plagiat merupakan tindakan tidak terpuji · i peranan katekese persiapan komuni pertama terhadap...
TRANSCRIPT
i
PERANAN KATEKESE PERSIAPAN KOMUNI PERTAMA
TERHADAP PENGHAYATAN EKARISTI BAGI ANAK-ANAK
DI PAROKI HATI KUDUS YESUS LAKTUTUS, ATAMBUA-NTT
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik
Oleh :
Susana Hoar
NIM: 101124024
PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN
KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada:
Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu menyertaiku,
Para donatur,
kedua orang tua,
serta kakak dan adik-adikku
yang telah mengajari aku akan makna hidup, sumber inspirasiku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
“Kerjakanlah pekerjaan yang membawa berkah bagimu dan bagi orang yang
kamu cintai”, kerjakanlah hal-hal kecil dengan cinta yang besar (ibu Teresa).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Judul skripsi “PERANAN KATEKESE PERSIAPAN KOMUNI
PERTAMA TERHADAP PENGHAYATAN EKARISTI BAGI ANAK-
ANAK DI PAROKI HATI KUDUS YESUS, LAKTUTUS, ATAMBUA-
NTT” dipilih berdasarkan fakta, bahwa pelaksanaan Katekese Persiapan Komuni
Pertama di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus secara umum belum
diselenggarakan dengan baik. Kenyataannya, belum ada program persiapan
Komuni Pertama. Materi, metode, sumber bahan, belum digunakan dengan baik
selama persiapan Komuni Pertama. Dampaknya, sebagian anak-anak yang sudah
menerima Komuni Pertama belum terlibat aktif mengikuti perayaan Ekaristi di
Gereja maupun di lingkungan. Selain itu dampak berikutnya adalah kurangnya
penghayatan Ekaristi bagi mereka yang pernah mendapat Persiapan Komuni
Pertama, sehingga sebagian anak-anak yang merasa mengikuti perayaan Ekaristi
dipandang sebagai suatu kewajiban saja.
Persoalan pokok skripsi ini ialah bagaimana Peranan Katekese Persiapan
Komuni Pertama ini membantu anak-anak menghayati imannya baik dalam
mengikuti perayaan Ekaristi di Gereja maupun di lingkungan. Selain itu
bagaimana membantu para pendamping anak-anak calon penerima Komuni
Pertama di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus, agar dapat melaksanakan
pendampingan Katekese Persiapan Komuni Pertama dengan baik sehingga calon
penerima Komuni Pertama dapat menghayati imannya.
Untuk mengkaji masalah ini diperlukan masukan yang memadai. Oleh
karena itu penulis melakukan Studi pustaka untuk memperoleh masukan
pemikiran, sehingga diperoleh gagasan-gagasan yang dapat dipergunakan untuk
memperkaya penulisan. Untuk memperoleh data yang memadai, penulis
mengadakan studi lapangan dengan memberikan angket kepada anak-anak yang
sudah menerima Komuni Pertama yakni pada tahun 2014 dan juga wawancara
kepada para pendamping Komuni Pertama di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus.
Dari data yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa pendampingan Katekese
Persiapan Komuni Pertama perlu diselenggarahkan dengan sebaik-baiknya.
Menanggapi persoalan tersebut, penulis menawarkan usulan program
Katekese Persiapan Komuni Pertama yang manfaatkan variasi metode dan berisi
pokok-pokok iman Katolik. Program ini ditunjukkan pertama-tama bagi para
pendamping Katekese Persiapan Komuni Pertama di Paroki Hati Kudus Yesus
Laktutus, dengan maksud untuk membantu para pendamping calon penerima
Komuni Pertama di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus agar lebih mempersiapkan
Komuni Pertama dengan baik dan membantu calon penerima Komuni Pertama
untuk dapat menghayati imannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
The thesis entitled “CATHECHISM ROLE OF FIRST COMMUNION
PREPARATION ON THE EUCHARISTIC PERCEPTION FOR
CHILDREN AT JESUS HOLY HEART PARISH, LAKTUTUS,
ATAMBUA, NTT” was chosen based on the fact, that the implementation of
First Communion Preparation Cathechism at Laktutus Jesus Holy Heart Parish in
general was not well organized yet. The reality, there was not any First
Communion preparation program. The materials, methods, resources, have not
well implemented during the First Communion preparation. The impact, was part
of children having accepted First Communion have not actively involved in
attending Eucharistic Ritual either at Church or Catholic Community. Besides that
the further impact was the lack of their Eucharistic perception for whomsoever
had gained the First Communion Preparation, so part of those children felt that
attended the Eucharistic ritual was simply an obligation.
The fundamental problems of this thesis is how this First Communion
Preparation Cathechism participated in helping children strengthen their belief
both in attending Eucharistic Ritual either at Church or Catholic Community. In
addition how do we help all of the The First Communion Receiving Children
candidate assistants at Laktutus Jesus Holy Heart Parish, in order they could give
a good assistance for the First Communion Preparation Cathechism so the the
First Communion recieving candidates could strengthen their belief .
To invetigate this problems was needed the proper input. Because of that
the writer did a library study for gaining the input thoughts, so the obtained ideas
was able to be used to enrich this manuscript. To get the proper data, the writer
conducted a survey by giving questionnaire to children who had received First
Communion namely in the year of 2014 and also an interview to towards The
First Communion assistants at Laktutus Jesus Holy Heart Parish. From the
collected data could be concluded that a well organized First Communion
Preparation Cathechism was needed.
To solve this problems, the writer proposed a The First Communion
Preparation Cathechism proposal program benefitted varied method and contained
the principal of Chatolic belief. This progra was firstly shown for the assistants of
First Communion Preparation Cathechism at Laktutus Jesus Holy Heart Parish,
with the aims at helping the assistants of the First Communion recieving
candidates at Laktutus Jesus Holy Heart Parish in order to make a better First
Communion preparation and helping the First Communion recieving candidates
to strengthen their belief.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah Bapa karena kasih-Nya penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul PERANAN KATEKESE PERSIAPAN
KOMUNI PERTAMA TERHADAP PENGHAYATAN EKARISTI BAGI
ANAK-ANAK DI PAROKI HATI KUDUS YESUS LAKTUTUS,
ATAMBUA-NTT.
Skripsi ini ditulis atas dasar niat untuk membantu para pendamping
Komuni Pertama di Laktutus, dengan harapan bahwa para pendamping Komuni
Pertama dapat memberikan yang terbaik selama pendampingan Katekese
Persiapan Komuni Pertama kepada calon penerima Komuni Pertama. Penulis
menyadari bahwa skripsi ini dapat selesai karena bantuan dari banyak pihak. Pada
kesempatan ini penulis dengan setulus hati mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Yosef Hendrikus Bintang Nusantara, SFK., M.Hum, selaku dosen
pembimbing utama yang telah memberi perhatian, memberi sumbangan
pemikiran bersedia meluangkan waktu, membimbing penulis dengan
kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Dr. C. B. Putranto SJ, selaku dosen pembimbing akademik (DPA) yang telah
memberikan perhatian dan mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini.
3. Bapak P. Banyu Dewa HS, S.Ag.,M.Si, selaku dosen penguji yang telah
memberikan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
4. Segenap Dosen: Romo, Bapak, Ibu dan seluruh Staf Prodi IPPAK-JIP, FKIP-
USD, Yogyakarta yang telah mendidik dan membimbing penulis selama
menempuh studi.
5. Para donatur yang dengan tulus dan murah hati membantu membiayai
perkuliahanku khususnya untuk Pater Save OFM dan Romo Wiryono SJ,
berkat usaha mereka saya bisa kuliah di Universitas Sanata Dharma.
6. Para pendamping Komuni Pertama, siswa-siswa SD, dan semua umat Paroki
Hati Kudus Yesus Laktutus yang telah bersedia memberikan seluruh waktu,
tempat dan perhatiannya bagi penulis selama penelitian. Terimakasih atas
kerjasama, dukungan, saran dan cintanya yang begitu besar bagi penulis
selama melaksanakan penelitian di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus.
7. Bapak Silvester Surry, mama Martha serta kakak dan adik-adikku: Ansila,
Ferdy, Loren, Ignas, Dolfi, Yuni yang selalu menyemangatiku selama studi di
IPPAK.
8. Teman-teman mahasiswa/mahasiswi khususnya angkatan 2010 yang telah
memotivasi penulis selama menempuh studi.
9. Teman-teman Asrama Seraphine yang selalu memberikan semangat kepada
penulis.
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang selama ini
dengan tulus telah memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis.
Penulis menyadari keterbatasan pengetahuan dan pengalaman dalam
penyusunan skripsi, sehingga masih banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis
mengharapkan saran dan kritik dari pembaca untuk memperbaiki skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... iv
HALAMAN MOTTO ............................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................. vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .................................... vii
ABSTRAK ................................................................................................ viii
ABSTRACT ................................................................................................ ix
KATA PENGANTAR ............................................................................. x
DAFTAR ISI ............................................................................................. xiii
DAFTAR SINGKATAN .......................................................................... xviii
BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan ........................................................................... 5
D. Manfaat Penulisan ......................................................................... 5
E. Metode Penulisan .......................................................................... 6
F. Sistematika Penulisan ................................................................... 7
BAB II. PERAN KATEKESE PERSIAPAN KOMUNI PERTAMA
TERHADAP PENGHAYATAN EKARISTI ........................... 9
A. Komuni Pertama ............................................................................ 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
1. Pengertian Komuni .................................................................. 9
2. Dasar Teologis Komuni Pertama ............................................ 10
3. Buah-buah Komuni ................................................................. 11
a. Komuni memperdalam persatuan kita dengan Kristus ..... 11
b. Komuni memisahkan kita dari dosa .................................. 11
c. Kesatuan Tubuh Mistik: Komuni membangun Gereja ..... 12
d. Komuni menuntun kita untuk peduli terhadap kaum
Miskin ............................................................................... 12
B. Makna Ekaristi Dalam Hidup Orang Beriman .............................. 13
1. Pengertian Ekaristi .................................................................. 13
2. Ekaristi sebagai santapan kehidupan ....................................... 14
3. Makan bersama untuk membentuk persekutuan ..................... 15
4. Tuhan sebagai tuan perjamuan sekaligus santapan Gereja ..... 16
5. Ekaristi sebagai sumber dan puncak kehidupan Gereja .......... 17
C. Permasalahan Penghayatan Ekaristi .............................................. 19
1. Pemahaman umat tentang Ekaristi .......................................... 20
2. Pengalaman akan Allah dalam hidup ...................................... 21
3. Kebiasaan merefleksikan pengalaman hidup .......................... 23
4. Bertindak dan mengambil sikap dalam budaya ...................... 24
5. Motivasi umat dalam merayakan Ekaristi ............................... 25
D. Peran Katekese Persiapan Komuni Pertama ................................. 27
1. Pengertian Katekese Persiapan Komuni Pertama ................... 28
2. Pentingnya Katekese Persiapan Komuni Pertama bagi
anak-anak ................................................................................ 29
3. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Persiapan Komuni
Pertama .................................................................................... 32
a. Bagi Katekis (guru agama) ............................................... 32
b. Bagi Peserta ....................................................................... 33
c. Bagi Orang Tua ................................................................ 34
4. Peran Katekese Persiapan Komuni Pertama ........................... 36
a. Katekese Awal .................................................................. 36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
b. Patner Keluarga ................................................................. 36
c. Pokok iman untuk anak ..................................................... 37
5. Hal-hal praktis yang perlu diperhatikan dalam Katekese
Persiapan Komuni Pertama ..................................................... 41
BAB III. PENELITIAN PELAKSANAAN KATEKESE PERSIAPAN
KOMUNI PERTAMA DAN PENGHAYATAN EKARISTI
BAGI ANAK-ANAK DI PAROKI HATI KUDUS YESUS
LAKTUTUS ............................................................................. 42
A. Latar Belakang Berdirinya Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus 42
B. Letak Geografis Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus ................. 44
1. Berdasarkan Pemerintah ....................................................... 44
2. Berdasarkan Gerejani ........................................................... 44
C. Keadaan Umat Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus ................... 44
1. Jumlah Umat ........................................................................ 44
2. Mata Pencaharian ................................................................. 44
3. Pendidikan ............................................................................ 45
D. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan umat paroki Hati Kudus
Yesus Laktutus ........................................................................... 45
E. Metodologi Penelitian ................................................................ 46
1. Tujuan Penelitian ................................................................. 46
2. Jenis Penelitian ..................................................................... 47
3. Populasi dan Sampel ............................................................ 48
4. Instrumen pengumpulan data ............................................... 49
5. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................. 50
6. Teknik Analisi Data ............................................................. 50
7. Variabel Penelitian ............................................................... 51
F. Laporan Hasil Penelitian Pelaksanaan Katekese Persiapan
Komuni Pertama di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus ............ 52
1. Laporan Hasil Penelitian Berdasarkan Angket .................... 53
a. Identitas Responden ......................................................... 53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
b. Proses pelaksanaan Katekese Persiapan Komuni Pertama 54
c. Peran Katekese Persiapan Komuni Pertama .................... 59
d. Penghayatan anak-anak tentang Ekaristi .......................... 61
e. Faktor pendukung dan penghambat serta usulan dan
saran responden ............................................................... 64
2. Laporan Hasil Penelitian Berdasarkan Wawancara
Terhadap Para Pendamping .................................................. 67
a. Identitas Responden ......................................................... 67
b. Proses pelaksanaan Katekese Persiapan Komuni Pertama 68
c. Peran Katekese Persiapan Komuni Pertama .................... 69
d. Penghayatan anak-anak tentang Ekaristi .......................... 69
e. Faktor pendukung dan penghambat serta usulan dan
saran responden ............................................................... 70
f. Usulan dan saran para Pendamping Komuni Pertama ..... 72
G. Pembahasan Hasil Penelitian Pelaksanaan Katekese Persiapan
Komuni Pertama .......................................................................... 72
1. Berdasarkan Angket ............................................................... 73
2. Berdasarkan Wawancara ....................................................... 86
H. Kesimpulan Hasil Penelitian ....................................................... 93
BAB IV. USULAN PROGRAM KATEKESE PERSIAPAN KOMUNI
PERTAMA DI PAROKI HATI KUDUS YESUS LAKTUTUS 95
A. Latar Belakang Penyusunan Program ........................................... 95
B. Tujuan Program ............................................................................. 97
1. Bagi Para Pendamping ............................................................ 97
2. Bagi Peserta ............................................................................. 97
3. Bagi Tim Pewarta Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus ........... 97
C. Manfaat Program ........................................................................... 98
1. Bagi Para Pendamping ............................................................ 98
2. Bagi Peserta ............................................................................. 98
3. Bagi Tim Pewarta Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus ........... 98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
D. Usulan Tema dan Tujuan Program ............................................... 99
1. Tema dan tujuan umum Program ............................................ 99
2. Tema-tema dan Tujuan masing-masing pertemuan ................ 99
E. Usulan Program Katekese Persiapan Komuni Pertama ................ 103
F. Salah satu Contoh Satuan pertemuan Katekese Persiapan
Komuni Pertama............................................................................. 120
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 126
A. Kesimpulan ............................................................................. 126
B. Saran ........................................................................................ 128
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 130
LAMPIRAN .............................................................................................. 132
Lampiran 1. Surat permohonan izin penelitian ......................................... (1)
Lampiran 2. Daftar pertanyaan Kuisioner ................................................. (2)
Lampiran 3. Daftar pertanyaan Wawancara .............................................. (6)
Lampiran 5. Teks Lagu ............................................................................. (7)
Lampiran 6. Teks Kitab Suci .................................................................... (8)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR SINGKATAN
A. Singkatan Kitab Suci
Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Alkitab
Perjanjian Lama dan Baru dalam terjemahan baru yang diselenggarakan
oleh Lembaga Alkitab Indonesia, LAI, 2008.
B. Singkatan Dokumen Resmi Gereja
GE : Gravissimum Educationis. Pernyataan tentang Pendidikan
Kristen, 28 Oktober 1965
KGK : Katekismus Gereja Katolik. 1995.
KHK
: Kitab Hukum Kanonik (Codex luris Canonici), diundangkan
oleh Paus Yohanes Paulus II tanggal 25 Januari 1983
LG : Lumen Gentium, Konstitusi Dogmatis Konsili Vatikan II
tentang Gereja, 21 November 1964.
SC : Sacrosanctum Concilium, Konstitusi Konsili Vatikan II tentang
Liturgi Suci, 4 Desember 1963.
C. Singkatan Lain
Art : Artikel
BKSN : Bulan Kitab Suci
GE : Gravisium Educationis
H : Halaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
KAS : Keuskupan Agung Semarang
KWI : Komisi Waligereja Indonesia
No : Nomor
PPA : Putra Putri Altar
Pr : Projo
PUMR : Pedoman Umum Misale Romawi
SD : Sekolah Dasar
SMP : Sekolah Menengah pertama
SMA : Sekolah Menengah Atas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ekaristi merupakan ungkapan syukur yang diwujudkan dalam doa atau
perjamuan bersama. Ekaristi merupakan kenangan perjamuan Kristus yang
menjadi sumber dan puncak kehidupan Kristiani yang menandakan kesatuan umat
Allah, serta menyempurnakan pembangunan Tubuh Kristus. Melalui Ekaristi
inilah ada persatuan kehidupan ilahi dan kesatuan dengan seluruh umat terlaksana
dan terungkap secara sempurna.Kehadiran Yesus berarti hadirnya misteri Paskah
yaitu “Misteri Kristus yang selalu hadir dan berkarya di tengah kita tetapi
teristimewa dalam perayaan Liturgi” (SC, art 35). Sakramen yang terluhur ialah
Ekaristi Maha Kudus di mana Tuhan sendiri dihadirkan, dikurbankan dan disantap
yang berupa Roti dan Anggur dalam Gereja selalu hidup berkembang. Kurban
Ekaristi, kenangan wafat serta kebangkitan Tuhan Yesus, dimana kurban salib
diabadikan sepanjang masa adalah seluruh puncak seluruh ibadat dan kehidupan
Kristiani serta sumber yang menandakan dan menghasilkan kesatuan umat Allah
serta menyempurnakan pembangunan Tubuh Kristus. Adapun sakramen-
sakramen lainnya dan segala karya kerasulan Gerejawi berhubungan erat dengan
Ekaristi Maha Kudus serta diarahkan kepada-Nya (KHK, kan 897).
Perayaan Ekaristi di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus dilaksanakan
setiap hari minggu maupun harian biasa. Setiap umat memiliki motivasi yang
berbeda-beda dalam mengikuti perayaan Ekaristi seperti mengikuti perayaan
Ekaristi karena kewajiban, kerinduan untuk bertemu dengan Tuhan, ucapan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
syukur, kewajiban. dll. Dalam mengikuti perayaan Ekaristi umat perlu
menghayati imannya akan Yesus Kristus, tetapi berdasarkan pengalaman masih
sebagian anak yang sudah menerima Komuni Pertama kurang menghayati
imannya. Ekaristi merupakan sakramen yang menjadi sumber dan puncak dari
seluruh ibadat Kristiani. Oleh karena itu pelaksanaan Katekese Persiapan Komuni
Pertama perlu dipersiapkan dengan baik dalam arti penggunaan sumber bahan,
metode, media yang tepat serta penyampaian yang jelas sesuai dengan
pemahaman anak-anak. Sehingga para calon Komuni Pertama dapat mengenal,
memahami pengalaman imannya akan Kristus dalam mengikuti perayaan Ekaristi
maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam pelaksanaan Katekese Persiapan Komuni Pertama kiranya tidak
membicarakan semua unsur pokok mengenai Ekaristi secara luas dan mendalam,
melainkan pada beberapa unsur pokok Ekaristi saja mengingat kemampuan dan
daya tangkap peserta yang tidak memungkinkan untuk membicarakan mengenai
Ekaristi secara lebih mendalam karena pendidikan mengenai ajaran Kristiani tidak
hanya sebatas pada penerimaan Komuni saja tetapi berlangsung seumur hidup
(Sumarno, 2009: 39).
Persiapan untuk Komuni Pertama sebenarnya bukan hal yang baru dimulai
ketika anak diantar pada penghayatan perjumpaan pribadi dengan Yesus Kristus,
melainkan sudah dimulai saat anak hidup diantara keluarga. Dalam keluarga unsur
Ekaristi mulai dialami oleh anak seperti, kebersamaan, kesatuan, kegembiraan,
persaudaraan, perayaan. Disamping hal tersebut tidak berarti bahwa pengetahuan
dan pengertian tentang Ekaristi tidak perlu diberikan kepada anak-anak, tetapi
yang paling penting bukan soal pengetahuan melainkan penghayatan mereka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
termasuk juga kesatuan dengan orang lain yang seiman perlu mendapatkan
perhatian secukupnya (Sumarno, 2009:40).
Masih banyak orang tua yang kurang menyadari tanggungjawab atas
pemahaman dan penghayatan iman anak mereka, pada hal merekalah yang
bertanggungjawab mengembangkan iman anaknya, tidak hanya menyerahkan
anaknya kepada guru agama (katekis). Para calon Komuni Pertama harus
mendapatkan bimbingan untuk mengetahui, mempercayai dan mengalami
kehadiran Kristus lewat doa untuk bersyukur, memuji memohon anugerah serta
memohon pengampunan atas dosa-dosanya. Mereka juga perlu diperkenalkan
mengenai Roh Kudus untuk dapat mengenal Allah yang hidup, yang selalu
berkarya di dunia dan dalam diri manusia serta mengenal Yesus Kristus yang
diutus untuk menyelamatkan umat manusia. Dengan demikian para calon
penerima Komuni Pertama membuka hati kepada Kristus dan mengikuti-Nya baik
dalam Gereja maupun dimasyarakat sesuai dengan ajaran Yesus Kristus sendiri.
Sehubungan dengan Katekese persiapan Komuni Pertama, kadang peserta
kurang mengerti tentang arti dan tujuan Komuni Pertama yang disampaikan oleh
pendamping. Dampak selanjutnya kadang kurang penghayatan dari peserta dalam
mengikuti Ekaristi, sehingga kadang Ekaristi dipandang hanya sebagai suatu
kewajiban saja bagi mereka, atau suatu aturan yang harus mereka lakukan
misalnya dari sekolah yang menuntut harus mengikuti perayaan Ekaristi pada
setiap hari Minggu, meskipun kadang mereka kurang memahami arti Komuni,
jadi seolah-olah mereka hanya ikut meramaikan saja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Berdasarkan pengalaman dan keprihatinan sehubungan dengan persiapan
Komuni Pertama di beberapa tempat khususnya di Paroki Hati Kudus Yesus
Laktutus, Atambua-NTT seringkali Persiapan Komuni Pertama kurang
dipersiapkan dengan baik. Kadang anak-anak berkumpul hanya bermain,
bernyanyi, menghafal doa harian. Materi yang dipersiapkan setiap tahun sama saja
dan peserta hanya dituntut untuk menghafal doa-doa dari buku Doa Harian,
sedangkan meteri tentang Katekese Persiapan Komuni Pertama kadang kurang
didalami dan pendamping yang memberikan materi mengenai Komuni Pertama
orang yang sama saja setiap tahun dan kurangnya persiapan dari para
pendamping.
Bertolak dari pengalaman dan keprihatinan mengenai situasi Katekese
Persiapan Komuni dan penghayatan anak-anak dalam Ekaristi penulis
merumuskan judul skripsi sebagai berikut “PERANAN KATEKESE
PERSIAPAN KOMUNI PERTAMA TERHADAP PENGHAYATAN
EKARISTI BAGI ANAK-ANAK DI PAROKI HATI KUDUS YESUS,
LAKTUTUS, ATAMBUA- NTT.”
B. RUMUSAN MASALAH
Mengingat latar belakang tersebut diatas, maka permasalahan yang mau
diangkat dalam skripsi ini adalah:
1. Apa peranan Katekese Persiapan Komuni Pertama terhadap penghayatan
Ekaristi?
2. Bagaimana pelaksanaan Katekese Persiapan Komuni Pertama di Paroki Hati
Kudus Yesus Laktutus?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
3. Bagaimana Katekese Persiapan Komuni Pertama membantu anak-anak untuk
menghayati iman dalam liturgi Ekaristi di Paroki Hati Kudus Yesus, Laktutus,
Atambua-NTT?
C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Membantu penulis untuk mendalami pengetahuan tentang Katekese Persiapan
Komuni Pertama di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus, Atambua-NTT.
2. Untuk mengetahui sejauh mana Pelaksanaan Katekese Persiapan Komuni
Pertamatelah membantu anak-anak untuk menghayati iman dalam liturgi
Ekaristi di Paroki Hati Kudus Yesus, Laktutus, Atambua-NTT.
3. Menemukan faktor-faktor mana yang kiranya mendukung dan menghambat
pendampingan Katekese Persiapan Komuni Pertamadi Paroki Hati Kudus
Yesus Laktutus, Atambua-NTT.
4. Upaya untuk meningkatkan Katekese Persiapan Komuni Pertama di Paroki
Hati Kudus Yesus Laktutus, Atambua-NTT.
5. Penulisan skripsi ini sebagai salah satu persiapan sarjana Strata 1 (S1) Program
Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik, Jurusan Ilmu
Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta.
D. MANFAAT PENULISAN
Penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
1. Menambah pengetahuan dan wawasan baru bagi penulis dan pembaca
mengenai Katekese Persiapan Komuni Pertama dan manfaat Katekese
Persiapan Komuni Pertama untuk penghayatan iman anak dalam Ekaristi di
Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus, Atambua-NTT.
2. Sebagai upaya untuk menggali lebih mendalam Katekese Persiapan Komuni
Pertama sebagai salah satu jalan dalam membantu membangun kesadaran
anak-anak untuk terlibat mewujudkan iman di Paroki Hati Kudus Yesus
Laktutus, Atambua-NTT.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mendukung dan menghambat
Pelaksanaan Katekese Persiapan Komuni Pertama di Paroki Hati Kudus Yesus
Laktutus, Atambua-NTT.
4. Memberi sumbangan bagi para pendamping Komuni Pertama dalam rangka
meningkatkan Katekese Persiapan Komuni Pertama untuk membantu
penghayatan iman anak-anak sehingga dapat diterapkan dalam tindakan
konkret terutama di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus, Atambua-NTT.
E. METODE PENULISAN
Metode penulisan dengan menggunakan metode deskriptif analisis yaitu,
memaparkan, menguraikan, serta menganalisis permasalahan yang ada, sehingga
ditemukan jalan pemecahan yang tepat. Dalam tulisan ini penulis memaparkan
proses Katekese Persiapan Komuni Pertama yang terdapat di Paroki Hati Kudus
Yesus Laktutus, Atambua-NTT. Data yang dibutuhkan diperoleh dengan
menggunakan angket dan wawancara. Menyebarkan angket kepada anak-anak
yang sudah menerima Komuni Pertama pada periode 2014, dan pelaksanaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
wawancara kepada para Pendamping Komuni Pertama. Maksud dari penelitian ini
supaya dapat menganalisis seberapa besar Peranan Katekese Persiapan Komuni
Pertama terhadap penghayatan Ekaristi bagi anak-anak di Paroki Hati Kudus
Yesus Laktutus, Atambua-NTT.
F. SISTEMATIKA PENULISAN
Judul skripsi yang diajukan mengenai “PERANAN KATEKESE
PERSIAPAN KOMUNI PERTAMA TERHADAP PENGHAYATAN
EKARISTI BAGI ANAK-ANAK DI PAROKI HATI KUDUS YESUS,
LAKTUTUS, ATAMBUA-NTT”. Untuk menguraikan judul tersebut, maka
skripsi ini dipaparkan oleh penulis menjadi lima bab sebagai berikut:
Bab 1 berupa pendahuluan yang meliputi latar belakang permasalahan,
rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan
sistematika penulisan.
Bab II membahas tentang peranan Katekese Persiapan Komuni Pertama
terhadap penghayatan Ekaristi yang dibagi dalam empat bagian diantaranya:
tentang Komuni Pertama, Makna Ekaristi dalam hidup orang beriman,
Permasalahan penghayatan Ekaristi, Peran Katekese Persiapan Komuni Pertama.
Bab III berisi penelitian mengenai Pelaksanaan Katekese Persiapan
Komuni Pertama bagi anak-anak di Paroki Hati Kudus Yesus, Laktutus- Atambua.
Bab ini terdiri dari tujuh bagian.Bagian pertama berisi latar belakang berdirinya
Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus- Atambua. Bagian yang kedua letak geografis
Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus- Atambua. Bagian yang ketiga berisi tentang
keadaan umat di Paroki Hati Kudus Yesus, Laktutus- Atambua. Bagian keempat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
berisi persiapan penelitian dan yang terakhir adalah laporan hasil penelitian,
pembahasan dan kesimpulan.
Bab IV memaparkan usulan program kepada para pendamping untuk
meningkatkan Katekese Persiapan Komuni Pertama bagi anak-anak di Paroki Hati
Kudus Yesus Laktutus, Atambua-NTT. Pada bab ini meliputi: latar belakang
program, tujuan program, manfaat program dan usulan program katekese
persiapan komuni pertama di Paroki Laktutus-Atambua, dan pada bagian terakhir
berisi contoh satuan Katekese Persiapan Komuni Pertama.
Bab V berupa penutup yang berisi kesimpulan dan saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
PERAN KATEKESE PERSIAPAN KOMUNI PERTAMA
TERHADAP PENGHAYATAN EKARISTI
Pada bagian ini penulis akan menguraikan tentang peranan Katekese
Persiapan Komuni Pertama terhadap penghayatan Ekaristi yang dibagi dalam
empat bagian yaitu: tentang Komuni Pertama, makna Ekaristi dalam hidup orang
beriman, permasalahan penghayatan Ekaristi dan Peranan Katekese Persiapan
Komuni Pertama.
