plagiat merupakan tindakan tidak terpuji · atnil, erica. 2015. students’ strategies in solving...

112
i STRATEGI SISWA MENYELESAIKAN MASALAH KONTEKSTUAL YANG BERKAITAN DENGAN PERMAINAN MATEMATIKA SEDERHANA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika Disusun oleh : Erica Atnil NIM. 111414116 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 20-Oct-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • i

    STRATEGI SISWA MENYELESAIKAN MASALAH KONTEKSTUAL

    YANG BERKAITAN DENGAN PERMAINAN MATEMATIKA

    SEDERHANA

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

    Program Studi Pendidikan Matematika

    Disusun oleh :

    Erica Atnil

    NIM. 111414116

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

    JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2015

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ii

    S K R I P S I

    STRATEGI SISWA MENYELESAIKAN MASALAH KONTEKSTUAL YANG

    BERKAITAN DENGAN PERMAINAN MATEMATIKA SEDERHANA

    Oleh:

    Erica Atnil

    NIM : 111414116

    Telah disetujui oleh:

    Pembimbing

    Dr. Yansen Marpaung tanggal 2 Juli 2015

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iii

    S K R I P S I

    STRATEGI SISWA MENYELESAIKAN MASALAH KONTEKSTUAL YANG

    BERKAITAN DENGAN PERMAINAN MATEMATIKA SEDERHANA

    Dipersiapkan dan ditulis oleh

    Erica Atnil

    NIM : 111414116

    Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji

    pada tanggal 11 Agustus 2015

    dan dinyatakan memenuhi syarat

    Susunan Panitia Penguji

    Nama Lengkap Tanda tangan

    Ketua : Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd. …………….

    Sekretaris :Dr. Hongki Julie, M.Si. …………….

    Anggota :Dr. Yansen Marpaung …………….

    Anggota :Dra. Haniek Sri Pratini, M.Pd. …………….

    Anggota :MariaSuciApriani, M.Sc. …………….

    Yogyakarta, 11 Agustus2015

    Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

    Universitas Sanata Dharma

    Dekan,

    (Rohandi, Ph.D.)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iv

    Kalau kita memberi jempol pada yang memuji, beri juga pada yang mengkritik,

    karena hakikatnya keduanya ingin kita menjadi lebih baik.

    Belajarlah mengalah sampai tidak ada seorang pun yang bisa mengalahkanmu.

    Belajarlah merendah sampai tak satu pun yang mampu merendahkanmu.

    Skripsi ini aku persembahkan untuk:

    Kedua orang tuaku, Benny Atnil dan Meilinda Wijaya

    Opa Anwar Atnil dan Oma Anita Atnil

    Opa Wong Kong Wing dan Oma Tjung Ju Siok

    Saudara-saudaraku tercinta, Evelyn Atnil, Elisia Atnil, dan Daniel Atnil

    Sahabat seperjuangan dan teman spesialdi Universitas Sanata Dharma

    Alumni Pengurus HMPS Pendidikan Matematika

    Sahabat di Komunitas Tritunggal Mahakudus

    Humas Universitas Sanata Dharma

    Tim Global Leadership Program 2015 USD

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • v

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

    Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya

    atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka,

    sebagaimana layaknya karya ilmiah.

    Yogyakarta, 11 Agustus2015

    Penulis

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vi

    ABSTRAK

    Atnil, Erica. 2015. Strategi Siswa Menyelesaikan Masalah Kontekstual yang Berkaitan

    Dengan Permainan Matematika Sederhana. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Keguruan

    dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

    Kata kunci: Matematika, pemecahan masalah, kontekstual, strategi.

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara berpikir siswa dalam menyelesaikan

    masalah kontekstual dengan menggunakan pengetahuan matematika yang telah dipelajari sejak

    duduk di sekolah dasar hingga sekarang. Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

    hambatan yang ditemui siswa dalam menyelesaikan masalah kontekstual melalui permainan

    matematika sederhana dan mengetahui strategi siswa untuk memenangkan permainan

    matematika sederhana.

    Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

    kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

    melakukan tes tertulis mengenai matematika dasar dan wawancara. Wawancara dilakukan

    dengan empat siswa Sekolah Menengah Pertama yaitu 1 siswa dan 1 siswi dari SMP Joannes

    Bosco Yogyakarta serta 1 siswa dan 1 siswi dari SMP Negeri 3 Depok Yogyakarta.

    Hasil dari penelitian ini adalah keempat siswa menggunakan strategi sekuensial,

    strategi coba-coba dan strategi gambar untuk menyelesaikan masalah kontekstual yang

    diberikan. Semua siswa mengalami kesulitan untuk membahasakan idenya secara matematis.

    Hal ini dikarenakan siswa belum terbiasa mengerjakan soal pemecahan masalah di sekolah.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vii

    ABSTRACT

    Atnil, Erica. 2015. Students’ Strategies in Solving Contextual Problem Through Simple

    Mathematical Game. Mini Thesis. Yogyakarta: Faculty of Teacher Training and

    Education, Sanata Dharma University.

    Keyword: Mathematics, Problem Solving, Contextual, Strategy.

    The researcher attempts to found out the way the students think in solving contextual

    problem using the mathematics knowledge which has been obtained since they were in

    elementary school. The study aims to find out the problems encountered by the students in

    solving contextual problem using simple mathematical game and to know their strategies in

    solving the game.

    The method used in the study was qualitative method. The data collection is done in

    interview and basic mathematics assessment. For the interview, there were four interviewees

    involved. Two of them were Joannes Bosco Junior High School students (one male and one

    female) and the other two were state junior high school SMP 3 Depok Yogyakarta students

    (one male and one female).

    The result of the study was the four students use sequential strategy, trial-and-error

    strategy, and image strategy to solve the problem. All the students experienced difficulties in

    delivering their ideas systematically for they are not used to working on problem solving at

    school.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • viii

    LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

    PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPETNTINGAN AKADEMIS

    Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasisiwi Universitas Sanata Dharma:

    Nama : Erica Atnil

    Nomor Mahasiswa : 111414116

    Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas

    Sanata Dharma Yogyakarta karya ilmiah saya yang berjudul:

    STRATEGI SISWA MENYELESAIKAN MASALAH KONTEKSTUAL YANG

    BERKAITAN DENGAN PERMAINAN MATEMATIKA SEDERHANA TAHUN

    AJARAN 2014/2015

    Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma baik

    untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk

    pangkalan data, mendestribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya di internet atau

    media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu izin dari saya atau memberikan royalti

    kepada saya selama mencantumkan nama saya sebagai penulis.

    Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

    Yogyakarta, 11 Agustus 2015

    Yang menyatakan,

    Erica Atnil

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ix

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan berkat,

    rahmat, dan pertolonganNya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

    Praktikan juga mengucapkan terima kasih kepada :

    1. BapakRohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

    Universitas Sanata Dharma.

    2. Bapak Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan

    Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dan Ketua Program Studi Pendidikan

    Matematika.

    3. Ibu Chatarina Enny Murwaningtyas, M.Si. selaku Wakil Ketua Program Studi

    Pendidikan Matematika.

    4. Bapak Dr. Yansen Marpaung selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dan

    memotivasi penulis selama bimbingan untuk menyelesaikan skripsi.

    5. Ibu Veronika Fitri Rianasari, M.Sc. yang telah memberikan pengarahan tentang kiat-

    kiat penyusunan skripsi dan memotivasi penulis untuk menyelesaikan skripsi tepat

    waktu.

    6. Bapak Prof. Dr. St. Suwarsono yang telah mengajarkan dan membimbing penulis

    tentang menulis proposal skripsi.

    7. Ibu Lies selaku guru Matematika di SMP N 3 Depok Yogyakarta yang memberikan

    informasi tentang subjek yang akan diteliti oleh penulis.

    8. Siswa-siswi SMP Joannes Bosco dan SMP N 3 Depok Yogyakarta yang telah bersedia

    menjadi subjek penelitian dalam skripsi ini.

    9. Orang tua penulis yaitu Benny Atnil dan Meilinda Wijaya serta saudara - saudariku

    Evelyn Atnil, ElisiaAtnil dan Daniel Atnil yang telah memberikan dukungan, semangat

    dan motivasi agar dapat menyelesaikan skripsi.

    10. Bapak/Ibu Sekretariat JPMIPA Universitas Sanata Dharmayaitu Pak Sugeng, Mas

    Arifdan Pak Sugeng yang telah membantu membuat surat izin ke sekolah.

    11. Sahabat dan teman-teman mahasiswa Pendidikan Matematika (Yunda, Vonti, Pebri,

    Yanti, Emil, Naldys, Jevi, Lhisa, Veve, Dian, Monica Yona, TheveaYurike, Mita, Neri,

    Fenny, Retha, Yani, Arlyn, Nita, Renata, Yoyo, Seli, Indah, Sunny, Niko, Lia, Kristin,

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • x

    Mela,Yoanna, Prapti, Fian, Ditya, Alan, Romo Felix, Suster, Igor, Eva, Lia, Ko William

    Junior, Ko Ryan Sanjaya, Santo, Devor, Valen, Tina, Dita, Rista, Devi, Yaya,

    AprianusPaskalisPriska, Rina,Deka, Andy, Dika, Reyn, Toro, Bruder Ben, RomoHadi,

    Nindi, Kak Ira, Tiffany, KakEce, dan lain-lain) yang mendukung dan memberikan

    motivasi kepada penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi.

    12. Sahabat dan teman-teman di Kos Sari Ayu (Metta, Natia, Levina, Reni, Niken, Intan,

    dan lain-lain) dan Kos Gendis (Tata, Imel, Gilang, Vio, Asti, Ella, Elin, Ivi, Santi, dan

    lain-lain) yang mendukung dan memberikan motivasi kepada penulis untuk dapat

    menyelesaikan skripsi.

