prosedur n teknik audit

28
PROSEDUR DAN TEKNIK AUDIT Oleh : 1. Annisa Diah Wardani 040810371 2. Ayu Rachmawati 040811391 3. Wulan Azizah 040811398 4. Ulva Rhizqhi Abadi 040811407 5. Ema Damayanti 040811424 6. Osakanova Faiza Aisyiah 040811434 7. Niluh Shanti S 040811440 8. Yuansari Eka Putri 040811441 9. Rizqy Nurul Iftitah 040913184 10. Wida Yunistya 040913187 APRIL 2010 PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

Upload: inaz-nabilah-fauziyyah

Post on 01-Jul-2015

2.706 views

Category:

Documents


78 download

TRANSCRIPT

Page 1: Prosedur n teknik audit

PROSEDUR DAN TEKNIK AUDIT

Oleh :

1. Annisa Diah Wardani 0408103712. Ayu Rachmawati 0408113913. Wulan Azizah 0408113984. Ulva Rhizqhi Abadi 0408114075. Ema Damayanti 0408114246. Osakanova Faiza Aisyiah 0408114347. Niluh Shanti S 0408114408. Yuansari Eka Putri 0408114419. Rizqy Nurul Iftitah 04091318410. Wida Yunistya 040913187

APRIL 2010PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

Page 2: Prosedur n teknik audit

1. Prosedur Audit

1.1 Pengertian

Prosedur audit adalah metode atau teknik yang digunakan oleh

para auditor untuk mengumpulkan dan mengevaluasi bahan bukti yang

mencukupi dan kompeten. Auditor akan mempertimbangkan bagaimana

setiap prosedur ini akan digunkan ketika merencanakan audit dan

mengembangkan program audit. (Boynton,Johnson,Kell). Sedangkan

menurut Sura Peranginangin, urutan langkah yang ditempuh oleh auditor

dalam rangka memperoleh bukti disebut prosedur audit. Jadi, prosedur

audit akan memberikan petunjuk atau perintah kepada tim audit

mengenai apa yang harus dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan

audit. Prosedur audit memberikan perintah secara rinci kepada tim audit

mengenai apa yang harus dilakukan dalam rangka pelaksanaan audit.

1.2 Tujuan

1. Untuk memahami entitas dan lingkungan bisnis klien, termasuk di

dalamnya pengendalian internal, untuk menilai risiko salah saji

material dalam tingkat laporan keuangan dan tingkat asersi (prosedur

penilaian risiko). Auditor selalu melakukan prosedur penilaian risiko

untuk memberikan kepuasan terhadap risiko yang dinilai dari salah

saji material. Namun, prosedur penilaian risiko sendiri tidak

memberikan bukti yang cukup kompeten yang menjadi dasar opini

audit

2. Untuk menguji keefektifan operasi pengendalian prefentif atau

deteksi salah saji material dalam tingkat asersi (pengujian

pengendalian). Pengujian pengendalian dibutuhkan ketika auditor

merencanakan untuk menilai pengendalian risiko di bawah maksimum

dan mengembangkan strategi audit yang mengasumsikan keefektifan

pengendalian internal aktiva lain. Pengujian pengendalian juga

dibutuhkan ketika sistem akuntansi klien begitu intens terhadap

Page 3: Prosedur n teknik audit

teknologi informasi bahwa prosedur substantif saja tidak memberikan

cukup bukti audit kompeten.

3. Untuk mendukung asersi dan deteksi salah saji material pada tingkat

asersi (pengujian substantive). Audit merencanakan dan menyajikan

pengujian substantive yang responsive terhadap risiko asersi.

Selanjutnya, auditor selalu menyajikan pengujian substantive karena

batasan inheren dari pengendalian internal dan karena prosedur

penilaian risiko secara inheren telah menghakimi.

1.3 Manfaat

1. Memfasilitasi evaluasi kinerja, sistem kontrol, dan prosedur

penjaminan mutu.

2. Menyakinkan bahwa sebuah institusi memiliki akuntabilitas terhadap

mutu dan standar yang telah ditentukan.

3. Meningkatkan kemampuan institusi untuk memprioritaskan lingkup

tertentu dan memfasilitasi pengambilan keputusan.

4. Memudahkan institusi untuk mrmberikan tanggapan lebih baik

terhadap persyaratan yang diminta audit mutu eksternal serta

untuk menilai mutu.

