presentasi head injury.pptx
DESCRIPTION
Materi seminarTRANSCRIPT
2
Cedera SSP
Penyebab utama kematian< 45 tahun
Penyebab utama disabilitasneurologi
Kecelakaan kendaraan bermotorJatuh
Biomekanika cedera kepala: akselerasi/deselerasi
(York, 2000)
KONSENSUS UMUM
Trauma kapitis : penyebab kecacatan dan kematian yang tinggi dalam neurologi.
Masalah kes : orang muda, sehat dan produktif >>>
Manajemen trauma kapitis dibagi dua : - Non operatif (>>) : neurologi - Operatif : bedah saraf
3
Epidemiology
4 juta org/th di US 450.000 membutuhkan Perawatan Sebag. Besar CKR (50 – 80%) CKB merup penyebab kematian utama
di Trauma center (>50%) Incidence = 100 : 100,000 50.000 deaths M : F = 2 : 1 Bimodel peak : 15-24 & >75
44
Definisi
Trauma kapitis adalah trauma mekanik terhadap kepala baik secara langsung ataupun tidak langsung yang menyebabkan gangguan fungsi neurologis yaitu gangguan fisik, kognitif, fungsi psikososial baik temporer maupun permanen.
8
Cedera Kepala
(Shepard, 2002)
Tulang
Otak
Aksonal
PRIMER : krn benturan/penetrasi langsung SEKUNDER: hipotensi, hipoksia, kenaikan TIK
(Oslon, 2002)
Perub struktur :
Fraktur : linier, depressed, fragmented. Perdarahan : intraserebral,
ekstraserebral, epidural. Subdural. Edema : unilateral, difus. Cedera akson : cacat struktur otak, bila
berat dan difus terjadi vegetative states, coma yang terjadi akut stl trauma.
99
11
Biomechanics of Traumatic Head Injury
Pediatric Critical Care Textbook (1998) Lippincott Williams & Wilkins.
Klasifikasi Cedera kepala berdasarkan :
1. Mekanisme : Trauma tumpul dan trauma tembus
2. Keparahan : Minor, ringan, sedang, berat dan sangat berat
3. Morfologi cedera : a. Fraktur tengkorak : kranium dan basisb. Lesi/hematoma intrakranial
Keparahan cedera
Minor : tidak sadar atau hilang memori sesaat
Ringan : loc < 15 menit, GCS 13-15,kadang PTA < 7 hr
Sedang : loc 20 menit – 6 jam, GCS 9 – 12 PTA s/d 7 hr
Berat : loc > 6 jam, GCS 3 – 8 , PTA > 7 hr Sangat berat : loc > 48 jam
18
Klasifikasi
Klasifikasi trauma kapitis berdasarkan : 1. Patologi 1.1. Komosi serebri 1.2. Kontusio serebri 1.3. Laserasio serebri2. Lokasi lesi 2.1. Lesi diffus 2.2. Lesi kerusakan vaskuler otak 2.3. Lesi fokal
19
2.3.1. Kontusio dan laserasi serebri 2.3.2. Hematoma intrakranial 2.3.2.1. Hematoma ekstradural (hematoma epidural) 2.3.2.2. Hematoma subdural 2.3.2.3. Hematoma intraparenkhimal 2.3.2.3.1. Hem. Subarakhnoid 2.3.2.3.2. Hem. Intraserebral 2.3.2.3.3. Hem. Intraserebellar
20
Cont’……Lesi Fokal
Cohadon, 1995
22
TraumaIschemia
•Edema sitotoksik•Ggn membran•Ggn sintesis protein
Energi turun Depolarisasi Sel
Fe lepas
Disrupsi Ca Glutamat lepas
Radikal bebas
Destruksi selAsidosis
(Hoffman dkk., 1996)
23
Gejala Fisik/SomatikNyeri kepala
DizzinesNauseaVomitus
Gejala kognitif
Gangguan memoriGangguan perhatian, Gangguan berfikir kompleks
Gejala emosional/kepribadianKecemasanIritabilitas
1
3
2
24
GCS: < 14
Unresponsiveness
Defisit lokal
Amnesia
Gangguan status mental
Perburukan status neurologis
Ada bukti fraktur basis cranii/ calvaria
IndikasiHEAD CT SCAN (Greenberg, 2001; Turner, 2000)
26
Cedera Kepala(Teasdale, 2000)
Tujuan: Mencegah Cedera Sekunder
(Tunner, 2000)
Obat : Neuroprotektan (Teasdale, 1997)
3. Derajat kesadaran berdasarkan GCS
Kategori GCS Gambaran Klinik CT Scan otak
Minimal 15 Pingsan (-), defisit neurologi (-)
Normal
Ringan 13-15 Pingsan <10 mnt,Defisit neurologik (-)
Normal
Sedang 9-12 Pingsan >10 mnt s/d 6 jamdefisit neurologik (+)
Abnormal
