pola keruangan industri ke rajinan monel dan …lib.unnes.ac.id/31747/1/3211412039.pdfpola keruangan...

75
1 POLA KERUANGAN INDUSTRI KERAJINAN MONEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PENGUSAHA DAN PEKERJA DI KECAMATAN KALINYAMATAN KABUPATEN JEPARA SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Sains (S.Si.) Oleh : Nurul Khayati NIM. 3211412039 JURUSAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017

Upload: vobao

Post on 19-May-2019

253 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: POLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN …lib.unnes.ac.id/31747/1/3211412039.pdfPOLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PENGUSAHA

1

POLA KERUANGAN INDUSTRI KERAJINAN MONEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH

TANGGA PENGUSAHA DAN PEKERJA DI KECAMATAN KALINYAMATAN KABUPATEN JEPARA

SKRIPSI

Untuk memperoleh gelar Sarjana Sains (S.Si.)

Oleh :

Nurul Khayati

NIM. 3211412039

JURUSAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2017

Page 2: POLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN …lib.unnes.ac.id/31747/1/3211412039.pdfPOLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PENGUSAHA

i

Page 3: POLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN …lib.unnes.ac.id/31747/1/3211412039.pdfPOLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PENGUSAHA

ii

Page 4: POLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN …lib.unnes.ac.id/31747/1/3211412039.pdfPOLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PENGUSAHA

iii

Page 5: POLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN …lib.unnes.ac.id/31747/1/3211412039.pdfPOLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PENGUSAHA

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto:

1. “Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, maka mengalirlah air dari lembah-lembah menurut ukurannya, maka arus itu membawa buih yang mengembang. Dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada (pula) buihnya seperti buih arus itu. Demikianlah Allah membuat perumpamaan (bagi) yang benar dan yang bathil. Adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tidak ada harganya; adapun yang member manfaat kepada manusia, maka ia tetap di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan.”(Q.S Ar-Ra’ad:17)

2. “Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang menuntut ilmu beberapa derajat” (QS. Al-Mujadalah: 11)

3. “Suatu keberhasilan tidak akan diperoleh dengan hanya berdiam dan membuat rencana melainkan harus diperjuangkan melalui sikap berani melangkah dan bertindak” (Penulis)

Persembahan:

Skripsi ini ku persembahkan kepada:

1. Ibuku Mursyidah dan Ayahku Bapak Nur

Hamid (Alm)

2. Kakak-kakakku Ulin Ni’am, Hisyam

Ma’arif, Fuji Romadhan, Hadza Rahmat

3. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Geografi

Fakultas Ilmu Sosial, UNNES

4. Almameterku, Prodi Geografi S1, Jurusan

Geografis Fakultas Ilmu Sosial Universitas

Negeri Semarang

Page 6: POLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN …lib.unnes.ac.id/31747/1/3211412039.pdfPOLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PENGUSAHA

v

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judu “Pola

Keruangan Industri Kerajinan Monel dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan

Rumah Tangga Pengusaha dan Pekerja di Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten

Jepara”, sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Sains

(S.Si) Universitas Negeri Semarang.

Skripsi ini dapat selesai dengan bantuan dari berbagai pihak yang

memberikan bimbingan, dorongan, semangat, kritik dan saran kepada penulis.

Untuk itu dalam ucapan terimaksih penulis sampaikan kepada yang terhormat,

sebagai berikut.

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang

2. Drs. Moh Solehatul Mustofa, M.A, Dekan Fakultas Ilmu Sosial, Universitas

Negeri Semarang

3. Dr. Tjaturrahono Budi Sanjoto, M.Si, Ketua Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu

Sosial , Universitas Negeri Semarang

4. Dr. Eva Banowati, M.Si, Ketua Progam Studi Geografi Univeristas Negeri

Semarang yang telah memberikan ilmu dan pengalaman selama kuliah

5. Dr. Puji Hardati, M.Si., Dosen Pembimbing I, Ariyani Indrayati, S.Si, M.Sc.,

Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam

penyusunan skripsi ini.

Page 7: POLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN …lib.unnes.ac.id/31747/1/3211412039.pdfPOLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PENGUSAHA

vi

6. Drs. Hariyanto, M.Si, Dosen Penguji I, Ariyani Indrayati, S.Si, M.Sc., Dosen

Penguji II, Dr. Puji Hardati, M.Si., Dosen Penguji III yang telah memberikan

arahan serta masukan dalam penyusunan dan peneyelesaian skripsi ini

7. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jepara, Dinas UMKM dan

Pengelolaan Pasar Jepara, BPS Jepara, BAPPEDA Jepara, Kantor Kelurahan

Desa Robayan, Desa Kriyan, Desa Banyuputih, Desa Margoyoso dan Desa

Bakalan yang telah membantu dalam inventarisasi data dan memberikan ijin

penelitian lapangan.

8. Responden penelitian sekalian yakni Pengusaha dan Tenaga Kerja Industri

Kerajinan Monel di Kecamatan Kalinyamatan yang telah meluangkan waktu

serta memberikan informasi dan data-data penelitian terkait karakteristik

pengusaha dan tenaga kerja/pekerja dalam industri kerajinan monel.

9. Keluargaku, sahabat dan teman-temanku sekalian yang telah membantu

dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini.

10. Seluruh pihak terkait yang membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang

tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semarang, Juli 2017

Penyusun

Nurul Khayati

Nim. 3211412039

Page 8: POLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN …lib.unnes.ac.id/31747/1/3211412039.pdfPOLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PENGUSAHA

vii

SARI

Khayati, Nurul. 2017. Pola Keruangan Industri Kerajinan Monel dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Pengusaha dan Pekerja di Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara. Skripsi. Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial.

Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Dr. Puji Hardati, M.Si, Pembimbing II

Ariyani Indrayati, S.Si, M.Sc.

Kata Kunci : Pola Keruangan, Industri, Kerajinan Monel, Kontribusi Pendapatan

Kabupaten Jepara memiliki industri-industri kecil yang terus berkembang dan

meningkat jumlahnya namun memiliki kenderungan tersebar hanya pada bagian wilayah

tertentu di Kabupaten Jepara. Salah satunya industri kerajinan monel di Kecamatan

Kalinyamatan. Tujuan penelitian adalah mengetahui pola keruangan industri kerajinan

monel, karakteristik industri pengusaha, usaha dan pekerja industri kerajinan monel serta

besaranya kontribusi industri kerajinan monel terhadap pendapatan rumah tangga

pengusaha dan pekerja.

Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan teknik nearest neighbour analysis dan analisis peta untuk mengetahui pola keruangan dan teknik analisis deskriptif

persentase untuk mengetahui karakteristik industri kerajinan monel, keterkaitan pola

persebaran dengan karakteristik industri kerajinan monel dan kontribusinya terhadap

pendapatan rumah tangga pengusaha dan pekerja. Sampel yang diambil adalah 478 unit

rumah pengusaha dengan teknik total sampling, 83 sampel pengusaha dan 83 sampel

pekerja dengan teknik propotional random sampling.

Hasil penelitian menunjukkan pola persebaran industri kerajinan monel

mengelompok dengan nilai T=0,006, daerah sumber bahan baku berasal dari Kab. Kudus,

Pati, Demak dan Semarang. Jangkauan pemasaran industri kerajinan monel sampai ke

Kudus, Demak, Semarang, Jogja, Surabaya, Malang, Jakarta, Kebumen, Magelang, Solo,

Medan, Ternate, Kalimantan, Singapura dan Malaysia. Tingkat pendidikan pengusaha dan

pekerja lebih dari 50% adalah SMP. Modal awal, belanja dan operasional industri tersebut

adalah kecil dibawah 10 juta. Bahan baku utama yang digunakan adalah monel , jumlah

pekerja yang dimiliki rata-rata 6 orang berasal dari Kec. Kalinyamatan, kerajinan monel

yang diproduksi cincin, liontin, gelang dan anting2 dan dipasarkan lewat pengepul.

Kontribusi industri kerajinan monel terhadap pendapatan rumah tangga pengusaha rata-rata

67,49% dan terhadap pendapatan rumah tangga pekerja rata-rata 25,15%.

Kesimpulan dari hasil penelitian adalah industri kerajinan monel mengelompok di

Kec. Kalinyamatan karena lokasi usahanya berada di rumah pengusaha dan mengikuti pola

permukiman yang juga mengelompok. Industri kerajinan monel tergolong industri kecil

rumah tangga karena industri rumahan, modalnya kecil dan jumlah pekerjanya sedikit.

Tergolong industri non agraris karena bahan bakunya dari bahan tambang galian bukan dari

hasil pertanian. Tergolong industri ringan karena hasil produksinya berupa barang jadi

kerajinan monel. Tergolong industri berorientasi pekerja karena penempatannya berada

pada lokasi potensial tersedianya tenaga kerja yang umumnya memiliki keahlian membuat

kerajinan monel secara turun temurun. Kontribusi industri tersebut lebih besar terhadap

pendapatan rumah tangga pengusaha dibanding pekerjanya. Hasil studi merekomendasikan

yaitu (1) perlu adanya kampanye dan promosi produk kerajinan monel untuk menggerakan

masyarakat agar bersedia membeli produk buatan dalam negeri yang berasal dari keahlian

turun temurun, (2) perlunya pembeharuan desain kerajinan monel bagi pengusaha/pekerja

secara kreatif agar produk yang dihasilkan lebih menarik minat konsumen& meningkatkan

pendapatan keduanya

Page 9: POLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN …lib.unnes.ac.id/31747/1/3211412039.pdfPOLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PENGUSAHA

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………...i

MOTTO DAN PERSEMBAHAN……………………………………………....ii

PRAKATA……………………………………………………………………....iii

SARI………………………………………………………………………………v

DAFTAR ISI…………………………………………………………………….vi

DAFTAR TABEL……………………………………………………………….xi

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………xv

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………….…xvii

BAB I PENDAHULUAN………………………….…………………………….1

1.1 Latar Belakang Penelitian…………………………………………………….1

1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………….7

1.3 Tujuan Penelitian……………………………………………………………..7

1.4 Manfaat Penelitian……………………………………………………………8

1.5 Batasan Istilah………………………………………………………………...9

BAB II KAJIAN PUSTAKA…………………………………………………..12

2.1 Kajian Studi Geografi……………………………………………………….12

2.2 Industri Kerajinan Monel……………………………………………………14

2.2.1 Pengertian Industri………………………………………………………...14

2.2.2 Klasifikasi Industri………………………………………………………...16

2.2.3 Pengertian Kerajinan Monel………………………………………………19

2.3 Pengertian Pola Keruangan………………………………………………….23

2.4 Karakteristik Industri………………………………………………………..29

2.4.1 Pengertian Karakteristik Pengusaha Kerajinan Monel……………………29

2.4.2 Pengertian Karakteristik Pekerja Kerajinan Monel……………………….30

2.4.3 Pengertian Karakteristik Bahan Baku…………………………………….31

Page 10: POLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN …lib.unnes.ac.id/31747/1/3211412039.pdfPOLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PENGUSAHA

ix

2.4.4 Pengertian Karakteristik Modal…………………………………………..32

2.4.5 Pengertian Karakteristik Proses Produksi………………………………...33

2.4.6 Pengertian Karakteristik Pemasaran………………………………………34

2.5 Pengertian Pendapatan Rumah Tangga Keluarga dan Kontribusi

Pendapatan…………………………………………………………………..35

2.6 Penelitian Relevan…………………………………………………………..37

2.7 Kerangka Berpikir…………………………………………………………..44

BAB III METODE PENELITIAN……………………………………………48

3.1 Populasi Penelitian………………………………………………………….48

3.2 Sampel dan Teknik Sampling………………………………………………48

3.3 Variabel Penelitian………………………………………………………….51

3.4 Alat dan Metode Mengumpulkan Data……………………………………..54

3.5 Teknik Analisis Data………………………………………………………..57

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................64

4.1 Hasil Penelitian……………………………………………………………...64

4.1.1 Kondisi Umum Daerah Penelitian………………………………………...64

4.1.1.1 Letak Astronomis dan Administratif Daerah Penelitian………………...64

4.1.1.2 Luas dan Tata Guna Lahan Daerah Penelitian…………………………..67

4.1.1.3 Kondisi Geografis Daerah Objek Penelitian…………………………….69

4.1.1.4 Sarana dan Prasarana Fisik Daerah Objek Penelitian…………………...70

4.1.1.5 Kondisi Demografi Daerah Objek Penelitian…………………………...76

4.1.2 Pola Keruangan Industri Kerajinan Monel………………………………..79

4.1.2.1 Pola Persebaran Lokasi Industri Kerajinan Monel di Kecamatan

Kalinyamatan…………………………………………………………….79

4.1.2.2 Sebaran Daerah Asal Bahan Baku Industri Kerajinan Monel…………...83

4.1.2.3 Sebaran Daerah Jangkauan Pemasaran Industri Kerajinan Monel………86

4.1.3 Karakteristik Industri Kerajinan Monel……………………………………90

Page 11: POLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN …lib.unnes.ac.id/31747/1/3211412039.pdfPOLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PENGUSAHA

x

4.1.3.1 Karakteristik Pengusaha Kerajinan Monel……………………………....90

4.1.3.1.1 Usia Pengusaha………………………………………………………...90

4.1.3.1.2 Tingkat Pendidikan Pengusaha………………………………………. .91

4.1.3.2 Karakteristik Usaha Kerajinan Monel…………………………………....91

4.1.3.2.1 Modal Usaha Kerajinan Monel……………………………………..….92

4.1.3.2.2 Bahan Baku Usaha Kerajinan Monel…………………………………..95

4.1.3.2.3 Jumlah Pekerja Pengusaha Kerajinan Monel…………….…………...102

4.1.3.2.4 Proses Produksi Usaha Kerajinan Monel……………………………..104

4.1.3.2.5 Pemasaran Kerajnan Monel…………………………………………..111

4.1.3.3 Karakteristik Pekerja Kerajinan Monel………………………………...115

4.1.3.3.1 Usia Pekerja Kerajinan Monel………………………………………..115

4.1.3.3.2 Jenis Kelamin Pekerja………………………………………………...116

4.1.3.3.3 Tingkat Pendidikan Pekerja…………………………………………..117

4.1.3.3.4 Daerah Asal Pekerja……………………………………………….….117

4.1.3.3.5 Spesifikasi Pekerjaan Pekerja Industri Kerajinan Monel …………….119

4.1.3.3.6 Sistem Kerja dan Pemberian Upah Pekerja Industri Kerajinan

Monel………………………………………………………………….120

4.1.3.3.7 Besaran Upah Pekerja Berdasarkan Spesifikasi pekerjaan dan Lamanya

Jam Kerja Pekerja Industri Kerajinan Monel………………………...121

4.1.4 Keterkaitan Pola Persebaran dengan Karakteristik Industri…………...….133

4.1.5 Kontribusi Industri Kerajinan Monel Terhadap Pendapatan Rumah

Tangga Pengusaha dan Tenaga Kerja…………………………………….137

4.1.5.1 Pekerjaan Pengusaha dalam Bidang Pertanian Maupun Non

Pertanian (Industri Kerajinan Monel dan Lainnya)…………………….137

4.1.5.2 Pendapatan Pengusaha dalam Bidang Pertanian dan Non Pertanian

(Industri Kerajinan Monel dan Lainnya)……………………….……….140

4.1.5.3 Pendapatan Keluarga Pengusaha Industri Kerajinan Monel…………...141

Page 12: POLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN …lib.unnes.ac.id/31747/1/3211412039.pdfPOLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PENGUSAHA

xi

4.1.5.4 Pekerjaan Pekerja dalam Bidang Pertanian dan Non

Pertanian (Industri Kerajinan Monel dan Lainnya)……………………142

4.1.5.5 Pendapatan Pekerja Kerajinan Monel di Bidang Pertanian

dan/Non Pertanian di Kecamatan Kalinyamatan……………………….145

4.1.5.6 Pendapatan Keluarga Tenaga Kerja Kerajinan Monel

di Kecamatan Kalinyamatan……………………………………………146

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian…………………………………………….150

4.2.1 Pola Keruangan Industri Kerajinan Monel……………………………….150

4.2.2 Karakteristik Industri Kerajinan Monel…………………………………..152

4.2.3 Keterkaitan Pola Persebaran Industri Kerajinan Monel

dengan Karakteristik Industri………………………………………...……157

4.2.4 Kontribusi Industri Kerajinan Monel Terhadap Pendapatan

Rumah Tangga Pengusaha dan Tenaga Kerja…………………………….160

BAB V PENUTUP..............................................................................................164

5.1 Simpulan……………………………………………………………………164

5.2 Saran………………………………………………………………………..165

DAFTAR PUSATAKA………………………………………………………...167

LAMPIRAN…………………………………………………………………….172

Page 13: POLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN …lib.unnes.ac.id/31747/1/3211412039.pdfPOLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PENGUSAHA

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian yang Relevan………………………………………………42

Tabel 3.2 Jumlah Sampel yang Diambil………………………………………..50

Tabel 4.3 Pembagian Administrasi Menurut Banyaknya Desa, Rt/Rw

Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara Tahun 2015……………65

Tabel 4.4 Luas Wilayah Tiap Desa di Kec. Kalinyamatan Kabupaten Jepara

Tahun 2014……………………………………………………………67

Tabel 4.5 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan di Kec. Kalinyamatan

Kabupaten Jepara……………………………………………………...68

Tabel 4.6 Kondisi Geografis Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara…….70

Tabel 4.7 Banyaknya Sarana Pendidikan (Sekolah Negeri dan Swasta di

Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara Tahun 2014……….……71

Tabel 4.8 Banyaknya Sarana Pendidikan Menurut Desa di Kecamatan

Kalinyamatan Kabupaten Jepara Tahun 2014…………………………72

Tabel 4.9 Banyaknya Pasar Bangunan Permanen dan Tidak Permanen di Kec.

