proses bermain dan belajar

Upload: enchik-mazli

Post on 14-Apr-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/27/2019 proses bermain dan belajar

    1/14

    BERMAIN DAN BELAJAR

    Sebagian besar orang dewasa membedakan konsep bermain dan belajar danmemisahkan antara kedua aktifitas tersebut. Belajar adalah sesuatu yang serius

    dan bermain adalah sebaliknya. Meskipun demikian sebenarnya, konsepbermain dan belajar tidak perlui dipertentangkan karena bagi anak anak belajardapat dilakukan dengan bermain. Anak anak dan orang dewasa belajar danbermain sepanjang waktu sepanjang tentang kehidupannya.1. Bagaimana anak belajar

    Manusia belajar secara terus menerus untuk mampu mencapai kemandiriandan sekaligus mempu beradaptasi terhadap perubahan berbagai lingkungan.Belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara. Belajar dapat dilakukan denganmelihat, mendengarkan, membaca, menyentuh, membaui, bergerak, berbicara,bertindak, berinteraksi, merefleksi, dan bahkan dengan bermain. Belajar juga

    dilakukan di setiap waktu baik pagi, siang, sore, maupun malam. Pendek katakapan saja, dimana saja manusia dapat belajar.

    Belajar dapat diartikan sebagai suatu aktivitas yang ditunjukan olehperubahan tingkah laku. Sebagai hasil dari pengalaman. Lebih rinci kleinmenyatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang relativepermanen yang dihasilkan oleh proses pengalaman yang tidak ditentukan olehkematangan atau kecenderungan bawaan saja.

    Tingkah laku yang dihasilkan dari kegiatan belajar meliputi banyak hal,mulai dari masalah pengetahuan, keterampilan, kecakapan, kreasi, hinggakemampuan merasakan.dengan demikian yang disebut belajar merupakanperubahan perilaku, sifat dan kemampuan relative permanen yang datang daridalam dirinya. Belajar dapat ditinjau terutama, dari pengaruh lingkungan ataudari factor genetis yang berbeda satu dengan lainnya.

    Hasil belajar mungkin bisa langsung diamati mungkin juga tidak. Anak yangdiajari menata buku lalu dapat menata buku, dapat dikatakan telah belajarmenata buku. Anak memerlukan proses yang panjang karena bekerjasama danbernegosiasi memerlukan komponen lain seperti mengenal karakter orang,mengenal berbagai kebutuhan orang, mengetahui cara menyampaikan pendapat,memahami posisi diri dan orang lain. Belajar untuk bekerjasama danbernegosiasi dipelajari dalam waktu yang relative lama.

    Untuk mencapai perubahan tingkah laku dari tidak tahu ke tahu dan tidak

    terampil ke terampil misalnya manusia tidak harus duduk di belakang mejauntuk belajar manusia perlu melakukan berbagai aktivitas. Bagi anak anakbelajar dapat dilakukan dengan bermai. Aktivitas bermain itulah sesungguhnyayang merupakan sarana belajar anak, artinya anak anak belajar melalui kegiatanbermain.

    Ada beberapa teori yang menjelaskan bagaimana anak belajar. Berikut inidisajikan teori experiential learning, teori konstrustifisme, dan teori multiple

  • 7/27/2019 proses bermain dan belajar

    2/14

    intelligences. Ketiga teori tersebut dipilih karena dipandang memiliki kaitanyang erat satu sama lain., yakni bahwa belajar bukanlah proses yang pasif.Belajar adalah proses aktif yang menuntut peran aktif setiap anak.A. Belajar menurut teori experiential learning.

    Anak, Menurut john dewey, selalu ingin mengeksploitasi lingkungannya

    dan memperoleh manfaat dari lingkungan itu. Pada saat mengeksploitasilingkungannya anak menghadapi permasalahan pribadi dan social. Inimerupakan hal yang problematis yang mendorong anak untuk mempergunakankemampuannya untuk menyelesaikan masalah dan memanfaatkan pengetahuanyang dimilikinya secara aktif.

    Menurut dewey anak mempergunakan aktivitas yang berbeda pada saatbelajar :

    Tingkat pertama yakni untuk anak pra sekolah anak anak terlibat aktif denganlatihan organ organ sensorik dan perkembangan koordinasi fisik.

    Tahap kedua, anak terlibat dengan materi dan alat alat yang ditemukan di

    lingkungannya, lingkungan yang diperkaya dengan materi materi belajar akanmampu menggairahkan akan minat anak anak dan mendorong mereka untukmembangun bereksperimen dan berkreasi.

    Tahap ketiga. Anak anak menemukan ide ide menguji dan menggunakan ideide itu, pembelajaran beralih dari golongan yang sederhana ke obserfasi yanghati hati, merencanakan dan memikirkan tentang akibat suatu tindakan.

    Anak belajar melalui pengalaman yang dalam pengalaman itulah anakmempraktikan suatu metode saintifik.1. anak, sebagai pelajar menghadapi pengalaman asli yakni keterlibatan aktifanak dalam suatu aktifitas yang menarik bagi mereka.