5. Menyediakan sarana untuk identifikasi cara kerja yang baik untuk

disebarluaskan.

6. Menyediakan sarana yang tepat untuk peningkatan dan pengembangan

mutu.

1.4 Contoh

PROSEDUR IMPLEMENTASI AIMA FAKULTAS OLEH

AUDITOR FAKULTAS

1. Atas permintaan klien/jadwal berkala dilakukan audit.

2. Rektor/BPM memerintahkan atau mendisposisikan permintaan klien

Kepada MAIMA.

3. MAIMA bersama ketua tim audit Membentuk tim audit.

Page 4: Prosedur n teknik audit

4. Rektor/BPM menerbitkan Surat Tugas untuk tim audit.

5. Tim audit menyusun tujuan, kewenangan dan tanggungjawab audit

sesuai dengan ruang lingkup yang merujuk Permintaan klien atau

jadwal berkala Perintah audit dari rektor/BPM Penunjukan ketua tim

audit oleh MAIMA Pembentukan tim audit Penerbitan surat tugas

Penyusunan tujuan, kewenangan dan tanggung jawab tim audit pada

surat tugas Rektor atau permintaan Klien.

6. Tujuan, kewenangan dan tangungjawab tim audit disahkan oleh

BPM.

7. Tim audit menyusun rencana dan jadwal audit bersama teraudit.

8. Teraudit menyerahkan dokumen yang diperlukan kepada ketua tim

audit sesuai dengan waktu yang telah disepakati.

9. Pembagian tugas tim audit untuk audit sistem.

10. Melaksanakan audit dokumen yang tersedia sesuai dengan standar

yang disepakati dan menyusun checklist untuk persiapan audit

kepatuhan.

11. Ketua tim audit mengkomunikasikan jadwal visitasi kepada teraudit

untuk disetujui

12. Berdasarkan hasil pengecekan bukti dikumpulkan melalui

wawancara, pemeriksaan dokumen (IK, DP dan BO), pengamatan

aktivitas dan keadaan lokasi secara komprehensif. Pengesahan

tujuan, kewenangan dan tanggung jawab tim audit Penyusunan

rencana dan jadwal audit Penyerahan dokumen yang diperlukan

kepada ketua tim audit Rapat persiapan tim audit Pelaksanaan audit

sistem Menyampaikan jadwal audit kepatuhan (visitasi) Pelaksanaan

audit kepatuhan (visitasi) Manual Prosedur Akademik UNIMUS

13. Semua hasil temuan audit didiskusikan dengan teraudit untuk

mendapatkan persetujuan. Temuan tidak lengkap harus segera

diperbaiki dalam jangka waktu yang disepakati.

14. Laporan dibuat sesuai jadwal berdasarkan hasil temuan yang sudah

disetujui oleh teraudit.

Page 5: Prosedur n teknik audit

15. Laporan audit diserahkan kepada ketua MAIMA untuk diteruskan ke

BPM, kemudian BPM mengirim laporan audit kepada rektor dan

klien disertai permintaan tindakan koreksi (PTK)

16. Tim audit dibubarkan atas permintaan MAIMA dengan SK

pemberhentian.

2. Teknik Audit

2.1 Pengertian

Setiap prosedur audit berisi cara yang harus dilakukan untuk

memperoleh bukti audit. Cara untuk memperoleh bukti audit tersebut

disebut teknik audit. Teknik audit adalah cara-cara yang ditempuh

auditor untuk memperoleh pembuktian dalam membandingkan keadaan

yang sebenarnya dengan keadaan yang seharusnya.

Pada dasarnya seorang auditor dalam proses membandingkan apa

yang sebenarnya dengan apa yang seharusnya, harus mengumpulkan

bukti-bukti, baik bukti mengenai keadaan yang sebenarnya maupun

bukti-bukti mengenai keadaan yang seharusnya. Dalam hubungan ini

perlu disadari tindakan membuktikan tidaklah selalu mudah dilakukan.

Selain bukti-bukti itu tidak mudah dipahami oleh auditor, sering kali

bukti-bukti tersebut tidak mudah diperoleh pada saat audit. Dengan

demikian perlu ditempuh berbagai cara agar bukti-bukti itu dapat

diperoleh dan dipahami oleh auditor. Mengingat pembuktian di dalam

audit adalah mutlak diperlukan, sedangkan hal itu hanya bisa diperoleh

dengan cara-cara tertentu, maka jelaslah bahwa teknik audit harus

dipelajari secara mendalam oleh auditor. Dengan kata lain teknik audit

memegang peranan penting dalam audit.