Kalinyamatan Kabupaten Jepara Tahun 2014…………………………73

Tabel 4.10 Banyaknya Bank Umum dan Bank Pengkreditan Rakyat

(BPR, Bank Pasar) Kecamatan Kalinyamatan Jepara Tahun 2014….73

Tabel 4.11 Banyaknya Sarana Kesehatan di Kecamatan Kalinyamatan

Kabupaten Jepara Tahun 2014………………………………………74

Tabel 4.12 Banyaknya Sarana Tempat Ibadah di Kecamatan Kalinyamatan

Kabupaten Jepara…………………………………………………….75

Tabel 4.13 Jumlah Penduduk, Kepadatan Penduduk dan Laju Pertumbuhan

Penduduk di Kec. Kalinyamatan Tahun 2014………………….…….77

Tabel 4.14 Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin

Page 14: POLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN …lib.unnes.ac.id/31747/1/3211412039.pdfPOLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PENGUSAHA

xiii

di Kecamatan Kalinyamatan Tahun 2014…………………………...78

Tabel 4.15 Lokasi Industri Kerajinan Monel dan Jumlahnya…………………...79

Tabel 4.16 Daerah Asal Bahan Baku Industri Kerajinan Monel di Kecamatan

Kalinyamatan Jepara Tahun 2016…………………………………...83

Tabel 4.17 Daerah Jangkauan Pemasaran Kerajinan Monel di Kecamatan

Kalinyamatan Tahun 2016…………………………………………..86

Tabel 4.18 Daerah Jangkauan Pemasaran Berdasarkan Produk Kerajinan Monel

di Kecamatan Kalinyamatan Tahun 2016…………………………...87

Tabel 4.19 Usia Pengusaha Industri Kerajinan Monel di Kecamatan

Kalinyamatan Kabupaten Jepara Tahun 2016……………………...90

Tabel 4.20 Tingkat Pendidikan Pengusaha Industri Kerajinan Monel………….91

Tabel 4.21 Asal/Sumber Modal Industri Kerajinan Monel di Kecamatan

Kalinyamatan 2016………………………………………………….92

Tabel 4.22 Besaran Modal Investasi Awal Pengusaha Industri Kerajinan

Monel di Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara Tahun

2016………………………………………………………………….93

Tabel 4.23 Besaran Modal Belanja Pengusaha Industri Kerajinan Monel

di Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara Tahun 2016………..94

Tabel 4.24 Besaran Modal Operasional Pengusaha Industri Kerajinan Monel

di Kecamatan Kalinyamatan Tahun 2016………………….………...94

Tabel 4.25 Jenis Bahan Baku yang Digunakan Pengusaha Dalam Industri

Kerajinan Monel di Kec. Kalinyamatan Kab. Jepara Tahun

2016…...95

Tabel 4.26 Jenis Bahan Baku yang Digunakan Pengusaha Dalam Industri

Kerajinan Monel di Desa Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara

Tahun

2016…………………………………………………………...96

Page 15: POLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN …lib.unnes.ac.id/31747/1/3211412039.pdfPOLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PENGUSAHA

xiv

Tabel 4.27 Rata-rata Banyaknya Penggunaan Bahan Monel Industri Kerajinan

Monel di Kecamatan Kalinyamatan Jepara Tahun 2016………...…..98

Tabel 4.28 Rata-rata Banyaknya Penggunaan Bahan Timah Industri Kerajinan

Monel di Kec. Kalinyamatan Jepara Tahun 2016……………………99

Tabel 4.29 Rata-rata Banyaknya Penggunaan Bahan Budeng Industri Kerajinan

Monel di Kecamatan Kalinyamatan Tahun 2016…………………...99

Tabel 4.30 Cara Perolehan Bahan Baku Industri Kerajinan Monel di Kecamatan

Kalinyamatan Kabupaten Jepara Tahun 2016………………………101

Tabel 4.31 Jumlah Tenaga Kerja Milik Pengusaha Industri Kerajinan Monel di

Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara Tahun 2016………....103

Tabel 4.32 Jenis Produk Kerajinan Monel Pengusaha di Kec. Kalinyamatan

Kabupaten Tahun 2016……………………………………………..104

Tabel 4.33 Rata-rata Banyaknya Kerajinan Monel yang Diproduksi Pengusaha

Industri Kerajinan Monel di Kecamatan Kalinyamatan Jepara Tahun

2016……………………………………………..………………….110

Tabel 4.34 Cara Pemasaran Pengusaha Industri Kerajinan Monel di Kecamatan

Kalinyamatan Kabupaten Jepara Tahun 2016………………………113

Tabel 4.35 Jangkauan Pemasaran Industri Kerajinan Monel di Kecamatan

Kalinyamatan Kabupaten Jepara Tahun 2016……………………....114

Tabel 4.36 Distribusi Pekerja Industri Kerajinan Monel

di Kecamatan Kalinyamatan Menurut Kelompok Umur Tahun

2016………………………………………………………………...115

Tabel 4.36 Distribusi Pekerja Industri Kerajinan Monel di Kecamatan

Kalinyamatan Menurut Jenis Kelamin Tahun 2016………………...116

Tabel 4.37 Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja Industri Kerajinan Monel

di Kecamatan Kalinyamatan Tahun 2016…………………………..117

Tabel 4.38 Daerah Asal Pekerja Industri Kerajinan Monel di Kecamatan

Page 16: POLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN …lib.unnes.ac.id/31747/1/3211412039.pdfPOLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PENGUSAHA

xv

Kalinyamatan Tahun 2016……………….…….…………………..118

Tabel 4.39 Pembagian Kerja Pekerja Industri Kerajinan Monel di Kecamatan

Kalinyamatan Tahun 2016………………………………………….119

Tabel 4.40 Sistem Kerja dan Pemberian Upah Pekerja Industri Kerajinan Monel di

Kecamatan Kalinyamatan Tahun 2016……………………………..121

Tabel 4.41 Besaran Upah Pembuat Lakaran Monel…………………………….122

Tabel 4.42 Lama Jam Kerja Pembuat Lakaran Monel………………………….123

Tabel 4.43 Besaran Upah Penyekrap Monel……………………………………124

Tabel 4.44 Lama Jam Kerja Penyekrap Monel………………………………....125

Tabel 4.45 Besaran Upah Pengikir Monel……………………………………...125

Tabel 4.46 Lama Jam Kerja Pengikir Monel…………………………………...126

Tabel 4.47 Besaran Upah Pengambril/braso Monel…………………………....127

Tabel 4.48 Lama Jam Kerja Pengambril/braso Monel…………………………128

Tabel 4.49 Besaran Upah Penggergaji Monel………………………………….129

Tabel 4.50 Lama Jam Kerja Penggergaji Monel……………………………….130

Tabel 4.51 Besaran Upah Pengebor/pelubang Monel…………………………..130

Tabel 4.52 Lama Jam Kerja Penebor/pelubang Monel…………………………131

Tabel 4.53 Besaran Upah Pengepon/jeblok Monel………………….………….132

Tabel 4.54 Lama Jam Kerja Pengepon/jeblok Monel…………………………..132

Tabel 4.55 Tempat Usaha Kerajinan Monel dan Asal Tenaga

Kerja………………………………………………………………...134

Tabel 4.56 Cara Perolehan Bahan Baku dan Cara Pemasaran…………….……135

Tabel 4.57 Pekerjaan Pengusaha Kerajinan Monel di Kecamatan Kalinyamatan

Tahun 2016……………………………………………...…………..138

Tabel 4.58 Pekerjaan Pengusaha Diluar Industri Kerajinan Monel…………….138

Page 17: POLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN …lib.unnes.ac.id/31747/1/3211412039.pdfPOLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PENGUSAHA

xvi

Tabel 4.59 Pendapatan Pengusaha dari Industri Kerajinan Monel di Kec.

Kalinyamatan Jepara Tahun 2016…………………………………140

Tabel 4.60 Pendapatan Pengusaha Diluar Usaha Kerajinan Monel di Kec.

Kalinyamatan Tahun 2016…………………………………………141

Tabel 4.61 Pendapatan Keluarga Pengusaha Industri Kerajinan Monel di Kec.

Kalinyamatan Tahun 2016…………………………………………142

Tabel 4.62 Pekerjaan Pekerja Industri Kerajinan Monel di Kecamatan

Kalinyamatan Tahun 2016……………………………………….143

Tabel 4.63 Pekerjaan Pekerja Diluar Industri Kerajinan Monel di Kecamatan

Kalinyamatan Tahun 2016………………………………………...143

Tabel 4.64 Pendapatan Tenaga Kerja yang Berasal dari Industri Kerajinan Monel

di Kec. Kalinyamatan Tahun 2016………………………………145

Tabel 4.65 Pendapatan Pekerja Diluar Industri Kerajinan Monel di Kec.

Kalinyamatan Tahun 2016……………………………………….146

Tabel 4.66 Pendapatan Keluarga Pekerja Industri Kerajinan Monel di Kec.

Kalinyamatan Tahun 2016…………………………………………147

Tabel 4.67 Kontribusi Industri Kerajinan Monel Terhadap Pendapatan Rumah

Tangga/Keluarga Pengusaha di Kec. Kalinyamatan………………148

Tabel 4.68 Kontribusi Industri Kerajinan Monel Terhadap Pendapatan Rumah

Tangga/Keluarga Pekerja di Kec. Kalinyamatan………………….149

Page 18: POLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN …lib.unnes.ac.id/31747/1/3211412039.pdfPOLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PENGUSAHA

xvii

DAFTAR GAMBAR

Grafik 1.1 Perkembangan Jumlah Industri Kecil Menengah Kabupaten Jepara

Thn 2010-2014………………………………………………………..5

Grafik 1.2 Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor IKM di Kabupaten

Jepara Thn 2010-2014……………………………………..………….6

Gambar 2.3 Produk Aksesoris Cincin dan Kalung Kerajinan Monel…………....23

Bagan 2.4 Kerangka Berpikir……………………………………………………47

Gambar 4.5 Peta Administrasi Kecamatan Kalinyamatan Jepara………………..66

Gambar 4.6 Peta Persebaran Industri Kerajinan Monel………………………….82

Gambar 4.7 Peta Asal Bahan Baku Industri Kerajinan Monel……………….....84

Gambar 4.8 Peta Jangkauan Pemasaran Industri Kerajinan Monel……………...86

Gambar 4.9 Alur Perolehan Bahan Baku Industri Kerajinan Monel

di Kecamatan Kalinyamatan Jepara………………………………..98

Gambar 4.10 proses pengambrilan dan pembrasoan cincin monel di Kecamatan

Kalinyamatan……………………………………………………..107

Gambar 4.11 proses menggergaji kerajinan liontin monel di Kecamatan

Kalinyamatan…………………………………………………….108

Page 19: POLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN …lib.unnes.ac.id/31747/1/3211412039.pdfPOLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PENGUSAHA

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Instrumen Penelitian Pengusaha Kerajinan Monel………………..172

Lampiran 2 Instrumen Penelitian Tenaga Kerja Kerajinan Monel……………..176

Lampiran 3 Tabulasi Jawaban Responden Tentang Produk dan Lokasi Usaha

Industri Kerajinan Monel Di Kecamatan Kalinyamatan

Tahun 2016…………………………………………………...….178

Lampiran 4 Tabulasi Jawaban Responden Tentang Modal Industri Kerajinan

Monel di Kecamatan Kalinyamatan Tahun 2016………...………..181

Lampiran 5 Tabulasi Jawaban Responden Tentang Modal Belanja Industri

Kerajinan Monel di Kecamatan Kalinyamatan Tahun 2016……...183

Lampiran 6 Tabulasi Jawaban Responden Tentang Modal Operasional

Industri Kerajinan Monel di Kecamatan Kalinyamatan Tahun

2016………………………………………………………….…….188

Lampiran 7 Tabulasi Asal Bahan Baku Industri Kerajinan Monel......................194

Lampiran 8 Tabulasi Jawaban Responden (Pengusaha) Tentang Tenaga Kerja

yang Dimiliki Industri Kerajinan Monel di Kecamatan

Kalinyamatan Thn 2016………………………………………….200

Lampiran 9 Tabulasi Jawaban Responden (Pengusaha) Pemasaran Produk

Industri Kerajinan Monel Di Kecamatan Kalinyamatan

Tahun 2016……………………………………………………...202

Lampiran 10 Tabulasi Jawaban Responden Tentang Total Pendapatan dari

Produksi Monel Pengusaha Tahun 2016……….………………...209

Lampiran 11 Tabulasi Pendapatan Bersih/Laba Pendapatan Monel

Pengusaha………………………………………………………...212

Page 20: POLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN …lib.unnes.ac.id/31747/1/3211412039.pdfPOLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PENGUSAHA

xix

Lampiran 12 Tabulasi Kontribusi Pendapatan Usaha Kerajinan Monel

Pengusaha……………..................................................................214

Lampiran 13 Tabulasi Identitas Pengusaha Industri Kerajinan Monel

Tahun 2016…………………………………………………….217

Lampiran 14 Tabulasi Asal Tenaga Kerja Usaha Monel………...……………..221

Lampiran 15 Tabulasi Pendapatan Tenaga Kerja Usaha Monel…………...…...224

Lampiran 16 Tabulasi Identitas Tenaga Kerja Industri Kerajinan Monel

Tahun 2016………………………………………………………227

Lampiran 17 Dokumentasi Penelitian Lapangan……………………………….232

Page 21: POLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN …lib.unnes.ac.id/31747/1/3211412039.pdfPOLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PENGUSAHA

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sektor industri merupakan sektor utama dalam perekonomian Indonesia.

sektor industri sebagai penyumbang terbesar dalam pembentukan PDB

Indonesia selama sepuluh tahun terakhir, dimana pada tahun 2009 peran

sektor industri utamanya industri pengolahan mencapai 26,4% komponen

pembentukan PDB. Sedangan peranan sektor pertanian terhadap PDB

Indonesia tahun 2009 tumbuh dari 14,5% menjadi 15,3% sehingga sektor

pertanian berada pada rangking kedua yang memiliki kontribusi terhadap PDB

setelah sektor industri pengolahan (Banowati, 2012:172).

Pertumbuhan sektor industri memang dapat membawa perubahan pada

tata kehidupan masyarakat di sekitar lokasi industri. Perubahan tata kehidupan

masyarakat tersebut tidak hanya terjadi di daerah perkotaan, namun juga

keberadaan industri yang berada di pedesaan. Setiap wilayah memiliki potensi

dan keunggulan sektor yang menjadi spesialisasi perekonomian dalam

mendorong pertumbuhan wilayah. Salah satu upaya yang dapat dilakukan

yaitu mendorong pengembangan kegiatan industri sebagai kegiatan ekonomi

utama (primemover) yang dapat memberi efek ganda (multiplier effect)

terhadap tumbuhnya sektor-sektor lainnya (Ferdyansyah, 2013:31).

Sektor industri yang tumbuh di daerah pedesaan berawal dari

masyarakat pedesaan yang hanya mengenal pertanian sebagai mata

Page 22: POLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN …lib.unnes.ac.id/31747/1/3211412039.pdfPOLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PENGUSAHA

1

pencaharian utama yang memiliki potensi penting dalam salah satu sistem

perekonomian pedesaan di Indonesia. Salah satu alternatif untuk memecahkan

masalah terkait kurangnya kesempatan kerja akibat sektor pertanian yang

semakin surut di daerah pedesaan adalah sektor industri. Selain berperan

dalam menyediakan lapangan pekerjaan, sektor industri juga berperan

meningkatkan perekonomian masyarakat karena dengan adanya industri

masyarakat pedesaan yang mayoritas bermatapencaharian sebagai petani dan

buruh tani dengan penghasilan rendah memiliki kesempatan untuk

meningkatkan pendapatannya. Salah satu industri yang berpotensi dan banyak

dikembangkan adalah industri kecil dan menengah.

