penentuan 228th, 226ra dan 4ok dalam tanah …repo-nkm.batan.go.id/3027/1/in situ.pdf · titik...

5
PENENTUAN 228Th, 226Ra DAN 4OK DALAM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA IN-SITU TANAH Bunawas, Wahyudi P3KRBiN -BATAN, Pasar Jum 'at, Jakarta Se/atan Syarbaini, Untara P2PLR -BATAN, Kawasan Puspiptek, Serpong, Tangerang ABSTRAK PENENTUAN zz'Th, ZZGRaDAN ,4oK DALAM TANAH MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA IN-SITU. Te/ah di/akukan pengukuran radionuklida a/am da/am tanah latosol di enam /okasi sekitar PPTN Serpong menggunakan spektrometer gamma porlababe/lnspector dengafl detektor Gelmanium kemumian tinggi (HPGe) dengan efisiensi fe/atif 26%. Data radionuk/ida 22'Th, 226Raden 4OK dapat dipero/eh dB/am waktu sekitar 4 jam, jauh /ebih singkat dibandingkan ana/isis /aboratorium yang memerlukan waktu 3 minggu. Hasi/ pengukuran in-situ dibandingkan dengan /aboratorium menunjukkan peroedaan antara 3,6% sid 56,2% untuk keenam kondisi tanah yang diukur. Ana/isis pada data aktivitas spesifik menggunakan uji hypotesa statistik. memperlihatkan ketidakbergantungan /okasi untuk 22BTh den 226Ra. sedangkan untuk 4°1< bergantung pada /okasi. ABSTRACT DETERMINA TION OF zz8Th, zz8Ra AND 4°K IN SOIL USING IN-SITU GAMMA SPECTROMETER. Determination of natural radionuclide in latosol soil at six locations around PPTN Serpong by using Inspector portable gamma spectrometer with high purity Germanium detector (HPGe) which has 26% relative efficiency had been obtained. Radionuclides data of 228Th, 226Ra and 4OKwere obtained in 4 hours, shorter than laboratories analysis which needed 3 weeks. The differences between in-situ measurement and laboratory were 3,6% to 56,2% for six conditions of soil measured. According to the specific activity data analysis using statistic hlPothesis, the result shows that the activity of 228Thand 226Raare independent on location, but 4 K is dependent on location. menghasilkan 214Pb, 214Bi, 212Pb,212Bi dan 2osTI. Oleh karena itu dimungkinkan pengukuran dengan metode lain yang lebih cepat. Seperti yang diusulkan oleh Van Cleep dengan cara mencuplik tanah dan langsung diukur(J), Metode ini cepat, namun ada kelemahan, karena perlu pencuplikan dan basil pengukurannya lebih rendah (under estimate) terhadap pengukuran laboratorium,..karena saat dicuplik gas radon sebagian lepas dari contoh tanah. PENDAHULUAN Untuk mengatasi masalah diatas, telah dikembangkan orang metode pengukuran secara in- situ menggunakan spektrometer gamma portable dengan hasil pengukuran yang cukup baik[4J. Oi laboratorium lingkungan P3KRBiN Batan telah berhasil dilakukan kalibrasi spektrometer gamma in- situ, mengacu metode Helfer clan MillerisJ. Untuk mengetahui keabsahan hasil kalibrasi, maka dilakukan pengukuran radionuklida alam r28Th, 226Ra clan 4°K) secara in-situ clan hasilnya dibandingkan dengan pengukuran di laboratorium. P engUkUran radionuklida alam, khusunya yang berasal dari Eeluruhan deret uranium dan thorium yaitu 26Ra dan 228Th secara langsung sulit dilakukan, karena kedua isotop memancarkan radiasi gamma dengan intensitas rendah < 2,5%. Selain dari pada itu, ada kemungkinan tumpang tindih (over/~) dengan energi dari 23SU untuk pengukuran 22 Ra pada energi 186,5 ke V . Metode yang biasa digunakan untuk pengukuran radionuklida alam dalam tanah maupun air adalah dengan cara pencuplikan sampel, dimasukkan dalam wadah yang kedap dan ditunda selama 30 hari, baru dilakukan pengukuran[I,21. Metode ini tidak praktis dan lambat, untuk jumlah sampel yang banyak. Perlu diketahui bahwa, 226Ra dan 228Th dalam peluruhannya menghasilkan gas radon r22Rn dengan 11/, = 3,825 hari dan 220Rn dengan 11/1 = 56 detik) dan gas tersebut meluruh Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta. 25 -26 Juli 2000

