profil pondok (laporan mahasiswa akselerasi)(2)

Download Profil Pondok (Laporan Mahasiswa Akselerasi)(2)

If you can't read please download the document

Upload: tengkiu-muhammad-ash-shegly

Post on 24-Jul-2015

136 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

PROFIL PONDOK PESANTREN MATHLABUL ULUM JAMBU LENTENG SUMENEP MADURAOleh: UNTUNG WAHYUDI AHMAD IBRAHIM YATIM MAJHURIINSTITUT ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA 2011BAB I DATA LEMBAGA TEMPAT MENGABDI1Sejarah Berdirinya Berdirinya Mathlabul Ulum Diniyah (MUD) pada tanggal 01 Maret 1979 yang dirintis dan diasuh oleh KH. Moh. Taufiqurrahman FM. merupakan cikal bakal berdirinya Pondok Pesantren Mathlabul Ulum Jambu Lenteng Sumenep. Maka untuk mewujudkan obsesi Beliau sesuai dengan latar belakang pendidikannya di Pondok Modern Gontor (KMI) dan TMI Al-Amien Prenduan, pada hari Ahad tanggal 10 Syawal 1407 bertepatan tanggal 07 Juni 1987 diresmikan berdirinya sebuah lembaga pendidikan ala KMI Gontor dan TMI Al-Amien dengan nama Mahadul Muallimien al-Islamie disingkat MMI. Dan pada tanggal yang sama Pondok Pesantren Mathlabul Ulum diresmikan sebagai tempat untuk menampung Santri MMI, sebagaimana menjadi syarat utama bagi calon santri MMI yakni; seluruh santri MMI wajib mukim di pondok. Ditinjau dari aspek sejarah dan pengertian bahasa maupun istilah, Pondok Pesantren adalah Lembaga Pendidikan Islam. Jadi Visi yang paling utama Pondok Pesantren Mathlabul Ulum adalah mendidik dalam rangka melaksanakan dakwah islamiyah sebagai kelanjutan dari risalah Rasulullah Saw. untuk itu segala kegiatan dan siapapun pelakunya harus selalu mengandung nilai-nilai pendidikan Islam dimaksud. Maka untuk mencapai visi tersebut dengan mengantisipasi tantangan zaman dan tuntutan umat, Pondok Pesantren Mathlabul Ulum mengemban sedikitnya dua Misi yaitu: Misi yang bersifat umum: Mendidik dan mempersiapkan SDM muslim yang berkualitas (khaira ummah)( )2. Misi yang bersifat khusus: Mendidik dan mempersiapkan kader-kader ulama, Du'aat atau Pemimpin Umat (Mundzirul Qaum) ( )Maka untuk melaksanakan misi tersebut sedikitnya ada 10 jenis pendidikan yang diprogramkan oleh pondok pesantren ini yang dilaksanakan secara terpadu selamanya, yaitu: Pendidikan Keimanan dan Ketaqwaan. Pendidikan Akhlaq dan Moral. Pendidikan Kemasyarakatan. Pendidikan Keilmuan dan Intelektualitas. Pendidikan Keguruan. Pendidikan Kepemimpinan dan Organisasi. Kewiraswastaan dan Keterampilan. Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. Pendidikan Kesenian dan Estetika. Pendidikan Kepramukaan, Kepemudaan dan Kewanitaan (Santriwati). Keterlibatan Masyarakat dalam Pendirian Pendirian sebuah lembaga pendidikan seperti pesantren pasti tidak lepas dari dukungan dan partisipasi masyarakat dalam sejarah pendiriannya. Begitu juga pondok pesantren Mathlabul Ulum. Masyarakat sekitar juga ikut andil dalam pendirian lembaga pendidikan islam ini. Masyarakat tidak hanya mendukung secara materi tetapi juga secara moril. Geografis dan Demografis Lembaga Pondok pesantren Mathlabul Ulum berdiri di sebuah desa Jambu, kecamatan Lenteng, Kabupaten Sumenep. Lembaga ini satu-satunya pesantren yang ada di desa Jambu. Lokasinya pun tidak sulit dijangkau karena berdiri tepat di pinggir jalan raya yang menghubungkan ke kecamatan Lenteng dan kota Sumenep. Struktur Lembaga3Pondok Pesantren Mathlabul Ulum dipimpin oleh seorang Kiyai yang berfungsi sebagai pimpinan tertinggi dan memegang wewenang penuh atas Pondok Pesantren Mathlabul Ulum sesuai dengan prinsip-prinsip dan tradisi kepesantrenan yang Islami, Indonesiawi dan Jihadi dengan sebutan sebagai Pimpinan/Pengasuh Pondok (Musyrif Ma'had). Pimpinan/Pengasuh Pondok (Musyrif Ma'had) Mempunyai tugas antara lain: Menetapkan visi dan misi pondok pesantren Memimpin dan bertanggung jawab atas kelancaran seluruh program pendidikan dan pengajaran pondok pesantren baik ke luar maupun ke dalam. Membatalkan keputusan-keputusan pengurus yang bertentangan dengan visi dan misi atau dapat merugikan perjuangan/nama baik pondok pesantren. Mengangkat dan memberhentikan perangkat2 sesuai