perkerasan kaku

Upload: muhammad-iqbal

Post on 10-Oct-2015

59 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

pk

TRANSCRIPT

  • RIGID PAVEMENT DESIGN

    Rigid pavement (perkerasan kaku) : perkerasan yang dibuat dari slab-slab beton (portland cement concrete), digelar di atas suatu permukaan material granular (subbase) atau digelar di atas suatu permukaan tanah yang telah dipersiapkan terlebih dahulu (prepared subgrade).

    Perkerasan rigid terdiri atas : Perkerasan rigid terdiri atas : Slab-slab beton Subbase Prepared subgrade

    Lapisan yang berada langsung di bawah slab-slab beton tersebut disebut subbase (bukan base), karena mutunya tidak perlu setinggi material base pada perkerasan lentur.

  • Kekuatan subgrade dinyatakan dalam besaran modulus of subgrade reaction, atau nilai k dengan satuan pci (pound per cubic inches) atau MN/m3, (1 MN/m3 = 3,68 pci).

    Lapisan subbase dibuat dari bahan kerikil atau batu pecah bergradasi baik, atau kerikil yang diperbaiki dengan semen PC (cement treated granular subbase).

    Lapisan subbase dihampar di atas subgrade dengan fungsi: Lapisan subbase dihampar di atas subgrade dengan fungsi: Mengurangi dan mengatasi efek pompa. Mengatasi akibat pembekuan air (frost action), khusus di

    daerah yang yang memiliki 4 musim. Memberi ketahanan terhadap perubahan bentuk akibat

    kembang susut yang berlebihan pada jenis tanah (subgrade)jenis tertentu.

    Memperbaiki daya dukung subgrade, yaitu meningkatkan nilai k pada kombinasi lapisan subgrade-subbase.

  • Menurut peraturan FAA, perkerasan kaku yang

    direncanakan melayani pesawat dengan MTOW

    > 100.000 lbs memerlukan lapisan subbase yang

    distabilisasi.

    Mutu beton yang digunakan untuk pembuatan

    slab-slab beton, dinyatakan dalam flexural

    strength dengan satuan psi (pound per square strength dengan satuan psi (pound per square

    inches).

    Pada perkerasan rigid ini berlaku pula

    pengertian pesawat rencana, lengkap dengan

    rumus / ketentuan pengkonversian, yaitu

    konversi konfigurasi roda dan equivalent annual

    departure.

  • Contoh soal:

    Perkerasan rigid di suatu bandara direncanakan akan

    melayani pesawat rencana dengan MTOW = 350.000 lbs,

    konfigurasi roda dual tandem, equivalent annual departure

    = 6.000. Nilai k subgrade = 100 pci (27 MN/m3). Frost

    penetration = 18 inches.

    Flexural strength dari slab beton = 650 psi. Material

    subbase : cement treated base course (P-304).

    Rencanakan perkerasan rigid pada bandara tersebut di

    daerah kritis.

    Jawab:

    Dicoba subbase P-304 setebal 6 inch. Dengan figure 3-16,

    ketebalan 6 inch subbase tersebut meningkatkan nilai k

    pada permukaan subbase menjadi 210 pci.

    Dengan menggunakan figure 3-19 (dual tandem), untuk

    flextural strength = 650 psi, nilai k= 210 pci, MTOW =

    350.000 lbs serta equivalent annual departure = 6.000,

    didapat ketebalan slab beton = 16,6 inch (dibulatkan

    menjadi 17 inch).

    Tebal total : 6 + 17 = 23 inch.

    Jika ditinjau terhadap frost penetration, maka tebal total 23

    inch tersebut cukup aman (23 inch > 18 inch).

  • Perubahan suhu, kadar air dan pengaruh lingkungan

    lainnya dapat mengakibatkan perubahan volume dan

    melengkungkan slab-slab beton. Untuk mengurangi

    efek kerusakan atau mengurangi keretakan, pada

    slab-slab beton tersebut perlu dilengkapi dengan

    joint. Terdapat 3 kategori joint yaitu :

    Expansion Joint

    Fungsi utama dari expansion joint adalah adalah

    memberikan ruangan untuk pengembangan beton,

    sehingga terhindar dari tegangan tekan yang sehingga terhindar dari tegangan tekan yang

    tinggi, yang menyebabkan slab beton menjadi

    melengkung. Pada dasarnya expansion joint dibuat

    pada slab beton yang berpotongan menyudut satu

    sama lain, walaupun kadang-kadang expansion

    joint dibuat pada jalur pengecoran memanjang.

    Expansion joint perlu dilengkapi dengan tulangan

    yang disebut dowel bar atau pada bagian tersebut

    tepinya dipertebal sebagaimana yang terlihat

    pada Gambar.

  • Construction Joint

    Ada dua macam construction joint yaitu construction joint

    memanjang dan construction joint melintang. Construction

    joint memanjang terdapat pada tepi setiap jalur

    pengecoran, yang dapat berbentuk tepi dengan kunci atau

    diberi tulangan dowel sebagai pemindah beban pada

    bagian itu. Untuk mendapatkan struktur yang merupakan

    satu kesatuan kadang-kadang digunakan tie bar (besi ulir)

    pada jarak-jarak tertentu dengan model kunci. Dengan pada jarak-jarak tertentu dengan model kunci. Dengan

    adanya tie bar akan menghindari terbukanya sambungan

    berlebihan dan mengurangi tulangan pemindah beban

    walaupun tie bar bukan untuk memindahkan beban dari

    satu slab ke slab lainnya. Construction joint melintang

    diperlukan pada akhir pengecoran setiap harinya atau

    apabila pengecoran diperhitungkan akan dihentikan

    selama setengah jam atau lebih karena akan turun hujan.

    Di titik pemberhentian itu harus dibuat construction joint

    melintang.

  • Contraction Joint

    Tegangan susut bisa terjadi karena penyusutan beton

    akibat perubahan suhu, kelembaban dan geseran. Pada

    slab beton yang tidak dibuat contraction joint, akan terjadi

    retakan secara random di seluruh permukaan perkerasan.

    Contraction joint disebut juga dummy joint, yaitu satu

    permukaan pada potongan beton yang sengaja

    diperlemah, sehingga bila terjadi penyusutan slab beton,

    tegangan susut bisa diperingan, dan kalau material beton

    terpaksa harus retak, retak terjadi pada bidang yang terpaksa harus retak, retak terjadi pada bidang yang

    dipersiapkan itu.

    Bagi bermacam-macam tebal slab beton, jarak joint

    maksimum yang diberikan oleh FAA adalah sebagai

    berikut :

  • Jarak Maksimum Joint

    Tebal Slab Beton Melintang Memanjang Kurang dari 23 cm 23 31 cm

    4,6 m 6,1 m

    3,8 m

    6,1 m Lebih dari 23 cm 7,6 m 7,6 m