pertemuan ilmiah radioisotop, radiofarmaka, …repo-nkm.batan.go.id/3417/1/martalena.pdf ·...

19
PROSIDING ISSN : 2087-9652 PERTEMUAN ILMIAH RADIOISOTOP, RADIOFARMAKA, SIKLOTRON DAN KEDOKTERAN NUKLIR BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL PUSAT TEKNOLOGI RADIOISOTOP DAN RADIOFARMAKA GEDUNG 11, KAWASAN PUSPIPTEK, TANGERANG SELATAN, BANTEN TELP/FAX : (021) 756 3141 email : [email protected] “Current Advances in Radionuclide Technology Nuclear Medicine and Molecular Imaging” Gedung Diklat RSUP Dr. Kariadi Jl. Dr. Sutomo No. 16 Semarang 10 – 11 Oktober 2014

Upload: duongdieu

Post on 18-Mar-2019

243 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERTEMUAN ILMIAH RADIOISOTOP, RADIOFARMAKA, …repo-nkm.batan.go.id/3417/1/Martalena.pdf · sebesar-besarnya kepada semua peserta dan pembawa makalah yang telah berpartisipasidalam

PROSIDING

ISSN : 2087-9652

PERTEMUAN ILMIAH RADIOISOTOP,RADIOFARMAKA, SIKLOTRONDAN KEDOKTERAN NUKLIR

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

PUSAT TEKNOLOGI RADIOISOTOP DAN RADIOFARMAKAGEDUNG 11, KAWASAN PUSPIPTEK, TANGERANG SELATAN, BANTEN

TELP/FAX : (021) 756 3141email : [email protected]

“Current Advances in Radionuclide Technology Nuclear Medicine and Molecular Imaging”

Gedung Diklat RSUP Dr. KariadiJl. Dr. Sutomo No. 16

Semarang

10 – 11 Oktober 2014

Page 2: PERTEMUAN ILMIAH RADIOISOTOP, RADIOFARMAKA, …repo-nkm.batan.go.id/3417/1/Martalena.pdf · sebesar-besarnya kepada semua peserta dan pembawa makalah yang telah berpartisipasidalam

ProsidingPertemuanIlmiahRadioisotop, Radiofarmaka,SiklotrondanKedokteranNuklirTahun 2014

ISSN : 2087-9652

i

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah atas petunjuk dan karunia yang telah diberikansehingga Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan Radioisotop, Radiofarmaka, Siklotron danKedokteran Nuklir 2014 dengan tema “ Current Advances in Radionuclide Technology NuclearMedicine and Molecular Imaging” dapat diterbitkan. Prosiding ini merupakan kumpulan karyailmiah yang telah lolos proses seleksi yang dilakukan oleh tim penelaah dan telahdipresentasikan dalam seminar pada tanggal 10 dan 11 Oktober 2014 yang bertempat di AulaGedung Direksi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Kariadi Jalan Dr Sutomo nomor 16 Semarang.

Pertemuan Ilmiah Tahunan Radioisotop, Radiofarmaka, Siklotron dan Kedokteran Nuklir 2014diisi dan diikuti oleh kurang lebih 220 peserta yang berasal 10 satuan kerja pemerintah, 14perwakilan Rumah Sakit, 3 universitas, 7 perwakilan industri dan 2 perwakilan dari luar negeriyaitu dari Royal Prince Alfred Hospital, Australia dan Seoul National University, Korea.

Pusat Teknologi Radioisotop dan Radiofarmaka dan Perhimpunan Kedokteran NuklirIndonesia sebagai pihak penyelenggara seminar ini menyampaikan terimakasih yangsebesar-besarnya kepada semua peserta dan pembawa makalah yang telahberpartisipasidalam seminar dan aktif memberikan masukan yang bermanfaat bagi semuamakalah yang dipublikasikan. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada seluruh DewanEditor yang telah membantu dalam seleksi, penilaian dan peningkatan mutu makalah untukbisa dipublikasikan dalam Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan Radioisotop, Radiofarmakadan Siklotron 2014. Terimakasih pada seluruh anggota dewan redaksi yang telah bekerjakeras untuk menyusun dan menerbitkan prosiding ini, serta semua pihak yang telah ikutmembantu dalam penyelenggaraan seminar sampai dapat diterbitkannya prosiding ini.

Besar harapan kami bahwa Prosiding ini akan banyak berguna bagi para pembaca sertasemua rekan seprofesi, serta akan dapat menjadi acuan dan titik tolak untuk mencapaikemajuan yang lebih besar untuk perkembangan di bidang radioisotop, radiofarmaka,siklotron dan kedokteran nuklir.Kami sadari bahwa seminar dan prosiding ini tidak lepas dariberbagai kekurangan. Kami mohon maaf dan kritik serta saran yang bersifat membangundemi perbaikan dimasa datang selalu kami harapkan dari rekan sejawat dan pembaca yangbudiman.

Serpong, Januari 2015

Tim Editor

Page 3: PERTEMUAN ILMIAH RADIOISOTOP, RADIOFARMAKA, …repo-nkm.batan.go.id/3417/1/Martalena.pdf · sebesar-besarnya kepada semua peserta dan pembawa makalah yang telah berpartisipasidalam

ProsidingPertemuanIlmiahRadioisotop, Radiofarmaka,SiklotrondanKedokteranNuklirTahun 2014

ISSN : 2087-9652

ii

Dewan Editor/Penelaah Prosiding PIT 20141. Dr. Rohadi Awaludin (PTRR-BATAN)

2. Dr. Martalena Ramli(PTRR-BATAN)

3. Basuki Hidayat, dr, Sp.KN (FK-UNPAD, RS. Hasan Sadikin Bandung)

4. Imam Kambali, PhD(PTRR-BATAN)

5. Drs. Hari Suryanto, M.T(PTRR-BATAN)

6. Drs. Adang Hardi Gunawan(PTRR-BATAN)

7. Widyastuti(PTRR-BATAN)

Page 4: PERTEMUAN ILMIAH RADIOISOTOP, RADIOFARMAKA, …repo-nkm.batan.go.id/3417/1/Martalena.pdf · sebesar-besarnya kepada semua peserta dan pembawa makalah yang telah berpartisipasidalam

ProsidingPertemuanIlmiahRadioisotop, Radiofarmaka,SiklotrondanKedokteranNuklirTahun 2014

ISSN : 2087-9652

iii

SUSUNAN PANITIA

Penasehat1. Prof. Dr. Johan S Masjhur, dr, SpPD-KEMD, SpKN

Perhimpunan Kedokteran Nuklir Indonesia

2. Dra. Siti Darwati MSc

Pusat Teknologi Radioisotop dan Radiofarmaka - BATAN

3. A. Hussein S Kartamihardja, dr, SpKN, MH.Kes

Perhimpunan Kedokteran Nuklir Indonesia / Fakultas Kedokteran - UNPAD

Pengarah1. Dr. Rohadi Awaludin

2. Trias Nugrahadi, dr ,Sp.KN

3. Drs. Hotman Lubis

4. Dra. R. Suminar Tedjasari

Redaktur Prosiding PIT 2014 dan Panitia Pelaksana PIT 20141. Ratna Dini Haryuni, M.Farm

2. Herlan Setiawan, S.Si

3. Diah Pristiowati

4. Rien Ritawidya, M.Farm

5. Titis Sekar Humani, M.Si

6. Nur Rahmah Hidayati, M.Sc

7. Drs. Agus Ariyanto

8. Didik Setiaji, A.Md

9. Veronika Yulianti Susilo, M.Farm

10. Wira Y Rahman

11. Indra Saptiama, S.Si

12. Fath Priyadi S.ST

13. Bisma Baron Patrinesha, A.Md

14. Jakaria, S.ST

Page 5: PERTEMUAN ILMIAH RADIOISOTOP, RADIOFARMAKA, …repo-nkm.batan.go.id/3417/1/Martalena.pdf · sebesar-besarnya kepada semua peserta dan pembawa makalah yang telah berpartisipasidalam

ProsidingPertemuanIlmiahRadioisotop, Radiofarmaka,SiklotrondanKedokteranNuklirTahun 2014

ISSN : 2087-9652

iv

LAPORAN KETUA PANITIA

Assalamu’alaikumwr.wb.

