah

kenabian nabi Muhammad SAW juga seorang yang mengklaim bahwa

kenabian Muhammad Saw adalah hanya dikhususkan untuk kalangan atau

golongannya sendiri (bukan Nabi yang Rahmatan lil alamin). Demikian juga

terjadi kekufuran apa bila ada seorang yang kondang sebagai ahli tasawwuf,

tetapi hingga kebablasan ia menyatakan diri bahwa ia menerima wahyu dari

Allah Ta ala walaupun ia tidak sampai mengaku-aku menjadi Nabi. Imam

Yusuf al Ardhabili di dalam kitab Al Anwarnya memberikan pernyataan

yang tegas bahwa : Dapatlah dipastikan kekafiran itu terjadi pada setiap orang

yang mengucapkan suatu perkataan yang sebab ucapan itu umat menjadi

terjerumus pada lembah kesesatan, apalagi bila sampai meng-kafirkan sahabat,

termasuk juga setiap orang yang melakukan perbuatan dimana pekerjaan itu

tidaklah muncul atau bersumber kecuali dari orang-orang kafir seperti sujud

pada salib atau menyembah api, atau pergi menuju ke gereja-gereja bersama

pengikut-pengikut gereja dengan mengenakan atribut-atribut yang juga

Page 28: Risalah-Ahlussunnah

Risalah Ahlussunnah - Syaikh Muhammad Hasyim Asy’ari

Ebook Gratis - www.kangridho.blogspot.com

28

dipakai oleh ahli-ahli gereja seperti memakai ikat pinggang atau yang lainnya.

Demikian juga ia yang mengingkari eksistensi Makkah, Ka bah, ataupun

Masjidil Haram bilamana hal itu muncul dari seorang yang menurut

pandangan kita ia sebenarnya tau dan memahami bahwa kenyataannya

pergaulan mereka adalah dengan orang-orang Islam.

Page 29: Risalah-Ahlussunnah

Risalah Ahlussunnah - Syaikh Muhammad Hasyim Asy’ari

Ebook Gratis - www.kangridho.blogspot.com

29

PASAL

MENJELASKAN TENTANG KHITTAH

Kembali pada ajaran Al Shalaf al - Shalih menjelaskan maksud dari kelompok

yang disebut dengan Al Sawad al A'dham di era ini dan pentingnya berpegang

teguh pada salah satu madzhab yang empat.

Dengan memahami apa yang telah saya kemukakan di atas, kita menyadari

bahwa sesungguhnya kebenaran yang haqiqi itu berpihak pada kalangan Al

Salafiyah generasi terdahulu yang konsisten dan survive mengugemi nilai-nilai

ajaran agama yang telah dibangun oleh ulama Al - Salaf al Shalih merekalah

yang oleh Rasulillah sendiri beliau identifikasi sebagai Al - Sawadu al - A

dham (golongan mayoritas) yakni mereka yang cocok dan menyepakati

konsepsi-konsepsi agama yang ditetapkan oleh ulama-ulama Makkah,

Madinah dan ulama-ulama Al Azhar yang mulia, kesemuanya adalah

menjadi panutan kelompok ahli al Haq, sayangnya sulit sekali atau bahkan

hampir tidaklah mungkin melakukan penelitian dan pelacakan secara seksama

terhadap setiap persoalan dari sejumlah ulama-ulama ini. Karena kemasyhuran

dan menyebarnya tempat domisili mereka diberbagai daerah. Dan tidak

mungkin pula dapat menghitungnya karena keberadaan mereka sebagaimana

bintang gumintang di langit.

Rasulullah Saw bersabda dalam sebuah haditsnya :

Page 30: Risalah-Ahlussunnah

Risalah Ahlussunnah - Syaikh Muhammad Hasyim Asy’ari

Ebook Gratis - www.kangridho.blogspot.com

30

رواه ( و�داهللا � ا�ماعة من شذ شذ إ� ا�ار . ان اهللا ال �تمع أم� � ضاللة

االعظم مع ا�ق فعليك با�سواد, فإذا وقع االختالف : زاد ابن ماجاه) ال�مذ ي

واهل

Sesungguhnya Allah Ta ala memberikan jaminan bahwa umatnya tidaklah

akan bersekongkol untuk menyepakati kesesatan, keberpihakan Allah adalah

pada Al Jama ah, barang siapa yang menyimpang dari konsensus mayoritas

berarti bahwa ia mengasingkan diri menuju neraka. (HR. Al Turmudzi)

