buletin akselerasi oktober 2011

9
Katakan, “Kita Kaya Sumber Daya Manusia” Lirik Kolam Susu besutan Koes Plus, boleh jadi melegenda dan dikenang hingga generasi kini. Lagu tersebut menggambarkan betapa kaya sumber daya alam Indonesia. Baik darat maupun laut, semua menyimpan kekayaan yang amat berharga. Meski begitu, tak dapat dipungkiri ‘kemewahan’ yang dianugerahkan Allah di bumi pertiwi tersebut seakan tak bisa dirasakan oleh rakyat Indonesia secara luas. Pada awal 2011, Badan Pusat Statistik melaporkan bahwa sejumlah 31.02 juta rakyat Indonesia masih tergolong miskin. Sampai saat ini, 60.4 juta jiwa juga masih perlu disubsidi beras untuk rakyat miskin (raskin). Fakta ini semakin memperjelas ungkapan mati di lumbung padi; kenyataan sejarah yang mesti dihadapi generasi saat ini. Bila kita menautkan fakta kekayaan alam yang berlimpah ruah dengan kenyataan yang ada saat ini, disparitas keduanya disebabkan oleh banyak hal. Mulai dari distribusi yang tidak merata sampai penanganan kekayaan alam yang belum sepenuhnya tepat dan cerdas. Oleh karenanya, sangat penting bagi pemuda untuk memikirkan hal ini, untuk selanjutnya beraksi memberikan solusi nyata guna memperbaiki kondisi bangsa. Yang terpenting dari itu semua adalah bagaimana kita mampu mengubah paradigma. Kini, saatnya pemuda berpikir bahwa kekayaan sebenarnya bangsa ini adalah di sumber daya manusianya. Jumlah yang besar, jika ditingkatkan kemampuan dan kapasitas aksi terbaiknya bagi negeri, niscaya Indonesia segera menemukan kegemilangannya. Kita kaya akan batu bara, emas, panas bumi, atau semisalnya. Sebagian besar, lambat laun akan berkurang dan boleh jadi tinggal nama pada suatu saat nanti. Namun, sejarah membuktikan betapa pengelolaan yang baik terhadap sumber daya manusia akan mampu membangkitkan geliat kemajuan bangsa. Sebut saja peristiwa Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Akumulasi penataan yang baik terhadap ragam dan jumlah pemuda puluhan tahun sebelumnya itu membuahkan hasil: komitmen perjuangan pemuda untuk memerdekakan bangsa Indonesia. Jika komitmen dan intelektual saat itu mampu mengakselerasi terbebasnya negeri dari penjajah yang sudah ratusan tahun bercokol, kenapa tidak dengan masa kini? Kita mampu memerdekakan bangsa ini dari kemiskinan. Kita lebih kuat dari koruptor picik yang mengakali setiap rupiah uang negara. Kita bisa mengelola, memanfaatkan dengan bijak, dan melestarikan kekayaan alam Indonesia dengan lebih baik. Kita harus membuktikan, generasi saat ini pasti bisa berbuat serupa bahkan lebih hebat dari sejarah masa lalu. Tinggal, seberapa kuat keinginan dan komitmen perjuangan kita untuk memperbaiki kondisi bangsa ini? Mari, jadikan diri ini lebih jujur dan berani; tingkatkan kompetensi diri untuk memperbesar kapasitas kontribusi bagi terwujudnya bangsa yang sejahtera. Syaefudin Sekretaris Jenderal MITI-Mahasiswa 2011 Bukan lautan hanya kolam susu Kail dan jala cukup menghidupmu Tiada badai tiada topan kau temui Ikan dan udang menghampiri dirimu Orang bilang tanah kita tanah surga Tongkat kayu dan batu jadi tanaman Orang bilang tanah kita tanah surga Tongkah kayu dan batu jadi tanaman (Kolam Susu-Koes Plus) http://mitimahasiswa.com | @miti_mahasiswa | [email protected] Edisi 8: Oktober 2011 img src = thesymbiont.blogspot.com 1

Upload: miti-mahasiswa

Post on 19-Feb-2016

232 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Buletin Akselerasi Oktober 2011

TRANSCRIPT

Page 1: Buletin Akselerasi Oktober 2011

Katakan, “Kita Kaya Sumber Daya Manusia”

Lirik Kolam Susu besutan Koes Plus, boleh jadi melegenda dan dikenang hingga generasi kini. Lagu tersebut menggambarkan betapa kaya sumber daya alam Indonesia. Baik darat maupun laut, semua menyimpan kekayaan yang amat berharga.

