ph pabrik

Upload: rachmad-susilo

Post on 08-Jan-2016

13 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ADA

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangPenyakit Kulit Akibat Kerja (PKAK) adalah keadaan patologi pada kulit yang terjadi akibat adanya paparan dengan banyak faktor yang berperan. Penyakit tersebut timbul pada waktu tenaga kerja bekerja melakukan pekerjaan atau disebabkan oleh faktor faktor yang berada pada lingkungan kerja. Persentasi penyakit kulit akibat kerja dari seluruh penyakit akibat kerja menduduki porsi tertinggi sekitar 50 60 %.1Penyakit kulit akibat kerja biasanya kelainannya terdapat pada lengan, tangan dan jari yang sangat menggangu penderita melakukan pekerjaan sehingga berpengaruh negatif terhadap produktivitas kerjanya. Namun, perlu diketahui bahwa faktor lain seperti kerentanan individual dapat berperan berbeda-beda terhadap perkembangan penyakit diantara para pekerja yang terpajan.1Dermatitis kontak adalah peradangan pada kulit yang disebabkan oleh suatu bahan atau substansi yang menempel pada kulit.Penyakit kulit akibat kerja (occupational dermatoses) merupakan suatu peradangan kulit yang diakibatkan oleh suatu pekerjaan seseorang. Dermatitis kontak merupakan 50% dari semua Penyakit Akibat Kerja terbanyak yang bersifat nonalergi atau iritan.2Menurut data dari Inggris dan Amerika Serikat menunjukkan bahwa dermatitis kontak akibat kerja karena alergi ternyata cukup tinggi yaitu berkisar 50 dan 60 %.2Di Indonesia prevalensi dermatitis kontak sangat bervariasi. Menurut Perdoski (2009) Sekitar 90% penyakit kulit akibat kerja merupakan dermatitis kontak, baik iritan maupun alergik. Penyakit kulit akibat kerja yang merupakan dermatitis kontak sebesar 92,5%, sekitar 5,4% karena infeksi kulit dan 2,1% penyakit kulit karena sebab lain. Pada studi epidemiologi, Indonesia memperlihatkan bahwa 97% dari 389 kasus adalah dermatitis kontak, dimana 66,3% diantaranya adalah dermatitis kontak iritan dan 33,7% adalah dermatitis kontak alergi.3PT. Aribawana meruapakan suatu perusahaan pembuatan bahan kimia yang memproduksi fentyl alcohol, pekerja di pabrik PT ini secara tidak langsung melakukan kontak dengan bahan kimia yang dapat menyebabkan penyakit dermatitis kontak, sedangkan penelitian tentang pencegahan yang berhubungan dengan dermatitis kontak akibat kerja pada pekerja pabrik masih terbatas. Penelitian ini untuk mengetahui bagaimana perilaku para pekerja dalam mencegah dermatitis kontak di PT. Aribawana.

1.2. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian adalah bagaimana Gambaran Perilaku Pekerja Pabrik Mengenai Penyakit Dermatitis Kontak Dan Pencegahannya Di PT. Aribawana Medan Belawan tahun 2015?1.3. Tujuan Penelitian1.3.1. Tujuan Umumuntuk mengetahui gambaran perilaku pekerja pabrik mengenai penyakit dermatitis kontak dan pencegahannya di PT. Aribawana Medan Belawan tahun 2015 1.3.2. Tujuan KhususTujuan khusus penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui pengetahuan pekerja pabrik terhadap penyakit dermatitis kontak dan pencegahannyab. Untuk mengetahui sikap pekerja pabrik terhadap terhadap penyakit dermatitis kontak dan pencegahannyac. Untuk mengetahui tindakan pekerja pabrik terhadap penyakit dermatitis kontak dan pencegahannya