    2. didalam pengalaman ini anak menemukan berbagai masalah yangmenstimulsikan mereka untuk berfikir.3. anak anak memproses informasi informasi yang ada disekitarnya, danmelakukan serangkaian dugaan untuk mendapatkan informasi informasi yangdiperlukan untuk menyelesaikan masalah.4. anak mengembangkan berbagai kemungkinan solusi atau alternativ yangmungkin dapat menyelesaikan masalah.5. anak menguji alternative alternativ solusi tersebut dan menerapkannya padamasalah yang sedang mereka hadapi, ini merupakan suatu cara untuk mengujisendiri kesahihan alternative solusi tersebut.

    Dengan demikian melalui pengalaman anak telah belajar dan memperolehpengetahuan. Ini berarti pengetahuan bukanlah wujud informasi yang melekatotomatis pada anak yang diperoleh tanpa usaha. Pengetahuan merupakan suatualat untuk menyelesaikan masalah.

    Pengalaman merupakan kata kunci. Pengalaman mengacu pada transaksiyang melibatkan hasil interaksi yang bermakna antara manusia dengan alam,dan antara manusia dengan manusia yang lain. Oleh karena itu kehidupansangat tergantung pada kecakapan untuk menyelesaikan masalah maka

  • 7/27/2019 proses bermain dan belajar

    3/14

    pendidikan memperkuat keterampilan dan metode penyelesaian masalah.(Ornstein & Levine 1984)

    Pengalaman kaitannya dengan belajar, belajar kaitannya dengan sensasi,obserfasi, dan melihat secara pasif dalam proses memberi dan menerima.Pengalaman melibatkan aktivitas berfikir, merasakan dengan segenap indera,

    melakukan, menangani memper- lakukan, menjalani, mengalami, danmengerjakan (ziniewicz, 1999). Dengan demikian ketika anak memilkipengalaman ia tidak pasif. Si anak berfikir mengapa sesuatu itu terjadi. Apayang dilihat, disentuh, melakukan menstimulasi anak untuk berfikir danmengkonstruksi pengetahuan.

    Menurut dewey pengalaman dalam belajar tampak ketika anak memilikikesempatan untuk beraktivitas fisik yang menggerakan mereka untuk bermain,berangkat ke sekolah dengan senang hati, bebas mengatur dan mempelajarisesuatu dengan mudah. Pengalaman dalam pengertian dewey adalah istilahyang mengandung makna aku dalam segala sesuatu didalamnya aku

    mengambil bagian. Dengan demikian belajar akan terjadi jika anak terlibat secaraaktif dan mengambil bagian dari setiap tahap kegiatan. Untuk belajar berhitungmisalnya anak tidak secara pasif mendengar penjelasan guru, tetapi secara aktifterlibat dalam kegiatan mengidentifikasi benda benda tertentu, berfikirmengenai jumlahnya, menghitung jumlah riil jumlah benda benda itu. Anakmemiliki pengalaman melihat wujud benda, memegangnya, memindahkannya,mengelompokannya, memisahkannya dan menyatukannya kembali dalamhitungan 1,2,3 dan seterusnya. Bukan hanya itu anak juga belajar melaluipengalaman sentuhannya, mencermati teksturnya, dengan meraba danmerasakannya, mencermati detil bentuk, warna, ukuran, dan

    membandingkannya dengan benda yang sejenis. Oleh karena itu terlibat dalamsuatu aktivitas secara aktif, anak mencatat banyak hal didalam pikiranya. Anakmembandingkan, mengajukan pertanyaan pertanyaan, melakukan dugaandugaan, menggelar pilihan, mengetesnya satu demi satu pilihan itu danmenentukan sendiri validitas setiap solusi yang ditawarkan.

    Pada saat menjalani proses belajar anak mungkin memiliki kualitaspengalaman yang berbeda beda. Anak mungkin puas karena dapat memecahkansebuah teka teki dari suatu peristiwa. Anak mungkin pula terganggu dengankehadiran sesuatu dan mungkin bingung ketika muncul elemen yang tidakterduga. Adakalanya anak memperoleh kejelasan dari suaru hal, mungkinmendapatkan sesuatu kesenangan atau mungkin sebaliknya. Anak mungkin sajamengalami suatu ketenangan dan di waktu lain mengalami perasaan gelisah.Apa yang dialami anak kualitas pengalaman dan semua itu dapat menjadisumber sekaligus akibat dari suatu masalah (ziniewicz, 1999).

    Anak belajar melalui pengalaman baik aktif maupun pasif, secara aktifberarti anak mencoba dan melakukan sesuatu, seperti melompat, menguntai,menempel, membalik, dan sebagainya. Pengalaman akan menjadi bermaknaketika setiap konsekwensi tindakan dicermati dan dimakna. Huruf huruf (b), (r),

  • 7/27/2019 proses bermain dan belajar

    4/14

    (a), dan (u) yang dibolak balik misalnya, memiliki bunyi yang berbeda(baru,rabu,urab,baur) maka anak akan belajar mengenai makna huruf yaknisesuatu yang melambangkan bunyi. Dalam tingkatan yang lebih tinggi lagi anakbelajar bagaimana setiap huruf memiliki pasangan, yakni (b) dan (a) menjadi(ba), (r) dan (u) menjadi (ru).