Meski begitu, tak dapat dipungkiri ‘kemewahan’ yang dianugerahkan Allah di bumi pertiwi tersebut seakan tak bisa dirasakan oleh rakyat Indonesia secara luas. Pada awal 2011,  Badan Pusat Statistik melaporkan bahwa sejumlah 31.02 juta rakyat Indonesia masih tergolong miskin. Sampai saat ini, 60.4 juta jiwa juga masih perlu disubsidi beras untuk rakyat miskin (raskin). Fakta ini semakin memperjelas ungkapan mati di lumbung padi; kenyataan sejarah yang mesti dihadapi generasi saat ini.

Bila kita menautkan fakta kekayaan alam yang berlimpah ruah dengan kenyataan yang ada saat ini, disparitas keduanya disebabkan oleh banyak hal. Mulai dari distribusi yang tidak merata sampai penanganan kekayaan alam yang belum sepenuhnya tepat dan cerdas. Oleh karenanya, sangat penting bagi pemuda untuk memikirkan hal ini, untuk selanjutnya beraksi memberikan solusi nyata guna memperbaiki kondisi bangsa.

Yang terpenting dari itu semua adalah bagaimana kita mampu mengubah paradigma. Kini, saatnya pemuda berpikir bahwa kekayaan sebenarnya bangsa ini adalah di sumber daya manusianya. Jumlah yang besar, jika ditingkatkan kemampuan dan kapasitas aksi terbaiknya bagi negeri, niscaya Indonesia segera menemukan kegemilangannya.

Kita kaya akan batu bara, emas, panas bumi, atau semisalnya. Sebagian besar, lambat laun akan berkurang dan boleh jadi tinggal nama pada suatu saat nanti. Namun, sejarah membuktikan betapa pengelolaan yang baik terhadap sumber daya manusia akan mampu membangkitkan geliat kemajuan bangsa. Sebut saja peristiwa Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Akumulasi penataan yang baik terhadap ragam dan jumlah pemuda puluhan tahun sebelumnya itu membuahkan hasil: komitmen perjuangan pemuda untuk memerdekakan bangsa Indonesia.

Jika komitmen dan intelektual saat itu mampu mengakselerasi terbebasnya negeri dari penjajah yang sudah ratusan tahun bercokol, kenapa tidak dengan masa kini? Kita mampu memerdekakan bangsa ini dari kemiskinan. Kita lebih kuat dari koruptor picik yang mengakali setiap rupiah uang negara. Kita bisa mengelola, memanfaatkan dengan bijak, dan melestarikan kekayaan alam Indonesia dengan lebih baik.

Kita harus membuktikan, generasi saat ini pasti bisa berbuat serupa bahkan lebih hebat dari sejarah masa lalu. Tinggal, seberapa kuat keinginan dan komitmen perjuangan kita untuk memperbaiki kondisi bangsa ini? Mari, jadikan diri ini lebih jujur dan berani; tingkatkan kompetensi diri untuk memperbesar kapasitas kontribusi bagi terwujudnya bangsa yang sejahtera.

SyaefudinSekretaris Jenderal MITI-Mahasiswa 2011

Bukan lautan hanya kolam susuKail dan jala cukup menghidupmuTiada badai tiada topan kau temuiIkan dan udang menghampiri dirimu

Orang bilang tanah kita tanah surgaTongkat kayu dan batu jadi tanamanOrang bilang tanah kita tanah surgaTongkah kayu dan batu jadi tanaman

(Kolam Susu-Koes Plus)

http://mitimahasiswa.com | @miti_mahasiswa | [email protected]

Edisi 8: Oktober 2011

img src = thesymbiont.blogspot.com

1

Page 2: Buletin Akselerasi Oktober 2011

Membangun Lembaga Ilmiah dan Penalaran di Kampus

Lembaga ilmiah dan penalaran telah menjadi ruang yang lapang bagi pengembangan kompetensi dan kredibilitas personal seorang mahasiswa. Berbagai aktivitas di dalamnya memiliki potensi untuk menyelaraskan ketercapaian keduanya secara bersamaan. Aktivitas penelitian dan diskusi yang menjadi program utama membiasakan mahasiswa dengan kerangka berfikir dan kultur ilmiah. Hal ini juga menjadi pemantik dan pendorong dalam meraih prestasi akademik di kampus. Aktivitas keorganisasian dengan berbagai permasalahan dan potensinya menjadi ruang pembinaan karakter, moral, dan jiwa kepemimpinan yang kokoh. Hal yang tidak cukup diperoleh dari pendidikan formal. Keselarasan ini yang mempu mendorong seorang mahasiswa menjadi inspirasi bagi siapapun.