Upload: trinhthu

Post on 15-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENENTUAN 228Th, 226Ra DAN 4OK DALAMMENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA IN-SITU

TANAH

Bunawas, WahyudiP3KRBiN -BATAN, Pasar Jum 'at, Jakarta Se/atanSyarbaini, UntaraP2PLR -BATAN, Kawasan Puspiptek, Serpong, Tangerang

ABSTRAK

PENENTUAN zz'Th, ZZGRa DAN ,4oK DALAM TANAH MENGGUNAKAN SPEKTROMETERGAMMA IN-SITU. Te/ah di/akukan pengukuran radionuklida a/am da/am tanah latosol di enam/okasi sekitar PPTN Serpong menggunakan spektrometer gamma porlababe/lnspector dengafldetektor Gelmanium kemumian tinggi (HPGe) dengan efisiensi fe/atif 26%. Data radionuk/ida22'Th, 226Ra den 4OK dapat dipero/eh dB/am waktu sekitar 4 jam, jauh /ebih singkat dibandingkanana/isis /aboratorium yang memerlukan waktu 3 minggu. Hasi/ pengukuran in-situ dibandingkandengan /aboratorium menunjukkan peroedaan antara 3,6% sid 56,2% untuk keenam kondisitanah yang diukur. Ana/isis pada data aktivitas spesifik menggunakan uji hypotesa statistik.memperlihatkan ketidakbergantungan /okasi untuk 22BTh den 226Ra. sedangkan untuk 4°1<bergantung pada /okasi.

ABSTRACT

DETERMINA TION OF zz8Th, zz8Ra AND 4°K IN SOIL USING IN-SITU GAMMASPECTROMETER. Determination of natural radionuclide in latosol soil at six locations aroundPPTN Serpong by using Inspector portable gamma spectrometer with high purity Germaniumdetector (HPGe) which has 26% relative efficiency had been obtained. Radionuclides data of228Th, 226Ra and 4OK were obtained in 4 hours, shorter than laboratories analysis which needed3 weeks. The differences between in-situ measurement and laboratory were 3,6% to 56,2% forsix conditions of soil measured. According to the specific activity data analysis using statistichlPothesis, the result shows that the activity of 228Th and 226Ra are independent on location, but4 K is dependent on location.

menghasilkan 214Pb, 214Bi, 212Pb, 212Bi dan 2osTI.Oleh karena itu dimungkinkan pengukuran denganmetode lain yang lebih cepat. Seperti yangdiusulkan oleh Van Cleep dengan cara mencupliktanah dan langsung diukur(J), Metode ini cepat,namun ada kelemahan, karena perlu pencuplikandan basil pengukurannya lebih rendah (underestimate) terhadap pengukuran laboratorium,..karenasaat dicuplik gas radon sebagian lepas dari contohtanah.

PENDAHULUAN

Untuk mengatasi masalah diatas, telahdikembangkan orang metode pengukuran secara in-situ menggunakan spektrometer gamma portabledengan hasil pengukuran yang cukup baik[4J. Oilaboratorium lingkungan P3KRBiN Batan telahberhasil dilakukan kalibrasi spektrometer gamma in-situ, mengacu metode Helfer clan MillerisJ. Untukmengetahui keabsahan hasil kalibrasi, makadilakukan pengukuran radionuklida alam r28Th,226Ra clan 4°K) secara in-situ clan hasilnyadibandingkan dengan pengukuran di laboratorium.

P engUkUran radionuklida alam, khusunya yangberasal dari Eeluruhan deret uranium danthorium yaitu 26Ra dan 228Th secara langsung

sulit dilakukan, karena kedua isotop memancarkanradiasi gamma dengan intensitas rendah < 2,5%.Selain dari pada itu, ada kemungkinan tumpangtindih (over/~) dengan energi dari 23SU untukpengukuran 22 Ra pada energi 186,5 ke V .