1.4. Manfaat PenelitianHasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:1. Bagi pekerja pabrikHasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi dan pemahaman bagi pekerja pabrik mengenai pencegahan terjadinya dermatitis kontak. Sehingga pekerja pabrik dapat melakukan upaya upaya perlindungan terhadap kesehatan kerja.2. Peneliti Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya mengenai penyakit kulit akibat kerja terutama dermatitis kontak.3. PendidikanHasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu sumber informasi mengenai faktor yang berhubungan dengan dermatitis kontak.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1.Anatomi KulitKulit merupakan pembungkus elastis yang dapat melindungi tubuh dari pengaruh lingkungan. Kulit juga merupakan alat tubuh yang terberat dan terluas ukurannya, yaitu 1,5% dari berat tubuh dan luasnya 1,5-1,75 m2, rata-rata tebal kulit 1-2 mm. Paling tebal (16 mm) terdapat ditelapak tangan dan kaki, sedangkan paling tipis (1,5 mm) terdapat di penis.4Secara histopatologik kulit dibagi menjadi :1. Epidermis (lapisan tanduk), terdiri dari 5 lapis :a. Stratum korneum, merupakan lapisan paling luar yang terdiri dari kumpulan sel-sel yang telah mati dan terus menerus diganti oleh sel yang baru. Lapisan ini menebal di telapak tangan dan kaki sedangkan menipis di kelopak mata.b. Stratum lusidum, terdapat dibawah lapisan stratum korneum yang terdiri dari protein dan lemak, berwarna transparan dan tampak jelas di telapak kaki dan tangan.c. Stratum granulosum, terdiri dari sel-sel yang memipih dengan sitoplasma berwarna gelap karena keratohialin.adanya granula ini menunjukan bahwa sel-sel mulai mati.d. Stratum spinosum, terdiri dari sel-sel polygonal yang makin ke atas makin pipih. Diantara stratum spinosum terdapat jembatan antar sel dan sel langerhans. e. Stratum basal, terdiri dari satu lapis sel silindris dengan sumbu panjang tegak lurus dan selalu membelah diri. Lapisan ini merupakan impermeable membrane terhadap bahan kumia yang larut dalam air. Lapisan ini mengandung sel-sel malanosit. Pada orang normal, perjalanan sel dari stratum basal sampai ke stratum korneum lamanya 4056 hari.22. Dermis Lapisan dermis terdapat dibawah epidermis, yang membuat kulit lebih tebal dan elastis karena terdiri dari kumpulan jaringan fibrosa dan elastis. Lapisan ini terdiri dari 2 lapis, yaitu :a. Stratum papilare yang menonjol masuk ke dalam lapisan bawah epidermis, mangandung kapiler dan ujung-ujung saraf sensori.b. Stratum retikular yang berhubungan dengan subkutis, mengandung kelenjar keringat dan sebasea. Kelenjar sebasea seluruhnya bermuara di folikel rambut.23. Subkutis Terdiri dari jaringan longgar dan mengandung banyak kelenjar keringat dan sel-sel lemak.1 Sel lemak merupakan sel bulat, besar, dengan inti terdesak ke pinggir karena sitoplasma lemak yang bertambah. Sel-sel ini membentuk kelompok yang dipisahkan satu dengan yang lainnya oleh trabekula dan fibrosa.5

2.2 Penyakit Kulit Akibat KerjaPenyakit kulit Dermatitis akibat kerja atau Occupational Dermatitis adalah kelainan pada kulit yang diakibatkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja. Penyakit ini merupakan 50-60% dari seluruh penyakit akibat kerja sebagian besar disebabkan karena pekerja kontak dengan bahan-bahan yang dipergunakan, diolah atau dihasilkan oleh pekerjaan itu.1Penyebabnya dapat digolongkan atas :1a. Faktor MekanikGesekan, tekanan akibat pemakaian terus-menerus suatu alat sering menimbulkan penebalan kulit, kalus, abrasi dan ulkus. Penekanan kronis menimbulkan penebalan kulit seperti kuli-kuli bangunan dan pelabuhan.

b. Faktor FisikFaktor lingkungan misalnya panas, lembab, dingin asap, tumbuh-tumbuhan, kayu, sinar matahari dan ultraviolet dapat menyebabkan berbagai kelainan kulit.

c. Faktor BiologisBakteri, virus, jamur, serangga, kutu, cacing menyebabkan penyakit pada karyawan perkebunan, rumah potong, pertambangan, peternakan, tukang cuci dan lain-lain.

d. Faktor Kimia Faktor kimia sebagai penyebab dermatitis akibat kerja dapat berupa zat atau bahan kimia perangsang primer (iritan) atau pemeka (sensitizer). Zat atau bahan kimia dapat berupa asam dan garam zat kimia anorganis, persenyawaan kimia organis hidrokarbon, oli, ter, zat pewarna dan lainnya.Dari semua penyebab itu faktor kimiawi adalah yang terpenting, oleh karena zat dan bahan kimia banyak digunakan pada proses produksi dalam berbagai industri. Ada dua mekanisme zat atau bahan kimia menimbulkan dermatitis, yaitu: pertama, dengan jalan perangsangan primer (primary irritant), penyebabnya disebut iritan primer, dan kedua, melalui sensitisasi dan penyebabnya disebut pemeka (sensitizer). Iritan primer mengadakan rangsangan kepada kulit, dengan jalan melarutkan lemak kulit, mengambil air dari lapisan kulit, mengoksidasi atau mereduksi susunan kimia kulit, sehingga keseimbangan kulit terganggu dan akibatnya timbul dermatitis. Sensitisasi oleh zat kimia pemeka biasanya disebabkan oleh zat kimia organis.2.3.Dermatitis Kontak2.3.1. DefenisiDermatitis kontak adalah dermatitis yang disebabkan oleh bahan/substansi yang menempel pada kulit. 2Dermatitis kontak adalah suatu peradangan kulit yang disertai dengan adanya edema intraseluler pada epidermis karena kulit berinteraksi dengan bahan-bahan kimia yang berkontak atau terpajan pada kulit. Bahan-bahan tersebut dapat bersifat toksik ataupun alergi.6Menurut kapita selekta kedokteran, defenisi Dermatitis Kontak ialah dermatitis karena kontaktan eksternal, yang menimbulkan enomen sensitisasi (alergik) atau toksik (iritan).7Menurut Teks-atlas, Dermatitis kontak adalah suatu reaksi kulit lokal yang terjadi sebagai respon terhadap mediator imunologik, kimiawi, mekanik atau fisik yang dipakai di kulit.8

