program pascasarjana -...
TRANSCRIPT
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DI SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KECAMATAN SIAK
KABUPATEN SIAK
TESIS
Oleh
AMIR LUFFI ADNAN
NIM 71308
Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam
mendapatkan gelar Magister Pendidikan
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2012
حيم حمه انسه انسه بسم للاه
يسفع للا انهريه ءامىىا مىكم وانهريه أوتىا انعهم دزجات
Artinya, Allah akan meninggikan orang yang beriman diantara kamu
dan orang yang diberi ilmu pengetahuan bebrapa derajat ( Q.S. Al-
Mujadilah 11)
Detik demi detik, waktu demi waktu dan hari demi hari serta bulan
demi bulan bahkan tahun demi tahun Telah kutelusuri perjalananmu Yang
penuh rintangan dan halanganmu Yang juga dihiasi oleh tetesan keringat
serta sebuah perjuangan dan pengorbanan Yang tanpa henti dan batasnya
Demi mengapai segenggam harapan, cita-cita dan asa kebahagian. Langkah
demi langkah ayunan tangan ini akhirnya menyampaikan ku ke samudera
kebahagian
Ku rajut kata dan ku rangkai kalimat terucap kata Alhamdulillah sebagai
rasa syukur dan terima kasih pada Ilahi Rabbi. Karena dihari ini,
ditenggah-tenggah adanya kerikil-kerikil tajam serta puing-puing kecil yang
masih menghalangi. Setitik kebahagian dan segenggam harapan telah ku
raih.
Akhirnya saya berharap kepada Allah SWT, agar saya diberi kekuatan
untuk selalu mensyukuri nikmat-Nya, menjalankan perintah-Nya,
meninggalkan larangan-Nya serta hakikat iman dan islam serta kebahagian
dunia dan akherat dalam rangka meraih redho-nya.Amin yaroball alamin.
Ku persembahkan hasil karyaku ini buat :
Ibunda tercinta Hj. Syamsinar Syarif dan Syamsiar Mahidin(mertua)
Ayahanda tercinta H. Adnan Djamin dan Zainoni (mertua)
Isteriku tersayang Eryani, anandaku Aulia Nabiilatissholehah,
Ghaitsa Zahira Shofa
Abang, kakak dan adik-adik sekalian yang telah memberikan semangat dan
dorongan untuk menyelesaikan perkuliahan
AMIR LUFFI ADNAN,
Padang, Januari 2012
i
ABSTRACT
Amir Luffi Adnan, 2012, Instructional Islamic Education at Elementary
School Negeri 003 Siak District Siak Regency Province Riau. Thesis. Post-
Graduate Program of Padang State University.
The teachers of Islamic education subject have a crucial role in efforts to
improve the quality of education. One effort to do is to plan, to implement and to
evaluated learning well. Researcher trieds to examine the learning undertaken by
the teacher of Islamic education in 003 state Elementary School in Kampung
Rempak Siak District Siak Regency.
This Qualitative study was conducted in 003 State Elementary School Siak
District Siak Regency Riau Province.The Technique used to collect data was
observation and interviews and review documentation. Data collected in this study
were then analyzed whith the three stages of analysis in the form of water flow i.e
data reduction, data presentation and data imference.
This study reveals the ability of Islamic Educational subject teacher as
learning plenner, learning implementer, and evaluator of learning outcomes.
These three factor are very important in the learning process. To improve the
quality of education the ability of Islamic Education subject teacher in planning,
implementing and evaluating learning outcomesgreatly affects the quality of
learning.
ii
ABSTRAK
Amir Luffi Adnan, 2012, Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah
Dasar Negeri 003 Kecamatan Siak Kabupaten Siak Propinsi Riau. Tesis.
Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang.
Guru Pendidikan Agama Islam punya peranan yang sangat penting dalam
upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satu upaya yang harus dilakukan
adalah merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran secara baik.
Peneliti mencoba meneliti pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru pendidikan
agama islam di Sekolah Dasar Negeri 003 kampung Rempak Kecamatan Siak
Kabupaten Siak.
Penelitian kualitatif ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 003
Kecamatan Siak Kabupaten Siak Propinsi Riau. Teknik yang digunakan untuk
mengumpulkan data adalah observasi dan wawancara serta telaah dokumentasi.
Data yang terkumpul dalam penelitian ini selanjutnya dianalisis dengan tiga
tahapan analisis yang berbentuk aliran air yaitu reduksi data, penyajian data dan
penarikan kesimpulan data.
Penelitian ini mengungkapkan kemampuan guru pendidikan agama islam
sebagai perencana pembelajaran, pelaksana pembelajaran dan evaluasi hasil
pembelajaran. Ketiga faktor ini sangat penting dalam proses pembelajaran. Untuk
meningkatan mutu pendidikan maka kemampuan guru pendidikan agama islam
dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi hasil pembelajaran sangat
mempengaruhi kualitas pembelajaran.
v
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Karya tulis saya, tesis dengan judul “ Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam Di Sekolah Dasar Negeri 003 Kecamatan Siak Kabupaten Siak “
adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik
baik di Universitas Negeri Padang maupun di perguruan tinggi lainnya.
2. Karya tulis ini murni gagasan, penilaian, dan rumusan saya sendiri, tanpa
bantuan tidak sah dari pihak lain, kecuali arahan dari Tim Pembimbing.
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat hasil karya atau pendapat yang telah ditulis
atau dipublikasikan orang lain, kecuali dikutip secara tertulis dengan jelas dan
dicantumkan sebagai acuan di dalam naskah saya dengan disebutkan nama
pengarangnya dan dicantumkan pada daftar rujukan.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, dan apabila dikemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran pernyataan ini, maka saya bersedia
menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah saya peroleh
karena karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma dan ketentuan
yang berlaku.
Padang, 16 Januari 2012
Saya yang menyatakan,
AMIR LUFFI ADNAN
NIM. 71308
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan tesis yang diberi judul
“Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar Negeri 003 Kecamatan
Siak Kabupaten Siak“.
Tesis ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan untuk menyelesaikan
studi program pascasarjana Universitas Negeri Padang. Dalam melakukan penelitian dan
penyusunan tesis ini khususnya dan selama pendidikan umumnya penulis banyak menerima
bimbingan, arahan, masukan dan bantuan dari berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan
ini, penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang tulus kepada :
1. Prof. Dr. H. Abizar selaku Pembimbing I dan Arisman Adnan, Ph. D selaku
Pembimbing II yang dengan tulus dan ikhlas telah meluangkan waktunya untuk
memberikan bimbingan kepada penulis hingga selesainya tesis ini.
2. Dr. H. Jasrial, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan sekaligus
dosen penguji yang dengan tulus ikhlas telah meluangkan waktunya untuk memberikan
sumbangan pemikiran, pengetahuan, arahan dan saran dalam rangka penyempurnaan
penulisan tesis ini, sehingga tesis ini dapat diselesaikan.
3. Dr. Jasrial, M.Pd., Dr. Ramalis Hakim, M.Pd., dan Dr. Darmansyah, M.Pd., selaku
dosen penguji dan sebagai nara sumber yang telah memberikan saran yang konstruktif
dalam rangka penyempurnaan tesis ini.
4. Prof. Dr. H. Mukhaiyar selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri
Padang ( UNP ) beserta staf, karyawan/ti perpustakaan dan tata usaha yang telah
vii
memberikan bantuan berupa sarana dan prasarana selama penulis mengikuti
perkuliahan.
5. Bapak dan Ibu dosen program Pascasarjana Universitas Negeri Padang yang telah
membimbing dan mendorong penulis selama studi di PPs Universitas Negeri Padang
hingga selesainya tesis ini.
6. Salmiah, S. S.Pd, Kepala Sekolah Dasar Negeri 003 Kecamatan Siak yang telah
memberikan kesempatan, izin dan bantuan kepada penulis dalam pengumpulan data
penelitian, sehingga penulisan tesis ini dapat penulis selesaikan dengan lancar.
7. Ayahanda H. Adnan Djamin, ibunda Hj. Syamsinar Syarif, ayah mertua (Zainoni) serta
ibu mertua (Syamsiar Mahidin) yang telah memberikan semangat dan dorongan untuk
menyelesaikan perkuliahan ini.
8. Isteri tercinta Eryani dan anak-anakku tersayang Aulia Nabiilah as-Sholehah dan
Ghaitsa Zahira Shofa yang telah memberikan semangat baik suka maupun duka selama
menyelesaikan perkuliahan.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tesis ini masih banyak terdapat
kekurangan-kekurangan dan kekhilafan. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran dari berbagai pihak dalam perbaikan dan kesempurnaan tesis ini. Semoga hasil
penelitian ini dapat memberikan sumbangan terhadap perbaikan mutu pendidikan khususnya
pada pelajaran Pendidikan Agama Islam, amin.
Padang, Januari 2012
Wassalam
AMIR LUFFI ADNAN
viii
DAFTAR ISI
ABSTRACT ............................................................................................................. i
ABSTRAK .............................................................................................................. ii
SURAT PERNYATAAN........................................................................................ v
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii
DAFTAR TABEL .................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1
B. Masalah dan Fokus Penelitian ........................................................................ 7
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 8
D. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................... 10
A. Landasan Teoritik ......................................................................................... 10
1. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ................................................ 10
2. Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ........................... 15
3. Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ........................... 19
4. Evaluasi Hasil Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ........................ 22
B. Penelitian yang Relevan ............................................................................... 26
C. Kerangka Konseptual.................................................................................... 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 29
ix
A. Lokasi Penelitian .......................................................................................... 29
B. Informan Penelitian. ..................................................................................... 29
C. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ............................................................. 30
D. Teknik Menjamin Keabsahan Data .............................................................. 32
E. Teknik Analisis Data .................................................................................... 34
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 36
A. Temuan Umum ............................................................................................. 36
B. Temuan Khusus ............................................................................................ 40
C. Pembahasan .................................................................................................. 56
D. Keterbatasan Penelitian ................................................................................ 64
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ...................................... 65
A. Kesimpulan ................................................................................................... 65
B. Implikasi ....................................................................................................... 66
C. Saran ............................................................................................................. 67
DAFTAR RUJUKAN .......................................................................................... 69
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Matrik Perencanaan Pembelajaran ............................................................ 72
Tabel 2 Matrik Pelaksanaan Pembelajaran ............................................................ 73
Tabel 3 Matrik Evaluasi Pembelajaran .................................................................. 75
Tabel 4 Matrik Pengaruh Tindakan ....................................................................... 76
Tabel 5 Matrik Daftar Wawancara ......................................................................... 79
Tabel 6 Matrik Daftar Cek Komponen .................................................................. 87
Tabel 7 Matrik Konteks Peristiwa.......................................................................... 89
Tabel 8 Matrik Karakteristik Responden ............................................................... 91
Tabel 9 Daftar Personil Sekolah .......................................................................... 110
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Suasana ruang kantor ketika beristirahat........................................... 107
Gambar 2 : Lokasi penelitian ............................................................................... 107
Gambar 3 : Suasana Ketika anak-anak beristirahat di halaman sekolah .............. 108
Gambar 4 : Suasana berada di kantor majlis guru................................................ 108
Gambar 5 : Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di SD
Negeri 003 Siak ................................................................................. 109
Gambar 6 : Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di SD
Negeri 003 Siak ................................................................................. 109
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Matrik Perencanaan Pembelajaran .................................................... 72
Lampiran 2 Matrik Pelaksanaan Pembelajaran ..................................................... 73
Lampiran 3 Matrik Evaluasi Pembelajaran ........................................................... 75
Lampiran 4 Matrik Pengaruh Tindakan ................................................................ 76
Lampiran 5 Matrik Daftar Wawancara ................................................................. 79
Lampiran 6 Daftar Hasil Wawancara .................................................................... 80
Lampiran 7 Matrik Cek Daftar Komponen ........................................................... 87
Lampiran 8 Matrik Konteks Peristiwa .................................................................. 89
Lampiran 9 Matrik Jaringan Kausal ...................................................................... 89
Lampiran 10 Matrik Karakteristik Responden ..................................................... 91
Lampiran 11 Catatan Lapangan ............................................................................ 92
Lampiran 12 Denah SDN 003 Kec. Siak Kab. Siak ............................................. 98
Lampiran 13 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ................................................ 99
Lampiran 14 Daftar Gambar ............................................................................... 107
Lampiran 15 Daftar Personil Sekolah ................................................................. 110
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut Al-Qur‟an bahwa manusia adalah makhluk yang sangat
istimewa dalam menempati posisi alam jagad raya ini karena makhluk yang
bernama manusia ini diberikan akal oleh Yang Maha Pencipta (Allah). Manusia
adalah wakil Allah di permukaan bumi ini. Pernyataan ini tergambar dalam Al-
Quran surat Al-Baqarah (2) ayat 30.
في األزض خهيفة قانىا أتجعم فيها مه نهمالئكة إوي جاعم وإذ قال زبل
مآء ووحه وسبح بحمدك ووقدس نل قال إوي أعهم ما يفسد فيها ويسفل اند
{03}ال تعهمىن
Artinya : Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:
"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi."
mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu
orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah,
padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan
Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui." Q.S Al-Baqarah ayat 30. (Departemen Agama, 1995)
Akal yang diberikan oleh Allah tersebut harus dikembangkan apalagi
manusia diberi tugas sebagai pemimpin yang akan mengurusi alam jagad raya ini.
Salah satu caranya adalah lewat pendidikan. Pendidikan yang baik tentu akan
menghasilkan ilmu pengetahuan, sedangkan pengetahuan merupakan modal dasar
dari memimpin dan mengurus alam.
Penyelenggaraan pendidikan pada hakekatnya merupakan upaya
mengantarkan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan melalui berbagai
2
tahapan perubahan tingkah laku agar mereka dapat hidup mandiri baik sebagai
individu maupun sebagai anggota masyarakat. Pelaksanaan pendidikan harus
didasarkan kepada nilai-nilai agama, sosial budaya, adat istiadat yang dianut
masyarakat dan tanggap terhadap tuntutan zaman.
Dalam kegiatan pendidikan, pembelajaran merupakan proses interaksi
antara komponen-komponen pendidikan yang berkaitan secara sistematis dalam
upaya pencapaian tujuan pendidikan. Komponen-komponen tersebut meliputi
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, materi yang diajarkan, guru dan siswa
yang memainkan peran serta dalam hubungan sosial tertentu, jenis kegiatan yang
dilakukan, serta sarana prasarana pembelajaran yang tersedia. Oleh karena itu,
pembelajaran harus diatur dan ditata sedemikian rupa menurut langkah-langkah
tertentu sehingga dalam pelaksanaannya mencapai sasaran dan tujuan yang
diharapkan. Pengaturan tersebut biasanya dituangkan dalam bentuk persiapan atau
perencanaan pembelajaran.
Dalam pendidikan formal, interaksi pembelajaran mengandung suatu arti
adanya kegiatan dari tenaga pengajar yang melaksanakan tugas mengajar disatu
pihak dengan siswa yang sedang melaksanakan kegiatan belajar dipihak lain.
Interaksi anatara pengajar dan siswa, diharapkan merupakan proses motivasi.
Maksudnya, bagaimana dalam proses interaksi itu pihak guru mampu memberikan
dan mengembangkan motivasi serta reinforcement kepada pihak siswa agar dapat
melakukan kegiatan belajar secara optimal.
Secara umum permasalahan pendidikan dapat dilihat dari beberapa sisi,
diantaranya adalah pembelajaran yang belum terselenggara dengan baik,
3
keberadaan tenaga pendidik yang kurang kompeten, sarana dan prasarana belajar
yang belum mendukung, serta faktor manajemen pengelolaan sekolah dan
lingkungan yang kurang menciptakan iklim kondusif dalam pelaksanaan
pendidikan.
Melihat permasalahan pendidikan secara menyeluruh, maka ada beberapa
faktor yang tidak dapat diabaikan dan terkait langsung dengan pendidikan yaitu
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, pengelolaan dan evaluasi
pembelajaran. Bagian yang tidak kalah penting di antara beberapa faktor yang
dikemukakan di atas adalah pelaksanaan pembelajaran, karena keberhasilan dan
kegagalan pendidikan pada hakekatnya terletak pada pelaksanaan di lapangan.
Kualitas pelaksanaan pendidikan juga bertumpu pada lingkup mikro
yaitu kualitas pembelajaran. Artinya kualitas pendidikan akan sangat ditentukan
oleh kualitas pembelajaran. Semakin baik kualitas pembelajaran akan semakin
baik mutu pendidikan. Begitu juga sebaliknya kualitas pembelajaran yang tidak
menggembirakan juga pada gilirannya akan menghasilkan kualitas pendidikan
yang kurang bermutu (mengecewakan).
Pelaksanaan pembelajaran merupakan salah satu indikator dalam menilai
kualitas dan keberhasilan pelaksanaan pendidikan. Keberhasilan pelaksanaan
pembelajaran tentu melibatkan berbagai komponen seperti yang disebutkan di
atas, namun unsur guru menjadi titik sentral. Perannya begitu besar dan tidak
dapat diabaikan, hal ini disebabkan karena guru merupakan komponen utama
dalam sebuah pembelajaran.
4
Demikian beratnya tanggung jawab dan tugas yang harus dilaksanakan
guru maka tidak semua orang bisa melakukan pekerjaan tersebut. Sebagai
pekerjaan profesional, mengajar harus dilakukan oleh orang yang memiliki
kualitas dan berwenang untuk mengajar. Oleh karena itu, untuk melaksanakan
kegiatan mengajar, disamping persyaratan formal, diperlukan syarat-syarat atau
kemampuan khusus antara lain : 1. Menguasai materi atau bidang studi yang
diajarkan, 2. Memiliki kemampuan atau keterampilan mengajar. 3. Menguasai
strategi mengajar, 4. Memiliki kemampuan mengelola kelas dengan baik. Hal ini
sangat menentukan pencapaian tujuan pembelajaran dan kualitas belajar para
peserta didik. Dalam membina kemampuan para siswa guru harus memiliki
kemampuan tersendiri, yang meliputi kemampuan mengawasi, membina, dan
mengembangkan kemampuan siswa, baik personal, profesional, maupun sosial.
Namun sampai saat ini guru belum melaksanakan tugasnya dengan baik untuk
menjadikan insan kamil hal ini disebabkan karena berbagai faktor penghambat
yang menghalanginya, salah satu faktor penghambat tersebut adalah kemampuan
guru itu sendiri belum menunjang pelaksanaan tugasnya.
Kompetensi kepribadian juga penting bagi seorang guru karena akan
menentukan apakah ia akan menjadi seorang pendidik yang baik bagi peserta
didiknya. Di samping penguasaan materi pelajaran juga diperlukan agar
penyampaian informasi dalam bentuk ilmu pengetahuan dapat dilakukan secara
baik dan sistematis. Kompetensi mengajar sangat dibutuhkan agar guru terampil
dalam membuat perencanaan pembelajaran, mampu melaksanakan pembelajaran
dengan baik dan mengevaluasi sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
5
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kompetensi guru.
Upaya tersebut misalnya memberikan kesempatan kepada guru untuk
meningkatkan kualifikasi pendidikannya melalui pendidikan tambahan pada
tingkat yang lebih tinggi. Selain itu juga dapat dilakukan dengan memberi
kesempatan pada mereka untuk mengikuti penataran, pelatihan yang dilaksanakan
oleh dinas pendidikan. Upaya lebih mudah dan bermanfaat membantu guru dalam
menyelesaikan masalah pembelajaran adalah program Kelompok Kerja Guru pada
Sekolah Dasar di Kabupaten Siak.
Sekolah Dasar di Kabupaten Siak merupakan salah satu lembaga
pendidikan formal yang berada di bawah naungan Pemerintahan Kabupaten
dalam hal ini adalah Dinas Pendidikan yang melaksanakan pendidikan secara
aktif. Salah satu mata pelajaran yang diajarkan adalah mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam.
Sehubungan hal tersebut di atas maka kegiatan pembelajaran Agama
Islam di Sekolah Dasar di Kabupaten Siak merupakan pendidikan dasar yang
perlu dilaksanakan secara tepat dan benar serta profesional agar dalam
perkembangan selanjutnya siswa memiliki fundamen pengetahuan yang kuat,
bekal yang benar dan arah yang tepat untuk mencapai tujuan yang diharapkan
untuk menjadi manusia yang berakhlakul karimah. Kenyataannya banyaknya anak
yang tak pandai membaca al-Qur‟an, malasnya anak melaksanakan sholat, tidak
menghormati guru, tidak mau membantu orang tua.
Berdasarkan grand tour yang penulis lakukan di Sekolah Dasar Negeri
003 Kecamatan Siak Kabupaten Siak ditambah informasi dari siswa melalui
6
wawancara maka ditemukan beberapa masalah yang dihadapi oleh guru dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Permasalahan itu antara lain berkaitan
dengan:
1. Perencanaan Pembelajaran.
Sebagian guru pendidikan agama islam dalam merencanakan
pembelajaran lebih menfokuskan perhatiannya pada isi dan materi pembelajaran
tanpa mempertimbangkan dan memperhitungkan komponen lainnya seperti media
dan metode yang dipakai, padahal kesemuanya saling berkaitan.
2. Pelaksanaan Pembelajaran.
Pada tahap ini guru pendidikan agama islam jarang membuka pelajaran
dengan baik, jarang melakukan absensi, jarang memotivasi siswa untuk
membangkitkan minat belajar siswa dan melakukan apersepsi. Guru langsung saja
memulai proses pembelajaran tanpa memperdulikan kesiapan anak untuk
mengikuti pembelajaran. Guru cenderung hanya menggunakan metode ceramah
tanpa ada variasi dengan metode lain. Tidak menggunakan media pembelajaran
seperti alat peraga dan media lainnya, serta tidak menyimpulkan materi pelajaran
sebelum proses pembelajaran berakhir.
3. Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi pembelajaran sebenarnya merupakan hal yang sangat penting
dalam proses pembelajaran. Hal ini diperlukan sebagai feedback atau umpan
balik atas apa yang telah dicapai dalam pembelajaran. Namun yang terjadi guru
pendidikan agama islam cenderung dalam melaksanakan evaluasi tidak
mempertimbangkan hal itu. Guru pendidikan agama islam melaksanakan evaluasi
7
pada aspek kognitif saja tanpa memperhatikan aspek afektif dan psikomotorik.
Padahal ketiga ranah ini saling berkaitan satu sama lainnya.
Fenomena di atas menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan
oleh guru Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar Negei 003 Kecamatan Siak
Kabupaten Siak belum sesuai dengan yang diharapkan, sehingga akan
menghambat upaya menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif. Hal ini
diduga disebabkan rendahnya tingkat kualifikasi pendidikan guru pendidikan
agama islam, mata pelajaran Pendidikan Agama Islam diajar oleh guru yang
bukan berlatar belakang pendidikan guru agama Islam, kurangnya mendapat
pelatihan/penataran yang diadakan oleh Dinas Pendidikan, tidak aktifnya dalam
kegiatan Kelompok kerja Guru Pendidikan Agama Islam (Pendais).
