rapat kerja pemerintah 2013
DESCRIPTION
Rapat Kerja Pemerintah 2013MEMPERKUAT PEREKONOMIAN DOMESTIK BAGI PENINGKATAN DAN PERLUASAN KESEJAHTERAAN RAKYATTRANSCRIPT
Menteri Koordinator Bidang PerekonomianRepublik Indonesia
Jakarta, 28 Januari 2013
Menjaga Momentum Pertumbuhan Ekonomi
KERANGKA PAPARAN
Pelaksanaan MP3EI dalam rangka mendorong Pertumbuhan Ekonomi
Optimalisasi Pelaksanaan APBN 2013
Sinergi MP3EI Dan MP3KI
Penutup
Pelaksanaan MP3KI dalam rangka peningkatan dan perluasan kesejahteraan rakyat
MENJAGA MOMENTUM PERTUMBUHAN EKONOMI
PENCAPAIAN PEMBANGUNAN EKONOMI 2012 DAN SASARAN 2013
Slide 4
INDIKATOR EKONOMITarget
RPJMN 2012APBN-P
2012Realisasi
2012Sasaran
APBN 2013Sasaran
RPJMN 2013
Pertumbuhan Ekonomi (%) 6,4-6,9 6,5 6,3 6,8 6,7-7,4PDB per Kapita (USD) 3.170 N.A 3.850 N.A 3.445Stabilitas Ekonomi Laju Inflasi (%) 4,0-6,0 6,8 4,3 4,9 3,5-5,5 Nilai Tukar Nominal (Rp/USD) 9.250-9.750 9.000 9.380 9.300 9.250-9.850
Stok Utang Pemerintah/PDB (%) 27 N.A 23 N.A 25Pertumbuhan Investasi (PMTB %) 8.4-11.5 10,8 11,7 11,9 10.2-12.0 Nilai Investasi (Triliun Rp) 283,5 N.A 290 N.A 390Neraca Pembayaran Pertumbuhan Ekspor (%) 11.4-12.0 10,3 1,8 11,7 12.3-13.4 Nilai Ekspor (Miliar USD) 190 N.A 174,7 N.A 194 Pertumbuhan Impor (%) 14.3-15.9 11,6 9,7 13,5 15.0-16.5 Nilai Impor (Miliar USD) 190 N.A 176,1 N.A 189Pengangguran dan Kemiskinan Tingkat Pengangguran (%) 6,7-7,0 6,1 - 6,4 6.14 5,8-6,1 6,0-6,6 Tingkat Kemiskinan (%) 10,5-11,5 10,5-11,5 11.66 9,5-10,5 9,5-10,5
Sumber data: BPS, BI, Bappenas, Kemenkeu, Kemendag
SASARAN DAN PERKIRAAN REALISASI PERTUMBUHAN EKONOMI DARI SISI PENGELUARAN
DAN PRODUKSI
Slide 5
1
2
Sumber: Kementerian Keuangan, Bappenas
dalam persen
RPJMN2012 APBN-PPerkiraan
Realisasi 2012Sasaran APBN
2013RPJMN 2013
Pertumbuhan Ekonomi 6.4-6.9 6,5 6,3 6,8 6.7-7.4
SISI PENGELUARANKonsumsi Masyarakat 5.3-5.4 4,9 5,0 4,9 5.3-5.4 Konsumsi Pemerintah 12.9-13.2 5,6 6,6 6,7 10.2-13.5 Investasi 8.4-11.5 10,6 11,7 11,9 10.2-12.0 Ekspor Barang dan Jasa 11.4-12.0 10,0 1,8 11,7 12.3-13.4 Impor Barang dan Jasa 14.3-15.9 11,4 9,7 13,5 15.0-16.5 SISI PRODUKSIPertanian 3.5-3.7 3,8 3,7 3,7 3.6-3.8 Pertambangan dan Penggalian 2.3-2.4 3,5 2,6 2,8 2.4-2.5 Industri Pengolaham 5.7-6.5 5,7 5,3 6,5 6.2-6.8 Listrik, Gas dan Air 13.8-13.9 5,5 5,8 6,6 13.9-14.0 Konstruksi 8.8-9.3 7,7 7,0 7,5 8.9-10.1 Perdagangan, Hotel dan Restoran 4.4-5.2 8,3 8,7 8,9 4.5-6.4 Pengangkutan dan Telekomunikasi 14.7-15.4 10,2 10,8 12,1 14.9-15.6 Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan6.8-7.0 6,5 6,1 6,1 6.9-7.0 Jasa Jasa 7.0-7.1 6,6 6,0 6,0 7.1-7.2
TANTANGAN DALAM UPAYA MENJAGA MOMENTUM PERTUMBUHAN EKONOMI
Slide 6
Perekonomian global yang masih dipenuhi ketidakpastian, karena melambatnya pertumbuhan ekonomi global dan fluktuasi harga komoditas;
Iklim Investasi yang masih perlu ditingkatkan, terutama terkait dengan kemudahan perijinan, biaya logistik, perburuhan, akses permodalan;
Percepatan pembangunan infrastruktur dan penyediaan pasokan energi;
Pelebaran Defisit Neraca Perdagangan;
Tekanan Defisit APBN
Peningkatan kualitas dan percepatan penyerapan belanja APBN, terutama belanja modal
Kebijakan Pusat dan daerah yang masih belum sepenuhnya sinergis;
DIPERLUKAN LANGKAH DAN KEBIJAKAN UNTUK MENJAGA MOMENTUM PERTUMBUHAN EKONOMI
Slide 7
Pengendalian Inflasi melalui kebijakan stabilisasi harga bahan pokok (volatile foods), dan meminimalkan dampak kebijakan harga pemerintah (administered prices) terhadap inflasi,
Koordinasi antara Pemerintah Pusat, BI dan Pemerintah Daerah melalui optimalisasi Peran TPI-TPID dalam pengendalian inflasi khususnya dalam mengatasi permasalahan produksi dan distribusi maupun dalam edukasi kepada masyarakat.
