program studi ilmu keolahragaan program …/pengaruh... · 5. drs. hasanuddin, m. kes selaku dekan...
TRANSCRIPT
1
PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEMAMPUAN MOTORIK
TERHADAP KETEPATAN SERVIS LOMPAT BOLAVOLI
(Studi Eksperimen Dengan Metode Latihan Sasaran Tetap dan Latihan Sasaran
Berubah Arah Pada Club Bolavoli Putra Mahasiswa FIK UNM Makassar)
TESIS
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat
Magister Program Studi Ilmu Keolahragaan
Diajukan oleh :
GUNAWAN
A.120 908 009
PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2009
2
PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEMAMPUAN
MOTORIK
TERHADAP KETEPATAN SERVIS LOMPAT BOLAVOLI
(Studi Eksperimen Dengan Metode Latihan Sasaran Tetap dan Latihan Sasaran Berubah Arah Pada Club Bolavoli Putra Mahasiswa FIK UNM Makassar)
Disusun oleh :
Gunawan
Nim : A. 120 908 009
Telah Disetujui Oleh Tim Pembimbing
Pada Tanggal : …………………………..
Pembimbing I Pembimbing II Prof. Dr. H. M. Furqon. H, M.Pd Prof. Dr. H. Sudjarwo, M.Pd NIP. 131 658 565 NIP. 130 205 395
Mengetahui :
Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan
Prof. Dr. Sudjarwo, M.Pd NIP. 130 205 395
3
PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEMAMPUAN
MOTORIK
TERHADAP KETEPATAN SERVIS LOMPAT BOLAVOLI
Disusun oleh :
Gunawan
Nim : A.120 908 009
Telah Disetujui dan Disahkan Oleh Tim Penguji
Pada Tanggal : …………………………..
Jabatan Nama Tanda Tangan Ketua : Prof. Dr. Sugiyanto ......................... Sekretaris : Dr. dr. Muchsin Doewes. AIFO ......................... Anggota Penguji :
1. Prof. Dr. H. M. Furqon. H. M.Pd .........................
2. Prof. Dr. H. Sudjarwo. M.Pd .........................
Surakarta,
Mengetahui :
Direktur PPS UNS Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan
Prof. Drs. Suranto. M.Sc.,Ph.D Prof. Dr. Sudjarwo, M.Pd NIP. 131 472 192 NIP. 130 205 394
4
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Gunawan
NIM : A.120 908 009
Program/Jurusan : Ilmu Keolahragaan
Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa tesis berjudul ” Pengaruh Metode
Latihan dan Kemampuan Motorik Terhadap Ketepatan Servis Lompat Bolavoli”
adalah benar karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut
diberi tanda citasi dan ditunjukan dalam daftar pustaka.
Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya
peroleh dari tesis tersebut.
Surakarta,
Yang membuat pernyataan,
Gunawan
5
HALAMAN PERSEMBAHAN
Tesis ini aku persembahkan :
Pada Nusa Dan Bangsa
Ibu dan Bapak sebagai tanda baktiku
Kakak dan Adik sebagai tanda sayangku
Calon pendampingku sebagai tanda kasihku
6
MOTTO
AKU BERPIKIR MAKA AKU ADA (Socrates)
ALLAH MENCIPTAKAN MANUSIA SEBAGAI MAHLUK PEMIKIR
BERPIKIR DAN BERTINDAK ADALAH KARAKTER SEORANG PEMIMPIN
7
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Kuasa, karena
atas berkat rakmat serta karuniaNya penulis dapat menyelesaikan tesis ini yang
bejudul”Pengaruh metode latihan dan kemampuan motorik terhadap ketepatan servis
lompat bolavoli”
Dalam kesempatan ini perkenankan penulis mengucapkan terima kasih yang
tak terhingga, terutama kepada Dosen pembimbing yaitu yang terhormat Prof. Dr. H.
M. Furqon. H, M.Pd dan Prof. Dr. Sudjarwo, M.Pd yang telah dengan sabar
membimbing saya, dan senantiasa memberikan semangat, ilmu, arahan, masukan,
koreksi sehingga tesis ini bisa terselesaikan. Serta kepada seluruh Bapak dan Ibu
Dosen Program Studi Ilmu Keolahragaan Pascasarjana Universitas Sebelas Maret,
yang dengan tulus telah memeberikan ilmu dan pengetahuan kepada penulis selama
menempuh pendidikan di Program Studi Ilmu Keolahragaan Pascasarjana Universitas
Sebelas Maret.
Pada kesempatan ini penulis juga menghaturkan terima kasih yang tak
terhingga kepada :
1. Prof. Dr. dr. M Syamsulhadi, Sp.KJ. selaku Rektor Universitas Sebelas Maret
Surakarta, yang telah memeberikan kesempatan pada penulis untuk mengikuti
pendidikan di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret..
2. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana
Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk
melakukan penelitian dalam rangka memenuhi tugas akhir.
3. Prof. Dr. Sudjarwo, M.Pd selaku Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan
PPS Universitas Sebelas Maret yang senantiasa memberikan motivasi,
bimbingan, serta dorongan untuk segera menyelesaikan tesis ini.
8
4. Dr. dr. Muchsin Doewes, AIFO selaku Sekretaris Program Studi Ilmu
Keolahragaan PPS Universitas Sebelas Maret yang senantiasa memeberikan
motivasi, bimbingan, serta dorongan untuk segera menyelesaikan tesis ini.
5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan
Universitas Negeri Makassar yang memberikan ijin penelitian serta
bimbingan dan motivasinya untuk menyelesaikan tesis ini.
6. Semua pihak dan teman-teman di club bolavoli yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu, yang telah membantu dalam penelitian tesis ini.
Terakhir harapan penulis, mudah-mudahan kebaikan dan bantuan yang telah
diberikan kepada penulis mendapat balasan yang setimpal oleh Allah Yang Maha
Kuasa serta memberikan taufiq dan hidayahNya kepada kita semua. Amin.
Surakarta,
Gunawan
9
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL TESIS .............................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI ................................................. iii
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................ iv
MOTTO ............................................................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ vi
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvi
ABSTRAK ........................................................................................................... xviii
ABSTRACT ........................................................................................................ xix
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Perumusan Masalah ........................................................................ 8
C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 8
D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 9
10
BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS ................................................... 10
A. Kajian Teori .................................................................................... 10
1. Metode Latihan .......................................................................... 10
2. Belajar Motorik ........................................................................ 30
3. Kemampuan Motorik ................................................................ 32
4. Penguasaan Kemampuan Dasar Servis Bolavoli ..................... 37
B. Penelitian Yang Relevan ................................................................ 52
C. Kerangka Berpikir ......................................................................... 53
1. Perbedaan Pengaruh Metode Latihan Sasaran Tetep
dan Berubah Arah Terhadap Ketepatan Servis Lompat
Bolavoli .......................................................................................... 53
2. Perbedaan Hasil Ketepatan Servis Lompat Bagi Mereka Yang
Memiliki Kemampuan Motorik Tinggi dan Rendah Bolavoli ..... 54
3. Pengaruh Interaksi antara Metode Latihan dan Kemampuan
Motorik Terhadap Ketepatan Servis Lompat Bolavoli ............... 54
D. Hipotesis ........................................................................................ 56
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 57
A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 57
B. Metoda Penelitian ........................................................................... 57
C. Variabel Penelitian ......................................................................... 59
D. Definisi Operasional Variabel ....................................................... 59
E. Populasi dan Sampel ...................................................................... 61
11
F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 61
G. Teknik Analisis Data ...................................................................... 63
BAB IV HASIL PENELITIAN ........................................................................ 70
A. Deskripsi Data ................................................................................ 70
B. Pengujian Prasyarat Analisis .......................................................... 72
C. Pengujian Hipotesis ........................................................................ 76
D. Pembahasan Hasil Penelitian ......................................................... 79
1. Perbandingan Latihan Servis Lompat Menggunakan Metode
Latihan Sasaran Tetap dan Sasaran Berubah Arah ...................... 80
2. Perbandingan Antara Kemampuan Motorik Tinggi dan Rendah ...81
3. Pengaruh Interaksi Antara Metode Latihan dengan
Kemampuan Motorik .................................................................. 82
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ..................................... 84
A. Kesimpulan ..................................................................................... 84
B. Implikasi ......................................................................................... 85
C. Saran ................................................................................................ 86
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 87
LAMPIRAN ........................................................................................................ 91
12
DAFTAR TABEL
Tabel. Halaman
1. Sumber-sumber Energi Utama untuk Berbagai Aktifitas ........................... 21
2. Berbagai Olahraga dan System Energi Yang Utama atau Dominan ......... 22
3. Rancangan Faktorial 2 x 2 ............................................................................... 58
4. Ringkasan Anava Untuk n Subjek dan k Ujicoba ....................................... 62
5. Ringkasan Anava Untuk Dua Jalur .............................................................. 66
6. Deskripsi Data Hasil Tes Ketepatan Servis Lompat Bolavoli Tiap
Kelompok Berdasarkan Pengunaan Metode Latihan dan Tingkat
Kemampuan Motorik .................................................................................... 70
7. Hasil Uji Normalitas Latihan Berubah Arah Kemampuan Motorik Tinggi . 72
8. Hasil Uji Normalitas Latihan Berubah Arah Kemampuan Motorik Rendah 73
9. Hasil Uji Normalitas Latihan Tetap Kemampuan MotorikTinggi............... 73
10. Hasil Uji Normalitas Latihan Tetap Kemampuan Motorik Rendah ........... 74
11. Data Hasil Uji Homogenitas ........................................................................ 75
12. Daftar Anava Dua Jalur Untuk 10 Observasi Tiap Sel................................ 76
13. Perbedaan antara Perlakuan Dari Perbandingan Selisih Rata-Rata
Terbesar dan Terkecil dengan RST-nya Masing-Masing............................. 77
14. Mencari Reliabilitas Tes Servis Lompat Sebelum Perlakuan ...................... 96
15. Data Prosedur Mencari Reliabilitas Tes ...................................................... 98
13
16. Tes Awal Ketepatan Servis Lompat Bolavoli ............................................ 99
17. Materi Latihan dengan Metode Sasaran Tetap dan Metode
Latihan Sasaran Berubah Arah...................................................................... 103
18. Program Metode Latihan Sasaran Tetap....................................................... 104
19. Program Metode Latihan Sasaran Berubah Arah......................................... 105
20. Tes Akhir Ketepatan Servis Lompat Bolavoli ............................................ 108
21. Tes Kemampuan Motorik ............................................................................. 109
22. Data Hasil Kemampuan Motorik Tinggi Pada Club Bolavoli
Mahasiswa Putra FIK UNM Makassar ....................................................... 110
23. Data Hasil Kemampuan Motorik Rendah Pada Club Bolavoli
Mahasiswa Putra FIK UNM Makassar......................................................... 111
24. Kelompok I Latihan Sasaran Tetap.............................................................. 112
25. Kelompok II Latihan Sasaran Beruba Arah ................................................ 113
26. Tes Awal dan Tes Akhir Ketepatan Servis Bolavoli ................................... 114
27. Data Hasil Uji Normalitas Latihan Berubah Arah Kemampuan
Motorik Tinggi ............................................................................................... 115
28. Data Hasil Uji Normalitas Latihan Berubah Arah
Kemampuan Motorik Rendah..................................................................... 115
29. Data Hasil Uji Normalitas Latihan Tetap Kemampuan Motorik Tinggi.... 116
30. Data Hasil Uji Normalitas Latihan Tetap Kemampuan Motorik Rendah .. 116
31. Hasil Uji Normalitas Latihan Sasaran Berubah Arah………………..……. 117
32. Hasil Uji Normalitas Latihan Sasaran Tetap................................................ 118
14
33. Hasil Uji Normalitas Kelompok Kemampuan Motorik Tinggi .................. 119
34. Hasil Uji Normalitas Kelompok Kemampuan Motorik Rendah................. 120
35. Komputasi Data Metode Latihan .................................................................. 121
36. Komputasi Data Kemampuan Motorik......................................................... 122
37. Komputasi Data Antar Sel............................................................................. 123
38. Daftar Anava Dua Jalur Untuk 10 Observasi Tiap Sel................................ 127
39. Perbedaan Antar Perlakuan dari Perbandingan Selisih Rata-rata
Terbesar dan Terkecil dengan RST-nya Masing-masing ............................ 129
15
DAFTAR GAMBAR
Gambar. Halaman
1. Siklus Energi Biologi ...................................................................................... 23
2. Struktur ATP ................................................................................................... 23
3. Hubungan Kedua Fosfat Berenergi Tinggi ................................................... 24
4. Lapangan Latihan Ketepatan Servis dengan Sasaran Tetap ........................... 26
5. Lapangan Latihan Ketepatan Servis dengan Sasaran Berubah Arah ........ 28
6. Proses Terjadinya Spin ................................................................................. 46
7. Lintasan Bola ................................................................................................. 47
8. Lapangan Tes Ketepatan Servis ................................................................... 92
9. Pengukuran Berat Badan Sebelum Teste Melakukan Vertical-Jump......... 131
10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump.............. 131
11. Teste Melakukan Vertical-Jump. .................................................................. 132
12. Pemberian Petunjuk Dalam Melakukan Sit-Up. .......................................... 132
13. Teste Melakukan Sit-Up. ............................................................................... 133
14. Pemberian Petunjuk Dalam Melakukan Tolakan Medicine Ball-Put. ........ 133
15. Teste Melakukan Medicine Ball-Put. ........................................................... 134
16. Memberikan Arahan Kepada Teste Sebelum Melakukan Tes Awal Servis Lompat Bolavoli……………………………………….. 134
17. Warming-Up Sebelum Melakukan Tes Awal Servis Lompat Bolavoli...... 135
18. Pembagian Ke Dalam Dua Kelompok Latihan............................................ 135
19. Tes Awal Servis Lompat Bolavoli. ............................................................... 136
16
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Petunjuk Pelaksanaan Tes . .......................................................................... 91
2. Mencari Reliabilitas Tes Servis Lompat Bolavoli ..................................... 96
3. Tes Awal Ketepatan Servis Lompat Bolavoli ........................................... 99
4. Deskripsi Pelaksanaan Latihan dengan Metode Latihan Sasaran
Tetap dan Metode Latihan Sasaran Berubah Arah ................................... 100
5. Program Latihan ........................................................................................... 103
6. Program Metode Latihan Sasaran Tetap .................................................... 104
7. Program Metode Latihan Sasaran Berubah Arah ...................................... 105
8. Keterangan Pelaksanaan Latihan ............................................................... 106
9. Tes Akhir Ketepatan Servis Lompat............................................................ 108
10. Tes Kemampuan Motorik ............................................................................ 109
11. Data Hasil Kemampuan Motorik Tinggi Pada Club Bolavoli
Mahasiswa Putra FIK UNM Makassar ....................................................... 110
12. Data Hasil Kemampuan Motorik Rendah Pada Club Bolavoli
Mahasiswa Putra FIK UNM Makassar ....................................................... 111
13. Kelompok I Latihan Sasaran Tetap.............................................................. 112
14. Kelompok II Latihan Sasaran Berubah Arah ............................................. 113
15. Tes Awal dan Tes Akhir Ketepatan Servis Bolavoli .................................. 114
17
16. Uji Normalitas ............................................................................................... 115
17. Uji Homogenitas ........................................................................................... 121
18. Analisis Variansi Eksperimen Faktorial 2 X 2 ........................................... 125
19. Dokumentasi Data penelitian di Universitas Negeri Makassar.................. 131
18
ABSTRAK
GUNAWAN. A. 120 908 009. Pengaruh Metode Latihan dan Kemampuan Motorik Terhadap Ketepatan Servis Lompat Bolavoli. Tesis. Surakarta. Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta Oktober 2009 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Perbedaan pengaruh antara metode latihan sasaran tetap dan berubah arah terhadap ketepatan servis lompat bolavoli. (2) Perbedan hasil ketepatan servis lompat bagi mereka yang memiliki kemampuan motorik tinggi dan rendah bolavoli. (3) Pengaruh interaksi antara metode latihan dan kemampuan motorik terhadap ketepatan servis lompat bolavoli.
Penelitian dilaksanakan dengan metode eksperimen dengan rancangan faktorial 2x2. Penelitian dilaksanakan di Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Makassar. Besarnya sampel penelitian 40 Mahasiswa berasal dari jumlah populasi 52 Mahasiswa . Teknik pengambilan sampel dengan purposive random sampling. Variabel penelitian terdiri dari dua variabel independen yakni : variabel manipulatip : metode latihan sasaran tetap dan metode latihan sasaran berubah arah, variabel atributip yakni : kemampuan motorik tinggi dan kemampuan motorik rendah serta variabel dependen yakni : ketepatan servis lompat bolavoli. Teknik pengumpulan data dengan Tes dan Pengukuran, data kemampuan motorik, test vertical jump, sit- up dan medicine ball put data ketepatan bola servis lompat dengan test dari AAHPER Volley Ball. Teknik analisis data menggunakan analisi varians Anava 2x2 dangan taraf signifikansi α = 0,05.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: 1) Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara metode latihan dengan sasaran tetap dengan metode latihan sasaran berubah arah terhadap ketepatan servis lompat bolavoli. Hal ini dibuktikan dari nilai Fhitung = 60.33 > Ftabel = 4.08. 2) Ada perbedaan yang signifikan hasil ketepatan servis lompat bolavoli bagi mereka yang memiliki kemampuan motorik tinggi dan motorik rendah. Hal ini dibuktikan dari nilai Fhitung = 22.92 > Ftabel = 4.08. 3) Tidak ada pengaruh interaksi yang signifikan antara metode latihan dengan kemampuan motorik terhadap ketepatan servis lompat bolavoli. Hasilnya bermakna, karena Fhitung = 0.28 < Ftabel = 4.08. Kata-kata kunci : Metode Latihan Sasaran Tetap, Metode Latihan Sasaran Berubah
Arah, Kemampuan Motorik dan Ketepatan Servis Lompat Bolavoli.
19
ABSTRACT GUNAWAN. A. 120 908 008. The Effect Of Training Method and The Motor Ebility on hte Jump Service Bolley Ball Accuracy. Thesis. Surakarta. Postgraduate Program of Sebelas Maret University, Oktober 2009.
The research aims to find out: (1) The different of constant target and change target method training accuracy jump service volley ball, (2) The difference yield of high and low motor ability to accurasy jump service volley ball, (3) The effect interaction between training method and motor ability on the jump service volley ball.
The research was conducted using an experimental method with a 2 x 2 factorial design. The research was taken place in Sports Faculty of Makassar State University. The sample of research was 40 persons coming from the number of population of 52 persons. The sampling technique employed was purposive random sampling. The variables of research include independent variables : manipulative one involving: constant target and change target method training, attributive variable involving higher and lower motor ability; and dependent variable : jump service accuracy volley ball. Techniques of collecting data employed were test and measurement, motor ability tes, vertical jump,sit-up dan medicine ball put and accuracy jump service volley ball tes from AAHPER Volley Ball. Technique of analyzing data used was variance analysis (Anava) 2x2 at significance level α = 0.05.
Based on the result of research, it can be concluded that: 1) There is a significant difference effect between constant target and change target training method accuracy jump service volley ball. It can be seen from the Fstat = 60.33 > Ftabel = 4.08. 2). There is a significant difference in effect between of the hign and low motor ability toward jump service. It can be seen from the Fstat = 22.92 > Ftable = 4.08. There is no significant the effect interaction between training method and motor Ability on the jump service polley ball accuracy. The result is very significant, because Fstat = 0.28 < Ftable = 4.08.
Keywords : Constant Target Method, Change Target Method Training, Motor Ability
and Jump Service Volley Ball Accuracy.
20
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Olahraga bukanlah sebuah hal yang baru karena telah menggelobal dan
memasyarakat khususnya di Indonesia sendiri. Ditinjau dari tujuan yang ingin di
capai. olahraga dapat di kelompokkan menjadi beberapa kelompok yaitu olahraga
untuk rekreasi, olahraga untuk pendidikan dan olahraga untuk prestasi. Di Indonesia
sendiri banyak jenis olahraga yang populer dan telah memasyarakat, diantaranya
olahraga bolavoli yang merupakan salah satuh cabang olahraga yang sangat di
gemarih masyarakat Indonesia. Bolavoli merupakan olahraga yang sipatnya
kompetitif dengan bentuk permainan yang sederhana, peralatan yang digunakan tidak
terlalu mahal dan mudah mendapatkanya. Bolavoli merupakan suatu bentuk
permainan dimana bola sebagai obyeknya dan dapat beradaptasi terhadap berbagai
kondisi yang mungkin timbul di dalamnya, dimainkan oleh beberapa orang maksimal
12 pemain (2 tim) yang dibatasi oleh net. Permainan ini dapat dilangsungkan selama
2 sampai 5 set serta dapat dimainkan dalam ruangan (in door), di lapangan rumput
(out door) atau di pantai. Dengan kata lain permainan bolavoli dapat di mainkan
disegalah bentuk permukaan seperti rumput, kayu, pasir dan berbagai macam
permukaan lantai buatan. Olahhraga bolavoli dapat dimainkan dan di ikuti oleh
semua usia dan tingkat kemampuan (Veira dan Fergusson, 2000 : 2). Tujuan
21
permainan bolavoli adalah memasukkan bola ke daerah lapangan lawan dengan cara
melewati net yang di pasang di tengah lapangan. Tujuan utama dari setiap tim
bolavoli adalah memukul bola kedaerah bidang lapangan lawan sedemikian rupah
sehinggah lawan tidak dapat mengembalikan bola.
Minat masyarakat Indonesia terhadap olahraga bolavoli cukup menggembirakan
namun nampaknya perkembangan untuk pencapaian prestasi masi belum
menggembirakan. Peningkatan prestasi bolavoli tidak terlepas dari perkembangan
pembinaan pemain-pemain di daerah, baik di tingkat sekolah menengah umum
(SMU) maupun ditingkat Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta (PTN/PTS).
Pembinaan prestasi bolavoli baik daerah tingkat I (Kabupaten) maupun daerah tingkat
II (Provinsi) mampu memberikan sumbangan terhadap pencapaian prestasi secara
Nasional. Upaya peningkatan perkembangan bolavoli di daerah-daerah dapat dimulai
di sekolah-sekolah ataupun di perguruan Tinggi Swasta dan Negeri lewat club-club
yang terbentuk di Perguruan Tinggi masing-masing, baik Perguruan Tinggi yang ada
di daerah maupun yang di tingkat Kota dan Provinsi.
Dari sekian banyak Penelitian yang berkaitan dengan permainan bolavoli, mulai
dari servis, passing, smesh, membendung dan bahkan posisi pemain semuanya sudah
dilakukan penelitian baik secara kuantitatif maupun kualitatif, namun pada penelitian
ini diharapkan akan lebih memperjelas sejauh mana peranan pelatih dan guru guna
peningkatan prestasi dibidang olahraga bolavoli terkait dengan servis agar nantinya
bisa mengasilkan teori yang bisa dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya.
Pada kesempatan ini penelitian ini akan mencoba mempokuskan penelitianya pada
22
Mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Makassar yang gemar
bermain bolavoli dan kususnya lagi bagi Mahasiswa yang masuk club bolavoli
Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Makassar karena dalam pencapaian
prestasi olahraga bolavoli baik di tingkat Lokal dan Nasional mereka masih banyak
kekurangan dalam penguasaan keterampilan, baik dari segih teknik dan taktik. Para
pemain bolavoli yang tergabung dalam club bolavoli Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Makassar ini termasuk pemain yang sudah sering mengikuti
pertandingan baik di daerah Kabupaten maupun di tingkat Provinsi yang ada di
indonesia bagian timur, namun demikian sesuai dengan pengamatan dan observasi
selama menjadi Mahasiswa club bolavoli Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas
Negeri Makassar tidak mampu menggunakan servis lompat dengan baik dan bahkan
setiap melakukan servis lompat dalam pertandingan yang di ikutinya selalu terjadi
ketidak efektipan pertandingan serta mengalami kegagalan karena banyak kesalahan
dalam penempatanya.
Perkembangan permainan bolavoli semakin meluas sebagai akibat dari
pembinaan yang matang dan berkesinambungan sehingga melahirkan berbagai versi
dan permainan-permainan ini rekreatif mudah namun sering di kompetisikan. Dalam
permainan ini baik bolavoli pantai ataupun voli mini para pemain juga dituntut untuk
bisa menguasai semua teknik-teknik yang ada seperti : servis (service), operan
(passing), umpan (set up), smash (spike), bendungan (block), system pertahanan
(defence), system penyerangan (ofence). (M. Yunus, 1992, Strand dan Wilson, 1993 ;
Veira dan Fergusson, 2000).
23
Suatu tim bolavoli dikatakan baik dan tangguh adalah jika suatu tim mampu
melakukan perminan dengan baik. Untuk mendapatkan kerja sama tim yang baik
dibutuhkan pemain-pemain yang dapat menguasai bagian-bagian dari berbagai
macam teknik dasar sehinggan dapat memainkan bola dalam segalah posisi dan
situasi dengan cepat dan tepat artinya tidak membuang-buang energi serta waktu
sesuai dengan hasil yang dikehendaki. Dalam penguasaan keterampilan bolavoli
diperlukan suatu pemilihan jenis dan metode yang benar-benar efektif serta
diperlukan juga penanganan yang benar dan mendalam. Kesalahan sekecil apapun
dalam menyampaikan baik tentang teknik dasar atau yang lainnya akan berakibat
fatal dikemudian harinya. Kesalahan yang sering terjadi biasannya akibat dari
kesulitan pemain dalam penguasaan keterampilan atau faktor lain yang terkait seperti
: kualitas biometrik, kapasitas motorik, kapasitas psikologis guru maupun pelatih
(Tudor O. Bompa, 1990 : 336).