    13. Andre Kristanto dan Alex Kaparang yang telah membantu dan memberikan masukan

    serta saran kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

    14. Teman - teman dari Pengurus HMPS Pendidikan Matematika Periode 2011-2015,

    Humas, Komunitas Tritunggal Mahakudus Yogyakarta (Vina, Cindy, Jessica, Ko

    Edwin, Kak Jess, Tasha, dan lain-lain) dan Tim Global Leadership Program(Mas

    Risang, Miss Tata, Miss Heni, Mbak Riska, Khariton, Ike, Galih, Alex danWindri) yang

    memberikan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

    Penulis

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xi

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL .............................................................................................................. i

    HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... ii

    HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................................. iii

    HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................................... iv

    PENYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................................... v

    ABSTRAK ............................................................................................................................ vi

    ABSTRACT ........................................................................................................................... vii

    LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH .............................. viii

    KATA PENGANTAR .......................................................................................................... ix

    DAFTAR ISI ......................................................................................................................... xi

    DAFTAR TABEL ............................................................................................................... xiv

    BAB IPENDAHULUAN ....................................................................................................... 1

    A. Latar Belakang ........................................................................................................... 1

    B. Identifikasi Masalah ................................................................................................... 3

    C. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 3

    D. Tujuan Penelitian ....................................................................................................... 4

    E. BatasanIstilah ............................................................................................................. 4

    F. Manfaat Penelitian ..................................................................................................... 5

    BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................................. 6

    A. Masalah ...................................................................................................................... 6

    B. Problem Based Learning (PBL)................................................................................. 7

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xii

    C. StrategiPenyelesaianMasalah ..................................................................................... 8

    D. PembelajaranKontekstual ........................................................................................ 15

    E. Pemecahan Masalah ................................................................................................. 18

    F. Level Perkembangan Kognitif Taksonomi Bloom .................................................. 22

    G. Adversity Quotient (AQ) .......................................................................................... 24

    H. Watak atau Sikap ..................................................................................................... 27

    I. Materi Perkalian ....................................................................................................... 28

    J. Permainan Matematika Sederhana ........................................................................... 29

    K. Kerangka Berpikir .................................................................................................... 30

    L. Hipotesis .................................................................................................................. 31

    BAB III METODE PENELITIAN ...................................................................................... 40

    A. Jenis Penelitian......................................................................................................... 40

    B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................................. 42

    C. SubjekPenelitian ...................................................................................................... 43

    D. Sumber Data............................................................................................................. 43

    E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................................... 43

    F. InstrumenPengumpulan Data ................................................................................... 45

    G. Teknik Analisis Data................................................................................................ 52

    H. Uji Keabsahan .......................................................................................................... 55

    BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ....................................................................... 56

    A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ............................................................................ 56

    B. Penyajian Data ......................................................................................................... 57

    C. Analisis Data ............................................................................................................ 58

    1. Analisis Data Hasil Tes Tertulis ........................................................................ 58

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiii

    2. Analisis Data Hasil Wawancara......................................................................... 66

    D. Ringkasan Hasil Analisis ......................................................................................... 77

    E. Pembahasan.............................................................................................................. 78

    F. Keterbatasan Penelitian ............................................................................................ 82

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................................. 83

    A. Kesimpulan .............................................................................................................. 83

    B. Saran ........................................................................................................................ 84

    DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 86

    LAMPIRAN ......................................................................................................................... 88

    A. Hasil Tes Awal ......................................................................................................... 88

    B. Hasil Tes Masalah Kontekstual ............................................................................... 95

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiv

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1PerbedaanBerpikirKonseptualdanSekuensial ....................................................... 12

    Tabel 2.2 StrategiKonseptual 1 ............................................................................................ 33

    Tabel 2.3StrategiKonseptual 2a ........................................................................................... 33

    Tabel 2.4 StrategiKonseptual 2b .......................................................................................... 34

    Tabel 2.5 StrategiKonseptual 2c .......................................................................................... 34

    Tabel 2.6 StrategiKonseptual 3a .......................................................................................... 34

    Tabel 2.7 StrategiKonseptual 3b .......................................................................................... 35

    Tabel 2.8 StrategiKonseptual 3c .......................................................................................... 35

    Tabel 2.9 StrategiKonseptual 3d .......................................................................................... 35

    Tabel 2.10 StrategiKonseptual 3e ........................................................................................ 36

    Tabel 2.11 StrategiKonseptual 3f ........................................................................................ 36

    Tabel 2.12 StrategiKonseptual 3g ........................................................................................ 36

    Tabel 2.13 StrategiKonseptual 3h ........................................................................................ 37

    Tabel 2.14 StrategiSekuensial 1 ........................................................................................... 38

    Tabel 2.15 StrategiSekuensial 2 ........................................................................................... 38

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Mutu pendidikan matematika di Indonesia masih menjadi keprihatinan

    bangsa. Materi yang diujikan hanya keterampilan menyelesaikan soal saja.

    Dampaknya, siswa hanya dilatih untuk menyelesaikan soal tanpa adanya

    pemahaman. Siswa berusaha memperoleh nilai tinggi untuk lulus dalam sebuah

    ujian. Siswa diberi nilai secara murah kemudian dinaikkan ke kelas berikutnya

    tanpa mementingkan kemampuan dan kedalaman ilmu yang diperoleh.

    Kemerosotan pendidikan di Indonesia akan terus terjadi apabila belum adanya

    perubahan dan kesadaran dari seluruh penggerak pendidikan.

    Hingga saat ini, Indonesia masih menduduki peringkat terendah dalam

    PISA. Indonesia berada di peringkat dua terbawah untuk skor matematika

    dalam survei PISA tahun 2012. PISA (Program For International Student

    Assessment) adalah studi internasional tentang prestasi literasi membaca,

    matematika dan sains siswa sekolah berumur 15 tahun. Penilaian prestasi

    literasi matematika berdasarkan pada cara seseorang mengidentifikasi dan

    memahami serta menggunakan dasar-dasar matematika yang diperlukan dalam

    menghadapi kehidupan sehari-hari (Tim Pisa Indonesia, Pusat Penilaian

    Pendidikan Balitbang Kemendikbud). Berdasarkan hasil tersebut dapat

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2

    diketahui bahwa pelajar di Indonesia memiliki kemampuan literasi lebih

    rendah dibandingkan dengan negara lain.

    Kehidupan di masa yang akan datang semakin kompleks. Generasi muda

    diharapkan memiliki kemampuan berpikir baik untuk mampu menyelesaikan

    masalah-masalah kompleks yang akan dihadapinya kelak. Ilmu pengetahuan

    termasuk Matematika berkembang terus, demikian juga Psikologi. Hal itu

    berpengaruh pada proses pembelajaran. Proses pembelajaran haruslah

    dilakukan sedemikian rupa sehingga siswa mampu mengembangkan

    pengetahuannya dan dapat menggunakannya untuk menyelesaikan masalah

    yang akan dihadapinya dalam kehidupannya (Marpaung, 2013).

    Proses pembelajaran yang diharapkan adalah siswa dapat memperoleh

    pengetahuan, menyimpan pengetahuan itu dan dapat menggunakan

    pengetahuan yang telah dimiliki untuk membantu menyelesaikan masalah yang

    sedang dihadapi. Salah satunya dengan penerapan pendekatan saintifik yang

    diterapkan dalam kurikulum 2013.

    Namun dalam kenyataannya yang terjadi, siswa terkadang hanya pandai

    dalam menyelesaikan soal tes matematika dengan menghafal rumus untuk

    menemukan jawaban akhir. Akan tetapi, siswa belum dapat menggunakan

    matematika yang telah dipelajari untuk menemukan solusi terhadap masalah di

    luar sekolah yakni dalam kehidupan sehari-hari.

    Untuk itu, dalam penelitian ini peneliti mencoba untuk mengetahui

    strategi yang digunakan dalam menyelesaikan masalah kontekstual dengan

    menggunakan pengetahuan matematika yang telah dipelajari sejak duduk di

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3

    sekolah dasar hingga sekarang. Dalam penelitian ini, peneliti memilih beberapa

    siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP).

    Berdasarkan paparan di atas, maka peneliti mengangkat permasalahan

    tersebut melalui suatu penelitian yang berjudul “Strategi Siswa

    Menyelesaikan Masalah Kontekstual yang Berkaitan dengan Permainan

    Matematika Sederhana.”

    B. Identifikasi Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, ada beberapa masalah

    yang berkaitan dengan kemampuan berpikir siswa dalam menyelesaikan

    masalah kontektual. Adapun masalah-masalah tersebut, antara lain :

    1. Siswa sulit untuk menyelesaikan masalah kontekstual karena hanya

    menghafalkan rumus matematika saja.

    2. Siswa kurang memaknai matematika sebagai sarana yang dapat digunakan

    untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

    3. Siswa belum dapat menggunakan pengetahuan yang telah dimiliki

    sebelumnya untuk menyelesaikan masalah.

    C. Rumusan Masalah

    Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka dapat

    disusun rumusan masalah sebagai berikut :

    1. Apa saja kesulitan yang ditemui siswa dalam menyelesaikan masalah

    kontekstual yang berkaitan dengan permainan matematika sederhana?

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 4

    2. Bagaimanakah strategi yang dirancang oleh siswa untuk menyelesaikan soal

    kontekstual berupa permainan matematika sederhana?

    D. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini

    antara lain :

    1. Mendeskripsikan kesulitan yang ditemui siswa dalam menyelesaikan

    masalah kontekstual melalui permainan matematika sederhana.

    2. Mendeskripsikan strategi siswa untuk memenangkan permainan matematika

    sederhana.

    E. Batasan Istilah

    Untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman terhadap istilah-istilah

    yang digunakan dalam penelitian, maka peneliti perlu memberikan batasan

    istilah, antara lain :

    1. Masalah

    Masalah adalah kondisi yang membuat seseorang mengalami kesulitan

    untuk menemukan sebuah solusi.

    2. Masalah Kontekstual

    Masalah kontekstual adalah masalah yang menghubungkan materi pelajaran

    dengan konteks dalam kehidupan sehari-hari.

    3. Strategi Penyelesaian Masalah

    Strategi penyelesaian masalah adalah metode, cara, langkah - langkah atau

    perencanaan yang dilakukan seseorang untuk menyelesaikan masalah.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 5

    F. Manfaat Penelitian

    Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan, dan

    pengalaman bagi peneliti. Peneliti dapat mengetahui cara berpikir siswa untuk

    menentukan strategi pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

    Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bekal bagi calon guru agar

    mengetahui hambatan yang dialami siswa untuk menyelesaikan masalah

    kontekstual. Sehingga, ketika peneliti menggunakan metode pemecahan

    masalah dalam pembelajaran, peneliti dapat membimbing siswa untuk

    menemukan solusi dari hambatan yang dialami.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 6

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Masalah

    Menurut Krulik dan Rudnick (1996), masalah adalah situasi atau keadaan

    yang dihadapkan kepada seseorang atau kelompok yang membutuhkan

    pemecahan di mana seseorang tidak melihat atau belum mengerti secara

    nyata/jelas untuk mendapatkan solusi.