Meningkatkan besaran Pendapatan Tidak Kena Pajak (PTKP). Mengoptimalkan program perlindungan sosial berbasis keluarga antara lain
jamkesmas, program keluarga harapan, bos dan raskin Mengoptimalkan program pemberdayaan masyarakat :
Meningkatkan PNPM Mandiri. Meningkatkan penjaminan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Meningkatkan dan memperluas akses permodalan bagi koperasi, usaha mikro, kecil
dan menengah.
DIPERLUKAN LANGKAH DAN KEBIJAKAN UNTUK MENJAGA MOMENTUM PERTUMBUHAN EKONOMI
Slide 8
Meningkatkan penyelenggaraan Pelayanan Terpadu satu Pintu (PTSP), Mengoptimalkan pelaksanaan Sistem Logistik Nasional khususnya untuk
menurunkan biaya logistik dan dwelling time di pelabuhan, Melakukan penataan regulasi di bidang ketenagakerjaan, Meningkatkan pengelolaan fasilitasi ekspor dan impor melalui penyempurnaan
regulasi dan pemanfaatan sistem elektronik di bidang pelayanan publik. Mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di pusat pertumbuhan
ekonomi baru, Mengharmonisasikan Peraturan Perundang-undangan di Bidang Keuangan,
Perbankan, Industri, dan Perdagangan.
Melakukan diversifikasi pasar tujuan ekspor dengan meningkatkan keberagaman dan kualitas produk,
Penyebaran informasi peluang ekspor, ketentuan akses pasar dan persyaratan distribusi di wilayah pasar baru yang ditargetkan,
Meningkatkan promosi ekspor ke wilayah pasar baru yang ditargetkan, Meningkatkan jaringan promosi dan pemasaran ekspor untuk produk
inovatif dan komoditi potensial Meningkatkan penyesuaian standar produk ekspor Melaksanakan dan memperluas skema pembiayaan bilateral
DIPERLUKAN LANGKAH DAN KEBIJAKAN UNTUK MENJAGA MOMENTUM PERTUMBUHAN EKONOMI
Slide 9
Meningkatkan efektifitas border control, market control, dan consumer report untuk mengamankan gangguan impor terhadap produk dalam negeri, seperti seleksi pelabuhan impor dan pelaku impor.
Meningkatkan pengawasan peredaran barang impor di pasar lokal sesuai dengan ketentuan SNI, Labelisasi, karantina, dan HAKI
Memperluas pelaksanaan otomasi kepabeanan dan kepelabuhanan (NSW) untuk peningkatan pelayanan dan pengawasan.
Mendorong kebijakan investasi substitusi impor dan hilirisasi.
DIPERLUKAN LANGKAH DAN KEBIJAKAN UNTUK MENJAGA MOMENTUM PERTUMBUHAN EKONOMI
Slide 10
OPTIMALISASI PELAKSANAAN APBN 2013
PENCAPAIAN TARGET MAKRO SEBAGAI DASAR PENYUSUNAN APBN
Slide 12
2013APBN-P Realisasi APBN
Pertumbuhan Ekonomi (%) 6,5 6,3 6,8Inflasi (%) 6,8 4,3 4,9Tingkat Suku Bunga (%) 5,0 3,2 5,0Nilai Tukar (Rp/US$) 9000 9380 9300Harga Minyak Mentah Indonesia (US$/barei) 105 112,7 100Lifting Minyak (ribu barel per hari) 930 863 900Lifting Gas (MBOEPD) 1360Subsidi BBM, LPG dan BBN (Triliun Rp) 137.4 211.9 193.8Volume BBM (Juta KL) 40 45.2 46
2012Asumsi Makro APBN
PENCAPAIAN APBNP TAHUN 2012 DAN TARGET APBN 2013
Slide 13
2013
A. PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH 1.358,2 1.335,7 98,3% 1.507,7Penerimaan Perpajakan 1.016,2 980,1 96,4% 1.178,9Penerimaan Negara Bukan Pajak 341,1 351,6 103,1% 324,3
B. BELANJA NEGARA 1.548,3 1.481,7 95,7% 1.657,9Belanja K/L 547,9 479,3 87,5% 547,4Belanja Non K/L 521,6 521,9 100,1% 591,6
a.l BBM, LPG dan BBN 137,4 211,9 154,2% 193,8Listrik 65,0 94,6 145,6% 80,9
C. SURPLUS DEFISIT ANGGARAN (A - B) (190,1) (146,0) 76,8% (150,1)% Defisit Terhadap PDB (2,23) (1,77) (1,62)
% terhadap APBNP
2012APBN-P RAPBNREALISASI APBN
TANTANGAN PELAKSANAAN APBN 2013
Slide 14
LANGKAH KEBIJAKAN PELAKSANAAN APBN 2013
Penerimaan perpajakan Memperluas basis pajak melalui kebijakan PPh yang memberikan
fasilitas usaha kecil dan menengah serta penyederhanaan dalam pembayarannya.
Melakukan perbaikan secara fundamental sistem administrasi PPN yang dapat mengurangi kebocoran keuangan negara.
