program pengurangan dampak buruk (harm reduction)

40
Program Pengurangan Program Pengurangan Dampak Buruk Dampak Buruk (Harm Reduction) (Harm Reduction)

Upload: ghita

Post on 12-Jan-2016

110 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Program Pengurangan Dampak Buruk (Harm Reduction). Tujuan Sesi Meningkatkan pengetahuan peserta mengenai Harm Reduction Meningkatkan pemahaman peserta mengenai Harm Reduction Peserta mampu menjelaskan seluruh kegiatan program Harm Reduction. Jenis Narkoba. Narkotika Ganja Morphin/Heroin - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: Program Pengurangan Dampak Buruk (Harm Reduction)

Program Pengurangan Program Pengurangan Dampak BurukDampak Buruk

(Harm Reduction)(Harm Reduction)

Page 2: Program Pengurangan Dampak Buruk (Harm Reduction)

Tujuan SesiTujuan Sesi

Meningkatkan pengetahuan peserta mengenai Harm Reduction

Meningkatkan pemahaman peserta mengenai Harm Reduction Peserta mampu menjelaskan seluruh kegiatan program Harm Reduction

Page 3: Program Pengurangan Dampak Buruk (Harm Reduction)

Jenis Narkoba

• Narkotika– Ganja– Morphin/Heroin– Kokain

• Psikotropika– Extacy– Shabu– LSD

• Zat Adiktif– Nikotin, Rokok– Kafein, Kopi– Etanol, Alkohol– Solvent, Thinner

Page 4: Program Pengurangan Dampak Buruk (Harm Reduction)
Page 5: Program Pengurangan Dampak Buruk (Harm Reduction)

Klasifikasi Pemakai Narkoba

• Coba Coba

• Pengguna

• Penyalahguna

• Ketergantungan

Page 6: Program Pengurangan Dampak Buruk (Harm Reduction)
Page 7: Program Pengurangan Dampak Buruk (Harm Reduction)
Page 8: Program Pengurangan Dampak Buruk (Harm Reduction)

• Risiko sangat tinggi tertular IMS atau HIV apabila NAPZA digunakan dengan cara suntik secara tidak aman

• Melakukan perilaku seksual saat dibawah pengaruh NAPZA bisa menempatkan seseorang pada risiko tinggi tertular IMS atau HIV

KAITAN NAPZA DENGAN IMS, HIV DAN AIDS

Page 9: Program Pengurangan Dampak Buruk (Harm Reduction)

Perilaku Pecandu dan HIV

• Menggunakan Narkoba Suntik

• Menggunakan Jarum Bekas Pakai

• Pakai Narkoba Suntik Tidak Sendirian

• Kebiasaan “bagi basah”

• Tehnik “Pumping”

Page 10: Program Pengurangan Dampak Buruk (Harm Reduction)

Epidemiologi

• IDU dilaporkan terdapat di 136 negara• 114 negara diantaranya melaporkan

kasus HIV diantara para pengguna. • Pemakaian bersama jarum yang

terinfeksi menjadi rute utama transmisi HIV.

• IDU dan HIV menjadi permulaan epidemik HIV di Amerika Utara, Eropa dan Asia.

Page 11: Program Pengurangan Dampak Buruk (Harm Reduction)

Narkoba Suntik• Faktor utama penyebaran epidemi

HIV/AIDS pada wanita dan anak-anak.

• Jumlah wanita partner seks sama dengan jumlah IDU

• Meningkatkan resiko infeksi perinatal

• Penyalahgunaan Narkoba menghambat akses perawatan prenatal

• Intervensi untuk menurunkan resiko transmisi ibu-ke-bayi sangat terbatas.

Page 12: Program Pengurangan Dampak Buruk (Harm Reduction)
Page 13: Program Pengurangan Dampak Buruk (Harm Reduction)

Kasus AIDS pada pemakai Kasus AIDS pada pemakai narkobanarkoba suntiksuntik meningkat tajam sejak tahun 2000 !meningkat tajam sejak tahun 2000 !

Page 14: Program Pengurangan Dampak Buruk (Harm Reduction)
Page 15: Program Pengurangan Dampak Buruk (Harm Reduction)
Page 16: Program Pengurangan Dampak Buruk (Harm Reduction)
Page 17: Program Pengurangan Dampak Buruk (Harm Reduction)

Suami

Seks tanpa kondom dengan perempuan lain (PSK)

Pengguna narkoba suntikan

Tertular Tertular HIV !HIV !

Hubungan seks tanpa

kondom dengan

istri

Istri Istri Tertular Tertular

HIV !HIV !