    Menurut Polya (1887), seseorang yang memiliki masalah artinya

    seseorang yang secara sengaja melakukan tindakan untuk memperoleh

    pemahaman, namun pemahaman yang diinginkan tidak segera diperoleh dalam

    pikirannya. Memecahkan masalah berarti menemukan ide yang sesuai untuk

    mendapatkan solusi dari masalah tersebut. Seseorang yang mengalami

    kesulitan berarti ia sedang memiliki masalah.

    Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan

    bahwa masalah adalah kondisi yang membuat seseorang mengalami kesulitan

    untuk menemukan sebuah solusi.

    B. Problem Based Learning (PBL)

    Menurut Sani (2014), Problem Based Learning (PBL) merupakan

    pembelajaran yang penyampaiannya dilakukan dengan cara menyajikan suatu

    permasalahan, mengajukan pertanyaan – pertanyaan, memfasilitasi

    penyelidikan, dan membuka dialog. Permasalahan yang dikaji hendaknya

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 7

    merupakan permasalahan kontekstual yang ditemukan oleh peserta didik dalam

    kehidupan sehari – hari. Permasalahan harus dipecahkan dengan menerapkan

    beberapa konsep dan prinsip yang secara simultan dipelajari dan tercakup

    dalam kurikulum mata pelajaran.

    Permasalahan dalam PBL harus dirumuskan dengan memberikan beberapa

    informasi terbatas terkait dengan permasalahan yang ada di masyarakat.

    Contoh rumusan permasalahan PBL pada pelajaran matematika sebagai

    berikut: Sebuah perusahaan pembuat bola di Indonesia diminta untuk

    mengirimkan 1000 buah bola ke Brasil untuk keperluan piala dunia. Bola harus

    diangkut dengan cepat menggunakan pesawat udara karena kebutuhan yang

    mendesak, namun ongkos angkut sangat tergantung pada volume pengepakan

    barang. Bagaimana bentuk kotak pada penyusunannya agar dapat membuat

    pengepakan sekecil mungkin?

    Menurut Johnson (2010), sistem Contextual Teaching Learning adalah

    sebuah proses pendidikan yang bertujuan menolong para siswa melihat makna

    di dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan

    subjek-subjek akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka,

    yaitu dengan konteks keadaan pribadi, sosial dan budaya mereka. Untuk

    mencapai tujuan ini, sistem tersebut meliputi delapan komponen berikut:

    membuat keterkaitan – keterkaitan yang bermakna, melakukan pekerjaan yang

    berarti, melakukan pembelajaran yang diatur sendiri, melakukan kerja sama,

    berpikir kritis dan kreatif, membantu individu untuk tumbuh dan berkembang,

    mencapai standar yang tinggi, dan menggunakan penilaian autentik.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 8

    Masalah kontekstual adalah masalah yang menghubungkan materi

    pelajaran dengan konteks dalam kehidupan sehari-hari.

    C. Strategi Penyelesaian Masalah

    Menurut Marpaung(1986), proses berpikir adalah proses yang terdiri atas

    penerimaan informasi (dari luar atau dalam diri siswa), pengolahan,

    penyimpulan dan pemanggilan kembali informasi itu dari ingatan siswa. Proses

    berpikir dibedakan dalam dua proses, yaitu proses berpikir konseptual dan

    proses berpikir sekuensial

    1. Berpikir Konseptual

    Berpikir konseptual adalah cara berpikir yang mementingkan

    pengertian atau konsep-konsep dan hubungan di antara mereka dan

    penggunaannya dalam pemecahan masalah. Suatu masalah tidak

    dipandang terlepas dari masalah lain. Masalah-masalah lebih banyak

    diolah secara mental di dalam pikiran daripada dalam tindakan.

    Ciri-ciri berpikir konseptual:

    a. Pada awal proses penyelesaian, yaitu sesudah mereka membaca soal,

    siswa mencoba merumuskan kembali soal tersebut dalam bentuk yang

    lebih sederhana dengan menggunakan kalimat matematika.

    b. Siswa mencoba memecah soal tersebut atas bagian-bagian, lalu

    mencari hubungan di antara bagian-bagian itu atau antara suatu

    bagian dengan konsep atau soal lain yang sudah dikerjakan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 9

    c. Siswa cenderung memulai pelaksanaan pemecahan soal kalau sudah

    mendapat ide yang jadi dan jelas.

    d. Jika penyelesaian sementara salah, maka soal kembali diurai atas

    struktur-struktur yang lebih sederhana.

    Langkah-langkah penyelesaian masalah dengan berpikir konseptual:

    a. Memahami masalah

    b. Mengaitkan masalah dengan konsep yang berkaitan.

    c. Merencanakan

    d. Melaksanakan

    e. Melakukan refleksi

    f. Menyimpulkan

    2. Berpikir Sekuensial

    Berpikir sekuensial adalah cara berpikir yang cenderung langsung

    menyelesaikan masalah tanpa banyak memberi perhatian terhadap

    hubungan konsep-konsep dan dimulai dengan ide yang belum jelas.

    Penyelesaian masalah dilakukan dengan cara sekuensial berorientasi pada

    tujuan, mencari sepotong penyelesaian antara yang menjadi dasar tindakan

    selanjutnya untuk mencapai hasil akhir strategi yang digunakan.

    Ciri-ciri berpikir sekuensial:

    a. Berorientasi pada tindakan.

    b. Ingin memulai langkah penyelesaian walaupun ide yang jelas belum

    diperoleh.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 10

    c. Cenderung menyelesaikan soal secara lepas, artinya lepas dari

    hubungannya dengan konsep atau bagian lain dari masalah yang

    sudah dikenalnya.

    d. Pada fase tertentu dari proses pemecahan soal, hasil sementara

    dibandingkan dengan tujuan. Bila dengan hasil itu dia belum puas,

    maka dia kembali pada hasil sementara dan dari sana menyusun

    rencana baru.

    e. Pengetahuan disimpan tidak dalam struktur yang jelas.

    Langkah-langkah penyelesaian masalah dengan berpikir sekuensial:

    a. Memahami masalah.

    b. Melaksanakan

    c. Melakukan refleksi

    d. Merencanakan

    e. Melaksanakan

    f. Melakukan refleksi

    g. Melaksanakan

    h. Menyimpulkan

    Contoh:

    Soal menjumlah 10 bilangan asli yang pertama diberikan kepada siswa

    yang belum pernah mempelajari barisan atau deret (Marpaung, 1988).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 11

    Tipe konseptual akan cenderung menyelesaikan soal tersebut

    sebagai berikut:

    1) Menjumlahkan dulu 1 dengan 10 yang menghasilkan 11,

    2) lalu menjumlahkan 2 dengan 9 yang juga menghasilkan 11,

    3) dan seterusnya,

    4) dan menjumlahkan 5 dengan 6 yang menghasilkan lagi 11, baru

    kemudian menjumlahkan hasil-hasil itu atau mengalikan 5 dengan

    11 untuk mendapatkan hasil akhir 55. Kemungkinan lain ialah

    sebagai berikut:

    1 + 2 + 3 + . . . + 10

    10 + 9 + 8 + . . . + 1

    11+ 11+11+ . . . + 11

    dan mendapatkan hasil akhir: (10 x 11) : 2 = 55.

    Tipe sekuensial akan cenderung menyelesaikan soal tersebut

    sebagai berikut:

    1) Menjumlahkan dulu 1 dengan 2 yang hasilnya 3,

    2) lalu menjumlahkan hasil ini dengan 3 untuk mendapatkan 6,

    3) kemudian menjumlahkan hasil ini dengan 4 mendapatkan 10,

    4) dan seterusnya, sampai akhirnya menjumlahkan 45 dengan 10

    untuk memperoleh hasil akhir 55.

    Dari contoh yang sederhana tersebut, dapat dijelaskan bahwa pikiran yang

    konseptual tadi bertolak dari struktur kognitif yang predikatif, yaitu dengan

    melihat struktur dan sifat-sifat atau hubungan yang dimiliki elemen-elemen

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 12

    dalam soal (dalam hal ini bilangan-bilangan yang dijumlahkan) membangun

    strategi penyelesaian. Tetapi itu berarti juga bahwa contoh ini tidak dapat

    membedakan antara strategi konseptual dengan struktur predikatif, demikian

    juga antara strategi sekuensial dengan struktur fungsional, karena strategi

    yang sekuensial tadi dapat diterangkan sebagai bertolak dari kecenderungan

    berpikir yang operasional dan keyakinan akan mencapai tujuan dengan cara

    melaksanakan penjumlahan secara sekuensial tadi. Cara yang kedua

    (sekuensial) tidak memperlihatkan bahwa mereka bertolak dari sifat atau

    relasi.

    Menurut Marpaung (1986), perbedaan antara gaya berpikir predikatif

    dan fungsional itu dapat dideskripsikan secara singkat demikian seseorang

    mempunyai gaya berpikir predikatif, memikirkan apa yang perlu atau harus

    diubah, sedangkan yang mempunyai gaya berpikir fungsional cenderung

    memikirkan bagaimana sesuatu itu harus atau perlu diubah.

    Menurut Walle (2007), apabila strategi-strategi yang penting dan berguna

    muncul, maka strategi-strategi tersebut harus diidentifikasi, dicermati dan

    didiskusikan. Memberi label pada sebuah strategi akan menjadi alat yang

    berguna bagi siswa untuk mendiskusikan metode-metode mereka, dan bagi

    Anda akan berguna untuk memberi bantuan dan saran. Bantuan atau saran

    tentang strategi tertentu mungkin cocok diberikan pada fase sebelum atau

    selama pelajaran.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 13

    Strategi berikut ini sering muncul dalam pelajaran di mana materi

    matematika menjadi tujuan utamanya.

    a) Membuat gambar, menggunakan gambar, dan menggunakan model. Ini

    merupakan strategi menggunakan model sebagai “mainan pemikir”.

