perang salib i (1096–1099 m) - syamina.orgsyamina.org/uploads/lapsus_edisi_9_juli_2017.pdf ·...

34

Upload: vancong

Post on 30-Apr-2018

287 views

Category:

Documents


17 download

TRANSCRIPT

Page 1: Perang Salib I (1096–1099 M) - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Lapsus_Edisi_9_Juli_2017.pdf · Perang Salib I (1096–1099 M) ... The English Historical Review 92, pp. 1–29. 05
Page 2: Perang Salib I (1096–1099 M) - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Lapsus_Edisi_9_Juli_2017.pdf · Perang Salib I (1096–1099 M) ... The English Historical Review 92, pp. 1–29. 05
Page 3: Perang Salib I (1096–1099 M) - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Lapsus_Edisi_9_Juli_2017.pdf · Perang Salib I (1096–1099 M) ... The English Historical Review 92, pp. 1–29. 05

Perang Salib I (1096–1099 M) Dari Seruan Paus Urbanus hingga Kejatuhan Yerusalem

F. Irawan

Edisi 9 | Juli 2017

ABOUT US

Laporan ini merupakan sebuah publikasi dari Lembaga Kajian Syamina (LKS).LKS merupakan

sebuahlembaga kajian independen yang bekerja dalam rangka membantu masyarakat untuk

mencegahsegalabentuk kezaliman.Publikasi ini didesain untuk dibaca oleh pengambil kebijakan

dan dapat diakses olehsemua elemen masyarakat.Laporan yang terbit sejak tahun 2013 ini

merupakan salah satu dari sekianbanyak media yang mengajak segenap elemen umat untuk

bekerja mencegah kezaliman. Media iniberusaha untuk menjadi corong kebenaran yang ditujukan

kepada segenap lapisan dan tokoh masyarakatagar sadar realitas dan peduli terhadap hajat akan

keadilan. Isinya mengemukakangagasan ilmiah dan menitikberatkan pada metode analisis dengan

uraian yang lugas dan tujuan yanglegal.Pandangan yang tertuang dalam laporan ini merupakan

pendapat yang diekspresikan oleh masing-masingpenulis.

——————

Untuk komentar atau pertanyaan tentang publikasi kami,kirimkan e-mail ke:

[email protected].

Seluruh laporan kami bisa didownload diwww.syamina.org

Page 4: Perang Salib I (1096–1099 M) - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Lapsus_Edisi_9_Juli_2017.pdf · Perang Salib I (1096–1099 M) ... The English Historical Review 92, pp. 1–29. 05

Daftar Isi

Executive Summary _____________________________________________________ 1

Latar Belakang Perang Salib I _____________________________________________ 4

Propaganda dan Deklarasi Perang Paus Urbanus II _____________________________ 6

Mobilisasi Kekuatan Perang Crusaders _____________________________________ 15

Penaklukan Anatolia ___________________________________________________ 19

Kejahatan Perang dalam Penaklukan Yerusalem ______________________________ 25

Kesimpulan __________________________________________________________ 29

Daftar Pustaka________________________________________________________30

Page 5: Perang Salib I (1096–1099 M) - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Lapsus_Edisi_9_Juli_2017.pdf · Perang Salib I (1096–1099 M) ... The English Historical Review 92, pp. 1–29. 05

01

Executive Summary

Executive Summary

Perang Salib adalah serangkaian perang yang berlangsung di Asia Kecil

(Anatolia) dan Syam antara 1095 sampai dengan 1291 M, yang mana bangsa-

bangsa Eropa terlibat menggunakan propaganda perang ekspedisi keagamaan.

Latar belakang dari Perang Salib adalah Perang Arab-Bizantium selama berabad-

abad dan kekalahan telak yang belum lama sebelumnya dialami pasukan Bizantium

oleh Turki Seljuk di Manzikert pada 1071 M. Penakluk Norman Robert Guiscard,

yang menaklukan sejumlah wilayah Bizantium, semakin menambah permasalahan

Kekaisaran Bizantium.

Dalam upaya mengatasi kedua bahaya ini, Kaisar Bizantium, Alexios I, berusaha

menyatukan bangsa-bangsa Kristen melawan musuh bersama, meminta bantuan

Barat, dan pada gilirannya Paus Urbanus II menyeru para pemimpin Barat untuk

melancarkan Perang Salib I. Tujuan utamanya untuk merebut kembali Tanah Suci

sehingga memulihkan akses kaum Nasrani menuju tempat-tempat suci di dan

dekat Yerusalem.

Pasukan Salib terdiri atas satuan militer Kristen dari seluruh Eropa Barat, dan

tidak berada di bawah komando tunggal. Rangkaian utama Perang Salib, terutama

melawan Muslim di Syam. Beberapa ratus ribu orang menjadi tentara salib—karena

lambang mereka adalah salib—dengan mengucapkan sumpah; Kepausan memberi

mereka indulgensi penuh. Banyak tentara Salib berasal dari Prancis dan menyebut

diri sebagai "orang Frank", yang menjadi istilah umum di kalangan Muslim. Orang

Eropa sejak lama menyebut penghuni Tanah Suci sebagai Saracen dan mereka

terus menggunakan istilah ini dalam artian buruk selama Perang Salib.

Perang Salib memberikan pengaruh politik, ekonomi, dan sosial yang besar di

Eropa Barat. Konflik ini mengakibatkan melemahnya Kekaisaran Kristen Bizantium,

yang beberapa abad kemudian ditaklukkan oleh Turki Muslim. Reconquista, periode

panjang peperangan di Spanyol dan Portugal (Iberia), di mana pasukan Kristen

Page 6: Perang Salib I (1096–1099 M) - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Lapsus_Edisi_9_Juli_2017.pdf · Perang Salib I (1096–1099 M) ... The English Historical Review 92, pp. 1–29. 05

02

Executive Summary

merebut kembali semenanjung di dari Muslim, sangat berkaitan dengan Perang

Salib.

Setelah bangsa Norman menetap di Prancis dan menaklukkan Inggris, baik

Prancis dan Inggris, serta Kekaisaran Romawi Suci, lebih kuat dibanding pada masa

Charlemagne. Para raja dan ratu mereka mulai berpikir, seperti yang dulu pernah

terpikir oleh Charlemagne,untuk menaklukkan seluruh Mediterania dan mendirikan

kembali Kekaisaran Romawi kuno. Secara khusus, mereka ingin merebut Yerusalem,

kota Yesus Kristus, dari tangan Daulah Fathimiyah yang menguasainya.

Pada 1095 M Paus Urbanus II berpidato di Clermont di Prancis selatan, di mana

ia menyeru orang-orang untuk mengangkat senjata dan berperang untuk

membebaskan Yerusalem dari kekuasaan Fathimiyah. Orang-orang begitu

bersemangat, bahkan anak-anak dan orang tua juga ingin ikut pergi.

Saking bersemangatnya, beberapa kelompok berangkat ke Yerusalem sebelum

kelompok utama diorganisasi. Mereka meyakini bahwa Tuhan akan meruntuhkan

Tembok Yerusalem begitu mereka tiba di sana. Jadi, pikiran mereka tidak perlu

bertempur atau membawa senjata. Beberapa dari mereka bahkan tak membawa

uang sedikit pun.

Sebagian besar kelompok kemudian mendapati bahwa berkelana dan

bertempur itu lebih sulit dari dugaan mereka, dan sebagian besar di antara mereka

akhirnya meninggal dalam perjalanan. Satu kelompok memutuskan bahwa terlalu

sulit untuk pergi ke Yerusalem dan memerangi Fathimiyah, dan lebih memilih

untuk berhenti di Jerman untuk memerangi Yahudi. Ribuan orang Yahudi dirampok

dan dibunuh oleh Crusaders hanya karena mereka bukan orang Kristen.

Pada akhirnya pada musim gugur 1096, pasukan salib utama berangkat ke

Yerusalem. Mereka menggunakan rute yang berbeda-beda, sebagian pergi lewat

darat dan sebagian lewat laut, menuju Konstantinopel. Di sana Kaisar Alexios cukup

terkejut melihat mereka dan tidak terlalu senang. Dia sempat takut pasukan itu

akan menyerang kekaisarannya, tapi akhirnya ia mengirim mereka menuju

Yerusalem.

Page 7: Perang Salib I (1096–1099 M) - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Lapsus_Edisi_9_Juli_2017.pdf · Perang Salib I (1096–1099 M) ... The English Historical Review 92, pp. 1–29. 05

03

Executive Summary

Fathimiyah tidak terlalu waspada karena mereka mengira bahwa yang datang

adalah pasukan kecil Romawi dari Konstantinopel yang hanya ingin bertempur

sedikit di Suriah.

Pasukan Salib tiba di Yerusalem pada Mei 1098. Mereka terkejut melihat

betapa beradabnya kota itu, dengan adanya masjid Kubah Batu, pemandian air

panas, dan kedokteran Islam yang maju.

Pasukan Salib membuat banyak kesalahan dan kejahatan dalam peperangan

mereka. Namun, Fathimiyah sedang bertempur juga melawan Seljuk sehingga

mereka tak mampu mempertahankan Yerusalem dengan baik. Pasukan Salib pun

berhasil merebut Yerusalem serta beberapa kota penting lainnya di pesisir

Mediterania.

Kemudian orang-orang Frank menetap sana sebagai raja-raja kecil di negara

baru mereka. Banyak orang Eropa yang pergi bolak-balik Eropa-Timur Tengah,

mempelajari matematika dan pengobatan dari para ilmuwan Islam, serta membawa

makanan baru, seperti gula, ke Eropa. Dengan demikian, Perang Salib I merupakan

suatu kesuksesan bagi orang Eropa dan kemunduran bukan hanya bagi Fathimiyah,

tetapi juga Muslimin pada umumnya.

Page 8: Perang Salib I (1096–1099 M) - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Lapsus_Edisi_9_Juli_2017.pdf · Perang Salib I (1096–1099 M) ... The English Historical Review 92, pp. 1–29. 05

04

Latar Belakang Perang Salib I

Latar Belakang Perang Salib I

Pada umumnya asal mula perang-perang Salib, dan khususnya Perang Salib I,

diperdebatkan secara luas di kalangan sejarawan. Perang-Perang Salib paling

sering dikaitkan dengan situasi sosial dan politik di Eropa pada abad ke-11,

timbulnya suatu gerakan reformasi di dalam kepausan, juga konfrontasi

keagamaan dan politik antara kekristenan dan Islam di Eropa dan Timur Tengah.