Meningkatkan pemanfaatan teknologi informasi di dalam penggalian potensi pajak.
Peningkatan penegakan hukum terhadap pelanggaran ketentuan di bidang perpajakan dan kepabeanan (intensifikasi).
Penerimaan negara bukan pajak Efisiensi cost recovery Migas, Menetapkan langkah kebijakan dalam upaya menjaga pencapaian target
lifting migas, Optimalisasi penerimaan SDA non migas (pertambangan umum,
kehutanan, perikanan dan panas bumi),
I. Langkah kebijakan peningkatan penerimaan negara:
Slide 15
LANGKAH KEBIJAKAN PELAKSANAAN APBN 2013
Peningkatan kualitas perencanaan belanja pemerintah. Meningkatkan kapasitas pengelola keuangan. Menyempurnakan regulasi tentang pengadaan barang dan jasa
pemerintah. Meningkatkan pengendalian belanja.
II. Langkah kebijakan peningkatan kualitas belanja; Mengedepankan dan mempertajam alokasi belanja modal untuk
mendukung pembiayaan bagi kegiatan-kegiatan pembangunan infrastruktur,
Mengurangi pendanaan bagi kegiatan-kegiatan yang bersifat konsumtif,
Memperluas pelaksanaan reformasi birokrasi,
III. Langkah kebijakan percepatan penyerapan belanja:
Slide 16
LANGKAH LANGKAH MITIGASI KRISIS
Langkah langkah mitigasi krisis
1
2
3
4
Meningkatkan Koordinasi Fiskal dan Moneter1.
Mencegah timbulnya persepsi yang salah dari masyarakat terhadap dampak negatif krisis ekonomi dunia
2.
Menciptakan stimulus dan bantalan untuk meredam dampak, baik terhadap pasar domestik, industri dan
pelaku usaha, maupun masyarakat.
3.
Memperkuat fondasi struktur ekonomi agar lebih bertumpu pada kekuatan domestik dan membenahi sumber kerawanan terhadap guncangan eksternal.
4.
UPAYA PENCIPTAAN KESEMPATAN KERJA BARU 1 JUTA NETTO TAHUN 2013
PERCEPATAN PENGURANGAN PENGANGGURAN DAN PENCAPAIAN SATU JUTA NETTO.
Skenario pencapaian target penciptaan lapangan kerja Netto tahun 2013.
Pertumbuhan Ekonomi
(%)
Pertambahan Kesempatan
Kerja/KK (Juta)
Elastisitas per 1% pertb ek
Pertambahan Angkatan Kerja/AK
(Juta)
Perkiraan TPT %
Jumlah Penganggur
Terbuka (Juta)
Kesempatan Kerja Netto
6,8 *) 3,06 juta 450 ribu 1,8 juta 4,93 % 5,98 juta 1.260 ribu
6,8 2,72 juta 400 ribu 1,8 juta 5,21 % 6,32 juta 920 ribu
6,5 2,4 juta 370 ribu 1,6 juta 5,3 % 6,40 juta 800 ribu
*) UU APBN
Tahun 2013, dibutuhkan kesempatan kerja baru sedikitnya 2,4 juta Angkatan kerja baru tidak melebihi 1,8 juta. Dengan perkiraan tersebut, ekonomi diharapkan tumbuh 6,5-6,8 persen.
Tahun ∆ AK (juta orang) ∆ KK (juta orang)Pengurangan Penganggur
2002 1,966 0,839
2005 1,884 0,236
2008 2,005 2,622 616
2009 1,886 2,317 431
2010 2,694 3,337 642
2011 0,842 1,462 619
2012 0,669 1,129 460
Perkembangan 10 Tahun Terakhir.
Tahun 2002-2005, tambahan angkatan kerja melebihi tambahan kesempatan kerja, menyebabkan jumlah penganggur meningkat tidak terdapat kesempatan kerja netto
Tahun 2008-2012 kesempatan kerja netto pada kisaran 350 ribu-600 ribu.
PERKEMBANGAN 10 TAHUN TERAKHIR.
Slide 25
POTENSI YANG DAPAT MENDORONG PENCAPAIAN 1 JUTA NETTO
Sisi Penawaran“Pendidikan dan pelatihan” Pendidikan: memperpanjang masa sekolah bagi siswa yang drop-out dan tidak mampu
melanjutkan dan memberikan kesempatan kedua bagi siswa drop out dan tidak mampu melanjutkan, kembali ke sekolah
Pelatihan : Persiapan memasuki pasar tenaga kerja
Sisi PermintaanSumber-sumber kegiatan ekonomi, diantaranya:Kegiatan investasi dan usaha yang siap dilaksanakan tahun 2013 (proyek infrastruktur; property, PLN, industri dan jasa)Pembangunan infrastruktur menggunakan anggaran APBN 2013 termasuk perumahan dan pemukiman, jaringan irigasi, dsbProgram APBN 2013 lainnya seperti perbaikan gedung sekolah (pembangunan ruang kelas), pembangunan irigasi pertanian, jalan perdesaan yang dilakukan melalui padat karya, dan program-program APBN seperti PNPM.
Diperlukan kebijakan/regulasi dan solusi khusus bagi investasi/proyek yang membutuhkan peran pemerintah.