Industri kecil dan menengah (IKM) merupakan salah satu

tumpuanutama pemerintah dalam menciptakan lapangan kerja baru terutama

setelah krisis ekonomi yangterjadi beberapa tahun yang lalu. IKM juga bagian

penting dari perekonomian suatu negara termasukIndonesia. Sebagai

gambaran, walaupun sumbangan sektor IKM dalam output nasional

(PDRB)tahun 2000 hanya 56,7 persen dan dalam ekspor non migas hanya 15

persen pada tahun 2000,namun IKM memberikan kontribusi sebanyak 99

persen dalam jumlah badan usaha di Indonesiaserta memiliki andil sebayak

99,6 persen dalam penyerapan tenaga kerja (Lestari, 2010:146).

Indonesia pada tahun 2013 menunjukkan Usaha Mikro Kecil Menengah

(UMKM) memiliki jumlah yang mendominasi dengan persentase 99,9% dari

seluruh unit usaha yang ada. Tercatat pada tahun 2013 terdapat 56.534.592

juta unit pelaku UMKM di Indonesia. Dalam hal penyerapan tenaga kerja

Page 23: POLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN …lib.unnes.ac.id/31747/1/3211412039.pdfPOLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PENGUSAHA

2

potensi UMKM lebih besar dari pada usaha besar. Sektor UMKM, memiliki

tiap unit investasi yang dapat menciptakan lebih banyak kesempatan kerja

dibandingkan dengan usaha besar pada unit investasi. Sebesar 97,16% tenaga

kerja dari total angkatan kerja yang bekerja diserap oleh sektor UMKM.

Selain itu dari total ekspor yang ada, ekspor UMKM mencapai 14,09% dan

UMKM memiliki kontribusi yang cukup signifikan sebesar 57,48% dalam

pembentukan PDB (Kementerian Koperasi dan UMKM, 2014). Data Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah menunjukkan terdapat

645 ribu perusahaan industri kecil dan menengah (UKM) pada tahun 2013

atau naik relatif kecil sebesar 0,02 persen dibandingkan jumlah perusahaan

pada tahun sebelumnya. Jumlah tenaga kerja yang diserap sebanyak 2,85 juta

orang. Nilai produksi industri kecil dan menengah pada tahun yang sama

mencapai 7,6 triliun rupiah atau turun 18,35 persen dari tahun sebelumnya

(BPS Provinsi Jateng, 2014:314).

Industri kecil menengah (IKM) memiliki peran besar dalam menyerap

tenaga kerja di Indonesia, tidak heran jika industri kecil menengah menjadi

sektor yang memiliki peranan penting dalam pembangunan ekonomi di

Indonesia. Hal tersebut tidak terlepas dari fakta bahwa sebagian besar jumlah

penduduk di Indonesia masih memiliki tingkat pendidikan yang masih

terbilang rendah dan hidup dalam kegiatan usaha kecil di sektor tradisional

maupun modern (Prasetyo, 2008:2).

Kabupaten Jepara memiliki jumlah industri kecil banyak dengan jenis

yang beragam. Umumnya industri kecil tersebut mengelompok membentuk

Page 24: POLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN …lib.unnes.ac.id/31747/1/3211412039.pdfPOLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PENGUSAHA

3

sentra. Perkembangan industri kecil yang terus meningkat berdampak pada

meluasnya sebaran sentra pada tiap kecamatan. Sebaran industri kecil yang

terbentuk secara spontan dan terdapat pada wilayah tertentu berpotensi

menimbulkan dampak negatif berupa ketidakteraturan ruang karena kegiatan

ekonomi hanya terkonsentrasi pada wilayah tertentu saja (Nugroho, 2002:2).

Lebih lanjut pola ketidakteraturan dapat menimbulkan ruang wilayah menjadi

kurang efektif dan efisien. Kondisi semacam itu juga berpotensi menimbulkan

permasalahan lain yaitu ketidakmerataan kemajuan tiap wilayah.

Arahan penataan yang jelas dengan memperhatikan karakteristik

aktivitas industri-industri kecil di tiap wilayah termasuk pola keruangannya

sangat diperlukan agar kedepannya tidak berdampak lebih luas. Persebaran

industri dapat terbentuk secara mengelompok,acak dan seragam. Misalnya

apabila suatu industri memiliki pola persebaran mengelompok maka

pengelompokan tersebut akan mendatangkan berbagai keuntungan bagi

industri yang ada. Industri yang mengelompok akan dengan mudah

mendapatkan bahan baku, karena para pemasok bahan baku jumlahnya cukup

banyak. Terhadap pasar pun akan semakin mudah karena selain dengan

pemasaran bersama, para pengusaha juga dapat memanfaatkan para

penampung yang ada di wilayah tersebut. Akses terhadap institusi permodalan

semacam perbankan juga semakin terbuka luas disebabkan telah terbentuknya

asosiasi. Bahkan dalam menghadapi berbagai permasalahan akan dapat

dengan mudah dipecahkan secara bersama-sama.

Page 25: POLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN …lib.unnes.ac.id/31747/1/3211412039.pdfPOLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PENGUSAHA

4

Industri kecil menengah di Kabupaten Jepara dalam kurun waktu lima

tahun yakni dari tahun 2010 sampai 2014 terus berkembang dan meningkat

jumlahnya dengan peningkatan rata-rata sebesar 2,19% dengan jumlah usaha

11.071 unit. Kenaikan jumlah unit usaha yang lebih signifikan terjadi pada

tahun 2013 dimana pada tahun 2012 dari 10.38%dengan jumlah unit usaha

9.959 unit naik sebesar 33,17% menjadi 13.263 unit seperti yang ditunjukkan

pada tahun 2013. Seperti yang ditunjukkan pada Grafik 1.1 berikut.

Sumber: BPS Kabupaten Jepara, 2010-2014 dan diolah

Grafik 1.1 Perkembangan Jumlah Industri Kecil Menengah Kabupaten

Jepara Tahun 2010-2014

Industri kecil menengah dapat menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang

banyak. Hal tersebut dapat ditunjukkan bahwa dalam kurun waktu lima tahun

antara tahun 2010 sampai tahun 2014 data penyerapan tenaga kerja terus

mengalami peningkatan dengan rata-rata peningkatan sebesar 1,94%.

Meskipun penyerapan tenaga kerja terbesar terjadi pada tahun 2014 dengan

jumlah tenaga kerja yang terserap sebanyak 128.640 orang dibanding tahun

sebelumnya (2013) sebanyak 117.243 orang, namun peningkatan penyerapan

tenaga kerja terbesar terjadi pada tahun 2013 sebesar 33,90% yang naik

dibanding tahun sebelumnya (2012) sebesar 1,69% dan pada tahun 2014

sebesar 9,72% seperti yang terdapat pada Grafik 1.2.

0

5000

10000

15000

20000

2010 2011 2012 2013 2014

Jumlah UMKM/Unit

Page 26: POLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN …lib.unnes.ac.id/31747/1/3211412039.pdfPOLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PENGUSAHA

5

Sumber: BPS Kabupaten Jepara, 2010-2014 dan diolah

Grafik 1.2 Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri Kecil

Menengah di Kabupaten Jepara

Kabupaten Jepara memiliki banyak industri kecil yang berpotensi untuk

dikembangkan salah satunya adalah industri kerajinan monel berskala rumah

tangga. Dari 16 kecamatan di Kabupaten Jepara, industri kerajinan monel

berkembang dan hanya terdapat di tiga kecamatan antara lain di Kecamatan

Kalinyamatan, Kecamatan Pecangaan dan Kecamatan Welahan. Berdasarkan

Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Jepara No 2 Tahun 2011 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Jepara Tahun 2011-2031 pasal 37

ayat 3 (C) Kecamatan Kalinyamatan khususnya Desa Kriyan lah yang menjadi

sentra dari industri kerajinan monel.

Latar belakang dan permasalahan yang ada tersebut menjadi dasar

penelitian ini diarahkan untuk mengetahui bagaimana pola keruangan industri

kerajinan monel dan kontribusinya terhadap pendapatan rumah tangga

pengusaha dan pekerja di Kecamatan Kalinyamatan Jepara.

0

50000

100000

150000

2010 2011 2012 2013 2014

Jumlah TK/orang

Page 27: POLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN …lib.unnes.ac.id/31747/1/3211412039.pdfPOLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PENGUSAHA

6

1.2 Rumusan Masalah

Uraian latar belakang yang ada menunjukkan bahwa tidak semua

kecamatan di Kabupaten Jepara memiliki industri kerajinan monel.

Kecamatan Kalinyamatan merupakan salah satu dari tiga kecamatan yang

memiliki indutri kerajinan monel dengan jumlah unit usaha paling banyak,

maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut.

1. Bagaimana pola keruangan industri kerajinan monel di Kecamatan

Kalinyamatan?

2. Bagaimana karakteristik industri kerajinan moneldi Kecamatan

Kalinyamatan?

3. Bagaimana keterkaitan antara pola persebaran industri kerajinan monel

dengan karakteristik industri kerajinan monel di Kecamatan

Kalinyamatan?

4. Seberapa besar kontribusi industri kerajinan monel terhadap pendapatan

rumah tangga pengusaha dan pekerja yang ada di Kecamatan

Kalinyamatan?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui sebagai berikut.

1. Pola keruangan industri kerajinan monel, terdiri atas pola persebaran

lokasi usaha kerajinan monel, daerah asal bahan baku serta daerah

jangkauan pemasaran industri kerajinan monel di Kecamatan

Kalinyamatan.

Page 28: POLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN …lib.unnes.ac.id/31747/1/3211412039.pdfPOLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PENGUSAHA

7

2. Karakteristik industri kerajinan monel meliputi karakteristik pengusaha

kerajinan monel, karakteristik usaha kerajinan monel dan karakteristik

pekerja kerajinan monel.

3. Keterkaitan antara pola persebaran industri kerajinan monel dengan

karakteristik tempat usaha kerajinan monel, asal pekerja yang dimiliki

pengusaha, cara perolehan bahan baku dan cara pemasaran di Kecamatan

Kalinyamatan.

4. Kontribusi industri kerajinan monel terhadap pendapatan rumah tangga

pengusaha dan pekerja di Kecamatan Kalinyamatan.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat yaitu sebagai

berikut.

1.4.1 Secara Teoritis, manfaat penelitian ini antara lain sebagai berikut.

1) Sebagai media untuk mengembangkan ilmu pengetahuan utamanya

dalam bidang geografi industri.

2) Sebagai media untuk mengetahui titik persebaran industri kerajinan

monel yang ada di Kecamatan Kalinyamatan melalui peta titik

persebaran yang dapat digunakan oleh dinas/instansi terkait.

1.4.2 Secara Praktis, manfaat penelitian ini antara lain sebagai berikut.

1) Sebagai alat bantu bagi Dinas Perindustrian dan Perdagangan,Dinas

Koperasi, UMKM dan Pengelolaan Pasar Kabupaten Jepara dalam

merumuskan kebijakan yang mengarah pada pengembangan sektor

industri kerajinan monel

Page 29: POLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN …lib.unnes.ac.id/31747/1/3211412039.pdfPOLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PENGUSAHA

8

2) Sebagai informasi berupa kelengkapan data peta titik persebaran lokasi

keberadaan industri kerajinan monel di Kecamatan Kalinyamatan bagi

masyarakat dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)

Jepara.

1.5 Batasan Istilah

Batasan istilah dalam penelitian ini memiliki maksud agar tidak terjadi

pengertian menyimpang dari judul “Pola Keruangan Industri Kerajinan

Monel dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Pengusaha

dan Pekerja di Kecamatan Kalinyamatan Jepara”. Batasan istilah dalam

penelitian ini dimaksud untuk membatasi ruang lingkup permasalahan yang

diteliti. Adapun batasan istilah tersebut yaitu sebagai berikut.

1.5.1 Industri Kerajinan Monel

Kerajinan adalah aktifitas usaha manusia untuk menghasilkan karya

atau produk barang-barang kerajinan yang dikerjakan dengan keterampilan

tangan secara kreatif dan inovatif dengan ide dan daya cipta yang baru

sehingga menghasilkan barang atau produk kerajinan yang indah dan

mempunyai nilai seni dan monel merupakan campuran antara 30% tembaga

dan 70% nikel.

Industri kerajinan monel yang dimaksud adalah suatu proses pekerjaan

yang secara kreatif mengolah bahan baku monel menjadi berbagai macam

produk seni yaitu aksesoris dan perhiasan seperti kalung, gelang, anting-

anting, giwang, cincin, leontin, bros jilbab, dan lain sebagainya.

Page 30: POLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN …lib.unnes.ac.id/31747/1/3211412039.pdfPOLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PENGUSAHA

9

1.5.2 Pola Keruangan

Pola keruangan (spatial approach) dapat diartikan sebagai kekhasan

sebaran keruangan (special spatial distribution) gejala geosfer di permukaan

bumi.Persebaran dapat juga diartikan sebagai distribusi, posisi lokasi yang

terletak disuatu area/tempat dalam keadaan tertentu.

Pola keruangan yang dimaksud adalah pola atau bentuk dari

persebaran industri kerajinan monel yang terdapat di Kecamatan

Kalinyamatan Kabupaten Jepara termasuk daerah sumber bahan baku dan

daerah jangkauan pemasaran kerajinan monel. Pola persebaran tersebut

dapat berupa (1) pola mengelompok, (2) pola acak, (3) pola seragam, yang

dapat ditentukan berdasarkan teknik analisis tetangga terdekat dengan

menghitung nilai parameter tetangga terdekat.

1.5.3 Karakteristik Industri Kerajinan Monel

Karakteristik merupakan sifat-sifat,ciri-ciri atau hal-hal yang dimiliki

suatu elemen tertentu. Karakteristik Industri merupakan ciri-ciri atau sifat

tertentu yang ada pada suatu industri.Dalam penelitian ini yang dimaksud

karakteristik industri terdiri atas karakteristik pengusaha dan pekerja industri

kerajinan monel.

Karakteristik industri kerajinan monel yang dimaksud terdiri dari

kerakteristik umur dan tingkat pendidikan pengusaha kerajinan monel,

besaran modal/jumlah biaya investasi awal yang digunakan pengusaha pada

awal mendirikan usaha kerajinan monel, modal belanja dan modal

operasional pengusaha, jenis bahan baku yang digunakan pengusaha untuk

Page 31: POLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN …lib.unnes.ac.id/31747/1/3211412039.pdfPOLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PENGUSAHA

10

kebutuhan produksi kerajinan monel dan cara perolehan baku,jumlah

pekerja yang dimiliki pengusaha, proses produksi dan pemasaran usaha

kerajinan monel, karakteristik jenis kelamin, umur dan tingkat pendidikan

pekerja, daerah asal pekerja serta bagian proses produksi yang dilakukan

pekerja dalam membuat kerajinan monel dan rata-rata besaran upah yang

diterima.

1.5.4 Kontribusi Industri Kerajinan Monel Terhadap Pendapatan Rumah Tangga

Pengusaha dan Pekerja.

Pendapatan adalah sejumlah balas jasa berupa upah atau gaji

keuntungan yang diterima sebagai faktor produksi. Pendapatan rumah

tangga adalah jumlah pendapatn ril dari seluruh anggota keluarga yang

dapatdisumbangkan untuk memenuhi kebutuhan bersama atau perseorangan

dalam rumah tangga.

Kontribusi industri kerajinan monel terhadap pendapatan pengusaha

dan pekerja yang dimaksud adalah besarnya sumbangan/ kontribusi industri

kerajinan monel terhadap pendapatan rumah tangga yang diterima oleh

pengusaha dan pekerja nya.

Page 32: POLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN …lib.unnes.ac.id/31747/1/3211412039.pdfPOLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PENGUSAHA

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Berkaitan dengan topik yang diangkat dalam penelitian ini, maka

diberikan suatu tinjauan pustaka yang dipakai sebagai dasar dalam penulisan

karya tulis ini. Karena memilih tinjauan pustaka menjadi sangat penting guna

mendapatkan pengetahuan yang baru dan dapat dijadikan pegangan secara umum.

Hal ini dilakukan untuk memperoleh kemudahan dalam suatu penelitian. Pada

bagian ini berisi kajian pustaka antara lain tentang objek studi geografi, industri

kerajinan monel, pola keruangan, karakteristik industri, pendapatan rumah

tangga/keluarga, penelitian yang relevan dan kerangka berpikir penelitian.

2.1 Kajian Studi Geografi

Sumaatmadja (1988:13) menjelaskan studi geografi menelaah benda,

gejala dan masalah kehidupan dalam ruang (space) yeng menyangkut lokasi,

penyebaran dan interaksinya (interaksi keruangan) satu sama lain. Penelitian

ini merupakan penelitian geografi karena menggunakan salah satu konsep

dasar geografi yaitu keterkaitan keruangan. Dalammengkaji masalah industri

terdapat aspek keterkaitan keruangan yang merupakan bagian dari konsep

dasar geografi. Keterkaitan keruangan menunjukkan derajat keterkaitan

persebaran suatu fenomena dengan fenomena yang lain di satu tempat atau

ruang.