Di Indonesia, lembaga ilmiah dan penalaran telah berkembang pesat di berbagai kampus. Sejumlah nama seperti Gama Cendekia (GC) di UGM, Research and Business (R n B) di Undip, KSM Eka Prasetya di UI, Forum for Scientific Studies (Forces) di IPB, LSO Ristek di Unibraw, adalah lembaga ilmiah dan penalaran yang mewarnai kampus-kampus di Indonesia. Masing-masing lembaga tersebut telah mampu menunjukkan eksistensi, membangun karakter, dan mengukir rentetan prestasi sampai di tingkat nasional. Ke depan, kebutuhan akan hadirnya lembaga ilmiah dan penalaran akan menyebabkan pertumbuhannya secara cepat dan merata di berbagai kampus lain di Indonesia.

Berkaca dari lembaga ilmiah dan penalaran yang sudah ada, beberapa hal berikut ini harus mendapat perhatian utama dalam membangun lembaga yang kokoh, berkarakter, dan kontributif.

VisiVisi adalah tujuan akhir lembaga: ingin menjadi seperti apa. Ibarat suluh bagi sebuah kapal, visi menjadi penunjuk arah ke mana lembaga mengayunkan langkah. Visi sebuah lembaga harus besar, menantang, realistik, dan jelas waktu pencapaiannya. Oleh sebab itu, visi pun mengenal tahapan. Setidaknya ada empat tahapan visi yang harus dirancang matang, dari yang terawal: visi

pembinaan, visi kelembagaan, visi kebangsaan, dan terakhir visi peradaban. Visi pembinaan adalah tentang pembangunan karakter pada diri-diri anggotanya. Visi kelembagaan adalah tentang cita-cita kontribusi lembaga. Visi kebangsaan adalah tentang cita-cita akan negeri ini dan bagaimana kontribusi lembaga. Visi peradaban adalah tentang masyarakat dunia yang ingin dibangun.

Kaderisasi dan Pembentukan KarakterTerkenang dengan sebuah nasihat. Kita boleh gagal dalam aktivitas, namun kita tidak boleh gagal dalam karakter. Dalam setiap lembaga, ada karakter yang hendak dibangun dalam diri anggota-anggotanya. Ada kompetensi yang harus diasah dan dilejitkan, ada kerja-kerja profesional yang harus dibiasakan, serta ada kontribusi yang harus dihadirkan pada akhirnya. Tentang karakter ini, kita mengenal istilah KPK: Kompeten, Profesional, dan Kontributif. Inilah sebentuk karakter yang ingin kita bangun pada diri-diri kita dan seluruh anggota lembaga.

Penelitian dan DiskusiDalam lembaga ilmiah dan penalaran, riset dan diskusi merupakan produk utama. Bagi lembaga ilmiah dan penalaran, setidaknya riset dan diskusi memiliki dua makna: Pertama, sebagai wujud eksistensi lembaga. Kedua, sebagai media pengembangan kapasitas anggotanya. Melalui riset dan diskusi, kompetensi akademik terus dikembangkan. Pada akhirnya, penelitian dan diskusi harus diarahkan kepada kebermanfaatan bagi masyarakat.

JaringanSebuah tujuan besar tidak dapat dicapai sendirian. Ada orang lain di luar sana, ada banyak pihak dan lembaga yang memiliki tujuan sama. Sinergisitas yang dibangun akan mampu menghasilkan kerja-kerja yang berdampak lebih besar. Jaringan dan mitra dalam kerja-kerja bersama akan meringankan beban dan memperbesar dampak.