    Menggunakan gambar akan memperluas model ke dalam interpretasi nyata

    dari situasi soal.

    b) Mencari pola. Mencari pola merupakan inti dari banyak tugas berbasis soal,

    khususnya dalam membuat alasan secara aljabar. Pola-pola bilangan dan

    operasi memainkan peran yang sangat besar dalam membantu siswa belajar

    dan menguasai fakta-fakta dasar.

    c) Membuat tabel atau diagram. Diagram data, tabel fungsi, tabel operasi, dan

    tabel tentang rasio atau pengukuran merupakan bentuk bentuk utama

    analisis dan komunikasi. Penggunaan diagram sering digabungkan dengan

    pencarian pola sebagai alat untuk menyelesaikan soal atau mengonstruksi

    ide-ide baru.

    d) Coba versi sederhana dari soal. Ide umumnya adalah memodifikasi atau

    menyederhanakan kuantitas-kuatitas dalam sebuah soal sehingga tugasnya

    menjadi lebih mudah dipahami dan dianalisa. Dengan mentelesaikan soal

    yang lebih mudah, harapannya akan memperoleh wawasan yang kemudian

    dapat digunakan untuk menyelesaikan soal yang lebih kompleks.

    e) Menduga dan memeriksa. Strategi ini dapat juga dikatakan sebagai “Coba

    dan periksa apa yang dapat Anda temukan”. Salah satu cara yang baik

    untuk menyelesaikan tugas yang membuat Anda bingung adalah mencoba

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 14

    sesuatu. Lakukan cara coba-coba. Cara coba-coba yang salah sekalipun

    dapat membawa kepada ide yang lebih baik.

    f) Buat daftar yang teratur. Strategi ini melibatkan secara sistematis

    perhitungan semua hasil yang mungkin dalam suatu situasi dengan tujuan

    untuk menemukan berapa banyak kemungkinan yang ada.

    Berdasarkan teori pemecahan masalah dan strategi yang telah dijelaskan,

    peneliti dapat disimpulkan bahwa:

    Tabel 2.1 Perbedaan Berpikir Konseptual dan Sekuensial

    Aspek Berpikir konseptual Berpikir sekuensial

    Memahami

    masalah

    Membaca soal dan

    merumuskan kembali soal

    itu ke dalam bentuk yang

    lebih sederhana dengan

    menggunakan kalimat

    matematika.

    Berorientasi pada tindakan

    artinya ingin langsung

    melakukan sesuatu tanpa

    membuat rencana

    sebelumnya.

    Merencanakan

    langkah

    penyelesaian

    Memulai langkah

    penyelesaian dengan

    memiliki ide yang jelas.

    Memecah soal atas beberapa

    bagian lalu mencari

    hubungannya dengan

    konsep atau soal lain yang

    sudah pernah dikerjakan.

    Memulai langkah

    penyelesaian tanpa memiliki

    ide yang jelas.

    Pengetahuan disimpan dalam

    struktur yang tidak jelas

    sehingga kesulitan untuk

    memanggil kembali ingatan

    tentang konsep atau soal lain

    yang pernah dikerjakan.

    Melaksanakan

    rencana

    Menggunakan konsep yang

    dimiliki untuk

    menyelesaikan masalah.

    Mencari pola, membuat

    gambar, membuat soal ke

    dalam bentuk yang lebih

    sederhana

    Tidak menggunakan konsep

    untuk menyelesaikan

    masalah.

    Menduga dan memeriksa

    (menggunakan cara coba-

    coba)

    Berdasarkan pemaparan teori di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa

    strategi penyelesaian masalah adalah metode, cara, langkah - langkah atau

    perencanaan yang dilakukan seseorang untuk menyelesaikan masalah.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 15

    D. Pembelajaran Kontekstual

    Menurut Komalasari (2011), pembelajaran kontekstual adalah pendekatan

    pembelajaran yang mengaitkan antara materi yang dipelajari dengan kehidupan

    nyata siswa sehari-hari, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat

    maupun warga negara, dengan tujuan untuk menemukan makna materi tersebut

    bagi kehidupannya.

    Pembelajaran kontekstual didasari oleh filosofi konstruktivisme. Menurut

    Glaserfeld (dalam Komalasari, 2011), konstruktivisme adalah salah satu filsafat

    pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita adalah konstruksi

    (bentukan kita sendiri). Glaserfeld menegaskan bahwa pengetahuan bukanlah

    suatu tiruan dari kenyataan (realitas).

    Menurut Marpaung (2001), filsafat konstruktivisme adalah suatu filsafat

    ilmu pengetahuan yang bertanya tentang apa pengetahuan itu, bagaimana

    pengetahuan itu diperoleh manusia, mengapa pengetahuan itu perlu. Menurut

    konstruktivisme, pengetahuan adalah konstruksi(bentukan) dari seseorang yang

    mengetahui. Bagaimana seseorang mengkonstruksi pengetahuannya itu sangat

    mempengaruhi kualitas pengetahuan yang dia miliki. Itu berarti kualitas

    pengetahuan seseorang tentang sesuatu bisa berbeda (bahkan bisa sangat

    berbeda) dari pengetahuan orang lain. Jadi, pengetahuan itu bukan representasi

    (gambaran) dari realitas, bahkan sesuatu yang objektif (sama untuk semua

    orang pada tempat, waktu dan keadaan yang berbeda), bukan sesuatu yang

    sudah ada di luar sana yang tinggal ditemukan (discovery) saja dan dimasukkan

    dalam pikiran.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 16

    Pengetahuan tentang objek, fenomena, informasi yang sama bisa dianggap

    berbeda satu sama lain. Hal ini karena skema kognitif setiap orang berbeda.

    Skema kognitif itu dibentuk dari pengalaman seseorang. Pengalaman yang

    berbeda membentuk skema kognitif yang berbeda, sehingga caranya seseorang

    melihat sesuatu juga berbeda.

    Menurut Piaget (dalam Marpaung, 2001), skema kognitif itu dibangun

    melalui proses adaptasi yang meliputi dua proses yaitu asimilasi dan

    akomodasi. Asimilasi adalah suatu proses merestrukturisasi informasi yang

    baru agar dapat diterima dalam skema kognitif yang sudah ada. Akomodasi

    adalah suatu proses merestrukturisasi skema kognitif yang sudah dimiliki agar

    dapat menerima informasi yang baru.

    Pengetahuan merupakan konstruksi dari mereka yang mengetahui, oleh

    karena itu seseorang yang belajar untuk mengetahui sesuatu harus aktif, tidak

    menerima secara pasif (karena pengetahuan itu tidak dapat ditransfer dari

    mereka yang mengetahui ke mereka yang sedang belajar). Yang dimaksud

    dengan aktif di sini adalah aktif berbuat dan aktif berpikir.

    Ada tiga modus yang dapat digunakan dalam berbuat dan berpikir yaitu

    enaktif, ikonik dan simbolik. Menurut Bruner (dalam Suwarsono, 2002),

    enaktif adalah tahap pembelajaran suatu pengetahuan di mana pengetahuan itu

    dipelajari seacara aktif dengan menggunakan benda-benda konkret atau

    menggunakan situasi yang nyata. Ikonik adalah pengetahuan direpresentasikan

    (diwujudkan) dalam bentuk bayangan visual (visual imagery) seperti gambar

    atau diagram yang menggambarkan kegiatan konkret atau situasi konkret yang

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 17

    terdapat pada tahap enaktif. Simbolik adalah pengetahuan direpresentasikan

    dalam bentuk simbol-simbol abstrak (abstract symbols, yaitu simbol-simbol

    yang dipakai berdasarkan kesepakatan orang-orang dalam bidang yang

    bersangkutan), baik simbol-simbol verbal (misalnya huruf-huruf, kata-kata,

    kalimat-kalimat), lambang-lambang matematika, maupun lambang-lambang

    abstrak yang lain.

    Hakikat pengetahuan menurut Piaget (dalam Sanjaya, 2013) adalah

    pengetahuan bukanlah merupakan gambaran dunia nyata belaka, akan tetapi

    selalu merupakan konstruksi kenyataan melalui kegiatan seseorang. Seseorang

    membentuk skema, kategori, konsep dan struktur pengetahuan yang diperlukan

    untuk pengetahuan. Dengan demikian, pengetahuan bukanlah tentang dunia

    lepas dari pengamat, melainkan merupakan ciptaan manusia yang dikonstruksi

    dari pengalaman atau dunia sejauh dialaminya. Para konstuktivis pecaya bahwa

    pengetahuan itu ada dalam diri seseorang yang sedang mengetahui.

    Pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari otak seseorang (guru) ke

    kepala orang lain (siswa). Siswa sendirilah yang harus mengartikan apa yang

    telah diajarkan dengan menyesuaikan terhadap pengalaman-pengalaman

    mereka.

    Menurut Glaserfeld (dalam Komalasari, 2011), dalam proses konstruksi

    diperlukan beberapa kemampuan sebagai berikut: (1) kemampuan mengingat

    dan mengungkapkan kembali pengalaman; (2) kemampuan membandingkan,

    mengambil keputusan (justifikasi) mengenai persamaan dan perbedaan; dan (3)

    kemampuan untuk lebih menyukai pengalaman yang satu daripada yang lain.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 18

    Kemampuan mengingat dan mengungkapkan kembali pengalaman sangat

    penting karena pengetahuan dibentuk berdasarkan interaksi dengan

    pengalaman-pengalaman tersebut. Kemampuan membandingkan sangat

    penting untuk dapat menarik sifat yang lebih umum dari pengalaman-

    pengalaman khusus serta melihat kesamaan dan perbedaannya untuk dapat

    membuat klasifikasi dan membangun suatu pengetahuan. Kemampuan untuk

    lebih menyukai pengalaman yang satu daripada yang lain karena kadang

    seseorang lebih menyukai pengalaman tertentu daripada yang lain, maka

    muncullah soal nilai dari pengalaman yang kita peroleh. Dengan demikian,

    konstruktivisme beranggapan bahwa pengetahuan adalah hasil konstruksi

    manusia. Manusia mengonstruksi pengetahuan mereka melalui interaksi

    mereka dengan objek, fenomena, pengalaman dan lingkungan mereka. Suatu

    pengetahuan dianggap benar bila pengetahuan itu dapat berguna untuk

    menghadapi dan memecahkan persoalan atau fenomena yang sesuai.

    E. Pemecahan Masalah

    Menurut Krulik dan Rudnick (1996), pemecahan masalah adalah sarana

    yang membutuhkan pengetahuan yang diperoleh sebelumnya, kemampuan, dan

    pemahaman untuk menyelesaikan masalah.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 19

    Langkah-langkah menyelesaikan masalah menurut Krulik dan Rudnick

    (1987):

    1. Membaca dan berpikir

    Hal yang dilakukan yaitu: mengetahui informasi yang diberikan,

    mengetahui apa yang dicari, mengetahui syarat yang diberikan,

    menggambarkan keadaan, mengulangi langkah yang telah dilakukan.

    2. Mengeksplorasi dan merencanakan

    Pada tahap ini, pemecah masalah menganalisa data dan menentukan

    apakah data yang diperoleh sudah cukup dan menghilangkan data yang

    tidak diperlukan. Data tersebut dibuat dalam bentuk tabel, gambar atau

    model. Kemudian, sebuah rencana dapat dibuat untuk menemukan solusi.