Penguasaan keterampilan bolavoli tidak dapat terlepas dari penguasaan teknik
dasar permainan bolavoli. Salah satu teknik dasar bolavoli adalah servis. Teknik
servis merupakan teknik dasar permainan bolavoli yang mesti dikusai seorang pemain
karena servis merupakan pukulan pertama kali sebagai tanda dimulainya permainan.
Pulukan servis harus dilkukan dengan kuat, keras dan tepat pada sasaran agar lawan
sulit untuk dapat mengembalikan bola sehingga dapat memperoleh angka. Dalam
penguasaan teknik servis diperlukan proses latihan yang intensif, teratur dan
dilakukan sejak dini. latihan yang dilakukan sejak dini dimungkinkan dapat dilakukan
pembinaan dan latihan dalam rentang waktu yang lama, sehingga memungkinkan
24
untuk dapat menguasai teknik servis dengan sempurna. Servis ada beberapa jenis
yang kesemuanya memiliki kelebihan dan kekuranganya masing-masing. Servis
antara lain servis tangan bawah (underhand service), servis samping (side arm
service), servis tangan atas (overhend service) dan servis lompat. Setiap pemain harus
menguasai setidaknya 2 jenis servis dasar yaitu service underhand (tangan bawah)
dan overhand floater (mengambang). Prioritas dalam servis adalah konsistensi dalam
menyeberangkan bola mendekati 100% setiap kali bermain. Semua pemian dapat
melakukan service underhand dengan mudah maka pemain harus mempelajari servis
yang lebih efektif.
Servis mengambang adalah servis selanjutnya yang dapat anda pelajari. Disebut
mengambang karena bola yang dipukul bergerak kekiri dan kekanan dan keatas dan
kebawa pada saat melintasi net. Hal ini terjadi karena bola dipukul tidak berputar.
Putaran membuat bola stabil di udara, tampa putaran bola ini akan tampak bergerak
dan meloncat. Gerakan bola ini sama seperti knuckle (lemparan pisang) pada
lemparan baseball.
Setelah kedua teknik dasar ini dikuasai maka mulailah belajar teknik lain yang
lebih canggih. Servis canggih yang popular adalah servis topspin, servis mengambang
melingkar (roundhouse floater), dan servis lompat (Viera Barbara L, 2004 : 28)
Servis lompat merupakan servis yang sangat popular dan canggih sehinggah
paling sering digunakan dalam pertandingan bolavoli dewasa ini khususnya pemain
putra baik di Daerah maupun di tingkat Provinsi dan baik yang sipatnya Regional,
Nasional dan Internasional. Khususnya kompetisi-kompetisi antar club umum dan
25
Perguruan Tinggi. Di samping karena servis ini sangat keras sehingga dimungkinka
lawan sangat kesulitan untuk mengembalikannya, sehingga hampir semua kompetisi
baik Regional maupun Nasional dan Internasional menggunakan servis lompat agar
mampu mendapatkan poin pada servis tersebut. Walaupun demikain kenyataan
dilapangan masi banyak kekurangan dan ketidak efektifan servis lompat ini
dikarenakan karena servis ini sangat rumit sehingga para pemain sering sekali
mekakukan servis ini dengan tingkat keberhasilan yang rendah, sehingga pencapaian
prestasi dengan mengunakan servis lompat yang merupakan salah satuh teknik
memenangkan pertandingan di club-club umum dan Mahasiswa belum maksimal, ini
dimungkinkan karena masi adannya faktor yang terkadang kurang diperhatikan
diantaranya penguasaan teknik servis itu sendiri terutama dalam kemampaun dasar
penempatan bola servis di lapangan, selain itu servis lompat selain dari penguasaan
teknik dasar yang harus dikuasai diperkirakan pemain juga harus memiliki tingkat
kemampuan motorik yang tinggi dalam hal ini kapasitas fisik sehingga penempatan
bola bisa lebih baik. Penempatan bola servis dilapangan yang tidak tepat
menyebabkan servis yang dilakukan tidak terarah dan sering keluar lapangan
akibatnya pertandingan tidak berjalan efektif.
Di lapangan sering kali dijumpai guru pendidikan jasmani atau pelatih olahraga
dalam memberikan materi servis kurang memperhatikan sasaran mana yang akan
dituju. Hal ini merupakan tanggung jawab atau tugas bagi guru pendidikan jasmani
atau pelatih olahraga untuk memberikan materi servis dengan mengunakan sasaran
sehingga servis dapat dilakukan dengan tepat pada sasaran yang di inginkan. Latihan
26
ketepatan bola servis ini biasa diberikan setelah pemain dapat menguasai teknik
servis dengan benar. Metode latihan yang sesuai sangat dibutuhkan untuk penguasaan
kemampuan dasar penempatan bola servis dilapangan.
Ada beberapa metode latihan ketepatan bola servis yang dapat di gunakan
diantaranya metode latihan servis dengan sasaran tetap dengan metode latihan servis
dengan sasaran berubah. Kedua metode latihan ini menggunakan sasaran tertentu
dalam lapangan.
Ketepatan bola servis selain dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti metode
latihan yang digunakan, juga dipengaruhi oleh faktor internal. Salah satu faktor
internal yang mempengaruhi penempatan bola servis adalah kemampuan motorik
(kemampuan gerak dasar). Dengan kemampuan motorik dalam hal ini kapasitas
motorik yang baik maka dimungkinkan ketepatan bola yang baik pula, sehingga perlu
dilakukan latihan kemampuan yang sungguh-sungguh, terarur dan kontinyu agar
terjadi peningkatan terhadap kemampuan gerak seorang pemain, sehinggah nantinya
penempatan servis lompat semakin baik. Kemampuan gerak (motor ability)
mempunyai pengaruh dalam latihan ketepatan servis lompat, dengan kemampuan
dasar itulah yang kemudian berpereran sebagai landasan bagi perkembangan
keterampilan. Selain itu keterampilan banyak tergantung pada kemampuan dasar,
keseimbangan, kecepatan reaksi, fleksibilitas sehingga membutuhkan akselerasi
latihan yang tepat.
Menurut Magil (1980 : 8) belajar gerak dapat di artikan sebagai perubahan dari
individu yang dicapai oleh individu sedagai hasil praktek. Didalam belajar gerak
27
materi yang dipelajari adalah polo-pola gerak keterampilan tubuh, misalnya gerak-
gerak olahraga.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dipandang perlu di adakan
penelitian mengenai “Pengaruh Metode Latihan dan Kemampuan Motorik
Terhadap Ketepatan Servis Lompat Bolavoli”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah maka, masalah penelitian dapat
dirumukan sebagai beikut :
1. Adakah perbedaan pengaruh antara metode latihan sasaran tetap dan berubah
arah terhadap ketepatan servis lompat bolavoli?
2. Adakah perbedaan hasil ketepatan servis lompat bagi mereka yang memiliki
kemampuan motorik tinggi dan rendah bolavoli?
3. Adakah pengaruh interaksi antara metode latihan dan kemampuan motorik
terhadap ketepatan servis lompat bolavoli?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang ada maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh antara metode latihan sasaran tetap dan
berubah arah terhadap ketepatan servis lompat bolavoli.
2. Untuk mengetahui perbedan hasil ketepatan servis lompat bagi mereka yang
memiliki kemampuan motorik tinggi dan rendah bolavoli.
3. Untuk mengetahui pengaruh interaksi antara metode latihan dan kemampuan
motorik terhadap ketepatan servis lompat bolavoli.
28
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini nanti diharapkan dapat bermanfaat untuk :
1. Sebagai bahan pengetahuan bagi penulis itu sendiri.
2. Memberikan salah satu alternatif yang baik bagi pelatih maupun guru pendidikan
jasmani dalam memberikan materi ketepatan servis lompat bolavoli.
3. Memberikan wawasan kepada pelatih dan guru pendidikan jasmani tentang
perbedaan hasil ketepatan servis lompat bagi mereka yang memiliki kemampuan
motorik yang berbeda?
4. Meningkatkan keterampilan pemain dalam ketepatan servis lompat bolavoli.
5. Menambah kasanah keilmuan dalam dunia keolahragaan.
29
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
A. KAJIAN TEORI
1. Metode Latihan
Metode latihan adalah cara atau alat untuk mencapai tujuan. Menurut Suharno
(1984 : 1) metode latihan dalam olahraga adalah cara-cara melakukan gerakan
dengan runtun untuk menguasai sasaran serta menguasai gerak secara otomatis dan
benar. Metode latihan adalah prosedur dan cara pemilihan jenis latihan dan
penataanya menurut kadar kesulitan kompleksitas dan berat badan (Yosef
Nossek, 1982 : 15) jadi dapat disimpulkan bahwa metode latihan adalah cara kerja
yang bersistem untuk memudahkan pemberian atau pelaksanaan latihan guna
membantu pemain dalam mencapai tujuan yang di inginkan.
Latihan adalah proses sistematis dari berlatih dan bekerja yang dilakukan
secara berulang-ulang semakin hari semakin bertambah beban latihanya atau
pekerjaanya (Harsono, 1988 : 101) latihan merupakan suatu proses yang sangat
kompleks yang diorganisir dan direncanakan secara sistematis secara bertahap
serta dilaksanakan secara berkelanjutan dengan tujuan meningkatkan prestasi
olahraga. Pendapat yang senada disampaikan Mulyono (1993 : 1) latihan adalah
proses kerja yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan dimana
beban dan intensitas latihan semakin hari semakin bertambah sehingga pada
akhinya akan memberikan rangsangan secara menyeluruh terhadap tubuh yang
30
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan fisik serta mental secara bersama-sama
(Tudor O Bompa, 1994 : 4) latihan adalah merupakan aktivitas olahraga yang
sistematik dalam waktu yang lama, ditingkatkan secara progresif dan individual
yang mengarah pada ciri-ciri fisiologis dan fsikologis manusia untuk mencapai
sasaran yang telah ditentukan. Latihan yang sistematis adalah latihan yang
dilakukan secara teratur dan latihan tersebut berlangsung beberapa kali dalam satu
minggu tergantung pada stadart atlet dan periode latihan. Latihan tersebut
dilaksanakan berdasarkan suatu sistem yang mengikuti suatu prinsip-prinsip
latihan yang bersifat dasar.
A. Prinsip-Prinsip Latihan
Prinsip-prinsip latihan adalah garis-garis pedoman yag hendaknya
dipergunakan dalam latihan yang terorganisir dengan baik. Prinsip-prinsip
semacam ini menunjuk pada semua aspek atau tugas latihan prinsip-prinsip itu
menentukan corak dan isi latihan, sasaran dan metode latihan serta organisasi
latihan. Harsono (1988 : 122) mengemukakan prinsip-prinsi dasar latihan
yang dapat diterapkan pada setiap cabang olahraga antara lain (1) prinsip
beban lebih (over load principle) (2) prinsip perkembangan menyeluruh (3)
prinsip spesialisasi dan (4) prinsip individualisasi.
Prinsip dasar yang perlu diperhatikan dalam latihan meliputi prinsip beban
berlebih, prinsip perkembangan menyeluruh, prinsip kekususan latiahan,
prinsip pemulihan, prinsip individual dan prinsip reversible. Prinsip-prinsip
ini perlu dijadikan dasar pembuuatan program dan pelaksanaan latihan.
31
penerapan prinsip-prinsip latihan yang benar akan lebih memperbesar
kemungkinan tercapainya tujuan yang di inginkan. Prinsip-prinsip dasar
latihan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Latihan Beban Berlebih (Overload Principle)
Sebagian besar sistem fisiologi dapat menyesuaikan diri pada tuntutan
fungsi yang melebihi dari apa yang biasanya dijumpai (Pate R Etol, 1993 :
318) peningakatan beban latihan yang dilakukan secara progresif yang artinya
peningkatan beban secara teratur dan bertahap sedikit demi sedikit sampai
pada level yang maksimum dan tidak melebihi kemampuan. Dengan
pemberian beban yang dilakukan secara bertahap yang kian hari kian
meningkat jumlah pembebananya akan memberikan peningkatan jumlah
pembebanannya sehingga akan memberikan peningkatan kemampuan fisik
secara evektif.
Setelah latihan beberapa kali, tubuh akan beradaptasi terhadap beban
yang diatasinya. Jika beban latihan telah mencapai suatu kriteria tertentu
tubuh akan terbiasa dengan beban tersebut dan apabilah beban itu tidak di
naikkan maka kemampuannya tidak akan berubah oleh karena itu beban
latihan harus ditambah sedikit demi sedikit untuk meningkatkan
perkembangan tubuh.
2. Prinsip Perkembangan Menyeluruh
Dalam upaya meningkatkan prestasi olahraga, prinsip perkembangan
menyeluruh ini harus diterapkan. Menurut Harsono (1988 : 102) yang
32
menyatkan bahwa secara fungsional spesialisasi dan kesempurnaan
penguasaan suatu cabang olahraga di dasarkan pada perkembangan
multilateral.
Prinsip perkembangan menyeluruh ini terutama harus diterapkan pada
periode awal latihan, sebab perkembangan menyeluruh ini merupakan
landasan dalam pelaksanaan latihan selanjutnya. Meskipun pada akhirnya
tujuan latihan adalah pengembangan kemampuan yang bersifat khusus namun
kemampuan yang bersifat khusus harus di dasari oleh kemampuan kondisi
fisik yang baik secara menyeluruh.
3. Prinsip Kekhususan (Prinsip Spesialisasi)
Menurut Soekarman (1987 : 60) latihan itu harus khusus untuk
meningkatkan kekuatan atau system energi yang digunakan dalam cabang
olahraga yang bersangkutan. Program latihan yang dilakukan harus bersifat
khusus disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai. Khususan tersebut yaitu
menyangkut system energi serta pola gerakan (keterampilan) yang sesuai
dengan nomor olahraga yang dikembangkan. Bentuk-bentuk latihan yang
dilakukan harus bersifat khas, sesuai cabang olahraga tersebut. Baik pola
gerak, jenis kontraksi otot, maupaun kelompok otot yang dilatih harus
disesuaikan dengan jenis olahraga yang dikembangakan.
4. Prinsip Pemulihan
Penggunaan prinsip ini cukup besar manfaatnya dalam proses
pelaksanaan latihan. Menurut Suharno H. P (1984 : 17) manfaat prinsif
33
interval ini antara lain : menghindari terjadinya over training, memberikan
kesempatan organisme atlet untuk beradaptasi terhadap beban latihan dan
pemulihan tenaga kembali bagi atlit dalam proses latihan. Dalam suatu latihan
tubuh harus mendapatkan pulih asal yang cukup. Dengan pulih awal yang
cukup, tubuh akan siap kembali melaksamanakan aktivitas latihan selanjutnya.
jika ada waktu pemulihan yang cukup, atlet akan mengalami kelelahan yang
berat dan berakibat penampilan akan menurun. Interval yang cukup juga dapat
memberikan kesempatan pada tubuh untuk beradaptasi dengan beban latihan
sehingga dapat diperoleh sumber kompensasi yang baik.
5. Prinsip Individual
Manfaat latihan akan lebih berarti jika program latihan tersebut
direncanakan berdasarkan karakteristik dan kondisi individu atlet. Oleh karena
itu faktor-faktor karakteristik individu harus dipertimbangkan untuk
menyusun dan memberikan latihan. Faktor-faktor seperti umur, jenis kelamin,
bentuk tubuh, kedewasaan, latas belakang pendidikan, lamanya berlatih,
tingkat kesegaran jasmani, ciri-ciri psikologisnya, semua itu harus
dipertimbangkan dalam mendesain program latihan (Harsono, 1988 : 112-
113)
6. Prinsip Reversibilitas
Berdasakan prinsif ini, latihan fisik harus secara teratur dan kontinyu.
Menurut Soekarman (1987 : 60) setiap hasil latihan kalau tidak dipelihara
akan kembali keadaan semulah. Latihan yang teratur dan kontinyu akan
34
membawa tubuh untuk dapat segera menyesuaikan diri dengan ransangan
yang diberikan.
Latihan ketepatan servis bolavoli dibutuhkan suatu metode latihan yang
sesuai agar mencapai tujuan yang di inginkan yaitu dapat dengan tepat
menempatkan bola servis pada bidang sasaran yang di inginkan untuk itu
dibutuhkan rangsangan. Rangsangan-ransangan itu salah satunya dapat berupa
angka atau nilai. Sasaran dengan nilai yang tinggi berarti tingkat kesulitan
untuk ketepatan bola servis juga tinggi dan sebaliknya nilai yang rendah
diberikan untuk tingkat kesulitan ketepatan bola servis yang rendah. Ada
beberapa metode yang bisa digunakan dalam melatih ketepatan bola servis,
diantaranya adalah metode latihan ketepatan bola servis dengan sasaran tetap
dan metode latihan ketepatan bola servis dengan sasaran berubah arah.
B. Tujuan Latihan
Tujuan latihan menurut Tudor O. Bompa (1990 : 3-5) disampaikan bahwa
dalam rangka mencapai tujuan utama latihan yaitu puncak penampilan prestasi
yang lebih, perlu kiranya memperhatikan tujuan-tujuan latihan sebagai berikut :
1) Mencapai dan merperluas perkembangan fisik secara menyeluruh.
Tujuan ini merupakan dasar-dasar latihan yang sangat penting karena
menyangkut peningkatan daya tahan umum, kekuatan dan kecepatan,
memperbaiki fleksibilitas untuk pelaksanaan gerak memiliki tingkat
koordinasi yang tinggi dan akhirnya mencapai perkembangan tubuh secara
harmonis.
35
2) Menjamin dan memperbaiki perkembangan fisik khusus sebagai suatu
kebutuhan yang telah ditentukan di dalam praktek olahraga. Pengembangan yang
perlu ditekankan adalah pengembangan kekuatan absolut dan relatif, massa
otot dan elastisitasnya, pengembangan kekuatan daya tahan otot, memperbaiki
waktu reaksi dari pengembangan terhadap koordinasi dan fleksibilitas.
3) Menanamkan kualitas kemauan melalui latihan yang mencukupi serta
disiplin untuk tingkah laku, ketekunan dan keinginan untuk menanggulangi
kerasnya latihan dan menjamin persiapan psikologis.
4) Mempertahankan keadaan kesehatan.
Realisasi tujuan ini menuntut tes kesehatan yang teratur, tepat antara intensitas
latihan dengan kapasitas usaha individual, latihan berat yang secara selang-
seling dengan fase program yang diperhatikan dengan tepat, menelusuri
penyakit atau cidera, dan yang lebih penting adalah melalui latihan harus
membuat orang menjadi lebih sehat.
5) Mencegah cidera melalui pengamanan terhadap penyebabnya dan juga
meningkatkan fleksibilitas di atas tingkat tuntutan untuk melaksanakan
gerakan yang lebih penting, memperluas otot, tendon dan ligamen khususnya
selama fase-fase awal, mengembangkan kekuatan dan elastisitas otot sampai
tingkat tertentu sehingga akan mengindarkan diri dari kemungkinan cidera
sewaktu melakukan gerakan-gerakan yang tak terbiasa.
36
6) Memberikan sejumlah pengetahuan teoritis yang berkaitan dengan dasar-dasar
fisiologis dan psikologis latihan, perencanaan gizi dan regenerasi. Pendekatan
yang perlu mendapat perhatian untuk mencapai tujuan latihan yang utama
adalah mengembangkan dasar-dasar latihan secara fungsional yang
diarahkan untuk mencapai tujuan khusus sesuai dengan kebutuhan cabang
olahraga tertentu. Pengembangan daya tahan umum kemudian menuju pada
persiapan yang lebih khusus atau anaerobiknya.
C. pengaruh Latihan
Latihan yang dilakukan secara sistematis, teratur dan kontinyu dengan dosis
yang cukup akan menyebabkan perubahan-perubahan tubuh yang mengarah
pada peningkatan kemampuan tubuh untuk melaksanakan kerja yang lebih
berat dengan lebih baik. Perubahan-perubahan ini antara lain adalah :
1) Perubahan sistem dan fungsi organisme dalam tubuh.
Pengaruh latihan terhadap perubahan sistem dan fungsi organisme dalam
tubuh tersebut terdiri dari :
a) Perubahan biokimia dan sistem otot rangka.
Kegiatan fisik yang dilakukan secara teratur dan kontinyu dapat
merangsang kerja enzim di dalam tubuh dan merangsang pertumbuhan sel
otot (hypermetropi). Hal ini sesuai dengan pendapat Guyton A. C
(1983 : 190) bahwa dengan latihan akan terdapat peningkatan jumlah
37
mitochondria dalam otot rangka dan meningkatkan aktivitas enzim
untuk metabolisme energi baik secara aerobik maupun anaerobic.
b) Perubahan kardiorespirasi.
Latihan secara fisik akan dapat meningkatkan kapasitas total
paru-paru dan volume jantung, sehingga kesegaran atlet akan meningkat
pula. Hal ini terjadi sebagai akibat adanya rangsangan yang diberikan
terhadap tubuh. Sehubungan dengan hal ini Fox, Merle L. Foss,
Steven J (1998 : 24) menyampajkan bahwa adaptasi atlet yang baik
ditandai adanya perubahan fisiologis, yaitu :
- Frekwensi denyut nadi berkurang dan denyut jantung keras waktu
istirahat.
- Pengembangan otot jantung (delatasi)
- Haemoglobin (Hb) dan glikogen dalam otot bertambah.
- Frekwensi pernapasan turun dan kapasitas vita bertambah.
Dari uraian tersebut bahwa dengan latihan fisik akan dapat
menyebabkan kemampuan kerja jantung dan pernapasan. Sehingga hal itu
akan dapat meningkatkan kesegaran jasmani atlet secara umum.
2) Perubahan mekanisme organisme sistem syaraf.
Dalam melakukan latihan olaliraga gerakan yang dilatih selalu
diulang-ulang secara teratur. Melalui pengulangan gerakan secara teratur
tersebut akan dapat memperoleh koordinasi gerakan sehingga terjadi
38
otomatisasi dalam gerakan. Hal tersebut sesuai dengan, pendapat Tudor O.
Bompa (1990 : 132) bahwa dengan berlatih secara teratur dan waktu
pengulangan (repetition) yang resisten, maka organisme-organisme
mekanisme neurophysiologis kembali akan bertambah baik gerakan yang
semula sukar dilakukan lama-kelamaan akan merupakan gerakan yang
otomatis dari reflektif yang semakin kurang membutuhkan konsentrasi pasif
syaraf daripada sebelum melakukan latihan tersebut.
D. Mekanisme Kontraksi Otot
Secara umum olahraga bolavoli otot-otot utama yang perlu dilatih adalah
otot bahu, dada, lengan, perut, paha, tungkai bagian bawah, dan otot
pergelangan kaki dan tangan. Gerakan dalam latihan sasaran tetap dan latihan
berubah arah pada pukulan servis secara keras dan tepat, dimana untuk
memukul bola diyakini berdasarkan kontraksi reflek serabut-serabut otot
sebagai akibat pembebanan yang cepat dari serabut-serabut otot yang sama.
Reseptor sensori utama yang bertanggung jawab atas deteksi pemanjangan
serabut-serabut otot yang cepat ini adalah muscle spindle, yang mampu memberi
respon kepada besaran dan kecepatan perubahan panjang serabut-serabut otot,
Jenis respon peregangan lainnya, yakni organ tendon golgi, terletak dalam
tendon-tendon dan memberi respon terhadap tegangan yang berlebihan sebagai
akibat kontraksi yang kuat atau peregangan otot (Radcliffe, J.C, Farentinos,
R. C., 1985 : 111)
39
E. Sistem Energi
Setiap melakukan kerja atau aktivitas memerlukan energi kemampuan fisik.
Untuk melakukan kerja tergantung kepada energi yang ada di dalam tubuh.
Sehingga energi dapat diartikan sebagai kapasitas untuk melakukan kerja.
Program latihan yang efektif akan tanpak pada cara latihan yang baik sesuai
dengan system energinya. Ketentuan-ketentuan system energi dari berbagai
macam olahraga, menyatakan bahwa sumber energi yang tepat tergantung
terutama pada waktu dan intensitasnya. Tanpa perlu memperinci sifat-sifat
dari cabang olahraga tersebut, waktu merupakan hal yang terpenting untuk
diperhatikan (Muchsin Doewes 2008 )
Sumber utama energi untuk aktivitas adalah anaerob, tetapi peningkatan
kapasitas aerob juga penting karena kapasitas aerob untuk mempercepat
pemuluhan dari keletihan yang ditimbulkan oleh kegiatan-kegiatan anaerob,
sekaligus menunda timbulnya keletihan (Muchsin Doewes 2008). Selanjutnya
Muchsin Doewes (2008 ), mengatakan dalam perencanaan program latihan
kedua system energi itu secara vital terlibat dalam kinerja kompetitif yang
keduanya harus dipertimbangkan.