Berat 3-8 Pingsan >6 jam,Defisit neurologik (+)
Abnormal
27
Catatan : 1.Pedomam triase di gawat darurat2.Perdarahan intrakranial (CTscan) -->trauma kapitis berat
Diagnostik paska perawatan
Minimal Ringan Sedang Berat
SKG 15 13-15 9-12 <9
Pingsan - < 30 mnt 30 mnt-24 jam
> 24 jam
PTA - < 1 jam 1-24 jam > 7 hari
CT Scan N N
Perawatan
- < 48 jam > 48 jam
28
Penegakkan Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan Anamnesis - Trauma kapitis dengan/tanpa gangguan
kesadaran atau dengan interval lucid - Amnesia traumatika (retrograd/anterograd) Pemeriksaan neurologis Perdarahan/otorhea/rhinorrhea Schedel : AP, lateral, tangensial Ro lain : atas indikasi termasuk foto servikal CT Scan Otak : kontusio, edema, perdarahan,
EDH, SDH, SAH, PIS
29
Pemeriksaan Klinis Umum dan Neurologis
Penilaian GCS Penilaian fungsi vital Otorrhea, Rhinorrhea Ecchymosis periorbital bilateral Ecchymosis mastoid bilateral/battle’s Sign Gangguan fokal neurologik
• Saraf otak Pupil : Ukuran, bentuk, isokor/anisokorRefleks kornea
• Fungsi motorik • Refleks tendon, refleks patologis• Pemeriksaan fungsi batang otak
30
Hematome Epidural
Perdarahan yang terjadi antara tabula interna – duramater. Hematom masif akibat pecahnya a.meningea media atau sinus venosus
Tanda Diagnostik Klinis : - Lucid interval (+) - Kesadaran makin menurun - Late hemiparese kontralateral lesi - Pupil anisokor - Babinsky (+) kontralateral lesi - Fraktur di daerah temporal
31
Hematoma epidural di fossa posterior
Gejala dan tanda klinis : - Lucid interval tidak jelas - Fraktur kranii oksipital - Kehilangan kesadaran cepat - Gangguan serebellum, batang otak
dan penapasan - Pupil isokor Penunjang Diagnostik : CT Scan : hiperdens di tulang
tengkorak dan dura, umumnya temporal dan tampak bikonveks
32
Hematoma subdural
Perdarahan yang terjadi diantara duramater – arakhnoid akibat robeknya bridging vein
Hematoma Subdural akut Gejala dan tanda klinis : - Sakit kepala - Kesadaran menurun +/- Penunjang diagnostik : - CT Scan : Hiperdens antara
duramater dan araknoid akibat robeknya bridging vein tampak seperti bulan sabit 33
Hematom Intraserebral
Perdarahan parenkim otak akibat pecahnya arteri intraserebral mono atau-multiple
34
Fraktur Basis Kranii
Anterior - rinorea - racoon eye (ekimosis periorbital bilateral) - anosmiaMedia - otorea - parese n VII & VIIIPosterior - ekimosis mastoid bilateral
Penunjang diagnostik : - tes halo - CT Scan
35
Diffuse Axonal Injury (DAI) Prolonged coma Disfungsi saraf otonom Demam tinggi CT Scan : awal – normal, perdarahan
(-), edema (-), kontusio (-) ulangan setelah 24 jam : edema
otak luas
37
Perdarahan Subarakhnoid Traumatika
Nyeri kepala Gangguan kesadaran ± CT Scan : perdarahan (hiperdens) di
ruang subarakhnoid
38
Penanggulangan Trauma Kapitis Akut
Survei primer A = Airway B = Breathing (target O2 > 92%) C = Circulation - TDS > 90 mmHg - Nacl 0.9% atau RL - Hindari cairan hipotonis - Kalau perlu obat vasopresor &
inotropik --> konsul bedah saraf berdasarkan
indikasi D = Disability ( mengetahui lateralisasi dan
kondisi umum dengan pemeriksaan cepat status umum dan neurologi) 40
2. Survei sekunder E = Laboratorium - Darah : Rutin, ureum, kreatinin, GDS, AGD dan elektrolit - Radiologi : Foto kepala, HCTS dll F = Manajemen Terapi - Operasi pasien yang indikasi - Ruang rawat - penanganan luka-luka - terapi obat-obatan sesuai kebutuhan
41
Indikasi Operasi