Imam Ibnu Majah menambahkan : Bila terjadi perselisihan maka pegangilah

keputusan yang diambil oleh Al Aswad al - A dham (kelompok mayoritas)

dengan segala komitmen atas kebenaran mereka

Didalam kitab Al Jami Al Shagir disebutkan :

اللةضمع � �ت� أن أمإن اهللا قد اجار

Sesungguhnya Allah telah menyelamatkan umatku dari segala bentuk

persekongkolan atas perbuatan sesat

Mayoritas dari mereka yang konsisten memegangi kebenaran (Ahli al - Haq)

adalah mereka yang menjadi pengikut Imam Madzhab yang empat Al-

Madzzhab al-Arba ah , mengapa demikian kita tahu bahwa Imam Bukhori

adalah bermadzhab Syafi iy beliau meriwayatkan hadits dari Imam Humaidiy,

Al Za faroniy, dan Imam Karobi isiy, demikian juga Imam Ibnu Khuzaimah

dan Imam Nasa i. Demikian pula pada beberapa Imam/Muhaddits yang lain

Page 31: Risalah-Ahlussunnah

Risalah Ahlussunnah - Syaikh Muhammad Hasyim Asy’ari

Ebook Gratis - www.kangridho.blogspot.com

31

yakni : Imam Al-Syibi adalah pengikut madzhab Malikiy, Imam Mahaasibi

adalah bermadzhab Syafi iy. Imam Al Jariry merupakan Penganut setia Imam

Hanafiy. Syaikh Abdul Qadir al Jailani bermadzhab Hambaliy, Imam Abu

Hasan Al Syadhili pengikut madzhab Malikiy, dan dengan mengikuti satu

madzhab tertentu akan lebih dapat terfokus pada satu nilai kebenaran yang

haqiqi, lebih dapat memahami secara mendalam dan akan lebih memudahkan

dalam mengimplementasikan amalan. Dengan menentukan pada satu pilihan

madzhab inilah berarti ia telah pula melakukan jalan yang juga ditempuh oleh

Al Salaafuna al Shaalih , mudah-mudahan keridloan Allah terlimpah

curahkan pada mereka semua, Amin.

Kita sebagai kelompok awam dari mayoritas kaum muslimin harus

membulatkan tekad untuk senantiasa bertaqwa kepada Allah swt. Haqqo al -

Taqwa, dan senantiasa berharap agar nantinya kita semua tidak mati

meninggalkan dunia yang fana ini kecuali tetap mengugemi agama Islam, kita

sepakat untuk senantiasa berdamai dan melakukan rekonsiliasi dengan mereka

atau siapa saja yang berselisih. Merekatkan tali persaudaraan, bersikap dan

berperilaku baik terhadap semua tetangga, kerabat dan seluruh teman, dapat

memahami dan melaksanakan hak-hak para pemimpin, bersikap santun dan

belas kasihan terhadap kaum dlu afa dan kalangan wong cilik.

Kita berusaha mencegah mereka dari segala bentuk permusuhan, saling benci-

membenci, memutuskan hubungan, hasut-menghasut, sekterianisme dan

memebentuk sekte-sekte baru yang mengkotak-kotakkan Agama, kita

menghimbau pada mereka semua untuk bersatu, bersahabat, tolong

menolong dalam kebaikan, berpegang teguh pada agama Allah yang kokoh,

Page 32: Risalah-Ahlussunnah

Risalah Ahlussunnah - Syaikh Muhammad Hasyim Asy’ari

Ebook Gratis - www.kangridho.blogspot.com

32

dan menghindari perpecahan (Dis integrasi). Hendaknya kita tetap eksis

berpedoman pada Al Kitab , Al Sunnah , dan apa saja yang menjadi

tuntunan para ulama , panutan umat yakni Imam Abu Hanifah, Imam Malik

bin Anas, Imam Syafi i dan Imam Ahmad bin Hambal Ra. Merekalah ulama

yang mujma alaih, Sah untuk diikuti dan dilarang keluar dari madzhab-

madzhab mereka. Hendaknya kita juga berpaling dari segenap bentuk

organisasi organisasi baru yang bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar

yang dibangun oleh Al Salaf al Sholihin .