SegalaPujibagi Allah SWT, karenaatasrahmatdankarunia-NyaPertemuanIlmiahTahunanRadioisotop, Radiofarmaka, SiklotrondanKedokteranNuklirTahun2014 dapatterlaksanadenganbaik. Pertemuanilmiahinimerupakankegiatanrutin yangterselenggarasetiaptahun,kerjasamaantaraPusatTeknologiRadioisotopdanRadiofarmaka(PTRR) -BATAN denganPerhimpunanKedokteranNuklir Indonesia (PKNI)danPerhimpunanKedokterandanBiologiNuklir Indonesia (PKBNI).

Tema yang diangkattahuniniadalah“ Current Advances in Radionuclide Technology NuclearMedicine and Molecular Imaging”. Pertemuaninidihadirioleh 220pesertadariberbagaikalanganbaikdaridalammaupundariluarnegeri, meliputiparapengambilkebijakan, peneliti, klinisi, akademisi, sertamitraindustri. Bentukkegiatan yangtelahdilaksanakanberupa: plenary sessiondarikeynote speaker, presentasi oral, presentasiposter, sertapameranprodukdariPusatDiseminasidanKemitraan –BATANdanbeberapamitraindustri.

Kegiataninibertujuanuntuksharingilmu, memperolehinformasibarusertamenyampaikanhasil-hasillitbangterkinidi bidangradiofarmaka, molecular imaging, kedokterannuklirdantargetedradionuclide therapy.

Kamiberharapsemogapertemuaninidapatmemberikankontribusidalammeningkatkanperkembanganilmudibidangradioisotop, radiofarmaka,siklotrondankedokterannuklirsertadapatmemberikanmanfaat yang sebesar-besarnyabagiseluruhpihak. Akhir kata, Kami mengucapkanterimakasihpadasemuapihak yangtelahmensukseskanpenyelenggaraankegiatanPIT 2014. Kamijugamemohonmaafatassegalakekurangan,semogatahundepankitadapatberjumpakembalipadakeadaaan yang lebihbaik.

Wassalamu’alaikumwr.wb

KetuaPanitia

Ratna Dini Haryuni, M.Farm

Page 6: PERTEMUAN ILMIAH RADIOISOTOP, RADIOFARMAKA, …repo-nkm.batan.go.id/3417/1/Martalena.pdf · sebesar-besarnya kepada semua peserta dan pembawa makalah yang telah berpartisipasidalam

ProsidingPertemuanIlmiahRadioisotop, Radiofarmaka,SiklotrondanKedokteranNuklirTahun 2014

ISSN : 2087-9652

v

KATA SAMBUTANKEPALA PUSAT TEKNOLOGI RADIOISOTOP DAN RADIOFARMAKA

Assalamu’alaikum wr. wb.

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT atas nikmat dankarunia-Nya sehingga acara Pertemuan Ilmiah Tahunan Radioisotop, Radiofarmaka,Siklotron dan Kedokteran Nuklir Tahun 2014 dapat dilaksanakan dengan baik sampaidengan terbitnya prosiding. Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepadaTim Penelaah, Tim Editor dan semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian prosiding ini.

Kami mengharapkan prosiding ini dapat digunakan sebagai dokumentasi karya ilmiah parapeneliti dan praktisi dalam bidang kesehatan khususnya kedokteran nuklir yang telahdipresentasikan pada Pertemuan Ilmiah Tahunan Radioisotop, Radiofarmaka, Siklotron danKedokteran Nuklir Tahun 2014 pada tanggal 10-11 Oktober 2014 di Aula Gedung DireksiRumah Sakit Umum Pusat Dr.Kariadi Jl. Dr. Sutomo, Semarang, Jawa Tengah. Pertemuanilmiah ini mengangkat tema “Current Advances in Radionuclide Technology, NucluarMedicine and Molecular Imaging”dengan melibatkan para peneliti dari Pusat TeknologiRadioisotop dan Radiofarmaka (PTRR) dan beberapa satuan kerja dilingkungan BATANmaupun perguruan tinggi, para praktisi kedokteran nuklir serta pembicara tamu dari luarnegeri yaitu Royal Prince Alfred Hospital of Australia dan Seoul National University of Korea.

Harapan kami semua semoga prosiding ini dapat dijadikan referensi bagi berbagai pihakterutama para peneliti, pemikir dan pemerhati kesehatan dalam penelitian danpengembangan radioisotop, radiofarmaka dan siklotron, serta aplikasinya dalam bidangkedokteran nuklir sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagimasyarakat luas.

Wassalamu‘alaikum wr. wb.

Kepala Pusat Teknologi Radioisotop dan Radiofarmaka

Dra. Siti Darwati, M.Sc

Page 7: PERTEMUAN ILMIAH RADIOISOTOP, RADIOFARMAKA, …repo-nkm.batan.go.id/3417/1/Martalena.pdf · sebesar-besarnya kepada semua peserta dan pembawa makalah yang telah berpartisipasidalam

ProsidingPertemuanIlmiahRadioisotop, Radiofarmaka,SiklotrondanKedokteranNuklirTahun 2014

ISSN : 2087-9652

vi

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ......................................................................................................................... iDewan Editor / Penelaah Prosiding PIT 2014 ........................................................................ iiSusunan Panitia........................................................................................................................ iiiLaporan Ketua Panitia ............................................................................................................. ivKata Sambutan Kepala Pusat Teknologi Radioisotop dan Radiofarmaka ......................... vDaftar isi .................................................................................................................................... vi

Preparasi dan Uji Stabilitas 177Lu-DOTA-F(ab’)2- Nimotuzumab SebagaiKandidat Radiofarmaka Terapi Kanker .................................................................................. 1Martalena Ramli, Citra R.A.P. Palangka, Lina Elfita, Ratna Dini Haryuni,Titis Sekar Humani

Penentuan Tangkapan Radiofarmaka 99mTc-Siprofloksasin TerhadapCiprofloxacin-Resistant Escherichia coli dan Ciprofloxacin-ResistantStaphylococcus aureus ........................................................................................................... 12Isti Daruwati, Maria Agustine, Maula Eka Sriyani, Iim Halimah, Rizky Juwita Sugiharti,Nelly D. Leswara

Kinerja Kolom Generator 99Mo/99mTc dengan Material Berbasis ZirkoniumMenggunakan 99Mo Aktivasi Dengan AktivitaS 250 mCi .................................................... 21Marlina, Sriyono, Endang Sarmini, Herlina, Abidin, Hotman Lubis, Indra Saptiama,Herlan Setiawan, Kadarisman

Optimasi Pemisahan 177Lu dari Yb2O3 untuk Radioterapi denganMetode Kromatografi Kolom ................................................................................................... 28Triani Widyaningrum, Endang Sarmini, Umi Nur Sholikhah, Triyanto,Sunarhadijoso Soenarjo

Karakterisasi 198AuNP Terbungkus PAMAM G4 untuk Penghantar Obat Diagnosadan Terapi Kanker .................................................................................................................... 35Anung Pujiyanto, Eni Lestari, Mujinah , Hotman L, Umi Nur sholikah, Maskur,Dede K, Witarti, Herlan S, Rien R , Adang H G, Abdul Mutalib

Pengaruh Pencucian Larutan HNO3 0,1 N pada Kolom Alumina AsamTerhadap Rendemen dan Kualitas 99mTc Hasil Ekstraksi PelarutMetil Etil Keton (MEK) dari 99Mo Hasil Aktivasi.................................................................... 42Yono S, Adang H.G. dan Sriyono

Modifikasi Kontrol Duct Heater Untuk Mempertahankan Stabilitas Humidity di dalamCave Siklotron Guna Menunjang Pengoperasian Siklotron CS – 30 BATAN .................... 50I Wayan Widiana, Sofyan Sori, Jakaria, Suryo Priyono

Pemisahan Radioisotop Terapi 188Re dari 188WMelalui Kolom Generator 188W/188Re Berbasis MBZ ......................................................... 57Sriyono, Herlina, Endang Sarmini, Hambali, Indra Saptiama

Validasi Kit Immunoradimetricassay Free Prostate Specific Antigenuntuk Pemantauan Pembesaran Prostat Jinak Secara In Vitro........................................... 65Puji Widayati, Veronika Yulianti Susilo, Wening Lestari, Agus Ariyanto