Konsep geografi penelitian ini adalah keterkaitan keruangan yaitu

berkaitan dengan berkembangnya industri kerajinan monel yang memerlukan

pekerja untuk mengolah bahan baku monel menjadi produk kerajinan sebagai

Page 33: POLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN …lib.unnes.ac.id/31747/1/3211412039.pdfPOLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PENGUSAHA

12

hasil produksi dalam industri tersebut, sehingga secara otomatis sektor non

pertanian yakni sektor industri kerajinan monel akan membuka lapangan

pekerjaan baru bagi masyarakat sekitar karena sektor pertanian yang sudah

tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan hidup. Hal tersebut juga akan

disertai dengan banyak munculnya kaum pengusaha yang membuka usaha

kerajinan monel skala rumah tangga dan kaum buruh yang bekerja sebagai

pembuat kerajinan monel di daerah sekitar lokasi industri kerajinan monel.

Kaum buruh inipun tidak hanya terbatas pada kaum laki-laki tetapi juga para

wanitayang mendapat kesempatan yang sama bekerja dalam bidang industri

tersebut. Hal ini merupakan fenomena sosial yang saling menunjukkan

keterkaitan antara fenomena yang satu dengan yang lainnya di satu tempat

atau ruang.

Geografi memiliki dua objek studi yang dapat dikaji antara lain objek

studi material dan objek studi formal. Objek studi material adalah segala

materi yang menjadi kajian dalam geografi meliputi fenomena geosfer baik

fisik maupun sosial. Objek studi formal adalah sudut pandang atau cara

berpikir terhadap gejala geosfer sebagai objek material geografi. Hartono

(2007:6) menjelaskan bahwa objek material geografi adalah fenomena geosfer

terdiri atas litosfer (lapisan kulit bumi), atmosfer (lapisan udara), hidrosfer

(lapisan air), biosfer (lapisan hewan dan tumbuhan), dan antroposfer (lapisan

manusia). Cara pandang geografi terhadap objek formal dapat dilihat dari

organisasi keruangan (spatial setting) yeng meliputi 1) pola persebaran gejala

tertentu di permukaan bumi (spatial pattern); 2) keterkaitan atau hubungan

Page 34: POLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN …lib.unnes.ac.id/31747/1/3211412039.pdfPOLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PENGUSAHA

13

yang terjadi antargejala atau fenomena tersebut (spatial system); 3)

perkembangan atau perubahan yang terjadi pada gejala tersebut (spatial

process). Objek material geografi dalam penelitian ini yaitu mengkaji tentang

fenomena antroposfer (lapisan manusia) berupa penduduk yang menjadi

pengusaha/pemilik usaha kerajinan monel dan pekerja yang bekerja sebagai

pembuat kerajinan monel di Kecamatan Kalinyamatan Jepara. Objek formal

geografi dalam penelitianini yaitu mengkaji tentang pola persebarantitik lokasi

usaha kerajinan monel, sebaran daerah asal bahan baku monel,sebaran daerah

jangkauan pemasaran kerajinan monel serta karakteristik bahan baku,

karakteristik asal pekerjaserta cara pemasaran industri kerajinan monel yang

memiliki keterkaitan dengan pola persebaran yang terbentuk.

2.2 Industri Kerajinan Monel

Sub bab kajian pustaka tentang industri kerajinan monel dalam penelitian

ini berisi kajian pustaka yang berkaitan dengan industri dan kerajinan monel.

Adapun kajian pustaka yang ada meliputi pengertian industri, klasifikasi

industri, pengertian kerajinan dan monel.

2.2.1 Pengertian Industri

Ginting, et. al(1996:36) menjelaskan bahwa industri berasal dari kata

industria yang dalam bahasa latin memiliki arti kerajinan, maka industri

merupakan kegiatan berupa kerajinan untuk menghasilkan sesuatu produk

atau hasil. Indutri juga merupakan usaha memproduksi bahan baku atau

bahan mentah menjadi barang jadi melalui suatu proses penggarapan dalam

jumlah besar.

Page 35: POLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN …lib.unnes.ac.id/31747/1/3211412039.pdfPOLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PENGUSAHA

14

Indutri dalam arti luas ialah segala aktivitas manusia dibidang ekonomi

yang menghasilkan suatu barang atau jasa. Menurut Undang-Undang

Nomor 5 Tahun 1984 Tentang Perindutrian, industri diartikan sebagai

kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang

setengah jadi, dan atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih

tinggi penggunaannya (Kudanarpodo, 1997:31).

Wardiyatmoko (1995:65) menjelaskan industri adalah bagian dari

proses produksi yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku atau

bahan baku menjadi barang jadi, sehingga menjadi barang yang bernilai

bagi masyarakat.

Sumaatmadja (1981:179) menjelaskan bahwa dari kacamata geografi,

industri sebagai suatu sistem merupakan perpaduan subsistem fisis dengan

subsistem manusia. Subsistem fisis yang mendukung pertumbuhan dan

perkembangan industri yaitu komponen-komponen lahan, bahan mentah

atau bahan baku. Sumber daya energi, iklim dengan segala proses

alamiahnya. Sedangkan subsistem manusia yang mempengaruhi

pertumbuhan dan perkembangan industri meliputi komponen-komponen

tenaga kerja, kemampuan teknologi, tradisi, keadaan poitik, keadaan

pemerintahan, transportasi dan komunikasi, konsumen dan pasar dan lain-

lain sebagainya. Perpaduan semua komponen itulah yang mendukung

maju-mundurnya industri.

Page 36: POLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN …lib.unnes.ac.id/31747/1/3211412039.pdfPOLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PENGUSAHA

15

2.2.2 Klasifikasi Industri

Klasifikasi atau penggolongan industri beraneka ragamkarena

banyak hal atau aspek yang dapat digunakan sebagai dasar untuk

menggolongkan, mengelompokan atau mengklasifikasikan.

Ginting, et. al. (1996:38) menjelaskan bahwa dilihat dari jumlah

“ruang” atau tempat yang dipakai oleh sebuah usaha industri, usaha

industri dapat digolongkan menjadi dua yaitu sebagai berikut.

1. Industri kecil, yaitu usaha industri yang tidak membutuhkan ruang

yang besar sehingga bisa dilakukan dirumah atau ditengah-tengah

pertokoan dengan jumlah fasilitas dan tenaga kerja yang sedikit.

2. Industri besar, yaitu usaha industri yang membutuhkan tempat atau

ruang yang besar, tenaga kerja yang banyak, jalan yang diperkeras

(mampu menahan beban berat), bahkan kadang-kadang memerlukan

rel kereta api. Selain itu industri tersebut memerlukan berbagai fasilitas

berupa tenaga listrik, aid an alat komunikasi yang sangat banyak.

Wardiyatmoko (1995:66) menjelaskan bahwa industri dapat

diklasifikasikan/digolongkan berdasarkan beberapa kriteriaantara lain

berdasarkan jumlah pekerja, bahan mentah, hasil produksi, dan

berdasarkan yang mengusahakan.

a. Klasifikasi industri berdasarkan jumlah pekerja, antara lain sebagai

berikut.

1) Industri kecil, mempunyai jumlah pekerja kurang dari 20 orang.

2) Industri sedang, mempunyai pekerja antara 20 sampai 99 orang

Page 37: POLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN …lib.unnes.ac.id/31747/1/3211412039.pdfPOLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PENGUSAHA

16

3) Industri besar, mempunyai pekerja lebih dari 100 orang.

b. Klasifikasi industri berdasarkan bahan mentah, antara lain sebagai

berikut.

1) Industri agraris adalah industri yang mengolah bahan mentah baik

langsung maupun tidak langsung dari pertanian.

2) Industri non agraris adalah industri yang mengolah bahan mentah

baik langsung maupun tidak langsung dari hasil tambang dan

bahan-bahan kimia sintetis lainnya.

c. Klasifikasi industri berdasarkan hasil produksi antara lain sebagai

berikut.

1) Industri berat, merupakan industri yang menghasilkan mesin-mesin

alat produksi, bahan-bahan baku, dan bahan-bahan penolong.

2) Industri ringan merupakan industri yang menghasilkan barang-

barang jadi.

3) Industri campuran merupakan industri yang membuat lebih dari satu

barang karena hasilnya diperlukan.

d. Klasifikasi industri berdasarkan yang mengusahakan antara lain

sebagai berikut.

1) Industri rumah tangga merupakan industri yang berskala kecil ,

biasanya diusahakan oleh perorangan atau keluarga, memiliki

modal kecil alat-alat dan cara produksinya masih sederhana derta

dilakukan dirumah..

Page 38: POLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN …lib.unnes.ac.id/31747/1/3211412039.pdfPOLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PENGUSAHA

17

2) Industri negara merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

atau Perusahaan Negara (PN) yang pada umumnya merupakan

industri besar yang menggunakan mesin modern.

Kudanarpodo (1997:35) menjelaskan bahwa berdasarkan penentuan

suatu lokasi, industri dapat digolongkan menjadi 3 yaitu industri yang

berorientasi pada bahan baku, industri yang berorientasi pada pasar,

industri yang berorientasi pada sumber tenaga dan industri yang

berorientasi pada tenaga kerja.

1) Industri berorientasi pada bahan baku merupakan suatu industri yang

penempatannya memilih lokasi didaerah terdapatnya bahan baku.

2) Industri berorientasi pada pasar meruapakn suatuindustri yang

penempatannya memperhatikan lokasi pasar, umumnya industri

tersebut memproduksi barang-barang yang modelnya selalu berubah.

3) Industri berorientasi pada sumber tenaga merupakan suatu industri

yang penempatannya memilih lokasi terdapatnya sumber tenaga,

meliputi tenaga hewan, angin, air, panas bumi, panas matahari, tenaga

uap dan listrik.

4) Industri berorientasi pada tenaga kerja merupakan suatu industri yang

penempatannya memilih lokasi potensial tersedianya tenaga kerja.

Page 39: POLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN …lib.unnes.ac.id/31747/1/3211412039.pdfPOLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PENGUSAHA

18

2.2.3 Pengertian Kerajinan

Kerajinan adalah hal yang berkaitan dengan buatan tangan atau

kegiatan yang berkaitan dengan barang yang dihasilkan melalui

keterampilan tangan (kerajinan tangan). Kerajinan yang dibuat biasanya

terbuat dari berbagai bahan. Dari kerajinan ini menghasilkan hiasan atau

benda seni maupun barang pakai. Dengan menggunakan bahan-bahan

yang sangat beraneka ragam dari yang berasal dari bahan alami sampai

dengan bahan non alami (Rahmat, 2011:15).

Kerajinan merupakan semua kegiatan dalam bidang industri atau

pembuatan barang sepenuhnya dikerjakan oleh sifat rajin, terampil, ulet

serta serta kreatif dalam upaya pencapaianya. Kerajinan diantaranya yaitu

kerajinan logam,kerajinan kulit, kerajinan kayu, kerajinan batik serta masih

banyak seni kerajinan lainnya yang dimiliki budaya Indonesia (Wiyadi et

al,1991:45) dalam (Falashifa, 2013:22)

Kamus Umum Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa kerajinan

merupakan suatu hal yang bersifat rajin, kegetolan dalam kegiatan yang

bersifat rutinitas yang dilakukan oleh seseorang atau perusahaan dan

dikerjakan dengan mengandalkan keutamaan pada keterampilan tangan,

bukan pada mesin(Mertaningrum,2015:238).

Kerajinan adalah aktifitas usaha manusia untuk menghasilkan karya

atau produk barang-barang kerajinan yang dikerjakan dengan keterampilan

tangan secara kreatif dan inovatif dengan ide dan daya cipta yang baru

Page 40: POLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN …lib.unnes.ac.id/31747/1/3211412039.pdfPOLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PENGUSAHA

19

sehingga menghasilkan barang atau produk kerajinan yang indah dan

mempunyai nilai seni (Falashifa, 2013:23).

2.2.4 Monel

Sub-sub bab kajian pustaka monel dalam penelitian ini berisi kajian

pustaka yang berkaitan dengan monel. Kajian pustaka yang ada meliputi

tentang pengertian monel dan klasifikasi monel. Adapun penjelasanya

sebagai berikut.

2.2.4.1 Pengertian Monel

Monel adalah sebuah logam baja putih yang sangat kuat dan

eksotis. Monel merupakan logam dengan kandungan utamanya nikel

(nickel), yang dipadukan dengan tembaga (copper) serta sedikit

kandungan besi (iron) dan mineral. Logam Monel mengandung kurang

lebih 66 % nikel dan 32 % tembaga, lebih tahan terhadap perkaratan dan

logam (Lubis,2004:1).

Monel merupakan nama dagang untuk paduan logam yang tahan

korosi, berwarna putih keperak-perakan, mengandung 67% nikel (Ni),

30% tembaga (Cu), dan sedikit besi, sulfur, atau unsur lain untuk

membuat alat-alat dapur, alat-alat rumah sakit, dan alat-alat setrika

(http://kbbi.web.id/monel diakses tanggal 14-04-2016).

2.2.4.2 Jenis-Jenis Monel

Monel memiliki beberapa jenis antara lain monel alloy 400,

monelalloy 401, monel alloy 404, monel alloy 405 dan monel alloy K-

Page 41: POLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN …lib.unnes.ac.id/31747/1/3211412039.pdfPOLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PENGUSAHA

20

500. Adapun penjelasan masing-masing jenis monel tersebut adalah

sebagai berikut.

1. Monel Alloy 400 adalah monel yang terdiri dari setidaknya 63 persen

nikel, tembaga 28-34 persen dan jumlah yang lebih kecil dari bahan

ringan, termasuk besi, silikon dan karbon. Jenis paduan adalah larutan

padat-yang mengeras ketika mengalami suhu dingin. Beberapa

kegunaan paduan monel 400 meliputi teknik kelautan, pompa,

pengencang, komponen elektronik dan penukar panas. Jenis logam ini

tersedia dalam sheet, strip, flat bar, round bar, forging stock, pipe

wire and hexagon.

2. Monel Alloy 401 adalah monel yang digunakan produsen dalam

industri elektronik dan listrik. Logam ini terdiri dari 40 sampai 45

persen nikel, mangan 2,25 persen dan memiliki bahan ringan dengan

jumlah yang lebih kecil seperti kobalt, sulfur dan tembaga. Logam

paduan 401 Monel adalah material yang paling baik untuk me-las.

Logam khusus membuat 401 paduan monel sebagai kawat. Namun,

perusahaan dapat membuatnya dalam bentuk lain sesuai permintaan.

3. Monel Alloy 404 adalah monel yang terbuat dari sedikitnya 52

sampai 57 persen nikel, besi 0,50 persen dan memiliki berbagai bahan

campuran lainnya, termasuk aluminium, sulfur dan silikon. Jenis

logam ini tersedia dalam round bar, sheet dan wire. Beberapa

produsen memilih untuk memproduksi Monel 404 untuk aplikasi

listrik dan elektronik.

Page 42: POLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN …lib.unnes.ac.id/31747/1/3211412039.pdfPOLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PENGUSAHA

21

4. Monel Alloy R-405adalah versi turunan dari paduan 400. Paduan R-

405 logam terdiri dari 63 persen nikel, tembaga 28 persen, 0,025-

0,060 persen jumlah yang lebih kecil sulfur dan lainnya dari bahan-

bahan ringan. Sulfur dalam logam menawarkan inklusi sulfida yang

membantu chip mesin logam lebih mudah. Produk ini Monel tersedia

dalam bentuk heksagon, bar bulat dan kawat. Beberapa aplikasi untuk

paduan monel R-405 termasuk sekrup-mesin produk dan pengencang.

5. Monel Alloy K-500adalah paduan nikel-tembaga dengan titanium dan

aluminium yang membuat paduan terkuat dari logam Monel. Paduan

ini memiliki setidaknya 63 persen nikel, tembaga 27 persen, 2,30-3,15

persen aluminium, titanium 0,35-0,85 persen dan jumlah yang lebih

kecil bahan lainnya. Beberapa aplikasi umum untuk paduan monel K-

500 termasuk pisau dokter, bagian pompa, jasa kelautan dan lift

keselamatan. Selain itu, paduan monel K-500 tersedia dalam berbagai

bentuk seperti sheets, tubes, round bars, strips, flat bars and

hexagons (Danu, 2013 dalam Http:

//Bungdanu.blogspot.co.id/2013/01/Jenis-Jenis-Logam-Monel.html

diakses tanggal 14-04-2016).

2.2.5 Pengertian Industri Kerajinan Monel

Mubyarto (1999) dalam Sutrisna (2014:60) menjelaskan industri

kerajinan rumah tangga merupakan keterampilan yang dihubungkan dengan

suatu barang yang harus di kerjakan secara rajin dan teliti, biasanya dengan

tangan.

Page 43: POLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN …lib.unnes.ac.id/31747/1/3211412039.pdfPOLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PENGUSAHA

22

Kerajinan monel merupakan suatu proses pekerjaan dengan

mengolah bahan baku logam menjadi berbagai macam produk aksesoris

busana dan perhiasan (Khuriyati, 2013:7).