Berdasarkan uraian di atas serta mengingat pentingnya hal tersebut untuk
dicarikan solusinya maka penulis tertarik untuk meneliti ini.
B. Masalah dan Fokus Penelitian
1. Masalah Penelitian.
Berdasarkan fenomena yang penulis temui melalui grand tour maka yang
menjadi fokus penelitian ini adalah :
1) Bagaimanakah perencanaan pembelajaran oleh Guru Pendidikan Agama
Islam di Sekolah Dasar Negeri 003 Kecamatan Siak Kabupaten Siak.
2) Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran oleh guru Pendidikan Agama Islam
di Sekolah Dasar Negeri 003 Kecamatan Siak Kabupaten Siak.
3) Bagimanakah evaluasi hasil pembelajaran oleh guru Pendidikan Agama
Islam di Sekolah Dasar Negeri 003 Kecamatan Siak Kabupaten Siak.
8
2. Fokus Penelitian.
Masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah mengkaji secara
mendalam tentang pembelajaran pendidikan agama Islam oleh guru Pendidikan
Agama Islam di Sekolah Dasar Negeri 003 Kecamatan Siak Kabupaten Siak
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini
adalah untuk mengungkapkan :
1) Perencanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar Negeri
003 Kecamatan Siak Kabupaten Siak Provinsi Riau
2) Pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar Negeri
003 Kecamatan Siak Kabupaten Siak Provinsi Riau.
3) Evaluasi hasil pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar
Negeri 003 Kecamatan Siak Kabupaten Siak Provinsi Riau.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1) Dinas Pendidikan Kabupaten Siak dalam penyelenggaraan pendidikan pada
Sekolah Dasar dalam rangka peningkatan mutu guru dan ketuntasan belajar di
Kabupaten Siak Propinsi Riau khususnya.
2) Para praktisi pendidikan dan lembaga lainnya untuk pengembangan
perencanaan pembelajaran, pelaksana pembelajaran dan evaluasi
pembelajaran.
9
3) Pengawas Pendidikan Agama Islam sebagai masukan dan umpan balik untuk
peningkatan mutu pendidikan dan melakukan pembinaan terhadap guru yang
berada dalam pengawasannya.
4) Kepala sekolah dasar sebagai masukan dan umpan balik dalam upaya
peningkatan mutu pendidikan serta pembinaan terhadap guru yang ada dalam
kepemimpinannya.
5) Guru Pendidikan Agama Islam untuk meningkatkan kinerjanya dalam
pembelajaran untuk tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan.
6) Peneliti lanjutan untuk meneliti lebih lanjut dalam rangka pengembangan
pembelajaran dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teoritik
1. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Pembelajaran merupakan aktifitas yang sistematis dan sistematik dari
beberapa komponen, antara lain: program, guru, siswa, proses, output dan sarana
dan prasarana pembelajaran. Masing-masing komponen tersebut tidak dapat
dipisahkan dan saling berkaitan satu sama lainnya. Pembelajaran yang dilakukan
oleh guru merupakan aspek penting yang mempengaruhi kualitas pendidikan di
sekolah. Karena itu kegiatan pembelajaran perlu dilakukan secara maksimal agar
tujuan pembelajaran dapat dicapai.
Sardiman (2004:2) mengemukakan ”pembelajaran merupakan interaksi
antara guru yang melaksanakan tugas mengajar di satu pihak, dengan siswa yang
sedang melaksanakan kegiatan belajar di pihak lain”. Interaksi antara guru dan
siswa diharapkan merupakan proses motivasi. Maksudnya bagaimana dalam
proses interaksi tersebut guru mampu memberikan dan mengembangkan motivasi
dan reinforcement kepada siswa agar dapat melakukan kegiatan pembelajaran
secara optimal.
Romiszowksky (1981:4) mengemukakan ”pembelajaran merupakan
kegiatan pebelajar untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan yang
membuahkan penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap oleh siswa”.
Sejalan dengan itu, Abizar (1995:1) menyimpulkan ”pembelajaran merupakan
kegiatan pembelajaran dalam situasi bertujuan dan terkontrol”.
11
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
merupakan rangkaian aktifitas yang dilakukan guru untuk membelajarkan siswa,
mulai dari perencanaan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran termasuk
menggunakan metode, media, dan sumber lainnya serta mengevaluasi
pembelajaran.
a. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam
Kompetensi merupakan suatu kemampuan yang mutlak dimiliki oleh
guru agar tugasnya sebagai pendidik dapat terlaksana dengan baik. Dalam
Undang-undang guru dan dosen pada pasal 10 ayat 1 menyatakan bahwa
kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru ada 4 kompetensi yaitu (1)
kompetensi pedagogik, (2) kompetensi kepribadian, (3) kompetensi sosial, (4)
kompetensi profesional. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola
pembelajaran peserta didik. Kompetensi kepribadian adalah kemampuan yang
mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik.
Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi
secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orang tua/wali,
peserta didik dan masyarakat sekitar. Kompetensi profesional adalah kemampuan
penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam.
Mulyasa (2005:37) mengatakan kompetensi merupakan perpaduan
dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam
kebiasaan berpikir dan bertindak. Aspek atau ranah yang terkandung dalam
konsep kompetensi tersebut sebagai berikut : 1) Pengetahuan (knowledge) yaitu
kesadaran dalam bidang kognitif. 2) Pemahaman (understanding) yaitu kedalaman
12
kognitif dan afektif yang dimiliki oleh individu. 3) Kemampuan (skill) adalah
sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang
dibebankan kepadanya. 4) Nilai (Value) adalah suatu standar perilaku yang telah
diyakini dan secara psikologis telah menyatu dalam diri seseorang. 5) Sikap
(attitude) yaitu perasaan (senang-tidak senang, suka-tidak suka) atau reaksi
terhadap suatu rangsangan yang datang dari luar. 6) Minat (interest), adalah
kecenderungan seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan .
De Porter dkk (2000:35) mengemukakan, bahwa sebagai fasilisator,
pendidik berperan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik, memahami dan
berpartisipasi dalam menyerap informasi pembelajaran. Hal ini sejalan dengan
pendapat yang dikemukakan oleh Gredler dan Margaret (1991:23) bahwa
pendidik memainkan dua peranan penting dalam pembelajaran di kelas, yaitu : (1)
menciptakan dan mengatur pengalaman peserta didik, dan (2) memberikan
contoh-contoh yang nantinya menjelma menjadi pengalaman belajar peserta didik.
Sejalan dengan hal ini Hydon (1997:45), kalau pembelajaran yang dilakukan
berkaitan dengan afektif, peserta didik perlu memiliki memiliki keseimbangan
antara keterampilan pengelolaan pembelajaran dan perilaku yang bermoral, karena
itu pendidik juga berperan sebagai sumber, panutan dan teladan bagi peserta didik
maupun dalam masyarakat.
Roestiyah (1998:4) mengemukakan tentang kompetensi sebagai
”suatu tugas, atau pemilikan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang
dituntut oleh jabatan seseorang”. Dalam pengertian ini lebih menitikberatkan pada
tugas guru dalam mengajar. Nana Sudjana (1991:19) mengemukakan empat
13
kompetensi guru, yaitu : 1) merencanakan program pengajaran, 2) melaksanakan
dan memimpin/mengelola pembelajaran, 3) menilai kemajuan pembelajaran, 4)
menguasai bahan pelajaran dalam pengertian menguasai bidang studi yang
dipegangnya/dibinanya.
Menurut Syuaeb Kurdi, (2006:57) Kompetensi dalam Pendidikan
Agama Islam harus dapat melandasi kompetensi ajaran Islam peserta didik.
Karena itu pencapaian kompetensi tiap-tiap tingkatan harus dikembangkan antara
aspek akidah, akhlak, ibadah, dan keteladanan secara integratif dan berkelanjutan.
Pencapaian kompetensi Pendidikan Agama Islam khususnya dapat di integrasikan
dengan rumpun pelajaran yang lain seperti Ilmu Pengetahuan Alam, Bahasa
Indonesia, Ilmu Pengetahuan Sosial dan lain sebagainya.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi guru
merupakan suatu kemampuan, kecakapan dan keterampilan yang harus dimiliki
oleh seorang guru dalam merencanakan pembelajaran, melaksanakan
pembelajaran dan mengevaluasi program pembelajaran agar tujuan pembelajaran
dapat tercapai seoptimal mungkin, sehingga anak didik dapat
mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Implementasi ini
berkelanjutan, tidak hanya untuk mengejar target nilai yang terpenting adalah
implementasinya dalam kehidupan sehari-hari.
b. Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam
menyiapkan peserta didik untuk, mengenal, memahami, menghayati hingga
mengimana, bertaqwa dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama
14
Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Qur‟an dan Hadits, melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, latihan serta penggunaan pengalaman . Dibarengi
tuntunan dalam menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan
kerukunan antar ummat beragama dalam masyarakat hingga terwujud kesatuan
dan persatuan bangsa.
Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam itu keseluruhannya terliput
dalam lingkup; Al-Qur‟an Hadits, Keimanan, Akhlak, dan Fiqih/Ibadah. Sekaligus
menggambarkan bahwa ruang lingkup Pendidikan Agama Islam mencakup
perwujudan keserasian, keselarasan dan keseimbangan hubungan manusia dengan
Allah SWT, diri sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya maupun lingkungan
(hablum minallah wa hablum minannas) (Depdiknas, 2003:1).
2) Fungsi, tujuan dan ruang lingkup
Pendidikan Agama Islam di Sekolah berfungsi untuk; 1) Pengembangan
keimanan dan ketakwaan kepada Alloh SWT serta akhlak mulia peserta didik
seoptimal mungkin, yang telah ditanamkan terlebih dahulu dalam lingkungan
keluarga, 2) Penanaman nilai ajaran Islam sebagai pedoman mencapai
kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. 3) Peneyesuaian mental peserta didik
dalam lingkungan fisik dan sosial melalui pendidikan agama islam. 4) Perbaiakan
kesalahan-kesalahan kelemahan-kelemahan peserta didik dalamkeyakinan
pengamalan ajaran agama islam dala kehidupan sehari-hari. 5) Pencegahan
peserta didik dari hal-hal negatif budaya asing yang akan dihadapinya sehari-hari.
6) Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum (alam nyata dan
nir nyata), sistem dan fungsionalnya. 7) Penyaluran siswa untuk mendalami
pendidikan agama ke jenjang yang lebih tinggi. (Dasim Budimansyah, 2003, 1)
Secara umum tujuan pendidikan Islam menurut Al-Abrasyi (dalam
Ahmad Tafsir) menyebutkan tujuan akhir pendidikan Islam secara terperinci
menjadi :1) Pembinaan Akhlak, 2) Menyiapkan anak didik untuk hidup didunia
dan akhirat, 3) Penguasaan ilmu, 4) Keterampilan bekerja dalam masyarakat.
15
Tujuan pendidikan agama Islam di SD/MI untuk (1)
menumbuhkembangkan aqidah melalui pemupukan dan pengembangan
pengetahuan, penghayatan, pengalaman serta pengalaman peserta didik tentang
Agama Islam sehingga menjadi manusia musliam yang terus berkembang
keimanan, ketaqwaan kepada Allah SWT, (2) Mewujudkan manusia Indonesia
yang taat bragama dan berakhlak mulia yaitu manusia yang rajin beribadah,
cerdas, produktif, jujur adil dan etis berdisiplin, bertoleransi(Tasamuh), menjaga
keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya Agama
Islam dalam komunitas sekolah (Depdiknas, 2003:1).
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam Sekolah meliputi aspek : Al-
Qur‟an Hadits, aqidah, akhlak, fiqih/ibadah, sejarah kebudayaan islam.
Pendidikan Agama Islam menekankan keseimbangan, keselarasan dan keserasian
antara hubungan manusia dengan Allah SWT, Hubungan manusia dengan sesama
manusia, hubungan manusia dengan dirinya sendiri dan hubungan manusia
dengan alam sekitarnya (Depdiknas, 2003:2)
2. Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Perencanaan pembelajaran merupakan rencana jangka pendek yang
dilaksanakan oleh guru untuk mengambil tindakan yang akan dilakukan dalam
kelas. Perencanaan ini perlu dilaksanakan untuk dapat mengkoordinasikan
berbagai komponen pembelajaran yang berorientasi (berbasis) pada pembentukan
kompetensi siswa. Perencanaan pembelajaran seharusnya dipandang sebagai suatu
alat yang dapat membantu para pengelola pembelajaran untuk lebih menjadi
berdaya guna dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Perencanaan dapat
menolong pencapaian suatu sasaran dan tujuan secara lebih ekonomis, tepat waktu
dan memberi peluang untuk lebih mudah dikontrol dan dimonitor pelaksanaannya.
Perencanaan dalam konteks persiapan pembelajaran dimaksudkan
supaya mendorong guru lebih siap melakukan kegiatan pembelajaran dengan
16
perencanaan yang matang. Perencanaan ini biasanya sudah dituangkan dan
dikembangkan dalam bentuk program tahunan, program semester, program modul
(pokok bahasan), program mingguan dan harian, program pengayaan dan remedial
serta program bimbingan dan konseling.
Seorang guru hendaknya memiliki kemampuan untuk merencanakan
pembelajaran. Sebelum mengajar hendaknya sudah memiliki program
perencanaan pembelajaran.
Syaiful Bahri (1994:80) mengatakan bahwa “guru diharapkan
merencanakan dan menyampaikan pembelajaran, karena hal itu dapat
memudahkan siswa dalam belajar”. Selanjutnya Harjanto (1997:36) menyatakan
ada empat langkah yang harus dilakukan dalam merencanakan pembelajaran,
yaitu : 1) Mengidentifikasi masalah berdasarkan kebutuhan (need), 2) menentukan
ketentuan-ketentuan dalam pemecahan dan mengidentifikasi alternatif pemecahan,
3) memilih strategi pemecahan, menggunakan metode, alat dan prosedur dalam
mencapai tujuan yang diinginkan, dan 4) menentukan keefektifan penampilan
(performence) danmemperbaiki hal-hal yang telah dilaksanakan.
Dick & Carey (1985:160 - 162) mengemukakan bahwa kemampuan
guru dalam merencanakan pembelajaran meliputi antara lain: 1) mengidentifikasi
tujuan umum pembelajaran, 2) melakukan analisis pembelajaran, 3)
mengidentifikasi tingkah laku masukan dan karakteristik siswa, 4) merumuskan
tujuan performance, 5) mengembangkan butir-butir tes acuan patokan, 6)
mengembangkan strategi pembelajaran, 7) mengembangkan dan memilih material
17
pembelajaran, 8) merancang dan melakukan penilaian formatif, 9) merevisi bahan
pembelajaran, dan 10) mendesain dan melakukan penilaian sumatif.
Kemp (1994:14) mengemukakan bahwa unsur-unsur dasar dalam
menyusun perencanaan pembelajaran dapat diwujudkan untuk menjawab
berbagai pertanyaan antara lain, 1) untuk siapa program dirancang, 2) kemampuan
apa yang ingin dipelajari, 3) bagaimana isi pembelajaran atau keterampilan dapat
dipelajari dengan baik, dan 4) bagaimana menentukan tingkat penguasaan
pembelajaran yang sudah dicapai.
Smith & Ragan (1993:9) mengemukakan bahwa asumsi yang
mendasari perlunya adanya perencaan pembelajaran atau instructional design
adalah sebagai berikut :
1. Pengetahuan merupakan hasil belajar yang diharapkan. Artinya perancang
harus memiliki ide yang jelas tantang apa yang akan diterima siswa sebagai
hasil pembelajaran.
2. Pembelajaran yang baik adalah yang efektif ( dapat membantu melahirkan
siswa dan menetapkan pengetahuan dan keterampilannya), efisien
(menggunakan waktu setepat mungkinuntuk mencapai tujuan), dan menarik
(memberikan motifasi dan interes kepada siswa untuk menyelesaikan tugas-
tugasnya).
3. Siswa dapat belajar dari berbagai sumber atau media.
4. Prinsip-prinsip pembelajaran yang dipergunakan untuk semua kelompok usia
dan lingkup isi.
5. pembelajaran dapat diperbaiki dengan mengevaluasi pengaruhnya.
18
Dalam pembelajaran guru dituntut memiliki kemampuan dalam segala
hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pendidikan dan pembelajaran. Jika
seorang guru pada suatu saat memiliki kekurangan dalam hal-hal tertentu, maka
segera guru yang bersangkutan belajar untuk meningkatkan kompetensinya baik
melalui jalur pendidikan dan latihan maupun belajar mandiri dengan melakukan
diskusi dengan teman sejawat secara intensif.
Memang tak ada satu model rancangan pembelajaran yang dapat
memberikan resep yang paling ampuh untuk mengembangkan suatu program
pengajaran, karena itu untuk menentukan model rancangan dalam
mengembangkan suatu program pembelajaran tergantung pada pertimbangan si
perancang terhadap model yang akan digunakannya atau akan dipilihnya.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perencanaan
pembelajaran merupakan catatan – catatan hasil pemikiran yang sangat penting
bagi guru sebelum mengelola pembelajaran. Perencanaan pembelajaran
merupakan persiapan mengajar yang berisi hal-hal yang perlu atau harus
dilakukan oleh guru dan siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dalam
rangka mencapai tujuan pembelajaran, yang antara lain meliputi : pemilihan
materi, metode, media dan alat evaluasi. Unsur-unsur tersebut harus mengacu
pada silabus yang ada dan sesuai dengan kurikulum yang ditetapkan. Keberhasilan
anak didik dalam belajar banyak ditentukan oleh baik buruknya suatu perencanaan
pembelajaran yang disusun oleh guru. Seperti yang dikatakan oleh Mulyani,
suasana kelas yang menyenangkan bagi anak didik merupakan wujud dari
perencanaan pengajaran yang baik.
19
3. Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Sebaik dan sebagus apapun perencanaan yang dibuat tidak akan dapat
mencapai tujuan yang dinginkan, jika pengelolaan tidak efektif. Pengelolaan yang
dimaksudkan disini adalah pengelolaan ruang kelas, mengelola peserta didik,
pengelolaan kegiatan pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran dapat berlansung
secara maksimal dan berkesinambungan bila guru dapat melaksanakannya secara
bertahap dan sistematis sesuai dengan perencanaan. Dalam pelaksanaan
pembelajaran dimulai dari menjelaskan tujuan yang hendak dicapai, memotivasi
dan menata kondisi belajar, membahas materi pembelajaran, mengevaluasi
kegiatan pembelajaran dan hasil pembelajaran serta menutup kegiatan
pembelajaran.
Menurut Winkel (1991:177) terdapat tiga komponen dalam aktifitas
proses belajar mengajar, yakni komponen prosedur didaktik, komponen media
pengajaran, komponen siswa dan materi pelajaran. Ketiga komponen ini harus
berjalan seimbang dan beriringan. Prosedur didaktik merupakan sarana yang
memungkinkan kegiatan pengajaran dapat menimbulkan aktifitas murid dalam
proses belajar. Media pengajaran merupakan aspek yang penting sekali dalam
membantu guru dalam menyampaikan bahan ajar dan mempermudah anak didik
dalam menerima bahan ajar. Komponen siswa dan materi pelajaran dianggap
penting karena terlibat dalam kontek belajar secara bersamaan.
Menurut Cony (1989:23) pelaksanaan pembelajaran secara sistematis
tersebut meliputi tahap sebagai berikut : a) menyampaikan tujuan pembelajaran,
b) menuliskan pokok-pokok materi yang akan dibahas,c) membahas materi
20
pembelajaran, d) memberikan contoh-contoh kongkrit dalam setiap materi yang
dibahas, e) menggunakan alat bantu pembelajaran untuk menjelaskan materi
pembelajaran.
Melaksanakan program pembelajaran merupakan tahap awal
pelaksanaan program yang telah dibuat oleh guru. Pada pelaksanaan program
yang telah dibuat, kemampuan yang dituntut adalah keaktifan guru dalam
menciptakan dan menumbuhkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan rencana
yang telah disusun dalam perencanaan. Guru harus mengambil keputusan atas
dasar penilaian yang tepat, apakah kegiatan pembelajaran dihentikan atau diubah
metodenya, apakah mengulang dulu pelajaran yang lalu manakala siswa belum
dapat mencapai tujuan pembelajaran.
Pada tahap pelaksanaan pembelajaran, di samping pengetahuan teori
tentang pembelajaran, guru dituntut mahir dan terampil dalam tehnik mengajar,
penggunaan alat bantu pembelajaran, penggunaan metode, keterampilan menilai
hasil belajar siswa, ketrerampilan memilih dan menggunakan strategi atau
pendekatan mengajar.
Syaiful Bahri (1994:84 -85) mengemukakan bahwa dalam pelaksanaan
pembelajaran prinsip-prinsip yang harus diperhatikan oleh guru, antara lain
adalah: a) Perhatian yaitu membangkitkan perhatian siswa, b) aktifitas yaitu
mengaktifkan jasmani dan rohani siswa, c) apersepsi yaitu menghubungkan
dengan apa yang dikenal siswa, d) peragaan yaitu meragakan pembelajaran, e)
korelasi yaitu mengadakan hubungan dengan mata pelajaran lainnya, f)
konsentrasi yaitu pemusatan pada pokok masalah, g) individualisasi yaitu
21
penyesuaian pada sifat dan bakat lingkungan, dan h) evaluasi yaitu mengadakan
penilaian yang tepat dan teliti. Prinsip-prinsip pembelajaran merupakan pedoman
umum bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran, dengan memperhatikan
prinsip-prinsip tersebut maka guru akan mudah melaksanakan tugasnya mengajar
di depan kelas.
Suryosubroto (1997:36) menyatakan ”pelaksanaan pembelajaran
adalah proses berlansungnya pembelajaran dikelas, yang merupakan inti dari
kegiatan pendidikan di sekolah”. Winarno dan Murry (1983:257) menyatakan
”pelaksanaan pembelajaran adalah interaksi guru dengan siswa dalam rangka
menyampaikan bahan pembelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran”.
Menurut Nana (1991:148) pelaksanaan pembelajaran meliputi tahapan
tahapan sebagai berikut :
1 Tahap pra instruksional
Tahap yang ditempuh pada saat memulai suatu pembelajaran, yaitu: a)
guru menanyakan kehadiran siswa dan mencatat siswa yang tak hadir,
b) bertanya kepada siswa sampai dimana pembahasan sebelumnya, c)
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai bahan
pembelajaran yang belum dikuasainya dari pembelajran yang sudah
disampaikan, d) mengajukan pertanyaan kepada siswa berkaitan dengan
bahan yang sudah diberikan, e) mengulang bahan pelajaran yang lain
secara singkat tetapi mencakup semua aspek bahan.
