rabu, 27 april 2011 susu tercemar diumumkan 8 hari lagi filepelecehan seksual kepada saya tidak...

1
RABU, 27 APRIL 2011 7 M EGAPOLITAN VINI MARIYANE ROSYA P ENGADILAN Negeri Jakarta pusat (PN Jak- pus) memerintahkan Institut Pertanian Bo- gor (IPB), Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Badan POM), dan Menteri Kesehatan, mengumumkan merek susu formula yang terkontaminasi bakteri Enterobacter sakazakii. PN Jakpus memberi waktu delapan hari bagi ketiga pihak untuk mematuhi keputusan hukum. “Kami menegur ke- tiga pihak untuk mengumum- kan nama susu formula yang terkontaminasi bakteri Enter- obacter sakazakii dalam waktu delapan hari,” tandas Syahrial Siddik, ketua majelis hakim dalam sidang anmanning (te- guran terhadap putusan) di PN Jakpus kemarin. Dalam kesempatan itu, tak satu pun tergugat yang hadir. Rektor IPB diwakili kuasa hukumnya, Edward Afra. Se- mentara itu, Badan POM dan Menkes mewakilkan kepada Jaksa Pengacara Negara Cahya- ning Nurati. Syahrial yang juga Ketua PN Jakpus menyatakan pihaknya menegur tergugat karena secara eksplisit menolak melaksana- kan vonis yang memutuskan IPB, Badan POM, dan Menkes mengumumkan susu formula yang terkontaminasi bakteri Enterobacter sakazakii. IPB keberatan menjalankan perintah hukum dengan alasan akan merusak nama baik IPB sebagai institusi pendidikan. Hasil penelitian IPB, imbuh Edward Afra, hanya boleh dipublikasikan melalui jurnal internasional dan seminar. Ganti rugi IPB menyilakan pemohon Da- vid ML Tobing yang memena- ngi gugatan untuk mengajukan tuntutan ganti rugi. “Peneliti harus menjaga kode etik. Pene- litian ini bukan diperuntukkan bagi publik, melainkan khusus untuk studi lanjutan bidang patologi,” timpalnya. Padahal semula yang memberi tahu adanya susu formula tercemar adalah peneliti IPB sendiri. Sementara itu, Badan POM dan Menkes melalui Cahya- ning menyatakan tak dapat memenuhi putusan lantaran tidak memiliki data yang ha- rus diumumkan. Di sisi lain, menurutnya, Badan POM tidak dapat memaksa IPB untuk mengumumkan nama-nama susu. “Bukan kami tidak mau melaksanakan putusan, me- lainkan kami tidak bisa. Dan karena kami berbeda institusi, kami tidak bisa memaksa IPB,” kilahnya. Saling lempar tanggung jawab tersebut membuat ha- kim mengingatkan bahwa kewajiban mengumumkan ada pada ketiganya, bukan hanya salah satunya. “Saya meminta para tergugat untuk memperhatikan poin ketiga putusan, yakni meng- hukum para tergugat secara bersama-sama memublikasi- kan penelitian,” tegasnya. Hakim menilai berbagai ke- terangan yang dikemukakan ketiga tergugat tidak berala- san. “Apa pun alasannya, UU lebih tinggi daripada kode etik. Apalagi ini menyangkut kepentingan publik. Ini perlu diperhatikan,” sambung Syah- rial Siddik. Saat menjawab penawaran pihak IPB, penggugat David ML Tobing menyatakan tidak akan mengambil alternatif pengajuan ganti rugi. Dengan cara apa pun, ia akan terus memperjuangkan agar merek susu formula di- publikasikan. “Kalau tidak juga diumumkan, saya akan meng- ajukan permohonan eksekusi paksa dengan menyita hasil penelitian,” paparnya. David menyayangkan sikap ketiga tergugat yang ia sebut mencla-mencle. IPB, Badan POM, dan Menkes sudah melawan hukum dengan mencari-cari alasan agar tidak melaksanakan hak publik. “Saya juga sangat menyayangkan ketidakhadiran Menkes. Padahal di hadapan pers dia sudah berjanji akan hadir, ini namanya kebohongan publik,” terangnya. (J-1) [email protected] Susu Tercemar Diumumkan 8 Hari Lagi Kalau tidak juga diumumkan, penggugat akan mengajukan permohonan eksekusi paksa dengan menyita hasil penelitian IPB. DEMO KORBAN SUTET: Warga yang mengaku korban saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET) berunjuk rasa di kantor Bupati Bogor, kemarin. Mereka menuntut ganti rugi kepada pemerintah karena tempat tinggal