Industrikerajinan monel yang dimaksud adalah semua kegiatan

dalam bidang industriatau pembuatan produk barang skala rumah tangga

(home industry) yang terbuat dari monel yang sepenuhnya dikerjakan oleh

sifat rajin, terampil, ulet serta serta kreatif menjadi berbagai macam produk

seni yaitu aksesoris dan perhiasan seperti kalung, gelang, anting-anting,

giwang, cincin, leontin dan lain sebagainya.

Sumber: www.google.com

Gambar 2.3 Produk Aksesoris Cincin dan Kalung Kerajinan Monel

2.3 Pola Keruangan

Mulyanto (2008:1) menjelaskan bahwa studi geografi menelaah benda,

gejala dan masalah kehidupan dalam ruang (space) yang menyangkut lokasi,

penyebaran dan interaksinya (interaksi keruangan) satu sama lain. Suatu

kawasan permukiman, kawasan industri, daerah perdesaan, perkotaan dapat

dinyatakan sebagai ruang (Suatmadja,1979:13).

Bintarto, dkk (1979:76) mendefinisikan ruang sebagai bentangan geografi

dengan batas-batas jelas beserta infrastruktur di dalamnya dengan udara

Page 44: POLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN …lib.unnes.ac.id/31747/1/3211412039.pdfPOLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PENGUSAHA

23

diatasnya sesuai yang diakui secara hukum yang berlaku.Hakikatnya analisis

keruangan adalah analisa lokasi yang menitikberatkan kepada tiga unsur

geografi yaitu jarak (distance), kaitan (interaction) dan gerakan (movement).

Tarigan (2005:77) menjelaskan bahwa lokasi menggambarkan posisi pada

ruang tersebut (dapat ditentukan bujur dan lintangnya). Studi tentang lokasi

adalah melihat kedekatan (atau jauhnya) satu kegiatan dengan kegiatan lain

dan apa dampaknya atas kegiatan masing-masing karena lokasi yang

berdekatan/berjauhan tersebut.

Sumaatmadja (1981:118) menjelaskan bahwa lokasi dalam ruang dapat

dibedakan antara lokasi absolut dengan lokasi relatip. Lokasi absolut suatu

tempat atau suatu wilayah yaitu lokasi yang berkenaan dengan posisinya

menurut garis lintang dan garis bujur atau berdasarkan jaring-jaring derajat.

Lokasi absolut suatu tempat atau suatu wilayah, dapat dibaca pada peta.

Lokasi relatip suatu tempat atau suatu wilayah, yaitu lokasi tempat atau

wilayah yang bersangkutan berkenaan dengan hubungan tempat atau wilayah

itu dengan faktor alam atau faktor budaya yang ada disekitarnya. Jadi lokasi

relatip ini ditinjau dari posisi suatu tempat atau suatu wilayah terhadap kondisi

wilayah-wilayah yang ada disekitarnya

Muta’ali (2015:125) menjelaskan bahwa identifikasi pola distribusi

keruangan suatu obyek sangat penting dalam menyusun implikasi

pengembangan wilayah yaitu kebijakan distribusi ruang dan penataan ruang,

kebijakan konsentrasi maupun dekonsentrasi. Misalnya, jika diketahui bahwa

Page 45: POLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN …lib.unnes.ac.id/31747/1/3211412039.pdfPOLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PENGUSAHA

24

industri dan permukiman cenderung terkonsentrasi di tempat tertentu dan

memberikan dampak lingkungan yang berat, maka dapat dilakukan kebijakan

redistribusi dan penentuan lokasi pengembangan yang baru. Demikian

sebaliknya, jika misalnya pusat bisnis tersebar secara acak dan tidak efisien,

maka dapat dibuat kebijakan sentralisasi kawasan pusat bisnis.

Pola keruangan adalah gambaran persebaran suatu gejala diatas

permukaanbumi yang disajikan dalam bentuk peta (Yunus, 2010) dalam

Yustianty (2012:5). Pola keruangan merupakan keberaturan dari benda yang

lebih dari satu diatas permukaan bumi yang membentuk struktur tertentu dan

berbeda dari tempat lain (Vasanthi, 2012:4).

Cara untuk megetahui pola keruangan adalah dengan melihat sebaran dan

untuk menggambarkan sebaran, alat yang dipakai adalah peta. Untuk setiap

analisis geografis baik melalui pendekatan keruangan, ekologikal, dan

wilayah. Keberadaan peta merupakan suatu keharusan. Yunus (2010) dalam

Yustianty (2012:5) menjelaskan bahwa pola keruangan (spatial approach)

dapat diartikan sebagai kekhasan sebaran keruangan (special spatial

distribution) dari suatu fenomena di permukaan bumi. Definisi tersebut dapat

berarti bahwa pola keruangan merupakan sebagai suatu kekhasan sebaran

objek, baik berupa titik-titik, garis-garis, atau areal-areal pada bagian

permukaan bumi tertentu.

Sumaatmadja (1981:137) menjelaskan bahwa analisis pola penyebaran

gejala geografi dapat diketahui dengan menerapkan analisis tetangga terdekat.

Page 46: POLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN …lib.unnes.ac.id/31747/1/3211412039.pdfPOLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PENGUSAHA

25

Analisis tetangga terdekat ini telah dikembangkan oleh P.J Clark dan F.C

Evans pada studi ekonomi tanaman. Metode kuantitatip ini membatasi suatu

skala yang berkenaan dengan pola-pola penyebaran pada ruang atau wilayah

tertentu. Pola penyebaran itu dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu (1)

pola bergerombol (cluster pattern), (2) tersebar tidak merata (random

pattern), (3) dan tersebar merata (dispersed pattern).

2.3.1 Analisis Tetangga Terdekat

Muta’ali (2015:125) menjelaskan identifikasi pola persebaran

kegiatan dalam wilayah dapat dilakukan dengan analisis tetangga terdekat

(nearest neighbour analysis). Analisis ini digunakan untuk menentukan pola

sebaran kegiatan, apakah mengikuti pola random, mengelompok atau

seragam, yang ditunjukan dari besarnya nilai T. Hasil dari analisis ini, bisa

memberikan gambaran terhadap kecenderungan suatu kegiatan, mengapa

menunjukan kecenderungan pada suatu pola tertentu.Nilai T atau indeks

penyebaran tetangga terdekat sendiri diperoleh melalui formula sebagai

berikut.

T = Ju/Jh Ju = / Jh = 1/

Keterangan :

Ju : Jarak rata-rata yang diukur antara satu titik dengan titik

tetangganya yang terdekat

Jh : Jarak rata-rata yang diperoleh andai kata semua titik mempunyai

pola random = 1/2

P : Kepadatan titik dalam tiap km² (A), sehingga menjadi (N/A)

Page 47: POLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN …lib.unnes.ac.id/31747/1/3211412039.pdfPOLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PENGUSAHA

26

T : Indeks penyebaran tetangga terdekat

J : Total jumlah jarak antar titik

N : Jumlah titik yang diamati

P : / L

Bintarto (1979:76) menjelaskan bahwa parameter tetangga-terdekat

T (nearest neighbour statistic) tersebut dapat ditunjukkan pula dengan

kesatuan (continuum) untuk mempermudah perbandingan antara pola titik.

Berikut Gambar Continuum nilai nearest neighbour statistic T.

T=0 T=1,0 T=2,15

Mengelompok Random Seragam

Sumaatmadja (1981:139) menjelaskan bahwa analisis tetangga

terdekat seperti dikemukakan diatas dapat digunakan untuk mengadakan

evaluasi pola-pola permukiman, penyebaran sumber daya alam seperti

pengendapan batu bara, bijih logam, batu kapur, dan penyebaran jenis-jenis

vegetasi. Dengan menerapkan analisis ini, kita akan dapat melakukan studi

perbandingan berbagai pola dari berbagai gejala geografi pada suatu ruang.

Dari analisis penyebaran dalam ruang ini, kita akan dapat, mengungkapkan

berbagai karakter dari gejala yang kita pelajari, kita akan dapat melakukan

sintesa lebih jauh dan kita akan dapat mengungkapkan tata guna lahan pada

ruang yang bersangkutan.

Page 48: POLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN …lib.unnes.ac.id/31747/1/3211412039.pdfPOLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PENGUSAHA

27

Muta’ali (2015:125) menjelaskan bahwa untuk mengtahui pola

persebaran, dalam penelitian untuk mengetahui pola persebaran industri

kerajinan monel dapat diketahui dengan cara menghitung nilai parameter

tetangga terdekat (T) melalui langkah-langkah sebagai berikut.

1) Menentukan Luas Wilayah daerah yang diteliti

2) Merubah bentuk keruangan daerah yang diteliti (bentuk luasan) menjadi

pola penyebaran titik.

3) Memberikan nomor urut titik-titik lokasi penelitian misal huruf

alphabet (A1, A2) dst.

4) Mengukur jarak terdekat, yakni jarak pada garis lulus antara satu titik

dengan titik yang lain yang merupakan tetangga terdekatnya.

Pengukuran garis lurus yang dimaksud adalah jarak lurus pada suatu

peta antara satu titik dengan tetangga terdekatnya. Selanjutnya akan

ditentukan jarak rata-rata yang akan diukur antara satu titik dengan titik

tetangga terdekatnya.

5) Mengitung besar parameter tetangga terdekat atau T untuk mengetahui

pola pesebaran dengan menggunakan rumus diatas.

Analisis pola keruangan dengan mengetahui pola persebaran industri

kerajinan monel, titik-titik lokasi usaha kerajinan monel yang diperoleh

melalui GPS, selanjutnya dipetakan titik-titik persebarannya menggunakan

aplikasi ArcGIS menjadi peta persebaran industri kerajinan monel. Selain itu

pemetaan daerah-daerah penghasil bahan baku dan jangkauan pemasaran

yang datanya berupa informasi yang diberikan oleh pengusaha industri

Page 49: POLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN …lib.unnes.ac.id/31747/1/3211412039.pdfPOLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PENGUSAHA

28

kerajinan monel terkait daerah mana saja yang memasok dan menjual bahan

baku monel untuk diolah menjadi kerajinan monel, serta daerah tujuan

pengiriman/penjualan yang menjadi penerima/pembeli produk kerajinan

monel tersebut.

2.4 Karakteristik Industri

Karakteristik industri merupakan ciri, sifat atau keunggulan yang ada

pada masing-masing industri yang menggambarkan informasi tentang

keberadaan industri tersebut. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan

karakteristik industri kerajinan monel merupaka ciri atau sifat yang ada pada

industri kerajinan monel yang menggambarkan keberadaan industri kerajinan

monel. ciri atau sifat yang dimaksud ada pada industri kerajinan monel

tersebut yaitu sebagai berikut.

2.4.1 Karakteristik Pengusaha Kerajinan Monel

Undang-Undang Nomor 3 pasal 1 butir C Tahun 1982, menyebutkan

bahwa pengusaha adalah setiap orang, perseorangan atau persekutuan atau

badan hukum yang menjalankan sesuatu jenis perusahaan (Raharjo,

2009:5). Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Ayat 5 Tentang

Ketenagakerjaan menjelaskan bahwa terdapat tiga pengertian pengusaha

yaitu a) pengusaha adalah orang perseorangan, persekutuan, atau badan

hukum yang menjalankan suatu perusahaan milik sendiri; b) pengusaha

adalah orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang secara

berdiri sendiri menjalankan perusahaan bukan miliknya; c) pengsuaha

adalah orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang berada di

Page 50: POLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN …lib.unnes.ac.id/31747/1/3211412039.pdfPOLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PENGUSAHA

29

Indonesia mewakili perusahaan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b

yang berkedudukan di luar wilayah Indonesia.

Pengusaha adalah orang yang menjalankan kegiatan usaha, baik

usaha jual-beli, maupun usaha poduksi yang tujuan utamanya adalah

mendapatkan keuntungan dan menanggung resiko yang akan terjadinya

dalam kegiatan usahanya (Tery, 2011 dalam http://

taileecircus.blogspot.co.id/2011/10/mengenal-pasar-modal-pasar

modal.html diakses tanggal 01-03-2016).

Pengusaha yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

pemilikusaha kerajinan monel berskala rumah tangga di Kecamatan

Kalinyamatan. Karakteristik pengusahayang dimaksud dalam penelitian

ini adalah karakteristik rata-rata usia pengusaha dan tingkat pendidikan

pengusaha industri kerajinan monel.

2.4.2 Karakteristik Pekerja Industri Kerajinan Monel

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan

Pasal 1 Ayat 2 dan 3 menjelaskan bahwa pekerja/buruh adalah setiap orang

yang bekerja dengan menerima upah atau imbalandalam bentuk lain.

Sedangkan tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan

pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi

kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.

Hardati (2013:9) menjelaskan tenaga kerja digolongkan menjadi dua,

yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja adalah

penduduk yang telah memasuki usia kerja yang bekerja, atau punya

Page 51: POLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN …lib.unnes.ac.id/31747/1/3211412039.pdfPOLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PENGUSAHA

30

pekerjaan namun sementara tidak bekerja, dan pengangguran. Bukan

angkatan kerja adalah penduduk usia kerja yang masih sekolah, mengurus

rumah tangga atau kegiatan lainnya selain keperluan pribadi. Angkatan

kerja dibagi menjadi penduduk yang bekerja, yaitu seseorang yang

melakukan kegiatan ekonomi dengan maksud memperoleh atau membantu

memperoleh pendapatan atau keuntungan, paling sedikit 1 jam (tidak

terputus) dalam seminggu yang lalu.

Tan Goan Tiang (1965) dalam Mantra (2000:23) menjelaskan bahwa

tenaga kerja (man power) merupakan besarnya bagian dari penduduk yang

dapat diikutsertakan dalam proses ekonomi. Tenaga kerja merupakan

penduduk yang berada dalam usia kerja. Semakin tinggi tingkat kualitas

sumber daya manusia dan tingkat produktivitas yang dapat dicapai ,akan

semakin banyak jumlah dan jenis barang-barang dan jasa yang dapat

dihasilkan,akan semakin tinggi pula tingkat hidup manusia (Robiyanto,

2003:72).

Hardati (2009: 159) menjelaskan definisi tentang kerja seringkali tidak

hanya menyangkut apa yang dilakukan seseorang, tetapi juga menyangkut

kondisiyang melatar belakangi kerja tersebut, serta penilaian sosial yang

diberikan terhadap pekerjaan tersebut

Tenaga kerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pekerja

yang membuat kerajinan monel di Kecamatan Kalinyamatan. Analisis

pekerja yang dimaksud adalah analisis rata-rata usia pekerja, jenis kelamin

Page 52: POLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN …lib.unnes.ac.id/31747/1/3211412039.pdfPOLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PENGUSAHA

31

pekerja, daerah asal pekerja, bagian proses produksi pekerja dan lama jam

kerja pekerja serta besaran upah yang diterima pekerja.

2.4.3 Karakteristik Bahan Baku

Ginting, dkk (1996:37) menjelaskan bahwa bahan baku adalah

bahan mentah yang belum diolah maupun yang sudah diolah menjadi bahan

setengah jadi, misal plat besi atau baja merupakan bahan bahan mentah yang

sudah diolah untuk industri kawat, kapal, mobil dan sebagainya.

Wardiyatmoko (1995:65) menjelaskan bahwa bahan baku adalah

bahan metah yang sudah diolah tetapi belum menjadi barang jadi.

Sedangkan bahan mentah adalah bahan yang diperoleh dari sumber daya

alam yang akan dimanfaatkan dalam usaha industri.

Analisis karakteristik bahan baku yang dimaksud dalam penelitian

ini adalah deskripsi tentang karakteristik jenis bahan baku dan banyaknya

rata-rata penggunaan bahan tersebut dalam usaha kerajinan monel yang

datanya diperoleh berdasarkan informasi yang diberikan oleh pengusaha

industri kerajinan monel.

2.4.4 Karakteristik Modal

Anoraga (2002:163) menjelaskan bahwa modal merupakan salah

satu unsur penting didalam menjalankan suatu usaha,karena modal dapat

diumpamakan darah yang senantiasa mengalir dan brefungsi menjaga

kehidupan tubuh manusia.

Chourmain (1994:45) menjelaskan modal adalah setiap benda ekonomi

baik dalam bentuk barang maupun jasa yang dapat digunakan untuk proses

Page 53: POLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN …lib.unnes.ac.id/31747/1/3211412039.pdfPOLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PENGUSAHA

32

produksi lebih lanjut. Faktor produksi modal adalah faktor produksi yang

keberadaanya diciptakan oleh sistem atau pola hidup perekonomian itu

sendiri. Kehadiran modal sangat ditentukan oleh sistem perekonomian yang

berlaku dalam suatu masyarakat. Masyarakat yang cenderung selalu

menghabiskan barang dan jasa yang dihasilkan akan miskin dengan modal.

Masyarakat yang kaya akan modal mampu mencapai tingkat kemakmuran

yang tinggi

Mubyarto (1975:92) menjelaskan modal berhubungan erat dengan

uang. Modal adalah uang tidak dibelanjakan, jadi disimpan untuk

kemudian diinvestasikan, yang termasuk uang disini tentu saja bukanlah

hanya uang kartal atau uang kertas saja tetapi termasuk didalmnya uang

giral yaitu uang terdapat dalam rekening di bank Asal modal dapat dibagi

menjadi dua yaitu sebagai berikut.

