renops final2pdashl.menlhk.go.id/mcms/doc/public/sk.353_menlhk_setjen... · 2020. 11. 24. ·...

41

Upload: others

Post on 31-Jan-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • - 5 -

    oleh keberadaan pasang surut air laut. Sebagai kumpulan vegetasi endemik

    yang hidup di antara transisi daerah laut dan daratan di kawasan pesisir,

    keberadaan ekosistem atau hutan mangrove menjadi penting sebagai sabuk

    hijau bagi area pesisir dan sekitarnya, yang sekaligus memberikan multi-

    fungsi secara fisik, ekonomi, sosial-budaya, dan lingkungan bagi

    masyarakat dan kawasan pesisir.

    Hutan mangrove menjadi salah satu sumber penghidupan bagi

    masyarakat pesisir yang dalam masa pandemi ini merasakan dampak

    penurunan ekonomi yang paling signifikan. Oleh karena itu, melalui

    kegiatan Padat Karya Penanaman Mangrove ini diharapkan dapat menjadi

    stimulus perekonomian bagi masyarakat di sekitar ekosistem mangrove dan

    sekaligus mempercepat pemulihan ekonomi nasional, melalui pemberian

    kesempatan untuk berusaha dan melakukan aktivitas yang dapat

    memperbaiki keadaan ekonomi masyarakat sekitar ekosistem mangrove.

    Kegiatan padat karya ini diharapkan dapat menyerap tenaga kerja

    sebanyak 67 HOK/ha sehingga jumlah HOK yang terserap untuk

    penanaman mangrove seluas 15.000 ha sebanyak lebih dari 1 juta HOK.

    Kegiatan Padat Karya Penanaman Mangrove ini selain sebagai upaya

    percepatan pemulihan ekonomi nasional, sekaligus menjadi bagian dari

    corrective measures di era Kabinet Kerja 2019 – 2024 to make real and shape

    the future. Hal ini dilakukan antara lain melalui upaya pengendalian

    perlindungan dampak perubahan iklim secara fisik, pemanfaatan ekonomi

    secara berkelanjutan, keberpihakan kepada masyarakat dengan

    perhutanan sosial dan masyarakat sebagai driver pembangunan,

    penguatan kapasitas kelembagaan di tingkat tapak dan grass

    root/kelompok, dan pengamanan ekosistem melalui

    rehabilitasi/penanaman.

    B. Maksud dan Tujuan

    1. Rencana Operasional ini dimaksudkan sebagai pedoman teknis dalam

    pelaksanaan Padat Karya Penanaman Mangrove Tahun 2020

    2. Tujuannya adalah agar pelaksanaan kebijakan percepatan pemulihan

    ekosistem mangrove dan perekonomian nasional melalui padat karya

    penanaman mangrove pada masyarakat terdampak Covid-19 dapat

    berjalan secara efektif.

  • - 6 -

    C. Ruang Lingkup

    Ruang lingkup Rencana Operasional ini meliputi:

    1. Rencana pelaksanaan, meliputi organisasi pelaksana, sasaran lokasi,

    tata waktu, dan anggaran;

    2. Pelaksanaan, meliputi mekanisme, penyusunan rancangan teknis

    sederhana, penanaman, pembayaran, dan penyebarluasan informasi;

    dan

    3. Monitoring, evaluasi dan pelaporan.

  • - 7 -

    BAB II

    RENCANA PELAKSANAAN

    A. Organisasi Pelaksana

    Organisasi pelaksana Padat Karya Penanaman Mangrove Tahun 2020

    terdiri atas Pengarah, Tim PEN KLHK, Tim Padat Karya, Tim Pelaksana

    Kegiatan/UPT In Charge, Pendamping Lapangan, dan Pelaksana

    Penanaman. Organisasi pelaksana ini ditetapkan untuk menjamin

    pelaksanaan kegiatan padat karya dapat berjalan sesuai dengan maksud

    dan tujuan yang telah ditentukan.

    Struktur organisasi pelaksana Padat Karya Penanaman Mangrove

    Tahun 2020 sebagai berikut:

    PENGARAH: Menteri LHK

    TIM PEN KLHK

    TIM PADAT KARYA MANGROVE

    TIM PELAKSANA KEGIATAN/UPT IN CHARGE: BPDASHL, BPTH, BBKSDA/BBTN/BKSDA/BTN, BPSKL,

    BPPI, BDLHK, PEMDA/KPH, POKJA HUTSOS

    PELAKSANA PENANAMAN (Hutsos, Proklim, KK, KTH, dan Komunitas)

    Pendamping Lapangan

    STRUKTUR ORGANISASI PELAKSANA

    = INSTRUKSI

    = PENDAMPINGAN/ PENGAWASAN

  • - 8 -

    1. Tim Padat Karya

    Tim Padat Karya terdiri atas Ketua Tim yaitu Direktur Jenderal

    Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (PDASHL) dan

    Wakil Ketua yaitu Tenaga Ahli Menteri LHK Bidang Pengelolaan dan

    Perlindungan Daerah Aliran Sungai.

    Tugas Tim Padat Karya, antara lain:

    a. Menyiapkan pedoman pelaksanaan teknis.

    b. Memberikan arahan kepada Tim Pelaksana Kegiatan.

    c. Melakukan koordinasi, sinkronisasi data dan informasi sasaran

    kelompok masyarakat dan lokasi penanaman mangrove dengan

    eselon I lingkup KLHK.

    d. Melakukan pembinaan pelaksanaan Padat Karya Penanaman

    Mangrove.

    e. Melaporkan hasil penyelenggaraan kegiatan kepada Menteri LHK

    dan Ketua Tim PEN KLHK.

    f. Dapat melakukan koordinasi dengan perguruan tinggi, lembaga

    swadaya masyarakat atau lembaga lain dalam rangka

    meningkatkan keberhasilan pelaksanaan kegiatan.

    2. Tim Pelaksana Kegiatan/UPT In Charge

    Tim Pelaksana Kegiatan/UPT In Charge terdiri atas Kepala Balai

    PDASHL (BPDASHL), bersama-sama Kepala Dinas Provinsi, Kepala

    Balai Besar KSDA (BBKSDA), Kepala Balai Besar Taman Nasional

    (BBTN), Kepala Balai KSDA (BKSDA), Kepala Balai Taman Nasional

    (BTN), Kepala Balai PSKL (BPSKL), Kepala Balai PPI (BPPI), Kepala Balai

    Litbang KLHK (BLI), Kepala Balai Diklat Lingkungan Hidup dan

    Kehutanan (BDLHK) dan/atau Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah

    (UPTD) Pemangku/Penanggung Jawab wilayah (KPH) disesuaikan

    dengan kondisi wilayah.