Membangun Lembaga Ilmiah dan Penalaran di Kampus

KAJIAN UTAMA

Aditya Rangga YogatamaAnggota Bidang Jaringan dan Kelembagaan MITI-Mahasiswa 2011

KAJIAN UTAMA

2

Page 3: Buletin Akselerasi Oktober 2011

Keempat hal tersebut menjadi dasar yang harus dibangun sejak awal. Selanjutnya, perkembangan lembaga membutuhkan pemeliharaan budaya dan nuansa berikut: (1) learning organization, lembaga mampu mengenali dirinya, mengenali situasi yang dihadapinya, lalu bertahan dan mengembangkan diri dengan menyesuaikan dengan lingkungan yang dihadapinya; (2) leadership, sebentuk kerjasama yang tertata dan mampu bekerja sesuai dengan porsi dan kewenangannya masing-masing sehingga menghasilkan kontribusi yang besar; dan (3) shared vision, tujuan bersama yang dipahami bersama, berusaha dicapai dalam kebersamaan.

Awal-awal membangun lembaga baru, dibutuhkan tokoh-tokoh inti yang merintis. Mereka adalah orang yang tetap ada di saat yang lain tidak ada. Mereka bersama-sama menyusun rencana strategis lembaga sekaligus menjadi penggeraknya di awal. Selanjutnya, memperluas diri dengan rekrutmen anggota sebagai pendukung. Program kerja dan aktivitas yang berjalan kontinu akan menunjukkan eksistensi lembaga. Membesarnya lembaga, membutuhkan alur kaderisasi yang matang, jaringan dan mitra yang semakin erat dan luas, juga fokus pada kontribusi-kontribusi yang lebih besar lagi.

Akhirnya, perkataan Hideyoshi Toyotomi layak dikenang: “Keberuntungan memengaruhi segalanya dalam hidup, tetapi tidak ada yang bisa mengalahkan tujuan yg terencana serta berjuang dengan sepenuh jiwa dan raga untuk mencapainya. Tidak ada awal jika tidak dimulai. Dan tidak ada kesuksesan jika tidak dipersiapkan baik”. Maka bagaimana dengan lembaga ilmiah dan penalaran di kampusmu?

KAJIAN UTAMA Membangun Lembaga Ilmiah dan Penalaran di Kampus

Visit today!http://mitimahasiswa.comGet the latest news, article, information about scholarship, competition, program, etcAlso vote for your favourite organization in The Neuron Award!Click at this banner on the web to vote ->

3

Page 4: Buletin Akselerasi Oktober 2011

embaca Buletin Akselerasi tentunya tak asing lagi dengan MITI-Mahasiswa. Lalu, pernahkah bertanya-tanya, mengapa ada tambahan kata Mahasiswa di belakang nama MITI? Apakah ada MITI Pelajar, Pegawai, dan lain-lainnya? Lalu, apakah MITI itu sendiri? Tulisan kali ini akan mengajak pembaca untuk mengenal lebih jauh tentang MITI, Masyarakat Ilmuwan dan Teknolog Indonesia.

MITI didirikan melalui seminar nasional yang bertemakan “Menyoroti Peran Iptek dalam Membangun Industri Nasional yang Mandiri” di Hotel Indonesia pada hari Sabtu, 17 Januari 2004 yang dihadiri oleh sekitar 150 peserta. Deklarasi MITI diselenggarakan pada hari Ahad, 18 Januari 2004 yang dihadiri oleh Prof. Dr. Ing. BJ. Habibie, Susilo Bambang Yudhoyono (Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan), Hatta Rajasa (Menteri Negara Riset dan Teknologi), dan Irwan Prayitno (Ketua Komisi VIII DPR RI). MITI didirikan sebagai upaya untuk mensinergikan potensi ilmuwan dan teknolog dengan potensi kalangan lain seperti pemerintah dan legislatif, akademisi, ekonom, aktivis LSM dan media, dll. MITI juga didirikan sebagai wadah untuk berfikir dan berkarya dalam rangka membangun Indonesia yang maju dan mandiri.

Sebagai organisasi kemasyarakatan (ormas) dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, MITI merupakan organisasi nirlaba (nonprofit) dan terbuka yang berarti siap bekerjasama dengan pihak manapun selama mendatangkan manfaat bagi anggota serta sesuai dengan visi dan misi MITI.

Organisasi ini bertujuan untuk mewujudkan komunikasi yang efektif antar ilmuwan dan teknolog yang berwarganegara Indonesia dalam membangun Iptek dan industri untuk Indonesia baru yang tangguh dan mandiri.