2.3.2 KlasifikasiDikenal dua macam dermatitis kontak yaitu dermatitis kontak iritan dan dermatitis kontak alergi. Keduanya dapat bersifat akut maupun kronik.2Dermatitis iritan merupakan reaksi peradangan kulit nonimunologik, jadi kerusakan kulit terjadi langsung tanpa didahului proses sensitisasi. Sebaliknya dermatitis kontak alergik terjadi pada seseorang yang telah mengalami sensitisasi terhadap suatu alergen.21. Dermatitis Kontak Iritan (DKI)Dermatitis kontak iritan dapat diderita semua orang dari berbagai golongan umur, ras dan jenis kelamin.6a. EtiologiPenyebab dermatitis jenis ini adalah bahan yang bersifat iritan, misalnya bahan pelarut, deterjen, minyak pelumas, alkali, dan serbuk kayu. Kelainan kulit yang terjadi selain ditentukan oleh ukuran molekul, daya larut, konsentrasi bahan tersebut dan dipengaruhi oleh faktor lain. faktor yang dimaksud yaitu lama kontak, kekerapan (terus menerus atau berselang), adanya oklusi menyebabkan kulit lebih permeabel, demikian pula gesekan dan trauma fisik. Suhu dan kelembaban lingkungan juga berperan.2Faktor individu juga berpengaruh pada DKI, yaitu : Perbedaan ketebalan kulit di berbagai tempat menyebabkan perbedaan permeabilitas. Usia (anak dibawah 8 tahun dan usia lanjut lebih mudah teriritasi) Ras, kulit hitam lebih tahan daripada kulit putih Jenis kelamin, insiden DKI lebih banyak terjadi pada wanita. Faktor lain dapat berupa perilaku individu: kebersihan perorangan, hobi danpekerjaanan sambilan, serta penggunaan alat pelindung diri saat bekerja.2b. Patogenesis DKI terjadi karena kulit berkontak dengan bahan iritan.Bahan iritan adalah bahan yang pada kebanyakan orang dapat mengakibatkan kerusakan sel bila dioleskan pada kulit pada waktu tertentu dan untuk jangka waktu tertentu.Bahan iritan ini dapat merusak kulit dengan cara menghabiskan lapisan tanduk secara bertahap melalui denaturasi keratin sehingga mengubah kemampuan kulit untuk menahan air.6Klasifikasi bahan iritan :1. Iritan kuat2. Rangsangan mekanik; serbuk kaca/serat (fiberglas), wol;3. Bahan kimia; air, sabun4. Bahan biologi : Dermatitis popok.c. Gejala KlinisTipe reaksinya tergantung pada bahan apa yang berkontak, konsentrasi bahan kontak, dan lamanya berkontak. Reaksinya dapat berupa kulit menjadi merah atau coklat. Kadang-kadang terjadi edema dan rasa panas, atau ada papula, vesikula, pustula, kadang-kadang terbentuk bula yang purulen dengan kulit disekitarnya normal.62. Dermatitis Kontak Alergik (DKA)a. Defenisi Definisi adalah suatu peradangan kulit yang timbul setelah kontak dengan alergen melalui proses sensitisasi.8Dermatitis kontak alergik lebih kurang merupakan 20% dari seluruh dermatitis kontak.6b. Etiologi Penyebab DKA adalah bahan kimia sederhana dengan berat molekul umumnya rendah (75% dari maksimal skor (8-10).Cukup,responden dapat menjawab 40%-75% dari maksimal skor (5-7)Kurang, responden dapat menjawab 75% dari maksimal skor (8-10).Cukup,responden dapat menjawab 40%-75% dari maksimal skor (5-7)Kurang, responden dapat menjawab 75% dari maksimal skor (8-10).Cukup,responden dapat menjawab 40%-75% dari maksimal skor (5-7)Kurang, responden dapat menjawab 75% dari maksimal skor (8-10). Cukup, apabila responden dapat menjawab dengan benar 40%-75% dari maksimal skor (5-7) Kurang apabila responden dapat menjawab dengan benar 75% dari maksimal skor (8-10).1. Cukup, apabila responden dapat menjawab dengan benar 40%-75% dari maksimal skor (5-7)1. Kurang apabila responden dapat menjawab dengan benar 75% dari maksimal skor (8-10).1. Cukup, apabila responden dapat menjawab dengan benar 40%-75% dari maksimal skor (5-7)1. Kurang apabila responden dapat menjawab dengan benar