Page 8: PERTEMUAN ILMIAH RADIOISOTOP, RADIOFARMAKA, …repo-nkm.batan.go.id/3417/1/Martalena.pdf · sebesar-besarnya kepada semua peserta dan pembawa makalah yang telah berpartisipasidalam

ProsidingPertemuanIlmiahRadioisotop, Radiofarmaka,SiklotrondanKedokteranNuklirTahun 2014

ISSN : 2087-9652

vii

SintesisPaduanPolimerPolimerPoli-n-Sopropilakrilamida (PNIPA)/Polivinilpirolidon (PVP) Bertanda Iodium-125...................................................................... 71Indra Saptiama, Eli Fajar Lestari, Herlina, Karyadi, Endang Sarmini, Abidin, Hotman LubisTriani Widyaningrum, Rohadi Awaludin

Optimizing Irradiation Parameters of Cyclotron-Produced Radionuclides Cu-64,I-123 and I-124........................................................................................................................... 77Imam Kambali and Hari Suryanto

Evaluasi Uptake Radiofarmaka 99mTc-Siprofloksasin oleh Bakteri Escherichia colidan Staphylococcus aureus yang Resisten Terhadap Antibiotik KotrimoksazolSecara In Vitro .......................................................................................................................... 86

Sintesis Nanopartikel Emas Menggunakan Reduktor Trisodium Sitrat ............................. 95Herlan Setiawan, Anung Pujiyanto, Hotman Lubis, Rien Ritawidya, Mujinah,Dede Kurniasih, Witarti, Hambali, Abdul Mutalib

Optimasi Disain untuk Menekan Dimensi dan Berat Modul Kontainer Perisai Radiasipada Perangkat Brakiterapi..................................................................................................... 102Ari Satmoko, Kristiyanti, Tri Harjanto, Atang Susila

Page 9: PERTEMUAN ILMIAH RADIOISOTOP, RADIOFARMAKA, …repo-nkm.batan.go.id/3417/1/Martalena.pdf · sebesar-besarnya kepada semua peserta dan pembawa makalah yang telah berpartisipasidalam

Prosiding Pertemuan Ilmiah Radioisotop, Radiofarmaka, Siklotron dan Kedokteran NuklirTahun 2014

ISSN : 2087-9652

Martalena Ramli, dkk 1

PREPARASI DAN UJI STABILITAS 177Lu-DOTA-F(ab’)2- NIMOTUZUMABSEBAGAI KANDIDAT RADIOFARMAKA TERAPI KANKER

Martalena Ramli1, Citra R.A.P. Palangka2, Lina Elfita2, Ratna Dini Haryuni1,Titis Sekar Humani1

1) Pusat Teknologi Radioisotop dan RadiofarmakaGedung 11, Kawasan PUSPIPTEK, Serpong, Tangerang Selatan – Banten 15310

2) Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Program Studi Farmasi,Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah,

Jalan Ir. Haji Juanda No.95, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten [email protected]

ABSTRAKPREPARASI DAN UJI STABILITAS 177Lu-DOTA-F(ab’)2- NIMOTUZUMABSEBAGAI KANDIDATRADIOFARMAKA TERAPI KANKER. Radioimmunoterapi adalah salah satu modalitas pada terapikanker yang berkembang dengan cukup pesat pada dekade terakhir ini. Radioimmunoterapimemanfaatkan kemampuan antibodi monoklonal untuk berikatan secara spesifik dengan reseptortertentu yang over expressed pada suatu jenis kanker. Nimotuzumab merupakan humanised antibodimonoklonal yang termasuk ke dalam kelompok inhibitor epidermal growth factor receptor (EFGR)dengan spektrum cukup luas. Peningkatan efek terapi yang signifikan dilaporkan jika penggunaannimotuzumab dikombinasikan dengan radioterapi. Pada penelitian yang dilaporkan ini telah dilakukanpenyiapan dan uji stabilitas F(ab’)2 fragmen nimotuzumab bertanda 177Lu yang diharapkan potensialuntuk terapi kanker over expressed EFGR. Penggunaan F(ab’)2 fragmen pada penelitian inidiharapkan dapat mengatasi penetrasi antibodi monoklonal utuh yang lambat (~24 jam) untuk dapatterakumulasi pada targetnya. 177Lu-DOTA-F(ab’)2-nimotuzumab disiapkan dalam beberapa tahapproses yaitu: a) fragmentasi nimotuzumab dengan pepsin; b) konjugasi bifuntional chelating agent(BFCA) p-SCN-Bz-DOTA pada F(ab’)2-nimotuzumab dan c) penandaan DOTA-F(ab’)2-nimotuzumabdengan 177Lu. Fragmentasi nimotuzumab dengan pepsin menghasilkan F(ab’)2- nimotuzumab dengankemurnian sebesar 89,1% setelah pemurnian dengan kolom PD-10. Efisiensi penandaan p-SCN-Bz-DOTA F(ab’)2- nimotuzumab dengan 177Lu berturut 2,2 dan 7,8 % untuk mol ratio p-SCN-Bz-DOTAterhadap F(ab’)2- nimotuzumab 20 : 1 dan 50: 1. 177Lu-DOTA-F(ab’)2-nimotuzumab dengan kemurnianradiokimia > 99% berhasil didapatkan setelah proses pemurnian dengan kolom yang berisi resinSephadex G 25M. Uji stabilitas 177Lu-DOTA-F(ab’)2-nimotuzumab selama 96 jam pada suhu kamardan 40C memperlihatkan tidak adanya pelepasan 177Lu dari 177Lu -DOTA-F(ab’)2-nimotuzumab.Kata kunci: radioimmunoterapi, nimotuzumab, fragmentasi, 177Lu-DOTA-F(ab’)2-nimotuzumab

ABSTRACTRadioimmunotherapy is one of many modalities used for cancer treatment which has been developingsignificantly in the last decade. Radioimmunotherapy takes the advantage of the ability of monoclonalantibody to bind specifically to over expressed receptor on particular cancer. Nimotuzumab is ahumanised monoclonal antibody which included in epidermal growth factor receptor (EFGR) inhibitorgroup. It was reported that the use nimotuzumab combined with radiotherapy significantly increasedthe effect of therapy. In this reported project it has been prepared F(ab’)2 fragmen nimotuzumablabeled 177Lu which is expected to be potential for radioimmunotherapy of cancer which have overexpressed of EFGR. The use of F(ab’)2 fragment is expected to overcame the slow (~ 24 hours)penetration of whole monoclonal antibody to its target. 177Lu-DOTA-F(ab’)2-nimotuzumab wasprepared in three-step reaction: a) fragmentation nimotuzumab with pepsin; b) conjugation bifuntionalchelating agent (BFCA) p-SCN-Bz-DOTA towards F(ab’)2-nimotuzumab and c) labeling of DOTA-F(ab’)2-nimotuzumab with 177Lu. Fragmentation of nimotuzumab with pepsin resulted in F(ab’)2-nimotuzumab with purity of 89,1% after purification with a PD-10 column. Radiolabeling efficiencies ofp-SCN-Bz-DOTA F(ab’)2- nimotuzumab with 177Lu were 2,2 and 7,8 % for mol ratio of p-SCN-Bz-DOTA : F(ab’)2- nimotuzumab in conjugation reaction 20 : 1 and 50: 1 respectively. 177Lu-DOTA-F(ab’)2-nimotuzumab with radiochemical purity > 99% was successfully obtained after purificationprocess with a Sephadex G 25M column. Stability tests showed that 177Lu-DOTA-F(ab’)2-nimotuzumab was still intact at room temperature and 40C for up to 96 hours.Key words: radioimmunotherapy, nimotuzumab, fragmentation, 177Lu-DOTA-F(ab’)2-nimotuzumab

Page 10: PERTEMUAN ILMIAH RADIOISOTOP, RADIOFARMAKA, …repo-nkm.batan.go.id/3417/1/Martalena.pdf · sebesar-besarnya kepada semua peserta dan pembawa makalah yang telah berpartisipasidalam

Prosiding Pertemuan Ilmiah Radioisotop, Radiofarmaka, Siklotron dan Kedokteran NuklirTahun 2014

