perkamusan arab-indonesia dan indonesia-arabdigilib.uin-suka.ac.id/17517/1/bab i, iv, daftar...

44
i PERKAMUSAN ARAB-INDONESIA DAN INDONESIA-ARAB (Kajian Metode Penyusunan dan Kriteria di Indonesia) Oleh: Mohd Fikri Azhari NIM: 1320411259 TESIS Diajukan kepada Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Magister dalam Pendidikan Islam Program Studi Pendidikan Islam Konsentrasi Pendidikan Bahasa Arab YOGYAKARTA 2015

Upload: others

Post on 29-Jan-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • i

    PERKAMUSAN ARAB-INDONESIA DAN INDONESIA-ARAB

    (Kajian Metode Penyusunan dan Kriteria di Indonesia)

    Oleh:

    Mohd Fikri Azhari

    NIM: 1320411259

    TESIS

    Diajukan kepada Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga

    untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh

    Gelar Magister dalam Pendidikan Islam

    Program Studi Pendidikan Islam

    Konsentrasi Pendidikan Bahasa Arab

    YOGYAKARTA

    2015

  • vii

    ABSTRAK

    Mohd Fikri Azhari. Perkamusan Arab-Indonesia dan Indonesia-Arab

    (Kajian Metode Penyusunan dan Kriteria di Indonesia) Tesis. Yogyakarta:

    Program Studi Pendidikan Islam Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan

    Kalijaga, 2015.

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan: 1) metode

    penyususnan perkamusan Arab-Indonesia dan Indonesia-Arab di Indonesia, 2)

    kriteria perkamusan Arab-Indonesia dan Indonesia-Arab di Indonesia.

    Penelitian ini merupakan penelitian historis, dengan pendekatan kualitatif.

    Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tehnik dokumentasi.

    Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis

    deskriptif kualitatif, dengan fokus kajian yaitu metode penyususnan dan criteria

    perkamusan Arab-Indonesia dan Indonesia-Arab di Indonesia.

    Hasil penelitian ini menyatakan bahwa: Metode penyusunan perkamusan

    Arab-Indonesia dan Indonesia-Arab di Indonesia dapat disimpulkan sebagai

    berikut: Pertama, a) Perkamusan Arab-Indonesia diawali dengan munculnya

    kamus Arab-Melayu Idris Al-Marbawi pada tahun 1927 dengan metode alfabet

    khusus. Kamus tersebut merupakan awal dari perkembangan kamus Arab-

    Indonesia di Indonesia. Kemudian muncullah kamus Arab-Indonesia yang disusun

    oleh Mahmud Yunus pada tahun 1972 dengan metode alfabet khusus, kamus

    Arab-Indonesia kamus Al-Munawwir pada tahun 1984 dengan metode alfabet

    khusus, kemudian Kamus Arab-Indonesia Kontemporer 1996 dengan metode

    artikulasi, Kamus Arab-Indonesia Al-Bisri 1999 dengan metode alphabet khusus,

    Kamus Arab-Indonesia Al-Mutahar, Kamus Arab-Indonesia Al-Azhar 2009

    dengan metode artikulasi, Kamus Arab-Indonesia Al-Kamal 2010 dengan metode

    artikulasi. b) Metode penyusunan perkamusan Indonesia-Arab di awali dengan

    munculnya Kamus Indonesia-Arab yang disusun oleh Asad M. Kalali pada tahun

    1981 dengan metode alfabet bahasa Indonesia. Kamus ini merupakan cikal bakal

    berkembangnya kamus Indonesia-Arab di Indonesia. Kemudain dilanjutkan

    kamus Indonesia-Arab kamus Indonesia-Arab Al-Bisri pada tahun 1999, kamus

    Indonesia-Arab Al-Munawwir pada tahun 2007, kamus Indonesia-Arab Al-

    Mufied tahun 2010, kamus Indonesia-Arab KABA 2013.

    Kedua, kritera perkamusan Arab-Indonesia dan Indonesia-Arab di

    Indonesia masih didominasi menggunakan sistem alfabet khusus, dimana

    pengguna (pemakai) kamus-kamus tersebut harus mengetahui pola kata dasar dari

    sebuah kata, tentunya sistem ini sangat sulit digunakan bagi mereka yang belum

    mengetahui ilmu sharf dan ilmu nahwu. Namun pada fase perkembangan juga

    terdapat kamus Arab-Indonesia menggunakan sistem artikulasi, dimana pengguna

    (pemakai) tidak perlu mengubah atau mencari pola kata yang ingin dicari, tetapi

    langsung merujuk pada huruf pertama dari sebuah kata. Tentunya sistem ini

    sangat memudahkan bagi non-Arab dalam mencari sebuah makna dalam kamus.

    Keyword: Metode Perkamusan, Kriteria.

  • viii

    PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

    Penulisan transliterasi Arab-Latin dalam penelitian ini menggunakan

    pedoman transliterasi dari Keputusan Bersama Menteri Agama RI dan Menteri

    Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 158 Tahun 1987 dan No. 05436/U/1987.

    Secara garis besar uraiannya adalah sebagai berikut:

    A. Konsonan

    Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama

    Alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkan

    Ba b Be

    Ta t Te

    ṣ a ṡ Es (dengan titik di atas)

    Jim j Je

    ḥ a ḥ Ha (dengan titik di bawah)

    Kha kh Ka dan ha

    Dal d De

    żal ż Zet (dengan titik di atas)

    Ra r Er

    Zai z Zet

    Sin s Es

    Syin sy Es dan ye

    ṣ ad ṣ Es (dengan titik di bawah)

    ḍ ḍ De (dengan titik di bawah)

    ṭ a ṭ Te (dengan titik di bawah)

    ẓ a ẓ Zet (dengan titik di bawah)

    ‘ain ....’.... Koma terbalik di atas

    Gain G Ge

    Fa F Ef

    Qaf Q Ki

    Kaf K Ka

    Lam L El

    Mim M Em

    Nun N En

    Wau W We

  • ix

    Ha H Ha

    Hamzah ..’.. Apostrof

    Ya Y Ye

    B. Vokal

    1. Vokal Tunggal

    Tanda Nama Huruf Latin Nama

    Fatḥ ah a A

    Kasrah i I

    ḍ ammah u U

    Contoh:

    : fa’ala

    : żukira

    2. Vokal Rangkap

    Tanda dan Huruf Nama Gabungan Huruf Nama

    Fatḥ ah dan ya Ai a dan i

    Fatḥ ah dan wau Au a dan u

    Contoh:

    : kaifa

    : haula

    3. Maddah

    Harkat dan

    huruf

    Nama Huruf dan

    Tanda

    Nama

    Fatḥ ah dan alif atau ā a dan garis di atas

  • x

    ya

    Kasrah dan ya ȋ i dan garis di atas

    ḍ ammah dan wau ū u dan garis di atas

    Contoh:

    : qāla

    : ramā

    : qȋ la

    : yaqūlū

    4. Ta Marbuṭ ah

    a. Ta Marbuṭ ah Hidup

    Ta marbuṭ ah yang hidup atau mendapat harakat fatḥ ah, kasrah dan

    ḍ ammah, transliterasinya adalah huruf t.

    Contoh:

    : madrasatun

    b. Ta Marbuṭ ah Mati

    Ta marbuṭ ah yang mati atau mendapat harakat sukun,

    transliterasinya adalah huruf h.

    Contoh:

    : riḥ lah

    c. Ta Marbuṭ ah yang terletak pada akhir kata dan diikuti oleh kata

    yang menggunakan kata sandang al, serta bacaan kedua kata tersebut

    dipisah maka transliterasi ta marbuṭ ah tersebut adalah huruf h.

    Contoh:

    : rauḍ ah al-aṭ fāl

    5. Syaddah (Tasydid)

  • xi

    Syaddah atau tasydid yang dalam tulisan Arab di lambangkan dengan

    tanda (). Transliterasi tanda syaddah atau tasydid adalah berupa dua huruf

    yang sama dari huruf yang diberi syaddah tersebut.