dengan kebutuhan mengesahkan program kerja dan rencana anggaran tahunan pondok, serta bidang2 dan lembaga2 yangada dibawahnya. menandatangani surat2 keluar dan surat kerjasama dg pihak2 diluar pondok { MOU } meminta pertanggung jawaban pelaksanaan tugas dari masing2 bagian dan mengontrol pengadministrasian keuangan. Wakil Pimpinan Pondok Mempunyai tugas antara lain : Mewakili dan membantu pimpinan pondok pada setiap perencanaan,pengelolaan, dan pengawasan setiap program. Mewakili pimpinan pondok apabila berhalangan baik urusan keluar maupun kedalam. Secara khusus bertanggung jawab terhadap kerja dari pada : bidang keorganisasian. bidang dakwah dan kemasyarakatan. bidang dana dan usaha.bidang alumni,kader dan keluarga. bidang penelitian dan pengembangan Sekretaris Mempunyai tugas antara lain : Mewakili Pimpinan/wakil Pimpinan pondok apabila berhalangan khususnya yang menyangkut kegiatan umum. Menandatangani berkas-berkas administrasi atas nama Pimpinan Bertanggungjawab terhadap perencanaan, pengelolaan (pelaksanaan) dan pengawasan program kesekretariatan. Membantu di bidang pelayannan administrasi bidang/bagian dan staf Bertanggungjawab terhadap pengadministrasian surat-menyurat pondok Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya kepada Pimpinan Pondok Bertanggungjawab terhadap keuangan dan inventaris Sekretariat Bertanggungjawab terhadap Pendataan Akhir tiap komponen pondok (Personalia, sarana dan prasarana). Bendahara Mempunyai tugas antara lain : Membantu Pimpinan Pondok di bidang keuangan Pondok. Bertanggungjawab terhadap perencanaan, pengelolaan (pelaksanaan) dan pengawasan dalam bidang keuangan Pondok Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas tanggung jawabnya kepada Pimpinan Pondok, khususnya berkenaan dengan keuangan Pondok. Membuat Anggaran Pendapatan dan Belanja (APB) Pondok. Struktur organisasi Pondok Pesantren Mathlabul Ulum berbentuk line fungsional yaitu suatu organisasi yang bersifat vertikal dan hirarki, dan untuk memudahkan dalam pelaksanaannya dibentuk beberapa biro/bidang antara lain:5Bidang pendidikan dan pengajaran. Bidang keorganisasian. Bidang dakwah dan kemasyarakatan. Bidang dana dan usaha. Bidang sarana dan pembangunan. Bidang alumni, kader dan keluarga. Bidang penelitian dan pengembangan { litbang } Bidang-bidang ini memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut: Bidang Pendidikan dan Pengajaran Untuk membantu secara langsung pelaksanaan tugas-tugas Pengasuh/Pimpinan Pondok dalam bidang pendidikan dan pengajaran di sekolah ditunjuk Kepala Bidang Ke-lembaga-an yang bertanggung jawab atas kelancaran pendidikan dan pengajaran lintas lembaga pendidikan yang ada, dengan penjabaran sebagai berikut: Kepala Bidang Kelembagaan, disebut sebagai Kepala bidang pendidikan dan pengajaran Tugasnya: Memimpin dan bertanggung jawab atas kelancaran seluruh program pendidikan dan pengajaran di semua lembaga (TK, SDI, MTS, MA dan MMI) baik ke luar maupun ke dalam. Mewakili Pimpinan Pondok apabila berhalangan khususnya yang menyangkut tugas bagian. Bertanggung jawab terhadap perencanaan, pengelolaan (pelaksanaan) dan pengawasan dalam bidang Pendidikan dan Pengajaran. Memberikan kebijakan di bidang pendidikan dan latihan atas nama Pimpinan Pondok. Meminta laporan kepada para Kepala Lembaga Pendidikan dan Pengajaran berkenaan dengan kegiatannya. Memberikan laporan kepada Pimpinan Pondok terhadap kegiatan yang sudah/belum dilaksanakan.Untuk kelancaran program tersebut, kepala bidang pendidikan dan pengajaran dibantu oleh 4 (empat) Mudir Tanfidzi (Direktur Pelaksana) yang selanjutnya disebut sebagai Kepala Madrasah, yaitu: Kepala Marhalah Thufulah (TK/RA) Tugasnya: Bertanggung jawab atas kelancaran seluruh program pendidikan dan pengajaran di tingkat taman kanak-kanak \ raudltul athfal baik ke luar maupun ke dalam. Kepala Marhalah Ibtidaiyah (SD Islam) Tugasnya: Bertanggung jawab atas kelancaran seluruh program pendidikan dan pengajaran di tingkat sekolah dasar baik ke luar maupun ke dalam. Kepala Marhalah Tsanawiyah (MTs) Tugasnya: Bertanggung jawab atas kelancaran seluruh program