Kekristenan telah menyebar di seluruh Eropa, Afrika, dan Timur Tengah pada Abad

Kuno Akhir, tetapi pada awal abad ke-8 kekuasaan kaum Kristen di Eropa dan

Anatolia menjadi terbatas setelah berbagai penaklukan oleh kaum Muslimin.

Khilafah Umawiyah telah menaklukkan Suriah, Mesir, dan Afrika Utara dari

Kekaisaran Bizantium yang didominasi kaum Kristen, serta Hispania dari Kerajaan

Visigoth.1 Di Afrika Utara, Khilafah Umawiyah kemudian runtuh dan sejumlah

kerajaan Muslim yang lebih kecil bermunculan, misalnya Aghlabiyah yang

menyerang Italia pada abad ke-9. Pisa, Genoa, dan Kepangeranan Catalunya

(Katalonia) mulai bertempur melawan berbagai kerajaan Muslim agar dapat

menguasai Cekungan Mediterania, ditunjukkan dengan kampanye Mahdiyah pada

tahun 1087 serta pertempuran di Mallorca dan Sardinia.2

Pada dasarnya, antara tahun 1096 dan 1011, bangsa Yunani Bizantium

mengalami Perang Salib ini setibanya di Konstantinopel dalam tiga gelombang

terpisah.

Pada awal musim panas tahun 1096, kelompok besar pertama yang sulit

dikendalikan tiba di pinggiran Konstantinopel. Gelombang ini dikabarkan tidak

disiplin dan tidak memiliki perlengkapan layaknya suatu pasukan sebagaimana

1 Tyerman, Christopher (2006), God's War: A New History of the Crusades, Cambridge:

Belknap Press of Harvard University Press, hlm. 51–54. 2H .E. J. Cowdrey (1977), "The Mahdia Campaign of 1087", The English Historical Review

92, pp. 1–29.

Page 9: Perang Salib I (1096–1099 M) - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Lapsus_Edisi_9_Juli_2017.pdf · Perang Salib I (1096–1099 M) ... The English Historical Review 92, pp. 1–29. 05

05

Latar Belakang Perang Salib I

dicatat dalam Perang Salib Rakyat. Kelompok pertama ini sering disebut sebagai

Perang Salib Rakyat atau Petani, dipimpin oleh Peter sang Pertapa dan Gautier

Sans-Avoir serta tidak mengetahui ataupun menghormati keinginan-keinginan

Kaisar Bizantium Alexios I Komnenos.

Gelombang kedua juga tidak berada di bawah komando sang Kaisar dan

terdiri dari sejumlah pasukan dengan para komandan mereka masing-masing.

Secara keseluruhan, kelompok ini dan gelombang pertama diperkirakan berjumlah

60.000.3

Gelombang kedua dipimpin oleh Hugues I, Comte Vermandois, saudara Raja

Philippe I dari Prancis. Selain itu dalam gelombang kedua juga ada Raymond IV,

Comte Toulouse, dan pasukan dari Provença. "Adalah gelombang kedua para

tentara salib ini yang kemudian melintasi Asia Kecil, merebut Antiokhia pada tahun

1098 dan akhirnya merebut Yerusalem pada tanggal 15 Juli 1099."

Gelombang ketiga, yang mana terdiri atas kontingen-kontingen dari

Lombardia, Prancis, dan Bavaria, tiba di Yerusalem pada awal musim panas tahun

1101.4

Perang Salib I (1095–1099 M) merupakan yang pertama dari sejumlah Perang

Salib yang berupaya untuk merebut Tanah Suci, disahkan oleh Paus Urbanus II

pada tahun 1095. Perang ini dimulai sebagai suatu peziarahan yang meluas dalam

Kekristenan Barat dan berakhir sebagai suatu ekspedisi militer oleh bangsa Eropa

Katolik Roma untuk mendapatkan kembali Tanah Suci yang diambil dalam

penaklukan Muslimin atas Syam (632–661). Pada akhirnya menyebabkan

direbutnya kembali Yerusalem pada tahun 1099.

3Hindley, Geoffrey (2004). The Crusades: Islam and Christianity in the Struggle for World

Supremacy. Carrol & Graf. 4Harris, Jonathan (2006), "Byzantium and the Crusades", London: Hambledon Continuum,

hlm. 53–55.

Page 10: Perang Salib I (1096–1099 M) - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Lapsus_Edisi_9_Juli_2017.pdf · Perang Salib I (1096–1099 M) ... The English Historical Review 92, pp. 1–29. 05

06

Propaganda dan Deklarasi Perang Paus Urbanus II

Perang Salib I dimaklumkan pada tanggal

Urbanus II

Bizantium Alexios I Komnenos, yang mana mengajukan permintaan agar para

relawan dari Barat datang untuk membantunya menghalau kaum Turki Seljuk dari

Anatolia. Suatu tujuan tambahan segera menjadi

kembali oleh kaum Kristen atas Baitul Maqdis (kota suci Yerusalem dan Tanah Suci)

serta membebaskan kaum Kristen Timur dari kekuasaan kaum Muslimin.

Sejatinya gagasan penyerbuan ke wilayah Islam sudah mengemuka sebelum

Paus Urbanus II. Paus Sylvester II pernah menyeru dunia Kristen untuk

menyelamatkan tanah suci Palestina dari tangan umat Islam. Paus Gregorius VII

juga pernah berteriak lantang, “

demi membebaskan tempat

seluruh dunia.

pada saat Urbanus II naik tahta kepausan.

Setelah seluruh kekuatan Eropa terkonsolidasi, Urbanus II mulai melakukan

propaganda untuk mengger

pernah dikuasai Kristen Romawi. Pada bulan Maret 1095 Paus Urbanus yang

memimpin pertemuan Piacenza menyodorkan proposal penyelamatan Bizantium

dari penetrasi kekuatan Islam. Tetapi, Urbanus menyarankan aga

proyek ini ditunda hingga dilakukan pertemuan yang lebih besar untuk membahas

penyerbuan militer ke Dunia Islam.

5William J. Durant,

6Ibid.

/Propaganda dan Deklarasi Perang Paus Urbanus II

Propaganda dan Deklarasi Perang Paus Urbanus II

Perang Salib I dimaklumkan pada tanggal 27 November 1095

dengan tujuan utama menanggapi suatu permohonan dari Kaisar

Bizantium Alexios I Komnenos, yang mana mengajukan permintaan agar para

relawan dari Barat datang untuk membantunya menghalau kaum Turki Seljuk dari

Anatolia. Suatu tujuan tambahan segera menjadi sasaran utama, yaitu penaklukan

kembali oleh kaum Kristen atas Baitul Maqdis (kota suci Yerusalem dan Tanah Suci)

serta membebaskan kaum Kristen Timur dari kekuasaan kaum Muslimin.

Sejatinya gagasan penyerbuan ke wilayah Islam sudah mengemuka sebelum

s Urbanus II. Paus Sylvester II pernah menyeru dunia Kristen untuk

menyelamatkan tanah suci Palestina dari tangan umat Islam. Paus Gregorius VII

juga pernah berteriak lantang, “Sungguh, melibatkan kehidupanku dalam bahaya

demi membebaskan tempat-tempat suci lebih aku utamakan dari pada menguasai

seluruh dunia.”5 Tetapi, gagasan penyerbuan tersebut menemukan momentumnya

pada saat Urbanus II naik tahta kepausan.

Setelah seluruh kekuatan Eropa terkonsolidasi, Urbanus II mulai melakukan

propaganda untuk menggerakkan kekuatan Eropa merebut kembali wilayah yang

pernah dikuasai Kristen Romawi. Pada bulan Maret 1095 Paus Urbanus yang

memimpin pertemuan Piacenza menyodorkan proposal penyelamatan Bizantium

dari penetrasi kekuatan Islam. Tetapi, Urbanus menyarankan aga

proyek ini ditunda hingga dilakukan pertemuan yang lebih besar untuk membahas

penyerbuan militer ke Dunia Islam.6

Durant, Qiṣṣat al-Haḍārah, 15:14.

da dan Deklarasi Perang Paus Urbanus II

Propaganda dan Deklarasi Perang Paus Urbanus II

27 November 1095 oleh Paus

dengan tujuan utama menanggapi suatu permohonan dari Kaisar

Bizantium Alexios I Komnenos, yang mana mengajukan permintaan agar para

relawan dari Barat datang untuk membantunya menghalau kaum Turki Seljuk dari

sasaran utama, yaitu penaklukan

kembali oleh kaum Kristen atas Baitul Maqdis (kota suci Yerusalem dan Tanah Suci)

serta membebaskan kaum Kristen Timur dari kekuasaan kaum Muslimin.

Sejatinya gagasan penyerbuan ke wilayah Islam sudah mengemuka sebelum

s Urbanus II. Paus Sylvester II pernah menyeru dunia Kristen untuk

menyelamatkan tanah suci Palestina dari tangan umat Islam. Paus Gregorius VII

Sungguh, melibatkan kehidupanku dalam bahaya

i lebih aku utamakan dari pada menguasai

Tetapi, gagasan penyerbuan tersebut menemukan momentumnya

Setelah seluruh kekuatan Eropa terkonsolidasi, Urbanus II mulai melakukan

akkan kekuatan Eropa merebut kembali wilayah yang

pernah dikuasai Kristen Romawi. Pada bulan Maret 1095 Paus Urbanus yang

memimpin pertemuan Piacenza menyodorkan proposal penyelamatan Bizantium

dari penetrasi kekuatan Islam. Tetapi, Urbanus menyarankan agar pelaksanaan

proyek ini ditunda hingga dilakukan pertemuan yang lebih besar untuk membahas

Page 11: Perang Salib I (1096–1099 M) - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Lapsus_Edisi_9_Juli_2017.pdf · Perang Salib I (1096–1099 M) ... The English Historical Review 92, pp. 1–29. 05

07

/Propaganda dan Deklarasi Perang Paus Urbanus II

Keputusan Urbanus merupakan langkah taktis dan stratejik untuk memastikan

kemenangan pihak Kristen dalam Perang Salib. Sebab, tanpa persiapan matang

yang dapat memastikan kemenangan, Perang Salib hanya akan jadi bumerang bagi

Gereja Romawi dan meruntuhkan kewibawaannya. Jika Perang Salib gagal maka

obsesi dunia Kristen yang besar, kuat, dan bersatu di bawah kepemimpinan Gereja

Romawi hanya akan menjadi angan-angan belaka.