Metode yang biasa digunakan untukpengukuran radionuklida alam dalam tanah maupunair adalah dengan cara pencuplikan sampel,dimasukkan dalam wadah yang kedap dan ditundaselama 30 hari, baru dilakukan pengukuran[I,21.Metode ini tidak praktis dan lambat, untuk jumlahsampel yang banyak. Perlu diketahui bahwa, 226Radan 228Th dalam peluruhannya menghasilkan gasradon r22Rn dengan 11/, = 3,825 hari dan 220Rndengan 11/1 = 56 detik) dan gas tersebut meluruh

Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi NuklirP3TM-BATAN Yogyakarta. 25 -26 Juli 2000

Bunawas. dkk ISSN 0216-3128 155

TATA KERJA

~

titik sampling dengan kedalaman tanah 0-20 cm,prosentase berat contoh 31 %, 26%, 20%, 16% clan7% untuk jarak 0, 1,5; 3, clan 7 m, sesuai denganprosentase radiasi gamma yang mengenaidetektori41.

Lokasi Pengukuran

Pengukuran radionuklida «lam di tanahsecara in-situ di lakukan di kawasan sekitar PPTNSerpong. Untuk kondisi tanah yang sarna yaituLatoso/ dengan kondisi lingkungan yang berbedayaitu: lapangan bola Batan Indah, kebon karet BatanIndah, lapangan helikopter PUSPIPTEK, lapangandekat P2TBDU, lapangan upacara PPTN Serpong,antara P2TBDU dan P2PLR.

I.

\\

""

~Pengukuran Dengan SpektrometerGamma In-situ

Oetektor dengan bantuan tripotditempatkan pada jarak I m dari permukaan tanah.Sistem spektrometer gamma Inspector model 1200buatan Canberra dihidupkan dan melakukanpencacahan selama 4 jam (14.400 detik). Setelahselesai pencacahan, spektrum puncak radiasi gammadari 214Pb, 214Bi, 212Pb, 212Bi dan 2O8TI. serta 228 Ac

dan 4°K dianalisis dengan program Genie-PC,sehingga diperoleh data cacah spesifik (Ni) dandi!akukan perhitungan konsentrasi spesifik(5J.

N.Cj = I (pCi/g) (1)

Nf-C

IlNj

T

ACj = --'- (pCi/g) (2)

T.&

C

Untuk nuklida yang memancarkan radiasi gammalebih dari satu energi rl4Pb, 214Bi, 228 Ac, 2O8Tl)

konsentrasi spesifik rata-rata (Cr) dihitung :

Gambar I. Pandangan alas permukaan tanah yangdilakllkan pengukuran secara in-~itu donJokasi pengambilan contoh tanah.

Oi laboratorium contoh tanah ditimbang,dikeringkan selama 24 jam pada suhu 120°C dandimasukkan ke dalam wadah beker Marinelli 1 literdan ditimbang lagi. Kemudian di lem araldhit danditunda selama 30 hari, agar 226Ra, dan 228Th beradadalam keadaan !<esetimbangan radioaktif dengananak luruhnya dan dilakukan p"encacahan sel~ma 17jam dengan spektrometer gamma. Oetektor HPGedikalibrasi dengan sumber standar campuran denganp = 1,1 g/cc buatan Amersham.

Mengingat kerapatan (p) antara sumberstandar dan contoh tidak sama, dimana Pstd < Plonoh,maka hasil pengukuran perlu dikoreksi terhadap

perbedaan kerapatan(6).

(NT -NBg)Jlm'P,xCi = E.T.M.[I- eltm-P.X] (5)

Jlm = 1,287 Er ~,435 (6)

dengan NT dan NoG ada!ah cacah total dan Jatar, Eadalah efisiensi T adalah lama pencacahan, Madalah berat contoh, P adalah kerapatan tanah, x

adalah tebal contoh tanah, Jlm adalah koefisienserapan massa dan Ey adalah energi radiasi gamma.

j 2

L(Cj/crCi)(3)C -;=1r -

(4)n

'L(l/crc 2).I

.1=1

dengan T ada!ah lama pencacahan, N,IC adalahfaktor kalibrasi spektrometer gamma in-situ clan l:1Cjadalah ketidak pastian konsentrasi rerata.

