modul evaluasi sensoris.docx
TRANSCRIPT
Jurusan Teknologi Hasil PertanianFTP- Universitas Brawijaya
Malang1 / 1 / 2 0 1 5
Indria PurwatiningrumKiki FibriantoElok Waziiroh
Untuk Mata Kuliah Pengembangan produk Baru dan Evaluasi Sensori
DAFTAR ISI
Teks Halaman
Daftar Isi .......................................................................................... 1
Peraturan Praktikum................................................................................ 2
Deskripsi Praktikum Evaluasi Sensoris .................................................... 3
Praktikum 1 Threshold test .................................................................. 5
Praktikum 2 Triangle test ..................................................................... 13
Praktikum 3 Hedonic ............................................................................ 16
1
PERATURAN PRAKTIKUM
Mahasiswa yang boleh mengikuti praktikum Evaluasi Sensoris adalah yang yang
telah mengisi KRS untuk mata kuliah Pengembangan Produk Baru dan Evaluasi
Sensoris dan telah menyelesaikan kuliah Kimia Pangan dan Analisis Pangan.
1. Setiap peserta harus hadir tepat pada waktu yang telah ditentukan. Apabila
peserta terlambat lebih dari 10 menit dari waktu tersebut, maka tidak
diperkenankan untuk mengikuti praktikum pada hari itu.
2. Setiap peserta sudah harus membaca modul praktikum sebelum praktikum
dimulai.
3. Satu kelas praktikum dibagi menajdi dua bagian besar, satu bagian sebagai
preparator dan satu bagian lainnya sebagai panelis.
4. Data dari masing-masing kelompok harus ditabulasikan dan setiap peserta
membahas data dari semua kelompok.
5. Setelah mengikuti praktikum setiap kelompok praktikum diwajibkan membuat
laporan praktikum (format terlampir).
6. Bagian preparator mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan, termasuk
kuesioner dan alat tulis.
7. Bagian preparator bertanggung jawab membereskan sisa sampel serta alat dan
bahan yang telah digunakan
8. Setiap peserta bertanggungjawab terhadap kebersihan ruangan setelah
praktikum selesai
9. Bagi mahasiswa yang tidak dapat mengikuti praktikum harus minta ijin kepada
dosen dan mengikuti praktikum di kelas lain atau diberikan kompensasi lain
sesuai dengan bobot praktikum yang ditinggalkan.
2
DESKRIPSI PRAKTIKUM EVALUASI SENSORIS
A. Deskripsi Mata Ajaran Praktikum
Materi praktikum yang akan dilakukan meliputi: uji ambang batas, uji
pembeda dan uji afektif untuk produk pangan. Praktikum ini merupakan bagian
integral dari mata kuliah Pengembangan Produk Baru dan Evaluasi Sensoris.
Praktikum dilakukan sebagai pembelajaran aplikatif dari teori Evaluasi Sensoris
yang diajarkan pada mata kuliah Pengembangan Produk Baru dan Evaluasi
Sensoris.
B. Tujuan Instruksional Umum
Setelah menyelesaikan mata ajaran praktikum ini mahasiswa diharapkan akan
memiliki skill/ketrampilan untuk melakukan evaluasi produk pangan ditinjau dari
sifat sensorisnya, melakukan pengolahan data serta merekomendasikan metode
evaluasi sensoris yang sesuai untuk berbagai kebutuhan evaluasi sensoris pada
produk pangan.
C. Materi Praktikum
Secara umum materi praktikum meliputi :
1. Threshold test
2. Triangle test
3. Duo trio test
4. Simple difference test
5. Ranking test
3
D. Penilaian Hasil Belajar
Penilaian hasil belajar meliputi hasil penilaian dari :
No Komponen Bobot1 Pre-lab 5 %2 Aktivitas praktikum 10 %3 Laporan praktikum 10 %
T O T A L 25%
Hasil penilaian digabungkan dengan seluruh komponen lain dalam mata kuliah
Pengembangan Produk Baru dan Evaluasi Sensoris. Tidak ada ujian praktikum
secara khusus. Nilai praktikum dapat dikeluarkan jika dan hanya jika seluruh
komponen penilaian praktikum telah lengkap pada batas waktu yang
ditentukan. Jika tidak lengkap maka nilai praktikum dianggap kosong.