2. Tahap instruksional
Tahap pemberian bahan pembelajran yang tedapat dalam beberapa
kegiatan, antara lain: a) menjelaskan kepada siswa tujuan pembelajaran
yang harus dicapai oleh siswa, b) menjelaskan pokok materi yang akan
dibahas, c) menjelaskan pokok materi yang sudah dituliskan, d)
memberikan contoh yang kongkrit, pertanyaan dan tugas, e)
menggunakan alat bantu pembelajaran untuk memperjelas pembahasan
pada setiap materi pembelajaran, dan f) menyimpulkan hasil
pembahasan dari semua pokok materi.
22
3. Tahap evaluasi dan tindak lanjut
Tahap iini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan tahap instruksional.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini antara lain: a) mengajukan
pertanyaan kepada kelas atau kepada siswa mengenai semua aspek
pokok materi yang telah dibahas pada tahap instruksinal, b) apabila
pertanyaan yang diajukan belum dapat dijawab oleh siswa maka guru
harus mengulang pembelajaran, c) untuk memperkaya pengetahuan
siswa mengenai materi yang harus dibahas, guru dapat memberikan
tugas atau pekerjaan rumah, dan d) mengakhiri pelajaran dengan
menjelaskaan atau memberitahukan pokok materi yang akan dibahas
pada pembelajaran berikutnya.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan
pembelajaran merupakan rangkaian aktifitas yang dilakukan oleh guru untuk
membelajarkan siswa, yang mencakup membuka materi pembelajaran,
menyampaikan materi pembelajaran, mengevaluasi pembelajaran dan menutup
pembelajaran. Sehingga dapat menimbulkan suasana yang menyenangkan dalam
pembelajaran (joyfull Learning). Walaupun materi ajar tidak terlalu sulit namun
bila suasana belajar membosankan, tetap saja tidak akan menarik perhatian siswa
apalagi dibawah tekanan maka pelajaran akan sulit dipahami.
4. Evaluasi Hasil Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Untuk dapat menentukan tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran
perlu dilakukan usaha dan tindakan atau kegiatan untuk menilai hasil belajar.
Penilaian hasil belajar bertujuan untuk melihat kemajuan belajar siswa dalam hal
penguasaan materi pembelajaran yang telah dipelajari dan tujuan yang telah
ditetapkan. Penilaian hasil belajar siswa pada dasarnya adalah mempermasalahkan
bagaimana guru dapat mengetahui hasil belajar yang telah dilakukan. Guru harus
mengetahui sejauh mana siswa dapat mengerti terhadap bahan yang telah
diajarkan dan sejauhmana kompetensi dari kegiatan yang dikelola dapat dicapai.
23
Anas Sudiyono (2003:1) menyatakan ”evaluasi berasal dari Bahasa
Inggris ‟evaluation‟ dalam Bahasa Arab Al-Taqdir, dalam Bahasa Indonesia
berarti ‟penilaian‟. Akar katanya adalaha value, dalam Bahasa Arab Al-Qimah,
dalam Bahasa Indonesia berarti nilai. Dengan demikian evaluasi dapat diartikan
dengan penilaian dalam bidang pendidikan atau penilaian mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan kegiatan pendidikan.
Oemar (2002:210) mengemukakan ” evaluasi adalah suatu proses
berkelanjutan tentang pengumpulan dan penafsiran informasi untuk menilai
(assess) keputusan-keputusan yang dibuat dalam merancang suatu sistem
pembelajaran”. Rumusan itu mempunyai tiga aplikasi yaitu : a) Evaluasi adalah
suatu proses yang terus menerus, bukan hanya pada akhir pembelajaran, tetapi
dimulai sebelum dilaksanakannya pembelajaran sampai berakhirnya pembelajaran
b) Proses evaluasi senantiasa diarahkan ke tujuan tertentu, yakni untuk
mendapatkan jawaban-jawaban tentang cara memperbaiki pembelajaran c)
Evaluasi menuntut penggunaan alat ukur yang akurat dan bermakna untuk
mengumpulkan informasi yang dibutuhkan guna membuat keputusan.
Evaluasi pembelajaran merupakan proses pengumpulan data untuk
menentukan sejauh mana keberhasilan proses pembelajaran serta menentukan
keputusan akan yang diambil sesuai dengan data-data yang terkumpul untuk
perbaikan pembelajaran.
Syaiful Bahri (2000:207) mendefenisikan evaluasi atau penilaian
sebagai ”suatu tindakan yang menentukan nilai sesuatu, bila evaluasi atau
24
penilaian digunakan dalam dunia pendidikan, maka penilaian pendidikan berarti
suatu tindakan untuk menentukan segala sesuatu dalam dunia pendidikan.
Djamari (2002:5) mengatakan bahwa ”penilaian berhubungan dengan
setiap bahagian dari proses pendidikan, bukan hanya keberhasilan belajar saja,
tetapi mencakup semua proses pembelajaran”. tidak terbatas pada karakteristik
siswa saja, akan tetapi mencakup penilaian karakteristik metode mengajar,
kurikulum, fasilitas dan administrasi sekolah. Instrumen penilaian bisa berupa
metode, prosedur formal atau informal, untuk menghasilkan informasi tentang
siswa, yaitu : tes tertulis, tes lisan, lembar pengamatan, pedoman wawancara,
tugas dirumah dan lain sebagainya. Penialaian juga diartikan sebagai kegiatan
menafsirkan data hasil pengukuran.
Bloom (1956:14-16) menjelaskan evaluasi (penilaian) dalam
pembelajaran, meliputi tiga aspek yaitu, (a) Aspek kognitif berupa pengembangan
pengetahuan agama, termasuk didalamnya fungsi ingatandan kecerdasan, (b)
Aspek afektif, berupa pembentukan sikap terhadap agama, termasuk didalammya
pungsi perasaan dan sikap, (c) Aspek psikomotor berupa menumbuhkan
keteampilan beragama termasuk didalamnya fungsi kehendak, kemauan dan
tingkah laku.
Oemar (2002:211) menjelaskan fungsi dan tujuan evaluasi sebagai
berikut :
1. Untuk menentukan angka kemajuan atau hasil belajar para siswa.
Angka-angka yang diperoleh dicantumkan sebagai laporan kepada
orang tua, untuk kenaikan kelas dan penentuan kelulusan para siswa.
2. Untuk menempatkan para siswa dalam situsi pembelajaranyang tepat
dan serasi dengan tingkat kemampuan, minat dan berbagai
karakteristik yang dimiliki oleh setiap siswa.
25
3. Untuk mengenal latar belakang siswa (psikologis, fisik dan
lingkungan) yang berguna, baik dalam hubungan dengan fungsi kedua
maupun untuk menentukan sebab-sebab kesulitan belajar para siswa.
4. Sebagai umpan balik bagi guru yang pada gilirannya dapat digunakan
untuk memperbaiki pembelajaran dengan melalui program remedial
bagi para siswa.
Secara umum dapat dipahami bahwa evaluasi yang dilaksanakan oleh
guru adalah untuk mengetahui tingkat pencapaian kompetensi siswa, mengukur
pertumbuhan dan perkembangan siswa, mendiagnosis kesulitan belajar siswa,
memperoleh masukan atau umpan balik (feed back) bagi guru dan siswa dalam
rangka perbaikan.
Sehubungan dengan fungsi-fungsi evaluasi di atas, Oemar (2002:211)
maka dapat ditentukan sejumlah jenis penilaian sebagai berikut : a) evaluasi
sumatif, yaitu untuk menentukan angka kemajuan hasil belajar para siswa, b)
evaluasi penempatan, yaitu menempatkan para siswa dalam situasi pembelajaran
yang serasi, c) evaluasi diagnostik, yakni untuk membantu para siswa mengatasi
kesuliatan-kesulitan belajar yang mereka hadapi, d) Penilaian formatif yang
berfungsi untuk memperbaiki pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi
ditujukan untuk menentukan sejauhmana tujuan telah tercapai. Dalam
pembelajaran ada dua bentuk evaluasi, yaitu evaluasi hasil belajar dan evaluasi
proses pembelajaran. Sedangkan menurut jenisnya ada dua jenis evaluasi yaitu :
formatif dan sumatif. Kemudian dalam merumuskan evaluasi pembelajaran harus
berpatokan kepada tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Jadi dalam proses
penilaian/evaluasi pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam perlu digunakan
berbagai bentuk tes, baik tes tertulis maupun tes lisan untuk mengukur
26
kemampuan pemahaman siswa. Di samping pemberian tes perlu dilakukan juga
pengamatan untuk menilai sikap siswa secara lansung.
B. Penelitian yang Relevan
Berikut ini akan dibahas secara ringkas beberapa hasil penelitian yang
relevan dengan penelitian penulis yaitu :
1. Maizuar (1997) yang melakukan penelitian kualitatif tentang kemampuan
mengajar guru Sekolah Teknik Menengah (STM) di Sumatera Barat,
menemukan bahwa kemampuan mengajar guru dipengaruhi oleh faktor-faktor
sebagai berikut: a) Latar belakang pendidikan guru, b) Pengalaman guru
mengajar, c) Mengikuti penataran dan pelatihan, d) Lingkungan belajar dan e)
Fasilitas.
2. Mawardi (2003) meneliti tentang proses pembelajaran mata pelajaran
pendidikan agama di SDN 01 Banda Aceh suatu penelitian kualitatif dengan
penemuan bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah
dalam pembelajaran maupun di luar pembelajaran cukup baik dan guru belum
dapat memberikan keteladanan kepada siswanya. Ternyata metode juga turut
mempengaruhi hasil belajar siswa. Relevansinya penggunaan metode akan
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa
3. Musnar (2007) meneliti tentang pembelajaran PPKN di SMPN 11 Pekanbaru
menemukan bahwa para guru memahami arti penting perencanaan
pembelajaran di sekolah, untuk itu sebaiknya merekrut tenaga pendidik
berdasarkan latar belakang pendidikannya. Relevansinya dengan penelitian ini
perlu merencanakan pembelajaran dengan sebaik mungkin.
27
4. Ali (1995) meneliti tentang efektivitas mengajar guru SMAN 1 Padang
Sidempuan menemukan bahwa efektifitas mengajar guru dipengaruhi oleh
faktor pengelolaan kelas dan disiplin kerja. Kaitannya dengan penelitian ini
adalah pengelolaan kelas merupakan bagian dari pelaksanaan pembelajaran,
oleh karena itu agar pelaksanaan pembelajaran bisa berjalan dengan baik maka
perlu pengelolaan kelas dengan baik.
C. Kerangka Konseptual
Pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan formal yang
dilaksanakan di sekolah. Pembelajaran yang dilaksanakan disekolah dasar
Kabupaten Siak Provinsi Riau oleh Guru mata pelajaran pendidikan Agama Islam
bertujuan untuk mencapai tujuan Institusional dan Instruktional. Pelaksanaan
pembelajaran tidak terlepas dari unsur penting guru, siswa, materi pembelajaran,
dan sarana lainnya. Interaksi antara unsur tersebut terjadi secara educatif dalam
pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran membutuhkan kemampuan guru untuk
mentransferkan ilmu pengetahuan guru yang mampu melaksanakan pembelajaran
yang PAIKEM (pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan
menyenangkan) demi tercapainya tujuan pembelajaran.
Pembelajaran merupakan kegiatan yang sistematis mulai dari membuka
pelajaran, penyajian pembelajaran dan menutup pembelajaran. Dalam penelitian
ini yang akan dilihat adalah kemampuan guru sebagai perencana pembelajaran,
guru sebagai pelaksana pembelajaran dan guru sebagai pelaksana evaluasi
pembelajaran pendidikan Agama Islam di sekolah dasar.
28
Pelaksanaan pembelajaran membutuhkan kemampuan guru untuk dapat
mentransferkan ilmu pengetahuan kepada siswa. Hal ini dibutuhkan guru yang
mampu melaksanakan pembelajaran yang efektif dan efesien.
Berkaitan dengan hal di atas guru harus menyadari bahwa perilaku guru
yang kondusif dalam merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran,
dan evaluasi pembelajaran sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan siswa.
Rancangan pembelajaran merupakan keseluruhan proses analisis kebutuhan dan
tujuan belajar serta pengembangan sistem penyampaiannya agar tujuan
pembelajaran tercapai. Sedangkan proses pembelajaran adalah melaksanakan
pembelajaran yang sistematis mulai dari membuka, memulai pembelajaran
(kegiatan inti), dan menutup pembelajaran untuk mewujudkan pencapaian tujuan
pembelajaran. Dalam membuka pembelajaran yang akan dilihat apakah guru-guru
agama melakukan absensi, memotivasi siswa, menyampaikan tujuan
pembelajaran, dan melaksanakan apersepsi. Kegiatan ini ingin diketahui media
yang digunakan dan metode yang dipakai oleh guru serta bagaimana kegiatan
menutup pembelajaran. Sedangkan evaluasi pembelajaran dilakukan adalah
sebagai suatu upaya dimana seorang guru dapa mengetahui bahwa suatu
perencanaan pembelajaran yang sudah dibuat efektif atau tidak, proses yang
dilakukan tepat atau tidak. Oleh karena itu, guru pendidikan Agama Islam harus
menguasai keterampilan mengevaluasi hasil belajar siswa. Dengan demikian dapat
diketahui berbagai informasi mengenai keseluruhan pengelolaan pembelajaran
yang dilaksanakan.
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini akan dibahas tentang, lokasi penelitian, informan
penelitian teknik dan alat pengumpulan data, teknik menjamin keabsahan data,
dan teknik analisis data.
A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 003 Kecamatan Siak
Kabupaten Siak. Sekolah ini berlokasi di Jalan Hangtuah Kelurahan Kampung
Rempak Kecamatan Siak Kabupaten Siak Propinsi Riau. Peneliti bermaksud
melihat pembelajaran oleh Guru Pendidikan Agama Islam.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yakni penelitian yang digunkan
untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai
instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi
(gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian lebih menekankan
makna dari generalisasi. Alasan penelitian ini dilaksanakan adalah karena jenis
penelitian ini mampu mengungkapkan secara mendalam tentang apa yang terjadi
di lapangan.
B. Informan Penelitian.
Informan adalah orang yang banyak mengetahui dan memahami serta
mau meluangkan waktu mengasih data-data yang dibutuhkan selain itu juga
adalah orang-orang yang dapat dipercaya. Informan utama dalam melaksanakan
penelitian ini adalah seorang kepala sekolah yang bernama Salmiah S. S.Pd dan
30
seorang guru pegawai negeri sipil yakni Nurhasanah serta lima orang anak didik
yang bernama Egi Nisfu Aditya, Bima Ghafara, An-nisa Saputri, Mella
Kusumasari dan Nurul Azrin. Penentuan informan penelitian untuk guru dan
murid menggunakan cara Purposive Sampling yang dilakukan dengan mengambil
orang yang terpilih sesuai dengan tujuan penelitian. Sampling purposive adalah
cara sampel yang dilakukan dengan cermat hingga relevan dengan desain
penelitian. Sumber informasi atau data lainnya adalah dokumentasi dan foto.
C. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Data dikumpulkan dengan cara melakukan observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Ketiga pengumpulan data tersebut adalah untuk mengumpulkan
informasi yang sangat dibutuhkan dalam penelitian tentang pembelajaran di
Sekolah Dasar 003 Kecamatan Siak. Peneliti mengamati sekolah tersebut dengan
melihat pelaksanaan pembelajaran oleh guru Pendidikan Agama Islam di Sekolah
Dasar Negeri 003 Kecamatan Siak. Peneliti lansung mewancarai guru Pendidikan
Agama Islam, kepala sekolah dan guru pegawai negeri sipil serta murid dari
sekolah tersebut. Peneliti juga mengambil foto-foto sekolah, guru yang sedang
melaksanakan pembelajaran dan murid yang sedang belajar.
1. Observasi
Observasi dilakukan untuk memperoleh informasi tentang kelakuan
manusia seperti terjadi dalam kenyataan. Dengan observasi kita mendapatkan
gambaran yang lebih jelas tentang objek yang ingin kita teliti. Observasi
diperlukan untuk menjajaki. Jadi berfungsi eksplorasi. Dari hasil ini kita dapat
memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang masalahnya dan mungkin
31
petunjuk-petunjuk tentang cara memecahkannya. Adapun yang peneliti observasi
dalam penelitian ini adalah tiga orang guru Pendidikan agama Islam yang
melaksanakan pembelajaran serta keadaan pisik sekolah. Penelitian ini dilakukan
pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2008. Hal ini dimaksudkan untuk
melihat kualitas pembelajaran oleh guru Pendidikan Agama Islam di Sekolah
Dasar Negeri 003 Kecamatan Siak Kabupaten Siak. Hal ini dapat dilihat pada
lampiran 11.
2. Wawancara
Tujuannya adalah mendapatkan informasi tentang perorangan, kejadian,
kegiatan, perasaan, motivasi, kepedulian, disamping itu dapat mengalami dunia
pikiran perasaan responden, merekontruksi pengalaman-pengalaman masa lalu
dan masa depan yang akan datang”. Teknik ini peneliti tempuh dengan melakukan
wawancara secara hati-hati dan mendalam (indepth interview) berdasarkan
instrumen yang telah dipersiapkan dan bersifat terbuka dengan maksud pertanyaan
dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan data yang diperlukan.
Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara dengan berbagai pihak
diantaranya dengan kepala sekolah untuk memperoleh gambaran pelaksanaan
proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan profesionalisme guru dalam
proses pelaksanaan pembelajaran, tentang persoalan atau masalah siswa mengenai
prestasinya terutama sikap dan tingkah lakunya dan mengenai hubungan guru
dengan siswa dan siswa dengan siswa. Kemudian wawancara dilakukan dengan
guru Pendidikan Agama Islam terutama mengenai pemahaman mereka tentang
pembelajaran Pendidikan Agama Islam
32
3. Study Dokumentasi
Data yang dikumpulkan dari dokumen antara lain informasi tentang
pola dan prosedur pengadministrasian dan perencanaan pembelajaran yang
dilakukan oleh guru. Dengan demikian teknik ini berintikan mempelajari
dokumen-dokumen yang terkait dengan masalah penelitian dalam hal ini
dokumen tertulis sebagai acuan guru dalam proses pembelajaran, meliputi
perangkat kurikulum dan perangkat pembelajaran yang dibuat oleh guru.
Digunakan teknik dokumentasi dan catatan sebagai pengumpul data didasarkan
pada pertimbangan :
a. Dokumentasi dan catatan ini selalu dapat digunakan terutama karena
mudah diperoleh dan relatif murah.
b. Merupakan informasi yang mantap, baik dalam pengertian merefleksikan
situasi secara akurat maupun dapat dianalisis ulang tanpa melalui
perubahan didalamnya.
c. Dokumen catatan merupakan sumber informasi yang kaya.
d. Keduanya merupakan sumber resmi yang tidak dapat disangkal yang
menggambarkan kenyataan formal.
e. Tidak seperti pada sumber manusia baik dokumen maupun catatan non
kreatif, tidak memberikan reaksi dan respon atas perlakuan peneliti.
D. Teknik Menjamin Keabsahan Data
Langkah awal dalam pengumpulan data peneliti lakukan dengan melihat
program pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang telah dibuat oleh guru
Pendidikan Agama Islam kemudian membandingkan antara perencanaan dengan
33
pelaksanaan di depan kelas. Pemeriksaan keabsahan data yang digunakan dalam
penelitian ini dengan cara :
a. Perpanjangan keikutsertaan, agar peneliti dapat mempelajari proses
pembelajaran secara mendalam, menguji ketidakbenaran informasi yang
diperkenalkan oleh distorsi baik yang berasal dari peneliti sendiri maupun
oleh informan, membangun kepercayaan subyek dan memastikan apakah
konteks itu dipahami atau dihayati sehingga dapat menimbulkan derajat
kepercayaan.
b. Ketekunan/keajegan pengamatan
c. Ketekunan pengamatan dilakukan untuk mencari ciri-ciri dan unsur-unsur
dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang
dicari kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut untuk melibatkan
kedalaman persoalan.
d. Triangulasi
Metode yang digunakan dalam trianggulasi ini adalah :
a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara
b. Membandingkan persepsi seseorang dengan orang lain
c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian
dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu
d. Melakukan perbandingan teman sejawat
e. Membandingkan hasil wawancara dengan dokumen yang berkaitan.
f. Pemeriksaan dengan teman sejawat melalui diskusi
34
Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil
akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan sejawat.
E. Teknik Analisis Data
Data yang terkumpul dalam penelitian ini selanjutnya akan dianalisis.
Miles dan Huberman (1992) serta S. Nasution (1988) menjelaskan bahwa dalam
penelitian ada tiga tahapan analisis yang berbentuk aliran air, yaitu reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan data/ verifikasi.
1. Reduksi data
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian
pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data ”kasar” yang muncul
dari catatan-catatan tertulis dilapangan. Untuk mempermudah penelitian dalam
tahap reduksi data yang diperoleh, peneliti mengemukakan tehnik analisis data
yaitu:
a. Pengkodean terbuka, tahap ini adalah tahap pemberian kode pertama kali
terhadap pengelompokan data mentah dan memberi nama-nama (tema-tema)
sementara mengenai kategori yang dianalisis
b. Pengkodean aksial yaitu memeriksa kembali kategori-kategori yang telah
diidentifikasi, guna menentukan hubungan antar kategori, atau tahap ini lebih
difokuskan serta dilengkapi dengan penemuan-penemuan hubungan kategori.
c. Pengkodean selektif yaitu mengintegrasikan semua hasil kerja penelitian.
Peneliti melakukan penyeleksian atau pemilihan dari inti kategori yang sudah
ditentukan, sehingga ditemukan tema-tema utuh mengenai masalah yang dibahas.
35
2. Penyajian data
Setelah melakukan reduksi data tahap selanjutnya adalah melakukan
display (penyajian) data dengan kegiatan menampilkan informasi yang didapat
melalui reduksi. Kemudian informasi yang diperoleh melalui observasi maupun
wawancara dikumpul dan diorganisasikan berdasarkan fokus masalah yang
diteliti. Penyajian data sebagai sekumpulan informasi yang tersusun yang
memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
Dari hasil display data akan ditarik suatu kesimpulan sementara, yang kemudian
dilanjutkan dengan verifikasi (pembuktian kebenaran).
2. Menarik kesimpulan
Merupakan langkah terakhir dalam menganalisis data, menganalisa data
adalah memilih kesimpulan dan melakukan verifikasi (pembuktian Kebenaran)
dengan cara trianggulasi datas sehingga diperoleh keabsahan (validity) hasil
penelitian. Dalam kegiatan ini sikap (skeptis) agar kesimpulan yang diambil dapat
lebih rinci, mendalam, jelas (explicit) dan beralasan (grounded)
Kegiatan analisis yang ketiga yang penting adalah menarik kesimpulan.
Penarikan kesimpulan hanyalah sebagian dari satu kegiatan dari konfigurasi yang
utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung.
Verikasi itu mungkin sesingkat pemikiran yang melintas dalam pikiran
penganalisis selama ia menulis, suatu tinjauan ulang pada catatan-catatan
lapangan.
