efektivitas pengurangan kebisingan oleh tanaman di smk

9
Fitri Susanti: Efektivitas Pengurangan Kebisingan oleh Tanaman di SMK SMTI Padang, 15 September 2019 Environtment Engineering Department, Sekolah Tinggi Teknologi Industri (STTIND) Padang Page | 1 Efektivitas Pengurangan Kebisingan oleh Tanaman di Smk Smti Padang Fitri Susanti Environtment Engineering, Sekolah Tinggi Teknologi Industri (STTIND) Padang Email: [email protected] Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pengurangan kebisingan oleh tanaman di SMK SMTI Padang. Penelitian ini dilakukan dengan mengukur tingkat kebisingan berdasarkan volume kendaraan lalu lintas dan mengukur volume kerimbunan daun. Tingkat kebisingan selama pengukuran adalah 55,6 s.d. 92,8 dBA, melampaui baku mutu kebisignan kawasan pendidikan, 55 dBA berdasarkan Kepmen-LH No. 48 Tahun 1996. Total volume kerimbunan daun di SMK SMTI Padang sebesar 2355m 3 dengan jenis tanaman Glodokan Tiang (Polyalthia longifolia) bisa mereduksi kebisingan sebesar 6,64 – 8,52 dBA. Efektivitas tanaman Glodokan Tiang sebagai peredam kebisingan tergolong cukup rendah sebesar 8,08 – 10,00 %. Hal ini disebabkan karena tanaman pada area ini tidak di tanam secara rapat. SMK SMTI Padang perlu mempertimbangkan penempatan ruangan yang bersifat privat dan publik untuk mengurangi dampak dari kebisingan yang disebabkan oleh aktivitas kendaraan lalu lintas. Kata Kunci: sekolah, kebisingan, efektivitas, tanaman Abstract: The pupose of the research was to find out the effectiveness of reducing noise through plants at SMK SMTI Padang. The research was doing by measuring the degree of noise based on the number of traffic vehicle and the volume of voltage leaf. The level of noise was 55,6 to 12,8 dBa, which exceeded the standard of normal noise at the school, 55 dBa based on Kepmen-LH no 48 year 1996. The totality of the leaf voltage volume at SMK SMTI Padang was 2355 m 3 with species of plant glodokan tiang (Polyalthia longifolia) it was can reduced torpidity about 6,64-8,52 dBa. The effectiveness of glodokan tang plants as defice to reduce torpidity can be classified low enough it is about 8,08-10%. It was because by the plants in that area in wide apart plant system at SMK SMTI Padang needed to considered room position in particularly for instance private and public to reduce the effect of torpidity which was caused by the activity of the vehicle street . Kata Kunci: school, torpidity, effectiveness, plant PENDAHULUAN Sekolah yang terdapat dipinggir jalan utama, akan memiliki masalah terhadap kebisingan yang ditimbulkan oleh aktivitas jalan tersebut. Hal ini dapat mengganggu fungsi sekolah sebagai sebuah lembaga pendidikan yang digunakan sebagai tempat kegiatan belajar mengajar. Ketidaknyamanan dapat terjadi di lingkungan sekolah salah satunya adalah kebisingan yang terjadi ketika jam pelajaran tengah berlangsung. Kebisingan yang terjadi dapat mempengaruhi siswa untuk berkonsentrasi dalam menerima pelajaran. Sekolah Menengah Kejuruan SMTI Padang adalah sebuah lembaga pendidikan yang terletak di Jalan Ir. H. Juanda 2 Padang, yakni jalan dengan klasifikasi arteri sekunder (PERDA Kota Padang No.4 tahun 2012). Lokasi yang demikian memiliki pengaruh yang positif dan negatif terhadap sekolah. Pengaruh positif dari kondisi ini

Upload: others

Post on 17-Oct-2021

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Efektivitas Pengurangan Kebisingan oleh Tanaman di Smk

Fitri Susanti: Efektivitas Pengurangan Kebisingan oleh Tanaman di SMK SMTI

Padang, 15 September 2019

Environtment Engineering Department, Sekolah Tinggi Teknologi Industri (STTIND) Padang Page | 1