Visi MITI adalah menjadi wadah efektif bagi ilmuwan dan teknolog nasional dalam membangun Indonesia baru yang tangguh dan mandiri. Sedangkan misi MITI tergambar dalam beberapa poin, yakni:1. Membangun dan meningkatkan komunikasi efektif antar ilmuwan dan teknolog Indonesia guna mencari solusi terhadap problematika Iptek-industri nasional.2. Menjalin kemitraan strategis dengan asosiasi dan institusi Iptek-industri baik nasional maupun internasional.3. Menggalang sumber-sumber pembiayaan bagi penelitian Iptek.4. Melaksanakan kaderisasi ilmuwan dan teknolog guna menjaga kesinambungan SDM Iptek.5. Melaksanakan kegiatan advokasi, pelatihan, pendampingan dan pelayanan masyarakat di bidang Iptek.6. Memberi masukan kepada lembaga negara bidang Iptek-industri mengenai arah kebijakan Iptek-industri nasional.

Fungsi operasional MITI terdiri dari lima bagian. MITI sebagai Penggerak, yakni memelopori pemberdayaan SDM Iptek Indonesia. Untuk fungsi Koordinasi, MITI menjadi forum koordinasi program kerjasama antar SDM Iptek yang menjadi anggotanya dan menjalin kerjasama dengan lembaga-lembaga Iptek nasional dan internasional. Dalam fungsi Advokasi, MITI melakukan pelayanan, pelatihan, pendampingan dan pembelaan masyarakat di bidang Iptek. Sedangkan fungsi Fasilitasi diwujudkan dengan menyediakan fasilitasi untuk SDM Iptek atau masyarakat secara umum dengan lembaga-lembaga Iptek nasional dan internasional. Yang terakhir, dalam fungsi Riset dan Pengembangan, MITI melakukan penelitian dan pengkajian di bidang Iptek bagi pengembangan kapabilitas SDM dan lembaga Iptek yang menjadi anggotanya.

Saat ini, MITI dipimpin oleh Dr. Warsito P. Taruno, M.Eng. MITI memiliki beberapa cluster, di antaranya adalah cluster Mahasiswa dan cluster Profesi. Meskipun segmen setiap cluster itu berbeda, namun semuanya memiliki tujuan yang sama yaitu untuk memajukan Iptek demi kemajuan bangsa Indonesia. Mari dukung MITI untuk Indonesia yang lebih baik!

-Hening-

Masyarakat Ilmuwan dan Teknolog Indonesia

(MITI)

. , .Dr Warsito Purwo Taruno M Eng Ketua MITI

PROFIL

P

4

Page 5: Buletin Akselerasi Oktober 2011

ntasari Cendekia (AC), lembaga kemahasiswaan yang berada di bawah naungan BEM IAIN Antasari ini bergerak dalam kegiatan penelitian dan penalaran ilmiah mahasiswa. Hal tersebut menjadikan AC sebagai organisasi mahasiswa terdepan di kampus IAIN Antasari dalam upaya memajukan keilmuan dan pencitraan kampus untuk menjadi yang terbaik.

Dengan mengusung visi “...menjadi wadah kegiatan mahasiswa dalam bidang kajian interdisipliner dan pembinaan diri yang ilmiah, moderat dan islami...”, Antasari Cendikia mengusung dua misi jitu. Misi tersebut adalah (1) melakukan pengkajian dan penelitian dalam berbagai disiplin ilmu melalui pendekatan interdisipliner serta (2) membina anggotanya menjadi mahasiswa IAIN Antasari yang memilki integritas kepribadian, akhlak mulia, jiwa kepemimpinan, dan kompetensi akademis.

Guna mencapai visi dan misinya, Antasari Cendikia memiliki beragam kegiatan. Beberapa program kerja yang mendukung peningkatan kemampuan ilmiah mahasiswa ini dapat dikelompokkan menjadi beberapa bidang, seperti:

1. Bidang Kajian IlmiahProgram yang biasa dilakukan dalam bidang kajian ilmiah antara lain riset, survei, dan propaganda budaya membaca; menulis dan berdiskusi dengan memberikan tugas baca kepada kader dan pendampingan lingkar-lingkar studi ke-IAIN-an seperti Lingkar Studi Pemikiran Islam, counter pemikiran liberal, lingkar studi ekonomi Islam; serta pemberian pelatihan teknologi, retorika presentasi, debat ilmiah, menulis ilmiah, dan sejenisnya.