Muchsin Doewes (2008), juga mengatakan kegiatan intermiten pada
kebanyakan permainan beregu dan lapangan menghendaki energi anaerob
untuk komponen berdaya tinggi dan energi aerob untuk pemulihanya dimana
tuntutan-tuntutanya aktivitasnya menurun selama pertandingan. Bedasarkan
hal tersebut diatas cabang olahraga voli yang salah satunya olahraga
40
permainan beregu dan lapangan (Intermitent) dapat dikatakan dominant energi
sistemnya adalah : Alactacid (ATP-CP), Lactacid.
Tabel 1: Sumber-Sumber Energi Utama untuk Berbagai Aktifitas (Rushall BS. Pyke FS, 1990 : 18)
Activity Duration Dominant Phsilogical Attribute
Dominant Energy System
Short explosive Effort: Jump, Hit
< 5sec
Muscular Strength, Speed, Power
Alactacid (ATP-CP)
Short Sprint (High Power)
5-10 sec
Muscular Strength, Speed, Power
Alactacid (ATP-CP)
Sustained Sprint (High Power)
10-60 sec
Muscular Strength, Speed, Power, Muscular Endurance
Lactacid
Middle distance (Moderate Power)
60”– 10 min
Muscular Endurance, Aerobic Endurance, Anaerobic Threshold
Lactacid Aerobic
Long Distance (Low Power)
10 – 60 min
Aerobic Endurance, Anaerobic Threshold
Aerobic
Marathon (Low Power)
60+min
Aerobic Endurance, Anaerobic Threshold, fuel availability
Aerobic
Intermittent (High & Low Power)
60+min
Muscular Strength, Speed, Power, Muscular Endurance Aerobic Endurance, Anaerobic Threshold, fuel availability
Alactacid (ATP-CP) Lactacid Aerobic
41
Tabel 2 : Berbagai Olahraga dan System Energi Yang Utama atau
Dominan (Fox, E.L., Bowers, R.W. dan Foss, M.L, 1993 : 290)
SPORTS OR SPORT
% EMPHASIS ENERGY
BY ACCORDING SYSTEMS
ACTIVITY
ATP - PC and LA
LA and O2
O2
1. Baseball
80
15
5 2. Basketball
60
20
20
3. Fencing
90
10
4. Field hockey
50
20
30
5. Football 90 10 6. Golf
95
5
7. Gymnastics
80
15
5 8. Ice hockey
a. Forward, defense 60 20 20 b. Goalie 90 5 5 9. Lacrosse
a. Goalie, defense, attacker
50
20
30
b. Midfielders, man-down
60
20
20 10. Rowing
20
30
50
11. Skiing
a. Slalom, jumping 80 15 5
b. Downhill c. Cross-country
50 5
30 10
20 85
d. Recreational
20
40
40 12. Soccer
a. Goaiie, wings, strikers
60
30
10
b. Halfbacks, or link men
60
20
20 13. Swimming and diving
a. diving
98
2
b. 50 m
c. 100 m 90 80
5 15
5 5
d. 200 m
30
65
5 e. 400 m
20
40
40
f. 1500 m, 1650 yd
10
20
70 14. Tennis 70 20 10
15. Track and field
a. 100, 200 m 95-98
2-5
b. Field events 95-98 2-5
c. 400 m
80
15
5 d. 800 m
30
65
5 e. 1500 m (1 miles) 20-30 20-30 40-60
f. 3000 m (2 miles)
10
20
70 g. 5000 m (3 miles)
10
20
70
h. 10.000 m ( 6 miles) (crcountry)
5
15
80 i. Marathon
negligible 5
95
16. Volleyball
80
5
15 17. Wrestling
90
5
5
42
Energi yang digunakan tubuh untuk melakukan kerja dipasok dari makanan
yang kita makan, tetapi energi tersebut tidak dapat diserap langsung dari makanan tersebut.
Tetapi menurut Fox, Merle L. Foss, Steven J (1998 : 270) "diperoleh persenyawaan
yang disebut ATP "(Adenosine Triphospate)". Persenyawaan ATP itu dihasilkan dari
penguraian makanan yang dimakan.
Gambar 1 : Siklus Energi Biologi (Fox, E. L., Bowers, R.W. dan Foss M. L., 1993 : 14)
Kemudian lebih lanjut Fox, Merle L. Foss, Steven J. (1998 : 19)
menjelaskan "struktur ATP terdiri dari satu komponen yang sangat komplek
yaitu adenosine dan tiga bagian lainnya yaitu kelompok-kelompok fospat".
Gambar 2 : Struktur ATP (Fox, Merle L. Foss, Steven J, 1998 : 19)
43
Kedua fosfat yang terakhir merupakan hubungan yang berenergi tinggi, yaitu
apabila hubungan tersebut dilepas, maka akan mengeluarkan energi yang
tinggi. ATP dan Pi, maka sejumlah energi akan keluar seperti terlihat pada
gambar.
Gambar 3. Hubungan Kedua Fosfat Berenergi Tinggi (Fox, Merle L. Foss,
Steven J, 1998 : 21)
Menurut Fox, Merle L. Foss, Steven J. (1998 : 19), pemecahan satu mole
ATP mengeluarkan energi sebesar 7-12 kilo kalori. Pada saat istirahat seluruh
tubuh energi yang digunakan oleh otot sebanyak 1,3 kilo kalori. Pada saat
istirahat seluruh tubuh energi yang digunakan oleh otot sebanyak 1,3 kilo
kalori setiap menitnya. Dalam 1-2 menit kebutuhan energi meningkat sampai
35 kcal/menit, maka kebutuhan ATP akan besar. Sedangkan ATP yang
tersedia dalam otot hanya 4-6 milimol / kg otot. Untuk aktivitas yang
berlangsung terus menerus ATP yang tersedia hanya dapat digunakan selama
3 detik. Sehingga harus ada mekanisme untuk dapat memenuhi kebutuhan
44
energi, mekanisme ini dikenal sebagai resintesa ATP dari ADP dan Pi. Ada
tiga proses untuk memproduksi ATP menurut Fox, Merle L. Foss, Steven J.
(1998 : 20-26) yaitu :
1. Sistem ATP-PC (Phosphagen). Dalam sistem ini resintesa ATP hanya berasal
dari suatu persenyawaan phosphocreatine (PC).
2. Sistem glykolysis anaerobik atau asam laktat. Sistem ini menyediakan ATP
dari sebagian pemecahan glukosa atau glikogen.
3. Sistem aerobik atau sistem oksigen. Sistem ini terdiri dari dua bagian. Bagian
A merupakan penyelesaian dari oksidasi karbohidrat. Bagian B merupakan
penyelesaian dari oksidasi lemak. Kedua sistem ini perjalanan terakhir
oksidasinya melalui siklus kreb's.
F. Metode Latihan Ketepatan Servis Lompat dengan Sasaran Tetap.
Metode latihan ketepatan bola servis lompat dengan sasaran tetap adalah
suatu metode atau cara untuk melatih ketepatan servis lompat dengan
menggunakan sasaran yang sama secara terus menerus dan tidak mengubah
sasaran sebelum satu set dapat diselesaikan. Sasaran yang dimaksud adalah
daerah dalam lapangan bolavoli yang sudah diberi nomor 1 sampai 6.
Daerah sasaran dibuat pada salah satu sisi lapangan yang enam daerah
sasaran yang sama besar, tiga di daerah garis belakang dan tiga di sepanjang
net. Daerah itu diberi nomor searah jarum jam, dimulai dengan nomor 1
sampai di posisi kanan belakang kemudian daerah pendek di dekat net, di beri
45
nomor 2,3,4 sedang daerah panjang diberi nomor 5,6 dan 1 daerah yang diberi
nomor merupakan daerah sasaran untuk ketepatan bola servis. Servis
dilakukan dari tempat servis dan diarahkan pada daerah sasaran yang ada
dalam lapangan, dengan cara jari kaki depan mengarahkan ke sasaran yang
dimaksud atau lengan yang diarahkan ke sasaran dan pemindahan berat badan.
Dalam latihan ini, sasaran ditentukan oleh pelatih dan tidak berubah sasaran
selama 1 set. ( Viera dan Fergusson. 2000 : 44-43)
0 x
Gambar 4 : Lapangan Latihan Ketepatan Bola Servis dengan Sasaran Tetap
(Viera dan Fergusson, 2000 : 44)
Ketepatan dalam penempatan bola servis selain dipengaruhi oleh faktor
eksternal seperti kecepatan gerak, lebar dan sempitnya gerekan serta jarak yang
ditempuh, dipengaruhi juga oleh faktor internal yaitu konsentrasi. Konsentrasi
yang tinggi sangat diperlukan untuk dapat menghasilkan ketepatan bola servis
5
6
1
4
3 2
46
pada sasaran yang di inginkan. Semakin tinggi kemampuan konsentrasi seseorang
dalam melakukan servis maka dimungkinkan akan menghasilkan ketepatan servis
yang lebih baik.
Ada beberapa kelebihan dari metode latihan sasaran tetep :
1. Metode latihan ketepatan servis lompat dengan sasaran tetap melatih pemain
untuk mempokuskan konsentrasi pada satu sasaran (daerah lawan yang
lemah).
2. Gerakan yang dilakukan secara berulang kali pada sasaran yang sama
diharpakan dapat tersimpan di dalam memori sehingga mampu menjadi
otomatisasi gerak.
3. Sasaran yang telah di tentukan oleh pelatih akan membuat keseragaman dalam
penampilan serta waktu yang digunakan lebih efektif.
Selain memiliki beberapa keuntungan metode latihan ketepatan servis lompat
dengan sasaran tetap memiliki beberapa kelemahan antara lain :
1. Sasaran yang sama yang akan dilakukan berulang-ulang akan menimbulkan
kebosanan bagi pemain sehingga kemungkinan pemain tidak melakukan
secara sungguh-sungguh.
2. Kurangnya memperoleh kesempatan untuk mengembangkan kreatifitas dan
kemampuannya yang sesungguhnya.
G. Metode Latihan Ketepatan Servis Lompat dengan Sasaran Berubah Arah.
Metode latihan ketepatan bola servis lompat dengan sasaran berubah arah
adalah suatu metode atau cara melatih ketepatan bola servis lompat dengan
47
menggunakan sasaran yang berubah-ubah dalam satu set. Sasaran yang
dimaksud adalah daerah yang ada dalam lapangan bolavoli yang sudah diberi
nomor 1 sampai 6. Metode ini menggunakan sasaran pada lapangan bolavoli
yang sudah di desain seperti sasaran desain pada metode latihan sasaran tetap.
Perbedaanya terletak pada pelaksanaan latihanya.
x
Net
Gambar 5 : Lapangan Latihan Ketepatan Servis dengan Sasaran Berubah Arah
(Viera dan Fergusson, 2000 : 45)
Beberapa kelebihan dari metode latihan sasaran berubah arah :
1. Pada metode latihan sasaran berubah arah dimana pemain bebas
menentukan sasaran mana yang diinginkan.
2. Sasaran divariasi sesuai dengan kemampuan pemain.
3. Metode latihan dengan sasaran berubah arah akan merangsang tumbuhnya
kreatifitas karena pemain yang menentukan sendiri sasaran mana yang di
5
6
1
4
3 2
.
48
inginkan. Kemampuan yang pemain berbeda-beda sehingga perlu untuk
dikembangkan.
4. Metode latihan sasaran berubah arah membuat pemain tidak cepat merasa
bosan dalam berlatih karena pemain bisa memvariasi sasaran sesuai
dengan keinginanya sendiri. Kondisi seperti ini sesuai dengan
pertandingan yang sesungguhnya sehingga pemain akan terbiasa dalam
kondisi pertandingan.
5. Hal ini berpengaruh juga pada otot lengan, variasi sasaran yang dilakukan
akan melatih serta membiasakan otot lengan untuk memperkirakan
kekuatan, ketinggian dan jarak yang harus di tempuh agar bola sampai
pada sasaran yang di inginkan serta memperhatikan power otot kaki.
6. Latihan ini akan menbuat konsentrasi pemain lebih cepat terangsang
karena pemain lebih menentukan pilihanya dalam menempatkan bola
didaerah sasaran.
Kelemahan dalam metode latihan berubah arah adalah :
1. Sasaran yang di tentukan sendiri oleh pemain menyebabkan sebagian
pemain kurang dapat memfokuskan pada sasaran. hal ini berpengaruh juga
pada kesungguhan pemain dalam berlatih.
Metode latihan yang tepat akan menghasilkan atau keuntungan strategis
dengan kemampuan anda melakukan servis kedaerah lawan yang lemah. Dalam
latihan ini, anda akan berlatih melakukan servis dengan akurat kesemua titik
dalam lapangan serta akan mengalami peningkatan pada ketepatan servis lompat,
49
baik itu metode latihan sasaran tetap maupun sasaran berubah arah karena metode
latihan ini selain melatih kontraksi otot juga berperan penting dalam melatih
konsentrasi pemain, dimana servis lompat selain merupakan servis yang populer
juga sangat susah untuk dilakukan dengan tepat tampah adanya konsentrasi yang
baik yang ditunjang kemampuan motorik.
2. Belajar Motorik
Untuk dapat memiliki kemampuan motorik perlu mempelajari apa itu belajar
motorik. Pengertian belajar tidak lepas dari pengertian belajar pada umumnya.
belajar adalah suatu perubahan perilaku yang potensial terhadap situasi tertentu
yang diperoleh dari pengalaman yang dilakukan berulang-ulang” (Bower dan
Hilgard, 1987 : 11) belajar dapat di artikan sebagai suatu proses perubahan
tingkah laku berkat interaksi dengan lingkungan (Oemarh, 1981: 40-41) belajar
adalah suatu perubahan pembawaan atau kemampuan yang bertahan dalam jangka
waktu tertentu dan tidak semata-mata disebabkan oleh proses pertumbuhan
(Gagne dalam Sugiyanto, 1991: 33)
Menurut Magil (1980 : 40) belajar motorik adalah proses suatu gerakan yang
ditimbulkan dari rangsangan syaraf otot menjadikan suatu gerakan. Dari
pengertian tersebut jika dikaitkan dengan motorik maka menujjukkan adanya
perubahan penampilan motorik yang dapat diamati dan di ukur dari sikap dan
penampilanya dalam suatu gerakan atau kegiatan tertentu. Karakteristik
penampilan merupakan indikasi dari pengembangan belajar atau penguasaan
keterampilan. (Barnett M. Lisa dan Morgan J. Philip, 2008) Mengembangkan
50
olahraga dianggap tinggi kompetensi melalui kontrol objek pengembangan
keterampilan di masa kanak-kanak dan remaja. Contoh kedua anak laki-laki dan
perempuan dalam menentukan aktivitas fisik remaja partisipasi dan kebugara,
sehingga perlunya intervensi untuk menargetkan dan meningkatkan kompetensi
olahraga dirasakan pemuda.
Penguasaan motorik yang telah dikembangkan menjadikan seseorang dapat
memiliki keterampilan yang lebih baik dari sebelumnya. “Belajar motorik adalah
sebagai perubahan yang bersifat tetap dan sebagai hasil dari latihan atau
pengalaman” (Oxendine, 1984 : 8) menurut Drowasky (1981 : 17) Belajar
motorik adalah proses perubahan atau modifikasi individu sebagai hasil timbal
balik antara latihan dan kondisi lingkungan. Menurut Piaget dalam Brophy (1987
: 134) menyatakan dalam pembelajaran gerak disebut skema sensorimotor yaitu
suatu pembelajaran lebih efisien bila diberikan contoh sehingga dapat meniru dan
dengan instruksi verbal dan gambaran visual dapat mengunakanya sebagai
penuntun terhadap penampilan dan menjadi tambahan kesempatan dalam praktek
dengan umpan balik yang korektif.
Dari beberapa pengertian tersebut, menunjukkan adanya kesamaan pengertian
tenteng proses perubahan perilaku, dan lebih jelasnya dengan menujukan adanya
perubahan penampilan gerak yang dapat diamati, serta menyatakan bahwa belajar
gerak adalah proses latihan dan pengalaman. dengan demikin belajar gerak adalah
proses pembiasaan yang dilakukan dengan latihan yang berulang-ulang yang
51
akhirnya kalau gerakan itu dilakukan dengan baik dan benar maka akan menjadi
otomatisasi gerak.
Belajar dapat digambarkan sebagai proses masukan dan hasil yang secara
tetap dinilai sebagai informasi salah atau benar. Dalam proses belajar gerak
masukan diterima oleh indera penglihatan, pendengaran, dan indera kinestetik.
Selanjutnya masukan tersebut diteruskan ke system syaraf untuk diproses, yang
kemudian ditafsirkan serta disimpan. Pada akhinya masukan tersebut
diterjemahkan dalam bentuk gerak sebagai hasil. Hasil akhir dari proses
pengolahan informasi baik benarnya tindakan gerakan memukul pada servis
lompat kearah sasaran tetap dan berubah arah sesuai metode latihan yang
dilakukan, merupakan masukan atau input bagi respon gerakan melalu sensorik.
Bila gerakan atau hasil pukulan servis lompat kearah sasaran yang benar, maka
pemain tersebut cenderung akan mempertahankanya dan siap untuk tampil lagi.
Bila gerakan dan hasil pukulan servis lompat tidak pada arah sasaran yang di
inginkan maka pelatih mampu melihat sejauh mana tingkat kemampaun motorik
pemain dengan metode latihan yang diberikan apakah sudah sesuai atau belum
dengan tingkat motorik pemain yang berbedah.
3. Kemampuan Motorik (Motor Ability)
Salah satu perbedaan dari setiap individu dalam mengembangkan suatu
keterampilan gerak terletak pada kemampuan motorik. Kemampuan motorik atau
kemampuan gerak dasar, terjemahan dari motor ability. Menurut Kiram (1992 :
11) bahwa motor ability merupakan suatu kapasitas umum yang berkaitan
52
dengan prestasi dengan berbagai macam keterampilan atau lebih tepatnya
dikatakan sebagai a general capacity of the individual that relates to the
performance of skill or task.Kemampuan motorik adalah kapasitas dari seseorang
yang berkaitan dengan pelaksanaandan dan peragaan suatu keterampilan yang
relative melekat (Rusli Lutan, 1998 : 96) kemampaun motorik merupakan kualitas
kemampuan seseorang yang dapat mempermudah dalam melakukan keterampilan
gerak, oleh sebab itu kemampuan gerak dapat dipandang sebagai landasan
keberhasilan masa yang akan datang didalam melakukan keterampilan gerak. ”
Seseorang yang memiliki kemampuan gerak yang lebih baik dari yang lain,
diduga akan lebih berhasil dalam menyelesaikan tugas keterampilan gerak
khusus” Kirkendall (1980 : 213) Sedangkan menurut Sukintaka (2004 : 78)
menjelaskan kemampuan motorik merupakan kualitas hasil gerak individu dalam
melakukan gerak, baik gerakan non-olahraga maupun gerak dalam olahraga atau
kematangan penampilan keterampilan motorik
Sedangkan Ma’mung dkk (2000 : 20) menjelaskan bahwa motor ability atau
kemampuan gerak dasar merupakan kemampuan yang biasa siswa atau atlet
lakukan guna meningkatkan kualitas hidup. Sehingga dapat di katakan bahwa
kemampuan gerakan dasar adalah bentuk gerak yang optimal dari terampil atau
cara persendian bergerek dan membuat gerakan terkoordinasi dalam kaitanya
dalam ruang dan waktu. Lebih lanjut di jelaskan bahwa motor ability atau
kemampuan gerak dasar biasanya dibagi menjadi tiga kategori yautu : lokomotor,
non lokomotor dan manipulatif. Kemampuan lokomotor digunakan untuk
53
memindahkan tubuh dari suatu tempat ketempat lain atau untuk mengangkat
tubuh keatas seperti melompat, berlari, meluncur dan lainnya. Kemampuan non-
lokomotor dilakukan di tempat tampa ada ruang gerak yang memadai seperti
gerakan menekuk, meregang, mendorong, menarik, memutar dan lainnya.
Sedangkan kemampuan manipulatif adalah kemampuan yang biasanya
dikembangkan ketika anak tengah menguasai bermacam-macam objek.
Kemampuan manipulatif lebih banyak melibatkan tangan dan kaki, meskipun
bagian lain juga digunakan.
Menurut Schmidt (1991 : 133) tentang pentingnya motor ability dalam
meningkatkan performance atlet dalam olahraga bahwa “a single, inherited,motor
ability is assumed. This ability presumably underlies all movement or sport tasks.
a person with sirong general motor ability should be effective at nearly any motor
task attempted. Motor ability merupakan faktor pendukung bagi pelaksanaan
suatu keterampilan yang selanjutnya membedakan kemampuan individu. Maka
motor ability itu sendiri juga dapat dipahami semacam suatu faktor pembatas
penampilan gerak seseorang. Motor ability merupakan potensi untuk berhasil
dalam suatu kegiatan. Motor ability merupakan keadaan individu untuk
menunjukkan berbagai kemampuan gerak keterampilan olahraga. Motor ability
adalah kemampuan gerak tunggal yang dapat membawahi semua gerakan atau
tugas-tugas gerak olahraga. Motor ability presumably indicates present athletic
ability. Is denotes the immediate state of the individual to perform in a wide range
of motor ability (Singer, 1980 : 184) atlet yang mempunyai motor ability tinggi
54
akan lebih efektif dalam melakukan semua jenis keterampilan olahraga. Motor
ability membawahi kemampuan-kemammpuan gerak secara keseluruhan.
Dalam bidang gerak, kemampuan gerak dasar disebut gerak motor ability.
Menurut Schmidt (1991 : 133) bahwa general motor ability adalah “ (1) a single,
inherited motor ability (2) this ability presumably underlies all movement or
Sport taks (3) a person with strong general motor ability should be effective at
nearly any motor task attempted kemampuan gerak dasar ini membawahi semua
keterampilan gerak seseorang. Jika seseorang dengan faktor gerak dasar tersebut
besar, kemungkinan akan sukses dalam setiap latihan atau gerak yang
dipraktekkan.
Kemampuan gerak dasar yang dimiliki oleh setiap anak atau atlet merupakan
keterampilan gerak dasar yang dikembangkan secara alamiah sebagia potensi
dasar dari kemampuan fisik yang memungkinkan anak dan atlet bergerak luwes.
Seseorang dapat memiliki salah satuh kemampuan gerak dasar atau kecakapan
motorik yang tinggi, sedangkan kecakapan lainnya rendah. Akan tetapi jika
individu memiliki sejumlah besar dan jenis kemampuan gerak dasar yang tinggi
maka dapat dengan mudah mempelajari keterampilan dalam berbagai keahlian
gerak suatu cabang olahraga.individu yang memiliki tingkat kemampuan gerak
dasar yang rendah, namun memiliki kemampuan yang tinggi untuk menguasai
suatu cabang olahraga maka tidak menutup kemungkinan akan menjadi lebih baik
tingkat keterampilanya dalam penguasaan keterampilan suatu cabang olahraga.
55
hal tersebut disebabkan karena pada dasarnya keterampilan itu adalah sesuatu
yang dipelajari dan melalui latihan dan dapat saja diperkirakan hasilnya.
Misalnya, untuk menjadi seorang pemain bolavoli yang handal dan
berprestasi, seseorang harus memiliki potensi fisik yang memadai yang menjadi
prasyarat penguasaan tingkat keterampilan yang tinggi seperti kelincahan, daya
tahan dan sebagainya. Karena itu dua orang bisa berlatih suatu kegiatan atau
cabang olahraga yang sama, tetapi bisa jadi seseorang dapat dengan mudah dan
tepat menguasai suatu kemajuan sedangkan yang lainnya mengalami frustasi
karena keterampilannya tidak kunjung berkembang. Persoalannya adalah, kedua
orang itu memiliki potensi yang berbeda. Yang pertama memiliki potensi yang
cocok sedangkan yang lainya hanya memiliki potensi yang sangat terbatas.
Terdapat beberapa kemampuan gerak dasar yang secara potensial dapat
menopang pelaksanaan kegiatan latihan olahraga yang memerlukan tingkat
penguasaan yang konpleks dan rumit. Individu yang mampu mengembangkan
kemampuan gerak dasar seperti tersebut, maka besar kemungkinan baginya untuk
menguasai keterampilan suatu cabang olahraga secara baik.
Unsur-unsur yang mendukung perkembangan keterampilan motorik
dikemukakan oleh Peterson dan Bergel dalam M. Sajoto. (1988 : 52) yang
mengatakan bahwa :
Struktur motor ability yang meliputi unsur keseimbangan gerak statis dan
dinamis, kemampuan koordinasi mata dan tangan, kekuatan, kecepatan,
56
kelincahan, kelentukan, dan lainnya merupakan unsur-unsur fisik yang cukup
berpengaruh dalam mempelajari keterampilan motorik.
Rahantoknam (1988 : 120) menjelaskan bahwa “kecakapan individu dalam
mempelajari keterampilan motorik tertentu ditentukan secara luas oleh tingkat
kecakapan persepsi dan kecakapan motorik yang dibutuhkan oleh keterampilan
tersebut”
Dari uraian diatas bahwa kemampuan motorik adalah kapasitas yang dimiliki
seseorang yang terkait dengan penampilan gerak dan seseorang yang memiliki
kemampuan motorik yang tinggi maka akan lebih baik dalam melakukan gerakan
tersebut. Sehingga kemampuan motorik sangat dibutuhkan oleh setiap orang
dalam melakukan gerakan yang akan dilakukan karena kemampuan motorik
merupakan kapasitas seseorang yang berkaitan dengan pelaksanaan atau peragaan
suatu keterampilan yang relatif melekat (Rusli Lutan, 1988 : 96) kemampuan
motorik seseorang dapat mempermudah dalam melakukan gerakan keterampilan.
