ring kasanw

14
Photograph Photograph atau photo (foto) merupakan istilah yang sudah tidak asing lagi bagi masyakarat modern abad 21. Seiring tingginya intensitas penggunaan foto dalam kehidupan sehari- hari, kini foto dapat dengan mudah ditemukan di berbagai tempat baik itu di rumah, di perpustakaan, di museum, di kantor dan di berbagai tempat lainnya. Penggunaan Istilah photograph mulai digunakan pada tahun 1839 oleh Sir John Herschel dari kata photo - + - graph yang berarti instrumen untuk merekam. Photography merupakan aktivitas kegiatan merekamnya, sedangkan photograph merupakan media atau gambar yang dihasilkan dari aktivitas photography (Online Etymology Dictionary, 2010). Norris (1991, p. 19) mengungkapkan bahwa foto merupakan objek kompleks yang dibuat menggunakan berbagai macam teknik. Kebanyakan foto tercipta dari struktur laminasi yang terdiri dari dukungan primer dan sebuah lapisan pengikat transparan dimana gambar akhir ditempatkan. Susie Clark (1999, p.1) menyatakan photograph adalah gambar yang dihasilkan oleh cahaya. Cahaya memulai reaksi kimia yang menyebabkan perubahan kimia yang tahan lama dalam suatu senyawa peka cahaya, kemudian terikat pada sebuah media pendukung. Media pendukung tersebut

Upload: rensgrunkzpartii

Post on 08-Nov-2015

218 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

god

TRANSCRIPT

PhotographPhotograph atau photo (foto) merupakan istilah yang sudah tidak asing lagi bagi masyakarat modern abad 21. Seiring tingginya intensitas penggunaan foto dalam kehidupan sehari-hari, kini foto dapat dengan mudah ditemukan di berbagai tempat baik itu di rumah, di perpustakaan, di museum, di kantor dan di berbagai tempat lainnya. Penggunaan Istilah photograph mulai digunakan pada tahun 1839 oleh Sir John Herschel dari kata photo - + - graph yang berarti instrumen untuk merekam. Photography merupakan aktivitas kegiatan merekamnya, sedangkan photograph merupakan media atau gambar yang dihasilkan dari aktivitas photography (Online Etymology Dictionary, 2010). Norris (1991, p. 19) mengungkapkan bahwa foto merupakan objek kompleks yang dibuat menggunakan berbagai macam teknik. Kebanyakan foto tercipta dari struktur laminasi yang terdiri dari dukungan primer dan sebuah lapisan pengikat transparan dimana gambar akhir ditempatkan. Susie Clark (1999, p.1) menyatakan photograph adalah gambar yang dihasilkan oleh cahaya. Cahaya memulai reaksi kimia yang menyebabkan perubahan kimia yang tahan lama dalam suatu senyawa peka cahaya, kemudian terikat pada sebuah media pendukung. Media pendukung tersebut biasanya terbuat dari kertas, plastik, kaca, atau logam, namun kadang-kadang dari kulit atau kain. Mark Roosa (1992) menyatakan, photograph merupakan objek yang terdiri dari beberapa bagian. Secara umum dibagi menjadi 3 komponen yang berbeda, yaitu : media pendukung, pengikat, materi gambar akhir. Lapisan media pendukung biasanya terbuat dari kaca, film plastik, kertas, atau resin yang dilapisi kertas. Lapisan pengikat biasanya terbuat dari gelatin, albumen, dan collodion. materi gambar akhir terbuat dari perak, pewarna warna atau partikel pigmen. Alur waktu penemuan pemrosesan fotografi sebagai berikut :

Prints Heliograph 1826 Daguerreotype 1839-60 Salted Paper Prints 1840-60s Cyanotype 1840-1920 (popular 1880-1920) Wet Collodion 1851 Platinotype 1881-1930s Tintype 1855-1900 Ambrotype 1855-65 Albumen 1850s-1920 (popular 1850-95) Carbon 1861-1940 Silver Gelatin 1880 - present Color 1946