2. Bengkel Pengembangan DiriBengkel pengembangan diri bergerak dalam pembinaan pribadi kader dengan melakukan usaha perbaikan diri secara kolektif dengan memberikan pelayanan, kontrol dan bimbingan life skill, manajemen emosi, keterampilan hidup, dan integrasi nilai-nilai Islami.

3. Bidang BahasaBidang bahasa asing akan bergerak dalam bidang peningkatan kemampuan berbahasa Arab dan Inggris mahasiswa. Kemampuan bahasa yang dimaksud adalah kecakapan dalam membaca, berbicara, mendengar maupun menulis, serta berbahasa Indonesia yang benar sebagai bahasa nasional.

4. Bidang Jurnalistik Mahasiswa ProfetikBidang Jurnalistik Mahasiswa Profetik adalah wadah bagi seluruh kader Antasari Cendekia untuk menuangkan hasil diskusi, riset, dan kajian-kajian khas Antasari Cendekia dalam bentuk tulisan yang beragam dan berdasarkan nilai-nilai profetik (kenabian, Islami).

5. Bidang Humas & SosialBidang Humas & Sosial merupakan wadah kader Antasari Cendekia berkiprah pada kegiatan hubungan kemasyarakatan.

Demikian sekilas tentang Antasari Cendekia, IAIN Antasari-Kalimantan Selatan. Bravo AC!

-Fathiah-

Antasari CendekiaIAIN Antasari Banjarmasin

PROFIL

A

Kampus IAIN Antasari, Banjarmasin Kalimantan Timur

5

Page 6: Buletin Akselerasi Oktober 2011

Memasuki Oktober, kampus mitra MITI-M terlihat antusias dengan sejumlah program menarik. Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) menyelenggarakan Practical Job Training di bulan Agustus. Kegiatan magang yang diperuntukkan bagi anggota FoSEI ini bertujuan mengenalkan dunia kerja di lembaga EKIS (BSM, Muamalat, Asuransi Takaful, BNI Syariah, BMT Arta Laksana). Universitas Negeri Makassar (UNM) juga mengadakan Pelatihan Akademik level 1 pada bulan yang sama.

Universitas Gajah Mada (UGM) menyelengggarakan FORMULA GAMA (Forum Temu Intelektual Muda Gadjah Mada) pada tanggal 23 September 2011 untuk menyambut mahasiswa baru (maba) 2011. Acara yang bertemakan “ Think Smart for A Better Future”  ini diadakan di Fakultas Kedokteran Hewan UGM dengan jumlah peserta 179 orang. Kegiatan penyambutan maba juga dilaksanakan oleh Universitas Syiah Kuala melalui Syiar Komunitas Cendekia yang dilaksanakan pada tanggal 8-10 September 2011. Penyebaran poster dan sarana publikasi lainnya yang diadakan oleh Unsyiah disusul dengan Training of Komunitas Cendekia Unsyiah pada tanggal 11 September 2011.

Sementara Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui UKM Forces mengadakan open recruitment yang sukses merekrut 120 orang anggota baru. Kegiatan lain dari IPB adalah  Pelatihan Pembuatan Proposal PKM (P4) dan Community Development.

Universitas Hasanuddin (Unhas) mengadakan bimbingan PKM (Program Kreativitas Mahasiswa) setiap Selasa, Jumat, dan Ahad.  Selain bimbingan PKM, Unhas juga melaksanakan technical meeting, Training For Smart Student (TOSS), diskusi isu kontemporer, English meeting “Presumption”, dan English grammar.

Kabar lain datang dari Sumatera. Universitas Andalas melaksanakan evaluasi Forum KKN (Kuliah Kerja Nyata) perwakilan 7 kabupaten di Sumatera Barat. Kabupaten-kabupaten itu ialah Solok, Pasaman Barat, Agam, Lima Puluh Kota, Sawahlunto, Tanah Datar, dan Dharmasraya. Dalam evaluasi itu mereka berdiskusi tentang persoalan yang ada dan mencari solusinya.

Universitas Negeri Padang (UNP) memiliki sejumlah kegiatan pelatihan di antaranya pelatihan karya tulis ilmiah dan pelatihan olimpiade kimia, fisika, dan matematika. Selain itu, UNP kembali mengoptimalkan English Club di jurusan Biologi. Universitas Medan (Unimed) tak ingin ketinggalan. Pada September, Unimed melakukan pelayanan tentor MIPA dan PKM dengan menyiapkan tentor baru dan melakukan pencarian tentor PKM melalui Training For Tutor.