Slide 26
SUMBER PENCIPTAAN KESEMPATAN KERJA
Slide 27
LANGKAH-LANGKAH
UPAYA DI FOKUS-KAN KEPADA 5 PROGRAM
29
Kebijakan/Regulasi dalam rangka memperbaiki Iklim Investasi dan Usaha
1
Investasi/Kegiatan /proyek Infrastruktur yang dilakukan Pemerintah/BUMN/sawasta yang dapat di monitor secara cepat
Investasi/Kegiatan/Proyek Khusus oleh Swasta yang membutuhkan peran Pemerintah Pusat/Daerah
Program/Kegiatan APBN yang dapat Memperluas Kesempatan kerja dan Meningkatkan Kapasitas Pekerja
Investasi di sektor riil yang perijinannya melalui BKPM
2
3
4
5
Dalam rangka mencapai 1 Juta Netto kesempatan kerja, upaya yang dilakukan tidak Business as usual .
Semangat nya : (i) fokus kepada lokasi yang kantong penganggurannya tinggi dan mendorong penciptaan lapangan kerja; atau melihat kegiatan investasi atau industri yang siqnifikan (ii) berkomitmen untuk menyelesaikan persoalan dengan cepat .
Slide 29
Perlu diakukan Koordinasi pemantauan pelaksanaan Rencana Tindak Penciptaan Kesempatan Kerja
Pelaksanaan Koordinasi dengan membentuk Tim Kerja Pemantauan Penciptaan Kesempatan Kerja (TP2KK).
MEMBENTUK “DESK” PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA
PELAKSANAAN MP3EI DALAM RANGKA MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI
MP3EI
MP3EI
MP3KI
MP3KI
Performa Ekonomi Indonesia sangat baik, yang dibuktikan dari peningkatan PDB sejak 2010 hingga saat ini. Kebijakan ekonomi
Indonesia cukup berhasil dan tepat dalam mendukung visi MP3EI bahkan PDB/capita 2013 diperkirakan akan mencapai USD 4.500
PDB: USD 700 JutaPDB/Kapita: USD 3.000
PDB: ~USD 4,0 - 4,5 MilyarPDB/Kapita: ~USD 14.250 - 15.500
(negara berpendapatan tinggi)
PDB: ~USD 15,0 - 17,5 MPDB/Kapita: ~USD 44.500 - 49.000
2011PDB: USD 850 Juta
PDB/Kapita: USD 3.543
2012PDB: USD ~ 950 Juta
PDB/Kapita:USD ~3.830
PDB: US$ ~ 1,2 triliunPDB/Kapita: US$ ~ 4.800-5.000
(Kekuatan ekonomi 14 besar dunia)
2013PDB: USD ~ 997 Juta
PDB/Kapita: US$ ~ 4.500
Slide 32
MP3EI
MP3EI
MP3KI
MP3KI
SEKTOR RIIL
Nilai Investasi = Rp 2.226 TJumlah Proyek = 639 proyek INFRASTRUKTUR
Nilai Investasi = Rp 1.786 TJumlah Proyek = 625 proyek
TOTAL
NILAI INVESTASI = Rp 4.012 TJUMLAH PROYEK = 1.264 proyek Pelaksanaan
MP3EI
LAUNCHING MP3EI
( 27 MEI 2011 )
SEKTOR RIIL
Nilai Investasi = Rp 2.557,5 TJumlah Proyek = 725 proyekINFRASTRUKTUR
Nilai Investasi = Rp 2.372,9 TJumlah Proyek = 866 proyekSDM – IPTEK **)
Nilai Investasi = Rp 4,4 TJumlah Proyek = 3041 proyek
TOTAL NILAI INVESTASI = Rp 4.934,8 TJUMLAH PROYEK = 4.632 proyek
PROSES VALIDASI
Investasi MP3EI meningkat baik dari jumlah proyek maupun nilai investasinya, dan ini terjadi di semua koridor ekonomi
HASIL VALIDASI(PER AGUSTUS 2012)
**) Investasi SDM Iptek yang tercatat hanya berupa penyelenggaraan pelatihan/pendidikan dan belum termasuk pembangunan pusat-pusat pendidikannya).
Slide 33
MP3EI
MP3EI
MP3KI
MP3KI
Matriks Realisasi GB Sektor Riil 2011 – 2012
Slide 34
MP3EI
MP3EI
MP3KI
MP3KI
Matriks Realisasi GB Infrastruktur 2011 – 2012
Slide 35
MP3EI
MP3EI
MP3KI
MP3KI
Matriks Realisasi GB Keseluruhan 2011 – 2012
Slide 36
MP3EI
MP3EI
MP3KI
MP3KI
Sebaran Rencana Groundbreaking 2013
Mencermati pola GB proyek-proyek MP3EI, percepatan pembangunan mulai terjadi di kawasan Timur Indonesia. Kecenderungan ini sesungguhnya sudah dapat diamati mulai tahun 2012, dimana dominasi Koridor Ekonomi Jawa sudah di bawah 50%.Kontribusi GB investasi di koridor ekonomi Jawa pada tahun 2011-2012 mencakup 42%, pada 2013 kontribusi koridor ekonomi Jawa hanya sekitar 21%. Investasi swasta senilai Rp 378,96 Triliun, BUMN Rp 77,58 Triliun, Pemerintah Rp 20,3 Triliun dan campuran Rp 68,99 Triliun.
Slide 37
Rp Triliun
MP3EI
MP3EI
MP3KI
MP3KI
Investasi Infrastruktur secara konsisten meningkat (4-5% dari GDP), walaupun belum mencapai tingkat investasi sebelum krisis moneter 1997 (sekitar 7%).