    Contoh:

    : rabbanā

    6. Kata Sandang Alif dan Lam

    a. Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiah

    Contoh:

    : asy-syams

    b. Kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariyah

    Contoh:

    : al-qamaru

    7. Hamzah

    a. Hamzah di awal

    Contoh:

    : umirtu

    b. Hamzah di tengah

    Contoh:

    : ta’khużūna

    c. Hamzah di akhir

    Contoh:

    syai’un

    8. Penulisan Kata

    Pada dasarnya penulisan setiap kata, baik fi’il, isim maupun huruf ditulis

    terpisah. Bagi kata-kata tertentu yang penulisannya dengan huruf Arab

    yang sudah lazim dirangkaikan dengan kata lain karena ada huruf atau

  • xii

    harakat yang dihilangkan, maka dalam transliterasi ini penulisan kata

    tersebut bisa dilakukan dengan dua cara: bisa dipisah per kata dan bisa

    pula dirangkaikan.

    Contoh:

    : - Fa aufū al-kaila wa al-mȋ zāna

    - Fa auful-kaila wal-mȋ zāna

    9. Huruf Kapital

    Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal, dalam

    transliterasi ini huruf tersebut digunakan juga. Penggunaan seperti yang

    berlaku dalam EYD, diantara huruf kapital digunakan untuk menuliskan

    huruf awal, nama diri dan permulaan kalimat. Bila nama diri itu

    didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap

    huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandang.

    Contoh:

    Wa mā Muḥ ammadun illā rasūlun.

  • xiii

    PERSEMBAHAN

    Tesis Ini Penulis Persembahkan untuk

    Almamater Tercinta,

    Prodi Pendidikan Islam

    Program Pascasarjana

    UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

  • xiv

    MOTTO

    “SAAT BERHADAPAN DENGAN DINDING KAU

    HARUS MERUNTUHKANNYA. KALAU

    TIDAK,TIDAK ADA YANG BERUBAH”1

    1 Kata Mutiara dari Film Great Teacher Onizuka, Episode 1

  • xv

    KATA PENGANTAR

    ,

    Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmah,

    hidayah, dan inayahnya, sehingga penulis bisa menyelesaikan proses penyusunan

    tesis ini. Sholawat serta salam kepada sang pemberi teladan, Rasulullah SAW,

    yang dinanti-nantikan syafa’atnya di hari kiamat kelak.

    Tesis ini merupakan kajian deskriptif mengenai Perkamusan Arab-

    Indonesia dan Indonesia-Arab (Kajian Metode Penyususnan dan Kriteria Di

    Indonesia). Penulis menyadari bahwa proses penyelesaian tesis ini tentu tidak

    terlepas dari adanya bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak.

    Untuk itu, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih

    kepada:

    1. Prof. Drs. H. Akh. Minhaji, M.A., Ph.D. selaku Rektor UIN Sunan Kalijaga

    Yogyakarta.

    2. Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Prof. Noorhadi,

    M.A., M. Phil., Ph.D. selaku Direktur Program Pasca Sarjana UIN Sunan

    Kalijaga Yogyakarta.

    3. Prof. Dr. H. Maragustam, M.A. selaku ketua Program Studi Pendidikan Islam

    Program Pasca Sarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

    4. Bapak Dr. Muhammad Amin, Lc, M.A selaku pembimbing tesis, yang telah

    meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, nasehat, dan motivasi.

  • xvi

    5. Segenap Dosen, TU, dan Karyawan Program Pascasarjana UIN Sunan

    Kalijaga Yogyakarta serta Unit Perpustakaan Pascasarjana dan Perpustakaan

    Pusat UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang telah mempermudah

    pengumpulan referensi tesis ini.

    6. Ayahanda Azhar dan Ibunda Rohani, sebagai orang tua terhebat atas setiap

    pengorbanan, kasih sayang, senyum, air mata, dan doa yang selalu teriring

    dalam setiap langkah penulis. Adik-adik tercinta Adah, Diah, dan Imam

    7. Sahabat-sahabat Himlaya (Himpunan Mahasiswa Pelajar Al-Kautsar), teman-

    teman PBA A angkatan 2013 (Arif, Habib, Mbak Leha, Mbak Resti, Upi,

    Nay, Yulfi, Maz Anton, Badruz, Ozi, eka, Syam, Ubed, Rofi, Rifqi, Zahro,

    Rouf, dan Fadly ) terima kasih atas pertemanan, dan segala dukungannya.

    8. Semua pihak yang telah berjasa atas terselesaikannya tesis ini, yang tidak

    dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga amal baik yang dilakukan dapat

    diterima di sisi Allah SWT.

    Penulis menyadari bahwa dalam tesis ini masih terdapat berbagai

    kekurangan dan kelemahan, namun penulis tetap berharap semoga tesis ini

    bermanfaat bagi yang membacanya. Akhirnya, hanya kepada Allah semua

    dikembalikan, karena Dialah Sang Maha Penguasa. Semoga setiap upaya

    senantiasa mendapat ridha-Nya. Aamiin.

    Yogyakarta, 5 Juni 2015

    Penulis,

    Mohd Fikri Azhari

    NIM. 132041159

  • xvii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

    HALAMAN SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ...................................... ii

    HALAMAN SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI .......................... iii

    HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv

    HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI........................................................ v

    NOTA DINAS PEMBIMBING ....................................................................... vi

    ABSTRAK ....................................................................................................... vii

    PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB .......................................................... viii

    HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... xiii

    MOTTO ........................................................................................................... xiv

    KATA PENGANTAR ..................................................................................... xv

    DAFTAR ISI .................................................................................................... xvii

    DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xxi

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang.......................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah .................................................................... 4

    C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .............................................. 6

    D. Kajian Pustaka .......................................................................... 7

    E. Metode Penelitian ..................................................................... 9

    F. Sistematika Pembahasan .......................................................... 14

    BAB II LANDASAN TEORITIK

    A. Definisi Kamus ......................................................................... 17

    B. Asal Usul Mu’jam dan Kamus ................................................. 18

    C. Kriteria Kamus ......................................................................... 21

    1. Kelengkapan ........................................................................ 22

    2. Keringkasan ......................................................................... 22

    3. Kecermatan .......................................................................... 23

    4. Kemudahan Penjelasan ........................................................ 23

    D. Komponen Kamus .................................................................... 23

    1. Bagian Awal ........................................................................ 24

    2. Bagian Utama ...................................................................... 24

  • xviii

    3. Bagian Akhir ........................................................................ 25

    E. Sistematika Penyusunan Mu’jam/Kamus ................................. 25

    1. Sistem Makna (Kamus Ma’ani).......................................... 26

    2. Sistem Lafal (Kamus Alfaz) ............................................... 26

    a. Nidzam Al-Sauti (Sistem Fonetik) ............................... 27 b. Nidzam Al-Faba’I Al-Khas (Sistem Alfabetis Khusus. 32

    c. Niz{am al-Qafiyah (Sitem Sajak atau sastrawi) ............ 37

    d. Niz{am Alfaba’i Al-‘Am Al-Nut{qi (Sistem Artikulasi) ........................... 47

    BAB III METODE DAN KRITERIA PERKAMUSAN ARAB-

    INDONESIA DAN INDONESIA-ARAB DI INDONESIA

    A. Kamus Arab-Indonesia ............................................................. 53

    1. Kamus Idris Al-Marbawi ..................................................... 53

    a. Latar Belakang Kamus Idris Al-Marbawi ....................... 53

    b. Asas Kamus Idris Al-Marbawi ....................................... 54

    c. Teknik Pencarian Makna Kata Kamus Idris Al-Marbawi 56

    d. Kelebihan dan Kekurangan Kamus Idris Al-Marbawi ... 57

    2. Kamus Arab-Indonesia (Mahmud Yunus) ........................... 57

    a. Latar Belakang Kamus Arab-Indonesia (Mahmud Yunus. 58

    b. Asas Kamus Arab-Indonesia (Mahmud Yunus) ............. 59

    c. Teknik Pencarian Kata Kamus Arab-Indonesia

    (Mahmud Yunus) ........................................................... 60

    d. Kelebihan dan Kekurangan Kamus Arab-Indonesia

    (Mahmud Yunus) ............................................................ 61

    3. Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia ................................ 61

    a. Latar Belakang Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia .. 62

    b. Asas Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia ................... 63

    c. Teknik Pencarian Kata Kamus Al-Munawwir Arab-

    Indonesia ......................................................................... 64

    d. Kelebihan dan Kekurangan Kamus Al-Munawwir

    Arab-Indonesia ................................................................ 65

    4. Kamus Kontemporer Arab-Indonesia ................................. 66

    a. Latar Belakang Kamus Kontemporer Arab-Indonesia .... 66

    b. Asas Kamus Kontemporer Arab-Indonesia .................... 68

    c. Teknik Pencarian Kata Kamus Kontemporer Arab-

    Indonesia ......................................................................... 68

  • xix

    d. Kelebihan dan Kekurangan Kamus Kontemporer Arab-

    Indonesia ......................................................................... 69

    5. Kamus Indonesia-Arab dan Arab-Indonesia Al-Bisri ......... 70

    a. Latar Belakang Kamus Indonesia-Arab dan Arab-

    Indonesia Al-Bisri ......................................................... 70

    b. Asas Kamus Indonesia-Arab dan Arab-Indonesia Al-

    Bisri ................................................................................ 71

    c. Teknik Pencarian Kata Kamus Indonesia-Arab dan

    Arab-Indonesia Al-Bisri ................................................ 73

    d. Kelebihan dan Kekurangan Kamus Indonesia-Arab

    dan Arab-Indonesia Al-Bisri .......................................... 74

    6. Kamus Mutahar Arab-Indonesia .......................................... 75

    a. Latar Belakang Kamus Mutahar Arab-Indonesia ........... 75

    b. Asas Kamus Mutahar Arab-Indonesia ............................ 76

    c. Teknik Pencaraian Kata Kamus Mutahar Arab-

    Indonesia ......................................................................... 77

    d. Kelebihan dan Kekurangan Kamus Mutahar Arab-

    Indonesia ......................................................................... 79

    7. Kamus Al-Azhar Arab-Indonesia ........................................ 80

    a. Latar Belakang Kamus Mutahar Arab-Indonesia ........... 80

    b. Asas Kamus Mutahar Arab-Indonesia ............................ 82

    c. Teknik Pencarian Kata Kamus Mutahar Arab-Indonesia. 83

    d. Kelebihan dan Kekurangan Kamus Mutahar Arab-

    Indonesia ......................................................................... 84

    8. Kamus Modern Arab-Indonesia Al-Kamal.......................... 84

    a. Latar Belakang Kamus Modern Arab-Indonesia Al-

    Kamal .............................................................................. 85

    b. Asas Kamus Modern Arab-Indonesia Al-Kamal ............ 89

    c. Teknik Pencarian Kata Kamus Modern Arab-Indonesia

    Al-Kamal ......................................................................... 89

    d. Kelebihan dan Kekurangan Kamus Modern Arab-

    Indonesia Al-Kamal ........................................................ 89

    B. Kamus Indonesia-Arab

    1. Kamus Indonesia-Arab (Asad M. Alkalali) ......................... 91

    a. Latar Belakang Kamus Indonesia-Arab (Asad M.

    Alkalali) .......................................................................... 91

    b. Asas Kamus Indonesia-Arab (Asad M. Alkalali) ........... 92

    c. Teknik Pencarian Kata Kamus Indonesia-Arab (Asad

    M. Alkalali) ..................................................................... 92

  • xx

    d. Kelebihan dan Kekurangan Kamus Indonesia-Arab

    (Asad M. Alkalali) .......................................................... 93

    2. Kamus Indonesia-Arab dan Indonesia-Arab Al-Bisri ......... 94

    a. Latar Belakang Kamus Indonesia-Arab dan Indonesia-

    Arab Al-Bisri................................................................... 94

    b. Asas Kamus Indonesia-Arab dan Indonesia-Arab Al-

    Bisri ................................................................................. 95

    c. Teknik Pencaria Kata Kamus Indonesia-Arab dan

    Indonesia-Arab Al-Bisri .................................................. 96

    d. Kelebihan dan Kekurangan Kamus Indonesia-Arab dan

    Indonesia-Arab Al-Bisri .................................................. 97

    3. Kamus Al-Munawwir Indonesia-Arab ................................ 97

    a. Latar Belakang Kamus Al-Munawwir Indonesia-Arab .. 98

    b. Asas Kamus Al-Munawwir Indonesia-Arab ................... 98

    c. Teknik Pencarian Kata Kamus Al-Munawwir

    Indonesia-Arab ................................................................ 99

    d. Kelebihan dan Kekurangan ............................................. 99

    4. Kamus Modern Indonesia-Arab Al-Mufied ........................ 100

    a. Latar Belakang Kamus Al-Munawwir Indonesia-Arab . 100

    b. Asas Kamus Al-Munawwir Indonesia-Arab ................. 101

    c. Teknik Pencarian Kata Kamus Al-Munawwir

    Indonesia-Arab .............................................................. 101

    d. Kelebihan dan Kekurangan Kamus Al-Munawwir

    Indonesia-Arab .............................................................. 102

    5. Kamus KABA Indonesia-Arab ............................................ 104

    a. Latar Belakang Kamus KABA Indonesia-Arab ............. 104

    b. Asas Kamus KABA Indonesia-Arab .............................. 106

    c. Teknik Pencarian Kata Kamus KABA Indonesia-Arab . 106

    d. Kelebihan dan Kekurangan Kamus KABA Indonesia-

    Arab ................................................................................. 112

    BAB IV PENUTUP

    A. Kesimpulan ........................................................................ 118

    B. Saran ................................................................................... 120

    C. Kata Penutup ...................................................................... 121

    DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 123

    CURRICULUME VITAE ............................................................................. 124

  • xxi

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1

    Gambar 2

    Gambar 3

    Gambar 4

    Gambar 5

    Gambar 6

    Gambar 7

    Gambar 8

    Gambar 9

    Gambar 10

    Gambar 11

    Gambar 12

    Gambar 13

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    Kamus Idris Al-Marbawi, 52.

    Kamus Arab-Indonesia (Mahmud Yunus), 53.

    Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia, 54.

    Kamus Kontemporer Arab-Indonesia, 55.

    Kamus Indonesia-Arab dan Arab-Indonesia Al-Bisri, 56.

    Kamus Mutahar Arab-Indonesia, 57.

    Kamus Arab-Indonesia Al-Azhar, 58.

    Kamus Modern Arab-Indonesia Al-Kamal, 59.

    Kamus Indonesia-Arab (Asad M. Alkalali, 60.

    Kamus Indonesia-Arab dan Arab-Indonesia Al-Bisri, 61

    Kamus Al-Munawwir Indonesia-Arab, 62.

    Kamus Modern Indonesia-Arab Al-Mufied, 63.

    Kamus KABA Indonesia-Arab, 92

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Sebuah bahasa, termasuk bahasa Arab pada awalnya bermula dari bahasa

    lisan (lug{ah al-nutq) yang digunakan para pemakai bahasa untuk berkomunikasi

    dengan sesamanya, sebelum pada tahap selanjutnya, bahasa itu dikodifikasi atau

    dibukukan dalam bentuk bahasa tulis (lugah kitabah) yang kemudian banyak

    orang menyebutnya dengan istilah kamus/mu‟jam.

    Seiring dengan perkembangan pemikiran dan peradaban manusia, serta

    kebutuhan para penutur bahasa untuk menghimpun kosakata atau bahasa mereka,

    maka usaha-usaha mengumpulkan kosakata ke dalam sebuah buku yang khusus

    membahas makna bahasa (baca:kamus), terus selalu dikembangkan, sehingga

    bahasa tulis pun juga semakin pesat. Indikasinya adalah lahirnya kamus-kamus

    bahasa yang bukan hanya bermanfaat dalam menghimpun kosakata dan

    mempermudah memahami makna kata. Akan tetapi, lebih daripada itu, fenomena

    kodifikasi bahasa atau penyusunan kamus adalah bagian dari upaya optimal

    manusia dalam menjaga eksisitensi bahasa mereka.1 Asumsi ini diperkuat dengan

    bukti realistis yang menunjukkan betapa banyak bahasa yang telah pernah

    berkembang lalu punah karena belum dikodifikasi dalam catatan. Hal itu

    1 Taufiqurrochman, Leksikologi Bahasa Arab (Malang: Malang Press, 2008), hlm. 2.

  • 2

    disebabkan manusia yang belum mengenal budaya tulis menulis sehingga bahasa

    lisan mereka lenyap bersamaan dengan eksistensi peradaban mereka.2

    Bahasa lisan ke bahasa tulis, adalah proses transfer yang menuntut para

    penutur bahasa mengembangkan ilmu tentang makna (semantik) untuk memahami

    kosakata lama maupun baru yang ada di dalam bahasa mereka. Interpretasi dan

    studi kosakata itu lebih dikenal dengan Ilmu Kosakata ( Ilmu al-Mufrada>t ). Pada

    tahapan selanjutnya, hasil kajian dan penelitian dari ilmu kosa kata, terutama yang

    telah maupun yang akan dikodifikasi ke dalam sebuah kamus melahirkan ilmu

    Leksikologi.3

    Lebih dari itu, perwajahan kamus dan metode penyusunan kosakata

    kedalam kamus-kamus berbahasa Arab juga terus berubah dan berkembang secara

    inovatif dari masa kemasa. Munculnya kamus-kamus bahasa yang berasal dari

    hasil usaha penelitian para penyusunnya, secara tidak langsung, maka makna-

    makna dari kosakata yang telah dimuat di dalam kamus, telah mereka nilai

    sebagai kosakata baku dan maknanya benar, sehingga pada akhirnya, sebuah

    kamus tidak sekedar berfungsi sebagai buku yang membuat kumpulan makna,

    tetapi ia dipandang sebagai buku pedoman bahasa fusha (resmi) yang baku.4

    Munculnya sebuah kamus tentu saja juga diikuti oleh terbitnya kamus-

    kamus baru yang lain. Ada kamus baru yang hanya bersifat menyempurnakan

    kamus yang telah ada sebelumnya, meringkas atau bahkawa memeberi syarah

    (penjelasan) terhadap kamus pendahulunya, ada pula kamus disusun dengan

    2 Inna Zahratunnisa, Mahasiswa Sastra Arab UNHAS “Sejarah dan Perkembangan

    Leksikologi Bahasa” 2013. 3 Ibid., hlm. 3.

    4 Ibid., hlm. 3.

  • 3

    tujuan mengkritik, menganalisis, membandingkan dan lain sebagainya. Walhasil,

    pada akhirnya kamus-kamus bahasa, terlebih lagi kamus bahasa arab mencul

    dengan beragam model dan sistematika. Bahkan hampir setiap kamus memiliki

    karakteristik tertentu yang membedakan dengan kamus yang pernah ada

    sebelumnya.5 Fenomena ini jelas merupakan khazanah linguistik Arab. Lebih dari

    itu, munculnya para penyusun kamus yang kreatif dalam memakai metode,

    pendekatan, dan teknik pencarian kata, mendorong para pemerhati dan pengguna

    bahasa untuk selalu menanti pemunculan kamus-kamus bahasa Arab-indonesia

    dan Indonesia Arab model terbaru, terlengkap dan termudah. Animo ini secara

    tidak langsung merupakan nilai lebih yang dimiliki ilmu leksikologi bahasa Arab.

    Kamus-kamus bahasa Arab-indonesia dan Indonesia-Arab yang terbit dengan

    varian dan karakteristik yang berbeda-beda telah mondorong para pakar bahasa

    untuk lebih serius mendalami teknik-teknik penyusunan yang inovatif dan

    informatif.

    Perkamusan bahasa Arab-Indonesia dan Indonesia-Arab di Indonesia

    diawali kamus Arab-Melayu. Kamus sebagai alat bantu memepelajari bahasa

    Arab belum ditemukan di abad awal perkembangan agama Islam di Indonesia.

    Islam masuk ke Indonesia pada abad pertama hijrah atau abad kedelapan masehi.6

    Hal ini menurut kesimpulan dari hasil seminar tentang masuknya Islam ke

    Indonesia yang diselenggarakan di Medan pada 1968, walupun ada sebagian yang

    berpendapat bahwa agama Islam sudah masuk dan berkembang di Indonesia

    mulai abad XIII M. Masuknya agama Islam, masyarakat Indonesia jadi

    5 Ibid., hlm. 3.

    6 Ajid Thahir, Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam (Jakarta: Raja Grafindo

    Persada, 2004), hlm. 290.

  • 4

    mengetahui adanya bahasa Arab sebagai bahasa Agama. Sebagai mana dikatakan

    Abdul Mu‟in bahwa bahasa Arab di kenal di Indonesia sama dengan dikenalnya

    Islam, dengan kata lain bahasa Arab di Indonesia sama tuanya dengan agama

    Islam.7 Namun sejarah perkamusan Arab-Indonesia dan Indonesia-Arab baru

    berlangsung setelah beberapa abad masuknya Islam, itupun masih

    dilatarbelakangi oleh kamus Arab-Melayu antara lain: Kamus al-Inarah al -

    Tahzibiyah, Kamus Idris al-Marbawi, Kamus al-Zahabi. Sedangkan kamus

    Indonesia-Arab diawali dengan munculnya kamus Indonesia-Arab yang di susun

    oleh Asad M. Kalali pada tahun 1981. Kamus ini merupakan cikal bakal

    berkembangnya kamus Indonesia-Arab di Indonesia.

    Lahirnya kedua kamus di atas yang merupakan cikal bakal

    berkembangnya perkamusan Arab-Indonesia dan Indonesia-Arab memunculkan

    beberapa kamus di antaranya: Kamus Arab-Indonesia yang disusun oleh Mahmud

    Yunus pada sekitar abad 20 pada tahun 1972. Berbeda dengan kamus yang

    disusun sebelumnya, kamus ini disusun saat beliau telah kembali ke tanah air. Bila

    dilihat dari masanya, tampaknya tepat keputusan Mahmud Yunus untuk

    menyusun kamus Arab-Indonesia sebagai pengganti untuk mencetak ulang kamus

    Arab-Melayu, dimana saat itu masyarakat Indonesia sedang hidup dalam alam

    kemerdekaan dan telah menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi negara

    dan bahasa Nasional. Setelah kamus Arab yang disusun oleh Mahmud Yunus, di

    Indonesia bermunculan kamus-kamus lain dengan berbagai ragam dan ukurannya,

    tidak hanya dalam bentuk kamus Arab-Indonesia, tetapi juga indonesia-Arab.

    7 Abdul Mu‟in, Analisi Kontrastif Bahasa Arab & Bahasa Indonesia (Jakarta: Pustaka al

    Husna Baru, 2004), hlm. 41.

  • 5

    Kamus-kamus yang kamus yang telah peneliti kumpulkan antara lain: 1)

    Kamus Arab-Melayu al-Marbawi, 1927, disusun oleh Muhammad Idris Al-

    Marbawi, 2) Kamus Arab-Indonesia, 1972, disusun oleh Mahmud Yunus, 3)

    Kamus al-Munawwir Arab-Indonesia, 1984, yang disusun oleh Ahmad Warson

    Munawwir, 4) Kamus Kontemporer Arab-Indonesia, 1996, disusun oleh Atabik

    Ali Ahmad Zuhdi Muhdlor, 5) Kamus Indonesia-Arab, Arab Indonesia al-Bisri,

    1999, disusun oleh KH. Adib Bisri dan KH. Munawwir Af, 6) Kamus Mutahar

    Arab-Indonesia, 2005, yang disusun oleh Ali Mutahar, 7) Kamus Arab-Indonesia

    Al-Azhar, 2009, yang disusun oleh S. Askar, 8 ) Kamus Modern Arab-Indonesia

    al-Kamal, 2010, disusun oleh Kaserun AS. Rahman, 9) Kamus Indonesia-

    Arab,1982, disusun oleh Asad M. Alkalali, 10) Kamus Al-Munawwir Indonesia-

    Arab Terlengkap, 2007, disusun oleh Acmad Warson Munawwir dan Muhammad

    Fairuz, 11) Kamus Modern Indonesia-Arab Al-Mufied, 2010, disusun oleh Nur

    Mufid, MA, 12) Kamus KABA Indonesia-Arab, 2013, disusun oleh A. Toha

    Husein Almujahid dan A. Athoillah Fathoni Alkhalil.8

    Kesadaran akan pentingnya kamus Arab-Indonesia dan Indonesia-Arab

    dalam belajar dan mengajar bahasa Arab di Indonesia telah mendorong semangat

    para pecinta bahasa Arab untuk menyusun kamus Arab-Indonesia dan Indonesia-

    Arab sehingga sejak tahun 1927 sampai tahun 2013 telah berhasil disusun kamus

    Arab-Indonesia dan Indonesia-Arab. Oleh karena itu dalam penelitian ini, penulis

    akan menelusuri motede perkamusan Arab-Indonesia dan Indonesia-Arab serta di

    Indonesia mulai dari tahun 1927 sampai 2013. Alasan peneliti menentukan

    8 Beberapa kamus yang telah peneliti kumpulkan dan menjadi obyek penelitian tesis ini.

  • 6

    periode 1927 sampai 2013 karena pada tahun 1927 telah muncul kamus bahasa

    Arab-Melayu. Setelah munculnya kamus bahasa Arab-Melayu, metode

    perkamusan Arab-Indonesia dan Indonesia-Arab sangat pesat hingga sampai pada

    saat ini. Hal ini tentu akan memeperlihatkan sebuah perkembangan dari tahun

    munculnya kamus Arab-Indonesia dan Indonesia-Arab sampai semakin

    berkembangnya dan bahkan memunculkan sebuah persaingan di antara kamus-

    kamus Arab-Indonesia dan Indonesia-Arab di Indonesia.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah di atas, ada 2 (dua) rumusan masalah

    yang dijawab dalam penelitian ini:

    1. Bagaimana metode penyusunan perkamusan Arab-Indonesia dan

    Indonesia-Arab di Indonesia.?

    2. Bagaimana kriteria perkamusan Arab-Indonesia dan Indonesia-Arab di

    Indonesia?

    C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

    Dengan mengambil judul perkamusan Arab-Indonesia dan Arab-Indonesia

    (kajian metode penyusunan dan kriteria di Indonesia) sebagai fokus penelitian,

    penelitian ini bertujuan untuk :

    1. Mendiskripsikan metode penyusunan perkamusan Arab-Indonesia dan

    Indonesia-Arab di Indonesia.

  • 7

    2. Mendiskripsikan kriteria perkamusan Arab-Indonesia dan Indonesia-Arab

    di Indonesia.

    Berpijak pada tujuan tesebut, penelitian ini diharapkan berguna dalam

    rangka menawarkan analisis yang kaya secara empiris dan teoritis mengenai

    bagaimana metode penyusunan dan kriteria perkamusan Arab-Indonesia dan

    Indonesia-Arab di Indonesia yang di digunakan sebagai media dalam

    pembelajaran bahasa Arab, baik di sekolah, pesantren, universitas maupun

    lembaga-lembaga yang ada di Indonesia.

    D. Kajian Pustaka

    Berdasarkan penelusuran terhadap penelitian yang relevan, belum

    ditemukan penelitian tentang metode penyusunan dan kriteria perkamusan Arab-

    Indonesia dan Indonesia-Arab di Indonesia. Namun ada beberapa penelitian yang

    cukup relevan dengan tema penelitian ini.

    Pertama, skripsi yang ditulis oleh Irwanti Thohir9 dengan judul penelitian

    Penggunaan Kamus Bahasa Arab di Kalangan Mahasiswa Pendidikan Bahasa

    Arab Fakultas dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Tahun 2011.

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kamus dipergunakan di

    kalangan mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Arab Fakutas Tarbiyah dan

    Kegururun UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dalam pembelajaran bahasa Arab dan

    9 Irwanti Thohir, “Penggunaan Kamus Bahasa Arab Di Kalangan Mahasiswa Pendidikan

    Bahasa Arab Fakultas dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Tahun 2011”, Skripsi

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, (Yogyakarta: UPT Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga, 2011).

  • 8

    bagaimana tingkat penguasaan terhadap kamus tersebut. Penelitian ini

    menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Peneltian ini bersifat lapangan.

    Kedua, tesis yang ditulis oleh Siti Nur Rosyidah10

    dengan judul penelitian

    Pengembangan Kamus Bahasa Arab untuk Siswa Madrasah di Madrasah

    Tsanawiyah Al-Fatah dan Madrasah Aliyah Khozinatul „Ulum Blora. Dalam

    penelitian tersebut, Siti Nur Rosyidah memaparkan prosedur atau langkah-

    langkah penyusunan kamus bahasa Arab untuk siswa madrasah kemudian mencari

    nilai validasi dari para ahli materi dan penulis mencari nilai validasi dari para

    siswa setelah mempraktekkan pembelajaran di kelas. Penelitian ini bersifat

    penelitian pengembangan.

    Ketiga, tesis yang ditulis oleh Idiatussaufiah11

    dengan judul penelitian

    Sinonim kata Khamr dalam Bahasa Arab pada Kamus Al-Munawwir Arab

    Indonesia (1997) (Analisis Semantik Leksikal). Dalam penelitian tersebut,

    Idiatussaufiah menemukan beberapa kata yang dianggap bersinonim dengan kata

    khamr pada kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia (1997), dan untuk mengetahui

    medan semantik serta komponen makna dari masing-masing sinonim tersebut.

    Selain itu, untuk mengetahui apakah kata-kata tersebut benar-benar bersinonim

    secara mutlak atau hanya berdekatan makna saja. Penelitian ini bersifat penelitian

    literatur.

    10

    Siti Nur Rosyidah, “Pengembangan Kamus Bahasa Arab untuk Siswa Madrasah di

    Madrasah Tsanawiyah Al-Fatah dan Madrasah Aliyah Khozinatul ‘Ulum Blora” (Yogyakarta:

    Tesis Pada Program Pasca Sarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2008). 11

    Idiatussuaufiah, “Sinonim kata Khamr dalam Bahasa Arab pada Kamus Al-Munawwir

    Arab Indonesia (1997) (Analisis Semantik Leksikal)” (Yogyakarta: Tesis Pada Program Pasca

    Sarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2015).

  • 9

    Kemudian sebuah makalah yang di tulis oleh Hisyam Zaini12

    , dosen mata

    kuliah Ilmu Ma‟ajim Walmusthalahat yang berjudul : al-Khalil dan Perannya

    dalam Perkembangan Kamus Arab “. Makalah ini mengupas tentang sejarah

    munculnya kamus bahasa Arab dan Fase-fase perkembangannya. Disini

    disebutkan bahwa al-Khalil merupakan seorang ahli bahasa yang pertama kali

    menyusun kamus bahasa Arab.

    Dari beberapa penelitian di atas bahwasanya penelitian yang akan

    dilakukan oleh peneliti berbeda dengan penelitian yang telah disebutkan di atas

    karena dalam tesis yang akan peneliti tulis disini terfokus pada pada aspek

    metode penyusunan dan kriteria perkamusan Arab-Indonesia dan Indonesia-Arab

    di Indonesia.

    Penulis tidak akan menjelaskan penggunaan maupun kritik terhadap

    perkamusan Arab-Indonesia dan Indonesia-Arab di Indonesia. Peneltian ini akan

    tampak sebuah perbedaan yang membedakan dengan peneltian-peneltian

    sebelumnya lakukan terkait dengan perkamusan Arab-Indonesia dan Indonesia-

    Arab di Indonesia.

    E. Metode Penelitian

    Penelitian mengenai “metode penyusunan dan kriteria perkamusan Arab-

    Indonesia dan Indonesia-Arab di Indonesia” merupakan suatu penelitian historis

    karena penelitian ini diarahkan untuk meneliti, mengungkapkan dan menjelaskan

    12

    Hisyam Zaini, Al-Khalil dan Perannya dalam Perkembangan Kamus Arab, Makalah

    Dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Arab, (Yogyakarta: Fakultas adab dan Sastra, UIN Sunan

    Kalijaga, 2008.

  • 10

    peristiwa masa lampau sehingga jelas diarahkan kepada metode penysunan dan

    kriteria perkamusan yang bersifat kualitatif. Tujuan dari penelitian ini yaitu

    menemukan dan mendeskripsikan secara analisis serta menafsirkan tentang

    perkembangan perkamusan Arab-Indonesia dan Indonesia-Arab serta sistematika

    di Indonesia.

    Selain itu penelitian yang peneliti lakukan terkait dengan metode

    penyusunan dan kriteria Perkamusan Arab-Indonesia dan Indonesia-Arab ini

    termasuk dalam penelitian sejarah perkembangan suatu perkamusan bergerak

    dalam bidang ilmu pengetahuan karena dalam penelitian akan dibahas terkait

    dengan latar belakang munculnya perkamusan Arab-Indonesia dan Indonesia-

    Arab, asas yang digunakan, cara mencari kata, serta kelebihan dan kekurangan

    kamus tersebut.

    Penulisan peristiwa masa lampau dalam bentuk peristiwa atau kisah

    sejarah yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah, harus melalui prosedur

    kerja sejarah. Pengisahan masa lampau tidak dapat dikerjakan tanpa ada sumber

    yang menyangkut masa lampau tersebut, sumber yang dimaksud adalah berupa

    data yang melalui proses analisis menjadi sebuah fakta atau keterangan yang

    otentik yang berhubungan dengan tema permasalahan, dalam ilmu sejarah dikenal

    sumber-sumber itu, baik tertulis maupun tidak tertulis yang meliputi legenda,

    folklore, prasasti, monument, alat-alat sejarah, dokumen, surat kabar dan surat-

    surat.

    Proses awal yang dilakukan oleh peneliti untuk menulis sejarah dengan

    menentukan tema sesuai dengan minat dan keyakinan penulis. Hal ini diharapkan

  • 11

    dapat memacu semangat penulis untuk meneliti secara sungguh-sungguh. Dalam

    menjawab permasalahan penelitian ini penulis menggunakan metode sejarah

    yang terdiri dari empat langkah yaitu :

    1. Heuristik

    Tahap pertama yang dilakukan oleh peneliti adalah heuristik

    (pengumpulan sumber). Sumber sejarah dapat berupa evidensio (bukti) yang

    ditinggalkan manusia yang menunjukan segala aktifitasnya di masa lampau baik

    berupa peninggalan-peninggalan maupun catatan-catatan. Sumber ini dapat

    ditemukan di perpustakaan daerah, internet, dan untuk arsip dapat diperoleh di

    kantor-kantor atau instansi-instansi tertentu. Serta dapat penulis peroleh dengan

    melakukan wawancara secara langsung dengan informan (sumber lisan).13

    Bukti yang kontemporer dengan peristiwa yang terjadi. Sumber kedua

    adalah sumber sekunder merupakan sumber berupa kesaksian dari siapa saja yang

    merupakan saksi mata atau sumber yang berasal dari sumber aslinya yang berupa

    literatur.

    Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk mendapatkan data-data

    dan informasi yang dibutuhkan untuk menyusun kajian ini yakni:

    a. Dokumentasi

    Dokumentasi merupakan suatu cara pengumpulan data yang menghasilkan

    catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga

    13

    Helius Sjamsuddin, Metodologi Sejarah, (Yogyakarta: Ombak, 2007), hlm. 86.

  • 12

    akan diperoleh data yang lengkap, sah, dan bukan berdasarkan perkiraan.14

    Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, karya, dan sebagainya. Dokumen yang

    berbentuk tulisan misalnya: catatan harian, sejarah kehidupan, cerita biografi.

    Sedangkan dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto, sketsa, dan lain-

    lain.15

    Teknik dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan

    data dari sumber non insani yaitu profil perkamusan, karakteristik, dan isi. Dan

    yang terpenting adalah dokumen-dokument yang berkaitan dengan sejarah

    perkamusan Arab-Indonesia dan Indonesia-Arab.

    2. Kritik Sumber (Verifikasi)

    Kritik sumber merupakan verifikasi sumber yaitu pengujian kebenaran atau

    ketepatan dari sumber sejarah. Kritik sumber ada dua macam yaitu kritik ekstern

    dan kritik intern untuk menguji kredibilitas sumber. Kritik ekstern adalah kritik

    yang mencari otensitas atau keontentikan (keaslian) sumber.16

    Bentuk penelitian

    yang dilakukan peneliti misalnya tentang waktu pembuatan dokumen (hari dan

    tanggal) atau penelitian tentang bahan (materi) pembuatan dokumen itu sendiri.

    Kritik intern adalah kritik yang menilai apakah sumber itu memiliki

    kredibilitas (kebiasaan untuk dipercaya).17

    Dalam proses analisis terhadap suatu

    dokumen, peneliti harus selalu memikirkan unsur-unsur yang relevan di dalam

    14

    Basrowi, Memahami Penelitian kualitatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm. 158. 15

    Sugiyono, Metode Penelitian, Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan RD (Bandung:

    Alfabeta, 2005), hlm. 91. 16

    Sugeng Priyadi, Metodologi Penelitian Pendidikan Sejarah, (Yogyakarta: Ombak, 2012),

    hlm. 62. 17

    Ibid., hlm. 62.

  • 13

    dokumen itu sendiri secara menyeluruh. Unsur dalam dokumen dianggap relevan

    apabila unsur tersebut paling dekat dengan apa yang telah terjadi, sejauh mana

    dapat diketahui berdasarkan suatu penyelidikan kritis terhadap sumber-sumber

    terbaik yang ada.

    3. Interpretasi (Analisis)

    Intepretasi yaitu menafsirkan fakta-fakta yang saling berhubungan dari

    data yang telah teruji kebenarannya.18

    Tahap ini penting karena untuk

    mengkronologikan sebuah peristiwa sejarah, sehingga menghasilkan konstruksi

    sejarah yang dapat dipertanggungjawabkan. Bukti, fakta sejarah, tidak dapat

    menjelaskan apa pun tanpa diiringi tafsiran manusia.19

    Karena itu penafsiran atau

    analisis yang digunakan peneliti pada penelitian ini adalah penafsiran sintesis

    Penafsiran ini mencoba menggabungkan semua faktor atau tenaga yang

    menjadi penggerak sejarah.Menurut penafsiran ini tidak ada satu kategori “sebab-

    akibat” tunggal yang cukup untuk menjelaskan semua fase dan periode

    perkembangan sejarah.Artinya perkembangan dan jalannya sejarah digerakkan

    oleh berbagai faktor dan tenaga bersama-sama dan manusia tetap sebagai pemeran

    utama.20

    Dan juga merujuk kepada penafsiran sitesis ini jadi peneliti menggunakan

    teori Perkembangan Perkamusan Arab-Indonesia untuk menjelaskan data-data

    yang sudah peneliti dapatkan di lapangan.

    18

    Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah (Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya, 2001),

    hlm. 103. 19

    Cholid Narbuko dan H. Abu Achmadi, Metodologi Penelitian (Jakarta: Bumi Aksara,

    2002), hlm. 43. 20

    Ibid., hlm. 43.

  • 14

    4. Historiografi

    Histografi (penulisan sejarah) merupakan langkah terakhir yang dilakukan

    yakni dengan menghubungkan peristiwa yang satu dengan peristiwa yang lain

    sehingga menjadi sebuah rangkaian sejarah.21

    Peneliti menguraikan laporan

    penelitian dengan membuat sistematika dan memperhatikan aspek kronologis

    berdasarkan pada kerangka penelitian sehingga mudah dipahami oleh pembaca.

    F. Sistematika Pembahasan

    Untuk mempermudah dan memperlancar pembahasan, maka penelitian ini

    akan dibahas dengan sistematika sebagai berikut :

    a. Bab I merupakan bab pendahuluan yang terdiri dari latar belakang

    masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kajian

    pustaka, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.

    b. Bab II berisi landasan teori yang terdiri dari tentang perkamusan terdiri

    dari definisi, kriteria kamus, komponen kamus dan sistematika

    penyususunan mu‟jam/kamus.

    c. Bab III berisi tentang kamus-kamus Arab-Indonesia dan Indonesia-Arab

    yang meliputi tentang penulis, metode yang digunakan dalam kamus,

    penerbit, ukuran, halaman serta tahun terbit kamus. dan berisi tentang

    metode penyusunan dan kriteria perkamusan Arab-Indonesia dan

    Indonesia-Arab di Indonesia yang meliputi latar belakang, asas yang

    21

    Badri Yatim, Histografi Islam, (Jakarta: Logos, 1995), hlm. 5.

  • 15

    digunakan, cara menggunakan/mencari kata serta kelebihan dan

    kekurangan kamus.

    d. Bab IV merupakan bab penutup yang meliputi kesimpulan, saran-saran,

    dan kata penutup.

    .

  • 118

    BAB IV

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Secara umum, kajian ini telah dapat menjawab beberapa pertanyaan pokok

    yang terdapat dalam rumusan masalah, yaitu:

    1. Metode penyusunan perkamusan Arab-Indonesia dan Indonesia-Arab di

    Indonesia dapat disimpulkan sebagai berikut:

    a. Perkamusan Arab-Indonesia diawali dengan munculnya kamus Arab-

    Melayu Idris Al-Marbawi pada tahun 1927 dengan metode penyusunan

    alfabet khusus. Kamus tersebut merupakan awal dari perkembangan

    kamus Arab-Indonesia di Indonesia. Setelah hadirnya kamus Arab-Melayu

    Idris Al-Marbawi maka muncullah kamus Arab-Indonesia yang disusun

    oleh Mahmud Yunus pada tahun 1972 dengan metode penyusunan alfabet

    khusus, diakui atau tidak diakui, kamus Arab-Indonesia yang disusun oleh

    Mahmud Yunus merupakan kamus yang cukup monumental dan mampu

    bertahan sampai beberapa dekade, hingga akhirnya muncul kamus Arab-

    Indonesia Al-Munawwir pada tahun 1984 dengan metode penysunan

    alfabet khusus, kamus Arab-Indonesia Kontemporer 1996 dengan metode

    penyusunan artikulasi, kamus Arab-Indonesia Al-Bisri 1999 dengan

    metode penyusunan alfabet khusus, kamus Arab-Indonesia Al-Mutahar

    dengan metode penyusunan artikulasi, kamus Arab-Indonesia Al-Azhar

  • 119

    2009 dengan metode penyusunan alfabet khusus, kamus Arab-Indonesia

    Al-Kamal 2010 dengan metode penyusunan artikulasi.

    b. Metode penyusunan perkamusan Indonesia-Arab di awali dengan

    munculnya kamus Indonesia-Arab yang disusun oleh Asad M. Kalali pada

    tahun 1981 dengan metode penysunan alfabet bahasa Indonesia. Kamus ini

    merupakan cikal bakal berkembangnya kamus Indonesia-Arab di

    Indonesia. Kamus Asad M. Alkalali adalah kamus yang cukup

    menumental dan mampu bertahan sampai beberapa dekade, sehingga

    akhirnya kemudian muncul kamus Indonesia-Arab Al-Bisri pada tahun

    1999 dengan metode penyusunan alfabet bahasa Indonesia, kamus

    Indonesia-Arab Al-Munawwir pada tahun 2007 dengan metode

    penyusunan alfabet bahasa Indonesia, kamus Indonesia-Arab Al-Mufied

    tahun 2010 dengan metode penyususnan alfabet bahasa Indonesia, kamus

    Indonesia-Arab KABA 2013 dengan metode penyusunan alfabet bahasa

    Indonesia.

    2. Kriteria perkamusan Arab-Indonesia dan Indonesia-Arab di Indonesia

    masih didominasi menggunakan metode penyusunan alfabet khusus,

    dimana pengguna (pemakai) kamus-kamus tersebut harus mengetahui pola

    kata dasar dari sebuah kata, tentunya metode ini sangat sulit digunakan

    bagi mereka yang belum mengetahui ilmu sharf dan ilmu nahwu. Namun

    juga terdapat kamus Arab-Indonesia menggunakan metode penyusunan

    artikulasi, dimana pengguna (pemakai) tidak perlu mengubah atau mencari

    pola kata yang ingin dicari, tetapi langsung merujuk pada huruf pertama

  • 120

    dari sebuah kata. Tentunya metode ini sangat memudahkan bagi non-Arab

    dalam mencari sebuah makna dalam kamus. Namun diabaikannya teknik

    pencarian asal-usul kata dalam perspektif pendidikan bahasa, dinilai sebagai

    degradasi kualitas dan skill pengguna kamus, terutama bagi para pelajar bahasa

    Arab. Sehingga para pelajar tidak menghiraukan lagi kaidah-kaidah ilmu Nahwu

    dan ilmu Sharf, karena kaidah-kaidah tata bahahsa tidak banyak digunakan dalam

    mencari makna kata dalam kamus ini.

    B. Saran-saran

    Kajian seputar tema perkamusan, terutama metode penyusunan

    perkamusan Arab-Indonesia dan Indonesia-Arab di Indonesia perlu terus

    dikembangkan dan diperbaharui, karena informasi yang tersaji dalam kamus

    senantiasa tertinggal dari perkembangan bahasa yang terjadi di tengah

    masyarakat. Begitu kamus selesai disusun, muncul pula istilah atau kosakata baru

    di masyarakat. Selain itu kamus yang dijadikan sebagai media dalam

    pembelajaraan bahasa Arab juga harus dipertimbangkan dari segi ukuran, karena

    kamus yang berukuran sangat besar tentunya bagi peserta didik enggan membawa

    kamus dikarenakan berat. Metode yang digunakan dalam kamus, fungsi kamus

    sebagai buku pedoman untuk memahami makna, maka dalam proses penyusunan

    kamus, penyusunanya tidak bisa mengabaikan eksistensi calon pembaca atau

    pengguna kamusnya. Perlu adanya revisi atau pembahuruan untuk mencetak

    kembali dengan menambahkan koskata-kosakata baru, supaya tidak tertinggal

    lebih jauh.

  • 121

    C. Kata Penutup

    Alhamdulillah, segala puji syukur kehadirat Sang Penguasa Alam

    Semesta, Allah SWT, yang telah memberikan segala rahmat dan inayah-Nya,

    sehingga penulis dapat menyelesaikan proses penyusunan tesis yang berjudul

    “Perkembangan Perkamusan Arab-Indonesia dan Indonesia-Arab (Kajian Historis

    dan Sistematika di Indonesia”

    Penulis menyadari bahwa tesis ini belum bisa dikatakan sempurna. Untuk

    itu, penulis selalu mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif demi perbaikan

    hasil penelitian yang lebih baik, karena Allah selalu meridhai usaha hamba-Nya

    untuk menjadi yang lebih baik dan menyayangi setiap hamba yang saling tolong

    menolong dalam kebaikan.

    Segala upaya tentu tidak terlepas dari hambatan maupun rintangan.

    Sebagaimana halnya dengan tesis ini, penulis mendapatkan berbagai hambatan

    baik intern mapun ekstern, namun dorongan kebijaksanaan yang mengarahkan

    penulis agar mampu menjadikan rintangan-rintangan itu sebagai bahan pelajaran

    yang bisa diambil hikmahnya.

    Beribu ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

    proses penyusunan tesis ini, terutama untuk bapak Dr. Muhammad Amin, Lc,

    M.A. yang dengan kerelaan dan kesabarannya meluangkan waktu untuk

    membimbing penulis. Akhirnya, penulis berharap agar tesis ini bisa bermanfaat

    bagi pribadi penulis sendiri dan tentunya bagi dunia pendidikan pada umumnya.

    Semoga kita senantiasa menjadi orang-orang yang beriman dan diberikan hidayah

    oleh Allah untuk menebarkan ajaran-ajaran-Nya sebagai rahmatan lil-‘alamiin.

  • 123

    DAFTAR PUSTAKA

    Ali, Atabik dan Muhdlor, Ahmad Zuhdi. Mukaddimah Kamus Kontemporer Arab-

    Indonesia. Yogyakarta: Multi Karya Grafika. 1998.

    Almujahid, A.Thoha Husein dan Alkhalil, A. Atho’illah Fathoni. KABA Kamus

    Akbar Bahasa Arab (Indonesia-Arab) Jakarta: Gema Insani. 2013.

    Atthar, Ahmad Abdul Ghafur. Muqaddimah al-S{ihhah. Beirut: Da>r al-‘Ilm li al-

    Mala>yin. 1979.

    Askar, S. Kamus Arab-Indonesia Al-Azhar. Jakarta: Senayan Publishing. 2009.

    Basrowi. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta. 2008.

    Bisri, Adib dan. Fatah, Munawwir A. Kamus Indonesia-Arab dan Arab-Indonesia

    Al-Bisri. Surabaya: Pustaka Progresif. 1999.

    Bukhari. Shahih Bukhar. Beirut: Da>r al-Fikr. 1981.

    Darwis, Abdullah. Al-Ma’ajim Al-‘Arabiyah ma’a I’tina’ Khas bi Mu’jam Al-

    ‘Ain lil Khalil. Kairo: Matba’ah Al-Risa>lah. 1956.

    Farahidi, Khalil bin Ahmad. Mu’jam Al-‘Ain. CD Program Maktabah Syamilah

    Versi II. http://www.al-waraq.net.

    Idiatussuaufiah, “Sinonim kata Khamr dalam Bahasa Arab pada Kamus Al-

    Munawwir Arab Indonesia (1997) (Analisis Semantik Leksikal)”

    (Yogyakarta: Tesis Pada Program Pasca Sarjana UIN Sunan Kalijaga

    Yogyakarta 2015).

    Jawhari, Ismail bin Ahmad. Al-S{ih{ah fi< Al-Lugah. Bairut: Da>r al-‘Ilm li> al-

    Mala>yin. 1979.

    Khammas, Salim Sulaiman. Al-Mu’jam wa ‘Ilm Al-Dala>lah. Damaskus: Mauqi’

    Lisan al-‘Arab. 1428.

    http://www.al-waraq.net/

  • 124

    Kuntowijoyo. Pengantar Ilmu Sejarah.Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya.

    2001.

    Mu’in, Abdul. Analisis Kontrastif Bahasa Arab & Bahasa Indonesia. Jakarta:

    Pustaka Al-Husna. 2004.

    Mufid, Nur. Kamus Modern Indonesia Arab Al-Mufied. Surabaya: Pustaka

    Progresif. 2010.

    Mulyana, Dedi. Metode Penelitian Kualitatif Paradigma Baru Ilmu Komunikasi

    dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. 2004.

    Munawwir, Acmad Warson. Muhammad Fairuz, Kamus Al-Muanawwir

    Indonesia-Arab Terlengkap. Surabaya: Pustaka Progresif. 2007.

    Munawwir, Ahmad Warson. Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia. Yogyakarta:

    Ponpes Al-Munawwir Karapyak. 1984.

    Musonnif, Ahmad. Paradigma (Dalam Perspektif Sejarah).Tulung Agung. tp.

    2003.

    Mutahar, Ali. Kamus Mutahar. Jakarta: Hikmah PT Mizan Publik. 2005.

    Narbuko, Cholid dan Achmadi, Abu. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi

    Aksara. 2002.

    Nashar, Husain. Al-Mu’jam Al-‘Arabi; Nasy’atuhu wa Tat{awwuruhu. Kairo:

    Maktabah Mis{r. 1968.

    Priyadi, Sugeng. Metodologi Penelitian Pendidikan Sejarah. Yogyakarta: Ombak.

    2012.

    Pranoto, Suhartono W. Teori dan Metodologi. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2010.

    Qasimy. Ali. ‘Ilm al-Lug{ah wa S{ina’ah al-Mu’jam. Saudi Arabia: Jami’ah Malik

    Sa’ud. 1991.

    Rahman, Kaserun AS. Kamus Modern Arab-Indonesia Al-Kamal. Surabaya:

    Pustaka Progresif. 2010.

  • 125

    Rizq, Wajdi dan Nashar, Husain. al-Mu’jamat al-‘Arabiyah Biblugrafiyah

    Syamilah Masyruhah. Kairo: Al-Haiah Al-Mis{riyah Al-‘A

  • Curriculum Vitae

    Nama : Mohd Fikri Azhari

    TTL : Duri, 7 Februari 1991

    NIM : 1320411259

    Agama : Islam

    Alamat Asal : Jl. Pelajar, Kulim KM 19, Desa Boncah Mahang,

    Duri, Kab. Bengkalis, Riau

    Orang Tua :

    Ayah : Azhar S.Ag

    Pekerjaan : Kepala Sekolah MTs Ihya ‘Ulumuddin

    Ibu : Rohani S.Ag

    Pekerjaan : Guru

    Riwayat Pendidikan:

    SD Hubbul Wathan : Lulus 2003

    MTs Al-Kautsar :Lulus 2006

    MA Al-Kautsar :Lulus 2009

    S1 UIN Sunakn Kalijaga Yogyakarta : Lulus 2013

    HALAMAN JUDULHALAMAN SURAT PERNYATAAN KEASLIANHALAMAN SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIASIHALAMAN PENGESAHANHALAMAN PERSETUJUAN PENGUJINOTA DINAS PEMBIMBINGABSTRAKPEDOMAN TRANSLITERASI ARABHALAMAN PERSEMBAHANMOTTOKATA PENGANTARDAFTAR ISIDAFTAR GAMBARBAB I PENDAHULUAA. Latar BelakangB. Rumusan MasalahC. Tujuan dan Kegunaan PenelitianD. Kajian PustakaE. Metode PenelitianF. Sistematika Pembahasan

    BAB IV PENUTUPA. KesimpulanB. SaranC. Kata Penutup

    DAFTAR PUSTAKACURRICULUME VITAE