    3. Memilih strategi

    Beberapa strategi untuk menyelesaikan masalah antara lain mengenal

    pola, menduga dan memeriksa (cara coba-coba), pengambilan kesimpulan

    yang logis, membuat daftar yang teratur, membuat model matematika.

    4. Menemukan solusi

    Pada tahap ini, kemampuan matematika dan perkiraan yang tepat

    dibutuhkan untuk menemukan solusi. Kemampuan matematika antara lain

    perhitungan aljabar, geometri dan lain-lain.

    5. Merefleksikan dan mengembangkan ide

    Pertama, solusi yang diperoleh harus diperiksa untuk melihat bahwa

    syarat yang diberikan telah dipenuhi dan apa yang dicari sudah terjawab

    dengan benar. Masih ada yang harus diselesaikan pada tahap ini yaitu

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 20

    berpikir kreatif untuk menemukan cara lain dalam menyelesaikan masalah.

    Permasalahan dapat diubah dengan mengubah beberapa syarat. Jika

    memungkinkan, strategi dapat dikembangkan untuk menemukan

    penyelesaian umum atau konsep matematika yang mendasari masalah.

    Menurut Polya (2004), ketika mencoba menemukan solusi, seseorang

    harus berkali-kali mengubah sudut pandang dan cara melihat masalah. Kita

    harus mengubah rencana lagi dan lagi. Gambaran tentang masalah mungkin

    menjadi jelas ketika kita memulai suatu kegiatan, pandangan kita berbeda

    ketika telah membuat beberapa rencana, dan pandangan itu bisa berbeda lagi

    ketika kita hampir memperoleh solusinya.

    Agar dapat membedakan masalah dan petunjuk dengan baik, kita harus

    mengenal empat tahap dalam menyelesaikan masalah. Pertama, mengerti

    dengan jelas apa yang dibutuhkan. Kedua, mengerti berbagai hal yang saling

    berhubungan, bagaimana hal yang belum diketahui dikaitkan dengan data agar

    memperoleh ide untuk menemukan solusi dan membuat rencana. Ketiga,

    menyelesaikan rencana yang telah dibuat. Keempat, melihat kembali

    penyelesaian dengan lengkap, mengulang kembali dan membuat keputusan.

    Langkah-langkah untuk menyelesaikan masalah:

    1. Memahami masalah

    Seseorang dikatakan memahami masalah apabila mengetahui:

    a. apa yang dicari,

    b. apa yang diketahui,

    c. apa syaratnya,

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 21

    d. apakah syarat itu cukup untuk menentukan apa yang dicari,

    e. gambaran dari masalah.

    2. Merencanakan langkah penyelesaian

    a. Pernahkah menemukan masalah ini sebelumnya?

    b. Hal apakah yang bekaitan dengan masalah?

    c. Tahukah teori yang berguna untuk menemukan solusi?

    d. Pahami apa yang dicari dan mencoba untuk memikirkan permasalahan

    serupa. Jika ada permasalahan serupa yang pernah diselesaikan

    sebelumnya, dapatkah menggunakan (hasil dan metode) tersebut untuk

    memecahan masalah yang sedang dihadapi? Haruskah menggunakan

    faktor lain untuk membuat masalah itu bisa diselesaikan? Pahami

    kembali permasalahan sebelumnya, bisakah solusi itu digunakan untuk

    hal lain? Cermati kembali syarat yang ditentukan.

    e. Apakah seseorang dapat menyelesaikan bagian dari masalah? Jika iya,

    simpan bagian tersebut dan pindah ke bagian yang lain. Seberapa jauh

    penyelesaian yang diperoleh?

    f. Apakah penyelesaian yang dipreoleh dapat digunakan?

    g. Memikirkan data lain yang diperlukan untuk menemukan apa yang

    dicari.

    h. Mengganti apa yang dicari atau data atau keduanya apabila diperlukan

    sehingga lebih mudah mencari solusi.

    i. Memastikan telah menggunakan semua data dan memenuhi syarat

    yang diberikan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 22

    3. Melaksanakan rencana tersebut

    Seseorang menjalankan rencana atau ide yang telah dibuat. Periksa

    setiap langkah penyelesaian. Pastikan telah melakukan setiap langkah

    dengan tepat. Buktikan bahwa langkah yang dilakukan dapat

    menyelesaikan masalah.

    4. Memeriksa kembali hasil penyelesaian soal tersebut

    Seseorang yang telah memiliki dan melaksanakan rencana

    diharapkan untuk memeriksa kembali setiap langkah yang dilakukan.

    Memeriksa argumen dan solusi yang tepat. Selain itu gunakan hasil atau

    metode untuk menyelesaikan masalah lain yang serupa.

    Berdasarkan pemaparan pemecahan masalah di atas, dapat

    disimpulkan bahwa langkah-langkah pemecahan masalah adalah

    memahami masalah (membaca dan berpikir), merencanakan langkah

    penyelesaian (memilih strategi), melaksanakan rencana, menemukan

    solusi dan menyimpulkan.

    F. Level Perkembangan Kognitif menurut Taksonomi Bloom

    Enam level perkembangan kognitif (terjemahan oleh Gunawan, 2007):

    1. Pengetahuan

    Yang dimaksud dengan pengetahuan di sini adalah ingatan tentang materi

    atau bahan yang sudah pernah dipelajari. Hal ini meliputi kemampuan

    mengingat informasi secara umum dan luas serta mampu mengucapkan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 23

    kembali apa yang telah dipelajari. Dalam domain kognitif, pengetahuan

    merupakan tingkat hasil pembelajaran yang paling rendah.

    2. Pengertian

    Yang dimaksud dengan pengertian adalah kemampuan untuk menangkap

    arti dari suatu materi atau informasi yang dipelajari. Kemampuan ini dapat

    ditunjukkan dengan jalan menerjemahkan dan mengubah materi yang

    dipelajari menjadi suatu bentuk lain (misalnya: mengubah informasi yang

    berupa angka ke dalam bentuk kalimat atau sebaliknya). Kemampuan ini

    juga melibatkan kemampuan untuk bisa memperkirakan kejadian yang

    mungkin akan timbul sebagai akibat atau konsekuensi dari suatu keadaan.

    3. Aplikasi

    Adalah kemampuan untuk menggunakan atau menerapkan materi atau

    informasi yang telah dipelajari ke dalam suatu keadaan baru dan konkret

    dengan hanya mendapat sedikit pengarahan. Hal ini termasuk aplikasi dari

    suatu aturan, konsep, metode dan teori untuk memecahkan masalah.

    4. Analisis

    Analisis adalah kemampuan untuk memecah atau menguraikan suatu

    materi atau informasi menjadi komponen-komponen yang lebih kecil

    sehingga lebih mudah dipahami. Pada level ini, frontal lobus dari otak

    seseorang bekerja keras melakukan proses berpikir. Level ini lebih rumit

    karena siswa sadar akan konten dan struktur dari materi pelajaran.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 24

    5. Sintesis

    Sintesis adalah kemampuan untuk menyatukan bagian-bagian atau

    komponen menjadi suatu bentuk yang lengkap dan unik. Misalnya dalam

    membuat pidato atau membuat suatu rencana operasi. Pada level ini hasil

    belajar menekankan pada perilaku dan kemampuan berpikir kreatif dengan

    penekanan pada pembentukan pola atau struktur baru.

    6. Evaluasi

    Evaluasi berhubungan dengan kemampuan untuk menentukan nilai suatu

    materi (menilai suatu pernyataan, laporan, cerita, dan lain-lain) untuk

    tujuan tertentu. Penilaian yang dilakukan didasarkan pada suatu kriteria

    yang baku dan jelas.

    Keenam tahap ini dapat membantu peneliti untuk mengetahui siswa sudah

    mencapai di tahap tertentu ketika dihadapkan dengan masalah kontekstual.

    Hal ini berhubungan dengan kemampuan siswa untuk memahami,

    mengingat dan menggunakan materi yang digunakan untuk memecahkan

    persoalan yang dihadapi.

    G. Adversity Quotient (AQ)

    Menurut Paul G. Stoltz (2007), Adversity Quotient (AQ) adalah

    kecerdasan menghadapi kesulitan atau hambatan dan kemampuan bertahan

    dalam berbagai kesulitan hidup dan tantangan yang dialami.

    AQ mempunyai tiga bentuk:

    1. AQ adalah suatu kerangka kerja konseptual yang baru untuk memahami

    dan meningkatkan semua segi kesuksesan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 25

    2. AQ adalah suatu ukuran untuk mengetahui tanggapan seseorang terhadap

    kesulitan.

    3. AQ adalah serangkaian peralatan yang memiliki dasar ilmiah untuk

    memperbaiki tanggapan seseorang terhadap kesulitan.

    Kelompok atau tipe orang dalam Adversity Quotient:

    1. Mudah menyerah

    Merupakan kelompok orang yang kurang memiliki kemauan untuk

    menerima tantangan dalam hidupnya. Mereka lebih memilih untuk keluar,

    menghindari kewajiban, mundur dan berhenti ketika mengalami kesulitan.

    Mereka menolak kesempatan yang diberikan untuk mencapai suatu tujuan.

    Hal ini secara tidak langsung juga menutup muculnya sebuah peluang.

    Contoh: ketika diberikan soal cerita tentang program linier, siswa memilih

    untuk tidak mengerjakan soal tersebut karena masih kesulitan menentukan

    pemisalan dan membuat persamaan.

    2. Cepat puas

    Merupakan kelompok orang yang sudah memiliki kemauan untuk berusaha

    menghadapai masalah dan tantangan yang ada, namun mereka melihat

    bahwa perjalanannya sudah cukup sampai di sini. Berbeda dengan

    kelompok sebelumnya (mudah menyerah), kelompok ini mau berjuang

    menghadapi berbagai masalah yang ada dalam suatu pergumulan atau

    bidang tertentu, namun karena adanya tantangan dan masalah yang terus

    menerjang, mereka memilih untuk berhenti di tengah jalan dan berkemah.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 26

    Contoh: Ketika diberikan soal cerita tentang program linier, awalnya siswa

    mengalami kesulitan untuk menentukan pemisalan dan membuat

    persamaan. Kemudian, siswa mencoba melihat contoh soal di buku cetak

    yang mirip dengan soal yang diberikan lalu mengerjakannya. Namun, siswa

    menolak ketika diminta untuk membuat grafik dan mencari daerah

    himpunan penyelesaian.