pendidikan dan pengajaran di tingkat tsanawiyah (1,2,3 MTs ) baik ke luar maupun ke dalam. Kepala Marhalah Aliyah (MA) Tugasnya: Bertanggung jawab atas kelancaran seluruh program pendidikan dan pengajaran di tingkat aliyah (1,2,3 MA ) baik ke luar maupun ke dalam. Kepala Ma'had Mu'allimien al-Islamie Tugasnya: Bertanggung jawab atas kelancaran seluruh program pendidikan dan pengajaran di tingkat mu"allimien ( 1,2,3,4,5.6. MMI ) baik keluar maupun kedalam Bidang Keorganisasian Tugasnya: Mewakili Pimpinan Pondok apabila berhalangan khususnya yang menyangkut tugas bidang. Bertanggung jawab terhadap perencanaan, pengelolaan (pelaksanaan) dan pengawasan dalam bidang Organisasi Santri/wati (ISMU-ORISMU-PRAMUKA). Memberikan kebijakan di bidang keorganisasian atas nama Pimpinan Pondok. Pengadministrasian di bidang keorganisasian.7Mengkordinir program dan kinerja Ketua MPO putra-putri Pembinaan dan koordinatif serta kerjasama antar organisasi di pondok. Memberikan laporan kepada Pimpinan Pondok terhadap kegiatan yang sudah/belum dilaksanakan. Dan untuk melaksanakan tugas operasional yang menyentuh langsung kepada kegiatan santri yang dikemas dalam bentuk organisasi santri perlu dibentuk koordinator yang menangani khusus pembinaan santri/wati lewat organisasi yang disebut dengan: MAJLIS PERTIMBANGAN ORGANISASI (MPO), Fungsi/Kedudukannya: Suatu badan yang diangkat dan ditetapkan oleh Pimpinan Pondok untuk masa jabatan tertentu dan berfungsi sebagai pelaksana program pondok pesantren melalui perannya sebagai koordinator organisasi santri dan santriwati Mathlabul Ulum Ketua MPO, Tugasnya: Menetapkan garis-garis besar haluan organisasi santri Mathlabul Ulum. Memimpin dan mengatur pelaksanaan kegiatan ektra kurikuler pondok pesantren. Mengkordinir para koordinator organisasi santri dan pengurus organisasi santri. Berhak mengambil kebijakan dalam melaksanakan tugasnya selama tidak bertentangan dengan program kerja yang sah 5Melaporkan pelaksanaan program kerja kepada pimpinan pondok. Bidang Dakwah dan Sosial Kemasyarakatan Tugasnya: Mewakili Pimpinan Pondok apabila berhalangan khususnya yang menyangkut bidang. Bertanggung jawab terhadap perencanaan, pengelolaan (pelaksanaan) dan pengawasan dalam bidang hubungan dengan masyarakat. Ikut bertanggung jawab terhadap pengembangan Sumber Daya Masyarakat. Menggali, meneliti serta mengembangkan potensi masyarakat yang ada untuk dikembangkan oleh pondok. Memberikan informasi dan dakwah bil-hal/bil-lisan kepada masyarakat.Bertanggung jawab terhadap pengelolaan KBIH Al-Ikhlas yang ada di YMU. Bertanggung jawab terhadap pengelolaan ZIS. Melaporkan pelaksanaan program kerja kepada Pimpinan Pondok. Bidang Dana dan Usaha Tugasnya: Mewakili Pimpinan Pondok apabila berhalangan khususnya yang menyangkut tugas bidang. Bertanggung jawab terhadap perencanaan, pengelolaan (pelaksanaan) dan pengawasan dalam bidang Pendanaan dan Pengembangan Usaha. Memberikan kebijakan di bidang Dana dan Usaha atas nama Pimpinan Pondok. Pengadministrasian di bidang Dana dan Usaha. Bertanggung jawab terhadap pendirian Badan Usaha Pondok. Pembinaan Kemitraan Usaha dengan pihak lain. Melaporkan pelaksanaan program kerja kepada Pimpinan Pondok. Bidang Sarana dan Pembangunan Tugasnya: Mewakili Pimpinan Pondok apabila berhalangan khususnya yang menyangkut tugas bidang. Bertanggung jawab terhadap perencanaan, pengelolaan (pelaksanaan) dan pengawasan dalam bidang Sarana dan Pembangunan. Memberikan kebijakan di bidang Sarana dan Pembangunan atas nama Pimpinan Pondok. Pengadministrasian di bidang Sarana dan Pembangunan. Bertanggung jawab terhadap pengadaan, pemanfaatan dan pemilikan sarana dan prasarana pondok. Usaha perluasan wakaf dan sarana pondok. Melaporkan pelaksanaan program kerja kepada Pimpinan Pondok.9Bidang Alumni, Kader dan Keluarga Tugasnya: Mewakili Pimpinan Pondok apabila berhalangan khususnya yang menyangkut tugas bidang. Bertanggung jawab terhadap perencanaan, pengelolaan (pelaksanaan) dan pengawasan dalam bidang Kealumnian, Pengkaderan dan Ikatan Keluarga. Bertanggung jawab terhadap Guru Tugas Pengabdian dari beberapa