Efektivitas Pengurangan Kebisingan oleh Tanaman di Smk Smti Padang

Fitri Susanti

Environtment Engineering, Sekolah Tinggi Teknologi Industri (STTIND) Padang

Email: [email protected]

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pengurangan kebisingan oleh

tanaman di SMK SMTI Padang. Penelitian ini dilakukan dengan mengukur tingkat kebisingan

berdasarkan volume kendaraan lalu lintas dan mengukur volume kerimbunan daun. Tingkat

kebisingan selama pengukuran adalah 55,6 s.d. 92,8 dBA, melampaui baku mutu kebisignan

kawasan pendidikan, 55 dBA berdasarkan Kepmen-LH No. 48 Tahun 1996. Total volume

kerimbunan daun di SMK SMTI Padang sebesar 2355m3 dengan jenis tanaman Glodokan Tiang

(Polyalthia longifolia) bisa mereduksi kebisingan sebesar 6,64 – 8,52 dBA. Efektivitas tanaman

Glodokan Tiang sebagai peredam kebisingan tergolong cukup rendah sebesar 8,08 – 10,00 %. Hal

ini disebabkan karena tanaman pada area ini tidak di tanam secara rapat. SMK SMTI Padang perlu

mempertimbangkan penempatan ruangan yang bersifat privat dan publik untuk mengurangi dampak

dari kebisingan yang disebabkan oleh aktivitas kendaraan lalu lintas.

Kata Kunci: sekolah, kebisingan, efektivitas, tanaman

Abstract: The pupose of the research was to find out the effectiveness of reducing noise through

plants at SMK SMTI Padang. The research was doing by measuring the degree of noise based on

the number of traffic vehicle and the volume of voltage leaf. The level of noise was 55,6 to 12,8

dBa, which exceeded the standard of normal noise at the school, 55 dBa based on Kepmen-LH no

48 year 1996. The totality of the leaf voltage volume at SMK SMTI Padang was 2355 m3 with

species of plant glodokan tiang (Polyalthia longifolia) it was can reduced torpidity about 6,64-8,52

dBa. The effectiveness of glodokan tang plants as defice to reduce torpidity can be classified low

enough it is about 8,08-10%. It was because by the plants in that area in wide apart plant system at

SMK SMTI Padang needed to considered room position in particularly for instance private and

public to reduce the effect of torpidity which was caused by the activity of the vehicle street .

Kata Kunci: school, torpidity, effectiveness, plant

PENDAHULUAN

Sekolah yang terdapat dipinggir jalan utama, akan memiliki masalah terhadap kebisingan yang

ditimbulkan oleh aktivitas jalan tersebut. Hal ini dapat mengganggu fungsi sekolah sebagai sebuah

lembaga pendidikan yang digunakan sebagai tempat kegiatan belajar mengajar. Ketidaknyamanan

dapat terjadi di lingkungan sekolah salah satunya adalah kebisingan yang terjadi ketika jam

pelajaran tengah berlangsung. Kebisingan yang terjadi dapat mempengaruhi siswa untuk

berkonsentrasi dalam menerima pelajaran. Sekolah Menengah Kejuruan SMTI Padang adalah

sebuah lembaga pendidikan yang terletak di Jalan Ir. H. Juanda 2 Padang, yakni jalan dengan

klasifikasi arteri sekunder (PERDA Kota Padang No.4 tahun 2012). Lokasi yang demikian

memiliki pengaruh yang positif dan negatif terhadap sekolah. Pengaruh positif dari kondisi ini

Page 2: Efektivitas Pengurangan Kebisingan oleh Tanaman di Smk

Fitri Susanti: Efektivitas Pengurangan Kebisingan oleh Tanaman di SMK SMTI

Padang, 15 September 2019

Environtment Engineering Department, Sekolah Tinggi Teknologi Industri (STTIND) Padang Page | 2

membuat pencapaian ke lokasi sekolah sangat mudah dijangkau, terlebih lagi dengan cukup

banyaknya angkutan umum yang melintas tepat di depan sekolah. Sedangkan pengaruh negatif

terhadap sekolah yaitu kebisingan yang terjadi pada saat jam pelajaran sekolah. . Salah satu upaya

untuk mengurangi kebisingan lalu lintas jalan raya yang telah dilakukan di SMK SMTI Padang

yaitu dengan menggunakan penghalang tanaman. Namun upaya ini belum maksimal karena belum

banyaknya jumlah tanaman. Menurut Fitriyati (2005) tanaman mampu menyerap dan menghalangi

bising sehingga membuat lingkungan lebih nyaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

seberapa besar tingkat kebisingan yang ditimbulkan oleh aktivitas jalan raya terhadap SMK SMTI

Padang dan mengetahui besar efektivitas penghalang tanaman yang ada terhadap pengurangan

kebisingan yang terdapat di SMK SMTI Padang dengan menghitung volume kerimbunan daunnya.