    Tugas Tim Pelaksana Kegiatan/UPT In Charge meliputi:

    a. Melakukan koordinasi dan sosialisasi kegiatan;

    b. Menyusun rancangan teknis sederhana;

    c. Menyiapkan dan mengembangkan kelembagaan pelaksana

    penanaman;

    d. Melaksanakan pembinaan teknis dan administrasi kepada

    pelaksana penanaman;

  • - 9 -

    e. Melaksanakan pengendalian, pengawasan dan monitoring

    pelaksanaan kegiatan penanaman dan pendampingan; dan

    f. Menyampaikan laporan progres pelaksanaan kegiatan kepada Ketua

    Tim Padat Karya.

    3. Pelaksana Penanaman

    Pelaksana penanaman adalah kelompok masyarakat yang

    melaksanakan kegiatan padat karya penanaman mangrove sesuai

    dengan rancangan teknis sederhana, yang terdiri antara lain:

    a. Kelompok masyarakat Perhutanan Sosial (Hutsos);

    b. Kelompok masyarakat Program Kampung Iklim (Proklim);

    c. Kelompok Kemitraan Konservasi (KK);

    d. Kelompok Tani Hutan (KTH); dan

    e. Komunitas lain.

    4. Pendamping Lapangan

    Pendamping Lapangan ditetapkan oleh Kepala BPDASHL

    berdasarkan usulan dari instansi pembina wilayah penanaman.

    Pendamping lapangan dapat berasal dari Penyuluh, Penyuluh

    Kehutanan Swadaya Masyarakat (PKSM) atau petugas teknis lain yang

    kompeten. Dalam melakukan pendampingan, petugas harus berada di

    lapangan pada setiap tahapan pelaksanaan kegiatan, dengan tugas

    sebagai berikut:

    a. Menyiapkan kelembagaan pelaksana penanaman;

    b. Melakukan sosialisasi penanaman;

    c. Memberikan bimbingan teknis dan pendampingan pelaksanaan

    kegiatan mulai dari penyiapan lapangan, penyediaan bibit, dan

    penanaman, serta kegiatan pendukung lainnya

    (pertanggungjawaban administrasi);

    d. Memantau dan mengawasi pelaksanaan kegiatan fisik di lapangan;

    dan

    e. Melaporkan hasil pendampingan lapangan kepada Kepala

    BPDASHL.

    B. Sasaran Lokasi

    Sasaran lokasi adalah ekosistem mangrove yang berada di hutan

    konservasi, hutan lindung, hutan produksi, rural public area dan urban

  • - 10 -

    public area dengan total luasan sebesar 15.000 ha yang tersebar di seluruh

    Indonesia sebagaimana Tabel di bawah.

    NO PROVINSI BPDASHL LUAS (Ha)

    1 ACEH Krueng Aceh 700

    2 SUMATERA UTARA Wampu Sei Ular 700

    Asahan Barumun 500

    3 SUMATERA BARAT Agam Kuantan 100

    4 RIAU Indragiri Rokan 500

    5 KEPULAUAN RIAU Sei Jang Duriangkang 700

    6 BENGKULU Ketahun 50

    7 SUMATERA SELATAN Musi 310

    8 JAMBI Batanghari 200

    9 BANGKA BELITUNG Baturusa Cerucuk 500

    10 LAMPUNG Way Seputih Sekampung 500

    11 BANTEN Citarum Ciliwung 144

    12 DKI JAKARTA Citarum Ciliwung 20

    13 JAWA BARAT Citarum Ciliwung 136

    Cimanuk Citanduy 500

    14 DI YOGYAKARTA Serayu Opak Progo 20

    15 JAWA TENGAH Serayu Opak Progo 80

    Pemali Jratun 500

    16 JAWA TIMUR Solo 300

    Brantas-Sampean 600

    17 BALI Unda Anyar 100

    18 NTB Dodokan Moyosari 400

    19 NTT Benain Noelmina 500

    20 KALIMANTAN BARAT Kapuas 700

    21 KALIMANTAN SELATAN Barito 1.000

    22 KALIMANTAN TENGAH Kahayan 800

    23 KALIMANTAN TIMUR Mahakam Berau 600

    24 KALIMANTAN UTARA Mahakam Berau 400

    25 GORONTALO Bone Bolango 650

    26 SULAWESI BARAT Lariang Mamasa 500

    27 SULAWESI SELATAN Jeneberang Saddang 500

  • - 11 -

    NO PROVINSI BPDASHL LUAS (Ha)

    28 SULAWESI TENGAH Palu Poso 200

    29 SULAWESI TENGGARA Sampara 600

    30 SULAWESI UTARA Tondano 250

    31 MALUKU Waehapu Batu Merah 100

    32 MALUKU UTARA Ake Malamo 100

    33 PAPUA Memberamo 340

    34 PAPUA BARAT Remu Ransiki 200

    TOTAL 15.000

    C. Tata Waktu

    Tata waktu Padat Karya Penanaman Mangrove Tahun 2020

    No Kegiatan September Oktober November Desember I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

    1 Penyusunan

    Rancangan Teknis

    Sederhana

    2 Penanaman

    a. Persiapan

    lapangan

    b. Penyediaan

    bibit

    c. Pelaksanaan

    penanaman

    3 Monitoring dan

    evaluasi

    D. Anggaran

    Pembiayaan Padat Karya Penanaman Mangrove Tahun 2020 berasal

    dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dialokasikan

    pada DIPA Ditjen PDASHL, Kementerian LHK sebesar Rp.