36
BAB IV
TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum
Pada awalnya Siak adalah sebuah kerajaan besar dan termasyhur di
nusantara yang berdiri pada awal abad ke 18. Kerajaan Siak diperintah oleh Sultan
Siak I , yaitu Sultan Abdul Jalil Rachmadsyah (1723 – 1746) hingga Sultan Siak
XII Abdul Jalil Syaifuddin (1915 – 1946)
Setelah Indonesia merdeka, kerajaan Siak bergabung dengan Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan masuk kedalam wilayah administrasi
Kabupaten Bengkalis Propinsi Riau. Kabupaten Siak dengan ibukota Siak Sri
Indrapura terbentuk berdasarkan UU. No.53 tahun 1999, dan Keputusan Gubernur
Riau No.253/U/1999 yang merupakan hasil pemekaran dari wilayah administrasi
Kabupaten Bengkalis. Pada awalnya hanya terdiri dar tiga kecamatan yaitu
Kecamatan Siak, Kecamatan Sungai Apit dan Kecamatan Minas. Pada saat ini
Kabupaten Siak terdiri dari 14 buah kecamatan.
Secara geografis Kabupaten Siak yang memiliki luas daerah 8.556,09
Km2 serta teletak pada garis lintang 1o 16‟30” LU 0o 20‟49” LU dan garis bujur
100o54‟21”BT 102o10‟59”BT, berbatasan dengan Kabupaten Bengkalis
disebelah utara, Kabupaten Bengkalis dan Pelalawan di sebelah Timur, Kabupaten
Kampar dan Pelalawan sebelah selatan serta Kabupaten Kampar dan Kota
Pekanbaru disebelah Barat.
37
Kabupaten Siak memiliki iklim tropis dengan suhu udara yang relatif
tinggi namun lembab disertai curah hujan tinggi mencapai 1.965 mm pertahun,
temperature rata-rata bulanan 27,5o dengan kelembaban 88,9% perbulan dan
rata-rata penyinaran matahari 44,4% perbulan.
1. Sejarah Berdiri SD Negeri 003 Kp. Rempak Siak
Sekolah Dasar Negeri 003 Kampung Rempak Siak terletak dipinggir
Sungai Siak. Sekolah Dasar ini berdiri tahun 1975 dengan bantuan dana dari
intruksi presiden (inpres) bangunan ini bangunan papan dengan 6 ruang kelas.
Pada awalnya Kampung Rempak merupakan sebuah Dusun dan masuk dalam
wilayah kelurahan Kampung Dalam. Pada waktu itu personil sekolah terdiri dari
satu orang kepala sekolah, empat orang guru, dan seorang penjaga sekolah.
Kepala sekolah pada saat itu bernama Bapak Mahadar.
Pada tahun 1984 sekolah ini dirombak menjadi semi permanen dengan
jendela menggunakan kawat, sekolah ini berubah menjadi Sekolah Dasar Negeri
009 Kampung Dalam Siak dengan kepala sekolah ibuk Zuriati.
Pada tahun 2002 sekolah ini menjadi Sekolah Dasar Negeri 006 Kampung
Rempak Siak dengan kepala sekolah ibuk Zuriati. Pada tahun 2004 Sekolah
Dasar negeri 003 dikepalai oleh Salmiah S. S.Pd. Seiring dengan otonomi daerah
maka sekolah inipun berbenah diri baik dari bangunan pisik maupun dari segi
tenaga personil sekolah. Pemekaran Kecamatan Siak menjadi Kecamatan
Mempura menjadikan perubahan nomor menjadi Sekolah dasar Negeri 003 Siak
dan menjadi pimpinan sekolah tetap Ibuk Salmiah S. S.Pd.
38
Sekolah Dasar Negeri 003 Kecamatan Siak Kabupaten Siak mempunyai
visi dan misi untuk perkembangan ke depannya, visi dan misi tersebut adalah:
1. Visi :
Terwujudnya Sekolah yang berprestasi, bercirikan IMTAQ serta menjunjung
tinggi khazanah melayu dan berwawasan lingkungan.
2. Misi :
2.1 Melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar yang efektif dan efesien
2.2 Meningkatkan profesionalisme guru dalam pembelajaran
2.3 Melaksanakan ekstrakulikuler dan membiasakan berbudaya melayu
2.4 Melaksanakan pengalaman ibadah dan nilai – nilai yang dianut siswa.
2.5 Meningkatkan prestasi anak dalam bidang akademik dan non akademik
2.6 Melaksanakan manajemen sekolah yang berdasarkan kepada jujur, adil,
terbuka, musyawarah dan kekeluargaan.
2. Keadaan Fisik Sekolah Dasar Negeri 003 Kecamatan Siak Kabupaten Siak
a. Ruangan Kantor
Ruangan kantor yang terdapat di Sekolah Dasar Negeri 003 Kecamatan
Siak Kabupaten Siak ini adalah Ruangan Kantor 7 x 8 meter. Di dalam ruangan
tersebut bergabung dengan kantor majlis guru dengan kepala sekolah. Ruangan
kepala sekolah yang berukuran 3,5 x 4 meter dan didalamnya terdapat satu set
komputer dilengkapi dengan sebuah printer. Sangat disayangkan karena ruangan
terlalu kecil sehingga ruangan tersebut terlihat tidak rapi. Selebihnya dijadikan
sebagai ruangan majlis guru, serta disediakan satu set kursi tamu. Di ruangan
majlis guru terdapat satu set komputer dilengkapi satu buah printer. Fasilitas yang
terdapat di dalam ruangan majelis guru ini adalah lima belas meja dan dua puluh
39
kursinya, satu unit amplifier, satu unit bel, satu buah papan daftar urut
kepangkatan, satu buah tape recorder, satu buah televisi ukuran 21 inci, dua buah
kipas angin, satu unit kalender pendidikan.
b. Ruangan Belajar
Ruangan belajar di Sekolah Dasar Negeri 003 Kecamatan Siak Kabupaten
Siak terdiri dari 10 Kelas, masing-masing ruangan belajar berukuran 7 x 8 meter.
Di dalam ruangan belajar terdapat rata-rata 20 set meja belajar murid, dimana satu
meja diisi oleh dua orang murid, satu buah papan white board, satu set meja guru,
satu buah lemari guru. Oleh karena jumlah murid di Sekolah Dasar Negeri 003
Kecamatan Siak tidak sebanding dengan jumlah ruangan belajar yang tersedia,
maka kelas satu dan kelas dua masuk paralel.
c. Ruangan Perpustakaan
Ruangan perpustakaan Sekolah Dasar Negeri 003 Kecamatan Siak
Kabupaten Siak terletak dibelakang sekolah. Ruangan ini merupakan perumahan
guru yang dijadikan sebagi ruangan pustaka, ruangan UKS dan tempat alat-alat
olahraga. Keberadaan ruangan perpustakaan di Sekolah Dasar Negeri 003
Kecamatan Siak Kabupaten Siak secara umum sudah baik, namun karena koleksi
buku yang terbatas, dan luas ruangan yang kurang memadai, sehingga
menyebabkan keberadaan ruangan perpustakaan ini seperti gudang sehingga tidak
menimbulkan ketertarikan murid untuk membaca.
d. WC
40
WC sekolah terletak di samping ruangan belajar. Siswa dapat
menggunakannya dan WC Guru selalu terkunci agar tidak bisa digunakan oleh
murid.
e. Halaman Sekolah
Halaman Sekolah Sekolah Dasar Negeri 003 Kecamatan Siak Kabupaten
Siak ini tergolong sempit. Halaman sekolah sudah diapit oleh ruangan, sehingga
halaman sekolah praktis berada di tengah-tengah ruang belajar, dan berbentuk
persegi panjang. Di halaman sekolah inilah warga sekolah melaksanakan upacara
bendera setiap hari senin, dan hari-hari besar lainnya, serta mereka juga
melaksanakan kegiatan yang berada di luar ruangan seperti olah raga, pramuka
dan kegiatan lainnya.
3. Personil Sekolah Dasar Negeri 003 Kecamatan Siak Kabupaten Siak
Sekolah Dasar Negeri 003 Kecamatan Siak Kabupaten Siak memiliki 22
orang Guru, 1 orang Pegawai Tata Usaha, satu orang Penjaga Sekolah dan satu
orang petugas kebersihan sekolah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1.
B. Temuan Khusus
1. Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang perlu
dilaksanakan oleh seorang guru sebelum proses pembelajaran berlansung.
Pembuatan rencana pembelajaran dilakukan oleh masing-masing guru, ada yang
mempedomani rencana pembelajaran yang telah dibuat oleh guru sebelumnya, ada
juga yang membuat berdasarkan buku pedoman yang dibeli oleh sekolah.
41
Ketika peneliti melakukan wawancara dengan Guru Pendidikan Agama
Islam 1 yang mengajar dikelas 5 dan 6, pada hari senin tanggal 3 Mei 2008 Pukul
10.30 WIB tentang perencanaan pembelajaran tergambar sebagai berikut:
Membuat rencana pembelajaran itu sangat penting sekali, karena
merupakan pedoman dalam proses pembelajaran. Tanpa membuat rencana
pembelajaran proses pembelajaran akan mengambang dan akan
menyimpang dari materi yang akan diajarkan. Membuat rencana
pelaksanaan pembelajaran saya lakukan disekolah ketika jam mengajar
tidak ada atau waktu istirahat, kalau tak sempat saya bawa pulang. Dalam
membuat rencana pelaksanaan pembelajaran saya hanya mempedomani
dan meniru contoh rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibeli oleh
sekolah dan hanya berpedoman pada buku tersebut. [GPAI 1/1-1]
Ketika peneliti melakukan observasi, ternyata guru Pendidikan Agama
Islam 1 yang mengajar dikelas 5 dan 6 telah membuat rencana pembelajaran
ketika waktu istirahat atau ketika tidak mengajar walaupun hanya mencontek yang
sudah ada.
Berdasarkan temuan diatas Guru Pendidikan Agama Islam 1 sudah
merencanakan pembelajaran dengan baik dari segi waktu telah membuat setiap
hari. Bagaimana isi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dibuat apakah sudah
mencantumkan metode dan media yang tepat. Peneliti melihat pada rencana
pelaksanaan pembelajaran sudah ada dan terlihat dengan jelas. Kecendrungannya
menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajaran.
Guru Pendidikan Agama Islam 2 yang mengajar dikelas 3 dan 4 tidak
membuat rencana pelaksanaan pembelajaran atau membuat kapan ada supervisi
dari penilik/pengawas Pendais atau kapan ingat saja, sebagaimana komentarnya
kepada peneliti pada hari kamis tanggal 8 Mei 2008 Pukul 09.30 WIB berikut ini:
Saya sebetulnya ingin membuat rencana pembelajaran setiap hari, namun
karena keterbatasan waktu akhirnya rencana pembelajaran saya buat kapan
42
ada supervisi dari pengawas pendais atau kapan teringat saja, namun
demikian saya dalam membuat rencana pelaksanaan pembelajaran saya
mempedomani kurikulum, tidak menyalin apa yang telah dibuat oleh guru
sebelumnya. [GPAI 2/1-2]
Guru Pendidikan Agama Islam 2 yang mengajar dikelas 3 dan 4 tidak
membuat rencana pelaksanaan pembelajaran setiap hari, tentu ini berdampak
kurang baik terhadap pelaksanaan pembelajaran. Padahal jika dibuat setiap hari
ingatan guru akan lebih pokus karena ada pedoman dalam memberikan materi
pembelajaran. Karena tidak setiap hari membuat rencana pembelajaran materi
akan lebih banyak, sehingga dalam penggunaan media, metode dalam
merumuskan rencana pembelajaran tidak akan baik bila dibanding dibuat setiap
hari.
Peneliti melihat adanya perilaku guru yang tidak membuat rencana
pelaksanaan pembelajaran setiap hari tersebut adalah karena guru tersebut melihat
guru-guru lain juga ada yang berperilaku seperti itu serta tidak adanya teguran
dari kepala sekolah yang memberikan sangsi jika membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran tidak tiap hari.
Guru Pendidikan Agama Islam 3 yang mengajar dikelas 1 dan 2 hanya
menyalin rencana pelaksanaan pembelajaran yang sudah ada dibuat oleh guru lain,
sebagaimana yang dikemukakannya kepada peneliti pada hari jum`at, 9 Mei 2008
Saya tahu rencana pembelajaran adalah suatu hal yang perlu dan penting
bagi seorang guru, namun karena saya baru mengajar mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam maka saya hanya mencontek rencana
pembelajaran yang sudah dibuat oleh guru sebelumnya, tanpa repot-repot
membuat yang baru apalagi saya belum paham betul membuat rencana
pembelajaran. [GPAI 3/1-3]
Guru Pendidikan Agama Islam 3 yang mengajar dikelas 1 dan 2 hanya
meniru saja rencana pelaksanaan pembelajaran yang sudah dibuat guru
43
sebelumnya, sehingga pelaksanaan pembelajaran tidak berjalan dengan baik,
karena rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat guru sebelumnya belum
tentu mempedomani kurikulum atau tidak. Selain itu tentu saja guru tersebut tidak
akan menelaah apakah penggunaan metode sudah sesuai dengan materi atau
belum, apakah penggunaan media sudah sesuai dengan materi atau tidak. Jika
rencana pembelajaran dibuat oleh guru yang bersangkutan tentu akan menelaah
kesesuaian materi dengan metode dan media yang digunakan.
Sebaiknya guru Pendidikan Agama Islam harus membuat rencana
pembelajaran sendiri. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh kepala
sekolah tentang rencana pembelajaran pada hari Senin, 12 Mei 2008 Pukul 09.00
WIB.
Setiap guru harus membuat rencana pelaksanaan pembelajaran, dan boleh
bekerjasama dengan guru yang lain, tidak mencontoh rencana pelaksanaan
pembelajaran punya orang atau guru sebelumnya atau panduan yang
sudah ada, atau kalu ingin mencontek panduan yang sudah ada harus
menganalis a terlebih dahulu tidak hanya asal tulis, sehingga mampu
memahami maksud dari kurikulum tersebut. Kepada seluruh guru saya
tekankan harus membuat rencana pelaksanaan pembelajaran setiap kali
masuk kelas. [I1/1-4-KS]
Pernyataan kepala sekolah ini menginginkan bahwa setiap guru harus
membuat rencana pelaksanaan pembelajaran sendiri-sendiri, tidak hanya meniru
rencana pelaksanaan pembelajaran punya orang lain. Ini adalah suatu pernyataan
yang sangat baik dalam hal melatih dan mendidik guru untuk percaya kepada
kemampuan diri sendiri dan mau melaksanakan tugas dengan baik.
Adanya perilaku Guru pendidikan agama islam 3 yang hanya meniru
rencana pembelajaran orang lain membuktikan kurang tanggungjawab dalam
tugas. Guru pendidikan Agama Islam 3 beranggapan bahwa dia adalah guru
pendidikan agama islam sementara waktu. Hal ini terungkap ketika peneliti
44
melakukan wawancara tanggal 10 mei 2008 pada hari senin jam 8.30 sebagai
berikut;
Saya sebagai guru pendidikan agama islam hanya untuk sementara saja,
sementara guru yang lain pun tak buat rencana pembelajaran, padahal
mereka guru pegawai negeri. (GPAI 3/2-5)
Salah satu keberhasilan dalam perencanaan pembelajaran adalah
perencanaan pembelajaran dirancang dengan sebaik mungkin sehinggga tujuan
yang ingin dicapai guru membuat sendiri rencana pembelajaran, perencanaan
pembelajaran dibuat sesuai dengan tuntutan kurikulum, perencanaan pembelajaran
dibuat dengan memperhatikan aspek kebutuhan pembelajaran.
Penyebab guru pendidikan agama islam 3 tidak membuat rencana
pembelajaran karena sebagai guru sementara dan melihat guru lain tidak membuat
rencana pembelajaran.
Perencaaan pembelajaran merupakan pedoman pelaksanaaan untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Dalam merancang suatu program pembelajaaran
sangat penting diperhatikan komponen-komponen yang seharusnya diterapkan
dalam proses pembelajaran seperti penggunaan metode dan media sesuai dengan
materi yang akan diajarkan. Hal itu dipersiapkan secara sistematis untuk mencapai
hasil yang maksimal.
2. Pelaksanaan Pembelajaran
a. Kegiatan Awal Pembelajaran
Kegiatan membuka pembelajaran antara guru pendidikan agama islam
punya kesamaan secara umum.
Gambaran umum dapat diketahui dari wawancara dengan peneliti pada hari Senin,
12 Mei 2008 Pukul 11.00 WIB sebagai berikut:
45
Setiap akan memulai pembelajaran biasanya saya selalu menanyakan
sedikit materi pembelajaran sebelumnya, dengan tujuan agar murid tidak
terkejut masuk ke materi pembelajaran berikutnya, sehingga dengan
demikian materi pelajaran berikutnya mudah dipahami oleh murid. Hal itu
sebagaimana umumnya dikenal dengan apersepsi. Jika materi pembelajarn
tersebut waktunya pada pagi hari, biasanya saya mulai dengan
mengabsensi siswa, untuk mengecek kehadiran siswa. Baru saya memulai
pembelajaran. Tetapi jika materi tersebut tidak pagi hari atau, maka saya
tidak melakukan absensi lagi, hanya dengan menanyakan siapa yang tak
hadir. [GPAI 1/2-6]
Pernyataan guru Pendidikan Agama Islam 1 yang mengajar dikelas 5 dan 6
tersebut, setelah peneliti amati ternyata tidak semuanya benar, hal ini terbukti
ketika peneliti lakukan pengamatan pada hari Selasa, 13 Mei 2008 terlihat setelah
mengucapkan salam, guru tersebut langsung membuka pembelajaran tanpa
melakukan apersepsi. Guru langsung menyuruh murid untuk membuka buku
pelajarannya, lalu guru berdiri dan menuliskan materi serta lansung menjelaskan
materi pembelajaran. Ini membuktikan bahwa apa yang diungkapkan kepada
peneliti dan apa yang peneliti amati belum sesuai dengan apa yang dilaksanakan
oleh guru.
Lebih rinci dalam membuka pembelajaran dikemukakan oleh guru
Pendidikan Agama Islam 2 yang mengajar di kelas 3 dan 4 pada peneliti hari
Rabu, 14 Mei 2008 Pukul 08.00 WIB yakni sebagai berikut:
Dalam membuka kegiatan pembelajaran pertama kali yang saya lakukan
adalah menyuruh ketua kelas menyiapkan kawannya untuk belajar dan
lansung berdo`a, dilanjutkan dengan membaca ayat-ayat pendek setelah itu
saya tanyakan siapa murid yang tidak hadir lalu menandainya di absen.
Setelah itu baru saya membuka pelajaran. Sebelum masuk ke pelajaran
baru, biasanya saya memberikan beberapa buah pertanyaan kepada murid
tentang pelajaran sebelumnya. Setelah dijawab oleh murid, barulah saya
masuk pada topik pelajaran yang baru. [GPAI 2/2-7]
Guru Pendidikan Agama Islam yang mengajar di kelas 3 dan 4 dalam
membuka pembelajaran terlihat konsekuen dengan apa yang diungkapkannya, hal
46
ini terbukti ketika peneliti melakukan pengamatan di dalam kelas, guru
Pendidikan Agama Islam yang mengajar di kelas 3 dan 4 benar menyuruh ketua
menyiapkan anggota diiringi dengan berdo`a dan membaca ayat-ayat pendek, lalu
mengabsen, memberikan pertanyaan dan selanjutnya baru membuka
pembelajaran. Ini menunjukkan bahwa guru Pendidikan Agama Islam yang
mengajar di kelas 3 dan 4 telah membuka pembelajaran dengan benar.
Komentar murid bagaimana guru membuka pembelajaran tertuang dalam
komentar informan 2 pada waktu Istirahat pukul 09.30 hari Rabu, 14 Mei 2008,
sebagai berikut :
Biasanya sebelum menerangkan pelajaran baru, Ibu biasanya menyuruh
ketua kelas untuk menyiapkan untuk belajar dan berdoa serta menyuruh
membaca ayat-ayat pendek, mengabsen kami satu persatu, kalau ada yang
tidak hadir, dia tanyakan kenapa tidak hadir. Ibu menanyakan kepada kami
beberapa buah soal tentang materi sebelumnya, kami menjawab dan kalau
jawabannya salah ibu membetulkannya dan menerangkan lagi.[I 2/1-8-MI]
Hal yang hampir sama dikemukakan oleh guru Pendidikan Agama Islam 3
yang mengajar di kelas 1 dan 2 saat peneliti melakukan wawancara dengan beliau
pada saat Guru tersebut berada di ruangan majelis guru, pada Hari Jum`at tanggal
6 Mei 2008 pukul 08.10 dalam membuka pembelajaran:
Pada awal pembelajaran hal yang pertama dan utama sekali adalah
menyuruh ketua kelas menyiapkan siswa untuk belajar, mengabsen murid,
lalu membaca ayat-ayat pendek dan mengabsen siswa. Serta memberikan
pertanyaan kepada siswa sebelum memulai pembelajaran. [GPAI 3/3-9]
Ketika peneliti melakukan pengamatan terhadap guru Pendidikan Agama
Islam 3 mengajar di kelas 1 dan 2 pada hari Senin, 19 Mei 2008 terlihat bahwa
guru Pendidikan Agama Islam mengajar di kelas 1 dan 2 benar menyiapkan siswa
untuk belajar, membaca ayat-ayat pendek, mengabsen murid tetapi tidak
melakukan apersepsi, seperti menanyakan pelajaran sebelumnya, Kegiatan ini
47
sangat penting untuk melanjutkan pelajaran berikutnya, sehingga murid tidak
terkejut memasuki materi pembelajaran yang baru. Sehingga guru mengetahui
penguasaan siswa terhadap materi yang sudah diajarkan.
b. Kegiatan Inti Pembelajaran
Biasanya guru pendidikan agama islam langsung melaksanakan proses
pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam diruang kelas lebih banyak
menggunakan metode ceramah, Tanya jawab latihan dan penugasan.
Sewaktu peneliti melakukan wawancara dengan Guru Pendidikan Agama
Islam 1 yang mengajar di kelas 5 dan 6, pada hari Senin, 2 Juni 2008 pukul 09.40
WIB sebelum beliau memasuki ruangan kelas, sambil berjalan guru mengatakan
bahwa:
Saya lebih suka menggunakan metode ceramah dalam mengajar, karena
dengan metode ceramah saya tidak terlalu sulit, saya hanya menerangkan,
jika ada murid tidak mengerti dengan penjelasan guru boleh bertanya
sebanyak-banyaknya yang kurang jelas, mereka boleh bertanya dan saya
akan menjelasakan jawaban dari pertanyaan murid tersebut. Apalagi
jumlah murid yang cukup banyak. Inilah yang menjadi alasan saya untuk
menggunakan metode ceramah. [GPAI 1/3-10].