Oleh sebab itu kemampuan motorik dapat dipandang sebagai landasan
keberhasilan masa datang dalam melakukan tugas keterampilan gerakan
(Kirkendall, 1980 : 213) makin luas pola gerak yang dimiliki seseorang maka
makin berpotensi untuk menguasai keterampilan gerak.
4. Penguasaan Kemampuan Dasar Servis Bolavoli
Permainan bolavoli merupakan permainan tempo cepat sehingga waktu
untuk memainkan bola sangat terbatas dan jika tidak menguasai teknik dasar yang
sempurna akan memungingkan kesalahan-kesalahan teknik yang lebih besar
57
(M.Yunus, 1992 : 68). Permainan bolavoli mengharuskan seorang pemain
menguasai keahlian (teknik dan taktik) untuk menghadapi setiap kesulitan yang
timbul di setiap posisi, aspek inilah yang membedakan bolavoli dengan cabang
olahraga beregu lainya. Supaya dapat menguasai teknik dasar bolavoli diperlukan
jenis keterampilan tertentu maka dalam mempelajarinya diperlukan suatu
penanganan yang cermat dan serius. Teknik dalam permainan bolavoli adalah
memainkan bola dengan efisien dan efektif sesuai dengan peraturan pemainan
yang berlaku untuk mencapai suatu hasil yang optimal.
(M.Yunus, 1992 : 108) sedangkan menurut Dieter Buetelstahl (1986 : 9) teknik
adalah prosedur yang telah dikembangkan berdasarkan praktek dan bertujuan
mencari penyelesaian suatu problema pergerakan tertentu dengan cara yang
paling ekonomis dan berguna. Hal yang sama dikemukakan oleh Suharno H. P
(1984 : 11) teknik merupakan suatu proses yang melahirkan dan pembuktian
dalam praktek sebaik mungkin untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam
permainan bolavoli.
Teknik permainan yang baik harus mengacu pada teori dan hukum-hukum
yang berlaku dalam ilmu pengetahuan yang menunjang pelaksanaan teknik
tersebut seperti Biomekanik, Anatomi, Fisiologi, Kinesiologi dan ilmu
pengetahuan lainya serta berdasarkan pada peraturan permainan yang berlaku.
Modifikasi dan metode dalam melatih diperlukan untuk mempermudah pemain
dalam menguasai teknik dasar bermain bolavoli. Untuk pembinaan prestasi
bolavoli teknik ini erat sekali hubunganya dengan kemampuan gerak, kondisi
58
fisik, taktik dan mental. Teknik dasar bolavoli harus dikuasai terlebih dahulu
untuk dapat mengembangkan prestasi permainan bolavoli. Penguasaan teknik
dasar bolavoli merupakan salah satu unsur yang ikut menentukan menang atau
kalahnya suatu regu di dalam pertandingan disamping unsur kondisi fisik, taktik
dan mental.
Teknik dasar dalam permainan bolavoli bermacam-macam diantaranya
adalah teknik pass atas, teknik pass bawah, (set-up) umpan, smash, servis dan
bendungan. Dari beberapa macam teknik dasar dalam permainan bolavoli
tersebut, teknik dasar servis merupakan satu-satunya teknik yang digunakan untuk
memulai pertandingan (Veira dan Fergusson, 2000 : 27) maka seorang pemain
bolavoli harus dapat menguasai teknik servis untuk bisa memulai suatu
pertandingan dalam permainan bolavoli.
Servis merupakan suatu upaya memukul bola kearah lapangan lawan yang
dilakukan diawal permainan dan juga sebagai serangan pertama dalam permainan
bolavoli. Servis bukan hanya dipandang sebagai kemampuan dasar saja akan
tetapi juga merupakan salah bentuk penyerangan awal dalam permainan, karena
merupakan serangan awal maka dalam melakukan servis selain harus diusahakan
seefektif mungkin juga harus keras dan tepat agar bola bisa melewati net dan
masuk kedaerah lawan yang membuat lawan tidak mampu mengontrol bola
dengan baik sehingga diperoleh angka.
Keberhasilan seorang pemain dalam penguasaan teknik dasar servis dapat
diamati ketika dia berada pada permainan yang sesunggunya karena pada saat
59
bermain pemain akan melakukan gerakan teknik dasar yang ada. Baik dan
buruknya penampilan akan tampak dan akan teramati meskipun hal tersebut juga
sangat tergantung dari situasi yang ada, teman seregu ataupun dari lawan.
a. Teknik Dasar Servis
Dalam permainan bolavoli ada bermacam-macam teknik dasar, salah
satunya teknik dasar servis. Pengertian servis adalah suatu upaya memukul bola
kearah lapangan lawan yang dilakukan di awal permainan sebagai tanda
dimulainya permainan dan juga sebagai suatu serangan pertama bagi pihak
yang melakukan servis. Suharno H. P (1984 : 68) prioritas utama dalam servis
adalah konsisten dalam menyeberangkan bola mendekati 100% setiap kali
bermain. Macam-macam servis menurut para pakar olahraga pada dasarnya
sama, salah satunya macam-macam servis menurut M. Yunus (1992 : 69) servis
ada beberapa macam antaranya : servis tangan dari bawa (underhand service),
servis tangan atas (overhand service) dan servis dari samping (side arm service)
dan servis lompat jenis servis ada bermacam-macam menurut cara memukul.
Menurut Dieter Beuteldstahl (1986 : 10) pada dasarnya servis itu dibagi dalam
3 tahap :
1) Tahap petama : melempar bola keatas “ throw up”
2) Tahap kedua : memukul bola “ hitting the ball”
3) Tahap ketiga : follow through
60
b. Servis Lompat
Servis lompat dalam permainan bolavoli merupakan suatu gerakan yang
kompleks menyerupai bentuk gerakan smesh, menurut M. Yunus (1992 : 71)
servis lompat di lakukan dengan gerakan melompat seperti pada gerakan
smesh. Servis lompat juga merupakan salah satu bentuk perubahan servis
oleh para pelatih bolavoli yang diperoleh dari segi taktik, juga merupakan
suatu serangan awal terhadap lawan yang bolanya sulit untuk di kembalikan
dan mendapatkan point, sehingga dapat memenangkan permainan.
Servis lompat merupakan salah satu jenis servis dalam permainan bolavoli
yang sangat sulit untuk dilakukan tampa teknik dan fisik yang mendukung
pelaksanaan servis ini, karena jenis servis ini menggabungkan antara servis
dan smesh. penguasaan servis lompat secara sempurna akan sangat membantu
suatu team untuk memenangkan suatu pertandingan, oleh sebab itu dalam
melakukan servis lompat perlu konsentrasi, kecepatan dan ketepatan, agar
menghasilkan servis yang sempurna.
Servis lompat dilakukan dengan teknik pukulan topspin, dimana hasil dari
pukukan tersebut akan mengambang turun naik pada arah bolanya dan bola
tersebut akan cepat jatuhnya pada daerah pertahanan lawan, sehingga akan
menambah kesulitan bagi lawan untuk menerimah dan mengembalikan bola.
Menurut M. Yunus (1992 : 71) lecutkan pergelangan tangan secepat-cepatnya
sehingga menghasilkan pukulan topspin yang tinggi agar bola secepat
mungkin turun kedaerah lapangan lawan.
61
Setiap jenis servis dibagi dalam tiga tahap yaitu sikap permulaan, gerak
pelaksanaan dan gerak lanjutan M. Yunus (1992 : 71). Pelaksanaan gerakan
servis lompat adalah sebagai berikut :
1) Sikap Permulaan
Berdiri di daerah servis dekat garis belakang menghadap ke net, kedua
tangan memegang bola.
2) Gerak Pelaksanaan
Lambungkan bola setinggi kurang lebih 3 meter agak di depen mata,
kemudian badan merendah dengan menekuk lutut untuk melakukan
awalan melompat setinggi mungkin kemudian bola dipukul setinggi
mungkin seperti gerakan smash. Lecutkan pergelangan tangan secepat-
cepatnya sehingga menghasilkan pukulan topspin yang tinggi agar bola
secepat mungkin turun ke daerah lapangan lawan.
3) Gerak Lanjutan
Setelah melakukan pukulan dengan meraih bola setinggi-tingginya
pada saat melayang di udara. Langsung mendarat di dalam lapangan dan
segera mengambil posisi siap untuk menerima pengembalian atau
serangan dari pihak lawan. Sebagai catatan, sewaktu melakukan awalan,
tolakan kedua kaki harus berada dibelakang garis (ditak boleh menginjak
garis belakang) tapi pendaratan setelah memukul, boleh menginjak garis
atau mendarat jauh di dalam lapangan sesuai dengan peraturan yang
berlaku. Servis jenis ini memerlukan tenaga (power yang besar). Adapun
62
pelaksanaan servis lompat menurut (Alexander Marion dan Adrian
Honish, 2005) (1) lemparan bola terjadi dari kaki kanan, bola dilempar
dengan lengan kanan, siku diperpanjang, tubuh bersandar ke depan (2)
bola yang dilempar melayan dari kaki kiri, perhatikan titik tinggi lemparan
server di atas kepala, karena kontak bola lagi memberikan kontrol yang
lebih baik atas pelemparan (3) panjang langkah ke kaki kiri untuk
memulai berjalan ke atas. Sebuah langkah lagi berhubungan dengan
berlari lebih cepat, berlari lebih cepat berhubungan dengan melompat
lebih tinggi dan lebih cepat melayani (4) langkah tumpuan kaki kanan,
tumit berhenti pertama dan bahu di hyperextension maksimum di atas
horizontal, badan bersandar ke depan (5) tumpuan akhir kaki kiri sebelum
lepas landas. Kaki yang baik tumpuannya di depan kaki kanan pada sudut
ke akhir baris, ayunan lengan hampir selesai (6) wujud dari lepas landas
untuk melayani-kaki kiri adalah terakhir meninggalkan lantai, kedua kaki
yang diperpanjang, lengan diperluas ke atas, tubuh hampir vertikal (7)
melayan lengan digerakkan ke belakang tubuh dalam posisi rendah dengan
lengan atas adducted lebih dekat ke panggul, mengarah pada peningkatan
bahu rotasi medial di fase ini (8) melayani lengan digerakkan ke belakang
tubuh dalam posisi yang tinggi dengan lengan atas lebih dulu ditekuk 90
derajat ke panggul dan kurang rotasi medial. (10) shoulder korset rotasi ke
kanan disertai oleh pelvis (pinggul) rotasi ke kiri ; kedua bahu medial
diputar, R. pergelangan tangan dan lengan bawah tertekuk pronated. (11)
63
menekuk lutut dan batang atas rotasi ke kanan kiri untuk memutar pinggul
menghadapi posisi tepat sebagai pendekatan server puncak ketinggian (12)
posisi tempat maksimal rotasi lateral medial bahu rotator pada
peregangan, badan dimiringkan ke kiri dan hyperextended ketika sedang
tepat menghadap ke depan. (13) seperti ikat pinggang bahu berputar ke
kanan, memutar pinggul maju ke kiri untuk mempertahankan
keseimbangan di udara. (14) shoulder korset rotasi ke kiri telah terjadi,
meninggalkan memukul lengan di dekat-maksimal bahu lateral rotasi
sebelum rotasi medial. (15) hubungan untuk melayan di puncak ketinggian
dan perluasan penuh dari semua bagian tubuh, bagasi bersandar jauh dari
bola (16) trunk lean to the left at impact increases height of reach and
may reduce shoulder impingement if the abduction angle decreases- here
the abduction angle may be too great. (17) following impact the trunk
continues to flex forward and the shoulder continues to extend to
decelerate limb gradually.
c. Analisis Gerakan Servis Lompat
Servis lompat termasuk jenis servis menyerang karena servis lompat ini
memiliki cara memukul dari atas seperti smesh sehingga laju bola sangat
keras. Selain itu ada 3 faktor utama yang dalam kesuksesan servis lompat
yang menyerupai smesh yaitu (1) posisi dampak bola (2) kecepatan bola
setelah dipukul (3) arah gerakan bola setelah dampak (Alexander Marion dan
Adrian Honish, 2005) memukul bola pada servis lompat ini menggunakan
64
gaya lebih banyak dari pada dengan servis yang lain karena lengan
diayungkan melalui busur yang lebih besar dan kecepatan gerakan yang besar
dapat dikembangkan. Analisis gerak dilihat dari :
a) Spin (Gerak rotasi pada bola)
Bola dapat dipukul mengiris sehingga arah bola akan melambung
ke kanan atau ke kiri, atau dapat diberi topspin yang akan
mengakibatkan bola cepat jatuh setelah melewati net. Untuk mengiris
bola, kepalan tangan atau tapak tangan memberikan pada bola untuk
berputar kesamping kecuali gaya ke depan resultante dari kedua gaya
tersebut mengakibatkan jalanya bola melengkung. Besarnya
lengkungan tergantung pada kecepatan putaran bola dalam
hunbunganya dengan kecepatan gerak ke depan. Agar dapat
menyeberangkan bola lewat net, bola harus dipukul lebih tinggi dari
pada net sehingga bola dapat melampauinya. Perlu diingat bahwa pada
saat bola lepas dari serves, gaya gravitasi mulai mempengaruhinya.
Oleh sebab itu maka biasanya lebih baik mengerakkan bola ke bagian
belakang lapangan dari pada kepuncak net.
Apabilah bola dipukul ditengah dan gaya melalui TB maka bola
tidak mengalami spin, sehingga gerakan bola di udara agak goyah,
tidak stabil (floating) sebaliknya apabilah bola dipukul dipinggir dan
gaya diluar TB maka bola akan terjadi spin sehingga akan
mempengaruhi bola akan cepat turun.
65
------------ ------------------------
v Gaya melalui TB * gaya diluar TB
v Tidak tejadi spin * terjadi spin
Gambar 6
Proses Terjadinya Spin
(Imam Hidayat, 1997 : 208)
Lintasan yang dipengaruhi oleh spin
1) Spin atas spin depan akan menyebabkan bola tertekan ke
bawah sehingga bola :
a. Jatuhnya bola lebih dekat
b. Jatuhnya bola lebih cepat
c. Sudut jatuhnya bola lebih besar
d. Sudut pantulnya bola lebih kecil
66
Gambar 7 : Lintasan Bola
- - - - - - Lintasan tampa agin
Lintasan dengan agin
F.Gaya magnus
1. Sudut jatuh dengan spin 45
2. Sudut jatuh tampa spin 30
Melompat dengan pukulan topspin memiliki nilai lebih besar daripada
melompat dengan bola mengapung. Hal ini mengindikasikan bahwa melompat
topspin bola yang lebih besar kecepatan dan ketinggian lonjakan yang bisa
meningkatkan daya melayan, namun melompat float melayan memiliki tingkat
kesalahan lebih rendah daripada melompat topspin melayan dan bola melayang
dengan arus udara yang tidak menentu sebelum turun tajam ke daerah lawan.
Sebaliknya membuatnya melayani yang kuat. Ketinggian servis pemain untuk
melayan topspin dan mengambang itu 303,8 cm dan 297,4 cm masing-masing, yang
F
F F
30
45
1 2
Arah Bola
67
jauh lebih tinggi dari pada aturan-aturan ketinggian 243 cm bersih. (Chenfu Huang
dan Lin-Huan Hu, 2007)
1. Impact (Perkenaan)
Dalam permainan bolavoli salah satu tekniknya adalah tentanng servis
maka dalam servis itu akan terjadi impact antara bola dan tangan. Apa yang
dimaksud dengan impact, impact adalah momentum bendah yang satu
membentur benda yang lain. Dalam hal ini perkenaan tangan dan bola.
Macam-macam impact :
1) Benturan antara dua benda yang bergerak searah, yang lebih cepat
menabrak yang lebih lambat.
2) Bendah yang bergerak menabrak bendah lain yang diam, setelah
berbenturan, benda yang diam akan bergerak.
3) Antara dua bendah yang bergerak berlawanan arah, yang satu
bergerak dengan kecepatan positif dan yang satunya bergerak
dengan kecepatan negatif.
4) Denda yang bergerak menabrak dindinng secara tegak lurus dan
setelah membentur terpental kembali.
5) Impact terjadi pada dua garis yang saling membentuk sudut (tidak
pada satu garis lurus)
d. Hakikat Ketepatan Servis Lompat
Secara harfia ketepatan atau accuracy adalah kemampaun seseorang
dalam mengendalikan gerakan-gerakan bebas terhadap suatu sasaran. Sasaran
68
bisa berupa jarak atau mungkin suatu obyek langsung yang harus dikenai (M.
Sajoto. 1995 : 59) ketepatan merupakan suatu komponen-komponen kondisi
fisik. Kondisi fisik adalah suatu prasyarat yang di perlukan dalam setiap usaha
peningkatan prestasi seorang atlet. Bahkan dapat dikatakan sebagai dasar
landasan titik tolak suatu awalan olahraga prestasi. Ketepatan merupakan
salah satu komponen fisik koordinasi khusus (specyfik coordinasion) Tudor
O. Bompa (1986 : 328) mengemukakan bahwa koordinasi khusus
menggambarkan kemampuan seseorang untuk melakukan berbagai gerakan
dalam cabang olahraga tertentu dengan cepat tetapi juga dilakukan dengan
mudah, mulus dan tetap. Dengan demikian kooordinasi khusus berkaitan
dengan kekhususan keterampilan gerakan memperlengkapi atlit dengan
kemampuan tambahan agar dapat melakukanya dengan efisien dalam latihan
dan kompetisi. Menurut Singer (1980 : 30) ketepatan merupakan bagian dari
keterampilan gerak. (skill). Skill = speed x accuracy x form x adaftability.
Ketepatan gerak diperlukan dalam penentuan bagaimana agar aktivitas
gerak dapat dilakukan dengan berhasil. Keberhasilan ini ditentukan oleh
produktifitas gerak yang dilakukan. Produktifitas gerak sangat berkaitan
dengan konsistensi kinerjanya. Seseorang dikatakan memiliki produktifitas
gerak tinggi dan konsisten jika ia dapat melakukanya minamal 70 %. Untuk
mendapatkan ketepatan ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan. Menurut
Schmidt seperi yang dikutif Rusli lutan, hukum fitt yang menyatkan bahwa
adanya korelasi tebalik tingkat kesulitan suatu gerakan dan kecepatan
69
melaksanakannya. Peningkatan kesulitan menurunkan kecepatan,
konsekuensinya adalah jika suatu gerakan dilakukan dengan cepat maka
ketepatanya akan berkurang dan sebaliknya. Peningkatan kesulitan adalah
kesulitan suatu gerakan yang berkaitan langsung dengan jarak dari anggota
tubuh yang digerakkan sebagaimana halnya lebar dan sempitnya target yang
menjadi sasaran (Rusli Lutan, 1988 : 279).
Dari pernyataan tersebut diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa
ketepatan dipengaruhi oleh beberapa paktor diantaranya : (1) kecepatan
gerakan,ketepatan berkurang ketika kecepatan meningkat (2) lebar dan
sempitnya sautu target, semakin lebar suatu target maka akan semakin mudah
untuk memperolah ketepatan, jika dibandingkan dengan target yang sempit
(3) jauh dan dekatnya target, ketepatan akan mudah diperoleh jika
memperpendek atau mendekatkan target dengan obyek dengan pelaku.
Pada cabang olahraga permainan bolavoli faktor kemampuan
menempatkan bola servis sangat penting karena servis yang dapat dilakukan
dengan tepat pada sasaran yang diinginkan akan memberikan keuntungan
servis terutama yang berhubungan strategi permainan. Penempatan servis
adalah apabilah bola servis yang dilakukan oleh servis dapat jatuh pada
sasaran yang diinginkan. Untuk memperoleh angkah, serves harus
mengarahkan bola servisnya ketempat-tempat yang sukar dijangkau oleh
penerima servis (lawan) atau dengan kata lain mempersulit bola servis, selain
itu agar lawan kesulitan untuk mengontrol bola sebainya servis harus keras
70
dan tepat. Ada bebepa aspek yang harus diperhatikan pada saat melakun
servis diantaranya mengontrol bola, kecepatan dan arah bola. Menurut
Sugianto (1991 : 26) cara atau metode untuk mempersulit bola servis yang
pada dasarnya berkaitan dengan kecepatan kurva dan perubahan jalan arah
bola bervariasi ditentukan oleh : (1) keras atau pelanya pukulan (2) tinggi atau
rendahnya bola hasil pukulan (3) membuat bola berputar atau mengambang
(floater) (4) servis diarahkan ketempat yang kosong atau diantara pemain-
pemain (5) servis diarahkan kegaris belakang bila posisi penerima servis
terlalu maju (6) servis diarahkan ke daerah dekat net jika posisi penerima
servis terlalu ketengah.
Ketepatan bola servis yang akurat merupakan hal yang utama untuk
memperoleh hasil yang maksimal. Kecermatan dalam melakukan servis ikut
menentukan jalanya pertandingan oleh karena itu dalam melakukan servis
harus benar-benar siap dan cermat sehigga konsentrasi pada saat melakukan
servis harus diperhatikah. Pendekatan taktik secara individual dalam servis
terdiri dari elemen-elemen sebagai berikut : (1) pemain berjalan dengan
tenang menuju area tempat melakukan servis (2) pemain berkonsentrasi
dahulu sebelum melakukan servis (3) pemain memperhatikan dahulu pihak
lawan yang akan diberi bola servis serta bagaimana posisi para lawan.
(Dieter Beutelstahl, 1986 : 71)
Peranan servis yang sangat penting mengharuskan pemain memilki
kemampaun servis yang mematikan dalam arti pukulan servis harus kuat,
71
keras dan terarah. Pelatih olahraga bolavoli dalam memberikan latihan
pukulan servis hendaknya tidak hanya menekankan pada masuknya bola
kelapangan lawan tetapi harus diberikan pulah bagaimana melakukan servis
dengan keras serta dapat mengarahkan bola sesuai dengan yang dikehendaki.
Dengan memiliki keterampilan servis secara keras dan terarah maka hal ini
akan menjadikan serangan pertama untuk tim dalam memperoleh angkah guna
memenangkan pertandingan sehingga prestasi optimal yang diharapkan dapat
tercapai.
B. Penelitian Yang Relevan
Adapun penelitian yang berkaitan dengan kemampuan motorik yang perna
diteliti sejauh ini peneliti ketahui diantaranya :
Penelitian yang dilakukan oleh Wibowo Ndang (2004) tentang pengaruh
metode mengajar dan kemampuan motorik terhadap hasil penempatan servis atas
dalam permainan bolavoli di SLTP Negeri 6 Boyolali dengan kesimpulan sebagai
berikut :
1) Latihan servis dengan metode tidak lansung memiliki pengaruh yang lebih
tinggi dari pada metode langung dalam peningkatan hasil penempatan servis
atas bolavoli serta perlu memperhatikan faktor kemampuan motorik.
72
C. KERANGKA PEMIKIRAN
1. Perbedaan pengaruh Metode Latihan Sasaran Tetap dan Sasaran Berubah
Arah Terhadap Ketepatan Servis Bolavoli
Metode latihan dengan sasaran tetap adalah metode latihan ketepatan bola
servis pada satu arah yang telah ditentukan sebelumnya. Metode ini mempunyai
pengaruh yang baik bagi pemain karena adanya pengulangan secara terus
menerus. Dengan beberapa kali pengulangan ini diharapkan pemain akan dapat
menempatkan bola servis tepat pada sasaran yang telah ditentukan sebelunya
selama satu setnya, dengan beberapa keuntungan dimana metode latihan
ketepatan servis dengan sasaran tetap melatih pemain untuk mempokuskan
konsentrasi pada satu sasaran serta gerakan yang dilakukan secara berulang kali
pada sasaran yang sama diharpakan dapat tersimpan di dalam memori sehingga
mampu menjadi otomatisasi gerak.
Sedangkan metode latihan dengan sasaran berubah arah, sasaran ditentukan
oleh pemian itu sendiri sebelum melakukan servis, metode ini mempunyai
pengaruh yang positif untuk mengembangkan kreativitas pemain karena sasaran
tidak ditentukan olah pelatih dan sasaran yang dituju dalam satu set harus
bervariasi sesuai dengan keinginan pemain itu sendiri dengan beberapa
keuntungan dimana pada metode latihan sasaran berubah arah Sasaran divariasi
sesuai dengan kemampuan pemain, hal ini berpengaruh juga pada otot lengan,
variasi sasaran yang dilakukan akan melatih serta membiasakan otot lengan untuk
73
memperkirakan kekuatan, ketinggian dan jarak yang harus di tempuh agar bola
sampai pada sasaran yang di inginkan serta power otot kaki dalam melompat
keatas yang akhirnya latihan ini akan menbuat konsentrasi pemain lebih cepat
terangsang karena pemain lebih menentukan pilihanya dalam menempatkan bola
didaerah sasaran.
Dengan dasar perbedaan itu, kedua motode latihan ini sangat penting untuk
dijadikan sebagai landasan dalam melaksanakan latihan ketepatan Servis lompat
bolavoli.
2. Perbedaan Hasil Ketepatan Servis Bagi Mereka Yang Memiliki
Kemampuan Motorik Tinggi dan Motorik Rendah Bolavoli.