1. Modal sendiri, adalah modal yang berasal dari pemilik usaha dan

tertanam untuk jangka waktu tidak tertentu.

2. Modal pinjaman, adalah modal yang berasal dari luar, modal tersebut

merupakan utang yang harus dibayar

Analisis karakteristik modalyang dimaksud dalam penelitian ini

adalah modal awal, modal belanja dan modal operasional pengusaha yang

diperlukan untuk kegiatan industri kerajinan monelskala rumah tangga

yang didapat dari modal sendiri maupun berasal dari modal pinjaman yang

datanya diperoleh berdasarkan informasi yang diberikan oleh pengusaha

industri kerajinan monel.

Page 54: POLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN …lib.unnes.ac.id/31747/1/3211412039.pdfPOLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PENGUSAHA

33

2.4.5 Karakteristik Proses Produksi

Fuad, dkk (2002:142) menjelaskan bahwa produksi merupakan istilah

yang dipergunakan dalam organisasi yang menghasilkan keluaran atau

output berupa barang maupun jasa. Secara umum produksi diartikan

sebagai suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan

(input) menjadi keluaran (output). Dalam arti sempit pengertian produksi

hanya dimaksudkan sebagai kegiatan yang menghasilkan barang, baik

berupa barang jadi atau setengah jadi, barang industri, suku cadang

(spareparts) maupun komponen-komponen penunjang.

Chourmain, dkk (1994:38) menjelaskan bahwa kegiatan membuat

barang dan jasa disebut kegiatan produksi. Produksi adalah kegiatan untuk

menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang dan jasa. Jadi proses

produksi merupakan kegiatan untuk menciptakan atau menambah

kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan faktor-faktor yang

ada seperti tenaga kerja, mesin, bahan baku dan agar lebih bermanfaat bagi

kebutuhan manusia.

Analisis karakteristik proses produksi adalah deskripsi data terkait

informasi yang diberikan oleh pengusaha ataupun tenaga kerja (pengrajin)

tentang bagaimana proses, langkah-langkah atau tahapan yang dilakukan

dalam membuat kerajinan monel dimulai dari proses awal pembuatan

sampai proses pengemasan.

Page 55: POLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN …lib.unnes.ac.id/31747/1/3211412039.pdfPOLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PENGUSAHA

34

2.4.6 Karakteristik Pemasaran

Pemasaran adalah proses perencanaan dan penerapan konsepsi,

penetapan harga, dan distribusi barang, jasa, dan ide untuk mewujudkan

pertukaran yang memenuhi tujuan individu atau organisasi. Pemasaran

mencakup berbagai aktivitas yang ditujukan pada rangkaian berbagai jenis

barang, jasa dan ide. Aktivitas ini meliputi pengembangan, penetapan

harga, promosi dan distribusi untuk memenuhi kebutuhan barang jasa oleh

konsumen maupun industri pengguna (Machfoedz, 2007:29).

Kotler (1997:8 mendefinisikan pemasaran sebagai segala kegiatan

yang berhubungan dengan penyampaian barang dan jasa, sejak dari

produsen sampai konsumen yang terakhir. Mawaddah (2013:27)

menjelaskan bahwa jalur-jalur pemasaran secara garis besar dapat

diklasifikasikan menjadi dua yaitu sebagai berikut.

1. Pemasaran secara langsung

a) Produsen menjual langsung dengan cara mengunjungi konsumen

dari rumah ke rumah.

b) Produsen menjual produknya secara langsung kepada konsumen

di pasar.

2. Pemasaran secara tidak langsung

a) Produsen menjual produk melalui tengkulak

b) Produsen menjual produk melalui pengecer

c) Produsen menjual produk melalui suatu lelang

Page 56: POLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN …lib.unnes.ac.id/31747/1/3211412039.pdfPOLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PENGUSAHA

35

Analisis karakteristik pemasaran dalam penelitian ini adalah

deskripsi mengenai bagaimana hasil produk kerajinan monel di kecamatan

Kalinyamatan dipasarkan dari tangan produsen sampai kepada

konsumen/pembeli, apakah secara langsung atau secara tidak langsung

yang datanya diperoleh berdasarkan informasi yang diberikan pengusaha

industri kerajinan monel.

2.4.7 Pendapatan Rumah Tangga /Keluarga

Haryanto (2008:223) menjelaskan bahwa pendapatan merupakan uang

yang diterima seseorang karena seseorang bekerja. Djamin (1999) dalam

Sutrisna (2014:61) menjelaskan bahwa pendapatan rumah tangga adalah

imbalan jasa yang diterima seseorang untuk membiayakan hidup keluarga

secara wajar, baik dalam bentuk penghasilan seperti gaji, upah, hasil dari

usaha sendiri dan lainnya yang dapat membantu seseorang dalam

menanggulangi persoalan materi rumah tangga.

Mawaddah (2013:31) menjelaskan bahwa pendapatan keluarga adalah

jumlah penghasilan riil dari seluruh anggota rumah tangga yang digunakan

untuk memenuhi kebutuhan bersama maupun perseorangan dalam rumah

tangga.

Mubyarto (1971:59) mejelaskan bahwa pendapatan ada dua macam

yaitu pendapatan pokok dan pendapatan sampingan. Pendapatan pokok

berarti pendapatan yang diperoleh dari usaha pokok. Sedangkan pendapatan

sampingan adalah pendapatan diluar pendapatan pokok. Hardati (2001:24)

menjelaskan bahwa untuk mengetahui pendapatan keluarga yaitu dengan

Page 57: POLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN …lib.unnes.ac.id/31747/1/3211412039.pdfPOLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PENGUSAHA

36

menambahkan pendapatan dari industri rumah tangga (IRT) dan diluar

industri rumah tangga dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

I = +

Keterangan :

I : Pendapatan keluarga

: Pendapatan diluar IRT

: Pendapatan dari IRT

Kontribusi pendapatan industri kerajinan yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah besarnya sumbangan atau andil pendapatan yang

diterima pengusaha dan tenaga kerja dari usaha kerajinan monel terhadap

pendapatan secara keseluruhan.

2.5 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

Kajian penelitian yang relevan dimaksudkan untuk menggali informasi

tentang ruang penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini. Dengan

penelusuran penelitian ini akan dapat dipastikan sisi ruangan yang akan diteliti

yang dapat diteliti dalam ruangan ini, dengan harapan penelitian ini tidak

tumpang tindih dan tidak terjadi penelitian ulang dengan penelitian

sebelumnya yang relevan. Penelitian relevan yang berhasil dipilih untuk

dikedepankan dapat dilihat dalam Tabel 2.1.

Hardati (2014:74) meneliti tentang pola persebaran outlet air minum

isi ulang di Kabupaten Semarang dengan menggunakan teknik analisis

tetangga terdekat dan deskriptif, yang mana pola persebaran outlet minum

Page 58: POLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN …lib.unnes.ac.id/31747/1/3211412039.pdfPOLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PENGUSAHA

37

tersebut memiliki pola persebaran random atau acak mengikuti pola

permukiman penduduk. Sedangkan dalam penelitian ini meneliti tentang pola

keruangan berupa sebaran industri kerajinan monel menggunakan teknik

analisis tetangga terdekat dan karakteristik industri kerajinan monel serta

kontribusinya terhadap pendapatan rumah tangga pengusaha dan pekerjanya

menggunakan teknik deskriptif persentase.

Hardati (2002:52) meneliti tentang kontribusi industri rumah Tangga

bahan bangunan terhadap pengentasan kemiskinan di Kabupaten Boyolali

Provinsi Jawa Tengah dengan menggunakan analisis data statistik deskriptif

dan metode pengambilan sampel secara area proporsional random sampling,

meskipun sama dengan penelitian ini untuk mengetahui besarnya kontribusi

pendapatan suatu industri namun dalam penelitian ini,peneliti meneliti tentang

besarnya kontribusi industri kerajinn monel skala rumah tangga terhadap

pendapatan keluarga pengusaha dan tenaga kerja di Kabupaten Jepara bukan

meneliti tentang industri rumah tangga bangunan yang ada di Kabupaten

Boyolali.

Hardati (1998:59) meneliti tentang peranan angkatan kerja perempuan

pada industri pedesaan terhadap pendapatan rumah tangga di Kabupaten

Semarang dengan menggunakan analisis data deskriptif persentase, tabel dan

regresi untuk mengetahui karakteristik, peranan angkatan kerja perempuan

yang bekerja pada industri pedesaan dan kontribusinya terhadap pendapatan

rumah tangga. Sama dengan penelitian penelitian ini bertujuan mengetahui

kontribusi pendapatan terhadap tenaga kerja namun dalam penelitian ini,

Page 59: POLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN …lib.unnes.ac.id/31747/1/3211412039.pdfPOLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PENGUSAHA

38

peneliti lebih spesifik untuk mengetahui karakteristik industrinya yakni

karakteristik industri kerajinan monel dan kontribusi industri kerajinan monel

terhadap pendapatan rumah tangga/keluarga tenaga kerja dan juga rumah

tangga pengusaha kerajinan monel.

Hardati (2001:58) meneliti tentang prospek dan kontribusi industri

rumah tangga kerajinan dalam pengentasan kemiskinan di pedesaan

Kabupaten Semarang Propinsi Jawa Tengah dengan menggunakan teknik

analisis deskriptif persentase, dimana hasil menunjukkan bahwa industri

rumah tangga kerajinan mempunyai prospek positif. Industri rumah tangga

kerajinan dapat menyediakan lapangan pekerjaan sehingga mempunyai

kontribusi terhadap penyerapan tenaga kerja. Sedangkan dalam penelitian ini,

peneliti lebih spesifik meneliti tentang pola keruangan dan kontibusi industri

kerajinan monel yang ada di Kecamatan Kalinyamatan Jepara bukan industri

kerajinan secara umum.

Nugroho (2013:34) meneliti tentang pola persebaran dan

perkembangan industri kerajinan kuningan di Kecamatan Juwana Kabupaten

Pati dengan menggunakan metode analisis tetangga terdekat untuk mengetahui

bagaimana pola persebaran industri kerajinan kuningan, yang mana pola

industri kerajinan kuningan di Kecamatan Juwana mengelompok. Sedangkan

dalam penelitian peneliti ini meneliti tentang pola keruangan industri

kerajinan monel dan kontribusinya terhadap pendapatan pengusaha dan tenaga

kerja di Kecamatan Kalinyamatan Jepara, meskipun sama sama menggunakan

metode analisis tetangga terdekat namun dalam penelitian ini metode tersebut

Page 60: POLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN …lib.unnes.ac.id/31747/1/3211412039.pdfPOLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PENGUSAHA

39

digunakan untuk mengetahui bagaimana pola persebaran industri kerajinan

monel (baja putih) yang berada di Kecamatan Kalinyamatan bukan kerajinan

kuningan.

Mawaddah (2013:50) meneliti tentang distribusi spasial dan

karakteristik industri rumah tangga pangan di Kecamatan Ungaran Barat. Jika

membandingkan penelitian tersebut dengan penelitian ini tentang pola

keruangan industri kerajinan monel dan kontribusinya terhadap pendapatan

pengusaha dan tenaga kerja di Kecamatan Kalinyamatan, terdapat kesamaan

untuk mengetahui distribusi spasial terkait derah asal bahan baku, daerah

jangkauan pemaran, karakteristik industri yang meliputi karakteristik modal,

bahan baku yang digunakan, tenaga kerja, proses produksi dan cara pemasaran

namun dalam penelitian tersebut yang menjadi sasaran penelitian adalah

industri rumah tangga pangan yang meliputi produk industri kripik tempe,

tahu dan roti yang berlokasi di Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang

sedangkan dalam penelitian yang akan dilakukan peneliti yang menjadi

sasaran (obyek) penelitiannya adalah produk kerajinan monel yang berlokasi

di Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara.

Pujayanti, dkk (2014:99) meneliti tentang sistem informasi geografis

untuk analisis persebaran pelayanan kesehatan di Kota Bengkulu untuk

mengetahui bagaimana pola persebaran pelayanan kesehatan di Kota

Bengkulu serta bagaimana kecukupan sarana pelayanan kesehatan yang ada,

kualitas, interaksi dan aksesbilitas pelayanan kesehatannya. Untuk mengetahui

pola persebaran pelayanan kesehatan, penilitian tersebut menggunakan teknik

Page 61: POLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN …lib.unnes.ac.id/31747/1/3211412039.pdfPOLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PENGUSAHA

40

analisis tetangga terdekat/nilai T, sama dengan penelitian ini tentang pola

keruangan industri kerajinan monel dan kontribusinya terhadap pendapatan

pengusaha dan tenaga kerja di Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara.

Namun terdapat perbedaan bahwa dalam penelitian ini yang menjadi kajian

penelitian bukanlah tentang pelayanan kesehatan melainkan tentang industri

kerajinan monel di Kabupaten Jepara.

Sutrisna (2014:66) meneliti tentang kontribusi usaha kerajinan

anyaman pandan terhadap pendapatan rumah tangga pengrajin di Desa Buluh

Nipis Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar” dengan menggunakan

analisis deskripsi data pendapatan bersih yang diperoleh pengrajin anyaman

pandan setelah dikurangi biaya yang dikeluarkan oleh pengrajin terkait biaya

untuk bahan baku, biaya penolong serta biaya untuk upah pekerja. Sedangkan

pada penilitian ini tentang pola keruangan industri kerajinan monel dan

kontribusinya terhadap pendapatan pengusaha dan tenaga kerja di Kecamatan

Kalinyamatan Kabupaten Jepara”, meski sama-sama tentang kontribusi usaha

kerajinan namun dalam penelitian ini yang dimaksud kontribusi pendapatan

yang ingin diketahui adalah kontribusi usaha kerajinan monel yang ada di

Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara bukan kontribusi pendapatan

usaha kerajinan anyaman.

Khuriyati (2013:64) meneliti tentang faktor-faktor penyebab

penurunan omzet penjualan pada industri kerajinan monel di Desa Kriyan

Kabupaten Jepara” dan Pritasari (2014) meneliti tentang perancangan sistem

pemasaran kerajinan monel berbasis E-Commerce, meskipun sama-sama

Page 62: POLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN …lib.unnes.ac.id/31747/1/3211412039.pdfPOLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PENGUSAHA

41

meneliti tentang usaha kerajinan monel di Kecamatan Kalinyamatan, namun

Khuriyati (2013) hanya meneliti tentang faktor-faktor yang menyebabkan

penurunan omzet penjualanya, dimana faktor intern yang terdiri dari indikator

kualitas barang, persediaan bahan baku, teknologi. faktor ekstern yang terdiri

dari indikator selera konsumen, barang pengganti (subsitusi), persaingan serta

pemasok.

Pritasari (2014:4) hanya meneliti tentang bagaimana memasarkan

produk kerajinan monel melalui sistem online (E-Commerse) dalam

penelitian-penelitian tersebut belum menggambarkan dan menjelaskan

bagaimana persebaran industri kerajinan monel berskala rumah tangga yang

ada di Kecamatan Kalinyamatan, seberapa besar kontribusi usaha kerajinan

monel tersebut terhadap pendapatan rumah tangga pengusaha dan

pengrajinnya. Sedangkan dalam penelitian ini tentang pola kerungan industri

kerajinan monel dan kontribusinya terhadap pendapatan pengusaha dan tenaga

kerja”, peneliti meneliti dan membahas tentang bagaimana gambaran

persebaran dan pola persebaran usaha kerajinan monel, dearah asal bahan

baku monelnya serta karakteristik bahan baku monelnya, cara pemasaran dan

daerah jangkauan pemasaranya, karakteristik pekerja kerajinan monel, besar

modal yang digunakan, proses produksi termasuk kontribusi usaha kerajinan

monel tersebut terhadap pendapatan pemilik usaha dan pekerjanya.

Page 63: POLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN …lib.unnes.ac.id/31747/1/3211412039.pdfPOLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PENGUSAHA

42

Tab

el 2

.1 P

enel

itia

n y

ang R

elev

an

No

P

enel

iti

Met

od

e A

nal

isis

Dat

a H

asil

1

Har

dat

i, 2

01

4

Anal

isis

te

tangga

terd

ekat

dan

A

nal

isis

des

kri

pti

f

Has

il p

enel

itia

n i

ni

men

unju

kkan

bah

wa

po

la p

erse

bar

an o

utl

et m

inu

man

air

isi

ula

ng d

i K

ota

Sem

aran

g

mem

ilik

i p

ola

per

sebar

an r

ando

m a

tau

aca

k m

engik

uti

pola

per

mu

kim

an p

end

udu

k.

Seb

agia

n b

esar

mas

ih

di

lokas

i per

mukim

an y

ang a

da

di

pin

ggir

jal

an r

aya,

seh

ingga

lok

asin

ya

sela

lu d

i su

atu t

empat

yan

g

mem

ilik

i ak

ses

yan

g t

ing

gi.