METODOLOGI

Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian kuantitatif. Data yang diperlukan dalam

analisis penelitian diambil dan diolah menggunakan microsoft excel. Untuk mendapatkan data,

maka diperlukan alat Sound Level Meter agar dapat menghitung nilai intensitas kebisingan rata-

ratanya per 10 menit.

Penelitian ini dilakukan dalam 3 tahapan. Tahap pertama ialah menentukan area atau lokasi yang

akan dijadikan titik sampling. Tahap kedua pengukuran kebisingan itu sendiri dengan menggunakan

sound level meter. Tahap ketiga ialah tahap terakhir yang merupakan kombinasi dari tahap-tahap

sebelumnya, dimana hasil pengukuran yang diperoleh dikompilasi untuk mendapatkan nilai

intensitas kebisingan untuk tujuan dari penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2019 selama lima hari mewakili hari pelaksanaan Proses

Belajar Mengajar (PBM) efektif. Penelitian dilakukan pada bagian depan SMK SMTI Padang

dimana kebisingan tersebut berasal dari aktifitas lalu lintas jalan raya di SMK SMTI Padang dan di

dalam lokasi SMK SMTI Padang sebagai penerima kebisingan yaitu pada area yang memakai

penghalang tanaman dan tanpa penghalang tanaman. Waktu pengukuran di lakukan pada jam

efektif Proses Belajar Mengajar (PBM) yaitu dari pukul 07.00-16.30 WIB pada hari Senin s.d

Jumat. Pengukuran dilakukan selama sepuluh menit dengan waktu ukur 5 lima detik dan

pengukuran dilakukan sebanyak tiga kali, pagi (06.00-09.00), siang (09.00-14.00), dan (14.00-

17.00).

Data Pengukuran Intensitas Kebisingan

Pengukuran kebisingan dilakukan di SMK SMTI Padang menggunakan alat sound level meter

(SLM) yang di lakukan pada jam efektif Proses Belajar Mengajar (PBM) yaitu dari pukul 07.00-

17.00 WIB pada hari Senin s.d Jumat. Pengukuran dilakukan di empat titik yaitu pada area dengan

adanya penghalang tanaman dan pada area tanpa adanya penghalang tanaman. Data kebisingan

dibaca setiap 5 detik selama 10 menit berdasarkan waktu yang telah ditentukan sehingga data yang

dihasilkan sebanyak 120 data untuk satu titik pengukuran. Pengukuran kebisingan dilakukan

berdasarkan Kepmen-LH No. 48 tahun 1996 dan SNI 7231- 2009. Setelah hasil pengukuran

dilakukan data kebisingan yang di dapat di hitung mengunakan rumus yang telah di tentukan dan di

bandingkan dengan baku mutu yang di tetapkan. Untuk lebih jelasnya, berikut contoh perhitungan

tingkat kebisingan (L1) pada titik satu pada Tabel 1.

Page 3: Efektivitas Pengurangan Kebisingan oleh Tanaman di Smk

Fitri Susanti: Efektivitas Pengurangan Kebisingan oleh Tanaman di SMK SMTI

Padang, 15 September 2019

Environtment Engineering Department, Sekolah Tinggi Teknologi Industri (STTIND) Padang Page | 3

Tabel 1. Data Pengukuran Kebisingan Titik Satu Hari Senin, 15 Juli 2019 Pukul 08.00 WIB Nilai

Pengukuran Kebisingan (dB)

Menit

Ke-

Detik Ke-

5’ 10’ 15’ 20’ 25’ 30’ 35’ 40’ 45’ 50’ 55’ 60’

1 88.6 85.3 87.0 77.4 73.4 78.8 74.4 78.2 86.2 80.1 88.8 87.4

2 85.8 82.4 70.6 72.2 89.0 83.5 86.8 78.9 85.9 79.9 77.7 86.9

3 83.8 80.3 82.0 80.5 88.9 82.7 81.9 70.6 68.0 79.5 84.5 79.9

4 82.5 80.6 86.6 82.0 84.6 81.9 78.1 87.5 84.8 86.1 80.3 79.1

5 81.1 73.2 71.8 86.9 87.5 88.1 87.9 88.7 85.2 82.4 85.7 84.9

6 80.5 86.8 82.1 78.5 78.5 88.1 84.4 84.2 82.4 72.9 88.9 86.5

7 71.4 89.1 82.5 79.5 70.3 87.5 86.1 86.8 81.4 74.3 75.6 69.4

8 71.7 67.6 74.4 76.2 76.3 73.9 70.1 69.2 68.5 73.4 70.2 74.3

9 70.5 68.3 69.6 76.0 77.2 76.4 75.3 70.3 67.3 67.9 68.1 69.3

10 70.3 70.5 72.4 69.2 67.9 67.3 70.4 70.8 78.4 79.0 80.4 81.1

Berdasarkan tabel di atas di dapatkan tingkat kebisingan maximum yaitu : 89,1 dB dan minimum

67,3 dB. Berdasarkan nilai minimum dan maximum yang dilihat pada tabel, maka ditentukan nilai r

(range max-min), k (jumlah kelas) dan i (interval kelas) untuk menentukan distribusi frekuensi.

Nilai r

r = Max – Min (1)

= 89,1 – 67,3

= 21,8

Nilai k

k = 1 + 3,3 Log n (2)

= 1 + 3,3 Log 120

= 7,86

Nilai i

i = (3)

= 21,8/7,86

= 2,8

Data distribusi frekuensi dibuat berdasarkan hasil perhitungan di atas. Kemudian ditentukan

distribusi frekuensi berdasarkan interval bising, nilai tengah, dan frekuensi dari interval bising

tersebut. Lebih jelas dapat dilihat pada tabel 2.

Page 4: Efektivitas Pengurangan Kebisingan oleh Tanaman di Smk

Fitri Susanti: Efektivitas Pengurangan Kebisingan oleh Tanaman di SMK SMTI

Padang, 15 September 2019

Environtment Engineering Department, Sekolah Tinggi Teknologi Industri (STTIND) Padang Page | 4

Tabel 2. Distribusi Frekuensi

NO Interval Bising Nilai Tengah Frekuensi

1 67.3 - 70.1 68,7 15

2 70.1 - 72.9 71,5 15

3 72.9 - 75.7 74,3 11

4 75.7 - 78.5 77,1 10

5 78.5 - 81.3 79,9 19

6 81.3 - 84.1 82,7 14

7 84.1 - 86.9 85,5 19

8 86.9 - 89.7 88,3 17

dari data distribusi ferkuensi di atas kemudian di lakukan perhitungan nilai Leq menggunakan (Pers

1).

Nilai Leq

(4)

Keterangan:

N = jumlah sampel

∑ = Total frekuensi

Leq = 10 Log [ × (15 × 10 0,1 × 68,7

) + (15 × 10 0,1 × 71,5

) + ( 11 × 10 0,1 × 74,3

)

+ ( 10 × 10 0,1 × 77,1

) + ( 19 × (10 0,1 × 79,9

) + ( 14 × 10 0,1 × 82,7

)

+ ( 19 × 10 0,1 × 85,5

) + ( 17 × 10 0,1 × 88,3

)] dB

= 82,98 dB

Berdasarkan perhitungan diatas, diketahui nilai Leq untuk L1 pada titik satu adalah sebesar 82.98

dB. Menggunakan rumus Leq yang sama juga digunakan dalam menentukan nilai bising tiap jam

dan tiap titik lainnya. Sehingga diperoleh hasil kebisingan tiap jam pada titik satu sebagai berikut

dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Perhitungan Leq Titik Satu Selama 12 Jam

Waktu Pengukuran Leq dB

08.00 wib 82.98

12.00 wib 71.66

16.00 wib 74.15

Setelah didapatkan hasil perhitungan Leq setiap titik dan jamnya, maka dilakukan perhitungan

berikutnya untuk mendapatkan nilai LS (waktu pengukuran selama siang hari atau selama 11 jam).

Page 5: Efektivitas Pengurangan Kebisingan oleh Tanaman di Smk

Fitri Susanti: Efektivitas Pengurangan Kebisingan oleh Tanaman di SMK SMTI

Padang, 15 September 2019

Environtment Engineering Department, Sekolah Tinggi Teknologi Industri (STTIND) Padang Page | 5

Nilai Ls

LS

= 10 log 1/11 {(T1×100,1×L1

) +, …, +( T3×100,1×L4

)} dB (A) (5)

= 10 log 1/11 {(3×100,1×82,98

) + (5×100,1×71,66

) + (3×100,1×74,15

)}

= 83,13 dB

Dari perhitungan di atas didapatkan nilai LS sebesar 83,13 dB untuk titik satu. Dengan cara yang

sama juga di lakukan pada titik dan jam pengukuran data lainnya sehingga di dapatkan nilai LS

selama siang. Berdasarkan hasil pengukuran dan perhitungan data kebisingan terhadap aktifitas

kendaraan selama 11 jam, maka didapatkan data rata-rata tingkat kebisingan di 4 (empat) titik area

SMK SMTI Padang selama lima hari, untuk lebih jelas dapat di lihat pada tabel di bawah dapat

dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Hasil Perhitungan Ls Selama Lima Hari

Titik

Pengukuran

Tingkat Kebisingan (dB)

Senin Selasa Rabu, Kamis, Jumat,

Titik 1 83,13 90,71 83,92 82,76 82,13

Titik 2 75,70 82,42 75,40 75,09 75,49

Titik 3 85,11 79,75 80,21 81,85 81,69

Titik 4 80,27 75,51 75,34 77,59 78,19

Berikut kurva hasil pengukuran tingkat kebisingan (Gambar 1)

Gambar 1. Kurva Tingkat Kebisingan

Analisis Efektifitas Tanaman terhadap Kebisingan

Tanaman yang terdapat di SMK SMTI Padang yaitu tanaman Glodokan Tiang (Polyalthia

longifolia). Persentase kerimbunan daun tanaman tersebut sebesar 75%, dengan kanopi berbentuk

konus. Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar 2.

Page 6: Efektivitas Pengurangan Kebisingan oleh Tanaman di Smk

Fitri Susanti: Efektivitas Pengurangan Kebisingan oleh Tanaman di SMK SMTI

Padang, 15 September 2019

Environtment Engineering Department, Sekolah Tinggi Teknologi Industri (STTIND) Padang Page | 6

Gambar 2. Pohon Glodokan Tiang (Polyalthia longifolia)

Berdasarkan hasil perhitungan nilai Leq, maka dilakukan perhitungan untuk menentukan efektivitas

pengurangan kebisingan oleh tanaman di SMK SMTI Padang. Data tingkat kebisingan yang

diperoleh digunakan untuk menentukan nilai reduksi kebisingan dengan menggunakan rumus

berikut : (Widagdo, 1998)

NRV = KDV - KBV (6)

Efektivitas reduksi dengan rumus :

Efektivitas reduksi = (7)

Keterangan :

NRV = Nilai reduksi kebisingan pada area bervegetasi (dB)

KDV = Tingkat kebisingan di titik pengamatan area depan vegetasi (dB)

KBV = Tingkat kebisingan di titik pengamatan area belakang vegetasi (dB)

Berikut hasil volume kerimbunan daun dan reduksi kebisingannya dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Hasil Perhitungan Volume Kerimbunan Daun dan Reduksi Kebisingan

Waktu

Penelitian

Volume

Kerimbunan

Daun (m3)

Reduksi

Kebisingan

Tanaman

(dBA)

Efektivitas

Reduksi

Kebisingan

dengan

Tanaman

(%)

Reduksi

Kebisingan

Tanpa

Tanaman

(dBA)

Efektivitas

Reduksi

Kebisingan

Tanpa

Tanaman

(%)

Senin

2355

7,43 8,94 4,84 5,69

Selasa 8,30 9,15 4,24 5,32

Rabu 8,52 10,15 4,87 6,07

Kamis 7,67 9,27 4,26 5,20

Jumat 6,64 8,08 3,50 4,28

Page 7: Efektivitas Pengurangan Kebisingan oleh Tanaman di Smk

Fitri Susanti: Efektivitas Pengurangan Kebisingan oleh Tanaman di SMK SMTI

Padang, 15 September 2019

Environtment Engineering Department, Sekolah Tinggi Teknologi Industri (STTIND) Padang Page | 7

Berikut kurva hasil reduksi kebisingan dengan adanya penghalang tanaman dan tidak adanya

penghalang tanaman.