Faktor Perusak FotoFoto-foto sangat rentan terhadap deteriorasi kerusakan fisik, kerusakan kimia, dan biologi. Penanganan, lingkungan yang buruk dan tempat penyimpanan yang berkualitas rendah semua berdampak pada kondisi foto. Hampir semua foto sangat sensitif terhadap kondisi lingkungan yang buruk. Suhu tinggi dan kelembaban relatif tinggi (relative humidity) akan meningkatkan tingkat kerusakan secara kimia dan fisik, menyebabkan gambar perak menyuram, memudar atau menghitam. Warna gambar dapat memudar dan beberapa penopang asetat earlycellulose film akan rusak. Suhu tinggi dan kelembaban relatif rendah dapat menyebabkan pengelupasan emulsi dan pemisahan emulsi dari penopang.Faktor yang dapat mempengaruhi ketahananan suatu bahan fotografi sebagai berikut :1. Kelembaban RelatifKelembaban relatif didefinisikan sebagai rasio dari kelembaban mutlak pada udara yang diukur terhadap udara jenuh dengan air pada suhu yang sama. Kelembaban Relatif = kelembaban mutlak dari udara yang diukur x 100 kelembaban mutlak dari udara jenuh. Bahan dasar foto berasal dari bahan yang peka terhadap cahaya yaitu silver halides. Silver halides digunakan pada sebagian besar dokumen foto, film bergerak, dan microfilm. Bahan foto tersebut lebih sensitif terhadap kondisi lingkungan dibandingkan dengan bahan lain yang dapat ditemukan di lingkungan perpustakaan dan arsip. Pengendalian kelembaban relatif merupakan faktor utama dalam menjaga stabilitas jangka panjang foto. Kelembaban relatif juga diketahui sebagai pengendali laju reaksi menguning pada cetakan albumen. Berdasarkan hal tersebut kelembaban relatif merupakan salah satu faktor lingkungan yang harus dikontrol dengan ketat karena akan berdampak pada fisik bahan. Selain itu adanya uap lembab yang merupakan katalis kuat dari kebanyakan reaksi kimia dapat menyebabkan foxing pada halaman album, saling menempel pada lapisan gelatin, menguningnya cetakan albumen, tumbuhnya jamur, pembentukan karat pada kasus logam, dan beberapa fenomena lainnya. Oleh karena itu foto harus disimpan pada tingkat kelembaban relatif yang wajar dan harus dijaga secara konsisten.2. SuhuSebagian besar fenomena fisika dan kimia memiliki ketergantungan pada suhu. Hal ini dapat menimbulkan masalah berupa perubahan fisik. Pengaruh suhu penyimpanan yang tinggi (yaitu di atas 30 C) pada foto akan berdampak buruk pada foto. Laju reaksi kimia menjadi dua kali lipat jika suhu reaksi dinaikkan sekitar 10 C. Sebaliknya, suhu penyimpanan yang rendah akan menyebabkan penurunan yang cukup besar dalam laju reaksi kerusakan, sehingga bermanfaat bagi pelestarian jangka panjang foto. Siklus tingkatan suhu akan mengganggu umur panjang dari bahan fotografi seperti halnya siklus kondisi kelembaban relatif. Hal tersebut menyebabkan ekspansi dan kontraksi pada bahan yang dapat menimbulkan berbagai jenis kerusakan fisik. Ada sejumlah instrumen yang dapat mengukur dan memantau baik kelembaban relatif atau suhu, atau keduanya secara bersamaan.3. Reaksi KimiaKomponen kimia dapat mengoksidasi gambar berbahan perak pada foto. Diantaranya seperti peroxides, ozone, sulfur oxides, dan nitrogen oxide. Perak memiliki daya tarik menarik yang kuat untuk beberapa jenis bahan yang mengandung sulfur, kemudian membentuk senyawa yang sangat stabil yang disebut sulfida perak. Contohnya seperti sulfida hidrogen, gas tidak berwarna dengan bau tidak menyenangkan yang merupakan produk sampingan dari kegiatan industri dan terdapat di atmosfer dapat bereaksi dengan mudah terhadap gambar foto perak untuk membentuk sulfida perak. Sisa pengolahan senyawa juga dapat mengandung sulfur bahan kimia tertentu yang dapat berdampak pada ketahanan foto. Contohnya sisa pengolahan senyawa kimia pada proses fixing bath dalam pembuatan film foto. Reaksi kimia yang telah terbukti memiliki efek yang merugikan pada sifat permanen bahan foto berasal dari proses degradasi pada film foto yang tidak stabil seperti film berbahan cellulose nitrate. Selain itu media penyimpanan berkas foto (folder, amplop) terbuat dari bahan kimia yang tidak stabil. Hal tersebut juga dapat berpengaruh buruk terhadap film atau kertas yang tersimpan di dalamnya karena kontak erat antara foto dan amplop tersebut.4. PenyinaranBeberapa hasil pemrosesan foto tidak stabil terhadap cahaya. Diantaranya seperti hasil dari pemrosesan foto salt prints, albumen prints, dan berbagai macam non-silver pigment prints. Sedangkan hasil pemrosesan silver gelatin prints diketahui cukup stabil terhadap cahaya. Biasanya foto berwarna sangat rentan terhadap cahaya sehingga menyebabkan pemudaran.