    3. Pantang menyerah

    Merupakan kelompok orang yang memilih untuk terus bertahan dan

    berjuang menghadapi berbagai macam hal yang terus menerjang, baik itu

    berupa masalah, tantangan, hambatan, serta hal - hal lain yang terus

    menghadang setiap harinya. Kelompok ini memilih untuk terus berjuang

    tanpa mempedulikan latar belakang serta kemampuan yang mereka miliki,

    mereka terus mendaki dan mendaki.

    Contoh: Ketika diberikan soal cerita tentang program linier, awalnya siswa

    mengalami kesulitan untuk menentukan pemisalan dan membuat

    persamaan. Kemudian, siswa mencoba melihat contoh soal di buku cetak

    yang mirip dengan soal yang diberikan dan mengerjakan soal tersebut.

    Kemudian, ketika siswa mengalami kesulitan untuk menggambar grafik

    untuk memperoleh daerah penyelesaiannya, siswa tetap mencoba dan

    berusaha untuk dapat menemukan daerah penyelesaian dan menjawab soal

    yang diberikan.

    Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Adversity Quotient

    adalah kecerdasan seseorang untuk mengubah hambatan menjadi peluang.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 27

    Melalui Adversity quotient dapat diketahui seberapa jauh individu tersebut

    mampu bertahan dalam menghadapi kesulitan yang dialami, sekaligus

    kemampuannya untuk mengatasi kesulitan tersebut. Adversity

    quotient juga dapat meramalkan siapa yang akan tampil sebagai pemenang

    dan siapa yang akan putus asa dalam ketidakberdayaan sebagai

    pecundang. Selain itu, Adversity quotient dapat pula meramalkan siapa

    yang akan menyerah dan siapa yang akan bertahan saat menghadapi suatu

    kesulitan.

    Pemecahan masalah merupakan salah satu metode dalam

    pembelajaran matematika. Siswa diharapkan memiliki sikap pantang

    menyerah untuk dapat menyelesaikan masalah matematika yang diberikan.

    H. Watak atau Sikap

    Menurut Walle (2009), Watak atau sikap merujuk kepada sifat-sifat dan

    keyakinan yang siswa miliki tentang matematika. Keyakinan siswa mengenai

    kecakapannya mengerjakan matematika dan memahami sifat-sifat matematika

    mempunyai pengaruh yang penting terhadap bagaimana mereka mendekati

    soal dan pada akhirnya bagaimana keberhasilan mereka menyelesaikan soal.

    Pendapat setiap siswa (suka, tidak suka, dan kesenangan) tentang matematika

    sama pentingnya dengan keyakinannya. Anak-anak yang senang dan puas jika

    dapat menyelesaikan soal atau senang mengatasi soal yang membingungkan

    akan lebih gigih mencoba yang kedua atau ketiga kalinya, dan bahkan mencari

    soal yang baru.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 28

    Peneliti dapat menyimpulkan bahwa siswa yang kurang menyukai

    matematika cenderung memiliki hambatan yang lebih banyak dibandingkan

    dengan siswa yang menyukai matematika. Hal ini dikarenakan siswa yang

    menyukai matematia memiliki keinginan yang besar dan akan berusaha untuk

    menyelesaikan pemecahan masalah matematika.

    I. Materi Perkalian

    Perkalian merupakan salah satu operasi pada himpunan bilangan.

    Perkalian adalah penjumlahan berulang dari bilangan-bilangan yang sama

    pada setiap sukunya. Perkalian antara dua bilangan a dan b dapat didefinisikan

    sebagai penjumlahan berulang bilangan b sebanyak a suku, jika a merupakan

    bilangan cacah.

    Secara matematis, dapat dirumuskan:

    𝑎 × 𝑏 = 𝑏 + 𝑏 +⋯+ 𝑏 𝑎 𝑠𝑢𝑘𝑢

    ,

    dengan a merupakan bilangan cacah.

    Contoh masalah kontekstual:

    Dalam satu plastik terdapat 4 kue. Voni membeli 3 plastik kue. Berapa jumlah

    semua kue yang dibeli Voni?

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 29

    Jawab:

    Sebelum mempelajari operasi perkalian, siswa diharapkan telah memahami

    operasi penjumlahan. Voni membeli 3 plastik kue dan di dalam masing-

    masing plastik ada 4 kue. Jumlah semua kue yang dibeli Voni adalah

    banyaknya kue di plastik pertama ditambah banyaknya kue di plastik kedua

    kemudian ditambah banyaknya kue di plastik ketiga.

    Jumlah semua kue: 4 + 4 + 4 = 12

    3 𝑥 4 = 12

    Jadi, jumlah semua kue yang dibeli Voni = 3 𝑥 4 = 4 + 4 + 4 = 12 kue

    (karena ada 3 plastik yang masing-masing berisi 4 kue).

    J. Permainan Matematika Sederhana

    Ilustrasi yang diberikan kepada subjek yang akan diteliti:

    Dalam sebuah permainan ada dua orang yang akan bermain. Pada permainan

    ini terdapat sebuah wadah berisi sejumlah kelereng. Tugas dari setiap pemain

    adalah mengambil kelereng dari wadah yang telah tersedia.

    Aturan dalam permainan ini adalah sebagai berikut:

    1. Pemain yang mengambil kelereng pertama adalah pemain yang

    memenangkan permainan suit (suit adalah permainan kalah dan menang

    dengan mengadu jari atau tangan yang beranggotakan dua orang atau

    lebih).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 30

    2. Pemain boleh mengambil paling sedikit satu kelereng dan paling banyak

    tiga kelereng. Setiap kali mengambil kelereng, pemain bebas mengambil

    banyaknya kelereng namun tetap memenuhi syarat yang ditetapkan.

    3. Pemenang dari permainan ini adalah pengambil kelereng terakhir yang

    menyebabkan wadah tersebut kosong.

    Permasalahan:

    Di dalam wadah terdapat ada 23 buah kelereng. Andaikan kamu bermain

    dengan temanmu dan kamu memenangkan suit yang artinya kamu adalah

    pengambil kelereng pertama. Coba jelaskan strategi (bagaimana caramu

    melakukan permainan) sehingga menjadi pemenang dalam permainan.

    K. Kerangka Berpikir

    Mutu pendidikan matematika di Indonesia masih menjadi keprihatinan

    bangsa. Materi yang diujikan hanya keterampilan menyelesaikan soal saja.

    Pembelajaran tanpa adanya pemahaman dan siswa belum mengetahui alasan

    yang jelas untuk mempelajari suatu materi. Manfaat mempelajari suatu materi

    belum disadari oleh siswa. Kehidupan di masa yang akan datang semakin

    kompleks. Generasi muda diharapkan memiliki kemampuan berpikir baik

    untuk mampu menyelesaikan masalah-masalah kompleks yang akan

    dihadapinya kelak.

    Alasan peneliti melaksanakan penelitian ini adalah ingin mengetahui dan

    mendeskripsikan kesulitan dan strategi siswa menyelesaikan masalah

    konstekstual. Siswa dapat berlatih untuk berpikir dan menemukan pemecahan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 31

    dari suatu permasalahan dengan menggunakan pengetahuan matematika yang

    dimiliki. Diharapkan siswa dapat semakin menyadari bahwa matematika

    merupakan ilmu yang dapat membantu memecahkan masalah dalam kehidupan

    sehari-hari. Selain itu, guru juga dapat melakukan permainan sederhana

    matematika untuk membuat siswa tertarik mempelajari matematika dan guru

    dapat melihat kemampuan berpikir serta strategi siswa saat menjawab

    tantangan yang diberikan pada saat bermain.

    L. Hipotesis

    Berdasarkan kajian pustaka yang dilakukan maka dirumuskan hipotesis

    strategi penyelesaian masalah:

    1. Berpikir Konseptual

    Langkah-langkah yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah:

    a. Memahami masalah

    Subjek mengetahui bahwa permainan matematika sederhana yang

    diberikan menggunakan 23 kelereng diletakkan dalam sebuah wadah. Dua

    orang bermain secara bergantian untuk mengambil kelereng dengan syarat

    mengambil paling sedikit satu dan paling banyak tiga kelereng dalam

    setiap pengambilan. Pemenang dalam permainan tersebut adalah

    pengambil terakhir yang menyebabkan wadah berisi kelereng tersebut

    kosong. Pengambil pertama adalah subjek. Subjek harus menemukan

    strategi yang tepat untuk memenangkan permainan matematika.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 32

    b. Merencanakan langkah penyelesaian

    Subjek mengetahui bahwa di dalam wadah ada 23 kelereng, dengan

    mengetahui syarat pengambilan yang telah ditetapkan, subjek mencoba

    mengaitkan banyaknya kelereng yang ada dengan konsep perkalian.

    Definisi perkalian adalah penjumlahan berulang. Dengan menggunakan

    konsep perkalian tersebut, subjek membuat rencana yang memiliki

    beberapa kemungkinan sebagai berikut:

    Ada beberapa kemungkinan strategi konseptual yang dapat digunakan

    untuk memecahkan masalah. Kemungkinan pertama merupakan strategi

    konseptual paling baik karena menggunakan konsep perkalian antara dua

    bilangan yang paling mendekati dengan banyaknya jumlah kelereng yang

    tersedia.

    1) Kemungkinan pertama

    Pengambil pertama mengambil 3 kelereng, sehingga kelereng yang tersisa

    adalah 20 kelereng. Dengan menggunakan konsep perkalian, yakni 5 x 4

    menyebabkan pengambil pertama menjadi pengambil terakhir yang

    menyebabkan wadah menjadi kosong dan menjadi pemenang dalam

    permainan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 33

    Tabel 2.2 Strategi Konseptual 1

    Pengambilan kelereng dilakukan oleh kedua siswa secara bergantian

    dengan syarat mengambil paling sedikit 1 kelereng dan paling banyak 3

    kelereng. Kemungkinan pertama, siswa mengambil 3 kelereng pada

    pengambilan pertama sehingga tersisa 20 kelereng. Siswa menggunakan

    konsep perkalian dengan bilangan 4, 20 habis dibagi 4 maka siswa selalu

    membuat jumlah pengambilan antara ia dan temannya berjumlah 4

    kelereng sebanyak 5 kali pengambilan sehingga siswa dapat menjadi

    pemenang dalam permainan.