2.2 Tujuan

1. Memperoleh bukti-bukti audit, baik bukti mengenai keadaan yang

sebenarnya maupun bukti-bukti mengenai keadaan yang seharusnya.

Page 6: Prosedur n teknik audit

2. Membandingkan keadaan yang sebenarnya dengan keadaan yang

seharusnya atas bukti audit yang diperoleh.

2.3 Manfaat

Memperoleh bukti audit yang dapat diyakini kebenarannya sehingga

mempermudah prosedur audit.

2.4 Macam-Macam Teknik Audit dan Contohnya

Berikut ini adalah 18 macam teknik audit yang umum digunakan:

Page 7: Prosedur n teknik audit

1) Analisis

2) Observasi/pengamatan

3) Permintaan informasi

4) Evaluasi

5) Investigasi

6) Verifikasi

7) Cek

8) Uji/test

9) Footing

10) Cross footing

11) Vouching

12) Trasir

13) Scanning

14) Rekonsiliasi

15) Konfirmasi

16) Bandingkan

17) Inventarisasi/opname

18) Inspeksi

Page 8: Prosedur n teknik audit

Teknik-teknik ini diklasifikasikan dan dijelaskan dengan lengkap, yaitu

meliputi :

2.4.1 Teknik Audit untuk Bukti Pengujian Fisik

2.4.1.1 Observasi/Pengamatan

Observasi/pengamatan adalah peninjauan dan pengamatan

terhadap suatu objek secara hati-hati, ilmiah dan kontinu selama

kurun waktu tertentu untuk membuktikan suatu keadaan atau

masalah. Teknik ini sering dilakukan dari jarak jauh dan tanpa

disadari oleh pihak yang diamati. Observasi banyak mengandalkan

panca indera, kecermatan dan pengetahuan auditor. Observasi

umumnya dilaksanakan pada tahap survai pendahuluan dan evaluasi

SPM untuk mendeteksi kondisi yang tidak memenuhi syarat/kriteria.

Kemudian, terhadap hasil pengamatan akan diikuti dengan pengujian

substantif. Hasil observasi harus dituangkan dalam kertas kerja audit.

Contoh :

Pengamatan sekilas terhadap fasilitas dan operasi/kegiatan yang

dilakukan pada tahapan survei pendahuluan.

Mobil digunakan untuk melihat apakah reboisasi telah

dilaksanakan sebagaimana mestinya. Dari observasi ini terlihat

apakah tanaman reboisasi (penanaman kembali) tumbuh dengan

baik atau tidak.

Observasi untuk mengetahui tingkat produktivitas pegawai

misalnya:

a) observasi terhadap petugas lapangan menunjukkan pegawai

yang telah berhenti bekerja setelah tengah hari dan tidak

terdapat pengawasan atasannya,

b) observasi terhadap pegawai bagian pemeliharaan

menunjukkan pegawai yang datang terlambat dan pulang

sebelum waktunya, serta yang cara kerjanya tidak teratur.

Page 9: Prosedur n teknik audit

2.4.1.2 Inventarisasi/Opname

Inventarisasi atau opname adalah pemeriksaan fisik dengan

menghitung fisik barang, menilai kondisinya (rusak berat, rusak

ringan, atau baik) dan membandingkannya dengan saldo menurut

buku (administrasi), kemudian mencari sebab-sebab terjadinya

perbedaan apabila ada. Hasil opname biasanya dituangkan dalam

suatu berita acara (BA). Teknik audit inventarisasi dapat diterapkan

misalnya untuk: barang inventaris, perabot kantor, kebun ataupun

ternak, kas, persediaan barang, sejauh ada fisiknya.

Contoh :

BAP (Berita Acara Pemeriksaan) Kas, beserta Register

Pemeriksaan BAP Kas

BAP (Berita Acara Pemeriksaan) Fisik Untuk

Persediaan/Inventaris, beserta Daftar Pendukung BAP Fisik

Untuk Persediaan/Inventaris

2.4.1.3 Inspeksi

Inspeksi adalah meneliti secara langsung ke tempat kejadian,

yang lazim pula disebut on the spot inspection, yang dilakukan

secara rinci dan teliti. Inspeksi sering dilakukan dengan pendadakan

dan biasanya tidak diikuti dengan pembuatan suatu berita acara

(BA).