    Dalam pengertian pasif pengalaman adalah mengalami sesuatu. Ketikabermain main dengan huruf misalnya, anak telah dapat memasangkan konsonanatau huruf mati seperti ; /k/, /i/, atau /m/ dan vocal atau huruf hidup seperti/a/, /i/, /u/ atau /o/. dalam konteks ini anak mungkin sekali memilkipengalaman pasif yakni mengalami kebingungan ketika bertemu dengan duahuruf mati seperti /ng/,dan/ny/. Kombinasi pengalaman aktif dan pasif yaknibertindak dan mengalami, mencoba dan menjalani, inilah menurut dewey yangmenentukan nilai dari sebuah pengalaman.

    Belajar bagi anak anak adalah konsekwensi dari aktivitas. Belajar adalahkonsekwensi dari pengalaman, belajar dengan pengalaman (exsperiential

    learning) adalah membuat hubungan kedepan dan kebelakang yakni apa yangdilakukan dan yang diketahui, apa yang dicoba dengan apa yang sudah bisa,apa yang ingin diketahui dengan apa yang sudah diketahui anak anak belajardengan serangkaian kegiatan yang langsung mereka lakukan.B. Belajar menurut teori konstruktivisme.

    Prinsip belajar pada anak sekolah adalah bahwa mereka dapat mengerjakansesuatu, pertama dalam suatu konteks yang terdukung dan baru kemudiandapat melakukannya secara mandiri dan dalam konteks yang berbeda beda.Mendeskripsikan proses pembelajaran yang dibantu orang dewasa sebagaipartisipasi terbimbing untuk menekankan bahwa anak secara aktif

    berkolaborasi dengan orang lain untuk menuju ketingkat pemahaman danketerampilan yang lebih kompleks.Riset menunjukan bahwa anak dapat menyelesaikan tugas belajar

    bernegosiasi secara baik jika mereka mempunyai motivasi dan ketekunan.Dengan demikian guru memberikan tugas kepada anak anak yang denganusahanya itu mereka dapat merepresentasikan tingkat pemahaman mereka.Pada saat yang sama, anak anak menarik situasi dan stimulasi yang diberikandan bekerja pada batas perkembangan mereka. Lebih lanjut dalam tugas yangberada di luar jangkauan anak,orang tua dan teman sebaya yang lebih kompetenmendukung perkembangan anak dengan cara menyediakan scaffolding yangmemungkinkan anak meraih tahap perkembangan berikutnya.

    Perkembangan dan belajar merupakan proses dinamis. Hal ini menuntutpemahaman orang dewasa. Selain itu perlu dilakukan observasi secara lebihdekat untuk menyesuaikan kurikulum. Guru dalam hal ini perlu menstimulasianak sesuai dengan kompetensi yang muncul, kebutuhan, minat, dan membantumereka untuk terus berkembang dengan cara menargetkan pengalamanedukasional sehingga mereka dapat menghadapi tantangan tetapi tidakmembuat mereka frustasi.

  • 7/27/2019 proses bermain dan belajar

    5/14

    Pandangan konstruktivisme tentang bagaimana anak belajar, dipandangpaling representative untuk menjelaskan proses belajar pad kanak kanak.Pandangan konstruktivisme memilki pengaruh sangat besar di Negara Negaramaju. Hal itu terbukti diterbitkannya panduan tentang praktik pendidikan untukanak usia dini yang tepat sesuai dengan tingkat perkembangan anak oleh

    NAEYC (national association for education of young children) di amerikaserikat.

    Belajar menurut pandangan konstruktivisme merupakan suatu proses mengkonstruksi pengetahuan yang terjadi from within (dari dalam diri anak). Artinya; pengetahuan diperoleh melalui suatu dialog oleh suasana belajar yangbercirikan pengalaman dua sisi (kognitif dan afektif). Dengan demikian belajarharus diupayakan agar anak anak mampu menggunakan peralatan mentalmereka secara efektif dan efisien sehingga tidak ditandai oleh segi kognitifbelaka, tetapi terutama juga oleh keterlibatan emosi dan kemampuan kreatif(semiawan 2002).

    Konsep konsep pandangan konstruktifistik menekankan keterlibatan anakdalam proses belajar. Menurut pandangan ini proses belajar haruslahmenyenangkan bagi anak dan memungkinkan anak berinteraksi secara aktifdengan lingkungannya. Bermain merupakan media sekaligus cara terbaik anakuntuk belajar. Dalam bermain itulah anak belajar melalui proses berbuat danmenyentuh langsung objek objek nyata. Anak tidak belajar banyak melaluiinterpretasi stimulus verbal (kata kata) dari orang yang lebih dewasa.

    Anak anak belajar tentang geometri misalnya tidak melalui kegiatanmenyimak ceramah tentang ciri ciri bentuk geometri, melainkan melaluikegiatan melihat, memegang, mengidentifikasi, cirinya secara langsung,

    membandingkannya dengan bentuk bentuk geometri, melakukan imitasi bentukmelalui menggambar, menempel dan mewarnai. Dari kegiatan ini anakmenemukan konsep masing masing bentuk geometri seperti lingkaran, segi tigadan segi empat. Anak memadukan sendiri unsur lingual (lambang kata) maknadan relevan (wujud benda). Dari aktivitas dan proses ini anak memperoleh katasekaligus konsep tentang bentuk bentuk geometri.