    2) Kemungkinan kedua

    a) Tabel 2.3 Strategi Konseptual 2a

    Pengambil pertama mengambil 2 kelereng, sehingga kelereng yang

    tersisa adalah 21 kelereng. Siswa menggunakan konsep perkalian dengan

    bilangan 4. 21 tidak habis dibagi 4 sehingga harus dikondisikan pengambil

    Banyak kelereng

    yang diambil

    Pengambil I 3 3 2 1 2 3

    Pengambil II 1 2 3 2 1

    Jumlah

    kelereng 3 4 4 4 4 4

    23 = 3 + 20 = 3 + 5 𝑥 4

    Banyak kelereng yang

    diambil

    Pengambil I 2 2 1 2 1 2 3

    Pengambil II 1 1 2 3 2 1

    Jumlah

    kelereng 2 3 2 4 4 4 4

    23 = 2 + 5 + 16 = 2 + 5 + 4 𝑥 4

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 34

    I dan II mengambil sejumlah kelereng oleh yang menyebabkan tersisa

    sejumlah kelereng yang dapat dibagi dengan bilangan 4 yaitu 16.

    b) Tabel 2.4 Strategi Konseptual 2b

    c) Tabel 2.5 Strategi Konseptual 2c

    3) Kemungkinan ketiga

    a) Tabel 2.6 Strategi Konseptual 3a

    Banyak kelereng

    yang diambil

    Pengambil I 2 3 1 2 1 3

    Pengambil II 2 3 2 3 1

    Jumlah

    kelereng 2 5 4 4 4 4 23 = 2 + 5 + 4 𝑥 4

    Banyak kelereng

    yang diambil

    Pengambil I 2 2 2 1 2 1

    Pengambil II 3 2 3 2 3

    Jumlah

    kelereng 2 5 4 4 4 4 23 = 2 + 5 + 4 𝑥 4

    Banyak kelereng yang

    diambil

    Pengambil I 1 1 3 2 1 2 1

    Pengambil II 1 1 2 3 2 3

    Jumlah

    kelereng 1 2 4 4 4 4 4

    23 = 1 + 2 + 20 = 1 + 2 + 5 𝑥 4

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 35

    Pengambil pertama mengambil 1 kelereng, sehingga kelereng yang tersisa

    adalah 22 kelereng. Siswa menggunakan konsep perkalian dengan

    bilangan 4. 22 tidak habis dibagi 4 sehingga harus dikondisikan pengambil

    I dan II mengambil sejumlah kelereng oleh yang menyebabkan tersisa

    sejumlah kelereng yang dapat dibagi dengan bilangan 4.

    b) Tabel 2.7 Strategi Konseptual 3b

    c) Tabel 2.8 Strategi Konseptual 3c

    d) Tabel 2.9 Strategi Konseptual 3d

    Banyak kelereng yang

    diambil

    Pengambil I 1 1 2 2 3 1 2

    Pengambil II 2 1 2 1 3 2

    Jumlah

    kelereng 1 3 3 4 4 4 4

    23 = 1 + 6 + 16 = 1 + 6 + 4 𝑥 4

    Banyak kelereng yang

    diambil

    Pengambil I 1 1 1 2 3 2 3

    Pengambil II 2 2 2 1 2 1

    Jumlah

    kelereng 1 3 3 4 4 4 4

    23 = 1 + 6 + 16 = 1 + 3 𝑥 3 + 4 𝑥 4

    Banyak kelereng yang

    diambil

    Pengambil I 1 1 2 1 3 2 1

    Pengambil II 2 3 1 1 2 3

    Jumlah

    kelereng 1 3 5 2 4 4 4 23 = 1 + 3 + 5 + 2 + 3 𝑥 4

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 36

    e) Tabel 2.10 Strategi Konseptual 3e

    f) Tabel 2.11 Strategi Konseptual 3f

    g) Tabel 2.12 Strategi Konseptual 3g

    Banyak kelereng yang

    diambil

    Pengambil I 1 1 2 1 2 2 1

    Pengambil II 2 3 2 1 2 3

    Jumlah

    kelereng 1 3 5 3 3 4 4 23 = 1 + 3 + 5 + 2 𝑥 3 + 2 𝑥 4

    Banyak kelereng yang

    diambil

    Pengambil I 1 1 2 1 1 2 1

    Pengambil II 2 3 2 2 2 3

    Jumlah

    kelereng 1 3 5 3 3 4 4 23 = 1 + 3 + 5 + 2 𝑥 3 + 2 𝑥 4

    Banyak kelereng

    yang diambil

    Pengambil I 1 1 2 3 3 2

    Pengambil II 2 3 3 1 2

    Jumlah

    kelereng 1 3 5 6 4 4 23 = 1 + 3 + 5 + 6 + 2 𝑥 4

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 37

    h) Tabel 2.13 Strategi Konseptual 3h

    c. Melaksanakan rencana

    Menyatakan dan membuktikan rencana yang telah dibuat merupakan strategi

    yang tepat untuk memenangkan permainan.

    d. Memeriksa kembali

    Memeriksa kembali strategi yang digunakan untuk memenangkan permainan

    dengan memeriksa kebernaran alasan mengapa menggunakan strategi tersebut.

    2. Berpikir sekuensial

    a. Memahami masalah

    Subjek mengetahui bahwa ada permainan matematika menggunakan 23

    kelereng yang diletakkan dalam sebuah wadah. Jika ada dua orang yang

    bermain untuk mengambil kelereng tersebut secara bergantian dengan syarat

    mengambil paling sedikit satu dan paling banyak tiga kelereng dalam setiap

    pengambilan. Pemenang dalam permainan tersebut adalah pengambil terakhir

    yang menyebabkan wadah berisi kelereng tersebut kosong. Pengambil pertama

    adalah subjek. Subjek harus menemukan strategi yang tepat untuk

    memenangkan permainan matematika.

    Banyak kelereng

    yang diambil

    Pengambil I 1 3 3 2 1 3

    Pengambil II 3 1 2 3 1

    Jumlah

    kelereng 1 6 4 4 4 4 23 = 1 + 6 + 4 𝑥 4

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 38

    b. Merencanakan langkah penyelesaian

    Subjek mengetahui bahwa terdapat 23 kelereng dalam wadah. Subjek

    memikirkan cara agar membuat wadah itu kosong dan menjadi pengambil

    kelereng terakhir. Subjek mencoba untuk melakukan permainan tersebut

    dengan mengambil acak secara bergantian. Subjek memisalkan temannya

    mengambil sejumlah kelereng seperti berikut:

    Tabel 2.14 Strategi Sekuensial 1

    Aku mengambil sebanyak

    (kelereng)

    Temanku mengambil sebanyak

    (kelereng)

    Sisa kelereng

    2 1 20

    1 3 16

    2 2 12

    1 2 9

    2 3 4

    3 1 0

    Pada kondisi ini, subjek tidak menjadi pememang dalam permainan

    karena temannya yang menjadi pengambil teakhir. Kemudian subjek

    mengubah banyaknya kelereng yang diambil seperti berikut:

    Tabel 2.15 Strategi Sekuensial 2

    Aku mengambil sebanyak

    (kelereng)

    Temanku mengambil sebanyak

    (kelereng)

    Sisa kelereng

    2 1 20

    1 3 16

    2 2 12

    1 2 9

    3 3 3

    3 0

    Subjek memenangkan permainan karena menjadi pengambil terkahir.

    c. Melaksanakan rencana

    Subjek melakukan cara coba-coba sebanyak dua kali yang membuatnya

    menjadi pemenang dalam permainan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 39

    d. Memeriksa kembali

    Subjek memeriksa kembali apakah sudah melakukan perhitungan yang tepat

    untuk menentukan banyaknya sisa kelereng. Subjek dapat membuktikan

    bahwa dengan menggunakan cara coba-coba membuatnya menjadi pemenang

    dalam permainan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 40

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian

    Penelitian yang dilakukan ini merupakan penelitan deskriptif kualitatif.

    Menurut Sugiyono (2012) penelitian kualitatif adalah penelitian yang

    dilakukan untuk memahami fenomena yang dialami oleh subjek penelitian,

    misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain sebagainya yang

    dapat diklasifikasikan, konkrit, teramati, terukur dan hubungan gejala bersifat

    sebab akibat.

    Menurut Creswell, Denzin dan Lincoln (dalam Herdyansyah, 2010), ciri-

    ciri penelitian kualitatif:

    a. Penelitian dengan konteks dan latar apa adanya atau alamiah.

    b. Bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang suatu

    fenomena.

    c. Keterlibatan secara mendalam serta hubungan erat antara peneliti dengan

    subjek yang diteliti.

    d. Teknik pengumpulan data dengan triangulasi gabungan dan tanpa adanya

    manipulasi variabel.

    e. Adanya penggalian nilai yang terkandung dalam suatu perilaku.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 41

    f. Bersifat fleksibel, tidak terpaku pada konsep, fokus, teknik pengumpulan

    data yang direncanakan pada awal penelitian, tetapi dapat berubah di

    lapangan mengikuti situasi dan perkembangan penelitian.

    g. Tingkat akurasi data dipengaruhi oleh hubungan antara peneliti dengan

    subjek penelitian.

    Moleong (2006), menyatakan bahwa penelitian kualitatif dimanfaatkan

    untuk keperluan:

    a. Penelitian konsultatif.

    b. Memahami isu-isu rinci tentang situasi dan kenyataan yang dihadapi

    seseorang.

    c. Meneliti latar belakang fenomena yang tidak dapat diteliti melalui

    penelitian kuantitatif.

    d. Memahami setiap fenomena yang sampai sekarang belum banyak

    diketahui.

    e. Meneliti sesuatu secara mendalam.

    f. Menelaah sesuatu latar belakang misalnya tentang motivasi, peranan,

    nilai, sikap, dan persepsi.

    g. Meneliti sesuatu dari segi prosesnya.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 42

    Menurut Sanjaya (2013), metode deskriptif kualitatif adalah metode

    penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan secara rinci dan mendalam

    mengenai berbagai fenomena yang terjadi di masyarakat tempat dimana

    subjek berada, sehingga diperoleh ciri dan karakteristik dari fenomena

    tersebut.

    Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif

    karena peneliti ingin menggambarkan secara rinci dan mendalam mengenai

    strategi yang digunakan siswa untuk menyelesaikan masalah matematika

    kontekstual melalui permainan matematika sederhana. Peneliti ingin

    mengetahui sejauh mana siswa dapat memaknai matematika sebagai ilmu

    pengetahuan yang dibentuk untuk membantu menyelesaikan masalah dalam

    kehidupan sehari-hari.