Gambar 3. Kurva Reduksi Kebisingan

Dari kurva di atas dapat di lihat bahwa reduksi kebisingan pada area dengan penghalang tanaman

lebih tinggi dibandingkan dengan area tanpa penghalang tanaman.

Gambar 4. Kurva Efektivitas

Berdasarkan perhitungan volume kerimbunan tanaman sebesar 2355m3 total efektifitas penurunan

pada area dengan penghalang tanaman sebesar 8,08 – 10,15 %. Sedangkan untuk area tanpa

penghalang tanaman total efektifitass penurunan sebesar 4,28 – 6,07 %.

KESIMPULAN

Kesimpulan

Berdasarkan tujuan dari penelitian ini yang dilandaskan pada hasil penelitian dan analisis data,

maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil pengukuran dan perhitungan data kebisingan di atas, dapat disimpulkan

bahwa rata-rata tingkat kebisingan di SMK SMTI Padang berkisar antara 55,6 s.d. 92,8 dBA

dan berada di atas Nilai Ambang Baku (NAB) yang ditetapkan Kepmen-LH No. 48 Tahun 1996

yaitu sebesar 55 dB untuk kawasan pendidikan

2. Untuk reduksi kebisingan :

Page 8: Efektivitas Pengurangan Kebisingan oleh Tanaman di Smk

Fitri Susanti: Efektivitas Pengurangan Kebisingan oleh Tanaman di SMK SMTI

Padang, 15 September 2019

Environtment Engineering Department, Sekolah Tinggi Teknologi Industri (STTIND) Padang Page | 8

a. Pada area tanpa penghalang tanaman berkisar antara 3,50 – 4,87 dBA.

b. Untuk area dengan penghalang tanaman dengan berdasarkan perhitungan volume

kerimbunan, pohon glodokan tiang di SMK SMTI Padang mempunyai kerimbunan sebesar

2355 m3, dan bisa mereduksi kebisingan sebesar 6,64 – 8,52 dBA

3. Untuk persentase efektivitas reduksi kebisingan :

a. Pada area tanpa penghalang tanaman berkisar antara 4,28 – 6,07%. Persentase aktivitas

reduksi kebisingan pada area ini tergolong rendah karena hanya di pengaruhi oleh jarak dari

sumber bising tanpa adanya penghalang.

b. Pada area dengan penghalang tanaman berkisar antara 8,08 – 10,15%. Persentase aktivitas

reduksi kebisingan pada area ini juga tergolong rendah karena tanaman pada area ini tidak di

tanam secara rapat.

4. Pada kawasan pendidikan yang berdekatan dengan aktivitas kendaraan lalu lintas perlu

mempertimbangkan penempatan ruangan yang bersifat privat dan publik. Dengan adanya

keterbatasan lahan di SMK SMTI Padang, maka penempatan ruangan sebaiknya perlu

diperhatikan. Untuk ruang privat seperti ruang kelas, perpustakaan, atau tempat ibadah yang

membutuhkan ketenangan sebaiknya tidak berdekatan dengan jalan raya. Untuk ruangan yang

bersifat publik seperti ruang guru , ruang adiminstrsi dapat ditempatkan berdekatan dengan jalan

raya.

Saran

1. Sebaiknya SMK SMTI Padang menambah jumlah pohon yang ada dan melakukan penanaman

pohon dengan berbagai kombinasi tanaman seperti pohon yang memiliki kerimbunan daun yang

cukup tinggi contohnya pohon akasia (acacia mangium) dengan tanaman penutup tanah dan

perdu seperti Bambu Pringgodani (Bambu SP) sehingga menjadikan vegetasi sebagai efek

penghalang menjadi lebih optimum.