f1Cr =

HASIL DAN PEMBAHASAN

Koreksi Pengukuran

Dalam pengukuran secara in-situ" untukkondisi cuaca cerah/mendung, asumsi 226Ra dan228Th di tanah dalam keadaan kesetimbangan tidaktepat, karena ada sebagian gas radon dan thoronyang lepas ke udara bebas dengan fraksi lepasansekitar 30%[7). Oleh karena itu, hasil pengukuranperlu dibagi dengan faktor 0,7. Sedang untuk

Pengukuran di Laboratoriumll.2)Dilakukan pengambilan contoh tanah

dibawah detektor dengan titik pengambilan seperti

pada Gambar 1, dengan jarak 0, 1,5; 3, clan 7 m dari

pus at posisi detektor. Setiap radius diambil empat

Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi NuklirP3TM-BATAN Yogyakarta. 25 -26 Juli 2000

Bunawas. dkk156 ISSN 0216-3128

Tabel I. pada tabel tersebut terlihat bahwa hasilpengukuran in-situ untuk radionuklida alam dengandiasumsikan homogen di tanah tidak berbeda jauhdengan pengukuran laboratorium dengan perbedaanan tara (-9,8) -13,1%; (-20,5) -5% dan (-5,4) -

18,4% untuk 22BTh, 226Ra dan 4oK, untuk kondisicerah, (Gambar 2)

kondisi hujan sebelum Eengukuran dilakukan,dianggap 226Ra dan 28Th berada dalamkesetimbangan radioaktif dengan anak luruhnya.Namun perlu ada koreksi karena adanya tambahanlaju cacah dari pengendapan luruhan radon danthoron f'4Pb, 214Bi, 212Pb, 212Bi dan 2o8Tl) dari udarayang ikut mengendap bcrsama air hujan. Menurut

Pengukuran secara in-situ pada, " saat hujan deras mempunyai perbedaan

Tabell. Perbandmgan pengukuran radlonuk.Jlda alam secara J t 'r k I k k k, ' t d I b t ' yang re a I amp e, arena a an

m-si u an a ora anum, d ' h ' d 'ti ' d I h " d '

Ipengaru I proses I USI ra on t oron 1tanah, sehingga asumsi kesetimbanganbelum tentu benar bergantung pad aporositas tanah dan curah hujan. hal initeramati pada data No,l, dimana hasilpengukuran 22STh lebih rendah (-56,18%),Ini mungkin terjadi karena umur paruhthoron yang pendek -56 detik, sehinggagas tersebut sebelum mencapai permukaantanah sudah meluruh dan distribusi tidak

homogenI7,IOI.Hasil pengukuran pada lokasi No,2,diperoleh data lebih rendah unluk 226Ramaupun 228111, hal ini karcna adanyaserapan diri dari pohon karet yang actadisckitar lokasi pcngukuran yangberjumlah = 12 batang pada radius 12 m,

Namun sebaliknya untuk pengukuran 4°K,akibat adanya pemupukan dandistribusinya hanya pada permukaan tanah(plane), sedangkan metode in-situasumsinya terdistribusi homogen padaseluruh lapisan tanahl7J,

Data perbandingan yang baikjugadiperlihatkan pad a Tabel 2, dimana nisbahkonsentrasi ~14Pbf14Bi dan 212Pbfl2Bimaupun 212ppfosTl secara teoridibandingkan dengan hasil pengukuran in-situ dan laboratorium. Nisbah konsentrasi214Pbf14Bi untuk pengukuran laboratorium

Catalan : .Lama pengukuran secara in-situ 4 jam, dan laboratorium 17 jam, lebih besar dari satu' (> 1), hal ini.Nilai ketidakpastian pengukuran secara in-situ sekitar 10% dan disebabkan oleh kontribusi cacahan daTi

laboratorium sekitar 8%, 22S Ac dengan energi gamma 339 ke V

Fujitaka, prosen fraksi penambahanannya sekitar .terhadap puncak energi gamma 214Pb pacta15% maka basil pengukuran perlu di kalikan energl 352 keY untuk pencacahan yang lama (170,85[S). jam) dengan contoh yang sedikit, Data ini