Pengaruh kemampuan motorik dalam teknik servis lompat sangat berperan
karena teknik servis lompat ini adalah jenis pukulan yang membutuhkan
kemampuan motorik yang besar, misanya kekuatan, baik itu kekuatan lengan, ke
kuatan otot perut dan kekuatan otot tungkai dan lain-lain. Kemapuan motorik
dapat digunakan sebagai modal awal yang harus dimiliki karena kemampuan
motorik merupakan wujud kesanggupan setiap individu untuk mempertinggi daya
kerja, sehingga memudahkan seseorang menyelesaikan tugas khusus yang
berkaitan. Apabilah seseorang mempunyai kemampuan motorik yang tinggi maka
dia dapat melakukan gerak tersebut dengan mudah.
3. Pengaruh Interaksi Antara Metode Latihan dan Kemampuan Motorik
Terhadap Ketepatan Servis Bolavoli.
74
Metode latihan sasaran tetap dan metode latihan berubah arah, kedua metode
ini dapat digunakan untuk meningkatkan ketepatan bola servis. Didalam
meningkatkan kemampuan dalam ketepatan bola servis ini, disamping diperlukan
unsur penunjang yang lain yakni kemampuan motorik. Kemampuan motorik
mempunyai peranan yang penting dalam ketepatan bola servis. Metode latihan
yang tepat di dukung dengan kemampuan motorik akan mempermudah seseorang
untuk menguasai keterampilan penempatan bola servis.
Metode latihan sasaran tetap dan metode latihan sasaran berubah arah masing-
masing memiliki kelebihan dan kekurangan sehingga dimungkinkan adanya
interaksi dalam hal ini adanya persilangan untuk metode latihan dan kemampuan
motorik dalam ketepatan bola servis. Dimana metode latihan sasaran tetap
memungkinkan pemain untuk melakukan pengulangan secara terus menerus
dalam satu setnya sehingga mereka yang memiliki kemampuan motorik rendah
akan mampu melakukan penempatan servis lompat dengan baik dan tepat ketika
dilakukan latihan secara kontinyu, begitupun dengan metode latihan sasaran
berubah arah yang mana pemain akan diberikan kebebasan dalam melakukan
servis sehingga mereka lebih mampu memperlihatkan kreatifitasnya dan
kemampuan motorik yang dimilikinya. Selain itu metode latihan sasaran berubah
arah akan memberikan pengaruh terhadap ketepatan servis lompat bolavoli karena
pemain akan mampu mengukur kemampuan gerak dasar yang dimiliki setiap
pemain dalam melakukan servis bolavoli dengan baik dan benar.
75
D. HIPOTESIS
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikit dapat di susun hipotesis
sebagai berikut :
1) Ada perbedaan pengaruh antara metode latihan sasaran tetap dan sasaran
berubah arah terhadap ketepatan servis lompat bolavoli.
2) Ada perbedaan hasil ketepatan servis lompat bagi mereka yang memiliki
kemampuan motorik tinggi dan rendah bolavoli.
3) Ada pengaruh interaksi antara metode latihan dan kemampuan motorik
terhadap ketepatan servis lompat bolavoli.
76
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di lapangan bolavoli Universitas Negeri Makassar.
Penetapan Universitas Negeri Makassar sebagai tempat penelitian dikarenakan
Mahasiswa/atlet bolavolinya cukup banyak, sarana dan prasarana cukup
memadai, serta Mahasiswa rutin mengikuti pembinaan prestasi bolavoli.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan treatment berupa latihan ketepatan servis lompat
bolavoli selama 6 minggu dengan frekuensi tiga kali dalam seminggu (M Sajoto,
1995 : 35). Waktu pelaksanaan pengambilan data Tanggal 25 Mei - 06 Juni 2009.
Sebelum dilaksanakan treatment (perlakuan) dilakukan tes awal berupa tes
ketepatan servis lompat bolavoli dan tes kemampuan motorik. Setelah treatment
selesai diberikan dilakukan tes akhir yaitu tes ketepatan servis lompat bolavoli.
B. METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksperimen dengan desain factorial 2 x 2. Menurut Sudjana (1995 : 1) metode
eksperimen adalah suatu rancangan dengan tiap langkah tindakan yang betul-betul
terdefinisikan sedemikian sehingga informasi yang berhubungan dengan atau
77
diperlukan untuk persoalan yang sedang diteliti dapat dikumpulkan serta
terkontrol dengan ketat. Untuk masing-masing faktor terdiri dari dua buah taraf,
pada desain faktorial, dua atau lebih variabel dimanipulasi secara simutlan untuk
menyelidiki pengaruh masing-masing terhadap pariabel terikat, disamping juga
pengaruh-pengaruh yang disebabkan oleh interaksi antara beberapa pariabel.
Desain faktorial disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 3 : Rancangan Faktorial 2 x 2
Metode latihan
Kemampuan motorik
Metode latihan ketepatan Servis lompat bolavoli
(B)
Kemampuan motorik (A)
Sasaran tetap (b1) Sasaran berubah arah (b2)
Kemampuan motorik
tinggih (a1)
a1 b1 a1 b2
Kemampuan motorik
rendah (a2)
a2 b1 a2 b2
Keterangan :
a1b1 : Kemampuan motorik tinggi dengan sasaran tetap
a1b2 : Kemampuan motorik tinggi dengan sasaran berubah arah
a2b1 : Kemampuan motorik rendah dengan sasaran tetap
a2b2 : Kemampuan motorik rendah dengan sasaran berubah arah
78
C. VARIABEL PENELIAN
Penelitian ini melibatkan dua variable independent (bebas) dan satu
varibel dependent (terikat). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
ketepatan servis lompat bolavoli. Rincian variabel penelitian adalah sebagai
berikut :
1) Variabel independent meliputi :
a. Variabel manipulatif merupakan perlakuan ketepatan servis lompat
bolavoli yang terdiri atas dua jenis metode latihan yang merupakan
perlakuan dalam penelitian ini yaitu metode latihan dengan sasaran
tetap dan metode latihan sasaran berubah arah.
b. Variabel atributuf merupakan variabel yang melekat pada sampel dan
menjadi sifat sampel tersebut. Variabel artibutif pada penelitian ini
adalah kemampuan motorik yang menbedakan antara tinggi dan
rendah.
2) Variabel dependent
Variabel dependent (terikat) dalam penelitian ini adalah ketepatan servis
lompat bolavoli.
D. DEFINISI OPERASIONAL
Untuk memberikan penafsiran yang sama terhadap variable-variabel dalam
penelitian ini akan perlu dijelaskan defenisi dari variabel-variabel yang ada sebagai
berikut :
79
1) Metode latihan sasaran tetap adalah
Metode atau cara melatih ketepatan bola servis lompat dengan
menggunakan sasaran yang sama secara terus-menerus dan tidak
mengubah sasaran satu set dapat diselesaikan yang ditentukan oleh
pelatih.
2) Metode latihan sasaran berubah arah adalah
Suatu metode atau cara untuk melatih ketepatan bola servis lompat
dengan menggunakan sasaran berubah-ubah dalam setiap servis dalam
satu setnya sesuai dengan keinginan pemain.
3) Kemampuan motorik tinggi adalah
Kemampuan atau kapasitas yang dimiliki seseorang dalam melakukan
aktifitas dengan hasil yang lebih maksimal sesuai dengan gerak
keterampilan yang akan dilakukan.
4) Kemampuan motorik rendah adalah
Kemampuan atau kapasitas yang dimiliki seseorang dalam melakukan
aktipitas dengan sangat terbatas sesuai gerak keterampilan yang akan
dilakukan.
5) Ketepatan servis lompat adalah
Suatu bentuk pukulan servis dimana perkenaan tangan dan bola berada
pada titik tertentu pada saat bola turun serta dapat mengendalikan dan
menempatkan bola pada sasaran atau obyek yang diinginkan.
80
E. POPULASI DAN SAMPEL
1. Populasi penelitian
Populasi yang akan digunakan pada penelitian ini adalah pemain
bolavoli Putra Mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas
Negeri Makassar sebesar ( 52 orang)
2. Sampel penelitian
Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini
adalah Purposive Random sampling. Sampel yang digunakan yaitu
pemain yang masuk club bolavoli Putra Mahawiswa Fakultas Ilmu
Keolahragaan Universitas Negeri Makassar. Besar sampel 40 orang.
F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
1. Kemampuan Motorik
Tes kemampuan motorik item tes ada 3 yaitu :
Tes kemampuan motorik ini diambil dari general motor ability (Johnson B. L,
Nelson J. K, 1969 : 105) (petunjuk pelaksanaan terlampir)
1) Tes Medicine Ball-Put untuk mengukur otot power lengan dan bahu :
1. Reliabilitas : 0,82 Mahasiswa putra
2. Objektivitas : 0,99
3. Validitas : 0,77
2) Tes Sit-Up untuk mengukur kekuatan otot perut
1. Reliabilitas : 0,95 Mahasiswa putra
81
2. Validitas : Fase validity
3) Vertical-Jump untuk mengukur kemampuan ( power) otot kaki dalam
melompat keatas.
1) Reliabilitas : 0,94 Mahasiswa putra
2) Objektivitas : 0,99
3) Validitas : 0,989
2. Ketepatan Servis Bolavoli
Menggunakan tes dan pengukuran volley ball service test dari AAHPER Skills
Test manual (Strand dan Wilson, 1993 : 138. Verducci, Frank M, 1932 : 35-354)
(petunjuk pelaksanaa dan gambar terlampir)
3. Mencari Reliabilitas Tes
1) Rumus reliabilitas-nya adalah :
R = MSS - MSW
MSS
Dengan catatan :
MSW = SSt + SSI
dft + dft
Tabel 4 : Ringkasan Anava Untuk n Subyek dan k Ujicoba
Sumber Df SS MS
Diantara subyek n – 1 SSS MSS
Didalam ujicoba k – 1 SSt MSt
Interaksi (n -1) (k – 1) SSl MSl
Total nk – 1 SST
82
Untuk Anava dua jalan, rumus berikut ini digunakan untuk menghitung berbagai jumlah kuadrat:
Jumlah kuadrat total (SST) = ΣX2 - ( )
nk
X2
Σ
Jumlah kuadrat diantara subyek (SSS) = ( )
nk
X
n
)T( 22i Σ
−Σ
Jumlah kuadrat ujicoba (SSt) = ( )
nk
X
k
)T(22
i Σ−
Σ
Jumlah kuadrat interaksi (SSI) = ΣX2 + ( )
nk
X2
Σ-
( )nk
T
k
)T(2
i2
i Σ−
Σ
Keterangan :
Dimana ΣX2 adalah jumlah skor yang dikuadratkan, ΣX adalah jumlah skor dari
semua subyek; n adalah jumlah subyek; k adalah jumlah skor bagi setiap subyek, Ti
adalah jumlah skor untuk subyek I, dan Tj adalah jumlah skor untuk Ujicoba trial.
(Baumgartner T. A, Jackson, 1991)
G. TEKNIK ANALISIS DATA
Teknik analisis data yang digunakan untuk pengujian hipotesis adalah teknik
analisis variansi (Two-Way Anava) rancangan dua jalur. Pengujian hipotesis
dilakukan dengan taraf signifikansi α = 0.05 sedangkan uji persyaratan yang
digunakan sebelum sampai homogenitas pemanfaatan Anava adalah uji normalitas
dan uji homogenitas variansi (Sudjana, 1992 : 261-264) untuk memenuhi asumsi
dalam teknik Anava maka, dilakukan uji normalitas (Uji Liliefors) dan uji
homogenitas variansi (dengan Uji Bartlet) (Sudjana, 1992 : 261-264) Penggunaan uji
normalitas dilandasakan pada beberapa alasan (1) pada kenyataanya distribusi dari
beberapa variabel adalah mendekati normal (2) distribusi normal relatif mudah
83
dilakukan secara matematis (3) meskipun pada dasarnya distribusi suatu variabel
tidak menguki distribusi normal, jika cacah sampel ditambah (ukuran sampel
diperbesar) maka variabel tersebut akan cenderung berdistribusi normal
(Siswandari, 2008 : 107)
Uji normalitas ini dilakukan untuk memenuhi apakah data yang digunakan dalam
penelitian berasal dari sampel distribusi normal atau tidak. Sedangkan uji
homogenitas variansi dilakukan untuk memenuhi apakah kedua kelompok perlakuan
berasal dari populasi yang memiliki variasi homogen atau tidak. Prosedur dan
langkah - langkan analisis data dalam penelitian ini adalah ebagai berikut :
I. Pengujian Persyaratan Analisis
a. Uji Normalitas
Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan metode Liliefors
(Sudjana, 2005 : 466) prosedur pengujian normalitas sebagai berikut :
1. Pengamatan X1,X2 …….Xn dijadikan bilangan baku Z1,Z2 …..Zn
_ Xı - X
dengan menggunakan rumus : Zı = S
keterangan : Xı = nilai tiap kasus
_ X = Rata-rata S = Simpangan baku
2. Untuk tiap bilangan baku ini dengan menggunakan daftar distribusi
normal baku, kemudian dihitung peluang F (Zı) = P(Z ≤ Zı)
84
3. Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2 …….Zn yang lebih kecil atau
sama dengan Zi, jika proporsi dinyatakan oleh S (Zi) maka
banyaknya Z1,Z2 ……Zn yang ≤ Zı S (Zi) = N
4. Hitung selisih F (Zi) - S (Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.
5. Ambil harga yang paling besar diantara harga mutlak selisih tersebut
sebagai L hitung
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan dengan uji barlet. langkah-langkah
pengujianya sebagai berikut :
1. Membuat tabel perhitingan yang terdiri atas kolom-kolom kelompok
sampel : dk (n - ı) ; 1/dk ; SDi ² ; dan (dk) log SDi ²
2. Menghitung varians gabungan dari semua sampel.
(n - 1)SDi ²…………(1)
Rumusnya : SD² = (n - 1)
B = log SDi (n - 1)²
3. Menghitungnya
rumusnya : X² = (Ln) B – (n - 1) log SDi 1 …….. (2)
dengan (Ln 10 ) = 2,3026
hasilnya (X² hitung) kemudian dibandingkan dengan X² tabel, pada taraf
signifikan α = 0,05 dan dk (n - 1)
85
4. Apabilah X² hitung ˂ X² tabel maka Ho diterima. Artinya varians sampel
bersifat homogen. Sebaliknya apabilah X² hitung > X² tabel maka Ho
ditolak. Artinya farians sampel bersifat tidak homogen.
II. Uji Hipotesis
A. Anava Dua Jalur
1. Metode AB Untuk Perhitungan Anava Dua Jalur
Tabel 5. Ringkasan Anava Untuk Dua Jalur
Sumber variansi Dk JK RJK Fo
Rata-rata perlakuan I Rү R
A a – 1 Aү A A/E
B b – 1 Bү B B/E
AB (a - 1) (b - 1) ABү AB AB/E
Kekeliruan Ab (n - 1) Eү E -
Keterangan :
A = Taraf faktorial A
B = Taraf faktorial B
N = Jumlah sampel
Langkah-langkah penghitungan :
a b
1. ∑Ү² = ∑ ∑ Үij² i- ı J- ı
86
a b
2. Rү = ∑ ∑ Үij² i- ı J- ı abn
a b
3. Rү = ∑ ∑ Үij² (jij²) – Rү i- ı J- ı
a
4. Aү = ∑ (Ai²) / bn – Rү i = ı
a
5. Bү = ∑ (Bi² / an ) - Rү J = ı
6. Abү = Jab – Aү – Bү
6. Eү = Y² - Rү – Aү – Bү – Abү
2. Kriteria Pengujian Hipotesis
Jika F ≥F (1 - а) (Vı – V2), maka hipotesis nol ditolak jika F ≤ F
(1 - а) (Vı – V2),maka hipotesis diterima dengan : dk pembilang Vı
(k - 1) dan dk penyebut V2 = (n1 + …… nk) ά = taraf signifikan
untuk pengujian hipotesis .
B. Uji Rentang Newman-Keuls Setelah Anava
Menurut Sudjana (1994 : 36) langkah-langkah untuk melakukanya
Uji Newman-Keuls sebagai berikut :
1. Susunan k buah rata-rata perlakuan menurut urutan nilainya dan
yang paling kecil sampai kepada yang terbesar.
2. Dari rangkaian Anava, diambil harga RJKe disertai dk-nya
3. Hitung kekeliruan buah rata-rata untuk tiap perlakuan dengan rumus
87
__________ Sү = √RJKE (kekeliruan)
N RJK (kekeliruan ) juga di dapat dari hasil rangkuman Anava
4. Tentukan taraf signifikan ά, lalu gunakan daftar rentang student.
Untuk Uji Newman-Keuls, diambil V = dk dari RJK (kekeliruan)
dan P = 2,3…....k
Harga-harga yang di dapat dari badan daftar sebanyak (K-1) untuk N
dan supaya dicatat.
5. Kalikan harga-harga yang di dapat di titik …..di atas masing-masing
dengan Sү, dengan jalan demikian diperoleh apa yang dinamakan
rentang signinfikan terkecil (RST).
6. Bandingkan selisih rata-rata terkecil dengan RST untuk mencari p-k
selisih rata-rata terkecil kedua dengan RST untuk p + (K-1), dan
seterusnya. Dengan jalan begini, semuanya akan ada ½ k (k-1)
pasangan yang harus di bandingkan. Jika selisih-selisih yang di dapat
lebih besar dari pada RST-nya masing-masing maka disimpulkan
bahwa terdapat perbedaan signifikan diantara rata-rata perlakuan.
Hipotesis 1 Ho = μ Aı ≥ μ А²
HA = μ Аi < μ А2
Hipotesis 2 Ho = μ Bı ≤ μ B2
88
HA = μ Bı > μ B2
Hipotesis 3 Ho = Interaksi A X B = 0
HA = Interaksi A X B ≠ 0
Keterangan :
μ = Nilai rata – rata
aı = Metode latihan servis sasaran tetap
a2 = Metode latihan servis sasaran berubah arah
bı = Kelompok pemain dengan kemampuan motorik tinggi b2 = Kelompok pemain dengan kemampun motorik rendah
89
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Dalam bab ini disajikan mengenai hasil penelitian beserta interpretasinya.
Penyajian hasil penelitian adalah berdasarkan analisis statistik yang dilakukan pada
tes awal dan tes akhir hasil ketepatan servis lompat bolavoli. Berturut-turut berikut
disajikan mengenai deskripsi data, uji persyaratan analisis, pengujian hipotesis dan
pembahasan hasil penelitian.
A. Deskripsi Data
Deskripsi hasil analisis data tes hasil ketepatan servis lompat bolavoli yang
dilakukan sesuai dengan kelompok yang dibandingkan disajikan dalam bentuk tabel
sebagai berikut :
Tabel 6 : Deskripsi Data Hasil Tes Ketepatan Servis Lompat Bolavoli Tiap
Kelompok Berdasarkan Penggunaan Metode dan Tingkat Kemampuan
Motorik.
Perlakuan Tingkat kemampuan motorik
Statistik Hasil tes awal
Hasil tes akhir
Peningkatan
Jumlah 149 208 59
Rerata 14.9 20.8 5.9
Tinggi
SD 6,590 6,450 1,197
Jumlah 130 169 39
Rerata 13.0 16.9 3.9
Latihan
servis
dengan
sasaran
tetap
Rendah
SD 4.447 4.605 1.197
90
Jumlah 124 222 98
Rerata 12.4 22.2 9.8
Tinggi
SD 2.412 2.573 1.316
Jumlah 124 197 73
Rerata 12.4 19.7 7.3
Latihan
servis
dengan
sasaran
berubah
arah
Rendah
SD 3.565 4.083 2.057
Metode latihan sasaran tetap dan metode latihan sasaran berubah arah
memberikan pengaruh terhadap pembentukan ketepatan servis lompat bolavoli yang
berbeda. Jika antara kelompok pemain yang mendapat latihan dengan metode sasaran
berubah arah dan dengan latihan dengan metode sasaran tetap dibandingkan, maka
dapat diketahui bahwa kelompok perlakuan latihan dengan metode sasaran berubah
arah memiliki skore ketepatan servis lompat bolavoli sebesar 3.7 lebih tinggi dari
pada kelompok latihan dengan metode latihan sasaran tetap.
Jika antara kelompok pemain yang memiliki kemampuan motorik tinggi dan
rendah dibandingkan, maka dapat diketahui bahwa kelompok pemain yang memiliki
kemampuan motorik tinggi memiliki skore ketepatan servis lompat bolavoli sebesar
2.3 lebih tinggi dari pada kelompok pemain yang memiliki kemampuan motorik
rendah.
91
B. Pengujian Persyaratan Analisis
1. Uji Normalitas
Sebelum dilakukan analisis data perlu diuji distribusi kenormalannya. Uji
normalitas data dalam penelitian ini digunakan metode Liliefors. Hasil uji normalitas
data yang dilakukan pada tiap kelompok adalah sebagai berikut :
Tabel 7 : Hasil Uji Normalitas Latihan Berubah Arah Kemampuan Motorik Tinggi
No Xi f Xi2 f.Xi f.Xi
2 Zi F(Zi) S(Zi) IF(Zi)-S(Zi)I
1 8 2 64 16 128 -1,36 0,0869 0,2000 0,1131
2 9 2 81 18 162 -0,61 0,2709 0,4000 0,1291
3 10 3 100 30 300 0,15 0,5596 0,7000 0,1404
4 11 2 121 22 242 0,91 0,8186 0,9000 0,0814
5 12 1 144 12 144 1,67 0,9525 1,0000 0,0475
Jml 50 10 510 98 976
Rerata 9,8 Lobs 0,1404
SD 1,32 Ltab 0,2802 Kesp. Normal
Harga Lobs = 0,1404
Harga Ltab = 0,2802
Karena harga Lobs < Ltab; maka sampel berasal dari populasi yang berdstribusi normal
92
Tabel 8 : Hasil Uji Normalitas Latihan Berubah Arah Kemampuan Motorik Rendah
No Xi f Xi2 f.Xi f.Xi
2 Zi F(Zi) S(Zi) IF(Zi)-S(Zi)I
1 5 2 25 10 50 -1,12 0,1314 0,2000 0,0686
2 6 3 36 18 108 -0,63 0,2643 0,5000 0,2357
3 7 1 49 7 49 -0,15 0,4404 0,6000 0,1596
4 9 3 81 27 243 0,83 0,7967 0,9000 0,1033
5 11 1 121 11 121 1,80 0,9641 1,0000 0,0359
Jml 38 10 312 73 571
Rerata 7,3 Lobs 0,2357
SD 2,06 Ltab 0,2802 Kesp. Normal
Harga Lobs = 0,2357
Harga Ltab = 0,2802
Karena harga Lobs < Ltab; maka sampel berasal dari populasi yang berdstribusi normal
Tabel 9 : Hasil Uji Normalitas Latihan Tetap Kemampuan MotorikTinggi
No Xi f Xi2 f.Xi f.Xi
2 Zi F(Zi) S(Zi) IF(Zi)-S(Zi)I
1 4 1 16 4 16 -1,58 0,0571 0,1000 0,0429
2 5 3 25 15 75 -0,75 0,2266 0,4000 0,1734
3 6 3 36 18 108 0,08 0,5319 0,7000 0,1681
4 7 2 49 14 98 0,92 0,8212 0,9000 0,0788
5 8 1 64 8 64 1,75 0,9599 1,0000 0,0401
Jml 30 10 190 59 361
Rerata 5,9 Lobs 0,1734
SD 1,2 Ltab 0,2802 Kesp. Normal
Harga Lobs = 0,1734
Harga Ltab = 0,2802
Karena harga Lobs < Ltab; maka sampel berasal dari populasi yang berdstribusi normal
93
Dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada LBMT1 diperoleh nilai Lo =
0,1404. Di mana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas penolakan pada taraf
signifikansi 5% yaitu 0,2802. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada
LBMT1 termasuk berterdistribusi normal. Dari hasil uji normalitas yang dilakukan
pada LBMR2 diperoleh nilai Lo = 0,2357, yang ternyata lebih kecil dari angka batas
penolakan hipotesis nol menggunakan signifikansi 5% yaitu 0,2802. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa data pada LBMT2 termasuk berterdistribusi
normal. Dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada LTMT3 diperoleh nilai Lo =
0,1734. Di mana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas penolakan menggunakan
signifikansi 5% yaitu 0,2802. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada
LTMT3 termasuk berterdistribusi normal. Adapun dari hasil uji normalitas yang
Tabel 10 : Hasil Uji Normalitas Latihan Tetap Kemampuan Motorik Rendah
No Xi f Xi2 f.Xi f.Xi
2 Zi F(Zi) S(Zi) IF(Zi)-S(Zi)I
1 2 1 4 2 4 -1,58 0,0571 0,1000 0,0429
2 3 3 9 9 27 -0,75 0,2266 0,4000 0,1734
3 4 3 16 12 48 0,08 0,5319 0,7000 0,1681
4 5 2 25 10 50 0,92 0,8212 0,9000 0,0788
5 6 1 36 6 36 1,75 0,9599 1,0000 0,0401
Jml 20 10 90 39 165
Rerata 3,9 Lobs 0,1734
SD 1,2 Ltab 0,2802 Kesp. Normal
Harga Lobs = 0,1734
Harga Ltab = 0,2802 Karena harga Lobs < Ltab; maka sampel berasal dari populasi yang berdstribusi normal
94
dilakukan pada LTMR4 diperoleh nilai Lo = 0,1734, yang ternyata juga lebih kecil
dari angka batas penolakan hipotesis nol menggunakan signifikansi 5% yaitu 0,2802.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada LTMR4 juga termasuk
berterdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dimaksudkan untuk menguji kesamaan varians antara
kelompok 1 dengan kelompok 2. Uji homogenitas pada penelitian ini dilakukan
dengan uji Bartlet. Hasil uji homogenitas data antara kelompok 1 dan kelompok 2
adalah sebagai berikut :
Tabel 11 : Data Hasil Uji Homogenitas
Sampel ni-1 1/(ni-1) Si2 log Si
2 (ni-1)logSi2
Latihan sasaran berubah arah kemampuan motorik tinggi
9 0.1111 1.73 0.2389 2.1499
Latihan sasaran berubah arah kemampuan motorik rendah
9 0.1111 4.23 0.6267 5.6401
Latihan sasaran tetap kemampuan motoriktinggi
9 0.1111 1.43 0.1563 1.4071
Latihan sasaran tetap kemampuan motorik rendah
9 0.1111 1.43 0.1563 1.4071
Jumlah 36 0.4444 8.83 1.1783 10.6043
( )( )( )( )∑
∑−
−=
1
1 2
2
i
ii
n
Sns
( ) ( ) ( ) ( )36
43.1943.1923.4973.19 xxxx +++=
= 2.2083
Log S2 = 0.3441
ln 10 = 2.3026
B = (log S2) ( ∑ (ni – 1)) = 12.3863
χ2 = ln 10 {B - ∑ (ni-1)logSi2}= 4.1032
95
1. Hipotesis
Ho = Kelompok data antar sel homogen
H1 = Kelompok data antar sel tidak homogen
2. Komputasi data
3. Taraf signifikansi = 5 %
4. Daerah kritik : DK = χ 2 | χ 2 0,95; 3 = 7.81
5. Keputusan uji
Harga χ2hitung = 4.1032 < χ2
0,95;3 = 7.81 atau berada diluar daerah kritik sehingga
Ho diterima
6. Kesimpulan : Kelompok data antar sel homogen
C. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis penelitian dilakukan berdasarkan hasil analisis data dan
interketerampilan analisis varians. Uji Rentang Newman-Keuls ditempuh sebagai
langkah-langkah uji rata-rata setelah Anava. Berkenaan dengan hasil analisis varians
dan uji Rentang Newman-Keuls, ada beberapa hipotesis yang harus diuji. Urutan
pengujian disesuaikan dengan urutan hipotesis yang dirumuskan bab II.