Setelah pertemuan Piacenza hingga bulan Oktober 1095, Paus Urbanus

melakukan lawatan ke Italia Utara dan Prancis Selatan untuk menjajaki respons

para tokoh tentang Perang Salib. Pada bulan November 1095 sebuah pertemuan

besar digelar di Clermont. Ribuan orang dari berbagai daerah di Prancis

berbondong-bondong menghadiri pertemuan ini. Dinginnya bulan November

tidak menghalangi mereka untuk mendengarkan pidato Paus. Mereka mendirikan

kemah-kemah di ruang terbuka. Di tengah lautan manusia, Paus Urbanus

menyampaikan pidatonya dalam bahasa Prancis.

“Wahai rakyat Frank! Rakyat Tuhan yang tercinta dan terpilih! Telah datang

kabar memilukan dari Palestina dan Konstantinopel, bahwa suatu bangsa terlaknat

yang jauh dari Tuhan telah merampas negara tersebut, negara umat Kristen. mereka

hancurkan negara itu dengan perampokan dan pembakaran. Mereka bawa para

tawanan ke negara mereka. Dan sebagian lain mereka bunuh dengan disiksa secara

sadis. Mereka hancurkan gereja-gereja setelah sebelumnya mereka kotori dan

mereka nodai. Mereka taklukkan Kerajaan Yunani (Bizantium—edt) dan mereka

rampas wilayahnya yang sebegitu luasnya hingga seorang musafir tidak akan

selesai mengelilingi wilayah itu dalam waktu dua bulan penuh.”7

Pertama-tama pidato di atas menciptakan common enemy (musuh bersama)

bagi Kristen Barat dengan melakukan dua kali penyebutankelompok yang

berkonotasi baik dan buruk. Pertama, kalimat “rakyat Tuhan yang tercinta dan

terpilih”.Penyebutan ini digunakan untuk menimbulkan rasa bangga bagi

7Ibid, 15:12.

Page 12: Perang Salib I (1096–1099 M) - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Lapsus_Edisi_9_Juli_2017.pdf · Perang Salib I (1096–1099 M) ... The English Historical Review 92, pp. 1–29. 05

08

/Propaganda dan Deklarasi Perang Paus Urbanus II

komunikan. Kedua, kalimat “bangsa terlaknat yang jauh dari Tuhan”. Penyebutan

ini digunakanuntuk menimbulkan rasa benci dan antipati terhadap obyek. Dengan

dua penyebutan ini terciptalah garis demarkasi yang tegas antara “kita”, orang baik,

dengan “mereka”, orang jahat, yang menjadi musuh bersama.

Selanjutnya pidato tersebut melakukan tebang pilih fakta untuk menguatkan

kesan kejahatan dan kebrutalan musuh bersama. Bahwa di suatu periode sejarah,

penguasa muslim pernah menghancurkan gereja Makam Suci (Holy Spulchre)

adalah fakta. Pada tahun 1010, Al-Hakimu bi Amrillah, penguasa Daulah Fathimiyah

yang berhaluan Syiah, menghancurkan Gereja Makam Suci. Tetapi, ada fakta lain

yang berbanding terbalik. Di bawah kepemimpinan Azh-Zhahir, penerus Al-Hakim,

Gereja Makam Suci dibangun kembali. Durant menggambarkan bangunan baru

Gereja Makam Suci sebagai “… bangunan luas yang bisa menampung 8000

(delapan ribu) orang. Pembangunannya melibatkan teknik dan kecerdasan tertinggi

yang ada pada saat itu. Interiornya dihiasi tenunan sutera yang bersulam benang

Emas. Di dalamnya terdapat gambar Al-Masih yang sedang menunggang keledai.”8

Bisa jadi benar bahwa para peziarah Makam Suci dari Eropa mendapat

gangguan keamanan dari penguasa Seljuk. Tetapi, fakta lain menunjukkan bahwa

selama Palestina berada di bawah kekuasaan Islam, umat Kristiani yang berdomisili

maupun yang berkunjung untuk melaksanakan ritual haji mendapat perlakuan

yang baik. Bahkan, Durant menyebut, perlakuan buruk dari penguasa Islam

hanyalah pengecualian.9

Tebang pilih fakta di atas dikombinasikan dengan isu pencaplokan wilayah

Kristen Bizantium oleh pasukan Islam telah menanamkan kesan bahwa bangsa

Eropa adalah bangsa yang teraniaya. Kesan ini memberikan legitimasi bagi

kemungkinan tindakan perang yang akan diambil bangsa Eropa terhadap umat

Islam.

8Ibid.

9Ibid, 15:11.

Page 13: Perang Salib I (1096–1099 M) - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Lapsus_Edisi_9_Juli_2017.pdf · Perang Salib I (1096–1099 M) ... The English Historical Review 92, pp. 1–29. 05

09

/Propaganda dan Deklarasi Perang Paus Urbanus II

Sejatinya isu pencaplokan bukan hal baru. Sudah sejak abad ke-7 Kekaisaran

Romawi terus menerus kehilangan wilayahnya akibatjihad yang dilancarkan

pasukan Islam. Yerusalem pun sudah berada di bawah kekuasaan khilafah Islamiyah

sejak masa kepemimpinan Umar bin Al-Khatthab. Karenanya, Claude Cohen

menyebut Perang Salib adalah respons terlambat atas gerakan perluasan Islam.10

Bahkan, jika ditarik lebih ke belakang, maka caplok-mencaplok sudah terjadi sejak

sebelum Islam, ketika dua negara adidaya, Romawi di barat dan Persia di timur,

saling bertukar kemenangan dalam serangkaian peperangan.

Jadi, jika selama ini tiga isu di atas—yaitu penghancuran gereja, gangguan

keamanan, dan pencaplokan wilayah—umumnya disebut para sejarawan sebagai

penyebab meletusnya Perang Salib maka sejatinya ketiga hal tersebut hanyalah

peristiwa-peristiwa biasa terkait keputusan politik dan tindakan militer yang

mendahului Perang Salib. Yang membedakan ketiga peristiwa tersebut dari

peristiwa lain adalah kemasannya dalam bentuk propaganda yang berhasil

melarutkan suasana emosional masyarakat Eropa dan memobilisasi dukungan

massa untuk melakukan penyerangan dalam skala massif ke Yerusalem.

Setelah menyampaikan kondisi kezaliman yang dialami umat Kristiani, Paus

Urbanus melanjutkan propagandanya dengan mengatakan:

“Di atas pundak siapakah tanggung jawab pembalasan atas kezaliman-

kezaliman ini dan tanggung jawab merebut kembali tanah-tanah ini, jika bukan di

atas pundak kalian: kalian, hai orang-orang yang mendapat keistimewaan dari

Tuhan lebih dari kaum lain berupa kemenangan di dalam peperangan, keberanian

besar dan kemampuan mengalahkan orang-orang yang menghadang kalian?

Jadikanlah perjalanan pendahulu kalian sebagai peneguh hati kalian: kemenangan

Charlemagne dan kemenangan raja-raja lain kalian. Bulatkan tekadmu untuk

menuju Makam Suci Al-Masih, Tuhan kita dan Juru Selamat kita: makam yang

10Claude Cohen, Al-Sharq wa al-Gharb Zamana al-Hurūb al-Shalibiyyah, terj., Ahmad al-

Shayh, (Cairo: Sīna li al-Nashr, 1995), hlm. 25.

Page 14: Perang Salib I (1096–1099 M) - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Lapsus_Edisi_9_Juli_2017.pdf · Perang Salib I (1096–1099 M) ... The English Historical Review 92, pp. 1–29. 05

10

/Propaganda dan Deklarasi Perang Paus Urbanus II

sekarang dikuasai bangsa najis, dan tempat-tempat suci lain yang telah ternodai

dan terkotori.”11

Bagian pertama dari paragraf di atas merupakan persuasi yang menyentuh

kesadaran. Mereka, para komunikan, diidentifikasi sebagai orang-orang hebat yang

dapat mengalahkan siapa saja dalam peperangan. Jika mereka terzalimi, maka

hanya merekalah yang dapat membalas kezaliman tersebut. Persuasi itu dikuatkan

dengan meminjam nama tokoh untuk diasosiasikan dengan orang-orang yang

bersedia mengikuti ajakan perang Paus Urbanus II. Dengan kata lain, orang-orang

yang bersedia mengikuti Perang Salib akan diidentifikasi sebagai orang-orang

hebat seperti Charlemagne.

Di bagian akhir paragraf Urbanus mengidentifikasi perang yang

dipropagandakannya sebagai perang suci dengan menyebut hal-hal sakral bagi

komunikan, yaitu Makam Suci dan Al-Masih. Kedua hal sakral ini dihadap-

hadapkan dengan para musuh yang disebut sebagai najis dan telah mengkotori

tempat-tempat suci komunikan. Sumber lain menyebutkan bahwa Paus Urbanus

mengklaim perintah Perang Salib adalah perintah Tuhan; bukan perintah Urbanus.

Fulcher, mengutip khotbah Urbanus, menyebutkan:

“… saya, bukan, melainkan Tuhan, bukan saya, mendorong kalian, wahai

tentara Almasih, apapun derajat sosialnya, para ksatria maupun pejalan kaki, kaya

ataupun miskin, untuk bergegas memusnahkan bangsa hina ini (Turki Islam –

penulis) dari tanah kita dan memberikan pertolongan kepada penduduk Kristen

sebelum terlambat.”12

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Perang Salib pertama-tama dan

terutama digerakkan oleh propaganda Paus Urbanus II yang merepresentasikan

11William J. Durant, Qiṣṣat al-Haḍārah, 15:12.