Rasulullah Saw. bersabda :

ذ شمن

ذ � س

ارا�

Barang siapa yang menyimpang (keluar dari Al - Jamaah ) berarti ia

mengungsikan dirinya ke beraka.

Untuk itu hendaknya kita tetap konsisten memegangi Al Jamaah

(organisasi aswaja) alaa thariqati Al Salaf Al Shalihin .

Rasulullah saw. bersabda :

. اعة وا�م, وا�جرة , وا�هاد ,والطاعة ,ا�سمع : ن بهو أنا آ�ر�م �مس أ�ر� اهللا

فإن من فارق

قهعنة ا�إل سالم عن ر�ق فقد خلع س�اعة قيد ا�م

Aku perintahkan pada kalian semua untuk melaksanakan lima hal, dimana

Allah telah memerintahkan hal itu padaku, yakni bersedia untuk

mendengarkan, taat dan siap untuk berjihad, melakukan hijrah dan bergabung

Page 33: Risalah-Ahlussunnah

Risalah Ahlussunnah - Syaikh Muhammad Hasyim Asy’ari

Ebook Gratis - www.kangridho.blogspot.com

33

masuk dalam bingkai Al - Jamaah. Sesungguhnya seseorang yang berpisah

dari jamaah walaupun hanya sejengkal, berarti sungguh ia telah melepaskan

ikatan tali keislamannya dari lehernya .

Sayyidina Umar bin Al Khattab ra berkata :

� أبعد االث�فان ا�شيطان مع ا�واحد وهو مع , �م والفرقة اعلي�م با�ماعة و�ي

نة ا�ومن أراد �بوحة

اعةا�مزم فليل

Berpegang teguhlah kalian semua pada Al Jama ah, hindarkan diri kalian dari

segala bentuk perpecahan, karena sesungguhnya syetan ketika menyertai anda

seorang diri saja, maka dengan sangat mudah ia menaklukkannya dibanding

ketika ia menyertai dua orang yang bersekutu, barang siapa bermaksud dan

ingin mendapat kenikmatan hidup di dalam surga maka tetaplah bersama Al

Jama ah".

Page 34: Risalah-Ahlussunnah

Risalah Ahlussunnah - Syaikh Muhammad Hasyim Asy’ari

Ebook Gratis - www.kangridho.blogspot.com

34

PASAL

WAJIBNYA TAQLID BAGI SESEORANG YANG TIDAK MEMILIKI

KEAHLIAN UNTUK BERIJTIHAD

Menurut pandangan Jumhuril Ulama setiap orang yang tidak memiliki

keahlian untuk sampai pada tingkat kemampuan sebagai mujtahid mutlak,

sekalipun ia telah mampu menguasai beberapa cabang keilmuan yang

dipersyaratkan di dalam melakukan ijtihad, maka wajib baginya untuk

mengikuti (taklid) pada satu qaul dari para Imam Mujtahid dan mengambil

fatwa mereka agar ia dapat keluar dan terbebaskan dari ikatan beban (Taklif)

yang mewajibkannya untuk mengikuti siapa saja yang ia kehendaki dari salah

satu Imam Mujtahid, sebagaimana difirmankan oleh Allah Swt :

ونالتعلمفاسئلوا اهل ا�كر إن كنتم

Maka bertanyalah kalian semua kepada ahli ilmu jika kalian semua tidak

mengetahui

Dengan berdasar pada ayat ini, seseorang yang tidak mengetahui diwajibkan

oleh Allah Swt. untuk bertanya, Nah bertanya itu merupakan perwujudan

sikap taqlid seseorang kepada orang yang alim. Firman Allah ini berlaku secara

umum untuk semua golongan yang dikhitobi.