E. Jadwal Praktikum
Jadwal praktikum :
1. Threshold test
2. Triangle test
3. hedonictest
4
THRESHOLD TEST
A. TUJUAN
Praktikum ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui cara penentuan ambang stimulus rasa manis dan rasa asin
B. INDIKATOR BELAJAR
Setelah menyelesaikan praktikum ini, mahasiswa diharapkan mampu:
1. Menjelaskan penentuan ambang stimulus rasa manis dan rasa asin
C. KEGIATAN PRAKTIKUM
TINJAUAN PUSTAKA
Konsep threshold atau ambang rangsangan secara indrawi dapat
didefinisikan sebagai kisaran konsentrasi antara kondisi dimana suatu stimulus bau
5
1
maupun rasa dari suatu senyawa tidak dapat dikenali dalam kondisi apapun dan di
atas konsentrasi tersebut individu dengan indera yang normal dapat mengenali bau
maupun rasa dari senyawa tersebut. Ambang rangsang mutlak (detection
threshold) merupakan rangsang yang pertama kali dapat dirasakan atau dibedakan
dari rangsang netral, misalnya air suling. Ambang pengenalan (recognition
threshold) merupakan konsentrasi minimal yang diperlukan agar suatu senyawa
dapat dikenali. Konsentrasi ambang pengenalan umumnya sedikit lebih tinggi dari
konsentrasi ambang mutlak. Pada konsentrasi ini panelis dapat mendeskripsikan
sensasi yang dirasakan. Lebih jauh, pada stimulus yang lebih tinggi intensitasnya,
panelis dapat menjelaskan perbedaan pada sampel yang diberikan. Hal ini disebut
dengan ambang pembeda (different threshold). Dalam penentuan ambang beda
dikenal istilah JND (just noticeable different) yaitu ketika ambang beda ditentukan
dari perubahan variabel stimulus sedikit di atas dan di bawah standar sampai
ditemui terdeteksinya perbedaan. Ambang yang terakhir adalah ambang batas
akhir (terminal threshold) yang merupakan stimulus terendah yang menghasilkan
kesan maksimum sehingga jika konsentrasi stimulus tersebut dinaikkan lagi maka
panelis tidak dapat merasakan adanya peningkatan rangsang atau intensitas kesan.
Penentuan ambang sangat diperlukan terutama untuk ingredien pangan yang
berpengaruh terhadap rasa dan aroma sehingga pada saat formulasi tidak
digunakan dalam jumlah yang berlebihan.
Bahan dan Alat :
Bahan :
a. Sukrosa
b. NaCl
c. Air sebagai pelarut
d. Bahan penetral indra pencicip (air)
Alat :
a. Timbangan analitik
b. Gelas ukur
c. Sendok
d. Gelas-gelas kecil
6
e. Label
f. Spidol
Cara Kerja :
1. Buatlah delapan seri konsentrasi untuk masing-masing senyawa seperti yang
dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Seri konsentrasi untuk pengujian ambang stimulus
Bahan Konsentrasi (%)
Sukros
a
0 0,5 1,5 2 2,5
NaCl 0 0,1 0,3 0,5 1
2. Berilah kode tiga digit angka acak (bisa dengan menggunakan bantuan tabel
bilangan acak).
3. Tuangkan sekitar 20 mL masing-masing larutan pada gelas-gelas kecil untuk
penyajian yang telah diberi kode tiga digit angka acak yang telah ditetapkan.
4. Siapkan sendok penyajian 1 buah (kapasitas 5 mL) untuk setiap gelas
penyajian untuk membantu panelis dalam penyicipan sampel.