    B. Tempat dan Waktu Penelitian

    1. Penelitian dilakukan dengan beberapa siswa SMP. Peneliti melakukan

    penelitian di rumah siswa atau di tempat umum yang memungkinkan

    untuk melaksanakan wawancara. Hal ini dikarenakan peneliti

    menggunakan studi kasus yang ditujukan untuk beberapa subjek.

    2. Penelitian dilaksanakan bulan Maret dan April tahun 2015. Waktu

    pelaksanakan disesuaikan dengan waktu yang dimiliki oleh subjek.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 43

    C. Subjek Penelitian

    Subjek penelitian ini adalah beberapa siswa SMP yang dipilih dari dua

    sekolah yang berbeda yaitu dari SMP N 3 Depok dan SMP Joannes Bosco.

    Peneliti memilih dua siswa dari SMP N 3 Depok karena di semester 6 peneliti

    pernah melakukan penelitian remidiasi di sekolah tersebut. Sehingga,

    memudahkan siswa untuk bertemu dengan guru matematika dan mencari dua

    orang siswa untuk menjadi subjek penelitian. Kemudian, dua siswa dari SMP

    Joannes Bosco dipilih karena peneliti mempunyai kenalan dengan anak

    Bapak kost yang sedang menempuh pendidikan di SMP Joannes Bosco.

    D. Sumber Data

    Sumber data dalam penelitian ini adalah wawancara. Hasil wawancara

    dicatat melalui catatan tertulis atau melalui rekaman suara atau video.

    Pencacatan data melalui wawancara dan pengamatan merupakan hasil usaha

    gabungan melihat, mendengar dan bertanya.

    E. Teknik Pengumpulan Data

    1. Tes Tertulis

    Ada 2 tes tertulis yang digunakan dalam penelitian ini:

    a. Tes awal

    Tes awal terdiri dari materi pecahan, aljabar, persamaan linier satu

    variabel dan aritmatika sosial. Hasil dari tes awal ini digunakan untuk

    mengetahui kemampuan dasar matematika yang dimiliki oleh siswa.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 44

    b. Tes masalah kontekstual

    Tes ini berisi tentang masalah kontekstual yang berkaitan dengan

    materi perkalian. Hasil dari tes ini digunakan untuk mengetahui

    strategi yang digunakan siswa untuk menyelesaikan masalah

    kontekstual.

    2. Wawancara

    Wawancara dilakukan untuk mengkomunikasikan strategi yang telah

    dituliskan siswa pada tes masalah kontekstual. Wawancara dilakukan

    dengan empat siswa SMP dengan pendekatan personal. Pendekatan

    personal akan dilakukan untuk mendapatkan informasi dari siswa secara

    individual.

    Wawancara dilakukan peneliti sebagai inti dari penelitian ini.

    Wawancara ini akan dilakukan sebanyak dua kali jika hasil wawancara

    pertama belum menjawab rumusan masalah. Peneliti akan mengganti

    banyaknya jumlah kelereng yang tersedia di dalam wadah.

    Kedua tes ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara

    kemampuan dasar matematika dengan kemampuan menyelesaikan

    masalah kontekstual sebanding atau tidak. Contohnya siswa yang

    mempunyai kemampuan matematika yang tinggi pasti dapat

    menyelesaikan masalah dalam waktu singkat dan berlaku sebaliknya.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 45

    F. Instrumen Pengumpulan Data

    1. Soal tes tertulis ada 2 macam:

    a. Soal tes awal

    Pedoman penskoran untuk soal tes awal ada 2 macam yaitu

    berdasarkan proses dan hasil.

    Pedoman penskoran untuk tes awal:

    No. Soal Penyelesaian/Jawaban Skor Keterangan

    1.

    Tuliskan lambang

    pecahan berikut ini.

    a. Empat per sembilan b. Tiga puluh tujuh per

    seribu

    a. 4

    9 0 Siswa tidak menjawab

    soal.

    1 Siswa salah menjawab

    soal.

    5

    Siswa dapat menuliskan

    lambang pencahan

    dengan benar.

    b. 37

    1000 0 Siswa tidak menjawab

    soal.

    1 Siswa salah menjawab

    soal.

    5 Siswa dapat menuliskan

    lambang pecahan dengan

    benar.

    2. Beni membawa 37

    10 kg

    stroberi untuk dijual di

    pasar. Saat pulang sisa

    stroberinya 11

    2 kg.

    Berapa kg stroberi yang

    terjual?

    Banyaknya stroberi yang terjual =

    37

    10− 1

    1

    2= (tahap a)

    37

    10−

    3

    2=

    37

    10−

    15

    10=

    22

    10= 2

    2

    10= 2

    1

    5

    Jadi, banyak stroberi yang terjual

    adalah 21

    5 kg.

    0 Siswa tidak menjawab

    soal.

    1 Siswa salah menjawab

    soal.

    3 Siswa dapat menuliskan

    tahap a.

    4 Siswa melakukan

    pengurangan pada

    bilangan pecahan dengan

    benar.

    5 Siswa menuliskan

    kesimpulan yaitu

    banyaknya stroberi yang

    terjual.

    3.

    Selesaikan pembagian

    berikut:

    a. 5

    8: 3

    a. 5

    8𝑥

    1

    3= (tahap a)

    5

    24 (tahap b)

    0 Siswa tidak menjawab

    soal.

    1 Siswa salah menjawab

    soal.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 46

    b. 8

    27:

    16

    9

    3 Siswa dapat menuliskan

    tahap a.

    5 Siswa dapat menghitung

    hasil pembagian pada

    pecahan dengan benar

    (tahap b).

    b. 8

    27𝑥

    9

    16 (tahap a)

    = 1

    6 (tahap b)

    0 Siswa tidak menjawab

    soal.

    1 Siswa salah menjawab

    soal.

    3 Siswa dapat menuliskan

    tahap a.

    5 Siswa dapat menghitung

    hasil pembagian pada

    pecahan dengan benar

    (tahap b).

    4.

    Jelaskan, apa yang

    diwakili oleh pernyataan

    bilangan berikut ini.

    a. 2𝑥 + 5 b. 𝑥 − 𝑦 : 3 c. 𝑝𝑞2 − 10

    a. 2 dikalikan 𝑥 kemudian ditambah 5.

    0 Siswa tidak menjawab

    soal.

    1 Siswa salah menjawab

    soal.

    4 Siswa dapat menuliskan

    kalimat matematika

    dengan hampir benar.

    5 Siswa dapat menuliskan

    kalimat matematika

    dengan benar.

    b. 𝑥 dikurangi 𝑦 kemudian dibagi 3.

    0 Siswa tidak menjawab

    soal.

    1 Siswa salah menjawab

    soal.

    4 Siswa dapat menuliskan

    kalimat matematika

    dengan hampir benar.

    5 Siswa dapat menuliskan

    kalimat matematika

    dengan benar.

    c. 𝑝 dikalikan kuadrat dari 𝑞 kemudian dikurangi 10 atau 𝑝 dikalikan 𝑞 kuadrat kemudian dikurangi 10.

    0 Siswa tidak menjawab

    soal.

    1 Siswa salah menjawab

    soal.

    4 Siswa dapat menuliskan

    kalimat matematika

    dengan hampir benar.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 47

    5 Siswa dapat menuliskan

    kalimat matematika

    dengan benar.

    5.

    Tentukan suku, variabel,

    dan konstanta dari bentuk

    aljabar berikut.

    a. 11 𝑧 b. 6𝑥 − 4𝑦 + 3

    a. Suku : 11𝑧 , variabel: 𝑧, konstanta: 11.

    0 Siswa tidak menjawab

    soal.

    1 Siswa salah menjawab

    soal.

    2 Siswa dapat menuliskan

    suku dari bentuk aljabar

    dengan benar.

    4 Siswa dapat menuliskan

    suku dan variabel dari

    bentuk aljabar dengan

    benar.

    5 Siswa dapat menuliskan

    suku, variabel, dan

    konstanta dari bentuk

    aljabar dengan benar.

    b. Suku: 6 𝑥, -4 𝑦 dan 3, variabel 𝑥 dan 𝑦 konstanta: 3.

    0 Siswa tidak menjawab

    soal.

    1 Siswa salah menjawab

    soal.

    2 Siswa dapat menuliskan

    suku dari bentuk aljabar

    dengan benar.

    4 Siswa dapat menuliskan

    suku dan variabel dari

    bentuk aljabar dengan

    benar.

    5 Siswa dapat menuliskan

    suku, variabel, dan

    konstanta dari bentuk

    aljabar dengan benar.

    6.

    Sederhanakan bentuk

    aljabar berikut ini.

    a. 2𝑝𝑞 + 3𝑝2𝑞 −5𝑝𝑞 + 3𝑝2𝑞

    b. 5𝑎 − 2 3 + 4𝑏 −2𝑎

    a. 2𝑝𝑞 − 5𝑝𝑞 + 3𝑝2𝑞 + 3𝑝2𝑞 = (tahap a).

    −3𝑝𝑞 + 6𝑝2𝑞 (tahap b).

    0 Siswa tidak menjawab

    soal.

    1 Siswa salah menjawab

    soal.

    3 Siswa dapat

    mengelompokkan bentuk

    aljabar yang sejenis

    (tahap a).

    5 Siswa dapat menuliskan

    hasil dari

    penyederhanaan bentuk

    aljabar (tahap 2).

    b. 5𝑎 − 6 − 8𝑏 − 2𝑎 = (tahap 0 Siswa tidak menjawab

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 48

    a).

    3𝑎 − 8𝑏 − 6. (tahap b). soal.

    1 Siswa salah menjawab

    soal.

    3 Siswa dapat

    mengelompokkan bentuk

    aljabar yang sejenis

    (tahap a).

    5 Siswa dapat menuliskan

    hasil dari

    penyederhanaan bentuk

    aljabar (tahap 2).

    7. Tentukan harga 14

    pulpen, jika diketahui

    harga 25 pulpen adalah

    Rp 37.500,00.

    Harga 1 pulpen = Rp 37.500,00 : 25

    = Rp 1.500,00.

    Harga 14 pulpen = 14 x

    Rp 1.500,00 = Rp 21.000,00.

    0 Siswa tidak menjawab

    soal.

    1 Siswa salah menjawab

    soal.

    5 Siswa dapat menentukan

    harga satu buah pulpen.

    10 Siswa dapat menentukan

    harga sebuah pulpen dan

    menuliskan harga 25

    pulpen dengan benar.

    8. Harga beli sebuah map

    plastik adalah Rp

    8.900,00. Tentukan harga

    jual map plastik tersebut

    jika mendapat untung

    15%.