12Fulcher of Chartes, Tārīkh al-Ḥamlah ila al-Quds, terj., Ziyad Jamil al-‘Asali, (Amman: Dār

al-Shurūq, 1990), hlm. 38.

Page 15: Perang Salib I (1096–1099 M) - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Lapsus_Edisi_9_Juli_2017.pdf · Perang Salib I (1096–1099 M) ... The English Historical Review 92, pp. 1–29. 05

11

/Propaganda dan Deklarasi Perang Paus Urbanus II

Gereja Romawi Barat dan diidentifikasi sebagai perang suci atau perang demi

agama.

Namun demikian, tidak semua orang dapat digerakkan menuju medan perang

yang sangat berat hanya dengan menyulut kemarahan dan mengobarkan

semangat saja tanpa ada iming-iming duniawi maupun ukhrawi. Orang-orang yang

boleh jadi bisa tergerak tanpa iming-iming adalah para tokoh agama. Tetapi,

perang ini memerlukan sumber daya manusia dan sumber dana yang melimpah.

Apalagi Urbanus, sebagaimana dituturkan Jonathan Riley, tidak menghendaki para

tokoh agama ikut andil dalam Perang Salib.13 Karena itu, tidak mengherankan jika

Urbanus menyebutkan iming-iming dengan mengatakan:

“Janganlah harta dan keluarga menghalangi kalian. Sebab, tanah yang kalian

tempati, yang dikelilingi laut dan pegunungan, terlalu sempit untuk menampung

seluruh penduduknya dan nyaris tak dapat memberikan kehidupan yang baik untuk

kalian. Dan karena itulah kalian saling membunuh, memangsa dan berperang.

Banyak dari kalian yang mati karena perang saudara. Bersihkan hati kalian dari

kotornya kedengkian! Hentikan permusuhan di antara kalian! Ambillah jalan kalian

menuju Makam Suci dan rebutlah tanah itu dari bangsa najis dan kotor! Milikilah

tanah itu! Sesungguhnya, Yerusalem adalah tanah yang tiada berbanding buah-

buahnya. Ia adalah surga kemewahan. Sungguh, kota terbesar yang terletak di

jantung dunia telah menjerit meminta tolong kalian untuk diselamatkan.

Lakukanlah perjalanan ini dengan gembira dan penuh semangat, maka kalian akan

terbebas dari dosa-dosa kalian. Yakinlah bahwa kalian akan mendapatkan

kemuliaan yang tiada fana di Kerajaan Langit.”14

Ada tiga iming-iming yang ditawarkan Urbanus.

13Jonathan Riley-Smith, The First Crusade and the Idea of Crusading (Al-Ḥamlah al-

Ṣalībiyyah al-Ūlā wa Fikrat al-Ḥurūb al-Ṣalībiyyah), terj., Dr. Muhammad Fathi al-Shā’ir,

Kairo: Al-Hai`ah al-‘Āmmah li al-Kitāb, 1999, hlm.55. 14

William J. Durant, Qiṣṣat al-Haḍārah, 15:15-16.

Page 16: Perang Salib I (1096–1099 M) - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Lapsus_Edisi_9_Juli_2017.pdf · Perang Salib I (1096–1099 M) ... The English Historical Review 92, pp. 1–29. 05

12

/Propaganda dan Deklarasi Perang Paus Urbanus II

Pertama, jaminan keselamatan untuk harta dan keluarga yang ditinggalkan.

Lebih detail Durant menjelaskan:

“Urbanus mengambil tanggung jawab untuk membebaskan segala belenggu

yang menghalangi pasukan Salib untuk bergabung dengan para pejuang.

Kebijakan ini tidak mendapatkan perlawanan berarti dari kaum bangsawan dan

tuan tanah yang mungkin saja dirugikan. Urbanus membebaskan budak-budak

tuan tanah dari kewajiban kepada tuannya selama masa perang. Semua pasukan

Salib diberi dispensasi untuk berperkara di pengadilan gereja, bukan di pengadilan

feodal. Urbanus menjamin, selama kepergian mereka gereja akan menjaga

keselamatan harta benda mereka.”15

Kedua, kemakmuran di tanah baru, yaitu Yerusalem. Janji kedua ini bisa jadi

merupakan respons atas kemelaratan akibat epidemi yang melanda beberapa

wilayah Eropa. Baker mengatakan:

“Kelaparan dan wabah yang melanda tanah air mereka telah mendorong

terjadinya eksodus ke timur untuk mengakhiri kesulitan-kesulitan. Tahun 1094

terjadi epidemi di Flanderen (sekarang masuk wilayah Belgia) dan meluas hingga

ke Bohemia (sekarang masuk wilayah Ceko). Tahun 1095 kelaparan melanda

Lorraine. Karena itu tidaklah mengherankan jika terjadi gelombang pengungsian ke

timur….”16

Ketiga, iming-iming yang bersifat spiritual, yaitu pengampunan dosa dan

kebahagiaan di hari kiamat. Paus Urbanus II memandang Perang Salib sebagai

sebuah penebusan dosa sesuai dengan indulgensi atau surat pengampunan yang

diberikan gereja.17 Tentang iming-iming spirituil, Fulcher menceritakan, “…

15Ibid, 15:16.

16Ernest Barker, Al-Ḥurūb al-Ṣalībiyyah, hlm. 22.

17Jonathan Riley-Smith, Al-Ḥamlah al-Ṣalībiyyah, hlm. 50.

Page 17: Perang Salib I (1096–1099 M) - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Lapsus_Edisi_9_Juli_2017.pdf · Perang Salib I (1096–1099 M) ... The English Historical Review 92, pp. 1–29. 05

13

/Propaganda dan Deklarasi Perang Paus Urbanus II

sesungguhnya Al-Masih memerintahkan hal berikut: setiap orang yang bepergian ke

sana (Yerusalem) akan diampuni segala dosanya…”18

Ketiga iming-iming ini menjelaskan bahwa Paus Urbanus II membidik berbagai

kalangan dari berbagai lapis sosial. Urbanus membidik kalangan raja, bangsawan,

kaum feodal dan para ksatria yang gemar berperang demi memperebutkan tanah;

kaum papa dan orang-orang lemah yang akan tergiur dengan kebebasan dan

kemakmuran; dan mayoritas masyarakat Eropa yang secara psikologis akan merasa

terkurangi atau bahkan hilang sama sekali beban dosa dan kesalahan mereka di

dunia berkat endulgensi yang diberikan bagi mereka yang turut serta dalam

perang Salib. Propaganda Urbanus telah menanamkan keyakinan bahwa Perang

Salib bukan sekedar perbuatan yang mendatangkan “rida Tuhan”, tetapi juga

merupakan jalan keselamatan (jalan Salib); suatu jalan yang selama ini dianggap

menjadi monopoli kaum agamawan.19

Khotbah Urbanus disambut para hadirin dengan teriakan, “Dieu li volt (Itu

kehendak Tuhan)!” Gagasan Perang Salib menggelinding ke seluruh penjuru Eropa

bagai bola salju yang semakin lama semakin membesar. Dalam masa sembilan

bulan, Paus Urbanus II mengunjungi Montpellier, Bordeux, Tolouse, Nimes, dan

beberapa daerah lain untuk mengampanyekan Perang Salib. Urbanus juga

mengirim utusan untuk kampanye yang sama ke Genoa, Venezia, Bologna, Pisa,

dan Milan.

Berbagai golongan masyarakat bergabung di bawah panji Perang Salib

dengan beragam motivasi. Mereka tergiur dengan berbagai iming-iming yang

ditawarkan Urbanus. Sebagian tertarik menjadi martir Perang Salib dengan harapan

mendapat ampunan atas segala dosanya. Para budak tuan tanah berharap dapat

terbebas dari kungkungan tuan feodal. Para pembayar pajak berharap mendapat

pembebasan. Orang-orang yang terlilit utang tergiur dengan janji penundaan. Para

18Fulcher of Chartes, Tārīkh al-Ḥamlah ila al-Quds, hlm. 38.

19Jonathan Riley- Smith, Al-Ḥamlah al-Ṣalībiyyah, hlm. 56.

Page 18: Perang Salib I (1096–1099 M) - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Lapsus_Edisi_9_Juli_2017.pdf · Perang Salib I (1096–1099 M) ... The English Historical Review 92, pp. 1–29. 05

14

/Propaganda dan Deklarasi Perang Paus Urbanus II

tahanan berharap dapat menghirup udara bebas dengan mengikuti Perang Salib.

Para terhukum mati berharap mendapatkan kehidupannya, jika mereka bersedia

mengabdi di Palestina sepanjang hidupnya. Kaum miskin berharap terlepas dari

penderitaan kemiskinan yang dialaminya. Kaum pedagang berharap dapat

memperluas wilayah pemasarannya. Bahkan, orang-orang lemah yang tidak tertarik

dengan dunia perang pun bergabung dengan ekspedisi militer Salib karena takut

sanksi sosial dan tuduhan sebagai penakut.20

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa propaganda Urbanus berhasil

memobilisasi berbagai lapisan masyarakat Eropa dengan beragam kepentingan

untuk bergabung dalam Perang Salib.Terbukti bahwa narasi ideologis yang kuat

dan bernuansa akidah bisa menjadi faktor kunci dalam mobilisasi perang.

20William J. Durant, Qiṣṣat al-Haḍārah, 15:18.

Page 19: Perang Salib I (1096–1099 M) - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Lapsus_Edisi_9_Juli_2017.pdf · Perang Salib I (1096–1099 M) ... The English Historical Review 92, pp. 1–29. 05

15

Mobilisasi Kekuatan Perang

Paus Urbanus II bertindak segera dan melangsungkan suatu Perang Salib

dengan tujuan

Everett Pierson mengatakan kalau ia juga "berharap bahwa jika para tentara salib

membantu Gereja Timur dengan mengalahkan bangsa Turk, Gereja akan bersatu

kembali di bawah kepemimpinannya."