Tabel 12 : Daftar Anava Dua Jalur Untuk 10 Observasi Tiap Sel
Sumber variansi dk JK KT F Fα Keputusan
Rata-rata 1 1809.03 1809.03 -
Perlakuan � � �
A 1 133.23 133.23 60.33 4.08 Ditolak
B 1 50.63 50.63 22.92 4.08 Ditolak
AB 1 0.63 0.63 0.28 4.08 Diterima
Kekeliruan 36 79.50 2.21 � � �
Jumlah 40 40 2073.00 - -
96
Statistik F dari rumus tersebut memberikan :
1. FA = 60.33
2. FB = 22.92
3. FAB = 0.28
Jika untuk ini diambil taraf nyata α = 0.05, maka dari daftar D (dalam
Apendiks) untuk distribusi F dengan υ1 = 1 dan υ2 = 36 didapat F = 4.08.
Tabel 13 : Perbedaan Antara Perlakuan Dari Perbandingan Selisih Rata-Rata
Terbesar dan Terkecil Dengan RST-nya Masing-Masing
Perlakuan (P) 1 2 3 4
RST (0,05; 36) 1.3440 1.3440 1.6166 1.7810
Jumlah 9.8000 7.3000 5.9000 3.9000
4 3.9000 5.9000 3.4000 2.0000 0.0000
3 5.9000 3.9000 1.4000 0.0000
2 7.3000 2.5000 0.0000
1 9.8000 0.0000
1. Pengujian Hipotesis I
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa latihan dengan metode sasaran
berubah arah memiliki skore yang berbeda dengan latihan dengan metode latihan
sasaran tetap. Hal ini dibuktikan dari nilai Fhitung = 60.33 > Ftabel = 4.08 Dengan
demikian hipotesa nol (H0) ditolak. Yang berarti bahwa latihan dengan metode
sasaran berubah arah memiliki skore yang berbeda dengan latihan dengan
metode latihan sasaran tetap dapat diterima kebenarannya. Dari analisis lanjutan
diperoleh bahwa ternyata latihan dengan metode sasaran berubah arah memiliki
skore yang lebih baik dari pada latihan dengan metode latihan sasaran tetap,
dengan rata-rata skore masing-masing yaitu 8.6 dan 4.9
97
2. Pengujian Hipotesis II
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pemain yang memiliki
kemampuan motorik tinggi memiliki skore ketepatan servis lompat yang berbeda
dengan pemain yang memiliki kemampuan motorik rendah. Hal ini dibuktikan
dari nilai Fhitung = 22.92 > Ftabel = 4.08. Dengan demikian hipotesa nol (H0)
ditolak. Yang berarti bahwa pemain yang memiliki kemampuan tinggi memiliki
skore ketepatan servis lompat yang berbeda dengan pemain yang memiliki
kemampuan motorik rendah dapat diterima kebenarannya. Dari analisis lanjutan
diperoleh bahwa ternyata pemain yang memiliki kemampuan motorik tinggi
memiliki skore ketepatan servis lompat bolavoli yang lebih baik dari pada pemain
yang memiliki kemampuan motorik rendah, dengan rata-rata skore masing-
masing yaitu 7.9 dan 5.6
3. Pengujian Hipotesis III
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara metode latihan dan
kemampuan motorik terhadap ketepatan servis lompat bolavoli sangat bermakna.
Karena Fhitung = 0.28 < Ftabel = 4.08 dengan demikian hipotesa nol diterima. Berarti
tidak terdapat pengaruh interaksi yang signifikan antara metode latihan dan
kemampuan motorik terhadap ketepatan servis lompat bolavoli.
98
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Pembahasan hasil penelitian ini memberikan penafsiran yang lebih lanjut
mengenai hasil-hasil analisis data yang telah dikemukakan. Berdasarkan pengujian
hipotesis telah menghasilkan dua kelompok kesimpulan analisis yaitu :
(a) Perbedaan pengaruh yang bermakna antara faktor-faktor utama penelitian. Faktor
utama yang diteliti meliputi :
1) Perbedaan jenis metode latihan sasaran tetap dan metode latihan sasaran
berubah arah
2) Perbedaan tingkat kemampuan motorik tinggi dan rendah
(b) Pengaruh interaksi yang bermakna antara faktor-faktor utama dalam bentuk
interaksi dua faktor.
Kelompok kesimpulan analisis dapat dipaparkan lebih lanjut sebagai berikut :
1. Perbandingan Latihan Servis Lompat Menggunakan Metode Latihan
Sasaran Tetap dan Metode Latihan Sasaran Berubah Arah.
Berdasarkan pengujian hipotesis pertama ternyata ada perbedaan pengaruh
yang nyata antara kelompok pemain yang mendapatkan latihan dengan sasaran
berubah arah dan kelompok pemain yang mendapatkan latihan dengan metode
sasaran tetap terhadap skore ketepatan servis lompat bolavoli. Pada kelompok
pemain yang mendapat latihan dengan metode sasaran berubah arah mempunyai
skore ketepatan servis lompat bolavoli yang lebih baik dibandingkan dengan
kelompok pemain yang mendapat latihan dengan metode sasaran tetap.
99
Latihan dengan metode sasaran tetap yaitu, metode atau cara melatih
ketepatan bola servis lompat dengan menggunakan sasaran yang sama secara
terus-menerus dan tidak mengubah sasaran satu set dapat diselesaikan yang
ditentukan oleh pelatih. Latihan ketepatan servis lompat dengan metode sasaran
berubah arah adalah latihan suatu metode atau cara untuk melatih ketepatan bola
servis lompat dengan menggunakan sasaran berubah-ubah dalam setiap satu
setnya sesuai dengan keinginan pemain.
Metode latihan ketepatan servis dengan sasaran tetap adalah metode latihan
ketepatan bola servis pada satu arah yang telah ditentukan sebelumnya. Metode
ini mempunyai pengaruh yang baik bagi pemain karena dengan metode latihan
sasaran tetap ini pemain mempunyai kesempatan untuk mengulang beberapa kali
dalam satu set pada sasaran yang sama. Dengan beberapa kali pengulangan ini
diharapkan pemain akan dapat menempatkan bola servis tepat pada sasaran yang
telah ditentukan sebelunya oleh pelatih. Sedangkan metode latihan ketepatan
servis dengan sasaran berubah-ubah, sasaran ditentuksn oleh pemain itu sendiri
sebelum melakukan servis, metode ini mempunyai pengaruh yang positif untuk
mengembangkan kreativitas pemain karena sasaran tidak ditentukan olah pelatih
dan sasaran yang dituju dalam satu set harus bervariasi sesuai dengan keinginan
pemain itu sendiri. Metode latihan ini akan membuat otot lengan menjadi terlatih
dengan sasaran yang diinginkan sehingga otot-otot lengan bisa memperkirakan
kekuatan, ketingian dan jarak yang harus ditempuh serta power otot kaki dalam
melompat keatas.
100
Dari angka-angka yang dihasilkan dalam analisis data menunjukkan bahwa
perbandingan rata-rata skore ketepatan servis lompat yang dihasilkan oleh latihan
dengan metode sasaran berubah arah lebih tinggi 3.7 dari pada dengan latihan
dengan metode sasaran tetap.
2. Perbandingan Antara Kemampuan Motorik Tinggi dan Rendah
Berdasarkan pengujian hipotesis kedua ternyata ada perbedaan pengaruh yang
nyata antara kelompok pemain dengan kemampuan motorik tinggi dan
kemampuan motorik rendah terhadap skore ketepatan servis lompat bolavoli.
Pada kelompok pemain dengan kemampuan motorik tinggi mempunyai skore
ketepatan servis lompat bolavoli lebih baik dibanding kelompok pemain dengan
kemampuan motorik rendah. Pada kelompok pemain kemampuan motorik tinggi
memiliki potensi yang lebih tinggi dari pada pemain yang memiliki kemampuan
motorik rendah.
Pengaruh kemampuan motorik dalam teknik servis lompat sangat berperan
karena teknik servis lompat ini adalah jenis pukulan yang membutuhkan
kemampuan motorik yang besar, misalnya kekuatan, baik itu kekuatan lengan, ke
kuatan otot perut dan kekuatan otot tungkai dan lain-lain. Kemapuan motorik
dapat digunakan sebagai modal awal yang harus dimiliki karena kemampuan
motorik merupakan wujud kesanggupan setiap individu untuk mempertinggi
daya kerja, sehingga memudahkan seseorang menyelesaikan tugas khusus yang
101
berkaitan. Apabilah seseorang mempunyai kemampuan motorik yang tinggi
maka dia dapat melakukan gerak tersebut dengan mudah.
Dari angka-angka yang dihasilkan dalam analisis data menunjukkan bahwa
perbandingan rata-rata skore ketepatan servis lompat bolavoli pada pemain yang
memiliki kemampuan motorik tinggi yang lebih tinggi 2.3 dari pada kelompok
pemain yang memiliki kemampuan motorik rendah
3. Pengaruh Interaksi Antara Metode Latihan Dengan Kemampuan Motorik
Dari tabel ringkasan hasil analisis varian dua faktor, nampak bahwa faktor-
faktor utama penelitian dalam bentuk dua faktor tidak menunjukkan pengaruh
interaksi yang nyata.
Berdasarkan hasil ini, berarti pengungkapan kajian teori sampai pada
hipotesis yang telah diungkapkan ternyata tidak sesuai dengan dugaan. Dengan
tidak terjadinya pengaruh interaksi dalam penelitian ini berarti metode latihan
sasaran tetap dan metode latihan sasaran berubah arah teryata tidak saling terjadi
persilangan diantara keduanya dimana dalam penerapan serta dalam penggunaan
metode latihan baik sasaran tetap maupun latihan berubah arah tidak terlalu
membutuhkan kemampuan motorik, baik kemampuan motorik tinggi maupun
kemampuan motorik rendah.
Berdasarkan hasil penelitian yang dicapai, ternyata pemain yang memiliki
kemampuan motorik rendah dengan latihan sasaran berubah arah, memiliki skore
ketepatan servis lompat yang lebih baik dibandingkan pemain dengan
102
kemampuan motorik rendah dan mendapat perlakuan latihan dengan metode
sasan tetap. Begitupun pemain yang memiliki kemampuan motorik tinggi dengan
penerapan metode latihan sasaran berubah arah akan memiliki skore yang lebih
baik dari pemain yang memiliki kemampuan kotorik tinggi tetapi menggunakan
metode latihan sasaran tetap. Dengan demikian kefektifan penggunaan metode
latihan ketepatan servis lompat dipengaruhi oleh kemampuan motorik yang
dimiliki pemain.
103
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang telah dilakukan, dapat
diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara latihan dengan metode sasaran
tetap dan metode latihan sasaran berubah arah terhadap ketepatan servis lompat.
Pengaruh latihan dengan metode sasaran berubah arah lebih baik dari pada
dengan metode latihan sasaran tetap.
2. Ada perbedaan hasil yang signifikan ketepatan servis lompat bolavoli antara
pemain yang memiliki kemampuan motorik tinggi dengan kemampuan motorik
rendah. Skore ketepatan servis lompat bolavoli pada pemain yang memiliki
kemampuan motorik tinggi lebih baik dari pada yang memiliki kemampuan
motorik rendah.
3. Tidak ada pengaruh interaksi yang signifikan antara metode latihan dengan
kemampuan motorik terhadap ketepatan servis lompat bolavoli.
104
B. IMPLIKASI
Kesimpulan dari hasil penelitian ini dapat mengandung pengembangan ide yang
lebih luas jika dikaji pula tentang implikasi yang ditimbulkan. Atas dasar kesimpulan
yang telah diambil, dapat dikemukakan implikasinya sebagai berikut :
Secara umum dapat dikatakan bahwa metode latihan sasaran tetap, metode latihan
berubah arah dan kemampuan motorik merupakan variable-variabel yang
mempengaruhi skore ketepatan servis lompat bolavoli.
Pada pemain yang berlatih dengan metode latihan sasaran berubah arah Secara
umum dapat dikatakan bahwa metode ini sangat baik, karena metode ini lebih
menyenangkan lebih sesuai dengan tingkat perkembangan seorang pemain,
pengkoreksian tugas-tugas gerak dalam setiap sesi perlakuan gerak dapat dilakukan
sehingga dapat memberikan hasilnya yang lebih optimal.
Berlatih dengan metode latihan sasaran berubah arah ternyata memberikan
pengaruh yang lebih tinggi dalam meningkatkan keterampilan khususnya dalam
ketepatan servis lompat. Kebaikan ini sebaiknya bisa dijadikan solusi serta patokan
didalam pengambilan keputusan dan kebijakan pengembangan metode latihan oleh
para guru Pendidikan Jasmani dan para pelatih untuk peningkatan keterampilan
cabang olahraga.
Berkenaan dengan penerapan kedua bentuk penggunaan metode latihan dapat
meningkatkan ketepatan servis lompat, masih ada faktor lain yaitu kemampuan
105
motorik. Berdasarkan hasil menunjukkan bahwa ada perbedaan skore ketepatan
servis lompat yang sangat signifikan antara kelompok kemampuan motorik tinggi dan
kemampuan motorik rendah. Hal ini mengisyaratkan kepada pengajar dan pelatih,
agar berupaya dalam melatih dan mengajar dalam cabang olah raga khususnya
ketepatan servis lompat bolavoli hendaknya memperhatikan faktor kemampuan
motorik.
C. SARAN
Berdasarkan kesimpulan yang telah didapat dari hasil analisis data diatas maka
peneliti mengajukan saran-saran sebagai berikut :
1. Latihan dengan metode sasaran berubah arah memiliki pengaruh yang lebih baik
dalam meningkatkan ketepatan servis lompat bolavoli, sehingga dalam rangka
pengunaan metode latihan pengajar dan pelatih diharapkan lebih memilih latihan
dengan metode sasaran berubah arah dalam upaya meningkatkan hasil ketepatan
servis lompat bolavoli Mahasiswanya.
2. Terkait dengan perbedaan pengaruh antara kemampuan motorik tinggi faktor
kemampuan motorik rendah, dimana kemampuan motorik tinggi lebih baik
hasilnya, maka Pengajar dan pelatih disarankan agar perlu memperhatikan faktor
kemampuan motorik, dalam rangka meningkatkan hasil latihan ketepatan servis
lompat bolavoli, khususnya ketepatan servis.
3. Untuk peneliti selanjutnya yang mengkaji tentang metode latihan sasaran berubah
arah dan metode latihan sasaran tetap terhadap ketepatan servis lompat bolavoli,
sebaiknya dalam memilih variabel atributip diantaranya persepsi kinestetik dll.
106
DAFTAR PUSTAKA
Alexander Marion. and Adrian Honish. 2005. Sebuah Analisis Langsung Volleyball Serve : Sport Biomechanics Lab, University of Manitoba, Kanada. http://www.coachesinfo.com.[28 Agustus 2009]
Atmadja S. dan Doewes Muchsin. 2004. Panduan Uji Latihan Jasmani dan
Peresepannya. (ACSM) Alih Bahasa Ed. 5. Jakarta : EGC. Baumgartner T. A, Jackson A.S. 1991. Measurement For Evaluation In Physical
Education And Exercise Science. Fourth Edition, Dubugue : Wm. C. Publishers.
Beutelstahl, D. 1986. Belajar Bermain Bolavoli. Bandung : Pionir Jaya Bompa, O. Tudor. 1990. Theory and Methodology of training : The Key to Atletic Performance Second edition Dubuque Iowa : Kcndall/Huns PublishingCompany ................ 1994. Power Training For Sport : Plyometrics For Maximum Power
Development. Ontario : Mosaic Press. Bower, GH and Hilgrd Ernest. 1987. Theories Of Learning. New Jersey : Prenticehall
Inc Brophy, jene E ,Good, Thomas L. 1990. Educational Psychology a Realistic
Approach. London : Logman Group Ltd Chenfu Huang. and Lin-Huan Hu. 2007. Journal Kinematic Analysis of volleyball
Jump Topspin And Float Serve : National Taiwan Normal University, Taipei, Taiwan. http://w4.ub.uni-konstanz. [28 Agustus 2009]
Drowatzky. JN. 1981. Motor Learning : Principles and Practice. Mineapolis :
Burgers Publishing Co. Fitts P. M, and Oxendine, Joseph B. 1984. Psychology of Motor Learning, New
Jersey : Prentice Hall Inc. Fox, E. L, Bowers, RW. And Foss, ML. 1993. The psyological Basic for exercise and
Sport. USA. WCB. A Time Mirror Company. Fox, Merle L, Foss, Steven J. 1998. Physiological Basic for Exercise and Sport,
New York : McGraw-Hill Companies, Inc.
107
Guyton Arthur C. 1983. Text Book of Medical Physiologi. Fifth Edition Toronto : W.B. Sounders Campany.
Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-Aspek Psychology Dalam Coaching. Jakarta
CV. Tambak utama Imam Hidayat. 1996. Biomekanika. Bandung Johnson B. L, Nelson JK. 1970. Practical Measurements For Evaluation In Physical
Education Kirkendall. R. A. 1980. Measurement and Evaluations for Physical Education. IOWA
: Wm. C. Brown Company Publishers.
Lisa M Barnett. and Philip J Morgan. 2008. Olahraga Dirasakan Kompetensi Menengahi Hubungan Antara Kemahiran Keterampilan Motorik Masa Kanak-Kanak Dan Remaja Aktivitas Fisik Dan Kebugaran : Penilaian Yang Membujur. International Journal of Behavioral Nutrition and Physical Activity. University of Sydney, Departemen Kesehatan Pedesaan (Northern Rivers), PO Box 3074, Lismore, NSW, 2480, Australia. http://creativecommons.org/licenses. [28 Agustus 2009]
Magill. R, A. 1980. Motor Learning Concept And Application, Iowa : We Browen
Company. Mary CB Tsili, 2009. He Hyperthrophy Of The Tibia induced Oleh The Volley-Ball.
The Internet Journal of Bioengineering. Department of Mathematics University of Ioannina. http://www.ispub.com. [29 Agustus 2009]
Mulyono Biatmo Atmojo. 1993. Tes Dan Pengukuran Dalam Pendidikan
Jasmani/Olahraga : LPP UNS dan UNS Press. Sajoto. M. 1995. Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik Dalam
Olahraga : Semarang Dahara Prize Yunus. M. 1992. Olahraga Pilihan Bola voli. Jakarta : Depdikbud Nossek, Josef. 1982. General Theory Of Training. Logos : Nasional Institute Of Sport
108
Oemar Hamalik. 1981 Media Pendidikan, Bandung : Penerbit Amumni. Oxedine, J. B. 1984. Psychology Of Motor Learning : New Jersey Prentice-Hall Inc Pate, russel R, Robert Rotella And Brug Mc, Clenaghan. 1993. Scientific Foundations
Of Coaching. New York : Sovaders College Publishing. Radcliffe, J. C, Farentinos, R. C. 1985. High-Powered Plyometrics. Illionis : Human
Kinetics Publisers. Inc.
Rahantoknam. 1988. Belajar Motorik Teori dan Aplikasinya Dalam Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Jakarta : Ditjen Dikti Depdikbud.
Rushall, B. S, Pyke, F.S. 1990. A Training for Fitness, Ist ed. Melbourne : Macmillan Co. pp 5-26.
Rusli Lutan. 1998. Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.
Jakarta : Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. ............. 1988. Belajar Keterampilan Motorik. Pengantar Teori dan Metode. Jakarta :
Depdikbud. Schmidt Richard. A. 1991. Motor Control And Learning. Champain, IIIionis : Human
Kinetics Publisher, Inc ............., R. A. 1975. Motor Skill. New York : Harper & Row Publisher. Simon Coleman, A 3D Analisis Kinematik Langsung Volleyball Serve : The
University of Edinburgh, Skotlandia, Inggris. http://www.coachesinfo.com. [29 Agustus 2009]
Singer, Robert. n. 1980. Motor Learning And Human Performance. New York :
Macmillan Publishing Co, Inc Collier Macmillan Publishers. Siswandari. 2008. Statistika Terapan Dan Perbantuan Computer. Surakarta : Sebelas
Maret University Press. Strand B. N, Wilson R, 1993. Assessing Sport Skills Ausralia : Human Kinetic
Publishers Sudjana. 2005. Metode Statistika : Bandung. Tarsito.
109
............. 1994. Desain dan Analisis Eksperimen : Bandung. Tarsito.
Sukarman. 1987. Dasar Olahraga Untuk Pembina, Pelatih Dan Atlet : Jakarta Inti
Idayu Press. Sukintaka. 2004. Filosofi, Pembelajaran, dan Masa Depan Teori Pendidikan
Jasmani. Bandung : Yayasan Nuansa Cendekia. Suharno. H. P. 1984. Dasar-Dasar Permainan Bola Voli. IKIP Yogyakarta : Andi
Offset. Sugiyanto. 1991. Kepelatihan Bolavoli. Surakarta : UNS Press Veira B. L, Fergusson B. J. 2000. Volley Ball. Ali Bahasa Monti. Jakarta : PT.
Grafindo Persada. Verducci, Frank M. 1932. Measurement Concepts In Physical Education : San
Fransisco State University Wibowo Endang. 2004. Pengaruh Metode Mengajar Dan Kemampuan Motorik
Terhadap Hasil Penempatan Servis Atas Dalam Permainan Bolavoli Di SLTPN 6 Boyolali. Pascasarjana Universitas sebelas Maret Press
110
Lampiran 1
PETUNJUK PELAKSANAAN TEST
KETEPATAN BOLA SERVIS
(Dari AAHPER Volley Ball Service Test, 1969)
A. Tujuan
- Untuk mengukur/mengevaluasi ketepatan servis
B. Alat
- Bolavoli, net standar, kertas pecatat dan pensil, alat pengukur (meteran)
tali, dan lapangan bolavoli dengan petak-petak sasaran.
C. Petunjuk Pelaksanaan
- Pemain berdiri pada daerah servis dan melakukan servis sebanyak 10
kali dengan servis lompat. Servis di arahkan pada salah satu sasaran
yang tia-tiap sasaran mempunyai nilai tertentu
(nilai 1,2,3 dan 4)
- Bola yang dipukul ditak melewati net atau keluar lapangan tidak
mendapatkan nilai atau skor nol
D. Penilaian
- Servis sah apabilah dilakukan dari daerah servis dengan teknik servis
lompat skor tiap-tiap servis ditentukan oleh bola yang melampaui net
dan jatuh pada angka sasaran.
- Skor akhir adalah jumlah nilai dari 10 kali servis yang dilakuka
111
Net
3 pts
5 ft
1 pts 2 pts 20 ft
10 ft 15 ft 5 ft 3 pts
5 ft
4 pts
Gambar 8
Lapangan Tes Ketepatan Servis
(AAPHER, 1969 : 140)
KEMAMPUAN MOTORIK TEST
(General motor ability, 1969)
A. Tes medicine ball-put
a. Tujuan : Mengukur otot power lengan dan bahu
b. Tingkat usuia : 12 Tahun sampai perguruan tinggi
c. Jenis kelamin : Laki-laki
d. Reliabilitas : 0,81 Mahasiswa putri ; 0.84 Mahasiswa putra
112
e. Objektivitas : 0,99
f. Validitas : 0,77
g. Perlengkapan : Bola medicine dengan berat 6 lb, rol meter dan kapur
h. Petunjuk : Teste berdiri diantara dua garis batas yang jaraknya lima
belas kaki, kemudian dia berusaha untuk mendorong bola sejauh
mengkin tampah menginjak atau melewati garis batas. Dia harus
memegang bola pada persilangan antara leher dan bahunya dan
mendorongnya jauh dari tubuhnya dengan sudut 45 derajat. Dia diberi
3 lemparan.
i. Penilaian : 3 lempar yang baik yang dicata, jaraknya dihitung dari kaki
tersekat. lemparan yang salah tidak dinilai, medkipun demikian jika
ketiga lemparan salah maka harus mencoba lagi sampai dia membuat
lemparan yang benar.
j. Keamanan : Pertimbangan-pertimbangan keamanan yang sama harus
di sesuaikan dengan even tolak peluru.
k. Petugas : Dua petugas dibutuhkan untuk mengukur dan menjaga
lemparan. Juga akan sangat membantu jika mengembalikan bola, dan
pemain harus cepat lari menuju ketitik lemparan dan yang lainya
menandainya.
B. Tes sit-up
a. Tujuan : Untuk mengukur ke kuatan otot perut
b. Tingkat usia : Usia 10 tahun sampai perguruan tinggi
113
c. Jenis kelamin : Bisa dilakukan untuk Wanita dan Laki-laki
d. Reabilitas : 0,96
e. Validitas : Face validity
f. Perlengkapan : Matras
g. Petunjuk : Dari posisi berbaring ditekuk lentur sehingga jarak tumit
dengan tempat duduk kira-kira 10 inci, pelaku harus menyatukan jari-
jari tanganya dibelakang leher dan melakukan sit-up dan
menggunakan siku kirinya menyentuh lutut kanan bagian dalam dan
sebaliknya siku kanan menyentuh lutut kiri bagian dalam. hal ini
dilakukan sebanyak mungkin.
h. Penilaian : Jumlah ulanganya di catat untuk penilain, meskipun
demikian perulangannya tidak dihitung apabila ujung jarinya tidak
tetap menyatu di belakang kepala, jika lututnya tidak tersentuh atau
testi menyentuh lantai dengan siku.
i. Nilai tambahan : (1) kaki harus tetap rata dengan lantai dan mungkin
terpisah beberapa inci. (2) bagian belakang, tangan harus menyentuh
matras sebelum menekuk untuk posisi sit-up.
C. Tes vertical jump
a. Tujuan : Untuk mengukur power otot tungkai dalam melompat
vertical.
b. Tingkat umur : 10 Tahun sampai perguruan tinggi.
c. Jenis kelamin : Laki-laki dan Perempuan
114
d. Reliabilitas : 0,977
e. Objektifitas : 0,99
f. Validitas : 0,989
g. Perlengkapan : Papan pengukur vertikal-jump, kapur, penghapus
kapur, dan timbangan berat. Berpakaian olahraga dan tidak pake
sepatu.
h. Petunjuk pelaksanaan : Timbang berat badan testi. Testi berdiri
menyamping papan lompat, tangan kiri dibelakang, badan dan tangan
kanan meraih keatas. Pertahankan posisi ini dan testi berdiri atas ujung
kaki, jari tangan kanan mencapai titik tertinggi dan dicatat. Ujung jari
tangan kanan diberi kapur, testi menekuk lutut, kepala dan tangan
tegak dan tubuh dalam keadaan seimbangan serta bertumpuh pada
ujung jari kaki. Testi melompat setinggi-tingginya dan menyentuh
papan lompatan pada lompatan tertinggi. Tiap peserta diberikan
kesempatan tiga kali lompatan. Pada lompatan terakhir teste
hendaknya mengatakan ini adalah lompan terakhir, usahakan
melampaui lompatan terdahulu.
i. Perbedaan antara tinggi raihan dan tinggi lompatan merupakan hasil
tes dan digunakan untuk menghitung melalui formula di bawa ini :
Jarak x Berat Badan Skor = 12 = Meter-Kilogra
115
Hasil tes Servis lompat bola voli NO nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Gj(t1) Gnp(t2)
Jm(ti) T1� T2� ti�
1 Saiful 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 3 3 6 9 9 36
2 Herman k
0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 2 1 3 4 1 9 3 Herman.b
1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 3 4 7 9 16 49 4 Erwin
1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 4 4 8 16 16 64 5 Zakaria
1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 3 2 5 9 4 25 6 Andika
0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 3 3 6 9 9 36 7 Jawahir
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 4 4 8 16 16 64 8 Robin
1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 3 2 5 9 4 25 9 Juamri
1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 2 3 1 4 9 10 Khaeril
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 4 5 9 16 25 81 11 Awal
1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 4 2 6 16 4 36 12 Fatah
0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 - 2 2 - 2 4 13 Burhan
1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 2 3 5 4 9 25 14 Amar
0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 - 2 2 - 4 4 15 Viktor
1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 3 2 5 9 4 25 16 Sabar
0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 3 4 7 9 16 47 17 Pansir
1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 4 2 6 16 4 36 18 Irham
0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 2 1 3 4 4 9 19 Heril
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 4 5 9 16 25 81 20 Ardi
1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 2 3 5 4 9 25 21 Idul
1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 3 2 5 9 4 25 22 Emil
1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 3 2 5 9 4 25 23 Saiful.p
0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 2 3 5 4 9 25 24 Rijal
1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 4 3 7 16 9 47 25 Faizal
1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 5 3 8 25 9 64 26 Sukirman
1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 3 4 7 9 16 49 27 Abbas
1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 4 3 7 16 9 49 28 Sufirman
1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 4 3 7 16 9 49 29 Rahman
1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 3 4 7 9 16 49 30 Rusman
1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 3 4 7 9 16 49 31 Rio
0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 3 3 6 9 9 36 32 Heri
1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 4 4 8 16 16 64 33 Mustajrin
1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 3 3 6 9 9 36 34 Sulfikar
1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 3 2 5 9 4 25 35 Ken 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 4 2 6 16 4 36 36 Erwin 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 2 3 5 4 9 25 37 Nurhidyat 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 2 3 5 9 9 25 38 Masrun 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 4 1 5 1 1 25 39 Iwan 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 4 2 6 4 4 36 40 Isman 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 3 3 6 9 9 36
29 22 19 26 25 24 24 19 23 23 120 113 233 384 360 1465
116
Langkah 2:
Mengkalkulasikan nilai yang diperlukan untuk mententukan jumlah kuadrat :
∑ 2X , ∑ X, k
Ti 2)(∑, dan
n
Tj∑ 2)(
∑ X : 233 n : 40
∑ 2X : 744 k : 2
Langkah 3:
k
Ti 2)(∑ = 2
1465= 732,2
n
Tj∑ 2)( =
40
13120 22+=
40
769.12400.14 +
40
169.27= 169,23
Maka,
SST = ∑ 2X - nk
X∑ 2)(= 744 -
2.40
)233( 2
= 744 - 80
289.54= 744 – 678,61 = 65,39
SSS = k
Ti 2)(∑ -
nk
X∑ 2)(= 735,5 – 678,61 = 53,89
SSt = n
Tj∑ 2)( -
nk
X∑ 2)(= 679,23 – 678,61= 0,62
SSI = ∑ 2X + nk
X∑ 2)( -
k
Ti 2)(∑ -
n
Tj∑ 2)(= 744 + 678,61 – 732,5 – 679,23 =
10,88
SSS = 53,89
SSt = 0,62
SSI = 10,88 +
SST = 65,59
117
Tabel 15 : Data Prosedur Mencari Reliabilitas Tes :
Sumber df SS MS
Di antara Subyek n – 1 40 – 1 = 39
SSs 53,89
1,38
Di antara Trial k – 1 2 -1 =1
SS 0,62
0,62
Interaksi (n-1)(k-1) 40.1 = 40
SSı 10,88
0,28
Total nk-1
65,39
MS = df
SS
R = S
WS
MS
MSMS −
MS W = It
t
dfdf
SSSS
+
+ 1
= 391
88,1062,0
+
+=
40
14,11= 0,27
R = 38,1
27,038,1 −=
38,1
11,1= 0,80
= 80,01
80,0.2
+=
80,1
6,1= 0,88
R = 0,88 Tinggi Jadi koefisien reliabilitas yang diperoleh adalah 0.88 (Acceptable)
118
Lampiran 3
Tabel 16 : Tes Awal Ketepatan Servis Lompat Bolavol Tanggal. 25 Mei 2009 No Nama Hasil ketepatan servis lompat
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Ganjil Genap Jumlah
1 Saiful 0 0 4 2 2 2 0 0 2 2 8 4 12 2 Herman.k 0 0 0 0 2 3 0 0 2 0 4 3 9 3 Herman.b 2 2 2 0 0 2 2 2 0 2 6 6 12 4 Erwin 2 2 0 2 2 2 2 1 2 2 8 9 17 5 Zakaria 2 0 0 3 0 0 3 2 3 0 8 5 13 6 Andika 0 3 1 0 0 2 2 0 2 2 5 7 12 7 Jawahir 2 2 2 2 2 2 0 2 3 4 9 12 21 8 Robin 2 0 0 2 0 0 2 2 4 0 8 4 12 9 Juamri 3 0 0 4 0 0 0 0 0 2 3 6 9
10 Khaeril 4 4 3 2 2 4 2 4 0 4 11 18 29 11 Awaluddin 2 0 0 0 2 2 3 0 2 3 9 5 14 12 Abd.fattah 0 0 0 0 0 4 0 2 0 0 - 6 6 13 a.burhanuddin 1 2 0 0 3 2 0 2 0 0 4 6 10 14 Amar setyawan 0 2 0 0 0 0 0 3 0 0 - 5 5 15 Viktor 2 0 0 1 2 0 2 0 0 3 6 4 10 16 Sabaruddin 0 4 0 2 2 2 2 0 3 3 7 11 18 17 Pansir 3 0 2 2 4 3 0 0 1 0 10 5 15 18 Irham 0 3 0 0 3 0 3 0 0 0 6 3 9 19 Heril 4 1 0 3 2 2 1 3 2 3 9 12 21 20 Ardi 1 0 0 2 0 3 0 0 1 2 2 7 9 21 Idul 3 0 0 1 0 2 2 0 3 0 8 3 11 22 Emil 2 2 0 3 0 0 3 0 2 0 7 5 12 23 Saiful falopo 0 0 3 2 2 3 0 1 0 0 5 6 11 24 Rijal 2 3 3 2 1 0 0 2 3 0 9 7 16 25 Faisal 2 3 2 0 2 0 2 2 1 2 9 7 16 26 Sukirman 2 2 3 3 2 1 0 0 0 2 7 8 15 27 Abbas 4 3 3 0 2 2 2 0 0 3 11 8 19 28 Sufirman 3 0 3 1 4 0 2 2 0 1 12 4 16 29 Rahman 2 2 2 3 0 0 1 1 0 3 5 9 14 30 Rusman 2 3 0 1 0 3 2 0 2 2 6 8 14 31 Rio 0 0 2 2 3 2 2 1 0 0 7 5 12 32 Heri 2 3 3 3 2 0 0 1 2 1 9 8 17 33 Mustajrin 1 1 2 2 0 3 0 0 2 0 5 6 11 34 Sulfikar 2 2 0 0 2 0 1 1 0 0 5 3 8 35 Ken 3 0 0 0 3 0 2 2 1 2 9 4 13 36 Erwin yamin 0 0 2 2 3 3 0 0 0 2 5 7 12 37 Nurhidayat 2 0 0 2 0 1 0 0 3 3 5 6 11 38 Masrun 3 1 1 0 0 0 2 0 2 0 8 1 9 39 Iwan 0 0 3 3 4 0 1 0 2 2 10 5 15 40 Isman 2 1 0 0 2 2 3 0 0 2 7 5 12
119
Lampiran 4 DISKRIPSI PELAKSANAAN LATIHAN DENGAN METODE LATIHAN SASARAN TETAP DAN METODE LATIHAN SASARAN BERUBAH ARAH
1. Bentuk Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan setiap tatap muka diberikan dalam tiga tahap bentuk
perlakuan, yaitu : (a) Pendahuluan (warming up); (b) latihan inti; dan (c)
Penutup (coling dawn).
(a) Pendahuluan
Pemanasan dan stretching diberikan pada awal setiap memulai
latihan tujuanya adalah untuk mempersiapkan tubuh agar berada dalam
kondisi siap untuk melakukan latihan. Bentuk gerakan tersebut disesuaikan
dengan gerakan teknik dalam bermain bolavoli.
(b) Latihan Inti Bentuk latihan yang dilakukan adalah latihan ketepatan Servis lompat
bolavoli, yang diberikan pada masing-masing kelompok latihan, yaitu
kelompok dengan metode latihan sasaran tetap dan metode latihan sasaran
berubah arah. Perbedaan terletak pada daerah penempatan bola servis dalam
satu setnya (ada yang ditentukan pelatih ada yang ditentukan pemain itu
sendiri).
120
© Penutup
Pada latihan ini merupakan tahap akhir dalam setiap pertemuan yang
diberikan berupa gerakan ringan dan diakhiri dengan stretching yang ringan.
Kedua kelompok latihan diberikan secara bersama-sama dalam bagian ini.
2. Lama Kegiatan Latihan
Latihan pada masing-masing kelompok membutuhkan waktu :
a. Pemanasan 15 menit
b. Latihan inti 60 - 90 menit
c. Penutup 15 menit
3. Tempat dan Waktu Latihan
Kegiatan penelitian di lapangan bolavoli Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Makassar.
Waktu penelitian : selasa,dimulai pada pukul 15.30 s.d 17.00 Wita, kamis,
dimulai pada pukul 15.30 s.d 17.00 Wita, dan sabtu, dimulai pada pukul 15.30
s.d 17.00 Wita
4. Sarana dan Prasarana
Untuk menunjang kelancaran pelaksanan latihan, maka dibutuhkan peralatan
latihan sebangai berikut :
1. Bolavoli 20 buah
2. Stopwatch sebanyak 2 buah 3. Net 2 buah
121
4. Lapangan bolavoli 2 buah
5. Tanda atau angka untuk daerah sasaran dalam lapangan
6. Sempritan 2 buah dan alat tulis
5. Petugas Pelaksana Latihan
Untuk kelancaran pelaksanaan latihan, peneliti dibantu beberapa petugas
pelaksana latihan. Dimana para petugas, ditugaskan untuk mengawasi dan
mengontrol selama proses kegiatan latihan pada masing-masing kelompok
latihan.
6.Tujuan latihan :
Latihan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dalam ketepatan
Servis lompat pada permainan bolavoli.
122
Lampiran 5
PROGRAM LATIHAN
Untuk kelancaran pelaksanaan latihan perlu adanya suatu program latihan
yang sudah dirancang dengan ketentuan-ketentuan yang sudah ada. Program latihan
disusun bedasarkan jumlah perkali pertemuan, dimana jumhlah pertemuan penelitian
ini 18 kali.
Materi latihan dalam program ini disamakan, yang membedakanya pada
latihan sasaran tetap dimana daerah penempatan bola servis di tentukan oleh pelatih
dalam setiap setnya, sedangkan latihan sasaran berubah arah ditentukan oleh pemain
itu sendiri dalam setiap servisnya dengan meneriakkan daerah yang ingin ditujuh.
Tabel 17 : Materi Latihan dengan Metode Sasaran Tetap dan Metode Latihan Sasaran Berubah Arah
Materi Latihan
Latihan sasaran tetap Latihan sasaran berubah arah
• Melakukan servis lompat
bolavoli ke daerah yang telah
ditentukan oleh pelatih dalam
setiap setnya.
• Melakukan servis lompat
bolavoli ke daerah yang di
inginkan oleh pemain itu sendiri
dalam setiap servisnya dengan
meneriakkan daerah yang ingin
ditujuh.
123
Lampiran 6
Tabel 18 : Program Metode Latihan Sasaran Tetap
Minggu Hari Frekuwensi Intensitas Reperisi Set Recovery
I Selasa
Kamis
Sabtu
1
2
3
50 % 6 Kali 3 Set 2 Menit
II Selasa
Kamis
Sabtu
1
2
3
50 % 6 Kali 3 Set 2 Menit
III Selasa
Kamis
Sabtu
1
2
3
60 % 8 Kali 4 Set 3 Menit
IV Selasa
Kamis
Sabtu
1
2
3
60 % 8 Kali 4 Set 3 menit
V Selasa
Kamis
Sabtu
1
2
3
70 % 10 Kali 5 Set 4 Menit
VI Selasa
Kamis
Sabtu
1
2
3
70 % 10 Kali 5 Set 4 Menit
124
Lampiran 7
Tabel 19 : Program Metode Latihan Sasaran Berubah Arah
Minggu Hari Frekuwensi Intensitas Reperisi Set Recovery
I Selasa
Kamis
Sabtu
1
2
3
50 % 6 Kali 3 Set 2 Menit
II Selasa
Kamis
Sabtu
1
2
3
50 % 6 Kali 3 Set 2 Menit
III Selasa
Kamis
Sabtu
1
2
3
60 % 8 Kali 4 Set 3 Menit
IV Selasa
Kamis
Sabtu
1
2
3
60 % 8 Kali 4 Set 3 menit
V Salasa
Kamis
Sabtu
1
2
3
70 % 10 Kali 5 Set 4 Menit
VI Selasa
Kamis
Sabtu
1
2
3
70 % 10 Kali 5 Set 4 Menit
125
Lampiran 8
KETERANGAN PELAKSANAAN LATIHAN
1. Sampel diambil berdasarkan hasil tes kemampuan motorik sebagai variabel
atributif dalam penelitian dengan menggunakan teknik purposive random
sampling :
1. Sebelum latihan, dilaksanakan tes uji coba untuk menentukan intensitas
beban latihan dan tes ini dilakukan terhadap semua sampel (40 orang
pemain) tes yang dilakukan berupah tes ketepatan servis lompat
semaksimal mungkin dalam 1 repetisi (1 RM = beban maksimal)
2. Beban awal latihan 50 % dari beban maksimal.
3. Program latihan dalam penelitian ini dilaksanakan dengan intensitas 50 %
- 70 % dari beban maksimal, dengan jumlah set 3-5, interval 2-4 menit.
4. Jenis metode latihan yang dilakukan sampel adalah metode latihan
sasaran tetap dan berubah arah.
5. Recovery adalah durasi istirahat antar set.
2. Metode latihan sasaran tetap
Bentuk latihan yang dilakukan seperti yang telah dipaparkan diatas, contoh 3
set dan 6 repetisi, jadi jumlah servis lompat yang dilakukan pemain pada setiap 1
set = 6 kali perlakuan, berarti kalau 3 set jumlahnya 18 kali. Untuk pelaksanaan
tugas servis, sampel membuat dua baris berjajar, kemudian pemain paling depan 2
orang melakukan servis lompat bolavoli dengan sasaran yang telah ditentukan
oleh pelatih dalam satu setnya. Setelah selesai melakukan servis sesuai
126
dengan jumlah refetisi dalam satu setnya tersebut, mereka kembali kebelakang
barisan yang paling belakang. Tugas servis dilakukan secara bergantian dan
seterusnya, sehingga satu pemain melakukan tugas servis sebanyak jumlah refetisi
dalam satu setnya, setelah itu recovery kemudian kembali untuk melakukan set
berikutnya dan seterusnya.
3. Metode latihan sasaran berubah arah
Bentuk latihan sama dengan metode latihan sasaran tetap hanya saja
perbedaannya terletak pada daerah penempatan bola servis dalam satu setnya,
contoh 3 set dan 6 repetisi, jadi jumlah servis lompat yang dilakukan pemain pada
setiap 1 set = 6 kali perlakuan, berarti kalau 3 set jumlahnya 18 kali. Untuk
pelaksanaan tugas servis, sampel membuat dua baris berjajar, kemudian pemain
paling depan 2 orang melakukan servis lompat bolavoli dengan sasaran yang di
inginkan oleh pemain itu sendiri dalam setiap servisnya dengan meneriakkan
daerah yang ingin ditujuh. Setelah selesai melakukan servis sesuai dengan jumlah
refetisi dalam satu setnya tersebut, mereka kembali kebelakang barisan yang
paling belakang. Tugas servis dilakukan secara bergantian dan seterusnya,
sehingga satu pemain melakukan tugas servis sebanyak jumlah refetisi dalam
satu setnya, setelah itu recovery kemudian kembali untuk melakukan set
berikutnya dan seterusnya.
127
Lampiran 9
Tabel 20 : Tes Akhir Ketepatan Servis Lompat Bolavoli Tanggal 06 Juli 2009
No Nama Hasil ketepatan servis lompat
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Ganjil Genap Jumlah
1 Saiful 2 2 0 2 0 2 3 3 4 4 9 13 22
2 Herman.k 4 2 2 0 2 2 2 2 2 4 12 10 22 3 Herman.b 4 0 0 4 0 2 2 2 2 4 8 12 20
4 Erwin 2 2 4 0 2 4 2 4 0 4 10 14 24
5 Zakaria 2 4 0 3 4 0 3 2 2 2 11 11 22 6 Andika 4 3 2 2 0 2 2 4 2 2 10 13 23
7 Jawahir 4 2 0 4 0 3 4 3 4 4 12 16 28 8 Robin 2 2 3 2 4 2 0 0 2 0 11 6 17 9 Juamri 2 0 4 2 2 2 2 0 0 2 10 6 16
10 Khaeril 4 0 3 4 4 4 3 4 4 4 18 16 34 11 Awaluddin 2 2 0 2 3 0 4 2 2 3 11 9 20
12 Abd.fattah 2 0 2 0 0 2 0 0 0 2 4 4 8 13 A.burhanuddin 2 2 0 2 3 0 2 2 0 2 7 8 15
14 Amar setyawan 2 2 0 4 2 2 0 0 2 0 6 8 14
15 Viktor 0 2 2 3 0 3 0 2 2 2 4 12 16 16 Sabaruddin 4 2 2 0 2 3 3 4 2 0 13 9 22
17 Pansir 4 0 2 2 3 0 2 2 2 2 13 12 25 18 Irham 3 3 2 0 2 2 2 0 4 0 13 5 18
19 Heril 2 4 2 0 3 2 3 4 0 4 10 14 24 20 Ardi 2 2 0 2 3 0 0 2 3 0 8 6 14
21 Idul 2 2 3 0 2 2 4 0 0 2 11 6 17
22 Emil 2 0 2 0 3 2 0 2 4 2 11 6 17 23 Saiful falopo 2 0 2 3 2 3 0 0 2 2 8 8 16
24 Rijal 3 3 4 2 2 2 0 4 2 2 11 13 24 25 Faisal 3 2 3 3 3 0 2 3 2 4 13 12 25
26 Sukirman 3 2 3 2 0 2 2 2 3 0 11 8 19
27 Abbas 2 2 3 3 4 2 2 3 0 3 11 13 24 28 Sufirman 3 2 4 2 4 2 4 2 4 0 19 8 27
29 Rahman 3 0 4 4 3 2 0 2 0 2 10 10 20 30 Rusman 3 0 2 0 4 2 2 2 3 2 14 6 20
31 Rio 0 2 0 2 3 0 2 3 2 2 7 9 16
32 Heri 2 0 2 3 3 2 0 4 2 2 6 14 20 33 Mustajrin 0 2 2 0 3 2 4 0 2 2 11 6 17
34 Sulfikar 0 0 0 2 2 2 2 3 0 3 4 10 14 35 Ken 2 0 2 2 3 3 2 4 2 2 11 11 22
36 Erwin yamin 2 2 0 3 0 0 3 4 0 2 5 11 16 37 Nurhidayat 4 2 3 0 2 3 0 4 3 2 12 11 23
38 Masrun 2 2 2 0 2 2 2 0 0 0 8 4 12
39 Iwan 4 0 3 2 2 3 2 2 3 2 `14 9 23 40 Isman 3 2 2 0 4 2 3 0 2 2 14 6 20
128
Lampiran 10
Tabel 21 : Tes Kemampuan Motorik
No Nama Item Tes Kemampuan Motorik Vertical Jump Sit-up Medicine ball put
1. Saiful 3,75 56 5,90 2. Herman.k 3,60 56 5,60
3. Herman b 4,22 54 7 4. erwin 3,46 30 5,30
5. Zakaria 3,29 65 6,60 6. Andika 2,22 40 5,20
7. Jawahir 2,93 59 6,15
8. Robin 2,73 39 5,80 9. Juamri 3,13 52 5,60
10. Khaeril 4,65 60 7,60 11. Awaluddin 3,40 37 5,50
12. Abd.fattah 2,92 38 6
13. A.burhanuddin 2,52 40 5,10 14. Amar setyawan 2,82 46 6,10
15. Viktor 4,15 67 7,50 16. Sabaruddin 2,42 45 6
17. Pansir 4,5 60 6,20
18. Irham 3,45 70 6,40 19. Heril 2,03 48 5,60
20. Ardi 2,17 30 4,40 21. Idul 3,70 51 5
22. Emil 3,89 37 5,50 23. Saiful palopo 4,35 55 5,30
24. Rijal 3,50 51 6,30
25. Faizal 3,52 43 5,70 26. Sukirman 3,10 40 5,20
27. Abbas 3,11 52 5 28. Sufirman 3,63 51 5,10
29. Rahman 2,75 45 5,60
30. Rusman 3,10 40 4,50 31. Rio 3,20 30 4,70
32. Heri 2,99 46 6,40 33. Mustajrin 2,70 38 5
34. Sulfikar 3,95 55 5,70
35. Ken 2,62 48 5 36. Erwin yamin 2,70 43 6,20
37. Nurhidayat 2,75 53 4,70 38. Masrun 2,7 44 6
39. Iwan 2,9 54 4,20 40. isman 2,08 55 4,10
129
Lampiran 11
Tabel 22 : Data Hasil Kemampuan Motorik Tinggi Pada Club Bolavoli Mahasiswa Putra FIK UNM Makassar Tahun 2009
No Nama Skor kemampuan
motorik
Klasifikasi Kelompok
1. 2. 3. 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Irham Viktor vernando Sakaria Khaeril Pansir Jawahir Saiful Sulfikar Herman Saiful palopo Herman Sukirman Iwan Rijal Isman Juamri Idul Sufirman Nurhidayat Abbas
80 79 75 72 71 68 66 65 65 65 65 61 61 61 61 61 60 60 60 60
Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1
130
Lampiran 12
Tabel 23 : Data Hasil Kemampuan Motorik Rendah Pada Club Bolavoli Mahasiswa Putra FIK UNM Makassar Tahun 2009
No Nama Skor
Kemampuan Motorik
Klasifikasi Kelompok
1. 2. 3. 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Heril Ken Heri Amar setiawan Sabaruddin Rahman Masrun Faizal Erwin yamin Rusman Robin Andi burhan Abd.fatah Andika Mustajrin Awaluddin Emil Erwin Rio Ardi
56 56 55 55 53 53 53 52 52 48 48 48 47 47 46 46 46 39 38 37
Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
131
Lampiran 13
Tabel 24 : Kelompok I Latihan Sasaran Tetap No Nama Tes Awal Tes Akhir Peningkatan Artibutif
1.