1. Epidural hematome a. >40cc + midline shift dengan fx batang otak baik b. >30cc fossa posterior + td penekanan batang otak atau hidrosefalus dengan fungsi batang otak baik c. EDH progresif d. EDH tipis dengan penurunan kesadaran bukan indikasi operasi
42
2. Subdural hematome a. SDH luas (>40cc/5mm) dgn GCS>6 fungsi batang otak baik b. SDH tipis + kesadaran↓ bukan
indikasi operasi c. SDH + edema serebri/kontusio
serebri disertai midlineshift dengan fungsi batang otak baik
43
3. Perdarahan Intraserebral paska trauma a. penurunan kesadaran progresif b. Hipertensi, bradikardi & tanda gangguan nafas (cushing refleks) c. perburukan defisit neurologi fokal4. Fraktur impresi > 1 diploe5. Fraktur kranii + laserasi serebri6. Fraktu kranii terbuka7. Edema serebri berat + TIK↑
44
Kasus Ringan
1. Pemeriksaan status umum dan neurologi2. Perawatan luka-luka3. Pasien pulang dengan penawasan ketat 48 jam : edukasi jika ada gejala dibawah ini - cenderung mengantuk - sakit kepala cenderung memberat - muntah proyektil4. Indikasi rawat : - Gangguan orientasi - Sakit kepala dan muntah - Tidak ada yang mengawasi di rumah - Letak rumah jauh dari RS
45
A. Kritikal – SKG 3-4 Perawatan di unit Intensif NeurologiB. Trauma Kapitis sedang dan berat-SKG 5-12 1. Lanjutkan penanganan ABC 2. Pantau tanda vital, pupil, GCS, ekstremitas spi sadar
(Observation Chart), cegah : - TDS < 90 mmHg - Suhu >38°C - Frekuensi nafas > 20X/mnt 3. Cegah TIK : - Posisi kepala 30° - Manitol 20% : Dosis 0,25 _ 1 gr/Kg BB drip cepat - Analgetika, kalau perlu sedasi jangka pendek. 4. Atasi komplikasi
47
4. Atasi komplikasi : Kejang : profilaksis OAE slm 7 hr untuk
mencegah immediate & early seizure pada kasus risti
Infeksi akibat fraktur : antibiotika Gastrointestinal – perdarahan lambung Demam DIC : pasien trauma tertutup cenderung mengalami
koagulopati akut
5. Pemberian cairan dan nutrisi adekuat6. Roboransia, neuroprotektan sesuai indikasi.
C. Trauma kapitis ringan (Komosio serebri) 1. Dirawat 2 x 24 jam 2. Tidur dengan posisi kepala 30° 3. Simptomatis : analgetika, anti
emetik sesuai kebutuhan
48
1. Evaluasi defisit neurologi a. Parese nervus kranialis b. Parese motorik c. Gangguan sensorik d. Gangguan otonom e. Koordinasi f. Neurobehavior (kognitif dan emosi) : - TOAG - MMSE : - dilakukan setelah nilai TOAG > 75 - di ruangan - < 30 kirim di divisi neurobehavior g. Status mental neuro lengkap (divisi
neurobehavior)2. Program restorasi sesuai defisit yang didapat3. Membuat discharge planning4. Mengirim pasien ke pusat rehabilitasi 50
51
Farmakoterapi Cedera Kepala
Prinsip mencegah defisit neurologi yg menetap akibat iskemik dan mencegah TIK meninggi
Obat neuroprotektif/serebroprotektif/ensefalotropik/neurotropik otak.
52
ALGORITMA PENATALAKSANAAN TRAUMA KEPALA
Trauma Kepala
Faktor Penyulit (-) Faktor Penyulit (+)
Konsultasi Bagian TerkaitCKR (GCS 14-15) CKS (9-13) CKB < 9
Observasi
Defisit Neurologis (-) Defisit Neurologis (+)
Minimal 24 jam
Head CT Scan
Intra Cerebral Hematom > 30 cc (+) dan atauSub Dural Hematom Luas (+) dan atau
Epidural Hematom (+) dan atauFraktur depressed (+) dan atau
Fraktur impressi (+)Fraktur terbuka (+)
Intra Cerebral Hematom > 30 cc (-) danSub Dural Hematom Luas (-) dan
Epidural Hematom (-) danFraktur depressed (-) dan
Fraktur impressi (-)Fraktur Terbuka (-)
Pengawasan dan Penanganan Faktor Penyulit dan Komplikasi
BLPL
Faktor penyulit : Cedera diluar kepala
LAMPIRAN 1
53
Trauma Kepala
Risiko tinggi Risiko rendah
Pulang dengan edukasi pada caregiver