Karena terinsiprasi oleh khotbah Paus Urbanus II, Peter sang Pertapa

memimpin sebanyak 20.000 orang, sebagian besar petani, menuju Tanah Suci tak

lama setelah Paskah tahun 1096.

tahun 1096, unit

Worms, Mainz, dan Cologne, kendati ada upaya

untuk melindungi orang

Emicho dan Peter sang Pertapa.

Aktivitas anti

spontan secara terbatas sampai dengan serangan militer skala penuh terhadap

komunitas-komunitas Yahudi di Mainz dan Cologne.

besar pertama terkait kekerasan anti

pada abad ke

Ketika kelompok tersebut sampai di Kekaisaran Bizantium, Kaisar Alexius

mendesak mereka agar menunggu para bangsawan Barat, tetapi mereka bersikeras

21Paul Everett Pierson22Geoffrey Hindley. 2004.

Supremacy. Carrol & Graf. hlm.23Robert Chazan

Press. hlm. 60.24

Corliss Slack

109.

/Mobilisasi Kekuatan Perang C

Mobilisasi Kekuatan Perang Crusaders

Paus Urbanus II bertindak segera dan melangsungkan suatu Perang Salib

dengan tujuan mengamankan akses menuju tempat-tempat suci. Sejarawan Paul

Everett Pierson mengatakan kalau ia juga "berharap bahwa jika para tentara salib

membantu Gereja Timur dengan mengalahkan bangsa Turk, Gereja akan bersatu

kembali di bawah kepemimpinannya."21

a terinsiprasi oleh khotbah Paus Urbanus II, Peter sang Pertapa

memimpin sebanyak 20.000 orang, sebagian besar petani, menuju Tanah Suci tak

lama setelah Paskah tahun 1096.22 Ketika mereka tiba di Jerman pada musim semi

tahun 1096, unit-unit tentara salib memulai pembantaian Rhineland di kota Speyer,

Worms, Mainz, dan Cologne, kendati ada upaya-upaya dari para uskup Katolik

untuk melindungi orang-orang Yahudi. Para pemimpin utamanya di antaranya

Emicho dan Peter sang Pertapa.

Aktivitas anti-Yahudi ini memiliki kisaran yang luas, mulai dari kekerasan

spontan secara terbatas sampai dengan serangan militer skala penuh terhadap

komunitas Yahudi di Mainz dan Cologne.23 Hal ini merupakan peristiwa

besar pertama terkait kekerasan anti-Yahudi di Eropa, dan dikutip oleh kaum Zionis

pada abad ke-19 sebagai kebutuhan akan suatu negara Yahudi.

Ketika kelompok tersebut sampai di Kekaisaran Bizantium, Kaisar Alexius

mendesak mereka agar menunggu para bangsawan Barat, tetapi mereka bersikeras

Paul Everett Pierson. 2009. The Dynamics of Christian Mission

Geoffrey Hindley. 2004. The Crusades: Islam and Christianity in the Struggle for World

. Carrol & Graf. hlm. 20–21.

Chazan. 1996. European Jewry and the First Crusade

. 60.

Slack. 2013. Historical Dictionary of the Crusades. Scarecrow Press.

/Mobilisasi Kekuatan Perang Crusaders

Paus Urbanus II bertindak segera dan melangsungkan suatu Perang Salib

tempat suci. Sejarawan Paul

Everett Pierson mengatakan kalau ia juga "berharap bahwa jika para tentara salib

membantu Gereja Timur dengan mengalahkan bangsa Turk, Gereja akan bersatu

a terinsiprasi oleh khotbah Paus Urbanus II, Peter sang Pertapa

memimpin sebanyak 20.000 orang, sebagian besar petani, menuju Tanah Suci tak

Ketika mereka tiba di Jerman pada musim semi

emulai pembantaian Rhineland di kota Speyer,

upaya dari para uskup Katolik

orang Yahudi. Para pemimpin utamanya di antaranya

memiliki kisaran yang luas, mulai dari kekerasan

spontan secara terbatas sampai dengan serangan militer skala penuh terhadap

Hal ini merupakan peristiwa

dan dikutip oleh kaum Zionis

19 sebagai kebutuhan akan suatu negara Yahudi.24

Ketika kelompok tersebut sampai di Kekaisaran Bizantium, Kaisar Alexius

mendesak mereka agar menunggu para bangsawan Barat, tetapi mereka bersikeras

The Dynamics of Christian Mission. WCIU Press. hlm. 103.

Christianity in the Struggle for World

European Jewry and the First Crusade. University of California

Scarecrow Press. hlm. 108–

Page 20: Perang Salib I (1096–1099 M) - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Lapsus_Edisi_9_Juli_2017.pdf · Perang Salib I (1096–1099 M) ... The English Historical Review 92, pp. 1–29. 05

16

/Mobilisasi Kekuatan Perang Crusaders

untuk melanjutkan dan jatuh dalam suatu penyergapan oleh bangsa Turk di luar

kota Nicea, di mana hanya sekitar 3.000 orang yang berhasil meloloskan diri.25

Bala tentara Salib yang resmi berangkat dari Prancis dan Italia pada bulan

Agustus dan September 1096. Sejumlah besar pasukan tersebut dibagi menjadi

empat bagian, yang mana melakukan perjalanan secara terpisah menuju

Konstantinopel.26 Jika memperhitungkan orang-orang selain pejuang, pasukan

Barat mungkin berjumlah sebanyak 100 ribu orang.27

Para pasukan tersebut melakukan perjalanan ke arah timur lewat jalan darat

menuju Konstantinopel, di mana mereka menerima sambutan kehati-hatian dari

Kaisar Bizantium.28 Pasukan utamanya, kebanyakan terdiri dari kesatria Norman dan

Prancis di bawah kepemimpinan para baron, berjanji untuk mengembalikan

wilayah-wilayah yang hilang kepada kekaisaran tersebut dan mereka berbaris

menuju selatan melalui Anatolia.29

Para pemimpin Perang Salib I ini, misalnya Godefroy of Bouillon, Robert

Curthose, Hugues I of Vermandois, Baudouin of Boulogne, Tancred of Hauteville,

Raymond IV of Toulouse, Bohemond of Taranto, Robert II of Flandria, dan Étienne,

Comte Blois. Raja Prancis dan Heinrich IV, Kaisar Romawi Suci, saat itu sedang

dalam konflik dengan Paus dan tidak ikut berpartisipasi.30

Bala tentara Salib awalnya berperang melawan bangsa Turki dalam

Pengepungan Antiokhia yang berlangsung cukup lama, dimulai sejak bulan

25Geoffrey Hindley. 2004. The Crusades: Islam and Christianity in the Struggle for World

Supremacy. Carrol & Graf. hlm. 23. 26

Geoffrey Hindley. 2004. The Crusades: Islam and Christianity in the Struggle for World

Supremacy. Carrol & Graf. hlm. 27–30. 27

Geoffrey Hindley. 2004. The Crusades: Islam and Christianity in the Struggle for World

Supremacy. Carrol & Graf. hlm. 30–31. 28

Christopher Tyerman. 2006. God's War: A New History of the Crusades. Belknap Press.

hlm. 106–110. 29

Jonathan Riley-Smith. 2005. The Crusades: A Short History (Second ed.). Yale University

Press. hlm. 32–36. 30

Geoffrey Hindley. 2004. The Crusades: Islam and Christianity in the Struggle for World

Supremacy. Carrol & Graf. hlm. 25–26.

Page 21: Perang Salib I (1096–1099 M) - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Lapsus_Edisi_9_Juli_2017.pdf · Perang Salib I (1096–1099 M) ... The English Historical Review 92, pp. 1–29. 05

17

/Mobilisasi Kekuatan Perang Crusaders

Oktober 1097 dan berakhir Juni 1098. Ketika mereka memasuki Antiokhia, para

tentara salib membantai penduduk Muslim dan menjarah kota tersebut. Namun,

sejumlah besar pasukan Muslim yang dipimpin oleh Kerboga segera mengepung

para tentara salib, yang saat itu berada di dalam Antiokhia. Bohemond dari Taranto

berhasil menghimpun kembali para tentara salib itu dan mengalahkan Kerboga

pada tanggal 28 Juni.31

Bohemond dan pasukannya tetap memegang kendali atas kota tersebut,

kendati telah berjanji mengembalikannya kepada Alexios. Sebagian besar bala

tentara salib yang tersisa itu bergerak menuju selatan, berpindah dari satu kota ke

kota lainnya di sepanjang pesisir tersebut, dan akhirnya tiba di Yerusalem pada

tanggal 7 Juni 1099 dengan hanya sebagian kecil dari kekuatan asli mereka.32

Kaum Yahudi dan Muslimin berjuang bersama-sama untuk mempertahankan

Yerusalem dalam menghadapi invasi kaum Franka itu, tetapi para tentara Salib

berhasil masuk ke dalam kota tersebut pada tanggal 15 Juli 1099. Mereka mulai

melakukan pembantaian penduduk sipil Muslim dan Yahudi, serta menjarah atau

menghancurkan masjid-masjid atau kota itu sendiri.33 Dalam Historia Francorum

qui ceperunt Iherusalem karyanya, Raymond D'Aguilers meninggikan tindakan-

tindakan yang mana akan dianggap sebagai kekejaman dari sudut pandang

modern.

Sebagai akibat dari Perang Salib I tercipta empat negara tentara Salib

(crusader’s states) yaitu: Kerajaan Yerusalem, County Tripoli, Kepangeranan

Antiokhia, dan County Edessa.34 Pada suatu tingkatan populer, Perang Salib I

dianggap melepaskan gelombang amarah Katolik yang emosional, yang

31Christopher Tyerman. 2006. God's War: A New History of the Crusades. Belknap Press.

hlm. 143–146. 32

Christopher Tyerman. 2006. God's War: A New History of the Crusades. Belknap Press.

hlm. 146–153. 33

Christopher Tyerman. 2006. God's War: A New History of the Crusades. Belknap Press.

hlm. 156–158. 34

Jonathan Riley-Smith. 2005. The Crusades: A Short History (Second ed.). Yale University

Press. hlm. 50–51.

Page 22: Perang Salib I (1096–1099 M) - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Lapsus_Edisi_9_Juli_2017.pdf · Perang Salib I (1096–1099 M) ... The English Historical Review 92, pp. 1–29. 05

18

/Mobilisasi Kekuatan Perang Crusaders

diungkapkan dalam pembantaian terhadap orang-orang Yahudi yang mengiringi

perang-perang Salib tersebut35 dan perlakuan kejam atas kaum Kristen Ortodoks

"skismatik" dari timur.36

35Jonathan Riley-Smith. 2005. The Crusades: A Short History (Second ed.). Yale University

Press. hlm. 23–24. 36

Christopher Tyerman. 2006. God's War: A New History of the Crusades. Belknap Press.

hlm. 192–194.

Page 23: Perang Salib I (1096–1099 M) - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Lapsus_Edisi_9_Juli_2017.pdf · Perang Salib I (1096–1099 M) ... The English Historical Review 92, pp. 1–29. 05

19

/Penaklukan Anatolia

Penaklukan Anatolia

Di pinggiran barat Eropa dan dalam menghadapi ekspansi kaum Muslimin,

Reconquista di Semenanjung Iberia masih terus berlangsung pada abad ke-11; hal

ini sesekali merupakan isu ideologis, sebagaimana dibuktikan oleh Kodeks

Vigilanus yang disusun pada tahun 881. Pada abad ke-11 semakin banyak ksatria

dari luar, kebanyakan dari Prancis, yang datang ke Iberia untuk membantu kaum

Kristen dalam upaya-upaya mereka. Sesaat menjelang Perang Salib I, Paus Urbanus

II telah mendorong kaum Kristen Iberia agar merebut kembali Tarragona dengan

menggunakan banyak retorika dan simbolisme yang sama seperti yang digunakan

kemudian untuk berkhotbah mengenai perang salib kepada orang-orang Eropa.

Jantung Eropa Barat dipandang telah dilakukan stabilisasi setelah Kristenisasi

bangsa Hongaria, Viking, dan Saxon sampai akhir abad ke-10. Namun, pemecahan

Kekaisaran Karoling menimbulkan suatu kelas prajurit seluruhnya yang kini hanya

sedikit melakukan sesuatu selain saling bertengkar sendiri.

Kekerasan acak yang dilakukan oleh kelas kesatria ini secara teratur dikutuk

oleh gereja tersebut, dan untuk menanggapinya dibuat penetapan “Perdamaian

dan Gencatan Senjata Demi Tuhan” (Peace and Truce of God) untuk melarang

pertempuran pada hari-hari tertentu sepanjang tahun. Pada saat yang sama,

kepausan yang berorientasi pada pembaharuan itu terlibat konflik dengan para

Kaisar Romawi Suci, sehingga mengakibatkan Kontroversi Penobatan.

Para Paus, seperti Paus Gregorius VII, membenarkan peperangan berikutnya

untuk melawan para pedukung kaisar dalam aspek teologis. Kemudian hal ini

menjadi dapat diterima bagi sang Paus untuk memanfaatkan para kesatria atas

nama dunia Kristen, bukan hanya terhadap musuh-musuh politik Kepausan

tersebut, tetapi juga terhadap Andalusia, atau, secara teoretis, terhadap Dinasti

Seljuk di timur.

Di sebelah timur Eropa terdapat Kekaisaran Bizantium, terdiri dari kaum Kristen

yang telah lama menggunakan suatu ritus Ortodoks tersendiri; Gereja Ortodoks

Timur dan Katolik Roma telah mengalami perpecahan sejak tahun 1054. Para

Page 24: Perang Salib I (1096–1099 M) - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Lapsus_Edisi_9_Juli_2017.pdf · Perang Salib I (1096–1099 M) ... The English Historical Review 92, pp. 1–29. 05

20

/Penaklukan Anatolia

sejarawan berpendapat bahwa keinginan untuk memaksakan otoritas Gereja Roma

di wilayah timur mungkin menjadi salah satu tujuan perang salib ini, kendati

Urbanus II—yang mana mengawali Perang Salib I—tidak pernah menyebut tujuan

demikian dalam surat-suratnya mengenai praktik Perang Salib.

Bangsa Turki Seljuk saat itu telah mengambil alih hampir seluruh Anatolia

setelah kekalahan Bizantium dalam Pertempuran Manzikert tahun 1071.

Bagaimanapun penaklukan mereka dilakukan satu demi satu dan dipimpin oleh

para panglima perang semi-independen, bukan oleh sang sultan. Suatu keruntuhan

yang dramatis atas posisi kekaisaran pada malam menjelang Konsili Clermont

membawa Bizantium menuju ambang kehancuran.

Pada pertengahan tahun 1090-an, wilayah Kekaisaran Bizantium utamanya

hanya sebatas Eropa bagian Balkan dan pinggiran barat laut Anatolia; mereka

menghadapi musuh-musuhnya dari bangsa Norman di barat serta bangsa Turki di

timur. Sebagai tanggapan atas kekalahan di Manzikert dan berbagai kehilangan

selanjutnya yang dialami Bizantium di Anatolia pada tahun 1074, Paus Gregorius

VII memanggil milites Christi ("para prajurit Kristus") agar pergi untuk membantu

Bizantium. Panggilan ini kebanyakan diabaikan dan bahkan ditentang. Alasannya

adalah walaupun kekalahan di Manzikert mengejutkan, tetapi hanya memiliki arti

penting yang terbatas dan tidak menyebabkan kesulitan-kesulitan besar bagi

Kekaisaran Bizantium, setidaknya dalam jangka pendek.

Sampai kedatangan para tentara salib, kaum Bizantium terus berjuang

melawan orang Seljuk dan dinasti Turki lainnya demi penguasaan atas Anatolia dan

Suriah. Orang Seljuk, yang mana merupakan kaum Muslim Sunni yang ortodoks,

sebelumnya memerintah Kesultanan Seljuk Raya, namun saat berlangsungnya

Perang Salib I telah terbagi-bagi menjadi beberapa negara kecil setelah wafatnya

Malik Syah I pada tahun 1092.

Malik-Shah digantikan oleh Kılıç Arslan I di Kesultanan Rum di Anatolia, dan di

Suriah oleh Tutuş I—yang kemudian wafat pada tahun 1095—saudaranya. Para

putra Tutuş, yaitu Fahrülmülk Rıdvan dan Dukak berturut-turut mewarisi Aleppo

dan Damaskus; mereka selanjutnya membagi-bagi Suriah di antara para amir yang

saling bermusuhan, serta Kürboğa, atabeg dari Mosul.

Page 25: Perang Salib I (1096–1099 M) - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Lapsus_Edisi_9_Juli_2017.pdf · Perang Salib I (1096–1099 M) ... The English Historical Review 92, pp. 1–29. 05

21

/Penaklukan Anatolia

Mesir dan banyak daerah Palestina berada dalam kendali Daulah Fathimiyah,

negara berhaluan Syiah, yang mana wilayahnya lebih kecil secara signifikan sejak

kedatangan orang Seljuk. Peperangan antara Fatimiyah dan Seljuk menyebabkan

gangguan yang sangat besar bagi kaum Kristen setempat dan para peziarah dari

Barat.

Daulah Fathimiyah, yang secara nominal di bawah kepemimpinan Khalifah Al-

Musta'li, tapi dalam praktiknya dikendalikan oleh Wazir Al-Afdhal Syahansyah, telah

kehilangan Yerusalem karena direbut Kesultanan Seljuk pada tahun 1073 (kendati

beberapa catatan yang lebih lama menyebutkan tahun 1076). Mereka merebutnya

kembali pada tahun 1098 dari Dinasti Artuqid, suatu suku bangsa Turki Seljuk yang

lebih kecil, sesaat sebelum kedatangan para tentara Salib.

Ekpedisi Salib pertama yang diwarnai pembantaian dan penjarahan tidak

berhasil menguasai sejengkalpun wilayah Islam.Keadaan berbalik ketika ekspedisi

militer Salib kedua yang lebih terorganisir dan berpengalaman tiba di

Konstantinopel.Ekspedisi militer kedua mulai meninggalkan Eropa Barat pada

pertengahan Agustus 1096, sesuai jadwal yang telah ditentukan Paus Urbanus.

Nama-nama besar bangsawan dan tokoh Eropa Barat tergabung dalam Ekspedisi

militer kedua, di antaranya: Huge of Vermandois, saudara kandung raja Prancis,

Godfrey of Bouillon, Baldwin, saudara Godfrey, Bohemond of Taranto, Tancred,

keponakan Bohemond, Raymond of St. Gilles, Adhemar, duta Paus Urbanus dalam

Perang Salib, Count Robert of Flanders, Duke Robert of Normandy dan Count

Stephen of Blois.

Di antara nama-nama tersebut tidak terdapat nama raja-raja Eropa Barat,

seperti Raja Prancis Philip I, Raja Inggris William II, danRaja Jerman Henry IV. Saat

itu mereka sedang menjalani hukuman ekskomunikasi dari Gereja. Tetapi banyak

bangsawan Eropa Barat begabung dengan Ekspedisi militer kedua yang mayoritas

berasal dari Prancis. Karena itu, ekspedisi militer kedua sering disebut sebagai

“petualangan Prancis” dan perang Salib I disebut sebagai perang Prancis.Sebab,

Urbanus, propagandis Perang Salib, adalah orang Prancis; khutbah pertama

dilaksanakan di Prancis; dan mayoritas pasukan Salib berasal dari Prancis.

Page 26: Perang Salib I (1096–1099 M) - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Lapsus_Edisi_9_Juli_2017.pdf · Perang Salib I (1096–1099 M) ... The English Historical Review 92, pp. 1–29. 05

22

/Penaklukan Anatolia

Ekspedisi kedua tiba di Konstantinopel secara bergelombang antara bulan

November 1096 sampai dengan Mei 1097 melalui jalan yang berbeda.Mereka

sepakat untuk tunduk di bawah komando raja Bizantium, Alexius Comnenus,

kecuali Raymond.Mereka juga berjanji mengembalikan bekas wilayah Bizantium

yang kini dikuasai Turki kepada Alexios, jika berhasil merebutnya.Dimulai pada

Bulan April 1907 pasukan Salib menyeberangi selat Bosporus menuju pantai Asia.

