program pascasarjana -...

122
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KECAMATAN SIAK KABUPATEN SIAK TESIS Oleh AMIR LUFFI ADNAN NIM 71308 Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mendapatkan gelar Magister Pendidikan PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2012

Upload: phungkhanh

Post on 14-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DI SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KECAMATAN SIAK

KABUPATEN SIAK

TESIS

Oleh

AMIR LUFFI ADNAN

NIM 71308

Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam

mendapatkan gelar Magister Pendidikan

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2012

حيم حمه انسه انسه بسم للاه

يسفع للا انهريه ءامىىا مىكم وانهريه أوتىا انعهم دزجات

Artinya, Allah akan meninggikan orang yang beriman diantara kamu

dan orang yang diberi ilmu pengetahuan bebrapa derajat ( Q.S. Al-

Mujadilah 11)

Detik demi detik, waktu demi waktu dan hari demi hari serta bulan

demi bulan bahkan tahun demi tahun Telah kutelusuri perjalananmu Yang

penuh rintangan dan halanganmu Yang juga dihiasi oleh tetesan keringat

serta sebuah perjuangan dan pengorbanan Yang tanpa henti dan batasnya

Demi mengapai segenggam harapan, cita-cita dan asa kebahagian. Langkah

demi langkah ayunan tangan ini akhirnya menyampaikan ku ke samudera

kebahagian

Ku rajut kata dan ku rangkai kalimat terucap kata Alhamdulillah sebagai

rasa syukur dan terima kasih pada Ilahi Rabbi. Karena dihari ini,

ditenggah-tenggah adanya kerikil-kerikil tajam serta puing-puing kecil yang

masih menghalangi. Setitik kebahagian dan segenggam harapan telah ku

raih.

Akhirnya saya berharap kepada Allah SWT, agar saya diberi kekuatan

untuk selalu mensyukuri nikmat-Nya, menjalankan perintah-Nya,

meninggalkan larangan-Nya serta hakikat iman dan islam serta kebahagian

dunia dan akherat dalam rangka meraih redho-nya.Amin yaroball alamin.

Ku persembahkan hasil karyaku ini buat :

Ibunda tercinta Hj. Syamsinar Syarif dan Syamsiar Mahidin(mertua)

Ayahanda tercinta H. Adnan Djamin dan Zainoni (mertua)

Isteriku tersayang Eryani, anandaku Aulia Nabiilatissholehah,

Ghaitsa Zahira Shofa

Abang, kakak dan adik-adik sekalian yang telah memberikan semangat dan

dorongan untuk menyelesaikan perkuliahan

AMIR LUFFI ADNAN,

Padang, Januari 2012

i

ABSTRACT

Amir Luffi Adnan, 2012, Instructional Islamic Education at Elementary

School Negeri 003 Siak District Siak Regency Province Riau. Thesis. Post-

Graduate Program of Padang State University.

The teachers of Islamic education subject have a crucial role in efforts to

improve the quality of education. One effort to do is to plan, to implement and to

evaluated learning well. Researcher trieds to examine the learning undertaken by

the teacher of Islamic education in 003 state Elementary School in Kampung

Rempak Siak District Siak Regency.

This Qualitative study was conducted in 003 State Elementary School Siak

District Siak Regency Riau Province.The Technique used to collect data was

observation and interviews and review documentation. Data collected in this study

were then analyzed whith the three stages of analysis in the form of water flow i.e

data reduction, data presentation and data imference.

This study reveals the ability of Islamic Educational subject teacher as

learning plenner, learning implementer, and evaluator of learning outcomes.

These three factor are very important in the learning process. To improve the

quality of education the ability of Islamic Education subject teacher in planning,

implementing and evaluating learning outcomesgreatly affects the quality of

learning.

ii

ABSTRAK

Amir Luffi Adnan, 2012, Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah

Dasar Negeri 003 Kecamatan Siak Kabupaten Siak Propinsi Riau. Tesis.

Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang.

Guru Pendidikan Agama Islam punya peranan yang sangat penting dalam

upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satu upaya yang harus dilakukan

adalah merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran secara baik.

Peneliti mencoba meneliti pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru pendidikan

agama islam di Sekolah Dasar Negeri 003 kampung Rempak Kecamatan Siak

Kabupaten Siak.

Penelitian kualitatif ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 003

Kecamatan Siak Kabupaten Siak Propinsi Riau. Teknik yang digunakan untuk

mengumpulkan data adalah observasi dan wawancara serta telaah dokumentasi.

Data yang terkumpul dalam penelitian ini selanjutnya dianalisis dengan tiga

tahapan analisis yang berbentuk aliran air yaitu reduksi data, penyajian data dan

penarikan kesimpulan data.

Penelitian ini mengungkapkan kemampuan guru pendidikan agama islam

sebagai perencana pembelajaran, pelaksana pembelajaran dan evaluasi hasil

pembelajaran. Ketiga faktor ini sangat penting dalam proses pembelajaran. Untuk

meningkatan mutu pendidikan maka kemampuan guru pendidikan agama islam

dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi hasil pembelajaran sangat

mempengaruhi kualitas pembelajaran.

v

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Karya tulis saya, tesis dengan judul “ Pembelajaran Pendidikan Agama

Islam Di Sekolah Dasar Negeri 003 Kecamatan Siak Kabupaten Siak “

adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik

baik di Universitas Negeri Padang maupun di perguruan tinggi lainnya.

2. Karya tulis ini murni gagasan, penilaian, dan rumusan saya sendiri, tanpa

bantuan tidak sah dari pihak lain, kecuali arahan dari Tim Pembimbing.

3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat hasil karya atau pendapat yang telah ditulis

atau dipublikasikan orang lain, kecuali dikutip secara tertulis dengan jelas dan

dicantumkan sebagai acuan di dalam naskah saya dengan disebutkan nama

pengarangnya dan dicantumkan pada daftar rujukan.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, dan apabila dikemudian hari

terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran pernyataan ini, maka saya bersedia

menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah saya peroleh

karena karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma dan ketentuan

yang berlaku.

Padang, 16 Januari 2012

Saya yang menyatakan,

AMIR LUFFI ADNAN

NIM. 71308

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

karunia-Nya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan tesis yang diberi judul

“Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar Negeri 003 Kecamatan

Siak Kabupaten Siak“.

Tesis ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan untuk menyelesaikan

studi program pascasarjana Universitas Negeri Padang. Dalam melakukan penelitian dan

penyusunan tesis ini khususnya dan selama pendidikan umumnya penulis banyak menerima

bimbingan, arahan, masukan dan bantuan dari berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan

ini, penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang tulus kepada :

1. Prof. Dr. H. Abizar selaku Pembimbing I dan Arisman Adnan, Ph. D selaku

Pembimbing II yang dengan tulus dan ikhlas telah meluangkan waktunya untuk

memberikan bimbingan kepada penulis hingga selesainya tesis ini.

2. Dr. H. Jasrial, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan sekaligus

dosen penguji yang dengan tulus ikhlas telah meluangkan waktunya untuk memberikan

sumbangan pemikiran, pengetahuan, arahan dan saran dalam rangka penyempurnaan

penulisan tesis ini, sehingga tesis ini dapat diselesaikan.

3. Dr. Jasrial, M.Pd., Dr. Ramalis Hakim, M.Pd., dan Dr. Darmansyah, M.Pd., selaku

dosen penguji dan sebagai nara sumber yang telah memberikan saran yang konstruktif

dalam rangka penyempurnaan tesis ini.

4. Prof. Dr. H. Mukhaiyar selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri

Padang ( UNP ) beserta staf, karyawan/ti perpustakaan dan tata usaha yang telah

vii

memberikan bantuan berupa sarana dan prasarana selama penulis mengikuti

perkuliahan.

5. Bapak dan Ibu dosen program Pascasarjana Universitas Negeri Padang yang telah

membimbing dan mendorong penulis selama studi di PPs Universitas Negeri Padang

hingga selesainya tesis ini.

6. Salmiah, S. S.Pd, Kepala Sekolah Dasar Negeri 003 Kecamatan Siak yang telah

memberikan kesempatan, izin dan bantuan kepada penulis dalam pengumpulan data

penelitian, sehingga penulisan tesis ini dapat penulis selesaikan dengan lancar.

7. Ayahanda H. Adnan Djamin, ibunda Hj. Syamsinar Syarif, ayah mertua (Zainoni) serta

ibu mertua (Syamsiar Mahidin) yang telah memberikan semangat dan dorongan untuk

menyelesaikan perkuliahan ini.

8. Isteri tercinta Eryani dan anak-anakku tersayang Aulia Nabiilah as-Sholehah dan

Ghaitsa Zahira Shofa yang telah memberikan semangat baik suka maupun duka selama

menyelesaikan perkuliahan.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tesis ini masih banyak terdapat

kekurangan-kekurangan dan kekhilafan. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan

saran dari berbagai pihak dalam perbaikan dan kesempurnaan tesis ini. Semoga hasil

penelitian ini dapat memberikan sumbangan terhadap perbaikan mutu pendidikan khususnya

pada pelajaran Pendidikan Agama Islam, amin.

Padang, Januari 2012

Wassalam

AMIR LUFFI ADNAN

viii

DAFTAR ISI

ABSTRACT ............................................................................................................. i

ABSTRAK .............................................................................................................. ii

SURAT PERNYATAAN........................................................................................ v

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi

DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii

DAFTAR TABEL .................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1

B. Masalah dan Fokus Penelitian ........................................................................ 7

C. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 8

D. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................... 10

A. Landasan Teoritik ......................................................................................... 10

1. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ................................................ 10

2. Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ........................... 15

3. Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ........................... 19

4. Evaluasi Hasil Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ........................ 22

B. Penelitian yang Relevan ............................................................................... 26

C. Kerangka Konseptual.................................................................................... 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 29

ix

A. Lokasi Penelitian .......................................................................................... 29

B. Informan Penelitian. ..................................................................................... 29

C. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ............................................................. 30

D. Teknik Menjamin Keabsahan Data .............................................................. 32

E. Teknik Analisis Data .................................................................................... 34

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 36

A. Temuan Umum ............................................................................................. 36

B. Temuan Khusus ............................................................................................ 40

C. Pembahasan .................................................................................................. 56

D. Keterbatasan Penelitian ................................................................................ 64

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ...................................... 65

A. Kesimpulan ................................................................................................... 65

B. Implikasi ....................................................................................................... 66

C. Saran ............................................................................................................. 67

DAFTAR RUJUKAN .......................................................................................... 69

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Matrik Perencanaan Pembelajaran ............................................................ 72

Tabel 2 Matrik Pelaksanaan Pembelajaran ............................................................ 73

Tabel 3 Matrik Evaluasi Pembelajaran .................................................................. 75

Tabel 4 Matrik Pengaruh Tindakan ....................................................................... 76

Tabel 5 Matrik Daftar Wawancara ......................................................................... 79

Tabel 6 Matrik Daftar Cek Komponen .................................................................. 87

Tabel 7 Matrik Konteks Peristiwa.......................................................................... 89

Tabel 8 Matrik Karakteristik Responden ............................................................... 91

Tabel 9 Daftar Personil Sekolah .......................................................................... 110

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Suasana ruang kantor ketika beristirahat........................................... 107

Gambar 2 : Lokasi penelitian ............................................................................... 107

Gambar 3 : Suasana Ketika anak-anak beristirahat di halaman sekolah .............. 108

Gambar 4 : Suasana berada di kantor majlis guru................................................ 108

Gambar 5 : Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di SD

Negeri 003 Siak ................................................................................. 109

Gambar 6 : Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di SD

Negeri 003 Siak ................................................................................. 109

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Matrik Perencanaan Pembelajaran .................................................... 72

Lampiran 2 Matrik Pelaksanaan Pembelajaran ..................................................... 73

Lampiran 3 Matrik Evaluasi Pembelajaran ........................................................... 75

Lampiran 4 Matrik Pengaruh Tindakan ................................................................ 76

Lampiran 5 Matrik Daftar Wawancara ................................................................. 79

Lampiran 6 Daftar Hasil Wawancara .................................................................... 80

Lampiran 7 Matrik Cek Daftar Komponen ........................................................... 87

Lampiran 8 Matrik Konteks Peristiwa .................................................................. 89

Lampiran 9 Matrik Jaringan Kausal ...................................................................... 89

Lampiran 10 Matrik Karakteristik Responden ..................................................... 91

Lampiran 11 Catatan Lapangan ............................................................................ 92

Lampiran 12 Denah SDN 003 Kec. Siak Kab. Siak ............................................. 98

Lampiran 13 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ................................................ 99

Lampiran 14 Daftar Gambar ............................................................................... 107

Lampiran 15 Daftar Personil Sekolah ................................................................. 110

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut Al-Qur‟an bahwa manusia adalah makhluk yang sangat

istimewa dalam menempati posisi alam jagad raya ini karena makhluk yang

bernama manusia ini diberikan akal oleh Yang Maha Pencipta (Allah). Manusia

adalah wakil Allah di permukaan bumi ini. Pernyataan ini tergambar dalam Al-

Quran surat Al-Baqarah (2) ayat 30.

في األزض خهيفة قانىا أتجعم فيها مه نهمالئكة إوي جاعم وإذ قال زبل

مآء ووحه وسبح بحمدك ووقدس نل قال إوي أعهم ما يفسد فيها ويسفل اند

{03}ال تعهمىن

Artinya : Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:

"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi."

mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu

orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah,

padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan

Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak

kamu ketahui." Q.S Al-Baqarah ayat 30. (Departemen Agama, 1995)

Akal yang diberikan oleh Allah tersebut harus dikembangkan apalagi

manusia diberi tugas sebagai pemimpin yang akan mengurusi alam jagad raya ini.

Salah satu caranya adalah lewat pendidikan. Pendidikan yang baik tentu akan

menghasilkan ilmu pengetahuan, sedangkan pengetahuan merupakan modal dasar

dari memimpin dan mengurus alam.

Penyelenggaraan pendidikan pada hakekatnya merupakan upaya

mengantarkan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan melalui berbagai

2

tahapan perubahan tingkah laku agar mereka dapat hidup mandiri baik sebagai

individu maupun sebagai anggota masyarakat. Pelaksanaan pendidikan harus

didasarkan kepada nilai-nilai agama, sosial budaya, adat istiadat yang dianut

masyarakat dan tanggap terhadap tuntutan zaman.

Dalam kegiatan pendidikan, pembelajaran merupakan proses interaksi

antara komponen-komponen pendidikan yang berkaitan secara sistematis dalam

upaya pencapaian tujuan pendidikan. Komponen-komponen tersebut meliputi

tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, materi yang diajarkan, guru dan siswa

yang memainkan peran serta dalam hubungan sosial tertentu, jenis kegiatan yang

dilakukan, serta sarana prasarana pembelajaran yang tersedia. Oleh karena itu,

pembelajaran harus diatur dan ditata sedemikian rupa menurut langkah-langkah

tertentu sehingga dalam pelaksanaannya mencapai sasaran dan tujuan yang

diharapkan. Pengaturan tersebut biasanya dituangkan dalam bentuk persiapan atau

perencanaan pembelajaran.

Dalam pendidikan formal, interaksi pembelajaran mengandung suatu arti

adanya kegiatan dari tenaga pengajar yang melaksanakan tugas mengajar disatu

pihak dengan siswa yang sedang melaksanakan kegiatan belajar dipihak lain.

Interaksi anatara pengajar dan siswa, diharapkan merupakan proses motivasi.

Maksudnya, bagaimana dalam proses interaksi itu pihak guru mampu memberikan

dan mengembangkan motivasi serta reinforcement kepada pihak siswa agar dapat

melakukan kegiatan belajar secara optimal.

Secara umum permasalahan pendidikan dapat dilihat dari beberapa sisi,

diantaranya adalah pembelajaran yang belum terselenggara dengan baik,

3

keberadaan tenaga pendidik yang kurang kompeten, sarana dan prasarana belajar

yang belum mendukung, serta faktor manajemen pengelolaan sekolah dan

lingkungan yang kurang menciptakan iklim kondusif dalam pelaksanaan

pendidikan.

Melihat permasalahan pendidikan secara menyeluruh, maka ada beberapa

faktor yang tidak dapat diabaikan dan terkait langsung dengan pendidikan yaitu

perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, pengelolaan dan evaluasi

pembelajaran. Bagian yang tidak kalah penting di antara beberapa faktor yang

dikemukakan di atas adalah pelaksanaan pembelajaran, karena keberhasilan dan

kegagalan pendidikan pada hakekatnya terletak pada pelaksanaan di lapangan.

Kualitas pelaksanaan pendidikan juga bertumpu pada lingkup mikro

yaitu kualitas pembelajaran. Artinya kualitas pendidikan akan sangat ditentukan

oleh kualitas pembelajaran. Semakin baik kualitas pembelajaran akan semakin

baik mutu pendidikan. Begitu juga sebaliknya kualitas pembelajaran yang tidak

menggembirakan juga pada gilirannya akan menghasilkan kualitas pendidikan

yang kurang bermutu (mengecewakan).

Pelaksanaan pembelajaran merupakan salah satu indikator dalam menilai

kualitas dan keberhasilan pelaksanaan pendidikan. Keberhasilan pelaksanaan

pembelajaran tentu melibatkan berbagai komponen seperti yang disebutkan di

atas, namun unsur guru menjadi titik sentral. Perannya begitu besar dan tidak

dapat diabaikan, hal ini disebabkan karena guru merupakan komponen utama

dalam sebuah pembelajaran.

4

Demikian beratnya tanggung jawab dan tugas yang harus dilaksanakan

guru maka tidak semua orang bisa melakukan pekerjaan tersebut. Sebagai

pekerjaan profesional, mengajar harus dilakukan oleh orang yang memiliki

kualitas dan berwenang untuk mengajar. Oleh karena itu, untuk melaksanakan

kegiatan mengajar, disamping persyaratan formal, diperlukan syarat-syarat atau

kemampuan khusus antara lain : 1. Menguasai materi atau bidang studi yang

diajarkan, 2. Memiliki kemampuan atau keterampilan mengajar. 3. Menguasai

strategi mengajar, 4. Memiliki kemampuan mengelola kelas dengan baik. Hal ini

sangat menentukan pencapaian tujuan pembelajaran dan kualitas belajar para

peserta didik. Dalam membina kemampuan para siswa guru harus memiliki

kemampuan tersendiri, yang meliputi kemampuan mengawasi, membina, dan

mengembangkan kemampuan siswa, baik personal, profesional, maupun sosial.

Namun sampai saat ini guru belum melaksanakan tugasnya dengan baik untuk

menjadikan insan kamil hal ini disebabkan karena berbagai faktor penghambat

yang menghalanginya, salah satu faktor penghambat tersebut adalah kemampuan

guru itu sendiri belum menunjang pelaksanaan tugasnya.

Kompetensi kepribadian juga penting bagi seorang guru karena akan

menentukan apakah ia akan menjadi seorang pendidik yang baik bagi peserta

didiknya. Di samping penguasaan materi pelajaran juga diperlukan agar

penyampaian informasi dalam bentuk ilmu pengetahuan dapat dilakukan secara

baik dan sistematis. Kompetensi mengajar sangat dibutuhkan agar guru terampil

dalam membuat perencanaan pembelajaran, mampu melaksanakan pembelajaran

dengan baik dan mengevaluasi sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

5

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kompetensi guru.

Upaya tersebut misalnya memberikan kesempatan kepada guru untuk

meningkatkan kualifikasi pendidikannya melalui pendidikan tambahan pada

tingkat yang lebih tinggi. Selain itu juga dapat dilakukan dengan memberi

kesempatan pada mereka untuk mengikuti penataran, pelatihan yang dilaksanakan

oleh dinas pendidikan. Upaya lebih mudah dan bermanfaat membantu guru dalam

menyelesaikan masalah pembelajaran adalah program Kelompok Kerja Guru pada

Sekolah Dasar di Kabupaten Siak.

Sekolah Dasar di Kabupaten Siak merupakan salah satu lembaga

pendidikan formal yang berada di bawah naungan Pemerintahan Kabupaten

dalam hal ini adalah Dinas Pendidikan yang melaksanakan pendidikan secara

aktif. Salah satu mata pelajaran yang diajarkan adalah mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam.

Sehubungan hal tersebut di atas maka kegiatan pembelajaran Agama

Islam di Sekolah Dasar di Kabupaten Siak merupakan pendidikan dasar yang

perlu dilaksanakan secara tepat dan benar serta profesional agar dalam

perkembangan selanjutnya siswa memiliki fundamen pengetahuan yang kuat,

bekal yang benar dan arah yang tepat untuk mencapai tujuan yang diharapkan

untuk menjadi manusia yang berakhlakul karimah. Kenyataannya banyaknya anak

yang tak pandai membaca al-Qur‟an, malasnya anak melaksanakan sholat, tidak

menghormati guru, tidak mau membantu orang tua.

Berdasarkan grand tour yang penulis lakukan di Sekolah Dasar Negeri

003 Kecamatan Siak Kabupaten Siak ditambah informasi dari siswa melalui

6

wawancara maka ditemukan beberapa masalah yang dihadapi oleh guru dalam

pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Permasalahan itu antara lain berkaitan

dengan:

1. Perencanaan Pembelajaran.

Sebagian guru pendidikan agama islam dalam merencanakan

pembelajaran lebih menfokuskan perhatiannya pada isi dan materi pembelajaran

tanpa mempertimbangkan dan memperhitungkan komponen lainnya seperti media

dan metode yang dipakai, padahal kesemuanya saling berkaitan.

2. Pelaksanaan Pembelajaran.

Pada tahap ini guru pendidikan agama islam jarang membuka pelajaran

dengan baik, jarang melakukan absensi, jarang memotivasi siswa untuk

membangkitkan minat belajar siswa dan melakukan apersepsi. Guru langsung saja

memulai proses pembelajaran tanpa memperdulikan kesiapan anak untuk

mengikuti pembelajaran. Guru cenderung hanya menggunakan metode ceramah

tanpa ada variasi dengan metode lain. Tidak menggunakan media pembelajaran

seperti alat peraga dan media lainnya, serta tidak menyimpulkan materi pelajaran

sebelum proses pembelajaran berakhir.

3. Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi pembelajaran sebenarnya merupakan hal yang sangat penting

dalam proses pembelajaran. Hal ini diperlukan sebagai feedback atau umpan

balik atas apa yang telah dicapai dalam pembelajaran. Namun yang terjadi guru

pendidikan agama islam cenderung dalam melaksanakan evaluasi tidak

mempertimbangkan hal itu. Guru pendidikan agama islam melaksanakan evaluasi

7

pada aspek kognitif saja tanpa memperhatikan aspek afektif dan psikomotorik.

Padahal ketiga ranah ini saling berkaitan satu sama lainnya.

Fenomena di atas menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan

oleh guru Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar Negei 003 Kecamatan Siak

Kabupaten Siak belum sesuai dengan yang diharapkan, sehingga akan

menghambat upaya menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif. Hal ini

diduga disebabkan rendahnya tingkat kualifikasi pendidikan guru pendidikan

agama islam, mata pelajaran Pendidikan Agama Islam diajar oleh guru yang

bukan berlatar belakang pendidikan guru agama Islam, kurangnya mendapat

pelatihan/penataran yang diadakan oleh Dinas Pendidikan, tidak aktifnya dalam

kegiatan Kelompok kerja Guru Pendidikan Agama Islam (Pendais).