Ketika peneliti amati terhadap perilaku guru Pendidikan Agama Islam 1
yang mengajar di kelas 5 dan 6 dalam mengajar terlihat bahwa hanya
menggunakan metode ceramah dalam mengajar, hal ini terbukti dengan guru
pendidikan agama islam 1 hanya bercerita saja di depan kelas, mulai dari awal
sampai akhir pembelajaran. Sekali-kali guru pendidikan agama islam mengajukan
pertanyaan kepada siswa. Kecenderungan menggunakan metode ceramah ini
disebabkan karena metode ceramah lebih mudah digunakan
48
Kecenderungan menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran juga
dilaksanakan oleh guru Pendidikan Agama Islam 2 yang mengajar di kelas 3 dan 4
sebagaimana yang disampaikan kepada peneliti saat jam istirahat pukul 11.05 hari
Senen, 2 Juni 2008 berikut ini:
Saya senang menggunakan metode ceramah dan sekali-kali diselingi
dengan metode tanyajawab. Tetapi memang yang paling sering saya
gunakan adalah metode ceramah. [GPAI 2/3-11]
Pengamatan terhadap guru pendidikan agama islam yang peneliti lakukan
dalam menyampaikan materi pelajaran menggunakan metode ceramah dan sekali-
kali memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Guru pendidikan
agama islam 2 lebih cenderung menggunakan metode ceramah disebabkan karena
hanya metode itu yang dikuasainya.
Guru Pendidikan Agama Islam 3 yang mengajar di kelas 1 dan 2
menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran, hal ini diketahui dari
komentarnya kepada peneliti pada saat sebelum masuk kelas hari selasa, 3 Juni
2008 pukul 07.30 WIB berikut ini:
Saya sudah terbiasa menggunakan metode ceramah dalam belajarn, karena
saya menyadari jika menggunakan metode lain, saya kira kurang efektif,
karena murid dalam satu lokal itu cukup banyak, sehingga sulit
dikendalikan apatah lagi jika akan menggunakan metode diskusi. Sedang
menggunakan metode ceramah saja, terkadang saya suka membentak-
bentak serta marah-marah murid. [GPAI 3/4-12]
Sewaktu peneliti melakukan pengamatan di dalam kelas, guru Pendidikan
Agama Islam yang mengajar di kelas 3 dan 4 lebih banyak duduk di meja guru
sambil menerangkan pembelajaran, sesekali saja ia berdiri di depan kelas,
sehingga suasana kelas kurang terkendali
49
Dari pengamatan peneliti terhadap guru Pendidikan Agama Islam yang
mengajar di kelas 1 sampai dengan 6 penggunaan metode ceramah sangat
dominan, sementara penggunaan media dalam pembelajaran sangat jarang sekali.
Padahal penggunaan media yang tepat dan baik dalam pembelajaran akan sangat
membantu meningkatkan motivasi murid dalam belajar.
Ternyata penggunaan metode ceramah rupanya tidak hanya dilakukan oleh
guru Pendidikan Agama Islam, tetapi juga guru-guru kelas, sebagai dikemukakan
oleh informan 3 pada waktu peneliti jumpa di kantin Hari Rabu, 4 Juni 2008
Pukul 11.00 WIB:
Saya lebih suka menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran,
karena itu yang saya kuasai, dengan berceramah saya tidak sibuk, saya
tinggal menjelaskan apa yang ada pada buku, menggunakan metode lain
saya tak menguasai dan siswa nampaknya tidak terlalu aktif dalam belajar.
[I3/1-13-GN].
Dominannya penggunaan satu metode yakni metode ceramah oleh guru
dalam pembelajaran, sebenarnya bukan tidak ada usaha dari kepala sekolah untuk
memberikan masukan, tetapi ternyata masukan kepala sekolah belum efektif dan
dapat diterima guru dengan baik, sebagaimana komentar informan 1 saat setelah
istirahat di ruangan kepala sekolah kepada peneliti pada Hari Jum‟at, 6 Juni 2008
pukul 09.00 WIB berikut ini:
Sebenarnya bukan tidak ada usaha saya untuk menyampaikan kepada guru
bahwa jangan hanya menggunakan satu metode dalam pembelajaran.
Ketika rapat atau, saya selalu ingatkan kepada guru, bahwa cobalah
variasikan metode mengajar dan gunakan alat peraga yang sudah dibeli
sekolah, supaya anak tidak bosan dan materi pelajaran dapat diserap
dengan baik. Karena guru Pendikan Agama Islam mungkin beranggapan
karena nanti juga saya tidak memberikan sangsi kepada mereka. [I1/2-14-
KS]
50
Penggunaan metode ceramah saja dalam pembelajaran kurang menarik
bagi murid hal ini terungkap dari komentar informan 4 saat sebelum istirahat
berlangsung pada hari Jum‟at, 6 Juni 2008 pukul 10.30 WIB:
Ibu tu menerangkan pelajaran terus, sehingga kami ada yang
memperhatikan, ada yang tidak. Kalau kami ribut, Ibu Guru, menyuruh
kami memperhatikan dan kadang-kadang marah. Ibu guru memang sekali
melakukan tanya jawab. [I4/1-15-M2]
Berdasarkan penuturan dari murid terlihat bahwa murid sebenarnya
menginginkan penggunaan metode yang bervariasi dalam pembelajaran. Kejadian
diatas guru kurang mampu menguasai kelas, sebab metode yang digunakan
berupa metode ceramah dan Tanya jawab kurang efektif karena guru kurang
menggugah siswa untuk berinisiatif dan partisipatif dalam proses pembelajaran
yang mengakibatkan dia kesulitan menertibkan kelas.
c. Kegiatan Menutup Pembelajaran
Kegiatan menutup pembelajaran adalah kegiatan akhir dari pembelajaran
yang dilaksanakan setelah materi pembelajaran disampaikan kepada murid. Dalam
kegiatan ini guru Pendidikan Agama Islam biasanya menyimpulkan materi
pembelajaran yang disampaikan sebelumnya, lalu memberikan kesempatan
bertanya kepada murid tentang materi yang tidak dipahami, sebagaimana yang
dikemukakan oleh guru Pendidikan Agama Islam 1 yang mengajar di kelas 5 dan
6 kepada peneliti pada Hari Rabu, 11 Juni 2008 Pukul 07.30 di dalam kelas:
Untuk memantapkan pemahaman siswa terhadap materi biasanya yang
saya lakukan adalah menyimpulkan pembelajaran terlebih dahulu. Saya
berikan kesempatan kepada murid untuk mengajukan pertanyaan terhadap
materi pembelajaran yang belum dimengerti/kuasai. Jika ada siswa yang
bertanya maka akan saya jawab sampai anak mengerti, selanjutnya
kegiatan pembelajaran saya tutup dengan mengucapkan hamdalah dan
salam. [GPAI 1/4-16]
51
Berdasarkan pengamatan peneliti terhadap guru Pendidikan Agama Islam
1 yang mengajar di kelas 5 dan 6 terlihat guru Pendidikan Agama Islam yang
mengajar di kelas 5 dan 6 dalam mengakhiri pembelajaran membuat kesimpulan
untuk meningkatkan pemahaman murid terhadap materi pembelajaran yang sudah
disampaikan sebelumnya. Memberikan kesempatan bertanya kepada murid atas
materi yang kurang dipahaminya. Kadang-kadang guru memberikan pertanyaan
kepada anak terhadap penguasaan materi yang telah diajarkan.
Untuk mengecek kebenaran atas apa yang telah dilakukan oleh guru
Pendidikan Agama Islam 1 yang mengajar di kelas 5 dan 6, peneliti meminta
informasi dari murid tentang cara guru Pendidikan Agama Islam menutup
pembelajaran, yang tertuang dalam pernyataan informan 5, sesaat setelah waktu
pulang sekolah pada Hari Kamis, 12 Juni 2008 pukul 09.30 WIB :
Ketika waktu belajar hampir habis dan selesai menerangkan pelajaran, ibu
guru menanyakan kepada kami apakah sudah paham atau belum dan
membuat kesimpulan dari materi yang diajarkan, kalau kami tak bertanya
bu guru menjelaskan kembali materi yang telah diajarkan. [I5/1-17-M3]
Selain guru Pendidikan Agama Islam menyimpulkan pembelajaran dan
memberikan kesempatan bertanya kepada murid, kebiasaan lain adalah dengan
memberikan tugas atau pekerjaan rumah kepada murid.
Berdasarkan pengamatan peneliti pada hari Selasa, 17 Juni 2008 Pukul
12.45 WIB dijumpai bahwa guru Pendidikan Agama Islam 2 yang mengajar di
kelas 3 dan 4 hanya memberikan pekerjaan rumah, tanpa menyimpulkan materi
pembelajaran. Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh informan 6 pada
hari Sabtu, 22 Juni 2008 Pukul 09.00 WIB saat setelah bermain: ”Ibu biasanya
hanya memberikan PR dengan cara mendiktekan dan tidak memberikan
52
kesimpulan pembelajaran, biasanya soalnya paling sedikit 3 paling banyak 5, dan
dikumpul pada pertemuan berikutnya” [I6/1-19-M4].
Ketika peneliti melakukan pengamatan terhadap guru Pendidikan Agama
Islam 3 yang mengajar di kelas 1 dan 2 ternyata guru Pendidikan Agama Islam 3
yang mengajar di kelas 1 dan 2 Terlihat guru tidak disiplin dalam mengakhiri
pembelajaran,tidak menjelaskan kembali pelajaran sebelumnya atau
menyimpulkan, tidak ada mengajukan pertanyaan kepada murid, tetapi guru
langsung saja menutup pembelajaran.
Dari beberapa kejadian diatas belum semua GPAI di SD mengakhiri
proses pembelajaran dengan baik, paada hal mengakhiri proses pembelajaran
merupakan kegiatan yang sangat penting untuk dilaksanakan oleh guru. Dengan
mengakhiri proses pembelajaran dengan kesimpulan dari yang sudah dipelajari
oleh siswa, pemahaman siswa mengenai materi yang telah disampaikan akan lebih
terfokus, dan siswa juga mengetahua apa yang harus mereka pelajari pada proses
pembelajaran berikutnya. Dalam hal ini rancangan yang telah dibuat guru
memegang peranan penting dalam menempatkan arah berikutnya dan kaitannya
dengan apa yang telah dipelajarai sebelumnya. Ini berarti dengan berpedoman
pada rancangan pembelajaran, guru akan tahu apa yang harus dilakukan dan apa
pula yang harus dilakukan oleh siswa pada setiapproses pembelajaran yang akan
dilaksanakan, baik dari segi penggunaan waktu maupun kegiatan yang dilakukan
oleh guru dan siswa.
3. Evaluasi Pembelajaran
Kegiatan terpenting dalam proses pembelajaran adalah melaksanakan
evaluasi pembelajaran. Dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran ada dua
53
kategori, yakni evaluasi harian, dan ada evaluasi yang diadakan pada akhir
semester yang dikenal dengan evaluasi sumatif. Kedua-duanya dilaksanakan oleh
guru, cuma saja perbedaannya pada pembuat soal, untuk harian biasanya dibuat
oleh guru, dan sumatif dibuat oleh tim pembuat soal yang ditunjuk oleh Dinas
Pendidikan, lalu disebarkan oleh Dinas Cabang Pendidikan Kecamatan Siak. Hal
ini terungkap melalui pernyataan dari guru Pendidikan Agama Islam yang
mengajar di kelas 5 dan 6 pada peneliti pada hari Senin, 10 Juni 2008 pukul 12.00
WIB:
Evaluasi pembelajaran saya laksanakan jika sudah berakhir satu buah
pokok bahasan, baru saya adakan ulangan. Biasanya satu buah pokok
bahasan tercapai setelah 2 atau 3 kali pertemuan. Untuk soalnya, itu saya
buat sendiri. Selanjutnya setelah satu semester diadakan lagi evaluasi
keseluruhan yang dipelajari selama satu semester, yang dikenal dengan
evaluasi sumatif. Biasanya untuk evaluasi sumatif, soalnya sudah dibuat
oleh Dinas Cabang Pendidikan Kecamatan Siak, kami tinggal
melaksanakan saja. [GPAI 1/5-21]
Ketika peneliti melakukan pengamatan, guru Pendidikan Agama Islam 1
yang mengajar di kelas 5 dan 6 memang melakukan evaluasi, tetapi soalnya hanya
tertumpu pada aspek kognitif saja, sehingga kurang mempertimbangkan aspek
afektif dan psikomotor. Soal yang dibuat guru Pendidikan Agama Islam yang
mengajar di kelas 5 dan 6 berupa soal objektif yang dari buku pegangan guru serta
lembar kerja siswa yang dibeli tanpa memperhatikan rencana pembelajaran yang
dirancang sebelumnya.
Senada dengan guru Pendidikan Agama Islam 1 yang mengajar di kelas 5
dan 6, guru Pendidikan Agama Islam 2 yang mengajar di kelas 3 dan 4
mengatakan pada hari Jum‟at, 20 Juni 2008 pukul 08.00 WIB:
54
Evaluasi saya laksanakan setelah satu pokok bahasan pembelajaran habis,
artinya adalah apabila saya sudah menjelaskan satu pokok bahasan,
biasanya selesai dalam dua pertemuan atau lebih, maka diakhir
pembelajaran tersebut saya laksanakan evaluasi pembelajaran, agar
kiranya saya bisa mengetahui sejauh mana pembelajaran tersebut dikuasi
oleh anak. Di akhir semester dilaksanakan evaluasi sumatif. [GPAI 2/5-22]
Berdasarkan pengamatan peneliti di kelas yang di ajar oleh guru
Pendidikan Agama Islam 2, terlihat memang benar guru Pendidikan Agama Islam
yang mengajar di kelas 3 dan 4 telah melaksanakan evaluasi, soal yang dibuat
terkadang tidak sesuai dengan apa yang dirancang guru Pendidikan Agama Islam
yang mengajar di kelas 3 dan 4 dalam rencana pembelajaran, sehingga tujuan
pembelajaran tidak tergambar dengan jelas di evaluasi tersebut. Peneliti melihat
hal itu terjadi karena tidak adanya guru Pendidikan Agama Islam 2 yang mengajar
di kelas 3 dan 4 mempedomani rencana pembelajaran yang sudah dibuat
sebelumnya.
Lebih rinci dari penjelasan guru Pendidikan Agama Islam yang mengajar
di kelas 5 dan 6 dan 2, guru Pendidikan Agama Islam yang mengajar di kelas 1
dan 2 mengemukakan kepada peneliti saat sebelum masuk pukul 10.00 Jum`at, 13
Mei 2008 di Ruangan Majelis Guru sebagai berikut:
Evaluasi pembelajaran saya laksanakan setelah berakhir materi
pembelajaran dalam sebuah pokok bahasan, walaupun kadang-kadang ada
juga saya melaksanakan evaluasi pembelajaran setelah lebih satu bab,
misalnya ketika saya sibuk, biasanya saya gabung beberapa bab. Untuk
satu kali evaluasi harian ini, saya ambil soal-soal yang saya buat di dalam
rencana pelaksanaan pembelajaran sebelumnya, ada yang bersifat objektif
dan ada juga yang besifat essay. Ketika semua materi sudah selesai
seluruhnya, dalam kurun waktu satu semester, maka diadakanlah evaluasi
sumatif. Soalnya tidak lagi saya yang membuat, tetapi sudah didatangkan
dari kecamatan, saya tinggal lagi memeriksa lembar jawaban. [GPAI 3/6-
23]
Pernyataan guru Pendidikan Agama Islam 3 yang mengajar di kelas 1 dan
2 setelah peneliti amati ternyata memang evaluasi harian dilaksanakan setelah
55
materi pembelajaran satu pokok bahasan selesai. Tetapi soal evaluasi sama halnya
dengan guru Pendidikan Agama Islam 2, tidak mempedomani rencana
pembelajaran, ini disebabkan karena rencana pembelajaran yang dibuat oleh guru
Pendidikan Agama Islam 3 yang mengajar di kelas 1 dan 2 tidak berdasarkan
telaahan kurikulum sendiri, tetapi hanya modal meniru punya guru lain, sehingga
apa yang ditulisnya tidak dipahaminya, sehingga evaluasi pun dilaksanakan sesuai
dengan keinginannya saja. Berbeda halnya dengan evaluasi semester yang sudah
dibuat dari Tim, dan sudah berdasarkan kisi-kisi evaluasi.
Pernyataan guru Pendidikan Agama Islam 3 tersebut didukung oleh
informan 1 pada hari Senin, 23 Juni 2008 Pukul 10.00 saat peneliti jumpai di
Ruangan Kepala Sekolah yakni sebagai berikut:
Bianya soal ulangan harian dibuat oleh masing-masing guru, tetapi kalau
soal evaluasi semester itu sudah ada tim dari kecamatan. Soal tersebut
dibuat oleh tim yang beranggotakan guru-guru di kecamatan Siak yang
sudah dipilih kemudian diSKkan oleh Kepala Dinas Cabang Pendidikan
Kecamatan Siak. Merekalah yang membuat soal, lalu memperbanyak, dan
baru disebarkan ke sekolah-sekolah yang ada di Kecamatan Siak. Tugas
guru hanya memeriksa dan memberi penilaian. [I 1/3-24-KS]
Dari penuturan informan 1 di atas, terlihata bahwa guru Pendidikan
Agama Islam 3 lebih mudah merancang soal evaluasi sumatif, karena guru
Pendidikan Agama Islam tinggal menerima soal yang sudah jadi, tanpa
memikirkan bagaimana kisi-kisinya dan lain sebagainya. Guru Pendidikan Agama
Islam tinggal mengawasi pelaksanaan evaluasi dan memeriksa lembar jawaban
dari evaluasi tersebut. Hal ini sangat mereka senangi karena mereka tidak repot-
repot lagi memikirkan soal, dibandingkan dengan evaluasi harian yang mereka
rancang sendiri.
56
Berdasarkan temuan khusus di lapangan, maka dapat diketahui bahwa
ternyata guru Pendidikan Agama Islam belum merancang evaluasi pembelajaran
dengan baik.
C. Pembahasan
Guru Pendidikan Agama Islam yang bertugas di Sekolah Dasar Negeri 003
Kecamatan Siak Kabupaten Siak berjumlah 3 orang, Aisyah, A.Md mulai bertugas
di Sekolah Dasar Negeri 003 Siak sejak September 2006, ia tamat D.III
Pendidikan Agama Islam, saat ini mengajar di kelas 5 dan kelas 6. Guru
Pendidikan Agama Islam yang kedua adalah Hasnah, A.Ma lulusan PGSD/MI
mulai bertugas di Sekolah ini sejak pebruari 2005, ia bertugas mengajar dikelas 3
dan 4. Guru Pendidikan Agama Islam yang ketiga adalah Kiratu Dewi, A.Ma,
tamatan PGSD/MI, diamanahkan mengajar kelas 1 dan 2. Ia mulai bertugas di
sekolah ini Juli 2006.
Berdasarkan data yang diperoleh dilapangan menunjukkan bahwa guru
Pendidikan Agama Islam belum sepenuhnya merencanakan, melaksanakan
maupun melaksanakan evaluasi pembelajaran.
1. Perencanaan Pembelajaran
Rencana pembelajaran merupakan pedoman yang harus dibuat oleh
seorang guru sebelum ia melakukan proses pembelajaran. Perencanaan yang baik
akan memudahkan dalam proses pembelajaran, karena tujuan yang ingin dicapai
sangat jelas. Tujuan pembelajaran akan tercapai secara optimal tergantung pada
perencanaan yang matang.
57
Berdasarkan pengamatan dan dari temuan peneliti di lapangan dijumpai
bahwa semua guru pendidikan agama islam ada membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran, cuma saja dalam membuat rencana pelaksanaan pembelajaran
bervariasi artinya antara guru pendidikan agama islam yang satu dengan yang
lainnya tidak sama. Guru pendidikan agama islam 1 membuat rencana
pembelajaran sendiri dengan dikerjakan setiap hari, guru pendidikan agama islam
2 membuat rencana pembelajaran sekali seminggu dikerjakan sendiri berdasarkan
telaah dari kurikulum. Sedangkan guru Pendidikan AgamaIslam 3 cenderung
hanya meniru rencana pelaksanaan pembelajaran guru sebelumnya, sehingga hal
ini kurang baik, karena tidak ada usaha dari guru tersebut untuk memahami
kurikulum, hasilnya apa yang dibuat oleh guru lainnya, dia tinggal memindahkan,
tanpa ada usaha dari dirinya sendiri.
Adapun data yang peneliti peroleh dilapangan menunjukkan bahwa Guru
Pendidikan Agama Islam belum sepenuhnya membuat rencana pembelajaran, hal
ini disebabkan beberapa faktor, karena rencana pembelajaran sudah ada dalam
buku teks dan tinggal membaca saja dan dipoto copi untuk ditandatangani oleh
kepala sekolah dan ini tak pernah ditegur oleh kepala sekolah dan pengawas
pendidikan agama islam tak pernah datang.
Kepala sekolah hanya sekedar menghimbau dan menekankan supaya
membuat rencana pembelajaran dengan baik namun ada yang membuat dan ada
juga tidak membuat. Bagi yang tidak membuat saya diberi peringatan.
58
Perubahan kurikulum yang terjadi membuat saya bingung dan dari mana
saya harus memulainya. Dari pada bingung saya pakai saja yang ada, materinya
sama hanya urutannya yang berbeda
Pergantian kurikulum yang sering terjadi dapat mempengaruhi dalam
melaksanakan pembelajaran, sebab belum semua guru mengerti akan tujuan dari
suatu kurikulum yang baru tersebut, dikarenakan kurang sosialisasi yang
dilakukan oleh pemerintah melalui Dinas Pendidikan dan Departemen Agama.
Dikonfirmasi dengan kepala sekolah “penataran itu bergantian, sehingga
semua guru mempunyai kesempatan yang sama untuk ikut dalam kegiutan
tersebut. Kalau ada guru yang belum paham penyebabnya adalah kurang aktifnya
dalam kegiatan dan kesempatan dalam Kelompok Kerja Guru Pendidikan agama
islam.
Berdasarkan pernyataan Guru Pendidikan Agama Islam diatas dapat
disimpulkan guru belum sepenuhnya membuat rancangan pembelajaran diawal
semester. Faktor penyebabnya adalah a) ketidak sesuaian latar bekang pendidikan
dengan profesi yang dijalani, b) kurangnya kontrol dari kepala sekolah dan
pengawas/penilik guru pendidikan agama Islam, c) pelaksanaan pelatihan yang
tak sesuai dengan kebutuhan yang diharapkan, d) tidak adanya sanksi yang
diberikan kepada guru tersebut.
2. Pelaksanaan Pembelajaran
a. Kegiatan Membuka Pembelajaran
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam kegiatan membuka
pembelajaran antara guru Pendidikan Agama Islam 1, 2, 3 umumnya memiliki
59
kesamaan, yakni dengan menyiapkan murid, mengambil absen, mengulang
pembelajaran sebelumnya sebagaimana yang biasa disebut apersepi. Cuma secara
khusus terlihat bahwa guru Pendidikan Agama Islam yang mengajar di kelas 1
dan 2 cenderung langsung saja memasuki materi pembelajaran tanpa melakukan
apersepsi. Padahal apersepsi penting dalam rangka menggiring peserta didik untuk
masuk kepada meteri pembelajaran yang baru, dengan demikian murid tidak
terkejut memasuki materi yang baru tersebut.
b. Kegiatan Inti Pembelajaran
Pada kegiatan inti pembelajaran peneliti menjumpai bahwa diantara ketiga
guru Pendidikan Agama Islam memiliki kesamaan. Guru Pendidikan Agama
Islam cenderung menggunakan metode yang sama dalam mengajar yakni metode
ceramah dan tanya jawab walaupun ada sesekali menggunakan metode diskusi.