A. Komuni Pertama
1. Pengertian Komuni
Komuni berasal dari bahasa latin “Communio” yang berarti persekutuan
atau kesatuan. Adapun arti komuni ialah, menjadi satu dengan Kristus melalui
Roti dan Anggur yang sudah dikonsekrasikan dan yang disantap dalam perayaan
Ekaristi. Komuni merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari perayaan
Ekaristi. Dalam Doa Syukur Agung, Gereja mengenang kembali karya
keselamatan Allah yang memuncak pada misteri Paskah Kristus. Gereja memohon
agar persembahan diterima oleh Kristus lewat persembahan Putra-Nya yakni
Tubuh dan Darah Kristus. Komuni merupakan sakramen yang menyatukan diri
orang beriman dengan Kristus, yang mengundang orang beriman ambil bagian
dalam Paskah-Nya guna membentuk satu tubuh.
Komuni berarti persatuan dengan Kristus dan bersama dengan Kristus
yang mempersembahkan diri-Nya kepada Allah dan umat yang
mempersembahkan dirinya sebagai manusia yang telah ditebus. Dengan demikian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
persatuan umat dengan Kristus membuat mereka semakin bersatu dengan sesama.
Komuni juga disebut perjamuan, umat menyambut Tubuh dan Darah Kristus
dalam rupa makanan dan minuman berupa Roti dan Anggur yang sudah didoakan
oleh imam lewat Doa Syukur Agung (Komkat KAS, 1997 : 92).
Komuni merupakan partisipasi umat beriman dalam peristiwa penebusan
Tuhan yang dikenangkan dan dihadirkan dalam Doa Syukur Agung pada saat
misa. Dengan menerima Komuni kita berjumpa dengan Tuhan sendiri yang
mengampuni dan menyucikan manusia. Komuni berarti menyambut Tuhan,
karena bersatu dengan Tuhan maka sebagai umat beriman dapat bersatu,
bersahabat dengan sesama yang lain (Martasudjita, 2006 : 20).
2. Dasar Teologis Komuni Pertama
Penerimaan Komuni selalu dalam kesatuan dengan Ekaristi atau Komuni
sebenarnya tidak boleh dipisahkan dari perayaan Ekaristi. Perayaan Ekaristi
merupakan kenangan wafat dan kebangkitan Tuhan Yesus dan juga merupakan
sumber dan puncak seluruh ibadat kehidupan Kristiani, sekaligus menjadi sumber
kesatuan umat beriman dengan Kristus dan dengan sesama. Titik pangkal
Perayaan Ekaristi adalah perjamuan terakhir. Kekhasan perjamuan terakhir di
dalam Kitab Suci I Korintus 11:22-26 dikatakan:
23 sebab apa yang telah ku teruskan padamu, telah aku terima dari
Tuhan yaitu, bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia serahkan,
mengambil Roti 24 dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya: Ia
memecah-mecahkannya dan berkata: “Inilah Tubuh-Ku, yang diserahkan
bagi kamu: Perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!. 25 Demikian
juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: “Cawan ini
adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh Darah-Ku: perbuatlah ini,
setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!”. 26 sebab
setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberikan
kematian Tuhan sampai Ia datang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Kutipan diatas merupakan inti dari perayaan Ekaristi yang terdapat dalam
Doa Syukur Agung. Dengan penuh syukur kita mengenang karya keselamatan
Allah. Kita mengenangkan kembali peristiwa malam terakhir, “Yesus mengambil
Roti mengucap syukur dan memecah-mecahkannya memberikan kepada para
murid-Nya seraya berkata “Perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku”.
Perkataan Yesus ini yang menjadi dasar terselenggaranya perayaan Ekaristi
sampai saat ini. Maka Doa Syukur Agung merupakan Puncak perayaan misa dan
inti iman kita dan merupakan suatu doa syukur, pengudusan untuk mengingat
perjamuan malam terakhir.
3. Buah-buah Komuni
a. Komuni memperdalam persatuan kita dengan Kristus
Buah utama dari penerimaan komuni di dalam Ekaristi adalah persatuan
atau kesatuan yang merupakan hubungan yang erat dengan Yesus Kristus.
“Barangsiapa yang makan Daging-Ku dan minum Darah-Ku, ia akan tinggal di
dalam Aku dan Aku didalam dia.” (Yoh 6:56) Kehidupan didalam Kristus
mempunyai dasarnya di dalam perjamuan Ekaristi. “Sama seperti Bapa yang telah
mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa memakan
Aku, akan hidup oleh Aku” (Yoh 6:57). Dengan menerima Tubuh dan Darah
Yesus yang berupa Roti dan Anggur dalam perayaan Ekaristi umat mengalami
persatuannya dengan Yesus Kristus.
b. Komuni memisahkan kita dari dosa
Komuni yang kita terima telah diserahkan untuk kita. Oleh karena itu telah
dicurahkan untuk banyak orang demi pengampunan dosa. Dengan demikian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Ekaristi tidak dapat menyatukan kita dengan Kristus tanpa membersihkan kita dari
dosa yang telah kita lakukan dan melindungi kita terhadap dosa-dosa baru.
Ekaristi menyingkirkan dosa-dosa kecil atau ringan dan menolong orang
menghindari dari dosa-dosa berat. Oleh karena itu Ekaristi dapat dipersembahkan
kepada Tuhan untuk mendoakan semua orang. Oleh cinta Yesus pada kita, Ia
menjauhkan kita dari dosa berat. Semakin kita ambil bagian dalam hidup Yesus
Kristus dan semakin menyatu dalam persahabatan dengan-Nya, bahaya semakin
menjauh dari kita. Kematian Kristus adalah Kurban Paska, dimana “Anak Domba
Allah yang menghapus dosa dunia” (Yoh 1 : 29). Sekaligus Yesus Kristus adalah
Kurban Perjanjian Baru yang menempatkan kembali persekutuan dengan Allah
dengan mendamaikan manusia dengan Allah oleh “inilah Darah-Ku yang
ditumpahkan bagi banyak orang untuk penghapusan Dosa” (Mat 26 : 28).
c. Kesatuan Tubuh Mistik: Komuni membangun Gereja
Dengan menerima Komuni dalam perayaan Ekaristi kita disatukan dengan
Kristus. Kristus menyatukan diri dengan semua umat beriman yang menjadi
tubuh Gereja. Komuni memperbaharui, memperkuat dan memperdalam persatuan
ke dalam Gereja yang telah dimulai dengan pembaptisan. Dalam pembaptisan kita
dipanggil untuk membentuk satu tubuh dengan Kristus.
d. Komuni menuntun kita untuk peduli terhadap kaum miskin
Pada akhir perayaan Ekaristi ada perutusan yang diucapkan oleh imam
yaitu, Pulanglah dan wartakan sukacita. Supaya dengan ketulusan hati menerima
Tubuh dan Darah Kristus yang diserahkan untuk kita, kita juga harus mengakui
Kristus di dalam orang-orang termiskin, saudara-saudaranya. “orang-orang miskin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
tidak henti-hentinya akan ada di negeri itu. Itulah sebabnya aku memberi perintah
kepadamu, untuk menerima saudara-saudaramu yang tertindas dan miskin” (Ul
15:11). Yesus sendiri menegaskan kata-kata ini “orang miskin selalu ada pada
kamu, tetapi Aku tidak akan selalu ada pada kamu” (Yoh 12 : 8). Melayani orang
miskin dan orang sakit kita melayani Tuhan Yesus, karena dalam diri mereka kita
melayani Yesus. Maka menerima Komuni dalam Perayaan Ekaristi menuntun kita
untuk peduli pada sesama yang miskin.
B. Makna Ekaristi Dalam Hidup Orang Beriman
Ekaristi merupakan sakramen paling utama dalam Gereja kita, karena
dalam Ekaristi kita merayakan misteri sengsara, wafat dan kebangkitan Kristus.
Dalam mengikuti perayaan Ekaristi umat perlu mengetahui tata perayaan yang
ada. Dengan mengenal tata Perayaan Ekaristi dapat menumbuhkan penghayatan
iman umat dan keterlibat aktif dalam Ekaristi. Oleh karena itu pada bagian ini
akan dijelaskan mengenai, pengertian penghayatan Ekaristi dan mengenal tata
perayaan yang ada dalam Ekaristi yakni dari Pembuka sampai Penutup.
1. Pengertian Ekaristi
Istilah “Ekaristi” berasal dari bahasa Yunani “Eucharistia” yang berarti
Pujian Syukur. Sedangkan Ekaristi berasal dari kata “eucharistia” yang berarti
Pujian (Martasudjita, 2009: 26). Ekaristi mau mengungkapkan pujian syukur atas
karya penyelamatan Allah yang terlaksana melalui Yesus Kristus. Dengan pujian
syukur, Gereja mengenang kembali Misteri Penebusan Yesus di kayu salib
(Matasudjita, 2005: 29). Ekaristi dapat diartikan sebagai ungkapan Syukur atas
karya penyelamatan Allah yang terjadi melalui perantaraan Yesus Kristus, maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
dari itu dalam perayaan Ekaristi harus menekankan segi isi dari apa yang hendak
dirayakan, yaitu pujian dan syukur atas karya penyelamatan Allah melalui Yesus
Kristus dalam diri kita. Segala ungkapan syukur selalu kita tujukan kepada Allah
karena pada dasarnya Dia sendirilah yang telah mengutus Putra-Nya untuk datang
kedunia demi menyelamatkan kita.
2. Ekaristi sebagai santapan kehidupan
Dalam kehidupan ini yang paling dibutuhkan manusia adalah untuk dapat
bertahan hidup adalah makanan. Makanan merupakan kebutuhan paling dasar dari
umat manusia, namun dilain pihak dapat menjadi pemersatu atau pemecah suatu
komunitas masyarakat. Makanan memiliki makna dan peranan dalam kehidupan
umat manusia pada umumnya yakni makanan dan minuman (Martasudjita, 2003
:263-265). Roti yang menjadi unsur pokok bagi kehidupan manusia dijadikan
simbol yang menjamin kehidupan ilahi. Dalam kisah Manna di padang gurun
yang melambangkan “Roti yang turun dari surga dan memberi hidup yang sejati
kepada manusia” (Kel 16:14-36; Yoh 6:33). Roti tak beragi dikisahkan dalam
peristiwa perjamuan Paskah (Kel 23:15) merupakan simbol dalam Ekaristi. Roti
dijadikan sebagai lambang utama yang dipakai untuk menyakinkan para
pendengar mengenai ajaran Yesus Kristus bahwa, Ia sendiri adalah makanan yang
utama bagi manusia dalam perjalanan-Nya untuk menuju tanah air surgawi
“Akulah roti hidup yang telah turun dari Surga. Jikalau seorang makan dari roti
ini, ia akan hidup selama-Nya dan roti yang Aku berikan itu ialah Daging-Ku,
yang akan Aku berikan untuk hidup dunia” (Yoh 6:51).
Arti pentingnya Ekaristi, seperti pentingnya makan dalam kehidupan
manusia. Anak-anak lebih dapat mengerti melalui berbagai gambaran betapa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
orang bersusah payah untuk mencari makan dalam kehidupan sehari-hari untuk
memenuhi kebutuhannya. Gambaran yang paling dekat adalah orang tua yang
bersusah payah untuk dapat memberi makan keluarganya. Dapat juga mengenal
orang yang sungguh miskin bahkan cacat juga masih tetap berusaha tidak
menyerah pada panas matahari untuk selalu mencari makan demi kelangsungan
hidupnya.
3. Makan bersama untuk membentuk persekutuan
Ekaristi sebagai peringatan akan wafat dan kebangkitan Yesus membentuk
Gereja sebagai persekutuan, karena semua makan dan minum dari santapan yang
satu dan sama, berarti menyatukan diri dengan satu karya keselamatan yang sama
yang dilaksanakan Yesus dalam misteri Paskah. Dalam pengalaman banyak
orang, hidup bersama dengan orang-orang yang dikasihi dan dicintai merupakan
kebahagiaan dan kerinduan yang didambakan oleh setiap orang. Demikian halnya
hidup bersama dengan Allah dan sesama merupakan kerinduan seluruh umat
manusia. Didalam perayaan Ekaristi kebersamaan dengan Allah dan sesama
terwujud dalam diri Yesus.
Yesus hadir bagi dunia melalui Gereja. Gereja secara khusus
menghadirkan Yesus Kristus dan karya keselamatan dalam Ekaristi Kudus.
Seluruh misteri kehidupan bersama dengan Kristus dan manusia mengalami
kepenuhannya dalam diri Kristus dirayakan dan dihadirkan bagi umat beriman di
dalam perayaan Ekaristi. Maka perayaan Ekaristi dapat dipandang sumber dan
puncak seluruh kehidupan umat Kristiani (LG, art. 11) “Dalam perayaan Ekaristi,
semua kegiatan yang lain memperoleh sumber rahmat dan kekuatannya dan
sekaligus terarah dan mengalir kepada-Nya”. (Martasudjita, 2003 : 26).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Dalam perayaan Ekaristi kebersamaan dengan Allah dan sesama dialami
oleh setiap umat. Dalam acara makan bersama yang mempersatukan dan bahkan
menjadi puncak pertemuan seluruh anggota keluarga dan komunitas.
4. Tuhan sebagai tuan perjamuan sekaligus santapan Gereja
Perayaan Ekaristi secara khusus dipercayakan oleh Yesus Kristus kepada
Gereja. Di dalam kristus, Gereja mendapat cara dan jalan untuk masuk kedalam
misteri penyelamatan Allah dengan Ekaristi. Sebab melalui Liturgi, terutama
dalam kurban Ilahi Ekaristi, terlaksanalah karya penebusan kita” (SC. art. 2)
Pada perjamuan terakhir, pada malam Ia diserahkan, penyelamat kita
mengadakan korban Ekaristi Tubuh dan DarahNya. Dengan demikian Ia
mengabadikan korban salib untuk selamanya, dan mempercayakan
kepada Gereja Mempelai-Nya yang terkasih kenangan wafat dan
kebangkitan-Nya : Sakramen cinta kasih, lambang kesatuan, ikatan cinta
kasih, perjamuan paskah. Dalam perjamuan itu Kristus disambut, jiwa
dipenuhi rahmat, dan kita dikaruniai jaminan kemuliaan yang akan
datang. (SC, art. 47).
Dari kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa, Ekaristi sebagai lambang
kesatuan yang menunjuk pada maksud dari penganugerahan Ekaristi oleh Kristus,
yakni agar Gereja memiliki kebersamaan dan kesatuan dengan Allah melalui Dia
dalam Roh Kudus dan dengan warga Gereja sendiri. Dengan merayakan Ekaristi
sebagai sakramen keselamatan Allah (SC, art 5, LG, art. 48, GS, art. 42), Gereja
menghadirkan Kristus. Hal ini juga diungkapkan dalam SC, art.2 “Sebab melalui
liturgilah, terutama dalam kurban Ilahi Ekaristi, terlaksana karya penebusan kita”.
Ekaristi adalah suatu perayaan perjamuan yang sifatnya persaudaraan, yang
menjadi jawaban iman, tanggapan manusia atas Allah yang terlebih dahulu
menawarkan keselamatan atas kehidupan manusia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Upacara-upacara liturgi bukanlah tindakan perorangan, melainkan
perayaan Gereja sebagai sakramen kesatuan, yakni umat Kudus yang
berhimpun dan diatus dibawah para Uskup. Maka upacara-upacara itu
menyangkut seluruh tubuh Gereja dan menampakkan serta
mempengaruhinya, sedangkan masing-masing anggota disentuhnya
secara berlainan, menurut keaneka tingkatan, tugas, serta keikutsertaan
aktual mereka (SC, art. 26)
Artikel ini mengungkapkan bahwa Ekaristi adalah perayaan seluruh Gereja
bukan suatu perayaan pribadi. Berapapun jumlah peserta yang hadir dalam sebuah
perayaan Ekaristi tetap merupakan perayaan Ekaristi yang sah, apabila telah
dirayakan sesuai dengan kehendak Gereja, maka Ekaristi merupakan perayaan
seluruh Gereja. Melalui perayaan Ekaristi ini, umat diajak untuk menyadari bahwa
dirinya adalah anggota Gereja. Demikian juga kesadaran ini diharapkan dimiliki
anak-anak, sehingga dapat menyadari bahwa perayaan Ekaristi merupakan
perayaan seluruh Gereja dan dirinya merupakan bagian dari Gereja tersebut, maka
kehadirannya sangat dirindukan oleh Gereja. Dengan demikian kerinduan untuk
selalu hadir dalam perayaan Ekaristi akan tumbuh dengan sendirinya dalam diri
anak.
5. Ekaristi sebagai Sumber dan Puncak Kehidupan Gereja
Ekaristi dalam Gereja merupakan sumber dan puncak kehidupan Kristiani
(KGK 1407), karena dalam Ekaristi terdapat seluruh kekayaan Rohani Gereja,
yakni Kristus sendiri, lewat Tubuh-Nya sendiri yang oleh Roh Kudus dijadikan
hidup dan pemberi hidup, Ia menawarkan hidup-Nya kepada manusia.
Demikianlah Gereja selalu mengarahkan pandangannya kepada Tuhan. Disanalah
Gereja menemukan kepenuhan pernyataan Kasih Tuhan yang tak terbatas (SC, art.
10). Sakramen Ekaristi dikatakan sebagai sakramen Utama (Iman Katolik 1996
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
:401) ajaran tersebut sesuai dengan ajaran Konsili Vatikan II yang menyatakan
bahwa, Ekaristi sebagai sumber dan puncak kehidupan Kristiani hal ini dijelaskan
dalam LG, art. 11 yang berbunyi sebagai berikut :
Dengan ikut serta dalam kurban Ekaristi, sumber dan puncak seluruh
hidup Kristiani, mereka mempersembahkan Anak Domba ilahi dan diri
sendiri bersama dengan-Nya kepada Allah; demikianlah semua
menjalankan peranannya sendiri dalam perayaan liturgis, baik dalam
persembahan maupun dalam Komuni Suci, bukan dengan campur baur,
melainkan masing-masing dengan caranya sendiri. Kemudian, sesuda
memperoleh kekuatan dari tubuh kristus dalam perjamuan Suci, mereka
secara konkret menampilkan kesatuan Umat Allah, yang oleh sakramen
maka luhur itu dilambangkan dengan tepat dan diwujudkan secara
mengagumkan.
Konsili Vatikan II mengacu pada, sebutan “Ekaristi sebagai sumber dan
puncak seluruh hidup Kristiani” yang tidak dapat memisahkan Ekaristi dengan
khidupan sehari-hari. Ekaristi menjadi sumber hidup, karena dalam Ekaristi
semua sakramen pengudusan ditanamkan dalam diri manusia supaya berakar dan
tumbuh dalam kerukunan dan cinta kasih manusia. Namun Ekaristi juga sebagai
pusat dan puncak hidup Gereja karena pada akhirnya tujuan kegiatan kerasulan
Gereja adalah persatuannya dengan Kristus. Semua bidang kehidupan yang
dijalani umat Kristiani tertuju dan mengarah kepada Ekaristi sebagai puncaknya.
Dengan demikian dalam Ekaristi manusia memperoleh kekuatan hidup dalam
kehidupan pribadi maupun kehidupan menggereja bersama.
Ekaristi merupakan suatu perjamuan yang bersumber dari perjamuan
terakhir, dimana Yesus karena ketaatan-Nya pada Bapa dan cinta-Nya kepada
manusia mengorbankan diri demi keselamatan manusia dalam Rupa Roti dan
Anggur yang melambangkan Tubuh dan Darah-Nya. Dalam perjamuan Ekaristi
kita mengenang wafat dan kebangkitan Kristus. Dalam hal ini Kristus bertindak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
sebagai tuan rumah sekaligus hidangannya, sehingga semua umat beriman yang
hadir dapat mengalami kebersamaan hidup yang penuh dan utuh dengan Allah
dan sesamanya (Martasudjita, 2003 : 267).
C. Permasalahan Penghayatan Ekaristi
“Penghayatan” berarti pengalaman batin. Sedangkan kata “Ekaristi”
berasal dari kata“eucharistia” yang berarti Pujian (Martasudjita, 2009:26).
Menghayati Ekaristi artinyamelalui rahmat Allah kita dipersatukan dengan pribadi
Yesus Kristus dan untuk mengambil bagian dalam Tubuh dan Darah-Nya. Serta
di pihak lain karena Kristus kita dipersatukan dengan seluruh anggota Gereja
menjadi satu tubuh, yakni Tubuh Kristus (1 Kor 10:16,17). Penghayatan umat
akan perayaan Ekaristi banyak sekali dipengaruhi oleh situasi yang menjadi latar
belakangnya seperti pengalaman akan Allah dan tidak menutup kemungkinan
kebiasaan orang merefleksikan pengalaman hidupnya. Sutrisnaatmaka (2003:66)
berpendapat bahwa:
Pada dasarnya paham dan penghayatan Ekaristi sangat dipengaruhi oleh
cara berpikir, bertindak dan mengambil sikap dalam budaya dan adat
kebiasaan tertentu. Juga pemahaman tentang keselamatan yang
berhubungan dengan yang ilahi, serta kepercayaan terhadap Sang
pencipta berperan dalam membentuk pengertian umat tentang wahyu
ilahi. Termasuk didalamnya ajaran-ajaran Gereja pada umumnya dan
yang berhubungan dengan Ekaristi pada khususnya.
Selain yang diungkapkan oleh Sutrisnaatmaka, penghayatan Ekaristi juga
dipengaruhi oleh motivasi keikutsertaan merayakan Ekaristi, baik yang dangkal
maupun yang mendalam sekalipun. Maka berikuti ini akan dibahas mengenai:
pemahaman-pemahaman tentang Ekaristi, pengalaman akan Allah, kebiasaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
merefleksikan pengalamannya, bertindak dan mengambil sikap dalam budaya dan
motivasi umat dalam merayakan Ekaristi.
1. Pemahaman umat tentang Ekaristi
Ekaristi bagi umat dipahami sebagai, Perayaan syukur, perjumpaan,
pertemuan, persaudaraan, persatuan antara kita dan kesatuan dengan Allah,
kenangan akan sengsara wafat dan kebangkitan Yesus, pusat, sumber, puncak,
kebutuhan, kekuatan hidup, ungkapan iman bersama akan Allah yang
menyelamatkan manusia dalam Yesus Kristus. Dari kelima unsur ini tidak sama,
namun sangat erat hubungannya. Dalam liturgi Ekaristi merupakan, ungkapan
iman dalam bentuk perayaan syukur. Umat berkumpul untuk menyatakan
kebesaran, kemeriahan, keagungan dalam suasana kegembiraan. Mengenai hal ini
kadang kurang disadari oleh umat. Mereka merayakan Ekaristi kadang hanya ikut
meramaikan saja atau karena mereka merasa bahwa mereka beragama Katolik jadi
setiap hari Minggu ikut merayakan Ekaristi digereja. Pada saat hari Minggu
kadang mereka lebih memilih untuk tinggal dirumah atau menjaga harta benda
mereka, karena kurang memahami arti merayakan Ekaristi pada saat hari Minggu.
Ekaristi merupakan suatu perayaan perjamuan yang bersifat persaudaraan
yang menjadi jawaban iman, tanggapan manusia atas Allah yang terlebih dahulu
mewartakan keselamatan. Perayaan Ekaristi juga merupakan kenangan akan
peristiwa penyelamatan Yesus melalui sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya.
Melalui sengsara dan kematian Yesus menyerahkan diri seutuhnya pada Allah,
menjadikan diri-Nya korban keselamatan manusia dalam Kristus. Ekaristi sebagai
sumber hidup, karena dalam Ekaristi semua sakramen pengudusan ditanamkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
dalam manusia supaya berakar dan tumbuh dalam kerukunan dan cinta kasih
manusia. Ekaristi juga sebagai pusat dan puncak hidup Gereja, karena pada
akhirnya tujuan kegiatan kerasulan Gereja adalah persatuan dengan Kristus.
Dengan demikian dalam Ekaristi manusia memperoleh kekuatan hidup dalam
kegiatan hidup pribadi maupun kehidupan menggereja bersama. Dalam Ekaristi
umat beriman mengungkapkan imannya bersama sebagai tanda kesatuan umat
dengan Allah yang menyelamatkan manusia dalam Kristus.
2. Pengalaman iman akan Allah
Ekaristi adalah sumber dan puncak seluruh hidup kristiani yang menjadi
dasarnya adalah kehidupan kita yang merupakan persembahan dan kebaktian
kepada Allah. Perayaan Ekaristi merangkum seluruh sikap penyerahan dan
kebaktian kita dan oleh karena itu boleh disebut sebagai sumber dan puncak.
Maka iman kita tidak hanya diungkapkan dalam doa-doa dan penyerahan kudus,
namun terutama dalam tindakan dan perbuatan setiap hari. Santo Paulus
menganjurkan supaya kita “Mempersembahkan diri sebagai persembahan yang
hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah, itu adalah ibadahnya yang
sejati” (Rm 12:1). Maka seluruh hidup kita merupakan pengungkapan iman yang
resmi, jadi Ekaristi adalah sebagai ungkapan iman yang resmi dari seluruh Gereja
dan sungguh merupakan sumber dan puncak dari sikap iman Gereja. Ekaristi
merupakan sumber karena iman, kita masing-masing mengambil bagian dalam
iman Gereja. Ekaristi sebagai puncak karena iman umat sungguh diungkapkan
dalam bentuk paling resmi (Jacobs,1996:32). Dengan demikian Ekaristi sangat
penting karena sakral, Kudus, mendasar dan tak terpisahkan dan saling
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
berhubungan dengan kehidupan umat sehari-hari, sampai pada mereka mengalami
pengalaman imannya akan Allah.
Penghayatan Ekaristi dan sakramen pada umumnya merupakan suatu
pengalaman iman. Dalam iman orang dipersatukan dengan Kristus dan dengan
sesama. Merayakan Ekaristi merupakan suatu pertemuan pribadi dalam iman
dengan Kristus. Setiap pengalaman merupakan tindakan Roh Kudus di dalam diri
kita, suatu tanda Kristus yang bangkit, suatu perasaan akan kehadiran serta
tindakan di dalam diri kita, setiap pengalaman merupakan anugerah Allah. Salah
satu sarana sampai pada perjumpaan secara pribadi dengan Allah dan membuka
seluruh pengalaman suka dan duka kepada–Nya yakni melalui doa dalam
perayaan Ekaristi maupun doa pribadi. Tetapi kebanyakan umat kurang menyadari
setiap pengalamannya bahwa setiap pengalaman itu merupakan anugerah Allah.
Maka bila Allah sebagai tempat mencurahkan seluruh pengalaman hidup berarti
doa merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan sampai pada
pengalaman iman akan Allah. Dengan demikian seluruh pengalaman dan
kenyataan yang terjadi didalam hidup ini akhirnya dirasakan sebagai rahmat yang
berasal dari Allah.
Pengalaman akan Allah, “Carilah Dia dengan hatimu, bukanlah dirimu
kepada-Nya, biarlah Ia menguasai seluruh dirimu dan engkau akan mengalami
Allah” (Neuner, 1997:21). Untuk sampai kepada pengalaman akan Allah,
pertama-tama kita harus merefleksikan seluruh pengalaman hidup setiap hari, bisa
juga pengalaman selama satu Minggu. Refleksi ini bisa dilihat dari keterlibatan
kerjasama dengan orang lain, sikap dan tindakannya, cara berkomunikasi/ tutur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
kata, dalam berdoa baik bersama maupun doa pribadi, belajar dan lain-lain.
Seluruh pengalaman ini direfleksikan sampai akhirnya mereka dapat mengalami
kehadiran Allah di dalam setiap kegiatan maupun langkah hidupnya.
3. Kebiasaan merefleksikan pengalaman hidup
Dalam perayaan Ekaristi ada Liturgi Sabda yaitu bacaan-bacaan Kitab
Suci.Setelah bacaan Kitab Suci hendaknya ada homili atau kotbah yang
dibawahkan oleh Imam atau petugas yang berwewenang dan hendaknya
dilaksanakan dengan seksama. Sebab homili merupakan pewartaan tentang
Kerajaan Allah dalam sejarah keselamatan atau misteri Kristus yang selalu hadir
dalam hidup kita.
Maka dalam perayaan Ekaristi yang menjadi puncak refleksi umat saat
mengikuti Ekaristi adalah misalnya pada saat homili. Imam mencoba memberikan
refleksi atas bacaan-bacaan dalam Ekaristi. Homili yang baik bagi umat adalah
homili yang jelas dan singkat serta relevan dengan pengalaman hidup umat.
Kadang imam memberikan homili yang panjang atau bertele-tele, marah-marah
kepada umat dan terlalu teologis sehingga umat kurang mengerti pesan yang
disampaikan dalam bacaan dan kurang menghayati ajaran tentang Kerajaan Allah.
Homili yang seharusnya menjadi waktu yang tepat untuk merefleksikan
pengalaman dalam terang Injil menjadi tidak bermanfaat bagi iman umat dan juga
membuat umat malas untuk hadir digereja untuk merayakan Ekaristi. Pada hal
yang perlu umat dengar adalah ajaran tentang Kerajaan Allah yang ada dalam
Kitab Suci, sehingga umat dapat merefleksikan pengalamannya dalam kehidupan
sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Selain itu dengan merefleksikan pengalaman hidup umat semakin bertobat
kepada Allah dan semakin menyadari kehadiran-Nya dalam kenyataan hidup
sehari-hari, semakin bersatu dengan Kristus, makin menjemaat, makin tegas
mewujudkan tugas Gereja setempat dan mengokohkan Gereja semesta. Selain itu
sanggup memberi kesaksian tentang Kristus dalam kehidupan ditengah
masyarakat. Untuk sampai kepada pengalaman akan Allah pertama-tama hal yang
perlu kita lakukan adalah merefleksikan seluruh pengalaman hidup kita setiap
hari. Refleksi ini bisa dilihat dari segi kerjasama dengan orang lain, sikap dan
tindakan, cara berkomunikasi atau tuturkata dalam berdoa baik pribadi maupun
bersama, belajar dan lain-lain. Seluruh pengalaman ini direfleksikan sampai
akhirnya dapat merasakan atau mengalami kehadiran Allah di dalam setiap
kegiatan maupun langkah hidupnya.