Demikian sekilas kabar mitra MITI-M untuk bulan Oktober. Semoga kampus lain semakin semangat untuk menjalankan agenda-agenda keilmuan lainnya.

-Hida-

Kabar Mitra MITI-M

6

Page 7: Buletin Akselerasi Oktober 2011

Sebagai salah satu program kerja gabungan di bidang kepedulian Kalimantan, UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) Antasari Cendekia, IAIN Antasari Banjarmasin menyelenggarakan dialog bertaraf regional. Diskusi yang dikemas layaknya talkshow ini dihadiri oleh tiga ratusan lebih mahasiswa se-Kalimantan. Dialog ini dilaksanakan pada hari Sabtu 15 Oktober 2011 di Auditorium IAIN Antasari Banjarmasin. Pada kesempatan ini UKM Antasari Cendekia bekerjasama dengan MITI-Mahasiswa sebagai Fasilitator.

Kegiatan ini adalah wujud nyata dari kepedulian Antasari Cendekia terhadap sumber daya yang ada di Kalimantan. Harapannya, dialog tersebut dapat memfasilitasi dosen dan mahasiswa sebagai bagian dari kalangan akademisi profesi dalam berkontribusi bagi masyarakat Kalimantan untuk mencetak mahasiswa yang prestatif dan kompeten.

Diharapkan juga dengan adanya kegiatan seperti ini dapat menjalin silaturahim antar Perguruan Tinggi dan Universitas se-Kalimantan, serta yang terpenting bahwa mahasiswa mampu dan bisa menstimulus peningkatan kompetensi mahasiswa wilayah Kalimantan serta mendukung terwujudnya peran mahasiswa sebagai iron stock pembangun potensi daerah.

Dengan tema yang disuguhkan ”Aktualisasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam Meningkatkan Sumber Daya yang Ada di Kalimantan” dengan pemateri Ahmad Syadzali, M.HUM (Pengamat Sosial Budaya), Dr. Sukarni, M.Ag (dosen Fiqh Lingkungan), Dr. Hendri Bahtaman (Deputi VII Lingkungan Hidup), dan Bapak Dr. Bambang Prihandoko (Peneliti LIPI, Kementrian Riset dan Teknologi) acara ini semakin memberikan respon positif di kalangan mahasiswa, terbukti sampai hari pelaksanaannya pun masih saja terlihat peserta yang mendaftar on site.

Dalam kesempatan kali ini MITI-M yang diwakili oleh Syaefudin (Sekretaris Jenderal MITI-M) memberi sambutan dan apresiasi terhadap pelaksanaan Dialog Borneo. Selain sekjen MITI Mahasiswa, Dialog Borneo juga dihadiri oleh Panji Arohman (Koordinator Wilayah Kalimantan) serta lima orang pengurus lainnya.

Tika SadebasaStaf Korwil Kalimantan

Dialog Borneo: Wujud Solidaritas Potensi Daerah

LIPUTAN

7

Page 8: Buletin Akselerasi Oktober 2011

24 September 2011Di lokasi Seminar Nasional Iptek, peserta seminar telah antri untuk masuk ke Aula Pasca-sarjana Unsri yang berkapasitas ideal 500 orang.Antusiasme peserta sangat tinggi, hal ini ditunjuk-kan dengan membludaknya peserta dengan total hampir 700 orang. Acara kemudian dibuka oleh ketua pelaksana, M. Zulnizar (mahasiswa Teknik Elektro angkatan 2009), orasi hangat dari Presiden MITI-M Andrie Javs, SE, dan Bapak Baharudin mewakili Rektor Unsri.      Tema Seminar Nasional IPTEK adalah “Peran Pemuda dalam Mengembangkan Potensi Wilayah Sumatera Berbasis Riset dan Teknologi Unggulan”. Tema ini terbukti cukup menarik, karena jumlah peserta melampaui target. Ditambah pembicara yang mumpuni di bidangnya:  Dr. Edi Sukur dari Kemenristek, Ellita Widjayanti, M.Art selaku Pembina MITI-M, dan Akademisi Unsri Dr. Erizal Shodikin.

Dr. Edi Sukur berbicara tentang berbagai hal yang menyangkut kebijakan dari Kemenristek diantaranya platform dan arah perkembangan riset dan teknologi nasional, usaha pemerintah dalam menggerakkan pemuda terkait perkembangan riset dan teknologi masa depan, gerakan pemerintah dalam memandang potensi masing-masing daerah dalam penerapan riset dan teknologi unggulan, serta peran pemerintah dalam menghidupkan riset dan teknologi wilayah dan daerah.