Contoh :

Inspeksi pelaksanaan tugas di lapangan, apakah semua pegawai

hadir.

Inspeksi apakah ruang kerja rapi dan bersih.

2.4.2 Teknik Audit untuk Bukti Dokumen

2.4.2.1 Verifikasi

Verifikasi adalah pengujian secara rinci dan teliti tentang

kebenaran, ketelitian perhitungan, kesahihan, pembukuan, pemilikan

Page 10: Prosedur n teknik audit

dan eksistensi suatu dokumen. Verifikasi mencakup teknik-teknik

audit lain untuk mengumpulkan dan mengevaluasi bukti dokumen.

Contoh :

Pada verifikasi atas bukti kas akan diteliti secara rinci mengenai:

Penjumlahan, perkalian, perhitungan (dengan teknik uji, footing

dan crossfooting)

Kesesuaian angka dengan huruf (dengan teknik cek)

Ketepatan nama dan kegunaan (dengan teknik uji)

Kesesuaian tanggal (dengan teknik pembandingan dan

vouching)

Prosedur telah diikuti, ada otorisasi (dengan teknik uji dan cek)

Meterai yang cukup (dengan teknik cek)

2.4.2.2 Cek

Cek adalah menguji kebenaran atau keberadaan sesuatu,

dengan teliti.

Contoh :

Cek apakah barang yang dibeli telah diterima

Cek apakah merek mesin yang diterima sesuai dengan yang

dipesan

Cek apakah peralatan yang dibeli adalah baru dan lengkap

Cek apakah barang yang dibeli dapat berfungsi dan sesuai

dengan spesifikasi yang ditetapkan

2.4.2.3 Uji/Test

Uji atau test adalah penelitian secara mendalam terhadap hal-

hal yang esensial atau penting.

Contoh

Uji rumus yang digunakan oleh auditi. Dalam hal ini maka

auditor harus melakukan penelitian untuk meyakini bahwa

rumus yang digunakan auditi tepat.

Page 11: Prosedur n teknik audit

Dalam hal auditi mempunyai beberapa alternatif, auditor

menguji apakah alternatif yang dipilih oleh auditi adalah

alternatif yang terbaik.

Uji apakah teknik metode kerja yang digunakan oleh auditi

adalah tepat, efisien dan hemat.

2.4.2.4 Footing

Footing adalah menguji kebenaran penjumlahan subtotal dan

total dari atas ke bawah (vertikal). Footing dilakukan terhadap data

yang disediakan oleh auditi. Tujuan teknik audit footing adalah

untuk menentukan apakah data atau laporan yang disediakan auditi

dapat diyakini ketepatan perhitungannya. Teknik audit footing tidak

digunakan untuk menguji kebenaran penjumlahan dari atas ke bawah

(vertikal) atas kertas kerja yang dibuat sendiri oleh auditor.

Contoh :

Pada audit atas penyampaian sembako kepada masyarakat,

auditor menguji kebenaran penjumlahan dengan teknik footing

atas Laporan Rekapitulasi Penyerahan Sembako yang dibuat

oleh Dinas Sosial Kabupaten.

2.4.2.5 Cross Footing

Cross Footing adalah menguji kebenaran penjumlahan

subtotal dan total dari kiri ke kanan (horizontal). Sama halnya

dengan teknik audit footing, cross footing dilakukan terhadap

perhitungan yang dibuat oleh auditi.

Contoh :

Pada audit atas penyampaian buku Kejar Paket A kepada

masyarakat, auditor menguji kebenaran penjumlahan dengan

teknik cross footing atas Laporan Rekapitulasi Penyerahan Buku

Kejar Paket A yang dibuat oleh Dinas Pendidikan Nasional

Kabupaten.

Page 12: Prosedur n teknik audit

2.4.2.6 Vouching

Vouching adalah menelusuri suatu informasi/data dalam

suatu dokumen dari pencatatan menuju kepada adanya bukti

pendukung (voucher); atau menelusur mengikuti ketentuan/prosedur

yang berlaku dari hasil menuju awal kegiatan. Vouching hanya

mengecek adanya bukti (voucher) tetapi belum meneliti isinya

(substantif).