2.
3.
4.
5.
6
7.
8.
9.
10.
Juamri
Khaeril
Idul
Sulfikar
Saiful palopo
Rijal
Jawahir
Sukirman
Abbas
Viktor veluando
9
29
11
8
11
16
21
15
19
10
16
34
17
14
16
24
28
19
22
16
7
5
6
6
5
8
7
4
5
6
Kemampuan
Motorik Tinggi
Jumlah
Mean
SD
149
14,9
6.590
208
20,8
6.450
59
5,9
1.197
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
Rio
Robin
Heri
Mustajrin
Abd.Fatah
Sabaruddin
Emil
Haeril
Masrun
Erwin Yamin
12
12
17
11
6
18
12
21
9
12
16
17
20
17
8
22
17
24
12
16
4
5
3
6
2
4
5
3
3
4
Kemampuan
Motorik Rendah
Jumlah
Mean
SD
130
13,0
4.447
169
16,9
4.605
39
3,9
1.197
132
Lampiran 14
Tabel 25 : Kelompok II Latihan Sasaran Beruba Arah
No Nama Tes Awal Tes Akhir Peningkatan Artibutif
1.
2.
3.
4.
5.
6
7.
8.
9.
10.
Sauful
Herman B
Herman.k
Iwan
Zakaria
Isman
Nurhidayat
Pansir
Irham
Sufirman
12
12
9
15
13
12
11
15
9
16
22
22
20
23
22
20
23
25
18
27
10
10
11
8
9
8
12
10
9
11
Kemampuan
Motorik Tinggi
Jumlah
Mean
SD
124
12.4
2.412
222
22.2
2.573
98
9.8
1.316
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
Andika
Rahman
Rusman
A.Burhanuddin
Amar setyawan
Ardi
Ken
Erwin
Faizal
Awaluddin
12
14
14
10
5
9
13
17
16
14
23
20
20
15
14
14
22
24
25
20
11
6
6
5
9
5
9
7
9
6
Kemampuan
Motorik Rendah
Jumlah
Mean
SD
124
12,4
3.565
197
19,7
4.083
73
7,3
2.057
133
Lampiran 15
Tabel 26 : Tes Awal dan Tes Akhir Ketepatan Servis Bolavoli
Kemampuan Motorik No. Resp.
Metode Latihan Tinggi Rendah
Jumlah Rata-rata
1 10 11
2 10 6
3 11 6
4 8 5
5 9 9
6 8 5
7 12 9
8 10 7
9 9 9
10
Latihan Sasaran Berubah
Arah
11 6
Jumlah 98 73 171
Rata-rata 9.8 7.3 8.6
1 7 4
2 5 5
3 6 3
4 6 6
5 5 2
6 8 4
7 7 5
8 4 3
9 5 3
10
Latihan Sasaran Tetap
6 4
Jumlah 59 39 98
Rata-rata 5.9 3.9 4.9
Jumlah Besar 157 112 269
Rata-rata 7.9 5.6 6.725
134
Lampiran 16
Uji Normalitas
Tabel 27 : Data Hasil Uji Normalitas Latihan Berubah Arah Kemampuan Motorik Tinggi
No Xi f Xi2 f.Xi f.Xi
2 Zi F(Zi) S(Zi) IF(Zi)-S(Zi)I
1 8 2 64 16 128 -1,36 0,0869 0,2000 0,1131
2 9 2 81 18 162 -0,61 0,2709 0,4000 0,1291
3 10 3 100 30 300 0,15 0,5596 0,7000 0,1404
4 11 2 121 22 242 0,91 0,8186 0,9000 0,0814
5 12 1 144 12 144 1,67 0,9525 1,0000 0,0475
Jml 50 10 510 98 976
Rerata 9,8 Lobs 0,1404
SD 1,32 Ltab 0,2802 Kesp. Normal
Harga Lobs = 0,1404 Harga Ltab = 0,2802 Karena harga Lobs < Ltab; maka sampel berasal dari populasi yang berdstribusi normal
Tabel 28 : Data Hasil Uji Normalitas Latihan Berubah Arah Kemampuan Motorik Rendah
No Xi f Xi2 f.Xi f.Xi
2 Zi F(Zi) S(Zi) IF(Zi)-S(Zi)I
1 5 2 25 10 50 -1,12 0,1314 0,2000 0,0686
2 6 3 36 18 108 -0,63 0,2643 0,5000 0,2357
3 7 1 49 7 49 -0,15 0,4404 0,6000 0,1596
4 9 3 81 27 243 0,83 0,7967 0,9000 0,1033
5 11 1 121 11 121 1,80 0,9641 1,0000 0,0359
Jml 38 10 312 73 571
Rerata 7,3 Lobs 0,2357
SD 2,06 Ltab 0,2802 Kesp. Normal
Harga Lobs = 0,2357
135
Harga Ltab = 0,2802
Karena harga Lobs < Ltab; maka sampel berasal dari populasi yang berdstribusi normal
Tabel 29 : Data Hasil Uji Normalitas Latihan Tetap Kemampuan Motorik Tinggi
No Xi f Xi2 f.Xi f.Xi
2 Zi F(Zi) S(Zi) IF(Zi)-S(Zi)I
1 4 1 16 4 16 -1,58 0,0571 0,1000 0,0429
2 5 3 25 15 75 -0,75 0,2266 0,4000 0,1734
3 6 3 36 18 108 0,08 0,5319 0,7000 0,1681
4 7 2 49 14 98 0,92 0,8212 0,9000 0,0788
5 8 1 64 8 64 1,75 0,9599 1,0000 0,0401
Jml 30 10 190 59 361
Rerata 5,9 Lobs 0,1734
SD 1,2 Ltab 0,2802 Kesp. Normal
Harga Lobs = 0,1734
Harga Ltab = 0,2802
Karena harga Lobs < Ltab; maka sampel berasal dari populasi yang berdstribusi normal
Tabel 30 : Data Hasil Uji Normalitas Latihan Tetap Kemampuan Motorik Rendah
No Xi f Xi2 f.Xi f.Xi
2 Zi F(Zi) S(Zi) IF(Zi)-S(Zi)I
1 2 1 4 2 4 -1,58 0,0571 0,1000 0,0429
2 3 3 9 9 27 -0,75 0,2266 0,4000 0,1734
3 4 3 16 12 48 0,08 0,5319 0,7000 0,1681
4 5 2 25 10 50 0,92 0,8212 0,9000 0,0788
5 6 1 36 6 36 1,75 0,9599 1,0000 0,0401
Jml 20 10 90 39 165
Rerata 3,9 Lobs 0,1734
SD 1,2 Ltab 0,2802 Kesp. Normal
136
Harga Lobs = 0,1734
Harga Ltab = 0,2802
Karena harga Lobs < Ltab; maka sampel berasal dari populasi yang berdstribusi normal
Tabel 31 : Hasil Uji Normalitas Latihan Sasaran Berubah Arah
No Xi f Xi2 f.Xi f.Xi
2 Zi F(Zi) S(Zi) IF(Zi)-S(Zi)I
1 5 2 25 10 50 -1,68 0,0465 0,1000 0,0535
2 6 3 36 18 108 -1,21 0,1131 0,2500 0,1369
3 7 1 49 7 49 -0,73 0,2327 0,3000 0,0673
4 8 2 64 16 128 -0,26 0,3974 0,4000 0,0026
5 9 5 81 45 405 0,21 0,5832 0,6500 0,0668
6 10 3 100 30 300 0,69 0,7549 0,8000 0,0451
7 11 3 121 33 363 1,16 0,8770 0,9500 0,0730
8 12 1 144 12 144 1,64 0,9495 1,0000 0,0505
Jml 68 20 620 171 1547
Rerata 8,55 Lobs 0,1369
SD 2,11 Ltab 0,1981 Kesp. Normal
Harga Lobs = 0,1369
Harga Ltab = 0,1981
Karena harga Lobs < Ltab; maka sampel berasal dari populasi yang berdstribusi normal
137
Tabel 32 : Hasil Uji Normalitas Latihan Sasaran Tetap
No Xi f Xi2 f.Xi f.Xi
2 Zi F(Zi) S(Zi) IF(Zi)-S(Zi)I
1 2 1 4 2 4 -1,87 0,0307 0,0500 0,0193
2 3 3 9 9 27 -1,23 0,1093 0,2000 0,0907
3 4 4 16 16 64 -0,58 0,2810 0,4000 0,1190
4 5 5 25 25 125 0,06 0,5239 0,6500 0,1261
5 6 4 36 24 144 0,71 0,7611 0,8500 0,0889
6 7 2 49 14 98 1,35 0,9115 0,9500 0,0385
7 8 1 64 8 64 2,00 0,9772 1,0000 0,0228
Jml 35 20 203 98 526
Rerata 4,9 Lobs 0,1261
SD 1,55 Ltab 0,1981 Kesp. Normal
Harga Lobs = 0,1261
Harga Ltab = 0,1981
Karena harga Lobs < Ltab; maka sampel berasal dari populasi yang berdstribusi normal
138
Tabel 33 : Hasil Uji Normalitas Kelompok Kemampuan Motorik Tinggi
No Xi f Xi2 f.Xi f.Xi
2 Zi F(Zi) S(Zi) IF(Zi)-S(Zi)I
1 4 1 16 4 16 -1,64 0,0505 0,0500 0,0005
2 5 3 25 15 75 -1,21 0,1131 0,2000 0,0869
3 6 3 36 18 108 -0,79 0,2148 0,3500 0,1352
4 7 2 49 14 98 -0,36 0,3594 0,4500 0,0906
5 8 3 64 24 192 0,06 0,5239 0,6000 0,0761
6 9 2 81 18 162 0,49 0,6879 0,7000 0,0121
7 10 3 100 30 300 0,91 0,8186 0,8500 0,0314
8 11 2 121 22 242 1,34 0,9099 0,9500 0,0401
9 12 1 144 12 144 1,77 0,9616 1,0000 0,0384
Jml 72 20 636 157 1337
Rerata 7,85 Lobs 0,1352
SD 2,35 Ltab 0,1981 Kesp. Normal
Harga Lobs = 0,1352
Harga Ltab = 0,1981
Karena harga Lobs < Ltab; maka sampel berasal dari populasi yang berdstribusi normal
139
Tabel 34 : Hasil Uji Normalitas Kelompok Kemampuan Motorik Rendah
No Xi f Xi2 f.Xi f.Xi
2 Zi F(Zi) S(Zi) IF(Zi)-S(Zi)I
1 2 1 4 2 4 -1,51 0,0655 0,0500 0,0155
2 3 3 9 9 27 -1,09 0,1379 0,2000 0,0621
3 4 3 16 12 48 -0,67 0,2514 0,3500 0,0986
4 5 4 25 20 100 -0,25 0,4013 0,5500 0,1487
5 6 4 36 24 144 0,17 0,5675 0,7500 0,1825
6 7 1 49 7 49 0,59 0,7224 0,8000 0,0776
7 9 3 81 27 243 1,42 0,9222 0,9500 0,0278
8 11 1 121 11 121 2,26 0,9881 1,0000 0,0119
Jml 47 20 341 112 736
Rerata 5,6 Lobs 0,1825
SD 2,39 Ltab 0,1981 Kesp. Normal
Harga Lobs = 0,1825
Harga Ltab = 0,1981
Karena harga Lobs < Ltab; maka sampel berasal dari populasi yang berdstribusi normal
140
Lampiran 17
Uji Homogenitas
A. Uji Homogenitas Metode Latihan
Tabel 35 : Komputasi Data Metode Latihan
Sampel ni-1 1/(ni-1) Si2 log Si
2 (ni-1)logSi2
Latihan sasaran berubah arah
19 0.0526 4.47 0.6504 12.3578
Latihan sasaran tetap 19 0.0526 4.47 0.6504 12.3578
Jumlah 38 0.1053 8.94 1.3008 24.7156
( )( )( )( )∑
∑−
−=
1
1 2
2
i
ii
n
Sns
( ) ( )38
47.41947.419 xx +=
= 4.4711
Log S2 = 0.6504
ln 10 = 2.3026
B = (log S2) ( ∑ (ni – 1)) = 24.7156
χ2 = ln 10 {B - ∑ (ni-1)logSi2}= 0.0000
1. Hipotesis
Ho = Kelompok data metode latihan sasaran berubah arah dan latihan sasaran
tetap homogen
H1 = Kelompok data metode latihan sasaran berubah arah dan latihan sasaran
tetap tidak homogen
2. Taraf signifikansi = 5 %
3. Daerah kritik : DK = χ 2 | χ 2 0,95; 1 = 3.84
4. Keputusan uji
141
Harga χ2hitung = 0.0000 < χ2
0,95;1 = 3.84 atau berada diluar daerah kritik sehingga
Ho diterima
5. Kesimpulan
Kelompok data metode latihan sasaran berubah arah dan latihan sasaran tetap
homogen
B. Uji Homogenitas Kemampuan Motorik
Tabel 36 : Komputasi Data Kemampuan Motorik
Sampel ni-1 1/(ni-1) Si2 log Si
2 (ni-1)logSi2
Kemampuan motorik tinggi
19 0.0526 5.50 0.7406 14.0708
Kemampuan motorik rendah
19 0.0526 5.73 0.7579 14.3996
Jumlah 38 0.1053 11.23 1.4984 28.4705
( )( )( )( )∑
∑−
−=
1
1 2
2
i
ii
n
Sns
( ) ( )38
73.51950.519 xx +=
= 5.6145
Log S2 = 0.7493
ln 10 = 2.3026
B = (log S2) ( ∑ (ni – 1)) = 28.4737
χ2 = ln 10 {B - ∑ (ni-1)logSi2}= 0.0075
1. Hipotesis
Ho = Kelompok data kemampuan motorik tinggi dan kemampuan motorik
rendah homogen
142
H1 = Kelompok data kemampuan motorik tinggi dan kemampuan motorik
rendah tidak homogen
2. Taraf signifikansi = 5 %
3. Daerah kritik : DK = χ 2 | χ 2 0,95; 1 = 3.84
4. Keputusan uji
Harga χ2hitung = 2.4467 < χ2
0,95;1 = 3.84 atau berada diluar daerah kritik sehingga
Ho diterima
5. Kesimpulan
Kelompok data antara kemampuan motorik tinggi dan kemampuan motorik
rendah homogen
C. Uji Homogenitas Antar Sel
Tabel 37 : Komputasi Data Antar Sel
Sampel ni-1 1/(ni-1) Si2 log Si
2 (ni-1)logSi2
Latihan sasaran berubah arah kemampuan motorik tinggi
9 0.1111 1.73 0.2389 2.1499
Latihan sasaran berubah arah kemampuan motorik rendah
9 0.1111 4.23 0.6267 5.6401
Latihan sasaran tetap kemampuan motoriktinggi
9 0.1111 1.43 0.1563 1.4071
Latihan sasaran tetap kemampuan motorik rendah
9 0.1111 1.43 0.1563 1.4071
Jumlah 36 0.4444 8.83 1.1783 10.6043
( )( )( )( )∑
∑−
−=
1
1 2
2
i
ii
n
Sns
( ) ( ) ( ) ( )36
43.1943.1923.4973.19 xxxx +++=
= 2.2083
Log S2 = 0.3441
ln 10 = 2.3026
143
B = (log S2) ( ∑ (ni – 1)) = 12.3863
χ2 = ln 10 {B - ∑ (ni-1)logSi2}= 4.1032
1. Hipotesis
Ho = Kelompok data antar sel homogen
H1 = Kelompok data antar sel tidak homogen
2. Taraf Signifikansi = 5 %
3. Daerah Kritik : DK = χ 2 | χ 2 0,95; 3 = 7.81
4. Keputusan Uji
Harga χ2hitung = 4.1032 < χ2
0,95;3 = 7.81 atau berada diluar daerah kritik sehingga
Ho diterima
5. Kesimpulan : Kelompok data antar sel homogen
144
Lampiran 18
ANALISIS VARIANSI EKSPERIMEN FAKTORIAL 2 X 2
Model yang berlaku untuk data ini adalah :
ijiij τμY ∈++=
Dengan : Yij = banyaknya serapan ke j pada perlakuan ke i; (j = 1, 2, 3, …21 dan
i = 1, 2, 3)
µ = Rata-rata sebenarnya (umum)
τi = Efek perlakuan ke i
εij = Efek unit eksperimen ke j yang diberi perlakuan ke i
Hipotesis yang akan diujikan adalah sebagai berikut :
1. H0 : τi = 0; i = 1, 2, dengan Στi = 0,
Yang berarti tidak ada perbedaan pengaruh metode latihan terhadap ketepatan
servis bolavoli.
2. H0 : τi = 0; i = 1, 2, dengan Στi = 0,
Yang berarti tidak ada perbedaan pengaruh kemampuan motorik terhadap
ketepatan servis bolavoli.
3. H0 : τi = 0; i = 1, 2, dengan Στi = 0,
Yang berarti tidak ada interkasi antara metode latihan dan kemampuan
motorik terhadap ketepatan servis bolavoli.
Selanjutnya diperlukan :
145
∑ 2Y = Jumlah kuadrat-kuadrat (JK) semua nilai pengamatan.
= 2ij
n
1j
k
1i
Yi
∑∑==
= ((10)2 + (10)2 + (11)2 + … + (3)2 + (3)2 + (4)2)
= 2073
Ry = Jumlah kuadrat-kuadrat (JK) untuk rata-rata
= ∑=
k
1i
2 abnJ
= (269)2/(2.2.10)
= 1809.03
Ay = Jumlah kuadrat-kuadrat (JK) untuk semua taraf factor A.
= ( ) y
k
1i
2i RbnA −∑
=
=
+
2.10
298
2711
- 1809.03
= 133.23
By = Jumlah kuadrat-kuadrat (JK) untuk semua taraf factor B.
= ( ) y
k
1i
2i RanB −∑
=
=
+
2.10
2112
2157
- 1809.03
= 50.63
146
Jab = Jumlah kuadrat-kuadrat (JK) antara sel untuk daftar a x b
= ( ) y
k
1j
2ij
1
RnJ −∑∑==
k
i
=
+++
10
293
259
237
289
- 1809.03
= 184.48
ABy = Jumlah kuadrat-kuadrat (JK) untuk sel interkasi antara factor A dan factor
B.
= Jab – Ay - By
= 148.48 – 133.23 – 50.63
= 0.63
Ey = Jumlah kuadrat-kuadrat (JK) kekeliruan eksperimen
= yyyy2 ABBARY −−−−∑
= 2073 – 1809.03 – 133.23 – 50.63 – 0.63
= 79.50
Tabel 38 : Daftar Anava Dua Jalur Untuk 10 Observasi Tiap Sel
Sumber Variansi dk JK KT F Fα Keputusan
Rata-rata 1 1809.03 1809.03 -
Perlakuan : � � �
A 1 133.23 133.23 60.33 4.08 Ditolak
B 1 50.63 50.63 22.92 4.08 Ditolak
AB 1 0.63 0.63 0.28 4.08 Diterima
Kekeliruan 36 79.50 2.21 � � �
Jumlah 40 40 2073.00 - -
147
Statistik F dari rumus tersebut memberikan :
4. FA = 60.33
5. FB = 22.92
6. FAB = 0.28
Jika untuk ini diambil taraf nyata α = 0.05, maka dari daftar D (dalam
Apendiks) untuk distribusi F dengan υ1 = 1 dan υ2 = 36 didapat F = 4.08, maka :
1. Karena FA = 60.33 lebih besar dari 4.08, maka hipotesis nol ditolak.
Ini berarti metode latihan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap ketepatan
servis bola voli.
2. Karena FB = 22.92 lebih besar dari 4.08, maka hipotesis nol ditolak.
Ini berarti kemampuan motorik memberikan pengaruh yang berbeda terhadap
ketepatan servis bola voli.
3. Karena FAB = 0.28 lebih kecil dari 4.08, maka hipotesis nol diterima.
Ini berarti tidak ada interaksi antara metode latihan dan kemampuan motorik
dalam memberikan pengaruh terhadap ketepatan servis bola voli.
Untuk melihat perbedaan antara perlakuan digunakan uji rentang Newman–Kenls.
Dari daftar ANAVA diperoleh KT (kekeliruan) = 5.19 dengan dk = 36.
Kekeliruan baku rata-rata untuk tiap perlakuan :
0.469910
2.21==yiS
148
Apendiks nilai rentang dengan υ = 36, dan α = 0,05, adalah :
P 2 3 4
Tabel 2.86 3.44 3.79
Sehingga nilai rentang signifikan terkecil (RST) dapat ditentukan sebagai berikut :
RST = P x Syi, yaitu :
P 2 3 4
Tabel 1.3440 1.6166 1.7810
Tabel 39 : Perbedaan Antar Perlakuan dari Perbandingan Selisih Rata-Rata
Terbesar dan Terkecil dengan RST-nya Masing-Masing
Perlakuan (P) 1 2 3 4
RST (0,05; 36) 1.3440 1.3440 1.6166 1.7810
Jumlah 9.8000 7.3000 5.9000 3.9000
4 3.9000 5.9000 3.4000 2.0000 0.0000
3 5.9000 3.9000 1.4000 0.0000
2 7.3000 2.5000 0.0000
1 9.8000 0.0000
Dari Tabel perbedaan antar perlakuan dari perbandingan selisih rata-rata terbesar dan
terkecil dengan RST masing-masing, diperoleh hasil sebagai berikut :
a. Metode latihan sasaran berubah arah pada pemain kemampuan motorik tinggi
dan metode latihan sasaran berubah arah pada pemain kemampuan motorik
rendah menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan.
b. Metode latihan sasaran berubah arah pada pemain kemampuan motorik tinggi
dan metode latihan sasaran tetap pada pemain kemampuan motorik tinggi
menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan.
149
c. Metode latihan sasaran berubah arah pada pemain kemampuan motorik tinggi
dan metode latihan sasaran tetap pada pemain kemampuan motorik rendah
menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan.
d. Metode latihan sasaran berubah arah pada pemain kemampuan motorik rendah
dan metode latihan sasaran tetap pada pemain kemampuan motorik tinggi
menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan.
e. Metode latihan sasaran berubah arah pada pemain kemampuan motorik rendah
dan metode latihan tetap pada pemain kemampuan motorik rendah menunjukkan
adanya perbedaan yang signifikan.
f. Metode latihan sasaran tetap pada pemain kemampuan motorik tinggi dan
metode latihan sasaran tetap pada pemain kemampuan motorik rendah
menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan.
150
Lampiran 19
Dokumentasi Data penelitian di Universitas Negeri Makassar.
Gambar 9 : Pengukuran Berat Badan Sebelum Testes Melakukan Vertical-Jump
Gambar 10 : Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump
151
Gambar 11 : Teste Melakukan Vertical-Jump
Gambar 12 : Pemberian Petunjuk dalam Melakukan Sit-Up
152
Gambar 13 : Teste Melakukan Sit-Up
Gambar 14 : Pemberian Petunjuk dalam Melakukan Tolakan Medicine Ball-Put
153
Gambar 15 : Teste Melakukan Medicine Ball-Put
Gambar 16 : Memberikan Arahan Kepada Teste Sebelum Melakukan Tes Awal
Servis Lompat Bolavoli
154
Gambar 17 : Warming-Up Sebelum Melakukan Tes Awal Servis Lompat
Bolavoli
Gambar 18 : Pembagian Ke Dalam Dua Kelompok Latihan
155
Gambar 19 : Tes Awal Servis Lompat Bolavoli