Untuk pengukuran di laboratorium, dimana memperkuat basil pengukuran secara in-situ. Selaincontoh tanah melalui proses pengeringan dan itu dalam orde yang sarna dengan laporan penelitid '

k k k ah 'k k . lal'n lll,12) laya , ma a erapatan tan nal .arena uap air

dan humus dipisahkan. Oleh karena itu untuk Tabel 2. Perbandingan nisbah konsentrasikondisi tanah sebenamya perlu dilakukan koreksi 214Pbfl4Bi 212Pbfl2Bi dan 212PbfosTldengan dikalikan nilai moderat 0,82191. untuk pen~ntuan 226Ra dan 22sTh.

'Metoda 214Pb /214Bi /212Pb /212Bi ~-

~

Uji Banding PengukuranHasil uji banding antara pengukuran in-situ

dengan analisis di laboratorium, ditampilkan padaIn-situ ,132:1:0,177 0.918:1:0,270I Laboratorium ,094:1:0,181 1,118:1:.0,190

Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi NuklirP3TM-BATAN Yogyakarta. 25 -26 Juli 2000

Bunawas, dkk ISSN 0216-3128 157

~

Dalam pengukuran radionuklida alam baiksecara in-situ maupun laboratorium, dimana analisisspektrum dilakukan secara otomatis denganprogram Genie-PC, perlu ada evaluasi terlebihdahulu secara manual, karena sering terjadipergeseran puncak spektrum. Akibatnya datacacahan lebih rendah (under estimate). Hal initerjadi adanya pengaruh fluktuasi tegangan PLN(untuk pengukuran laboratorium) dan suhu udarayang >30°C untuk pengukuran in-situ[S,12). '.

a.) Sebelum dikoreksl

100 I t I I

75 ~ ~ I -'>-111.228 t

I IC ~ ~ r ~ .t -0- Ra-226 I

~ :- 6- K4J ~ 0 -

CQ/ -~. -.,0~ .~; -.-

I I I I.75- 1 ,, , ,, I I I I

...100 -

2 5 6

KESIMPULAN DAN SARAN

a. Hasil pengukuran 228Th, 226Ra dan 4°K di tanahperrnukaan antara 13,7 sampai 28,9 Bq/kg; 14,56.33,8 Bq/kg dan 21,88 .42,88 Bq/kg, dalamorde pengukuran laboratorium dengan perbedaan<20% untuk tanah /atoso/.

b. Untuk tanah latosol, kadar 226Ra dan 228Th tidakbergantung pada letak lokasi tanah untuk tanahbukan pertanian.

c. Perlu dilakukan studi pengaruh relaksasi massaper unit luas (13) terhadap pengukuranradionuklida alam secara in-situ, schinggadiperoleh inforrnasi yang lebih detail mengenaidistribusi dan penyebaran radionuklida alamo

1 2 3 4 ~ eLo kmi pengukuran

Gambar 2. Prosentasi perbedaan hasi/ pengukuran/apangan (in-situ) a.) sebe/um dikoreksidon b.) sete/ah dikoreksi denganpengukuran /aboratorillm.

DAFTAR PUSTAKA

1. SOT ARMAN, BUNA WAS, DADONGISKANDAR, ACHMAD CHAERUDIN danHADI SETIA WAN, Konsentrasi radionuklidaalam di dalam bahan bangunan di Jakarta dansekitarnya, Prosiding Presentasi llmiahKeselamatan Radiasi dan Lingkungan, Jakarta22-24 Agustus 1994.

2. LUCAS, H.F., MARKUN, F., The detenninationof 226Ra and 228Th in water and solids by theleast squares Gamma spectrometric method., J.Environment Radioactivity 15 (1992) 1-18

3. VAN CLEFF, D.J., Detennination of 226Ra insoil using 214Pb and 214Bi immediately aftersampling, Health Physics 67 (1994) 228-289

4. BECK, H.L., De CAMPO, J., GOGOLAK, C.V.,In-situ Ge(Li) and NaI(Tl) Gamma -rayspectrometry, HASL-258 (1972).

5. DADONG ISKANDAR, WAHYUDI danBUNA WAS, Kalibrasi sistem spektrometergamma in-situ untuk pengukuran radioaktivitaslingkungan, Prosiding Presentasi IlmiahKeselamatan Radiasi dan Lingkungan VII, 24-25Agustus 1999, P3KRBiN-Batan Jakarta, (1999).