    406.177.500.000,- dengan rincian sebagai berikut:

    1. Penyusunan Rancangan Teknis Sederhana sebesar Rp. 9.225.000.000,-

    2. Penanaman sebesar Rp. 391.500.000.000,-

    3. Monitoring dan evaluasi sebesar Rp. 5.452.500.000,-

  • - 12 -

    BAB III

    PELAKSANAAN

    A. Mekanisme Mekanisme pelaksanaan Padat Karya Penanaman Mangrove Tahun

    2020 sebagai berikut:

    1. Mekanisme pelaksanaan Padat Karya Penanaman Mangrove Tahun

    2020 di lokasi Kelompok Masyarakat Hutsos, terdiri atas:

    a. BPDASHL dan/atau BPSKL melakukan koordinasi dan sosialisasi

    kegiatan kepada pemerintah daerah dan pokja perhutanan sosial

    setempat;

    b. BPDASHL dan/atau BPSKL, pemangku kawasan bersama

    pendamping lapangan melakukan sosialisasi kepada kelompok

    Hutsos;

    c. BPDASHL menyusun rancangan teknis sederhana penanaman

    mangrove. Dalam penyusunan rancangan teknis sederhana,

    BPDASHL melibatkan pemangku kawasan dan/atau BPSKL yang

    dapat didahului dengan prakondisi (sosialisasi teknis pelaksanaan,

    pengumpulan data primer dan sekunder, dan observasi lapangan,

    serta menyerap aspirasi masyarakat);

    d. BPSKL/BPDASHL dan pendamping lapangan menyiapkan

    kelembagaan pelaksana penanaman mangrove dan tata waktu

    pelaksanaan;

    Penyiapan Kelembagaan

    Koordinasi &

    Sosialisasi

    Sosialisasi Lapangan

    Rancangan Teknis Sederhana

    Penanaman Monitoring & Evaluasi Pelaporan

    Pelaksana Teknis

    1. Pelaksana Teknis 2. Pendamping Lapangan

    1. Pelaksana Teknis 2. Pendamping Lapangan

    Pelaksana Teknis

    Pokmas Hutsos/Proklim/ KK/KTH/Komunitas Lain

    Pendampingan Lapangan

    Pendamping Lapangan

    1. Pelaksana Teknis 2. Pendamping Lapangan

    1. Pelaksana Teknis 2. Pendamping Lapangan

  • - 13 -

    e. Kelompok masyarakat hutsos melaksanakan penanaman mangrove

    mulai dari penyiapan lapangan, penyediaan bibit, penanaman,

    pemeliharaan dan pertanggungjawaban administrasi;

    f. Pendamping lapangan melakukan pendampingan kelembagaan,

    pelaksanaan penanaman, dan pertanggungjawaban administrasi;

    g. Monitoring pelaksanaan penanaman dilakukan oleh BPDASHL,

    BPSKL, pemangku kawasan, dan/atau pendamping lapangan; dan

    h. Pelaporan progres penanaman dilakukan secara berkala oleh

    kelompok masyarakat hutsos dan pendamping lapangan kepada

    BPDASHL dan ditembuskan kepada BPSKL dan/atau pemangku

    kawasan.

    2. Mekanisme pelaksanaan Padat Karya Penanaman Mangrove Tahun

    2020 di lokasi Kelompok Masyarakat Proklim, terdiri atas:

    a. BPDASHL dan/atau BPPI melakukan koordinasi dan sosialisasi

    kegiatan kepada pemerintah daerah dan pemangku kawasan;

    b. BPDASHL dan/atau BPPI dan pemangku kawasan bersama

    pendamping lapangan melakukan sosialisasi kepada kelompok

    masyarakat Proklim;

    c. BPDASHL menyusun rancangan teknis sederhana penanaman

    mangrove. Dalam penyusunan rancangan teknis sederhana,

    BPDASHL melibatkan pemangku kawasan dan/atau BPPI yang

    dapat didahului dengan prakondisi (sosialisasi teknis pelaksanaan,

    pengumpulan data primer dan sekunder, dan observasi lapangan,

    serta menyerap aspirasi masyarakat);

    d. BPPI/BPDASHL dan pendamping lapangan menyiapkan

    kelembagaan pelaksana penanaman mangrove dan tata waktu

    pelaksanaan;

    e. Kelompok masyarakat proklim melaksanakan penanaman

    mangrove mulai dari penyiapan lapangan, penyediaan bibit,

    penanaman, pemeliharaan dan pertanggungjawaban administrasi;

    f. Pendamping lapangan melakukan pendampingan kelembagaan,

    pelaksanaan penanaman, dan pertanggungjawaban administrasi;

    g. Monitoring pelaksanaan penanaman dilakukan oleh BPDASHL,

    BPPI, pemangku kawasan, dan/atau pendamping lapangan; dan

    h. Pelaporan progres penanaman dilakukan secara berkala oleh

    kelompok masyarakat proklim dan pendamping lapangan kepada

  • - 14 -

    BPDASHL dan ditembuskan kepada BPPI dan/atau pemangku

    kawasan.

    3. Mekanisme pelaksanaan Padat Karya Penanaman Mangrove Tahun

    2020 di lokasi KK:

    a. BPDASHL dan/atau BBKSDA/BBTN/BKSDA/BTN melakukan

    koordinasi dan sosialisasi kegiatan kepada pemerintah daerah.

    b. BPDASHL dan/atau BBKSDA/BBTN/BKSDA/BTN bersama

    pendamping lapangan melakukan sosialisasi kepada mitra

    konservasi.

    c. BPDASHL menyusun rancangan teknis sederhana penanaman

    mangrove. Dalam penyusunan rancangan teknis sederhana,

    BPDASHL melibatkan BBKSDA/BBTN/BKSDA/BTN yang dapat

    didahului dengan prakondisi (sosialisasi teknis pelaksanaan,

    pengumpulan data primer dan sekunder, dan observasi lapangan,

    serta menyerap aspirasi masyarakat).

    d. BBKSDA/BBTN/BKSDA/BTN/BPDASHL dan pendamping

    lapangan menyiapkan kelembagaan pelaksana penanaman

    mangrove dan tata waktu pelaksanaan.

    e. Mitra konservasi melaksanakan penanaman mangrove mulai dari

    penyiapan lapangan, penyediaan bibit, penanaman, pemeliharaan

    dan pertanggungjawaban administrasi.

    f. Pendamping lapangan melakukan pendampingan kelembagaan,

    pelaksanaan penanaman, dan pertanggungjawaban administrasi.

    g. Monitoring pelaksanaan penanaman dilakukan oleh BPDASHL,

    BBKSDA/BBTN/ BKSDA/BTN, dan/atau pendamping lapangan.

    h. Pelaporan progres penanaman dilakukan secara berkala oleh mitra

    konservasi dan pendamping lapangan kepada BPDASHL dengan

    tembusan kepada BBKSDA/BBTN/BKSDA/BTN.