ISSN : 2087-9652

Martalena Ramli, dkk 2

PENDAHULUANRadioimmunoterapi (RIT)

merupakan salah satu modalitas untukterapi kanker yang berkembang dengancukup pesat pada dekade terakhir ini. RITdalam prosedurnya mengunakanradiofarmaka berbasis antibodi monoklonal(radioimmmunokonjugat) yaitu antibodimonoklonal (mAb) yang telahdikonjugasikan dengan radionuklidapemancar partikel α, β atau Auger danCoster Kronig (AC-K) elektron yang jugamungkin sekaligus pemancar sinar atau β+

[1,2,3]. Pada prosedur ini mAb berfungsisebagai pembawa radionuklida pada target/kanker tertentu yang pada permukaantarget/ kanker tersebut terdapat overexpressed antigen atau reseptor yangkompatibel dengan mAb tersebut,sedangkan radionuklida berfungsi sebagaipenghancur sel kanker dengan caramentransfer energinya (α, β atau Augerelectron) pada jaringan kanker dimanaradionuklida tersebut terikat dan juga padajaringan kanker disekitarnya. Radionuklidapemancar partikel α, β atau Auger elektronyang juga mungkin sekaligus pemancarsinar atau β+ akan memberikan manfaatlebih karena dapat digunakan untukmengevaluasi deposisi atau dosis yangditangkap oleh target ataupun non-target.

Nimotuzumab merupakanhumanised antibodi monoklonal yangtermasuk ke dalam kelompok inhibitorepidermal growth factor receptor (EFGR)dengan spektrum cukup luas [4,5].Nimotuzumab telah disetujui olehsetidaknya 27 negara di dunia untukimmunoterapi berbagai jenis kankerdiantaranya yaitu kanker kolon, otak,pankreas, prostat, non-small cell lung,oesophagus, leher rahim dan payudara [6].Nimotuzumab dalam prosedur penanganankanker bisa digunakan sebagai anti kankertungal tetapi juga sering digunakan dalambentuk kombinasi dengan anti kanker yanglain ataupun dengan radioterapi eksternal.Penggunaan nimotuzumab yangdikombinasikan dengan radioterapi

eksternal sementara itu dilapor mampumeningkat efek terapi secara signifikan [7].Mekanisme penghambatanpertumbumbuhan sel kanker olehnimotuzumab diawali dengan pengikatannimotuzumab dengan bagian ekstraselulardari EFGR. Pengikatan ini mencegahinteraksi dua ligan utama EFGR yaituepidermal growth factor (EGF) dan tumorgrowth factor alpha (TGF-α) yangmengakibatkan terhambatnya aktivitastyrosine kinase dari EFGR dan yang padagilirannya akan mencegah sel kanker untukmenerima pesan untuk tumbuh, membelahdan bermetastases [5].

Radioimmunokonjugat yang pertamakali disetujui oleh Federation DrugAdminstration of USA (FDA – USA) padatahun 2002 adalah 90Y-ibritumomamab dan131I-tositumomab [2]. Sekitar 18radioimmunokonjugat baru yang masihdalam tahap uji klinis dan siap untukdigunakan pada prosedur RIT dalambeberapa tahun kedepan juga telahdilaporkan [2,8]. Perkembangan yangcukup pesat dan menjanjikan ini dalampelaksaannya mengalami beberapa kendalayang salah satunya adalah lambatnyapenetrasi/ terakumulasinyaradioimmunokonjugat pada target yangdiinginkan dan juga lambatnya proses klirendari organ non-target. Hal ini akanmenyebabkan terpaparnya organ-organbukan target pada radiasi yang tidakdiperlukan. Lambatnya penetrasi/akumulasi radioimmunokonjugat pada targetdan juga lamanya eliminasinya dari tubuhlebih disebabkan oleh berat molekul (BM)mAb utuh (prekursor radioimmunokonjat)yang relatif cukup besar yaitu ~ 150 kDa [5].Sebagai perbandingan, IgG yaitu proteinyang strukturnya sangat mirip dg mAb utuhselama proses metabolismnya akanbersirkulasi selama 4 – 5 minggu setelahdinjeksikan, sedangkan molekul yang lebihkecil monovalen fragmen IgG dengan BM25-kDa (scFv) akan dieksresikan keluartubuh < 10 jam sejak dari diinjeksikan.Pengikatan/ penetrasi molekul kecil

Page 11: PERTEMUAN ILMIAH RADIOISOTOP, RADIOFARMAKA, …repo-nkm.batan.go.id/3417/1/Martalena.pdf · sebesar-besarnya kepada semua peserta dan pembawa makalah yang telah berpartisipasidalam

Prosiding Pertemuan Ilmiah Radioisotop, Radiofarmaka, Siklotron dan Kedokteran NuklirTahun 2014

ISSN : 2087-9652

Martalena Ramli, dkk 3

memang relatif cepat, tetapi kelemahannyaadalah molekul ini juga dengan cepatdieliminasi dari tubuh, sebagaikonsekuensinya tidak punya waktu cukupuntuk terakumulasi pada target sehinggajumlah yang terikat menjadi terbatas denganwaktu residen yang juga relatif pendek.

Penelitian ini bertujuan untukmenyiapkan radioimmunokonjugat fragmenF(ab)2 dari nimotuzumab yang ditandaidengan 177Lu yang diharapkan potensialsebagai anti kanker over expressed EFGRpada prosedur RIT. Penggunaan fragmenF(ab)2 dengan BM yang lebih kecil dari mAbutuh tetapi lebih besar dari scFv (mAb >F(ab)2 > scFv) diharapkan akan meningkatkemampuan penetrasi/ penangkapanradioimmunokonjugat pada target yangdiinginkan. BM fragmen F(ab)2 yang hanya~ 100 kDa ini diharapkan akan dapatdielimansi dari tubuh lebih cepatdibandingkan dengan mAb utuh tetapi lebihlambat dari molekul kecil (scFv), sehinggakonsentrasi radioimmunokonjugat yangterakumalasi pada target akan lebih optimal.Pemilihan 177Lu sebagai radinuklida yangakan dikonjugasikan pada nimotuzumabkarena 177Lu merupakan radionuklidapemancar partikel β lunak dengan Emax 497(78,6%) dan 176 keV (12,2) yang sesuaiuntuk terapi kanker berukuran kecil(kemampuan penetrasi ~1,5). 177Lu selainitu juga pemancar sinar dengan Emax 113(6,4%) dan 208 KeV (11%), energi yangterakhir sangat sesuai untuk pencitraandeposisi radioimmunokonjugat secara invivo dengan Single-photon emissioncomputed tomography (SPECT) [2.9].

Penelitian yang dilaporkan ini,merupakan penelitian tahap awal dalampenyiapan 177Lu-DOTA-F(ab’)2-nimotuzumab untuk RIT, meliputi beberapatahap proses yaitu: a) fragmentasinimotuzumab dengan pepsin; b) konjugasibifuntional chelating agent (BFCA) p-SCN-Bz-DOTA pada F(ab’)2-nimotuzumab; c)penandaan DOTA-F(ab’)2-nimotuzumabdengan 177Lu; d) pemurnian 177Lu-DOTA-F(ab’)2-nimotuzumab hasil proses

penandaan dan c) uji stabilitas 177Lu-DOTA-F(ab’)2-nimotuzumab pada penyimpanan (4C dan suhu kamar).METODOLOGIBahan

Bahan utama yang digunakan dalampenelitian ini adalah nimotuzumab(Innogene, Kalbe Tech), Lu-177 (177LuCl3)diperoleh dengan cara irradiasi 176Lu(176Lu2O3, pengkayaan 39,60%, Isoflex,) diReaktor Serba Guna-G.A. Siwabessy (RSG– GAS) yang kemudian diproses dilaboratorium Pusat Teknologi Radioisotopdan Radiofarmaka – Badan Tenaga NuklirNasional (PTRR – BATAN), bovine serumalbumin (BSA) dan pepsin serbuk, (Sigma),resin penukar ion Chelex 100, sodiumdodecyl sulfat (SDS), larutan pewarnaCoomasie blue G-250, pewarna protein,Mini-PROTEAN TGX 4-20% dan N’N’-bis-methylene-acrylamide (Bio-Rad), p-benzylisothiocyanate-1,4,7,10-tetraazacyclododecane-1,4,7,10-tetraaceticacid (p-SCN-Bz-DOTA, Macrocyclic),Sephadex G-25 Medium (Pharmacia),trizma base, asam asetat glasial, natriumasetat, dipotasium hidrogen fosfat, potasiumdihidrogen fosfat EDTA HCl, NaOHN,N,N’N’-tetramethylenthylenediamine(TEMED), ammonium peroxide disulfate(APS), bromophenol blue, β-merkaptoetanol, akrilamid dan glisin dangliserol (E.Merck), kaset dialysis 20 KDamolecular weight cut off (MWCO, ThermoScientific), protein filter (10 KDa MWCO,Viva Science), air bebas ion (hambatan 18MegaOhm).