Peran APBN/APBD dari total investasi infrastruktur adalah sekitar 65% (untuk periode 2010 – 2013)
Investasi Infrastruktur
Nilai investasi meningkat dari Rp 264 triliun pada 2010 menjadi sekitar Rp 435,46 triliun pada 2013, dan perbandingan terhadap GDP juga meningkat dari 4,10% pada 2010 menjadi sekitar 4.72% pada 2013
Porsi APBN semakin meningkat dan pada tahun 2013 mencapai Rp 201,3 triliun atau 47% dari total investasi infrastruktur
Slide 38
MP3EI
MP3EI
MP3KI
MP3KI
Belanja publik (APBN) digunakan sebagai katalisator dan fasilitator untuk mendorong investasi swasta
Alokasi APBN untuk infrastruktur meningkat signifikan dari tahun ke tahun. Alokasi APBN pada tahun 2007 sebesar Rp 59,8 T menjadi Rp 201,3 T di tahun 2013.
Slide 39
0
50
100
150
200
250
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013Non K/L K/L Lainnya PERHUBUNGAN PU
ANGGARAN INFRASTRUKTUR, 2007-2013(triliun rupiah)
99,491,3
128,7
174,9
201,3
(tri
liu
n R
p)
59,8
78,7
Sumber: Kemenkeu
MP3EI
MP3EI
MP3KI
MP3KI
REGULASI TELAH DIPERBAIKI DAN DALAM PROSES PENYELESAIAN
NONO PERATURANPERATURANSTATUSSTATUS
Selesai 2012Selesai 2012 Dalam prosesDalam proses
1 Undang-Undang (UU) 1 2
2 Peraturan Pemerintah (PP) 10 11
3 Peraturan Presiden (Perpres) 18 3
4 Keputusan Presiden (Keppres) 1
5 Instruksi Presiden 1
6 Peraturan Menteri/Kepala 10
Jumlah 41 16
Slide 40
MP3EI
MP3EI
MP3KI
MP3KI
PERATURAN YANG TELAH SELESAI DAN DALAM PROSES PENYELESAIAN
Beberapa peraturan yang dalam proses penyelesaian: RUU tentang Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal RPP tentang Reforma Agraria RPP tentang perubahan PP 15/2005 tentang Jalan Tol RPP tentang perubahan PP 14/2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik RPP tentang Perubahan Kedua Atas PP Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan
Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (Revisi PP Nomor 24 Tahun 2012) RPerpres tentang perubahan Perpres 27/2009 tentang Pelayanan Terpadu Satu Pintu
UU No.2/2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum dan Perpres No 71/2012 serta peraturan Menteri/ Kepala Lembaga.
PP No 52/2011 tentang Fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal di Bidang Tertentu atau Daerah Tertentu.
PP 60/2012 tentang Tatacara Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan; dan PP 61/2012 tentang Penggunaan Kawasan Hutan .
Perpres-Perpres yang terkait dengan RTR Pulau. Peraturan Menteri Keuangan No.223/PMK.011/2012 tentang Pemberian Dukungan
Kelayakan Atas Sebagian Biaya Konstruksi Pada Proyek Kerja Sama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur.
Slide 41
Beberapa peraturan yang sudah selesai diperbaiki:
MP3EI
MP3EI
MP3KI
MP3KI
Langkah-langkah untuk mendorong pelaksanaan MP3EI di tahun 2013
Slide 42
PELAKSANAAN MP3KI DALAM RANGKA PENINGKATAN DAN PERLUASAN
KESEJAHTERAAN RAKYAT
Jakarta, 28 Januari 2013
MP3KI
MP3KI
MP3EI
MP3EI
2010 2011 2012 2013 2014
TARGET REALISASI TARGET REALISASI TARGET REALISASI TARGET TARGET
Pertumbuhan Ekonomi
5,5- 5,6 6,2 6,0 - 6,3 6,5 6,4 - 6,9 6,3 6,7 - 7,4 7,0 - 7,7
Inflasi 4 - 6 7 4,0 - 6,0 3,8 4,0 - 6,0 4,3 3,5 – 5,5 3,5 – 5,5
Pengangguran 7,6 7,1 7,3 - 7,4 6,6 6,7 - 7,0 6,14 6,0 - 6,6 5 - 6
Kemiskinan 12,0 - 13,5 13,33 11,5 - 12,5
12,49 10,5 - 11,5
11,66 9,5 - 10,5 8 - 10
Target Pertumbuhan Ekonomi dan Tingkat Kemiskinan RPJMN 2010-2014
Perekonomian dan tingkat kesejahteraan rakyat terus membaik, sejalan dengan sasaran RPJMN 2010 - 2014
Sumber: BPS, Kemenkeu, Bappenas
Slide 44
MP3KI
MP3KI
MP3EI
MP3EI
Tingkat Kemiskinan terus menurun, namun melambat
Sejak tahun 2010, penurunan kemiskinan melambat, secara absolut menurun sekitar 1 juta penduduk miskin per tahun. Tingkat kemiskinan pada bulan September 2012 sebesar 11,66% (target RKP 2012 sebesar 10,5%-11,5%)
Slide 45
MP3KI
MP3KI
MP3EI
MP3EI
Sumber: Susenas per Maret 2012, BPS
Disparitas tingkat kemiskinan antar provinsi di Indonesia: 16 provinsi masih di atas GKN
Tingkat kemiskinan Provinsi DKI Jakarta sebesar 3,69%; di Provinsi Papua sebesar 31,11%.