6. DAQONG ISKANDAR, Koreksi serapan dirisinar-y dalam wadah Marinelli satu liter.,

Kebergantungan LokasiRadionuklida

Hasil pengukuran radionuklida alam,khusunya dari deret uranium (226Ra) maupun deretthorium (228Th), untuk jenis tanah yang sarna yaitu/atoso/ berdasarkan analisis statistik uji ANOV Adengan SPSS tidak bergantung antar lokasi dengannilai F > 0,05, untuk F < 0,05 bergantung lokasi.Pada Tabel 3, terlihat bahwa 226Ra dan 228Th tidakbergantung lokasi, untuk kondisi tanah yang sarnayakni bukan pertanian, sebab untuk tanah pertanianbisa jadi ber~antung ~ada lokasi. karena adanyapenambahan 26Ra dart fupuk trl super phospat(TSP). Sedangkan untuk 4 K bergantung pada lokasi

pengambilan sampel tanah. Data yang diperoleh iniberlawanan dengan hasil yang dilakukan oleh Benkedan Keerfott[12J. Hal ini mungkin disebabkan jenistanah yang diamati berbeda antara latosol dan gurun

pasir (desert).

Tabcl3. Kebergantungan lokasi radionuklidaberdasarkan uji statistik.

Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi NuklirP3TM-BATAN Yogyakarta, 25 -26 Juli 2000

158 ISSN 0216-3128 Bunawas, dkk

TANYA JAWAB

M. Yazid>" Bagaimana metode kalibrasi yang anda lakukan

untuk peralatan ini ?>" Sumber yang dipakai dan dimensinya ?

Bunawas<r Menggunakan sumber titik Eu-152 yang

memancarkan multi energi ~ kemudianditentukan respon di sektor Hpfe fungsi sudut

untuk menentukanfaktor kalibrasi ~

<r Sumber yang dipakai bentuk titik Eu-152dengan diameter -0,5 cm

Abdul Latief>" Dari kesimpulan No. I terdapat perbedaan

pengukuran sebesar 20%, hal ini cukup besar.Alat mana yang mendekati kebenaran, apakahspektrometer'Y insitu atau lab? Tentunya setelahkeduanya dikalibrasi.

Bunawas<r Metode standar yang menjadi acuan yaitu

pengukuran /aboratorium. Perlu diketahui,pendekatan pengukuran 20% tersebut untllk/ingkungan yang ordenya rendah, masihdapat diterima.

Proseding Pertemuan dan Presentasi IlmiahPPNY-BATAN, Yogyakarta 8-10 Juli1997.

7. INTERNATIONAL COMMISSION ONRADIATION UNITS AND MEASURMENTS,Gamma-ray spectrometry in the Environment,ICRU Report 53 (1994).

8. FUJITAKA, K., MATSUMOTO, M., KAIHO,K., and ABE, S., Effect of rain interval on wetdeposition of radon daughters, RadiationProtection Dosimetry 45 (1992) 333-336.

9. MURITH, C., VOLKLE, H., nad HUBER, 0.,Radioactivity measurement in the Vicinity ofSwiss Nuclear Power Plants. Nuclear Instrumentand Methods in Physics Research A243 (1986)549-560.

10.YOESRAN ZOEBAR, BUNAWAS, DADONGISKANDAR., Pengukuran 222Rn di tanah secarain-situ dan faktor yang mempengaruhinya,Prosiding Presentasi Ilmiah Keselamatan Radiasidan Lingkungan, Jakarta 21-22 Agustus 1995.

I I. MILLER, K.M., SHEBELL, P., KLEMIC, G.A.,In-situ gamma spectrometry for themeasurement of uranium in surface soils, HealthPhysics 67 (1994) 140-150.

12. BENKE, R.R., and KEAFORT, K.J.,Comparison of in-situ and laboratory gammaspectrometry of natural radionuclides in desertsoil. Healh Physics 73(1997) 250-361.

Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi NuklirP3TM-BATAN Yogyakarta. 25 -26 Juli 2000