Berdasarkan uraian di atas serta mengingat pentingnya hal tersebut untuk

dicarikan solusinya maka penulis tertarik untuk meneliti ini.

B. Masalah dan Fokus Penelitian

1. Masalah Penelitian.

Berdasarkan fenomena yang penulis temui melalui grand tour maka yang

menjadi fokus penelitian ini adalah :

1) Bagaimanakah perencanaan pembelajaran oleh Guru Pendidikan Agama

Islam di Sekolah Dasar Negeri 003 Kecamatan Siak Kabupaten Siak.

2) Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran oleh guru Pendidikan Agama Islam

di Sekolah Dasar Negeri 003 Kecamatan Siak Kabupaten Siak.

3) Bagimanakah evaluasi hasil pembelajaran oleh guru Pendidikan Agama

Islam di Sekolah Dasar Negeri 003 Kecamatan Siak Kabupaten Siak.

8

2. Fokus Penelitian.

Masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah mengkaji secara

mendalam tentang pembelajaran pendidikan agama Islam oleh guru Pendidikan

Agama Islam di Sekolah Dasar Negeri 003 Kecamatan Siak Kabupaten Siak

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini

adalah untuk mengungkapkan :

1) Perencanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar Negeri

003 Kecamatan Siak Kabupaten Siak Provinsi Riau

2) Pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar Negeri

003 Kecamatan Siak Kabupaten Siak Provinsi Riau.

3) Evaluasi hasil pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar

Negeri 003 Kecamatan Siak Kabupaten Siak Provinsi Riau.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1) Dinas Pendidikan Kabupaten Siak dalam penyelenggaraan pendidikan pada

Sekolah Dasar dalam rangka peningkatan mutu guru dan ketuntasan belajar di

Kabupaten Siak Propinsi Riau khususnya.

2) Para praktisi pendidikan dan lembaga lainnya untuk pengembangan

perencanaan pembelajaran, pelaksana pembelajaran dan evaluasi

pembelajaran.

9

3) Pengawas Pendidikan Agama Islam sebagai masukan dan umpan balik untuk

peningkatan mutu pendidikan dan melakukan pembinaan terhadap guru yang

berada dalam pengawasannya.

4) Kepala sekolah dasar sebagai masukan dan umpan balik dalam upaya

peningkatan mutu pendidikan serta pembinaan terhadap guru yang ada dalam

kepemimpinannya.

5) Guru Pendidikan Agama Islam untuk meningkatkan kinerjanya dalam

pembelajaran untuk tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan.

6) Peneliti lanjutan untuk meneliti lebih lanjut dalam rangka pengembangan

pembelajaran dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teoritik

1. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Pembelajaran merupakan aktifitas yang sistematis dan sistematik dari

beberapa komponen, antara lain: program, guru, siswa, proses, output dan sarana

dan prasarana pembelajaran. Masing-masing komponen tersebut tidak dapat

dipisahkan dan saling berkaitan satu sama lainnya. Pembelajaran yang dilakukan

oleh guru merupakan aspek penting yang mempengaruhi kualitas pendidikan di

sekolah. Karena itu kegiatan pembelajaran perlu dilakukan secara maksimal agar

tujuan pembelajaran dapat dicapai.

Sardiman (2004:2) mengemukakan ”pembelajaran merupakan interaksi

antara guru yang melaksanakan tugas mengajar di satu pihak, dengan siswa yang

sedang melaksanakan kegiatan belajar di pihak lain”. Interaksi antara guru dan

siswa diharapkan merupakan proses motivasi. Maksudnya bagaimana dalam

proses interaksi tersebut guru mampu memberikan dan mengembangkan motivasi

dan reinforcement kepada siswa agar dapat melakukan kegiatan pembelajaran

secara optimal.

Romiszowksky (1981:4) mengemukakan ”pembelajaran merupakan

kegiatan pebelajar untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan yang

membuahkan penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap oleh siswa”.

Sejalan dengan itu, Abizar (1995:1) menyimpulkan ”pembelajaran merupakan

kegiatan pembelajaran dalam situasi bertujuan dan terkontrol”.

11

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

merupakan rangkaian aktifitas yang dilakukan guru untuk membelajarkan siswa,

mulai dari perencanaan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran termasuk

menggunakan metode, media, dan sumber lainnya serta mengevaluasi

pembelajaran.

a. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam

Kompetensi merupakan suatu kemampuan yang mutlak dimiliki oleh

guru agar tugasnya sebagai pendidik dapat terlaksana dengan baik. Dalam

Undang-undang guru dan dosen pada pasal 10 ayat 1 menyatakan bahwa

kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru ada 4 kompetensi yaitu (1)

kompetensi pedagogik, (2) kompetensi kepribadian, (3) kompetensi sosial, (4)

kompetensi profesional. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola

pembelajaran peserta didik. Kompetensi kepribadian adalah kemampuan yang

mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik.

Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi

secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orang tua/wali,

peserta didik dan masyarakat sekitar. Kompetensi profesional adalah kemampuan

penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam.

Mulyasa (2005:37) mengatakan kompetensi merupakan perpaduan

dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam

kebiasaan berpikir dan bertindak. Aspek atau ranah yang terkandung dalam

konsep kompetensi tersebut sebagai berikut : 1) Pengetahuan (knowledge) yaitu

kesadaran dalam bidang kognitif. 2) Pemahaman (understanding) yaitu kedalaman

12

kognitif dan afektif yang dimiliki oleh individu. 3) Kemampuan (skill) adalah

sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang

dibebankan kepadanya. 4) Nilai (Value) adalah suatu standar perilaku yang telah

diyakini dan secara psikologis telah menyatu dalam diri seseorang. 5) Sikap

(attitude) yaitu perasaan (senang-tidak senang, suka-tidak suka) atau reaksi

terhadap suatu rangsangan yang datang dari luar. 6) Minat (interest), adalah

kecenderungan seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan .

De Porter dkk (2000:35) mengemukakan, bahwa sebagai fasilisator,

pendidik berperan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik, memahami dan

berpartisipasi dalam menyerap informasi pembelajaran. Hal ini sejalan dengan

pendapat yang dikemukakan oleh Gredler dan Margaret (1991:23) bahwa

pendidik memainkan dua peranan penting dalam pembelajaran di kelas, yaitu : (1)

menciptakan dan mengatur pengalaman peserta didik, dan (2) memberikan

contoh-contoh yang nantinya menjelma menjadi pengalaman belajar peserta didik.

Sejalan dengan hal ini Hydon (1997:45), kalau pembelajaran yang dilakukan

berkaitan dengan afektif, peserta didik perlu memiliki memiliki keseimbangan

antara keterampilan pengelolaan pembelajaran dan perilaku yang bermoral, karena

itu pendidik juga berperan sebagai sumber, panutan dan teladan bagi peserta didik

maupun dalam masyarakat.

Roestiyah (1998:4) mengemukakan tentang kompetensi sebagai

”suatu tugas, atau pemilikan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang

dituntut oleh jabatan seseorang”. Dalam pengertian ini lebih menitikberatkan pada

tugas guru dalam mengajar. Nana Sudjana (1991:19) mengemukakan empat

13

kompetensi guru, yaitu : 1) merencanakan program pengajaran, 2) melaksanakan

dan memimpin/mengelola pembelajaran, 3) menilai kemajuan pembelajaran, 4)

menguasai bahan pelajaran dalam pengertian menguasai bidang studi yang

dipegangnya/dibinanya.

Menurut Syuaeb Kurdi, (2006:57) Kompetensi dalam Pendidikan

Agama Islam harus dapat melandasi kompetensi ajaran Islam peserta didik.

Karena itu pencapaian kompetensi tiap-tiap tingkatan harus dikembangkan antara

aspek akidah, akhlak, ibadah, dan keteladanan secara integratif dan berkelanjutan.

Pencapaian kompetensi Pendidikan Agama Islam khususnya dapat di integrasikan

dengan rumpun pelajaran yang lain seperti Ilmu Pengetahuan Alam, Bahasa

Indonesia, Ilmu Pengetahuan Sosial dan lain sebagainya.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi guru

merupakan suatu kemampuan, kecakapan dan keterampilan yang harus dimiliki

oleh seorang guru dalam merencanakan pembelajaran, melaksanakan

pembelajaran dan mengevaluasi program pembelajaran agar tujuan pembelajaran

dapat tercapai seoptimal mungkin, sehingga anak didik dapat

mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Implementasi ini

berkelanjutan, tidak hanya untuk mengejar target nilai yang terpenting adalah

implementasinya dalam kehidupan sehari-hari.

b. Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

menyiapkan peserta didik untuk, mengenal, memahami, menghayati hingga

mengimana, bertaqwa dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama

14

Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Qur‟an dan Hadits, melalui kegiatan

bimbingan, pengajaran, latihan serta penggunaan pengalaman . Dibarengi

tuntunan dalam menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan

kerukunan antar ummat beragama dalam masyarakat hingga terwujud kesatuan

dan persatuan bangsa.

Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam itu keseluruhannya terliput

dalam lingkup; Al-Qur‟an Hadits, Keimanan, Akhlak, dan Fiqih/Ibadah. Sekaligus

menggambarkan bahwa ruang lingkup Pendidikan Agama Islam mencakup

perwujudan keserasian, keselarasan dan keseimbangan hubungan manusia dengan

Allah SWT, diri sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya maupun lingkungan

(hablum minallah wa hablum minannas) (Depdiknas, 2003:1).

2) Fungsi, tujuan dan ruang lingkup

Pendidikan Agama Islam di Sekolah berfungsi untuk; 1) Pengembangan

keimanan dan ketakwaan kepada Alloh SWT serta akhlak mulia peserta didik

seoptimal mungkin, yang telah ditanamkan terlebih dahulu dalam lingkungan

keluarga, 2) Penanaman nilai ajaran Islam sebagai pedoman mencapai

kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. 3) Peneyesuaian mental peserta didik

dalam lingkungan fisik dan sosial melalui pendidikan agama islam. 4) Perbaiakan

kesalahan-kesalahan kelemahan-kelemahan peserta didik dalamkeyakinan

pengamalan ajaran agama islam dala kehidupan sehari-hari. 5) Pencegahan

peserta didik dari hal-hal negatif budaya asing yang akan dihadapinya sehari-hari.

6) Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum (alam nyata dan

nir nyata), sistem dan fungsionalnya. 7) Penyaluran siswa untuk mendalami

pendidikan agama ke jenjang yang lebih tinggi. (Dasim Budimansyah, 2003, 1)

Secara umum tujuan pendidikan Islam menurut Al-Abrasyi (dalam

Ahmad Tafsir) menyebutkan tujuan akhir pendidikan Islam secara terperinci

menjadi :1) Pembinaan Akhlak, 2) Menyiapkan anak didik untuk hidup didunia

dan akhirat, 3) Penguasaan ilmu, 4) Keterampilan bekerja dalam masyarakat.

15

Tujuan pendidikan agama Islam di SD/MI untuk (1)

menumbuhkembangkan aqidah melalui pemupukan dan pengembangan

pengetahuan, penghayatan, pengalaman serta pengalaman peserta didik tentang

Agama Islam sehingga menjadi manusia musliam yang terus berkembang

keimanan, ketaqwaan kepada Allah SWT, (2) Mewujudkan manusia Indonesia

yang taat bragama dan berakhlak mulia yaitu manusia yang rajin beribadah,

cerdas, produktif, jujur adil dan etis berdisiplin, bertoleransi(Tasamuh), menjaga

keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya Agama

Islam dalam komunitas sekolah (Depdiknas, 2003:1).

Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam Sekolah meliputi aspek : Al-

Qur‟an Hadits, aqidah, akhlak, fiqih/ibadah, sejarah kebudayaan islam.

Pendidikan Agama Islam menekankan keseimbangan, keselarasan dan keserasian

antara hubungan manusia dengan Allah SWT, Hubungan manusia dengan sesama

manusia, hubungan manusia dengan dirinya sendiri dan hubungan manusia

dengan alam sekitarnya (Depdiknas, 2003:2)

2. Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Perencanaan pembelajaran merupakan rencana jangka pendek yang

dilaksanakan oleh guru untuk mengambil tindakan yang akan dilakukan dalam

kelas. Perencanaan ini perlu dilaksanakan untuk dapat mengkoordinasikan

berbagai komponen pembelajaran yang berorientasi (berbasis) pada pembentukan

kompetensi siswa. Perencanaan pembelajaran seharusnya dipandang sebagai suatu

alat yang dapat membantu para pengelola pembelajaran untuk lebih menjadi

berdaya guna dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Perencanaan dapat

menolong pencapaian suatu sasaran dan tujuan secara lebih ekonomis, tepat waktu

dan memberi peluang untuk lebih mudah dikontrol dan dimonitor pelaksanaannya.

Perencanaan dalam konteks persiapan pembelajaran dimaksudkan

supaya mendorong guru lebih siap melakukan kegiatan pembelajaran dengan

16

perencanaan yang matang. Perencanaan ini biasanya sudah dituangkan dan

dikembangkan dalam bentuk program tahunan, program semester, program modul

(pokok bahasan), program mingguan dan harian, program pengayaan dan remedial

serta program bimbingan dan konseling.

Seorang guru hendaknya memiliki kemampuan untuk merencanakan

pembelajaran. Sebelum mengajar hendaknya sudah memiliki program

perencanaan pembelajaran.

Syaiful Bahri (1994:80) mengatakan bahwa “guru diharapkan

merencanakan dan menyampaikan pembelajaran, karena hal itu dapat

memudahkan siswa dalam belajar”. Selanjutnya Harjanto (1997:36) menyatakan

ada empat langkah yang harus dilakukan dalam merencanakan pembelajaran,

yaitu : 1) Mengidentifikasi masalah berdasarkan kebutuhan (need), 2) menentukan

ketentuan-ketentuan dalam pemecahan dan mengidentifikasi alternatif pemecahan,

3) memilih strategi pemecahan, menggunakan metode, alat dan prosedur dalam

mencapai tujuan yang diinginkan, dan 4) menentukan keefektifan penampilan

(performence) danmemperbaiki hal-hal yang telah dilaksanakan.

Dick & Carey (1985:160 - 162) mengemukakan bahwa kemampuan

guru dalam merencanakan pembelajaran meliputi antara lain: 1) mengidentifikasi

tujuan umum pembelajaran, 2) melakukan analisis pembelajaran, 3)

mengidentifikasi tingkah laku masukan dan karakteristik siswa, 4) merumuskan

tujuan performance, 5) mengembangkan butir-butir tes acuan patokan, 6)

mengembangkan strategi pembelajaran, 7) mengembangkan dan memilih material

17

pembelajaran, 8) merancang dan melakukan penilaian formatif, 9) merevisi bahan

pembelajaran, dan 10) mendesain dan melakukan penilaian sumatif.

Kemp (1994:14) mengemukakan bahwa unsur-unsur dasar dalam

menyusun perencanaan pembelajaran dapat diwujudkan untuk menjawab

berbagai pertanyaan antara lain, 1) untuk siapa program dirancang, 2) kemampuan

apa yang ingin dipelajari, 3) bagaimana isi pembelajaran atau keterampilan dapat

dipelajari dengan baik, dan 4) bagaimana menentukan tingkat penguasaan

pembelajaran yang sudah dicapai.

Smith & Ragan (1993:9) mengemukakan bahwa asumsi yang

mendasari perlunya adanya perencaan pembelajaran atau instructional design

adalah sebagai berikut :

1. Pengetahuan merupakan hasil belajar yang diharapkan. Artinya perancang

harus memiliki ide yang jelas tantang apa yang akan diterima siswa sebagai

hasil pembelajaran.

2. Pembelajaran yang baik adalah yang efektif ( dapat membantu melahirkan

siswa dan menetapkan pengetahuan dan keterampilannya), efisien

(menggunakan waktu setepat mungkinuntuk mencapai tujuan), dan menarik

(memberikan motifasi dan interes kepada siswa untuk menyelesaikan tugas-

tugasnya).

3. Siswa dapat belajar dari berbagai sumber atau media.

4. Prinsip-prinsip pembelajaran yang dipergunakan untuk semua kelompok usia

dan lingkup isi.

5. pembelajaran dapat diperbaiki dengan mengevaluasi pengaruhnya.

18

Dalam pembelajaran guru dituntut memiliki kemampuan dalam segala

hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pendidikan dan pembelajaran. Jika

seorang guru pada suatu saat memiliki kekurangan dalam hal-hal tertentu, maka

segera guru yang bersangkutan belajar untuk meningkatkan kompetensinya baik

melalui jalur pendidikan dan latihan maupun belajar mandiri dengan melakukan

diskusi dengan teman sejawat secara intensif.

Memang tak ada satu model rancangan pembelajaran yang dapat

memberikan resep yang paling ampuh untuk mengembangkan suatu program

pengajaran, karena itu untuk menentukan model rancangan dalam

mengembangkan suatu program pembelajaran tergantung pada pertimbangan si

perancang terhadap model yang akan digunakannya atau akan dipilihnya.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perencanaan

pembelajaran merupakan catatan – catatan hasil pemikiran yang sangat penting

bagi guru sebelum mengelola pembelajaran. Perencanaan pembelajaran

merupakan persiapan mengajar yang berisi hal-hal yang perlu atau harus

dilakukan oleh guru dan siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dalam

rangka mencapai tujuan pembelajaran, yang antara lain meliputi : pemilihan

materi, metode, media dan alat evaluasi. Unsur-unsur tersebut harus mengacu

pada silabus yang ada dan sesuai dengan kurikulum yang ditetapkan. Keberhasilan

anak didik dalam belajar banyak ditentukan oleh baik buruknya suatu perencanaan

pembelajaran yang disusun oleh guru. Seperti yang dikatakan oleh Mulyani,

suasana kelas yang menyenangkan bagi anak didik merupakan wujud dari

perencanaan pengajaran yang baik.

19

3. Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Sebaik dan sebagus apapun perencanaan yang dibuat tidak akan dapat

mencapai tujuan yang dinginkan, jika pengelolaan tidak efektif. Pengelolaan yang

dimaksudkan disini adalah pengelolaan ruang kelas, mengelola peserta didik,

pengelolaan kegiatan pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran dapat berlansung

secara maksimal dan berkesinambungan bila guru dapat melaksanakannya secara

bertahap dan sistematis sesuai dengan perencanaan. Dalam pelaksanaan

pembelajaran dimulai dari menjelaskan tujuan yang hendak dicapai, memotivasi

dan menata kondisi belajar, membahas materi pembelajaran, mengevaluasi

kegiatan pembelajaran dan hasil pembelajaran serta menutup kegiatan

pembelajaran.

Menurut Winkel (1991:177) terdapat tiga komponen dalam aktifitas

proses belajar mengajar, yakni komponen prosedur didaktik, komponen media

pengajaran, komponen siswa dan materi pelajaran. Ketiga komponen ini harus

berjalan seimbang dan beriringan. Prosedur didaktik merupakan sarana yang

memungkinkan kegiatan pengajaran dapat menimbulkan aktifitas murid dalam

proses belajar. Media pengajaran merupakan aspek yang penting sekali dalam

membantu guru dalam menyampaikan bahan ajar dan mempermudah anak didik

dalam menerima bahan ajar. Komponen siswa dan materi pelajaran dianggap

penting karena terlibat dalam kontek belajar secara bersamaan.

Menurut Cony (1989:23) pelaksanaan pembelajaran secara sistematis

tersebut meliputi tahap sebagai berikut : a) menyampaikan tujuan pembelajaran,

b) menuliskan pokok-pokok materi yang akan dibahas,c) membahas materi

20

pembelajaran, d) memberikan contoh-contoh kongkrit dalam setiap materi yang

dibahas, e) menggunakan alat bantu pembelajaran untuk menjelaskan materi

pembelajaran.

Melaksanakan program pembelajaran merupakan tahap awal

pelaksanaan program yang telah dibuat oleh guru. Pada pelaksanaan program

yang telah dibuat, kemampuan yang dituntut adalah keaktifan guru dalam

menciptakan dan menumbuhkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan rencana

yang telah disusun dalam perencanaan. Guru harus mengambil keputusan atas

dasar penilaian yang tepat, apakah kegiatan pembelajaran dihentikan atau diubah

metodenya, apakah mengulang dulu pelajaran yang lalu manakala siswa belum

dapat mencapai tujuan pembelajaran.

Pada tahap pelaksanaan pembelajaran, di samping pengetahuan teori

tentang pembelajaran, guru dituntut mahir dan terampil dalam tehnik mengajar,

penggunaan alat bantu pembelajaran, penggunaan metode, keterampilan menilai

hasil belajar siswa, ketrerampilan memilih dan menggunakan strategi atau

pendekatan mengajar.

Syaiful Bahri (1994:84 -85) mengemukakan bahwa dalam pelaksanaan

pembelajaran prinsip-prinsip yang harus diperhatikan oleh guru, antara lain

adalah: a) Perhatian yaitu membangkitkan perhatian siswa, b) aktifitas yaitu

mengaktifkan jasmani dan rohani siswa, c) apersepsi yaitu menghubungkan

dengan apa yang dikenal siswa, d) peragaan yaitu meragakan pembelajaran, e)

korelasi yaitu mengadakan hubungan dengan mata pelajaran lainnya, f)

konsentrasi yaitu pemusatan pada pokok masalah, g) individualisasi yaitu

21

penyesuaian pada sifat dan bakat lingkungan, dan h) evaluasi yaitu mengadakan

penilaian yang tepat dan teliti. Prinsip-prinsip pembelajaran merupakan pedoman

umum bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran, dengan memperhatikan

prinsip-prinsip tersebut maka guru akan mudah melaksanakan tugasnya mengajar

di depan kelas.

Suryosubroto (1997:36) menyatakan ”pelaksanaan pembelajaran

adalah proses berlansungnya pembelajaran dikelas, yang merupakan inti dari

kegiatan pendidikan di sekolah”. Winarno dan Murry (1983:257) menyatakan

”pelaksanaan pembelajaran adalah interaksi guru dengan siswa dalam rangka

menyampaikan bahan pembelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan

pembelajaran”.

Menurut Nana (1991:148) pelaksanaan pembelajaran meliputi tahapan

tahapan sebagai berikut :

1 Tahap pra instruksional

Tahap yang ditempuh pada saat memulai suatu pembelajaran, yaitu: a)

guru menanyakan kehadiran siswa dan mencatat siswa yang tak hadir,

b) bertanya kepada siswa sampai dimana pembahasan sebelumnya, c)

memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai bahan

pembelajaran yang belum dikuasainya dari pembelajran yang sudah

disampaikan, d) mengajukan pertanyaan kepada siswa berkaitan dengan

bahan yang sudah diberikan, e) mengulang bahan pelajaran yang lain

secara singkat tetapi mencakup semua aspek bahan.