Dalam proses pembelajaran tidak hanya metode ceramah, tetapi banyak metode
pembelajaran yang lain. Hal inilah yang menurut peneliti perlu ada perbaikan,
agar suasana pembelajaran di kelas tersebut lebih hidup dan aktif. Karena
bagaimanapun suasana pembelajaran yang monoton menyebabkan murid dalam
belajar bosan, kurang bersemangat atau kurang termotivasi untuk belajar.
Keadaan semacam ini kiranya menjadi renungan dan pemikiran bagi guru
Pendidikan Agama Islam dan dan bagi kepala sekolah untuk senantiasa
melaksanakan pembinaan kepada guru Pendidikan Agama Islam, agar guru
Pendidikan Agama Islam mau memperbaiki diri. Karena keberhasilan
pembelajaran di sekolah tidak bisa dipisahkan dari peranan kepala sekolah dalam
memimpin guru.
60
Berdasarkan pengamatan dan wawancara peneliti di lapangan ditemukan
kecenderungan pembelajaran berlangsung kurang menarik, karena pembelajaran
cenderung berlangsung dengan monoton. Idealnya pembelajaran harus
menarikdan sistematis.
Dari pengamatan peneliti ternyata guru Pendidikan Agama Islam
cenderung menggunakan metode ceramah, tanya jawab (satu arah) dan penugasan.
Sehingga proses pembelajaran terpusat kepada guru yang berakibat siswa tidak
bersemangat dalam belajar, merasa bosan dan kurang termotivasi untuk belajar
c. Kegiatan Menutup Pembelajaran
Berdasarkan pengamatan dan wawancara peneliti di Sekolah Dasar Negeri
003 Kecamatan Siak Kabupaten Siak tentang kegiatan menutup pembelajaran
terlihat masih belum sesuai dengan yang diharapkan, walaupun secara umum
sudah melaksanakan hal-hal yang terkait dalam kegiatan menutup pembelajaran.
Misalnya saja ada guru pendidikan agama islam yang langsung menutup
pembelajaran tanpa menyimpulkan pembelajaran terlebih dahulu. Ada yang sudah
menyimpulkan pembelajaran tetapi tanpa ada memberikan tugas. Menyimpulkan
pembelajaran adalah suatu hal yang penting, dengan tujuan agar pembelalajaran
yang sudah disampaikan sebelumnya dapat dipahami kembali dengan jelas oleh
murid. Selanjutnya pemberian tugas atau PR juga bertujuan baik, agar peserta
didik atau murid termotivasi untuk mengulang pembelajaran kembali di rumah.
Berdasarkan pengamatan peneliti di atas terlihat bahwa guru Pendidikan
Agama Islam tidak hanya sekedar memberikan materi pembelajaran kepada
murid, tetapi lebih dari itu mendorong murid untuk mampu mengulang
61
pembelajaran, untuk mampu berusaha mendapatkan ilmu atau pembelajaran lain
dengan cara bagaimanapun, sehingga murid tidak hanya mendapatkan informasi
dari guru tetapi juga dari sumber lain. Pemberian tugas atau pekerjaan rumah
merupakan salah satu alternatif dalam mendorong murid untuk mencari dan terus
mencari informasi lainnya.
3. Evaluasi Pembelajaran
Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan peneliti di Sekolah Dasar
Negeri 003 Kecamatan Siak Kabupaten Siak, ternyata guru Pendidikan Agama
Islam juga melaksanakan evaluasi pembelajaran. Evaluasi merupakan suatu hal
yang sangat penting dalam pembelajaran, melakukan evaluasi pembelajaran
adalah kegiatan yang dimaksudkan untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat
keberhasilan dari kegiatan pembelajaran yang direncanakan.
Titik awal dari kegiatan evaluasi pembelajaran adalah keingintahuan
perencana pembelajaran untuk melihat apakah tujuan pembelajaran sudah tercapai
atau belum. Jika sudah tercapai bagaimana kualitas pencapaian kegiatan tersebut,
jika belum tercapai bagaimanakah dari rencana kegiatan yang telah dibuat yang
belum tercapai, apa sebab bagian rencana kegiatan tersebut belum tercapai,
adakah faktor lain yang mempengaruhi ketidakberhasilan pembelajaran tersebut.
Untuk menentukan seberapa jauh target pembelajaran sudah tercapai, yang
menjadikan tolak ukur adalah tujuan yang sudah dirumuskan dalam tahap
perencanaan kegiatan perencanaan pembelajaran yang telah dibuat oleh guru
sebelumnya.
62
Sasaran evaluasi pembelajaran adalah untuk mengetahui keberhasilan
suatu pembelajaran. Guru adalah orang yang paling penting statusnya dalam
pembelajaran, karena guru berperan sangat penting, yaitu mengatur dan
mengemudikan kegiatan kelas. Untuk membuat proses pembelajaran lebih efektif
maka tugas guru adalah menciptakan suasana kelas yang kondusif untuk
pembelajaran. Untuk menciptakan suasana kelas yang kondusif tersebut perlu
dirancang perencanaan pembelajaran. Berhasil tidaknya suatu perencanaan
pembelajaran, tentu tidak bisa diketahui begitu saja, tanpa adanya evaluasi
pembelajaran.
Evaluasi pembelajaran perlu dilaksanakan oleh guru dalam rangka
mengetahui seberapa jauh rencana pembelajaran telah berlangsung atau
terlaksana, dan jika terlaksana seberapa baik pelaksanaan rencana pembelajaran
tersebut. Pendek kata, evaluasi pembelajaran dilaksanakan untuk mengetahui
kelebihan dan kekurangan dari rencana pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa dalam merancang soal,
guru perlu memperhatikan aspek-aspek yang dikemukakan di atas, agar soal yang
dibuat mampu memberikan manfaat guna mengetahui sejauh mana pembelajaran
itu dipahami oleh murid. Berdasarkan penelitian dijumpai bahwa untuk evaluasi
harian, soal memang dirancang oleh guru Pendidikan Agama Islam, namun untuk
evaluasi sumatif tidak lagi dibuat oleh masing-masing guru Pendidikan Agama
Islam, tetapi sudah didatangkan dari kecamatan yang dibuat oleh tim pembuat soal
di Kecamatan Siak yang terdiri dari beberapa orang guru yang telah ditentukan.
63
Sehubungan dengan evaluasi sumatif peran guru Pendidikan Agama Islam
dalam membuat soal sumatif tidak ada, karena sudah dibuat oleh pihak
kecamatan. Permasalahan di sini adalah keberadaan soal evaluasi harian. Soal
evaluasi harian biasanya guru Pendidikan Agama Islam ada yang sudah dibuat
dalam rencana pembelajaran, tetapi ada guru Pendidikan Agama Islam yang hanya
membuat soal pada saat pelaksanaan evaluasi pembelajaran saja, sehingga
kadangkala evaluasi yang dilaksanakan tidak sesuai dengan kisi-kisi dan rencana
pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya.
Temuan peneliti di lapangan ternyata guru Pendidikan Agama Islam
merancang evaluasi harian tanpa mempedomani rencana pembelajaran, sehingga
evaluasi yang dilaksanakan tentu saja kurang maksimal, kurang sesuai dengan
tujuan yang sudah dirumuskan sebelumnya. Padahal sudah jelas tujuan evaluasi
adalah untuk mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran sudah tercapai atau
belum. Guru pendidikan agama islam 3 yang hanya meniru rencana pembelajaran
guru lain, sehingga soal yang dirancang jauh dari apa yang dirumuskan dalam
rencana pembelajaran. Hal ini tentu saja kurang baik, sebab tidak bisa menilai
sejauh mana pembelajaran berlangsung dengan baik. Untuk itu ke depannya perlu
guru Pendidikan Agama Islam merancang evaluasi pembelajaran yang sudah
dibuat sebelumnya, agar keberhasilan tujuan yang ingin dicapai dapat diketahui.
Pembelajaran yang dilaksanakan oleh Guru Pendidikan Agama Islam di
Sekolah Dasar Negeri 003 Kecamatan Siak Kabupaten Siak dari temuan
penelitian membuktikan bahwa proses pembelajaran, baik dari aspek perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran belum
64
dilaksanakan secara optimal. Keadaan ini sesungguhnya belumlah
menggambarkan ketidakmampuan seluruh guru Pendidikan Agama Islam untuk
berkomitmen melaksanakan tugas pembelajaran secara optimal. Hal ini
dilatarbelakangi oleh keadaan guru Pendidikan Agama Islam yang berbeda,
seperti adanya perbedaan pengalaman mengajar sebelumnya, adanya perbedaan
motivasi menjadi guru Pendidikan Agama Islam, adanya perbedaan lamanya
mengikuti pendidikan dan pelatihan.
D. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini hanya terbatas pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam
di Sekolah Dasar Negeri 003 Kampung Rempak Kecamatan Siak Kabupaten Siak
yang meliputi kemampuan tiga orang Guru Pendidikan Agama Islam dalam
pembelajaran yang meliputi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran
dan evaluasi pembelajaran. Hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasi untuk
Guru Pendidikan Agama Islam di sekolah lain. Hal ini disebabkan karena adanya
keterbatasan waktu dan dana maka penulis membatasinya pada tiga aspek itu saja,
maka dalam penelitian ini tentunya masih terdapat keterbatasan dan kelemahan.
65
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang terhadap guru pendidikan agama islam di
Sekolah Dasar Negeri 003 Kecamatan Siak kabupaten Siak dapat dikemukakan
kesimpulan sebagai berikut:
1. Perencanaan Pembelajaran
Guru pendidikan agama islam ada membuat rencana pembelajaran, tetapi
secara sendiri-sendiri, ada yang membuat setiap hari ada yang membuta ketika
ada pengawas. Rencana pembelajaran dibuat di sekolah, ada juga yang dibuat
di rumah. Guru pendidikana gama islam 1 dan 2 membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran berdasarkan pemahamannya terhadap kurikulum. Tetapi guru
pendidikan agama islam 3, hanya meniru rencana pelaksanaan pembelajaran
milik guru lain.
2. Pelaksanaan Pembelajaran
Secara umum pelaksanaan pembelajaran oleh pendidikan agama islam
sudah berlangsung dengan baik, namun ada beberapa temuan yang perlu
perbaikan pada masa yang akan datang (a) guru pendidikan agama islam
masih terfokus kepada satu metode yakni metode ceramah; (b) guru pendidikan
agama islam belum menggunakan media pembelajaran secara maksimal, (c)
guru pendidikan agama islam masih monoton dalam melaksanakan
pembelajaran.
66
3. Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri 003 dibagi dua tahapan,
yakni evaluasi yang sifatnya harian yang dikenal dengan ulangan harian, dan
evaluasi sumatif yang dilaksanakan di akhir semester. Untuk soal evaluasi
harian dibuat oleh masing-masing guru Pendidikan Agama Islam, sedangkan
untuk evaluasi sumatif dibuat oleh tim dari kecamatan.
B. Implikasi
Guru merupakan komponen yang sangat penting dalam pembelajaran,
oleh karena itu seorang guru harus mampu merencakan pembelajaran,
melaksanakan pembelajaran, dan mengevaluasi pembelajaran dengan baik.
Pelaksananaan pembelajaran lebih mengarah pada tahapan pencapaian
pengetahuan, sedangkan untuk pencapaian aspek afektif guru hanya memberikan
tugas membaca untuk diskusi, teguran dan dialog. Dengan cara tersebut maka
metode pembelajaran yang dipakai dalam kegiatan pembelajaran kurang
bervariasi. Adapun pada kegiatan evaluasi, guru Pendidikan Agama Islam belum
membuat soal sesuai dengan prosedur dan belum mencakup aspek afektif. Hal
tersebut tentu sedikitnya akan mengurangi kualitas hasil pembelajaran, harus
menjadi pemikiran kita bersama untuk mencari pemecahannya kenapa masih
banyak siswa yang melanggar norma dan tidak memperlihatkan akhlakul karimah
pada hal dikelas kita ketahui bahwa mereka unggul dalam pengetahuan. Banyak
faktor yang harus dibenahi untuk memperbaiki kualitas pendidikan kita, oleh
karena itu dibutuhkan kerja keras dari semua pihak, tidak hanya dari kalangan
penduduk tapi juga harus dibantu oleh semua elemen masyarakat. Namun
67
demikian guru sebagai tenaga pendidik merupakan ujung tombak dari
keberhasilan pembelajaran tersebut, harus terus mampu meningkatkan
kompetensinya.
C. Saran
Berdasarkan temuan hasil penelitian, berikut ini disampaikan saran-saran
kepada pihak yang terkait secara langsung atau tidak langsung dengan penelitian
ini, yaitu :
Guru, agar selalu berupaya untuk membenahi pembelajarannya, mulai
dari merancang program, melaksanakannya di depan kelas, dan disaat sedang
mengevaluasi untuk menilai keberhasilan dan kegagalan program yang telah
disampaikan. Cara yang dapat dilakukan adalah melalui pengimplementasian
desain sistem instruksional yang sesuai dengan konsep analisis sistim, teori
desain, teori belajar yang mutakhir dan teori psikologi pendidiksn dsn psikologi
perkembangan. Guru juga harus memperlihatkan kebaikan yang ada pada dirinya,
baik yang berkaitan dengan tugas profesi, maupun kedudukan sebagi manusia,
sebagai orang dewasa dan tempat siswa belajar mendapatkan kedewasaannya.
Kepala Sekolah, diharapkan mendorong semua komponen sekolah
untuk berperan aktif dalam meningkatkan pengetahuan dan pemahaman serta
keterampilan siswa. Temuan penelitian ini merekomendasikan pesan moral
kepada kepala sekolah untuk berbuat yang terbaik dalam meningkatkan prestasi
belajar siswa. Kepala sekolah sebagai top managemen dan pengambilan
keputusan disetiap sekolah memiliki tanggung jawab dalam melakukan
pembinaan terhadap guru khususnya yang berkaitan dengan kelengkapan
68
persiapan mengajar guru, yang lebih dikenal dengan desain instruksionalnya.
Tanggung jawab menilai segala sesuatu yang berkaitan dengan peran kepala
sekolah sebagai seorang evaluator dan supervisor.
Peneliti lain, karena keterbatasan penelitian ini dan masih kecilnya ruang
lingkup yang diteliti, disarankan kepada peneliti lain untuk melakukan penelitian
lanjutan, baik untuk meneliti unsur yang sama maupun unsur yang berbeda,
sehingga nantinya didapatkan interpretasi yang lebih baik terhadap unsur-unsur
yang telah ada.
69
DAFTAR RUJUKAN
Abizar. 1995. Strategi Instruksional. Padang. IKIP Padang Press
Ahmad Tafsir. 2004. Ilmu Pendidikan dalam Persfektif Islam. Jakarta. Rosda
Karya
Ali. 1995. ”Efektivitas Mengajar Guru SMAN I Padang Sidempuan”. Tesis tidak
diterbitkan. Padang: Program Pascasarjana UNP Padang.
Anas Sudijono. 2003. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta. PT Raja Grapindo
Persada
Bloom. 1956. Taxonomy of Educational Objectives. New York. Company. Inc
Cony Semiawan.1992. Pendekatan Keterampilan Proses : Bagaimana
mengaktifkan Siswa Dalam belajar. Bandung. PT. Remaja Rosda karya
Dasim Budimansyah. 2003. Model Pembelajaran Portofolio PAI. Bandung.
Genesindo
Depertemen Agama RI. 1995. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Jakarta. Intermedia
-------------, 2006, Undang-Undang Guru dan Dosen, Direktorat Jendral
Pendidikan Islam, Jakarta
Depdikbud. 1989. Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta. Dikti
Depdiknas. 2003. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta. Direktorat Pendidikan
dasar dan Menengah.
-------------. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta. Depertemen
Pendidikan Nasional
De Porter, Bobi and Reardon, Mike, Sarah Singer-Noure. 2000. Quantum
Teaching. Mempraktekkan Quantum Learning di Ruang-Ruang Kelas.
Bandung. Kaifa.
Dick, Walter and Carey, Low. 1985. The Systematic Design Of Instruction. Third
Edition. Harper Collins : Publisher
Djamari Mardapi. 2002. Pedoman Umum. Pola Induk Sistem Pengujian Hasik
KBM Berbasis Kemampuan Dasar Sekolah Menengah Umum (SMU).
Jakarta. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Depertemen Pendidikan Nasional
Harjanto. 1997. Perencanaan Pengajaran. Jakarta. PT. Rineka Cipta
70
Haydon, Graham. 1997. Teaching A Bout Values : A New Approach. London :
Cassel Studies in Pastoral Care and personal and Sosial Education
Kemp, J.E.1994. Proses Perancangan Pengajaran. Terjemahan . Bandung. ITB
Maizuar. 1997. “Kemampuan Mengajar Guru Sekolah Teknik Menengah (STM)
di Sumatera Barat: Suatu Penelitian Kualitatif”. Disertasi tidak
diterbitkan: Jakarta: Program Pascasarjana IKIP Jakarta.
Mawardi. 2003. “Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Suatu Penelitian
Kualitatif”. Tesis tidak diterbitkan. Padang: Program Pascasarjana UNP
Padang.
Milles dan Huberman. 1992. Analisis data kualitatif, (terjemahan), Penerbit UI
Press.
Mulyasa. 2006.KBK, Konsep, Karakteristik, dan Implementasi. Bandung. Penerbit
Remaja Rosda Karya.
Musnar Indra Daulay. 2007. “Pembelajaran PPKn di Pekanbaru, Suatu Penelitian
Kualitatif”. Tesis tidak diterbitkan. Padang: Program Pascasarjana UNP
Padang.
Nana Sudjana dan Ahmad Rifai. 1982. Teknologi Pendidikan. Bandung. CV.
Sinar Baru
Nasution S, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, Jakarta, Bina
Aksara.
Oemar Hamalik. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung. Penerbit Sinar
Baru Al-Gesindo.
Romiszawsky, AJ. 1981. Designing Instructional System. London. Kogan Page.
Roestiyah, N.K. 1988. Masalah-masalah Ilmu Keguruan. Jakarta. Bina Aksara.
Anggota IKAPI.
Sardiman. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar dan Mengajar. Jakarta. Raja
Grafindo.
Smith, Patricial L & Rogan, Tillman J. 1993. Istructional Design. New York:
Macmillan Inc.
Suryo Subroto, 1997, Proses Belajar mengajar di Sekolah, Jakarta, Rineka cipta
Syaiful Bahri Djamarah, 1994, Prestasi Belajar dan kompetensi guru, Surabaya,
Usaha Nasional
71
Syaiful Sagala, 2003, Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu
Memecahkan Problematika Belajar Mengajar, Bandung, Penerbit
Alfabeta.
Syueb Kurdi, 2006, Model Pembelajaran Efektif Pendidikan Agama Islam di SD
dan MI, Penerbit Pustaka Bani Quraisy
Winarno Surakhmad dan Mury Thomas, 1961, Metodologi Pengajaran, Jakarta,
Penerbit, Universitas
WS.Winkel, 1991, Pengelolaan Pengajaran, Jakarta, Sinar Baru Algesindo.
72
Lampiran 1
Tabel 1
MATRIK PERENCANAAN PEMBELAJARAN
OLEH GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR
NEGERI 003 KECAMATAN SIAK KABUPATEN SIAK
Perencanaan
Pembelajaran
Membuat
perencanaan
Guru pendidikan agama islam yang
membuat perencanaan pembelajaran
Cara yang
digunakan untuk
membuat
Membuat
sendiri
Meniru punya
guru lain
Membuat
sendiri tiap
hari
Membuat
sendiri sekali
seminggu
Alasan membuat Rasa tanggung
jawab
Malu kalau
tidak membuat
Tuntutan
profesi
Tidak membuat
perencanaan
Ada guru pendidikan agama islam yang
tidak membuat perencanaan
pembelajaran
Alasan umum
mengapa tidak
membuat
Banyak
kesibukan lain
Jarang
diperiksa oleh
kepala sekolah
Kegiatan yang
dilakukan
sama dengan
sebelumnya
73
Lampiran 2
Tabel 2
MATRIK PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
OLEH GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR
NEGERI 003 KECAMATAN SIAK KABUPATEN SIAK
Pelaksanaan
Pembelajaran
Kegiatan awal
Pembelajaran
Guru pendidikan agama islam tidak
membuka pembelajaran
Alasan umum
tidak
melakukan
Membuang waktu
saja
Mengasumsikan
murid sudah
mengetahui
pelajaran
sebelumnya
Menyamaratakan
tingkat pengetahuan
awal murid
Murid sudah
terkondisi
sebelumnya
(belajar)
Kegiatan Inti
Pembelajaran
Guru pendidikan agama islam tidak
memaksimalkan sumberdaya dalam
membelajarkan murid
Alasan umum
tidak
melakukan
Mengagumi
paradigma lama
dalam
melaksanakan
pembelajaran
Tidak merasa
maksimal untuk
melakukannya
Keterbatasan sarana
dan sumber belajar
Menggunakan
alokasi waktu
kurang efektif
Tuntutan kurikulum
yang merasa berat
Kegiatan Akhir
Pembelajaran
Guru pendidikan agama islam tidak
melakukan prosedur menutup
pembelajaran dengan baik
Alasan umum Tidak cukup waktu
74
tidak
melakukan Hal penting sudah
dicatatkan saat
menjelaskan materi
pembelajaran
Materi
pembelajaran itu
tidak esensial
75
Lampiran 3
Tabel 3
MATRIK EVALUASI PEMBELAJARAN
OLEH GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR
NEGERI 003 KECAMATAN SIAK KABUPATEN SIAK
Evaluasi
Pembelajaran
Evaluasi
Harian
Guru pendidikan agama islam melakukan
evaluasi harian
Mendesain
evaluasi harian Membuat soal sendiri
Menyalin soal dari buku
Alasan umum
tidak membuat
soal sendiri
Membuat soal sesuai
prosedur sulit
Menyalin yang ada di
buku cetak lebih mudah
Tidak sempat membuat
soal sendiri
Evaluasi
Sumatif
Guru pendidikan agama islam tidak
berperanserta dalam merancang dan
melaksanakan evaluasi sumatif
Alasan umum
yang
dikemukakan
Soal sudah dibuat oleh
Tim di Kecamatan
Anggota tim sudah di
tetapkan melalui SK
Kacab Dinas Pendidikan
Guru memang ditugaskan
untuk mengawasi dan
memeriksa
Tidak pernah diusulkan
sebagai anggota pembuat
soal
76
Lampiran 4
Tabel 4
MATRIK PENGARUH TINDAKAN
PEMBELAJARAN OLEH GPAI DI SEKOLAH DASAR NEGERI 003
KECAMATAN SIAK KABUPATEN SIAK
NO OBJEK
PENELITIAN DIMENSI KECENDERUNGAN
PENGARUH LANGSUNG
GURU MURID
1 2 3 4 5 6
1 Perencanaan
Pembelajaran
1.1. Membuat
sendiri
Kurang memahami
maksud yang
diinginkan oleh
kurikulum
Pelaksanaan
pembelajaran
tidak sesuai
dengan
pencapaian yang
dimaksudkan
dalam kurikulum
Pembelajaran
kurang
menarik minat
murid
1.2. Meniru
punya guru
lain
Tidak percaya dengan
kemampuan diri sendiri
Guru kurang
menguasai materi
pembelajaran
Kemampuan
murid tidak
berkembang
Materi
pembelajaran
kurang dapat
dipahami
1.3. Membuat
sendiri
setiap hari
Menyadari betapa
pentingnya RPP untuk
pedoman dan
keberhasilan
pembelajaran.