4. Bertindak dan mengambil sikap dalam budaya.
Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk berdialog dan
berkomunikasi. Dengan bahasa manusia dapat mengungkapkan isi pikiran,
berinteraksi dan mengindentifikasikan diri atau mengungkapkan diri. Dengan kata
lain bahasa merupakan saran komunikasi, dimana lewat bahasa manusia dapat
menukarkan pendapat, isi pikiran serta mengaktualisasikan diri.
Dalam penghayatan iman, bahasa atau kata-kata merupakan cara
mengungkapkan diri yang paling jelas, dengan bahasa kita menyampaikan suka-
dukanya kepada Tuhan. Melalui bahasa kita mengucap syukur, menyembah dan
berdoa kepada Tuhan. Maka dalam perayaan Ekaristi hendaknya perlu
menggunakan juga bahasa dalam budaya yang ada tidak hanya menggunakan
bahasa Indonesia, sehingga umat dapat mengerti dan menghayati imannya akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Yesus Kristus karena dalam perayaan Ekaristi semua umat berkumpul untuk
berdoa baik dari anak-anak sampai tua dan mempunyai latar belakang pendidikan
yang berbeda. Dari Konsili Vatikan II yang menjadi dasar pembaharuan liturgi
pada umumnya “Adapun dalam pembaharuan naskah-naskah dan upacara-upacara
harus diatur sedemikian rupa, sehingga lebih jelas mengungkapkan hal-hal kudus
yang dilambangkan. Dengan demikian umat kristiani dapat menangkapnya
dengan mudah, dan dapat ikuti serta dalam perayaan secara penuh, aktif, dan
dengan cara yang khas bagi jemaat (ITILR art 35).
Penghayatan Ekaristi bisa juga dipengaruhi dari sikap dan tindakannya,
cara berkomunikasi atau tuturkata dalam budaya yang ada. Dalam perayaan
Ekaristi pertama-tama mengarahkan umat pada iman yang mendalam melalui
sabda Tuhan dan pengudusan pribadi melalui pertobatan dan diterima dalam
Komuni Kudus. Perayaan Ekaristi mengarahkan orang untuk aktif dan ikut ambil
bagian dalam misi Gereja untuk membangun masyarakat yang damai dan
tenteram.
5. Motivasi umat dalam merayakan Ekaristi
Beberapa motivasi yang mempengaruhi penghayatan umat dalam
menghayati Ekaristi seperti merayakan Ekaristi karena kewajiban dan merayakan
Ekaristi karena kerinduan dengan Tuhan.
a. Merayakan Ekaristi karena kewajiban
Merayakan Ekaristi digereja sering dipandang sebagai suatu kewajiban,
keterpaksaan atau dari situasi lain yang membuat dia untuk hadir artinya tidak
ada niat yang datang dalam dirinya. Misalnya untuk anak-anak, ada peraturan dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
sekolah yang mewajibkan mereka untuk mengikuti perayaan Ekaristi setiap hari
Minggu. Motivasi seperti ini seringkali membuat orang cepat bosan, tidak betah
saat mengikuti merayakan Ekaristi.Kadang pergi kegereja sebagai kegiatan
sampingan artinya kegereja kalau tidak ada kegiatan Mingguan.
Merayakan Ekaristi yang penting datang, merayakan Ekaristi karena
teman, atau orang lain yang mengajak kegereja atau bagi anak-anak karena
diharuskan oleh orang tua. “Ekaristi merupakan sumber pencarian air kehidupan
yang mampu membasahi dahaga batin dan jasmani sepanjang hari di tengah
teriknya matahari dan sesaknya tugas serta pekerjaan” (Martasudjita, 31-32).
Terdapat kegembiraan yang dalam, ada sukacita karena perjuangan dengan Tuhan
sendiri. Maka jika Liturgi Ekaristi dipandangan sebagai suatu kewajiban saja
orang yang bersangkutan akan merasa kaku dan membosankan. Motivasi
semacam ini sering menyalahkan orang lain seperti koor, imam yang
membawakan homili kadang merasa kurang jelas atau membosankan. Orang-
orang semacam ini kadang mengikuti perayaan Ekaristi sesuka hati. Datang
terlambat atau pulang lebih awal yang penting sudah hadir digereja. Orang-orang
yang semacam ini perlu mendapatkan pendampingan untuk bisa merenungkan arti
perjumpaan dengan Yesus dalam Ekaristi.
b. Merayakan Ekaristi sebagai kerinduan berjumpa dengan Allah
Banyak umat yang mengikuti perayaan Ekaristi dengan alasan tertentu.
Mereka pergi kegereja karena kelompoknya mendapat tugas, mohon ujian lancar
dll. “Jiwa penghayatan liturgi yang paling mendasar adalah kerinduan hati untuk
berjumpa dengan Allah”(Martasudjita 2002: 49), dengan dasar motivasi inilah kita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
dapat mngikuti Perayaan Ekaristi dengan tenang, penuh penghayatan dan
sukacita.
Menghadiri Ekaristi karena kerinduan pada Allah, seperti layaknya
perjumpaan dengan sahabat, keluarga. Seorang sahabat atau keluarga adalah
tempat dimana kita merasa segala sesuatunya terasa menyenangkan kita dapat
menyampaikan senang, susah, sedih dengan leluasa merasa puas meskipun tidak
mendapatkan sesuatu. Begitu juga ketika kita merayakan Ekaristi, keinginan kita
untuk berjumpa dengan Tuhan dan umat membuat sesuatu menjadi indah.Koor
yang fales, homili yang terlalu lama, tidak menjadi suatu alasan kita untuk berdoa.
Semua itu kita hayati sebagai sebuah dinamika hidup orang beriman dan
penghayatan seperti inilah yang diharapkan. Sebagai akibatnya orang tersebut
tidak merasa bosan dengan sesuatu yang nampak rutin itu, ia tidak gampang
malas, bosan, mengeluh saat hadir dalam Perayaan Ekaristi. Dengan demikian
merayakan Ekaristi karena kesadaran perjumpaan dengan Allah menjadi alasan
utama.
D. Peran katekese persiapan komuni pertama
Katekese Komuni Pertama merupakan pengajaran, pendalaman dan
pendidikan iman bagi seseorang yang akan menerima Komuni Pertama agar iman
mereka semakin dewasa dan berkembang dan mereka siap untuk menyambut
Tubuh dan Darah Kristus yang berupa Roti dan Anggur. Dalam Katekese
Persiapan Komuni Pertama perlu diperkenalkan mengenai ajaran-ajaran Kristiani.
Oleh karena itu pada bagian ini akan dibahas mengenai: Arti Katekese Komuni
Pertama, Pentingnya Katekese Persiapan Komuni Pertama menurut KHK.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
1. Pengertian katekese komuni pertama
Katekese berasal dari kata, “catechein” dan “catechesis”, Kat artinya
keluar kearah yang lebih luas sedangkan “echo” yang berarti gema/gaung.
Sedangkan arti katekese adalah pengajaran, pendalaman dan pendidikan iman
agar orang semakin dewasa dalam imannya dan imannya semakin berkembang.
Di dalam buku Catchesi Tradendae (Penyelenggraan Katekese 18 ) dikatakan:
Katekese adalah: pembinaan anak-anak, kaum muda dan orang-orang
dewasa dalam iman yang khususnya mencakup penyampaian ajaran
Kristen, yang pada umumnya di berikan secara oraganis dan sistematis,
dengan maksud agar menghantar para pembaca sampai pada kepenuhan
Hidup Kristen.
Maka dengan demikian Katekese Persiapan Komuni Pertama merupakan:
Pengajaran, pendalaman, dan pendidikan iman bagi anak-anak agar iman mereka
semakin dewasa dan berkembang, khususnya mereka semakin siap untuk
menerima Tubuh dan Darah Kristus. Anak-anak yang akan menerima Komuni
Pertama perlu dibina dan perlu dijelaskan tentang ajaran Kristiani yang perlu
diketahui bagi anak-anak yang akan menerima Komuni Pertama karena mereka
menerima baptisan masih bayi. Perayaan Komuni Pertama perlu dipersiapkan
dengan sebaik-baiknya. Mereka yang baptis masi bayi belum mendapatkan
pendampingan mengenai Sakramen Baptis dan ajaran-ajaran Kristiani, oleh
karena itu para pendamping perlu mengajarkan mengenai makna Sakramen Baptis
dan konsekuensinya menjadi orang katolik, yakni mengimani Yesus sebagai
Kristus dan penyelamat, dan juga siap menjadi murid Yesus dan berusaha
meneladan-Nya. Dalam Katekese Persiapan Komuni Pertama diharapkan mereka
sungguh-sungguh dapat memahami makna Komuni Pertama dalam kesatuan
dengan perayaan Ekaristi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
2. Pentingnya katekese persiapan komuni pertama bagi anak-anak
Katekese Persiapan Komuni Pertama dilaksanakan bagi anak-anak yang
dipermandikan sejak bayi. Katekese Persiapan Komuni Pertama ini kiranya tidak
lagi dapat dikatakan bahwa yang boleh menerima adalah mereka yang sudah
berumur 7 atau 8 tahun, kiranya akan menjadi wajar kalau batasan umur tidak
terlalu mutlak, tetapi bila anak sudah mampu memahami bahwa Kristus adalah
penyelamat kita dan bahwa dalam Ekaristi Gereja mau menghayati kesatuannya
dengan Kristus. Adapun pengertian dan pengalaman akan persatuannya dengan
Kristus dan orang lain dalam Ekaristi tergantung atas pengertian dan pengalaman
akan kesatuannya dengan komunitasnya atau sesamanya. Komunitas yang paling
terdekat adalah keluarganya sendiri. Maka pendidikan iman anak sudah
sewajarnya menjadi tanggungjawab bagi orang tua dalam keluarganya. Namun
dalam hal ini kebanyakan orang tua kurang menyadari tanggung jawab tersebut.
Kesadaran terhadap segi sosial dari Ekaristi menuntut suatu pembaharuan metode
dalam mempersiapkan Komuni Pertama.
Salah satu modal Katekese Persiapan Komuni Pertama yaitu persatuan
dengan Kristus dan dengan sesama dalam perayaan Ekaristi, mengandaikan suatu
pengalaman hidup bersama dengan orang lain dalam keluarga, dalam Paroki dan
dalam masyarakat. Hal ini dapat dicapai dengan membangun suasana
kebersamaan, antara lain dengan kesaksian hidup orang tuanya terhadap anak-
anaknya, terlebih dalam menciptakan suasana hidup Kristiani di tengah-tengah
keluarganya. Yang menangani Katekese Persiapan Komuni Pertama sampai saat
ini masih banyak yang ditangani oleh para katekis atau guru agama setempat,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
sehingga memberi kesan seolah-olah orang tua dilibatkan menjadi panitia yang
lebih mengurus mengenai hal-hal praktis sehubungan dengan pesta. Namun yang
penting adalah keterlibatan orang tua sendiri mengenai tugas dan tanggungjawab
mereka terhadap pendidikan iman anak, hal ini ditegaskan dalam Kitab Hukum
Kanonik sebagai berikut:
Melebihi semua yang lain orangtua wajib untuk membina anak-anak
mereka dalam iman dan dalam praktek kehidupan Kristiani baik lewat
perkataan maupun teladan dalam hidup mereka, demikian pula terikat
kewajiban yang sama yang menggantikan orangtua dan para wali-baptis
(KHK 774, art 2)
Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa, pendidikan iman
anak merupakan tanggungjawab orangtua. Maka dalam Katekese Persiapan
Komuni Pertama kiranya para pendamping (para katekis atau guru agama)
sebenarnya lebih pada sifat membantu tugas dan tanggungjawab orang tua saja.
Dilihat dari psikologi anak mereka lebih terikat dengan orangtua dan keluarganya
dari pada katekisnya.
a. Dasar katekese persiapan komuni pertama menurut KHK.
Dalam bagian ini akan dibahas mengenai dasar Yuridis, dasar-dasar
pentingnya Katekese Persiapan Komuni Pertama.
1) Dasar Yuridis
Berkaitan dengan pentingnya Katekese Persiapan Komuni Pertama maka
dasar Yuridisnya adalah :
Kan. 912. Setiap orang yang telah dibaptis dan tidak dilarang oleh hukum dapat
dan harus diijinkan untuk menerima Komuni Suci.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Kan. 913. 1. Agar Ekaristi Mahakudus dapat diterimakan kepada anak-anak,
dituntut bahwa mereka memiliki pemahaman cukup dan telah
dipersiapkan dengan seksama, sehingga dapat memahami misteri
Kristus sesuai dengan daya tangkap mereka dan mampu menyambut
Tubuh Tuhan dengan iman dan khidmat. 2. Tetapi anak-anak yang
berada dalam bahaya maut dapat diberi Ekaristi Maha Kudus, bila
mereka dapat membedakan Tubuh Kristus dari makanan biasa serta
menyambut Komuni dengan hormat.
Kan. 914. Terutama menjadi tugas orang tua serta mereka yang menggantikan
kedudukan orangtua dan juga Pastor Paroki untuk mengusahakan agar
anak-anak yang telah dapat menggunakan akalbudi dipersiapkan
dengan semestinya dan, sesudah didahului penerimaan Sakramen
Tobat, sesegera mungkin diberi santapan ilahi itu; juga menjadi tugas
Pastor paroki untuk mengawasi, jangan sampai anak-anak yang tidak
dapat menggunakan akalbudi atau yang ia nilai tidak cukup
dipersiapkan, maju untuk menerima Komuni Suci. (KHK, 2006: 257-
258)
Berdasarkan yuridis pentingnya persiapan Komuni diatas dapat
disimpulkan bahwa orang yang telah dibaptis tidak dilarang untuk menerima
Komuni Pertama. Mereka yang menerima Komuni Pertama sudah cukup
memahami mengenai Misteri Kristus sesuai daya tangkap mereka untuk
menyambut Tubuh Tuhan dengan iman dan khidmat. Jika anak-anak yang berada
dalam bahaya maut mereka dapat menerima Komuni yang penting anak sudah
dapat membedakan Tubuh Kristus dari makanan biasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
2) Syarat-syarat penerima komuni pertama
a) Sudah dibaptis (KHK, Kan. 912-914)
b) Memiliki cukup pengertian akan misteri Kristus
c) Mampu menyambut Tubuh dan Darah Kristus dengan hormat
d) Umur tertentu (Tidak ada ketentuan secara khusus)
Syarat-syarat diatas merupakan syarat-syarat pokok untuk dapat menerima
Komuni Pertama. Seseorang boleh menerima Komuni Pertama apa bila sudah
dibaptis secara Katolik, cukup mengerti tentang Misteri Kristus dan mampu
menyambut Tubuh dan Darah Kristus dengan hormat dan khusuk. Orang yang
akan menerima Komuni Pertama harus percaya bahwa Roti dan Anggur itu
merupakan Tubuh dan Darah Kristus yang sudah dikonsekrasi.
3. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam persiapan Komuni Pertama
Dalam mempersiapkan Katekese Persiapan Komuni Pertama banyak
melibatkan dari berbagai pihak yakni: guru agama, peserta, bapak ibu maupun
Pastor paroki. Dll. Namun yang paling penting dalam Persiapan Komuni Pertama
ini adalah guru Agama (Katekis), peserta (anak) dan orang tua murid. Dari ketiga
pokok ini, perlu adanya kerjasama yang terwujud dalam usaha saling memahami
baik hal yang pokok maupun dalam hal-hal yang praktis. Hal-hal yang perlu
diperhatikan oleh ketiga unsur pokok yang penting itu dapat diuraikan sebagai
berikut:
a. Bagi Katekis (guru agama)
1) Menyajikan Katekese Persiapan Komuni Pertama secara praktis, yang
memerlukan kemampuan untuk mengolah lebih lanjut bahan-bahan agar
terwujud bentuk penyajian yang menarik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
2) Membantu peserta untuk memperkembangkan pengertian penghayatan cinta
kasih.
3) Mengajak peserta untuk mengungkapkan imannya, mendorong untuk
senantiasa mewujudkan suasana doa dalam setiap pertemuan. Anak ditolong
untuk menghafalkan doa-doa harian agar nantinya mereka terlibat dalam doa
lingkungan
4) Mampu menjelaskan tentang sakramen tobat dengan bahasa yang sederhana
mungkin, sehingga anak mampu menangkap maknanya.
5) Mengajak anak, mengarahkan anak untuk setiap Minggu menghadiri perayaan
Ekaristi digereja, Stasi ataupun di lingkungannya.
6) Memperhatikan hal-hal Praktis, Misalnya: Presensi anak untuk melihat
kesinambungan kehadiran mereka dalam persiapan, pengecekan anak untuk
kemampuan dan pengecekan surat permandian, penyajian metode, alat peraga,
melatih lagu-lagu Komuni Pertama, menjelang akhir, biasanya mengadakan
latihan-latihan upacara yang menunjang kelancaran dan hikmahnya perayaan
Ekaristi.
b. Bagi peserta (anak).
Mempersiapkan serta membuka hati untuk menerima apa saja yang perlu
diketahui selama persiapan atau adanya motivasi dari anak sendiri dengan
dorongan dari orang tua serta guru agama.
1) Membaca dan menghafalkan doa-doa
2) Mencatat tugas-tugas yang dikerjakan dirumah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
3) Ikut dengan orang tua atau sendiri menghadiri perayaan Ekaristi digereja atau
di lingkungannya, juga ikut menghadiri perayaan Ekaristi digereja atau di
lingkungannya.
4) Mempersiapkan latihan-latihan bersama orang tua dan guru agama untuk
perayaan Ekaristi.
c. Bagi orang tua
1) Menciptakan suasana dan relasi yang baik: orang tua berani menyediakan
waktu minimal sekali dalam seminggu untuk mengadakan pembicaraan
dengan anak yang akan menyambut Komuni Pertama. Hanya berbincang-
bincang sudah cukup apalagi melibatkan seluruh anggota keluarga bukan
hanya yang akan mempersiapkan menyambut Komuni Pertama.
2) Mendalami dan mengerti tentang hal-hal pokok yang akan dibicarakan sangat
perlu bagi orangtua, setidak-tidaknya mempunyai buku acuan tentang
persiapan Komuni Pertama untuk dipelajari khususnya diperuntukkan bagi
orang tua, juga bertanya kepada orang lain yang lebih memahami.
3) Membantu anak-anak menghayati doa-doa yang telah diajarkan lewat
kesaksian iman orang tua, juga mendorong anak untuk menghafalkan doa-doa
harian.
4) Mempersiapkan hal-hal praktis tentang segala sesuatu yang perlu untuk
komuni pertama, juga membantu melatih kembali apa-apa yang telah didapat
si anak dari guru agama.
5) Bersedia menghadiri pertemuan yang membicarakan tentang kemajuan, hal-
hal pokok yang berhubungan dengan putra-putrinya yang akan menyambut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Komuni Pertama. Usahakan setiap pembicaraan mempunyai tujuan yang jelas,
arah yang jelas pula: orang tua harus mampu membaca arah dan tujuan dengan
kritis dan cermat dan orang tua harus cermat memperhatikan cara yang
diusulkan misalnya peneguhan dan pemantapan anak lewat iman orang
tuanya. Semua itu demi kemajuan dan perkembangan iman anaknya.
Dari kutipan di atas yakni, Guru agama, anak (peserta ), dan orang tua
mempunyai Peranan yang sangat penting dalam Katekese Persiapan Komuni
Pertama. Dalam menyampaikan materi perlu dipersiapkan dengan baik dan
menarik dengan menggunakan bahasa yang sederhana sehingga anak mampu
menangkap maknanya dan membantu anak memperkembangkan pengertian
penghayatan cinta kasih serta serta mengungkapkan imannya. Mengarahkan anak
untuk terlibat aktif pada setiap hari minggu menghadiri perayaan Ekaristi digereja,
Stasi ataupun di lingkungannya.
Sebagai peserta (anak) mempersiapkan serta membuka hati untuk
menerima apa saja yang perlu diketahui selama persiapan atau adanya motivasi
dari anak sendiri dengan dorongan dari orang tua serta guru agama. Setiap hari
Minggu mengikuti perayaan Ekaristi digereja.
Sebagai orang tua menciptakan relasi yang baik dan menyediakan waktu
untuk mengajak anak mengikuti perayaan Ekaristi pada hari Minggu dan
menyediakan waktu minimal sekali dalam seminggu untuk mengadakan
pembicaraan dengan anak yang akan menyambut Komuni Pertama. Orang tua
perlu membantu anak untuk menghayati doa-doa yang diajarkan orang tua lewat
kesaksian iman mereka, dan mendorong anak untuk menghafal doa-doa. Dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Persiapan Komuni Pertama orang tua bersedia menghadiri pertemuan yang
membicarakan tentang kemajuan, hal-hal pokok yang berhubungan dengan putra-
putrinya yang akan menyambut Komuni Pertama.
4. Peran katekese persiapan komuni pertama
a. Katekese Awal
Katekese Persiapan Komuni Pertama merupakan katekese yang diberikan
bagi mereka yang baptis bayi, karena mereka belum mendapatkan katekese yang
memadai. Melalui katekese awal mereka mengenalkan tentang nilai-nilai Kristiani
dan nilai-nilai dasar-dasar Kristiani. Dalam Katekese Persiapan Komuni Pertama
tidak dibicarakan semua tentang Ekaristi secara lebih mendalam karena mengingat
waktu Persiapan Komuni Pertama yang relatif singkat, dan sesuai dengan daya
tanggkap mereka.
b. Partner Keluarga
Katekese Persiapan Komuni Pertama baik di paroki maupun disekolah
bertujuan untuk membantu anak-anak mereka agar semakin pantas menerima
Sakramen Ekaristi dan penguatan. Karena di dalam keluarga orang tua
merupakan orang pertama dan utama yang bertanggungjawab dalam mendidik
anak, maka dalam Katekese Persiapan Komuni Pertama ini, baik dari Paroki
maupun di sekolah hanya membantu untuk mendalami iman yang sudah tumbuh
dalam keluarga sejak dini, tetapi dalam Persiapan Komuni Pertama orang tua juga
bekerjasama dengan Katekis maupun Pastor Paroki untuk mempersiapkan anak-
anak mereka dalam menerima Komuni Pertama. Dalam (FC art 39) yang
menyatakan bahwa orang tualah yang pertama-tama menjadi pelaku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
pendampingan bagi anak-anaknya. Maka Pendidikan iman bagi anak tidak hanya
terlaksana dengan kata-kata intruksional saja melainkan melalui kesaksian hidup
keagamaan, ibu dan ayahnya. Gereja mengatakan dengan tegas mengenai hak dan
kewajiban orang tua, seperti yang tampak dalam kutipan berikut:
“Karena orang tua telah menyalurkan kehidupan kepada anak-anak,
terikat kewajiban amat berat untuk mendidik mereka.Maka orangtualah
yang harus yang diakui sebagai pendidik mereka yang pertama dan
utama.Begitu pentinglah tugas mendidik itu, sehingga bila diabaikan,
sangat sukar pula dapat dilengkapi. Sebab merupakan kewajiban
orangtua: menciptakan lingkup keluarga, yang diliputi semangat bakti
kepada Allah dan kasih sayang terhadap sesama sedemikian rupa,
sehingga menunjang keutuhan pendidikan pribadi dan sosial anak-anak
mereka” (GE, art. 3)
Orang tua hendaknya dapat menjadi saksi dan teladan bagi anak dalam
segala tindakan. Anak dididik di dalam keluarga untuk kebiasaan religius seperti:
kebiasaan berdoa, etika sopan santun, tata susila dan sikap hormat kepada Allah,
orangtua, serta lingkungan tempat tinggalnya. Oleh karena itu peranan kesaksian
kehidupan iman orang tua bagi perkembangan iman anak-anaknya sangat penting.
Maka dalam Persiapan Komuni Pertama, para pendamping Komuni Pertama
bertugas untuk hanya membantu anak-anak mereka untuk lebih mendalami iman
yang sudah tumbuh dalam keluarga.
c. Pokok Iman untuk anak
Ekaristi berasal dari bahasa Yunani synaxis yang berarti “perkumpulan
atau pertemuan”. Oleh karena itu calon penerima Komuni Pertama perlu
diperkenalkan bahwa Ekaristi merupakan perayaan umat yang didalamnya ada
pertemuan, ada berkumpulan dan persatuan.Ekaristi juga berasal dari bahasa
Yunani “Eucharistia” yang diterjemahkan dari bahasa Yahudi “Birkat yang berarti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
doa syukur dan permohonan atas karya keselamatan Allah. Dalam perayaan
Ekaristi umat sungguh dihayati iman dan kesatuannya dengan Tuhan. Jadi dalam
Ekaristi terungkap dua dimensi yaitu segi ilahi dan segi insani atau Gerejawi.
Ekaristi tidak hanya menghubungkan masing-masing orang secara pribadi dengan
Allah, tetapi juga ada ikatan antara umat sendiri. Sebuah perjamuan yang sifatnya
persaudaraan menjadi jawaban iman, tanggapan manusia atas Allah yang terlebih
dahulu menawarkan keselamatan. Maka dalam Katekese Persiapan Komuni
Pertama calon penerima pertama perlu diperkenalkan bahwa:
Ekaristi dalam bahasa Yunani berarti “Syukur”. Dipakai untuk menyebut
seluruh upacara misa, khususnya bagian kedua (sesudah perayaan Sabda), yang
mencapai puncaknya pada konsekrasi roti dan anggur menjadi Tubuh dan Darah
Kristus yang berakhir dengan menerima Komuni. Ekaristi juga menunjukan
kehadiran nyata oleh Kristus dalm rupa Roti dan Anggur (Collins,1999:67).
“Perayaan Ekaristi adalah tindakan Kristus sendiri bersama umat Allah
yang tersusun secara hirarkis. Baik bagi Gereja universal dan Gereja
partikular, maupun bagi setiap orang beriman, Ekaristi terletak puncak
karya Allah menguduskan dunia, dan puncak karya manusia memuliakan
Bapa lewat Kristus, Putra Allah karya manusia memuliakan Bapa lewat
Kristus, Putra Allah dalam Roh Kudus” ( PUMR 2000 : 16).
Berdasarkan pernyataan diatas Ekaristi merupakan sakramen paling utama
dalam Gereja kita, karena dalam Ekaristi kita merayakan misteri sengsara, wafat
dan kebangkitan Kristus dalam Rupa Roti dan Anggur. Gereja lahir, berpusat dan
bersumber dari misteri Paskah Kristus. Dalam Perayaan Ekaristi, Gereja
merayakan Misteri Paskah Kristus, Misteri pembebasan dari belenggu dosa,
misteri penyelamat umat manusia. Ajaran Konsili Vatikan II tentang Ekaristi
dapat diamati dalam SC artikel 47:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Pada perjamuan terakhir, pada malam Ia diserahkan, penyelamat kita
mengadakan Korban Salib Ekaristi Tubuh dan Darah-Nya. Dengan
demikian Ia mengabdikan Korban Salib selamanya, dan mempercayakan
kepada Gereja Mempelai-Nya yang terkasih kenangan wafat dan
kebangkitan-Nya: sakramen cinta kasih, lambang kesatuan, ikatan cinta
kasih, perjamuan Paskah. Dalam perjamuan itu Kristus disambut, jiwa
dipenuhi rahmat dan kita dikurniai jaminan kemuliaan yang akan datang.
Dalam artikel diatas diungkapkan mengenai Ekaristi dihayati sebagai
korban.Yesus Kristus mengabdikan korban salib-Nya sekali untuk selamanya di
dalam, melalui dan dengan Gereja (Ibr 7:27).Yesus mengorbankan diriNya bagi
manusia. Maka Ekaristi merupakan sakramen cinta kasih Allah yaitu hidupNya
sendiri, hidup Allah diserahkan untuk keselamatan manusia melalui peristiwa
wafat dan kebangkitan Yesus Kristus. Ekaristi juga merupakan tanda dan sarana
artinya “Sakramen” persatuan dengan Allah dan kesatuan antar manusia. Ekaristi
juga disebut sebagai perayaan umat yaitu perayaan yang mempertandakan
kehadiran Tuhan dalam umat dan umat juga sungguh menghayati dalam iman.
Sesuai dengan ajaran Gereja khususnya dalam lima perintah Gereja, bahwa orang
Katolik wajib mengikuti perayaan Ekaristi pada hari Minggu dan hari raya yang
diwajibkan.
Melalui Ekaristi Kristus memenuhi manusia dengan Karunia rahmat-
Nya.Karya dan pewartaan Yesus diarahkan bagi keselamatan manusia.Allah
menyatukan diri dengan manusia, Allah mengambil peran untuk menyelamatkan
manusia. Karya penyelamatan Allah terlaksana dalam diri Yesus, melalui
sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya. Allah rela mengorbankan hidup-Nya agar
manusia memiliki hidup. Sebagai umat yang peracaya kepada Kristus, Gereja
perdana selalu mengarahkan diri kepada Kristus dan mengungkapkannya dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
berdoa dan memecahkan roti serta berbagi dengan sesama. Ekaristi menjadi
sumber puncak hidup orang beriman. Dari Ekaristi mereka menimbah kekuatan
dan semangat baru untuk melaksanakan kehendak Tuhan kemudian bertobat dan
menggabungkan diri dalam persekutuan tersebut.