Secara umum pula firman Allah ini, mewajibkan kita untuk bertanya dan

mempertanyakan segala sesuatu yang tidak kita ketahui, sesuai dengan

kesepakatan / konsensus Jumhur al Ulama. Karena sesungguhnya orang

yang beridentitas awam itu pasti ada sejak zaman generasi sahabat, tabi in dan

Page 35: Risalah-Ahlussunnah

Risalah Ahlussunnah - Syaikh Muhammad Hasyim Asy’ari

Ebook Gratis - www.kangridho.blogspot.com

35

hingga zaman setelahnya, mereka wajib meminta fatwa kepada para mujtahid

dan mengikuti fatwa fatwa mereka dalam hukum-hukum syari ah dan

mengimplementasikannya sesuai dengan petunjuk Ulama. Pertanyaan esensial

yang kemudian muncul adalah, mengapa harus mempertanyakan suatu

hukum dan tuntutan syari at yang tidak diketahui. Karena sesungguhnya para

ulamapun ketika menerima pertanyaan, mereka seringkali segera menjawab

pertanyaan tersebut to the point tanpa memberi isyaroh untuk menuturkan

dalil, di satu sisi ketika seorang ulama melarang untuk melakukan sesuatu

kepada orang yang awam, merekapun (awam) langsung menerimanya tanpa

mengingkarinya. Kondisi yang sedemikianlah yang lantas disepakati adanya

kewajiban bagi orang awam untuk mengikuti pendapat seorang mujtahid,

disadari pula bahwa sama sekali orang awam itu tidak memiliki kemampuan

dan otoritas untuk memahami Al Kitab dan Al Sunnah dan tentunya

pemahamannya tidaklah dapat diterima jika tidak cocok dengan pemahaman

ulama ahli Al Haq yang agung dan terpilih. Sesungguhnya orang yang ahli

bid ah dan berperilaku menyimpang, mereka memahami hukum-hukum

secara bathil dari Al Kitab dan Al Sunnah, pada kenyataannya apapun yang

diambil oleh ahli bid ah tidaklah dapat dipegangi sebagai kebenaran.

Bagi orang awam tidak diwajibkan untuk tetap eksis / konsisten mengikuti

satu madzhab saja dalam menyikapi setiap masalah baru yang muncul.

Walaupun ia telah menetapkan untuk mengikuti satu madzhab tertentu

seperti madzhabnya Imam Al - Syafi i ra., tidaklah selamanya ia harus

mengikuti madzhab ini, bahkan diperkenankan baginya untuk pindah pada

madzhab yang lain selain Al - Syafi i. Seorang awam yang tidak memiliki

kemampuan untuk melakukan pengkajian masalah dan istidlal (melakukan

Page 36: Risalah-Ahlussunnah

Risalah Ahlussunnah - Syaikh Muhammad Hasyim Asy’ari

Ebook Gratis - www.kangridho.blogspot.com

36

pelacakan / pencarian sumber dalil) atau ia juga tidak memiliki kemampuan

membaca sebuah kitabpun yang ada sebagai reverensi dalam sebuah madzhab,

lantas ia mengatakan bahwa saya adalah bermadzhab Al-Syafi i, maka

pernyataan yang sedemikian itu tidaklah absah sebagai pengakuan bilamana

hanya sekedar ucapan belaka.

Tetapi menurut sebuah pendapat yang lain menyatakan bahwa ; ketika

seorang awam itu konsisten mengikuti satu madzhab tertentu maka wajiblah

baginya untuk menetapkan madzhab pilihanya. Karena jelas seorang Awam

itu meyakini bahwa madzhab yang ia pilih adalah madzhab yang benar. Maka

konsekwensi yang harus ia terima adalah wajib menjalankan apa yang menjadi

ketentuan madzhab yang ia yakini.

Bagi seseorang yang taqlid (مقلد) boleh mengikuti selain imamnya dalam

sebuah masalah yang timbul padanya. Misalnya saja ia taqlid pada satu imam

dalam melaksanakan shalat dhuhur, dan ia taqlid dan mengikuti imam lain

dalam melaksanakan shalat ashar. Jadi taqlid setelah selesainya melakukan

sebuah amal/ ibadah adalah boleh. Untuk memahami hal ini dapatlah

digambarkan sebuah masalah : Bila seorang yang bermadzhab syafii

melakukan shalat dan ia menyangka (ظن)atas keabsahan shalatnya menurut

pandangan madzhabnya, ternyata kemudian menjadi jelas bahwa shalatnya

adalah batal menurut madzhab yang dianutnya, dan sah bila menurut

pendapat yang lain maka baginya boleh langsung taqlid pada madzhab lain

yang mengesahkan shalatnya. Dengan demikian cukup terpenuhilah

kewajiban shalatnya.