lembaga yang ada di Pondok Pesantren Mathlabul-Ulum Jambu. Penataan dan pendataan Alumni dan Kader dari lembaga yang ada di pondok. Penataan dan pendataan Keluarga dan Simpatisan pondok. Melaporkan pelaksanaan program kerja kepada Pimpinan Pondok. Bidang Penelitian Dan Pengembangan Tugasnya: Mewakili Pimpinan Pondok apabila berhalangan khususnya yang menyangkut tugas bidang. Bertanggung jawab terhadap perencanaan, pengelolaan (pelaksanaan) dan pengawasan dalam bidang Penelitian dan Pengembangan Pondok. Bertanggung jawab terhadap pembudayaan tradisi-tradisi intelektual di lingkungan Pondok. Bertanggung jawab terhadap peningkatan kreatifitas ilmiah di kalangan santri/wati. Bertanggung jawab terhadap dinamika penerbitan bulletin, majalah dll. Ikut bertanggung jawab terhadap pengembangan bahasa asing di lingkungan pondok, berkoordinasi dengan Bidang Pendidikan dan Pengajaran. Bertanggung jawab atas pengelolaan perpustakaan, pusdikom/internet, laboratorium dll. Melakukan penelitian ilmiah sebagai sumber masukan bagi pimpinan pondok dalam menetapkan kebijakan.Bertanggung jawab atas pengadministrasian di bidang penelitian dan pengembangan. Melaporkan pelaksanaan program kerja kepada Pimpinan Pondok. Jumlah Santri dan Latar Belakangnya Tahun demi tahu perkembangan jumlah santri di pondok ini terus mengalami peningkatan. Rata-rata santri berasal dari dalam kabupaten Sumenep. Meskipun ada sedikit yang dari luar Kabupaten seperti Pamekasan, Sampang dan Bangkalan. Bahkan ada yang dari luar Jawa seperti Kalimantan.Inilah perincian jumlah santri sampai dengan tahun pelajaran 2010-2011:N OLEMBA GAKELASPUTRAMuqi m Colo k Juml ah Muqi mPUTRIColok Jumla h Muqi mJUMLAHColok Jumlah01 02PAU D Juml ah RA Juml ahA B331010131333 7 1 1 1 810 8 14 2210 8 14 2213 1513 15 2503 04A B7 1 1 1 840401106 07 08 09 10 11SDII II III IV V VI8 8 7 9 1 0 8 5 0 1 5 1 8 2 1 5 4 1 5 1 5 2 4 5 48 8 7 9 1 0 8 5 0 1 5 1 8 2 1 5 4 1 7 2 0 3 2 6 9 2 7 2 7 2 0 3 0 1 54 10 7 2 6 8 37 8 2 1 15 224 10 7 2 6 8 37 8 17 23 0 2 112 18 14 11 16 16 87 23 33 4312 18 14 11 16 16 87 23 35 44 10 2 38 31 71 14 0 52 62 49 53 47Juml ah11 12 13MTsI II IIIJuml ah14 15 160345 2148 21 11 393 2 10 2699 36 21 45 10 2 0 0 0 0 0MAI II III2 5 85 186 21Juml ah17 18 19 20 211523 25 35 29 23 324871 25 35 29 23 3238 52 62 49 53 47MMII II III IV V27 27 20 30 1522VI Juml ah19 13 81 9 1 3827 17 127 17 146 30 9046 30 9JUMLAH AKHIR153 179 332 197 162359350341691BAB II LINGKUNGAN PESANTREN Budaya Masyarakat Sekitar Budaya masyarakat sekitar pondok pesantren bisa dikatakan beragam. Tapi pada umumnya masyarakat masih berusaha mempertahankan budaya Madura yang memang sangat kental. Budaya santri masih melekat, sehingga ada yang mengatakan kalau datang ke Sumenep akan berhadapan dengan budaya yang agamis. Meskipun seiring perkembangan budaya modern, terutama anak mudanya, sudah mulai luntur13budaya santri tersebut. Walaupun secara moral mereka tetap berusaha bersikap arif dan baik terhadap orang lain, terutama jika menyambut tamu dari luar Madura. Sosial, Ekonomi, Politik dan Moral Agama Masyarakat Sekitar Kehidupan sosial masyarakat sekitar juga bisa dikatakan masih berpedoman terhadap budaya masyarakat Madura yang menjunjung tinggi sifat gotong royong atau kebersamaan. Mereka akan saling membantu dan bahu membahu jika ada tetangga yang mempunyai hajat, seperti pernikahan atau acara-acara lain. Secara ekonomi, masyarakat masih berada di posisi menengah ke bawah. Tidak terlalu kaya, dan juga tidak bisa dikatakan miskin. Karena didukung dengan pertanian dan perkebunan yang dikelola masyarakat. Sehingga untuk kebutuhan sehari-hari mereka tidak terlalu kesulitan. Dari segi politik, masyarakat masih lekat dengan tradisi ke-NU-an. Sehingga masyarakat sangat mendukung organisai politik yang diusung oleh ormas ini. Meskipun mereka juga mereka melihat figur/tokoh masyarakat dalam panggung politik praktis seperti Pemilu atau Pilkada. Secara moral agama pun, masyarakat masih sangat menjunjung tinggi norma dan etika-etika pergaulan di masyarakat. Artinya, budaya carok (tawuran antar warga) yang selama ini