5. Penyicipan sampel dilakukan secara acak. Dalam penyajian sampel
perhatikan kaidah pengacakan untuk menghilangkan efek psikologis yang
tidak diinginkan. Kaidah pengacakan meliputi pengkodean dan urutan
penyajian sampel. Contoh diberikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Penyajian sampel pada uji ambang rangsangan
BilikKonsentrasi (%)
0 0,5 1,5 2 2,5
Bilik 1
Kode 245 398 537 829 113
Uruta
n1 2 3 4 5
Bilik 2
Kode 245 398 537 829 113
Uruta
n1 2 3 4 5
Bilik 3 Kode 245 398 537 829 113
Uruta 1 2 3 4 5
7
n
Dst.
8
245 air 398 air 829 air 113 air
6. Penyajian sampel menggunakan kode dan urutan pada bilik 1 dapat
digambarkan sebagai berikut :
Gambar 1. Cara penyajian sampel
7. Cara penilaian sampel uji adalah sebagai berikut :
a. Pencicipan dilakukan secara berurutan dari kiri ke kanan.
b. Lakukan pencicipan sampel sebanyak 5 mL menggunakan sendok yang
tersedia.
c. Masukkan sampel ke dalam mulut dan diamkan di dalam mulut selama 3
detik sebelum ditelan.
d. Rasakan apakah terdeteksi salah satu rasa dasar (manis atau asin), jika
terdeteksi beri tanda +, dan jika tidak terdeteksi (masih seperti air tawar)
beri tanda – pada kuisioner yang tersedia.
e. Istirahatkan indra pencicip anda selama 30 detik sebelum melakukan
pengujian pada sampel berikutnya.
Cara Pengolahan Data
Pengolahan data menggunakan Metode Frekuensi
a. Lakukan transformasi data sehingga nilai + dirubah menjadi nilai 1, dan
tanda – dirubah menjadi nilai 0.
b. Hitung nilai frekuensi pada masing-masing konsentrasi. Frekuensi merupakan
persentase jumlah orang menyatakan nilai +
Dimana :
F 0,5% = frekuensi pada konsentrasi 0,5%
Pb = jumlah panelis yang menyatakan nilai +
Pt = jumlah panelis total
c. Lakukan pembuatan grafik konsentrasi (sumbu X) terhadap frekuensi (sumbu
Y)
9
F 0,5% = ∑Pb / ∑Pt
d. Tentukan nilai konsentrasi pada saat frekuensi 50% (Ambang Mutlak /
Absolute Threshold) dan frekuensi 75% (Ambang Pengenalan /
Different Threshold). Contoh dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Contoh matriks respon dan perhitungan nilai frekuensi
PanelisKonsentrasi (%)
0 0,5 1,5 2,5 2,51 0 0 1 1 12 0 1 1 1 13 0 1 1 1 14 0 0 0 0 15 0 0 1 1 16 0 0 1 1 17 0 0 1 1 18 0 0 1 1 19 1 1 1 1 1
10 0 0 1 1 111 1 1 1 1 112 1 1 1 1 113 1 1 1 1 114 1 1 1 1 115 0 1 1 1 116 0 1 1 1 117 0 1 1 1 118 0 1 1 1 119 0 1 1 1 1
Jumlah 5 12 18 18 19Frekuen
si26% 63% 95% 95% 100%
10
Grafik penentuan dalam Ambang Mutlak dan Ambang Pengenalan
120
F
r 100 100 100
e 95 95
80
k
u 60 63
e
40
n 26
s 20
i
0 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1 0,14
1 2 3 4 5 6
Konsentrasi
Kuisioner untuk Pengujian Ambang Rangsangan
Contoh kuisioner untuk pengujian ambang rangsangan dapat dilihat pada contoh di
bawah ini:
Tanggal :
Nama :
Sampel :
Instruksi :
1. Pencicipan dilakukan secara berurutan dari kiri ke kanan.
2. Lakukan pencicipan sampel sebanyak 5 mL menggunakan sendok yang
tersedia.
3. Masukkan sampel ke dalam mulut dan diamkan di dalam mulut selama 3
detik sebelum ditelan.
4. Rasakan apakah terdeteksi salah satu rasa dasar (manis atau asin), jika
terdeteksi beri tanda + dan jika tidak terdeteksi beri tanda – pada kuisioner
yang tersedia.
11
5. Istirahatkan indra pencicip selama minimal 30 detik sebelum melakukan
pengujian pada sampel berikutnya.