AlatAlat yang digunakan dalam

penelitian ini diantaranya adalahkromatografi Cair kinerja tinggi (KCKT,Shimadzu) yang dilengkapi dengan sytemcontroller (SCL-10A vp), pump (LC-10ADvp), solvent selector (FCV 10AL vp), UV Visdetector (SPD-10A-vp) dan size exlussioncolumn (SEC, Agilent dan Bio SEC-3, 7,8 x300 mm), thermomixer (Eppendrof),termometer, penangas air, Mini-Protein II

Page 12: PERTEMUAN ILMIAH RADIOISOTOP, RADIOFARMAKA, …repo-nkm.batan.go.id/3417/1/Martalena.pdf · sebesar-besarnya kepada semua peserta dan pembawa makalah yang telah berpartisipasidalam

Prosiding Pertemuan Ilmiah Radioisotop, Radiofarmaka, Siklotron dan Kedokteran NuklirTahun 2014

ISSN : 2087-9652

Martalena Ramli, dkk 4

Slab Cell Electrophoresis (BioRad),pencacah sinar gama (Scanner,BioScan), orbital shaker (Fisher Scientific),plate reader (Biotek), magnetic stirer(Labcompanion) pipet mikro dan lainsebagainya.

Prosedur kerjaPenyiapan F(ab’)2 nimotuzumab

F(ab’)2 nimotuzumab disiapkandengan memfragmentasi nimotuzumab utuhdengan enzim pepsin. Sejumlah pepsin(2,5 mg dengan konsentrasi 3200 U/mg)ditambahkan ke dalam 10 mL larutannimotuzumab (5mg/mL) dalam 0,02 Mdapar asetat pH 4.5. Campuran kemudiandiinkubasi dengan pengadukan (300 rpm)menggunakan thermomixer pada suhu 370C selama 14 - 18 jam. Proses fragmentasikemudian dihentikan dengan penambahan2 mL tris-HCl pH 8,0.Pemurnian F(ab’)2 nimotuzumab

F(ab’)2 nimotuzumab dimurnikan darimolekul kecil hasil samping prosesfragmentasi dengan melewatkan padakolom berisi resin PD 10 (Sephadex G-25M) yang sudah dijenuhkan dengan 2 mLBSA 10% dan kemudian dikondisikandengan dapar fosfat 0,1 M pH 7,4. Kolomdikemudian dielusi dengan dapar fosfat 0,1M pH 7,4 dan sebanyak 60 fraksi eluatkemudian ditampung (0,25 mL/ tabung).Fraksi yang mengandung proteinselanjutnya dianalisis dengan HPLC danSDS-PAGE (non-pereduksi dan pereduksi).Penyiapan immunokonjugat p-SCN-Bz-DOTA Pada F(ab’)2 nimotuzumab

Kedalam sejumlah F(ab’)2

nimotuzumab (dalam dapar 0,01 M fosfatpH 7,2) ditambahkan larutan p-SCN-Bz-DOTA dengan perbandingan mol 20 : 1 dan50 : 1. Campuran kemudian diatur pHnyamenjadi 8,5 dengan penambahan 1 MNaOH yang diikuti dengan inkubasi pada 40C selama 24 jam. Immunokonjugat p-SCN-Bz-DOTA- F(ab’)2-nimotuzumab yangterbentuk kemudian dimurnikan i dengancara dialisis menggunakan kaset dialisa (20KD MWCO).

Penandaan immunokonjugat p-SCN-Bz-DOTA-F(ab’)2-nimotuzumab dengan 177Lu

Kedalam sejumlah p-SCN-Bz-DOTA-F(ab’)2Nimotuzumab ditambahkan sejumlah177LuCl3 dalam ammonium asetat 0,25 M pH7,0 (1/3, v/v). Campuran kemudian diatur pHnya sampai menjadi 5,5 denganpenambahan larutan HCl 0.1 M atau 0.1 MNaOH yang dilanjutkan dengan prosesinkubasi pada suhu 37 0C selama 60 menit.Pada akhir reaksi sejumlah larutan EDTA0,001 M pH 6.0 ditambahkan secaraberlebihan (perbandingan mol EDTA : 177Lu= 20 : 1) yang dilanjutkan dengan prosesinkubasi pada 37 0C selama 5 menit.Sejumlah cuplikan (5µL) kemudian diambildan dianalisis untuk menentukanpersentase penandaan denganmenggunakan kromatografi lapis tipis (KLT)dengan fase diam strip ITLC-SG (1 x 10 cm)dan fase gerak berupa larutan salin (NaCl0,9%). Persentase penandaan dihitungberdasarkan total cacah yang beradadibawah puncak radioimmunokonjugatdibandingkan terhadap cacah total yangdiaplikasikan pada strip KLT.Pemurnian 177Lu- p-SCN-Bz-DOTA-F(ab’)2-nimotuzumab

Pemurnian 177Lu- p-SCN-Bz-DOTA-F(ab’)2-nimotuzumab dilakukan denganmenggunakan kolom Sephadex G-25Medium (1, 2 x 10 cm) yang sudahdijenuhkan dengan 2 mL larutan BSA 10%dan dikondisikan dengan PBS 0,1 M, pH7,2. Campuran hasil penandaan dimasukanpada bagian atas kolom yang kemudiandielusi dengan PBS 0,1 M, pH 7,2 dengankecepatan alir 1 mL/ menit. Eluat kemudianditampung dalam tabung mikro (60 tabung,0,25 mL tabung). Setiap fraksi eluatkemudian diukur radioaktifitasnya dengandose calibrator. Fraksi yang menunjukanadanya radioaktifitas kemudian dianalisisdengan sistim KLT [fase diam strip ITLC-SG(1 x 10 cm) dan fase gerak berupa fasegerak berupa larutan salin (NaCl 0,9%)].Fraksi-fraksi yang mengandung 177Lu- p-SCN-Bz-F(ab’)2- nimotuzumab dengan

Page 13: PERTEMUAN ILMIAH RADIOISOTOP, RADIOFARMAKA, …repo-nkm.batan.go.id/3417/1/Martalena.pdf · sebesar-besarnya kepada semua peserta dan pembawa makalah yang telah berpartisipasidalam

Prosiding Pertemuan Ilmiah Radioisotop, Radiofarmaka, Siklotron dan Kedokteran NuklirTahun 2014

ISSN : 2087-9652

Martalena Ramli, dkk 5

kemurnian ~ 99,9% dikumpulkan dan siapdigunakan untuk uji lebih lanjut.

Uji stabilitas 177Lu-p-SCN-Bz-DOTA-F(ab’)2 nimotuzumab pada suhu kamardan pada 40 C.

Sejumlah 177Lu-p-SCN-Bz-DOTA-F(ab’)2-nimotuzumab (100 μL) disimpanpada suhu kamar dan pada suhu 40 C.Secara berkala sejumlah cuplikan diambildan kemudian dianalisis kemurnianradiokimianya dengan sistim KLT [fase diamstrip ITLC-SG (1 x 10 cm) dan fase gerakberupa fase gerak berupa larutan salin(NaCl 0,9%)].

HASIL DAN PEMBAHASANProses fragmentasi seperti yang

telah dilaporkan sebelumnya dilakukandalam dapar asetat 0,02 M pH 4.5 [10].Sediaan nimotuzumab yang digunakandalam penelitian ini adalah sediaanberbentuk larutan injeksi yang mengandungsenyawa aktif nimotuzumab dalam daparfosfat dan juga polisorbat 80, oleh karena ituperlu dilakukan pengantian medianimotuzumab. Pengantian media dilakukan

dengan cara dialisis menggunakan kasetdialisis (20 KD MWCO) dengan daparasetat 0,02 M pH 4.5 pada suhu 40 Cselama 72 jam (3 kali pengantian dapar).