mereka dekat dengan kabel listrik tegangan tinggi yang sangat membahayakan kesehatan. S ENYUM lebar Krishna Kumar Tolaram Gangtani, atau kerap disapa Anand Krishna, 55, menyapa tamu-tamu yang membesuknya di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur. Kendati tubuhnya melemah, semangat masih tersirat dari sosok pria yang hingga saat ini sudah mogok makan selama 49 hari. Sejak 9 Maret lalu, Anand mulai melakukan aksinya karena merasa diperlakukan secara tidak adil. “Tuduhan pelecehan seksual kepada saya tidak terbukti di pengadilan, tapi hakim dengan sewenang- wenang memutuskan agar saya ditahan. Karena itu saya mogok makan melawan ketidakadilan ini,” lirih Anand. Anand yakin tuduhan kepadanya hanyalah tnah. Menurut penuturannya, selama ini ia bersikap kooperatif dengan tidak pernah mangkir di persidangan, meskipun jadwal sidang seenaknya ditetapkan hakim dengan sepengetahuan jaksa. Saat aksinya memasuki hari ke-8, Anand sempat ambruk ketika mengikuti sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Ia kemudian dibawa ke RS Fatmawati sebelum dirawat di RS Polri. Atas perintah hakim dan jaksa, Anand pun dipasangi infus. “Saya sudah minta dicabut (infusnya) tapi tidak diindahkan. Saya akan mogok makan tanpa batas waktu, hingga ajal menjemput,” tekad Anand. Keteguhan Anand, dinilai aktivis HAM Ifdhal Kasim, menunjukkan bahwa apa yang diperjuangkannya adalah kebenaran. Menurut Ifdhal, seseorang tidak mungkin bertahan mogok makan hampir 50 hari jika tidak yakin bahwa yang diperjuangkannya benar. “Saya minta Mahkamah Agung mengawasi jalannya sidang dengan sungguh- sungguh,” pintanya. Di sisi lain, Helmy dari Komite Advokasi Anand Krishna mengungkapkan banyak keganjilan yang terjadi di persidangan Anand. Antara lain pengakuan Tara Pradipta Laksmi, 20, yang menyebutkan diperlakukan tidak senonoh oleh Anand pada 21 Maret 2009 di Ciawi, Bogor. Faktanya, saat itu Anand sedang melakukan pertemuan di Jakarta dengan sejumlah orang. Ada daftar hadir dan saksi. “Selain itu hasil visum dari RSCM yang dilakukan dr Mun’im Idries menyatakan selaput dara Tara masih normal dan utuh, tanpa ditemukan kekerasan pada kemaluannya,” ujar Helmy. Praktisi hukum Adnan Buyung Nasution, yang juga membesuk Anand di RS Polri, mengaku prihatin dengan sikap hakim yang mengadili tokoh spiritual itu. Menurutnya, hakim sudah bersikap seakan- akan Anand sudah bersalah tanpa ada asas praduga tidak bersalah. Sikap itu melanggar KUHAP dan kode etik seorang hakim. “Perkara masih dalam proses, baru 9 dari 26 saksi yang diperiksa, tuntutan jaksa dan pleidoi belum didengar, dan belum ada putusan pengadilan. Itu artinya belum cukup bukti (untuk menyatakan) Anand bersalah,” ujar Buyung. Karena kesewenang- wenangan itulah Anand Krishna terus melawan meski tanpa menggunakan kekerasan. “Saya tidak marah, tapi kecewa dengan hukum yang diselewengkan. Saya harap Anda dan anak cucu kelak tidak mengalami penzaliman seperti yang saya alami,” tuturnya. (Muhammad Fauzi/J-3) Anand akan Mogok Makan hingga Ajal Menjemput TERGELETAK LEMAS: Tokoh spiritual Anand Krishna, tergeletak lemas akibat mogok makan di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur, kemarin. MI/DEDE SUSIANTI MI/FAUZI

Upload: lykhuong

Post on 23-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: RABU, 27 APRIL 2011 Susu Tercemar Diumumkan 8 Hari Lagi filepelecehan seksual kepada saya tidak terbukti di pengadilan, tapi hakim dengan sewenang-wenang memutuskan agar saya ditahan

RABU, 27 APRIL 2011 7MEGAPOLITAN

VINI MARIYANE ROSYA

PENGADILAN Negeri Jakarta pusat (PN Jak-pus) memerintahkan Institut Pertanian Bo-

gor (IPB), Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Badan POM), dan Menteri Kesehatan, mengumumkan merek susu formula yang terkontaminasi bakteri Enterobacter sakazakii.

PN Jakpus memberi waktu delapan hari bagi ketiga pihak untuk mematuhi keputusan hukum. “Kami menegur ke-tiga pihak untuk mengumum-kan nama susu formula yang terkontaminasi bakteri Enter-obacter sakazakii dalam waktu delapan hari,” tandas Syahrial Siddik, ketua majelis hakim dalam sidang anmanning (te-guran terhadap putusan) di PN Jakpus kemarin.

Dalam kesempatan itu, tak satu pun tergugat yang hadir. Rektor IPB diwakili kuasa hukumnya, Edward Afra. Se-mentara itu, Badan POM dan Menkes mewakilkan kepada Jaksa Pengacara Negara Cahya-ning Nurati.

Syahrial yang juga Ketua PN Jakpus menyatakan pihaknya menegur tergugat karena secara eksplisit menolak melaksana-kan vonis yang memutuskan IPB, Badan POM, dan Menkes mengumumkan susu formula yang terkontaminasi bakteri Enterobacter sakazakii.

IPB keberatan menjalankan perintah hukum dengan alasan akan merusak nama baik IPB sebagai institusi pendidikan. Hasil penelitian IPB, imbuh Edward Afra, hanya boleh dipublikasikan melalui jurnal internasional dan seminar.

Ganti rugi IPB menyilakan pemohon Da-

vid ML Tobing yang memena-ngi gugatan untuk mengajukan tuntutan ganti rugi. “Peneliti harus menjaga kode etik. Pene-litian ini bukan diper untukkan bagi publik, melainkan khusus untuk studi lanjutan bidang patologi,” timpalnya. Padahal semula yang memberi tahu adanya susu formula tercemar adalah peneliti IPB sendiri.

Sementara itu, Badan POM dan Menkes melalui Cahya-ning menyatakan tak dapat memenuhi putusan lantaran tidak memiliki data yang ha-rus diumumkan. Di sisi lain, menurutnya, Badan POM tidak dapat memaksa IPB untuk mengumumkan nama-nama susu. “Bukan kami tidak mau melaksanakan putusan, me-lainkan kami tidak bisa. Dan

karena kami berbeda institusi, kami tidak bisa memaksa IPB,” kilahnya.

Saling lempar tanggung jawab tersebut membuat ha-kim mengingatkan bahwa kewajiban mengumumkan ada pada ketiganya, bukan hanya salah satunya.

“Saya meminta para tergugat untuk memperhatikan poin ketiga putusan, yakni meng-hukum para tergugat secara bersama-sama memublikasi-kan penelitian,” tegasnya.

Hakim menilai berbagai ke-terangan yang dikemukakan ketiga tergugat tidak berala-san. “Apa pun alasannya, UU lebih tinggi daripada kode etik. Apalagi ini menyangkut kepentingan publik. Ini perlu diperhatikan,” sambung Syah-rial Siddik.

Saat menjawab penawaran

pihak IPB, penggugat David ML Tobing menyatakan tidak akan mengambil alternatif pengajuan ganti rugi. Dengan cara apa pun, ia akan terus memperjuangkan agar merek susu formula di-publikasikan. “Kalau tidak juga diumumkan, saya akan meng-ajukan permohonan eksekusi paksa dengan menyita hasil penelitian,” paparnya.

David menyayangkan sikap ketiga tergugat yang ia sebut mencla-mencle. IPB, Badan POM, dan Menkes sudah melawan hukum dengan mencari-cari alasan agar tidak melaksanakan hak publik. “Saya juga sangat menyayangkan ketidakhadiran Menkes. Padahal di hadapan pers dia sudah berjanji akan hadir, ini namanya kebohongan publik,” terangnya. (J-1)

[email protected]

Susu Tercemar Diumumkan 8 Hari Lagi Kalau tidak juga diumumkan, penggugat akan mengajukan permohonan eksekusi paksa dengan menyita hasil penelitian IPB.

DEMO KORBAN SUTET: Warga yang mengaku korban saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET) berunjuk rasa di kantor Bupati Bogor, kemarin. Mereka menuntut ganti rugi kepada pemerintah karena tempat tinggal mereka dekat dengan kabel listrik tegangan tinggi yang sangat membahayakan kesehatan.

SENYUM lebar Krishna Kumar Tolaram Gangtani, atau kerap

disapa Anand Krishna, 55, menyapa tamu-tamu yang membesuknya di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur. Kendati tubuhnya melemah, semangat masih tersirat dari sosok pria yang hingga saat ini sudah mogok makan selama 49 hari.

Sejak 9 Maret lalu, Anand mulai melakukan aksinya karena merasa diperlakukan secara tidak adil. “Tuduhan pelecehan seksual kepada saya tidak terbukti di pengadilan, tapi hakim dengan sewenang-wenang memutuskan agar saya ditahan. Karena itu saya mogok makan melawan ketidakadilan ini,” lirih Anand.

Anand yakin tuduhan kepadanya hanyalah fi tnah. Menurut penuturannya, selama ini ia bersikap kooperatif dengan tidak pernah mangkir di persidangan, meskipun jadwal sidang seenaknya ditetapkan hakim dengan sepengetahuan jaksa.

Saat aksinya memasuki hari ke-8, Anand sempat ambruk ketika mengikuti sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Ia kemudian dibawa ke RS Fatmawati sebelum dirawat di RS Polri. Atas perintah hakim dan jaksa, Anand pun dipasangi infus. “Saya sudah minta dicabut (infusnya) tapi tidak diindahkan. Saya akan mogok makan tanpa batas waktu, hingga ajal menjemput,” tekad Anand.

Keteguhan Anand, dinilai aktivis HAM Ifdhal Kasim, menunjukkan bahwa apa yang diperjuangkannya adalah kebenaran. Menurut Ifdhal, seseorang tidak mungkin bertahan mogok makan hampir 50 hari jika tidak yakin bahwa yang diperjuangkannya benar.

“Saya minta Mahkamah Agung mengawasi jalannya sidang dengan sungguh-sungguh,” pintanya.

Di sisi lain, Helmy dari Komite Advokasi Anand Krishna mengungkapkan banyak keganjilan yang terjadi di persidangan Anand. Antara lain pengakuan Tara Pradipta Laksmi, 20, yang menyebutkan diperlakukan tidak senonoh oleh Anand pada 21 Maret 2009 di Ciawi, Bogor. Faktanya, saat itu Anand sedang melakukan pertemuan di Jakarta dengan sejumlah orang. Ada daftar hadir dan saksi. “Selain itu hasil visum dari RSCM yang dilakukan dr Mun’im Idries menyatakan selaput dara Tara masih normal dan utuh, tanpa ditemukan kekerasan pada kemaluannya,” ujar Helmy.

Praktisi hukum Adnan Buyung Nasution, yang juga membesuk Anand di RS Polri, mengaku prihatin dengan sikap hakim yang mengadili tokoh spiritual itu. Menurutnya, hakim sudah bersikap seakan-akan Anand sudah bersalah tanpa ada asas praduga tidak bersalah. Sikap itu melanggar KUHAP dan kode etik seorang hakim. “Perkara masih dalam proses, baru 9 dari 26 saksi yang diperiksa, tuntutan jaksa dan pleidoi belum didengar, dan belum ada putusan pengadilan. Itu artinya belum cukup bukti (untuk menyatakan) Anand bersalah,” ujar Buyung.

Karena kesewenang-wenangan itulah Anand Krishna terus melawan meski tanpa menggunakan kekerasan. “Saya tidak marah, tapi kecewa dengan hukum yang diselewengkan. Saya harap Anda dan anak cucu kelak tidak mengalami penzaliman seperti yang saya alami,” tuturnya. (Muhammad Fauzi/J-3)

Anand akan Mogok Makan hingga Ajal Menjemput

TERGELETAK LEMAS: Tokoh spiritual Anand Krishna, tergeletak lemas akibat mogok makan di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur, kemarin.

MI/DEDE SUSIANTI

MI/FAUZI