    Lebih lanjut mengenai proses belajar anak usia dini, bredekamp dancopple,1997 mengatakan bahwa anak belajar secara aktf dari kegiatanmengamati dan berpartisipasi dengan anak anak lain dan orang yang lebihdewasa, termasuk guru dan orang tuanya. Anak anak perlu membuat hipotesisdan mengujinya melalui interaksi social, manipulasi fisik, dan proses berfikirsendiri (mengamati apa yang terjadi, merefleksikan temuannya, membuatpertanyaan dan memformulasikan jawaban).

    Proses belajar pada anak selayaknya memenuhu syarat artinya ; materipembelajaran hendaklah setingkat lebih tinggi dari pengetahuan yang dimilkianak. Jika materi sejajar atau lebih rendah maka anak tidak akan merasatertantang dan bahkan bosan. Sebaliknya apabila meteri pembelajaran terlalusulit atau asing bagi anak, maka anak mengalami hambatan serius. Materi yang

  • 7/27/2019 proses bermain dan belajar

    6/14

    terlalu tinggi dari bekal pengetahuan dan pengalaman anak akan menimbulkankecemasan bagi anak. Akibatnya anak akan menarik diri dan bahkan menolakmempelajari materi tersebut.

    Lebih lanjut Semiawan mengatakan bahwa pembelajaran untuk usia tamankanak kanak dan masa praoperasional setidaknya ditekankan pada ;

    (1) perkembangan pengetahuan yang terkait dengan pengalaman dalamkehidupan keluarga dan gejala yang nyata tampak yang bersifat holistic dandapat dilakukan dengan melalui permainan.(2) Eksplorasi dan manipulasi objek kongkret juga terkait dengan berbagaipermainan kongkret(3) belajar dan melatih membaca, menulis, berhitung, serta keterampilan dasarlainnya yang diperolehnya melalui bermain.C. Belajar menurut teori multiple intelegences

    Menurut teori multiple intelegences anak belajar melalui berbagai macamcara. anak mungkin belajar melalui kata kata, melaui angka angka, melalui

    gambar dan warna, melalui nada nada suara, melalui interaksi dengan oranglain, melalui diri sendiri, melalui alam, dan mungkin melalui perenungantentang hakikat sesuatu. Meskipun demikian anak pada umumnya belajarmelalui kombinasi dari beberapa cara.

    Setiap anak juga memilki berbagai cara untuk menjadi cerdas. Seorang anakuntuk belajar bahasa misalnya mungkin mempergunakan elemen bunyi, huruf,cerita, berbicara, mendengarkan, menulis, atau mungkin bermain kata kata.Artinya untuk memperoleh menunjukan kemampuan bahasa anak menempuhcara yang paling sesuai untuk dirinya, yang mungkin sekali berbeda dengananak yang lain.

    Setiap anak adalah unik. Setiap anak memilki kecenderungan cara belajaryang tidak selalu sama. Kegiatan belajarpun dapat dilakukan dengan berbagaiaktivitas. Suatu materi pembelajaran dapat dipahami dari berbagai cara. Caracara ini menunjukan peran kecerdasan yang berbeda pula. Anak dengankecerdasan linguistic dapat dengan mudah belajar melalui cerita atau ceramahguru tentang apa itu alam,bagaimana gejalanya,dan apa ciri ciri yang melekatpada alam itu. Ia mungkin mengalami kesulitan memecahkan masalah angka(2+3 = ? ), tetapi dapat memahami jika permasalahan dibuat dalam bentuk cerita.

    Anak dengan kecerdasan logika matematik mungkin mengalami kesulitanketika dihadapkan pada rangkaian huruf tetapi mudah terlibat angka dansenang berhitung. Anak anak dengan kecerdaasan ini belajar melalui angka dan

    berfikir logis. Mereka belajar melalui mengkatagorikan, mengelompokan,menandai persamaan, dan perbedaan benda benda, disekeliling mereka. Merekabelajar dengan mencermati dan menandai ciri ciri sesuatu itu.

    Oleh karena itu anak belajar dengan berbagai cara maka suatu materi ajarsetidaknya memberikan kemerdekaan bagi anak untuk melakukan berbagaiaktivitas yang paling sesuai dan paling diminati. Anak dengan kecerdasanmusical tinggi akan belajar bahasa dengan baik jika guru menekankan ritmis

  • 7/27/2019 proses bermain dan belajar

    7/14

    dalam tuturannya. Sementara anak dengan kecerdasan special akan menikmatiproses belajar jika guru menggunakan ilustrasi gambar dan memberikankesempatan baginya untuk bermain dengan warna dan ilustrasi gambar. Anakdengan kecerdasan kinestetik akan cepat belajar dengan melakukan gerakangerakan ketika berbicara, sementara anak dengan kecerdasan intrapersonal anak

    belajar dengan merenungkan makna kata kata. Seorang anak dengan kecepatanintrapersonal cepat belajar dengan interaksi verbal (omong omong) dengan guruatau teman mereka sementara anak dengan kecerdasan naturalis akan cepatbelajar jika sesuatu itu dikaitkan dengan alamseperti buah, daun, biji dan bunga.

    Oleh karena itu anak memilki ciri yang berbeda dalam belajar maka anakpuncenderung belajar sesuatu yang disukainya. Anak menunjukan minat yangberbeda dalam setiap kegiatan. Belajar terjadi jika anak melakukan kegiatankegiatan yang sesuai minat. Anak melakukan interaksi positif dengan materi dankecenderungannya.

    Menurut Armstrong,1996 visi tentang kelas sebagai mikrokosmis masyarakat

    dalam pandangan dewey sejalan dengan konsep multiple intelligences dalam halteknik pembelajaran artinya ; apa yang diberikan dikelas, termasuk TK, harusmemberikan kontribusi terhadap kehidupan nyata anak di masyarakat. Apayang dipelajari anak bukanlah sesuatu yang lepas dari kehidupan social. Selainitu, anak belajar adalah dengan beraktivitas. Aktivitas inilah yang menimbulkanpengalaman dan menstimulasi kecerdasan.

    Seorang anak bermain mencampur campur warna cat iar, misalnya tengahbelajar tentang warna dan konsep pembentukan warna. Ketika kuning dicampurbiru menjadi hijau, misalnya anak belajar tengah unsur warna. Ia mungkin akanmengulang dan lebih eksploratif mencampur beberapa warna. Pengalaman

    nyata ini teridentifikasi dan teranalisis oleh anak. Ia menjadi tahu jika dua warnaberbeda dicampur akan menghasilkan warna baru. Dalam perspektif multipleintellegences kecerdasan visual spasial anak terasah. Anak belajar sekaligusmengasah kecerdasannya.

    Tuntutan agar guru mengkombinasikan berbagai metode mulai dari metodebahasa ke metode special lalu ke metode musik dan seterusnya. Menunjukankeyakinan bahwa metode belajar harus disesuaikan dengan kebutuhan anak.Artinya anak belajar sesuai kebutuhannya yang terkait dengan kecerdasankecerdasan yang dimilkinya.

    Berikut ini dijelaskan bagaimana cara belajar anak dalam tiap tiap kecerdasanyang dimilikinya. Tiap tiap kecerdassn memilki kecenderungan aktivitas yangberbeda. Aktivitas yang mengandung berbagai cara dipandang sebagai aktivitasyang menstimulasi beberapa kecerdasan sekaligus.

    Tabel 3 cara belajar anak berdasarkan multiple intellegences

    Kecerdasan Cara belajar

  • 7/27/2019 proses bermain dan belajar

    8/14

    1. verbal /linguistic

    2.logika/matematika

    3. visual/spasial

    4. kinestetik

    5. musical

    6. interpersonal

    7. intrapersonal

    8. naturalis

    9. eksistensialis

    Melalui kata kata, tulisan, (membaca dan menulis, menyimakcerita dan bercerita, deklamasi, permainan kata, berdiskusi.

    Menghitung, mencongak, bermain dengan angka, memecahkanteka teki, mencoba bereksperimen, menelusuri sebab musabab

    sesuatu.

    Membangun dan merancang miniature bangunan mewarnai,Mengkombinasikan warna warna, bermain imajinasi, memetakapikiran, mecermatika bentuk, menggambar, menysun.Memegang dan menyentuh benda, mendramakan, mergerak/beraktivitas (melompat,meniti,berguling), membaui danmengecap, bermain bongkar pasang, menari, membentuksesuatu.Mengidentifikasi suara dan bunyi, menikmati berbagai suaradan bunyi, menyanyi dan bersiul, bermain alat musik,menikmati irama, mendengarkan lagu.Belajar berkelompok, bekerja sama, berbagi rasa, berbicaradengan orang lain, berbagi peran, bermain peran, bermain tim,simulasi, berinteraksi.Merefleksi dan merenung, mengaitkan dengan berbagai haldengan diri sendiri, mencoba sesuatu yang menantang,membuat jadwal diri, menentukan pilihan, mengidentifikasidan memperagakan emosi dan perasaan, menentukan konsepdiri.Mencermati alam sekitar, menikmati alam, berjalan jalan dialamterbuka, memperhatikan cuaca dan benda benda langit, peduliterhadap waktu, bertanya tentang jam,hari,bulan, mengamati

    hewan, mengamati tumbuhan, memperhatikan wujud benda,memelihara tumbuhan, memelihara hewan.Mempertanyakan manfaat sesuatu, mencari sebab dari sesuatu,mempertanyakan fungsi sesuatu, mempertanyakan hubunganberbagai hal.

    d. Beberapa kesimpulan

    dari tiga pandangan teori diatas dapat disimpulkan bahwa terdapatbeberapa prinsip yang sama tentang bagaimana anak belajar. Pada akhir uriandapat disampaikan bahwa ada setidak tidaknya. Tiga belas prinsip yang perlu

    dipahami guru tentang bagaimana anak belajar.

    Tabel 4. prinsip belajar anak usia dini

    Prinsip Uraian

  • 7/27/2019 proses bermain dan belajar

    9/14

    Learning by doing

    Reinforce withpicture and sounds

    Learning should befun

    Learn in a relaxedbut challenging state

    Learn with musicand rhythm

    Learn with lots ofmovement-use thebody and the mindtogetherLarning by talking toeach otherLearn by reflecting

    Link numbrs andwords in a play fullway

    Learn by touching

    Learn by tasting

    Learn by smellingUse the whole word

    Anak belajar melalui pengalaman melakukan aktivitas sepertibermain pasaran berlompat.

    Anak belajar melalui apa yang dilihat dan didengar,pernyatuan bunyi dan gambar, memudahkan anak mencerna

    informasi.

    Belajar harus menyenangkan bagi anak, anak merasa sukareladan menikmati apa yang dilakukannya.

    Anak belajar harus belajar pada situasi yang santai tidaktertekan, riset menunjukan 80 % masalah belajar berkaitandengan rasa tertekan yang diderita anak.

    Musik dapat membangkitkan kinerja otak, lirik yangdikombinasikan dengan musik lebih mudah dipelajari.

    Tubuh dan otak merupakan satu kesatuan, belajar lebihmudah dan menyenangkan jika anak anak diajak bergerakdan bukannya duduk sepanjang waktu.Praktek berbicara, berkomunikasi dan saling bertukar pikiranadalah cara belajar bahasa dan sosialisasi.Anak membutuhkan waktu untuk tenang mencerna sesuatusebelum mempraktekakannya lebih jauh.Anak perlu belajar angka dan kata kata melalui cara cara yangmenyenangkan seperti lagu tentang urutan angka angkadalam bahasa asing atau bahasa daerahMelalui sentuhan anak belajar tentang tekstur, sifat dan

    bentukAnak dapat belajar tentang nama dan rasa makanan danminuman melalui lidah mereka seperti enak,asin dan asamDengan mendeteksi bau bauan anak dapat diajak bermainkuis.Anak belajar tentang alam dengan mengamati,mengklasifikasi dan membandingkan hal hal yang menarikminat mereka

    Di modifikasi dari sumber jeannette vos (2003)Selain itu tentang bagaimana anak belajar dapat disimpulkan sebagai berikut

    :pertama, tiap tiap anak merupakan individu yang unik artinya, walaupun

    pola dan perkembangan belajar anak mungkin berbeda satu sama lain tetapiperkembangan itu mengikuti satu urutan umum yang dapat diprediksi.

    Kedua, anak tidak belajar dari symbol sebanyak ia belajar dari pengalamanpengalaman kongkret. Artinya anak belajar lebih banyak dengan caramenyentuh, menggerakkan dan bermain main dengan objek yang dipelajarinyadaripada dengan cara didesak untuk menguasai keterampilan keterampilan

  • 7/27/2019 proses bermain dan belajar

    10/14

    akademik dalam arti sempit.Ketiga, anak perlu belajar untuk menggunakan tubuhnya. Anak perlu

    merasa senang atau enak dengan tubuh dan kapabilitas fisiknya. Aktivitasmengontrol tubuh sangat mempengaruhi bidang bidang lain. Anak yangmempraktekan gerakan gerakan akan cenderung memperoleh kepercayaan diri

    dan kemandirian.Keempat, anak belajar dari anak lain dan juga dari orang yang lebih tua

    terutama orang tua dan guru. Keterampilan keterampilan social merupakankeuntungan yang besar dari pengalaman belajar sekolah. Belajar untuk bergaulbersama orang lain memilki satu efek yang menentukan perilaku dirumah,perkembangan kepribadian dan keberhasilan sekolah lainnya.

    Kelima, anak belajar secara bertahap. Lembaga pendidikan prasekolah yangbaik akan menciptakan suatu lingkungan yang didalamnya anak dapat melaluisemua tahap tahap belajar dan tidak tergesa gesa keterampilan keterampilanakademik tanpa suatu fondasi yang tepat.

    2. Bermain sambil belajar.A. Pengertian bermain sambil belajar

    Bermain sambil belajar merupakan sebuah slogan yang harus dimaknaisebagai satu kesatuan yakni belajar yang dilakukan anak adalah melaluibermain. bermain sambil belajar dalam arti ini tidak diartikan sebagai duakegiatan yakni bermain dan belajar, yang dilakukan secara bergantian sebentarbentar bermain, sebentar bentar belajar. bermain sambil belajar adalah satuistilah yang digunakan untuk menandai bahwa anak belajar melalui bermain,anak belajar didalam bermain. Sebagai sebuah istilah bermain sambil belajartidak bolah diurai menjadi konsep yang terpisah yang menunjukan

    ketidakseriusan kegiatan karena ada kata sambil yang memilki padanan disambidalam bahasa jawa, yakni melakukan dua kegiatan sekaligus dalam suatuwaktu. Bermain dan belajar adalah satu kesatuan proses terjadi dalam satukesatuan waktu karena didalam bermain itulah sebenarnya terjadi proses belajardan proses belajar itu terjadi dalam kegiatan bermain.

    Sebagai slogan pendidikan anak usia dini, bermain sambil belajarmenekankan diri pada aktivitas bermain artinya aktivitas aktivitas anak lebihditekankan pada ciri bermain porsi bermain tampak lebih menonjol daripadabelajar. Kegiatan belajar dalam perspektif belajar sambil bermain merupakanefek bawah sadar sehingga hasil belajar diidentikan dengan hasil pemerolehan.Melalui permainan itulah anak memperoleh berbagai kemampuan seperti

    kemampuan berkomunikasi, kemampuan berbahasa, kemampuan bersosialisasi,kemampuan memenejemen emosi, dan kemampuan berfikir logis-matematis.

    Slogan bermain sambil belajar sangat sesuai dengan karakteristik kurikulumuntuk anak usia dini terutama kurikulum untuk anak taman kanak kanakbermain disebutkan dalam kurikulum merupakan pendekatan dalammelaksanakan kegiatan pembelajaran pada anak usia dini. Upaya upayapendidikan yang diberikan oleh pendidik hendaknya dilakukan dalam situasi

  • 7/27/2019 proses bermain dan belajar

    11/14

    yang menyenangkan dan menggunakan strategi metode, materi dan bahanmedia yang menarik serta mudah diikuti oleh anak. Melalui bermain anak diajakuntuk bereksplorasi, menemukan dan memanfaatkan objek objek yang dekatdengannya sehingga pembelajaran menjadi bernakna (puskur palitbang,2002) .B. Mengapa bermain sambil belajar.

    Bermain adalah dunia sekaligus sarana belajar anak. memberikankesempatan pada anak untuk bermain berarti memberikan kesempatan kepadamereka untuk belajar. Memberikan kesempatan kepada anak untuk belajardengan cara cara yang dapat dikatagorikan sebagai bermain berarti telahberusaha membuat pengalaman belajar itu dirasakan dan dipersepsikan secaraalami oleh anak yang bersangkutan sehingga menjadi bermakna baginya.(solehuddin 2000)

    Melalui bermain itulah sesungguhnya anak belajar. Melalui bermain anakmemilki kesempatan untuk membangun dunianya berinteraksi dengan oranglain dalam lingkungan social, mengekspresikan dan mengontrol emosinya serta

    mengembangkan kecakapan simboliknya. Melalui bermain pula anak anakmemperoleh kesempatan untuk mempraktekkan keterampilan keterampilanyang baru diperolehnya dan juga fungsi kecakapan sosialnya untuk menerimaperan sosial yang baru dan mencoba tugas baru yang menantang, sertamenyelesaikan masalah masalah baru yang tidak dapat diselesaikan dengan carayang lain.(Mallory & new 1994 dalam bredekamp & copple 1997).

    Oleh karena anak belajar melalui kegiatan bermain maka mau tidak mauguru musti merancang kegiatan pembelajaran yang memiliki ciri ciri bermain.Bermain dalam kaitan ini merupakan strategi pembelajaran. Manfaat yang dapat

    dipetik melalui bermain sambil belajar adalah sebagai berikut : Mendorong anak anak belajar tentang pakaian yang sesuai untuk musim

    musim atau acara acara tertentu. Guru menyediakan beberapa jenispakaian.

    Mendorong anak anak belajar bagaimana membuat warna sekunder.Guru menyediakan cat dengan warna warna primer.

    Mendorong anak anak untuk mendemonstrasikan kecakapannya denganmengklasifikasi. Guru menyediakan daun daunan, kulit kerang, bijibijian, kancing, model model tanaman dan hewan.

    Mendorong anak anak belajar tentang karakteristik ukuran tiga dimensi,guru menyediakan benda benda kotak, balok giometri, dan balok balokuntuk rancang bangun seperti lego dan bricks.

    Mendorong anak anak belajar tentang erosi tanah / pengikisan oleh air.Guru menyediakan air dalam ember dan pasir atau tanah dihalaman(brewer 1995).

    Memang sebagian orang dewasa beranggapan bahwa anak tidak mungkindapat belajar apabila mereka menghabiskan waktu hanya untuk bermain.Padahal perlu diyakini bahwa bermain memberikan sumbangan yang berarti

  • 7/27/2019 proses bermain dan belajar

    12/14

    bagi perkembangan kemampuan akademik anak (brewer 1995).Baik pieget dan vygotsky menandaskan bahwa bermain berkaitan erat

    dengan representasi (gambaran) yakni pada bagaimana anak menggambarkandunia dan mengekspresikan perasaan dan kebutuhannya (via hoom 1999).

    Hal hal apakah yang dipelajari anak melalui bermain? Anak belajar tentang

    banyak hal dalam bermain. Hal hal yang dipelajari anak melalui bermain dapatdiidentifikasi antara lain sebagai berikut ;(1) melalui bermain anak belajar untuk menerima, mengekspresikan danmenguasai perasaan mereka secara positif dan konstruktif.(2) melalui bermain anak belajar tentang diri mereka sendiri, anak juga belajarmeyakini sudut pandangnya sendiri yang hal itu membuat anak termotifasiuntuk menguasai dan mengembangkan jati diri, kepercayaan diri, ketenangandiri dan harga diri.(3) melalui bermain anak belajar tentang tingkah laku social seperti pergiliranbicara, bekerja sama, berbagi dan saling membantu.