Fragmentasi dilakukan denganmenginkubasi nimotuzumab dengan pepsinselama 14 jam pada suhu 37 0C.Fragmentasi nimotuzumab dengan pepsinmemotong molekul imunoglobulin pada sisiterminal-C hinge region menghasilkanfragmen F(ab’)2 dan degradasi fragmen Fc[11]. Fragmen F(ab’)2-nimotuzumabdimurnikan dari fragmen Fc dengan kolomPD-10 (berisi resin Sephadex G-25M) yangmerupakan kromatografi eksklusi ukuran.Molekul dengan BM kecil akan terjebakmasuk kedalam pori-pori resin sedangkanberat molekul yang besar akan terbawaeluen melewati rongga antara molekul-molekul resin sehingga akan dielusi terlebihdahulu [12]). Berdasarkan prinsip tersebutF(ab’)2 nimotuzumab akan dielusi terlebihdahulu dibanding Fc. Keberadaan proteindalam fraksi- fraksi hasil elusi diidentifikasidengan menambahkan pewarna proteinpada setiap fraksi-fraksi elusi. Gambar 1memperlihatkan fraksi-fraksi hasilpemurnian nimotuzumab yang telah diberipewarna protein.

Gambar 1. Fraksi-fraksi hasil pemurnia F(ab)2 nimotuzumabsetelah diberi pewarna protein.

Fraksi 13, 14, dan 15 seperti terlihatpada Gambar 1. memberikan intensitaswarna yang cukup tajam mengindikasikankeberadaan protein pada fraksi-fraksitersebut. Fraksi-fraksi ini besertanimotuzumab sebelum dan sesudahfragmentasi dan protein standar kemudiandianalisis dengan SDS-PAGE. Gambar 2.memperlihatkan SDS-PAGE yang telahdiwarnai dengan Coomassie Blue hasilanalisis nimotuzumab sebelum dan setelah

fragmentasi, serta fraksi hasil pemurnian(F13, F14 dan F15) pada kondisi reduksidan non-reduksi.

Page 14: PERTEMUAN ILMIAH RADIOISOTOP, RADIOFARMAKA, …repo-nkm.batan.go.id/3417/1/Martalena.pdf · sebesar-besarnya kepada semua peserta dan pembawa makalah yang telah berpartisipasidalam

Prosiding Pertemuan Ilmiah Radioisotop, Radiofarmaka, Siklotron dan Kedokteran NuklirTahun 2014

ISSN : 2087-9652

Martalena Ramli, dkk 6

Berat MolekulProtein Standar S N N F F S N F13 F14 F15

250 kDa

150 KDa

100 kDa

75 kDa

50 kDa

37 kD

20 KDa

15 KDa

10 kDa(A) (B)

Gambar 2. SDS-PAGE yang telah diwarnai dengan CoomassieBluehasil analisisnimotuzumabsebelum dan setelah fragmentasi, serta fraksi hasil pemurnian

Keterangan:(A) Kondisi reduksi dengan β-merkaptoetanol;(B) Kondisis non-reduksi(S): protein standar; (N): nimotuzumab; (F): nimotuzumab setelah fragmentasi;(F): Fraksi hasil pemurnian No. 13; 14 dan 14;

Penentuan berat molekul (BM)nimotuzumab sebelum/ sesudahfragmentasi serta fraksi hasil pemurniandilakukan dengan membanding Rf masing-masing cuplikan dengan Rf protein standardyang dianalisis dengan SDS-PAGE (nilai Rfsebanding dengan nilai BM). Kurva standar

antara log BM dan Rf kemudian dibuat.Nilai Rf dari pita-pita protein standar kondisireduksi serta BM dan log BM danpersamaan regeresi liniear antara log BMterhadap Rf sementara itu ditabulasi padaTabel 1.

Tabel 1. Tabulasi nilai Rf dari pita-pita protein standar kondisi reduksiserta BM dan log BM Nilai Rf,

No Protein BM (KDa) Log BM Rf1 Myosin 250 2,398 0,192 B-Galaktosidae 150 2,176 0.303 Phosphorilase b 100 2 0,394 BSA 75 1,875 0,465 Ovalbumin 50 1,699 0,586 Carbonic anhydrase 37 1,568 0,667 Soybean tripsin inhibitor 25 1,398 0,788 Lysozyme 20 1,301 0,849 Aprotinine 15 1,176 0,9210 Insulin 10 1 1

Persamaan Y=-1,659X + 2,682

Page 15: PERTEMUAN ILMIAH RADIOISOTOP, RADIOFARMAKA, …repo-nkm.batan.go.id/3417/1/Martalena.pdf · sebesar-besarnya kepada semua peserta dan pembawa makalah yang telah berpartisipasidalam

Prosiding Pertemuan Ilmiah Radioisotop, Radiofarmaka, Siklotron dan Kedokteran NuklirTahun 2014

ISSN : 2087-9652

Martalena Ramli, dkk 7

Rf dari pita nimotuzumab sebelumproses fragmentasi dan 2 pita dari cuplikanhasil fragmentasi pada kondisi reduksi(Gambar 2A) masing masing adalah 0,597;0,805; 0,799; dan 0,812 cm. BM cuplikandiatas kemudian dihitung denganmenggunakan persamaan regresi linearstandar protein untuk kondisi reduksi (y = -1.659x + 2.682) beturut-turut adalah 49,08 ;22,19; 21,65 dan 22,75 kDa. BM inisebanding atau tidak jauh berbeda denganBM heavy chain Fab dan campuran darilight chain Fab dan fragmen Fc dan F(ab)2-trastuzumab seperti yang dilaporkan olehHermanto et al., yaitu 23 dan 22 kDa [13].Pada kondisi non-reduksi, persamaanregresi linear antara Log BM dan Rf proteinstandar yang dihitung berdasarkan Rf pita-pita protein standar pada kondisi reduksi(Gambar 2B) adalah y =-1,664x + 2,686.Berdasarkan nilai Rf dari nimotuzumab dan

2 pita dari cuplikan pada kondisi non-reduksi yang didapat yaitu 0,306; 0,395; dan0,5 cm didapat nilai BM berturut-turut149,99 ; 106,77 ; dan 71,45 kDa pada saatdihitung dengan menggunakan persamaanregresi linear standar protein non-reduksi.Hasil ini sebanding dengan atau tidak jauhberbeda dengan BM nimotuzumab danF(ab’)2 pada kondisi non-reduksi yangdilaporkan oleh Xiques et.al yaitu sebesar153,44 dan 110,49 kDa [14]. Sedangkanmolekul dengan BM 71,45 kDa belum bisadiindentifikasi. Berdasarkan hasil diatasdapat dikatakan bahwa nimotuzumab yangdiinkubasi dengan pepsin selama 14 jampada 37 C telah terfragmentasi denganbaik. Ringkasan hasil analisis BMnimotuzumab sebelum dan sesudahfragmentasi serta fraksi hasil pemurniandengan SDS-PAGE dipresentasikan padaTabel 2.

Table 2. Hasil analisis nimotuzumabsebelum dan sesudah fragmentasi dengan SDS-PAGE

No Protein Reduksi Non-reduksiRf (cm) BM (kDa) Rf (cm) BM (kDa)

1mAb

nimotuzumab0,59 49,08

0,306 149,990,80 22,19

2 Heavy chainFab 0,79 21,65 - -

3Light chainFab dan Fc

0,81 22,75 0,39 106,77

4. Tidak Teridentifikasi - - 0,5 71.20

F(ab’)2-nimotuzumab hasilpemurnian selain dianalisis dengan SDS-PAGE juga dianalisis dengan KCKT yangdilengkapi dengan kolom SEC.Kromatogram hasil analisis F(ab’)2-nimotuzumab dipresentasikan pada Gambar3 yang memperlihatkan adanya dua puncakdengan waktu retensi (rt) 6,037 dan 7,423menit. Puncak pertama dapat dipastikanadalah F(ab)2-nimotuzumabdenga rt(6,037menit, hasil analisis dengan SDS-PAGEnon-reduksi memberikan nilai BM = 106,34kDa)ada diantara rt-globulin (5,637 menit,BM 11,58 kDa) = 6,037 menit) danrtovalbumin (6,497, BM 44 kDa) proteinstandar yang dianalisis pada kondisi yang

sama dengan cuplikan F(ab’)2-nimotuzumab. Puncak kedua mempunyai rt

(7,423 menit) yang lebih kecil dibandingkandengan rt myoglobin (7,563, BM 17 kDa)protein standar yang dianalisis pada kondisiyang sama dengan cuplikan F(ab’)2-nimotuzumab (data lengkap rt proteinstandar dipresentasi oleh Palangka.C.P.P.P(2014) [15]. Puncak kedua ini dipastikanmerupakan pengotor atau produk sampingproses fragmentasi. Berdasarkan luaspuncak F(ab’)2-nimotuzumab (rt 6,037menit) hasil analisis dengan KCKT diatasdidapatkan F(ab’)2-nimotuzumab dengankemurnian 89,1%.