Istri hamil dengan HIV/AIDS

Bayi berisiko tertular HIV

Page 18: Program Pengurangan Dampak Buruk (Harm Reduction)

Bayi tertular HIV dari Ibu

Page 19: Program Pengurangan Dampak Buruk (Harm Reduction)

STBP 2007Surveilans Terpadu Biologis Perilaku

Kota: Medan, Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, Malang

43-56% penasun terinfeksi HIV (Estimasi 2006, 190-248 ribu penasun)

Kurang dari 30% penasun telah di tes HIV Cakupan LJSS cukup tinggi Status HIV tidak mempengaruhi perilaku Melakukan seks dengan banyak

pasangan Seks tanpa kondom, hal biasa

Page 20: Program Pengurangan Dampak Buruk (Harm Reduction)

Rekomendasi STBP 2007

Menjangkau 70-80% Penasun, meliputi; akses informasi, layanan kesehatan, VCT, KPP, Kondom, LJSS dan PTRM

Perhatian intensif pada LJSS dan PTRM Peningkatan layanan VCT Peningkatan KPP dan promosi kondom Perhatian pada pasangan tetap penasun Perhatian pada penasun di Lapas

Page 21: Program Pengurangan Dampak Buruk (Harm Reduction)

Mengapa HR?!

Diterapkan sekitar tahun 1980Menekan penularan HIV diantara Injecting

Drug UsersPenggunaan kodom yang konsisten Demand and Supply Reduction cenderung

represifKebijakan yang terkait kesehatan

masyarakatMengurangi akibat-akibat fatal terkait

penggunaan napza dan kegiatan beresiko lainnya.

Page 22: Program Pengurangan Dampak Buruk (Harm Reduction)

Strategi praktis yang bertujuan untuk mengurangi konsekuensi negatif dari penggunaan napza

Termasuk strategi penggunaan yang lebih aman, menuju penggunaan yang diatur, hingga

abstinensia.

(Harm Reduction Coalition)

DefinisiDefinisi

Page 23: Program Pengurangan Dampak Buruk (Harm Reduction)

Prinsip HR

Utamanya yang terkait dengan penggunaan napza suntik, yaitu jarum suntik steril harus mudah dan selalu tersedia (dapat diakses tanpa resep dokter) atau paling tidak mudah diakses melalui program Needle Exchange Program/LJASS

Page 24: Program Pengurangan Dampak Buruk (Harm Reduction)

Program Penukaran Jarum Suntik

• Dikembangkan sejak tahun 1980an

• Penukaran jarum suntik steril bagi jarum yang terontaminasi darah– HIV dapat bertahan > 4 minggu di dalam jarum– Mengurangi waktu bagi penggunaan ulang jarum

yang telah terkontaminasi

• Membuat kontak dengan IDU untuk memberikan pelayanan lainnya, termasuk treatment obat

Page 25: Program Pengurangan Dampak Buruk (Harm Reduction)

12 kegiatan utama 1. Program Penjangkauan

dan Pendampingan (Outreach)

2. Program Komunikasi, Informasi dan Edukasi

3. Program Penilaian Pengurangan resiko

4. Program Konseling dan Test HIV Sukarela (VCT)

5. Program Pencucihamaan (bleach)

6. Program Jarum Suntik Steril (LJASS)

7. Program Pemusnahan Peralatan Suntik Bekas Pakai

8. Program Therapi Ketergantungan Napza

9. Program Terapi Subtitusi10.Program Perawatan dan

Pengobatan HIV11.Program Pendidikan Sebaya12.Program Layanan

Kesehatan Dasar

Page 26: Program Pengurangan Dampak Buruk (Harm Reduction)

Program di YPI

• Berbasis Komunitas

• Remaja Mall

• Anak yang terlibat

• Lapas

• Insersi Pendidikan Kespro di Sekolah dan Lapas Anak

• Layanan Klinik Remaja

Page 27: Program Pengurangan Dampak Buruk (Harm Reduction)

Aktivitas

• Pendampingan dan pemberian informasi kepada Pecandu

• Konseling dan tes HIV

• Akses layanan kesehatan untuk pecandu dan Odha

• Pengobatan Antiretroviral

• Penyuluhan pada masyarakat

Page 28: Program Pengurangan Dampak Buruk (Harm Reduction)

PENDAMPINGANTindak lanjut dari Penjangkauan

Proses beraktifitas dengan dampingan untuk membangun perubahan perilaku yang lebih baik

Menggunakan serangkaian strategi untuk melakukan kontak per individu secara aktif dan intensif.

Page 29: Program Pengurangan Dampak Buruk (Harm Reduction)

Hirarki TujuanStop pakai dan suntik narkobaMengikuti Rehab dan cegahan RelapsRisk Reduction:

Pakai Narkoba non suntikTidak berbagi peralatan (jarum, sendok,

etc)Pakai jarum sterilPakai air yang steril/bersihBersihkan/disinfeksi area penyuntikanKurangi dosis dan teman saat pakau

Page 30: Program Pengurangan Dampak Buruk (Harm Reduction)

Pemberdayaan Dampingan

• Perilaku sehat dan aman

• Health seeking behaviour

• Ekonomi

• Pendidikan dan Pelatihan

• On the Job Training

• Life Skills

Page 31: Program Pengurangan Dampak Buruk (Harm Reduction)

Keluarga dan PO

Page 32: Program Pengurangan Dampak Buruk (Harm Reduction)
Page 33: Program Pengurangan Dampak Buruk (Harm Reduction)
Page 34: Program Pengurangan Dampak Buruk (Harm Reduction)
Page 35: Program Pengurangan Dampak Buruk (Harm Reduction)

Mitos

Program jarum suntik steril dan subtitusi adalah komponen paling penting di program HR

Semua pecandu membutuhkan program jarum suntik seteril dan subtitusi

Program HR adalah ‘kontrak’ seumur hidup

Page 36: Program Pengurangan Dampak Buruk (Harm Reduction)

Fakta

Masih ada 10 kegiatan HR lainnya yang sama pentingnya untuk terus di informasikan

petugas lapangan

Komponen terapi ketergantungan napza bisa menjadi pilihan yang bisa dimanfaatkan

pecandu

Page 37: Program Pengurangan Dampak Buruk (Harm Reduction)

Tantangan yang sering dihadapi petugas penjangkau/relawan program HR dilapangan

I. Tingkat Komunitas :

Ditangkap saat membawa/menukar jarum suntik steril

Kesulitan meminta surat dukungan terhadap program lembaga dari Kapolres.

Petugas penjangkau/relawan ditakut-takuti mengenai perbuatan konspirasi dengan IDU.

Polres meminta data dampingan LSM sebagai timbal balik surat dukungan dari Polres

Page 38: Program Pengurangan Dampak Buruk (Harm Reduction)

II. Tingkat Layanan

Penggerebekkan di PKM yang menjadi PTRM

Layanan PTRM masih terbatas

Lokasi PTRM tidak kondusif, kebanyakan berada di lingkungan perumahan padat

Alat bukti:• Jarum suntik steril dan bekas

•Kondom•Buprenorphine

•Methadone

Page 39: Program Pengurangan Dampak Buruk (Harm Reduction)

Contoh Kasus di Lapangan

Pengintaian dan penangkapan di pusat layanan (Puskesmas dan DIC LSM) IDU jadi takut akses ke tempat layanan

LJSS (Layanan Jarum Suntik Steril): – Jarum terdistribusi VS jarum kembali– IDU takut membeli jarum dan membawa jarum bekas– Akses jarum di pusat layanan rendah IDU takut

diidentifikasi/diikuti kemudian ditangkap– Pasien baru PTRM tidak bisa akses layanan jarum baru

di PKM

Page 40: Program Pengurangan Dampak Buruk (Harm Reduction)

Rekomendasi1. Dukungan ID card yang dikenal dan disepakati terkait program, yang dapat

menjamin keamanan staff LSM saat melaksanakan kegiatan penjangkauan dan pendampingan.

2. Dampingan mempunyai ID Card, seperti yang disebutkan di Permenko (Setiap orang yang telah mempunyai identitas (ID card) sebagai pasien yang sedang mengikuti program jarum suntik steril)

3. Polisi tidak melakukan pengintaian penasun yang datang ke Layanan, penggerebekan PKM dan penangkapan, di wilayah program (DIC dan PKM)

4. Monitoring dan Evaluasi terhadap Layanan Substitusi Buphrenorpin/ Methadone (dokter dan pasien).

5. Surat Dukungan terhadap program lembaga dari Kapolres melalui sosialiasasi da advokasi terus menerus

6. SOP/Protap yang jelas atas seseorang yang membawa jarum baru, bekas dan kondom. Jumlah distribusi jarum oleh LSM banyak, tapi jarum kembalinya rendah. IDU takut bawa jarum bekas. IDU bawa jarum bekas dan jarum steril tidak ditangkap

7. PTRM yang kondusif. PTRM juga melakukan sosialisasi ke masyarakat sekitar PTRM, dibantu advokasi dari Dinkes.