    4. Mekanisme pelaksanaan Padat Karya Penanaman Mangrove Tahun

    2020 di lokasi KTH terdiri atas:

    a. BPDASHL dan/atau BDLHK melakukan koordinasi dan sosialisasi

    kegiatan kepada pemerintah daerah dan pemangku kawasan;

    b. BPDASHL dan/atau BDLHK, serta pemangku kawasan bersama

    pendamping lapangan melakukan sosialisasi kepada KTH;

  • - 15 -

    c. BPDASHL menyusun rancangan teknis sederhana penanaman

    mangrove. Dalam penyusunan rancangan teknis sederhana,

    BPDASHL melibatkan pemangku kawasan dan/atau BDLHK yang

    dapat didahului dengan prakondisi (sosialisasi teknis pelaksanaan,

    pengumpulan data primer dan sekunder, dan observasi lapangan,

    serta menyerap aspirasi masyarakat);

    d. BDLHK/BPDASHL dan pendamping lapangan menyiapkan

    kelembagaan pelaksana penanaman mangrove dan tata waktu

    pelaksanaan;

    e. KTH melaksanakan penanaman mangrove mulai dari penyiapan

    lapangan, penyediaan bibit, penanaman, pemeliharaan dan

    pertanggungjawaban administrasi;

    f. Pendamping lapangan melakukan pendampingan kelembagaan,

    pelaksanaan penanaman, dan pertanggungjawaban administrasi;

    g. Monitoring pelaksanaan penanaman dilakukan oleh BPDASHL,

    BDLHK, pemangku kawasan, dan/atau pendamping lapangan; dan

    h. Pelaporan progres penanaman dilakukan secara berkala oleh KTH

    dan pendamping lapangan kepada BPDASHL dengan tembusan

    kepada BDLHK dan/atau pemangku kawasan.

    5. Mekanisme pelaksanaan Padat Karya Penanaman Mangrove Tahun

    2020 di lokasi Komunitas lain, terdiri atas:

    a. BPDASHL melakukan koordinasi dan sosialisasi kegiatan kepada

    pemerintah daerah dan pemangku kawasan;

    b. BPDASHL serta pemangku kawasan bersama pendamping lapangan

    melakukan sosialisasi kepada komunitas lain;

    c. BPDASHL menyusun rancangan teknis sederhana penanaman

    mangrove. Dalam penyusunan rancangan teknis sederhana,

    BPDASHL melibatkan pemangku kawasan yang dapat didahului

    dengan prakondisi (sosialisasi teknis pelaksanaan, pengumpulan

    data primer dan sekunder, dan observasi lapangan, serta menyerap

    aspirasi masyarakat);

    d. BPDASHL dan pendamping lapangan menyiapkan kelembagaan

    pelaksana penanaman mangrove dan tata waktu pelaksanaan;

    e. Komunitas lain melaksanakan penanaman mangrove mulai dari

    penyiapan lapangan, penyediaan bibit, penanaman, pemeliharaan

    dan pertanggungjawaban administrasi;

  • - 16 -

    f. Pendamping lapangan melakukan pendampingan kelembagaan,

    pelaksanaan penanaman, dan pertanggungjawaban administrasi;

    g. Monitoring pelaksanaan penanaman dilakukan oleh BPDASHL,

    pemangku kawasan, dan/atau pendamping lapangan; dan

    h. Pelaporan progres penanaman dilakukan secara berkala oleh

    komunitas lain dan pendamping lapangan kepada BPDASHL dengan

    tembusan kepada pemangku kawasan;

    B. Penyusunan Rancangan Teknis Sederhana

    Rancangan Teknis Sederhana disusun oleh Tim yang ditetapkan oleh

    Kepala BPDASHL. Tim terdiri dari unsur BPDASHL dan dapat melibatkan

    Pelaksana Penanaman, BPSKL, BPPI, BBKSDA, BBTN, BKSDA, BTN,

    BDLHK, pemangku kawasan, dan/atau perguruan tinggi.

    Rancangan Teknis Sederhana disahkan oleh Kepala BPDASHL, paling

    sedikit memuat:

    a. nama kelompok pelaksana;

    b. letak dan luas lokasi;

    c. jumlah dan jenis bibit;

    d. pola penanaman;

    e. rencana anggaran biaya;

    f. tata waktu pelaksanaan; dan

    g. peta lokasi.

    Contoh Buku Rancangan Teknis Sederhana sebagaimana tercantum

    dalam Format 1.

    C. Penanaman

    Rangkaian kegiatan penanaman meliputi persiapan lapangan,

    penyediaan bibit, dan pelaksanaan penanaman.

    1. Persiapan Lapangan

    Kegiatan persiapan lapangan terdiri dari:

    a. Pengukuran ulang batas-batas areal calon lokasi penanaman;

    b. Pemancangan patok batas luar areal penanaman;

    c. Pemasangan ajir sesuai titik-titik penanaman; dan

    d. Penyiapan titik bagi bibit di masing-masing areal penanaman.

  • - 17 -

    2. Penyediaan Bibit/Benih

    Bibit/benih untuk keperluan penanaman dapat diperoleh dari:

    a. Pemanfaatan bibit yang sudah tersedia di masyarakat;

    b. Pengumpulan anakan; dan/atau

    c. Pengumpulan benih mangrove berupa propagul atau benih

    mangrove lainnya.

    3. Pelaksanaan Penanaman

    Pelaksanaan penanaman mangrove harus memperhatikan

    beberapa faktor penunjang keberhasilan penanaman yakni pasang

    surut air laut, ombak dan kesesuaian jenis dengan

    lingkungannya/zonasi serta keterlibatan masyarakat setempat. Oleh

    karena itu pemilihan pola dan kegiatan pendukung penanaman sangat

    penting agar keberhasilan tanaman tersebut dapat tercapai.

    a. Pola penanaman

    Alternatif pola penanaman yang dapat diterapkan sebagai berikut:

    1) Pola tanam murni

    a) Penanaman murni dilakukan pada lokasi berupa hamparan,

    ombak tidak terlalu besar, konflik sosial rendah, dan/atau

    tidak terdapat aktivitas pertambakan.

    b) Penanaman merata dan/atau penanaman strip (jalur) pada

    areal tanam yang telah disiapkan sesuai rancangan dengan

    jumlah bibit/benih 3.300 – 10.000 batang.

    c) Untuk penanaman merata atau penanaman strip (jalur)

    jarak tanam disesuaikan dengan kondisi di lapangan.

    d) Pada areal yang rawan terhadap gerakan air/ombak,

    penanaman dilakukan dengan pemancangan ajir.

    e) Untuk meningkatkan keberhasilan penanaman dapat dibuat

    pelindung tanaman.