Melalui Ekaristi, Allah berkehendak untuk menyatukan diri dengan
manusia, Allah ingin membagikan hidupNya, menyelamatkan dan mengundang
manusia untuk hidup dalam ikatan kesatuan yang bersumber dan berpusat pada
Allah. Dalam Konsili Vatikan II dan KHK, dikatakan bahwa Ekaristi merupakan
sumber dan puncak hidup Kristiani. Yesus sendiri memberikan perintah
“Perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku” (Luk 22:19). Dalam Ekaristi
dikenangkan wafat dan kebangkitan Kristus yang adalah jalan keselamatan
manusia.
Dalam perayaan Ekaristi dapat ditemukan penyertaan Allah dalam Yesus
Kristus. Ekaristi merupakan tanda bahwa Allah bersama manusia. Allah tinggal
bersama dan ada dalam diri manusia. Membangun persatuan dengan Allah dan
sesama disekitar. Setiap umat diharapkan menjadikan Ekaristi sebagai jiwa yang
menghidupkan kehidupan umat. Membangun kebersatuan yang erat dengan
sesama, satu hati satu jiwa merupakan salah satu usaha untuk menjawab panggilan
Tuhan demi terwujudnya kehendak Allah. Cara hidup jemaat perdana perlu
menjadi cermin bagi umat beriman bagaimana membangun persatuan: “Mereka
bertekun dalam pengajaran dan dalam persekutuan, mereka selalu berkumpul
untuk memecahkan Roti dan berdoa bersama” (Kis 2:42). Menerima Ekaristi
berarti menerima sesama dalam kesatuan. Melalui perayaan Ekaristi Allah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
menghendaki persatuan/Komuni. Ekaristi adalah pemberian diri Allah yang utuh,
Allah mau menjadi satu dengan kita.
5. Hal-hal Praktis yang perlu diperhatikan dalam katekese persiapan
Komuni pertama
a. Anak perlu ditolong untuk menghafal doa-doa harian, agar mereka nanti lebih
mudah melibatkan diri dalam doa bersama di lingkungan.
b. Anak perlu dilatih dan diberi penjelasan khusus tentang Sakramen Tobat bagi
anak-anak, tentu saja menurut kebijaksanaan para pembimbing
c. Selama mempersiapkan Komuni Pertama, para peserta dilatih supaya ikut
orang tua menghadiri perayaan Komuni Pertama, para peserta dilatih supaya
ikut orang tua menghadiri perayaan Ekaristi baik digereja maupun di
lingkungannya
d. Absen kiranya dibutuhkan untuk melihat kesinambungan kehadiran mereka
selama persiapan.
e. Pengecekan kemampuan (semacam ujian) terserah bentuk dan
pelaksanaannya.
f. Selama mempersiapkan mereka untuk Komuni Pertama, orang tua mereka
perlu dilibatkan
g. Pengecekan surat permandian.
h. Rapat dengan orang tua anak-anak menjelang berlangsungnya perayaan
tersebut agar perayaan menjadi sungguh mengesan dan akan menjadi yang
sukar terlupakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
BAB III
PENELITIAN PELAKSANAAN KATEKESE PERSIAPAN KOMUNI
PERTAMA TERHADAP PENGHAYATAN EKARISTI BAGI ANAK-
ANAK DI PAROKI HATI KUDUS YESUS LAKTUTUS, ATAMBUA
Pada bab III ini akan diuraikan tentang latar belakang, letak geografis,
keadaan umat, katekese persiapan komuni pertama di Paroki Hati Kudus Yesus
Laktutus, Persiapan penelitian, laporan hasil penelitian, pembahasan dan
kesimpulan hasil penelitian.
A. Latar Belakang Berdirinya Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus
Pada tahun 1925, wilayah Laktutus dan sekitarnya berdiri sebagai Stasi
dari paroki Roh Kudus Halilulik.Waktu itu baik di Paroki Halilulik maupun di
Stasi Laktutus dan stasi-stasi lainnya dilayani oleh imam-imam atau misionaris
SVD. Menurut Paulinus Halek, Pastor-pastor SVD itu antara lain: “Petrus de
Broein SVD, Yosef Duffels SVD, Hendrikus Samhorts SVD, Yacobus Pessers
SVD sebagai Uskup Atambua yang pertama, dan Anton Granzeen SVD”. Para
imam inilah yang telah merangkul masyarakat Laktutus menjadi anggota
Gereja.Selama ± 64 tahun, Laktutus menjadi stasi dari paroki Roh Kudus
Halilulik.Selama masa itu, masyarakat Laktutus yang sebagian besar merupakan
penduduk asli yang diajarkan tentang Kitab Suci dan Tradisi Kristiani oleh para
imam SVD.Para imam ini berhasil merangkum masyarakat Laktutus menjadi
anggota Gereja. Hingga sekarang hampir semua anggota masyarakat Laktutus
masih menganut agama Katolik. Pada waktu itu, para imam berusaha mendatangi
masyarakat dari rumah ke rumah untuk menerangkan atau mewartakannya kepada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
masyarakat sehingga banyak yang mau diajari tradisi Katolik dan dibaptis. Dan
tidak ada agama lain yang masuk secara khusus di wilayah Laktutus. Hingga
sekarang masyarakat Laktutus hampir 100% masih menganut agama Katolik.
Selama 64 tahun berdiri sebagai stasi dan pada bulan Juli tahun 2000
diresmikan sebagai Bakal Paroki dan Pastor pada saat itu adalah Yahanes Subani
Pr. Selama 4 (empat) tahun menjadi bakal paroki dan pada tanggal 21 Juli 2004
diresmikan sebagai sebuah Paroki dengan nama “Paroki Hati Kudus Yesus
Laktutus”. Para misionaris OFM yang melayani sejak diresmikan menjadi paroki
sampai sekarang (± 9 tahun). Pastor paroki yang pertama adalah: Andreas
Hamma, OFM, yang kedua adalah Antonius Sahad Manurung, OFM, yang ketiga
adalah Markus Gunadi, OFM, dan yang keempat adalah Yohanes Kristovorus
Tara, OFM.
Saat ini Paroki Laktutus memiliki 2 (stasi) yaitu Stasi Wekmutis dan Stasi
Weklalenok.Stasi Wekmutis ada 3 Lingkungan yaitu Lingkungan Bibi Lutun,
Lingkungan Telkom dan Lingkungan Kakeu Oan. Dan Stasi Weklalenok memiliki
4 ingkungan, yaitu Lingkungan Weklalenok, Lingkungan Tubaki A, Lingkungan
Tubaki B dan Lingkungan Haliwen. Di paroki pusat memiliki 8 Lingkungan, yaitu
Lingkungan Lahoan, Lingkungan Laktutus, Lingkungan Nanae Noe, Lingkungan
Wedare, Lingkungan Nanaet, Lingkungan Fatu Leno A, Lingkungan Fatu Leno B
dan Lingkungan Nunak Fehan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
B. Letak Geografis Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus
1. Berdasarkan Pemerintah
Secara administratif pemerintahan, Gereja Paroki Hati Kudus Yesus
Laktutus, Atambua- NTT terletak di desa Foho Eka, Kecamatan Nanaet Duabesi,
Kabupaten Belu, Propinsi Nusa Tenggara Timur.
2. Berdasarkan Gerejani
Gereja Paroki berada di wilayah perbatasan antara negara Indonesia dan
Timor Leste. Batas geografis wilayah Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus,
Atambua- NTT, di sebelah Barat Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus ada Paroki
Roh Kudus Halilulik, di sebelah Selatan ada Paroki Salib Suci Alas, di sebelah
Utara ada Paroki Maria Ratu Damai Lamaknen, dan di sebelah Timur negara
Timor Leste.
C. Keadaan Umat Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus, Atambua- NTT
1. Jumlah Umat
Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus, mempunyai 2 stasi dan 15 Lingkungan
dengan jumlah KK ± 300. Jumlah keseluruhan umat di Paroki Hati Kudus Yesus
Laktutus sampai sekarang kurang lebih ± 3000 jiwa.
2. Mata Pencaharian
Mata pecaharian umat di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus cukup
bervariasi. Sebagian besar umat mata percaharian petani ladang. Selain itu ada
sebagian yang berprofesi sebagai guru, wiraswasta dan pegawai, baik pegawai
negeri maupun pegawai swasta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
3. Pendidikan
Umat di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus dilihat dari latar belakang
pendidikannya sekurang-kurangnya lulusan SD, SMP, SLTA. Saat ini, sebagian
besar kaum muda di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus sedang studi di perguruan
Tinggi baik negeri maupun swasta.
D. Kegiatan-kegiatan Yang Dilakukan Umat Di Paroki Hati Kudus Yesus
Laktutus
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh umat Paroki Hati Kudus Yesus
Laktutus:
1. Bidang Liturgi (Liturgia)
Perayaan Ekaristi Kudus dilaksanakan setiap hari Minggu, Natal, Paskah,
berdoa Rosario bergilir pada bulan Mei dan Oktober. Selain itu, ada Ekaristi
pemberkatan rumah, Ekaristi pemberkatan jenazah, dll.
2. Bidang pewartaan (Kerygma)
Biasanya sering mengadakan kegiatan, Pendalaman Iman setiap masa
Adven, kegiatan bulan Kitab Suci (BKSN) dilaksanakan setiap bulan September,
pelaksanaan katekese persiapan komuni pertama setiap bulan Maret. Pendalaman
Iman ini dilakukan secara rutin menjelang hari-hari besar seperti Natal, Paskah,
Bulan Kitab Suci (BKSN) dan Pelaksanaan Katekese Persiapan Komuni Pertama
yang dilaksanakan secara rutin setiap Tahun.
Peserta calon komuni pertama di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus,
dipersiapkan secara khusus 3 bulan, mulai bulan Maret sampai dengan Mei.
Pendampingan bagi responden calon Komuni Pertama dilaksanakan setiap hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Rabu. Semua pendamping yang bertugas mendampingi calon Komuni Pertama
secara bergantian sesuai dengan kesepakatan diantara para pendamping
3. Bidang Pelayanan (Diakonia)
Macam-macam pelayanan yang dilakukan oleh pastor dan para pengurus
di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus ini, seperti: mengunjungi umat yang sakit
dan mendoakannya agar tabah dalam menghadapi sakit yang diderita, mengirim
Komuni untuk orang tua, dan juga menggerakkan umat untuk terlibat dalam
pelayanan sosial seperti: memberi sumbangan kepada sesama yang membutuhkan
biaya rumah sakit, biaya studi anak, dll.
4. Bidang Penggembalaan (Koinonia)
Para pengurus di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus, yaitu: imam, katekis
dan dewan paroki serta pengurus-pengurus lainnya, sering mengadakan
kunjungan disetiap lingkungan. Kunjungan ini dilakukan untuk lebih mengenal
dan mengetahui situasi kehidupan yang sedang terjadi di lingkungan tersebut.
Dalam kunjungan ini, umat diberi kesempatan untuk mensharingkan pengalaman
iman mereka dan mendapat peneguhan iman dari Pastor atau katekis. Dengan
demikian, tercipta suatu kekeluargaan dalam satu iman kepada Allah serta
mendorong umat untuk lebih aktif di dalam kegiatan-kegiatan digereja dan di
lingkungan.
E. Metodologi Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
a. Untuk mengetahui proses pelaksanaan Katekese Persiapan Komuni Pertama di
Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus
b. Untuk mengetahui sejauh mana peranan Katekese Persiapan Komuni Pertama
membantu responden untuk menghayati imannya dalam mengikuti perayaan
liturgi Ekaristi di Paroki Hati Kudus Yesus, Laktutus, Atambua-NTT.
c. Untuk mengetahui Faktor-faktor yang mendukung dan menghambat
Pelaksanaan Katekese Persiapan Komuni Pertama di Paroki Hati Kudus
Yesus Laktutus, Atambua-NTT.
d. Upaya yang di lakukan untuk meningkatkan Katekese Persiapan Komuni
pertama di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus.
e. Untuk mengetahui sejauh mana responden menghayati Ekaristi
2. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian kualitatif. Penelitian
Kualitatif yaitu memahami fenomena yang dialami oleh subyek dan itu dilakukan
dengan menggunakan berbagai metode yang ada (Moleong, 2009: 5). Penelitian
kualitatif berhubungan dengan ide, persepsi, pendapat atau kepercayaan orang
yang diteliti. Penelitian kualitatif bertujuan memperoleh gambaran seutuhnya
mengenai suatu hal menurut pandangan orang yang diteliti. Dalam penelitian
kualitatif metode yang bisa dimanfaatkan adalah pengamatan, wawancara dan
pengumpulan data.
Penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial
yang secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang dalam bahasa dan
peristilahannya (Moleong, 1989:3).
Metode deskriptif analisis adalah metode yang menggambarkan dan
menganalisis data-data yang diperoleh dari hasil penelitian melalui angket dan
wawancara dengan umat Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus, Atambua.
Angket adalah sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 1997 :128-129). Jenis angket
yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup. Angket tertutup
adalah angket yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal
memilih (Arikunto, 1997: 128-129).
Sedangkan wawancara adalah proses tanya-jawab dalam penelitian yang
berlangsung secara lisan dalam mana dua orang atau lebih bertatap muka
mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-keterangan
(Narbuko dan Achmadi, 2008:83)
3. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin
meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya
merupakan penelitian populasi (Arikunto, 1997: 108). Tetapi peneliti hanya akan
mengambil sebagian dari populasi yaitu sebagian umat paroki Hati Kudus Yesus
Laktutus, Atambua sebagai sampel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
b. Sampel
Jika kita hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian
tersebut disebut penelitian sampel. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi
yang diteliti (Arikunto, 1997: 109). Jumlah sampel juga dibatasi karena tingkat
kesulitannya seperti masalah biaya, waktu, uang, dukungan administratif, jumlah
penelitian dan sumber daya.
Maka penulis mengambil beberapa subyek dari tempat penelitian yaitu
umat Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus sebagai wakil populasi yang diteliti, yaitu
60 orang yang sudah menerima Komuni Pertama pada periode 2014 dan 5 orang
pendamping dari beberapa pendamping secara umum. Peneliti mengambil
sebagian responden yang baru menerima Komuni Pertama pada tahun lalu, dan
sebagian pendamping Komuni Pertama sebagai sampel dalam penelitian ini
dengan alasan, untuk mengetahui apakah ada perbedaan pendapat mengenai
persiapan Komuni Pertama.
4. Instrumen Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data ini, penulis menggunakan metode angket dan
wawancara. Pengumpulan data melalui angket adalah dengan menyediakan
sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari
responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui
(Arikunto, 1997: 128-129). Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini
adalah angket tertutup. Angket tertutup adalah angket yang sudah disediakan
jawabannya sehingga responden tinggal memilih (Arikunto, 1997: 128-129).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Sedangkan dengan model wawancara yang digunakan dalam penelitian ini
adalah wawancara terstruktur, yaitu: wawancara yang pewawancaranya
menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan
(Moleong, 2012: 190). Peneliti akan menyiapkan pertanyaan-pertanyaan untuk
wawancara sesuai dengan tujuan penelitian, guna memperoleh data mengenai
persiapan Komuni Pertama di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus tentang Allah.
Wawancara adalah proses tanya-jawab dalam penelitian yang berlangsung
secara lisan dalam mana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara
langsung informasi-informasi atau keterangan-keterangan (Narbuko dan
Achmadi, 2008:83)
5. Tempat dan Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 3 Januari sampai 28 Januari 2015
di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus, Atambua.
6. Teknik Analisis data
Analisis Data kualitatif menurut (Seiddel, 1998), prosesnya berjalan
sebagai berikut: yang pertama mencatat yang menghasilkan catatan lapangan,
dengan hal itu diberi kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri, berikut
mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan data yang telah terkumpul
(Moleong, 2012: 248).
Analisis data dalam penulisan ini yang pertama mengumpulkan data-data
yang telah diperoleh melalui wawancara dan angket. Dari data-data yang
terkumpul selanjutnya akan dikelompokkan berdasarkan jawaban-jawaban
responden, kemudian mendeskripsikan jawaban-jawaban tersebut berdasarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
prosentasi dari responden yang memilih jawaban yang disediakan atau alternatif
jawaban pribadi. Selanjutnya akan menafsirkan maksud dari jawaban-jawaban
responden lalu menarik kesimpulan.
Data yang diperoleh dari angket dianalisis, dideskripsikan secara kualitatif.
Keterbatasan dalam penelitian ini yakni berkenaan dengan validitas, realibilitas,
dan obyektivitas tidak diuji cobakan.
7. Variabel Penelitian
Variabel merupakan hal-hal yang menjadi objek penelitian atau apa yang
menjadi titik perhatian suatu penelitian (Suharsimi Arikunto, 1997: 96). Oleh
karena itu variabel yang diungkapkan dalam penelitian ini berhubungan dengan
gambaran pelaksanaan Katekese Persiapan Komuni Pertama di Paroki Hati Kudus
Yesus Laktutus.
Untuk mengolah data-data yang sudah terkumpul, guna mengetahui dan
menentukan jumlah presentase dari setiap variabel, dipergunakan rumus dibawah
ini (Riduwan, 2014: 87):
A x 100% = .............Keterangan : A = Jumlah yang menjawab
N N = Jumlah Responden
Variabel penelitian
No Variabel yang
diungkap
Aspek yang diungkap No. soal Juml
ah
(1) (2) (3) (4) (5)
A IDENTITAS
RESPONDEN
1. Nama : ...................
2. Jenis kelamin : ...................
3. Usia : ..................
4. Kelas : ...................
1, 2, 3, 4 4
B
GAMBARAN
PELAKSANAA
5. Latar belakang
6. Tujuan
5
6
1
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
N KATEKESE
PERSIAPAN
KOMUNI
PERTAMA
7. Waktu
8. Bahan
9. Media
10. Metode
11. Keterlibatan responden dalam
mengikuti kegiatan persiapan
Komuni Pertama
12. Kehadiran pendamping
13. Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam persiapan Komuni
Pertama.
7, 8
9
10, 11 12
13
14, 15
16
17
2
1
3
1
2
1
1
C PENGHAYATA
N RESPONDEN
TENTANG
EKARISTI
14. Peran Katekese Persiapan
Komuni Pertama membantu
responden untuk menghayati
imannya dalam mengikuti
liturgi Ekaristi
15. Penghayatan anak tentang
Ekaristi
16. Keterlibatan anak dalam
Ekaristi
17. Faktor pendukung dan
penghambat pelaksanaan
komuni pertama
18. Usulan dan saran terhadap
Pelaksanaan Persiapan Komuni
Pertama sehingga menjadi lebih
baik.
18, 19, 20, 21,
22, 23
24, 25, 26, 27,
28
29, 30
31, 32, 33, 34
35
6
5
2
4
1
Jumlah 35
Soal
F. Laporan Hasil Penelitian Pelaksanaan Katekese Persiapan Komuni
Pertama di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus
Dalam bagian ini akan disajikan laporan dan pembahasan hasil penelitian
yaitu penelitian melalui angket untuk responden yang mengembalikan angket
sebanyak 50 responden, selain itu dalam penelitian ini, ada 5 orang pendamping
Komuni Pertama sebagai pendukung untuk melengkapi jawaban responden
apabila saat mengisi angket responden kurang teliti, jujur dalam menjawab.
Laporan penelitian untuk angket akan disajikan dalam bentuk tabel-tabel. Data
yang diperoleh sesuai dengan variabel yang telah ditentukan yaitu meliputi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
identitas responden, Gambaran Pelaksanaan Katekese Persiapan Komuni Pertama,
faktor pendukung dan penghambat, penghayatan anak-anak tentang Ekaristi,
peranan Katekese Persiapan Komuni Pertama, usulan dan saran.
Dalam pengolahan data ini, prosentasi suara responden diperoleh dengan
cara membagi frekuensi suara masuk (A) dengan jumlah responden
keseluruhannya (N) kemudian dikalikan dengan 100%, atau dengan rumus:
A x 100% = .............
N
1. Laporan Hasil Penelitian Berdasarkan Angket
a. Identitas responden
Pada identitas responden hal-hal yang akan diungkap berkenaan dengan
jenis kelamin, usia, pendidikan atau status. Berikut ini adalah data yang berkaitan
dengan identitas responden.
Tabel 1 :
Identitas Responden
(N = 50)
No
Item Pernyataan Alternatif Jawaban Frekuensi
Persen
(%)
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Jenis kelamin a. Laki-laki
b. Perempuan
a. 23
b. 27
a. 46%
b. 54%
2 Usia a. 10 tahun
b. 11 tahun
c. 12 tahun
d. 13 tahun
e. 14 tahun
a. 4
b. 10
c. 23
d. 10
e. 3
a. 8 %
b. 20 %
c. 46%
d. 20%
e. 6%
3
Kelas
VI
50
100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Pada Tabel 1, digambarkan mengenai identitas responden, dari
penggolongan menurut jenis kelamin sebagian besar responden berjenis kelamin
laki-laki 46% (23 responden) sedangkan 54% (27 responden) lainnya berjenis
kelamin laki-laki. Pada penggolongan tingkat usia yang paling dominan yaitu
responden yang berusia 12 tahun dan untuk responden yang berusia 14 tahun ke
atas tidak ada. Dari penggolongan tingkat usia sebagian besar responden adalah
berusia 12 tahun dan semua dari mereka masih duduk di bangku SD.
Dilihat dari tingkat pendidikan atau status, semua responden duduk di
bangku SD yaitu dengan prosentase 100% (50 responden). Kenyataan di atas
menunjukkan bahwa responden yang berjenis kelamin perempuan cukup
mendominasi dalam pengisian angket.
b. Proses pelaksanaan Katekese Persiapan Komuni Pertama
Bagian ini memaparkan sejauh mana Pelaksanaan Katekese Persiapan
Komuni Pertama di Paroki . Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2 :
Gambaran pelaksanaan katekese persiapan komuni pertama
(N = 50)
No
Item Pernyataan Alternatif Jawaban
Frekue
nsi
Persen
(%)
(1) (2) (3) (4) (5)
5 Setiap tahun Paroki
Laktutus melaksanakan
kegiatan Persiapan
Komuni Pertama
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
21
29
0
0
42%
58%
6 Persiapan Komuni
Pertama membantu
untuk lebih mengerti dan
menghayati Tubuh dan
Darah Kristus dalam
perayaan ekaristi.
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
24
26
0
0
48%
52%
7 Menjelang penerimaan
Komuni Pertama setiap
a. Sangat setuju
b. Setuju
23
25
46%
50%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
minggu ada kegiatan
persiapan Komuni
Pertama
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
2
0
4%
8 Guru agama
memberikan kegiatan
setiap minggu.... jam
a. 1 jam
b. 2 jam
c. 1 ½ jam
d. 3 jam
15
10
16
9
30%
20%
32%
18%
9 Materi yang paling
banyak disampaikan
dalam persiapan Komuni
Pertama adalah Ekaristi
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
19
25
6
0
38%
50%
12%
10 Media yang paling
banyak digunakan oleh
guru agama saat
menyampaikan materi
a. Cerita Santo-Santa
b. Alat-alat liturgi
c. Lagu-lagu
d. Kitab Suci
19
9
0
23
38%
18%
46%
11 Media yang paling
banyak membantu
memahami Komuni
Pertama
a. Cerita Santo-Santa
b. Alat-alat liturgi
c. Lagu-lagu
d. Kitab Suci
1
20
0
29
2%
40%
58%
12 Dalam persiapan
Komuni ada buku yang
didalami
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
24
27
0
0
48%
54%
13 Metode yang paling
banyak digunakan oleh
guru agama saat
menyampaikan Komuni
Pertama
a. Ceramah
b. Pengalaman
langsung
c. Tanya jawab
d. Diskusi kelompok
8
12
26
4
16%
24%
52%
8%
14 Semangat dalam
mengikuti kegiatan
persiapan Komuni
Pertama
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
31
19
0
0
62%
38%
15 Yang membuat anak-
anak semangat
mengikuti kegiatan
persiapan Komuni
Pertama
a. Kerinduan untuk
menerima Tubuh
dan Darah Kristus
b. Bisa mengetahui
tentang Komuni
Pertama
c. Bisa bertemu
dengan teman-
teman
d. Mengikuti perintah
guru agama
36
9
0
5
72%
18%
10%
16 Guru agama selalu hadir
pada saat persiapa
Komuni Pertama
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
24
21
4
48%
42%
8%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Pada tabel 2. Ada 58% (29 responden) menyatakan bahwa setiap tahun
Paroki Laktutus melaksanakan kegiatan persiapan Komuni Pertama, sedangkan
42% (21 responden) mengatakan sangat setuju bahwa setiap tahun Paroki
Laktutus mengadakan kegiatan persiapan Komuni Pertama dan tidak ada
responden yang menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut (0%).
Sedangkan, ada 52% (26 responden) menyatakan setuju bahwa persiapan Komuni
Pertama membantu untuk lebih mengerti dan menghayati Tubuh dan Tubuh Darah
Kristus dalam perayaan Ekaristi. Sedangkan, ada 48% (24 responden) yang
mengatakan sangat setuju dengan pernyataan tersebut dan tidak ada yang
menjawab tidak setuju (0%).
Dalam hal mengenai waktu persiapan, ada 50% (25 responden)
mengatakan setuju bahwa menjelang penerimaan Komuni Pertama setiap Minggu
ada kegiatan persiapan Komuni Pertama, sedangkan 46% (23 responden) yang
mengatakan bahwa sangat setuju dengan pernyataan tersebut, dan 4% (2
responden) mengatakan bahwa mereka tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
Sedangkan, lamanya waktu saat kegiataan Persiapan Komuni Pertama setiap
minggu, ada 32% (16 responden) menyatakan bahwa guru agama memberikan
materi setiap Minggu 1 ½ jam, ada 30% (15 responden) mengatakan guru agama
memberikan materi setiap Minggu 1 jam, namun ada 20% (10 responden) yang
d. Sangat tidak setuju 0
17 Guru agama
menyampaikan materi
menggunakan bahasa
yang sederhana
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
25
25
0
0
50%
50%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
mengatakan 2 jam dan ada 18% (9 responden) yang mengatakan 3 jam kegiatan
persiapan Komuni Pertama setiap Minggu.
Materi yang paling banyak disampaikan dalam persiapan Komuni pertama
adalah Ekaristi, ada 25 responden yang mengatakan setuju, bahwa selama
persiapan Komuni Pertama materi yang paling disampaikan adalah Ekaristi,
sedangkan 38% (19 responden) yang dengan mantap mengatakan bahwa sangat
setuju dengan pernyataan tersebut, namun ada 12% (6 responden) yang
mengatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut dan 0% yang mengatakan
sangat tidak setuju.
Mengenai media, ada 46% (23 responden) yang mengatakan bahwa media
yang paling banyak digunakan oleh guru agama dalam menyampaikan materi
adalah Kitab Suci, ada 38% (19 responden) yang mengatakan bahwa media yang
paling banyak digunakan oleh guru agama dalam menyampaikan materi adalah
cerita Santo-Santa, sedangkan 18% (19 responden) yang mengatakan bahwa guru
agama menyampaikan materi menggunakan alat-alat liturgi dan 0% responden
yang tidak mengatakan bahwa guru agama menggunakan lagu-lagu.
Sedangkan, 58% (29 responden) yang mengatakan bahwa media yang
paling banyak membantu untuk memahami Komuni Pertama adalah Kitab Suci,
40% (20 responden) yang mengatakan bahwa media yang paling banyak
membantu untuk memahami Komuni Pertama adalah alat-alat liturgi, sedangkan
ada 2% (1 responden) yang mengatakan media yang paling banyak membantu dia
untuk memahami Komuni Pertama adalah cerita Santo-Santa, dan 0% responden
media menggunakan lagu-lagu. Sedangkan, ada 54% (27 responden) mengatakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
setuju bahwa dalam persiapan Komuni Pertama ada buku pengangan yang
didalami, dan 48% (24 responden) mengatakan sangat setuju dengan pernyataan
tersebut. Selain itu tidak ada responden yang mengatakan tidak setuju dengan
pernyataan tersebut 0%.
Mengenai metode, ada 52% (26 responden) mengatakan bahwa metode
yang paling banyak digunakan oleh guru agama saat menyampaikan materi adalah
tanya jawab, ada 24% (12 responden) yang mengatakan bahwa paling banyak
digunakanoleh guru agama saat menyampaikan materi adalah pengalaman
langsung, sedangkan ada 16% (8 responden) mengatakan bahwa guru agama
menyampaikan materi menggunakan ceramah, dan ada 8% (4 responden)
mengatakan bahwa dengan diskusi kelompok.