Contoh :

Pada pemeriksaan termin pembayaran kontrak pemborongan

dilakukan vouching dengan menelusuri dari laporan pembayaran

termin ke buku kas keluar dan kemudian ke bukti kuitansi

pembayaran, yang dihubungkan dengan berita acara

pemeriksaan penyelesaian fisik.

2.4.2.7 Trasir/Telusur

Trasir atau Telusur adalah teknik audit dengan menelusuri

suatu bukti transaksi/kejadian (voucher) menuju ke

penyajian/informasi dalam suatu dokumen. Teknik audit trasir

merupakan cara perolehan bukti dengan arah pengujian yang terbalik

dari teknik audit vouching.

Contoh :

Pemeriksa mengambil secara sampel suatu bukti penerimaan

IHH, kemudian menelusuri ke pencatatan buku kas, buku

pengawasan setoran IHH per pemegang HPH, selanjutnya ke

laporan penerimaan IHH bulanan.

2.4.2.8 Scanning

Scanning adalah penelaahan secara umum dan dilakukan

dengan cepat tetapi teliti untuk menemukan hal-hal yang tidak lazim

atas suatu informasi/data.

Page 13: Prosedur n teknik audit

Contoh :

Scanning terhadap buku tamu untuk memperoleh data tentang

pihak-pihak yang berhubungan dengan pemberian suatu

perizinan.

Scanning terhadap agenda surat masuk/keluar untuk

memperoleh adanya surat-surat masuk/keluar yang memuat

informasi/data penting yang tidak lazim atau ada hubungannya

dengan suatu permasalahan.

Scanning terhadap buku kas keluar untuk mengetahui secara

cepat pengeluaran-pengeluaran kas yang bernilai lebih dari

Rp5.000.000,00

2.4.2.9 Rekonsiliasi

Rekonsiliasi adalah mencocokkan dua data yang terpisah,

mengenai hal yang sama yang dikerjakan oleh instansi/unit/bagian

yang berbeda. Tujuan teknik audit rekonsiliasi adalah untuk

memperoleh jumlah yang seharusnya atau jumlah yang benar

mengenai suatu hal tertentu.

Contoh :

Rekonsiliasi dilakukan terhadap catatan bendahara mengenai

jumlah saldo simpanan di bank yang dituangkan dalam Buku

Pembantu Bank dengan saldo simpanan di bank menurut

rekening koran yang diterima dari pihak bank. Kedua data

tersebut biasanya akan menunjukkan saldo yang berbeda karena

perbedaan waktu pencatatan. Dengan melakukan teknik

rekonsiliasi maka dapat diketahui berapa sesungguhnya saldo

simpanan di bank yang seharusnya.

2.4.3 Teknik Audit untuk Bukti Analisis

2.4.3.1 Analisis

Page 14: Prosedur n teknik audit

Analisis adalah memecah/mengurai data/informasi ke dalam

unsur-unsur yang lebih kecil atau bagian-bagian sehingga dapat

diketahui pola hubungan antar unsur atau unsur penting yang

tersembunyi. Auditor juga dapat melakukan pengujian dengan

mencari pola hubungan dan kecenderungan, baik berdasarkan data

internal auditi maupun berdasarkan data dari luar. Dari hasil analisis

ini diketahui adanya kekurangan, kecenderungan dan kelemahan

yang perlu diperhatikan. Analisis tersebut antara lain dalam bentuk:

Analisis Rasio

Teknik analisis ini biasanya digunakan dalam audit atas laporan

keuangan namun dapat dikembangkan untuk kepentingan selain

audit atas laporan keuangan. Bentuk-bentuk rasio tersebut misalnya

rasio perputaran persediaan (inventory turnover) dan ratio

keuntungan (rentability ratio).

Analisis Statistik

Teknik analisis ini menggunakan teknik-teknik penghitungan

statistik untuk melihat rata-rata, korelasi, kecenderungan maupun

kesimpulan-kesimpulan lain yang dapat disimpulkan dari satu atau

beberapa kelompok data.

Perbandingan dengan Instansi/Unit Kerja Lain yang Diketahui

oleh Auditor

Teknik analisis ini dalam ilmu manajemen sering disebut sebagai

benchmarking yaitu membandingkan kinerja suatu instansi dengan

instansi lain yang sejenis, misalnya rata-rata nilai kelulusan SD A

dengan SD-SD lain di kabupaten yang sama.