Dan pada awal Juni 1907 seluruh pasukan Salib sudah berada di depan kota Nicea.

Fulcher memperkirakan jumlah pasukan Salib saat itu mencapai 600 ribu

tentara.Perkiraan Urbanus lebih kecil dari itu, yaitu 300 ribu tentara. Nicea menjadi

kota pertama yang dikuasai pasukan Salib.

Pasukan Salib mendapatkan kemenangan pertamanya atas pasukan Turki

Islam pada awal juli 1097 dalam pertempuran Dorylaeum.Kemudian secara

berutrut-turut mereka menyusuri Akshehir, Konya dan Ereghli untuk mematahkan

pertahanan Turki yang mencoba menghadang laju mereka.Di Konya, legiun

Baldwin dan Tancred berpisah dari pasukan utama menuju tenggara untuk

melanjutkan penaklukan di Adan, Torsus, Cilicia, dan Iskenderun

(Alexandretta).Setelah penaklukan Iskanderun, mereka bergerak menuju Edessa.

Sementara itu pasukan utama bergerak ke arah timur laut menuju Caesarea,

kemudian kembali ke arah selatan menuju Antiokia.Jalur perjalanan pasukan utama

berpotongan dengan jalur perjalanan Pasukan Baldwin dan Tancred di

Marash.Tancred bergabung dengan pasukan utama menuju Antiokia, sementara

Baldwin melanjutkan perjalanan ke Edessa dan menaklukkannya pada tanggal 10

Maret 1097.Di bawah kekuasaan Baldwin, Edessa menjadi keemiran pertama

pasukan Salib.

Pasukan utama sampai di Antiokia pada 21 Oktober 1097 dan mengepungnya

hingga 3 Juni 1098.Setelah terkepung selama 8 bulan akhirnya Antiokia jatuh ke

tangan pasukan Salib.Tiga hari setelah kemengan pasukan Salib, bala bantuan

pasukan Islam dari Mosul di bawah pimpinan Karboga datang.Mereka mengepung

tentara Salib yang berada di dalam benteng Antiokia.Pengepungan ini berlangsung

hingga tanggal 28 Juni dan berujung pada pertempuran antara dua pasukan yang

dimenangkan pasukan Salib.

Page 27: Perang Salib I (1096–1099 M) - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Lapsus_Edisi_9_Juli_2017.pdf · Perang Salib I (1096–1099 M) ... The English Historical Review 92, pp. 1–29. 05

23

/Penaklukan Anatolia

Perselisihan antar pemimpin pasukan Salib mulai muncul ketika Tancred dan

Baldwin sama-sama ingin membangun kekuasaan di Torsus.Barker menyebutkan

bahwa Tancred bergabung dengan pasukan utama setelah diusir Baldwin dari

Torsus.William of Tyre menceritakan bahwa Tancred telah sampai di Torsus dan

mengibarkan benderanya sebelum Baldwin datang.Tetapi Baldwin tidak terima dan

menuntut agar bendera Tancred diturunkan.Perselisihan keduanya nyaris memicu

perang saudara. Menurut William, Tancred lebih memilih mengalah untuk

menghindari perang dan meninggalkan Torsus.

Perselisihan kembali terjadi pasca penaklukan Antiokia.Seperti kesepakatan

semula seharusnya benteng Antiokia menjadi milik Alexius.Tetapi Bohemond

mengklaim bahwa dialah yang paling berhak atas benteng tersebut, sebab Alexius

desersi ketika pasukan Salib dikepung di dalam benteng Antiokhia.Raymond

menolak dan bersikukuh bahwa Antiokia milik Alexius sesuai perjanjian.Perselisihan

ini berlangsung beberapa bulan.Akhirnya pada bulan Nopember Raymond

meninggalkan Antiokhia menuju Ma’arrat Nu’man.Tetapi, pasukan Raymond masih

menduduki dua wilayah di Antiokhia.Bohemond baru dapat mengusir pasukan

Raymond dari wilayah Antiokia pada Januari 1099.

Ambisi Baldwin untuk menguasai Edessa menjadi tanda tanya besar. Sebab,

Edessa bukanlah jalur menuju Palestina. Sangat mungkin bahwa Baldwin memang

telah melupakan tujuan utama pasukan Salib, yaitu merebut kembali Palestina dari

tangan penguasa muslim. Dengan kata lain penaklukan Edessa adalah kepentingan

kekuasaan sebagian pemimpin pasukan Salib, bukan bagian dari rencana ekspedisi

Salib.

Demikian pula perselisihan Bohemond dengan Raymond menunjukkan bahwa

motif kekuasaan telah merasuki pikiran para pemimpin pasukan Salib.Bahkan bisa

jadi sejak awal mereka memiliki agenda tersendiri di luar agenda yang

dipropagandakan Urbanus.Mereka tidak bermaksud membantu Bizantium

mengembalikan bekas wilayahnya yang dikuasai Turki Islam, melainkan ingin

membangun kekuasaanya sendiri di timur.

Tanda tanya lebih besar patut diajukan terkait, siapakah panglima tentara

Salib? Berdasarkan kesepakatan di Konstantinopel seharusnya Alexios yang

Page 28: Perang Salib I (1096–1099 M) - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Lapsus_Edisi_9_Juli_2017.pdf · Perang Salib I (1096–1099 M) ... The English Historical Review 92, pp. 1–29. 05

24

/Penaklukan Anatolia

memegang tongkat komando.Tetapi, atas perintah siapakah, Tancred dan Baldwin

menyempal dari pasukan utama menuju wilayah yang bukan merupakan jalur

perjalanan ke Palestina?

Pasukan Salib memang tidak memiliki pimpinan tertinggi. Mereka adalah

gabungan resimen atau legiun yang masin-masing dipimpin oleh seorang ksatria

atau tuan tanah yang telah terbiasa berperang demi sejengkal tanah. Kaum

agamawan Kristen menggambarkan Perang Salib sebagai kerjasama tanpa

pemimpin yang digerakkan oleh Roh Kudus dalam satu barisan bersama.Faktanya,

mereka tidak digerakkan oleh Roh Kudus, melaikan oleh ambisi kekuasaan.

Jika ekspedisi pertama diwarnai pembantaian dan penjarahan seusai dengan

justifikasi Urbanus, maka awal perjalan ekspedisi kedua menjelaskan adanya motif-

motif kekuasaan yang memang menjadi salah satu iming-iming yang ditawarkan

Urbanus.

Page 29: Perang Salib I (1096–1099 M) - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Lapsus_Edisi_9_Juli_2017.pdf · Perang Salib I (1096–1099 M) ... The English Historical Review 92, pp. 1–29. 05

25

Kejahatan Perang dalam Penaklukan Yerusalem

Kejahatan Perang dalam Penaklukan Yerusalem

Konflik politik antara Bohemond dan Raymond membuat para serdadu Salib

muak dan bosan. Mereka menuntut agar pasukan Salib segera melanjutkan

perjalanan menuju Palestina, seperti tujuan semula. Menurut William Tyre, bisa jadi

tuntutan mereka dilandasi kekhawatiran akan keselamatan nyawa mereka akibat

epidemi lepra yang menyerang Antiokia dan telah merenggut banyak korban, di

antaranya kematian Adhemar. Para serdadu yang marah menghancurkan benteng

Ma’arrat Nu’man yang menjadi basis kekuatan Raymond. Mereka juga mengancam

akan melakukan revolusi di Antiokia, Pusat kekuasaan Bohemond.

Pada Januari 1098 Raymond meninggalkan Ma’aart Nu’man diikuti Robert

Normandy dan Tancred. Bulan Februari Godfrey dan Robert Flanders turut

bergabung. Hanya Bohemond dan Baldwin yang tidak bergabung. Mereka berdua

menunggui kerajaan barunya di Edessa dan Antiokia. Pasukan Salib telah

berkumpul di Arqah pada akhir Maret 1099. Kemudian mereka bergerak melewati

Shur, Yafa dan sampai di Ramallah pada 3 Juni 1099. Empat hari kemudian,

tepatnya pada tanggal 7 Juni 1099 pasukan Salib telah mengepung benteng

Yerusalem. Sebelumnya, Betlehem telah jatuh di tangan Tancred. Setelah

pengepungan berlangsung lebih dari satu bulan, Yerusalem jatuh ke tangan

pasukan Salib pada tanggal 15 Juli 1099.

Keberingasan pasukan Salib tersaji kembali saat mereka memasuki Yerusalem.

Secara ringkas Barker menggambarkan keberingasan itu dengan menyebutkan

bahwa pasukan Salib melakukan pembantaian mengerikan terhadap warga sipil.

Dan manusia beserta kudanya berjalan dalam genangan darah.Durant, mengutip

Raymond, salah seorang saksi mata, menggambarkan keberingasan itu secara

detail dengan mengatakan:

“Kami melihat hal-hal yang menakjubkan. Kepala-kepala orang Islam

dipenggal. Sebagian dibunuh dengan hunjaman anak panah. Sebagian lain dipaksa

naik ke puncak benteng, atau disiksa berhari-hari lalu dibakar. Tumpukan kepala,

tangan dan kaki berserakan di jalan-jalan. Setiap orang yang berjalan di atas

kudanya akan berjalan di atas tumpukan tubuh manusia dan kuda… Perempuan-

Page 30: Perang Salib I (1096–1099 M) - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Lapsus_Edisi_9_Juli_2017.pdf · Perang Salib I (1096–1099 M) ... The English Historical Review 92, pp. 1–29. 05

26

Kejahatan Perang dalam Penaklukan Yerusalem

perempuan dibunuh dengan pedang dan tombak. Bayi-bayi ditarik kakinya dari

putting ibunya…70.000 (tujuh puluh ribu) umat Islam yang masih tersisa di kota

dibantai. Orang-orang Yahudi yang masih hidup digiring ke sinagog lalu dibakar

hidup-hidup.”37

Pembantaian terhadap warga sipil Yerusalem tidak dilakukan secara sporadis,

melainkan sebuah tindakan terorganisir yang dilakukan para pemimpin bersama

pasukannya. William Tyre menceritakan:

“Godfrey bersama pasukannya menyisir kota sembari menghunus pedang dan

membunuh siapa saja penduduk kota yang mereka temui tanpa memandang usia

dan kondisi. Di semua tempat terjadi pembantaian mengerikan. Di setiap sudut

terdapat banyak kepala yang terpenggal, sehingga sulit melewati jalan manapun

kecuali harus berjalan di atas tumpukan jasad orang-orang yang terbunuh. Para

pemimpin bergerak menuju pusat kota melalui jalan yang berbeda sambil

melakukan aksi pembantain yang tidak mungkin diceritakan. orang-orang yang

haus darah musuh meniru tindakan para pemimpin. Mereka tidak memiliki tujuan

selain melakukan penghancuran.