Ada 62% (31 responden) mengatakan sangat setuju bahwa, senantiasa
bersemangat dalam mengikuti kegiatan persiapan Komuni Pertama, 38% (19
responden) yang mengatakan setuju dengan pernyataan tersebut, dan tidak ada
yang mengatakan tidak setuju 0%. Yang membuat semangat mengikuti kegiatan
persiapan Komuni Pertama karena mempunyai kerinduan untuk menerima Tubuh
dan Darah Kristus dengan terbukti, ada 72% (36 responden) yang mengatakan
bahwa yang membuat mereka. Sedangkan 18% (9 responden) mengatakan bahwa
bisa mengetahui tentang Komuni, namun ada 10% (5 responden) yang
mengatakan bahwa semangat mengikuti kegiatan persiapan Komuni Pertama
karena mengikuti perintah guru agama dan 0% yang tidak mengatakan karena
ingin bertemu dengan teman-teman. Mengenai keaktifan pendamping, ada 48%
(24 responden) yang mengatakan bahwa guru agama selalu hadir pada saat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
persiapan Komuni Pertama, ada 42% (21 responden ) mengatakan setuju dan tidak
ada yang mengatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut 0%. Sedangkan
mengenai penyampaian materi, 50% (25 responden) mengatakan bahwa guru
agama menyampaikan materi menggunakan bahasa yang sederhana, sedangkan
ada 50% (25 responden) yang mengatakan setuju dengan pernyataan tersebut.
c. Peran Katekese Persiapan Komuni Pertama
Bagian ini akan memaparkan tentang Peranan Katekese Persiapan Komuni
Pertama membantu responden menghayati imannya di Paroki Laktutus. Untuk
lebih jelas lebih dilihat pada table berikut ini :
Tabel 3:
Peran Katekese Persiapan Komuni Pertama
(N=50)
No
Item Pernyataan Alternatif Jawaban Frekuensi
Persen
(%)
(1) (2) (3) (4) (5) 18 Kegiatan persiapan
Komuni Pertama
membantu untuk siap
menerima Tubuh dan
Darah Kristus
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
28
19
3
0
56%
38%
6%
19 Mampu menghafal
doa-doa harian dalam
persiapan Komuni
Pertama
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
24%
26%
0
0
48%
52%
20 Setelah mengikuti
persiapan Komuni
Pertama semakin aktif
mengikuti perayaan
Ekaristi
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
24
21
0
4
48%
42%
0
8%
21 Melaksanakan tugas-
tugas yang diberikan
oleh guru agama
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
19
19
6
4
38%
38%
12%
8%
22 Salah satu yang
diberikan oleh guru
yaitu menghafal doa
harian
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidaksetuju
d. Sangat tidak setuju
30
20
0
0
60%
40%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
23 Selama persiapa
Komuni Pertama
diberi tugas wajib
untuk mengikuti
perayaan Ekaristi pada
hari Minggu
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
20
25
5
0
40%
50%
10%
0
Pada Tabel 3, ada 56% (18 responden) yang menyatakan sangat setuju
bahwa dengan adanya kegiatan Persiapan Komuni Pertama membantu lebih siap
untuk menerima Tubuh dan Darah Kristus, ada 38% (19 responden) yang
mengatakan setuju dengan pernyataan tersebut, namun ada 6% (3 responden)
yang mengatakan tidak setuju dengan pernyataan ini, bahwa kegiatan Persiapan
Komuni Pertama tidak membantu mereka untuk lebih siap menerima Tubuh dan
Darah Kristus. Ada 52% (26 responden) yang mengatakan setuju, bahwa mereka
mampu menghafal doa-doa harian dalam Persiapan Komuni Pertama, ada 24
responden yang dengan mantap mengatakan sangat setuju dengan pernyataan ini
dan tidak ada yang mengatakan tidak setuju dengan pernyataan ini 0%.
Sedangkan, ada 48% (24 responden) mengatakan sangat setuju bahwa setelah
mengikuti Persiapan Komuni Pertama semakin aktif mengikuti perayaan Ekaristi,
dan ada 42% (21 responden) yang mengatakan setuju dengan pernyataan ini,
namun ada 8% (4 responden) yang mengatakan tidak setuju dengan pernyataan
ini.
Ada 38% (19 responden) yang mengatakan selalu melaksanakan tugas-
tugas yang diberikan oleh guru agama selama Persiapan Komuni Pertama, ada
38% (19 responden) setuju dengan pernyataan ini, selain itu, ada 12% (6
responden) yang mengatakan kadang-kadang, namun ada 8% (4 responden) yang
mengatakan tidak pernah mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
agama saat Persiapan Komuni Pertama. Selain itu, ada 60% (30 responden) yang
mengatakan sangat setuju bahwa salah satu tugas yang diberikan oleh guru agama
saat Persiapan Komuni Pertama adalah menghafal doa-doa harian, ada 40% (20
responden) yang mengatakan setuju dengan pernyataan ini dan tidak ada yang
mengatakan tidak setuju dengan pernyataan ini 0%. Ada 25% (50 responden)
mengatakan sangat setuju, bahwa selama persiapan Komuni Pertama diberi tugas
wajib mengikuti perayaan Ekaristi setiap hari Minggu, ada 40% (20 mengatakan
setuju dengan pernyataan ini dan ada 5 responden yang mengatakan tidak setuju
dengan pernyataan ini.
d. Penghayatan anak-anak tentang Ekaristi
Bagian ini memaparkan sejauh mana pelaksanaan Katekese Persiapan
Komuni Pertama di Paroki. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4:
Penghayatan responden tentang Ekaristi
(N=50)
(1) (2) (3) (4) (5)
24 Pemahaman tentang
Ekaristi a. Ekaristi merupakan
perayaan iman yang
mengucap pujian dan
syukur kepada Allah
b. Ekaristi itu artinya doa
bersama kepada Tuhan.
c. Tidak ada jawaban
(kosong)
22
20
8
44%
40%
16%
25 Perayaan Ekaristi
merupakan perayaan
iman yang mengucap
pujian dan syukur
kepada Allah
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
34
18
2
0
68%
32%
4%
26 Perayaan Ekaristi
setiap hari Minggu
yang kita ikuti adalah
untuk memperingati
wafat dan kebangkitan
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
23
27
0
0
46%
54%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Yesus.
27 Sengsara wafat dan
kebangkitan Yesus
yang kita rayakan
dalam perayaan
Ekaristi merupakan
ungkapan cinta kasih
Yesus kepada kita
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidaks etuju
d. Sangat tidak setuju
25
21
4
0
50%
42%
8%
28 Merayakan Ekaristi
berarti membangun
persaudaraan sejati
sebagai murid Yesus
Kristus
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
30
20
0
0
60%
40%
29
Pada saat perayaan
Ekaristi saya
senantiasa terlibat aktif
dalam sikap-sikap
berdoa yang baik
seperti berlutut,
berdiri, bernyanyi.
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidasetuju
d. Sangat tidak setuju
20
22
8
0
40%
44%
16%
30
Saya mengikuti
perayaan Ekaristi
karena ingin berjumpa
dengan Tuhan.
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
25
17
8
0
50%
34%
16%
Sedangkan pemahaman mengenai Ekaristi, ada 44% (22 responden) yang
mengatakan bahwa Ekaristi merupakan puji dan syukur kepada Allah untuk
mengenang Wafat dan Sengsara Yesus, selain itu, ada 40% (20 responden) yang
mengatakan bahwa Ekaristi itu artinya doa bersama kepada Tuhan, dan ada 16%
(8 responden) yang tidak menjawab. Ada 68% (34 responden) yang mengatakan
sangat setuju bahwa Ekaristi merupakan perayaan iman yang mengucap puji dan
syukur kepada Allah, sedangkan 36% (18 responden) yang mengatakan setuju
bahwa Ekaristi merupakan perayaan iman yang mengucapkan puji dan syukur
kepada Allah, dan 4% (2 responden) yang mengatakan tidak setuju dengan
pernyataan ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Sedangkan, ada 54% (27 responden) yang mengatakan setuju, Perayaan
Ekaristi setiap hari Minggu yang kita ikuti adalah untuk memperingati wafat dan
kebangkitan Yesus, ada 46% (23 responden) mengatakan sangat setuju dengan
pernyataan tersebut dan tidak ada yang tidak setuju dengan pernyataan ini 0%.
Ada 50% (25 responden) mengatakan sangat setuju bahwa, Sengsara wafat dan
kebangkitan Yesus yang kita rayakan dalam perayaan Ekaristi merupakan
ungkapan cinta kasih Yesus kepada kita, ada 42% (21 responden) mengatakan
setuju dengan peryataan dengan pernyataan ini, namun ada 8% (4 responden)
yang mengatakan tidak setuju dengan pernyataan ini. Ada 60% (30 responden)
yang mengatakan sangat setuju bahwa, merayakan Ekaristi berarti membangun
persaudaraan sejati sebagai murid Yesus Kristus, sedangkan 40% (20 responden)
mengatakan setuju dengan pernyataan ini dan tidak ada yang mengatakan tidak
setuju dengan pernyataan ini 0%. Sedangkan mengenai keterlibatan anak dalam
Ekaristi, ada 44% (22 responden) yang mengatakan setuju bahwa, pada saat
perayaan Ekaristi senantiasa terlibat aktif dalam sikap-sikap berdoa yang baik
seperti berlutut, berdiri, bernyanyi, ada 40% (20 responden) mengatakan sangat
setuju dengan pernyataan ini, namun ada 16% (8 responden) yang mengatakan
tidak setuju dengan pernyataan ini. Ada 50% (25 responden) mengatakan sangat
setuju bahwa mengikuti perayaan Ekaristi karena ingin berjumpa dengan Tuhan,
ada 34% (17 responden yang mengatakan setuju dengan pernyataan ini, namun
ada 16% (8 responden) yang mengatakan tidak setuju dengan pernyataan ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
e. Faktor mendukung dan penghambat Persiapan Komuni Pertama, serta
usulan dan saran dari responden terhadap Persiapan Komuni Pertama
Bagian ini memaparkan hal yang mendukung dan menghambat dalam
Pelaksanaan Katekese Persiapan Komuni Pertama di Paroki. Untuk lebih jelas
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 5:
Hal yang mendukung dan penghambat Persiapan Komuni Pertama serta
usulan dan saran responden
(N=50)
No
Item
Pernyataan Alternatif jawaban frekuensi Persen
(%)
(1) (2) (3) (4) (5)
31 Keterlibatan orang
tua dalam persiapan
Komuni Pertama
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
22
19
9
0
44%
38%
18%
32 Saya senantiasa
hadir mengikuti
kegiatan persiapan
Komuni Pertama
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Tidak setuju
d. Sangat tidak setuju
25
15
10
0
50%
30%
20%
0
(1) (2) (3) (4) (5)
33
Hal-hal yang
mendukung selama
persiapan Komuni
Pertama
1. Hal yang mendukung
selama persiapan Komuni
Pertama adalah Orang tua,
guru agama, pastor paroki,
dan teman-teman
2. Ada buku yang didalami
saat persiapan Komuni
Pertama membantu untuk
memahami Komuni
Pertama dan siap untuk
menerima Komuni
Pertama
3. Menghafal doa-doa
harian, suasana yang
menyenangkan pada saat
persiapan Komuni
Pertama
4. Jawaban salah dan tidak
menjawab pertanyaan
30
10
8
2
60%
20%
16%
4%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
34 Hal-hal yang
menghambat saat
persiapan Komuni
Pertama
1. Jawaban yanghampir
sama dari semua peserta,
Halyang menghambat saat
persiapan Komuni
Pertama karena sakit,
malas, bantu orang tua
dirumah (kerja).
2. Orang tua belum nikah
Gereja.
40
10
80%
20%
35 Usulan dan saran
untuk meningkatkan
persiapan Komuni
Pertama untuk tahun
yang akan datang
sehingga menjadi
lebih baik
1. Untuk tahun depan lebih
banyak belajar tentang
Ekaristi dan pengenalan
mengenai alat-alat liturgi.
2. Susunan acaranya lebih
teratur lagi supaya tidak
bosan.
3. Saat menyampaikan
materi menggunakan
banyak media tidak hanya
Kitab Suci saja.
4. Untuk tahun depan bapak
ibu guru agama tetap
semangat mendampingi
calon Komuni Pertama.
20
15
5
10
40%
30%
10%
20%
Sedangkan, ada 44% (22 responden) mengatakan sangat setuju bahwa
selama Persiapan Komuni Pertama orang tua membantu saat menghafal doa-doa
harian, ada 38% (19 responden) yang mengatakan setuju dengan pernyataan ini,
namun ada 18% (9 responden) yang mengatakan tidak setuju dengan pernyataan
ini. Ada 50% (25 responden) yang mengatakan sangat setuju bahwa, senantiasa
hadir mengikuti kegiatan persiapan Komuni Pertama, ada 30% (15 responden)
yang mengatakan setuju dengan pernyataan ini, namun ada 20% (10 responden)
yang mengatakan tidak setuju dengan pernyataan ini.
Mengenai faktor pendukung, ada 60% (30 responden) yang mengatakan
bahwa, hal yang mendukung selama persiapan Komuni Pertama adalah orang tua,
Guru agama, Pastor Paroki dan teman-teman. Sedangkan, ada 20% (10 responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
yang mengatakan bahwa hal yang mendukung selama persiapan Komuni Pertama
adalah ada buku yang di dalami membantu untuk memahami Komuni Pertama
dan siap untuk menerima Komuni Pertama. Ada 16% (8 responden) yang
mengatakan bahwa hal yang mendukung saat persiapan Komuni Pertama adalah,
menghafal doa-doa harian, suasana yang menyenangkan pada saat persiapan
Komuni Pertama, namun ada 4% (2 responden) yang menjawab tidak sesuai
pertanyaan dan tidak menjawab pertanyaan.
Sedangkan mengenai faktor yang menghambat saat persiapan Komuni
Pertama, ada 80% (40 responden) yang mengatakan bahwa faktor yang
menghambat saat persiapan Komuni Pertama karena sakit, malas, membantu
orang tua dirumah (kerja), dan ada 20% (10 responden) yang mengatakan bahwa
faktor yang menghambat saat persiapan Komuni Pertama adalah masalah orang
tua yang belum nikah Gereja. Sedangkan mengenai usulan dan saran, ada 40% (20
responden) yang mengatakan bahwa, untuk tahun depan lebih banyak belajar
tentang Ekaristi dan pengenalan mengenai alat-alat liturgi, ada 30% (15
responden) yang mengatakan bahwa, untuk tahun depan susunan acaranya lebih
teratur lagi supaya tidak bosan dan jelas, dan 10% (5 responden) yang
mengatakan bahwa, untuk tahun depan saat menyampaikan materi menggunakan
banyak media tidak hanya Kitab Suci saja, dan 10% (5 responden) yang
mengatakan bahwa, untuk tahun depan bapa ibu guru agama tetap semangat
mendampingi calon Komuni Pertama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
2. Laporan Hasil penelitian berdasarkan wawancara Terhadap para
Pendamping
Pada bagian ini penulis akan melaporkan hasil penelitian yang
dilaksanakan pada tanggal 05 Januari sampai 16 Januari 2015 di Paroki Hati
Kudus Yesus Laktutus. Penulis melakukan wawancara dengan mendatangi setiap
rumah responden. Sebelum melakukan wawancara, penulis memberitahukan
kepada responden supaya mereka bisa meluangkan waktu untuk diwawancarai.
Waktu yang dibutuhkan selama wawancara kira-kira 30 menit sampai 1 jam.
Kadang ada responden yang terlalu bertele-tele dalam menjawab sehingga
membutuhkan waktu yang sangat lama. Meskipun demikian, penulis tetap sabar
dan senang untuk mendengarkan mereka.
Berikut ini merupakan laporan hasil wawancara terhadap 5 orang
pendamping Komuni Pertama. Mereka adalah orang yang selalu aktif
mendampingi anak-anak calon penerima Komuni Pertama. Penelitian melalui
wawancara dimaksudkan untuk mengecek kembali apakah jawaban mereka sesuai
dengan kenyataan yang sebenarnya atau sebaliknya.
a. Identitas responden
Berdasarkan data yang diperoleh dalam melakukan penelitian di Paroki
Hati Kudus Yesus Laktutus, jumlah responden dengan jenis kelamin laki-laki 4
orang dan satu perempuan, yang berusia 38- 50 tahun keatas berjumlah 5 orang.
Status responden, petani 3 orang dan 2 orang berstatus guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
b. Proses pelaksanaan persiapan Komuni Pertama menurut responden di
Paroki Hati Kudus Yesus, Laktutus.
Setiap tahun di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus mengadakan kegiatan
Pelaksanaan Katekese Persiapan Komuni Pertama, selama 3 bulan yakni setiap
hari Minggu sore. Buku pengangan pokok yang digunakan oleh para responden
dalam membimbing anak-anak calon penerima Komuni Pertama, sebagian besar
responden sebanyak 4 orang menggunakan buku Katekismus Gereja Katolik.
Salah satu responden mengatakan, juga menggunakan buku Madah Bakti, tata
perayaan Ekaristi, dan buku panduan persiapan Komuni Pertama pegangan guru
agama.
Selain itu ada responden yang menggunakan sumber-sumber lain antara
lain seperti : Kitab Suci, Madah Bakti, buku pengangan untuk calon Baptis. Ada
responden yang mengatakan tidak menggunakan buku sumber lain tetapi
mengajak anak-anak mengenal alat liturgi Gereja. Menurut para responden, buku
yang mereka gunakan dalam mendampingi calon penerima Komuni Pertama 2
mengatakan sudah cukup lengkap, 3 responden mengatakan belum lengkap buku
masih kurang. Dalam mendampingi anak saat pemberian materi metode yang
sering digunakan adalah tanya jawab, bernyanyi, pemberian tugas, diskusi
kelompok. Metode yang paling banyak digunakan adalah tanya jawab. Sarana
yang sering digunakan dalam persiapan Komuni Pertama yaitu, Kitab Suci,
Madah Bakti. Pada saat mendampingi calon Komuni Pertama, para responden
melaksanakan kadang-kadang sendiri, bergantian dengan yang lain dan pada saat-
saat tertentu bersama tim, seperti pada saat tes anak-anak menghafalkan doa-doa
harian dan tes orang tua calon penerima Komuni Pertama untuk berdoa. Materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
yang disampaikan kepada calon penerima Komuni Pertama yaitu mengenai
Ekaristi, tata cara pada saat mengikuti Perayaan Ekaristi digereja.
c. Peran Katekese Persiapan Komuni Pertama
Menurut sebagian besar para pendamping yang mengatakan bahwa,
Katekese Persiapan Komuni Pertama cukup membantu bagi sebagian besar anak-
anak calon Komuni Pertama untuk menghayati imannya, terbukti dengan adanya
keaktifan anak-anak mengikuti perayaan Ekaristi digereja maupun di lingkungan
dengan melibatkan diri dalam beberapa hal misalnya tampil menjadi PPA,
pengurus PPA. Dll. Meskipun sebagian anak-anak mulai dari mereka mengikuti
persiapan Komuni Pertama sampai selesai menerima Komuni Pertama kurang
terlibat aktif dalam hal sikap baik digereja maupun di lingkungan. Dan dua orang
pendamping yang berpendapat bahwa, Pelaksanaan Katekese Persiapan Komuni
Pertama ini belum cukup membantu anak-anak untuk menghayati imannya karena
masih cukup banyak kekurang dalam persiapan Komuni Pertama yang kurang
mendukung, baik dari orang tua anak-anak maupun dalam persiapan Komuni
Pertama. Dengan terbukti masih sebagian anak-anak yang setelah menerima
Komuni Pertama kurang tidak terlibat aktif mengikuti perayaan Ekaristi pada hari
Minggu digereja maupun di lingkungan.
d. Penghayatan anak-anak tentang Ekaristi
Menurut sebagian besar responden mengatakan bahwa, pada umumnya
anak-anak cukup aktif dan hormat pada saat mengikuti perayaan Ekaristi digereja
maupun ibadat di lingkungan, sikap hormat saat menyambut Komuni,
penghayatan iman dalam kehidupan sehari-hari cukup meningkat, dimana anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
menjadi rajin mengikuti kegiatan menggereja baik digereja. Selain itu anak mau
terlibat aktif pada saat mengikuti perayaan Ekaristi maupun ibadat dalam hal
bersikap yaitu duduk, berdiri, berlutut, menyanyi dan mereka berani tampil
menjadi PPA. Sebagian kecil responden mengatakan, masih sebagian anak-anak
yang belum bisa menghayati imannya saat mengikuti perayaan Ekaristi setelah
menerima Komuni Pertama baik digereja maupun di lingkungan dan belum cukup
memahami tentang Ekaristi, misalnya ribut, tidak terlibat aktif seperti dalam hal
sikap tubuh pada saat perayaan Ekaristi. Selain itu, tidak pernah hadir mengikuti
perayaan Ekaristi pada saat hari Minggu.
e. Faktor pendukung dan penghambat dalam Pelaksanaan Persiapan
Komuni Pertama di Paroki Laktutus.
1) Faktor Pendukung
Faktor-faktor yang mendukung Pelaksanaan Katekese Persiapan Komuni
Pertama yaitu adanya dukungan dari orang tua, dimana sebagian besar orang tua
yang selalu terlibat membantu anaknya seperti menghafal doa-doa harian, kerja
bakti digereja setiap kali ada kegiatan untuk anak-anak calon Komuni Pertama ini
merupakan salah satu tugas wajib yang harus diikuti oleh orang tua calon
penerima Komuni Pertama, selain itu ada dukungan dari pihak Gereja yaitu Pastor
paroki, ketua Dewan, dan kerjasama, antara anggota tim pendamping calon
Komuni Pertama. Selain itu anak-anak calon penerima Komuni Pertama yang
terlibat aktif meskipun sebagian kecil calon penerima Komuni Pertama yang tidak
aktif (hadir) selama persiapan Komuni Pertama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
2) Faktor Penghambat
Kendala yang dialami oleh para pendamping selama persiapan Komuni
Pertama yaitu yang pertama dari pihak orang tua calon penerima Komuni Pertama
yang belum menikah Gereja yang mengakibatkan para pendamping mengalami
kendala karena harus mengurus orang tua yang belum menikah itu terlebih dahulu
mengingat anaknya yang harus menerima Komuni Pertama. Yang kedua, sebagian
dari orang tua yang tidak bisa diajak kerjasama, sebagian anak yang berasal dari
keluarga yang minim penanaman pokok-pokok Iman Kristiani dari orang tua.
Yang ketiga, sebagian anak yang cenderung malas dalam hal untuk menghafal
doa-doa harian, dan situasi anak dalam hal berpikir mereka berbeda. Yang berikut,
sebagian dari pendamping Komuni Pertama mengatakan bahwa dalam
mendampingi anak-anak calon penerima Komuni Pertama buku-buku pendukung
masih terbatas sehingga menggunakan buku pegangan persiapan Komuni Pertama
sebagaimana adanya tanpa melakukan variasi. Sehingga sebagian para
pendamping mengatakan masih kurang dalam hal menyampaikan pokok-pokok
Iman Kristiani. Selama mendampingi anak-anak calon penerima Komuni Pertama,
para pendamping belum pernah membuat program bimbingan yang tersusun
dengan baik dalam melaksanakan pembinaan Komuni Pertama sehingga
menyampaikan materi apa adanya dan kurang adanya persiapan. Media dan
metode yang di gunakan dalam persiapan Komuni Pertama masih kurang
bervariasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
f. Usulan dan Saran Para Pendamping Komuni Pertama
1) Usulan
Usulan para pendamping calon penerima Komuni Pertama mengenai
pelaksanaan persiapan Komuni Pertama yaitu yang pertama, perlu adanya
program yang tersusun dengan baik sehingga jelas apa yang disampaikan kepada
calon penerima Komuni Pertama. Yang kedua, ada persediaan buku-buku tentang
Persiapan Komuni Pertama, buku yang berkaitan dengan pendidikan iman dan
media-media yang bervariasi sehingga dapat membantu pendamping untuk
menyampaikan materi.
2) Saran
Saran dari para pendamping mengenai pelaksanaan persiapan Komuni
Pertama yaitu, yang pertama perlu adanya penegasan terhadap orang tua calon
penerima Komuni Pertama yaitu adanya komunikasi dan kerjasama antara
pendamping dengan orang tua calon Komuni Pertama supaya kegiatan
penerimaan Komuni Pertama dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan tanggal
yang telah ditetapkan. yang kedua, sebagian responden mengatakan perlu ada
penambahan pendamping calon Komuni Pertama mengingat sebagian
pendamping yang sudah lanjut usia.
G. Pembahasan Hasil Penelitian Pelaksanaan Katekese Persiapan Komuni
Pertama
Pada bagian ini, penulis akan membahas hasil penelitian berdasarkan
angket kepada 50 responden dan wawancara kepada 5 responden para
pendamping Komuni Pertama. Pembahasan hasil penelitian menyangkut aspek
yang diteliti yakni identitas responden, gambaran pelaksanaan katekese, faktor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
pendukung dan penghambat, penghayatan anak-anak tentang Ekaristi,
perananKetekese Persiapan Komuni Pertama, usulan dan saran.
1. Berdasarkan Angket
a. Identitas responden
Gambaran mengenai identitas responden yang mencakup jenis kelamin,
umur, dan pendidikan dari 50 responden yang terlibat dalam penelitian ini
sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan. Berjalan dengan peserta
yang mengikuti Komuni Pertama perempuan yang lebih mendominasi. Mengenai
penggolongan tingkat usia yang paling dominan yaitu responden yang berusia 12
tahun untuk usia terendah yaitu 10 tahun. Maka perlu diperhatikan oleh para
pendamping pada saat persiapan Komuni Pertama karena perbedaan tingkat usia
dan pemahamannya.
b. Proses Pelaksanaan Persiapan Komuni Pertama
Melalui hasil penelitian dikatakan bahwa setiap tahun Paroki Laktutus
mengadakan kegiatan persiapan Komuni Pertama yang dilaksanakan secara rutin.
Adanya kegiatan persiapan Komuni Pertama dapat membantu responden untuk
lebih mengerti dan menghayati Tubuh dan Darah Kristus dalam perayaan Ekaristi.
Ini menggambarkan bahwa sebagian besar responden yang mengikuti pelaksanaan
persiapan Komuni Pertama merasa terbantu untuk mengerti dan menghayati
Tubuh dan Darah Kristus.Salah satu tujuan persiapan Komuni Pertama yaitu agar
responden lebih mengerti dan menghayati arti Komuni Pertama dan menerapkan
dalam perilaku dan sikapnya sehari-hari. Dan para responden yang mengatakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
bahwa dengan adanya persiapan Komuni Pertama membantu untuk lebih mengerti
dan menghayati Tubuh dan Darah Kristus dalam perayaan Ekaristi.
Mengingat persiapan Komuni Pertama sangat terbatas dilaksanakan hanya
selama 3 bulan, maka persiapan Komuni Pertama perlu dilaksanakan setiap
Minggu sehingga responden siap untuk menerima Tubuh dan Darah Kristus.
Waktu yang efektif saat kegiatan persiapan Komuni Pertama dalam seminggu
adalah 90 menit. Dari data yang diperoleh ternyata persiapan Komuni Pertama di
Paroki Laktutus setiap Minggu waktunya tidak sama. Meskipun ada32%
mengatakan bahwa kegiatan persiapan Komuni Pertama waktunya 1½ jam.
Namun ada 18% mengatakan persiapan Komuni Pertama dalam seminggu 3 jam,
ada20% mengatakan 2 jam, ada 30% mengatakan 1 jam dan 32%mengatakan 1½
jam. Dari data yang diperoleh ini, perlu diperhatikan oleh para pendamping agar
perlu memperhatikan waktu yang efektif pada saat persiapan Komuni Pertama
yang diadakan setiap Minggu.
Dalam persiapan Komuni Pertama mengingat waktu yang relatif singkat
maka dalam persiapan Komuni Pertama hal yang perlu disampaikan yaitu
mengenai Ekaristi, pokok-pokok iman dalam ajaran kristiani, pengenalan alat-alat
liturgi dalam Ekaristi, sikap-sikap dalam mengikuti Ekaristi. Namun yang paling
banyak disampaikan selama Persiapan Komuni Pertama, yakni materi tentang
Ekaristi ada 50%. Ini menandakan bahwa para pendamping belum menyampaikan
semua ajaran-ajaran Gereja dan pengenalan alat-alat liturgi kepada responden
calon Komuni Pertama hanya sebatas mengenai Ekaristi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Mengenai media, ada 46% mengatakan bahwa media yang paling banyak
digunakan oleh guru agama dalam menyampaikan materi adalah Kitab Suci, ada
38% yang mengatakan bahwa media yang paling banyak digunakan oleh guru
agama dalam menyampaikan materi adalah cerita Santo-Santa, sedangkan 18%
yang mengatakan bahwa guru agama menyampaikan materi menggunakan alat-
alat liturgi. Selanjutnya, media yang paling banyak membantu responden
memahami Komuni Pertama adalah Kitab Suci. Ini terbukti 58% yang
mengatakan demikian. Sedangkan 40% yang mengatakan bahwa media yang
paling banyak membantu untuk memahami Komuni Pertama adalah alat-alat
liturgi, sedangkan ada 2% yang mengatakan media yang paling banyak membantu
untuk memahami Komuni Pertama adalah cerita Santo-Santa. Maka dapat
disimpulkan bahwa, selama persiapan Komuni Pertama para pendamping belum
menggunakan media yang bervariasi dalam menyampaikan materi. Pada hal
responden memiliki pemahaman yang berbeda tidak semua anak memahami
materi yang disampaikan menggunakan satu media saja, oleh karena itu perlu
diperhatikan oleh para pendamping untuk menggunakan media yang bervariasi
saat menyampaikan materi kepada calon penerima Komuni Pertama, agar mereka
dapat mengerti apa yang disampaikan.
Mengenai metode, selama persiapan Komuni Pertama para pendamping
lebih banyak menggunakan metode tanya jawab ini terbuki ada 52% mengatakan
bahwa metode yang paling banyak digunakan oleh guru agama saat
menyampaikan materi adalah tanya jawab. Maka dapat disimpulkan bahwa
selama persiapan Komuni Pertama para pendamping menyampaikan materi belum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
menggunakan metode yang bervariasi hanya sebatas tanya jawab. Para
pendamping masih mengabaikan metode yang lain seperti, ceramah, diskusi
kelompok, pengalaman langsung. Menggunakan metode yang berfariasi dalam
menyampaikan materi membantu responden lebih memahami apa yang
disampaikan.
Mengenai keterlibatan responden selama persiapan Komuni Pertama,
ternyata selama persiapan Komuni Pertama responden bersemangat untuk
mengikuti kegiatan persiapan Komuni Pertama. Motivasi anak dalam mengikuti
persiapan Komuni Pertama pada umumnya karena mereka memiliki kerinduan
untuk menerima Tubuh dan Darah Kristus ada 72%. Ini menandakan bahwa,
responden mengikuti kegiatan persiapan Komuni Pertama bukan karena suatu
kewajiban saja tetapi karena memiliki kerinduan untuk menerima Tubuh dan
Darah Kristus. Namun ada 18% mengikuti persiapan Komuni Pertama karena
hanya ingin mengetahui tentang Komuni Pertama. Sedangkan ada 10% yang
mengatakan bahwa semangat mengikuti kegiatan persiapan Komuni Pertama
karena mengikuti perintah guru agama. Dari semua ini dapat disimpulkan bahwa,
ternyata masih ada sebagian responden yang belum mempunyai motivasi dalam
mengikuti kegiatan persiapan Komuni Pertama, mereka mengikuti hanya sekedar
untuk mengetahui tentang Komuni dan mengikuti karena perintah guru agama.