2. Tahap instruksional

Tahap pemberian bahan pembelajran yang tedapat dalam beberapa

kegiatan, antara lain: a) menjelaskan kepada siswa tujuan pembelajaran

yang harus dicapai oleh siswa, b) menjelaskan pokok materi yang akan

dibahas, c) menjelaskan pokok materi yang sudah dituliskan, d)

memberikan contoh yang kongkrit, pertanyaan dan tugas, e)

menggunakan alat bantu pembelajaran untuk memperjelas pembahasan

pada setiap materi pembelajaran, dan f) menyimpulkan hasil

pembahasan dari semua pokok materi.

22

3. Tahap evaluasi dan tindak lanjut

Tahap iini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan tahap instruksional.

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini antara lain: a) mengajukan

pertanyaan kepada kelas atau kepada siswa mengenai semua aspek

pokok materi yang telah dibahas pada tahap instruksinal, b) apabila

pertanyaan yang diajukan belum dapat dijawab oleh siswa maka guru

harus mengulang pembelajaran, c) untuk memperkaya pengetahuan

siswa mengenai materi yang harus dibahas, guru dapat memberikan

tugas atau pekerjaan rumah, dan d) mengakhiri pelajaran dengan

menjelaskaan atau memberitahukan pokok materi yang akan dibahas

pada pembelajaran berikutnya.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan

pembelajaran merupakan rangkaian aktifitas yang dilakukan oleh guru untuk

membelajarkan siswa, yang mencakup membuka materi pembelajaran,

menyampaikan materi pembelajaran, mengevaluasi pembelajaran dan menutup

pembelajaran. Sehingga dapat menimbulkan suasana yang menyenangkan dalam

pembelajaran (joyfull Learning). Walaupun materi ajar tidak terlalu sulit namun

bila suasana belajar membosankan, tetap saja tidak akan menarik perhatian siswa

apalagi dibawah tekanan maka pelajaran akan sulit dipahami.

4. Evaluasi Hasil Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Untuk dapat menentukan tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran

perlu dilakukan usaha dan tindakan atau kegiatan untuk menilai hasil belajar.

Penilaian hasil belajar bertujuan untuk melihat kemajuan belajar siswa dalam hal

penguasaan materi pembelajaran yang telah dipelajari dan tujuan yang telah

ditetapkan. Penilaian hasil belajar siswa pada dasarnya adalah mempermasalahkan

bagaimana guru dapat mengetahui hasil belajar yang telah dilakukan. Guru harus

mengetahui sejauh mana siswa dapat mengerti terhadap bahan yang telah

diajarkan dan sejauhmana kompetensi dari kegiatan yang dikelola dapat dicapai.

23

Anas Sudiyono (2003:1) menyatakan ”evaluasi berasal dari Bahasa

Inggris ‟evaluation‟ dalam Bahasa Arab Al-Taqdir, dalam Bahasa Indonesia

berarti ‟penilaian‟. Akar katanya adalaha value, dalam Bahasa Arab Al-Qimah,

dalam Bahasa Indonesia berarti nilai. Dengan demikian evaluasi dapat diartikan

dengan penilaian dalam bidang pendidikan atau penilaian mengenai hal-hal yang

berkaitan dengan kegiatan pendidikan.

Oemar (2002:210) mengemukakan ” evaluasi adalah suatu proses

berkelanjutan tentang pengumpulan dan penafsiran informasi untuk menilai

(assess) keputusan-keputusan yang dibuat dalam merancang suatu sistem

pembelajaran”. Rumusan itu mempunyai tiga aplikasi yaitu : a) Evaluasi adalah

suatu proses yang terus menerus, bukan hanya pada akhir pembelajaran, tetapi

dimulai sebelum dilaksanakannya pembelajaran sampai berakhirnya pembelajaran

b) Proses evaluasi senantiasa diarahkan ke tujuan tertentu, yakni untuk

mendapatkan jawaban-jawaban tentang cara memperbaiki pembelajaran c)

Evaluasi menuntut penggunaan alat ukur yang akurat dan bermakna untuk

mengumpulkan informasi yang dibutuhkan guna membuat keputusan.

Evaluasi pembelajaran merupakan proses pengumpulan data untuk

menentukan sejauh mana keberhasilan proses pembelajaran serta menentukan

keputusan akan yang diambil sesuai dengan data-data yang terkumpul untuk

perbaikan pembelajaran.

Syaiful Bahri (2000:207) mendefenisikan evaluasi atau penilaian

sebagai ”suatu tindakan yang menentukan nilai sesuatu, bila evaluasi atau

24

penilaian digunakan dalam dunia pendidikan, maka penilaian pendidikan berarti

suatu tindakan untuk menentukan segala sesuatu dalam dunia pendidikan.

Djamari (2002:5) mengatakan bahwa ”penilaian berhubungan dengan

setiap bahagian dari proses pendidikan, bukan hanya keberhasilan belajar saja,

tetapi mencakup semua proses pembelajaran”. tidak terbatas pada karakteristik

siswa saja, akan tetapi mencakup penilaian karakteristik metode mengajar,

kurikulum, fasilitas dan administrasi sekolah. Instrumen penilaian bisa berupa

metode, prosedur formal atau informal, untuk menghasilkan informasi tentang

siswa, yaitu : tes tertulis, tes lisan, lembar pengamatan, pedoman wawancara,

tugas dirumah dan lain sebagainya. Penialaian juga diartikan sebagai kegiatan

menafsirkan data hasil pengukuran.

Bloom (1956:14-16) menjelaskan evaluasi (penilaian) dalam

pembelajaran, meliputi tiga aspek yaitu, (a) Aspek kognitif berupa pengembangan

pengetahuan agama, termasuk didalamnya fungsi ingatandan kecerdasan, (b)

Aspek afektif, berupa pembentukan sikap terhadap agama, termasuk didalammya

pungsi perasaan dan sikap, (c) Aspek psikomotor berupa menumbuhkan

keteampilan beragama termasuk didalamnya fungsi kehendak, kemauan dan

tingkah laku.

Oemar (2002:211) menjelaskan fungsi dan tujuan evaluasi sebagai

berikut :

1. Untuk menentukan angka kemajuan atau hasil belajar para siswa.

Angka-angka yang diperoleh dicantumkan sebagai laporan kepada

orang tua, untuk kenaikan kelas dan penentuan kelulusan para siswa.

2. Untuk menempatkan para siswa dalam situsi pembelajaranyang tepat

dan serasi dengan tingkat kemampuan, minat dan berbagai

karakteristik yang dimiliki oleh setiap siswa.

25

3. Untuk mengenal latar belakang siswa (psikologis, fisik dan

lingkungan) yang berguna, baik dalam hubungan dengan fungsi kedua

maupun untuk menentukan sebab-sebab kesulitan belajar para siswa.

4. Sebagai umpan balik bagi guru yang pada gilirannya dapat digunakan

untuk memperbaiki pembelajaran dengan melalui program remedial

bagi para siswa.

Secara umum dapat dipahami bahwa evaluasi yang dilaksanakan oleh

guru adalah untuk mengetahui tingkat pencapaian kompetensi siswa, mengukur

pertumbuhan dan perkembangan siswa, mendiagnosis kesulitan belajar siswa,

memperoleh masukan atau umpan balik (feed back) bagi guru dan siswa dalam

rangka perbaikan.

Sehubungan dengan fungsi-fungsi evaluasi di atas, Oemar (2002:211)

maka dapat ditentukan sejumlah jenis penilaian sebagai berikut : a) evaluasi

sumatif, yaitu untuk menentukan angka kemajuan hasil belajar para siswa, b)

evaluasi penempatan, yaitu menempatkan para siswa dalam situasi pembelajaran

yang serasi, c) evaluasi diagnostik, yakni untuk membantu para siswa mengatasi

kesuliatan-kesulitan belajar yang mereka hadapi, d) Penilaian formatif yang

berfungsi untuk memperbaiki pembelajaran.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi

ditujukan untuk menentukan sejauhmana tujuan telah tercapai. Dalam

pembelajaran ada dua bentuk evaluasi, yaitu evaluasi hasil belajar dan evaluasi

proses pembelajaran. Sedangkan menurut jenisnya ada dua jenis evaluasi yaitu :

formatif dan sumatif. Kemudian dalam merumuskan evaluasi pembelajaran harus

berpatokan kepada tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Jadi dalam proses

penilaian/evaluasi pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam perlu digunakan

berbagai bentuk tes, baik tes tertulis maupun tes lisan untuk mengukur

26

kemampuan pemahaman siswa. Di samping pemberian tes perlu dilakukan juga

pengamatan untuk menilai sikap siswa secara lansung.

B. Penelitian yang Relevan

Berikut ini akan dibahas secara ringkas beberapa hasil penelitian yang

relevan dengan penelitian penulis yaitu :

1. Maizuar (1997) yang melakukan penelitian kualitatif tentang kemampuan

mengajar guru Sekolah Teknik Menengah (STM) di Sumatera Barat,

menemukan bahwa kemampuan mengajar guru dipengaruhi oleh faktor-faktor

sebagai berikut: a) Latar belakang pendidikan guru, b) Pengalaman guru

mengajar, c) Mengikuti penataran dan pelatihan, d) Lingkungan belajar dan e)

Fasilitas.

2. Mawardi (2003) meneliti tentang proses pembelajaran mata pelajaran

pendidikan agama di SDN 01 Banda Aceh suatu penelitian kualitatif dengan

penemuan bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah

dalam pembelajaran maupun di luar pembelajaran cukup baik dan guru belum

dapat memberikan keteladanan kepada siswanya. Ternyata metode juga turut

mempengaruhi hasil belajar siswa. Relevansinya penggunaan metode akan

berpengaruh terhadap hasil belajar siswa

3. Musnar (2007) meneliti tentang pembelajaran PPKN di SMPN 11 Pekanbaru

menemukan bahwa para guru memahami arti penting perencanaan

pembelajaran di sekolah, untuk itu sebaiknya merekrut tenaga pendidik

berdasarkan latar belakang pendidikannya. Relevansinya dengan penelitian ini

perlu merencanakan pembelajaran dengan sebaik mungkin.

27

4. Ali (1995) meneliti tentang efektivitas mengajar guru SMAN 1 Padang

Sidempuan menemukan bahwa efektifitas mengajar guru dipengaruhi oleh

faktor pengelolaan kelas dan disiplin kerja. Kaitannya dengan penelitian ini

adalah pengelolaan kelas merupakan bagian dari pelaksanaan pembelajaran,

oleh karena itu agar pelaksanaan pembelajaran bisa berjalan dengan baik maka

perlu pengelolaan kelas dengan baik.

C. Kerangka Konseptual

Pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan formal yang

dilaksanakan di sekolah. Pembelajaran yang dilaksanakan disekolah dasar

Kabupaten Siak Provinsi Riau oleh Guru mata pelajaran pendidikan Agama Islam

bertujuan untuk mencapai tujuan Institusional dan Instruktional. Pelaksanaan

pembelajaran tidak terlepas dari unsur penting guru, siswa, materi pembelajaran,

dan sarana lainnya. Interaksi antara unsur tersebut terjadi secara educatif dalam

pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran membutuhkan kemampuan guru untuk

mentransferkan ilmu pengetahuan guru yang mampu melaksanakan pembelajaran

yang PAIKEM (pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan

menyenangkan) demi tercapainya tujuan pembelajaran.

Pembelajaran merupakan kegiatan yang sistematis mulai dari membuka

pelajaran, penyajian pembelajaran dan menutup pembelajaran. Dalam penelitian

ini yang akan dilihat adalah kemampuan guru sebagai perencana pembelajaran,

guru sebagai pelaksana pembelajaran dan guru sebagai pelaksana evaluasi

pembelajaran pendidikan Agama Islam di sekolah dasar.

28

Pelaksanaan pembelajaran membutuhkan kemampuan guru untuk dapat

mentransferkan ilmu pengetahuan kepada siswa. Hal ini dibutuhkan guru yang

mampu melaksanakan pembelajaran yang efektif dan efesien.

Berkaitan dengan hal di atas guru harus menyadari bahwa perilaku guru

yang kondusif dalam merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran,

dan evaluasi pembelajaran sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan siswa.

Rancangan pembelajaran merupakan keseluruhan proses analisis kebutuhan dan

tujuan belajar serta pengembangan sistem penyampaiannya agar tujuan

pembelajaran tercapai. Sedangkan proses pembelajaran adalah melaksanakan

pembelajaran yang sistematis mulai dari membuka, memulai pembelajaran

(kegiatan inti), dan menutup pembelajaran untuk mewujudkan pencapaian tujuan

pembelajaran. Dalam membuka pembelajaran yang akan dilihat apakah guru-guru

agama melakukan absensi, memotivasi siswa, menyampaikan tujuan

pembelajaran, dan melaksanakan apersepsi. Kegiatan ini ingin diketahui media

yang digunakan dan metode yang dipakai oleh guru serta bagaimana kegiatan

menutup pembelajaran. Sedangkan evaluasi pembelajaran dilakukan adalah

sebagai suatu upaya dimana seorang guru dapa mengetahui bahwa suatu

perencanaan pembelajaran yang sudah dibuat efektif atau tidak, proses yang

dilakukan tepat atau tidak. Oleh karena itu, guru pendidikan Agama Islam harus

menguasai keterampilan mengevaluasi hasil belajar siswa. Dengan demikian dapat

diketahui berbagai informasi mengenai keseluruhan pengelolaan pembelajaran

yang dilaksanakan.

29

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini akan dibahas tentang, lokasi penelitian, informan

penelitian teknik dan alat pengumpulan data, teknik menjamin keabsahan data,

dan teknik analisis data.

A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 003 Kecamatan Siak

Kabupaten Siak. Sekolah ini berlokasi di Jalan Hangtuah Kelurahan Kampung

Rempak Kecamatan Siak Kabupaten Siak Propinsi Riau. Peneliti bermaksud

melihat pembelajaran oleh Guru Pendidikan Agama Islam.

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yakni penelitian yang digunkan

untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai

instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi

(gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian lebih menekankan

makna dari generalisasi. Alasan penelitian ini dilaksanakan adalah karena jenis

penelitian ini mampu mengungkapkan secara mendalam tentang apa yang terjadi

di lapangan.

B. Informan Penelitian.

Informan adalah orang yang banyak mengetahui dan memahami serta

mau meluangkan waktu mengasih data-data yang dibutuhkan selain itu juga

adalah orang-orang yang dapat dipercaya. Informan utama dalam melaksanakan

penelitian ini adalah seorang kepala sekolah yang bernama Salmiah S. S.Pd dan

30

seorang guru pegawai negeri sipil yakni Nurhasanah serta lima orang anak didik

yang bernama Egi Nisfu Aditya, Bima Ghafara, An-nisa Saputri, Mella

Kusumasari dan Nurul Azrin. Penentuan informan penelitian untuk guru dan

murid menggunakan cara Purposive Sampling yang dilakukan dengan mengambil

orang yang terpilih sesuai dengan tujuan penelitian. Sampling purposive adalah

cara sampel yang dilakukan dengan cermat hingga relevan dengan desain

penelitian. Sumber informasi atau data lainnya adalah dokumentasi dan foto.

C. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Data dikumpulkan dengan cara melakukan observasi, wawancara, dan

dokumentasi. Ketiga pengumpulan data tersebut adalah untuk mengumpulkan

informasi yang sangat dibutuhkan dalam penelitian tentang pembelajaran di

Sekolah Dasar 003 Kecamatan Siak. Peneliti mengamati sekolah tersebut dengan

melihat pelaksanaan pembelajaran oleh guru Pendidikan Agama Islam di Sekolah

Dasar Negeri 003 Kecamatan Siak. Peneliti lansung mewancarai guru Pendidikan

Agama Islam, kepala sekolah dan guru pegawai negeri sipil serta murid dari

sekolah tersebut. Peneliti juga mengambil foto-foto sekolah, guru yang sedang

melaksanakan pembelajaran dan murid yang sedang belajar.

1. Observasi

Observasi dilakukan untuk memperoleh informasi tentang kelakuan

manusia seperti terjadi dalam kenyataan. Dengan observasi kita mendapatkan

gambaran yang lebih jelas tentang objek yang ingin kita teliti. Observasi

diperlukan untuk menjajaki. Jadi berfungsi eksplorasi. Dari hasil ini kita dapat

memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang masalahnya dan mungkin

31

petunjuk-petunjuk tentang cara memecahkannya. Adapun yang peneliti observasi

dalam penelitian ini adalah tiga orang guru Pendidikan agama Islam yang

melaksanakan pembelajaran serta keadaan pisik sekolah. Penelitian ini dilakukan

pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2008. Hal ini dimaksudkan untuk

melihat kualitas pembelajaran oleh guru Pendidikan Agama Islam di Sekolah

Dasar Negeri 003 Kecamatan Siak Kabupaten Siak. Hal ini dapat dilihat pada

lampiran 11.

2. Wawancara

Tujuannya adalah mendapatkan informasi tentang perorangan, kejadian,

kegiatan, perasaan, motivasi, kepedulian, disamping itu dapat mengalami dunia

pikiran perasaan responden, merekontruksi pengalaman-pengalaman masa lalu

dan masa depan yang akan datang”. Teknik ini peneliti tempuh dengan melakukan

wawancara secara hati-hati dan mendalam (indepth interview) berdasarkan

instrumen yang telah dipersiapkan dan bersifat terbuka dengan maksud pertanyaan

dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan data yang diperlukan.

Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara dengan berbagai pihak

diantaranya dengan kepala sekolah untuk memperoleh gambaran pelaksanaan

proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan profesionalisme guru dalam

proses pelaksanaan pembelajaran, tentang persoalan atau masalah siswa mengenai

prestasinya terutama sikap dan tingkah lakunya dan mengenai hubungan guru

dengan siswa dan siswa dengan siswa. Kemudian wawancara dilakukan dengan

guru Pendidikan Agama Islam terutama mengenai pemahaman mereka tentang

pembelajaran Pendidikan Agama Islam

32

3. Study Dokumentasi

Data yang dikumpulkan dari dokumen antara lain informasi tentang

pola dan prosedur pengadministrasian dan perencanaan pembelajaran yang

dilakukan oleh guru. Dengan demikian teknik ini berintikan mempelajari

dokumen-dokumen yang terkait dengan masalah penelitian dalam hal ini

dokumen tertulis sebagai acuan guru dalam proses pembelajaran, meliputi

perangkat kurikulum dan perangkat pembelajaran yang dibuat oleh guru.

Digunakan teknik dokumentasi dan catatan sebagai pengumpul data didasarkan

pada pertimbangan :

a. Dokumentasi dan catatan ini selalu dapat digunakan terutama karena

mudah diperoleh dan relatif murah.

b. Merupakan informasi yang mantap, baik dalam pengertian merefleksikan

situasi secara akurat maupun dapat dianalisis ulang tanpa melalui

perubahan didalamnya.

c. Dokumen catatan merupakan sumber informasi yang kaya.

d. Keduanya merupakan sumber resmi yang tidak dapat disangkal yang

menggambarkan kenyataan formal.

e. Tidak seperti pada sumber manusia baik dokumen maupun catatan non

kreatif, tidak memberikan reaksi dan respon atas perlakuan peneliti.

D. Teknik Menjamin Keabsahan Data

Langkah awal dalam pengumpulan data peneliti lakukan dengan melihat

program pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang telah dibuat oleh guru

Pendidikan Agama Islam kemudian membandingkan antara perencanaan dengan

33

pelaksanaan di depan kelas. Pemeriksaan keabsahan data yang digunakan dalam

penelitian ini dengan cara :

a. Perpanjangan keikutsertaan, agar peneliti dapat mempelajari proses

pembelajaran secara mendalam, menguji ketidakbenaran informasi yang

diperkenalkan oleh distorsi baik yang berasal dari peneliti sendiri maupun

oleh informan, membangun kepercayaan subyek dan memastikan apakah

konteks itu dipahami atau dihayati sehingga dapat menimbulkan derajat

kepercayaan.

b. Ketekunan/keajegan pengamatan

c. Ketekunan pengamatan dilakukan untuk mencari ciri-ciri dan unsur-unsur

dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang

dicari kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut untuk melibatkan

kedalaman persoalan.

d. Triangulasi

Metode yang digunakan dalam trianggulasi ini adalah :

a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara

b. Membandingkan persepsi seseorang dengan orang lain

c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian

dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu

d. Melakukan perbandingan teman sejawat

e. Membandingkan hasil wawancara dengan dokumen yang berkaitan.

f. Pemeriksaan dengan teman sejawat melalui diskusi

34

Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil

akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan sejawat.

E. Teknik Analisis Data

Data yang terkumpul dalam penelitian ini selanjutnya akan dianalisis.

Miles dan Huberman (1992) serta S. Nasution (1988) menjelaskan bahwa dalam

penelitian ada tiga tahapan analisis yang berbentuk aliran air, yaitu reduksi data,

penyajian data, dan penarikan kesimpulan data/ verifikasi.

1. Reduksi data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian

pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data ”kasar” yang muncul

dari catatan-catatan tertulis dilapangan. Untuk mempermudah penelitian dalam

tahap reduksi data yang diperoleh, peneliti mengemukakan tehnik analisis data

yaitu:

a. Pengkodean terbuka, tahap ini adalah tahap pemberian kode pertama kali

terhadap pengelompokan data mentah dan memberi nama-nama (tema-tema)

sementara mengenai kategori yang dianalisis

b. Pengkodean aksial yaitu memeriksa kembali kategori-kategori yang telah

diidentifikasi, guna menentukan hubungan antar kategori, atau tahap ini lebih

difokuskan serta dilengkapi dengan penemuan-penemuan hubungan kategori.

c. Pengkodean selektif yaitu mengintegrasikan semua hasil kerja penelitian.

Peneliti melakukan penyeleksian atau pemilihan dari inti kategori yang sudah

ditentukan, sehingga ditemukan tema-tema utuh mengenai masalah yang dibahas.

35

2. Penyajian data

Setelah melakukan reduksi data tahap selanjutnya adalah melakukan

display (penyajian) data dengan kegiatan menampilkan informasi yang didapat

melalui reduksi. Kemudian informasi yang diperoleh melalui observasi maupun

wawancara dikumpul dan diorganisasikan berdasarkan fokus masalah yang

diteliti. Penyajian data sebagai sekumpulan informasi yang tersusun yang

memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

Dari hasil display data akan ditarik suatu kesimpulan sementara, yang kemudian

dilanjutkan dengan verifikasi (pembuktian kebenaran).

2. Menarik kesimpulan

Merupakan langkah terakhir dalam menganalisis data, menganalisa data

adalah memilih kesimpulan dan melakukan verifikasi (pembuktian Kebenaran)

dengan cara trianggulasi datas sehingga diperoleh keabsahan (validity) hasil

penelitian. Dalam kegiatan ini sikap (skeptis) agar kesimpulan yang diambil dapat

lebih rinci, mendalam, jelas (explicit) dan beralasan (grounded)

Kegiatan analisis yang ketiga yang penting adalah menarik kesimpulan.

Penarikan kesimpulan hanyalah sebagian dari satu kegiatan dari konfigurasi yang

utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung.

Verikasi itu mungkin sesingkat pemikiran yang melintas dalam pikiran

penganalisis selama ia menulis, suatu tinjauan ulang pada catatan-catatan

lapangan.