Kode sampel
245 954 537 829 113 481 662 448
Respo
n
12
13
TRIANGLE TEST
Tujuan Praktikum :
- Menentukan perbedaan karakteristik sensori di antara dua sampel
Dasar Teori :
Uji segitiga digunakan untuk menunjukkan apakah ada perbedaan karakteristik sensori di
antara dua sampel. Metode ini digunakan pada pekerjaan pengawasan mutu untuk mendeteksi
apakah ada perbedaan antar lot produksi yang berbeda. Selain itu dapat juga digunakan untuk
mengetahui apakah perbedaan substitusi ingredient atau perubahan lain dalam proses produksi
menghasilkan perbedaan karakteristik sensori produk yang dapat dideteksi. Uji segitiga juga
digunakan untuk seleksi panelis.
Dalam uji segitiga panelis diminta untuk mencari sampel yang berbeda dari keseluruhan
karakteristik sensori. Oleh karena itu dalam penyajian, tutupi semua perbedaan yang bukan
merupakan tujuan uji. Dengan uji ini besar dan arah perbedaan antar sampel tidak tergambarkan,
demikian juga indikasi karakteristik yang bertanggung jawab terhadap timbulnya perbedaan
tersebut. Dengan kata lain uji segitiga terbatas pada produk-produk yang homogen. Tingkat
probabilitas uji segitiga adalah 1/3. Analisis hasil uji segitiga dilakukan dengan membandingkan
jumlah jawaban yang benar dengan tabel binomial.
14
2
Bahan dan Alat :
Bahan :
a. Bakso dengan 2 merk berbeda, warna sama
b. Air putih
Alat :
a. Piring kecil
b. Tissue
c. Sendok
Cara kerja :
a. Cara Penyajian
1. Panelis menerima tiga sampel berkode yang terdiri dari dua sampel sama dan satu
sampel berbeda.
2. Setiap sampel diberi kode yang terdiri dari 3 angka. Kode diberikan secara acak.
Kode yang diberikan berupa tiga angka acak, misal 426, 659, 149, dst.
3. Ada enam kemungkinan penyajian sampel dalam uji segitiga yaitu ABB, BAA, AAB,
BBA, ABA, BAB.
4. Setiap panelis akan menerima sampel dengan kode dan urutan penyajian yang
berbeda.
5. Sampel disajikan membentuk pola segitiga.
b. Cara Penilaian
1. Panelis diminta menilai dan mengidentifikasi satu sampel yang berbeda di antara
ketiga sampel yang disajikan.
2. Hasil penilaian panelis ditulis pada formulir isian yang disediakan.
c. Cara Pengolahan Data
1. Analisis Data
a. Berdasarkan hasil penelitian panelis yang dituliskan pada formulir isian maka
dibuat tabulasi data.
15
b. Panelis yang memberi jawaban benar diberi nilai 1 dan panelis yang memberi
jawaban salah diberi nilai 0, seperti terlihat pada Tabel 1.
c. Hasil penilaian kemudian dianalisis dengan peluang binomial atau tabel statistik.
Tabel1. Data hasil uji segitiga dari 20 orang panelis
Panelis Penilaian
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
1
1
1
0
1
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
1
0
1
0
1
∑ Benar 10
2. Penggunaan tabel peluang binomial
a. Tabel binomial untuk uji segitiga dapat dilihat pada lampiran.
b. Pada tabel terlihat bahwa pada pertemuan kolom taraf nyata 0,05% dan baris
jumlah panelis 20 orang diperoleh jumlah minimal panelis yang menjawab benar
16
adalah 11 orang. Jadi 11 orang adalah jumlah minimum banyaknya panelis yang
harus menjawab dengan benar agar diperoleh hasil kedua produk berbeda nyata.
c. Karena jumlah panelis yang menjawab benar pada pengujian < jumlah minimal
panelis yang menjawab benar pada tabel maka disimpulkan produk P tidak
berbeda nyata dengan produk F pada taraf signifikansi 5%.