  • - 18 -

    2) Pola tanam silvofishery/wanamina

    a) Penanaman dikombinasikan dengan kegiatan pertambakan

    dilakukan pada lokasi tambak/empang.

    b) Jumlah tanaman 1.100 - 2.200 batang per hektar dengan

    jarak tanam disesuaikan dengan kondisi lapangan.

    c) Bibit/benih ditanam di pelataran tambak dan/atau tanggul

    tambak sesuai dengan rancangan.

    d) Pola silvofishery/wanamina dapat dilakukan dengan teknik

    antara lain empang parit tradisional, komplangan, empang

    parit terbuka atau kao-kao.

    e) Untuk meningkatkan keberhasilan penanaman dapat dibuat

    pelindung tanaman.

    3) Pola penanaman rumpun berjarak

    a) Penanaman rumpun berjarak dilaksanakan seperti halnya

    dengan penanaman murni akan tetapi bibit/benih ditanam

    rapat membentuk rumpun-rumpun dengan tujuan untuk

    meningkatkan kekokohan tanaman.

    a. empang parit tradisional b. komplangan c. empang parit terbuka d. kao-kao

    Parit

    Bibit

    a b

    c d

  • - 19 -

    b) Jumlah tanaman paling sedikit 5.000 batang per hektar

    dengan jumlah bibit/benih tiap rumpun dan jarak antar

    rumpun yang ditanam disesuaikan dengan kondisi tapak.

    c) Untuk meningkatkan keberhasilan penanaman dapat dibuat

    pelindung tanaman.

    4) Pola pengkayaan tanaman

    a) Pengkayaan tanaman dilakukan pada lokasi mangrove

    dengan kerapatan jarang, untuk mempercepat proses

    revegetasi dan menambah keanekaragaman jenis.

    b) Pemilihan jenis disesuaikan dengan jenis yang tumbuh pada

    habitat tersebut atau jenis baru sesuai kondisi tapaknya.

    c) Jumlah bibit/benih yang ditanam sebanyak 1.000 – 3.000

    batang per hektar dengan jarak tanam disesuaikan dengan

    rancangan.

    d) Cara penanaman dapat secara langsung dengan bibit atau

    benih.

    e) Pada areal yang rawan terhadap ombak, bibit perlu diikat

    dengan ajir yang kuat (bambu belah/kayu/bahan lainnya).

    f) Untuk meningkatkan keberhasilan penanaman dapat dibuat

    pelindung tanaman.

  • - 20 -

    b. Pelindung tanaman

    Pelindung tanaman dapat berupa bronjong, pagar pengaman,

    dan pelindung tanaman lainnya, yang dapat diterapkan pada

    kondisi dimana wilayah tersebut memiliki perbedaan pasang surut

    yang tinggi, ombak besar dan rawan gangguan hama serta

    menahan/menangkap sedimen/lumpur. Contoh pelindung

    tanaman sebagaimana gambar di bawah ini.

    c. Pemeliharaan tanaman

    Pemeliharaan tanaman setelah kegiatan penanaman padat

    karya menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh kelompok

    pelaksana penanaman, yang dinyatakan dalam surat pernyataan

    kesanggupan sebagaimana tercantum dalam Format 2.

    d. Serah terima hasil penanaman

    Hasil penanaman diserahterimakan dari kelompok pelaksana

    penanaman kepada PPK yang dituangkan dalam Berita Acara Serah

    Terima Hasil Penanaman sebagaimana tercantum dalam Format 3.

    PPK menyerahkan hasil penanaman kepada Kepala BPDASHL

    selaku KPA yang dituangkan dalam Berita Acara Serah Terima Hasil

    Penanaman sebagaimana tercantum dalam Format 4.

  • - 21 -

    Kepala BPDASHL menyerahkan hasil penanaman kepada

    ketua kelompok pelaksana penanaman yang dituangkan dalam

    Berita Acara Serah Terima Hasil Penanaman. Format Berita Acara

    Penyerahan Hasil Penanaman sebagaimana tercantum dalam

    Format 5.

    D. Pembayaran

    Pelaksanaan padat karya penanaman mangrove dilaksanakan secara

    swakelola, dengan mekanisme pembayaran mengacu pada ketentuan

    peraturan perundangan.

    Pembayaran dilaksanakan secara account to account ke rekening

    anggota kelompok, dibayarkan sesuai dengan prestasi pekerjaan dan/atau

    jumlah hari orang kerja (HOK). Pembayaran dapat dilakukan secara

    simultan terhadap kegiatan penanaman, penyediaan bibit/benih,

    penyediaan bahan maupun kegiatan lain. Penyediaan bibit/benih,

    penyediaan bahan atau kegiatan lainnya yang tidak dapat dibayarkan

    melalui rekening anggota kelompok, dapat dibayarkan melalui rekening

    atas nama kelompok.

    Kelengkapan data untuk pembukaan rekening anggota kelompok

    antara lain nama, Nomor Induk Kependudukan (NIK)/surat keterangan dari

    Kepala Desa/Dusun bagi anggota yang belum memiliki NIK, alamat

    domisili, nomor handphone (jika memiliki), dan nama gadis ibu kandung.

    Pertanggungjawaban pembayaran dilengkapi dengan dokumen daftar

    hadir sebagaimana tercantum dalam Format 6 dan daftar pembayaran

    kepada anggota kelompok sebagaimana tercantum dalam Format 7 serta

    dokumen lain yang diperlukan.

    E. Penyebarluasan Informasi

    Penyebarluasan informasi dapat dilaksanakan antara lain melalui

    media cetak, media elektronik, dan media sosial (instagram/twitter/

    facebook/youtube).