36

BAB IV

TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Umum

Pada awalnya Siak adalah sebuah kerajaan besar dan termasyhur di

nusantara yang berdiri pada awal abad ke 18. Kerajaan Siak diperintah oleh Sultan

Siak I , yaitu Sultan Abdul Jalil Rachmadsyah (1723 – 1746) hingga Sultan Siak

XII Abdul Jalil Syaifuddin (1915 – 1946)

Setelah Indonesia merdeka, kerajaan Siak bergabung dengan Negara

Kesatuan Republik Indonesia dan masuk kedalam wilayah administrasi

Kabupaten Bengkalis Propinsi Riau. Kabupaten Siak dengan ibukota Siak Sri

Indrapura terbentuk berdasarkan UU. No.53 tahun 1999, dan Keputusan Gubernur

Riau No.253/U/1999 yang merupakan hasil pemekaran dari wilayah administrasi

Kabupaten Bengkalis. Pada awalnya hanya terdiri dar tiga kecamatan yaitu

Kecamatan Siak, Kecamatan Sungai Apit dan Kecamatan Minas. Pada saat ini

Kabupaten Siak terdiri dari 14 buah kecamatan.

Secara geografis Kabupaten Siak yang memiliki luas daerah 8.556,09

Km2 serta teletak pada garis lintang 1o 16‟30” LU 0o 20‟49” LU dan garis bujur

100o54‟21”BT 102o10‟59”BT, berbatasan dengan Kabupaten Bengkalis

disebelah utara, Kabupaten Bengkalis dan Pelalawan di sebelah Timur, Kabupaten

Kampar dan Pelalawan sebelah selatan serta Kabupaten Kampar dan Kota

Pekanbaru disebelah Barat.

37

Kabupaten Siak memiliki iklim tropis dengan suhu udara yang relatif

tinggi namun lembab disertai curah hujan tinggi mencapai 1.965 mm pertahun,

temperature rata-rata bulanan 27,5o dengan kelembaban 88,9% perbulan dan

rata-rata penyinaran matahari 44,4% perbulan.

1. Sejarah Berdiri SD Negeri 003 Kp. Rempak Siak

Sekolah Dasar Negeri 003 Kampung Rempak Siak terletak dipinggir

Sungai Siak. Sekolah Dasar ini berdiri tahun 1975 dengan bantuan dana dari

intruksi presiden (inpres) bangunan ini bangunan papan dengan 6 ruang kelas.

Pada awalnya Kampung Rempak merupakan sebuah Dusun dan masuk dalam

wilayah kelurahan Kampung Dalam. Pada waktu itu personil sekolah terdiri dari

satu orang kepala sekolah, empat orang guru, dan seorang penjaga sekolah.

Kepala sekolah pada saat itu bernama Bapak Mahadar.

Pada tahun 1984 sekolah ini dirombak menjadi semi permanen dengan

jendela menggunakan kawat, sekolah ini berubah menjadi Sekolah Dasar Negeri

009 Kampung Dalam Siak dengan kepala sekolah ibuk Zuriati.

Pada tahun 2002 sekolah ini menjadi Sekolah Dasar Negeri 006 Kampung

Rempak Siak dengan kepala sekolah ibuk Zuriati. Pada tahun 2004 Sekolah

Dasar negeri 003 dikepalai oleh Salmiah S. S.Pd. Seiring dengan otonomi daerah

maka sekolah inipun berbenah diri baik dari bangunan pisik maupun dari segi

tenaga personil sekolah. Pemekaran Kecamatan Siak menjadi Kecamatan

Mempura menjadikan perubahan nomor menjadi Sekolah dasar Negeri 003 Siak

dan menjadi pimpinan sekolah tetap Ibuk Salmiah S. S.Pd.

38

Sekolah Dasar Negeri 003 Kecamatan Siak Kabupaten Siak mempunyai

visi dan misi untuk perkembangan ke depannya, visi dan misi tersebut adalah:

1. Visi :

Terwujudnya Sekolah yang berprestasi, bercirikan IMTAQ serta menjunjung

tinggi khazanah melayu dan berwawasan lingkungan.

2. Misi :

2.1 Melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar yang efektif dan efesien

2.2 Meningkatkan profesionalisme guru dalam pembelajaran

2.3 Melaksanakan ekstrakulikuler dan membiasakan berbudaya melayu

2.4 Melaksanakan pengalaman ibadah dan nilai – nilai yang dianut siswa.

2.5 Meningkatkan prestasi anak dalam bidang akademik dan non akademik

2.6 Melaksanakan manajemen sekolah yang berdasarkan kepada jujur, adil,

terbuka, musyawarah dan kekeluargaan.

2. Keadaan Fisik Sekolah Dasar Negeri 003 Kecamatan Siak Kabupaten Siak

a. Ruangan Kantor

Ruangan kantor yang terdapat di Sekolah Dasar Negeri 003 Kecamatan

Siak Kabupaten Siak ini adalah Ruangan Kantor 7 x 8 meter. Di dalam ruangan

tersebut bergabung dengan kantor majlis guru dengan kepala sekolah. Ruangan

kepala sekolah yang berukuran 3,5 x 4 meter dan didalamnya terdapat satu set

komputer dilengkapi dengan sebuah printer. Sangat disayangkan karena ruangan

terlalu kecil sehingga ruangan tersebut terlihat tidak rapi. Selebihnya dijadikan

sebagai ruangan majlis guru, serta disediakan satu set kursi tamu. Di ruangan

majlis guru terdapat satu set komputer dilengkapi satu buah printer. Fasilitas yang

terdapat di dalam ruangan majelis guru ini adalah lima belas meja dan dua puluh

39

kursinya, satu unit amplifier, satu unit bel, satu buah papan daftar urut

kepangkatan, satu buah tape recorder, satu buah televisi ukuran 21 inci, dua buah

kipas angin, satu unit kalender pendidikan.

b. Ruangan Belajar

Ruangan belajar di Sekolah Dasar Negeri 003 Kecamatan Siak Kabupaten

Siak terdiri dari 10 Kelas, masing-masing ruangan belajar berukuran 7 x 8 meter.

Di dalam ruangan belajar terdapat rata-rata 20 set meja belajar murid, dimana satu

meja diisi oleh dua orang murid, satu buah papan white board, satu set meja guru,

satu buah lemari guru. Oleh karena jumlah murid di Sekolah Dasar Negeri 003

Kecamatan Siak tidak sebanding dengan jumlah ruangan belajar yang tersedia,

maka kelas satu dan kelas dua masuk paralel.

c. Ruangan Perpustakaan

Ruangan perpustakaan Sekolah Dasar Negeri 003 Kecamatan Siak

Kabupaten Siak terletak dibelakang sekolah. Ruangan ini merupakan perumahan

guru yang dijadikan sebagi ruangan pustaka, ruangan UKS dan tempat alat-alat

olahraga. Keberadaan ruangan perpustakaan di Sekolah Dasar Negeri 003

Kecamatan Siak Kabupaten Siak secara umum sudah baik, namun karena koleksi

buku yang terbatas, dan luas ruangan yang kurang memadai, sehingga

menyebabkan keberadaan ruangan perpustakaan ini seperti gudang sehingga tidak

menimbulkan ketertarikan murid untuk membaca.

d. WC

40

WC sekolah terletak di samping ruangan belajar. Siswa dapat

menggunakannya dan WC Guru selalu terkunci agar tidak bisa digunakan oleh

murid.

e. Halaman Sekolah

Halaman Sekolah Sekolah Dasar Negeri 003 Kecamatan Siak Kabupaten

Siak ini tergolong sempit. Halaman sekolah sudah diapit oleh ruangan, sehingga

halaman sekolah praktis berada di tengah-tengah ruang belajar, dan berbentuk

persegi panjang. Di halaman sekolah inilah warga sekolah melaksanakan upacara

bendera setiap hari senin, dan hari-hari besar lainnya, serta mereka juga

melaksanakan kegiatan yang berada di luar ruangan seperti olah raga, pramuka

dan kegiatan lainnya.

3. Personil Sekolah Dasar Negeri 003 Kecamatan Siak Kabupaten Siak

Sekolah Dasar Negeri 003 Kecamatan Siak Kabupaten Siak memiliki 22

orang Guru, 1 orang Pegawai Tata Usaha, satu orang Penjaga Sekolah dan satu

orang petugas kebersihan sekolah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1.

B. Temuan Khusus

1. Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang perlu

dilaksanakan oleh seorang guru sebelum proses pembelajaran berlansung.

Pembuatan rencana pembelajaran dilakukan oleh masing-masing guru, ada yang

mempedomani rencana pembelajaran yang telah dibuat oleh guru sebelumnya, ada

juga yang membuat berdasarkan buku pedoman yang dibeli oleh sekolah.

41

Ketika peneliti melakukan wawancara dengan Guru Pendidikan Agama

Islam 1 yang mengajar dikelas 5 dan 6, pada hari senin tanggal 3 Mei 2008 Pukul

10.30 WIB tentang perencanaan pembelajaran tergambar sebagai berikut:

Membuat rencana pembelajaran itu sangat penting sekali, karena

merupakan pedoman dalam proses pembelajaran. Tanpa membuat rencana

pembelajaran proses pembelajaran akan mengambang dan akan

menyimpang dari materi yang akan diajarkan. Membuat rencana

pelaksanaan pembelajaran saya lakukan disekolah ketika jam mengajar

tidak ada atau waktu istirahat, kalau tak sempat saya bawa pulang. Dalam

membuat rencana pelaksanaan pembelajaran saya hanya mempedomani

dan meniru contoh rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibeli oleh

sekolah dan hanya berpedoman pada buku tersebut. [GPAI 1/1-1]

Ketika peneliti melakukan observasi, ternyata guru Pendidikan Agama

Islam 1 yang mengajar dikelas 5 dan 6 telah membuat rencana pembelajaran

ketika waktu istirahat atau ketika tidak mengajar walaupun hanya mencontek yang

sudah ada.

Berdasarkan temuan diatas Guru Pendidikan Agama Islam 1 sudah

merencanakan pembelajaran dengan baik dari segi waktu telah membuat setiap

hari. Bagaimana isi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dibuat apakah sudah

mencantumkan metode dan media yang tepat. Peneliti melihat pada rencana

pelaksanaan pembelajaran sudah ada dan terlihat dengan jelas. Kecendrungannya

menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajaran.

Guru Pendidikan Agama Islam 2 yang mengajar dikelas 3 dan 4 tidak

membuat rencana pelaksanaan pembelajaran atau membuat kapan ada supervisi

dari penilik/pengawas Pendais atau kapan ingat saja, sebagaimana komentarnya

kepada peneliti pada hari kamis tanggal 8 Mei 2008 Pukul 09.30 WIB berikut ini:

Saya sebetulnya ingin membuat rencana pembelajaran setiap hari, namun

karena keterbatasan waktu akhirnya rencana pembelajaran saya buat kapan

42

ada supervisi dari pengawas pendais atau kapan teringat saja, namun

demikian saya dalam membuat rencana pelaksanaan pembelajaran saya

mempedomani kurikulum, tidak menyalin apa yang telah dibuat oleh guru

sebelumnya. [GPAI 2/1-2]

Guru Pendidikan Agama Islam 2 yang mengajar dikelas 3 dan 4 tidak

membuat rencana pelaksanaan pembelajaran setiap hari, tentu ini berdampak

kurang baik terhadap pelaksanaan pembelajaran. Padahal jika dibuat setiap hari

ingatan guru akan lebih pokus karena ada pedoman dalam memberikan materi

pembelajaran. Karena tidak setiap hari membuat rencana pembelajaran materi

akan lebih banyak, sehingga dalam penggunaan media, metode dalam

merumuskan rencana pembelajaran tidak akan baik bila dibanding dibuat setiap

hari.

Peneliti melihat adanya perilaku guru yang tidak membuat rencana

pelaksanaan pembelajaran setiap hari tersebut adalah karena guru tersebut melihat

guru-guru lain juga ada yang berperilaku seperti itu serta tidak adanya teguran

dari kepala sekolah yang memberikan sangsi jika membuat rencana pelaksanaan

pembelajaran tidak tiap hari.

Guru Pendidikan Agama Islam 3 yang mengajar dikelas 1 dan 2 hanya

menyalin rencana pelaksanaan pembelajaran yang sudah ada dibuat oleh guru lain,

sebagaimana yang dikemukakannya kepada peneliti pada hari jum`at, 9 Mei 2008

Saya tahu rencana pembelajaran adalah suatu hal yang perlu dan penting

bagi seorang guru, namun karena saya baru mengajar mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam maka saya hanya mencontek rencana

pembelajaran yang sudah dibuat oleh guru sebelumnya, tanpa repot-repot

membuat yang baru apalagi saya belum paham betul membuat rencana

pembelajaran. [GPAI 3/1-3]

Guru Pendidikan Agama Islam 3 yang mengajar dikelas 1 dan 2 hanya

meniru saja rencana pelaksanaan pembelajaran yang sudah dibuat guru

43

sebelumnya, sehingga pelaksanaan pembelajaran tidak berjalan dengan baik,

karena rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat guru sebelumnya belum

tentu mempedomani kurikulum atau tidak. Selain itu tentu saja guru tersebut tidak

akan menelaah apakah penggunaan metode sudah sesuai dengan materi atau

belum, apakah penggunaan media sudah sesuai dengan materi atau tidak. Jika

rencana pembelajaran dibuat oleh guru yang bersangkutan tentu akan menelaah

kesesuaian materi dengan metode dan media yang digunakan.

Sebaiknya guru Pendidikan Agama Islam harus membuat rencana

pembelajaran sendiri. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh kepala

sekolah tentang rencana pembelajaran pada hari Senin, 12 Mei 2008 Pukul 09.00

WIB.

Setiap guru harus membuat rencana pelaksanaan pembelajaran, dan boleh

bekerjasama dengan guru yang lain, tidak mencontoh rencana pelaksanaan

pembelajaran punya orang atau guru sebelumnya atau panduan yang

sudah ada, atau kalu ingin mencontek panduan yang sudah ada harus

menganalis a terlebih dahulu tidak hanya asal tulis, sehingga mampu

memahami maksud dari kurikulum tersebut. Kepada seluruh guru saya

tekankan harus membuat rencana pelaksanaan pembelajaran setiap kali

masuk kelas. [I1/1-4-KS]

Pernyataan kepala sekolah ini menginginkan bahwa setiap guru harus

membuat rencana pelaksanaan pembelajaran sendiri-sendiri, tidak hanya meniru

rencana pelaksanaan pembelajaran punya orang lain. Ini adalah suatu pernyataan

yang sangat baik dalam hal melatih dan mendidik guru untuk percaya kepada

kemampuan diri sendiri dan mau melaksanakan tugas dengan baik.

Adanya perilaku Guru pendidikan agama islam 3 yang hanya meniru

rencana pembelajaran orang lain membuktikan kurang tanggungjawab dalam

tugas. Guru pendidikan Agama Islam 3 beranggapan bahwa dia adalah guru

pendidikan agama islam sementara waktu. Hal ini terungkap ketika peneliti

44

melakukan wawancara tanggal 10 mei 2008 pada hari senin jam 8.30 sebagai

berikut;

Saya sebagai guru pendidikan agama islam hanya untuk sementara saja,

sementara guru yang lain pun tak buat rencana pembelajaran, padahal

mereka guru pegawai negeri. (GPAI 3/2-5)

Salah satu keberhasilan dalam perencanaan pembelajaran adalah

perencanaan pembelajaran dirancang dengan sebaik mungkin sehinggga tujuan

yang ingin dicapai guru membuat sendiri rencana pembelajaran, perencanaan

pembelajaran dibuat sesuai dengan tuntutan kurikulum, perencanaan pembelajaran

dibuat dengan memperhatikan aspek kebutuhan pembelajaran.

Penyebab guru pendidikan agama islam 3 tidak membuat rencana

pembelajaran karena sebagai guru sementara dan melihat guru lain tidak membuat

rencana pembelajaran.

Perencaaan pembelajaran merupakan pedoman pelaksanaaan untuk

mencapai tujuan pembelajaran. Dalam merancang suatu program pembelajaaran

sangat penting diperhatikan komponen-komponen yang seharusnya diterapkan

dalam proses pembelajaran seperti penggunaan metode dan media sesuai dengan

materi yang akan diajarkan. Hal itu dipersiapkan secara sistematis untuk mencapai

hasil yang maksimal.

2. Pelaksanaan Pembelajaran

a. Kegiatan Awal Pembelajaran

Kegiatan membuka pembelajaran antara guru pendidikan agama islam

punya kesamaan secara umum.

Gambaran umum dapat diketahui dari wawancara dengan peneliti pada hari Senin,

12 Mei 2008 Pukul 11.00 WIB sebagai berikut:

45

Setiap akan memulai pembelajaran biasanya saya selalu menanyakan

sedikit materi pembelajaran sebelumnya, dengan tujuan agar murid tidak

terkejut masuk ke materi pembelajaran berikutnya, sehingga dengan

demikian materi pelajaran berikutnya mudah dipahami oleh murid. Hal itu

sebagaimana umumnya dikenal dengan apersepsi. Jika materi pembelajarn

tersebut waktunya pada pagi hari, biasanya saya mulai dengan

mengabsensi siswa, untuk mengecek kehadiran siswa. Baru saya memulai

pembelajaran. Tetapi jika materi tersebut tidak pagi hari atau, maka saya

tidak melakukan absensi lagi, hanya dengan menanyakan siapa yang tak

hadir. [GPAI 1/2-6]

Pernyataan guru Pendidikan Agama Islam 1 yang mengajar dikelas 5 dan 6

tersebut, setelah peneliti amati ternyata tidak semuanya benar, hal ini terbukti

ketika peneliti lakukan pengamatan pada hari Selasa, 13 Mei 2008 terlihat setelah

mengucapkan salam, guru tersebut langsung membuka pembelajaran tanpa

melakukan apersepsi. Guru langsung menyuruh murid untuk membuka buku

pelajarannya, lalu guru berdiri dan menuliskan materi serta lansung menjelaskan

materi pembelajaran. Ini membuktikan bahwa apa yang diungkapkan kepada

peneliti dan apa yang peneliti amati belum sesuai dengan apa yang dilaksanakan

oleh guru.

Lebih rinci dalam membuka pembelajaran dikemukakan oleh guru

Pendidikan Agama Islam 2 yang mengajar di kelas 3 dan 4 pada peneliti hari

Rabu, 14 Mei 2008 Pukul 08.00 WIB yakni sebagai berikut:

Dalam membuka kegiatan pembelajaran pertama kali yang saya lakukan

adalah menyuruh ketua kelas menyiapkan kawannya untuk belajar dan

lansung berdo`a, dilanjutkan dengan membaca ayat-ayat pendek setelah itu

saya tanyakan siapa murid yang tidak hadir lalu menandainya di absen.

Setelah itu baru saya membuka pelajaran. Sebelum masuk ke pelajaran

baru, biasanya saya memberikan beberapa buah pertanyaan kepada murid

tentang pelajaran sebelumnya. Setelah dijawab oleh murid, barulah saya

masuk pada topik pelajaran yang baru. [GPAI 2/2-7]

Guru Pendidikan Agama Islam yang mengajar di kelas 3 dan 4 dalam

membuka pembelajaran terlihat konsekuen dengan apa yang diungkapkannya, hal

46

ini terbukti ketika peneliti melakukan pengamatan di dalam kelas, guru

Pendidikan Agama Islam yang mengajar di kelas 3 dan 4 benar menyuruh ketua

menyiapkan anggota diiringi dengan berdo`a dan membaca ayat-ayat pendek, lalu

mengabsen, memberikan pertanyaan dan selanjutnya baru membuka

pembelajaran. Ini menunjukkan bahwa guru Pendidikan Agama Islam yang

mengajar di kelas 3 dan 4 telah membuka pembelajaran dengan benar.

Komentar murid bagaimana guru membuka pembelajaran tertuang dalam

komentar informan 2 pada waktu Istirahat pukul 09.30 hari Rabu, 14 Mei 2008,

sebagai berikut :

Biasanya sebelum menerangkan pelajaran baru, Ibu biasanya menyuruh

ketua kelas untuk menyiapkan untuk belajar dan berdoa serta menyuruh

membaca ayat-ayat pendek, mengabsen kami satu persatu, kalau ada yang

tidak hadir, dia tanyakan kenapa tidak hadir. Ibu menanyakan kepada kami

beberapa buah soal tentang materi sebelumnya, kami menjawab dan kalau

jawabannya salah ibu membetulkannya dan menerangkan lagi.[I 2/1-8-MI]

Hal yang hampir sama dikemukakan oleh guru Pendidikan Agama Islam 3

yang mengajar di kelas 1 dan 2 saat peneliti melakukan wawancara dengan beliau

pada saat Guru tersebut berada di ruangan majelis guru, pada Hari Jum`at tanggal

6 Mei 2008 pukul 08.10 dalam membuka pembelajaran:

Pada awal pembelajaran hal yang pertama dan utama sekali adalah

menyuruh ketua kelas menyiapkan siswa untuk belajar, mengabsen murid,

lalu membaca ayat-ayat pendek dan mengabsen siswa. Serta memberikan

pertanyaan kepada siswa sebelum memulai pembelajaran. [GPAI 3/3-9]

Ketika peneliti melakukan pengamatan terhadap guru Pendidikan Agama

Islam 3 mengajar di kelas 1 dan 2 pada hari Senin, 19 Mei 2008 terlihat bahwa

guru Pendidikan Agama Islam mengajar di kelas 1 dan 2 benar menyiapkan siswa

untuk belajar, membaca ayat-ayat pendek, mengabsen murid tetapi tidak

melakukan apersepsi, seperti menanyakan pelajaran sebelumnya, Kegiatan ini

47

sangat penting untuk melanjutkan pelajaran berikutnya, sehingga murid tidak

terkejut memasuki materi pembelajaran yang baru. Sehingga guru mengetahui

penguasaan siswa terhadap materi yang sudah diajarkan.

b. Kegiatan Inti Pembelajaran

Biasanya guru pendidikan agama islam langsung melaksanakan proses

pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam diruang kelas lebih banyak

menggunakan metode ceramah, Tanya jawab latihan dan penugasan.

Sewaktu peneliti melakukan wawancara dengan Guru Pendidikan Agama

Islam 1 yang mengajar di kelas 5 dan 6, pada hari Senin, 2 Juni 2008 pukul 09.40

WIB sebelum beliau memasuki ruangan kelas, sambil berjalan guru mengatakan

bahwa:

Saya lebih suka menggunakan metode ceramah dalam mengajar, karena

dengan metode ceramah saya tidak terlalu sulit, saya hanya menerangkan,

jika ada murid tidak mengerti dengan penjelasan guru boleh bertanya

sebanyak-banyaknya yang kurang jelas, mereka boleh bertanya dan saya

akan menjelasakan jawaban dari pertanyaan murid tersebut. Apalagi

jumlah murid yang cukup banyak. Inilah yang menjadi alasan saya untuk

menggunakan metode ceramah. [GPAI 1/3-10].