2

H

ard

ati,

20

01

An

alis

is

des

kri

pti

f

per

sen

tase

dan

reg

resi

Has

il p

enel

itia

n i

ni

men

unju

kkan

bah

wa

ko

ntr

ibu

si a

ng

kata

n k

erja

per

emp

uan

ter

had

ap p

end

apat

an r

um

ah

tan

gga

yai

tu m

enca

pai

42

per

sen

. P

eran

anya

dal

am i

nd

ust

ri p

edes

aan

dap

at d

iket

ahui

mel

alui

alo

kas

i w

aktu

ker

ja y

ang s

angat

tin

ggi

(10 j

am s

ehar

i) d

an l

ama

bek

erja

rat

a-r

ata

12

tah

un.

3

Har

dat

i, 2

00

2

An

alis

is

des

kri

pti

f

per

sen

tase

Has

il p

enel

itia

n i

ni

men

unju

kkan

bah

wa

ind

ust

ri r

um

ah t

angga

bah

an b

angu

nan

mem

ber

ikan

su

mb

angan

terh

adap

p

endap

atan

kel

uar

ga

seb

esar

5

5,7

5

per

sen,

sert

a 4

4,4

4

per

sen

te

rhad

ap

pen

gel

uar

an

kel

uar

ga.

Ind

ust

ri r

um

ah t

angga

ban

gu

nan

dap

at m

engen

task

an k

emis

kin

an d

i K

abup

aten

Boyola

li.

4

Har

dat

i, 2

00

1

An

alis

is

des

kri

pti

f

per

sen

tase

H

asil

p

enel

itia

n

ini

men

unju

kkan

b

ahw

a b

ahw

a in

du

stri

ru

mah

ta

ng

ga

ker

ajin

an

di

Kab

upat

en

Sem

aran

g m

empun

yai

pro

spek

posi

tif.

Indust

ri r

um

ah t

angga

ker

ajin

an d

apat

men

yed

iak

an l

apan

gan

pek

erja

an s

ehin

gga

mem

pun

yai

kontr

ibusi

ter

had

ap p

enyer

apan

ten

aga

ker

ja.

5

Nugro

ho,2

013.

Anal

isis

te

tangga

terd

ekat

,anal

isis

des

kri

pst

if d

an a

nal

isis

des

kri

pti

f p

rese

nta

se

Has

il p

enel

itia

n i

ni

men

unju

kkan

bah

wa

Pola

per

seb

aran

in

du

stri

ker

ajin

an d

engan

nil

ai T

in

dust

ri k

eraj

inan

ku

nin

gan

ad

alah

0,0

83 h

al i

ni

ber

arti

bah

wa

pola

in

dust

ri k

eraj

inan

ku

nin

gan

di

Kec

. Ju

wan

a m

engel

om

po

k.

Dal

am m

emil

ih l

okas

i in

du

stri

ker

ajin

an k

un

ingan

84

,34

% p

engu

sah

a in

du

stri

ker

ajin

an k

un

ingan

mem

ilih

fakto

r te

nag

a ker

ja s

ebag

ai p

erti

mb

angan

uta

ma

dal

am m

em

ilih

lo

kas

i in

du

stri

ker

ajin

an k

un

ingan

. S

erta

ara

h

per

kem

ban

gan

in

du

stri

ker

ajin

an k

un

ingan

cen

der

ung k

e u

tara

wil

ayah

Kec

. Ju

wan

a. H

al i

ni

dik

aren

akan

wil

ayah

uta

ra K

ec. Ju

wan

a m

asih

jar

ang p

erm

ukim

an d

an h

arga

tanah

yan

g l

ebih

mura

h

6

Maw

addah

,2013

.

An

alis

is

des

kri

pti

f

pre

sen

tase

dan

an

alis

is

Pet

a

Has

il a

nal

isis

pen

elit

ian

in

i m

enu

nju

kkan

bah

wa

dis

trib

usi

sp

asia

l lo

kas

i in

du

stri

ter

pu

sat

atau

ter

ko

nse

ntr

asi

seca

ra g

eogra

fis

di

Des

a L

erep

tep

atn

ya

ber

ada

di

Dusu

n K

aran

g B

olo

yan

g s

pes

iali

sasi

nya

adal

ah i

nd

ust

ri

ker

ipik

men

cap

ai 7

3,3

3%

.

7

Puja

yan

ti,

et a

l,

20

14

.

Anal

isis

te

tangga

terd

ekat

dan

an

alis

is

des

kri

pti

f

Has

il a

nal

isis

dal

am p

enel

itia

n i

ni

men

unju

kkan

bah

wa

po

la p

erse

bar

an p

elay

anan

kes

ehat

an y

ang a

da

di

Ko

ta B

engku

lu t

erse

bar

mer

ata

den

gan

nil

ai T

= 1

,74 d

an k

ecu

ku

pan

sar

ana

pel

ayan

an k

eseh

atan

di

Ko

ta

Ben

gku

lu h

anya

mem

bu

tuhkan

ku

ran

g l

ebih

15

sar

ana

pel

ayan

an k

eseh

aran

Page 64: POLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN …lib.unnes.ac.id/31747/1/3211412039.pdfPOLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PENGUSAHA

43

Lan

juta

n T

abel

Pen

elit

ian

2.

Pen

elit

an y

ang R

elev

an

8

Su

tris

na,

20

14

. A

nal

isis

des

kri

pti

f H

asil

pen

elit

ian

in

i m

enu

nju

kkan

bah

wa

ko

ntr

ibu

si u

sah

a ker

ajin

an a

nyam

an p

and

an t

erh

adap

pen

dap

atan

rum

ah t

angga

pen

gra

jin

jum

lah

nya

leb

ih k

ecil

jik

a d

iban

din

gkan

den

gan

usa

ha

po

ko

k k

aren

a u

sah

a ker

ajin

an

ters

ebut

han

ya

mer

up

akan

p

eker

jaan

sa

mb

ilan

u

ntu

k m

engis

i w

aktu

lu

ang se

tela

h m

elak

ukan

p

eker

jaan

po

ko

k.

9

Pri

tasa

ri,2

01

4.

An

alis

is

des

kri

pti

f

pem

od

elan

si

stem

info

rmas

i w

eb

Has

il p

enel

itia

n i

ni

men

unju

kkan

bah

wa

un

tuk m

em

per

ken

alkan

ker

ajin

an m

on

el s

ecar

a lu

as d

iran

can

gla

h

sist

em

pem

asar

an

ber

bas

is

e-c

om

mer

ce.

Pem

od

elan

si

stem

in

form

asi

pem

asar

an

akse

sori

s m

on

el

men

ggu

nak

an

dia

gra

m

ko

nte

ks,

d

eko

mp

osi

si

pro

ses,

d

iagra

m

alir

d

ata

dan

en

tity

re

lati

on

ship

d

iagra

m.

Sis

tem

in

form

asi

pem

asar

an i

ni

dib

uat

den

gan

men

gg

un

akan

CM

S w

ord

pre

ss,

PH

P M

yA

dm

in d

an M

y S

QL

,

sist

em

pem

asar

an

ber

bas

is

e-c

om

mer

ce.

Pem

od

elan

si

stem

in

form

asi

pem

asar

an

akse

sori

s m

on

el

men

ggu

nak

an

dia

gra

m

ko

nte

ks,

d

eko

mp

osi

si

pro

ses,

d

iagra

m

alir

d

ata

dan

en

tity

re

lati

on

ship

d

iagra

m.

Sis

tem

in

form

asi

pem

asar

an i

ni

dib

uat

den

gan

men

ggu

nak

an C

MS

word

pre

ss,

PH

P M

yA

dm

in d

an M

y S

QL

..

10

K

huri

yat

i, 2

01

3

An

alis

is d

eskri

pti

f dan

anal

isis

des

kri

pti

f

pre

sen

tase

Has

il p

enel

itia

n i

ni

men

unju

kkan

bah

wa

fakto

r-fa

kto

r pen

yeb

ab p

enu

run

an o

mze

t pen

jual

an p

ada

ind

ust

rim

ker

ajin

an m

onel

di

Des

a K

riyan

Kab

up

aten

Jep

ara,

adal

ah f

akto

r in

tern

dan

fak

tor

ekst

ern.

Fak

tor

inte

rn y

ang t

erdir

i dar

i in

dik

ator

kual

itas

bar

ang,

per

sedia

an b

ahan

bak

u,

teknolo

gi.

Fak

tor

ekst

ern y

ang t

erdir

i dar

i in

dik

ator

sele

ra k

onsu

men

, b

aran

g p

eng

gan

ti (

subs

itusi

), p

ersa

ingan

, d

an

pem

asok.

11

K

hay

ati,

20

17

An

alis

is t

etan

gga

terd

ekat

dan

an

alis

is

des

kri

pti

f p

erse

nta

se

Has

il

pen

elit

ian

men

unju

kkan

bah

wa

pola

per

sebar

an

indust

ri

ker

ajin

an

monel

di

Kec

amat

an

Kal

inyam

atan

m

engel

om

pok m

engik

uti

pola

p

erm

ukim

an pen

duduk,

sebar

an dae

rah

as

al bah

an

bak

u b

eras

al d

ari

luar

Kab

upat

en J

epar

a, d

aera

h j

angk

auan

pem

asar

ann

ya s

ampai

ke

dae

rah

-dae

rah

luar

Ja

wa.

B

erdas

arkan

kar

akte

rist

ikn

ya

indust

ri k

eraj

inan

m

on

el te

rmas

uk

in

du

stri

k

ecil

ru

mah

tangga

den

gan

ju

mla

h

pek

erja

kura

ng

dar

i 20

ora

ng

yan

g

mem

ber

ikan

kontr

ibusi

te

rhad

ap

pen

dap

atan

rum

ah t

angga

pen

gusa

ha

seb

esar

60

% d

an t

erhad

ap p

endap

atan

rum

ah t

angga

pek

erja

sebes

ar 2

5%

.

Su

mb

er:

(H

ard

ati,

20

14

: 74

), (

Har

dat

i, 2

00

2:

52),

(H

ard

ati,

19

98

:5

9),

(H

ard

ati,

20

01

:58

), (

Nu

gro

ho

, 2

013

:34

), (

Maw

add

ah,

20

13

:50

),

(

Puja

yan

ti,

et a

l, 2

01

4:9

9),

(S

utr

isna,

20

14:

66),

(K

hu

riyat

i,2

01

3:6

4),

(P

rita

sari

,20

14

:4).

Page 65: POLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN …lib.unnes.ac.id/31747/1/3211412039.pdfPOLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PENGUSAHA

44

2.6 Kerangka Berpikir

Perkembangan industri kecil yang cenderung terus meningkat berdampak

pada meluasnya sebaran sentra tiap kecamatan. Sebaran sentra industri kecil

yang terbentuk secara spontan dan hanya terjadi pada wilayah tertentu akan

berpotensi menimbulkan dampak negatif berupa ketidakteraturan ruang karena

kegiatan ekonomi hanya terkonsentrasi pada wilayah tertentu saja. Lebih

lanjut pola ketidakteraturan dapat menimbulkan ruang wilayah menjadi

kurang efektif dan efisien. Kondisi semacam itu juga akan berpotensi

menimbulkan permasalahan lain yaitu ketidakmerataan kemajuan tiap

wilayah. Agar nantinya tidak berdampak lebih luas maka diperlukan arahan

penataan yang jelas dengan memperhatikan karakteristik aktivitas industri-

industri kecil di tiap wilayah termasuk pola keruangannya.

Industri yang berpotensi dan dikembangkan di Kabupaten Jepara salah

satunya adalah industri kerajinan monel. Kecamatan Kalinyamatan merupakan

salah satu kecamatan yang menjadi sentra dari industri kerajinan monel Jepara

tersebut. Beranjak dari permasalahan yang ada peneliti ingin meneliti guna

mengetahui bagaimana pola keruangan dan kontribusi industri kerajinan

monel terhadap pendapatan pengusaha dan pekerja di Kecamatan

Kalinyamatan.

Informasi atau data tentang lokasi industri kerajinan monel Jepara serta

besar jumlah industri yang ada, peneliti memperoleh dari BAPPEDA Jepara,

Dinas Koperasi, UMKM dan Pengelolaan Pasar Kabupaten Jepara serta Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Jepara. Adapun terkait pola

Page 66: POLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN …lib.unnes.ac.id/31747/1/3211412039.pdfPOLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PENGUSAHA

45

keruangan berupa persebaran industri kerajinan monel, peneliti memperoleh

data secara primer dengan melakukan pemetaan titik-titik lokasi keberadaan

industri kerajinan monel di Kecamatan Kalinyamatan menggunakan survey

GPS yang kemudian diolah menggunakan software ArcGIS dan Analisis

Tetangga Terdekat (Nearest Neighbour Analysis). Sedangkan untuk

mengetahui pola keruangan daerah penghasil bahan baku dan daerah

jangkauan pemasaran peneliti memperoleh data berdasarkan informasi yang

diberikan oleh pengusaha yang kemudian dipetakan dan untuk kontribusi

industri monel terhadap pendapatan pengusaha dan pekerja, peneliti

menganalis data dari hasil wawancara di lapangan kepada para pengusaha dan

pekerja mengenai besarnya pendapatan yang diperoleh selain pendapatan juga

dianalisis bagaimana karakteristik pengusaha dan pekerjanya meliputi jumlah

pekerja yang ada atau dimiliki, daerah asal pekerja, bagian proses produksi

yang dilakukan pekerja, lama jam kerja pekerja, jumlah upah pekerja dan

karakteristik usaha kerajinan monel itu sendiri meliputi karakteristik bahan

jenis bahan baku yang digunakan, proses produksi yang dilakukan dan proses

pemasarannya.

Page 67: POLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN …lib.unnes.ac.id/31747/1/3211412039.pdfPOLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PENGUSAHA

46

Bagan 2.4 Kerangka Berpikir

Variabel

Kontribusi industri

kerajinan monel terhadap

pendapatan rumah tangga

pengusaha dan pekerja

Persebaran titik

lokasi, daerah asal

bahan baku,daerah

jangkauan pemasaran

industri kerajinan

monel

Keterkaitan antara pola

persebaran industri

kerajinan monel dengan

karakteristik industri

kerajinan monelnya

Karakteristik

pengusaha kerajinan

monel, karakteristik

usaha kerajinan monel

dan karaketristik

pekerja kerajinan

monel

Objek Formal Geografi

Pola Persebaran gejala/fenomena

di permukaan bumi dan

.keterkaitan atau hubungan yang

terjadi antar gejala/fenomena

Objek Material Geografi

Fenomena Antrosfer/ lapisan

manusia yang merupakan

"tema sentral" dari tema

lapisan geosfer lainnya

Objek Kajian

Geografi

Analisis

Nearest Neighbour Analysisdan Analisis

Deskriptif Persentase

Kabupaten Jepara memiliki industri-industri kecil yang

terus berkembang dan meningkat jumlahnya namun

memiliki kenderungan tersebar hanya pada bagian

wilayah tertentu di Kabupaten Jepara. Salah satunya

industri kerajinan monel di Kecamatan Kalinyamatan

Pola Keruangan Industri Kerajinan Monel

dan Kontribusinya terhadap Pendapatan

Pengusaha dan Tenaga Kerja di Kecamatan

Kalinyamatan Kabupaten Jepara.

Page 68: POLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN …lib.unnes.ac.id/31747/1/3211412039.pdfPOLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PENGUSAHA

75

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Industri kerajianan monel di Kecamatan Kalinyamatan memiliki pola

sebaran keruangan mengelompok. Daerah asal bahan baku industri kerajinan

monel berasal dari daerah diluar Kabupaten Jepara namun masih mencakup

wilayah satu Provinsi Jawa Tengah. Daerah jangkauan pemasaran industri

kerajinan monel mencakup daerah luar Kabupaten Jepara, luar Jawa Tengah,

luar Jawa dan Luar Negeri.

Industri kerajinan monel di Kecamatan Kalinyamatan tergolong industri

kecil rumah tangga karena diusahakan oleh perorangan, memiliki modal kecil,

alat-alat dan cara produksi sederhana, usahanya dilakukan dirumah serta

jumlah pekerja yang dimiliki kurang dari 20 orang. Berdasarkan karakteristik

bahan baku industri kerajinan monel tergolong dalam industri non agraris

karenabahan bakunya berasal dari bahan monel yang merupakan bahan galian

tambang yang mengandung nikel dan tembaga. Berdasarkan karakteristik

penentuan lokasi usaha, industri kerajinan monel tergolong

industriberorientasi pada tenaga kerja, karena penempatannya berada pada

lokasi potensial tersedianya tenaga kerja yang memiliki keahlian turun

temurun membuat kerajinan monel di Kecamatan Kalinyamatan. Berdasarkan

karakteristik hasil produksi, industri kerajinan monel tergolong industri ringan

karena menghasilkan barang jadi berupa produk kerajinan monel yang

Page 69: POLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN …lib.unnes.ac.id/31747/1/3211412039.pdfPOLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PENGUSAHA

76

langsung bisa dipakai/ digunakan seperti cincin monel, liontin nama, gelang

atau anting-anting monel.