Maka ini menjadi perhatian bagi pagi para pendamping Komuni Pertama dan
orang tua untuk memotivasi anak tentang pentingnya mengikuti persiapan
Komuni Pertama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Selama persiapan Komuni Pertama banyak melibatkan berbagai pihak,
baik guru agama, peserta, bapak ibu maupun Pastor paroki. Namun yang paling
penting adalah guru agama (katekis), peserta (anak) dan orang tua. Namun yang
terjadi di Paroki Laktutus ternyata selama persiapan Komuni Pertama belum
semua para pendamping terlibat aktif, masih sebagian besar yang belum aktif
meskipun sebagian kecil sudah aktif dalam mengikuti persiapan Komuni Pertama
untuk responden calon Komuni Pertama. Dengan terbukti ada 48% yang
mengatakan bahwa guru agama selalu hadir pada saat persiapan Komuni Pertama,
ada 42% mengatakan setuju bahwa guru agama selalu hadir pada saat persiapan
Komuni Pertama. Dan ada 8% mengatakan bahwa para pendamping belum
semuanya aktif dalam kegiatan persiapan Komuni Pertama. Maka perlu
diperhatikan oleh para pendamping tentang pentinganya kehadiran mereka saat
kegiatan persiapan Komuni Pertama.
Dalam menyampaikan materi selama persiapan Komuni Pertama para
pendamping perlu memperhatikan hal-hal yang penting seperti, menggunakan
bahasa yang sederhana mungkin, sehingga responden mampu menangkap
maknanya karena mengingat mereka masih duduk dibangku SD. Ternyata selama
menyampaikan materi belum semua pendamping Komuni Pertama menggunakan
bahasa yang sederhana. Ada 50% mengatakan bahwa guru agama menyampaikan
materi menggunakan bahasa yang sederhana, sedangkan ada 50% yang
mengatakan setuju dengan pernyataan tersebut. Dapat disimpulkan bahwa
ternyata tidak semua pendamping menyampaikan materi menggunakan bahasa
yang sederhana. Mengenai hal ini perlu diperhatikan oleh para pendamping untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
menyampaikan materi persiapan Komuni Pertama untuk menggunakan bahasa
yang sederhana.
c. Peran Katekese Persiapan Komuni Pertama
Salah satu syarat penerimaKomuni Pertama yaitu calon penerima Komuni
Pertama siapa untuk menyambut Tubuh dan Darah Kristus. Maka untuk itu para
pendamping dan pihak Gereja lainnya membantu responden dengan mengadakan
kegiatan persiapan Komuni Pertama. Selama kegiatan persiapan Komuni Pertama
sudah sebagian besar responden merasa terbantu untuk lebih siap menerima
Tubuh dan darah Kristus ada 56% yang mengatakan demikian. Sedangkan ada
38% yang mengatakan bahwa mereka terbantu untuk lebih siap menerima Tubuh
dan Darah Kristus. Namun masih ada sebagian responden yang merasa tidak
terbantu dengan kegiatan persiapan komuni pertama ini untuk lebih siap
menerima Tubuh dan Darah Kristus. Maka ini menjadi perhatian bagi para
pendamping agar lebih meningkatkan lagi persiapan Komuni Pertama sehingga
responden siap untuk menyambut Tubuh dan Darah Kristus.
Selama persiapan Komuni Pertama ada tugas kepada responden calon
penerima Komuni Pertama untuk menghafal doa-doa harian sebagai salah satu
syarat untuk bisa menerima Tubuh dan Darah Kristus. Maka responden perlu di
tolong untuk bisa menghafal doa-doa harian, agar mereka nanti lebih mudah
melibatkan diri dalam doa bersama di lingkungan. Namun ada sebagian besar
responden yang merasa setuju bahwa mereka mampu menghafal doa-doa harian
ada 52% dan ada 48% yang mengatakan sangat setuju bahwa mereka mampu
menghafal doa-doa harian. Maka ini perlu diperhatikan oleh para pendamping dan
orang tua agar membantu responden lebih mampu menghafal doa-doa harian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Tujuan dari persiapan Komuni Pertama adalah sebagai persiapan
penerimaan Ekaristi supaya akhirnya anak secara sadar mengikuti dan mengambil
bagian dalam perayaan Ekaristi. Namun yang terjadi setelah responden mengikuti
persiapan Komuni Pertama sampai menerima Tubuh dan Darah Kristus ada
sebagian responden yang mengatakan mereka sangat aktif mengikuti perayaan
Ekaristi setelah menerima Tubuh dan Darah Kristus ada 48%. Namun masih ada
sebagian responden yang mengatakan bahwa mereka cukup aktif mengikuti
perayaan Ekaristi setelah mengikuti persiapan Komuni Pertama 42% dan ada 8%
yang mengatakan bahwa setelah mengikuti persiapan Komuni Pertama mereka
tidak aktif dalam mengikuti perayaan Ekaristi. Maka dapat disimpulkan bahwa
ternyata setelah menerimah Tubuh dan Darah Kristus tidak semua anak semakin
aktif untuk mengikuti perayaan Ekaristi setiap Minggu untuk menerima Tubuh
dan Darah Kristus. Maka dalam persiapan Komuni Pertama para pendamping
perlu meningkatkan pemahaman responden mengenai Ekaristi karena terbukti
masih ada responden yang kurang aktif mengikuti perayaan Ekaristi setiap
Minggu.
Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh peserta (anak) dalam persiapan
Komuni Pertama, membaca dan menghafalkan doa-doa harian, mengerjakan
tugas-tugas yang diberikan oleh para pendamping, ikuti dengan orang tua atau
sendiri menghadiri perayaan Ekaristi di Gereja atau di lingkungannya, juga
menghadiri doa-doa bersama di lingkungannya. Selama persiapan Komuni
Pertama sebagian kecil selalu mengerjakan tugas-tugas yang diberikan ada 38%
(19 responden). Namun ada sebagian besar responden yang kurang aktif dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
mengerjakan tugas yang diberikan oleh para pendamping ada 38% (19 responden)
yang mengatakan sering mengerjakan tugas, ada 12% (6 responden) yang
mengatakan kadang-kadang dan ada 8% (4 responden) yang mengatakan tidak
pernah. Maka para pendamping perlu memperhatikan responden agar terlibat aktif
dalam mengikuti perayaan Ekaristi dengan mengerjakan tugas-tugas yang
diberikan. Tugas yang diberikan oleh para pendamping yaitu menghafal doa-doa
harian ada 60% (30 responden) mengatakan sangat setuju dan mengikuti perayaan
Ekaristi setiap hari Minggu ada sebagian besar yang kurang setuju dengan tugas
ini 50% (25 responden) dan ada 10% (5 responden) yang mengatakan sangat tidak
setuju dengan tugas mengikuti perayaan Ekaristi setiap Minggu. Maka mengenai
tugas-tugas yang berikan ini para pendamping perlu meningkatkan lagi
pemahaman responden mengenai Ekaristi.
d. Penghayatan anak-anak tentang Ekaristi
Ekaristi merupakan pusat dan puncak kehidupan Gereja. lewat Ekaristi
Kristus mengikutsertakan Gereja-Nya dan semua anggota-Nya di dunia kurban
pujian dan syukur yang Ia persembahkan di salib kepada Bapa-Nya satu kali
untuk selamanya. Dalam perayaan Ekaristi selalu ada, pewartaan Sabda Allah,
ucapan syukur kepada Allah Bapa untuk segala kebaikan-Nya terutama bahwa Ia
menyerahkan Putera-Nya. Maka dalam perayaan Ekaristi umat menyambut Tubuh
dan Darah Kristus dalam rupa Roti dan Anggur. Salah satu dasar pentingnya
persiapan Komuni Pertama yaitu Sebagai pendidikan iman dan pendidikan nilai.
Persiapan Komuni Pertama bertujuan agar responden lebih mengerti dan
menghayati arti mengikuti perayaan Ekaristi dengan menerima Tubuh dan Darah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Kristus, untuk selanjutnya dapat menerapkan dalam perilaku dan sikapnya sehari-
hari. Setelah mengikuti persiapan Komuni Pertama sebagian besar responden
yang sudah memahami tentang mengikuti perayaan Ekaristi meskipun masih ada
sebagian kecil yang masih kurang memahami tentang arti merayakan Ekaristi.
Ada sebagian besar 64% (32 responden) yang mengatakan bahwa
perayaan Ekaristi merupakan perayaan iman yang mengucap puji dan syukur
kepada Allah. Untuk sebagian kecil yang masih kurang dalam memahami tentang
arti mengikuti perayaan Ekaristi, ini cukup menjadi perhatian bagi para
pendamping agar dalam persiapan Komuni Pertama untuk lebih meningkatkan
pemahaman tentang Ekaristi bagi seluruh responden calon Komuni Pertama
sehingga mereka semakin aktif mengambil bagian dalam mengikuti perayaan
Ekaristi baik digereja maupun di lingkungan.
Dalam mengikuti perayaan Ekaristi ada tata gerak dan sikap Tubuh. Sikap
tubuh yang seragam menandakan kesatuan seluruh jemaat yang berhimpun untuk
merayakan liturgi Kudus. Sebab sikap tubuh yang sama mencerminkan dan
membangun sikap batin yang sama pula. Maka dalam perayaan Ekaristi ada tata
gerak dan sikap Tubuh seperti, berlutut, berdiri, bernyanyi dan seluruh umat
diharapkan untuk ikut terlibat aktif. Setelah mengikuti persiapan Komuni Pertama
sebagian kecil sudah aktif dalam mengikuti perayaan Ekaristi dalam hal tata gerak
dan sikap Tubuh.Ini perlu di pertahankan oleh responden agar semakin
menghayati imannya dalam mengikuti perayaan Ekaristi. Namun masih sebagian
besar responden yang belum cukup terlibat aktif dalam mengikuti perayaan
Ekaristi dalam hal tata gerak dan sikap Tubuh ada 44% (22 responden). Ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
menjadi perhatian bagi para pendamping Komuni Pertama agar pada saat
persiapan Komuni Pertama lebih meningkatkan lagi pemahaman tentang tata
gerak dan sikap tubuh.
Salah satu tujuan dari merayakan Ekaristi yaitu ingin berjumpa dengan
Tuhan yang dari dalam rupa roti dan anggur yang kita terima saat menerima
Komuni Kudus. Ada sebagai besar yang sudah memahami tentang mengikuti
perayaan Ekaristi namun masih ada sebagian kecil yang belum memahami tentang
mengikuti perayaan Ekaristi. Ada sebagian besar 50% (25 responden) mengatakan
sangat bahwa mengikuti perayaan Ekaristi karena ingin berjumpa dengan Tuhan.
Ini perlu ditingkatkan terus agar semakin aktif dalam mengikuti perayaan Ekaristi
digereja maupun di lingkungan. Namun ada sebagain kecil yang belum cukup
memahami tentang mengikuti perayaan Ekaristi ada 34% (17 responden) yang
mengatakan bahwa mereka setuju dan ada 16% (8 responden) yang mengatakan
tidak setuju bahwa mengikuti perayaan Ekaristi karena ingin berjumpa dengan
Tuhan dalam rupa roti dan anggur. Maka ini menjadi perhatian bagi para
pendamping Komuni Pertama agar lebih meningkatkan lagi pemahaman anak
tentang Ekaristi sehingga kehadiran mereka dalam mengikuti perayaan Ekaristi
tidak hanya sebagai suatu kewajiban saja.
e. Faktor pendukung dan penghambat Katekese Persiapan Komuni
Pertama, serta usulan dan saran
Pertama-tama tugas orang tua Kristiani adalah mengusahakan pendidikan
kristiani bagi responden menurut ajaran yang diwariskan oleh Gereja. Tugas
orang tua wajib mendidik anak dengan pendidikan Kristiani dalam keluarga
dengan memberikan sikap dan teladan yang baik demi pendidikan iman anaknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Maka perlu diperhatikan juga oleh pendamping agar ada kerja sama dengan orang
tua calon Komuni Pertama mengarahkan mereka untuk mendukung anak dalam
persiapan Komuni pertama. Selama persiapan Komuni Pertama sudah sebagian
besar orang tua yang sudah terlibat aktif dan sebagian kecil yang belum terlibat
aktif dalam kegiatan persiapan Komuni Pertama. Ada 44% (22 responden)
mengatakan sangat setuju bahwa, selama persiapan Komuni Pertama orang tua
membantu saat menghafal doa-doa harian, ada 38% (19 responden) yang
mengatakan setuju. Ini menandakan bahwa sebagian besar orang tua calon
Komuni Pertama sudah ikut mendukung anaknya untuk menerima Tubuh dan
Darah Kristus dan bertanggungjawab terhadap iman anaknya. Namun ada 18% (9
responden) yang mengatakan bahwa orang tuanya tidak membantu saat menghafal
doa-doa harian. Ini menandakan bahwa ternyata ada orang tua yang belum
memiliki tanggung jawab dalam hal mendidik iman anaknya. Ini menjadi
perhatian para pendamping Komuni Pertama dan pihak Gereja lainnya agar
melibatkan orang tua selama kegiatan persiapan Komuni Pertama.
Selama persiapan Komuni Pertama banyak melibatkan persoalan, baik
guru agama, peserta, bapa-ibu maupun Pastor Paroki. Maka dalam persiapan
Komuni Pertama ada motivasi dari anak sendiri dengan dorongan dari orang tua
serta guru agama sehingga responden aktif mengambil bagian dalam persiapan
Komuni Pertama sehingga mereka siap untuk menerima Tubuh dan Darah
Kristus. Selama persiapan Komuni Pertama sebagian besar responden senantiasa
mengikuti persiapan Komuni Pertama ada 52% (26 responden). Namun ada
sebagian besar responden yang kurang aktif (hadir) selama persiapan Komuni
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Pertamaada 30% (15 responden) yang mengatakan setuju namun ada 18% (9
responden) yang mengatakan tidak setuju dengan pernyataan ini. Maka dapat
dikatakan bahwa belum semua responden calon Komuni Pertama aktif (hadir)
mengikuti kegiatan persiapan Komuni Pertama. Maka perlu diperhatikan oleh
para pendamping agar mengusahakan supaya responden ikut terlibat aktif saat
persiapan Komuni Pertama sehingga mereka dapat mempersiapkan diri dengan
baik untuk menerima Tubuh dan Darah Kristus dengan menghayati imannya.
Selama persiapan Komuni Pertama banyak melibatkan pihak, baik guru
agama, bapa-ibu, guru agama (katekis) dan peserta (anak). Sehingga persiapan
Komuni Pertama dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan yang telah
direncanakan. Selama persiapan Komuni Pertama ada 60% (30 responden) yang
mengatakan bahwa hal yang mendukung selama persiapan Komuni Pertama yaitu
Orang tua, guru agama, Pastor Paroki, dan teman-teman. Maka dapat dikatakan
bahwa sebagian besar responden merasa terdukung dengan keterlibatan dari
berbagai pihak. Sedangkan, ada 20% (10 responden) yang mengatakan bahwa hal
yang mendukung selama persiapan Komuni Pertama yaitu ada buku pegangan
yang didalami yang membantu untuk memahami Komuni Pertama dan siap untuk
menerima Tubuh dan Darah Kristus. Selain itu, ada 16% (8 responden) yang
mengatakan bahwa hal yang mendukung saat persiapan Komuni Pertama adalah
menghafal doa-doa harian, suasana yang menyenangkan. Maka dapat dikatakan
bahwa ternyata selama persiapan Komuni Pertama responden merasa terbantu jika
ada dukungan dari orang tua, guru agama, pastor Paroki dan teman-teman. Selain
itu bahan dan media yang digunakan serta suasana yang mendukung. Oleh karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
itu, ini menjadi cukup perhatian bagi para pendamping Komuni Pertama agar
lebih meningkatkan lagi persiapan Komuni Pertama dengan melibatkan orang tua
dan pihak Gereja lainnya.
Sedangkan mengenai faktor yang menghambat saat persiapan Komuni
Pertama, ada 80% (40 responden) yang mengatakan bahwa faktor yang
menghambat saat persiapan Komuni Pertama karena sakit, malas, bantu orang tua
dirumah (kerja). Maka dapat dikatakan bahwa faktor penghambat ini timbul dari
dalam diri anak dan orang tua yang kurang memperhatikan iman anaknya lebih
menekankan anak pada pekerjaan rumah.Mengenai ini perlu diperhatikan oleh
para pendamping dan orang tua agar tidak ada hambatan selama persiapan
Komuni Pertama sehingga responden dapat mempersiapkan diri dengan baik
untuk menerima Tubuh dan Darah Kristus. Namun ada 20% (10 responden) yang
mengatakan bahwa faktor yang menghambat saat persiapan Komuni Pertama
adalah masalah orang tua yang belum nikah Gereja. Maka ini menjadi cukup
perhatian dari pihak Gereja, orang tua dan para pendamping Komuni Pertama
agar sebelum mengadakan kegiatan persiapan Komuni Pertama, perlu perhatikan
orang tua calon Komuni Pertama agar mereka menikah Gereja terlebih dahulu
sehingga tidak menghambat anak saat menerima Komuni Pertama.
Melihat hal tersebut dari responden mengusulkan, yang pertama untuk
tahun depan selama persiapan Komuni Pertama para pendamping lebih banyak
memberikan materi tentang Ekaristi dan pengenalan mengenai alat-alat liturgi ada
40% (20 responden). Yang kedua untuk Tahun depan susunan acaranya lebih
teratur lagi supaya tidak bosan dan jelas kegiatannya ada 30% (15 responden).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Mengenai usulan ini, dapat dikatakan bahwa selama persiapan Komuni Pertama
para pendamping belum memiliki program yang jelas, maka perlu diperhatikan
oleh para pendamping agar memiliki program yang jelas pada saat persiapan
Komuni Pertama sehingga kegiatan persiapan Komuni bisa berjalan dengan baik
sesuai dengan yang direncanakan. Yang ketiga untuk tahun depan saat
menyampaikan materi menggunakan banyak media yang bervariasi tidak hanya
Kitab Suci dan madah bakti saja ada 5 responden. Dengan melihat semua ini dapat
disimpulkan bahwa, selama ini para pendamping belum menggunakan media yang
kreatif hanya sebatas Kitab Suci dan Madah Bakti. Maka perlu diperhatikan oleh
para pendamping agar Persiapan Komuni Pertama dapat diselenggarakan dengan
baik.
2. Berdasarkan Wawancara
Pada bagian ini, penulis akan membahas hasil penelitian berdasarkan
wawancara terhadap para pendamping Komuni Pertama di Paroki Hati Kudus
Yesus Laktutus. Setelah diketahui hasilnya, maka hasil tersebut akan dibahas oleh
peneliti. Pembahasan hasil penelitian menyangkut aspek yang diteliti yakni
identitas, gambaran Pelaksanaan Katekese Persiapan Komuni Pertama, faktor
pendukung dan penghambat, penghayatan anak-anak tentang ekaristi, peran
Katekese Persiapan Komuni Pertama.
a. Identitas Responden
Berdasarkan data yang diperoleh dalam melakukan penelitian di Paroki
Hati Kudus Yesus Laktutus, jumlah responden dengan jenis kelamin laki-laki 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
orang dan satu perempuan, yang berusia 38- 50 tahun keatas berjumlah 5 orang.
Status responden, petani 3 orang dan 2 orang berstatus guru.
b. Proses Pelaksanaan Persiapan Komuni Pertama
Berdasarkan hasil penelitian setiap tahun di Paroki Laktutus mengadakan
kegiatan persiapan Komuni Pertama, kegiatan persiapan Komuni Pertama
dilaksanakan selama 3 bulan yakni setiap hari Minggu sore. Buku pengangan
pokok yang digunakan oleh para responden dalam membimbing anak-anak calon
penerima Komuni Pertama yaitu, Katekismus Gereja Katolik, Madah Bakti, tata
perayaan Ekaristi, buku panduan persiapan Komuni Pertama pegangan guru
agama dan buku pengangan untuk calon baptis. Ada responden yang mengatakan
tidak menggunakan buku sumber lain tetapi mengajak anak-anak mengenal alat
liturgi Gereja. Materi yang disampaikan kepada calon penerima Komuni Pertama
yaitu mengenai Ekaristi, tata cara liturgi dalam Gereja, tata cara pada saat
mengikuti Perayaan Ekaristi digereja. Metode yang sering digunakan adalah tanya
jawab, pemberian tugas. Namun metode yang paling banyak digunakan adalah
tanya jawab. Pada saat mendampingi calon Komuni Pertama, para responden
melaksanakan kadang-kadang sendiri, bergantian dengan yang lain dan pada saat-
saat tertentu bersama tim, seperti pada saat tes anak-anak menghafalkan doa-doa
harian dan tes orang tua calon penerima Komuni Pertama untuk berdoa.
Melihat hal ini dapat dikatakan bahwa waktu pelaksanaan persiapan
Komuni Pertama di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus masih sangat terbatas
karena hanya 3 bulan persiapan, seharusnya waktu yang dibutuhkan untuk
persiapan Komuni Pertama yakni 6 bulan. Selain itu buku yang digunakan oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
pendamping masih sangat terbatas belum manfaatkan dari sumber lain. Oleh
karena itu, para pendamping perlu menggunakan sumber bahan yang bervariasi
sehingga memiliki pengetahuan dan wawasan yang memadai tentang Katekese
Persiapan Komuni Pertama sehingga anak-anak mampu memahami apa yang
disampaikan dan dapat menghayati imannya.
Dalam melaksanakan Katekese Persiapan Komuni Pertama media
merupakan hal yang sangat penting untuk mendukung kelancaran proses Katekese
Persiapan Komuni Pertamadalam membantu calon penerima Komuni Pertama
mengkomunikasikan imannya. Menggunakan media membuat suasana semakin
hidup dan calon penerima Komuni Pertama merasa terinspirasi setelah melihat
dan mendengarkan. Media yang digunakan juga harus menarik dan bervariasi
sehingga calon penerima Komuni Pertama tidak merasa bosan. Namun,
kenyataannya para pendamping Komuni Pertama di Paroki Hati Kudus Yesus
Laktutus belum menggunakan media dan metode yang bervariasi sehingga masih
sebagian responden penerima Komuni Pertama merasa media kurang membantu
untuk memahami apa yang disampaikan. Media yang digunakan dalam
pelaksanaan katekese hanya sebatas lagu-lagu dan Kitab Suci, Madah Bakti.
Ketika penulis mewawancarai beberapa responden mereka mengatakan memang
selama ini media yang digunakan hanya lagu-lagu dan Kitab Suci. Itu pun tidak
mendalami lagu tersebut karena bingung mau dikemas seperti apa.
Selain penggunaan media dalam pelaksanaan katekese, metode juga sangat
penting dalam pelaksanaan katekese guna mendukung kelancaran
pelaksanaannya. Metode yang digunakan selama persiapan Komuni Pertama di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus ialah metode tanya jawab. Di sini pendamping
Komuni Pertama belum menggunakan metode yang bervariasi seperti, ceramah,
diskusi kelompok. Sehingga calon penerima komuni pertama hanya tanya jawab
selama proses katekese berlangsung. Dari kenyataan ini, dapat dimengerti bahwa
para pendamping Komuni Pertama kurang bervariasi mengenai penggunaan
metode.
c. Peran Katekese Persiapan Komuni Pertama
Dari hasil penelitian para responden mengatakan bahwa, Katekese
Persiapan Komuni Pertama cukup membantu bagi sebagian besar anak-anak calon
Komuni Pertama untuk menghayati imannya, terbukti dengan adanya keaktifan
anak-anak mengikuti perayaan Ekaristi digereja maupun di lingkungan dengan
melibatkan diri dalam beberapa hal misalnya tampil menjadi PPA, pengurus PPA,
Dll. Meskipun sebagian anak-anak mulai dari mereka mengikuti persiapan
Komuni Pertama sampai selesai menerima komuni pertama kurang terlibat aktif
dalam hal sikap baik digereja maupun di lingkungan. Dua orang pendamping yang
berpendapat bahwa, pelaksanaan Katekese Persiapan Komuni Pertama ini belum
cukup membantu anak-anak untuk menghayati imannya karena masih cukup
banyak kekurangan dalam persiapan Komuni Pertama yang kurang mendukung,
baik dari orang tua anak-anak maupun dalam persiapan Komuni Pertama. Dengan
terbukti masih sebagian anak-anak yang setelah menerima Komuni Pertama
kurang tidak terlibat aktif mengikuti perayaan Ekaristi pada hari Minggu digereja
maupun di lingkungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
d. Penghayatan anak-anak tentang Ekaristi
Dari hasil penelitian, menurut sebagian besar responden mengatakan
bahwa, pada umumnya anak-anak cukup aktif dan hormat pada saat mengikuti
perayaan Ekaristi digereja maupun ibadat di lingkungan, sikap hormat saat
menyambut Komuni, penghayatan iman dalam kehidupan sehari-hari cukup
meningkat, dimana anak menjadi rajin mengikuti kegiatan menggereja baik
digereja. Selain itu anak mau terlibat aktif pada saat mengikuti perayaan Ekaristi
maupun ibadat dalam hal bersikap yaitu duduk, berdiri, berlutut, bernyanyi dan
mereka berani tampil menjadi PPA. Sebagian kecil responden mengatakan, masih
sebagian anak-anak yang belum bisa menghayati imannya saat mengikuti
perayaan Ekaristi setelah menerima Komuni Pertama baik digereja maupun di
lingkungan dan belum cukup memahami tentang Ekaristi, misalnya ribut, tidak
terlibat aktif seperti dalam hal sikap tubuh pada saat perayaan Ekaristi. Selain itu,
tidak pernah hadir mengikuti perayaan Ekaristi pada saat hari Minggu. Dengan
melihat hal ini, perlu diperhatikan oleh para pendamping Komuni Pertama
sehingga persiapan Komuni Pertama perlu dipersiapkan dengan baik sehingga
anak-anak calon penerima Komuni Pertama dapat menghayati imannya baik saat
mengikut perayaan Ekaristi digereja maupun di lingkungan dan dapat menerapkan
dalam sikapnya sehari-hari.
e. Faktor pendukung dan penghambat dalam Pelaksanaan Persiapan
Komuni Pertama di Paroki Hati Kudus Yesus laktutus.
1) Faktor pendukung
Dari hasil penelitian, faktor-faktor yang mendukung pelaksanaan
Katekese Persiapan Komuni Pertama yaitu adanya dukungan dari orang tua,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
dimana sebagian besar orang tua yang selalu terlibat membantu anaknya seperti
menghafal doa-doa harian, kerja bakti digereja setiap kali ada kegiatan untuk
anak-anak calon penerima Komuni Pertama. Maka mengenai hal ini dapat
dikatakan bahwa sebagian besar orang tua yang mempunyai tanggungjawab
terhadap iman anaknya. Tugas utama orang tua adalah mendidik iman anaknya
sesuai dengan keyakinannya. Selain itu ada dukungan dari pihak Gereja yaitu
Pastor Paroki, ketua dewan, dan kerjasama, antara anggota tim pendamping calon
Komuni Pertama. Selain itu anak-anak calon penerima Komuni Pertama yang
terlibat aktif meskipun sebagian kecil calon penerima Komuni Pertama yang tidak
aktif (hadir) selama persiapan Komuni Pertama. Mengenai hal ini dapat dikatakan
bahwa, selama proses persiapan Komuni Pertama banyak pihak yang membantu
tidak hanya guru agama saja, tetapi tim pewarta dan orang tua juga ikut terlibat
selama persiapan Komuni Pertama.
2) Faktor penghambat
Melalui hasil penelitian, kendala yang dialami oleh para pendamping
selama persiapan Komuni Pertama yaitu yang pertama dari pihak orang tua calon
penerima Komuni Pertama yaitu ada sebagian orang tua calon penerima Komuni
Pertama yang belum menikah Gereja sehingga menggangu konsentrasi para
pendamping pada saat menjelang persiapan Komuni Pertama karena harus
mengurus orang tua yang belum menikah itu terlebih dahulu mengingat anaknya
yang harus menerima Komuni Pertama. Maka hal ini perlu diperhatikan oleh tim
pewarta sehingga tidak mengganggu persiapan Komuni Pertama. Yang kedua,
sebagian dari orang tua yang tidak bisa diajak kerjasama, sebagian anak yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
berasal dari keluarga yang minim penanaman pokok-pokok Iman Kristiani dari
orang tua. Mengenai hal ini dapat dikatakan bahwa, selama persiapan Komuni
Pertama perlu ada kerjasama antara orang tua dan guru agama demi kelancaran
persiapan Komuni Pertama. Yang ketiga, sebagian anak yang cenderung malas
dalam hal untuk menghafal doa-doa harian, dan situasi anak dalam hal berpikir
mereka berbeda.Yang berikut, sebagian dari pendamping Komuni Pertama
mengatakan bahwa dalam mendampingi anak-anak calon peneriman Komuni
Pertama buku-buku pendukung masih terbatas sehingga menggunakan buku
pegangan persiapan Komuni Pertama sebagaimana adanya tanpa melakukan
variasi. Sehingga sebagian para pendamping mengatakan masih kurang dalam hal
menyampaikan pokok-pokok Iman Kristiani. Selama mendampingi anak-anak
calon penerima Komuni Pertama, para pendamping belum pernah membuat
program bimbingan yang tersusun dengan baik dalam melaksanakan pembinaan
Komuni Pertama sehingga menyampaikan materi apa adanya dan kurang adanya
persiapan. Selain itu penggunaan media dan metode dalam persiapan Komuni
Pertama masih kurang diselenggarakan dengan baik.
f. Usulan dan saran para Pendamping Komuni Pertama
1) Usulan
Usulan para pendamping calon penerima Komuni Pertama mengenai
pelaksanaan persiapan Komuni Pertama yaitu yang pertama, perlu adanya
program yang tersusun dengan baik sehingga jelas apa yang disampaikan kepada
calon penerima Komuni Pertama. yang kedua, ada persediaan buku-buku tentang
persiapan Komuni Pertama, buku yang berkaitan dengan pendidikan iman dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
media-media yang bervariasi sehingga dapat membantu pendamping untuk
menyampaikan materi.