Penanganan FotoKetika menangani sebuah foto, pastikan selalu bekerja pada permukaan yang bersih dan luas. Tempat menangani foto sebaiknya dibersihkan terlebih dahulu dengan kain kering atau kain yang sedikit basah untuk menghilangkan partikel partikel kotoran yang dapat menyebabkan goresan. Jika perlu tutup permukaan dengan kertas kosong atau kertas koran yang belum dipakai. Pada saat memeriksa foto pastikan tidak terkena cahaya ultra violet secara langsung. Selain itu ada beberapa hal penting lain yang sekiranya perlu diperhatikan, sebagai berikut : Foto harus ditangani sedikit mungkin. Jika memungkinkan buat salinan berupa bentuk cetak atau digital sehingga mengurangi resiko kerusakan dari sumber foto yang asli. Selalu hati-hati ketika membuat salinan untuk memastikan proses scanning atau duplikasi tidak merusak foto asli karena beberapa foto sangat rapuh. Selalu awasi siapa saja yang menangani foto, terutama yang masih baru dan tidak terlatih. Cuci tangan sebelum menangani foto dan gunakan sarung tangan ketika menangani foto yang kotor. Hati-hati ketika menggunakan sarung tangan karena hal tersebut akan mempersulit ketika menilai kondisi bahan, mengurangi ketangkasan dan dapat meningkatkan resiko kerusakan oleh tangan. Gunakan kedua tangan untuk memegang foto, jika memungkinkan gunakan kartu/kertas yang kaku untuk menopang bagian belakang foto, terutama untuk foto yang rapuh. Hal ini dapat mengurangi kerusakan fisik. Hindari juga menyentuh permukaan gambar. Keluarkan amplop dari negative foto bukan sebaliknya. Jika foto tersebut menempel, jangan paksa untuk mengeluarkannya. Jangan menumpuk sesuatu diatas foto karena dapat merusak permukaan. Jangan coba untuk meratakan foto yang terlipat karena kemungkinan foto tersebut retak atau sobek Jangan menggunakan pita perekat, staples, pin, klip kertas logam atau karet gelang. Jangan makan, minum atau merokok dekat foto. Jangan gunakan tinta untuk label foto. Gunakan pensil HB untuk menulis dibalik materi foto, namun jangan ditekan pada saat menuliskannya.