melekat sudah mulai hilang karena mereka sudah paham arti toleransi, saling menghargai antara pendapat satu dan yang lainnya. Hubungan Pesantren dan Masyarakat Hubungan pesantren dan masyarakat sekitar sangat baik. Karena pesantren adalah milik masyarakat bukan milik pimpinan atau pengasuh. Maka jalinan silaturahim antara pesantren dan masyarakat terus digalakkan dengan mengadakan acara-acara yang melibatkan masyarakat, seperti acara pengajian umum, atau ketika pesantren mempunyai hajatan besar, masyarakat sekitar juga dilibatkan. Peran Pesantren terhadap Pemberdayaan POLEKSOSBUD (Politik, Ekonomi,Sosial dan Budaya) Pesantren Mathlabul Ulum adalah lembaga yang berdiri di atas semua golongan dan untuk semua golongan. Artinya pesantren tidak membawa atribut partai politik, sehingga semua orang bisa masuk ke pesantren. Mereka yang berasal dari NU atau Muhammadiyah sekali pun bebas memasukkan anaknya ke pesantren. Namun begitu pendidikan di pesantren tetap berusaha memberdayakan--terutama di kalangan santri pendidikan politik. Seperti dengan dibentuknya organisasi-organisasi santri atau OSIS. Mereka dilatih untuk pandai berorganisasi sehingga kelak ketika terjun ke masyarakat tidak akan merasa canggung. Begitu juga di bidang ekonomi, sosial dan budaya.BAB III KEGIATAN LEMBAGA/PESANTREN Kitab-Kitab dan Ilmu Unggulan Pesantren 1. Kelompok Bidang Bidang Studi Utama (Keagamaan) Al-Quran wa Ulumuhu (Quran, Tajwid, Tafsier) Al-Hadits wa Ulumuhu (Hadits, Mustolahul Hadits) Al-Fiqhu wa Ulumuhu ( Fiqih, Usul Fiqih, Faroidl ) At-Tauhid wal aqidah Muqaranatul Adyan (perbandingan agama) Al-Akhlaq wat Taowwuf15As-Siroh an-Nabawiyah ( Sejak kelas II seluruh mata pelajaran tersebut disampaikan dengan pengantar bahasa Arab) 2. Kelompok Bidang Studi Bahasa Arab Al-Imla wal Khattul Araby Durusullughah wa Tamrinatuha Al-Insya wat Tarjamah Al-Muthalaah An-Nahwu was Sharfu Al-Balaghah An-Nushus / Al-Mahfudhat 3. Kelompok Bidang Studi Keguruan Tarbiyah wat Ta'lim / Didaktik Metodik Administrasi Pendidikan Psikologi Pendidikan Logika (Mantiq) Ilmu Jiwa Umum 4. Kelompok Bidang Studi Kurikulum Nasional Bahasa Inggris Grammar Bahasa dan Sastra Indonesia Matematika Fisika Biologi Sejarah Nasional/Dunia Geografi Ekonomi / Akuntansi Sosiologi AntropologiPPKn Tata Negara Pola Pengajaran Konsep Pendidikan dan Pengajaran Sistem pendidikan dan pengajaran di Pondok Pesantren Mathlabul Ulum ini tidak berbeda dengan apa yang dianut dan dilaksanakan di pondok pesantren lainnya, tetapi diupayakan perbaikan pengembangan dan penyempurnaan yang terus-menerus dan melakukan secara intensif dan sistematis, tentunya dengan selalu bersikap inovatif dan terbuka dengan berbagai ide dan pemikiran baru/modern dari manapun datangnya selama tidak bertentangan dengan hal-hal yang prinsip. Materi Pendidikan Pendidikan keimanan dan ketaqwaan Pendidikan akhlak dan budi pekerti Pendidikan dakwah dan kemasyarakatan Pendidikan keilmuan dan intelektualitas Pendidikan kegururan dan keteladanan Pendidikan kepemimpinan dan manajemen Pendidikan kewiraswastaan dan koperasi Pendidikan jasmani dan kesehatan Pendidikan kesenian dan estetika Pendidikan kepramukaan, kepanduan dan kewanitaan (putri). Program Pendidikan Materi-materi pendidikan tersebut dikemas dalam 3 bentuk program yang saling berkaitan satu sama lainnya. Ketiga tersebut adalah : Intra Kurikuler17Yaitu program-program pendidikan terjadwal yang dilaksanakan pada jam-jam pelajaran secara formal di pagi hari dengan system klasikal. Program ini dimaksudkan mencapai tujuan-tujuan instruksional dari setiap mata pelajaran yang merupakan perpaduan antara kurikulum nasional dan kurikulum Mu'allimien yang biasa berlaku di pondok-pondok pesantren (muatan local) Ekstra Kurikuler Yaitu program-program pendidikan yang dilaksanakan di luar jam-jam pelajaran formal untuk memperkuat moral dan sikap mental santri serta memperluas wawasan dan menambah bekal keterampilan, dalam rangka tujuantujuan institusional secara optimal. Latihan dan praktek berorganisasi (kepemimpinan dan manajemen) Kursus-kursus dan latihan-latihan (pramuka, keterampilan, kesenian, kesehatan, olahraga, perkoperasian, computer, internet bahasa, keilmuan, retorika dan lainnya). Dinamika kelompok santri (baik kelompok wajib maupun kelompok minat). Ko-Kurikuler Yaitu program-program pendidikan terjadwal yang dilaksanakan di luar jam-jam pelajaran formal untuk menunjang, mematangkan dan memantapkan pelajaran-pelajaran formal, sesuai dengan program yang digariskan. Ibadah Amaliyah Sehari-hari Sholat jama'ah lima waktu Sholat tahajjud, witir, dhuha dan rowatib Sholat-sholat nawafil Puasa Senin Kamis Puasa Arofah dan Asyuro Membaca dan Menghafal al-Qur'an Dzikir, shalawat dan do'a Extensive LearningPembinaan danPengembangan 3 bahasa Belajar muwajjah pada malam hari Pengajian kitab-kitab klasik Diskusi, dialog, diklat dan workshop Penerbitan media cetak dan majalah Praktik dan Bimbingan Praktik adap sopan santun Praktik mengajar\keguruan Praktik dakwah kemasyarakatan Pendidikan Formal dan Keunggulan Masing-masing Di Pondok Pesantren Mathlabul Ulum ada beberapa lembaga pendidikan dari jenjang PAUD, RA, SD sampai tingkat SLTA. Selain lembaga-lembaga itu ada lembaga pendidikan yang sudah mendapat persamaan dari Mendiknas (pesantren muadalah), yaitu Mahad Muallimin al-Islamie (MMI) yang kurikulum pendidikannya hampir sama dengan pondok modern Gontor. Masa pendidikannya enam tahun (wajib mukim). Penggunaan IPTEK dalam Proses Pembelajaran Penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi sejak beberapa tahun yang lalu sudah diterapkan, seperti lab bahasa, lab MIPA, dan komputer. Materi TIK (komputer) memang sudah dimasukkan dalam kurikulum pendidikan formal walaupun jam pelajarannya sangat terbatas. Untuk itu pesantren menyediakan fasilitas kursus komputer dan warung internet (warnet) bagi santri yang ingin mendalami bidang ini.19BAB IV HUBUNGAN DAN PERAN PENGASUH DENGAN ORMAS ISLAM (KETERLIBATAN DAN KEPENGURUSAN) Hubungan dan Peran Pengasuh dengan Orpol Sejak Pemilu tahun 1999 banyak kalangan ulama dan Kyai yang terlibat dalam organisasi politik. Beberapa calon anggota legislatif pun muncul dari kalangan Kyai yang sebelumnya memang aktif di ormas-ormas Islam seperti NU atau Muhammadiyah. Salah satunya adalah PKB yang memang lahir dari organisasi NU. Dan pengasuh pondok Mathlabul Ulum ini menjadi bagian dari mereka yang terjun ke panggung politik praktis. Pada Pemilu 1999 KH. Moh. Taufiqurrahman FM, pengasuh pondok ini terpilih sebagai salah satu anggota DPRD Jawa Timur periode 1999-2004.Latar Belakang Keterlibatan Pengasuh dalam Parpol dan Alasannya Sejak reformasi bergulir pada tahun 1998, peran ulama di kancah politik negara ini cukup signifikan. Mereka yang selama ini hanya aktif membina santri di pesantren ikut andil untuk memperbaiki sistem kerja pemerintahan baik di daerah atau di pusat. Sehingga banyak dari kalangan Kyai yang dipercaya beberapa partai politik untuk diusung ke kursi pemerintahan. Sebelum terjun di sebuah partai yang memang lahir dari ormas Islam terbesar di Indonesia ini, pengasuh pondok memang aktif di PCNU Kabupaten Sumenep. Selain sebagai anggota juga pernah dipercaya menjadi Ketua PCNU Kabupaten Sumenep. Bahkan sampai sekarang pun masih sering diundang jika ada pertemuan-pertemuan rutin seperti acara Muktamar NU, atau pada acara bahtsul masail. Apa Pendapat Pengasuh tentang Hal-hal di bawah ini? Terorisme, Radikalisme, Jihad dengan Berbagai Bentuk? Terorisme adalah serangan-serangan terkoordinasi yang bertujuan membangkitkan perasaan teror terhadap sekelompok masyarakat. Berbeda dengan perang, aksi terorisme tidak tunduk pada tatacara peperangan seperti waktu pelaksanaan yang selalu tiba-tiba dan target korban jiwa yang acak serta seringkali merupakan warga sipil. Istilah teroris oleh para ahli kontraterorisme dikatakan merujuk kepada para pelaku yang tidak tergabung dalam angkatan bersenjata yang dikenal atau tidak menuruti peraturan angkatan bersenjata tersebut. Aksi terorisme juga mengandung makna bahwa serang-serangan teroris yang dilakukan tidak berperikemanusiaan dan tidak memiliki justifikasi, dan oleh karena itu para pelakunya ("teroris") layak mendapatkan