Pola persebaran industri kerajinan monel mengelompok di Kecamatan

Kalinyamatan dikarenakan faktor tempat usaha kerajinan monel berada

dirumah pengusaha yang letaknya saling berdekatan dan bersifat

mengelompok, faktor pekerja industri kerajinan berasal dari Kecamatan

Kalinyamatan sendiri dengan keahlian membuat kerajinan yang dimiliki

secara temurun, faktor cara perolehan bahan baku yang mudah karena banyak

toko bahan monel di Kecamatan Kalinyamatan, faktor terdapatnya pedagang

pengepul kerajinan monel di Kecamatan Kalinyamatan memudahkan

pengusaha memasarkan produknya sehingga banyak industri kerajinan monel

berkembang di wilayah tersebut.

Industri kerajinan monel memberikan kontribusi yang cukup besar

terhadap pendapatan rumah tangga pengusaha karena lebih dari 50 persen

dari pendapatan keluarga milik pengusaha berasal dari usaha kerajinan monel,

sedangkan kontribusi industri kerajinan monel terhadap pendapatan rumah

tangga pekerja tidak terlau besar hanya 25 persen dari total pendapatan

keluarga pekerja berasal dari usaha kerajinan monel.

5.2 Saran

Penulis berdasarkan simpulan yang ada dapat memberikan saran-saran sebagai

berikut.

1. Perlu adanya kampanye dan promosi produk kerajinan monel untuk

menggerakan masyarakat agar bersedia dan mau membeli/menggunakan

Page 70: POLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN …lib.unnes.ac.id/31747/1/3211412039.pdfPOLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PENGUSAHA

77

produk buatan dalam negeri utamanya produk yang dibuat masyarakat/

pekerja lokal berdasarkan warisan turun temurun. Semakin banyak yang

membeli produk tersebut maka semakin banyak pula permintaan untuk

memproduksi produk tersebut yang akhirnya meningkatkan pendapatan

pegusaha maupun pekerja kerajinan monel.

2. Perlunya pengusaha dan pekerja untuk terus melakukan pembeharuan

desain kerajinan monel secara keratif dan inovatif agar tidak hanya

menghasilkan produk kerajinan yang selalu dengan desain yang sama yang

dapat menimbulkan kebosanan bagi konsumen membeli karena tidak

adanya model kerajinan monel baru. Jika produk yang dihasilkan beraneka

ragam dan menarik maka akan dapat meningkatkan minat pembeli produk

kerajinan monel, jika minat pembeli meningkat dan banyak yang membeli

makan dapat memperluas jangkauan pemasaran yang pada akhirnya dapat

meningkatan kontribusi industri kerajinan monel terhadap pendapatan

rumah tangga pengusaha maupun pekerja.

Page 71: POLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN …lib.unnes.ac.id/31747/1/3211412039.pdfPOLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PENGUSAHA

78

DAFTAR PUSTAKA

Anoraga, Pandji,H. Djoko Sudantoko. 2002. Koperasi,Kewirausahaan dan Usaha Kecil. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsini. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rinek

Cipta

Banowati, Eva. 2012. Geografi Indonesia. Yogyakarta: Penerbit Ombak (Anggota

IKAPI)

Bintarto, R, Surastopo Hadisumarno. 1979. Metode Analisa Geografi. Jakarta: LP3ES

BPS Kabupaten Jepara. Jepara Dalam Angka 2011. Jepara : BAPPEDA dan BPS

Kabupaten Jepara.

__________________. Kecamatan Kalinyamatan Dalam Angka 2015. Jepara :

BAPPEDA dan BPS Kabupaten Jepara.

Chourmain, Imam. Prihatin. 1994. Pengantar Ilmu Ekonomi. Direktorat Jenderal

Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Falashifa, Dewi Iffani. 2013. ‘Kerajinan Tenun Ikat Tradisional Home Industry Dewi

Shinta di Desa Troso Pecangaan Kabupaten Jepara (Kajian Motif, Warna, Dan

Makna Simbolik)’. Skripsi. Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri

Yogyakarta.

http://eprints.uny.ac.id/22940/1/Dewi%20Iffani%20Falashifa%2009207241016.pdf

(16 Mar.2016)

Ferdyansyah, Deny, Eko B. Santoso. 2013. ‘Pola Spasial Kegiatan Industri Unggulan di

Propinsi Jawa Timur (Studi Kasus: Subsektor Industri Tekstil, Barang Kulit, dan

Alas Kaki)’. Jurnal Teknik Pomits, (online) Vol. 2, No. 1.

http://ejurnal.its.ac.id/index.php/teknik/article/view/2466/794 (16 Mar. 2016)

Fuad, M et al. 2000. Pengantar Bisnis. Jakarta ; PT Gramedia Pustaka Utama.

Https://Books.Google.Co.Id/Books?Id=Evfwj7nbd-

Kc&Pg=PR4&Dq=Pengantar+Bisnis+Oleh+Fuad+M&Hl=En&Sa=X&Ved=0ahuk

ewiq5cny75luahvewi8khcmhas8q6aeikdaa#V=Onepage&Q=Pengantar%20Bisnis

%20oleh%20Fuad%20M&F=False(02 Mar. 2016)

Ginting, Penerangan, et. al. 1996. Geografi Untuk SMU Jilid 2. Jakarta: Erlangga

Hardati, Puji. 2014. Pola Persebaran Outlet Air Minum Isi Ulang di Kabupaten

Semarang. Dalam Jurnal Geografi Volume 12 No 1:Jurusan Geografi, Fakultas

Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang

Hardati, Puji. 2013. Pertumbuhan Penduduk Dan Struktur Lapangan Pekerjaan Di Jawa

Tengah. Dalam Jurnal Forum Ilmu Sosial Vol. 40 No. 2: Jurusan Geografi,

Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang.

Page 72: POLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN …lib.unnes.ac.id/31747/1/3211412039.pdfPOLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PENGUSAHA

79

__________. 2001. ‘Peranan Angkatan Kerja Perempuan Pada Industri Pedesaan

Terhadap Pendapatan Rumah Tangga di Kabupaten Semarang’. Dalam Jurnal

Forum Ilmu Sosial Vol 26 No 2l: Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri

Semarang

_________. 2002. ‘Kontribusi Industri Rumah Tangga Bahan Bangunan Terhadap

Pengentasan Kemiskinan di Kabupaten Boyolali Provinsi Jawa Tengah’. Dalam

Jurnal Litbang Propinsi Jawa Tengah: Lembaga Peneleitian Universitas Negeri

Semarang.

__________. 2001. ‘Prospek dan Kontribusi Industri Rumah Tangga Kerajinan dalam

Pengentasan Kemiskinan di Pedesaan Kabupaten Semarang Propinsi Jawa Tengah’.

Dalam Laporan Penelitian: Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang.

__________.1998. ’Dinamika Industri Rumah Tangga dan Pengentasan Kemiskinan di

Propinsi Jawa Tengah’. Dalam Laporan Penelitian. Fakultas Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Institute Keguruan Ilmu Pendidikan Semarang.

_________. 2005. Demografi Teknik. Semarang: Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial

UNNES

_________. 2002. Geografi Transportasi dan Industri. Semarang: Jurusan Geografi,

Fakultas Ilmu Sosial UNNES

Hariyanto, Tukidi. 1998. Kontribusi Geografi Terhadap Pemecahan Kesempatan Kerja

Pedesaan. Dalam Jurnal Mimbar Keguruan dan Ilmu Sosial: FPIPS IKIP Semarang.

Hartono. 2007. Geografi: Jelajah Bumi dan Alam Semesta. Bandung: Citra Praya.

https://books.google.co.id/books?id=B_9_R66O3IC&pg=PA6&dq=objek+formal+

dan+material+geografi&hl=en&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false) (06

Apr. 2016)

Haryanto, Sugeng. 2008. ‘Peran Aktif Wanita Dalam Peningkatan Pendapatan Rumah

Tangga Miskin: Studi Kasus Pada Wanita Pemecah Batu Ds. Pucanganak

Kecamatan Tugu Trenggalek’. Jurnal Ekonomi Pembangunan, (online)Vol. 9, No.

2. http://journals.ums.ac.id/index.php/JEP/article/view/1025 (16 Mar. 2016).

Indrayati, Ariyani. 2009. Peranan Wanita Dalam Pemberdayaan Ekonomi Lokal (Studi

Kasus Tentang Pola Ruang Belanja Wanita di Daerah Pinggiran Kota Semarang:

Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang

Herawati, Efi. 2008. ’Analisis Pengaruh Faktor Produksi Modal, Bahan Baku, Tenaga

Kerja dan Mesin Terhadap Produksi Glycerine Pada PT. Flora Sawita Chemindo

Medan’. Tesis. Medan : Universitas Sumatera Utara.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/4259/1/067019044.pdf (05 Apr. 2016)

Khuriyati, Tina. 2013. “Faktor-Faktor Penyebab Penurunan Omzet Penjualan Pada

Industri Kerajinan Monel Di Desa Kriyan Kabupaten Jepara”. Skripsi. Jurusan

Teknologi Jasa Dan Produksi, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang

http://lib.unnes.ac.id/18909/1/5401408046.pdf (18 Jan. 2016)

Page 73: POLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN …lib.unnes.ac.id/31747/1/3211412039.pdfPOLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PENGUSAHA

80

Kotler, P. 1997. Manajemen Pemasaran: Analisis, Pemasaran, Implementasi dan Kontrol. Jakarta: PT. Prenhallindo.

Kudonarpodo, Kartiman, Didang Setiawan. 1997. Geografi 2 Untuk Sekolah Menengah Umum Kelas 2. Jakarta; Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Lestari, Etty Puji. 2010. ‘Penguatan Ekonomi Industri Kecil dan Menengah Melalui

Platform Klaster Industri’. Jurnal Organisasi dan Manajemen, (online) Vol. 6 No 2.

https://drive.google.com/file/d/0B8ZDDJq_Cxu1UEdtdldYeW9WRGs/view)(18Ja

n. 2016)

Lubis,Halinda Sari. 2004. ‘Kanker Sinus Nasal Pada Pekerja Yang Terpajang Terhadap

Nikel’. USU digital library. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera

Utarahttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3758/1/k3-halinda7.pdf (02

Apr. 2016).

Mantra, Ida Bagoes. 2000. Demografi Umum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Mawaddah, Alina Masda. 2013. ‘Distribusi Spasial dan Karakteristik Industri Rumah

Tangga Pangan di Kecamatan Ungaran Barat’. Skripi: Jurusan Geografi, Fakultas

Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang.

Mertaningrum, Ni Luh Putu Erma, dkk. 2015. ‘Profil Industri Kerajinan Dulang Dan

Sumbangannya Terhadap Pendapatan Total Rumah Tangga Petani Di Desa

Pengotan Kecamatan Bangli Kabupaten Bangli’. E-Jurnal Agribisnis dan

Agrowisata (online) Vol.4, No.5.

https://media.neliti.com/media/publications/44881-ID-profil-industri-kerajinan-

dulang-dan-sumbangannya-terhadap-pendapatan-total-ruma.pdf. (18 Jan. 2016).

Mubyarto. 1975. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: LP3ES

Mulyanto, H.R. 2008. Prinsip-prinsip pengembangan wiayah. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Muta’ali, Lutfi. 2015. Teknik Analisis Regional Untuk Perencanaan Wilayah, Tata Ruang, dan Lingkungan. Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas Geografi (BPFG)

Universitas Gadjah Mada

Nugroho, M Fajar. 2002. ‘Pola Keruangan dan Faktor-Faktor Lokasi sentra Industri Kecil

Di Kabupaten Klaten’. Skripsi. Semarang: Universitas

Diponegoro.Http://eprints.undip.ac.id/4716/1/MfajarNugroho97.pdf (18 Jan. 2016)

Prasetyo, P. Eko. 2008. ‘Peran Usaha Mikro Kecil dan Menengah (Umkm) dalam

Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan dan Pengangguran’. Jurnal AKMENIKA

UPY, (online) Vol. 2

http://ekonomi.upy.ac.id/files/peran%20usaha%20mikro%20kecil%20dan%20men

engah%20(umkm)%20dalam%20kebijakan%20penanggulangan%20kemiskinan%2

0dan%20pengangguran%20%20(p.%20eko%20prasetyo).pdf (05 Apr. 2016).

Pritasari, Dian. 2014. ‘Perancangan Sistem Pemasaran Kerajinan Monel Berbasis E-Commerce’. Jurnal Skripsi. Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Muhammadiyah Surakarta. http://

eprints.ums.ac.id/30464/17/02.naskah_publikasi.pdf( 02 Mei. 2016).

Page 74: POLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN …lib.unnes.ac.id/31747/1/3211412039.pdfPOLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PENGUSAHA

81

Pujayanti, dkk. 2014. ‘Sistem Informasi Geografis Untuk Analisis Persebaran Pelayanan

Kesehatan Di Kota Bengkulu’. Jurnal Rekursif, (online) Vol. 2 No. 2.

https://ejournal.unib.ac.id/index.php/rekursif/article/download/311/271. (07 Mei.

2016)

Purnamasri, Indah. 2015. Kajian Aglomerasi Industri Kecil Keripik Tempe di Desa

Karangtengah Prandon Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi.Swara Bhumi,

(online) Vol. 3 No 3 Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri

Surabaya.http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/article/16946/40/article.pdf (07 Apr. 2016).

Raharjo, Handri. 2009. Hukum Perusahaan. Yogyakarta: Pustaka Yustisia

.https://books.google.co.id/books?id=pQP2rauL0HMC&pg=PA5&dq=pengusaha+

adalah&hl=en&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=pengusaha%20adalah&f=false

(06 Apr. 2016)

Rahmat, Basuki. 2011. Studi Tentang Kerajinan Kuningan di Central Of Bronzes Milik

H. Istono. Skripsi: Fakultas Sastra Universitas Negeri

Malang.http://jurnalonline.um.ac.id/data/artikel/artikel713FB0F619B95C28A4EB0

BAC559AA506.pdf. (05 Apr. 2016).

Robiyanto, Febra et al. 2003. Ekonomi Pembangunan (Pengantar Ke Pembangunan Ekonomi Indonesia). Semarang; Studi Pustaka.

Suhardi, Bambang. 2010. Spesialisasi Dan Konsentrasi Spasial Industri PTP Di Kota

Surakarta Dan Karanganyar. Dalam Prosiding Seminar Nasional Manajemen

Teknologi XIIProgram Studi MMT-ITS. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Sumaatmadja, Nursid. 1981. Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisis Keruangan. Bandung: Penerbit Alumni

_________________. 1988. Geografi Pembangunan. Jakarta; Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Sunyoto, Danang. 2013. Metode dan Instrumen Penelitian Ekonomi dan Bisnis.

Yogyakarta: CAPS (Center For Academic Publishing Service)

Sutrisna, Endang. 2014.‘Kontribusi Usaha Kerajinan Anyaman Pandan Terhadap

Pendapatan Rumah Tangga Pengrajin Di Desa Buluh Nipis Kecamatan Siak Hulu

Kabupaten Kampar’. Jurnal Publikasi Bisnis, (online) Vol. 4 No. 2,

http://ejournal.unri.ac.id/index.php/JAB/article/download/2616/2571 (02 Mar.

2016)

Tarigan, Robinson. 2005. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Jakarta: Sinar Grafika

Offset

Umar, Husain. 2008. Desain Penelitian dan Perilaku Karyawan. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Ayat 5 Tentang Ketenagakerjaan http://

kemenperin.go.id/kompetensi/UU_13_2003.pdf (02 Mar. 2016)

Page 75: POLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN …lib.unnes.ac.id/31747/1/3211412039.pdfPOLA KERUANGAN INDUSTRI KE RAJINAN MONEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PENGUSAHA

82

Vasanthi. 2012. ‘Pola Keruangan Tourism Business District (TBD) Kota Yogyakarta dan Sekitarnya’. Skripsi. Jakarta: Prodi Geografi, Fakultas MIPA, Universitas Indonesiahttp://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20304118-S42146-Vasanthi.pdf (18 Jan. 2016).

Wibowo, Junanto. 2014. ‘Pola Persebaran Sentra Industri Batik di Kota Pekalongan

Berbasis Sistem Informasi Geografis’. Skripsi. Jurusan Geografi, Faulktas Ilmu

Sosial, Universitas Negeri Semarang. http://lib.unnes.ac.id/21257/1/3211409022-

s.pdf (18 Jan. 2016)

Yunus, Hadi Sabari. 2010. Metodologi Penelitian Wilayah Komtemporer. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar

Yustianty, Avrie. 2012. ‘Pola Keruangan Yang Terbentuk Pada Proses Belanja Online’.

Skripsi. Jakarta: Prodi Geografi, Fakultas MIPA, Universitas Indonesia

http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20312687...Pola%20keruangan.pdf.(18 Jan. 2016)