Page 37: Risalah-Ahlussunnah

Risalah Ahlussunnah - Syaikh Muhammad Hasyim Asy’ari

Ebook Gratis - www.kangridho.blogspot.com

37

PASAL

SIKAP EKSTRA HATI-HATI DIDALAM MENGAMBIL AGAMA DAN

KEILMUAN, JUGA SIKAP ANTISIPATIF TERHADAP FITNAH YANG

DIMUNCULKAN OLEH PARA AHLI BID AH, ORANG-ORANG

MUNAFIQ DAN PARA PEMIMPIN YANG MENJERUMUSKAN.

Wajib bersikap ekstra hati-hati didalam mencari dan menghasilkan keilmuan,

maka janganlah anda mencari dan mendapatkannya dari selain ahli ilmu.

ال�مل العلم عن اهل ا�دع وال : هعنروى ابن عساكر وعن االمام ما�ك ر� اهللا

ذب الي�والعمن ي�ذب � حديث ا�اس وان �ن ,�مله عمن اليعرف بالطلب

ليه وسلم� حديث رسول اهللا ص� اهللا ع

Diriwayatkan dari Imam Ibnu Asakir dari Imam Malik Ra : Janganlah engkau

menerima ilmu dari ahli bidah, jangan pula anda mencari dan menerima

keilmuan (agama) dari seseorang yang tidak diketahui kepada siapa ia belajar,

dan tidaklah pula diperkenankan menerimanya dari seseorang yang

melakukan kebohongan publik didalam menceritakan manusia, walaupun ia

diyakini tidak akan melakukan kebohongan terhadap hadits Rasulullah SAW.

فانظروا عمن تأخذون دين�م, هذا العلم دين: وروى ابن س��ن ر�ه اهللا

Diriwayatkan lagi dari Imam Ibnu Sirrin Ra : Ilmu ini adalah agama ;maka

selektiflah kalian semua dari siapa kalian mengambil agama.

Page 38: Risalah-Ahlussunnah

Risalah Ahlussunnah - Syaikh Muhammad Hasyim Asy’ari

Ebook Gratis - www.kangridho.blogspot.com

38

, ن ديوا�صالة , ن ديالعلم : يل� عن ا� عمرر� اهللا عنهما �رفو� وروى ا�

, �م �سأ�ون يوم القيامة و�يف تصلون هذه فإن, ذون هذا العلم تأخفانظروا عمن

أهليفال ترووه اال عمن �ققت

ا�تقات ا�قته بأن ي�ون من العدول

Diriwayatkan oleh Imam Al - Dailami dari Ibnu Umar ra. dalam sebuah

periwayatan yang marfu : "Ilmu adalah agama dan shalat adalah agama. Maka

bersikap telitilah kalian semua didalam mengambil/menerima ilmu itu.

Bagaimana anda melakukan shalat seperti ini Sesungguhnya kalian semua

akan ditanya nanti dihari kiamat, maka janganlah anda meriwayatkan

keilmuan itu kecuali dari seseorang yang benar-benar anda meyakini

keahliannya yakni ia yang memiliki sifat-sifat keadilan, dapat dipercaya dan

muttaqien".

سيكون � اخر : حه أن رسول اهللا ص� اهللا عليه وسلم قال صحيوروى �سلم �

دثو�م ما �م �سمعوا انتم والابآئ�م فايا�م واياهم�أم� أناس

Imam muslim meriwayatkan didalam kitab shahih-nya bahwa Rasulullah SAW

bersabda : Akan ditemukan dizaman akhir dari umatku sekelompok manusia

yang senantiasa menceritakan kepada kalian segala sesuatu yang mereka tidak

pernah mendengarkannya, kamu dan juga orang-orang tua kalian, maka

jagalah diri kalian semua, dan waspadailah mereka .

Page 39: Risalah-Ahlussunnah

Risalah Ahlussunnah - Syaikh Muhammad Hasyim Asy’ari

Ebook Gratis - www.kangridho.blogspot.com

39

قال رسول اهللا ص� اهللا : نه يقول و� صحيح �سلم أيضا أن أبا هر يرة ر� اهللا ع

بون يأتون�م من االحاديث بما �م اعليه وسلم ي�ون � أخر ا�زمان دجا�ون كذ

ون�مواليفتنمعوا انتم والاباؤ�م فإيا�م واياهم اليضلون�م �س

Di dalam kitab Shahih Muslim juga disebutkan, sesungguhnya Abu Hurairah

RA berkata : Rasulillah Saw bersabda : "Akan didapati diakhir zaman nanti

Dajjal-dajjal yang menebar kebohongan-kebohongan, mereka datang

membawa berita-berita yang, kalian dan orang tua kalian semua tidak

pernahmendengarkannya, jagalah diri kalian dan waspadailah mereka, jangan

sampai mereka menjerumuskan kalian semua, dan jangan pula kalian ter

fitnah".