Pelaksanaan
pembelajaran
lebih optimal
Murid
mendapatkan
materi yang
kurang sesuai
dengan
tingkat
penguasannya
1.4. Dibuat ketika
ada
waspendais
Adanya orientasi
berfikir melaksanakan
tugas hanya sekedar
melepaskan
tanggungjawab saja,
sehingga pembuatan
RPP dilakukan kalau
kebetulan punya waktu
Pelaksanaan
pembelajaran
terkesan asal-
asalan saja,
sehingga
penyajian materi
tidak sesuai
dengan
pengalokasian
waktu yang telah
ditetapkan
Peserta didik
tidak serius
mengikuti
pembelajaran
77
1 2 3 4 5 6
2. Pelaksanaan
pembelajaran
2.1.Kegiatan awal
pembelajaran
2.1.1.Absen
Kurang
memperhatikan
efisiensi waktu
Guru
kekurangan
waktu dalam
penyajian
materi
Ketersediaan
waktu belajar
kurang optimal
didapatkan murid
2.1.2. Apersepsi Guru langsung pada
materi yang akan
disampaikan
Materi
disampaikan
tidak saling
berkaitan
Dapat
membingungkan
murid
2.1.3. Memotivasi
Murid
Guru tidak memiliki
kemampuan
menggugah keinginan
murid untuk belajar
Guru kurang
bersemangat
menyajikan
materi
pelajaran
Murid kurang
berminat
mengikuti
pelajaran yang
disajikan guru
2.2.Kegiatan inti
pembelajaran
2.2.1. Penyajian
Materi
Guru menyajikan
materi kurang
memperhatikan
kesiapan dan
perbedaan individu
peserta didiknya
Guru
menyajikan
materi dengan
memandang
sama pada
kemampuan
murid
Murid yang
berprestasi cepat
memahami,
sedangkan murid
yang lamban terus
tertinggal dalam
pelajaran
2.2.2. Variasi
Metode
Materi ceramah
senantiasa
mendominasi guru
dalam menyajikan
materi pembelajaran
Guru hanya
menerangkan
materi,
mendikte,
menyuruh
murid mencatat
di papan tulis,
sehingga
kurang
memperhatikan
kesiapan murid
Murid cepat
bosan dalam
belajar
2.3 Kegiatan akhir
Pembelajaran
2.3.1. Menyim-
pulkan
pembelajar
an
Guru merangkum
materi pembelajaran
sebelumnya
Agar materi
yang
disampaikan
lebih baik
dicerna murid
Murid akan
memahami materi
yang diajarkan
hari itu
2.3.2. Pemberian
tugas
Guru memberikan
tugas kepada murid
Agar materi
berikutnya
murah dikuasai
murid
Mengingatkan
murid agar
mengulang
pembelajaran di
rumah
78
1 2 3 4 5 6
3. Evaluasi 3.1. Harian
Melaksanakan
evaluasi secara
temporal saja
Pembuatan soal
asal-asalan
Murid kesulitan
dalam menjawab
soal
3.2. Sumatif Guru melaksanakan
ujian hanya
mengedarkan soal
yang telah dibuat
oleh tim dari Dinas
Cabang.
Guru tidak
terlibat dalam
pembuatan soal
ujian sehingga
Guru kurang
menguasai soal
Murid kesulitan
menjawab soal,
karena soal harian
yang
didapatkannya
diberikan guru
tidak sesuai
kurikulum
79
Lampiran 5
Tabel 5
MATRIK DAFTAR WAWANCARA PENELITIAN
PEMBELAJARAN OLEH GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DI SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KECAMATAN SIAK
KABUPATEN SIAK
NO TOPIK INFORMAN
1 Perencanaan Pembelajaran
Waktu membuat
Cara membuat
1. Kepala Sekolah
2. Guru
2 Pelaksanaan Pembelajaran
Kegiatan Awal Pembelajaran
Kegiatan Inti pembelajaran
Kegiatan Akhir Pembelajaran
1. Kepala Sekolah
2. Guru
3. Murid
3 Evaluasi Pembelajaran
Waktu pelaksanaan
Pembuat soal evaluasi pembelajaran
1. Kepala Sekolah
2. Guru
80
Lampiran 6
DAFTAR HASIL WAWANCARA PENELITIAN
NO ASPEK PERENCANAAN PEMBELAJARAN INFORMAN
1 Membuat rencana pembelajaran itu sangat penting
sekali, karena merupakan pedoman dalam proses
pembelajaran. Tanpa membuat rencana pembelajaran
proses pembelajaran akan mengambang dan akan
menyimpang dari materi yang akan diajarkan.
Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran saya
lakukan disekolah ketika jam mengajar tidak ada atau
waktu istirahat, kalau tak sempat saya bawa pulang.
Dalam membuat rencana pelaksanaan pembelajaran
saya hanya mempedomani dan meniru contoh rencana
pelaksanaan pembelajaran yang dibeli oleh sekolah
dan hanya berpedoman pada buku tersebut.
GPAI 1
2 Saya sebetulnya ingin membuat rencana pembelajaran
setiap hari, namun karena keterbatasan waktu akhirnya
rencana pembelajaran saya buat kapan ada supervisi
dari pengawas pendais atau kapan teringat saja, namun
demikian saya dalam membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran saya mempedomani kurikulum, tidak
menyalin apa yang telah dibuat oleh guru sebelumnya.
GPAI 2
3 Saya tahu rencana pembelajaran adalah suatu hal yang
perlu dan penting bagi seorang guru, namun karena
saya baru mengajar mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam maka saya hanya mencontek rencana
pembelajaran yang sudah dibuat oleh guru
sebelumnya, tanpa repot-repot membuat yang baru
apalagi saya belum paham betul membuat rencana
pembelajaran.
GPAI 3
4 Setiap guru harus membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran, dan boleh bekerjasama dengan guru
yang lain, tidak mencontoh rencana pelaksanaan
pembelajaran punya orang atau guru sebelumnya atau
panduan yang sudah ada, atau kalu ingin mencontek
panduan yang sudah ada harus menganalis a terlebih
dahulu tidak hanya asal tulis, sehingga mampu
memahami maksud dari kurikulum tersebut. Kepada
seluruh guru saya tekankan harus membuat rencana
pelaksanaan pembelajaran setiap kali masuk kelas.
Informan 1
81
5 Saya sebagai guru pendidikan agama islam hanya
untuk sementara saja, sementara guru yang lain pun
tak buat rencana pembelajaran, padahal mereka guru
pegawai negeri.
GPAI 3
82
DAFTAR HASIL WAWANCARA PENELITIAN
NO ASPEK PELAKSANAAN PEMBELAJARAN INFORMAN
1 Setiap akan memulai pembelajaran biasanya saya
selalu menanyakan sedikit materi pembelajaran
sebelumnya, dengan tujuan agar murid tidak terkejut
masuk ke materi pembelajaran berikutnya, sehingga
dengan demikian materi pelajaran berikutnya mudah
dipahami oleh murid. Hal itu sebagaimana umumnya
dikenal dengan apersepsi. Jika materi pembelajarn
tersebut waktunya pada pagi hari, biasanya saya mulai
dengan mengabsensi siswa, untuk mengecek
kehadiran siswa. Baru saya memulai pembelajaran.
Tetapi jika materi tersebut tidak pagi hari atau, maka
saya tidak melakukan absensi lagi, hanya dengan
menanyakan siapa yang tak hadir.
GPAI 1
2 Dalam membuka kegiatan pembelajaran pertama kali
yang saya lakukan adalah menyuruh ketua kelas
menyiapkan kawannya untuk belajar dan lansung
berdo`a, dilanjutkan dengan membaca ayat-ayat
pendek setelah itu saya tanyakan siapa murid yang
tidak hadir lalu menandainya di absen. Setelah itu baru
saya membuka pelajaran. Sebelum masuk ke pelajaran
baru, biasanya saya memberikan beberapa buah
pertanyaan kepada murid tentang pelajaran
sebelumnya. Setelah dijawab oleh murid, barulah saya
masuk pada topik pelajaran yang baru.
GPAI 2
3 Biasanya sebelum menerangkan pelajaran baru, Ibu
biasanya menyuruh ketua kelas untuk menyiapkan
untuk belajar dan berdoa serta menyuruh membaca
ayat-ayat pendek, mengabsen kami satu persatu, kalau
ada yang tidak hadir, dia tanyakan kenapa tidak hadir.
Ibu menanyakan kepada kami beberapa buah soal
tentang materi sebelumnya, kami menjawab dan kalau
jawabannya salah ibu membetulkannya dan
menerangkan lagi.
Informan 1
4 Pada awal pembelajaran hal yang pertama dan utama
sekali adalah menyuruh ketua kelas menyiapkan siswa
untuk belajar, mengabsen murid, lalu membaca ayat-
ayat pendek dan mengabsen siswa. Serta memberikan
pertanyaan kepada siswa sebelum memulai
pembelajaran.
GPAI 3
83
5 Saya lebih suka menggunakan metode ceramah dalam
mengajar, karena dengan metode ceramah saya tidak
terlalu sulit, saya hanya menerangkan, jika murid
dengan penjelasan materi boleh bertanya sebanyak-
banyaknya yang kurang jelas, mereka boleh bertanya
dan saya akan menjelasakan jawaban dari pertanyaan
murid tersebut. Apalagi jumlah murid yang cukup
banyak. Inilah yang menjadi alasan saya untuk
menggunakan metode ceramah
GPAI 3
6 Saya senang menggunakan metode ceramah dan
sekali-kali diselingi dengan metode tanyajawab.
Tetapi memang yang paling sering saya gunakan
adalah metode ceramah
GPAI 2
7 Saya sudah terbiasa menggunakan metode ceramah
dalam belajarn, karena saya menyadari jika
menggunakan metode lain, saya kira kurang efektif,
karena murid dalam satu lokal itu cukup banyak,
sehingga sulit dikendalikan apatah lagi jika akan
menggunakan metode diskusi. Sedang menggunakan
metode ceramah saja, terkadang saya suka
membentak-bentak serta marah-marah murid.
GPAI 3
8 Saya lebih suka menggunakan metode ceramah dalam
pembelajaran, karena itu yang saya kuasai, dengan
berceramah saya tidak sibuk, saya tinggal menjelaskan
apa yang ada pada buku, menggunakan metode lain
saya tak menguasai dan siswa nampaknya tidak terlalu
aktif dalam belajar.
Informan 2
9 Sebenarnya bukan tidak ada usaha saya untuk
menyampaikan kepada guru bahwa jangan hanya
menggunakan satu metode dalam pembelajaran.
Ketika rapat atau, saya selalu ingatkan kepada guru,
bahwa cobalah variasikan metode mengajar dan
gunakan alat peraga yang sudah dibeli sekolah, supaya
anak tidak bosan dan materi pelajaran dapat diserap
dengan baik. Karena guru Pendikan Agama Islam
mungkin beranggapan karena nanti juga saya tidak
memberikan sangsi kepada mereka.
Informan 1
10 Ibu tu menerangkan pelajaran terus, sehingga kami
ada yang memperhatikan, ada yang tidak. Kalau kami
ribut, Ibu Guru, menyuruh kami memperhatikan dan
kadang-kadang marah. Ibu guru memang sekali
Informan 3
84
melakukan tanya jawab.
11 Untuk memantapkan pemahaman siswa terhadap
materi biasanya yang saya lakukan adalah
menyimpulkan pembelajaran terlebih dahulu. Saya
berikan kesempatan kepada murid untuk mengajukan
pertanyaan terhadap materi pembelajaran yang belum
dimengerti/kuasai. Jika ada siswa yang bertanya maka
akan saya jawab sampai anak mengerti, selanjutnya
kegiatan pembelajaran saya tutup dengan
mengucapkan hamdalah dan salam.
GPAI 1
12 Ketika waktu belajar hampir habis dan selesai
menerangkan pelajaran, ibu guru menanyakan kepada
kami apakah sudah paham atau belum dan membuat
kesimpulan dari materi yang diajarkan, kalau kami tak
bertanya bu guru menjelaskan kembali materi yang
telah diajarkan.
Informan 5
13 Sebelum mengakhiri pembelajaran biasanya yang
saya lakukan adalah menyimpulkan pembelajaran
terlebih dahulu. Saya buat point-point pentingnya,
tentang materi pembelajaran yang disampaikan,
sehingga pemahaman murid akan materi
pembelajaran akan semakin sempurna, selanjutnya
juga saya berikan kesempatan kepada murid untuk
mengajukan pertanyaan, apabila ada materi
pembelajaran yang belum dimengerti oleh mereka.
Biasanya jika ada pertanyaan, maka saya akan
mengulang kembali memberikan jawaban atas
pertanyaan tersebut, selanjutnya baru pembelajaran
saya tutup. selanjutnya menanyakan kepada murid,
tentang pelajaran yang telah disajikan terdahulu,
apakah sudah dimengerti atau belum. Biasanya saya
memberikan beberapa pertanyaan kepada murid
tentang pembelajaran yang disajikan, khususnya
tentang tentang materi yang tidak dipahami murid.
GPAI 1
14 Kebiasaan saya setelah pembelajaran berakhir, saya
memberikan kesempatan kepada murid untuk
memberikan pertanyaan kepada saya, atas materi
pembelajaran yang belum mereka pahami. Biasanya
saya selalu memberikan beberapa buah tugas atau
pekerjaan rumah (PR) untuk dikerjakan di rumah,
dengan tujuan agar murid mau tidak mau mengulang
lagi pembelajaran di rumah, biasanya saya
GPAI 2
85
memberikan 5 sampai 10 buah soal.
15 Dalam menutup pembelajaran yang saya lakukan
adalah pertama saya ulang kembali penjelasan
sebelumnya secara umum, kedua saya ajukan
pertanyaan beberapa buah kepada murid untuk
mengetahui apakah murid sudah mengerti atau
belum, selanjutnya saya berikan kesempatan kepada
murid untuk bertanya jika ada yang tidak mengerti,
selanjutnya baru saya tutup pelajaran.
GPAI 3
16 Selesai menerangkan satu pokok bahasan mata
pelajaran pendidikan Agama Islam, Ibu Guru
menanyakan kepada kami apakah sudah mengerti
atau belum, kalau belum atau kami diam maka bu
guru menjelaskan kembali materi yang telah
diajarkan.
Informan 4
86
DAFTAR HASIL WAWANCARA PENELITIAN
NO ASPEK EVALUASI PEMBELAJARAN INFORMAN
1 Pedoman saya dalam membuat soal adalah buku yang
digunakan dan ditambah soal buat sendiri. Artinya
soal yang diujikan saya ambil dari buku pedoman
yang saya gunakan ketika menerangkan pelajaran.
Soal yang saya pakai untuk ujian diambilkan dari
buku pegangan murid dengan criteria sebagai
berikut, sulit 30%, sedang 40% dan mudah 30%
GPAI 1
2 Pedoman membuat soal adalah buku paket dengan
tiga bentuk soal pilihan ganda, isian singkat dan esay,
dengan kriteria mudah 20%, sedang 60%, dan sulit
20%
Ya, soal yang dibuat berdasarkan materi. Setelah satu
pokok bahasan diterangkan baru diadakan ujian
GPAI 2
3 Apakah yang menjadi pedoman bagi ibu dalam
membuat soal ujian bagi siswa?
Jawaban informan : Pedoman saya membuat soal
adalah materi yang telah diajarkan dengan kategori
susah 25%, sedang 50% dan mudah 25%. Soal yang
dimunculkan dalam soal saya ambil dari buku wajib
yang menjadi rujukan serta ditambah buku penunjang
lainnya.
Pertanyaan peneliti : Apakah ibu membuat soal-soal
baru pada setiap pelaksanaan ujian yang berpedoman
pada materi yang disampaikan?
Jawaban informan : ya, sesuai dengan materi. Setiap
habis materi pelajaran maka diadakan latihan
GPAI 3
4 Pembuatan soal sepenuhnya diserahkan kepada guru
untuk tes formatif sedangkan untuk tes sumatif dibuat
oleh tim yang sudah ditunjuk oleh Dinas Pendidikan
sehingga guru disekolah hanya sebagai pemeriksa
Informan 1
87
Lampiran 7
Tabel 6
MATRIK DAFTAR CEK KOMPONEN
PEMBELAJARAN OLEH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DI SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KECAMATAN SIAK
KABUPATEN SIAK
Objek
Penelitian Dimensi
Hasil Wawancara/Pengamatan
Ya Tidak
GPAI
1
GPAI
2
GPA
I 3
GPAI
1
GPAI
2
GPAI
3
Perencanaan
Pembelajaran
Membuat sendiri √ √ √
Meniru punya guru
lain
√ √ √
Sesuai dengan
tuntutan kurikulum
√ √ √
Dibuat setiap hari √
Dibuat sekali
seminggu
√ √
Pelaksanaan
Pembelajaran
Mengambil absen √ √ √
Melakukan
apersepsi
√ √ √
Memotivasi murid √ √ √
Penggunaan satu
metode dalam
pembelajaran
√ √ √
Penggunaan metode
yang bervariasi
dalam pembelajaran
√ √ √
Penggunaan media √ √ √
88
dalam pembelajaran
Menyimpulkan
pembelajaran
√ √ √
Pemberian tugas √ √ √
Evaluasi
Pembelajaran
Evaluasi harian
dibuat sendiri
√ √ √
Evaluasi sumatif
dibuat sendiri
√ √ √
89
Lampiran 8
Tabel 7
MATRIK KONTEKS PERISTIWA
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR
NEGERI 003 KECAMATAN SIAK KABUPATEN SIAK
Dinas Pendidikan Kebupaten Siak
Cabang Dinas Pendidikan
Kecamatan Siak Kabupaten Siak
Sekolah Dasar Negeri
Kecamatan Siak Kabupaten Siak
Kepala
Sekolah
Pegawai Guru Murid
Guru
GPAI
Guru
Kelas
Guru
Penjaskes
Pembelajaran
Pelaksanaan
Pembelajaran
Perencanaan
Pembelajaran
Evaluasi
Pembelajaran
Membuat
sendiri
Meniru
punya guru
lain
Membuat
sendiri tiap
hari
Membuat
sendiri
sekali
seminggu
Membuang
waktu saja
Mengasumsikan
murid sudah
mengetahui
pelajaran
sebelumnya
Menyamarata-
kan tingkat
pengetahuan
awal murid
Murid sudah
terkondisi
sebelumnya
(kontrak belajar)
Penggunaan satu
Evaluasi
Harian
Evaluasi
Sumatif
90
Lampiran 9
MATRIK JARINGAN KAUSAL
PEMBELAJARAN OLEH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DI SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KECAMATAN SIAK
KABUPATEN SIAK
SDN 003
KECAMATAN SIAK
KABUPATEN SIAK
Pembelajaran oleh
Guru Pendidikan
Agama Islam
Perencanaan Pembelajaran,
Pelaksanaan Pembelajaran
dan Evaluasi Pembelajaran
91
Lampiran 10
Tabel 8
MATRIK KARAKTERISTIK RESPONDEN
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR
NEGERI 003 KECAMATAN SIAK KABUPATEN SIAK
NO UNSUR GURU GPAI
1
GURU GPAI
2
GURUGPAI
3
1 Pengalaman mengajar
sebelumnya
20 tahun 3 tahun 3 tahun
2 Motivasi menjadi guru Tinggi Sedang Sedang
3 Pendidikan dan
pelatihan
1 Kali - -
4 Supervisi yang diterima ada Tidak pernah Tak pernah
92
Lampiran 11
CATATAN LAPANGAN
Catatan Lapangan 1
Hari/Tanggal : Selasa, 10 Juni 2008
Pukul : 07.30- 08.40.
Nama Guru : Kiratu Dewi
Tempat : Kelas II
Saya sampai di sekolah pukul 07.20 Wib, saya jumpai siswa sedang
berbaris didepan kelas masing-masing. Tepat pukul 07.30 saya masuk ke kelas II
karena mata pelajarannya adalah pendidikan Agama Islam. Saya masuk kelas
bersamaan dengan guru bidang studi Pendidikan Agama Islam yang bernama
Kiratu Dewi. Pada saat itu peneliti lansung mengambil posisi duduk dekat “Fitri”
karena kursi disampingnya kosong.
Pada saat itu saya menjumpai wali kelasnya sedang sibuk mengumpulkan
sampah dan mengatur letak sapu pada posisi di belakang. Pada saat itulah KD
lansung menyiapkan anak untuk belajar diawali dengan doa serta mengulang
surat al-fatihah, an-nas, al-falaq, dan al-ikhlas. Alhamdulillah dengan penuh
semangat anak menghapal tanpa ada kesalahan. Setelah membaca surat pendek
tersebut lansung membaca doa untuk belajar dan memberi salam dan Guru bidang
studi menjawab salam. KD lansung menanyakan siapa yang tak masuk hari ini ?
anak-anak menjawab “Fadli” buk. Bu guru lansung memulai pelajaran dengan
mengulang pelajaran serta menyuruh anak membuka buku pendidikan agama
Islam halaman 66-67 dan menyuruh melihat latihan 1 (guru menuliskan di papan
tulis) dan menyuruh kerjakan pada kertas selembar.
Guru menyuruh menuliskan soalnya saja dan lansung menjawabnya. Maka
semua anak sibuk mengerjakan latihan yang diperintah guru. Guru mengingatkan
agar tidak mencontek dengan kawannya dan itu terus diucapkan berulang-ulang.
Sebahagian anak bertanya “esay ia juga buk ! guru menjawab kerjakan dulu hal
66-67 sebanyak 15 soal. Latihan berlansung lebih kurang 60 menit setelah waktu
pembelajaran berakhir anak-anak disuruh mengumpulkan sendiri-sendiri dan
pembelajaran pun berakhir.
93
Catatan Lapangan 2
Hari/Tanggal : Selasa, 10 Juni 2008
Pukul : 07.30- 08.40.
