perkembangan kurikulum sd di indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019....

163

Upload: others

Post on 15-Jul-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel
Page 2: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

i

Perkembangan Kurikulum SD di Indonesia: Dari Mengajar Tradisional ke Belajar Aktif Cetakan Pertama 2017

Penulis: Dr. S.Belen, S.Pd., B.Phil. Ariantoni Penyelaras: Ariantoni Dra. Diah Harianti, M. Psi Kontributor: A.F.Tangyong. M.A., M.A. Wahyudi Suseloardjo Drs. Sudyono. M.A. Dr. Sediono Abdullah, M.Si. Drs. Arief Sidharta, M.Pd. Dra. Diah Harianti, M. Psi Milik Negara Tidak Diperdagangkan Diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum dan Perbukuan Jalan Gunung Sahari Raya No. 4 Senen, Jakarta Pusat Telepon : 3804248, 3453440, 34834862 Faksimile: 3453440, 34834862, 3806229, 34835186, 3813645

© Pusat Kurikulum dan Perbukuan

Page 3: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

ii

Sambutan Kepala Pusat Kurikulum

Penulisan naskah buku sejarah perkembangan kurikulum yang dilakukan secara serial oleh beberapa penulis merupakan salah satu program kegiatan Pusat Kurikulum, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Nasional tahun 2010. Para Penulis buku adalah para person yang memiliki kualifikasi dan pengalaman yang sangat memadai untuk menghasilkan suatu produk buku serial kurikulum ini. Khusus mengenai naskah buku “Sejarah Perkembangan Kurikulum SD: Dari Mengajar Tradisional ke Belajar Aktif” ini merupakan karya tulis dari Saudara S. Belen dan didukung oleh beberapa orang kontributor yang telah mengabdi di Pusat Kurikulum dan lembaga lain yang berpengalaman dalam pengembangan dan implementasi kurikulum. Buku ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumbangan untuk mengisi perbendaharaan kepustakaan pendidikan nasional khususnya di bidang kurikulum, sehingga masyarakat yang berkepentingan dapat mempelajari dan memperdalamnya bagi peningkatan mutu pendidikan. Dengan segala kelebihan dan keterbatasan jangkauan konseptual yang dimiliki oleh Penulis, buku ini merupakan karya yang sangat bernilai dan bermanfaat bagi kepentingan pemajuan dan peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. Kami mengucapkan terima kasih kepada para Penulis yang telah dengan ikhlas dan tulus menyumbangkan tenaga, pikiran, waktu untuk mewujudkan buku ini.

Jakarta, Desember 2010 Kepala Pusat Kurikulum Dra. Diah Harianti, M.Si.

Page 4: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

iii

Sambutan Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan

Buku ini merupakan penyempurnaan terhadap buku yang telah disusun pada tahun 2010. Penyempurnaan dilakukan antara lain dengan adanya pemberlakuan Kurikulum 2013. Penulisan tentang Kurikulum 2013 sedikit tertunda mengingat adanya revisi terhadap kurikulum tersebut sejak 2014-2015. Pada saat sekarang revisi sudah dianggap selesai dan implementasi Kurikulum 2013 dilanjutkan secara bertahap.

Buku ini disusun sebagai upaya untuk memberikan gambaran perkembangan pemikiran kurikulum SD yang pernah dilakukan selama masa Penjajahan Belanda, Pendudukan Jepang, Masa Kemerdekaan. Masa Kemerdekaan adalah masa yang paling panjang dilihat dari kurun waktu dan jumlah naskah kurikulum SD yang pernah dikembangkan.

Gambaran perkembangan kurikulum selama masa yang dikemukakan di atas terutama diutamakan pada kajian terhadap dokumen kurikulum yang secara teknis dikenal dengan istilah Kurikulum Sebagai Rencana atau intended curriculum, dan curriculum as a plan. Kajian ini paling dimungkinkan mengingat ketersediaan sumber informasi dalam hal ini dokumen kurikulum. Dimensi kurikulum yang lain yaitu implementasi kurikulum yang disebut juga dengan istilah implemented curriculum, observed curriculum atau taught curriculum tidak dikaji mengingat ketersediaan sumber yang dapat dikatakan sangat tidak mungkin untuk membangun rekonstruksi yang dapat memberikan gambaran yang adil.

Semoga buku ini bermanfaat bagi perkembangan pendidikan di Indonesia, terutama dalam memperdalam pengetahuan tentang kurikulum.

Jakarta, Mei 2017 Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan Dr. Awaluddin Tjalla.

Page 5: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

iv

Daftar Isi

Pengantar Penulis Sambutan Kepala Pusat Kurikulum Sambutan Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan

Daftar Tabel Daftar Bagan dan Gambar

I. Pendahuluan A. Kurikulum di Alam Kemerdekaan B. Definisi dan Organisasi Kurikulum C. Prinsip-prinsip Pengambilan Keputusan dan Proses

Pengembangan Kurikulum

II. Kurikulum SD pada Masa Hindia Belanda A. Sekilas Sistem Persekolahan dan Sekolah Dasar pada Masa

Hindia Belanda B. Kurikulum SD pada Masa Hindia Belanda C. Foto-foto Keadaan Pendidikan pada Masa Hindia Belanda

III. Kurikulum SD pada Masa Pendudukan Jepang A. Kebijakan Pendidikan pada Masa Pendudukan Jepang B. Kurikulum SD pada Masa Pendudukan Jepang

IV. Kurikulum SD pada Masa Awal Kemerdekaan dan Masa Pemerintahan Orde Lama A. Landasan Hukum Perubahan/Pengembangan Kurikulum B. Dasar Pengambilan Keputusan Kurikulum pada Awal

Kemerdekaan s.d Masa Pemerintahan Orde Lama C. Ciri-ciri Manusia pada Kurikulum pada Awal Kemerdekaan

s.d Masa Orde Lama D. Perkembangan Struktur Program Kurikulum pada Awal

Kemerdekaan s.d Masa Orde Lama E. Perkembangan Komponen Kurikulum pada Awal

Kemerdekaan s.d Masa Orde Lama F. Prinsip Pengembangan Kurikulum pada Awal Kemerdekaan

s.d Masa Orde Lama

V. Kurikulum SD pada Masa Pemerintahan Orde Baru A. Landasan Hukum Perubahan/Pengembangan Kurikulum B. Dasar Pengambilan Keputusan Kurikulum pada Masa Orde

Baru C. Ciri-ciri Manusia pada Kurikulum pada Masa Orde Baru D. Perkembangan Struktur Program Kurikulum pada Masa

Orde Baru E. Perkembangan Komponen Kurikulum pada Masa Orde Baru

Page 6: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

v

F. Prinsip Pengembangan Kurikulum pada Masa Orde Baru

VI. Kurikulum SD pada Masa Reformasi A. Landasan Hukum Perubahan/Pengembangan Kurikulum B. Dasar Pengambilan Keputusan Kurikulum pada Masa

Reformasi C. Ciri-ciri Manusia pada Kurikulum pada Masa Reformasi D. Perkembangan Struktur Program Kurikulum pada Masa

Reformasi E. Perkembangan Komponen Kurikulum pada Masa Reformasi F. Prinsip Pengembangan Kurikulum pada Masa Reformasi

VII. VIII.

Perkembangan Mata Pelajaran dari Masa ke Masa Perkembangan Komponen Kurikulum dari Masa ke Masa

IX.

Kronologi Perkembangan Kurikulum: Pengembang dan Ciri-ciri Kurikulum

X.

Refleksi Sejarah Perkembangan Kurikulum SD di Indonesia

Daftar Pustaka

Page 7: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

vi

Daftar Tabel

Tabel 2.1 Struktur Program Kurikulum pada Sekolah Dasar di Zaman Belanda

Tabel 3.1 Daftar Jam Pelajaran bagi Sekolah Rakyat pada Masa Pendudukan Jepang

Tabel 4.1 Landasan Hukum Pengembangan Kurikulum pada Awal Kemerdekaan dan Masa Orde Lama

Tabel 4.2 Dasar Pengambilan Keputusan pada Kurikulum 1947 dan 1964

Tabel 4.3 Daftar Jam Pelajaran bagi Sekolah Rakyat yang Berbahasa Daerah Sampai Kelas III (Rencana Pelajaran 1947)

Tabel 4.4 Daftar Jam Pelajaran bagi Sekolah Rakyat yang Berbahasa Pengantar Bahasa Indonesia dari Kelas I (Rencana Pelajaran 1947)

Tabel 4.5 Daftar Jam Pelajaran bagi Sekolah Rakyat yang Diselenggarakan Sore Hari (Rencana Pelajaran 1947)

Tabel 4.6 Struktur Program dan Pembagian Waktu Per Minggu bagi Sekolah Dasar yang Menggunakan Bahasa Pengantar Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964)

Tabel 4.7 Struktur Program dan Pembagian Waktu Per Minggu bagi Sekolah Dasar yang Menggunakan Bahasa Pengantar Bahasa Indonesia dari Kelas I (Rencana Pendidikan 1964)

Tabel 4.8 Bahan Pengajaran Mata Pelajaran Ilmu Hayat Kelas IV SD Kurikulum 1952

Tabel 4.9 Bahan Pengajaran Mata Pelajaran IPA Kelas IV Kurikulum 1964

Tabel 5.1 Landasan Hukum Pengembangan Kurikulum pada Awal Pada Masa Orde Lama

Tabel 5.2 Dasar Pengambilan Keputusan Pada Kurikulum Pada Masa Orde Baru

Tabel 5.3 Kerangka Kurikulum Sekolah Dasar (1968) (Bagi Sekolah Dasar yang Menggunakan Bahasa Pengantar Bahasa Daerah Sebagai Bahasa Pengantar)

Tabel 5.4 Kerangka Kurikulum Sekolah Dasar (1968) (Bagi Sekolah Dasar yang Berbahasa Pengantar Bahasa Indonesia dari Kelas I)

Tabel 5.5 Struktur Program Kurikulum Sekolah Dasar 1975 Tabel 5.6 Susunan Program Pengajaran Kurikulum Sekolah Dasar

(1984)

Tabel 5.7 Susunan Program Pengajaran Kurikulum Sekolah Dasar 1994 *)

Tabel 5.8 Garis-garis Besar Program Pengajaran Bidang Studi IPA SD Kelas IV

Tabel 6.1 Landasan Hukum Pengembangan Kurikulum pada Masa Reformasi

Page 8: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

vii

Tabel 6.2 Tabel 6.3

Dasar Pengambilan Keputusan pada Kurikulum 2004 dan 2006 Struktur Kurikulum Sekolah Dasar & Madrasah Ibtidaiyah

Tabel 6.4 Struktur Kurikulum SD/MI 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Tabel 6.5 Struktur Kurikulum SDN Pondok Bambu 14 Tabel 6.6 Tabel Kompetensi Dasar Kurikulum Berbasis Kompetensi

(Kurikuum 2004)

Tabel 6.7 Tabel Contoh Kompetensi Dasar Kurikulum 2004 Tabel 6.8 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPA Kelas IV

Kurikulum 2006

Tabel 6.9 Perbandingan Kurikulum 2004, 2006, dan 2013 Tabel 7.1 Perkembangan Nama Serta Pemisahan/Penggabungan

Olahraga dan Kesehatan Dalam Sejarah Kurikulum Serta Alokasi Waktunya

Tabel 7.2 Perkembangan Nama Serta Pemisahan/Penggabungan Kesenian dalam Sejarah Kurikulum serta Alokasi Waktunya

Tabel 7.3 Perkembangan Nama Serta Pemisahan/Penggabungan Keterampilan dalam Sejarah Kurikulum serta Alokasi Waktunya

Tabel 8.2 Perbandingan Komponen Kurikulum 1947 s. 2013 Tabel 8.1 Kecenderungan Penekanan Materi atau Kemampuan /

Kompetensi pada Kurikulum IPA

Tabel 9.1 Kronologi Perkembangan Kurikulum di Indonesia Tabel 9.2 Penyusun Kurikulum-kurikulum di Indonesia

Page 9: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

viii

Daftar Bagan & Gambar

Bagan 2.1 Sistem Persekolahan Zaman Pemerintahan Hindia Belanda Abad Ke-20

Bagan 10.1 Perkembangan Anutan Pendekatan Pengembangan Kurikulum di Negara-negara Maju

Gambar 4. 1 Unsur Kurikulum Gambar 5.1 Langkah-langkah Desain Kurikulum Gambar 5.2 Inti Pengertian Belajar Aktif Tampak pada Gambar Ini Gambar 5.3 Unsur-unsur Belajar Aktif Gambar 5.4 Prinsip-prinsip Belajar Aktif Gambar 6.1 Input, Proses, dan Outcome Kompetensi

Page 10: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 1 -

Bab I Pendahuluan A. Kurikulum di Alam Kemerdekaan Sejak kemerdekaan Indonesia tahun 1945, paling tidak kita telah mengenal 10 kurikulum yang lengkap , yaitu kurikulum-kurikulum tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006, dan terakhir 2013. Jeda waktu antara satu kurikulum dan kurikulum berikutnya berkisar dari 5, 12, 4, 7, 9, 10, 10, 2, dan 7 tahun. Pergantian kurikulum yang semakin cepat dipengaruhi perubahan politik sehingga dalam kurun waktu 7 tahun setelah merdeka kita menerapkan 2 kurikulum. Dengan kata lain, turbulensi politik berdampak terhadap pergantian kurikulum. Dari tahun 1952 – 1964, selama 12 tahun kita bertahan menerapkan Kurikulum 1952. Dari satu segi, kenyataan ini dapat dipandang sebagai akibat kurang diprioritaskannya pendidikan. Atau, karena konsistensi pemikiran pedagogis yang dianut para pengambil keputusan di bidang pendidikan. Kurikulum 1964 hanya diterapkan 4 tahun, lalu kita beralih ke Kurikulum 1968. Ini disebabkan oleh peralihan dari kekuasaan Orde Lama ke Orde Baru. Kurikulum 1968 dilaksanakan selama 7 tahun, kemudian terbit Kurikulum 1975 yang cukup komprehensif dari segi pengembangan kurikulum. Kurikulum 1975 lahir sebagai dampak semakin terbukanya negara kita terhadap pengaruh Barat, setelah PKI tersingkir dari arena perpolitikan Indonesia. Kurikulum ini lahir sebagai hasil kerja sama internasional karena dunia politik dan ekonomi Indonesia yang semakin terbuka terhadap Blok Barat. Kemudian, lahir Kurikulum 1984 sebagai dampak hasil riset pendidikan, inovasi kurikulum dan pendidikan di Indonesia, serta perkembangan di negara-negara lain sejak awal 1970-an yang perlu ditampung dalam kurikulum baru. Pemberlakuan kurikulum baru dalam sejarah pendidikan di Indonesia itu penting sebagai motor penggerak pembaharuan atau pengadaan berbagai komponen pendidikan yang lain, seperti buku pelajaran, sarana belajar lain, metodologi mengajar, penilaian dan ujian, dan kurikulum lembaga pendidikan guru. Kemudian, lahir Kurikulum 1994 untuk menampung hasil inovasi kurikulum dan pendidikan yang sudah cukup meyakinkan, pendekatan komunikatif dalam bahasa, belajar aktif dalam Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, dan mata pelajaran lain, serta perlunya diterapkan mata pelajaran desain dan teknologi di sekolah. Walaupun pada Kurikulum 1947, 1964, dan 1968, lalu kemudian pada Kurikulum 1984 dan 1994 pendekatan belajar aktif ditekankan, sejak kemerdekaan, mulai dari Kurikulum 1947 sampai dengan Kurikulum 1994, selama 47 atau hampir 50 tahun kita tetap belum terlepas dari pendekatan pengembangan kurikulum berbasis materi atau pengetahuan (content-based curriculum development).

Page 11: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 2 -

B. Definisi dan Organisasi Kurikulum Definisi kurikulum menurut tingkatan organisasi kurikulum yang digunakan dalam penulisan ini dikemukakan berikut ini.

C. Prinsip-prinsip Pengambilan Keputusan dan Proses Pengembangan

Kurikulum Prinsip-prinsip pengambilan keputusan dan proses pengembangan kurikulum yang berkenaan dengan desain, pengembangan, dan evaluasi dikemukakan berikut ini. Prinsip 1: Keputusan tentang kurikulum harus dibuat berdasarkan alasan-alasan pendidikan yang valid (sahih), bukan berdasarkan alasan-alasan yang kedengaran bagus atau alasan bukan pendidikan.

Definisi kurikulum

Cur

riculu

m is

all

of th

...

Cur

riculu

m e

ncom

pa...

Cur

riculu

m is

a p

lan fo

...

33% 33%33%1. Kurikulum adalah

semua pengalaman yang diperoleh siswa di bawah bimbingan para guru.

2. Kurikulum mencakup semua kesempatan belajar yang diadakan oleh sekolah.

3. Kurikulum adalah sebuah rencana untuk semua pengalaman yang dihadapi siswa di sekolah.

Kuri

kulu

m …

sem

ua

Kuri

kulu

m …

kese

mpat

an

Kuri

kulu

m …

renca

na

Organisasi kurikulum

• Tingkat masyarakat…politisi, panitia khusus,

ahli

• Tingkat institusi…ditetapkan di sekolah,

kabupaten, universitas…biasanya disusun

sejalan dengan disiplin mata pelajaran / kuliah

• Tingkat instruksional…perencanaan guru dan

pengajaran siswa

• Tingkat ideologis…teoretisi belajar dan

spesialis mata pelajaran

Page 12: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 3 -

Prinsip 2: Keputusan tentang kurikulum yang bersifat permanen harus dibuat berdasarkan bukti (evidensi) terbaik yang tersedia. Prinsip 3: Keputusan kurikulum harus dibuat dalam konteks tujuan pendidikan yang bersifat umum.

Prinsip 4: Keputusan kurikulum harus dibuat dalam konteks keputusan yang dibuat sebelumnya dan dalam konteks kebutuhan untuk pembuatan keputusan tambahan sehingga keseimbangan dan pertimbangan kurikulum lainnya yang penting dapat dijamin aman.

Prinsip 5: Keputusan kurikulum harus dibuat berdasarkan paduan kekuatan yang berasal dari kodrat dan perkembangan pelajar, kodrat proses belajar, tuntutan masyarakat umumnya, persyaratan dari masyarakat lokal, dan hakikat dan struktur mata pelajaran yang akan dipelajari.

Prinsip 6: Keputusan kurikulum harus dibuat secara kooperatif oleh orang-orang yang terlibat dalam

dampak keputusan itu dan dengan partisipasi penuh orang-orang yang amat terkena dampak keputusan itu.

Prinsip 7: Keputusan kurikulum harus memperhatikan fakta-fakta baru tentang kehidupan manusia, seperti perkembangan

pesat ilmu pengetahuan dan kebutuhan akan rasa persatuan dalam keanekaragaman.

Prinsip 8: Keputusan kurikulum harus mempertimbangkan banyak perbedaan antar-siswa, terutama yang berhubungan dengan potensi perkembangan siswa, kemampuan intelektualnya, gaya berpikirnya, kemampuan menghadapi tekanan teman sebaya, dan kebutuhan akan pendidikan nilai dan penghargaan.

Prinsip 9: Keputusan kurikulum harus dibuat berdasarkan pandangan realistis tentang hal-hal pengorganisasian atau rekayasa yang dapat mempengaruhi kualitas keputusan itu sendiri, seperti korelasi atau pemisahan

mata pelajaran, distingsi antara materi kurikulum dan pengalaman siswa, dan penggunaan waktu.

Page 13: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 4 -

Prinsip 10: Keputusan kurikulum harus dibuat berdadasarkan beberapa pandangan mendahului (antisipatif) tentang cara-cara keputusan itu dikomunikasikan dan dibagi.

Prinsip 11: Keputusan kurikulum harus dibuat hanya dalam

hubungan dengan mata pelajaran dan pengalaman siswa yang tidak dapat diberikan secara memuaskan di luar sekolah.

Sumber: Curriculum Design, Development, and Evaluation pada http://www.powershow.com/view/11f01c-MDRhY/CURRICULUM_DESIGN_DEVELOPMENT_AND_EVALUATION_powerpoint_ppt_presentation

Page 14: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 5 -

Bab II Kurikulum SD pada Masa Hindia Belanda A. Sekilas Sistem Persekolahan dan Sekolah Dasar pada Masa Hindia

Belanda Pada masa penjajahan Belanda di tanah air berlaku tiga sistem pendidikan, yaitu sistem pendidikan tradisional yang dilakukan di pondok dan padepokan, sistem pendidikan Barat yang diperkenalkan penjajah Belanda, dan sistem pendidikan yang berciri nasional yang dirintis para tokoh pergerakan nasional, terutama sistem perguruan Taman Siswa yang dirintis dan dikembangkan Ki Hajar Dewantara. Pada pendidikan di padepokan seorang cantrik (murid) dididik oleh seorang begawan (guru) untuk menguasai bidang atau hal tertentu. Kemudian, sistem pendidikan seperti ini dilanjutkan dan dikembangkan menjadi sistem pendidikan pondok pesantren. Para murid atau santri dididik oleh seorang ulama yang menguasai ilmu Agama Islam secara mendalam. Ulama ini disebut kyai. Para santri tinggal di pondok pesantren atau di pondok-pondok sekitar rumah kyai. Sejak awal abad ke-20, sistem pendidikan tradisional ini terpengaruh sistem pendidikan kolonial dan akhirnya ada yang mengadopsi sistem sekolah seperti yang diperkenalkan Belanda sedangkan pelajaran Quran dan agama dijadikan mata pelajaran wajib. Karena itu, pada tahun 1919 misalnya Sekolah Adabiyah di Sumatera Barat amat menyimpang dari cara pendidikan tradisional dan berkembang menjadi sekolah serupa HIS (Hollandsch Inlandscheschool atau Sekolah Bumiputera Belanda). Perbedaan dengan HIS adalah pelajaran Quran dan Agama Islam dimasukkan sebagai mata pelajaran wajib. Selanjutnya, sistem seperti ini berkembang menjadi madrasah. (Mahmud Yunus, 1979 dalam Yasin Anwar, 1987). Ciri utama sistem pendidikan kolonial adalah eksploitatif karena bertujuan menghasilkan tenaga kerja rendahan untuk mendukung kebutuhan ekonomi penjajah. Ciri yang kedua adalah diskriminatif rasial karena membeda-bedakan perlakuan kepada anak-anak golongan Belanda atau Eropa, golongan Timur Asing, dan pribumi. Anak-anak pribumi juga dibedakan antara anak-anak keluarga ningrat atau bangsawan (aristokrat), pemimpin agama (ulama), dan anak-anak rakyat biasa.

Potret H. W. Daendels (* 1762, † 1818), oleh E. Maaskamp / J. Wiseman. https://id.wikipedia.org/wiki/Herman_Willem_Daendels

Page 15: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 6 -

Di lapangan pendidikan pada masa penjajahan Belanda, Gubernur Jenderal Daendels memerintahkan kepada bupati-bupati di Pulau Jawa agar mendirikan sekolah atas usaha dan biaya sendiri untuk mendidik anak-anak mematuhi adat dan kebiasaan sendiri. Kemudian Daendels mendirikan sekolah bidan di Batavia (Jakarta) dan sekolah ronggeng di Cirebon.

Sumber: “Pendidikan di Indonesia pada Masa Penjajahan Belanda”, Azkia, Makalah 15 April 2010, pada https://zafar14.wordpress.com/tag/pendidikan-di-indonesia-pada-masa-penjajahan-belanda/

Gubernur Jenderal Cornelis van der Capellen (1819-1823) Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Cornelis_Kruseman_-_Godart_Alexander_Gerard_Philip_Baron_van_der_Capellen.jpg Setelah ambruknya VOC tahun 1816 pemerintah Belanda menggantikan kedudukan VOC. Sekolah pertama bagi anak Belanda dibuka di Jakarta pada tahun 1817 yang segera diikuti oleh pembukaan sekolah di kota-kota lain di Pulau Jawa. Prinsip yang dijadikan pegangan tercantum di statuta 1818 bahwa sekolah-sekolah harus dibuka di tiap tempat bila diperlukan oleh penduduk Belanda dan diizinkan oleh keadaan. Gubernur Jenderal Van der Capellen (1819-1823) menganjurkan pendidikan rakyat dan pada tahun 1820 ia menginstruksikan regen-regen untuk menyediakan sekolah bagi penduduk guna mengajar anak-anak membaca dan menulis serta mengenal budi pekerti yang baik. Anjuran gubernur jenderal itu ternyata tidak berhasil.

Sumber: “Pendidikan di Indonesia pada Masa Penjajahan Belanda”, Azkia, Makalah 15 April 2010, pada https://zafar14.wordpress.com/tag/pendidikan- di-indonesia-pada-masa-penjajahan-belanda/

Gubernur Jenderal Jonannes Van den Bosch (1830 – 1834) Lukisan potret dibuat oleh Raden Saleh. https://id.wikipedia.org/wiki/Johannes_van_den_Bosch Jonannes Van den Bosch mengerti, bahwa untuk memperbaiki stelsel pembangunan ekonomi bagi Belanda dibutuhkan banyak tenaga ahli. Setelah tahun 1848 dikeluarkan peraturan-peraturan yang menunjukkan pemerintah lambat laun

Page 16: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 7 -

menerima tanggung jawab yang lebih besar atas pendidikan anak-anak Indonesia sebagai hasil perdebatan di parlemen Belanda dan mencerminkan sikap liberal yang lebih menguntungkan rakyat Indonesia. Terbongkarnya penyalahgunaan sistem tanam paksa merupakan faktor dalam perubahan pandangan. Peraturan pemerintah tahun 1854 mengintruksikan gubernur jenderal mendirikan sekolah di tiap kabupaten bagi pendidikan anak pribumi. Peraturan tahun 1863 mewajibkan gubernur jenderal mengusahakan terciptanya situasi yang memungkinkan penduduk bumiputera pada umumnya menikmati pendidikan.

Sumber: “Pendidikan di Indonesia pada Masa Penjajahan Belanda”, Azkia, Makalah 15 April 2010, pada https://zafar14.wordpress.com/tag/pendidikan-di-indonesia-pada-masa-penjajahan-belanda/

Amatilah bagan berikut ini.

6

Pendidikan Tinggi

Technische

Hoogeschool (Sekolah Tinggi

Teknik)

Geneeskundige Hoogeschool

(Sekolah Tinggi Kedokteran)

Rechts Hoogeschool (Sekolah Tinggi

Hukum)

5

4

3

2

1

8

7

6

Pendidikan Menengah

Mid. Vak-school

Kweekschool

(Sekolah Guru)

AMS

(Sekolah Menengah Atas)

5

4

LYCEA 3

HBS V

2 MULO 1

HBS III

Eur. Vak-school (Sek. Kejuruan

Eropa)

10

9 Voorklas

8

Pendidikan Rendah

Schakel-

School (Sek. Peralihan)

Inl. Vakschool (Sekolah Kejuruan)

7

6

ELS (Sekolah Rendah Eropa)

Inlandsche-school (Sekolah Bumiputera

Kelas 1

5 HCS

(Sekolah Cina

Belanda)

HIS

(Sekolah Bumiputera

Belanda

4 Volk-school (Sekolah Desa)

Vervolg- school 3

2 2 de Inlandsche- school

(SD Kelas II) 1

Bagan 2.1 Sistem Persekolahan Zaman Pemerintahan Hindia Belanda Abad ke-20

Berikut ini dikemukakan tentang beragam jenis sekolah pada masa penjajahan Belanda yang dapat dibedakan dalam tiga golongan. Golongan pertama Sekolah untuk anak pribumi yang terdiri dari Volksschool atau Sekolah Desa 3 tahun berbahasa pengantar bahasa daerah. Yang ditekankan pada sekolah desa adalah pelajaran membaca, menulis, dan berhitung. Tamatan sekolah desa dapat meneruskan ke sekolah sambungan (Vervolgschool) 2 tahun dengan bahasa pengantar bahasa daerah serta Sekolah Peralihan (Schakelschool) yaitu sekolah lanjutan untuk sekolah desa dengan lama belajar seluruhnya 5 tahun dan berbahasa

Page 17: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 8 -

Belanda dalam kegiatan belajar-mengajar. Tamatan sekolah ini dapat melanjutkan ke sekolah guru (CVO) dan Normal School atau ke MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) atau sekolah rendah yang diperluas (kira-kira setara dengan SMP masa kini). Selain itu, dikenal pula Erste Indlandscheschool (Sekolah Kelas I) dan Tweede Inlandscheschool (Sekolah Kelas II).

Pada tahun 1893 timbullah diferensiasi pengajaran bumiputera. Hal ini disebabkan: 1. Hasil sekolah-sekolah bumiputera kurang memuaskan pemerintah kolonial. Hal

ini terutama sekali disebabkan oleh isi rencana pelaksanaannya yang terlalu padat.

2. Di kalangan pemerintah mulai timbul perhatian kepada rakyat jelata. Mereka insaf bahwa yang harus mendapat pengajaran itu bukan hanya lapisan atas saja.

3. Adanya kenyataan bahwa masyarakat Indonesia memiliki kedua kebutuhan di lapangan pendidikan, yaitu lapisan atas dan lapisan bawah.

Untuk mengatur dasar-dasar baru bagi pengajaran bumiputera, keluarlah indisch staatsblad 1893 nomor 125 yang membagi sekolah bumiputera menjadi dua bagian: a) Sekolah-sekolah kelas I untuk anak-anak priyayi dan kaum terkemuka. b) Sekolah-sekolah kelas II untuk rakyat jelata. Perbedaan sekolah kelas I dan kelas II antara lain:

Sekolah Kelas I Tujuan: memenuhi kebutuhan pegawai pemerintah, perdagangan dan perusahaan. Lama bersekolah: 5 tahun Mata pelajaran: Membaca, menulis, berhitung, ilmu bumi, sejarah, pengetahuan alam, menggambar, dan ilmu ukur. Guru-guru: keluaran Kweekschool Bahasa pengantar: Bahasa daerah/Melayu

Sekolah Kelas II Tujuan: Memenuhi kebutuhan pengajaran di kalangan rakyat umum Lama bersekolah: 3 tahun Mata pelajaran: Membaca, menulis, dan berhitung. Guru-guru: persyaratannya longgar Bahasa pengantar: Bahasa daerah/Melayu Pada tahun 1914 sekolah kelas I diubah menjadi HIS (Hollands Inlandse School) dengan bahasa pengantar bahasa Belanda, sedangkan sekolah kelas II tetap atau disebut juga sekolah vervolg (sekolah sambungan) dan merupakan sekolah lanjutan dari sekolah desa yang mulai didirikan sejak tahun 1907.

Sumber: “Pendidikan di Indonesia pada Masa Penjajahan Belanda”, Azkia, Makalah 15 April 2010, pada https://zafar14.wordpress.com/tag/pendidikan-di-indonesia-pada-masa-penjajahan-belanda/

Sekolah untuk anak keluarga ningrat atau bangsawan, tokoh-tokoh terkemuka atau pegawai negeri adalah HIS (Hollandsch Inlandscheschool) 7 tahun yang sering juga disebut Sekolah Bumiputera Belanda yang berbahasa pengantar bahasa Belanda. Sedangkan, untuk anak rakyat jelata dapat bersekolah di Sekolah Bumiputera (Indlancsheschool) 5 tahun yang berbahasa pengantar bahasa daerah. Kemudian, anak-anak pribumi tamatan MULO dapat masuk ke Kweekschool (KS atau sekolah

Page 18: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 9 -

guru) atau Stovia (School Tot Opleiding van Inlansche Artsen) yang sering disebut juga sebagai Sekolah Dokter Jawa dengan masa belajar 7 tahun. Golongan kedua Sekolah-sekolah untuk golongan Timur Asing seperti Sekolah Cina 5 tahun yang berbahasa pengantar bahasa Cina dan HCS (Hollandsch Chineeseschool) 7 tahun yang berbahasa pengantar bahasa Belanda. Selain itu ada pula sekolah untuk anak keturunan Arab, yaitu Hollandsch Arabischeschool (HAS) dan untuk anak-anak orang Ambon, yaitu Ambonsche Burgerschool dan untuk anak-anak serdadu KNIL asal Ambon – Ambonsche Soldaten School (ASS) yang terdapat di kota-kota garnisun besar, seperti Magelang, Jakarta atau Padang. Selain itu, atas usaha swasta seperti Zending dan Missi didirikan pula sekolah Jawa-Belanda atau Hollandsch Javaanscheschool (HJS). Untuk anak bangsawan didirikan juga sekolah dasar khusus yang disebut Sekolah Raja (Hoofden School). Sekolah ini semula didirikan di Tondano pada tahun 1865 dan 1872 tapi kemudian diintegrasikan ke ELS atau HIS. Tamatan sekolah-sekolah ini dapat melanjutkan ke MULO dan seterusnya ke AMS (Algemeene Middelbar School yang dapat disetarakan dengan SMA sekarang) 3 tahun mirip HBS (Hoogere Burger School) atau sekolah menengah lanjutan dari ELS. Golongan ketiga Sekolah-sekolah untuk anak-anak Eropa, keturunan Timur Asing atau tokoh pribumi terkemuka dari pendidikan dasar s.d. pendidikan tinggi, yaitu ELS (Europesche Lagere School) 7 tahun yang berbahasa pengantar bahasa Belanda. Tamatannya melanjutkan ke HBS (Hoogere Burger School) 3 tahun dan 5 tahun atau Lyceum (Lycea) 6 tahun, Middelbare Meisjeschool 5 tahun, Rechts Hoogeschool 5 tahun, atau Geneeskundige Hoogeschool atau Sekolah Tinggi Kedokteran 8 setengah tahun dan Kedokteran Gigi 5 tahun. Sekolah dan kursus pada strata yang lebih tinggi yang didirikan Belanda antara lain GHS atau Sekolah Tinggi Kesehatan (Geneeskundige Hoogeschool), HAC atau kursus untuk akte mengajar (Hoofd Akte Cursus), RHS atau Sekolah Tinggi Hukum (Rechts Hoogeschool), THS atau Sekolah Tinggi Teknik (Technische Hogeschool), HKS atau Sekolah Tinggi Guru (Hogeere Kweekschool), HIK atau Sekolah Guru Belanda Bumiputera (Hollandsch Inlandsche Kweekschool) Di luar jalur resmi pemerintah Hindia Belanda, ada sekolah-sekolah partikelir (swasta), seperti sekolah Taman Siswa, perguruan rakyat, sekolah Kristen dan sekolah Katolik. Pada jalur pendidikan Islam ada pendidikan yang diselenggarakan oleh Perguruan Muhammadiyah, madrasah, dan pondok pesantren. Peraturan pendidikan dasar untuk masyarakat pada masa Hindia Belanda pertama kali dikeluarkan pada tahun 1848 dan disempurnakan pada tahun 1892. Peraturan yang disempurnakan itu menetapkan bahwa pendidikan dasar harus ada pada setiap karesidenan, kabupaten, kawedanan atau pusat-pusat kerajinan, perdagangan, atau tempat yang dianggap perlu. Peraturan yang terakhir (1898) diterapkan pada tahun 1901 setelah adanya Politik Etis atau Politik Balas Budi dari Kerajaan Belanda, yang diucapkan pada pidato penobatan Ratu Belanda Wilhelmina pada 17

Page 19: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 10 -

September 1901. Inti pidato itu berisi tiga hal penting, yaitu irigasi, transmigrasi, dan pendidikan. Pembedaan sistem persekolahan ini didorong oleh politik penjajah untuk tetap menjajah Indonesia melalui strategi divide et impera, memecah-mecah dan menguasai. Anak-anak Belanda dan turunan Eropa mendapatkan privilese istimewa agar tamatan perguruan ini tetap berperan sebagai pemimpin. Tamatan sekolah-sekolah untuk turunan Timur Asing, seperti Cina, Arab, dan India dapat menjadi penyanggah dalam beragam kegiatan perdagangan / ekonomi. Sedangkan, tamatan sekolah untuk anak pribumi dapat menjadi tenaga rendahan untuk mendukung administrasi Belanda sebagai juru tulis dan berbagai pekerjaan rendah lainnya, terutama sebagai pegawai rendah dalam berbagai kantor pemerintah, perusahaan, dan perkebunan pemerintah Belanda. Tenaga rendahan ini dapat dibayar murah sehingga pemerintah Belanda tidak perlu mendatangkan tenaga seperti ini dari negeri Belanda yang harus dibayar tinggi.

(Sumber: Jasin Anwar, 1987; Lima Puluh Tahun Perkembangan Pendidikan Indonesia; http://www.ngobrolaja.com/showthread.php?t=119659, Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas http://id.wikipedia.org/wiki/Hollandsch-Inlandsche_School, dan M.Ryzki Wiryawan yang diambil dari P. Swantoro, Dari Buku ke Buku, Gramedia : 2002, Keluarga EX-HIK Yogyakarta, Gema Edisi Yubileum, Forum Komunikasi keluarga Ex-HIK: 1987).

B. Kurikulum SD pada Masa Hindia Belanda Kurikulum adalah istilah yang dikenal kemudian di alam Indonesia merdeka yang secara resmi digunakan untuk memberi nama kepada kurikulum yang lahir tahun 1968 sebagai Kurikulum 1968. Pada masa penjajahan Belanda digunakan istilah leerplan atau rencana pelajaran yang memuat daftar mata pelajaran dan alokasi (penjatahan) waktu per mata pelajaran. Sedangkan, istilah leervak atau vak yang dipakai berarti mata pelajaran. Dalam buku ini: ● Rencana Pelajaran 1947 disebut penulis dengan istilah Kurikulum SD (Sekolah

Dasar) 1947 atau disingkat Kurikulum 1947 yang berlaku untuk SD sesuai dengan konteks bahasan, sedangkan jika disebut bersama-sama dengan kurikulum sekolah pada jenjang menengah akan digunakan istilah Kurikulum SD 1947, Kurikulum SMP 1947 atau Kurikulum SMA 1947;

● Rencana Pelajaran Terurai 1947 untuk Sekolah Rakyat dengan istilah Kurikulum SD 1947 atau Kurikulum 1947;

● Rencana Pendidikan Dasar 1964 dengan istilah Kurikulum SD 1964 atau Kurikulum 1964;

● Kurikulum SD 1968 atau Kurikulum 1968; ● Kurikulum SD 1975 atau Kurikulum 1975; ● Kurikulum SD 1994 atau Kurikulum 1994; ● Kurikulum Berbasis Kompetensi 2004 dengan Kurikulum 2004; ● Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 dengan Kurikulum 2006; dan ● Kurikulum 2013

Tanpa merinci jumlah jam per minggu mata-mata pelajaran pada berbagai jenis sekolah dasar pada zaman Belanda seperti dikemukakan Nasution (2995) disajikan berikut ini.

Page 20: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 11 -

Tabel 2.1 Struktur program kurikulum pada sekolah dasar di zaman Belanda

ELS HIS HCS Eerste Inlandschesc

hool

Tweede Indlandschesc

hool

Volkschool (Sekolah Desa)

Pelajaran Wajib: Membaca Menulis Berhitung Bahasa Belanda Sejarah Ilmu Bumi Pelajaran Tambahan: Bahasa Prancis Bahasa Jerman Bahasa Inggris Sejarah Dunia Matematika * Kesenian/Keterampilan Pendidikan Jasmani

Membaca Menulis Berhitung Bahasa Belanda Ilmu Bumi Bahasa Daerah Bahasa Indonesia Bahasa Jawa ** Bahasa Jerman Bahasa Inggris Sejarah Dunia Matematika * Kesenian/Keterampilan Pendidikan Jasmani

Bahasa Cina Bahasa Inggris Bahasa Prancis Bahasa Belanda Berhitung Membaca Menulis Sejarah Ilmu Bumi Sejarah Dunia Matematika * Kesenian Pendidikan Jasmani

Membaca & Menulis Bahasa Daerah Bahasa Indonesia Berhitung Ilmu Bumi Indonesia Bahasa Belanda Ilmu Alam Sejarah Lokal Menggambar Ukur Tanah Menyanyi

Bahasa Indonesia Berhitung Menggambar Menyanyi Ilmu Bumi Ilmu Alam Bahasa Daerah Kesenian

Kelas I: Alfabet & Bahasa Indonesia Bercakap-cakap Berhitung Kelas II: Alfabet & Tulisan Arab Mendengar Kelas III: Ulangan Berhitung

Diolah kembali oleh penulis dari Ramli Murni, 2010

Catatan tambahan penulis: ELS: Europesche Lagere School atau Sekolah Rendah Eropa 7 tahun. HIS: Hollandsch Inlandscheschool atau Sekolah Bumiputera Belanda 7 tahun. HCS: Hollandsch Chineeseschool atau Sekolah Cina Belanda 7 tahun. Eerste Inlandscheschool: Sekolah Bumiputera Kelas I. Tweede Indlandsceschool: Sekolah Bumiputera Kelas II. Matematika * : Pada masa ini istilah Matematika belum dikenal. Kemungkinan mata pelajaran ini

terdiri dari Aljabar dan Ilmu Ukur. Bahasa Jawa **: Kemungkinan hanya berlaku di Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur

C. Foto-foto Keadaan Pendidikan pada Masa Hindia Belanda Berikut ini disajikan foto-foto yang menggambarkan keadaan pendidikan pada masa Hindia Belanda

Murid Vervolgschool, sekolah sambungan dari Sekolah Desa (Volksschool) melakukan gimnastik atau senam kesegaran jasmani Sumber:

COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Gymnastiekles_op_een_vervolgschool_te_Yogyakarta_Java_TMnr_10002292

Page 21: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 12 -

Pada sekolah desa digunakan bahasa daerah sebagai bahasa pengantar dan pada foto ini tampak penulisan bukan dalam aksara Latin tapi aksara Jawa.

Bapak Soerjoadipoetro di hadapan siswa keguruan pada sekolah gaya Tagore yang bernama

Nationaal Onderwijs Instituut Lembaga Pengajaran Bangsa Taman Siswa di Bandung.

Sumber:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_'De_heer_Soerjoadipoetro_houdt_een_voordracht_over_de_school_van_Tagore_voor_o.a._kwekelingen_

Sekolah seperti ini menggunakan bahasa Belanda sebagai bahasa pengantar

Di ruang kelas sekolah untuk anak pribumi

(collectie_tropenmuseum_onderwijs_op_java_tmnr_10000809)

Page 22: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 13 -

Anak keluarga kaya dan terhormat ke sekolah naik dokar atau delman Sumber: http://community.fansshare.com/pic24/w/paku-alam-

viii/369/3033_bk_tempo_doeloe.jpg

Ini adalah dokar atau delman yang digunakan Bung Hatta ketika bersekolah di Bukittinggi

dahulu pada zaman penjajahan Belanda (Foto penulis di Museum Bung Hatta di Bukittinggi)

Ibu Soerjoadipoetro sedang berbincang-bincang dengan siswi-siswi National Onderwijs Instituut Lembaga Pengajaran Bangsa Taman Siswa di Bandung (Foto koleksi KITLV)

Page 23: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 14 -

Ijasah kelas VI Sekolah Goebernemen Kelas Doea" Meisjes Vervolgschool"

Terdapat segel Nederland Indie 50ct dan lambang Je Maintiendrai Koleksi unik dunia pendidikan Tempo Deoloe

Sumber: http://bukutempodoeloe.blogspot.co.id/2015/09/sttb-antik-jaman-belanda-tahun-1932.html

Sekolah di kampoeng di Soemba, NTT. Sedang diinspeksi pengawas sekolah pada masa

penjajahan Belanda Sumber:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Schoolopziener_F._van_Dijk_inspecteert_een_afgelegen_kampongs

chool_op_Sumba_TMnr_10001365

Page 24: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 15 -

Ijazah Meisjes Vervolgschool (Sekolah Sambungan khusus untuk wanita) di Mojokerto, Jawa

Timur, tahun1937

Ijazah Meisjes Vervolgschool di Garut, Jawa Barat, tahun 1941

Page 25: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 16 -

Ijasah Sekolah Desa di Mojokerto tahun 1922

Surat tanda tamat belajar volkschool di Pasuruan tahun 1941

Sumber: http://djejakmasa.blogspot.co.id/2011/12/

Page 26: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 17 -

Ijasah MULO (setingkat SMP) tahun 1933. Sumber:

https://komunitasaleut.com/2010/page/10/

Tampak siswa turunan Belanda naik mobil sekolah perkebunan di Pengalengan, Jawa Barat

(Foto by Melanie Tersteege Deijkerhoff, 1940 Source: JavaPost Dagelijks)

Page 27: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 18 -

Kelas lima sekolah pribumi Modjowarno di Jawa Timur. Seorang siswa calon guru sedang

mengajar, didampingi seorang guru pribumi

Ruang menggambar sekolah guru di Jawa

Sekelompok siswa HIS sedang mengunjungi Cisarua di bawah pengawasan siswa Hogeere Kweekschool (sekolah pendidikan guru) Bandung di tahun ajaran 1925-1926

Page 28: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 19 -

Sekolah pribumi di Barabai, Kalimantan Selatan Sumber: https://nl.wikipedia.org/wiki/Barabai

Sekolah pribumi (1915 – 1949) pada perusahaan Tanjung Morawa Senembah, Sumatera

Utara Sumber:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Onderwijs_op_een_Inlandsche_school_op_de_onderneming_Tandjo

ng_Morawa_van_de_Senembah_Maatschappij_TMnr_60024788.jpg

Sekolah swasta pribumi di Bogor, Jawa Barat

Sumber:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Particuliere_inlandse_school_te_Buitenzorg_Java_TMnr_10002304.jpg

Page 29: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 20 -

Siswa dari Hogeere Kweekschool (HKS) di Bandung mengajar senam anak-anak murid dari

Hollands Inlandseschool (HIS) tahun ajaran 1925-1926

Anak-anak sekolah sedang melakukan gerak badan di Mamasa, Toraja, Sulawesi

Sumber:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Gymnastiekles_te_Mamasa_Toraja_Sulawesi_TMnr_10001367

Page 30: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 21 -

Rapor sekolah zaman Belanda dari Sekolah St. Ursula, Bandung, tahun ajaran 1933 – 1934

(Sumber: https://m.kaskus.co.id/thread/530b717b59cb1794088b4680/ada-yg-punya-lebih-jadul-dari-ini/

Page 31: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 22 -

Bab III Kurikulum SD pada Masa Pendudukan Jepang A. Kebijakan Pendidikan pada Masa Pendudukan Jepang Pada masa pendudukan Jepang, sekolah-sekolah berbahasa Belanda ditutup. Sering dikatakan dalam literatur oleh banyak kalangan bahwa pada masa pendudukan Jepang, seluruh sekolah dasar hanyalah berbentuk SR atau Sekolah Rakyat

(Kokumingakkō), dengan lama belajar 6 tahun. Ini tidak benar. karena menurut

bunkyō no gaikyō, bab 2, dan gakkōkyouiku (pendidikan formal), bagian 2,

kankōritsushokyōiku (Sekolah Negeri dan Swasta), ada beberapa model Sekolah

Rakyat. Pertama, Sekolah Rakyat (Kokumingakō) yang memberikan pelajaran dasar

(shotōka) dan pelajaran lanjutan atau komprehensif (futsūka), masing-masing

diselenggarakan dalam 3 tahun. Kedua, Sekolah Pertama (otōkokumingakkō), yang hanya memberikan pendidikan selama 3 tahun. Ketiga, Sekolah Rakyat yang hanya

memberikan pendidikan komprehensif (disebut Futsūka kokumingakkō). Sekolah jenis ini memiliki tipe yang lain, yaitu sekolah 4 tahun dan sekolah 7 tahun. Pada tahun ajaran 1944, semua sekolah jenis ini dijadikan sekolah 3 tahun dan semua

Sekolah Rakyat (Shotōkokumingakkō) dijadikan sekolah 6 tahun. (Sumber: bunkyō no

gaikyō : halaman 34-35 seperti dikutip Ramli Murni, 2010). Dengan demikian, masa pendudukan Jepang menyediakan jalan untuk menyederhanakan dan menyeragamkan sistem persekolahan yang bermacam-macam yang berciri diskriminatif. Penyederhanaan dan penyeragaman itu telah mulai diusahakan tetapi belum tuntas, karena masa pendudukan Jepang hanya berlangsung sekitar 3 tahun. Yang cukup menonjol adalah usaha Jepang mendorong sekolah pada tingkat dasar ini terbuka bagi penduduk Indonesia tanpa diskriminasi ras dan suku, tanpa diskriminasi pangkat dan kedudukan sosial. Keadaan sekolah dasar sebelum dan sesudah pendudukan Jepang di Indonesia kurang jelas karena langkanya data otentik. Dokumen militer Jepang yang disebut

‘Jawa ni okeru bunkyō no gaikyō’ menjadi satu sumber yang penting tentang hal ini. Jumlah sekolah dasar dan siswa dilaporkan menurun drastis. Namun, dalam artikel Murni Ramli (Pascasarjana Pendidikan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Universitas Nagoya, Jepang) “Primary School System in Java Before and Under Japanese Occupation (1940 – 1944)”, dikemukakan bahwa jumlah sekolah dasar tidak menurun secara signifikan, dan bahkan jumlah siswa meningkat di Jawa. Sistem satu guru dua kelas dan satu ruang untuk dua kelas diterapkan untuk menanggulangi kekurangan guru. Kurikulum “di-Jepang-kan” melalui penerapan mata pelajaran baru, seperti bahasa Jepang, pendidikan mental, pendidikan jasmani, dan kegiatan keterampilan. Sekolah dasar pada masa pendudukan Jepang

Page 32: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 23 -

menekankan pendidikan praktis, tidak seperti sistem Belanda yang berciri akademis. Pendudukan Jepang hanya berlangsung tiga setengah tahun, namun muncul kebijakan pendidikan penting yang membuka jalan diterapkannya sistem 6 tahun sekolah dasar, 3 tahun sekolah menengah pertama, dan 3 tahun sekolah menengah atas (sistem 6 – 3 – 3). Pendidikan jasmani atau senam fisik sudah ada sejak masa

penjajahan Belanda, namun senam fisik yang disebut taisō secara rutin dipraktikkan pagi hari pada waktu yang “sama” di seluruh Indonesia. Ada yang berpendapat bahwa kebiasaan ini merupakan asal-mula senam pagi yang diwajibkan di semua sekolah dan kantor pemerintah pada salah satu hari dalam seminggu selama yang jamak dilakukan di era Orde Lama dan kemudian ditekankan di era pemerintahan Orde Baru di bawah Presiden Soeharto. R.Thomas Murray (1966 seperti yang dikutip Murni Ramli) mengungkapkan beberapa kebijakan oleh militer Jepang di Indonesia, yaitu: ● Menghapus bahasa Belanda di sekolah-sekolah; ● Melarang penggunaan dan pengajaran bahasa Inggris dan Prancis di sekolah

menengah dengan alasan itu adalah “bahasa musuh”; ● Memasukkan pengajaran bahasa Jepang di sekolah dasar dan menengah; ● Menetapkan bahasa Melayu / bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yang

digunakan di sekolah dan pemerintahan. ● Menekankan kegiatan jasmani dan mengintensifkan latihan militer di sekolah

menengah; ● Menerapkan pekerjaan tangan atau kerja bakti untuk mendukung perang dan

memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti menanam sayur, beternak ikan atau hewan;

● Mereorganisasi beberapa sekolah menengah Belanda menjadi sekolah kejuruan; ● Menghapus pengajaran sejarah Belanda dan Eropa dan menggantinya dengan

sejarah Asia dan Indonesia. (Sumber: Murni Ramli pada International Journal of History Education No 1. Vol. XI, June 2010)

Murid sekolah memegang bendera Jepang depan militer Jepang Sumber: http://sumeneptempodulu.blogspot.co.id/2015/08/sumenep-pada-masa-pendudukan-jepang.html

Page 33: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 24 -

Pendidikan pada masa pendudukan Jepang. Lebih banyak kegiatan barsi-berbaris. (Foto/wikipedia/tropenmuseum.nl/blogspot)

Ijazah Kokumin Gakko atau Sekolah Rakyat berlatar belakang bendera Hinomaru (Sumber: http://bloggerpurworejo.com/2009/08/mengenang-%E2%80%9Ckokumin-gakko%E2%80%9D-

sekolah-rakyat-jaman-jepang/)

Page 34: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 25 -

Boekoe Laporan Moerid Sekolah Pertoekangan di Jogjakarta tahun 2603-2604 menurut Kalender Showa. Tahun Masehi 1943-1944

Page 35: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 26 -

Tentara pelajar di masa pendudukan Jepang Sumber:https://www.slideshare.net/MuliaFathan/sejarah-masa-penjajahan-jepang-di-indonesia-tingkat-xi-ma-sederajat

Latihan kemiliteran pada masa pendudukan Jepang Sumber:https://belajar.kemdikbud.go.id/sumberbelajar/tampilajar.php?ver=12&idmateri=116&lvl1=2&lvl2=0&lvl3=0&kl=8

Page 36: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 27 -

Senam pagi atau taiso pada masa pendudukan Jepang

Sumber:https://www.google.co.uk/search?hl=en&site=imghp&tbm=isch&source=hp&biw=1002&bih=463&q=sekolah+masa+pendudukan+jepang&oq

Latihan berbaris di sekolah pada masa pendudukan Jepang

Sumber: http://www.guruips.com/2016/05/dampak-pendudukan-jepang-di-indonesia.html

Page 37: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 28 -

Adegan di panggung sandiwara pada masa pendudukan Jepang /Fadjar Masa Kebanyakan sekolah rakyat 6 tahun di Jawa menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa pengantar, seperti bahasa Melayu, Jawa, Sunda, dan Madura. Siswa yang menyelesaikan sekolah rakyat hanya sampai dengan kelas V tidak menerima ijasah kelulusan, tapi menerima semacam surat tanda tamat belajar yang dapat digunakan untuk bekerja di masyarakat. Sedangkan, siswa yang sampai kelas VI atau sampai 7 tahun di sekolah rakyat mendapatkan ijasah kelulusan yang dapat digunakan untuk melanjutkan ke sekolah menengah. Kedua sistem sekolah dasar ini diadopsi oleh Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BP-KNIP) dalam proposalnya pada tahun 1946 seperti dikutip Tilaar (1995:72). Namun, Panitia Penyelidik Pengajaran pada tahun 1947 hanya menerima sekolah rakyat 6 tahun dan menghapuskan tipe-tipe sekolah yang lain. B. Kurikulum SD pada Masa Pendudukan Jepang Literatur tentang kurikulum pada masa pendudukan Jepang amat langka. Karena itu, pada bagian ini hanya dikemukakan tentang struktur program kurikulum Sekolah Rakyat 6 tahun yang berisi daftar mata pelajaran dan alokasi waktu tiap mata pelajaran per minggu.

Tabel 3.1 Daftar Jam Pelajaran bagi Sekolah Rakyat pada Masa Pendudukan Jepang

No. Mata Pelajaran Kelas

I II III IV V VI 1 Pendidikan semangat 2 2 2 2 2 2 2 Bahasa Jepang 3 4 5 6 6 6 3 Bahasa Indonesia - - 4 4 5 5 4 Bahasa Daerah 6 6 4 3 3 2 5 Sejarah - - - 1 1 1 6 Ilmu Bumi - - - 1 2 1 7 Berhitung 4 5 5 4 4 4 8 Ilmu Alam - - - 1 1 2 9 Pendidikan Jasmani 3 3 3 3

Page 38: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 29 -

10 Seni Suara 4 4 2 2 1 1 11 Kaligrafi 1 1 1 1 0 0 12 Pertukangan Kayu 2 2 2 2 2 2 13 Menggambar 2 2 1 1 1 1 14 Latihan Kerja - - 1 1 1 1 15 Ekonomi / Industri - - - 1 2 2 16 Pekerjaan Rumah Tangga - - - 1 2 3

Jumlah seluruhnya 24 26 30 34 (35) 36 (38) 36 (38)

Angka total dalam kurung adalah jumlah jam per minggu untuk sekolah anak perempuan. (Sumber: bunkyō no gaikyō seperti ditulis Ramli Murni, 2010)

Sistem pendidikan di masa pendudukan Jepang Amatilah bagan berikut ini.

Bagan Sistem pendidikan pada masa pendudukan Jepang (1942-1945) Sumber : Bunkyō no gaikyō:12

Tentara Jepang menduduki Indonesia dimulai dari menyerbu dan menduduki Tarakan pada tanggal 8 Maret 1942. Kurang dari 2 bulan kemudian, menurut

bunkyō no gaikyō, ada 8 ordonansi yang ditetapkan pada tahun 1942 dan sekitar 30 dekrit yang dikeluarkan pada tahun 1943 yang berhubungan dengan sistem

16

15

14

13

12 syotou Teacher Training Women Middle

11 chuugakkou Up.Sec.School Center Vocational School

10 kyouin Koutou Kyoushi (Joshisyotou

9 youseisyo chuugakkou youseisyo syokugyougakkou) Teacher

8 Agriculture Girls Mid.Sec.School Girls's Art School School Indust. School Comm.School Tech.School

7 School Joshisyotou Joshigigei (Sihan Kougyou Syougyou Syokko

6 (Nougakkou) chuugakkou gakkou gakkou) gakkou gakkou gakkou

5

4

3

2

1

0

Syotoukokumingakkou

University

Up.Agric School

Joukyuunou

gakkou

Syotouchuugakkou

Kokumingakkou

Page 39: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 30 -

persekolahan. Pemerintah Belanda membangun sistem pendidikan yang lengkap pada tahun 1920 ketika sekolah menengah umum, AMS akhirnya didirikan. Sekolah desa 3 tahun, Vervolgschool 2 tahun, Sekolah Kelas Dua (Tweede Klassen School ) 5 tahun, Schakel School 5 tahun, dan Europeesche Lagere School (ELS) 7 tahun, Hollandsch Inladsche School(HIS), or Hollandsch Chineese School (HCS) tetap ada sampai dengan akhir penjajahan Belanda (tahun 1941). Berbagai tipe sekolah dasar dikelompokkan ke dalam dua tipe sekolah, yaitu Sekolah Rakyat yang masih menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa pengantar dan Sekolah Rakyat yang menggunakan bahasa Melayu atau bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar. Menurut Akta No. 3 tanggal 29 April 1942 tentang pembukaan kembali sekolah,

Shotōkokumingakkō merupakan hasil restrukturasi Sekolah Desa, Sekolah Sambungan (Vervolgschool), Sekolah Kelas Dua (Tweede Klassen School), dan Sekolah Sambungan Putri (Meisjesvervolgschool). Itu berarti sekolah-sekolah tersisa lainnya, yaitu Schakelschool, HIS, HCS, dan mungkin ELS dibuka kembali sebagai

Kokumingakkō. Sekolah-sekolah ini tampaknya tidak dibagi ke dalam sekolah untuk para elit dan sekolah bagi rakyat kebanyakan, tapi hanya berdasarkan lamanya sekolah dan bahasa pengantar.

Page 40: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 31 -

Bab IV Kurikulum SD pada Awal Kemerdekaan dan Masa Pemerintahan Orde Lama

A. Landasan Hukum Perubahan/Pengembangan Kurikulum Landasan hukum pengembangan kurikulum yang pertama sejak Indonesia merdeka, yaitu Kurikulum 1947, adalah Pancasila dan UUD 1945. Berdasarkan landasan ini, Menteri Pengajaran RI menerbitkan Instruksi Menteri tanggal 29 September 1945 tentang pedoman penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran, a.l. agar segala usaha pendidikan dan pengajaran berlandaskan dasar kebangsaan Indonesia, memelihara dan menguatkan “rasa cinta Nusa dan Bangsa dalam hati sanubari murid-murid dan pelajar-pelajar dengan memasukkan semangat kebangsaan dalam segala pelajaran, serta menghapuskan segala isi pengajaran yang dapat melemahkan semangat itu.” Landasan hukum Kurikulum 1964 adalah Manipol (Manifesto Politik) dan Usdek [UUD 1945, Sosialisme Indonesia, Demokrasi Terpimpin, Ekonomi Terpimpin, dan Kepribadian Indonesia dengan poros Nasakom (Nasional-Agama-Komunis)], sebagai kekuatan pelaksanaan dalam mencapai tujuan revolusi nasional. Kebijakan pendidikan berdasarkan Pancasila sebagai dasar pendidikan nasional. Landasan itu kemudian dijabarkan pada Tap MPRS No. II / MPRS / 1960: Politik dan sistem pendidikan nasional ... supaya melahirkan warga negara Indonesia yang berjiwa Pancasila ..., yang berjiwa patriot komplit, supaya melahirkan tenaga-tenaga kejuruan yang ahli dan berjiwa revolusi Agustus 1945, suatu politik dan sistem pendidikan yang menitikberatkan pendidikan kejuruan. Selanjutnya landasan hukum itu dijabarkan lagi ke dalam Undang-Undang Pokok Pendidikan, yaitu UU POKOK PENDIDIKAN No. 4 / 1950 (yo. No. 12 / 1954 Pasal 10, Ayat 1: Semua anak-anak yang sudah berumur 6 tahun berhak dan yang sudah berumur 8 tahun diwajibkan belajar di sekolah, sedikitnya 6 tahun lamanya. Kurikulum 1964 terbit tanpa keputusan Menteri tapi hanya dengan kata pengantar Pembantu Menteri Bidang Teknis Pendidikan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Landasan hukum Kurikulum 1947 dan Kurikulum 1964 dirangkum pada tabel berikut ini.

Page 41: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 32 -

Tabel 4.1 Landasan hukum pengembangan kurikulum pada awal kemerdekaan dan masa Orde Lama

Kurikulum Pancasila & UUD 1945

TAP MPR & GBHN UU Peraturan Pemerintah

Keputusan Menteri

1947 Pancasila dan UUD 1945 Instruksi Menteri Pengajaran RI 29 Sept 1945 tentang pedoman penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran, a.l. agar segala usaha pendidikan dan pengajaran berlandaskan dasar kebangsaan Indonesia, memelihara dan menguatkan “rasa cinta Nusa dan Bangsa dalam hati sanubari murid-murid dan pelajar-pelajar dengan memasukkan semangat kebangsaan dalam segala pelajaran, serta menghapuskan segala isi pengajaran yang dapat melemahkan semangat itu.”

1964 Manipol (Manifesto Politik) dan Usdek [UUD 1945, Sosialisme Indonesia, Demokrasi Terpimpin, Ekonomi Terpimpin, dan Kepribadian Indonesia dengan poros Nasakom (Nasional-Agama-Komunis)] sebagai kekuatan pelaksanaan dalam mencapai tujuan revolusi nasional. Kebijakan: Pancasila = dasar pendidikan nasional dan Pancawardhana = sistem pendidikan nasional.

Tap MPRS No. II / MPRS / 1960: Politik dan sistem pendidikan nasional ... supaya melahirkan warga negara Indonesia yang berjiwa Pancasila ..., yang berjiwa patriot komplit, supaya melahirkan tenaga-tenaga kejuruan yang ahli dan berjiwa revolusi Agustus 1945, suatu politik dan sistem pendidikan yang menitikberatkan pendidikan kejuruan.

UU POKOK PENDIDIKAN No. 4 / 1950 (yo. No. 12 / 1954 Pasal 10, Ayat 1: Semua anak-anak yang sudah berumur 6 tahun berhak dan yang sudah berumur 8 tahun diwajibkan belajar di sekolah, sedikitnya 6 tahun lamanya.

Terbit tanpa keputusan Menteri tapi hanya dengan kata pengantar Pembantu Menteri Bidang Teknis Pendidikan, Depdikbud.

Tanggal 29 Desember 1945 Badan Pekerja KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat) mengusulkan kepada Kementerian Pengajaran untuk segera menyusun pedoman pendidikan dan pengajaran, a.l.:

1) Sesuai dengan dasar susunan Negara Republik Indonesia, 2) Paham perseorangan haruslah diganti dengan paham kesusilaan dan rasa

peri kemanusiaan yang tinggi, 3) Sesuai dengan dasar keadilan sosial, semua sekolah harus terbuka untuk

tiap penduduk negara, 4) Untuk memperkuat kesatuan rakyat hendaklah diadakan satu macam

sekolah (yang lama belajarnya 6 tahun untuk tiap-tiap anak Indonesia) yang lambat laun harus dapat dilaksanakan secara merata.

(Sumber Jasin Anwar 1987 dari Soegarda Poerbakawatja, Pendidikan di Alam Indonesia Merdeka, Jakarta: Gunung Agung, 1972).

Dalam rapat-rapat Panitia Penyelidik Pengajaran, Ki Hadjar Dewantara menekankan pentingnya dasar kebangsaan yang dihubungkannya bukan hanya dengan UUD 1945, Pasal 31, Ayat 2 (sistem pengajaran nasional), tetapi juga dengan Pasal 32 (kebudayaan nasional Indonesia), Pasal 36 (Bahasa Indonesia), Pasal 27 Ayat 1 (persamaan kedudukan segala warga negara di dalam hukum dan pemerintahan) dan Ayat 2 (hak tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan kehidupan yang layak bagi kemanusiaan. “Teranglah dari fatsal-fatsal dalam Undang-Undang Dasar tersebut itu, bahwa pendidikan dan pengajaran di dalam Republik Indonesia haruslah berdasarkan kebudayaan dan kemasyarakatan bangsa Indonesia menuju ke arah kebahagiaan

Page 42: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 33 -

hidup batin serta keselamatan hidup lahir.” (Notula rapat Panitia Penyelidik Pengajaran, 12-5-1946 dan lampirannya). Di samping dasar kebangsaan, sila-sila lain pun digunakan sebagai dasar untuk menentukan isi pendidikan dan pengajaran. Misalnya, Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, dengan menunjuk Pasal 29 UUD 1945 sebagai dasar untuk mengusulkan dimasukkannya pelajaran agama ke dalam rencana pelajaran sekolah-sekolah negeri. Dalam pembicaraan komisi-komisi Panita Penyelidik, dasar kebangsaan sangat menonjol dalam menentukan isi dan susunan pendidikan dan pengajaran yang sesuai dengan nilai-nilai kebudayaan dan kebutuhan bangsa Indonesia. Tujuannya adalah untuk menarik garis pemisah yang tegas antara pendidikan dan pengajaran kolonial dan pendidikan dan pengajaran nasional. Ini adalah gambaran penerapan Pancasila dan kondisi yang melahirkan Rencana Pelajaran (Kurikulum) 1947. UU No. 4 Tahun 1950 tentang Dasar-dasar Pendidikan dan Pengajaran di Sekolah merumuskan tujuan kurikuler pendidikan rendah sebagai berikut: Kurikulum pendidikan rendah ditujukan untuk menyiapkan anak agar memiliki dasar-dasar pengetahuan, kecakapan, dan ketangkasan baik lahir maupun batin, serta mengembangkan bakat dan minat. B. Dasar Pengambilan Keputusan Kurikulum pada Awal Kemerdekaan s.d.

Masa Pemerintahan Orde Lama Sesuai dengan paparan tentang dasar keputusan tentang kurikulum seperti telah dikemukakan pada Bab I. Pendahuluan, berikut ini disajikan hasil kajian tentang dasar-dasar yang digunakan para pengembang kurikulum dalam menyusun Kurikulum 1947 dan Kurikulum 1964. Kurikulum 1952 tidak dimasukkan karena sumber kepustakaannya amat terbatas, hanya satu buku tentang Rencana Pelajaran Terurai untuk Sekolah Rakyat 3 dan 6 Tahun.

Tabel 4.2 Dasar pengambilan keputusan pada Kurikulum 1947 dan 1964

No Dasar keputusan

tentang kurikulum Kurikulum 1947 Kurikulum 1964

1 Alasan pedagogis yang sahih V Pengaruh psikologi belajar & praktik sekolah kebangsaan

# Dominan pengaruh politik

2 Bukti (evidensi) terbaik yang tersedia

V Pengalaman zaman penjajahan & sekolah kebangsaan

V Bukti pengalaman transisi dari penjajahan ke alam merdeka

3 Konteks tujuan pendidikan yang umum

V Pancasila, UUD 1945, warga negara yang humanis (Kepmen PP&K 1946)

V Manusia sosialis Indonesia (Tap MPRS No. II/1960)

4 Konteks keputusan sebelumnya & kebutuhan keputusan tambahan

V V

5 Paduan kekuatan pelajar, V Tuntutan pendidikan di V Tuntutan

Page 43: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 34 -

proses belajar, tuntutan masyarakat & mata pelajaran

alam kemerdekaan Pancawardhana & kerja tangan

6 Kerja sama orang yang terlibat & orang yang paling terkena dampak keputusan

X Hanya Panitia Penyelidik Pengajaran

X Hanya lembaga struktural Depdikbud

7 Fakta baru kehidupan seperti perkembangan ilmu, rasa persatuan & keanekaragaman

V Nasionalisme negara baru merdeka

V Nasionalisme & tuntutan perkembangan ilmu

8 Perbedaan individual siswa V Pengantar bahasa daerah & bahasa Indonesia

V Pengantar bahasa daerah & bahasa Indonesia

9 Pandangan realistis pengorganisasian: desain kurikulum, pengalaman siswa, pengaturan waktu

V Tampak dalam struktur program, mata pelajaran terpisah

V Mulai ide bidang studi

10 Pandangan tentang cara komunikasi & diseminasi kurikulum

X X

11 Pengalaman siswa yang tidak dapat diperoleh dengan memuaskan di luar sekolah

V V

C. Prinsip Pengembangan Kurikulum pada Awal Kemerdekaan s.d. Masa Orde Lama

Prinsip pengembangan kurikulum sering pula disebut sebagai asas pengembangan kurikulum. Yang dimaksudkan dengan asas ini adalah prinsip pedagogis dan didaktik pembaharuan kurikulum yang dijadikan pedoman untuk memilih bahan dan kegiatan belajar, menentukan luas dan urutan bahan dan kegiatan, serta menyusun metodologi pengajaran. Kurikulum 1947 Ada 5 prinsip (asas) pembaharuan yang melahirkan Kurikulum 1947, yaitu: 1. Asas pendidikan dan pengajaran sebagai alat pembangunan bangsa dan

negara. 2. Perkembangan yang seimbang dan harmonis. 3. Isi pengajaran yang praktis dan beban yang tidak terlalu berat. 4. Belajar aktif, kreatif, dan produktif. 5. Menyesuaikan pendidikan dan pengajaran dengan tingkat perkembangan

anak. Kelima prinsip atau asas ini amat dipengaruhi oleh gagasan sekolah kerja (Arbeitschule dalam bahasa Jerman, Doe-school dalam bahasa Belanda atau Doing School dalam bahasa Inggris) yang diperbincangkan dalam rapat-rapat Panitia Penyelidik Pengajaran, terutama dalam Komisi Penyelidik II (Sekolah Kerja, Pekerjaan Tangan, Gerak Badan, dan Sekolah Partikelir). Gagasan ini dilontarkan untuk mengganti model sekolah lama yang disebut sebagai ”lusiteren praat-school” (sekolah ”dengar dan bicara”). Dalam laporan komisi itu ditandaskan bahwa

Page 44: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 35 -

pembaharuan pendidikan untuk bangsa Indonesia akan berarti sebesar-besarnya jika pembaharuan itu akan menghasilkan:

a) Cara mendidik yang dapat membuat bangsa kita terlepas dari tradisi kolonial, dan dapat membangkitkan serta mengembangkan kekuatan kreatif sehingga bangsa kita dapat merupakan masyarakat yang kuat serta sehat, baik lahir maupun batin; dan

b) Cara mendidik yang membawa kita kepada martabat perikemanusiaan yang tinggi. Dalam sekolah kerja anak-anak dipimpin agar produktif dan berguna bagi masyarakat.

Melalui sekolah kerja anak dapat berkembang secara seimbang dan harmonis karena ciri pendidikan kolonial adalah terlalu intelektualistik atau terlalu menekankan perkembangan kecerdasan otak (intelek). Pendidikan nasional hendaknya menekankan keseimbangan antara perkembangan kecerdasan otak dan perkembangan watak, budi pekerti, jasmani dan rasa keindahan, antara perkembangan manusia sebagai pribadi dan sebagai warga negara dan anggota masyarakat, antara isi pelajaran teoritis dan yang praktis dan keterampilan tangan. Untuk itu, dalam memilih bahan pelajaran harus dijaga agar praktis atau relevan dengan kebutuhan anak, masyarakat, dan pembangunan bangsa serta tidak terlalu berat bagi anak. Gagasan sekolah kerja ini tampak juga pada prinsip belajar aktif, kreatif, dan produktif. Melalui sekolah kerja anak dipimpin agar produktif dan berguna bagi masyarakat. Untuk itu, sekolah harus berusaha agar:

a) Anak-anak bersifat aktif, kreatif, dan belajar atas dasar pengalaman; b) Anak-anak bisa mencari, mendapat, dan mempergunakan pengetahuan dan

pengalamannya; c) Perhatian dan usaha pendidikan dipusatkan pada keadaan dan jiwa anak; d) Anak-anak dapat menghasilkan barang sesuatu dengan kemauan dan

kekuatan sendiri; e) Anak-anak belajar menyediakan diri untuk keperluan masyarakat; f) Anak-anak kelak menjadi anggota masyarakat yang bertabiat sosial; dan g) Sekolah berwujud ’kuntum masyarakat’ dan kelas menjadi persekutuan

kerja. Berdasarkan prinsip-prinsip yang telah diuraikan, pendidikan dan pengajaran di sekolah rendah harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak, dengan selalu mengindahkan pusat-pusat perhatian murid serta batas-batas kejiwaan atau kesanggupannya yang berhubungan dengan umur, corak jiwa, sifatnya (laki-perempuan), agamanya, dan suasana lingkungan lainnya. (Laporan Komisi II dan Laporan Komisi Pekerja tentang Pengajaran Rendah, , Panitia Penyelidik Pengajaran, 1946). Konsep sekolah kerja tampaknya dipengaruhi aliran psikologi belajar inkuiri yang pada masa itu amat dipengaruhi pandangan-pandangan John Dewey tentang

Page 45: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 36 -

pendidikan progresif. Ia menandaskan bahwa pendidikan warga negara yang terlibat mengandung: ● Penghargaan terhadap keanekaragaman, dalam arti kemampuannya, minat, ide,

kebutuhan, dan identitas budayanya tiap individu harus diakui; dan ● Pengembangan kecerdasan kritis dan terlibat secara sosial yang memampukan

individu untuk memahami dan berpartisipasi secara efektif dalam urusan masyarakat setempat dalam upaya kerja sama untuk mencapai kebaikan umum.

Belajar berbasis inkuiri berhubungan dengan: ● Pertanyaan: muncul dari pengalaman. ● Bahan: bervariasi, otentik, menantang. ● Kegiatan: melibatkan, pengalaman konkret menggunakan tangan (hands-on

experience), membuat kreasi, bekerja sama, menghidupi peran baru. ● Dialog: mendengarkan orang lain; mengartikulasi pemahaman. ● Refleksi: mengekspresikan pengalaman; bergerak dari konsep baru ke tindakan.

John Dewey menandaskan bahwa dalam menghadapi sebuah dunia yang berubah, gunakanlah metode ilmiah: ● Menyadari suatu masalah ● Rumuskan masalah itu ● Ajukan hipotesis untuk memecahkannya ● Selidiki konsekuensi hipotesis dalam cahaya pengalaman ● Tes solusi yang paling mungkin Inti gagasan sekolah kerja digambarkan berikut ini.

Tampaknya para penyusun Kurikulum 1947 hendak meninggalkan konsepsi tradisional kurikulum ini, yang amat menekankan konten atau isi ilmu pengetahuan yang terlalu intelektualistis.

Page 46: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 37 -

Tampaknya melalui gagasan sekolah kerja, mereka menghendaki agar siswa-lah yang aktif mencari dan menemukan dalam dunia empirik dengan melakukan kegiatan belajar melalui dialog atau kerja sama antar-siswa. John Dewey mengatakan,“Education is life itself” (Pendidikan adalah kehidupan itu sendiri).

Page 47: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 38 -

Untuk itu, guru pun hendaknya melakukan hal yang sama dalam melakukan pengajaran yang berpusat kepada siswa (student-centered learning). John Dewey mengatakan, “True learning is based on discovery guided by mentoring rather than the transmission of knowledge” (Belajar yang benar lebih berdasarkan penemuan yang dibimbing melalui mentoring daripada transmisi pengetahuan).

Page 48: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 39 -

Siswa-lah yang melakukan aktivitas dalam siklus inkuiri ini

Kurikulum 1964 Pemikiran yang mendahului kelahiran Kurikulum 1964 menunjukkan keinginan yang kuat agar penyusunan kurikulum selalu didasarkan atas pertimbangan seberapa jauh program pengajaran atau kurikulum itu memberikan sumbangan bagi: 1. Kesejahteraan anak-anak didik di sekolah; 2. Pembangunan masyarakat di sekitar sekolah; dan

Page 49: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 40 -

3. Pembangunan bangsa dan negara dalam rangka mencapai tingkat hidup yang lebih tinggi bagi rakyat dan masyarakat Indonesia, lahir dan batin.

Keinginan itu tercermin pula dalam salah satu prinsip atau asas didaktik Kurikulum 1964 yang menyatakan bahwa semua pengetahuan dan kegiatan yang diajarkan haruslah fungsional praktis dalam arti berguna bagi anak dan masyarakat, sekarang dan di masa yang akan datang, dalam mencapai tiga kerangka tujuan revolusi nasional. Sehubungan dengan gagasan sekolah kerja dan pendekatan inkuiri tampaknya gagasan ini belum terwujud pada sekolah dasar. Namun, upaya pembaharuan pendidikan dan pengajaran telah mulai dilembagakan secara struktural pada awal tahun 1950-an. Kementerian PP dan K mulai mendirikan lembaga-lembaga yang diserahi tugas membuat pembaharuan kurikulum, seperti: ● Balai Pendidikan Pengetahuan Alam (Science Learning Center – STC) yang

bertugas menatar guru dan mengembangkan kurikulum IPA. ● Urusan Pengajaran Bahasa Indonesia dan Balai Bahasa Daerah (UPBID) dan

Urusan Pengajaran Ilmu Kemasyarakatan (UPIK) yang bertugas mengawasi dan membina mata pelajaran serta membantu mengembangkan dan memperbaiki mata pelajaran yang bersangkutan.

● Urusan penyelidikan (research) yang melanjutkan tugas Balai Penyelidikan dan Perancang Pendidikan dan Pengajaran (BP4) dalam menyelenggarakan sekolah-sekolah percobaan, mengembangkan tes hasil belajar, dan mengumpulkan statistik persekolahan. Kurikulum yang diujicoba merupakan revisi rencana pelajaran Sekolah Dasar yang berlaku waktu itu.

● Urusan Kewajiban Belajar yang menyelenggarakan percobaan pelaksanaan kewajiban belajar dan mengusahakan pembaharian isi pendidikan dan metode pengajaran, terutama Pendidikan Keterampilan.

● Urusan Pendidikan Taman Kanak-kanak dan Sekolah Rakyat (UPTK/SR) sebagai bagian Jawatan Pendidikan Umum bertugas dan bertanggung jawab dalam perencanaan, pengawasan, dan penilaian pendidikan, termasuk perencanaan kurikulum dan penyelenggaraan ujian negara, yaitu Ujian Masuk Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama secara rutin. Ketika Menteri Pendidikan Dasar dan Kebudayaan melalui Instruksi No. 2 tahun 1961 memerintahkan mengadakan pembaharuan kurikulum sesuai dengan sistem Pancawarhana, UPTK/SR-lah yang melaksanakan penyusunan kurikulum sekolah dasar yang baru (1961). Konsep kurikulum sekolah dasar yang baru kemudian diujicoba. Akan tetapi, upaya itu hanya berjalan dua tahun (1962 – 1963) karena perencanaan yang kurang sistematis dan matang serta biaya dan sarana yang serba kurang. Setelah Jawatan Pendidikan Umum dihapuskan pada tahun 1963, dibentuk Direktorat Pendidikan Prasekolah, Sekolah Dasar, dan Sekolah Luar Biasa. Direktorat baru ini meneruskan tugas UPTK/SR.

Upaya pembaharuan kurikulum yang mendahului Kurikulum 1964 tampaknya kurang membuahkan hasil yang diharapkan berkenaan dengan konsepsi sekolah kerja dan pendekatan inkuiri karena perencanaan yang kurang matang dan keterbatasan dana dan sarana.

Page 50: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 41 -

D. Ciri-ciri Manusia pada Kurikulum pada Awal Kemerdekaan s.d. Masa Orde Lama

Kurikulum 1947:

● Perasaan bakti kepada Tuhan YME; ● Perasaan cinta kepada ibu dan bapak; ● Perasaan cinta kepada alam, negara, bangsa, dan kebudayaan; ● Perasaan berhak dan wajib ikut memajukan negaranya menurut

pembawaan dan kekuatannya; ● Keyakinan bahwa orang menjadi bagian tak terpisahkan dari keluarga dan

masyarakat; ● Keyakinan bahwa orang hidup dalam masyarakat harus tunduk kepada tata

tertib; ● Keyakinan pada dasarnya manusia itu sama harganya karena itu harus

hormat-menghormati, berdasar rasa keadilan, dengan berpegang teguh atas harga diri sendiri;

● Keyakinan negara memerlukan warga negara yang rajin bekerja, tahu kewajiban, jujur dalam pikiran dan tindakan.

(Keputusan Menteri PP&K 1946 No. 1186/Bahg.A)

Tujuan institusional sekolah dasar pada Kurikulum 1947: Tujuan pendidikan di sekolah rendah, agar murid-murid lambat laun dengan rasa tanggung jawab:

● makin dapat menyelenggarakan sendiri kesehatannya, ● rasa bahagia, serta ● paham hidupnya bersama penyesuaian diri dengan corak kebangsaan

Indonesia (yang berdasar Ketuhanan YME dan kemanusiaan yang adil dan beradab), dan

● makin tegas hasratnya untuk mengembangkan (dan mempergunakan) jiwa-raganya ke arah keluhuran kebudayaan serta kemakmuran Republik Indonesia (sebagai negara kesatuan yang berbentuk kedaulatan rakyat dan keadilan sosial).

(Sumber: Laporan Panitia Penyelidik Pengajaran, Bagian Pengajarana Rendah, 1946)

Kurikulum 1964:

● Semangat patriot, ● Gotong royong, ● Bersahaja, ● Mengutamakan kejujuran, ● Mendahulukan kewajiban daripada hak, ● Mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi, ● Susila dan budi luhur, ● Kerelaan berkorban,

Page 51: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 42 -

● Hidup hemat, ● Disiplin, ● Kepandaian untuk menghargai waktu, ● Cara berpikir rasional dan ekonomis, ● Kesadaran bekerja untuk membangun dengan kerja keras.

(Sumber: Tap MPRS No. II/MPRS/1960: Gambaran manusia sosialis Indonesia yang dimuat juga dalam Lampiran Pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana 1961).

E.Perkembangan Struktur Program Kurikulum pada Awal Kemerdekaan s.d. Masa Orde Lama

Tabel 4.3 Daftar Jam Pelajaran bagi Sekolah Rakyat

Yang Berbahasa Daerah sampai Kelas III (Rencana Pelajaran 1947)

No. Mata Pelajaran Kelas Keterangan

I II III IV V VI 1 Bahasa Indonesia - - 8 8 8 8

Di Kelas I dan II lama tiap jam pelajaran: 30 menit; di Kelas IV ke atas: 40 menit

2 Bahasa Daerah 10 10 6 4 4 4 3 Berhitung 6 6 7 7 7 7 4 Ilmu Alam - - - - 1 1 5 Ilmu Hayat * - - - 2 2 2 6 Ilmu Bumi - - 1 1 2 2 7 Sejarah - - - 1 2 2 8 Menggambar - - - - 2 2 9 Menulis 4 4 3 3 - -

10 Seni Suara 2 2 2 2 2 2 11 Pekerjaan Tangan 1 1 2 2 2 2 12 Pekerjaan Keputrian ** - - - (1) (2) (2) 13 Gerak Badan *** 3 3 3 3 3 3 14 Kebersihan dan Kesehatan 1 1 1 1 1 1 15 Didikan Budi Pekerti

Jumlah **** 1

28 1

28 2

35 2

36 2

38 3

39 16 Pendidikan Agama *****

Jumlah seluruhnya -

28 -

28 -

35 2

38 2

40 2

41

Mencakup Ilmu Tumbuh-tumbuhan, hewan, dan tubuh manusia. ** Diadakan pada hari Jumat sesudah Pukul 11. *** Termasuk juga tari dan pencak. **** Berdasarkan Keputusan Menteri PP dan K 19 – 11-1946, No. 1153/A. ***** Berdasarkan Penetapan Bersama Menteri PP dan K dan Menteri Agama.

Page 52: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 43 -

Tabel 4.4 Daftar Jam Pelajaran bagi Sekolah Rakyat Yang berbahasa pengantar Bahasa Indonesia dari Kelas I (Rencana Pelajaran 1947)

No. Mata Pelajaran Kelas Keterangan

I II III IV V VI 1 Bahasa Indonesia 10 10 8 8 8 8

Di Kelas I dan II lama tiap jam pelajaran: 30 menit; di Kelas IV ke atas: 40 menit

2 Berhitung 6 6 8 7 7 7 3 Ilmu Alam - - - - 1 1 4 Ilmu Hayat * - - - 2 2 2 5 Ilmu Bumi - - 1 1 2 2 6 Sejarah - - - 1 2 2 7 Menggambar - - - - 2 2 8 Menulis 4 4 4 4 - - 9 Seni Suara 2 2 3 3 3 3

10 Pekerjaan Tangan 1 1 3 3 3 3 11 Pekerjaan Keputrian ** - - - (1) (2) (2) 12 Gerak Badan *** 3 3 3 3 3 3 13 Kebersihan dan Kesehatan 1 1 1 1 1 1 14 Didikan Budi Pekerti

Jumlah **** 1

28 1

28 2

33 2

35 2

36 3

36 15 Pendidikan Agama *****

Jumlah seluruhnya -

28 -

28 -

33 2

37 2

38 2

38 Mencakup Ilmu Tumbuh-tumbuhan, hewan, dan tubuh manusia. ** Diadakan pada hari Jumat sesudah Pukul 11. *** Termasuk juga tari dan pencak. **** Berdasarkan Keputusan Menteri PP dan K 19 – 11-1946, No. 1153/A. ***** Berdasarkan Penetapan Bersama Menteri PP dan K dan Menteri Agama.

Page 53: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 44 -

Tabel 4. 5 Daftar Jam Pelajaran bagi Sekolah Rakyat Yang diselenggarakan sore hari (Rencana Pelajaran 1947)

No. Mata Pelajaran I A B

II A B

III A B

IV A B

1 Bahasa Indonesia 7 - 7 - 8 8 8 8 2 Bahasa Daerah - 7 - 7 - 6 - 4 3 Berhitung 5 5 5 5 9 8 8 7 4 Ilmu Alam - - - - - - - - 5 Ilmu Hayat - - - - - - - - 6 Ilmu Bumi - - - 1 1 1 1 1 7 Sejarah - - - - - - 1 1 8 Menggambar 3 3 3 3 4 3 4 3 9 Menulis - - - - - - - -

10 Seni Suara 2 2 2 2 3 2 2 2 11 Pekerjaan Tangan 1 1 1 1 3 2 2 2 12 Pekerjaan Keputrian - - - - - - 1 1 13 Gerak Badan 3 3 3 3 4 3 4 3 14 Kebersihan dan Kesehatan 1 1 1 1 1 1 1 1 15 Didikan Budi Pekerti

Jumlah ** 1 1

23 23 1 1

23 24 2 1

35 35 2 2

36 36 16 Pendidikan Agama *****

Jumlah seluruhnya - -

23 23 - -

23 24 - -

35 35 2 2

36 38

Kelas A = Sekolah-sekolah yang berbahasa pengantar bahasa Indonesia dari kelas I. Kelas B = Sekolah-sekolah yang berbahasa pengantar bahasa daerah sampai kelas III. ** Berdasarkan Edaran Mengteri PP dan K 8-1-1947 No. 203/B.

Page 54: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 45 -

Ijasah Sekolah Rakyat 6 tahun di alam kemerdekaan (tahun 1956). Di balik ijasah ini tercantum nilai-nilai Ujian Negara

Page 55: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 46 -

Susunan Rencana Pelajaran 1964 masih sederhana, yaitu mencakup unsur pokok: dasar dan tujuan serta sistem pendidikan dasar, struktur program kurikulum, garis-garis besar program pengajaran (GBPP) tiap wardhana, dan pedoman pelaksanaan hari krida di sekolah dasar. Rencana pelajaran ini membedakan 2 macam struktur program, yaitu:

1) Untuk sekolah-sekolah yang menggunakan pengantar bahasa daerah dari kelas I sampai dengan kelas III.

2) Untuk sekolah-sekolah yang menggunakan pengantar bahasa Indonesia mulai kelas I.

Garis-garis besar susunan program pengajarannya dikemukakan berikut ini. Pertama, sesuai dengan struktur program itu, mata pelajaran atau bidang studi dikelompokkan sesuai dengan Pancawardhana menjadi 5 kelompok bidang studi, yaitu perkembangan moral, kecerdasan, emosional-artistik, keprigelan / keterampilan, dan jasmaniah. Kedua, susunan tiap wardhana adalah:

1) Uraian pendahuluan tentang komposisi bidang studi yang termasuk dalam wardhana yang bersangkutan, tujuan kurikuler yang hendak dicapai, kriteria pemilihan bahan, dan petunjuk praktis dalam memilih kegiatan yang relevan;

2) Tiap bidang studi dibagi menurut kelas, dan urutan bahan yang disesuaikan dengan tujuan kurikuler dan instruksional tiap bidang studi;

3) Tiap tujuan instruksional disertai bahan-bahan yang diajarkan dan petunjuk praktis dalam memilih dan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan tersebut; dan

4) Sistematika program pengajaran Pendidikan Agama belum disesuaikan dengan susunan seperti tersebut pada butir (2) dan (3) dan kurikulum Pendidikan Agama Islan disusun oleh Departemen Agama secara terpisah. Demikian juga halnya dengan kurikulum-kurikulum agama-agama lain, disusun oleh lembaga-lembaga keagamaan yang berwenang.

(Sumber: 50 Tahun Perkembangan Pendidikan Indonesia, Jakarta: Depdikbud, 1996)

Page 56: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 47 -

Tabel 4.6 Struktur Program dan Pembagian Waktu per Minggu Bagi sekolah dasar yang menggunakan bahasa pengantar bahasa daerah di Kelas I s.d. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964)

No. Wardhana / Bidang Studi Kelas Keterangan

I II III IV V VI

I PERKEMBANGAN MORAL: 1. Pendidikan Kemasyarakatan * 2. Pendidikan Agama / Budi

Pekerti

1 1

2 2

3 2

3 2

3 2

3 2

Kelas I dan II, 1 jam pelajaran: 30 menit; Kelas III s.d. VI: 30 menit.

II PERKEMBANGAN KECERDASAN 1. Bahasa Daerah 2. Bahasa Indonesia 3. Berhitung 4. Pengetahuan Alamiah

9 - 6 1

8 - 6 1

5 6 6 2

3 8 6 2

3 8 6 2

3 8 6 2

III PERKEMBANGAN EMOSIONAL / ARTISTIK: 1. Pendidikan Kesenian **

2

2

4

4

4

4

IV PERKEMBANGAN KEPRIGELAN: 1. Pendidikan Keprigelan ***

2

2

4

4

4

4

V PERKEMBANGAN JASMANI: 1. Pendidikan Jasmani /

Kesehatan

3

3

4

4

4

4

Jumlah 25 26 34 36 36 36

Integrasi Sejarah, Ilmu Bumi, dan Kewargaan Negara. ** Seni Suara / Musik, Seni Lukis / Rupa, Seni Tari, Seni Sastra / Drama. *** Pertanian, Peternakan, Industri Kecil, Pekerjaan Tangan, Koperasi / Tabungan, dan Keprigelan

lain-lain

Tabel 4.7 Struktur Program dan Pembagian Waktu per Minggu Bagi sekolah dasar yang menggunakan bahasa pengantar bahasa Indonesia dari Kelas I (Rencana Pendidikan 1964)

No Wardhana / Bidang Studi Kelas Keterangan

I II III IV V VI

I PERKEMBANGAN MORAL: 1. Pendidikan Kemasyarakatan * 2. Pendidikan Agama / Budi

Pekerti

1 1

1 2

4 2

4 2

4 2

4 2

Kelas I dan II, 1 jam pelajaran: 30 menit; Kelas III s.d. VI: 40 menit.

II PERKEMBANGAN KECERDASAN 1. Bahasa Indonesia 2. Berhitung 3. Pengetahuan Alamiah

9 6 1

8 6 1

9 6 2

9 6 2

9 6 2

9 6 2

III PERKEMBANGAN EMOSIONAL / ARTISTIK: 1. Pendidikan Kesenian **

2

2

4

4

4

4

IV PERKEMBANGAN KEPRIGELAN: 1. Pendidikan Keprigelan ***

2

2

5

5

5

5

V PERKEMBANGAN JASMANI: 1. Pendidikan Jasmani / Kesehatan

3

3

4

4

4

4

Jumlah 25 25 36 36 36 36

Integrasi Sejarah, Ilmu Bumi, dan Kewargaan Negara. ** Seni Suara / Musik, Seni Lukis / Rupa, Seni Tari, Seni Sastra / Drama.

Page 57: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 48 -

*** Pertanian, Peternakan, Industri Kecil, Pekerjaan Tangan, Koperasi / Tabungan, dan Keprigelan lain-lain

F. Perkembangan Komponen Kurikulum pada Awal Kemerdekaan s.d. Masa Orde Lama

Dari struktur kurikulum 1947 dan 1964 terlihat perbandingan mata pelajaran yang diajarkan pada masa itu. Tiap mata pelajaran terdiri dari beberapa komponen kurikulum. Dari segi komponen, kurikulum paling tidak mengandung 6 komponen, yaitu tujuan, materi atau bahan, metode atau kegiatan belajar, sumber belajar yang terdiri dari alat, bahan, sumber; (alat) penilaian, dan alokasi waktu. Pada bagian ini akan dikemukakan tentang perkembangan komponen kurikulum dengan memilih mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam sebagai contoh dan perbandingan umum sajian komponen kurikulum dalam dokumen kurikulum.

Komponen desain

• Tujuan – Apa yang harus dilakukan?

• Mata pelajaran – Mata pelajaran apa

yang harus dimasukkan?

• Metode & organisasi – Strategi

pengajaran, sumber, dan kegiatan apa

yang akan digunakan?

• Evaluasi – Metode dan alat apa yang

akan digunakan untuk menilai hasil?

Page 58: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 49 -

Gambar 4. 1 Unsur Kurikulum

Perkembangan komponen kurikulum

Dari segi komponen kurikulum, dikemukakan komponen-komponen kurikulum Kurikulum 1952 dan Kurikulum 1964. (Komponen Kurikulum 1947 tidak dikemukakan penulis dalam buku ini karena dokumen kurikulum yang diperoleh belum lengkap).

Sumber belajar

Alokasi waktu

Penilaian

Kegiatan belajar

Materi

Tujuan

UNSUR KURIKULUM

Page 59: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 50 -

Kurikulum 1952 Dari 6 komponen kurikulum seperti terlihat pada gambar di atas, Kurikulum 1952 berisi 2 komponen, yaitu bahan pengajaran (materi) dan apa yang dipentingkan dan peringatan, keindahan, dsb. (kegiatan belajar). Penyajian kurikulum ini dalam bentuk matriks yang terdiri dari 4 kolom. Berikut ini dikemukakan contoh dari Ilmu Hayat kelas IV SD dikemukakan berikut ini. Tabel 4.8 Bahan pengajaran mata pelajaran Ilmu Hayat kelas IV SD Kurikulum 1952 No. Bahan pengajaran

Apakah yang dipentingkan

Peringatan, keindahan, dsb.

1a. Biji Bagian 1a: 1. kulit ari (kulit tipis) 2. pusat biji (asal tumbuh-tumbuhan 3. keping (belahan), gunanya 1 - 3

1. Akar selalu menuju ke bawah, ke dalam tanah. 2. Batang selalu tegak ke luar di atas tanah. 3. Biji sedang tumbuh dapat mengangkat segumpal tanah, gunanya 1 – 3 (dengan tawakkal dan ketabahan hati tercapailah cita-cita. 4. Keping selalu susut dan hilang lenyap (ingatlah: manusia akan lenyap juga).

1b. Biji yang sedang tumbuh (kacang tanah, kedelai, jagung, dsb.)

Bagian 1b: 1. akar 2. batang 3. daun, gunanya 1 - 3

2 Akar (bandingkanlah akar kacang tanah dengan akar jagung)

Bangsa akar: 1. akar tunggang 2. akar serabut Bagian nomor 1 a. akar tunggang b. akar cabang c. akar rambut d. bulu akar e. tudung akar Bagian nomor 2 a. akar serabut b. – (tak ada) c. – (tak ada) d. bulu akar e. tudung akar

1. Biji berkeping dua: berakar tunggang. 2. Biji tunggal: berakar serabut 3. Bulu akar: pengisap makanan 4. Tudung akar: penjaga akar waktu menembus tanah. Tunjukkanlah: pembagian pekerjaan alam.

Page 60: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 51 -

Kurikulum 1964 Dari 6 komponen kurikulum, Kurikulum 1964 berisi 4 komponen, yaitu Tujuan, Bidang / Bahagian (materi), Kegiatan / alat, dan Keterangan / Petunjuk bagi Guru yang mengarah ke kegiatan belajar. Penyajian kurikulum ini dalam bentuk matriks yang terdiri dari 4 kolom. Berikut ini dikemukakan contoh dari Ilmu Pengetahuan Alamiah (IPA) kelas IV SD. Tabel 4.9 Bahan Pengajaran Mata Pelajaran IPA Kelas IV Kurikulum 1964

Tujuan Bidang / Bahagian

Kegiatan / Alat Keterangan / Petunjuk bagi Guru

Lihat tujuan pada kelas III

Sekolah: (Lihat petunjuk kelas III dan diperluas Peristiwa-peristiwa alam: hujan, sungai, banjir, angin, musim hijan / kemarau

Lihat petunjuk kelas III. Diperluas dan diperdalam dengan pengertian: Apa, Mengapa, dan Bagaimana. Mempergunakan alat-alat pembantu:

- Kartu-kartu catatan atau buku-buku

- Pengukur hujan, termometer, barometer

- Higrometer

- Himpunan batu-batuan; contoh tanah

- Gambar-gambar anatomi dan model-model

- Zat-zat penghilangan hama (disinfeksi)

- Gambar-gambar bakteri, dsb.

- Contoh-contoh makanan berasal dari tanam-tanaman

- Model matahari, bulan, bumi (dibuat dari kawat, kayu, bola, dsb.)

- Gambar-gambar dan peta

- Model-model, perkakas, dan mesin-mesin

1. Mempergunakan peristiwa-peristiwa alam itu untuk keperluan manusia.

2. Turut berusaha mengatasi kesulitan yang ditimbulkan oleh peristiwa atau bencana alam.

Membuat herbarium. Pemeliharaan aquarium. Pemeliharaan terrarium. Mempelajari anatomi sederhana badan manusia.

Untuk menjelaskan dan melengkapkan pengertian sebaiknya mempergunakan alat peraga dengan seefisien-efisiennya. (Kalau alat peraga tidak ada, dibuat bersama dengan anak-anak dalam waktu-waktu lain). Seandainya alat peraga tidak dapat dibuat oleh anak-anak dan guru, mintalah bantuan atau penerangan dari Balai Pendidikan Keperagaan dan Pengetahuan Alam. Kalau alat peraga tidak dapat diciptakan, anak diberi tugas untuk mengamati dan mencatat / menggambar hasil tanggapannya tentang sesuatu benda dalam segala hubungannya. Misalnya: bulan terang pada malam hari, cuaca baik, bintang-bintang di langit waktu malam hendaklah berdiri di tempat yang lapang sehingga terlihat cakrawala. Ini dibicarakan bila akibat peristiwa-peristiwa itu terasa di tempat itu. Peristiwa-peristiwa tersebut akan dibicarakan lebih mendalam di kelas V. a. Guru memberi penerangan

tentang guna herbarium, aquarium, dan terrarium.

b. Kegiatan-kegiatan ini hanya merupakan tambahan kegiatan pertanian, peternakan, perikanan, dsb.

Page 61: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 52 -

Bab V Kurikulum SD pada Masa Pemerintahan Orde Baru Pemerintahan Orde Baru mengoreksi pemerintahan Orde Lama. Orde Baru bertekad melaksanakan Undang-Undang Dasar 1945 secara murni dan konsekuen. Karena itu, disusunlah Kurikulum 1968 berdasarkan Pancasila, seperti yang terkandung dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. (Departemen P dan K, Kurikulum Sekolah Dasar, Jakarta: 1968). Dengan demikian, Kurikulum 1968 disusun pada awal Orde Baru untuk mengoreksi penyimpangan tujuan dan dasar pendidikan pada Kurikulum 1964 di masa Orde Lama. A. Landasan Hukum Perubahan/Pengembangan Kurikulum

Tabel 5.1 Landasan Hukum Pengembangan Kurikulum pada Awal Masa Orde Baru

Kuri-kulum

Pancasila & UUD 1945

TAP MPR & GBHN

UU Peraturan Pemerintah

Keputusan Menteri

1968 Pancasila dan UUD 1945

Tap MPRS No. XXVII/1966 tentang tujuan dan isi pendidikan nasional.

Kurikulum harus memberikan kemungkinan perkembangan maksimal terhadap cipta, rasa, karsa, dan karya anak yang sedang berkembang menjadi manusia yang bermental-moral-budi pekerti luhur dan kuat keyakinan agamanya, yang tinggi kecerdasan dan terampil dalam pembangunan dan yang memiliki fisik yang sehat dan kuat, sebagai manusia Pancasila. Terbit tanpa keputusan Menteri tapi hanya dengan kata pengantar resmi Direktur Jenderal Pendidikan Dasar.

1975 Pancasila dan UUD 1945

TAP MPR tahun 1973: Dasar dan arah pembangunan di bidang pendidikan GBHN 1973: Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia.

Keputusan Mendikbud (Sjarif Thajeb) No. 008c/U/1975 tentang Pembakuan Kurikulum Sekolah Dasar

1984 Pancasila dan UUD 1945

Tap MPR No. IV/MPR/1978 tentang GBHN (Agama dan Kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Sosial-budaya: Dasar & tujuan pendidikan nasional. Unsur dalam GBHN 1983 tentang Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa dalam rangka Pendidikan Pancasila

Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Keputuran Mendikbud No. 026/U/1985 tentang Pelaksanaan GBPP Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa pada jenjang pendidikan dasar dan menengah

Page 62: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 53 -

1994 Pancasila dan UUD 1945 1945: Mencerdaskan Kehidupan bangsa Mengusahakan & menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional

TAP MPR No. II/MPR/1993 yang berisi tujuan pendidikan nasional

UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional: Tujuan pendidikan nasional (Pasal 4) Fungsi pendidikan nasional Hak warga negara memperoleh pendidikan (Pasal 3, 5, 6). Tanggung jawab penyelenggaraan pendidikan: keluarga, masyarakat, pemerintah (Penjelasan). Isi kurikulum pendidikan dasar tentang bahan kajian dan pelajaran (Pasal 39 & Penjelasan)

PP No. 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar: Tujuan pendidikan dasar: bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan kehidupan & mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan menengah. Jabaran tujuan SD: (Pasal 14)

Keputusan Mendikbud (Fuad Hassan) No. 060/U/1993 tentang Kurikulum Pendidikan Dasar

Kurikulum SD 1968 terdiri dari 4 unsur pokok, yaitu dasar, tujuan, dan asas-asas pelaksanaan pendidikan nasional Pancasila di sekolah dasar; struktur program atau kerangka kurikulum sekolah dasar; bahan pendidikan atau GBPP; serta pedoman evaluasi atau pengisian dan penggunaan buku rapor murid sekolah dasar. Dasar, tujuan, dan asas pendidikan nasional Pancasila di sekolah dasar meliputi prinsip-prinsip berikut ini. Pertama, prinsip umum pelaksanaan pendidikan nasional Pancasila yang meliputi 3 hal, yaitu prinsip integritas, kontinuitas, dan sinkronisasi. Kedua, landasaan idiil yang terdiri dari 3 ketentuan pokok, yaitu dasar pendidikan nasional adalah falsafah negara Pancasila, tujuan pendidikan nasional adalah membentuk manusia Pancasila sejati, dan isi pendidikan nasional terdiri dari 3 hal, yaitu mempertinggi mental budi pekerti dan memperkuat keyakinan agama, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan serta membina / memperkembangkan fisik yang kuat dan sehat. Ketiga, prinsip umum pembinaan kurikulum meliputi 3 hal, yaitu kriteria pemilihan bahan atau isi kurikulum, prinsip-prinsip didaktik-metodik, dan sistem evaluasi yang meliputi prinsip-prinsip evaluasi yang bersifat menyeluruh, kontinu, dan objektif. Adapun yang menjadi objek penilaian adalah program, proses dan hasil, serta fungsi penilaian. Keempat, prinsip-prinsip pendidikan sekolah dasar mencakup 2 hal, yaitu tujuan pendidikan sekolah dasar dan garis-garis besar kurikulum sekolah dasar yang dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu kelompok pembinaan jiwa Pancasila, kelompok pembinaan pengetahuan dasar dan kelompok pembinaan kecakapan khusus.

Page 63: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 54 -

Kelima, asas-asas didaktik-metodik sekolah dasar yang uraiannya sama dengan yang tercantum di dalam rencana pendidikan tahun 1964. Selama periode Repelita I sampai IV, sistem pendidikan nasional masih didasarkan pada dua undang-undang yang belum mencerminkan adanya kesatuan sistem pendidikan nasional. Masih berlakunya Undang-Undang No. 4 Tahun 1950 yo Undang-Undang No. 12 Tahun 1954 dan Undang-Undang No. 22 Tahun 1961 sering dipandang sebagai suatu kendala yang cukup mendasar bagi pembangunan pendidikan yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945. Undang-undang itu tidak mencerminkan landasan kesatuan sistem pendidikan nasional karena didasarkan pada Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Serikat juga tidak sebagaimana diamanatkan UUD 1945. (Sumber: 50 Tahun Perkembangan Pendidikan Indonesia, Jakarta: Depdikbud, 1996)

TAP MPR tahun 1973: Pembangunan di bidang pendidikan didasarkan atas Falsafah Negara Pancasila dan diarahkan untuk membentuk manusia pembangunan yang ber-Pancasila dan untuk membentuk Manusia Indonesia yang sehat jasmani dan rohaninya, memiliki pengetahuan dan keterampilan, dapat mengembangkan kreativitas dan tanggung jawab, dapat menyuburkan sikap demokrasi dan penuh tenggang rasa, dapat mengembangkan kecerdasan yang tinggi dan disertai budi pekerti yang luhur, mencintai bangsanya dan mencintai sesama manusia sesuai dengan ketentuan yang termaktub dalam UUD 1945. Tap MPR No. IV/MPR/1978 tentang GBHN (Agama dan Kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Sosial-budaya): Dasar & tujuan pendidikan nasional. Ditegaskan bahwa “Pendidikan nasional berdasarkan atas Pancasila dan bertujuan untuk:

meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,

kecerdasan, keterampilan,

mempertinggi budi pekerti,

memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan agar dapat

menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.

UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional:

Tujuan pendidikan nasional (Pasal 4)

Fungsi pendidikan nasional: mengembangkan kemampuan, meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia.

Hak warga negara memperoleh pendidikan (Pasal 3, 5, 6).

Page 64: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 55 -

Tanggung jawab penyelenggaraan pendidikan: keluarga, masyarakat, pemerintah (Penjelasan).

Isi kurikulum pendidikan dasar tentang bahan kajian dan pelajaran (Pasal 39 & Penjelasan)

PP No. 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar: Tujuan pendidikan dasar: memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan kehidupan dan mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan menengah. Jabaran tujuan SD: Memberikan bekal kemampuan dasar “Baca-Tulis-Hitung”, pengetahuan dan keterampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa sesuai tingkat perkembangan dan mempersiapkan mengikuti pendidikan di sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP). Isi kurikulum pendidikan dasar tentang bahan kajian dan pelajaran (Pasal 14) Pendidikan dasar (basic education) Berdasarkan Undang-Undang Pendidikan tahun 1950 yunto Tahun 1954, pendidikan dasar dimaksudkan hanya mencakup sekolah dasar. Sejak diterbitkan Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan dasar adalah pendidikan umum yang lamanya sembilan tahun, yang diselenggarakan enam tahun di sekolah dasar dan tiga tahun di sekolah lanjutan tingkat pertama atau satuan pendidikan yang sederajat. Tujuan pendidikan dasar adalah untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara dan umat manusia, serta mempersiapkan peserta didik mengikuti pendidikan menengah. Bentuk satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan program 6 tahun terdiri atas sekolah dasar (umum) dan sekolah dasar luar biasa. Bentuk satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan program 3 tahun sesudah program 6 tahun terdiri atas sekolah lanjutan tingkat pertama dan sekolah lanjutan tingkat pertama luar biasa. Selain itu, terdapat pula bentuk satuan pendidikan dasar yang berciri khas agama Islam yang diselenggarakan oleh Departemen Agama, yakni Madrasah Ibtidaiyah setingkat sekolah dasar dan Madrasah Tsanawiyah setingkat sekolah lanjutan tingkat pertama. Berdasarkan PP No. 28 / 1990, pendidikan dasar mempunyai ciri-ciri yang berbeda dengan pendidikan dasar berdasarkan UU yang berlaku sebelumnya. Ciri-ciri tersebut dikemukakan berikut ini.

1) Pendidikan dasar merupakan pendidikan umum, yaitu pendidikan minimal yang berlaku untuk semua warga negara tanpa kecuali.

Page 65: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 56 -

2) Pendidikan dasar berlangsung 9 tahun yang meliputi 6 tahun di SD dan 3 tahun di SMP atau yang sederajat. Ini tidak berarti bahwa SD dan SMP menjadi bentuk satu atap melainkan tetap terpisah meskipun keduanya merupakan pendidikan dasar.

3) Pendidikan dasar tidak bersifat seragam, dan tidak berarti bahwa semua peserta didik mendapatkan materi kurikulum yang sama seluruhnya secara seragam, melainkan dimungkinkan adanya perbedaan di luar materi muatan nasional sebanyak 20% dari seluruh bidang kajian di SD dan SMP.

4) Pendidikan dasar diselenggarakan melalui jalur sekolah dan jalur luar sekolah pada berbagai jenis dan bentuk satuan pendidikan.

5) Lulusan pendidikan dasar adalah setara baik untuk jalur sekolah maupun luar sekolah beserta wahananya yang pada dasarnya sama dan diakui sederajat sehingga perserta didik memiliki keleluasaan gerak untuk memanfaatkan semua rumpun dan wahana dan bila perlu dapat berpindah dari wahana satu ke wahana lainnya dengan mendapatkan perlakuan yang sama.

(Sumber: 50 Tahun Perkembangan Pendidikan Indonesia, Jakarta: Depdikbud, 1996)

B. Dasar Pengambilan Keputusan Kurikulum pada Masa Orde Baru Tabel 5.2 Dasar Pengambilan Keputusan pada Kurikulum pada Masa Orde Baru

NO. Dasar keputusan

tentang kurikulum Kurikulum

1968 Kurikulum

1975 Kurikulum

1984 Kurikulum

1994

1. Alasan pedagogis yang sahih

# Dominan pengaruh politik

V V V

2. Bukti (evidensi) terbaik yang tersedia

# Lebih dipengaruhi kepentingan politis

V Berdasar uji coba inovasi, terutama di sekolah lab 8 IKIP yang sedang berjalan

V Berdasar uji coba inovasi Proyek CBSA & supervisi SD yang sedang berjalan

V Berdasar hasil inovasi Proyek CBSA & supervisi SD, hasil penelitian & perbandingan kurikulum negara lain

3. Konteks tujuan pendidikan yang umum

V Manusia Pancasilais sejati dan cerdas (Tap MPRS No. XXVII/1966)

V Manusia pembangunan (Tap MPRS 1973 dan kemudian dimasukkan Tap MPR 1978 P4)

V Manusia pembangunan Pancasilais (Tap MPR No. IV/MPR/1978 GBHN & UU SPN)

V Manusia Pancasila sbg manusia pembangunan yang bermutu tinggi (UU No. 2 Tahun 1989 SPN)

4. Konteks keputusan sebelumnya & kebutuhan keputusan tambahan

V V V V

5. Paduan kekuatan pelajar, proses belajar, tuntutan masyarakat & mata pelajaran

V Tuntutan penggabungan mata pelajaran

V V Tuntutan memasukkan PSPB (Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa) & keterampilan proses

V Tuntutan belajar aktif & pendekatan komunikatif bahasa

6. Kerja sama orang yang terlibat & orang yang paling terkena dampak keputusan

# Dilibatkan pejabat pendidikan di lapangan & unit-unit departemen lain yang relevan

V Dilibatkan intansi pemerintah yang relevan & guru di lapangan

V Dilibatkan orang lapangan yang merintis inovasi

V Dilibatkan pakar dan praktisi lapangan yang relevan

7. Fakta baru kehidupan seperti perkembangan ilmu, rasa persatuan & keanekaragaman

# Pengaruh konsep Nasakom

V Tuntutan kembali kepada Pancasila & UUD 1945

V Tuntutan belajar aktif

V Tuntuan hasil inovasi belajar aktif

8. Perbedaan individual siswa

V Pengantar bahasa daerah & bahasa Indonesia

# Pengantar hanya bahasa Indonesia

# Mulai masuk muatan lokal

# Muatan lokal makin bervariasi

9. Pandangan realistis pengorganisasian: desain kurikulum, pengalaman siswa, pengaturan waktu

V Mulai berbentuk bidang studi

V Diterapkan bidang studi

V GBPP: Ada contoh kegiatan belajar aktif

V GBPP: dominan kegiatan belajar aktif

Page 66: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 57 -

10. Pandangan tentang cara komunikasi & diseminasi kurikulum

X V V V

11. Pengalaman siswa yang tidak dapat diperoleh dengan memuaskan di luar sekolah

V V V V

C. Ciri-ciri Manusia pada Kurikulum pada Masa Orde Baru Kurikulum 1968 disusun pada awal Orde Baru untuk mengoreksi penyimpangan tujuan dan dasar pendidikan pada Kurikulum 1964 di masa Orde Lama. Kurikulum 1968: Tujuan pendidikan nasional adalah: “membentuk manusia Pancasilais sejati berdasarkan ketentuan-ketentuan seperti yang dikehendaki oleh Pembukaan UUD 1945” (Tap MPRS No. XXVII/1966 Bab II Pasal 3). Isi pendidikan nasional: Untuk mencapai dasar dan tujuan pendidikan nasional, isi pendidikan adalah sebagai berikut:

● Mempertinggi mental-moral-budi pekerti dan memperkuat keyakinan agama

● Mempertinggi kecerdasan dan keterampilan ● Membina / memperkembangkan fisik yang kuat dan sehat

(Tap MPRS No. XXVII/1966 Bab II Pasal 4). Prinsip pengembangan kurikulum sering pula disebut sebagai asas pengembangan kurikulum. Yang dimaksudkan dengan asas ini adalah prinsip pedagogis dan didaktik pembaharuan kurikulum yang dijadikan pedoman untuk memilih bahan dan kegiatan belajar, menentukan luas dan urutan bahan dan kegiatan, serta menyusun metodologi pengajaran. Kurikulum 1975: Tujuan pendidikan nasional adalah:

● membentuk manusia pembangunan yang ber-Pancasila, dan untuk ● membentuk manusia Indonesia yang sehat jasmani dan rohaninya, ● memiliki pengetahuan dan keterampilan, ● dapat mengembangkan kreativitas dan ● tanggung jawab, ● dapat menyuburkan sikap demokrasi dan penuh tenggang rasa, ● dapat mengembangkan kecerdasan yang tinggi dan disertai ● budi pekerti yang luhur, ● mencintai bangsanya dan sesama manusia sesuai dengan ketentuan yang

termaktub dalam UUD 1945

Page 67: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 58 -

Tujuan umum pendidikan SD adalah agar lulusan: ● Memiliki sifat-sifat dasar sebagai warga negara yang baik; ● Sehat jasmani dan rohani; ● Memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap dasar yang diperlukan

untuk: Melanjutkan pelajaran; Bekerja di masyarakat; Mengembangkan diri sesuai dengan azas pendidikan seumur hidup.

(Sumber: Depdikbud, 1976. Kerangka Program dan Dasar Metodik Pendidikan Moral Pancasila dalam Rangka Kurikulum 1975)

Kurikulum 1984: Tujuan pendidikan sekolah dasar mengacu kepada tujuan pendidikan nasional seperti digariskan dalam GBHN 1983, yaitu ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air, agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. Berdasarkan acuan itu, tujuan pendidikan pada sekolah dasar diuraikan menjadi: Pertama, mendidik para murid untuk menjadi manusia pembangunan sebagai warga negara Indonesia yang berjiwa Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Kedua, memberikan bekal kemampuan yang diperlukan bagi murid yang akan melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi. Ketiga, memberikan pula bekal dasar untuk hidup di masyarakat dan mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, lingkungan, dan kebutuhan pembangunan. (Sumber: Kurikulum 1984 SD (Sekolah Dasar): Landasan, Program, dan Pengembangan, Jakarta: Pusatbangkurrandik, Depdikbud, 1984).

Kurikulum 1994: Pendidikan dasar (SD dan SLTP atau sekolah lanjutan tingkat pertama) bertujuan memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara dan anggota umat manusia serta mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan menengah (Pasal 3 Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar). Pendidikan dasar yang diselenggarakan di sekolah dasar (SD) bertujuan memberikan bekal kemampuan dasar “Baca-Tulis-Hitung”, pengetahuan dan keterampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa sesuai dengan tingkat perkembangannya serta mempersiapkan mereka untuk mengikuti pendidikan di SLTP. (Kurikulum Pendidikan Dasar: Landasan, Program, dan Pengembangan, Jakarta: Depdikbud, 1993).

Page 68: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 59 -

D. Perkembangan Struktur Program Kurikulum pada Masa Orde Baru Kurikulum SD 1968 masih menggunakan 2 macam struktur program, yaitu program untuk sekolah-sekolah yang menggunakan pengantar bahasa daerah sampai kelas III dan program untuk sekolah yang menggunakan bahasa pengantar bahasa Indonesia mulai dari kelas I. Susunan program pengajaran berdasarkan Kurikulum 1968 dikemukakan berikut ini.

1) Program pengajaran tiap bidang studi diawali dengan tujuan-tujuan kurikuler bidang studi yang bersangkutan, didaktik-metodik bidang studi itu, termasuk kriteria pemilihan bahan- bahan yang akan diajarkan, kegiatan belajar-mengajar, dan alat-alat pelajaran yang digunakan;

2) Bahan tiap bidang studi dibagi menurut kelas; dan 3) Susunan bahan tiap kelas, yaitu tujuan-tujuan instruksional yang akan

dicapai tiap kelas dengan jumlah berkisar antara 1 sampai 11 tujuan, tergantung dari banyaknya bahan atau kemampuan yang akan dicapai oleh kelas tertentu; dan kegiatan-kegiatan belajar-mengajar yang disarankan.

(Sumber: 50 Tahun Perkembangan Pendidikan Indonesia, Jakarta: Depdikbud, 1996)

Mulai tahun ajaran 1966 / 1967 diadakan perubahan sistem penilaian di dalam buku rapor atau buku laporan pendidikan. Dalam buku laporan yang baru terdapat 2 jenis nilai atau sekor, yaitu berupa huruf a, b, c, dan d untuk semua nilai kelas I dan II, dan berupa angka 10 s.d. 100 untuk kelas III sampai kelas VI. Selain itu, mulai tahun ajaran itu juga digunakan 3 macam nilai, yaitu nilai untuk prestasi, rara-rata kelas, dan usaha dalam mencapai prestasi.

(Sumber: 50 Tahun Perkembangan Pendidikan Indonesia, Jakarta: Depdikbud, 1996)

Tabel 5.3 Kerangka Kurikulum Sekolah Dasar (1968) (Bagi sekolah dasar yang menggunakan bahasa pengantar bahasa daerah sebagai

bahasa pengantar)

No. Kelompok / Segi Pendidikan

Kelas Keterangan

I II III IV V VI I Pembinaan Jiwa Pancasila:

1. Pendidikan Agama 2. Pendidikan Kewargaan Negara

* 3. Pendidikan Bahasa Indonesia 4. Bahasa Daerah 5. Pendidikan Olahraga

2 2 - 8 2

2 2 - 8 2

3 4

6 2 3

4 4

6 2 3

4 4 6 2 3

4 4

6 2 3

Di kelas I dan II, 1 jam pelajaran = 30 menit. Di kelas III s.d. VI, 1 jam pelajaran = 40 menit.

II Pembinaan Pengetahuan Dasar: 1. Berhitung 2. Ilmu Pengetahuan Alam 3. Pendidikan Kesenian 4. Pendidikan Kesejahteraan

Keluarga

7 2 2 1

7 2

2 1

7 4

4 2

6 4

4 2

6 4 4 2

6 4

4 2

III Pembinaan Kecakapan Khusus: 1. Pendidikan Kejuruan **

2

2

5

5

5

5

Jumlah 28 28 40 40 40 40

Page 69: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 60 -

* Mencakup Ilmu Bumi, Sejarah Indonesia, dan Civics. ** Agraria (pertanian, peternakan, dan perikanan). Teknik (pekerjaan tangan, perbengkelan) Ketatalaksanaan / jasa (tabungan dan koperasi) Tabel 5.4 Kerangka Kurikulum Sekolah Dasar (1968) (Bagi sekolah dasar yang berbahasa pengantar bahasa Indonesia dari kelas I)

No. Kelompok / Segi Pendidikan

Kelas Keterangan

I II III IV V VI I Pembinaan Jiwa Pancasila:

1. Pendidikan Agama 2. Pendidikan Kewargaan

Negara * 3. Pendidikan Bahasa

Indonesia 4. Pendidikan Olahraga

2 2 8 2

2 2

8 2

3 4

8 3

4 4

8 3

4 4 8 3

4 4

8 3

Di kelas I dan II, 1 jam pelajaran = 30 menit. Di kelas III s.d. VI, 1 jam pelajaran = 40 menit.

II Pembinaan Pengetahuan Dasar: 1. Berhitung 2. Ilmu Pengetahuan Alam 3. Pendidikan Kesenian 4. Pendidikan Kesejahteraan

Keluarga

7 2 2 1

7 2

2 1

7 4

4 2

7 4

4 2

7 4 4 2

7 4

4 2

III Pembinaan Kecakapan Khusus: 1. Pendidikan Kejuruan **

2

2

5

5

5

5

Jumlah 28 28 40 40 41 40

* Mencakup Ilmu Bumi, Sejarah Indonesia, dan Civics. ** Agraria (pertanian, peternakan, dan perikanan). Teknik (pekerjaan tangan, perbengkelan) Ketatalaksanaan / jasa (tabungan dan koperasi) Tabel 5.5 Struktur Program Kurikulum Sekolah Dasar 1975 No Bidang Studi Kelas Keterangan

I II III IV V VI

1 Agama 2 2 2 3 3 3 Di kelas I dan II, 1 jam pelajaran = 30 menit. Di kelas III s.d. VI, 1 jam pelajaran = 40 menit.

2 Pendidikan Moral Pancasila 2 2 2 2 2 2 3 Bahasa Indonesia 8 8 8 8 8 8 4 Ilmu Pengetahuan Sosial - - 2 2 2 2 5 Matematika 6 6 6 6 6 6 6 Ilmu Pengetahuan Alam 2 2 3 4 4 4 7 Olahraga dan Kesehatan 2 2 3 3 3 3 8 Kesenian 2 2 3 4 4 4 9 Keterampilan Khusus 2 2 4 4 4 4 Jumlah 26 26 33 36 36 36

Catatan: 1. Pendidikan Kesejahteraan Keluarga dan Pendidikan Kependudukan diintegrasikan ke dalam beberapa bidang

studi yang relevan. 2. Bahasa daerah merupakan bagian bidang studi Bahasa Indonesia, khusus bagi sekolah-sekolah yang

memerlukan bahasa daerah. Khusus bagi daerah yang memerlukan pendidikan bahasa daerah, disediakan waktu 2 jam pelajaran seminggu dari kelas I sampai dengan kelas VI.

3. Di kelas I dan II, 1 jam pelajaran = 30 menit. Di kelas III ke atas, 1 jam pelajaran = 40 menit.

Page 70: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 61 -

Tabel 5.6 Susunan Program Pengajaran Kurikulum Sekolah Dasar (1984) No. Bidang Studi Kelas Jumlah

I II III IV V VI

1 Pendidikan Agama 2 2 2 3 3 3 15

2 Pendidikan Moral Pancasila 2 2 2 2 2 2 12

3 Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa 1)

1

1

1

1

1

1

6

4 Bahasa Indonesia 2) 8/7 8/7 8/7 8/7 8/7 8/7 48/42

5 Ilmu Pengetahuan Sosial - - 2 3 3 3 11

6 Matematika 6 6 6 6 6 6 36

7 Ilmu Pengetahuan Alam 2 2 3 4 4 4 19

8 Olahraga dan Kesehatan 2 2 3 3 3 3 16

9 Pendidikan Kesenian 2 2 3 3 3 3 16

10 Keterampilan Khusus 2 2 4 4 4 4 20

11 Bahasa Daerah 3) (2) (2) (2) (2) (2) (2) (12)

Jumlah 26/ 27

(28)

26/ 27

(28)

33/ 33

(35)

36/ 37

(38)

36/ 37

(38)

36/ 37

(38)

193/ 199

(205)

Catatan:

1) Diberikan setiap caturwulan III 2) Pada caturwulan I dan II diberikan 8 jam / minggu, caturwulan III diberikan 7 jam / minggu 3) Daerah / sekolahyang memberikan bidang studi Bahasa Daerah

Menurut UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, sebagai pendidikan umum, kurikulum pendidikan dasar wajib memuat sekurang-kurangnya bidang-bidang kajian berikut:

pendidikan Pancasila agama

kewarganegaraan

bahasa Indonesia membaca dan menulis

matematika (termasuk berhitung)

pengantar sains dan teknologi ilmu bumi

sejarah nasional dan sejarah umum

kerajinan tangan dan kesenian

pendidikan jasmani dan kesehatan

menggambar serta bahasa Inggris

Bidang-bidang itu bukan nama mata pelajaran tetapi nama kajian untuk membentuk kepribadian dan unsur-unsur kemampuan yang diajarkan dan dikembangkan melalui pendidikan dasar. Lebih dari satu unsur kajian dapat digabung dalam satu mata pelajaran atau sebaliknya satu unsur kajian dapat dibagi ke dalam lebih dari satu mata pelajaran.

Berdasarkan UU No. 2 / 1989 Pasal 39, selanjutnya diatur oleh Keputusan Mendikbud No. 060/U/1993, secara rinci kurikulum pendidikan dasar memuat 10 mata pelajaran:

Page 71: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 62 -

1) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2) Pendidikan Agama 3) Bahasa Indonesia (termasuk membaca dan menulis) 4) Matematika (termasuk Berhitung) 5) Ilmu Pengetahuan Alam (pengantar sains dan teknologi) 6) Ilmu Pengetahuan Sosial (termasuk ilmu bumi, sejarah nasional dan

sejarah umum) 7) Kerajinan Tangan dan Kesenian (termasuk menggambar) 8) Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 9) Bahasa Inggris, dan 10) Muatan lokal (sejumlah mata pelajaran).

(Sumber: 50 Tahun Perkembangan Pendidikan Indonesia, Jakarta: Depdikbud, 1996).

Dengan mengacu kepada Tap MPR No. IV/MPR/1978 tentang GBHN (Agama dan Kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Sosial-budaya): Dasar & tujuan pendidikan nasional, UU No. 2 / 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dan PP dan PP No. 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar serta hasil inovasi yang telah dilakukan, tersusunlah struktur program Kurikulum 1994 berikut ini.

Tabel 5.7 Susunan Program Pengajaran Kurikulum Sekolah Dasar 1994 *)

No

. Mata Pelajaran Kelas

I II III IV V VI 1 Pendidikan Pancasila

dan Kewarganegaraan

2

2

2

2

2

2

2 Pendidikan Agama 2 2 2 2 2 2 3 Bahasa Indonesia 10 10 10 8 8 8 4 Matematika 10 10 10 8 8 8 5 Ilmu Pengetahuan

Alam - - 3 6 6 6

6 Ilmu Pengetahuan Sosial

- - 3 5 5 5

7 Kerajinan Tangan dan Kesenian

2 2 2 2 2 2

8 Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

2 2 2 2 2 2

9 Muatan Lokal (sejumlah mata pelajaran)

2 2 4 5 7 7

Jumlah 30 30 38 40 42 42

Keterangan:

a. Lamanya 1 jam pelajaran 1) Kelas I dan II SD 1 jam pelajaran = 30 menit 2) Kelas III s.d. VI SD 1 jam pelajaran = 40 menit

b. Jumlah jam pelajaran per minggu: 1) SD Kelas I dan II = 30 jam pelajaran 2) SD Kelas III = 38 jam pelajaran

Page 72: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 63 -

3) SD Kelas IV = 40 jam pelajaran 4) SD Kelas V dan VI = 42 jam pelajaran

c. Jumlah jam pelajaran dalam satu minggu adalah jam pelajaran minimum yang diselenggarakan secara klasikal.

d. Jatah waktu pada tabel di atas dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan unsur-unsur yang terkandung dalam setiap mata pelajaran.

(Sumber: Kurikulum Pendidikan Dasar, Depdikbud, 1993)

*) Tabel ini diambil dari Tabel Susunan Program Pengajaran Kurikulum 1994 Pendidikan Dasar (SD dan

SLTP) E. Perkembangan Komponen Kurikulum pada Masa Orde Baru Kurikulum 1968: Dari 6 komponen kurikulum, Kurikulum 1968 berisi 4 komponen, yaitu alokasi waktu, tujuan, bahan (materi), dan kegiatan. Berikut ini dikemukakan contoh dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) kelas IV SD. KELAS IV: (4 jam)

A. Tujuan:

Memperdalam dan memperluas pengenalan serta mensistematisir pengamatan anak didik mengenai tumbuh-tumbuhan.

B. Bahan:

Tanaman-tanaman yang ada di lingkungan seperti: jagung, padi, kacang tanah, singkong (ubi kayu), ubi jalar, pohon pepaya, bawang, keladi, jeruk, mangga, dsb. Yang dipelajari ialah: kehidupan (tempat tumbuhnya), kebutuhan hidupnya, cara hidupnya, fungsi bagian-bagiannya, hubungannya dengan manusia, pemeliharaan, kegunaan dan pengolahannya bagi kehidupan manusia serta segi ekonominya.

C. Kegiatan:

1. Karyawisata, mengadakan kunjungan ke luar kelas, ke tempat tumbuhnya tanam-tanaman, ke sawah, ladang, kebun, taman, hutan dekat sekolah, dll., untuk mengadakan observasi (pengamatan) dan penyelidikan.

2. Membaca buku-buku yang menuliskan tentang tanam-tanaman yang sedang dipelajari.

3. Membuat laporan (karangan) dari hasil pengamatan murid-murid disertai gambar-gambar atau ilustrasi.

4. Memelihara tanam-tanaman di sekolah, di rumah maupun di tempat-tempat lain.

5. Mengadakan koleksi daun-daunan, bunga-bungaan, tanam-tanaman, biji-bijian, dsb. (membuat herbarium).

Page 73: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 64 -

A. Tujuan: Mensistematisir pengamatan serta memperdalam dan memperluas

pengenalan anak-anak didik tentang hewan dan kegunaannya bagi kehidupan manusia.

B. Bahan: Ternak dan hewan yang ada di lingkungan sekolah yang banyak

hubungannya dengan kehidupan masyarakat di daerah itu, seperti: ayam, kucing, lembu, kerbau, kuda, anjing, itik, merpati, burung-burung lain, babi, tikus, musang, tupai, monyet, harimau, ikan, dsb. Mempelajari kehidupan, lingkungan, gunanya / ruginya, pemeliharaan, pengolahan (kalau hewan itu diolah menjadi makanan manusia, misalnya ikan dan daging dalam kalenga) dan segi ekonominya bagi kehidupan manusia.

C. Kegiatan: 1. Karyawisata, mengadakan kunjungan ke luar kelas ke tempat

pemeliharaan ternak, kebun binatang, dll. untuk mengadakan observasi.

2. Menggunakan kepustakaan mengenai hewan yang sedang dipelajari. 3. Membuat laporan (karangan) tentang hasil pengamatan anak yang

disertai dengan gambar-gambar atau ilustrasi. 4. Memelihara ternak: di sekolah baik diadakan pula kandang ayam,

kelinci, dll., dan kolam ikan yang mudah dapat diusahakan. 5. Mengadakan koleksi (membuat aquarium dan terrarium).

A. Tujuan: 1. Mengembangkan daya berpikir kritis anak dan membiasakan anak-

anak ingin menyelidiki. 2. Belajar mengeksploitir kekayaan alam dan mengatasi kejadian-

kejadian alam yang membahayakan / merugikan kehidupan manusia.

B. Bahan:

1. Peristiwa-peristiwa alam: hujan, sungai banjir, angin, cuaca, musim hujan / kemarau. Mempelajari gunanya bagi kehidupan manusia serta penyesuaian dan usaha manusia untuk mengatasinya.

2. Perumahan yang baik disesuaikan dengan keadaan daerahnya.

C. Kegiatan: 1. Mengamati alat pengukur hujan, barometer, arah angin, dan

termometer. 2. Mengadakan catatan-catatan, kesimpulan-kesimpulan, mencari masalah-

masalah dan pemecahannya. 3. Menggunakan perpustakaan.

Page 74: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 65 -

A. Tujuan: Belajar menjaga kesehatan badan, kebersihan badan, dan lingkungan hidup.

B. Bahan: 1. Meneruskan bahan kelas III. 2. Membandingkan tubuh dan hidup binatang dengan manusia. 3. Hidup sehat: makanan, pakaian, perumahan, udara, beberapa jenis

penyakit. 4. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK).

C. Kegiatan: 1. Meneruskan kegiatan-kegiatan pada kelas III. 2. Menggunakan kepustakaan. 3. Mengunjungi instansi-instansi kesehatan setempat. 4. Mengadakan diskusi dan membuat laporan (karangan) tentang hasil-

hasil pengamatan anak-anak. Catatan:

1. Dalam melaksanakan kegiatan pada I, II, III, dan IV dapat diberi tugas kelompok (kelas dibagi dalam beberapa kelompok).

2. Dapat pula diminta bantuan dari orang-orang atau instansi setempat dalam memberikan penjelasan-penjelasan maupun fasilitas-fasilitas untuk kelancaran belajar anak-anak.

3. Pameran kelas / sekolah diadakan secara berkala.

(Sumber: Kurikulum Sekolah Dasar 1968, Jakarta: Direktorat Pendidikan Prasekolah / Sekolah Dasar / SLB, Direktorat Jendral Pendidikan Dasar, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1968).

Kurikulum 1975: Dari 6 komponen kurikulum, Kurikulum 1975 berisi 4 komponen, yaitu tujuan (Tujuan Kurikuler, Tujuan Instruksional), materi (Pokok Bahasan & Subpokok Bahasan; Bahan Pengajaran), sumber belajar (Sumber bahan), dan alokasi waktu. Berikut ini dikemukakan contoh dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) kelas IV SD.

Page 75: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 66 -

Page 76: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 67 -

Page 77: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 68 -

Page 78: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 69 -

Page 79: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 70 -

Page 80: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 71 -

Kurikulum 1984: Dari 6 komponen kurikulum, Kurikulum 1984 itu lengkap karena berisi 6 komponen, yaitu tujuan (Tujuan Kurikuler, Tujuan Instruksional), Bahan Pengajaran (Pokok Bahasan dan Uraian yang mengarah kepada petunjuk kegiatan belajar), alokasi waktu, metode, Sarana / Sumber, Penilaian, dan keterangan. Berikut ini dikemukakan contoh dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) kelas IV SD.

Page 81: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 72 -

IPA Kelas IV: Tabel 5.8 GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

BIDANG STUDI: ILMU PENGETAHUAN ALAM

SEKOLAH: SEKOLAH DASAR (SD) KELAS: IV

TUJUAN KURIKULER

TUJUAN INSTRUKSIONAL

BAHAN PENGAJARAN PROGRAM METODE SARANA/SUMBER PENILAIAN KETERANGAN

POKOK BAHASAN

URAIAN KLS CAWU JAM PEL

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

1. Melalui pengamatan, mengkomunikasikan hasil pengamatan dan menarik kesimpulan murid memahami dan dapat menerapkan sifat-sifat dan kegunaan air

1.1 Air 1.1.1 Sifat-sifat air

Air mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:

- mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah

- permukaannya selalu mendatar

- bentuknya sesuai dengan wadahnya

- dapat meresap melalui celah-celah kecil

- dapat berubah ujud jika dipanaskan / didinginkan

- dapat melarutkan berbagai macam zat

Setiap konsep dapat dikembangkan dengan cara melakukan percobaan, yang kemudian melalui pengolahan dan pembahasan hasilnya diambil kesimpulannya, juga dengan penerapan konsep itu sendiri.

IV 1 24 Percobaan, widyaiswara, diskusi dan pemberian tugas. Demonstrasi, widyaiswara, diskusi dan pemberian tugas. Percobaan, diskusi, pemberian tugas. Ceramah, diskusi dan pemberian tugas.

Buku paket Kit IPA SD Lingkungan sekitar Buku lain yang sesuai

Tes tertulis Tes lisan

1.1.2 Kegunaan air

Air mempunyai kegunaan misalnya:

- untuk pengairan

- sebagai pembangkit tenaga listrik

- untuk pengangkutan

Setiap kegunaan dapat dikembangkan melalui percobaan sederhana, pengamatan langsung atau mengamati demonstrasi yang dilakukan guru dan disertai dengan diskusi.

Percobaan, widyaiswara, diskusi. Widyaiswara, diskusi

Buku paket Kit IPA SD Lingkungan sekitar Buku lain yang sesuai

Tes tertulis Tes lisan

Page 82: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 73 -

Kurikulum 1994: Pada Kurikulum 1994 dikenal istilah Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) yang berisi pendahuluan (Pengantar dan Rambu-rambu) dan Program Pengajaran (tujuan dan butir-butir pembelajaran). Contoh rambu-rambu: 1. GBPP ini merupakan pedoman mengajar bagi guru yang mengandung tujuan

yang harus dicapai siswa, bahan kajian yang telah dirumuskan dalam konsep-konsep, serta pembelajarannya.

2. Tujuan pelajaran menggambarkan hasil berlajar yang harus dimiliki siswa dan cara siswa memperoleh hasil belajar tersebut. Hasil belajar meliputi pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai.

3. Urutan materi telah disesuaikan dengan sistematika keilmuan mata pelajaran IPA, tetapi apabila dalam pelaksanaannya dipandang perlu guru masih diperkenankan mengubah urutan tersebut asal masih berada dalam caturwulan yang sama.

4. Pembelajaran menggambarkan keluasan dan kedalaman bahan kajian, kemampuan siswa yang dikembangkan atau kegiatan siswa dalam proses belajar. Kegiatan siswa dalam pembelajaran merupakan saran untuk melaksanakan kegiatan belajar-mengajar.

5. Pengembangan dan penggunaan keterampilan proses harus dilaksanakan dengan tujuan untuk memahami konsep-konsep dan memecahkan masalah.

6. Program belajar-mengajar hendaknya memperhatikan hal-hal berikut ini. a. Belajar itu hendaknya bermakna b. Belajar itu hendaknya dimulai dari yang:

- dekat ke yang jauh,

- sudah diketahui ke yang belum diketahui,

- konkret ke yang abstrak

- mudah ke yang sukar,

- sederhana ke yang rumit. c. Memperhatikan perbedaan perorangan dalam minat dan kemampuan.

Page 83: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 74 -

7. Penanaman dan penerapan konsep hendaknya dilakukan dengan cara menyesuaikan dengan keadaan lingkungan dan kebutuhan daerah setempat.

8. Penilaian hasil belajar mencakup penilaian pemahaman konsep dan penguasaan keterampilan proses.

Contoh Program Pembelajaran Kelas IV Tujuan: 1. Siswa mampu melakukan percobaan dan menafsirkan hasilnya untuk

memahami sifat-sifat, kegunaan, dan daur air. 2. Siswa mampu melakukan percobaan dan menafsirkan hasilnya untuk

mengenali sifat-sifat, kegunaan, dan cara pelapukan batuan serta memahami bagian-bagian tanah, penyuburan dan pengikisannya, sehingga menyadari perlunya perlindungan dan pelestarian alam.

3. Siswa memahami susunan, sifat, dan kegunaan udara serta pengertian atmosfer, dengan melakukan percobaan, pengamatan dan menafsirkan informasi.

4. Siswa mengenali pernapasan, susunan tubuh, fungsi dan kekuatan rangka, serta tanda-tanda pertumbuhan makhluk hidup, dengan menafsirkan informasi dan hasil pengamatannya.

5. Siswa mampu melakukan percobaaan untuk memahami bunyi dan sifat-sifatnya.

6. Siswa dapat mengembangkan kemampuan merancang dan membuat karya berupa benda atau sistem sederhana dengan menerapkan pengetahuannya tentang air, udara, dan bunyi.

Caturwulan: 1 (72 jam Pelajaran) 1. Siswa mampu melakukan percobaan untuk memahami sifat-sifat, kegunaan,

dan daur air serta peristiwa-peristiwa lainnya tentang air, dengan menafsirkan informasi dan hasil pengamatannya. Air

1.1 Air mempunyai sifat-sifat tertentu dan banyak kegunaannya. 1.1.1 Air menempati ruang dan mempunyai berat.

o Melakukan percobaan untuk menunjukkan bahwa air membutuhkan ruang dan memiliki berat.

1.1.2 Permukaan air yang tenang selalu datar. o Mengamati permukaan air tenang pada kedudukan yang berbeda,

kemudian membandingkan kedataran permukaan air tenang dengan air yang bergelombang.

o Membuat alat pengukur kedataran sebagai contoh penerapan konsep ini.

1.1.3 Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah.

Page 84: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 75 -

o Melakukan percobaan sederhana dan membahas hasilnhya bahwa air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah.

o Memecahkan masalah bagaimana mengalirkan air dari tempat yang rendah ke tempat yang tinggi menggunakan alat-alat sederhana.

1.1.4 Air dapat melarutkan berbagai zat. o Melakukan percobaan untuk menentukan zat yang larut dan

yang tidak larut. o Membahas manfaat kelarutan zat dalam air bagi makhluk hidup.

1.1.5 Air menekan ke segala arah. o Melakukan percobaan yang menunjukkan bahwa air menekan ke

segala arah. 1.1.6 Air meresap melalui celah-celah kecil.

o Melakukan percobaan peresapan air dan membandingkan kecepatan peresapannya pada bahan-bahan berserat.

o Membahas penerapan konsep ini, misalnya naiknya minyak tanah pada pemeliharaan kompor / lampu tempel agar nyala apinya baik.

1.1.7 Air dapat berubah wujud jika dipanaskan atau didinginkan. o Melakukan percobaan yang menunjukkan perubahan wujud air

(menguap, mengembun) o Membahas peristiwa terjadinya hujan dan dauir air. o Membahas bagaimana air dapat berubah menjadi zat padat

(membeku) dengan pendinginan, dan mengamati perubahan wujud padat air (es) menjadi cair (mencair).

1.1.8 Air yang bergerak dapat digunakan untuk pembangkit tenaga listrik. o Membahas (secara sederhana) tentang cara kerja pembangkit

listrik tenaga air (PLTA).

1.2 Berbagai benda padat bila dimasukkan ke dalam air, benda itu akan mengalami peristiwa yang berbeda.

1.2.1 Benda dikatakan terapung jika benda itu berada di permukaan air dan dikatakan tenggelam bila benda itu turun hingga ke dasar. o Meramalkan benda-benda mana yang akan terapung atau

tenggelam, dan melakukan percobaan untuk mengujinya. o Memecahkan masalah, membuat benda-benda yang tenggelam

menjadi terapung atau sebaliknya, misalnya dengan menggabungkan gabus dengan kawat atau paku kecil.

1.1.2 Benda dikatakan melayang jika benda itu berada di antara permukaan dan dasar. o Membuat benda melayang, misalnya dengan menggabungkan

benda tenggelam dengan benda terapung. (Sumber: Kurikulum Pendidikan Dasar: Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) Kelas IV Sekolah Dasar (SD) Mata Pelajaran IPA, Jakarta: Depdikbud, 1993),

Page 85: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 76 -

F. Prinsip Pengembangan Kurikulum pada Masa Orde Baru Walaupun Kurikulum 1968 termasuk dalam kurikulum pada masa pemerintahan Orde Baru, namun prinsip dan pendekatan pengembangannya masih sama dengan kurikulum pada awal kemerdekaan s.d. masa Orde Lama. Kurikulum 1975 Kurikulum 1975 dikembangkan dengan menggunakan prinsip dan pendekatan pengembangan yang berbeda dari era sebelumnya. Kurikulum 1975 didahului oleh kondisi pembaharuan pendidikan dan kurikulum sekolah dasar selama pelaksanaan Repelita I tahun 1969 - 1974 berikut ini. 1. Usaha pembaharuan kurikulum dan metode mengajar yang dilaksanakan

Proyek Pembaharuan Kurikulum dan Metode Mengajar (PKMM) yang meliputi mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Daerah (Jawa dan Sunda), IPA, IPS, dan Pendidikan Kesenian. Proyek PKMM Jakarta yang menangani mata pelajaran Bahasa Indonesia berhasil menyusun satu seri buku pelajaran yang menggunakan metode struktural-analitis-sintetis (SAS), baik untuk pelajaran membaca (permulaan dan lanjutan) maupun untuk pelajaran bahasa. Seri buku ini dicetak secara massal setelah menunjukkan hasil yang cukup memuaskan dalam uji coba pada 50 SD di Jakarta. Proyek-proyek PKMM yang lain berhasil juga menyusun seri buku pelajaran lain untuk diujicoba tetapi tidak dicetak massal karena ada proyek Paket Buku SD yang menangani penulisan buku-buku yang bersangkutan, terutama buku pelajaran Matematika baru, IPA, dan IPS.

2. Sekolah Laboratorium IKIP Malang yang diikutsertakan dalam proyek ini mengadakan percobaan pembaharuan pendidikan SD untuk seluruh mata pelajaran.

3. Usaha penulisan dan pengadaan buku-buku pelajaran SD yang mulai dicetak massal, yaitu seri Bahasa Indonesia (hasil Proyek PKMM), Matematika, IPA, dan IPS (hasil Proyek Paket Buku SD). Langkah pembaharuan yang paling maju adalah diperkenalkannya Matematika Baru. Dengan digunakannya buku-buku pelajaran ini, de facto Kurikulum 1968 mulai ditinggalkan dan Kurikulum 1975 mulai dirintis.

4. Usaha identifikasi permasalahan pendidikan nasional melalui pengamatan lapangan yang dilakukan Proyek Penilaian Nasional Pendidikan (PPNP) sekitar tahun 1970-an, melalui seminar seperti yang dilakukan di Cipayung, Bogor.

5. Usaha mencari kerangka kerja dan mekanisme pembaharuan kurikulum melalui lokakarya, seperti yang diadakan Lembaga Pengembangan Kurikulum Badan Pengembangan Pendidikan (BPP) Agustus 1971 di Bandung.

6. Usaha identifikasi dan penyusunan tujuan kurikuler lembaga-lembaga pendidikan (SD, SLTP, SLTA) pada tahun 1971 / 1972 yang dilakukan sekelompok peserta latihan penggunaan pendekatan sistem (system approach) dalam perencanaan pendidikan. Latihan ini dilakukan BPP bersama American

Page 86: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 77 -

Institute for Research (AIR) yang disponsori Unesco. Latihan ini ternyata menjadi titik awal usaha menyusun kurikulum peralihan yang dikenal sebagai Kurikulum 1975 yang sebelumnya diujicoba pada sekolah-sekolah Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP) di 8 IKIP, yaitu IKIP Padang, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Malang, Surabaya, dan Ujung Pandang.

7. Pada sekolah-sekolah PPSP ini diperkenalkan Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSP) yang berorientasi tujuan yang kemudian berkembang menjadi satuan pelajaran pada Kurikulum 1975.

Semua usaha ini dimungkinkan karena ada biaya pembangunan dan bantuan luar negeri, dan bantuan Unesco. Prinsip-prinsip yang digunakan dalam mengembangkan Kurikulum 1975 dikemukakan berikut ini. 1. Prinsip fleksibilitas program: Penyelenggaraan pendidikan keterampilan di SD

misalnya harus mengingat faktor-faktor ekosistem dan kemampuan menyediakan fasilitas bagi berlangsungnya program tersebut

2. Prinsip efisiensi dan efektivitas 3. Prinsip berorientasi pada tujuan 4. Prinsip kontinuitas 5. Prinsip pendidikan seumur hidup

(Kurikulum Sekolah Dasar 1975: Garis-garis Besar Program Pengajaran, Buku I: Ketentuan-ketentuan Pokok, Jakarta: PN Balai Pustaka, 1976).

Prinsip berorientasi pada tujuan amat dipengaruhi model rasional Ralph Tyler yang telah digunakan dalam pengembangan kurikulum di Amerika Serikat. Pada tahun 1971 Depdikbud mengundang Ralph Tyler untuk memberikan saran-saran pada tahap awal pengembangan Kurikulum 1975, terutama tentang bagaimana mengidentifikasi kebutuhan tiap sektor kehidupan masyarakat yang penting dan bagaimana menterjemahkan dan menjabarkan kebutuhan itu dalam tujuan pendidikan dan kurikulum. Bertolak dari tujuan-tujuan itu, dikembangkan tujuan-tujuan lain yang lebih spesifik, materi, sistem instruksional, metode belajar-mengajar, dan sistem evaluasi. Empat pertanyaan kunci dalam mendesain kurikulum menurut model teknologi Tyler adalah:

1. Apa tujuan-tujuan pendidikan yang harus dicapai sekolah? 2. Pengalaman apa yang dapat disediakan untuk mencapai tujuan-tujuan ini? 3. Bagaimana pengalaman belajar itu dipilih dan diorganisasi agar berguna

untuk mencapai tujuan itu? 4. Bagaimana mengevaluasi efektivitas pengalaman belajar atau ketercapaian

tujuan itu?

(Tyler R W, 1949)

Page 87: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 78 -

Selanjutnya, proses mendesain kurikulum mengikuti langkah-langkah seperti tertera pada gambar berikut ini.

Gambar 5.1 Langkah-langkah Desain Kurikulum (Sumber: http://www.uni.edu/~bian/curri/day%20three%20curriculum.ppt)

Proses desain kurikulum sampai kepada persiapan mengajar guru kemudian dirumuskan dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI) yang diujicoba pada 8 sekolah PPSP pada 8 IKIP. Selanjutnya, PPSI ini dirumuskan dalam bentuk satuan pelajaran yang diperkenalkan melalui Kurikulum 1975. Tujuan introduksi satuan pelajaran ini adalah agar sebelum mengajar guru hendaknya membuat persiapan mengajar. Seluruh model Tyler sampai PPSI ini tampaknya membawa dampak kecenderungan terlalu ditekankannya tujuan-tujuan instruksional yang berciri behavioristik yang kurang sesuai dengan kecenderungan pola pikir deduktif-logis dalam membentuk manusia Indonesia yang berjiwa Pancasila. Selain itu, pola pencapaian tujuan instruksional yang terlalu behavioristik cenderung melemahkan upaya penerapan model sekolah kerja dan pendekatan inkuiri yang menjadi harapan utama dalam pelaksanaan Kurikulum 1947, 1964, dan 1968. Kurikulum 1984 Prinsip dan pendekatan pengembangan Kurikulum 1984 berbeda dengan yang digunakan pada Kurikulum 1975. Prinsip-prinsip pengembangan Kurikulum 1984 dikemukakan berikut ini.

Page 88: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 79 -

1. Pendekatan belajar lebih menekankan bagaimana anak belajar daripada apa yang dipelajari, tanpa mengabaikan ketuntasan belajar yang memperhatikan kecepatan belajar murid. Hal ini dapat dilaksanakan dengan kelompok. Dengan kelompok tersebut murid dapat belajar sambil berbuat agar mampu mengelola perolehannya. Pendekatan ini disebut keterampilan memproses perolehan.

2. Kegiatan penilaian terutama diarahkan kepada upaya menentukan seberapa jauh tujuan-tujuan, baik yang bersifat proses maupun hasil belajar yang diinginkan, telah terwujud. Penilaian dilakukan secara berkesinambungan dan menyeluruh dalam rangka memperoleh umpan balik secepat mungkin agar dapat meningkatkan kualitas belajar-mengajar dan ketuntasan belajar.

3. Pengembangan kurikulum sekolah dasar berpedoman pada: a. Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945: Kurikulum dikembangkan

dengan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, serta berpedoman pada GBHN yang berlaku dalam rangka mewujudkan cita-cita pembangunan nasional pada umumnya dan tujuan pendidikan nasional pada khususnya.

b. Relevansi: Kurikulum dikembangkan dengan mempertimbangkan baik tuntutan kebutuhan murid pada umumnya maupun tuntutan kebutuhan murid secara perorangan sesuai dengan minat, bakat dan kemampuannya, serta kebutuhan lingkungan pada khususnya.

c. Pendekatan pengembangan: Pengembangan kurikulum dilakukan secara terus-menerus, sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kebijaksanaan pemerintah, dan hasil-hasil penilaian terhadap pelaksanaan dan hasil-hasil yang telah dicapai untuk mengadakan perbaikan dan pemantapan pengembangan lebih lanjut.

d. Pendidikan seumur hidup: Kurikulum dikembangkan untuk membuka kemungkinan pelaksanaan pendidikan seumur hidup.

e. Keluwesan: Kurikulum dikembangkan dengan mempertimbangkan keluwesan program dan pelaksanaannya.

(Sumber: Kurikulum 1984 SD (Sekolah Dasar): Landasan, Program, dan Pengembangan, Jakarta: Pusatbangkurrandik, Depdikbud, 1984).

Pengembangan Kurikulum 1984 menggunakan pendekatan keterampilan proses (process skill approach), yang diperkenalkan Wynne Harlen, seorang ahli sains untuk sekolah dasar dari Inggris yang menjadi konsultan sains bagi Pusat Kurikulum dalam rangka kerja sama antara Pemerintah Inggris dan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang diwakili Pusat Kurikulum BP3K (Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan, kemudian disingkat menjadi Balitbang Dikbud). Konsultan yang menjadi koordinator adalah Hugh Hawes dari Institute of Education University of London, yang kemudian dilanjutkan oleh Roy Gardner. Kerja sama ini diawali dengan kegiatan sains untuk SD dan kemudian dirintis Proyek Supervisi bagi guru SD di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat yang dimulai pada tahun 1979. Proyek ini kemudian dinamakan Active Learning through Professional Support (ALPS) Project. Di Indonesia proyek ini dikenal sebagai Proyek CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif). Selain itu, gagasan baru supervisi guru melalui forum kerja sama guru melalui Kelompok Kerja Guru (KKG), kepala sekolah melalui Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS), Kelompok Kerja Penilik Sekolah

Page 89: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 80 -

(KKPS), dan Pusat Kegiatan Guru (PKG) secara resmi dimasukkan ke dalam pedoman pembinaan guru pada Kurikulum 1984. Keterampilan proses pada dasarnya adalah keterampilan ilmiah yang amat jelas dilatih dalam pelajaran IPA. Contoh keterampilan proses disajikan berikut ini.

Dasar (basic):

- Melakukan observasi (dengan pancaindera) - Membandingkan - Membuat klasifikasi - Mengukur dan menggunakan alat - Mengkomunikasikan - Membuat inferensi (kesimpulan sementara) - Membuat prediksi - Melakukan analisis - Membuat generalisasi - Melakukan evaluasi - Membuat hipotesis

Terintegrasi (integrated):

- Memecahkan masalah secara kreatif - Mengambil keputusan - Menyelidiki Karena pendekatan keterampilan proses dianut dalam pengembangan Kurikulum 1984, dirumuskan berbagai keterampilan proses dalam berbagai mata pelajaran. Berikut ini disajikan ilustrasi sejumlah keterampilan proses yang pada dasarnya dapat diterapkan pada berbagai mata pelajaran

Page 90: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 81 -

Page 91: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 82 -

Page 92: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 83 -

Page 93: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 84 -

Kurikulum 1994 Hasil-hasil dari Proyek Supervisi bagi guru SD yang kemudian dikenal dengan sebutan populer “Proyek CBSA” yang dimulai di Cianjur pada tahun 1979 kemudian direplikasi di Kota Mataram di Provinsi Nusa Tenggara Barat, Kabupaten Maros di Sulawesi Selatan, Kota Binjai di Sumatera Utara, Kota Bandar Lampung di Lampung, Kabupaten Sidoarjo di Jawa Timur, dan Kabupaten Tanah Laut di Kalimantan Selatan. Selain itu, Pusat Kurikulum juga bekerja sama dengan beberapa daerah lain dalam upaya replikasi ini. Sejalan dengan itu, direktorat sekolah dasar pada Ditjen Dikdasmen melakukan diseminasi melalui penataran terpusat dan kantor-kantor wilayah Depdikbud melakukan penataran tingkat provinsi yang dilanjutkan ke tingkat kebupaten dan kecamatan. Di samping itu, ada juga inisiatif sejumlah perguruan swasta yang bekerja sama dengan Pusat Kurikulum dan daerah-daerah binaan replikasi untuk menerapkan cara belajar siswa aktif. Penerbit swasta juga ikut mengupayakan introduksi atau integrasi pendekatan belajar aktif dalam buku pelajaran yang diterbitkan. Dasawarasa 1980-an adalah dasawarsa kegairahan mencoba dan menerapkan cara belajar siswa aktif. Proyek Supervisi atau CBSA itu secara resmi diakhiri pada tahun 1992 sejalan dengan keputusan ODA / DFID Pemerintah Inggris mengakhiri bantuan kepada proyek ini. Hasil-hasil pengembangan cara belajar siswa aktif dan supervisi guru ini dimasukkan ke dalam Kurikulum 1994 dan pedoman-pedomannya.

Page 94: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 85 -

Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum pada Kurikulum 1994 dikemukakan berikut ini. 1. Kegiatan belajar-mengajar dilaksanakan dengan sistem klasikal yang

mengelompokkan anak dengan usia dan kemampuan rata-rata hampir sama menerima pelajaran dari seorang guru dalam mata pelajaran yang sama dalam waktu dan tempat yang sama. Bila diperlukan dapat dibentuk penglompokan sesuai dengan tujuan dan keperluan pengajaran.

2. Kegiatan belajar-mengajar pada dasarnya mengembangkan kemampuan psikis dan fisik serta kemampuan penyesuaian sosial siswa secara utuh. Dalam rangka mempersiapkan siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan menengah atau memasuki lapangan kerja, perlu diusahakan pengembangan sikap bertanggung jawab dalam belajar dan mengemukakan pendapat, serta kemandirian dalam mengambil keputusan.

3. Mengingat anekaragamnya mata pelajaran, cara penyajian pelajaran hendaknya memanfaatkan berbagai sarana penunjang seperti kepustakaan, alat peraga, lingkungan alam dan budaya, serta masyarakat dan narasumber.

4. Kegiatan belajar-mengajar sebagai pembelajaran tambahan dapat diberikan kepada siswa baik yang akan melanjutkan ke pendidikan menengah maupun yang akan memasuki lapangan kerja / masyarakat umum. Siswa dapat mengikuti satu atau beberapa mata pelajaran sebagai pelajaran tambahan di luar jam pelajaran pada susunan program pengajaran, dengan jatah waktu yang sesuai dengan keadaan. Kegiatan pembelajaran tambahan dapat berupa kegiatan perbaikan atau kegiatan pengayaan.

(Sumber: Kurikulum Pendidikan Dasar: Landasan, Program, dan Pengembangan, Depdikbud, 1993).

Jika diamati secara teliti, dalam berbagai kurikulum (GBPP; Garis-garis Besar Program Pengajaran) mata pelajaran pendekatan belajar aktif menjadi warna yang menonjol. Dari segi penyajian isi kurikulum dalam GBPP, komponen kegiatan belajar amat ditekankan. Hal ini terlihat dari uraian tentang kegiatan belajar yang aktif yang merupakan porsi utama dan terbesar dalam keseluruhan GBPP. Khusus dalam kurikulum mata pelajaran Bahasa Indonesia dikembangkan dengan menggunakan pendekatan komunikatif (communicative approach) yang menekankan keterampilan berbahasa, mengganti pendekatan struktural (structural approach) yang menekankan tatabahasa dalam kurikulum-kurikulum sebelumnya (Kurikulum 1947 s.d. Kurikulum 1984). Penerapan pendekatan komunikatif dalam Bahasa Indonesia berdampak juga kepada pengembangan kurikulum Bahasa Inggris SMP dan SMA yang menggunakan pendekatan yang sama. Dengan demikian, dapatlah dikatakan bahwa pendekatan belajar aktif merupakan pendekatan pengembangan yang dianut dalam mengembangkan Kurikulum 1994. Gagasan-gagasan utama pendekatan ini dikemukakan dalam gambar-gambar berikut ini.

Page 95: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 86 -

Gambar 5.2 Inti pengertian belajar aktif tampak pada gambar ini

Pendekatan belajar aktif adalah implementasi pandangan konstruktivisme dalam belajar. Vygotsky (1978) menekankan konvergensi elemen-elemen sosial dan praktis dalam belajar. Momen yang amat signifikan dalam lintasan perkembangan intelektual terjadi ketika berbicara (speech) dan kegiatan praktik, dua jalur perkembangan yang sebelumnya sepenuhnya tak saling tergantung (independen), berkonvergensi. Melalui kegiatan praktik seorang anak mengkonstruksi makna dalam dirinya (pada tingkat intrapribadinya), sedangkan berbicara menghubungkan makna ini dengan dunia antar-pribadi yang di-share oleh anak dan budayanya. Pandangan Vigotsky ini dapat digambarkan berikut ini.

Page 96: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 87 -

Gambar 5.3 Unsur-unsur belajar aktif

Dalam penerapan belajar aktif unsur-unsur pendekatan belajar aktif ini meruapakan ciri-ciri sejauh mana sebuah sekolah telah melaksanakan pendekatan belajar aktif.

Gambar 5.4 Prinsip-prinsip Belajar Aktif Inilah prinsip-prinsip operasional pendekatan belajar aktif.

Page 97: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 88 -

BAB VI Kurikulum SD pada Masa Reformasi Tahun 1998 terjadi turbulensi politik yang disusul perubahan politik yang luar biasa. Kekuasaan Orde Baru selama 32 tahun tumbang dan Indonesia memasuki era reformasi, ditandari perubahan dalam berbagai bidang. Perubahan itu antara lain tercermin pada:

UUD 1945 dan perubahannya;

Tap MPR No. IV/MPR/1999 tentang GBHN;

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;

Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah;

Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom;

Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional, beserta segala ketentuan yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional;

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

A. Landasan hukum perubahan / pengembangan kurikulum Tabel 6.1 Landasan hukum pengembangan kurikulum pada masa reformasi

Kurikulum Pancasila &

UUD 1945 TAP MPR & GBHN

UU Peraturan Pemerintah

Keputusan Menteri

2004 UUD 1945 dan perubahannya

Tap MPR No. IV/MPR/1999 tentang GBHN

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah

Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom

Terbit tanpa keputusan Menteri tapi hanya dengan kata pengantar Kepala Balibang dan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Depdiknas

2006 UUD 1945 dan perubahannya

- Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Peraturan Mendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, No. 23 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dan No. 24 tentang Pelaksanaan Kepmen No. 22 dan 23

2013 UUD 1945 dan perubahannya

- Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional, beserta segala ketentuan yang dituangkan Rencana

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran

Permendikbud No. 54 Tahun 2013 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah

Permendikbud No. 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah

Permendikbud No. 66 Tahun 2013 Tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah

Permendikbud No 159 Tahun 2014 tentang Evaluasi Kurikulum 2013

Peraturan Mendikbud No. 160 tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum tahun 2006 dan Kurikulum 2013

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2016

Page 98: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 89 -

Pembangunan Jangka Menengah Nasional

Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia)

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah;

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah;

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah;

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan; dan

B. Dasar Pengambilan Keputusan Kurikulum pada Masa Reformasi Tabel 6.2 Dasar pengambilan keputusan pada Kurikulum 2004 dan 2006

No

. Dasar keputusan tentang

kurikulum Kurikulum 2004 Kurikulum 2006 Kurikulum 2013

1. Alasan pedagogis yang sahih

V # Alasan mengganti kurikulum kurang kuat

Tantangan internal

2. Bukti (evidensi) terbaik yang tersedia

V Berdasar perbandingan kurikulum di negara lain

# Hanya modifikasi Kurkulum 2004

Tantangan internal

3. Konteks tujuan pendidikan yang umum

V Ciri-ciri manusia Indonesia berdasarkan UU SPN 2002

V Sama dengan Kurikulum 2004

Landasan foilosofis

4. Konteks keputusan sebelumnya & kebutuhan keputusan tambahan

V # Penyempurnaan pola pikir

5. Paduan kekuatan pelajar, proses belajar, tuntutan masyarakat & mata pelajaran

V Tuntutan pendekatan kompetensi pengembangan kurikulum

# Terlalu cepat pergantian kurikulum

Penguatan tata kelola kurikulum

6. Kerja sama orang yang terlibat & orang yang paling terkena dampak keputusan

V Dilibatkan pakar, praktisi, konsultan, dan instansi yang relevan

# Melibatkan praktisi lapangan, hanya waktu amat singkat

Penguatan materi

7. Fakta baru kehidupan seperti perkembangan ilmu, rasa persatuan & keanekaragaman

V Tuntutan perkembangan ilmu & teknologi informasi & komunikasi

X Belum ada perkembangan baru

8. Perbedaan individual siswa

# Belum tergambar dalam iindikator kompetensi

# Kompetensi dasar tanpa indikator

9. Pandangan realistis pengorganisasian: desain kurikulum, pengalaman siswa, pengaturan waktu

V Masuk ide guru membuat silabus

V Sama dengan Kurikulum 2004

10. Pandangan tentang cara komunikasi & diseminasi kurikulum

V V

11. Pengalaman siswa yang tidak dapat diperoleh dengan memuaskan di luar sekolah

V V

Page 99: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 90 -

Tabel ini menunjukkan bahwa dasar-dasar pengambilan keputusan kurikulum sebagaimana berlaku umum di dunia internasional semakin diikuti dalam pengembangan kurikulum-kurikulum di Indonesia. Semakin lama semakin baik dan sesuai dengan dasar pengambilan keputusan yang digunakan.

C. Prinsip Pengembangan Kurikulum pada Masa Reformasi Kurikulum 2004 Inovasi pendekatan belajar aktif kemudian digabungkan dan diintegrasikan ke dalam inovasi melalui manajemen berbasis sekolah (MBS) yang diprakarsai Unicef dan Unesco bekerja sama dengan Direktorat Sekolah Dasar Ditjen Dikdasmen dan wakil-wakil Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas yang dirintis pada tahun 1999. Kemudian inovasi ini dikenal dengan nama MBS-Pakem. Pakem adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Semula inovasi melalui Proyek MBS-Pakem ini dirintis oleh Kabupaten Mojokerto di Jawa Timur, Kabupaten Magelang dan Kabupaten Banyumas di Jawa Tengah, dan Kabupaten Bantaeng di Sulawesi Selatan. Dalam waktu singkat provinsi-provinsi lain bergabung dalam gerakan ini, seperti provinsi NTT, Maluku, dan Papua. Kemudian, Ditjen Dikdasmen dan Unicef mengundang berbagai NGO yang berkiprah di sekolah dasar untuk mendorong dan menerapkan MBS-Pakem. Berbagai NGO itu antara lain USAid, AusAid, Save the Children, Plan International, Word Vision Indonesia, NGO dari Belanda, Kanada, dan negara lain. Berbagai dinas pendidikan di daerah-daerah juga melibatkan diri dalam gerakan ini sehingga gagasan yang diperkenalkan ini dapat dikatakan telah diadopsi dalam sistem pendidikan nasional. Berdasarkan pertimbangan kondisi MBS-Pakem di lapangan dan tuntutan otonomi daerah sambil belajar dari studi banding dan penelusuran literatur tentang pengembangan kurikulum di dunia internasional, akhirnya Pusat Kurikulum bersama pimpinan Balitbang Depdiknas memilih pendekatan berbasis kompetensi (competence-based curriculum development) dalam mengembangkan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang disebut pula Kurikulum 2004. Dokumen nasional Kurikulum 2004 yang pada akhirnya diterapkan di lapangan kembali menggunakan matriks atau tabel yang terdiri dari 4 kolom, yaitu standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, dan materi pokok. Berdasarkan dokumen kurikulum nasional ini, tiap sekolah diberi otonomi untuk mengembangkan silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sendiri. Pengertian kompetensi adalah kemampuan yang merupakan hasil belajar (outcome) berupa karya 2 dimensi siswa (yang ditulis pada kertas / wadah yang rata berdimensi panjang dan lebar) dan 3 dimensi (dimensi panjang, lebar, dan tinggi), unjuk kerja (performance), dan perilaku. Amati gambar berikut ini!

Page 100: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 91 -

Gambar 6.1 Input, proses, dan outcome kompetensi

Kemampuan ini dikembangkan dari proses belajar-mengajar yang mengolah dan memproses “air” pengetahuan, keterampilan, serta sikap dan nilai (yang berasal dari “air” ‘anak sungai’ pengetahuan, ‘anak sungai’ keterampilan, dan ‘anak sungai’ nilai dan sikap. Sedangkan, dalam ‘sungai besar’ “air” dari tiga ‘anak sungai’ itu telah terintegrasi, tidak dibeda-bedakan lagi dalam ‘sungai besar’ proses belajar-mengajar). Kemampuan yang dapat digolongkan sebagai kompetensi paling tidak memiliki 5 kriteria, yaitu demonstrable (dapat didemonstrasikan, ditunjukkan siswa), observable (dapat diamati dengan pancaindera), consistent (konsisten atau ajek atau cenderung telah menetap), specific (spesifik, khusus, tidak terlalu umum), dan integrated (memadukan pengetahuan, keterampilan, serta sikap dan nilai).

Page 101: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 92 -

Dalam mengembangkan silabus dan RPP, guru dapat menggunakan langkah-langkah seperti ditunjukkan pada 2 gambar ini.

Page 102: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 93 -

Dalam praktik bersama para guru ternyata pengembangan silabus dan RPP akan lebih realistis dan mudah jika guru mulai dengan gagasan kreatif kegiatan belajar, kemudian mengidentifikasi alat, sumber, bahan, lalu mengidentifikasi materi dan jabarannya, barulah dicari dan diidentifikasi kompetensi dasar (standar kompetensi dilihat sesudahnya). Terakhir, dari kegiatan belajar yang dirancang dapat diperkirakan kegiatan mana yang akan menghasilkan kompetensi (kemampuan yang telah memenuhi 5 kriteria tersebut) dan indikator kompetensi (tanda-tanda tercapainya kompetensi) disusun setelah diyakini kemampuan mana yang telah layak digolongkan sebagai kompetensi.

Prinsip-prinsip yang digunakan dalam mengembangkan Kurikulum 2004 adalah sebagai berikut:

Page 103: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 94 -

1. Peningkatan keimanan, budi pekerti luhur, dan penghayatan nilai-nilai budaya. 2. Keseimbangan etika, logika, estetika, dan kinestetika. 3. Penguatan integritas nasional. 4. Perkembangan pengetahuan dan teknologi informasi. 5. Pengembangan kecakapan hidup. 6. Pilar pendidikan: belajar untuk memahami, belajar untuk berbuat kreatif,

belajar untuk hidup dalam kebersamaan, dan belajar untuk membangun dan mengekspresikan jati diri yang dilandasi ketiga pilar sebelumnya.

7. Komprehensif dan berkesinambungan. 8. Belajar sepanjang hayat. 9. Diversifikasi kurikulum sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan

peserta didik. Seluruh prinsip pengembangan kurikulum ini guna mendukung pertumbuhan siswa melalui proses belajar-mengajar dapat digambarkan pada gambar pohon berikut ini.

Prinsip-prinsip pelaksanaan: 1. Kesamaan memperoleh kesempatan. 2. Berpusat pada anak. 3. Pendekatan menyeluruh dan kemitraan. 4. Kesatuan dalam kebijakan dan keberagaman dalam pelaksanaan. (Sumber: Kurikulum 2004: Kerangka Dasar, Jakarta: Depdiknas, 2003).

Page 104: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 95 -

Kurikulum 2006 Perbandingan Kurikulum 2004 (KBK) dan Kurikulum 2006 (KTSP) disajikan pada tabel berikut ini. Tabel 6.9 Perbandingan Kurikulum 2004 dan 2006 No. ASPEK Kurikulum 2004 Kurikulum 2006 1. Format Standar Kompetensi, Kompetensi

Dasar, Hasil Belajar (SD), Indikator, Materi Pokok

Standar Kompetensi + Kompetensi Dasar

2. Definisi kompetensi Hasil belajar siswa yang berdampak (outcome), berupa karya, unjuk kerja, dan perilaku

Hasil belajar (dampaknya kurang diperhatikan) Definisi kompetensi tak jelas / tak ada

3. Dasar pemilihan kompetensi Hasil inovasi, evaluasi kurikulum, studi banding kurikulum + implementasi negara2 lain, tradisi sekolah

Polesan dokumen Kurikulum 2004

4. Pendekatan pengembangan kurikulum

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

5. Contoh hasil inovasi ● Proyek PPSP 8 IKIP

● CBSA: 1980 – 1994

● Pendidikan luar biasa

● Jaringan kurikulum

● MBS: 1999 – kini

● Pendidikan HAM

● Kurikulum muatan lokal

● Kerja sama dengan instansi & lembaga internasional

Tidak merujuk ke hasil-hasil berbagai inovasi

6. Contoh hasil riset Beragam riset Pusat Penelitian & Pusat Kurikulum Balitbang, meta-analisis

Tidak merujuk ke hasil-hasil riset

7. Silabus Unsur-unsur penting untuk PBM Contoh-contoh lebih terinci

Unsur-unsur = Kurikulum 2004 Contoh seperti satuan pelajaran

8. Kalender pendidikan 220 hari belajar per tahun 204 – 228 hari per tahun

9. Penilaian Penentuan standar kelulusan Ujian Nasional: Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika. Bentuk soal: Pilihan ganda

Masih sama

10. Akuntabilitas Puskur Balitbang bekerja sama dengan Ditjen Dikdasmen

“Panitia ad hoc” 15 orang

11. Ruang lingkup kompetensi & materi

Lebih jelas karena ada indikator “Mengikat” komitmen pengembangan UN

Kabur karena tak ada indikator “Tak mengikat” komitmen

12 Materi kurikulum Sebagian besar materi Kurikulum 2004 ada dalam Kurikulum 2006

13. Pendekatan tematik di SD Kelas I dan II Kelas I – III

Data pada tabel ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan mendasar antara Kurikulum 2004 dan Kurikulum 2006. Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) jenjang pendidikan dasar dan menengah dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah berpedoman pada standar kompetensi lulusan dan standar isi serta panduan penyusunan kurikulum

Page 105: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 96 -

yang dibuat oleh BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan). Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip berikut ini. 1. Berpusat kepada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan

peserta didik dan lingkungannya Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan itu, pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan.

2. Beragam dan terpadu Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta status sosial ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi.

3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan karena itu semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha, dan dunia kerja. Karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.

5. Menyeluruh dan berkesinambungan Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.

6. Belajar sepanjang hayat Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.

Page 106: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 97 -

7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Seluruh prinsip pengembangan kurikulum untuk mendukung pertumbuhan siswa melalui proses belajar-mengajar ini dapat digambarkan pada gambar pohon berikut ini.

Kurikulum 2013 adalah pengembangan dari Kurikulum tahun 2006 yang disusun mengacu kepada Tujuan Pendidikan Nasional dan berdasarkan evaluasi kurikulum sebelumnya dalam menjawab tantangan yang dihadapi bangsa di masa depan. Pengembangan Kurikulum 2013 khususnya terletak pada: 1. Keseimbangan pengetahuan – sikap – keterampilan. 2. Pendekatan saintifik dalam pembelajaran. 3. Model pembelajaran (penemuan, berbasis proyek dan berbasis masalah). 4. Penilaian otentik. Pengembangan Kurikulum 2013 didasarkan pada prinsip-prinsip berikut ini.

Page 107: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 98 -

1. Kurikulum bukan hanya merupakan sekumpulan daftar mata pelajaran karena mata pelajaran hanya merupakan sumber materi pembelajaran untuk mencapai kompetensi.

2. Kurikulum didasarkan pada standar kompetensi lulusan yang ditetapkan untuk satu satuan pendidikan, jenjang pendidikan, dan program pendidikan. Sesuai dengan kebijakan pemerintah mengenai Wajib Belajar 12 Tahun maka Standar Kompetensi Lulusan yang menjadi dasar pengembangan kurikulum adalah kemampuan yang harus dimiliki peserta didik setelah mengikuti proses pendidikan selama 12 tahun.

3. Kurikulum didasarkan pada model kurikulum berbasis kompetensi. Model kurikulum berbasis kompetensi ditandai oleh pengembangan kompetensi berupa sikap, pengetahuan, keterampilan berpikir, dan keterampilan psikomotorik yang dikemas dalam berbagai mata pelajaran.

4. Kurikulum didasarkan atas prinsip bahwa setiap sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dirumuskan dalam kurikulum berbentuk Kompetensi Dasar dapat dipelajari dan dikuasai setiap peserta didik (mastery learning) sesuai dengan kaidah kurikulum berbasis kompetensi.

5. Kurikulum dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan perbedaan dalam kemampuan dan minat.

6. Kurikulum berpusat kepada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik berada pada posisi sentral dan aktif dalam belajar.

7. Kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni.

8. Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan kehidupan. 9. Kurikulum harus diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan

pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. 10. Kurikulum didasarkan kepada kepentingan nasional dan kepentingan daerah. 11. Penilaian hasil belajar ditujukan untuk mengetahui dan memperbaiki

pencapaian kompetensi. Instrumen penilaian hasil belajar adalah alat untuk mengetahui kekurangan yang dimiliki setiap peserta didik atau sekelompok peserta didik. Kekurangan itu harus segera diikuti dengan proses memperbaiki kekurangan dalam aspek hasil belajar yang dimiliki seorang atau sekelompok peserta didik.

Page 108: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 99 -

Prinsip Pembelajaran Kurikulum 2013 Untuk mencapai kualitas yang telah dirancang dalam dokumen kurikulum 2013, kegiatan pembelajaran perlu menggunakan prinsip sebagai berikut: 1. Peserta didik difasilitasi untuk mencari tahu; 2. Peserta didik belajar dari berbagai sumber belajar; 3. Proses pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah; 4. Pembelajaran berbasis kompetensi; 5. Pembelajaran terpadu; 6. Pembelajaran yang menekankan pada jawaban divergen yang memiliki

kebenaran multidimensi; 7. Pembelajaran berbasis keterampilan aplikatif; 8. Peningkatan keseimbangan, kesinambungan, dan keterkaitan antara hard skills

dan soft skills; 9. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta

didik sebagai pembelajar sepanjang hayat; 10. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing

ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani);

11. Pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat; 12. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi

dan efektivitas pembelajaran; 13. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik;

dan 14. Suasana belajar menyenangkan dan menantang. Sumber: http://kurikulum.kemdikbud.go.id/infos http://www.m-edukasi.web.id/2013/06/prinsip-pengembangan-kurikulum-2013.html http://irwansahaja.blogspot.co.id/2016/04/prinsip-pengembangan-kurikulum-2013.html http://www.m-edukasi.web.id/2014/11/prinsip-pembelajaran-kurikulum-2013.html TIM. 2014. Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2014 Mata Pelajaran Matematika SMP/MTs : Jakarta: Pusat Pengembangan Profesi Pendidik Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan Dan Kebudayaandan Penjaminan Mutu Pendidikan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan

D. Ciri-Ciri Manusia pada Kurikulum pada Masa Reformasi Kurikulum 2004: Penyelenggaraan pendidikan dasar bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia; mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab dan demokratis; dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

Page 109: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 100 -

Pendidikan Dasar berlangsung selama 9 tahun, yaitu mulai dari kelas I hingga kelas IX. Di jalur sekolah dan madrasah, Pendidikan Dasar dimulai dari kelas I sampai kelas VI Sekolah Dasar (SD) atau Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) atau Madrasah Intidaiyah (MI), dan dilanjutkan mulai kelas VII smpai kelas IX di Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB) atau Madrasah Tsanawiyah (MTs). Di jlaur nonformal, Pendidikan Dasar setara dengan Paket A dan B. Wajib belajar berlaku bagi peserta didik berumur 7 tahun sampai menamatkan jenjang Pendidikan Dasar. Kompetensi Lulusan Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah adalah sebagai berikut:

Mengenali dan berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang diyakini.

Mengenali dan menjalankan hak dan kewajiban diri, beretos kerja, dan peduli terhadap lingkungan.

Berpikir secara logis, kritis, dan kreatif serta berkomunikasi melalu berbagai media.

Menyenangi keindahan.

Membiasakan hidup bersih, bugar, dan sehat.

Memiliki rasa cinta dan bangga terhadap bangsa dan tanah air. (Sumber: Kurikulum 2004: Kerangka Dasar, Jakarta: Depdiknas, 2003).

Kurikulum 2006: Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) dikembangkan berdasarkan tujuan setiap satuan pendidikan, yakni: Pendidikan Dasar, yang meliputi SD/MI/SDLB/Paket A dan SMP/MTs./SMPLB/Paket B bertujuan: Meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Adapun Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) selengkapnya adalah: SD/MI/SDLB*/Paket A

1. Menjalankan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak

2. Mengenal kekurangan dan kelebihan diri sendiri

3. Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungannya

4. Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi di lingkungan sekitarnya

5. Menggunakan informasi tentang lingkungan sekitar secara logis, kritis, dan kreatif

6. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif, dengan bimbingan guru/pendidik

7. Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya

Page 110: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 101 -

8. Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari

9. Menunjukkan kemampuan mengenali gejala alam dan sosial di lingkungan sekitar

10. Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap lingkungan

11. Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa, negara, dan tanah air Indonesia

12. Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan seni dan budaya lokal

13. Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu luang

14. Berkomunikasi secara jelas dan santun

15. Bekerja sama dalam kelompok, tolong-menolong, dan menjaga diri sendiri dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya

16. Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis

17. Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, menulis, dan berhitung

(Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP); (Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 23 Tahun 2006 Tanggal 23 Meil 2006. LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 TANGGAL 23 MEI 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL)).

Kurikulum 2013

Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional diperlukan profil kualifikasi kemampuan lulusan yang dituangkan dalam standar kompetensi lulusan. Dalam

Page 111: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 102 -

SD/MI/SDLB/Paket A

Dimensi Kualifikasi Kemampuan

Sikap

Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia,

berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif

dengan lingkungan sosial dan alam di lingkungan rumah, sekolah, dan tempat

bermain.

Pengetahuan

Memiliki pengetahuan faktual dan konseptual berdasarkan rasa ingin tahunya

tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dalam wawasan

kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena

dan kejadian di lingkungan rumah, sekolah, dan tempat bermain.

Keterampilan

Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang produktif dan kreatif dalam ranah

abstrak dan konkret sesuai dengan yang ditugaskan kepadanya.

penjelasan Pasal 35 Undang-Undang Nomo 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa standar kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik yang harus dipenuhinya atau dicapainya dari suatu satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.

Lulusan SD/MI/SDLB/Paket A memiliki sikap, pengetahuan, dan keterampilan berikut ini.

E. Perkembangan Struktur Program Kurikulum pada Masa Reformasi

Kurikulum 2004: Tabel 6.3 Struktur Kurikulum Sekolah Dasar & Madrasah Ibtidaiyah

Kelas

Alokasi Waktu

I dan II III s.d. IV A. Mata Pelajaran Pendidikan

Agama

Pendekatan TEMATIK

3

Bahasa Indonesia 5 Matematika 5 Sains 4 Pengetahuan Sosial

4

Kerajinan Tangan dan Kesenian

4

Pendidikan Jasmani

4

B. Kegiatan Belajar Pembiasaan

Kegiatan Pembiasaan

2

Jumlah 27 31 Penjelasan untuk Kelas I dan II 1) Pengelolaan kegiatan pembelajaran dalam mata pelajaran dan kegiatan belajar

pembiasaan dengan menggunakan pendekatan tematik diorganisasi sepenuhnya oleh sekolah dan madrasah.

Page 112: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 103 -

2) Penjelasan teknis pendekatan tematik diatur dalam pedoman tersendiri. 3) Alokasi waktu total yang disediakan adalah 27 jam pelajaran per minggu.

Daerah, sekolah atau madrasah dapat menambah alokasi waktu total atau mengubah alokasi waktu mata pelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa, sekolah, madrasah atau daerah.

4) Satu jam pelajaran tatap muka dilaksanakan selama 35 menit. 5) Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (2 semester) adalah 34 – 40 minggu

dan jam tatap muka per minggu adalah 945 menit (16 jam), jumlah jam tatap muka per tahun adalah 544 jam (32 640 menit).

6) Alokasi waktu sebanyak 27 jam pelajaran pada dasarnya dapat diatur dengan bobot berkisar: (a) 15% untuk Agama; (b) 50% untuk Membaca dan Menulis Permulaan serta Berhitung; dan (c) 35% untuk Sains, Pengetahuan Sosial, Kerajinan Tangan dan Kesenian dan Pendidikan Jasmani.

7) Sekolah dan madrasah dapat mengenalkan teknologi informasi dan komunikasi sesuai dengan kemampuannya.

Penjelasan untuk Kelas III, IV, V, dan VI: 1) Pengelolaan kegiatan pembelajaran dalam mata pelajaran dan kegiatan belajar

pembiasaan diorganisasi sepenuhnya oleh sekolah dan madrasah. 2) Penjelasan teknis kegiatan belajar pembiasaan diatur dalam pedoman

tersendiri. 3) Alokasi waktu total yang disediakan adalah 31 jam pelajaran per minggu.

Daerah, sekolah atau madrasah dapat menambah alokasi waktu toal atau mengubah alokasi waktu mata pelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa, sekolah, madrasah atau daerah.

4) Satu jam pelajaran tatap muka dilaksanakan selama 40 menit. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (2 semester) adalah 34 – 40 minggu, dan jam tatap muka per minggu adalah 21 jam ( 1 240 menit) jumlah jam tatap muka per tahun adalah 714 jam (42 840 menit).

5) Sekolah dan madrasah dapat memberikan mata pelajaran Bahasa Inggris mulai kelas IV sesuai dengan kemampuan.

6) Sekolah dan madrasah dapat mengenalkan teknologi informasi dan komunikasi sesuai dengan kemampuan.

7) Sekolah dan madrasah bertaraf internasional dapat menggunakan bahasa Inggris dan bahasa asing lain sebagai bahasa pengantar sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan.

(Sumber: Kurikulum 2004: Kerangka Dasar, Jakarta: Depdiknas, 2003)

Page 113: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 104 -

Kurikulum 2006: Tabel 6.4 Struktur Kurikulum SD/MI 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Komponen Kelas dan Alokasi Waktu I II III IV, V, dan VI

A. Mata Pelajaran 3 1. Pendidikan Agama 2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 3. Bahasa Indonesia 5 4. Matematika 5 5. Ilmu Pengetahuan Alam Pendekatan

TEMATIK 4

6. Ilmu Pengetahuan Sosial 3 7. Seni Budaya dan Keterampilan 4 8. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan

Kesehatan

4

B. Muatan Lokal 2 C. Pengembangan Diri 2*)

Jumlah 26 27 28 32

*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran

Penerapan struktur ini pada tingkat sekolah tampak seperti berikut ini.

Tabel 6.5 STRUKTUR KURIKULUM SDN PONDOK BAMBU 14

Komponen Kelas dan Alokasi Waktu

I II III IV, V, DAN VI

A. Mata Pelajaran

Pendekatan TEMATIK

1. Pendidikan Agama 3 2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 3. Bahasa Indonesia 5 4. Matematika 5 5. Ilmu Pengetahuan Alam 4 6. Ilmu Pengetahuan Sosial 3 7. Seni Budaya dan Keterampilan 4 8. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan

Kesehatan 4

B. Muatan Lokal 1. Kesenian Jakarta 1 2. PLKJ 1 3. Bahasa Inggris 2 C. Pengembangan Diri 1. Pramuka 1 2. Komputer 1

Jumlah 30 31 32 36

Struktur Kurikulum 2013

Page 114: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 105 -

Tabel 6.6 : Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah Berdasarkan Permendikbud Nomor 67 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah

MATAPELAJARAN ALOKASI WAKTU PER MINGGU

I II III IV V VI

Kelompok A

1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 4 4 4 4 4 4

2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaran

5

5

6

5

5

5

3. Bahasa Indonesia 8 9 10 7 7 7

4. Matematika 5 6 6 6 6 6

5. Ilmu Pengetahuan Alam - - - 3 3 3

6. Ilmu Pengetahuan Sosial - - - 3 3 3

Kelompok B

1. Seni Budaya dan Prakarya 4 4 4 4 4 4

2. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan

4

4

4

4

4

4

JUMLAH ALOKASI WAKTU PER MINGGU

30

32

34

36

36

36

Keterangan: Mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya dapat memuat Bahasa Daerah. Selain kegiatan intrakurikuler seperti yang tercantum di dalam struktur kurikulum

diatas, terdapat pula kegiatan ekstrakurikuler Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah antara lain Pramuka (Wajib), Usaha Kesehatan Sekolah, dan Palang Merah Remaja.

Kegiatan ekstrakurikuler seperti Pramuka (terutama), Unit Kesehatan Sekolah, Palang Merah Remaja, dan yang lainnya adalah dalam rangka mendukung pembentukan kompetensi sikap sosial peserta didik, terutama sikap peduli. Di samping itu juga dapat dipergunakan sebagai wadah dalam penguatan pembelajaran berbasis pengamatan maupun dalam usaha memperkuat kompetensi keterampilannya dalam ranah konkrit. Dengan demikian kegiatan ekstrakurikuler ini dapat dirancang sebagai pendukung kegiatan kurikuler.

Mata pelajaran Kelompok A adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh Pusat. Mata pelajaran Kelompok B yang terdiri atas mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya serta Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh Pusat dan dilengkapi dengan konten lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah.

Bahasa Daerah sebagai muatan lokal dapat diajarkan secara terintegrasi dengan mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya atau diajarkan secara terpisah apabila daerah merasa perlu memisahkannya. Satuan pendidikan dapat menambah jam pelajaran per minggu sesuai dengan kebutuhan satuan pendidikan tersebut.

Sebagai pembelajaran tematik terpadu, angka jumlah jam pelajaran per minggu untuk

Page 115: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 106 -

tiap mata pelajaran adalah relatif. Guru dapat menyesuaikannya sesuai kebutuhan peserta didik dalam pencapaian kompetensi yang diharapkan.

Jumlah alokasi waktu jam pelajaran setiap kelas merupakan jumlah minimal yang dapat ditambah sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

Khusus untuk mata pelajaran Pendidikan Agama di Madrasah Ibtidaiyah dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan yang ditetapkan oleh Kementerian Agama.

Pembelajaran Tematik-Terpadu

Struktur kurikulum ini disempurnakan dengan Permendikbud No. 57 Tahun 2014 Tentang Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibdidaiyah, yang dikemukakan berikut ini.

Struktur Kurikulum SD/MI terdiri atas mata pelajaran umum kelompok A dan mata pelajaran umum kelompok B. Mata pelajaran umum kelompok A merupakan program kurikuler yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta didik sebagai dasar penguatan kemampuan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Mata pelajaran umum kelompok B merupakan program kurikuler yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta didik terkait lingkungan dalam bidang sosial, budaya, dan seni. Khusus untuk MI, dapat ditambah dengan mata pelajaran keagamaan yang diatur oleh Kementerian Agama.

Tabel 6.7: Struktur Kurikulum SD/MI Berdasarkan Permendikbud No. 57 Tahun 2014 Tentang Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah

MATA PELAJARAN ALOKASI WAKTU PER MINGGU

I II III IV V VI Kelompok A (Umum) 1. Pendidikan Agama dan Budi

Pekerti 4 4 4 4 4 4

2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaran

5 5 6 5 5 5

3. Bahasa Indonesia 8 9 10 7 7 7 4. Matematika 5 6 6 6 6 6 5. Ilmu Pengetahuan Alam - - - 3 3 3 6. Ilmu Pengetahuan Sosial - - - 3 3 3 Kelompok B (Umum) 1. Seni Budaya dan Prakarya 4 4 4 4 4 4 2. Pendidikan Jasmani, Olahraga,

dan Kesehatan 4 4 4 4 4 4

Jumlah jam pelajaran per minggu 30 32 34 36 36 36

Keterangan:

Mata pelajaran Kelompok A merupakan kelompok mata pelajaran yang muatan dan acuannya dikembangkan oleh Pusat.

Mata pelajaran Kelompok B merupakan kelompok mata pelajaran yang muatan dan acuannya dikembangkan oleh Pusat dan dapat dilengkapi dengan muatan/konten lokal.

Page 116: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 107 -

Mata pelajaran Kelompok B dapat berupa mata pelajaran muatan lokal yang berdiri sendiri.

Muatan lokal dapat memuat Bahasa Daerah.

Satu jam pelajaran beban belajar tatap muka adalah 35 menit.

Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri, maksimal 40% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan.

Satuan pendidikan dapat menambah beban belajar per minggu sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik dan/atau kebutuhan akademik, sosial, budaya, dan faktor lain yang dianggap penting.

Untuk Mata Pelajaran Seni Budaya dan Prakarya, satuan pendidikan wajib menyelenggarakan minimal 2 aspek dari 4 aspek yang disediakan. Peserta didik mengikuti salah satu aspek yang disediakan untuk setiap semester, aspek yang diikuti dapat diganti pada setiap semester.

Khusus untuk Madrasah Ibtidaiyah struktur kurikulum dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan yang diatur oleh Kementerian Agama.

Kegiatan ekstrakurikuler terdiri atas Pendidikan Kepramukaan (wajib), usaha kesehatan sekolah (UKS), palang merah remaja (PMR), dan lainnya sesuai dengan kondisi dan potensi masing-masing satuan pendidikan.

Pembelajaran menggunakan pendekatan pembelajaran Tematik-Terpadu kecuali mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

F. Perkembangan Komponen Kurikulum pada Masa Reformasi Kurikulum 2004: Contoh Sains Kelas IV A. Kerja Ilmiah

Standar Kompetensi: Siswa mampu melakukan pengamatan, mendeskripsikan, menggunakan standar pengukuran sederhana, serta mengembangkan sikap ilmiah.

Tabel 6.8 Tabel Kompetensi dasar Kurikulum Berbasis Kompetensi (Kurikuum 2004)

Kompetensi Dasar

Hasil Belajar Indikator Materi Pokok

1. Melakukan penyelidikan ilmiah

1.1 Mengajukan pertanyaan penelitian sederhana

* Mengemukakan pendapat tentang suatu topik untuk mendata yang telah diketahui.

* Membuat pertanyaan dengan bantuan guru misalnya: “Apa yang ingin kita cari?”, “Bagaimana cara kita menemukan / menyelidiki?”

Terintegrasi dalam pembelajaran

1.2 Menyusun perencanaan

* Mendiskusikan sesuatu yang didengar atau dilihat

Page 117: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 108 -

kerja ilmiah melalui pengamatan atau percobaan

* Memberikan gagasan dalam merencanakan suatu penyelidikan

1.3 Mengumpulkan informasi / data

* Melakukan penyelidikan sederhana dengan dua atau tiga langkah, misalnya: mengumpulkan hewan-hewan kecil dan menggolongkannya.

* Melakukan pengamatan dan pengukuran dengan menggunakan alat.

* Membuat catatan hasil pengamatan dan pengukuran.

1.4 Mengolah informasi / data

* Mengelompokkan informasi / data.

* Menganalisis data. * Menafsirkan hasil

analisis. 2. Berkomunikasi

ilmiah 2.1 Membuat laporan

ilmiah sederhana. * Membuat kesimpulan

dari hasil penyelidikan. * Mendeskripsikan hasil

penyelidikan ilmiah sederhana dalam bentuk laporan.

Terintegrasi dalam pembelajaran

2.2 Menyajikan informasi sains

* Menyusun informasi sains dengan menggunakan sarana dan sumber.

* Menyajikan informasi sains dengan berbagai cara.

3. Menujukkan kreativitas dalam memecahkan masalah

dst. dst. dst.

4. Bersikap ilmiah dst. dst. dst.

B. Pemahaman konsep dan Penerapannya

1. Makhluk hidup dan Proses Kehidupan Standar Kompetensi: Siswa mampu memahami hubungan antara bagian alat

tumbuh makhluk hidup dengan fungsinya, dan memahami bahwa beragam makhluk hidup memiliki daur hidup yang berbeda, serta memahami bahwa interaksi terjadi antar-makhluk hidup serta antara makhluk hidup dengan lingkungannya.

Tabel 6.7 Tabel Contoh Kompetensi Dasar Kurikulum 2004

NO. Kompetensi

Dasar Hasil Belajar Indikator Materi Pokok

1. Mencari 1.1 * Menjelaskan kegunaan rangka. * Rangka manusia,

Page 118: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 109 -

hubungan antara bagian alat tubuh makhluk hidup dengan fungsinya

Mendeskripsikan rangka manusia, fungsi, dan pemeliharaannya

* Mempraktikkan cara merawat rangka, misal mengkonsumsi makanan yang mengandung Vitamin D, kalsium, fosfor serta sikap tubuh sewaktu duduk, berdiri, tidur, dan berjalan. * Mencari informasi tentang penyakit dan kelainan yang umumnya terjadi pada rangka.

fungsi, dan pemeliharaannya

1,2 Mendekripsikan alat indera manusia, fungsi, dan pemeliharaannya

* Mengidentifikasi alat indera manusia berdasarkan pengamatan. * Menjelaskan kegunaan alat indera. * Mencari informasi tentang kelainan alat indera yang disebabkan oleh kebiasaan buruk, misalnya membaca di tempat yang kurang terang, dan minum air panas. * Memberi contoh cara merawat alat indera.

* Alat indera manusia, fungsi, dan pemeliharaannya.

1.3 Menggolongkan hewan berdasarkan jenis makanan

* Mengidentifikasi jenis makanan hewan. * Menggolongkan hewan-hewan yang termasuk pemakan tumbuhan (herbivora), pemakan daging (karnivora), dan pemakan segala (omnivora).

Jenis makanan hewan

1.4 Mendeskripsikan bagian-bagian tubuh tumbuhan dan fungsinya bagi tumbuhan itu sendiri

* Mengidentifikasi bagian tubuh tumbuhan dan fungsinya bagi tumbuhan itu sendiri. * Membandingkan bagian-bagian tumbuhan, seperti perakaran, bunga, dan daun.

Bagian-bagian tumbuhan

2. Menyajikan informasi yang menggambarkan daur hidup beberapa hewan yang dikenalnya secara sederhana dan cara memperlakukan hewan.

2.1 Menjelaskan daur hidup hewan

* Mendeskripsikan urutan daur hidup hewan, misalnya kupu-kupu, nyamuk, dan kecoa secara sederhana. * Menyimpulkan berdasarkan pengamatan bahwa tidak semua perubahan bentuk pada hewan menunjukkan adanya pertumbuhan. * Membuat laporan hasil pengamatan daur hidup hewan yang dipeliharanya.*)

Daur hidup hewan

2.2 Menerapkan cara memperlakukan hewan

* Mengidentifikasi cara merawat dan memelihara hewan peliharaan. * Mendemonstrasikan cara merawat dan memelihara hewan peliharaan

Perawatan dan pemeliharaan hewan peliharaan

3. Menyimpulkan adanya saling ketergantungan antar-makhluk hidup dan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.

3.1 Mendeskripsikan jenis hubungan khas antar-makhluk hidup

* Mengidentifikasi.hubungan khas antarmakhluk hidup (simbiosis), misalnya lebah / kupu-kupu dan bunga, tumbuhan parasit dan inangnya. * Mengkomunikasikan manfaat dan kerugian yang terjadi akibat hubungan antar-makhluk hidup.

Saling ketergantungan antarmakhluk hidup

3.2 Menafsirkan hubungan antara

* Mengamati bentuk-bentuk saling ketergantungan antara hewan dan tumbuhan di

Page 119: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 110 -

makhluk hidup dan lingkungannya

lingkungan sekitar, misalnya hewan memakan rumput, cacing memakan daun-daun busuk dan berguna bagi kesuburan tanah. * Menggambarkan hubungan antara makan dan dimakan antar-makhluk hidup melalui rantai makanan sederhana. * Memprediksi kemungkinan yang akan terjadi bila lingkungan berubah, misalnya akibat dari pencemaran di sungai, kebakaran di hutan, dan penebangan pohon.

Kurikulum 2006: IPA Kelas IV, Semester 1 Tabel 6.8 Standar kompetensi dan kompetensi dasar IPA kelas IV Kurikulum 2006

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan

1. Memahami hubungan antara struktur organ tubuh manusia dengan fungsinya, serta pemeliharaannya

1.1 Mendeskripsikan hubungan antara struktur kerangka tubuh manusia dengan fungsinya

1.2 Menerapkan cara memelihara kesehatan kerangka tubuh

1.3 Mendeskripsikan hubungan antara struktur panca indera dengan fungsinya

1.4 Menerapkan cara memelihara kesehatan panca indera

2. Memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan dengan fungsinya

2.1 Menjelaskan hubungan antara struktur akar tumbuhan dengan fungsinya

2.2 Menjelaskan hubungan antara struktur batang tumbuhan dengan fungsinya

2.3 Menjelaskan hubungan antara struktur daun tumbuhan dengan fungsinya

2.4 Menjelaskan hubungan antara bunga dengan fungsinya

3. Menggolongkan hewan, berdasarkan jenis makanannya

3.1 Mengidentifikasi jenis makanan hewan 3.2 Menggolongkan hewan berdasarkan jenis

makanannya

4. Memahami daur hidup beragam jenis makhluk hidup

4.1 Mendeskripsikan daur hidup beberapa hewan di lingkungan sekitar, misalnya kecoa, nyamuk, kupu-kupu, kucing

4.2 Menunjukkan kepedulian terhadap hewan peliharaan, misalnya kucing, ayam, ikan

Page 120: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 111 -

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

5. Memahami hubungan sesama makhluk hidup dan antara makhluk hidup dengan lingkungannya

5.1 Mengidentifikasi beberapa jenis hubungan khas (simbiosis) dan hubungan “makan dan dimakan” antar makhluk hidup (rantai makanan)

5.2 Mendeskripsikan hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya

Benda dan Sifatnya 6. Memahami beragam

sifat dan perubahan wujud benda serta berbagai cara penggunaan benda berdasarkan sifatnya

6.1 Mengidentifikasi wujud benda padat, cair, dan gas

memiliki sifat tertentu 6.2 Mendeskripsikan terjadinya perubahan wujud

cair padat cair; cair gas cair; padat gas

6.3 Menjelaskan hubungan antara sifat bahan dengan kegunaannya

Muatan Kurikulum di SDN Pondok Bambu 14 Muatan kurikulum meliputi 8 mata pelajaran, 3 muatan lokal, dan 2 pengembangan diri.

1. Mata Pelajaran Mata Pelajaran di SDN Pondok Bambu 14 terdiri dari 8 mata pelajaran yaitu : 1. Pendidikan Agama 2. Pendidikan Kewarganegaraan 3. Bahasa Indonesia 4. Matematika 5. Ilmu Pengetahuan Alam 6. Ilmu Pengetahuan Sosial 7. Seni Budaya dan Keterampilan 8. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

2. Muatan Lokal

Muatan Lokal di SDN Pondok Bambu 14 terdiri atas: 1. Kesenian Jakarta 2. Pendidikan Lingkungan Kehidupan Jakarta (PLKJ) 3. Bahasa Inggris

3. Pengembangan Diri

Page 121: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 112 -

Pengembangan diri di SDN Pondok Bambu 14 terdiri atas : 1. Pramuka 2. Komputer

Contoh silabus dan RPP di sekolah: 3. SILABUS MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

KELAS IV SEMESTER 1

STANDAR KOMPETENSI

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI POKOK

Mahluk Hidup dan proses kehidupan 1. Memahami

hubungan antara struktur organ tubuh manusia dengan fungsinya, serta pemeliharaanya

Mendeskripsikan hubungan antara struktur kerangka tubuh manusia dengan fungsinya.

Menerapkan cara memelihara kesehatan kerangka tubuh

Mendeskripsikan hubungan antara struktur panca indra dengan fungsinya

Menerapkan cara memelihara kesehatan panca indra

Menjelaskan kegunaan rangka

Mempraktikan sikap tubuh yang baik untuk menjaga bentuk rangka, misalnya cara duduk, cara berdiri dan cara tidur.

Mencari penyakit yang berhubungan dengan rangka

Mengidentifikasikan panca indra manusia berdasarkan pengamatan.

Menjelaskan kegunaan panca indra (Mata, telinga, hidung, lidah kulit).

Mencari informasi tentang kelainan panca indra yang sebabkan oleh kebiasaan buruk, misalnya membaca ditempat yang kurang terang.

Memberi contoh car merawat panca indra (Mata, telinga, hidung, lidah kulit).

Struktur organ tubuh manusia

Page 122: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 113 -

2. Memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan dengan fungsinya

Menjelaskan hubungan antara struktur akar tumbuhan dengan fungsinya

Menjelaskan hubungan antara struktur batang tumbuhan dengan fungsinya

Menjelaskan hubungan antara struktur daun tumbuhan dengan fungsinya

Menjelaskan hubungan antara bunga dengan fungsinya

Mengidentifikasi bagian tumbuhan dan fungsinya bagi tumbuhan itu sendiri.

Membandingkan bagian-bagian tumbuhan, seperti perakaran, bunga dan daun

Struktur bagian tumbuhan

3. Menggolong-kan hewan, berdasarkan jenis makananya

Mengidentifikasikan jenis makanan hewan

Menggolong-kan hewan berdasarkan jenis makananya

Mengidentifikasi jenis makanan hewan

Menggolongkan hewan-hewan yang termasuk pemakan tumbuhan (herbivora), pemakan daging (carnivora), dan pemakan segala (Omnivora).

Jenis makanan hewan

4. Memahami daur hidup beragam jenis makhluk hidup

Mendeskripsi-kan daur hidup beberapa hewan dilingkungan sekitar, misalnya kecoa, nyamuk, kupu-kupu, kucing

Menunjukan kepedulian terhadap hewan peliharaan, misalnya kucing, ayam, ikan

Mendeskripsikan urutan daur hidup kecoa, nyamuk, kupu-kupu, kucing.

Menyimpulkan berdasarkan pengamatan bahwa tidak semua hewan berubah bentuk dengan cara yang sama.

Menyimpulkan bahwa berubahnya bentuk pada hewan menunjukan adanya pertumbuhan

Daur hidup hewan dan cara memelihara hewan

5. Memahami hubungan sesama makhluk hidup dan antara makhluk hidup dengan lingkunganya

Mengidentifikasikan beberapa jenis hubungan khas (simbiosis) dan hubungan ”makan dan dimakan” antara makhluk hidup (rantai makanan)

Mendeskripsikan hubungan antara makhluk hidup dengan lingkunganya.

Mengidentifikasi hubungan khas antar mahlukh hidup (simbiosis), misalnya kupu-kupu, lebah, bunga, tumbuhan parasit dan benalu.

Mengkomunikasikan manfaat dan kerugian yang terjadi akibat hubungan makhluk hidup.

Mengamati bentuk-bentuk salaing ketergantungan antar hewan dan tumbuhan yang terdekat dilingkungan, misalnya cacing memakan daun-daun busuk dan berguna bagi kesuburan tanah.

Menggambarkan hubungan makanan dan dimakan antar makhluk hudup melalui rantai makanan

Memprediksi kemungkinan yang akan terjadi jika lingkungan berubah, misalnya sebagai akibat dari penebangan hutan secara sembarangan

Benda dan sifatnya 6. Memahami

beragam sifat dan perubahan wujud benda berdasarkan sifatnya

Mengidentifikasi wujud benda padat, cair, dan gas memiliki sifat tertentu

Mendeskripsikan terjadinya perubahan wujud cairpadatcair,caigascair, padatgas

Menjelaskan hubungan antara sifat bahan dengan kegunaannya

Mengidentifikasikan sifat benda padat, cair dan gas.

Mengelompokan benda-benda berdasarkan wujudnya.

Mengidentifikasikan perubahan wujud benda yang dapat kembali ke wujud semula.

Menjelaskan faktor yang mempengaruhi perubahan wujud benda

Memberi contoh perubahan wujud

Page 123: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 114 -

benda

Menghidentifikasi kesesuaian sifat bahan dengan kegunaannya, misalnya plastik untuk membuat payung.

Membandingkan berbagai bahan untuk menentukan bahan yang paling cocok untuk tujuan tertentu

Membandingkan bahan tertentu sesuai sifat dan kegunaannya, misalnya penyerapan air pada berbagai jenis kertas.

Membuat daftar berbagai bahan kemasan suatu produk makanan yang dikaitkan dengan sifatnya, misalnya pembungkus permen coklat dari alumunium foil.

Membuat daftar berbagai alat rumah tangga yang dihubungkan dengan sifat bahan dan kegunaannya.

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Kelas/Semester : IV/Satu Standar Kompetensi : Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan Kompetensi Dasar : 1.1 Mendeskripsikan hubungan antara struktur

kerangka tubuh manusia dengan fungsinya 1.2. Menerapkan cara memelihara kesehatan

kerangka tubuh. Alokasi waktu : 4 x 35 menit

Materi Pokok/

Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian

Alokasi Waktu

Sumber Belajar

Struktur tubuh manusia

Mengamati tulang-tulang yang ada didalam tubuh masing-masing dengan cara memukul dengan jari kebagian anggota tubuh yang keras

Melaporkan hasil pengamatan dan membuat kesimpulan

Mengamati dan membandingkan rangka manusia dan rangka hewan dengan menggunakan gambar

Mengamati fungsi rangka manusia dan bagian-bagianya dengan alat peraga atau gambar

Membuat kesimpulan

Menjelaskan kegunaan rangka

Membandingkan fungsi rangka manusia dan rangka hewan

Mempraktikkan sikap tubuh yang baik untuk menjaga bentuk rangka, misalnya cara duduk, cara berdiri dan cara tidur.

Mencari informasi tentang penyakit yang berkaitan dengan rangka

Lembar pengamatan

Performance test

Test tertulis

4 x 35’

Kurikulum KTSP

Buku IPA kelas IV

Rangka manusia

Gambar rangka manu-sia

Membuat sketsa petunjuk

Membuat denah rumah sampai ke sekolah

Menjelaskan kembali isi petunjuk untuk mengecek kebenaran

Mengikuti petunjuk untuk menemukan suatu tempat

Tes Tertulis : Membuat denah

rumah ke sekolah

Tes Perbuatan : Berjalan ke suatu

tempat berdasarkan petunjuk

6 x 35’

Gambar denah sekolah ke kelurahan

4. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM SDN PONDOK BAMBU 14

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam

Page 124: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 115 -

Kelas/Semester Aspek Standar Kompetensi Waktu

: IV / Satu : Rangka Manusia, fungsi dan pemeliharaanya : Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan :

I. KOMPETENSI DASAR

1. Mengenal bagian-bagian tubuh dan kegunaannya serta cara perawatanya.

2. Menerapkan cara memelihara kesehatan kerangka tubuh.

II. INDIKATOR Menjelaskan kegunaan rangka Membandingkan fungsi rangka manusia dan rangka hewan Mempraktikan sikap tubuh yang baik untuk menjaga bentuk rangka

misalnya cara duduk, cara berdiri dan cara tidur. Mencari informasi tentang penyakit yang berkaitan dengan rangka.

III. MATERI POKOK Rangka manusia

IV. URAIAN MATERI

1. Kegunaan rangka

2. Membandingkan fungsi kerangka tubuh manusia dan kerangka tubuh hewan

3. Sikap tubuh yang baik

4. Beberapa penyakit yang berkaitan dengan rangka

V. PENGALAMAN BELAJAR A. Kegiatan awal (persepsi)

Siswa mengamati tulang-tulang yang ada dalam tubuhnya masing-masing dengan cara memukul dengan jari ke bagian anggota tubuh yang keras.

B. Kegiatan inti

1. Siswa mengamati dan membandingkan rangka manusia dan rangka hewan, dengan menggunakan gambar.

2. Siswa menyebutkan fungsi rangka.

3. Guru menjelaskan rangka manusia dan bagian-bagianya dengan alat peraga atau gambar.

4. Dengan bantuan gambar rangka manusia, siswa mengamati bentuk tulang dan menunjukan contohnya.

5. Siswa mencari informasi tentang zat penyusun tulang.

6. Siswa mengamati sendi dan macam-macam persendian.

7. Siswa mengamati gangguan pertumbuhan yang dipengaruhi oleh sikap duduk yang tidak benar.

Page 125: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 116 -

8. Siswa mengamati rangka hewan dan membandingkannya dengan rangka manusia.

9. Siswa mengamati bentuk rangka hewan yang ditiru oleh manusia seperti fondasi cakar ayam, pesawat terbang dan kapal selam.

VI. PENUTUP (TINDAK LANJUT) Siswa membuat kesimpulan tentang rangka manusia, fungsi rangka, dan cara memulihkan kesehatan rangka.

VII. METODE/SUMBER BELAJAR A. Metode

1. Informasi

2. Tanya jawab

3. Demonstrasi

4. Diskusi

5. Inkuiri (penemuan) B. Sumber belajar

1. Kurikulum 2006

2. Buku IPA kelas IV

3. Rangka manusia

VIII. PENILAIAN A. penilaian produk

1. Siswa mengamati rangka manusia dan hewan, apakah hewan tersebut di bawah ini memiliki tulang kepala, tulang badan dan tulang anggota gerak.

2. Siswa mengisi kolom yang kosong dengan membubuhkan tanda

No. NAMA HEWAN MEMILIKI TULANG KEPALA

MEMILIKI TULANG BADAN

MEMILIKI TULANG

ANGGOTA GERAK

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

10.

Manusia Kucing Katak Kambing Ikan Burung Belalang Ayam Laba-laba Cicak

2. Menjawab pertanyaan

Page 126: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 117 -

1. Pada hewan yang tertulis pada tabel, adakah yang tidak memiliki tulang kepala ?

2. Adakah hewan yang tertulis pada tabel yang tidak mempunyai tulang badan ?

3. Adakah hewan yang tertulis pada tabel yang tidak mempunyai tulang anggota gerak ?

Buatkan kesimpulan Persentase penilaian

Ketepatan dan kelengkapan pada pengisisan kolom Ketepatan menjawab pertanyaan Ketepatan membuat kesimpulan +

Jumlah

I. Berilah tanda silang (x) pada salah satu huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang paling benar !

1. Rangka yang berguna melindungi otak adalah ... a. tulang tengkorak c. tulang pinggul b. tulang dada d. tulang rusuk

2. Paru-paru dan jantung dilindungi oleh ... a. tulang rusuk dan rahang c. tulang dada dan selangka b. tulang pinggang dan punggung d. tulang rusuk dan dada

3. Persambungan tulang yang tidak dapat digerakkan terdapat pada ... a. tulang leher c. tulang lengan b. tulang kepala d. tulang paha

4. Di bawah ini adalah fungsi rangka, kecuali ... a. melindungi bagian-bagian tubuh yang penting b. tempat melekatnya otot dan daging c. membentuk tubuh d. membentuk daging

5. Berikut ini yang dinamakan tulang anggota gerak adalah ... a. tungkai dan lengan b. tungkai dan tulang belakang c. lengan dan leher d. kepala dan tungkai

6. Menurut bentuknya, tulang dapat dibedakan seperti di bawah ini, kecuali ... a. tulang pendek c. tulang pipih b. tulang panjang d. tulang pipa

Page 127: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 118 -

7. Hubungan dua tulang yang dapat digerakkan ke segala arah disebut sendi ... a. peluru c. engsel b. putar d. pelana

8. Rangka hewan yang ditiru manusia karena kekuatannya menyangga beban berat adalah ... a. kaki gajah c. kaki ayam b. kaki kuda d. kaki cicak

9. Di bawah ini kelompok hewan yang termasuk hewan berkerangka dalam adalah ... a. laba-laba, kepiting, udang b. kepiting, siput, ikan c. burung, ayam, kambing d. kambing, belalang, ikan

10. Kelainan akibat tulang punggung membungkuk ke belakang disebut ... a. kifosis c. rahitis b. skoliosis d. lordosis

II. Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang tepat !

1. Otak manusia dilindungi oleh rangka ...

2. Tulang rusuk berfungsi melindungi ...

3. Pesawat terbang dibuat berdasarkan tiruan rangka ...

4. Rangka anggota gerak bawah terdiri dari tulang ...

5. Berdasarkan zat penyusunnya tulang dibedakan menjadi tulang ... dan ...

6. Tulang rusuk berjumlah ...

7. Persambungan tulang yang tidak dapat digerakkan terdapat pada ...

8. Sisik dan sirip ikan merupakan rangka ... ikan.

9. Ikan berenang meliukkan badannya ke arah yang dituju dengan bantuan ...

10. Kelainan tulang akibat tulang punggung terlalu bongkok ke depan disebut...

III. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jelas dan benar!

1. Secara garis besar rangka manusia dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian sebutkan! Jawab ____________________________________________________

2. Sebutkan 3 macam sendi yang dapat digerakkan! Jawab ____________________________________________________

Page 128: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 119 -

3. Sebutksn tiga macam kegunaan rangka! Jawab ____________________________________________________

4. Sebutkan 3 macam hewan yang bentuk rangkanya ditiru manusia dalam karyanya membuat peralatan! Jawab ____________________________________________________

5. Sebutkan zat-zat yang menyusun tulang. Jawab ____________________________________________________

Mengetahui Kepala Sekolah

SDN Pondok Bambu 14

Dra. Dwi Tyas Utami NIP. 131 463 770

Jakarta, Juli 2006 Guru mata pelajaran

Dra. Eko Lestariyanti, MPd NIP. 131438 274

Page 129: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 120 -

Kurikulum 2013 Rumusan kompetensi mata pelajaran pada Kurikulum 2013 terdiri atas kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD). Semua mata pelajaran memiliki KI-1 (Sikap Spiritual), KI-2 (Sikap Sosial), KI-3 (Pengetahuan), dan KI-4 (Keterampilan). KI dijabarkan menjadi KD. Mata Pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti serta Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan memiliki KD dari KI-1, KD dari KI-2, KD dari KI-3, dan KD dari KI-4. Sedangkan, mata pelajaran selain Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan hanya memiliki KD dari KI-3 dan KD dari KI-4. Berikut ini contoh kompetensi IPA Kelas IV Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler. Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual adalah “Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial adalah “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi siswa. Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran berlangsung dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter siswa lebih lanjut. Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan sebagai berikut, yaitu siswa mampu:

Tabel 6.9 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Standar Kurikulum 2013 Mata Pelajaran IPA Kelas IV

KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN)

KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)

3. memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain

4. menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR 3.1 menganalisis hubungan antara 4.1 menyajikan laporan hasil

Page 130: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 121 -

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR bentuk dan fungsi bagian tubuh pada hewan dan tumbuhan

pengamatan tentang bentuk dan fungsi bagian tubuh hewan dan tumbuhan

3.2 memahami siklus hidup beberapa jenis makhluk hidup yang ada di lingkungan sekitar dan upaya pelestariannya

4.2 membuat skema siklus hidup beberapa jenis mahluk hidup yang ada di lingkungan sekitarnya, dan slogan upaya pelestariannya

3.3 memahami macam-macam gaya, antara lain gaya otot, gaya listrik, gaya magnet, gaya gravitasi, dan gaya gesekan

4.3 mendemonstrasikan manfaat gaya dalam kehidupan sehari-hari, misalnya gaya otot, gaya listrik, gaya magnet, gaya gravitasi, dan gaya gesekan

3.4 memahami hubungan antara gaya dan gerak

4.4 menyajikan hasil percobaan tentang hubungan antara gaya dan gerak

3.5 memahami berbagai sumber energi, perubahan bentuk energi, dan sumber energi alternatif (angin, air, matahari, panas bumi, bahan bakar organik, dan nuklir) dalam kehidupan sehari-hari

4.5 menyajikan laporan hasil pengamatan dan penelusuran informasi tentang berbagai perubahan bentuk energy

3.6 menerapkan sifat-sifat bunyi dan keterkaitannya dengan indra pendengaran

4.6 menyajikan laporan hasil pengamatan dan/atau percobaan tentang sifat-sifat bunyi

3.7 menerapkan sifat-sifat cahaya dan keterkaitannya dengan indera penglihatan

4.7 menyajikan laporan hasil pengamatan dan/atau percobaan yang memanfaatkan sifat-sifat cahaya

3.8 memahami pentingnya upaya keseimbangan dan pelestarian sumber daya alam di lingkungannya

4.8 melakukan kegiatan upaya pelestarian sumber daya alam bersama orang-orang di lingkungannya

Page 131: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 122 -

Bab VII Perkembangan Mata Pelajaran dari Masa ke Masa

Pada bab ini dikemukakan tentang perkembangan mata-mata pelajaran pada umumnya pada kurikulum dari masa ke masa. Pendidikan Moral: Pendidikan moral dalam sejarah kurikulum Indonesia cenderung ditekankan dan mengalami perubahan dari zaman ke zaman. ● Pada kurikulum pertama setelah kemerdekaan, yaitu Kurikulum 1947,

pendidikan moral berdiri sendiri sebagai satu mata pelajaran, yang diberi nama “Didikan Budi Pekerti” yang diajarkan sejak kelas I SD. Isi atau materinya bersumber pada nilai moral tradisional dalam tradisi atau adat-istiadat, yang cenderung amat dipengaruhi sopan santun atau tata krama masyarakat Jawa.

● Pada Kurikulum 1964, pendidikan budi pekerti digabungkan dengan Pendidikan Agama dengan nama Pendidikan Agama / Budi Pekerti. Asumsi di balik penggabungan ini adalah perlunya keserasian antara nilai-nilai moral yang bersumber dari agama dan nilai-nilai moral yang bersumber dari tradisi atau adat-istiadat. Diharapkan tidak terjadi konflik nilai antara nilai-nilai moral yang berasal dari dua sumber ini.

● Namun, kemudian Departemen Agama tidak setuju dengan mengajukan keberatan secara lisan. Nama mata pelajaran dengan garis miring dapat diartikan Pendidikan Agama atau Budi Pekerti. Akibatnya, seakan-akan sekolah dapat memilih Pendidikan Agama atau Budi Pekerti. Dikhawatirkan Pendidikan Budi Pekerti dapat dianggap bisa menggantikan Pendidikan Agama. Karena keberatan ini, dalam Kurikulum 1968 Pendidikan Agama menjadi mata pelajaran yang berdiri sendiri sedangkan budi pekerti dimasukkan sebagai bagian Pendidikan Kewargaan Negara yang dianggap tidak sekadar mencakup Ilmu Bumi, Sejarah Indonesia, dan Civics.

● Dalam Kurikulum 1975, pendidikan moral mengalami perkembangan baru dengan menjadi bidang studi yang berdiri sendiri dengan nama Pendidikan Moral Pancasila (PMP). Sebenarnya, PMP menjadi bidang studi tersendiri hanya merupakan legitimasi dari perkembangan sebelumnya melalui penerbitan buku pelajaran Pendidikan Moral Pancasila yang telah digunakan di sekolah-sekolah dari SD s.d. sekolah menengah tingkat atas (SMA dan sekolah kejuruan).

● Bidang Studi PMP dipertahankan pada Kurikulum 1984 dan Kurikulum 1994. Pada Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004 nama bidang studi ini menjadi Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) dan pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 nama bidang studi ini menjadi Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang lebih menekankan demokrasi, khususnya demokrasi Pancasila.

Page 132: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 123 -

● Pada Kurikulum 2013 nama mata pelajaran ini kembali menjadi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). Perubahan ini didasarkan pada sejumlah masukan penyempurnaan pembelajaran PKn menjadi PPKn, antara lain: (1) secara substansial, PKn terkesan lebih dominan bermuatan ketatanegaraan sehingga muatan nilai dan moral Pancasila kurang mendapat aksentuasi yang proporsional; (2) secara metodologis, ada kecenderungan pembelajaran ranah sikap (afektif), ranah pengetahuan (kognitif), dan pengembangan ranah keterampilan (psikomotorik) belum dikembangkan secara optimal dan utuh (koheren).

Pendidikan Agama ● Pada Kurikulum 1947 Pendidikan Agama menjadi satu mata pelajaran

tersendiri yang diajarkan dari kelas III s.d. kelas VI SD. Namun, di Sumatera Pendidikan Agama diajarkan sejak kelas I SD.

● Pada Kurikulum 1964 Pendidikan Agama dagabungkan dengan Didikan Budi Pekerti dengan nama mata pelajaran Pendidikan Agama / Didikan Budi Pekerti yang diajarkan sejak kelas I SD.

● Pada Kurikulum 1968 unsur budi pekerti dimasukkan ke dalam Pendidikan Kewargaan Negara dan Pendidikan Agama kembali menjadi mata pelajaran tersendiri. Kedudukan Pendidikan Agama sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri dipertahankan pada kurikulum-kurikulum selanjutnya s.d. Kurikulum 2013.

● Pada umumnya pada sistem SD di Indonesia Pendidikan Agama diajarkan oleh guru khusus Pendidikan Agama, bukan oleh guru kelas. Kalau tak ada guru khusus agama, Pendidikan Agama diajarkan oleh guru kelas.

● Pada Kurikulum 2013 budi pekerti kembali dimasukkan ke dalam mata pelajaran agama dengan nama Pendidikan Agama dan Budi Pekerti.

Bahasa ● Dalam sejarah kurikulum Indonesia, bahasa Indonesia mendapatkan

kedudukan dan peran yang amat penting. Sejak Kurikulum 1947 s.d. Kurikulum 2013, bahasa Indonesia menjadi mata pelajaran yang berdiri sendiri.

● Sejak Kurikulum 1947 s.d. Kurikulum 1968, sekolah dasar dibedakan menjadi dua, yaitu sekolah yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dari kelas I s.d. VI dan sekolah yang menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa pengantar pada kelas I s.d. kelas III sejak kelas I s.d. VI ada tambahan mata pelajaran, yaitu mata pelajaran Bahasa Daerah. Pada golongan sekolah yang terakhir ini, bahasa Indonesia menjadi mata pelajaran tersendiri sejak kelas III.

● Namun, sejak Kurikulum 1975 bahasa daerah sebagai mata pelajaran tersendiri tidak dicantumkan lagi dalam struktur program kurikulum nasional. Bahasa daerah merupakan bagian bidang studi Bahasa Indonesia. Khusus bagi sekolah-sekolah yang memerlukan bahasa daerah, disediakan waktu 2 jam pelajaran seminggu dari kelas I sampai dengan kelas VI.

Page 133: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 124 -

● Berdasarkan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2002, ada kebijakan baru mengenai penggunaan bahasa pengantar. Pada Kurikulum 1947 s.d. Kurikulum 1994 bahasa pengantar di sekolah adalah bahasa Indonesia. Namun, sejak KBK 2004 dan kemudian dipertahankan pada KTSP 2006, selain bahasa Indonesia sekolah dapat memilih bahasa asing, seperti bahasa Inggris, sebagai bahasa pengantar. Kini banyak sekolah national plus dan sekolah berstandar internasional di perkotaan memilih bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar. Gejala yang sama terjadi juga pada perguruan tinggi. Universitas tertentu menetapkan kebijakan menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar. Alasan utama penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar tampaknya adalah kepentingan siswa yang akan melanjutkan pendidikan ke luar negeri. Faktor pendorong lain adalah demi membekali siswa dengan keterampilan berbahasa Inggris yang semakin dibutuhkan perusahaan-perusahaan asing di Indonesia. Faktor umum lainnya adalah semakin dibutuhkannya keterampilan berbahasa Inggris dalam dunia kerja dan kehidupan sehari-hari.

● Pada Kurikulum 2013 mata pelajaran bahasa bukan sekadar sebagai pengetahuan bahasa, melainkan sebagai teks yang mengemban fungsi untuk menjadi sumber pengembangan makna pada konteks pembelajaran lainnya

Berhitung/Matematika ● Pada Rencana Pelajaran 1947 yang disebut saja Kurikulum 1947 dan Rencana

Pelajaran Terurai atau disebut saja Kurikulum 1952, mata pelajaran Berhitung menekankan keterampilan berhitung lisan dan tertulis serta hafalan, yaitu hitungan angka dan hitungan soal, dan pembentukan sikap hemat. Kecuali pembentukan sikap hidup hemat penekanan pada Kurikulum 1947 pada dasarnya sama dengan rencana pelajaran atau kurikulum Holandsch Inlandscheschool (HIS) pada zaman penjajahan Belanda.

● Rencana Pendidikan atau Kurikulum 1964 menekankan: Sifat berhitung praktis fungsional bagi kehidupan dan keperluan

masyarakat Memupuk dan mengembangkan sikap rasional dan ekonomis Kemampuan berpikir rasional, logis, dan kritis dalam memecahkan soal-

soal yang dihadapi anak dalam kehidupan sehari-hari kini dan di masa mendatang.

● Kurikulum 1968 menekankan sifat berhitung yang sama dengan Rencana Pendidikan atau Kurikulum 1964. Pada kedua kurikulum ini masih ada hitungan angka tetapi lebih ditekankan latihan penguasaan empat operasi berhitung, yaitu penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian yang fungsional dalam kehidupan anak sehari-hari.

● Pada periode Pelita I tampaknya belum ada niat memperkenalkan Matematika modern. Yang ditekankan adalah pembaharuan kurikulum dan metode mengajar di sekolah dasar. Upaya meningkatkan penerapan metode yang berorientasi kepada belajar aktif dilakukan oleh Ibu Dr Supartinah Pakasi dari IKIP Malang di sekolah laboratorium IKIP Malang yang dikaitkan dengan proyek Pembaharuan Kurikulum dan Metode Mengajar (PKMM) di sekolah

Page 134: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 125 -

dasar. Dalam rangka upaya ini, Ibu Pakasi menyusun satu seri buku pelajaran Berhitung dengan judul “Belajar berhitung dengan i-in dan a-an”. Dalam buku ini digunakan metode yang relatif baru yang berbeda dengan buku-buku pelajaran yang digunakan di sekolah-sekolah.

● Pada tahun 1970 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan membeli hak penerbitan buku ini untuk kelas I SD. Dalam kata pengantar Menteri P dan K Mashuri, SH pada buku ini terdapat satu “kesalahan teknis” kecil melalui pernyataan bahwa “Buku Berhitung ini sengaja disusun dengan maksud agar dapat menjadi rintisan pengantar ke suasana pengajaran matematika modern.” Sebenarnya yang disajikan dalam buku ini adalah pelajaran berhitung tradisional dengan pendekatan belajar aktif tanpa ada hubungan apa pun dengan matematika modern. Dalam kenyataan, “kesalahan teknis” ini menjadi titik awal diperkenalkannya Matematika baru di sekolah dasar. Muncul kecaman terhadap “kesalahan teknis” ini dan karena itu buku berhitung ini tidak dilanjutkan untuk kelas-kelas berikutnya. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan kebijakan menyusun seri baru buku pelajaran matematika modern yang merupakan saduran Entebbe Mathematics Series”. (Edisi awal seri buku ini disusun oleh “Entebbe Mathematics Workshop” dan diterbitkan oleh Silver Burdett Company, Morristown, New Yersey untuk “The African Education Program of Educational Services Inc.”, Watertown, Massachusetts, 1964 – 1969).

● Karena buku Belajar Berhitung untuk kelas I telah terlanjur dicetak dalam jumlah besar dan diedarkan, seri buku matematika baru dimulai dari kelas II dan untuk kelas I disusun paling akhir setelah buku untuk kelas VI selesai. Dengan digunakannya seri buku matematika baru ini, dalam praktik Berhitung konvensional telah mulai ditinggalkan beberapa tahun sebelum lahir Kurikulum 1975.

● Kurikulum 1975 memberi legitimasi penerapan matematika modern. Kebijakan memasukkan matematika modern ke dalam Kurikulum 1975 membuat Indonesia melangkah maju mengejar ketertinggalan dalam ilmu pengetahuan modern. Lebih dari berhitung, melalui matematika modern ini, anak-anak antara lain dapat: Belajar berpikir matematis sehingga dapat ikut serta menemukan fakta dan

ide matematis, dalam arti mengetahui dan memahami unsur-unsur matematika dalam lingkungannya, memahami ide-ide fundamental tentang bilangan, pengukuran, dan bangun-bangun, serta memahami bahasa dan hubungan matematika.

Menghargai matematika. Terampil dalam komputasi. Dalam penerapan matematika modern ini walaupun berhitung merupakan salah satu unsur, peran berhitung yang praktis dan fungsional dalam kehidupan sehari-hari bagi anak kian memudar. (Sumber: Anwar Jasin. 1987, Pembaharuan Kurikulum Sekolah Dasar Sejak Proklamasi Kemerdekaan, Jakarta: Balai Pustaka, halaman 256 – 258).

Page 135: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 126 -

● Pada kurikulum 2013 mata pelajaran Matematika mempunyai ruang lingkup berikut ini.

Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dalam sejarah kurikulum kita pada awalnya

terpisah-pisah dalam mata-mata pelajaran dengan nama Ilmu Tumbuh-tumbuhan, Ilmu Hewan dan Tubuh Manusia, kemudian muncul dengan nama Ilmu Hayat dan Ilmu Alam, lalu menjadi bidang studi (broad field of subject matters) Pengetahuan Alamiah dan terakhir Ilmu Pengetahuan Alam.

● Kedudukan dan peran IPA dalam kurikulum kita cenderung mirip, bukan hanya sebagai alat untuk mengembangkan pengetahuan tentang gejala-gejala alam serta sikap ilmiah dan kritis, termasuk menghilangkan kepercayaan tahyul tetapi juga sebagai alat untuk mengembangkan sikap kagum kepada Sang Maha-Pencipta atau kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Di samping itu, IPA juga menekankan pentingnya segi praktis pengetahuan alam dalam kehidupan sehari-hari guna membantu anak mengatasi masalah praktis yang menyangkut gejala atau kejadian alam dalam kehidupan sehari-hari. (Jasin Anwar, 1987).

● Pada Kurikulum 1968, kepada IPA diberikan peran atau beban yang lebih berat karena di samping perannya pada kurikulum-kurikulum sebelumnya, juga diberi peran memupuk dan mengembangkan rasa sayang kepada sesama makhluk, alam sekitar, dan dengan demikian memupuk dan mengembangkan rasa cinta kepada tanah air, serta memupuk dan mengembangkan kegiatan kerja dan daya cipta dalam mengeksploitasi dan menguasai kekayaan alam

Page 136: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 127 -

untuk kehidupan masyarakat. Pada prinsipnya, peran-peran ini diteruskan pada Kurikulum 1975 (Jasin Anwar, 1987) dan kurikulum selanjutnya.

● Pada Kurikulum 1947 IPA mulai diajarkan sejak kelas IV (Ilmu Hayat) sedangkan Ilmu Alam sejak kelas V. Pada Kurikulum 1964 terjadi perubahan penting karena IPA diajarkan dari kelas I s.d. kelas VI. Ini diteruskan pada Kurikulum 1968, Kurikulum 1975, dan Kurikulum 1984. Pada Kurikulum 1994 tradisi ini terputus karena pelajaran IPA kembali diajarkan sejak kelas III, bukan kelas I, seperti pada Kurikulum 1947. Pada KTSP atau Kurikulum 2006 tradisi ini dikembalikan lagi karena IPA kembali diajarkan sejak kelas I walaupun di kelas I – III IPA diajarkan bersama-sama dengan mata pelajaran lain dengan pendekatan tematik.

● Dilihat dari segi alokasi waktu jam pelajaran per minggu tampak kecenderungan penambahan jumlah jam pelajaran IPA dari kurikulum ke kurikulum dan mencapai puncaknya pada Kurikulum 1994 (IPA diajarkan dari kelas III – VI dengan alokasi waktu berturut-turut 3 – 6 – 6 – 6 - 6). Namun, pada Kurikulum 2006 terjadi penurunan karena alokasi waktu untuk IPA pada kelas IV – VI masing-masing turun menjadi 4 jam pelajaran.

● Dibandingkan dengan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), dapatlah dikatakan bahwa ada kecenderungan memberi porsi jam pelajaran yang hampir sama antara IPA dan IPS dari Kurikulum 1947 s.d. Kurikulum 1968. Namun, sejak Kurikulum 1975 s.d. Kurikulum 2006 jatah jam pelajaran bagi IPA cenderung sedikit lebih banyak daripada IPS. Hal ini menggambarkan pandangan bahwa untuk mengejar ketertinggalan dalam perkembangan Iptek, mata pelajaran IPA perlu lebih ditekankan daripada IPS.

● Pendekatan pengembangan kurikulum IPA menunjukkan perkembangan. Kurikulum IPA 1947 s.d. 1975 dikembangkan dengan pendekatan materi atau pendekatan konsep. Namun, dalam Kurikulum 1984 mulai diterapkan pendekatan keterampilan proses (process skill approach) yang lebih menekankan pengembangan keterampilan-keterampilan ilmiah daripada materi atau konsep IPA dan sebagai konsekuensinya hanya dipilih konsep-konsep esensial saja. Pendekatan keterampilan proses yang dimulai dari rintisan dan uji coba mata pelajaran IPA pada Pusat Kurikulum Balitbang Dikbud akhirnya diterima sebagai pendekatan umum dalam pengembangan mata-mata pelajaran lain dalam Kurikulum 1984. Faktor lain yang mendukung adopsi pendekatan pengembangan ini adalah mulai terlihat kemajuan dalam proyek rintisan cara belajar siswa aktif dan supervisi guru yang dilakukan Pusat Kurikulum yang dimulai di Cianjur lalu berkembang ke 8 daerah di Indonesia dan akhirnya menyebar ke seluruh Indonesia.

● Dalam pengembangan KBK / Kurikulum 2004 pendekatan pengembangan kurikulum IPA mengikuti pendekatan pengembangan yang ditempuh Pusat Kurikulum, yaitu pendekatan pengembangan kurikulum berbasis kompetensi (competence-based curriculum development approach). Pendekatan yang sama diteruskan dalam pengembangan KTSP / Kurikulum 2006.

● Pada Kurikulum 2013 materi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas I s.d III terintegrasi ke mata pelajaran Bahasa Indonesia dan kelas IV s.d VI berdiri sendiri, namun pembelajarannya dilaksanakan melalui pendekatan tematik terpadu dari kelas I s.d VI.

Page 137: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 128 -

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dalam sejarah kurikulum kita pada awalnya

terpisah-pisah dalam mata-mata pelajaran dengan nama Ilmu Bumi, Sejarah, dan kemudian muncul dengan nama Pendidikan Kemasyarakatan (Kurikulum 1968), yang terdiri dari Ilmu Bumi, Sejarah, dan kemudian berganti nama menjadi Pendidikan Kewargaan Negara yang mencakup Ilmu Bumi, Sejarah Indonesia, dan Civics, lalu menjadi bidang studi (broad field of subject matters) dengan nama Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada Kurikulum 1975, yang menggabungkan aspek masa lampau, wilayah geografis, dan kegiatan hidup manusia. Dasar penggabungan dalam IPS ini adalah karena masalah yang dihadapi anak atau warga negara tidaklah terpisah-pisah secara tegas seperti yang yang dilakukan dalam sistem kurikulum mata pelajaran terpisah sebelumnya.

Pada Kurikulum 1975, Pendidikan Kewargaan Negara atau Civics dipisahkan dari IPS dan menjadi bidang studi yang berdiri sendiri dengan nama Pendidikan Moral Pancasila (PMP).

● Ada 2 fungsi IPS dalam Kurikulum 1975, yaitu: (1) membina pengetahuan, kecerdasan, dan keterampilan yang bermanfaat bagi perkembangan dan kelanjutan pendidikan siswa, terutama kemampuan menelaah masalah-masalah kemasyarakatan secara ilmiah, dan (2) membina sikap-sikap yang selaras dengan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.

● Pada Kurikulum 1947 IPS mulai diajarkan sejak kelas III (Ilmu Bumi) sedangkan Sejarah sejak kelas IV. Pada Kurikulum 1964 terjadi perubahan penting karena IPS diajarkan dari kelas I s.d. kelas VI. Ini diteruskan pada Kurikulum 1968. Pada Kurikulum 1975 pelajaran IPS diajarkan sejak kelas III. Pada Kurikulum 1984 walaupun IPS tetap diajarkan sejak kelas III namun terjadi perubahan penting karena Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB) diajarkan sejak kelas I s.d. kelas VI SD. Pada Kurikulum 1994, PSPB telah dihapuskan dan IPS sebagai bidang studi tetap diajarkan sejak kelas III. Pada KTSP atau Kurikulum 2006 IPS kembali diajarkan sejak kelas I walaupun di kelas I – III IPS diajarkan bersama-sama dengan mata pelajaran lain dengan pendekatan tematik.

● Pendekatan pengembangan kurikulum IPS menunjukkan perkembangan. Kurikulum IPS 1947 s.d. 1975 dikembangkan dengan pendekatan materi. Namun, dalam Kurikulum 1984 mulai diterapkan pendekatan keterampilan proses (process skill approach) yang lebih menekankan pengembangan keterampilan-keterampilan IPS daripada materi pokok IPS dan sebagai konsekuensinya hanya dipilih materi pokok saja. Pada kurikulum ini gagasan-gagasan IPS yang baik hasil pengembangan melalui proyek rintisan cara belajar siswa aktif dan supervisi guru yang dilakukan Pusat Kurikulum di Cianjur mewarnai isi kurikulum IPS.

● Dalam pengembangan KBK / Kurikulum 2004 pendekatan pengembangan kurikulum IPS mengikuti pendekatan pengembangan yang ditempuh Pusat Kurikulum, yaitu pendekatan pengembangan kurikulum berbasis kompetensi. Pendekatan yang sama diteruskan dalam pengembangan KTSP / Kurikulum

Page 138: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 129 -

2006. Dalam Kurikulum 2006 aspek kependudukan yang ada pada Kurikulum 2004 dihapuskan dalam mata pelajaran IPS.

● Pada Kurikulum 2013 materi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas I s.d III terintegrasi ke mata pelajaran Bahasa Indonesia dan kelas IV s.d VI berdiri sendiri, namun pembelajarannya dilaksanakan melalui pendekatan tematik terpadu dari kelas I s.d VI.

Olahraga dan Kesehatan

Perkembangan mata pelajaran ini dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 7.1 Perkembangan nama serta pemisahan / penggabungan olahraga dan kesehatan dalam

sejarah kurikulum serta alokasi waktunya

Kurikulum Tahun ...

Nama Mata Pelajaran Alokasi Waktu dari kelas I – VI

1947 Gerak Badan Kebersihan dan Kesehatan

3-3-3-3-3-3 1-1-1-1-1-1

1964 Pendidikan Jasmani / Kesehatan 3-3-4-4-4-4 1968 Pendidikan Olahraga 2-2-3-3-3-3 1975 Olahraga dan Kesehatan 2-2-3-3-3-3 1984 Olahraga dan Kesehatan 2-2-3-3-3-3 1994 Pendidikan Jasmani dan

Kesehatan 2-2-2-2-2-2

2004 Pendidikan Jasmani Kelas I – II diajarkan secara tematik dan kelas III - VI 2 jam. Kesehatan masuk ke Sains

2006 Pendidikan Jasmani Kelas I – III diajarkan secara tematik dan kelas IV - VI 4 jam. Kesehatan masuk ke IPA

2013 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan

Kelas I – III diajarkan melalui tematik terpadu dan kelas IV s.d VI diajarkan melalui mata pelajaran tersendiri selama 4 jam pelajaran perminggu

● Olahraga dan Kesehatan selalu ada dari Kurikulum 1947 s.d. Kurikulum 2013

dan diajarkan dari kelas I s.d. VI walaupun ada perubahan berupa pemisahan atau penggabungan olahraga dan kesehatan. Hal ini menunjukkan bahwa olahraga dan kesehatan tetap dipandang penting dalam pendidikan anak untuk mencapai keharmonisan antara perkembangan jasmani dan rohani.

● Pada Kurikulum 1975 fungsi olahraga pendidikan adalah meningkatkan pertumbuhan biologis dan fisiologis, kesegaran jasmani dan kesehatan, ketangkasan dan keterampilan, pengetahuan dan kecerdasan, serta perkembangan emosi dan sosial.

● Pada Kurikulum 2006 fungsi Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan diperluas sampai kepada pembentukan dasar karakter moral seperti tampak tujuan yang dijabarkan berikut ini. Tujuan Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan adalah agar peserta didik memiliki kemampuan: 1. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya

Page 139: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 130 -

pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih

2. Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik.

3. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar 4. Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-

nilai yang terkandung dalam pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan 5. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerja

sama, percaya diri, dan demokratis 6. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri,

orang lain dan lingkungan 7. Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang

bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif.

Pada Kurikulum 2013 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan bertujuan: 1. Mendidik anak untuk mencapai kedewasaan yang memadai menjadi warga

negara yang baik, produktif, memiliki karakter positif, serta bertakwa atas dasar keimanan yang kuat kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai disiplin, percaya diri, sportif, jujur, bertanggungjawab, kerja sama dalam melakukan aktivitas jasmani.

3. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani, kesehatan, dan kesejahteraan.

4. Memahami konsep gerak dan menerapkannya dalam berbagai aktivitas jasmani.

5. Mengembangkan pola gerak dasar dan keterampilan untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dalam suasana kompetitif, dan rekreasional.

6. Mengembangkan kesadaran tentang arti penting aktivitas fisik untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan tubuh serta gaya hidup aktif sepanjang hayat.

Page 140: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 131 -

Kesenian Perkembangan mata pelajaran ini dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 7.2 Perkembangan nama serta pemisahan / penggabungan kesenian dalam sejarah

kurikulum serta alokasi waktunya

Kurikulum Tahun ...

Nama Mata Pelajaran Alokasi Waktu dari kelas I - VI

1947 Menggambar Seni Suara

Kelas V – VI 2 jam 2-2-3-3-3-3

1964 Pendidikan Kesenian 2-2-4-4-4-4 Unsur-unsur: Seni Suara / Musik, Seni Lukis / Rupa, Seni Tari, Seni Sasra / Drama

1968 Pendidikan Kesenian 2-2-4-4-4-4 1975 Kesenian 2-2-3-4-4-4 Terdiri dari Seni Musik, Seni

Rupa, dan Seni Tari. Sastra dimasukkan ke dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.

1984 Pendidikan Kesenian 2-2-3-3-3-3 1994 Kerajinan Tangan dan Kesenian 2-2-2-2-2-2 2004 Kerajinan Tangan dan Kesenian

Kelas I – II diajarkan secara tematik dan kelas III - VI 4 jam.

2006 Seni Budaya dan Keterampilan Kelas I – III diajarkan secara tematik dan kelas IV - VI 4 jam.

2013 Seni Budaya dan Prakarya Kelas I – VI diajarkan secara tematik terpadu selama 4 jam pelajaran perminggu

● Kesenian selalu ada dari Kurikulum 1947 s.d. Kurikulum 2013 dan diajarkan

dari kelas I s.d. VI, kecuali pada Kurikulum 1947 hanya Menggambar yang diajarkan pada kelas V dan VI, walaupun ada perubahan berupa pemisahan atau penggabungan dengan keterampilan. Hal ini menunjukkan bahwa kesenian tetap dipandang penting dalam pendidikan anak.

● Tujuan Pendidikan Kesenian pada Kurikulum 1975 adalah memperkuat kepribadian nasional, memperkuat kebanggaan nasional, memperkuat kesatuan nasional, menggali kesenian daerah untuk memperkaya kesenian Indonesia, dan menanggulangi pengaruh kebudayaan asing yang tidak cocok dengan kebudayaan Indonesia.

● Tujuan Pendidikan Seni Budaya pada Kurikulum 2006 terangkum dalam tujuan mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan, yaitu agar peserta didik memiliki kemampuan: 1. Memahami konsep dan pentingnya seni budaya dan keterampilan 2. Menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya dan keterampilan 3. Menampilkan kreativitas melalui seni budaya dan keterampilan 4. Menampilkan peran serta dalam seni budaya dan keterampilan baik pada

tingkat lokal, regional maupun global.

Page 141: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 132 -

Tujuan mata pelajaran Kesenian pada Kurikulum 2013 tercantum pada Mata Pelajaran Seni Budaya dan Prakarya, yaitu bertujuan untuk menumbuhkembangkan kepekaan estetik dan artistik, sikap kritis, apresiatif, dan kreatif pada diri setiap peserta didik secara menyeluruh. Sikap ini dapat tumbuh jika dilakukan melalui serangkaian proses berkesenian pada peserta didik. Mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya memiliki tujuan khusus yaitu: 1. menumbuhkembangkan sikap menghargai, jujur, disiplin, percaya diri,

toleransi, kerja sama, dan bertanggung jawab; 2. memahami fakta, konsep, prinsip, prosedur, dan pentingnya mempelajari

Seni Budaya dan Prakarya; 3. menampilkan sikap apresiasiatif dan mengembangkan pengalaman estetik

melalui pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya; 4. mengekspresikan diri melalui kegiatan berkarya seni yang kreatif dan

produktif; 5. membuat pagelaran dan pameran karya seni.

Keterampilan Perkembangan mata pelajaran ini dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 7.3 Perkembangan nama serta pemisahan / penggabungan keterampilan dalam sejarah

kurikulum serta alokasi waktunya

Kurikulum Tahun ...

Nama Mata Pelajaran Alokasi Waktu dari kelas I - VI

1947 Pekerjaan Tangan Pekerjaan Keputrian

1-1-3-3-3-3 - - - 1-2-2

1964 Pendidikan Keprigelan 2-2-5-5-5-5 1968 Pendidikan Kesejahteraan Keluarga

Pendidikan Kejuruan 2-2-4-4-4-4 2-2-5-5-5-5 Agraria: pertanian, peternakan, dan perikanan Teknik: pekerjaan tangan dan perbengkelan

1975 Keterampilan Khusus 2-2-4-4-4-4 1984 Keterampilan Khusus 2-2-4-4-4-4 1994 Kerajinan Tangan dan Kesenian 2-2-2-2-2-2 Digabungkan dengan Kesenian 2004 Kerajinan Tangan dan Kesenian

Kelas I – II diajarkan secara tematik dan kelas III - VI 4 jam.

2006 Seni Budaya dan Keterampilan Kelas I – III diajarkan secara tematik dan kelas IV - VI 4 jam. Nama Kesenian menjadi Seni Budaya

2013 Seni Budaya dan Prakarya Kelas I – VI diajarkan secara tematik terpadu selama 4 jam pelajaran per minggu

● Keterampilan selalu ada dari Kurikulum 1947 s.d. Kurikulum 2013 dan

diajarkan dari kelas I s.d. VI, walaupun ada perubahan berupa pemisahan atau penggabungan dengan kesenian. Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan tetap dipandang penting pada pendidikan anak.

● Ruang lingkup keterampilan dalam Kurikulum 1975 mencakup 6 bidang, yaitu pendidikan kesejahteraan keluarga, pertanian, peternakan, perikanan, teknik &

Page 142: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 133 -

kerajinan, dan jasa. Fungsinya adalah sebagai dasar untuk pengembangan bakat dan kesukaan (hobi) serta dapat sekadar menjadi sarana membantu orang tua untuk mencari nafkah.

● Tujuan Keterampilan pada Kurikulum 2006 terangkum dalam tujuan mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan seperti yang telah dikemukakan terdahulu.

Tujuan mata pelajaran Keterampilan pada Kurikulum 2013 tercantum pada Mata Pelajaran Seni Budaya dan Prakarya, yaitu bertujuan untuk menumbuhkembangkan kepekaan estetik dan artistik, sikap kritis, apresiatif, dan kreatif pada diri setiap peserta pendidik secara menyeluruh. Sikap ini dapat tumbuh jika dilakukan melalui serangkaian proses berkesenian pada peserta didik. Mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya memiliki tujuan khusus yaitu: 1. menumbuhkembangkan sikap menghargai, jujur, disiplin, percaya diri,

toleransi, kerja sama, dan bertanggung jawab; 2. memahami fakta, konsep, prinsip, prosedur, dan pentingnya mempelajari

Seni Budaya dan Prakarya; 3. menampilkan sikap apresiasiatif dan mengembangkan pengalaman estetik

melalui pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya; 4. mengekspresikan diri melalui kegiatan berkarya seni yang kreatif dan

produktif; 5. membuat pagelaran dan pameran karya seni

Dari seluruh uraian pada bab ini dapat disimpulkan hal-hal berikut ini.

Terjadi penambahan mata pelajaran dalam sejarah kurikulum SD. Jumlah mata pelajaran kemudian dikurangi pada Kurikulum 1975 s.d. Kurikulum 2006, namun jika diamati isi (volume) mata pelajaran tampak ada penambahan materi yang amat meningkat pada Kurikulum 1975. Walaupun Kurikulum 1984 dimaksudkan untuk mengurangi beban Kurikulum 1975, tampaknya upaya mengurangi materi ini belum terjadi secara signifikan. Kurikulum 1994 yang dimaksudkan untuk mengurangi beban materi Kurikulum 1984 ternyata belum cukup berhasil. Materi masih terlalu banyak sehingga pada tahun 1998 diterbitkan Suplemen Kurikulum 1994.

Kurikulum 2004 dan 2006 tampaknya cukup berhasil mengurangi materi kurikulum melalui penekanan kompetensi siswa. Namun, tampaknya justru terjadi peralihan ke ekstrim yang lain, yaitu terjadinya kepadatan kompetensi. Padatnya materi atau padatnya kompetensi tetap membebani siswa dalam belajar.

Walaupun terjadi perubahan nama mata pelajaran dan desain kurikulum, mata-mata pelajaran yang selalu ada dan bertahan dalam sejarah kurikulum SD di Indonesia adalah:

Pendidikan moral atau pendidikan kewarganegaraan

Pendidikan agama

Bahasa Indonesia Berhitung / matematika

Ilmu pengetahuan alam

Ilmu pengetahuan sosial

Page 143: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 134 -

Olahraga dan kesehatan Kesenian

Keterampilan

Page 144: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 135 -

Bab VIII Perkembangan Komponen Kurikulum dari Masa ke Masa Berdasarkan paparan tentang komponen kurikulum pada bab-bab sebelumnya, terutama pada Bab IV s.d. Bab VI, pada bab ini dikemukakan tentang perkembangan komponen kurikulum dari masa ke masa. Seperti telah dikemukakan pada Bab IV, pada umumnya kurikulum paling tidak mengandung 6 komponen, yaitu tujuan, materi atau bahan, metode atau kegiatan belajar, sumber belajar yang terdiri dari alat, bahan, sumber; (alat) penilaian, dan alokasi waktu.

Belajar tentang dan belajar dari Dari pengamatan terhadap paparan komponen-komponen kurikulum pada berbagai kurikulum ini, khususnya dari mata pelajaran IPA dari segi materi atau belajar tentang apa (learning about) dan dari segi kompetensi atau kemampuan yang diperoleh dari belajar tentang apa (learning from), kecenderungan umumnya disajikan pada tabel berikut ini.

Page 145: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 136 -

Tabel 8.1 Kecenderungan Penekanan Materi atau Kemampuan/Kompetensi pada Kurikulum IPA

Kurikulum Learning about Learning from

1968 Materi lebih dominan Kemampuan ilmiah ada tapi kurang ditekankan

1975 Materi lebih dominan Kemampuan ilmiah ada tapi kurang ditekankan

1984 Materi = konsep esensial Keterampilan proses lebih ditekankan

1994 Materi masih padat Kemampuan ditekankan melalui kegiatan belajar yang lebih dominan

2004 Materi sedikit Kompetensi ditekankan

2006 Materi lebih sedikit Kompetensi ditekankan 2013 Materi masih padat Kompetensi ditekankan

= Simbol ini menggambarkan keluasan atau sebesar apa penekanan (aksentuasi) Perbandingan komponen kurikulum Amatilah tabel berikut ini yang menggambarkan komponen kurikulum dalam sejarah kurikulum di Indonesia! Tabel 8.2 Perbandingan Komponen Kurikulum 1947 s.d. 2006

No Kurikulum Tujuan Materi Desain Metode /

kegiatan belajar Sumber belajar

Penilaian Bentuk penyajian

1 Kurikulum 1947

Nasional Tersendiri Separated Didaktik-metodik - - Naratif

2 Kurikulum 1952

Nasional & institusional

Tersendiri Separated Didaktik-metodik Alat - Naratif

3 Kurikulum 1964

Nasional & institusional

Tersendiri Separated Didaktik-metodik - - Naratif

4 Kurikulum 1968

Nasional, institusional, kurikuler, instruksional

Tersendiri (“Bahan”)

Separated Gambaran KBM Alat - Naratif

5 Kurikulum 1975

Ibid Tersendiri (Pokok Bahasan & Sub-Pokok Bahasan)

Broad-fields Hanya sebutkan metode mengajar

Alat, sumber bahan

Teknik & alat penilaian; pedoman penilaian

Matriks: GBPP (kata / konsep)

6 Kurikulum 1984

Ibid Tersendiri (Pokok Bahasan & Sub-Pokok Bahasan) & dalam contoh kegiatan belajar

Broad-fields; konsep esensial

Metode mengajar & contoh kegiatan belajar

Alat, bahan, sumber

Alat penilaian; pedoman penilaian

Matriks: GBPP (contoh kegiatan: naratif)

7 Kurikulum 1994

Ibid Tersendiri (Pokok Bahasan & Sub-Pokok Bahasan) & dalam daftar kegiatan belajar

Broad-fields & integrated

Daftar kegiatan belajar

- - Matriks: GBPP, terutama Daftar kegiatan: naratif

Page 146: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 137 -

8 Kurikulum 2004

Nasional, institusional, kelompok mapel, kurikuler, instruksional

Dalam kompetensi dasar, hasil belajar, indikator, materi pokok

Broad-fields / strand & integrated

- - Indikator kompetensi

Silabus (pengganti GBPP) disusun guru

9 Kurikulum 2006

Ibid Dalam kompetensi dasar

Broad-fields / strand & integrated

- - - Silabus disusun guru

10 Kurikulum 2013

Dalam kompetensi dasar

Broad-fields / strand & integrated

- - Indikator pencapaian kompetensi

Silabus disusun guru

Tabel ini menunjukkan hal-hal berikut ini.

Kurikulum 1947 s.d. 1968 berisi 3 komponen, yaitu tujuan, materi, dan metode atau kegiatan belajar dalam rumusan didaktik-metodik. Pada Kurikulum 1952 terkadang komponen alat dimasukkan dalam kolom Contoh dan Penjelasan sedangkan pada Kurikulum 1968 terkadang alat digabungkan dengan kegiatan. Komponen sumber belajar dan penilaian tak dicantumkan.

Kurikulum 1975 s.d. 1984 berisi 5 komponen, yaitu tujuan, materi, metode / kegiatan belajar, dan sumber belajar (alat, bahan, dan / atau sumber), dan alat penilaian..

Kurikulum 1994 berisi 3 komponen, kecuali sumber belajar yang dimasukkan ke dalam pedoman proses belajar-mengajar dan alat penilaian yang dibahas dalam pedoman penilaian.

Sebagai kurikulum berbasis kompetensi, komponen Kurikulum 2004 terdiri dari 4 komponen, yaitu tujuan dan materi yang terkandung dalam standar kompetensi, kompetensi dasar (dan hasil belajar untuk SD), dan materi pokok serta indikator kompetensi yang menggambarkan ruang lingkup materi dan dapat dijadikan acuan membuat alat penilaian. Sebagai suatu kurikulum yang lengkap, komponen-komponen kurikulum, yaitu tujuan (kompetensi), materi (kompetensi dasar), dan indikator tinggal diambil dari dokumen kurikulum nasional, sedangkan kegiatan belajar, alat penilaian, dan sumber belajar ditentukan oleh guru. Semua komponen yang lengkap tersebut tercantum dalam silabus yang disusun guru.

Kurikulum 2006 pada prinsipnya sama dengan Kurikulum 2004. Perbedaannya adalah pada Kurikulum 2006, indikator dan materi pokok tidak dicantumkan. Indikator harus disusun oleh guru dalam penyusunan silabus.

Kurikulum 2013 mirip dengan Kurikulum 2006. Perbedaannya standar kompetensi diganti dengan kompetensi inti.

Tabel ini menunjukkan pula hal-hal lain berikut ini.

Dari segi tujuan, sejarah kurikulum memperlihatkan pencantuman hirarki tujuan yang semakin lengkap, mulai dari tujuan pendidikan nasional, tujuan institusional (jenjang sekolah), tujuan kurikuler per kelompok mata pelajaran dan tujuan mata pelajaran sampai dengan tujuan instruksional (pengajaran).

Dari segi materi, dari Kurikulum 1947 – 1975 materi yang harus diajarkan dicantumkan tersendiri di bawah topik “Bahan” dan kemudian topik “Pokok

Page 147: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 138 -

Bahasan & Sub-Pokok Bahasan, terlepas dari tujuan dan kegiatan belajar. Pada Kurikulum 1984, materi dicantumkan tersendiri pada topik “Pokok Bahasan & Sub-Pokok Bahasan, yang dijabarkan dalam kolom Uraian. Pada kolom Uraian ini materi dijabarkan dan diuraikan dan disertai pula dengan gambaran atau contoh kegiatan belajar. Pada Kurikulum 1994, materi dicantumkan tersendiri pada topik “Pokok Bahasan & Sub-Pokok Bahasan serta terjabarkan pada daftar kegiatan belajar. Pada Kurikulum 2004, materi tergambar dalam kompetensi dasar, hasil belajar (SD), indikator, dan materi pokok. Sedangkan, pada Kurikulum 2006, materi tergambar dalam kompetensi dasar. Pada Kurikulum 2013, materi tergambar dalam kompetensi dasar dan indikator.

Dari segi bagaimana kurikulum didesain, kita mengenal tahapan ciri mata pelajaran yang unsur-unsur materinya diajarkan secara terpisah (separated subject matters) tanpa dikaitkan satu sama lain. Misalnya, untuk Bahasa Indonesia pada Kurikulum SD 1968, Bercakap-cakap, Mengarang, Membaca, Pengetahuan Bahasa, dan Menulis diajarkan secara terpisah tanpa saling dikaitkan atau dihubungkan. Untuk IPA, Ilmu Hayat, Ilmu Alam, dan Ilmu Kimia diajarkan secara terpisah tanpa saling dikaitkan. Desain separated subject matters ini tampak menonjol dari Kurikulum 1947 s.d. Kurikulum 1968. Sejak Kurikulum 1975, mulai diterapkan desain broad-fields of subject matters atau bidang studi untuk menampung semakin banyak mata pelajaran yang dituntut masuk ke dalam kurikulum. Dengan demikian, bidang studi IPA terdiri dari Ilmu Hayat dan Ilmu Alam. Bidang studi IPS terdiri dari Ilmu Bumi, Sejarah Indonesia, Ekonomi, Kependudukan, dan Politik. Matematika terdiri dari Berhitung (Aritmatika), Aljabar, Ilmu Ukur, dan Statistik. Di SD unsur-unsur materi tiap bidang studi mulai diintegrasikan, meskipun masih tampak ciri unsur materi.

Pada Kurikulum 1984 desain broad-fields lebih diintegrasikan melalui upaya pemilihan dan penentuan konsep esensial atau materi pokok. Pada Kurikulum 1994 desain broad-fields masih dominan namun semakin diintegrasikan melalui rincian kegiatan belajar. Ciri desain integrated of subject matters (terintegrasi, terpadu) mulai tampak menonjol pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, dan relatif tampak pula pada mata pelajaran IPA dan IPS di SD. Pada Kurikulum 2004 desain broad-fields lebih diintegrasikan melalui penerapan strand (unsur-unsur pokok suatu mata pelajaran) dan penekanan kompetensi dasar, bukan materi, serta untuk SD penerapan pendekatan tematik di kelas I dan II. Ciri integrated tampak jelas pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan bahasa asing lainnya, dan secara relatif pada mata pelajaran Matematika, IPA, dan IPS di SD. Desain Kurikulum 2006 tak berbeda dengan desain Kurikulum 2004. Penyebutan mata pelajaran IPA Terpadu dan IPS Terpadu belum mencerminkan desain integrated. Hal-hal ini tergambag pula pada Kurikulum 2013.

Dari segi metode mengajar atau kegiatan belajar, dari Kurikulum 1947 s.d. Kurikulum 1964 metode mengajar tak dicantumkan secara eksplisit tetapi tercermin dalam ketentuan didaktik-metodik atau contoh dan penjelasan,

Page 148: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 139 -

sedangkan pada Kurikulum 1968 dalam gambaran kegiatan belajar-mengajar. Pada Kurikulum 1975 metode mengajar dicantumkan pada kolom tersendiri, sedangkan pada Kurikulum 1984 metode mengajar dicantumkan pada kolom tersendiri dan tercermin pula pada contoh kegiatan belajar yang disarankan. Pada Kurikulum 1994, metode mengajar tak dicantumkan dalam kolom tersendiri, namun tergambar jelas pada contoh kegiatan belajar. Pada Kurikulum 2004, metode mengajar dan kegiatan belajar tak dicantumkan karena dokumen kurikulum nasional hanya terdiri dari standar kompetensi dan kompetensi dasar, hasil belajar, indikator, dan materi pokok dan standar isi. Demikian pula, pada Kurikulum 2006, metode mengajar dan kegiatan belajar tak dicantumkan karena dokumen nasional hanya terdiri dari standar kompetensi dan kompetensi dasar. Pada Kurikulum 2013, metode mengajar dan kegiatan belajar tak dicantumkan karena dokumen nasional hanya terdiri dari kompetensi inti, komptensi dasar, dan indikator.

Dari segi sumber belajar, Kurikulum 1947 – 1964 tak mencantumkan sumber belajar. Pada Kurikulum 1968 terkadang dicantumkan pula alat yang perlu digunakan pada judul Kegiatan / Alat, pada Kurikulum 1975 dicantumkan alat dan sumber bahan, pada Kurikulum 1984 dicantumkan alat, bahan, dan sumber. Pada Kurikulum 1994, alat, bahan, dan sumber tak dicantumkan secara eksplisit tapi tergambar dalam kegiatan belajar. Pada Kurikulum 2004 dan 2006 serta Kurikulum 2013, sumber belajar tak dicantumkan karena harus ditentukan guru dalam silabus.

Dari segi (alat) penilaian, Kurikulum 1947 – 1968 tak mencantumkan alat penilaian. Pada Kurikulum 1975 dicantumkan teknik dan alat penilaian dan dijabarkan pada pedoman penilaian. Pada Kurikulum 1984 dicantumkan alat penilaian dan dijabarkan pada pedoman penilaian. Pada Kurikulum 1994, alat penilaian tak dicantumkan. Seluruh penilaian dibahas dalam pedoman penilaian. Pada Kurikulum 2004 alat penilaian tak dicantumkan karena harus ditentukan guru dalam silabus berdasarkan indikator kompetensi yang dicantumkan dalam kurikulum nasional. Pada Kurikulum 2006, indikator kompetensi dihapuskan dan diserahkan kepada guru untuk menyusunnya. Pada Kurikulum 2013, indikator kembali dimasukkan.

Dari segi penyajian, Kurikulum 1947 – 1968 disajikan secara naratif berupa uraian vertikal ke bawah. Sejak Kurikulum 1975 mulai diperkenalkan penyajian kurikulum dalam bentuk matriks, dalam format GBPP (Garis-garis Besar Program Pengajaran). Bentuk sajian ini diteruskan ke Kurikulum 1984. Penyajian Kurikulum 1994 mulai kembali lagi ke bentuk naratif. Namun pada Kurikulum 2004, penyajian kembali ke bentuk matriks, bukan dalam format GBPP, tapi dalam format Kompetensi Dasar, Hasil Belajar (SD), Indikator, dan Materi Pokok. Format GBPP secara tak langsung tercermin dalam format silabus yang harus diisi oleh guru. Pada Kurikulum 2006, khusus untuk standar isi digunakan matriks 2 kolom, yaitu Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Pada Kurikulum 2013 format matriks standari isi tetap 2 kolom, yaitu Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar.

Page 149: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 140 -

Bab IX Kronologi Perkembangan Kurikulum: Pengembang dan Ciri-ciri Kurikulum Dilihat dari segi landasan hukum pengembangan kurikulum dapatlah disimpulkan berikut ini.

Landasan hukum perubahan kurikulum cenderung mengacu kepada Pancasila dan UUD 1945, kecuali pada Kurikulum 1964 yang amat dipengaruhi pandangan politik Nasakom dan Manipol Usdek pada masa itu. Namun, kemudian terjadi koreksi pada Kurikulum 1968 dan dimantapkan pada Kurikulum 1975 dan kurikulum-kurikulum selanjutnya.

Kurikulum 1947 lahir melalui instruksi menteri, namun Kurikulum 1964 dan 1968 hanya melalui kata pengantar. Kurikulum 1975, 1984, dan 1994 lahir melalui keputusan menteri, namun Kurikulum 2004 lahir melalui kata pengantar. Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013 lahir melalui keputusan menteri.

Kurikulum 1984 dan 2004 lahir atas tuntutan baru dalam undang-undang pendidikan yang baru.

Kurikulum 1994, 2004, 2006, dan 2013 mengacu juga kepada peraturan pemerintah, di samping mengacu pula kepada undang-undang.

Dalam sejarah kurikulum tampaknya landasan hukum dari konstitusi s.d keputusan menteri cenderung semakin lengkap.

Perubahan kurikulum merupakan keputusan politik karena kurikulum dipandang sebagai salah satu wahana strategis untuk merealisasi keputusan politik.

Dilihat dari segi unsur-unsur kurikulum, pada prinsipnya tampak pendekatan pengembangan kurikulum pada 5 kurikulum berorientasi kepada kegiatan belajar sedangkan hanya 4 kurikulum yang berorientasi kepada tujuan. Amati diagram berikut ini!

Page 150: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 141 -

Setelah ditelaah berbagai aspek kurikulum dari Bab I s.d. Bab VIII, dapatlah disimpulkan tentang kronologi perkembangan kurikulum di Indonesia, dalam hal ini ditinjau dari kurikulum SD sebagai fokus bahasan, yaitu tentang pengembang dan ciri-ciri kurikulum.

Tabel 9.1 Kronologi Perkembangan Kurikulum di Indonesia

Tahun Kurikulum Keterangan 1947 Rencana Pelajaran 1947 Kurikulum pertama di Indonesia setelah kemerdekaan.

Pada dasarnya masih ada kemiripan dengan kurikulum HIS. Istilah kurikulum masih belum digunakan. Sementara istilah yang digunakan adalah Rencana Pelajaran

1954 Rencana Pelajaran 1954 Masih sama dengan kurikulum sebelumnya, yaitu Rencana Pelajaran 1947

1964 Rencana Pendidikan 1964 Dasar pendidikan nasional: Pancasila & Manipol Usdek dan introduksi sistem Pancawardhana

1968 Kurikulum 1968 Kurikulum terintegrasi pertama di Indonesia. Beberapa mata pelajaran, seperti Sejarah, Ilmu Bumi, dan beberapa cabang ilmu sosial mengalami fusi menjadi Ilmu Pengetahuan Sosial. Beberapa mata pelajaran, seperti Ilmu Hayat, Ilmu Alam, dan sebagainya mengalami fusi menjadi Ilmu Pengetahun Alam (IPA) atau yang terkadang disebut Sains.

1975 Kurikulum 1975 Kurikulum ini disusun dengan kolom-kolom yang sangat rinci.

1984 Kurikulum 1984 Kurikulum ini merupakan penyempurnaan dari kurikulum 1975

1994 Kurikulum 1994 Kurikulum ini merupakan penyempurnaan dari kurikulum 1984

2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

Kurikulum ini belum diterapkan di seluruh sekolah di Indonesia. Beberapa sekolah telah dijadikan uji coba dalam rangka proses pengembangan kurikulum ini.

2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

KBK sering disebut sebagai jiwa KTSP, karena KTSP sesungguhnya mengadopsi KBK. Kurikukulum ini dikembangkan oleh BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan).

2013 Kurikulum 2013 Kurikulum ini merupakan penyempurnaan Kurikulum

Page 151: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 142 -

2006 dengan penguatan pendidikan karakter dan literasi. Pelaksanaannya didahului di sekolah sasaran yang ditunjuk pemerintah.

(Sumber: Rosita Oktaviani pada http://rositaoktavianirusma.blogdetik.com/2009/11/07/sejarah-kurikulum-indonesia/)

Pengembang/penyusun kurikulum

Tabel 9.2 Penyusun Kurikulum-kurikulum di Indonesia

Tahun Kurikulum Pengembang/penyusun kurikulum 1947 Rencana Pelajaran

1947 Panitia Penyelidik Pengajaran (Ketua Menteri Ki Hadjar Dewantara dan sekretaris Soeganda Poerbakawatja). Anggota: para ahli pendidikan, pejabat Kementerian PP dan K, guru berpengalaman, wakil perguruan swasta, PGRI, dan lembaga pemerintah lainnya. Jumlah 50 orang. Hampir semuanya tokoh pendidikan di Yogyakarta, kecuali beberapa tokoh dari Jakarta, a.l. Prof Sarwono dan Prof Soepomo. Dalam pelaksanaan tugas panitia ini terdiri dari 2 komisi, yaitu Komisi Penyelidik dan Komisi Pekerja yang anggotanya tumpah tindih, bisa pada kedua komisi.

1954 Rencana Pelajaran 1954

Tak disebut di sini karena belum ditemukan dokumen pendukung.

1964 Rencana Pendidikan 1964

Bagian Isi Pendidikan pada Direktorat Pendidikan Prasekolah, Sekolah Dasar, dan Sekolah Luar Biasa sebagai koordinator memanfaatkan lembaga-lembaga struktural Departemen Pendidikan Dasar dan Kebudayaan. Untuk mengintegrasikan semua bahan kurikulum yang disusun dibentuk satu kelompok kerja beranggota sekitar 30 orang yang anggotanya mewakili lembaga yang bersangkutan dan secara ex officio diketuai Kepala Bagian Isi Pendidikan. Turut dilibatkan pula Inspeksi Pendidikan Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar dari provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, beberapa Kepala Inspeksi TK/SD kabupaten yang berpengalaman dalam pembaharuan pendidikan keterampilan di daerah percontohan kewajiban belajar (Pasuruan dan Tasikmalaya), Departemen Olahraga, Direktorat Pendidikan Kesenian, dan Departemen Agama.

1968 Kurikulum 1968 Direktorat Pendidikan Prasekolah, Sekolah Dasar, dan Sekolah Luar Biasa, dalam hal ini Dinas Pendidikan Sekolah Dasar. Untuk pengolahan menjadi draft terakhir dibentuk kelompok kerja yang sebagian besar anggotanya terdiri dari mantan anggota kelompok kerja penyusun Rencana Pendidikan 1964.

1975 Kurikulum 1975 Pusat Pengembangan Kurikulum dan Sarana Pendidikan BP3K (Balitbang Dikbud) Depdikbud. Dibentuk Tim Penyusunan Kurikulum (sekitar 50 orang) yang terdiri dari 3 komponen, yaitu Tim Pengarah, Tim Pengembang Bidang Studi, dan Tim Sanctioning.

1984 Kurikulum 1984 Pengembangan Pengembangan Kurikulum dan Sarana Pendidikan Balitbang Dikbud Depdikbud

1994 Kurikulum 1994 Pusat Pengembangan Kurikulum dan Sarana Pendidikan Balitbang Dikbud Depdikbud

2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas

2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) yang pada dasarnya sama dengan KBK 2004; hanya membuat perbaikan / perubahan seperlunya.

2013 Kurikulum 2013 Pengarahan oleh tim yang dibentuk menteri. Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang Kemendikbud bertugas mengelola pengembangan kurikulum.

Page 152: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 143 -

Ciri Utama Kurikulum

Tabel 9.3 Ciri Utama Kurikulum-kurikulum di Indonesia

Kurikulum Ciri Utama

Rencana Pelajaran 1947

Lebih menekankan pembentukan karakter manusia yang berdaulat dan sejajar dengan bangsa lain.

Rencana Pendidikan 1964

Pelajaran dipusatkan pada program pancawardhana yaitu pengembangan moral, kecerdasan, emosional, kerigelan dan jasmani.

Kurikulum 1968 Perubahan struktur kurikulum dari Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Pelajaran diarahkan pada kegiatan mempertinggi kecerdasan dan keterampilan serta pengembangan fisik yang sehat dan kuat .

Kurikulum 1975 Menekankan tujuan, agar pendidikan lebih efisien dan efektif. Metode dan materi dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI), yang dikenal dengan istilah satuan pelajaran.

Kurikulum 1984 Menekankan pendekatan keterampilan proses dalam cara belajar siswa aktif. Walaupun kurikulum ini menekankan pendekatan proses tapi tujuan tetap penting.

Kurikulum 1994 1) Penerapan sistem caturwulan. 2) Berorientasi kepada materi pelajaran/isi. 3) Bersifat populis: Memberlakukan satu sistem kurikulum inti untuk semua

siswa di seluruh Indonesia. Daerah dapat mengembangkan kurikulum muatan lokal sesuai dengan lingkungan dan kebutuhan masyarakat sekitar.

4) Pendekatan belajar aktif dalam proses belajar-mengajar. 5) Menekankan pengembangan konsep dan keterampilan memecahkan

masalah. Kurikulum Berbasis Kompetensi 2004

Menekankan ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun seluruh kelas.

Berorientasi hasil belajar dan keberagaman.

Pendekatan belajar aktif dalam proses belajar-mengajar.

Penggunaan lingkungan dan beragam sumber belajar lain.

Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar

Penilaian menekankan proses dan hasil belajar dalam pengembangan kompetensi.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006

Kelanjutan KBK 2004. Perbedaannya, sekolah diberi kewenangan penuh dalam menyusun rencana pendidikannya dengan mengacu kepada standar yang ditetapkan, mulai dari tujuan, visi-misi, struktur dan muatan kurikulum, beban belajar, kalender pendidikan hingga pengembangan silabus.

Kurikulum 2013 Kelanjutan Kurikulum 2006: sekolah diberi kewenangan penuh dalam menyusun rencana pendidikannya dengan mengacu kepada standar yang ditetapkan, mulai dari tujuan, visi-misi, struktur dan muatan kurikulum, beban belajar, kalender pendidikan hingga pengembangan silabus.

Kompetensi dikembangkan dengan memperhatikan keseimbangan antara kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan

Menggunakan berbagai pendekatan dan model pembelajaran

(Sumber: ephanlazok.wordpress.com/2010/01/14/perkembangan-kuriklum-indonesia-dari-1947-2006/)

Page 153: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 144 -

Bab X Refleksi Perkembangan Kurikulum SD di Indonesia Berdasarkan paparan dan uraian dari Bab I s.d. Bab IX, dikemukakan sejumlah kesimpulan dan pandangan yang dapat dijadikan sebagai bahan refleksi tentang perkembangan kurikulum sekolah dasar di Indonesia. Pendidikan pada zaman penjajahan Belanda tampak berciri diskriminatif dan eksploitatif, membedakan-bedakan sistem persekolahan dan anak-anak sesuai dengan garis keturunan sesuai dengan strategi penjajah untuk melanggengkan kekuasaan di tanah jajahan melalui politik divide et impera. Pada masa pendudukan Jepang, walaupun singkat sistem persekolahan disederhanakan dan sistem sekolah dasar dijadikan satu dengan lama belajar 6 tahun. Di alam kemerdekaan, sistem pendidikan terus diperbaiki dan diperbaharui. Dari segi kurikulum telah dilakukan pergantian kurikulum dalam kurun waktu yang berbeda; ada yang panjang dan ada yang amat singkat. Perubahan kurikulum tampaknya ditentukan oleh faktor perubahan politik (khususnya yang bersifat ideologis), faktor pembangunan dan ekonomi, faktor perkembangan ilmu dan teknologi serta perkembangan dan kebutuhan masyarakat, faktor adaptasi dengan tuntutan baru, dan faktor perlunya menerapkan hasil-hasil pembaharuan atau inovasi. Dari segi jumlah mata pelajaran secara sepintas tampak ada pengurangan jumlah mata pelajaran dari Kurikulum 1947 s.d. Kurikulum 2013 karena diterapkannya desain bidang studi atau broad fields of subject matters. Namun, jika dilihat dari keluasan dan kedalaman isi berbagai mata pelajaran tampaknya ada kecenderungan bertambahnya beban belajar bagi siswa. Kurikulum 1975 menandainya melonjaknya beban belajar per mata pelajaran dibandingkan dengan isi Kurikulum 1947, 1964, dan 1968 yang relatif sesuai dengan kemampuan “pikul” siswa SD. Prinsip beban belajar yang tidak terlalu berat bagi siswa yang dipertahankan pada tiga kurikulum terdahulu ternyata “jebol” pada Kurikulum 1975. Salah satu faktor yang mungkin menjadi penyebab adalah kurangnya antisipasi dan perkiraan para pengembang kurikulum waktu menyusun pokok dan subpokok bahasan yang berciri judul atau topik tanpa rincian. Faktor penyebab lainnya adalah perasaan para pengembang seolah-olah “wajib” memasukkan materi yang telah ada pada buku-buku pelajaran yang telah terbit selama Repelita I dalam kurun waktu pelaksanaan Kurikulum 1968. Sejarah perkembangan kurikulum memperlihatkan bahwa perubahan dan tuntutan zaman mengakibatkan meningkatnya materi yang diajarkan kepada siswa. Walaupun telah ditempuh kiat penerapan desain broad-fields, penerapan pendekatan

Page 154: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 145 -

tematik pada kelas I s.d. III, penekanan kegiatan belajar dan kompetensi, materi pelajaran cenderung masih banyak, mengakibatkan semakin padatnya materi. Walaupun materi tampak berkurang pada Kurikulum 2004 dan 2006 serta 2013, terlihat kecenderungan masih padatnya kompetensi yang harus dikembangkan dalam diri siswa. Kecenderungan ini menuntut hal-hal yang melebihi kapasitas belajar siswa, dan membebani siswa secara berlebihan. Masalah ini melanggar hak asasi anak untuk beristirahat, bermain, berekreasi, dan berkarya seni budaya. (Lihat UU Perlindungan Anak).

Non multa sed multum. Yang lebih penting adalah mutu belajar, bukan banyaknya materi yang dipelajari.

Tampaknya pengembang kurikulum belum berani memangkas materi pelajaran dan kompetensi yang tak terlalu urgen dan relevan. Tampaknya pengembang kurikulum masih menganut pandangan keliru, bahwa semakin banyak dan semakin sering anak belajar semakin cerdas anak. Pandangan ini bertolak belakang dengan hasil riset, terutama tes internasional, yang menandaskan bahwa semakin lama anak belajar ternyata anak tidak semakin cerdas. Prestasi belajar anak justru tergantung dari ketepatan metode mengajar atau kegiatan belajar yang diterapkan. Karena itu, pendekatan belajar aktiflah yang seharusnya digalakkan dalam melaksanakan tiap kurikulum baru. Anekaragam kompetensi siswa tak mungkin bertumbuh-kembang dalam diri siswa melalui pola mengajar satu arah yang didominasi ceramah, pengerjaan soal, dan tes tertulis. Anekaragam kompetensi siswa hanya dapat dicapai melalui penerapan belajar aktif.

Page 155: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 146 -

Dua gambar ini memperlihatkan perbedaan guru yang masih mengajar secara tradisional dan guru yang telah menerapkan pendekatan belajar aktif. Apa makna perbedaan antara kedua guru ini, dilihat dari perbedaan bentuk dan besarnya mulut, telinga, dan mata? Pembinaan profesional guru dalam menerapkan pendekatan belajar aktif selalu terkendala oleh masih dominannya penerapan bentuk tes tertulis, terutama pilihan ganda (multiple choice test) yang diterapkan dalam pelaksanaan Kurikulum 1975 dan sejak tengah 1980-an dalam EBTANAS dan diteruskan sampai dengan Ujian Nasional dewasa ini. Selama 40 tahun lebih kita berpilihan ganda ria tanpa menyadari bahwa faktor inilah yang memerosotkan mutu pendidikan kita. Guru-guru di seluruh dunia cenderung menganut prinsip kerja teaching to test (mengajar sesuai dengan tuntutan tes, tuntutan ujian nasional). Jika kita tidak menggunakan faktor penggertak (trigger factor) melalui penerapan alat penilaian praktik unjuk kerja dan alat penilaian karya (hasil kerja) siswa, seperti English conversation, berpidato, memimpin lagu, percobaan / eksperimen IPA, penulisan karya ilmiah, problem-solving dalam matematika, dan portofolio dalam ujian nasional, upaya “raksasa” membina guru menerapkan belajar aktif sama seperti menggantang asap. Apalagi, jika kita terpeleset mengikuti usul penghapusan ujian nasional oleh para penentang ujian nasional, guru-guru, terutama guru berstatus PNS akan “tidur”, dan mimpi kita meningkatkan mutu pendidikan hanyalah tinggal mimpi untuk 50 tahun ke depan.

Page 156: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 147 -

Jika evaluasi melalui UN hanya mengandalkan bentuk tes tertulis terutama pilihan ganda,

terjadi pengurangan atau reduksi penilaian kompetensi yang dituntut kurikulum.

Jika evaluasi melalui UN mengadopsi juga bentuk penilaian yang berciri belajar aktif seperti penilaian unjuk kerja (praktik) dan hasil karya siswa, terjadi peningkatan kompetensi yang dituntut kurikulum.

Page 157: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 148 -

Kurikulum berbasis kompetensi akhirnya diterapkan

Setelah mengkaji perkembangan literatur, kurikulum, buku panduan, dan buku pelajaran negara-negara maju, seperti Amerika Serikat, Inggris, Australia, dan Singapura, perkembangan anutan pendekatan pengembangan kurikulum di negara-negara maju dapat digambarkan berikut ini. Amatilah bagan berikut ini.

Kurun Waktu Pendekatan Pengembangan Kurikulum

1910-an s.d. tengah 1960-an 1. Pendekatan berbasis materi (content-based

approach)

Akhir 1960an s.d. tengah 1980-an

2. Pendekatan berbasis kompetensi (competence - based approach) dan pendekatan belajar tuntas (mastery learning approach)

Akhir 1980-an s.d. awal 1990-an

3. Pendekatan berbasis outcome (outcome - based approach)

Tengah 1990-an s.d. sekarang 4. Pendekatan berbasis standar (standard - based approach)

Bagan 10.1 Perkembangan anutan pendekatan pengembangan kurikulum di negara-negara maju

Sejarah perkembangan kurikulum di Indonesia memperlihatkan bahwa pendekatan berbasis materi dilaksanakan sejak masa penjajahan Belanda, diteruskan sampai ke alam kemerdekaan, dan baru ditinggalkan pada tahun 2004. Padahal, negara-negara maju telah meninggalkan pendekatan berbasis materi pada tengah 1960-an (pada waktu di Indonesia terjadi G30S/PKI). Baru pada tahun 2004 kita beralih ke pendekatan berbasis kompetensi setelah ketinggalan selama sekitar 40 tahun. Pendekatan berbasis kompetensi ini dianut Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas setelah melewati pengalaman panjang pengembangan kurikulum secara profesional sejak awal 1970-an sampai awal 2000-an. Dengan diterapkannya pendekatan ini, dapatlah ditampung berbagai hasil inovasi kurikulum yang dilakukan Pusat Kurikulum, seperti eksperimentasi model PPSP (Proyek Perintis Sekolah Pembangunan) pada tahun 1975 s.d. 1984 di 8 IKIP (Padang, Jakarta, Bandung, Jogjakarta, Semarang, Malang, Surabaya, dan Ujung

Page 158: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 149 -

Pandang), inovasi pendidikan IPA, inovasi Pembinaan Profesional dan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) di SD di sejumlah kabupaten/kota di berbagai provinsi, pengembangan pendidikan luar biasa, TK, dan anak berbakat, pengembangan jaringan kurikulum di berbagai provinsi, dan keterlibatan Pusat Kurikulum dalam pengembangan muatan lokal keterampilan di Lampung, serta pengembangan dan diseminasi MBS (Manajemen Berbasis Sekolah) SD, yang mencakup manajemen sekolah, PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan), serta partisipasi masyarakat. Pada awalnya, ada pengembang kurikulum yang tertarik pada gagasan untuk langsung meloncat ke menerapkan kompetensi berupa outcome (hasil belajar siswa yang berdampak) atau pendekatan berbasis outcome. Namun, gagasan itu belum dilanjutkan dengan uji coba di lapangan. Dalam penerapan kurikulum berbasis kompetensi masih diterapkan standar kelulusan belajar minimal atau kriteria kelulusan minimal untuk menentukan seorang siswa lulus ulangan suatu mata pelajaran atau harus menempuh tes remedial. Dalam penerapan sistem evaluasi seperti ini, seorang siswa yang tak lulus tes harus diajarkan guru dengan metode atau kegiatan belajar yang berbeda (remidial teaching) sebelum siswa itu mengikuti tes remidial. Dalam pelaksanaan di sekolah tampaknya pengajaran remidial ini tidak dilakukan dan guru langsung memberi tes remedial setelah jeda waktu tertentu. Sistem evaluasi seperti ini pernah diterapkan pada sekolah-sekolah PPSP pada 8 IKIP yang menerapkan sistem modul dengan pendekatan belajar tuntas (mastery learning). Jika seorang siswa tidak lulus tes, ia mengikuti pengajaran remidial dan kemudian tes remidial. Namun, pendekatan seperti ini tampaknya cocok dengan kurikulum berbasis materi yang lebih dominan menekankan ranah kognitif atau pengetahuan. Pengetahuan yang dipelajari siswa dapat langsung dites untuk mengetahui sejauh mana penguasaan siswa terhadap pengetahuan itu. Namun, untuk pengembangan kompetensi diperlukan waktu yang lebih panjang dan guru membimbing siswa sambil memberikan umpan balik. Selain itu, dalam penilaian digunakan portofolio hasil kerja siswa. Hasil penilaian akhir pendekatan kompetensi adalah melaporkan posisi siswa dalam rentang penguasaan kompetensi. Karena itu, penggunaan standar atau kriteria ketuntasan minimal tidak relevan diterapkan dalam kurikulum berbasis kompetensi. (Lihat juga Belen S, Kompetensi, Indikator & Penilaian dalam Belajar Aktif KTSP, 2008).

Page 159: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 150 -

Dari learning about ke learning from yang tidak hanya berakhir pada kompetensi tapi bertransformasi kepada kebijaksanaan yang amat penting dalam hidup

Belajar aktif dalam pendekatan kompetensi lebih menekankan know how daripada know what, namun pada era ledakan Iptek dan perkembangan teknologi informasi

Page 160: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 151 -

dan komunikasi, tampaknya know where akan lebih menuntut perhatian dan penekanan. Ledakan informasi yang luar biasa melalui jaringan internet menuntut pembekalan siswa mencari di mana terdapat informasi itu (know where) untuk meningkatkan know what dan know how. Selain itu belajar know where berarti juga pentingnya konteks belajar yang mendorong siswa gemar belajar. Roda-roda dalam “weker” kita belum semuanya berputar Sistem pendidikan itu ibarat weker yang berfungsi dengan lancar dan efektif jika semua rodanya berputar untuk menggerakkan jarum jam. Salah satu kelemahan strategis yang selalu terulang dalam pembenahan sistem pendidikan Indonesia dan peningkatan mutu pendidikan adalah dibenahinya “roda-roda” tertentu tetapi dilalaikan perbaikan “roda-roda” yang lain. Kita membenahi “roda” kurikulum. “roda” pengadaan jumlah guru yang memadai, “roda” pembangunan gedung dan prasarana sekolah lainnya, serta “roda” pengadaan alat peraga dan alat praktikum. Namun, kita melalaikan perbaikan “roda” pengembangan kemampuan profesional guru, kepala sekolah, dan pengawas, “roda” pendanaan kebutuhan proses belajar-mengajar, “roda” kesejahteraan guru, “”roda” peningkatan mutu lembaga pendidikan guru.

Untuk mensinergikan perputaran “roda-roda weker” pendidikan, diperlukan konsistensi kebijakan, profesionalisme dalam mengurus pendidikan, keberanian melakukan terobosan, dan kerendahan hati mengikuti panggilan hati untuk berpihak kepada anak didik.

Page 161: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 152 -

Daftar Pustaka

1. Azkia (2010). “Pendidikan di Indonesia pada Masa Penjajahan Belanda”, Makalah, 15 April 2010, pada https://zafar14.wordpress.com/tag/pendidikan-di-indonesia-pada-masa-penjajahan-belanda/

2. Belen S (2005). Apa, Mengapa, dan Bagaimana Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), Jakarta: Ditjen Dikdasmen Depdiknas

3. Belen S (2005). Silabus dalam KBK (Kurikulum 2004), Jakarta: Ditjen Dikdasmen Depdiknas

4. Belen S (2008). “Sejarah perkembangan kurikulum di Indonesia: Masih menyisakan sederet masalah”, artikel pada Buku Agenda Penerbit Erlangga 2008, Jakarta: Penerbit Erlangga

5. Belen S (2008). Kompetensi, Indikator & Penilaian dalam Belajar Aktif KTSP, Jakarta: Kegiatan Peningkatan Wawasan Keagamaan (PWK) Ditjen Mandikdasmen Depdiknas

6. BSNP (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta: BSNP

7. Curriculum Design, Development, and Evaluation pada http://www.powershow.com/view/11f01c-MDRhY/CURRICULUM_DESIGN_DEVELOPMENT_AND_EVALUATION_powerpoint_ppt_presentation

8. Depdikbud (1976). Kurikulum Sekolah Dasar 1975: GBPP, Buku I: Ketentuan-ketentuan Pokok, Jakarta: Balai Pustaka

9. Depdikbud (1976). Kurikulum Sekolah Dasar 1975: GBPP, Buku II.F: Bidang Studi Ilmu Pengetahuan Alam, Jakarta: Balai Pustaka

10. Depdikbud (1976). Kurikulum Sekolah Dasar 1975: GBPP, Buku III.A.2: Model Satuan Pelajaran, Jakarta: Balai Pustaka

11. Depdikbud (1976). Kurikulum Sekolah Dasar 1975: GBPP, Buku III.A.1: Pedoman Khusus, Jakarta: Balai Pustaka

12. Depdikbud (1993). Kurikulum Pendidikan Dasar: GBPP Kelas IV Sekolah Dasar (SD), Jakarta: Depdikbud (Lapiran II Kepmendikbud No. 060/U/1993 Tanggal 25 Februari 1993)

13. Depdikbud (1993). Kurikulum Pendidikan Dasar: Landasan, Program, dan Pengembangan, Jakarta: Depdikbud

14. Depdiknas (2001). Kurikulum Berbasis Kompetensi: Kebijaksanaan Umum Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta: Depdiknas

15. Depdiknas (2003). Kurikulum 2004: Kerangka Dasar, Jakarta: Depdiknas 16. Depdiknas (2003). Kurikulum 2004: Naskah Akademik, Jakarta: Depdiknas 17. Depdiknas (2003). Kurikulum 2004: Standar Kompetensi Mata Pelajaran Sains

Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah, Jakarta: Depdiknas 18. Depdiknas (2006). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006

tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Peraturan Mendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Peraturan Menteri No. 24 Tahun 2006 – Pelaksanaan Permen No. 22 dan 23, Jakarta: Depdiknas

19. Direktorat Pendidikan Dasar / Prasekolah, Departemen Pendidikan Dasar dan Kebudayaan (1964). Rencana Pendidikan Sekolah Dasar 1964, Jakarta.

20. Direktorat Pendidikan Prasekolah / Sekolah Dasar / SLB Ditjen Pendidikan Dasar Depdikbud (1968). Kurikulum Sekolah Dasar 1968, Jakarta

21. Djojonegoro Wardiman (1996). Lima Puluh Tahun Perkembangan Pendidikan Indonesia, Jakarta: Balitbang Depdikbud

Page 162: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 153 -

22. Dokumen-dokumen yang relevan dari Kurikulum 1952, Kurikulum 1968, Kurikulum 1975, Kurikulum 1984, Kurikulum 1994, Kurikulum 2004, Kurikulum 2006 pada Pusat Dokumentasi Pusat Kurikulum Balitbang Kemdiknas, Jakarta

23. ephanlazok.wordpress.com/2010/01/14/perkembangan-kurikulum-indonesia-dari-1947-2006/

24. Foto-foto dari Tropenmuseum yang diambil dari internet 25. Hasibuan YY & Belen S (1979). Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum,

Buku I Teori & Praktik, Buku II Studi Analisa Kurikulum SD 1968, Buku III Studi Analisa Kurikulum SD 1975, IKIP Malang

26. http://irwansahaja.blogspot.co.id/2016/04/prinsip-pengembangan-kurikulum-2013.html

27. http://kurikulum.kemdikbud.go.id/infos 28. http://singlawas.blogspot.com/2008_11_01_archive.htmlhttp://www.ngobrolaja.

com/showthread.php?t=119659 29. http://www.m-edukasi.web.id/2013/06/prinsip-pengembangan-kurikulum-

2013.html 30. http://www.m-edukasi.web.id/2014/11/prinsip-pembelajaran-kurikulum-

2013.html 31. http://www.uang-kuno-indonesia.com/2010_04_01_archive.html 32. http://www.uni.edu/~bian/curri/day%20three%20curriculum.ppt: R.W. Tyler,

Basic principles and instruction. (Chicago: University of Chicago Press, 1949. 33. Jasin Anwar (1987). Pembaharuan Kurikulum Sekolah Dasar sejak Proklamasi

Kemerdekaan, Jakarta: Balai Pustaka 34. Kementerian Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan (1952). Rencana Pelajaran

Terurai untuk Sekolah Rakyat III dan VI Tahun, Jakarta. 35. Kementerian Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan (1954). Dasar Pendidikan

dan Pengajaran, Jakarta. 36. Marzano Robert J & Kendall John S (1996). A Comprehensive Guide to

Designing Standards-Based Districts, Schools, and Classroonms, Virginia: ASCD & Colorado: McRel.

37. National Institute for Educational Research (NIER) (1999). An International Comparative Study of School Curriculum, Tokyo : NIER.

38. Pusat Kurikulum Balitbang Depdikbud (1984). Kurikulum 1984 SD (Sekolah Dasar): Landasan, Program, dan Pengembangan, Jakarta.

39. Pusat Kurikulum Balitbang Depdikbud (1985). Kurikulum 1984: Pedoman Proses Belajar-Mengajar, Jakarta.

40. Pusat Kurikulum Balitbang Depdikbud (1986). Kurikulum Sekolah Dasar (SD): Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) Bidang Studi Ilmu Pengetahuan Alam, Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas.

41. Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas (2001). Kurikulum 2004 (Kurikulum Berbasis Kompetensi), Edisi Agustus 2003, Jakarta.

42. Ramli Murni, “Primary School System in Java Before and Under Japanese Occupation (1940 – 1944)”, Bandung: International Journal of History Education No 1. Vol. XI, June 2010.

43. Ryzki Wiryawan M yang diambil dari P. Swantoro, Dari Buku ke Buku, Gramedia: 2002, Keluarga EX-HIK Yogyakarta, Gema Edisi Yubileum, Forum Komunikasi keluarga Ex-HIK: 1987

44. TIM 2014. Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2014 Mata Pelajaran Matematika SMP/MTs : Jakarta: Pusat Pengembangan Profesi Pendidik Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Page 163: Perkembangan Kurikulum SD di Indonesiakurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum/data/data/4... · 2019. 3. 27. · Bahasa Daerah di Kelas I S.D. Kelas III (Rencana Pendidikan 1964) Tabel

- 154 -

45. Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak 46. Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas http:

//id.wikipedia.org/wiki/Hollandsch-Inlandsche_School