Perangkat Restorasi DigitalProses restorasi secara digital membutuhkan bantuan perangkat keras dan perangkat lunak. Perangkat-perangkat ini yang nantinya beperan sangat besar dalam proses restorasi digital, sehingga dapat dikatakan tanpa perangkat tersebut restorasi digital tidak dapat dilakukan. Perangkat-perangkat ini memiliki tingkatan kemutakhiran, semakin canggih maka proses restorasi foto digital akan semakin mudah dilakukan. Penjabaran lebih lanjut akan dijelaskan sebagai berikut :1. Perangkat KerasPerangkat keras yang dibutuhkan berupa satu unit komputer yang terdiri dari processor, hard disk, RAM, motherboard, layar monitor, keyboard, dan mouse. Perangkat keras lainnya adalah pemindai atau scanner yang digunakan untuk memindai foto asli ke bentuk digital. Selain itu ada perangkat optional yang dapat cukup membantu proses restorasi yaitu pen tablet, dengan menggunakan alat ini kita dapat dengan leluasa menggerakkan kursor komputer seperti menggambar langsung pada sebuah kertas dengan menggunakan pena. Perangkat keras lainnya adalah printer yang akan digunakan untuk mencetak ulang hasil dari restorasi foto.2. Perangkat LunakPerangkat lunak merupakan salah satu perangkat utama dalam proses restorasi digital. Tanpa adanya perangkat lunak pengolah gambar, proses restorasi foto tidak dapat dilakukan. Banyak berbagai macam produk perangkat lunak yang dapat digunakan, diantaranya perangkat lunak dengan lisensi berbayar seperti Adobe photoshop, CorelPhoto Paint, Photoshop Elements, dan Picture Window Pro. Selain perangkat lunak pengolah gambar dengan lisensi berbayar tersebut terdapat juga yang gratis seperti GIMP. Dalam penelitian ini perangkat lunak yang akan digunakan adalah Adobe Photoshop CS4. Alasan peneliti memilih perangkat lunak tersebut karena Adobe Photoshop CS4 memiliki fitur yang sangat lengkap, selain itu berbagai sumber rujukan juga menggunakan perangkat lunak tersebut dalam melakukan restorasi foto secara digital.

Langkah-Langkah dalam Restorasi Foto Secara DigitalSecara umum proses restorasi digital terbagi menjadi 3 bagian, yaitu :1. Proses pemindaian foto dari hardcopy ke bentuk digitial dengan bantuan alat berupa scanner. 2. Memperbaiki kerusakan-kerusakan foto secara digital menggunakan perangkat lunak pengolah gambar.3. Cetak hasil foto yang sudah direstorasi menggunakan printer.

Gambar: Alur Proses Restorasi Secara DigitalBentuk dan Jenis Kerusakan Koleksi Foto TuaSuatu koleksi foto jika sudah berumur lama biasanya akan mengalami kerusakan. Bentuk kerusakan tersebut dapat bermacam-macam, tergantung dari faktor-faktor perusak foto. mengemukakan deteriorasi koleksi foto dapat dibagi menjadi 3 jenis. Yang pertama adalah kerusakan fisik (struktur dan mekanikal). Contohnya adalah lipatan, lubang, goresan dan abrasi. Jenis kerusakan ini biasanya disebabkan oleh penanganan yang buruk atau metode penyimpanan dan penampilan foto yang buruk. Yang kedua adalah kerusakan secara kimia, hal ini dapat berupa pemudaran, perubahan warna, dan tarnishing (menjadi suram). Penyebabnya dapat berupa komponen internal bahan foto atau bahan kimia eksternal seperti polusi. Jenis yang terakhir adalah kerusakan secara biologis. Hal ini biasanya mengacu pada jamur, serangga, atau hewan pengerat. Lingkungan sekitar foto dan cara menggunakannya akan memiliki dampak yang cukup besar pada tingkat kerusakan. Beberapa contoh kerusakan foto tua antara lain rona foto yang berubah, bernoda, memudar, perubahan warna, kotor, tergores, retak, kehilangan emulsi, foto yang terpotong-potong, berkerut. Berdasarkan jenis dan bentuk kerusakan foto tua yang sudah dijabarkan sebelumnya.Jenis kerusakan foto terdapat 3 macam pengaruh antara lain:Kerusakan Fisik1. Berlubang2. Terlipat3. Terpotong4. Terkelupas5. Tergores6. Berkerut7. Retak8. Tercoret9. SobekKerusakan Kimia1. Pemudaran warna2. Perubahan warna3. Tarnishing (menyuram)4. Degradasi5. Perubahan ronaKerusakan Biologis1. Berjamur2. Bernoda