Page 16: PERTEMUAN ILMIAH RADIOISOTOP, RADIOFARMAKA, …repo-nkm.batan.go.id/3417/1/Martalena.pdf · sebesar-besarnya kepada semua peserta dan pembawa makalah yang telah berpartisipasidalam

Prosiding Pertemuan Ilmiah Radioisotop, Radiofarmaka, Siklotron dan Kedokteran NuklirTahun 2014

ISSN : 2087-9652

Martalena Ramli, dkk 8

Gambar 3. Kromatogram fraksi F(ab’)2-nimotuzumab setelah dimurnikan.

Immunokonjugat p-SCN-Bz-DOTA-F(ab)2-nimotuzumabterbentuk akibatterjadinya ikatan tiourea antara –NH2 darimAb dengan gugus tiosianat dari p-SCN-Bz-DOTA [16]. Dalam penelitian inidilakukan variasi perbandinganF(ab’)2nimotuzumab dengan p-SCN-Bz-DOTA yaitu 1: 20 mol dan 1: 50 mol.Konjugat yang terbentuk kemudiandimurnikan dari hasil samping reaksi ataudari p-SCN-Bz-DOTA yang tidak terikatpada protein dengan cara dialisismenggunakan kaset dialisa dengan MWCO20 kDa di dalam dapar amonium asetat.

Penandaan Immunokonjugat p-SCN-Bz-DOTA-F(ab)2-nimotuzumab dengan177Lu dilakukan dengan menambahkanaliquot of 177Lu dalam ammonium asetat0,25 M (Gambar 4). Campuran kemudiandinkubasi pada 37 0C selama 60 menit dansetiap 15 menit sejumlah cuplikan diambiluntuk dianalisis untuk menentukan effisiensipenandaan. Pada akhir reaksi aliquot EDTA0.01 M ditambahkan untuk mengikat 177Luyang tidak berikatan dengan p-SCN-Bz-DOTA-F(ab)2-nimotuzumab.

Gambar 4. Skema reaksi pembentukan radioimunokonjugat177Lu-SCN-Bz-DOTA- F(ab’)2-nimotuzumab.

Penandaan p-SCN-Bz-DOTA-F(ab)2-nimotuzumab(disiapkan dari konjugasi p-SCN-Bz-DOTA dengan F(ab)2-nimotuzumab, 50 :1) dengan 177Lu (rasiomol p-SCN-Bz-DOTA-F(ab)2-nimotuzumab :177Lu/ Lu, 1 :1) memberikan efisiensipenandaan sebesar 14.3% pada 37 0Cdengan waktu inkubasi selama 45 menit.Efisiensi penandaan ini merupakan efisiensipenandaan optimum karena penandaan

yang diinkubasi kurang dari 45 menit pada37 0C memberikan efisiensi penandaan <14,3% dan penandaan yangdiinkubasi pada37 0C selama 60 menit memberikaneffisiensi penandaan yang hampir samadengan effisiensi penandaan pada 37 0Cselama 45 menit.Penandaan p-SCN-Bz-DOTA-F(ab)2-nimotuzumab (disiapkan darikonjugasi p-SCN-Bz-DOTA dengan F(ab)2-nimotuzumab, 20 :1) dengan 177Lu (rasio

+

Page 17: PERTEMUAN ILMIAH RADIOISOTOP, RADIOFARMAKA, …repo-nkm.batan.go.id/3417/1/Martalena.pdf · sebesar-besarnya kepada semua peserta dan pembawa makalah yang telah berpartisipasidalam

Prosiding Pertemuan Ilmiah Radioisotop, Radiofarmaka, Siklotron dan Kedokteran NuklirTahun 2014

ISSN : 2087-9652

Martalena Ramli, dkk 9

mol p-SCN-Bz-DOTA-F(ab)2-nimotuzumab :177Lu/ Lu, 1 :1) pada 37 0C dengan waktuinkubasi selama 45 menit hanyamemberikan efisiensi sebesar 4.9%.

Radioimmunokonjugat177Lu-p-SCN-Bz-DOTA-F(ab)2-nimotuzumabsepertiradiofarmaka lainnya harus memenuhibeberapa persyaratan sebagai radiofarmakayang baik yaitu diantaranya mempunyaikemurnian radiokimia yang tinggi (95 -100%) dan relatif stabil [17]. Persyaratan inidimaksudkan untuk mencegah ataumemperkecil kemungkinan terjadinyatangkapan pada organ yang tidakdiinginkan. 177Lu-p-SCN-Bz-DOTA-F(ab)2-nimotuzumabdengan immunoreaktivitasyang terjaga jika diinjeksikan kedalam tubuhdiharapkan akan ditangkap oleh overexpressedEFGR yang ada dipermukaanpermukaan jaringan kanker tertentu. Lu-177dalam keadaan bebas seperti logamlantanida lainnya sementara itu akanditangkap oleh organ hati, limpa dan tulangseperti yang dilaporkan oleh Palasz danCzekaj (2000) [18]. Berdasarkan alasandiatas 177Lu-p-SCN-Bz-DOTA-F(ab)2-nimotuzumab dengan kemurnian radiokimia< 95% harus melalui proses pemurniansebelum dapat digunakan untuk uji-uji yangakan dilakukan pada penelitian ini.

Proses pemurnian 177Lu-p-SCN-Bz-DOTA-F(ab)2-nimotuzumabpada penelitianini dilakukan dengan melewatkan campuranhasil penandaan pada kolom Sephadex G25M (1,1 X 10 cm, dia x panjang) yangsebelumnya telah dijenuhkan dengan 2 mLBSA 10% dan dikondisikan dengan daparfosfat 0.01 M pH 7.4.Fraksi-fraksipemurnian kemudian dianalisis dengansistim kromatografi lapis tipis (KLT) denganfasa diam ITLC-SG dan fasa gerak larutansalin seperti yang dilaporkan oleh Humani etal(2010) [19]. Pada sistim KLT ini 177Lu-p-SCN-Bz-DOTA-F(ab)2-nimotuzumab setelahproses elusi akan tetap pada titik 0 (Rf = 0)sedangkan 177Lu bebas yang tidak terikat p-SCN-Bz-DOTA-F(ab)2-nimotuzumabdantelah dikonversi menjadi 177Lu-EDTA akanikut bersama eluen dan memberikan Rf = 1.

177Lu-p-SCN-Bz-DOTA-F(ab)2-nimotuzumabdengan kemurnian ~99% berhasildidapatkan dengan proses pemurnianmenggunakan kolom Sephadex G 25M.

Uji stabilitas 177Lu-p-SCN-Bz-DOTA-F(ab)2-nimotuzumab pada penyimpanan(suhu kamar dan 40C)dengan memonitorkemurnian radiokimia 177Lu-p-SCN-Bz-DOTA-F(ab)2-nimotuzumab dalam jangkawaktu tertentu. Cuplikan pada waktu yangditentukan diambil dan dianalisis dengansistim KLT dengan menggunakan ITLC-SGsebagai fasa diam dan larutan salin sebagaifasa gerak. Hasil uji stabilitas 177Lu-SCN-Bz-DOTA-F(ab’)2-nimotuzumabdipresentasikan pada Tabel 3. Hasil ujistabilitas yang yang diindikasikan sebagaikemurnian radiokimia menunjukan bahwa177Lu-SCN-Bz-DOTA-F(ab’)2-nimotuzumabsangat stabil (kemurnian radiokimia > 95%)pada penyimpanan pada suhu kamar dan 40

C selama 96 jam.