Tingkat kemiskinan Nasional: 11,96% (Maret 2012)
Tingkat Kemiskinan Semua Provinsi Menurun, Namun Ketimpangan Antar Provinsi Masih Tinggi (Maret 2012)
Slide 46
MP3KI
MP3KI
MP3EI
MP3EI
Jumlah Penduduk Miskin Menurun, Namun Jumlah Near-poor dan Kelompok Rentan Masih Besar
Catatan:Miskin : Di bawah GKHampir Miskin : Antara 1 - 1,2 GK
Hampir Tidak Miskin : Antara 1,2 - 1,5 GK
Tidak Miskin : Di Atas 1,5 GK
Antara tahun 2009 dan 2010:Sekitar 55,7% penduduk miskin tahun 2009 keluar dari kemiskinan pada tahun 2010.Sebaliknya terdapat kelompok yang tidak tergolong miskin tahun 2009, yaitu 21,52% RTHM, 11,54%RTHTM, dan 2,94%RTTM jatuh ke dalam kemiskinan pada tahun 2010.
Sumber : BPSKeluar dari kemiskinan Menjadi Miskin Tingkat Kesejahteraan Yang Sama
Slide 47
MP3KI
MP3KI
MP3EI
MP3EI
Tantangan yang akan kita hadapi di masa datang :
Pertumbuhan penduduk masih cukup besar
Kapasitas dan peluang usaha masyarakat miskin masih rendah (lahan, modal, keahlian)
Laju urbanisasi yang pesat berpotensi memperparah kemiskinan perkotaan
Peningkatan penyerapan tenaga kerja sektor formal menghadapi tantangan isu ketenagakerjaan
Masih banyak daerah terisolir, dengan akses pelayanan dasar rendah
Belum tersedianya Jaminan Perlindungan Sosial yang komprehensif
Social exclusion (marjinalisasi), seperti kepada penduduk: difabel, berpenyakit kronis, ilegal, dll
MP3KI Diluncurkan untuk Mempercepat Pengurangan Kemiskinan dan Menghadapi Tantangan Kemiskinan Di Masa Datang
Slide 48
MP3KI
MP3KI
MP3EI
MP3EI
MP3KI SEBAGAI RENCANA JANGKA PANJANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN (2013-2025)
MP3KI berlandaskan pada kebijakan pembangunan ekonomi yang inklusif dan penguatan kebijakan afirmatif penanggulangan kemiskinan yang telah ada – Not Bussines As Usual
MP3KI menjamin kesinambungan program/kegiatan penanggulangan kemiskinan yang tengah berjalan.
Memperjelas dan mempertegas transformasi menuju Sistem Jaminan Sosial yang menyeluruh (universal coverage) sesuai amanat UUD 1945 dan UU 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.
Memastikan terciptanya kemampuan masyarakat miskin memiliki sumber penghidupan yang berkelanjutan.
Memperkuat tata kelola serta kelembagaan dan peran berbagai pihak dalam penanggulangan kemiskinan di masa datang.
Slide 49
1
2
3
4
5
MP3KI
MP3KI
MP3EI
MP3EI
KERANGKA RUMUSAN MP3KI
SEJAHTERA, BEBAS DARI KEMISKINAN ABSOLUT DAN MEMILIKI KAPABILITAS PENGHIDUPAN YANG TINGGI DAN BERKELANJUTAN
• MENCIPTAKAN SISTEM PERLINDUNGAN SOSIAL NASIONAL
• MENINGKATKAN PELAYANAN DASAR BAGI MASYARAKAT MISKIN DAN RENTAN
• MENGEMBANGKAN SUMBER PENGHIDUPAN BERKELANJUTAN MASYARAKAT MISKIN DAN RENTAN
Penyiapan
kelembagaan BPJS
dan supply side
pendukung
Perluasan program
bersasaran (targeted)
Pengembangan kegiatan
ekonomi masyarakat
miskin di pusat
pertumbuhan dan non
pusat pertumbuhan
• PRASYARAT INSITUSI PENDUKUNG DAN IMPLEMENTASI MP3KI • PRASYARAT KONDISI EKONOMI: PERTUMBUHAN DAN STABILITAS EKONOMI
MANDIRI, MAJU, ADIL, DAN MAKMUR VISI RPJP
STRATEGI UTAMA
STRATEGI PELAKSANAAN
MISI
Slide 50
MP3KI
MP3KI
MP3EI
MP3EI
MP3KI : GERAKAN NASIONAL PENGURANGAN KEMISKINAN PUBLIC-PRIVATE-PEOPLE PARTNERSHIP
51
Komponen Saat ini MP3KI
2013 – 2014 2015 - 2025
A. Mekanisme Ekonomi
- Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan inklusif (MP3EI)
- Stabilitas Ekonomi Makro Pengendalian Inflasi dan Kesinambungan fiskal untuk menjaga daya beli masyarakat
B. Afirmasi (Keberpihakan)
- Program Empat Klaster Belum terpadu lokasi dan waktu, terutama untuk kantong kemiskinan
• Terpadu lokasi dan waktu, terutama kantong kemiskinan
• Sinergi dengan program daerah dan CSR
• Konsolidasi program bantuan sosial unified data base
- Sistem Jaminan Sosial Sistem masih dikembangkan dan cakupan terbatas
• Sistem diperbaiki (BPJS Kesehatan) dan cakupan diperluas
• Sistem semakin lengkap (BPJS lainnya) dan universal coverage
- Program Livelihood Terbatas daya tahan penduduk miskin rentan
• Peningkatan income generating activities (wirausaha, financial inclusion dan supply chain MP3EI)
- Dukungan Data belum akurat dan terpadu
• Data sasaran terintegrasi (PPLS), bertahap menuju social security number (pemanfaatan e-KTP)
Slide 51
MP3KI
MP3KI
MP3EI
MP3EI
INFORMAL
TNI/ POLRI
TASPEN
ASKES
JAMSOSTEK
BPJS KESEHATAN
PT.ASKESPT.ASKES
JAMKESMASJAMKESMAS