pembalasan yang kejam. Akibat makna-makna negatif yang dikandung oleh perkataan "teroris" dan "terorisme", para teroris umumnya menyebut diri mereka sebagai separatis, pejuang pembebasan, pasukan perang salib, militan, mujahidin, dan lain-lain. Makna21sebenarnya dari jihad, mujahidin adalah jauh dari tindakan terorisme yang menyerang penduduk sipil padahal tidak terlibat dalam perang. Padahal terorisme sendiri sering tampak dengan mengatasnamakan agama. Sementara radikalisme adalah sebuah kelompok atau gerakan politik yang kendur dengan tujuan mencapai kemerdekaan atau pembaruan electoral yang mencakup mereka yang berusaha mencapai republikanisme, penghapusan gelar, redistribusi hak milik dan kebebasan pers, dan dihubungkan dengan perkembangan liberalisme. Sedangkan jihad ( )adalah berjuang dengan sungguh-sungguh menurut syariat Islam. Jihad dilaksanakan untuk menjalankan misi utama manusia yaitu menegakkan agama Allah atau menjaga agama tetap tegak, dengan cara-cara sesuai dengan garis perjuangan para Rasul dan Al-Quran. Jihad yang dilaksanakan Rasul adalah berdakwah agar manusia meninggalkan kemusyrikan dan kembali kepada aturan Allah, menyucikan qalbu, memberikan pengajaran kepada ummat dan mendidik manusia agar sesuai dengan tujuan penciptaan mereka yaitu menjadi Khalifah Allah di bumi. Negara Islam, dan Penerapan Syariah Islam? Negara Islam Indonesia (disingkat NII; juga dikenal dengan nama Darul Islam atau DI) yang artinya adalah "Rumah Islam" adalah gerakan politik yang diproklamasikan pada 7 Agustus 1949 (ditulis sebagai 12 Syawal 1368 dalam kalender Hijriyah) oleh Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo di Desa Cisampah, Kecamatan Ciawiligar, Kawedanan Cisayong, Tasikmalaya, Jawa Barat. Gerakan ini bertujuan menjadikan Republik Indonesia yang saat itu baru saja diproklamasikan kemerdekaannya dan ada di masa perang dengan tentara Kerajaan Belanda sebagai negara teokrasi dengan agama Islam sebagai dasar negara. Dalam proklamasinya bahwa "Hukum yang berlaku dalam Negara Islam Indonesia adalah Hukum Islam", lebih jelas lagi dalam undang-undangnya dinyatakan bahwa "Negara berdasarkan Islam" dan "Hukum yang tertinggi adalah Al Quran dan Hadits".Proklamasi Negara Islam Indonesia dengan tegas menyatakan kewajiban negara untuk membuat undang-undang yang berlandaskan syari'at Islam, dan penolakan yang keras terhadap ideologi selain Alqur'an dan Hadits Shahih, yang mereka sebut dengan "hukum kafir", sesuai dalam Qur'aan Surah 5. Al-Maidah, ayat 50. Dalam perkembangannya, DI menyebar hingga di beberapa wilayah, terutama Jawa Barat (berikut dengan daerah yang berbatasan di Jawa Tengah), Sulawesi Selatan dan Aceh. Setelah Kartosoewirjo ditangkap TNI dan dieksekusi pada 1962, gerakan ini menjadi terpecah, namun tetap eksis secara diam-diam meskipun dianggap sebagai organisasi ilegal oleh pemerintah Indonesia. Pancasila vs Syariah? Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari Sansekerta: paca berarti lima dan la berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan tercantum pada paragraf ke-4 Preambule (Pembukaan) Undang-undang Dasar 1945. Kurikulum Pesantren? Salah satu komponen penting pada lembaga pendidikan formal yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan isi pengajaran, mengarahkan proses mekanisme pendidikan, tolok-ukur keberhasilan dan kualitas hasil pendidikan, adalah kurikulum. Namun demikian, kurikulum seringkali tidak mampu mengikuti kecepatan laju perkembangan masyarakat. Oleh karena itu, pengembangan dan pembenahan kurikulum harus senantiasa dilakukan secara berkesinambungan.23Dalam konteks pendidikan di pesantren, menurut Nurcholish Madjid, istilah kurikulum tidak dikenal di dunia pesantren, terutama masa prakemerdekaan, walaupun sebenarnya materi pendidikan sudah ada dan keterampilan itu ada dan diajarkan di pesantren. Kebanyakan pesantren tidak merumuskan dasar dan tujuan pesantren secara eksplisit dalam bentuk kurikulum. Tujuan pendidikan pesantren ditentukan oleh kebijakan Kiai, sesuai dengan perkembangan pesantren tersebut. Namun pada perkembangannya, kurikulum