Bukan hanya Godfrey, tetapi Raymond, Tancred, dan pemimpin lain juga

melakukan hal yang sama. Raymond dan pemimpin lain yang menyerbu Yerusalem

dari arah Gunung Zion memasuki kota sedikit lebih terlambat melalui gerbang

selatan. Mereka berpencar menuju pusat kota. Orang-orang yang selamat dari

pembantaian Godfrey dan pasukannya dihadang kelompok Raymond dan dibantai

seperti pembantaian yang dilakukan Godfrey. Dan orang-orang yang mencoba

berlindung di masjid bertemu dengan kelompok Tancred. mereka dihabisi dengan

cara yang sama. Para pemimpin lain dari pasukan Salib yang melihat banyak orang

berlari ke arah masjid segera mengejar mereka. Sekelompok pasukan kavaleri dan

infanteri memasuki masjid dan menyembelih orang-orang yang berlindung di sana

seperti menyembelih kambing. Mereka melakukan pembantaian tanpa sedikit pun

37William James Durant, Qiṣṣat al-Haḍārah, 15:25.

Page 31: Perang Salib I (1096–1099 M) - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Lapsus_Edisi_9_Juli_2017.pdf · Perang Salib I (1096–1099 M) ... The English Historical Review 92, pp. 1–29. 05

27

Kejahatan Perang dalam Penaklukan Yerusalem

rasa belas kasihan, hingga seluruh tempat tergenang darah para korban

pembantaian.38

Kebiadaban pasukan Salib terus berlanjut. Mereka memburu orang-orang

yang masih tersisa dan bersembunyi di rumah-rumah. Jika ditemukan, orang-orang

itu akan diseret keluar dan disembelih di hadapan umum, seperti menyembelih

kambing. Perempuan dan anak-anak tidak luput dari keganasan pasukan Salib.

Sebagian dari mereka dipenggal dan sebagian lain dilempar dari tempat yang

tinggi. Mereka juga menjarah rumah-rumah penduduk dengan keyakinan bahwa

harta yang berhasil mereka kuasai menjadi miliknya, meskipun berasal dari warga

sipil.”39

William Tyre membenarkan tindakan pembantaian terhadap warga sipil

dengan mengatakan:

“Itu adalah keputusan adil Tuhan yang dikenakan kepada orang-orang yang

telah mengotori tempat suci Almasih dengan simbol-simbol khurafat dan menutup

tempat itu bagi rakyat Almasih yang beriman. Karenanya, mereka harus menebus

kesalahannya dengan kematian, hingga seluruh tempat suci itu tergenang darah

korban.”40

Dengan nada bangga Fulcher menceritakan pembantaian itu dengan

mengatakan:

“Raymond dan pasukannya, yaitu orang-orang yang mengepung dari arah lain

tidak mengetahui apa yang terjadi (kemenangan pasukan Salib – Penulis) hingga

melihat orang-orang Timur (penduduk Yerusalem – penulis) melompat dari pagar

kota. Begitu mengetahui hal tersebut, mereka segera berhamburan memasuki kota

dan bergabung dengan koleganya mengejar dan menyembelih musuh-musuh

jahat mereka tanpa henti… orang-orang yang naik ke menara kuil Sulaiman

dipanah hingga jatuh tersungkur. Hampir sepuluh ribu kepala dipenggal di kuil itu.

38William of Tyre, al-Ḥurūb al-Ṣalībiyyah, 2:126–127.

39William of Tyre, al-Ḥurūb al-Ṣalībiyyah, 2:125.

40William of Tyre, al-Ḥurūb al-Ṣalībiyyah, 2:127.

Page 32: Perang Salib I (1096–1099 M) - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Lapsus_Edisi_9_Juli_2017.pdf · Perang Salib I (1096–1099 M) ... The English Historical Review 92, pp. 1–29. 05

28

Kejahatan Perang dalam Penaklukan Yerusalem

Kalau kamu berada di sana kakimu akan berlumuran darah sampai mata kaki. Apa

yang ingin aku katakan? Tak seorang pun tersisa, mereka tidak memberi ampun

kepada perempuan dan anak-anak.”41

Sekali lagi, justifikasi kekerasan yang diberikan Urbanus telah melahirkan

sadisme dalam penaklukan Yerusalem. Bukan hanya umat Islam yang menjadi

korban, tetapi juga orang-orang Yahudi. William Tyre, penulis sejarah Perang Salib

yang lahir tahun 1130, bahkan membenarkan kebiadaban dan sadisme itu dengan

mengatasnamakan Tuhan. Kita tidak tahu, apakah akibat yang demikian terbayang

dalam benak Paus Urbanus II, yang mana terdapat justifikasi kekerasan dan

kejahatan perang ketika tentara Salib membunuh lawannya dalam bentuk

pembantaian warga sipil secara sadis, kejam dan biadab.

41Fulcher of Chartes, Tārīkh al-Ḥamlah ila al-Quds, hlm. 75.

Page 33: Perang Salib I (1096–1099 M) - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Lapsus_Edisi_9_Juli_2017.pdf · Perang Salib I (1096–1099 M) ... The English Historical Review 92, pp. 1–29. 05

29

Kesimpulan

Kesimpulan

Setelah Perang Salib I berlangsung yang kedua, perang salib yang kurang

berhasil dan disebut Perang Salib 1101, di mana bangsa Turki yang dipimpin oleh

Kilij Arslan I mengalahkan para tentara Salib dalam tiga pertempuran terpisah.42

Perang Salib II kemudian dilanjutkan dengan Perang Salib III sampai IX.

Peristiwa ini juga merupakan langkah besar menuju pembukaan kembali

perdagangan internasional sejak jatuhnya Kekaisaran Romawi Barat. Karena Perang

Salib I utamanya berkaitan dengan Baitul Maqdis atau Yerusalem, kota yang tidak

berada di bawah kekuasaan kaum Kristen selama 461 tahun, dan bala tentara salib

menolak untuk mengembalikan tanah tersebut ke dalam kendali Kekaisaran

Bizantium.

Perang Salib didorong oleh sebab-sebab utama menjadi faktor pendorong

yang penting, yang meliputi motif agama, motif politik, motif sosial, dan motif

ekonomi. Pada mulanya, Perang Salib, khususnya yang pertama, merupakan

pengejawantahan dalam bentuk tindakan yang dilakuka oleh orang-orang Kristen

Eropa untuk merespons sebab kejatuhan Tanah Suci atau Yerusalem ke tangan

orang-orang Islam. Namun, dalam perkembangannya, mulai masuk motif-motif

nonagama, yang mengakibatkan orang-orang Eropa terjebak dalam perselisihan

internal. Hal ini tampak dalam penindasan yang dilakukan oleh orang-orang Katolik

terhadap penganut Kristen Ortodoks dan Yahudi.

Sejarah juga mencatat bahwa kejahatan perang (war crime) menjadi bagian

yang tak terpisahkan dari Perang Salib. Para tentara Salib menjadi aktor pelakunya

dan bentuk-bentuk kejatahatan perang mereka tercatat dalam sejarah dan diakui

oleh kalangan Barat. Dengan demikian, menjadi tidak mengherankan ketika spirit

Perang Salib masih diusung sampai sekarang, saat itu pula tindakan bayang-

42Norman Housley. 2006. Contesting the Crusades. Blackwell Publishing. hlm. 42.

Page 34: Perang Salib I (1096–1099 M) - Syamina.orgsyamina.org/uploads/Lapsus_Edisi_9_Juli_2017.pdf · Perang Salib I (1096–1099 M) ... The English Historical Review 92, pp. 1–29. 05

30

Kesimpulan

bayang kejahatan perang mungkin dianggap sebagai sesuatu yang tak terelakkan

(unevitable).

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Al-Usairi. 2004. Sejarah Islam: Sejak Zaman Nabi Adam hingga Abad XX.

Jakarta: Akbar Media.

Christopher Tyerman. 2006. God's War: A New History of the Crusades. Belknap

Press.

Geoffrey Hindley. 2004. The Crusades: Islam and Christianity in the Struggle for

World Supremacy. Carrol & Graf.

Jonathan Riley-Smith. 1999. The First Crusade and the Idea of Crusading (Al-Ḥamlah

al-Ṣalībiyyah al-Ūlā wa Fikrat al-Ḥurūb al-Ṣalībiyyah), terj., Dr. Muhammad Fathi al-

Shā’ir, Kairo: Al-Hai`ah al-‘Āmmah li al-Kitāb.

Jonathan Riley-Smith. 2005. The Crusades: A Short History (Second ed.). Yale

University Press.

Moch Najib Buchori. 2013. “Propaganda Paus Urbanus II: Sejarah Perang Salib

dalam Perspektif Penulis Barat” dalam

https://mazinov.wordpress.com/2013/03/29/propaganda-paus-urbanus-ii-sejarah-

perang-salib-dalam-perspektif-penulis-barat/

Norman Housley. 2006. Contesting the Crusades. Blackwell Publishing.

Peter Frankopan. 2012. The First Crusade: The Call from the East. Cambridge:

Harvard University Press.

Simon Sebag Montefiore. 2016. Jerusalem: The Bioghraphy. Cetakan XI. Jakarta:

Pustaka Alvabet.

Sami Al-Maghluts. 2009. Atlas Perang Salib. Jakarta: Almahira.

William of Tyre, Al-Ḥurūb al-Ṣalībiyyah (Terj. Historia dalam bahasa Arab).