ياط� شإن � ا�حر: و� صحيح �سلم أيضا عن عمر بن العاص ر� اهللا عنه قال

يوشك ان �رج فتقراء � ا�اس قرأنا, �سجونة اوثقها سليمان ابن داود

Juga di dalam kitab Shahih Muslim diriwayatkan sebuah hadits dari Umar bin

al Ash Ra. beliau berkata : Sungguh di dalam lautan terdapat syetan-syetan

yang terpenjarakan dan yang membelenggunya adalah Nabi Sulaiman bin

Dawud, hampir saja mereka dapat keluar, dan mereka hendak membacakan

Al-Qur'an kepada seluruh manusia .

Imam Al Nawawi mengomentari hadits ini dengan pernyataannya; bahwa

makna (syetan-syetan) yang dikehendaki oleh hadist diatas adalah mereka

Page 40: Risalah-Ahlussunnah

Risalah Ahlussunnah - Syaikh Muhammad Hasyim Asy’ari

Ebook Gratis - www.kangridho.blogspot.com

40

yang membacakan sesuatu yang sebenarnya bukanlah Al-Qur'an, tetapi ia

mengatakannya bahwa ini adalah Al-Qur'an, mereka mengecohkan manusia

pada umumnya agar mereka menganggap aneh terhadap Al-Qur'an .

إن أخوف ما اخاف � أم� األئمة : وروى الط�ا� عن ابن ا�رداء ر� اهللا عنه

ان اخوف ما اخاف � أم� : وروى االمام أ�د عن عمر ر� اهللا عنه . ا�ضلون

� منافق عليم ا�لسان

Diriwayatkan oleh Imam Thabrani dari Abi Darda i RA, Sesungguhnya yang

paling menghawatirkan atas umatku adalah prilaku para pemimpin yang sesat ,

Imam Ahmad dalam riwayatnya dari sahabat Umar Ra. Menyatakan :

Sesungguhnya kekhawatiran terbesarku atas umat ku adalah orang munafik

yang kepandaiannya hanya di lisan saja .

Imam Al Munawwir Ra. menginterpretasikan/ menafsiri hadits ini dengan

pernyataannya : Banyak sekali orang yang pandai beretorika tetapi bodoh hati

dan perbuatannya, ia mencari ilmu dengan orientasi mencari kerja dari sanalah

ia akan mencari makan, dan mengorbankan kesombongan demi meraih

kemulyaan. Ia mengajak manusia semesta alam menuju Tuhannya, tetapi ia

sendiri lari dari pada-Nya .

Page 41: Risalah-Ahlussunnah

Risalah Ahlussunnah - Syaikh Muhammad Hasyim Asy’ari

Ebook Gratis - www.kangridho.blogspot.com

41

هل : قال � عمر ابن ا�طاب ر� هللا عنه : وعن ز�اد بن حدير ر�ه اهللا تعا� قال

, تاب با�كوجدال ا�نافق , قال يهدمه زلة العا�م , سالم ؟ قلت ال تعرف مايهدم اإل

ل�ا�ضم األئمة وح�

Dari Ziyad bin Jabir RA ia berkata ; telah berkata kepadaku Sayyidina Umar

bin Khattab RA : "Tahukah kamu apakah yang dapat merobohkan Islam "

Aku berkata tidak Ya Amirul Mukminin; Berkatalah beliau : "Yang akan

merobohkan Islam adalah tergelincirnya orang awam (sebab mereka tidak

bersikap hati-hati), orang munafiq yang menperdebatkan Al Kitab, dan

supermasi hukum yang dikendalikan oleh para pemimpin yang menyimpang".

Sumber :

http://www.darussholah.com

Disebarluaskan Oleh :

http://aswaja-nu.blogspot.com

http://www.kangridho.blogspot.com