Ketika peneliti amati terhadap perilaku guru Pendidikan Agama Islam 1

yang mengajar di kelas 5 dan 6 dalam mengajar terlihat bahwa hanya

menggunakan metode ceramah dalam mengajar, hal ini terbukti dengan guru

pendidikan agama islam 1 hanya bercerita saja di depan kelas, mulai dari awal

sampai akhir pembelajaran. Sekali-kali guru pendidikan agama islam mengajukan

pertanyaan kepada siswa. Kecenderungan menggunakan metode ceramah ini

disebabkan karena metode ceramah lebih mudah digunakan

48

Kecenderungan menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran juga

dilaksanakan oleh guru Pendidikan Agama Islam 2 yang mengajar di kelas 3 dan 4

sebagaimana yang disampaikan kepada peneliti saat jam istirahat pukul 11.05 hari

Senen, 2 Juni 2008 berikut ini:

Saya senang menggunakan metode ceramah dan sekali-kali diselingi

dengan metode tanyajawab. Tetapi memang yang paling sering saya

gunakan adalah metode ceramah. [GPAI 2/3-11]

Pengamatan terhadap guru pendidikan agama islam yang peneliti lakukan

dalam menyampaikan materi pelajaran menggunakan metode ceramah dan sekali-

kali memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Guru pendidikan

agama islam 2 lebih cenderung menggunakan metode ceramah disebabkan karena

hanya metode itu yang dikuasainya.

Guru Pendidikan Agama Islam 3 yang mengajar di kelas 1 dan 2

menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran, hal ini diketahui dari

komentarnya kepada peneliti pada saat sebelum masuk kelas hari selasa, 3 Juni

2008 pukul 07.30 WIB berikut ini:

Saya sudah terbiasa menggunakan metode ceramah dalam belajarn, karena

saya menyadari jika menggunakan metode lain, saya kira kurang efektif,

karena murid dalam satu lokal itu cukup banyak, sehingga sulit

dikendalikan apatah lagi jika akan menggunakan metode diskusi. Sedang

menggunakan metode ceramah saja, terkadang saya suka membentak-

bentak serta marah-marah murid. [GPAI 3/4-12]

Sewaktu peneliti melakukan pengamatan di dalam kelas, guru Pendidikan

Agama Islam yang mengajar di kelas 3 dan 4 lebih banyak duduk di meja guru

sambil menerangkan pembelajaran, sesekali saja ia berdiri di depan kelas,

sehingga suasana kelas kurang terkendali

49

Dari pengamatan peneliti terhadap guru Pendidikan Agama Islam yang

mengajar di kelas 1 sampai dengan 6 penggunaan metode ceramah sangat

dominan, sementara penggunaan media dalam pembelajaran sangat jarang sekali.

Padahal penggunaan media yang tepat dan baik dalam pembelajaran akan sangat

membantu meningkatkan motivasi murid dalam belajar.

Ternyata penggunaan metode ceramah rupanya tidak hanya dilakukan oleh

guru Pendidikan Agama Islam, tetapi juga guru-guru kelas, sebagai dikemukakan

oleh informan 3 pada waktu peneliti jumpa di kantin Hari Rabu, 4 Juni 2008

Pukul 11.00 WIB:

Saya lebih suka menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran,

karena itu yang saya kuasai, dengan berceramah saya tidak sibuk, saya

tinggal menjelaskan apa yang ada pada buku, menggunakan metode lain

saya tak menguasai dan siswa nampaknya tidak terlalu aktif dalam belajar.

[I3/1-13-GN].

Dominannya penggunaan satu metode yakni metode ceramah oleh guru

dalam pembelajaran, sebenarnya bukan tidak ada usaha dari kepala sekolah untuk

memberikan masukan, tetapi ternyata masukan kepala sekolah belum efektif dan

dapat diterima guru dengan baik, sebagaimana komentar informan 1 saat setelah

istirahat di ruangan kepala sekolah kepada peneliti pada Hari Jum‟at, 6 Juni 2008

pukul 09.00 WIB berikut ini:

Sebenarnya bukan tidak ada usaha saya untuk menyampaikan kepada guru

bahwa jangan hanya menggunakan satu metode dalam pembelajaran.

Ketika rapat atau, saya selalu ingatkan kepada guru, bahwa cobalah

variasikan metode mengajar dan gunakan alat peraga yang sudah dibeli

sekolah, supaya anak tidak bosan dan materi pelajaran dapat diserap

dengan baik. Karena guru Pendikan Agama Islam mungkin beranggapan

karena nanti juga saya tidak memberikan sangsi kepada mereka. [I1/2-14-

KS]

50

Penggunaan metode ceramah saja dalam pembelajaran kurang menarik

bagi murid hal ini terungkap dari komentar informan 4 saat sebelum istirahat

berlangsung pada hari Jum‟at, 6 Juni 2008 pukul 10.30 WIB:

Ibu tu menerangkan pelajaran terus, sehingga kami ada yang

memperhatikan, ada yang tidak. Kalau kami ribut, Ibu Guru, menyuruh

kami memperhatikan dan kadang-kadang marah. Ibu guru memang sekali

melakukan tanya jawab. [I4/1-15-M2]

Berdasarkan penuturan dari murid terlihat bahwa murid sebenarnya

menginginkan penggunaan metode yang bervariasi dalam pembelajaran. Kejadian

diatas guru kurang mampu menguasai kelas, sebab metode yang digunakan

berupa metode ceramah dan Tanya jawab kurang efektif karena guru kurang

menggugah siswa untuk berinisiatif dan partisipatif dalam proses pembelajaran

yang mengakibatkan dia kesulitan menertibkan kelas.

c. Kegiatan Menutup Pembelajaran

Kegiatan menutup pembelajaran adalah kegiatan akhir dari pembelajaran

yang dilaksanakan setelah materi pembelajaran disampaikan kepada murid. Dalam

kegiatan ini guru Pendidikan Agama Islam biasanya menyimpulkan materi

pembelajaran yang disampaikan sebelumnya, lalu memberikan kesempatan

bertanya kepada murid tentang materi yang tidak dipahami, sebagaimana yang

dikemukakan oleh guru Pendidikan Agama Islam 1 yang mengajar di kelas 5 dan

6 kepada peneliti pada Hari Rabu, 11 Juni 2008 Pukul 07.30 di dalam kelas:

Untuk memantapkan pemahaman siswa terhadap materi biasanya yang

saya lakukan adalah menyimpulkan pembelajaran terlebih dahulu. Saya

berikan kesempatan kepada murid untuk mengajukan pertanyaan terhadap

materi pembelajaran yang belum dimengerti/kuasai. Jika ada siswa yang

bertanya maka akan saya jawab sampai anak mengerti, selanjutnya

kegiatan pembelajaran saya tutup dengan mengucapkan hamdalah dan

salam. [GPAI 1/4-16]

51

Berdasarkan pengamatan peneliti terhadap guru Pendidikan Agama Islam

1 yang mengajar di kelas 5 dan 6 terlihat guru Pendidikan Agama Islam yang

mengajar di kelas 5 dan 6 dalam mengakhiri pembelajaran membuat kesimpulan

untuk meningkatkan pemahaman murid terhadap materi pembelajaran yang sudah

disampaikan sebelumnya. Memberikan kesempatan bertanya kepada murid atas

materi yang kurang dipahaminya. Kadang-kadang guru memberikan pertanyaan

kepada anak terhadap penguasaan materi yang telah diajarkan.

Untuk mengecek kebenaran atas apa yang telah dilakukan oleh guru

Pendidikan Agama Islam 1 yang mengajar di kelas 5 dan 6, peneliti meminta

informasi dari murid tentang cara guru Pendidikan Agama Islam menutup

pembelajaran, yang tertuang dalam pernyataan informan 5, sesaat setelah waktu

pulang sekolah pada Hari Kamis, 12 Juni 2008 pukul 09.30 WIB :

Ketika waktu belajar hampir habis dan selesai menerangkan pelajaran, ibu

guru menanyakan kepada kami apakah sudah paham atau belum dan

membuat kesimpulan dari materi yang diajarkan, kalau kami tak bertanya

bu guru menjelaskan kembali materi yang telah diajarkan. [I5/1-17-M3]

Selain guru Pendidikan Agama Islam menyimpulkan pembelajaran dan

memberikan kesempatan bertanya kepada murid, kebiasaan lain adalah dengan

memberikan tugas atau pekerjaan rumah kepada murid.

Berdasarkan pengamatan peneliti pada hari Selasa, 17 Juni 2008 Pukul

12.45 WIB dijumpai bahwa guru Pendidikan Agama Islam 2 yang mengajar di

kelas 3 dan 4 hanya memberikan pekerjaan rumah, tanpa menyimpulkan materi

pembelajaran. Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh informan 6 pada

hari Sabtu, 22 Juni 2008 Pukul 09.00 WIB saat setelah bermain: ”Ibu biasanya

hanya memberikan PR dengan cara mendiktekan dan tidak memberikan

52

kesimpulan pembelajaran, biasanya soalnya paling sedikit 3 paling banyak 5, dan

dikumpul pada pertemuan berikutnya” [I6/1-19-M4].

Ketika peneliti melakukan pengamatan terhadap guru Pendidikan Agama

Islam 3 yang mengajar di kelas 1 dan 2 ternyata guru Pendidikan Agama Islam 3

yang mengajar di kelas 1 dan 2 Terlihat guru tidak disiplin dalam mengakhiri

pembelajaran,tidak menjelaskan kembali pelajaran sebelumnya atau

menyimpulkan, tidak ada mengajukan pertanyaan kepada murid, tetapi guru

langsung saja menutup pembelajaran.

Dari beberapa kejadian diatas belum semua GPAI di SD mengakhiri

proses pembelajaran dengan baik, paada hal mengakhiri proses pembelajaran

merupakan kegiatan yang sangat penting untuk dilaksanakan oleh guru. Dengan

mengakhiri proses pembelajaran dengan kesimpulan dari yang sudah dipelajari

oleh siswa, pemahaman siswa mengenai materi yang telah disampaikan akan lebih

terfokus, dan siswa juga mengetahua apa yang harus mereka pelajari pada proses

pembelajaran berikutnya. Dalam hal ini rancangan yang telah dibuat guru

memegang peranan penting dalam menempatkan arah berikutnya dan kaitannya

dengan apa yang telah dipelajarai sebelumnya. Ini berarti dengan berpedoman

pada rancangan pembelajaran, guru akan tahu apa yang harus dilakukan dan apa

pula yang harus dilakukan oleh siswa pada setiapproses pembelajaran yang akan

dilaksanakan, baik dari segi penggunaan waktu maupun kegiatan yang dilakukan

oleh guru dan siswa.

3. Evaluasi Pembelajaran

Kegiatan terpenting dalam proses pembelajaran adalah melaksanakan

evaluasi pembelajaran. Dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran ada dua

53

kategori, yakni evaluasi harian, dan ada evaluasi yang diadakan pada akhir

semester yang dikenal dengan evaluasi sumatif. Kedua-duanya dilaksanakan oleh

guru, cuma saja perbedaannya pada pembuat soal, untuk harian biasanya dibuat

oleh guru, dan sumatif dibuat oleh tim pembuat soal yang ditunjuk oleh Dinas

Pendidikan, lalu disebarkan oleh Dinas Cabang Pendidikan Kecamatan Siak. Hal

ini terungkap melalui pernyataan dari guru Pendidikan Agama Islam yang

mengajar di kelas 5 dan 6 pada peneliti pada hari Senin, 10 Juni 2008 pukul 12.00

WIB:

Evaluasi pembelajaran saya laksanakan jika sudah berakhir satu buah

pokok bahasan, baru saya adakan ulangan. Biasanya satu buah pokok

bahasan tercapai setelah 2 atau 3 kali pertemuan. Untuk soalnya, itu saya

buat sendiri. Selanjutnya setelah satu semester diadakan lagi evaluasi

keseluruhan yang dipelajari selama satu semester, yang dikenal dengan

evaluasi sumatif. Biasanya untuk evaluasi sumatif, soalnya sudah dibuat

oleh Dinas Cabang Pendidikan Kecamatan Siak, kami tinggal

melaksanakan saja. [GPAI 1/5-21]

Ketika peneliti melakukan pengamatan, guru Pendidikan Agama Islam 1

yang mengajar di kelas 5 dan 6 memang melakukan evaluasi, tetapi soalnya hanya

tertumpu pada aspek kognitif saja, sehingga kurang mempertimbangkan aspek

afektif dan psikomotor. Soal yang dibuat guru Pendidikan Agama Islam yang

mengajar di kelas 5 dan 6 berupa soal objektif yang dari buku pegangan guru serta

lembar kerja siswa yang dibeli tanpa memperhatikan rencana pembelajaran yang

dirancang sebelumnya.

Senada dengan guru Pendidikan Agama Islam 1 yang mengajar di kelas 5

dan 6, guru Pendidikan Agama Islam 2 yang mengajar di kelas 3 dan 4

mengatakan pada hari Jum‟at, 20 Juni 2008 pukul 08.00 WIB:

54

Evaluasi saya laksanakan setelah satu pokok bahasan pembelajaran habis,

artinya adalah apabila saya sudah menjelaskan satu pokok bahasan,

biasanya selesai dalam dua pertemuan atau lebih, maka diakhir

pembelajaran tersebut saya laksanakan evaluasi pembelajaran, agar

kiranya saya bisa mengetahui sejauh mana pembelajaran tersebut dikuasi

oleh anak. Di akhir semester dilaksanakan evaluasi sumatif. [GPAI 2/5-22]

Berdasarkan pengamatan peneliti di kelas yang di ajar oleh guru

Pendidikan Agama Islam 2, terlihat memang benar guru Pendidikan Agama Islam

yang mengajar di kelas 3 dan 4 telah melaksanakan evaluasi, soal yang dibuat

terkadang tidak sesuai dengan apa yang dirancang guru Pendidikan Agama Islam

yang mengajar di kelas 3 dan 4 dalam rencana pembelajaran, sehingga tujuan

pembelajaran tidak tergambar dengan jelas di evaluasi tersebut. Peneliti melihat

hal itu terjadi karena tidak adanya guru Pendidikan Agama Islam 2 yang mengajar

di kelas 3 dan 4 mempedomani rencana pembelajaran yang sudah dibuat

sebelumnya.

Lebih rinci dari penjelasan guru Pendidikan Agama Islam yang mengajar

di kelas 5 dan 6 dan 2, guru Pendidikan Agama Islam yang mengajar di kelas 1

dan 2 mengemukakan kepada peneliti saat sebelum masuk pukul 10.00 Jum`at, 13

Mei 2008 di Ruangan Majelis Guru sebagai berikut:

Evaluasi pembelajaran saya laksanakan setelah berakhir materi

pembelajaran dalam sebuah pokok bahasan, walaupun kadang-kadang ada

juga saya melaksanakan evaluasi pembelajaran setelah lebih satu bab,

misalnya ketika saya sibuk, biasanya saya gabung beberapa bab. Untuk

satu kali evaluasi harian ini, saya ambil soal-soal yang saya buat di dalam

rencana pelaksanaan pembelajaran sebelumnya, ada yang bersifat objektif

dan ada juga yang besifat essay. Ketika semua materi sudah selesai

seluruhnya, dalam kurun waktu satu semester, maka diadakanlah evaluasi

sumatif. Soalnya tidak lagi saya yang membuat, tetapi sudah didatangkan

dari kecamatan, saya tinggal lagi memeriksa lembar jawaban. [GPAI 3/6-

23]

Pernyataan guru Pendidikan Agama Islam 3 yang mengajar di kelas 1 dan

2 setelah peneliti amati ternyata memang evaluasi harian dilaksanakan setelah

55

materi pembelajaran satu pokok bahasan selesai. Tetapi soal evaluasi sama halnya

dengan guru Pendidikan Agama Islam 2, tidak mempedomani rencana

pembelajaran, ini disebabkan karena rencana pembelajaran yang dibuat oleh guru

Pendidikan Agama Islam 3 yang mengajar di kelas 1 dan 2 tidak berdasarkan

telaahan kurikulum sendiri, tetapi hanya modal meniru punya guru lain, sehingga

apa yang ditulisnya tidak dipahaminya, sehingga evaluasi pun dilaksanakan sesuai

dengan keinginannya saja. Berbeda halnya dengan evaluasi semester yang sudah

dibuat dari Tim, dan sudah berdasarkan kisi-kisi evaluasi.

Pernyataan guru Pendidikan Agama Islam 3 tersebut didukung oleh

informan 1 pada hari Senin, 23 Juni 2008 Pukul 10.00 saat peneliti jumpai di

Ruangan Kepala Sekolah yakni sebagai berikut:

Bianya soal ulangan harian dibuat oleh masing-masing guru, tetapi kalau

soal evaluasi semester itu sudah ada tim dari kecamatan. Soal tersebut

dibuat oleh tim yang beranggotakan guru-guru di kecamatan Siak yang

sudah dipilih kemudian diSKkan oleh Kepala Dinas Cabang Pendidikan

Kecamatan Siak. Merekalah yang membuat soal, lalu memperbanyak, dan

baru disebarkan ke sekolah-sekolah yang ada di Kecamatan Siak. Tugas

guru hanya memeriksa dan memberi penilaian. [I 1/3-24-KS]

Dari penuturan informan 1 di atas, terlihata bahwa guru Pendidikan

Agama Islam 3 lebih mudah merancang soal evaluasi sumatif, karena guru

Pendidikan Agama Islam tinggal menerima soal yang sudah jadi, tanpa

memikirkan bagaimana kisi-kisinya dan lain sebagainya. Guru Pendidikan Agama

Islam tinggal mengawasi pelaksanaan evaluasi dan memeriksa lembar jawaban

dari evaluasi tersebut. Hal ini sangat mereka senangi karena mereka tidak repot-

repot lagi memikirkan soal, dibandingkan dengan evaluasi harian yang mereka

rancang sendiri.

56

Berdasarkan temuan khusus di lapangan, maka dapat diketahui bahwa

ternyata guru Pendidikan Agama Islam belum merancang evaluasi pembelajaran

dengan baik.

C. Pembahasan

Guru Pendidikan Agama Islam yang bertugas di Sekolah Dasar Negeri 003

Kecamatan Siak Kabupaten Siak berjumlah 3 orang, Aisyah, A.Md mulai bertugas

di Sekolah Dasar Negeri 003 Siak sejak September 2006, ia tamat D.III

Pendidikan Agama Islam, saat ini mengajar di kelas 5 dan kelas 6. Guru

Pendidikan Agama Islam yang kedua adalah Hasnah, A.Ma lulusan PGSD/MI

mulai bertugas di Sekolah ini sejak pebruari 2005, ia bertugas mengajar dikelas 3

dan 4. Guru Pendidikan Agama Islam yang ketiga adalah Kiratu Dewi, A.Ma,

tamatan PGSD/MI, diamanahkan mengajar kelas 1 dan 2. Ia mulai bertugas di

sekolah ini Juli 2006.

Berdasarkan data yang diperoleh dilapangan menunjukkan bahwa guru

Pendidikan Agama Islam belum sepenuhnya merencanakan, melaksanakan

maupun melaksanakan evaluasi pembelajaran.

1. Perencanaan Pembelajaran

Rencana pembelajaran merupakan pedoman yang harus dibuat oleh

seorang guru sebelum ia melakukan proses pembelajaran. Perencanaan yang baik

akan memudahkan dalam proses pembelajaran, karena tujuan yang ingin dicapai

sangat jelas. Tujuan pembelajaran akan tercapai secara optimal tergantung pada

perencanaan yang matang.

57

Berdasarkan pengamatan dan dari temuan peneliti di lapangan dijumpai

bahwa semua guru pendidikan agama islam ada membuat rencana pelaksanaan

pembelajaran, cuma saja dalam membuat rencana pelaksanaan pembelajaran

bervariasi artinya antara guru pendidikan agama islam yang satu dengan yang

lainnya tidak sama. Guru pendidikan agama islam 1 membuat rencana

pembelajaran sendiri dengan dikerjakan setiap hari, guru pendidikan agama islam

2 membuat rencana pembelajaran sekali seminggu dikerjakan sendiri berdasarkan

telaah dari kurikulum. Sedangkan guru Pendidikan AgamaIslam 3 cenderung

hanya meniru rencana pelaksanaan pembelajaran guru sebelumnya, sehingga hal

ini kurang baik, karena tidak ada usaha dari guru tersebut untuk memahami

kurikulum, hasilnya apa yang dibuat oleh guru lainnya, dia tinggal memindahkan,

tanpa ada usaha dari dirinya sendiri.

Adapun data yang peneliti peroleh dilapangan menunjukkan bahwa Guru

Pendidikan Agama Islam belum sepenuhnya membuat rencana pembelajaran, hal

ini disebabkan beberapa faktor, karena rencana pembelajaran sudah ada dalam

buku teks dan tinggal membaca saja dan dipoto copi untuk ditandatangani oleh

kepala sekolah dan ini tak pernah ditegur oleh kepala sekolah dan pengawas

pendidikan agama islam tak pernah datang.

Kepala sekolah hanya sekedar menghimbau dan menekankan supaya

membuat rencana pembelajaran dengan baik namun ada yang membuat dan ada

juga tidak membuat. Bagi yang tidak membuat saya diberi peringatan.

58

Perubahan kurikulum yang terjadi membuat saya bingung dan dari mana

saya harus memulainya. Dari pada bingung saya pakai saja yang ada, materinya

sama hanya urutannya yang berbeda

Pergantian kurikulum yang sering terjadi dapat mempengaruhi dalam

melaksanakan pembelajaran, sebab belum semua guru mengerti akan tujuan dari

suatu kurikulum yang baru tersebut, dikarenakan kurang sosialisasi yang

dilakukan oleh pemerintah melalui Dinas Pendidikan dan Departemen Agama.

Dikonfirmasi dengan kepala sekolah “penataran itu bergantian, sehingga

semua guru mempunyai kesempatan yang sama untuk ikut dalam kegiutan

tersebut. Kalau ada guru yang belum paham penyebabnya adalah kurang aktifnya

dalam kegiatan dan kesempatan dalam Kelompok Kerja Guru Pendidikan agama

islam.

Berdasarkan pernyataan Guru Pendidikan Agama Islam diatas dapat

disimpulkan guru belum sepenuhnya membuat rancangan pembelajaran diawal

semester. Faktor penyebabnya adalah a) ketidak sesuaian latar bekang pendidikan

dengan profesi yang dijalani, b) kurangnya kontrol dari kepala sekolah dan

pengawas/penilik guru pendidikan agama Islam, c) pelaksanaan pelatihan yang

tak sesuai dengan kebutuhan yang diharapkan, d) tidak adanya sanksi yang

diberikan kepada guru tersebut.