Teknik Dasar Restorasi Foto DigitalDalam restorasi digital menggunakan aplikasi Adobe Photoshop CS4, terdapat beberapa teknik dasar yang dapat digunakan untuk memperbaiki kerusakan kerusakan pada foto tua. Untuk memperbaiki rona foto dapat dilakukan dengan mengatur keseimbangan rona foto melalui image adjustment tool yang disebut curves. Untuk memperbaiki pemudaran dapat mengatur levels foto. Untuk memperbaiki kerusakan berupa jamur dapat digunakan tools seperti clone stamp, healing brush, dan spot healing brush. Untuk memperbaiki kerusakan fisik seperti goresan, bagian foto yang terkelupas dapat menggunakan dust & scratches filter dan history brush. Dan untuk memperbaiki retakan dapat digunakan healing tools dipadukan dengan clone stamp

Restorasi Foto Digital Sampel 1Sampel foto 1 merupakan foto tua dengan umur 38 tahun. Kerusakan yang terjadi berupa pemudaran warna sehinga foto menjadi hampir tidak dapat terlihat. Selain itu foto juga mengalami perubahan menjadi menguning. Usaha restorasi secara digital yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Buka hasil scan foto sampel 1 pada perangkat lunak Adobe Photoshop CS4.2. Pada foto yang mengalami pemudaran biasanya mempunyai karakteristik warna yang tidak seimbang pada warna merah, hijau, dan biru. Cara memperbaikinya adalah dengan mengatur keseimbangan warna foto melalui opsi levels dengan menemukan titik keseimbangan warna foto. Terdapat 4 pilihan menu yang dapat diatur dalam pengaturan levels yaitu warna yaitu red, green, blue, dan RGB (RGB merupakan gabungan dari warna merah, hijau dan biru). Atur keseimbangan warna foto menggunakan opsi levels (Layer > New Adjustmenst Layer > Levels).3. Cara mengatur levels adalah dengan mendekatkan titik hitam dan putih menuju bagian utama pixel foto. Hal ini akan menyeimbangkan distribusi rona pada tiap channel warna pada foto sehingga warna dan kontras foto akan menjadi kembali.4. Untuk memperbaiki warna foto yang menguning, dapat dilakukan dengan cara mengatur keseimbangan warna kuning pada opsi Hue / Saturation (Layer > New Adjustmenst Layer > Hue/Saturation).Langkah 1. Buka sampel foto yang sudah di scan ke bentuk digital menggunakan perangkat lunak Adobe Photoshop CS4.

Gambar Tahap 1 Restorasi Sampel Foto 1Langkah 2. Pilih pengaturan opsi levels dengan membuka pada bagian (Layer > New Adjustmenst Layer > Levels).

Gambar Tahap 2 Restorasi Sampel Foto 1Langkah 3. Foto yang memudar memiliki levels seperti tampak pada gambar diatas. Untuk memperbaikinya adalah dengan menarik titik hitam dan putih pada tiap channel (red, green, blue) ke titik pixel utama (tanda panah).

Gambar Tahap 3 Restorasi Sampel Foto 1Langkah 4. Levels yang sudah diperbaiki akan tampak seperti gambar diatas. Penyeimbangan levels ini harus diterapkan pada tiap channel baik itu red, green, dan blue.

Gambar Tahap 4 Restorasi Sampel Foto 1Langkah 5. Setelah penyesuain levels pada channel red, green, blue. Foto perlu diberikan koreksi kembali pada channel RGB, caranya dengan menyesuaikan restorasi dengan komposisi levels terbaik yang terlihat pada preview foto.