2. Untuk SMK SMTI Padang yang memiliki lahan terbatas sebaiknya dilakukan penempatan

ruangan dengan baik seperti untuk ruang perpustakaan, ruang kelas, dan tempat ibadah yang

membutuhkan ketenangan sebaiknya tidak berdekatan dengan jalan raya. Sedangkan untuk

ruangan yang bersifat publik seperti ruang guru dan ruang administrasi dapat ditempatkan

berdekatan dengan jalan raya.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Badan Standarisasi Nasional (2009). SNI 7231:2009 Metode Pengukuran Kebisingan di

Tempat Kerja. Jakarta.

[2] Departemen Pekerjaan Umum. (2005). Mitigasi Dampak Kebisingan Akibat Lalu Lintas

Jalan. Pedoman Konstruksi dan Bangunan. Jakarta.

[3] Direktur Jenderal, P2M dan PLP. (1993). Pelatihan Petugas Pengawas Tingkat

Kebisingan Model III. Departemen Kesehatan RI. Jakarta.

[4] Groothoff, B. (1996). Noise and Vibration-Their Effect and Control. Quensland.

[5] Kryter, K. D., (1996). Handbook of Hearing and The Effect of Noise. New York Academi

Press: USA.

[6] Mediastika, Echristina E (2004). Akustika Bangunan. Penerbit Erlangga. Jakarta.

[7] Menteri Kesehatan Republik Indonesia (1978). Kebisingan yang Berhubungan dengan

Kesehatan, Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :

718/Menkes/Per/XI/1978, Jakarta.

Page 9: Efektivitas Pengurangan Kebisingan oleh Tanaman di Smk

Fitri Susanti: Efektivitas Pengurangan Kebisingan oleh Tanaman di SMK SMTI

Padang, 15 September 2019

Environtment Engineering Department, Sekolah Tinggi Teknologi Industri (STTIND) Padang Page | 9

[8] Menteri Negara Lingkungan Hidup (1996). Baku Tingkat Kebisingan, Surat Keputusan

Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : Kep-48/MENLH/1996/25 November 1996,

Jakarta.

[9] Menteri Pekerjaan Umum (2006). Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung, Surat

Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 29, Jakarta.

[10] Peraturan Daerah Kota Padang, No. 4 (2012). tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

Padang Tahun 2010-2030. Juni 2012. Padang.

[11] Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 13 (2011). nilai ambang batas

faktor fisika dan faktor kimia di tempat kerja, Nomor PER.13/MEN/X/2011. [12] Prabu. (2009). Dampak Kebisingan Terhadap Kesehatan. Graha Ilmu. Yogyakarta.

[13] Riko Ervil, dkk. 2015. Buku Panduan Penulisan dan Ujian Skripsi STTIND Padang.

STTIND : Padang.

[14] Sasongko, D.P., Hadiyarto A. (2000). Kebisingan Lingkungan. Universitas Diponegoro.

Semarang.

[15] Suma’mur. (2009). Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (HIPERKES). Sagung

Seto. Jakarta.

[16] Suroto W. (2010). Dampak Kebisingan Lalu Lintas Terhadap Permukiman Kota

(Kasus Kota Surakarta). Journal of Rural and Development. Vol 1. 1.

[17] Syaiful dan Zainal Abidin (2017). Pengaruh Volume Lalu Lintas Terhadap Kebisingan

yang Ditimbulkan Kendaraan Bermotor. Prosiding Simposium II. e-ISBN: 978-979-587-

734-9. 229.

[18] Undang-Undang Republik Indonesia, No. 2 (1989) tentang Sistem Pendidikan Nasional

dan Penjelasannya. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

[19] WHO. (1980). Environmental Healt Criteria 12 (Noise). World Health Organization.

Geneva.

[20] WHO. (1999). Guideliner For Community Noise. World Health Organization. Geneva.

[21] Widagdo, S (1998). Studi Reduksi Kebisingan Menggunakan Vegetasi dan Kualitas

Visual Lanskap Jalan Tol Jagorawi. Program Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor.

Jawa Barat.

[22] Wiyadi, M.S. (1987). Pemeliharaan Pendengaran di Industri. Cermin Dunia Kedokteran

No. 47, Mei, pp. 28-31.