Contoh :

Biaya bahan bakar dan pelumas dianalisis (diurai) menurut

penggunanya.

Auditor menyusun suatu daftar pesanan inventaris kantor ke

dalam KKA yang terpisah dan menganalisis menurut syarat

Page 15: Prosedur n teknik audit

penawarannya, rekanan yang masuk, persetujuan, pembelian

yang pernah dilakukan, analisis biaya, jadwal dan lain- lain.

2.4.3.2 Evaluasi

Evaluasi adalah cara untuk memperoleh suatu simpulan atau

pandangan/penilaian dengan mencari pola hubungan atau dengan

menghubungkan atau merakit berbagai informasi yang telah

diperoleh, baik informasi/bukti intern maupun bukti ekstern.

Evaluasi dapat dilaksanakan dengan menyusun bagan arus

(flowchart) dan melaksanakan walkthrough test. Walkthrough test

yaitu melakukan pengujian dengan mengikuti proses suatu transaksi

yang disampel untuk mengevaluasi sesuai atau tidaknya proses yang

dilaksanakan dengan sistem dan prosedur yang ditentukan, hingga

akhir prosesnya. Sampel yang diambil dapat berupa transaksi semu

yaitu transaksi penguji yang dibuat oleh auditor, ataupun dengan

transaksi yang sebenarnya.

Contoh :

Evaluasi terhadap sistem informasi

Evaluasi terhadap sistem pelaporan

Evaluasi terhadap kinerja penerbitan sertifikat tanah

Evaluasi terhadap kegiatan pengendalian banjir

Evaluasi jumlah produksi bensin dan produk ikutan lainnya dari

penyulingan 1000 M3 minyak mentah.

2.4.3.3 Investigasi

Investigasi adalah suatu upaya untuk mengupas secara

intensif suatu permasalahan melalui penjabaran, penguraian, atau

penelitian secara mendalam. Investigasi merupakan suatu proses

pendalaman dari verifikasi setelah adanya indikasi. Tujuan teknik

audit investigasi adalah memastikan apakah indikasi yang diperoleh

dari teknik audit lainnya memang benar terjadi dan merupakan

Page 16: Prosedur n teknik audit

penyimpangan atau tidak. Oleh karenanya, teknik investigasi

mencakup juga teknik-teknik audit yang lain.

Contoh :

Auditor dapat melakukan pembacaan data atau penyitaan berkas

yang diduga mempunyai kaitan dengan fraud yang sedang

diselidiki atau dengan memotret ruangan atau benda yang

diduga memiliki kaitan dengan peristiwa. Misalnya, pada kasus

pasca meledaknya travo dalam gardu induk atau Gas Insulated

Switchgear (GIS) PT PLN (Persero) di Cawang, Menneg

BUMN Sofyan Djalil menginstruksikan agar PLN melakukan

audit investigasi secara menyeluruh untuk mengetahui penyebab

ledakan travo tersebut.

2.4.3.4 Pembandingan

Pembandingan adalah membandingkan data dari satu unit

kerja dengan data dari unit kerja yang lain, atas hal yang sama dan

periode yang sama atau hal yang sama dari periode yang berbeda,

kemudian ditarik kesimpulannya. Teknik pembandingan ini

umumnya digunakan sebelum teknik analisis.

Contoh :

Bandingkan jumlah pemakaian barang menurut administrasi unit

kerja pemakai dengan jumlah pemakaian unit tersebut menurut

administrasi gudang

Bandingkan biaya pegawai 2010 dengan 2009

Bandingkan harga beli dengan harga pasar menurut penawaran

umum

2.4.4 Teknik Audit untuk Bukti Keterangan

2.4.4.1 Konfirmasi

Konfirmasi adalah memperoleh bukti sebagai peyakin bagi

auditor, dengan cara mendapatkan/meminta informasi yang sah dari

Page 17: Prosedur n teknik audit

pihak yang relevan, umumnya pihak di luar auditi. Dalam

konfirmasi, auditor telah memiliki informasi/data yang akan

dikonfirmasikan. Konfirmasi dapat dilakukan dengan lisan yaitu

dengan wawancara langsung kepada pihak yang bersangkutan, atau

dapat dilakukan secara tertulis dengan mengirimkan surat

konfirmasi. Dalam konfirmasi, jawaban harus diterima langsung oleh

auditor. Jika konfirmasi dilakukan secara tertulis, maka harus

ditegaskan bahwa jawaban agar dialamatkan kepada auditor. Surat

permintaan konfirmasi kepada responden sebaiknya ditandatangani

oleh auditi. Pada konfirmasi tertulis, terdapat dua teknik konfirmasi,

yakni:

Konfirmasi positif yaitu konfirmasi yang harus dijawab secara

tertulis

oleh pihak luar tersebut mengenai data yang diminta.