    BAHAN

    •dibayar berdasar prestasi pekerjaan (ajir, bronjong, bambu, bahan lain berdasar jumlah & nilai satuan)

    BIBIT

    •dibayar berdasarkan prestasi pekerjaan (jumlah dan nilai satuan bibit)

    SEWA

    •dibayar berdasarkan nilai penggunaan harian (sewa perahu untuk penanaman)

    PENANAMAN

    •dibayar berdasarkan kehadiran harian anggota dan prestasi pekerjaan

  • - 22 -

    BAB IV

    MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN

    A. Monitoring dan Evaluasi

    Monitoring dan evaluasi (monev) adalah kegiatan lapangan yang

    bertujuan untuk mengetahui, memotret, dan menginformasikan kondisi

    faktual sebelum dan sesudah dilakukan penanaman, kendala, hambatan

    serta perkembangan pelaksanaan kegiatan padat karya penanaman

    mangrove.

    Monev kegiatan padat karya penanaman mangrove dilaksanakan

    sebagai berikut:

    1. Pelaksana monev adalah Tim Pelaksana Kegiatan/UPT In Charge.

    2. Waktu pelaksanaan monev: saat pelaksanaan sampai dengan akhir

    kegiatan.

    3. Monitoring pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan mengambil data

    lapangan berupa penyediaan bibit, persiapan, penyediaan bahan,

    penanaman, yang dilengkapi dengan gambar dan/atau video yang

    memuat data waktu dan lokasi geografis, yang diinput dalam aplikasi

    berbasis website Monev Padat Karya Penanaman Mangrove.

    4. Hasil monitoring digunakan sebagai bahan evaluasi untuk mengetahui

    output yang dihasilkan dari kegiatan padat karya penanaman mangrove

    secara berkala.

    B. Pelaporan

    Pelaporan kegiatan padat karya penanaman mangrove merupakan

    laporan progres penanaman dan realisasi anggaran yang disusun oleh

    Kepala BPDASHL kepada Direktur Jenderal PDASHL selaku Ketua Tim

    Padat Karya setiap 1 (satu) bulan sekali atau sesuai dengan kebutuhan

    sebagaimana tercantum dalam Format 8.

    Laporan Kepala BPDASHL kepada Direktur Jenderal disusun

    berdasarkan laporan mingguan yang dibuat oleh pelaksana penanaman

    dengan contoh sebagaimana tercantum dalam Format 9.

  • - 23 -

    BAB V

    PENUTUP

    Rencana Operasional ini merupakan acuan dalam pelaksanaan kegiatan

    Padat Karya Penanaman Mangrove Tahun 2020 dan apabila terdapat hal-hal

    yang belum cukup diatur, akan dilakukan penyempurnaan serta pengaturan

    lebih lanjut.

  • - 24 -

    Format 1.

    Rancangan Teknis Sederhana

    LEMBAR PENGESAHAN

    RANCANGAN TEKNIS SEDERHANA

    PADAT KARYA PENANAMAN MANGROVE TAHUN 2020

    Lokasi :

    Desa :

    Kecamatan :

    Kabupaten :

    Propinsi :

    Luas :

    Pelaksana : Kelompok…………

    DISAHKAN

    Kepala BPDASHL

    ……………………….

    NIP.

    DINILAI

    Kepala Seksi Program

    BPDASHL

    ……………………….

    NIP.

    DISUSUN

    Ketua Tim

    ……………………….

    NIP.

  • - 25 -

    I. PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANG

    Program Pemulihan Ekonomi Nasional merupakan respon kebijakan

    yang ditempuh oleh Pemerintah dalam upaya mempercepat pemulihan

    ekonomi nasional, serta untuk mendukung kebijakan keuangan negara.

    Salah satu program PEN di bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan

    diterjemahkan dalam kegiatan Padat Karya Penanaman Mangrove.

    Kegiatan Padat Karya Penaman Mangrove ini diharapkan dapat menjadi

    stimulus perekonomian bagi masyarakat di sekitar ekosistem mangrove dan

    sekaligus mempercepat pemulihan ekonomi nasional, melalui pemberian

    kesempatan untuk berusaha dan melakukan aktivitas yang dapat

    memperbaiki keadaan ekonomi masyarakat serta ekosistem mangrove.

    Pelaksanaan kegiatan Padat Karya Penanaman Mangrove pada tingkat

    tapak didasarkan pada rancangan teknis sederhana

    B. MAKSUD DAN TUJUAN

    Maksud pelaksanaan Penyusunan Rancangan ini adalah tersusunnya

    buku Rancangan Teknis Sederhana Padat karya Penanaman Mangrove di

    lingkup wilayah pengelolaan BPDASHL ........ tahun ..... di Kabupaten ......,

    Kecamatan ......., Desa ........

    Sedangkan tujuan kegiatan penyusunan Rancangan Kegiatan ini adalah

    agar Kegiatan Padat Karya Penanaman Mangrove pada lokasi

    Hutsos/Proklim/KK/KTH/ Komunitas……... dapat terlaksana dengan baik.

    II. RISALAH UMUM

    A. BIOFISIK

    1. Letak dan Luas Lokasi Tanam

    a. Letak Administratif

    - Blok/Lokasi :

    - Desa :

    - Kecamatan :

    - Kabupaten :

    - Propinsi :

  • - 26 -

    b. Letak Geografis

    Terletak pada koordinat geografis .............

    c. Luas Lokasi Tanam

    Rencana luas lokasi tanam adalah ......... Ha dalam bentuk (hamparan

    kompak/tersebar)

    2. Vegetasi dan Penggunaan Lahan

    Pada umumnya tipe vegetasi yang terdapat pada areal terdiri dari

    pohon jenis .............. Penggunaan lahan di lapangan berupa

    .......................

    3. Aksesibilitas

    - Jarak ke Kota Kecamatan : ....... km

    - Jarak ke Kota Propinsi : ....... km

    - Jarak ke Kota Kabupaten : ....... km

    B. SOSIAL EKONOMI

    1. Tenaga Kerja

    Untuk pelaksanaan kegiatan ini akan dilakukan oleh Kelompok

    Hutsos/Proklim/KK/KTH/Komunitas..... yang dibimbing oleh

    pendamping lapangan. Tenaga kerja baik laki-laki maupun perempuan

    berasal dari anggota kelompok Hutsos/Proklim/KK/KTH/Komunitas lain.

    2. Kelembagaan Masyarakat

    Untuk pelaksanaan kegiatan menggunakan Kelompok Hutsos/

    Proklim/KK/KTH/Komunitas dengan anggota dapat dilihat pada Tabel

    2.1.