2. Pelaksanaan Pembelajaran

a. Kegiatan Membuka Pembelajaran

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam kegiatan membuka

pembelajaran antara guru Pendidikan Agama Islam 1, 2, 3 umumnya memiliki

59

kesamaan, yakni dengan menyiapkan murid, mengambil absen, mengulang

pembelajaran sebelumnya sebagaimana yang biasa disebut apersepi. Cuma secara

khusus terlihat bahwa guru Pendidikan Agama Islam yang mengajar di kelas 1

dan 2 cenderung langsung saja memasuki materi pembelajaran tanpa melakukan

apersepsi. Padahal apersepsi penting dalam rangka menggiring peserta didik untuk

masuk kepada meteri pembelajaran yang baru, dengan demikian murid tidak

terkejut memasuki materi yang baru tersebut.

b. Kegiatan Inti Pembelajaran

Pada kegiatan inti pembelajaran peneliti menjumpai bahwa diantara ketiga

guru Pendidikan Agama Islam memiliki kesamaan. Guru Pendidikan Agama

Islam cenderung menggunakan metode yang sama dalam mengajar yakni metode

ceramah dan tanya jawab walaupun ada sesekali menggunakan metode diskusi.

Dalam proses pembelajaran tidak hanya metode ceramah, tetapi banyak metode

pembelajaran yang lain. Hal inilah yang menurut peneliti perlu ada perbaikan,

agar suasana pembelajaran di kelas tersebut lebih hidup dan aktif. Karena

bagaimanapun suasana pembelajaran yang monoton menyebabkan murid dalam

belajar bosan, kurang bersemangat atau kurang termotivasi untuk belajar.

Keadaan semacam ini kiranya menjadi renungan dan pemikiran bagi guru

Pendidikan Agama Islam dan dan bagi kepala sekolah untuk senantiasa

melaksanakan pembinaan kepada guru Pendidikan Agama Islam, agar guru

Pendidikan Agama Islam mau memperbaiki diri. Karena keberhasilan

pembelajaran di sekolah tidak bisa dipisahkan dari peranan kepala sekolah dalam

memimpin guru.

60

Berdasarkan pengamatan dan wawancara peneliti di lapangan ditemukan

kecenderungan pembelajaran berlangsung kurang menarik, karena pembelajaran

cenderung berlangsung dengan monoton. Idealnya pembelajaran harus

menarikdan sistematis.

Dari pengamatan peneliti ternyata guru Pendidikan Agama Islam

cenderung menggunakan metode ceramah, tanya jawab (satu arah) dan penugasan.

Sehingga proses pembelajaran terpusat kepada guru yang berakibat siswa tidak

bersemangat dalam belajar, merasa bosan dan kurang termotivasi untuk belajar

c. Kegiatan Menutup Pembelajaran

Berdasarkan pengamatan dan wawancara peneliti di Sekolah Dasar Negeri

003 Kecamatan Siak Kabupaten Siak tentang kegiatan menutup pembelajaran

terlihat masih belum sesuai dengan yang diharapkan, walaupun secara umum

sudah melaksanakan hal-hal yang terkait dalam kegiatan menutup pembelajaran.

Misalnya saja ada guru pendidikan agama islam yang langsung menutup

pembelajaran tanpa menyimpulkan pembelajaran terlebih dahulu. Ada yang sudah

menyimpulkan pembelajaran tetapi tanpa ada memberikan tugas. Menyimpulkan

pembelajaran adalah suatu hal yang penting, dengan tujuan agar pembelalajaran

yang sudah disampaikan sebelumnya dapat dipahami kembali dengan jelas oleh

murid. Selanjutnya pemberian tugas atau PR juga bertujuan baik, agar peserta

didik atau murid termotivasi untuk mengulang pembelajaran kembali di rumah.

Berdasarkan pengamatan peneliti di atas terlihat bahwa guru Pendidikan

Agama Islam tidak hanya sekedar memberikan materi pembelajaran kepada

murid, tetapi lebih dari itu mendorong murid untuk mampu mengulang

61

pembelajaran, untuk mampu berusaha mendapatkan ilmu atau pembelajaran lain

dengan cara bagaimanapun, sehingga murid tidak hanya mendapatkan informasi

dari guru tetapi juga dari sumber lain. Pemberian tugas atau pekerjaan rumah

merupakan salah satu alternatif dalam mendorong murid untuk mencari dan terus

mencari informasi lainnya.

3. Evaluasi Pembelajaran

Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan peneliti di Sekolah Dasar

Negeri 003 Kecamatan Siak Kabupaten Siak, ternyata guru Pendidikan Agama

Islam juga melaksanakan evaluasi pembelajaran. Evaluasi merupakan suatu hal

yang sangat penting dalam pembelajaran, melakukan evaluasi pembelajaran

adalah kegiatan yang dimaksudkan untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat

keberhasilan dari kegiatan pembelajaran yang direncanakan.

Titik awal dari kegiatan evaluasi pembelajaran adalah keingintahuan

perencana pembelajaran untuk melihat apakah tujuan pembelajaran sudah tercapai

atau belum. Jika sudah tercapai bagaimana kualitas pencapaian kegiatan tersebut,

jika belum tercapai bagaimanakah dari rencana kegiatan yang telah dibuat yang

belum tercapai, apa sebab bagian rencana kegiatan tersebut belum tercapai,

adakah faktor lain yang mempengaruhi ketidakberhasilan pembelajaran tersebut.

Untuk menentukan seberapa jauh target pembelajaran sudah tercapai, yang

menjadikan tolak ukur adalah tujuan yang sudah dirumuskan dalam tahap

perencanaan kegiatan perencanaan pembelajaran yang telah dibuat oleh guru

sebelumnya.

62

Sasaran evaluasi pembelajaran adalah untuk mengetahui keberhasilan

suatu pembelajaran. Guru adalah orang yang paling penting statusnya dalam

pembelajaran, karena guru berperan sangat penting, yaitu mengatur dan

mengemudikan kegiatan kelas. Untuk membuat proses pembelajaran lebih efektif

maka tugas guru adalah menciptakan suasana kelas yang kondusif untuk

pembelajaran. Untuk menciptakan suasana kelas yang kondusif tersebut perlu

dirancang perencanaan pembelajaran. Berhasil tidaknya suatu perencanaan

pembelajaran, tentu tidak bisa diketahui begitu saja, tanpa adanya evaluasi

pembelajaran.

Evaluasi pembelajaran perlu dilaksanakan oleh guru dalam rangka

mengetahui seberapa jauh rencana pembelajaran telah berlangsung atau

terlaksana, dan jika terlaksana seberapa baik pelaksanaan rencana pembelajaran

tersebut. Pendek kata, evaluasi pembelajaran dilaksanakan untuk mengetahui

kelebihan dan kekurangan dari rencana pembelajaran.

Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa dalam merancang soal,

guru perlu memperhatikan aspek-aspek yang dikemukakan di atas, agar soal yang

dibuat mampu memberikan manfaat guna mengetahui sejauh mana pembelajaran

itu dipahami oleh murid. Berdasarkan penelitian dijumpai bahwa untuk evaluasi

harian, soal memang dirancang oleh guru Pendidikan Agama Islam, namun untuk

evaluasi sumatif tidak lagi dibuat oleh masing-masing guru Pendidikan Agama

Islam, tetapi sudah didatangkan dari kecamatan yang dibuat oleh tim pembuat soal

di Kecamatan Siak yang terdiri dari beberapa orang guru yang telah ditentukan.

63

Sehubungan dengan evaluasi sumatif peran guru Pendidikan Agama Islam

dalam membuat soal sumatif tidak ada, karena sudah dibuat oleh pihak

kecamatan. Permasalahan di sini adalah keberadaan soal evaluasi harian. Soal

evaluasi harian biasanya guru Pendidikan Agama Islam ada yang sudah dibuat

dalam rencana pembelajaran, tetapi ada guru Pendidikan Agama Islam yang hanya

membuat soal pada saat pelaksanaan evaluasi pembelajaran saja, sehingga

kadangkala evaluasi yang dilaksanakan tidak sesuai dengan kisi-kisi dan rencana

pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya.

Temuan peneliti di lapangan ternyata guru Pendidikan Agama Islam

merancang evaluasi harian tanpa mempedomani rencana pembelajaran, sehingga

evaluasi yang dilaksanakan tentu saja kurang maksimal, kurang sesuai dengan

tujuan yang sudah dirumuskan sebelumnya. Padahal sudah jelas tujuan evaluasi

adalah untuk mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran sudah tercapai atau

belum. Guru pendidikan agama islam 3 yang hanya meniru rencana pembelajaran

guru lain, sehingga soal yang dirancang jauh dari apa yang dirumuskan dalam

rencana pembelajaran. Hal ini tentu saja kurang baik, sebab tidak bisa menilai

sejauh mana pembelajaran berlangsung dengan baik. Untuk itu ke depannya perlu

guru Pendidikan Agama Islam merancang evaluasi pembelajaran yang sudah

dibuat sebelumnya, agar keberhasilan tujuan yang ingin dicapai dapat diketahui.

Pembelajaran yang dilaksanakan oleh Guru Pendidikan Agama Islam di

Sekolah Dasar Negeri 003 Kecamatan Siak Kabupaten Siak dari temuan

penelitian membuktikan bahwa proses pembelajaran, baik dari aspek perencanaan

pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran belum

64

dilaksanakan secara optimal. Keadaan ini sesungguhnya belumlah

menggambarkan ketidakmampuan seluruh guru Pendidikan Agama Islam untuk

berkomitmen melaksanakan tugas pembelajaran secara optimal. Hal ini

dilatarbelakangi oleh keadaan guru Pendidikan Agama Islam yang berbeda,

seperti adanya perbedaan pengalaman mengajar sebelumnya, adanya perbedaan

motivasi menjadi guru Pendidikan Agama Islam, adanya perbedaan lamanya

mengikuti pendidikan dan pelatihan.

D. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini hanya terbatas pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam

di Sekolah Dasar Negeri 003 Kampung Rempak Kecamatan Siak Kabupaten Siak

yang meliputi kemampuan tiga orang Guru Pendidikan Agama Islam dalam

pembelajaran yang meliputi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran

dan evaluasi pembelajaran. Hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasi untuk

Guru Pendidikan Agama Islam di sekolah lain. Hal ini disebabkan karena adanya

keterbatasan waktu dan dana maka penulis membatasinya pada tiga aspek itu saja,

maka dalam penelitian ini tentunya masih terdapat keterbatasan dan kelemahan.

65

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang terhadap guru pendidikan agama islam di

Sekolah Dasar Negeri 003 Kecamatan Siak kabupaten Siak dapat dikemukakan

kesimpulan sebagai berikut:

1. Perencanaan Pembelajaran

Guru pendidikan agama islam ada membuat rencana pembelajaran, tetapi

secara sendiri-sendiri, ada yang membuat setiap hari ada yang membuta ketika

ada pengawas. Rencana pembelajaran dibuat di sekolah, ada juga yang dibuat

di rumah. Guru pendidikana gama islam 1 dan 2 membuat rencana pelaksanaan

pembelajaran berdasarkan pemahamannya terhadap kurikulum. Tetapi guru

pendidikan agama islam 3, hanya meniru rencana pelaksanaan pembelajaran

milik guru lain.

2. Pelaksanaan Pembelajaran

Secara umum pelaksanaan pembelajaran oleh pendidikan agama islam

sudah berlangsung dengan baik, namun ada beberapa temuan yang perlu

perbaikan pada masa yang akan datang (a) guru pendidikan agama islam

masih terfokus kepada satu metode yakni metode ceramah; (b) guru pendidikan

agama islam belum menggunakan media pembelajaran secara maksimal, (c)

guru pendidikan agama islam masih monoton dalam melaksanakan

pembelajaran.

66

3. Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri 003 dibagi dua tahapan,

yakni evaluasi yang sifatnya harian yang dikenal dengan ulangan harian, dan

evaluasi sumatif yang dilaksanakan di akhir semester. Untuk soal evaluasi

harian dibuat oleh masing-masing guru Pendidikan Agama Islam, sedangkan

untuk evaluasi sumatif dibuat oleh tim dari kecamatan.

B. Implikasi

Guru merupakan komponen yang sangat penting dalam pembelajaran,

oleh karena itu seorang guru harus mampu merencakan pembelajaran,

melaksanakan pembelajaran, dan mengevaluasi pembelajaran dengan baik.

Pelaksananaan pembelajaran lebih mengarah pada tahapan pencapaian

pengetahuan, sedangkan untuk pencapaian aspek afektif guru hanya memberikan

tugas membaca untuk diskusi, teguran dan dialog. Dengan cara tersebut maka

metode pembelajaran yang dipakai dalam kegiatan pembelajaran kurang

bervariasi. Adapun pada kegiatan evaluasi, guru Pendidikan Agama Islam belum

membuat soal sesuai dengan prosedur dan belum mencakup aspek afektif. Hal

tersebut tentu sedikitnya akan mengurangi kualitas hasil pembelajaran, harus

menjadi pemikiran kita bersama untuk mencari pemecahannya kenapa masih

banyak siswa yang melanggar norma dan tidak memperlihatkan akhlakul karimah

pada hal dikelas kita ketahui bahwa mereka unggul dalam pengetahuan. Banyak

faktor yang harus dibenahi untuk memperbaiki kualitas pendidikan kita, oleh

karena itu dibutuhkan kerja keras dari semua pihak, tidak hanya dari kalangan

penduduk tapi juga harus dibantu oleh semua elemen masyarakat. Namun

67

demikian guru sebagai tenaga pendidik merupakan ujung tombak dari

keberhasilan pembelajaran tersebut, harus terus mampu meningkatkan

kompetensinya.

C. Saran

Berdasarkan temuan hasil penelitian, berikut ini disampaikan saran-saran

kepada pihak yang terkait secara langsung atau tidak langsung dengan penelitian

ini, yaitu :

Guru, agar selalu berupaya untuk membenahi pembelajarannya, mulai

dari merancang program, melaksanakannya di depan kelas, dan disaat sedang

mengevaluasi untuk menilai keberhasilan dan kegagalan program yang telah

disampaikan. Cara yang dapat dilakukan adalah melalui pengimplementasian

desain sistem instruksional yang sesuai dengan konsep analisis sistim, teori

desain, teori belajar yang mutakhir dan teori psikologi pendidiksn dsn psikologi

perkembangan. Guru juga harus memperlihatkan kebaikan yang ada pada dirinya,

baik yang berkaitan dengan tugas profesi, maupun kedudukan sebagi manusia,

sebagai orang dewasa dan tempat siswa belajar mendapatkan kedewasaannya.

Kepala Sekolah, diharapkan mendorong semua komponen sekolah

untuk berperan aktif dalam meningkatkan pengetahuan dan pemahaman serta

keterampilan siswa. Temuan penelitian ini merekomendasikan pesan moral

kepada kepala sekolah untuk berbuat yang terbaik dalam meningkatkan prestasi

belajar siswa. Kepala sekolah sebagai top managemen dan pengambilan

keputusan disetiap sekolah memiliki tanggung jawab dalam melakukan

pembinaan terhadap guru khususnya yang berkaitan dengan kelengkapan

68

persiapan mengajar guru, yang lebih dikenal dengan desain instruksionalnya.

Tanggung jawab menilai segala sesuatu yang berkaitan dengan peran kepala

sekolah sebagai seorang evaluator dan supervisor.

Peneliti lain, karena keterbatasan penelitian ini dan masih kecilnya ruang

lingkup yang diteliti, disarankan kepada peneliti lain untuk melakukan penelitian

lanjutan, baik untuk meneliti unsur yang sama maupun unsur yang berbeda,

sehingga nantinya didapatkan interpretasi yang lebih baik terhadap unsur-unsur

yang telah ada.

69

DAFTAR RUJUKAN

Abizar. 1995. Strategi Instruksional. Padang. IKIP Padang Press

Ahmad Tafsir. 2004. Ilmu Pendidikan dalam Persfektif Islam. Jakarta. Rosda

Karya

Ali. 1995. ”Efektivitas Mengajar Guru SMAN I Padang Sidempuan”. Tesis tidak

diterbitkan. Padang: Program Pascasarjana UNP Padang.

Anas Sudijono. 2003. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta. PT Raja Grapindo

Persada

Bloom. 1956. Taxonomy of Educational Objectives. New York. Company. Inc

Cony Semiawan.1992. Pendekatan Keterampilan Proses : Bagaimana

mengaktifkan Siswa Dalam belajar. Bandung. PT. Remaja Rosda karya

Dasim Budimansyah. 2003. Model Pembelajaran Portofolio PAI. Bandung.

Genesindo

Depertemen Agama RI. 1995. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Jakarta. Intermedia

-------------, 2006, Undang-Undang Guru dan Dosen, Direktorat Jendral

Pendidikan Islam, Jakarta

Depdikbud. 1989. Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta. Dikti

Depdiknas. 2003. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta. Direktorat Pendidikan

dasar dan Menengah.

-------------. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta. Depertemen

Pendidikan Nasional

De Porter, Bobi and Reardon, Mike, Sarah Singer-Noure. 2000. Quantum

Teaching. Mempraktekkan Quantum Learning di Ruang-Ruang Kelas.

Bandung. Kaifa.

Dick, Walter and Carey, Low. 1985. The Systematic Design Of Instruction. Third

Edition. Harper Collins : Publisher

Djamari Mardapi. 2002. Pedoman Umum. Pola Induk Sistem Pengujian Hasik

KBM Berbasis Kemampuan Dasar Sekolah Menengah Umum (SMU).

Jakarta. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah

Depertemen Pendidikan Nasional

Harjanto. 1997. Perencanaan Pengajaran. Jakarta. PT. Rineka Cipta

70

Haydon, Graham. 1997. Teaching A Bout Values : A New Approach. London :

Cassel Studies in Pastoral Care and personal and Sosial Education

Kemp, J.E.1994. Proses Perancangan Pengajaran. Terjemahan . Bandung. ITB

Maizuar. 1997. “Kemampuan Mengajar Guru Sekolah Teknik Menengah (STM)

di Sumatera Barat: Suatu Penelitian Kualitatif”. Disertasi tidak

diterbitkan: Jakarta: Program Pascasarjana IKIP Jakarta.

Mawardi. 2003. “Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Suatu Penelitian

Kualitatif”. Tesis tidak diterbitkan. Padang: Program Pascasarjana UNP

Padang.

Milles dan Huberman. 1992. Analisis data kualitatif, (terjemahan), Penerbit UI

Press.

Mulyasa. 2006.KBK, Konsep, Karakteristik, dan Implementasi. Bandung. Penerbit

Remaja Rosda Karya.

Musnar Indra Daulay. 2007. “Pembelajaran PPKn di Pekanbaru, Suatu Penelitian

Kualitatif”. Tesis tidak diterbitkan. Padang: Program Pascasarjana UNP

Padang.

Nana Sudjana dan Ahmad Rifai. 1982. Teknologi Pendidikan. Bandung. CV.

Sinar Baru

Nasution S, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, Jakarta, Bina

Aksara.

Oemar Hamalik. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung. Penerbit Sinar

Baru Al-Gesindo.

Romiszawsky, AJ. 1981. Designing Instructional System. London. Kogan Page.

Roestiyah, N.K. 1988. Masalah-masalah Ilmu Keguruan. Jakarta. Bina Aksara.

Anggota IKAPI.

Sardiman. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar dan Mengajar. Jakarta. Raja

Grafindo.

Smith, Patricial L & Rogan, Tillman J. 1993. Istructional Design. New York:

Macmillan Inc.

Suryo Subroto, 1997, Proses Belajar mengajar di Sekolah, Jakarta, Rineka cipta

Syaiful Bahri Djamarah, 1994, Prestasi Belajar dan kompetensi guru, Surabaya,

Usaha Nasional

71

Syaiful Sagala, 2003, Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu

Memecahkan Problematika Belajar Mengajar, Bandung, Penerbit

Alfabeta.

Syueb Kurdi, 2006, Model Pembelajaran Efektif Pendidikan Agama Islam di SD

dan MI, Penerbit Pustaka Bani Quraisy

Winarno Surakhmad dan Mury Thomas, 1961, Metodologi Pengajaran, Jakarta,

Penerbit, Universitas

WS.Winkel, 1991, Pengelolaan Pengajaran, Jakarta, Sinar Baru Algesindo.

72

Lampiran 1

Tabel 1

MATRIK PERENCANAAN PEMBELAJARAN

OLEH GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR

NEGERI 003 KECAMATAN SIAK KABUPATEN SIAK

Perencanaan

Pembelajaran

Membuat

perencanaan

Guru pendidikan agama islam yang

membuat perencanaan pembelajaran

Cara yang

digunakan untuk

membuat

Membuat

sendiri

Meniru punya

guru lain

Membuat

sendiri tiap

hari

Membuat

sendiri sekali

seminggu

Alasan membuat Rasa tanggung

jawab

Malu kalau

tidak membuat

Tuntutan

profesi

Tidak membuat

perencanaan

Ada guru pendidikan agama islam yang

tidak membuat perencanaan

pembelajaran

Alasan umum

mengapa tidak

membuat

Banyak

kesibukan lain

Jarang

diperiksa oleh

kepala sekolah

Kegiatan yang

dilakukan

sama dengan

sebelumnya

73

Lampiran 2

Tabel 2

MATRIK PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

OLEH GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR

NEGERI 003 KECAMATAN SIAK KABUPATEN SIAK

Pelaksanaan

Pembelajaran

Kegiatan awal

Pembelajaran

Guru pendidikan agama islam tidak

membuka pembelajaran

Alasan umum

tidak

melakukan

Membuang waktu

saja

Mengasumsikan

murid sudah

mengetahui

pelajaran

sebelumnya

Menyamaratakan

tingkat pengetahuan

awal murid

Murid sudah

terkondisi

sebelumnya

(belajar)

Kegiatan Inti

Pembelajaran

Guru pendidikan agama islam tidak

memaksimalkan sumberdaya dalam

membelajarkan murid

Alasan umum

tidak

melakukan

Mengagumi

paradigma lama

dalam

melaksanakan

pembelajaran

Tidak merasa

maksimal untuk

melakukannya

Keterbatasan sarana

dan sumber belajar

Menggunakan

alokasi waktu

kurang efektif

Tuntutan kurikulum

yang merasa berat

Kegiatan Akhir

Pembelajaran

Guru pendidikan agama islam tidak

melakukan prosedur menutup

pembelajaran dengan baik

Alasan umum Tidak cukup waktu

74

tidak

melakukan Hal penting sudah

dicatatkan saat

menjelaskan materi

pembelajaran

Materi

pembelajaran itu

tidak esensial

75

Lampiran 3

Tabel 3

MATRIK EVALUASI PEMBELAJARAN

OLEH GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR

NEGERI 003 KECAMATAN SIAK KABUPATEN SIAK

Evaluasi

Pembelajaran

Evaluasi

Harian

Guru pendidikan agama islam melakukan

evaluasi harian

Mendesain

evaluasi harian Membuat soal sendiri

Menyalin soal dari buku

Alasan umum

tidak membuat

soal sendiri

Membuat soal sesuai

prosedur sulit

Menyalin yang ada di

buku cetak lebih mudah

Tidak sempat membuat

soal sendiri

Evaluasi

Sumatif

Guru pendidikan agama islam tidak

berperanserta dalam merancang dan

melaksanakan evaluasi sumatif

Alasan umum

yang

dikemukakan

Soal sudah dibuat oleh

Tim di Kecamatan

Anggota tim sudah di

tetapkan melalui SK

Kacab Dinas Pendidikan

Guru memang ditugaskan

untuk mengawasi dan

memeriksa

Tidak pernah diusulkan

sebagai anggota pembuat

soal

76

Lampiran 4

Tabel 4

MATRIK PENGARUH TINDAKAN

PEMBELAJARAN OLEH GPAI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 003

KECAMATAN SIAK KABUPATEN SIAK

NO OBJEK

PENELITIAN DIMENSI KECENDERUNGAN

PENGARUH LANGSUNG

GURU MURID

1 2 3 4 5 6

1 Perencanaan

Pembelajaran

1.1. Membuat

sendiri

Kurang memahami

maksud yang

diinginkan oleh

kurikulum

Pelaksanaan

pembelajaran

tidak sesuai

dengan

pencapaian yang

dimaksudkan

dalam kurikulum

Pembelajaran

kurang

menarik minat

murid

1.2. Meniru

punya guru

lain

Tidak percaya dengan

kemampuan diri sendiri

Guru kurang

menguasai materi

pembelajaran

Kemampuan

murid tidak

berkembang

Materi

pembelajaran

kurang dapat

dipahami

1.3. Membuat

sendiri

setiap hari

Menyadari betapa

pentingnya RPP untuk

pedoman dan

keberhasilan

pembelajaran.

Pelaksanaan

pembelajaran

lebih optimal

Murid

mendapatkan

materi yang

kurang sesuai

dengan

tingkat

penguasannya

1.4. Dibuat ketika

ada

waspendais

Adanya orientasi

berfikir melaksanakan

tugas hanya sekedar

melepaskan

tanggungjawab saja,

sehingga pembuatan

RPP dilakukan kalau

kebetulan punya waktu

Pelaksanaan

pembelajaran

terkesan asal-

asalan saja,

sehingga

penyajian materi

tidak sesuai

dengan

pengalokasian

waktu yang telah

ditetapkan

Peserta didik

tidak serius

mengikuti

pembelajaran

77

1 2 3 4 5 6

2. Pelaksanaan

pembelajaran

2.1.Kegiatan awal

pembelajaran

2.1.1.Absen

Kurang

memperhatikan

efisiensi waktu

Guru

kekurangan

waktu dalam

penyajian

materi

Ketersediaan

waktu belajar

kurang optimal

didapatkan murid

2.1.2. Apersepsi Guru langsung pada

materi yang akan

disampaikan

Materi

disampaikan

tidak saling

berkaitan

Dapat

membingungkan

murid

2.1.3. Memotivasi

Murid

Guru tidak memiliki

kemampuan

menggugah keinginan

murid untuk belajar

Guru kurang

bersemangat

menyajikan

materi

pelajaran

Murid kurang

berminat

mengikuti

pelajaran yang

disajikan guru

2.2.Kegiatan inti

pembelajaran

2.2.1. Penyajian

Materi

Guru menyajikan

materi kurang

memperhatikan

kesiapan dan

perbedaan individu

peserta didiknya

Guru

menyajikan

materi dengan

memandang

sama pada

kemampuan

murid

Murid yang

berprestasi cepat

memahami,

sedangkan murid

yang lamban terus

tertinggal dalam

pelajaran

2.2.2. Variasi

Metode

Materi ceramah

senantiasa

mendominasi guru

dalam menyajikan

materi pembelajaran

Guru hanya

menerangkan

materi,

mendikte,

menyuruh

murid mencatat

di papan tulis,

sehingga

kurang

memperhatikan

kesiapan murid

Murid cepat

bosan dalam

belajar

2.3 Kegiatan akhir

Pembelajaran

2.3.1. Menyim-

pulkan

pembelajar

an

Guru merangkum

materi pembelajaran

sebelumnya

Agar materi

yang

disampaikan

lebih baik

dicerna murid

Murid akan

memahami materi

yang diajarkan

hari itu

2.3.2. Pemberian

tugas

Guru memberikan

tugas kepada murid

Agar materi

berikutnya

murah dikuasai

murid

Mengingatkan

murid agar

mengulang

pembelajaran di

rumah

78

1 2 3 4 5 6

3. Evaluasi 3.1. Harian

Melaksanakan

evaluasi secara

temporal saja

Pembuatan soal

asal-asalan

Murid kesulitan

dalam menjawab

soal

3.2. Sumatif Guru melaksanakan

ujian hanya

mengedarkan soal

yang telah dibuat

oleh tim dari Dinas

Cabang.

Guru tidak

terlibat dalam

pembuatan soal

ujian sehingga

Guru kurang

menguasai soal

Murid kesulitan

menjawab soal,

karena soal harian

yang

didapatkannya

diberikan guru

tidak sesuai

kurikulum

79

Lampiran 5

Tabel 5

MATRIK DAFTAR WAWANCARA PENELITIAN

PEMBELAJARAN OLEH GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DI SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KECAMATAN SIAK

KABUPATEN SIAK

NO TOPIK INFORMAN

1 Perencanaan Pembelajaran

Waktu membuat

Cara membuat

1. Kepala Sekolah

2. Guru

2 Pelaksanaan Pembelajaran

Kegiatan Awal Pembelajaran

Kegiatan Inti pembelajaran

Kegiatan Akhir Pembelajaran

1. Kepala Sekolah

2. Guru

3. Murid

3 Evaluasi Pembelajaran

Waktu pelaksanaan

Pembuat soal evaluasi pembelajaran

1. Kepala Sekolah

2. Guru

80

Lampiran 6

DAFTAR HASIL WAWANCARA PENELITIAN

NO ASPEK PERENCANAAN PEMBELAJARAN INFORMAN

1 Membuat rencana pembelajaran itu sangat penting

sekali, karena merupakan pedoman dalam proses

pembelajaran. Tanpa membuat rencana pembelajaran

proses pembelajaran akan mengambang dan akan

menyimpang dari materi yang akan diajarkan.

Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran saya

lakukan disekolah ketika jam mengajar tidak ada atau

waktu istirahat, kalau tak sempat saya bawa pulang.

Dalam membuat rencana pelaksanaan pembelajaran

saya hanya mempedomani dan meniru contoh rencana

pelaksanaan pembelajaran yang dibeli oleh sekolah

dan hanya berpedoman pada buku tersebut.

GPAI 1

2 Saya sebetulnya ingin membuat rencana pembelajaran

setiap hari, namun karena keterbatasan waktu akhirnya

rencana pembelajaran saya buat kapan ada supervisi

dari pengawas pendais atau kapan teringat saja, namun

demikian saya dalam membuat rencana pelaksanaan

pembelajaran saya mempedomani kurikulum, tidak

menyalin apa yang telah dibuat oleh guru sebelumnya.

GPAI 2

3 Saya tahu rencana pembelajaran adalah suatu hal yang

perlu dan penting bagi seorang guru, namun karena

saya baru mengajar mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam maka saya hanya mencontek rencana

pembelajaran yang sudah dibuat oleh guru

sebelumnya, tanpa repot-repot membuat yang baru

apalagi saya belum paham betul membuat rencana

pembelajaran.

GPAI 3

4 Setiap guru harus membuat rencana pelaksanaan

pembelajaran, dan boleh bekerjasama dengan guru

yang lain, tidak mencontoh rencana pelaksanaan

pembelajaran punya orang atau guru sebelumnya atau

panduan yang sudah ada, atau kalu ingin mencontek

panduan yang sudah ada harus menganalis a terlebih

dahulu tidak hanya asal tulis, sehingga mampu

memahami maksud dari kurikulum tersebut. Kepada

seluruh guru saya tekankan harus membuat rencana

pelaksanaan pembelajaran setiap kali masuk kelas.

Informan 1

81

5 Saya sebagai guru pendidikan agama islam hanya

untuk sementara saja, sementara guru yang lain pun

tak buat rencana pembelajaran, padahal mereka guru

pegawai negeri.

GPAI 3

82

DAFTAR HASIL WAWANCARA PENELITIAN

NO ASPEK PELAKSANAAN PEMBELAJARAN INFORMAN

1 Setiap akan memulai pembelajaran biasanya saya

selalu menanyakan sedikit materi pembelajaran

sebelumnya, dengan tujuan agar murid tidak terkejut

masuk ke materi pembelajaran berikutnya, sehingga

dengan demikian materi pelajaran berikutnya mudah

dipahami oleh murid. Hal itu sebagaimana umumnya

dikenal dengan apersepsi. Jika materi pembelajarn

tersebut waktunya pada pagi hari, biasanya saya mulai

dengan mengabsensi siswa, untuk mengecek

kehadiran siswa. Baru saya memulai pembelajaran.

Tetapi jika materi tersebut tidak pagi hari atau, maka

saya tidak melakukan absensi lagi, hanya dengan

menanyakan siapa yang tak hadir.

GPAI 1

2 Dalam membuka kegiatan pembelajaran pertama kali

yang saya lakukan adalah menyuruh ketua kelas

menyiapkan kawannya untuk belajar dan lansung

berdo`a, dilanjutkan dengan membaca ayat-ayat

pendek setelah itu saya tanyakan siapa murid yang

tidak hadir lalu menandainya di absen. Setelah itu baru

saya membuka pelajaran. Sebelum masuk ke pelajaran

baru, biasanya saya memberikan beberapa buah

pertanyaan kepada murid tentang pelajaran

sebelumnya. Setelah dijawab oleh murid, barulah saya

masuk pada topik pelajaran yang baru.

GPAI 2

3 Biasanya sebelum menerangkan pelajaran baru, Ibu

biasanya menyuruh ketua kelas untuk menyiapkan

untuk belajar dan berdoa serta menyuruh membaca

ayat-ayat pendek, mengabsen kami satu persatu, kalau

ada yang tidak hadir, dia tanyakan kenapa tidak hadir.

Ibu menanyakan kepada kami beberapa buah soal

tentang materi sebelumnya, kami menjawab dan kalau

jawabannya salah ibu membetulkannya dan

menerangkan lagi.

Informan 1

4 Pada awal pembelajaran hal yang pertama dan utama

sekali adalah menyuruh ketua kelas menyiapkan siswa

untuk belajar, mengabsen murid, lalu membaca ayat-

ayat pendek dan mengabsen siswa. Serta memberikan

pertanyaan kepada siswa sebelum memulai

pembelajaran.

GPAI 3

83

5 Saya lebih suka menggunakan metode ceramah dalam

mengajar, karena dengan metode ceramah saya tidak

terlalu sulit, saya hanya menerangkan, jika murid

dengan penjelasan materi boleh bertanya sebanyak-

banyaknya yang kurang jelas, mereka boleh bertanya

dan saya akan menjelasakan jawaban dari pertanyaan

murid tersebut. Apalagi jumlah murid yang cukup

banyak. Inilah yang menjadi alasan saya untuk

menggunakan metode ceramah

GPAI 3

6 Saya senang menggunakan metode ceramah dan

sekali-kali diselingi dengan metode tanyajawab.

Tetapi memang yang paling sering saya gunakan

adalah metode ceramah

GPAI 2

7 Saya sudah terbiasa menggunakan metode ceramah

dalam belajarn, karena saya menyadari jika

menggunakan metode lain, saya kira kurang efektif,

karena murid dalam satu lokal itu cukup banyak,

sehingga sulit dikendalikan apatah lagi jika akan

menggunakan metode diskusi. Sedang menggunakan

metode ceramah saja, terkadang saya suka

membentak-bentak serta marah-marah murid.

GPAI 3

8 Saya lebih suka menggunakan metode ceramah dalam

pembelajaran, karena itu yang saya kuasai, dengan

berceramah saya tidak sibuk, saya tinggal menjelaskan

apa yang ada pada buku, menggunakan metode lain

saya tak menguasai dan siswa nampaknya tidak terlalu

aktif dalam belajar.

Informan 2

9 Sebenarnya bukan tidak ada usaha saya untuk

menyampaikan kepada guru bahwa jangan hanya

menggunakan satu metode dalam pembelajaran.

Ketika rapat atau, saya selalu ingatkan kepada guru,

bahwa cobalah variasikan metode mengajar dan

gunakan alat peraga yang sudah dibeli sekolah, supaya

anak tidak bosan dan materi pelajaran dapat diserap

dengan baik. Karena guru Pendikan Agama Islam

mungkin beranggapan karena nanti juga saya tidak

memberikan sangsi kepada mereka.

Informan 1

10 Ibu tu menerangkan pelajaran terus, sehingga kami

ada yang memperhatikan, ada yang tidak. Kalau kami

ribut, Ibu Guru, menyuruh kami memperhatikan dan

kadang-kadang marah. Ibu guru memang sekali

Informan 3

84

melakukan tanya jawab.

11 Untuk memantapkan pemahaman siswa terhadap

materi biasanya yang saya lakukan adalah

menyimpulkan pembelajaran terlebih dahulu. Saya

berikan kesempatan kepada murid untuk mengajukan

pertanyaan terhadap materi pembelajaran yang belum

dimengerti/kuasai. Jika ada siswa yang bertanya maka

akan saya jawab sampai anak mengerti, selanjutnya

kegiatan pembelajaran saya tutup dengan

mengucapkan hamdalah dan salam.

GPAI 1

12 Ketika waktu belajar hampir habis dan selesai

menerangkan pelajaran, ibu guru menanyakan kepada

kami apakah sudah paham atau belum dan membuat

kesimpulan dari materi yang diajarkan, kalau kami tak

bertanya bu guru menjelaskan kembali materi yang

telah diajarkan.

Informan 5

13 Sebelum mengakhiri pembelajaran biasanya yang

saya lakukan adalah menyimpulkan pembelajaran

terlebih dahulu. Saya buat point-point pentingnya,

tentang materi pembelajaran yang disampaikan,

sehingga pemahaman murid akan materi

pembelajaran akan semakin sempurna, selanjutnya

juga saya berikan kesempatan kepada murid untuk

mengajukan pertanyaan, apabila ada materi

pembelajaran yang belum dimengerti oleh mereka.

Biasanya jika ada pertanyaan, maka saya akan

mengulang kembali memberikan jawaban atas

pertanyaan tersebut, selanjutnya baru pembelajaran

saya tutup. selanjutnya menanyakan kepada murid,

tentang pelajaran yang telah disajikan terdahulu,

apakah sudah dimengerti atau belum. Biasanya saya

memberikan beberapa pertanyaan kepada murid

tentang pembelajaran yang disajikan, khususnya

tentang tentang materi yang tidak dipahami murid.

GPAI 1

14 Kebiasaan saya setelah pembelajaran berakhir, saya

memberikan kesempatan kepada murid untuk

memberikan pertanyaan kepada saya, atas materi

pembelajaran yang belum mereka pahami. Biasanya

saya selalu memberikan beberapa buah tugas atau

pekerjaan rumah (PR) untuk dikerjakan di rumah,

dengan tujuan agar murid mau tidak mau mengulang

lagi pembelajaran di rumah, biasanya saya

GPAI 2

85

memberikan 5 sampai 10 buah soal.

15 Dalam menutup pembelajaran yang saya lakukan

adalah pertama saya ulang kembali penjelasan

sebelumnya secara umum, kedua saya ajukan

pertanyaan beberapa buah kepada murid untuk

mengetahui apakah murid sudah mengerti atau

belum, selanjutnya saya berikan kesempatan kepada

murid untuk bertanya jika ada yang tidak mengerti,

selanjutnya baru saya tutup pelajaran.

GPAI 3

16 Selesai menerangkan satu pokok bahasan mata

pelajaran pendidikan Agama Islam, Ibu Guru

menanyakan kepada kami apakah sudah mengerti

atau belum, kalau belum atau kami diam maka bu

guru menjelaskan kembali materi yang telah

diajarkan.

Informan 4

86

DAFTAR HASIL WAWANCARA PENELITIAN

NO ASPEK EVALUASI PEMBELAJARAN INFORMAN

1 Pedoman saya dalam membuat soal adalah buku yang

digunakan dan ditambah soal buat sendiri. Artinya

soal yang diujikan saya ambil dari buku pedoman

yang saya gunakan ketika menerangkan pelajaran.

Soal yang saya pakai untuk ujian diambilkan dari

buku pegangan murid dengan criteria sebagai

berikut, sulit 30%, sedang 40% dan mudah 30%

GPAI 1

2 Pedoman membuat soal adalah buku paket dengan

tiga bentuk soal pilihan ganda, isian singkat dan esay,

dengan kriteria mudah 20%, sedang 60%, dan sulit

20%

Ya, soal yang dibuat berdasarkan materi. Setelah satu

pokok bahasan diterangkan baru diadakan ujian

GPAI 2

3 Apakah yang menjadi pedoman bagi ibu dalam

membuat soal ujian bagi siswa?

Jawaban informan : Pedoman saya membuat soal

adalah materi yang telah diajarkan dengan kategori

susah 25%, sedang 50% dan mudah 25%. Soal yang

dimunculkan dalam soal saya ambil dari buku wajib

yang menjadi rujukan serta ditambah buku penunjang

lainnya.

Pertanyaan peneliti : Apakah ibu membuat soal-soal

baru pada setiap pelaksanaan ujian yang berpedoman

pada materi yang disampaikan?

Jawaban informan : ya, sesuai dengan materi. Setiap

habis materi pelajaran maka diadakan latihan

GPAI 3

4 Pembuatan soal sepenuhnya diserahkan kepada guru

untuk tes formatif sedangkan untuk tes sumatif dibuat

oleh tim yang sudah ditunjuk oleh Dinas Pendidikan

sehingga guru disekolah hanya sebagai pemeriksa

Informan 1

87

Lampiran 7

Tabel 6

MATRIK DAFTAR CEK KOMPONEN

PEMBELAJARAN OLEH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DI SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KECAMATAN SIAK

KABUPATEN SIAK

Objek

Penelitian Dimensi

Hasil Wawancara/Pengamatan

Ya Tidak

GPAI

1

GPAI

2

GPA

I 3

GPAI

1

GPAI

2

GPAI

3

Perencanaan

Pembelajaran

Membuat sendiri √ √ √

Meniru punya guru

lain

√ √ √

Sesuai dengan

tuntutan kurikulum

√ √ √

Dibuat setiap hari √

Dibuat sekali

seminggu

√ √

Pelaksanaan

Pembelajaran

Mengambil absen √ √ √

Melakukan

apersepsi

√ √ √

Memotivasi murid √ √ √

Penggunaan satu

metode dalam

pembelajaran

√ √ √

Penggunaan metode

yang bervariasi

dalam pembelajaran

√ √ √

Penggunaan media √ √ √

88

dalam pembelajaran

Menyimpulkan

pembelajaran

√ √ √

Pemberian tugas √ √ √

Evaluasi

Pembelajaran

Evaluasi harian

dibuat sendiri

√ √ √

Evaluasi sumatif

dibuat sendiri

√ √ √

89

Lampiran 8

Tabel 7

MATRIK KONTEKS PERISTIWA

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR

NEGERI 003 KECAMATAN SIAK KABUPATEN SIAK

Dinas Pendidikan Kebupaten Siak

Cabang Dinas Pendidikan

Kecamatan Siak Kabupaten Siak

Sekolah Dasar Negeri

Kecamatan Siak Kabupaten Siak

Kepala

Sekolah

Pegawai Guru Murid

Guru

GPAI

Guru

Kelas

Guru

Penjaskes

Pembelajaran

Pelaksanaan

Pembelajaran

Perencanaan

Pembelajaran

Evaluasi

Pembelajaran

Membuat

sendiri

Meniru

punya guru

lain

Membuat

sendiri tiap

hari

Membuat

sendiri

sekali

seminggu

Membuang

waktu saja

Mengasumsikan

murid sudah

mengetahui

pelajaran

sebelumnya

Menyamarata-

kan tingkat

pengetahuan

awal murid

Murid sudah

terkondisi

sebelumnya

(kontrak belajar)

Penggunaan satu

Evaluasi

Harian

Evaluasi

Sumatif

90

Lampiran 9

MATRIK JARINGAN KAUSAL

PEMBELAJARAN OLEH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DI SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KECAMATAN SIAK

KABUPATEN SIAK

SDN 003

KECAMATAN SIAK

KABUPATEN SIAK

Pembelajaran oleh

Guru Pendidikan

Agama Islam

Perencanaan Pembelajaran,

Pelaksanaan Pembelajaran

dan Evaluasi Pembelajaran

91

Lampiran 10

Tabel 8

MATRIK KARAKTERISTIK RESPONDEN

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR

NEGERI 003 KECAMATAN SIAK KABUPATEN SIAK

NO UNSUR GURU GPAI

1

GURU GPAI

2

GURUGPAI

3

1 Pengalaman mengajar

sebelumnya

20 tahun 3 tahun 3 tahun

2 Motivasi menjadi guru Tinggi Sedang Sedang

3 Pendidikan dan

pelatihan

1 Kali - -

4 Supervisi yang diterima ada Tidak pernah Tak pernah

92

Lampiran 11

CATATAN LAPANGAN

Catatan Lapangan 1

Hari/Tanggal : Selasa, 10 Juni 2008

Pukul : 07.30- 08.40.

Nama Guru : Kiratu Dewi

Tempat : Kelas II

Saya sampai di sekolah pukul 07.20 Wib, saya jumpai siswa sedang

berbaris didepan kelas masing-masing. Tepat pukul 07.30 saya masuk ke kelas II

karena mata pelajarannya adalah pendidikan Agama Islam. Saya masuk kelas

bersamaan dengan guru bidang studi Pendidikan Agama Islam yang bernama

Kiratu Dewi. Pada saat itu peneliti lansung mengambil posisi duduk dekat “Fitri”

karena kursi disampingnya kosong.

Pada saat itu saya menjumpai wali kelasnya sedang sibuk mengumpulkan

sampah dan mengatur letak sapu pada posisi di belakang. Pada saat itulah KD

lansung menyiapkan anak untuk belajar diawali dengan doa serta mengulang

surat al-fatihah, an-nas, al-falaq, dan al-ikhlas. Alhamdulillah dengan penuh

semangat anak menghapal tanpa ada kesalahan. Setelah membaca surat pendek

tersebut lansung membaca doa untuk belajar dan memberi salam dan Guru bidang

studi menjawab salam. KD lansung menanyakan siapa yang tak masuk hari ini ?

anak-anak menjawab “Fadli” buk. Bu guru lansung memulai pelajaran dengan

mengulang pelajaran serta menyuruh anak membuka buku pendidikan agama

Islam halaman 66-67 dan menyuruh melihat latihan 1 (guru menuliskan di papan

tulis) dan menyuruh kerjakan pada kertas selembar.

Guru menyuruh menuliskan soalnya saja dan lansung menjawabnya. Maka

semua anak sibuk mengerjakan latihan yang diperintah guru. Guru mengingatkan

agar tidak mencontek dengan kawannya dan itu terus diucapkan berulang-ulang.

Sebahagian anak bertanya “esay ia juga buk ! guru menjawab kerjakan dulu hal

66-67 sebanyak 15 soal. Latihan berlansung lebih kurang 60 menit setelah waktu

pembelajaran berakhir anak-anak disuruh mengumpulkan sendiri-sendiri dan

pembelajaran pun berakhir.

93

Catatan Lapangan 2

Hari/Tanggal : Selasa, 10 Juni 2008

Pukul : 07.30- 08.40.

Nama Guru : Kiratu Dewi

Tempat : Kelas II

Hari ini pelajaran pertama di kelas satu adalah pelajaran Bahasa Indonesia

, Peneliti sudah berada di depan kelas karena ada sebuah bangku panjang yang

disediakan tempat duduk pada waktu istirahat. Disitulah peneliti duduk sambil

menunggu guru Pendidikan Agama Islam (Ibuk Kiratu Dewi) . Setelah Keluar

guru Bahasa Indonesia maka peneliti memperhatikan anak tersebut ada yang

keluar ada yang bermain dan ada yang menangis karena ditinju oleh kawannya.

Keadaan kelas yang tidak tertib itulah Kiratu Dewi selaku pengasuh Mata

Pelajaran pendidikan agama Islam masuk. Kedatangan ibuk guru tersebut tak

diperdulikan oleh sebagian murid. Ketika ibu guru mengucapkan salam hanya

sebahagian saja yang menjawab salam. Kiratu Dewi langsung menyuruh anak-

anak untuk duduk ditempat duduknya masing-masing, dan menyuruh anak-anak

membaca surat al-Fatihah, an-Nas, Al-Falaq dan surat al-Ikhlas.

Setelah anak membaca maka buk guru menyuruh anak mengeluarkan buku

Agama Islam. Ketika itu suasana menjadi gaduh karena sebagian anak bertanya :

buku yang ini buk! (maklumlah anak banyak yang tak tahu buku yang mana).

Sambil meng-iyakan buk guru lansung menuliskan pelajaran hari itu di papan tulis

yaitu “Rukun Iman”. Ibu guru menuliskan rukun iman yang ketiga beriman

kepada kitab-kitab Allah dan anak disuruh menulis dibuku tulisnya masing-

masing. Setelah anak menulis maka ibu guru menerangkan pelajaran tersebut

sampai waktu berakhir diakhir pelajaran guru mnyuruh anak menyiapkan tanda

pelajaran berakhir.

94

Catatan Lapangan 3

Hari/Tanggal : Selasa, 10 Juni 2008

Pukul : 07.30- 08.40.

Nama Guru : Kiratu Dewi

Tempat : Kelas I

Pagi itu menunjukkan pukul 09.30 kelas satu masuk kelas setelah diperitah

oleh wali kelas. Wali kelas menyuruh salah seorang murid menjemput Guru KD

ke kantor karena pelajaran Pendidikan Agama Islam akan dimulai. Setelah KD

dijemput maka wali kelas pun keluar anak-anak ribut kembali. Dengan

mengucapkan salam dan dijawab serentak oleh siswa dan KD menyuruh anak

membaca ayat secara berkelompok yaitu kelompok perempuan dan kelompok

laki-laki. Ketika ada bacaan siswa yang salah maka KD lansung menyuruh ulang

bacaan tersebut dengan dipandu lansung oleh KD.

95

Catatan Lapangan 4

Hari/Tanggal : Selasa, 10 Juni 2008

Pukul : 09.45- 11.05

Nama Guru : Hasnah (HS)

Tempat : Kelas IV

Pada pukul 09.45 kami masuk bersama guru Pendidikan Agama Islam,

ketika kami masuk anak-anak sudah duduk dengan rapi dan tenang dengan

berpakaian seragam olah raga karena mereka selesai melaksanakan olah raga

(penjaskes). Ketika itu guru lansung menyuruh ketua kelas untuk memimpin dan

memandu doa belajar dan ayat-ayat pendek sedangkan guru menulis di papan tulis

mata pelajaran “Agama”.

Guru langsung menyampaikan bahwa hari ini kita ulangan dari materi semester I

sampai dengan II buk guru lansung menyuruh anak mencatat soal ulangan

tersebut. Oleh karena itu anak jadi sibuk mencari buku (kertas selembar) sehingga

membuat anak ribut dan guru mengingatkan “jangan ribut” setelah anak siap maka

guru lansung mendiktekan soal ulangan tersebut. Guru mengulang soal tersebut

sebanyak 3 kali. Soal yang berbentuk ayat dituliskan oleh bu guru di papan tulis.

Jumlah soal sebanyak 5 buah dan anak dengan semangat dan antusias sekali

mengerjakan soal tersebut. Sedikit-sedikit terdengar celoteh dari anak “yang

dipapan tulis nomor lima buk” guru terus mengingatkan agar mengerjakan soal

yang paling mudah terlebih dahulu. Ketika ada anak yang melihat catatan maka

guru lansung menegur. Guru lansung berjalan kearah belakang untuk mengontrol

siswa. Pada saat ujian berlansung ada siswa yang berjalan meminjam tip ex dan

kembali duduk ke tempat semula.

Ketika ada siswa yang mencoba berkompromidalam mencari jawaban

maka guru lansung meegur “Tidak ada kompromi” dan kerjakan masing-masing.

Setelah ujian berlansung 60 menit dan waktupun berakhir, guru lansung

menyuruh anak mengumpulkan lembar jawabannya dan setelah dikumpulakan

maka anak tersebut disuruh keluar main (Istirahat)

96

Catatan Lapangan 5

Hari/Tanggal : Kamis, 12 juni 2008

Pukul : 08.50- 10.25 Wib

Nama Guru : Aisyah A.Md

Tempat : Kelas VB

Jam sudah menunjukkan pukul 08.50 Guru Pendidikan Agama Islam

masuk kelas dan peneliti ikuti dari belakang. Setelah masuk kelas saya

menemukan anak masih sibuk dengan pelajaran sebelumnya matematika dan

papan tulis belum dihapus. Buk guru lansung mengintruksikan supaya buku

pelajaran lain disimpan. Guru lansung mengingatkan bahwa pada hari ini kita

akan mengadakan praktek sholat, sesuai dengan rencana kemaren.

Praktek sholat dilaksanakan hanya satu rakaat saja, dan siapa yang ribut

tidak diberi kesempatan untuk tampil dan tak diberi nilai. Karena praktek sholat

semua anak telah membawa peralatan sholat (mukena, sarung, peci) serta lansung

memanggil satu persatu anak yang akan tampil. Mendapat giliran pertama adalah

“ Bima Ghafara” dan disuruh lansung menpraktekkan sholat „ashar. Sementara

yang lain sibut memakai mukena sarung dan peci sekaligus anteri menunggu

giliran. Praktek sholat tersebut dilakukan dengan duduk karena anak banyak yang

belum paham tata cara sholat duduk.

Ketika anak tampil selalu mengingatkan kalau ada gerakan dan bacaan

sholat yang tersalah. Mendapat giliran kedua adalah “Mulyadi” dan yang ketiga

adalah “mella” dan begitu seterusnya sampai pukul 09.30. Pukul 09.30 adalah jam

istirahat pertama dan anak disuruh istirahat sampai 09.45. Pukul 09.45 bell

sekolah berbunyi dan anak kela VB kembali memesuki kelas untuk melanjutkan

kegiatan praktek sholatnya. Kegiatan ini berlansung sampai pukul 10.25 dan anak

sudah mendapat giliran semuanya guru lansung menutup pembelajaran.

97

Catatan Lapangan 6

Hari/Tanggal : Kamis, 12 juni 2008

Pukul : 08.50- 10.25 Wib

Nama Guru : Aisyah A.Md

Tempat : Kelas VI

Pelajaran pertama di kelas VA adalah Pendidikan Agama Islam, peneliti

sudah hadir jam 07.15 dan peneliti lihat Ibu „Aisyah sudah berada di kantor.

Tepak pukul 07.25 bell sekolah berbunyi pertanda masuk kelas. Semua anak

tampak berbaris rapi di depan kelas masing-masing yang dipandu oleh wali kelas

masing-masing. Murid-murid masuk dengan tertib dan duduk pada tempat

masing-masing. Peneliti masuk bersamaan dengan siswa-siswa masuk kelas dan

duduk pada posisi paling pojok.

Tak berapa lama muncul Ibu „Aisyah seraya mengucapkan salam dan

dijawab serentak oleh anak. Ketika itu Ibu guru lansung menyuruh menyiapkan

untuk belajar dan membaca ayat-ayat pendek seperti Al-lahab, Al-Kafirun dan Al-

Humazah. Setelah membaca secara berkelompok buk guru menanyakan, Siapa

yang tak hadir? Anak menjawab : Likur, buk!. Kemudian ibu guru memulai

pelajaran dengan pokok bahasan yang baru. Bu guru lansung menerangkan

perlajaran tersebut dengan sangat semangat sekali dan ibu terus merangkan

sampai jam pelajaran berakhir. Lebih kurang 5 menit sebelum berakhir guru

membuat kesimpulan dan memberikan kesempatan bertanya kepada siswa. Bell

pun berbunyi dan menutup pelajaran dengan salam.

98

Lampiran 12

99

Lampiran 13

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam

Kelas/Semester : IV/II

Pertemuan ke : 14

Alokasi Waktu : 3 x 35 menit

Standar Kompetensi : 10. Melaksanakan Dzikir dan Do‟a

Kompetensi Dasar : 10.1 Melakukan dzikir setelah shalat

Indikator :

Melafalkan dzikir setelah shalat

Menuliskan dzikir setelah shalat

Menunjukkan hafal dzikir setelah shalat

I. Tujuan Pembelajaran : Siswa dapat melakukan dzikir setelah

shalat

II. Materi Pokok : Dzikir setelah shalat

III. Metode Pembelajaran : Ceramah dan Tanya jawab

IV. Langkah-Langkah Pembelajaran

A. Kegiatan Awal

Guru mengkondisikan kelas

Guru dan siswa membaca doa sebelum belajar

Guru mengabsen siswa

Apersepsi untuk membangkitkan motivasi belajar

Siswa memperhatikan dan menirukan lafal dzikir setelah shalat yang

dicontohkan oleh guru

B. Kegiatan Inti

Siswa mencatat lafal dzikir setelah shalat.

Siswa menbaca lafal dzikir setelah shalat.

C. Kegiatan Akhir

Siswa secara klasikal melafalkan dzikir setelah

Guru menutup, mengakhiri pelajaran dengan membaca hamdalah/doa

100

V. Alat/Bahan/Sumber Belajar : Buku Panduan Pesantren Ramadhan hal 53

VI. Penilaian :

tes lisan dan tulisan

non tes perbuatan

Bentuk Instrumen : Essay

Instrumen : Tulislah lafal dzikir setelah shalat!

Siak, April 2008

Mengetahui Guru Bidang Studi

Kepala Sekolah Pendidikan Agama

Islam

SALMIAH S.S.Pd H A S N A H A.Ma Nip : 130 392 788

101

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam

Kelas/Semester : IV/II

Pertemuan ke : 15

Alokasi Waktu : 3 x 35 menit

Standar Kompetensi : 10. Melaksanakan Dzikir dan Do‟a

Kompetensi Dasar : 10.2 Membaca do‟a setelah shalat

Indikator :

Melafalkan doa setelah shalat

Menuliskan doa setelah shalat

Menunjukkan doa setelah shalat

I. Tujuan Pembelajaran : Siswa dapat melakukan do‟a setelah shalat

II. Materi Pokok : Do‟a setelah shalat

III. Metode Pembelajaran : Ceramah dan berdiskusi

IV. Langkah-Langkah Pembelajaran

A. Kegiatan Awal

Guru mengkondisikan kelas

Guru dan siswa membaca doa sebelum belajar

Guru mengabsen siswa

Apersepsi untuk membangkitkan motivasi belajar

Siswa memperhatikan,mendengarkan dan menirukan lafal do‟a setelah

shalat yang dicontohkan oleh guru

B. Kegiatan Inti

Siswa membaca lafal do‟a setelah shalat

Siswa menyalin lafal do‟a setelah shalat

Siswa mendemontrasikan lafal do‟a setelah shalat

C. Kegiatan Akhir

Siswa secara klasikal melafalkan dzikir dan do‟a setelah shalat

Guru menutup, mengakhiri pelajaran dengan membaca hamdalah/doa

102

V. Alat/Bahan/Sumber Belajar : Buku Panduan Pesantren Ramadhan hal 53

VI. Penilaian :

tes lisan dan tulisan

non tes perbuatan

Bentuk Instrumen : Essay

Instrumen : Tulislah lafal do‟a setelah shalat!

Siak, Mei 2008

Mengetahui Guru Bidang Studi

Kepala Sekolah Pendidikan Agama Islam

SALMIAH S.S.Pd H A S N A H A.Ma

103

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam

Kelas/Semester : I/II

Pertemuan ke : 16

Alokasi Waktu : 5 x 35 menit

Standar Kompetensi : 9. Membiasakan Bersuci ( Thaharah)

Kompetensi Dasar : 9.2 Mempraktekkan tata cara berwudhu

Indikator :

Mempraktekkan wudhu

I. Tujuan Pembelajaran : Siswa dapat mempraktekkan tata cara

berwudhu

II. Materi Pokok : Mempraktekkan tata cara berwudhu

III. Metoda Pembelajaran : ceramah, tanya jawab, hafalan

IV. Langkah-langkah Pembelajaran

A. Kegiatan Awal

Guru mengkondisikan kelas

Guru dan siswa membaca doa sebelum belajar

Guru mengabsen siswa

Menghubungkan pelajaran yang lalu dengan yang sekarang

Melafalkan surat pendek selama lima menit (bacaan surat terjadwal

setiap hari)

Mengemukakan tujuan pembelajaran “ Mempraktekkan tata cara

berwudhu”

B. Kegiatan Inti

Guru mengajak siswa untuk melafalkan niat wudhu dan do‟a

setelah wudhu

Menerangkan tata cara wudhu yang benar

Guru menganjurkan siswa untuk membiasakan wudhu secara tertib

Guru menganjurkan kepada siswa untuk selalu membiasakan diri

punya wudhu setiap saat

C. Kegiatan Akhir

Memberitahukan pelajaran yang akan datang

Guru menutup, mengakhiri pelajaran dengan membaca

hamdalah/doa

V. Alat/ Bahan/ sumber: PAI, Fiqih Ibadah, Tempat Wudu dan air suci

mensucikan

104

VI. Penilaian : Tertulis dan lisan dan perbuatan

Memberikan atau menulis beberapa soal tertulis pada siswa dalam

bentuk PG dan isian singkat

Praktek wudu

Siak, Mei 2008

Mengetahui Guru Bidang Studi

Kepala Sekolah Pendidikan Agama

Islam

SALMIAH S.S.Pd KIRATU DEWI Nip : 130 392 788 Nip : 420 027 453

105

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam

Kelas/Semester : II / I

Pertemuan ke : 14

Alokasi Waktu : 10 x 35 menit

Standar Kompetensi : 9. Membiasakan shalat dengan tertib

Kompetensi Dasar : 9.2 Mempraktekkan shalat secara tertib

Indikator :

Mendemontrasikan keserasian antara gerakan dan bacaan shalat

Mengamalkan salat secara tertib dalam kehidupan sehari-hari

I. Tujuan Pembelajaran : Siswa dapat mempraktekkan shalat secara tertib

II. Materi Pokok : Praktek Shalat

III. Metoda Pembelajaran : Diskusi dan ceramah

IV. Langkah-langkah Pembelajaran

A. Kegiatan Awal

Guru mengkondisikan kelas

Guru dan siswa membaca doa sebelum belajar

Guru mengabsen siswa

Melafalkan surat pendek selama lima menit (bacaan surat terjadwal setiap

hari)

Apersepsi, memotivasi siswa

Mengemukakan tujuan pembelajaran “Mempraktekkan shalat secara

tertib”

B. Kegiatan Inti

Siswa secara klasikal melafalkan bacaan salat mulai dari niat takbiratul

ikhrom,doa iftitah, surat alfatihah, surat pendek, ruku, itidal, qunut, sujud,

duduk antara dua sujud, tasyahud awal, tasyahud akhir sampai salam

sesuai urutan bacaan salat

Guru meminta siswa untuk membaca bacaan salat dari mulai niat,

takbiratul ikhrom,doa iftitah, surat alfatihah, surat pendek, ruku, itidal,

qunut, sujud, duduk antara dua sujud, tasyahud awal, tasyahud akhir

sampai salam sesuai urutan bacaan salat secara klasikal lalu secara

individual

Guru memberikan sedikit penjelasan tentang pengertian salat, tujuan

hikmat salat kerugian dan keuntungan orang yang selalu menjalankan

ibadah salat

Guru menganjurkan siswa untuk mengamalkan salat secara tertib dalam

kehidupan sehari-hari

106

C. Kegiatan Akhir

Guru memberikan penguatan serta menyimpulkan materi

Guru memberitahukan pelajaran yang akan datang

Guru menutup, mengakhiri pelajaran dengan membaca hamdallah/doa

Guru mengucapkan salam kepada para siswa sebelum keluar kelas dan

siswa menjawab salam

V. Alat/ Bahan/ sumber : Buku Pegangan PAI kelas 3, Tuntunan Salat

Lengkap, CD Praktek Salat

VI. Penilaian : tertulis dan lisan

Teknik : Tes dan Non tes

Bentuk Instrumen : PG,Isian dan Essay

Instrumen :

Tulislah bacaan itidal!

Mempraktekkan keserasian antara gerakan dan bacaan salat secara

individual

Tes Sub Sumatif

Siak, Mei 2008

Mengetahui Guru Bidang Studi

Kepala Sekolah Pendidikan Agama

Islam

SALMIAH S.S.Pd KIRATU DEWI Nip : 130 392 788 Nip : 420 027 453

107

Lampiran 14

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Suasana ruang kantor ketika beristirahat

Gambar 2 : Lokasi penelitian

108

Gambar 3 : Suasana Ketika anak-anak beristirahat di halaman sekolah

Gambar 4 : Suasana berada di kantor majlis guru

109

Gambar 5 : Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di SD Negeri 003 Siak

Gambar 6 : Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di SD Negeri 003 Siak

110

Lampiran 15

Tabel 9

Daftar Personil Sekolah Dasar Negeri 003 Kp. Rempak Kecamatan Siak

Kabupaten Siak Propinci Riau

PANGKAT / GOL /

RUANG TERAKHIR

TMT

1 2 3 4 5 6 7 10 11 16

1PEMBINA IV A

S I

01 - 04 - 2005 2004

2 PEMBINA IV A KPG

01 - 04 - 2003 1976

3 PEMBINA IV A D II

03 - 04 - 2006 2000

4 PEMBINA IV A D III

01 - 10 - 2005 2000

5 PENATA TK I / III D D II

01 - 04 - 2003 2004

6 PENATA TK I / III D D II

01 - 10 - 2004 2002

7 PENATA TK I / III D D II

01 - 10 - 2006 2004

Mariani PENATA III C D II

131 494 409 01 - 10 - 2007 2004

R. Ratna Minawarah PENATA III C S I

131 934 050 01 - 10 - 2007 2004

Nurhidayah PENATA III C D II

131 934 271 01 - 10 - 2007 2004

PENATA III C D II

01 - 10 - 2007 2002

PENGTUR TK I / II D D II

01 - 10 - 2004 2004

PENGDA TK I / II B 09 - 11 - 2005 D II

01 - 04 - 2006 2005

PENGDA TK I / II B D II

01 - 04 - 2006 2005

JURU TK I / I D S D

1974

PENATA MUDA/III A S I

01/01/2008 1996

S I

1993

M A N

2005

D II

2004

D II

2004

S I

2004

D II

2004

KMI

Gontor 2005

SI

2007

S D

1980

S M A

2007

G U R U

G U R U

G U R U

G U R U 15 - 07 - 2002

18- 12 - 1996

ISLAM

ISLAM

ISLAM

ISLAM T U

G U R U

G U R U

ISLAM

ISLAM G U R U

8 PR ISLAM

LK

16 - 09 - 1972420 037 780

TELUK MERBAU

06 - 06 - 1966

25

16

24

9 PR

02 - 12 - 1962

S I A K

-

12

13

10 PR

11 PRNurlen

131 934 712 10 - 08 - 1970

S I A K

17 PR ISLAM GURUB E N G K A L I S

21 - 12 - 1968

ISLAM

PEKAN BARU

16 - 04 - 1981ISLAM

GURU

ISLAM

BANGUNTAPAN

B E T U U N G

Esti Sofiatningsih, S.Pd

Eko Saputro

23 - 03 - 1985

PR

26

Erni Yusnita

Ifni Suhesti17 - 09 - 1989

S I A K

02 - 10 - 1987

22

17 - 08 - 1984

B E N G K A L I S

12 - 04 - 1971

05 - 01 - 1961

BANYUMAS

15 - 05 - 1965

19 - 11 - 1962

SEI. APIT

PR

PR

K E P R I

07 - 08 - 1968

23 - 03 - 1958

R o z a l i

131 142 720

Siti MaryamahISLAM

SEI KAYU ARA

ISLAM

- S I A K

S I A K

12 - 08 - 1969

GURU

ISLAM

GURU

GURU

B. INGGRIS

GURU

SEPOTONG

KEB SEKISLAMPR 18 - 07 - 2005

05 - 11 - 2007PR

23

18

Hasnah

-

-

GURU

LK

PR

ISLAM

B. INGGRIS

01 - 07 - 2006

01 - 12 - 2006

24 - 03 - 2008

05 - 05 - 2008

-

-

-

-

-

02 - 10 - 2001

09 - 11 - 2005

03 - 04 - 2006

G U R U

G U R U

GURU

05 - 09 - 2005

- 05 - 09 - 2005

07 - 07 - 2003

19 - 07 - 2004

12 - 06 - 1984

01 - 12 - 2007

06 - 02 - 2006

02 - 07 - 1990

16 - 07 - 2007

16 - 07 - 2007

LK ISLAM

PR ISLAM

ISLAM

18 - 07 - 1995

Budi Mulyana

420 022 830

PKL. BATANG

11 - 01 - 1982

Aspalela

132 246 023 01 - 05 - 1972

S E B A U K

04 - 11 - 1985

EMPAT BALAI

22 - 11 - 1977

PR ISLAM

GURUISLAMLKSUNGAI TANANG

ISLAM

01 - 03 - 2001

ISLAM G U R U 01 - 09 - 2007

B E N H I LLK ISLAM PEN SEK 17 - 07 - 2006

10 - 07 - 1957

19

Nurapriani S. Pdi

Ernawati

Rita Wahyuni

Amir Luffi Adnan

Mauluddin

Dra. Anidar

20

21

IJAZAH

TERTINGGI

TAHUN

Kiratu Dewi

420 027 45314

15I d r i s

130 471 436

PULAU TENGAH

14 - 06 - 1971PR

KETERANGA

N

Salmiah.S., S.Pd PEKAN BARUPR

N A M A NIPTEMPAT DAN

TANGGAL LAHIR

L K

P RAGAMA JABATAN

TANGGAL MULAI

BERTUGAS DI SD INI

ISLAM K A S D130 392 788 02 - 04 - 1951

Ratna Hayati

130 351 551ISLAM

PEKAN BARU

07 - 12 - 1950G U R U

G U R U

G U R U

NO

131299 545

Indin Laily

PKL. JAMBI

31 - 07 - 1957

BANTAR

Nurhasnah

131 435 916

PR

PR

PR

LK

PR

PR

130 712 091

Aisyah, A.Md

130 985 764

Sumber data : Sekolah Dasar Negeri 003 Kp. Rempak Siak