Konfirmasi negatif yaitu konfirmasi yang meminta jawaban

tertulis bila data yang dikonfirmasikan berbeda/salah dan tidak

perlu dijawab apabila data yang dikonfirmasikan telah

sama/benar dengan data yang bersangkutan.

Contoh:

Konfirmasi saldo piutang, konfirmasi saldo hutang, konfirmasi

keabsahan STTPL/ijazah, konfirmasi keabsahan sertifikat tanah

dan luas tanah, konfirmasi tentang penggunaan tata ruang

tempat pembangunan dilaksanakan.

2.4.4.2 Permintaan Informasi

Permintaan informasi (inquiry) dapat dilakukan untuk

menggali informasi tertentu dari berbagai pihak yang berkompeten.

Pihak yang kompeten bisa berarti pegawai atau pejabat auditi yang

berkaitan dengan permasalahan atau pihak ketiga termasuk para

spesialis atau profesional suatu bidang ilmu. Teknik ini dapat

dilakukan dengan mengajukannya secara tertulis maupun secara

Page 18: Prosedur n teknik audit

lisan. Permintaan informasi secara tertulis dapat dilakukan dengan

kuesioner (questioner), menulis surat permintaan informasi, atau

nota permintaan informasi. Sedangkan wawancara adalah upaya

memperoleh informasi/data melalui lisan yang lebih bersifat

menggali informasi/data dari pihak yang relevan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan

wawancara adalah:

a. Tentukan sumber informasi/objek wawancara

b. Jadwalkan wawancara lebih dahulu

c. Buat persiapan materi dan cara bertanya

d. Mulai dengan suasana yang bersahabat/hangat

e. Perhatikan dan dengarkan

f. Hindarkan pertanyaan yang cenderung jawabannya mengiyakan

g. Tutuplah wawancara dengan catatan positif

h. Dokumentasikan hasil wawancara

i. Mintakan penegasan/persetujuan hasil wawancara dari pihak

yang diwawancarai

Contoh : (mengajukan pertanyaan)

(-) Apakah Anda selalu menyusun rekonsiliasi bank secara berkala?

(+) Bagaimana cara mencocokkan uang kas dengan buku banknya?

(-) Apakah pegawai selalu datang ke kantor tepat waktunya?

(+) Apakah pegawai merasa bahwa jam kantor terlalu ketat?

(-) Apakah anda selalu mengunci brankas?

(+) Bagaimana cara anda mengamankan uang yang ada di brankas?

Keterangan:

(-) Cara mengajukan pertanyaan yang kurang baik

(+) Cara mengajukan pertanyaan yang lebih baik

Page 19: Prosedur n teknik audit
Page 20: Prosedur n teknik audit

DAFTAR PUSTAKA

Boynton, C. William, Raymond N. Johnson& Walter G. Kell. 2005. Modern

Auditing 8 edition. Amerika Serikat: John Willey&Sons Inc.

Nurharyanto. 2009. Modul : Auditing. Edisi Kelima. Bogor : Pusat Pendidikan

dan Pelatihan Pengawasan Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan

Peranginangin, Sura. 2009. Auditing. Jakarta: Pusat Pendidikan dan Pelatihan

BPKP

http://diantrilestari.wordpress.com/2010/05/23/audit-investigasi/ diakses pada

tanggal 31 Maret 2011 pukul 18.28

http://www.unimus.ac.id/bpm/manual_prosedur.pdf diakses pada tanggal 29

Maret 2011 pukul 20.10

Tim Penyusunan Modul Pusdiklat Bea dan Cukai. 2011. Modul Dasar-Dasar

Pemeriksaan. Jakarta : Kemenkeu RI Pusdiklat Bea dan Cukai