    Tabel 2.1. Nama-nama pelaksana penanaman

    No. Nama Anggota Jenis Kelamin NIK

    1 2 3 4

    1

    2

    3 Dst

  • - 27 -

    III. RANCANGAN PENANAMAN

    A. POLA TANAM DAN KEBUTUHAN BIBIT/BENIH

    Kegiatan penanaman menggunakan pola...dengan gambar rencana

    pola tanam padat karya penanaman mangrove disajikan pada gambar……

    Gambar pola tanam (contoh).

    Kebutuhan bibit/benih sebagaimana tercantum dalam tabel di bawah

    ini.

    Tabel 3.1 Pola Tanam dan Kebutuhan Bibit/Benih

    B. RANCANGAN PENANAMAN

    1. Persiapan

    Penyiapan lahan berkaitan dengan penyediaan habitat tumbuh yang

    sesuai bagi jenis tanaman mangrove yang akan ditanam. Kegiatan yang

    dilaksanakan pada tahap persiapan adalah:

    a. Pengukuran ulang batas-batas areal.

    b. Pemancangan patok batas luar areal tanam.

    c. Pembuatan dan pemasangan ajir sesuai titik-titik penanaman.

    No. Pola Tanam Luas

    (Ha)

    Jenis

    Bibit/Benih

    Jumlah Bibit/Benih

    ( Batang )

    1 2 3 4 5

    1

    2

    3

    Total

  • - 28 -

    d. Penyiapan titik bagi bibit (di masing-masing areal penanaman).

    e. Pemasangan pelindung tanaman dan perbaikan saluran pasang

    surut (disesuaikan dengan lokasi).

    2. Kebutuhan Tenaga Kerja dan Bahan

    Mengacu pada pola tanam padat karya penanaman mangrove diatas

    dibutuhkan tenaga kerja sebagaimana pada Tabel 3.2.

    Tabel 3.2 Kebutuhan Tenaga Kerja

    Sedangkan kebutuhan bahan dan alat kerja sebagaimana pada Tabel

    3.3

    Tabel 3.3 Kebutuhan Bahan dan Alat Kerja

    NoNo. Komponen Satuan KebutuhanKebutuhan

    1 2 3 4

    1 Pembuatan arah larikan HOK

    2 Pembuatan dan

    pemacangan ajir

    HOK

    3 Pembuatan dan

    pemasangan papan nama

    HOK

    4 Pembuatan, pengangkutan

    dan penanaman

    bibit/benih

    HOK

    5 Dst

    No. KomponenKomponen Satuan KebutuhanKebutuhan

    1 2 3 4

    1 Patok arah larikan Batang

    2 Ajir Batang

    3 Bambu Batang

    4 Dst

  • - 29 -

    IV. RANCANGAN ANGGARAN BIAYA

    Rancangan Anggaran Biaya Padat Karya Penanaman Mangrove Kelompok

    Hutsos/Proklim/KK/KTH/Komunitas……. Dengan standar HOK sebesar

    Rp……… sebagaimana pada Tabel 4.1.

    Tabel 4.1. Rancangan Anggaran Biaya

    NoNo KomponenKomponen Satuan VolumeVolume Biaya

    (Rp)

    1 2 3 4 5

    Upah

    1 Pembuatan arah larikan HOK

    2 Pembuatan dan pemancangan

    ajir

    HOK

    3 Pembuatan dan pemasangan

    papan nama

    HOK

    4 Pembuatan, pengangkutan dan

    penanaman bibit/benih

    HOK

    5 Dst

    Bahan dan Alat

    1 Patok Arah Larikan Batang

    2 Ajir Batang

    3 Bambu Batang

    4 Dst

  • - 30 -

    V. TATA WAKTU PELAKSANAAN

    Tata waktu pelaksanaan kegiatan dapat dilihat pada Tabel 5.1.

    Tabel 5.1. Tata Waktu Pelaksanaan

    No. Komponen

    BULAN

    SEPT OKT NOV DES

    I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

    1 Pembuatan arah larikan

    2 Pembuatan dan

    pemancangan ajir

    3 Pembuatan dan

    pemasangan papan nama

    4 Pembuatan, pengangkutan

    dan penanaman

    bibit/benih

    5 Penyulaman

    6 Pengawasan/mandor

    7 Pembuatan guludan

    8 Pengumpulan benih

    9 Perlindungan hama

    penyakit

    10 Pembuatan pelindung

    tanaman

    11 Perbaikan saluran pasang

    surut

    12 Dst

  • - 31 -

    PETA LOKASI TANAMAN (Skala 1:1000 s/d 1 : 10.000)

    Contoh Peta Rancangan Teknis Sederhana Padat Karya Penanaman Mangrove

  • - 32 -

    Gambar ….. Papan Nama

    120 cm

    KEMENTERIAN LHK

    UPT KEMENTERIAN LHK

    KEGIATAN PADAT KARYA PENANAMAN MANGROVE

    Lokasi : ........................................... Desa : ........................................... Kecamatan : ........................................... Kabupaten : ........................................... Provinsi : ........................................... Luas : ........................................... Jenis Tanaman : ........................................... Pelaksana : ...........................................

    - warna dasar cat hijau tua - tulisan warna putih

    Logo KLHK

    90 cm

    120 cm

  • - 33 -

    Format 2.

    Surat Pernyataan Kesanggupan

    SURAT PERNYATAAN

    Yang bertanda tangan di bawah ini:

    Nama :

    NIK :

    Ketua : Hutsos/Proklim/KK/KTH/Komunitas ………………

    Alamat :

    Kami sebagai pelaksana kegiatan padat karya penanaman mangrove dengan ini

    menyatakan bahwa:

    1. Sanggup melaksanakan pemeliharaan tanaman hasil kegiatan padat karya

    penanaman mangrove seluas….. Ha, yang berlokasi di Desa……..

    2. Sanggup untuk mengikuti aturan dan prosedur yang ditetapkan pemerintah

    dalam melaksanakan pemeliharaan tanaman yang menjadi tanggung jawab

    kelompok kami.

    Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya dan penuh tanggung

    jawab, tanpa ada paksaan dari pihak manapun.