Nama Guru : Kiratu Dewi
Tempat : Kelas II
Hari ini pelajaran pertama di kelas satu adalah pelajaran Bahasa Indonesia
, Peneliti sudah berada di depan kelas karena ada sebuah bangku panjang yang
disediakan tempat duduk pada waktu istirahat. Disitulah peneliti duduk sambil
menunggu guru Pendidikan Agama Islam (Ibuk Kiratu Dewi) . Setelah Keluar
guru Bahasa Indonesia maka peneliti memperhatikan anak tersebut ada yang
keluar ada yang bermain dan ada yang menangis karena ditinju oleh kawannya.
Keadaan kelas yang tidak tertib itulah Kiratu Dewi selaku pengasuh Mata
Pelajaran pendidikan agama Islam masuk. Kedatangan ibuk guru tersebut tak
diperdulikan oleh sebagian murid. Ketika ibu guru mengucapkan salam hanya
sebahagian saja yang menjawab salam. Kiratu Dewi langsung menyuruh anak-
anak untuk duduk ditempat duduknya masing-masing, dan menyuruh anak-anak
membaca surat al-Fatihah, an-Nas, Al-Falaq dan surat al-Ikhlas.
Setelah anak membaca maka buk guru menyuruh anak mengeluarkan buku
Agama Islam. Ketika itu suasana menjadi gaduh karena sebagian anak bertanya :
buku yang ini buk! (maklumlah anak banyak yang tak tahu buku yang mana).
Sambil meng-iyakan buk guru lansung menuliskan pelajaran hari itu di papan tulis
yaitu “Rukun Iman”. Ibu guru menuliskan rukun iman yang ketiga beriman
kepada kitab-kitab Allah dan anak disuruh menulis dibuku tulisnya masing-
masing. Setelah anak menulis maka ibu guru menerangkan pelajaran tersebut
sampai waktu berakhir diakhir pelajaran guru mnyuruh anak menyiapkan tanda
pelajaran berakhir.
94
Catatan Lapangan 3
Hari/Tanggal : Selasa, 10 Juni 2008
Pukul : 07.30- 08.40.
Nama Guru : Kiratu Dewi
Tempat : Kelas I
Pagi itu menunjukkan pukul 09.30 kelas satu masuk kelas setelah diperitah
oleh wali kelas. Wali kelas menyuruh salah seorang murid menjemput Guru KD
ke kantor karena pelajaran Pendidikan Agama Islam akan dimulai. Setelah KD
dijemput maka wali kelas pun keluar anak-anak ribut kembali. Dengan
mengucapkan salam dan dijawab serentak oleh siswa dan KD menyuruh anak
membaca ayat secara berkelompok yaitu kelompok perempuan dan kelompok
laki-laki. Ketika ada bacaan siswa yang salah maka KD lansung menyuruh ulang
bacaan tersebut dengan dipandu lansung oleh KD.
95
Catatan Lapangan 4
Hari/Tanggal : Selasa, 10 Juni 2008
Pukul : 09.45- 11.05
Nama Guru : Hasnah (HS)
Tempat : Kelas IV
Pada pukul 09.45 kami masuk bersama guru Pendidikan Agama Islam,
ketika kami masuk anak-anak sudah duduk dengan rapi dan tenang dengan
berpakaian seragam olah raga karena mereka selesai melaksanakan olah raga
(penjaskes). Ketika itu guru lansung menyuruh ketua kelas untuk memimpin dan
memandu doa belajar dan ayat-ayat pendek sedangkan guru menulis di papan tulis
mata pelajaran “Agama”.
Guru langsung menyampaikan bahwa hari ini kita ulangan dari materi semester I
sampai dengan II buk guru lansung menyuruh anak mencatat soal ulangan
tersebut. Oleh karena itu anak jadi sibuk mencari buku (kertas selembar) sehingga
membuat anak ribut dan guru mengingatkan “jangan ribut” setelah anak siap maka
guru lansung mendiktekan soal ulangan tersebut. Guru mengulang soal tersebut
sebanyak 3 kali. Soal yang berbentuk ayat dituliskan oleh bu guru di papan tulis.
Jumlah soal sebanyak 5 buah dan anak dengan semangat dan antusias sekali
mengerjakan soal tersebut. Sedikit-sedikit terdengar celoteh dari anak “yang
dipapan tulis nomor lima buk” guru terus mengingatkan agar mengerjakan soal
yang paling mudah terlebih dahulu. Ketika ada anak yang melihat catatan maka
guru lansung menegur. Guru lansung berjalan kearah belakang untuk mengontrol
siswa. Pada saat ujian berlansung ada siswa yang berjalan meminjam tip ex dan
kembali duduk ke tempat semula.
Ketika ada siswa yang mencoba berkompromidalam mencari jawaban
maka guru lansung meegur “Tidak ada kompromi” dan kerjakan masing-masing.
Setelah ujian berlansung 60 menit dan waktupun berakhir, guru lansung
menyuruh anak mengumpulkan lembar jawabannya dan setelah dikumpulakan
maka anak tersebut disuruh keluar main (Istirahat)
96
Catatan Lapangan 5
Hari/Tanggal : Kamis, 12 juni 2008
Pukul : 08.50- 10.25 Wib
Nama Guru : Aisyah A.Md
Tempat : Kelas VB
Jam sudah menunjukkan pukul 08.50 Guru Pendidikan Agama Islam
masuk kelas dan peneliti ikuti dari belakang. Setelah masuk kelas saya
menemukan anak masih sibuk dengan pelajaran sebelumnya matematika dan
papan tulis belum dihapus. Buk guru lansung mengintruksikan supaya buku
pelajaran lain disimpan. Guru lansung mengingatkan bahwa pada hari ini kita
akan mengadakan praktek sholat, sesuai dengan rencana kemaren.
Praktek sholat dilaksanakan hanya satu rakaat saja, dan siapa yang ribut
tidak diberi kesempatan untuk tampil dan tak diberi nilai. Karena praktek sholat
semua anak telah membawa peralatan sholat (mukena, sarung, peci) serta lansung
memanggil satu persatu anak yang akan tampil. Mendapat giliran pertama adalah
“ Bima Ghafara” dan disuruh lansung menpraktekkan sholat „ashar. Sementara
yang lain sibut memakai mukena sarung dan peci sekaligus anteri menunggu
giliran. Praktek sholat tersebut dilakukan dengan duduk karena anak banyak yang
belum paham tata cara sholat duduk.
Ketika anak tampil selalu mengingatkan kalau ada gerakan dan bacaan
sholat yang tersalah. Mendapat giliran kedua adalah “Mulyadi” dan yang ketiga
adalah “mella” dan begitu seterusnya sampai pukul 09.30. Pukul 09.30 adalah jam
istirahat pertama dan anak disuruh istirahat sampai 09.45. Pukul 09.45 bell
sekolah berbunyi dan anak kela VB kembali memesuki kelas untuk melanjutkan
kegiatan praktek sholatnya. Kegiatan ini berlansung sampai pukul 10.25 dan anak
sudah mendapat giliran semuanya guru lansung menutup pembelajaran.
97
Catatan Lapangan 6
Hari/Tanggal : Kamis, 12 juni 2008
Pukul : 08.50- 10.25 Wib
Nama Guru : Aisyah A.Md
Tempat : Kelas VI
Pelajaran pertama di kelas VA adalah Pendidikan Agama Islam, peneliti
sudah hadir jam 07.15 dan peneliti lihat Ibu „Aisyah sudah berada di kantor.
Tepak pukul 07.25 bell sekolah berbunyi pertanda masuk kelas. Semua anak
tampak berbaris rapi di depan kelas masing-masing yang dipandu oleh wali kelas
masing-masing. Murid-murid masuk dengan tertib dan duduk pada tempat
masing-masing. Peneliti masuk bersamaan dengan siswa-siswa masuk kelas dan
duduk pada posisi paling pojok.
Tak berapa lama muncul Ibu „Aisyah seraya mengucapkan salam dan
dijawab serentak oleh anak. Ketika itu Ibu guru lansung menyuruh menyiapkan
untuk belajar dan membaca ayat-ayat pendek seperti Al-lahab, Al-Kafirun dan Al-
Humazah. Setelah membaca secara berkelompok buk guru menanyakan, Siapa
yang tak hadir? Anak menjawab : Likur, buk!. Kemudian ibu guru memulai
pelajaran dengan pokok bahasan yang baru. Bu guru lansung menerangkan
perlajaran tersebut dengan sangat semangat sekali dan ibu terus merangkan
sampai jam pelajaran berakhir. Lebih kurang 5 menit sebelum berakhir guru
membuat kesimpulan dan memberikan kesempatan bertanya kepada siswa. Bell
pun berbunyi dan menutup pelajaran dengan salam.
99
Lampiran 13
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semester : IV/II
Pertemuan ke : 14
Alokasi Waktu : 3 x 35 menit
Standar Kompetensi : 10. Melaksanakan Dzikir dan Do‟a
Kompetensi Dasar : 10.1 Melakukan dzikir setelah shalat
Indikator :
Melafalkan dzikir setelah shalat
Menuliskan dzikir setelah shalat
Menunjukkan hafal dzikir setelah shalat
I. Tujuan Pembelajaran : Siswa dapat melakukan dzikir setelah
shalat
II. Materi Pokok : Dzikir setelah shalat
III. Metode Pembelajaran : Ceramah dan Tanya jawab
IV. Langkah-Langkah Pembelajaran
A. Kegiatan Awal
Guru mengkondisikan kelas
Guru dan siswa membaca doa sebelum belajar
Guru mengabsen siswa
Apersepsi untuk membangkitkan motivasi belajar
Siswa memperhatikan dan menirukan lafal dzikir setelah shalat yang
dicontohkan oleh guru
B. Kegiatan Inti
Siswa mencatat lafal dzikir setelah shalat.
Siswa menbaca lafal dzikir setelah shalat.
C. Kegiatan Akhir
Siswa secara klasikal melafalkan dzikir setelah
Guru menutup, mengakhiri pelajaran dengan membaca hamdalah/doa
100
V. Alat/Bahan/Sumber Belajar : Buku Panduan Pesantren Ramadhan hal 53
VI. Penilaian :
tes lisan dan tulisan
non tes perbuatan
Bentuk Instrumen : Essay
Instrumen : Tulislah lafal dzikir setelah shalat!
Siak, April 2008
Mengetahui Guru Bidang Studi
Kepala Sekolah Pendidikan Agama
Islam
SALMIAH S.S.Pd H A S N A H A.Ma Nip : 130 392 788
101
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semester : IV/II
Pertemuan ke : 15
Alokasi Waktu : 3 x 35 menit
Standar Kompetensi : 10. Melaksanakan Dzikir dan Do‟a
Kompetensi Dasar : 10.2 Membaca do‟a setelah shalat
Indikator :
Melafalkan doa setelah shalat
Menuliskan doa setelah shalat
Menunjukkan doa setelah shalat
I. Tujuan Pembelajaran : Siswa dapat melakukan do‟a setelah shalat
II. Materi Pokok : Do‟a setelah shalat
III. Metode Pembelajaran : Ceramah dan berdiskusi
IV. Langkah-Langkah Pembelajaran
A. Kegiatan Awal
Guru mengkondisikan kelas
Guru dan siswa membaca doa sebelum belajar
Guru mengabsen siswa
Apersepsi untuk membangkitkan motivasi belajar
Siswa memperhatikan,mendengarkan dan menirukan lafal do‟a setelah
shalat yang dicontohkan oleh guru
B. Kegiatan Inti
Siswa membaca lafal do‟a setelah shalat
Siswa menyalin lafal do‟a setelah shalat
Siswa mendemontrasikan lafal do‟a setelah shalat
C. Kegiatan Akhir
Siswa secara klasikal melafalkan dzikir dan do‟a setelah shalat
Guru menutup, mengakhiri pelajaran dengan membaca hamdalah/doa
102
V. Alat/Bahan/Sumber Belajar : Buku Panduan Pesantren Ramadhan hal 53
VI. Penilaian :
tes lisan dan tulisan
non tes perbuatan
Bentuk Instrumen : Essay
Instrumen : Tulislah lafal do‟a setelah shalat!
Siak, Mei 2008
Mengetahui Guru Bidang Studi
Kepala Sekolah Pendidikan Agama Islam
SALMIAH S.S.Pd H A S N A H A.Ma
103
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semester : I/II
Pertemuan ke : 16
Alokasi Waktu : 5 x 35 menit
Standar Kompetensi : 9. Membiasakan Bersuci ( Thaharah)
Kompetensi Dasar : 9.2 Mempraktekkan tata cara berwudhu
Indikator :
Mempraktekkan wudhu
I. Tujuan Pembelajaran : Siswa dapat mempraktekkan tata cara
berwudhu
II. Materi Pokok : Mempraktekkan tata cara berwudhu
III. Metoda Pembelajaran : ceramah, tanya jawab, hafalan
IV. Langkah-langkah Pembelajaran
A. Kegiatan Awal
Guru mengkondisikan kelas
Guru dan siswa membaca doa sebelum belajar
Guru mengabsen siswa
Menghubungkan pelajaran yang lalu dengan yang sekarang
Melafalkan surat pendek selama lima menit (bacaan surat terjadwal
setiap hari)
Mengemukakan tujuan pembelajaran “ Mempraktekkan tata cara
berwudhu”
B. Kegiatan Inti
Guru mengajak siswa untuk melafalkan niat wudhu dan do‟a
setelah wudhu
Menerangkan tata cara wudhu yang benar
Guru menganjurkan siswa untuk membiasakan wudhu secara tertib
Guru menganjurkan kepada siswa untuk selalu membiasakan diri
punya wudhu setiap saat
C. Kegiatan Akhir
Memberitahukan pelajaran yang akan datang
Guru menutup, mengakhiri pelajaran dengan membaca
hamdalah/doa
V. Alat/ Bahan/ sumber: PAI, Fiqih Ibadah, Tempat Wudu dan air suci
mensucikan
104
VI. Penilaian : Tertulis dan lisan dan perbuatan
Memberikan atau menulis beberapa soal tertulis pada siswa dalam
bentuk PG dan isian singkat
Praktek wudu
Siak, Mei 2008
Mengetahui Guru Bidang Studi
Kepala Sekolah Pendidikan Agama
Islam
SALMIAH S.S.Pd KIRATU DEWI Nip : 130 392 788 Nip : 420 027 453
105
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semester : II / I
Pertemuan ke : 14
Alokasi Waktu : 10 x 35 menit
Standar Kompetensi : 9. Membiasakan shalat dengan tertib
Kompetensi Dasar : 9.2 Mempraktekkan shalat secara tertib
Indikator :
Mendemontrasikan keserasian antara gerakan dan bacaan shalat
Mengamalkan salat secara tertib dalam kehidupan sehari-hari
I. Tujuan Pembelajaran : Siswa dapat mempraktekkan shalat secara tertib
II. Materi Pokok : Praktek Shalat
III. Metoda Pembelajaran : Diskusi dan ceramah
IV. Langkah-langkah Pembelajaran
A. Kegiatan Awal
Guru mengkondisikan kelas
Guru dan siswa membaca doa sebelum belajar
Guru mengabsen siswa
Melafalkan surat pendek selama lima menit (bacaan surat terjadwal setiap
hari)
Apersepsi, memotivasi siswa
Mengemukakan tujuan pembelajaran “Mempraktekkan shalat secara
tertib”
B. Kegiatan Inti
Siswa secara klasikal melafalkan bacaan salat mulai dari niat takbiratul
ikhrom,doa iftitah, surat alfatihah, surat pendek, ruku, itidal, qunut, sujud,
duduk antara dua sujud, tasyahud awal, tasyahud akhir sampai salam
sesuai urutan bacaan salat
Guru meminta siswa untuk membaca bacaan salat dari mulai niat,
takbiratul ikhrom,doa iftitah, surat alfatihah, surat pendek, ruku, itidal,
qunut, sujud, duduk antara dua sujud, tasyahud awal, tasyahud akhir
sampai salam sesuai urutan bacaan salat secara klasikal lalu secara
individual
Guru memberikan sedikit penjelasan tentang pengertian salat, tujuan
hikmat salat kerugian dan keuntungan orang yang selalu menjalankan
ibadah salat
Guru menganjurkan siswa untuk mengamalkan salat secara tertib dalam
kehidupan sehari-hari
106
C. Kegiatan Akhir
Guru memberikan penguatan serta menyimpulkan materi
Guru memberitahukan pelajaran yang akan datang
Guru menutup, mengakhiri pelajaran dengan membaca hamdallah/doa
Guru mengucapkan salam kepada para siswa sebelum keluar kelas dan
siswa menjawab salam
V. Alat/ Bahan/ sumber : Buku Pegangan PAI kelas 3, Tuntunan Salat
Lengkap, CD Praktek Salat
VI. Penilaian : tertulis dan lisan
Teknik : Tes dan Non tes
Bentuk Instrumen : PG,Isian dan Essay
Instrumen :
Tulislah bacaan itidal!
Mempraktekkan keserasian antara gerakan dan bacaan salat secara
individual
Tes Sub Sumatif
Siak, Mei 2008
Mengetahui Guru Bidang Studi
Kepala Sekolah Pendidikan Agama
Islam
SALMIAH S.S.Pd KIRATU DEWI Nip : 130 392 788 Nip : 420 027 453
107
Lampiran 14
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Suasana ruang kantor ketika beristirahat
Gambar 2 : Lokasi penelitian
108
Gambar 3 : Suasana Ketika anak-anak beristirahat di halaman sekolah
Gambar 4 : Suasana berada di kantor majlis guru
109
Gambar 5 : Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di SD Negeri 003 Siak
Gambar 6 : Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di SD Negeri 003 Siak
110
Lampiran 15
Tabel 9
Daftar Personil Sekolah Dasar Negeri 003 Kp. Rempak Kecamatan Siak
Kabupaten Siak Propinci Riau
PANGKAT / GOL /
RUANG TERAKHIR
TMT
1 2 3 4 5 6 7 10 11 16
1PEMBINA IV A
S I
01 - 04 - 2005 2004
2 PEMBINA IV A KPG
01 - 04 - 2003 1976
3 PEMBINA IV A D II
03 - 04 - 2006 2000
4 PEMBINA IV A D III
01 - 10 - 2005 2000
5 PENATA TK I / III D D II
01 - 04 - 2003 2004
6 PENATA TK I / III D D II
01 - 10 - 2004 2002
7 PENATA TK I / III D D II
01 - 10 - 2006 2004
Mariani PENATA III C D II
131 494 409 01 - 10 - 2007 2004
R. Ratna Minawarah PENATA III C S I
131 934 050 01 - 10 - 2007 2004
Nurhidayah PENATA III C D II
131 934 271 01 - 10 - 2007 2004
PENATA III C D II
01 - 10 - 2007 2002
PENGTUR TK I / II D D II
01 - 10 - 2004 2004
PENGDA TK I / II B 09 - 11 - 2005 D II
01 - 04 - 2006 2005
PENGDA TK I / II B D II
01 - 04 - 2006 2005
JURU TK I / I D S D
1974
PENATA MUDA/III A S I
01/01/2008 1996
S I
1993
M A N
2005
D II
2004
D II
2004
S I
2004
D II
2004
KMI
Gontor 2005
SI
2007
S D
1980
S M A
2007
G U R U
G U R U
G U R U
G U R U 15 - 07 - 2002
18- 12 - 1996
ISLAM
ISLAM
ISLAM
ISLAM T U
G U R U
G U R U
ISLAM
ISLAM G U R U
8 PR ISLAM
LK
16 - 09 - 1972420 037 780
TELUK MERBAU
06 - 06 - 1966
25
16
24
9 PR
02 - 12 - 1962
S I A K
-
12
13
10 PR
11 PRNurlen
131 934 712 10 - 08 - 1970
S I A K
17 PR ISLAM GURUB E N G K A L I S
21 - 12 - 1968
ISLAM
PEKAN BARU
16 - 04 - 1981ISLAM
GURU
ISLAM
BANGUNTAPAN
B E T U U N G
Esti Sofiatningsih, S.Pd
Eko Saputro
23 - 03 - 1985
PR
26
Erni Yusnita
Ifni Suhesti17 - 09 - 1989
S I A K
02 - 10 - 1987
22
17 - 08 - 1984
B E N G K A L I S
12 - 04 - 1971
05 - 01 - 1961
BANYUMAS
15 - 05 - 1965
19 - 11 - 1962
SEI. APIT
PR
PR
K E P R I
07 - 08 - 1968
23 - 03 - 1958
R o z a l i
131 142 720
Siti MaryamahISLAM
SEI KAYU ARA
ISLAM
- S I A K
S I A K
12 - 08 - 1969
GURU
ISLAM
GURU
GURU
B. INGGRIS
GURU
SEPOTONG
KEB SEKISLAMPR 18 - 07 - 2005
05 - 11 - 2007PR
23
18
Hasnah
-
-
GURU
LK
PR
ISLAM
B. INGGRIS
01 - 07 - 2006
01 - 12 - 2006
24 - 03 - 2008
05 - 05 - 2008
-
-
-
-
-
02 - 10 - 2001
09 - 11 - 2005
03 - 04 - 2006
G U R U
G U R U
GURU
05 - 09 - 2005
- 05 - 09 - 2005
07 - 07 - 2003
19 - 07 - 2004
12 - 06 - 1984
01 - 12 - 2007
06 - 02 - 2006
02 - 07 - 1990
16 - 07 - 2007
16 - 07 - 2007
LK ISLAM
PR ISLAM
ISLAM
18 - 07 - 1995
Budi Mulyana
420 022 830
PKL. BATANG
11 - 01 - 1982
Aspalela
132 246 023 01 - 05 - 1972
S E B A U K
04 - 11 - 1985
EMPAT BALAI
22 - 11 - 1977
PR ISLAM
GURUISLAMLKSUNGAI TANANG
ISLAM
01 - 03 - 2001
ISLAM G U R U 01 - 09 - 2007
B E N H I LLK ISLAM PEN SEK 17 - 07 - 2006
10 - 07 - 1957
19
Nurapriani S. Pdi
Ernawati
Rita Wahyuni
Amir Luffi Adnan
Mauluddin
Dra. Anidar
20
21
IJAZAH
TERTINGGI
TAHUN
Kiratu Dewi
420 027 45314
15I d r i s
130 471 436
PULAU TENGAH
14 - 06 - 1971PR
KETERANGA
N
Salmiah.S., S.Pd PEKAN BARUPR
N A M A NIPTEMPAT DAN
TANGGAL LAHIR
L K
P RAGAMA JABATAN
TANGGAL MULAI
BERTUGAS DI SD INI
ISLAM K A S D130 392 788 02 - 04 - 1951
Ratna Hayati
130 351 551ISLAM
PEKAN BARU
07 - 12 - 1950G U R U
G U R U
G U R U
NO
131299 545
Indin Laily
PKL. JAMBI
31 - 07 - 1957
BANTAR
Nurhasnah
131 435 916
PR
PR
PR
LK
PR
PR
130 712 091
Aisyah, A.Md
130 985 764
Sumber data : Sekolah Dasar Negeri 003 Kp. Rempak Siak