d. Kuisioner Uji Segitiga
Contoh kuisioner uji segitiga dapat dilihat di bawah ini :
17
UJI SEGITIGA
Nama :
Produk :
Instruksi :
Dihadapan Anda terdapat 3 sampel dimana terdapat dua sampel yang sama dan satu
sampel berbeda. Cicipi sampel secara berurut dari kiri ke kanan. Pencicipan hanya
diperbolehkan satu kali saja dan tidak diperkenankan mengulang pencicipan. Setiap
pencicipan sampel yang berbeda, netralkan indra pengecap anda dengan cara minum air
putih terlebih dahulu. Identifikasi sampel mana yang berbeda dengan memberi tanda √
pada kolom di bawah ini :
Kode sampel 426 659 149
Sampel berbeda
Komentar : ......................................................................................................................
HEDONIC TEST
Tujuan Praktikum :
- Untuk mengetahui kesukaan panelis terhadap suatu produk
Dasar teori :
Uji kesukaan disebut juga dengan uji hedonik, dilakukan apabila uji didesain untuk memilih
satu produk di antara produk lain secara langsung. Uji ini dapat diaplikasikan pada saat
pengembangan produk atau pembandingan produk dengan produk pesaing. Uji kesukaan
meminta panelis untuk harus memilih satu pilihan diantara yang lain. Maka itu produk yang
dipilih dapat menunjukkan bahwa produk tersebut disukai atau tidak.
Skala hedonik dapat direntangkan atau diciutkan menurut rentangan skala yang
dikehendakinya, misalnya skala 1-3, 1-5, 1-7 dan 1-9. Skor penilaian relatif juga dapat
menunjukkan kesukaan, contoh skor tertinggi berarti lebih disukai.
18
3
Bahan dan Alat :
Bahan : biskuit kreker dari merek yang berbeda
Alat :
1. Wadah penyajian
2. Label
3. Alat-alat tulis
Cara Kerja
Cara Penyiapan dan Penyajian
1. Potong-potong sampel kreker seragam dan hilangkan identitas yang melekat pada
produk.
2. Tempatkan 2 potongan kreker pada wadah penyajian yang memiliki kode tiga digit angka
acak.
3. Panelis diminta untuk melakukan pengujian kerenyahan dengan melakukan pengunyahan
di dalam rongga mulut.
4. Dari keempat sampel satu sama lain harus dibandingkan untuk memperoleh urutan
intensitas kerenyahan.
19
Kuisioner Uji Hedonik
20
UJI HEDONIK
Nama :
Produk :
Tanggal :
Instruksi :
Dihadapan anda tersedia 2 produk biskuit kreker yang akan dilakukan pengujian, tulislah
kode masing-masing produk pada tempat yang tersedia. Bilaslah mulut anda dengan air
mineral sebelum melakukan pengujian. Kunyahlah biskut yang ada dihadapan anda
sampai benar-benar halus. Evaluasilah karakteristik produk tersebut terkait rasa,
kerenyahan, tekstur dan aroma dengan cara memberi centang di kolom penilaian. Bilaslah
kembali mulut anda dengan air mineral sebelum melakukan pengujian pada produk
berikutnya. Lakukan penilaian berdasarkan kesukaan anda dan jangan membandingkan
karakteristik antar produk.
1. Kode produk : Suka Agak suka Agak tidak suka Tidak suka
RasaKerenyahan
Tekstur
Aroma
Komentar :..............................................................................................................................
2. Kode produk : Suka Agak suka Agak tidak suka Tidak suka
RasaKerenyahan
Tekstur
Aroma
Komentar : .........................................................................................................................
Analisis Data Uji Hedonik
a. Hasil uji hedonik ditabulasikan dalam suatu tabel, kemudian dilakukan analisis dengan
ANOVA dan uji lanjut dengan Duncan`s Multiple Test
b. Hasil yang telah diperoleh dari uji hedonik ditabulasikan dan dihitung total perlakuan
(Yi), total kelompok (Yj), total umum (Y...) dan dihitung pula ∑Y2 untuk setiap
perlakuan dan kelompok
c. Kemudian dilakukan analisis varian untuk membedakan contoh satu dengan yang
lainnya.
21