di pesantren terutama yang mengelola sekolah formal sudah berusaha menyesuaikan dengan kebutuhan di masyarakat. Selain kitab-kitab klasik yang diajarkan, pesantren juga memasukkan materi-materi umum bahkan yang berhubungan dengan IPTEK. Materi komputer sekarang sudah mulai diajarkan agar para santri tidak gagap teknologi (gaptek). Selain itu keterampilan-keterampilan yang lain (life skill) juga diajarkan. Seperti bagaimana berwirasuha, dan juga kegiatan-kegiatan keorganisasian. Semua itu diterapkan karena sudah menjadi kebutuhan kelak ketika para santri terjun di masyarakat.Cara Menangkal Terorisme dan Radikalisme Menurut Kyai/Pesantren? Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi mengatakan, memberantas terorisme di Indonesia tidak bisa hanya dilakukan negara, tapi harus melibatkan partisipasi rakyat melalui gerakan nasional antiterorisme. Menurutnya, ada beberapa aspek penting untuk menangkal terorisme di Indonesia. Pertama, aspek ideologi dan agama. Dalam hal ini, ormas Islam dan tokoh lintas agama harus dilibatkan. Aspek kedua dan ketiga, katanya, adalah pendekatan kewilayahan atau zona dan pendekatan intelijen. Pendekatan kewilayahan ini bisa kewenangan departemen dalam negeri. Karena mereka bergerak 'di bawah tanah', jangan ditempuh 'di atas tanah', katanya. Pendekatan keempat dan kelima, imbuhnya, adalah pendekatan keamanan dan hukum. Kelima aspek ini harus digabungkan jadi satu untuk membangkitkanpartisipasi rakyat dalam gerakan nasional antiteror, paparnya. Dalam pengamatannya, saat Bom Bali meledak, kelima aspek ini relatif dijalankan oleh negara. Ia bersama tokoh Muhammadiyah dan tokoh lintas agama lainnya juga dilibatkan turun langsung ke masyarakat.1 Ancaman terorisme ini berpotensi merusak segala-galanya yang kita bangun selama ini. Kini muncul faham radikalisme sebagai ideologi yang menolak sebagian besar kebijakan dan tatanan negara yang melandasi lembaga-lembaga yang sudah ada dalam masyarakat, selain juga menganggap pemerintahan sebagai sarana pemasung bahkan kaum radikalisme ini menganggap pemerintah sebagai penindas rakyat. Penganjur radikalisme berpendapat, harus ada perubahan revolusioner dengan cara-cara tidak ortodoks, yang mengarah kekerasan. Singkat kata, radikalisme bersifat merusak. Tidak beda dengan terorisme, dia terus hidup bila diberi kesempatan. Paham itu harus kita waspadai dan perlu kita camkan agar jangan ada pikiran revolusioner yang membenarkan terorisme. Sejak proklamasi kemerdekaan, sebenarnya sudah ada bibit-bibit penolakan terhadap landasan NKRI. Sampai sekarang pun semangat untuk membangun bentuk negara dengan landasan lain kerap bermunculan. Dalam hal terorisme nasional, maupun internasional yang bercita-cita segaris bila dikombinasi dengan radikalisme membuat hasrat mereka makin berkobar. Karena itu, yang kita perangi jangan terbatas hanya pada para pelaku teror, tapi yang paling membahayakan justru pemberi inspirasi/gagasan terorisme yang sekarang masih bergerak bebas dan liar. Para pemberi order inilah yang kini leluasa berkeliaran ibarat radikal bebas. Benar sekali saran-saran para pengamat agar jangan hanya kepolisian yang dibebani tugas, tapi seluruh masyarakat pun perlu mewaspadai dan berpartisipasi. Harus kita akui bahwa partisipasi masyarakat memegang peranan penting dan dapat diandalkan. Memerangi dan mengantisipasi aksi terorisme ini merupakan tugas maha1 http://www.sabili.co.id/indonesia-kita/hasyim-memberantas-terorisme-harus-dengan-cara-indonesiawi25besar yang selain membutuhkan strategi intelijen, juga membutuhkan pagar legislasi berupa payung hukum yaitu UU Intelijen, bahkan dukungan politik untuk menjamin agar operasi membasmi terorisme tidak menyeleweng dari tujuan. Syarat membangun bangsa dan Negara salah satunya adalah membutuhkan rasa aman dalam berkarya. Untuk itulah dalam upaya menangkal dan meminimalisir berkembangnya aksi radikalisme dan terorisme di Indonesia perlu adanya pagar legislasi yang mendesak yaitu UU Intelijen, selain adanya partisipasi masyarakat, sehingga tercipta rasa aman dan damai dalam melakukan aktivitas dan berkarya.