Page 18: PERTEMUAN ILMIAH RADIOISOTOP, RADIOFARMAKA, …repo-nkm.batan.go.id/3417/1/Martalena.pdf · sebesar-besarnya kepada semua peserta dan pembawa makalah yang telah berpartisipasidalam

Prosiding Pertemuan Ilmiah Radioisotop, Radiofarmaka, Siklotron dan Kedokteran NuklirTahun 2014

ISSN : 2087-9652

Martalena Ramli, dkk 10

Tabel 3. Stabilitas/ kemurnian radiokimia177Lu-SCN-Bz-DOTA-F(ab’)2-nimotuzumab

penyimpanan (suhu kamar dan 4 0C)

Jam Suhu kamar 40C

0 99,9% ± 0,0

24 99,9%± 0,2 99,5%± 02

48 99,6%± 0,2 99,9%± 0,2

72 99,8%± 0.0 98,5%± 1,3

96 99.6%± 2,0 98.9%± 2,4

KESIMPULANPreparasi 177Lu-SCN-Bz-DOTA-

F(ab’)2-nimotuzumab sebagai kandidatradiofarmaka untuk terapi kanker overexpressedEFGR telah berhasil dilakukan.Preparasi 177Lu-SCN-Bz-DOTA-F(ab’)2nimotuzumab diawali denganpenyiapan fragmen F(ab)2-nimotuzumabdengan cara menginkubasinimotuzumabdengan pepsin pada 37 0Cselama 14 jam yang dikuti dengan prosespemurnian dengan kolom PD-10.F(ab)2nimotuzumabhasil pemurnian yangdianalisis dengan SDS-PAGE dan KCKTmempunyai berat molekul (BM) sebesar106,77 kDa dan kemurnian 89.1%.Penandaan immonokonjugat p-SCN-Bz-DOTA-F(ab’)2nimotuzumab (rasio mol p-SCN-Bz-DOTA terhadap F(ab’)2nimotuzumab 50 : 1) dengan 177Lu berhasilmemberikan 177Lu-SCN-Bz-DOTA-F(ab’)2dengan kemurnian radiokimia > 99.9%setelah proses pemurnian dengan kolomSephadex G25 M. Hasil uji stabilitas yangdiindikasikan dengan kemurnian radiokimiamenunjukan bahwa 177Lu-p-SCN-Bz-DOTA-F(ab’)2-nimotuzumabsangat stabil dalampenyimpanan (kemurnian radiokimia ~99,99%) pada penyimpanan pada suhu 40Cdan suhu kamar selama 96 jam.

DAFTAR PUSTAKA1. NG, D.C.E. (2006).

Radioimmunotherapy: a brief overview.Biomed Imaging Interv J; 2(3): 1- 7.

2. GOLDENBERG, D.M., SHARKEY, R.M.,BARBET, J. andCHATAL, JF. (2007).Radioactive Antibodies. Appl.Radiol.36(4) (diakses melaluiMedscpae.com/ viewarticle/556155_print,29 Desmber 2014).

3. ALLAN, D.G.P. (2005). Nimotuzumab:Evidence of Clinical Benefit withoutRash. The Oncologist October;10(9):760-761.

4. RIVERA, F., VEGA-VILLEGAS, M.E.,LOPEZ-BREA, M.F. andMARQUEZ, R.(2008) Current situation of Panitumumab,Matuzumab, Nimotuzumab andZalutumumab Acta Oncologica; 47: 9-19

5. Saurez-Martinez, G. andBENCOMO-YANES, A. (2014). Nimotuzumab,effective immunotherapy for treatment ofmaglinant epithelial tumours.Biotecnologia Aplicada: 31; 159 – 167.

6. RAMAKRISHNAN, M.S., ESWARAIAH,A.,CROMBET, T., PIEDRA, P., SAUREZ,G.,IYER, H. and ARVIND, A.S. (2009).Nimotuzumab, a promising therapeuticmonoclonal for treatment of tumors ofepithelial origin. mAbs; 1(1): 41-48.

7. ANONYMOUS, Nimotuzumab,http://www.ymbiosciences.com/products/nimotuzumab/index.php. (Diakses 3September 2009).

8. BURN, M. (2006) New Promise forTherapetic Radiopharmaceuticals. Bio-Tech System. March 19 (Diakses melaluiwww.biotechsystem.com/breakingmarketnews /new-promise. 12 April 2013).

9. BOWELL, C.A. and BRECHBEIL, M.W.(2007). Development ofradioimmunotherapeutic and diagnosticantibodies. Nuclear Medicine andBiology; 34: 757 -778.

10. HARYUNI, R.D., BAHTIAR, A.,SOENARJO, S. HARAHAP, Y.,MUTALIB, A., RAMLI, M., HERMANTO,S., SUSILO, V.Y. dan HAFFID, D.(2014). Fragmentation of Nimotuzumabfor preparation of 125I-F(ab)2-Nimotuzumab as a Precursor forPreparaing 125I-F(ab)2-Nimotuzumab-

Page 19: PERTEMUAN ILMIAH RADIOISOTOP, RADIOFARMAKA, …repo-nkm.batan.go.id/3417/1/Martalena.pdf · sebesar-besarnya kepada semua peserta dan pembawa makalah yang telah berpartisipasidalam

Prosiding Pertemuan Ilmiah Radioisotop, Radiofarmaka, Siklotron dan Kedokteran NuklirTahun 2014

ISSN : 2087-9652

Martalena Ramli, dkk 11

NLS Radiopharmaceuticals for CancerTherapy. Atom Indonesia; 40 (1): 13 - 21.

11. HERMANSON,G.T. (1996),Bioconjugate Techniques,AcademicPress, 885.

12. ANONYMOUS. Guide to GelFiltration or Size ExclussionChromatography(www.havardapparatus.com, diakses 4January 2010).

13. HERMANTO, S., HARYUNI, R.D.,RAMLI, M., MUTALIB, A. andHUDIYUONO, S (2012). Preparation ofF(ab)2 trastuzumab fragment forRadioimmunocongate synthesis of177Lu-DOTA-F(ab)2-trastuzumab. IOSRJournal of Pharmacy, 12-18.

14. XIQUES, A., HERNÁNDEZ, I.,LEYVA, R., PÉREZ, M., ALONSO,L.M.andZAMORA, M. (2010).LocalProduction of 90Y and 188ReRadionuclides and Development ofRadiopharmaceuticals for Therapy,“REPORT on the 2nd ResearchCoordination Meeting on ‘TheDevelopment of Therapeutic“,Vienna,Austria (22 - \q26 Maret 2010) 41-54.

15. PALANGKA, C.R.A.P. (2014).Preparasi dan Uji Stabilitas 177Lu-SCN-

Bz-DOTA-F(ab’)2-nimotuzumab. SebagaiKandidat Radiofarmaka Terapi. Skripsi,Fakultas Kedokteran dan ilmuKesehatan, Program Studi Farmasi, UINSyarif Hidayatullah, Jakarta.

16. PATTERSON, Cam., FREDERICK,C.B., YUAN, H., DYER, L.A., LOCKYER,P., LALUSH, D.S. and VELEVA, A.N.(2013). Development of a New PositronEmission Tomography Tracer forTargeting Tumor Angiogenesis:Synthesis, Small Animal Imaging, andRadiation Dosimetry; Molecules; 18:5594-5610.

17. NURLAILA, Z. (2007). RadiofarmakaPeptida untuk Diagnosis dan Terapi,Majalah Kedokteran Indonesai; 57 (8):265-273.

18. PALASZ. A and. Czekaj (2000).Toxicological and cytophysiologicalaspects of lanthanides action. ActaBiochimica Polonica; 47: 1107 – 1114.

19. HUMANI, T.S., RAMLI, M.,RUSTENDI. C.T., dan Subur, M.(2010).Peparasi dan Uji Stabilitas 177Lu-Dota-nimotuzumab sebagai RadiofarmakaTerapi Kanker, Seminar Nasional VISDM Teknologi Nuklir, Yogyakarta, 663 –669.