Cedera Intrakranial Fraktur Kalvaria Tanpa cedera intrakranial dan fraktur kalvaria
RawatKemungkinan intervensi
GCS 14-15
CT Scan kepala
Re-evaluasi
Fraktur Terbuka, basilar atau depressed Fraktur simple GCS = 14
Fraktur simple dan GCS = 15
Konsultasi Bedah sarafAntibiotik
Rawat
rawat untuk observasiKemungkinan intervensi
Pulang dengan edukasi pada caregiver
Re-evaluasi
GCS = 14 GCS = 15
Pulang dengan edukasi pada caregiver
Observasi UGD6-12 jam
DeteriorasiGCS <= 13
MembaikGCS = 15
Pulang dengan edukasi pada caregiver
CT Scan Kepala ulang
rawatKemungkinan intervensi
LAMPIRAN 2
54
Trauma Kepala
Pasien Kooperatif Pasien tidak kooperatif
RSI with short acting agent
CT (+) CT (-) dan GCS < 13 CT (-) dan GCS >= 13
Kemungkinan intervensirawat
GCS 9-13
CT Scan kepala
rawat
(+) CT (-) CT
Kemungkinan operatifIntervensi
Rawat ICU
CT Scan Kepala
(+) CT (-) CT
Observasi di UGD6-12 jam
Kemungkinan operasiIntervensi
rawat
GCS tak berubah GCS meningkat
Ekstubasi segera dgn observasi 24 jam
ICU dg ulang CT scan
GCS 13 atau 14Atau defisit neurologis +
GCS meningkat menjadi 15Dan tanpa defisit neurologis
Pulang dengan edukasi pada caregiver
rawat
Memburuk GCS meningkat menjadi 15Dan tanpa defisit neurologis
Pulang dengan edukasi pada caregiver
CT Scan ulang segera
Observasi 6-12 jam
LAMPIRAN 3
55
Trauma Kepala
Proteksi Jalan nafasStabilisasi vertebra cervical
ManitolTinggikan kepala
HiperventilasiPemeriksaan lengkap I
Evaluasi dan pemeriksaan I1. Pertahankan P02 > 60 mmHG, SBP > 120 mmHG, HCT > 30
GCS < 9
Pencegahan kemungkinan peningkatan TIK
Reevaluasi dan pemeriksaan II
Kemungkinan operatifIntervensi
Rawat ICU
Pertahankan P02 > 60 mmHG, SBP > 120 mmHG, HCT > 30
CT (+) CT (-)
CT Scan Kepala
(+)EpiduralSubdural
SAHKontusio
Edema serebri berat yang disertai kenaikan TIK
(-)DAI
Tanpa tanda herniasi
Tanda herniasi (+)
Reevaluasi dan pemeriksaan II
CT Scan Kepala
Kemungkinan operatifIntervensi Rawat ICU
NB: PO2: tekanan partial O2; SAH: sub arachnoid haemoraghe; SBP: systolic blood pressure; DAI: diffuse axonal injury; HCT: hematokrit
LAMPIRAN 4
56
THE AMERICAN OF SURGEON’S COMMITEE ON HEAD INJURY
CKR
GCS 14 -15
Defisit Fokal (-)
Susp. # depressed (-)
Klinis fraktur Basis (-)
GROUP 1 GROUP 2GROUP 0
57
GROUP 0
• GCS : 15• Riwayat Penurunan Kesadaran (-)• Amnesia (-)• Nyeri Kepala (-)• Vomitus (-)• Nyeri Ringan di Tempat Benturan
Menejemen• Ro Tidak perlu
• Pulang Informasi !!!
58
GROUP 1
• GCS : 15 dengan salah satu/ lebih dari: Penurunan Kesadaran (+) Post Traumatik Amnesia Nyeri Kepala >> Vomitus (+)
Menejemen• Observasi minimal 6 jam• Head Ct Scan Normal Pulang• Head CT Scan Fraktur (+), Lesi intrakranial (-) Observasi min 24 jam• Head Ct Scan Tak Bisa Ro Kepala (-) Observasi > 24 jam
59
FAKTOR RISIKO
• Alkoholisme• Koagulopati• Tx Antikoagulan• Epilepsi• Drug Use• Riwatar Operasi Neurosurgery• Umur Tua > 60 thn
Group 0 + Faktor Risiko Head CT Scan PulangGroup 1 + Faktor Risiko Head CT Scan Observasi > 24 jam
60
GROUP 2
GCS : 14 (Confuse) Defisit Neurologik Fokal (-)
RawatPulang Bila Gejala Neurologik Baik
Head CT Scan
61
CKS dan CKB Post Concussive Syndrome (Greenberg, 2001)
• Somatik• Kognitif• Psikososial
Sekuele/ gejala sisa
• Epilepsi Post Trauma• Hidrosefalus Post Trauma (Adam & Ropper, 2001)
62
Outcome 1 thn CKR & CKS(Nee dkk, 1999)
73% Kembali Bekerja84% Keluhan Masih32% Nyeri Kepala34% Mudah Lupa42% Konsentrasi Buruk45% Kelelahan
63
Cedera Otak(Signorini, dkk., 1999)
Umur Tua > 60 thn
SKG Rendah
Pupil Tidak Reaktif
Hematoma intra kranial