JAMKESDAJAMKESDA
ASURANSI KESEHATANASURANSI
KESEHATAN
20142014 20152015
JAMINAN
KESEHATANJAMINAN
KESEHATAN
20292029
YANKES
JAMINAN KECL KERJA
JAMINAN KECL KERJA
JAMINAN KEMATIANJAMINAN
KEMATIAN
JAMINAN PENSIUNJAMINAN PENSIUNASABRI
JAMINAN PENSIUNJAMINAN PENSIUN
JAMINAN HARI TUA
JAMINAN HARI TUA
JAMINAN HARI TUA
JAMINAN HARI TUA
JAMINAN HARI TUA
JAMINAN HARI TUA
PT. JAMSOSTEKPT. JAMSOSTEK
BPJS KETENAGAKERJAAN
Sumber: UU No. 40/2004 Tentang SJSN
Skenario Transformasi Program Jaminan Sosial
Slide 52
SKENARIO PERCEPATAN DAN PERLUASAN PENGURANGAN KEMISKINAN INDONESIA (P3KI)
Outlook Target Ekonomi dan Kemiskinan
Strategi Penanggulangan
Kemiskinan
2012 2015 2020 2025
PDB/kapita (US$)Tingkat Kemiskinan
3.543
10.278
14.963
10,5-11,5 %
8-10%
6-7%
4 - 5 %
Program Strategis
Kelompok SasaranRTHM, RTM dan RTSM(40 % terbawah PPLS 2011)
30 % terbawah(PPLS 2014/2017)
20 % terbawah(PPLS 2017/2020)
10 % terbawah(PPLS 2023)
PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN EKSISTING
Klaster IBantuan dan Jaminan Sosial
Klaster IIPemberdayaan Masyarakat
Klaster IIIKUMKM
Klaster IVProgram Pro-Rakyat
PROGRAM PERLINDUNGAN SOSIALJaminan Sosial (Social Security):
Asuransi Kesehatan Jaminan Kematian Jaminan Hari Tua Jaminan Pensiun Jaminan Kecelakaan Kerja
Bantuan Sosial (Social Assistance): Temporer (krisis ekonomi, bencana alam) Reguler (pangan, BSM, dll)
TRANSFORMASI PROGRAM PERLINDUNGAN SOSIAL
1. PDB/Kapita: target MP3EI meningkat
2. Tingkat Kemiskinan: target RPJP menurun
3. Garis Kemiskinan cenderung meningkat
4. Elastisitas tingkat Kemiskinan terhadap Pertumbuhan PDB/Kapita cenderung menurun
Garis Kemiskinan(ribu rupiah)
252318
467
686Elastisitas
0,0450,023
0,083
0,243
PENGEMBANGAN PENGHIDUPAN MASYARAKAT MISKIN/RENTANPemberdayaan/Peningkatan Kapasitas SDM (Empowerment)
Akses Usaha (Financial Access)Pengarusutamaan Program/Kegiatan
Slide 53
SINERGI MP3EI DAN MP3KI
MP3EIPemerintah Daerah, Swasta, dan BUMN
Pengembangan Koridor
Penguatan Konektivitas
Pertumbuhan yang tinggi, inklusif dan
berkeadilan
Menurunnya tingkat kemiskinan
Meningkatkan kesempatan kerja
Pembangunan ekonomi merata di seluruh wilayah
tanah air
SINERGI MP3EI dan MP3KI: mewujudkan Pertumbuhan yang Tinggi, Inklusif,
Berkeadilan dan Berkelanjutan
Pengembangan SDM
Peningkatan Keahlian SDM
Kebijakan Investasi Pro-
poor
Sinergi klaster 1, 2, 3, dan 4
Memperkuat Akses menuju Pusat Ekonomi
Slide 55
MP3KI
Integrasi MP3KI dan MP3EI
Slide 56
MP3KI
MP3KI
MP3EI
MP3EI
Peta Jumlah Penduduk Miskin tingkat Kab/Kota pada tahun 2010 dan Pembangunan Infrastruktur Utama MP3EI
Jumlah penduduk miskin2700 - 4960049601 - 118600118601 - 182500182501 - 297200297201 - 519200
PENERAPAN SINERGI MP3KI – MP3EI 2013-2014 Urgensi Sinkronisasi Antara Pertumbuhan Dan Lokasi Kemiskinan
Koridor Jawa
Fokus Lokasi MP3EI
KUTAI
MALINAU
KETAPANG
BERAU
KUTAI BARATSINTANG
KUTAI TIMURKAPUA S HULU
KATINGAN
KAPUAS
PASIR
MURUNG RAYA
NUNUKAN
SERUYAN
SANGGAU
BULUNGAN
PONTIANAK
LANDAK
BARITO UTARA
KOTAW ARINGIN TIMUR
SAMBAS
PULANG PISAU
GUNUNG MAS
BANJAR
KOTA B ARU
KOTAW ARINGIN BARAT
LAMANDAU
TANAH BUMBU
BENGKAYANG
TAPIN
SUKAMARA
TABALONG
TANAH LAUT
BARITO TIMUR
BARITO SELATAN
BALANGAN
PENAJAM PASER UTKOTA P ALA NGKA RAYA
BONTANG
SAMARINDA
TARAKAN
Jumlah penduduk miskin3000 - 78007801 - 1440014401 - 2530025301 - 3800038001 - 69700
Fokus Lokasi MP3EI
Koridor Kalimantan Fokus lokasi MP3EI umumnya tidak mencakup/jauh dari lokasi kantong kemiskinan, sehingga berpotensi:
Meningkatkan kesenjangan antara daerah yang tingkat kemiskinannya tinggi dan daerah dengan tingkat kemiskinan rendahMeningkatkan jumlah migrasi penduduk ke daerah-daerah lokasi MP3EI
Slide 57
Contoh PELAKSANAAN SINERGI MP3KI DAN MP3EI : Koridor Jawa
Intervensi pada Area Pusat Pertumbuhan bagi Intervensi pada Area Pusat Pertumbuhan bagi Populasi Terlatih: Populasi Terlatih: •Kebijakan pendukung industri padat karya•Kebijakan pendukung peningkatan pendapatan melalui peningkatan upah minimum•Peningkatan program kemitraan
Profil KemiskinanProfil Kemiskinan1.17 Juta (53% dari total kemiskinan nasional dan 14% dari total penduduk koridor)2.Kemiskinan terkonsentrasi di daerah selatan Jawa3.56% penduduk miskin bekerja di sektor pertanian dan 56% tinggal di daerah pedesaan4.60% usia produktif (15-55) tidak memiliki ijazah SD.