    (4) melalui bermain anak belajar untuk mengungkapkan ide dan perasaannyasecara verbal (dengan media bahasa), menyimak tuturan orang lain, memahamisudut pandang orang lain, dan belajar memutuskan sesuatu rencana kegiatanuntuk memecahkan masalah.(5) melalui bermain anak belajar menjadi penengah (pendamai). Anak jugabelajar bernegosiasi melakukan rekonsiliasi dan menyelesaikan konflik melaluiatmosfir yang positif.(6) melalui bermain anak belajar menghargai dan mempedulikan orang lain.Anak juga belajar memilih jalan damai dan saling menjaga satu sama lain.(7) melalui bermain anak belajar mengembangkan keterampilan berbahasa serta

    mengembangkan kosakata.(8) melalui bermain anak belajar tentang geometri seperti eksplorasi berbagaiukuran (besar-kecil,panjang-pendek) dan bentuk bentuk tiga dimensi. Proses initerjadi ketika anak bermain dengan balok dalam berbagai ukuran.(9) melalui bermain anak belajar menggunakan konsep matematika untukmemcahkan masalah, seperti berapa piring yang dibutuhkan dalam satu meja,berapa garpu yang dibutuhkan. Melalui bermain anak memilki kesempatanuntuk mengeksplorasi hubungan matematikka dengan lingkungannya. Rasaingin tahu di vergen dan motivasi untuk belajar merupakan kunci keberhasilandalam pembelajaran matematika dan sains. Pengalaman langsung melaluibermain lebih efektif dalam mengembangkan kemampuan berfikir logika matematika dari pada meniru model orang dewasa. Bermain lebihmemungkinkan anak mengembangkan konsep yang didasarkan pada klasifikasidan mengkonstruksi kategori melalui tindakan mereka sendiri, (dominock &clark 1996 dalam horn etal 1999).(10) melalui bermain anak belajar berbagai keterampilan motorik halus sepertimengecat, memotong, membentuk tanah liat, menggunakan berbagai crayonatau pastel, membangun lego, semuanya sangat bermanfaat sebagai persiapan

  • 7/27/2019 proses bermain dan belajar

    13/14

    belajar menulis.(11) melalui bermain anak belajar tentang biji bijian seperti memilah biji bijian,mengklasifikasi, belajar menyemai dan merawat biji bijian.(12) melalui bermain anak belajar tentang sains seperti ketika mereka bermainpasir dan mengamati cuaca.

    (13) melalui bermain anak bermain tentang biologi hal in terjadi ketika anakbermain dengan miniature binatang dan mengamati gambar gambar serta sikluskehidupan hewan hewan.(14) melalui belajar anak belajar tentang kimia. Hal ini terjadi ketika anakmencampur warna dengan air, mengamati efek garam dan gula yang diadukdengan air dan mengamati proses pembakaran kertas dan kayu.C. Implikasi bermain sambil belajar.

    Istilah bermain sambil belajar membawa implikasi bahwa guru taman kanakkanak perlu merancang program yang memungkinkan anak belajar melaluibermain. Kegiatan bermain perlu dirancang sedemikian rupa sehingga anak

    tidak merasa jenuh atau sebaliknya,frustasi. Ini berarti kegiatan bermain harusdisesuaikan dengan tingkat perkembangan anak dalam berbagai aspek,termasuk tingkat perkembangan bermain anak.

    Mengetahui perkembangan bermain anak hanyalah salah satu dari aspekmenyeleksi permainan yang tepat untuk anak usia dini. Aspek aspek lain daridesain permainan sangatlah penting untuk dipahami, terutama, ketika guruharus memilih permainan yang dapat dimainkan anak didalam kelas.

    Malone menandai tiga karakteristik kritis dari permainan :

    Criteria pertama adalah tantangan. Dengan adanya tantangan permainanmenjadi lebih efektif. Aturan bagi anak harus jelas dan hasil permainan

    itu tidak dipastikan. Permainan dakon atau congklak misalnya relativemenantang karena anak dituntut dapat memperkirakan jumlah kecik(bijisawo) yang akan diambil.

    Criteria kedua untuk motivasi anak terlibat dalam permainan adalahfantasi. Fantasi menyediakan bingkai referensi anak dengan caramenyediakan konteks untuk bermain mental dengan kaidah dan strategi.Malone membedakan pengertian permainan fantasi ekstrinsik danpermainan fantasi intrinsic. Dalam fantasi intrinsic anak anak mengejarcita cita dalam fantasinya seperti mendarat di bulan. Dalam motivasiintrinsic dipihak lain berkaitan dengan tujuan penyelesaian masalahpermainan, anak anak menjadi berhasil dalam kegiatan mereka karenamereka membuat strategi yang lebih baik dari pada hanya bersandar padakeberuntungan. Monopoli misalnya merupakan contoh permainandengan fantasi intrinsic ini.

    Criteria ketiga adalah keingintahuan. Keingintahuan ini mendorongkeinginan anak untuk terus bereksplorasi, bereksperimen dengan cahaya,suara dan geakan untuk melihat pola pola apakah yang dibentuk olehtindakan mereka. Rasa ingin tahu anak akan mendorong mereka

  • 7/27/2019 proses bermain dan belajar

    14/14

    bagaimana harus memecahkan suatu pertentangan dalam logikapermainan seperti bagaimana mengenali suara teman dengan matatertutup.

    Selain itu guru perlu memilih alat alat permainan dengan criteria criteriatertentu pula, yakni :

    Menarik bagi anak Sesuai dengan kapasitas fisik anak

    Sesuai dengan perkembangan mental dan social anak

    Sesuai untuk kelompok anak anak

    Dikonstruksi dengan baik, tahan lama dan aman untuk anak dalamkelompok (Bronson 1999).