2) Saran
Saran dari para pendamping mengenai pelaksanaan persiapan Komuni
Pertama yaitu, yang pertama perlu adanya penegasan terhadap orang tua calon
penerima Komuni Pertama yaitu adanya komunikasi dan kerjasama antara
pendamping dengan orang tua calon Komuni Pertama supaya kegiatan
penerimaan Komuni Pertama dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan tanggal
yang telah ditetapkan. yang kedua, sebagian responden mengatakan perlu ada
penambahan pendamping calon Komuni Pertama mengingat sebagian
pendamping yang sudah lanjut usia.
H. Kesimpulan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian, penulis dapat menyimpulkan bahwa
penelitian melalui angket dan wawancara di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus
memiliki kesamaan yakni pelaksanaan Katekese Persiapan Komuni Pertama perlu
diperbaharui lagi. Selama pelaksanaan persiapan Komuni Pertama cukup
membantu para calon penerima Komuni Pertama untuk menghayati imannya dan
aktif terlibat dalam perayaan Ekaristi. Meskipun masih ada sebagian yang belum
terlibat aktif dalam mengikuti perayaan Ekaristi digereja maupun di lingkungan.
Selain itu, selama persiapan Komuni Pertama para pendamping belum
membuat program pendampingan Katekese Persiapan Komuni Pertama, materi
disampaikan baru hanya sebatas Ekaristi, hafal doa-doa harian, penggunaan
sumber bahan yang terbatas, waktu yang belum efekti, metode, sarana yang belum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
bervariasi dan sebagian para pendamping yang belum menggunakan bahasa yang
sederhana saat menyampaikan materi. Selain itu perlu ada kerja sama antar guru
agama, orang tua, pastor para dan peserta selama persiapan Komuni Pertama.
Selama persiapan Komuni Pertama belum semua orang terlibat aktif dalam
mengikuti kegiatan persiapan Komuni Pertama
Melalui penelitian ini, penulis dapat menyimpulkan bahwa dalam
pelaksanaan Katekese Persiapan Komuni Pertama di Paroki Hati Kudus Yesus
Laktutus belum diselenggarakan dengan baik. Baik dari segi dalam hal
penggunaan media, metode, sumber bahan. Selain itu, harus adanya kesadaran
dari berbagai pihak untuk bekerjasama demi iman calon penerima Komuni
Pertama seperti, guru agama, orangtua, pastor paroki dan peserta sendiri sehingga
apa yang menjadi tujuan dalam pelaksanaan Katekese Persiapan Komuni Pertama
dapat tercapai sesuai dengan yang direncanakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
BAB IV
USULAN PROGRAM KATEKESE PERSIAPANKOMUNI PERTAMA DI
PAROKI HATI KUDUS YESUS LAKTUTUS
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dibahas dalam bab III, penulis
menemukan bahwa pelaksanaan Katekese Persiapan Komuni Pertama di Paroki
Hati Kudus Yesus Laktutus pada umumnya para pendamping belum membuat
program pendampingan Komuni Pertama dan belum memanfaatkan dalam hal
menggunakan media, metode, bahan. Oleh karena itu, dalam bab IV ini
mengusulkan satuan program Katekese Persiapan Komuni Pertama. Program ini
ditujukkan kepada para pendamping Komuni Pertama sekaligus menjadi masukan
bagi para pendamping Komuni Pertama di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus
yang kebingungan untuk membuat program Katekese Persiapan Komuni Pertama
yang menarik bagi anak-anak calon penerima Komuni Pertama.
Susunan dalam bab ini terbagi dalam dari enam bagian. Bagian pertama
berisi latar belakang program, bagian kedua berisi manfaat program, bagian ketiga
usulan program untuk parapendamping Katekese Persiapan Komuni Pertama,
bagian keempat contoh satuan Katekese Persiapan Komuni Pertama.
A. Latar Belakang Penyusunan Program
Kegiatan pendampingan iman calon penerima Komuni Pertama
merupakan salah satu bentuk upaya Gereja dalam rangka membantu orangtua
dalam mendampingi perkembangan iman anak calon penerima Komuni Pertama.
Pendampingan KomuniPertama yang terbaik diharapkan dapat membantu anak-
anak calon penerima Komuni agar dapat memahami dan memaknai tentang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
peristiwa misteri Ekaristi yang benar-benar merupakan pusat seluruh kehidupan
kristiani secara bertahap.
Dari hasil penelitian sudah diuraikan mengenai Katekese Persiapan
Komuni Pertama yang terjadi di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus. Melalui hasil
penelitian mengenai Katekese Persiapan Komuni Pertama, ternyata para
pendamping Komuni Pertama di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus, pada
umumnya belum membuat program pendampingan dalam melaksanakan
pendampingan calon Komuni Pertama. Dalam pendampingan calon Komuni
Pertama para pendamping menggunakan buku pegangan persiapan Komuni
Pertama sebagaimana adanya. Sumber buku lain atau bahan yang digunakan
dalampendampingan Komuni Pertama masih kurang dimanfaatkan sehingga
belum mengolah keterlibatan anak baik digereja maupun di lingkungan. Oleh
karena itu untuk meningkatkan persiapan Komuni Pertama yang sudah terjadi
perlu dibuat program pendampingan Komuni Pertama untuk membantu para
pembimbing agar mampu mengembangkan bentuk isidan arah pendampingan.
Melalui program yang baik pendamping Komuni Pertama perlu menguasai bahan
dan dapat menyajikan secara terarah, mudah diikuti dan menarik sehingga, anak
calon penerima Komuni Pertama menjadi semangat untuk mengikuti kegiatan
Komuni Pertama.
Selain itu seorang pendamping harus memiliki keterampilan yakni
keterampilan dalam menyajikan bahan, metode dan sarana yang sesuai dengan
tujuan dan usia peserta. Untuk itu perlu menggunakan metode dan saran yang
variatif agar menarik, tidak mudah membuat bosan dan mudah dipahami dengan
apa yang disampaikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
B. Tujuan Program
Berdasarkan latar belakang keadaan persiapan Komuni Pertama di Paroki
Hati Kudus Yesus Laktutus, maka tujuan pelaksanaan program ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagi Pendamping
Dalam Pelaksanaan Katekese Persiapan Komuni Pertama para
Pendamping perlu berusaha untuk menyelenggarakan dengan baik dan
menggunakan sumber bahan, metode, sarana yang sesuai dengan tujuan
pendampingan dan keadaan peserta. Maka tujuan program pendampingan Komuni
Pertama ini agar para pendamping terbantu dalam mempersiapkanPersiapan
Komuni Pertama
2. Bagi Peserta
Program pendampingan persiapan Komuni Pertama membantu peserta
untuk memahami apa yang disampaikan oleh para pendamping. Dengan demikian
anak-anak calon penerima Komuni Pertama semakin mampu terlibat aktif dalam
mengikuti perayaan Ekaristi digereja maupun dilingkungan.
3. Bagi Tim Pewartaan Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus
Dengan adanya program persiapan Komuni Pertama ini dapat membantu
membantu Paroki untuk dapat mengembangkan program-program lain yang
dibutuhkan oleh umat seperti pendampingan calon penerima Komuni Pertama,
sehingga para pendamping dapat mempersiapkan pendampingan Komuni Pertama
dapat lebih terarah dan pendamping tidak kesulitan saat pendampingan calon
penerima Komuni Pertama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
C. Manfaat program
1. Bagi Pendamping
Dalam sebuah kegiatan, program sangat diperlukan dan sangat bermanfaat
bagi pendamping. Manfaat program bagi pendamping sebelum melaksanakan
pendampingan Komuni Pertama agar para pendamping tidak akan merasa
kebingungan dalam menyampaikan bahan, dan bahan yang disampaikan dapat
lebih terarah. Pada saat pendampingan berlangsung, program berguna bagi
pendamping sebagai pedoman didalam melaksanakan pendampingan. Maka
Pelaksanaan program tentu harus dipersiapkan dengan baik sesuai dengan
tuntutan situasi dan kondisi. Bahkan program juga berguna untuk mendorong
peserta dan pendamping untuk bekerja dengan lebih baik (Riggs, 1950: 44).
Selain itu manfaat program bagi pendamping yaitu agar pada akhir dan setelah
kegiatan program berguna untuk mengevaluasi kegiatan yang baru dilaksanakan
dan akan diketahui sejauh mana kegiatan tersebut berhasil atau gagal, melihat
pendukung dan penghambatnya dan merencanakan tindakan lanjut demi
perbaikan.
2. Bagi Peserta
Dalam mendampingan calon Komuni Pertama, para pendamping perlu
mempersiapkan program yang baik agar para peserta dapat memahami bahan
yang disampaikan oleh pendamping, sehingga anak-anak calon Komuni Pertama
semakin mampu terlibat aktif dalam mengikuti pendampingan Komuni Pertama.
3. Bagi Tim Pewartaan Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus
Dengan andanya program Komuni Pertama ini membantu paroki untuk
dapat mengembangkan program-program lain yang dibutuhkan oleh umat seperti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
pendampingan calon penerima Komuni Pertama, sehingga para pendamping dapat
mempersiapkan pendampingan Komuni Pertama lebih terarah.
D. Usulan Tema dan Tujuan Program
1. Usulan Tema dan Tujuan program
Usulan tema umum yang penulis sajikan dalam program Komuni Pertama
ini adalah “Mengimani dan menjadi murid Yesus Kristus yang menyelamatkan
manusia dan menanggapi kasih-Nya yang telah memberikan diri-Nya dalam
perayaan Ekaristi”. Kemudian tujuan umum program ini adalah membantu anak
untuk mengimani dan menyadari kasih Allah yang begitu besar dan berupaya
untuk menghayati imannya kepada Allah yang telah menyelamatkan manusia
dalam perayaan Ekaristi.
2. Tema-tema dan Tujuan masing-masing pertemuan
Melalui tema besar ini akan dijabarkan dalam 7 sub tema. Dari 7 sub tema
ini dijabarkan lagi menjadi 19 judul pertemuan dengan tujuannya masing-masing
sebagai berikut :
Sub Tema (1) : Bersyukur menjadi anak Katolik
Judul Pertemuan :
1. Saya dibaptis.
Tujuan : Menolong anak menyadari bahwa bapak ibu telah mewariskan
iman yang dipercayakan kepada anaknya.
2. Dengan dibaptis saya diangkat menjadi anak Allah dan anggota resmi
Gereja.
Tujuan: Menolong anak untuk menyadari bahwa dibaptis adalah
ungkapan kepercayaan kepada Yesus yang menyelamatkan
saya dan menjadikan saya resmi menjadi anggota Gereja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
3. Melalui Baptis mati dan bangkit bersama Yesus.
Tujuan: Menolong anak agar semakin menyadari bahwa dengan Baptis
mereka bersatu dengan Yesus Kristus dalam kematian dan
kebangkitan.
Sub Tema (2): Yesus yang mencintai kita
1. Yesus mencintai anak-anak
Tujuan: Anak menyadari bahwa Yesus mencintai mereka.
2. Yesus mencari sahabat-sahabat-Nya
Tujuan: Pendamping dan peserta mengetahui bahwa Yesus memiliki
sahabat, mengetahui siapa sahabat Yesus dan untuk apa Yesus
memiliki sahabat.
3. Yesus memanggil para rasul.
Tujuan: Membantu peserta untuk mengenal 12 murid Yesus.
4. Yesus yang selalu bersyukur.
Tujuan: Pendamping dan peserta meneladani sikap Yesus yang selalu
bersyukur dan memperhatikan orang-orang disekitar-Nya.
Sub Tema (3): Yesus Roti hidup yang turun dari Surga.
1. Yesus akan memberikan roti kehidupan.
Tujuan: Pendamping dan peserta memahami pengertian yang
dimaksud roti kehidupan yang dimaksudkan oleh Yesus.
2. Ekaristi sebagai santapan kehidupan.
Tujuan: Pendamping dan peserta dapat menghayati Ekaristi sebagai
santapan kehidupan.
Sub Tema (4) : Umat Yesus merayakan Ekaristi.
1.Yesus bersama kita
Tujuan : Pendamping dan peserta menyadari keberadaan Yesus
2. Perayaan Ekaristi sebagai perjamuan terakhir
Tujuan :
Pendamping dan peserta dapat menyadari makna Perjamuan
Malam Terakhir antara Yesus dengan murid-murid-Nya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Anak-anak memahami dan menyadari arti “perbuatan ini menjadi
peringatan akan Daku”
Anak-anak memahami dan menyadari bahwa menerima komuni
dengan iman berarti dirinya dijamin oleh Yesus.
3. Menyambut Tubuh Kristus melalui komuni
Tujuan: Pendamping dan peserta dapat memahami bahwa dalam
Komuni Suci kita menyambut tubuh kristus
4. Yesus sebagai santapan perjamuan
Tujuan: Pendamping dan peserta memahami dan mengimani bahwa
Yesus merupakan santapan perjamnuan
Sub Tema (5): Memahami Sakramen Ekaristi, dan menunjukkan sikap hormat
kepada Sakramen Ekaristi
1. Arti Ekaristi
Tujuan : Anak-anak calon penerima komuni pertama semakin mantap
dalam memaknai Sakramen Ekaristi demi perkembangan
iman dalam kehidupan mereka sehari-hari.
2. Tata perayaan Ekaristi.
Tujuan : Pendamping dan peserta mengetahui bagian-bagian dalam
perayaan Ekaristi serta mengetahui bagian terpenting dalam
Ekaristi.
3. Sikap dan simbol dalam perayaan Ekaristi.
Tujuan : Pendamping dan peserta mengetahui arti sikap-sikap badan
dalam Ekaristi serta arti simbol yang dipakai dalam Ekaristi.
4. Alat-alat yang digunakan dalam perayaan Ekaristi.
Tujuan : Pendamping dan peserta mengetahui nama alat-alat yang
digunakan dalam perayaan Ekaristi serta fungsinya.
Sub Tema (6) : Memahami sakramen Tobat.
1. Pemahaman Sakramen Tobat (arti,makna dan buah-buah Sakramen
Tobat).
Tujuan : Pendamping membantu peserta untuk memahami tentang
Sakramen tobat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Sub Tema (7) : Persiapan menyambut Komuni Pertama.
1. Membantu peserta dalam menyambut Komuni Pertama.
Tujuan : Memperlancar perayaan menyambut Ekaristi menyambut
Komuni Pertama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
103
E. USULAN PROGRAM KATEKESE PERSIAPAN KOMUNI PERTAMA
DI PAROKI HATI KUDUS YESUS LAKTUTUS
a. Tema Umum : “Mengimani dan menjadi murid Yesus Kristus yang menyelamatkan manusia dan menanggapi kasih-Nya yang
telah memberikan diri-Nya dalam perayaan Ekaristi”
b. Tujuan Umum : “Membantu anak untuk mengimani dan dapat menyadari kasih Allah yang begitu besar dan berupaya untuk
menghayati imannya kepada Allah yang telah menyelamatkan manusia dalam mengikuti perayaan Ekaristi”.
No
Sub Tema Judul
pertemuan
Tujuan Pokok-pokok
materi yang
didalami
Pengembangan
langkah-langkah
Metode Sarana Sumber bahan
1 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Bersyuku
r menjadi
anak
Katolik
1. Saya
dibaptis
Menolong
anak
menyadari
bahwa bapak
ibu
mewariskan
iman yang
dipercayakan
Arti
pemberian
nama baptis
Arti baptis
Syukur atas
baptisan
Doa pembukaan
Menyanyi "Happy
yaya, happy yeye"
Pengantar
Dialog tentang
baptisan seorang
anak
Mendalami cerita
Bernyanyi
Tanya
jawab
Cerita
Ceramah
Kitab Suci
Pensil
warna
Gambar
yesus
sedang
dibaptis
oleh Yesus
Al. Amin
Susanto,
(1990)
membangun
sikap tobat
pengangan
guru,
Yogyakart,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
104
kepada
anaknya
Membaca Kitab
Suci Mat 16:13-20
Mendalami Kitab
Suci
Rangkuman
Mewarnai gambar
Yesus yang di
baptis Yohanes
Tugas rumah
Bernyanyi " Yesus
pokok dan
carangnya"
Doa penutup
Kanisius.
Yesus pokok
anggur
2. Dengan
dibaptis
saya
diangkat
menjadi
anak Allah
dan
anggota
resmi
Gereja
Menolong
anak agar
menyadari
bahwa dibaptis
adalah
ungkapan
kepercayaaan
kepadaYesus
Kristus yang
menyelamatka
n saya dan
Alasan
dibaptis
menjadi
katolik
Doa pembukaan
Bernyanyi "Yesus
satu-satunya"
pengantar
Menunjukkan kartu
pelajar, penduduk,
kartu anggota
pramuka dan
dipandu oleh
beberapa
pertanyaan
Bernyanyi
Tanya
jawab
ceramah
Kitab Suci
Kartu
pelajar
Kartu
perpustakaa
n
Kartu
anggota
pramuka
Surat baptis
Al. Amin
Susanto,
(1990)
membangun
sikap tobat
pengangan
guru,
Yogyakarta:
Kanisius
KGK
Iman Katolik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
105
menjadikan
saya resmi
menjadi
anggota
Gereja.
Membaca Kitab
Suci Ef 4: 17-32
Mendalami bacaan
Kitab Suci
Rangkuman
permainan "Bas,
bis, bus"
Bernyanyi
Doa penutup
3. Melalui
baptis
mati dan
bangkit
bersama
Yesus
Menolong
anak agar
semakin
menyadari
bahwa dengan
baptisan
mereka bersatu
dengan Yesus
Kristus dalam
kematian dan
kebangkitan
Makna baptisan
Mensyukuri
baptisan
Doa pembukaan
Bernyanyi "Tuhan
Yesus"
pengantar
cerita "Kartikan
dan ayahnya"
mendalami cerita
Membaca Kitab
Suci Rm 6:1-11
Mendalami bacaan
Kitab Suci
Rangkuman
Membuat doa
kepada Yesus yang
telah bangkit
Bernyanyi
Tanya
jawab
Cerita
ceramah
Kitab Suci
Kertas
Al. Amin
Susanto,
(1990)
membangun
sikap tobat
pengangan
guru,
Yogyakarta:
Kanisius
Komkat KWI
(2008) seri
murid-murid
Yesus.
menjadi
murid Yesus,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
106
Bernyanyi "Aku
diberkati"
Doa penutup
prndidikan
Katolik untuk
sekolah
dasar, buku
siswa 2
Yogyakarta:
Kanisius
2 Yesus
yang
mencintai
kita
4. Yesus
mencintai
anak-anak
Anak
menyadari
bahwa Yesus
mencintai
mereka.
Alasan Yesus
mencintai anak-
anak
Bukti ungkapan
cinta Yesus
kepada anak-
anak
Jawaban kita
atas cinta Yesus
Doa pembukaan
Bernyanyi
“Biarkan anak-
anak datang pada-
Ku”
Pengantar
Dialog tentang
Yesus mencintai
anak-anak
Membaca Kitab
Suci Markus 10:
13-16
Mendalami Kitab
Suci
Rangkuman
Mewarnai gambar
Yesus sedang
Bernyanyi
Bercerita
Tanya
jawab
Penugasan
Mewarnai
gambar
Yesus
memeluk
anak kecil.
Bernyanyi.
Teks lagu
Kitab Suci
Pensil
warna
Gambar
Yesus
sedang
menggendo
ng anak-
anak
Kitab Suci
Seri
mewarnai,
1998: 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
107
memeluk anak-
anak
Bernyanyi “Aku di
berkati”
Doa penutup
5. Yesus
mencari
sahabat-
sahabat-
Nya
Pendamping
dan peserta
mengetahui
bahwa Yesus
memiliki
sahabat,
mengetahui
siapa sahabat
Yesus dan
untuk apa
Yesus
memiliki
sahabat.
Tujuan Yesus
mencari sahabat
Orang-orang
yang menjadi
sahabat Yesus
Syarat menjadi
sahabat Yesus
Doa pembukaan
Bernyanyi “Hari
Ini Ku Rasa
Bahagia”
Pengantar
Permainan
Mendalami
permainan dengan
beberapa
pertanyaan
Membaca Kitab
Suci Matius 4:18-
22
Mendalami bacaan
Kitab Suci
Rangkuman
Bernyanyi “Di
pikir-pikir”
Doa penutup
Permainan
Bernyanyi
Tanya
jawab
Peneguhan
Kitab Suci,
Matius
4:18-22
Kertas
berwarna
yang
berbentuk
pohon dan
buah
Kitab Suci
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
108
6. Yesus
memanggi
l para
rasul
Membantu
peserta untuk
mengenal 12
murid Yesus
Nama-nama 12
murid Yesus
Pekerjaan
murid-murid
Yesus
latar belakang
murid-murid
Yesus
Doa pembukaan
lagu “Dengar Dia
Panggil Nama
Saya”
Pengantar
Permainan
Mendalami
permainan dan
dibantu dengan
beberapa
pertanyaan
Membaca Kitab
Suci Matius, 10:1-4
Mendalami bacaan
Kitab Suci dengan
beberapa
pertanyaan
Rangkuman
Bernyanyi
Permainan
Bernyanyi
Tanya
jawab
Matius,
10:1-4
Kitab Suci
Xaviecer
leon (1990)
7. Yesus
yang
selalu
bersyukur
Pendamping
dan peserta
meneladani
sikap Yesus
yang selalu
Bersyukur atas
segala anugerah
yang telah
Tuhan berikan
Peka terhdap
Doa pembukaan
Lagu “Lima Roti
dan Dua Ikan”
Pengantar
Bercerita “Kasih-
Bercerita
Gerak dan
lagu
Tanya
jawab
Teks lagu
lima roti
dan dua
ikan
Kitab Suci
Frank Nihalik
(1998)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
109
bersyukur dan
memperhatika
n orang-orang
disekitar-Nya
kebutuhan
orang lain
Kerelaan untuk
berbagi
Nya seperti sungai”
Mendalami cerita
dengan beberapa
pertanyaan
Membaca Kitab
Suci Matius,15:32-
39
Mendalami bacaan
Kitab Suci
Rangkuman
Permainan
Bernyanyi “Kasih-
Nya Seperti
Sungai”
Doa penutup
Sharing
3 Yesus
Roti
hidup
yang
turun dari
surga
8.Yesus akan
memberika
n roti
kehidupan
Pendamping
dan peserta
memahami
pengertian
yang dimaksud
roti kehidupan
yang
dimaksudkan
oleh Yesus
Banyak orang
mencari Yesus
untuk meminta
makan
Yesus akan
memberikan
"makanan lain"
Yesus akan
memberikan
Doa pembukaan
Bernyanyi “Surya
bersinar”
Pengantar
Permainan
Mendalami
permainan dengan
beberapa
pertanyaan
Ceramah
Tanya
jawab
Pendalama
n
Kitab Suci
Teks Yoh,
6: 22-59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
110
roti kehidupan Membaca Kitab
Suci
Yohanes, 6:22-59
Mendalami
bacaanKitabSuci
Rangkuman
Bernyanyi “Tuhan
adalah gembalaku”
Doa penutup
9. Ekaristi
sebagai
santapan
kehidupan
Pendamping
dan peserta
dapat
menghayati
Ekaristi
sebagai
santapan
kehidupan
Tujuan
merayakan
Ekaristi
Bersatu dengan
Yesus dalam
Ekaristi
Kekuatan dari
Ekaristi
Doa pembukaan
Bernyanyi “Dengar
Dia panggil nama
saya”
Pengantar
Peserta bercerita
tentang gambar
orang makan dan
petani bekerja
diladang
Mendalami materi
tentang Ekaristi
sebagai santapan
kehidupan
Mendalami dengan
Ceramah
Sharing
perngalam
an
Tanya
jawab
Bernyanyi
Gambar
orang
makan
Gambar
petani
bekerja
diladang
Martasudjita,
1998:263
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
111
beberapa
pertanyaan
Rangkuman
Bernyanyi
Doa penutup
4 Umat
Yesus
merayaka
n Ekaristi
10. Yesus
bersama
kita
Pendamping
dan peserta
menyadari
keberadaan
Yesus
Pengalaman
bersama Yesus
dimanapun kita
berada
Orang-orang
datang untuk
merayakan
Ekaristi
Melaksankan
perintah Yesus
Doa pembukaan
Bernyanyi
Pengantar
Permainan
Sharing
pengalaman di
pandu dengan
beberapa
pertanyaan
Membaca Kitab
Suci Matius 18:20
Mendalami bacaan
Kitab Suci
Rangkuman
Mewarnai gambar
Hosti dan Piala
Bernyanyi
Doa penutup
Menggamb
ar dan
mewarnai
gambar
Hosti dan
Piala
Sharing
pengalama
n
Tanya
jawab
Teks Mat
18:20
Kertas
Spidol
Pinsil
Martasudjita,
1998:278
11. Perayaan Pendamping Pesan Yesus Doa pembukaan Tanya Teks Lukas Lukas,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
112
Ekaristi
sebagai
perjamua
n
terakhir
dan peserta
dapat
menyadari
makna
Perjamuan
Malam
Terakhir
antara Yesus
dengan
murid-murid-
Nya.
Anak-anak
memahami
dan
menyadari arti
“perbuatan ini
menjadi
peringatan
akan Daku”
Anak-anak
memahami
dan menyadari
bahwa
adalah tanda
penyerahan
diri-Nya secara
total dan
seutuhnya bagi
keselamatan
umat manusia.
Yesus
memberikan
diri-Nya
sebagai sumber
hidup manusia.
Yesus berpesan
agar kita juga
ikut ambil
bagian dari
perjamuan
Ekaristi dan
ambil bagian
dalam karya-
Nya.
Bernyanyi
Pengantar
Permainan
Medalami di pandu
dengan beberapa
pertanyaan
Membaca Kitab
Suci Lukas 22: 14-
23
Mendalami bacaan
Kitab Suci
Rangkuman
Tugas rumah
Bernyanyi
Doa penutup
jawab
permainan
Diskusi
Ceramah
22: 14-23 pelukis Hidup
Yesus, Tom
Jacobs,
Jakarta, Cipta
Loka Caraka,
1988
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
113
menerima
komuni
dengan iman
berarti dirinya
dijamin oleh
Yesus.
12. Menyam
but
Tubuh
Kristus
melalui
komKuni
Pendamping
dan peserta
dapat
memahami
bahwa dalam
Komuni Suci
kita
menyambut
Tubuh Kristus
Hosti Suci
melambang
Yesus yang
hadir
Kerinduan
untuk selalu
menyambut
komuni
Doa pembukaan
Bernyanyi
Pengantar
Permainan
Mendalami
permainan dengan
beberapa
pertanyaan
Membaca Kitab
Suci 1korintus
10:16-17
Mendalami bacaan
Kitab Suci
Rangkuman
Menghias kata-kata
Yesus dalam
perjamuan malam
Ceramah
Tanya
jawab
Menghias
kata-kata
Yesus
dalam
perjamuan
malam
terakhir
Kertas HVS
Spidol
Pinsil
Teks
1kor 10:16-
17
Martasudjita,
1998:205-306
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
114
terakhir
Bernyanyi
Doa penutup
13. Yesus
sebagai
santapan
perjamuan
Pendamping
dan peserta
memahami dan
mengimani
bahwa Yesus
merupakan
santapan
perjamnuan
Korban Salib
Peristiwa jalan
Salib
Doa pembukaan
Bernyanyi “Hari
Ini Ku Rasa
Bahagia”
Pengantar
Permainan
Mendalami
permainan dengan
beberapa
pertanyaan
Membaca Kitab
Suci Matius 22:45-
56
Mendalami bacaan
Kitab Suci
Rangkuman
Mewarnai gambar
peristiwa jalan
salib
Bernyanyi
Doapenutup
Ceramah
Tanya
jawab
Peneguhan
Salib
Gambar
peristiwa
jalan salib
Mat 27:45-
56
Spidol
Martasudjita,
1998: 295
Madah Bakti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
115
5
Memaha
mi
sakramen
Ekaristi,
dan
menunju
kkan
sikap
hormat
kepada
sakramen
Ekaristi
14. Arti
Ekaristi
Anak-anak
calon
penerima
Komuni
Pertama
semakin
mantap dalam
memaknai
Sakramen
Ekaristi demi
perkembanga
n iman dalam
kehidupan
mereka
sehari-hari.
Pemaknaan
Sakramen
Ekaristi sebagai
ungkapan cinta
kasih Yesus
Ekaristi sebagai
perjamuan
umat dengan
Allah,
Ekaristi
sebagai
perayaan
seruan Roh
Kudus, dan
juga
Ekaristi
sebagai sumber
kekuatan
hidup).
Klip tentang
Ekaristi.
Materi tentang
makna Ekaristi.
Energizer (tepuk
bit)
Nonton
Tanya
Jawab
Sharing
Refleksi
Pribadi
Tugas
rumah
Video
tentang
Ekaristi
Harian
Laptop
Speaker
LCD
Kitab Suci
KGK
Dokumen KV
II (LG 26 dan
SC 47)
Buku Iman
Katolik
Grün,
Anselm.
1998. Ekaristi
dan Perwuju
dan Diri.