Intervensi pada Area Pusat Pertumbuhan bagi Intervensi pada Area Pusat Pertumbuhan bagi Populasi tak Terlatih: Populasi tak Terlatih: •Pembangunan SMA/SMK dan Akademi Komunitas•Peningkatan kapasitas SDM pasca sekolah dan wirausahaDiklat•Fasilitasi pendirian usaha sebagai penyedia barang dan jasa (supplier) bagi aktfitas industri inti
Intervensi pada Area non-Pusat Pertumbuhan :Intervensi pada Area non-Pusat Pertumbuhan :•“Keroyok” kantong kemiskinan dengan program 4 klaster dan pendukung lainnya, termasuk infrastruktur dasar desa•Akses dari pusat pertumbuhan ke non-Pusat Pertumbuhan (transportasi)•Kebijakan yang mendorong peralihan tenaga kerja dari sektor pertanian dan perkebunan ke sektor industri•Fasilitasi modernisasi sektor pertanian•Fasilitasi penguasaan hak guna atas tanah sebagai faktor produksi primer dalam sektor pertanian
Slide 58
MP3KI
MP3KI
MP3EI
MP3EI
Pelaksanaan MP3KI 2013 - 2014
Slide 59
Penguatan, perluasan dan penajaman Program-program Pengurangan kemiskinan yang sedang berjalan (Program Klaster 1 – 4, dan program-program lainnya, baik Pemerintah Pusat dan Daerah)
Persiapan pembentukan BPJS Kesehatan (Januari 2014) dan BPJS Ketenagakerjaan (Pertengahan 2015)
Pada tahun 2013 : sebagai tahap awal secara terbatas dipilih beberapa kecamatan di setiap koridor MP3EI, berdasarkan kriteria tertentu (lampiran) Akan diresmikan pada Bulan April 2013
Pada tahun 2014 : pelaksanaan diperluas ke berbagai propinsi di seluruh Indonesia, berdasarkan kriteria tertentu Disiapkan sejalan dengan RKP 2014
Dilaksanakan di seluruh Indonesia 2013 - 2014 :
Quickwins (Lokasi dimana pelaksanaan program kemiskinan K/L, Daerah atau BUMN/Swasta dilakukan secara terpadu (“Keroyokan”)
MP3KI
MP3KI
MP3EI
MP3EI
Misalnya berdasarkan kriteria, Kabupaten Brebes masuk Prioritas I P3KI
CONTOH POTENSI LOKASI QUICK WINS DI KORIDOR JAWA Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes
Koridor jawaDaerah Umum Area Prioritas 1Area prioritas 2Area Prioritas 3
Slide 60
Kec. Bulakamba• Salah satu kecamatan termiskin di Kabupaten Brebes.• Jumlah penduduk miskin dan sangat miskin adalah 14,69% dari total penduduk kecamatan. • Sepertiga keluarga di kecamatan ini menggunakan listrik non- PLN.• Terdapat permukiman kumuh di sebagian desa dan sebagian kawasan rentan longsor dan
banjir.• Prasarana dan sarana pertanian serta perikanan rusak, perlu di rehabilitasi
MP3KI
MP3KI
MP3EI
MP3EI
Koridor SulawesiDaerah UmumArea Prioritas 1Area Prioritas 2Area Prioritas 3
CONTOH POTENSI LOKASI QUICK WINS DI KORIDOR SULAWESI
Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba• Kecamatan Kajang salah satu
kecamatan termiskin di Kabupaten Bulukumba
• Persentase penduduk miskin sebanyak 15,67%
• Penduduk miskin tersebar di Kawasan Adat Ammatoa (Desa Tana Toa) yang tertutup dan Desa Tana Jaya yang didominasi permukiman kumuh nelayan.
• Kualitas dan kuantitas sarana prasarana transportasi yang rendah.
• Tingkat pendidikan masih rendah.• Kondisi sanitasi lingkungan buruk.• Terdapat kawasan perkampungan buruh
nelayan yang kumuh.
Strategi Pengembangan Kawasan Khusus: Komunitas Adat Terpencil.
Slide 61
PENUTUP
Slide 63
PENUTUP
Slide 64
PENUTUP
TERIMA KASIH
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIANREPUBLIK INDONESIA
www.ekon.go.id