presentasi jurnal gpph

11
Hubungan Antara Rerata Kadar Seng dalam Serum dengan Gejala Klinis Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas pada Anak Berdasarkan Skala Penilaian Perilaku Anak Hiperaktif Indonesia JR!A" oleh "ina #a$asari% Sked Pembimbing dr& Agung #udapati% SpA Rininta #ardiani% !urmiati Amir% 'jhin (iguna )epartemen Pskiatri% *akultas Kedokteran niversitas Indonesia+Rumah mum Pusat !asional )r& ,ipto#angunkusumo% Jakarta

Upload: kania-adhytia

Post on 07-Oct-2015

19 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

good

TRANSCRIPT

Hubungan Antara Rerata Kadar Seng dalam Serum dengan Gejala Klinis Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas pada Anak Berdasarkan Skala Penilaian Perilaku Anak Hiperaktif Indonesia

Hubungan Antara Rerata Kadar Seng dalam Serum dengan Gejala Klinis Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas pada Anak Berdasarkan Skala Penilaian Perilaku Anak Hiperaktif IndonesiaJURNAL olehLina Mayasari, Sked

Pembimbing dr. Agung Mudapati, SpA

Rininta Mardiani, Nurmiati Amir, Tjhin WigunaDepartemen Pskiatri, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. CiptoMangunkusumo, Jakarta

LATAR BELAKANGGangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) merupakan salah satu gangguan jiwa yang dijumpai pada anak. Terdapat tiga tipe gejala utama GPPH, yaitu kesulitan memusatkan perhatian, dan impulsivitas. Hingga saat ini belum dapat disimpulkan penyebab pasti GPPH. Namun, hasil berbagai penelitian menunjukan adanya kaitan dengan nutrisi yaitu adanya defisiensi sengTujuanMengetahui perbedaan rerata antara kadar seng dalam serum pada anak dengan GPPH dibandingkan dengan kelompok kontrol anak sehat dan mengetahui hubungan antara rerata kadar seng dalam serum dengan gejala klinis pada anak dengan GPPHMETODE PENELITIAN SDN 01 Pagi Kampung Melayu, Jakarta Timur. Mei-Juni 2013CROSS SECTIONALANAK SEHATANAK DENGAN GPPH42 42SampleKriteria inklusi (GPPH)Siswa sd usia 6-12 thLaki2/perempuanTidak menderita penyakit fisik baik akut maupun kronisTidak retardasi mentalTidak menderita gangguan jiwa lainnya selain GPPHPendidikan orang tua minimal SMPOrang tua siswa bersedia mengikuti penelitian(Anak sehat)Siswa sd usia 6-12 thLaki2/perempuanTidak menderita penyakit fisik baik akut maupun kronisTidak retardasi mentalTidak menderita gangguan jiwa lainnyaPendidikan orang tua minimal SMPOrang tua siswa bersedia mengikuti penelitian

Pemilihan subjek Pemilihan subjek dilakukan setelah dilakukan penapisan untuk GPPH dengan istrumen Abbreviated Conners Teachers/Parents Rating Scale (ACPRS), pemeriksaan Raven Coloured Progressive Matrice (RCPM) untuk penapisan rretardasi mental, wawancara dengan Mini-International Neuropsychiatric interviewkid (MINI KID) untuk menyingkirkan gangguan jiwa lainnya selain GPPHPada subjekanam dengan GPPH dilakukan pemeriksaan menggunakan instrumen Skala Penilaian Prilaku Anak Hiperaktif Indonesia

Pemeriksaan kadar seng dalam serum menggunakan metode Inductively Coupled Plasma Mass Spectrofotometri (ICP-MS) dengan alat agilent 7700 series ICI-MS, yang dilakukan di laboratorium ProdiaTabel Karakteristik demografi subjek penelitiankarakteristikAnak GPPHAnak sehatJenis kelaminLaki-lakiperempuan27152715Usia 6-116-11Pendidikan ayahSMP/SederajatSMA/SederajatDiploma/Sarjana

pendidikan ibuSMP/SederajatSMA/SederajatDiploma/Sarjana3254

112653236

13263Tabel kadar seng dalam serum pada kelompok GPPH dan kelompok kontrol ( Mann- Whitney U-Test)Kelompok GPPHKelompok anak sehatPNilai tengahKisaran52,5037-9551,5034-950,525Tabel hugungan antara rerata kadar seng dalam serum dengan gejala klinis GPPH (Spearmans)Kelompok GPPH Nilai SPPAHIPNilai TengahKisaran 52,5037-953420-910,862Kesimpulan Tidak didapatkan perbedaan antara rerata kadar seng dalam darah pada kelompok anak GPPH dibandingkan dengan anak yang sehat. Nilai tengah kadar seng dalam darah pada anak GPPH 52,50 ugram/L dan anak sehat 51,50 ugram/L. Tidak didapatkan hubungan rerata kadar seng dalan darah pada anak GPPH dengan gejala klinis GPPH yang dinilai berdasarkan Skala Penilaian Perilaku Anak Hiperaktivitas Indonesia