Ende: Nusa
Indah.
Marta
Sudjita. 2005.
Ekaristi:
Tinjauan
Teologis,
Liturgis,
Pastoral.
Yogyakarta:
Kanisius
Martasudjita.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
116
2012.
Ekaristi:
makna dan
kedalamanny
a bagi
perutusan di
tengah dunia.
Yogyakarta:
Kanisius.
15. Tata
perayaan
Ekaristi
Pendamping
dan peserta
mengetahui
bagian-bagian
dalam
perayaan
Ekaristi serta
mengetahui
bagian
terpenting
dalam ekaristi
Ritus Pembuka
Liturgi sabda
Liturgi ekaristi
Ritus Penutup
Doa pembukaan
Bernyanyi
Pengantar
Permainan
Mendalami
permainan dengan
beberapa
pertanyaan
Mendalami materi
tentang liturgi
sabda dan liturgi
Ekaristi
Rangkuman
Bernyanyi
Doa penutup
Informasi
Tanya
jawab
Diskusi
kelompok
Flap
Spidol
Madah Bakti
Martasudjita,
1998: 297
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
117
16. Sikap
dan
simbol
dalam
perayaan
Ekaristi
Pendamping
dan peserta
mengetahui
arti sikap-sikap
badan dalam
Ekaristi serta
arti simbol
yang dipakai
dalam Ekaristi
Sikap-sikap
dalam perayaan
Ekaristi
Simbol-simbol
dalam perayaan
Ekaristi
Doa pembukaan
Bernyanyi
Pengantar
Permainan
Mendalami
permainan dengan
beberapa
pertanyaan
Mendalami materi
tentang sikap-sikap
dan simbol-simbol
dalam perayaan
ekaristi
Rangkuman
Bernyanyi
Doa penutup
Sharing
Tanya-
Jawab
Refleksi
Pribadi dan
kritis
Informasi
Permainan
bermakna
Gambar
simbol-
simbol
dalam
ekaristi
Puzle
Handout
dan power
point materi
Speaker
Laptop
LCD
Martasudjita.
1998.
Memahami
Simbol-
simbol dalam
Liturgi.
Yogyakarta:
Kanisius
Marsana
Windhu.1997.
Mengenal
Ruangan,
Perlengkapan
dan Petugas
Liturgi.
Yogyakarta:
Kanisius.
17. Alat-alat
yang
digunaka
n dalam
perayaan
Ekaristi
Pendamping
dan peserta
mengetahui
nama alat-alat
yang
digunakan
Nama-nama
peralatan
ekaristi
Fungsi
peralatan
Ekaristi
Doa pembukaan
Bernyanyi
Pengantar
Permainan
Memperkenalkan
alat-alat liturgi
Sharing
Tanya-
Jawab
Refleksi
Pribadi dan
kritis
Alat-alat
dan
perlengkapa
n Ekaristi
Martasudjita.
1998.
Mengenal
alat-alat
dalam Liturgi.
Yogyakarta:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
118
dalam
perayaan
Ekaristi serta
fungsinya
Rangkuman
Kuis
Bernyanyi
Doapenutup
Informasi
Permainan
bermakna
Ceramah
Kuis
Bernyanyi
Kanisius
6 Memaha
mi
sakramen
Tobat
18. Pemaha
man
sakrame
n tobat
(arti,mak
na dan
buah-
buah
sakrame
n tobat)
Pendampingme
mbantu peserta
untuk
memahami
tentang
sakramen tobat
Sakramen
Tobat sebagai
sakramen
pemulihan,
pengakuan,
pengampunan
dan perdamaian
Melalui
sakramen tobat,
maka ada
perdamaian
dengan Allah,
perdamaian
dengan Gereja
dan perdamaian
dengan
ketenagan hati
nurani dan
rohani
Pertumbuhan
kekuatan rohani
Doa pembukaan
Bernyanyi
“dijenjang maaf”
Pengantar
Permainan
Mendalami
permainan dengan
beberapa
pertanyaan
Mendalami materi
tentang penerimaan
sakramen tobat
Rangkuman
Bernyanyi “Yesus
angkat dosaku”
Doa penutup
Tanya-
Jawab
Refleksi
Pribadi
Informasi
Permainan
bermakna
Teks lagu
Iman Katolik,
hlm. 433-435
KGK hlm.
365-367
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
119
untuk berjumpa
dengan Kristus
7 Persiapan
menyamb
ut
Komuni
Pertama
19. Membant
u peserta
dalam
menyamb
ut
Komuni
Pertama
Memperlancar
perayaan
menyambut
Ekaristi
menyambut
Komuni
Pertama
Pembagian
tugas Komuni
Pertama
Doa pembukaan
Bernyanyi
Pengantar
Permainan
Mendalami
permainan dengan
beberapa
pertanyaan
Latihan tata cara
perayaan Ekaristi
Bernyanyi
Doa penutup
Praktek
Latihan
tata cara
perayaan
Ekaristi
Kitab Suci
Panduan
perayaan
Ekaristi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
F. Salah satu contoh Katekese Persiapan Komuni Pertama
1) Identitas Pertemuan
a. Tema : Perayaan Ekaristi sebagai Perjamuan Terakhir
b. Tujuan :
Pendamping dan peserta dapat menyadari makna Perjamuan Malam
Terakhir antara Yesus dengan murid-murid-Nya.
Anak-anak memahami dan menyadari arti “Perbuatan ini menjadi
peringatan akan Daku”
Anak-anak memahami dan menyadari bahwa menerima komuni
dengan iman berarti dirinya dijamin oleh Yesus.
c. Peserta : Anak-anak calon Komuni Pertama
d. Waktu : 90 menit
e. Metode : Bernyanyi, tanya jawab, ceramah, sharing
f. Sarana : Teks lagu “Pesan Yesus kepadaku”, Kitab Suci, Lukas 22: 14-23
g. Sumber bahan :
Lukas 22: 14-23
Lukas, pelukis Hidup Yesus, Tom Jacobs, Jakarta, Cipta Loka Caraka,
1988
Lagu pesan Yesus kepadaku gubahan dari Ade Irma Suryani
2) Pemikiran Dasar
Dalam Luk 22:14-23 Yesus menyampaikan pesan kepada para rasul.
Dalam pesan-Nya yang diungkapkan pada Malam Perjamuan Terakhir Ia
bersabda, “Perbuatlah ini menjadi peringatan akan Daku” (ayat 19). Arti dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
perbuatan ini menjadi peringatan akan Daku” adalah agar para murid” 1).
Merayakan syukur atau Ekaristi, 2). Melakukan perbuatan-perbuatan seperti yang
dilakukan Yesus, yaitu menyelamatkan dan mengasihi. Pesan ini berlaku
sepanjang segala abad sampai datangnya kepenuhan Kerajaan Allah.
Dalam kenyataannya sejumlah orang Katolik di Paroki Hati Kudus Yesus
Laktutus khususnya bagi anak-anak yang sudah menerima Komuni Pertama masih
kurang terlibat aktif dalam mengikuti perayaan Ekaristi di Gereja maupun
lingkungan, kurang terlibat dalam kegiatan menggereja dan mereka kurang
menghayati imannya dalam mengikuti perayaan Ekaristi dan lain-lain. Selain itu
motivasi anak dalam mengikuti perayaan Ekaristi masih dipandang hanya sebagai
suatu kewajiban, keterpaksaan bukan karena kerinduan untuk bertemu dengan
Tuhan.
Dalam pertemuan ini anak-anak diharapkan dapat memahami makna
Malam Perjamuan Terakhir yang diadakan Yesus, dan ambil bagian dalam
perayaan Ekaristi, menyambut Kristus dalam Komuni yang menjadi sumber hidup
kemudian dengan senang hati mau melayani sesama seperti Kristus.
3) Langkah-langkah kegiatan
a. Pembuka
1. Pengantar
Anak-anak yang terkasih dalam Yesus Kristus, kita bersyukur karena kita
dapat berkumpul dalam pertemuan ini. Di sini kita akan bersama-sama menggali
tema mengenai perayaan Ekaristi sebagai Perjamuan Terakhir. Untuk mengawali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
pertemuan ini kita berdoa terlebih dahulu agar pertemuan kita dapat berjalan
dengan lancar.
2. Doa pembuka
Allah Bapa di Surga puji dan syukur kami ucapkan terimakasih kepada-Mu
atas atas segala pengurbanan-Mu kepada kami. Bantulah kami agar mampu
melaksanakan segala pesan-Mu dalam kehidupan kami sehari-hari. Demi Yesus
Kristus Tuhan dan juru selamat kami. Amin
b. Mendalami pengalaman lewat permainan
1. Permainan
Pendamping mengajak anak-anak untuk bermain “pesan Estafet”,sebelum
permaian dimulai pendamping menjelaskan aturan permainannya
Pendamping membagi kelompok menjadi dua kelompok. Masing-masing
kelompok menentukan pemimpinnya.
Pendamping menyampaikan pesan kepada masing-masing pemimpin
kelompok untuk disampaikan kepada anggota kelompoknya.
Pemimpin kelompok menyampaikan pesan itu kepada anggotannya sampai
yang paling akhir, tanpa ada satu katapun yang hilang.
Anggota kelompok yang paling akhir menuliskan pesan tadi dan
menyerahkan kepada pendamping.
Kelompok yang paling dulu dan dapat benar pesannya itu yang menang.
2. Mendalami permainan
Pendamping mengajak anak-anak untuk mendalami permainan dengan tanya
jawab, misalnya dengan pertanyaan sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Apa yang kalian rasakan ketika teman membisikkan pesan tadi?
Apa akibatnya kalau pesan tadi didengar dan disampaikan dengan tidak
serius?
3. Rangkuman
Dalam permainan tadi menggambarkan bahwa sering kali kita mendapat
pesan dari orang tua atau dari siapa pun agar kita dapat bertindak dan berperilaku
benar serta hidup dengan baik. Sebaiknya kita mau menerima secara terbuka
terhadap pesan dari orang tua atau dari siapa pun. Orang tua/ guru memberikan
pesan kepada kita sebagai tanda cinta dan perhatian mereka kepada anak-anaknya.
Oleh karena itu, sebaiknya kita selalu mengingat pesan itu dan melaksanakannya.
Dengan mengingat dan mematuhi pesan itu kita dapat hidup dengan baik.
c. Mendalami bacaan Kitab Suci tentang Perjamuan Terakhir
1. Membaca Kitab Suci
Pendamping mengajak anak-anak untuk membaca Kitab Suci Luk 22:14-23
2. Mendalami bacaan Kitab Suci
Pendamping mengajak anak-anak untuk mendalami bacaan Kitab Suci dengan
pertanyan sebagai berikut :
Apa pesan Yesus kepada para murid-Nya ketika makan bersama pada
Malam Perjamuan Terakhir?
Apa arti pesan yang disampaikan oleh Yesus itu?
Bagaimana pengalamanmu berdasarkan pesan Yesus itu?
3. Rangkuman
Pendamping merangkum dan memberikan penjelasan kepada anak-anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
didalam bacaan Luk 22:14-23.
Perjamuan malam bersama murid-murid itu adalah Perjamuan Malam
Terakhir yang dilakukan Yesus kepada para murid-Nya. Pesan Yesus pada Malam
Perjamuan Terakhir adalah “Perbuatlah ini menjadi peringatan akan Daku”. Pesan
itu berarti bahwa perjamuan syukur itu kita lanjutkan dengan ikut ambil bagian
dalam menerima Komuni, menerima pribadi Yesus sebagai tanda persekutuan kita
dengan diri-Nya. Melalui pesan ini kita harus ikut ambil bagian dalam perbuatan-
perbuatan kasih seperti yang dilakukan Yesus di dalam karya-Nya.
d. Merefleksikan hidup berdasarkan pengalaman Kitab Suci
1. Merefleksikan pengalaman hidup
Pendamping meminta anak-anak untuk merefleksikan pengalaman
hidupnya berdasarkan bacaan Kitab Suci dengan pertanyaan penuntun:
Apa makna pesan Yesus bagimu sehubungan dengan bacaan Kitab Suci?
2. Rangkuman dan peneguhan
Dalam bacaan Kitab Suci, pada Malam Perjamuan Terakhir Yesus
berpesan “perbuatlah ini menjadi peringatan akan Daku”. Pesan itu berarti bahwa
perjamuan syukur itu kita lanjutkan dengan ikut ambil bagian dalam menerima
Komuni, dengan menerima pribadi Yesus sebagai tanda persekutuan kita dengan
diri-Nya. Maka melalui pesan ini kita harus ikut ambil bagian dalam perbuatan-
perbuatan kasih seperti yang dilakukan Yesus di dalam karya-Nya destngan
terlibat dalam kehidupan menggereja seperti, mengikuti perayaan Ekaristi di
Gereja maupun di lingkungan. Selain itu, mengikuti kegiatan Gereja seperti
menjadi misdinar, lektor, dirijen. Dll.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
e. Penutup
1. Bernyanyi
Sebelum pertemuan diakhiri pendamping mengajak anak-anak untuk
bernyanyi:
Akan kuingat selalu, pesan Yesus kepadaku waktu di perjamuan malam itu.
Penuh dengan syukur dan haru, Yesus memberikan pesan terakhir-Nya
“Perbuatlah ini menjadi peringatan akan Daku”
2. Doa Penutup
Pendamping mengajak anak-anak untuk menutup pertemuan dengan doa.
Bapa yang maha baik, kami bersyukur atas segala karunia-Mu sepanjang
hari ini Engkau telah menunjukkan segalah pengurbanan-Mu kepada kami.
Bantulah kami agar kami selalu mengingat dan melaksanakan pesan-Mu kepada
kami pada Malam Perjamuan Terakhir. Bapa, doa ini kami serahkan kedalam
tangan-Mu dengan perantaraan Yesus Kristus Tuhan dan juru selamat kami. Amin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini, penulis membuat kesimpulan atas apa yang telah dibahas
pada bab-bab sebelumnya. Penulis juga memberikan saran yang kiranya
bermanfaat bagi pendamping Komuni Pertama di Paroki Hati Kudus Yesus
Laktutus demi mengembangkan pelaksanaan Katekese Persiapan Komuni
Pertama dengan baik sehingga iman anak-anak akan Yesus Kristus semakin
dihayati dan diwujudkan dalam kehidupan nyata. Bab ini bagi dalam dua bagian
yaitu kesimpulan dan saran.
A. Kesimpulan
Kegiatan pelaksanaan Katekese Persiapan Komuni Pertama merupakan
suatu bentuk kegiatan yang ada di Gereja. Kegiatan tersebut dengan maksud untuk
membantu mereka mengenal, memahami dan menghayati imannya akan Yesus
kristus secara mendalam dalam kehidupan nyata. Setelah mereka mengenal,
menghayati Yesus Kristus mereka menerima Tubuh dan Darah Kristus dengan
hormat. Menerima Tubuh dan Darah Kristus berarti mengambil bagian untuk
bersatu dengan Kristus, oleh karena itu kegiatan Katekese Persiapan Komuni
Pertama perlu diselenggarakan dengan baik.Pada saat persiapan Komuni Pertama
para pendamping perlu menyampaikan materi tidak hanya sebatas Ekaristi saja,
tetapi materi-materi yang lain seperti nuansa katekumenat karena mereka dibaptis
sejak bayi, pengenalan alat-alat liturgi, serta pokok-pokok iman Gereja lainnya.
Selain itu dalam pelaksanaan persiapan Komuni Pertama perlu ada
kerjasama, komunikasi yang baik antara tim pendamping (guru agama), orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
tua, maupun dewan paroki, dan peserta sendiri agar kegiatan persiapan Komuni
Pertama dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan yang diharapkan. Kegiatan
persiapan Komuni Pertama sebagai salah satu kegiatan untuk mendidik iman
anak, maka diperlukan adanya keterlibatan dari orang tua demi iman anak
mereka. Kegiatan persiapan Komuni Pertama perlu dipersiapkan dengan sungguh-
sungguh agar dapat membantu anak untuk menghayati imannya akan Yesus
Kristus.
Melalui hasil penelitian dikatakan bahwa, pelaksanaan Katekese Persiapan
Komuni Pertama di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus belum cukup
diselenggarakan dengan baik karena masih cukup banyak kekurangan seperti
tidak ada program bimbingan bagi para pendamping, penggunaan sumber bahan,
metode, media yang masih kurang dimanfaatkan dengan baik selama persiapan
Komuni Pertama. Selain itu dalam persiapan Komuni Pertama belum semua pihak
ikut terlibat aktif seperti orang tua, peserta calon penerima Komuni Pertama.
Sebagai akibatnya masih sebagian anak-anak yang sudah menerima Komuni
Pertama masih kurang terlibat aktif mengikuti perayaan Ekaristi digereja maupun
di lingkungan. Selain itu masih sebagian anak-anak yang masih kurang
menghayati imannya dalam mengikuti perayaan Ekaristi. Melihat hal ini dapat
dikatakan bahwa Katekese Persiapan Komuni Pertama di Paroki Hati Kudus
Yesus Laktutus belum cukup berperan untuk membantu sebagian anak untuk
menghayati imannya dalam Ekaristi.
Untuk menganggapi persoalan tersebut penulis menawarkan usulan
program Katekese persiapan Komuni Pertama untuk para pendamping calon
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
penerima Komuni Pertama di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus untuk
meningkatkan Katekese Persiapan Komuni Pertama menjadi lebih baik.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis menyampaikan beberapa
saran guna meningkatkan pelaksanaan Katekese Persiapan Komuni Pertama
menjadi lebih baik di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus. Beberapa saran yang
diusulkan penulis sebagai berikut:
1. Bagi para pendamping Komuni Pertama
Dalam Katekese persiapan Komuni Pertama para pendamping perlu
menggunakan program bimbingan, penggunaan sumber bahan, metode dan saran
yang sesuai dengan keadaan peserta. Sehingga mereka dapat memahami apa yang
disampaikan dan mempunyai pengetahuan dan semakin menghayati imannya
kepada Yesus Kristus dan siap untuk menyambut tubuh dan darah Kristus.
2. Bagi peserta
Para peserta perlu terlibat aktif selama kegiatan persiapan Komuni
Pertama. Sehingga mereka dapat memahami dan siap untuk menyambut Tubuh
dan Darah Kristus dan dapat menghayati imannya dalam mengikuti perayaan
Ekaristi maupun dalam kehidupan sehari.
3. Bagi Tim pewartaan Paroki
Tim pewartaan Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus perlu mengadakan
pembekalan bagi para pendamping calon penerima Komuni Pertama sehingga
mereka dapat melaksanakan persiapan Komuni Pertama sesuai dengan yang
diharapkan tidak hanya sekedar melaksanakan persiapan Komuni Pertama tanpa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
adanya persiapan. Selain itu dapat membantu calon penerima Komuni Pertama
untuk semakin menghayati imannya dan mewujudkan dalam kehidupan
menggereja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
DAFTAR PUSTAKA
.
Adisusanto, F.X. (2000). Katekese dalam Tugas Perutusan Gereja, Yogyakarta:
Lembaga pengembangan Kateketik PUSKAT
Arikunto Suharsimi. (1997). Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktek.
Jakarta: PT Asdi Mahasatya
Amin Susanto, Al, (1990). Persiapan Komuni Pertama: Buku
penganganGuru.Yogyakarta-Kanisius.
Hadisumarta O. Carm (2013). Seri katekese Umat: Ekaristi. Jakarta : Obor
Kitab Hukum Kanonik .(2006). Codex Iurius Canonici.(V. Kartosiswoyo, (dkk),
Penerjemah). Jakarta, KWI
Komkat KAS. (1997). Mengikuti Yesus Kristus 2. Yogyakarta: Kanisius
Konferensi Waligereja Indonesia.(1996). Iman Katolik.Yogyakarta: Kanisius
Lalu, Yosef. (2005). Katekese Umat. Jakarta: Kanisius.
Martasudjita E, Pr. (2003). Sakramen-sakramen Gereja. Yogyakarta: Kanisius.
____________.(2005). Ekaristi, Tinjauan Teologis, Liturgis dan Pastoral.
Yogyakarta : Kanisius.
____________. (2006). Yukbersama-sama merayakan Ekaristi. Yogyakarta:
Kanisius.
____________. (2006). Apa beda liturgi, ibadat dan doa?.Ekaristi.Yogyakarta:
Kanisius
____________. (2009) Bersama Kaum Muda Bedevosi Ekaristi dan Berbagi:
Muller Bernhard.(2003). Yesus Roti Kehidupan.Flores NTT. Nusa Indah.
Moleong, Lexy.J. (2012).Metodologi Penelitian kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Renungan Bulan Maria dan Bulan Katekese Liturgi. Semarang: Komisi Liturgi
KAS
Sene Alfons, (1985). Kita berkatekese Demi Anak.Flores NTT. Nusa Indah.
Soenarto S.W. (2006). Yesus Pokok Anggur.Yogyakarta : Kanisius.
Sumarno Ds, M. SJ. M. A. (2011). Pengantar PAK Paroki. Diktat mata Kuliah
Pengantar PAK Paroki untuk Mahasiswa Semester III, Program Studi
Ilmu Pendidikan, Fakultas dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta.
_________.. (2011). PAK Paroki. Diktat Mata Kuliah PAK Paroki untuk
Mahasiswa Semester IV, Program Studi Ilmu Pendidikan, Fakultas
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Tim Penyusun. (2012). Katekese Inisiasi gagasan dasar dan silabus.Yogyakarta:
Kanisius
Telaumbanua, Marinus. DR. Cap. (1990: 4) Ilmu Kateketik: Hakikat, Metode dan
Peserta
Yohanes Paulus II,Paus. (1992). Anjuran Apostolik Catechesi Tradendae
(Penerjemah: Hardawiryana, Robert SJ), Jakarta: Departemen
Dokumentasi dan penerangan KWI
_________.(2006). Anjuran Apostolik Sacrosanctum Concilium.
Jakarta: Departemen Dokumentasi dan penerangan KWI.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(1)
Lampiran 1. Surat penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(2)
Lampiran 2. Daftar pertanyaan Kuisioner
KUESIONER PENELITIAN
PELAKSANAAN KATEKESE PERSIAPAN KOMUNI PERTAMA
DI PAROKI HATI KUDUS YESUS LAKTUTUS
A. Petunjuk Pengisian Kuesioner
1. Adik-adik dimohon untuk membaca setiap pertanyaan dengan teliti dan
jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan jujur serta apa
adanya sesuai dengan situasi dan kondisi adik-adik.
2. Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan cara memberi tanda
silang (X) pada jawaban yang telah tersedia.
B. Identitas Responden
1. Nama : .............................................................................
2. Jenis Kelamin : .............................................................................
3. Kelas : ............................................................................
4. Usia : ............................................................................
C. Jawablah pertanyaan di bawah ini sesuai dengan keadaan dan situasi
anda.
5. Setiap tahun Paroki Laktutus melaksanakan kegiatan persiapan komuni
pertama
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
6. Persiapan komuni pertama membantu saya untuk lebih mengerti dan
menghayati Tubuh dan Darah Kristus dalam perayaan ekaristi.
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
7. Menjelang penerimaan komuni pertama setiap minggu ada kegiatan persiapan
komuni pertama.
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
8. Berapa jam guru agama memberikan kegiatan persiapan komuni pertama
dalam seminggu?
a. 1 jam c. 2 jam
b. 1 ½ jam d. 3 jam
9. Selama persiapan komuni pertama materi yang paling banyak disampaikan
adalah ekaristi
a. Sangat setuju c . Tidak setuju
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(3)
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
10. Media yang paling banyak digunakan oleh guru agama dalam menyampaikan
materi persiapan komuni pertama adalah:
a. Cerita santo-santa c. Lagu-lagu
b. Alat-alat liturgi d. Kitab Suci
11. Media yang lebih banyak membantu saya untuk memahami komuni pertama
adalah :
a. Cerita santo-santa c. Lagu-lagu
b. Alat-alat liturgi d. Kitab Suci
12. Dalam persiapan komuni pertama ada buku pengangan yang didalami.
a. Sangat setuju c . Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
13. Metode apa saja yang selam ini guru agama gunakan dalam menyampaikan
materi persiapan komuni pertama?
a. Ceramah c. Tanya jawab
b. Pengalaman langsung d. Diskusi kelompok
14. Saya senantiasa bersemangat dalam mengikuti kegiatan persiapan komuni
pertama!
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. setuju d. Sangat tidak pernah
15. Apa yang membuat anda semangat mengikuti persiapan komuni pertama?
a. Kerinduan untuk menerima Tubuh dan Darah Kristus
b. Bisa mengetahui tentang komuni pertama
c. Bisa bertemu dengan teman-teman
d. Mengikuti perintah guru agama
16. Guru agama selalu hadir setiap kali pertemuan persiapan komuni pertama
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
17. Guru agama menyampaikan materi menggunakan bahasa yang sederhana
sehingga saya dapat mengerti dan memahami apa yang disampaikan.
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
18. Kegiatan persiapan komuni pertama membantu saya lebih siap untuk
menerima Tubuh dan Darah Kristus.
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
19. Saya mampu menghafal doa-doa harian dalam persiapan komuni pertama
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
20. Setelah mengikuti persiapan komuni pertama saya semakin aktif mengikuti
perayaan ekaristi.
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
21. Selama persiapan komuni pertama saya melaksanakan tugas-tugas yang
diberikan oleh guru agama
a. Selalu c. Kadang-kadang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(4)
b. Sering d. Tidak pernah
22. Salah satu tugas yang diberikan oleh guru agama saat persiapan komuni
pertama adalah menghafal doa-doa harian.
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
23. Selama persiapan komuni pertama saya diberi tugas wajib untuk mengikuti
perayaan ekaristi setiap hari minggu.
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
24. Menurut anda apa itu Ekaristi? (Tulislah jawaban anda dibawah ini).
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
25. Ekaristi merupakan perayaan iman yang mengucapkan pujian dan syukur
kepada Allah.
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
26. Perayaan ekaristi setiap hari minggu yang kita ikuti, adalah untuk
memperingati wafat dan kebangkitan Yesus.
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
27. Sengsara, wafat, dan kebangkitan Yesus yang kita rayakan dalam perayaan
ekaristi merupakan ungkapan cinta kasih Yesus kepada kita
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
28. Merayakan ekaristi berarti membangun persaudaraan sejati sebagai murid
Yesus Kristus.
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
29. Pada saat perayaan ekaristi saya senantiasa terlibat aktif dalam sikap-sikap
berdoa yang baik seperti berlutut, berdiri, bernyanyi. dll.
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
30. Saya mengikuti perayaan ekaristi karena ingin berjumpa dengan Tuhan.
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
31. Orang tua saya membantu saat menghafal doa-doa harian.
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
32. Saya senantiasa hadir mengikuti kegiatan persiapan komuni pertama.
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
33. Hal-hal apa saja yang mendukung anda selama mengikuti persiapan komuni
pertama?.
( Tulislah jawaban anda dibawah ini).
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(5)
34. Hal-hal apa saja yang menghambat anda selama kegiatan persiapan komuni
pertama?. (Tulislah jawaban anda dibawah ini).
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
35. Tulislah usulan dan saran anda untuk meningkatkan persiapan komuni pertama
untuk tahun yang akan datang sehingga menjadi lebih baik. (Tulislah jawaban
anda dibawah ini).
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(6)
Lampiran 3. Daftar pertanyaan wawancara pelengkap penelitian
1. Bagaimana proses pelaksanaan persiapan Komuni pertama di Paroki
Laktutus?
2. Apa yang menjadi faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan
persiapan Komuni Pertama di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus?
3. Bagaimana penghayatan anak-anak di paroki Laktutus terhadap Sakramen
Ekaristi?
4. Bagaimana peranan Katekese Persiapan Komuni Pertama membantu
anak-anak menghayati imannya dalam Ekaristi di Paroki Laktutus dalam
hidup menggereja?
5. Apa usulan dan saran bapak/ibu mengenai pelaksanaan persiapan Komuni
Pertama?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(7)
Lampiran 4. Teks Lagu “Pesan Yesus kepadaku”
Akan kuingat selalu, pesan Yesus kepadaku waktu di perjamuan malam itu.
Penuh dengan syukur dan haru, Yesus memberikan pesan terakhir-Nya
“Perbuatlah ini menjadi peringatan akan Daku”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(8)
Lampiran 5. Teks Kitab Suci Lukas 22:14-23
Penetapan Perjamuan Malam
22:14 Ketika tiba saatnya, Yesus duduk makan bersama-sama dengan rasul-rasul-
Nya.
22:15 Kata-Nya kepada mereka: "Aku sangat rindu makan Paskah ini bersama-
sama dengan kamu, sebelum Aku menderita.
22:16 Sebab Aku berkata kepadamu: Aku tidak akan memakannya lagi sampai ia
beroleh kegenapannya dalam Kerajaan Allah."
22:17 Kemudian Ia mengambil sebuah cawan, mengucap syukur, lalu berkata:
"Ambillah ini dan bagikanlah di antara kamu.
22:18 Sebab Aku berkata kepada kamu: mulai dari sekarang ini Aku tidak akan
minum lagi hasil pokok anggur sampai Kerajaan Allah telah datang."
22:19 Lalu Ia mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan
memberikannya kepada mereka, kata-Nya: "Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi
kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku."
22:20 Demikian juga dibuat-Nya dengan cawan sesudah makan; Ia berkata:
"Cawan ini adalah perjanjian baru oleh darah-Ku, yang ditumpahkan bagi kamu.
22:21 Tetapi, lihat, tangan orang yang menyerahkan Aku, ada bersama dengan
Aku di meja ini.
22:22 Sebab Anak Manusia memang akan pergi seperti yang telah ditetapkan,
akan tetapi, celakalah orang yang olehnya Ia diserahkan!"
22:23 Lalu mulailah mereka mempersoalkan, siapa di antara mereka yang akan
berbuat demikian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI