psikologi perkembangan anak

17
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga merupakan pendidik yang pertama dan utama dalam kehidupan anak, karena dari merekalah anak mendapatkan pendidikan untuk pertama kalinya serta menjadi dasar perkembangan dan kehidupan anak di kemudian hari. Keluarga memberikan dasar pembentukan tingkah laku, watak, moral dan pendidikan anak. Anak lahir dalam pemeliharaan orang tua dan dibesarkan dalam keluarga. Orang tua bertugas sebagai pengasuh, pembimbing, pemelihara dan sebagai pendidik terhadap anak-anaknya. Setiap orang tua pasti menginginkan anak-anaknya menjadi manusia yang pandai, cerdas dan berakhlak. Akan tetapi banyak orang tua yang tidak menyadari bahwa cara mereka mendidik membuat anak merasa tidak diperhatikan, dibatasi kebebasannya, bahkan ada yang merasa tidak disayang oleh orang tuanya. Perasaan-perasaan itulah yang banyak mempengaruhi sikap, perasaan, cara berpikir bahkan kecerdasan mereka Artikel ini mengkaji apa saja macam – macam dari pola asuh orang tua? dan Bagaimana pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian (karakter) anak?. Oleh karena itu tujuan penulisan ini untuk memberikan

Upload: ilham

Post on 10-Dec-2015

8 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

mempelajari tentang anak

TRANSCRIPT

Page 1: psikologi perkembangan anak

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keluarga merupakan pendidik yang pertama dan utama dalam kehidupan

anak, karena dari merekalah anak mendapatkan pendidikan untuk pertama kalinya

serta menjadi dasar perkembangan dan kehidupan anak di kemudian hari.

Keluarga memberikan dasar pembentukan tingkah laku, watak, moral dan

pendidikan anak. Anak lahir dalam pemeliharaan orang tua dan dibesarkan dalam

keluarga.

Orang tua bertugas sebagai pengasuh, pembimbing, pemelihara dan sebagai

pendidik terhadap anak-anaknya. Setiap orang tua pasti menginginkan anak-

anaknya menjadi manusia yang pandai, cerdas dan berakhlak. Akan tetapi banyak

orang tua yang tidak menyadari bahwa cara mereka mendidik membuat anak

merasa tidak diperhatikan, dibatasi kebebasannya, bahkan ada yang merasa tidak

disayang oleh orang tuanya. Perasaan-perasaan itulah yang banyak mempengaruhi

sikap, perasaan, cara berpikir bahkan kecerdasan mereka

Artikel ini mengkaji apa saja macam – macam dari pola asuh orang tua? dan

Bagaimana pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian

(karakter) anak?. Oleh karena itu tujuan penulisan ini untuk memberikan

gambaran tentang pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan

kepribadian anak yang berdampak besar untuk kelangsungan hidupnya nanti. 

    

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Pengaruh Pola Asuh Orangtua Terhadap Perkembangan Anak?

2. Apa Saja Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Anak Terkait

Dengan Pola Asuh?

3. Bagaimana Pentingnya Pola Asuh Yang Baik Bagi Perkembangan Dan

Perkembangan Moral Anak?

Page 2: psikologi perkembangan anak

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengaruh pola asuh orangtua terhadap anak.

2. Untuk memngetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

perkembangan anak terkait dengan pola asuh.

3. Untuk memngetahui pentingnya pola asuh yang baik bagi

perkembangan dan perkembangan moral anak.

Page 3: psikologi perkembangan anak

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengaruh pola asuh orangtua terhadap perkembangan anak

Dalam lingkungan keluarga dimana orangtua melakukan

bimbingan, pengasuhan dan pemberian kasih sayang, secara langsung

maupun tidak langsung akan membawa dampak yang cukup besar

terhadap perkembangan moral anak. Dengan demikian, kondisi

lingkungan keluarga dengan model pola asuh tertentu jelas akan

mempengaruhi cara bertutur kata, cara sikap, dan pola tingkah laku anak

termasuk perkembangan jiwanya.

Pola asuh yang tidak tepat terhadap anaknya dapat pula

ditunjukkan sebagai penyebab lingkungan yang menghalangi

perkembangan kecerdasan dan moral anak. Orangtua yang terlalu

melindungi telah banyak dibuktikan memberikan pengaruh yang kurang

baik terhadap perkembangan anak secara keseluruhan termasuk

perkembangan kecerdasan serta moralnya. Sementara orangtua yang

membat asi ataupun terlalu mengabaikan anak juga dianggap member

pengaruh yang kurang baik terhadap perkembangan anak (Pradana, 2007).

Karena interpretasi dan respons anak terhadap disiplin berada

dalam konteks hubungan berkesinambungan dengan orangtua, beberapa

periset telah malihat kebalik praktik pengasuhan untuk menyatukan gaya

atau pola pengasuhan. Maka dari itu penting untuk mengetahui bagaimana

pola asuh yang baik bagi anak, agar dapat menunjang tumbuh kembang

dan perkembangan moral anak yang baik. Jenis-jenis pola asuh, secara

garis besar menurut Baumrind, yang dikutip oleh Kartini Kartono ada

empat macam, yaitu:

a. Pola asuh otoriter

Pola asuh ini cenderung menetapkan standar yang mutlak harus

dituruti. Biasanya dibarengi dengan ancaman-ancaman. Orangtua tipe

ini cenderung memerintah dan menghukum. Apabila anak tidak mau

mnegikuti apa yang dikatakan oleh orangtua, maka orangtua itu tidak

Page 4: psikologi perkembangan anak

akan segan ubtuk menghukum anaknya. Orangtua seperti ini juga tidak

mengenal kompromi dan komunikasi yang bersifat satu arah. Orangtua

seperti ini juga tidak memerlukan umpan balik dari anaknya untuk

mengerti dan memahami anaknya, sehingga anak mereka cenderung

menjadi lebih tidak puas, menarik diri dan tidak percaya pada

oranglain. Adapun ciri-ciri pola asuh otoriter adalah sebagai berikut:

1. Anak harus memenuhi aturan-aturan yang dibuat oleh orangtua

dan tidak boleh membantah.

2. Orangtua cenderung memberikan perintah dan larangan kepada

anak.

3. Orangtua akan cenderung mencari kesalahan anak dan

menghukumnya.

4. Orangtua cenderung memaksakan keinginannya sendiri

terhadap anak

5. Orangtua cenderung memaksakan disiplin kepada anak.

6. Komunikasi tidak berjalan dengan baik antara orangtua dan

anak.

b. Pola asuh Permisif

Pola asuh ini memberikan pengawasan yang sangat longgar.

Memberikan kesempatan dapa anaknya untuk melakukan apapun tanpa

pengawasan yang cukup. Mereka cenderung tidak mengingatkan dan

memperhatikan jika anak sedang dalam masalah atau bahaya dan

sangat sedikit bimbingan yang diberikan oleh mereka. Namun

orangtua tipe ini biasanya hangat sehingga seringkali disukai oleh

anak. Adapun yang termasuk pola asuh permisif adalah sebagai

berikut:

1. Membiarkan anak bertindak sendiri tanpa memonitor dan

membimbingny.

2. Mengutamakan kebutuhan material saja.

3. Mendidik anak secara acuh tak acuh, pasif dan masa bodoh.

Page 5: psikologi perkembangan anak

4. Membiarkan apa saja yang dilakukan leh anak (terlalu

membebaskan anak untuk mengurus diri sendiri tanpa adanya

norma dan batasan yang diberikan oleh orangtua).

5. Kurang sekali keakraban dan hubungan yang hangat dalam

keluarga.

c. Pola asuh penelantar

Orangtua tipe ini biasanya memberikan waktu dan biaya yang

sangat minim kepada anaknya. Waktu orangtua banyak dihabiskan

untuk urusan pribadi mereka seperti bekerja juga memberikan biaya

yang cukup minim untuk kebutuhan anak. Sehingga selain kurangnya

perhatian, bimbingan juga tidak diberikan kepada anak oleh orangtua.

d. Pola asuh demokratis

Pola asuh demokratis adalah pola asuh yang memprioritaskan

kepentingan anak, tetapi tidak ragu-ragu untuk mengendalikan mereka.

Orangtua dengan pola asuh seperti ini bersikap rasional, selalu

mendasari tindakan-tindakannya pada rasio atau pemikiran-pemikiran.

Orangtua tipe ini juga bersikap realistis terhadap kemampuan anak,

tidak berharap dan memaksakan secara berlebihan sesuatu yang

melampaui kemampuan anak. Orangtua tipe ini juga memberikan

kebebasan pada anak untukmemilih dan melakukan suatu tindakan dan

pendekatannya kepada anak bersikap hangat. Adapun ciri-ciri pola

asuh demokratis adalah sebagai berikut:

1. Menentukan peraturan dan disiplin dengan memperhatikan dan

mempertimbangkan alas an-alasan yang dapat dimengerti oleh

anak

2. Memberikan pengarahan tentang perbuatan baik yang harus

dipertahankan oleh anak dan yang tidak baik agar ditinggalkan.

3. Memberikan bimbingan penuh pengertian

4. Dapat menciptakan keharmonisan dalam keluarga

5. Dapat menciptakan suasana komunikatif antara orangtua, anak

dan seluruh keluarga.

Page 6: psikologi perkembangan anak

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak terkait

dengan pola asuh

Proses penerapan pola asuh dalam pengembangan pribadi seorang

anak, baik terkait dengan perkembangan jiwa, intelektualitas, moralitas

maupun spiritualitas harus memperhatikan tingkat perkembangan anak

tersebut. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Secara garis besarnya

faktor-faktor tersebut dapat dibedakan atas tiga faktor, yaitu

1. Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu

Diantara faktor-faktor didalam diri,yang sangat berpengaruh

terhadap perkembangan individu adalah:

a. Bakat atau pembawaan. Anak dilahirkan dengan membawa

bakat tertentu. Misalnya bakat music, seni, agama, akal

yang tajam dan sebagainya. Dengan demikian jelaslah

bahwa bakat mempunyai pengaruh yang jelas terhadap

masing-masing individu.

b. Sifat-sifat keturunan. Sifat keturunan yang individu dari

orangtua atau nenekmoyang ini dapat berupa fisik maupun

mental, maka dari itu akan menjadi berbeda bagi setiap

individu.

c. Dorongan dan insting. Dorongan adalah kodrat hidup yang

mendorong manusia untuk melakukan sesuatu atau

bertindak pada saatnya. Sedangkan insting atau naluri

adalah kesanggupan atau ilmu yang tersembunyi yang

menyuruh atau mebisikkan kepada manusia bagaimana

cara-cara melaksanakan dorongan batin. Hal ini juga

berbeda bentuknya bagi tiap individu yang berbeda.

2. Faktor-faktor yang berasal dari luar diri individu

Faktor-faktor dari luar yang mempengaruhi individu adalah:

Page 7: psikologi perkembangan anak

a. Makanan. Makanan merupakan sesuatu yang berpengaruh

terhadap pertumbuhan individu, sehingga juga menjadi

berpengaruh terhadap perkembangannya.

b. Iklim. Iklim atau cuaca juga berpengaruh terhadap

perkembangan dan kehidupan anak. Sifat-sifat iklim, alam

dan udara mempengaruhi pula sifat-sifat bagi individu yang

tinggal didaerah setempat.

c. Kebudayaan. Latar belakang budaya suatu bangsa sedikit

banyak juga mempengaruhi perkembangan individu.

Misalnya individu dengan latar belakang desa akan

cenderung memiliki jiwa yang masih murni. Lain halnya

dengan seseorang yang hidup dengan kebudayaan kota

yang sudah dipengaruhi dengan kebudayaan asing.

d. Ekonomi. Latar belakang ekonomi juga mempengaruhi

perkembangan individu. Orangtua yang ekonominya lemah

yang tidak sanggup memenuhi kebutuhan pokok anak-

anaknya dengan baik, sehingga menghambat pertumbuhan

jasmani dan perkembangan jiwa anak. Jika orangtua

perhatiannya tercurah sepenuhnya maka anak tersebut akan

cenderung memiliki sifat seperti manja dan kurang bisa

bergaul dengan teman.

3. Faktor-faktor umum

Faktor-faktor umum maksudnya adalah unsure-unsur yang

dapat digolongkan dalam dua penggolongan di atas yaitu faktor

dari dalam dan dari luar individu. Di antara faktor-faktor umum

yang memengaruhi perkembangan individu adalah:

a. Intelegensi. Tingkat intelegensi erat kaitannya dengan

kecepatan perkembangan anak. Misalnya anak yang cerdas

sudah dapat berbicara pada usia 11 bulan sedangkan anak yang

rata-rata kecerdasannya akan berbicara pada usia 16 bulan dan

Page 8: psikologi perkembangan anak

jika kecerdasannya sangat rendah pada usia 34 bulan serta bagi

anak-anak idiot baru bisa bicara pada usia 52 bulan.

b. Jenis Kelamin. Dalam hal anak yang baru lahir misalnya, anak

laki-laki sedikit lebih besar dari anak perempuan, tetapi anak

perempuan kemudian tumbuh dan berkembang lebih cepat

daripada laki-laki.

c. Kesehatan. Jika kesehetan mental dan fisik pada individu baik

dan sempurna, maka individu tersebut akan mengalami

perkembangan dan pertumbuhan yang memadai.

d. Ras. Ras juga turut memengaruhi perkembangan individu.

Misalnya anak-anak Mediterranean (sekitar laut tengah) akan

mengalami perkembangan fisik lebih cepat dibandingkan

dengan anak-anak dari bangsa Eropa Utara.

C. Pentingnya pola asuh yang baik bagi perkembangan dan

perkembangan moral anak

Walaupun hampir semua orangtua menyayangi dan mengasihi

anak mereka, tetapi ada sebagian yang tidak dapat atau tidak memberikan

pengasuhan yang layak bagi anak mereka, dan sebagian yang lain bahkan

tega membunuh atau menyakiti anak-anak tersebut dengan sengaja. Salah

asuhan (maltreatment), oleh orangtua yang lain, adalah tindakan

membahayakan anak yang dapat dihindari dan dilakukan. Salah asuhan

bisa berupa beberapa bentuk (US Department of Held and Human Service

(USDHHS) 1999A). Tiap bentuk biasanya disertai dengan satu atau lebih

bentuk lainnya (Belsky dalam Dianne et, al., 2012).

Maltreatment dapat menghasilkan konsekuensi yang serius-fisik,

kognitif, emosional, dan sosial. Anak yang terlantar cenderung tumbuh

dengan buruk dan seringkali memiliki masalah medis (Duobitz dalam

Dianne et, al, 2012). Anak yang tidak diasuh dengan benar (maltreated)

seringkali menunjukkan keterlambatan bahasa (Coster et, al. dalam Dianne

et, al., 2012). Mereka seringkali terpuruk dalam test kognitif di Sekolah

Page 9: psikologi perkembangan anak

dan menunjukkan perilaku bermasalah. Anak yang tidak terawatt dengan

benar memiliki keterikatan yang tidak tertata dan tidak teroientasi dengan

baik serta memiliki konsep diri yang negative dan terdistorsi. Mereka juga

cenderung menjadi terlalu agresif atau malah menarik diri.

Buruknya keadaan yang anak yang tidak terawat dan medapatkan

pola asuh yang kurang baik harus dicari solusi efektifnya oleh masyarakat

kita. Tanpa pertolongan, anak yang tidak diasuh dengan baik seringkali

tumbuh dengan masalah yang serius, sebuah kerugian besar bagi dirinya

sendiri dan juga bagi masyarakatnya dan mungkin meneruskan lingkarang

maltreatment ketika ia memiliki anak. Maka dari itu sangatlah penting bagi

para pengasuh untuk dapat menerapkan pola asuh yang baik.

Page 10: psikologi perkembangan anak

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah kami uraikan sebelumnya,

terdapat beberapa hal yang dapat kami simpulkan dari pembahasan

mengenai pola asuh bagi tumbuh kembang anak dan perkembangan moral

anak-anak, diantaranya yaitu:

1. Pola asuh orangtua memiliki peran yang besar terhadap perkembangan

moral anak, yang dapat diidentifikasi melalui tutur kata, sikap dan

perbuatan mereka.

2. Anak yang dididik dengan model pola asuh otoriter dapat

menyebabkan kurang matangnya jiwa anak, sering kesulitan

membedakan perilaku baik buruk, benar salah, suka menyendiri

kurang bisa bergaul dan sulit mengambil keputusan.

3. Anak yang dididik dengan pola asuh permisif akan cenderung terlalu

bebas dalam bertutur kata, bersikap dan berperilaku tidak

mengindahkan aturan yang berlaku, emosi kurang stabil, kurang

bertanggung jawab dan sulit diajak bekerjasama.

4. Anak yang diasuh dengan pola demokratis akan menunjukkan

kematangan jiwa yang baik, emosi lebih stabil, mudah diatur, terbuka,

supel dalam bergaul dan lebih bertanggung jawab.

Page 11: psikologi perkembangan anak

B. Saran

Dengan beberapa kesimpulan yang telah kami uraikan, maka saran

yang dapat kami berikan adalah:

1. Untuk orangtua

Orangtua sudah selayaknya dapat memilih dan menjalankan pola

asuh yang baik, yakni pola asuh demokratis sehingga perkembangan

moral anak dapat menjadi baik pula. Karna orangtua merupakan

sumber utama bagi anak untuk dapat memperoleh asuhan yang baik

dan orangtua juga memgang tanggung jawab paling besar dalam

pemberian kontribusi pengaruh bagi tumbuh kembang dan

perkembangan moral anak.

2. Untuk guru/pendidik

Hendaknya guru melakukan bimbingan dan pembinaan yang

intensif pada anak yang memiliki moral yang kurang baik. Selain

daripada orangtua, peranan guru atau pendidik juga besar

sumbangsihnya terhadap perkembangan moral anak. Maka dari itu

penting bagi guru atau pendidik untuk lebih mengerti dan memahami

dengan baik bagaimana pola asuh yang sebaiknya diberikan dan

diterapkan agar supaya perkembangan moral anak didiknya dapat

berlangsung dengan baik.