Ellita Widjayanti, M.Art berbicara mengenai kontribusi MITI-M dalam membantu pemerintah dan masyarakat untuk mewujudkan gerakan riset dan teknologi nasional dalam arah pandang gerakan riset dan terknologi wilayah atau daerah misalnya di Sumbagsel.

Dr. Erizal Shodikin berbicara tentang peran para akademisi dalam menggerakkan riset dan teknologi dalam tataran kampus, peluang dan tantangan dalam menghidupkan riset dan teknologi unggulan kampus, dan terakhir membedah kehidupan riset dan penerapan teknologi di kampus dalam memberikan kontribusi di daerah dan wilayah khususnya Sumatera bagian selatan.

Yang tak kalah penting dalam rangkaian acara Seminar Nasional dan Seminar Beasiswa dalam dan luar negeri ini, Universitas Sriwijaya meluncurkan

Komunitas Studi Universitas (KSU) U-Read (Unsri Research and Education), sebuah komunitas ilmiah tingkat universitas yang akan menjadi wadah mahasiswa Unsri dalam mengembangkan potensinya dalam hal riset dan penalaran, serta menjadi ujung tombak budaya penelitian mahasiswa di Universitas Sriwijaya. Launching di tandai dengan penandatanganan batu prasasti oleh pihak Rektorat dan Pemutaran Film

Visi U-Read adalah “Mengembangkan potensi mahasiswa dalam bidang riset dan penalaran sebagai daya saing bangsa”. Misinya antara lain: membangun lembaga yang profesional, mencetak individu yang kompeten, profesional dan kontributif, meningkatkan budaya ilmiah di kalangan mahasiswa, berorientasi kepada kearifan lokal dan wawasan global, menjalin kerjasama dengan berbagai lembaga di luar, menjalankan program rutinan dalam pengembangan prestasi kepengurusan.

Agenda terakhir dalam rangkaian acara hari itu adalah Seminar Beasiswa dalam dan Luar Negeri, yang di isi oleh dosen-dosen Unsri, Ikadi, dan HLN MITI-M. Para pembicara tersebut adalah Achmad Soediro, S.E Ak, M.Comm (penerima beasiswa S2 dan sedang S3 di Australia), Barlin.S.T, M.Eng (penerima beasiswa S2 di UGM), M.Taufik dari Ikadi, dan Retno Widyastuti, M.Si dari HLN MITI-M. Mereka membahas strategi, peluang, dan kiat-kiat mendapatkan beasiswa dalam dan luar negeri.

Temu WilayahSumatera Bagian Selatan

LIPUTAN

8

Page 9: Buletin Akselerasi Oktober 2011

Bersamaan dengan agenda seminar beasiswa, peserta temwil di kumpulkan untuk langsung ke lokasi temwil di Gedung PSBB MAN 3 Palembang. Untuk langsung memulai agenda internal MITI-M. Agenda Pertama Sosialisasi Transformasi MITI-M oleh Andrie Javs, di lanjutkan dengan Workshop Bidang Pendayagunaan Iptek dan Riset Interdisipliner oleh Evi Marlina sampai menjelang malam.

Pada 25 September ada dua agenda, yaitu Training Kelembagaan dan lanjutan agenda internal. Tujuaan training kelembagaan adalah sebagai penguatan lembaga yang ada. Agenda internal dilanjutkan dengan diskusi mengenai “Menjadi Mahasiswa yang Kompeten, Professional, Kontributif”. Setelah itu dilanjutkan dengan workshop HLN (Hubungan Luar Negeri) yang diisi oleh Retno Widyastuti dan workshop Jaringan  & Kelembagaan oleh Aditya Rangga Yogatama.

Akhirnya kami segenap panitia mohon maaf apabila banyak yang tidak berkenan di hati para peserta Temwil. Sungguh kami rasakan banyak sekali kekurangan disana-sini. Akhir kata sampai jumpa lagi di kesempatan yang lebih baik.

Sea Games menanti, datanglah lagi ke Palembang! Salam Hangat Semangat dari Bumi SriwijayaSalam Hangat Semangat dari Wong Kito Galo Wais AlkurniUniversitas Sriwijaya

9