    ………….,…………

    Yang menyatakan,

    Ketua

    (materai Rp. 6000,-)

    Nama

  • - 34 -

    Format 3. Format Berita Acara Serah Terima Hasil Penanaman dari Kelompok Pelaksana Penanaman kepada PPK

    BERITA ACARA SERAH TERIMA HASIL PENANAMAN

    …………………………………………………………… Nomor:

    ………………………………… Tanggal:

    ………………………………… Pada hari ini ………… tanggal ……… bulan……… tahun ………… kami yang bertandatangan di bawah ini: Nama : Jabatan : Ketua Kelompok : Alamat : selanjutnya disebut sebagai PIHAK KESATU.

    Nama : Jabatan : PPK pada BPDASHL : Alamat : selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.

    Dengan ini menyatakan bahwa PIHAK KESATU telah melaksanakan kegiatan penanaman mangrove di: Desa/Kelurahan : Kecamatan : Kabupaten/Kota : Provinsi : Luas penanaman : ................ Ha

    Selanjutnya PIHAK KESATU menyerahkan hasil penanaman kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA menerima hasil penanaman dari PIHAK KESATU dalam keadaan baik, lengkap dan cukup

    Demikian Berita Acara Serah Terima Hasil Penanaman ini dibuat dan ditandatangani oleh kedua belah pihak dengan sebenarnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

    PIHAK KESATU PIHAK KEDUA

    Nama Nama NIP.

  • - 35 -

    Format 4. Format Berita Acara Serah Terima Hasil Penanaman dari PPK kepada Kepala BPDASHL selaku KPA

    BERITA ACARA SERAH TERIMA HASIL PENANAMAN

    ………………………………………………………………… Nomor:

    ………………………………… Tanggal:

    ………………………………… Pada hari ini ………… tanggal ……… bulan……… tahun ………… kami yang bertandatangan di bawah ini: Nama : Jabatan : PPK pada BPDASHL .................. Alamat : selanjutnya disebut sebagai PIHAK KESATU.

    Nama : Jabatan : KPA pada BPDASHL.................. Alamat : selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.

    Dengan ini menyatakan bahwa PIHAK KESATU telah melaksanakan kegiatan penanaman mangrove di: Kabupaten/Kota : Provinsi : Luas Tanaman : ................ Ha Selanjutnya PIHAK KESATU menyerahkan hasil penanaman kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA menerima hasil penanaman dari PIHAK KESATU dalam keadaan baik, lengkap dan cukup sesuai dengan Berita Acara Serah Terima Hasil Penanaman Mangrove dari Kelompok pelaksana penanaman kepada PPK Kegiatan Padat Karya Mangrove sebagaimana terlampir.

    Demikian Berita Acara Serah Terima Hasil Penanaman Mangrove ini dibuat dan ditandatangani oleh kedua belah pihak dengan sebenarnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

    PIHAK KESATU PIHAK KEDUA

    Nama Nama NIP. NIP.

  • - 36 -

    Format 5. Format Berita Acara Serah Terima Hasil Penanaman dari Kepala BPDASHL selaku KPA kepada Kelompok Pelaksana Penanaman

    BERITA ACARA SERAH TERIMA HASIL PENANAMAN

    ……………………………………………………………………Nomor:

    ………………………………… Tanggal:

    …………………………………

    Pada hari ini ………… tanggal ……… bulan……… tahun ………… kami yang bertandatangan di bawah ini: Nama : Jabatan : Kepala Balai selaku KPA Alamat : selanjutnya disebut sebagai PIHAK KESATU.

    Nama : Jabatan : Ketua Kelompok ………….. Alamat : selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.

    Dengan ini menyatakan bahwa PIHAK KESATU menyerahkan hasil penanaman mangrove kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA menerima hasil penanaman tersebut dalam keadaan baik dan lengkap untuk selanjutnya dikelola dan dipelihara sesuai peruntukannya, di: Desa/Kelurahan : Kecamatan : Kabupaten/Kota : Provinsi : Luas penanaman : ................ Ha

    Demikian Berita Acara Serah Terima Hasil Penanaman Mangrove ini dibuat dan ditandatangani oleh kedua belah pihak dengan sebenarnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

    PIHAK KESATU PIHAK KEDUA

    Nama Nama NIP.

  • - 37 -

    Format 6.

    Daftar Hadir Peserta Kerja

  • - 38 -

    Format 7.

    Daftar Pembayaran

  • - 39 -

    Format 8.

    Format Laporan BPDASHL kepada Ketua Tim Padat Karya

    LAPORAN PROGRES/AKHIR PELAKSANAAN

    PADAT KARYA PENANAMAN MANGROVE

    DI WILAYAH BPDASHL ………………

    I. PENDAHULUAN

    II. REALISASI FISIK DAN ANGGARAN

    III. PERMASALAHAN DAN SARAN

    IV. DOKUMENTASI

    V. PENUTUP

  • - 40 -

    Format 9.

    Format Laporan Pelaksana Penanaman

    LAPORAN MINGGUAN KE …………. BULAN ……………….

    PELAKSANA PADAT KARYA PENANAMAN MANGROVE TAHUN 2020

    Nama Kelompok :

    Jumlah Anggota Kelompok/

    Kepala Keluarga

    : ……………Orang/…………….KK

    Lokasi Penanaman

    Dusun/Blok :

    Desa :

    Kecamatan :

    Kabupaten/Kota :

    Provinsi :

    Koordinat Geografis

    Penanaman

    :

    Luasan Penanaman : Ha

    No. Kegiatan/Bahan

    Realisasi Bahan Realisasi Penyerapan Tenaga Kerja

    Ket. Jumlah Bibit/Bahan

    Biaya Total (Rp)

    HOK Biaya Total (Rp)

    Jumlah Orang

    Jumlah Hari

    Total

    1 Pengadaan patok arah larikan (bambu/kayu/dll)

    Buah - - - -

    2 Pembuatan arah larikan - - - 3 Pembuatan/pengadaan

    ajir

    a. Pengadaan bahan ajir (bambu/kayu/dll)

    Buah - - - -

    b. Pembuatan ajir Ajir - 4 Pemancangan ajir - - - 5 Pembuatan papan nama a. Pengadaan bahan

    papan nama Paket - - - -

    b. Pembuatan papan nama

    Unit -

    6 Pembuatan pelindung tanaman

    a. Pengadaan bahan Paket - - - - b. Pembuatan pelindung

    tanaman Unit -

    7 Pemasangan pelindung tanaman

    - - -